Pencarian

Lambang Naga Panji 9

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen Bagian 9


berjumpa." "Kolong langit sangat luas, tidak disangka bisa
bertemu muka disini."
Ham In Toojien tidak berbicara lagi, dengan membawa
toosu muda itu mereka ambil tempat duduk semeja
dengan Ban Cau. Kedua orang itu duduk dengan sejajar, hal ini
menunjukkan kalau bukan guru dan murid.
Sebaliknya si paderi berbaju abu abu itu putar
matanya dan langsung berjalan kesisi Kouw Put Cian
untuk duduk semeja dengan dirinya.
Orang ini memiliki wajah yang kaku, mukanya hamkar
sama sekali tidak terlintas senyuman maupun rasa gusar,
sekalipun orang lain mengejek dan menyindir dirinya
setelah melihat air muka yang putih itu kebanyakan akan
membungkam sendiri. Agaknya Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan sama
ingin menghampiri tetamu itu, tapi dapat di cegah oleh
Kwan Tiong Gak. Kursi dimana paderi berbaju abu-aba duduk terpaut
sangat dekat dengan Kouw Put Cian, hal ini membuat
583 orang she Kouw itu mau tak mau harus mempertinggi
kewaspadaannya, sepasang mata tiada hentinya
memperhatikan gerak gerik paderi itu,
Pada saat itulah kembali Kwan Tiong Gak
mengalihkan sinar matanya keempat penjuru, mendadak
ia tertawa tergelak dan serunya, "Mungkin masih ada
kawan yang belum datang, tapi waktu sudah lewat aku
orang she Kwan pun tak akan menanti lagi"
Perlahan lahan dia meletaksn peta pengangon
kambing itu keatas meja kemudian sambungnya, "Aku
orang she Kwan mencari sesuap nasi dengan bekerja
sebagai pengawal barang tetamu keluar uang kami tiada
alasan harus jual nyawa buat orang."
"Tapi bukankah barang kawalan itu sudah tiba
ditempat tujuan kota Kay Hong" tukas Kee Giok Lang tiba
tiba. "Sepanjang perjalanan, kawan-kawan Bu lim yang
melakukan pengejaran sama sekali tidak turun tangan,
hal ini sudah memberi muka buat kalian perusahaan
Hauw Wie Piauw kiok untuk tancap kaki, tidak disangka
kau Kwan Tiong Piauw tauw terlalu banyak urusan,
setelah cuci tangan tidak mau pulang kedesa sebaliknya
malah melibatkan diri kedalam urusan ini."
"Pada mulanya, sewaktu perusahaan Hauw Wie
Piauw kiok kami menerima tawaran ini, kami benar benar
tidak tahu kalau di antara barang kawalan tersebut
terdapat pula sebuah peta pengangon kambing, tidak di
sangka pendengaran kalian lebih tajam dan berhasil
mengetahui berita, ini. Walaupun sepanjang perjalanan
terjadi banyak perubahan untung sekali urusan tidak
sampai berubah makin besar".,"
"Kwan Kong Piauw tauw," tukas Kouw Put Cian
dengan suara dingin, "kami datang kemari bukan untuk
584 mendengarkan kisah yang telah terjadi tempo dulu,
dimalam tahun baru yang demikian dingin kami datang
ke hutan sunyi ini untuk mendengarkan Kwan Cong
Piauw tauw secara bagaimana anda menyelesaikan
masalah mengenai peta Pengangon kambing ini."
"Untuk menyelesaikan masalah peta pengangon
kambing cayhe menemui berbagai kesulitan, entah
bagaimana pendapat dari saudara?" balik tanyanya.
Mendadak Ke Giong Lang bangun berdiri.
"Kwan Cong Piauw tauw, cayhe berharap Kwan Cong
Piauw tauw suka membantu aku orang she Ke
membuktikan tentang satu hal."
"Aku paham, silahkan kau utarakan keluar!"
"Pemilik sebenarnya dari peta pengangon kambing ini
apakah benar telah setuju untuk hadiahkan peta rahasia
ini kepada aku orang she Ke?"
"Sedikitpun tidak salah, memang pernah terjadi
peristiwa semacam ini."
"Menurut keadaan yang seharusnya, bukankah peta
rahasia pengangon kambing ini adalah milik aku orang
she Ke?" "Sedikitpun tidak salah."
"Kalau memang demikian bagaimana kalau Kwan
heng serahkan dahulu peta rahasia penganon kambing
ini kepada aku orang she Ke?"
Belum sempat Kwan Tiong Gak memberi jawaban, si
Naga Langit Poaw Cing telah menimbrung dari samping,
"Sakalipun terhitung Kwan Cong Piauw-tauw setuju untuk
serahkan peta rahasia pengangon kambing itu
585 kepadamu, belum tentu benda tersebut sudah menjadi
milikmu." "Dapatkah aku orang she Ke melindungi peta rahasia
pengangon kambing itu, hal tersebut merupakan urusan
pribadi aku orang she Ke sendiri, tak perlu kau
sipengemis cilik ikut merasa kuatir"
"Tapi sipengemis cilik hendak merebutnya."
"Tidak salah, kau boleh rebut dan semua jago yang
hadir disini boleh ikut merebut. Persoalannya sekarang
justru terletak psda mampukah kalian merebutnya-,"
"Kita bisa Coba saat ini Juga,"
"Sudah".sudahlah".kalian tak usah ribut terlebih
dulu," tukas Kwan Tiong Gak melerai. "Cayhe tak akan
menyerahkan peta rahasia pengangon kambing ini
kepada siapa pun juga."
"Kwan heng" seru Ke Giok Lang dengan nada kurang
puas. "Baru saja kau telah mengakui kalau peta rahasia
tersebut sudah menjadi milik siauwte, dengan alasan apa
kau tidak suka menyerahkan benda itu kepeda diriku . . ,"
Air muka Kwan Tiong Gak kontan berubah jadi hebat.
"Ke kongcu!" serunya lantang. "Kau tidak usah
berdebat coba mencari menang sendiri, sewaktu peta
rahasia pengangon kambing direbut orang kita berapa
disatu tempat, dalam hatipun kau paham perbuatan itu
bukan hasil permainan setan dari perusahaan Hauw
Piauw kiok Kami," Mendadak Han In Tootiang bangun berdiri.
"Kwan Piauw tauw, Ke Kongcu. semua kejadian itu
sudah berlalu. Sekarang kami hanya ingin mengetahui
secara bagaimana Kwan heng akan menyelesaikan
586 masalah mengenai peta rahasia pengangon kambing ini,"
serunya. "Baik!" Kwan Tiong Gak mengangguk, "Akupun tidak
ingin berbicara panjang lebar lagi, aku si orang she Kwan
sangat berharap Cuwi sudi memberi muka kepadaku
dengan sementara, melepaskan niat untuk mendapatkan
peta rahasia pengangon kambing tersebut."
"Jadi peta rahasia tersebut untuk sementara akan
disimpan dalam saku kau Kwan Tiong Gak, bukan
begitu?" kata Kouw Put Cian dingin.
"Benar, hanya saja sebelum Cap Go meh nanti cayhe
pasti akan memberikan satu penyelesaian yang bagus
untuk saudara saudara sekalian, waktu itu kalian mau
rebut mau rampas dengan cara apapun aku tidak mau
tahu".disamping itu kalianpUn harus tahu aku bukan
bermaksud hendak mengangkangi benda itu."
"Heee". .heee ". heee . . , . kalau kami tidak setuju
dengan caramu ini, kau mau apa?"" jengek si Dewa api
Ban Cau sambil tertawa dingin.
"Barang siapa saja yang tidak suka memberi muka
buat aku orang she Kwan. terpaksa silahkan turun
tangan untuk coba merampasnya."
Seketika suasana didalam hutan pohon Liuw jadi sunyi
senyap tak kedengaran sedikit suarapun.
Lama".lama sekali mendadak terdengar suara gelak
tertawa yang keras memecahkan kesunyian,
"Haaa". haaa". haaa".jadi maksud Kwan Cong
Piauw tauw mengundang kami datang kemari hanya
suruh kami mendengarkan sepatah kata ini saja?"
Orang yang berbicara bokan Lain adalah Kouw Pun
Cian. 587 Kembali Kwan Tiong Gak tertawa hambar.
"Hal ini sih bukan, aku orang she Kwan sama sekali
tiada maksud untuk mengangkanginya."
"Padahal Kwan Cong Piauw tauw tak perlu memiliki
niat untuk mengangkangi benda itu!" seru Ke Giok Lang
pula lambat lambat. "Asalkan diteliti selama sepuluh
sampai setengah bulan, kau sudah cukup mampu untuk
mengingat rahasia dari lukisan tersebut"
Belum selesai ia berkata Kwan Tiong Gak telah
menukas sembari menggeleng.
"Mungkin bagi kau Ke Kongcu mempunyai
kemampuan untak berbuat demikian, tapi aku orang she
Kwan sama sekali tiada berkepandaian untuk mengingat
ingat apa yang telah kulihatnya."
"Sekalipun terhitung apa yang Kwan Cong Piauw-tauw
katakan adalah suatu pernyataan jujur, hal itu pun tak
bisa membuktikan sesuatu apapun, gambar rahasia
tersebut kini sudah berada di tangan Kwan Cong Piauw
tauw, kau tidak usah susah susah men cari seorang
pelukis jempolan untuk menjiplak lukisan itu, asalkan
tidak ketinggalan sedikit pun lukisan itu, bukankah
dikolong langit segera akan muncul "dua buah lukisan
pengangon kambing?" "Ke Kong cu sungguh pandai sekali kau carikan jalan
keluar bagi aku orang she Kwan." kata Kwan Tiong Gak
sambil tersenyum." Tapi orang she Kwan sudah tahu
maksudmu yang sebenarnya hanyalah ingin memanaskan suasana disini, agar semua orang tidak
menaruh kepercayaan kepada diriku lagi"."
Tapi Ke Giok Lang kembali tertawa hambar.
588 "Orang orang yang hadir dalam kalangan saat ini rata
rata merupakan jago jago berpengalaman yang telah
mengalami berbagai serta taupan, benar atau tidaknya
mereka bisa membuktikan sendiri dengan pikiran serta
penglihatan mereka, apa gunanya aku Orang she Ke
berusaha memanasi suasana di didalam kalangan?"
"Ke Kongcu," ujar Kwan Ttong Gak kemudian setelah
termenung berpikir sebentar "Jikalau kau begitu tidak
mempercayai aku orang she Kwan, entah kau Ke Kongcu
mempunyai cara apa yang hebat"
"Keadaan situasi hari ini sudah jelas tertera." kata Ke
Giok Lang sambil tertawa "perduli siapapun mereka ingin
mengangkangi peta rahasia pengangon kambing ini dan
dimilikinya buat diri sendiri, oleh karena itu sebelum
orang itu berhasil mendapatkan benda ini maka ia harus
minta persetujuan dahulu dari para jago yang lain.
Tentang soal ini saudara Kwan Cong Piauw tauw bisa
melihat dan memahami sendiri bukan."
" Orang yang datang pada saat ini amat banyak,
bagaimanapun juga persoalan harus diselesaikan satu
persatu. Kau Ke Kongcu paling banyak memiliki usul dan
pendapat, cayhe sangat berharap bisa bicarakan dulu
persoalan ini dengan dirimu hingga jelas."
"Jadi maksud Kwan Cong Piauw tauw kau siap
hendak bergebrak terlebih dahulu dengan diri siauwte?"
"Cayhe sama sekali tiada bermaksud menantang Ke
Kongcu untuk bergebrak, hanya urusan bagaimanapun
juga harus ada jalan penyelesaiannya, dan aku rasa Ke
Kongcu adalah kesulitan yang paling utama."
Ke Giok Lang termenung berpikir sebentar kemudian
ia mengangguk 589 "Baiklah, kalau Kwan Cong piauw tauw bisa
memperoleh persetujuan dari para jago yang hadir disini
untuk sementara menyimpan peta rahasia itu dalam saku
Kwan Cong piauw tauw, urusan diantara kita berdua
dibicarakan lebih gampang lagi."
Pada saat itulah, mendadak Han Im Too tiang
meloncat bangun. "Kwan Cong Piauw!?" serunya lantang. "Pinto ada
beberapa patah kata hendak minta petunjuk dari dirimu."
"Silahkan Tootiang berkata."
"Pinto ingin mengutarakan dulu maksud kedatangan
kami kesini sama sekali tidak membawa niat untuk
mendapatkan peta rahasia pengangon kambing tersebut,
tapi pinto-sekalipun tidak bisa mentah mentah melihat
peta rahasia itu terjatuh ketangan seseorang yang tidak
bertanggung jawab." Mendengar ucapan itu si Dewa api Ban Ciu tertawa
dingin. "Tootiang kau sungguh lihay, dengan satu gala
membalikkan sebuah perahu, siapakah kau maksudkan
orang yang bertanggung jawab dan mana pula yang kau
maksudkan sebagai orang orang tidak bertanggung
jawab" "Sekali itu dalam hati pinto sudah punya pegangan,
tak perlu kuutarakan secara terbuka"
"Mungkin didalam pandangan Han Im Tootiang ako Ke
Giok Lang adalah manusia yang termasuk tidak
tertanggung jawab bukan begitu?" jengek sang Hoo Hoa
kongcu sambil tersenyum. Han In tootiang tertawa hambar ia tidak bicara lagi.
590 Sitoosu muda yang duduk disisi Han In tootiang.
selama ini selalu memandang ke atas Ke Giok Lang
serta si Dewa Api Ban Ciu dengan sinar mata berkilat,


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kendati begitu mulutnya tetap membungkam dalam
seribu-bahasa. Perlahan lahan Kwan Tiong Gak menggulung kembali
peta pengangon kambing itu dan disimpan kembali
kedalam saku, ujarnya sambil tertawa
"Orang orang yang hadir disini sekalipun tidak
membawa maksud untuk merebut peta rahasia ini,
merekapun bercita cita bisa mendapatkan peta rahasia
itu untuk dilindungi keselamatannya, kalau sekali salah
mengambil penyelesaian suatu pertarungan berdarah tak
akan terhindar, saudara saudara sekalian merupakan
jago jago kenamaan dari Bu lim, setiap orang memiliki
kepandaian andalan yang hebat. Bilamana sampai
meletus benar benar suara pertarungan, bukan saja akan
jauh korban bahkan akan ditertawakan pula oleh orang
orang Bu lim oleh karena itu siauwte berharap Cu wi bisa
sedikit bersabar".,"
"Jadi maksudmu kau inginkan agar kami bisa melihat
kau seorang mengangkang peta pengangon kambing itu
tanpa berkutik dan bersuara?" tukas Pouw Put Cian
dingin. Pada saat itulah mendadak mnncul seorang lelaki
berpakaian singkat warna biru menyoreng golok dan
memakai topi pelindung hawa dingin terbuat dari kulit
macan berjalan mendaki dengan langkah lebar.
Dibelakang lelaki mengikuti pula seorang lelaki
memakai topi kulit, berbaju kulit serta bercelana kulit.
Jilid 18 591 DENGAN sepasang mata Kwan Tiong Gak yang
tajam, dalam sekali pandangan saja ia dapat melihat
menemukan apabila wajah lelaki tersebut telah dipolesi
dengan obat penyamar, walaupun begitu sama sekali tak
berhasil menutupi wajah aslinya.
Ia bukan lain adalah Jen Pek To pengawal pribadi Sie
Tok Say. Tak usah melihat jelas lagi siapakah orarsg yang
berada dibelakangaya, sudah cukup bagi Kwan Tioag
Gak untuk mengetahui siapakah itu tanpa terasa lagi
hatinya sedikit terkesiap.
Setelah berusaha menenangkan hatinya Kwan Tiong
Gak segera ulapkan lengannya.
"Kalian berdua datang terlambat, silahkan dnduk
dipinggir sebelah sana ". "serunya
Ia mempersilahkan kedua orang itu duduk disatu meja
dengan si naga Langit Pouw Cing.
Jen Pek To segera mengangguk.
"Cayhe sekalian sama sekali tiada bermaksud
merebut peta rahasia pengangon kambing, tersebut,
kedatangan kami hanya ingin menonton keramaian
belaka," Dangan langkah lebar ia segera berjalan menuju
kemeja yang diduduki oleh si naga Langit Pouw Clng.
Sepasang sinar mota Pouw Cing berputar, ia
memandang sekejap kcarah Jen Pek To kemudian
memandang pula si lelaki berpakaian kulit yang
menurunkan topinya rendah rendah itu.
Sementara itu Kwan Tiong Gak telah mendehem dan
meneruskan kembali kata-katanya, "Saat ini waktu telah
592 menandakan hampir kentongan kedua, orang yang tidak
hadir mungkin tak akan hadir lagi dan aku rasa saudara
saudara sekalianpun sudah mengerti maksudku, aku
orang She Kwan masih tetap dengan perkataan semula
aku berharap kalian suka memberi muka kepadaku.
Kalau ada diantara kalian yang tidak ingin memberi muka
terpaksa penyelesaian hanya ada satu jalan yaitu
bergebrak melawan diriku."
Selesai berkata, sinar matanya berputar menyapu
sekejap seluruh kalangan dan menanti reaksi telanjutnya
dari jago jago tersebut. Ketika tidak didengarnya ada
suara reaksi diantara para jago, perlahan lahan Jie Giok
Heng bangun berdiri, ujarnya, "Han Im Too heng, peta
lukisan pengangon kambing berada ditangan Kwan Cong
Piauw tauw, entah bagaimana menurut pendapat
tootiang?"" "Kwan Tiong Gak adalah seorang jago tersohor
dikolong langit masa kini, disimpan dalam sakunya pinto
rasa sangat tepat sekali, tentu saja pinto lebih berharap
apabila peta pengangon kambing itu bisa dibakar
didepan umum sehingga tidak menimbulkan keonaran
dan tenangkan kembali suasana"."
"Mau dibakar" Oooouw". sungguh sayang sekali"
seru Ke Giok Lang sambil tertawa dingin "Apalagi kecuali
aku orang she Ke sendiri, orang lain tidak berhak untuk
membakar benda tersebut."
Mendengar kebulatan tekad sang Hoa hoa Kongcu,
Kwan Tiong Gak menghela napas panjang.
"Ke Kongcu, tidak mendapatkan peta lukisan
pengangon kambingpun kau sama saja bisa menjagoi
seluruh Bu Lim dangan gelarmu sebagai si Hoa hoa
Kongcu"." 593 "Urusan ada urutan depan dan akhir, urusan kita nanti
dibicarakan akhir saja." potong Ke Giok Lang sambil
ulapkan tangannya. Sembari berkata ia berjalan mendekati Han Im
Totiang. Han Im Totiang tetap dnduk ditempatnya semula,
tetapi sang Toosu yang lebih muda tak bisa
mengendalikan emosinya lagi mendadak ia bangun
berdiri dan menghadang perJalanan selanjutnya dari Ke
Giok Lang. "Mau apa!!?" bentaknya keras.
Ke Giok Lang silangkan tangan kirinya didepan dada,
tangan kanan diangkat siap menyambut datangnya
serangan, sembari bersiap siap tanyanya kepada Han Im
Totiang. "Siapakth dia?" Hen Im Totiang tersenyum.
"Seorang siauw sute dari pinto, baru saja terjunkan diri
kedalam dunia Kangouw dan mencari pengalaman
dengan mengikuti pinto."
"Siapakah sebutan sutemu ini?"
"Ia belum masuk menjadi toosu, karena itu tetap
menggunakan nama aslinya."
"Kalau begitu kenapa ia memakai pakaian toosu?"
jengek Ke Giok Lang sambil tertawa dingin.
Agaknya Han Im Tootiang sangat gembira untuk
menjelaskan persoalan ini, sambil tersenyum sahutnya,
"Sewaktu ia belajar ilmu silat digunung Bu Tong telah
terbiasa baginya mengenakan pakaian Toosu, karena itu
sewaktu turun gunung berkelana ia tidak sempat berganti
pakaian biasa." "Apakah totiang ingin agar sutemu bisa menjajal
kepandaian dengan aku orang she Ke "
594 "Ia sudah belajar ilmu silat selama puluhan tahun
lamanya dan belum pernah bergebrak barang sekalipun
dengan orang lain. Dalam pertarungan pertama harus
menghadapi manusia lihay seperti Ke Kongcu, hal ini
boleh dihitung sebagai rejekinya."
jelas dalam perkataan tersebut ia ingin agar sutenya
bisa menjajal kepandaian.
Sebelum Ke Giok Lang menjawab, mendadak
terdengar suara tertawa merdu berkumandang datang
"Giok Lang cepat menyingkir, untuk menghajar toosu
cilik ini tak perlu kau turun tangan sendiri."
Hoo Lian Hoa dengan gerakan yang sebat menerjang
maju kedepan. Karena gadis itu sudah maju maka Ke-Giok Lang pun
mundur selangkah kebelakang.
"Perguruan Bu tong paling lihay dalam ilmu pedang,
kau harus berhati hati."
"Aku mengerti!" Hoo Lian Hoa mengangguk.
Sreett".pedangnya segera diloloskan dari sarung dan
mengambil posisi menyerang, katanya lagi.
"Toosu cilik, ayolah turun tangan!" Toosu muda itu
tertegun. "Kau hendak bergebrak melawan diriku?" tanyanya
gugup. "Benar! Apakah kau merasa takut?"
"Lelaki sejati tak akan bergebrak melawan wanita, aku
tidak sudi bergebrak melawan dirimu," seru Toojien muda
itu sambil mundur dua langkah kebelakang.
595 Hoo Lian Hoa tersenyum, mendadak pedangnya
berkelebat kedepan membabat tubuh toosu muda itu.
Tusukan pedang itu dilancarkan dengan kecepatan
bagaikan kilat, dalam keadaan tidak bersiap sedia hampir
hampir saja sang toojien muda kena tertusuk.
Melihat kejadian itu Han Im tootiang jadi sangat
terperanjat segera serunya.
"Sute, hati hati pihak lawan menantang kau untuk
bergebrak sungguh sungguh bukan sedang berlatih
pedang seperti biasa?"
"ya " "Toosu cilik" seru Hoo Lian Hoa pula-sambil
tersenyum, "kalau kau tidak turun tangan lagi, jangan
salahkan aku akan melukai dirimu."
Ditengah pembicaraan tersebut pedangnya berturutturut melancarkan serangan berantai, jurus pertama lebih
cepat dari jurus selanjutnya.
Dibawah desakan pedang Hoo Lian Hoa Ing gencar
dan berantai, mau tak mau toojien muda tersebut
terpaksa harus menggerakan pedangnya balas
menyerang. Ke Giok Lang ssrta Han Im Totiang mencurahkan
seluruh perhatiannya ketengah pertaruangan tersebut,
yang satu takut Hoa lian Hoa tidak takut menahan jurus
jurus serangan dahsyat dari pihak Bu-tong Pai sedang
yang lain takut siauw suteenya yang baru turun tangan
untuk pertama kalinya menderita kerugian besar.
Dalam sekejap mata kedua orang itu sudah saling
bergebrak hampir melebihi empat puluh jurus lebih,
posisi tatap seimbang tak ada yang menang dan tak ada
yang kalah. 596 Kecuali orang-orang yang datang terdahulu dimana
dapat mengikuti pembicaraan antara Pui Ceng Yang
serta Ke Giok Lang, orang-orang yang datang terlambat
rata rata tidak tahu asal usul dari dara berbaju hijau ini,
mereka hanya merasa sang gadis yang tak di ketahui
namanya ini benar-benar luar biasa. ia bisa menahan
serangan ilmu pedang aliran Butong Pay dari toosu cilik
tersebut boleh di kata merupakan suatu kejadian yang
luar biasa. Setelah kedua orang itu saling bergerak melampaui
empat puluh jurus, dan Im Totiang pun mulai merasa
kebenaran, tanpa terasa ia semakin mencurahkan
seluruh perhatiannya ketengah kalangan.
Sementara itu diam diam Pui Ceng Yan berbisik
kepada diri Nyioo Su Jan ujarnya.
" Su Jan, kalau kita tinjau situasi malam ini aku rasa
sukar untuk diselesaikan secara baik-baik, diam-diam
kau berilah kabar kepada Lok Liong serta Lim Piauw tauw untuk mengadaksn
persiapan, semisalnya terjadi pertarungan masal,
merekapun bisa memberi bantuan secepatnya"
Nyioo Su Jan mengangguk, diam diam ia berlalu untuk
mengatur persiapan seperlunya.
Dalam mana pertarungan yang sedang berlangsung
ditengah kalangan semakin lama berlangsung semakin
sengit, mereka berdua mulai mengeluarkan jurus jurus
simpanan untuk saling berebut kemenangan buat dari
sendiri. Mendadak Kwee Cong Gak melangkah maju dua
tindak kedepan, tangan kanannya berkelebat meloloskan
goloknya dari sarung. 597 "Berhenti!" bentaknya keras.
Dimana golok emasnya berkelebat. .Trang! trang!
Ditengah suara bantrokan keras kedua bilah pedang
yang sedang saling bergebrak telah kena ditangkis oleh
babatan golok tersebut. Hoo Lian Hoa serta toojien muda itu sama sama
mundur selangkah kebelakang, dua pasang mata
bersama sama dialihkan keatas wajah Kwan Tiong Gak
dan menandangnya dengan tertegun, jelas mereka
sangat tidak puas dengan tindakan Cong Piauw tanw
dari perusahaan Ekspedisi Hauw Wie Piauw kiok sendiri.
Kwan Tiong Gak mendehem perlahan kemudian
ujarnya, "Kepandaian silat kalian berdua seimbang, kalau
diteruskan sekalipun dua hari dua malam belum tentu
bisa diputuskan siapa kalah, Maksud kedatangan kalian
kemari adalah hendak memperebutkan peta rahasia
pengangon kambing dan kini benda tersebut berada
didalam sakuku, siapa yang merasa tidak puas silahksn
turun tangan aku orang she Kwan."
Mendengar ucapan itu Ke Giok Lang tertawa dingin.
"Kau Kwan Cong Piauw tauw pun merupakan seorang
jsgo yang melakukan perjalanan baik keselatan maupun
ke Utara, orang-orang kangouw pada menghormati dan
mengalah pada perusahaan ekspedisi Hauw Wie Piauwlok kalian, hal ini belum tentu disebabkan karena jeri
terhadap golok emas dari orang she Kwan, perbuatan
saudara saat Ini melintangkan golok merebut pusaka
bukankah sama artinya menghianati kawan-kawan Bu
lim"." "Ke Kongcu sungguh tajam ucapanmu bagaikan
pisau." seru Kwan Tiong Gak dengan nada dingin. "Aku
orang she Kwan mengakui diriku bukan tandinganmu
598 dalam hal berdebat, untung saja sebelumnya aku sudah
menerangkan terlebih dahulu dan seluruh jago yang


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hadir disini dapat mendengarnya degan mata telinga
sendiri, aku tidak ingin berebut mulut dengan Ke Kongcu,
bilamana kau percaya bisa merebut peta rahasia
pengangon kambing ini dari tanganku, silahkan turun
tangan untuk merebutnya."
Air muka Ke Giok Lang kontan berubah hebat.
"Kwan heng begitu berkeras kepala dan ingin mencari
menang sendiri aku orang she Ke benar benar merasa
tidak puas." Kipas di tangan kanannya segera ditiup lalu menotok
kedepan dada Kwan Tiong Gak sedang tangan kirinya
secepat kilat merebut peta pengangon kambing tersebut.
Kwan Tiong Gak segera ayunkan, tangan kanannya,
angin serangan menderu deru, golok emas itu seketika
menciptakan selapis cahaya keemas emasan yang
menyilaukan mata. Mendadak Ke Giok Lang enjotkan badannya mundur
tujuh depa kebelakang, serunya lantang.
"Tunggu sebentar!"
Waktu itu Kwan Tiong Gak sedang mempersiapkan
serangan balasan, mendengar teriakan tersebut ia
segera berhenti. "Ke Kongcu masih ingin mengucapkan-apa lagi?"
"Soal ini tiada sangkut pautnya dengan Kwan Cong
Piauw- tauw"." sinar matanya berputar dan menyapu
sakejap kearah para jago, kemudian lanjutnya.
"Kedatangan Cu wi sekalian kemari mungkin
dikarenakan peta pengangon kambing ini, barang siapa
599 diantara kalian yang ada maksud untuk bekerja sama
dengan aku orang she Ke untuk merebut, lukisan
tersebut, maka ia di anggap punya satu bagian terhadap
lukisan itu, Kalau Cu wi ingin duduk berpeluk tangan
sambil menonton harimau bertarung dan ingin menanti
setelah aku serta Kwan Cong Piauw tauw sama sama
lelah kemudian baru turun tangan merebut lukisan
tersebut, maka pikiran kalian ini hanya sia sia belaka,
karena aku Ke Giok Lang tak akan tertipu."
Dalam hati Kwan Tong Gak benar benar tiada
bermaksud dengan, sekalipun begitu ia taK bisa
mengutarakan maksudnya ini secara terus terang.
Tampak suasana didalam kalangan diliputi kesunyian
yang menanggapi perkataan Ke Giok Lang barusan.
Melibat hal tersebut Kwan Tiong Gak tertawa hambar.
"Ke Kongcu, kelihatannya orang lain masih memberi
muka kepadaku dan hanya saudara seorang yang
bertujuan dalam merebut peta rahasia ini." jengeknya.
"Tutup mulut!" bentak Ke Giok Lang dengan nada
gusar. "Aku Ke Giok Lang rela menahan diri dari pada
mamberi peluang yang bagus buat orang lain."
Selesai mengucapkAn Perkataan itu mendadak ia
putar badan dan berjalan kembali ke tempat duduknya.
Tindakannya ini bukan saja berada diluar dugaan
Kwan Tiong Gak bahkan membuat semua jago jadi
tertegun. "Sungguh hebat orang ini." pikir Kwan Tiong Gak
dalam hatinya. "Ia bisa maju bisa mundur tanpa
dikendalikan oleh emosi, benar benar manusia luar
biasa." 600 Karena berpikir demikian, iapun segera Berkata,
"jikalau diantara Cu wi tak ada lagi yang ingin turun
tangan merebutnya, hal ini berarti kalian ada maksud
memberi muka Untuk aku orang she Kwan disini siauwte
mengucapkan banyak terima kasih terlebih pahulu."
"Tunggu sebentar ." mendadak terdengar -seorang
berseru dengan nada dingin.
Ketika para jago mengalihkan sinar matanya, maka
tampaklah orang yang berusan bersuara bukan lain
adalah Kouw Put Cian "Kawan Kouw, apakah kau bersiap siap ingin memberi
petunjuk?" ".," tanya Kwan Tiong Gak.
"jangan terburu napsu, siauwte hendak mengeluarkan
senjata dahulu." Sembari berkata tangan kanannya segera melepaskan
buntalannya yang diletakkan di-atas meja itu.
Dengan cepat muncullah sebuah senjata yang
berbentuk aneh bagaikan lengan pemuda, benda itu lucu
tapi mengerikan. "O OO". senjata tangan setan " Thiat Koei So.
"Sedikitpun tidak salah, ada beberapa orang jago
kenamaan pernah terluka dibawah serangan senjata
tangan setanku ini" "Kalau semisalnya aku orang she Kwan pun terpaksa
harus terluka ditangan senjata tangan setanmu, hal ini
hanya bisa salahkan kepandaian silat aku orang she
Kwan tidak becus." "Masih ada satu urusan lagi cayhe ingin
memberitahukan kepadamu," kata Kouw Put Cian lagi
sembari bangun berdiri. 601 "Urusan apa?" "Didalam senjata tangan setan sisuwte ini tersembunyi
senjata rahasia, sewaktu bertempur bisa terlepas untuk
melukai orang." "Oooow, ".jadi seperti senjata kipas dari Ke Kongcu?"
"Permainan setan setiap orang bisa menggubah
menurut selera masing masing dari setiap permainan
mempunyai keistimewaan yang terbatas," ujar Kouw Put
Cian dingin. "Kini perkataan cayhe sudah selesai
diutarakan Kwan Cong Piauw tauw segera turun tangan."
"Saudara memiliki kepandaian simpanan macam
apapun silahkan dikeluarkan semua, dan kau tak usah
kuatirkan keselamatan dari aku orang she Kwan."
Setelah turun kegelanggang Kouw Put Cian tidak
berbicara lagi, senjata tangan setannya menyerang dada
Kwan Tiong Gak dengan jurus "Kie Tiam Tauw" atau
Ayam Emas mengangguk kepala. Senjata rahasia yang
tersembunyi didalam senjata tajam merupakan jarum
lembut yang mengandung racun keji, senjata senjata
rahasia tersebut sering kali meluncur keluar sewaktu
berada di tengah tengah pertarungan sehingga membuat
orang tidak bersiap sedia.
Karena mengerti akan hal ini Kwan Tiong Gak tidak
berani berlaku gegabah terhadap lawannya, golok
emasnya menangkis datangnya serangan tangan setan
lawan. Dibawah sorotan sinar lentera, tampaklah cahaya
keperak perakan meluncur kedepan, sebatang jarum
beracun telah meloncat keluar dari balik senjata tangan
setan. 602 Kwan Tiong Gak sama sekali tidak menyangka, pihak
lawan bisa melolosan senjata rahasia dalam serangan
pertama, beruntung ia sudah mengadakan persiapan,
goloknya buru buru ditarik kembali dan berkelebat
kesamping untuk menghindar.
"Hati hati"." bentak Kouw Put Cian dingin.
Senjata tangan setannya segera diayunkan kedepan,
dari jari tengah serta telunjuk kembali meluncur keluar
sebatang jarum beracun. Kembali Kwan Tiong Gak dibikin tertegun ia tidak
menyangka pihak lawan bisa melepaskan senjata
rahasianya secara beruntun dalam pertarungan pertama
terutama sekali dalam jarak yang begitu dekat.
Sekalipun Kwan Tiong Gak sudah mengadakan
persiapan, tak urung dibikin kelabakan juga oleh
serangan tak terduga ini.
Dengan demikian Kouw Put Cian berhasil merebut
posisi yang lebih baik untuk meluncurkan serangan,
tangan kirinya bekerja sama dengan senjata tangan
setan ditangan kanannya melancarkan serangan
berantai yang gencar dan hebat.
Tetapi Kwan Tiong Gak bukan manusia sembarangan,
ia bisa getarkan seluruh kolong langit tentu saja memiliki
kepandaian silat yang luar biasa, ditengah berkelebatnya
cahaya jarum beracun permainan golok emasnya tibatiba berubah.
Ditengah berkelebatnya cahaya tajam serta desiran
angin dingin dalam tiga jurus serentak ia berhasil
merebut kembali posisi bagus, hal ini disebabkan ia
andalkan senjata tangan setan serta jarum beracunnya,
kini kena dipunahkan kembali oleh tiga jurus serangan
603 golok lawan, hatinya jadi terkesiap, diam diam pikirnya
dalam hati. "Kwan Tiong Gak ternyata benar benar seorang jago
yang luar biasa hebatnya."
Kwan Tiong Gak yang telah merasakan kelihayan
jarum beracun yang tersembunyi di dalam senjata tangan
setannya tidak berani berlaku gegabah lagi, ia tidak tahu
berapa banyak jarum beracun yang tersembunyi di dalam
senjata tangan setannya itu, kalau sampai membiarkan ia
melepaskan seluruh jarum itu, dalam jarak sedemikian
dekatnya akan merepotkan dirinya dalam menghindar
berkelit serta menangkis.
Setelah muncul rasa was-was golok emasnya diputar
semakin dahsyat merebut posisi Tiong Kong dan
mendesak terus kedepan di bawah lingkungan desiran
angin tajam! Dengan demikian senjata tangan setan Kouw Put Cian
kena didesak keluar kalangan oleh permainan golok
emas tersebut, dan Kwan Tiong Gak pun berhasil
lepaskan diri dari kurungan senjata lawan, sekalipun
Kouw Put Cian ingin melepaskan jarum jarum
beracunpun susah dilaksanakan.
Nama Kwan Tiong Gak tersohor diseluruh kalangan
dunia persilatan, jago jago di kalangan Hek-to maupun
Pek to sama sama melonjor mati dirinya, tentu saja golok
emasnya ini mempunnyai jurus jurus serangan dahsyat
dan susah ditahan, serta sekantong senjata rahasia
genta emasnya. Tetapi yang paling utama adalah kebijaksanaannya
tidak sembarangan turun tangan terhadap orang lain.
604 Setelah senjata tangan setan Kouw Put Cian terdesak
keluar kalangan, Kwan Tiong Gak tidak usah
menguatirkan serangan jarum beracunnya lagi kesempatan bagus bagi dirinya untuk melancarkan
serangan balasan, tiap kali diabaikan dengan begitu saja
kendati tekanan berat masih meluncur terus tiada
hentinya. Pada saat itulah semua jago yang menonton jalannya
pertarungan dapat melihat bila mana Kwan Tiong Gak
tidak turun tangan keji dan tak ingin melukai lawannya.
Kouw Put Cian merasakan tekanan golok lawan makin
lama semakin besar dan semakin kuat, senjata tangan
setannya hanya, bisa digunakan untuk menangkis
belaka, hal ini membuat hatinya jadi gelisah.
Diam diam hawa murninya disalurkan mengelilingi
seluruh badan, ditengah suara Bentakan keras dengan
sekuat tenaga ia melancarkan serangan balasan.
"Trang! Trang! Trang" Ditengah suara bentrokan
nyaring, senjata tangan setan serta golok emas telah
saling baradu sebanyak tiga Kali.
Tiga serangan Kouw Put Cian tidak berhasil juga
mendatangkan hasil yang diharapkan, pertahanan golok
dari Kwan Tiong Gak benar benar amat ketat membuat
orang she Kouw itu tidak memperoleh kesempatan untuk
melepaskan jarum jarum beracunnya kembali.
Pada saat inilah Kouw Put Cian benar-benar
memahami kalau kepandaian silatnya masih ketinggalan
sangat jauh dibandingkan dengan pihak lawan kalau
tidak mencari peluang untuk mengundurkan diri maka ini
hari ia pasti akan menderita kerugian besar.
605 Karena berpikir demikkn dengan cepat badannya
mundur tiga depa kebelakang sembari membentak keras.
"Tahan!" "Apakah Kouw-heng ada petunjuk?" tanya Kwan Tiong
Gak sambil menarik kembali serangannya.
"Kepandaian silat Kwan Cong piauw-tanw benar benar
luar biasa cayhe mengaku bukan tandingan."
"Terima kasih atas kesudianmu untuk mengalah,"
sahut Kwan Tiong Gak sambil tersenyum.
"Perduli bagaimanakah nama siauw tauw te dalam
dunia Kangouw. selamanya aku paling mengagumi jago
jago yang memiliki kepandandaian ilmu silat lihay, cayhe
mengaku bukan tandingan dan rela mengaku kalah,"
kata Kouw Put Cian sambil menarik kembali-senjatanya.
"Inilah tindakan seorang enghiong hoo-han dan lelaki
sejati." Koaw Pui Cian segera menjura. "Setelah siauwte
mengerti bukan tandingan Kwan Ciong Piaw tauw, tentu
saja tidak berani mengharapkan untuk mendapatkan
peta rahasia pengaugon kambing lagi. disini cayhe
mohon diri terlebih dahulu."
Buru buru Kwan Tiong Gak memberi hormat.
Kouw Put Cian segera putar badan dan berlalu
dengan langkah lebar. Orang ini benar benar jujur dan lapang dada, setelah
mengaku kalah ia lantas berlalu dengan cepat, dalam
sekejap mata bayangan tubuhnya sudah lenyap tak
berbekas. 606 Menanti bayangan punggung Kouw Put Cian sudah
lenyap dari pandangan, Kwan wiong Gak baru menyapu


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seluruh kalangan sembari berkata.
"Masih ada siapa lagi yang merasa tidak puas dengan
cara penyelesaiannya siauwte dalam masalah peta
rahasia pengangom kambing ini, silahkan maju untuk
berbicara." Tampak hweesio berwajah adem serta hambar itu
perlahan lahan bangun berdiri.
"Pinceng ingin menanyakan satu urusan."
Agaknya Kwan Tiong Gak tidak menyangka hweesio
itu buka suara dalam keadaan itu, ia agak tertegun
dibuatnya. "Taysu ingin membicarakan soal apa silahkan
diutarakan, asal cayhe tahu tentu akan kujawab
sejujurnya, hanya saja setelah Taysu bertanya aku orang
she Kwan pun ada urusan hendak ditanyakan kepada diri
Taysu" Si paderi itu tertawa hambar.
"Pinceng jadi orang tidak terbuka, apa yang saudara
ingin tanyakan belum tentu dapat pinceng jawab
seluruhnya" Mendengar perkataan itu Kwan Tiong Gak segera
tertawa terbahak bahak. "Sampai waktunya kita
keadaan," jawabnya singkat.
bicarakan lagi menurut "Kwan Cong tiauw tauw," ujar hweesio itu lagi sambil
tertawa hambar," sudah sepatutnya bagi orang orang
yang tak bisa menangkan dirimu segera putar badan
angkat kaki. semisalnya ada orang yang bisa menangkan
607 diri Kwan Cong Piauw tau, apa yang hendak kau lakukan
" Kwan Tiong Gak termenung sebentar, lalu jawabnya;
"Tentu saja aku orang she Kwan mengaku kalah."
"Hal itu sudah tentu, dihadapan umum, setelah Kwan
Cong Piauw tauw dikalahkan kalau tidak mengaku kalah
apa yang kau utarakan. Yang Pinceng maksudkan
adalah peta rahasia pengangon kambing itu, apakah kau
segera menyerahkan lukisan itu kepada si pemenang"!"
"Sungguh bagus sekali pertanyaan ini," kata Kwan
Tiong Gak sambil tertawa dan mengangguk.
Setelah merandek sejenak, ia balik bertanya, "Thaysu
berasal dari mana" siapakah gelarmu?"
"Pinceng datang dari kuil, maaf gelarku susah untuk
diutarakan." "Kuil dikolong langit banyak tak terhingga, bahkan
berada diatas beberapa laksa, seharusnya kuil Thaysu
punya nama sebutan."
"Tadi pinceng sudah katakan banyak persoalan belum
tentu pinceng beri jawabannya."
"Baik!, cayhe ingin bertanya sebuah pertanyaan lagi,
apakah Thaysu punya hubungan dengan pihak kuil
Siauw lim si?" Si hweesio berbaju abu abu itu segera tawa dingin;
"Perbuatan pinceng akan kutanggung sendiri, hal ini
tidak ada sangkut pautnya dengan tempat asalku!"
"Kalau begitu cayhepun bisa memberi keterangan buat
thaysu orang yang berhasil mengalahkan aku orang she
608 Kwan berilmu tentu bisa pengangon kambing ini."
dapatkan peta rahasia "Lalu secara bagaimana baru bisa merebutnya."
"Merebut benda tersebut dari tangan aku orang she
Kwan." "Kalau ada orang yang berhasil merebut lukisan itu
dari tanganku, bagaimana penjelasannya?"
"Setelah berhasil merebutnya maka ia harus punya
kepandaian untuk membawanya pergi."
"Ooow".sekarang pinceng paham sudah." kata sang
paderi tersebut sembari mengangguk.
"maksud Kwan Cong Piauw tauw adalah bilamana ada
orang berhasil merebut peta rahasia pengangon
kambing, maka bukan saja ia harus menghadapi Kwan
sicu seorang bahkan seluruh anggaota perusahaan
Hauw Wie Piauw Kiok?"
"Asal usul thaysu sendiripun tak mau di beritahukan
kepada cayhe, maaf cayhepun tak bisa menerangkan
persoalan ini lebih jelas. Thaysu boleh berpikir sendiri!"
"Thaysu!" tiba tiba Ke Giok Liong menimbrung. "Aku
orang she Ke bisa memberi tahukan pula tentang satu
hal kepadamu, kecuali seluruh kekuatan perusahaan
Hauw Wie Piauw Kiok, masih ada aku serta semua jago
yang hadir disini?" Dengan pandangan dingin paderi tersebut melirik
sekejap kearah Ke Giok Lang, kemudian tanpa
mengucapkan sepatah katapun ia duduk kembali ke
tempat semula. Perbuatan kukoay dari hweesio ini di-mana ia sukar
menyebut gelar serta asal usulnya sudah cukup
609 membuat orang marasa diluar dugaan ditambah pula
mendadak ia duduk kembali ke tempatnya semula hal ini
semakin membuat orang kebingungan lagi.
Karena sikap yang aneh serta watak yang hadir dalam
kalangan. Sambil memandang paderi yang duduk kembali
ketempatnya semula, Kwan Tiong Gak berseru lantang,
"Kalau Cu wi tidak mau bicara hal ini berarti suka
memberi muka kepada aku orang she Kwan. ditengah
malam buta kalian sudah sudi menghadiri pertemuan ini,
sebagai rasa terima kasih aku orang she Kwan akan
menjamu diri kalian dengan secawan arak."
Dengan langkah lebar ia berjalan kembali
ketempatnya semula dan memungut secawan araknya.
Mendadak, "Praaak ".,,!" diiringi suara bentrokan
keras, cawan arak yang berada didepan Kwan Tiong Gak
hancur berkeping keping, arak segera muncrat memnuhi
seluruh meja. Ketika itu kebetulan Kwan Tiong Gak sedang
tundukkan kepala untuk memungut cawan sendiri karena
itu tak diketahui oleh nya dari manakah munculnya benda
yang menghancurkan cawan araknya.
Tanpa terasa air mukanya berubah hebat.
Tetapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jago
yang banyak pengalaman serta banyak menemui
kejadian kejadian aneh. setelah termenung sebentar
sambil tertawa segera serunya, "Suatu kepandaian yang
bagus! suatu kepandaian yang dahsyat!"
Bersama dengan suara pujian itu sepassng matanya
dengan tajam menyapu sekejap seluruh kalangan.
610 Kiranya dengan pengalaman yang dimiliki Kwan Tiong
Gak, ia berhasil menduga siapakah yang barusan turun
tangan terhadap dirinya. Sepasang matanya yang tajam dengan cermat
memperhatikan keadaan disekeliling tempat itu, tapi
dengan cepat ia merasa bahwa posisi setiap orang
disekeliling tempat itu tidak merupakan posisi yang tepat
untuk melepaskan senjata rahasia.
Karena tilak berhasil menjumpai orangnya terpaksa
Kwan Tiong Gak berseru lantang;
"Kawan dari mana yang barusan turun tangan
menghancurkan cawan arak dari aku orang she Kwan"
Terima kasih atas budi saudara yang tidak sampai
melukai aku orang untuk itu aku orang she Kwan
mengucapkan banyak terima kasih."
Kembali sinar matanya dengan tajam menyapu
seluruh kalangan, tapi sekali lagi ia gagal mendapatkan
orang yang turun tangan terhadap dirinya itu.
Ketika itulah mendadak Ke Giok Lang bangun berdiri
dan mohon diri. "Kwan Cong Piauw tauw," serunya "Peta rahasia
pengangon kambing adalah barang milikku, jikalau Kwan
heng memang tidak akan serahkan kepadaku untuk
sementara biar lah berada ditempatmu dahulu siauwte
hendak mohon diri terlebih dahulu."
"Ke Kongcu, apakah kau rela berlalu begini saja," seru
Kwan Tiong Gak sambil tertawa hambar.
"Ada urusan apa?" dengan cepat Ke Giok Lang
berhenti, "Apabila ini hari kita tidak berhasil mendapatkan suatu
penyelesaian mengenai masalah peta rahasia 611 pengangon kambing ini, aku rasa kalian akan menjumpai
kesulitan didalam pencarian terhadap aku orang she
Kwan"." "Oooouw. , ".jadi Kwan heng mau kelangit?"
"Siauwte akan berebut peta rahasia ini lagi dengan Cu
wi sekalian dikota Kay Hong, kemungkinan besar aku
akan membawa peta ini kembali ke ibu kota"."
Setelah merandek sejenak, terusnya, "Maka dari itu
apabila Cu wi ada maksud hendak merebut lukisan
rahasia ini dari tanganku, malam inilah merupakan
peluang yang paling baik buat kalian untuk turun tangan,
atau paling sedikit kita bisa memperoleh cara
penyelesaian yang disetujui semua pihak."
Sinar mata Ke Giok Lang berputar menyapu sekejap
sekililing tempat itu, bibirnya bergerak seperti mau
mengucapkan sesuatu tapi segera dibatalkan kembali.
Kiranya ia berpendapat bahwa diantara para jago
yang hadir dalam kalangan tentu ada orang yang merasa
tidak puas dan bangun berdiri menegur, mengambil
kesempatan tersebut ia akan menghasut dan membakar
hati semua orang agar masalah kecil berkembang jadi
masalah besar, ketika itulah ia akan berusaha
menyimpan tenaga sebagai gempuran yang terakhir.
Siapa sangka suasana tetap sunyi senyap tak
kedengaran seorangpun yang membantah agaknya
mereka semua pada setuju dengan tindakan Kwan Tiong
Gak. Melihat tak ada yang ambil komentar, sekali lagi Kwan
Tiong Gak menyapu seluruh kalangan, ujarnya sambil
tersenyum. 612 "Cu wi sekalian sudi memberi muka kepada aku orang
she Kwan, cayhe merasa sangat berterima kasih, tapi
jikalau aku orang she Kwan dengan demikian saja
mendapatkan peta rahasia pengangon kambing ini,
kendati diluaran Cu wi tidak bicara dalam hati tentu
merasa tidak puas." "Betul!" jawab si Dewa api Ban Cau dengan cepat.
"Nama besar Kwan Cong Piauw tauw telah
menggetarkan seluruh dunia persilatan dan dikagumi
oleh setiap orang. kalau kau tak sudi mendemontrasikan
sedikit kepandaian agar dapat menambah pengetahuan
kami, tentu saja kami merasa sangat tidak puas."
"Baiklah!" ujar Kwan Tiong Gak kemudian setelah
termenung berpikir sebentar.
"Aku orang she Kwan pun tidak ingin terjadi suatu
pertumpahan darah yang menimbulkan korban, terpaksa
aku akan mendemontrasikan sedikit kejelekan, apabila
diantara kalian ada yang merasa punya pegangan untuk
mengalahkan diriku, nanti kita saling bergebrak kembali."
Mendadak terdengar Han Im Tootiang Menimbrung ;
"Permainan golok Kwan Cong Piauw-tauw sudah kami
lihat barusan, kepandaian tersebut benar benar dahsyat
dan dengan mudah sekali bisa memaksa sanjata tangan
setan Kouw sicu terdesak keluar kalangan tapi Pinto
sudah lama mendengar akan kehebatan permainan
senjata rahasia Kiem Ling Piauw dari Kwan Cong Piauw
tauw, bagaimana kalau kau sedikit mendemontrasikan
agar kami bisa menambah sedikit pengetahuan?"
"Permintaan dari Tootiang akan aku orang she Kwan
penuhi." 613 Ia merandek sejenak, setelah ditunggunya beberapa
saat tidak juga terdengar seseorang menimbrung, ia baru
jalan ketengah kalangan diantara empat buah meja
perjamuan itu. ujarnya lanjut.
"Cu wi sekalian tidak ada yang menimbrung, cayhe
rasa kalian sudah setuju semua-dengan usul Han Im
Tootiang ini baik lah aku orang she Kwan akan segera
mempapar-kan sedikit kejelekan."
Mendadak ia meloncat ketengah udara, dua rentetan
cahaya emas setelah meluncur dari genggamannya.
Ditengah suara bentrokan keras, bunyi genta
berdering memenuhi seluruh angkasa. Ternyata tangan
kiri serta tangan kanan ssgera berbareng telah
melepaskan bebareng senjata rahasia Kiem Leng Piauw
sangga saling beradu ditengah udara dan mengakibatkan berderingnya bunyi-bunyi genta tersebut.
Melihat bagaimana kedua batang senjata rahasia
genta emas itu saling berbenturan satu sama lainnya,
tanpa terasa Ban Cau tertawa dingin, selagi ia siap
hendak mengejek permainan tersebut mendadak Kwan
Tiong tak menggerakkan kembali sepasang telapak


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tangannya. Angin tajam berdesir, puluhan batang senjata rahasia
Piauw geata emas segera berterbangan memenuhi
angkasa, Dua batang senjata rahasia piauw genta mas
yang dilepaskan pertama kali tadi setelah saling
membentur ditengah udara segera meluncur jatuh
kebawah. tapi kini kembali kedua batang senjata rahasia
tersebut terpental ketengah udara terbentur oleh senjata
senjata rahasia Piauw genta emas yang dilepaskan
kemudian. 614 Tak seorangpun diantara mereka berhasil menemukan
Kwan Tiong Gak menggunakan cara apakah untuk
melepaskan senjata rahasia itu, mereka hanya
mendengar suara deringan bunyi genta bergema tiada
hentinya diseluruh kalangan.
Kalau didengar sepintas lalu masih tidak terasa apa
apa, tetapi kalau didengarkan lebih seksama lagi maka
terasalah bunyi genta itu bagaikan serangkaian irama
lagu yang amat merdu. Demontrasi ini benar benar merupakan suatu
kepandaian yang jarang ditemui dikolong langit, sebagian
besar para jago yang hadir dalam kalangan sama sama
merasa bahwa kepandaian tersebut susah ditemu oleh
mereka. Terdengar Kwan Tiong Gak bersuit nyaring,
mendadak ia pentangkan lengannya meloncat setinggi
dua tombak menabrak diantara deringan suara genta,
kemudian ditengah perputaran sang badan ia sudah
melayang kembali keatas permukaan tanah.
Tampak sepasang tangannya kembali di-ayunkan
kedepan dua rentetan cahaya emas kembali meluncur
keluar. "Traaang".! Traang"." ditengah suara bentrokan
keras, genta emas yang berada ditengah udara kembali
saling berbenturan satu sama lainnya kemudian dua
batang menjadi satu rombongan dengan sangat teratur
terjatuh kembali kedalam tangan Kwan Tiong Gak.
Ilmu silat seperti ini boleh terhitung sebagai suatu
kepandaian yang jarang ditemukan dalam Bulim,
seketika itu juga membuat semua jago silat yang hadir
dalam kalangan jadi terpesona dan memuji.
615 Setelah menerima kedua belas batang senjata rahasia
genta emasnya, dengan wajah tidak merah napas tidak
terengah engah ujarnya, "Sedikit permainan cakar ayam
tak bisa dikatakan kejadian yang patut dibanggakan,
entah apalah saudara saudara sekalian yang hendak
memberi petunjuk?""
Walaupun Ke Giok Lang tidak berbicara diluaran,
tetapi dalam hati merasa amat kagum dengan permainan
Kwan Tiong Gak barusan, pikirnya ;
"Datuk tidak melatih melepaskan senjata rahasia
hingga mencapai taraf sedemikian tinggi, sungguh bukan
suatu pekerjaan yang gampang."
Ketika Kwan Tiong Gak tidak mendengar suara
jawaban dari seorang manusiapun ia juga berpikir dalam
hatinya ; "Orang orang ini rata rata merupakan Kang ouw yang
sudah lama berkelana, kenapa mereka tidak berhasil
memahami maksudku yang sebetulnya" Kalau mereka
pastikan diri akan berlaku pura pura, terpaksa aku harus
berterus terang." Karena berpikir demikian iapun segera berkata, "Cu wi
sudah melihat permainan cakar ayam dari aku orang she
Kwan, kalau merasa puas harap Cuwi sekalian suka
memberi muka kepada aku orang she Kwan."
Mendadak Ke Giok Lang bangun berdiri "Permainan
senjata rahasia dari Kwan Cong piauw tauw benar benar
luar biasa, tapi masih belum cukup untuk menggetarkan
aku orang she Ke serta melepaskan niatku untuk
mendapatkan benda tersebut. Orang budiman tidak suka
melakukan pekerjaan gelap aku akan menerangkan
terlebih dahulu secara terus terang aku Ke Giok Lang
sudah bulatkan tekad untuk memperoleh kembali peta
616 rahasia pengangon kambing itu kendati harus membayar
dengan suatu nilai yang mahalpun kalau kau Kwan Cong
Piaw tauw tidak sayang untuk berberontak dengan diriku,
maka masing masing pihak akan menggunakan cara
tersendiri untuk memenuhi harapan tersebut, aku akan
mengganggu kantor kantor cabang perusahaanmu yang
ada diberbagai keresidenan."
Bicara sampai disitu, ia berpaling dan serunya.
"Lian Hoa, mari kita pergi!"
Dengan langkah lebar ia segera berlalu. Tidak usah
diragukan lagi jelas Ke Giok Lang sudah menerangkan
sikapnya dalam menghadapi masalah ini, kalau urusan
dilanjutkan maka ia akan turun tangan dengan cara
apapun juga. Ke Giok Lang bicara terlalu tajam, hal ini melanggar
perasaan halus dari orang orang perusahaan Kauw Wie
Piauw kiok. Pui Ceng Yan serta Nyioo Su Jan diam diam
berunding sendiri dan bersiap siap menghaJang jalan
pergi dari Ke Giok Lang. Oleh karena ini sewaktu Ke Giok Lang bangun berdiri,
Nyioo Su Jan serta Pai Ceng Yan segera menyambut
kedatangannya. Melihat hal itu Kwan Tiong Gak kerutkan dahinya serta
ulapan tangannya mencegah.
"Ceng Yan, kita tak boleh bersikap kurang ajar,
cepatlah kalian menyingkir dan beri jalan buat Ke Kongcu
" Pui Ceng Yan serta Nyioo Su Jan mengiakan, mereka
berdua bersama sama mundur kebelakang, sedang Ke
Giok Lang dengan membawa Hoo Lian Hoa pun segera
berlalu dengan langkah lebar.
617 Setelah Ke Giok Lang berlalu. Han Im totiangpun
perlahan-lahan bangun berdiri.
"Kwan sicu." ujarnya sambil tertawa. "Pertemuan
malam inipun seharusnya diakhiri sampai disini. Pinto
mohon diri terlebih dahulu."
Dengan membawa serta sutenya ia segera berlalu dari
sana. "Tootiang silahkan berangkat, harap suka memaafkan
cayhe tak bisa menghantar," kata Kwan Tiong Gak
sembari menjura. Kemudian disusul si Dewa api Ban Cat gerta si paderi
berjubah abu abu itupun bangun berdiri segera berlalu
tanpa berpamitan. Dalam sekejap mata seluruh jago sudah bubar dan
berlalu dari tempat pertemuan.
Sinar mata Kwan Tiong Gak berputar, ia temukan
orang yang masih berada ditengah kalangan kecuali Jen
Pek To serta seorang temannya masih ada sang pemuda
berbaju biru itu tetap duduk ditempat semula tanpa
berkutik sama sekali. Agaknya Kwan Tiong Gak sudah bisa menebak
siapakah teman dari Jek Pek To itu, dengan langkah
lambat ia segera berjalan mendekati sang pemuda
berbaju biru itu, ujarnya seraya menjura, "Kawan, kau
tidak mau berlalu tentunya masih ada petunjuk peunjuk
kepada aku orang she Kwan bukan?"
Dengan cepat pemuda baju biru itu mengegos,
agaknya ia berniat menghindarkan diri dari bentrokan
mata dengan Kwan Tiong Gak.
618 Setelah mendengar ucapan itu mendadak sang
pemuda segera berdiri dan berlalu dari sana dengan
langkah lebar. "Kawan, kau berasal dari mana" Dapatkah kau orang
tinggalkan nama besar?" teriak Kwan Tiong Gak lantang.
Pemuda berbaju biru itu tetap tidak menjawab, ia
semakin mempercepat langkahnya kedepan, dalam
sekejap mata bayangan tubuhnya sudah lenyap tak
berbekas. Memandang bayangan punggung sang pemuda
berbaju biru yang lenyap dari pandangan. Kwan Tiong
Gak menghela napas panjang.
"Saudara Pui, apakah kan kenal dengan orang ini?"
"Tidak kenal." dengan cepat Pui Ceng menggeleng.
"Gerak gerik orang ini sangat aneh, kawan atau lawan
kita susah untuk dibedakan."
"Benar selama ini ia tidak pernah melakukan suatu
gerak gerik apapun."
"Juga tidak pernah berbicara sekejap-pun," sambung
Kwan Tiong Gak cepat. Bicara sampai disitu ia putar badan berjalan
kehadapan Jen Pek To, tegurnya dengan suara berat,
"Jen heng, kau sungguh bernyali besar berani membawa
Sie Tok say thayjien datang kemari menempuh bahaya."
Belum sempat Jen Pek To menjaga si lelaki yang
berada disisinya sudah berebut menjawab, "Jangan
salahkan Pek To, aku sendiri yang paksa dia membawa
aku datang kemari," Mendadak ia tersenyum dan terusnya, "Sungguh
tajam penglihatanmu, untuk menyamar saja aku sudah
619 membuang banyak waktu, tidak disangka sekali pandang
kau berhasil mengetahui rahasia penyamaranku."
Orang ini bukan lain adalah penyaruan dari Sie Si
Cong, Tok say dari empat keresidenan besar.
Air muka Kwan Tiong Gak berubah amat serius,
katanya perlahan, "Thayjien, tempat ini adalah tempat
gelanggang jual nyawa, setiap saat bisa terjadi satu
pertarungan sengit yang membahayakan jiwa manusia,
tubuh thayjien yang berharga mana boleh datang kemari
untuk menempuh bahaya. sedikit banyak thayjien tak
tahu diri." "Oooouuw sudah banyak tahun tak ada orang yang
berani berkata demikian dengan diriku." seru Sie Si Cong
sambil tersenyum. Kwan Tiong Gak seketika jadi tertegun, segera
teringat olehnya kalau orang yang sedang ia bicara
sebenarnya adalah seorang pembesar tinggi kelas wahid
yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal serta
menguasai pucuk pimpinan ketenteraan, beberapa patah
kata yang di ucapkan memang sedikit keterlaluan.
Buru buru dia menjura, "Thayjien, siauw beng"."
"Kwan heng, aku tidak menyalahkan dirimu," tukas Sie
Si Cong sambil menggeleng dan tertawa. "Hanya saja
aku rasa penyaruanku ini belum tentu bisa diketahui oleh
mereka." "Aaii". ,! Thayjien, dalam sekali pandang saja cayhe
berhasil menemukan penyaruanmu, asal orang yang
pernah berjumpa dengan dirimu serta menperhatikan
lebih teliti lagi maka mereka segera mengenal dirimu,
sebenarnya siauw beng hendak mengikat mereka
dengan suatu perjanjian, tetapi melihat thayjien ikut hadir
620 aku tak bisa membiarkan mereka berada disini terlalu
lama lagi, terpaksa kubiarkan mereka bubar."
"Merusak rencana bagusmu, aku merasa menyesal
dan minta maaf." "Soal perjanjian hanya suatu majalah Kecil,
keselamatan thayjien merupakan masalah yang amat
besar. Harap thayjien suka mendengarkan perkataan dari
siauw heng dan lain kali jangan sekali kali menempuh
bahaya lagi" "Aku mengerti." sahut Sie Si Cong sambil tersenyum.
"Lain kali aku tentu akan bertindak lebih berhati hati"."
Ia mendehem sebentar, kemudian terusnya, "Ada
suatu urusan hendak kuberitahukan kepadamu, soal peta
rahasia pangangon kambing tersebut telah aku bicarakan
dengan besanku Liuw thayjien"."
"Lalu apa yang dikatakan Liuw thayjien?"
"Dia minta aku yang memutuskan persoalan ini. "."
"Kalau begitu bagus sekali, harap thayjien suka
menerima kembali peta rahasia pengangon kambing ini."
Tapi dengan cepat Sie Si Cong telah menggeleng
"Aku ingin menghadiahkan peta rahasia pengangon
kambing ini untukmu," kata nya sambil tertawa,
"Hadiahkan kepadaku?" tanya Kwan Tiong Gak agak
tertegun. "Tidak salah, aku pikir kalau peta rahasia ini
menunjukkan sesuatu tempat penyimpanan harta karun,
aku merasa harta karun tersebut tiada guna bagiku, lain
halnya kalau harta karun ini kau yang berhasil dapatkan,
kau bisa menggunakannya sebagai modal untuk
621 membuka sepuluh buah memperluas usahamu."
kantor cabang serta "Dia begitu paham terhadap keadaanku. hhmmm
keterangan ini berhasil ia dapatkan dari Jen Pek To,"
segera pikir Kwan Tiong Gak dalam benaknya.
Karena berpikir demikian tanpa terasa sudah berpaling
kearah Jen Pek To. Kembali Sie Si Cong tersenyum. "
Hal inipun tak bisa disalahkan diri Pek To, kalau bukan
aku yang desak dirinya terus menerus, tentu saja ia tak
berani memberitahukan hal tersebut kepadaku."
"Thayjien salah tafsir, siauw beng sama sekali tidak
bermaksud menyalahkan diri Jen-heng."
"Kalau begitu sangat bagus. . , ." ia tersenyum dan
ujarnya lebih lanjut, "Jikalau di dalam peta rahasia
pengangon kambing itu tercatat pelbagai ilmu silat, buat
diriku pun tiada berguna, oleh karena itu setelah


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kupikirkan tiga kali akhirnya aku mengambil keputusan
untuk hadiahkan peta rahasia pengangon kambing ini
kepadamu, inilah baru tepat pedang mustika
sepantasnya untuk pendekar sejati."
Kwan Tiong Gak tidak langsung menerima pemberian
itu, ia termenung sebentar, kemudian katanya, "Maksud
Baik thayjin biarlah siauw-beng terima dalam hati saja,
terus terang saja siauw beng tidak berani menerima
pemberian berharga dari thayjien ini."
Mendengar penolakan itu agaknya Sia Si Cong
merasa sedikit berada diluar dugaan ini berseru tertahan.
"0oouw". kelihatannya dibalik kejadian ini masih
terselip rahasia lain, kau duduklah! kita bicarakan
persoalan ini perlahan lahan."
622 Kwan Tiong diseberangnya. Gak menurut dan segera duduk "Thayjin silahkan berbicara!"
"Kenapa begitu banyak jago kangouw yang hendak
merebut peta rahasia pengangon kambing ini" "
"Karena dalam pandangan orang orang Bu lim, peta
rahasia pengangon kambing ini adalah sebuah benda
pusaka yang sangat berharga. kecuali tersimpan
sejumlah harta karun yang tak ternilai harganya,
tersembunyi pula serangkaian ilmu silat yang luar biasa "
"Jikalau benar orang orang Bu lim menyukainya
kenapa kau tidak suka menerima pemberianku ini?"
"Bukannya siauw beng tidak suka, tapi aku tak bisa
mengingkari janjiku terhadap para enghiong hoohan
yang ada dikolong langit, tadi sudah kukatakan bahwa
aku tiada maksud untuk mengangkangi benda tersebut,
kalau sekarang thayjien berikan benda pusaka ini
kepadaku, bukankah aku akan menjadi seorang manusia
yang tidak bisa dipercaya" "
"0ooo". begitu" Sie Si Cong tersenyum, "Tetapi Pun
say tetap menjumpai perasaan yang aneh serta susah
mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah
peta rahasia ini, entah apa yang harus aku lakukan pada
saat ini." "Menurut pendapat siauw beng, benda ini tidak
mendatangkan keuntungan bagi si-pemiliknya, biarkan
benda itu tetap dikolong langit akhirnya akan
mendatangkan bencana bagi umat manusia!"
"Jadi maksudmu melenyapkannya.?"
623 "Sedikitpun tidak salah, harus dilenyapkan dengan
demikian bisa terhindar berbagai kesulitan serta
kerepotan," Sie Si Cong termenung, beberapa saat kemudian
katanya. "Pun say rasa setelah kita musnahkan benda ini maka
dikemudian hari akan muncul dua persoalan, masalah ini
tak bisa diselesaikan dengan sebaiknya. Apakah orang
lain akan percaya kalau peta rahasia tersebut benar
benar dimusnahkan" Apakah orang itu mau menerima
kenyataan begitu saja" Kwan heng apakah berani kau
menjamin setelah peta rahasia itu dimusnahkan maka
orang-orang Bu lim tak akan menyelundup masuk
kedalam istana untuk mendatangkan kerepotan lagi?"
"Soal ini", soal ini"." Kwan Tiong Gak kelihatan
dibikin agak tertegun. "Ditambah pula orang itu meninggalkan harta karun
serta ilmu silat adalah bertujuan agar benda tersebut bisa
digunakan dalam dunia," sambung Sie Si Cong lebih
lanjut, "kalau kita musnahkan peta rahasia ini, bukan kah
sama halnya kita sudah menyia-nyiakan hasil kerja orang
itu yang dengan susah payah membuat peta tersebut?"
"Asal. , . .! perkataan thayjien sedikit pun tidak salah?"
Kwan Tiong Gak menghela napas panjang. "Tetapi
mempertahankan peta rahasia ini sama halnya menanam
bibit bencana buat kemudian hari, barang siapa yang
memperoleh peta rahasia ini tak bisa hidup dengan hati
tentram." "Kalau didengar memang sangat beralasan ucapanmu
itu, padahal dalam kenyataan sama sekali tidak
mengena"." 624 Mendengar perkataan tersebut Kwan Tiong Gak
merasa tidak puas. "Thayjien, dapatkah kau
alasannya?" serunya cepat.
menunjukkan alasan Sie Si Cong tersenyum. "Aku ingin tahu benda apa yang ada di kolong langit
tak perlu dapat perlindungan" dari gunung serta sungai
sepanjang laksaan li sampai gubuk serta pagar kebun
siapa yang-tidak melindunginya, kalau peta rahasia
Pengangon kambing ini benar benar adalah sebuah peta
pusaka tentu saja ada orang yang hendak merebutnya,
dan aku rasa utusan ini merupakan kejadian yang lumrah
justru kalau peta pusaka ini tak ada yang mau
menggubris atau merebutnya ini baru merupakan suatu
berita yang mengherankan bukankah begitu" "
Kwan Tiong Gak merasa apa yang dicapkan memang
sangat cengli, hanya saja- ada beberapa bagian yang
terlalu dipaksakan. setelah termenung sebentar, katanya.
"Pendapat thayjien menang benar, tapi dalam
kenyataan masalah peta pusaka ini sedikit agak berbeda
dengan apa yang kau katakan."
"Dibagian yang mana kau katakan tidak sama" "
"Karena peta rahasia ini tercantum serangkaian ilmu
silat yang lihay pun luar biasa."
"Maka dari Itu semakin tak boleh dibakar lagi"."
Ia merandek sejenak, kemudian tambahnya.
"Jikalau kau sudah bulatkan tekad untuk memusnahkannya lebih baik undang juga beberapa
orang jago lihay untuk ikut menyaksikan, dengan adanya
625 beberapa pasang mata yang ikut menyaksikan berarti
ada pula beberapa orang yang menjadi saksimu."
Bicara sampat disitu ia lantas berpaling kearah Jen
Pek To, serunya. "Pek To mari kita pergi?"
Ia bangun terlebih dahulu dan berlalu dari sana
dengan langkah lebar. Jilid 19 BURU BURU Kwan Tiong Gak lintangkan tangan
menghadang. "Thayjien, harap kau suka mengijinkan siaw heng
untuk mengutus beberapa orang piauwsu untuk
menghantar diri thayjien."
"Haa". haaaa". walaupun aku tidak memiliki
kepandaian silat seperti yang dimiliki Kwan Cong Piauw
tauw, tetapi aku memiliki kepandaian silat seperti yang
dimiliki semangat tidak jeri terhadap segala ancaman
bahaya, tidak perlu merepotkan dirimu lagi".
"Thayjien," seru Kwsn Tiong Gak kembali setelah
tertegun beberapa saat lamanya "Bagaimana kalau
berhenti sebentar dan dengarkan sepatah dua patah kata
siauw heng?" Tanpa berpaling lagi jawab Sie Si Cong, "Jangan kau
ungkap soal peta rahasia pengangon kambing lagi, tadi
sudah kukatakan bahwa barang berharga itu
kuhadiahkan untukmu dan tak bisa kuterima lagi,
bagaimana kau hendak menyelesaikan masalah tersebut
itu urusan pribadimu sendiri."
Selesai berkata tanpa berhenti lagi ia terus berjalan
dan lenyap dibalik hutan.
626 Menanti Sie Si Cong serta Jen Pak To telah berlalu,
Kwan Ciong Gak segera berbisik.
"Saudara Poei, bawahlah Giok Long serta Toa Lek
mengikuti dari belakang Sio thayjien sembari diam diam
melindungi keselamatannya, kalau terjadi sesuatu
peristiwa barulah kirim kabar kepadaku."
Poei Ceng Yan mengiakan dengan membawa Liem
Toa Lek berdua mengintil dari belakang Sie Si Cong.
Setelah ketiga orang itu berlalu, Nyioo Su Jan berjalan
mendekati Cong Piauw tauw ya sembari bertanya, "Cong
Piauw tauw kau bermaksud hendak menyelesaikan
masalah peta rahasia ini dengan cara bagaimana?""
"Aku telah berubah pendapat"
"Kau hendak berbuat bagaimana?"
Kwan Tiong Gak mendongak ke atas dan termenung
sebentar, lalu jawabnya lambat lambat, "Aku bermaksud
untuk kumpulkan seluruh jago yang kita miliki dari
perusahaan Hiaw Wie Piauw kiok kemudian sekuat
tenaga berusaha mendapatkan harta karun yang
terpendam menurut catatan diatas peta rahasia ini aku
pikir jumlahnya harta itu tentu ternilai harganya".
"Setelah menemukannya,
Cong Piauw tauw bermaksud hendak menyelesaikan soal ini secara
bagaimana?" "Barang siapa yang ikut serta dalam gerakan ini akan
memperoleh jumlah enak menikmati hidupnya sampai
akhir hayat, tapi tidak boleh terlalu banyak, sedang
sisanya kita sumbangkan untuk rakyat jelata atau untuk
membantu bencana yang menimpa."
627 "Agaknya Cong Piauw tauw benar ada maksud
mengakhiri usaha perusahaan ekspedisi Hauw Wie
piauw kiok kita?" "Su Jan." ujar Kwan Tiong Gak sambil tertawa getir
"Kita sudah berhasil merebut sedikit nama didalam dunia
persilatan, sekalipun sungguh sungguh hendak gulung
tikarpun bukan Suatu masalah yang gampang."
Ia merandek untuk menghela napas panjang,
kemudian tambahnya, "Sie thayjien adalah seorang
pembesar budiman, ia bersemangat jantan berpikiran
lurus dan merupakan seorang pembesar dengan sifat
yang mulia. dalam masa ini kalau bisa muncul beberapa
orang pembesar negeri lagi semacam Sie thayjien, maka
rakyat akan hidup sentosa serta gembira, tetapi dia
adalah seorang pembesar tinggi, banyak urusan tak bisa
ia lakukan sendiri."
"Maksud Cong Piauw tauw, Sie thayjien memberikan
peta rahasia pengangon kambing itu kepadamu adalah
bermaksud agar kau wakili dirinya menemukan gudang
harta tersebut?" "Dia adalah seorang pembasar negeri kelas satu
dalam pemerintahan saat ini, perkataan serta sikapnya
tentu saja harus kita pikirkan sendiri."
"Cong Piauw tauw, aku rasa peta rahasia pengangon
kambing itu susah dipertahankan menurut pendapat
hamba lebih baik kita serahkan kembali kepada Sie
thayjien, asalkan kita tak membawa peta rahasia
pengangon kambing itu maka kawan kawan dunia
persilatan tentu suka menjual muka untuk kita"
Kwan Tiong Gak tidak menjawab, ia segera berpaling
kepada diri Ih Cun. 628 "Suruhlah mereka berikan barang barang dan kita
segera Kembali kekantor pemerintahannya."
"Terima perintah," dengan cepat Ih Cun menjura.
"Su Jan, mari kita berangkat terlebih dahulu!"
Nyioo Su Jan mempercepat langkahnya berjalan
sejajar dengan Kwan Tiong Gak sambil bertanya, "Harta
karun yang termuat didalam peta rahasia pengangon
kambing hanya merupakan suatu berita saja didalam
dunia persilatan, benarkah dikolong langit ada kejadian
seperti ini masih susah di duga. Cong Piauw tauw demi
persoalan yang sama sekali tiada suatu patokan yang
bisa dipegang apa gunanya kau mengikat tali
permusuhan dengan orang orang Kang ouw"."
"Pada setengah jam barselang akapun pernah berpikir
demikian." "Jadi Cong Piauw tauw mempunyai pandangan lain"
Kwan Tiong Gak mengangguk. "Tempo dulu sewaktu
aku mendirikan perusahaan Expedisi Hauw Wie Piauw
Kiok, dengan seorang diri kuterjang keutara malang
melintang ke Selatan dengan tujuan menanamkan
fondasi yang kuat buat perusahaan kita, dan kini
perusahaan Hauw Wie Piauw Kiok telah memiliki
berpuluh puluh kantor cabang diperbagai tempat, jumlah
Piauw su sudah melebihi seratus orang didaerah utara
maupun selatan terhitung sebagai sebuah perusahaan
Piauw kiok yang terbesar, kalau membicarakan soal
nama kita sudah harus merasa puas.
Tapi,pikiranku saat ini kosong melompong. sedikitpun
tiada bedanya ketika aku masih berkelana didalam dunia
persilatan, tahukah kau apa sebabnya?"
629 "Sepuluh kantor, seratus orang Piauw su serta ribuan
pembantu telah menggantungkan nafKah hidup mereka
pada perusahaan kita-ini berarti menambah berat beban
Cong Piauw tauw" "Hal itu bukan merupakan alasan yang terutama."
tukas Kwan Tiong Gak sambil menggeleng. "Dagangan


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perusahaan Piauw kiok kita sangat baik sekalipun
memelihara beberapa orang lagipun bukan suatu
masalah yang rumit, orang kangouw yang berani
mengganggu barang kawalan kitapun tidak banyak,
terhadap persoalan ini aku hanya membuang waktu
dengan percuma saja. Jerih payah kita selama banyak
tahun ini sudah mengumpulkan banyak sekali pun kita
harus berhenti dan membagikan harta untuk semua
orang pun masih cukup buat kita untuk hidup sepuluh
delapan tahun lagi."
"Jikalau demikian adanya. Cong Piauw tauw tentu
mempunyai kesulitan lain."
"Sekalipun tidak salah, orang-orang kang Ouw
semuanya memanggil aku dengan sebutan Cong Piauw
tauw, hal ini dikarenakan perusahaan Hauw Wie Piauw
kiok kita makin besar dan luas, nama Kwan Cong Piauw
tauw pun makin hari makin nyaring. Tetapi bagi diriku
sendiri sebutan ini sama sekali tidak Mendatangkan
kegembiraan buat diriku bahan sebaliknya mendatangkan rasa rikuh karena seolah olah tujuanku
hanya mengejar nama serta harta belaka."
"Ehmm".tentang soal ini hamba paham," Nyioo Su
Jan mengangguk. "Kau sungguh sungguh paham?"
"Hamba percaya benar benar paham."
630 "Kalau begita bagus sekali, sekarang coba kau
katakan, biarlah aku mendengarkan uraianmu itu,"
"Bakat setia kepandaian silat Cong Piauw ta?w sangat
sempurna, tapi dalam soal harta serta nama telah tak
bisa memuaskan hatimu."
"Ucapanmu memang benar tapi salah! teruskan!" kata
Kwan Tiong Gak dengan sepasang alis berkerut.
"Cong Piauw-tauw ingin meninggalkan
kenangan yang mendalam dikolong langit ini."
suatu Mendengar perkataan tersebut Kwan Tong Gak
mendongak tertawa terbahak-bahak.
"Su Jan, dugaanmn sudah hampir benar hanya aku
tidak berpikir seperti apa yang kau ucapkan barusan aku
hanya ingin melakukan beberapa pekerjaan yang
menguntungkan bagi umat manusia, agar meninggalkan
sedikit kenangan dihati orang orang kemudian hari,
dengan demikian hidupku kali ini pun tak terhitung sia sia
belaka." "Maka dari itu secara mendadak Cong Piauw tauw
hendak berubah niat dan ingin meminjam kekuatan Hauw
Wie Piauw kiok untuk menemukan letak harta karun
tersebut kemudian menyebarkan benda berharga itu
kepada rakyat jelata?"
"Benar." Kwan Ttong Gik mengangguk "Aku pikir
dengan berbuat demikian jauh lebih menguntungkan dan
lebih mulia dari pada setiap hari berkelana didalam dunia
persilatan hanya dikarenakan mengejar harta serta nama
belaka." "Perkataan Cong Piauw tauw sedikitpun tidak salah,
kalau Cong Piauw merasa bahwa aku orang she Nyioo
masih bisa di butuhkan cayhe rela mengikuti jejakmu."
631 "Bagus sekali tanganmu." justru aku hendak meminjam Sembari berkejap kedua orang itu meneruskan
perjalanannya, tidak terasa lagi mereka telah tiba
dikantor cabang parusahaan Hauw Wie kiok.
Belum lama mereka berdua duduk di-ruangan tengah
Pui Ceng Yan serta Lim Toa Lek sekalipun telah tiba pula
dalam kantor, "Toako." ujar Poei Ceng Yan sembari menjura.
"Siauwte sekalian telah melihat Sie thayjien tiba didalam
istananya dengan selamat."
"Bagus sekali, semua orang sudah sibuk satu
malaman penuh, sekarang pergilah beristirahat semua,
besok pagi aku masih ada urusan hendak dirundingkan
dengan kalian." "Toako, bukankah malam ini juga kita akan berangkat
pulang ke Utara," "kuda kuda sudah dibari makan kenyang. pelana
segera dipasang begitu ada perintah" sambung Liem Toa
Lek. Kwan Tiong Gak tersenyum.
"Kau suruhlah aku telah mengubah rencana untuk
sementara tidak akan berangkat"
"Aiaaa".,". .!" Poei Cong Yan berseru tertawa
"Toako, selama banyak tahun siauwte baru untuk
pertama kalinya melihat bagaimana lihaynya permainan
senjata rahasia Kiem Ling Piauw mu dan untuk pertama
kalinya pula mendengar toako berkata demikian."
632 "Benar. saudara Siauwte telah mengubah rencana
semula, sewaktu kalian pergi menghantar Sie thayjien
tadi." "Toako" seru Pui Ceng Yan kemudian, Setelah
termenung sebentar "Kau hendak mengubah rencanamu
secara bagaimana" dapatkah diutarakan agar Siauwte
ikut mengerti?" "Tentu saja boleh."
"Bagaimana dengan, perusahaan Piauw kiok kita?"
"Untuk sementara berhenti bekerja."
"Toako, menurut keadaan pada tahun berselang
sebelum tutup tahun merupakan saat saat paling repot
buat kita, tahun baru ini kita sudah ada setengah tahun
lamanya kita beristirahat, dan kebanyakan dagangan
datang pada pemulaan tahun ini, toako kita tak akan bisa
menolak datangnya permintaan permintaan yang makin
meningkat ini!" Kwan Tiong Gak termenung sebentar kemudian
mengangguk. "Perkataanmu sedikitpnu tidak salah, maka dari itu
saudara kau akan lebih repot lagi."
"Toako bersikap, sangat baik terhadap siapa pun
piauwsu yang ada dalam perusahaan pun semuanya
bersedia mengorbankan jiwa demi Toako, mau suruh
siauwte terjang lautan api naik kegunung golok, tak akan
ku tolak asal ada perintah dari dari toako,"
"Cepatlah kau kembali kekantor pusat dan instruksikan
seluruh kantor cabang untuk sementara jangan
menerima pesanan pesanan bagi mereka yang telah
diterima pesanan berusaha antuk dibatalkan,"
633 "Kalau tidak berhasil dibatalkan?"
"Terpaksa kita harus pikul sendiri!"
"Jika kudengarkan nada psmbicaraan toako, agaknya
sudah ambil keputusan untuk membubarkan perusahaan
Hauw Wie Piauw kiok kita?"
"Aaaai". saudara perusahaan Hauw Wie piauw kiok
kita sudah berkembang sampai batas batasnya, kalau
kita bekerja teruspun teetap akan seperti ini. Pepatah
mengatakan. genting tak akan pecah kalau tidak terjatuh
dari atas, panglima tak akan binasa kalau tidak maju
perang, kalau perusahaan kita teruskan pada suatu hari
merek emas kita akan dihancurkan orang, dari pada
terjadi peristiwa semacam ini lebih baik sekarang juga
kita mengundurkan diri terlebih dahulu dengan demikian
Kita masih bisa mempertahankan sedikit nama baik."
Agaknya Poei Ceng Yan masih merasa tidak setuju
dengan cara kerja Kwan Tiong Gak ini, tapi ia tidak
banyak bicara lagi, setelah termenung sejenak katanya,
"Baiklah, kalau memang toako sudah mengambil
keputussn demikian siauwte pun tak akan banyak
berbicara lagi, entah kenapa siauwte boleh berangkat?"
"Tentu saja, lebih cepat lebih baik."
"Baik! Sekarang juga siauwte akan berangkat, Toa Lek
suruh orang siapkan kuda buat diriku"."
"Tidak perlu begitu tergesa gesa" cegah Kwan Tiong
Gak sambil tertawa. "Ini hari adalah permulaan tahun,
berangkatlah setelah lewat ini hari, lagi pula aku masih
ada urusan lain yang hendak dirundingkan dengan
dirimu." "Toako masih ada urusan apa" kalau kita tinjau dari
nada pembicaraan Toako agaknya urusan sangat
634 mendesak tinggal satu atau tanggal dua hanya terpaut
satu hari sedikit-pun tidak perbedaan."
Mendengar ucapan itu Kwan Tiong Gak tertawa
terbahak bahak. "Haaa ". haaaa".dalam hatimu lagi mangkel sekali
kendati tak kau utarakan aku bisa melihatnya sangat
jelas, hubungan persahabatan kita selama banyak
tahun"." "Toako kau jangan salah paham," tukas Poei Ceng
Yan cepat. "Sekalipun siauwte merasa mangkelpun tak
akan merasa benci terhadap toako, hanya ssja"."
"Aku paham". Kwan Tiong Gak tersenyum. "Hal ini
hanya bisa salahkan aku tak menerangkan perkataanku
sejelas jelasnya." "Kalau Toako suka menerangkan perkataanmu, hal ini
jauh lebih baik lagi"."
"Hal ini merupakan perubahan pandangan seseorang.
Saudara, apa yang diucapkan Sie thayjien kemarin
malam apakah Cuwi sudah mendengar?"
"Sudah mendengar "
"Kita berhasil memiliki kepandaian silat bagaimana
pun juga tak bila bekerja sebagai pengawal barang
sepanjang hidup, apa lagi kita telah berhasil
mengumpulkan banyak uang sekalipun perusahaan
dibubarkan masih cukup untuk membiayai penghidupan
kita selanjutnya. Kita harus menggunakan masa hidup
selanjutnya ini untuk melakukan perbuatan yang
menguntungkan bagi umat manusia."
"Toako bersiap sedia hendak melakukan apa?"
635 "Mengikuti peta rahasia ini mencari sampai dapat
harta karun yang terpendam kemudian menggunakan
benda benda berharga itu untuk menolong sesama
manusia yang menderita di kolong langit."
Poei Ceng Yan termenung sejenak, katanya, "Siauwte
merasa setuju dengan maksud mulia Toako hendak
menolong sesama manusia, tapi dengan berbuat
demikian kita mengikat tali permusuhan dengan Bu lim."
"Tentang soal itu aku tahu, maka dari itu aku hendak
menghentikan semua kegiatan perusahaan kita dari pada
mereka menimpahkan hawa amarah tersebut pada
perusahaan kita dan melukai pelancong serta pedagang
yang sama sekali tak terlibat dalam hal ini."
"Burung lewit meninggalkan suara, manusia mati
meninggalkan nama, dengan berbuat demikian nama
besar Toako akan tetap tercatat dihati semua orang
selama ratusan tahun lamanya, hal ini tentu saja
membanggakan diri kita. Tetapi Toako tidak berpikir
bagaimana dengan penghidupan selanjutnya dari beribu
ribu anggota perusahaan apa bila kita tutup semua
kantor cabang perusahaan Hauw Wie Piauw kok"
apakah kau hendak mengorbankan diri mereka?"
"Akupun tahu urusan ini tidak gampang untuk
menyelesaikannya, maka dari itu aku minta saudara suka
bekerja secara terpisah membereskan kesulitan ini, aku
pikir paling lambat tiga bulan, seluruh kantor cabang
harus ditutup semua, aku segera kembali keibu kota
untuk kirim kabar dengan burung merpati sedang kau
dari sini langsung berangkat kepelbagai kantor cabang
untuk memberi perintah jangan menerima pesanan lagi,
beruntung dalam kantor cabang masih tersimpan
sejumlah uang, suruhlah tiap Piauw su yang bertanggung
jawab dalam kantor cabangnya membagikan uang
636 secara merata dan bubarkan seluruh anggota agar
mereka mencari nafkah hidup lain"."
"Jikalau mereka tidak mau bubar?" tanya Pui Ceng
Yan. "Mereka harus dibubarkan, perjalanan kita kali ini
untuk mencari harta bukan seperti pengawal barang
kawalan biasa. orang-orang yang kita hadapi adalah jago
jago lihay Bu lim kelas wahid, apakah tidak sayang
mengorbankan jiwa dengan percuma?"
"Perkataan toako sedikitpun tidak salah, siauwie
segera akan terangkat"."
"Beristirahatlah malam ini, besok pagi baru berangkat."
"Baiklah perjalananku kali ini mungkin akan
membutuhkan waktu selama dua bulan lebih. setelah
urusan selesai aku segera kembali kekantor pusat untuk
menjumpai toako." "Tak usah, setelah urusan selesai kembalilah kekota
Ka Hong, aku pun segera akan berangkat kemari."
Setelah rencana disusul mereka pergi beristirahat.
Keesokan harinya pagi pagi sekali Pui Ceng Yan
sudah berangkat melakukan perjalanan.
Setelah menghantar Pui Ceng Yan berangkat. Kwan
Tiong Gakpun menyerahkan beberapa pesan kepada diri
Liem Toa Lek, "Setelah aku pergi, kau harus berhati hati,
jikalau Sie thayjien kirim orang mencari aku katakan saja
aku telah berangkat ke ibu kota, paling lambat tiga bulan
lagi akan tiba kembali kemari, waktu itu aku bisa pergi


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjumpai dirinya diistana."
"Hamba akan mengingat-ingat," Liem Toa Lek segera
menjura. 637 "Tanda merek perusahaan Hauw Wie-piauw kiok yang
ada didepan pintupun boleh diturunkan, mulai sekarang
tak usah menerima pesanan lagi."
"Hamba akan, segera perintahkan mereka untuk
melaksakannya." Kwan Tiong Gak tertawa. "Untuk sementara waktu orang-orang yang ada dikota
Kay Hong tak perlu dibubarkan dulu, setelah tiba di ibu
kota aku akan pilih beberapa orang Piauwsu
berkepandaian tinggi untuk datang lebih dahulu ke kota
Kay Hong dan membantu urusanmu di sini."
Bicara sampai disini ia alihkan sinar matanya ke arah
Nyioo Su Jan serta Lie Giok Liong terusnya, "Su Jan, kau
serta Giok Liong dan Ih Cun tetap berdiam disini, tak
usah pulang kekantor pusat lagi."
"Kami turut perintah," ketiga orang itu bersama sana
menjura. Setelah meloncat naik keatas kudanya Kwan Tiong
Gak melarikan binatang tersebut kedepan untuk
melakukan perjalanan. Menanti bayangan punggung dari Cong Piauw
tauwnya telah lenyap dari pandangan senua orang baru
kembali keruangan tengah,
Liem Toa Lek segera menjura ke arah Nyioo Su Jan
sembari berkata, "Nyioo heng, membicarakan soal
pengalaman kecerdikan kau jauh lebih hebat dari
siauwte, sejak Cong Piauw tauw berlalu harap urusan
disini bisa diputusi oleh Nyioo heng."
"Soal ini. .soal ini"."
638 "Nyioo heng tak perlu merendah lagi. siauwte akan
mendengarkan semua perintah mu."
Buru-buru Nyioo Su Jan menjura.
"Jikalau demikian adanya, siauwte akan menurut
saja"." Ia merandek sejenak, demikian terusnya, "Cong Piauw
tauw serta Hu Cong Piauw tauw telah meninggalkan
tempat ini, berita tersebut dengan cepat akan diketahui
oleh si Hoa Hoa Kongcu Ke Giok Lang, kecuali Cong
Piauw tauw telah mengadakan persiapan atau Ke Giok
Lang telah pergi mengejar Cong Piauw tauw. Asalkan ia
tetap berada dikota Kay Hong maka ia pasti berusaha
untuk menghadapi kita, maka dari itu kita harus bertindak
lebih berhati hati. Harap Cu-wi pikirkan cara apa yang
bagus untuk mengatasi masalah ini. nanti sore kita
berunding lagi untuk mencari satu akal untuk
membendung usaha Ke Giok Lang ini."
Lie Giok Liong sekalian sama sama mengiakan dan
segera kembali kekamar masing-masing untuk
membendung usaha Ke Giok Lang ini dan sekalian untuk
beristirahat. Sementara itu kita balik pada Kwan Tiong Gak yang
membedal kudanya melanjutkan perjalanan, dalam
sekejap mata ia sudah melewati sepuluh lie lebih.
Waktu itu sang surya baru saja muncul sinar matahari
yang barwarna keemas emasan menyoroti permukaan
salju nan putih menimbulkan cahaya pantulan yang
menyilaukan mata. Dibawah sorotan sang surya, tampaklah ditengah
jalan raya berdiri menanti seorang hweesio berjubah abu
abu. 639 Sejak semula Kwan Tiong Gak sudah mengerti
apabila dirinya tak bakal bisa meninggalkan kota Kay
Hong dalam keadaan aman tetapi tak disangka olehnya
kalau orang pertama yang dijumpainya bukan lain adalah
sang paderi yaug ditemuinya kemarin malam dalam
hutan pohon Liuw, ia agak tertegun dan segera
menghentikan kudanya sembari pura pura tidak kenal.
"Thaysu, kenapa kau menghadang perjalananku?"
tegurnya. Hweesio itu mendongak dan memandang sekejap
kearah Kwan Tiong Gak, kemudian sindirnya
"Kwan Cong Piauw taew, ternyata kau adalah seorang
pelupa." Kwan Tiong Gak tertawa hambar. "Thaysu kau adalah
seorang manusia tak bernama juga tak ada gelar, hal ini
membuat aku sulit untuk mengingat ingatnya."
Air muka sang paderi tersebut tetap hambar sedikitpun
tidak berubah, ujarnya kembali, "Pinceng paling tidak
suka menutupi segala yang kuingin katakan, kau Kwan
Cong piauw tauw sebagai seorang yang berkedudukan
tinggi rasanya tak akan berbohong, pinceng ingin
menanyakan satu hal kepadamu."
"Silahkaa thaysu ajukan pertanyaan"."
"Sekarang peta pengangon kambing itu berada di
mana?" "Berada dalam saku orang she Kwan."
"Bagus sekali entah dapatkah Kwan Cong Piauw
Tauw meninggalkan benda tersebut disini."
640 "Untuk ditinggalkan disini bukan suatu hal yang sulit,
tapi aku harus libat dahulu apakah Thay suhu punya
kenampuan atau tidak."
Sapasang mata paderi berjubah abu abu Itu berkilat
memancarkan cahaya tajam seru nya.
"Pinceng, sudah melihat bagaimana hebat nya
permainan senjata rahasia serta ilmu golok Kwan Cong
Piauw," "Kalan begitu thaysu tentu sudah mempunyai
perhitungan untuk menghadapi aku orang she Kwan,"
sambung Kwan Tiong Gak hambar, ia segera meloncat
turun dari kuda nya. Mendengar perkataan itn sipaderi berjubah abu abu itu
tertawa dingin. "Kalau Kwan sicu rela menyerahkan peta rahasia
pengangon kambing itu secara suka rela kita boleh
hindari suatu pertarungan sengit"
"Haaa. ".Haas". ".Haha, Thay suhu, sungguh enak
sekali perkataanmu."
"Rejeki atau bencana tak bisa datang sendiri, tapi
dicari oieh manusia kalau Kwan sicu tidak percaya
dengan perkataan pinceng silahkan cabut keluar senjata
tajammu." Kembali Kwan Tiong Gak tersenyum. "Thaysu adalah
seorang paderi yang melepaskan diri dari segala
keduniawian, tetapi-cayhe lihat thaysu bukan seorang
paderi saleh, kau terlalu serakah serta menginginkan
barang milik orang lain, watakmu jelek ini bahkan
melebihi manusia biasa."
Ia mendehem perlahan, lalu terusnya.
641 "Tetapi cayhe tetap terhadap bilamana Thaysu bisa
mengerti diri dan menarik maksudnya semula sehingga
diantara kita tak usah melangsungkan suatu
pertarungan. semisalnya thaysu benar benar sudah
bulatkan tekad ingin bergebrak melawan aku orang she
Kwan, harap kau suka sebutkan dulu gelar serta asal
usulmu." "Omitohud setelah kau berhasil menangkan diriku,
belum terlambat apabila pinceng menyebutkan gelarku."
Tapi dengan menggeleng. cepat Kwan Tiong Gak telah "Thaysu seorang diri menghadang perjalananku,
dalam hati tentu sudah punya suatu keyakinan, setelah
bergebrak maka pertarungan ini pasti akan berlangsung
dengan amat serunya. Senjata tak bermata tak urung
salah satu pihak akan terluka. Cayhe mempunyai
beberapa orang sahabat karib yang berasal dari kuil
siauw lim sie semua, apabila thaysu ada lah orang asalusul Siauw tim sie"."
"Kalau benar mau apa?" tuk&s hweesio itu tiba tiba.
"Kalau thaysu adalah seorang hweesio berasal dari
kuil siauw lim sie cayhe tidak ingin bergebrak melawan
dirimu," "Jikalau pinceng tidak memberi jalan bagimu untuk
lewat?" "Aku orang she Kwan percaya masih mampu untuk
meloloskan diri dari sini."
"Bagaimana kalau pinceng bukan keluaran dari kuil
Siau lim sie?" "Hal ini akan kulihat dulu bagaimana kepandaian silat
yang kau miliki" 642 Si hweesio perjubah abu abu itu kontan tertawa dingin.
"Kwan Tiong Gak kau sudah bicara banyak sekali tak
gunanya, perduli apa yang kau katakan aku tak akan
menyebutkan gelar serta asal usulku"."
"Setelah thaysu berkeyakinan bisa mengalahkan aku
orang she Kwan, kau baru berani datang kemari,
bukankah begitu?" jengek orang she Kwan itu.
"Aku sudah melihat permainan ilmu golok dari Kwan
sicu, hanya saja pinceng tetap merasa bahwa nama
seseorang hanya merupaksn suatu petanda belaka. Kau
she Kwan dan bernama Tiong Gak, kendati begitu kau
pun tak boleh melarang orang lain ikut she Kwan pula
dengan nama Tiong Gak. Dikolong langit ada sepuluh,
delapan orang Kwan Tiong Gak hal itu tidak termasuk
sesuatu hal yang aneh tetapi jelas mereka bukan Kwan
Cong Piauw tauw dari perusahaan Hiaw Wie Piauw kiok,
bukankah begitu?" Ucapan yang berliku liku ini membantu Kwan Cong
Gak yang banyak pengalaman jadi tertegun.
"Taysu kau sudah bicara setengah harian tetapi cayhe
masih belum memahami apa yang sebenarnya kau
maksudkan." "Maksudku gampang sekali, pinceng berpendapat
lebih baik kau tak usah mencari tahu asal usulku dan
tidak perlu mengurus siapakah namaku, kau hendak
melindungi peta rahasia pengangon kambing itu jangan
sampai terjatuh ketangan orang lain bukan mengandalkan nama kosong gelarmu sebagai Golok
sakti Genta emas yang menggetarkan delapan penjuru,
melainkan mengandalkan kepandaianmu yang sebenarnya untuk mengalahkan pinceng, kalau kalah
pinceng segera akan putar badan berlalu, sedang kalau
643 kau yang kalah maka serahkan peta pengangon kambing
itu kepadaku. Diantara kita tiada ikatan dendam,
kedatanganku hanya untuk peta rahasia tersebut lagi
pula hweesio di kolong langit sangat banyak dan mereka
belum tentu adalah diriku."
Mendengar perkataan yang tidak karuan ini Kwan
Tiong Gak tertawa terbahak bahak "Ucapan thaysu benar
benar mengandung maksud yang sangat mendalam, dan
aku liht kau sangat berbeda dengan orang lain, jadi kau
ingin merebut peta pengangon kambing dari tangan aku
orang she Kwan, tapi kau tidak ingin menyebutkan nama
serta asal usulmu bukankah begitu?"
"sedikitpun tidak salah."
"Bagus! kalau memang thaysu bermaksud demikian,
kitapun boleh segera mulai bergebrak, silahkan kau
cabut keluar senjata mu!"
Kiranya hweesio tersebut selama ini selalu bertangan
kosong. Walaupun Kwan Tiong Gak telah memperhatikannya
dengan seksama tetapi tak berhasil ia ketahui dimanakah
senjatanya disimpan. Si hweesio itu segera ayunkan sepasang telapak
tangannya. "Kwan sicu silahkan cabut keluar senjatamu dan tak
usah kuatir melukai diri pinceng lagi."
"Jadi thaysu ingin menggunakan sepasang telapakmu
untuk menghadapi golok emas dari aku orang she
Kwan?" seru Kwan Tiong Gak dengan wajah agak gusar.
"Pinceng membawa senjata hanya saja Kwan Cong
Piauw tauw tidak berhasil melihatnya saja."
644 Mendengar ucapan itu Kwan Tiong Gak merasa
hatinya tergerak, segera pikirnya".
"Saudara Poei melatih sepasang telapak tangannya
sebagai Thiat Sin Ciang, golok dan pedang biasa tak
akan bisa melukai dirinya, gelang emas dijari tangannya
bisa diayunkan keluar melukai lawan, apakah hweesio
inipun berhasil melatih kepandaian silat istimewa ini.
Ketika ia perhatikan pihak lawannya dengan teliti,
tertampak olehnya sepasang telapak hweesio tersebut
amat halus dengan kulit yang tipis serta warna merah
keputih-putihan, sama sekali berbeda dengan keadaan
telapak orang yang melatih ilmu Thiat Sah Ciang atau
sebangsanya sedang dijari tanganpun tidak tertampak
gelang emas atau sebangsanyaBagaimanapun Kwan Tiong Gak adalah seorang jago
tua yang banyak pengalaman dalam soal dunia
persilatan, setelah diperiksa dengan teliti akhirnya ia


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berhasil ditemukan. apabila kulit wajah hweesio itu kelihatan jadi kaku dan
keras, seolah olah sedang memakai selapis topeng yang
amat istimewa. Penemuan ini membuat Kwan Tiong Gak keheranan
pikirnya ; "Anak murid budha mengenakan topeng antuk
menutupi wajah aslinya, hweesio ini belum tentu adalah
seorang hweesio yang sebenarnya."
Karena berpikir demikian ia segera tertawa terbahak
bahak. "Haaa". haaa". haa".saudara saudara perguruan
Buddha adalah tempat suci dikolong langit, apalagi
disamping itu masih ada tiga ratus enam puluh jalan lain,
645 apa perlunya hweesio?" saudara menyaru sebagai seorang "Kwan sicu kau terlalu banyak bicarakan hal hal yang
tak berguna." seru sang paderi itu sambil angkat telapak
kirinya. Mendadak badannya maju selangkah kedepan.
telapak tangannya segera mengancam dada Kwan Tiong
Gak. Sejak tadi Kwan Tiong Gak sudah mengatur
pernapasan melakukan persiapan. sebenarnya ia ingin
menerima datangnya serangan dengan keras lawan
keras, tetapi setelah ditemuinya sewaktu hweesio itu
mengangkat telapak kanannya tertampak sebuah bulatan
warna merah darah, seketika niatnya sudah diubah, sang
badan dengan cepat miring kesamping meloloskan diri
dari datangnya serangan tersebut.
Karena kesalahan kecil ini mengakibatkan sang
hweesio berjubah abu-abu itu berhasil merebut posisi
yang lebih baik. telapsk tangannya segera mengirim
serangan berantai mengancam iga kirinya.
"Suatu ilmu pukulan yang sangat bagus." teriak Kwan
Tiong Gak. Sspasang lengannya dibentangkan, dengan gerakan
"Han Teh Pah Cong?" atau tanah paceklik mencabut
bawang badannya mencelat tujuh, delapan depa
ketengah udara. Sang paderi tersebut segera tertawa dingin. "Kwan
sicu, cabut keluar senjata tajam-mu!" serunya.
Ditengah berkelebatnya bayangan manusia, ia pun
meloncat ketengah ndara. 646 Kwan Tiong Gak seketika merasakan datangnya
segelung angin pukulan mendesak badannya, ia jadi
terperanjat, "Kepandaian ilmu silat dari hweesio ini benar benar
bagus, aku tak boleh berlaku gegabah lagi dengan
dirinya," pikir Cong Piauw tauw dari perusahaan Hauw
Wie Piauw kiok ini diam-diam.
Setelah berhasil merebut posisi yang baik serangan
serangan sang paderi tersebut semuanya ditujukan pada
bagian bagian badan yang merupakan titik titik kematian,
asalkan Kwan Tiong Gak tidak berhasil meloloskan diri
dari kurungan telapak tangan yang amat rapat itu maka
ia tak akan berhasil melancarkan serangan balasan.
Tetapi si Lempengan besi genta emas yang
menggentarkan Delapan penjuru adalah seorang jago
berpengalaman dalam menghadapi pelbagai pertarungan, walaupun berjumpa dengan musuh tangguh
dan ia didesak berada dibawah angin tetapi pikirannya
tidak jadi kacau. Mendadak ia keluarkan ilmu bobot seribu kati untuk
memberatkan badannya sehingga sang badan melayang
turun keatas permukaan tanah dengan kecepatan
bagaikan kilat. Sang hweesio berjubah aba abu ini benar seorang
jago yang luar biasa walaupun perubah yang dilakukan
Kwan Tiong Gak dilakukan dengan kecepatan laksana
kilat tetapi hweesio itupun menunjukkan reaksi yang tak
kalah cepatnya pula. Bersamaan dengan meluncur turunnya sang tubuh
hweesio tersebut, telapak kanannya diayunkan kedepan
menghantam ulu hati Kwan Tiong Gak ".
647 Cong Piauw tauw dari perusahaan HiAw Wie Piauw
kiok ini jadi amat terperanjat, pikirnya.
"Sungguh lihay hweesio ini,"!
Dalam keadaan tergesa-gesa badannya berputar dan
menghindar lima depa kesamping.
"Kwan Cong Piauw tauw" seru hweesio tersebut
sambil tertawa dingin, "Serahkan peta rahasia
pengangon kambing"."
Suara tertawa tersebut muncul dari belakang tubuh
Kwan Tiong Gak. Selama melakukan perjalanan baik di-daerah Utara
maupun didaerah Selatan Kwan Tiong Gak telah
berjumpa dengan berbagai jago jago Bu lim yang
memiliki kepandaian silat tinggi, tetapi belum pernah ia
menjumpai keadaan semacam ini hari.
Terasa olehnya telapak tangan hweesio itu bagaikan
menempel diatas punggungnya saja sama sekali tak
berhasil diloloskan. Dalam keadaan terkejut bercampur gusar badannya
mencelat kembali ketengah udara, golok emaspun
bersamaan waktunya diloloskan dari dalam sarung
dengan menciptakan selapis cahaya keemas emasan.
Oleh sambaran sinar tajam yang amat menyilaukan
mata itu hweesio tersebut terdesak mundur kebelakang,
jengeknya sambil tertawa dingin.
"Kwan Tiong Piauw tauw seharusnya dari tadi kau
sudah loloskan golokmu."
Karena kehilangan posisi Kwan Tiong Gak kena di
desak sehingga sulit untuk putar badan, saat ini ia baru
648 berpaling dan berdiri paling berhadapan dengan hweesio
itu. "Thaysu, sungguh lihay ilmu telapakmu," pujinya.
"Kwan Cong Piauw tauw, kau sudah kaya raya,
namamupun sudah tersohor dikolong langit, agaknya
tidak perlu bagini untuk mengadu jiwa dikarenakan
pengangon kambing." "mengesampingkan soal peta pengangon kambing,
cukup mengandalkan jurus serangan thaysu yang
berhasil mendesak diriku aku orang she Kwan sudah
sepatutnya minta petunjuk dari dirimu"."
Setelah merandek sejenak, terusnya, "Walaupun
thaysu sudah memperlihatkan sedikit kepandaianmu
maka akupun berhasil membuktikan akan satu hal."
Sebenarnya hweesio itu sudah bersiap sedia hendak
turun, tangan kembali tetapi setelah mendengar ucapan
itu tanyanya, "Kau sudah membuktikan soal apa?"
"Thaysu bukan berasal dari partai Siauw lim?"
"Kapan pinceng pernah mengaku berasal dari kuil
Siauw lim sie?" "Tidak salah, kau memang tidak pernah berkata
demikian, tatapi dalam hati cayhe pernah mempunyai
kecurigaan. kecurigaanku sudah lenyap, kita boleh
melanjutkan pertarungan kita."
"Manusia mati karena serakah, kuda mati karena
makanan. Kwan Cong Piauw tauw sudah memiliki nama
serta harta apa perlunya begitu serakah masih ingin
mengangkangi peta rahasia tersebut?"
"Kami adalah orang orang awam yang biasa gulang
guling diantara soal nama dan harta punya pikiran
649 serakah sudah umum, tetapi thaysu adalah seorang
paderi tidak di sangka napsu serakahmu jauh berada di
atas nafsu aku orang she Kwan."
"Hmmnnn"! agaknya kita tak bisa merundingkan
persoalan ini lagi."
Sebagai penutup dari ucapan tersebut, telapak
kanannya dibabat kedepan keras keras.
Kali ini Kwan Tiong Gak tidak berani berlaku ayal lagi,
golok emasnya segera diangkat dan dibabat sejajar
dada, "Thaysu, silahkan kaupun cabut senjata mu" serunya.
Hweesio itu memutar pergelangan tangannya
menghindarkan diri dari babatan golok lawan, sedang
telapak kiri didorong kedepan dengan gerakan secepat
kilat. Segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera
menghantam pergelangan tangan Kwan Tiong Gak
memaksa orang she Kwan ini harus menarik kembali
goloknya kesamping".
Meminjam kesempatan itu hweesio berjubah abu abu
itu mendesak maju kedepan telapak tangannya secepat
kilat menghantam iga kanan. Kwan Tiong Gak
terperanjat,buru buru ia mundur tiga langkah kebelakang
untuk meloloskan diri dari datangnya serangan tersebut.
Golok emas ditangannya segera dilintang-kan
kedepan dengan gerakan "Hua Hun Im Yang" atau
Menggaris Pisah Im dan Yang dengan susah payah
akhirnya berhasil juga membendung datangnya
serangan hweesio itu. Setelah menjumpai dua kali
keadaan kritis. Kwan Tiong Gak baru merasa bahwa
650 Hweesio lawannya benar benar jago silat yang memiliki
kepandaian silat yang luar biasa.
Orang yang bisa melayani permainan golok emasnya
dengan telapak kosong tidak banyak dijumpai dalam Bu
lim, tetapi hweesio ini bukan saja dapat, melayani
dengan sempurna bahkan dapat merebut posisi diatas
angin, sungguh luar biasa.
Terhadap kejadian yang belum pernah di jumpainya,
Kwan Tiong merasa keheranan.
permainan golok emasnya mulai diperketat dengan
memilih posisi pertahanan.
Tampak cahaya keemas emasan berkelebat
memenuhi angkasa menciptakan selapis kabut tebal
melindungi seluruh badannya, ia mulai mengurangi
serangan balasan dan lebih menitik beratkan pada
pertahanan tubuh, Sekalipun demikian, secara diam diam ia mulai
memperhatikan perubahan telapak hweesio itu.
Ia berharap dengan andalkan pengalaman yang
selama puluhan tabun ia bisa menemukan perubahan
jurus serangan hweesio itu dan berhasil mengetahui asal
usulnya. Tampak permainan telapak hweesio tersebut semakin
lama semakin gencar, dan setiap serangan dengan
perubahan yang aneh-tapi tepat berhasil meloloskan diri
dari setiap babatan golok Kwan Tiong Gak.
Melihat kejadian ini Kwan Tiong Gak semakin paham
lagi, asalkan dirinya sedikit berlaku gegabah sehingga
gerakan goloknya terpancing oleh gerakan telapak
lawan, maka perubahan serangan hweesio itu bagaikan
651 gelombang air pasang akan menerjang datang tiada
hentinya. Setelah melewati suatu penelitian yang seksama
iapun dapat menemukan apabila ilmu silat yang
digunakan hweesio tersebut merupakan serangan ilmu
telapak yang aneh dan susah diikuti dengan pandangan
mata. Kwan Tiong Gak mencurahkan perhatiannya semakin
seksama lagi, ia berharap dapat menemukan titik
kelemahan dari permainan telapak yang aneh itu.
Karena sedikit pikirannya bercabang, mendadak
lengan kirinya jadi sakit hampir-hampir saja golok
emasnya terlepas dari cekalannya.
Kwan Tiong Gak mendengus dingin, badannya
mengikuti gerakan golok yang menabas kebawah
berpaling kesamping. Dengan gerakan demikian, kalau dipandang seolah
olah badannya terjengkang ke atas tanah.
Hweesio berbaju abu abu itu setelah melihat
serangannya mengenai sasaran, tangan kirinya kembali
menerjang kedepan, karena dalam pandangannya golok
Kwan Tiong Gak pasti akan terlepas dari genggamannya.
Siapa sangka tenaga Iweekang yang di miliki Kwan
Tiong Gak amat sempurna, walaupun terkena serangan
dengan telak dan badannya terjatuh kedepan tetapi ia
masih bisa mempertahankan goloknya jangan sampai
terlepas dari genggaman. Sewaktu hweesio berjubah abu abu itu mempersiapkan serangan selanjutnya mendadak Kwan
Tiong Gak meloncat ketengah angkasa dengan
serentetan cahaya golok yang menyilaukan mata.
652 Inilah ilmu silat yang paling diandalkan Kwan Tiong
Gak sepanjang hidupnya sering dalam kekalahan
berhasil merebut kemenangan dan entah sudah berapa
banyak jago jago Bu lim yang terluka atau binasa di
bawah serangan ini.

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hwesio berjubah abu abu itu tidak menyangka dalam
gerakan mencelat pihak lawan bisa mengirim sebuah
serangan yang demikian dahsyat, buru buru badannya
mundur kebelakang untuk menghindar.
Kendati begitu gerakannya masih terlambat selangkah, jubah hweesionya kena kesambar cahaya
golok tersebut hingga sobek kurang sedikit saja kulitnya
terpapas luka. Setelah serangannya mengenai sasaran.
Kwan Tiong Gak tidak melanjutkan serangan dengan
cepat sang badan meloncat mundur lima langkah
kebelakang. "Tahan!" serunya dingin.
Sebenarnya hweesio berjubah abu abu itu sudah siap
melancarkan serangan balasan mendengar teriakan itu
segera berhenti. "Kwan Cong Piauw tauw, kau ada pesan apa?"
"Ilmu telapak thaysu sangat aneh."
"Yang paling pinceng dapatkan adalah peta rahasia
pengangon kambing tersebut, kalau Kwan Cong Piauw
tauw merasa tidak kuat menahan diri dan mengerti kalau
pinceng mampu merebut benda tersebut, lebih baik
sekarang juga kau serahkan peta rahasia pengangon
kambing itu kepadaku, dengan demikian diantara kita tak
usah melanjutkan pertarungan yang berusaha membinasakan pihak lawannya ini."
653 "Thaysu, kau sudah salah paham," dengan cepat
Kwan Tiong Gak menggeleng berulang kali. "Sekalipun
thaysu benar benar bisa mencabut nyawa aku orang she
Kwan, peta rahasia itupun baru bisa kau dapatkan
setelah aku benar benar menemui ajalnya, tetapi
sebelum terjadinya peristiwa ini yang mengerikan terlebih
dahulu cayhe ingin membuktikan akan satu hal"."
"urusan apa?" "Ilmu telapak tangan yang thaysu gunakan sangat
aneh dan luar biasa, agaknya merupakan ilmu silat dari
kalangan Buddha." "Ilmu silat yang ada dikolong langit beratus ratus
macam banyaknya dan belum tentu ada orang yang
memberi batasan apabila seorang paderi harus
mempelajari jenis ilmu silat sama."
"Tetapi ada satu persoalan
membohongi diri cayhe."
thaysu tak dapat "Urusan apa?" "Kau mengenakan topeng kulit."
"Sedikispun tidak salah." sahut hweeaio berjubah abu
abu itu sambil tertawa hambar "Ternyata sepasang mata
Kwan Cong Piauw Tauw tidak kemasukan sebutir pasir."
"Jikalau thaysu sudah mengaku, aku berharap kau
suka melepaskan topeng kulit itu dan bagaimana kalau
menjumpai diriku dengan wajah aslimu?"
"Tidak bisa" tolak sang Hweesio dengan dingin.
"Baik! jikalau thaysu tidak mengijinkan terpaksa kita
harus menempuh dengan jalan bergebrak."
Goloknya segera diangkat keatas, dan sambungnya
lebih lanjut. 654 "Pertarungan ini baru diakhiri setelah salah satu roboh,
thaysu lebih baik kau cabut keluar senjatamu."
"Senjata pinceng setiap saat bisa dikeluarkan, hanya
saja Kwan Cong Piauw tauw tak bisa melihatnya."
Telapak kanannya segera diayun melancarkan sebuah serangan dahsyat.
kedepan Kali ini Kwan Tiong Gak lebih waspada, pikirnya,
"Gerak gerik hweesio ini sangat aneh, agaknya dia bukan
termasuk manusia dari kalangan jurus, aku harus
bertindak lebih berhati hati."
Karena berpikir demikian, golok emas di tangan
kanannya dengan jurus "Can Cien Ci Lok," atau bidadari
menunjuk jalan menotok dada lawan.
Karena dalam hatinya sudah mengadakan persiapan,
serangan golok ini dilancarkan dengan gerakan sangat
lambat. Asalkan hweesio itu melancarkan serangan balasan,
maka golok Kwan Tiong Gak akan bekerja lebih keras
dengan meminjam peluang tersebut.
Tetapi hweesio berjubah abu abu itu mempunyai
ketenangan luar biasa, ia tetap berdiri tak berkutik dari
tempat semula. Menanti ujung golok Kwan Tiong Gak tiba kurang lebih
setengah depa dihadapan dadanya, mendadak telapak
kirinya baru melancarkan serangan dan didorong dari
arah pamping. Segulung tenaga pukulan yang amat hebat meluncur
dan ia keluar dari telapaknya membawa ujung golok
Kwan Tiong Gak ke-samping, sedangkan tangan
kanannya segera diayun kedepan, serentetsn cahaya
putih dengan secepat kilat meluncur kedepan.
655 Selama ini Kwan Tiong Gak mengingat ingat bahwa
hweesio itu membawa senjata hanya saja belum sampai
Because You 3 Pendekar Gila 39 Ajian Canda Birawa Eksperimen The Experiment 2
^