Pencarian

Seruling Haus Darah 9

Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung Bagian 9


mengumpak-umpak diriku, kau boleh tenang-tenang mengaso dan meminta aku
yang memutar otak"!"
Han Han tak menyahuti, dia hanya mengawasi si gadis, karena dalam
berkata-kata begitu, wajah Thio In In cantik sekali.
"Kemari kau !" panggil Thio In In yang te!ah duduk di dekat meja.
"Sekarang telah pukul delapan pagi ! Maka dari itu, mulai dari sekarang kita harus
sudah memikirkan cara pamecahannya dari tin mereka. Kalau terlambat, bisa-bisa
nanti kita yang tergulung dan tertawan oleh mereka."
Dengan langkah lesu dan masih mengantuk, Han Han menghampiri meja itu.
Dia duduk di hadapan si nona.
Mereka merundingkan dan mengemukakan pendapat-pendapat mereka
mengenai jurus-jurus ilmu-ilmu silat yang dipakai oleh ketiga paman gurunya Wie
Tiong Ham, akhirnya malah Thio In In mengambil beberapa patung-patungan,
yang diletakkan menuruti posisi yang berlaku waktu semalam mereka bertempur
melawan ketiga paman gurunya Wie Tiong Ham. Lama juga mereka berunding,
379 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
sampai menjelang lohor mereka belum menemukan jalan keluar yang baik. Mereka
masih menemui jalan buntu.
Han Han merasakan perutnya sangat lapar. Dia memanggil seoraig pelayan,
memesan makanan. Waktu menyediakan makanan pelayan rumah penginapan
tersebut banyar bertanya mengenai tamu-tamunya ini yang selama lima hari tak
pulang. Han Han mengarang sebuah cerita dia mendongengi si pelayan yang
dikatakannya bahwa mereka telah pergi ke rumah sahabatnya dan ditahan tak
dikasih pulang ke pengimipan. Mereka dipaksa menginap di rumah sahabatnya itu.
"Siapakah nama sahabat Siauw-ya ?" tanya si pelayan ingin tahu, sebab dia
juga teman tamunya ini pasti hartawan di kota Leng-an.
Han Han jadi agak gugup, tapi Thio In In telah mengibaskan lengan bajunya.
"Sudah..... jangaa ganggu kami !" kata si gadis.
Si pelayan cepat-cepat pergi dengan membungkuk hormat, apa lagi sebelum
pergi In In telah memberikan padanya satu tahil perak. Sebagai persenan.
Mereka makan sambil terus membicarakan cara memecahkan tin dari orangorang Sam-Tiauw Boe Koan. Waktu selesai makan, Thio In In menggunakan
boneka-boneka kecil itu untuk mencari posisi lemah dari Sam-coa-tin.
Sampai akhirnya, waktu dia meletakkan salah satu boneka dalam posisi
timur dengan umpama gerakan 'Ouw Wang Ting Tia Coe' atau'Mengambil mutiara
di atas kepala monyet hitam', maka Thio In In menggebrak meja sambil berseru
girang. "Ach, aku tahu! Aku tahu!" serunya,
Han Han. juga ikut girang.
"Kau sudah memperoleh kelemahan dari Sam Coa tin itu ?" tanyanya. Dia
memang mempercayai kecerdasan otak kawan gadisnya ini.
Thio In In mengangguk. "Ya..... malam ini pasti ketiga tua bangka itu beserta anak buahnya dapat
kita basmi !" menyahuti Thio In ln.
"Heh " Kau bicara seperti yang sudah pasti saja!" kata Han Han kurang
yakin. "Pasti !" menyahuti Thio In In.
"Bagaimana cara memecahkannya ?" tanya Han Han ingin cepat-cepat
mengetahui cara pernecahan Sam-coa-tin dari ketiga paman gurunya Wie Tiong
Ham. 380 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Mudah !" menyahuti In In. "Kita harus mengambil jalan dengan
menggunakan cara Toa Hwa Hwee dan Siauw Hwa Hwee!"
"Apa maksudmu dengan perkumpulan bunga besar dan perkumpulan bunga
kecil ?" tanya Han Han heran.
"Itulah suatu perkumpulan dari penyair-penyair!" menerangkan In In. Kau
bukan seorang sasterawan, maka tak heran kalau kau tak mengetahui adanya Toa
Hwa Hwee dan Siauw Hwa Hwee !
Han Han mengangguk. "Ya .....aku memang buta sama sekali di dalam bidang Boen, surat, coba kau
terangkan, mengapa dengan mengambil jalan Boen, kau dapat memecahkan Samcoa-tin-nya ketiga paman gurunya WieTiong Ham"'
Si-gadis ketawa manis. "Aku tidak mengatakan bahwa dengan Boen dapat mengalahkan Boe !"
katanya. "Hanya aku bilang, dengan menggunakan cara Toa Hwa Hwee dan Siauw
Hwa Hwee, kita dapat merobohkan tin itu !"
"Maksudmu ?" tanya Han Han tetap tak mengerti.
"Maksudku dengan menggunakan ketololan mengalahkan kecerdikan,
mengalahkan si pandat dengan kebodohan!" menyahuti In In.
Han Han jadi tambah tak mengerti mendengar perkataan In In yang semakin
aneh dan membingungkan. "Coba kau terangkan yang jelas !" kata anak muda she Han tak sabar.
Si gadis she Thio tersenyum.
"Sam-coa-tin hanya merupakan gerak silat yang sederhana, dia merupakan
tipu silat yang tak terduga dari asal sampai akhir, sehingga kita sebagai akhli-akhli
silat melihat bahwa gerakan-gerakan dari Sam-coa-tin luar biasa lihainya..... !"
menerangkan In In. "Padahal kalau yang menyaksikan pertempuran itu seorang yang tak
mengerti sama sekali ilmu silat, maka dia bisa melihat, betapa orang-orang yang
menggunakan tin itu hanya memindah-mindahkan kakinya menurut bilangan
empat dan tujuh dari lingkaran Pat-kwa, segi delapan !"
Mendengar keterangan Thio In In, Han Han seperti baru tersadar, dia
menggebrak meja saking gembiranya.
'Benar! Benar! Aku baru ingat !" kata anak muda she Han ini. "Bukankah si
kakek yang masih terkurung itu menciptakan ilmu pemunahnya dari hasil dia
menonton perkelahian kedua ekor cicak ?"
381 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
In In mengangguk-angguk, mereka jadi gembira betul.
"Nah, setelah kita dapat memecahkan Sam-coa tin, kita boleh tenang
mengaso, nanti malam kita menyatroni mereka lagi dan kali ini kita jangan
memberi hati." Kata Han Han. "Tapi aku heran, dari mana kau bisa mempunyai
pikiran untuk menggunakan cara Boen untuk menutup Boe ?" Boen ialah surat,
Boe ialah silat. Thio In In ketawa. "Dengarlah riwayat dari Toa Hwa-hwee dan Siauw Hwa-hwse, perkumpulan
bunga itu sebetulnya diadakan oleh Boe Cek Thian, suatu tempat berkumpul dari
para sasterawan-sasterawan mengikuti ujian. Semakin pintar sasterawan yang ikut
ujian, maka dia tak akan keluar sebagai pemenang, sebab bahan ujiannya terdiri
dari syair yang diciptakan hanyalah untuk orang-orang yang pikiran dan jiwanya
bersih, jujur dan polos, sehingga dia dapat menerka isi syair itu dengan tepat. Tapi
kalau sasterawan yang terlalu cerdik, dia jadi memikirkan hal-hal yang terlalu
dalam dari setiap kata dan mengartikannya dengan yang muluk-muluk, maka pukul
rata mereka jadi tak bisa menebak jitu dari isi syair itu....."
Dan, untuk sekedar mengetahui tentang sdanya Toa Hwa-hwee dau Siauw
Hwa-hwee itu, maka mari kita ikuti sedikit tentang riwayat perkumpulan bunga itu.
Boe Cek Thian, seorang kaisar wanita pertama dan terakhir dari daratan
Tiong-goan yang telah dapat 'merebut' kedudukan dari tangan keturunan keluarga
Lie Sie Bin, maka di daratan Tiong-goan terdapat bermacam-macam pertentangan.
Tapi berhubung Boe Cek Thian dapat memerintah dengan adil dan lebih
mementingkan kehidupan sosial rakyatnya, maka dia dicintai oleh rakyat negara
yang dipimpinnya. Yang hebat, Boe Cek Thian memberikan kesempatan kepada
rakyat dan siapa saja untuk membawa pengaduan langsung padanya, baik
pengaduan itu merupakan kejahatan tuan tanah, maupun tentang kejahatan para
pembesar, maka orang yang membawa pengaduan itu, selama dalam perjalanan
akan menerima perlakuan yang baik dan Boe Cek Thian memerintahkan untuk
memberikan kenikmatan hidup selama dalam perjalanan. Dia boleh makan
sepuasnya dan dihormati oleh tentara.
Pada saat itu Boe Cek Thian memerintah dengan dua tangannya. Tangan
kanan menggunakan 'tangan besi ', sedangkan tangan kirinya menggunakan 'tangan
kapas ' yang mengelus-elus rakyatnya. Maka dari itu, disamping orang kagum pada
kecintaannya pada rakyatnya, juga orang jeri pada kekejamannya, yang dapat
382 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
membunuh dan menjatuhkan hukuman mati kepada yang bersalah tanpa mengenal
kasihan ! Dan, di masa pemerintah Boe Cek Thian inilah maka diumumkan bahwa
yang berhak jadi menteri bukan pihak laki-laki saja, pihak wanitapun berhak untuk
menduduki kursi menteri. Dan, disebabkan pengumumannya itu, maka banyak
anak-anak gadis di dusun-dusun yang giat belajar, dengan cita-cita ingin menjadi
menteri wanita. Pada saat itulah Boe Cek Thian membentuk perkumpulan Toa Hwa Hwee
untuk sasterawan pria, sedangkan Siauw Hwa-hwee untuk tempat berkumpul
sasterawan wanita. Setiap tahunnya di tempat mereka itu diadakan ujian. Setiap
sasterawan yang ikut ujian, harus menyerahkan uang limabelas tahil perak, maka
dia akan memperoleh sebuah gambar, dengan gambar itu, dia boleh menerka.
Kalau terkaannya tepat syair yang dikemukakannya oleh beberapa orang juri, maka
dia akan memperoleh sebuah gedung yang mewah sebagai hadiahnya. Itulah hebat,
lama kelamaan ujian semacam itu jadi semakin meluas, sampai akhirnya, karena
tak terkendalikan lagi, lebih menyerupai perjudian. Malah Toa Hwa Hwee dan
Siauw Hwa Hwee digabung menjadi satu dan dinamakan Hwa Hwee Ya, atau
perkumpulan kakek bunga. (Di Indonesia malah pernah ada permainan semacam
itu, hanya namanya disingkat menjadi H H. atau Hwa Hwee.-- pen.)
Umumnya syair-syair yang dikeluarkan dari pihak keraton selalu syair-syair
yang mudah artinya, hanya karena terlalu jauh disimpulkan oleh orang-orang
cerdik pandai itu, maka banyak yang meleset. Hanya beberapa orarg yang berjiwa
jujur polos, dan bersih dari segala nafsu angkara murka, yang dapat menerka jitu
isi syair itu. Dan di sini kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa permainan Hwa
Hwee Ya itu akan dapat diterka jitu isi syairnya asalkan orang itu jujur dan berjiwa
polos tak mempunyai angan-angan yang bukan-bukan. Dengan ketololan
mengalahkan kecerdikan, dengan kebodohan meruntuhkan si pandai !
Dan, di saat menemui jalan buntu memecahkan Sam-coa-tin, dengan tak
terduga Thio In In teringat akan kata-kata di atas tadi, yaitu dengan ketololan
mengalahkan kecerdikan, dengan kebodohan meruntuhkan si pandai, sehingga dia
berhasil memecahkan Sam-coa tin.
"Bigitulah riwayat dari Toa Hwa-hwee dan Siauw Hwa-hwee !" kata Thio In
In sambil tersenyum. Han Han mengangguk-angguk mengerti.
"Kita jadi manusia memang harus jujur dan polos !" kata si anak muda.
383 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Tapi kau sendiri tak jujur !" kata nona Thio.
"Heh kenapa ?" tanya Han Han bingung disanggapi begitu macam oleh In
In. "Hmm ..... tadi sebetulnya kau sudah bangun dari tidurmu, tapi mengapa kau
berpura-pura tidur terus dan dengan tiba-tiba bangkit dari tidurmu seperti ingin
mengagetkan diriku " "
Wajah Han Han jadi berubah merah.
"Ya ..... aku manusia yang tak jujur !" katanya tertawa. "Jiwaku jelek ciecie!"
In In melengos kearah jendela. Mukanya bersemu merah.
Siang itu, mereka mengaso, untuk memelihara tenaga, untuk malam nanti
menyatroni keluarga Sam Tiauw Boe Koan, itu pintu perguruan 'tiga garuda !
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 27 HUJAN SALJU masih turun agak deras, rada malam itu tampak Han Han
dan In In sedang melompati tembok pekarangan gedung Sam Tiauw Boe Koan.
Dengan berindap-indap mereka mmuju kekamar di mana si kakek luar biasa itu
ditahan. Mereka berdua menyelinap masuk. Kakek itu waktu melihat Han Han dan
si nona Thio, matanya jadi mencilak. "Kalian kembali lagi?" tegurnya. "Sttt, kami
mau menolongmu, Loo pek ! " kata Thio ln In perlahan.
"Percuma, borgolanku ini sangat kuat sekali." kata si kakek.
"Jangan kuatir !" hibur Han Han, anak muda ini mengerahkan tenaga pada
lengannya, kemudian mencekal rantai besi itu, sekali tarik bobol rantai itu dari
tembok. Tapi baru saja dia ingin menarik yang sebuahnya lagi, tiba-tiba di luar kamar
terdengar suara yang dingin mengejek.
"Hu ! Hu ! Aku memang sudah menduga kalian pasti akan datang lagi
seperti dua ekor tikus yang mengantarkan nyawa !"
Han Han dan Thio In In terkejut, cepat-cepat mereka melompat keluar.
Dilihatnya kembali mereka telah terkurung oleh orang-orang Sam Tiauw Boe
384 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Koan. Malah Cioe Kat, Lioe Kat dan Can Kat telah menyerang dengan seranganserangan yang hebat.
Tapi kali ini Han Han dan Thio In In telah mempeiajsri setiap gerakan ketiga
orang ini, maka di kala mereka diserang, dengan mudah Han Han dan nona Thio
mengelakkan serangan ketiga orang tersebut. Malah dengan menggunakan ujung
lengan jubahnya, Han Han mengepret ke samping, seorang anak buah Sam Tiauw
Boe Koan Wie Tiong Ham, yang berdiri di dekat anak muda she Han tersebut, jadi
terpukul terjungkel roboh tak bernyawa lagi !
Semua orang-orang Sam Tiauw Boe Koan jadi terkejut melihat Kehebatan
kebutan Han Han. Mereka sampai mengeluarkan seruan kaget. Malah Cioe Kat,
Lioe Kat dan Can Kat juga menjerit kaget dan melompat kepinggir.
Wie Tiong Ham waktu melihat ketiga paman gurunya melompat kepinggir,
dia telah menerjang maju sambil berteriak : "Serbu .....!" maka sejumlah anak buah
Wie Tiong Ham yang berjumlah di sekitar seratus orang lebih meluruk akan
mengepung Han Hati serta nona Thio tersebut.
Melihat cara menyerang orang-orang Sam Tiauw Boe Koan. Han Han dan
Thio In In jadi terkejut. Biarpun mereka kosen, tapi dikeroyok begitu banyak
orang, pasti mereka akan kena dirobohkan ! Maka dari itu cepat-cepat Han Han
dan Thio In In menjejakkan kaki mereka ke samping berniat melompat ke arah
dinding untuk melarikan diri dari kepungan itu.
Namun, baru saja mereka melompat ke samping, Lioe Kat, Cioe Kat dan
Can Kat telah menghadang jalan kabur mereka, sehingga kembali mereka
bertempur. Sedangkan Wie liong Ham dan anak buahnya telah sampai di situ juga.
Sambil berteriak-teriak dengan suara yang menyeramkan, orang-orang itu meluruk
menyerang dengan berbagai senjata tajam. Han Han merampas seujata salah
seorang anak buah WieTiong Ham, dengan itu ia putar sekuat tanaganya seperti
kitiran untuk melindungi tubuhnya dari segala serangan lawan. Thio In In juga
mengikuti perbuatan kawannya itu.
Dalam waktu yang singkat, entah telah berapa banyak musuh-musuh Han
Han dan ln In yang dirobohkan. Akan tetapi bertempur dengan cara begitu, lama
kelamaan mereka akan kehabisan tenaga. Akhirnya Han Han bermaksud akan
menawan Wie Tiong Ham, untuk dipakai sebagai barang tanggungan. Namun
menawan Wie Tiong Ham bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Selain
kepandaian orang she Wie itu luar biasa tingginya, juga Tiong Ham dilindungi oleh
385 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
ketiga paman gurun ya. Maka dari itu, berulang kali waktu Han Han melompat
akan mencengkeram Tiong Ham, tangannya itu telah kena ditangkis oleh Can Kat.
Malah yang hebat, Cioe Kat dan Lioe Kat telah menggunakan Sam Coa Tin
untuk menentang Han Han dan nona Thio, Walaupun sudah mempelajarinya dan
belum memperoleh latihan, maka Han Han dan nona Thio In ln tak bisa lantas
membobolkan pertahanan tin itu.
Sedangkan orang-orang Sam Tiauw Boe Koan semakin merangsek
mendekat. Hal ini membikin Han Han jadi agak gugup. Dia memberikan, tanda
kepada Thio In In untuk mengundurkan diri dulu, Tapi, In In rupanya penasaran
sekali, dia tak meladeni isyarat kawannya itu, dia bertempur terus.
Pertumpahan darah terjadi hebat sekali di dalam gedung itu, menyebabkan
suara jeritan kesakitan dan jerit kematian terdengar cukup ramai. Sedangkan di luar
pekarangan, salju masih turun dengan deras.
"Hai kunyuk-kunyuk cilik ! " teriak Can Kiat sambil menyerang dengan
serangan yang cukup hebat. "Lebih baik kalian menyerah secara baik-baik ! Kami
tak akan mengapa-apakan jiwa kalian, hanya kami ingin mengetahui mengapa
kalian memusuhi benar pada pihak kami ! Tapi kalau kalian tak mau menyerah,
hmmm, walaupun kalian mempunyai sayap dan mempunyai kaki tangan sepuluh
pasang, tubuh kalian tetap akan di cincang. oleh oran-orang kami!"
Thio In In sebagai seorang gadis yang perasa, walaupun sudah kenyang
makan asam garam rimba persilatan, mendengar ancaman Can Kat, dia jadi agak


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menggigil juga. Berbeda dengan Han Han, diancam begitu, bukannya dia jeri, melainkan dia
jadi murka. Dengan kalap dia mengamuk, membabat dengan sekenanya
menggunakan senjata yang boleh direbutnya dari tangan anak buah Wie Tiong
Ham. "Bocah ! Apakah kalian tetap tak mau menyerah ?" bentak Cioe Kat dengan
suara mengguntur. "Hmmm ..... walaupun harus binasa, kami takkan menyerah pada kalian
manusia-manusia berjiwa busuk !" balas teriak Han Han. "Terimalah !" senjatanya
melayang cepat sekali kearah Cioe Kat, sehingga Cioe Kat jadi melompat kaget ke
samping. Can Kat dan yang lainnya cepat-cepat meluruk menyerang Han Han, lalu
dengan cepat mereka melindungi Cioe Kat dari serangan senjata anak muda she
Han tersebut. 386 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Han Han mendengus. "Hmmm ..... hari ini aku akan adu jiwa dengan kalian ! " serunya.
Nona Thio juga menyerang nekad, setiap tangannya bergerak, maka
terdengar suara jeritan kesakitan atau jerit kematian dari anak buah Wie Tiong
Ham. Begitulah, orang-orang tersebut jadi mengurung Han Han dan Thio In In
dengan ketat, menyebabkan anak muda tersebut tak bisa melarikan diri.
Pada suatu kali, karena kewalahan melawan orang-orang yang meluruk ke
arahnya, Thio In In melompat ke samping, kemudian dia melompat lagi kearah
tembok. "Kau mau kabur kemana?" bentak Cioe Kat bengis. "Serang !"
Dan, dengan habisnya teriakan Cioe Kat, tampak keluar beberapa orang dari
balik semak-semak, tangan mereka masing menggenggam pipa yang panjang, yang
disemprotkan ke arah Thio In In, sehingga minyak muncrat ke arah si nona. Malah,
untuk kagetnya Han Han dan Thio In In, orang-orang itu menggunakan; obor,
sehingga waktu minyak menyambar ke arah si gadis, minyak itu membawa kilatan
api. Dengan bergulingan Thio In In berusaha menghidarkan diri dari samberan
api, hati gadis tersebut jadi ciut, karena biar bagaimana kosen dirinya, tokh dia
akan kena diserang oleh samberan api dan malah akibatnya akan hebat sekali ..... -!
Hati Han Han juga mencelos melihat nasib kawannya, dia berseru sambil
melompat akan menyerang orang-orang yang memegang pipa panjang itu. Tapi, di
kala tubuhnya sedang melayang, telah menyambar kilatan api, yang sudah lantas
membakar baju Han Han. Hati anak muda she Han jadi mencelos, dia bergulingan
di tanah, tapi sambaran api telah datang lagi, sehingga dia jadi bergulingan matimatian untuk memadamkan api yang sedang berkobar membakar bajunya. Sambil
bergulingan, saking murkanya melihat kelicikan lawan yang menggunakan api dan
minyak, Han Han menimpukkan senjatanya, sehingya menancap tepat di dada
menembus ulu hati seorang pemegang pipa. Begitu orang itu terjungkal, ..... pipa
jadi terlepas dari tangannya dan minyak keluar mengalir dari pipa itu. Dengan
cepat api menyambar dan seketika itu juga api yaag panas luar biasa berkobar
besar sekali. Thio In In jadi terkejut melihat baju Han Han kesamber api, cepat-cepat dia
melompat akan menolong kawannya yang sedang bergulingan di lantai. Tapi, dari
sampingnya telah menyambar api juga, yang dengan cepat telah membakar
387 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
bajunya, sehingga gadis she Thio tersebut jadi mengeluh. Cepat-cepat dia
menjatuhkan dirinya, bergulingan di lantai, mengikuti kelakuan Han Han, semua
itu untuk memadamkan api yang sedang membakar baju mereka.
Han Han dan Thio In In jadi panik, mereka berusaha untuk meloloskan diri
dengan bergulingan, di samping untuk memadamkan kobaran api pada baju
mereka, juga untuk meloloskan diri dari tembok yang cukup tinggi itu. Hal tersebut
tak mudah dilakukan oleh kedua orang tersebut, malah Cioe Kat, Can Kat dan yang
lain-lainnya menertawakan kedua muda-mudi itu, sampai tubuh mereka tergoncang
hebat. Han Han bagaikan banteng terluka, dia menubruk kearah anak buah Wie
Tiong Ham, lalu dengan cepat dia menggera-gerakkan tangannya untuk
memadamkan api yang sedang membakar tubuhnya, dia juga menjambret salah
seorang dari anak buah Wie Tiong Ham, yang dipakai untuk menyusut tubuhnya
dari kilatan api. Anak buah Wie Tiong Ham itu jadi menjerit-jerit karena api juga
berkobar membakar bajunya. Keadaan pada saat itu sangat kalut sekali, dengan
menyamtar-nyambarnya api yang berkobar panas sekali, menyebabkan anak buah
Wie Tiong Ham menyingkir ke tepi. Begitu juga Cioe Kat, Can Kat, Wie Thiong
Ham dan yang iainnya, semuanya melompat kesamping untuk menghindarkan diri
dari samberan api. Menggunakan kesempatan itu, Han Han dan Thio In In menjejakkan kaki
mereka mencelat melewati tembok, sehingga dalam waktu yang singkat mereka
telah berada di luar, dan dengan mengandalkan hujan salju yang turun cukup deras,
akhirnya Han Han dan Thio In In berhasil memadamkan api yang berkobar
membakar baju mereka. Walaupun Han Han dan si nona Thio berhasil
memadamkan api yang membakar baju mereka itu, tapi tak urung baju mereka jadi
pecah di sana-sini termakan oleh api tersebut. Juga wajah dan tangan mereka
banyak yang terluka terbakar.
Dengan mata mencilak penuh dendam, Thio In In memandang kearah
gedung dari Sam Tiauw Boe Koan.
"Hmmm ..... kalau aku tak bisa membalas penasaran dan hinaan pada hari
ini, aku berjanji tak akan mau hidup !" sumpah anak gadis itu.
Han Han mengangguk. "Ya ..... nanti kita datang lagi untuk membalas hinaan yang kita terima ini !"
menyahuti anak muda she Han itu.
388 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Dengan lesu, mereka kembali ke rumah penginapan untuk menyalin pakaian
mereka yang telah hancur di sana-sini termakan api.
Bunga salju masih turun terus ..... udara sangat dingin, namun, hampir saja
Hani Han dan Thio In In ketambus oleh api di dalam udara yang sedingin itu !
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
SETELAH bersalin pakaian, Han Han menuju ke kamar Thio In In.
Diketuknya kamar gadis itu.
"Masuk !" terdengar suara In In.
Han Han mendorong pintu itu, dia masuk ke dalam. Dilihatnya si gadis
sedang memasukkan pedangnya ke dalam sarung.
"Kau mau berangkat kesana lagi ?" tanya Han Han kaget.
"Ya, biar bagaimana pedangku ini harus menghirup darah orang-orang itu !
Aku akan adu jiwa dengan orang-orang itu !" menyahuti si gadis she Thio.
Han Han jadi kaget. "Tunggu dulu !" cegahnya.
In In menoleh dengan mata mencilak,
"Kenapa ?" tanyanya.
"Kita harus mempunyai perhitungan !" menerangkan Han Han. "Kalau kita
menyerbu gedung Sam Tiauw Boe Koan dengan membabi buta, bukankah sama
saja kita dengan mengantarkan nyawa pada mereka ! Biar bagaimana kita tak akan
mampu mengatasi pipa minyak yang menyambar dengan kobaran api ! Kita harus
mencari jalan keluar yang sebaik-baiknya ! Mereka menggunakan akal yang begitu
licik, kitapua harus menghadapinya dengan licik pula ! Aku percaya kau cerdas,
cie-cie, maka pikirkanlah daya yang sebaik-baiknya untuk menempur mereka !"
Nona Thio dapat dikasih mengerti, dia meletakkan pedangnya di atas meja
dengan wajah yang muram. "Ha ..... -hatiku tetap penasaran kalau belum dapat membunuh ketiga anjing
dari Sam Tiauw Boe Koan itu ! Pula biar bagaimana aku harus dapat
membinasakan orang she Wie ! Hmm, percuma aku hidup kalau hanya untuk
menerima hinaan semacam ini !" kata si gadis kesal.
Han Han menghiburnya lagi, lalu mereka memesan makanan untuk
menangsal perut. 389 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Bunga salju masih turun dengan deras, di rumah penginapan itu agak jarang
tamu yang datang, hanya sekali-sekali tampak mampir tamu yang akan
menghangatkan diri dari serangan hawa dingin dengan meneguk arak.
Karena jengkel, maka pada malam itu Han Han turun keluar dari kamarnya.
Dia menuju ke ruarg tengah dari rumah penginapan tersebut dan duduk seorang
diri di sudut ruangan itu. Thio In ln sendiri berada di dalam kamarnya, mungkin
sudah tidur. Dipesannya dua kati arak untuk menghangatkan tubuh, kemudian tampak
Han Han meneguk arak itu perlahan-lahan.
Sedang si anak muda meneguk araknya, tiba-tiba dari luar terdengar suara
tongkat yang menyentuh lantai, kemudian tampak seorang pengemis memasuki
ruangan rumah penginapan tersebut dengan menggigil. Pengemis itu sudah lanjut
usianya dan bertubuh kurus kerempeng. Pakaiannya yang kotor dan kumal sekali,
penuh tambalan di sana-sini. Malah, waktu dia duduk didekat pintu rumah
penginapan itu, matanya yang sayu mencilak sesaat, seperti tak mempunyai
semangat. Han Han hanya melirik sedikit waktu melihat pengemis itu batuk-batuk
dengan tubuh yang bungkuk, wajahnya pucat sekali.
Sekilas Han Han merasa kasihan kepada pengemis tua itu, berulang kali
anak muda she Han ini menghela napas.
Sedangkan salah seorang pelayan telah menghampiri si pengemis.
"Hei jembel ! Cepat kau menggelinding enyah dari sini !" kata pelayan itu
galak. "Nanti rumah penginapan Toa-ya tak ada yang datang untuk menginap,
karena melihat kau anjing-kotor ini !
Pengemis itu melirik sedikit, dia batuk-batuk lagi.
"Aku numpang sebentar saja, nanti kalau hujan salju sudah agak mereda,
aku akan berlalu ..... !" kata si pengernis dengan suara yang parau dan perlahan
sekali, hampir tak terdengar jelas.
Pelayan itu :mendengus sambil bertolak pinggang.
"Kau mau menggelinding enyah atau tidak?" bentaknya.
Pengemis itu melirik si pelayan, matanya yang tadinya begitu redup, jadi
berkilat tajam. Tapi itu hanya sebentar, karena matanya itu telah berubah redup
kembali. 390 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Cepat enyah!" waktu melihat si-pengemis tak menyahuti perkataannya.
"Kalau nemang kau membandel, jangan salahkan aku kalau nanti tubuh kotormu
itu dilempar keluar oleh kawan-kawanku !"
Pengemis itu batuk-batuk lagi, wajabnya pucat sekali, rupanya dia sedang
menderita sesuatu penyakit.
"Toaya ..... kasihanilah diriku yang tua ini !" memohon pengemis itu dengan
suara yang parau. "Hujan. salju masih besar dan hawa udara sangat dingin,
biarkanlah aku tumpang berteduh di sini '!"
"Keluar!" bentak si pelayan galak sekali.
"Tapi Toaya ..... !"
Si pelayan rupanya jadi naik darah melihat kebandelan si pengemis, dengan
cepat dia mengayunkan kakinya menyepak si-pengemis.
Tapi, baru saja dia menggerakkan kakinya, telah terdengar suara bentakan:
"Jangan disakiti pengemis itu !"
Si pengemis jadi terkejut, dia menoleh dan dilihatnya orang yang
membentak ternyata Han Han.
"Kemarilah Loo-pek !" panggil Han Han kepada si pengemis sambil
melambaikan tangannya. Si pengemis seperti tercengang, sehingga dia jadi lupa kepada penyakit
buluknya, hanya mengawasi Han Han dengan tatapan seperti orang kesima.
''Kemarilah Loo-pek ..... mari duduk bersamaku !" panggil Han Han lagi.
"Aku " " tanya si-pengemis sambil menunjuk dadanya.
Han Han mengangguk sambil tersenyum.
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
(Bersambung) 391 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
JILID X "Y A ..... mari silahkan duduk untuk meminum arak bersamaku
menghangatkan diri dari serangan hawa udara yang tak
menggembirakan dan dingin ini!" menyahuti Han Han.
Si pengemis menghampiri dengan ragu. Waktu Han Han menyuruhnya
duduk, dia duduk dengan sikapnya ragu-ragu. Matanya mencilak menatap anak
muda she Han tersebut. "Kemari kau !" panggil Han Han pada si peiayan.
Pelayan yang galak itu telah berubah jadi hormat dan tampaknya takut-takut.
Dia menghampiri dengan membungkukkan tubuhnya.
"Ada apakah, Sian-kong?" tanyanya dengan suara menghormat.
"Layani paman ini sebaik-baiknya ! " perintah Han Han. "Setiap makanan
yang diingininya, berikan ! Nanti perhitungannya padaku "!"
Si pelayan mengiyakan, dia cepat-cepat mengundurkan diri, dia juga heran,
mengapa ada anak muda yang begitu tolol mengundang seorang pengemis untuk
menjadi teman mengobrol " Bukankah masih banyak orang lain yang kedudukan
dirinya tidak seperti si pengemis " Bukankah lebih baik dan lebih terhormat diriku
untuk diajak minum bersama" pikir pelayan itu.
Sedangkan si pengemis seperti juga menghadapi suatu keajaiban, dia jadi
duduk bengong seperti orang tolol memandangi terus wajah anak muda she Han
itu. "Siapakah nama Loo-pek ?"tanya Han Han waktu melihat orang hanya
menatapi dirinya terus, dia juga bertanya sambil tersenyum, manis senyumannya
itu. "Namaku ?" tanya si-pengemis seperti baru tersadar:
Han Han mengangguk. Si pengemis menghela napas. Katanya :
"Aku orang susah, yang hidup sengsara, sampai nama sendiri telah
kulupakan. Namun, biasanya orang memanggilku dengan sebutan Ho Kay, si
pengemis rase !" "Ho Kay ?" tanya Han Han heran. "Mengapa orang memanggil Loo pek
dengan sebutan itu ?"
Si pengemis menghela napas lagi.
392 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Sebetulnya kalau diceritakan hanya akan menjadi bahan tertawaan Siangkong belaka ..... tetapi mengingat kebaikan dan budi Siang-kong yang tak
terhingga, biarlah aku menceritakannya ! Sejak beberapa tahun yang lalu, aku
dikenal sebagai pengemis bertangan panjang, alias suka mencopet barang milik
orang, juga gerakan tanganku sangat cepat, hampir sama sekali aku belum pernah
kepergok oleh korbanku ! Maka dari itu, kawan-kawanku menggelari aku sebagai
Ho Kay, si pengemis rase."
Han Han mengangguk mengerti.
"Jadi Lo-pek mempunyai suatu keakhlian untuk mengambil barang orang
lain?" tanya Han Han.
Wajah si kakek pengemis jadi berubah merah, rupanya dia likat sendirinya.
Tetapi, dia toh mengangguk.
"Ya ..... semua itu terpaksa kulakukan mengingat penghidupan yang semakin
sulit!" menyahuti si kakek.
Han Han tersenyum, sedangkan si pelayan telah datang membawakan
beberapa macam makanan, serta dua kati arak.
Han Han mempersilahkan si pengemis melahap semua makanan itu. Dan,
dengan penuh kebaikan hati, Han Han memberikan juga empat tail perak kepada si
pengemis dikala si pengemis telah selesai menyantap semua makanan itu.
Dengan berulang kali menyatakan terima kasihnya, si pengemis pamitan
meminta diri. Han Han menahannya, mengingat salju masih terus deras sekali,
tetapi rupanya si pengemis telah pulih semangatnya, dia tetap berkeras ingin
berangkat. Akhirnya Han Han melepaskan juga, dia mengantarkan sampai di depan
rumah penginapan tersebut.
Kemudian Han Han kembali ke dalam kamarnya.
Waktu dia merebahkan diri di pembaringan, otaknya kembali bekerja,
teringat akan nasib si kakek yang tertawan di dalam gedung Sam Tiauw Boe Koan.
Juga Han Han teringat akan ketujuh jurus yang diturunkan kakek itu. Seingatnya
dia pernah mendengar kakek itu mengakui pernah menurunkan satu jurus pada
Khoe Sin Ho, dan juga kepada Tok Sian Sia atau Gauw Lap. Namun, mengapa


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekarang dia menerima sampai tujuh jurus dari kakek itu, ketujuh jurus ilmu silat
itu seperti tak ada gunanya pada Sam Coa Tin " Mengapi dia tak bisa memukul
pecah berantakan tin itu " Sedangkan dia bisa meloloskan diri dari kepungan Sam
Coa Tin tadi disebabkan itulah kepandaian Han Han yang memang tinggi lihai,
393 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
sehingga dia dapat memecahkan Sam Coa Tin untuk sementara waktu, tetapi
bukan untuk dihancurkan. Apakah si kakek telah bicara besar dan berdusta
mengenai diri Khoe Sin Hoo dan lain-lainnya " !
Sedang Han Han termenung seorang diri di pembaringannya, tiba-tiba di
atas penglarian dikamarnya itu, dilihatnya dua ekor cicak sedang saling kejar
mengejar. Han Han tak tertarik, sampai suatu saat dilihatnya kedua cicak itu saling
menggigit dan berkelahi dengan mengeluarkan suara Cheettttt..... yang berisik
sekali. Tiba-tiba di kepala Han Han berkelebat suatu ingatan, dia jadi girang.
Bukankah ketujuh jurus yang diturunkan oleh si kakek luar biasa itu pernah
dikatakan bahwa dia menciptakannya setelah menyaksikan dua ekor cicak yang
saling berkelahi" Maka Han Han jadi mementang matanya lebar-lebar dan
memusatkan pemikiran dan perhatiannya pada kedua cicak itu. Dilihatnya kedua
cicak itu masih terus berkelahi dengan suara yang berisik sekali. Sampai akhirnya,
di kala salah seekor di antara kedua binatang itu berlari kalah, tiba-tiba, Han Han
melompat dari pembaringannya sambil berseru dengan suara yang mengguntur dan
menepuk kepalan ya : "Benar ! Benar! Mengapa tadi-tadinya aku tak bisa
menyelaminya "!" dan dia ketawa keras dengan suara yang mengguntur menggema
menggetarkan ruangan kamarnya itu.
Dengan terdengarnya suara ketawa Han Han yang nyaring sekali itu, di atas
dunia ini, di dalam kalangan Kang-ouw, telah lahir seorang tokoh dan pendiri dari
aliran silat yang baru ! Karena, tadi waktu menyaksikan kedua cicak itu berkelahi,
Han Han telah memusatkan perhatiannya dan dia dapat menangkap setiap gerakan
cicak itu yang mirip-mirip jurus yang pernah diturunkan oleh si kakek yang
tertawan oleh SamTiauw Boe Koan. Tetapi, karena Han Han telah menjadi seorang
jago yang kosen, yang menerima bermacam-ragam ilmu silat dari berbagai jagojago yang luar biasa, maka seketika itu juga dia seperti tersadar dan dia baru
mengetahui bahwa ketujah jurus yang diturunkan oleh si kakek kurang matang,
maka dengan beberapa perobahan berdasarkan pandangannya pada perkelahian
kedua cicak itu, terciptalah ilmu silat aliran baru !
Suara ketawa Han Han yang menggema keras itu mengejutkan seisi rumah
penginapan tersebut. Termasuk Thio In In yang terperanjat dan terbangun dari
tidurnya dan cepat-cepat melompat turun dari pembaringannya. Dia berlari-lari
menuju kekamar Han Han. Waktu sampai di muka kamar anak muda itu, dia berdiam sesaat, karena
pintu kamar tertutup rapat. Didengarnya anak muda itu sedang ketawa terus.
394 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Akhirnya, karena heran dan bingung, In In mengetuk pintu kamar si-anak
muda itu. Dia duga, Han Han mungkin mendapat pukulan pada jiwanya
disebabkan kejadian di gedung Sam Tiauw Boe Koan, maka hal itulah yang
membikin si gadis jadi berkuatir.
Waktu pintu kamarnya terketuk, pada saat itu Han Han tengah berdiri
menghadapi jendeia dengan hati yang bungah, dia sedang mengingat-ingat jurus
yang dilihatnya dari perkelahian dua cicak tadi.
"Siapa " " tanya Han Han sambil menghampiri pintu kamarnya.
"Buka pintu, Lao-tee .....!" teriak In In dengan hati diliputi kekuatiran.
"Oh kau Cie-cie?" kata Han Han sambil membuka pintu kamarnya dan
dilihatnya In In berdiri dengas wajah yang agak pucat. "Apa yang terjadi, cie-cie ?"
"In In langsung masuk ke dalam kamar anak muda itu, sedangkan Han Han
telah menutup kembali pintu kamarnya.
"Lao-tee ..... kenapa kau tertawa begifu keras ?" tanya In In kemudian
sambil menatap adik angkataya itu. "Apakah kau menemukan sesuatu yang
membuatku gembira ?"
Han Han mengangguk sambil tersenyum, dengan muka ber-seri2 dia maju
mence-kal tangan kakak cmgkatnya itu.
"Mari2 kuterangkan !" kata Han Han sambil menarik tangan ln In. "Kau
pasti ikut gembira !"
Thio In In menarik tangannya dari cekalan anak muda itu dengan wajah
yang berubah merah, tatapi dia tidak marah. Sedangkan Han Han tersadar dengan
cepat atas kesembronoannya yang telah mencekal tangan si gadis yang menjadi
kakak angkatnya itu. Dia jadi likat sendirinya.
Mereka duduk dikursi yang ada di situ. Han Han segera menuturkan apa
yang telah diketemukannya.
In In memandang Han Han dengan wajah memperlihatkan ketidak
kepercayaannya. Walaupun dia tak mengutarakannya, tetapi Han Han dapat
melihat perasaan si gadis melalui wajahnya itu.
"Kau tak mempercayai keteranganku itu?" tanya Han Han.
"Aku percaya ..... tetapi apa benar jurus-jurus yang kau ketemukan dan
digabung dengan jurus-jurus yang diturunkan oleh si kakek dapat menggempur
Sam Coa Tin "!"
Han Han mengangguk pasti, dia melompat dari duduknya, kemudian
bersilat. 395 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Lihat!" katanya sambil menggerakkan kaki dan tangannya menuruti
gerakan-gerakan yang diilhami oleh perkelahian kedua cecak tadi.
Gerakan kaki dan tangan.Han Han sangat perlahan sekali, hal ini
membingungkan In In. "Apa keluar biasaan dari ilmu silat yang diciptakan oleh Han Lao-tee ?"
pikirnya dan disebabkan berpikir begitu, mata si no-na Thio juga jadi
memancarkau sinar ketidak kepercayaannya.
Han Han masih terus bersilat, sampai akhirnya dia melihat pancaran mata si
gadis Dia berseru "Coba cie-cie menyerangku ..... seranglah secara sungguhsungguh dan tak usah sungkan-sungkan kalau sampai dapat menyentuh ujung
bajuku, hmm, biarlah aku mengaku bahwa ilmu silat yang baru kuciptakan ini tak
ada gunanya sama sekali ! '
Semula Thio In In ingin menolak, karena sekali lihat saja, In In sudah
mengetahui banyak terdapat kelemahan-kelemahan di diri Han Han, ilmu silat
yang diciptalcannya itu tak luar biasa, malah biasa saja. Maka dari itu, kalau
sampai nanti si anak muda terhajar roboh, bukankah berarti semangatnya jadi patah
dan membikin Han Han bersedih. Namun, setelah berpikir sesaat lamanya dan Han
Han masih mendesak terus, akhirnya In In mengambil keputusan untuk menguji
ilmu silat yang diciptakan oleh adik angkatnya itu. Maka dari itu dia berdiri dari
duduknya. Di hampirinya Han Han yang masih bersilat dengan ilmu silat barunya
itu. "Seranglah !" seru Han Han waktu dilihatnya In In berdiri ragu-ragu.
"Baiklah !" seru In In akhirnya, dia menekuk kaki kirinya, kemudian dengan
kecepatan yang luar biasa, dia menyerang menggunakan jurus 'Hong Kie In Yong'
atau 'Angin bergerak, mega melayang-layang', tangannya itu mengincer dada si
anak muda she Han itu. Pada saat itu Han Han sedang bersilat dengan tangan terpentang lebar,
sehingga penjagaan dibagian dadanya terbuka. In In yakin, sekali gebrak ini, dia
pasti akan dapat memukul dada Han Han atau setidak-tidaknya mencengkeram
dada Han Han. Tetapi untuk kagetnya, tahu-tahu tubuh Han Han seperti melejit,
pundaknya ditepuk oleh anak muda she Han itu.
Hati In In jadi mencelos, dia melihat gerakan Han Han sangat lambat, tetapi
setiap gerakannya bertenaga dan tak terduga. Juga tadi waktu In In menyerang
dengan 'Hong Kie In Yong' kearah dada Han Han dia merasakan tangannya itu jadi
396 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
terhalang oleh sesuatu kekuatan yang tak tampak. Dan, yang mengejutkan sekali,
walaupun gerakannya sangat lambat toh Han Han dapat bergerak begitu lincah.
Hal ini membikin In In jadi penasaran. Dia berseru sambil menyerang lagi
dengan tipu silat 'Tat-mo Sip Sana Kiam' atau 'Tiga belas jurus ilmu pedang
warisan Buddhidarma, dan sebagai pengganti pedang, In In menggunakan sumpit
yang disambarnya dari atas meja. Sebetulnya di dalam duma Kang-ouw telah
tersiar dan diketahui oleh orang-orang gagah, semakin pendek satu dim senjata
yang digunakan, bahaya yang mengancam semakin tambah satu dim lagi, maka
sumpit nona Thio yang pendek itu, jadi lebih berbahaya dari pedang, dan In In
percaya, dalam waktu yang singkat, dia dapat merobohkan Han Han.
Tetapi, untuk kagetnya, sumpitnya itu tidak bisa menerobos garis penjagaan
anak muda she Han itu. Yaug luar biasa lagi, pundak In In sering ditepuk oleh Han
Han. Coba kalau memang Han Han pada saat itu berkedudukan sebagai musuh,
bukankah siang-siang In In telah menggeletak tak bernyawa dicelakai oleh Han
Han. Maka dari itu ln ln cepat-cepat melompat mundur sambil tertawa.
"Selamat Lao-tee ! Selamat !" serunya gembira. "Kau telah berhasil
menciptakan ilmu silat yang luar biasa sekali !" dan In In menghampiri Han Han.
Han Han juga sudah berhenti bersilat, dia tertawa gembira.
"Bagaimana cie-cie menurut pendapatmu, apakah adikmu ini sanggup
mengalahkan dan menggempur Sam Coa Tin ketiga paman guru Wie Tiong Ham
?" tanyanya, "Sam Coa Tin pasti akan tergempur habis dan kita akan dapat membalas
penasaran hati kita !" menyahuti si nona Thio dan dia juga mengulurkan tangannya
memberi selamat kepada adik angkatnya.
Han Han menjabat tangan si nona sambil mengucapkan terima kasih. Waktu
tangannya mencekal tangan In In, anak muda she Han ini merasakan betapa lembut
dan halus telapak tangan si-noaa Thio, sehingga hatinya jadi tergoncang dan dia
mencekal terus seakan-akan tak mgin melepaskan cekalan tangannya itu.
In In berubah mukanya jadi merah, di menarik pulang tangannya.
Han Han jadi likat sendirinya, cepat-cepat dia menghaturkan maaf.
Tetapi In In seperti tak mengambil di hati perbuatan Han Han tadi, dia malah
tersenyum dan bertanya ; "Kau beri nama apa pada ilmu silat barumu itu ?"
Han Han ketawa. "Nama apa yang bagus menurutmu " " anak muda she Han ini balik bertanya
sambil tetap tersenyum, dia gembira sekali.
397 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Begini saja, bagaimana kalau Ciang-boenjin memberikan nama Chit-ciekuu ?" goda si nona Thio. Yang dimaksud dengan perkataan Ciang-boenjin ialah
ketua suatu partai persilatan, sedangkan dengan Chit-cie-kun ialah pukulan tujuh
jari. Han Han melengak. "Haa, ..... siapa Ciang-boenjin ?" tanya anak muda she Han tak mengerti.
"Bukankah kau yang telah menciptakan ilmu barumu itu " " tanya si nona
ketawa. "Aha, dengan terciptanya ilnau silat itu, kau harus mengakui bahwa kau
adalah pendiri dari ilmu silat itu dan dengan sendirinya kau menjadi Ciang-boen
jin dari Chit cie-kun "." dan setelah berkata begitu, nona Thio menjura sambil
tertawa, katanya : "Terimalah hormatku, Ciang-boenjin !"
Han Han jadi repot dan gugup, cepat dia itu mau menyingkir, tetapi karena
orang sudah menjura, maka dia terpaksa membalas penghormatan si nona Thio.
In In ketawa kemudian dengan suara yang keras, karena dengan begitu, telah
lahir seorang Ciang-boenjin baru di dalam rimba persilatan. Dan, memang harus
diakui, Han Han sekarang telah menjadi seorang Ciang-boenjin, walaupun hanya
diketahui oleh In In belaka. (Dan, memang kenyataanya nanti Han Han adalah
Ciang boenjin sebuah perguruan yang ternama, yaitu Kun-lun-pay, yang terkenal
sekali, dengan Kun-lun Chit-cie-kun, itu ilmu silat yang diketemukannya dari
perkelahian dua cicak. Ilmu silat itu kemudian terkenal dan kosen sekali, sampai
saat ini, ilmu silat Kun-lun-pay tetap merupakan ilmu silat yang lihai, di samping
ilmu pedangnya yang diciptakan Han Han setelah dia menjabat Ciang-boenjin Kun
Lun Pay. pen.) Han Han ketawa likat sambil menundukkan kepalanya. Tanyanya: "Terima
kasih Cie-cie ..... dan nama yang kau berikan pada ilmu silat baruku itu, akan
kuterima dengan senang hati. Hanya mengapa kau bisa memilih nama Chit-cie-kun
untuk ilmu silat itu?"
Nona Thio ketawa. "Bukankah kau menciptakan ilmu itu berdasarkan apa yang pernah diajarkan
oleh kakek itu, yaitu ketujuh jurus yang juga diperolehnya dari gerakan-gerakan
perkelahian dua ekor cicak ?" noca Thio balik bertanya.
Han Han segera mengerti, dia mengangguk.
"Betul! Dan aku juga harus mengucapkan terima kasih pada kakek luar biasa
itu. Walaupun ilmu Chit cie-kun ini terciptakan olehku bukan menurut sumber dari
398 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
ketujuh jurus ilmu si kakek, tetapi sedikit banyak kakek itulah yang telah
memberikan ilham padaku !"
Nona Thio ketawa lagi, dia menepuk bahu Han Han.
"Dan, besok malam kita satroni gedung Sam Tiauw Boe Koan lagi, mudahmudahan Ciang-boenjin dapat merobohkan orang-orang itu untuk membalaskan
sakit hatiku !" Wajah Han Han jadi berubah merah, dia jadi likat ln In memanggilnya selalu
dengan sebutan Ciang-boenjin.
"Mengapa kau selalu memanggilku dengan sebutan Ciang-boenjin,
bukankah aku belum mengumumkan bahwa aku ingin mendirikan partai
persilatan" Dan, seandainya aku bermaksud untuk mendirikan sebuah partai
persilatan baru, toh aku belum mempunyai nama untuk cabang persilatan itu ?"
kata anak muda she Han agak kikuk.
Thio In In ketawa agak keras, tubuhnya jadi tergoncang.
"Anggap saja kau menjadi Ciang-boenjin dari sebuah partai persilatan angin
yang belum bisa terlihat .....! Toh nantinya kalau memang kau sudah
mengumumkan kau tetap akan jadi seorang Ciang-boenjin, maka apa salahnya
kalau sekarangpun aku memanggilmu dengan sebutan Ciang-boenjin itu "!"
Han Han memang tak bisa melawan kepintaran mengadu lidah dengan nona
Thio itu, maka acairnya dia hanya bisa tertawa.
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 28 MALAM itu salju masih turun deras sekali, sehingga udara sangat dingin.
Dalam cuaca yang begitu buruk, tak ada orang yang berani keluar keluyuran, apa
lagi pada saat itu sudah menjelang kentongan ketiga.
Tetapi, di antara kesunyian malam dan derasnya hujan salju itu, tampak dua
sosok tubuh yang sedang berlari dengan pesat sekali. Tubuh kedua orang yang
sedang berlari dengan kecepatan yaug tak terhingga itu seperti juga melayang di
atas permukaan bumi yang ditaburi oleh salju putih ..... dan, mereka tak lain tak
bukan adalah Han Han dan sinona Thio !
399 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Dalam waktu yang singkat, mereka telah berada di muka gedung Sam Tiauw
Boe Koan. Mereka berhenti dan memandang keadaan sekitar gedung itu. Dan, mereka
memperoleh kenyataan gedung itu sangat sepi.
"Cie-cie ..... " kata Han Han perlahan sekali. "Tipu muslihat apa yang sedang
mereka gunakan untuk menjebak kita?"
In In mendengus. "Kukira sebagai seorang Ciang-boenjin yang telah memperoleh ilmu silat
yang luar biasa, kau tentunya tak jeri pada tipu muslihat mereka, bukan?"
Wajah Han Han jadi merah, dia likat.
"Jangan berkata begitu, cie-cie!" katanya cepat. "Memang ilmu silat yang
kuciptakan itu cukup hebat, tetapi tokh belum tentu dapat menggempur orangorang Sam Tiauw Boe Koan ini. Lagi pula, aku jeri mereka menggunakan tipu
seperti dua hari yang lalu, di mana mereka menggunakan pipa minyak dan
menyemprot kita dengan kilauan api ! Walaupun lihai dan kosen, tak mungkin
orang melawan semburan minyak berapi itu!"
"Maka dari itu, kita harus lebih hati-hati!" kata Thio In In. "Kita harus
mencari tempat yang terlindung dari semprotan minyak berapi itu. Kalau bisa kita
berdekatan selalu dengan ketiga paman gurunya Wie Tiong Ham, sehingga tak
mungkin bagi mereka menyemprot kita dengan minyak berapi itu ..... atau kalau
memang mungkin apakah Ciang-boenjin tak bermaksud untuk menawan ketiga
paman guru WieTiong Ham?"
Wajah Han Han berubah merah lagi.
"Cie-cie ..... kuminta, kau jangan selalu menggodaku!" katanya. "Bukankah
aku ini adikmu " Mengapa kau selalu memanggilku dengan sebutan Ciang-bunjin"
Apakah memang sengaja cie-cie ingin mengejekku?"
Nona Thio tertawa. "Baiklah Lao-tee ..... kuharap saja kali ini kita berhasil membalaskan rasa
penasaran kita!" kata si nona Thio ketawa. "Juga kita harus menolong si kakek luar
biasa itu dari tawanan orang-orang Sam Tiauw Boe Koan!"
Han Han mengangguk, dia menjejakkan kakinya sambil berkata :
"Mari kita menyelidiki ke dalam !" dan tubuh anak muda itu telah melayang
ketembok, lalu mencelat lagi masuk ke daiam taman gedung tersebut.
Nona Thio juga mengikuti perbuatan kawannya itu, dia pun menjejakkan


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kakinya, tubuhnya dengan ringan melesat melewati tembok. Dengan berindap400
Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
indap In In, Han Han menghampiri kearah kamar di mana kakek luar biasa itu
tertawan. Mereka melihat, sekeliling pekarangan gedung tersebut sangat sepi,
sehingga mendatangkan kecurigaan mereka lagi. Mustahil orang-orang Sam Tiauw
Boe Koan tak mengadakan penjagaan yang ketat.
Dengan cepat mereka telah sampai di muka kamar di mana kakek luar basa
itu ditahan. Dengan cepat Han Han melompat mendekati pintu yang kala itu
tampak tertutup dari dalam, In In juga melompat menyusul kawannya. Waktu dia
sampai di sisi Han Han, mereka berdua jadi bersangsi apakah di dalam telah ada
orang-orangnya Sam Tiauw Boe Koan yang menjaga tawanan mereka itu, si kakek
luar biasa itu "! Tetapi akhirnya dengan berani Han Han mengulurkan tangannya mendorong
pintu itu perlahan sekali. In In bersiap-siap berjaga-jaga kalau nanti dari dalam
menyerbu orang-orangnya Sam Tiauw Boe Koan.
Pintu ternyata tak terkunci, Han Han mendorong, pintu itu terbuka perlahanlahan.
Han Han dan In In jadi tambah curiga, waktu pintu sudah menjeblak
terbuka, mereka tidak berani lantas masuk kedalam kamar itu. In In
mengangsurkan pedangnya untuk memancing keadaan. Namun tak ada reaksi dari
dalam kamar itu. Han Han telah nekad, lagi pula anak muda she Han ini memang sangat
berani, maka dari itu, dia telah melompat menerjang masuk.
In In meniru perbuatan kawannya, dia melompat masuk juga.
Tetapi, begitu kedua muda mudi ini berada dalam kamar itu, mereka jadi
berteriak tertahan, malah In In sendiri telah menggigil murka menyaksikan apa
yang ada di dalam kamar itu.
Ada apa "! Ternyata di sudut ruangan tampak si kakek luar biasa itu masih tergantung di
rantai besi, sebab masih tergantung dan terjepit tulang pie-peenya, menyebabkan
tubuhnya itu terkulai. Namun yang luar biasa adalah kepala si kakek telah lunglai
dan matanya mendelik. Sebilah golok yang besar tampak menancap di dada
sebelah kiri si kakek. Darah merah yang telah mengering membasahi baju si kakek.
Dengan murka, Han Han melompat dan memeriksa keadaan si kakek. Dan,
apa yang dilihatnya membikin darah anak muda ini dan In In jadi meluap.
Ternyata si kakek itu telah dibunuh dengan cara yang kejam sekali, kulitnya
teriris-iris, yang menandakan sebelum dibunuh, kakek itu telah disiksanya dengan
401 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
hukuman yang kejam sekali, yaitu kulitnya diiris-iris, tersayat dengan pisau. Tentu
si kakek binasa dalam keadaan yang menyedihkan sekali dan menderita bukan
main. "Terkutuk!" mendengus In In dengan suara gemetar, hampir saja dia
mengamuk di dalam ruangan kosong itu. Tetapi dia masih dapat menguasai
dirinya. Tiba-tiba di luar terdengar suara tertawa yang menggema. In In dan Han Han
menduga itulah suara ketawa Wie Tiong Ham dan orang-orangnya, di saat mereka
mau menerjang keluar dengan murka, tiba-tiba terdengar bentakan : "Hantam .....
!" dan muncratkan minyak panas berikut kilatan api.!
Han Han dan In In jadi terkejut, mereka melompat ke samping, kesudut
ruangan itu. Tetapi minyak itu telah menyemprot ke dalam kamar dan api mulai
berkobar. Hati Han Han dan In In jadi kecil, karena segera juga mereka menyadari
bahwa mereka telah terkurung dan akan di bakar hidup-hidup.
"Bangsat " Akan kuremukkan kepala orang she Wie itu ..... " mendesis Han
Han dengan murka, tetapi belum lagi suaranya itu habis, telah menyambar minyak
berapi dari jendela,, sehingga terpaksa si anak muda dan In In menyingkir ke lain
sudut. Api sudsh berkobar di dalam ruangan itu. Han Han dan In In memutar otak
biar bagaimana mereka tak boleh berdiam di dalam kamar tersebut terlalu lama,
karena dengan sendirinya mereka akan terbakar oleh api yang disiramkan oleh
orang-orang Wie Tiong Ham.
Sedang Han Han dan In In kebingungan, tampak mayat si kakek mulai
termakan api pakaiannya telah termakan api, menyala dan berkobar semakin besar.
Han Han dan In In melihat itu, mereka jadi tambah gugup. Tetapi Han Han
sangat berani, dia dalam keadaan murka sekali, maka dengan kemarahan yang
meluap-luap, dia menerjang kearah mayat kakek itu untuk memadamkan api yang
sedang berkobar membakar mayat si kakek.
Namun, karena Han Han melompat ke mayat si kakek, maka minyak berapi
itu telah menyambar lagi dengan cepat mengenai bajunya, yang seketika itu juga
terbakar, api berkobar di pakaiannya.
In In yang melihat keadaan Han Han jadi mengeluarkan seruan kaget, dia
melompat dengan cepat dan akan menolong Han Han memadamkan api itu. Tetapi,
api telah berkobar semakin besar, Han Han bergulingan di lantai berusaha
memadamkan api yang membakar bajunya itu sedangkan api yang membakar
402 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
mayat si kakek telah berkobar semakin besar, juga lantai kamar itu telah di jalari
oleh kilatan api. Sedangkan In In dan Han Han gugup bukan main, di luar malah terdengar
suara ketawa Cioe Kat, Lioe Kat dan Can Kat beserta Wie Tiong Ham dan anak
buahnya. Dan, minyak beserta kobaran api masih terus menerobos masuk ke dalam
kamar, sehingga dalam waktu yang singkat, kamar itu telah dipenuhi oleh kobaran
api. Malah asap yang membubung, yang keluar dari mayat si kakek yang terbakar
dan jendela yang termakan api menyebabkan napas Han Han dan In In sesak
sekali, mereka batuk-batuk dan butir-butir keringat membanjiri tubuh mereka.
Dengan nekad Han Han berusaha untuk melompat keluar dari pintu itu, tetapi
kilatan api yang dibarengi semburan minyak telah menyambar lagi, menyebabkan
baju si anak muda she Han itu jadi terbakar kembali. Hawa panas yang bukan main
seakan-akan menyengat kulit mereka.
Malah kulit mereka telah luka terbakar di sana sini ..... dengan murka Han
Han mengerang, dia bermaksud akan menerjang lagi. Tetapi In In telah
menahannya, ditariknya tangan anak muda she Han itu.
"Tunggu dulu Lao-tee .....!" cegahnya.
"Kita ..... kita akan terbakar oleh api laknat ini !" teriak Han Han kalap dari
repot memadamkan api yang membakar bajunya, sedangkan In In juga berusaha
memadamkan api yang membakar sepatunya. "Kalau kita bisa menerobos keluar,
api ini tak begitu berfaedah bagi mereka, karena di iuar masih turun salju deras
sekali ! "Tetapi kita tak bisa menerjang samharan minyak dan api itu, kalau sampai
tubuh kita kena percikan minyak itu, pasti api akan menyambar lebih bebat lagi..... dan kita benar-benar tak mungkin meloloskan diri, malah akan terbakar hiduphidup ! Oh, sungguh celaka orang-orang Sam Tiauw Boe Koan itu .....!" dan wajah
nona Thio pucat sekali, mereka seperti putus asa.
Api yang berkobar di dalam ruangan itu jadi semakin besar, hawa panas
meliputi kamar dan menyengat kulit kedua muda-mudi ini. Dalam waktu yang
singkat, api telah membakar habis mayat si kakek yang malang, bau sangit yang
merangsang penciuman Han Han dan In In menerjang menerobos masuk kehidung
mereka, sehingga Han Han dan nona Thio itu jadi batuk-batuk dan hampir pingsan
disebabkan tak bisa bernapas, terhalang oleh tebalnya asap yang membikin kepala
mereka jadi berat. Api masih terus berkobar, malah semakin besar, sebab minyak
masih terus menyembur masuk, membikin lantai kamar itu seperti dibanjiri oleh
403 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
minyak, menyebabkan api juga berkobar di lantai tersebut. Han Han dan In In jadi.
tambah gugup, lantai yang belum terkena siraman minyak sangat sedikit sekali,
dan kalau mereka masih tidak dapat menerobos keluar dalam waktu yang singkat,
maka lantai itu akan dipenuhi oleh genangan minyak dan dengan sendirinya api
juga akan memenuhi lantai itu, yang berarti juga mereka benar-benar akan terbakar
hidup-hidup .....! *Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
SEDANG Han Han dan nona Thio itu terancam bahaya kematian, tiba-tiba
terdengar suara jeritan yang mengenaskan sekali di luar kamar itu.
Beruntun sekali suara jeritan itu, dibarengi juga seruan kaget dan minyak
yang menyemprot ke dalam kamar jadi terhenti. Juga, di antara suara jeritan itu,
terdengar suara tertawa yang menyeramkan, yang bercampur aduk dengan suara
gaduh di luar kamar.. Sebetulnya Han Han dan In In hampir roboh pingsan, tetapi karena Lweekang mereka kuat sekali, maka sampai saat itu mereka masih dapat
mempertahankan diri. Dan, di kala melihat minyak yang menyemprot ke dalam
kamar telah terhenti dengan mendadak, walaupun api masih berkobar. Han Han
menarik tangan Thio In In dan melompat menerjang kepintu, kemudian menerobos
keluar. Waktu sampai di luar, Han Han dan In In tak memperdulikan orang-orang
yang ada di luar kamar dalam keadaan kalut, dan juga mereka tak mau mengambil
tahu dulu sebab apa orang-orang itu jadi kalut begitu, hanya Han Han dan nona
Thio telah menjatuhkan diri digundukan salju dan bergulingan di salju itu,
sehingga seketika itu juga api yang membakar pakaian mereka jadi padam. Setelah
itu barulah Han Han dan In In melompat bangun dan menyapu dengan mata
berkilat seluruh tempat itu dan bersiap-siap menantikan serangan yang tiba-tiba
dari orang-orang Sam Tiauw Boe Koan. Namun, mereka jadi heran, waktu mereka
melihat orang-orang Sam Tiauw Boe Koan bukanya mengepung mereka,
melainkan telah mengepung beberapa orang yang sedang mengamuk. Waktu
melihat orang-orang yang dikurung oleh Cioe Kat, Can Kat dan l.ioe Kat beserta
anak buahnya, Han Han jadi berseru kaget karena orang-orang yang sedang
dikepung itu tak lain adalah Pat-kwa Hiat-kui Han Swie Lim, ayahnya, beserta
keempat muridnya dan juga Han Hoe-jin, ibunya si pemuda she Han ini!
404 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Dengan mengeluarkan seruan murka, Han Han melompat menerjang dan
mengamuk dengan hebat. Cioe Kat telah melihat Han Han menerjang maju, dia
meneriaki kedua saudaranya dan mereka bertiga mengepung Han Han dan In In.
Pada pertama kali, karena sangat murka. Han Han telah mengamuk dengan
hebat, begitu juga In In, tetapi mereka tetap saja tak bisa menerobos barisan tin
dari Sam Coa Tinnya ketiga paman gurunya Wie Tiong Ham tersebut.
Tetapi, pada suatu ketika, di kala mereka sedang terdesak hebat dan Han
Han mendengar ayah-ibunya beserta keempat murid ayahnya itu tertawa keras
sekali. In In teringat sesuatu.
"Lao-tee ..... keluarkan Chit-cie-kun !" teriak si nona Thio dengan
bersemangat. Han Han seperti baru disadarkan dari tidurnya. Dengan cepat dia merubah
cara berkelahinya, maka tampak gerakannya jadi agak lambat.
Lioe Kat, Cioe Kat dan Can Kat yang melihat perobahan gerakan anak muda
itu yang jadi lambat, mereka jadi girang karena mereka duga Han Han tentu telah
letih. Tetapi untuk kagetnya ketiga orang itu sagera juga mereka merasakan
tekanan tenaga Han Han yang luar biasa kuatnya, mereka mulai bingung dan
memikirkan ilmu apa yang seding digunakan oleh Han Han. Mereka cepat-cepat
memperketat kepungan mereka. Tetapi kembali mereka jadi terkejut, setiap mereka
mengepung dan menyerang anak muda she Han itu, maka bayangan tubuh anak
muda itu seperti lenyap dan hati mereka jadi mencelos waktu merasakan angin
samberan pada punggung mereka masing-masing. Belum lagi mereka mengetahui
apa yang terjadi, telah terdengar suara 'duuukk-duuukk-duuukk !' yang nyaring
sekali, juga ketika paman guru Wie Tiong Ham segera merasakan punggung
mereka sakit sekali, pandangan mereka berkunang-kunang, dengan bersuara -uaaah --, mereka memuntahkan darah merah ! Kemudian disusul lagi dengan
rubuhnya tubuh ketiga paman gurunya Wie Tiong Ham, dan tak berkutik lagi,
mereka telah berangkat ke 'dunia barat', alias binasa di tangan Han Han tanpa
mengetahui dengan cara apa mereka dibinasakan !
Itulah kehebatan ilmu yang baru diciptakan oleh Han Han. Dalam satu jurus
dari Chit-cie-kun, dia sudah dapat membinasakan ketiga paman guru Wie Tiong
Ham ! In In yang melihat itu jadi melompat berjingkrak saking girangnya, dia
bertepuk tangan. "Hebat! Hebat kau Ciang-boenjin !"teriaknya.
405 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Han Han sendiri yang tak menduga hebatnya ilmu silat yang baru
diciptakannya itu, jadi berdiri bengong sesaat, dia menjublek di situ seperti juga
tak mendengar pujian dari In In. Begitu juga dia tak mendengar suara ketawa ayahibunya, murid- murid ayahnya dan seruan kaget dari orang-orang Sam Tiauw Boe
Koan yang melihat kematian Cioe Kat, Lioe Kat dan Can Kat.
Wie Tiong Ham sendiri waktu melihat kematian ketiga paman gurunya, dia
jadi murka, tetapi di samping itu dia juga jadi jeri dan dengan cepat dia memutar
tubuhnya dan melarikan diri.
Thio ln In yang sejak tadi melihat kelakuan orang she Wie itu, cepat-cepat
menjejakkan kakinya sambil membentak : "Mau lari kemana kau ?" dan tubuhnya
melesat oengan cepat mengejar Wie Tiong Ham, dalam -waktu yang singkat, dia
telah berada di belakang orang she Wie itu.
Wie Tiong Ham jadi tambah takut, dia jeri nanti Han Han juga ikut
mengejar. Maka dari itu, tanpa menunggu si nona Thio keburu menyerang
padanya, dia telah membalikkan tubuhnya dan menyerang dengan menggunakan
kedua tangannya secara berbareng, yang diincer ialah dada dan lambung si-nona
Thio yang ingin dihajar remuk.
In In jeli matanya, dia melibat gerakan orang, maka di saat tubuhnya sedang
melayang turun, dia telah mengayunkan tangannya saubil membentak
nyaring"Awas senjata !"
Wie Tiong Ham terkesiap, dia sampai membatalkan serangannya, dan
melompat mundur. Dia duga orang menyerang dirinya dengan menggunakan
senjata rahasia. Maka dari itu, di kala Tiong Ham sedang melompat mundur, In In
telah tiba di tanah kcmbali dengan selamat, Dan di saat itulah In In menyerang
dengan menggunakan tangan kanannya, dia menyerang dengan menggunakan jurus
'Pek Hauw Ciang' atau 'tangan harimau putih', maka hebat angin serangan itu.
Wie Tiong Ham sendiri sedang mendongkol karena dirinya kena digertak
oleh In In. Tadi In In tak melepaskan senjata rahasia, hanya karena Tiong Ham
menyerang dirinya dalam dua jurusan yang sulit untuk dielakkan, maka In In telah
menggunakan tipu itu. Maka waktu melihat In In telah menyeraag dtrinya, Tiong
Ham cepat-cepat menggerakkan tangannya menangkis, kemudian kakinya
menyapu, dengan 'Leng-coa Coan-sie-ciang' atau 'gerakan tangan sang ular" tangan
kirinya membarengi menyerang lagi kearah lambung In In.
406 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
In In gesit sekali, dia dapat mengelakkan serangan orang. Tetapi karena
Tiong Ham menyerang dengan kalap, maka si gadis she Thio tersebut jadi
kewalahan juga. Sedangkan Han Swie Lim dan yang lainnya repot menghadapi anak buah
Sam Tiauw Boe Koan, Han Han pada saat itu sudah tersadar dan di saat itulah dia
melihat In In sedang kewalahan menghadapi Tiong Ham, maka dengan cepat dia
menggerakkan kakinya, menjejak tanah, tubuhnya melesat, kemudian dengan cepat
sekali tubuhnya telah berada di dekat Tiong Ham. Tanpa sungkan-sungkan, Han
Han mengeluarkan satu jurus dari ilmu silat yang baru diciptakannya itu, yaitu
Chit-cie-kun, dan tangannya dengan telak menghantam punggung Tiong Ham.
Hebat jurus yang dikeluarkan oleh Han Han, karena Tiong Ham sendiri
karena diserang tanpa dia mengetahui kapan dirinya terhajar, sebab seketika itu
juga tubuhnya ambruk dan jiwanya melayang menghadap Giam-lo-ong !
Setelah melihat Tiong Ham roboh binasa, Han Han dan In In melompat
melabrak anak buah Tiong Ham, membantu Han Swie Lim, ayah Han Han,
Sebetulnya pada saat itu Han Swie Lim, Han Hoe-jin, dan keempat murid
Han Swie Lim tengah terdesak hebat, karena anak buah Sam Tiauw Boe Koan
sangat banyak sekali. Tetapi keenam orang tersebut bertempur sambil tertawatawa, pakaian mereka juga sudah tak keruan.
Begitu Han Han dan In In menceburkan diri di gelanggang pertempuran
tersebut, dan juga Han Han mengeluarkan jurus-jurus dari Chit-cie-kun, maka
beruntun roboh beberapa orang Sam Tiauw Boe Koan. Dalam dua jurus saja, Han
Han telah berhasil merobohkan tigapuluh orang anak buah Sam Tiauw Boe Koan
..... ! Dalam waktu yang singkat, hampir semua anak buah Tiong Ham kena
dirobohkan, tetapi sisanya yang ingin melarikan diri dengan ketakutan, telah
dicengkeram dan dibanting oleh Han Swie Lim sambil tertawa-tawa, begitu juga
Han Hoe-jin dan ke-empat murid orang she Han, yaitu Tang Siu Cauw, Hie Beng,
Hie Lay dan Soe Niang, telah ketawa-ketawa menyerang sisa orang Sam Tiauw
Boe Koan tersebut. Dan, dalam waktu yang singkat, semua orang Sam Tiang Boe Koan telah
dapat disapu bersih Baru saja Han Han ingin menubruk ibunya untuk memeluknya dengan
penuh perasaan rindu, tiba-tiba Han Swie Lim telah melompat dan menyerang Han
Han, sehingga mengejutkan anak muda she Han tersebut.
407 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Ayah ..... ini putramu .....! Ini Han Han !" teriak Han Han seperti orang
kalap, dan dia mau memeluk ayahnya.


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tetapi Han Swie Lim telah mengayunkan iangannya, karena Han Han tak
menangkis, maka dadanya terhajar telak.
"Duukkk! " tubuh Han Han terpental jatuh, In In cepat-cepat mencelat akan
menyerang Han Swie Lim, biarpun dia mengetahui, dengan kedatangan keenam
orang itu jiwa mereka berdua telah tertolong, telapi karena Han Swie Lim
menyerang Han Han, mau tak mau In In harus menyerang Han Swie Lim untuk
menghambat orang she Han itu menyerang Han Han lagi. Walaupun di hati si
gadis masih heran si anak muda memanggil Han Swie Lim sebagai ayahnya, toh In
In tidak mau memperdulikan hal itu yang penting dia menyelamatkan Han Han
dulu. Tetapi Han Swie Lim waktu berhasil memukul Han Han, dia jadi berdiri
menjublek sambil mengoceh tak keruan.
"Dia anakku " Dia Han Han ?" gumamnya dengan suara yang perlahan,
matanya jadi meredup. Akan tetapi, di saat Han Hoe-jin dan keempat muridnya menghampiri dia
sambil menari-nari, Han Swie Lim jadi tertawa lagi dengan tubuh tergoncang.
"Aha, Thian ingin bertamasya .....! Thian mau bertamasya ! Hayo, siapa
yang mau turut ?" dan Han Swie Lim menari-nari sambil tertawa-tawa.
Seketika itu juga In In segera memahami bahwa keenam orang yang tertawatawa dan menari-nari itu ternyata gila ! Malah, Han Swie Lim telah mengakui
dirinya sebagai Thian ! Dengan menimbulkan suara yang berisik sekali, keenam orang itu telah
menari-nari sambil tertawa, sampai akhirnya, di kala In In sedang memandang
menjublek kearah keenam orang itu, Han Swie Lim telah melompat mencelat
pergi, diikuti oleh Han Hoe-jin dan lain-lainnya.
Han Han yang kala itu sedang merangkak bangun, di kala melihat ayah
ibunya akan pergi, dia menjerit menyayatkan sambil melompat akan naengejar.
"Thia .....! Ibu! Ibu ini Han Han!" teriak anak muda she Han itu.
Tetapi Han Swie Lim dan yang lain-lainnya telah pergi jaub, hanya
terdengar suara tertawa mereka yang samar-samar, menandakan mereka telah pergi
jauh. Han Han membanting-banting kakinya, lalu setelah mengeluarkan keluhan
perlahan, dia roboh terjungkel, pingsan !
408 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Si nona Thio yang melihat keadaan Han Han jadi terperanjat, dia melompat
menghampiri dan memeriksa keadaan Han Han. Luka terbakar pada tubuh anak
mada she Han tak membahayakan, dia pingsan disebabkan goncangan jiwanya
yang hebat. Thio In In mengawasi wajah Han Han yang pucat pasi, dia menghela napas
..... Salju masih terus turun dengan deras dan hawa udara sangat dingin sekali .....!
Setelah menghela napas berulang kali, In In akhirnya menggendong tubuh
anak muda she Han itu, yang akan dibawanya pulang ke rumah penginepan
mereka. Di dalam udara yang begitu dingin, di mana salju turun dengan deras, juga
sudah menjelang kentongan yang keempat, jalanan sangat sepi sekali, tak ada
seorang manusiapun. Hal ini membuat Thio In In leluasa menggotong tubuh anak
muda she Han yang pingsan itu ...... Dengan mengerahkan Ginkangnya, nona Thio
berlari-lari menuju ke hotelnya. .....!
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 29 WAKTU Han Han membuka matanya didapati dirinya telah berada di
pembaringan, tubuhnya ditutupi oleh selimut yang tebal. Dia berada di sebuah
kamar yang hangat. Pertama-tama yang dipanggil oleh Han Han adalah ayahibunya, dia seperti juga orang yang sedang mengigau.
Tiba-tiba Han Han merasakan sebuah tangan yang halus-lembut mengusap
keningnya. "Tenanglah Lau-tee ..... !" didengarnya suara In In yang halus dan lembut,
Si anak muda jadi kaget, dia jadi tersadar sepenuhnya.
"Eh, tempat apa ini" Mengapa aku berada di sini " Apakah aku mengimpi ?"
tanya Han Han bingung. Thio In In yang memang duduk di tepi pembaringan, jadi tersenyum.
"Tenanglah..... ini kamarmu di rumah penginapan kita!" kata In In
menerangkan."Tenanglah ..... nanti seluruhnya akan kuceritakan padamu !"
Han Han mau melompat turun, tetapi In In telah menekan pundaknya.
"Rebahlah dulu ..... kau jangan terlalu banyak bergerak.
409 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Han Han baru merasakan sesuatu keanehan di dirinya waktu dia
menggerakkan tubuhnya itu. Rasa nyeri meliputi seluruh tubuhnya. Cepat-cepat dia
menunduk melihat keadaan tangan dan pundaknya, yang dipenuhi oleh obatobatan.
Seketika itu juga dia baru teringat bahwa dia telah menggempur gedung Sam
Tiauw Boe Koan dan karena diserang oleh minyak api, maka dirinya telah luka
terbakar di makan oleh kobaran api. Dia juga teringat kepada ayah-ibunya dan
keempat murid ayahnya. "Ma ..... mana ayah-ibuku ?" tanya Han Han bingung. Suaranya tergetar dan
matanya juga mencilak menjalari seluruh ruangan tersebut.
In In jadi bingung. "Ayah-ibumu T' tanyanya heran. "Yang mana ayah ibumu ?"
"Yang telah datang menolongi kita dari kepungan api orang-orang Sam
Tiauw Boe Koan!" menerangkan Han Han sambil berusaha duduk.
"Oh ..... keenam ..... keenam orang gila itu " " tanya In In bingung.
Tiba-tiba wajah Han Han jadi berubah bengis merah padam, dia
mencengkeram bahu nona Thio.
"Apa ..... apa kau bilang " " tanyanya dengan suara yany bengis. "Kau .....
kau mengatakan mereka orang-orang gila ?"
Thio In In jadi terkejut, wajahnya sampai pucat, dia merasakan pundakaya
sakit sekali, sampai mengeluh perlahan.
Han Han tersadar dengan cepat waktu melihat wajah Thio In In dan dia jadi
terkejut waktu menyadari apa yang telah dilakukannya. Cepat-cepat dia meminta
maaf. Thio In In tak marah, dia malah menghibur anak muda she Han itu. Dan,
berkat hiburan Thio In In, walaupun masih bersedih mengingat keadaan ayah dan
ibunya beserta keempat murid ayahnya yang telah gila semua, toh Han Han
terhibur juga. Setelah menghibur sesaat lamanya, In Ia kembali ke dalam kamarnya untuk
mengaso. Seperginya nona Thio, Han Han jadi rebah dengan otak berputar. Selama
beberapa tahun dia telah mengembara terkatung-katung dan dididik oleh ketujuh
jago silat yang luar biasa, yang masing-masing telah menurunkan ilmu silat mereka
.....! Tetapi, biarpun begitu Han Han masih belum puas, karena belum dapat
berkumpul dengan ayah-ibunya dan keempat murid ayahnya itu.
410 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Anak muda she Han ini jadi mengambil keputusan, nanti setelah menghadiri
pesta ulang tahun yang keenam-puluh tujuh dari jago Wong Tie Hian, yang
menjagoi daerah Kang-lam menurut perintah Khu Sin Hoo, kemudian nanti
menghadapi Po Po Siat seperti apa yang telah dijanjikan oleh Khu Sin Hoo pada
lima tahun yang lalu dengan. Po Po Siat itu ..... maka setelah semuanya itu beres,
Han Han bermaksud untuk mencari keluarganya dan berkumpul dengan ayahibunya itu, walaupun mereka telah gila ...... Nanti secara perlahan-lahan baru dia
mencari balas pada Thio See Ciang itu Kauw-coe Pek Bwee Kauw yang telah
membikin hancur rumah tangganya ......
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
KALAU sedang musim dingin, maka hujan salju turun terus menerus, dari
pagi sampai malam, sampai pagi lagi, salju tetap turun dengan hawa yang dingin
luar biasa. Dalam cuaca yang begitu buruk, jarang orang melakukan perjalanan.
Pedagangpun jarang keliar kota, karena dalam musim denikian, mereka beristirahat
di rumah bersama anak isterinya.
Tetapi, Han Han dan Thio In In telah melakukan perjalanan di dalam
turunnya hujan salju. Hal ini disebabkan pesta ulang tahun dari jago Kanglam
Wong Tie Hian telah hamp tiba. Maka, atas desakan Han Han, Thio In In jadi mau
melakukan perjalanan. Mereka melakukan perjalanan dengan memakai baju mantel
yang tebal juga menggunakan dua ekor kuda sebagai binatang tunggangan masingmasing.
Berhari-hari mereka melakukan perjalanannya akhirnya mereka tiba di
kampung Tiang-siang-chung, sebuah kampung yang terpisah lima lie dari tempat
tinggal Wong Tie Hian. Dan, di jalan yang menuju ketempat tinggal Wong Tie Hian, Han Han dan In
In sering menjumpai orang yang berpakaian seperti jago-jago di rimba persilatan.
Dan mungkin orang-orang itu ingin mengunjungi pesta ulang tahun jago she Wong
itu. Di kampung Tiang-siang-chung, Han Han dan In In beristirahat dulu,
mereka bermaksud bermalam satu malam di kampung ini karena pesta ulang tahun
Wong Tie Hian masih tertinggal empat hari lagi.
Mereka memilih sebuah rumah penginapan yang cukup besar dan bersih di
kampung tersebut. Waktu mereka memasuki rumah penginapan itu, di dalamnya
411 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
telah berkumpul banyak orang-orang dari rimba persilatan. Kedatangan kedua
muda-mudi ini tak banyak menarik perhatian orang-orang yang sudah ada di dalam
rumah penginapan tersebut, karena In In juga menyamar sebagai seorang
"pemuda." Seorang pelayan menyambut kedatangan Han Han dan In In.
"Berikan kami dua buah kamar yang bersih !" pinta Han Han pada pelayan
itu. Si pelayan mengiyakan, kemudian mengajak mereka keloteng, di mana
masing-masing diberikan sebuah kamar. Waktu menaiki tangga loteng itu, tiba-tiba
sikap Thio In In jadi gugup sekali, wajahnya berubah aneh sekali dan cepat-cepat
menyelinap ke belakang si pelayan, lalu cepat-cepat menaiki undakan tangga
loteng tersebut. Semua kelakuan si gadis tak bisa terlepas dari mata Han Han. Anak muda
she Han jadi heran berbareng bingung.
"Mengapa Cie-cie bersikap begitu?" pikirnya. Apakah dia melihat ada
musuhnya di dalam ruangan ini ?" Dan, Han Han menatap seluruh ruangan itu
sekilas, dia melihat orang-orang yang terdiri dari bermacam ragam dan pakaian
mereka juga ber-macam-macam tetapi semuanya menunjukkan bahwa orang-orang
itu adalah orang-orang dari rimba persilatan, dari kalangan Kangouw. Han Han
mengikuti si pelayan menaiki undakan tangga dan tak memperdulikan orang-orang
yang berada di ruangan bawah loteng.
Ketika telah berada di dalam kamar. Han Han masih memikirkan sikap Thio
In In yang aneh dan luar biasa itu, dia jadi tak habis mengerti. Maka dari itu,
saking tak bisa menahan perasaannya, dia jadi keluar dari dalam kamarnya dan
menuju kekamar si gadis she Thio itu.
Waktu sampai di muka kamar si nona Thio, Han Han jadi berdiri ragu. Dia
tak lantas mengetuk pintu tersebut. Didengarnya samar sekali didalam kamar itu si
nona Thio menarik napas. Han Han jadi tambah heran, rasa ingin tahunya jadi semakin besar dan
mandesak dirinya. Maka, diketuknya pintu itu.
Tak lantas terdengar penyahutan dari nona Thio itu, keadaan hening sekali,
hanya terdengar suara yang berisik dari orang-orang yang berada di bawah loteng.
Han Han mengetuk lagi daun pintu itu. "Siapa ?" terdengar nona Thio
bertanya dengan suara yang tergetar.
412 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Cie-cie ..... bukalah pintumu ini, aku ingin membicarakan sesuatu
denganmu !" menyahuti Han Han cepat.
Terdengar Thio In In menghembuskan napasnya dalam-dalam, kemudian
Han Han mendengar suara langkah kaki nona Thio itu. Waktu pintu terbuka, Han
Han masih sempat melihat wajah si gadis yang agak pucat. Tetapi Han Han tak
menanyakan hal itu, dia masuk ke dalam kamar si gadis dengan pura-pura tak
melihat wajah nona Thio yang agak luar biasa itu.
Thio In In telah menutup pintu karnarnya lagi, dia memutar tubuhnya sambil
memandang Han Han yang kala itu sudah duduk dikursi.
"Ada apa Lao-tee ?" tanya si gadis waktu dilihatnya Han Han masih berdiam
diri saja. Han Han agak sulit untuk memulai pertanyaannya, dia menatap si gadis Thio
itu dan kemudian menundukkan kepalanya.
"Cie-cie ..... aku ingin menanyakan sesuatu padamu, tetapi aku takut nanti
kau marah dan tersinggung .....!" kata anak muda she Han dengan suara yang
perlahan. Thio In In mengerutkan alisnya.
"Kenapa kau Lao-tee ?" tanyanya heran.
"Sebetulnya apa yang terjadi di dirimu " " Han Han menghela napas,
"Sebetulnya ini hanya soal kecil saja, tetapi aku kuatir Cie-cie sedang menghadapi
kesulitan dan membutuhkan pertolonganku !" kata Han Han sambil menatap In In
dalam. Si nona Thio berubah wajahnya, dia menundukan kepalanya dan wajahnya
itu guram sekali. "Tadi waktu memasuki rumah penginapan ini kulihat sikapmu agak aneh,
apakah kau menemui salah seorang musuhmu, cie-cie ?" tanya Han Han ketika
dihhamya orang berdiam diri.
Thio In In mengangkat kepalanya, dia menghela napas. Tetapi dia tidak
lantas menyahuti, kemudian dia menghampiri kursi yang lainnya dan duduk di situ.
"Katakanlah cie-cie kesulilanmu ..... mungkin adikmu bisa menolongmu !"
desak Han Han. Tiba-tiba Ia In mengangkat kepalanya, dia tertawa. Wajahnya telah berubah
cerah berseri-seri. "Kau aneh Lao-tee ! " katanya kemudian. "Mengapa kau bisa mempunyai
dugaan begitu " Padahal aku membawa sikap yang biasa, tak ada perobahan pada
413 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
diriku, atau mungkin juga kau terlalu was-was dan terlalu memperhatikan diriku,
sehingga kau menduga aku mengalami sesuatu kesulitan " "
Han Han jadi mengerutkan alisnya, dia tahu bahwa si gadis sedang berdusta.
Rupanya In In keberatan untuk menceritakan kesulitannya itu. Maka ketawa untuk
melenyapkan kekakuan di antara mereka.
"Ya, ya, mungkin aku yang terlalu menguatirkan keadaaamu, cie-cie!"
katauya mengalah. "Atau mungkin juga aku yang salah lihat tadi !"
Nona Thio juga tertawa, dia tak mengatakan apa-apa.
Han Han jadi tak enak hati berdiam lama-lama di kamar si gadis. Maka dari
itu, setelah bercakap-cajap sesaat lamanya, dia meminta diri untuk kembali ke
kamarnya. Waktu telah berada di dalam kamarnya kembali, Han Han jadi memutar
otak. Terang-terangan tadi dia melihat perobahan wajah In In waktu dia sedang
mau menaiki undakan tangga dan sikapnya tampak agak gugup, malah jelas Han
Han melihat wajah si gadis yang berubah muram, mengapa In In malah
mengatakan tak ada sesuatu yang tak terjadi " Tadinya Han Han mau menduga In
In menemui salah seorang musuhnya di dalam rumah penginapan ini, tetapi dugaan
itu jadi lenyap. Kalau memang In In betul menghadapi musuhnya, pasti dia akan
memberitahukan pada Han Han dan mereka dapat bekerja sama. Tetapi anehnya
sekarang nona Thio itu malah merahasiakannya, maka hal itu benar-benar aneh dan
tak dimengerti oleh Han Han. Semakin lama bergaul dengan Thio In In, dia jadi
merasakan banyak keanehan terdapat di diri gadis itu. Suatu keanehan yang sukar
untuk dipecahkan ...... Malam itu Han Han tak dapat tidur, dia guIak-gulik di
pembaringannya dengan pikiran bercabang-cabang ..... Dan yang membikinnya tak
mengerti, mengapa dia selalu jadi memikirkan diri Thio In In, itu cie-cie angkatnya
" Mengapa " Apakah dia telah jatuh cinta pada In In "
Memikir begitu, muka Han Han dirasakan sangat panas dan berubah merah
padam. Dia bersytikur di dalam kamar itu hanya ada dia seorang diri, coba kalau
ada yang melihat perobahan wajahnya dan mengetahui isi hatinya, betapa likatnya
dia. Malah dalam hati Han Han telah menggumam: "Akh, mengapa aku sampai
mempunyai pikiran begitu " Bukankah Cie-cie menyayangiku dengan setulus hati"
Kebaikan cie-cie yang sudah mau mengangkat saudara dengan diriku benar-benar
suatu budi yang tak bisa dilupakan, mengapa sekarang aku mempunyai pikiran
yang yang menyeleweng " Malah ..... urusan besar yang dibebankan oleh guruguruku masih belum selesai dan keluargaku masih kacau tak keruan rimbanya,
414 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
mana boleh aku memikirkan soal cinta"!" dan disebabkan dia berpikir demikian,
maka si penuda tersebut jadi agak tenang, dan akhirnya dia dapat tertidur jaga .....
walaupun di dalam tidurnya itu dia bermimpi mencium pipi Thio In In, itu cie-cie
angkatnya .....! *Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
HAN HAN jadi terbangun dengan terkejut waktu pendengarannya yang
tajam dapat menangkap suara yang luar biasa di atas kamarnya.


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan cepat Han Han melompat turun dari pembaringannya dan berdiri di
dekat jendela, dari mana dia dapat melihat keluar melalui lobang-lobang yang
banyak terdapat di jendela itu. Dilihatnya sesosok bayangan melompat turun dari
atas genting, kemudian menghampiri ke arah kamar Han Han.
Hal itu membikin anak muda she Han tersebut jadi heran, siapakah orang
asing itu yang rupanya ingin menyatroni dirinya " Han Han mementang matanya
lebar-lebar tetapi dia tak bisa melihat wajah orang itu, karena orang itu memakai
topeng yang berwarna merah, sehingga wajahnya tertutup. Hanya yang menambah
keheranan anak muda she Han itu, gerakan orang tersebut gesit sekail, sehingga
dapat diduga kepandaian oraug itu cukup tinggi.
Han Han cepat-cepat menyelinap kesamping jendela waktu orang itu sudah
lebih mendekati jendelanya, tetapi Han Han masih tetap memasang mata.
Dilihatnya orang itu mengintip ke dalam kamarnya. Terdengar orang
tersebut menghela napas. Han Han tahu, orang itu tentu kecewa, karena pada saat
itu kamar Han Han sangat gelap tak ada penerangan, sehingga orasg itu tak
mungkin dapat melihat keadaan dalam kamarnya.
Han Han memperhatikan terus gerak-gerik orang itu, dia jadi ingin
mengetahui apa maksud orang itu mengintip dan mengintai kamarnya. Sebetulnya
Han Han memergoki orang itu dan mencekuknya, tetapi ditahan maksud hatinya
itu. Hanya, Han Han mengawasi terus kelakuan orang. Yang mengherankan hati
Han Han, pada saat itu salju masih turun dengan derasnya, tetapi orang itu masih
berdiri menjublek dibawah hujan salju.
Terdengar orang bertopeng itu telah menghela napas lagi. Kemudian setelah
menundukkan kepalanya mengintip di lobang jendela, orang itu lalu memutar
tubuhnya berlalu. 415 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Han Han tambah tertarik, dia cepat-cepat meringkaskan pakaiannya,
kemudian melompat keluar dari jendela dan mengejar orang itu untuK
membuntutinya. Orang itu bukan keluar dari rumah penginapan, hanya melompati
pekarangan yang sebelah kanan, kemudian menuju ke sebuah kamar. Di mana
orang tersebut menghampiri kamar itu dengan langkah kaki berindap-indap.
Han Han menguntit terus orang itu, dia telah bersembunyi di atas pohon
yang terdapat di dekat tempat itu, sehingga dia leluasa mengawasi tindak-tanduk
orang itu. Gin-kang Han Han telah mencapai puncak kesempurnaan, sehingga dia
dapat bergerak dengan ringan tanpa diketahui oleh orang yang dikuntitnya.
Orang bertopeng itu telah menurdukkan kepalanya dan agak
membungkukkan tubuhnya untuk mengintip ke dalam kamar itu. Tetapi, begitu dia
mengintai kedalam, begitu terdengar suara bentakan "Siapa "!"
Dari gerakan tubuh orang itu yang melompat keluar seorang anak muda
yang berpakaian serba putih, bajunya ringkas sekali, hawa dingin dari hujan salju
seperti tak dirasakannya.
"Berhenti !" teriak anak muda yang baru keluar dari kamarnya. Dan, dia
bukan hanya membentak, tapi tangannya telah bergerak melemparkan senjata
rahasia. Senjata rahasia itu menyambar dengan cepat ke arah orang bertopeng, yang
berusaha melarikan diri, dan terpaksa orang bertopeng itu mengelakkan senjata
rahasia yang menyamber kearahnya. Disebabkan dia berkelit, gerakkan tubuhnya
jadi terhambat dan dengan sendirinya dia jadi kena dicandak oleh anak muda yang
baru keluar dari kamar itu.
"Siapa kau?" bentak anak muda itu waktu orang bertopeng tersebut tak bisa
melarikan diri lagi. "Mau apa kau mengintai kamarku?"
Orang bertopeng itu mendengus, matanya yang tak tertutup oleh topengnya
itu berkilat tajam. "Ada hak apa kau melarang aku pergi kemana kusukai?" balas tegur orang
itu. Anak muda berpakaian serba putih jadi melengak, wajahnya jadi berubah.
"Eh ..... kau?" tergetar suaranya.
Tetapi orang bertopeng itu telah menggunakan kesempatan memutar
tubuhnya dan melarikan diri.
416 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Han Han yang menyaksikan dari atas pohon, jadi tambah heran. Bukan
kamar pemuda berbaju putih itu saja yang diintai oleh orang bertopeng, tetapi
kamar Han Han juga tadi diintainya. Apakah orang bertopeng itu sedang mencari
seseorang" Sedangkan anak muda berpakaian serba putih, jadi terkejut waktu melihat
orang bertopeng itu akan melarikan diri. Dia menjejakkan kakinya mencelat
mengejar. Kepandaian kedua orang itu berimbang, tetapi pada suatu waktu, anak
muda itu menggertak dengan sambitan senjata rahasia, sehingga terpaksa orang
bertopeng itu menghentikan larinya dan berkelit dari sambaran senjata rahasia.
Dan, disebabkan itulah maka dia kena dicandak kembali oleh anak muda berbaju
putih. Selama itu Han Han tetap menguntit.
"Kau ..... kau ..... apakah kau In-moy?" tegur anak muda berbaju putih itu.
"Hmmm ..... !" orang bertopeng itu mendengus, matanya mencilak,
kemudian tanpa berkata, dia memutar tubuhnya dan akan melarikan diri lagi.
Anak muda berbaju putih itu terkejut, dia menjejakkan kakinya, dia
menjambret lengan orang bertopeng itu.
"In-moy .....! Bukankah kau?" tegurnya sambil berusaha menjambret topeng
orang dengan menggunakan tangan kirinya.
Tetapi orang bertopeng itu cukup gesit, dia mengelakkan jambretan tangan
anak muda berbaju putih, kemudian dia membalikkan tubuhnya akan berlari lagi.
Anak muda berbaju putih itu jadi semakin yakin, bahwa orang bertopeng itu
pasti In-moynya ....., maka dari itu cepat-cepat dia mengejarnya lagi, sehingga
mereka jadi main kejar-kejaran dan tanpa mereka sadari, mereka telah berlari
keluar dari rumah penginapan cukup jauh ..... juga udara dingin dari hujan salju itu
seperti tak dirasakan oleh orang bertopeng dan anak muda berpakaian serba putih.
Sebetulnya Han Han sudah ingin kembali kekamarnya dan tak bermaksud
menguntit terus, tetapi waktu menyaksikan bagaimana orang bertopeng itu
mengelakkan jambretan anak muda berbaju putih itu dengan gerakkan yang
mudah, Han Han merasakan pernah melihat gerakkan semacam itu, sehingga
bayangan seseorang jadi membayang dikelopak matanya dan waktu dilihatnya
orang bertopeng dan anak muda berpakaian serba putih itu saling kejar mengejar
lagi, Han Han jadi menguntit terus.
"Apakah dia "!" pikir Han Han waktu dia mengejar untuk menguntit. "Tetapi
..... kalau dia mengapa dia harus mengintai kekamar-kamar orang lain" Apa
417 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
maksudnya?" dan Han Han benar-benar heran dan tak mengerti, dia jadi bingung.
Untuk sesaat dia masih menguntit terus.
Tiba-tiba suatu ingatan kembali menyelinap ke dalam kepalanya, maka
dengan cepat dia membalikkan tubuhnya dan kembali ke rumah penginapan. Dia
langsung menuju ke kamar Thio In In, Diketuknya pintu kamar.
Tak ada penyahutan. Hati Han Han jadi berdebar.
"Akh ..... dia tak ada dikamarnya ?" gumam Han Han dengan hati yang
bertambah bingung. "Apakah dia itu, adalah Cie-cie ?" dan yang dimaksud oleh
Han Hai dengan 'dia', adalah orang bertopeng itu. Han Han penasaran sekali,
diketuknya lagi pintu kamar Thio In ln, tetapi tak terdengar sahutan dari dalam.
Dengan kesal Han Han memutar tubuhnya, dia bermaksud kembali ke
kamarnya. Tetapi, mata Han Han yang jeli dapat melihat sesosok bayangan
berkelebat didekat kamar itu, gesit sekali bayangan itu. Maka dengan cepat Han
Han melompat mengejar. Waktu sudah dekat, ternyata bayangan itu orang
bertopeng tadi. Di belakangnya masih mengejar anak muda berbaju putih.
"Dugaanku mengenai orang bertopeng itu mungkin benar mungkin juga
tidak. Tetapi ..... kalau memang ternyata orang bertopeng itu memang 'dia',
bukankah aku memandangi saja 'dia' mengalami kecelakaan di tangan anak muda
berbaju putih itu" Ach, lebih baiK aku turun tangan untuk menghalang-halangi
anak muda berbaju putih itu menurunkan tangan jahat .....!" dan karena berpikir
begitu, Han Han mengempos semangatnya dan dengan tiga kali menjejakan
kakinya, dia telah melambung tinggi dan tahu-tahu telah berada di belakang anak
muda berbaju putih. Tetapi Han Han tak lantas berhenti menghadang, dia menjejakan kakinya
lagi, tubuhnya mencelat lagi dengan kegesitan yang luar biasa melampaui orang
bertopeng dan anak muda berbaju putih itu. Hanya sebelum berlari menghilang, di
saat dia sedang melewati anak muda berbaju putih itu, dia mengulurkan tangannya
dan menepuk punggung anak muda berbaju putih itu agak keras, sehingga
menimbulkan suara 'dukkk' yang nyaring, kemudian tampak tubuh si-anak muda
berbaju putih terjungkal. Orang bertopeng terus juga berlari dan dihatinya dia
berterima kasih pada sesosok bayangan yang sukar dilihat wajahnya, karena
sesosok bayangan itulah yang telah menolongnya. Karena anak muda berbaju putih
itu terjungkal dan terguling disalju maka dengan mudah orang bertopeng itu
terlolos dari kejaran, anak muda berbaju putih itu. Malah waktu anak muda berbaju
418 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
putih itu telah bangun, di sekelilingnya sangat sepi. Dia jadi mendongkol
berbareng heran karena dia mengetahui benar bahwa ada orang yang menolong si
pemakai topeng itu, hanya disebabkan gerakan orang yang memberikan
pertolongan pada orang bertopeng itu maka anak muda berbaju putih itu tak bisa
melihat wajahnya. Pada saat itu salju masih turun, udara dingin sekali. Tubuh anak muda
berbaju putih agak menggigil, dan dia memutar tubuhnya untuk kembali ke dalam
kamarnya. Di dalam hatinya, dia memaki kalang kabut-an, tetapi untuk mencari
dan mengejar bayangan yang telah menoloagi dan membantu orang bertopeng itu,
maka si-anak muda berbaju putih jeri dan dia mengetahui benar, kalau tadi orang
asing itu bermaksud mencelakai dirinya atau memaui jiwanya, niscaya padi saat ini
anak muda berbaju putih itu telah tak bernapas dan terbujur disalju .....! Mengingat
itu, mengingat kepandaian orang lihai luar biasa dan sukar diukur, anak muda
berbaju putih tadi jadi menggigil .....dan waktu sampai di kamarnya, dia memeriksa
seluruh kamarnya dan anak muda berbaju putih itu memperoleh kenyataan tak ada
satupun barangnya yang lenyap. Maka setelah mengunci jendela dan daun pintu
rapat-rapat, anak muda berbaju putih itu merebahkan dirinya di pembaringan
dengan hati gelisah ......
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
HAN HAN sendiri waktu telah lari melewati anak muda berbaju putih, dia
memutar tubuhnya dan berlari kearah jurusan utara, dia menpambil jalan yang
menikung begitu disebabkan anak muda she Han tersebut ingin menghadang orang
bertopeng yang diketahui oleh Han Han melarikan diri dengan mengambil jalan
itu, Dan, benar saja, baru saja Han Han berlari sesaat lamanya, tampak di
kejauhan orang bertopeng sedang berlari menuju ke arahnya. Cepat-cepat Han Han
menghadang di hadapan orang bertopeng itu.
Orang bertopeng itu waktu melihat Han Han yang muncul dengan tiba-tiba
di depannya, dia jadi mengeluarkan seruan kaget dan memutar tubuhnya untuk
melarikan diri lagi. Tampaknya dia ketakutan untuk bertemu dengan Han Han.
Melihat kelakuan orang, Han Han mendengus, dia ketawa tawar. Kemudian
dengan menjejakkan kakinya, Han Han mencelat mengejar, dia mengerahkan Ginkangnya, sehingga tubuhnya mencelat bagaikan terbang.
419 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Orang bertopeng itu jadi mengeluarkan seruan kaget waktu mengetahui Han
Han, telah berada dekat di belakangnya, dia mengerahkan tenaganya untuk
melarikan diri secepat mungkin, tetapi toh akhirnya ia merasakan siliran angin
yang melalui sisi dirinya, orang bertopeng itu jadi mengeluh, karena segera juga
dia mengetahui Han Han telah menghadang di hadapannya.
"Ciecie .....!" kata Han Han dengan suara yang nyaring dan anak muda she
Han ini ketawa lebar. "Mengapa kau harus menyamar begitu macam dan
tampaknya takut sekali bertemu denganku ?"
Orang bertopeng itu mendengus, matanya yang tak tertutup oleh topengnya
mencilak. "Siapa cie-ciemu ?" tegurnya dengan suara yang dingin.
Han Han ketawa lagi. "Jangan begitu Cie cie ..... apakah di hadapan adikmu ini kau masih mau
pura-pura sebagai orang lain ?" kata Han Han cepat.
"Hmmm ..... siapa yang mau pura-pura terhadapmu ?" tanya orang bertopeng
itu dingin. "Lebih baik kau cepat-cepat menggelinding dari hadapanku !"
Han Han jadi melengak. "Heh ..... kau benar-benar bukan Cie-cie ku ?" tanyanya sambil mengawasi
dengan tajam, seakan-akan ingin menembusi topeng orang dengan sorot matanya
itu. "Apakah kau benar-benar bukan Cie-cie Thio In In?"
Orang bertopeng itu kembali mendengus.
"Kenapa kau seperti orang gila datang-datang memaksa diriku agar
mengakui aku ini sebagai enciemu itu "!" tanya orang itu dingin, nyata dia tak
senang. "Cepat enyah dari hadapanku .....!"
"Tetapi ..... " dan Han Han mengawasi potongan tubuh orang bertopeng itu,
dihhatnya tubuh orang itu mempunyai potongan yang sama dengan potongan tubuh
Thio In in, maka Han Han tambah yakin, orang bertopeng ini pasti Thio In In. Apa
lagi kalau di dengar suaranya, yang cara-cara berkatanya sama dengan Thio In In.
Hanya .....yang membikin Han Han tak mengerti, mengapa gadis she Thio itu
seperti ingin menghindarkan diri dan padanya ..... padahal kalau memang Han Han
mengingini untuk menjambret topeng orang, hal itu sama mudahnya dengan
membalikkan telapak tangannya sendiri, tetapi Han Han takut kalau orang itu
benar-benar Thio In In dan disebabkan terbuka topengnya itu, si nona Thio jadi
tersinggung. Maka dari itu, Han Han jadi tambah bingung.
"Kau mau menyingkir tidak ?" bentak orang bertopeng itu lagi.
420 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Han Han menghela napas, dia menatap sekali pada orang bertopeng itu,
kemudian tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia memutar tubuhnya dan berlalu
..... orang bertopeng itu jadi berdiri menjublek ditempatnya mengawasi orang
berlalu, sampai akhirnya bayangan Han Han lenyap. Orang bertopeng itu menghela
napas, dia melangkah perlahan-lahan menyusuri jalan itu ..... seakan-akan ada yang
mengganggu pikirannya dan sedang dipikirkannya. Malah waktu dia menarik
napas lagi, tarikan napasnya itu sangat menyedihkan, dan akhirnya orang
bertopeng itu menyenderkan tubuhnya di sebuah batang pohon yang terdapat di
dekat situ, kemudian matanya memandang jauh dengan sorot mata yang hampa .....
mengandung kesedihan yang sangat.
Lama juga orang bertopeng itu berdiri menyender di pongkot pohon, sampai
di suatu ketika dengan tiba-tiba, orang bertopeng itu menjerit dengan suara
menyayatkan dan tubuhnya menceiat tinggi, kemudian berlari-lari dengan cspat .....
seakan-akan ingin melampiaskan perasaan yang mengganjel di hatinya. Bayangan
orang bertopeng itu lenyap di tikungan, dan hujan salju masih terus turun dengan
deras ..... *Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 30 SAMPAI menjelang pagi, Han Han masih tak dapat tertidur, dia golak-golik
di pembaringannya mendengarkan salju yang turun menimpa genting kamarnya.
Yang membuatnya tak mengerti, mengapa orang bertopeng itu tampaknya
takut sekali terhadapnya, takut kalau sampai topengnya itu terbuka dan terlihat
wajahnya. Dan, menurut dugaan Han Han orang bertopeng itu adalah Thio In In,
tetapi mengapa dia malah menyangkalaya " Mengapa" Bukankah kalau memang
orang bertopeng itu benar Thio ln In dan menemui kesulitan menghadapi anak
muda berbaju putih itu, bukankah Han Han dapat membaniunya "! Mengapa malah
orang bertopeng itu sungkan mengakui dirinya yang sebenarnya " Dan kalau orang
bertopeng itu benar-benar bukan Thio In In, lalu kemana nona Thio itu " Mengapa
dia tak berada di dalam kamarnya"
Kepala Han Han benar-benar pusing, dia tak mengerti dan tak habis pikir
menghadapi peristiwa semacam ini.
421 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Di kala menjelang fajar, anak muda she Han ini melompat turun dari
pembaringannya, dia mencuci muka, lalu bersalin pakaian, kemudian keluar dari
kamarnya, menuju kekamar Thio In In.
Pintu kamar nona Thio itu masih tertutup rapat, juga tamu-tamu di rumah
penginapan tersebut masih mengeram di dalam kamar masing-masing, karena
hawa udara begitu buruk dan dingin sekali.
Han Han mengetuk pintu kamar nona Thio pertama kali tak ada penyahutan,
tetapi waktu Han Han mengetuk untuk kedua kalinya terdengar nona Thio In In
menanya : "Siapa "!"
"Aku Cie-cie .....!" menyahuti Han Han cepat.


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lama juga Han Han menanti dimuka kamar itu, sampai akhirnya didengar
langkah kaki nona Thio itu dan pintu terbuka.
"Ada apa, Lao-tee ?" tanya In In sambil mengawasi Han Han dengan mata
yang agak sipit, karena rupanya gadis she Thio tersebut baru terbangun dari
tidurnya. "Aku ingin mengganggumu sebentar Cie-cie !" kata Han Han cepat. "Boleh
aku masuk ?" Wajah nona Thio jadi berubah merah.
"Tunggu sebentar !" katanya sambil menutup pintu itu kembali. "Aku ingin
menyalin pakaian dulu !"
Han Han menunggu sesaat di depan kamar In In, didengarnya gadis itu
sedang memakai bajunya. Tak lama kemudian pintu terbuka kembali.
"Masuklah Lao-tee ..... rupanya ada urusan yang penting sampai pagi-pagi
begini kau telah membangunkan aku !" kata In In sambil tersenyum, rambutnya
telah tergulung rapi h dan wajahnya juga bersih sekali, rupanya dia sudah mencuci
muka. Han Han mengangguk. "Semalam ada peristiwa yang aneh, Cie-cie !" menerangkan Han Han sambil
melangkah masuk ke dalam kamar si nona Thio.
"Heh ..... peristiwa aneh ?" tanya In In sambil menutup pintu kamarnya,
wajahnya menunjukkan keheranan yang sangat. "Mengapa pada waktu itu kau tak
membangunkan aku, Lao-tee " "
Han Han tersenyum. "Dengarlah Cie-cie ..... semalam ada seseorang yang mencurigakan dan telah
mengintip kamarku, maka aku telah menguntitnya dan ternyata orang itu bukan
422 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
hanya mengintai kamarku, malah dia telah mengintai kamar seseorang lainnya,
yaitu anak muda yang menempati kamar di hotel ini di-bagian timur !" setelah
berkata begitu, Han Han mengawasi wajah si gadis, dia ingin melihat perobahan di
wajah In In. Tetapi, wajah si gadis tak berobah sedikitpun, dia malah menunjukkan
wajah yang keheranan. "Apakah ada kejadian yang begitu aneh?" tanya In In kemudian. "Mengapa
kau tak menangkap saja orang itu " "
Han Han jadi heran juga melihat ketenangan si gadis she Thio itu. Tadinya
dia menduga sedikit banyak dia akan melihat perobahan wajah In In, tetapi
ternyata gadis itu tenang sekali.
Han Han jadi menceritakan pengalamannya semalam. Tetapi dia tak
menyinggung-nyinggung ketika dia mengetuk kamar si gadis dan si gadis tak ada.
"Mengapa kau tak membangunkan aku, Lao-tee ?" tanya Thio In In setelah
Han Han selesai dengan ceritanya.
"Aku tak ingin mengganggumu, cie-cie!" menyahuti Han Han cepat. "Dan,
kurasa soal itu soal kecil yang tak ada artinya. mungkin juga orang bertopeng itu
sedang menyelidiki seseorang, sehingga dia mengintai setiap kamar .....!"
In In mengangguk. "Mungkin juga begitu !" katanya sambil tersenyum. "Ob, ya, pagi ini juga
kita mengunjungi Wong Loo-cianpwee ?"
Han Han mengangguk. "Ya ..... kita mengunjungi hari ini dan mungkin selama menunggu tibanya
hari perayaan ulang tahun Wong Loo-cianpwee itu, kita akan tinggal di rumahnya
selama beberapa hari !"
Setelah bercakap-cakap sesaat lamanya, Han Han kembali ke dalam
kamarnya untuk membereskan barang-barangnya, karena mereka telah
memutuskan hari ini juga mengunjungi gedung Wong Tie Hian, itu jago kawakan
dari Kang-lam .....! Setelah sarapan pagi, Han Han dan In In melakukan perjalanan, waktu
mereka meninggalkan rumah penginapan, hujan salju masih turun cukup deras dan
untuk menghindarkan hawa dingin mereka memakai mantel yang tebal .....
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
423 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
WAKTU Han Han dan ln In sampai di gedung Wong Tie Hian, temyata
gedung jago she Wong yang besar itu telah banyak kedatangan tamu-tamu
undangan. Kedua muda-mudi ini disambut oleh beberapa orang pelayan, yang
membawa mereka menemui jago she Wong itu.
Waktu bertemu dengan Wong Tie Hian, Han Han dan nona Thio
memperoleh kesan jago tua she Wong itu sangat ramah sekali, juga
memperlakukan mereka baik sekali. In In dan Han Han masing-masing diberi
sebuah kamar, karena pada saat itu Thio In ln telah berpakaian seorang gadis dan
tidak menyamar lagi, Sorenya, Han Han menemui In In, mereka menuju ketaman belakang
gedung itu, karena di ruangan tengah sedang berkumpul jago-jago silat dari
berbagai golongan. "Cie-cie ..... aku kagum pada sikap yang diberikan oleh Wong Loo cianpwee!" kata Han Han waktu mereka duduk di bawah pohon yang tumbuh di dekat
empang. "Walaupun dia dari tingkatan yang lebih tua dan lebih tiggi, toh dia tak
angkuh dan melayani kita dengan ramah-tamah." In In mengangguk.
"Tetapi Lao-tee ..... aku melihat ada sesuatu yang mengganggu ketenangan
Wong Loo-cianpwee !" kata si gadis. "Perasaanku mengatakan bahwa Wong Loocianpwee sedang menghadapi kesulitan."
"Eh ...... akupun melihatnya begitu, Cie-cie !" menyahuti Han Han,
membenarkan perkataan encie-angkatnya itu. "Kulihat di samping tertawanya yang
manis, wajahnya diliputi oleh kabut gelap. Kesulitan apakah yang kiranya sedang
dihadapi oleh Wong Loo-cianpwee?"
Si gadis she Thio mengangkat bahunya. Dia juga tertawa.
"Entahlah ..... tak sopan kalau kita menanyakan langsung pada Wong Loocianpwee." Menyahuti gadis she Thio ini. Pertama kita di sini hanyalah tamu,
kedua kita dari tingkatan muda, sehingga Wong Loo-cianpwee akan tersinggung
kalau kita menanyakan kesulitan yang sedang di hadapinya itu langsung padanya
..... !" Han Han mengangguk membenarkan, baru saja dia ingin berkata lagi,
tampak mendatangi dua orang pelayan. Begitu sampai di depan Han Han dan In In,
kedua pelayan rumah tangga Wong Tie Hian, membungkukkan tubuhnya memberi
hormat kepada muda-mudi ini.
. "Jie-wie Siauw-hiap " kata salah seorang pelayan setelah itu. " Worg Looya mengundang kalian ke ruangan tengah untuk menghadiri pesta makan .....!"
424 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Han Han mengiyakan, dia juga mengucapkan terima kasihnya pada kedua
pelayan itu. Lalu In In dan anak muda she Han mengikuti kedua pelayan itu
menuju ke ruangan tengah.
Di ruangan tengah yang lebar itu telah berkumpul banyak sekali orang-orang
dari rimba persilatan. Han Han dan In In diantar oleh salah seorang di antara kedua
pelayan itu ke kursi yang masih kosong. Suara berisik memenuhi ruangan tersebut.
Tamu-tamunya Wong Tie Hian terdiri dari berbagai golongan, dan kalau
dilihat cara berpakaian mereka, Han Han dan nona Thio dapat menentukan, bahwa
mereka adalah golongan Pek-to dan Hek-io, juga ada golongan dari Boe soe, para
pengawal, juga orang-orang dari Piauw-kiok ..... semuanya mempunyai wajah yang
bermacam ragam juga. Tak lama duduk di ruangan itu, Han Han dan Thio In In melihat Wong Tie
Hian keluar dari balik tirai memasuki ruang tengah itu. Dia memilih kursi ditengah-tengah yang khusus memang disediakan untuk tuan rumah. Sebelum duduk,
Wong Tie Hian menjura kepada orang banyak sambil berkata : "Terima kasih atas
kesediaan dan kecintaan dari saudara-saudara sekalian padaku orang she Wong ini!
Sebetulnya Lohu tak ingin mengganggu saudara-saudara sekalian dengan
persoalan yang sedang Lohu hadapi, tetapi karena urusan itu di luar dari batas
kepantasan dan peraturan wajar yang berlaku di dalam kalangan rimba persilatan,
maka Lohu ingin meminta pertimbangan saudara-saudara dan juga sebagai saksi
dari persoalan yang sedang Lohu hadapi ini .....!"
Setelah berkata begitu, Wong Tie Hian menyapu seisi ruangan dengan
kilatan mata yang tajam sekali, kemudian dia melanjutkan perkataannya lagi: "Dan
sebelum Lohu menceritakan persoalan yang sedang Lohu hadapi itu, maka mari
kita sama-sama makan dulu mencicipi ala kadarnya makanan yang dapat kami
sajikan untuk para saudara sekalian!" setelah berkata begitu, Wong Tie Hian
mengulapkan tangannya, maka bermunculanlah para pelayau dengan di tangan
membawa santapan. Semua orang-orang gagah yang berada di dalam ruangan itu sudah lantas
bersantap dengan suara yang berisik, ada yang menceritakan pengalamannya pada
kawan mereka, ada yang tertawa-tawa, ada pula yang meributi persoalan ilmu silat.....!
Han Han dan Thio In In juga bersantap tetapi mereka bersantap sedikit
sekali, karena mereka tak bernafsu, mereka lebih banyak mendengarkan ceritacerita dari para jago rimba persilatan yang duduk berdekatan dengan mereka.
425 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Malah, salah seorang jago yang berpakaian seperti seorang sastrawan telah berkata
sambil tertawa; "Kau tahu Sam-ko .....pada malam itu disebabkan wajah si budak
cukup caatik; maka aku tak sampai hati membunuhnya ..... !" terdengar yang
lainnya tertawa, sedangkan In In menunduk malu. "Dan ..... " menyambungi orang
itu lagi. "Disebabkan tindakanku yang lemah dipengaruhi oleh paras cantik, hal itu
menyebabkan diriku hampir celaka ! "
"Kenapa?" tanya seorang yang berpakaian baju Ka-she, baju Hwee-shio,
kepalanya licin kelimis, dia bertanya sambit tertawa, "Kau dihajarnya sampai
mengulun memanggil-manggil ibumu ?"
Si sasterawan tertawa keras, wajahnya berubah merah, rupanya dia malu.
"Kau salah duga. Tay-soe .....!" katanya cepat, "Jangankan dia dapat
menghajarnya, sedangkan untuk menyentuh bajuku saja ia tak bisa ! Malah yang
membikin hatiku jadi panik pada saat itu, ialah budak itu menangis sambil
bergulingan ..... coba kalian pikir, pusing tidak ?"
Si pelajar bertanya, sambil tertawa wajahnya menunjukan keseriusan, orangorang yang mendengarnya jadi berdiam diri sambil mengawasi kelanjutan
perkataan si sasterawan. Tetapi pelajar itu berdiam diri saja, sehingga salah
seorang yang tak bisa menguasai perasaannya, jadi bertanya : "Lalu bagaimana "!"
Ditanya begitu si sasterawan tertawa.
"Ya sudah ..... budak itu digendong ibunya !" menyahuti kemudian.
Orang itu jadi melengak begitupun yang lainnya.
"Heh, digendong ibunya ?" tanya orang tadi bertanya dengan heran.
Si pelajar mengangguk. "Ya ..... karena budak itu baru berumur empat tahun !' menyahuti si pelajar
sambil tetap tertawa. "Setan !" memaki orang yang tadi bertanya dengan mendongkol. Sedangkan
yang lainnya telah tertawa gelak-gelak, begitu juga Han Han dan In In, merekapun
tertawa. Suasana di dalam pesta makan itu sangat ramai dan meriah sekali.
Dan, setelah semuanya selesai makan minum sepuasnya, ruangan itu
dirapihkan kembali oleh pelayan-pelayan keluarga Wong, kemudian jago she
Wong yang menjagoi daerah Kang-lam tersebut berdiri dari duduknya berkata lagi
dengan suara yang cukup jelas : "Para Eng-hiong yang berkumpul di sini untuk
menghadiri pesta ulang tahun Lo-hu tiga hari yang akan datang, Lohu ucapkan dan
doakan agar Thian membalas budi kebaikan kalian ! Dan, saat ini Lohu akan
Tengkorak Maut 29 Dari Langit Karya Rizal Mallarangeng Sejengkal Tanah Sepercik Darah 2
^