Pencarian

Titisan Roh Sang Legenda 1

Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita Bagian 1


Kolektor Ebook Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
1 Kolektor Ebook Tara Zagita TITISAN ROH SANG LEGENDA Sinar Matahari Jakarta Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
2 Kolektor Ebook TITISAN ROH SANG LEGENDA Oleh Tara Zagita Cetakan pertama, 2007 Gambar sampul oleh Fan Sardy
Penerbit Sinar Matahari, Jakarta
Hak cipta pada Penerbit Dilarang mengcopy atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
3 Kolektor Ebook PERNYATAAN File iiai adalah sebuah usaha untuk melestarikan buku-buku
novel Indonesia yang sudah sulit didapatkan di pasaran dari
kemusnahan, dengan cara mengalih mediakan menjadi file
digital. Tidak ada usaha untuk meraih keuntungan finansial dari
karya-karya yang coba dilestarikan ini.
File ini dihasilkan dari konversi file Image ke DJVU lalu menjadi
teks yang kemudian di kompilasi menjadi file PDF.
Sumber Image Bapak Awie Dermawan
Djvu Kang Ozan Edit & Ocr Yons Dipersembahkan untuk grup Facebook Kolektor Ebook
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
4 Kolektor Ebook 1 Suara isakan tangis terdengar dari seantero
penjuru ruangan yang dipenuhi sanak keluarga serta
para pelayat. Semua mata seakan terpaku menatapi
empat buah peti mati yang berj?jar di tengah ruangan.
Empat buah peti mati dengan empat orang
penghuni abadinya menjadi pemandangan amat
memilukan. Sanak keluarga yang berada di sekitar
keempat peti tersebut tak kuasa membendung
kepedihan hati mereka atas kepergian keempat orang
yang mereka kasihi. keempat orang itu adalah Osman, Wendo,Rombe
dan Pompi. Meskipun mereka tidak terikat hubungan
darah namun karena sudah puluhan tahun bekerja sama
sebagai pemusik dari grup band Kosmik,maka praktis
hubungan persaudaraan pun terjalin di antara mereka.
Siapa yang tidak tidak mengenal Kosmik Band.
Pada era tahun tujuh pu?uh limaan mereka begitu
populer sebagai grup musik aliran sweet pop. Selama
hampir Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
5 Kolektor Ebook dua dekade lagu-lagu ciptaan mereka digandrungi anakanak muda pecinta musik.
Setelah vakum sepuluh tahunan akibat
pertambahan usia mereka dan pemunculan grup musik
generasi baru, Kosmik Band muncul lagi membawakan
lagu-lagu lawas mereka. Tembang-tembang ciptaan
mereka seakan menggaungkan kembali nostalgia para
pecintanya akan masa-masa remaja mereka.
Orang yang paling berjasa akan pemunculan
kembali Kosmik Band adalah Janter Katopo, seorang
musisi seangkatan dengan Kosmik Band yang menjadi
fans fanatik grup musik beraliran sweet pop tersebut.
Setahun lalu Janter terinsiprasi untuk 'menghidupkan' kembali Kosmik Band ketika berjalanjalan di Belanda dan mampir ke sebuah restoran. Di sana
ia mendengar lagu-lagu Kosmik Band diputar si Pemilik
restoran yang rupanya berasal dari Indonesia.
Sungguh Janter tidak menyangka dia dapat
mendengar lagu Kosmik Band nun jauh dari negeri
asalnya. Suasana nostalgia pun terasakan. Dan hal itu
menggumpalkan kerinduannya pada pemusik legendaris
favoritnya. si pemilik resoran yang ditanyainya pun
mengaku betapa hampir setiap harinya ia memutar lagulagu Kosmik Band yang terasa tak lekang oleh waktu.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
6 Kolektor Ebook Karena kesederhanaan melodinya, lirik lagunya
yang terkesan manis dan indah serta kenangan yang
terbawa dari alunan lagu tersebut.
Maka begitu pulang ke Jakarta, Janter mulai
menghubungi satu persatu personil Kosmik Band.
Semula rencananya memang tidak begitu direspons para
personil yang merasa sudah karatan' untuk bernyanyi
lag?, apalagi bersaing dengan musisi generasi baru yang
Memiliki warna musik lebih segar dan kreatif.
Tentu saja Janter menepis anggapan itu. Niatnya
memunculkan Kosmik Band justru untu mengisi
kekosongan pasaran musik generasi seusia mereka yaitu
di atas usia lima puluh tahunan. Karena tak ada grup
musik seangkatan mereka yang masih bertahan saat ini.
Dan sebagai grup musik yang dinilai legendaris, Kosmic
Band harus mampu memenuhi nilai kelegendarisan
mereka dengan membuktikan keeksisan mereka yang
tak lekang dimakan waktu.
Akhinya bujukannya berhasil. Lambat laun Janter
mampu menggugah hati satu persatu personil Kosmik
Band. Mereka mulai berlatih membawakan lagu-lagu
lama mereka Seiring dengan perkembangan jaman, tak
lupa mereka memberikan sentuhan dan aransemen baru
meski warna asli lagu mereka tetap dipertahankan.
Kemunculan pertama mereka di sebuah stasiun
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
7 Kolektor Ebook televisi swasta dalam suatu acara musik terbilang sukses
besar. Sejak saat itulah Kosmik Band tampil di manamana dan mendapatkan sambutan amat meriah dari
para,pengemarnya. Selama hampir setahun mereka
meraup kesuksesan dalam setiap show. pertunjukan dan
berbagai tur. Namun sayangnya kesuksesan mereka harus
berakhir olehjemputan maut. Dalam perjalanan pulang
mereka setelah menyelesaikan tur pada sepuluh kota,
keempat personil Kosmik Band dan seorang supir tewas
dalam kecelakaan lalu lintas di daerah Puncak.
Menurut Janter satu-satunya orang yang selamat
dari musibah tersebut, mobil yang mereka tumpangi
tergelincir ke sisi jurang di sebuah tikungan ketika
menghindari sebuah truk yang datang dari arah
berlawanan dengan kecepatan cukup tinggi:
Malang tak dapat ditolak, mobil mereka yang
sudah tergelincir itupun akhirnya terguling beberapa kali
hingga kedasar jurang. Supir dan keempat penumpang
mobil tewas seketika. Hanya Janterlah satu-satunya
penumpang yang selamat meski terluka cukup parah.
Kini, lelaki itu duduk di kursi roda dengan tubuh
yang sebagian besar dibalut perban. Nampak benar ia
begitu berduka, terpukul dan merasa amat kehilangan.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
8 Kolektor Ebook . Ah, Janter berdesah. Kabut di matanya tak
mampu dienyahkan seperti kabut yang dilihatnya pada
malam naas itu. Diantara gerimis hujan segalanya
berlangsung begitu cepat. Suara mobil berdecit yang
disusul dengan suara teriakan kepanikan dan guncangan
amat hebat dirasakannya sebelum kesadarannya lenyap.
Lantas Janter teringat lagi pembicaraan
terakhirnya dengan keempat personil band yang
dimanagerinya selama ini. Ketika mengakhiri tur musik.
Sebenanya keempat personil bandnya itu enggan pulang
malam itu. Mereka memintanya menunda kepulangan
sampai besok paginya, tapi Janter menolak.
Sekarang lelaki berjabatan sebagai manager itu
menyesali keputusann?a Entah mengapa ia jadi merasa
bersalah telah memutuskan akan pulang malam itu juga.
Meski dalam perenungannya akan kematian anak-anak
bandnya itu, Janter menginsyafi kematian mereka
ditentukan Sang Pencipta.
Sementar? itu, wajah-wajah duka menyelimuti
keluarga besar dari keempat personil Kosmik Band,
Keempat istri dan anak-anak mereka bertangisan tanpa
henti. Istri Osman yang merupakan pemain keyboard
Kosmik Band bernama Vivin nampak beruraian air
mata. Beberapa kali ia terlihat menelepon adik lelakinya
yang sedang menjemput anaknya, Rewin di bandara.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
9 Kolektor Ebook Sama seperti reaksi sang ibu ketika mendengar berita
kematian suaminya. maka sang anak yang sudah lima
tahunan tinggal di Amerika itu pun menjadi amat
terkejut. la segera memutuskan untuk pulang ke tanah
air secepatnya untuk mengantarkan ayahnya
keperistirahatan yang terakhir.
Personil Kosmik Band yang kedua adalah Ronbe.
gitris handal yang jari jarinya amatlah piawai dalam
memetik senar gitar. Istinya Shera memiliki tiga orang
anak, dua laki-laki dan satu orang perempuan. Farel anak
sulung Rombe yang baru menyelesaikan kuliahnya di
Australia sudah tiba sejam lalu. Ia amat terpukul dengan
kepergian ayahnya,wajahnya nampak berduka.
Personil ketiga adalah Pompi yang pegang basist
dan sekaligus menjadi vokalis Kosmik Band. Sang vokalis
beristrikan Alya dan mempunyai tiga orang anak. Anak
sayangan Pompi si bungsu Efik terlihat gemetaran di sisi
peti jenazah ayahnya sementara ibu dan kedua kakak
perempuanya berurai air mata.
Personil terakhir Kosmik band adalah sang drumer
Wendo yang beristrikan Ersa. Di ?ntara keseluruhan
personil Kosmik Band, memang hanya mereka saja yang
sidak punya anak hingga Ersa terlihat begitu terpukul
dalam kesendiriannya di tengah hiruk pikuk perkabungan
keluarga besar Kosmik Band.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
10 Kolektor Ebook Sementara itu, di luar rumah Osman yang menju
rumah duka, para pelayat terlihat terus saja berdatangan
memenuhi halaman rumah sampai ke jalanan. Tak hanya
sesama musisi dan penyanyi, sejumlah pejabat,
seniman,artis. selebritis, wartawan sampai para fans
Kosmik Band ikut hadir dan datang melayat.
Mereka besar Kosmik desakan hal kekhidmatan penguburan. menjadi ikut dalam kesedihan keluarga
Band. Meski dalam keadaan berdesakitu tidak mengurangi ketertib?n dan
mereka dalam menantikan upacara
Suaana khidmat dan khusyuk itu mulai terusik
ketika ada mobil yang datang dan pengemudinya
berteriak memintakan bantuan pengamanan dari para
petugas keamanan. Serentak para petugas keamanan
menjadi sibuk mengatur kermunan para pelayat agar
tidak menghalangi laju mobil yang baru datang itu.
Beberapa orang dari anggota keiuarga kosmik
Band yang berjaga di luar halaman menjad tersentak
demi mengenali siapakah yang datang.
"itu Rewin, Rewin sudah datang, Panggilkan Jeng
Vivin, bilang anaknya yahg dari Amerika itu sudah
nyampe!" Teriakan itu menyebabkan Vivin seketika
menyongsong anak tungg?lnya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
11 Kolektor Ebook Maka begitu mobil yang ditumpangi anaknya itu
tiba di depan rumah, Vivin menghambur ke dalam
pelukan anaknya. "Oooh, Rewin! Papamu... papamu..sudah tiada!
"Iya, Ma! Mengapa sebegitu cepat Papa pergi
meninggalkan kita. Rewin menyesal belum berbuat
banyak untuk Papa... Sek?rang Papa sudah pergi untuk
selama-lamanya..." Begitulah sepasang anak dan ibu salng bertangisan
menumpahkan kesedian hati mereka. Seorang keluarga
menyusul dan menenangkan mereka. Lantas keduanya
dibimbingnya masuk ke dalan rumah.
Langkah mereka terhenti di depan peti jenazah
Osman. Rewin, sang anak tunggal diberi kcsempa?an
untuk menatapi jenazah ayahnya untuk penghabisan
kalinya. Sepasang matanya menatap dalam-dalam dan
akhimya setelah cukup lama menatapi jenazah ayahnya,
sang anak pun menundukan kepalanya.


Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Perlahan-lahan Vivi mendekati anaknya,dicekali
lengan anaknya kuat-kuat seakan ai menyanggakan
tubuhnya pada kekuatan sang anak. Cekalanmya barulah
mengendur k?tika seorang lelaki berpakaian serba hitam
mendekati keduanya. Rupanya lelaki itu adalah pendeta
yang akan memimpin upacara pemakaman.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
12 Kolektor Ebook "Sudah?" tanyanya dengan sikap menunggu.
"Kalau semua anggota keluarga sudah lengkap...bisakah
kita memulai kebaktian pemberangkatan jenazah?
"Ya, kami sudah siap, Pak Pendeta,"jawab Vivin
dengan pasrahnya. Pendeta menatap Rewin seakan menunggu
jawaban dari lelaki muda itu. Lelaki berusia dua puluh
lima tahunan itupun sekilas menganggukan kepalanya,lantas ia beringsut mundur dan bergabung
dengan anggota keluarga lainnya.
Dengan tenangnya pendeta itu berjalan ke tengah
ruangan. Diedarkankan pandangannya pada semua
anggota keluarga yang duduk di kiri kanan jajaran peti
jenazah. "Baiklah kalau begitu, kita akan memulai," katanya
sambil membuka kitab suci di tangannya.
"Tunggu... tunggu, Pak Pendeta!" Sebuah teriakan
terdengar membuat semua orang yang berada di dalam
ruangan serentak menatap ke arah si pemilik suara
"Ya, ada apa Bu Ersa?" tanya pendeta dengan
sopannya demi mengerali si pemilik suara yang ternyata
adalah istri Wendo. "Bisakah kebaktian pemberangkatan jenazah
ditunda barang sebentar saja karena..anak suami saya
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
13 Kolektor Ebook belum hadir di ruangan ini " kata Ersa dengan begitu
gugupnya. "Astaga!" Semua orang yang mendengarkan
pemohonan Ersa menjadi tercengang-cengang tak
mengerti. Sepengetahuan mereka, Ersa dan Wendo tidak
punya anak. Lha, kalau Ersa tidak punya anak,kenapa
wainta itu meminta pendeta menunggu anaknya sampai
datang? "Oooh!" Pendeta berdesah menahan perasaan
terkejutnya, sama seperti yang dirasakan anggota
keluarga ketiga personil band Kosmik lainnya. "Kalau
emang masih ada yang ditnggu, pasti, pastilah akan Saya
tunggu. Maaf, saya tidak tahu kalau anggota keluarga
belum lengkap..." "Eh, Ersa" panggil Vivin menukas perkataan
pendeta dengan sebegitu cepatnya saking kagetnya.
"Kita masih menunggu.. anaknya Bang Wendo? Anaknya
Bang Wendo yang..mana??" tanyanya dengan suara
cukup lantang. Kegugupan Ersa semakin menjadi-jadi. Dia
blingsatan menghindari semua tatapan mata yang
ditujukan ke arah dirinya. Pandangan matanya scndiri
dilayangkannya pada peti jenazah suaminya. "0oh, Mas
Wendo!" bisiknya dengan perasa tidak terperikan. "Mas
Wen, izinkan saya memperkenankan anaknya Mas untuk
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
14 Kolektor Ebook hadir di sini sebagai pengakuan saya akan.. perkawin
kalian. Perlahan kepala Ersa dipalingkan pada pendeta
dan ia pun menyatakan suatu pengakun yang amatlah
mengejutkan semua orang. "Ooh.. sebenamya Pak Pendeta, suami saya
menikahi wanita lainnya karena beliau menginginkan
ketununan dan... perkawinan itu dirahasakamya selama
dua puluh tahunan lebih. Sekarang saya merasa tak perlu
lagi merahasiakamya, dia perlu mendapatkan pengakuan
kalau dirinya adalah anak kandung Mas Wendo yang sah.
Begitu pula dengan ibunya... Jadi perkenankanlah
sekarang saya... menjemput mereka untuk berada
bersama-sama kita sebagai. anggota keluarga Kosmik
Band. "Silahkan, Bu Ersa."jawab pendeta meski agak
bingung membayangkan entah di mana Ersa menjemput
istri dan anak dari perkawinan kedua suaminya.
Ersa segera beringut dan melangkahkan kakinya ke
luar rumah. Suasana berubah menjadi hingar bingar
ketika semua orang yang berada di dalam ruangan
mendengar kehebohan di halaman rumah. Serentak
orang-orang yang berada dekat pintu melongokkan
kepalanya keluar. Apa yang mereka saksikan juga mengejutkan
orang-orang yang berada di sekitar halaman rumah.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
15 Kolektor Ebook Sejumlah wartawan dengan kameranya masingmasing tentu saja berebutan meliput kejadian yang
terjadi di depan mereka. Dengan perasaan tak percaya mereka semua
menyaksikan bagaimana Ersa memeluk ?eorang wanita
yang disebutkannya sebagai istri kedua suaminya sambil
memintakan maaf karen terpaksa harus merahasiakan
perkawinan kedua suaminya demi karir sang suami.
"Ooh, Dik Lintang, maafkan saya. Saya
membiarkan Mas Wendo merahasiakan perkawinan
kalian dua puluh tahun lebih. Padahal saya sudah
ikhlaskan dia memiliki kalian, betapa Mas Wen amat
menyayangi Steffi. Itu dikatakannya setiap saat pada
saya, Dik!" *"Terima kasil? atas kebesaran jiwa Mbakyu.
Saya.... saya tak apa-apa, Mbakyu Kami cukup bahagia".
"Tapi Steffi berhak tampil sebagai anaknya Mas
Wendo. Saya tak mau mengingatkan kenyataan dia
adalah darah daging dari suami saya. Sekarang kalian
masuklah kedalam, bergabunglah dengan kami untuk
mengikuti prosesi upacara penguburan Mas Wen. Steffi,
kau tak apa-apa kan, Nak? Kau adalah kebanggaan
ayahmu, pancarkan kebanggaan itu pada kami semua,
jangan risih dan malu, kau tidak bersalah, kau berhak
atas pengakuan kami..."
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
16 Kolektor Ebook "Terima kasih, Bu...de. Ersa..." sahut Steffi dengan
begitu terbatanya ketika digiring masuk ke dalam
ruangan duka. Kini semua mata menatap pemunculan seorang
wanita anggun dengan disertai seorang gadis berpostur
tubuh ramping Mereka menjadi tercengang-cengang
mendapati wajah gadis itu demikian mirip dengan sang
ayah. Matanya, hidungnya, mulutnya.dan ekspresi
wajahnya sama persis dengan Wendo, Kesamaan itu
tentulah menguatkan dugaan mereka kalau Steffi
memang anak dari drumer Kosmik Band. Mereka
mengikuti gerak gerik sang ibu dan anak itu dengan
seksama, mulai dari bagaimana keduanya diperhadapkan ke peti jenazah Wendo. Sampai akhirnya
setelah berdoa, keduanya menyisih ke sisi ruangan.
"Baiklah, kita akan memulai kebaktian
pemberangkatan jenazah pada siang ini..." Pendeta
dengan takzimnya membuka kitab sucinya dan menatapi
keempat peti jenazah di hadapannya.
"Tuhan telah memanggil anak-anakMu, Osman
Rajasa, Wendo Hermanus, Rombe Kailang dan Pompi
Dumaray kembali ke pangkuanMu di Surga yang kekal".
Suara pendeta terdengar disertai kutipan ayat-ayat suci.
Suasana berubah khidmat ketika lagu pengantar
dikumandangkan. Kotbah singkat diberikan sampai
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
17 Kolektor Ebook akhirnya kebaktian pemberangkatan jenazah pun
berakhir. Suara isakan tangis yang mengiringi
pemberangkatan jenazah terdengar lagi. Kali ini terasa
menggemuruh. Peti mulai diangkat dan diusung kedalam mobil
yang sudah menunggu di halaman rumah. Rombongan
besar keluarga Kosmik Band pun bergerak menyusul ke
luar rumah. Pada bagian akhir rombongan, kebetulan Janter
berada dekat dengan Rewin yang adalah anak tunggal
Osman, Farel yang adalah anak sulung Rombe, Efik anak
bungsu Pompi. Terakhir adalah Steffi yang baru ketahuan
sebagai anak perempuan Wendo dari perkawinan
keduanya. Sekonyong-konyong manager kosmik Band itu
menjadi tersentak demi mendapati kemiripan wajah
keempat anak dari keempat personil bandnya. Selain
Osman dan Wendo yang hanya mempunyai anak
tunggal, baik Rombe maupun Pompi masing-masing
mempunyai tiga orang anak. Namun kebetulan sekali
salah satu anak dari Rombe dan Pompi yang berdiri di
sekitar kursi roda Janter amatlah mirip wajahnya dengan
orang tua mereka. "Ya, Tuhaaan!" desis Janter dengan perasaan tidak
terperikan. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
18 Kolektor Ebook "Kenapa Oom Jan?" tanya Rewin yang mendengar
suara desisan sang manager.
"Kalian.. kalian begitu mirip dengan ayah-ayah
kalian ". Rewin melayangkan pandangannya mengikuti
arah pandangan Janter. Begitu pula dengan Efik, Farel
dan Steffi yang menjadi saling berpandangan satu sama
lain. "Eh, iya. Oom Jan benar!" teriak Efik
membenarkan. "Stef, meskipun kamu perempuan
nmtapi kamu begitu mirip sama Oom Wendo!'
"lya, yah?" gumam Farel terkagum-kagum.
"Astaga! Kita kembaran ayah kita?" tanya Rewin
bernada surprise. "Ah, saya seperti melihat kembali... ayah-ayah
kalian.."Ucapan Janter menjadi terputus ketika mereka
mendengar suara yang memanggil mereka untuk cepat
naik ke dalam mobil. Dalam waktu singkat, keempat anak dari keempat
personil Kosmik Band pun menghambur ke dalam mobil
mereka masing-masing. Janter pun menyusul. Anak
lelakinya yang mendorong kursi rodanya segera
membantu ayahnya masuk ke dalam sebuah mobil.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
19 Kolektor Ebook Semuanya bergerak menuju tanah pekuburan
yang akan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi
seluruh personil Kosmik Band. Mereka dimakamkan
berjajaran ?esuai dengan kesepakatan keluarga besar
kosmik Band. Upacara pemakaman berlangsung khidmat.
Meskipun keluarga besar Kosmik Band begitu berduka,
mereka mulai dapat mengiklaskan kepergian ayah dan
suami tercinta mereka. Dari sekian banyak anak-anak personil Kosmik
Band, hanya Rewinlah yang mulai tak dapat
berkonsentrasi mengikuti upacara pemakaman.
Beberapa kali pandangan matanya dilayangkan
pada Efik, Farel, Steffi dan Janter. Janter bukannya tidak
menangkap keresahan Rewin. Sayang ia tak mau
menafsirkan maknanya. Ketika pemakaman berakhir, lagi-lagi Janter
melihat sesuatu yang tidak dipahaminya. Rewin terlihat
bicara dengan Effik, Farel dan Steffi secara terpisah.
"Kita pulang sekarang saja,"pinta Janter pada
anaknya. "Ya, Pa," sahut anaknya dengan patuhnya. Lantas
sang anak pun memutar kursi roda yang diduduki
ayahnya, mendorongnya ke tempat parkir mobilnya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
20 Kolektor Ebook Supirnya yang sedang menunggui mobil menjadi
tergesa-gesa membukakan pintu dan membantu anak
Janter dalam memapah sang ayah masuk ke dalam
mobil. "Tunggu! Tunggu, Oom Jan! Jangan pulang dulu!
Kami mau bicara!" teriak Rewin menyusul ke mobil sang
manager. Janter mengernyitkan dahinya demi dilihatnya
Rewin menyusulinya beserta dengan Efik, Farel dan
Steffi. "Oh, ada apa?" tanyanya begitu Rewin
mendekatinya dan berdiri di sisi pintu mobil yang masih
terpentang lebar-lebar. "Oom Jan, saya terpikirkan sebuah gagasan


Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

setelah tadi itu Oom menyatakan kami.... Saya, Efik,Farel
dan Steffi seperti kembaran dari ayah kami masingmasing. Sebelumnya, ketika dalam perjalanan dari
bandara,saya sudah dijelaskan mengenai perkembangan
Kosmik Band setahun terakhir ini setelah Oom
nengorbitkan dan memanajeri grup musik Papa. Lantas
tadi sepanjang acara pemakaman saya melihat begitu
besar kecintaan para fans Kosmik Band.... Nah,semuanya
itu mengilhami saya untuk menghidupkan lagi Kosmik
Band lewat diri kami. ... Saya, Efik, Farel dan Steffi!
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
21 Kolektor Ebook "Kosmik Band tidak boleh mati, kami akan
meneruskannya, Oom!"
"Oh ya?" tanya Janter lumayan kagetnya
mendengar gagasan Rewin yang sama sekali tak pernah
terlintas dalam benaknya.
"Ya, kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan
Kosmik Band, Oom. Sejak kecil kami seua pernah diajari
main musik oleh ayah-ayah kami, sampai Steffi juga
kebagian belajar menggebuk drum. Jadi rasanya alat
musik yang ayah kami kuasai itu tidak a?ing lagi bagi
kami. Kalau kami tidak begitu bagus main musiknya ya,
Oom mau melatih kami kan?" Kali ini Effik buka suara
menimpali ucapan Rewin. "Ya, Oom. Saya juga tertarik setelah tadi Rewin
sampaikan gagasannya. Kita tak boleh menguburkan
Kosmik Band dalam kenangan belaka, kita harus
hidupkan lagi Kosmik Band. Saya juga diajari main gitar.
"Saya menguasai beberapa lagu Papa. Kalau nanti
Oom dengar kurang bagus, saya akan perbaiki lewat
latihan,Oom, timpal Farel bernada sama dengan kedua
rekannya yang sudah berbicara.
Kini pandangan Janter beralih pada Steffi yang
berlawanan jenis kelaminnya dengan ketiga rekanrekannya. Nampak gadis itu menganggukkan kepalanya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
22 Kolektor Ebook "Kalau Oom ragu karena saya perempuan...yaah
mungkin solusinya saya diganti saja dengan adik lelaki
Farel, tapi tetap lho drum Papa yang dipakai nantinya,
bukan sekedar dari pada drum itu menganggur, tap?
drum Papa harus dilihat dari nilai sejarah.drum yang
bertahun-tahun Papa pergunakan untuk main musik.."
Steffi terdiam sejenak, seakan memberikan kesempatan
buat manager ayahnya untuk mencernakan perkataanya. "Tapi kalau mau adil, Oom harus lihat dulu
kemampuan saya main drum, tidak kalahlah dengan
drumer lainnya yang berjenis kelamin laki-laki. Kalau
belum sesempurna Papa ya maklumlah, sudah cukup
lama saya nggak pegang drum sejak saya mulai bekerja,"
sambungnya dengan antusias.
"Tadi, kami mengharapkan benar bantuan Oom
Jan untuk melatih kami selain tentunya meneruskan
pekerjaan Oom sebagai manager dari Kosmik Band,"
ucap Rewan menuntaskan penjelasannya dengan suatu
pemohonan. "Baiklah," angguk Janter pada akhinya. "Kalau
kalian sudah sepakat, saya akan melatih kalian dan
memanageri Kosmik Band versi junior. Saya sungguh
terharu karena ternyata.. kalian berminat sekali
melanjutkan perjalanan karir ayah-ayah kalian dan
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
23 Kolektor Ebook Kosmik Band tetap menjadi eksis nantinya. Ya, ya, untuk
sementara kalian berlatih sendiri-sendiri sampai tubuh
dan kesehatan saya pulih, barulah nanti kita latihan
bersama," putus Janter mengakhiri percakapan mereka.
*** Seminggu kemudian Janter diperbolehkan pulang
oleh dokter yang merawatnya di rumah sakit. Maka
lelaki separuh baya itu menyempatkan diri mampir ke
rumah Rewin yang dijadikan tempat latihan Kosmik
Junior . Ya, saking penasarannya Janter ingin
mengetahui seberapa jauh kemajuan latihan anak-anak
dari pentolan Kosmik Band-nya.
Kedatangan sang manager disambut keempat
'Junior kosmiknya' dengan begitu hangatnya. Dan tanpa
membuang waktu, mereka pun segera beraksi
membawakan salah satu lagu Kosmik Band.
Betapa terkejutnya Janter mendengar lagu yang
dinyanyikan Efik sebagai vokalis Kosmik Junior dan
permainan musik rekan-rekannya yang amat buruk.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
24 Kolektor Ebook Mereka sama sekali tidak berbakat. Permainan
musik mereka kasar. Melodinya kaku dan tidak menarik.
Penghayatan mereka nyaris tak tertampilkan
sebagaimana ayah-ayah mereka menjiwai setiap lagu
yang ditampilkan. Janter tercenung lama sekali saat lagu
berakhir dan keempat juniornya menantikan
penilaiannya "Bagaimana, Oom Jan?" tanya Rewin menjadi tak
sabaran. "Hmmh, kalian harus bekerja keras berlatih,"
jawab Janter yang amatlah sungkan menyatakan
penilaian sebenanya. "Oh, tentu s?ja. Kami siap dan sanggup " jawab
Rewin dikuti anggukkan kepala ketiga rekan-rekannya.
"Baiklah, kalau begitu kita mulai latihan mulai
besok,"putus Janter pada akhirnya.
Keesokan harinya dan hari-hari selanjutnya, Janter
bekerja keras melatih keempat anak didiknya. Sebagai
musisi, meskipun tak semua alat musik dikuasai ,tapi
paling tidak, Janter dapat menilai keserasian nada yang
dihasilkan oleh suatu alat musik. Maka satu persatu anak
didiknya mendapat gemblengan secara bergiliran.
Setelah sebulanan Janterm menggembleng
mereka, akhimya lelaki separuh baya itu menyerah.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
25 Kolektor Ebook Sungguh ia tidak menyangka keempat anak
didiknya amat sulit dibina menjadi pemusik sebagaimana
ayah mereka masng-masing.Meskipun ngotot, gigih rajin
dan taat dalam menjalankan instruksinya namun hasil
pelatihan Janter jauh dari memadai. Mereka sama sekali
tidak punya bakat musik. Semangat dan keinginan yang
besar mereka untuk menjadi pemusik bagi Janter tidak
bisa dijadikan modal. Maka lelaki itu memutuskan untuk mengakhiri
pelatihannya. Dikumpulkannya anak didiknya.Ditatapinya satu persatu dengan perasaan
tersayat karena akhirnya ia gagal memenuhi harapan
mereka. "Oom mau mengevaluasi hasil latihan kita selama
sebulanan ini," katanya memulai percakapan. "Namun
sebelum Oom sampaikan, boleh kah Oom tahu soal
kegiatan atau pekerjaan yang kalian tinggalkan demi
untuk bermain musik? Maaf, Oom baru bertanya
sekarang, padahal harusnya Oom tanyakan pada awal
latihan kita tempo hari. Tapi tak apalah, daripada tidak
sama sekali kan lebih baik terlambat sedikit. Oke, bisa
dimulai dari Rewin?"
"Saya, Oom?"tunjuk Rewin pada dirinya sendiri.
"Saya sudah lima tahun tinggal di Amerika, tepatnya di
Boston. Setelah empat tahun saya menyelesaikan kuliah
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
26 Kolektor Ebook S2 di bidang farmasi, setahun belakangan in? saya bekerja
di sebuah perusahaan farmasi sebagai staf peneliti.
Perusahaan saya amatlah menyayangkan keputusan
saya untuk mundur, tapi mereka mengerti. Mereka
paham saya mau melanjutkan karir ayah saya. setelah
saya jelaskan prospek karir itu pada masa mendatang di
tanah air kita!" Kalau saya itu studi di Australia ambil jurisan
paedagogi. Setelah lulus saya ditawari menjadi asisten
dosen pada almamater saya, sayang saya tak penuhi
tawaran itu karena menjadi tertarik bermain musik
setelah Rewin mengajaksaya untuk membentuk Kosmik
j?nior. kata Farel memaparkan latar belakang
pendidikannya serta gambaran pekerjaan yang akan
dijalaninya seandainya ia memenuhinya.
"Bagaimana dengan kamu, Fik?" tanya Janter pada
Efik yang menjadi tertunduk kemalu-maluan.
"Sejak kecil saya bercita-cita menjadi arsitek dan
Papa amat mendukung. Lantas saya kuliah di jurusen
tekhnik sipil. Sama seperti Farel saya pun baru lulus
dengan hasil amat memuaskan. Salah satu dosen saya
yang menjadi kontraktor menawari saya pekerjaan untuk
membantunya. Saya juga terpaksar menolak tawaran itu
karena ajakan Rewin membuat saya jadi kepingin
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
27 Kolektor Ebook terkenal, tenar dan dipuja orang banyak seperti Papa
saya" "Wah, sepertinya sama ya pengalaman kita
semua. Sayajuga belum lama lulus dari fakultas sastra
Inggris. Saya bekerja di kedutaan lnggris di Jakarta
sebagai penterjemah. Kalau ada konferensi tingkat
dunia, pasti saya akan mewakili kedutaan Inggris sebagai
penterjemah. Ketika saya nengajukan pemohonan
pengunduran diri, mereka tidak menerima. Saya
diperbolehkan cuti barang beberapa bulan saja dan kalau
nanti saya sudah full main musik, mereka tetap
mengharapkan saya.menjadi penterjemah paruh waktu.
Begitu, Oom pekerjaan dan kegiatan saya "jelas Stefi
dengan perasaan bangga. "Wah, bagus, bagus sekali!" puji Janter menjadi
sebegitu gembiranya. "Kalian punya masa depan yang
amat cemerlang dan belum terlambat bagi kalian untuk
meraihnya" ucapnya dengan nada yang mulai merendah.
"Baiklah, Oom berterus terang saja ya Semula
Oom agak ragu berterus terang, tapi setelah kalian
ceritakan gambaran masa depan kalian, justru Oom
menjadi mantap. Sesungguhnya kalian amat tidak
berbakat dalam bermain musik. Memang benar ayah
kalian adalah pemusik-pemusik handal yang berjiwa seni.
Tapi agaknya darah seni itu tidak meturuni kalian."
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
28 Kolektor Ebook "Kalau kalian tergerak dan terdorong main musik
setelah ayah-ayah kalian tiada, Oom dapat memahami
perasaan sentimentil kalian. Tapi kalian juga haruslah
menyadari ketidak berbakatan kalian dalam bermain
musik. Sudah sebulan kalian-berlatih dan hasilnya
amatlah mengecewakan. Sebagai seorang musisi Oom
tahu, latihan yang teramat keras sekalipun tidak akan
membuahkan hasil kalau tidak didukung oleh bakat,"
sambung Janter menjelaskan.
"Jadi agaknya lebih baik kalian urungkan saja niat
untuk menelurkan Kosmik Junior karena kalau
dipaksakan para penggemar ayah-ayah kalian akan
kecewa, lagu yang indah dan punya nuansa atau
kenangan tertentu menjadi rusak di tangan kalian!"
Keempat anak didik Janter pun saling
berpandangan satu sama lain demi mendengar penilaian
dan nasihat dari Janter. Rewin terlih?t paling kecewa dan
tidak dapat menahan dirinya untuk memberikan
tanggapannya. "Kami sungguh mau belajar, kalau perlu kita
datangkan saja guru privat misalnya pemain keyboard
dari grup band lain yang terkenal. Juga basist sampai
drumernya. Buat Efik mungkin perlu didatangkan guru
vokal" Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
29 Kolektor Ebook Janter menatapi keempat anak didiknya dengan
perasaan hampa. Kepalanya digeleng-gelengkan.
'Pecuma, Win! Percuma, jari kamu memang mampu
menekan tuts keyboard sesuai dengan nada lagu, tapi
untuk sampai trampil berimprovisasi seperti ayah kamu
mustahil. Begitu juga dengan Steffi, dia punya power
untuk menggebuk drum tapi ia tidak berkenampuan
mengharmonsasikan gebukan drumnya dengan suara
petikan gitar, keyboard sampai t?rikan suara Efik. Kamu
Rel, ada beberapa kali kamu ketinggalan mengejar nada,
dan itu amat berakibatkan fatal buat pertunjukan di
panggung yang bersifat live. Semuanya tak bisa dipoles
dengan latihan atau guru yang sekaliber apa pun. Hanya
satu saja hal yang mempengaruhinya dan itu tidak kalian
miliki. Bakat! Asalkan ada sedikit bakat saja maka lewat
latihan marathon, kalian mampu mencapai kemampuan
ayah-ayah kalian paling tidak mendekati tujuh sampai
delapan puluh persenlah!"
"Jadi sekarang apa keputusan Oom? Apakah Oom


Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mau mundur menjadi pelatih dan manager kita?" tanya
Rewin iagi. "Ya, itu salah satu di antaranya. Keputusan Oom
yang yang lainnya tentu membubarkan Kosmik Junior.
Oom berkeyakinan besar, kalian lebih sukses di bidang
kalian mas?ng-masing, jadi jangan kecil hatilah kalau kita
akhiri proyek kamu ini, Win!"
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
30 Kolektor Ebook "Tapi kita belum mencoba peluang terakhir,
Oom..Merekrut pelatih yang memang piawai dalam
bermusik..." "Silahkan kamu coba, Win. Oom sih terbuka saja
dalam mengakomodasi kebutuhan kalian. Toh kalian
juga yang nanti memetik hasilnya," jawab Janter
sebisanya. "Win, boleh aku ngomong?" tanya Efik dengan
perasaan meragu. "Ya, ngomong saja. Aku bebas saja kok," tanggap
Rewin seketika mempersilahkan.
"Oom Jan. Kami mengakui pengalaman
Oom...dalam bidang musik, juga dalam mengatur
managemen sebuah grup musik karena Oom berhasil
membawa Kosmik Band berjaya kembali. Saya pribadi
amatlah menghargai setiap bentuk nasihat dan saran
Oom. Karena itulah saya ingin memohon pada Oom
untuk mencarikan cara... apa saja cara supaya kami bisa
main musik dan meneruskan nama Kosmik Band yang
ayah..ayah kami sudah wariskan.Apa pun caranya, kami
akan mematuhinya, Oom..."
"Iya, Oom Jan. Steffi pribadi tidak begitu berambisi
menjadi drumer seperti Papa tapi... .setiap kali Stef
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
31 Kolektor Ebook pegang stik, rasanya ada dorongan untuk tampil di
panggung, dielu-elukan orang dan Stef tergugah ingin
menampilkan lagu-lagu Papa kembali supaya orang ingat
akan kemanisan, keindahan, kenangan mereka pada lagu
itu," timpal Steffi bernada sama dengan Efik.
"Tuh kan, Oom lihat sendiri bagaimana kami
terobsesi bermain musik. Saya setuju dengan Efik, apa
pun cara yang Oom sarankan pasti akan kami jalani. Rel,
kamu juga siap kan?" tanya Rewin menjadi
terdongkrakkan lagi semangatnya demi mendengar apa
yang Efik pertanyakan pada sang manager.
Sekarang Janter sendirilah yang menjadi putus asa
dalam menghadapi kegigihan keempat anak didiknya.
Mereka sungguh nekad karena memperhitungkan kemampuan mereka.
tak Lelaki separuh baya itu menghela napas panjang.
la mengira Rewinlah yang meracuni pikiran ketiga
rekannya untuk ngotot bermain musik. Mungkin Rewin
termotivasi karena melihat hasil materi yang ayahnya
kumpulkan dalam setahun terakhir ini, bagaimana
limpahan materi diperolehnya di samping nama
besar,popularitas dan keterkenalan. Dan itu pasti takkan
mereka peroleh bilamana mereka bekerja di luar bidang
musik. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
32 Kolektor Ebook "Oom Jan" panggil Steffi yang tidak sabaran
menunggu jawaban dari managernya.
"Hmh... "Janter menghela napas panjang untuk
kesekian kalian. Perlahan ia pangkit dan menatapi satu
persatu anak didiknya dengan perasaan geram
bercampur dengan kesal, marah dan kecewa.
"Kalian sudah dewasa, saya tak mau lagi
membodoh-bedohi kalian. Dengar, tidak ada lagi cara
untuk memenuhi ambisi kalian karena modal utama
kalian dalam bermusik yaitu bakat ternyata tidak sedikit
pun kalian miliki. Dan... kalau kalian memaksa saya
mencarikan caranya, hanya ada satu cara, yaitu cara yang
paling mustahil. Mungkin...akan berhasil bila kalian di
titisi roh ayah-ayah kalian masing-masing!"
Usai menyatakan hal itu, Janter beranjak dan
berlalu dari hadapan keempat a?ak didiknya yang
menjadi terlolong-lolong seketika. Saat mereka
tersadarkan, masing-masing bereaksi melampiaskan
keterkejutan mereka. "Rasanya aku belum pernah mendengar ide
sekonyol itu," gumam Farel mendumel kesal.
"Apa Oom Jan udah kebanyakan nonton sinetron
mistik ya sampai-sampai ngomong kayak begitu?" tanya
Efik dengan kepala digeleng gelengkan.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
33 Kolektor Ebook "Gila! Gila! Aku nggak bisa bayangkan andai kita
dititisi roh ayah kita masing-masing.... Hiiii seramnyaaa!"
pekik Steffi kengerian. "Dititisi roh Papa?" Rewin bertanya pelan seolah
ditujukan pada dirinya sendiri. Matanya terpejamkan
beberapa saat lamanya. Ketika akhirnya matanya
terbuka kembali, ia terlonjak kegirangan.
"Hai! Benar! Benar, fren! Hanya cara satu itu yang
paling memungkinkan dan kita bisa menjalaninya!"
teriakny? amatlah lantang.
"Yaaa...Oom Jan amatlah benar. Buat apa kita
bersusah payah belajar musik atau berguru pada guru
yang paling hebat sekalipun kalau kita tak berbakat.
Jalan satu-satunya memang hanya itu... Aku akan
bertanya dan mencarikan orang yang sanggup
menitiskan roh ayah-ayah kita ke dalam tubuh kita. Ya,
aku akan carikan! Kalau kita berhasil, kita akan segera
manggung tanpa kita harus bersusah payah latihan
segala!" Rewin berteriak histeris menunjukkan
kegembiraannya atas penemuan cara khusus tersebut.
Tentu saja ketiga rekan-rekanuy? menjadi
keheranan dah menunjukkan keragu-raguan. Terutama
Steffi yang sebelumnya amatlah ketakutan dalam
membayangkan dirinya dititisi roh ayahnya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
34 Kolektor Ebook "Lho, Win, kamu serius menanggapi ocehan Oom
Jan?" "Iya, Win. Kamu jangan main-main dong sama
urusan klenik kayak gitu..."
"Sadar, Win. Kita bukannya cari penyakit, aku ogah
lho andai kita jadi berhubungan dengan dunia
magis,kalau hanya sekedar mau terkenal seperti yang
kau gembar-gemborkan tempo hari."
Begitulah ketiga rekan Rewin memperingatkan
Rewin yang mereka anggap sebagai pemimpin karena
lelaki muda itulah yang mengajak dan menghimpun
mereka untuk bermain musik di bawah bendera Kosmik
Band. "Kalian takut ya. Kalian maunya berhasil tanpa
begitu-begituan ya?Kalian lupa, Oom Jan sudah malangmelintang di dunia musik. Ia tahu banyak soal musik dan
pertunjukan. Kalian dan saya amatlah menghargai
pendapatnya. Dan pendapat yang terakhir itu tidak saya
pungkiri, pendapat itu benar, tidak salah dan tidak sedikit
p?n keliru. Sudahlah, kalian tak usah terlalu pusing
memikirkannya. Biar saya yang mencarikan informasi,
nanti kalau sudah oke, saya akan beritahukan kalian
semua. Nah, sekarang kalian boleh pulang, kalian akan
saya kumpulkan lagi kalau saya sudah mendapatkan
informasi tersebut!"
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
35 Kolektor Ebook Rewin berdiri mempersilahkan ketiga rekanrekannya untuk pulang. Tanpa banyak bicara ketiganya
pun segera membubarkan diri. la tersenyum puas
menatapi kepergian rekan-rekannya.
*** Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
36 Kolektor Ebook 2 Janter sedang bersantai menonton televisi ketika
istrinya memberitahukan kalau Vivin meneleponnya.
"Vivin meneleponku? Ada apa ya?" tanya Janter
pada istrinya yang hanya mengangkat bahunya akibat
ketidaktahuannya. Dengan perasaan diliputi tanda tanya Janter pun
mengangkat pesawat teleponnya.
"Hallo? Kamu, Vin? Ada apa meneleponku?"
tanyanya berubi-tubi. "Jan, besok itu hari keempat puluh kematian
Osman. Kami mau berkumpullah untuk sedikit
mengenang dan berbagi perasaan. Aku sudah
menghubungi Shera, Ersa, Lintang dan Alya. Mereka
setuju saja kami berkumpul antar sesama keluarga
Kosmik Band, Nah, apakah kamu bisa ikutan datang
besok malam, Jan?" "Oh, bisa, bisa, Vin. Aku bisa datang kok, Nggg...
ada yang bisa kubantu untuk kalian?"
"Nggak, nggak ada, Jan. Sekedar makan malam sih
sudah kupesan dari temanku yang punya bisnis catering,
Soal kursi, juga sudah bereslah, Rewin sudah
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
37 Kolektor Ebook memesannya dari tempat penyewaan kursi yang berada
dekat kompleks perumahan kami. Sudah, tak ada lagi
yang perlu kau bantu, Jan. Cukup asal kau datang saja
karena kamu kan sudah menjadi bagian dari Kosmik
Band." "Ya, Vin. Pastilah aku datang..."
"Baiklah kalau gitu, Jan. Terima kasih ya. Sampai
besok." Vivin segera mengakhiri pembicaraan mereka.
Padahal Janter ingin sekali bertanya soal Rewin
dan anak-anak lainnya yang dibinanya selama ini.
"Ah,barangkali mereka memang sudah mengikuti
sarannya untuk menguburkan mimpi mereka dalam
meneruskan karir ayah mereka masing-masing."
Usai menjawab telepon Vivin, Janter melaporkan
isi pembicaraannya dengan Vivin pada Winda, istrinya.
Dan Winda setuju saja mendampingi suaminya datang ke
rumah Vivin. Besok malamnya, Janter dan Winda pun datang ke
rumah Vivin. Beberapa artis, pemusik, seniman dan
wartawan turut hadir. Janter tidak mengherankan
kehadiran mereka karena menyadari nama besar Kosmik
Band. Pastilah mereka menyempatkan diri untuk datang
apalagi ada sebuah koran nasional yang hari ini memuat
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
38 Kolektor Ebook perjalanan karir Kosmik Band yang melegenda itu dan
menyebutkan kematian para pemusik tersebut sudah
memasuki hari yang keempat puluh.
"Jan," Vivin menyambut kedatangannya dengan
wajah lumayar cerah. "Aduh, terima kasih kau bisa
datang, Jan. Masuklah ke dalam, semuanya sudah
berkumpul di dalam," ucap Vivin mempersilahkan.
Janter dan istrinya pun melangkahkan kakinya ke
dalam ruangan yang sudah dipenuhi tamu Ketika
matanya mencari-cari kursi kosong, dilihatnya peralatan
musik Kosmik Band terpajang di sudut ruangan.
"Lho, kok peralatan musik itu dipajang seperti ada
yang mau main musik saja?" gumam Janter
mengherankan. "Barangkali mau dipertunjukkan sebagai simbol,"
tanggap istri Janter menyatakan pendapatnya. "Kita
duduk di barisan agak belakang ya, Jan," pinta Winda
pula. Jater setuju saja. Tak lama setelah pasangan suami
istri itu duduk, Rewin yang duduk pada barisan depan
terlihat berdiri dan berjalan mendekati mikrofon.
Seperti dugaan Janter, Rewin tampil untuk
memberikan kata sambutan. Anak yang satu itu memang
sudah memperlihatkan jiwa kepemimpinannya sejak
kembali ke Jakarta. Tidaklah mengherankan kalau
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
39 Kolektor Ebook Rewinlah yang tampil mewakili keluarga besar Kosmik
Band. Dengan didukung rasa percaya dirinya yang amat
kuat, lelaki muda itu mengawali kata sambutannya
dengan mengucapkan terima kasih pada orang-orang
yang berjasa dalam perjalanan karir Kosmik Band. Tidak
lupa Rewin pun menyebutkan nama Janter dan Janter
mendengarkan sambil lalu saja karena hal itu
dianggapnya biasa saja. Sang manager barulah mulai
merasa tak biasa ketika mendengarkan pidato Rewin
selanjutnya. Betapa terkesiapnya Janter mendengar Rewin
berencana memunculkan Kosmik Junior dalam waktu
dekat serta mengenalkan para personilnya satu persatu.
Dengan diiringi tepukan tangan para tamu, para personil


Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kosmik Juniortampil ke muka.
Dari tempat duduknya Janter melongo. Kata-kata
yang terluncur dari mulut Rewin didengarkarnnya
dengan perasaan tak percaya. la benar benar tidak
percaya menyaksikan Kosmik Junior diperkenalkan pada
tamu-tamu. "Malam ini, kami sebagai generasi penerus dan
Kosmik Band tak ingin larut dalam kesedihan akibat
meninggalnya ayah-ayah kami. Kami juga tak ingin para
penggemar Kosmik Band bersedih karena mereka telah
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
40 Kolektor Ebook tiada. Osman, Wendo, Rombe dan Pom?pi memang
sudah tidak bersama-sama kita lagi secara fisik, tapi kami
anak-anaknya akan terus mewarisi semangatnya.
"Dan kami tergugah membentuk Kosmik Junior
agar masyarakat dan para pecinta Kosmik Band tetap
mampu menikmati lagu-lagu Kosmik Band," papar Rewin
dengan gayanya yang mirip sang ayah.
"Sekarang kami ingin mempersembahkan dua
buah lagu Kosmik Band sebagai penampilan perdana.
"Plok...plok...plok.... "Tepukan tangan amat
meriah mengiringi keepat personil Kosmi Junior yang
mulai bergerak ke sudut ruangan dan memegang
peralatan musik masing-masing.
"Jan ," panggil Winda dengan suara berbisik.
"Tempo hari kau bilang Kosmik Junior batal dibentuk tapi
mengapa sekarang mereka bisa tampil..."
"Demi Tuhan, aku juga tidak tahu," tukas Janter
denga gusarnya. "Aku kan sudah ceritakan padamu kalau
pada pertemuan terakhir kami, aku sudah memutuskan
untuk membubarkan Kosmik Junior , tapi mereka
memang ngotot mempertahankannya . Mereka berniat
merekrut pelatih lain kalau aku tak bisa lagi melatih
mereka. Jadi... Ah, jangan-jangan mereka memang
merekrut pemusik dari grup band senior untuk melatih
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
41 Kolektor Ebook mereka.." "Apa kau yakin dalam tempo cukup singkat
kemampuan bemusik mereka meningkat hingga
sekarang mereka bisa tampil dengan baik?" tanya Winda.
"Mustahil, Win, Mustahil, mereka sama sekali tak
berbakat." gumam Janter dengan.kepala digelenggelengkan.
Winda terdiam menyaksikan Kosmik Junior
dengan empat personilnya, satu di antaranya adalah
berjenis kelamin perempuan mulai menyetel alat musik
mereka masing-masing dan mencoba nada dasar lagu.
Para tamu sendiri memusatkan pandangan dan
perhatian mereka. Dan agaknya para tamu terkesima
demi menyadari wajah-wajah personil Kosmik Junior
amatlah mirip dengan ?yah mereka masing masing.
Rupanya ketersimaan mereka merupakan awal yang baik
bagi Kosmik Junior. Mereka memanfaatkan benar
kenangan yang tersimpan dalam benak para tamu.
Sengaja mereka meniru gaya ayah mereka masingmasing Terutama ketika mereka mulai mengutak-atik
alat musik yang diwarisi orang tua mereka. Lantas intro
lagu pertama terdengar. Janter tercengang-cengang
k?rena tidak menyangka permaiman musik keempat
anak didiknya sama persis dengan musik asli Kosmik
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
42 Kolektor Ebook Band. Dan ketika suara Efik berkumandang,l Lelaki
separuh baya itu terpana.
"Astaga! Bagaimana mungkin suara Esfik yang
melengking nyaring itu bisa berubah merdu dan apik?
Nada-nadanya amatlah tepat dan akurat. Temponya juga
pas. Ah, lihat juga Steffi yang sibuk menggebuki
drumnya. Ia sudah mampu mengharmonisasikan
gebukan drumnya dengan suara keyboard dan petikan
gitar Farel". Sepasang mata Janter mengikuti ayunan stik
Steffi kesana sini yang begitu lincahnya.
Matanya dilarikan lagi pada Rewin dan Farel.
Keduanya nampak begitu enjoynya dalam mainkan alat
musik di tangan mereka. Gayanya itu sama persis dengan
Osman dan Rombe. "Aneh sekali! Hanya dalam tempo kurang dari
seminggu, mereka semua berubah. Perubahan yang
terasa ajaib dan mencengangkan. Mereka bukan saja
mampu memainkan lagu Kosmik Band sesuai dengan
lagu aslinya namun mereka pun bergaya persis seperti
ayah mereka masing-masing".
Tanpa terasa lagu pertama usai dikumandangkan,lagu kedua pun menyusul. Sama
seperti Janter, para tamu dibuat terkagum-kagum
mendengarnya. Alunan lagu dan musik yang mereka
kumandangkan sama persis dengan Kosmik Band.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
43 Kolektor Ebook Lagu kedua akhirnya usai. Tepukan tangan yang
amat meriah terdengar saat semua tamu baru
tersadarkan kalau lagu kedua telah berakhir. Keempat
personil Kosmik Junior pun serentak membungkukkan
punggung mereka sebagai penghomatan atas sambutan
para tamu. Lantas Rewin maju lagi mendekati mikrofon
sementara ketiga rekan-rekannya membenahi pera?atan
musik mereka masing-masing.
" terimakasih, terimakasih atas sambutan meriah
Saudara-saudara sekalian. Saya sebagai pimpinan Kosmik
Junior dengan ini meresmikan terbentuknya Kosmik
Junior. Mohon doa dan dukungan Saudara-saudara
semua, khususnya para wartawan yang menjadi partner
kami dalam berkarir. Tanpa kalian, kami ini tidak ada
artinya. Jadi,janganlah kalian sumgkan memberitakan
pejalanan kami sert? peliputan show-show kami. Sekali
lagi terimakasih. Oya sebelum saya lupa, bila ada yang,
tertarik mengundang kami menyanyi, Saudara-saudara
dapat menghubungi Pak Janter Katopo yang menjadi
manager kami," ucap Rewin dengan begitu
mendetailnya. "Astaga! Janter terkesima lagi mendengar bagian
akhir pidato Rewin. la disebutkan sebagai manager
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
44 Kolektor Ebook Kosmik Junior, padahal belum ada kesepakatan di antara
dirinya dan anak-anak didiknya itu.
Dalam ketersimaannya itu, Janter melihat Vivin
mehgambil alih mikrofon di tangan anaknya. Dengan
tersenyum, sang tuan rumah mempersilahkan para
tamunya untuk menyantap makanan yang sudah
terhidangkan. Lantas kedua istri dari personil Kosmik Band pun
berdiri dan menggiring tamu-tamu mereka menuju meja
hidangan Dalam waktu singkat kerumunan tamu pindah
ke sekitar meja hidangan.
"Oom Jan, bisa kan kita bicara sebentar?" tanya
Rewin yang tahu-tahu saja sudah berada di belakang
tempat duduk Janter. "Oh ya, ya.Kita bicara di dalam saja, Win,"'jawab
Janter menunjuk ke ruangan lainnya.
"Kalau begitu aku makan duluan ya, Jan," bisik
istrinya yang segera s?ja berlalu. istrinya Janter bergerak
mengikuti Rewin keruang tengah dari rumahnya yang
cukup luas itu. "Penampilan kalian luar biasa..." Oom tidak
mengerti kalian bisa tampil sesempurna ayah kalian.
Bagaimana caranya, Win? Kaupanggil guru privat yang
kau inginkan itu?" tanya Janter bertubi-tubi.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
45 Kolektor Ebook "Oh, bukan, Oom. Bukan!"
"Habis apa?" tanya Janter tak sabaran
Saya mengikuti saran Oom yang terakhir!"
"Apa? Saranku waktu itu kan lebih baik kalian
bubarkan saja rencana membentuk Kosmik Junior".
Janter balik bertanya dengan begitu herannya.
"Sehabis saran itu, ada satu saran yang Oom
sampaikan pada kami..."
"Ya, apa? Aku lupa, coba kau katakan sekarang
supaya aku bisa ingat kembali!"
"Itu Oom, Oom kan bilang hanya ada satu cara
kalau kami mau berhasil... yaitu kalau roh ayah kami
menitis dalam diri kami masing-masing..."
"Maksudmu?" tanya Janter belum juga mengerti
meski ingatannya sudah pulih kembali
"Yaaa... saya hubungi orang pintar yang bisa
memitiskan roh ayah-ayah kami ke dalam tubuh kami.."
"Haah! Apaaa???" Janter terhenyak kaget
mendengar penjelasan Rewin yang terakhir. "Kau..kau....
Ooh, gila! Kau benar-benar sudah gila, Win!"
"Tidak Oom, saya tidak gila. Saya mau
membuktikan pendapat Oom dan ternyata terbukti..."
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
46 Kolektor Ebook "Ya Tuhaaan! Waktu aku sampaikan pendapatku
itu, aku tidak bermaksud untuk mendorong kalian
melakukan hal itu...." "Ooh! Tidak, aku tak bertanggung
jawab kalau ada apa-apa. Jangan libatkan aku, Win. Aku
tak mau menjadi manager kalian kalau begini caranya ".
Tidak bisa Oom...Oom mesti memanageri kami.
Saya sudah meringankan satu beban Oom, Oom tak usah
lagi bersusah payah melatih kami, Oom tinggal
menerima order dan mengatur jadwal petunjukkan kami
saja," kilah Rewin bersikeras.
Janter mendelik. "Jangan mengaturku, Win. Aku...
seumur ayah kamu, tak pantas kamu atur dan perintah
seenakmu!" Suara Janter mulai memekik menunjukkan
betapa gusarnya sang mantan manager itu.
Sebaliknya, tanpa terduga Rewin dengan
beraninya menentang tatapan mata orang yang pernah
memanageri ayahnya. "Ooh baiklah, Oom. Kalau memang Oom tak sudi
memanageri kami, saya tak mau memaksa meskipun
saya merasa berhak meminta Oom menjadi maneger
kami setelah saya melakukan apa yang Oom katakan.
Karena kami semua menghargai omongan Oom selama
ini. Karena Oom telah berhasil menghidupkan kembali
Kosmik Band. Jadi wajar saja kami merasa perlu Oom
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
47 Kolektor Ebook manageri untuk memperpanjang masa legenda Kosmik
Band..." "Astaga! Janter amat tidak percaya menghadapi
Rewin yang sok dan berani menyerangnya. Ia tak bisa
berucap apa-apa saking shocknya menghadapi anak yang
satu itu. "Sekarang Oom menolak tawaran baik kami. Tak
apa. Saya bisa memanageri grup band saya sendiri, toh
saya lulusan luar negeri, bukan hal sulit bagi saya kalau
harus menerima order, menjadwalkan jadwal
pertunjukan atau menegosiasikan honorarium,"
sambungnya lagi dengan sik?p arogan.
"Jadi, oke. Hubungan kita sampai di sini saja.
Terima kasih atas segala jerih payah Oom selama ini.
Dan.... saya harap Oom merahasiakan apa yang telah
saya lakukan sebab kalau sampai berita itu bocor sampai
ke telinga wartawan saya akan gugat Oom sebagai
pemfitnah!" "Ooh, tak usah kuatir, Oom sudah tak mau tahu
urusan kalian lagi, artinya Oom takkan berbuat yang
macam-macam sebagaimana yang kau kuatirkan. Oke
kita akhiri sampai di sini saja. Selamat malam!"
Janter segera saja meninggalkan ruangan tengah,
Dicarinya istrinya yang kebetulan sudah selesai makan,
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
48 Kolektor Ebook Lantas diajaknya istrinya untuk pulang.
Istrinya menjadi terheran-heran diajak pulang
sebegitu cepatnya oleh suaminya, bahkan mereka tak
sempat lagi berpamitan dengan Vivin yang menjadi tuan
rumah. "Kamu kenapa sih, Jan?"'tanya sang istri setelah
mereka tiba di rumah. "Ada apa? Habis bicara dengan Rewin kok kamu
ngambek begitu? Sudah, sekarang ceritakan padaku.
Ingat tidak, kita kan sudah berjanji untuk saling
menceritakan segala persoalan yang kita hadapi, Jan!"
Janter menghempaskan tubuhnya ke sofa dan
menatapi wajah istrinya dengan perasaan galau.
Perlahan-lahan diceritakanlah apa yang membuatiya
ngambek. Seketika itu juga istrinya menjadi terperangah
saking kagetnya mendengar laporan suaminya.
"Haah... bagaimana caranya roh ayah mereka
dititiskan ke dalam tubuh mereka, Jan?"
"Aku tak tahu, aku tak mempertanyakan detilnya
karena aku memang tak kepingin tahu saking muaknya


Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku sama kenekadan anak itu. Dia benar-benar sudah
tidak waras lagi, dia menghala?kan segala cara untuk
meraih kesuksesan yang pernah dicapai ayahnya. Dia
memaksaku menjadi manager mereka dan aku tak sekaliTitisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
49 Kolektor Ebook kali mau tunduk akan kemauan mereka!" umpat Janter
menumpahkan kekes?lannya.
Janter menceritakan lagi bagaimana perdebatan
sengit mereka juga ancaman Rewin yang dilontarkan
padanya. Ya, setelah Janter berhasil menolak tawaran
Rewin mentah-mentah, ganti anak itu mengancamnya
akan menggugatnya kalau sampai rahasianya
terbongkar. "Ooh, tak kusangka urusan kalian itu menjadi
seruwet ini. Kau sih, mengapa waktu terakhir latihan itu
kau melampiaskan kejengkelanmu dengan mencetuskan
ide gila itu kalau mereka mau sukses. Karena itu pantas
saja kalau Rewin menuding pencetusanmu sebagai
instruksimu, lantas ia merealisasikannya dan menuntut
kau bertanggung jawab atas perealisasiannya!"
"Sekarang kau menyalahkan aku. Kau tidak
mengerti posisiku ketika aku dihadapkan pada keinginan
membabi buta mereka yang ingin seberhasil ayah-ayah
mereka, padahal bakat mereka tak ada. Wajar saja aku
menjadi kesal dan cetusan itu pun terlontarkan. Tapi.
Demi Tuhan, aku tidak terpikirkan kalau mereka
merealisasikan apa yang tercetus dari mulutku dalam
keadaan kesal dan marah," kata Janter mencetuskan
pembelaan dirinya. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
50 Kolektor Ebook "Aku mengerti, Jan. Aku bukannya menyalahkan
kamu, aku hanya menyesalkan saja. Kalau sudah begini.
apakah sebaiknya memang kau penuhi saja keinginan
mereka? Sudah kepalang mereka berulah, kalau kau
menjadi manager mereka setidaknya kau pegang kendali
dalam mengatur mereka agar tidak semakin kebablasan.
Taruh kata mereka sudah terlanjur dititisi roh ayah
mereka. Dengan kau menjadi manager, kau punya
kesempatan mengarahkan mereka kembali ke jalan yang
benar, Jan!" "Ya, ampun! Kok pikiranmu begitu? Oh, tidak, kau
terlalu mengganggap sepele persoalan ini. Kau tidak
kenal Rewin. Ia berbahaya sekali. Ia mampu meracuni
dan mempengaruhi pikiran ketiga rekan-rekannya. Kalau
sudah begitu, aku tak berdaya menghadapi mereka.
Mereka bersatu menentangku. Kalau aku mau menjadi
manager mereka, malahan bisa-bisa nantinya aku sendiri
ikut terpengaruhi Rewin. Sudahlah,.Aku sudah membuat
keputusan yang benar,jangan goyahkan aku lagi"
Istri Janter terdiam dan akhirnya menganggukkan
kepalanya tanda setuju. Janter terdiam merenungi ulah
keempat anak didiknya. la merasa sedih dan tak berdaya.
Entah apa yang akan terjadi kelak.
Terbentuknya Kosmik Junior disambut hangat
para pecinta Kosmik Band. Ulasan wartawan atas
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
51 Kolektor Ebook penampilan perdana mereka seketika mengundang
ketertarikan sejumlah stasiun televisi swasta untuk
menampilkan Kosmik Junior dalam acara-acara musik
mereka. Dalam waktu relatif singkat, Kosmik Junior mulai
menuai kesuksesan. Empat personilnya menjadi idola
baru penikmat musik pop karena kehadiran mereka yang
serasa menghidupkan kembali kenangan mereka atas
Kosmik Band yang melegenda itu.
Setiap kali manggung, para penonton menjadi
histeris menyaksikan wajah, gaya dan penampilan
mereka yang mirip dengan ayah mereka masing-masing.
Begitu pula dengan lagu dan permainan musik mereka
persis seperti lagu dan musik asli Kosmik Band.
Maka Kosmik Junior pun menjadi grup musik
papan atas dengan honorarium termahal. Sekalipun
demikian, Rewin tidak sembarang menerima tawaran, ia
amat ketat menyeleksi yang masuk. Hanya pertunjukan
besar yang dipenuhinya. Penampilan Kosmik Junior sendiri makin lama
semakin dahsyat saja. Aksi panggung mereka pun
semakin memikat karena mereka selalu memanjakan
mata-mata penonton mereka dengan suguhan yang
amat atraktif. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
52 Kolektor Ebook Di depan pesawat televisi Janter mengikuti
tayangan acara musik yang menampilkan Kosmik Junior
Ah, setiap kali ia menonton pertunjukan mereka, 1a
selalu terkenang kembali pada keenpat pensonil Kosmik
Band. Pada Osman yang bersikap amatlah egois, pada
Wendo yang pasif, Pompi yang liar dan Rombe yang
berjiwa tak pernah puas. Selama setahunan Janter memanageri keempat
lelaki yang sudah gaek itu karena usia mereka rata-rata
di atas lima puluh tahunan, rasanya begitu banyak
kejadian yang dialami dan disaksikan dengan mata
kepalanya sendiri. Skandal demi skandal terjadi susul menyusul.
Betapa Janter kalang kabut menyelamatkan Kosmik Band
dari kehancuran. Selain mereka berlima, tak ada yang
tahu kalau dibalik kesuksesan Kosmik Band, ancaman
kehancuran menantikan mereka.
Tiga bulan pertama terlalui dengan begitu
beratnya karena keempat pemusik yang dimanageri
Janter tak kuat menanggung beban dari keterkenalan
mereka yang serba mendadak, pada usia mereka yang di
ambang senja. Tiga bulan berikutnya adalah masa tenang mereka
Lantas bulan-bulan berikutnya merupakan masa terbaik
mereka yang menjadi kompak dan sehati. Tapi akhimya
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
53 Kolektor Ebook kekompakan itu semu, satu bulan terakhir sebelum
semuanya tewas, terjadi gejolak yang amat hebat di
tubuh Kosmik Band. Janter mendesah, terkenang semuanya kembali.
Lamunannya mendadak buyar ketika Winda memanggilnya dan menyatakan kalau Vivin meneleponnya. "Ah, Vivin menelepon? Sudah cukup lama ia tidak
menelepon, ada apa ya?" gumam Janter mengherankan.
"Hallo, Vin? Apa kabamya?" tanya Janter dengan
ramahnya. "Baik, Jan. Aku baik-baik saja. Bagaimana juga
dengan kabarmu?" "Baik, sehat, Vin!"
"Oh, syukurlah kalau begitu. Hm... begini. Jan.
Besok itu kan setahunnya Osman meninggal.Aku,
Shera,Lintang, Alya sama Ersa kemarin ngumpul dan
yah..akhimya kami sepakat untuk nyekar ke kuburan
suami kami masing-masing besok pagi sekitar jam
sembilanan. Hanya kami berlima, anak-anak nggak
diajak. Lha sebagian dari anak-anak kami kan sibuk sekali,
jadi agak susahlah meminta mereka ngumpul seperti
dulu-dulu. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
54 Kolektor Ebook "Eh, kamu ikut ya, Jan? Ajaklah Winda kalau kau
risih bareng kami yang semuanya perempuan!"
"Ooh yaa, kalau kalian menghendaki aku ikut, aku
sih siap saja, nanti akan kuajaklah Winda," jawab Janter
mengiyakan. "Wah, terima kas:h sekali, Jan. Besok ya kita
ketemu langsung di kuburan saja."
"Ya, Vin, aku dan Winda akan langsung ke sana,"
Janter mengiyakan sekali lagi Vivin mendesahkan lagi
ucapan terima kasihnya sebelum akhirnya hubungan
komunikasi mereka diakhirinya. Lantas Janter pun
menyampaikan isi pembicaraannya dengan Vivin serta
meminta istrinya untuk ikut. Sang istri pun menurut saja.
" Tidak terasa ya, Jan, sudah setahun mereka tiada
" gumam Winda dengan perasaan terhanyutkan. Dan
Winda tidak berlama-lama merasakan perasaannya
terhanyutkan karena mendadak ia mendengar bel
rumahnya berbunyi. "Ada tamu, Jan. Siapa yang bertamu selarut ini?"
tanya Winda mengherankan. Janter yang ikut keheranan
itu segera saja beranjak untuk menyambut tamu yang
datang ke rumahnya. Sepasang suami istri itu menjadi terkejut ketika
melihat seorang gadis bertubuh amat ramping dengan
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
55 Kolektor Ebook mata sembab berdiri di sisi pintu pagar rumah mereka.
Janter mengerjab-gerjabkan matanya untuk mengenali
gadis itu karena dalam kegelapan wajahnya tidak begitu
jelas. "Ooh! Oom Jan, bolehkah saya...bicara?" tanya
gadis itu. "Ah, Janter terlonjak mendengar suar? si gadis
yang termyata masih dikenalinya.
"Steffi?" tanyanya menegaskan kembali pandangan matanya Yang ditanya pun menganggukkan
kepalanya. "Ya, Oom. Bolehkah saya..."
"Ooh, tentu saja boleh, Stef, ayolah kamu masuk
ke dalam," sela Winda yang langsung saja membukakan
pintu pagar rumahnya. Janter pun jadi terbirit-birit
mengikuti istrinya. Tamunya disambutnya dengan
hangatnya dan dipersilahkan masuk.
Setelah mereka berada di dalam rumah yang
terang benderang itu,maka terlihatlah jelas kondisi
tubuh Steffi. Matanya yang sembab itu seperti
menunjukkan kalau gadis itu habis menangis. Selain itu,
tubuhnya terlihat lebih kurus dibandingkan dengan
penampilannya pada pertunjukkan terakhinya yang baru
ditayangkan di televisi. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
56 Kolektor Ebook "Duduklah, Stef. Kamu sudah makan atau belum?"
tanya Winda dengan lembutnya.
"Sudah, Tante. Saya sudah makan."
"Kalau begitu Tante buatkan minuman hangat
untukmu ya," ucap Winda segera berlalu.
Tak lama kemudian nyonya rumah muncul lagi
dengan dua gelas minuman hangat dan dua toples kue
kering. Diisyaratkannya Janter untuk menanyai tamu
mereka yang pernah menjadi anak didik suaminya.
Winda sendiri masuk ke dalam kamarnya untuk
memberikan kesempatan bagi Steffi bicara dengan
suaminya. Ya, sebagai seorang istri, Winda tak ingin
mencampuri urusan suaminya. Ia memahami benar
adanya ikatan batin yang sedari dulu terjalin di antara
suami dengan keempat personil Kosmik Band, ketika
mereka masih hidup. Sekarang, meski hanya sebentar saja Janter
mendidik anak-anak asuhannya, Winda tetap meyakini
hubungan batin Janter dan mantan anak-anak didiknya
masih ada. Dan melihat salah satu mantan anak didiknya
mencari suaminya pada malam selarut itu, nalurinya
menyatakan kalau Steffi sedang mendapat masalah dan
memerlukan nasihat dari suaminya. Maka dengan
bijaknya Winda menyingkir agar dapat memberikan
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
57 Kolektor Ebook kesempatan bagi keduanya untuk saling berbicara satu
sama lain. "Stef, minumlah," tawar Janter mengangsurkan
minuman ke tangan Steffi. Steffi pun menyambutnya dan
meneguknya perlahan-lahan.
"Ada apa, Steff?" tanya Janter berhati-hati
"Saya..." Steffi terdiam tak melanjutkan
perkataannya dan Janter menunggu dengan penuh
kesabaran. Namun setelah cukup lama menunggu Steffi
tak kunjung berbicara maka akhimya Janterlah yang
berbicara. "Oom senang sekali melihat kesuksesan kalian. Itu
mengingatkan Oom akan kesuksesan ayah-ayah kalian
tempo hari. Ayah-ayah kalian yang pada masa mudanya
telah sukses, mengulangi sukses mereka pada usia yang
tidak muda lagi..."

Titisan Roh Sang Legenda Karya Tara Zagita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Steffi mengangkat wajahnya yang sebelumnya
tertunduk d alam-dalam. Janter menganggukkan
kepalanya untuk menunjukkan kesiapannya dalam
menampung persoalan Steff.
"Ya, Stef. Kau sudah sampai pada tahap merasakan
dampak dari kesuksesan kalian kan? Kau harus kuat,
tabah dan tegar, Stef. Kesuksesan itu tidak selalu terasa
manis dan indah. Ada kalanya terasa getir, pahit dan
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
58 Kolektor Ebook penuh luka. Hmh....sekarang katakanlah apa yang mau
kau sampaikan pada Oom..."
Mata Steffi nampak tergenang dan genangan air
pada bola matanya itu akhirnya meluncur jatuh,
berguliran membasahi pipinya. Janter menunggu dan
menunggu, tapi Steffi belum juga mampu melontarkan
sepat?h kata pun, hamya butiran-butiran air matanya
saja yang terus bergulir.
"Stef, kalau memang kau berat mengatakannya
pada malam ini, biar nanti saja kau sampaikan pada Oom
bila hatimu telah siap. Mamamu tahu kalau kau ke sini?"
"Ti...dak.... Oom."
"Kalau begitu, Oom telepon mamamu ya?"
"Jangan, Oom. Jangan!" cegah Steffi menjadi
blingsatan. "Tak boleh ada yang tahu saya ke sini Oom.
Juga Mama saya..." "Lho, kok gitu sih?"
"Karena... karena Steffi menyaksikan kejadian
yang mereka tak ingin orang lain tahu, jadi jangan sampai
ada yang tahu kalau Steff ke sini, termasuk Mama!" ucap
Stefi dengan suara penuh tekanan.
"Ooh, Oom Jan!" pekik Steffi mulai merasa tak
tahan lagi. '"Mereka sudah gila! Sejak ritual penitisan
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
59 Kolektor Ebook yang kami lakukan, mereka menjadi gilagilaan...Mereka.... Demi Tuhan Steffi lihat dengan mata
kepala sendiri kalau di kamar hotel ada seorang gadis
ikutan menemani mereka, tapi m?reka tidak mengaku,
seakan mereka tidak melakukan hal itu!"
"Apa?"tanya Janter tak begitu paham mendengar
pekikan Steffi yang amatlah emosional.
"Sejak ritual penitisan roh Papa ke dalam tubuh
kami, Oom, rasanya kehidupan kami menjadi tidak
alamiah. Ada banyak kejadian yang saya tidak
sadari,terutama apa yang kami lakukan di atas panggung.
Mulanya hanya sebatas panggung belaka, tapi
kemudian... entah mengapa di luar panggung kami
merasakan hal-hal yang tak wajar. Itu pasti karena
penitisan roh ayah kami!"
"Ya, Tuhan! Kalian berani benar melakukan hal itu.
Bagaimana sampai kau dan yang lainnya itu mau-maunya
mengikuti perintah Rewin dalam melakukan ritual
penitisan roh? Oom sudah ngeri membayangkan hal itu,
terutama setelah Rewin mengakuinya seusai penampilan
perdana kalian pada peringatan hari keempat puluh dari
meninggalnya ayah-ayah kalian setahun silam."
"Saya, Farel dan Efik terpengaruh akan desakan
Rewin yang terobsesi meraih kesuksesan bila bermain
musik. Jadi, meski kami tak setuju, kami mencobanya,
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
60 Kolektor Ebook Oom..." Steffi pun mulai menuturkan kejadian tersebut.
Tepatnya setelah mengundurkan diri menjadi manager
mereka, Rewin mulai sibuk menghubungi beberapa
paranormal dan orang pintar. Salah satu orang pintar
yang ditemuinya itu menyarankan mereka melakukan
ritual penitisan roh. Apa dan bagaimana caranya
dijelaskan oleh si orang pintar. Rewin menjadi tertarik
melakukannya dan lantas memberitahukan rencananya
yang satu itu pada ketiga rekan-rekannya. Semula ketiga
rekan-rekannya agak ragu melakukannya, namun
akhimya Rewin berhasil meyakinkan mereka untuk
melakukannya. "Caranya bagaimana?" tanya Janter ingin tahu.
"Kami disuruh orang pintar itu untuk tidur di
makam ayah kami masing-masing semalam suntuk
dengan melafalkan mantera-mantera tertentu. Lantas
ketika kami mau manggung, kami mengulangi perapalan
mantera yang sama dan menaburkan serpihan tanah
yang berasal dari kuburan ayah kami masing-masing
kesekitar panggung sebelum pertunjukan...."
"Astagfirullaaah, kalian benar-benar melakukan
hal itu?" tanya Janter dengan perasaan tak percaya.
"Mulanya memang kami ragu dan hanya sekedar
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
61 Kolektor Ebook mengikuti apa yang Rewin pinta. Pertunjukan pertama
kami ketika peringatan hari keempat puluh dari
meninggalnya ayah-ayah kami itu menjadi sarana uji
coba. Uji coba itu berhasil dan kami menjadi tak ragu Lagi
melakukan hal itu sampai berulang-ulang," jawab Steffi
menjelaskan. Belakangan... mereka melakukannya juga di kamar
kamar hotel, Rewinlah yang mulanya tergoda untuk
moncoba dititisi roh ayahnya t?k hanya di panggung saja.
Lantas...terjadilah sesuatu yang tidak terduga, entah
bagaimana caranya ia mengajak penggemar fanatiknya
untuk menemaninya. Ya Tuhan...mereka sudah gila!
Mereka melakukanya lagi, lagi dan lagi... Rewinlah yang
mengarahkan Effik dan Farel meniru kelakukannya
dengan dalih... bukan mereka yang sebenamya
melakukan skandal itu melainkan ayah-ayah mereka!"
"Ya, Tuhan!" desis Janter dengan perasaan tidak
terperikan. Mendadak ia teringat kembali akan skandal
yang pernah dibuat Osman dan teman-temannya. Puber
kedu? yang merasuki diri mereka itu, membuat mereka
lupa akan istri masing-masing dan tergoda berkencan
dengan beberapa fans fanatik mereka.
Sekarang, dengan apa yang telah dilakukan anak
mereka masing-masing, apakah mungkin mereka
berbuat hal serupa, melanjutkan skandal mereka itu
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
62 Kolektor Ebook lewat tubuh anak mereka masing-masing?
Steffi terus saja bercerita, menyingkapkan semua
yang telah terjadi. Berhubung dirinya menupakan satusatunya gadis di antara ketiga rekannya, maka ia menjadi
orang yang tidak terlibat dalam skandal mereka.
Mulanya memang demikian, tapi ada kejadian
yang membuat Steffi akhirnya menjadi terlibat.
Semuanya didengarkan Janter dengan perasaan tak
percaya. Ia seringkali mendengar cerita-cerita mistis
namun baru kali inilah bulu kuduknya meremang karena
para pelakunya adalah orang-orang yang dikenalinya.
Pada bagian yang mengisahkan keterlibatan Steffi,
gadis itu tak dapat lagimenyembunyikan keterguncangan
jiwanya. Betapa dirinya menjadi tidak berdaya
menghadapi Rewin dan apa yang diperbuat terhadap
dirinya. Dada Janter pun bergemuruh amat hebat
mendengarmya. la benar-benar tidak mengira sudah
sedemikian jauh perbuatan mantan anak-anak
asuhannya. *** Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
63 Kolektor Ebook Sudah tidak terhitung mereka mengadakan
pertunjukan.Malam itu merupakan pertunjukan mereka
yang kesekian kalinya dan hasilnya sukses besar. Semua
penonton mereka buat histeris dan amatlah menikmati
sajian musik mereka. Dalam perjalanan pulang ke hotel, Steffi
mencurigai ketiga rekan-rekannya yang duduk dibagian
belakang mobil mereka. Ketiganya berkasak-kusuk
dengan suara cekikikan tertahan.
Berkali-kali Steffime menoleh ke belakang dan
setiap kali kepalanya menoleh itulah, ketiganya
kompakan terdiam. Setibanya di hotel, mereka pun
berpisah. Dalam setiap tur musik mereka di daerahdaerah,biasanya mereka membooking tiga buah kamar
hotel. Satu kamar untuk Steffi, satu lagi untuk Rewin
salah satu tehnisi panggung yang mengurus sound
system, lighting dan kamar yang terakhir ditempati Efik
dan Farel. Dari kasak kusuk yang terdengar Steffi mengetahui
kalau malam itu Rewin mengajak Efik dan,Farel
menginap di kamarnya, sementara sang tehnisi dipinta
tidur sendirian di kamar yang sedianya dipergunakan Efik
dan Farel. Tentu saja hal itu di luar kebiasaan mereka.
Sebelumnya tak pemah Rewin mau tidur bareng dengan
Efik dan Farel. Maka Steffi pun mencurigainya.
Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
64 Kolektor Ebook Malam itu ia sengaja tidak tidur untuk mengintai
apa yang akan diperbuat ketiga rekan-rekannya itu.
Sampai larut malam tidak terjadi sesuatu pun. Ia mulai
waspada dan berjaga ketika dari pintu kamanya yang
tidak tertutup rapat itu, Steffi melihat pintu kamar Rewin
yang berada di seberang kamarnya itu terbuka dan ada
tangan yang terjulur menebarkan serpiban tanah di
sekitar pintu. Habis itu pintu ditutup kembali. Tiga puluh
menit kemudian, seorang gadis mendatangi kamar itu
dan masuk ke dalam kamar. Pada dini harinya, gadis yang
sama keluar dari dalam kamar dengan langkah
mengendap-endap. Dua bulan kemudian, gadis itu mendatangi numah
Rewin ketik amereka sedang rapat. Gadis itu menuntut
dinikahi salah satu dari ketiga lelaki itu karena dirinya
telah hamil. Maka rapat mereka berubah menjadi
pertengkaran amat hebat. Steffi yang dipinta keluar dari
ruangan itu mendengar suara ketiga rekannya saling
menuding satu sama lain, melemparkan tanggungjawab
untuk menikahi gadis itu.
Dari pertengkaran itulah Steffi mengetahui kalau
rewin tergoda mencoba menitiskan roh ayahnya di luar
panggung. Lantas setelah berhasil mengencani satu dua
orang fansnya,ia mulai mengajak Farel dan Efik untuk
ikutan mencoba penitisan roh ayahnya di luar panggung
pertunjukan mereka. Titisan Roh Sang Legenda ? Tara Zagita
65 Kolektor Ebook Steffi amatlah tergoncang demi mengetahui hal
itu. Ia tak pernah bisa melupakan teriakan-teriakah
kemarahan, tudingan., pelemparan tanggung jawab
sampai sumpah serapah yang menjijikan.
"Win. kamulah yang harus bertanggung jawab
menikahi Katrin!" jerit Efik. "Gara-gara kau ajak kami
untuk... Ooh kalau tahu akan jadi begini, aku tak sudi
ikut-ikutan kamu! "Ya, Win. Aku nyesel ikut kamu bikin ritual
penitisan roh di luar panggung," timpal Farel.
"Sekarang kalian ngomong begitu, tapi waktu
kalian memeluk dan mencium Katrin, apa kalian
ngomong gitu? Huh, kalian itu mau enaknya saja!" cetus
Pedang Pembunuh Naga 7 Wiro Sableng 156 Topan Di Gurun Tengger Your Eyes 4
^