Pencarian

Perintah Maut 6

Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 6


perintah itu segera berjalan keluar dari barisan
orang2 itu menjalankan perintah, mengajak
beberapa orang, membikin persiapan2.
Kang Puh Cing menoleh kearah Goan Tian Hoat
dan berkata: "Sibajingan Cu Ju Hung dan Hu Cun Cay bukan
jago biasa, ilmunya cukup lumayan. Silahkan
saudara Goan turut aku."
Sesudah itu, penyelidikannya. Kang Puh Cing meneruskan Kang Jie dan Kang Yok mengajak empat orang
bersenjata golok, menutup semua jalan2 keluar.
Kang Han Cing memperhatikan langkah2
kebijaksanaan sang toako, aturan2nya keras,
langkahnya cukup luar biasa, tidak memperdulikan rasa kedudukan. Dalam hati ia
memuji : "Dimasa ayah hidup, segala sesuatu yang
menyangkut keluarga Kang sudah diserahkan
kepadanya, ayah pernah berkata kalau toako
sangat cerdik dan pandai, didalam soal ini, betul2
aku tidak bisa menandinginya."
Hanya didalam waktu yang singkat, di dalam
dan di luar gedung keluarga Kang telah terpasang
459 obor2 api penerangan, terang benderang, se-olah2
sedang menanti kedatangan musuh kuat.
Dengan baju yang gedombrongan, Kang Han
Cing berdiri diatas tembok gedung memeriksa
daerah gedungnya dari posisi yang baru.
Hampir seluruh orang keluarga Kang telah
berada ditengah lapangan. Dimisalkan ada seekor
burung yang hendak lewat di tempat itu, wajib
meminta ijin permisi darinya.
Gedung keluarga Kang telah menghadapi suatu
kegemparan. Sebagai satu dari empat Datuk
Persilatan keturunan keluarga Kang bisa menyesuaikan diri, dalam menghadapi kesulitan
besar mereka bisa menguasai diri. Juga segala
sesuatunya berjalan dengan rapi dan teratur. Tidak
kalut. Setengah jam kemudian, dengan wajah murung
dan uring2an, dengan tangan masih menenteng
pedang, Kang Puh Cing berjalan balik, dibelakangnya berjalan Goan Tian Hoat.
Mendongakkan kepala dan memandang Kang
Han Cing yang masih berdiri diatas tembok, Kang
Puh Cing bertanya : "Jiete, ada penemuan2 baru ?"
"Tidak !" Kang Han Cing mengangkat pundak.
Kang Puh Cing menggapaikan tangannya lalu
berkata : "Kau boleh turun !"
460 Kang Han Cing melayangkan tubuh, dengan
ringan berdiri didepan sang toako lalu katanya :
"Toako, apakah tidak berhasil menemukan Cu
Ju Hung dan Hu Cun Cay ?"
Dengan uring2an Kang Puh Cing berkata :
"Kedua bajingan itu rupanya sudah mendapat
pirasat tidak baik, maka buru2 lari kabur. Orang2
kita juga berkurang delapan orang, delapan orang
itu sudah menjadi anak buah komplotan jahat,
mereka turut menghilang."
Pembersihan2 dan gerakan terus dilakukan, jam
lima pagi mereka telah berkumpul.
Kang Puh Cing segera berkata :
"Sebentar lagi sudah terang tanah, kecuali
beberapa orang yang menempati pos penjagaan,
yang lain2nya boleh istirahat."
Setelah berkata begitu memberi hormat kepada
Goan Tian Hoat dan berkata :
"Semalam suntuk saudara Goan tidak tidur,
mari kita istirahat. Sebentar siang kami masih ada
sesuatu yang hendak dirundingkan."
Kang Puh Cing lalu menoleh kearah salah satu
orangnya dan memberi perintah.
"Kang Jie, ajak tuan pengurus untuk istirahat."
Kang Jie mengiyakan, memberi hormat kepada
Goan Tian Hoat dan berkata :
"Silahkan tuan Goan turut hamba."
461 Goan Tian Hoat bisa menduga isi hati Kang Puh
Cing, tentunya hendak merundingkan sesuatu
yang penting dengan Kang Han Cing, hal ini tidak
baik diikuti olehnya, maka cepat2 ia memberi
hormat kepada mereka dan berkata :
"Kang toakongcu juga sudah boleh istirahat.
Aku minta diri." lalu ia berbalik dan mengikuti
Kang Jie menuju ke kamarnya.
Sesudah Goan Tian Hoat berlalu, Kang Puh Cing
menarik tangan Kang Han Cing dan berkata :
"Jiete, tempat tidurmu sudah dimakan api.
Maka tidurlah ditempatku, juga masih banyak
yang hendak kutanyakan padamu !" Mereka
berjalan memasuki kamar Kang Puh Cing.
Pelayan kecil Siao Cian menyongsong kedatangan mereka, dengan girang ia berkata :
"Hamba menyambut toakongcu, aah.......jiekongcu juga turut kembali ?"
Kang Puh Cing menggebah pelayan itu dan
berkata : "Siao Cian sudah tidak ada urusanmu. Pergilah
istirahat!" Sesudah menyembah, Siao Cian bangkit berdiri
memandang toakongcu sebentar, mengiyakan
perintah dan mengundurkan diri.
Kang Puh Cing dan Kang Han Cing masuk ke
dalam kamar. Ruangan itu bersih dan rapi.
Dengan berkata : penuh perhatian, Kang Puh Cing 462 "Jietee, kalau kau lelah, tidurlah sebentar."
"Aku tidak lelah." berkata Kang Han Cing,
"Kalau toako mau beristirahat, tidur saja dulu."
Dengan tertawa Kang Puh Cing berkata. "Kalau
begitu mari kita duduk saja."
Mereka duduk ber-hadap2an, terdengar Kang
Han Cing berkata : "Bukankah toako hendak mengajukan sesuatu
kepadaku " Jika ada pertanyaan yang hendak
diajukan, silahkan !"
"Ya !" berkata Kang Puh Cing tertawa. "Aku
ingin tahu, bagaimana racun2 yang bersarang
didalam tubuhmu bisa dilenyapkan."
Kang Han Cing menceritakan munculnya
sikongcu berbaju putih Tong Jie Peng yang telah
memberikan pertolongan mengobati dan berhasil
memunahkan dan menghilangkan racun jahat itu.
Mata Kang Puh Cing ber-kilat2, dengan heran
bertanya : "Jiete apakah mengetahui asal usul orang yang
bernama Tong Jie Peng itu ?"
Kang Han Cing berkata : "Tidak tahu. Menurut paman Kuo Se Fen, Tong
Jie Peng kongcu masih mempunyai hubungan baik
dengan keluarga Kang, apakah toako pernah
dengar cerita ayah tentang seseorang dari keluarga
Tong ?" Kang Puh Cing berpikir beberapa waktu
kemudian menggoyangkan kepala berkata :
463 "Orang2 yang mempunyai hubungan baik dengan
keluarga kita sangat banyak, tapi diantaranya
tidak terdapat dari keluarga Tong."
Mereka tidak berhasil mencari dan menyelidiki
asal usul Tong Jie Peng. Kang Puh Cing memperhatikan wajah adik itu
beberapa saat, lalu tertawa dan berkata:
"Jiete, menurut apa yang kutahu, badanmu
lemah, tidak berkepandaian. Tapi ternyata itulah
penilaian salah, kenyataan kau memiliki ilmu
kepandaian yang jauh lebih tinggi daripadaku. Dari
mana kau pelajari ilmu2 itu ?"
Kang Han Cing menyeringai dan berkata :
"Orang yang memberi ilmu kepandaian kepadaku tidak mau disebut, dia adalah tokoh
yang sudah mengasingkan diri."
Kang Puh Cing bertanya : "Apa ayah kepadanya ?" yang menyuruh kau berguru Kang Han Cing menggelengkan kepala berkata :
"Bukan. Bukan ayah. Tapi nenek menyuruh aku
berguru kepadanya." Yang diartikan nenek adalah mertua Kang Sang
Fung. Kang Puh Cing bertanya lagi :
"Apa ayah tidak tahu?"
Kang Han Cing berkata: 464 "Nenek berpesan, menyebut2nya." agar aku tidak "Ayah tidak tahu sama sekali ?"
"Kukira tidak."
"Heran !" berkata Kang Puh Cing, "Apa yang
harus dirahasiakan?"
Kang Han Cing berkata : "Menurut hemat ayah, aku tidak pantas
bermain silat. Lain pendapat ayah, lain pula
pendapat nenek. Menurut nenek, aku lemah dan
berpenyakitan, sudah seharusnya berlatih silat
untuk menjaga kesehatan !"
"Ternyata penilaian nenek lebih tepat, hasil dan
prestasi yang kau capai telah berada diatasku,
inilah hasil yang tidak diketahui oleh ayah."
Kang Han Cing tertawa getir.
Kang Puh Cing juga turut tertawa.
Beberapa waktu kemudian, Kang Puh Cing
bertanya lagi: "Jieete, rumah kita telah ditongkrongi penjahat
selama tiga bulan. Segala sesuatunya diurus oleh
manusia palsu Cu Ju Hung dan Hu CunCay,
menurut hematku, tentunya sudah acak2an,
kulihat saudara Goan tadi sangat cerdik,
kedudukan penguasa rumah boleh diserahkan
kepadanya." Kang Han Cing berkata : 465 "Kecerdikan saudara Goan tidak berada
dibawah kita, kalau toako setuju. Boleh saja."
"Tentu saja aku setuju." berkata Kang Puh Cing.
"Entah bagaimana dengan pendapatnya, maukah Goan Tian Hoat bernaung dibawah panji
gedung keluarga Kang ?"
"Kukira ia tidak keberatan." berkata Kang Han
Cing, "Tenaganya selalu siap disumbangkan."


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sesudah sore harinya seluruh penghuni dari
gedung keluarga Kang dikumpulkan lagi.
Mereka menyaksikan dengan heran, Jie kongcu
yang sudah mati terbakar hidup kembali.
Yang membuat mereka lebih heran lagi adalah
pengumuman Toakongcu, dikatakan kalau Cu Ju
Hung dan Hu Cun Cay itu sudah berkomplot
dengan orang jahat, berkhianat kepada keluarga
Kang dan telah dipecat secara tidak terhormat.
Kecuali Cu Ju Hung dan Hu Cun Cay masih ada
delapan anak buah yang turut lenyap. Dan
tentunya juga menjadi anggota penjahat.
Perubahan2 itu adalah merupakan perubahan
yang terbesar bagi keluarga Datuk persilatan Kang
Sang Fung. Diruangan itu telah berkumpul banyak orang,
lelaki dikiri perempuan dikanan, masing2 berkasak
kusuk penuh tanda tanya. Kang Puh Cing didampingi oleh Kang Han Cing
sedang Goan Tian Hoat berada di tengah2.
466 Per-tama2, Kang Puh Cing menceritakan
pengalamannya, ia diculik musuh, ditawan disuatu
tempat yang tidak mudah ditemukan.
Sesudah itu si penculik dari satu komplotan
jahat dengan menyamar sebagai dirinya telah
berkuasa didalam gedung keluarga Kang dibantu
oleh Cu Ju Hung dan Hu Cun Cay. Tiga komplotan
jahat itu menganiaya dan menyekapnya. Cerita
Kang Puh Cing begitu mendebar hati pendengarnya. Lebih tegang lagi cerita Kang Han Cing, ia
menceritakan bagaimana hampir dibakar mati,
melarikan diri ke Hai-yang piauw-kiok, menyatroni
kuburan, menolong Kang puh Cing.
Mendengar cerita itu wajah semua orang pucat
pasi. Terakhir setelah mengetahui tidak ada
kerugian bagi pihaknya, sesudah selesai mendengar cerita itu, semua orang bertepuk
tangan. Menunggu sampai saat suara tepukan itu
berhenti, Kang Puh Cing memberi pengesahan
tentang pengangkatan Goan Tian Hoat sebagai
pengurus besar rumah gedung keluarga Kang
menggantikan Cu Ju Hung. Mulai saat itu Goan Tian Hoat berkuasa penuh
didalam keluarga Kang, untuk urusan kecil
maupun urusan besar, tidak ada orang yang boleh
membangkang perintahnya, hal ini untuk memperlancar langkah2 kebijaksanaan Goan Tian
Hoat, Goan Tian Hoat mendapat hak penuh untuk
467 mengambil tindakan tanpa memberitahu lebih dulu
kepada Kang Han Cing atau Kang Puh Cing.
Goan Tian Hoat berkenalan dengan orang2 dari
gedung keluarga Kang. Karena itu Goan Tian Hoat mendaftarkan
nama2 pegawai dari gedung keluarga Kang dan
memperhatikan setiap gerak gerik dari orang2 itu.
Pengangkatan pengurus baru ini juga mendapat
penyambutan yang meriah. Kang Puh Cing memberi perintah, ia membikin
perjamuan besar, perjamuan atas berkumpulnya
dan kembalinya kedua saudara itu.
(Bersambung 8) *** Jilid 8 PERJAMUAN untuk toa kongcu yang sudah
kembali dengan selamat, dan juga perjamuan
untuk jie kongcu yang sudah berkepandaian silat.
Orang2 dari gedung keluarga Kang berpesta
pora. Hanya satu orang yang masih
kecurigaan, itulah Goan Tian Hoat.
menaruh Goan Tian Hoat memiliki sifat2 yang lebih teliti,
masih meragukan asal usulnya Kang Puh Cing.
468 Dalam suasana yang meriah itu Goan Tian Hoat
tidak berani mengutarakan kecurigaannya, dengan
diam2 bermaksud menyelidiki dengan lebih teliti,
menunggu sampai bukti2 dan pakta yang jelas, ia
akan membongkar rahasianya.
Sesudah pesta makan, Goan Tian Hoat meminta
waktu untuk membikin pengontrolan ke seluruh
pelosok gedung. Dimana harus meletakkan pos penjagaan dan
dimana harus membuat perbaikan perbaikan.
Sesudah memeriksa berkeliling ke seluruh
gedung keluarga Kang, Goan Tian Hoat kembali
lagi. Diruangan Su-hang, Goan Tian Hoat menjumpai
Kang Puh Cing dan Kang Han Cing, kedua saudara
itu sedang ber-cakap2, melihat hadirnya Goan Tian
Hoat, Kang Puh Cing menyongsong, dengan tawa
berkata : "Saudara Goan, kau tentunya letih, duduklah."
Goan Tian Hoat duduk didepan kedua saudara
itu. Seorang gadis pelayan gedung keluarga Kang
membawakan minuman diletakkan depan Goan
Tian Hoat dan berkata: "Silahkan Cong-koan minum teh."
Cong-koan pengurus. berarti Goan Tian Hoat menerima pemberian panggilan kepada orang menganggukkan kepala teh itu. Kemudian ia 469 membuat laporan tentang hasil penyelidikannya,
mengutarakan rencana untuk mengatur gedung
keluarga Kang. Dengan tertawa Kang Puh Cing berkata :
"Sudah kukatakan, semua urusan besar dan
kecil untuk keluarga Kang diserahkan pada
saudara Goan, apa yang dianggap baik lakukanlah
saja, tanpa memberitahu kepada kami berdua,
tidak akan kita persalahkan."
Goan Tian Hoat berkata : "Hal ini terlalu berlebih2an."
Kang Han Cing turut bicara, ia berkata :
"Saudara Goan tidak perlu merasa merendah
diri, sebagai seorang pengurus gedung keluarga
Kang, kau harus memiliki kewibawaan, karena itu
hak mutlak itu perlu, belum lama, toako sedang
memperbincangkan lengcu Panji Hitam itu, apa
maksudnya " Mengapa harus menyamar menjadi
toako, menyelusup masuk ke dalam gedung
keluarga Kang " Rencana busuk lengcu Panji
Hitam sudah digagalkan. Lain rahasia harus kita
bongkar. Persoalan jenazah ayahku yang lenyap
tiada bekas, tentunya dicuri orang. Sesudah
saudara Goan selesai mengatur, aku hendak
keluar seorang diri, menyelidiki rahasia lenyapnya
mayat ayah itu." "Ya." turut berkata Kang Puh Cing, "Apa betul
mayat ayah dicuri orang" Untuk apa mayat itu bagi
mereka?" Goan Tian Hoat berkata : 470 "Aku telah melihat dengan mata sendiri
bagaimana lengcu Panji Hitam itu membongkar
peti mati, tapi isinya sudah menjadi kosong.
Menurut hematku, orang yang mencuri jenazah
bukanlah komplotan lengcu panji Hitam, kukira
mereka juga sedang menyelidiki siapa yang
mencuri jenazah itu?"
"Mungkin pada tubuh ayah terdapat sesuatu
rahasia?" "Kukira demikian."
"Bagaimana pendapat saudara Goan?"
Goan Tian Hoat berkata : "Rahasia " Sudah pasti ! Tidak bisa disangkal
lagi. Tapi untuk mengetahui rahasia itu kita harus
menyelidiki asal usulnya lengcu Panji hitam.
Komplotan lengcu Panji Hitam juga satu komplotan
baru. Disamping itu, apa tujuan komplotan
mereka" Inilah yang harus kita selidiki."
"Bagaimana kita harus menyelidiki jejak-jejak
lengcu Panji Hitam ?"
Goan Tian Hoat berkata : "Dari tindak-tanduk mereka, markas lengcu
Panji Hitam pasti berada didaerah kita. Mungkin
didalam kota, mungkin diluar kota, kalau kita bisa
ber-hati2, tidak sulit untuk mencari markas
mereka ini." "Baik." Kang Han Cing berkata tegas. "Esok hari
aku akan menyelidiki jejak Lengcu Panji Hitam."
471 Kang Puh Cing berkata : "Sekalian juga
menyelidiki komplotan yang telah mencuri jenazah
ayah itu." Kang Han Cing menganggukan kepalanya.
Pada hari berikutnya, betul2 Kang Han Cing
meninggalkan gedung keluarga Kang, menyelidiki
tentang komplotan2 yang sudah mencuri dan
hendak mencuri jenazah ayahnya.
Ber-turut2 selama tiga hari, Kang Han Cing
membikin penyelidikan tanpa hasil. Seluruh isi
kota Kim-leng telah diselidikinya, sebagian besar
sudah diperhatikan baik2. Tak seorangpun yang
dicurigai. Pada sore hari ketiga, Kang Han Cing kembali ke
gedung keluarga Kang dengan hati masygul.
Kang Han Cing kembali menempati vila bagian
barat, gadis pelayan yang melayaninya adalah
gadis pelayan lama, namanya Siao Tian, begitu
menampak kembalinya Kang Han Cing, ia
menyembah dan berkata: "Jie kongcu sudah kembali?"
Siao Tian adalah pelayan yang disediakan untuk
Kang Puh Cing, karena pelayan Kang Han Cing, Cie
Cien tidak kembali lagi, maka pelayan itu
diserahkan kepada Han Cing untuk melayani
semua kebutuhannya. Kang Han Cing langsung memasuki kamarnya,
duduk bertopang dagu dimeja.
Siao Tian membawakan teh panas, diletakkan
didepan Kang Han Cing dan berkata :
472 "Jie kongcu, silahkan minum!"
"Taruh saja !" berkata Kang Han Cing uring2an.
Per-lahan2 Siao Tian meletakkan teh itu,
memandang kearah majikan mudanya, dan
berkata perlahan : "Jie kongcu !" Kang Han Cing menoleh, memandang gadis
pelayan itu, ia bertanya :
"Ada urusan apa ?"
Siao Tian berkata : "Hamba hendak mengajukan
sedikit pertanyaan......"
"Pertanyaan apa ?"
"Tentang cicie Ce Cien....."
Ce Cien adalah gadis pelayan Kang Han Cing,
Cie Cien-lah yang berjasa besar, memberi kisikan
kepada Kang Han Cing sehingga Kang Han Cing
tidak mati terbakar. "Ce Cien?" berkata Kang Han Cing.
Siao Tian bertanya lagi : "Mengapa cici Ce Cien
tidak ber-sama2 Kang jiekongcu kembali?"
Kang Han Cing berkata : "Itu waktu, sesudah ia membawa aku melarikan
diri, setibanya diluar kota, Ce Cien berpisah."
Siao Tian bertanya lagi :
"Apa tidak memberitahu kemana kepergiannya
?" Kang Han Cing berkata : 473 "Menurut keterangannya,
menjenguk orang tua."
ia ingin

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kembali Siao Tian menundukkan kepala kebawah.
Kang Han Cing menjulurkan tangan, mengambil
teh yang tersedia, menenggaknya per-lahan2.
Itu waktu Siao Tian masih berdiri termenung,
tidak jauh dari Kang Han Cing berada. Hal ini
membuat Kang Han Cing menjadi heran, ia
bertanya : "Siao Tian, apa ada urusan lain?"
"Oh....oh...." Siao Tian membuka mulut,
maksudnya mengucapkan sesuatu. Tapi batal.
"Tidak....tidak...."
Kalau pada hari2 biasa, melihat sikap pelayan
yang mencurigakan itu, Kang Han Cing bisa
memaksa Siao Tian menceritakan maksud
tujuannya, tapi hari ini dia sangat masgul, telah
ber-turut2 tiga hari membikin penyelidikan tanpa
hasil. Sedangkan komplotan jahat yang berada
ditempat gelap terdiri dari dua golongan, satu
golongan dari lengcu Panji Hitam, lain golongan
datangnya dari orang yang mencuri jenazah itu,
tokh tidak berhasil menemukan tanda2 dan
bekas2nya. Kang Han Cing hendak membikin penyelidikan
pada malam hari, maka ia tidak mau terganggu.
Mengulapkan tangan kepada Siao Tian, berkata:
"Aku mau istirahat sebentar. Pergilah."
Siao Tian mengiyakan perintah itu, per-lahan2
mengundurkan diri. 474 Sesudah kentongan dipukul dua kali, Kang Han
Cing mengenakan pakaian lengkap berwarna
hitam, menggembol pedangnya tanpa memberitahu
kepada siapapun juga, membuka jendela dan
melesat keluar, meninggalkan gedung keluarga
Kang untuk meneruskan penyelidikan diwaktu
malam. Kemana ia harus menyelidiki kemisteriusan
yang seperti itu" Kang Han Cing masih ragu2, saat ini matanya
lihay segera bisa melihat berkelebatnya sesosok
bayangan, rasa curiga itu timbul, bayangan itu
meluncur ke arah barat dan lenyap seketika.
Kalau orang lain yang menemukan bayangan
itu, mungkin tidak sampai terjadi sesuatu. Dasar
nasibnya Kang Han Cing yang apes, ia mudah
terpikat, dan mengejarnya cepat.
Sebentar kemudian, sudah jauh dibelakang. gedung keluarga Kang Jarak dengan bayangan itu semakin lama
semakin cepat, tapi kecepatannya memang hebat,
Kang Han Cing belum berhasil mengejar.
Hati jago kita sedang ber-pikir2 :
"Dari mana munculnya jago hebat ini" Mengapa
memiliki ilmu kepandaian yang begitu bagus?"
Sebagai seorang yang masih berdarah muda,
Kang Han Cing tidak mau melepaskan kesempatannya, ia mengempos tenaga dan melesat
mengejar. 475 Semakin lama, jarak dari kedua orang itu
semakin dekat. Disaat hampir Kang Han Cing dapat melihat
jelas orang yang dikejar tiba2 saja bayangan orang
yang didepan lenyap ! Disaat Kang Han Cing tiba ditempat itu, ia tidak
berhasil menemukan orang buronan itu.
Ia berpikir : "Tentunya orang ini sudah mengetahui kalau
ada yang mengejar, maka menyembunyikan diri."
Tiba2 ..... Dari balik rimba dibagian barat, muncul sesosok
bayangan, berkelebat dengan cepat, sebentar
kemudian sudah duapuluh tombak lebih jauh
didepannya. "Maling licik !" Kang Han Cing memaki, "Akan
kulihat, kenapa kau akan melarikan diri ?"
Dengan menotolkan kaki, Kang Han Cing juga
mengejar lagi. Dua bayangan hitam dimalam gelap saling susul
menyusul, satu didepan dan satu di belakang,
tertembus oleh hawa udara malam bagaikan dua
bintik bintang kejora membelah angkasa, menuju
kearah pegunungan Ceng-liang.
Bayangan hitam yang Kang Han Cing kejar tiba2
menikung, memasuki sebuah rimba dan melenyapkan diri didalam rimba tersebut.
Kang Han Cing adalah kelahiran daerah
tersebut, letak pegunungan Ceng-liang san sudah
476 diketahuinya, ia bisa menduga akan adanya
penyembunyian yang seperti itu, mengempos
semua kekuatan tenaga bagaikan meluncur diatas
ujung2 rumput, membayanginya dan masuk
kedalam rimba. Gerakan Kang Han Cing boleh dikatakan sangat
cepat; tokh tidak berhasil mendapatkan bayangan
yang dikejar, ia memasuki rimba, ia sudah
menubruk tempat kosong ! Desis daun pohon berdengung, suara mana
ditambah angin membuat suatu kontras, memasang telinganya tajam, lagi2 Kang Han Cing
kehilangan jejak orang tersebut.
Orang tadi sudah menyembunyikan
tentunya mendekam didalam semak2.
diri, Matanya dan telinga dipasang betul2, Kang Han
Cing meneruskan penyelidikan itu.
Tiba2 langkah tapak kaki seseorang terdengar
perlahan, se-olah2 ada yang hendak melarikan diri.
Kang Han Cing tertegun, suara itu datangnya
dari ujung rimba. Bukan suara orang yang tadi
dikejar, jelas sekali dalam ingatannya, orang yang
tadi dikejar memasuki kedalam rimba, dan iapun
lompat menerkam, tapi hanya menubruk tempat
kosong. Orang tadi tidak jauh berada di sekitar
dirinya, bagaimana bisa mendadak sudah berada
diujung rimba ?" "Oh !!!" Tapak kaki yang didengar oleh Kang Han Cing
tapak kaki orang lain. Sebagai seorang pemuda
477 yang cerdik, Kang Han Cing telah bisa mengetahui
adanya perangkap yang khusus disediakan untuk
dirinya. Kalau saja Kang Han Cing mau menyerah, balik
kembali kedalam gedung keluarga Kang, mungkin
tidak terjadi berbagai kejadian2 yang berikutnya,
tapi Kang Han Cing percaya kepada kecerdikannya,
dan lebih percaya kepada ilmu kepandaiannya,
walau sengaja dipancing ke tempat ini, diajak
ketempat perangkap2 yang sudah dipasang, ia
masih tidak gentar. Dengan dingin ia bergumam :
"Hendak kulihat, kemana diriku akan kalian
bawa." Badannya bergoyang, meluncur datangnya suara derap kaki tadi.
kearah Betul saja, tak lama tampak sesuatu bayangan
dengan gerakan yang sangat cepat, ber-gerak2
diantara jalan pegunungan dan lenyap ditikungan.
Adanya penemuan baru itu membuat Kang Han
Cing tidak mau melepaskan kesempatan, ia
bagaikan asap melepus ditengah udara, mengejar
terus. Jalan2 didaerah pegunungan ber-liku2, dengan
kecepatan lari Kang Han Cing, ia berhasil mengintil
dibelakang. Menikung lagi beberapa tikungan, bayangan
didepan itu lenyap ! Sampai disini, lagi2 Kang Han Cing tertegun.
478 Ia dibesarkan dikota Kim-leng, tentu saja
mengetahui seluk-beluk daerah serta keadaan
tempat itu, ia sudah berada didaerah pegunungan
Ceng-lian-san. Keadaan sekitar daerah tempat
tersebut tidak lepas dari kesan2nya, ada dua rimba
daerah itu, arah yang menuju ketimur adalah
kelenteng Can eng-tie. Dan menuju kedepannya
adalah sebuah wihara biarawati, kelenteng khusus
untuk wanita. Bayangan yang lenyap didepan Kang Han Cing
menuju kearah kelenteng biarawati itu, mungkinkah seorang wanita" Wanita dari golongan
mana pula " Samar2 sudah terbayang oleh Kang Han Cing
kalau dirinya itu sudah masuk perangkap. Mundur
atau maju " Kang Han Cing harus berpikir dua kali, mundur
berarti aman ! Tapi tanpa hasil sama sekali.
Maju mungkin dia berhasil mungkin pula
kejeblos kedalam perangkap yang sudah dipasang
oleh musuh. Perangkap bagaimanakah yang harus ditakuti"
Paling2 komplotan jahat itu menyediakan jago kuat
untuk menempur dirinya, dia tidak perlu takut,
manusia mana bisa mengekang kebebasan "
*** 479 Bab 17 SESUDAH mengejar sampai di tempat ini,
mundurpun suatu perbuatan yang tolol ! Langkah
Kang Han Cing digerakkan menuju kedepan.
Melewati jalan2 batu yang kecil, Kang Han Cing
tiba disuatu bangunan, bangunan itu adalah
kelenteng khusus untuk wanita-wanita, namanya
Vihara ! Pada pintu depan Vihara tersebut terdapat
tulisan yang berbunyi Ciok-cuk-am.
Inilah nama dari Vihara tersebut. Pada lain
bagian dari Vihara Ciok-cuk-am terdapat tulisan:
"Daerah tempat orang beribadah, turis dilarang
masuk." Penemuan ini menambah kecurigaan Kang Han
Cing, ia berpikir : "Daerah ini adalah daerah terasing, pengunjung
dan turis tidak seorang memasuki kedalam, tentu
ada apa2nya, mungkinkah markas besar komplotan jahat ?" Disaat pikiran Kang Han Cing masih ragu2,
kakinya sudah bergerak lebih dahulu menotol
meluncur dan sebentar saja sudah berada diatas
tembok wihara Ciok-cuk-am.
Dari atas bangunan itu, Kang Han Cing
memeriksa seluruh pemandangan di bawah, disitu
gelap tidak ada tanda2 kalau terdapat perangkap,
jauh dibelakang samar2 tembus api penerangan
yang redup. 480 Kang Han Cing lompat turun dari tembok tinggi,
melewati daerah Tian Keng, per-lahan2 menuju
kearah bagian belakang dari wihara Ciok-cuk-am.
Masih tidak menemukan tanda2 yang mencurigakan, Kang Han Cing semakin bingung, ia
berpikir : "Apa maksud musuh mengantar
Mengapa tidak ada gerakan mereka ?"
kesini" Disaat mata Kang Han Cing menoleh kearah


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

samping, pandangannya menjadi hampir pecah.
Maka dia bisa melihat adanya gelagat yang buruk.
Disana terdapat ruangan2, juga ada api
penerangan, disalah satu jendela ruangan itu ada
tapak2 bekas gempuran, ternyata telah terjadi
sesuatu. Tapi tidak ada bayangan orang.
Inilah perangkap, se-olah2 berkata : "Datang
kemari !" Tentunya sudah bersembunyi tokoh2 silat kelas
satu didalam ruangan itu, tapi siapa"
Ruangan tertutup. itu terdapat pintu, pintu masih Kang Han Cing memasang telinga, tidak ada
desisan napas dari dalam. Hal ini membuat ia
semakin heran, mengapa tidak ada orang "
Dimisalkan betul didalam ruangan tidak ada
orang, mengapa masih ada api penerangan "
Pintu tertutup, jenjela dihancurkan oleh tenaga
dalam, hal ini seakan2 memberitahu kepada Kang
481 Han Cing, kalau mau mengetahui, lihat saja dari
jendela itu. Posisi Kang Han Cing seperti anak panah yang
sudah dipasang pada busurnya, sulit untuk tidak
dilepas. Kang Han Cing memanjangkan leher,
melongok kearah ruangan tersebut.
"Aaaaah ....." Longokan kepala Kang Han Cing tadi berakibat
besar, didalam salah satu ruangan biarawati,
disana terdapat satu tempat tidur, diatas
pembaringan terkapar sesosok mayat, itulah mayat
seorang gadis, gadis telanjang bulat, dadanya
tertembus pedang, darah masih mengalir, merah
membasahi lantai. Karena pedang menembus pada bagian yang
berbahaya, gadis telanjang itu sudah mati dan
kaku. Apa yang sudah terjadi " Mudah saja
dibayangkan. Tentu ada seseorang yang melakukan perkosaan, kemudian melakukan
pembunuhan ! Hati Kang Cing tergerak, ia berpikir :
"Orang tadi menjerumuskan diriku ke-dalam
sebuah jebakan. Betul2 jebakan! Orang itu hendak
membikin fitnah ! Menjerumuskan diriku ke
lembah kekotoran !" Saat ini, tiba2 terdengar suara bentakan dari
sebelah kanan Kang Han Cing :
"Maling gila basa, kau masih belum pergi ?"
482 Suatu desiran angin pedang yang dingin
meluncur kearah punggung Kang Han Cing.
Cepat Kang Han Cing membalikkan badan
mengelak kesamping, pedangnya dicabut, trang,
menindas datangnya serangan itu dan memperhatikan orang yang menyerang. Orang itu
adalah biarawati muda, dengan membawa pedang,
matanya liar memandang Kang Han Cing dengan
wajah beringas. Setelah berhasil menangkis datangnya serangan
gelap tadi, sesudah mengetahui kalau orang yang
berada didepannya seorang biarawati muda, Kang
Han Cing menyimpan kembali senjata, dengan
memberi hormat ia berkata:
"Jangan salah duga, aku Kan Han Cing ..."
Maksud Kang Han Cing adalah memberi tahu,
kalau dia sedang mengejar orang ke tempat ini.
Biarawati muda itu membentak dengan gemas :
"Aku sudah tahu, kau pernah menyebut
namamu. Putra Datuk Selatan Kang Han Cing."
Lagi2 ia menyerang ! Kang Han Cing tertegun, ia mengelak cepat,
ilmu kepandaian Kang Han Cing jauh berada
diatas biarawati muda itu, maka dia berhasil
menekannya, segera ia memberi penjelasan :
"Aku Kang Han Cing, baru saja mengejar orang
ketempat ini, tiba2 melihat ada pula terjadi
pembunuhan, maka..."
483 Dengan sepasang mata yang
menyemburkan api, biarawati membentak : seakan mau muda itu "Tutup mulut ! Berulang kali kau memperkenalkan diri, lebih dari tiga kali, aku tahu
namamu Kang Han Cing. Sebelum kau menotok
jalan darahku, kau sudah memberi tahu nama itu,
apa lagi yang hendak aku sangkal ?"
Walau ia bukan tandingan Kang Han Cing, tokh
menyerang terus menerus. Kang Han Cing tidak takut kepada ilmu
kepandaian silat orang, tapi lebih takut pada kata2
biarawati muda itu. "Menotok jalan darahnya ?" Kang Han Cing
berpikir. "Bilakah aku menotok jalan darah
biarawati muda ini ?"
Tanpa terasa, bulu tengkuk Kang Han Cing
bangun berdiri ! "Aaa .. pasti ! Orang itu telah menyamar menjadi
diriku, sengaja memancingku ke tempat ini. Ia
memperkosa dan membuat pembunuhan, fitnah !
Semua getah kejahatan dijatuhkan kepada diriku !"
Lagi2 Kang Han Cing mengegos dari seranganserangan biarawati muda itu, dia berteriak:
"Tahan seranganmu ! Beri kesempatan aku
bicara !" Biarawati muda itu tidak mau mendengar
keterangan Kang Han Cing, ia menyerang lagi,
mulutnya membentak: 484 "Kang Han Cing, karena dirimu menjadi seorang
putra seorang datuk persilatan, kau begitu berani,
disaat guruku tidak ada, berani mendatangi wihara
Ciok-am, memperkosa dan membunuh adik Siu
Lan" Masih hendak memberi alasan apa lagi ?"
Gadis yang mati terbaring ditempat tidur tanpa
selembar benang bernama Yen Siu Lan, murid KekCiok-cu-am.
Anak angkat Ketua Benteng Pengantungan Jaya. Mempunyai hubungan erat
dengan Siauw-lim-pay, Ngo-bie pay dan Datuk
Barat. Permainan ilmu pedang biarawati muda itu
tidak sehebat permainan ilmu pedang Kang Han
Cing, meskipun ilmu pedang biarawati muda itu
bukan ilmu pedang biasa, itulah ilmu pedang
Loan-po-hong-kiam-hoat, ilmu pedang Ngo-bie-pay
yang ternama ! Biarawati muda itu bernama Liauw-in nikouw,
ia tidak mau mendengar keterangan Kang Han
Cing, lagi2 menyerang dengan gencar.
Didesak terus menerus, betapa sabarpun hati
seseorang, tokh akan meledak juga. Pundak Kang
Han Cing bergoyang, mundur kebelakang tiga
langkah, dengan geram membentak :
"Masih tidak mau menghentikan seranganmu "
Jangan salahkan aku Kang Han Cing yang berlaku
kurang ajar." Liauw-in nikouw membentak :
"Manusia gila basa, lakukanlah apa yang kau
suka. Sesudah berani memperkosa, berani
485 membunuh, mengapa tidak berani melakukan
sesuatu lagi " Keluarkanlah ilmu kepandaianmu,
kecuali melewati bangkaiku, jangan harap kau bisa
keluar dari Ciok cuk-am."
Mulut biarawati muda itu bicara, tangannya
tidak tinggal diam, dengan rangkaian tipu ilmu
pedang Loan-po-hong-kiam-hoat dari Ngo-bie-pay
yang ternama, bagaikan hujan pedang, menyerang
Kang Han Cing. "Engkau tidak tahu diri," berkata Kang Han
Cing, "Sesudah aku menyerah terus menerus
masih kau tidak mau memberi kesempatan, kau
kira aku takut " Nah ! Terima serangan !"
Begitu Pedang Kang Han Cing dijulurkan
kedepan, terdengar suara tang-tang-ting-ting yang
riuh, dalam hanya satu kedipan mata, Kang Han
Cing sudah menangkis sepuluh kali serangan
pedang Liauw in nikouw. Serangan terakhir dicurahkannya dengan tenaga keras, pedang si biarawati terpental jauh.
Baru sekarang Liauw-in nikouw menjadi pucat
pasi, dia hendak mempertahankan pedangnya,
tokh tidak berhasil, tenaga dalam Kang Han Cing
luar biasa, ia lompat mundur ke belakang, dengan
wajah yang pucat pasi. Disaat itu terdengar suara sebutan nama Budha
dan berkata : "Omitohud, siecu jangan melukainya."
Serrrrr.....serrrr....meluncur
dua bayangan, cepat sekali sudah berada di depan sana.
486 Kang Han Cing memang tidak mempunyai
niatan untuk melukai Liauw-in nikouw, ia hendak
memberi penjelasan, maka hanya mengerahkan
sedikit tenaga saja, mementalkan pedang lawan,
kedatangan dua orang itu, cepat atau lambat tokh
tidak akan mengganggu jalan pertempuran.
Menoleh kearah dua bayangan yang datang
mereka adalah laki2, seorang kakek berumur
diantara limapuluhan, seorang laki2 berbadan
besar yang mengenakan pakaian warna biru.
Laki2 berpakaian biru memandang ke arah si
biarawati muda, dia bertanya :
"Liauw In, dimana Siu Lan berada ?"
Ternyata nama si biarawati muda adalah Liauw
In nikauw ! *** Bab 18 SEPASANG mata Liauw In nikauw berkacakaca, dua butir air mata jatuh menetes.
Menudingkan jari ke ruang dalam, ia berkata
mendatar : "Adik Siu Lan sudah menjadi korban kebuasan
binatang ini ....." Tidak menunggu sampai pembicaraan Liauw In
nikauw berhenti, laki2 berbaju biru itu menoleh
kearah padri berbaju kelabu, menghela napas dan
berkata : 487 "Betul2 hal itu terjadi !"
Setelah berkata begitu tubuhnya melejit masuk
ke ruang dalam dan berteriak :
"Siu Lan......!"
Tampak jelas pemandangan apa yang terjadi
dalam ruang dalam, wajah laki2 berbaju biru
menjerit, ia berteriak : "Moay-moay, betul2 kau dianiaya si bajingan......Aaa......kau mati secara penasaran."
Padri tua berbaju abu2 merangkapkan kedua
tangannya, menyebut nama Budha berkata :
"Omitohud! Kami datang terlambat !"
Dari percakapan orang2 itu se-olah2 kedatangan laki berbaju biru dan si-padri berjubah
kelabu atas info dan berita orang lain, siapa yang
memberi berita " Siapa yang mengetahui kalau ada
seorang yang diperkosa dan dibunuh didalam
vihara Ciok-cuk-am "
Kesimpulannya perangkap !

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat singkat, inilah tipu Sebelum Kang Han Cing tiba di tempat ini
komplotan2 itu sudah memperhitungkan waktu
yang tepat, dan mereka bisa menangkap basah
Kang Han Cing, dikambing hitamkan!
Tiba2, laki2 berbaju biru menghadapi Kang Han
Cing, sret, dia mengeluarkan golok Hian-to dengan
wajah penuh hawa pembunuhan, mengacungkan
golok Hian-to itu ke muka Kang Han Cing dan
membentak : 488 "Kau yang bernama Kang Han Cing?"
Mereka belum pernah bertemu muka, kalau
dalam sekali cetusan orang itu menyebut nama
Kang Han Cing, betul2 mengherankan.
Mengetahui kalau dirinya sudah berada didalam
sebuah lobang jebakan, Kang Han Cing harus
menghadapi dengan segala keberanian, menganggukkan kepala berkata :
"Ya ! Aku bernama Kang Han Cing !"
Laki2 berbaju biru itu juga menganggukkan
kepala, ia berkata : "Bagus! Kau sudah mengaku ! Hutang jiwa
harus dibayar dengan jiwa, pancurkanlah darahmu." Seiring dengan kata2nya, golok Hian-to
menyerang dengan jurus tipu Hui po-liu-kiam yang
berarti air terjun mengalir deras, menyerang
kearah Kang Han Cing. Tubuh pemuda kita meleset kesamping,
mengelakan serangan itu, kemudian berkata :
"Tunggu dulu ! Orang yang memperkosa dan
membunuh adikmu bukan aku."
Serangan laki2 berbaju biru itu tidak mengenai
sasaran, segera dia membentak :
"Bukan kau " Siapa lagi ?"
Berbareng dengan bentakannya, ia memendekkan tubuhnya, dengan posisi pendek
menyabetkan golok dan menyerang kembali. Inilah
tipu golok Tee-tang to dari Siauw-lim-pay.
489 "Hentikan serangan !" bentak Kang Han Cing.
Bersamaan disaat golok Sian-to membacok
kakinya, Kang Han Cing melejit lalu menginjak
golok itu, trak, digenjetnya di tanah.
Laki2 berbaju biru terkejut, dia menarik
goloknya sekuat tenaga, tidak berhasil. Golok itu
sudah tertekan oleh ujung kaki Kang Han Cing,
kuat dan kokoh sekali. Mengetahui tidak ungkulan, laki2 berbaju biru
melepaskan pegangannya, tubuhnya melejit kebelakang, meninggalkan senjata ! Dia menderita
kekalahan ! Kang Han Cing masih menginjak golok lawannya
ditanah, sepasang matanya menatap kearah
orang2 yang berdiri didepan.
Padri berjubah abu2 juga terkejut, ia memuji
kehebatan dan kekuatan Kang Han Cing,
ditatapnya anak muda itu beberapa waktu, dengan
dingin berkata : "Ilmu kepandaian siecu memang hebat, tak
percuma menjadi putra seorang datuk persilatan."
Suara si padri berjubah abu2 mengandung dua
arti, memuji ilmu kepandaian Kang Han Cing dan
mencemoohkan kepribadian Kang Han Cing,
artinya sebagai seorang putra Datuk persilatan,
tidak seharusnya melakukan perbuatan yang tidak
senonoh ! Disebutnya nama putra Datuk persilatan tentu
saja membuat Kang Han Cing tercekat.
490 Sebagai seorang anak pendekar, apa akibatnya
jika sampai dicela memperkosa " Apalagi membuat
pembunuhan keji. Menghadapi padri berjubah abu2, Kang Han
Cing berkata : "Apa taysu juga menganggap kejadian yang
terjadi di tempat ini hasil tanganku?"
Padri berjubah berpikir : abu juga terkejut, hatinya "Putra Datuk persilatan Kang Sang Fung
memang luar biasa, mempunyai ilmu kepandaian
silat tinggi, mempunyai lidah lihai ! Kukira musuh
yang tidak mudah dihadapi."
Karena itu, lagi2 ia menyebut Budha :
"Omitohud. Dikala terjadinya pembunuhan,
kecuali sicu seorang, tidak ada bayangan kedua.
Siapa lagi yang melakukan perbuatan terkutuk itu
?" Liauw In nikouw segera turut campur, ia
berteriak : "Taysu jangan mudah ditipu, kalau bukan
perbuatan dia, siapa lagi " Dialah yang menotok
jalan darahku, dia yang menyeret adik Siu Lan,
dikatakan lagi"dikatakan lagi..."
Tiba2 selembar menjadi merah. wajah biarawati muda itu Mudah diduga apa yang dimaksud dari
kelanjutan kata2 tadi itu. Walaupun tidak
dicetuskan oleh Liauw In nikouw, ketiga orang
491 yang berada ditempat itu sudah
tentunya kata2 kotor dan jorok.
menduga, Wajah laki2 berbaju biru memperlihatkan
dendam kesumat, menudingkan jari kearah Kang
Han Cing, berkata : "Kang Han Cing, apa lagi yang hendak kau
sangkal ?" Kang Han Cing bungkam. Fakta dan bukti bicara. Kenyataan telah
diambang mata. Kecuali Kang Han Cing pribadi,
sampai pecah mulutpun, tidak mungkin mereka
bisa percaya kepada keterangannya.
Dada Kang Han Cing dirasakan mau meledak,
inilah fitnah ! Fitnah lebih jahat dari pembunuhan.
Tapi dia masih berusaha menahan rasa sabar,
ditatapnya orang2 di-hadapan itu dengan tenang,
dengan suara dingin ia berkata :
"Sudah kukatakan, kalau terjadinya drama
ditempat ini bukan perbuatanku. Tapi kalian tidak
mau percaya. Pikirlah baik2, kalau aku mau
angkat kaki, kukira kalian bertiga ini belum tentu
bisa menahan. Tapi biar bagaimana, aku harus
memberi keterangan yang lebih jelas lagi."
Wajah si padri berbaju abu2 berubah. Tapi ia
tidak membuka mulut. Laki2 berbaju biru mengertak gigi, bentaknya
lagi : "Tengah malam buta kau mendatangi kelenteng
Ciok-cuk-am, memperkosa dan membunuh adikku. Fakta dan bukti telah berada didepan
492 mata. Seribu alasan yang kau keluarkan, tidak
mungkin bisa menelan dosa2mu."
Laki2 berbaju biru bernama Yen Siu Hiat,
engkoh dari Yen Siu Lan. Kematian sang adik
membuatnya cepat naik darah.
Padri berjubah abu2 segera menengahinya, ia
berkata kepada laki2 berbaju biru :
"Sabar. Dengar dulu keterangan apa pula yang
hendak diketengahkan ?"
Kemudian padri ini menghadapi Kang Han Cing
dan berkata : "Silahkan siecu membuat pembelaan."
Kang Han Cing berkata. "Sebelumnya, bisakah boanpwe
sebutan jiwie yang mulia ?"
mengetahui Padri berjubah abu2 berkata.
"Lolap bernama Ciok Sim, menjabat ketua
kelenteng Cu-lian-sie. Dia adalah keponakan
muridku, namanya Yen Siu Hiat."
Hati Kang Han Cing tercekat, tentu saja ia
pernah mendengar nama ketua kelenteng Cu-lian
sie. Kelenteng Cu-lian-sie adalah salah satu ranting
cabang partai Siauw-lim-pay, ketua kelenteng
bernama Ciok Sim taysu. Ciok Sim taysu adalah
tokoh silat golongan tua yang mempunyai
kedudukan bisa merendengi dengan ketua partai
Siauw lim-pay. 493 Wah ! Laki2 berpakaian biru Yen Siu Hiat
adalah anak murid Siauw lim pay ! Permusuhan
telah menimpa kepada golongan.
Mengetahui kalau ia sedang berhadapan dengan
tokoh Siauw-lim-pay, Kang Han Cing memberi
hormat dan berkata : "Maaf. Ternyata taysu adalah ketua kelenteng
Cu-lian-sie. Disini Kang Han Cing minta maaf. Tapi
menurut apa yang kutahu, jarak kelenteng Culian-sie dengan tempat ini tidak sampai tiga lie
jauhnya, jihui berdua baru saja datang, kemudian
mengatakan kalau kalian terlambat, tentunya ada
orang yang memberitahu, maka bisa menduga
kalau nona Siu Lan telah mendapat ancaman
perkosaan dan pembunuhan, siapakah orang yang
memberi tahu itu ?" Sebelum Ciok Sim taysu menjawab pertanyaan
Kang Han Cing, laki2 berbaju biru Yen Siu Hiat
berdengus dingin, katanya :
"Suheng2 dari kelenteng Cu-lian-sie melihat
tindak tandukmu yang mencurigakan, tengah
malam buta mendatangi kelenteng Ciok-cuk-am,
tentu saja segera memberi laporan. Apa kau
hendak membunuh orang itu ?"
Kang Han Cing tidak meladeni Yen Siu Hiat,
secara bersungguh2 ia memandang kearah Ciok
Sim taysu dan berkata : "Kejadian dimalam ini adalah suatu perangkap,
ternyata aku sudah masuk kedalam jebakan itu.
Ada sesuatu orang atau suatu komplotan yang
hendak mencelakakan diriku, menjerumuskanku
494 kedalam lembah kenistaan. Tentu saja kalian tidak
percaya keteranganku, tapi percaya atau tidak
terserah kepada kalian, yang penting aku akan
memberitahu tentang bagaimana aku bisa tiba
ditempat ini." Sesudah itu, Kang Han Cing menceritakan
sesuatunya dengan jelas, asal mulanya ia
terpancing dari gedong keluarga Kang sampai tiba
ditempat ini. Dengan memperlihatkan sikapnya yang terkejut
Ciok Sim taysu berkata : "Apa keterangan siecu bisa dipercaya ?"
Kang Han Cing berkata : "Dimisalkan kalau aku Kang Han Cing betul
telah melakukan perkosaan dan pembunuhan,
sebelum taysu berdua datang, cukup dengan
membunuh seorang lagi dan segera melarikan diri.
Tokh kalian tidak akan menemukan aku disini.
Untuk apa tetap berdiam disini terus menerus ?"
Pendirian Ciok Sim taysu mulai ragu2, ia
bertanya : "Menurut pendapat siecu, siapa melakukan pembunuhan dan perkosaan ?"
yang Kang Han Cing berkata : "Taysu pernah mendengar nama lengcu panji
Hitam ?"

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Lengcu Panji Hitam ?" Ciok Sim taysu
memperlihatkan wajahnya yang tidak mengenal.
"Belum pernah lolap mendengar nama ini."
495 Sepasang sinar mata Kang Han Cing memancarkan cahaya terang, dengan geram ia
berkata : "Lengcu Panji Hitam adalah pemimpin dari satu
komplotan yang mengunakan seragam hitam,
menggunakan tutup kerudung hitam, gerak-gerik
sangat misterius. Menurut dugaanku, mereka
mempunyai tempat persembunyian didaerah Kim
Leng." Laki2 berbaju biru Yen Siu Hiat berkata :
"Keterangan sepihak yang kau kemukakan
belum tentu bisa dipercaya. Apa bukti2 dari
ucapanmu ?" Dengan berani Kang Han Cing berkata :
"Buktinya segera menyusul. Didalam waktu
sepuluh hari aku akan menyeret dan membekuk
batang lehernya manusia terkutuk itu, diserahkan
kepada kalian untuk memberi pertanggungan
jawab." Sesudah berkata begitu, Kang Han Cing
memberi hormat, lalu melejit meninggalkan Ciok
Sim taysu. Yen Siu Hiat mengeluarkan gereman, maksudnya hendak mengejar larinya Kang Han
Cing, tapi Ciok Sim taysu segera menahannya dan
berkata : "Jangan dikejar !"
Dengan masih uring2an Yen Siu Hiat berkata :
"Susiok, bagaimana dengan kematian adikku "
Begitu sajakah membiarkan ia pergi ?"
496 Ciok Sim taysu berkata : "Sabar! Mungkin
keterangannya bisa dipercaya. Walaupun ia
hendak melarikan diri, Kang-jie kongcu dari
gedung Datuk selatan tidak bisa melarikan diri,
serahkan saja kepadaku. Dalam soal ini, Put-im
suthay dan aku akan berdiri di pihakmu."
Dengan rasa kemendongkolan yang tidak
terhingga, Kang Han Cing meninggalkan kelenteng
Ciok-cuk-am, sebentar saja ia sudah kembali ke
gedung keluarga Kang. Ia tidak kembali ke kamarnya, tetapi ia
mendatangi kamar Goan Tian Hoat, mengetuknya
perlahan dan berkata : "Saudara Goan Tian Hoat."
Mendengar suara panggilan dan ketokan pintu,
Goan Tian Hoat bangun dari tidurnya, cepat2
memakai pakaian dan membuka pintu, tampak
olehnya Kang Han Cing yang mengenakan pakaian
ringkas, berdiri di muka pintu, dengan terkejut ia
bertanya : "Jie kongcu, apa yang terjadi ?"
Kang Han Cing memasuki kamar Goan Tian
Hoat, kemudian ia berkata :
"Aku telah bertemu dengan urusan yang sulit,
sengaja datang malam untuk merundingkan."
Hati Goan Tian Hoat semakin kaget, ia
mengetahui waktu hampir menjadi pagi, tapi Kang
Han Cing mengenakan pakaian ringkas, tentu baru
melakukan perjalanan malam. Ia belum tidur.
497 Dengan ilmu kepandaian Kang Han Cing,
siapakah yang bisa mempersulit" Tentu ia telah
menemukan sesuatu yang luar biasa. Penemuan
apakah itu " Hati Goan Tian Hoat sedang berpikir2.
Sesudah memasuki kamar Goan Tian Hoat,
Kang Han Cing menemplokkan badannya dipembaringan, ia menceritakan pengalaman2 yang
baru saja ditemukan. Rasa kagetnya Goan Tian Hoat tidak kepalang,
menunggu sampai Kang Han Cing selesai bercerita,
baru ia berkata : "Inilah perangkap ! Menggunakan Put-im suthay
tidak berada ditempatnya, mereka telah menggunakan kesempatan itu, menjerumuskan
dirimu kedalam jerat berbisa."
"Siapa Put im suthay" Lihaikah dia ?" bertanya
Kang Han Cing. Goan Tian Hoat berkata : "Put im Suthay adalah ketua Vihara Ciok-cukam itu, ia termasuk salah seorang jago wanita
hebat. Ia adalah kakak seperguruan dari Bu Houw
taysu, Bu Houw taysu adalah ketua partai Ngo-biepay yang lama, mereka terkenal karena sifat2nya
yang luar biasa." *** 498 Bab 19 SESUDAH menatap wajah Kang Han Cing
beberapa waktu, Goan Tian Hoat berkata lagi :
"Didalam soal ini, penjahat itu telah menjerumuskan keluarga Datuk Selatan kedalam
persengketaan dengan Siauw-lim-pay dan Ngo-biepay. Bukan saja itu, juga sengketa itu melibatkan
diri kita dengan Datuk Barat."
"Datuk Barat ?" bertanya Kang Han cing. "Ada
hubungan apa dengan Cin Jing Cin ?"
Untuk rimba persilatan dimasa itu, terkenal
dengan empat Datuk persilatan. Urutannya mereka
sebagai berikut : Datuk Selatan Kang Sang Fung,
Datuk Utara Lie Kong Tie, Datuk Timur Sie See
Ouw, Datuk Barat Cin Jing Cin. Dari keempat
Datuk persilatan itu, Datuk Selatan Kang Sang
Fung telah meninggai dunia. Datuk Utara Lie Kong
Tie sakit payah karena keracunan.
Kang Han Cing bingung mendengar keterangan
Goan Tian Hoat yang menghubungkan terbunuhnya Yen Siu Lan dengan sang Datuk
Barat itu. Yen Siu Lan adalah wanita yang menjadi korban
perkosaan dan pembunuhan di dalam vihara Ciokcuk-am.
Goan Tian Hoat memberi keterangan :
"Laki2 berbaju biru yang bernama Yen Siu Hiat
itu adalah jago yang mendapat gelar Pendekar
pelajar besi. Salah seorang murid Siauw-lim-pay
yang diharapkan. Adik perempuannya yang
499 bernama Yen Siu Lan, telah menjadi murid Put im
suthay, yang lebih penting lagi, paman Yen Siu
Hiat yang bernama Yen Yu San dengan gelar
Hakim bermuka merah. Yen Yu San itu memiliki
sifat keberangasan, jarang sekali orang yang dapat
mengelakan keonarannya."
"Bagaimana hubungan mereka dengan Datuk
Barat Cin Jing Cin ?" tanya Kang Han Cing.
Goan Tian Hoat berkata : "Yen Yu San adalah pengurus dan
kepercayaan Datuk Barat Cin Jing Cing."
orang "Maksudmu ?" "Ketua benteng Penganungan Jaya datuk barat
Cin Jing Cin senang dan gemar kepada persilatan.
Menurut cerita, pada tiga tahun yang lalu, secara
mendadak saja meninggalkan bentengnya. Semua
urusan dari benteng Penganungan Jaya diserahkan
kepada Yen Yu San, Yen Yu San adalah orang
kepercayaannya, orang yang dianggap pandai oleh
Cin Jing Cin. Karena Cin Jing Cin tidak beristeri,
dia putus turunan, ia menganggap Yen Siu Hiat
dan Yen Siu Lan sebagai anak sendiri, wanita yang
mati didalam Ciok-cu-am itu adalah Yen Siu Lan,
salah satu dari orang yang dianggap anak olehnya.
Bagaimana tidak akan menjadi sulit" Disini letak
kecerdikan dan kehebatan si penjahat. Dia memilih
calon korban yang tepat, membunuh Yen Siu Lan
dan menjatuhkan tuduhan itu kepadamu. Lihay !
Perangkap hebat! Sulit untuk mengelakan getah
ini." 500 Untuk mengetahui jalan asal mula Benteng
Penganungan Jaya yang akhirnya mentelorkan
seorang Datuk Barat Cin Jin Cin, para pembaca
dipersilahkan membaca cerita : BENTENG
PENGGANTUNGAN. Kepala Kang Han Cing dirasakan berdenyut
sakit, betul2 ia menghadapi persoalan sulit dan
rumit. Terdiam beberapa saat, Kang Han Cing berkata :
"Tapi bukan aku yang membunuh Yen Siu Lan."
"Mereka tidak akan percaya semua keteranganmu tentang peristiwa itu. Siauw-limpay, ngo-bie-pay, dan dari benteng Penganungan
Jaya tidak akan berpeluk tangan. Kukira tidak
mudah untuk mengelak gencetan ketiga kekuatan
raksasa itu." Kang Han Cing berkata : "Yen Yu San tentunya bisa berpikir."
"Yen Yu San bukan tidak bisa berpikir. Tapi
yang mati adalah keponakannya. Karena menyangkut soal pamili, ia tentunya menjadi panik
dan tidak mudah untuk menerima keterangan yang
bisa memuaskan baginya."
Kang Han Cing berkata : "Aku telah menjanjikan mereka di dalam waktu
sepuluh hari, aku akan menyerahkan orang yang
menjadi biang kerok itu, demikianlah, malam2 aku
datang kemari untuk meminta pendapatmu,
bagaimana pendapat saudara Goan ?"
501 Goan Tian Hoat menggeleng2kan kepala berkata
: "Sulit ! Sulit ! Musuh telah menggunakan fitnah
menjerumuskan kita kedalam lembah kenistaan,
dengan maksud menjatuhkan pamor dan nama
baik Datuk persilatan daerah selatan. Mereka
sengaja memilih Yen Siu Lan yang dijadikan korban. Kematian Yen Siu Lan mengakibatkan kita
bentrok dengan Siauw-lim-pay, Ngo-bie-pay dan
benteng Penganungan Jaya. Sedang sipembuat
fitnah tentu bisa mengira-ngira, kau hendak
mencarinya, kalau saja ia bisa mengeram beberapa
waktu, kalau saja kita tidak bisa meringkusnya,
tentu saja ketiga kekuatan raksasa ini datang
menggencet, betapa hebatpun kekuatan Datuk
selatan, tidak mudah untuk mengelakan persoalan
ini." "Maling gila....maling gila...." Kang Han Cing
mem-banting2 kaki. Goan Tian Hoat juga tidak berdaya, memandang
kearah Kang Han Cing dan bertanya :
"Jie kongcu, apakah kau sudah bertemu dengan
toa kongcu, memberi tahu kejadian ini kepadanya?" "Belum." Kang Han Cing menggelengkan kepala.
Goan Tian Hoat berkata : "Menurut pendapatku, urusan terlalu hebat dan
besar. Lebih baik kita segera mengajak toa kongcu
untuk merundingkan."
"Baik. Mari kita temui toako."
502 Pada hari kedua, disaat matahari baru
menongolkan kepalanya, dimuka pintu besar
gedung keluarga Kang, telah kedatangan empat
orang. Keempat orang yang mendatangi gedung
keluarga Kang itu berada dibawah pimpinan
seorang biarawati tua, tangan nenek itu menjinjing
delapan belas butir mutiara yang dikalungkan


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjadi satu. Wajahnya ditekuk masam2, inilah
ketua dari vihara Ciok-cuk-am Put-im suthay.
Merendengi Put-im-suthay, adalah seorang padri
berjubah abu2 dan seorang laki2 berbaju biru.
Mereka adalah ketua kelenteng Cu-lian-sie, Ciok
Sim taysu dan si pendekar sastrawan besi Yen Siu
Hiat, bersama ketiga orang itu, turut seorang
biarawati muda, inilah bukti hidup, Liauw-innikauw, yang pernah berkata bahwa dirinya
pernah ditotok oleh Kang Han Cing.
Begitu pintu terbuka, Put-im Suthay segera
membentak kepada orang keluarga Kang :
"Lekas beritahu kepada toa kongcu kalian,
kalau Put-im Suthay dari Ciok-cuk-am dan Ciok
Sim Taysu dari kelenteng Cu-lian-sie hendak
bertemu." Pegawai gedung keluarga Kang telah lama
mengikuti Kang Sang Fung, dengan sendirinya
segala urusan rimba persilatan telah diketahuinya
masak2. Menyaksikan kedatangan Put-im suthay
dan Ciok Sim-taysu tentu saja ia tidak berani
gegabah, memberi hormat dan berkata :
503 "Silahkan jiwie tunggu sebentar. Hamba segera
beritahu." Berlari-lari orang itu memberitahu kedatangan
rombongan Put-im suthay. Tidak lama kemudian, dengan bajunya yang
ber-kibar2 Kang Puh Cing berlari datang
menyongsong kedatangan Put-im suthay berampat,
berulang kali Kang Puh Cing merangkapkan kedua
tangannya, memberi hormat dan berkata :
"Ternyata Put-im suthay yang datang, ternyata
Ciok Sim taysu juga datang ke dalam rumah kami,
silahkan, silahkan masuk !"
Buru2 Kang Puh Cing mempersilahkan keempat
tamu itu memasuki ruangan besar. Segera ia
memberi perintah kepada orang2nya menyediakan
minuman. Ciok Sim taysu segera menerima penghormatanpenghormatan itu, lalu menudingkan jari kearah
pendekar sastrawan besi Yen Siu Hiat dan berkata
: "Kang toa kongcu, mari kukenalkan, inilah
keponakan muridku yang bernama Yen Siu Hiat."
Kang Puh Cing memperlihatkan sikapnya yang
sangat terkejut, alis lentiknya terangkat sedikit,
memberi hormat dan berkata :
"Selamat bertemu, selamat bertemu, nama
pendekar satrawan besi Yen Siu Hiat pernah
menggemparkan rimba persilatan. Juga termasuk
salah seorang yang kupuji."
504 Yen Siu Hiat membalas hormat itu dengan sikap
yang dingin, ia berkata :
"Aku juga sering dan mengagumi nama Kang toa
kongcu." Put im suthay celingukkan kekanan dan kekiri,
ia tidak menampak Kang Han Cing diruangan itu
karena itu memandang Kang Puh Cing dan berkata
: "Kemana Kang jie kongcu ?"
Kang Puh Cing berkata : "Gedung kami sedang dirundung kemalangan,
sesudah ayah almarhum meninggal dunia, kembali
kemalangan menimpa diriku, aku diculik penjahat
sampai tiga bulan. Dan baru saja kemarin dulu
berhasil terbebas dari penculikan, pulang kerumah
ini." Dengan geram Put-im suthay berkata :
"Aku sudah tahu. Yang hendak kutanyakan
adalah dimana adanya Kang jikongcu ?"
Kang Puh Cing berkata : "Selama dua hari ini, jiete membikin penyelidikan2, mencari jejak markas besar
penjahat2 itu, sehingga saat ini masih belum
kembali. Suthay hendak bertemu dengan jiete" Ada
urusan apakah yang begitu penting ?"
Dengan dingin Put-im suthay berkata :
"Alasan menyelidiki markas besar musuh" Huh !
Apa kau tahu tindak-tanduk adikmu diluaran itu
?" 505 Memperlihatkan sikapnya yang terkejut, Kang
Puh Cing berkata : "Mungkinkah jiete telah melakukan sesuatu
kesalahan kepada suthay berempat?"
Dengan dingin Put-im suthay berkata :
"Nama Datuk selatan Kang Sang Fung pernah
menggemparkan rimba persilatan, begitu juga
kedua putranya yang hebat2, ada uang ada
kekuasaan, kalau saja jie kongcu hanya
melakukan kesalahan biasa, berapa besar pun
nyaliku tidak mungkin berani mendatangi gedung
keluarga Kang." Dengan memperlihatkan senyumannya
ramah, Kang Puh Cing berkata :
yang "Umur jiete masih terlalu muda, dimisalkan
terjadi sesuatu tindakannya yang menyinggung
perasaan orang, kuharap saja suthay bisa
memaafkannya." "Memaafkannya "! Enak saja bicara." bentak
Put-im suthay. Semakin lama Kang Puh Cing semakin bingung,
memandang Put-im suthay dan bertanya :
"Kesalahan apakah yang telah jiete lakukan "
Harap suthay memberi keterangan."
Put-im suthay memainkan mutiara2nya, dengan
dingin ia berkata : "Dosa2 adikmu itu cukup untuk menghancurkan nama baik keluarga Kang. Aku
506 tidak pantas menceritakannya, tanya saja saudara
Yen Siu Hiat." Kang Puh Cing menoleh kearah Yen Siu Hiat,
dan dengan sabar bertanya :
"Saudara Yen Siu Hiat, kesalahan apa yang
telah jiete lakukan " Apakah saudara bisa memberi
sedikit keterangan ?"
Yen Siu Hiat mengkerutkan kening, kematian
Yen Siu Lan masih terbentang di depan bulu mata,
Yen Siu Lan adalah adik kesayangannya, ia masih
bersedih, mengeretek gigi dengan gemes dan
geregetan berkata : "Semalam Kang Han Cing mendatangi Ciok-cukam, ia memperkosa dan membunuh adikku."
Hampir Kang Puh Cing terlompat,
sikapnya yang terkejut, ia berteriak :
dengan "Apa betul ?" Yen Siu Hiat menudingkan jarinya ke-arah Ciok
Sim taysu, kearah Liauw in nikouw dan berkata :
"Urusan semalam masih ada saksi hidup Ciok
Sim taysu dan Liauw-in nikouw akan menjadi
bukti, mereka bisa membenarkan keteranganku,
mungkinkah Kang toakongcu masih tidak percaya?" Wajah Kang Puh Cing menjadi tegang, menoleh
kearah Ciok Sim taysu sebentar, sepatah demi
sepatah ia berkata : "Bagaimana pendapatan Ciok Sim taysu?"
507 "Keterangan Yen Siu Hiat
berkata Ciok Sim taysu singkat.
memang tepat." Kang Puh Cing menundukkan kepala sebentar,
menghela napas panjang dan berkata :
"Ciok Sim taysu adalah tokoh Siauw lim-pay
yang ternama, aku harus percaya kepada
keterangannya. Tetapi........ Saudara Yen Siu
Hiat......" Ia memandang kearah pendekar sastrawan besi
Yen Siu Hiat. Yen Siu Hiat berkata : "Maksudmu....."
Kang Puh Cing berkata: "Urusan ini masih sangat gelap, bisakah
saudara Yen Siu Hiat memberi keterangan yang
lebih terperinci ?" Yen Siu Hiat berkata : "Adikku berguru kepada Put Im suthay di Ciok
cuk-am, setiap tahun aku mengunjunginya untuk
melihat keadaannya. Tidak disangka, kemarin
malam telah terjadi kejadian yang seperti ini..."
Hampir Yen Siu Hiat mengucur air mata,
sedapat mungkin menahan rasa sedih itu dan
meneruskan ceritanya. "Waktu kejadian tepat pada kentongan kedua,
disaat aku mendatangi Ciok-cuk-am, terdengar
suara benturan2 pedang, mengawatirkan keselamatan adikku, disaat aku dan susiok
menuju kesana, adikku sudah mati menggeletak di
508 tempat tidur, waktu itu Kang Han Cing sedang
mengambil pedang Liauw-in sumoay, hendak
membikin pembunuhan total."
Kang Puh Cing berkerutkan alis, ia berkata :
"Ah........ah......apa betul
perbuatan yang seperti itu ?"
jietee melakukan Put-im suthay menggebrak meja, dengan marah
membentak : "Saudaramu telah melakukan suatu perbuatan
terkutuk, bukti2 dan saksi2 sudah ada, apa lagi
yang hendak disangkal ?"
Digertak dan diancam demikian Kang Puh Cing
tidak menjadi gentar. Put-im suthay ada ketua
vihara Ciok-cuk-am, ilmu kepandaiannya tidak
bisa dipandang ringan. Saudara seperguruan Putim Suthay yang bernama Bu Houw taysu sedang
mengalami masa jaya, menjabat kedudukan ketua
partai Ngo-bie-pay. Disamping itu, ketua kelenteng Cu lian sie Ciok
Sim taysu juga termasuk jago silat mandraguna,
salah satu cabang partay Siauw-lim-pay.
Disamping itu, pendekar sastrawan besi Yen Siu
Hiat menjadi anak angkat dari ketua Penganungan
Jaya, sang paman Yen Siu Hiat yang bernama Yen
Yu Sian yang bergelar si Hakim bermuka merah
kini menjabat wakil ketua Penganungan Jaya,
kedudukan ketua Penganungan Jaya sebagai
Datuk barat cukup untuk menjadi bukti, bahwa
mereka memiliki kekuatan2 yang luar biasa.
*** 509 Bab 20 SlAUW-LIM-PAY, Go-bie-pay, dan
penganungan jaya sedang memberi
kepada keluarga Datuk Selatan.
benteng tekanan Terhadap ketiga ancaman kekuatan itu, Kang
Puh Cing tidak menjadi gentar, dengan sabar ia
berkata : "Kuharap saja suthay sekalian bisa bersabar,
cerita tentang adikku itu agak menyimpang dari
sifat2 kebiasaannya........"
Put-im suthay cepat naik darah, dia memotong
pembicaraan orang, katanya :
"Oh begitu " Apa kau kira kami yang sengaja
mencari setori " Membuat cerita burung ?"
Kang Puh Cing berkata : "Murid suthay telah diperkosa dan dibunuh
orang. Tentu bukan cerita burung. Tapi hal ini
menyangkut nama baiknya adikku, juga menyangkut nama kebesaran Datuk Persilatan.
Bukan aku membela adik sendiri, seharusnya
suthay membikin keterangan yang lebih jelas."
Hebat ! Pembelaan yang hebat ! Sebagai Kang
toa kongcu, tidak percuma Kang Sang Fung
melahirkan putra sebagai Kang Puh Cing.


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Suaranya tiada gentar, gagah dan jelas, tanpa
mengandung kemarahan ia masih belum kehilangan kewibawaannya.
510 Put im suthay terkenal sebagai tokoh silat yang
tidak mudah dihadapi, tapi nama Datuk selatan
juga bukan nama kosong, ia tidak berani gegabah,
wajahnya ditekuk masam2, dengan dingin berkata
: "Menurut pendapatmu, apa yang harus kami
lakukan ?" Kang Puh Cing menoleh kearah Ciok-Sim taysu,
ia berkata kepada padri tersebut.
"Disaat taysu dan saudara Yen Siu Hiat tiba di
Ciok-cuk-am, itu waktu jiete masih belum pergi,
apa yang jiete katakan kepada kalian?"
Ciok-Sim taysu memiliki kepandaian melebihi
orang, menyebut nama budha dan berkata :
"Omitohud. Menurut keterangan Kang-jie kongcu, ia sedang mengejar sesuatu bayangan
hitam, dipancing sehingga tiba disana."
Kemudian Ciok Sim taysu mengulang kembali
cerita Kang Han Cing. Put-im-suthay menjadi tidak sabar, ia berkata :
"Tapi siapa yang bisa percaya kepada obrolan2
itu ?" Kang Puh Cing tidak mendebat cemoohan Putim-suthay, ia berpikir beberapa waktu kemudian
berkata : "Apa lagi yang jiete katakan kepada taysu ?"
Ciok Sim taysu berkata : 511 "Menurut keterangan Kang Jie kongcu, tentunya
perbuatan lengcu Panji Hitam. Fitnah yang sengaja
hendak menjatuhkan pamornya. Tapi.......... Liauw
In nikouw ini pernah menunjuk dengan pasti,
kalau perbuatan2 itu adalah perbuatan Kang jie
kongcu." Kang Puh Cing menoleh kearah Liauw in
nikauw, dan biarawati muda itu memandangnya
dengan sinar mata penuh kebencian.
Masalah besar yang tidak dapat dipecahkan,
memakan waktu dan membutuhkan kesabaran
yang luar biasa, Kang Puh Cing meremas2
tangannya sendiri, per-lahan2 berkata :
"Hingga saat ini, jietee masih belum kembali,
aku percaya kepada sifat2 dan kepribadian adikku
itu, kukira keterangan yang diberikan oleh Liauwin nikouw masih membutuhkan pertimbangan...."
Kemarahan Put-im suthay memuncak, lagi-lagi
ia memotong pembicaraan orang, katanya :
"Bohong! Menurut apa yang kutahu, di dalam
rimba persilatan tidak ada perkumpulan baru yang
seperti digambarkan seperti anak buah lengcu
Panji Hitam. Apa anak muridku harus menjadi
korban percuma" Begitu saja kau mengelakan
tanggung jawab " Melemparkan kepada sesuatu
yang tidak ada." Kang Puh Cing berkata : "Suthay mempunyai kedudukan baik di dalam
rimba persilatan, kita harus memegang teguh
512 panji2 keadilan, menurut pendapat suthay,
bagaimana kita harus menghadapi persoalan ini?"
Put-im-Suthay berkata : "kedatanganku ketempat ini sangat singkat,
sengaja aku meminta putusanmu, sebagai putra
dari seorang datuk selatan, kau harus bisa
mengambil putusan yang tepat. Kalau memang
bukan perbuatan adikmu, bila kau bisa menyerahkan pembunuhnya itu?"
"Penjahat pasti kuserahkan !" berkata Kang Puh
Cing. "Kalau betul hasil karya itu adalah buah
tangan adikku, tentu aku bisa menyerahkan jiete
kepadamu. Tidak kubela. Tapi kalau saja ada
penjahat lain yang hendak menjerumuskan keluarga kami kedalam kenistaan, biar bagaimana
kami tidak bisa menolak tanggung jawab itu. Yang
penting, berilah kami waktu dengan batas2 waktu
tertentu, akan kami selidiki urusan dengan sebaik2nya, membekuk batang leher si penjahat yang
asli, untuk diserahkan kepada suthay."
Put-im suthay berkata : "Menurut pendapat Kang toakongcu, berapa
lama bisa membekuk batang lehernya si penjahat?"
Se-olah2 berpikir lama, Kang Puh Cing
menggelengkan kepalanya, berkerut alis beberapa
waktu, sesudah itu memandang kepada keempat
tamunya dan berkata : "Menurut perkiraanku, paling cepat sepuluh
hari, paling lambat satu bulan, didalam waktu satu
513 bulan ini, kukira harus memberi pertanggung
jawaban kepada suthay sekalian."
Jawaban Kang Puh Cing kepada Put im suthay
dan kawan2 adalah jawaban yang sudah
dirundingkan masak2, jawaban yang sudah
disetujui oleh Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat,
sengaja menarik waktu menjadi satu bulan, agar
mereka mempunyai banyak waktu dan kebebasan
untuk membekuk batang lehernya si penjahat yang
asli. Dengan dingin Put-im suthay berkata :
"Memang Kang toakongcu lebih hebat dari Kang
jiekongcu. Menurut janji adikmu, paling cepat tiga
hari, paling lambat sepuluh hari ia bisa membekuk
batang lehernya si penjahat yang asli. Tentu saja
dia sendiri. Kini Kang toakongcu telah memperpanjang tiga kali, didalam waktu satu
bulan, bukankah begitu?"
Kang Puh Cing berkata : "Sehingga saat ini jiete masih belum kembali.
Sangat menyesal sekali. Aku harus meminta
keterangan jietee, baru bisa men-duga2 dan mengira2, betul tidak ia cerita itu, kalau betul jiete telah
melakukan perbuatan jahat, mudah saja kuserahkan kepada kalian. Kalau sampai terjadi
tipu muslihat musuh sebagai penjahat ulung,
tentunya mereka pandai membawa diri dan
bersembunyi, waktu satu bulan itu bukanlah
waktu yang terlalu lama."
Put-im suthay tertawa dingin, katanya lagi :
514 "Dimisalkan adikmu tidak kembali dalam waktu
satu bulan, apa kau meminta perpanjangan waktu
lagi ?" Hati Kang Puh Cing sudah mendongkol, ia tidak
mau mengutarakan pada wajahnya, dengan
tersenyum berkata: "Dimisalkan kalau sampai satu bulan jiete
belum kembali, apa boleh buat aku harus
meringkus adik sendiri, digiring dan digusur ke
vihara Ciok-cuk-am, harus diserahkan kepada
suthay. Maksud suthay seperti ini, bukan"
Baiklah, kalau suthay tidak mempunyai itu
kesabaran, kalau saja suthay mampu menemukan
jejak adikku, boleh saja ringkus dahulu, mau
mencincang atau menggorok lehernya boleh saja."
Sepasang mata Put-im suthay ber-kilat2 ia
berkata : "Inilah janji Kang toa kongcu sendiri, jangan
sesalkan orang dikemudian hari."
Kang Puh Cing menganggukkan kepala, dan
berkata : "Ya. Suthay telah mendapat ijinku."
"Baik. Kami meminta diri." berkata Put-im
suthay singkat. Mengajak Ciok Sim taysu, pendekar sastrawan
besi Yen Siu Hiat dan Lauw in nikouw, Put-im
suthay meninggalkan gedung keluarga Kang.
Kang Puh Cing mengantar keempat tamu itu
sehingga jauh didepan. 515 *** Bab 21 SESUDAH betul2 mengetahui Put-im Suthay
dkk meninggalkan gedungnya, Kang Puh Cing
berjalan masuk menuju kearah ruang dalam,
disana ia disambut oleh Goan Tian Hoat.
"Sudah pergi ?" Goan Tian Hoat meminta
ketegasan. Kang Puh Cing menganggukkan kepala, ia
berkata : "Saudara Goan juga sudah pembicaraan mereka, bukan " pendapatmu ?" mengikuti Bagaimana Dengan tertawa Goan Tian Hoat berkata :
"Biasanya Put-im suthay itu cepat naik darah,
kukira pertempuran tidak bisa dielakan, beruntung
nama datuk selatan masih melindungi kita, ia
masih tidak berani berlaku kurang ajar kepada
kita, hari ini ia memiliki kesabaran yang luar
biasa." "Tapi ia menggebrak meja, kukira isi meja itu
sudah menjadi hancur dan sudah tidak bisa
digunakan lagi." "Langkah Kang toa kongcu sangat tepat, hanya
ada sedikit kekurangan." berkata Goan Tian Hoat.
"Di bidang apa?" bertanya Kang Puh Cing.
516 Goan Tian Hoat berkata : "Kang toakongcu telah melepas janji kepada
Put-im suthay, kalau saja mereka bisa menemukan
jiekongcu, Kang toa kongcu tidak keberatan kalau
mereka meringkus jiekongcu. Inilah persoalan
sulit, sedikit banyak bisa mengganggu usaha
jiekongcu. Apa toakongcu tidak memikirkan
keselamatan adik sendiri ?"
Dengan dingin Kang Puh Cing berkata :
"Aku sedang mendongkol kepada sikap Put im
suthay yang seperti itu. Maka telah lepas janji yang
seperti tadi. Tapi mengingat ilmu kepandaian jiete,
mungkinkah jiete bisa diringkusnya " Apa lagi jiete
mengganti wajah, siapa yang bisa mengenali Kang
Han Cing lagi ?" Betulkah " Tidak ada yang bisa mengenal Kang
Han Cing" Mengapa Kang Puh Cing melepas janji
yang menjerumuskan adik sendiri kedalam lembah
kesulitan " *** Mengikuti perjalanan Put-im-suthay, Ciok Sim
taysu, Yen Siu Hiat, dan Liauw in nikouw.
Sesudah berkunjung ke gedung keluarga Kang,
mereka dipaksa kembali tanpa hasil. Sebentar
kemudian, mereka sudah berada dipegunungan
Cin-lian-san. Seorang padri berjubah abu2 berdiri ditepi jalan,
melihat munculnya keempat orang itu, cepat2
517 menyongsong kedepan, merangkapkan
tangan memberi hormat, dan berkata:
kedua "Suhu !" Ciok-Sim-taysu memandang kearah padri itu,
dengan heran ia bertanya :
"Hu-jie, ada sesuatu yang terjadi di kelenteng ?"
Padri yang dipanggil Hu-jie itu menjawab :
"Atas perintah kepala bagian penerimaan tamu,
teecu diharuskan menunggu di tempat ini
menyerahkan sepucuk surat kepada suhu."
Ciok Sim taysu semakin heran, ia bertanya :
"Ada apa ?" "Teecu diharuskan segera menyerahkan surat
yang amat penting." "Dimana surat itu menjulurkan tangan.

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?" Ciok Sim taysu Hu-jie segera merogoh saku, mengeluarkan
sepucuk surat, dengan ber-hati2 dengan kedua
tangan diserahkan kepada ketua kelentengnya.
Ciok Sim taysu menyambuti surat itu dan
bertanya : "Siapa yang mengirim surat ini ke kelenteng ?"
Hu-jie menjawab : "Ada seseorang yang mengenakan pakaian
pengurus rumah tangga datang ke kelenteng,
memberitahu kepada suhu bagian penerimaan
tamu, surat ini amat penting, penting sekali, dan
518 harus segera diserahkan kepada suhu untuk
dibuka sendiri." Mulut Ciok Sim taysu berkemak-kemik, surat
siapa lagi, tangannya segera merobek sampul,
disana ia membaca surat itu, tiba2 saja wajah
berubah, surat tadi disodorkan kepada Put-im
suthay dan berkata : "Lihat !" Put-im suthay bertanya : "Apa ada hubungan denganku ?"
Ciok-sim taysu menganggukan kepala.
Maka Put-im suthay menerima surat itu dan
membaca, demikian bunyi tulisan :
"Disampaikan kepada Put-im suthay dan Ciok
Sim suthay ditunggu kedatangan jiwie berdua
dikota Kui-lian-shia. Segera ! Penting !"
Tertanda tangan : Kang Han Cing.
Tulisan itu sangat indah, suatu tanda bahwa
putra Datuk Persilatan daerah selatan Kang Han
Cing memiliki pendidikan yang sempurna.
Put-im suthay semakin gemas, mengertek gigi
dan berkata : "Gila! Mengandalkan kekuasaan bapaknya yang
sudah mati, ia berani menantang ?"
Ciok Sim taysu menyebut nama budha dan
berkata : "Omitohud, bagaimana pendapat suthay
?" 519 Put-im suthay berkata : "Inilah surat tantangan.
Biar bagaimana kita harus segera pergi."
Mengikuti percakapan2 kedua orang tua itu,
pendekar sastrawan besi Yen Siu Hiat bisa
menduga dari mana datangnya surat itu, ia
bertanya : "Susiok, apa surat Kang Han Cing ?"
Ciok Sim taysu menganggukkan kepala berkata
: "Ya." "Apa yang dikatakan ?"
"Ia menunggu dikota Kui-lian-shia."
"Mari kita segera pergi."
"Sabar." berkata Ciok Sim taysu. "Ia hanya
mengundang aku dan Put-im suthay, kalian lebih
baik pulang saja ke kelenteng dan ke wihara,
tunggu saja disana."
Yen Siu Hiat berkata : "Susiok, dia telah
membunuh adikku, bagaimana.........."
Tidak menunggu sampai Yen Siu Hiat sampai
selesai bicara, Ciok Sim taysu berkata :
"Bukan aku melarang turut sertanya diri kalian.
Tapi Kang Han Cing hanya mengundang dua
orang, tentu banyak rahasia yang hendak
disampaikan. Tidak mau diketahui oleh kalian.
Dengan adanya Put-im suthay turut serta, apakah
kau tidak percaya ?"
Yen Siu Hiat menundukkan kepala.
520 Put-im suthay menoleh kearah Liauw In nikouw
dan berkata : "Kau juga boleh kembali."
Liauw In nikouw membungkukkan badan
menerima perintah itu, dan kembali ke-Ciok-cukam.
Put-im suthay memandang kearah Ciok Sim
taysu dan berkata : "Mari !"
Seorang biarawati tua dan seorang padri tua itu
menuju kearah kota Kui-lian-shia.
Kui-lian-shia berarti kota Topeng Setan.
Lahirnya nama ini dikarenakan kota itu yang
mempunyai bentuk seperti topeng setan, se-olah2
muka seorang yang beringas, terdapat ukiran2
yang tidak sama, maka untuk daerah Lam-keng,
kota itu dipanggil sebagai kota Kui-lian-shia.
Waktu menjelang sore, peninggalan kota kuno
Kui-lian-shia telah membawa sejarah yang
menyedihkan, banyak batu2 dan rumput alang2
disekitar daerah itu. (Bersambung 9) *** 521 Jilid 9 TIDAK lama sejak Put-im suthay dan Ciok Sim
taysu tiba ditempat itu, tiba2 terdengar satu suara
yang garing tertawa, katanya :
"Selamat datang kepada Put-im suthay dan Ciok
Sim taysu, Kang Han Cing sudah menunggu lama."
Put-im suthay dan Ciok Sim taysu menoleh
kearah datangnya suara itu, disana berdiri seorang
pemuda berbaju hijau dengan alis lentik wajahnya
tampan, tertawa memandang mereka, itulah Kang
Han Cing. Ciok Sim taysu merangkapkan kedua tangan
memberi hormat dan berkata :
"Omitohud ! Membuat siecu menunggu lama."
Put-im suthay belum pernah bertemu muka
dengan Kang Han Cing, ditatapnya pemuda itu
sekian saat, dan ia bertanya dingin.
"Kau inikah yang bernama Kang Han Cing?"
"Betul ! Aku yang bernama Kang Han Cing."
"Manusia terkutuk," berkata Put-im suthay,
"Masih berani kau menemui orang?"
Alis lentiknya Kang Han Cing terjingkat, ia
tersenyum kecil berkata :
"Eh, datang2 memaki orang" Undanganku
bukan ditujukan untuk kalian berbuat seperti itu.
Gunakanlah sedikit etiket baik."
"Manusia durjana, sesudah memperkosa dan
membunuh muridku, apalagi yang kau mau."
522 Memang adat Put-im suthay agak aseran,
mentang2 berkepandaian silatnya tinggi, maka
sering menghina orang. Mau menang sendiri. Apa
lagi didalam persoalan ini, ia memang harus
mendapat kemenangan, ia harus segera menyingkirkan orang yang sudah memperkosa dan
membunuh muridnya. Kang Han Cing ter-senyum2.
Put-im suthay membentak lagi :
"Hayo ! Masih mau menyangkal " Hendak putar
lidah " Akuilah perbuatanmu, kau sudah
memperkosa dan membunuh muridku, bukan ?"
"Baiklah," berkata Kang Han Cing tertawa. "Aku
mengakui, aku tidak menyangkal lagi. Yen Siu Lan
sudah kuperkosa, Yen Siu Lan sudah kubunuh
mati. Apa lagi yang kau mau" Apa yang kau bisa
lakukan kepada Kang Han Cing ?"
"Tidak suthay. menyangkal lagi ?" berkata Put-im "Tidak perlu menyangkal. Kalian bisa apa ?"
berkata Kang Han Cing menantang.
Srettt . . . . Put-im suthay sudah mencabut keluar pedangnya, dihadapi Kang Han Cing dengan gemas
geregetan ia berkata : "Akan kucincang seiris demi seiris tubuhmu,
baru bisa melampiaskan rasa sakit hatiku."
"Inikah kata2 seorang biarawati?"
523 "Lekas keluarkan pedangmu. Mari kita bertempur tiga ratus jurus." berkata Put im suthay.
"Eh, masih berani menantang?" berkata Kang
Han Cing. Ciok Sim taysu berkerut alis, ia merangkapkan
kedua tangan, menyebut nama Budha dan berkata
: "Sabar ! Kuharap suthay menjadi sabar.
Kedatangan kita ketempat ini atas undangannya.
Tanyakan dahulu, apa maksudnya mengundang
datang ?" Put-im suthay berkata: "Sudah kau dengar sendiri, dia mengakui semua
perbuatan itu, bukan" Apalagi yang hendak
ditanya?" Dengan tertawa Kang Han Cing berkata:
"Kuundang jiehui berdua ketempat ini, karena
aku hendak memberi sedikit keterangan."
"Lekas katakan keteranganmu itu." berkata Putim suthay dingin.
Kang Han Cing tidak segera lekas2 mengucapkan suaranya, lebih dahulu ia menggibrik2kan bajunya yang kena debu, sesudah itu
dengan sepatah demi sepatah ia berkata:
"Kang Han Cing belum pernah melakukan
sesuatu dengan dibawah ancaman, maka kalau
mau mendengar keteranganku, simpan dahulu
pedang itu. Agar tidak membawa mesiu peperangan." 524 Put-im suthay geregetan sekali, tapi apa boleh
buat, ia menancapkan pedangnya di tanah,
sesudah itu ia berkata : "Nah ! Lekas katakan, keterangan yang hendak
kau beritahu !" Kang Han Cing tertawa kecil, memandang kedua
jago silat itu lalu berkata:
"Jiewie berdua telah berkunjung ke gedung
keluarga Kang ?" "Tidak salah." berkata Ciok Sim taysu. "Kami
baru saja meninggalkan rumahmu."
"Mengapa pergi kesana ?" bertanya Kang Han
Cing. Dengan marah Put-im suthay berkata :
"Kau telah melakukan suatu perbuatan nista,
aku kesana mencarimu untuk meminta pertanggungan jawab !"
"Sekarang aku sudah berada didepan jiewie
berdua, bukan?" berkata Kang Han Cing
menantang. Put-im suthay berkata: "Kau adalah putra kedua dari Datuk selatan
Kang Sang Fung, kalau tidak mengunjungi gedung
keluarga Kang, kemana harus mencari dirimu?"
Kang Han Cing berkata: "Kuberi peringatan keras, untuk selanjutnya
jangan sekali2 mengacau gedung keluarga Kang.
Jangan sekali-kali mengganggu ketenangan 525 keluargaku. Jangan sekali2 mengganggu toako.
Kalau saja....hem..... hem... jangan katakan Kang
Han Cing keterlaluan."
Nada suara Kang Han Cing menjadi begitu
congkak dan terkebur, sangat temberang.
Ciok Sim taysu merangkapkan kedua tangan
dan berkata :

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Omitohud, apa hanya kata2 ini yang hendak
siecu keluarkan ?" "Masih mau apa lagi ?" berkata Kang Han Cing.
"Omitohud." berkata Ciok Sim taysu. "Lolap kira
akan mendengar keterangan yang lebih penting,
ternyata hanya pepesan kosong."
Kang Han Cing berkata : "Kalau kalian percaya dan yakin kepada ilmu
kepandaian sendiri, kalau kalian bisa memenangkan diriku, langsung saja membuat
perhitungan dengan aku, jangan mengganggu
toako, jangan mengganggu gedung keluarga Kang."
"Bocah kurang ajar," bentak Put-im Suthay,
"sampai dimanakah tingginya ilmu kepandaianmu,
berani menantang orang" Baik. Aku hendak
mencoba, sampai dimana ilmu kepandaian Kang
jiekongcu." Betul2 Put-im taysu melaksanakan ancamannya, ia mencabut kembali pedang yang
tertancap di tanah, siap menempur Kang Han Cing.
526 Kang Han Cing memang bermaksud menempur
kedua orang itu, sengaja memancing insindent2 ia
berkata: "Apa hanya seorang saja" Lebih baik maju
berbareng." Kecepatan Put-im suthay begitu hebat, tanpa
menunggu selesainya ucapan Kang Han Cing, ia
mengayun pedang menabas sepasang kaki pemuda
ugal2an itu. Sebagai seorang saudara ketua partai Ngo-biepay, Put-im suthay mendapat nama yang cukup
harum, tidak kalah dibelakang nama Bu Houw
taysu, gerakan ilmu pedangnya begitu cepat,
mengancam dengan jitu. Gerakan Put-im suthay sangat cepat, tapi
gerakan Kang Han Cing juga sangat cekatan,
wingg..... serangan pedang itu lolos dari bawah
ujung kaki. "Ha, ha"." Kang Han Cing tertawa, Sreet". dia
juga menghunus pedang. Put-im suthay tidak mau banyak bicara lagi,
giliran pedang yang bicara ia menyabet, menusuk,
dan membacok. Semakin lama, tekanan cahaya pedang itu
semakin rapat, se-olah2 sudah mengurung seluruh
jalan Kang han Cing. *** 527 Bab 22 DENGAN bajunya yang berkibar-kibar, Kang
Han Cing mengelakan setiap serangan. Berputar
disekitar tempat itu, tidak hentinya tangan
menyebar sesuatu. Bagaikan bayangan seseorang, Put-im suthay
mengikuti larinya pemuda itu.
"Bocah terkutuk." Put-im suthay memaki,
"hanya sampai disinikah ilmu kepandaianmu ?"
Satu saat, cahaya pedang berobah menjadi
enambelas batang, menuju kearah batok kepala
Kang Han Cing, inilah ilmu kebanggaan Put-im
Suthay ! Kang Han Cing menggelengkan kepala dengan
satu cara yang tidak mudah dilihat, ia berhasil
mengelakan datangnya ancaman maut. Sesudah
keluar menerobos kepungan cahaya pedang, ia
mulai mengayun senjata, mulutnya berkata :
"Nenek tua, inilah serangan balasanku."
Tubuhnya menyempong kesamping, tangannya
dijulurkan kedepan, maka pedang itu bergerak dari
jurusan yang sulit diduga, menyerang Put-im
suthay. Put-im suthay juga termasuk salah seorang ahli
pedang, melihat cara2 gerakan Kang Han Cing,
hatinya tercekat, serangan yang seperti itu tidak
boleh ditangkis, jalan yang terbaik adalah
mengelakan. Mengenjot tubuh, Put-im suthay
lompat kebelakang. 528 Giliran Kang Han Cing yang mengambil inisiatif
penyerangan, berulang kali menusukkan senjatanya. Agak repot juga Put-im suthay mengelakkan
datangnya serangan2 itu. Tiba2 ia rasakan
perubahan sesuatu, tenaganya banyak berkurang.
Dengan tertawa Kang Han Cing berkata :
"Nenek tua, hanya sampai disini sajakah ilmu
kepandaianmu ?" Situasi berubah, dunia berputar. Kalau dalam
serangan pertama tadi Put-im suthay mendesak
dan merangsak Kang Han Cing, kini keadaan telah
berputar seratus delapan puluh derajat, Kang Han
Cing yang memegang inisiatif mengancam dan
mendesak lawannya. Put-im Suthay berusaha mengelak dan menangkis serangan itu, agak sulit juga, semakin
lama tenaganya semakin pudar.
Kang Han Cing menusuk lagi !
Put-im suthay mengertak gigi, menyentilkan
pedangnya, menukik dan menghajar. Indah ilmu
kepandaian terakhir, ilmu kepandaian simpanan
yang sering membuat mematahkan semangat
lawan. Sebagai seorang ahli pedang puluhan tahun,
Put-im Suthay mengancam delapan jalan darah
Kang Han Cing. Kalau saja salah satu dari
ancaman itu mengenai sasarannya, tubuh Kang
Kan Cing akan terkapar di tanah.
529 Kang Han Cing tertawa dingin, pundaknya
terangkat, menangkis datangnya serangan itu.
Tranggggg". Pedang Put-im suthay diterbangkan !
Secepat itu pula, Kang Han Cing meneruskan
serangan, menotok jalan darah Put-im suthay.
Tubuh Put-im suthay jatuh ngusruk di tanah,
dia bingung memikirkan kejadian2 tadi, bagaimana
dengan mendadak sontak tenaganya bisa lumer
dan lembek" Apa yang telah terjadi" Karena itulah,
tanpa ada pegangan kekuatan, pedangnya
diterbangkan Kang Han Cing. Tentu telah terjadi
sesuatu. Menyaksikan jatuhnya sang kawan, Ciok Sim
taysu terkejut, ia melejitkan tubuh menyelak di
tengah dan membentak: "Kang Han Cing, jangan kau main gila !"
Kang Han Cing memperlihatkan sikapnya yang
angkuh dan sombong, melirik kearah Ciok Sim
Taysu dan berkata : "Nah ! Kini giliranmu !"
Jarak Ciok Sim Taysu dan Kang Han Cing
sudah sangat dekat, padri tua itu menganggukan
kepala berkata : "Baik. Giliranku pelajaran." yang hendak meminta Kang Han Cing telah menjatuhkan Put-im
suthay dalam waktu yang sangat singkat, hal ini
membuat Ciok Sim taysu tidak berani memandang
530 ringan kepada lawannya. Ia lebih berhati-hati,
menyedot napasnya dalam2. Dicurahkan kearah
kedua telapak tangan, siap menghadapi pertempuran. "Aaaaah......." Tiba2 saja Ciok Sim Taysu
tercekat, tangannya tidak bisa diangkat, wajahnya
berubah, ia telah terkena semacam racun yang
tidak terlihat, karena itu seperti keadaannya Putim Suthay yang tidak bisa memegang pedangnya,
kekuatan Ciok Sim taysu juga lenyap, karena
adanya sesuatu yang berada di luar dugaan ini,
sepasang matanya memandang wajah Kang Han
Cing, menduga kalau putera dari keturunan Datuk
Persilatan itu main gila, si padri mengeluarkan
bentakan : "Kang Han Cing, berani kau main gila" Racun
apa yang sudah kau tebarkan kepadaku ! Mengapa
menjadi seperti ini ?"
Kang Han Cing menengadahkan kepala, tertawa
dingin dan berkata : "Lucu ! Apa2an kau ini ?"
Dengan mengertak gigi Ciok Sim taysu berkata :
"Kang Han Cing, kau telah membuat perkosaan
melakukan pembunuhan, masih berani menaburkan racun kepadaku dan Put-im suthay"
Betul2 jahat, betul2 jahat"."
"Tutup mulut !" bentak Kang Han Cing.
"Berulang kali kau berlaku tidak sopan. Akan
kubunuh dirimu." 531 Pedangnya disodorkan kearah Ciok Sim taysu. kedepan, menjurus Betapa lihaypun ilmu kepandaian Ciok Sim
Taysu, karena ia sudah mendapat taburan obat
racun lemas, tanpa bisa dielakan, pedang Kang
Han Cing menotok jalan darahnya.
Gedebrok, ia jatuh di tanah.
"Ha, ha, ha....." Kang Han Cing tertawa besar,
menudingkan jari kearah Put-im suthay dan Ciok
Sim taysu, ia berkata : "Ha, ha.... tokoh2 Ngo-bie-pay dan Siauw-limpay, hanya seperti ini sajakah kepandaianmu !
Kalau betul2 kalian mempunyai ilmu kepandaian,
langsung berhadapan dengan aku, jangan kau
mengganggu saudaraku lagi. Jangan berani2
mengganggu gedung keluarga Kang, heee!"
Wajah Put-im suthay pucat pasi, peredaran
jalan darahnya membeku, ia tidak bisa bergerak,
hanya mulutnya yang masih mendapat kebebasan
ia mengumpat caci. "Manusia terkutuk. Durjana, sudah memperkosa orang, membikin pembunuhan,
berani kau menghina lagi " Bah ! Hayo ! Kalau kau
mempunyai keberanian, bunuh aku sekalian."
Sepasang mata Kang Han Cing berkilat-kilat ia
berkata: "Maksudku bukan hendak membikin pembunuhan, tapi...kau sendiri yang minta mati,
baiklah. Kau kira aku takut kepada Ngo-bie-pay,
532 lebih baik kuputuskan sepasang telingamu untuk
memberi peringatan....."
Secepat itu pula, pedang Kang Han Cing
melayang, meluncur kearah kepala Put-im suthay,
dengan maksud membabat sepasang telinga
biarawati itu. Disaat ini, satu bayangan meluncur datang,
mulutnya berteriak keras:
"Jiete, jangan!"
Bayangan yang datang adalah putra tertua dari
gedong keluarga Kang, Kang Puh Cing!
Kang Han Cing mendongakkan kepala, mengenali siapa yang datang, segera ia berdehem
keras, melirik kearah Put-im suthay Ciok-sim
Taysu lalu berkata: "Sepasang telinga masih beruntung!"
Sesudah itu, Kang Han Cing melejitkan kaki


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meluncur kearah utara, meninggalkan Kang Puh
Cing. Kang Puh Cing segera berteriak :
"Jietee....." Tapi Kang Han Cing tidak panggilan itu, meluncur lari pergi !
menghiraukan Kang Puh Cing menghampiri Put-im Suthay dan
Ciok Sim taysu, ia berkata :
"Eh, bagaimana bisa terjadi kejadian yang
seperti ini ?" Ciok Sim taysu menyebut nama budha berkata :
533 "Kedatangan Kang toakongcu sangat kebetulan.
Lolap dan suthay ini telah diracuni oleh adikmu,
menderita keracunan dalam."
"Ah..." Kang Puh Cing terkejut, "Betul " jiete...."
Disaat ini, lain bayangan lagi meluncur datang,
ia memotong pembicaraan Kang Puh Cing.
"Seharusnya toakongcu bisa membedakan,
orang tadi bukanlah Kang Jie kongcu yang asli !"
Orang yang datang belakangan ini
pendekar cerdik pandai Goan Tian Hoat.
adalah Kang Puh Cing terkejut, hatinya tergetar,
dengan memaksa tertawa ia menoleh kearah Goan
Tian Hoat dan berkata: "Eh mengapa saudara Goan datang turut serta?"
Dengan tertawa Goan Tian Hoat berkata:
"Untuk menjaga sesuatu dari ketidak-beresan,
dengan membawa beberapa orang kita, kita selalu
siap untuk membantu."
Apa yang Goan Tian Hoat kemukakan memang
betul terjadi. Empat orang laki2 berpakaian ringkas
dengan golok dipinggang lari mendatangi, mereka
adalah anak buah gedung keluarga Kang.
Kang Puh Cing menganggukkan kepala berkata:
"Put-im suthay dan Ciok Sim taysu telah
menderita keracunan dalam, mari kita menggotong
dan menolong mereka."
*** 534 Meninggalkan cerita Kang Puh Cing, Goan Tian
Hoat, dan orang2 gedung keluarga Kang yang
membawa Put-im suthay dan Ciok sim taysu
kembali ke gedung datuk persilatan daerah
selatan. Menyusul jejak bayangan Kang Han Cing yang
melesat kearah utara ini.
Tidak lama dari berkelebatnya bayangan Kang
Han Cing, dari balik semak2 muncul pula lain
bayangan, mengikuti bayangan Kang Han Cing
didepan. Yang mengherankan, bayangan yang dibelakang
juga adalah bayangan Kang Han Cing, ada dua
Kang Han Cing, sampai di sini sudah waktunya
kita membuka sedikit tabir rahasia, bayangan yang
didepan adalah benar Kang Han Cing palsu yang
dikatakan oleh Goan Tian Hoat tadi dan bayangan
yang dibelakang adalah Kang Han Cing yang asli,
yang palsu adalah orang yang sudah membunuh
Yen Siu Lan divihara Ciok-cuk-am, dan bayangan
yang dibelakang adalah Kang Han Cing aseli,
hendak membekuk lehernya si penjahat, mencari
tahu dengan alasan apa orang hendak mencelakakan dirinya. Dua bayangan itu saling meluncur, yang
didepan cepat, tapi Kang Han Cing mengikuti
dengan ber-hati2, agar jejaknya tidak kelihatan
oleh orang yang dibuntuti.
Waktu sudah menjelang sore, pohon2 sudah
tunduk kebawa, matahari sebagian sudah berada
di bawah tanah. 535 Mereka masih maksimum. meluncur dengan kecepatan Semakin lama hari menjadi gelap, tiga puluhan
lie telah mereka liwatkan.
Tidak jauh lagi, didepan tampak semak2 pohon
belukar, dimana ada cahaya lampu yang dipasang,
itulah sebuah bangunan, bangunan di tengah2
semak belukar. Kang Han Cing palsu melesatkan diri memasuki
tempat bangunan itu. Kang Han Cing asli menyedot napasnya dalam2,
ia tidak membiarkan musuhnya lewat lepas begitu
saja, juga harus dijaga agar tidak diketahui orang,
kalau ia membuat pembuntutan.
Ia juga turut masuk kedalam gedung itu.
Hampir disaat yang bersamaan, kedua orang
tadi memasuki gedung didalam rimba belukar.
Orang yang didepan langsung menuju ke arah
pekarangan, langkahnya diarahkan ke kamar
bagian selatan. Disana tampak lampu penerangan.
Kang Han Cing mengawasinya dengan mata
tidak berkesiap. Sebentar kemudian, si Kang Han Cing palsu
sudah mengetok jendela, suaranya sangat perlahan
sekali. Tidak lama jendela terbuka, disana tampak
seorang gadis pelayan berpakaian hijau menongolkan kepalanya dan bersorak girang :
"Nona baru kembali ?"
536 "Ya !" orang yang menyamar menjadi Kang Han
Cing adalah seorang wanita, maka gadis pelayan
ini memanggilnya sebagai nona.
Kang Han Cing palsu segera lompat masuk
kedalam kamar itu. Dan sekejap kemudian,
jendelapun sudah ditutup kembali.
*** Bab 23 SI GADIS pelayan berbaju hijau membukakan
sepatu sang majikan, maka tampak kakinya yang
kecil. Kini, Kang Han Cing palsu membuka baju
luarnya, tampak tubuh montok berpakaian
ringkas. Dadanya membusung ke-depan, pinggangnya ramping, pinggulnya nonjol keluar,
sangat menarik pria. Dia duduk disebuah kursi, dan membuka topi,
rambutnya yang panjang hitam jengat terurai
panjang. Gadis ini mempunyai wajah yang cantik
memikat, mempunyai potongan tubuh yang padat.
Setelah memperhatikan itu semua Kang Han
Cing melayang masuk, ia harus segera bisa
membongkar penyamaran jahat.
Si gadis pelayan berbaju hijau bisa melihat
adanya pria yang nyelonong itu, sret, ia
mengeluarkan pisau belati, ter-kaing2 dan
537 desingan, membawa deru serangan, menusuk Kang Han Cing di tiga tempat.
pisau Kang Han Cing mengelakkan serangan itu,
tangkas dan cepat. Si gadis yang menyamar Kang Han Cing sudah
membereskan ikat rambutnya ia mengeluarkan
panggilan : "Siao Siang mundur, kau bukan tandingannya !"
Ternyata ia bisa melihat dan menduga asal usul
Kang Han Cing. Peringatannya sudah terlambat !
Pelayan berbaju hijau yang dipanggil Siao Siang
sudah menusukkan belatinya, Kang Han Cing
menggerakkan tangan, dengan dua jari menjepit
pisau itu. Siao Siang berusaha menarik kembali pisaunya
tapi tidak berhasil. Dicabutnya, juga tidak berhasil.
Dua jari jepitan Kang Han Cing seperti berakar
keras, tidak bergeming. Siao Siang memiliki ilmu kepandaian cukup
kuat, ia segera melepaskan pisaunya lalu kedua
jarinya dikeraskan, menotok jalan darah Kang Han
Cing. Serangan ini mengenai sasaran, terdengar
suara, puk, tapi Siao Siang yang kaget, se-olah2
membentur besi, tangan itu hampir patah, ia
berteriak, aduh, dan mundur kebelakang.
Kang Han Cing melepaskan menjatuhkan pisau dilantai.
jepitannya 538 Gadis berbaju hijau yang menyamar Kang Han
Cing tertawa dingin, diperhatikannya pemuda itu
dan berkata : "Ilmu kepandaian hebat ! Sedang berdemontrasi
!" "Hei," berkata Kang Han Cing. "Dengan maksud
apa kau mencelakakan orang ?"
"Maksudmu ?" bertanya si gadis berbaju hijau.
"Aku ingin mengetahui jelas, siapa yang
melakukan perkosaan dan pembunuhan di Ciokcuk-am."
Gadis berbaju hijau berkata dingin :
"Hendak memeriksa hal perkosaan " Ha, kau
salah cari." "Mengapa salah cari ?" bertanya Kang Han Cing.
Selembar wajah gadis berbaju hijau itu menjadi
merah, membanting kaki dan berkata :
"Nah ! Kau sudah ketahui. Aku juga seorang
wanita. Mana mungkin bisa memperkosa wanita?"
Keterangannya memang tepat. Tapi siapa yang
memperkosa Yen Siu Lan " Siapa yang
membunuhnya " Sedangkan Kang Han Cing sudah mengikuti
bayangan gadis berbaju hijau ini, gadis ini dengan
menyamar dan menggunakan kedok tipis, hampir
saja ia mencelakakan Ciok Sim Taysu dan Put-im
Suthay. Kalau saja tidak ada Goan Tian Hoat yang
meng-ojok2 sang toako, fitnah jatuh pula keatas
dirinya. 539 "Kang jiekongcu," berkata si gadis berbaju hijau.
"Kau sudah mengikutiku lama ?"
"Ya," berkata Kang Han Cing.
Gadis berbaju hijau itu bertanya lagi : "Apa
maksudmu ?" "Mudah saja," berkata Kang Han Cing.
"Kupersilahkan kau menggunakan kedok tipis tadi,
mengenakan pakaian yang sepertiku. Dan turut
aku." "Dengan alasan apa" Aku harus turut dirimu?"
si gadis menantang. "Lebih baik nona mengikuti saja." berkata Kang
Han Cing perlahan. "Kalau tidak, bagaimana ?" bertanya gadis
berbaju hijau itu. "Apa boleh buat, aku harus menggunakan
kekerasan." berkata Kang Han Cing.
"Eh, mau ngajak berantam ?"
"Nona sendiri yang memaksa," berkata Kang
Han Cing, "Dalam keadaan apa boleh buat, harus
juga kulakukan." "Bagus." berkata si gadis berbaju hijau, "Sudah
lama kudengar ilmu kepandaian silat Kang
jiekongcu yang hebat, tapi belum kucoba. Mari kita
bergebrak beberapa jurus."
"Boleh saja," berkata Kang Han Cing. "Kalau
nona tidak bisa mengambil kemenangan kuharap
saja bisa turut aku."
540 "Tentu." berkata si gadis berbaju hijau. "Nah !
Mulailah." "Silahkan kau yang mulai !" berkata Kang Han
Cing. "Baik. Terima seranganku." pedangnya disentak
sedikit, menusuk perut Kang Han Cing.
Kang Han Cing tidak pernah gentar, sret, ia


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengeluarkan pedang, dan menepuk serangan
pedang si gadis. Gadis berbaju hijau itu tertawa cekikikan,
pedangnya sebagai seekor ular yang licin, bergelut
dan meluncur kebawah, dari sana meletik keatas,
cahaya kilatan pedang berkelebat, mengancam
tenggorokan. Kang Han Cing terkejut, kecepatan ilmu pedang
gadis ini sungguh luar biasa, karena itu, untuk
mengimbanginya ia pun bergerak cepat menutup
kearah luar. Si gadis tidak berhenti sampai disitu, di tengah
jalan ia mengubah arah, tusukan pedang
mengancam, kini menggores dari atas kebawah.
Se-olah2 mau membelah perut Kang Han Cing.
Kang Han Cing menubruk tempat kosong, rasa
kagetnya tidak kepalang. Cepat2 menyedot perut
mundur satu langkah. Inisiatif penyerangan masih berada di tangan si
gadis berbaju hijau, pedangnya ber-kilat2,
sekaligus menyerang ditujuh tempat.
Setiap tempat yang diarah adalah tempat yang
berbahaya. 541 Betapa bunga hati si gadis berbaju hijau,
menyaksikan kecepatan gerakannya yang berhasil
menekan Kang Han Cing, si pemuda sudah berada
didalam situasi posisi terjepit, tentu saja si gadis
tidak melepaskan kesempatan baik, terus menerus
menyerang lagi, mulutnya membentak, tangannya
terayun, membuat gerakan istimewa, terjadi
delapan kali getaran pedang, ujung pedang
mengancam delapan tempat, delapan tempat itu
adalah delapan jalan darah kematian Kang Han
Cing. Bilamana salah satu dari kedelapan ancaman
serangan pedang itu mengenai sedikit saja
tubuhnya, Kang Han Cing akan luka parah. Dan
bila serangan pedang si gadis berhasil menusuk
sedikit, Kang Han Cing akan mati segera.
Ancaman hebat dan luar biasa !
Tapi disaat inilah, terdengar suara Kang Han
Cing: "Awas nona !" Terdengar suara tang, tang, ting, ting, semua
serangan pedang si gadis ditangkis dengan baik.
Hanya dengan me-nyentil2 ujung pedang serangan
istimewa si gadis berbaju hijau punah dan hancur.
Secepat itu pula, pedang Kang Han Cing berhasil
menekan pedang si gadis dengan kekuatan
raksasa. Si gadis berbaju hijau tidak menyangka
kalau Kang Han Cing ini masih mempunyai banyak
ilmu simpanan, ia hendak menarik pulang
pedangnya, tapi sudah terlambat.
Pletok.....pedangnya berdentang dilantai. tertekan dan jatuh 542 Apa boleh buat gadis berbaju hijau melepaskan
pegangan lompat jauh ke belakang.
Kang Han Cing sangat yakin kepada ilmu
kepandaian yang dimiliki, tidak mengejar gadis
tersebut, ia berdiri tenang, dengan kalem berkata :
"Nona sudah menderita kekalahan, mari turut
aku !" "Siapa yang kalah ?" berkata si gadis berbaju
hijau. "Nah ! Lihat lain acaraku!"
Tangannya terayun, jalur2 merah mengarungi
ruangan itu, menelungkup kearah Kang Han Cing.
Menduga kepada datangnya senjata rahasia
Kang Han Cing menggerakkan pedang, dengan
tertawa dingin menangkis serangan2 itu.
Dugaan Kang Han Cing meleset, jalur2 merah
yang ditaburkan oleh si gadis adalah jalur2 yang
sangat halus, semacam sutera halus, terpecah dan
buyar disekitar kepalanya, mengeluruk jatuh.
Yang lebih hebat, jalur2 sutera halus itu
mempunyai kaitan2 kecil, kaitan tersebut khusus
untuk menangkap orang, siapa saja yang terkait,
tidak mungkin mengelakkan diri, dan selanjutnya
bisa meringkusnya. Kang Han Cing kurang pengalaman Kang-ouw,
ia tidak kenal dari mana senjata luar biasa tadi.
Berulang kali pedangnya menangkis, tubuhnyapun
mundur ke belakang. Si gadis berbaju hijau tertawa cekikikan dan
berkata : 543 "Jalaku ini bernama jala penembus langit, dewa
dan iblispun tidak bisa mengelakkan. Apalagi
seorang manusia" Menyerahlah !"
Dengan senjata yang aneh luar biasa itu, si
gadis berbaju hijau mendesak Kang Han Cing.
Berulang kali Kang Han Cing menabas jala
berlapis langit, jala itu aneh, alot, dipotong tidak
putus, ditabas menjadi lembek, pedangnya tidak
berdaya. Yang lebih hebat lagi, kalau menangkis
datangnya jala itu, uiyung kaitannya yang tajam
melengkung datang, semakin cepat ia bergerak,
semakin cepat pula reaksinya, kecuali berlompatan
kesana kemari, tidak ada lain jalan untuk
memecahkan senjata aneh itu!
Bekerjanya jala penembus langit memang aneh
luar biasa, si gadis berbaju hijau sudah melatih
diri selama tahunan, mengurung Kang Han Cing.
Kang Han Cing berusaha mengelakan datangnya
kurungan2 itu, terlalu sulit, ia berlompatan kian
kemari, pedangnya menangkis dan memotong, tokh
tidak berdaya. Ia harus mengelakan datangnya
kaitan2 kecil itu lagi, lebih2 sulit lagi.
Pedang Kang Han Cing juga termasuk pedang
pusaka, pedang yang bisa memutuskan segala
benda2 keras. Menghadapi jala2 halus itu, ia tidak berdaya.
Tiba2 pikiran Kang Han Cing tergerak, dia tidak
bisa membabat putus jala sutera halus. Tapi
544 kaitan2 yang berbengkok adalah terbuat dari
logam, kini diincarnya logam2 itu.
Trang, sebuah kaitan yang datang berhasil
dibabat putus. Trang, lagi2 sebuah kaitan dari ujung jala
penembus langit dipapas putus.
Trang, trang, trang..... Kang Han Cing membabat putus kaitan2 yang
berada diujung jala penembus langit itu.
Dengan terpapasnya kaitan2 logam pada jala
itu, bobot berat yang menggerakkan jalur2 sutera
menjadi lenyap, si gadis berbaju hijau kualahan,
betapa hebatpun ilmu kepandaian tenaga dalam, ia
tidak bisa lagi memainkan, sutera-sutera halus itu
tiada bertenaga. Kini kaitan2nya sudah terpapas
habis, ia menjadi sangat marah, dilemparkan
senjata istimewa itu, dengan marah membentak:
"Kang Han Cing! Bukan maksud kami
membunuh dirimu. Tapi kau keliwatan, apa boleh
buat. Nah! Terima ini !"
Begitu tangannya merogoh saku, ia melempar
kearah Kang Han Cing, terjadi hujan jarum
beracun, jarum-jarum itu sangat halus, bertaburan
seperti air hujan. Jarak mereka terlalu dekat, seharusnya tidak
mudah mengelakkan serangan jarum beracun itu,
tapi Kang Han Cing selalu sudah siap sedia, tangan
kirinya diluncurkan, dengan tenaga dalam
memukul jarum-jarum beracun yang sudah
545 menyambar terdepan, meluncur ke belakang. tubuhnya berjumpalitan, *** Bab 24 SI GADIS berbaju hijau telah memperhitungkan
sesuatu, ia berani memalsukan Kang Han Cing,
tentu mempunyai ilmu kepandaian yang cukup
tinggi. Sesudah pedang, jala penembus langit dan
jarum beracun tidak berhasil, kini tangannya telah
memegang sebilah belati, dengan belati ini, ia
menyerang Kang Han Cing, membarengi serangan
jarum beracunnya, ditujukan kearah si pemuda.
Disaat itu, tubuh Kang Han Cing sedang
melengkung kebelakang, datangnya serangan belati
sangat mendadak, sulit mengelakkannya, hal ini
sudah termasuk salah satu perhitungan si gadis
berbaju hijau, maka ia menusuk dengan pisau
belati. Ada dua cara untuk menangkis datangnya
serangan itu. Cara yang pertama adalah
menggunakan senjata memukul pergi belati lawan,
cara yang kedua adalah bergulingan ditanah,
menjatuhkan diri, tapi cara ini lebih celaka.
Kang Han Cing tidak menggunakan cara2 yang
lazim, tiba2 saja badannya yang melengkung itu
ditempangkan kembali ! Celaka ! Ini berani memajukan perutnya untuk
ditublas oleh belati si gadis berbaju hijau.
546 Si gadis berbaju hijau menjadi kaget, mana
mungkin ada cara perlawanan yang seperti itu"
Menjerit keras. Ia bingung untuk meneruskan
serangan belatinya yang sudah disodorkan ke
depan itu. Tak....... Didalam situasi kebingungan itu, tiba2 jari Kang
Han Cing menyentil belati si-gadis. Belati itu jatuh
terbang. Kang Han Cing sudah berdiri berhadaphadapan, jarak mereka cukup dekat, hampir
bersampokkan kulit. Dengan ilmu kepandaiannya yang tinggi, Kang
Han Cing berhasil mengelakan segala macam
bahaya. Ia sudah berada diambang pintu
kemenangan, dengan sombong berkata :
"Nona, apa lagi permainanmu " Silahkan..."
Sebelum kata2 Kang Han Cing dilepas habis,
lain senjata rahasia lagi melepus, tangan kiri si
gadis terayun, benda merah menghampiri Kang
Han Cing. Kang Han Cing sedang ber-pikir2 senjata
rahasia macam apa lagi yang dikeluarkan "
Tangannya menyaup, menerima datangnya gumpalan merah itu. Aaaaa ". Ternyata selembar saputangan merah, bau
harum parfum seorang gadis menusuk hidung.
547 Hanya selembar saputangan
digunakan untuk menyerang "
merah yang Saputangan merah ini bukan saputangan biasa,
hawa bau harum itu telah mendapat olahan2
istimewa pula, disaat Kang Han Cing mengendus
bau harum itu, tiba2 sepasang kakinya menjadi
lemas, ia terjatuh duduk.
Kang Han Cing keracunan secara halus.
Giliran gadis berbaju cekikikan, katanya : hijau yang tertawa "Hi, Hi......... Kang-jie kongcu, sampai disini
sajakah pertempuran kita?"
Kedua tangan dan kedua kaki Kang Han
tidak bertenaga lagi, ia bisa melihat ia
mendengar, bisa bersuara, tapi tidak
menggerakan tenaga. Kekuatannya dihancurluluhkan oleh gumpalan racun itu.
Cing bisa bisa telah Si gadis berbaju hijau memandang ke arah Kang
Han Cing, kemudian menoleh kearah pelayannya
dan berkata: "Siao Siang, Kang jiekongcu adalah tamu kita,
mana pantas membiarkan seorang tamu duduk
numprah ditanah, Hayo ! Lekas bawakan kursi !
Bangunkan dan dudukkan diatas kursi."
Si pelayan Siao Siang bisa bekerja cepat
menyeret sebuah kursi, diletakkan di-tengah2 lalu
memayang Kang Han Cing yang sudah tiada daya,
didudukkan diatas kursi itu.


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sesudah selesai, Siao keluhan dan berkata: Siang mengeluarkan 548 "Uh, orang ini berat sekali !"
Si gadis berbaju hijau mendelikkan mata,
mendatangi Kang Han Cing dan berdiri didepan si
pemuda, ia tertawa: "Jiekongcu, apa masih ingin menyeret aku ke
Ciok-cuk-am ?" Kang Han Cing mengatupkan
menggubris cemoohan tadi.
mata, tidak Si gadis berbaju hijau berkata lagi :
"Saputangan merahku tidak mempunyai daya
bius, hanya bisa menjinakkan seseorang yang
galak. Mengapa Kang jiekongcu menutup mata,
tidak berani menerima kenyataan ?"
Suaranya merdu, sangat menarik hati.
Kang Han Cing merentangkan kedua mata, ia
membentak : "Bah! Mengapa tidak berani ?"
"Hi, hi....." gadis itu tertawa lagi.
"Ilmu kepandaian Kang jiekongcu memang
hebat. Sudah boleh membanggakan diri di dalam
dunia Kang-ouw." Dengan marah Kang Han Cing membentak:
"Aku telah tertipu olehmu, kalau mau bunuh
lekas bunuh, jangan banyak cingcong."
"Maaf !" berkata si gadis berbaju hijau, "Tidak
seharusnya aku menggunakan obat pelemas itu
menjatuhkan jiekongcu. Tapi.....tidak ada jalan
lain. Terpaksa aku harus menahan jiekongcu."
549 "Kau hendak menahan aku disini?" bertanya
Kang Han Cing. Gadis berbaju hijau itu menganggukkan kepala.
"Maksudmu ?" "Ayah angkatku ingin bertemu."
Hati Kang Han Cing tergerak, ternyata si gadis
berbaju hijau hanya dalang, ia masih mempunyai
seorang ayah angkat. Ayah angkat itu hendak
bertemu " Apa maksud tujuannya " Siapakah
orang yang menjadi ayah angkat si gadis "
Mungkinkah lengcu Panji Hitam"
Kang Han Cing menentang sepasang sinar mata
si gadis yang jeli, ia bertanya:
"Lengcu Panji Hitam yang kau maksudkan ?"
"Tidak perlu ter-buru2," berkata
"Sebentar lagi kalian segera bertemu."
si gadis. "Siapa nama ayah angkatmu ?" bertanya Kang
Han Cing. "Tanya saja kepadanya, kalau ayah angkatku
bersedia memberi tahu, ia bisa bicara sendiri.
Tidak perlu meminta keteranganku."
Hati Kang Han Cing tergerak, dari pembicaraan
tadi, ia bisa membuktikan bahwa ayah si gadis
berbaju hijau bukanlah lengcu Panji Hitam. Siapa "
Oh!...mungkinkah orang yang menjadi pemimpin
dari lengcu Panji Hitam "
Sekali lagi Kang Han Cing menatap gadis
didepannya, gadis itu sangat cantik, cukup
menarik, badannya padat dan gempal, memiliki
550 ilmu kepandaian silat yang cukup tinggi. Berani
menyamar dirinya, membuat fitnah yang jahat.
Rasa sakit hati Kang Han Cing itu segera
mereda. Mereka saling pandang sebentar, cepat2
Kang Han Cing bertanya : "Bagaimana sebutan nona?"
"Ouw ..... aku lupa memberi tahu." berkata si
gadis. "Aku Suto Lan."
Nama si gadis berbaju hijau adalah Suto Lan !
Apa maksud tujuan Suto Lan menggunakan
wajah Kang Han Cing, mencelakakan Kang Han
Cing" Inilah yang harus diselidiki.
"Kapan aku bisa bertemu dengan ayah angkat
nona ?" bertanya lagi Kang Han Cing.
Gadis berbaju hijau Suto Lan berkata.
"Tidak lama. Tunggulah beritanya. Lebih baik
jiekongcu menetap disini dahulu, sesudah kuberi
tahu ayah angkatku itu, nanti jiekongcu akan
mendapat panggilan."
Sesudah itu, dari dalam saku bajunya, Suto Lan
mengeluarkan sebuah botol obat, dituangnya, dari
sana meluncur sebutir obat berwarna putih,
diletakkan ditangan dan diserahkan kepada Kang
Han Cing, ia berkata : "Inilah obat, agar kau bisa bebas dari pengaruh
racun lemas itu !" Kang Han Cing memandang obat itu dan
bertanya : 551 "Apa kau tidak takut aku melarikan diri ?"
Dengan tertawa Suto Lan berkata:
"Obat lemas itu sangat istimewa, tidak bisa
membius orang, kerjanya juga sangat lambat, tapi
penyembuhannya pun sangat lambat. Kau harus
membutuhkan waktu tiga hari, maka kau baru
bisa bebas kembali. Sekarang obat yang kuberikan
hanya sebutir, kau hanya bisa menyembuhkan
sepertiga dari kelumpuhan2 itu. Kau bisa bergerak,
tapi tidak bisa mengerahkan tenaga. Belum boleh
menggunakan tenaga."
Dengan dingin Kang Han Cing berkata: "Pantas
saja nona begitu royal !"
"Jangan salahkan aku." berkata Suto Lan. "Kau
boleh menjadi tamu ditempat ini."
Suto Lan menjulurkan tangannya, menjudukan
obat itu dan berkata : "Bersediakah kau makan obat ini ?"
Keadaan Kang Han Cing begitu mengenaskan, ia
duduk numprah dibangku, mengangkat tangannya
saja sudah tidak bisa, apalagi untuk berjalan "
Mendapat sodoran obat, ia segera merentangkan
mulut. Per-lahan2 Suto Lan meletakkan obat itu
kedalam mulut Kang Han Cing, diberi minum dan
ia berkata : "Maafkan ! Aku masih ada lain urusan. Disini
ada Siao Siang yang melayani segala kebutuhan
jiekongcu, kalau perlu sesuatu, panggil saja
dirinya." 552 Sesudah itu, ia berpesan kepada Siao Siang :
"Siao Siang, jiekongcu masih belum makan.
Lekas siapkan barang santapan."
Siao Siang segera mengiyakan perintah itu, lari
keluar untuk membuat makanan.
Suto Lan meninggalkan tempat itu !
Bekerjanya obat tadi sangat cepat sebentar
kemudian Kang Han Cing bisa menggerakkan
tangan dan kaki. Tapi ia masih tidak bisa
menggunakan tenaga, pengaruh bau harum
semerbak dari saputangan merah itu memang
hebat. Kang Han Cing tidak menjadi khawatir atas
kesulitan dirinya, ia harus membongkar rahasia,
siapa orang yang membuat fitnah jahat itu"
Bintik2 terang mulai menampak, kalau saja ia
meneruskan penyelidikannya, tidak sulit menemukan biang keladi dari segala biang
kekerokan. Si gadis berbaju hijau Suto Lan hanya sebuah
pion, orang telah memalsukan dirinya, dengan
maksud memperdalam fitnah-fitnah itu.
Kang Han Cing berjalan mundar-mandir
diruangan tadi. Ia sedang berusaha, bagaimana
membebaskan diri dari kehilangan tenaga"
Tidak lama kemudian, tampak pintu terbuka,
Siao Siang berjalan masuk dengan makanan.
Pelayan itu berkata : "Jiekongcu, silahkan makan !"
553 Kang Han Cing memang mulai merasakan
perutnya keroncongan, tidak segan2 melahap
semua makanan itu. Siao Siang menantikan disamping, menunggu
sampai selesai, si pelayan bertanya :
"Jie-kongcu masih mau tambah apa lagi ?"
"Tidak. Sudah cukup."
Siao Siang memberesi sisa2 makanan.
Menggunakan kesempatan ini, Kang Han Cing
mengajukan pertanyaan : "Siao Siang, apakah ditugaskan
kebutuhan nona Suto Lan tadi ?"
melayani "Sekarang ditugaskan untuk melayani
kongcu," berkata Siao Siang tertawa.
jie "Karena majikanmu takut aku melarikan diri,
maka kau mendapat tugas untuk mengawasiku,
bukan ?" "Jie kongcu jangan sampai memikir kesitu."
berkata Siao Siang. "Nonaku berlaku baik budi,
sampaipun kamarnya diserahkan kepadamu. Terus
terang saja aku bicara padamu, biasanya nona
Suto Lan itu dingin dan angkuh, belum pernah
berlaku baik kepada siapapun juga. Walau
saudara2 seperguruannya, iapun acuh tak acuh.
Terkecuali kau ! Jie-kongcu !"
Dari pembicaraan ini, Kang Han Cing bisa
mengetahui lain rahasia, ternyata Suto Lan bukan
seorang diri, si gadis berbaju hijau itu masih
mempunyai banyak saudara seperguruan.
554 Siapakah saudara2 seperguruannya " Inilah
yang perlu diselidiki. *** Bab 25 "OH....." berkata Kang Han Cing, membawakan
sikapnya yang terkejut. "Tempat ini menjadi kamar
nona Suto Lan ?" "Tentu saja kamar nona Suto Lan. Apa kau
tidak mempunyai mata melihat?"
Berkerutkan alis, Kang Han Cing berkata :
"Oh! Maaf! Mana baik mengangkangi kamar
orang, lebih baik aku dipindahkan ke kamar lain
saja." Dengan tertawa misterius Siao Siang berkata :
"Inilah perintah nona Suto Lan. Dikatakan
olehnya, waktu sudah malam. Mencari kamar lain
Eldest 12 Lima Sekawan 19 Karang Setan Tujuh Pedang Tiga Ruyung 18
^