Pencarian

Warisan Jenderal Gak Hui 8

Warisan Jenderal Gak Hui Oey Liong Kiam Karya Chin Yung Bagian 8


Oey Liong Kiam 11 31 Oey Liong Kiam 12 0 OEY LIONG KIAM (Warisan Jenderal Gak Hui)
Diolah Oleh : HO TJING HONG
Jilid ke 12 S IAPA pula ini yang berbuat?" pikir Tong Kiam Ciu seraya memeriksa
keadaan didalam gedung mungil itu.
Ketika dia memeriksa didalam rumah itu ternyata tidak diketemukan barang
yang dicari, maka segeralah dia keluar. Keadaan didalam gedung yang
berserakan itu dibiarkannya seperti apa adanya. Diluar masih tampak setumpuk
debu bekas kertas terbakar. Namun Tong Kiam Ciu tidak dapat menduga bahwa
debu yang bertumpuk dan telah mulai bertebaran ditiup angin itu adalah debu
kitab Pek-seng-ki-su. Hanya satu yang diduganya, bahwa kitab pusaka itu pastilah jatuh ketangan
Kwi Ong. Kalau benar kitab pusaka Pek-seng ki-su jatuh ketangan Kwi Ong. Maka
alamat bahwa dunia persilatan akan kiamat. Orang yang berjiwa keji itu akan
merajalela dikalangan Kang-ouw dan akan berbuat sewenang-wenang serta
menginjak-injak perikemanusiaan.
"Semuanya telah menjadi ber larut-larut dan ruwet. Aku harus cepat-cepat
menyelesaikan tugasku!" pikir Tong Kiam Ciu.
Kiam Ciu meninggalkan gedung mungil itu dan kesamping taman
menghampiri makam Gan siocia. Sejenak Tong Kiam Ciu berdoa di makam gadis
malang itu. Dipandangnya makam yang membisu itu, kemudian dengan tekad
bulat dia berjanji akan membasmi segala kejahatan.
Dengan langkah pasti ditinggalkannya tempat itu. Kepergian Tong Kiam Ciu
tidak diiringkan oleh lambaian tangan. Tetapi angin kencang berhembus dan
debu bekas kitab Pek-seng-ki-su berhamburan seolah-olah mengiringkan
kepergiannya. Begitu pula kembang-kembang yang terdapat dipertamanan itu
berhamburan seolah-olah taburan kembang dan sedaun pohon liu tertiup angin
seolah-olah seruan penghuni kota Pek-seng itu mengiringi kepergian Tong Kiam
Ciu. Oey Liong Kiam 12 1 Tong Kiam Ciu telah berjanji dengan nenek di lembah Si-kok. Dia harus
datang kelembah itu untuk mempelajari jurus-jurus pokok ilmu sakti yang
dimiliki oleh nenek itu. Dia telah berjanji bahwa dalam waktu setahun dia akan
datang kembali kedalam lembah itu dan akan menemui nenek itu. Saat itu
kurang dari setahun dengan pertemuannya yang pertama ketika dia
menyaksikan nenek itu membinasakan ular-ular berbisa dan menundukannya
dengan mudah. Begitu pula dia telah mencari dua kitab sakti yang katanya
tersimpan di bawah patung dilembah Si-kok itu. Namun patung telah dibongkar
dan selama tiga-hari tiga malam dia mencari kitab yang tersimpan itu namun
tidak diketemukannya. Akhirnya nenek itu menjanjikan untuk mengajarkan ilmu sakti itu dalam
waktu setahun lagi. Kini Tong Kiam Ciu akan menagih janji nenek itu. Karena
untuk memburu kitab sakti Pek-seng-ki-su telah mengalami kegagalan. Lagi pula
dia merasa khawatir akan datangnya bencana yang mengancam seluruh umat
manusia kalau sampai kitab Pek-seng-ki-su itu benar-benar jatuh ketangan Kwi
Ong yang berjiwa kejam. Maka Tong Kiam Ciu telah bersumpah untuk
memperdalam ilmunya guna mengatasi Kwi Ong atau orang-orang yang berjiwa
keji dan jahat. Setelah berjalan beberapa hari lamanya dan jauh dia meninggalkan kota
Pek-seng serta menyeberangi telaga Ang-tok-ouw kemudian sampailah dia di
sebuah padang pasir dan pegunungan yang tinggi puncaknya. Akhirnya
sampailah Tong Kiam Ciu dilembah Si-kok yang banyak dihuni oleh ular-ular
berbisa. Ular-ular ganas dan berbisa keras. Siapapun yang tiba dilembah itu
pasti diserangnya dan kerangka manusia banyak berserakan ditempat itu. Juga
kerangka-kerangka binatang. Maka lembah itu dinamakan lembah Si-kok atau
Lembah Maut. Tetapi berlainan dengan kedatangan Tong Kiam Ciu yang pertama, saat itu
dia tidak mendapat serangan dari ular penghuni lembah itu mungkin karena
pengaruh akar Lok-bwee-kim-keng yang berhawa wangi.
Walaupun tiada sambutan dari ular-ular penghuni lembah itu, namun Tong
Kiam Ciu berhati-hati juga menghampiri pintu gua yang mengaga dan disana
sini berserakan tengkorak manusia.
Oey Liong Kiam 12 2 Tampaklah beberapa ekor ular penghuni gua itu meluncur cepat-cepat
memasuki kedalam lubang didinding gua. Seolah-olah ketakutan. Namun Tong
Kiam Ciu tidak merasa heran akan keadaan itu. Karena binatang-binatang itu
hanya berge rak instingnya. Pengalamannya yang lalu, kc tika untuk pertama
kali Tong Kiara Ciu me masuki lembah itu. Ular-ular itu telah menyerangnya,
tetapi akibatnya bagi mereka itu luar biasa! Bukan saja Tong Kiam Ciu tidak
mengalami bencana, tetapi beberapa ekor ular telah binasa karenanya mereka
menjadi jera setelah tercium bau Lok-bwee-kim-keng maka mereka cepat-cepat
merat dan sembunyi. Tong Kiam Ciu masih juga berjaga-jaga kalau-kalau sampat terjadi
penyerangan yang datangnya dengan mendadak. Namun sampai sekian
jauhnya dia masuk di dalam gua itu ternyata tidak ada serangan salah seekor
ularpun. Tetapi tiada antara lama tampaklah batu-batu kerikil berjatuhan dari tebing
lembah Si-kok. Tong Kiam Ciu menunggu didalam gua itu. Dia telah menduga,
pastilah si nenek aneh itu yang telah menuruni tebing lembah Si-kok dan akan
meninjau kedalam gua. Pastilah beberapa ekor ular yang memberikan laporan
atau setidak-tidaknya nenek itu mempunyai suatu ilmu yang hebat untuk
membeda-bedakan bau dan telah terlatih panca indranya.
"Hee hee hee kau lagi yang datang !" seru nenek itu sambil tertawa-tawa
mendekati Tong Kia m Ciu.
"Terimalah salam dan hormatku !" seru Tong Kiam Ciu sambil membongkok
hormat. "Hee hee hee kami dikalangan ular dilembah Si-kok sudah tidak ada lagi tata
cara seperti manusia beradab. Tetapi aku senang juga mempelajari tata cara
peradaban itu hee hee hee !" sahut nenek itu sambil membongkok-bongkok pula
menghampiri Kiam Ciu. "Ya aku tahu, nenek gemar belajar tata cara peradaban !" sambung Tong
Kiam Ciu. "Hee hee hee kau datang untuk apa anak muda ?" tanya nenek itu.
Oey Liong Kiam 12 3 "Aku telah berjanji untuk datang kelembah Si-kok ini dalam waktu satu tahun.
Nah, kini aku datang dan ingin mempelajari ilmu-ilmu yang Locianpwee janjikan
dulu." jawab Tong Kiam Ciu.
"Ooh, sebenarnya kau ini dengan maksud apa ingin mempelajari ilmu sakti
dariku ?" tanya nenek lembah Si-kok.
"Untuk menegakkan keadilan dan membinasakan kemungkaran!" jawab Tong
Liam Ciu. "Oh.. . apakah kau sanggup berbuat begito?" tanya nenek tua dan masih
tampik ragu-ragu. "Mengapa?" sahut Tong Kiam Ciu bertanya dan heran.
"Menurut perhitungan manusia beradab, katanya selama masih ada
kehidupan maka jahat dan baik itu pasti ada. Seperti juga adanya siang dan
malam, gelap dan terang hee-hee-hee itu kata mereka" jawab nenek itu tertawa
tawar. "Benar juga Locianpwee, namun satu alasan yang sebenarnya ialah aku ingin
membinasakan seorang tokoh tua yang maha sakti. Musuh besarku itu adalah
seorang yang telah menghancurkan dan menumpas segenap saudarasaudaraku dan membunuh mati kedua orang tuaku" itu diucapkan oleh Tong
Kiam Ciu dengan hati sedih.
"Siapa orangnya yang kau maksudkan?" tanya nenek tua.
"Dia adalah Ciam Gwat!" seru Tong Kiam Ciu.
"Oh, dia pula?!"seru nenek itu dengan mata terbeliak.
Maka Kiam Ciu sedikit mengisahkan tentang keadaan keluarganya. Dengan
hati terharu dan sedih mendengar cerita Kiam Ciu, maka nenek lembah Si-kok
itu kemudaan menyanggupi untuk menurunkan ilmu kepada Tong Kiam Ciu.
"Baiklah akan kuajarkan padamu dan ilmu silat ialah Pek-jit-hui-sat (Sinar
matahari menyorot maut) dan Kai-thian-pik-tee (membuka langit membongkar
bumi)" kata-kata nenek itu diucapkan dengan sorot mata tajam memandang
Kiam Ciu. Oey Liong Kiam 12 4 "Terima-kasih locianpwee!" seru Kiam Ciu sambil membongkok hormat dan
menundukkan kepala. "Sebelum kau memulai dengan ajaran kedua ilmu itu, maka lebih dahulu
makanlah biji Leng Yok. Biji ini khasiatnya untuk kekebalan terhadap segala
macam pukulan maut!" seru nenek itu seraya menyerahkan biji Leng Yok kepada
Kiam Ciu. Suasana kembali sepi, hanya kesiuran angin yang bertiup dari lembah Sikok menghembus dalam goa. Kiam Ciu memakan biji Leng Yok seperti petunjuk
nenek itu. Beberapa saat kemudian barulah nenek itu memulai memberikan petunjukpetunjuk untuk memulai pelajaran ilmu silat Pek-jit-hui-sat atau Sinar matahari
menyorot maut. Jurus permainan silat yang diajarkan nenek itu memang sangat aneh tetapi
mempunyai dasar-dasar langkah maupun gerakan-gerakan yang kuat. Semua
gerakan-gerakan berdasarkan keseimbangan tubuh dan pernapasan.
Tampaknya sangat lamban, tetapi pasti dan kuat.
Begitulah Kiam Ciu yang terotak tajam dan cerdas itu dapat memahami serta
menghapal semua gerakan pokoknya. Dengan tekun Kiam Ciu memperdalam
ilmu Pek-jit-hui-sat itu. Tanpa lelah-lelahnya dia terus berlatuh. Istirahat hanya
untuk makan dan minum sebentar, kemudian memulai berlatih lagi Nenek itu
memang dengan bersungguh-sungguh mengawasi latihan Kiam Ciu. Semua
keperluan makan dan minum telah disediakannya.
Dalam beberapa hari saja Tong Kiam Ciu telah dapat memahami rahasia
ilmu yang diajarkan olah nenek itu.
"Bagui. bagus, dan sekarang kau akan kuajarkan ilmu Kai-thian-pik-tee. Nah,
perhatikanlah baik-baik". Selesai dengan kata-katanya itu tampaklah nenek itu
mulai berloncatan. Tong Kiam Ciu memperhatikan semua jurus-jurus yang dimainkan oleh
nenek itu. Perhatian Kiam Ciu sangat besar sekali terhadap ilmu ajaran nenek
itu. Maka dalam beberapa kejap saja dia telah dapat menghapal semua langkahlangkah dan gerakan Kai-thian-pik-tee.
Oey Liong Kiam 12 5 Seperti juga ketika memperdalam ilmu Pek-jit-hui-sat maka kini Tong Kiam
Ciu juga dengan penuh semangat telah memperdalam segala langkah maupun
gerakan Kai-thian-pik-tee dengan tekun sekali.
Dalam waktu beberapa hari saja Kiam Ciu telah dapat memperdalam kedua
ilmu itu. Hal ttu menjadikan nenek yang mengajarkan ilmunya itu menjadi sangat
bergembira dan mengagumi kesanggupan serta kecerdasan Tong Kiam Ciu.
Kini Tong Kiam Ciu telah dapat memperdalam kedua ilmu itu. Bahkan telah
dicoba oleh nenek yang baik hati itu. Ternyata ilmu Pek-jit-hui-sat dan Kai-thianpik-tee dapat dipahami, diperdalam perkembangannya oleh Kiam Ciu.
"Bagus !" seru nenek itu memuji.
"Terima kasih atas pujian Locianpwee" seru Kiam Ciu.
Tong Kiam Ciu masih terus memanggil nenek itu dengan sebutan
Locianpwee, karena nenek itu tidak mau menyebut namanya serta tidak mau
disebut sebagai suhu oleh Kiam Ciu.
"Kau telah dapat memahami dengan sempurna ilmu itu! Tinggalah kini kau
memperdalam cara latihan-latihan yang tekun!" seru nenek itu seraya
mengamati Kiam Ciu. Adapun Kiam Ciu hanya menundukkan kepala memandangi lantai goa yang
berbatu-batu itu. "Apakah aku telah diizinkan untuk keluar dari lembah Si-kok ?" kata Kiam Ciu
sangat sopan kepada nenek itu.
"Ya, akupun tidak akan menahanmu lebih lama ditempat ini!" jawab nenek
itu dengan nada seenaknya.
"Terimakasih atas kebaikan . . . . " belum selesai kata-kata itu diucapkan oleh
Tong Kiam Ciu, Nenek yang aneh dari lembah Si-kok itu telah lenyap. Tong Kiam
Ciu mengarahkan pandangan matanya kesegenap sudut di daiam gua itu tetapi
ttdak dapat menemukan nenek itu.
"Hem, nenek yang aneh tetapi baik hati" pikir Tong Kiam Ciu.
Oey Liong Kiam 12 6 Tong Kiam Ciu tidak dapat lebih lama lagi berada di dalam gua itu. Dia harus
cepat-cepat untuk menunaikan tugas mencari Ciam Gwat kemudian mencari
kitab Pek-seng-ki-su. Dengan rasa puas dan gembira Tong Kiam Ciu telah meninggalkan gua di
lembab Si-kok itu. Selama Tong Kiam Ciu berada di gua itu tiada seekor ularpun
yaug berani mendekati ataupun tampak berkeliaran ditempat sekitar gua.
Padahal dilembah Si-kok itu terkenal dengan ribuan ular berbisa.
Ketika itu udara masih sangat dingin walaupun matahari telah tampak tinggi.
Kiam Ciu berjalan setengah berlari di lembah Si-kok. Matanya sekali-sekali
mengawasi ke langit memandang kearah awan yang sedang bergolak di langit
biru. Seolah-olah awan-awan itu sedang saling memburu dan bergurau. Tiba-tiba
kembali dia teringat akan masa kanak-kakaknya dulu di telaga bermain-main
dengan adiknya yang jelita. Tong Kiam Ciu terbayang saat berlatih ilmu dan
berkejaran di atas air telaga dengan Ji Tong Bwee saat itu. Mereka sedang
melatih ilmu Cian-li-piauw-biauw (melayang diangkasa seribu li). Karena
mengenangkan ke masa-masa lampau itu maka kini kembalilah kerinduannya
akan diri Ji Tong Bwee sangat menjadi-jadi. Bahkan dia merasa khawatir janganjangan Ji Tong Bwee mendapat bencana ketika terjadi angin topan di telaga Angtok-ouw dulu.
Juga tentang kabar berita ketiga Shin-ciu-sam-kiat sampai sekian lamanya
dia tidak mendengarkannya. Banyak persoalan kini yang harus dihadapinya.
Tong Kiam Ciu merasa banyak bersalah dan hampir saja terjerumus dan
memadamkan semangatnya untuk menuntut balas sakit hati keluarganya.
Dengan mengembangkan ilmu Cian-li-piau-hong Tong Kiam Ciu telah
meninggalkan lembah Si-kok. Kemudian meloncat keatas tebing serta berlarilari di pegunungan. Tujuan utama ialah desa Cit Wi.
Beberapa saat kemudian ketika Tong Kiam Ciu istirahat dibawah sebatang
pohon, tiba-tiba telinganya mendengar ada seseorang yang telah
mendatanginya. Tong Kiam Ciu telah berdiri dan siap siaga untuk menghadapi
segala kemungkinan. Oey Liong Kiam 12 7 Tetapi sosok tubuh yang berke!ebat itu terdengar tertawa dan memanggil
nama Tong Kiam Ciu. Suaranya tidak asing lagi bagi pemuda itu, ialah suara
murid tunggal Shin Kai Lolo.
"Tong Siauwhiap! Lama aku mencarimu dan kemana-mana tetapi baru
sekarang aku dapat bertemu !" seru Teng Siok Siat sambil tertawa.
"Teng heng!" seru Kiam Ciu sambil tersenyum.
"Idih Ciu Ko, mengapa kau nemanggilku begitu ? Bukankah kau telah
mengetahui kalau aku ini seorang gadis .?" seru Teng Siok Siat sambil cemberut.
"Oh, maaf kukira kau masih sebagai laki-laki" Kiam Ciu menggoda dan tertawa
geli. "Biar kutinggalkan dan ada suatu berita penting yang seharusnya kau
penting sekali untuk mendengarnya, tetapi aku tidak jadi mengabarkannya dan
akan segera pergi!" terdengar gadis itu berseru dan suaranya manja sekali.
Tampaklah dia akan segera meninggalkan Tong Kiam Ciu. Pemuda itu jadi
merasa khawatir juga, karena Teng Siok Siat itu mempunyai sifat aneh seperti
suhunya Maka segeralah Tong Kiam Ciu mengejar dan melarangnya.
"Maaf Siat siocia! Maafkan aku dan jangan kau pergi dulu!" seru Tong Kiam
Ciu seraya meloncat menghampiri gadis itu.
"Ai aku tidak sudi".!" seru Teng Siok Siat seraya akan meneruskan langkahnya.
Tong Kiam Ciu menahannya dengan memegang lengan kanan gadis itu
ditahannya dan Teng Siok Siat pura-pura ingin melepaskan lengannya. Tetapi
Tong Kiam Ciu membujuknya.
"Maafkan kelancanganku adik Siat kalau memang kau sudi memberikan
kabar penting itu padaku, aku akan menganggap dirimi sebagai adikku sejati !"
seru Tong Kiam Ciu sambil tertawa dan membujuk.
"Semua orang sedang bingung, tetapi kau bersenang-senang dengan Cit
siocia! Dimana dia sekarang berada?" tegur Siok Siat sambil melepaskan


Warisan Jenderal Gak Hui Oey Liong Kiam Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tangannya dan cemberut. "Yang jelas tidak bersamaku sekarang!" jawab Tong Kiam Ciu.
Oey Liong Kiam 12 8 "Apakah Tong Siauwhiap tahu bahwa dunia Kang Ouw sedang terancam ?"
tanya Tong Siok Siat. "Ya, aku tahu karena kiiab Pek-seng-ki-su dan pedang Oey Liong Kiam telah
jatuh ketangan Kwi Ong!" jawab Tong Kiam Ciu.
"Bukan-bukan, karena itu saja, Ketahuilah bahwa kitab Pek-seng-ki-su telah
musnah terbakar !" seru Teng Siok Siat menjelaskan.
"Hah? kitab Pek-seng-ki-su telah terbakar, Dari mana kau tahu?" Tong Kiam
Ciu tampak heran akan keterangan Stok Siat itu.
"Dari Kiat Koan yang mengikuti Kwi Ong kekota Pek-seng. Tempat itu tadi
telah menemukan sebuah gedung mungil yang sangat indah. Saat itu ada
seorang gadis cantik yang sedang membaca buku, ketika Kwi Ong dan Kiat Koan
tiba di gedung itu, gadis itu tertawa terbahak-bahak dan katanya kitab Pekseng-ki-su telah dimusnahkan. Maka gadis itu lalu dibunuhnya! Gedung itu
diperiksa oleh Kwi Ong dan Kiat Koan tetapi tidak diketemukan apa-apa." Siok
Siat berceritera tentang Pek-seng-ki-su dan gadis cucu Gan Hua Liong.
"Lalu siapakah yang membunuh gadis itu?" tanya Kiam Ciu.
"Menurut keierangan Kiat Koan, yang membunuh gadis tidak dikenal itu ialah
Kwi Ong. Dengan sekali hantam tanpa jeritan lagi gadis itu telah jatuh terjungkal
dan mati!" seru Siok Siat dengan wajah yang menggambar kan rasa kengerian.
"Kejam dan biadab benar orang itu" sambung Tong Kiam Ciu.
"Menurut keterangan Kiat Koan, Tong Siauwhiap juga telah dibunuh oleh Kwi
Ong serta pedang Oey Liong Kiam telah jatuh lagi ketangan iblis itu. Itulah yang
menyebabkan gegernya dunia Kang-Ouw! "seru Siok Siat.
"Aku tahu! Aku tahu semuanya itu! "seru Tong Kiam Ciu dengan suara
bergetar karena menahan kemarahan yang meluap.
"Kwi Ong telah menantang semua jago-jago di bagian tengah ini. Dia
mengatakan kepada Kiat Koan bahwa hari ini dia akan datang serta akan
menyapu bersih semua jago-jago silat dari daerah kita ini Sebenarnya semua
tokoh persilatan telah menaruh kepercayaan padamu untuk mewakili mereka
semua. Selain kau adalah seorang yang berilmu tinggi, tetapi kau adalah pemuda
Oey Liong Kiam 12 9 yang memiliki kecerdasan, kecerdikan mereka yakin dengan kecerdikan dan
kelihayanmu, Kwi Ong pisti dapat dibasmi !" seru Siok Siat mengharapkan.
Ketika Teng Siok Siat mendengar bahwa Tong Kiam Ciu telah dapat bencana
dan dibinasakan oleh Kwi Ong. Maka gadis itu lalu pergi untuk mengusut
kebenaran berita kematian Tong Kiam Ciu itu. Hatinya menjadi lega ketika dia
sampai di suatu penginapan dekat dengan telaga Ang-tok-ouw yang
mengatakan, bahwa Tong Kiam Ciu masih hidup dan kini dirawat oleh seorang
wanita yang sangat jelita berkendaraan kereta indah.
Yakinlah Siok Siat bahwa wanita yang menolong Tong Kiam Ciu itu adalah
Cit siocia. Namun murid Shin Kai Lolo itu ketika sampai didesa Cit Wi telah
terlambat. Dia telah menyaksikan Cit Cai Hui yang sedang menguburkan mayat
Pek Nio dan mayat Sio Cin.
Hatinya cemas ketika menyaksikan hal itu. Dengan diam-diam Siok Soat
mencari jejak Tong Kiam Ciu dan Cit Sio Wie. Menjejaki perjalanan mereka berdua
ternyata sangat sulit. Sok Siat menjadi bingung dan hampir saja berputus asa.
Pertemuannya dengan Tong Kiam Ciu tiada jauh dari lembah Si-kok itu hanyalah
secara kebetulan saja. "Jadi aku sengaja mencari Tong Siauwhiap atas kehendak hatiku sendiri"
sambung Teng Sok Siat sambil menundukkan kepala memandangi ujung
sepatunya. "Hem, kau jangan pergi terlalu jauh seorang diri. Apakah suhumu dan---dan
dia.. . tidak cemas?" Tong Kiam Ciu menggoda.
"Bah! Apa yang kau bicarakan itu? damprat Siok Siat cemberut.
"Jangan marah!" seru Tong Kiam Ciu tersenyum.
"Ha ha ha hah! Ternyata tidak terlalu sukar mencari-carimu Tong Kiam Ciu
keparat!" terdengar suara kasar dengan tiba-tiba.
"Kwi Ong! Jangan kau menepuk dada dan bangga karena kau telah dapat
menguasai Oey Li ong Kiam!" seru Tong Kiam Ciu.
"Ha ha ha bocah iblis kau masih hidup juga? Hayo terimalah kematianmu!"
bentak Kwi Ong dan langsung menyerang Kiam Ciu.
Oey Liong Kiam 12 10 Laki-laki yang berwatak kejam itu telah menyerang Tong Kiam Ciu dengan
sebuah hantaman yang bertenaga hebat. Namun Kiam Ciu dengan cepat dapat
meloncat menghindari serangan itu.
Sambil melambung menghindari serangan lawan kemudian mengirimkan
serangan tendangan. Gerakan itu adalah ilmu Liong Hong Hun Hai, cepat dan
hebat sekali akibatnya. Kwi Ong merasa kagum dan terhadap kegesitan Kiam
Ciu saat itu. "Hebat sekali! Pantas kau berlagak dihadapanku, ternyata kau telah dapat
menyempurnakan ilmumu anak muda!" seru Kwi Ong sambil tertawa.
"Tidak usah banyak bicara, ayo serahkan Oey Liong Kiam padaku sebelum
terlanjur kau binasa dan tidak bermakam" seru Tong Kiam Ciu.
"Ha ha ha baru segitu sudah besar kepala kau!" bentak Kwi Ong.
Selesai dengan kata-katanya itu. segeralah dia meloncat menerkam bahu
Tong Kiam Ciu. Cakaran garuda maut itu sangat hebat. Namun Kiam Ciu waspada.
cepat-cepat dia meloncat menghindari terkaman beracun yang dilancarkan oleh
Kwi Ong. Beberapa langkah Tong Kiam Ciu berloncatan menghindari serangan itu.
Tampaklah dia berloncatan dan serangan Kwi Ong bagaikan angin dan topan
mendebur air laut hingga berdebur bagaikan gelombang dan badai mengamuk.
Namun Tong Kiam Ciu tetap angkuh bagaikan batu karang yang tetap megah
walaupun badai dan gelombang menghempaskannya.
Gerakan lincah dan mengutamakan kelincahan serta ilmu meringankan
tubuh dalam menghadapi serangan cakaran-cakaran garuda maut Kwi Ong itu.
Tampaklah pertempuran itu berjalan dengan cepat sekali. Tahu-tahu mereka
telah bertempur sampai beberapa jurus tanpa ada salah seorang yang dapat
dilukai atau disinggung kulitnya.
Keduanya sama-sama mempunyai keistimewaan. Kwi Ong bertambah gusar
ketika menerima kenyataan bahwa tiap serangannya selalu dapat dielakan oleh
Tong Kiam Ciu. Diam-diam dia merasa kagum juga akan kehebatan dan
kelincahan Tong Kiam Ciu.
Oey Liong Kiam 12 11 Ketika menurut perhitungan Kwi Ong bahwa dia telah dapat menerobos
pertahanan Kiam Ciu maka dengan gerungan keras yang mengejutkan Kwi Ong
telah meloncat menerkam Kiam Ciu dengan kesepuluh jari jemarinya yang
berkuku tajam serta beracun.
Namun Kiam Ciu dengan memutar tubuh telah meloncat ke udara. Kakinya
terangkat bertepatan dengan meluncur lalu mengirimkan hantaman Ciu sianglok-hua kearah Kwi Ong.
Serangan yang tidak terduga datangnya itu hampir saja dapat mendampar
wajah Kwi Ong. Karena sama sekali tidak terduga bahwa lawannya yang didesak
itu dapat menghindar sambil mengirimkan serangan. Kwi Ong merasa gugup
menghindari hantaman yang membadai dan berangin keras itu.
Namun ketika Kiam Ciu kembali berdiri diatas tanah, dengan satu loncatan
Kwi Ong telah mengirimkan jotosan lagi kearah dada Kiam Ciu. Serangan yang
bertenaga berat itupun dilancarkan oleh Kwi Ong dengan cepat pula. Kiam Ciu
waspada menggeser berdirinya dan membongkok. Terasalah angin berkesiuran
diatas kepalanya. Kemudian Kiam Ciu menggelundung menjauhi tempat itu. Karena Kwi Ong
bertambah gusar mendapat kenyataan itu. Serangan demi serangannya tambah
cepat dan bertenaga hebat. Batu-batu cadas yang terdapat disekitar tempat
pertempuran itu berantakan menjadi sasaran hantaman maut.
Dalam pada itu telah datang pula ditempat pertempuran itu beberapa orang
yaog sebenarnya akan memenuhi tantangan Kwi Ong. Para pendekar itu adalah
Shin Kai Lolo, Shin-ciu-sam-kiat, Siok Siat Sin Ni, Eng Ciok Taysu, Tay Jat Cin Jin,
Tie Kiam Suseng, Ceng-hi Sio-li, Ji Tong Bwee, ketua partai Kim-sai dan ketua
partai Ouw-ki-pang, si raja setan Kun-si Mo-kun dan masih banyak lagi tokohtokoh persilatan yang membanjiri lembah Angin itu.
Mereka mendatangi tempat itu dengan berhati-hati sekali. Karena mereka
menjaga jangan sampai Tong Kiam Ciu terpengaruh dengan kedatangan mereka.
Sementara itu Tong Kiam Ciu dan Kwi Ong masih terus bertempur saling
mengeluarkan ilmu-ilmunya yang ampuh. Beberapa jurus telah berlalu. Mereka
telah mengadu kelincahan dan kepandaian. Kemudian mengadu sinkang.
Oey Liong Kiam 12 12 Tampaklah Kwi Ong terpental kebelakang sampai beberapa tombak jauhnya.
Iblis keji itu jatuh terduduk dan memuntahkan darah segar. Dengan gusar dia
telah meloncat kembali dan mencabut pedang Oey Liong Kiam di tangan kanan.
Pedang itu diputar-putarnya terdengarlah deruan angin yang ditimbulkan oleh
pedang itu. Tong Kiam Ciu menghadapinya hanya dengan tangan kosong.
Kwi Ong sambil tertawa-tawa telah menyerang Kiam Ciu dengan bacokan
pedang Oey Liong Kiam. Bacokan itu begitu keras mengarah kepala Kiam Ciu.
Namun pemuda itu telah meloncat menghindar kesamping dengan cepat sekali.
Pedang Kwi Ong menyerempet dan membentur batu disamping Kiam Ciu, lalu
hancur berantakan. Kiam Ciu menggelundung kesamping dan Kwi Ong mengejar dengan
bacokan-bacokan pedangnya kearah kepala dan tubuh pemuda itu. Ketika Kwi
Ong telah meloncat dan berhasil mengakangi tubuh Kiam Ciu, pemuda itu dalam
keadaan tidak berdaya dan pedang Oey Liong Kiam telah diangkat tinggi dengan
kedua belah tangan Kwi Ong menggenggam hulu pedang pusaka itu diangkat
tinggi untuk ditublaskan ke dada Kiam Ciu. Kiam Ciu berusaha untuk melepaskan
diri dan bergerak-gerak menggeliat seria menggerak-gerakan kakinya. Namun
tidak berhasil untuk melepaskan diri dari himpitan Kwi Ong.
Ketika bahaya telah dekat sekali terdengar Kiam Ciu memekik dan terdengar
suara kelintingan beradu dengan pedang Oey Liong Kiam.
"Tring-tringl" tampak Kiam Ciu menggenggam kelinting emas ditangan kanan
dan pemuda itu telah berdiri dihadapan Kwi Ong.
Kwi Ong tampak seperti orang bingung dan keheranan memandangi Kiam
Ciu yang masih tersenyum dengan menggenggam kelinting emas ditangan
kanan. "Keparat!" hanya itu kedengaran suara Ong sambil meloncat menyerang
dengan pedangnya lagi. Dengan pengalamannya tadi, kini Kiam Ciu tidak berani terlalu sembrono
dalam menghadapi lawannya yang ternyata berilmu tinggi itu.
Tiap kali Kwi Ong menyabetkan pedangnya maka Kiam Ciu selalu
menghindar dan berputar-putar sambil mencari lubang kelengahan lawan.
Oey Liong Kiam 12 13 Sebuah loncatan panjang sambil mengayunkan pedang kearah lambung
Tong Kiam Ciu. Namun Pemuda itu telah berbasil menghindarinya dengan
menggerakan kelintingannya. Buyarlah jurus-jurus yang dimainkan oleh Kwi Ong
ketika mendengar suara kelintingan yang ternyata dapat membuat pekak telinga
dan pening kepala. "Kurang ajar kau membawa permainan setan!" seru Kwi Ong dengan gusar
dan mengayunkan pedangnya.
Pedang yang diayunkan oleh Kwi Ong itu hampir saja membelah kepala Kiam
Ciu. Untungnya Kiam Ciu dengan tangkas memapakinya dengan tali kelintingan
sambil tangan kanan dan kiri memegang kelintingan emas pedang tertahan.
Dengan tendangan punggung! kaki mengarah ke selangkang Kwi Ong.
Terpaksa Kwi Ong harus menghindari tendangan itu dan meloncat mundur
sambil menarik pedangnya. Namun Kiam Ciu telah mendapat angin dalam
kelengahan Kwi Ong itu maka segeralah Kiam Ciu menggerakkan kelintingannya
dan mengirimkan tendangan-tendangan berantai.
Kwi Ong kewalahan juga. Dia tidak lagi menyerang namun mempergunakan
pedangnya untuk melindungi tubuhnya dari benturan kelinting emas yang
ternyata berhawa keras juga. Berloncatanlah Kwi Ong menghindari serangan
Kiam Ciu. karena dia tahu bahwa kelinting emas yang dipegang oleh Kiam Ciu
itu mempunyai kehebatan juga. Tidaklah berani dia untuk menggempurnya.
Sampai beberapa jurus Kiam Ciu telah dapat mendesaknya. Kwi Ong terus
mundur dan memutar-mutarkan pedang Oey Liong Kiam. Suara yang menderuderu, akibat dari angin yang ditimbulkan oleh gerakan pedang pusaka itu
membuat orang yang mendengar mengkirik kuduknya.
Tokoh-tokoh persilatan yang menyaksikan pertempuran antara Kwi Ong
melawan Kiam Ciu pada tercekam hatinya. Mereka memperhatikan benar-benar
jalannya pertempuran itu. Begitu pula orang-orang yang menaruh hati kepada
pribadi Kiam Ciu merasa kuatir akan keselamatan pemuda itu. Maka mereka
siap siaga untuk menjaga segala kemungkinan seandainya mereka harus
bertindak dimana perlu nanti.
Oey Liong Kiam 12 14 Kwi Ong terus memutar-mutarkan pedang Oey Liong Kiam dengan gerakan
cepat sekali. Bahkan dengan loncatan-loncatan yang tangkas dan cepat sekali
dia berhasil mengurung tubuhnya sehingga terlindung. Kiam Ciu mendesaknya
dengan gerakan-gerakan kelinting mas dan mempergunakan ilmu Pek-jit-huisat. Kelebatan tubuh Kiam Ciu begitu cepat sehingga mengejutkan lawannya.
Ketika Kwi Ong nekad menerjang kedepan dengan membabatkan pedangnya
kearah lambung Kiam Ciu. Maka pemuda itu berhasil menahannya dengan
sabetan ketintingnya. Dan tangan kiri membalik menghantam kebahu Kwi Ong.
"Buk! "terdengar suara tumbukan keras dan tahu-tahu tubuh Kwi Ong telah
terlontar sekira lima tombak jatuh terduduk.
Kiam Ciu masih mengepalkan tinjunya dan melompat menyerang kearah
Kwi Ong yang kini tidak berdaya lagi. Pedang Oey Liong Kiam telah jatuh
terpental. Ketika Kiam Ciu akan memungut pedang Oey Liong Kiam, dengan tibatiba Kwi Ong telah meloncat menyerang.
Keadaan Kiam Ciu pada saat itu sedang membongkok akan memungut
pedang Oey Liong Kiam. Tetapi pemuda itu telah siap siaga untuk menghadapi
kemungkinan. Ketika tiba-tiba Kwi Ong meloncat menyerang dengan tendangan
kedepan. maka Kiam Ciu menjatuhkan diri dan menggelinding kesampmg.
Tubuh Kwi Ong melebat menerjang tempat kosong. Begitu jatuh Kiam Ciu
meloncat menerkam pedang Oey Liong Kiam. Namun kembali Kwi Ong
menyapukan kakinya kearah Kiam Ciu, hingga terpaksa pemuda itu menarik
kembali tangannya dan meloncat kesamping membuang diri.
Kwi Ong memutar tubuh dan mengejar lawannya. Mempergunakan kakinya
sebagai baling-baling berputar mendesak Kiam Ciu. Namun dengan entengnya
tubuh Kiam Ciu meloncat melalui atas kepala Kwi Ong mengarah pedang Oey
Liong Kiam. Begitu tangan Kiam Ciu akan memegang pedang pusaka tiba-tiba Kwi Ong
telah mengirimkan tendangan. Kiam Ciu meloncat menghindar sayang pedang
pusaka itu belum berhasil ditangkapnya. Begitu pula Kwi Ong tidak berhasil
memegang pedang Oey Liong Kiam karena diserang oleh Kiam Ciu.
Oey Liong Kiam 12 15 Jadinya sekarang mereka memperebutkan pedang itu. Pedang Oey Liong
Kiam memang menjadi tanggung jawab Kiam Ciu. Karena didalam perebutan
dalam pesta pertemuan orang-orang gagah dalam pesta pertemuan yang
disebut Bu-lim-ta-hwee yang berhasil mendapatkan pedang Oey Liong Kiam
adalah Tong Kiam Ciu. Maka pada pertemuan Bu-lim-ta-hwee sepuluh tahun
yang akan datang, Tong Kiam Cu harus membawa pedang itu.
Lagi pula pedang Oey Liong Kiam adalah pedang yang dijadikan semacam
piala dalam mengadu kepandaian dalam pertemuan orang-orang gagah
dikalangan Kang-ouw dalam pesta Bu-lim-ta-hwee itu.
Maka kini Kiam Ciu dengan mati-matian akan merebut kembali pedang Oey
Liong Kiam dari tangan Kwi Ong karena Kwi Ong bukanlah orang daerah
pertengahan, jadi tidaklah ada haknya dalam mempergunakan dan memegang
pedang pusaka Oey Liong Kiam.
Orang-orang yang menyaksikan pertempuran itu tiada seorangpun yang
turut turun tangan. Mereka menghormati sikap jantan dan kesatrianya. Maka
mereka menantikan pertempuran itu dengan hati berdebar. Baik mereka itu
kawan maupun lawan rata-rata mendoakan semoga kemenangan ditangan
Kiam Ciu. Karena mereka tahu, kalau sampai yang mendapat kemenangan Kwi
Ong mereka tahu akan akibatnya. Orang yang berwatak kejam dan sombong itu,
dengan pedang Oey Liong Kiam ditangannya akan merajalela dan akan banyak
membinasakan orang. Tampaklah harapan mereka itu tidaklah hampa. Karena Kiam Ciu kelihatan
bertempur dengan bersungguh-sungguh dan kini tampak lebih hebat dari waktu
beberapa bulan yang lampau. Kwi Ong sendiri memujinya. Malah kini Kwi Ong
yang sombong itu merasa menyesal karena kurang berhati-hati dan kurang
teliti. Hingga meninggalkan Kiam Ciu yang dulu disangka telah mati. Ternyata


Warisan Jenderal Gak Hui Oey Liong Kiam Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kini muncul kembali dengan kepandaian yaug lebih hebat lagi.
"Wah berat juga untuk menumpas pemuda ini" pikir Kwi Ong dengan
memutar otak untuk menjatuhkan lawannya.
Tiap usahanya untuk menubruk pedang Oey Liong Kiam selalu mengalami
kegagalan. Oey Liong Kiam 12 16 Begitu pula serangan-serangannya selalu dapat dihindari oleh Kiam Ciu
dengan mudah. Pukulan maupun cengkeraman garuda mautnya ternyata tidak
ada artinya lagi bagi Kiam Ctu Pemuda itu seolah-olah telah menjadi kebal
kulitnya maupun tenaga dalamnya begitu hebat.
Sebenarnya kehebatan Tong Kiam Ciu adalah dikarenakan dia telah
memakan biji Leng Yok pemberian nenek lembah Si-kok. Biji Leng Yok yang
mempunyai kasiat dapat kebal terhadap segala macam pukulan sakti maupun
racun. Maka tidaklah mengherankan kalau sampai sekian jurus yang dikerahkan
oleh Kwi Ong untuk menggempar Kiam Ciu dengan mengerahkan segala macam
ilmu dan sinkang. Namun Kiam Ciu ternyata selalu dapat mengatasinya dengan
mudah. Bahkan Kwi Ong selalu mendapat kenyataan yang memalukan. Dia berkalikali jatuh terjengkang dan langsung diserang oleh pemuda yang dipandang
rendah itu. Ternyata kini Tong Kiam Ciu memiliki ilmu hehat. Dengan pesat pula
telah mengembangkan ilmunya dan tenaga sinkangnya bertambah bebat.
Kwi Ong yang semula hanya mengandalkan dan membanggakan ilmunya
sendiri kini tampak kerepotan juga menghadapi Kiam Ciu. Pedang Oey Liong
Kiam yang masih menggeletak ditanah itu belum ada yang berhasil
memegangnya. Baik Kwi Ong maupun Tong Kiam Ciu.
Tong Kiam Ciu meloncat kearah pedang Oey Liong Kiam. Kwi Ong
menyaksikan itu dengan cepat pula dia meloncat mengejar dan mengirimkan
tendangan kearah Kiam Ciu.
Namun Kiam Ciu waspada, dengan memiringkan tubuh dia berhasil
menghindari tendangan Kwi Ong, langsung pula mengirimkan tendangan
berputar dengan cepat sekali dan beruntun. Kwi Ong berusaha untuk
menghindari serangan beruntun itu.
Namun sebuah tendangan kearah lambung telah membuat dia terhuyung
hampir jatuh. Tetapi Kwi Ong tetap bertahan. Ketika Kiam Ciu akan memungut
pedang, dengan sebuah lompatan Kwi Ong berhasil menendang tangan Tong
Kiam Ciu. Tangan pemuda itu terangkat, namun dengan tangkas pula Kiam Ciu
meloncat kesamping dan memasang kuda-kuda untuk menghadapi serangan
Kwi Ong berikutnya. Oey Liong Kiam 12 17 Lompatan Kwi Ong berikutnya adalah menerkam kearah pedang Oey Liong
Kiam, karena pemimpin suku bangsa Biauw itu berkeyakinan bahwa dengan
pedang Oey Liong Kiam dia dapat merajai seluruh daerah Pertengahan dan
selatan. Gerakan itu begitu cepat dan tidak terduga oleh Tong Kiam Ciu. Maka pemuda
itu terlambat menyerang Kwi Ong yang telah berhasil mencekal pedang Oey
Liong Kiam. Namun demikian Tong Kiam Ciu tetap menyerangnya dengan
tendangan tumit kearah iga Kwi Ong.
Karena Kwi Ong telah memegang pedang pusaka, maka tampaklah orang
kejam itu yang semula sangat takabur kembali dapat tertawa cekakakan dan
menantang Kiam Ciu. "Hebat-hebat permainanmu anak muda! Tetapi sekarang bersiap-siaplah
untuk kupenggal kepalamu" seru Kwi Ong dengan nada seraya sangat sombong
dan mengacung-acungkan pedang Oey Liong Kiam.
"Bah!" hanya itu sambutan Kiam Ciu.
Selanjutnya Kwi Ong telah menyerbu Kiam Ciu dengan memutar-mutarkan
pedang Oey Liong Kiam. Begitu hebat ilmu pedang Kwi Ong dari Selatan itu.
Memang dia adalah orang yang terkenal jago pedang nomor satu didaerah
selatan. Walaupun kelihatannya permainan pedang pemimpin suku bangsa Biauw itu
begitu hebat dan rapat, namun Kiam Ciu terus mengamati dengan teliti dan
waspada. Langkah-langkah permainan pedang Kwi Ong telah dipermainkan oleh
Kiam Ciu. Dia terus memutar olaknya untuk mencari kelemahan pihak lawan.
Namun Kwi Ong terus berusaha untuk membinasakan lawannya dengan
sangat bernapsu. Dia tidak hendak memberikan kesempatan kepada Kiam Ciu
sedikitpun. Mendesak membacok, masuk dan membabatkan pedangnya kearah
Kiam Ciu. Semuanya dikerjakan dengan cepat dan sangat berbahaya.
Oey Liong Kiam 12 18 "Tiap kali angin berkesiur, maka tampaklah kilatan seolah-olah halilintar
menyambar. Setiap kali pula terdengar desingan, ternyata pedang Oey Liong
Kiam melewat disisi atau didepan Kiam Ciu. Untung Kiam Ciu punya kelincahan
dan kewaspadaan yang luar biasa pula.
Sampai beberapa saat lamanya, kedua orang itu saling memamerkan
kelincahan dan keindahan gerakannya. Kiam Ciu mempunyai gerakan yang
sangat lemas dan indah sekali. Seolah-olah tubuhnya sangat lemas dan ringan
sekali. Kwi Ong yang mengeluarkan langkah-langkah kaku tetapi gerakannya
sangat indah pula dan tampak kalau mempunyai kekuatan luar biasa, baik
sinkang maupun lwekang. Berkali-kali Kwi Ong menghancurkan batu-batu besar karena bacokannya
dapat dihindari oleh Kiam Ciu. Kiam Ciu juga telah berkali-kali pula nyaris dari
terpapras kepalanya oleh pedang Oey Liong Kiam.
"Telah beberapa jurus permainan itu berlalu, maka lama-lama tampaklah Kwi
Ong agak lemas gerakan-gerakannya. Sedangkan Kiam Ciu bertambah hebat
pula gerakan-gerakannya. Menyaksikan kebebatan ilmu Tong Kiam Ciu itu, diam-diam Kwi Ong merasa
heran dan kagum juga. Bukan saja Kwi Ong tetapi semua orang yang telah
berada ditempat itu memujinya. Yang paling gembira dalam kal itu ialah Kun-si
Mo-kun. Karena dia mengenali jurus-jurus permainan yang saat itu dimainkan
oleh Kiam Ciu. "Bagus! Bagus, kau telah herhasil kelembah Si-kok" gumam Kun-si Mo-kun
berbicara dengan diri sendiri.
Karena pada saat itu tampaklah perubahan-perubahan jurus-jurus langkah
permainan silat Kiam Ciu. Jurus permainan silat Pek-jii-hui-sat ajaran si nenek
dari lembah Si-kok. Giranglah hati Kun-si Mo-kun menyaksikan itu semua. Diamdiam raja setan itu menaruh simpati sangat besar kepada Tong Kiam Ciu.
Seolah-olah dia telah menaruhkan harapan besar sekali kepada pemuda itu,
Seluruh jalannya perkelahian, Kun-si Mo- kun mengikutinya dengan seksama.
Kwi Ong juga merasa heran dengan perubahan jurus permainan silat Kiam Ciu.
Lagi pula cakaran garuda maut Kwi Ong sudah tidak ada artinya lagi bagi Kiam
Oey Liong Kiam 12 19 Ciu. Pukulan maut yang diandalkan benar oleh tokoh dari selaian ini ternyata
dapat dihalaukan dengan begitu saja oleh Kiam Ciu.
Lama-lama Kwi Ong merasa gentar juga setelah menghadapi kenyataan itu
Dia telah memutar pikiran dan mengerahkan segenap kebisaannya. Dengan
mengerahkan Sinkang maupun Gwakang untuk menjatuhkan lawan. Tetapi dasar
Kwi Ong adalah orang yang berwatak berangasan serta sombong, dia tidak mau
mengaku kalah. Tekadnya dia daripada mendapat malu lebih baik binasa!
Kiam Ciu waspada dan memperhitungkan masak-masak atas segala
tindakan maupun perbuatannya untuk melawan musuh yang lihay dan keji itu.
Sama sekali dia tidaklah membanggakan ilmunya. Walaupun dia telah yakin
akan mampu untuk mengatasi ilmu Kwi Ong, namun dia sangat berhati-hati.
Kenyataannya Kwi Ong juga sangat ulet. Karena ketua suku Biauw itu adalah
tokoh kawakan yang sangat lihay dan banyak pengalaman dalam pertempuran.
Saat-saat yang menentukan untuk menguasai kembali pedang pusaka Oey
Liong Kiam itu telah berlalu dari satu jurus kesatu jurus. Namun tampaknya
mereka memang sama-sama mempunyai keuletan.
Telah menjadi kebiasaan dikalangan Kang-ouw bahwa secara kesatria
mereka bertempur. Karena mereka menjunjung kehormatan diri dan
kehormatan perguruan, maka mereka sangat menaati peraturan itu, dengan
demikian mereka tidak akan mengerubut Kwi Ong.
Walaupun para tokoh Kang-ouw pada saat itu banyak berkumpul serta
menyaksikan pertempuran antara Kiam Ciu dengan Kwi Ong. Mereka menaruh
harapan dan hormat kepada Kiam Ctu. Bukan saja karena mereka itu kebetulan
para tokoh dibagian tengah dan Kiam Ciu kebetulan juga adalah orang
pertengahan, sedangkan Kwi Ong adalah orang dari Selatan, namun mereka
menaruh harapan karena keluhuran dan budi Kiam Ciu.
Mereka tahu bahwa Kiam Ciu lah kelak yang akan membawa keharuman
dikalangan Kaag-ouw dari bagian pertengahan. Sedangkan Kwi Ong sangat
berbahaya dikalangan orang-orang gagah karena kebengisannya dan telah
berani mengancam seluruh orang gagah didaerah bagian pertengahan.
Oey Liong Kiam 12 20 Apa yang diucapkan oleh Kwi Ong ketika habis menggerebek Kiam Ciu dan
bermaksud untuk membinasakan pemuda budiman itu. Karena Kwi Ong merasa
kesal hati selalu dipermainkan oleh Kiam Ciu. Ketika itu Kwi Ong pernah
mengatakan kepada Kiat Koan bahwa Kwi Ong akan memusnahkan semua jagojago silat dibagian pertengahan. Lagi pula Kwi Ong telah sangat menghina tokohtokoh kang-ouw dibagian pertengahan dengan membawa-bawa Oey Liong Kiam.
Sedangkan dikalangan pertengahan Oey Liong Kiam pada masa itu adalah
merupakan pedang pusaka yang dipandang sangat suci dan keramat. Karena
dengan pedang Oey Liong Kiam para pendekar dibagian pertengahan berarti dia
telah memenangkan dalam perebutan pedang pusaka itu dalam pesta Bu-limta-hwee dan mereka adalah pendekar yang arif bijaksana.
Namun saat itu Kwi Ong telah menginjak-injak tanda kebesaran dikalangan
kang-ouw bagian pertengahan. Samalah artinya dengan merendahkan orangorang bagian pertengahan. Untuk itu saja mereka telah cukup untuk membenci
Kwi Ong. Orang yang sama sekali tidak berhak untuk menguasai Pedang Naga
Kuning itu. Karena mereka masih menghargai peraturan dikalangan Kang-ouw maka
saat itu mereka hanya turut membantu dengan sorakan dan seruan saja yang
bersifat mendorong semangat Kiam Ciu dalam bertempur.
Sampai seratus jurus Kiam Ciu dan Kwi Ong melakukan pertempuran itu.
Namun selama itu belumlah dapat ditentukan siapa yang bakal menang dan
siapa yang bakal kalah. Tiba-tiba tampaklah Kwi Ong telah mengubah jurus permainannya. Dengan
langkah sangat pendek serta memutar seperti orang menari, namun pedang
Oey Liong Kiam yang digenggamnya itu telah berputar sangat cepat mengurung
tubuh. Kilatan menyilaukan memancar dari mata pedang yang menampakan
seolah-olah telah haus darah.
Kiam Ciu tampak agak kebingungan dengan jurus permainan pedang
melebur samudra itu. Ternyata Kwi Ong dengan tiba-tiba telah ingat akan ilmu
simpanannya yang selalu berhasil. Karena jarangnya ilmu silat pedang melebur
samudra itu dipergunakan, karena jurus pelebur samudra itu adalah ilmu yang
Oey Liong Kiam 12 21 paling hebat dan hanya dipergunakan dimana Kwi Oag telah kehabisan akal dan
lawan sangat libay. Menghadapi Kiam Ciu yang mempergunakan jurus Pek-jit-hui-sat (sinar
matahari menyorot maut) yang bukan saja mempunyai langkah cepat dan rapat,
namun ternyata banyak sekali perubaban-perubahan bagaikan sinar matahari
yang beruntai-untai banyaknya.
Langkah dan tendangannya serta cengkeraman silih berganti dengan
cepatnya. Bahkan seolah-olah dimana ada saja tubuh Kiam Ciu menurut
penglihatan Kwi Ong. Maka tampaklah Kwi Ong sangat kebingungan umuk
menyerangnya. Ternyata berkali-kali dia dibikin kecele karena menyerang
tempat kosong. Karena telah merasa penasaran dan kegusaran hati, tidak tersangka Kwi
Ong telah mengubah jurusnya dengan ilmu Pelebur samudra. Dengan sebuah
loncatan panjang menyerang Kiam Ciu. Pedang berputar kesamping dan
menghentakan kaki kanan. "Wuss! Wuss! Rakkk!" terdengar hembusan angin dan suara kain terobek.
"Hait!" terdengar Kiam Ciut terpekik perilahan dan keringat dingin membasahi
tubuhnya. Punggung jubahnya terobek panjang.
"Houw!" terdengar serentak suara bersama dari para pendekar yang tengah
menyaksikan pertempuran itu. Mereka terperanjat menyaksikan serangan tibatiba yang sangat cepat dan ternyata mengenai sasarannya itu Namun untung
Kiam Ciu dapat terhindar dari kebinasaan itu.
Namun demikian Kiam Ciu terperanjat juga. Dibalik wajahnya yang pucat itu
ter sungginglah senyuman.
"Hebat kau Kwi Ong!" seru Kiam Ciu memuji secara jujur.
"Kau tidak perlu memujiku, terimalah kematianmu dan selanjutnya aku akan
menyapu bersih semua orang gagahnya bagian pertengahan !" seru Kwi Ong.
Dengan seruan sombong itu semua orang yang hadir ditempat pertempuran
merasa gusar dan panas hati.
Oey Liong Kiam 12 22 "Jangan kau takabur Kwi Ong! Semuanya itu belum tentu, kalau bukan aku,
kaulah yang akan mengalami kebinasaan. Hanya itu pilihan bagi kita !" jawab
Kiam Ciu dengan tersenyum tetapi kata-katanya tandas.
"Bedebah!" seru Kwi Ong.
Selesai dengan kata-kata itu maka Kwi Ong tampak telah menyerang dengan
pedangnya. Serangan ttu bagaikan gelombang menerjang batu karang dan
dahsyat sekali. Kiam Ciu menghadapi serangan Kwi Ong itu dengan tangan kosong. Dia telah
mengerahkan Sinkang, Bo-kit-sin-kong dan mengembangkan jurus Pek-jit-huisat serta meloncat ke samping menghindari serangan Kwi Ong. Dengan
memutar tubuh maka Kiam Ciu mengirimkan pukulan dengan jurus Kai-thian
Pek-tee (membuka Langit membakar bumi) tangannya setengah
mencengkeram kearah punggung Kwi Ong.
"Haya." terdengar suara pekikan kaget dan tertahan dari mulut Kwi Ong.
Namun Kwi Ong dapat menghindari hantaman maut ajaran lembah Si-kok itu.
Dengan menjatuhkan tubuhnya Kwi Ong dapat terhindar dari kebinasaan
kemudian melejit dan berdiri dengan sekaligus menyerang. Pedang Oey Liong
Kiam terdengar berderu-deru menyeramkan suaranya. Angin yang ditimbulkan
oleh permainan pedang itu telah mendesak Kiam Ciu.
Hingga beberapa langkah Kiam Ciu melangkah mundur. Ternyata dengan
jurus melebur samudra itu Kwi Oag dapat menguasai lagi ketangguhan Sin kang,
lwe-kang maupun gwakangnya. Terbukti saat itu Kiam Ciu terpaksa mundur
karena desakan hawa yang ditimbulkan oleh pedang Oey Liong Kiam. Baru
hawanya saja sudah mampu untuk mendesak lawan. Apalagi kehebatan babatan
atau bacokan pedangnya. "Luar-biasa!" seru Kiam Ciu dalam hati.
Namun Kiam Ciu telah bertekad untuk membinasakan manusia keji dan
berbahaya itu. Kwi Ong memang manusia yang paling berbahaya kalau
dibiarkan terus merajalela. Kakek keji dari Biauw itu harus cepat-cepat dapat
dibinasakan sebelum terlanjur membikin berantakan dan hancur manusia serta
mencemarkan kalangan Kang-ouw.
Oey Liong Kiam 12 23 "Hayo Kiam Ciu, mana ilmu pukulan bajamu !" tanya Kwi Ong dengan suara
mengejek. "Jangan kau menepuk dada Kwi Ong! Kaupun belum tentu!" seru Kiam Ciu
dengan suara pasti dan menyilangkan kedua belah lengannya didada.
Panas hati Kwi Ong, maka dengan serentak pula Kwi Ong telah meloncat dan
menyerang dengan pedangnya. Pedang Oey Liong Kiam yang berhawa keras
dan panas itu, seperti apa yang dimainkan oleh Kwi Ong pada saat itu. Pedang
Oey Liong Kiam dapat dikendalikan seperti apa yang disalurkan oleh kehendak
pemegangnya. Kalau orang itu mempunyai inti jiwa kejahatan maka pedang
pusaka Naga Kuning itu akan bersifat ganas, seganas hati orang yang
memegangnya. Kalau orang yang memegangnya adalah orang yang berjiwa
bersih dan agung maka pedang itu akan berhawa sejuk walaupun dapat
menggempur gunung. Kiam Ciu terlonjak melesat dua langkah dan menghindarkan serangan
lawannya itu. Dengan sebuah tendangan samping dan hantaman geledek kearah
pedang yang digenggam oleh Kwi Ong. Namun Kwi Ong dengan langkah surut
selangkah dan memutar pedangnya kekanan tendangan Kiam Ciu melesat
terhalau. Ketika Kiam Ciu terhuyung karena tendangannya menemui tempat kosong
itu dengan cepat Kwi Ong menghantamkan sisi tapak tangan kiri ketengkuk Kiam
Ciu. Kiam Ciu menyadari suatu kesalahan langkahnya dan langsung memutar
tubuhnya dan tangan kanan bergerak menghantam lengas kiri Kwi Ong. Karena
Kwi Ong sama sekali tidak menduga bahwa lawannya dapat berbuat begitu
cepat dalam penangkisan serangannya itu. Maka dengan tidak terduga dia telah
menjadi lengah.

Warisan Jenderal Gak Hui Oey Liong Kiam Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Plakkk!" terdengar suara dua kekuatan berbentur.
Punggung tapak tangan kanan Kiam Ciu menempel pada lengan kiri Kwi Ong.
Ternyata Kwi Ong mempunyai Sin-kang yang hebat juga.
Mereka beradu Sin-kang untuk sesaat itu hanya Kiam Ciu mengirimkan
hantaman tapak tangan ke lambung Kwi Ong dangan cepat Kwi Ong sadar akan
Oey Liong Kiam 12 24 hal itu maka ketika tangan Kiam Ciu bergerak akan mengirimkan hantaman
tapak tangan kelambungannya. Dengan cepat Kwi Ong meloncat surut dengan
menghentakan tangan kiri.
Kiam Ciu mengejar dengan satu loncatan panjang. Namun Kwi Ong dengan
tangkas telah memutar pedang dan memapaki serangan Kiam Ciu. Namun apa
yang terjadi? Ternyata Kiam Ciu telah mengirimkan pukulan mematahkan baja
kearab lengan Kwi Ong. "Haya! "terdengar seruan kaget Kwi Ong dan terlonjak kebelakang.
Namun Kiam Ciu mendesak terus dan mengirimkan tendangan beruntun
silih berganti, hantaman dengan jurus Kai-thian-pik-tee. Begitulah Kwi Ong telah
dibuat kalang kabut oleh Kiam Ciu karena ternyata pemuda itu telah dapat
menguasai ilmu baru yang diterimanya dari nenek Si-kok.
"Bisa celaka aku kalau begini !" pikir Kwi Ong.
Tampak Kwi Ong telah melirik kearah sekitarnya, rupa-rupanya Kiam Ciu
telah menduga dan memperhitungkan suatu kemungkinan. Maka dengan
bergerak lebih cepat dan mengerahkan sin-kang dan dengan jurus Lui-sianglok-hwa (angin topan menghembus bunga) telah menghantam dada Kwi Ong.
Namun Kwi Ong telah berhasil memiringkan tubuh dan langsung mengirimkan
tendangan samping kearah lambung Kiam Ciu.
Dengan hentakan kaki maka Kiam Ciu telah melentik dengan
mengembangkan ilmu Cian-li-piauw-biauw. Menyaksikan kegesitan Kiam Ciu itu
Kwi Ong jadi melompong dan pedang Oey Liong Kiam telah membacok batu
besar yang tadi berada disisi Kiam Ciu. Batu itu hancur dan meledaklah suatu
derakan keras dan batu itu berhamburan.
Tetapi dengan cepat dan tidak terduga Kiam Ciu telah meluncur turun
sedangkan Kwi Ong masih dalam sikap membongkok dengan pedang masih
dibawa hendak membacok. Tanpa dapat terduga Kiam Ciu telah mengirimkan
tendangan kaki kanan jurus Liong-hong-hun-hui menyerang wajah Kwi Ong
dengan cepat dan dahsyat.
Namun Kwi Ong dapat dengan cepat menggelundung menghindari serangan
Kiam Ciu itu. Dengan mengandalkan ilmu trenggiling menggelundung, maka
Oey Liong Kiam 12 25 tubuh Kwi Ong dapat terluput dari kehancuran terkena hantaman dan tendangan
Kiam Ciu. Namun Kiam Ciu telah mendepaknya dengan sebuah lompatan lebar. Semua
orang yang berada ditempat itu berseru kaget. Saat itu Kiam Ciu telah bersikap
menerkam tubuh Kwi Ong yang tergeletak ditanah.
Dengan cepat pula Kwi Ong telah menggerakan pedang Oey Liong Kiam tepat
menikam perut Kiam Ciu yang tengah melayang akan menerkamnya.
Tetapi suatu yang tidak terduga telah terjadi. Ternyata Kiam Ciu telah
menggunakan jurus Kai-thian-pik-tee (membuka langit membakar bumi) dimana
tampaklah tangan kanan Kiam Ciu menghantam pedang Oey Liong Kiam dan
tangan kiri menebak dada Kwi Ong. Gerakan itu begitu cepat bahkan tidak dapat
diikuti dengan seksama oleh para Kang-ouw yang berada ditempat itu.
Namun Kun-si Mo-kun yang pernah berhadapan dengan nenek lembah Sikok itu dapat menduganya dan ketika Kiam Ciu meloncat diam-diam dada Kunsi Mo-kun telah berdebar hebat. Ingin dia menyaksikan lekas-lekas Kiam Ciu
menyudahi pertempuran itu dengan Kwi Ong binasa.
"Auwww!" terdengar teriakan Kwi Ong.
Dengan secepat kilat Kiam Ciu telah meloncat menyambar pedang Oey Liong
Kiam yang terpental melambung tinggi. Sedangkan Kwi Ong telah binasa dengan
dada remuk dan mata terbeliak.
"Trang !" terdengar desiran angin laju dan logam tertimpuk.
Ketika Kiam Ciu telah meloncat hendak menyamber Oey Liong Kiam, tibatiba saja pedang itu telah meleset terkena timpukan batu kerikil. Namun Kiam
Ciu dengan ilmu Cian-li-piauw-biauw berhasil mencandak pedang itu.
Namun bertepatan dengan itu telah melesat pula berdiri dihadapan Kiam Ciu
yang telah kembali berdiri diatas tanah dengan Oey Liong Kiam tergenggam
ditangan kanan. "Kiam Ciu, kau merasa dirimu jago ya? Kau harus binasa ditanganku!" bentak
orang yang baru datang itu dengan rasa bengis.
Oey Liong Kiam 12 26 Orang yang baru datang dan turut campur tangan di gelanggang
pertempuran itu adalah seorang wanita yang berwajah cantik. Jelas kalau wanita
itu adalah seorang jago silat yang berilmu tinggi juga. Karena memiliki tindak
dan gerak yang sangat ringan dan ilmu meringankan tubuh yang sempurna.
Semua orang menebak-nebak tentang wanita cantik yang baru datang itu.
Mereka belum mengenalnya, jago silat dari bagian mana dan siapa sebenarnya
wanita yang baru muncul itu.
Namun pada saat itu Shin Kai Lolo. Siok Siat Sin-ni dan Tong Kiam Ciu
tampak terperanjat dengan kehadiran wanita cantik itu. Karena wanita itu tiada
lain adalah Ciam Gwat. Orang-orang yang berada ditempai itu saling
berpandangan. Tanpa banyak bicara lagi Kiam Ciu telah mengerahkan sin-kang dan dengan
ilmu Kai-thian-pik-tee telah melesat menerkam kearah wanita cantik itu. Kiam
Ciu mencakar wajah wanita itu hingga rambut yang menutupi dahi wanita itu
tersingkap dan tampaklah suatu tanda didahi wanita itu. Bulan sabit yang jelas
tergores dikeningnya. "Houwww!" terdengar suara gumam orang-orang yang menyaksikannya.
Mereka baru melihat tanda didahi wanita itu telah dapat menebak siapa
adanya wanita cantik itu. tiada lain adalah Ciam Gwat.
Ciam Gwat wanita jelita yang berilmu silat tinggi dan sempurna. Sesaat
lamanya mereka yang berada dilempat itu bagaikan terpaku melibat kehadiran
wanita jelita itu. Mereka baru kali itu melihatnya.
"Ciam Gwat, kaupun harus menemui kebinasaanmu untuk menebus dosadosamu!" seru Kiam Ciu dengan berkecak pinggang dan menuding kearah jago
silat wanita itu. Ciam Gwat bergusar hati karena diperlakukan seperti itu, rambutnya yang
dipergunakan untuk menutupi dahinya yang bernoda goresan bulan sabit itu
telah disingkap oleh Kiam Ciu. Dia barus membunuh pemuda itu dan
mencincangnya atas kekurang ajarannya. Juga dia sangat marah karena Kiam
Ciu dia telah kehilangan orang-orang yang selama ini sangat disayanginya dan
sangat setia padanya. Mereka itu ialah Peng Nio wanita yang dengan setianya
Oey Liong Kiam 12 27 mengikuti dan mengasuh anaknya hingga dewasa dan dia bunuh gara-gara
Kiam Ciu, juga Sio Cien telah dibunuhnya karena Kiam Ciu.
Dengan minggatnya putri tunggal yang sangat disayanginya ialah Cit Sio Wie
karena mengikuti Kiam Ciu. Semuanya itu menambah kemarahan Ciam Gwat
yang merasa telah dihancurkan oleh Kiam Ciu segala kebahagiaannya itu. Maka
tiadalah mengherankan lagi kalau wanita itu menjadi sangat gusar, marah sekali
bertekad untuk mengadu jiwa dan membinasakan Kiam Ciu.
"Jahanam! Kau harus binasa!" berbareng dengan suara itu Ciam Gwat
mengerahkan ilmu Pan-yok-sin-im.
Tetapi Kiam Ciu telah memegang kim leng ditangan kiri. Kelintingan emas
itu digerakannya dan terdengarlah bunyi kelintingan itu. Berbareng dengan
suara bentakan Ciam Gwat. Sehingga suara yang mengandung ilmu Pan-yoksin-im itu buyar punah. Ciam Gwat merasa gusar dan heran menyaksikan itu
semua. Tetapi ketika menyaksikan apa yang dipegang oleh Kiam Ciu itu hatinya
bertambah gusar. Maka dengan teriakan nyaring Ciam Gwat telah meloncat
menerkam Kiam Ciu dengan jurus Hian-hiong-kong-ki.
Namun Kiam Ciu dengan gerakan Liong-hong-hun-hui memutar tubuh dan
mengirimkan hantaman kelambung Ciam Gwat.
"Darrrl" terdengar dua tenaga berhantam yang menimbulkan suatu ledakan
keras dan mengejutkan para hadirin semuanya. Orang-orang gagah yang berada
ditempat itu merasa takjub dan memuji kegesitan Kiam Ciu menghadapi
serangan lawannya itu. Ciam Gwat terkenal sebagai wanita aneh yang berilmu
tinggi dan kejam. Siapapun yang pernah melihat tanda ciam gwat didahinya
pasti orang itu akan binasa ditangan wanita kejam itu.
Orang-orang yang menyaksikan pertempuran itu sebenarnya menjadi
sangat heran karena mereka tidak mengetahui sebab musababnya mengapa
sampai Kiam Ciu bermusuhan dengan Cim Gwat. Mereka dalam bertanya-tanya
itu tiba-tiba Kiam Ciu berseru kepada Ciam Gwat.
"Cit Cai Hui, aku putra Tong Kiam Seng! Hari ini telah bersumpah untuk
mengambil nyawamu dan memenggal kepalamu untuk menebus kematian
Oey Liong Kiam 12 28 seluruh saudara-saudaraku ibuku dan ayahku yang telah kau bunuh!" seru Kiam
Ciu dengan suara lantang dan tegas penuh wibawa.
Namun Ciam Gwat atau nama aslinya Cit Cai Hui tampak tertawa mendongak
kelangit. Tampaklah suatu perubahan diremak muka yang jelita itu. Kini
tampaklah guratan wajah wanita jelita itu menjadi kentara dan menampakan
kebengisannya. "Tong Kiam Ciu, karena kau maka hancur keluargaku. Kau harus binasa
ditanganku supaya tenang ayahmu karena menunggu anaknya yang gagah dan
hari ini kau akan menyusulnya kealam baka!" seru Ciam Gwat dengan suara
mengejek dan wajahnya tampak bengis dengan mulut menyeringai.
Berbareng dengan teriakan dan ancaman itu maka Ciam Gwat telah
menerkam kearah dada Kiam Ciu dengan mengerahkan segenap sinkang dan
lwekangnya untuk menghancurkan dada pemuda itu.
"Binasa!" seru Ciam Gwat sambil mengirimkan hantaman dengan jurus Hianhiong-kong-ki yang bertenaga bebat.
Kiam Ciu waspada dengan hantaman itu maka pemuda itu lalu berkelit dan
kelinting emas yang digenggamnya di tangan kiri berbunyi. Maka buyarlah ilmu
Pan-yok-sin-im yang telah dikerahkan oleh Ciam Gwat. Berkali-kali wanita itu
berusaha mengerahkan ilmunya untuk melumpuhkan Kiam Ciu namun selalu
dapat dibuyarkan akibat tenaga sakti yang ditimbulkan oleh Kim Leng atau
kelinting emas. Ketika Kiam Ciu berkelit dengan menggeser kaki kanannya kebelakang dan
Ciam Gwat dengan tiba-tiba telah mengubah serangannya dari hantaman
kearah dada dengan kepalan tinju kini telah diubah dengan membabat
kesamping dengan sisi tapak tangan kearah perut Kiam Ciu.
"Buk!" terdengar suara benda tertumbuk hantaman sisi tapak tangan wanita
itu. Kiam Ciu terlempar kebelakang beberapa tombak. Namun berkat biji Leng
Yok pemberian nenek lembah Si-kok dan telah dimakannya, maka dia menjadi
kebal akan pukulan bertenaga hebat itu.
Oey Liong Kiam 12 29 Sebenarnya Kiam Ciu dapat hancur isi perutnya akibat terkena pukulan sisi
tapak tangan Ciam Gwat karena wanita itu telah mengerahkan segenap tenaga
dengan jurus Hian-hiong-kong-ki. Apalagi isi perut baru besar sebesar gajah saja
dapat dilumatkan karena hantaman itu mempunyai tenaga dasyat.
Kiam Ciu dapat menahan pukulan sakti itu berkat biji Leng Yok yang telah
dimakannya. Dia hanya terpental karena dorongan tenaga sakti Ciam Gwat.
Namun pemuda itu tidak jatuh, dia tetap berdiri walaupun sampai terpental lima
tombak, namun masih dapat menguasai keseimbangan tubuhnya. Serta kelinting
emasnya selalu memperdengarkan kelintingan nyaring mengatasi suara-suara
Ciam Gwat yang dilambari dengan ilmu Pan-yok-sin-im.
"Hebat tidak omong kosong kau mendapat gelar Giok-ciang-cui-kiam!" seru
Ciam Gwat sambil memutar tubuh dan berhadapan dengan Kiam Ciu.
Kiam Ciu bukannya bergirang hati mendapat pujian itu. Namun pemuda itu
bertambah waspada. Karena dia tahu bahwa Ciam Gwat adalah tokoh sakti yang
banyak ilmu dan pengalamannya.
Segenap tokoh Kang-ouw yang berada di tempat itu kini telah mengetahui
latar-belakang pertempuran antara Ciam Gwat dengan Kiam Ciu. Maka mereka
banya dapat menyaksikan tanpa berani bercampnr tangan dalam urusan itu.
Mereka hanya menyaksikan saja serta bersiap-siap untuk memberikan bantuan
kepada Kiam Ciu dimana diperlukan atau kalau sampai pemuda itu menghadapi
bencana. Kiam Ciu masih menggenggam pedang Oey Liong Kiam. Diam-diam pemuda
itu teiah memunguti sarung pedang itu yang masih terselip dipinggang Kwi Ong.
Kemudian pedang Oey Liong Kiam disarungkannya dan disisipkan
kepinggangnya. Semuanya itu dilakukan dengan cepat dan Cium Gwat tahu apa
yang dikerjakan oleh Kiam Ciu itu tanpa mengusiknya. Karena dia adalah tokoh
kenamaan dan walaupun bagaimana kejam dan kejinya Ciam Gwat namun
ternyata dia masih mempunyai harga diri. Maka lawan yang dalam keadaan
tidak siap dia tidak sudi menyerangnya. Pada saat Kiam Ciu mengambil sarung
pedang dipinggang mayat Kwi Ong itu dianggap oleh Ciam Gwat dalam keadaan
tidak siap. Walaupun sebenarnya Kiam Ciu selalu waspada seandainya
mendapat serangan tiba-tiba saja dapat menghadapinya.
Oey Liong Kiam 12 30 Ketika Kiam Ciu telah berdiri kembali dengan kuda-kuda lutut setengah
tertekuk dan renggang kedua belah kakinya, maka Ciam Gwat berseru sambil
tertawa. (Bersambung Jilid 13) Oey Liong Kiam 12 31 Oey Liong Kiam 13 0 OEY LIONG KIAM (Warisan Jenderal Gak Hui)
Diolah Oleh : HO TJING HONG
Jilid ke 13 K IAM CIU ! Kau kira aku tidak mampu menghadapi pedang dan ilmu
pedangmu ? Mengapa kau sarungkan pedang pusakamu ?" seru Ciam Gwat
dengan sikap menantang. "Tidak perlu banyak mulut, hayo hadapi kematianmu !" seru Kiam Ciu sambil
meloncat mengirimkan hantaman kearah dada Ciam Gwat.
Gerak cepat melesat kedepan dengan jurus Pek-jit-hui-sat dan mata
memancarkan sinar aneh dan ingin mencengkeram kearah dada lawan.
Perubahan serangan dari hantaman menjadi cengkeraman itu sangat
mengejutkan Ciam Gwat. Ternyata hebat juga ilmu Kiam Ciu dalam gerak ilmu
Pek-jit-hui-sat itu. Ciam Gwat hampir saja tidak mampu untuk menghindarinya,
Karena daya pukau sinar mata aneh yang terpancar dari mata Kiam Ciu
kearah Ciam Gwat. Seria kelintingan emas itu sangat mengganggu pemusatan
pikiran Ciam Gwat. Ternyata wanita sakti dan cantik itu sama sekali telah dibuat
tidak berdaya oleh Kiam Ciu.
Namun untuk membinasakannya Kiam Ciu belum mampu, dengan satu
gerakan kesamping saja Kiam Ciu ternyata hanya menerkam tempat kosong
dan sempoyongan akan jatuh karena dorongan tenaga sendiri.
Ciam Gwat meloncat mengirimkan tendangan maut kepunggung Kiam Ciu.
Pemuda itu merasakan sambaran angin tendangan dan sempat mengelak
sambil melejit dan memutar tubuh.
Keduanya ingin saiing menjatuhkan dan menghindari serangan lawan.
Kelihatannya kini mereka seimbang. Kiam Ciu dengan tangan kosong juga
menghadapi serangan Ciam Gwat itu.
Oey Liong Kiam 13 1 Sampai puluhan jurus mereka bertempur, belum ada ketentuannya. Karena
Ciam Gwat yang biasanya mengandalkan ilmu Pan-yok-sin-im itu kini ilmu
andalannya itu tidak berarti lagi terhadap Kiam Ciu.
Maka kini Ciam Gwat harus mengerahkan Gin-kangnya juga untuk
mengimbangi kelincahan Kiam Ciu. Dia harus mengerahkan ilmu-ilmu silat yang
dapat untuk melumpuhkan Kiam Ciu.
Dengan memutar tubuh dan meloncat kemudian menghentakkan kaki kanan
diatas tanah maka terlihatlah Ciam Gwat menyerang Kiam Ciu.
Dengan mengerahkan ilmu pukulan maut Hwe-sat-pik-tee (api maut
membongkar bumi) maka Ciam Gwat menghantamkan kepalan tinjunya kedada
Kiam Ciu. "Darr," terdengar dua tenaga beradu.
Karena Kiam Ciu tidak sempat menghindar, maka satu-satunya jalan
hanyalah memapaki serangan tinju maut itu dengan tapak tangannya. Kepalan
tinju Ciam Gwat bagaikan melekat pada tapak tangan Kiam Ciu.
Kiam Ciu terdorong sedikit kebelakang dan dengan mencondongkan


Warisan Jenderal Gak Hui Oey Liong Kiam Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tubuhnya kedepan maka pemuda itu dapat bertahan.
Sesaat lamanya mereka mengadu sinkang. Kiam Ciu tampak mandi keringat
karena mengerahkan Bo-kit-sin-kong untuk mengatasi ilmu Kie-kang Ciam Gwat
yang memang sangat lihay itu.
Mereka yang menyaksikan hal itu menahan napas. Lebih-lebih Teng Siok
Soat murid Shin Kai Lolo. gadis itu kalau tidak ditahan oleh subonya pastilah
telah melesat kegelanggang untuk membantu Kiam Ciu. Karena Siok Soat
dengan diam-diam telah menaruh hati kepada pemuda perkasa dan budiman
itu. "Siok Soat tenangkan pikiranmu" bisik Shin Kai Lolo ke telinga gadis anginanginan itu.
"Subo" bisik gadis itu dan wajahnya bersemu merah jambu. Sesaat Siok Soat
memandang wajah subonya. Oey Liong Kiam 13 2 Tampaklah nenek itu tersenyum dan mengisyaratkan kepada muridnya itu
untuk memperhatikan jalannya pertempuran. Mereka yang berada ditempat itu
terpesona menyaksikan kehebatan Kiam Ciu. Seolah-olah mereka sedang
menyaksikan suatu pertandingan yang menentukan masa depan kalangan
Kang-ouw didaerah bagian pertengahan.
"Haya!" terdengar suara terluncur dari mulut Ciam Gwat.
Tampaklah wanita itu telah terdorong dan Kiam Ciu telah menyiramkan
pukulan jarak jauh dengan tapak tangannya kearah Kiam Gwat. Ternyata ilmu
pukulan Kai-thian-pik-tee ajaran nenek lembah Si-kok itu dapat mengimbangi
ilmu pukulan Ciam Gwat Hwe-sat-pik-tee. Seo!ah-olah kedua ilmu itu ada
persamaannya. Hanya ilmu pukulan Hwe-sat-pik-tee terasa lebih ganas dan berhawa panas.
Namun Kai-thian-pik-tee mengutamakan hembusan angin besar dan tenaga
sinkang yang besar. Pada intinya kedua ilmu pukulan itu sama-sama mempunyai jurus
perkembangannya yang berlainan. Hanya pada intinya yang sama. Hebat keduaduanya. Namun Kiam Ciu ternyata dapat melebihi setingkat lebih tinggi dari ilmu
sinkang Ciam Gwat. Karena Kiam Ciu telah memakan biji Leng-yok. Sehingga
menambah kehebatan sin-kang maupun lwekang pemuda itu. Tenaga dalam
yang luar biasa itu ternyata dapat mengatasi serangan tenaga memukul jantung
yang disalurkan dalam mengadu sin-kang lewat kepalan tinju dengan ilmu Hwesat-pik-tee.
Kiam Ciu lelah mengirimkan sekali lagi hantaman mautnya kearah Ciam
Gwat yang ternyata merasa agak keripuhan juga. Dia telah meloncat kesana
kemari. Sebenarnya bukanlah karena dia menghindari serangan lawannya
Tetapi dia mencari kelemahan jurus-jurus permainan ilmu silat Kiam Ciu.
Sampai sepuluh jurus Ciam Gwat bertempur dengan Kiam Ciu. Noda darah
dipunggung pemuda itu tadi telah terobek oleh pedang Oey Liong Kiam yang
dilancarkan oleh Kwi Ong. Maka kini tampaklah merah membasahi jubahnya
dibagian punggung yang terobek memanjang.
Oey Liong Kiam 13 3 Rupa-rupanya karena terlalu banyak darah yang mengalir itu, mata Kiam Ciu
menjadi berkunang-kunang. Tubuh Ciam Gwat didepannya itu tampak
bergoyang-goyang dan kabur tampaknya. Kiam Ciu merasa kecewa dengan
keadaan tubuhnya itu. Tetapi pemuda itu telah bertekad untuk membinasakan
musuh besarnya. "Kiam Ciu ! Kiam Ciu ! Kiam Ciu kuatkan ditimu, kerahkan semangatmu musuh
besarmu berada dihadapanmu ! Tunaikan tugasmu dengan baik !" terdengarlah
bisikan telinganya. Diam-diam Kiam Ciu terheran-heran mendapat bisikan halus
ditelinganya itu. Padahal para pendekar berdiri mengelilingi tempat pertarungan
itu berjarak cukup jauh. Tetapi ketika diingat-ingat suara itu, dia telah pernah
mengenalnya. Dalam kesayup-sayupan daya pikir yang telah kabur dan kepala
mulai berputar-putar rasanya Kiam Ciu mendengar bisikan itu lagi.
Tiba-tiba wajah Kiam Ciu yang telah menjadi pucat itu, kini tampak gembira.
Bahkan ketika Ciam Gwat meloncat menyerangnya dia telah mampu untuk
memiringkan tubuh dan terhindar dari sasaran lawan.
Ciam Gwat melesat kebelakang Kiam Ciu. Dengan cepat wanita itu telah
memutar tubuh dan dengan genggaman kepalan mautnya serta memasang
kuda-kuda. Kiam Ciu memutar tubuh pula dan kini telah dapat menguasai diri
lagi dan mengerahkan Bo-kit-sin-kong.
Mereka berdua telah berhadapan dan masing-masing telah pada puncaknya
Ciam Gwat sudah tidak sabar lagi. Dia bertekad harus memusnahkan Tong Kiam
Ciu. Karena dengan adanya Kiam Ciu selangit dan sebumi dengan dirinya maka
selama itu hidupnya tidak akan merasa tenang. Hanyalah dua pilihan, binasa
atau membinasakan itulah kesimpulan Ciam Gwat.
Tampaklah sinar mata Ciam Gwat menanar dan menyeramkan roman
mukanya. Dengan gerakan yang sangat cepat dan pasti langkah-langkahnya
mendesak Kiam Ciu. Dengan satu jeritan yang menyerupai auman harimau betina, maka
melesatlah Ciam Gwat menerkam Kiam Ciu, Tetapi belum sampai tangan wanita
itu menyentuh tubuh Kiam Ciu. Tiba-tiba terdengar suatu teriakan dan kelebatan
Oey Liong Kiam 13 4 tubuh seseorang didepannya. Ciam Gwat menahap serangannya karena
khawatir mencelakai orang yang baru datang.
"Ibu tahan dulu!" terdengar seruan itu dan kelebatan tubuh .yang
menghambur diantara Kiam Ciu dengan Ciam Gwat.
"Wus." terdengar angin berhembus kesamping tubuh Kiam Ciu.
"Cit Sio Wie! Anak durhaka apa yang kau lakukan?" seru Ciam Gwat.
Walaupun suaranya melengking membentak dengan gusar, namun tandatanda bahwa wanita jelita itu menaruh kasih sayang dan selalu memanjakan
kepada orang yang baru datang itu. Tiada lain kecuali Cit Sio Wie gadis cantik
yang bernasib malang itu.
"Ibu, kau menyingkirlah dari tempat ini" seru Cit Sio Wie:
"Anak durhaka! Apa maksudmu? Kau teruskan untuk berhubungan dengan
pemuda laknat tak berguna itu?" bentak Ciam Gwat dengan suara serak dan
sangat bergusar hati. "Ibu, pergilah! Pergilah dari tempat ini! Ibu aku minta seru Cit Sio Wie sambil
memeluk kaki ibunya dan menggoncang-goncangkan.
Tetapi Ciatn Gwat tidak sabar lagi. Darah kemarahan telah bergolak dan
menggelegak diseluruh tubuhnya. Pembuluh-pembuluh darahnya telah menjadi
hangus dan tegang penuh amarah.
"Minggir anak durhaka !" seru Ciam Gwat dan menggerakkan kakinya maka
terlemparlah Cit Sio Wie melesat beberapa tombak kesamping.
Orang-orang yang menyaksikan drama itu merasa bergidik dan bingung.
Karena mereka tidak mengetahui latar belakang kejadian ditempat itu. Begitu
tampak kejamnya Ciam Gwat kepada anaknya sendiri yang mereka ketahui
bahwa gadis itu adalah yang terkenal dengan nama panggilan Cit Siocia. Gadis
cantik jelita yang selalu mengendarai kereta indah dan bertamasya.
Begitu selesai melempar putrinya maka Ciam Gwat lalu memasang kudakuda kan mengerahkan sinkang kemudian bergerak dengan jurus Hwe-sat-piktee dan tampaklah tubuhnya melesat kearah Kiam Ciu.
Oey Liong Kiam 13 5 Namun bersamaan dengan itu pula tampaklah tubuh Cit Sio Wie telah
melesat diantara Kiam Ciu dan Ciam Gwat.
"Bukk !" terdengar suara tinju menumbuk dada.
Tampaklah Cit Sio Wie telah terhantam oleh pukulan maut ibunya sendiri.
Dadanya hancur dan tangan wanita jelita itu melesak kedalam dada Cit Sio Wie
sebatas pergelangan tangan dan darah menyembur ke baju dan wajah Ciam
Gwat karena jantung Cit Sio Wie pecah.
Gadis itu tidak dapat menjerit lagi. Sekali hantam telah hancur dadanya dan
langsung menuju kejalan maut. Ciam Gwat tidak dapat mengelakkan pukulannya
lagi karena datangnya Cit Sio Wie tidak terduga dan dengan cepat sekali.
Semuanya terlanjur dan diluar perhitungannya Ciam Gwat tampak pucat
wajahnya dan menubruk tubuh anaknya.
"Cit Sio Wie . . anakku, mengapa kau nekad anakku ? Untuk apa lagi aku harus
hidup ini kalau kau tinggalkan . . . oh, Sio Wie . . . kau telah binasa ditanganku
sendiri . . " Ciam Gwat berbicara sambil memeluki tubuh dan wajah Cit Sio Wie
yang telah tidak bernyawa lagi.
Seolah-olah untuk sementara dia telah melupakan permusuhannya dengan
Tong Kiam Ciu. Semua pendekar dari kalangan Kang-ouw menyaksikan kejadian
itu dengan hati penuh haru. Namun mereka tidak ada yang berbicara turut
campur tangan dalam urusan itu. Mereka seolah-olah penonton yang sedang
nonton lelakon sandiwara diatas pentas terbuka. Walaupun sebenarnya Tong
Bwee merasa kurang pernah menyaksikan kejadian itu. Karena walaupun
bagaimana dia pernah mendapat cinta kasih tulus dari Cit Sio Wie yang telah
menganggapnya sebagai saudara kandung.
Namun Pek Giok Bwee memegangi tangan putrinya untuk tetap tenang
menyaksikan perkembangan selanjutnya.
Tiba-tiba diantara kesunyian dan isak tangis Ciam Gwat itu, terdengar suatu
bentakan nyaring dan tegas kearah Ciam Gwat,
"Ciam Gwat! Kita masih ada urusan dan perhitungan!" seru Kiam Ciu dengan
suara tegas dan lantang. Oey Liong Kiam 13 6 Giam Gwat terkejut dan tersadar dengan keadaannya. Maka dengan sekali
loncat dia telah berdiri dan menghadap kearah Kiam Ciu
"Tong Kiam Ciu, kau tak perlu melawan aku lagi !" seru wanita itu dengan
meloncat memutar tubuh dan menyambar pedang Kim-kong-sai-giok-kiam milik
Cit Sio Wie yang terselip dipinggang mayat gadis itu. Begitu memutar tubuh dan
tangan kanan tergenggam sebilah pedang milik Cit Sio Wie. Mengkilat dan tajam
sekali tampaknya. Kiam Ciu dengan cepat pula telah mencabut pedang Oey Liong Kiam
tampaklah sinar menyilaukan dan tajam berkilat-kilat diputar cepat sekali di
tangan kanan Kiam Ciu. Pemuda itu bergerak secepat kilat dan secepat gerakan
Ciam Gwat. "Crakk! Brukk !" terdengar suara bacokan keras dan terpenggallah kepala
Ciam Gwat oleh pedang Oey Liong Kiam. Kemudian tubuh Ciam Gwat terjungkal
ke tanah dengan kepala terputus. Darah menyembur dan berakhirlah riwayat
iblis wanita yang selalu menghancurkan rumah tangga para pendekar muda
yang masih hijau dalam lautan asmara.
Namuu ketika Kiam Ciu meneliti keadaan Ciam Gwat hatinya menjadi malu.
Kareda ternyata Ciam Gwat bukannya mempergunakan pedang Kim-kong-saigiok-kiam untuk menyerang Kiam Ciu, tetapi ternyata Ciam Gwat
mempergunakan pedang itu untuk menikam perutnya sendiri. Semuanya
berjalan dengan cepat dan tanpa terduga sebelumnya.
Belum lagi Kiam Ciu sempat mengurus jenasah Cit SioWie dan Ciam Gwat,
tiba-tiba terdengar suara teriakan wanita lagi.
"Koko awas!" terdengar teriakan Tong Bwe.
Namun Kiam Ciu yang mendengarkan suara teriakan yang sudah sangat
dikenalnya itu. Maka dia bukannya berwaspada tetapi memalingkan wajahnya
memandang kearah datangnya suara itu.
Pada saat itu sebuah hantaman telah mengenai lambung Tong Kiam Ciu
hingga pemuda itu terpental jatuh, menggelinding di tanah.
Oey Liong Kiam 13 7 Orang yang menyerangnya itu adalah seorang laki-laki bertubuh gemuk
pendek tiada lain adalah wakil Kwi Ong. Ialah Ho Beng bekas wakil ketua Ouw
Hin Lee yang telah berkhianat karena inginkan kedudukan.
Ho Beng telah menjadi orang Kwi Ong dan telah diangkat sebagai wakilnya.
Maka ketika dia menyaksikan keadaan pemimpinnya telah binasa, tiadalah
jalan lain baginya kecuali hanya untuk merebut pedang Oey Liong Kiam.
Begitu telah menghantam roboh Kiam Ciu maka segeralah dia melompat
menyambar pedang Oey Liong Kiam.
Namun belum lagi tangannya menjamah hulu pedang pusaka Naga Kuning
itu, Kiam Ciu dengan sebuah lompatan panjang dan cepat sekali dalam jurus
Kai-thian-pik-tee menerkam lengan kanan Ho Beng yang terjulur akan meraih
hulu pedang Oey Liong Kiam.
Namun walaupun tangannya telah tercengkeram kuat oleh tangan Kiam Ciu
namun Ho Beng terus nekad akan meraih hulu pedang. Akhirnya sebuah
hantaman keras telah bersarang dirahang Ho Beng dan orang itu menggelinding
kesamping menghindari hantaman Kiam Ciu selanjutnya.
Ho Beng meloncat berdiri dan dengan sebuah loncatan pendek telah
mengirimkan tendangan punggung kaki kanan. Namun Kiam Ciu dapat
menangkisnya dengan punggung tapak tangan kanan. Kedua tenaga beradu dan
mereka berdua sama-sama surut kebelakang. Kiam Ciu surut selangkah
kebelakang, sedangkan Ho Beng terlonjak surut lima langkah dan tampak
matanya melotot memandang Kiam Ciu dengan takjub.
Sesaat lamanya Ho Beng berhenti dan mengatur pernafasan dan debaran
jantungnya. Karena ketika dia terhempas surut oleh tangkisan Kiam Ciu dia
merasakan bagaikan ada suatu tenaga keras dan kuat sekali telah
menghempasnya. Kakinya terasa sesemutan dan nafasnya sesak.
Namun semuanya sudah kepalang tanggung. Maka dengan tidak banyak
perhitungan lagi Ho Beng telah menyerang Kiam Ciu dengan sebuah hantaman
beruntun dan tendangan-tendangan bergantian. Beberapa orang dari suku
Biauw yang setia kepadanya telah terjun kedalam gelanggang untuk membantu
Ho Beng menyerbu Kiam Ciu.
Oey Liong Kiam 13 8 Menyaksikan kecurangan dikalangan orang-orang suku Biauw itu. Maka Tong
Siok Soat, Ji Tong Bwee dan Kun-si Mo-kun telah melibatkan diri dalam
pertempuran itu. Kini tampaklah beberapa orang Biauw telah roboh oleh amukan
Kun-si Mo-kun dan Kiam Ciu menghadapi Ho Beng.
Yang menjadi perebutan adalah Oey Liong Kiam. Namun Ho Beng tidak
pernah dapat menyentuh hulu pedang pusaka itu. Dengan cepat pula Kiam Ciu
berusaha untuk menubruk pedang Oey Liong Kiam yang tergeletak di tanah
dekat jenazah Ciam Gwat. Ho Beng melompat menerkam punggung Kiam Ciu. Namun Kiam Ciu berhasil
mengi rimkan tendangan kebelakang. Ternyata tendn. ngan yaDg tidak terduga
itu dapat mengenai sasarannya dengan tepat.
"Auw !" terjerit Ho Beng dan terlempar kebelakang dua tombak dan jatuh
dengan mulut menyeringai dingin gigi meringis menahan sakit.
Tong Kiam Ciu telah berhasil memegang kembali pedang Oey Liong Kiam
dan pemuda itu melangkah dengan langkah pasti mendekati Ho Beng dan
tangan kanan tergenggam pedang pusaka Naga Kuning yang menjadi perebutan
dikalangan Kang-ouw didaerah bagian pertengahan.
Langkah pasti Kiam Ciu menghampiri Ho Beng yang memandang Kiam Ciu
dengan mata terbeliak dan panik.
Pedang Oey Liong Kiam tampak bersinar-sinar menyilaukan mata. Hawa saat
itu sangat dingin karena pada saat itu adalah musim Chiu. Ho Beng memandang
kilatan sinar Oey Liong Kiam yang tergenggam ditangan kanan Kiam Ciu.
Dengan hati penuh kepanikan dan meraba-raba lehernya. Ho Beng terbeliak
matanya menyaksikan langkah tetap Kiam Ciu.
Ketika jarak antara Kiam Ciu dan Ho Beng kira-kira lima langkah, tiba-tiba
Kiam Ciu mengangkat pedangnya. Ho Beng terbeliak matanya. Tetapi apa yang
dilakukan oleh Kiam Ciu ternyata diluar dugaan semua orang meraka lega hati.
Ternyata pedang Oey Liong Kiam itu telah diputar kebelakang dan disarungkan.
"MenggelindingIah dari hadapanku, sebelum aku mengambil keputusan lain!"
bentak Kiam Ciu kepada Ho Beng.
Oey Liong Kiam 13 9 Tanpa banyak bicara lagi Ho Beng telah berdiri dan membongkok hormat
kepada Kiam Ciu. Kemudian memberikan isyarat kepada orang-orang Biauw
untuk menyingkir. Maka suasana sementara itu menjadi tenang kembali.
Beberapa saat kemudian terdengar teriakan seseorang tiada jauh dari
tempat pertempuran. "Auwww!" terdengar suara teriakan kepanikan dan mengerikan.
Kiam Ciu dan beberapa tokoh persilatan yang berada ditempat itu dengan
cepat meloncat menuju ketempat dimana suara teriakan itu berasal.
Ketika mereka tiba dibawah sebatang pohon ternyata tampaklah Ho Beng
telah tergantung dengan kaki diatas kepala dibawah.
Namun orang yang berkepala dua itu lelah binasa. Beberapa anak panah
telah menembusi punggungnya dan darah kehitam-hitaman tampak meleleh
dari mulut, telinga, hidung dan mata Ho Beng.
Kiam Ciu mengambil pedang Oey Liong Kiam, dengan satu gerakan meloncat
dan membabat tali yang menjerat kaki Ho Beng. Sekali tabas tali itu putus dan
dengan gerakan yang sangat indah Kiam Ciu telah memondong tubuh Ho Beng.
Setelah kembali kaki Kiam Ciu menginjak tanah dengan gerakan sangat indah
dan lunak sekali. Maka tubuh Ho Beng lalu diletakkan diatas tanah berumput.


Warisan Jenderal Gak Hui Oey Liong Kiam Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tubuh Ho Beng telah berubah berwarna hitam bagaikan terbakar.
"Oh, panah beracun orang-orang Ouw-ki-pang". terdengar seruan sikakek raja
setan Kun-si Mo-kun. Benar juga tiada lama kemudian tampaklah serombongan orang-orang yang
menyandang busur dan dipunggungnya dengan menggendong setabung penuh
anak panah dengan bulu angsa bitara. Dibagian depan berjalan seorang laki-laki
berjambang bauk tetapi wajahnya tampak arif dan tenang sorot matanya. Orang
itu tiada lain adalah Ouw Hin Lee ketua partai silat Ouw-ki-pang.
"Omitohud! Rupa-rupanya Ouw Hin Lee pangcu dari Ouw-ki-pang yang telah
menghukum Ho Beng.. !" terdengar seruan Shin Kai Lolo sambil menghadap
kearah Ouw Hin Lee. Oey Liong Kiam 13 10 "Ya, memang aku yang menghukumnya itulah ganjarannya orang yang
berkhianat. Apakah urusan kita sudah selesai ?" pangcu Ouw-ki-pang itu
bertanya dan menahan langkah kakinya dihadapan Shin Kai Lolo.
"Berkat bantuan semua orang gagah, hari ini persoalan Rimba persilatan
dibagian pertengahan ini telah selesai. Pedang Oey Liong Kiam telah dapat
direbut kembali oleh yang berhak. Giok-ciang-cui-kiam si orang she-Tong yang
gagah perkasa!" jawab Shin kai Lolo.
Tampaklah Shin Kai Lolo sangat gembira saat itu. Karena dia telah merasa
puas menyaksikan bahwa orang yang paling dibenci dan menyebabkan dia
menderita hingga menjadi seperti sekarang ini karena Ciam Gwat. Tetapi
disamping rasa puasnya itu dia merasa terharu pula karena pada saat itu bekas
suaminya yang malang ialah Kim-leng-ji-su telah meninggal dalam keadaan
mengenaskan dan menderita sampai akhir hayatnya.
Menderita kemenyesalan dan patah hati karena perbuatannya yang semula
hanya terburu nafsu disebabkan godaan dan rayuan Ciam Gwat yang memang
sangat cantik jelita. "Ting ting ting tingg !" terdengar bunyi kelintingan dan tersadarlah Shin Kai
Lolo ketika mendengarkan bunyi kelintingan mas (Kim-leng) yang digerakgerakan oleh Kiam Ciu.
Nenek itu memandang kearah Tong Kiam Ciu. Ketika pandangan mata nenek
dan Kiam Ciu saling bertemu maka nenek itu menyeringai. Begitu pula Kiam Ciu
maklum dengan seringai nenek itu.
Orang-orang Ouw-ki-pang telah mengambil jenazah Ho Beng dan dirawatnya
dengan baik-baik. Walaupun dia pada masa hidupnya adalah seorang
pengkhianat, namun orang yang sudah mati tidaklah pantas kalau didiamkan
terlantar. Begitu juga jenazah-jenazah yang berada ditempat bekas pertempuran
itu telah mendapat perawatan secukupnya.
Kiam Ciu berlutut didekat jenazah Cit Sio Wie sampai beberapa saat lamanya
pendekar muda yang berjiwa luhur dan gagah perkasa itu berlutut serta
merenungi keadaan Cit Sio Wie.
Oey Liong Kiam 13 11 Hati Kiam Ciu sangat mengenas dan pedih sekali menyaksikan keadaan
orang yang pernah banyak memberikan pertolongan serta pernah mencurahkan
kasih sayang kepadanya itu kini ternyata telah meninggal dan semua kecantikan
dan ilmunya telah lenyap kalau manusia telah mengalami kematian itu.
Didekat Kiam Ciu tampak sebuah bayangan dan angin sejuk berhembus serta
terciumlah bau harum yang sangat halus dan nyamnan sekali.
"Koko.." terdengar bisik seorang gadis didekat telinga kanan Kiam Ciu. Hati
pemuda itu tercekat dan berdebar keras jantungnya.
Ketika Kiam Ciu memutar wajahnya dan dipandanginya ujung sepatu orang
yang berdiri didekatnya, merayaplah pandangannya itu sedikit demi sedikit
keatas. Tampaklah gadis jelita tersenyum dan mengulurkan tangan kearah Kiam
Ciu. "Ciu Koko, janganlah kau hanyutkan terlalu dalam kepedihan hatimu karena
kematiannya" bisik gadis itu yang tiada lain adalah Ji Tong Bwee. Suara gadis
itu sangat merdu dan meresap sekali dihati Kiam Ciu.
Maka dengan perlahan-lahan Kiam Ciu telah berdiri dan disambutnya uluran
tangan Ji Tong Bwee. Kemudian keduanya saling berpandangan dan dari sudut
mata gadis jelita itu telah meleleh air-mata dan tidak tahan lagi tubuhnya telah
menubruk jatuh kepelukan Kiam Ciu.
"Bwee moay.. ." hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Kiam Ciu,
selanjutnya tangan pemuda itu telah mengelus rambut Ji Tong Bwee dengan
kemesraan. Ketika itu tampak pula Shin-ciu-sam-kiat ialah Ji Han Su, Pek Giok Bwee dan
Siauw Liang. Maka Kiam Ciu lalu melepaskan pelukannya dan menjura
dihadapan ketiga oraug tuanya itu. Ketiga orang pengasuhnya itu dengan rasa
hormat dan terharu. Semua yang berada ditempat itu merasa terharu pula menyaksikan
pertemuan mereka. Angin semilir berhembus dan beberapa ekor burung hong
jantan telah terbang melintasi, sekali kulumnya yang panjang menjurai bagai
kan selendang sutera dewata.
Oey Liong Kiam 13 12 "Kapan kita diundang untuk meresmikan perjodohan Giok-ciang-cui-kiam
dengan Ji Tong Bwee?" berseru Shin Kai Lolo sambil tertawa dan nenek itulah
yang mulai menggembor-gemborkan Kiam Ciu dengan gelarnya sebagai Giokciang-cu-kiam.
Mendengar perkataan Shin Kai Lolo itu maka tampaklah Tong Bwee sangat
malu dan wajahnya tampak merah sampai keteiinga.
Walaupun sebenarnya hati kedua muda-mudi itu merasa senang. Namun
mereka merasa malu. Tahu-tahu Teng Siok Soat telah melesat pergi dari tempat itu. Shin Kai Lolo
memaklumi sikap murid tunggalnya itu. Maka segeralah nenek itu menjura
dihadapan Shin-ciu-sam-kiat untuk minta diri.
"Maafkan kelakuan muridku yang tidak sopan itu. Aku menunggu
undangannya dan kini ijinkanlah aku orang tua untuk menyusul muridku" berkata
nenek itu sambil membongkok hormat.
Tampaklah Ji Han Su tersenyum dan mengangkat tangan kanannya.
Sikapnya begitu agung dan sopan. Setelah memberikan hormat kepada nenek
itu maka berkatalah Ji Han Su.
"Baiklah dan terima kasih atas bantuan Shin Kai Lolo cianpwee yang telah
banyak diberikan kepada anakku Kiam Ciu, hingga dia dapat berhasil tugasnya
!" jawab Ji Han Su dengan kata-kata sopan dan sikap sangat menghormat.
Setelah Ji Han Su mengutarakan maksudnya untuk membicarakan dulu
tentang perjodohan Kiam Ciu dan Ji Tong Bwee maka sambil menunggu
kepastian dan hari baik, mereka diundang untuk berkunjung ketelaga Cui-ouw
bertamasya dan bergembira.
Ternyata Shin-ciu-sam-kiat adalah tokoh yang dihormati dikalangan Kangouw. Apalagi dengan munculnya Kiam Ciu dikalangan Kang-ouw yang ternyata
pemuda itu bukan saja berilmu lihay, tetapi berhati arif dan bijaksana serta
budiman. Maka undangan untuk mengunjungi tempat tinggal Shin-ciu-sam-kiat itu
diterima oleh segenap orang gagah yang berada ditempat itu.
Oey Liong Kiam 13 13 Juga termasuk si pendekar wanita berpakaian serba hijau atau Ceng-hi Sioli.
Angin sejuk berhembus dengan halus. Terasalah hawa yang sangat nyaman
dan sangat berkesan. Pada saat itu semua orang gagah telah pada pergi menuju
ke telaga Cui-ouw. Ji Tong Bwee tersenyum menyaksikan keindahan alam dihadapannya itu.
Hatinya terasa tenteram karena kekasihnya kini telah berada disampingnya.
Maka gadis jelita itu menempelkan bahunya kebahu Kiam Ciu. Masa depan
mereka berada diujung senja itu. Air telaga bening dan bayangan langit merah
jingga, angin berhembus halus dan sejuk. Tenteramlah hati mereka penuh
bahagia. TAMAT Oey Liong Kiam 13 14 Hijaunya Lembah Hijaunya 17 Tembang Tantangan Karya S H Mintardja Dinding 1
^