Pencarian

Seruling Haus Darah 2

Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung Bagian 2


"Mengapa kau begitu cerewet seperti nenek yang sudah bongkok "!" tegur
Tang Siu Cauw sambil mendengus mengejek
Hauw Loo-tangkeh tertawa sinis sekali.
"Baiklah Tang Tay-hiap ..... sebetulnya sih Siauw-tee hanya memenuhi
perintah dari Kauw-coe kami untuk mengambil kotak pusaka itu, maafkan saja ya
.....!" dan berbareng dengan habisnya perkataan Hauw Loo-tangkeh itu, tubuhnya
berkelebat menggeser kedudukan, dengan tak terduga si Harimau melompat seperti
menerkamnya seekor macan, mulutnya mengeluarkan siulan yang panjang. Dia
bermaksud untuk menjambret pauw-hok. buntalan, yang ada di punggung Tang Siu
Cauw. *Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
(Bersambung) 47 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
JILID II T API Tang Siu Cauw bergerak cepat. Di saat tangan Hauw Loo-tangkeh Cin
Sia Ong sedang terulur pada buntelannya itu, dia memapaki dengan tangan
kananuya, sehingga kedua tangan mereka terbentur keras di udara. Namun,
baru saja tangannya membentur, Hauw Loo-tangkeh telah menarik pulang
tangannya lagi, lalu membarengi dengan serangan yang lain. Rupanya serangan
dan rangsekannya yang tadi hanya merupakan tipu belaka. Sekarang dia
menyerang dengan sepenuh tenaganya, sehingga belum lagi tangannya sampai,
angin serangannya telah menyambar.
Tang Siu Cauw tak gugup menghadapi itu, dia memutar badannya setengah
lingkaran, dia menyapu dengan kakinya ke arah kempolan si Harimau, sehingga
kalau Hauw Loo-tangkeh Cin Sia Ong meneruskan serangannya itu, maka
lambungnya akan menjadi tempat sasaran dari tendangan Tang Siu Cauw.
Terpaksa Hauw Loo-tangkeh membatalkan serangannya itu. Dia melompat mundur
dan berdiri tegap dengan wajah merah padam karena mendongkol. Dua kali dia
menyerang orang she Tang, namun dua kali dia mengalami kegagalan.
"Kau memang hebat Tang Tay-hiap !" katanya mengejek. " Kuakui namamu
tak kosong, tapi ..... nih, kau jaga !" dan tubuh Hauw Loo-tangkeh melompat lagi,
merangsek lagi dengan sekali menyerang dia mengeluarkan tiga jurus yang
berantai, secara beruntun dia telah menyerang kepala, dada, dan lambung Tang Siu
Cauw. Dia menggunakan jurus 'Boat Cauw Sun Coa' atau 'Menyingkap Rumput
Mencari Ular', 'To Poat Sui Yang' atau 'Merobohkan Pohon Yang-liu' dan terachir
jurus 'Kim Sian Toat Kak' atau 'Tonggeret Menyalin Kulit'. Hebat ketiga jurus
serangan itu, karena kalau sampai terserang, maka jiwa Tang Siu Cauw sukar
untuk dilindungi lagi, dia pasti akan menghadap raja akherat.
Tapi Tang Siu Cauw berlaku tenang melihat orang menyerang dirinya begitu
ganas. Dengan mengeluarkan seruan panjang, dia melontarkan buntalannya kepada
Wie Soe Niang yang menyambutinya, lalu Tang Siu Cauw menggunakan kedua
tangannya, yang digerak-gerakkan cepat luar biasa. Dalam dua detik saja dia telah
mengeluarkan beberapa jurus untuk menangkis setiap serangan Hauw Lootangkeh, menangkis serangan si Harimau itu sambil membalas menyerang.
Terdengar suara beradunya tangan Tang Siu Cauw dan tangan Hauw Loo-tangkeh
terdengar nyaring. Keduanya bertempur seru sekali, melompat ke sana, melompat
48 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
ke mari sambil memasang kuda-kuda. Kedua-duanya tampak gesit dan berimbang.
Tapi ketika terdengar beradunya kedua tangan mereka yang cukup keras, tampak
tubuh Hauw Loo-tangkeh terpental dan Tang Siu Cau sendiri jatuh numprah di
tanah dengan wajah yang pucat.
Sedangkan Hauw Loo-tangkeh Cin Sia Ong telah hinggap di tanah, dia
berusaha mengerahkan tenaganya untuk berdiri tetap, namun tenaga dorongan
yang tak terlihat akibat benturan tangannya dengan tangan Tang Siu Cauw,
menyebabkan dia jadi semaput dan jatuh terduduk. Wajahnya pucat pias.
Orang-orang Pek Bwee Kauw ketika melihat itu jadi berseru gusar, mereka
mencabut senjata mereka masing-masing dengan mengeluarkan seruan yang
bengis. Wie Soe Niang dan kedua orang kawannya, dua orang anak muda kembar,
melihat gelagat kurang baik. Mereka telah melihat jumlah anak buah si Harimau
dari Pek Bwee Kauw itu seratus orang lebih, maka kalau mereka melawan dengan
kekerasan, tentu tenaga mereka yang hanya bertiga tak akan berarti banyak untuk
melindungi Tang Siu Cauw. Mereka pasti akan rubuh dan terluka di dalam tangan
orang-orang Pek Bwee Kauw. Sedangkan Tang Siu Cauw yang paling mereka
andalkan itu, telah rubuh dan terluka hebat bersama Hauw Loo-tangkeh.
Cepat-cepat Wie Soe Niang menghampiri Tang Siu Cauw, sedangkan kedua
pemuda kembar itu berdiri di kiri kanan akan melindungi dari segala kemungkinan
yang akan terjadi. Anak buah Hauw Loo-tangkeh telah maju perlahan-lahan dan mengurung
mereka dengan wajah yang menyeramkan. Maju terus, melangkah ke depan terus
menghampiri Wie Soe Niang berempat. Mereka telah mengurung keempat orang
itu dengan rapat, sehingga seumpama Tang Siu Cauw dan ketiga kawannya
mempunyai sayap dan dapat terbang, mungkin harapan untuk lolos masih tipis.
Kedua pemuda kembar kawan Tang Siu Cauw, masing-masing bernama Hi
Lay dan Hi Beng, telah mengambil keputusan untuk melawan dengan kekerasan,
walaupun mereka menyadari bahwa perlawanan mereka pada seratus orang lebih
anak buah Pek Bwee Kauw itu akan sia-sia belaka. Keadaan benar-benar
mengancam keselamatan keempat orang pendekar itu
Anak buah Hauw Loo-tangkeh terus juga maju, maju, maju dengan muka
yang garang dan golok telanjang. Mereka akan mengeroyok keempat orang itu.
Tiba-tiba di dalam keadaan yang begitu gawat terdengar bentakan yang
mengguntur. "Berhenti !" terdengar suara memerintah yang berwibawa.
49 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Semua anak buah Hauw Loo-tangkeh Cia Sia Ong jadi menghentikan
langkah mereka dan memandang orang yang membentak, itu.
Ternyata yang membentak itu salah seorang dan keempat pengawal Hauw
Loo-tangkeh Cin Sia Ong, mereka telah maju mendekati.
"Mundur semuanya.....!" teriak orang itu yang terus juga mengulapkan
tangannya. Anak buah Hauw Loo-tangkeh mundur teratur dengan patuh. Tapi ada juga
yang menggerutu di antara mereka.
Keempat orang pengawal Hauw Loo-tangkeh itu menghampiri Wie Soe
Niang. "Lebih baik kalian menyerahkan kotak pusaka itu secara baik-baik kepada
kami !" katanya agak sabar. "Kami jamin jiwa kalian tak akan terganggu seujung
rambutpun !!" "Tapi pusaka yang kalian maksudkan itu tak ada pada kami !" kata Wie Soe
Niang dengan suara yang nyaring.
Orang itu berobah wajahnya, mereka mendengus.
"Dusta !" kata salah seorang di antara mereka. "Tadi Tang Tay-hiap telah
mengatakan bahwa kotak pusaka itu berada di tangannya!"
"Kalian mengapa tak mau. percaya omongan orang !" kata Wie Soe Niang
mendongkol. "Untuk apa aku mendustai kalian ?"
Lelaki baju panjang merah itu ketawa.
"Ya, .....kalau memang kalian tak mau menyerahkan secara baik-baik, maka
terpaksa kami harus mengambilnya secara paksa !!" katanya bengis.
"Terserah pada kalian ..... ambil saja sendiri kalau memang kau bisa!"
tantang Wie Soe Niang mendongkol.
Lelaki itu ketawa lagi, dia menoleh kepada ketiga orang kawannya, memberi
isyarat. Lalu mereka mengurung Wie Soe Niang, Hi Lay dan Hi Beng. Sedangkan
Tang Siu Cauw masih tertunduk tak bertenaga, hanya matanya memancarkan
kegusaran yang sangat kepada ke empat orang itu yang sudah mengurung Hi Beng
bertiga. Ke empat pengawal Hauw Loo tangkeh itu tak lantas menyerang, mereka
berputar mengelilingi Wie Soe Niang bertiga. Semakin lama lari mereka semakin
cepat. 50 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Wie Soe Niang dan ketiga kawannya jadi heran melihat cara mengurung ke
empat orang berbaju merah yang menjadi anak buahnya Hauw Loo-tangkeh itu,
tapi akhirnya Wie Soe Niang seperti teringat sesuatu.
"Berhenti .....!" teriaknya nyaring.
Tapi keempat orang baju merah yang menjadi pengawal Hauw Loo-tangkeh
itu masih terus berputar. Malah semakin cepat dan warna merah baju mereka itu
membikin kepala keempat pendekar tersebut jadi pusing.
"Berhenti dulu.....kami ingin bicara sebentar !" teriak Wie Soe Niang lagi.
Keempat orang berbaju merah itu masih terus juga berputar.
"Apa yang ingin kau katakan ?" bentak salah seorang di antara mereka.
"Apakah kalian yang biasanya dipanggil Kim-coa Kui-jin?" tanya Wie Soe
Niang lagi. Kim-coa Kui-jin artinya Manusia Iblis Ular Emas.
"Tak salah !" teriak salah seorang di antara ke empat orang itu. "Kalau
kalian takut, cepat serahkan kotak pusaka itu dan jiwa kalian pasti tak akan kami
ganggu !" Soe Niang mendengus, dia menoleh kepada Hi Lay.
"Soe-heng.....! Kalian harus hati-hati, orang-orang ini biasanya
menggunakan pedang pendek buat menyerang secara menggelap!" dia
memperingatkan kawannya dengan suara berbisik. Soe-heng artinya kakak
seperguruan, "Baik Soe-moy !" Hi Lay mengangguk. "Kau lindungi Tang Soe-heng, biar
kami berdua yang menghadapi mereka..... !"
Soe Niang hanya mengangguk saja, dia berjongkok di samping Tang Siu
Cauw dan bersiap-siaga dengan pedangnya. Sedangkan Hi Lay dan Hi Beng, telah
bersiap-siap untuk melindungi dari segala serangan.
Ke empat manusia iblis ular emas itu masih terus juga berputar-putar, malah
sekarang semakin gesit dan cepat, sehingga yang terlihat hanyalah gulungan warna
merah saja. Mereka masih berputar terus dan ketika berkelebat seulas cahaya yang
menyilaukan. Hi Beng menangkis dengan pedangnya. Terdengar suara logam
terbentur nyaring. Rupanya salah seorang dari ke empat Kim-coa Kui-jin itu mulai
menyerang dengan pedang pendek mereka. Kejadian tersebut berulang kali dan
selalu juga Hi Beng dan Hi Lay dapat menangkisnya. Tapi lama kelamaan mereka
jadi pusing, karena serangan lawan datangnya silih berganti dan sangat tiba-tiba
sekali, sehingga keringat dingin membanjiri kening kedua anak muda itu.
51 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Ke empat manusia iblis ular emas itu masih terus menyerang dengan pedang
pendek mereka secara bertubi-tubi, menyerang lagi, lalu berlari berputar,
menyerang lagi secara tiba-tiba. Hi Lay, Hi Beng berusaha menangkis sekuat
tenaganya, memusatkan seluruh perhatiannya pada lingkaran warna merah yang
mengelilingi mereka dan memusingkan kepala mereka.
Pada saat itu Tang Siu Cauw telah melihat kegugupan kedua Soe-teenya,
maka dia berusaha untuk berdiri.
"Tang Soe-heng ..... Soe-heng jangan bergerak dulu !" Soe Niang
memperingatkan. "Biar Soe-moy ..... aku harus pukul pecah barisan tin mereka itu.....kalau
tidak Hi Beng Soe-tee dan Hi Lay Soe-tee bisa celaka ....." dengan menahan
perasaan sakit pada dadanya, Tang Siu Cauw melompat berdiri, lalu dengan
mengeluarkan suara seruan yang panjarg, tubuhnya ikut berputar seperti keempat
manusia iblis ular emas itu, sesaat kemudian, disaat tubuh Tang Siu Cauw
melambung tinggi, maka terdengar suara jeritan yang menyayatkan sekali.
Tampak Tang Siu Cauw berdiri di dekat Soe Niang dengan paras yang pucat
pias, sedangkan salah seorang dari keempat manusia iblis ular emas itu,
menggeletak dengan napasnya telah terhenti. Dia telah mampus. Tiga manusia iblis
ular emas itu jadi berdiri terpaku, mereka kesima melihat salah seorang saudara
mereka telah menggeletak tak bernyawa. .....!
Wajah ketiga manusia iblis ular emas itu jadi berobah bengis, dengan
berbareng mereka melompat ke atas, melambung dengan kecepatan yang sulit
diikuti oleh pandangan mata, lalu mereka menukik dengan cara serentak sambil
mengeluarkan bentakan yang keras, sehingga menggugupkan Hi Lay, Hi Beng dan
Wie Soe Niang. Namun, Tang-Siu Cauw tetap tenang, tubuhnya berputar setengah
lingkaran, kaki kanannya ditekuk sedikit, kaki. kirinya diulurkan ke belakang,
sehingga tubuhnya jadi membungkuk ke muka, lalu dengan mementangkan
tangannya lebar-lebar Tang Siu Cauw membentak keras sekali.
Hebat kesudahannya ! Suatu kejadian yang mengerikan telah terjadi.
Ketiga Kim Coa Kui-jin terpental tinggi, lalu ambruk ke tanah dengan
kepala yang remuk hancur! Tubuh mereka tak bergerak lagi, karena nyawa mereka
telah meninggalkan raganya masing-masing.
52 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Tang Siu Cauw masih berdiri dalam posisi semula, tubuhnya agak gemetar
dan wajahnya pucat sekali. Rupanya tadi dia telah mengeluarkan tenaganya yang
penghabisan. Wie Soe Niang cepat-cepat menghampiri dan membantu Soe-hengnya untuk
berdiri. Rupanya tadi Tang Siu Cauw telah mengerahkan seluruh tenaganya,
sehingga sekarang tubuhnya sangat lemah sekali, tak dapat berdiri dan merobah
posisinya yang tadi. Soe Niang membimbing Soe-hengnya ke dekat sebuah pohon,
tak memperdulikan bentakan-bentakan dari anak buah Hauw Loo-tangkeh yang
diliputi kemarahan itu. Hi Lay dan Hi Beng yang menghadapi serangan-serangan
dari pihak Pek Bwee Kauw itu.
Setelah membantu Tang Siu Cauw duduk di sebuah akar pohon, Soe Niang
melompat dan membantu Hi Lay dan Hi Beng menghadapi orang-orangnya Pek
Bwee Kauw. Mereka bertiga mengamuk seperti singa terluka, senjata mereka
selalu digelimangi oleh darah merah yang segar, kareaa setiap mereka
mengayunkan senjata mereka, maka pasti ada salah seorang anak buah Hauw Lootangkeh Cin Sia Ong yang terluka. Pertempuran yang tak berimbang berlangsung
terus, lama-kelamaan meletihkan Soe Niang dan kedua Soe-hengnya itu. Biar
bagaimana mereka manusia biasa dan dikurung dengan cara demikian, lamakelamaan mereka kehabisan tenaga. Perlawanan yang diberikan oleh Soe Niang
dan kedua Soe-hengnya kian lemah, lama kelamaan benteng pertahanan mereka
hampir dapat dibobolkan. Sedangkan anak buah Hauw Loo-tangkeh dari Pek Bwee
Kauw itu menyerang dengan cara mengeroyok ramai-ramai, akhirnya Soe Niang,
Hi Beng dan Hi Lay menduga bahwa mereka akan membuang jiwa di situ dan tak
mempunyai harapan untuk hidup.
"Soe-moy .....!" teriak Hi Beng sambil menusuk perut seorang anak buah
Hauw Loo-tangkeh yang menyerang dari kiri. "Cepat kau bawa Tang Soe-heng .....
kami yang akan melindungi dan menghadapi orang orang ini !!"
"Tapi ....." Soe Niang ragu untuk melaksanakan perintah Soe-hengnya itu.
"Cepat.....nanti kau terlambat !" kata Hi Beng yang berteriak gugup.
Namun Soe Niang masih belum mau melarikan diri, dia malah membabat
leher seorang anak buah Hauw Loo-tangkeh yang sedang merangsek padanya,
sehingga kepala orang itu putus dari lehernya, terpental dan tubuhnya
menggelepar. Dia benar-benar jadi setan penasaran karena tanpa kepala lagi.
"Cepat Soe-moy.....cepat kau selamatkan Tang Soe-heng !!" teriak Hi Beng
lagi, gugup sekali. 53 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Dalam kegawatan seperti itu, belum lagi Soe Niang dapat mengambil suatu
keputusan tiba-tiba dari jauh terdengar suara ketawa yang nyaring dan
menyeramkan sekali. Anak buah Hauw Loo-tangkeh Cin Sia Ong yang mendengar suara tertawa
yang menyeramkan itu, jadi bersorak gembira :
"Hurreeee ..... Kim Soe Cap-jie Loo-tangkeh datang!!" teriak mereka dengan
suara yang gemuruh. Mereka menghentikan serangan mereka dan menepi, ke
tempat di mana Cap-sie Hauw Loo-tangkeh terduduk dengan wajah yang pucat,
karena dia belum dapat memulihkan luka didalam dadanya.
Soe Niang dan Hi Beng serta Hi Lay dapat menarik napas lega, mereka
menyeka butir-butir keringat yang membanjiri kening dan tubuh mereka,
Dilihatnya oleh mereka bahwa yang dinamakan oleh anak buah Cap-sie Hauw
Loo-tangkeh itu dengan Kim Soe Cap-jie Loo-tangkeh-Singa Emas pemimpin
kedua belas ..... ternyata seorang laki-laki tua berkumis dan berjanggut panjang.
Mukanya kurus sekali, seperti Hauw Loo-tangkeh, si-pemimpin keempat belas.
Dia memakai baju yang menyerupai Cin Sia Ong Cap-sie Hauw Loo-tangkeh tak
berbeda sedikitpun, karena ada lukisan golok bergagang kepala naga di dada
bajunya itu, hanya bedanya warna baju itu. Kalau Hauw Loo-tangkeh berwarna
merah, maka si Singa Emas, Kim Soe Cap-jie Loo-tangkeh itu berwarna bijau.
Laki-laki tua tersebut berjalan dengan langkah yang perlahan, namun dengan cepat
sekali dia telah sampai di tempat tersebut. Di belakangnya mengikuti pengawalnya
empat orang laki-laki bermuka bengis seram dengan baju yang sama dengan baju


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang dipakai oleh Singa Emas itu.
Ketika sampai di tempat pertempiran, Kim Soe Loo-tangkeh menyapu
seluruh orang-orang yang berada di tempat tersebut dengan kilatan mata yang
tajam menusuk. Ketika melihat ke empat pengawal Hauw Loo-tangkeh
menggeletak tak bernyawa, wajihnya jadi berobah bengis. Dia tertawa keras sekali
sambil menatap ke arah Soe Niang dan kawan-kawannya dengan pandangan yang
mengandung sinar pembunuhan.
Setelah memandang sesaat pada Soe Niang Hi Lay, Hi Beng dan Tang Siu
Cauw, dia menoleh pada Hauw-Loo tangkeh yang masih duduk untuk memulihkan
tenaganya yang telah kena digempur oleh Tang Siu Cauw Dihampirinya si Macan,
ditepuknya punggung Hauw Loo-tangkeh sambil mengerahkan tenaganya,
membantu Cap-sie Loo-tangkeh dan Pek Bwee Kauw itu untuk memulihkan
tenaganya. Dalam sekejap saja, muka Cin Sia Ong telah berobah merah kembali
54 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Melihat kelakuan orang itu, Hi Beng mencubit lengan Soe Niang.
''Cepat kau larikan Tang Soe-heng .....!" bisiknya perlahan sekali. "Kami
yang melindungi ..... "
Tapi belum lagi si-nona menyahuti, Kim Soe Cap-jie Loo-tangkeh dari Pek
Bwee Kauw itu telah menoleh sambil memperdengarkan ketawanya yang tawar,
tanganuya tetap di punggung Hauw Loo-tangkeh.
"Kalian jangan mimpi dapat melarikan diri dari tanganku !!" katanya
nyaring. "Lebih baik kalian berdiam diri disitu ..... siapa yang bergerak, maka
kematian adalah bagiarnya!!"
Wajah Soe Niang, Hi Lay, Hi Beng dan Tang Siu Cauw jadi pucat. Tadi Hi
Beng berbisik perlahan sekali, namun ternyata Kim Soe, si Singa emas dari
perkumpulan bunga Bwee putih itu, telah dapat mendengarnya. Semua itu
menyatakan betapa hebatnya jago dari Pek Bwee Kauw tersebut.
Setelah selang beberapa saat lagi, Kim Soe Loo-tangkeh telah melepaskan
tempelan tangannya pada panggung Cin Sia Ong, dan Cin Sia Ong sendiri telah
berdiri, rupanya tenaganya telah pulih seperti biasa lagi. Dengan
memperdengarkan suara ketawa yang dingin, Kim Soe Loo-tangkeh dari Pek Bwee
Kauw itu menghampiri Tang Siu Cauw dan kawan-kawannya. Wajah jago Pek
Bwee Kauw ini menyeramkan sekali.
"Kalian mau men yerahkan kotak pusaka itu atau tidak ?" bentak jago Pek
Bwee Kauw itu dengan mata menatap bengis sekali.
"Walaupun dihujani golok dan pedang kami tak nantinya menyerahkan
kotak pusaka itu pada Pek Bwee Kauw !" kata Tang Siu Cauw sengit.
Mendengar perkataan Tang Siu Cauw, wajah Kim Soe Loo-tangkeh jadi
berobah hebat. "Tang Siu Cauw !" katanya dengan suara yang nyaring. "Sebetulnya kami
dapat memberikan pengampunan untuk kalian, tapi ! Kauw-coe kami sudah
mengeluarkan perintahnya, kalau kalian tak mau menyerahkan kotak pusaka itu,
maka kalian harus menerima kematian !!" dan berbareng dengan habisnya
perkataan itu, tubuh si Singa melompat tinggi, melambung dengan gesit sekali, lalu
menukik, menggeram sambil mengulurkan tangannya kearah kepala Tang Siu
Cauw. Hi Beng, Hi Lay dan Soe Niang mengeluh melihat kekosenan orang ini, tapi
mereka tetap berdiri tenang di situ. Mereka mengetahui lihainya serangan Kim Soe
55 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Loo-tangkeh itu, tapi walaupun mereka agak jeri, mereka tak mau memperlihatkan
kelemahan mereka kepada lawan.
Belum lagi tangan jago Pek Bwee Kauw itu mengenai sasarannya, angin
pukulannya telah terasa keras dan pedas.
Tang Siu Cauw menggigit bibirnya keras-keras, dia mengerahkan tenaga
terakhirnya ke lengan, lalu dengan tak terduga oleh Hi Beng, Hi Lay dan Soe
Niang, Tang Siu Cauw melompat ke atas memapak jago Pek Bwee Kauw itu,
kedua tangan mereka saling membentur di udara, kaki jago Pek Bwee Kauw tapi
lebih cepat, waktu tangan mereka saling bentur, kakinya telah menyelusup
menendang lambung Tang Siu Cauw, sehingga orang she Tang itu rubuh ke tanah
sambil muntahkan darah segar. Hi Beng, Hi Lay dan Soe Niang menjerit kaget
waktu melihat keadaan Soe-heng mereka, cepat-cepat mereka memburu untuk
memberikan pelindungan kepada Tang Soe-heng mereka yang telah terluka itu.
Wajah Tang Siu Cauw pucat sekali, tubuhiiya menggigil menahan perasaan
sakit yang diderita akibat tendangan Kim Soe Loo tangkeh dari Pek Bwee Kauw
itu. "Soe-heng ..... " Soe Niang memanggil dengan suara tergetar, sedangkan
butir-butir air mata telah melelehi pipinya.
Sedangkan Hi Lay dan Hi Beng telah melompat lagi kearah Kim Soe Lootangkeh, yang kala itu telah berdiri di tanah dengan tegap sambil tertawa mengekeh
melihat hasil serangannya.
"Jaga serangan ..... " bentak Hi Lay nekad sambil menyerang tanpa
memperdulikan keselamatannya, dia menyerang kalap sekali, Hi Beng juga
menyerang dengan senjatanya.
Melihat kelakuan Hi Beng dan Hi Lay, Kini Soe Loo-tangkeh ketawa ewa,
sikapnya terang sekali. Dipandangnya terus pedang yang sedarg meluncur
padanya, lalu ketika mata pedang itu hampir mengenai dirinya, dia melejit gesit
sekali, dibarengi dengan kebutan lengan jubahnya yang menyapu keras
pergelangan tangan kedua anak muda kembar itu, sehingga senjata Hi Beng dan Hi
Lay terlempar lepas. Kedua anak muda itu jadi berdiri terpaku, sedangkan Soe
Niang yang menyaksikan itu jadi mengeluarkan jeritan tertahan.
Kim Soe Loo-tangkeh telah.ketawa lagi.
"Apa kalian hendak mengalami seperti orang she Tang itu ?" bentak Kim
Soe Loo-tangkeh mengejek.
56 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Hi Beng dan Hi Lay dengan cepat tersadar dan kesima mereka, lalu tanpa
mengatakan apa-apa, mereka menubruk nekad menyerang jago perkumpulan
bunga Bwee putih. Melihat kekalapan kedua anak muda itu, Kim Soe Loo-tangkeh malah
ketawa gembira, dia mengangkat kedua tangannya, yang lalu diayunkan untuk
dihajarkan kepada kepala kedua saudara Hi yang sedang nyeruduk ke arah
perutnya. Maksud Kim Soe Loo tangkeh akan menghajar remuk kepala kedua anak
muda itu. Tapi Hi Beng dan Hi Lay telah nekad, mereka terus juga menyerang dengan
menggunakan jurus 'Hwee Hong Hut Liu' atau 'Badai Menyambar Pohon Liu' dan
'Hing Kang Hui Toh' atau 'Menyeberangi Sungai berterbangan' mereka
menyeruduk terus tanpa memikirkan keselamatan jiwa mereka lagi, karena mereka
akan mengadu jiwa dengan Kim Soe Loo-tangkeh. Sedangkan tangan jago Pek
Bwee Kauw itu yang menyambar dengan tenaga seribu kati terus juga meiuncur
turun akan meremukkan kepala kedua anak muda kembar tersebut ..... turun .....
turun terus ..... Kalau kepala Hi Beng dan Hi Lay terhajar oleh tangan Kim Soe Lootangkeh, niscaya batok kepala mereka akan remuk dan mereka akan berhenti jadi
manusia. Tang Siu Cauw yang melihat keadaan kedua anak muda itu yang sedang
terancam jiwanya, hatinya jadi berdebar keras. Dia bermaksud untuk
menolongnya, tapi dia tak berdaya, karena tubuhnya seperti tak bertenaga lagi,
lemah seperti lumpuh, tenaganya seperti telah lenyap. Hanya, dia cuman bisa
mengeluarkan keluhan saja.
Soe Niang juga melihat jiwa kedua Soe-hengnya terancam bahaya kematian,
namun, dia juga tak keburu untuk menolongnya, Nona ini mengeluarkan suara
jeritan yang menyayatkan dan menutupi matanya dengan menggunakan kedua
tangannya ..... Mereka sudah memastikan kepala Hi Lay dan Hi Beng akan remuk
pecah keluar polonya ......
Kim Soe Loo-tangkeh, pemimpin yang menduduki kursi ke dua belas Pek
Bwee Kauw tersenyum gembira melihat kamatian akan merenggut nyawa kedua
anak kembar itu, tangannya terus juga meluncur turun ..... turun dengan kecepatan
yang tak dapat dicegah lagi.
Nyawa kedua anak muda she Hi itu pasti melayang, mereka pasti mati di
tangan Kim Soe Loo-tangkeh jago Pek Bwee Kauw itu .....
57 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 4 WIE SOE NIANG mendengar benturan tangan yang keras, disertai jerit
kesakitan yang menyayatkan sekali, diikuti oleh seruan tertahan Hauw Lootangkeh dan anak buahnya ..... Hi Lay dan Hi Beng pasti sudah melayang jiwanya.
Keadaan jadi hening sekali.
Soe Niang memberanikan diri membuka matanya dengan linangan air mata
memandang ke arah Kim Soe Loo-tangkeh. Dia sudah mengambil keputusan untuk
mengadu jiwa guna membalaskan sakit hati kedua Soe-hengnya itu.
Tapi, apa yang terlihat olehnya, membuat nona itu jadi kesima,
Karena dilihatnya Hi Lay dan Hi Beng masih berdiri tegak, sedangkan, Kim
Soe Loo-tangkeh menumprah duduk di tanah dengan wajah yang pucat, meringis
menahan sakit. Di sisinya berdiri seorang lelaki tua berkopiah merah.
"Siapa yang perintahkan kalian bikin huru hara "!" bentak lelaki tua itu
dengaa suara yang keras serta bengis.
Kim Soe Loo-tangkeh, jago kedua belas dari Pek Bwee Kauw itu,
merangkak bangun dengan muka yang meringis. Rupanya lelaki tua itu yang telah
menolong jiwa dua bersaudara Hi, menyelamatkau jiwa Hi Beng dan Hi Lay di
saat kedua saudara kembar itu menghadapi saat-saat kematiannya.
"Boan-pwee ..... Boan-pwee diperintahkan oleh Kauw-coe." kata Kim Soe
Loo-tangkeh sambil menekuk kakinya berlutut di hadapan orang tua itu. Rupanya
dia ketakutan sekali. Sedangkan Hauw Loo tangkeh, jago Pek Bwee Kauw yang
menduduki kursi yang keempat belas, berikut anak buahnya, juga telah berlutut di
hadapan orang tua itu. Mereka berlutut sambil menundukkan kepala mereka,
seperti juga ketakutan. Mata kakek itu berkilat, dia menyapu sekeliling tempat itu. Pandangannya
begitu tajam, sehingga ketika pandangannya terbentur dengan pandangan mata
kakek itu Soe Niang menundukkan kepala juga.
Kakek itu memandang mayat-mayat yang bergelimpangan di tanah, dia
mendengus sambil mencuatkan sepasang alisnya keatas, wajahnya menunjukkan
kemurkaan hatinya. 58 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Kalian lihat !" bentaknya bengis "Semua ini disebabkan, oleh kau!
Semuanya telah mampus ..... sebetulnya dari pada orang orang itu yang mati, lebih
baik kalian yang mampus !!"
Kim Soe Loo-tangkeh mengangguk-anggukkan kepalanya, sikapnya sangat
ketakutan sekali. "Ya Cian-pwee ..... Boan-pwee menerima salah!" katanya dengan suara
tergetar. "Terima salah ! Apakah semua perbuatan yang sudah kalian lakukan itu
selalu dapat dihabiskan begitu saja dengan perkataan yang menyesal .....! Hmm .....
sebetulnya semua ini harus ditebus oleh jiwamu !! Mengerti !!" bentak kakek itu
galak. "Ya Cian-pwee ..... " Kim Soe Loo tangkeh lebih menundukkan kepalanya,
dia ketakutan sekali, begitu juga Hauw Loo-tangkeh dan orang-orangnya.
Kakek itu menarik napas, dia menoleh pada Soe Niang dan Tang Siu Cauw,
pancaran matanya masih tetap tajam.
"Pergilah kalian ..... !" perintahnya galak. "Mau apa kalian pelonga-pelongo
di situ ?" galak sekali kakek itu.
Soe Niang mengangguk sambil menjura mengucapkan terima kasih pada
kakek itu. "Buat apa kata-kata terima kasihmu itu, heh?" bentak kakek itu aneh sekali.
Soe Niang jadi tak berani banyak bicara, dia memayang Tang Siu Cauw
dibantu oleh Hi Lay Hi Beng, lalu meninggalkan tempat itu diikuti oleh pandangan
membenci dari Kim Soe Loo-tangkeh dan Cap-sie Hauw Loo-tangkeh. Lalu samarsamar Soe Niang dan kawan-kawannya mendengar bentakan-bentakan si kakek
yang sedang memaki-maki penuh kemarahan pada si Singa dan si Macan.
Ke empat orang ini bersyukur, karena kakek itu telah menolong mereka.
Walaupun adatnya aneh sekali, namun keempat orang tersebut berterima kasih
pada si kakek. Coba kalau saja si kakek membantu pihak Hauw Loo-tangkeh,
mereka pasti akan binasa di tangan mereka. Sedang kepandaian Kim Soe Loo
tangkeh saja sudah luar biasa, apa lagi kakek itu, pasti kosen sekali, karena
tampaknya Hauw Loo tangkeh dan Cap-jie Kim Soe Loo-tangkeh serta anak
buahnya semua tunduk sekali pada kakek yang galak itu.
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
59 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
JAGAD telah gelap gulita kekelaman menyelimuti kampung Sian-lie-chung.
Sang surya telah lama ditelan masuk ke dasar perut bumi, sebagai gantinya telah
muncul dewi bulan dengan cahayanya yang gemerlapan keemas-emasan. Angin
tertiup dingin sekali, desa itu telah sepi, karena penduduk tak ada yang berani
keluar setelah terjadi perkelahian yang seru di antara jago-jago Pek Bwee Kauw
dan Tang Siu Cauw serta kawan-kawannya. Mereka sangat ketakutan sekali dan
sejak sore, di saat pertempuran di depan Ciu-lauwnya Wang Ki Cun masih
bergolak, mereka telah mengunci pintu rumah rapat-rapat dan mengganjelnya
dengan palang pintu. Dan, entah sudah untuk keberapa kalinya Soe Niang beserta kawankawannya mengetuk pintu-pintu rumah penduduk, namun tak ada seorangpun yang
membukanya. Malah sering terdengar suara bisik-bisik ketakutan serta tangisan
anak kecil yang lalu lenyap, mungkin mulut bocah yang menangis itu didekap eraterat oleh orang tuanya.
Mereka menyusuri kampung itu terus, berusaha mengetuk beberapa rumah
lagi, dengan maksud akan numpang bermalam. Namun hasilnya tetap nihil, tak ada
seorang pendudukpun yang mau membukakan pintu bagi mereka. Sedangkan
keadaan Tang Siu Cauw telah parah benar, mukanya telah biru gelap, lalu sering
salin rupa pucat pias, rupanya dia menahan perasaan sakit yang merangsang
dirinya. Soe Niang dan kedua soehengnya, Hi Beng dan Hi Lay jadi gelisah
melihat keadaan toa-soeheng mereka itu, mereka berusaha mengetuk beberapa
rumah lagi, tapi tetap saja tak ada yang membukakan pintu bagi mereka, hanya
terdengar suara bisik-bisik ketakutan. Sebetulnya Hi Lay dan Hi Beng mau
mendobrak salah sebuah rumah psnduduk itu penuh kemendongkolan, namun Soe
Niang telah menahannya dan menasehati agar jangan menanam perasaan antipati
dihati penduduk terhadap mereka. Mereka tak boleh berlaku kasar pada penduduk.
Hi Beng dan Hi Lay dapat diberi pengertian, tapi mereka masih bergumam
penuh kemendongkolan. Mereka terus juga menyusuri kampung Sian-lie-chung, achirnya mereka
sampai di sebuah rumah yang besar dan agak mewah. Hi Lay menuju kepintu dan
mengetuknya. Lama juga mereka menanti, akhirnya keluar seorang lelaki berkumis,
bermuka bengis dan sikapnya kaku sekali.
"Kalian cari siapa"!" tegurnya. Hi Lay menjura, memberi hormat.
60 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Jin-heng, kami berempat kemalaman ..... " Hi Lay menerangkan. Jin-heng
ialah saudara. "Bolehkah kami bermalam satu malam ini saja .....?"
"Kalian mau bermalam ?" tanya lelaki itu agak kasar. "Apa kalian anggap
rumah ini milik Cauw-congmu "! " Cauw-cong ialah kakek moyang.
Mendengar perkataan lelaki itu, darah Hi Lay jadi meluap. Dia hampir saja
tak dapat menguasai dirinya dan akan menghajar muka orang itu, tapi akhirnya dia
dapat menekan perasaan mendongkolnya.
"Ya sudah kalau, memang kau tak mau memberikan pemondokan kepada
kami .....!" katanya tawar. "Untuk apa .kau membawa-bawa kakek-moyang
segala?" Muka lelaki itu jadi salin rupa.
"Heh ..... kau main kasar nih terhadapku "'' bentaknya. "Kau tak tahu siapa
aku ini "!" Hi Lay tertawa mengejek. "Aku tahu kau manusia juga .....!" Sahutnya dingin. "Tapi andaikata kau ini
Kai-ong, raja jin, kami juga tak takut! "
"Eh ..... Sialan kau !!" bentak laki-laki itu yang ternyata Thio In Ciang.
"Enyahlah kalian sebelum darah Toayamu ini meluap ..... !" Toaya ialah tuan
besar. Hi Lay mau menyahuti lagi, tapi Hi Beng telah menghampirinya dan
menarik tangannya. "Sulahlah Soe-tee ..... jangan dilayani dia !" katanya. "Biar kita cari rumah
penduduk yang lainnya saja !!"
Hi Lay menurut tarikan Soe-hengnya, tapi matanya masih mendelik menatap
Thio In Ciang. "Siapa yang diluar, Thio Loo-pek "!" terdengar suara seorang gadis dari
dalam. Thio In Ciang menoleh dan melihat Ong Siu Lan, gadis majikannya.


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Itu Sio-cia ..... malam-malam menggedor rumah, eh, eh, tahunya mau
numpang pulas .....!" sahut In Ciang agak mendongkol, karena dia melihat Hi Lay
masih mendeliki padanya. "Mana orangnya?" tanya Siu Lan lagi.
"Itu di luar ..... "
61 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Panggil masuk, Thio Loo-pek !!" perintah Siu Lan. "Biar kita berikan
orang-orang itu menginap semalaman ..... kasihan, memang sudah terlalu malam
untnk pergi mencari penginapan !!"
Thio ln Ciang tak berani membantah perintah putri majikannya, dia
melambaikan tangannya kepada Hi Lay.
"Kemari kau .....!" panggilnya keras.
Hi Lay dan Hi Beng menghentikan langkah mereka, mereka duga orang itu
tentu ingin cari gara-gara keributan lagi.
"Dia rupanya mau coba-coba kita, Soe-heng!" kata Hi Lay mendongkol.
"Biar kuhajar dia untuk memberikan pengajaran padanya !" dan Hi Lay
menghampiri. "Mau apa kau ?" bentaknya tak kalah galaknya.
"Kalian tadi mengatakan untuk bermalam disini, bukan ?" tegur Thio In
Ciang. "Ya ! Mau apa kau memanggil kami lagi ?"
"Tuh ..... nona majikanku mengijinkan kalian untuk bermalam !" kata In
Ciang. "Cepat kau haturkan terima kasih pada Sio-cia kami !"
Mendengar perkataan In Ciang, seketika juga Hi Lay jadi lunak lagi. Dia
agak malu juga, karena tadinya dia menduga bahwa In Ciang tentu mau cari garagara padanya.
"Oh ..... terima kasih Loo-pek !" katanya cepat, lalu menjara pada Siu Lan.
"Terima kasih Sio-cia!"
Siu Lan tak mau menerima hormat anak muda itu, dia memutar tubuhnya.
"Huh .....! Diijinkan untuk bermalam lantas saja memanggilku Loo-pek"
menggerutu In Ciang. Wajah Hi Lay jadi berobah merah, tapi dia menulikan telinganya, tak mau
melayani orang she Thio yarg berangasan itu.
"Loo-pek ..... to!ong kau urus keperluan saudara-saudara itu !" kata Siu Lan.
"Dan berikan kamar yang di belakang itu .....!"
'"Ya, Sio-cia !" In Ciang menganggukkan kepalanya. Lalu dia menoleh pada
Hi Lay. "Mari kalian ikut ke dalam ..... !!"
Soe Niang dan yang lain-lainnya mengikuti In Ciang sambil memapah Tang
Siu Cauw: Mereka diberikan sebuah kamar yang besar, di mana terdapat tiga
pembaringan kecil. Kamar itu bersih sekali.
62 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Kalian jangan lupa ..... Sio-cia kami hanya memberikan ijinnya untuk
mondok pada malam ini saja !!" Thio In Ciang memperingatkan ketika akan keluar
dari kamar itu, rupanya dia masih mendongkol tadi dideliki oleh Hi Lay.
"Ya Loo-pek ..... terima kasih !:" kala Hi Beng sambil tersenyum. "Kami
jadi merepotkan kau saja. orang tua !"
Soe Niang telah merebahkan Tang Siu Cauw di salah sebuah pembaringan
yang agak kesudut, merapihkan baju toa-soehengnya, lalu menyusut mulut Tang
Siu Cauw membersihkan noda darah.
Hi Lay menarik napas lega.
"Aduh ..... seharian penuh kita mencari tempat pemondokan ..... untung saja
gadis itu mau juga memberi tempat meneduh untuk kita !" katanya.
Hi Beng menarik lengan adiknya.
"Barangkali dia tertarik melihat kau, Soe-tee !" katanya bergurau.
"Hmm ..... yang benar saja Soe-heng !" kata Hi Lay tertawa. "Jangan-jangan
malah nanti dia ketakutan melihat mukaku !!'
"Soe-heng .....!" panggil Soe Niang tiba-tiba "Apa tak mungkin nanti
orangnya Pek Bwee Kauw datang menyatroni kita lagi ?"
"Memang ..... bisa terjadi begitu !" sahut Hi Beng cepat. "Kita harus berjagajaga malam ini .....!!"
"Biarlah aku yang menjaganya, nanti kalau sudah mengantuk, akan
kubangunkanmu, Soe-heng !!" kata Hi Lay.
Hi Beng mengangguk. Dan, malam itu mereka beristirahat dengan penuh kewaspadaan, menjaga
kalau-kalau orangnya Pek Bwee Kauw datang menyatroni mereka lagi.
Malam kian tua ..... rembulan naik semakin tinggi dan kekelaman semakin
mencekam menyelimuti bumi. Suara binatang malam terdengar berdendang diluar
rumah dari Ong Wang-gwee, di mana Soe Niang beserta tiga orang Soe-hengnya
itu bermalam ...... *Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
TAPI di antara keheningan malam itu, Hi Lay yang sedang berjaga-jaga
kemungkinan kedatangan orang Pek Bwee Kauw, jadi heran ketika samar-samar
mendengar suara tangisan perempuan. Tangisan itu begitu menyedihkau sekali, di
antara dengkur Hi Beng, Soe Niang dan Tang Siu Cauw, terdengar nyata sekali.
63 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Hi Lay memasang kuping terus, tangisan itu masih terdengar sampai
menjelang tengah malam. "Siapa yang menangis "!" pikir Hi Lay heran. "Apa gadis yang tadi telah
memberikan ijin pada kami untuk bermalam " "
Hi Lay memasang kuping lagi, mempertajam pendengarannya. Suara
tangisan itu masih saja terdengar. Achirnya Hi Lay tak dapat menahan perasaannya
ketika mendengar suara tangisan wanita itu semakin menyedihkan, dia
menggoncangkan tubuh Hi Beng perlahan-lahan.
"Ada apa ?" tanya Hi Beng terkejut, sambil melompat bersiap-siap cari
segala kemungkinan. Hi Lay mendekatkan jari telunjuk pada bibirnya.
''Sttttt .....! Coba Soe-heng dengarkan ..... suara tangisan siapa tuh .....?"
katanya perlahan sekali. Hi Beng memasang telinga mempertajam pendengarannya. Didengarkannya
juga suara tangisan perempuan yang sangat menyedihkan sekali.
"Siapa yah ....." Apa gadis yang tadi telah mengalami suatu kesulitan "! "
kata Hi Lay pada dirinya sendiri. "Mari kita tanyakan padanya, Soe-heng !!"
Pada saat itu Soe Niang dan Tang Siu Cauw juga telah terbangun. Mereka
juga heran, "Coba kau keluar tanyakan pada mereka!" perintah Tang Siu Cauw.
Cepat-cepat Hi Lay mengiakan dan lantas keluar. Tapi baru saja dia sampai
di muka pintu, tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki yang perlahan sekali.
Dia jadi merandek dan memberi isyarat pada Hi Beng. Dengan gerakan yang gesit,
mereka berbareng melompat. Hi Lay yang menarik daun pintu dengan kecepatan
yang luar biasa, sedangkan Hi Beng menerobos keluar menubruk pada orang yang
sedang mengintai itu. Orang itu terkejut, dia tak dapat mengelakkan cengkraman Hi Beng pada
tengkuknya, karena itu, dia berusaha untuk meronta.
"Siapa kau ..... ! " bentak Hi Beng dengan suara yang bengis, sedangkan Hi
Lay telah berada di sisi Hi Beng dengan pedang terhunus.
"Lepaskan ..... eh, lepaskan !! Ini tokh aku !" teriak orang itu sambil
meronta. "Ini aku Thio In Ciang .....!"
Hi Beng mengawasi muka orang itu ternyata memang benar Thio In Ciang
Dia melepaskan cekalannya, tapi mata pedangnya ditandelkan pada leher In Ciang
64 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Ayo katakan mau apa malam-malam mengintai di situ kau ?" bentak Hi
Lay tak kalah bengisnya. "Aku ..... aku mau melihat, sebetulnya apakah kalian orang jahat atau orang
baik ..... Loo-hu tak bermaksud apa-apa!"
"Benar ....."!" bentak Hi Beng.
"Demi Thian !!"
Hi Lay menyarungkan pedangnya lagi, begitu juga dengan Hi Beng.
"Sebetulnya Loo-pek mau apa mengawasi kami ?" tanya Hi Lay agak sabar.
In Ciang membetulkan bajunya, setelah itu baru berkata : "Bukan begitu .....
kemarin Loo-ya kami didatangi penjahat, maka tadi waktu kalian mau bermalam,
Loo-hu jadi curiga, takut-takut kalau kalian juga orang jahat !!"
"Oh .....! Dan itu yang menangis siapa ?"
"Putrinya !" " Putrinya"! Memangnya majikan Loo-pek mendapat cidera dari penjahat
itu"!" tanya Hi Lay.
In Ciang menganggukkan kepala.
"Ya ..... terluka di dalam !!" sahutnya.
"Oh ..... coba bawa kami pada majikanmu itu!" kata Hi Beng setelah
berdiam sesaat. "Apa ..... " Mau apa kau menemui majikanku "!" tanya In Ciang kaget.
"Kami bisa sedikit-sedikit ilmu pengobatan, mungkin dapat menyembuhkan
penyakit yang diderita Looya-mu !!" menerangkan Hi Lay.
"Benar ?" tanya In Ciang seperti tak percaya.
"Untuk apa kami mendustaimu si orang tua ?" Hi Beng tertawa.
"Mari ..... mari ikut Loo-hu l" kata In Ciang gembira.
Hi Beng dan Hi Lay dibawa In Ciang ke sebuah kamar, ketika mereka
memasuki kamar itu, dilihatnya Siu Lan sedang menangis dipinggir pembaringan
ayahnya. Sedangkan Ong Wang-gwe sendiri tergeletak lemah di pernbaringan,
napasnya tinggal satu-satu, seperti mau putus.
Melihat kedatangan Hi Beng dan Hi Lay cepat-cepat Siu Lan berdiri sambil
memandang dengan tatapan bertanya-tanya. Cepat-cepat In Ciang menerangkan
maksud kedatangan mereka. Siu Lan jadi girang.
Hi Beng melihat yang diderita oleh Ong Wang-gwee yukup berat, dia
memegang nadi tangan Ong Wang-gwee, lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.
65 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Ya ..... tak begitu berat! Besok juga baik !" kata Hi Beng sambil
menyelipkan dua butir pil obat pada mulut Ong Wang-gwee, lalu memijit-mijit
pipi Ong Wang-gwee, sehingga dua butir pil itu tertelan.
Lama mereka mengawasi Ong Wang-gwee, setelah berselang sepasang hio,
terdengar perut Ong Wang-gwee berbunyi, lalu memuntahkan darah yang telah
bergumpal hitam. Napasnya lalu mulai lancar.
Melihat itu Siu Lan cepat-cepat menjatuhkan diri berlutut di hadapan Hi
Beng dan Hi Lay. "Oh In-jin ..... terima kasih atas pertolongan In-jin terhadap ayah Siauw-moy
itu !!" katanya di antara isak-tangisnya.
Cepat-cepat Hi Beng membangunkannya, setelah menghiburnya beberapa
saat, mereka meminta diri untuk kembali kekamarnya.
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
PAGI itu luka yang diderita oleh Tang Siu Cauw sudah sembuh sebagian
besar, tenaganya telah pulih, maka mereka mengambil keputusan untuk
melanjutkan perjalanan mereka, karena dibahu mereka terbebankan tugas yang
berat dan harus dipertaruhkan dengan jiwa mereka.
Tapi ketika mereka minta diri pada Siu Lan, puteri Ong Wang-gwee
menahan mereka dan memaksa untuk tinggal satu malam lagi saja di rumahnya.
Dan Ong Wang-gwee yang telah bisa duduk, juga memaksa mereka untuk tinggal
satu hari lagi, untuk menyatakan rasa terima kasihnya kepada keempat pendekar
itu yang telah menolong jiwanya.
Setelah berpikir bulak-baiik, achirnya Soe Niang menetapkan untuk
memenuhi permintaan tuan rumah itu. Semua ini untuk kepentingan kesehatan
Tang Siu Cauw, yang belum sembuh betul dan masih membutuhkan istirahat.
Betapa gembira hati Ong Wang-gwee dan Siu Lan mendengar Soe Niang
dan kawan-kawannya bersedia untuk tinggal sehari lagi di-rumah mereka. Pagi itu
mereka menjamu tamu-tamu yang telah menolong jiwa si tuan rumah. Tang Siu
Cauw dan ketiga Soe-teenya diperlakukan sehormat dan seramah mungkin.
Ong Liat, Ong Wang-gwee menanyakan keperluan Tang Siu Cauw dan
kawan-kawannya melakukan perjalanan yang begitu kesusu. Tapi Tang Siu Cauw
hanya menerangkan bahwa mereka sedang dibebani oleh semacam tugas yang
66 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
harus dilakukannya penuh rasa tanggung jawab, kalau perlu malah
mempertaruhkan jiwa mereka, agar tugas mereka itu berhasil dengan baik.
Ong Wang-gwee juga tak menanyakan lebih Ianjut, dia tak mau mendesak,
karena mengetahui bahwa Tang Siu Cauw mempunyai kesulitan untuk
menceritakan halnya itu. Sore harinya dikala mereka sedang duduk-duduk di taman, Hi Lay ingin
sekali menanyakan sebab-musababnya Ong Wang-gwee teriuka, tapi selalu
ditundanya. Namun achirnya Hi Lay melihat kesempatan itu ketika dilihatnya Ong
Wang-gwee sedang batuk dan Ma Giok sedang melayaninya.
"Ong Loo-pek .....!"kata Hi Lay ragu.
"Ya .....?" sabar suara hartawan itu.
"Siauw-tee ingin menanyakan sesuatu padamu, entah Loo-pek mau
menerangkan atau tidak "!" kata Hi Lay sambil tersenyum.
"Soal apa Hi Lay-hiap " " tanya hartawan she Ong itu.
"Itu Loo-pek ..... tentang luka yang diderita olehmu !" kata Hi Lay lagi.
"Siapakah yang telah menyerang Loo-pek "! "
Mendengar pertanyaan Hi Lay, Wajah Ong Wang-gwee jadi berobah, tapi
akhirnya dia tersenyum getir,
"Semua ini memang salahku, Hi Tay-hiap "katanya. "Nama orang yang
melukai Loo-hu, cukup dikenal oleh saudara-saudara kalangan Kang-ouw, dia she
Gu bernama Kim Ciang ..... "
"Gu Kim Ciang?" tanya Hi Lay dan kawan-kawannya terkejut.
Ong Wang-gwee mengangguk.
"Ya ..... aku bentrok dengannya." sahut hartawan Ong itu. "Semua ini
disebabkan oleh peristiwa limabelas tahun yang lalu .....!!" lalu Ong Wang-gwee
menunduk rupanya ada yang sedang dipikirkan, sedangkan yang lainnya hanya
mengawasi hartawan she Ong itu. Lalu setelah batuk-batuk beberapa kali, Ong Liat
melanjutkan kata-katanya : "Baiklah Sie-wie Tay-hiap, aku akan menuturkan pada
kalian, agar peristiwa ini dapat dipakai untuk pedoman hidup Liat-wie ..... !!"
Dan, Ong Wang-gwee mulai menuturkan sebab musabab dia bermusuhan
dengan Gu Kim Ciang, seorang tokoh silat yang cukup disegani oleh orang-orang
Boe-lim ..... *Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya.
67 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
LIMA BELAS tahun yang lalu sebetulnya Ong Wang-gwee bernama Su Lok
dan she Tan, karena dia putera tunggalnya Tan Wang-gwee, hartawan she Tan, dan
bernama Pek Kian; Sebagai putera kesayangan dari Tan Pek Kian, hartawan she Tan di Kwiecoe, maka sifat Su Lok jadi berandalan. Dia sering bermain ketempat-tempat
pelesiran, banyak berkenalan dengan, 'buaya darat', malah sejak kecil dia telah
berguru untuk belajar ilmu silat, sehingga di samping tubuhnya yang tegap, Su Lok
juga pandai memainkan ilmu pukulan Han Liong Cap-sie Ciang dari Siaw Liem
Sie. Yang hebat adalah putera hartawan she Tan itu sering mengganggu anak bini
orang, namun tak ada seorangpun yang berani menegurnya. Karena selain
orangnya gagah dan berangasan, malah uangnya juga padat, sehingga hampir
semua cabang-atas, buaya darat, tunduk padanya.
Pada suatu hari, dia melihat seorang gadis. Cantik sekali dan menggiurkan
haiinya, sehingga hati pemuda hartawan ini jadi tergoncang. Dia memerintahkan
orang-orangnya untuk menyeliuiki keadaan gadis itu.
Ternyata perempuan itu she Ciang bernama Ban Lie. Gadis itu telah
menikah dengan orang she Gu, bernama Kim Ciang. Mereka adalah pasangan
suami isteri yang saling mencintai. Mereka hidup sederhana sekali.
Tapi wajah nona itu telah menggoncangkan hati Tan Koeng-coe, putera dari
Tan Pek Kian. Dia setiap hari menanti Ban Lie di tepi pasar, dan selalu
menggodanya. Tapi Ciang Ban Lie tak pernah melayaninya.
Karena tak tahan menahan rindu asmaranya itu, Su Lok perintahkan
beberapa orang-orangnya untuk menculik Ban Lie, yang dibawa kesebuah rumah
pelesiran. Tapi, walaupun sudah dibujuk dan diberikan beberapa ratus tail perak,
namun Ban Lie tetap menolak, malah memaki-maki Su Lok. Kong-coe she Tan itu
jadi gusar, dia memaksa. Karena di dalam kamar itu hanya mereka berdua, maka
dia dapat berbuat sekehendak hatinya. Ditarik baju atas Ban Lie, sehingga robek
dan terbuka. Sebagai seorang isteri dari suami yang kurang berada, sehingga setiap
hari bekerja berat, maka tenaga Ciang Ban Lie sangat besar. Dia memberikan
perlawanan dan meronta dari pelukan Tan Su Lok.
Namun, mana kuat Ban Lie melawan tenaga putera hartawan she Tan itu,
karena di samping telah berguru pada murid Siauw Lim Sie dan menguasai Han


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

68 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Liong Cap-sie Ciang, Su Lok juga bertenaga besar. Dengan sekali sentak, Su Lok
telah dapat menarik Ban Lie, sehingga rubuh dalam rangkulannya.
"Tenanglah ..... bukankah kaupun akan mengecap kegembiraan ?" bujuk Su
Lok sambil berusaha mengecup pangkal leher wanita yang telah menjadi isteri Gu
Kim Ciang. Namun Ban Lie meronta lagi.
"Lepaskan ..... lepaskan binatang !?" teriaknya kalap. "Bangsat kau ..... kalau
suamiku mengetahui, jiwamu akan melayang !!"
Su Lok semakin memeluk lebih erat, dia tak mau melepaskan rangkulannya
pada badan orang, malah tangannya telah meremas dada Ban Lie yang masih
tertutup oleh alas pakaian dalamnya.
"Kau demikian cantik, manis dan seperti bidadari .....!" bujuk Su Lok lagi.
"Untuk apa kau hidup dalam dunia orang she Gu yang penuh derita itu .....!
lnsyaflah, aku akan membuatmu seperti permaisuri raja, segala
kebutuhanmu akan kupenuhi !!"
Ban Lie tetap meronta. "Lepaskan .....! Lepaskan !" teriaknya. Dan di saat itu dia melihat sebatang
golok besar yang tergantung di dinding. Dengan tak terduga, Ban Lie meronta
sekuat tenaganya, dan kebetulan Su Lok pada saat itu sedang menundukkan
kepalanya mencium pangkal leher wanita itu, sehingga dia tak bersiap-siap, maka
Ban Lie dapat meronta terlepas. Sambil menangis, Ban Lie berusaha untuk
menerobos keluar. Namun, pintu kamar itu telah terkunci dari luar. Su Lok
memang telah memerintahkan kepada orang-orangnya untuk mengunci pintu
kamar itu dari luar dan memesan pada germo pemilik rumah pelesiran yang
disewanya itu untuk melarang orang-orang mengganggunya. Sambil tetap
menangis, Ban Lie menggedor pintu itu, nyonya Gu Kim Ciang jadi kalap. Waktu
Su Lok menghampirinya untuk memeluk kembali, dia telah mencakar muka
kongcoe she Tan itu. Untung Su Lok bisa menghindarkan cakaran wanita itu. tapi
disebabkan itu, Su Lok jadi mendongkol.
"Kau akan kuberi kebahagiaan hidup, ingin kutarik kau dari lumpur
penderitaan dan kehinaan, tapi kau benar-benar tak berbudi dan telah
memperlakukanku demikian .....! Ban Lie ! Turutilah segala keinginanku, kau pasti
akan bahagia hidup di sisiku !!"
Dengan air mata mengucur deras, Ban Lie memandang Su Lok. Bibirnya
gemetar. 69 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Kau mau menuruti keinginanku, bukan " " tanya Su Lok sambil
menghampiri lebih dekat. Ban Lie tak menyahuti, dia tetap menangis. Dan, tiba-tiba matanya melihat
sebatang golok yang tergantung di tembok, dengan cepat dia menerjang kesana dan
menyambar golok itu. Lalu dengan memegang golok itu sambil menangis, Ban Lie
memandang Su Lok dengan mata mendelik.
"Kalau kau berani maju setindak saja lagi, maka akan kubacok kau !!"
ancam Ban Lie. Air matanya masih terus mengucur.
Su Lok menyeringai, dia tak gentar orang mengancam padanya, dia malah
maju lagi. Karena Su Lok tahu, biar bagaimana, kalau sampai Ban Lie
membacoknya, dia akan dapat menghindarkanuya.
"Jangan begitu manis .....!" bujuknya "Biarlah ! Binasa di tangan si cantik
sepertimu ini aku rela ..... !" dan dia mengulurkan tangannya akan memeluk Ban
Lie. Ban Lie mundur, dia akan membuktikan perkataannya. Dia mengayunkan
goloknya akan membacok Su Lok. Anak muda itu tidak mengelakkan, hanya
memandang wanita itu sambil tersenyum, sampai akhirnya ketika golok itu sampai
di tengah jalan, Ban Lie tak berani meneruskan. Dengan tenaga yang lemah,
akhirnya golok itu diturunkan kembali. Dia jadi menangis sambil memegangi
goloknya. Su Lok tersenyum, dia menghampiri. Dirangkulnya perempuan itu.
"Lebih baik kau turuti keinginanku secara baik-baik. Ban Lie l" kata Su Lok
berbisik di tepi telinga wanita itu. "Aku jamin hidupmu akan berbahagia .....!!"
Ban Lie tak menyahuti, dia masih tenggelam dalam tangisnya. Tangannya
memegangi golok itu erat-erat. Namun, waktu tangan Su Lok meremas dadanya,
dia berdiam diri saja, hanya tubuhnya agak tergetar, menahan isak tangisnya.
"Ketika Su Lok membuka baju dalamnya, wanita itu juga berdiam saja di antara
tangisnya. Ketika Su Lok membuka seluruh apa yang dipakainya, Ban Lie juga
berdiam saja tak memberikan perlawanan, hanya tangisnya semakin terdengar
nyata. Dan waktu Su Lok meaciumi seluruh tubuhnya, dia juga berdiam diri. Juga
tak memberikan perlawanan, waktu Su Lok menyeretnya ke pembaringan.
Kemudian yang terdengar hanyalah dengus napas Su Lok yang memburu seperti
Naga jantan yang sedang mengamuk dan tangisan Ban Lie .....!
Dan, nyonya Gu Kim Ciang itu telah terjatuh ke dalam putera seorang
hartawan yang mempunyai perangai sebagai pemetik sari bunga, yang sering
70 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
mengganggu anak isteri orang. Namun, Ciang Ban Lie ternyata hanya seorang
wanita yang imannya lemah dan tak mempunyai pendirian. Bukannya dia
membunuh diri untuk melindungi kesuciannya, malah akhirnya menyerah di
bawah tangan Su Lok. Juga, selanjutnya, malah nyonya Gu Kim Ciang itu sering melakukan
hubungan gelap dengan Su Lok, hanya sekedar untuk memperoleh uang sebanyak
sepuluh tail emas. Akhirnya biar bagaimana rapat mereka menutup rahasia itu, Gu Kim Ciang
dapat mengendus juga. Walaupun sebagai rakyat jelata yang miskin dan tak
mempunyai kekuatan apa-apa, tapi melihat isterinya diganggu oleh putera
hartawan she Tan itu, darah Gu Kim Ciang jadi meluap. Dia mendatangi rumah
keluarga kaya she Tan itu dan mengamuk di situ. Namun, bukannya dia dapat
membunuh Tan Su Lok, malah achirnya dia yang dihajar pulang pergi oleh tukang
pukuinya keluarga she Tan itu. Dengan keadaan mengenaskan dan menderita Gu
Kim Ciang melarikan diri sambil menangis, hatinya hancur berantakan. Sebelum
melarikan diri, Kim Ciang mengancam pada suatu hari nanti, dia akan datang
mengadakan pembalasan, dan Tan Su Lok hanya tertawa dan memerintahkan
orang-orangnya pura-pura untuk mengejar. Kim Ciang jadi melarikan diri
ketakutan, tangisnya masih juga terdengar ketika dia akan kabur dari gedungnya
hartawan she Tan iiu. Sejak saat itu, Gu Kim Ciang telah menghilang dari Kwie-coe dan tak
terdengar kabar beritanya lagi.
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
ONG LIAT atau dulunya bersama Tan Su Lok, mengurut-urut janggutnya,
wajahnya muram setelah dia menuturkan riwayat hidupnya, di mana terjadi sebab
musabab dari perselisihannya dengan Gu Kim Ciang, si-kerbau dungkul emas itu.
"Lalu Ciang Ban Lie bagaimana Loo-pek ?" tanya Hi Lay jadi tertarik dan
ingin mengetahui kelanjutannya.
Ong Wang-gwee menarik napss.
"Dia Loo-hu ambil menjadi istriku yang kesembilan .....!" sahut Ong Wanggwee. "Tapi akhirnya ..... mungkin kecantikannya, mungkin juga disebabkan oleh
goyang Kwie-coe, benar-benar membikin Loo-hu jadi lupa daratan, Loo-hu benarbenar mencintanya dan yang delapan lainnya Loo-hu ceraikan!"
71 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Jadi istri Loo-pek hanya Ciang Ban Lie seorang "!" tanya Hi Beng.
Ong Wang-gwee mengangguk.
"Ya .....!" sahutnya sambil menarik napas.
"Dan ..... dan ibu Ong Sio-cia "!" tanya Hi Lay ragu, sambil melirik pada Siu
Lan. Sedangkan si-nona Ong telah menundukkan kepalanya.
"Telah Loo-hu ceraikan .....!" sahut Ong Liat, Ong Wang-gwee, dengan
wajah yang muram. "Sekarang di mana Ong Hoe-jin?" tanya Hi Lay ingin mengetahui lebih
lanjut. "Maksud Siauw-tee, ibu Ong Sio-cia "!"
Ong Wang-gwee menarik napas, dia tak lantas menyahuti, rupanya ada yang
mengganjal hatinya. Dia menatap jauh melalui jendela ruang itu.
Hi Beng, Hi Lay, Tang Siu Cauw, Soe Niang dan Ong Siu Lan, tak berani
bertanya, mereka hanya menatap hartawan she Ong itu.
Akhirnya, Ong Liat menarik napas lagi dia sudah dapat menguasai
goncangan hatinya. "Sebetulnya Loo-hu memang harus mati tak memperhatikan ibu Siu Lan
....." mungkin karena terlampau kesal dan meleres, akhirnya ibu Siu Lan telah
meninggal .....!!" kata Ong Liat perlahan, "Setelah itu. Loo-hu pindah dari Kwiecoe ke Sian-lie-chung ini ..... "
"O, ya "!"
"Dan selanjutnya Loo-hu merobah nama menjadi Ong Liat !!" kata Ong
Wang-gwee lagi. "Memangnya nama Loo-pek yang sekarang ini bukan nama yang
sesungguhnya ?" tanya Hi Lay heran.
Ong Wang-gwee mengangguk sambil tersenyum.
"Ya ....., nama Loo-hu dulu angker, kukira kalian akan kaget mendengarnya,
Loo-hu sebetulnya she Tan dan bernama Su Lok !!"
"Oh ..... " Ong Wang-gwee menarik napas lagi, sedangkan yang lainnya, termasuk. Ma
Giok dan Thio In Ciang, berdiam diri saja, tenggelam oleh cerita Ong Wang-gweeyang cukup menarik.
"Sejak saat itu, dimana Loo-hu telah merubah nama dan menyembunyikan
muka, tak ada seoraagpun yang mengetahui bahwa Loo-hu sebetulnya mengerti
sedikit-sedikit kulit-kulit ilmu silat.'' Ong Wang-gwee melanjutkan lagi ceritanya.
72 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Sampai Ma Giok dan Thio In Ciang juga tak mengetahui !!" dan Ong Wang gwee
tersenyum sambil memandang Ma Giok dan Thio In Ciang yang tertunduk malu.
" Maksud hoo-pek tentu untuk menghindarkan pembalasan dendamnya Gu
Kim Ciang, bukan ?" tanya Hi Beng lagi.
"Ya ..... tak salah sedikitpun !" Ong Wang-gwee membenarkan. "Loo-hu
memang ingin menyembunyikan diri agar tak ada yang mengetahui lagi bahwa
Loo-hu sebetulnya adalah Tan Su Lok yang telah banyak mengganggu anak istri
orang !" "Tapi nyatanya sekarang orang she Gu itu dapat menemui jejak Loo-pek
juga !" kata Soe Niang.
"Ya ..... Loo-hu juga tak menduga sebelumnya." sahut Ong Wang-gwee
"Juga yang membuat Loo-hu tak habis mengerti, entah dari mana Gu Kim Ciang
mempelajari ilmu silatnya yang begitu luar biasa ..... "! " Ong Wang-gwee menarik
napas lagi. "Hanya dalam dua jurus saja Loo-hu telah dijatuhkan dan dilukainya
..... ! Luar biasa .....! Loo-hu tak menduga sedikitpun bahwa anak itu akan
mempunyai kepandaian yang lihai sekali !!"
"Tapi loo-pek ..... "
"Kenapa ?" "Gu Kim Ciang memang sudah terkenal kekosenannya sejak tujuh tahun
yang lalu ..... banyak yang jeri padanya, terutama penjahat dan tentara negeri .....!"
Hi Lay menerangkan. "Ya ..... Loo-hu juga telah mendengar nama Gu Kim Ciang cukup lama, tapi
Loo-hu tak menyangka sedikitpun bahwa Kim Ciang yang ditakuti itu adalah Gu
Kim Ciang tolol yang pernah Loo-hu hajar dan isterinya kurebut ..... ! " dan Ong
Wang-gwee menarik napas lagi. "Nah ..... semoga semua ini jadi pelajaran kalian
.....! Loo-hu minta dengan sangat di antara Liat-wie jangan suka mengganggu anak
bini orang, bisa kuwalat wan-po-wan!"
Hi Lay, Hi Beng, Tang Siu Cauw, Soe Niang, Ma Giok, Thio In Ciang,
semuanya menunduk malu ..... lebih-lebih Soe Niang dan Ong Siu Lan, puteri Ong
Wang gwee itu muka mereka telah berobah merah, seperti merahnya warna buah
Ang-chie ..... Dan, malam itu Tang Siu Cauw dan kawan-kawannya bermalam di gedung
Ong Wang-gwee lagi ...... Malam itu, banyak yang diceritakan Ong Wang-gwee
perihal penghidupannya di masa yang telah lampau, dan Tang Siu Cauw bersama
73 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
ketiga Soe-tee-Soe-moynya mendengarkan penuh perhatian. Sampai menjelang
kentongan kedua, barulah mereka kembali kekamar masing-masing ......
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 5 KETIGA harinya Tang Siu Cauw, Soe Niang, Hi Lay dan Hi Beng pamitan
pada Ong Wang-gwee. Dengan hati yang berat Ong Liat melepaskan kepergian
tamu-tamunya itu. Lebih-lebih Ong Siu Lan, entah kenapa, hatinya seperti terbetot
dan tergoncang ketika menghantarkan kepergian tamu-tamu ayahnya itu. Dia
sering melirik pada Hi Lay, seakan berat melepaskan kepergian anak muda itu.
Tatapan matanya luar biasa sekali, seakan-akan ingin menyatakan isi hatinya.
Hi Lay juga melihat pandangan mata Siu Lan, namun, biar hatinya tergetar
dan dapat merasakan apa yang terkandung di hati Siu Lan, Hi Lay tak berani
menatap anak gadisnya Ong Wang-gwee, dia hanya melambaikan tangannya dan
mengikuti ketiga saudara seperguruannya meninggalkan rumah Ong Wang-gwee.
Ma Giok dan Thio In Ciang menghantarkan sampai beberapa lie, akhirnya
atas desakan Tang Siu Cauw yang meminta agar mereka pulang kembali untuk
menjaga keselamatan Ong Wang-gwee, barulah mereka mau kembali.
Tang Siu Cauw, Soe Niang, Hi Lay dan Hi Beng melanjutkan perjalanan
mereka dengan menggunakan kuda menuju ke arah barat, dari sana mereka
merobah arah menuju kearah timur. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung yang
besar serta megah. "Kita telah sampai, Hi Soe-tee .....!" bisik Tang Siu Cauw pada Hi Beng.
Hi Beng mengangguk. "Ya, Soe heng ..... kita telah sampai di tempat tujuan kita dengan selamat .....
!" sahutnya. "Thian masih melindungi kita, karena kotak pusaka itu dapat kita
lindungi sampai di tempat tujuan ini dalam keadaan selamat .....!!"
Pada saat itu Tang Siu Cauw telah berteriak dengan suara menggema; "Teecoe Tang Siu Cauw bersama Samwie Soe-tee telah tiba ..... kami ingin bertemu
dengan In-soe !!" Suara Tang Siu Cauw menggema menggetarkan daerah tersebut.
Lebih-lebih ketika dari dalam rumah itu terdengar sahutan yang perlahan, tapi
tegas, menandakan tenaga dalam orang itu sudah tinggi sekali "Masuklah !!"
74 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
In-soe ialah guru yang berbudi.
Tang Siu Cauw dan ketiga Soe-teenya setelah menjura memberi hormat
kearah pintu gedung itu, mereka baru melangkah memasuki rumah itu. Ketika
bertindak ke ruang tengah
Halaman 51 sobek tidak terbaca setengah halaman.
"Siu Cauw ..... ! Bangunlah, jangan terlalu banyak menjalankan peradatan !"
katanya. Tang Siu Cauw dan ketiga saudara seperguruannya duduk bersimpuh
dihadapan lelaki berjenggot itu, dimana memang terdapat tikar-tikar anyaman
untuk duduk, berbentuk segi delapan.
"Bagaimana dengan tugasmu, apakah kau berhasil membawa barang itu ?"
tanya guru Tang Siu Cauw setelah keempat muridnya mengambil tempat duduk
masing-masing. "Berkat doa restu dari Soe-hu, maka baHalaman 52 sobek tidak terbaca setengah halaman
"Ya ..... hanya akhirnya Tee-coe berempat ditolong oleh seorang tua yang
galak sekali, rupanya Hauw Loo-tangkeh dan Kim Soe Loo-tangkeh dari Pek Bwee
Kauw jeri sekali pada kakek galak itu ..... !"
"Dia tentu Pek Ho Kui-jin !" kata guru Tang Siu Cauw dengan suara yang
perlahan. Pek Ho Kui-jin artinya iblis bangau putih.
"Pek Ho Kui-jin, Soe-hoe ?" tanya Tang Siu Cauw heran. "Apakah Soe-hoe
kenal padanya ?" Orang tua itu menggeleng.
"Aku tak pernah berhubuugan dengan dia tapi aku yakin dia pasti Pek Ho
Kui-jin, kakak kandung Thio See Ciang, kauw-coe Pek Bwee Kauw .....!!"
"O, ..... pantas Hauw Loo-tangkeh dan Kim So Loo-tangkeh tampaknya jeri
sekali pada kakek itu !!" kata Tang Siu Cauw sambil mengangguk-anggukkan
kepalanya. Soe-hoe Tang Siu Cauw menarik napas mengelus-elus janggutnya.
75 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Kalian masih beruntung dan bernasib baik, Siu Cauw !!" katanya
kemudian. "Sebetulnya Pek Ho Kui-jin Thio Lam terkenal akan keganasannya .....!
Aku heran, mengapa malah kali ini dia menolong kalian"!!" dan guru Tang Siu
Cauw menarik napas lagi, lalu tanyanya "Mana kotak pusaka itu ?"
Tang Siu Cauw mengeluarkan bungkusan yang dibawanya, lalu membuka
dan menyerahkan sebuah kotak kayu cendana pada gurunya. Kotak itu menyiarkan
bau harum yang wangi sekali, memenuhi ruangan tersebut.
Sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dan mengerutkan alisnya, orang
tua yang menjadi guru Tang Siu Cauw menerima kotak pusaka tersebut.


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Entah sudah berapa banyak korban yang jatuh disebabkan oleh kotak
pusaka ini !" katanya; kemudian perlahan sekali sambil membuka kotak itu.
"Semua orang ingin memiliKi kotak pusaka ini .....!" dan dia menarik napas sambil
mengeluarkan sejilid kitab dari dalam kotak kayu cendana tersebut,
diperhatikannya kotak kayu cendana itu, lalu dia membalik-balik halaman buku
yang ada di tangannya. Berulang kali dia menarik napas sambil mengerutkan
sepasang alisnya, mungkin ada sesuatu yang sedang dipikirkannya.
"Siu Cauw .....!" katanya kemudian sambil meletakkan buku itu ke dalam
kotak cendana lagi. "Ya .....?" "Kau sudah belajar silat padaku selama sepuluh tahun dan kalian, Hi Lay, Hi
Beng dan Soe Niang, kalian baru lima tahun ..... tapi selama itu aku tak pernah
menceritakan tentang buku silat pusaka ini, bukan?"
"Ya Soe-hoe ..... !" sahut Hi Lay, Tang Siu Cauw dan Hi Beng bersama Soe
Niang hampir berbareng. "Nah ..... mari kalian duduk agak mendekat, aku akan menceritakan
riwayatnya buku pusaka ini ..... !" kata orang tua itu lagi.
Tang Siu Cauw menggeser duduknya, begitu juga dengan yang lainnya.
Tampak laki-laki tua yang menjadi guru keempat pendekar itu menarik
napas, seperti ada yang sedang dipikirkannya, akhirnya dia mengambil buku
pusaka itu, ditimang-timangnya.
"Soe Niang," katanya kemudian, "panggil kemari Soe-bomu dan Han-jie.
Biarlah mereka juga mendengarkan cerita riwayat buku pusaka ini ..... !!"
Soe Niang mengiyakan, lalu pergi keluar. Selama kepergian Soe Niang itu,
lelaki tua yang menjadi guru Tang Siu Cauw berdiam diri, sehingga ruangan itu
76 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
jadi hening. Dia hanya menatap buku itu, seperti sedang mengingat-ingat
pengalamannya yang telah lewat.
Tak lama kemudian Soe Niang telah kembali bersama seorang perempuan
tua dan seorang anak laki-laki kecil berusia sepuluh tahun.
Ketika perempuan dan laki-laki kecil itu memasuki ruangan tersebut, Tang
Siu Cauw, Hi Lay dan Hi Beng berlutut sambil memanggil: "Soebo .....!!"
"Perempuan itu mengangguk sambil tersenyum, lalu duduk di samping
suaminya. Sedangkan anak laki-laki itu, Han-jie, ketika melihat Tang Siu Cauw,
lantas menghampiri. "Mana yang Soe-heng janjikan tempo hari ! " tegurnya sambil tertawa.
"Janji ?" tanya Siu Cauw heran.
"Ya ..... Soe-heng pernah menjanjikan akan membelikan aku sepatu baru
......!!" kata anak itu lagi.
"O ya, aku lupa Han-jie ..... ! Nanti kalau memang aku pergi lagi, pasti tak
akan melupakan janjiku itu !!" kata Siu Cauw sambil tertawa.
Han-jie, anak laki-laki itu, cemberut, tapi Siu Cauw mencubit pipi si bocah.
"Nanti aku pasti akan membelikan Han-jie sepatu baru !" janjinya. "Han-jie
mau berapa pasang "!"
"Benar nih Soe-heng "!" tanya anak itu, jadi gembira lagi.
"Benar ! Aku mana pernah mendustaimu?" sahut Siu Cauw cepat.
Laki-laki tua, ayah Han-jie, menarik napas.
"Ayo Han-jie--duduk dekat ibumu!" perintahnya perlahan, tapi berwibawa.
Han-jie, anak Han, tak berani membantah perintah ayahnya, dia duduk di
samping ibunya sambil mempermainkan beberapa buah kelereng.
Pada saat itu setelah batuk-batuk beberapa kali sambil mengelus-elus
jenggotnya, laki-laki tua itu mulai membuka kisah buku pusaka itu: "Dua-puluh
lima tahun yang lalu, dimana aku telah menjagoi di wilayah Kang-lam dan
sekitarnya ..... Aku paiing benci pada kejahatan, seperti juga musuh buyutan maka
dari itu, tak perduli siapa saja, asal dia melakukan suatu perbuatan maksiat, maka
pasti akan kubunuh untuk melenyapkan penyakit yang mengancam rakyat jelata.
Boleh dikata aku disegani, baik kawan maupun lawan, mereka semua memberi
julukan padaku Pat-kwa Hiat-kui, memedi berdarah, dan setiap penjahat yang
mendengar Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim, pasti akan menggigil ketakutan ..... !!
Namun disebabkan tindakanku yang tegas itu, maka banyak juga yang berusaha
untuk membunuhku !! " Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim berhenti sebentar, dia
77 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
menarik napas, mengerutkan sepasang alisnya, rupanya sedang memusatkan
pikirannya untuk mengenang kembili apa yang telah terjadi. "Tapi ....." katanya
kembali. "Semua itu dapat kuatasi, lawan-lawanku itu dapat kupukul mundur
Hanya disebabkan untuk melindungi jiwaku itu, maka aku banyak
membunuh dan achirnya banyak musuh ! Dan, di samping itu, akupun paling benci
pada buku-buku garuda, tentara-tentara Ceng, sehingga siapa saja yang kuketahui
berkomplot dengan Boan Ceng, pasti kubunuh ..... sampai achirnya orang-orang
Boan juga memusuhiku dan memerintahkan orang-orang kosen untuk
membunuhku! Orang Boan itu mencap aku sebagai pemberontak, tapi aku tak
takut, malah semakin hari semakin gila mengamuk di mana ada orang-orang Boan,
di situ akan timbul pembunuhan ..... Akhirnya aku sebagai juga musuh buyutan
dari tentara Boan Ceng ..... "
Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim menarik napas lagi, sedangkan yang lainnya
memasaag kuping penuh perhatian. Hanya si Han-jie yang tetap mempermainkan
kelerengnya, tak memperhatikan cerita ayahnya. Ibunya, Han Hoe-jin, sering
menarik tangannya, tapi dia tetap bandel sering jingkrak-jingkrakan mengejar
kelerengnya. "Sampai achirnya pemerintah Boan itu mengeluarkan pengumuman, siapa
saja yang dapat menangkapku, hidup atau mati, akan dihadiahkan lima-ratus tail
emas .....!" Han Swie Lim melanjutkan kisahnya.
"Tapi, sejak dikeluarkannya pengumuman itu, biar banyak yang
menyatroniku, semuanya dapat kuhalau, malah banyak yang binasa di tanganku
ini! Hal itu berlangsung terus sampai tiga tahun, sampai akhirnya yang mengejarngejar semakin banyak, karena aku telah mendapatkan sejilid buku pusaka yang di
dalamnya berisikan ilmu silat yang luar biasa dari seorang kakek-tua tak dikenal
pada waktu itu. Sekarang orang-orang itu mengejarku dengan mengandung dua
maksud, pertama untuk memperolehkan hadiah pemerintah Boan, kedua untuk
merebut kitab pusaka itu. Aku jadi repot juga menghadapi orang-orang itu, karena
yang turun tangan pada akhir-akhir ini semuanya terdiri dari orang-orang kosen
dan berkepandaian tinggi, biar bagaimana aku seorang manusia, kalau dikeroyok
terus menerus, kemungkinan besar aku akan binasa di tangan mereka ...... Maka,
aku berusaha untuk mempelajari isi kitab itu, tapi biar telah kupelajari selama
setahun lebih, tetap saja aku tak bisa memahami isi kitab pusaka tersebut ...... Aku
masih mempelajari terus selama setengah tahun lagi sampai achirnya aku hanya
dapat mempelajari sepersepuluh bagiannya saja ..... namun biarpun begitu, aku jadi
78 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
bertambah kosen !!" Han Swie Lim berhenti lagi sesaat, menatap murid-muridnya
yang mendengarkan penuh perhatian. Sebagai seorang yang bisa banyak bicara,
sebetulnya Han Swie Lim tak bisa bercerita, dia menduga murid-muridnya tentu
akan bosan mendengar kitab pusaka itu.
Tang Siu Cauw dan yang lainnya mengawasi guru mereka, mereka tak
mengeluarkan sepatah katapun.
"Tapi ..... " Han Swie Lim melanjutkan kisahnya. "Sejak saat itu hatiku jadi
tawar menghadapi segala urusan keduniawian, karena kepandaianku sukar ada
tandingan, maka kerjaku hanya merabunuh-bunuhi orang yang menyatroniku,
sampai akhirnya aku bosan dengan sendirinya ..... juga pada waktu itu memang aku
telah berkenalan dengan Soe-bo kalian maka akhirnya aku mengambil keputusan
untuk mengasingkan diri dan menghilang dari sungai telaga. Kami lalu
melangsungkan pernikahan kami dan menetap di desa ini, yang jauh dari segala
keramaian, sampai akhirnya aku mengambil kalian sebagai murid-muridku .....!!"
Han Swie Lim menyeka keringat yang membasahi keningnya, rupanya
ceritanya itu telah meletihkan sekali.
"Lalu kitab pusaka itu mengapa ada di Kang-lam lagi, Soe-hoe "!" tanya
Tang Siu Cauw lagi ingin mengetahui.
Han Swie Lim menarik napas.
"Ya ..... waktu aku mengundurkan diri dari kalangan Kang-ouw, aku tak
membawa kitab itu ! Aku telah menyimpannya di belakang dari kuil Pat-hwa-sie,
di tempat mana kalian sekarang telah mengambilnya kembali .....! !"
"Oh ..... " "Dan maksudku ingin kalian mempelajari kitab itu bersama-sama dengan
Han-jie ..... " kata Han Swie Lim lagi.
"Terima kasih Soe-hoe .....!" kata Tang Siu Cauw, Hi Beng, Hi Lay dan Soe
Niang sambil berlutut memberi hormat pada gurunya.
"Ya, ..... aku ingin Han-jie rajin-rajin belajar silat, tapi anak itu sangat
bandel, tak mau mendengar perkataan orang tua, selalu membantah keinginanku
..... dia tetap tak mau belajar silat ! " Han Swie Lim menarik napas lagi sambil
menatap puteranya. "Tapi, biar bagaimana, sejak hari ini dia harus patuh pada
keinginanku ! !" Pat-kwa Hiat-kui Han swie Lim menoleh pada Han-jie.
"Kemari kau, Han-jie .! " panggilnya.
Han-jie menghampiri ayahnya.
79 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Ada apa Thia " ! " tanya si bocah.
"Kau sudah dengar tidak ..... " !" kata Han Swie Lim dengan muka
berwibawa. "Mulai hari ini kau harus rajin-rajin belajar silat bersama Soe-heng dan
Soe-ciemu itu ! !" Mendengar perkataan ayahnya, Han-jie cepat-cepat menggelengkan
kepalanya. "Tidak mau Thia ..... Aku tak mau belajar silat !" katanya.
"Han-jie !!" "Tak mau Thia .....! Biar bagaimana aku tak mau belajar silat !" kata bocah
itu lagi, dia masih menggelengkan kepalanya.
Wajah Han Swie Lim jadi berubah bengis.
"Mengapa kau begitu bandel ?" bentaknya. Nyata dia gusar sekali.
"Aku tak bandel Thia ..... tapi aku tak mau belajar silat !!"
"Memangnya mengapa kau tak mau belajar silat "!" bentak Pat-kwa Hiat-kui
gusar. "Apakah dengan belajar silat kau bisa mati "!"
Tapi diluar dugaan si bocah malah menganggukkan kepalanya.
"Ya Thia ..... bukankah Thia-thia yang sering menceritakan bahwa orang
yang bisa silat akan saling bunuh-bunuhan .....! Semakin kosen orang itu, maka
semakin banyak musuh-musuhnya !!" kata si bocah.
Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim jadi semakin murka melihat kebandelan
puteranya itu, janggutnya seperti tergetar menahan amarah.
"Sejak berusia tujuh tahun kau selalu menolak maksud baik Soe-heng dan
Soe-cimu yang ingin membantu kau untuk mempeiajari ilmu silat, tapi selalu kau
tolak. Tapi mulai hari ini, biar kau mengemukakan alasan apapun, kau harus
belajar rajin-rajin !! Ingat Han-jie ..... aku sudah tua, maka kalau aku dan ibumu
telah meninggal dan kau tak bisa bersilat, maka seandainya ada yang menghinamu,
maka siapa yang akan membelamu !!"
"Tokh ada Soe-heng dan Soe-cie !!" sahut Han-jie dengan muka cemberut.
"Ada Tang Soe heng, Hi Soe-heng, Wie Soe-cie .....mereka pasti tak membiarkan
aku dihina orang!!" lain si bocah menoleh pada Tang Siu Cauw. "Bukankah begitu
Tang Soe-heng !" Tang Siu Ceng cepat-cepat mengangguk sambil tersenyum.
"Ya, ya !!" sahutnya.
"Tapi kau harus belajar silat ! Kau dengar tidak "!" bentak Han Swie Tim
gusar. 80 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Melihat kemarahan ayahnya dan pancaran mata ayahnya yang tajam, sibocah tak berani membantah lagi. Tapi di hatinya dia telah mengambil keputusan
tetap tak akan belajar silat.
Sedangkan Han Hoe-jin telah menarik tangan suaminya.
"Jangan keras kau mengajar anak !" katanya. "Dia jadi semakin bandel!"
Han Swie Lim mendengus, dia mendelik pada puteranya.
"Pergi kau kembali ke kamarmu!" bentaknya pada si-bocah.
"Mulai besok Tang Soe-hengmu akan mendidik kau ilmu silat, kau harus
menuruti segala petunjuk dari Soe-hengmu itu !!"
Han-jie tak menyahuti, dia ngeloyor keluar dari ruang itu.
Ruangan tersebut jadi sunyi, seperginya bocah itu Tang Siu Cauw, Hi Lay
Hi Beng dan Soe Niang jadi tidak enak hati melihat kemarahan gurunya. Mereka
hanya menundukkan kepala saja.
"Siu Cauw ..... ! " panggil Han Swie Lim setelah berselang sesaat.
"Ya, Soe-hoe !" sahut Siu Cauw cepat.
"Untuk seterusnya kau mendidik Han-jie, kalau memang dia masih bandel
tak mau belajar ilmu silat, kau harus bersikap keras padanya ..... "
"Ya Soe-hoe .....!" sahut Siu Cauw cepat.
Put-kwa Hiat-kui Han Swie Lim menarik napas lagi, wajahnya telah berobah
jadi sabar kembali, "Nah ..... apakah di dalam perjalanan kemari kalian tak menghadapi
kesulitan lainnya ?" tanya si memedi darah itu.
"Ada Soe-hoe .....!" sahut Siu Cauw cepat.
"Apa saja yaug kalian alami ?" tanya Han Swie Lim sambil mengawasi
murid kepalauya. Tang Siu Cauw lantas seja menceritakan tentang mereka bermalam di
gedungnya Ong Wang-gwee, di mana dia telah mengobati luka yang diderita oleh
Ong Wang-gwee disebabkan oleh pukulan mautnya Gu Kim Ciang.
Mendengar cerita Tang Siu Cauw, Han Swie Lim menarik napas.
"Ya ..... sekarang memang banyak jago-jago muda !" katanya kemudian.
"Gelombang Tiang-kang yang pertama terdorong oleh gelombang selanjutnya .....
maka dari itu aku benar-benar mengingini agar Han-jie dapat mempelajari isi kitab
pusaka ini .....!!" "Ya, Soe-hoe !!"
81 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Dan juga, isi kitab ini akan kuturankan pada kalian juga !" kata Pat-kwa
Hiat-kui Han Swie Lim lagi. "Mudah-mudahan kalian berjodoh dengan kitab ini
dan dapat mempelajari seluruh isinya !!"
"Terima kasih Soe-hoe !!" kata Tang Siu Cauw dan ketiga Soe-teenya cepat.
"Nah ..... mungkin sekarang kalian letih sehabis melakukan perjalanan jauh,
pergilah kalian beristirahat !" kata orang tua itu lagi.
Tang Siu Cauw, Hi Lay, Hi Beng dan Soe Niang mengundurkan diri, mereka
kembali kekamar mereka masing-masing .....
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
UDARA pagi dengan kicauan burung-burung yang bercicit riang gembira
benar-benar menyegarkan. Pohon-pohon Yang-liu melambai-lambai dipermainkan
oleh siliran angin yang sejuk.
Pada pagi itu Tang Siu Cauw bersama ketiga saudara seperguruannya
sedang melatih diri memperdalamkan peiajaran ilmu silat mereka. Mereka berlatih
diri di taman yang ada di belakang gedungnya Han Swie Liem.
Sedangkan Han-jie, anak Han, putera Han Swie Lim yang baru berusia
sepuluh tahun, bermain seorang diri di situ sambil berlari-lari mengejar-ngejar
kupu-kupu. Bocah itu sambil mengejar kupu-kupu'yang tak diperolehnya juga itu
selalu tertawa gembira. Tang Siu Cauw yang melihat kelakuan si bocah, jadi tersenyum. Dia
menjejakkan kakinya, maka dengan enteng tubuhnya melambung kearah kupukupu yang sedang dikejar oleh Han-jie, sekali mengulurkan tangannya, maka
tertangkaplah kupu-kupu itu.
Diberikannya kupu-kupu itu pada si bocah.
"Nah Han-jie ..... kau lihat sendiri!" kata Siu Cauw tertawa. "Aku bisa silat
maka aku dapat menangkap kupu-kupu ini dengan mudah !" dan diawasi si-bocah
yang menerima pemberian kupu-kupu itu penuh kegembiraan. "Maka dari itu,
kalau memang kau bisa bersilat juga, maka dengan mudah kau dapat menangkap
sendiri kupu-kupu itu."
Han-jie mempermainkan kupu-kupu itu dengan tertawa gembira. Tapi ketika
mendengar perkataan Siu Cauw, cepat-cepat dia menggelengkan kepalanya.
"Tidak !" katanya cepat. "Aku tak mau belajar silat! Aku paling benci belajar
silat !!" 82 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Mengapa kau tampaknya selalu segan untuk belajar silat, Han-jie ?" tanya
Siu Cauw tak habis mengerti melihat kelakuan putera gurunya itu.
Han Han, si Han-jie, tertawa.
"Habis orang yang bisa silat selalu main bunuh-bunuhan !" kata bocah itu.
Mendengar perkataan Han Han, Tang Siu Cauw tertawa.
"Tak semuanya begitu, Han-jie !" katanya cepat. "Tak semua orang yang
mempunyai kepandaian silat selalu main bunuh-bunuhan ..... Kalau memangnya


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kita orang baik, maka kita hanya menggunakan untuk menjaga diri ..... !"
"Tapi aku tak mau belajar silat, Soe-heng !" kata si bocah tegas. "Lebih baik
aku tak mengerti sedikitpun ilmu silat !" dan sehabis berkata begitu, dia sudah
berlari-lari lagi, karena kupu-kupu yang di tangannya telah terlepas dan terbang
kembali, sehingga dia harus mengejarnya lagi.
Melihat itu. Tang Siu Cauw menarik napas. Dia heran, mengapa Han Han
selalu tak mau belajar silat, padahal ayahnya seorang jago silat yang kosen dan
ternama, mempunyai kepandaian yang luar biasa. Lagi pula yang mengherankan
Tang Siu Cauw, Han Han malah lebih senang belajar ilmu surat, boen, pada
ibunya, sedangkan dia menolak keras sekali untuk belajar ilmu silat, boe, sehingga
dalam usia sepuluh tahun itu, si bocah telah pandai membaca syair-syair kuno.
Entah sudah berapa ratus kali Han Swie Lim memaksa puteranya itu untuk
belajar Silat, tapi Han Han selalu menoiaknya. Yang mengherankan sekali, biarpun
Han Swie Lim telah marah dan murka, malah sampai dibentak-bentaknya, namun
Han Han tetap tak mau merapelajari ilmu silat, padahal sebetulnya si bocah paling
takut terhadap ayahnya itu.
Itulah yang tak dimengerti oleh Tang Siu Cauw, Hi Beng, Hi Lay dan Soe
Niang, sudah berbagai macam cara dan bujukan yang digunakan untuk membujuk
bocah itu belajar ilmi silat, ilmu silat keturunan keluarga Han itu, namun tetap saja
si bocah selalu menoiaknya. Sampai sekararg di kala Han Han telah berusia
sepuluh tahun, dia tetap tak mengerti sejuruspun permainan silat. Bocah itu hanya
sering nenonton dari samping di saat murid-murid ayahnya itu melatih diri.
Setelah menarik napas sekali lagi, Tang Siu Cauw lalu meneruskan
latihannya lagi, tapi di saat dia mau putar pedangnya, sebutir batu melayang
melenting padanya, sehingga cepat-cepat dia menyampok dengan pedangnya. Batu
dan pedang itu terbentur keras sekali, Tang Siu Cauw merasakah pedangnya
tergetar dan tangannya kesemutan, karena orang yang melempar batu itu bertenaga
luar bisa. 83 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Cepat-cepat Tang Siu Cauw melompat ke pinggir, dia menoleh ke belakang.
Dilihatnya seorang laki-laki tua yang mengenakan pakaian panjang seperti seorang
pelajar sedang tertawa mengekeh, di belakangnya berdiri dua bocah laki-laki kecil
berusia di antara empat-belas tahun, pakaian mereka sama satu dengan yang
lainnya, seperti anak kembar. Namun wajah mereka yang seorang hitam dan yang
seorang lagi sangat putih, sehingga mudah untuk dikenali. Yang hitam membawa
sebatang golok bergagang kepala naga dan dibuat dari emas murni, sedangkan
yang seorang lagi, yang berwajah putih, membawa sebuah kotak, yang tutupnya
terbuka, sehingga terlihat di mana di dalamnya terdapat berratus-ratus Hoei Yan
Gin, senjata rahasia yang berbentuk seperti burung walet dan terbuat dari perak.
Tang Siu Cauw menunduk melihat bahwa yang membentur pedangnya tadi
bukan batu kerikil biasa, melainkan sebatang Hoei Yan Gin yang berasal dari lelaki
tua memakai baju pelajar itu. Tubuh orang itu gemuk dan berjanggut kasar tanpa
kumis. "Hebat juga pedangmu, hai anak muda!" kata laki-laki asing itu. "Kagum
juga aku melihat si Han tua mendidik seorang murid semacam kau !"
"Si ..... siapa Loo-cianpwee ?" tanya Tang Siu Cauw sambil menjura, karena
dalam dugaannya orang itu tentu kawan gurunya.
"Aku "!" sahut laki-laki asing gemuk berjanggut kasar tanpa kumis itu
sambil tertawa keras. "Aku ya aku ..... kalau kau mendengar namaku, nanti kau
bisa semaput. ....."
Wajah Tang Siu Cauw agak berubah mendengar perkataan orang yang kasar
itu, sedangkan Hi Lay, Hi Beng dan Soe Niang telah menghampiri berdiri di
belakang orang she Tang itu.
"Siapa Loo-cianpwee sebenarnya "!" tegur Tang Siu Cauw lagi. "Karena
jangan sampai Boan-pwee nanti berlaku kurang ajar terhadap Cianpwee ..... !!"
"Hoooo ..... hebat !! Kau mau berlaku kurang ajar di hadapanku ?" dan lelaki
gemuk aneh itu ketawa lagi. "Ayo, ayo, ayo, kalau kau memang kau ingin berlaku
karang ajar terhadapku, majulah ! Panggil dulu gurumu si Han tua, agar kuringkus
semuanya !!" Mendengar perkataan lelaki itu yang kasar dan sinis, maka Tang Siu Cauw
berani memastikan bahwa orang tersebut datang kerumah gurunya dengan
mengandung maksud tak baik.
"Mau apa kau datang kemari ?" bentak Siu Cauw berobah agak galak.
Lelaki aneh gemuk itu jadi tertawa lagi.
84 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Oho, ..... belum pernah ada orang yang berani menegur diriku dengan cara
begitu ..... kau memang perlu diajar adat !!" dan lelaki tua itu memberi isyarat pada
anak kecil yang berdiri di pinggir kanannya yang bermuka hitam. Anak
mengangguk sambil memberikan golok yang sedang dipegangnya pada si bocah
yang bermuka putih, yang berdiri di sebelah kiri laki-laki gemuk itu.
"Jangan dimampusi !!"'kata lelaki tua sambil tertawa mengekeh lagi.
"Ya Soe-hoe .....!!" sahut bocah itu.
Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, tiba-tiba tubuhnya yang pendek kecil
itu melambung tinggi sekali. Tang Siu Cauw dan ketiga saudara seperguruannya
jadi terkejut melihat kegesitan bocah itu, malah sebelum mereka menyadari apa
yang terjadi, tiba-tiba mereka merasakan sambaran angin dingin yang
menyampokan mereka, lalu dibarengi dengan suara. "Plaakkk! Plookkk! Plaakkk!
Plookkk!" berulang kali.
Ketika Tang Siu Cauw, Hi Beng, Hi Lay dan Soe Niang menyadari apa yang
telah terjadi, dilihatnya bocah itu telah berdiri tenang-tenang di belakang lelaki
gemuk aneh itu dengan memegangi golok bergagang kuning emas. Hal itu
berlangsung sangat cepat sekali, hanya dalam beberapa detik saja.
Tang Siu Cauw dan ketiga Soe-teenya merasakan pipi mereka seperti
membengkak sakit sekali, karena tanpa dapat mengelakkan lagi, mereka telah
ditampar pulang balik oleh bocah itu. Dan, yang membikin hati keempat muridnya
Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim kaget luar biasa, ialah keempat batang pedang
mereka masing-masing telah lenyap.
Pada saat itu laki-laki gemuk berjanggut tanpa kumis itu telah tertawa keras
sekali. "Nah ..... apa yang ingin kau katakan lagi "! Apa kalian masih berani berlaku
kurang ajar pada Loo-hu "!" kata lelaki gemuk itu.
Wajah Tang Siu Cauw dan ketiga adik seperguruannya jadi berobah merah
padam, perasaan marah bergolak dan merangkuh diri mereka. Tapi belum lagi
mereka sempat berkata apa, lelaki gemuk itu ketawa keras lagi.
"Pek-jie ..... kau ambilkan keempat pedang tikus-tikus itu !" perintahnya
kepada bocah yang bermuka putih.
Bocah itu menyahuti sambil mengangguk, lalu tiba-tiba tubuhnya
melambung tinggi seikali, melebihi lompatan bocah yang pertama.
Tubuh bocah itu berjumpalitan ke arah sebuah pohon, ketika terdengar suara
benturan logam yang berisik sekali, maka berjatuhanlah pedang Tang Siu Cauw
85 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
dan ketiga saudara seperguruannya yang tadi telah lenyap. Rupanya pedangpedang itu tadi menancap di batang pohon.
Si-bocah bermuka putih telah berdiri di belakang lelaki gemuk aneh itu
dengan sikap yang tenang. Yang hebat, tadi waktu dia melompat, si-bocah tak
memberikan kotak yang berisi Hoei Yan Gin kepada kawannya, seperti apa yang
dilakukan kawannya tadi, dia tetap memegangi kotak Hoei Yan Gin itu sambil
melompat berjumpalitan dan merontokkan pedang-pedang Tang Siu Cauw berikut
ketiga Soe-teenya yang menancap di atas pohon. Setelah itu dia turun ke tanah
dengan jejakan kaki yang ringan, tubuhnya mental lagi, berpoksay beberapa kali,
lalu jatuh berdiri tegak di samping lelaki gemuk aneh itu tanpa ter-goncang atau te;
jatuh Hoei Yan Gin yang sedang dipegangnya.
"Nah ..... ambillah pedang-pedang kalian itu !!" kata lelaki gemuk itu sambil
tetap tertawa, tertawa mengejek. "Aku sih hanya ingin menasehati, agar lain kali
kalian harus hati-hati, jangan asal nguap saja.
Tang Siu Cauw dan ketiga saudara seperguruannya menyusut keringat yang
membasahi kening mereka. Kedua bocah pengiring laki-laki gemuk yang aneh itu
ternyata berkepandaian tinggi, dan lagi pula kalau sampai bertempur, mereka
berempat belum tentu menang melawan kedua kacungnya si gemuk. Apa lagi
kalau melawan lelaki gemuk itu, yang sudah pasti berkepandaian tinggi dan kosen
sekali. Tang Siu Cauw, Hi Beng, Hi Lay dan Soe Niang jadi keder juga.
"Cepat kalian panggil si Han tua !!" bentak lelaki gemuk berjanggut kasar
tapi tak berkumis itu. "Cepat panggil keluar !!"
Tapi di kala laki-laki gemuk berjenggot aneh itu sedang membentak-bentak,
tiba-tiba Han Han yaag melihat Tang Siu Cauw seperti sedang ribut mulut, dia
menghampiri. "Ada apa Tang Soe-heng ..... "!" tanyanya sambil menatap berani pada lakilaki berjanggut kasar itu.
"Han-jie, cepat masuk !" bentak Tang Siu Cauw. "Jangan ikut campur
urusan ini !!" Sedangkan lelaki gemuk itu telah tertawa lagi ketika melihat Han Han.
"Oho ..... ini rupanya putera si Han tua. bukan "!" katanya dengan suara
yang keras. Tang Siu Cauw dan ketiga Soe-teenya jadi kuatir, mereka takut kalau-kalau
nanti si-gemuk main gila mencelakai Han Han.
86 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Ya, aku memang she Han bernama Han !" kata Han Han berani sekali dan
berada di luar dugaan Tang Siu Cauw, yang berpikir bahwa bocah ini tak tahu
penyakit. "Kau mau apa. datang-datang ribut dengan Soe-hengku, gemuk ?"
Perkataan dan kelakuan si bocah berada diluar dugaan si gemuk aneh itu,
sehingga untuk sesaat dia jadi memandang seperti kesima.
Han Han sengaja berkata kasar begitu, karena dari wajah orang, dia telah
melihat bahwa si-gemuk ini tentu orang jahat.
"Ayo kau pergi, jangan mengganggu pada Soe-hengku yang sedang berlatih
!!" bentak Han Han lagi.
Si gemuk aneh itu jadi tersadar, lalu dia menatap Han Han dan tertawa keras
sekali. !" "Bagus ! Bagus !" katanya sambil tetap ketawa. "Kau rupanya sudah bosan
hidup, bocah !" dan dia mengisyaratkan pada si muka putih yang ada di sebelah
kirinya. Bocah itu mengangguk sambil mengiakan.
Tang Siu Cauw, Hi Beng, Hi Lay dan Soe Niang jadi mandi keringat dingin,
mereka menguatirkan keselamatan Han Han. Cepat-cepat mereka bersiap-siap
untuk menjaga di sekeliling Han Han yang tak tau penyakit, yang tak mengetahui
bahaya sedang mengancam dirinya, malah berdiri dengan bertolak pinggang dan
melotot pada si gemuk. Anak kecil bermuka putih itu, yang menjadi pengawal si-gemuk aneh
tersebut telah maju kemuka, mengawasi Han Han sesaat, dilihatnya wajah Han
Han yang putih bersih dan cakap sekali, sehingga dia jadi mendengus sirik, lalu
dengan mengeluarkan seruhan panjang, dienjot tubuhnya melambung tinggi sekali.
Tang Siu Cauw dan ketiga soe-teenya yang sejak tadi mengawasi dengan
mata tak berkedip ke arali bocah bermuka putih dengan penuh kesiap siagaan, jadi
berseru kaget waktu melihat tingginya bocah itu melompat berpoksay di udara,
belum sempat Hi Lay, Soe Niang, Hi Beng dan Tang-Siu Cauw berbuat apa-apa,
terasa samberan angin yang keras sekali dan terdengar jeritan Han Han teraduhaduh.
Wajah keempat murid Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim jadi pucat, mereka
memandang dan cepat-cepat memburu kearah terpentalnya si bocah. Ternyata Han
Han telah terpental sejauh tiga meter lebih dan ambruk di tanah dengan keras.
Sedangkan anak kecil bermuka putih, Pek-jie, telah kembali pada tempatnya.
Kegesitan Pek-jie luar biasa sekali, terjadinya begitu cepat dan mengejutkan sekali.
87 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Hi Beng dan Tang Siu Cauw membangunkan Han Han, yang bangun sambil
meringis menahan perasaan sakit di pantatnya. Wajah si bocah pucat.
"Kau tak apa-apa, Han-jie ?" tanya Hi Lay gugup, penuh kekuatiran.
Sambil menahan perasaan sakit di pantatnya, Han Han menggelengkan
kepalanya. Sedangkan Soe Niang dan Hi Beng sudah bersiap-siap, menjaga-jaga,
kalau-kalau si bocah muka putih, Pek-jie, main gila lagi.
Lelaki gemuk aneh itu ketawa. "Enak tidak jatuh begitu "' tanyanya. "Aku
memang belum ingin mencabut nyawa tikus kalian itu, karena Loo-hu belum
bertemu dengan si Han tua !!"
Tiba-tiba Han Han meronta dari cekalan Hi Lay, dia berlari kearah si gemuk.
Hal ini mengejutkan Tang Siu Cauw dan lainnya, mereka sampai mengeluarkan
jeritan tertahan dan berusaha mengejarnya.
Pada saat itu Han Han telah berdiri bertolak pinggang di hadapan si gemuk.
"Hai gemuk ..... kau selalu hanya bisa bicara saja !" kata si bocah dengan
suara yang nyaring. "Kau sendiri tak bisa bergerak, untuk jalan saja, mungkin
perutmu yang jalan lebih dulu !"
Wajah si gemuk aneh itu jadi berobah merah padam, dia memandang bengis
pada Han Han. Tiba-tiba tanganuya bergerak cepat sekali, sulit diikuti oleh
pandangan mata. Hi Beng, Hi Lay dan yang lainnya jadi menjerit kaget, mereka
menubruk maju untuk menolong Han Han, tapi telah terlambat, karena gerakan sigemuk cepat sekali. Hati keempat orang itu jadi mengeluh. Habislah jiwa si bocah
kalau sampai serangan si gemuk itu mengenainya.
Sedangkan Han Han yang belum mengetahui bahaya maut sudah sampai
diujung kepalannya itu masih mengoceh: "Kalau kau tak mau pergi, nanti kubikin
kau seperti babi ..... biar kau nyembah-nyembah minta ampun, tak mungkin
kuampunkan lagi ..... perutmu yang buntek itu akan kudodet .....!!" dan belum
habis perkataannya, Han Han merasakan pandangan matanya jadi berkunangkunang, karena dirasakan kepalanya seperti terbentur oleh batu raksasa yang keras
sekali. Tubuh si bocah jadi mencelat tinggi sekali, terlontar sambil mengeluarkan
suara jeritan tertahan. Hi Beng, Hi Lay, dan Tang Siu Cauw melompat untuk menjambret tubuh
bocah itu agar tak terpental, sedangkan Soe Niang sambil mengeluarkan seruhan
telah menyerang si gemuk.
Tapi, belum lagi Tang Siu Cauw dan ketiga Soe-teenya itu sempat
menyelamatkan bocah itu dari maut yang sedang mengancamnya, tubuh Han Han
88 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
telah meluncur cepat akan ambruk ke tanah. Namun dengan tak terduga, tubuh
bocah kecil itu belum lagi menyentuh tanah, telah mencelat lagi, lalu meluncur ke
bawah perlahan-lahan dan berdiri tegak.
Tang Siu Cauw, Hi Beng, Hi Lay dan Soe Niang yang menyaksikan itu jadi
mengeluarkan seruan tertahan penuh kegembiraan, sedangkan lelaki aneh yang
galak tadi jadi mengeluarkan seruan kaget, begitu juga kedua bocah hitam-putih,
Hek-jie dan Pek-jie, jadi mengeluarkan seruan kaget juga.
Mata Han Han mendelik pada si-gemuk lagi, dia maju menghampiri si
gemuk dengan langkah lebar, tak terlihat sedikitpun perasaan takut pada wajah
bocah itu. Semua orang jadi heran, termasuk si gemuk yang memukul Han Han tadi.
"Hei gemuk !" teriak Han Han sambil menghampiri. "Kau berbuat curang
lagi! Kau bukan seorang Ho-han ..... kau selalu memakai ilmu siluman
menerbangkan tubuhku ! Kau kira aku takut diterbangkan begitu ?" dan Han Han
menghampiri lebih dekat lagi.
Tiba-tiba si-gemuk ketawa.
"Ya ..... ya, kau memang anak kuat !
Tak percuma si Han tua punya putera semacammu !" kata si-gemuk galak
sambil tetap tertawa. "Coba aku ingin melihat, apakah tubuhmu kebal tak mempan
dihantam oleh tanganku ini "!" dan dia mengangkat tangannya lagi, dengan
maksud menghajar dada Han Han.
Yang lainnya, Tang Siu Cauw dan murid murid Pat-kwa Hiat-kui yang
lainnya berseru kuatir, mereka melompat akan menyerang si gemuk, tapi dengan
hanya mengebaskan tangan kirinya, maka tubuh keempat murid Pat-kwa Hiat-kui
itu telah terhuyung mundur. Sedangkan Han Han waktu melihat orang akan
menyerangnya, tak keruan dan ngawur. Dia asal menangkis saja, tapi dengan cara
yang kebetulan, karena dia sering menyaksikan murid ayahnya berlatih silat, maka
tanpa disadari si bocah, dia menggunakan salah satu jurus It-kun Wie-poh,
walaupun tak disertai oleh tenaga dalam dan kemahiran.
Tapi yang hebat adalah si gemuk. Ketika dia melihat Han Han menangkis
serangaanya dengan jurus It-kun Wie-poh, dia jadi mikir dua kali untuk
meneruskan serangannya itu, karena biasanya kalau orang menggunakan cara
menangkis dengan jurus It-kun Wie-poh, maka akan dibarengi dengan sapuan
kakinya. Si gemuk menduga bahwa Han- Han sedikit banyak tentu telah diwarisi
ilmu silat Pat-kwa Hiat-kui, maka dia jadi berhati-hati dan malahan menarik
89 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
pulang tangannya, hanya dibarengi dengan serangan kakinya yang menyapu kuat
sekali ke arah lambang si bocah.
Han Han melihat orang itu membatalkan serangannya, dan yang disusul
dengan serangan kakinya, maka dia berteriak"Hei ..... kau main curang lagi !"
teriaknya keras sekali dan cepat-cepat mundur ke belakang sambil bertolak


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pinggang, mukanya cemberut tak senang. Dan disebabkan mundurnya itu, maka
tendangan si gemuk jatuh pada tempat kosong dan dia jadi kecele.
Tang Siu Cauw, Hi Lay, Hi Beng dan Soe Niang yang melihat itu jadi
bersorak. Mereka tak menduga sedikitpun bahwa Han Han ternyata mengerti ilmu
silat juga. "Ayo cepat kau enyah dari rumah ayahku ini !" bentak Han Han lagi.
"Jangan sampai kulempar-lemparkan keluar!!"
Si-gemuk ketawa. Ketawa penuh kegusaran. Dia sangat murka, karena tiga
kali meayerang si-bocah, selalu dapat dipunahkan.
"Baik ! Baik ! Aku memang mau mengantarkan kau ke neraka !" bentaknya
dengan suara yang mengguntur, lalu tubuhnya yang gemuk berat itu melambung
enteng sekali, setinggi tiga tombak. Dia bergerak gesit sekali, tangannya
dipentangkan, lalu mencengkeram ke arah batok kepala Han Han.
Tapi bagi Han Han, ketika melihat si gemuk melompat seperti burung alapalap, dia jadi sengit dan menduga si gemuk mau berbuat curang lagi, cepat-cepat
si-bocah berjongkok dan mengambil sebutir batu kerikil.
"Mau apa kau main terbang-terbangan begitu " Mau nakut-nakutiku 'lagi "
Kutimpuk kau ! !" dan benar-benar Han Han menimpuk dengau menggunakan batu
itu. Batu kerikil itu meluncur dengan cepat, tapi anehnya, batu itu seperti terlempar
oleh tangan seorang achli Lwee-kang, melesat dan mengenai tepat iga si gemuk,
sehingga dia mengeluarkan jerit kesakitan, tanpa dapat dicegah lagi tubuhnya
ambruk di tanah ! Han Han juga heran melihat hasil timpukannya dia tak menduga bahwa
timpukannya itu akan berakibat, begitu hebat, sehingga dia jadi menyesal dan
merasa kasihan pada lelaki gemuk yang telah terbanting ambruk di tanah sambil
mengeluh kesakitan .....!
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
(Bersambung) 90 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
JILID III Bab 6 H I LAY, HI BENG Soe Niang dan Tang Siu Cauw jadi bersorak gembira.
Mereka tak menduga bahwa Han Han ternyata mempunyai kepandaian
silat yang tinggi dan luar biasa. Kalau dilihat cara si bocah yang dapat
menghindarkan serangan si gemuk dengan mudah, kepandaian si bocah lebih
tinggi dari mereka. Kedua bocah yang bermuka hitam dan putih, Hek-jie dan Pek-jie,
memandang marah pada Han Han, mereka cepat-cepat membantu si gemuk untuk
bangun berdiri. "Aku tak percaya setan cebol ini bisa mempunyai kepandaian yang begitu
tinggi!" teriak si gemuk penasaran dan memandang Han Han dengan mata
mendelik. Sedangkan Han Han hanya berdiri sambil melongo menatap si gemuk
dengan perasaan kasihan. Tiba-tiba terdengar suara ketawa yang sabar di sebelah timur, semua orang
menoleh ke arah itu dan ......
"Soe-hoe ..... " seru Tang Siu Cauw dan ketiga saudara seperguruannya
sambil cepat-cepat menghampiri guru mereka itu.
Han Han sendiri ketika melihat kedatangan ayahnya, dia beriari-lari
menghampiri, "Thia ..... orang itu jahat sekali !" katanya mengadu pada Pat-kwa Hiat-kui
Han Swie Lim, Si gemuk ketika melihat kedatangan Han Swie Lim jadi ketawa masam
mengejek. "Hu ! Loo-hu memang sudah menduga sebelumnya, semua ini tentu
pemainanmu !" kata si gemuk dengan suara yang sember, menyatakan kemurkaan
hatinya. Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim tertawa sabar, dia mengelus-elus
janggutnya. 91 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Loo-hu heran ..... sangat heran sekali !" katanya sabar. "Kau tokh sudah
besar dan tua bangka, eh, eh, masakan mau mainkan dan menghina anak kecil
....."!" Si gemuk mendengus. "Tadi juga sebetulnya Loo-hu sudah tak percaya bocah tolol itu dapat
menghindarkan seranganku beruntun beberapa kali, tapi sekarang Loo-hu baru
ingat, semua ini tentu perbuatanmu si Han tua yang telah mengirimkan tenaga
dalam yang tak tampak !"
Pat-kwa Hiat-kui ketawa sambil mengangguk.
"Ya ..... apakah Loo-hu tega melihatkan begitu saja anakku dihancur
remukkan olehmu !" katanya sabar. Tadi juga waktu tubuhnya melayang, Loo hu
yang telah mennnggapinya dengan tenaga yang tak tampak !!" dan setelah berkata
begitu, pancaran matanya tiba-tiba berobah jadi bengis. "Mau apa kau datang
mengacau di rumah Loo-hu "!" bentaknya.
Si gemuk tertawa tawar. "Loo-hu diperintahkan oleh Kauw-coe untuk meminta kotak pusaka darimu
!!" katanya kemudian.
''Siapa namamu ?" bentak Pat-kwa Hiat-kui sambil mengerutkan alisnya.
Laki-laki asing yang gemuk itu tertawa sampai tubuhnya yang gemuk
tromok itu tergoncang. "Masa kau sudah lupa" Kita tokh pernah bertemu di Kang-lam beberapa
tahun yang lalu ?" katanya mengejek.
Pat-kwa Hiat-kui seperti mengingat-ingat, tapi dia tetap tak dapat
mengingatnya siapa orang yang ada di hadapannya ini.
"Nih kau lihat !!" kata si-gemuk yang menunjuk keningnya, di mana
terdapat bekas bacokan. "Ini hadiah darimu dulu waktu di Kang Lam !!"
Tiba-tiba Pat-kwa Hiat-kui seperti teringat sesuatu, wajahnya jadi berobah.
"Oh ..... kau Toat Beng Hoei Yan Gin Kwan Bing Ya, yang dulu berkomplot
dengan pemerintah Boan "!" bentak Pat-kwa Hiat-kui.
"Oho ..... sedikitpun tak salah !" sahut si gemuk sambil menyengir
mengejek. "Dan kebetulan Loo-hu menerima perintah dari Kauw-coe untuk minta
kotak pusaka itu dari kau, maka aku memang mau membalas hadiah yang pernah
kau berikan ini !! Budi dibalas, sakit hati dibayar ..... dan si gemuk tertawa agak
keras, wajahnya bengis. "Kau dari perkumpulan mana ?" bentak Pat-kwa Hiat-kui.
92 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Si-gemuk mengambil golok yang berada di tangan si bocah muka hitam,
Hek-jie, dia menempelkan golok itu di dadanya, sedangkan tangan kirinya
mengeluarkan sekuntum bunga Bwee yang terbuat dari sutera, disilangkan di
antara goloknya. "Ini dia .....!" teriaknya nyaring. "Kukira kau tentu sudah mengetahui dengan
melihat golok dan bunga Bwee ini, bukan ?" dan dia lalu ketawa nyaring sekali.
Wajah Pat-kwa Hiat-kui jadi salin rupa.
"Kau dari Pek Bwee Kauw ?" tegurnya.
"Nah ..... tak salah !" dan si-gemuk memberikan kembali golok bergagang
emas berukiran kepala Naga itu pada bocah bermuka Hitam yang ada di sisinya.
"Kukira kau telah memahami apa maksud kedatanganku ini, bukan"!"
Pat-kwa Hiat-kui tertawa sinis, dia menggeleng gelengkan kepalanya
perlahan sekali, sikapnya sangat sabar.
"Dulu telah kuampuni jiwamu, tapi sekarang, e, eh, kau mencari penyakit
lagi!" kata Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim. "Apa kau sudah bosan hidup ?"
Si-gemuk mendengus mengejek.
"Hu ! Aku malah ingin mengirim kau ke neraka, Han tua !!" bentak sigemuk yang tiba-tiba bergerak cepat dan gesit sekali, tubuhnya mencelat tinggi,
tangannya terpentang seakan hendak mencengkeram kepala Han Swie Lim. Kalau
serangan Kwan Bing Ya, si gemuk, mengenai sasarannya, maka kepala Han Swie
Lim akan remuk. Yang melihat ini jadi menguatirkan keselamatan Pat-kwa Hiatkui yang sudah tua, lebih-lebih Soe Niang, dia jadi mengeluarkan seruan tertahan.
Tapi Han Swie Lim tenang sekali, dia tetap berdiri tegak di tempatnya,
memandang datangnya serangan Kwan Bing Ya, si gemuk. Ketika tangan Kwan
Bing Ya hampir mengenai kepalanya, dia tetap tak bergerak, hanya tangannya
berkelebat ke arah dada orang she Kwan itu. Cepat dan bertenaga, karena jurus itu
'Bu Khek Lian Kang Kun' adalah jurus yang mematikan.
Kwan Bing Ya terkesiap, dia kaget luar biasa melihat serangan, Pat-kwa
Hiat-kui itu. Kalau dia meneruskan serangannya itu, Pat-kwa Hiat kui memang
akan terluka dan kepalanya akan hancur remuk, tapi dadanya sendiri juga akan
pecah berantakan, alias mati ditangan Pat-kwa Hiat-kui.
Cepat-cepat orang she Kwan itu menarik tangannya dan memberatkan tubuh
seribu kati, sehingga anjlok turun berpoksay ke bumi kembali, sehingga serangan
Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim jadi lolos. Mereka berdiri saling berhadapan,
93 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
sedangkan Han Swie Lim masih berdiri di tempatnya dengan sikap yang tenang
sekali. "Loo-hu kira kalau hanya seorang diri, maka jangan harap bisa memperoleh
kotak pusaka itu !" kata Han Swie Lim tenang. "Pergi kau laporkan pada Kauwcoemu agar dia mengirim orang-orangnya yang lain !"
Muka Kwan Bing Ya berobah hebat.
"Kau jangan terlalu terkebur. Han tua!" bentaknya. "Nih kau jaga
seranganku !!" dan benar-benar orang she Kwan itu menyerang lagi dengan kedua
tangannya yang sekaligus menyerang dua bagian, dada dan perut Han Swie Lim,
ketika dekat sampai pada sasarannya, kedua tangannya itu dipentang menyerupai
sayap, menyapu keras sekali, sehingga menimbulkan angin yang keras dan tajam
sekali. Dia menggunakan jurus 'Lan Lu Bak Kun' atau 'Keledai malas
mengglindingkan diri' dan jurus 'Sam-cie Liok Tong' atau 'Tiga jari enam Lobang '.
Hebat memang serangan itu, karena siapa yang terkena serangan tersebut, pasti
akan melayang jiwanya menghadap Giam-lo Ong.
Melihat ketelengasan serangan orang, Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim
tersenyum, dia mengulurkan tangannya kemuka sambil berseru : "Enyahlah kau !!"
Dan ..... Hebat kesudahannya !!
Tubuh Kwan Bing Ya yang gemuk besar dan tromok itu seperti juga bola
yang terlempar, sehingga melambung tinggi sekali, terpental keras dan jatuh
ambruk di bumi, dengan suara gedebukan yang berisik disertai oleh jeritannya.
Ternyata tadi Pat-kwa Hiat-kui ketika melihat kekejaman orang she Kwan
yang menyerang dengan telengas, telah mengeluarkan sedikit kepandaiannya untuk
memukul orang she Kwan itu dengan tenaga yang tak tampak, sehingga tubuh
Kwan Bing Ya yang tinggi besar dan gemuk itu terbang disebabkan oleh pukulan
tenaga Lwee-kang Pat-kwa Hiat-kui yang telah sempurna. Masih untung Kwan
Bing Ya hanya menyerang Han Swie Lim dengan menggunakan tujuh bagian
tenaganya, sehingga jiwanya masih tertolong, hanya terluka di dalam. Coba. kalau
tadi dia mengerahkan seluruh tenaganya, mungkin tulang-tulang di bagian
tubuhnya telah hancur dan dia mati di tangan Pat-kwa Hiat-kui, karena tenaga yang
tak terlihat dari Han Swie Lim yang disertai oleh Lwee-kang yang sempurna,
merupakan tenaga yang hebat sekali, semakin keras orang memukul, tenaga
mental-baliknya semakin keras juga.
Kedua bocah kembar, si-hitam dan si-putih, berlari kearah si gemuk,
membantu Kwan Bing Ya bangun berdiri, sedangkan si putih, Pek-jie, telah
94 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
menyusut mulut orang she Kwan yang dipenuhi oleh darah merah yang segar.
Mata Kwan Bing Ya mendelik kearah Pat-kwa Hiat-kui, walaupun keadaannya
agak payah. "Kau ..... kau tunggu pembalasanku nanti !" ancamnya dengan mata berkilat
dendam. Pat kwa Hiat-kui hanya tersenyum sabar.
"Rawatlah lukamu itu baik-baik, karena kalau sekarang kau mau mengumbar
kemurkaanmu, maka jiwamu bisa dijemput oleh setan-setan neraka !!" kata Han
Swie Lim sabar. Kwan Bing Ya tak menyahuti, dia hanya menjejakkan kakinya ke tanah,
tubuhnya melesat melewati tembok rumah Han Swie Lim, lalu menghilang diikuti
oleh kedua bocah kembar pengawal orang she Kwan itu.
Pat-kwa Hiat-kui menarik napas ketika melihat kepergian orang she Kwan
itu, wajahnya muram sekali. Walaupun perkelahian tadi berlangsung sangat cepat,
namun akan membawa akibat yang luar biasa sekali. Setidak-tidaknya sekarang
jago-jago silat di kalangan sungai telaga, Kang-ouw, telah mengetahui tempat
tinggalnya dan tak lama lagi tentu akan datang berduyun-duyun ketempatnya itu,
sama seperti pada dua puluh lima tahun yang lalu. Hal itulah yang menjengkelkan
hati Pat-kwa Hiat-kui, karena badai dan topan akan segera terjadi, bergolak dengan
hebatnya. Pada saat, itu Tang Siu Cauw, Soe Niang, Hi Lay, Hi Seng beserta Han Han
telah menghampiri Han Swie Lim.
"Thia ..... kau tak apa-apa, bukan ?" tanya Han Han pada ayahnya, dia
memandang dengan penuh kekuatiran. "Hu, siluman itu benar-benar jahat !!"
Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim menggelengkan kepalanya sambil
tersenyum tawar, sedangkan wajahnya tetap muram.
"Aku tak apa-apa Han-jie ! " katanya sabar. "Nah Han-jie ! Kalau tadi tak
secara kebetulan aku berada disini, jiwamu tentu telah melayang kesorga ..... kau
pasti binasa di tangan orang she Kwan itu "! Untung saja tadi waktu orang she
Breaking Dawn 6 Rajawali Emas 44. Perjalanan Maut Memburu Kereta Api Hantu 3
^