Pencarian

Titisan Roh Sang Legenda 2

Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita Bagian 2


Rewin melampiaskan kekesalannya.
"Tapi kamulah yang harus bertanggung jawab Win.
Kau harus menikahi Katrin!" seru Efik lagi.
"Tidak, aku tak sendirian menghamilinya. Kalian
juga punya andil..." elak Rewin seketika.
"Tapi kami melakukannya setelah kau!" tuduh
Farel membantu Efik dalam menyudutkan Rewin.
"Iho, Iho, lho, enak saja kalian menuduh aku yang
pasti menghamili Katrin, karena aku yang duluan
memesrainya. Belum tentu, Kawan! Siapa tahu benihku
lemah dan tak sampai berhasil membuahi telur dalam
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
66 Kolektor Ebook rahim Katrin. Aku ini kan belajar farmasi, aku sedikit
banyak tahulah mengenai hal-hal dari ilmu eksakta".
"Kalau begitu kita pergunakan saja tes DNA untuk
mengetahui siapa ayah biologis dari bayi yang dikandung
Katrin," tanggap Farel dengan beraninya.
"Lantas kalau sudah ketahuan, orang itu mesti
menikahi Katrin,"sambung Efik menyetujui.
"Tunggu, tunggu dulu. Kalian tidak boleh gegabah.
Memang hal itu mungkin kita lakukan Tapi itu akan
berdampak buat karir kita Kalau ada yang sampai tahu
perbuatan kita, habislah riwayat kita. Takkan ada lagi
yang mau minta kita menyanyi. Jadi, jalan satu-satunya
adalah..." Rewin membisikkan sesuatu di telinga kedua
rekanya. Waktu itu Stef tak dapat mendengarya,tapi lain
waktu ia dapat mengetahuinya dari kasak-kusuk rekanrekannya sendiri. Ternyata Rewin merayu Katrin sampai
gadis itu mau menggugurkan kandungannya.
Stefi kira kejadian itu membuat Efik dan Farel
kapok. Namun nyatanya tidak. Setelah Rewin
mampu'memberesi' Katrin dengan sejumlah uang
sebagai imbalanrya, keduanya menjadi lupa diri kembali.
Katrin sudah tak pernah muncul lagi digantikan dengan
gadis lainnya yang wajahnya lebih segar. Kejadiankejadian itu membuat Steffi tidak tahan lagi. lapun bicara
dengan Rewin dan berniat mau keluar dari Kosmik
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
67 Kolektor Ebook Junior. Rewin menjadi kaget dan membujuknya untuk
tidak keluar. la tidak pernah bisa melupakan kejadian itu.
Bagai mana Rewin membujuknya untuk tidak keluar dari
Kosmik Junior dengan merayunya. Rayuannya itu
bukanlah sekedar rayuan belaka. Stefli nenjadi
tersadarkan ketika tubuhnya dipeluk Rewin, apalagi
dalam kondisi hanya mereka berdua saja yang berada di
dalam ruangan tersebut. "Jangan kau keluar Stef. Ooh, Kosmik Junior takkan
berarti apa-apa tapa kamu. Dentum drum-mu itu
mengalirkan gairah dan semangat dari semua
penggemar kita. Engkaulah jantungnya Kosmik Junior,
berdentum hebat memercikan nyala semangat. Tak ada
yang mampu menggantikan kedudukanmu.."
"Tapi.." "Ssshhh...sudah. Aku sadar, selama ini aku jarang
memperhatikan kamu. Aku asyik dengan diriku
sendiri,,aku asyik dengan Efik dan Farel karena kesamaan
jenis kelamin kami. Aku sungkan denganmu. Tapi
sekarang aku sadar, kau tak boleh diabaikan, perasaan
terkucilkanmu itu yang menyebabkan kau tidak
kerasan....Ah, aku akan membuatmu nyaman dan makin
dekat, kita semua satu, Stef. Sejak jaman ayah-ayah kita,
kita harus bersatu..' Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
68 Kolektor Ebook Dengan hangatnya Rewin merengkuhkan
tangannya di lingkaran pinggang Steffi. Perlahan-lahan
tangannya menyentuh pipinya. Karuan saja Steffi
menjadi kalang kabut menghadapi tehnik rayuan Rewin
yang sungguh mengancam keselamatan jiwanya.Secepat
kilat tangannya mendorong dada lelaki itu sekuat
tenaganya. Seketika itu Rewin terjungkal.
"Wah, kau kasar sekali padaku, he eh!" serunya
dengan wajah menyeringai.
"Jangan kau samakan aku dengan cewek-cewek
yang kau..." Steffi menghentikan ucapannya akibat
perasaan jijiknya terhadap Rewin.
Sebaliknya lelaki itu dari tempatnya terjungkal
menghambur ke tubuh Steffi. Kecepatan geraknya yang
tidak terduga itu menyebabkan si gadis terlambat
menghindari sergapannya. "Ooh, lepaskan aku, kau sungguh kurang ajar!"
teriak Steffi dengan memberontak sekuat tenaganya.
Rupanya Rewin sudah memperkirakan hal itu
hingga kedua tangannya tidak dilepaskan dari tubuh
gadisnya. Bahkan ia semakin kokoh saja dalam mengunci
tubuh Steffi. "Takkan kulepaskan, Sayang. Kalau kau tetap mau
keluar dari Kosmik Junior, aku takkan melepaskanmu."
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
69 Kolektor Ebook "Ooh, tidak! Tidaaak! Kau biadab! Tidak cukup
cewek-cewek itu kau cumbui! Lepaskan aku, setan! Atau
aku akan berteriak minta tolong???"
"Huaha...ha...ha... tidak ada siapa-siapa di
rumahku. Takkan ada yang bisa menolongmu. Mamaku
sedang keluar. Efik dan Farel belum datang. Jadi percuma
saja kau meminta tolong, Stef. Itu hanya akan
membuang-buang waktu dan tenagamu..."
Dihadapkan pada kenyataan dirinya akan
diperkosa Rewin maka Stefifi mengerahkan seluruh
kekuatannya untuk melawan. Ia pun meraung
memberontak, menendang ke sana sini tanpa henti.
Kalau Steffi membabi buta dalam memberontak dan
menunjukkan perlawanannya, maka Rewin pun menjadi
tidak kalah perkasanya dalam menaklukkan anggota
bandnya yang satu itu. Tangannya yang sebegitu kokoh
dan kuatnya berupaya menahan tubuh Steffi.
Semula dibiarkannya Steffi menghabiskan
tenaganya. Lantas setelah dirasakannya pemberontakan
Steffi melemah, akhirnya Rewin mencumbuinya. Maka
tersengatlah Steffi demi disadarinya kalau Rewin akan
menggagahinya sebagai hukumannya karena ia mau
mengundurkan diri dari Kosmik Band. Agaknya, lebih
baik Steffi menyerah saja untuk menyelamatkan dirinya
sendiri. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
70 Kolektor Ebook "Baiklah, Win. Aku cabut keputusanku, aku takkan
mengundurkan diriku. Jadi, hentikanlah cumbuanmu,"
ucap Steffi mengubah keputusan awalnya.
Seketika Rewin menjadi tertegun dan menatapi
Stefi dengan perasam tak percaya. Namun kemudian ia
mendengus dan tangannya bergerak kembali menelusuri
lekuk tubuhnya dengan rabaan amat liar.
"Hentikan, Win," bentak Steffi amat kesal.
"Bukankah tadi itu kau mensyaratkan aku akan kau
lepaskan kalau aku tidak keluar dari Kosmik Junior?
Sekarang buktikan kata-katamu!"
"Yyaaa, akan kuhentikan, Stef, tapi aku tak
berday? mengakhirinya. Aku... Ooh rasanya roh papaku
mendesak-desak aku... Ini bukan keinginan diriku. Setiap
hari, aku kan tak perriah lupa menaburkan tanah
kuburan papaku, maksudnya supaya apa yang
kukerjakan hari ini dapat dibantu papaku. Begitu pula
tadi, sebelum kau datang, aku baru saja menaburkan
tanah kuburan papaku. Jadi, bukan aku sebenamya yang
melakukan hal ini melainkan papaku dan beliau..beliau
tak mau mengakhirinya, Stef..."
Steffi memaki dalam hatinya demi disadarinya
k?lau Rewin berlagak memanfaatkan alasan itu untuk
menyelubungi maksudnya yang sebenarnya. "Huh..Kurang ajar! Lelaki itu berdusta dan ingin
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
71 Kolektor Ebook mengelabuinya. la berbuat demikian pastilah sematamata untuk memenuhi kepuasan dirinya. Sekarang
bagaimana upayanya dalan menghadapi lelaki seperti
Rewin? Dalam keadaan terdesak seperti itu, Stefli
berpikir amat keras mencarikan cara guna menghindari
cumbuan Rewin. Satu detik, dua detk,tiga detik... Ooh,
akhirnya Steffi mendapatkan gagasan untuk membujuk
Rewin agar mengakhiri cumbuannya.
la langsung saja melafalkan mantera yang biasa
dilontarkannya sebagai ritual pemanggilan roh ayahnya
setiap akan manggung. Meski sekarang mereka
bukannya mau manggung, namun lontaran mantera
Steffi pastilah dimaksudkan untuk memanggil roh
ayahnya. Dan Stefli terlonjak gembira melihat reaksi Rewin
demi mendengar mantera yang dilafalkannya dengan
begitu takzimnya. Lelaki itu menjadi tersihir dan
menghentikan cumbuannya seketika.
"Win, kau lupa... kita satu tim? Kita itu... kalau kau
bicara begitu atas nama papamu maka sebenarnya yang
sekarang kau hadapi itu adalah roh Wendo, papaku yang
mempergunakan tubuhku. Jadi artinya yang kau cumbui
itu adalah Wendo... Dan itu tidak boleh kau lakukan
karna kita adalah sesama lelak,Lagipula, Win, masih
banyak cewek lain yang bisa kau mesrai, tapi bukan aku.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
72 Kolektor Ebook Ingat-ingatlah karena dalam tubuhku bersemayam roh
Wendo papaku.." Stefft tersenyum lembut. Perlahan tangannya
menyentuh jari jemari Rewin dari lingkaran pinggangnya.
Dilepaskan dan ditununkannya dari pinggangnya. Tangan
Rewin terasa melemah. jadi dengan mudahnya Steffi
melepaskan dirinya dari pelukan Rewin.
"Kita satu tim, Osman. Pantang buat kita untuk
saling mencumbui,kita sama-sama telah melancarkan
ilmu guna mendatangkan roh kita dalam tubuh anak kita
masing-masing," bisik Steffi lagi
*** Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
73 Kolektor Ebook 3 Wajah murung Steffi nampak pada akhir
penuturannya yang begitu menguras emosi dan
energinya. "Pada akhirnya saya mampu melepaskan diri saya
dengan cara seperti itu, Oom Jan. Lantas saya buru-buru
pulang. Di rumah saya pesanka nMama untuk tidak
mengganggu saya sampai seharian ini karena saya mau
beristirahat. Tadi malam saya sempat makan malam
bersama Mama untuk merunjukkan kalau saya memang
ada di rumah seharian dan tidak ke mana-mana. Lantas
diam-diam saya ke luar rumah tanpa setahu Mama.
Lampu kamar sudah saya matikan supaya Mama mengira
saya sudah tidur, padahal saya ke sini untuk menemui
dan bicara dengan Oom," kata Steffi dengan pilunya.
"Ya, Tuhan! Mengapa sampai kalian terjerumus
sejauh itu? Ooh, seharusnya kalian berhenti bermainmain dengan ilmu hitam," tanggap Janter bernada
prihatin. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
74 Kolektor Ebook "Yyaa, Oom benar Tapi.. .bagaimana caranya
menghentikan mereka, Oom?" tanya Steffi putus asa.
"Saya takut sekali, saya bingung dan tak tahu apa
yang harus saya perbuat. Ah, kalau sekedar dinasehati
mareka takkan berhenti melakukan semuanya itu.
00m.." "Hmh! Kalau begitu... Cobalah kau mengajukan
pengunduran dini ulang Tapi supaya Rewin tidak bisa
berbuat macam-macam terhadap dirimu, sebaiknya kau
ajukan pengunduran dirimu lewat surat atau telepon
saja. Dan untuk menjaga keselamatan dirimu, lebih baik
kau tinggal di sini saja. Oom dan Tante akan ikutan
menjagamu dan Rewin juga jadi tak bisa sembarangan
mengancammu. Ya,permulaannya begitu saja dulu, nanti
selanjutnya akan kita pikirkan lagi bagaimana caranya
menyadarkan mereka," Janter memaparkan rencananya.
"Baiklah, Oom. Saya akan turuti saran Oom, tapi
malam ini saya harus pulang ke rumah. Besak saya akan
balik lagi ke sini dan nanti dari sini saya akan ajukan
pengunduran diri ulang pada Rewin. Terima kasih Oom
mau melindungi Steffi."
"Ya, ya, Stef Sekarang Oom antar kamu pulang ya".
"Terima kasih sekali lagi, Oom Jan,"sahut Steffi
dengan perasaan terharu. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
75 Kolektor Ebook Janter pun mengantarkan Steffi pulang ke
rumahnya. la menyaksikan bagaimana gadis yang agak
tomboi itu memanjat pagar rumahnya, lantas masuk ke
dalam rumahnya lewat jendela kamarnya yang memang
sengaja tidak dikuncinya.
Habis mengantarkan Steffi, Janter pulang ke


Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rumahnya. Winda yang sudah tiduran menjadi terbangun
ketika suaminya masuk ke dalam kamanya.
"Sori, Win, tadi aku mau beritahu kamu ketika mau
antarkan Steffi pulang eh kamu sudah ketiduran.."
"Ooh... gitu. Ya, sudah, nggak apa-apa. Eh, Steffi
nggak apa-apa kan, Jan? Persoalannya nggak terlalu
serius dan kamu bisa menanganinya kan?"
"Wah, justru persoalannya amatlah serius, Win.
Malahan rasanya aku tak sanggup menanganinya,"
jawab Janter dengan menceritakan apa yang telah
dialami tamu mereka malam itu.
Bukan main terkejutnya Winda mendengar
laporan dari suaminya. Saking kagetnya ia sampai
bangkit dari tidurnya dan kantuknya seketika lenyap.
"Ya Tuhan! Astagfirulaah! Masak begitu, oooh...
mereka benar-benar sudah edan!" cetusnya dalam
keterkejutannya mengetahui apa yang dilakukan anakanak band.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
76 Kolektor Ebook "Akhirnya kusarankan Stefli mengajukan pengunduran diri ulang lewat surat atau telepon dan dia
tinggal di sini supaya kita bisa menjaganya. Sebab kalau
dia ada di sini, Rewin kan tidak bisa sembarangan
mengancamnya atau bahkan sampai menggagahinyakan? Boleh kan Win kalau Steffi tinggal di
sini untuk sementara waktu?
"Oh, tentu saja boleh, Jan. Aku akan ikutan
menjaganya. Kasihan dia," jawab Winda menyetujui.
"Kalau begitu, besok pagi kau tak usahlah ikut aku
nyekar kuburan Osman dan teman-temannya ya? Kan
Steffi bakalan menginap di rumah kita, jadi kalau Steffi
datang ada kamu di rumah!"
"Ya, ya, aku akan tunggui sampai Steffi datang. Eh,
kamu kan nantinya di kuburan ketemu dengan orang tua
anak-anak band itu, apakah tidak sebaiknya saja kau
ceritakan masalah mereka dan mintakan bantuan
mereka untuk menyadarkan anak-anak Mereka?"
"Masalah ini amat peka sekali, Win Kukira tidak
segampang itu merek? bisa mengerti dan kemudian mau
menasehati anak-anak mereka. Siapa tahu setelah
mereka menikmati uang yang dihasilkan anak-anak
mereka, mereka menjadi lupa diri. Terutama Vivin, aku
kenal benar karakternya yang agak materialistis. Dulu
saja ketika dia tahu perselingkuhan Osman, dia tidak
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
77 Kolektor Ebook menuntut macam-macam-macam setelah Osman
menyuapnya dengan limpahan uang dan materi, "jelas
Janter mengemukakan pendapatnya.
"Ya sudah kalau begitu. Terserah kau saja
bagaimana menanganinya aku tak begitu pahamlah"
tanggap Winda dengan bahu terangkat.
Kepala Janter pun terangguk lemah. Matanya
menerawang amat jauh, terkenang lagi akan berbagai
skandal dari pemusik-pemusik gaek yang dimanagerinya
"Win, aku teringat lagi akan ulah mereka.
Osman,Wendo, Pompi dan Rombe. Mereka j?ga bikin
skandal dengan beberapa fans. Setiap kali kami
menginap di sebuah hotel, gadis-gadis itu berhasil
mereka susupkan. Aku tak bisa apa-apa. Dan sekarang,
mereka melakukannya lagi lewat diri anak-anak
mereka,setelah... Rewin iseng-iseng memanggil roh
ayahnya,tidak saja di arena panggung... Pasti dorongan
itu terjadi karena pengaruh roh ayah mereka yang
terasakan di panggung..."
"Aduh, aku merinding ngeri mendengarkan
ceritamu, Jan. Sebegitu parah kondisi mental mereka?
Mengapa kau biarkan semuanya terjadi, Jan?"
Aku tidak berdaya, Win. Kekayaan, limpahan
materi, popularitas menyebabkan mereka takabur. Aku
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
78 Kolektor Ebook tak bisa apa-apa, kalau aku tegur mereka maka mereka
akan tersinggung dan menasehati aku untuk tidak
mengurus urusan pribadi mereka."
"Sekarang, hal yang sama terulang kembali,"
timpal Winda lagi menyadarkan Janter akan rumitnya
masalah yang dihadapinya "Kasihan benar Steffi," ucap
mengomentari laporan suaminya.
Winda lagi "Ya, Steffi korban dari rekan-rekannya. Sama
seperti ayahnya yang bertype pasif, dia selalu menjadi
korban dari keliaran sikap Osman, Pompi dan Rombe.
Sekarang keadaan yang hampir sama menimpa
Steffi,anaknya." tanggap Janter bernada prihatin.
"Steffi mengira roh ayah-ayah mereka yang
muncul di luar panggung akibat pemanggilan Rewin, Efik
dan Farel" gumamnya membayangkan wajah pilu Steffi
ketika mengisahkan apa yang dialaminya.
Perasaan Janter menjadi terhanyutkan. Bayangan
wajah Steffi yang lambat laun memudar dan digantikan
bayangan kecelakaan maut itu. Ah, Janter seperti melihat
lagi ekspresi wajah-wajah panik saat guncangan mobil
terasakan sedemikian hebatnya.
la mendengar lagi teriakan mereka. Suara teriakan
dan guncangan yang silih berganti.. Dan semuanya
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
79 Kolektor Ebook berganti jadi sunyi tatkala Janter berada di hadapan
empat buah peti mati yang berjajaran dengan empat
penghuni abadinya. Sekonyong-konyong Janter merasakan sesuatu
hingga matanya terbeliak seketika. Mulutnya membuka
dan mendesahkan desahan tertahan.
"Ooh, tidak... Rasanya-bukan karena Rewin iseng
memanggili roh ayahnya di luar pementasan. Justru roh
ayahnya yang bekerja, ketika dihadirkan dalam
pementasan. "Yyaaa, roh Osmanlah yang mendorong
anaknya itu untuk melakukan pemanggilan di luar
kegiatan pementasan, maksudnya supaya dia bisa
melakukan lagi apa yang tak sempat dilakukannya dalam
kehidupan nyatanya. Mereka kan mati karena
kecelakaan, mungkin saja mereka kecewa karena belum
puas menikmati kenikmatan dunia..."
"Astaga, benarkah begitu, Jan?" tanya Winda
terpekik penuh kejutan mendengar analisa suaminya
"Ya, aku yakin begitu. Aku kenal betul Osman.
Selama aku memanageri mereka, ia tak pernah
menyelubungi karakter aslinya yang selain berjiwa
pemimpin, ia juga amatlah menyukai wanita-wanita
cantik. la gemar berhura-hura dan tak hentinya
menebarkan pesonanya sebagai lelaki berkharisma.
Pompi dan Rombe mampu dipengaruhinya hingga
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
80 Kolektor Ebook mengikuti ulahnya. Berbeda dengan Wendo yang dalam
kepasifannya itu memilih tak mau ikut-ikutan bermain
cewek. Wendo selalu jadi korban dari ketiga rekanrekannya. Dan sekarang, keadaan yang sama menimpa
anak-anak mereka". "Kau kira hal itu terjadi karena mereka, yang
menguasai pikiran anak-anak mereka, jadi sebenarnya
yang beraksi itu adalah mereka dengan menggunakan
tubuh anak-anak mereka?" tanya Winda lagi.
"Ya kenyatakan begitu, Win."
"Lantas apa yang dapat
untuk....menghentikan aksi mereka?
kita perbuat "Aku belum tahu. Terlalu rumit karena
menyangkut ilmu hitam. Ini di luar jangkauan
pemikiranku" "Ya, sudah. Nantilah kita pikirkan lagi. Sekarang ini,
kita kan harus lebih dulu memyelamatkan Steffi"kata
Windan menyamoaikan pendapatnya.
Janter menganggukkan kepalanya. Winda
menyarankannya untuk tidur supaya la tidak tegang
memikirkan nasib keempat anak-anak band itu.
*** Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
81 Kolektor Ebook 4 Semalaman Rewin tak bisa tidur karena
memikirkan Steffi. Entah mengapa pikirannya terus
menerus terpusatkan pada gadis itu. Terutama setelah
siangnya ia agak mencumbuinya. Gara-gara pelafalan
mantera gad?s itu yang terasa mengacaukan
perasaannya. Dalam keadaan yang tidak sepenuhmya
tersadarkan, Rewin merasakan tangannya melunglai dan
tubuh Steffi terlepaskan dari pelukannya. Dan ketika
kesadarannya pulih kembali, termyata gadis itu telah
pergi. Lantas ia menyusul Steffi ke rumahnya. Namun ia
tidak bisa menemui gadis itu karena menurut ibunya,
anak gadisnya itu sedang beristirahat dan tak mau
diganggu. Rewin disarankan ibunya Steffi untuk balik lagi
koesokan harinya. Rewin pun menurut saja. Ia pulang sekalipun
bayangan wajah dan tubuh Steffi mengikutinya. Ia
menjadi resah dibayang-bayangi gadis itu. Bukan,
bukannya karena ia merasa bersalah, tapi karena ia baru
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
82 Kolektor Ebook menyadari scsuatu yang selama ini belum pernah
dirasakannya. Ya,selama Rewin mengencani gadis-gadis cantik
dari kalangan fansnya, ia dengan mudahnya
menaklukkan mereka. Apa yang diinginkannya pun selalu
tercapai. Berbeda benar dengan Steffi yang telah
menunjukkan pemberontakannya saat Rewin mulai
mencumbuinya. Hal itu menumbuhkan tantangan
baginya untuk menaklukkannya. Dan sayangnya
penaklukkannya gagal total.
Bayangan pemberontakan Steffi itu terus
mengusik pikirannya. Sungguh ia tak bisa melupakan
bagaimana tubuh ramping Steffi dikuasainya sekalipun
bergerak-gerak melakukan pemberontakan.
Lama kelamaan pikirannya melantur, mengingat
betapa halusnya permukaan kulit Steffi. Barangkali
karena gadis tomboi itu selalu mengenakan celana
panjang hingga kulitnya terlindungi dari sengatan sinar
matahari. "Hai... gadis itu agaknya amat tidak
berpengalaman dalam menghadapi lelaki. Artinya, Steffi
masih suci. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
83 Kolektor Ebook Demi terpikirkan hal itu, Rewin bertambah
penasaran untuk mendapatkan Steffi. Sudah tentu hal itu
bikin hatinya susalt, ia jadi sulit memicingkan matanya.
Maka pagi-pagi benar lelaki itu sudah terjaga
karena memang ia berniat segera 'menjenguk' Steffi di
rumahnya. Dan betapa girangnya Rewin ketika ia keluar dari
kamarnya untuk sarapan, ia berpapasan dengan ibunya
yang menyatakan akan nyekar ke kuburan ayahnya
bersama dengan empat ibu-ibu lainnya, temasuk ibunya
Steffi. "Ooh, jadi hari ini setahun kematian Papa, Ma?"
tanyanya dengan lonjakan kegembiraan yang amat
sangat. "Ya, kami sepakat untuk nyekar bersama, hanya,ya
kalian tidak kami ajak karena kalian kan sibuk. Nggak apaapa, kalian nyekar pada lain waktu saja ya?
Sudah ya, Win. Mama pergi. Kalau kau mau ikutan
nyekar juga boleh, susul saja Mama ke kuburan ya," ucap
Vivin saat berpamitan dengan anaknya.
"Ah, pucuk dicinta ulampun tiba! Sungguh suatu
kebetulan, ia sedang mengincar Steffi eh ternyata ibu
Steffi akan pergi untuk menziarahi makam suaminya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
84 Kolektor Ebook Artinya, ia bisa leluasa berdua-duaan dengan Steffi
di dalam rumahnya. "Wah!" Rewin menjadi gembiranya mendapatkan
kejutan itu. Ia segera saja mandi dan menghabiskan
sarapannya. Pada saat ia mau berangkat, mendadak ia
teringat sesuatu. Lantas ia pun balik lagi ke dalam
kamarmya, mengambil wadah plastik berisikan tanah
kuburan ayahnya. Tanah kuburan itu disebarkannya di depan teras
rumahnya sambil mulutnya melafalkan manteramantera.
Usai menjalani ritual singkat itu, Rewin tercenung


Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menatapi sebaran tanah kuburan ayahnya dengan
kepala tertunduk. Sesaat mulutnya menyeringai demi dibayangkannya gadis itu tertaklukkan olehnya. Ya,
sebentar lagi Steffi akan ditaklukkannya. Ia akan buat
gadis itu terengah, terbius, dan terkapar dalam
pelukannya. Dan tidak sekali-kali Rewin sudi mengulangi
kegagalannya kemarin. Hari ini kegagalannya itu harus
ditebuskan. *** Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
85 Kolektor Ebook Lima wanita yang sedang berkumpul di salah satu
kuburan menyambut kedatangan Janter dengan berdiri
dan menatapi sosok lelaki yang pernah menjadi manager
dari suami-suami mereka. "Maaf, aku datang terlambat dan Winda tak bisa
ikut karena ada tamu yang mau datang ke rumah kami,
jadi ia perlu menunggui rumah..."
"Ooh, nggak apa-apa kok, Jan," sahut Vivin diikuti
anggukkan kepala dari ketiga rekan-rekannya.
"Sekarang kita sudah berkumpul, ayolah kita mulai
acaranya," ucap Shera seperti sudah tak sabaran lagi
memulai acara mereka. "lya, aku sudah siap kok," timpal Alya, Lintang dan
Ersa hampir bersamaan "Baiklah kalau begitu, kita akan mulai. Jan, kau
pimpin doa ya?" tanya Vivin menoleh pada Janter yang
seket?ka inenjadi gelagapan.
"Mengapa harus aku, kau saja yang memimpin
doa, Vin" elaknya dengan spontannya.
"Lho, kok.. kamu menolak sih, Jan?"tanya Vivin
menjadi keheranan karena tidak menyangka
permintaannya yang sederhana itu ditolak Janter
mentah-mentah. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
86 Kolektor Ebook Janter tambah gelagapan melihat tatapan
keheranan yang terpancarkan dari semua istri pemusik
yang penah dimanagerinya.
"Aku... Ah, lebih baik kau saja Vin atau yang
lainnya" katanya lagi mengelak dengan rikuhnya.
Vivin mengedarkan pandangan matanya dan
akhimya menganggukkan kepalanya. "Baiklah, aku yang
pimpin doa pembukaan," putusnya seketika.
la memberikan isyarat pada yang lainnya agar
melipat tangan, memejemkan mata dengan kepala
tertunduk untuk mulai berdoa dengan dipimpin olehnya.
Setelah doa diakhirinya dengn kata kata
Amin.barulah satu-persatu mereka menebarkan bungabunga di pusara suami-suami mereka.
Janter meraup segenggaman bunga dan ikutan
menabur bunga. Usai menabur ia bergabung dengan
keempat wanita berusia matang itu yang berkumpul di
kuburan Oman. Terima kasih ya Ibu-ibu sekalian, kita bisa
menyelenggarakan penziarahan bersama-sama. Meskipun kita tidak lengkap karena anak-anak tak ikut
serta, kata Vivin membuka percakapan
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
87 Kolektor Ebook "Tak apa, Mbak Vin. Yang penting kan nilai
kebersamaan kita sudah terwujudkan Mungkin tahun
depan saja kita ajak anak-anak," tanggap Shera.
Tidak terasa sudah setahun ya suami - suami kita
pergi. Mulanya terasa berat sekali, tapi setelah anakanak kita membentuk Kosmik Junior dan menjadi sukses
seperti ayah-ayah mereka, beban perasaanku akibat
kehilangan Pompi pun hilang. Kesuksesan mereka
menjadi pelipur laraku, aku seringkali merasakan Pompi
hadir lewat diri Efik." ucap Alya mencurahkan i?i hatinya.
"Heeh, tadi aku baru mau mengatakan hal yang
sama seperti omongan Alya.Melihat Farel begitu
bersemangat setiap harinya, wah aku benar-benar
bangga," timpal Shera lagi.
"Ya, ya, aku juga. Beberapa kali aku menonton
Steffi manggung bersama Lintang, aku senang sekali
melihat dia tampil seprima ayahnya. Benar begitu kan,
Lin?" tanya Ersa pada madunya'Lintang. Yang ditanya
pun menganggukkan kepalannya.
Begitulah para istri-istri menumpahkan perasaan
gembira dan bangga atas pencapaian karir anak-anak
mereka. Janter mendengarkan semuanya dengan
perasaan galau. Kegalauannya berubah menjadi
keterpanaan ketika Vivin bertanya padanya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
88 Kolektor Ebook "Jan, aku ingin sekali kau yang memanageri anakanak, tapi mengapa kau menolaknya?"
"Oh, ahhh... yaa.." Janter m?nggeragap
kebingunan. Dicanikannya jawaban yang sekiranya
masuk akal. "Yaa.. aku ingin istirahat saja setelah berhasil
mengantarkan kesuksesan Kosmik Band. Usiaku sudah
tak muda lagi, rasanya aku tak kuat lagi mengikuti
pertunjukan mereka ke daerah-daerah. Eh, ada baiknya
juga aku tidak memanageri mereka karena lihat saja
keberhasilan dan kemandirian mereka," jawahnya pada
akhirnya. "Tapi kalau ada Bang Jan kan rasanya kita lebih
tenang. Tuh di luaran gosip mengenai serbuan
penggemar mereka itu terasa membabi buta. Masak
para fans menyantroni kamar-kamar hotel anak-anak
kita malahan sampai dini hari segala."celetuk Shera.
Celetukan Shera pun ditanggapi rekaan-rekannya
dengan tanggapan senada. Untuk kedua kalinya Janter
dibuat gelagapan, matanya menatapi kelima wanita yang
berada di sekitamya dengan tatapan kebingungan.
Sebelum ia sempat menjawabnya tiba-tiba saja
handphone Janter berbunyi. Dengan sigapnya lelaki itu
mengeluarkan alat komunikasi dari saku celananya dan
mencermati layar monitor ponselnya yang menerakan
sebuah nama, Winda. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
89 Kolektor Ebook "Ada apa. Win?" tanyanya seketika begitu
hubungan komunikasi mereka tersamburngkan
"Jan! Kau masih ada di kuburan? Cepatlah kau
susul Steffi di rumahnya karena Rewin ada di sana!!
teriak Winda amat pan?k. "Haah! Apaa?" tanya Janter dengan perasan tak
percaya. "Barusan itu aku menelepon ke rumah Steffi
karena kutungu-tunggu kok dia belum datang juga,
eh.masak yang mengangkat teleponnya Rewin, Jan Aku
kuatir Rewin akan mengapa-apakan Steff karena ibunya
kan sedang nyekar ke kuburan bers?ma kalian".
"Ya, Tuhan! Aku akan segera menyusulnya pekik
Jantar setinggi langit. Dimatikan handphonenya seketika
itu juga dan ia pun langsung saja berdiri.
"Ada apa, Jan" tanya Vivin dan rekan-rekannya
hampir bersamaan. "Ooh! Janter berdesah dengan perasaan tidak
terperikan. "Steffi" desisnya menyebutkan nama itu
dengan suara bergetar. "Oh... Steffi kenapa. Bang Jan? Kenapa?" tanya
Lintang menjadi terkesiap mendengar nama anaknya
disebut-sebut. Ersa yang ikutan merasakan stffi sebagai
anaknya pun terlonjak kaget. Saat itulah, Janter menjadi
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
90 Kolektor Ebook tersadarkan untuk menyingkapkan kemelut yang tecjadi
dalam tubuh Kosmik Junior Ya, sekaranglah waktunya, ia
tidak bisa menundanya lagi karena bila ditunda,
keselamatan Steffi jadi taruhannya.
"Steffi dalam keadaan gawat, Lintang, Ersa.
Karena.. Maafkan aku, Vin, aku tak bisa lagi
merahasiakan bal ini.. .karena anakmu sedang berusaha
memperkosanya. Sekarang kita ke rumah Lintang, nanti
akan kuceritakan hal sebenarnya dalam perjalanan,ayolah cepat, kita tak punya banyak waktu."
kata Janter segera saja berlarian.
Kelima wanita itu menjadi terkesiap meski hanya
sekejab saja karena kemudian mereka berlarian
menyusuli Janter yang meninggalkan pekuburan
sebegitu cepatnya. Dalam perjalanan Janter pun
menyingkapkan segala sesuatunya.
"Semuanya itu berawal dari acara peringatan hari
keempat puluh kematian pemusik Kosmik Band di mana
secara mengejutkan anak-anak dari para pemusik itu
tampil dan mengumumkan terbentuknya Kosmik Junior.
Pada saat itulah ia menolak mentah-mentah tawaran
Rewin menjadi manager Kosmik Junior. tepatnya setelah
mengetahui apa yang diperbuat anak kita. Lantas,
semalam Steffi menemuinya dan mengungkapkan
kemelut yang terjadi di tubuh Kosmik Junior,Steffi nyaris
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
91 Kolektor Ebook saja digagahi Rewin karena gadis itu mau mengundurkan
diri dari kelompok musiknya. Janter menuturkan
kejadian itu dengan suara tergagap-gagap itu karena rasa
sungkannya pada Vivin yang wajahnya menjadi merah
padam menahan rasa malu dan terpukul akan perbuatan
anak tunggalnya. Tak lupa Janter ungkapkan pula
bagaimana akhimya Stefi berhasil lepas dari Rewin.
Lantas ia menyarankan Steffi keluar dari Kosm?k
Band. Supaya terhindar dari Rewin, ia pun mnyediakan
rumahnya sebagai tempat tinggal sementara bagi Steffi.
Steffi sudah menyetujuinya. Namun perkembangan yang
terjadi hari ini di luar perkiraannya.
"Kusarankan Winda untuk berjaga di rumahnya
untuk menyambut kedatangan Steffi, eh rupanya dia tak
sabaran menunggu Steffi yang belum juga datang
makanya ia menelepon ke rumah Lintang. Dia jadi kaget
begitu mengenali suara Rewin yang menjawab
teleponnya, dia mengira Rewin ada di rumah Steffi itu
pastilah untuk... untuk..."
"Ooh! Bang Jan!"teriak Lintang amatlah panik.
"Ayolah, Bang. Mobilnya dikebut saja supaya kita
cepat sampai di rumah saya!"
"Iya, iya, Bang!" timpal Ersa pula.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
92 Kolektor Ebook "Oooh... akan kuhajar anak itu kalau dia benarbenar melakukannya..."desis Vivin amatlah murka dan
geram. "Ya Tuhaaann! Mengapa anak-anak kita menjadi
sebegitu terperosoknya dalam kesesatan! Kalau sudah
begini, lebih baik kita bubarkan saja Kosmik Junior," ucap
Shera menunjukkan kengeriannya.
Saya setuju, kita bubarkan Kosmik Junior! Buat apa
mereka sukses kalau ternyata kesuksesan mereka
bukanlah kesuksesan yang sejati. Saya juga tidak mengira
anak-anak berani-beraninya memanggil roh ayah-ayah
mereka," timpal Alya ikutan menyesalkan".
"Rewin memanfaatkan kata-kata aku, Vin. Karena
aku jengkel akan kegigihan mereka main musik. padahal
mereka sama sekali tidak berbakat. Waktu itu aku
keceplosan ngomong menyatakan mereka mungkin
berhasil kalau roh ayah mereka menitis dalam diri
mereka. Sungguh mati, aku nggak bermaksud
menyarankan hal itu, Vin," kata Janter memberikan
pengakuannya. "Bukan salahmu, Jan. Bukan salahmu. Anakku
yang bersalah, anakku yang berpikiran sesat. Heran.aku
tak mengerti, dia kan disekolahkan di luar negeri
mengalami peradaban modem mengapa ia percaya pada
hal-hal klenik," rutuk Vivin dengan kesalnya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
93 Kolektor Ebook "Anakku bilang ia tertarik akan materi yang
dihasilkan Kosmik Band, Mbak Vin. Kalau dibandingkan
dengan gajinya sebagai staf di perusahaan famasi maka
penghasilan sebagai musisi jauh lebih besar Selain itu,
anakku juga diiming-imingi mendapatkan keterkenalan
dan popularitas. Tapi mendengar cerita dari Bang Jan,
aku kira mereka mengincar cewek-cewek..
Ayah-ayah mereka yang sudah berumur saja masih
saja dikerubuti cewek-cewek, apalagi mereka yang masih
muda dan segar...dan hal itulah yang tak bisa mereka
dapatkan bila mereka menekuni pekerjaan masingmasing," Shera melontarkan pendapatnya.
"Lintang" panggil Janter sambil menunjuk ke
depan mobilnya. "Sebentar lagi kita akan sampai ke
rumahmu, kau turun duluanlah, kau bawa kunci rumah
kan?" "Oh iya, ya, Bang," sahut Lintang menjadi gugup
dan panik ketika mobil yang dikemudikan Janter semakin


Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendekati rumahnya. Dan begitu mobil Janter berhenti, Lintang
menghambur turun dengan kunci di tangannya. Yang
lainnyapun ikutan turun dan menghambur masuk
setelah Lintang Membuka pintu rumahnya yang tidak
terkunci. Semuanya jadi mengedarkan matanya
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
94 Kolektor Ebook mendapati rumah Lintang yang lengang seperti tidak
berpenghuni. "Steffi," panggil Lintang berjanan menuju kamar
anaknya. Wanita itu tercengang-cengang demi
didapatinya kamar anaknya kosong melompong.
Dengan sigapnya Janter segera berlarian ke
ruangan lainnya yang berada di dalam rumah Lintang.
Namun sepasang anak muda yang dicarinya tidak
nampak batang hidungnya. "Astaga! Mereka tak ada?" tanyanya tak percaya.
"Iya, iya mereka tak ada. Ke mana mereka dan apa
yang sebenarnya merek? telah perbuat?" tanya Lintang
putus asa. Janter mencelingak celingukkan kepalanya
Lantas ia buru-buru menelepon istrinya,
mempertanyakan ihwal peneleponan istrinya karena
orang-orang yang mereka cari itu tak ada. Mendengar
laporan suaminya sang istri pun meyakinkan suaminya
kalau pendengarannya tidaklah keliru.
"Benar, Jan.Aku tak salah mengenali suara yang
menjawab teleponku itu adalah suara Rewin. Nah, b?gitu
aku dengar suaranya, aku menjadi gugup tapi aku tidak
kehilangan akal. Dengan mengaku sebagai teman
Lintang, aku mempertanyakan Lintang dan dijawabnya
kalau Lintang sedang ziarah ke kuburan suaminya. Lantas
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
95 Kolektor Ebook ya sudah, aku ucapkan terima kasih dan dia segera
menutup telepon. Begitu, Jan!"
"Tapi, mereka kok tidak ada ya di sini?
"Berarti mereka pergi. Jan!"
"Pergi? Pergi ke mana?"
"Yaaa, maa kutahu.."
"Ya, sudah deh, Win, entar aku telepon lagi kalau
sudah ada kabat lainnya," putus Janter mengakhiri
teleponnya. Jauter mengangkat wajalmya, dilihatnya Lintang
muncul dari da?am kamar anaknya dan mengacungkan
sebuah handphone "Ini, ini handphonenya Stefli ketinggalan. Jadi dia
pergi... wah,,, pasti dia pergi karena dipaksa Rewin
sampai handphonenya ketinggalan!"
"Astaga!" Janter tercengang mengelahui hal itu,
padahal baru saja ia berniat mengontak handphone
Steffi "Nggg... ke mana ya mereka pergi.." gumammya
tanpa sadar sementara pikirannya terus bekerja. "Eh,
Vin. siapa orang yang membantu Rewin dalam
mengurusi managemen Kosmik Junior?" tanyanya pada
Vivin Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
96 Kolektor Ebook "Ooh, asistennya, Jan. Namanya Hendra."
"Sebaiknya kau telepon dia, Vin, untuk
menanyakan jadwal kegiatan Kosmik Band hari ini.
"Siapa tahu dari jawabannya itu kita bisa melacak ke
manakah perginya Rewin dan Steffi," kata Janter
menyarankan. "Oya, ya, akan kutelepon Hendra sekarang,"
angguk Vivin dengan tergesanya mengeluarkan
handphonenya untuk menghubungi asisten anaknya.
"Ooh, jadi hari ini Kosmik Band ada show di
Cianjur, He... eh: mereka sudah berangkat, jam berapa
mereka berangkat.... apakah Steffi ikutan berangkat...apaa? Ooh yaa, ya... eh mereka ke Cianjur
lewat mana, Hen?" Begitulah Vivin bertanya jawab dengan asisten
anaknya. Hasil tanya jawabnya pun langsung
disampaikan pada Janter dan keempat rekan-rekannya.
"Mereka sudah pergi setengah jam yang lalu ke
Cianjur, lewat Puncak. Steffi ikutan, tapi menurut
Hendra, Steffi kelihatan sakit karena jalannya dipapah
Rewin..." "Jadi bagaimana sekarang, Bang?" tanya Lintang
masih saja menguatirkan anaknya. "Kita susul mereka?"
"Ya, ya, kita susul saja mereka sekarang SyukurTitisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
97 Kolektor Ebook syukur kalau mereka belum manggung sewaktu kita
susul, jadi kita bisa ketemu mereka untuk memastikan
keadaan Steffi. Kita juga peringatkan Rewin, Farel dan
Efik. Nanti kita tunggui mereka sampai pertunjukkan usai
untuk mengurusi persoalan mereka lebih lanjut".
"Kalau kalian sepakat mau membubarkan Kosmik
Junior ya sampaikan saja, supaya nanti setelah seluruh
kontrak pertunjukan terpenuhi, Kosmak Junior benarbenar bisa dibubarkan,"jelas Janter memerinci apa yang
sebaiknya dilakukan Vivin dan rekan-rekannya.
Mendengar detail pengarahan Janter, kelima
wanita itu tersadarkan betapa berpengalamannya Janter
dalam menghadapi urusan pekerjaan anak-anak mereka.
Ternyata mereka pun tak bisa gegabah dalam
membubarkan Kosmik Junior karena harus menunggu
gnup musik itu memenuhi kontrak pertunjukan mereka.
ltu artinya, mereka tak bisa menghentikan aksi gila don
sesat anak-anak merek? dalam tempo singkat.
Kesuksesan pertunjukan mereka itu kan akibat
penitisan roh suami-suami mereka ke dalam tubuh anakanak mereka, maka apa jadinya kalau mereka langsung
menghentikan aksi gila tersebut karena masih banyak
kontrak pertunjukkan yang harus mereka penuhi.
"Sudah, sekarang kita berangkat, tunggu apa lagi?"
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
98 Kolektor Ebook tantang Janter demi dilihatnya Vivin dan rekan-rekannya
menjadi saling berpandangan satu sama lain.
"Eh ya, ya, kita berangkat sekarang saja sambil kita
bicarakan rencana kita dalam perjalanan," putus Vivin
menyetujui. *** Mobil Janter meluncur dalam kecepatan sedangsedang saja karena antrian mobil lainnya tidak
memungkinkanmya untuk mengebut. Memasuki
kawasan Puncak, cuaca berubah mendung. Ketika
akhimya hujan turun, Janter pun mengurangi kecepatan
mobilnya. "Heran, sekarang kan bukan musim hujan, eh kok
mendadak hujan turun?" gumamnya pelan seakan
ditujukan pada dirinya sendiri.
Para penumpangnya tidak menanggapi, mereka
seperti kecapekan setelah cukup lama membahas
rencana mereka. Meski mata mereka masih terbuka,
namun mereka menatap tanpa konsentrasi.
Janter memaklumi kondisi fisik dan psikis para ibu
yang melorot dengan drastisnya setelah mereka
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
99 Kolektor Ebook melakukan penziarahan bersama. Apa yang diungkapkannya setelah Winda meneleponnya tak pelak
lagi mengguncangkan jiwa mereka.
Lantas mereka harus melakukan perjalanan
sebegitu mendadaknya tanpa persiapan berarti. Hal itu
bukan tak mungkin menambah beban pikiran mereka
akan nasib anak-anak mereka.
Jadi, Janter tak mau mengusik ketenangan para
penumpangnya. Diresapinya sendiri saja perasaan yang
terasakan. Sejak hujan turun dan kilat mulai menyambarnyambar. Awan kebiru-biruan memutih laksana salju.
Kepalanya mendongak ke langit sana. Kabut yang
mulai turun serasa mengingatkan Janter pada
kecelakaan maut yang menewasknn para pemusik
Kosmik Band setahun silam.
Ah. ia ingat benar bagaimana hujan juga turun.
Kabut menyelubungi pemandangan di sekitanya. Dan
juga petir yang menggelegar itu terdengar bagai tiada
hentinya. Hujan, kabut dan petir. Setahun lalu, di tempat
yang Sama suasana seperti itu mewarnai perjalanan
pulang mereka. Sekarang, dalam perjalanan pergi
Mereka, melihat lagi air hujan berderai-deraian, kabut
yang memekat dan petir menyambar silih berganti,
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
100 Kolektor Ebook kilatan cahayanya yang memerah di antara bentangan
awan putih. "oh, kecelakaan itu!" Janter terpaku ketika ia tiba
di sebuah tikungan, sangat tajam hingga kemudinya
diputar sedemikian rupanya untuk mengikuti tikungan
itu. Mendadak ia menghentikan mobilnya sampai suara
mendecit terdengar memekakkan telinga para
penumpangnya. "Haah! Ada apa, ada apa, Jaann?"
"Eh, ah, aku hanya teringat kalau disinilah suami
suami kalian tewas. Ya, di tikungan ini!"
"Oooh!" semua penumpangnya berdesah.
Mereka menatapi tempat yang ditunjukkan
Janter tanpa komentar apapun karena perasaan mereka
begitu saja larut dalam kenangan.
'Eh Pak !" Sekonyong-konyong mereka tersentak
saat Janter berteriak dengan mata terarah ke depan
mobilnya. Lantas setelah teriakan itu, ia menurunkan
kaca mobilnya. Para penumpangnya menjadi terheran-heran
ketika Janter lagi-lagi berteriak dengan tidak pedulikan
tetesan air hujan yang mengenai kepalanya karena
setelah kaca mobilnya diturunkan dan kepalanya
dilonggokkan keluar. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
101 Kolektor Ebook "Eh, Pak! Paaak, cepat menyeberangnya,jangan
menghalangi mobil saya!" begtulah Janter berteriak.
"Lho,Jan, kamu ngomong sama siapa? Tak ada
orang yang lewat kok, tak ada orang yang menghalangi
mobil kita," kata Vivin yang duduk di samping Janter
melontarkan keheranannya.
dengan cepat la menoleh pada vivin dengan mata
yang dikerjab-kerjabkan. "eh tadi itu tidakkah kau lihat ada seorang lelaki
kurus, memayungi tubuhnya dengan daun pisang. Ia
berjalan menyeberang jalan,tepat di depan mobilku,
sewaktu aku teruskan perjalanan kita!"
"Ah, tdak. Tidak ada yang lewat kok" jawab Vivin
menegaskan. "Eh,kalian lihat tidak apa yang dilihat
Janter?" tanyanya dengan memutar kepalanya ke
belakang, mengarah ke jok bagian belakang mobil Janter
"Ti..dak. saya nggak lihat siapa pun," "jawab Shera,
Lintang, Ersa dan Alya hampir bersamaan.
"Benarkah itu?" tanya Janter tak percaya.
"Lha iyalah, Jan!"
"Tapi, aku benar-benar melihatnya. Janter
bergumam dengan mata yang terus saja dikerjabTitisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
102 Kolektor Ebook kerjabkan."Eh, coba kuperiksa, pasti dia belum jauh,"
gumamnya penasaran. "Jan! Kau mau ngapain?" tanya Vivin begitu kaget
melihat Janter tahu-tahu saja membuka pintu mobilnya
dan berlarian ke jalanan dengan tak pedulikan air hujan
yang masih tercurah dari langit.
"Eh, ini payung, Mbak Vin. Ini payungnya biar Bang
Janter nggak kehujanan!" teriak Lintang yang segera saja
mengulurkan payung yang berada di dekat tempat nya.
Vivin menerima payung itu dan berniat menyusul
Jater dengan membawa payung supaya lelaki itu tidak
kehujanan. Tapi baru saja pintu mobil dibuka dan saat
payingnya dikembangkan, dilihatnya Janter berbalik lagi
dengan keduatangan dilambai-lambaikan ke arah
penumpang mobilnya. "Ya Tuhaaan " teriaknya setingggi langit. "Aku lihat
di jurang sana, ada mobil yang ... Ooh! Vinnn kau lihatlah,
apakah mobil itu adalah mobil. Rewin?
"Haah Apaaa?" teriak Vivin disergap keter.kejutan
yang amat sangat. Seketika ia menutup payungnya,
menjatuhkannya begitu s?ja dan berlarian, kearah jurang
yang ditunjukkan Janter. Detik berikutnya mereka mendengar teriakan
Vivin yang amatah histeris memanggili nama anaknya
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
103 Kolektor Ebook berulang-ulang. Kontan seluruh penumpa mobil Janter
pun menghambur turun dan berlarian ke tempat Vivin


Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berdiri. Sementara Janter terpaksa menyangga tubuh
Vivin saat tubuh tersebut ambruk, pingsan.
Untuk beberapa saat Janier tepana melihat reaksi
serupa menimpa rekan-rekan Vivin Lintang, Shera,Ersa
dan Alya menjadi sama histerisnya meneriakkan nana
anak masing-masing setelah mereka meyakini mobil
yang berada di dasar jurang itu adalah mobil yang sering
dikemudikan Rewin kalau Kosmik Junior akan manggung
di daerah. Jakarta dan , sekitarnya. Ketika Janter
tersadarkan. ia memerintahkan salah seorang dari
mereka untuk menghubungi kantor polisi terdekat dan
memintakan bantuan Siapa tahu anak-anak mereka
belum tewas dan masih bisa diselamatkan.
Perintah Janter direspons oleh lintang dengan
cepatnya. Dia berlarian ke dalam mobil dan menelepon
kantor polisi setempat. Lantas ia balik lagi membantu
Janter yang memapah Vivin ke dalam mobil. Mobilnya
sendiri ditepikan supaya tidak menganggu kelancaran
lalu lintas di sekitar tempat itu.
Setelah itu Janter dan yang lainnya balik lagi ke sisi
jurang. Mereka tidak pedulikan titik titik hujan dari langit
yang semakin memutih itu membasahi tubuh mereka.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
104 Kolektor Ebook atau beberapa penumpang mobil yang melintasi
tikungan itu turun dan mulai berkerumun.
Tak lama kemudian mobil polisi pun tiba. Bantuan
segera diberikan. Para petugas turun ke jurang untuk
mengevakuasi korban. Terkecuali Vivin yang tergolek
pingsan di dalam mobil, Janter dan keempat isti musisi
Kosmik Band menyaksikan pengevakuasian itu dengan
tegangnya. Dengan peralatan handy talkie, petugas yang
diterjunkan ke dasar jurang tak putus-putusnya
berkomunikasi dengan petqgas lainya yang berada di
atas jurang, melaporkan kondisi korban.
Keempat ibu-ibu menjadi saling berpelukan ketika
mendengar laporan kalau an?k-anak mereka masih
hidup. Janter menghela napas penuh kelegaan meski ia
tetao saja sibuk membantu petugas yang mulai
mengeluarkan tubuh-tubuh korban.
Petugas pertama yang membopong Steffi diangkat
naik ke atas dengan berbagai peralatan bantuan. Lintang
dan ersa menyerbu saat Steffi tiba di bibir jurang lalu
para petugas memasukan tubuh Steffi kedalam
ambulans. Sesudah Steff, giliran Rewinlah yang diangkat.
Selanjutnya Farel dan Effik dan terakhir adalah
supir yang mengemudikan mobil tersebut.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
105 Kolektor Ebook Semua korban yang dibawa dalam dua buah mobil
ambulan itu pun segera saja dilarikan ke rumah sakit
terdekat. Semertara itu, mobil Jater menyusul di belakang
mobil Ambulan. Para ibu bertangisan menatap ambulan
yang membawa tubuh-tubuh anak mereka. Tangisan
mereka menjadi mereda ketika Vivin mulai Siuman.
Lintang dan Ersa yang duduk di belakang tempat
duduk Vivin pun merubungi Vivin.
" Mbak Vin, anak-anak kita semuanya selamat.
Anak-anak kita masih hidup!"
"Ooh! benarkah itu? Rewin juga selamat?"
"Ya, selamat, hanya cedera saja. Tapi pasti tubulya
akan pulih setelah dirawat di rumah sakit. Nah, kita
sedang menuju rumah sakit. Tuh di depan ada dua
ambulans yang mmbawa anak-anak kita.."
"Ooh, syukurlah," desah Vivin dengan helaan
napas teramat panjang. latas ia menoleh kebelakang,mempertanyakan Stefli Fare!, dam Efik. Dan
dua rekan-rekannya itu memberikan jawaban yang
melegakan karena anak-anak mereka juga ditemukan
dalam keadaan yang masih hidup dan berhasil
dievakuasi. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
106 Kolektor Ebook Berhubung Vivin jatuh pingsan, maka dengan
antusiasnya mereka menceitakan pengevakuasian anakanak mereka. Sehabis mendengarkan cerita itu, Vivin
tercenung seperti sedang mengingat sesuatu. Lantas ia
pun berpaling pada Janter.
"Eh,Jan,sudahkah kau temukun orang yang kau
cari itu?" "Orang yang kucari? Siapa y?ng kucari, Vin?"
Janter balik bertanya dengan herannya karena tidak
mengerti. "Lho, itu..Lelaki yang kau bilang berjalan dan
menghalangi mobilmu, yang memayungi tubuhnya
dengan daun pisang. "Ooh, nggak, Vin, aku nggak ketemukan kok,
malahan aku tidak ingat lagi orang itu setelah kau
memastikan mobil Rewin yang terperosok ke dalam
jurang..Eh, astaga! Orang itu sungguh misterius... kalau
bukan karena gara-gara orang itu, mungkin kita tak
bakalan cepat mengetahui anak-anak kita mengalami
kecelakaan lalu lintas!" teriak Janter menjadi tersadarkan
seketika. Para penumpangnya pun saling berpandangan
dengan herannya Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
107 Kolektor Ebook "Astaga!" bisik Janter dengan suara bergetar
menahan perasaan tak percayanya. "Aku sungguh
melihatnya, aku tak mengerti mengapa kalian tak
melihatnya. Sewaktu aku berlarian menyusulinya
memang aku tidak lagi melihatnya dan...di bibir jurang
itu, saat aku terus menatapi ke ujung jalanan entah
mengapa aku jadi teringat akan tempat itu, t?mpat di
mana mobil kami juga terperosok ke jurang setahun yang
lalu. Janter berdesah dengan perasaan terhanyutkan.
Suaranya terdengar lagi memaparkan perasaannya.
"Memang sebelum kita sampai ke tikungan itu,
aku terkenang akan kejadian setahun lalu karena
suasananya mirip sekali. Hujan, petir, awan yang
memutih, kabut yang memekat... Dan, aku terkaget
kaget ketika melihat sebuah mobil terperosok di jurang
yang sama, pikiranku langsung saja teringat anak-anak
kita dan menguatirkan merekalah yang jadi korban.
Makanya aku panggilkan Vivin untuk menanyakannya
dan ternyata dugaanku benar..
"Aneh juga ya, Jan. Kalau bukan karena kau
penasaran akan orang misterius itu, belum tentu kita
dapat mengetahui kecelakaan yang menimpa anak-anak
kita secepat ini dan anak-anakpun bisa diselamatkan
timpal Vivin ikutan mengomentari.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
108 Kolektor Ebook "Jadi, siapakah sebenamya orang misterius itu?"
tanya Shera, Lintang, Alya,dan Ersa hampir bersamaan.
Janter tercengang ditanyai demikian Matanya
meliriki para penumpangnya lewat kaca spionnya.
"Eh,itu rumah sakitnya sudah dekat!"teriak Vivin
seketika mengalihkanperhatian rekan-rekannya dari
orarg misterius yang sedang mereka perbincangkan.
"Ayolah kita turun," ajak Janter buru-buru
menepikan mobilnya dihalaman rumah sakit yang tidak
begitu luas. Mereka pun berhamburan turun. Janter
merupakan orang terakhir yang keluar dari mobilnya.
Mereka berkumpul di depan ruangan gawat
darurat sambil menyaksikan para petugas dan sejumlah
paramedis memasukkan korban-korban ke dalam
ruangan gawat darurat. Beberapa dokter nampak
dengan cekatannya mulai melakukan tindakan medis.
Janter dan kelima wanita terduduk lesu. Setelah
cukup lama menunggu, Janter pun berniat membelikan
makanan bagi mereka. Dan tawarannnya disambut baik
oleh Vivin. Maka Janter pun pergi ke warung-warung nas?
yang berada di sekitar rumah sakit. la memesan lima
bungkus nasi dan lima botol minuman. Pemilik warung
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
109 Kolektor Ebook makan itu pun membungkuskan pesanannya dengan
sigapnya. "Tadi itu ada kecelakaan ya Pak, kok saya lihat ada
dua mobil ambulans?" tanya sipemilik warung nasi ingin
tahu. "Oh iya, Pak. Keluarga kami yang menjadi
korbannya."Bla bla bla Janter pun mulai menceritakan
kecelakaan lalu lintas tersebut, Termasuk bagaimana ia
bisa berhenti di tikungan yang dingatnya memakan
korban jiwa setahun lalu.
Tidak disangka-sangka si pemilik warung nasi
menyarankannya untuk nencari orang pintar" "Bapak
carilah orang pintar, tanyakanlah soal orang mstenus itu
karena menurut saya, kalau setahun lalu tempat itu
sudah memakan korhan, maka tempat itu bukanlah
tempat sembarangan. Siapa tahu ada penghuninya.
Kalau sekarang di tempat yang sama korban berjatuhan
lagi dan ternyata korban-korban itu merupakan anak
anak dari korban terdahulu, ini pasti ada maksudnya!"
"Oh, begitukah, Pak? Eh, Bapak kenal tidak orang
pintar seperti itu di daerah sekitar sini, bisakah Bapak
kenalkan pada saya supaya saya mintakan bantuannya?"
tanya Janter dengan antusiasnya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
110 Kolektor Ebook "Ada, ada, Pak. Namanya Pak Mirat. Rumahnya
diujung desa. Kalau Bapak menemuinya sekarang ya tak
bisa karena beliau suka bepergian. Nanti agak sore an
sekitar pukul lima, dia baru pulang. Kalau Bapak mau
ketemu, Bapak datang lagi ke sini biar nanti saya akan
antarkan kerumah Pak Mirat."
"Ya, terima kasih scmebelumnya, Pak. Eh, jadi
berapa nih nasi bungkus dan minumannya!" tanya Janter
pula. Setelah membayar iapun berpamitan dengan janji
akan datang lagi nanti sore.
Janter balik ke rumah sakit. la segera
menceritakan hasil perbincangannya dengan pemilik
warung nasi. Vivin dan rekan-rekannya menjadi
bergairah mendengar rencananya akan menemui Mirat,
orang pinter yang dikenal si pemilik restoran. Mereka
jadi t?rtarik ikut menemui si orang pintar.
Maka sorenya, Janter dengan disertai Ersa dan
Alya menemui Mirat sementara Vivin dan yang lainny
menunggu di rumah sakit. Rasanya untuk pertama kali dalam hidupnya,
Janter menemui orang pintar. Seorang lelaki tua dengan
tubuh yang masih kelihatan bugar menyambut
kedatangan mereka. Si pemilik warung nasi
mengenalkan Janter dan kedua wanita yang
menyertainya. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
111 Kolektor Ebook Setelah mengenalkan si pemilik warung nasi
berpamitan Kini tinggal Mirat berhadapan dengan tamutamunya. Lelaki tua itu pun mempersilahkan Janter
menyampaikan persoalannya.
Setelah mendengarkan semua kejadian yang
dialami Janter dan anak-anak dari pemusik yang pernah
dimanagerinya itu, Mirat terdiam cukup lama. Matanya
yang tajam itu menatapi tamu-tamunya bergantian.
Akhimya ia buka suara dan ternyata amatlah
singkat petunjuk yang disampaikannya.
"Nanti setelah anak-anak kaiian pulih, kita ke sana
untuk mengadakan ritual khusus!
"Sudah, hanya itu Pak Mirat?" tanya Janter
berhati-hati. Yang ditanya pun menganggukkan
kepalanya "Ya,kalian pulanglah karena sekarang ini tak ada
yang bisa kalian kerjakan!"
"Baik, baik, Pak Mirat. Terimakasih atas bantuan
Bapak,"jawab Janter seger saja berpamitan.
*** Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
112 Kolektor Ebook 5 Setelah hampir sepuluh jam tak sadarkan diri,
akhirnya Steffi pun mulai siuman. Kelopak matanya
terbuka perlahan-lahan dan dilihatnya kamar yang serba
putih, ia sendiri tergolek di sebuah ranjang bersprei
putih. Bola matanya bergerak dan didapati tubuhnya
terbalut perban putih dengan slang infusan menancap di
lengannya. Melihat semuanyaitu, Steffi pun tersadarkan
kalau dirinya berada di rumah sakit.
Lantas

Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dikerahkannya ingatannya untuk mengingat-ingat apa yang telah terjadi atas dirinya. Steffi
memejamkan matanya kembali dan perlahan benaknya
memunculkan kembali bayangan kejadian yang telah
dialaminya. Pagi itu ia terbangun karena suara ketukan pintu
kamarnya. Lantas suara ibunya terdengar memberitahukan kalau sang ibu akan nyekar ke kuburan
ayahnya pagi itu. "Stef, sarapanmu sudah Mama sediakan di meja
ya. Sekarang Mama mau berangkat. ' ucapan ibunya
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
113 Kolektor Ebook menjadi terputus ketika Steffi muncul dari dalam
kamarmya. "Oh kalau kau sudah bangun, pintu tidak Mama
kunci ya, nanti habis sarpan kau sirami bunga-bungaan
ya, Mama tak sempat lagi karena sudah dijemput bude".
"Ya, Ma Mama pergi saja, biar nanti Steffi yang
sirami bunga-bungaan,'jawab Steffi dengan kepala
terangguk. Sang ibu pun beranjak pergi. Steffi segera
menyirami bunga. Habis menyiram bunga, ia mandi.
Ketika ia masuk ke dalam kamamya untuk
mengemasi pakaiannya, didengarnya ada suara mobil
yang mendekat di depan rumahnya.
Betapa kagetnya Steffi ketika melihat yang datang
adalah Rewin. Seketika ia jadi panik membayangkan apa
yang akan diperbuat Rewin dalam rumahnya yang sepi.
Lantas gadis itu buru-buru mengambnl wadah plastik
berisikan tanahkuburan ayahnya.
Ditaburinya serpihan tanah itu di sekeliling
tubuhnya dan setelah itu, ia melafakanm manteramantera.
Sayup-sayup didengarny? telepon rumahnya
berdering lantas deringnya menghilang begitu saja
digantikan suara ketukan pintu kamarnya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
114 Kolektor Ebook "Stef, Steffii,"'panggil Rewin pula.
Steffi menyelesaikan pelafalan manteranya
adengan cepatya. Lantas dia keluar dari kamarnya.
Melihat Rewin berdiri di depan kamarnya dengan mulut
menyerigai, pahamlah Stelfi akan maksud sesungguhnya
dari kedatangm Rewin kerumahnya sepagi itu.
"Ah, sepagi ini kau sudah terlihat cantik dan
segar.." "Ada apa kau ke sini sepagi ini, Win?" tanya ?tefi.
tanpa menaggapi rayuan gombal dari pimpinan grup
musiknya. "Aku kangen sekali sama kamu, Steff"
Steffi tidak menggubris peryataan kangen Rewin.
la ngeluyur ke teras rumahnya. Maksudnya supaya
mereka tak berada di dalam rumah. Dan Rewin baru
menyadari hal itu ketika Steffi mau membuka pintu.
Dengan cepatnya ia menahan gerakan tangan
Steffi. dan tanpa ba dan bu lagi, tubuh gadis itu ditariknya
dan dipeluknya. Kontan saja Steffi memberontak.
Tangannya melayang dan sebuah tamparan amat keras
mendarat di pipi Rewin. "Aduh! Kamu menamparku sekeras ini, Stef!"
pekik Rewin kesakitan. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
115 Kolektor Ebook "Bukan aku yang menamparmu, tapi ayahku, Win!
Tadi aku sudah panggil roh ayahku dan.sekarang tubuhku
sudah terisi roh ayahku. Jadi kalau kau berniat macammacam... rasakan saja, ayahku yang bakalan
menghabisisimu!" Rewin menyeringai tak percaya. Dikiranya gadis itu
main-main dengannya. Dengan tak peduli akan beliakan
mata Steffi, Rewin menyergap tubuh gadis itu,
mengecupi bibirnya dengan hasrat yang tak terbendung
lagi. Namun lagi-lagi Rewin menghadapi kekuatan yang
melebihi kekuatan milik seor?ng gadis muda.
Sepasang tangan gadis itu mendorong dadanya
hingga tubuhnya tersungkur dan sebuah tendangan
mendarat di pahanya. "Aduh! Kau. "Rewin meringis kesakitan. Ia tatapi
Steffi yang berdiri dengan garangnya, dengan kedua kaki
yang mengangkang seakan siap untuk menerjang
tubuhnya. Saat itu, tersadarlah Rewin, iapun segera berdiri
dan dengan garangnya lelaki itu mengambil ancangancang.
"Heh yang kau lawan itu bukan Rewin, Wendo!
Melainkan Osman! Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
116 Kolektor Ebook Nih, aku akan bikin perhitungan denganmu. Aku muak
melihat tingkah pengecutmu yang sok alim!" Teriakan
Rewin terdengar disusul dengan teriakan Steffi. Lantas
baku hantam itu terjadi. Steffi terdesak. Beberapa kali
hantaman pukulan Rewin mengenai rahangnya.
keseimbangan tubuhnya mulai goyah Ketika akhirnya
tubuhnya roboh. pada saat bersamaan handphone
Rewin berbunyi. lapun segera menjawab panggilan
telefonnya dengan tidak pedulikan Steff.
Ternyata yang menelepon Rewin adalah Hendro
as?stennya. la menanyakan di manakah Rewin berada.
sekarang karena Efik dan Farel sudah menunggunya di
kantor managemen mereka. Nanti siang kan mereka mau
maggung di Cianjur dan mereka harus berangkat pagi.
Demi dingatkan akan hal itu, Rewin menyatakakan
segera meluncur ke kantor managemen bersama dengan
Steffi yang dikatakannya akan dijemputnya.
Lantas ia pun mengajak Steffi untuk segera
berangkat tanpa mengingat perkelahian mereka yang
belumlah selesai. Dan Steffi pun menurut saja. la sama sekali tidak
ingat akan rencananya ke rumah Janter karena pikir?nya
sudah dikuasai roh ayahnya. Maka keduanya segera
berangkat. Setibanya di ke kantor managemen,Efik dan
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
117 Kolektor Ebook Farel bergabung dengan mereka. Supir yang biasa
menyupiri mobil Rewin pun muncul.
Seingat Steffi, mereka langsung saja berangkat
menuju Cianjur. Lantas dalam perjalanan ia tertidur pulas
sekali. Samar-samar dirasakan olehnya mobilnya
berguncang amat keras. Setelah itu, ia tidak ingat apaapa lagi.
Kelopak mata Stefi terbuka ketika didengarnya
suara pintu dibuka. Dilihatya ibunya menghambur
keranjangnya dengan berteriak menyeru namanya.
"Ooh Stefii... kau sudah Sadar, Nak?"
"lyaa, Ma. Kenapa Steffi ada di sini dan apa yang
sudah terjadi atas diri Steffi?"
"Kalian mengalami kecelakaan di daerah Puncak.
Mobil kalian terguling dan terperosok kedalam jurang.
Untunglah kalian hanya cedera saja, nyawa kalian tidak
melayang seperti ayah-ayah kalian. "Ooh! Mama kuatir
sekali, Kamu.. kamu tak apa-apa kan? Maksud mama..
Oom Janter sudah beritahukan soal pemerkosaan Rewin
terhadapmu Kemarin pagi itu sewaktu Mama tinggalkan
kamu, Rewin kan datang. Apa yang ia lakukan pada
dirimu, Stef?" tanya Lintang dengan begitu cemasnya.
Steffi pun menceritakan apa yang diingatnya
hingga sang ibu menjadi lega.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
118 Kolektor Ebook "Kalau begitu kau berisirahatlah memulihkan
tubuhmu. Jangan pikirkan apa-apa lagi.Rewin akan kami
urus supaya dia tidak berusaha lagi menggodamu"
Steffi menganggukk?n kepalanya. Perhatian
mereka beralih pada dokter dan perawat yang muncul
untuk memeriksa tubuh Steffi. Lintang pun segera keluar,
ia tidak sabar lagi untuk menyampaikan pengakuan
anaknya pada Vivin. Vivin yang berjaga di depan kamar perawatan
anaknya,menjadi amat lega mendengar hal itu. Vivin dan
Lintang pun berpelukan saking terharunya karena seakan
mereka lolos dari bahaya.
Sekarang kita tinggal menunggu mereka pulih
supaya saran Pak Mirat dapat kita penuhi," kata Vivin
pada keempat rekan-rekannya yang sudah sehari
semalaman menunggu dirumah sakit.
"Tentu saja aku tak bisa langsung menegur
Rewin,aku akan tunggu waktu yang tepat, sambungnya
pula. "Eh, Bang Janter ke mana?" tanya Lintang mencaricari dengan matanya.
"Dia sedang menghadap dokter, tadi aku tak
sabaran ingin mengetahui perkembangan kesehatan
anak-anak kita," kata Alya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
119 Kolektor Ebook "Tuh, Bang Jan sudah balik!" tunjuk Alya dengan
gembiranya. Maka Janter pun dipanggil dan diberitahukan
mengenai sudah siumannya Steffi dan dapat mengingat
apa yang telah terjadi dengan dirinya sebelum
kecelakaan. "Ooh syukurlah kalau begitu," tanggapnya
seketika. Jadi kita tinggal menunggu anak-anak pulih,
Menurut dokter minggu depanlah baru boleh pulang,
kalau dalam satu dua hari ini belum bisa karena luka
mereka belum sembuh"
"Ya ya Jan. Kita tinggal menunggu mereka puli",
"Eh, kalau begitu, nanti begitu anak-anak
diperbolehkan pulang, dalam perjalanan pulang kita
lakukan ritual yang disarankan Pak Mirat?"
"Setuju,Mbak Vin. Saya setuju. Makin cepat makin
baik, kalau ditunda-tunda kok bikin hati ini resah.."
"Tapi saya kok jadi terpikirkan dampak dari ritual
Pak Mirat. Kalau beliau mampu melepaskan anak-anak
dari roh ayah-ayah mereka, apa jangan-jangan nantinya
keahlian mereka dalam bermusik juga akan lenyap?"
"Sudah pasti, Jeng. Lha kita kan sudah sepakat
untuk membubarkan Kosmik Band, jadi kita ambillah
resiko itu.." Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
120 Kolektor Ebook Begitulah mereka mememikirkan dampak dari
pelepasan roh yang nantinya akan dilakukan Mirat di
tempat kecelakaan. Dan akhinya perdebatan mereka
melahirkan kesepakatan yaitu apa pun resikonya akan
mereka terima sebab keselamatan anak-anak mereka
jauh lebih penting, *** Udara dingin amatlah menusuk,menjelang pukul
dua belas malan, dua buah mobil terparkir di lokasi
kecelakaan. Salah satunya adalah mobil Janter yang
berpenumpanh lima orang wanita. Yang lainnya adalah
mobil sewaan berisikan Mirat dan kelima korban
kecelakaan yang terdiri dari empat anggota Kosmik
Junior dan supir. Para penumpangnya terlihat segera keluar. Mirat
memimpin di depan gerombolan anak-anak band yang
akan menjalani ritual khusus, mulai dari ruwatan sampai
acara pelepasan roh. Mirat juga akan berhubungan
dengan roh-roh dari para pemusik Kosmik Band supaya
mereka tidak lagi berkeliaran atau mempengaruhi anakanak ereka. Apalagi sampai memanfaatkan tubuh anakanak mereka untuk lakukan apa yang belum sempat
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
121 Kolektor Ebook mereka lakukan karena keburu tewas dalam kecelakaan
setahun lalu. Empat anak band mengikat tubuh mereka dengan
tali tebal yang dipersiapkan Mirat. Mereka akan turun
sampai ke dasar jurang untuk mengikuti ritual yang
dipimpin oleh Mirat. Satu persatu anak-anak band itu
pun turun dengan dibantu Janter yang ikut memegangi
tali penyangga tubuh mereka.
Setelah semuanya turun, Janter, supir Rewin dan
kelima berjaga di sis? jurang, Mereka amat tegang
menantikan ritual berlangsung. Asap dupa yang
membumbung dari dasar jurang itu terhirup hidung
mereka, Tajam dan amatlah menusuk.
Mereka juga mendengar suara Pak Mirat yang
melakukan pengusiran roh. Su?ra itu berselang seling
dengan suara teriakan kesakitan anak-anak mereka.
Satu jam kemudian ritual usai. Semua peserta itu
lalu naik lagi ke bibir jurang dengan tubuh melunglai dan
wajah amat lesu. "Sudah, Pak Mirat? Berhasilkah?" tanya Janter tak
sabaran. "Ya, sudah. Roh-roh ayah mereka sudah saya
kembalikan ketempat yang semestinya. Saya juga sudah
minta agar mereka tidak mengusik anak-anak lagi,"


Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
122 Kolektor Ebook jawab Mirat dengan suaranya yang berat dan
berwibawa, "Lantas, apakah dengan kembalinya roh ayah
mereka itu maka kemampuan bermusik mereka akan
hilang sama sekali?"
tanya Vivin melontarkan pertanyaan yang sudah begit? lama dipendam.
,"Ooh. tidak. Ketika tadi saya mintakan mereka
kembali ke alam masing-masing, justru mereka
menyatakan kesediaan mereka itu setelah...mereka
menurunkan keahlian mereka pada anak mereka
masing-masing.." "Ah, jadi ayah mereka menurukan keahlian
mereka itu pada anak-anak mereka?" Janter menjadi
begitu gembira mendengar hal itu.
Mirat takzimnya menganggukkan kepalanya dengan "Benar, tapi dengan salah satu syarat yang amat
berat. Andai salah satu di antara merek? mulai
menyimpang, maka semuanya akan kehilangan keahlian
tersebut!' "Ooh! Pasti mereka mensyaratkan hal itu untuk
menjaga kekompakan dan kesucian setiap anggota
Kosmik Band,"cetus Janter.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
123 Kolektor Ebook "Ya, ya, Bapak benar. Sekarang, semua sudah
selesai.." "Terima kasih Pak Mirat, kami akan antarkan
Bapak pularg" sahut Janter buru-buru menyalami leiaki
tua itu. yang lainnya ikutan menyalami termasuk
keempat anak band tersebut.
Malam makin larut. Dua mobil beriring-iringan
mengantarkan Mirat pulang kerumahnya, lantas mobil
itu melesat memuju Jakarta
*** Panggung musik Indonesia kembali bergetar.
Kecelakaan yang menimpa seluruh personil Kosmik Band
menyebabkan para fansnya berduka. Namun duka
mereka berubah menjadi kegembiraan yang meluapluap ketika pada pertunjukan mereka yang pertama
setelah keluar dari rumah sakt, mereka tampil amat
memuaskan para pecintanya.
Usai pentunjukan, Vivin mengawal anaknya amat
ketat. Dan sang anak kelihatannya tidak memprotes.
malah seringkali terlihat menggelayuti lengan ibunya
dengan manjanya. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
124 Kolektor Ebook "Mama tak usah kuatir, Rewin udah sadar kok.
Sewaktu Rewin ikuti ritualnya Pak Mirat itu, tahu tidak
Ma, tubuh Rewin merasa amat panas seperti terbakar
dan ada suara yang memperingatkan Rewin untuk tidak
bemain-main dengan roh-roh dari orang yang sudah
mati. Jadi, Rewin kapoklah untuk mengulangi perbuatan
itu..." "Ya, ya,syukurlah kalau begitu. Tapi Mama akan
tetap mengawasi kamu sebab kalau kamu bikin ulah
karena kamu yang paling dominan mempengaruhi anakanak band lainnya, maka band kalian akan hancur!"
"Ooh, Rewin juga mengerti kok, Ma. Malahan
Rewin bertekad mempertahankan band apalagi Papa
sudah menurunkan keahliannya pada Rewin. Masak sih
Rewinm membalas kebaikan Papa dengan bikin ulah
lagi? "Mama senang kamu sudah sadar dan semakin
dewasa dalam nenyikapi satu persoalan. kamu jangan
mempermainkan cewek-cewek yang menjadi fans kamu
ya?" kata Vivin lagi-lagj memperingatkan anak semata
wayangnya. "Pasti, ma. Rewin nggak bakalan deh memainkan
mereka Setelah ritual itu, Ma, sebenarnya ada yang
berubah dalam diri Rewin..."gumam Rewin amat pelan.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
125 Kolektor Ebook "Berubah bagaimana?"
"Rewin berubah dalam memandang Stefi, Ma,
Rewin jadi sening merindukannya dan kerinduan Rewin
murni lho, tidak diselubungi napsu kayak dulu. Iya, Ma
kalau berada dekat Stefi, Rewin jadi malu, salah tingkah
dan gemetaran.." "Astaga! Itu tand-tanda kamu jatuh cinta padanya
Anakku!" " teriak Vivin meluapkan keba-mhagiaannya
karena menemukan pribadi sebenarnya dari dalam diri
anaknya. Ternyata perasaan hampir sama menimpa Steffi.
Lintang membisikkannya pada Vivin. Karenanya kedua
Wanita itu sepakat menjadi mak comblang dari anakanak mereka.
Alya dan Shera pun mengalami kegembiraan
karena anak-anak mereka berubah 'normal'. Baik Farel
maupun Efik menjafi giat berlatih dan mulai menciptakan
lagu. Orang yang paling berbahagia tentunya adalah
Janter. Sekarang ia tidak bisa lagi mengelak permintaan
isteri-isteri dari para pemusik yang pernah
dimanagerinya untuk menjadi manager dari Kosmik
Junior. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
126 Kolektor Ebook Terkadang ia teringat akan peristiwa itu dan
menjadi meremang bulu kuduknya demi disadarinya
banyak hai-hal misterius yang terjadi. la bersyukur
semuaya itu tidak menghancurkan kehidupan 'anakanaknya'
Aneh sekali, sampai detik ini lelaki separuh baya
itu tak mengerti siapa sebenarnya orang misteius yang
muncul di tengah hujan yang seakan menuntunnya ke
tempat kecelakaan itu. Rasanya bukan suatu kebetulan belaka bila ia
dipertemukan dengan Mirat lewat obrolan isengnya
dengan seorang pemilik warung nasi.
"Ya, ya, aneh sekali. Tapi... Ah. sudahlah. Buat apa
ia memusingkan kepalanya dengan memikirkan
kemisteriusan yang tak pernah bisa dipecahkannya. Ada
yang lebih penting dari semua itu, perjalanan pemusik
legendarisnya tidak terputus oleh kematian karena Ia
bisa menyaksikan bagaimana anak-anak mereka
melanjutkanya. SELESAI Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
127 Ketika Barongsai Menari 4 Puri Rodriganda Karya Dr. Karl May Kemelut Blambangan 9
^