Pencarian

Seruling Haus Darah 3

Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung Bagian 3


Kwan itu menyerang dan tubuhmu terhajar melayang oleh tenaga serangannya itu,
aku telah melihatnya, sehingga aku bisa memunahi tenaga serangan orang she
Kwan itu dan kau jatuh ke tanah dengan baik, tanpa menderita luka !kawan"
Tang Siu Cauw dan kawan-kawannya baru mengerti, mengapa tadi Han Han
seperti juga seorang jago silat yang kosen, yang selalu dapat menghindarkan
95 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
serangan Kwan Bing Ya. Rupanya Pat-kwa Hiat-kui ini telah membantu puteranya
secara diam-diam. "Maka dari itu kau harus rajin-rajin belajar silat, Han-jie!" kata Pat-kwa Hiat
kui Han Swie Lim lagi. Han Han tak menyahuti, dia hanya menunduk.
"Mulai besok kau harus berlatih bersama keempat Soe-heng dan Soe-ciemu
itu!" kata ayahnya lagi, sabar suaranya.
Han Han mengangkat kepalanya, menatap ayahnya, lalu menatap Tang Siu
Cauw, Hi Beng, Hi Lay dan Soe Niang bergantian. Tiba-tiba dia menggelengkan
kepalanya. "Tap Thia, aku tak menyukai pelajaran silat !" katanya kemudian.
"Apa "!" wajah Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim jadi berobah melihat
kebandelan puteranya. Walaupun melihat ayahnya murka disebabkan kebandelannya, tapi Han Han
tetap menggeleng. "Biar bagaimana aku tidak mau belajar ilmu silat, Thia !" katanya pasti.
"Aku tak mau jadi jagoan .....!"
"Kau benar-benar bandel!" bentak Pat-kwa Hiat-kui sengit. "Apakah kau
ingin menjadi anak yang Put-hauw dan Put-gie"! " Dan tangannya telah melayang
menampar pipi Han Han. "Plaaakkk!" terdengar nyaring sekali.
Han Han kaget ditampar oleh ayahnya, seumur hidupnya belum pernah
ayahnya itu memukul atau menamparnya. Baru kali ini ia ditampar oleh Pat-kwa
Hiat-kui, sehingga kesakitan dia juga kaget. Air matanya hampir saja mengucur
turun menitik ke pipinya, tapi dia berusaha menahannya, si bocah hanya menggigit
bibirnya. "Thia ..... " hanya perkataan itu saja yang meluncur dari bibirnya yang
gemetar. Pat-kwa Hiat-kui membalikkan tubuhnya dengan menahan perasaan sedih
dan golakan hatinya, orang tua itu berusaha membendung air matanya juga yang
hampir mengucur keluar ketika melihat keadaan puteranya. Biar bagaimana ia
menyesal telah memukul anaknya itu, puteranya yang begitu disayangi dan
dimanjakannya. "Pergi kau masuk ke dalam !!" bentaknya dengan suara agak parau.
96 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Thia ..... " suara Han Han tersendat di antara isak tangisnya yang
ditahannya. Pat-kwa Hiat-kui tak menoleh dia hanya berdiam diri saja.
Soe Niang menghampiri dan menarik tangan Han Han. Dibujuknya bocah
itu supaya masuk ke dalam. Sedangkan Hi Lay, Hi Beng dan Tang Siu Cauw
hanya menundukkan kepala mereka saja. Akhirnya Han Han mau diajak ke dalam
oleh Soe Niang. Dia tetap tak menangis, hanya air matanya tampak mengembang
di pelupuk matanya, menandakan kekerasan hatinya.
Ketika Soe Niang berkata : "Maka dari itu, Han Han harus mendengar kata
orang tua ..... semua ini untuk kepentingannya Han-jie juga, bukan"!" Han Han
hanya menggelengkan kepalanya dengan muka cemberut dan menyusut air
matanya. Sedangkan Pat-kwa Hiat-kui ketika melihat Hari Han, puteranya yang
tunggal, yang hanya satu-satunya itu telah masuk ke dalam, dia menarik napas
jengkel. Murid-muridnya tak berani bertanya ini atau itu, mereka hanya berdiam
diri sambil menundukkan kepalanya ......
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
PAT-KWA HIAT-KUI Han Swie Lim menarik napas sambil menjatuhkan
dirinya di kursi. Wajahnya murung sekali. Entah sudah berapa kali Pat-kwa Hiatkui Hari Swie Lim menarik napas. Sedangkan ke empat muridaya, Hi Beng, Hi
Lay, Tang Siu Cauw dan Soe Niang duduk bersimpuh di anyaman tikar yang ada
di muka kursi Pat-kwa Hiat-kui. Semoanya berwajah muram dan menundukkan
kepalanya, "Nah Siu Cauw ..... " panggil Pat-kwa Hiat-kui ini pada murid kepalanya,
suaranya terdengar di antara keheningan di ruangan tersebut perlahan sekali.
"Ya Soe-hoe .....?"
"Kita harus cepat-cepat mengungsi sebelum orang-orang itu datang kemari:"
kata Han Swie Lim lagi dan dia menarik napas dalam-dalam. "Akh, kitab pusaka
itu, selalu akan membawa malapetaka ...... Akan banyak korban yang jatuh ..... !"
"Ya, Soe-hoe ..... "
Pat-kwa Hiat-kui menarik napas lagi.
"Hanya yang menjengkelkan sekali, sekarang Loo-hu telah tua dan
gangguan semacam ini timbul kembali ..... Kita harus cepat-cepat mengungsi
97 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
menyembunyikan diri .....! Akh, kitab pusaka itu betul-betul selalu memakan
korban dan tak membawa ketenangan ! "
Ke empat muridnya berdiam diri dengan kepala tertunduk.
"Sebetulnya ..... " kata Pat-kwa Hiat-kui lagi. "Pendirian Han-jie, anak Han,
memang ada benarnya juga ..... kita memang tak perlu belajar ilmu silat. Buktinya"
Sekarang kita selalu di keja-kejar terus menerus oleh jago-jago kosen yang ingin
memiliki buku silat itu!!" dan Pat-kwa Hiat-kui menarik napas lagi.
Mereka jadi terdiam sesaat lamanya, tenggelam dalam kejengkelan yang
melanda hati mereka. Keadaan di luar sangat sepi sekali, tak terdengar suara
apapun, hanya suara daun-daun pohon yang berkeresek berisik karena tertiup oleh
angin yang santer sekali. Udara juga mendung, rupanya akan turun hujan besar.
Pada saat itu Pat-kwa Hiat-kui telah bangun berdiri, kedua tangannya
ditompangkan ke belakang badannya dan jalan mundar-mandir di ruang itu dengan
hati yang jengkel sekali. Lama keheningan mencekam seisi ruang tersebut, sampai
akhirnya terdengar butir air hujan mulai turun menimpa genting rumah, gemuruh
sekali, karena disertai oleh guruh dan guntur yang menggelegar memekakkan anak
telinga. Tiba-tiba Pat-kwa Hiat-kui membalikkan tubuhnya memandang ke empat
muridnya, mukanya angker sekali, menunjukkan kesungguhan yang sangat.
"Siu Cauw !" panggilnya berwibawa.
"Ya Soe-hoe "!"
"Besok menjelang fajar kau harus membawa Soe-bomu dan Han-jie
mengungsi dari tempat ini ..... biar aku yang akan menghadapi orang-orang yang
akan datang ke mari, kalian berempat lindungi Soe-bomu dan Han-jie ke tempat
yang lebih aman dan sejauh mungkin dari daerah ini ..... Kalau memang Thian
masih melindungi, kita dapat bertemu lagi ..... "
"Tapi Soe hoe ..... " Suara Siu Cauw tergetar.
"Apa lagi ?" tanya Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim dengan mata berkilat.
"Biarlah Tee-coe berempat menemani Soe-hoe menghadapi orang-orang
yang akan datang itu .....!" kata Tang Siu Cauw sambil menunduk sedih.
Pat-kwa Hiat-kui tiba-tiba memukul meja.
"Kalian mau mampus ?" bentaknya marah. "Kau kira kepandaianmu bisa
menandingi orang-orang yang akan mengunjungi rumah kita ini, heh "!"
Ke empat muridnya menunduk sedih, mereka tak menyahuti.
98 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Melihat keadaan ke empat muridnya itu, Pat-kwa Hiat-kui jadi menyesal
telah membentak-bentak begitu macam pada murid-muridnya. Dia menarik napas,
karena dia tahu, maksud Tang Siu Cauw berempat sebetulnya baik sekali,
menunjukkan kesetiaaanya sebagai seorang murid terhadap guru.
"Siu Cauw ..... " panggilnya kemudian dengan suara yaug lembut.
"Ya, Soe-hoe ?"
"Kau harus mendengar kata-kataku ..... kalian harus memikirkan nasib Soebomu dan Han-jie, keturunanku, darah-dagingku satu-satunya ..... " kata Pat-kwa
Hiat-kui Han Swie Lim lagi.
Tang Siu Cauw dan ketiga murid Han Swie Lim yang lainnya tak
menyahuti. Mereka memang tak ingin berpisah dengan guru mereka dalam
keadaan yang begitu gawat. Mereka bermaksud untuk menemani garu mereka itu
menghadapi orang-orang yang akan datang memperebutkan kitab pusaka yang
dimiliki oleh guru mereka itu.
Pat-kwa Hiat-kui menarik napas lagi.
"Besok begitu menjelang fajar, kalian harus sudah berangkat, ambil jalan
jurusan timur .....! Kalian dengar tidak ! " kata Han Swie Lim lagi.
"Dengar Soe-hoe .....!" sahut Tang Siu Cauw. Tapi dia tetap duduk di situ,
begitu juga Hi Lay, Hi Beng dan Soe Niang, mereka tak menggeser dari tempat
duduk mereka. "Nah ..... sekarang pergilah kalian mengemasi barang-barang yang akan
dibawa ..... " kata Han Swie Lim lagi.
"Ya, Soe-hoe ..... " sahut Tang Siu Cauw berempat, tapi mereka tetap tak
bergerak, masih duduk di tempatnya semula.
Melihat kelakuan murid-muridnya, Pat-kwa Hiat kui menarik napas. Hatinya
terharu. Biar bagaimana dia memang memaklumi kesetiaan keempat muridnya itu.
Berulang kali ia menarik napas, lalu jalan mundar-mandir di ruang tersebut.
Hatinya dipenuhi oleh perasaan yang jengkel dan bingung,
Hujan masih turun terus menyiram bumi, malah lebih deras lagi, disertai
oleh petir dan guntur yang menggelegar nyaring memekakkan pendengaran. Tapi,
di antara derasnya hujan di luar dan ributnya suara angin serta guntur, tiba-tiba
menembus ke dalam pendengaran dari orang-orang yang berada di dalam ruang itu
satu siulan'yang panjang sekali. Siulan itu begitu tajam, menindih suara lainnya.
Siulan tersebut panjang sekali, terus masih terdengar, seperti juga tak akan
99 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
terputus. Semakin lama suara siulan yang nyaring itu semakin keras, menyatakan
orang bersiul itu telah mendatangi semakin dekat.
Mendengar suara siulan itu, wajah Pat-kwie Hiat-kui jadi berubah.
"Heh ..... apakah Jie Su-ok dari Siam-say juga datang ke daerah ini buat
merebut kitab pusaka itu juga "!" gumam Pat-kwa Hiat-kui perlahan, suaranya
agak tergetar. Suara siulan itu masih terdengar terus, menyakitkan dan menindih suarasuara lainnya. Semakin lama semakin terdengar nyata dan mendekat.
Dan, di antara suara siulan yang panjang itu, terdengar suara ketawa yang
nyaring. Beriringan dengan suara siulan itu.
Mendengar suara ketawa yang mendirikan bulu tengkuk itu, kembali muka.
Pat-kwa Hiat-kui oerobah.
"Akh ..... apakah dia juga datang "!" gumamnya dengan paras muka
menunjukkan kckuatiran yang sangat.
Tang Siu Cauw, Hi Beng, Hi Lay dan Soe Niang jadi saling pandang dengan
perasaan bimbang melihat kelakuan giiru mereka. Biar bagaimanapun mereka
heran mendengar siulan dan suara ketawa-tawa yang mendirikan bulu tengkuk itu,
tapi mereka tak berani menanyakan pada guru mereka.
Suara siulan dan suara ketawa yang menyeramkan itu semakin mendekat,
sebentar lenyap, lalu terdengar lagi, lenyap lagi, lalu terdengar pula, seperti juga
dipermainkan oleh gelombang hujan dan angin.
Pat-kwa Hiat-kui duduk di kursinya lagi dia memerintahkan ke empat
muridnya duduk menepi. Matanya dipentang lebar-lebar dan memandang tajam
sekali ke arah pintu. Di ruang tersebut jadi hening, yang terdengar hanyalah desah
napas mereka yang diliputi ketegangan.
Di antara keheningan itu, tiba-tiba terdengar suara yang mengguntur :
"Han Loo-Kui ..... mengapa kau selalu menyembunyiican muka saja seperti
anak gadis pingitan!! Nih ada tamu ..... apa begini cara menyambut tamu ?" suara
itu menggema lama sekali, menyatakan tingginya Lwee-kang, tenaga dalamnya
orang yang berteriak itu.
Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim menarik napas dalam-dalam, lalu
mencurahkan Lwee-kangnya dan berkata sabar : "Loo-hu memang sedang
menantikan Liat-wie di sini .....!" Teriaknya menindihi berisiknya suara di luar.
"Kalau memang Liat-wie mau mampir di gubuk Loo-hu, silaukan masuk saja ..... !"
100 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Terdengar suara ketawa yang menyeramkan dibarengi dengan suara siulan
yang panjang, kemudian ..... Brakkk ! Pintu ruangan tengah, terbuka secara paksa,
seperti dipukul oleh sesuatu, lalu menjeblak terbuka. Sedangkan palang pintunya
yang cukup tebal kuat, telah patah tiga,
Di ambang pintu berdiri ngejegleg dua orang yang berwajah luar biasa
sekali, rambut mereka yang basah kuyup oleh air hujan menutupi sebagian wajah
mereka, sehingga tampaknya menyeramkan. Mereka berdua memakai baju panjang
yang kebesaran, dengan tambalan di sana sini. Tubuh kedua orang itu kurus sekali,
sehingga tampaknya seperti tulang dibungkus kulit. Yang seorang, yang agak
pendekan, yang wajahnya bengis sekali, menyoren pedang bergagang Giok
kumala. "Hihihihi ..... sebetulnya Jie Su-ok tak biasanya mendobrak pintu untuk
bertamu .....!" kata yang membawa pedang itu.
Jie Su-ok artinya sijahat nomor dua.
Pat-kwa Hiat kui berdiri, dia menjura kearah kedua tamunya itu.
"Silahkan Jie-wie Sie-cu masuk .....!" katanya sabar sambil tersenyum.
"Karena tak mengetahui kedatangan Jie-wie Sie-cu, maka Loo-hu tak
menyambutnya dari jauh!"
Jie-wie Sie-cu adalah tuan berdua, sedangkan Loo-hu, aku si orang tua.
Kedua orang itu masuk dengan langkah yang ugal-ugalan, sikapnya angkuh
sekali. "Tak ada jamannya nih untuk menyambut tetamu !" tegur yang menyoren
pedang bergagang batu giok sambil ketawa mengejek,
"Maafkan saja ..... karena Loo-hoe tak menduga bahwa Jie-wie Sie-cu akan
berkunjung ke gubuk Loo-hoe, maka aku si orang tua tak bersiap-siap
sebelumnya!" sahut Pat-kwa Hiat-kui sabar, walaupun sikap kedua orang itu
menjemukan. "Kalau memang Loo hoe mengetahui bahwa kalian akan datang ke
gubuk Loo-hoe ini, aku si orang tua pasti akan bersiap-siap menyediakan jamuan
untuk Jie-wie .....! Juga aku tak menduga sebelumnya bahwa Jie-Su ok Ang Bian
dan Giok Hok-sia Cioe Ie sudi meringankan kakinya berkunjung kegubuk Loo-hoe
..... " Jie Su-ok Ang Bian artinya Ang Biaa si-jahat nomor dua, sedangkan Giok
Hok-sia Cioe Ie ialah Cioe Ie si kumala tersesat.
Giok Hok-sia Cioe Ie, lelaki aneh yang membawa golok dengan gagangnya
terbuat dari batu kumala itu, tertawa. Hambar sekali ketawanya itu, tak enak
101 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
didengar dan menyakitkan pendengaran, sangat sumbang sekali, seperti juga
ringkikan kuda. "Kalau aku si sesat tak mempunyai keperluan denganmu, buat apa dari jauhjauh aku datang kemari?" katanya mengejek.
"Ya ..... pendirianku juga sama dengan si-kumala tersesat itu !" kata Jie Suok.
Pat-kwa Hiat-kui hanya tersenyum pahit, sedangkan kedua orang itu sudah
menjatuhkan diri rnareka masing-masing duduk di kursi yang ada di ruang
tersebut. Pat-kwa Hiat-kui menoleh kapada Soe Niang, mengisyaratkan agar Soe
Niang menyediakan jamuan untuk kedua tamunya yang tak diundang itu. Soe
Niang cepat-cepat menuju ke belakang rumah, sedangkan Pat-kwa Hiat-kui Han
Swie Lim telah duduk di hadapan tamu-tamunya itu.
"Rupanya Jie-wie Sie coe membawa kabar penting kepada Loo-hoe karena
dalam hujan lebat begini, Jie-wie telah datang ke rumah Loo-hoe ..... ?" tanya Han
Swie Lim dengan suara yang sabar.
Jie Su-ok dan Giok Hok-sia Cioe Ie ketawa ha-ha hi-hi, matanya jeialatan
memandangi Pat-kwa Hiat-kui.
"Aku biasanya memang tak pernah main petak, aku lebih senang kalau
berterus terang ..... " kata si kumala tersesat Cioe Ie. "Nah, Han Loo-kui ..... aku
mau tanya pada kau, apakah kau benar-benar menyimpan kotak pusaka yang
berisikan kitab pelajaran silat yang luar biasa itu "!"
Wajah Pat-kwa Hiat-kui jadi berobah tapi dia berusaha tersenyum untuk
menutupi perobahan wajahnya itu.
"Siapa yang mengatakan bahwa Loo-hoe memiliki kitab pusaka itu pada Jiewie ?" tanyanya tenang.
"Aku sudah mengatakan aku paling tak senang main petak !" kata Giok
Hoksia Cioe Ie sambil ketawa ha-ha he-he lagi. "Aku tanya sekali lagi, apakah kau
menyimpan kitab itu "! Kalau ya bilang ya, kalau tidak bilang tidak !!"
Jie Su-ok Ang Bian juga ketawa ngikik,
"Benar, benar Han Loo-kui ..... !" dia ikut nimbrung. "Kalau kau memang
memiliki kitab pusaka itu, kaukatakan saja ya ..... "


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kalau memang Loo-hoe ternyata tak menyimpannya " " tanya Pat-kwa
Hiat-kui tenang. Mata si kumala tersesat jelalatan.
102 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Kau si Han Loo-kui tak mendustaiku nih !!" tanyanya dengan suara yang
tak percaya. "Aku sih mau percaya saja setiap perkataanmu, karena kau sekarang
Ho-han Boe-lim, tak mungkin akan memutar balikkan lidah mendustai kami
karena disebabkan ketakutan ..... !" dan dia ketawa ha-ha hi-hi lagi.
"Ya, benar juga .....!" Jie Su-ok Ang Bian nimbrung lagi.
Pat-kwa Hiat-kui menarik napas, wajahnya berobah merah padam dan
hatinya diliputi oleh perasaan bimbang.
"Ayo ..... ! Bagaimana Han Loo kui "!" tanya si kumala tersesat lagi, "Kau
yang menyimpan buku itu atau bukan "!"
Han Loo-kui ialah setan tua si Han.
Pat-kwa Hiat-kui masih diliputi keraguan, tapi akhirnya dia mengangguk.
"Ya ..... kitab itu memang di tangan Loo-hoe ! " katanya mendongkol. "Jadi
Ji-wie mau apa " " Dia mendongkol karena orang terlalu mendesak dengan cara
yang keterlaluan sekali. Si kumala tersesat Cioe Ie dan si jahat nomor dua Ang Bian ketawa keras,
mereka saling pandang, lalu ketawa lagi, Malah lebih keras.
"Bagus ! Bagus!" kata si kumala tersesat Cioe Ie "Kau memang seorang Hohan, Han Loo-kui ! Biar usiamu sudah hampir babis dan masuk ke liang kubur,
namun kau ternyata laki-laki sejati."
. "Ya ..... kau baru seorang jagoan, Han Loo kui ! " Jie Su-ok nimbrung lagi,
Tiba-tiba ..... tiba-tiba sekali, Han Swie Lim menggebrak meja,
"Jadi kedatangan Liat-wie kemari msu apa " " bentaknya dengan suara
nyaring. Si kumala tersesat dan si jahat nomor dua Ang Bian dibentak cara begitu
oleh Pat-kwa Hiat-kui jadi kesima sesaat, tapi kemudian mereka ketawa ha-ha hi-hi
lagi sambil saling pandang.
"Hebat ! Hebat !" gumam si kumala tersesat sambil tetap tertawa ha-ha hehe.
"Galak! Galak!" gumam si jahat nomor dua Ang Bian,
Han Swi Lim menggebrak meja lagi sambil berdiri, kumis dan janggutnya
yang indah berubah putih itu bergerak-gerak menahan kemarahan hatinya. Dia
sangat murka melihat kelakuan kedua orang tamunya yang tak diundang ini.
"Jadi mau apa Jie-wie datang kemari?" bentak Pat-kwa Hiat-kui dengan
suara angker. 103 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Oho ..... tenang, tenang, tenang Han Loo-kui, sabar, sabar .....!" kata si
kumala tersesat Cioe Ie sambil ketawa ha-ha hi-hi terus, "Kalau memang kau cepat
marah dan mengumbar kemurkaanmu begitu macam, kujamin tak sampai lima hari
lagi kau bakal mati penasaran !!"
Wajah Pat-kwa Hiat-kui kian merah padam, sedangkan Tang Siu Cauw, Hi
Lay, Hi Beng dan Soe Niang telah berdiri di sisi guru mereka dengan tangan siap
mencabut senjata mereka. "Begini saja Han Loo-kui .....!" kata si kumala tersesat lagi. "Sekarang kami
akan bicara terus-terang, kedatanganku kemari ingin meminjam buku pusaka itu
selama dua bulan ..... ! Nah Han Loo-kui apakah kau mengijinkan atau tidak "!"
"Bangsat !" bentak Pat-kwa Hiat-kui sengit "Apa kitab pusaka itu kalian
anggap nenek moyangmu yang punya dan mau minjam-minjam segala "!"
?"Nah! Nah!" si kumala tersesat masih tertawa ha-ha hi-hi. "Aku juga tadi
telah mengatakan kami hanya ingin meminjam saja kitab pusaka itu, kukira kau tak
akan berlaku sekikir itu Han Loo-kui !"
Pat-kwa Hiat-kui menatap si kumala tersesat Cioe Ie dan si jahat nomor dua
Ang Bian dengan tatapan mata yang tajam luar biasa, matanya berkilat menyatakan
bahwa orang tua she Han itu sedang murka.
"Han Loo-kui !" kata si kumala tersesat lagi sambil tertawa ha-ha hi-hi dan
matanya jilalatan licik. "Kau tak akan rugi meminjamkan kitab pusaka itu pada
kami !" "Kalau Loo-hoe tak mau meminjamkan kitab pusaka itu, apa yang akan
dilakukan oleh kalian ?" tanya Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim lebih mendongkol,
dia mendelu melihat lagak orang yang selalu ketawa ha-ha-hihi.
"Huh ..... sampai begitu kikirnya !" kata si-jahat nomor dua Ang Bian.
"Kukira kau tak ada ruginya meminjami buku itu padaku ..... sebulan atau dua
bulan lagi, aku akan mengantarkannya kembali padamu!"
"Tidak !!" kata Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim keras.
"Apanya yang tidak ?" tanya si jahat nomor dua Ang Bian sambil tetap
tertawa ha-ha hi-hi tak hentinya.
"Aku tak akan meminjamkan kitab pusaka itu pada siapapun juga !" kata
Pat-kwa Hiat-kui dengan suara mengguntur.
Si kumala tersesat ketawa lagi, tubuhnya tergoncang.
104 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Setiap kali aku si kumala tersesat ingin meminjam sesuatu barang, pasti
selalu berhasil, tak pernah tak memperolehnya !" katanya dingin. "Jadi kalau kau
tak mau meminjaminya, terpaksa aku akan mengambil jalan kekerasan .....!"
"Terserah pada kalian !" kata Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim lebih
mendongkol lagi. "Akh, rupanya kau Han Loo-kui lebih senang kalau kami mengambil jalan
kekerasan ya "!" kata si jahat nomor dua Ang Bian dengan mata jelalatan galak,
muka kedua orang itu jadi berobah bengis, walaupun masih tertawa ha-ha hi-hi.
"Cepat kalian enyah dari ruang ini sebelum kulempar-lemparkan kalian
keluar !" kata Pat-kwa Hiat-kui sengit.
Si jahat nomor dua Ang Bian jadi lebih jahat dan si kumala sesat semakin
tersesat waktu mendengar perkataan Pat-kwa Hiat-kui, mereka jadi tertawa lebih
geli, tanpa memperdulikan kemarahan Han Swie Lim, seperti orang sinting. Tibatiba dengan tak terduga, di saat dia berdiri, tubuhnya mencelat gesit luar biasa
sekali kesisi Pat-kwa Hiat-kui, dia mengulurkan tangannya yang menyerupai cakar
itu menyerang iga Han Swie Lim. Si kumala tersesat menyerang dengan
menggunakan jurus 'Kiong Cian Jong Kui' atau 'Busur terbentur kepalan', yang
diarah adalah Khie-ie-hiat-nya Pat-kwa Hiat-kui di bagian iga.
Melihat si kumala tersesat sudah membuka serangan, Pat-kwa Hiat-kui
melompat tiga tombak untuk menghindarkan serangan si sesat Cioe Ie itu sambil
mengebaskan lengan bajunya menyapu tangan Cioe Ie. Tapi, si kumala tersesat
telah menarik pulang tangannya lagi, rupanya tadi hanya merupakan serangan
pancingan belaka, tangannya meluncur kekiri dan dengan tak terduga dia
mencengkeram tengkuk Hi Lay.
Murid Pat-kwa Hiat-kui jadi terkesiap, karena tahu-tahu tangan si kumala
tersesat telah berada dekat tengkuknya, dia bermaksud mengelakkan serangan
orang, tapi gerakan dan tangan si kumala tersesat cepat sekali, sehingga tahu-tahu
dia sudah kena dicekuk oleh si sesat menjadi tawanan Cioe le.
"Ha-ha-ha-ha ..... nah. Han Loo-kui, sekarang kau mau meminjami kitab itu
padaku tidak ?", tanya si kumala tersesat sambil tertawa ha-ha hi-hi lagi,
sedangkan Hi Lay yang kena cengkeram Hui-hi-hiat-nya, tenaganya juga seperti
lenyap, terkulai lemas, sehingga dia tak berdaya terjatuh di tangan Cioe Ie. Hanya
mataaya mendelik menatap benci pada si kumala tersesat.
Pat-kwa Hiat-kui menatap murka melibat kelicikan si-kumala tersesat,
tubuhnya sampai menggigil menahan kemurkaan hatinya.
105 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Kau seorang Ho-han atau bukan dengan berbuat curang begitu?"
bentaknya. "Dalam waktu ini tak ada yang dikatakan bermain curang !" kata si jahat
nomor dua ikut nimbrung. "Entah kejahatan apa yang belum pernah kulakukan
....." yang penting, sekarang kau tetap berkeras tak mau menyerahkau kitab itu atau
ingin melihat bocah ini mampus"!" Dingin suara Ang Bian.
Wajah Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim jadi salin merah padam.
"Lepaskan muridku itu!" bentaknya.
"Lepaskan?" tanya si kumala tersesat sambil tetap tertawa, sikapnya tenang
sekali. "Melepaskan muridmu ini memang mudah Han Loo-kui!! Tapi ..... cepat
keluarkan kitab pusaka itu .....!!"
Pat-kwa Hiat-kui jadi berdiri ragu di tempatnya. Dia memandang bergantian
pada orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut. Achirnya dia menarik
napas sambil menepuk tepian meja, sehingga ujung meja itu hancur somplak
terpukul oleh tangannya. "Habis! Habislah semuanya!" keluhnya seperti menyesali dirinya.
"Soe-hoe ..... jangan kau berikan kitab itu pada orang ini ..... biarlah Tee-coe
mati di tangannya, lebih baik Tee-coe binasa di tangannya ..... jangan diberikan
kitab itu, Soe-hoe!!" kata Hi Lay dengan suara yang susah, karena dia seperti
tercekik oleh leher bajunya sendiri.
"Kau lepaskan muridku itu, nanti kuberikan kitab pusaka itu pada kalian!!"
kata Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim dengan wajah yang muram.
Si kumala tersesat ketawa.
"Heh ..... sudah kukatakan, melepaskan muridmu ini memang mudah, sama
mudahnya dengan membalikkan telapak tangan saja, tapi ..... kau keluarkan dulu
kitab pusaka itu! Aku menginginkan tukar menukar, ini adil dan tak merugikan
satu dengan yang lainnya .....!" kata si kumala tersesat licik.
"Aku tak akan mendustaimu!" kata Pat-kwa Hiat-kui mendongkol melihat si
kumala tersesat tak mempercayai perkataannya.
"Aku tahu, kau memang tak perlu mendustaiku, tapi dalam soal dagang, kita
harus menggunakan cara dagang juga .....!" sahut si kumala tersesat sambil ketawa.
Tapi tiba-tiba ketawanya itu lenyap, mukanya jadi bengis. "Cepat keluarkan kitab
itu!" bentaknya keras.
"Benar .....! Benar !" si jahat nomor dua ikut nimbrung sambil ketawa ha-ha
he-he lagi. 106 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Pat-kwa Hiat-kui menarik napas lagi menoleh pada Hi Beng yang sedang
menatap ke arah Hi Lay dengan pancaran penuh kekuatiran.
"Ambilkan kitab pusaka itu di lemari bawah ..... ! " perintahnya kemudian
dengan suara perlahan sekali.
"Tapi Sos-hoe ..... Hi Beng ragu.
"Cepat ambilkan kitab itu dan bawa kemari!"' kata Pat-kwa Hiat-kui dengan
muka yang muram, Hi Beng tak berani membantah lagi, dia ngeloyor pergi. Selama kepergian
murid Pat kwa Hiat-kui itu, ruang tersebut jadi sunyi, semua berdiam diri. Hanya
sekali-sekali terdengar suara ketawa ha-ha-he-he dari si kumala tersesat Cioe Ie
dan si jahat nomor dua Ang Bian. Tak lama kemudian Hi Beng telah masuk ke
ruang itu lagi, di tangannya membawa kotak kayu cendana.
Melihat kotak yang dibawa oleh murid Pat kwa Hiat-kui itu, mata si kumala
tersesat dan si jahat nomor dua jadi jelalatan tak keruan. Mata mereka bercahaya
garang pada kotak pusaka yang dibawa oleh Hi Beng.
Sedangkan murid Pat-kwa Hiat-kui membawa kotak kayu cendana itu
kepada gurunya dan menyerahkan pada Han Swie Lim dengan penuh
penghormatan dan kepala tertunduk sedih. Tanpa dapat dicegah lagi, menitik butirbutir air mata yang hangat yang menetes ke pipinya. Memang, di antara keempat
murid Pat-kwa Hiat kui, Hi Lay, Hi Beng, Tang Siu Cauw dan Soe Niang, maka Hi
Beng yang paling lemah dan perasa hatinya. Dia paling mudah bersedih dan
menitikkan air mata. Sekarang, di kala melihat gurunya berada di dalam desakan dan gencetan
kedua orang penjahat yang menginginkan kitab pusaka itu, dan disebabkan
keselamatan Hi Lay sebagai tebusannya, maka benda pusaka milik gurunya yang
begitu disayangi melebihi jiwanya sendiri akan diserahkan pada kedua iblis itu
hanya untuk menolong jiwa Hi Lay, maka Hi Beng tak dapat menahan menitiknya
butir air mata yang menggelinangi pipinya ..... tubuh anak muda ini menggigil,
tangannya yang mengangsurkan peti pusaka itu kepada gurunya juga tergetar .....
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 7 107 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
PAT-KWA HIAT-KUI menerima kotak itu dari tangan Hi Beng dengan
wajah yang muram sekali. Diawasinya sesaat lamanya dengan perasaan yang
sedih. "Ayo, Han Loo-kui ! Apa lagi yang kau pikirkan !?" tegur si kumala tersesat
sambil tetap ketawa ha-ha hi-hi. "Ayo lemparkan kotak itu padaku !!"
Pat-kwa Hiat-kui melirik, lalu menarik napas.
"Baik ..... ! Akan kuserahkan kitab pusaka ini pada kalian ..... tapi kau
bebaskan dulu muridku itu !" katanya kemudian.
"Lemparkan dulu kotak itu !" bantah si kumala tersesat Cioe Ie.
"Bebaskan muridku dulu !"
Giok Hok-sia Cioe Ie ketawa ha-ha-he-he lagi.
"Terus terang saja Han Loo-kui, aku tak percaya padamu !" kata si kumala
tersesat. "Tuh ..... kau berikan saja pada Loo-jie ..... nanti kubebaskan muridmu ini
!!" Pat-kwa Hiat-kui menarik napas lagi, sedangkan Jie Su-ok telah
menghampiri sambil ketawa ha-ha-he-he, tubuhnya yang kurus seperti tulang
dibungkus kulit tergoncang seperti kulit sebatang papan.
"Kau sudah dengar Han Loo-kui .....?" kata Jie Su-ok Ang Bian tetap
ketawa. Diulurkan tangannya dengan mata jelalatan. "Cepat kau berikan kotak
pusaka itu padaku !"
Pat-kwa Hiat-kui mengangsurkan kotak kayu cendana itu dengan hati yang
berat dan si jahat nomor dua menerimanya dengan cepat.
Si kumala tersesat ketawa lagi, lalu melepaskan cekalannya pada Hu-hihiatnya Hi Lay.
"Beres !" katanya puas.
Begitu terbebaskan dari cengkeraman orang, Hi Lay membalikkan tubuhnya
sambil mencabut pedangnya. Dia membabat secara tiba-tiba dengan pedangnya,
karena dia telah nekad dan tak mamikirkan keselamatannya, sebab gurunya telah
membelanya dengan menukarkan kitab pusaka kesayangan Pat-kwa Hiat-kui itu.
"Eh, eh, kau cari mampus kunyuk !" kata si-kumala tersesat sambil ketawa
dan mengelakkan serangan Hi Lay. Diulurkan tangannya dan menjepit mata
pedang Hi Lay dengan kedua jari tangannya, sekali putar saja, pedang itu patah
dua. Lalu dengan menggunakan lengan kirinya, dia mengibaskan lengan jubahnya
yang agak kebesaran itu, sehingga murid Pat kwa Hiat kui terjungkal ngusruk.
108 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Aku masih mau memberi ampun pada jiwa monyetmu, kunyuk !" kata si
kumala tersesat sambil ketawa ha-ha-hi-hi dan menghampiri Jie Su-ok. "Karena
garumu, telah berbuat baik hati meminjamkan kitab pusaka itu pada kami !!"
Hi Lay cepat-cepat merayap bangun dengan muka berdarah, karena giginya
rontok dua, dia mau menyerang lagi, sebab anak muda ini telah nekad.
"Akan kuadu jiwaku !" teriaknya kalap dan menyerudukkan kepalanya
kepada si kumala tersesat.
"Hi Lay ..... kemari kau !" panggil Pat kwa Hiat-kui waktu melihat
kenekadan muridnya itu. Hi Lay jadi tak meneruskan kekalapannya itu, dengan mata masih berapi-api
dia memandang si kumala tersesat, lalu menghampiri gurunya,
Pat-kwa Hiat-kui menarik napas sedih.
"Nah ..... sekarang kalian sudah memperoleh kitab pusaka itu !" katanya
dengan suara yang keras. "Apa lagi yang kalian tunggu ..... cepat pergi dari
rumahku ini !!" Si kumala tersesat mau menyahuti untuk mengejek Pat-kwa Hiat-kui, tapi
tiba-tiba berkelebat seulas cahaya yang menyilaukan ke arah Jie Su-ok, sehingga
mengejutkan sekali. Benda itu datangnya terlampau cepat, sehingga Jie Su-ok
hanya berdiri kesima. Tangannya yang sedang memegangi kotak kayu cendana di
mana di dalamnya terdapat kitab pusaka tak dapat dipakai untuk menangkis, sebab
kalau dia menangkis, benda pusaka tersebut akan hancur.
Untuk beberapa saat ia jadi ragu-ragu. Sedangkan kalau si jahat nomor dua
tak menangkis dan mempertahankan kotak pusaka itu, mungkin dia akan binasa.
Dalam waktu yang sekejap itu, Jie Su-ok Ang Bian harus sudah mengambil
keputusan. Dia melepaskan kotak itu dan melejit ke samping serta menangkis
dengan kecepatan yang luar biasa, sehingga terdengar benturan yang keras sekali.
Lalu Jie Su-ok mengulurkan tangannya ingin menyanggahi kotak kayu cendana
yang sedang meluncur hampir mengenai lantai, namun kejadian yang luar biasa
telah terjadi lagi, benda itu seperti terbang lenyap dari tangan Jie Su-ok mengenai
tempat kosong. Dengan murka, Jie Su-ok mengawasi sekelilingnya. Semuanya berlangsung
begitu cepat, tapi dalam waktu yang sangat singkat itu, di dalam ruang tersebut
telah tambah satu orang lagi. Seorang laki-laki berpakaian aneh sekali, bajunya
terdiri dari bermacam-macam warna dan rambutnya dikonde rapih sekali,
walaupun sudah tua usianya.
109

Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Ketika melihat orang aneh itu, wajah Jie Su-ok jadi berobah pucat
"Kim-see Hui Hong ..... "!!" serunya tertahan dalam kekagetannya itu.
Orang yang baru datang di ruang tersebut, yang dipanggil sebagai Kim-see
Hui Hong, si-badai pasir emas, bertubuh kurus kering seperti Jie Su-ok dan Giok
Hok-sia, tapi mukanya luar biasa sekali, pecat-pecot di sana-sini, sehingga
tampaknya menyeramkan sekali. Rambutnya terkonde rapih. Sedangkan di
tangannya tampak menggenggam kotak kayu cendana yang tadi dipegang oleh Jie
Su-ok, dan tangan kirinya tergenggam sebatang bambu pendek.
Semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut berseru kaget atas
kehadiran laki-laki menyeramkan itu di dalam ruang tersebut. Begitu juga Pat-kwa
Hiat-kui, dia malah mundur selangkah ke belakang, karena dia mengenali Kim-see
Hui Hong, si badai pasir emas.
"He-he-he-he .....! Kim-see Hui Hong Cio Put Ting ketawa menyeramkan.
"Tadi kau memimjam kitab pusaka ini dari Han Loo-kui dan sekarang aku mau
meminjamnya darimu selama setengah bulan ..... setelah menjelang setengah
bulan, kitab pusaka ini akan kukembalikan dan nanti setelah kau mempelajari
selama satu bulan baru kau kembalikan pada si Han Loo-kui ! Bagaimana .....
boleh tidak ?" "Tapi Loo-cianpwee ..... " Jie Su-ok dan Giok-Hok-sia jadi kesima.
"Tak boleh .....?" bentak Kim see Hui-Hong keras sekaii, menggoncangkan
ruangan tersebut. "Eh boleh ..... boleh Loo cianpwee!" sahut Jie Su-ok ketakutan, tampaknya
dia jeri sekali pada orang itu, Giok Hok-sia juga tak berani ketawa ha-ha he-he
lagi. Kim-see Hui Hong ketawa melihatt ketakutan kedua iblis itu, dia manggutmanggut sambil menyelipkan bambu kecilnya di pinggang. Lalu dia melangkah
menuju ke pintu. "Setengah bulan yang akan datang aku akan mencari kalian untuk
mengembalikan kitab pusaka ini!" katanya menjanjikan.
"Ya, Loo-cianpwee ..... Ya cianpwe!" sahut Jie Su-ok dan Giok Hok-sia
patuh sekali, mereka tak banyak mulut ini dan itu, tak banyak rewel.
Namun baru saja Kim-see Hui Hong akan keluar dari pintu, tiba-tiba
terdengar suara yang mengguntur: " Tahan ..... kau jangan keluar dulu setan petot,
tetap berdiri di tempatmu !"
Kim-see Hui Hong melompat ke belakang lagi, matanya jelalatan.
110 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Siapa itu diluar?" tegurnya mendongkol, karena tadi di saat dia akan keluar
dari pintu ruangan tersebut, tiba-tiba dia merasakan serangkum tenaga serangan
yang mendorongnya kuat sekali. Itulah sebabnya mengapa dia mencelat melompat
mundur ke dalam lagi. Terdengar suara ketawa di luar ruangan tersebut, seperti suara meringkiknya
kuda. "Aku adalah aku!" Suara itu menyeramkan sebali. "Aku tak pernah
mengganti nama menyembunyikan muka ..... kalau memang kalian ingin tahu, aku
she Bo bernama Tho!"
Mendengar nama itu, Kim-see Hui Hong mengeluarkan seruan tertahan.
"Oh ..... kau Bo Tho"!" serunya. "Mengapa kau berbuat seperti maling kecil
yang menyerang orang dengan cara sembunyi-sembunyi?"
Terdengar ketawa orang di luar itu, lalu tampak memasuki ruangan tersebut
seorang wanita yang gemuk tromok. Memang pantas dia bernama Bo Tho, sebab
muka dan pipinya boto sekali, malah kelewat boto!!
"Benar-benar mengherankan sekali, kau masih mau ikut-ikutan mencampuri
urusan anak-anak kecil ! kata Bo Tho. "Sudahlah ..... sekarang kau ikut aku dan
serahkan kotak itu pada yang punya, si Han Loo-kui."
"Eheh, mana bisa begitu?" kata Kim-see Hui Hong sambil memandang
nyureng menyipitkan matanya pada Bo Tho. "Kotak, ini dapat kupinjam dari kedua
bocah sinting itu, mana boleh jadi aku malah mengembalikannya pada si Han Lookui ?"
Si Bo Tho ketawa keras, suaranya parau seperti suara laki-laki, tak ada nadanada ke wanitaannya.
"Ya, ya, ya, kalau begitu kau harus mengembalikan pada kedua bocah
sinting itu!" kata Bo Tho sambil tetap ketawa.
"Tak bisa ..... -!" bantah Kim-see Hui Hong.
"Cio Put Ting !!" bentak Bo Tho keras dan wajahnya berobah. "Apanya
yang tak bisa "!"
"Kukatakan tak bisa tetap tak bisa!" bantah Kim-see Hui Hong Cio Put Ting,
"Jadi kau tak bisa mengembalikan kotak itu pada kedua bocah sinting itu ?"
tanya Bo Tho dengan kilatan mata yang tajam.
Kim-see Cio Pat Ting menganggguk.
"Ya ..... tak bisa !" sahutnya.
111 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Kalau memang kau tak bisa mengembalikannya, biarlah aku yang
mengembalikannya !!" kata Bo Tho lagi.
. "Oohhh ..... enak di pihakmu dan tak enak dipihakku !" kata Kim-see Hui
Hong Cio Put Ting sambil memegangi kotak kayu cendana ita erat-erat.
Bo Tho ketawa lagi, dia menyapu orang-orang yang ada di ruangan tersebut
dengan tatapan mata yang tajam sekali. Dilihatnya oran-orang yang ada di ruang
tersebut sedang memandang dirinya dengan tatapan heran bercampur takut.
Bo Tho jadi ketawa lagi. "Sudahlah ..... ayo cepat kau ikut aku !" kata Bo Tho kemudian.
" Aku sih mau saja ikut padamu, Bo Tho!" kata Kim-see Hui Hong Cio Put
Ting. "Tapi asalkan kotak pusaka ini tak dikembalikan .....!"
"Eh-eh, kau bandel amat sih, setan tua"!" bentak Bo Tho yang mulai hilang
kesabarannya. "Aku tak bandel terhadapmu Bo Tho !" sahut Kim-see Hui Hong Cio Put
Ting cepat. "Tapi aku tak mau mengembalikan kotak ini !"
Bo Tho ketawa, "Kalau kau yang tak mau menyerahkannya, nanti aku yang tolong
mengembalikannya .....!" kata Bo Tho. Dan berbareng dengan habisnya ucapannya
itu, dia menjejakkan kakinya, tubuhnya yang gemuk tromok itu melambung tinggi
ke atas. Dia mengulurkan tangannya akan menjambret kotak pusaka itu dari tangan
Kim-sse Hui Hong ketika tubuhnya sedang meluncur turun, tapi Kim-see Hui
Hong Cio PutTing me celat menjauhi dia, sehingga Bo Tho menubruk tempat
kosong. Menggunakan kesempatan itu. Keem-see Hui Hong Cio Put Ting telah
mangenjot tubuhnya lagi melayang ke luar. Namun, disaat tubuhnya masih berada
di udara, dia merasakan tengkuknya ada yang cengkeram lalu dirasakan tubuhnya
melayang masuk lagi, ambruk membentur tiang ruangan tersebut. Dia menjerit
kesakitan dan memaki-maki Bo Tho dengan kata-kata yang kotor, karena dia kalap
sekali. Ternyata ketika Cio Pat Ting sedang melompat akan keluar. Bo Tho telah
membarengi menggenjot tubuhnya juga, menjambret tengkuknya Kim-see Hui
Hong, lalu melemparkan laki-laki tua itu ke dalam lagi. Memang kalau
dibandingkan, ilmu entengi tubuhnya Bo Tho lebih tinggi dari Kim-see Hui Hong
Cio Put Ting .....!! 112 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Pat-kwa Hiat kui, Giok Hok-sia, Jie Su-ok dan yang lain-lainnya jadi
melongo melihat kehebatan kedua jago luar biasa itu. Mereka hanya menyaksikan
dengan kesima. Pada saat itu Bo Tho telah menghampiri Cio Pat Ting.
"Ayo ..... kau mau menyerahkan dan mengembalikan kotak itu pada yang
punya atau tidak "!" tanya Bo Tho sambil tertawa sabar.
"Tak mau!!" sahut Kim-see Hui Hong Cio Pat Ting penasaran.
"Tak mau ?" "Ya ..... aku tak mau mengembalikan sekarang, karena aku memang
diijinkan untuk meminjam setengah bulan!!" sahut Cio Put Ting.
Bo Tho ketawa keras, sehingga tubuhnya yang gemuk tromok itu
tergoncang. "Kau diijinkan meminjam barang itu setengah bulan"' tanyanya sambil tetap
ketawa, "Tapi kukira ijin yang kau peroleh itu didapatkannya dengan jalan
kekerasan. Ya tidak ?"
"Tidak .....! Mereka rela menyerahkannya !'' bantah Cio Put Ting.
Tiba-tiba muka Bo Tho jadi berobah bengis.
"Cio Put Ting! Kau dengarlah !" bentaknya nyaring sekali. "Aku tak mau
mempunyai seorang suami yang jahat .....!! Biar kau suamiku, tapi kalau kau jahat
kau pasti akan kubunuh !! Kau dengar tidak, setan tua"!"
Cio Put Ting jadi menundukkan kepalanya waktu mendengar perkataan Bo
Tho. "Kau dengar tidak perkataan tadi, setan tua "i" bentak Bo Tho lagi.
Cio Put Ting si badai pasir emas mengangkat kepalanya menatap Bo Tho.
"Tapi Bo Tho ..... " katanya ragu.
"Tak pakai tetapi-tetapian lagi ..... kalau memang kau masih mencintaiku,
cepat kau kembalikan barang itu pada yang punya!!" kata Bo Tho memotorg
perkataan Cio Put Ting. '"Aku meminjamnya dari si Jie Su-ok .....!!" kata Kim-see Hui Hong Cio Put
Ting, dia menoleh pada Jie Su-ok Ang Bian yang kala itu sedang memandang
mereka dengan tatapan kesima. "Eh bocah jahat ..... kau rela atau tidak meminjami
barang ini kepadaku?" tanyanya dengan suara berteriak.
"Rela Loo-cianpwee ..... "sahut Jie Su-ok cepat.
"Tuh ..... " Kim-see Hui Hong Cio Put Ting menoleh pada Bo Tho, yang
ternyata adalah isterinya.
113 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Apanya yang tuh?" tanya Bo Tho mendongkol.
"Ya ..... kau tokh mendengar sendiri bocah jahat itu rela meminjami barang
ini padaku !" kata Cio Put Ting.
"Nanti si bocah jahat itu akan kubikin lebih sinting lagi ..... aku akan
membuatnya seperti layangan singit !" kata Bo Tho mendongkol dan sengit.
Matanya mendelik melotot menatap Jie Su-ok, sehingga Jie Su-ok jadi ketakutan.
"Tapi Bo Tho ..... aku hanya ingin meminjamnya setengah bulan saja .....kau
juga boleh mempelajari ilmu silat yang ada di dalam kitab ini nanti bersamaku !"
kata Cio Put Ting dengan suara yang meratap.
" Cisss najis ! " kata Bo Tho sambil membuang ludah. "Sudah kukatakan
kau jangan suka mengiler melihat barang orang, tapi hari ini, eheh ..... kau mau usil
lagi terhadap milik orang lain ! Apa kau sudah tak mencintaiku dan ingin kita
bercerai saja ?" Mendengar perkataan Bo Tho yang terakhir itu, Cio Put Ting, si badai pasir
emas jadi ketakutan, lebih-lebih ketika dilihatnya Bo Tho menangis dan tubuh
wanita itu yang gemuk tromok tergetar disebabkan isak tangisnya, Cio Put Ting
jadi lebih gugup lagi. Dia melemparkan kotak pusaka itu kearah Jie Su-ok.
"Nih bocah jahat ..... kau ambil lagi saja !" teriaknya. "Aku tak mau dah
.....!" dan dia menghampiri isterinya, Bo Tho.
Yang repot adalah Jie Su-ok. Tenaga lemparan Cio Put Ting Kim-see Hui
Hong walaupun sangat perlahan, tapi hebat sekali bagi Jie Su-ok. Ketika kotak itu
meluncur dengan kecepatan yang tak terkira, Jie Su-ok yang tak menduga bahwa
Cio Put Ting akan berbuat begitu, cepat-cepat mundur kebelakang untuk
menghindarkan diri dari terjangan kotak itu, tapi tak urung bibirnya keserempet
juga, sehingga dia mengeluarkan jerit kesakitan. Kotak pusaka itu meluncur terus
kearah Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim, yang lalu menyanggahnya. Sedangkan Jie
Su-ok sudah jontor bibirnya, itupun untung baginya, karena giginya tak ada yang
rontok .....! *Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
SEBETULNYA Pat-kwa Hiat-kui memang sering mendengar nama Kim-see
Hui Hong Cio Put Ting. Kepandaian si badai pasir emas memang sangat tinggi dan
sukar diukur, dia merupakan salah seorang tokoh jago silat yang kosen dan
termasuk terkemuka di antara ketujuh tokoh yang menjagoi seluruh daratan
114 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Tionggoan. Enam jago lainnya ialah Su Tie Kong yang bergelar It-kiam Chit-tong,
atau satu pedang tujuh lobang, Kepandaian pendekar tersebut luar biasa dan
sifatnya juga aneh sekali, lagaknya selalu uring-uringan, tak perduli sedang
gembira atau sedang bersedih, kalau memang It-kiam Chit-tong Su Tie Kong mau
membunuh, maka dia pasti membunuh tanpa sebab. Dia menjagoi wilayah Selatan
dan tak pernah menemui tandingan, karena dia kosen luar biasa. Sedangkan tokoh
yang lainnya ialah Gin Tiok Su-seng atau pelajar bersuling perak. Nama
sebenarnya ialah Gauw Lap, seorang yang ugal ugalan juga, selalu, membunuh
kalau ada seorang yang tak disukainya. Dia juga tak dapat dibendung kejahatan
atau ketelengasannya itu, karena sangat kosen. Malah yang lebih luar biasa lagi,
selain telengas, Gin Tiok Su-seng juga merupakan seorang yang senang paras
cantik, dia sering menganggu anak-isteri orang, memperkosa secara paksa. Tokoh
lainnya ialah Maaf halaman 45,46 hilang.
gugup dan ketakutan pada istrinya yang gemuk tromok itu.
Tapi walaupun melihat hal yang lucu itu, orang-orang dalam ruangan
tersebut tak ada yang tertawa keadaan jadi sunyi, yarg terdengar hanyalah isak
tangisnya Bo Tho. "Aku tak mau mempunyai suami seorang penjahat!" sesambat Bo Tho dalam
isak tangisnya. "Ya, Bo Tho ..... Ya, Bo Tho ..... Aku sudah mengembalikan kotak pusaka
itu pada si bocah jahat ..... Aku tokh tak jahat ..... aku memang bukan seorang
penjahat!!" Kim-see Hui Hong Cio Put Ting repot membujuki istrinya.
Tapi Bo Tho masih terus menangis.
Di luar, hujan masih terus juga turun dengan derasnya. Di antara
gemerciknya suara air hujan itu, diselingi oleh bunyi guntur yang memekakkan
anak telinga. Keadaan di dalam ruangan tersebut jadi semakin hening. Tiba-tiba
..... di antara rincikan air hujan dan bunyi guntur yang gemuruh itu, menyelip
sebuah alunan suara seruling yang lembut sekali, namun semakin lama
menyakitkan pendengaran. Suara seruling itu semakin lama semakin mendekat dan
tak lama kemudian tampak seorang laki-laki berwajah angker, berpakaian rapih
seperti orang Sioe-chay, pelajar, dengan kopiah baru, bertindak melangkah
memasuki ruangan tersebut sambil meniup serulingnya. Lagaknya, seorang Sioe115
Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
chay. Dia masih terus meniup seruling itu ketika dia duduk di salah satu kursi yang
ada di dalam ruangan tersebut, sedangkan yang lainnya hanya berdiam diri
memandang hern pada laki-laki pelajar itu.
Bo Tho masih menangis, dia malah lebih terisak.
"Aduh ..... telingaku jadi sakit mendengar lagu rombeng rongsokan itu ! "
katanya di antara sendat tangisnya.
"Kenapa kau Bo Tho ! " tanya Kim-see Hui Hong Cio Put Ting ketololtololan.
"Aku tak mau mendengar suara seruling itu ..... !" kata Bo Tho masih tetap
menangis. "Jadi diberhentikan saja ?" tanya Kim-see Hui Hong Cio Put Ting lagi.
"Oho !!" Tiba-tiba ..... dengan suatu gerakan yang cepat luar biasa sekali, tubuh Kimsee Hui Hong Cio Put Ting melambung tinggi, ketika tubuhnya melewati sisi kursi
yang diduduki laki-laki pelajar yang sedang meniup serulingnya, maka Kim-see
Hui Hong mengulurkan tangannya menjambret seruling yang masih ditiup oleh
laki-laki pelajar itu. Tapi kali ini Kim-see Hui Hong jadi kecele, karena pelajar itu tetap tenang
duduk dikursinya sambil meniup sulingnya terus, tapi di saat tangan Kim-see Hui
Hong hampir mengenai sulingnya, dia hanya mendongakkan kepalanya sambil
terus meniup serulingnya, sehingga tangan Cio Put Ting menjambret tempat
kosong. Pelajar itu masih terus meniup sulingnya, sedangkan Kim-see Hui Hong
telah membalikkan tubuhnya, menggunakan kakinya dengan kecepatan luar biasa
mencuat ke atas mengancam lambung laki-laki berpakaian pelajar itu dan
tangannya terulur akan menjambret seruling pelajar itu. Cio Put Ting
menggunakan jurus "Lan Jiok Wie" atau "Burung gereja pentang sayap".
Kalau pelajar itu mempertahankan serulingnya, maka lambungnya pasti akan
jadi tatakan kaki Kim-see Hui Hong dan akan terserang remuk, sedikitnya iga lakilaki berpakaian pelajar itu akan patah empat. Dan juga, kalau si pelajar mau
menyelamatkan lambungnya, dia harus melepaskan serulingnya dijambret oleh Cio
Put Ting. Namun, laki-laki pelajar itu masih duduk tenang. Dia masih meniup
serulingnya. Tapi di saat kaki Kim-see Hui Hong hampir mengenai lambungnya,
dia berhenti meniup serulingnya dan menurunkan ujung serulingnya itu sambil
116 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
menundukkan kepalanya, sehingga kalau Kim-see Hui Hong meneruskan
tendangannya itu, maka kakinya pasti akan patah terbentur oleh ujung suling yang
disertai oleh tenaga Lwee-kang yang kuat sekali. Sedangkan tangan Kim-see Hui


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hong kembali menjambret tempat kosong.
Cio Put Ting jadi terkesiap, untuk melindungi dan menghindarkan kakinya
dari benturan seruling itu, Kim-see Hui Hong menarik pulang tendangannya.
Pada saat itu laki-laki berpakaian seperti pelajar tersebut telah bangun
berdiri sambil menggoyang-goyangkan serulingnya memandang tenang pada Kimsee Hui Hong.
"Cio Put Ting .....!" seru laki-laki pelajar itu. "Apakah kau tak mengenali
aku si-orang tua .....?"
Kim-see Hui Hong Cio Put Ting jadi mengawasi nyureng pada laki-laki
berpakaian pelajar itu. "Siapa kau"!" tegurnya. "Aku memang tak pernah berkenalan dengan orang
semacara kau !!" "Masakan Cio-heng lupa kepada Siauw-tee dan tak mengenali lagi "!" tegur
pelajar itu sambil ketawa. "Coba kau pikirkan baik-baik, mungkin nanti kau akan
mengingatnya kembali .....!"
"Siapa kau sebenarnya ?" tanya Kim see Hui Hong Cio Put Ting tak mau
capai-capai berpikir. "Terka saja sendiri !" sahut pelajar itu sambil tetap ketawa.
"Aku tak tahu .....!" kata Kim-see Hui Hong mendongkol. "Aku mana bisa
menebak namamu " Kenal juga tidak ....."
Pelajar itu ketawa lagi sambil tetap menggoyangkan serulingnya. Sikapnya
tenang sekali. Ruangan tersebut jadi sunyi sekali, sedangkan Bo Tho telah berhenti
menangis dan memandang kesima pada pemuda peiajar itu.
"Ayo . ..... kau bisa atau tidak menerka siapa diriku ?" desak pelajar itu
sambil ketawa lagi "Aku tak tahu .....!" dan Kim-sec Hui Hong sudah memutar tubuhnya untuk
menghampiri Bo Tho. "Tunggu dulu Cio-heng .....!" panggil pelajar itu. "Nih ..... nih kau lihat, apa
yang kupegang "!" tanya pelajar itu sambil menggoyang-goyangkan serulingnya.
Muka Kim-see Hui Hong jadi berobah marah.
"Hee ..... apa kau sudah gila "!" bentaknya mendongkol. "Apa kau kira aku
tak tahu itu suling butut "!"
117 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Pelajar itu ketawa, sikapnya tetap tenang dan sabar.
"Nah ..... kalau begitu Cio-heng ternyata pintar juga !" kata pelajar itu. "Kau
tahu, kalau serulingku ini mengenai lawanku, maka orang itu akan mampus .....!!"
"Mampus ..... ?" tanya Kim-see Hui Hong terkejut.
Laki-laki pelajar itu mengangguk pasti. "Heh .....!" sahutnya.
Muka Kim-see Hui Hong jadi berobah hebat.
"Apa ..... apakah kau si Gauw Lap"!" tanyanya ragu.
"Nah ..... nah, itu kau mulai pintar, Cie-heng!" kata laki-laki pelajar itu
memuji, setengah mengejek. "Sedikitpun tak salah, Siauw-tee memang Gin Tiok
Su-seng!" "Akh tak mungkin terjadi !" seru Kim-see Hui Hong sambil mendecih. "Usia
si Gauw Lap lebih tua dariku!"
"Memanguya usia siauw-tee sudah berapa, Cio heng?" tanya laki-laki pelajar
itu, yang mengaku sebagai Gin Tiok Su-seng, si pelajar berseruling perak.
"Berapa?" tanya Cio Put Ting.
"Cio-heng yang menerkanya!"
"Mana kutahu?" Pelajar itu, yang mengaku sebagai Gin-Tiok Su-seng, jadi tersenyum.
"Usia Siauw-tee telah seratus tigabelas tahun .....!" katanya kemudian sambil
tersenyum. Perlahan sekali suaranya, tapi tegas.
"Hahh "!" semua orang berseru, bahna kagetnya mendengar keterangan
Gauw Lap, si-pelajar berseruling perak, mereka seperti tak mau mempercayai
perkataan pelajar itu, yang diduganya sedang berguyon mempermainkan Kim-see
Hui Hong. Gin Tiok Su-seng Gauw Lap sudah ketawa lagi waktu melihat semua orang
memandang padanya dengan tatapan mata tak mempercayainya.
"Coba Cio-heng lihat ..... Siauw-tee hebat tidak?" tanyanya lagi. "Biarpun
usia Siauw-tee telah tua, tapi muka Siauw tee masih muda kelihatannya .....! Aha,
Siauw-tee memang awet muda !!"
"Mengapa bisa begitu ?" tanya Kim-see Hui Hong ketolol-tololan.
. "Kenapa bisa begitu ?" Gin Tiok Su-seng mengulangi pertanyaan Kim-see
Hui Hong. "Aha, yang sudah pasti Siauw-tee memiliki obat untuk awet muda .....!"
Mendengar itu, semua orang kembali kaget, tapi yang benar-benar
mengejutkan ialah bahwa pelajar yang kalau dilihat dari wajahnya mungkin baru
berusia diantara empatpuluh tahun itu ternyata Gin Tiok Su-seng Gauw Lap, salah
118 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
seorang diantara ke tujuh jago luar biasa yang merajai di-kalangan Kang-ouw,
sungai telaga. "Habis kau mau apa datang kemari ?" tanya Kim-see Hui Hong setelah dapat
menguasai getaran hatinya, dia mengawasi Gin Tiok Su-seng yang masih tenangmenggoyang-goyangkan serulingnya.
"Cio-heng menanyakan Siauw-tee mau apa datang kemari ?" Gauw Lap
balik bertanya. "Hu, hu, kita pernah bertemu dua kali di Thian-san, rupanya Cioheng masih belum mengenal jiwa Siauw-tee. Jauh-jauh Siauw-tee datang kemari,
kalau memang Siauw-tee tak ada urusan lainnya, ya, sudah pasti untuk mengurusi
kitab pusaka itu!!" dan Gin Tiok Su-seng menunjuk pada kotak kayu cendana yang
masih dipegang erat-erat oleh Pat-kwa Hiat-kui.
"Hah "! Kau mau merebut kitab pusaka itu juga "!" tegur Cio Put Ting
dengan hati yang jelus, karena dia tahu, kalau Gin Tiok Su-seng bisa mempelajari
ilmu silat yang terdapat di dalam kitab pusaka, maka si peiajar berseruling perak
itu tentu bertambah kosen lagi. Sedangkan dulu waktu diadakan pertemuan di
Thian-san, di antara mereka ketujuh pendekar luar biasa, belum ada seorangpun
yang terkalahkan, kepandaian mereka masing-masing berimbang, karena mereka
masing-masing mernpunyai ilmu simpanan dan keanehan yang berlainan satu
dengan yang lainnya. Pada saat itu Gin Tiok Su-seng telah mengangguk sambil ketawa tawar.
"Ya .....!" sahutnya. Dengan memberanikan diri Siauw-tee ingin meminjam
kitab pusaka itu dari Liat-wie !" Liat-wie artinyi saudara-saudara sekalian.
"Tak bisa!! Itu tak boleh terjadi !!" tiba-tiba terdengar suara yang nyaring
dari dalam rumah sebelum Kim-see Hui Hong menyahuti perkataan Gin Tiok Suseng. "Kitab pusaka itu milik Thia-thia-ku !!" Thia-thia, artinya ayah.
Waktu semua orang menoleh, tampak Han Han, putera Pat-kwa Hiat-kui
keluar sambil bertolak pinggang, sedangkan matanya mendelik pada Gin Tiok Suseng.
Ketika mendengar suara Han Han tadi, mata Gin Tiok Su-seng mencilak
ganas, namun setelah melihat orang yang bicara itu adalah seorang bocah cilik
yang baru berusia sepuluh tahun, dia tersenyum, walaupun seulas senyuman bengis
..... mengandung hawa pembunuhan. Perlahan-lahan dihampirinya Han Han.
Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim dan ke empat murid-muridnya jadi gugup
tak keruan. Mereka cepat-cepat menghampiri Han Han untuk melindungi si bocah
dari tangan ganas Gin Tiok Su-seng. Tapi Gin Tiok Su-seng Gauw Lap telah
119 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
mengibaskan serulingnya ke arah mereka, sehingga Tang Siu Cauw dan ketiga
Soe-teenya seperti terdorong ke belakang, mereka terhuyung. Pat-kwa Hiat-kui
sendiri terhuyung beberapa langkah kebelakang, karena tenaga Lwee-kang Gin
Tiok Su-seng Gauw Lap ternyata luar biasa sekali. Sedangkan Gauw Lap si-pelajar
berseruling perak melangkah perlahan-lahan dengan muka yang bengis
menghampiri Han Han yang kala itu masih berdiri dengan bertolak pinggang dan
mata mendelik pada si pelajar berseruling perak .....
Di hati Gin Tiok Su-seng telah terkandung suatu maksud jelek yang akan
membikin Han Han jadi manusia tidak, jadi setan juga tidak ! Tegasnya, hidup
tidak, matipun tidak ! Suatu niat yang jahat sekali.
Tapi Han Han sendiri yang baru muncul dari dalam sebab mendengar suara
ribut-ribut di ruangan tengah, tak mengetahui bahaya maut yang sedang
mengancam diri dan jiwanya ..... dia juga tak. tahu siapa Gin Tiok Su-seng itu, juga
bocah ini tak mengetahui ketelengasan tangan si pelajar berseruling perak. Dia
masih mendelik pada Gauw Lap, wajahnya tak mengunjukkan sedikitpun perasaan
takut ..... Pat-kwa Hiat-kui yang melihat jiwa putera tunggalnya terancam bahaya
maut, dia mengeluarkan seruan yang panjang, dengan kalap, dia melompat lagi
akan menghadang didepan si pelajar berseruling perak, sedangkan Tang Siu Cauw
dan lainnya juga sudah menjerit akan menerjang lagi ..... keadaan genting sekali
..... . *Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 8 GIN TIOK SU-SENG menghampiri Han Han lebih dekat, lalu dengan
mendengus dan wajah yang bengis, dia mengangkat tangannya akan menempeleng
kepala si-bocah. Kalau saja tangannya itu sampai mengenai tepat kepala Han Han,
maka kepala si bocah akan remuk pecah berantakan, jiwa si bocah juga akan
melayang menghadap Giam-lo-ong.
Han Han yang melihat muka Gin Tiok Su-seng menyeramkan dan bengis
sekali, dia jadi agak keder juga. Tapi dasar si bocah berjiwa besar dan tak
120 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
mengenal arti apa yang disebut takut itu, maka Han Han malah tetap bertolak
pinggang. "Hei siluman ..... untuk apa kau menakut-nakutiku "!" bentaknya nyaring.
"Lihatlah ..... mukamu semakin jelek saja !"
Darah Gin Tiok Su-seng jadi meluap, tangannya yang meluncur itu jadi
turun semakir cepat dan disertai oleh empat bagian dari Lwee-kangnya. Tapi, di
kala tangannya itu hampir mengenai batok kepala si bocah, tiba-tiba Gin Tiok Suseng dapat melihat wajah Han Han dan dia jadi merandek, karena dengan tiba-tiba
saja dia teringat pada seseorang, hati si pelajar berseruling perak itu jadi
tergoncang hebat. Untuk menarik pulang tangannya itu, sudah tak keburu lagi,
maka dia memiringkan sedikit tangannya membuang kesamping. Biarpun begitu,
biar jiwa si bocah terlolos dari kematian, namun pundaknya terhajar dan tulang
lengan si bocah jadi terkilir.
Han Han menjerit kesakitan teraduh-aduh waktu tulang tangannya terlepas,
sedangkan Gin Tiok Su-seng telah berdiri kesima sambil mengawasi si bocah.
"Kau ..... kau ..... siluman jahat ! Siluman bau !" teriak Han Han kesakitan.
"Akan kupatahkan juga tanganmu !" dan baru saja Han Han mau menyerang, tibatiba si bocah merasakan kesakitan yang hebat pada tulang pundaknya, akhirnya
dengan mengeluarkan suara keluhan, akhirnya Han Han roboh pingsan.
Gin Tiok Su-seng masih berdiri kesima menatap si bocah dan ketika Pat-kwa
Hiat kui Han Swie Lim yang telah tiba di situ menyerangnya dengan kalap, si
pelajar seruling perak itu menangkisaya sambil lalu. Tangan mereka membentur
keras sekali di udara, dan tubuh Han Swie Lim terhuyung lima langkah ke
belakang sambil mengeluh, karena dirasakan tangannya nyeri bukan main.
Sedangkan tubuh Gin Tiok Su-seng sendiri tergetar, walaupun tak sampai
terhuyung, dia terkejut juga, sampai mengeluarkan seruan "Ihhh" yang tertahan.
Dia jadi tersadar dari kesimanya.
Sedangkan Tang Siu Cauw dan Hi Beng telah mengangkat Han Han yang
dibawanya ke samping, Hi Tay dan Soe Niang telah mengurung Gin Tiok Su-seng,
mata mereka merah, karena mereka telah mengambil keputusan untuk mengadu
jiwa dengan orang-orang yang datang kerumah Pat-kwa Hiat-kui ini, mereka
bermaksud untuk membela guru mereka mati-matian.
Han Swie Lim ketika dapat berdiri tegap lagi, cepat-cepat dan mengatur
jalan pernapasannya. Setelah tenaganya pulih kembali, dengan mata mendelik dia
121 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
mengawasi Gin Tiok Su-seng, yang kala itu juga sedang menatap Pat-kwa Hiat-kui
dengan tatapan mata yang luar biasa sekali.
"Siapa bocah itu?" tanya si pelajar bersuling perak Gauw Lap dengan suara
yang luar biasa, agak tergetar. "Siapa dia?"
Pat-kwa Hiat-kui yang baru saja mengalami kekagetan yang luar biasa,
masih tak dapat lantas menyahuti. Dia juga tadi melihat Gin Tok Su-seng telah
memberi jalan hidup pada puteranya itu, karena serangannya tak diteruskan ke
kepala si bocah, hanya menyerempet perlahan pada pundak Han Han, coba kalau
tidak, jiwa bocah itu tentu telah bertamasya di sorga .....!"
Keadaan di ruangan tersebut jadi hening semua mata memandang pada Gin
Tiok Su-seng dan Pat-kwa Hiat-kui.
"Siapa bocah itu?" Gin Tiok Su-seng mengulangi pertanyaannya lagi waktu
melihat Han Swie Lim berdiam diri saja dengan wajah yang merah padam. "Anak
siapa dia "!" Setelah menarik napas, Pat-kwa Hiat-kui baru dapat menenangkan
goncangan hatinya! "Dia putera Loo-hu!" sahutnya kemudian dengan suara tak lancar. "Mengapa
terhadap seorang bocah Loo-heng telah turunkan tangan begitu kejam "!"
Gin Tiok Su-seng mendengus sambil tertawa tawar. Tapi dia juga tak dapat
menyembunyikan goncangan hatinya. Rupanya di dirinya telah terjadi suatu
pertentangan antara keangkeran namanya yang terkenal sebagai seorang jago yang
kalau turun tangan lawannya harus mati.
"Siapa nama bocah itu ?" tanya si seruling perak itu lagi.
"Dia ..... Loo-hu memberikan nama tunggal padanya yaitu Han, Han-jie!!"
sahut Pat-kwa Hiat-kui tak lancar.
"Hmmm ..... kau she Han, tentunya dia jadi bernama Han Han, bukan ?"
tanya si seruling perak itu lagi.
"Ya .....!" Kembali si-seruling perak itu tertawa tawar.
"Sebetulnya bocah itu harus mati, tapi karena wajahnya mirip dengan
seseorang, maka biarlah kali ini aku mengecualikan memberikan dia hidup .....!!"
kata Gauw Lap lagi. Lalu, wajahnya jadi bengis, matanya berkilat tajam.
"Mana kotak pusaka itu"!" bentaknya kemudian dengan suara yang dingin.
122 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Berada di tangan Loo-hu !!" sahut Pat-kwa Hiat-kui mendongkol. "Kukira
kitab pusaka itu tak berarti banyak pada Loo-heng yang telah mempunyai
kepunsuan luar biasa itu .....!!"
Kepunsuan berarti kepandaian, dalam ilmu silat.
Gin Tiok Su-seng mendengus, lalu tertawa tawar.
"Ya ..... tapi aku ingin meminjam kitab pusaka itu untuk beberapa saat
lamanya !!" katanya kemudian.
Wajah Pat-kwa Hiat-kui jadi berobah dia tersenyum pahit.
"Soal kitab mudah diselesaikan!" katanya perlahan. "Loo-hu juga rela
memberikan pada Loo-heng, tapi bagaimana dengan yang lainnya, seandainya
Kim-see Hui Hong, apakah dia juga mengijinkan kitab pusaka itu dipinjam oleh
Loo-heng"!" Sengaja Pat-kwa Hiat-kui berkata begitu, karena dia mengingini agar
Kim-see Hui Hong dan Gin Tok Su-seng saling bertempur untuk memperebutkan
kitab itu, nanti di saat mereka dalam keadaan lemah kehabisan tenaga, barulah dia
akan turun tangan merampas kitab pusaka itu kembali.
Mendengar pertanyaan Pat-kwa Hiat-kui jadi mendengus lagi.
"Kukira mereka tak mengingini kitab itu ..... dan kuharap Han Sie-cu
menyerahkannya padaku!!" katanya dingin. Dia lantas mengulurkan tangannya.
"Tahan .....!" tiba-tiba terdengar bentakan yang menggelegar.
Semua orang menoleh kepada orang yang membentak itu, begitu juga Gin
Tiok Su seng. Ternyata orang itu Kim-see Hui Hong adanya. Dia menghampiri
kearah Gin Tiok Su-seng. "Tak mudah kau meminjam kitab itu, karena aku telah
meminjamnya terlebih dahulu dari si-bocah jahat!" dan Kim-see Hui Hong Cio Put
Ting menunjuk pada Jie Su-ok, si-jahat nomor dua Ang Bian.
Wajah Gin Tiok Su-seng jadi berobah dia tersenyum ewa.
"Jadi apa maksud Cio-heng ?" tegurnya tak senang.
"Aku yang harus meminjamnya lebih dahulu selama setengah bulan, nanti
baru kau yang meminjamnya lagi!!" kata Kim-see Hui Hong sambil menghampiri
lebih dekat. Kembali Gin Tiok Su-seng tertawa mengejek.
"Kalau aku memaksa ingin meminjamnya lebih dulu, apa yang akan
dilakukan oleh Cio-heng .....?" tanyanya sambil memandang enteng pada orang she
Cio itu. Wajah Cio Put Ting jadi salin rupa.
123 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Akan kumampusi kau!!" kata Kim-see-Hui Hong dingin. "Sebelum kau
dapat mengalahkanku, maka jangan harap kau dapat meayentuh kitab pusaka itu.
Gin Tiok Su-seng tertawa nyaring sekali, tubuhnya sampai tergoncang.
"Hebat ! Hebat !!" serunya keras.
"Apanya yang hebat "!" tanya Kim-see Hui Hong ketolol-tololan.
"Kau yang hebat, seperti macan ompong!" sahut Gin Tiok Su-seng.
"Heh ....."!" Kim-see Hui Hong heran mendengar perkataan orang. "Aku
seperti macan ompong ?"
Kembali Gin Tiok Su-seng-tertawa ketika melihat ketololan si badai pasir
emas.

Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya ..... kau seperti macan ompong yang ingin menakuti naga !!" sahutnya.
"Jangan-jangan nanti kumismu yang akan diberindili oleh naga itu!!"
Tiba-tiba Kim-see Hui Hong seperti baru tersadar apa maksud perkataan Gin
Tiok Su-seng Gauw Lap. "Kurang ajar kau ..... Jadi kau memandangku begitu "!" tegurnya kurang
senang. "Ya, ya, kalau Cio-heng juga ingin memiliki kitab pusaka itu, maka nyatalah
sekarang bahwa kepandaian yang dimiliki oleh Cio-heng yang sekarang ini tak ada
artinya, sebab Cio-heng masih mau mempelajari ilmu silat yang tertera di dalam
kitab pusaka tersebut .....!" kata Gauw Lap.
"Kurang ajar ! Apa kau kira kepandaianmu lebih tinggi dari kepandaiaku"!"
bentak Kim-see Hui Hong tambah mendongkol.
"Siauw-tee mana berani mengatakan begitu .....?" sahut Gin Tiok Su-seng teMaaf, halaman 63 dan 64 hilang
Cio-heng sangat bebal dan tak ada kemajuan selama ini !"
Wajah Kim-see Hui Hong jadi berobah merah padam.
"Pelajar bau kau!!" bentaknya uring-uringan. "Kau jadi masih meremehkan
Loo-hu ?" "Ya, ya, ya ..... Cio-heng memang tak mempnnyai kepandaian yang boleh
diandalkan !!" kata Gin Tiok Su-seng dingin. "Jurus yang tadi dikeluarkan oleh
Cio-heng hanyalah tipu silat untuk anak-anak ..... mungkin kalau Cio-heng
menggunakan untuk menyerang orang-orang dari kalangan Kang-ouw, jiwa Cio-
124 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
heng sulit untuk dilindungi ..... Siauw-tee sih ingin menasehati saja pada Cio-heng
..... kalau memang ..... "
Tapi, belum lagi Gin Tiok Su-seng selesai berkata, Kim-see Hui Hong telah
mencelat keatas lagi sambil berseru murka. Memang dia tak tahan mendengar
ejekan si-pelajar berseruling perak itu, maka kali ini, di kala dia mau menyerang,
dia menyerang menggunakan jurus yang telengas sekali, yaitu tipu 'Yu Gong Tam
Jiauw' atau 'Melayang di udara sambil mengulur cakar'. Hebat serangan itu, karena
jari-jari tangan Kim-see Hui Hong telah berobah keras, seperti capit besi. Apa lagi
sekarang dia menyerang sambil mengerahkan tujuh bagian tenaga dalamnya, maka
kalau sampai terserang, jiwa Gin Tiok Su-seng akan melayang menghadap si-raja
akherat .....! Tapi Gin Tiok Su-seng sangat kosen, dia merupakan salah seorang di antara
ketujuh jago yang luar biasa di daratan Tiong-goan ini, maka begitu melihat
lawannya menyerang dengan jurus yang telengas sekali, dia mengeluarkan siualan
yang panjang, di saat tubuh Kim-see Hui Hong sedang meluncur turun, maka dia
memapak dengan kedua tangannya. Keempat tangan kedua orang itu jadi terbentur
keras menimbulkan suara yang nyaring sekali.
Hebat kesudahannya ! Sambil mengeluarkan seruan tertahan, tubuh Kim-see Hui Hong terpukul
mental dan melayang lagi, setelah berpoksay, barulah dia dapat berdiri di lantai
lagi. Sedangkan Gin Tiok Su-seng juga mengeluarkan seruan kaget, karena
tubuhnya tergetar, terhuyung beberapa langkah kebelakang, achiniya setelah dia
mengerahkan seribu kati untuk memberatkan badan, barulah dia dapat berdiri
tegak. Akibat benturan dari tangan kedua oiang itu, yang tergempur hebat adalah
Kim-see Hui Hong, karena tubuhnya tadi sedang melayang dan waktu terjadi
benturan tangan mereka, dia tak mempanyai tempat berpijak. Tapi dasarnya
memang dia kosen, maka dengan meminjam tenaga benturan itu, Kim-see Hui
Hong masih dapat berpoksay, sehingga dia dapat jatuh dengan kaki lebih dahulu di
lantai, dan dia terhindar dari jatuh ambruk disebabkan benturan tenaga dalam
mereka. Biarpun begitu, muka Kim-see Hui Hong. jadi berobah agak pucat juga.
"Hebat .....!'' keluhnya, diseka keringatnya di kening-.
Pada saat itu Gin Tiok Su-seng telah tertawa tawar, dia membulangbalingkan serulingnya.
"Bagaimana Cio-heng ..... apakah kau masih mau menguji kepandaian
Siauw-tee "!" tegurnya.
125 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Hebat! Kau hebat!" kata Kim-see Hui Hong dingin. "Tapi kau jangan
bergirang dulu, karena belum tentu kau akan memperoleh kemenangan dariku.
Mari, mari, mari kita mencoba dua ratus jurus lagi, agar terlihat siapa yang lebih
unggul di antara kita !!"
Mendengar perkataan Kim-see Hui Hong itu, Gin Tiok Su-seng Gauw Lap
ketawa. "Sabar Cio-heng ..... kalau memang kau mau bertempur dengan cara yang
hebat, bukankah kita dari tujuh jago luar biasa telah mengadakan perjanjian, bahwa
setiap lima tahun sekali di malaman Cap go di bulan sepuluh akan mengadakan
pertemuan untuk mengukur kepandaian kita masing-masing ....." Nah, di sana saja
kita nanti boleh sepuas-puasnya mengerahkan kepandaian kita. Sedang sekarang
Siauw-tee masih mempunyai urusan lainnya, sehingga tak dapat menemani Cioheng .....!" dan setelah berkata, begitu, Gin Tiok Su-seng menoleh pada Pat-kwa
Hiat-kui dengan tatapan mata yang bengis. "Cepat kau serahkan kotak pusaka itu
padaku!" bentaknya. "Tahan ..... !" kembali Kim-see Hui Hong menghalangi. Dia sudah mencolot
dan menghadang di hadapan Pat-kwa Hiat-kui. "Aku tetap tak mengijinkan kau
mengambil kitab pusaka itu .....!"
Wajah Gin Tiok Su-seng jadi berubah merah padam, dia agak mendelu
melihat lagak orang yang ketolol-tololan. Tapi berhubung orang sangat kosen, tak
berada di sebelah bawahnya, maka mau juga dia berlaku sabar.
"Cio-heng ..... bukanlah nanti pada malaman Cap-go di bulan sepuluh kita
akan mengadakan pertemuan. Hari yang kita janjikan jatuh pada tahun ini juga,
karena kita telah berpisah selama lima tahun .....!" kata Gin Tiok Su-seng sabar.
"Nanti di sana kita boleh menumplek seluruh kepandaian kita agar terlihat siapa
yang terlebih unggul di antara kita!!"
"Tidak! Nanti adalah urusan nanti, tapi sekarang aku tetap tak mengijinkan
kau membawa kitab pusaka itu." sahut Kim-see Hui Hong tegas. "Karena kalau
kitab pusaka itu jatuh ke dalam tanganmu, maka bisa repot ..... kepandaianmu bisa
bertambah dan aku bisa ceiaka ..... !"
Gin Tiok Su-seng tertawa ewa.
"Mengapa Cio-heng seperti anak kecil saja ?" tegurnya tak senang.
"Walaupun aku membawa kitab pusaka itu, belum tentu aku mempelajarinya ..... !
Hu, kalau begitu sekarang aku baru tahu, ternyata Cio-heng jeri menghadapi
pertemuan kita yang akan jatuh pada tahun ini juga ..... !"
126 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Wajah Kim-see Hui Hong berobah hebat, dia mendongkol mendengar
perkataan orang yang selalu mengejeknya,
"Siapa yang jeri padamu ?" bentaknya keras.
Gin Tiok Su-seng tertawa, dia tak menyahuti, matanya berkilat tajam.
Melihat orang tak menyahuti perkataannya, Kim-see Hui Hong jadi tambah
mendongkol. "Apa yang kau tertawakan ?" bentaknya keras.
"Hmmm ..... kalau aku mau tertawa siapa yang akan melarangnya ?" Gin
Tiok Su-seng malah balik bertanya.
"Aku ! Aku yang akan melarang !" sahut Kim-see Hui Hong.
"Cio-heng hendak melarangku tertawa"!" tanya Gin Tiok Su-seng sambil
tertawa lagi. "Hu, hu, boleh dicoba saja !"
Kim-see Hui Hong mendelik menatap Gin Tiok Su-seng.
"Kau benar-benar pelajar busuk, pelajar bau !" katanya sengit. "Kalau kau
memang berani, mari kita bertempur seribu jurus untuk menentukan siapa yang
lebih unggul di antara kita Y!" Cio Put Ting berkata begitu, karena ia kewalahan
tak bisa menang perang mulut, hanya membikin hatioya ber tambah panas dan
darahnya jadi meluap. Gin Tiok Su-seng masih tetap bersikap sabar, karena dia tak mau terlibat
oleh orang she Cio ini. Dia mau melakukan pekerjaannya secepat mungkin. Yang
diincer adalah kitab pusaka yang berada di tangan Pat-kwa Hiat-kui, maka kalau
sampai dilayani Cio Pat Ting lebih dulu dia pasti akan membuang waktu tak
sedikit, karena kepandaian orang she Cio itu tak berada di sebelah bawahnya.
"Cio-heng ..... !" panggilnya sabar. "Kuminta kau mau mengerti. Kalau
memang sudah tiba waktunya, tanpa kau memaksa juga, aku malah yang akan
menyerangmu!!" "Hmm ..... jadi sekarang kau takut bertempur denganku "!" bentak Kim-see
Hui Hong. "Bagus ! Aku akan mengumumkan di kalangan Boe-lim Kie-cu, bahwa
Gin Tiok Su-seng jeri padaku, si badai pasir emas ! Ha, ha, ha. Aku tentu akan
merupakan seorang jago tanpa tanding, di samping isteriku si Bo Tho, yang akan
menemaniku malang-melintang tanpa lawan !" dan dia ketawa lagi, malah lebih
keras. Tapi, mendadak, dia menjerit kesakitan sambil memegangi pahanya.
Ternyata di kala dia tertawa begitu keras dengan sikap ketolol-tololan, Bo Tho
telah menghampiri suaminya dan mencubit keras-keras paha Kim-see Hui Hong,
127 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
sehingga orang she Cio itu jadi menjerit kesakitan. Tapi waktu dia menoleh dan
melihat yang mencubit pahanya itu adalah isterinya, dia jadi cemberut.
"Mengapa kau mencubitku begitu sakit Bo Tho ?" bentaknya.
Bo Tho hanya mendelik dan Cio Put-Ting jadi jeri untuk mencari sengketa
dengan istrinya. Dia memutar badannya lagi untuk menghadapi Gin Tiok Su-seng.
Tapi, waktu dia membalikkan tubuhnya, dia jadi menjerit, seperti seorang yang
kebakaran jenggot. Tangan kedua jago yang kosen itu terbentur di udara dan menerbitkan suara
yang keras sekali. Sesaat lamanya kedua tangan itu saling nempel satu dengan
lamnya, tubuh mereka turun sedikit demi sedikit sedangkan yang menyaksikan
pertempuran luar biasa itu jadi menahan napas dengan debaran hati yang keras.
Mata Kim-see Hui Hong mendelik menatap Gin Tiok Su-seng, rupanya ia
sedang mengerahkan tenaga dalamnya, kepalanya juga tampak mengeluarkan
semacam uap tipis. Sedangkan si pelajar berseruling perak juga mengerutkan
sepasang alisnya, lalu dengan tidak terduga, di saat tubuh mereka hanya tertinggal
setengah tombak dari lantai, maka Gin Tiok Su-seng membentak keras, lalu setelah
mengeluarkan seruan yang paujang, tubuh kedua jago kosen itu terpental, setelah
berpoksay sekali, maka mereka jatuh ke lantai dalam keadaan yang luar biasa
sekali, yaitu siap untuk menyerang lagi. Karena Kim-see Hui Hong turun
menginjak lantai dengan gerakan 'Kim-she Tok-pit' atau 'ayam emas berdiri di kaki
tunggal', di mana perlu, si badai pasir emas itu siap untuk menerjang lawannya
lagi. Gin Tiok Su-seng sendiri terun dengan gerakan 'Sin Liong To Ka' atau 'Naga
sakti mengibaskan sisik', maka di kala Kim-See Hui Hong sedang bersiap-siap
akan menyerang padanya lagi, malah si pelajar berseruling perak itu telah
mengeluarkan bentakan dan tubuhnya melambung lagi, menyerang dengan jari
tangan terpentang, menyerupai cakar naga.
Melihat lawannya telah menyerang lebih dahulu, maka Kim-see Hui Hong
memutar tubuhsya setengah lingkaran, lalu dengan mengeluarkan seruan yang
panjang, dengan tangan terangkat seperempat lingkaran, dia menerjang memapak
orang ! Inilah hebat tiada seorang jago yang kalau bertempur berani memapak
serangan lawan. Tapi berbeda dengan Kim-see Hui Hong dan Gin Tiok Su seng
karena mereka telah sempurna menguasai ilmu silatnya, maka mereka dapat
berbuat sekehendak hatinya. Jurus-jurus itu dapat dirobah sekehendak hati mereka.
Kalau jago silat lain mengelakkan, maka mereka memapak, kalau jago silat lain
menangkis, maka mereka mengelakkan. Semua itu memang luar biasa sekali,
128 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
karena dari itu, orang-orang yang menyaksikan pertempuran aneh itu jadi menahan
napas mereka. Baru pertama kali ini mereka menyaksikan cara bertempur yang
aneh. Gin Tiok Su-seng tak meneruskan serangannya waktu melihat Kim-see Hui
Hong menangkis serangannya itu, dia malah memutar tangannya tiga lingkaran,
lalu mengulurkan sulingnya yang diangsurkan kearah tangan Kim-see Hui Hong.
Hebat ! Luar biasa sekali !
Kalau Kim-see Hui Hong menyerang terus maka tangannya akan menghajar
ujung seruling perak itu, dan yang hebat ujung seruling itu mengincer jalan darah
Ciok-ti-hiatnya ....., jalan darah kematian yang terletak di pergelangan tangannya.
Kim-see Hui Hong mendengus.
"Kau curang, pelajar bau !" teriaknya sengit, lalu membarengi dengan
gerakan yang luar biasa, dia malah memajukan tangannya terus, tapi di saat
pergelangan tangannya hampir terserang oleh ujung seruling si-pelajar berseruling
perak itu, maka Kim-see Hui Hong memiringkan sedikit tangannya, dengan kedua
jarinya, jari telunjuk dan tengah, dia menyentil, maka terdengar suara 'tringg' yang
nyaring, seruling Gin Tiok Su-seng jadi terhajar miring, jatuh ketempat kosong.
"Bagus !" puji Gin Tiok Su-seng sambil melompat ke belakang. Mereka jadi
berdiri berhadapan lagi. Mereka saling memandang dengan mata terpentang lebar.
"Cio-heng ..... apakah kau masih ingin meneruskan permainan kita ini ?"
tegur Gin Tiok Su-seng sambil tersenyum tawar dan mengibaskan serulingnya.
Kim-see Hui Hong mendengus.
"Kau pelajar busuk !" makinya. "Mau apa kau selalu menggunakan tipu silat
yang licik"!" "Aha ..... rupanya Cio-heng salah mengerti !" kata Gin Tiok Su-seng cepat.
"Tadi Siauw tee menggunakan jurus Hui Liong Pik-jie ..... mengapa Cio-heng
malah mengatakan Siauw-tee berlaku curang"!"
Muka Kim-see Hui Hong jadi berobah.
"Hui Liong Pik-jie ?" tegurnya dengan suara agak tergetar, karena hatinya
tergoncang. "Ya, ya, ya .....!" sahut Gin Tiok Suseng berulang kali. "Siauw-tee memang
menggunakan jurus itu ..... apakah Cio-heng tak dapat mengenalinya ?"
Hati Kim-see Hui Hong jadi jelus, dia melirik pada isterinya yang kala itu
sedang memandang mereka dengan mulut setengah terbuka.
129 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Bo Tho ! Mengapa si pelajar busuk ini bisa memainkan jurus Hui Liong
Pik-jie-mu ?"tegurnya keras.
Bo Tho tak menyahuti, dia hanya mendelik kepada suaminya.
"Hei ! Bo Tho !!" teriak Kim-see Hui Hong waktu melihat isterinya berdiam
diri saja, hatinya semakin jelus, karena dalam pengetahuannya, Hui Liong Pik-jie
adalah jurus kebanggaan Bo Tho. Mengapa Gin Tiok Su-seng malah bisa
memainkannya dengan sempurna" Kim-see Hui Hong juga mengetahui sifat Gin
Tiok Su-seng yang bangor, yang suka mengganggu anak-bini orang, apakah
isterinya itu, Bo Tho, telah kena dipicuk oleh si pelajar, seruling perak tersebut "
Berpikir begitu, hatinya jadi jelus, dan dia jadi lebih cemburu waktu melihat
isterinya berdiam diri saja seperti orang kesima.
Dengan sekali mengenjot tubuhnya, dia telah mencelat kearah isterinya dan
memegang pundak Bo Tho yang digoyang-goyangkannya.
"Katakan Bo Tho ..... apakah .....apakah kau menurunkan ilmu pada dia .....
"!" desak Kim-see Hui Hong gugup, yang dimaksud dengan 'dia' ialah si pelajar
seruling perak. Bo Tho mendelik lebih besar, sehingga biji matanya seperti mau melompat
keluar. Dia mendongkol karena suaminya sangat tolol dan polos sekali. Tadi
walaupun jurus yang digunakan oleh Gin Tiok Su-seng hampir menyerupai jurus
Hui Liong Pek jie, namun itu hanyalah sebuah jurus yang bernama 'Kui Liong
Cap-se-hong'. BoTho juga mengetahui bahwa Gin Tiok Su-seng berkata begitu
kepada sua ninya, hanyalah untuk mengacaukan pikiran suaminya. maka di saat
Kim-see Hui Hong, suaminya itu menggoncang-goncangkan pundaknya, dia
mengayun tangannya dengan mendongkol.
"Plaaakkk !!" pipi Kim-see Hui Hong telah digamparnya.
"Kerbau dungu kau!!" bentaknya.
Ketika pipinya kena ditampar oleh istrinya, Kim-see Hui Hong jadi
terkesiap, dia mengusap pipinya yang berobah merah.
"Kau ..... kau ....." katanya gugup hatinya bertambah jelus, karena menduga
isterinya berpihak pada Gin Tiok Su-seng.
Bo Tho mendengus. "Kau benar-benar seekor kerbau dungu ..... dia telah menipumu ! Yang
digunakan tadi bukan Hui Liong Pek-jie, melainkan 'Kui Liong Cap-sie-hong' dari
Siauw-lim-sie ..... bodoh, cepat kau hajar dia!" katanya dingin.
130 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Ha"!" Kim-see Hui Kong melengak, dia jadi kesima. Tapi, dengan tiba-tiba
hatinya bergolak, darahnya meluap, karena si pelajar berseruling perak itu telah
menipunya. Cepat-cepat dia memutar tubuhnya untuk menghadapi Gin Tiok Su
seng lagi, tapi waktu dia memutar badannya, Gin Tiok Su seng sudah tak ada pada
tempatnya. Matanya Kim-see Hui Hong menjalari ruangan itu, dilihatnya si pelajar
berseruling perak itu sedang menyerang Pat-kwa Hiat-kui,
Ternyata tadi waktu Kim-see Hui Hong melompat pada istrinya dan mereka
bertengkar, Gin Tiok Su-seng tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan
sekali menjejakkan kakinya tubuhnya telah mencelat kearah Pat-kwa Hiat-kui. Dia
mengulurkan tangannya untuk mencekuk leher Han Swie Lim.


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tapi walaupun ilmu silatnya kalah jauh kalau dibandingkan dengan Gin
Tiok Su-seng, Pat-kwa Hiat-kui tetap saja bukan seorang yang lemah. Waktu
melihat dirinya diserang, dia tak menangkis, melainkan menjejakkan kakinya
melompat mundur menjauhi si pelajar berseruling perak itu. Namun, tak diduga
kepandaian si seruling perak itu lihai sekali, waktu melihat orang akan menjauhi
diri, dia mengeluarkan seruan panjang, dengan menggunakan ujung kakinya, dia
menotol lantai dan tubuhnya mencelat lagi mengejar Pat-kwa Hiat-kui.
Pada saat itu Han Swie Lim baru saja berdiri tegak, atau tiba-tiba dia melihat
si seruling perak telah berada di hadapannya lagi sedang mengulurkan tangannya
akan mencekuk jalan darah Jwan-ma-hiatnya, maka Pat-kwa Hiat-kui jadi
mengeluh, dia berusaha menjatuhkan dirinya untuk berguling-gulingan di lantai menjauhi
si pelajar berseruling perak yang lihai luar biasa dan gesit sekali itu.
Gin Tiok Su-seng tertawa dingin, dia mencelat lagi, lalu, dengan
mengeluarkan siulan yang panjang, jari telunjuknya telah menotok jalan darah
Kwan-gwan-hiatnya Pat-kwa Hiat kui, sehingga seketika itu juga orang she Han
tersebut merasakan tubuhnya seperti lumpuh, tenaganya lenyap. Dia jadi
mengeluh, karena merasa tak ungkulan untuk menyingkir dari si-pelajar yang lihai
itu. Gin Tiok Su-seng mengulurkan tangan untuk mengangkat tubuh Han Swie
Lim sambil berkata: "Mana kitab pusaka itu, heh ?" tegurnya dingin.
Dan di saat itulah Kim-see Hui Hong telah melihatnya dan-mengeluarkan
Seruan akan menyerang si pelajar, Dia menjejakkan kakinya melesat kearah si
pelajar itu. 131 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Hai pelajar bau ..... pelajar busuk, jaga seranganku !" serunya nyaring, dia
mendongkol, karena Gin Tiok Su-seng telah menipunya.
Tapi, baru saja tubuhnya meninggalkan lantai dan melambung di udara,
Kim-see Hui Hong melihat tangan Gin Tiok Su-seng telah mencengkeram dada
Pat-kwa Hiat-kui. Kim-see Hui Hong menjerit murka, karena menduga kitab
pusaka itu pasti akan jatuh di tangan Gin Tiok Su-seng. Kalau sampai kitab pusaka
itu terjatuh ditangannya si pelajar berseruling perak tersebut, maka sulit untuk
merebutnya kembali. Sedangkan sekarang, tubuhnya masih terpisah dalam jarak
beberapa tombak, si badai pasir emas jadi mengeluh.
Di ruangan tersebut jadi hening, semua orang berdebar menyaksikau itu,
sedangkan tubuh Kim-see Hui Hong masih meluncur terus ke arah Gin Tiok Suseng yang kala itu sedang merogoh jubahnya Pat-kwa Hiat-kui yang tak berdaya
berada di tangan si pelajar berseruling perak itu ..... Keadaan gawat sekali.
Dalam keadaan yang begitu, dalam keheningan, tiba-tiba terdengar seruan
yang nyaring; "Tahan ..... !" suara tersebut bening sekali.
Semua orang jadi menoleh kearah orang yang membentak, Kim-see Huy
Hong juga telah menjejakkan kakinya menginjak lantai dan menoleh juga, begitu
pun dengan Gin Tiok Su-seng, dia menoleh. Suara yang bening itu seperti
mempunyai daya tarik yang luar biasa sekali.
Begitu menoleh dan melihat orang yang membentak, Gin Tiok Su-seng jadi
mengeluarkan seruan kaget, hatinya tergoncang hebat dan dia sampai mencelat
mundur dua langkah, melepaskan cekalannya pada Pat-kwa Hiat-kui, yang tubuh
terguling di lantai, "Kau ..... kau ..... ! " suaranya tergetar hebat dan wajah Gin Tiok Su-seng
pucat sekali. *Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
(Bersambung) 132 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
JILID IV S EMUA orang jadi heran, mereka memandang tak mengerti, pada Gin Tiok
Su-seng yang tubuhnya telah menggigil dengan muka yang pucat sekali.
"Mengapa ..... mengapa ..... mengapa kau berada disini ?" tegur Gin
Tiok Su-seng dengan suara yang tergetar. "Oh ..... kau ..... kau ..... " dan dia
mundur ke belakang lagi beberapa langkah, wajahnya semakin pucat, waktu orang
yang membentak itu maju beberapa langkah. Orang yang baru datang itu seorang
wanita, dia maju menghampiri Gin Tiok Su-seng perlahan-lahan sedangkan Siseruling perak semakin mundur selangkah demi selangkah seperti juga melihat
hantu di tengah hari .....!!
Siapakah wanita yang baru datang itu yang telah mengejutkan Gin Tiok Suseng ....."!
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 9 TANG SIU CAUW, Soe Niang, Hi Lay dan Hi Beng waktu melihat wanita
itu cepat-cepat berlutut memberi hormat sambil memanggil "Soe-bo ..... !"
Wanita itu mengebaskan tangannya menyuruh mereka bangkit, lalu
meneruskan langkahnya menuju kearah Gin Tiok Su-seng. Ternyata wanita itu Han
Hoe-jin, nyonya Pat-kwa Hiat-kui !
"Hmm..... mengapa kau masih suka mengumbar keganasanmu ?" tanya Han
Hoe-jin dengan suara yang perlahan sekali, tapi tegas, sepasang alisnya berkerut.
Pada saat itu Gin Tiok Su-seng telah dapat menenangkan hatinya. Dia
menyeka keringat yang ada di keningnya. Tadi dia melihat Tang Siu Cauw dan
yang lain-lainnya berlutut memanggil 'Soe-bo'. ibu guru, pada wanita itu, maka dia
dapat menduga bahwa wanita yang ada di hadapannya ini tentu isteri dari Han
Swie Lim. "Kau ada hubungan apa dengan dia ?" tegurnya dingin sambil menunjuk Patkwa Hiat-kui Han Swie Lim yang rebah tak berdaya di lantai, karena Kwan-gwanhiatnya telah tertotok oleh Gin Tiok Su-seng.
133 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Han Hoe-jin masih maju lebih dekat, matanya menatap tajam.
"Aku isterinya.....mengapa kau mengganggunya demikian macam"! Cepat
kau bebaskan !!" kata Han Hoe-jin lagi. Suaranya perlahan dan sabar, tapi tegas
dan berwibawa. Muka Gin Tiok Su-seng jadi berobah, dia memandang Pat-kwa Hiat-kui
dengan pandangan jelus. mata yang
"Kutu busuk itu suamimu?" katanya mengejek, mamperlihatkan kejelusan
hatinya. Han Hoe-jin mengangguk.
"Ya..... Han Swie Lim memang suamiku dan kuminta kau bebaskan dia dari
totokanmu, lalu cepat pergi dari tempat ini!!" sahut Han Hoe-jin.
Gin Tiok Su-seng berdiri ragu, dia menatap Han Hoe-jin beberapa saat,
rupanya dia sangat bimbang.
"Bagaimana?" tegur Han Hoe-jin. "Apakah kau melupakan janjimu pada
duapuluh tujuh tahun yang lalu ?"
Wajah Gin Tiok Su-seng jadi berobah lagi waktu mendengar teguran Han
Hoe-jin, dia mendengus. "Aku.....aku..... " katanya tergugu.
"Cepat kau bebaskan suamiku dari totokanmu, setelah itu cepat enyah dari
tempat ini .....!!" bentak Han Hoe-jin sambil mengerutkan alisnya.
"Pek Bie Kui.....!" tergetar suara Gin Tiok Su-seng. "Kau..... kau ..... kau
telah melupakan hubungan kita, bukan "!"
Pek Bie Kui berarti Mawar putih.
Wajah Han Hoe-jin berobah lagi, dia mendengus, lalu mengerutkan
sepasang alisnya. "Gauw Lap.....jangan kau menyinggung-nyinggung persoalan yang telah
lama! Cepat kau bebaskan suamiku, dan selelah itu enyah dari rumah ini !!"
"Pek Bie Kui....." wajah Gin Tiok Su-seng tak enak dilihat, dia menatap Patkwa Hiat-kui dengan tatapan mata yang jelus, lalu menatap Han Hoe-jin lagi,
sikapnya serba salah, karena diliputi kebimbangan.
Semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut jadi heran. Mereka tak
mengerti, mengapa Gin Tiok Su-seng yang berkepandaian tinggi, merupakan
seorang tokok dari ketujuh jago luar biasa yang menjagoi daratan Tionggoan.
Sekarang seperti orang lumpuh menghadapi seorang wanita yang lemah gemulai
itu "! 134 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Lebih-lebih Tang Siu Cauw dan ketiga murid Han Swie Lim lainnya.
Tadinya ketika Han Hoe-jin keluar dari dalam ruangan, mereka sangat
menguatirkan keselamatan ibu guru mereka itu, karena mereka juga memaklumi
bahwa Han Hoe-jin tak mengerti ilmu silat, sedangkan orang-orang yang berada di
dalam ruangan tersebut sangat ganas. Tapi setelah melihat perkembangan
seterusnya mereka jadi diliputi keheranan yang tak terpecahkan. Lebih-lebih Patkwa Hiat-kui, dia benar-benar tak mengerti melihat Gin Tiok Su-seng seperti
tunduk sekali kepada isterinya itu.
"Kau mau melaksanakan perintahku atau tidak?" bentak Han Hoe-jin lagi
pada saat itu, wajahnya tampak berobah bengis.
"Tapi.....oh Pek Bie Kui.....apakah..... apakah kau telah melupakan
segalanya .....!" tergetar suara Gin Tiok Su-seng.
Han Hoe-jin, yang dipanggil oleh Gin Tiok Su-seng sebagai Pek Bie Kui, si
Mawar Putih, tersenyum mengejek, matanya memancar tajam. Dia merogoh
sakunya mengeluarkan sebuah panji kecil yang dikibaskan.
"Apakah sekarang kau masih mau membangkang perintahku, Gauw Lap"!"
bentak Han Hoe-jin dengan suara yang bengis, sikapnya yang lemah lembut telah
lenyap. Gin Tiok Su-seng seperti melihat hantu waktu memandang bendera kecil
yang ada di tangan Han Hoe-jin, tubuhnya tergetar hebat, tenaga dan
keberaniannya seperti lenyap dengan tak terduga, dengan wajah yang pucat pias,
dia menjatuhkan dirinya berlutut.
"Tee-coe .....Tee-coe tak berani membangkang perintah !" katanya dengan
suara tergetar. Han Hoe-jin tertawa dingin.
"Hm.....cepat kau bebaskan suamiku dari totokanmu !!" kata nyonya Han
itu. "Ya, ya, ya. Tee-coe akan melaksanakan perintah !!" sahut Gin Tiok Su-seng
dengan suara tergetar, dia bangun berdiri dengan tubuh masih tergetar, menuju
ketempat Pat-kwa Hiat-kui yang masih rebah tak berdaya. Dan mengulurkan
tangannya untuk membuka jalan darah Kwan-gwan-hiatnya Han Swie Lim.
Namun, di waktu tangannya hampir menyentuh tubuh orang she Han itu, dia jadi
merandek, hatinya jadi bergolak, dan perasaan jelusnya jadi muncul kembali.
Melihat orang tenggelam dalam kebimbangannya itu, Han Hoe-jin tertawa
dingin lagi. 135 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Perintah Thian tak dapat dibantah, perintah Liong tak dapat ditentang,
perintah Hauw tak dapat....." kata Han Hoe-jin dengan suara yang nyaring.
Tapi belum lagi dia selesai mengucapkan perkataannya yang seharusaya
diteruskan menjadi: 'periatah Hauw tak dapat digugat, yang membaagkaag berarti
kematian ..... ! " tubuh Gin Tiok Su-seng telah menggigil, wajahnya berobah pucat
pias, dia cepat-cepat berlutut menghadap Han Hoe-jin, memanggut-manggutkan
kepalanya, sehingga keningnya membentur lantai nyaring sekali.
"Tee-coe tak berani membangkang, Tee-coe tak berani membangkang !"
katanya cepat dengan suara tergetar. "Tee-coe akan melaksanakan perintah !!"
Han Hoe-jin ketawa dingin, wajahnya bengis sekali,
"Hmmm..... kau mengatakan tak berani membangkang, tapi kau telah
menjalankan tiga pantangan dari kaum kita !" bentak Han Hoe-jin.. "Pertama kau
mengacau di rumah tanggaku, kedua kau serang suamiku, dan yang ketiga kau
telah berani melalaikan perintahku !!"
"Tak berani ..... ! Tak berani ! Tee-coe tak berani membangkang!!" kata Gin
Tiok Su seng ketakutan, sehingga orang-urang yang ada di ruangan tersebut jadi
tambah heran. Sedangkan Han Hoe-jin telah mengibas-ngibaskan panji kecil yang ada di
tangannya sambil berseru; "Laksanakan perintah !!"
"Ya, ya, ya, ya, Tee-coe melaksanakan perintah !" sahut Gin Tiok Su-seng
yang cepat mengurut jalan darah Kwan-gwan-hiatnya Han Swie Lim, sehingga
Pat-kwa Hiat-kui terbebas dari totokannya, setelah itu dia berlutut lagi sambil
memanggut-manggutkan kepalanya, sehingga keningnya membentur lantai keras
sekali dan mengeluarkan darah. Rupanya dia ketakutaa sangat.
Han Hoe-jin ketika melihat suaminya, telah terbebaskan dari totokan dan
telah berdiri di tepi ruangan tersebut dengan wajah yang bingung, dia telah tertawa
tawar lagi, "Gauw Lap .....!" bentaknya nyaring sekali.
"Ya.....ya.....ya.....! " sahut Gin Tiok Su-seng berulang kali, dia masih
memanggut-manggutkan kepalanya, tak berani mengangkat kepalanya.
"Dengarkanlah perintah Thian..... !" kata Han Hoe-jin dengan suara yang
bengis berwibawa, Di sini dimaksudkan dengan Thian, ialah langit, jadi tegasnya
perintah langit. "Ya, ya, ya, Tee-coe mendengarkan perintah !!" sahut Gin Tiok Su-seng
dengan suara tergetar. 136 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Gauw Lap .....! Langgaran pertama apa yang telah kau lakukan "!" tegur
Han Hoe-jin dengan suara yang tetap nyaring.
"Gauw Lap berdosa telah mengacau di rumah Thian .....!" sahut Gin Tiok
Su-seng Gauw Lap dengan suara tergetar, wajahnya pucat sekali, bibirnya tergetar.
"Hukuman apa yang kau pinta " " tegur Han Hoe-jin lagi,
Wajah Gin Tiok Su-seng jadi tambah pucat.
"Gauw Lap harus mematahkan kedua tangannya .....!!" sahutnya dengan
suara tergetar dan butir-butir keringat telah membasahi wajahnya.
"Bagus !" kata Han Hoe-jin sambil tersenyum dingin. "Karena kau mengakui
kedosaanmu, maka Thian memberi pengampunannya, hukumanmu diperingankan !
Laksanakan perintah, patahkan lengan kirimu!"
"Terima kasih, terima kasih, Gauw Lap tak akan melupakan budi Thian !"
kata Gin Tiok Su-seng sambil cepat-cepat memanggut-manggutkan kepalanya tiga
kali, lalu dia memegang tangan kirinya, sekali tekan maka "kraakkk" patahlah
tangan kirinya. Setelah itu dia berlutut lagi, memanggut-manggutkan kepala lagi.
"Tee-coe telah melaksanakan perintah .....!" katanya sambil menahan
perasaan sakit di tangannya, wajahnya pucat sekali.
Semua orang terkejut melihat itu, sampai mengeluarkan seruan kaget.
Keringat juga membasahi wajah orang-orang yang menyaksikan perbuatan Gin
Tiok Su-seng. Yang mengherankan orang-orang itu, Gauw Lap kosen sekali,
mengapa dia begitu takut pada Han Hoe-jin " Malah, ketika diperintahkan
mematahkan tangannya. Juga yang tambah mengherankan orang-orang itu Gin
Tiok Su-seng malah menyatakan terima kasihnya" Bukankah kalau dia berusaha
melarikan diri, inipun kalau memang dia jeri sekali pada Han Hoe-jin, tak akan ada
orang yang menghalanginya, karena dia -sangat kosen sekali 11 Mengapa "!
Mengapa dia malah rela mematahkan lengannya sendiri "!
Sedang orang-orang itu tenggelam dalam keheranan rnenyaksikan keluar
biasaan ini, termasuk Pat-kwa Hiat-kui, Han Hoe-jin telah berkata lagi: "Bagusi!
Thian telah mengampunimu!" dan dia mengibarkan benderanya lagi. "Sekarang
dengarkanlah perintah Liong!!" kata Han Hoe-jin lagi. Liong di sini diartikan
Naga. Tegasnya jadi perintah naga.
Gin Tiok Su-seng menganggukkan kepalanya lagi.
"Tee-coe mendengar perintah !!" katanya dengan nyaring, tapi tergetar, tak
terlihat perasaan sakit yang dideritanya.
137 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Gauw Lap .....! "bentak Han Hoe-jin dengan suara yang tetap bengis..
"Pelanggaran kedua apa yang telah kau lakukan ?"
Gin Tiok Su-seng memanggut-manggutkan kepalanya terus.
"Gauw Lap berdosa telah menyerang suami Liong !" katanya dengan suara
yang tergetar. "Hukuman apa yang kau pinta?" tegur Han Ho-jin lagi.
"Gauw Lap, Gauw Lap harus membutakan kedua matanya karena tak
mengetahui bahwa orang yang diserang itu adalah suami Liong !" sahutnya.
"Bagus !" seru Han Hoe-jin. dia ketawa dingin. "Karena kau belum
terlambat mengakui kedosaanmu, maka kali inipun Liong memberi keringan pada
hukumanmu itu ! Laksanakan perintah, butakan matamu yang kanan !"'
Gauw Lap memanggut-manggutkan kepalanya mengucapkan terima kasih,
lalu tanpa ragu-ragu dia mengulurkan tangannya dan, "Crrett!" biji matanya telah
tercukil keluar, sehingga darah segar membasahi wajahnya, seram sekali
tampaknya. Setelah itu, Gin Tiok Su-seng berlutut lagi.
"Tee-coe telah melaksanakan perintah !" katanya dengan suara yang
nyaring, tak terlihat perasaan sakit padanya, walaupun wajahnya pucat sekali,
memperlihatkan penderitaannya.
"Bagus!!" seru Han Hoe-jin lagi. Semua orang berseru kaget waktu melihat
Gin Tiok Su-seng mencongkei mata kanannya sendiri. Mata adalah alat yang
paling penting bagi manusia hidup, kehilangan mata, berarti kehilangan arah hidup,
seperti juga orang mati. Pat-kwa Hiat-kui sendiri jadi kesima melihat isterinya
telah menjatuhkan hukuman yang begitu telengas pada si pelajar berseruling perak.
Yarg mengherankan, Gin Tiok Su-seng sangat patuh pada isterinya. Han Swie Lim


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jadi tak tega melihat keadaan Gin Tiok Su-seng yang begitu parah, dia ingin
mencegah isterinya tapi dia masih diliputi kegaguan, karena tak diketahui
hubungan apa yang terdapat di antara kedua orang itu.
"Gauw Lap .....!" pada saat itu Han Hoe-jin telah membentak lagi. "Kedua .
hukuman, hukuman Thian dan Liong, telah kau jalankan dengan patuh sekali,
maka jiwamu diampunkan. Tapi sekarang dengarkanlah !" dan Han Hoe-jin
menatap bengis. "Kau telah melakukan pelanggaran yang terachir, yang ketiga, apa
yang telah kau lakukan " "
"Tee-coe telah berani membantah perintah Thian Liong Hauw.....! " sahut
GinTiok Su-seng dengan suara yang tergetar, tubuhnya tampak menggigil. Thian
Liong hauw berarti Naga-harimau-langit.
138 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Bagus ! Dan, kukira kau tahu hukuman apa yang harus kau terima bukan
!!" bentak Han Hoe-jin lagi.
Gin Tiok Su-seng memanggut-manggutkan kepalanya.
"Tee-coe harus menghabiskan nyawa Tee-coe sendiri !!" sahutnya parau.
Semua orang terkesiap. Inilah hebat, dengan menghabiskan nyawa sendiri,
berarti Gin Tiok Su-seng harus membunuh diri !!
Melihat sampai di sini, Pat-kwa Hiat-kut tak dapat menahan perasaan
hatinya, dia melompat kearah isterinya.
"Nio.....! "' panggilnya. "Berilah pengampunan pada orang itu!"
Tapi Han-hoe-jin telah menoleh sambil mengerutkan sepasang alisnya
memandang suaminya. "Minggir.....! "katanya perlahan sekali.
"Nio..... ampuni orang ....." tapi belum lagi Pat-kwa Hiat-kui menyelesaikaa
perkataannya, Han-hoe-jin telah mengibaskan benderanya.
"Gauw Lap!" bentaknya bengis "Jadi sekarang kau telah tahu hukuman apa
yang harus kau jalankan?"
"Ya, ya, ya, Tee-coe harus menjalankan hukuman Hauw! " sahut Gin Tiok
Su-seng parau. "Bagus ! Dengarkan perintah!" bentak Han Hoe-jin nyaring. Gauw Lap
memanggut-manggutkan kepalanya.
Semua mata menatap Han Hoe-jin dan Gin Tiok Su-seng dengan mata tak
berkedip, hati mereka berdebar keras, mereka tahu, Han Hoe-jin tentu akan
keluarkan perintah agar Gauw Lap membunuh diri menghabiskan jiwanya sendiri !
"Kau sudah siap ! " tegur Han Hoe-jin lagi.
"Tee-coe menantikan perintah Hauw!"' sahut Gin Tiok Su-seng parau.
"Bagus! Karena tadi kau telah berani membangkang perintah Thian Liong
Hauw, maka Hauw menjatuhkan hukuman mati padamu. Dergarlah....." dan Han
Hoe-jin berhenti sebentar, dia batuk-batuk beberapa kali, sedangkan hati orangorang yang menyaksikan itu semakin berdebar, karena seorang tokoh jago silat
yang luar biasa akan membuang jiwa secara percuma ditempai itu ..... keadaan
sangat tegang sekali. "Karena tadi suami Hauw telah meminta pengampunan bagi selembar
jiwamu, maka Hauw menghapuskan hukuman itu, yang diganti menjadi hukuman
lainnya!" kata Han Hoe-jin lagi. "Dengarkan perintah, Gauw Lap telah berdosa dan
harus melakukan hukuman dengan membenturkan kepalanya pada dinding, kalau
139 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Thian Liong masih melindungi, dia masih sempat hidup, dia diperbolehkan hidup
terus !" Semua orang berseru kaget, tadinya mereka pada menduga Han Hoe-jin
tentu akan segera memberikan pengampunan bagi Gauw Lap, karena Han Swie
Lim, suaminya itu, telah memintakan pengampunan bagi Gin Tiok Su-seng. Tapi
nyatanya dia memberi keringanan dengan memerintahkan agar Gin Tiok Su-seng
membenturkan kepalanya pada dinding. Inilah hebat, karena perbuatan itu sama
juga dengan membunuh diri.
Tapi Gauw Lap malah mengucapkan terima kasih dengan girang, karena
teIah terbuka jalan hidup baginya. Cepat-cepat dia mengangguk-anggukkan
kepalanya memberi penghormatan pada Han Hoe-jin.
"Laksanakan perintah!" kata Han Hoe-jin bengis.
"Tee-coe akan melaksanakan perintah!" sahut Gauw Lap dan dia melompat
berdiri, dikerahkan tenaga Lwee-kangnya kekepala, yang dikumpulkan di ubunubun kepalanya. Lalu dengan mengeluarkan seruan panjang, dia menyeruduk
kearah dinding tembok. "Braaakkk!" kepalanya menyentuh keras pada dinding itu, dinding itu
hancur berlubang, karena benturan kepala Gin Tiok Su-seng. Sedangkan Gauw
Lap sendiri telah terhuyung-huyung dengan wajah yang pucat, karena kepalanya
telah mengeluarkan darah segar yang membasahi wajahnya, tapi dia tak sampai
mati. Dengan menggunakan ujung jubahnya, dia menutupi luka di kepalanya, lalu
berlutut lagi. "Terima kasih pada Thian Liong Houw yang telah memberikan Gauw Lap
jalan hidup.....!" setelah berkata begitu, dia memanggutkan kepalanya tiga kali,
lalu dia berjalan keluar dari ruangan itu dengan terseok-seok. Bajunya telah
dilumuri darah. Semua orang yang menyaksikan itu menahan napasnya, sedangkan Han
Hoe-jin setelah mengibaskan panjinya sekali lagi, lalu memasukkan ke dalam
kantong bajunya, wajahnya telah berobah lembut sekali. Matanya menjalari orangorang yans berada di ruangan itu ditatapnya satu-satu, sehingga orang itu jadi
menundukkan kepala mereka dengan hati menggidik. Gin Tiok Su-seng kosen
sekali, sukar dicari tandingan, tapi tampaknya begitu jeri pada nyonya Han itu,
sudah pasti Han Hoe-jin mempunyai kepandaian yang luar biasa sekali.
Han Swie Lim yang jadi heran melihat Gin Tiok Su-seng begitu jeri pada
isterinya, karena sepengetahuannya, isterinya sangat lemah-lembut, tak mengerti
140 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
ilmu silat. Tapi mengapa sekarang itu jago yang luar biasa malah jadi jeri pada
isterinya"! Juga Gin Tiok Su-seng rupanya sangat takut ketika melihat bendera
kecil yang berada pada isterinya. Sebetulnya ada hubungan apakah antara Han Hoe
jin dengan Gin Tiok Su-seng" Apakah di antara mereka terdapat suatu tabir rahasia
yang sulit di pecahkan"!
Selain Han Swie Lim, keempat muridnya Tang Siu Cauw, Soe Niang, Hi
Lay dan Hi Beng, juga heran ketika melihat peristiwa aneh tersebut. Mereka benarbenar tak mengerti, mengapa Gin Tiok Su-seng yang begitu dan lihai sekali jeri
pada Soe-bo mereka itu" Padahal, dalam pengertian keempat murid Pat-kwa Hiatkui. Han Hoe-jin adalah seorang nyonya yang lemah .lembut, gerak-geriknya
lemah gemulai, tapi sangat lemah, sehingga kalau umpama kata dia terdorong
perlahan saja oleh orang yang mengerti ilmu silat, tentu tubuhnya akan terjungkal !
Namun, kenyataannya adalah luar biasa sekali. Gin Tiok Su-seng adalah seorang
jago di antara ketujuh jago yang namanya menggegerkan dunia persilatan, namun
sekarang dia tampaknya amat patuh dan begitu tunduk pada Han Hoe-jin.
Tapi Han Swie Lim dan keempat muridnya tak berpikir lama-lama, karena
di ruangan itu tiba-tiba terdengar suara tangisan. Waktu semua orang menoleh,
ternyata yang menangis si Bo Tho, tubuhnya yang gemuk boto itu tergoncang oleh
isak tangisnya. Kim See Hui Hong Cio Put Ting jadi keripuhan ketika melihat isterinya
menangis lagi. "Bo Tho.....' kenapa kau ?" tanyanya tergugu.
Si Bo Tho tetap menangis, tubuhnya tetap tergoncang, isak tangisnya
terdengar memilukan sekali.
"Kenapa kau Bo Tho?" tanya Kim-see Hui Hong Cio Put Ting lebih gugup.
"Katakanlah ..... kenapa kau Bo Tho ?"
Tiba-tiba Bo Tho mengangkat kepalanya, menunjuk ke arah Han Hoe-jin.
"Aku tak mau mengerti ! Aku tak mau mengerti !" tiba-tiba dia berteriak.
"Wanita itu kejam seperti memedi tak berperasaan ! Dia telah menyiksa Gin Tiok
Kie-soe melampaui batas !"
Kim-see Hui Hong jadi melengak mendengar perkataan isterinya itu.
"Heh.....Kenapa begitu "!" tanyanya bingung.
Bo Tho memandang mendelik pada suaminya, tapi air matanya tetap
mengucur. 141 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Buta matamu ?" bentaknya dengan suara yang nyaring sekali. "Tadi
bukankah kalian melihat memedi perempuan itu telah menyiksa Gauw Lap Kie-soe
melampaui batas dan tak mengenal peri kemanusiaan "!"
"Kalau memang begitu.....kalau begitu lalu bagaimana?" tanya Kim-see Hui
Hong. "Lalu apa maumu Bo Tho "!" gugup sekali Cio Put Ting.
"Bunuh memedi perempuan itu !" seruh Bo Tho.
"Heh....."!" kembali Kim-see Hui Hong melengak. "Bukankah dia sebagai
isterinya si Han Loo-kui pantas membela suaminya, membela keluarganya dan
rumah tangganya "!"
"Hmmm !" si Bo Tho menyusut air matanya, matanya yang sipit jadi
mendelik lagi pada suaminya.
"Jadi kau mau membela memedi itu ?" tegurnya dengan suara yang parau.
"O, tidak ! Tidak !" sahut Kim-see Hui Hong gugup. "Apa untungnya aku
membela dia "!"
"Lalu mengapa kau tak mau membunuh dia "!" tegur si isteri lagi.
Kim-see Hui Hong jadi lebih gelagapan, sedangkan yang lainnya jadi
bengong memandang mereka.
Han Swie Lim Pat-kwa Hiat-kui menghampiri mereka, lalu memberi hormat
pada Kim-see Hui Hong. "Kalau memang ?s?er?kn itu terlalu telengas, Siauw-tee menghaturkan maaf,
harap Jie-wie sudi memaafkannya .....!" berkata orang she Han itu, dia melakukan
hal itu, karena Han Swie Lim tahu, kedua orang, ini lihai, kalau memang mereka
maui jiwa isterinya, maka jiwa Han Hoe-jin sulit untuk dipertahankan.
Tapi ketika melihat orang memberi hormat padanya, Kim-see Hui Hong jadi
memandang melotot pada Pat-kwa Hiat-kui.
"Mau apa kau memberi penghormatan padaku ?" bentaknya. "Apa kau kira
aku kemaruk kata-kata umpakan "!"
Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim jadi agak mendongkol melihat Lagak orang,
mukanya berobah merah. Tapi walaupun begitu, dia tak berani berlaku ceroboh,
karena dia tahu orang lihai.
"Isteri Siauw-tee tak mengetahui persoalan karena dia tak mengerti
persoalan Kang- ouw, maka kalau ada tindakan yang tak menggembirakan Jie-wie,
harap sudi Jie wie memaafkannya.....!" kata Han Swie Lim lagi. "Dengan ini
Siauw-tee mewakilinya meminta maaf !!" Dan benar-benar Pat-kwa Han Swie Lim
142 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
membungkukkan tubuhnya, memberi hormat kepada Kim See Hui Hong dan si Bo
Tho. Namun Kim-see Hui Hong tak mau menerima penghormatan orang she Han,
dia menggeser tubuhnya kesamping, sedangkan si Bo Tho mendecih dengan suara
mengejek, wanita ini menghapus air matanya.
"Tapi dia harus menerima pembalasan yang setimpal atas perbuatannya! Dia
kejam melebihi iblis dari neraka!" kata si Bo Tho dengan suara yang keras.
Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim jadi serba salah, dia jadi bingung, begitu
juga dengan ke empat muridnya, Jie Su-ok Ang Bian dan Giok Hok-sia Cioe Ie
hanya mengawasi dari samping, mereka mengharapkan orang bertempur dan nanti
setelah saling hantam serta terbinasa, barulah mereka akan turun tangan merebut
kotak pusaka itu. Han Swie Lim sendiri teiah membungkukkan tubuhnya akan memberi
hormat pada si Bo Tho lagi, namun Han Hoe-jin telah berkata dengan suara yang
berwibawa "Han-Iiong, minggirlah kau! Kedua manusia keparat ini memang harus
diberi pengajaran yang setimpal ! Mereka sangat kurang ajar sekali!!"
Han Swie Lim jadi gugup, mukanya sampai pucat pias. Karena, tadi biarpun
dia sudah membujuknya. Bo Tho tetap tak mau mengerti, apa lagi sekarang Han
Hoe-jin teiah mengeluarkan perkataan begitu.
"Nio ....." dia membalikkan tubuh akan menyuruh isterinya masuk ke dalam,
tapi baru saja perkataan Nio itu keluar dari bibirnya, Bo Tho telah melompat
mencelat kearah Han Hoe-jin.
"Memedi neraka!" bentak Bo Tho sengit. "Apakah kau memang benar-benar
mencari mampus." dan dia bukan hanya membentak saja, kedua tangannya telah
bekerja dengan cepat. Tangan kirinya menjambret dada Han Hoe-jin, sedangkan
tangan kanannya menghajar batok kepala isteri Han Swie Lim. Dia menggunakan
jurus 'Kie Bok Ciangpo' atau Ombak menghantam bebokong'. Serangan ini hebat
Pendekar Pendekar Negeri Tayli 1 Dewa Arak 78 Pembalasan Dari Liang Lahat Macan Kepala Ular 1
^