Pencarian

Puing Puing Dinasti 8

Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp Bagian 8


Pangeran. Selama ular berbisa itu masih
bersembunyi dengan aman di antara kita, ada
kemungkinan di kemudian hari ia masih akan
mematuk punggung kita selagi kita lengah dan
membuat berantakan urusan besar."
Jenderal Thio Hong-goan adalah orang jujur,
tetapi ia masih terpengaruh kemarahan akibat
peristiwa tadi. Ia langsung saja mendukung usul
Lam Peng- hi, sambil gebrak meja segala, "Betul!
Kalau bukti-buktinya cukup kuat, kenapa kita
takut menunjuk hidung si biang kerusuhan ini"
Tuan Lam, coba kau kemukakan bukti-buktimu!"
Lam Peng-hi tidak berkata apa-apa,
melainkan langsung membungkuk dan mengambil
sesuatu dari dalam baju Si Kepala Kecil yang
dibunuhnya tadi. Tangannya mengangkat sekeping
uang emas, katanya, "Tuan-tuan semuanya, aku
736 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yakin emas seperti ini ada di semua tubuh para
bandit yang tertangkap maupun terbunuh. Pemilik
uang emas inilah yang mengupah bandit-bandit
itu untuk mencoba mencelakai Pangeran Hokong!"
Dengan kata-kata itu, secara tidak langsung
Lam Peng-hi sudah lebih dulu mengeluarkan
Pangeran Hok-ong agar tidak termasuk dalam
daftar tersangka. Nalar yang umum, mana ada
orang mengupah pembunuh bayaran untuk
menyerang diri sendiri"
"Siapa pemilik uang emas itu?" tanya
Laksamana The Seng-kong, meskipun sudah bisa
menduga, sebab Helian Kong juga pernah
menunjukinya uang emas serupa itu.
Lam Peng-hi memeriksanya, dan berkata,
"Ada gambar pagoda yang puncaknya berselimut
mega....." "Itu lambangnya Kakanda Cu Yu-long!"
sambung Pangeran Kong-ong penuh suka cita.
Suka cita karena salah satu saingannya, Pangeran
Kui-ong nampaknya malam itu bakal terpental
keluar dari gelanggang persaingan dengan tidak
terhormat. 737 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Si Kepala Kecil sempoyongan mundur sambil menggelegokkan
darah dari mulutnya. Toya perunggunya terlepas jatuh.
738 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Si "paman bijaksana" Pangeran Hok-ong masih
geleng-geleng kepala sambil berkata, "Jangan
gegabah saling menuduh. Bisa saja uang emas itu
dicuri dari Yu-long."
"Tidak, Pangeran....." tukas Lam Peng-hi.
"Suatu bukti barangkali kurang kuat. Tetapi kalau
ditopang bukti lain, rasanya kecurigaan kita akan
makin beralasan. Tuan-tuan, coba diingat-ingat,
tadi waktu terjadinya keributan, rombongan siapa
yang paling enggan turun ke gelanggang untuk
ikut menghalau para bandit?"
Serempak orang banyak pun menoleh ke arah
Pangeran Kui-ong dan rombongannya. Ditatap
sekian banyak pasang mata, Pangeran Kui-ong dan
pengiring-pengiringnya jadi seperti cacing kepanasan. Wajah Pangeran Kui-ong memancarkan rasa penasaran tetapi tidak
sanggup menerangkannya. Dan Pangeran Hok-ong yang biasanya melerai
sebagai "paman yang bijaksana" kali ini
kelihatannya menyetujui kecurigaan banyak orang
ke arah Pangeran Kui-ong. Meski tidak diucapkan
739 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dengan kata-kata, melainkan hanya dengan
helaan napas masygul dan wajah yang sedih.
Pangeran Kui-ong tidak tahan lagi, "Omong
kosong semuanya! Ada suatu rencana busuk yang
dirancang untuk menjerat dan menyudutkan aku!
Dimulai dengan hilangnya orang kepercayaanku
yang bernama Bhe Ting-lai, lenyap tanpa
jejak....." Lam Peng-hi agaknya diberi peranan sebagai
"jaksa penuntut umum" dalam "skenario"
rancangan Pangeran Hok-ong itu. Ia cepat
menukas perkataan Pangeran Kui-ong, "He-he,
jadi Bhe Ting-lai adalah orang kepercayaanmu?"
"Betul?" dalam gusarnya Pangeran Kui-ong
menjawab tanpa pikir panjang lagi.
Lam Peng-hi terus berusaha menyudutkan.
"Aku menyusupkan beberapa orang-orangku untuk
memasuki kalangan jalan hitam yang bergerak di
bawah tanah, tujuanku agar dapat memantau
gerak-gerik bandit itu. Dan anak buahku ada yang
melapor, bahwa ada orang bernama Bhe Ting-lai
yang coba menghimpun kekuatan dari jalan hitam
itu. He-he-he, sekarang mulai jelas hubungannya....." 740 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lam Peng-hi sudah tahu kalau Helian Kong
sering bersama-sama kalangan jalan hitam dengan
selubung penyamaran sebagai Ek Beng-ti. Maka
Lam Peng-hi berani mengucapkan itu, karena
pasti akan dibenarkan Helian Kong meski hanya
dalam hati. Lam Peng-hi tidak menyadari kalau
perkataan terakhirnya tadi sebenarnya juga
mengandung sedikit kelemahan. Kalau benar
orang-orangnya menyelinap di kalangan jalan
hitam itu, kenapa sampai tidak tahu gerakan para
penyerbu itu" Sayang kelemahan itu tidak ditangkap oleh
Pangeran Kui-ong yang sedang emosi itu. Katanya
keras, "Ya, kukirim Bhe Ting-lai untuk
menghimpun dukungan dari kalangan bawah
tanah itu. Tetapi memangnya hanya aku yang
melakukannya" Memangnya yang lain-lain mau
cuci tangan dari soal ini" Hem, setan pun akan
tertawa kalau ada pangeran lain yang mengaku
tidak memakai jasa orang-orang jalan hitam!"
Helian Kong diam-diam membenarkan katakata Pangeran Kui-ong dalam hatinya. Helian
Kong pernah bertemu dengan orang jalan hitam
yang diduganya diperalat oleh pangeran-pangeran
741 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang lain kecuali Kui-ong. Helian Kong sendiri
dalam samaran sebagai Ek Beng-ti, bahkan pernah
dibayar untuk "membunuh Helian Kong" dengan
meninggalkan bendera lambangnya Pangeran Kuiong, jelas semacam usaha untuk memfitnah
Pangeran Kui-ong. Mungkinkah mata uang emas
bergambar pagoda bermega itu juga untuk
memfitnah Pangeran Kui-ong"
Tetapi Helian Kong belum mampu ikut
bicara, tidak punya bukti.
Cuma dalam hati ia berkata, "Setidaktidaknya Pangeran Kui-ong lebih jujur dan lebih
terang-terangan." Jenderal Thio Hong-goan angkat bicara pula,
"Tuan-tuan, kita tidak perlu bertele-tele. Semua
orang bisa mengaku sebagai calon pemimpin
negeri, tetapi peristiwa malam ini menyingkapkan
mana yang emas dan mana yang loyang.
Pertimbangan lain, makin berlarut-larut singgasana dalam keadaan kosong, makin kacau
negeri kita ini. Yang keenakan adalah orang-orang
Manchu dan para bandit bayaran. Aku tidak ingin
berbelit-belit, aku mendukung Pangeran Hok-ong
sebagai Kaisar!" 742 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kata-kata yang "tembak langsung" itu
mengejutkan banyak orang. Pangeran Lou-ong Cu
Gi-yap yang selama bertahun-tahun akrab dengan
Jenderal Thio Hong-goan, dan mengharapkan
dukungan jenderal itu, sekarang memucat
wajahnya mendengar keputusan dukungan Thio
Hong-goan malah untuk Pangeran Hok-ong.
Pangeran Hok-ong sendiri menunjukkan sikap
kaget, katanya tergagap-gagap, "Jenderal Thio,
jangan gegabah! Memangnya kau lupa bahwa aku
sudah menyatakan tidak mengingini singgasana"
Banyak yang lebih pantas dari aku!"
Tetapi Thio Hong-goan yang berwatak keras
itu agaknya sudah jemu akan pertikaian berlarutlarut yang menghasilkan banyak kekacauan itu.
Maka ia berlutut di depan Pangeran Hok-ong,
sambil memegang pisau belati yang ditodongkan
ke ulu hatinya sendiri. Katanya nekad, "Pangeran,
terimalah kembali pencalonan itu. Atau aku mati
di depanmu!" Suasana jadi gempar di ruangan itu.
Pangeran Hok-ong sangat puas dalam hati,
tujuan terakhir dari rencananya sudah di ambang
pintu. Tetapi sandiwara belum berakhir. Ia
743 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menunjukkan sikap gugup menghadapi ancaman
Thio Hong-goan itu, "Jenderal Thio, jangan.....
jangan nekad. Segalanya masih bisa dirundingkan." Lalu Lam Peng-hi berlutut pula, "Pangeran,
kaulah orang paling tepat untuk menduduki
singgasana. Keadaan negeri sudah gawat, dan
kami sudah melihat kebijaksanaanmu, keprihatinanmu, kerendahan hatimu. Jangan
kecewakan kami!" Suara dukungan bergema di mana-mana.
Hanya Helian Kong yang tetap terdiam tersipusipu, kebingungan.
Pangeran Hok-ong mula-mula masih berkata
dengan sungkan, tapi dukungannya makin kuat.
Akhirnya Pangeran Hok-ong merasa sudah saatnya
untuk mengakhiri "babak" itu.
Sambil menarik nafas, pura-pura dengan
sangat berat, ia pun berkata, "Kalian memaksaku.
Kalian tidak memberiku pilihan lain."
Seketika itu gemuruhlah ruangan itu dengan
sorak kegirangan orang banyak, baik yang
memang menjadi begundal-begundal Pangeran
Hok-ong, maupun orang-orang tulus yang
744 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
termakan oleh sandiwara yang dirancang rapi itu.
Orang-orang tulus itu misalnya Thio Hong-goan,
The Ci-liong dan sebagainya.
Hanyalah Li Teng-kok yang bergelar "Sai
Khong-beng" atau "seperti Khong-beng" karena
akalnya yang tajam, beserta Helian Kong, yang
termangu-mangu. Kedua-duanya sama-sama merasa tidak beres di balik semuanya itu, tetapi
takkan dapat menyebut yang tidak beres itu
apanya dan oleh siapa"
Yang merasa masygul lainnya adalah para
pangeran. Berarti harapan mereka sudah tertutp.
Namun mereka pun tidak berani menentang arus.
Waktu itu Jenderal The Ci-liong sebagai
panglima paling senior sudah melangkah ke
tengah arena yang masih berantakan itu. Seluruh
ruangan sunyi senyap, menunggu apa yang akan
dilakukan jenderal paling senior itu.
Ternyata The Ci-liong berlutut, lalu berseru,
"Ban-swe! Ban-swe!"
"Ban-swe" atau "Selaksa Tahun" adalah seruan
yang hanya untuk seorang kaisar. Dengan seruan
The Ci-liong itu, berarti dia sudah mengangkat
745 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pangeran Hok-ong sebagai Kaisar dinasti Beng
berikutnya. Orang-orang di ruangan itu pun semuanya
berlutut dan menyerukan "Ban-swe", termasuk
"golongan terpaksa" seperti Helian Kong, Li Tengkok dan para pangeran yang lain.


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pangeran Hok-ong cepat-cepat membangunkan Jenderal The dari berlututnya,
"Jangan begitu, Jenderal. Kalian baru boleh
menjalankan penghormatan itu setelah aku secara
resmi duduk di singgasana."
Dengan kata-kata itu, Pangeran Hok-ong
menerima pengangkatan dari para pendukung
dinasti Beng itu, baik pendukung terpaksa
maupun pendukung yang terkecoh.
Dengan demikian, suasana yang semula kacau
dan menegangkan, berubah menjadi suasana
pesta. Meja-meja yang berantakan karena
pertempuran tadi, disingkirkan, diganti mejameja baru dan hidangan-hidangan baru pula.
Para pangeran, termasuk Pangeran Kui-ong,
dengan terpaksa mengucapkan selamat kepada
paman mereka. 746 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Habis mengucapkan selamat, Pangeran Kuiong dan pengikut-pengikutnya lalu meninggalkan
perjamuan dengan alasan tubuhnya kurang sehat.
Menyusul Pangeran Kong-ong juga meninggalkan pesta, dan baru sampai di tengah
jalan, pangeran ini sudah memecat kedua
penasehatnya. Baik penasehat politik militer Lioa
Lun, maupun penasehat "kerohanian"nya Mo Huntong, sama-sama dipecat.
Pangeran Lou-ong dan Pangeran Tong-ong
sama-sama menahan diri untuk mengikuti
perjamuan itu sampai selesai. Mereka cukup
pintar bersandiwara dengan menunjukkan mimik
muka "ikut bergembira" dan "ikut lega bahwa
dinasti Beng akhirnya menemukan penerusnya".
Ada lagi yang mengundurkan diri dari pesta
sebelum pestanya selesai. Dialah Helian Kong.
Waktu ia berpamitan kepada Pangeran Hokong, Pangeran Hok-ong membekalinya dengan
sanjung-puji kepada Helian Kong sambil berpesan
agar Helian Kong banyak membantunya. Helian
Kong cuma nyengir-nyengir kikuk mendengar
kata-kata Pangeran Hok-ong itu.
747 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
*** Sementara itu, orang-orang Pelangi Kuning
yang terdiri dari Yo Kian-hi, Toan Ai-liong dan
beberapa orang lainnya, telah berada dalam
kegelapan lorong-lorong kota Lam-khia setelah
mereka meninggalkan puri Pangeran Hok-ong yang
baru dilanda kemelut itu.
Mereka berhenti berlari-lari dan membuka
kain kedok muka mereka. Yo Kian-hi menghitung
jumlah kawan-kawannya, ternyata masih lengkap
seperti ketika berangkatnya tadi. Jumlahnya tidak
berkurang satu pun. Ia lega.
"Ada yang luka?" tanya Yo Kian-hi.
Toan Ai-liong menjawab, "Hanya Saudara Eng
Siang agaknya terluka pundaknya sedikit....."
"Biar lukanya sekecil apa pun, harus segera
ditaburi obat dan dibalut. Tempat ini sepi,
Saudara Eng, obati lukamu," perintah Yo Kian-hi.
Sejak Yo Kian-hi bergabung dengan sisa-sisa
kaum Pelangi Kuning, ia dianggap pemimpin.
Menggantikan Im Hai-lip yang belum sembuh dari
lukanya. Semuanya menuruti kata-katanya yang
748 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
masuk akal dan selalu mengutamakan seluruh
negeri daripada dendam golongan Pelangi Kuning.
Selagi Eng Siang diobati dan dibalut, Toan Ailiong menggerutu, "Para pangeran keturunan
dinasti Beng itu benar-benar gila. Tega-teganya
mereka mengerahkan orang-orang jalan hitam
untuk mengacau pertemuan kalangan mereka
sendiri. Entah pangeran sinting mana yang
mendalangi keributan tadi."
Yo Kian-hi menyahut, "Kita boleh berbangga,
bahwa kita telah menunjukkan sikap yang lebih
dewasa dan lebih bertanggung-jawab dari
mereka. Kita tidak mengambil kentungan dari
kekacauan mereka, malah ikut meredakan
kekacauan itu. Demi keselamatan sisa negeri kita
agar jangan sampai dicaplok Manchu."
Yang terluka itu selesai diobati dan dibalut.
Lalu orang-orang itu menuju ke tempat tinggal
sementara mereka, di belakang rumah obat Yokting.
Begitu berada dalam rumah itu, ada yang
langsung merebahkan diri di antara tong-tong dan
langsung mendengkur. Ada yang ke sumur dulu
untuk membersihkan badan meski udara malam
749 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
cukup dingin. Ada yang menyalakan api untuk
menghangatkan arak dan makanan.
Yo Kian-hi sendiri, biarpun pemimpin, tidak
berada di tempat terpisah yang jauh lebih
nyaman, melainkan tidur di antara tong-tong pula
di gudang rumah obat itu.
Waktu Yo Kian-hi melepaskan sepasang
pedangnya, kemudian menguap lebar sambil
membaringkan tubuhnya, tiba-tiba hatinya
merasa tidak enak. Lalu ia bangun kembali dan
merogoh ke dalam sebuah tong di sebelahnya.
Tangannya tidak menyentuh benda yang
diharapkannya, maka terkejutnya bukan kepalang. Ia bangkit kembali dan berdesis, "Abu
jenazah Sri Baginda dicuri orang!"
Orang-orang yang sudah mengantuk itu pun
terkejut. Toan Ai-liong bertanya, "Betulkah" Coba
periksa lagi, Komandan Yo. Jangan-jangan cuma
bergeser tempatnya."
Yo Kian-hi menggeleng-gelengkan kepala,
wajahnya menampilkan percampuran rasa sedih
dan gusar. Maklum, ia mengemban amanat Kaisar
Tiong-ong sebelum ajalnya, agar menanam abu itu
750 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
di kampung halaman Kaisar Tiong-ong di barat
laut sana. Tetapi Yo Kian-hi terlalu asyik dalam
kemelut di Lam-khia, sehingga perjalanannya
tertunda. Tahu-tahu sekarang guci abu jenazah
Kaisar Tiong-ong itu sudah lenyap.
Toan Ai-liong juga nampak tidak kalah sedih
dan gusarnya, begitu pula yang lain-lainnya.
Mereka menjunjung kesucian abu jenazah seakanakan Kaisar Tiong-ong sendiri masih hidup dan di
tengah-tengah mereka dan memimpin sendiri
perjuangan mereka. Dan kini tiba-tiba guci itu
hilang. "Keparat, siapa malingnya?"
Tiba-tiba Yo Kian-hi ingat seseorang, "Im Hailip....."
Orang-orang itu berlompatan bangkit,
semuanya hendak berebut keluar dari pintu,
menuju ke tempat Im Hai-lip. Selama ini, karena
lukanya setelah berkelahi dengan Yo Kian-hi, Im
Hai-lip ditempatkan di ruang tersendiri untuk
mempercepat kesembuhannya. Kini semua orang
menuju ke tempat itu. Dan ruang itu sudah kosong.
751 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Cuma ada secarik kertas yang agaknya
ditinggalkan Im Hai-lip dengar pesan, "Abu
jenazah itu di tanganku sekarang. Kalian di bawah
perintahku dan tunggu perintah lebih lanjut.
Kalau kalian tidak patuh, akan kutaburkan abu itu
ke lubang jamban di kakus umum!"
Itulah ancaman yang luar biasa buat orangorang Pelangi Kuning yang setia kepada Kaisar
Tiong-ong itu. Rasanya, lebih suka leher mereka
yang dipotong daripada abu itu dibuang ke lubang
jamban. "Im Hai-lip, keparat....." Yo Kian-hi gemetar
meremas surat itu. "Bagaimana orang macam kau
berani mengaku sebagai salah seorang dari kami"
Tidak ada rasa hormatmu sedikit pun juga kepada
abu jenazah itu." Toan Ai-liong menyambung, "Selama dia
menderita, kukira dia sempat merenungkan
kesalahannya dan bertobat. Ternyata malah
makin gila. Sekarang dia mencoba mengendalikan
kita semua dengan abu jenazah itu."
"Barangkali dia belum lari jauh. Lukanya kan
belum sembuh benar?"
752 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Yo Kian-hi pun mengambil keputusan cepat,
"Kalau begitu, kita cari di sekitar sini. Tetapi
jangan sampai bikin ribut dan menarik perhatian
orang!" Jilid XIV Begitulah, orang-orang yang sebenarnya
sudah hendak tidur dan amat kelelahan itu
sekarang kembali berkeliaran di lorong-lorong
gelap kota Lam-khia di bawah dinginnya malam.
Begitu dinginnya sehingga kabutnya begitu
rendah. Namun Yo Kian-hi sendiri bukan cuma pandai
main perintah, melainkan ia sendiri ikut mencari.
Bahkan ia bersama Toan Ai-liong berlompatan dari
genteng yang satu ke genteng yang lain di atas
rumah-rumah, sambil setiap kali berhenti untuk
mengamat-amati sekeliling mereka. Namun dalam
suasana malam berkabut, sulitlah pandangan
mata untuk menjangkau jauh.
753 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tiba-tiba dari suatu arah yang tidak terlalu
jauh, terdengar suara suitan pendek dua kali.
Itulah isyarat yang ditetapkan antara Yo Kian-hi
dan teman-temannya itu, apabila mereka
menemukan sesuatu. Semuanya serempak menuju
ke arah suitan itu. Yo Kian-hi yang melewati atap-atap rumah
itulah yang paling dulu tiba di tempat asal suitan.
Begitu meluncur datang dan mendarat di tanah,
Yo Kian-hi melihat salah seorang bekas pejuang
Pelangi Kuning itu sedang berdiri di dekat sesosok
tubuh lelaki yang tertelungkup diam di tanah.
"Ia kutemukan sudah mati," orang itu
menjelaskan. Tubuh yang tertelungkup diam itu memang
bukan lain adalah Im Hai-lip. Diam-diam Yo Kianhi menaksir, orang yang mampu membunuh Si
Kipas Prahara itu pastilah berkepandaian hebat.
Entah siapa" Namun perhatian utama Yo Kian-hi ialah guci
tembaga berisi abu jenazah rajanya itu.
"Abu jenazahnya?" tanyanya kepada si
penemu tubuh Im Hai-lip. 754 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tidak ada padanya waktu kutemukan Kakak
Im di sini. Yang mengambilnya pastilah tahu arti
pentingnya dari abu jenazah itu. Kalau tidak tahu
arti pentingnya, apa harganya seguci abu jenazah
bagi dia?" Yo Kian-hi mengangguk-angguk menyetujui
pendapat itu. Ia lalu berjongkok meraba-raba tubuh Im Hailip, coba menemukan penyebab kematiannya. Ia
juga merasa bahwa tubuh itu belum terlalu
dingin, menandakan matinya belum terlalu lama.
Yang Istimewa, ketika tubuh itu dibalik, lehernya
terkulai lemas seperti bantal tak berisi kapuk.
Tulang lehernya remuk total, dan di sekujur
tubuhnya tidak ada darah setitik pun.
Yo Kian-hi berkata kepada orang Pelangi
Kuning itu, "Pembunuhnya belum jauh, mungkin.
Jaga di sini. Kalau yang lain-lain datang, rawat
tubuh Saudara Im baik-baik."
Di ujung kalimatnya, tubuh Yo Kian-hi sudah
melesat belasan langkah jauhnya.
Yo Kian-hi seperti seekor burung raksasa yang
terbang berkeliling dengan cepatnya. Ketajaman
matanya dilipat-gandakan.
755 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Sampai di suatu tempat yang sepi, ia melihat
sesosok tubuh bergerak di antara kabut malam,
dengan kecepatan tinggi menjahuinya.
Tetapi Yo Kian-hi yang sudah menemukan
jejak itu, mana mau melepaskannya begitu saja.
Ia mengejar cepat, sambil membentak, "Berhenti!
Kita akan bicara sebentar dan aku tidak akan
melukaimu!" Yo Kian-hi pun heran ketika mendengar orang
itu menjawab sambil tertawa dan suaranya adalah
suara perempuan muda, "Seandainya kau ingin


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melukai aku, belum tentu sanggup. Buat apa
harus kuturuti perintahmu?"
Sambil bicara, larinya bukan melambat
tetapi malah makin cepat.
Yo Kian-hi penasaran, merasa ditantang,
maka ia pun menghimpun semangatnya untuk
mempercepat langkahnya. Begitulah, di malam
dingin itu malah terjadi acara "kejar-kejaran"
antara kedua orang itu. Kadang-kadang melalui
sepanjang lorong, kadang-kadang menyisir di atas
tembok, atau melejit di atas atap-atap rumah
orang. 756 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Ia mengejar cepat, sambil membentak, "Berhenti! Kita akan
bicara sebentar dan aku tidak akan melukaimu!"
757 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Seorang penjual makanan pikulan yang
kemalaman, karena menghalangi jalan di sebuah
gang sempit, dilompati begitu saja oleh
perempuan itu, juga oleh Yo Kian-hi. Si penjual
makanan hanya melihat dua bayangan amat cepat
melompatinya tanpa terlihat jelas bentuknya,
maka ia pun terbirit-birit ketakutan meninggalkan
pikulannya. Dalam hal lari cepat dan ringannya tubuh,
agaknya perempuan itu mengungguli Yo Kian-hi,
tetapi daya tahan dan napas Yo Kian-hi lebih
panjang. Maka setelah kejar-mengejar berlangsung setengah jam dengan masing-masing
mengerahkan kekuatannya, lari Si perempuan
mulai kendor. Yo Kian-hi makin dekat di
belakangnya. Satu hal yang mengherankan Yo Kian-hi,
orang itu tidak berlari menjauh, melainkan hanya
berputar-putar di sekitar situ saja. Hingga ada
lorong-lorong yang sampai berulang kali dilewati.
Maka sambil mengejar, Yo Kian-hi berpikir,
"Apakah ada teman-temannya di sekitar sini dan
ia sedang menantikan bantuan teman-temannya
758 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
itu" Kalau ia pergi jauh-jauh dari sini, ia khawatir
tidak diketemukan teman-temannya?"
Maka sambil mengejar, Yo Kian-hi juga
meningkatkan kewaspadaannya apabila melewati
tikungan-tikungan yang gelap, atau tempattempat lain di mana ada kemungkinan dilakukan
penyergapan. Yo Kian-hi selalu berusaha melewati
tempat-tempat semacam itu dari perhitungan
yang seaman mungkin. Maklum, saat itu kota Lam-khia ibarat
"kubangan naga". Di mana-mana, di segala
sudutnya bersembunyi jago-jago yang punya
berbagai macam tujuan. Karena harus berhati-hati itulah maka Yo
Kian-hi tidak segera berhasil menangkap
buruannya. Namun demi abu jenazah rajanya, Yo
Kian-hi terus menguber, sambil memutar otak
juga. Rupanya, biarpun Yo Kian-hi mengejar dalam
kehati-hatian, kelebihan daya tahannya tetap
membuat ia makin dekat dengan buruannya,
biarpun untuk memperpendek sejengkal pun
harus dilalui dengan perjuangan yang alot.
759 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Herannya, orang itu masih saja tidak berlari
jauh-jauh melainkan berputar-putar di sekitar
situ. Di gang yang itu-itu juga, persimpangan yang
itu-itu juga. Muncul dugaan lain Yo Kian-hi, "Mungkin dia
menaruh sesuatu yang berharga di sekitar sini,
dan ia tidak sampai hati meninggalkannya jauhjauh. Mungkinkah abu jenazah itu?"
"Kalau kuuber terus dia, dia takkan kembali
ke benda yang ditinggalkannya. Harus ada suatu
alasan, aku berhenti mengejar, lalu diam-diam
akan kubuntuti dan kulihat kemana perginya."
Kebetulan, waktu Yo Kian-hi berpikir begitu,
perempuan itu tiba-tiba mengibaskan tangannya
ke belakang, gerakannya seperti melempar
sesuatu. Hanya saja, tidak ketahuan apa yang
dilempar itu. Namun Yo Kian-hi bermata tajam dan
berkuping tajam pula, dia bahkan pernah lolos
dari jeruji-jeruji kipas Im Hai-lip yang
ditembakkan dari jarak dekat di malam gelap,
meski ada satu yang kena lengannya saat itu.
Apalagi sekarang jaraknya tidak sedekat dulu,
masih ada belasan langkah, lagi pula kupingnya
760 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menangkap desis lembut sejenis am-gi (senjata
gelap) yang entah apa bentuknya.
Dengan gerak cepat, Yo Kian-hi meraupkan
tangan ke depan, dan menangkap senjata gelap
itu. Namun akal Yo Kian-hi pun bekerja cepat,
sambil menangkap, ia juga pura-pura mengaduh
kesakitan lalu menjatuhkan diri sambil merintihrintih.
Perempuan yang dikejar itu kelihatan lega
sekali, dalam gelapnya malam dia tidak melihat
bahwa Yo Kian-hi sebenarnya berhasil menangkap
senjata rahasianya, bukannya roboh terkena. Ia
lalu berhenti dan tertawa dingin, "Rasakan
sekarang kelihaian Si Jarum Kembang Biru Ciam
Lam-hoa. Sebentar lagi kau takkan kesakitan lagi
sebab racun di jarumku akan mengantarmu
bertemu nenek-moyangmu....."
Yo Kian-hi yang tergeletak di tanah dengan
mata tetap terbuka lebar mengawasi sosok
buruannya tadi, diam-diam membatin, "Jadi
inikah Si Jarum Kembang Biru yang tega
menghabisi saudara seperguruannya sendiri
karena ingin merebut pacar dari saudara
761 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
seperguruannya" Namanya Ciam Lam-hoa, julukannya Lam-hoa-ciam....."
Ciam Lam-hoa agaknya begitu yakin bahwa
Yo Kian-hi sudah mati kena jarumnya, maka
dengan kalem dan tidak terburu-buru lagi, ia
meninggalkan tempat itu. Ia tidak melihat bagaimana Yo Kian-hi
mengantongi senjata rahasia jarum kembang biru
itu, kemudian juga tidak merasa Yo Kian-hi
membuntutinya. Yo Kian-hi melihat Ciam Lam-hoa pergi ke
sebuah tempat sepi, dan mengambil sesuatu dari
atas sebuah pohon. Biarpun malam amat gelap,
Yo Kian-hi yakin bahwa dari bentuk benda yang
diambil itu, tak salah lagi kalau itulah guci berisi
abu jenazah itu. Darah Yo Kian-hi mendidih, ingin rasanya
melompat menerkam si pembunuh wanita yang
beritanya menggemparkan itu. Tetapi sebuah
gagasan lain melintas di benaknya, "Orang ini
mencuri abu jenazah dan bukan mencuri barang
berharga lainnya, sudah tentu dia paham arti
penting dari abu jenazah itu. Kalau tidak, buat
apa mengambilnya" Mungkin dia punya suatu
762 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
komplotan, biar kubuntuti dia dulu dan kulihat
siapa saja komplotannya."
Maka Yo Kian-hi tidak jadi menyergap, malah
terus membuntutinya secara diam-diam.
Perempuan itu menyelinap masuk ke sebuah
rumah dengan cara melompati tembok. Melihat
rumah itu, Yo Kian-hi tercengang, ternyata
letaknya tidak jauh dari rumah obat Yok-ting
tempat orang-orang bekas Pelangi Kuning
bersarang. Rumah obat Yok-ting di ujung selatan
dan rumah ini di ujung utaranya dari sebuah
lorong pendek. Yo Kian-hi beberapa kali
melewatinya dan melihatnya selalu dalam
keadaan tertutup. Rumah ini beradu belakang
dengan reruntuhan sebuah kuil yang kata orang
banyak hantunya. "Kiranya di sini sarang komplotan itu....."
geram Yo Kian-hi dalam hati. "Tidak mustahil
cerita tentang hantu di reruntuhan kuil itu pun
buatan komplotan ini, untuk mengamankan
tempat persembunyiannya dari perhatian orang."
Yo Kian-hi menunggu sesaat, lalu dia pun
melompati tembok itu, melihat halaman dalam
763 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
rumah itu sunyi. Ia melompat dari tembok ke atas
genteng. Tetapi belum sempat kakinya berjejak di
atas genteng, terdengar bentakan dari bawah,
"Sobat, apa yang kau cari dengan bertamu malammalam begini?"
Lalu sesosok tubuh dalam gelap meluncur
naik ke atas atap, menyergap Yo Kian-hi. Dua
sosok tubuh itu beradu beberapa gebrakan cepat
dan dahsyat di atas udara, Yo Kian-hi kaget akan
kehebatan orang itu. Tetapi waktu kedua orang itu sama-sama
menghentikan gerakan mereka, maka mereka pun
sama-sama berteriak kaget dengan sepatah kata
yang sama dan bersamaan waktunya, "Kau!"
"Saudara Yo....."
"Saudara Helian, kenapa kau di sini?"
"Inilah tempatku, Saudara Yo. Maaf kalau
selama ini kusembunyikan, aku cuma ingin
menghindari urusan-urusan yang tidak perlu."
Pikiran Yo Kian-hi teraduk-aduk, selama ini ia
dan Helian Kong telah saling menjalin
kepercayaan tanpa mengingat permusuhan silam,
karena keduanya sama-sama memprihatinkan
764 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
nasib negeri yang terancam Manchu. Tetapi
setelah Yo Kian-hi melihat sendiri pencuri abu
jenazah Kaisar Tiong-ong itu masuk ke rumah ini,
dan ternyata Helian Kong berdiam di sini,
kecurigaan Yo Kian-hi sempat terusik juga.
Adakah Helian Kong bersangkut-paut dengan
pencuri abu jenazah itu"
Melihat Yo Kian-hi bersikap ragu-ragu, tidak
ceplas-ceplos seperti biasanya, Helian Kong jadi
heran. "Saudara Yo, ada apa" Ada yang ingin kau
katakan?" "Maaf, Saudara Helian, kutanya siapa saja
yang ada di rumahmu ini?"
Helian Kong heran, pertanyaan Yo Kian-hi
kok seperti pertanyaan petugas sensus penduduk
saja" Tetapi Helian Kong menjawab juga, "Aku
sendiri. Isteriku Siangkoan Yan. Anakku Helian
Beng yang umurnya belum satu tahun. Saudara
iparku Siangkoan Heng, dan....." Helian Kong
ragu-ragu sejenak sebelum menyebutkan penghuni rumah yang terakhir, "..... Lam-kin Sianli (Bidadari Selendang Biru) Kongsun Giok....."
765 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Bulu tengkuk Yo Kian-hi serasa tegak semua
ketika mendengar nama itu di sebutkan. Tetapi
sebelum ia bertanya lagi, dari bawah terdengar
suara Siangkoan Yan, "A-kong, kau berbicara
dengan siapa di atas genteng?"
Lalu terdengar suara anak kecil menangis.
"Maaf saudara Helian, aku jadi mengganggu
ketenteraman keluargamu yang seharusnya sudah
beristirahat di malam selarut ini."
"Tidak jadi soal, Saudara Yo. Kita di sini tidak
sedang melancong. Maukah kuperkenalkan kau
dengan seisi rumah ini?"
Kalau menuruti rasa sungkannya, ingin Yo
Kian-hi menolak ajakan itu, tetapi tiba-tiba saja
timbul keinginannya untuk melihat siapa saja di
rumah itu. Mungkin ada seseorang yang patut
dicurigainya sebagai pencuri abu jenazah Kaisar
Tiong-ong sekaligus pembunuh Im Hai-lip itu.
Namun sebelum menerima tawaran itu, Yo
Kian-hi masih pura pura sungkan, "Tetapi nanti
aku mengganggu....."
"Jangan sungkan, saudara Yo. Isteriku dan
Saudara iparku pernah menikmati perlindungan
simpatik Jenderal Li Giam, ketika mereka ada di
766 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tengah-tengah kota Pak-khia. Mereka mengenalmu, Saudara Yo, meski tidak secara
akrab, dan mereka sering membicarakanmu
dengan berterima kasih."
Sebenarnya yang ingin dilihat Yo Kian-hi
adalah orang yang mengaku sebagai Lam-kin Sianli Kongsun Giok itu.
"Baiklah." Mereka bersama-sama melompat turun dari
atas genteng, Ternyata tidak perlu membangunkan seisi rumah, sebab sudah bangun
semuanya, meski dengan mata setengah terkatup
dan sebentar-sebentar menguap.
Tetapi demi mengenali Yo Kian-hi yang
pernah melindunginya di Pak-khia (dalam kisah
"Kembang Jelita Peruntuh Tahta II), Siangkoan
Yan dan Siangkoan Heng memberi hormat,
"Selamat bertemu kembali, Tuan Yo. Sampai
sekarang kami tetap teringat kebaikan Tuan Yo
yang melindungi kami. Kalau tidak, tentu kami
sudah dihukum mati oleh Jenderal Gu Kimsing....."
"Itu adalah kebijaksanaan Jenderal Li Giam,
aku cuma bawahannya yang menjalankan
767 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kebijaksanaannya....." sahut Yo Kian-hi, sambil
celingukan, mencari yang mengaku bernama
Kongsun Giok kok belum muncul"
"Oh, ya, aku lupa. Akan kuperkenalkan
dengan seorang lagi....." Helian Kong maklum
melihat sikap Yo Kian-hi. Lalu Helian Kong
menoleh kepada iparnya sambil bertanya,
"Apakah A-giok sudah tidur?"
"Ya. Sejak sore tadi ia sudah di kamarnya dan
cahaya lilin di kamarnya tidak kelihatan lagi. Ia
memang perlu banyak istirahat," jawab Siangkoan
Heng. "Apakah dia sakit?" tanya Yo Kian-hi.
Terhadap Yo Kian-hi, Helian Kong berusaha
mempererat saling percaya yang akan menguntungkan negeri, sahutnya, "Dulu kami
temukan A-giok itu dalam keadaan terluka kena
pukulan Telapak Pasir Besi karena mengetahui
suatu komplotan jahat untuk membunuh Jenderal
The Ci-liong. Ternyata informasinya benar. Dia
masih ketakutan berkeliaran di luar, maka kami
tampung dulu di sini agar aman."
Yo Kian-hi mengangguk-angguk, ia ingin
melihat sendiri seperti apa tampangnya.
768 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lalu muncul juga Kongsun Giok, dengan
pakaian acak-acakan dan rambutnya juga acakacakan seperti habis bangun tidur. Sambil
menggendong Helian Beng yang tidak menangis
lagi setelah digendong "Bibi Giok" yang baik ini.
Dengan sikap amat wajar, ia bertanya kepada
semua orang, "Ada apa ini" Sampai tidak ada yang
memperhatikan Si kecil ini menangis. Untung Si
kecil ini diam setelah kugendong."
Siangkoan Heng sudah menjulurkan kedua
tangannya hendak menyambut si kecil Helian
Beng. "Mari ikut Paman, anak manis....."
Kongsun Giok mempertahankannya sambil
membuat tertawa anak kecil itu, katanya seolaholah ditujukan kepada si kecil, "Tidak mau ya,
sayang" Sama Bibi Giok saja....."
Semuanya kelihatan begitu wajar di mata
orang lain, namun Yo Kian-hi sendiri yang merasa
bahwa sikap Kongsung Giok itu semacam ancaman
halus kepada Yo Kian-hi. Sekali Yo Kian-hi berniat
membongkar kedok Kongsun Giok, maka si kecil
Helian Beng itulah yang akan jadi korban pertama
kali. 769 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Demi keselamatan anak kecil itu, Yo Kian-hi
pun bersikap wajar, katanya sambil tertawa,
"Maaf, kedatanganku jadi mengganggu kalian
semua yang seharusnya sedang tidur. Tadi
kebetulan saja aku lewat sini, lalu mampir....."
Helian Kong merasa kata-kata Yo Kian-hi itu
tidak wajar meskipun dicoba diwajar-wajarkan.
Bukankah tadi sikap Yo Kian-hi seperti sedang
mencari sesuatu" Kenapa sekarang di depan
Kongsun Giok berkata bahwa kedatangannya
karena "kebetulan lewat lalu mampir?"
Tetapi pikiran Helian Kong sendiri sedang
butek memikirkan kejadian di istananya Pangeran
Hok-ong tadi. Ia merasa para jenderal terlalu
gegabah mengangkat Pangeran Hok-ong sebagai
kaisar, tapi sudah terlanjur terjadi. Sekarang
keanehan antara Kongsun Giok dan Yo Kian-hi itu
tidak terlalu digubrisnya.
Ketika Yo Kian-hi berpamitan untuk pergi.
Helian Kong pun tidak mencegahnya lagi.
Tetapi setibanya di rumah obat Yok-ting, di
tengah kawan-kawannya, Yo Kian-hi menunjuk
beberapa orang untuk secara bergantian
770 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengawasi rumah di ujung utara gang di belakang
rumah obat itu. "Tidak bertindak apa-apa, hanya mengawasi,"
pesannya kepada orang-orangnya itu.
*** Malam itu Helian Kong sedikit pun tidak
memikirkan tingkah laku Yo Kian-hi yang ganjil
semalam. Ia lebih banyak memikirkan soal
dinobatkannya Pangeran Hok-ong yang di luar
dugaan itu. Ia merasakan ada sesuatu yang tidak
beres, meskipun tidak bisa menyebutkan apa yang
kurang beres itu. Rekannya, Li Teng-kok, agaknya
juga merasakan hal yang sama, tetapi sama-sama
sungkan membicarakan. Mungkin karena sama
seperti Helian Kong, khawatir dikatakan omong
ngawur tanpa bukti. Namun malam itu Helian Kong mengambil
keputusan, "Besok akan kutemui Li Teng-kok dan
kukatakan isi hatiku. Tidak peduli dianggap orang
gila....." Pikiran itu agak menenteramkannya.
771 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Esok harinya, begitu bangun pagi dan
membersihkan diri, ia langsung ke kuil runtuh di
belakang rumah sewaannya. Dari situ, ia berjalan
menuju ke rumah Phoa Taijin.
Tetapi langkahnya terhenti ketika melihat Yo
Kian-hi menghadangnya di keremangan kabut
pagi. "Saudara Yo....."
"Saudara Helian, ada sesuatu yang hendak
kubicarakan denganmu....."
"Mari ke tempatku."
"Tidak usah. Tempat ini cukup aman dan
cukup sepi. Orang-orangku menjaga di sekitar
sini." Helian Kong lalu duduk di atas sebuah batu di
tepi jalan, Yo Kian-hi duduk pula di hadapannya.
"Apa yang hendak kau bicarakan, Saudara
Yo?" Dengan ringkas dan jelas, Yo Kian-hi
menceritakan kejadian semalam. Lengkap. Mulai
dari hilangnya guci abu jenazah Kaisar Tiong-ong
Li Cu-seng, terbunuhnya Im Hai-lip.
Sampai pada soal Im Hai-lip, Helian Kong
terkesiap. Bukankah Im Hai-lip ini pemimpin
772 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
rombongan dari Propinsi Hun-lam, rombongan
yang juga datang ke Lam-khia untuk mendukung
bangkitnya kembali dinasti Beng" Demikian yang
diketahui Helian Kong. Maka ia pun memotong perkataan Yo Kian-hi,
"Im Hai-lip, Saudara Yo" Im Hai-lip yang
berjulukan Kipas Prahara?"
"Aku maklum keherananmu, Saudara Helian.
Im Hai-lip adalah simpatisan kami. Tujuannya
menyelundup ke tengah-tengah kalangan dinasti
Beng dengan melalui rombongan dari Hun-lam,
tak lain bertujuan mengadu domba antara
kekuatan-kekuatan dinasti Beng demi dendam
kaum Pelangi Kuning. Tetapi aku berhasil
mencegahnya, meskipun harus berkelahi dengannya." Terpaksa Yo Kian-hi harus menyimpang
sebentar dari pokok persoalannya, untuk lebih
dulu menjelaskan soal Im Hai-lip ini. Helian Kong
merasa tidak tenteram hatinya. Ternyata di
antara pentolan-pentolan dinasti Beng yang
berkumpul di Lam-khia, ada juga orang-orang
macam Im Hai-lip. Untung ada Yo Kian-hi yang
menghentikan niatnya. 773 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Yo Kian-hi tidak tahu bagaimana isi hati
Helian Kong setelah diberitahu tentang Im Hai-lip.
Tetapi ia kembali ke pokok yang ingin
dikatakannya kepada Helian Kong tadi. Ia
ceritakan kejar-kejarannya dengan Lam-hoa-ciam
(Jarum Kembang Biru) Ciam Lam-hoa, sambil
menunjukkan senjata rahasia khas itu kepada
Helian Kong. Helian Kong memegangnya dengan hati-hati,
jangan sampai terluka sebab senjata-senjata
Jarum Kembang Biru itu kelihatannya beracun.
Yang membuat Helian Kong berkerut alis
ialah ketika mendengar penutup dari cerita Yo
Kian-hi itu, "..... Ciam Lam-hoa yang kukejar itu
menghilang ke rumahmu, Saudara Helian....."
"Ke rumahku?" "Ya. Malam tadi waktu kau pergoki aku, aku
sedang mengejar dia....."
"Tidak salah lihatkah kau, Saudara Yo?"
"Aku sangat yakin."
"Padahal, yang ada di rumahku adalah Lamkin Sian-li (Bidadari Selendang Biru) Kongsun
Giok....." 774 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Itulah yang membuatku ragu, waktu
kudengar dari kau bahwa Kongsun Giok di
rumahmu....." "Apa yang membuatmu bimbang?"
"Karena aku ini pernah dengar juga kabar
orang-orang rimba persilatan tentang Kongsun
Giok ini. Dia seorang pendekar wanita berbudi
luhur, namanya harum, tetapi....."
"Tetapi kenapa?"
"Ia sudah mati sekitar setahun yang lalu"
Helian Kong terkesiap. "Kalau begitu yang di
rumahku itu siapa" Hantu?"
"Mungkin adalah saudara seperguruannya,
Ciam Lam-hoa, yang juga gemar berpakaian biru.
Bedanya, Kongsun Giok adalah pendekar wanita
berbudi luhur, maka Ciam Lam-hoa ini justru
penjahat amat busuk, wanita tak bermoral,
menggunakan kecantikannya untuk meruntuhkan
banyak lelaki dan membuat banyak keluarga
berantakan. Ia juga tidak segan-segan menyewakan tenaganya untuk membunuh."
Helian Kong berkeringat dingin. Wanita
sejahat itukah yang sekarang ada di rumahnya"
Yang tiap hari bermain-main dengan Helian Beng
775 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
si kecil" Yang membuat Siangkoan Heng tergilagila"
"Kenapa Kongsun Giok mati?"
"Menurut kabar yang kudengar, ia dibunuh
oleh Ciam Lam-hoa. Pasalnya sepele. Ciam Lamhoa menginginkan pacar Kongsun Giok. Dan lelaki
itu pun akhirnya dibunuh pula. Selain itu, Ciam
Lam-hoa juga iri karena nama Kongsun Giok
disanjung di mana-mana, sedangkan nama Ciam
Lam-hoa dicaci di mana-mana....."
"Astaga. Kenapa semalam kau tidak


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengatakannya, Saudara Yo?"
"Saudara Helian, tidakkah kau lihat dia
menggendong anakmu" Kalau wanita iblis itu
merasa curiga bahwa kedoknya sudah terlucuti,
dia bisa membahayakan nyawa anakmu demi
keselamatannya sendiri."
"Kau curiga dia yang mencuri abu jenazah
Kaisar Tiong-ong?" "Bukan curiga. Tapi pasti."
"Abu jenazah itu tidak ada nilainya secara
ekonomis, tetapi bisa digunakan sebagai alat
politik yang besar pengaruhnya. Kemungkinan
776 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
besar Kongsun..... eh, Ciam Lam-hoa diperalat
suatu kekuatan politik di Lam-khia ini."
"Saudara Helian, abu jenazah itu diamanatkan oleh Sri Baginda sendiri. Tolonglah
aku....." Helian Kong menepuk pundak Yo Kian-hi,
"Kudengar dari pengawal-pengawal di istananya
Pangeran Hok-ong, semalam kau dan kawankawanmu membantu kami mengusir pengacaupengacau itu. Seluruh pendukung dinasti Beng
berterima kasih kepadamu, sekarang kubantu kau
mendapatkan abu jenazahnya itu....."
Yo Kian-hi berdiri dari duduknya lalu
berlutut, "Terima kasih, aku merasa....."
Helian Kong cepat menahan sahabatnya itu
agar tidak berlutut, "He, apa-apaan ini" Jangan
begitu, Saudara Yo. Bukankah kita harus tolongmenolong?"
Ternyata Yo Kian-hi begitu menganggap
berarti abu jenazah itu, kelihatan dari sikapnya
yang amat terharu ketika mendengar janji
bantuan Helian Kong. "Tetapi hati-hatilah,
Saudara Helian, jangan sampai membahayakan
anak isterimu sendiri."
777 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tunggulah kabar dariku."
Mereka berpisah, Helian Kong sudah
"kehilangan selera" untuk meneruskan perjalanan
ke rumah Phoa Taijin untuk menemui Li Teng-kok.
Ia malah balik ke rumah sewaannya.
Orang-orang seisi rumahnya kelihatan dalam
tugas seperti biasanya. Siangkoan Yan di dapur,
Siangkoan Heng membelah kayu disusul menimba
air, "Kongsun Giok" bermain-main dengan Helian
Beng. Jantung Helian Kong rasanya berdegup
sepuluh kali lebih kencang melihat anaknya
bermain-main dengan gadis itu. Perasaan yang
sebelumnya tidak ada, sekarang jadi mengadukaduk hatinya setelah diberitahu Yo Kian-hi
tentang siapa perempuan berpakaian serba biru
itu. Tetapi Helian Kong ingat pesan Yo Kian-hi,
bahwa sikapnya harus sewajar mungkin. Jangan
sampai menimbulkan kecurigaan Ciam Lam-hoa
yang mengaku sebagai Kongsun Giok itu.
"Kenapa cepat benar kembalinya?" tanya
isterinya dari dapur. 778 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Dengan sikap sewajar-wajarnya, Helian Kong
berkata, "Aku memang membatalkan niatku untuk
bertemu Li Teng-kok hari ini."
"Sebetulnya, apa yang hendak Kakak
bicarakan?" dengan gaya amat wajar pula
"Kongsun Giok" bertanya.
Helian Kong sadar, kalau ia jawab secara
berbelit-belit maka "Kongsun Giok" akan curiga
kalau kedoknya sudah terbongkar, dan bisa
membahayakan si kecil Helian Beng. Maka Helian
Kong pun menjawab seolah-olah polos seperti
biasanya, "Seperti biasanya, membicarakan situasi
terakhir dan mencoba mengambil langkah-langkah
untuk mengantisipasinya."
"Kenapa tidak jadi?"
"Aku pikir, mulai hari ini keadaan akan
semakin stabil. Tidakkah kalian ingat bahwa
semalam telah kuceritakan, kalau para jenderal
sudah sepakat mengangkat Pangeran Hok-ong
sebagai Kaisar dinasti Beng?"
"Menurut Kakak bagaimana?" tanya Ciam
Lam-hoa sambil tetap menunjukkan keakrabannya
dengan Helian Beng. 779 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Mudah-mudahan dia menjadi raja yang baik
dan bisa mempersatukan kekuatan untuk
mempertahankan negeri, bahkan merebut kembali wilayah utara yang sudah terlanjur
dikuasai Manchu gara-gara ketololan Bu Samkui....." sahut Helian Kong. "Itu saja harapan
kami, mau apa lagi?"
Kata "Kongsun Giok", "Kakak patut mendapat
penghargaan besar karena jerih payah Kakak
selama ini....." Helian Kong tertawa, berkelakar, "Aku sudah
mendapatnya. Saat ini, hadiah untukku yang
bertumpuk di rumahnya Phoa Taijin, entah
berapa besar nilainya. Kalau diuangkan semua,
aku adalah seorang maha-jutawan....."
"Maksudku, Kakak bisa menjadi seorang
berpangkat tinggi dalam pemerintahan Pangeran
Hok-ong mendatang....."
Helian Kong menggeleng. "Tidak perlu. Ada
banyak jenderal yang baik mendukungnya,
Pangeran Hok-ong sendiri punya orang-orang yang
baik. Misalnya Gubernur Militer di Lam-khia,
Jenderal Wan Heng-kui. Lalu ada lagi komandan
pengawal pribadinya, Ma I-thian."
780 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Jadi?" "Aku ingin hidup sebagai warga biasa. Aku
percaya, tanpa aku pun dinasti Beng akan jaya
kembali." Sebenarnya Si Kongsun Giok gadungan alias
Ciam Lam-hoa itu bukannya tak memiliki
kecurigaan sedikit pun, bahwa kedoknya dalam
bahaya. Kedatangan Yo Kian-hi semalam pastilah
cukup mengherankan Helian Kong, pikirnya.
Tetapi pagi ini, sikap amat wajar dari Helian
Kong begitu meyakinkan. Membuat "Kongsun Giok"
ini masih merasa cukup aman di balik kedoknya.
Namun Ciam Lam-hoa juga sudah nekad,
pikirnya, "Tugasku sudah selesai, aku tinggal
minta bayaranku. Selanjutnya adalah kepentingan
pribadiku untuk mengambil pedang pendek Guhong-kiam (Pedang Burung Hong Menangis) itu,
tinggal tunggu kesempatannya. Setelah urusan itu
selesai, segala kedokku terbongkar pun tidak jadi
soal, aku kabur dari sini."
Tak terduga, Helian Kong pun punya suatu
rencana dalam hatinya, "Kalau benar yang
dikatakan Yo Kian-hi" bahwa perempuan ini bukan
Bidadari Selendang Biru Kongsun Giok melainkan
781 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Jarum Kembang Biru Ciam Lam-hoa, maka
penyamarannya sungguh hebat. Ia tentu
melaporkan semua gerak-gerikku kepada orang
yang memakai tenaganya. Bukan saja gerakgerikku sebagai Helian Kong, tetapi juga sebagai
Ek Beng-ti. Sebab di rumah ini, si Ek Beng-ti ini
tidak tedeng aling-aling. Nanti malam harus
kujebak dia." Begitulah seharian itu Helian Kong tidak
pergi ke mana-mana melainkan tetap di rumah,
bersama anak isteri dan iparnya dan Ciam Lamhoa. Kadang Helian Kong bermain dengan si kecil
Helian Beng, tetapi apabila "Bibi Giok" ingin
menggendongnya, Helian Kong tidak terlalu
ngotot mempertahankannya, khawatir kalau
Kongsun Giok palsu itu curiga.
Pada waktu makan malam, di meja makan
Helian Kong sengaja mengucapkan kata-kata
untuk didengar oleh Ciam Lam-hoa, "Katanya,
malam ini aku harus melakukan sesuatu....."
Siangkoan Yan isterinya menantapnya dengan
cemas, "Apa lagi" Bukankah katamu sendiri
mengatakan kalau situasi sudah mulai stabil sejak
782 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
semuanya bersepakat memilih Pangeran Hok-ong
sebagai penerus singgasana?"
"Ada pihak yang belum menerima," sahut
Helian Kong sambil menaruh mangkuk nasinya
yang sudah kosong. "Tidak ada salahnya aku caricari info dari kalangan bawah tanah. Kita tidak
boleh lengah, bukan?"
"Ajak aku....." kata Siangkoan Heng.
"Memangnya aku diajak ke Lam-khia ini hanya
sebagai tukang potong kayu dan menimba sumur?"
Semua tertawa mendengar protes itu, sahut
Helian Kong, "Saudara Siangkoan, jangan kau pikir
bagianmu tidak besar dalam situasi yang membaik
ini. Aku bisa bekerja dengan leluasa, sebab aku
yakin anak isteriku aman di rumah ini karena
adanya kau di rumah ini. Kau juga menjaga Nona
Kongsun yang sedang memulihkan kesembuhannya." "Kongsun Giok" diam-diam senang mendengar
rencana Helian Kong akan pergi malam ini. Inilah
kesempatannya untuk mencuri pedang pendek Gu
hong-kiam. Selama Helian Kong masih di rumah,
tindakan macam itu rasanya mengandung resiko
besar mengingat hebatnya Helian Kong.
783 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Yang tidak diketahui Ciam Lam-hoa, Helian
Kong pergi dengan membawa kedua pedang itu.
Pedang Tiat-eng Po-kiam dibawanya terangterangan dengan menggendongnya di punggung,
pedang pendek Gu Hong-kiam dibawanya secara
sembunyi-sembunyi, tidak nampak di bawah
jubah longgarnya. Sebelum berangkat, ia bisiki Siangkoan Yan
isterinya, "Malam ini, jaga A-beng baik-baik.
Jangan sampai di tangan orang lain....."
Siangkoan Yan heran akan pesan itu. Tetapi
ia yakin suaminya itu kalau berpesan pasti ada
maksudnya. Ia cuma mengangguk.
Helian Kong pun pergi dari rumah itu. Namun
ternyata dia tidak pergi jauh, hanya bersembunyi
dalam kegelapan di sekitar rumahnya sendiri.
Waktu merasa pandangannya kurang leluasa,
Helian Kong pindah posisi pengintaian ke atas
genteng rumah sebelah. Di situ ia bertiarap
sampai hampir rata dengan genteng.
Tetapi dari posisi barunya ini kurang leluasa,
karena tidak bisa melihat dalam rumahnya. Maka
dengan langkah sehati-hati mungkin agar tidak
terdengar siapapun, ia pindah ke atap rumah
784 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sewaannya sendiri. Begitulah Helian Kong
memata-matai rumahnya sendiri, bahkan ia
kemudian mencopot sehelai genteng untuk bisa
mengintip ke dalam. Menjelang tengah malam, apa yang
ditunggunya pun terjadi. Ia mendengar suara
langkah kaki yang lembut di dalam rumah, Helian
Kong yakin itu bukan langkah kaki Siangkoan
Heng, sebab Siangkoan Heng terdengar suara
dengkurnya. Juga bukan suara langkah isterinya,
sebab dari genteng yang dicopot itu dilihatnya
isterinya tidur meringkuk mendekap anaknya.
Siapa lagi kalau bukan Ciam Lam-hoa alias
Kongsun Giok palsu" Langkah kaki itu malahan menuju ke halaman
belakang rumah. Helian Kong menggeser
pandangannya dari dalam rumah ke halaman
belakang, dan ia melihat Ciam Lam-hoa duduk
bersila di tengah halaman. Mengeluarkan sehelai
bendera segitiga kecil berwarna hitam yang di
kalangan ilmu gaib disebut Co-hong-ki (Bendera
Pemanggil Angin). Sedikit banyak Helian Kong tahu juga
kegunaan bendera itu, yaitu untuk mendatangkan
785 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
rasa kantuk dalam radius tertentu. Biasa
digunakan oleh orang-orang yang berniat jahat di
malam hari, seperti pencuri, penculik dan
sebagainya. Kaum pendekar dari kalangan putih
kebanyakan tidak sudi menggunakannya.


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Helian Kong pun mempersiapkan ketahanan
jiwanya, ia sudah melihat Ciam Lam-hoa
mengibar-ngibarkan bendera itu ke empat
penjuru sambil mulutnya berkemak-kemik mengucapkan mantra. Helian Kong merasa udara
bertambah dingin, disertai rasa kantuk sangat
hebat menyerangnya. Itulah akibat dari permainan gaib Ciam Lam-hoa itu.
Untung Helian Kong sudah siap. Ia justru
memejamkan matanya, tetapi tidak menyerah
kepada rasa kantuk itu, melainkan memusatkan
kekuatan pikiran untuk menghalau rasa kantuk.
Maka berangsur-angsur rasa kantuk ini tidak
mempengaruhinya lagi. "Hem, benar dugaan Yo Kian-hi. Wanita ini
dari kalangan yang tidak beres ," pikir Helian Kong.
"Kalau Kongsun Giok yang asli, mana mau
786 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menggunakan ilmu hitam untuk menyirep orang
seperti itu?" Sementara dilihatnya Ciam Lam-hoa sudah
menyimpan kembali bendera hitam kecilnya, lalu
melangkah masuk kembali ke rumah. Kali ini tidak
perlu mengendap-endap lagi, melainkan bertindak
dengan bebas, sebab dianggapnya seisi rumah
sudah tidur pulas semua kena ilmu sirepnya. Sama
sekali ia tidak menduga kalau Helian Kong yang
disangkanya pergi itu masih mengintai di atas
atap rumah. Rupanya Ciam Lam-hoa menyirep lebih dulu
sebagai tindakan berjaga-jaga, sebab Siangkoan
Heng dan Siangkoan Yan setidak-tidaknya adalah
murid-murid tangguh dari Imam Kim-hian. Jadi
harus "ditidurkan" dulu supaya gerak-gerik Ciam
Lam-hoa leluasa. Seperti sudah diduga oleh Helian Kong, yang
dicari Ciam Lam-hoa rupanya adalah pedang
pendek Gu-hong-kiam, pedang pendek yang
membuat air liur banyak pendekar menetes ingin
memiliknya. Ciam Lam-hoa menggeledah seluruh rumah itu,
bahkan sampai ke kamar tidur Siangkoan Heng
787 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan Singkoan Yan. Waktu tidak menemukan apaapa, ia melompati dinding belakang untuk
memasuki reruntuhan kuil di belakang rumah,
rupanya hendak menggeledah juga tempat itu
karena menyangka Helian Kong menyembunyikannya di situ. Beberapa saat
kemudian, ia kembali dengan melompati dinding
pula, wajahnya nampak kesal.
Diam-diam Helian Kong mentertawakannya.
Didengarnya Ciam Lam-hoa menggerutu sambil
membanting-banting kakinya, "Keparat! Rupanya
Helian Kong membawa pula pedang pendek itu.
Entah apa yang hendak dilakukannya, sehingga
dua pedangnya dibawa semua" Pedang panjang
Tiat-eng Po-kiam (Pedang Pusaka Elang Besi) dan
pedang pendek Gu-hong-kiam (Burung Hong
Menangis)?" Selagi Ciam Lam-hoa uring-uringan sendiri
karena kecewa, tiba-tiba di udara malam itu
terdengarlah suara burung malam berulang tiga
kali. Agaknya suara itu merupakan semacam kode
untuk berhubungan. Ciam Lam-hoa mengangkat
788 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
wajahnya, lalu tubuhnya dengan ringan melompati tembok menuju keluar.
"Aku harus tahu siapa yang ditemuinya....."
pikir Helian Kong. Dengan gerak seringan asap dia
pun membuntuti Ciam Lam-hoa dari atas genteng.
Di ujung gang, ternyata Ciam Lam-hoa
menemui dua orang lelaki. Yang satu berperawakan sedang, yang lain berperawakan
agak pendek. Di malam yang begitu gelap dan
berkabut, Helian Kong tidak mengenali wajah
mereka, tetapi ia mempertajam pendengarannya
untuk menangkap percakapan mereka.
"Ada apa kalian memanggil aku?" tanya Ciam
Lam-hoa. Lelaki yang berperawakan sedang menjawab,
"Aku belum sempat mengucapkan terima kasih
atas bantuanmu, menghabisi Bhe Tiang-lai."
Diam-diam Helian Kong kaget mendengarnya.
Pertama, jelaslah sekarang Bhe Tiang-lai, tangan
kanan Pangeran Kui-ong, bukan hilang begitu
saja, tetapi sudah dibunuh oleh lelaki
berperawakan sedang itu, dibantu Ciam Lam-hoa
menurut kata-katanya tadi. Hal kedua yang
mengejutkan, karena Helian Kong masih
789 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengenali suara lelaki itu sebagai suara Ang Tioklim, itu orangnya yang membagi-bagikan
kepingan-kepingan uang emas kepada para jagoan
bayaran yang menimbulkan kesan bahwa dia juga
disuruh Pangeran Kui-ong. Bhe Ting-lai orangnya
Pangeran Kui-ong, Ang Tiok-lim juga mengesankan
orangnya Pangeran Kui-ong, kenapa Ang Tiok-lim
membunuh Bhe Ting-lai" Kenapa mereka saling
bunuh padahal di satu kubu"
Terdengar Ciam Lam-hoa menjawab, "Ah,
tidak usahlah berterima kasih. Itu kan
kepentingan kita bersama. Kalau Bhe Ting-lai
tidak dihabisi, mana bisa kita ambil-alih
gerombolan orang-orang liar itu untuk kita
manfaatkan?" Kemudian terdengar suara Si lelaki pendek,
bertanya, "Sekarang bagaimana hasilmu mengamati Helian Kong dari dekat, dari jarak
yang memungkinkan kau tahu semua gerakgeriknya bahkan rahasia-rahasianya?"
Helian Kong yang mencuri dengar itu kembali
mendapat dua kejutan, bahkan disertai rasa gusar
namun ia harus menahan diri. Kejutan pertama,
karena ia kenal suara Si Pendek itu bukan lain
790 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
adalah suara Si Imam Pendek yang dulu pernah
bertempur dengan rombongannya ketika sedang
menuju ke Lam-khia, imam pendek itu adalah
kaki tangan Pangeran Hok-ong. Saat kedua kalinya
Helian Kong lihat imam pendek itu ialah di
terowongan air, waktu Ang Tiok-lim sedang
menghasut para jagoan liar ke pihaknya. Ketika
itu Si Imam Pendek ditangkap beramai-ramai,
dituduh sebagai mata-mata Pangeran Hok-ong,
lalu waktu itu Ang Tiok-lim dengan garang
menyuruh anak buahnya membakar "mata-mata"
itu namun tak seorang pun di terowongan air itu
benar-benar melihat "pelaksanaan hukuman" itu.
Dan kini Helian Kong tiba-tiba melihat Ang Tioklim dan imam pendek itu muncul bersama,
sebagai kawan. Hal kedua, yang membuat Helian Kong kaget
bercampur gusar adalah waktu mendengar bahwa
Ciam Lam-hoa ternyata sengaja diselundupkan ke
rumahnya untuk mengawasi gerak-geriknya. "Jadi
aku seperti telanjang bulat di depan mata
komplotan ini....." geram Helian Kong dalam hati.
"Entah sebagai Ek Beng-ti entah sebagai siapa
lagi, komplotan ini sudah tahu siapa aku. Semua
791 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang mereka lakukan, mereka sadari bahwa
Helian Kong menyaksikan semuanya itu."
Naluri Helian Kong yang tajam pun langsung
bisa merasakan, ternyata ada suatu "sandiwara
khusus" yang dipentaskan buat Helian Kong, untuk
membentuk pendapat Helian Kong, dan tujuan
akhirnya apa lagi kalau bukan untuk meminjam
mulut Helian Kong untuk menyampaikan pendapat
itu kepada para jenderal" Meminjam mulut Helian
Kong tanpa disadari oleh yang punya mulut
sendiri" "Babak" demi "babak" dari "sandiwara"
khusus untuk Helian Kong itu sepertinya
terbayang kembali berurutan di pelupuk mata
Helian Kong. Dimulai saat Helian Kong dan
Siangkoan Heng menemukan "Kongsun Giok" dalam
keadaan mengaku terluka karena memergoki
suatu komplotan jahat yang hendak membunuh
Jenderal The Ci-liong. Ternyata perkataannya itu
benar, ada usaha membunuh Jenderal The dan
Helian Kong makin mempercayai "Kongsun Giok".
Lalu saat-saat di mana Helian Kong dalam
penyamaran sebagai "Ek Beng-ti" menemui suatu
komplotan yang "berniat jahat kepada Pangeran
Hok-ong", komplotan yang membagi-bagi keping792
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
keping uang emas bertanda Pangeran Kui-ong,
lalu Helian Kong melaporkannya kepada para
jenderal dan timbul simpati kuat para jenderal
kepada Pangeran Hok-ong, sebaliknya Pangeran
Kui-ong jadi terkucil di mata para jenderal.
Puncaknya ialah kemarin malam, waktu para
jenderal sepakat menobatkan Pangeran Hok-ong
sebagai kaisar penerus dinasti Beng.
"Aku tertipu selama ini....." kutuk Helian
Kong kepada diri sendiri. "Aku mengira gerakgerikku di bawah tanah tak diketahui siapapun,
padahal mereka tahu semuanya."
Terdengar Ciam Lam-hoa menjawab Si Imam
Pendek, "Ya. Sudah kulakukan semua tugas yang
menjadi bagianku dengan baik. Dan sekarang
tujuan kita sudah tercapai. Pangeran berhasil
meraih impiannya, menjadi Kaisar. Cuma aku
merasa masih kehilangan sesuatu....."
Perkataan Ciam Lam-hoa yang terakhir itu
membuat terang segalanya. Pikir Helian Kong,
"Ternyata orang-orang ini semua bekerja untuk
Pangeran Hok-ong. Luar biasa. Pangeran Hok-ong
merencanakan serangan ke pihaknya sendiri, demi
menarik simpati para jenderal."
793 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Aku harus tahu siapa yang ditemuinya....." pikir Helian Kong.
Dengan gerak seringan asap dia pun membuntuti Ciam Lamhoa dari atas genteng.
794 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kau kehilangan apa, Nona Ciam?" tanya Ang
Tiok-lim. "Pedang pendek Gu-hong-kiam. Aku incar
sejak lama, aku tunggu sampai tugasku selesai
dulu, lalu akan kubawa kabur pedang itu.
Ternyata sekarang Helian Kong pergi membawa
pedang pendek itu." "Helian Kong pergi?"
"Ya. Malam ini."
"Ke mana?" "Kenapa masih cemas" Bukankah tujuan kita
sudah tercapai?" "Kemarin, waktu semua orang bersepakat
mengangkat Pangeran Hok-ong, Helian Kong
kelihatannya tidak sepenuh hati. Mungkin ada
yang dia curigai. Kita harus tetap memantau dia,
sebab dia masih bisa merubah situasi....."
"Sayang, aku tidak tahu ke mana perginya,"
sahut Ciam Lam-hoa. "Tadi di rumah dia cuma
bilang masih mau cari berita penting, katanya."
Si Imam Pendek menoleh kepada Ang Tioklim, "Mungkin dia menuju ke terowongan air itu.
Untuk menemui para jagoan liar....."
795 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kalau dia ke sana, ia tidak akan ketemu
siapa-siapa. Tempat itu sudah kosong. Sejak para
jagoan liar terpukul mundur ketika menyerbu
kediaman Pangeran kemarin malam, tidak ada
lagi yang masih berani menempati tempat itu,
khawatir kalau diserbu mendadak oleh para
prajurit." "Ke mana ya, kira-kira perginya?"
"Mungkin menemui Li Teng-kok di rumahnya
Phoa Taijin....." celetuk Ciam Lam-hoa.
"Li Teng-kok dan rombongan dari Se-cuan itu
juga sudah meninggalkan Lam-khia....." sahut Ang


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiok-lim. "Siang tadi mereka menerima berita dari
pangkalan mereka di Se-cuan. Mengatakan bahwa
Jenderal Thio Hian-tiong tidak terobati lagi lukalukanya dan sudah meninggal dunia. Pimpinan
pasukan di Se-cuan itu diambil alih oleh orang
terdekat Jenderal Thio yang bernama Sun Kobong. Waktu mendengar ini, Li Teng-kok dan
rombongannya langsung berangkat meninggalkan
Lam-khia untuk pulang ke Se-cuan."
Di tempat sembunyinya, Helian Kong kembali
kaget mendengarnya. Dengan matinya Jenderal
Thio Hian-tiong, dinasti Beng kehilangan seorang
796 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lagi tiang penyangganya. Sun Ko-bong yang
menggantikan itu, karakternya agak meragukan,
Helian Kong meragukan jangan-jangan Sun Kobong akan menjadi "Bu Sam-kui Kedua" dan
Propinsi Se-cuan akan menjadi "San-hai-koan
Kedua?" "Jangan terlalu tegang, Kakak Ang..." kata Si
Imam Pendek menghibur Ang Tiok-lim. "Helian
Kong sudah tidak berbahaya lagi buat posisi yang
sudah diperoleh junjungan kita saat ini.
Seandainya Helian Kong tahu semua rahasia kita,
lalu dia bicarakan kepada para jenderal, siapa
mau mempercayai dia?"
"Kalau begitu, lebih baik kita pulang dan
melapor kepada Pangeran dulu....."
"Tunggu!" cegah Ciam Lam-hoa.
"Ada apa lagi?"
"Katakan kepada Pangeran, aku punya sebuah
benda yang mungkin bisa membuatnya tertarik.
Sebuah benda yang bisa bernilai politis, dan bisa
digunakan untuk memperkokoh kedudukannya
sebagai pewaris singgasana."
"Benda apa?" 797 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Abu jenazah si bandit pemberontak Li Cuseng, yang kucuri dari sarang orang-orang Pelangi
Kuning." Si Imam Pendek yang otaknya kurang cerdas,
bertanya ketolol-tololan, "Abu jenazah, apa
gunanya" Biarpun itu abu jenazah Li Cu-seng?"
"Dasar tolol. Kalau abu jenazah itu di tangan
Pangeran Hok-ong, Pangeran Hok-ong bisa
menggunakannya untuk memancing datangnya
tokoh-tokoh Pelangi Kuning yang masih berkeliaran. Kalau mereka sudah terpancing, lalu
ditumpas habis. Bukankah Pangeran Hok-ong
seperti membalaskan dendam dinasti Beng, dan ia
akan semakin cemerlang di mata pendukungpendukungnya?" dengan bersemangat Ciam Lamhoa membela nilai "barang dagangan"nya.
"Baik, akan kukatakan kepada Pangeran. Soal
Pangeran berminat atau tidak kepada abu jenazah
itu, bukan aku yang memutuskannya sekarang,
melainkan terserah Pangeran sendiri....." sahut
Ang Tiok-lim. Ciam Lam-hoa pun mengancam, "Kalau
Pangeran Hok-ong tidak berminat, aku yakin ada
798 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pangeran lain yang berminat. Kegunaannya ya
untuk seperti yang kukatakan tadi....."
"Jangan dulu. Biar kukatakan dulu kepada
Pangeran Hok-ong, nanti kuberi kabar lagi."
"Harganya sama dengan tarifku mematamatai Helian Kong."
Di persembunyiannya, Helian Kong geram
dalam hati, "Benar-benar bajingan wanita ini
hanya memikirkan keuntungan sendiri, tanpa
peduli nasib negeri. Kalau benar orang-orang
Pelangi Kuning kelak ditumpas setelah terpancing
abu jenazah itu, pastilah permusuhan antara
kaum Pelangi Kuning dan sisa-sisa dinasti Beng
akan menghebat kembali, padahal persatuan
sedang dibutuhkan oleh seluruh bangsa Han untuk
menyelamatkan negeri."
Dalam hati, Helian Kong sekarang tahu
bahwa keberhasilan Pangeran Hok-ong merebut
singgasana adalah hasil dari siasatnya yang lihai
melalui orang kepercayaannya yang terselubung
seperti Ang Tiok-lim ini. Tetapi Helian Kong tidak
yakin, seandainya pangeran lainnya yang menjadi
kaisar, belum tentu tidak memakai siasat yang
tidak kalah kotornya dengan siasat Pangeran Hok799
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ong. Harus kuakui, siasat Pangeran Hok-ong
memanglah lihai. Di depan umum pura-pura
menyatakan emoh jadi kaisar, dengan demikian
luput dari pandangan orang seandainya ada
kejadian apa pun di Lam-khia. Misalnya ada
keributan, tentu pangeran-pangeran lainnya yang
dituduh lebih dulu sebagai dalangnya, karena
mereka yang masih punya pamrih dan ambisi ke
singgasana. Pangeran Hok-ong yang berlagak
"sudah tidak punya pamrih" itu pun tentu tidak
akan dicurigai. Setelah itu, Pangeran Hok-ong
merancang suatu "serangan keji" yang ditujukan
ke arah dirinya sendiri! Itulah yang berhasil
merebut dukungan hampir total dari para
jenderal. Helian Kong akhirnya memutuskan
untuk tidak mengutik-utik lagi posisi Pangeran
Hok-ong itu. Biarlah ia jadi kaisar. Toh seandainya
ada pangeran lain yang menjadi kaisar, belum
tentu lebih baik dari Pangeran Hok-ong. Yang
penting sekarang dinasti Beng sudah ada
penerusnya, dan tidak kalah pentingnya ialah
bagaimana kekuatan-kekuatan dinasti Beng
lainnya seperti para jenderal harus tetap menjadi
800 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kekuatan untuk menekan kaisar yang baru nanti
agar tetap "berjalan di relnya."
Yang sekarang ingin Helian Kong cegah ialah
niat Ciam Lam-hoa untuk "menjual" abu jenazah
itu ke pihak Pangeran Hok-ong. Kalau sampai
Pangeran Hok-ong terbujuk untuk menerima
rencana Ciam Lam-hoa itu, persatuan negeri bisa
berantakan kembali. Tanya Ang Tiok-lim kepada Ciam Lam-hoa,
"Mana barangnya?"
"Kalau Pangeran Hok-ong sudah setuju
harganya, dan aku pun sudah lihat uangnya, baru
kuserahkan barangnya....."
"Keterlaluan kau. Kau kira Pangeran Hok-ong
mau makan mentah-mentah barangmu itu?"
"Itu kebiasaanku....."
Waktu itulah tiba-tiba nampak beberapa
sosok bayangan bermunculan bayangan-bayangan
dari beberapa tempat persembunyian di sekitar
situ, dalam sikap mengepung.
Tiga orang kaki tangan Pangeran Hok-ong itu
serempak membentuk posisi segitiga yang saling
membelakangi. Ang Tiok-lim menghunus pedangnya, Si Imam Pendek mengeluarkan dua
801 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jenis senjata berpasangannya, yaitu pedang di
tangan kanan dan hud-tim (kebut pertapa) di
tangan kirinya. Ciam Lam-hoa mengeluarkan
senjatanya yang sama dengan saudara seperguruannya yang dikhianatinya, Kongsun Giok
yang bergelar Lam-kin Sian-li (Bidadari Selendang
Biru). Yaitu sehelai selendang berwarna biru.
Sosok-sosok bayangan yang muncul belakang
itu belum terlihat jelas, tetapi Helian Kong sudah
dapat menebak siapa mereka. Sosok yang tegap
dengan gagang sepasang pedang mencuat di
sepasang pundaknya itu tidak salah lagi pasti Yo
Kian-hi, yang merasa paling bertanggung-jawab
soal abu jenazah itu. Yang pendek kecil dengan
sepasang golok tipis di kiri kanan pinggangnya itu
pastilah Toan Ai-liong yang berjulukan Si Naga
Kerdil. Yang bertubuh gendut dan perutnya
berguncang-guncang kalau berjalan, serta memanggul golok Koan-to (golok bertangkai
panjang seperti senjatanya Jenderal Koan Kong)
itu pastilah Hoa Liu. Yang bertubuh kurus
jangkung menjinjing sepasang kapak bergagang
pendek itu pastilah Han Thai-lim. Ditambah tiga
orang lainnya yang belum Helian Kong kenal, tapi
802 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menilik sikapnya, mereka adalah jago-jago yang
tangguh juga. "Apa mau kalian?" tanya Ang Tiok-lim
"Abu jenazah junjungan kami," Yo Kian-hi
yang menyahut, sambil mencabut sepasang
pedang dari pundaknya. "Kalau kalian berikan,
kalian boleh pergi. Kalau kalian tahan, kalian
kami cincang di sini."
Ang Tiok-lim tertawa dingin, "Hem,
memangnya kalian ini siapa" Hingga untuk pergi
dari sini pun kami harus kalian ijinkan" Kalian
belum kenal kami?" Yo Kian-hi menjawab mantap. "Sudah. Kalian
sudah kami kenal. Perempuan ini adalah Si Jarum
Kembang Biru Ciam Lam-hoa yang secara keji
membunuh saudara seperguruannya sendiri,
Bidadari Selendang Biru Kongsun Giok. Kau adalah
Ang Tiok-lim yang pura-pura berlagak sebagai
suruhan Pangeran Kui-ong, padahal kaki tangan
Pangeran Hok-ong. Dan Imam Pendek ini memang
tidak kukenal karena kurang terkenal. Tetapi
sering kelihatan luntang-lantung dengan orangorang dari Koai-to-bun (Perguruan Golok Kilat),
kalau berkelahi sering kalah."
803 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Si Imam Pendek menggeram gusar, tetapi
Ang Tiok-lim mencegahnya untuk bertindak
gegabah. Tanya Ang Tiok-lim, "Memangnya kau
sendiri siapa?" "Yo Kian-hi." "He-he-he, namamu sendiri kurang terkenal,
tetapi berani-beraninya mengejek dan meremehkan kami?" Nama Yo Kian-hi memang tidak terkenal di
kalangan rimba hijau. Yang lebih terkenal
malahan kakak seperguruannya, yaitu Oh Kui-hou
yang berjuluk Thai-lik-ku-hou (Macan Kurus
Bertenaga Besar). Tetapi sebenarnya Si adik
seperguruan ini justru yang lebih hebat. Hanya
tidak pernah berkecimpung di rimba hijau untuk
mencari nama, tetapi lebih banyak ikut dalam
perjuangan kaum Pelangi Kuning.
Sahut Yo Kian-hi pula, "Tidak terkenal bukan
jaminan tidak bisa mencincang kalian bertiga."
Sementara Ciam Lam-hoa agaknya sudah
mengenali Yo Kian-hi, dan dalam hati bimbang
juga. Yo Kian-hi ini sudah bertemu Helian Kong
untuk membicarakan dirinya atau belum" Sehari
tadi nampaknya sikap Helian Kong terhadapnya
804 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
wajar-wajar saja dan masih memanggilnya "adik
Giok", tetapi siapa tahu" Ciam Lam-hoa juga sadar
bahwa Yo Kian-hi ini lawan berat, kemarin malam
hampir berhasil menangkapnya.
Untuk itu Ciam Lam-hoa sudah menyiapkan
sebuah akal licik untuk menyelamatkan dirinya.
Perkara keselamatan Ang Tiok-lim serta Si Imam
Pendek, ia tidak gubris. Maka diam-diam tangan
kirinya sudah menggenggam beberapa jarum
kembang birunya yang sangat berbisa.
Waktu itu, Toan Ai-liong sudah tidak sabar
lagi, tanyanya dengan nada tinggi, "Kalian mau
serahkan abu jenazah itu atau tidak?"
Berbareng dengan terhunusnya sepasang
golok tipisnya. Waktu itulah Ciam Lam-hoa mulai bertindak.
Selendang birunya tiba-tiba disentakkan naik dan
berkibaran memenuhi gelanggang, tapi belum
jelas siapa yang hendak diserangnya. Waktu
musuh-musuh memperhatikan selendangnya, tangannya yang menggenggam jarum terayun ke


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

arah Toan Ai-liong. 805 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Ia tidak berani menyerang Yo Kian-hi yang
dianggapnya terlalu tangguh, maka diserangnya
Toan Ai-liong yang dikiranya makanan empuk.
Padahal Toan Ai-liong sampai dijuluki Si Naga
Kerdil adalah karena ketangkasannya. Jarum Ciam
Lam-hoa memang mengejutkannya, tetapi ia
berhasil menghindarinya dengan lompatan ke
samping. Begitu tergesa-gesa ia menghindar,
sampai lupa kalau di belakangnya ada seorang
temannya. Dalam kegelapan, lagi pula jarumnya begitu
lembut, maka orang yang di belakang Toan Ailiong itu pun terkena. Ia menjerit dan roboh
seketika. Tindakan Ciam Lam-hoa itu pun menyulut
kemarahan orang-orang Pelangi Kuning. Toan Ailiong melejitkan tubuh kerdilnya ke arah Ciam
Lam-hoa sambil menyabetkan sepasang golok
tipisnya dengan cara Sip-ji-sik (Serangan
berbentuk huruf "sepuluh" atau "+"), yaitu
serangan bersilangan. Ciam Lam-hoa dengan licik menggeser ke
samping, membiarkan serangan Toan Ai-liong itu
jadi terarah kepada Si Imam Pendek. Sementara
806 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
selendang biru Ciam Lam-hoa sendiri hendak
menyabet ke samping kepala Toan Ai-liong.
Si Imam Pendek yang jadi sasaran Toan Ailiong itu kelabakan karena posisinya sedang
menghadap ke arah Yo Kian-hi, tiba-tiba ada
serangan dari samping, dari posisi yang
"dikosongkan" oleh Ciam Lam-hoa tadi.
Sambil menghindar dengan serba kelabakan,
Si Imam Pendek itu diam-diam menggerutu dalam
hatinya, "Ciam Lam-hoa ini tahu caranya
bertempur dalam kerja sama atau tidak"
Seenaknya saja meninggalkan posisi tanpa
menghiraukan temannya sendiri."
Sementara Yo Kian-hi pun sudah menyerbu
ke dalam gelanggang. Dalam kegusarannya, Yo
Kian-hi langsung mengerahkan tenaganya. Maka
tekanan berat dari pihaknya langsung terasa oleh
ketiga lawannya di gelanggang itu.
Pertarungan di gelanggang itu tidak
mengambil bentuk tiga orang melawan tiga orang
dalam arena terpisah-pisah, melainkan tiga lawan
tiga dalam arena yang tercampur-aduk. Artinya,
siapa saja dari pihak sini bisa saja menyerang
siapa saja dari pihak sana. Pihak Pelangi Kuning
807 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
agaknya masih menjaga kehormatan, mereka
datang bertujuh, tetapi yang masuk gelanggang
hanyalah tiga orang, tidak peduli mereka sedang
gusar karena robohnya seorang teman mereka
karena serangan curang Ciam Lam-hoa tadi. Yang
masuk arena kebetulan adalah tiga orang yang
senjatanya berpasangan semua. Yo Kian-hi
dengan sepasang pedangnya, Toan Ai-liong
dengan sepasang golok tipisnya dan Han Thai-lim
dengan sepasang kapak bertangkai pendeknya.
Maka arena itu seakan dipenuhi enam batang
senjata dari tiga tokoh Pelangi Kuning itu.
Tiga tokoh Pelangi Kuning ini lebih kompak
dalam kerjasama, karena mereka punya rasa setia
kawan satu sama lain. Berbeda dengan pihak
lawan mereka, yang kelihatan sedikit kompak
hanyalah Ang Tiok-lim dan Si Imam Pendek.
Sedang Ciam Lam-hoa lebih tepat kalau dikatakan
bertempur mementingkan diri sendiri, bahkan
apabila perlu ia takkan segan-segan mengorbankan teman-temannya. Maka gelanggang itu sedikit demi sedikit dikuasai oleh
pihak Pelangi Kuning. 808 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Toan Ai-liong melejitkan tubuh kerdilnya ke arah Ciam Lamhoa sambil menyabetkan sepasang golok tipisnya.
809 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Apalagi di pihak Pelangi Kuning ada Yo Kianhi yang tak ada timbangannya di pihak musuh.
Ang Tiok-lim yang bangga dengan "Ilmu Pedang
Hutan Bambu"nya yang meliuk-liuk mengandalkan
kelenturan tubuh itu pun makin megap-megap
menghadapi kepungan ketat lawan-lawannya.
Kedua kawannya tak banyak membantu. Padahal
Ang Tiok-lim inilah yang kepandaiannya paling
tinggi di antara tiga kaki tangan Pangeran Hokong itu.
Ang Tiok-lim membayangkan, ia akan mati
penasaran kalau sampai terbunuh malam itu.
Penasaran, sebab ia justru sudah diambang
kemuliaan yang diimpikannya selama ini.
Bukankah junjungan Pangeran Hok-ong, telah
berhasil menyingkirkan saingan-saingannya dan
memastikan diri menjadi calon kaisar" Bukankah
Pangeran Hok-ong berjanji akan memberikan
kedudukan tinggi dan harta berlimpah kepada
pembantu-pembantu dekatnya, apabila citacitanya tercapai" Ang Tiok-lim merasa tidak
pantas mati malam itu sebelum menikmati janjijanji Pangeran Hok-ong.
810 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Jilid XV M aka dalam keadaan terdesak, ia berkata
kepada Ciam Lam-hoa, "Nona Ciam, lebih baik
serahkan saja abu jenazah itu. Daripada kita mati
konyol di sini." Ciam Lam-hoa tidak segera menjawab, ia
merasa berat. Maklum, abu jenazah itu bisa
menjadi barang mahal kalau Pangeran Hok-ong
berminat mengokohkan kedudukan yang sudah
didapatnya. Helian Kong yang diam-diam mengintip
peristiwa itu, kemudian mengambil suatu
tindakan sendiri. Ia tidak mencemaskan Yo Kianhi dan kawan-kawannya. Maka ia tinggalkan
tempat itu untuk kembali ke rumah sewaannya,
langsung masuk ke kamar yang biasa dipakai si
"Kongsun Giok" gadungan itu. Ia geledah kamar itu
dan menemukan guci perunggu berisi abu jenazah
itu. Untuk meyakinkan tidak keliru, ia buka tutup
kain guci itu dan memeriksanya, memang abu
jenazah. Lalu sambil membawa guci itu, ia
menyelinap keluar. 811 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tidak beruntung, waktu ia menyelinap
keluar, justru kepergok Siangkoan Heng yang
rupanya hendak buang air kecil di malam yang
dingin itu, lagi pula pengaruh ilmu gaib yang
menidurkan orang dari Ciam Lam-hoa, agaknya
sudah pudar. Siangkoan Heng tercengang kaget melihat
saudara iparnya keluar mengendap-endap dari
kamar kekasihnya di malam buta. Sebagai seorang
lelaki yang sedang dimabuk asmara terhadap
"Kongsun Giok" mudah pula bagi Siangkoan Heng
untuk curiga. "Saudara Helian....."
Helian Kong jadi agak canggung sejenak,
kalau gagal menerangkan kepada iparnya ini,
bukan saja dirinya bisa dituduh menggerayangi
Kongsun Giok gadungan sebagai hidung belang,
isterinya sendiri pun bisa cemburu.
"Saudara Siangkoan, kamar ini kosong....."
Helian Kong coba memulai penjelasannya dari
sudut yang paling jauh dari kecemburuan dan
kecurigaan. "Gadis itu tidak di kamarnya....."
"Lalu, kemana perginya Adik Giok?"
812 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Menyesal sekali kukatakan ini kepadamu,
Saudara iparku. Dia bukan Bidadari Selendang Biru
Kongsun Giok seperti pengakuannya terhadap
kita." Siangkoan Heng geleng-geleng kepala,
"Mustahil, mustahil ia bohong kepadaku. Ia
mencurahkan seluruh isi hatinya kepadaku, dia
sudah siap menyerahkan dirinya kepadaku,
mengarungi kehidupan bersamaku. Dia bukan
pembohong! Ia mencintai aku dan tidak akan
membohongi aku!" Helian Kong merasa kasihan juga. Perkara
orang jatuh cinta lalu tiba-tiba sangat
dikecewakan, Helian Kong sendiri pernah
merasakan betapa pedihnya. Dulu ia mencintai
Tan Wan-wan, tahu-tahu Tan Wan-wan mengalami
nasib yang sulit diduga. Sekarang ia lihat
Siangkoan Heng sama pecahnya hatinya, tetapi
Helian Kong sadar bahwa cepat atau lambat
iparnya ini harus mengetahui kenyataan.
Katanya hati-hati, "Mungkin juga dia
mengasihimu benar-benar, Saudara Siangkoan.
Jangan kau kira aku membencinya, aku pun
bersimpati kepadanya. Adikmu yang jadi isteriku
813 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
juga bersimpati kepadanya dan suka kalau dia
jadi isterimu. Bahkan si kecil A-beng juga senang
kalau digendong-gendong olehnya dan diajak
bermain-main olehnya. Tetapi dia bukan Kongsun
Giok." "Lalu, siapa dia?"
"Saudara seperguruan Kongsun Giok, namanya Ciam Lam-hoa. Julukannya Si Jarum
Kembang Biru. Kongsun Giok yang asli dibunuh
olehnya....." "Kau percaya omong kosong itu?"
"Ini bukan....."
"Aku tidak percaya..... dia sejahat itu,
sampai membunuh saudara seperguruannya
sendiri. Kalau pun pembunuhan itu benar-benar
terjadi, pastilah saudara seperguruannya itu yang
jahat, yang menyudutkan dia sehingga tidak ada
pilihan lain kecuali membunuhnya!"
Begitulah kalau sedang mabuk cinta, susah
benar diberitahu kenyataan yang kurang baik
tentang kekasihnya. Tetapi agaknya Siangkoan
Heng sedikit terpengaruh juga oleh Helian Kong.
Ia tahu macam apa Helian Kong ini, pasti
omongannya tidak sembarangan. Maka Siangkoan
814 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Heng dalam kata-katanya yang paling akhir tadi
hanya berani bilang "dia" dan tidak berani
menyebut nama, entah Kongsun Giok entah Ciam
Lam-hoa. Helian Kong menarik napas, untuk menjaga
agar pembicaraannya dengan Siangkoan Heng
tidak buntu, Helian Kong berkata, "Siapapun dia,
asal dia orang baik-baik dan kalian saling
mencintai, pasti dia cocok menjadi isterimu."
"Apa yang kau dengar tentang dia?"
"Sebagian kudengar, sebagian kuselidiki
sendiri....." kata Helian Kong. "Saudara Siangkoan, kau tahu bahwa aku bukan manusia
yang gampang menentukan sikap hanya dengan
mendengar berita yang belum tentu bisa
dipercaya. Aku selalu menyelidikinya dulu....."
Lalu Helian Kong membeberkan kesimpulankesimpulannya yang menduga bahwa Ciam Lamhoa sengaja ditaruh di rumah itu oleh pihaknya
Pangeran Hok-ong, agar senantiasa dapat
mengawasi gerak-gerik Helian Kong.
Sementara Helian Kong bicara, Siangkoan
Heng masih saja geleng-geleng kepala, berusaha
tidak percaya. Namun kentara kalau sikapnya itu
815 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
makin lama makin lemah, biarpun kadang-kadang
ia masih ngotot. "Saudara Helian, kau anggap terlukanya dia
oleh Telapak Pasir Besi itu hanyalah pura-pura"
Padahal lukanya begitu sungguh-sungguh?"
"Tidak bisa kupastikan. Aku hanya merasakan
ada jarak antara kata-katanya dan kenyataan.
Misalnya, dia bilang dilukai dengan pukulan
Telapak Pasir Besi oleh sebuah komplotan jahat
yang dipergoki olehnya. Tetapi kulihat di antara
para penghadang Jenderal The, tak satu pun


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kelihatan bisa pukulan Telapak Pasir Besi."
"Tetapi laporannya benar, kan" Ia laporkan
ada komplotan hendak mencelakai Jenderal The
Ci-liong, dan ternyata komplotan itu benar-benar
ada, untung Jenderal The sudah mengambil jalan
lain dan kaulah yang menyamar jadi Jenderal
The." Helian Kong mengangguk. Jawabannya tidak
diucapkan, hanya dikatakannya dalam hati, "Ya,
dan aku curiga bahwa wanita itu sendiri
sebenarnya adalah anggota komplotan itu sendiri.
Untuk memperoleh kepercayaanku sehingga dapat
mengawasi gerak-gerikku dengan leluasa, sudah
816 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tentu keterangannya harus dipercaya, apa yang
dia katakan harus terjadi benar-benar. Dan bukan
suatu kebetulan pula, kalau kemudian orangorangnya Pangeran Hok-onglah yang muncul
menolong. Ini siasat untuk menarik hati para
jenderal agar lebih condong ke Pangeran Hok-ong
sebagai persiapan merebut tahta."
"Kita lihat saja....." hanya itu yang dikatakan
Helian Kong. "Ya. Akan terbukti bahwa dia tidak sejahat
prasangka kita!" kata Siangkoan Heng bersemangat. "Mungkin dia menyembunyikan
beberapa hal dari kita, tetapi bukan berarti dia
itu pembohong besar."
"Ya. Mudah-mudahan."
"Eh, apa itu?" kali ini Siangkoan Heng
menatap ke guci abu jenazah yang tadi dibawa
keluar Helian Kong dari kamar Ciam Lam-hoa.
"Abu jenazah Li Cu-seng, Si Raja kaum
Pelangi Kuning." "Kenapa bisa di tanganmu?"
"Abu jenazah ini diambil dari tempat
persembunyiannya sekelompok orang-orang Pelangi Kuning, dan kutemukan di kamarnya."
817 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Siangkoan Heng membungkam. Kemudian
katanya, masih mencoba membela Ciam Lam-hoa,
"Bukan merupakan suatu kejahatan, kalau dalam
situasi di Lam-khia ini seseorang mendukung salah
satu pihak." "Ya. Bukan kejahatan."
"Kalau begitu, yang dia lakukan itu wajar
saja. Ia hanya menjalankan suatu siasat yang
dirancang oleh junjungannya, dan bukan dosa
pula kalau siasat pihaknya itu berhasil. Bukankah
kita sendiri pun melakukan upaya-upaya yang
terang-terangan maupun tersembunyi untuk
menggolkan rencana kita" Misalnya saja penyamaranmu sebagai Ek Beng-ti."
"Ya," kembali Helian Kong mengiyakan. "Di
Lam-khia ini ada banyak pihak mengadu siasat,
termasuk pihak kita. Yang siasatnya menang,
tidak berdosa. Namanya juga dunia politik."
Bahwa Helian Kong terus-menerus mengiyakannya tanpa membantah, membuat
Siangkoan Heng kebingungan sendiri. Suaranya
meninggi karena emosinya, "Lalu kenapa kita
harus memusuhinya?" 818 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Lho, apa aku pernah mengatakan sepatah
kata pun soal memusuhi dia" Aku akan hanya
memberitahukan beberapa kenyataan kepadamu"
Soal dia mau mendukung pihak yang manapun, itu
sah saja. Sama sahnya aku mendukung pihak yang
kusenangi dalam pertarungan politik di Lam-khia!
Kau mau terus berhubungan dengan dia, silahkan,
asal tahu saja siapa sebenarnya dia. Dengan
demikian tidak ada salah satu pihak yang tertipu."
"Kau bilang tidak memusuhinya, kenapa kau
ambil barang dari kamarnya?"
"Abu jenazah ini akan kukembalikan ke pihak
yang memilikinya dengan sah. Orang-orang
Pelangi Kuning." "Kalau kau anggap..... dia tidak jahat, apa
salahnya abu jenazah itu berada di tangannya?"
"Bukan soal salah atau benar, tetapi soal
setuju dan tidak setuju."
"Maksudmu?" "Dia akan menjual abu ini ke Pangeran Hokong, untuk memancing orang-orang Pelangi
Kuning lalu menumpas mereka. Ini akan
menambah kecemerlangan Pangeran Hok-ong di
mata orang-orang dinasti Beng, tetapi 819 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
membahayakan persatuan negeri. Aku tidak
menyetujuinya, jadi kuambil abu jenazah ini."
"Prasangka lagi?"
"Tidak. Malam ini kupancing dia. Aku purapura keluar, padahal tetap mengawasi rumah ini.
Lalu dia pun keluar, berbicara dengan orangorangnya Pangeran Hok-ong yang selama ini
menjadi komplotannya. Dalam percakapan itu,
kudengar sendiri ia mengatakan niatnya itu. Jadi
aku balik dulu ke sini, mendahului dia mengambil
abu jenazah ini." Baru selesai kata-kata itu, di halaman luar
terdengar suara orang melompat dari tempat
tinggi. Lalu Ciam Lam-hoa melangkah masuk
dengan terhuyung-huyung dan gugup.
Melihat Helian Kong dan Siangkoan Heng
masih duduk-duduk di ruang tengah, ia
tercengang sejenak, lalu katanya, "Kakak Kong
dan Kakak Heng, aku sedang dikejar orang jahat
yang ....." Ciam Lam-hoa masih ingin berperan sebagai
Kongsun Giok dan hendak memanfaatkan Helian
Kong serta Siangkoan Heng untuk menghadapi
pengejar-pengejarnya. Namun demi melihat abu
820 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jenazah itu sudah di tangan Helian Kong, maka
Ciam Lam-hoa kaget dan berhenti bicara dan
sadar bahwa dirinya mungkin tidak bisa lebih
lama lagi berpura-pura. Helian Kong tersenyum, bibirnya sudah
bergerak hendak mengatakan sesuatu.
Tetapi mendadak Ciam Lam-hoa bergerak ke
arah pintu kamar yang ditiduri Siangkoan Yan dan
anaknya. Hanya saja, sebelum ia sampai ke pintu
itu, Helian Kong tahu-tahu sudah bergerak lebih
cepat untuk menghadang di pintu itu, sehingga
langkah Ciam Lam-hoa terhenti.
Dengan tergagap-gagap Ciam Lam-hoa coba
menjelaskan tindakannya barusan, "Aku..... aku
cuma kangen kepada A-beng dan ingin melihat dia
sehat atau tidak. Kemarin kan dia agak demam.
Dia sudah seperti anakku sendiri....."
Tanpa beranjak sedikit pun dari depan pintu,
Helian Kong tersenyum sambil berkata, "Terima
kasih atas perhatianmu terhadap anakku, Nona
Ciam Lam-hoa....." Ciam Lam-hoa memucat wajahnya mendengar Helian Kong menyebut nama aslinya.
821 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Hanya saja, sebelum ia sampai ke pintu itu, Helian Kong tahutahu sudah bergerak lebih cepat untuk menghadang di pintu
itu, sehingga langkah Ciam Lam-hoa terhenti.
822 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Selagi ia kebingungan, Yo Kian-hi yang
mengejarnya muncul di tempat itu dengan
sepasang pedang di tangannya. Rupanya
pertempuran yang tidak jauh dari tempat itu
sudah bubar, entah bagaimana kesudahannya.
Yang Helian Kong ketahui hanyalah, Ciam Lamhoa diuber-uber Yo Kian-hi sampai ke rumahnya
itu. Yang kebingungan menentukan sikap adalah
Siangkoan Heng. Ia sudah begitu mencintai gadis
itu, entah namanya Ciam Lam-hoa entah namanya
Kongsun Giok. Yang paling ditakutinya, bagaimana
kalau ternyata gadis itu memang membohonginya
selama ini" Alangkah sakitnya dibohongi orang
yang dicintainya. Begitu muncul, Yo Kian-hi langsung hendak
melabrak Ciam Lam-hoa dengan gusar, tetapi
Helian Kong menahan dengan kata-katanya,
"Sabar, Saudara Yo."
Helian Kong berkata kepada Ciam Lam-hoa,
"Nona Ciam, kau benar-benar lihai sehingga sekian
lama aku terkecoh olehmu. Tetapi aku tidak
marah dan tidak akan menganggapmu musuh,
dalam situasi seperti di Lam-khia saat ini, saling
823 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengecoh adalah hal biasa. Aku tidak keberatan
kau bekerja untuk Pangeran Hok-ong, aku juga
tidak keberatan Pangeran Hok-ong akhirnya
menang dalam persaingan. Toh akhirnya negeri ini
memang harus memiliki seorang raja, satu dari
lima orang keturunan dinasti Beng yang ada."
Kata-kata Helian Kong yang bernada begitu
lunak, padahal Helian Kong sudah unggul di atas
angin, sangat mengherankan Ciam Lam-hoa. Ia
pun mencoba menenangkan diri, coba menebaknebak maksud Helian Kong di balik sikapnya itu.
Kata Helian Kong pula, "Kau tidak usah
berniat menahan anakku yang masih kecil agar
tidak kami apa-apakan, Nona Ciam. Kami memang
tidak akan memusuhimu, asal kau tidak
melakukan tindakan yang merugikan tanah air
demi kepentingan diri sendiri. Misalnya,
menyerahkan abu jenazah kepada Pangeran Hokong untuk memancing dan menumpas orang-orang
Pelangi Kuning. Itu mengungkit-ungkit luka lama
dan merugikan persatuan. Itu yang kucegah....."
Sadar dirinya dalam keadaan terjepit,
sementara Siangkoan Heng juga meragukan untuk
dimintai tolong, Ciam Lam-hoa bersikap agak
824 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengalah dengan pura-pura insyaf, "Aku minta
maaf kepada, Kakak Helian. Keluargamu sudah
begitu baik kepadaku, tetapi aku malah
membohongimu. Aku juga minta maaf telah
mencuri abu jenazah itu dari sobat-sobat Pelangi
Kuning." Bagi Yo Kian-hi lebih sulit memaafkan Ciam
Lam-hoa begitu saja. Dari pihaknya sudah
kehilangan Im Hai-lip yang dibunuh Ciam Lamhoa, dan dalam perkelahian tadi juga ada seorang
temannya yang kena jarum beracun Ciam Lamhoa.
"Pertama, kembalikan abu jenazah itu!" Yo
Kian-hi menuding abu jenazah di atas meja
dengan pedangnya. "Kedua, aku minta obat
penangkal racun untuk temanku yang kena
jarummu. Ketiga, Nona Ciam harus mempertanggung-jawabkan kematian seorang
teman kami, Im Hai-lip!"
Biarpun Im Hai-lip ini senantiasa berselisih
paham dengan Yo Kian-hi, Im Hai-lip juga punya
sifat haus akan nama besar serta licik dan pernah
melukai Yo Kian-hi dengan jeruji kipasnya, tetapi
di hadapan orang luar golongan, Yo Kian-hi
825 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menunjukkan pembelaannya kepada rekan
segolongan itu. Siangkoan Heng berhutang budi kepada Yo
Kian-hi. Dulu ia dan ayahnya serta adiknya yang
tengah mengandung, di tengah kota Pak-khia yang
dikuasai kaum Pelangi Kuning, ia mendapat
perlindungan dari Jenderal Li Giam melalui Yo
Kian-hi. Tetapi sekarang hatinya sedang condong
kepada Ciam Lam-hoa, maka katanya kepada Yo
Kian-hi, "Tuan Yo, permintaanmu itu apakah tidak
terlalu banyak, selagi semua pihak sedang


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencari kecocokan satu sama lain demi negeri
kita bersama?" Yo Kian-hi mengerutkan alis, lalu jawabnya,
"Baik. Soal ketiga, soal pertanggungjawaban
kematian Im Hai-lip, bisa diurus lain waktu.
Tetapi soal abu jenazah dan soal obat penangkal
racun, harus kulakukan sekarang juga!"
"Permintaan yang adil," dukung Helian Kong.
Ia melangkah ke meja mengambil guci abu itu,
lalu menyeberangi ruangan dan menyerahkannya
kepada Yo Kian-hi. Gerak-geriknya begitu wajar,
namun tidak mengurangi kewaspadaan sedikit pun
atas Ciam Lam-hoa. Ciam Lam-hoanya sendiri
826 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tidak berbuat apa-apa. Ia sadar sedang terjepit di
tengah kekuatan-kekuatan yang tidak dapat
diatasinya, harus pandai-pandai menjaga diri.
Setelah Yo Kian-hi menerima guci abu
jenazah, Helian Kong menatap Ciam Lam-hoa dan
berkata ramah tetapi mengandung tekanan, "Obat
pemunah racunnya, Nona Ciam."
Ciam Lam-hoa mengeluarkan bungkusan
kertas kecil dari dalam bajunya, diserahkan
kepada Yo Kian-hi sambil berkata, "Ada dua
bungkusan di dalam. Bubuk yang berwarna coklat
ditaburkan ke mulut luka, yang berwarna putih
dicampurkan air hangat dan diminumkan. Jangan
lebih dari fajar menyingsing. Kalau sudah lewat
fajar menyingsing, dewa yang turun dari langit
pun takkan dapat menyelamatkan jiwanya."
Dalam kata-kata itu ada nada membanggakan
keampuhan racun jarum kembang birunya.
Yo Kian-hi menerimanya sambil menjawab,
"Kalau sampai kawanku tak tertolong, dewa dari
langit pun takkan dapat menyelamatkanmu dari
kejaran sepasang pedangku, Nona Ciam....."
Ciam Lam-hoa coba tersenyum seolah-olah
tidak gentar, tetapi dalam hatinya sebenarnya ia
827 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
gentar ancaman itu. Dalam pertempuran tadi,
sudah dirasakannya kehebatan sepasang pedang
Yo Kian-hi itu. Rasanya, biarpun ia bergabung
dengan Ang Tiok-lim, juga takkan bisa menandingi
Yo Kian-hi. Setelah menerima abu jenazah serta obat
pemunah racun, Yo Kian-hi meninggalkan tempat
itu. Ia harus segera menolong temannya yang
kena jarum kembang biru. Tidak lupa ia
mengucapkan terima kasih kepada Helian Kong.
Helian Kong sendiri sebenarnya amat gusar
kepada watak dan kelakuan Ciam Lam-hoa.
Kelakuannya yang amat lunak terhadap Ciam
Lam-hoa ini bisa dibilang demi menjaga hubungan
baik dengan iparnya, Siangkoan Heng.
Setelah Yo Kian-hi pergi, Ciam Lam-hoa
bertanya kepada Helian Kong. "Kakak Helian,
apakah aku pun boleh pergi?"
Sebelum Helian Kong menjawab, malah
Siangkoan Heng yang menjawab dulu, "Kau tidak
diusir, Nona Ciam....."
Ciam Lam-hoa menatap sayu ke arah
Siangkoan Heng, katanya sambil menarik napas,
"Biarpun tidak diusir juga harus tahu diri. Kakak
828 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Siangkoan, aku pun minta maaf kepadamu. Tetapi
meski aku sudah membohongimu dalam beberapa
hal, tidak semua yang kau lihat pada diriku adalah
kebohongan atau kepalsuan. Tidak semua. Ada
yang sejati....." "Misalnya?" tanya Siangkoan Heng.
Ciam Lam-hoa menunduk tersipu-sipu,
katanya, "Misalnya..... perasaanku....."
Hati Siangkoan Heng guncang. Sementara
Helian Kong mengeluh dalam hati dan mengutuk
kelicikan wanita ini. Ternyata ia masih saja
melepaskan jeratnya kepada Siangkoan Heng.
Helian Kong sudah mendengar dari Yo Kian-hi
wanita macam apa Ciam Lam-hoa ini, wanita yang
kesusilaannya hampir tidak ada. Pengejar lelaki,
bahkan tidak segan membunuh saudara seperguruannya sendiri demi merebut pacarnya.
Namun dalam pandangan Siangkoan Heng
yang sedang mabuk cinta, kata-kata Ciam Lamhoa itu sungguh menggetarkan hati dan
mengharukan. Namun Siangkoan Heng tidak
berkata apa-apa, cuma termangu-mangu menatap
Ciam Lam-hoa. 829 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Dalam hatinya Ciam Lam-hoa mentertawakan
tampang Siangkoan Heng yang seperti kerbau
dicucuk hidungnya. Namun di wajahnya dia sudah
tentu harus bersandiwara, pura-pura merasa
berat dengan perpisahan itu.
Ciam Lam-hoa masuk ke kamarnya untuk
mengambil bekalnya. Sekali lagi ia berpamitan
kepada Helian Kong dan Siangkoan Heng dengan
gaya yang sendu, lalu meninggalkan rumah itu.
Helian Kong tak menduga bahwa gadis jagoan
yang jahat itu sebenarnya masih punya suatu
rencana, sebab ia belum puas sebelum memiliki
pedang pendek Gu-hong-kiam itu.
Setelah Ciam Lam-hoa pergi, Helian Kong
berkata kepada Siangkoan Heng, "Kita tetap tidak
memusuhinya. Kita hanya mencegahnya melakukan beberapa perbuatan yang bisa
membahayakan tanah air. Di antara sahabatsahabat karib pun sering saling mencegah
tindakan adalah hal biasa."
Siangkoan Heng cuma mengangguk lesu, "Aku
mengerti tindakanmu. Terima kasih kau
melakukan semuanya tadi demi aku."
830 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lalu Siangkoan Heng menghilang ke dalam
kamarnya. Helian Kong juga masuk kamar dan
membaringkan diri di samping isterinya yang
tetap tidur pulas, agaknya bukan hanya karena
sirep Ciam Lam-hoa tadi, melainkan juga
kelelahan. Ia tidur mendekap si bocah jantung
hatinya, Helian Beng. Kalau isterinya begitu lelap di sampingnya,
Helian Kong justru hanya berkedip-kedip sampai
hampir fajar. Pikirannya yang galau memikirkan
seribu satu macam urusan.
Waktu hampir fajar, barulah pikiran Helian
Kong agak tenteram setelah ia menyimpulkan
sikapnya sendiri dalam sebuah kata yang
digumamkan, "Yang harus terjadi terjadilah.
Setidaknya sekarang dinasti Beng bisa mengawali
kebangkitannya kembali. Biarpun yang duduk di
singgasana kurang sempurna, tetapi dengan
pengaruh orang-orang berwibawa seperti Jenderal
The Ci-liong atau Laksamana The Seng-kong,
mudah-mudahan keadaan bisa diarahkan ke yang
lebih baik." Lalu ia pun menguap dan mulai pulas.
831 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
*** Kantuk Helian Kong belum hilang sama
sekali, ketika isterinya membangunkannya, "Kakak
Kong..... Kakak Kong....."
Helian Kong menggeliat bangun, ia lihat
kertas jendela kamarnya sudah disoroti matahari
pagi. Dan di sisi pembaringan nampak isterinya
yang berwajah gugup sambil menggendong
anaknya. "Ada apa?" "Kakak Heng pergi, hanya meninggalkan
secarik pesan ini." Diserahkannya selembar kertas, Helian Kong
bangkit dari pembaringan, menerima kertas itu
dan membacanya. Tulisannya cuma :
"Aku pergi untuk mencerahkan pikiran. Harap
jaga Adikku dan keponakanku baik-baik."
Siangkoan Heng. Helian Kong menarik napas sambil gelenggeleng kepala. "Ah, dalam keadaan seruwet ini
832 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dia malah bertingkah laku seperti anak kecil,
menambah beban pikiran saja."
"Apa yang terjadi?"
Dengan jujur Helian Kong menuturkan
kejadian semalam. Siangkoan Yan tercengang.
Sebelumnya tidak pernah menduga kalau
"Kongsun Giok" yang simpati dan menyenangkan
itu ternyata manusia macam itu. Siangkoan Yan
sendiri jadi merasa kehilangan.
Dengan demikian, mulai hari itu isi rumah
tinggal Helian Kong suami-isteri dan anak mereka
yang masih kecil. Kalau biasanya Kongsun Giok
(biarpun gadungan) bisa membantu mengasuh si
kecil, sekarang Siangkoan Yan harus bekerja di
dapur dengan si kecil dalam gendongannya.
Sementara Helian Kong menimba sumur untuk
mengisi air dan membelah kayu bakar.
Bukan kerja berat itu yang membuat suami
isteri itu canggung, sebab dulu waktu masih di
pegunungan mereka juga sudah terbiasa bekerja
berat, namun tidak hadirnya "Kongsun Giok" dan
Siangkoan Heng membuat mereka merasakan
situasi yang berbeda juga.
833 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kemudian, baru saja mereka selesai
membersihkan diri dan makan bersama, suatu
urusan lain muncul. Waktu itu Siangkoan Yan sedang bertanya
kepada suaminya, "Hari ini kau pergi ke mana?"
Pertanyaan itu juga diucapkan Siangkoan Yan
di hari-hari sebelumnya, namun oleh Helian Kong
belum pernah dirasakan setajam sekarang.
Kemarin-kemarin kalau Helian Kong pergi ada
yang menemani isterinya di rumah, sekarang
Helian Kong pergi maka berarti isterinya tinggal
hanya dengan seorang anak kecil. Benar
Siangkoan Yan cukup mampu membela diri, tetapi
di kota Lam-khia yang penuh peristiwa tak
terduga, rasanya kurang tenteram juga.
Jawab Helian Kong, "Tidak ke mana-mana.
Bahkan agaknya urusan kita di Lam-khia ini sudah
hampir selesai. Kita bisa bersiap-siap untuk
kembali hidup tenteram di pegunungan atau di
desa....." "Syukurlah. Bagaimana kira-kira masa depan
negeri, jika Pangeran Hok-ong menduduki tahta?"
"Pangeran Hok-ong hanya akan menjadi
simbol pemersatu, tetapi nasib negeri akan
834 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berada di tangan pengendali-pengendali situasi
yang sejati, yaitu para jenderal yang berpengaruh
di daerah-daerah." "Kakak tidak ingin..... ikut berperanan
kembali?" Helian Kong tertawa, tahu yang dimaksud
"berperanan kembali" oleh isterinya itu adalah
"memegang suatu jabatan resmi". Ia cuma
menjawab, "Entahlah. Tetapi membela negeri
tidak harus punya kedudukan dalam pemerintahan. Kalau punya kedudukan malah
sering lupa membela rakyat. Pernah terpikir
untuk membentuk semacam barisan sukarelawan
yang terdiri dari bekas orang-orang liok-lim
(rimba hijau), yang bersembunyi di gununggunung berhutan untuk mengacau gerak-gerik
pasukan Manchu." "Seperti 108 kesatria dari Liang-san terhadap
penjajah Kim dulu?" "Betul." Sampai di situ, tiba-tiba terdengar pintu
depan diketuk orang. Helian Kong bangkit
membukakannya, dan tercengang melihat yang
berdiri di depan pintu adalah Ma I-thian.
835 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Komandan pengawal pribadinya Pangeran Hokong. "Bagaimana orang ini bisa mengetahui


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kediamannya?" pikir Helian Kong. Karena tempat
kediamanku tersembunyi dari pihak manapun juga
demi menghindari keruwetan dari semua pihak.
Tetapi Helian Kong sadar, gara-gara Ciam
Lam-hoa, pastilah tempatnya ini sudah bukan
rahasia lagi. Dilihatnya Ma I-thian berpakaian jauh lebih
mentereng dari dulu-dulu, maklum karena
sekarang ia bukan sekedar komandan pengawal
pribadi seorang pangeran, melainkan komandan
pengawal pribadi seorang Kaisar dinasti Beng.
Biarpun Pangeran Hok-ong belum punya gelar
kekaisaran sampai hari pelantikannya nanti.
Namun demikian, sikap Ma I-thian tetap
seramah dulu. Ia lebih dulu memberi hormat, lalu
menyodorkan surat yang dipegangnya kepada
Helian Kong, "Helian Cong-peng, kau mendapat
undangan dari Sri Baginda....."
Yang dimaksud "Sri Baginda" sudah tentu
adalah Pangeran Hok-ong. "Undangan untuk apa?"
836 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Mungkin sekedar pembicaraan sebelum hari
pelantikan nanti. Jenderal The, Laksamana The
dan Jenderal Thio juga diundang."
"Para pangeran diundang?"
"Sri Baginda berniat begitu, tetapi para
pangeran sudah meninggalkan Lam-khia semua,
kecuali Pangeran Lou-ong Cu Gi-yap yang entah
mau hadir entah tidak. Undangan kepada
pangeran-pangeran lain tidak sempat disusulkan
sebab pertemuannya hari ini."
Helian Kong membuka surat itu dan
membacanya, isinya ternyata undangan biasa.
Bahkan apa yang akan dibicarakan juga tidak
disebut-sebut. Helian Kong bimbang menanggapi undangan
tersebut. Mengingat anak isterinya akan sendirian
di rumah. Tetapi kalau tidak menanggapi
undangannya, juga bisa menimbulkan kesalahpahaman, bukan mustahil Ciam Lam-hoa sudah
bercerita kepada Pangeran Hok-ong tentang
hubungan baik Helian Kong dengan kaum Pelangi
Kuning golongannya Yo Kian-hi. Bisa saja
ceritanya dibumbu-bumbui atau diputar-balikkan
sehingga merugikan Helian Kong.
837 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Bagaimana, Cong-peng?" desak Ma I-thian.
"Kapan saatnya pertemuan dimulai?"
"Kalau sudah berkumpul semua."
"Kalau begitu, Komandan Ma, eh, maaf, apa
pangkatmu sekarang?"
Ma I-thian tertawa, "Jangan canggung
melihat pakaianku. Pangkatku belum berubah
kok. Masih komandan pengawal pribadi beliau."
"Baiklah, Komandan Ma. Pulanglah dulu,
nanti aku datang. Tentunya aku harus bersiapsiap, aku tidak dapat menghadap Pangeran.....
eh, Sri Baginda, dengan dandanan macam ini
bukan" Aku harus bersiap-siap dulu."
Suatu alasan yang baik, sebab pakaian Helian
Kong saat itu adalah pakaian sehari-hari yang
amat sederhana, bahkan lengan bajunya buntung.
Ternyata sikap Ma I-thian masih tetap tulus
dan ramah seperti dulu. "Baiklah, Helian Congpeng. Nanti apakah perlu tandu, kalau ya akan
kutinggalkan tandunya dan pemikul-pemikulnya."
Helian Kong tertawa, "Macam aku ini
pembesar tinggi saja. Aku rasa tidak perlu."
"Aku rasa perlu, Helian Cong-peng. Demi
kewibawaan Cong-peng sendiri dan juga
838 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kehormatan Sri Baginda yang mengundang Congpeng. Masa ke istana dengan jalan kaki?"
Helian Kong akhirnya mengalah.
Maka sebelum Ma I-thian pergi, tandu dan
dua pemikulnya ditinggalkan di depan rumah.
"Aku diundang ke istana Pangeran Hok-ong,"
kata Helian Kong kepada isterinya. "Begitu pula
Jenderal The, Laksamana The dan Jenderal Thio."
"Untuk apa?" "Entahlah." "Berangkatlah, jangan cemaskan aku dan Abeng."
"Betul!" terdengar suara dari pintu menyambung. Waktu Helian Kong dan Siangkoan
Yan menoleh, mereka melihat Yo Kian-hi. Dalam
dandanan sehari-harinya yang tidak menyolok
perhatian. Ia dan teman-temannya memang
bersarang di rumah obat Yok-ting yang letaknya di
ujung lain dari gang di depan rumah sewaan
Helian Kong. "Saudara Yo, bagaimana dengan temanmu?"
"Untung tertolong. Terima kasih, saudara
Helian. Aku minta maaf, gara-gara urusan abu
839 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jenazah itu maka tempat yang ingin kau
sembunyikan ini jadi tidak tersembunyi lagi."
"Jangan katakan demikian, Saudara Yo. Aku
tidak bisa lupa bagaimana di Pak-khia dulu kau
dan Jenderal Li Giam mempertaruhkan kedudukan
kalian yang empuk demi melindungi keluargaku....." "Sekarang pun, kalau Saudara Helian mau
pergi, percayakan keselamatan keluargamu
kepada kami. Maaf kalau aku ikut campur. Aku
berfirasat, Pangeran Hok-ong akan memberimu
kedudukan yang baik demi memperkuat pihaknya....." "Kalau betul firasatmu, enaknya diterima
atau tidak?" tanya Helian Kong.
Lucu juga, seorang panglima dinasti Beng
minta pendapat kepada seorang hulubalang
Pelangi Kuning yang pernah menjadi musuhnya.
Tetapi persahabatan antara kedua lelaki jantan
itu sudah melompati tembok-tembok kecurigaan,
bahkan meruntuhkannya. Kesamaan sikap dalam
memprihatinkan keselamatan negeri.
Jawab Yo Kian-hi, "Jujur saja, kunilai
Pangeran Hok-ong takkan bisa menjadi pemegang
840 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kendali yang kuat dan meyakinkan. Tapi harus ada
yang mendampinginya, sehingga Manchu tidak
mengambil keuntungan dari kelemahannya.
Kupikir, kaulah orangnya yang tepat, Saudara
Helian." "Jadi seandainya dia menawari aku jabatan....." "Terima sajalah. Pupuk kekuatan dan
pengaruhmu dan gunakan untuk keselamatan
tanah air. Capailah posisi setinggi mungkin. Aku
percaya kepadamu, Saudara Helian. Bahkan
seandainya....." "Seandainya apa" Kenapa ragu-ragu berkata?"
"Seandainya muncul suatu kesempatan bahwa
kaulah yang menjadi Kaisar....."
Kata-kata Yo Kian-hi itu terputus sejenak
oleh tawa geli Helian Kong, tetapi Yo Kian-hi
nekad melanjutkannya, "..... aku dan temantemanku akan mendukungmu."
"Terima kasih, Saudara Yo. Senang punya
teman seperti kau. Baiklah, aku akan
berangkatvke istananya Pange..... eh, Sri
Baginda. Titip keselamatan anak isteriku."
"Percayalah kepada kami."
841 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong memakai pakaiannya yang
pantas untuk menghadap di istana, lengkap
dengan topinya segala. Lalu berangkatlah ia
menaiki tandu. Sementara tandu dipikul dan bergerak-gerak
dalam irama yang membuatnya mengantuk,
Helian Kong merenung-renungkan kata-kata Yo
Kian-hi tadi. Rasanya masuk akal juga. Cuma soal
"jadi kaisar" itu Helian Kong tidak berani
membayangkannya. Tetapi soal memupuk pengaruh sebesar-besarnya, rasanya boleh juga.
Bukankah ia takkan menggunakan itu untuk
kepentingan pribadi, tetapi untuk membentengi
tanah airnya" "Pikiranku terlalu muluk....." Helian Kong
Hijaunya Lembah Hijaunya 1 Fear Street - Cheerleaders Musibah Kedua The Second Evil Pendekar Pemanah Rajawali 39
^