Pencarian

Misteri Penyamar Ulung 1

Pasukan Mau Tahu 13 Misteri Penyamar Ulung Bagian 1


Misteri Penyamar Ulung
Seri Pasukan Mau Tahu
Karya Enid Blyton
Djvu : tag-dgn.blogspot.com
Edit teks dan Pdf : Saiful Bahri Situbondo
Selesai Edit : 22 September 2018,Situbondo
Selamat Membaca ya !!!!!
******* Enid Blyton
Pasukan Mau Tahu
MISTERI PENYAMAR ULUNG
Ilustrasi oleh Lilian Buchanan
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. 2000
Daftar Isi
Kabar yang Menyebalkan .......
Eunice .......
Fatty Minggat .......
Gelandangan Dekil .......
Kisah yang Dilebih lebihkan .......
Komisaris Jenks Memerlukan Bantuan.......
Rapat Penting .......
Obrolan tentang Kumbang .......
Bersenang senang di Pasar Malam .......
Pak Tolling Tersesat .......
Kesulitan Fatty dengan Eunice .......
Fatty dan Bert si Badut .......
Fatty Bertanya .......
Siang yang Sangat Menarik .......
Perjamuan Minum Teh .......
Pengalaman Pak Goon --dan Eunice .......
Fatty Terkejut .......
Fatty Bercerita .......
Pak Goon Menyebalkan .......
Mengamati Sambil Menunggu .......
Fatty dalam Kesulitan .......
Laki laki dengan Bekas Luka .
..... Bagus. Fatty! .......
******* KABAR YANG MENYEBALKAN
"IKUT yuk. Bets?" kata Pip, mengajak adiknya saat sarapan pagi.
"Aku mau beli telur paska. Setelah itu kita mampir ke mmah Fatty."
"Ya aku ikut!" kata Bets bersemangat.
"Aku baru sekali melihatnya sejak ia kembali dari sekolah dan waktu itu ia bersama Bu Trotteville, jadi tidak bisa mengobrol dengan leluasa"
"Kita ajak Larry dan Daisy juga." kata Pip.
"Lalu kita beramai ramai makan kue sambil minum kopi di toko susu langganan kita. Ibu barangkali memerlukan sesuatu yang bisa kami belikan di desa nanti?"
"Tidak, Pip _ kecuali kalau kau sendiri ingin membeli weker," kata Bu Hilton sambil mengolesi roti bakarnya dengan mentega.
Pip melongo mendengar jawaban ibunya.
"Untuk apa?" katanya.
"Aku kan punya arloji."
"Maksud Ibu, supaya kau bisa bangun pada waktunya untuk sarapan pagi. Ya, Bu?" kata Bets sambil tertawa geli.
"Haha lucu!" tukas Pip.
"Weker seperti apa pun takkan bisa membangunkan aku, jika aku sedang tidur nyenyak. Kecuali itu, aku baru saja
selesai menjalani masa belajar yang sangat berat di sekolah, Bu! Sedang mengenai Ujianku minggu yang lewat wah! sukarnya bukan main.
Kurasa Ibu pun takkan mungkin bisa mencapai nilai
yang lebih bagus. Berminggu minggu aku tidak
enak tidur. gelisah memikirkan angka angka raporku nanti"
"Kurasa itu berarti bahwa kau akan lagi lagi termasuk kelompok yang paling bawah," kata ayah Pip, mengalihkan perhatiannya sebentar dari koran yang sedang dibaca.
"Yah kita lihat saja bagaimana buruknya beberapa hari lagi. kalau rapormu sudah tiba."
"Ayah ingin hadiah apa untuk perayaan Paska nanti?" tanya _Pip dengan cepat.
Ia memang sangat ahli dalam mengalihkan pembicaraan.
"Aku sudah berpikir pikir untuk membelikan tembakau kegemaran Ayah dan Ibu mestinya mau kalau kubelikan telur Paska dari marsipan, karena aku tahu bahwa Ibu suka makan marsipan, dan. "
"Marsipan itu terbuat dari apa sebenarnya?" tanya Bets, ingin tahu.
"Anu -dari biji amandel yang digiling halus, lalu dicampur adonan putih telur serta..." kata Pip dengan nada menggurui
Siasatnya berhasil.
Ayah dan ibunya tersenyum geli.
"Ya, ya sudahlah," kata Bu Hilton sambil menepuk nepuk tangan Pip.
"Kita takkan me nyinggung nyinggung soal rapor lagi. sampai sesudah Paska Kau tadi benar -aku memang
suka makan marsipan. Sekarang kau masih mau roti bakar yang sepotong ini? Kalau mau. cepat ambil! Bets. nanti sebelum pergi jangan lupa bereskan kamar tidurmu dulu. Dan ingat kita makan siang pukul satu tepat!"
Bu Hilton pergi meninggalkan meja makan. Saat itu telepon yang ada di gang berdering.
Bu Hilton menerimanya, lalu berseru ke arah kamar makan.
"Ini Fatty katanya ia ingin berbicara dengan salah seorang di antara kalian berdua. Kau saja. Bets. karena kau sudah selesai!"
Bets datang bergegas gegas.
"Halo! Halo. Fatty!"
"Halo, Bets!?
Suara yang terdengar lewat hubungan telepon itu bernada hangat dan lincah
"Bagaimana jika kita berkumpul di salah satu tempat pagi ini? Aku akan ke desa. mau belanja sedikit untuk menyongsong Paska '
"Aku dan Pip juga berniat begitu. Fatty." kata Bets dengan gembira
"Kita ketemu saja nanti di toko susu langganan kita lalu beramai-ramai minum kopi di situ. Bagaimana kalau pukul sebelas kurang seperempat?"
"Oke," kata Fatty.
"Kalian yang menghubungi Larry dan Daisy, atau aku?" '
"Biar kami saja." kata Bets.
"Ada kabar baru tidak Fatty? Barangkali ada kejadian seru?"
Bets mendengar suara Fatty tertawa
"Apa maksudmu? Kau kan tidak beranggapan bahwa aku punya misteri baru lagi? Sama sekali
tidak! Saat ini aku bahkan sedang sebal. tentang
sesuatu hal. Nantilah kuceritakan, kalau kita semua sudah lengkap. Yuk, sampai nanti!"
Setelah menelepon.
Bets kembali ke kamar makan untuk menceritakan pembicaraannya dengan Fatty pada Pip. Anak itu tinggal seorang diri saja di sutu, menghadapi potongan roti bakar yang terakhir.
"Aduh," kata Bets sambil memandang ke arah roti,
"belum pernah aku melihat selai begitu banyak dioleskan pada roti yang cuma sekeping seperti itu."
"Ahh. jangan banyak omong.' tukas Pip.
"Tunggu saja sampai kau sendiri sudah bersekolah di internat (sekolah yang sekaligus menyediakan asrama untuk murid murid yang berasal dari daerah lain) ' baru bisa kau mengerti bagaimana senangnya kembali ke rumah, dan tidak perlu lagi berbagi selai dengan kawan kawan semeja yang jumlahnya sekitar dua puluh anak. Apa kata Fatty tadi?"
Bets menyampaikan pesan Fatty.
"Asyik!" kata Pip.
"Nah sekarang cepat cepat saja kaubereskan kamar tidur kita, lalu.. "
"Seenaknya saja! Bereskan sendiri kamarmu." tukas Bets sambil pergi ke luar.
Ia menaiki tangga dengan langkah panjang panjang. Dua jenjang sekaligus dilangkahinya dengan bersemangat, karena saat itu ia sedang senang sekali.
Ia menyukai masa liburan -karena saat itu ia tidak seorang diri saja terus menerus - Tinggal ia sendiri yang belum bersekolah di internat. Kini mereka berlima sudah
berkumpul lagi _atau berenam, dengan Buster anjing Fatty yang kecil bandel berbulu hitam.
Pukul setengah sebelas Pip dan Bets berangkat ke rumah Larry dan Daisy.
Mereka berempat langsung menuju ke toko susu langganan mereka di desa.
Fatty belum datang ketika mereka tiba di situ. Mereka duduk lalu memesan roti kismis dengan olesan mentega, serta kopi panas.
"Susunya yang banyak, ya," kata Larry.
"Tapi jangan diberi gula, biar kami sendiri."
Lima menit kemudian barulah Fatty datang.
Ia naik sepeda, diiringi Buster yang berlari lari di sampingnya. Fatty masuk sambil tertawa nyengir seperti biasanya. Ia mengangkat Bets dari kursinya. Anak itu dijunjungnya tinggi tinggi. lalu diturunkan nya lagi.
Fatty mendesah,
"Wah -dalam waktu dekat aku takkan mampu lagi menjunjungmu, Bets" katanya
"Kau sudah terlalu besar sekarang. dan berat sekali!"
"Kami sudah memesankan roti dan kopi untukmu Sekaligus. Fatty," kata Pip.
Fatty duduk sambil menghembuskan napas panjang.
"Kalau kopi saja, bolehlah." katanya.
Teman temannya memandang ke arahnya dengan heran.
"Kau tidak mau roti?" kata Daisy.
"Tapi kau kan biasanya makan dua kali lipat lebih banyak daripada kami."
"Aku tahu -tapi saat ini aku sedang diet." kata Fatty.
"Tidak kalian lihat potongan tubuhku yang sekarang ramping?"
Anak anak memperhatikan dirinya dengan serius. menelusuri bentuk tubuhnya dan kepala sampai kaki.
"Yah _ tidak banyak bedanya," kata Pip kemudian
"Tapi untuk apa kau melakukan diet Fatty? Kan kau suka makan."
"Itu benar," kata Fatty.
"Tapi semester mendatang ini aku akan dimasukkan oleh kapten olahraga kami ke dalam Regu Pertama Tenis dan aku tidak ingin lari pontang panting menyeret tubuhku yang gembrot di lapangan saat hawa sedang panas-panasnya."
"Tak kusangka kau jago main tenis," kata Larry dengan heran.
"Aku sendiri Juga tidak." kata Fatty merendah.
"Tapi suatu hari ketika aku sedang iseng memukul mukul bola di lapangan tenis, tahu tahu Dickory Dock dia itu ketua kami -nah. dia tahu tahu muncul, lalu yah. tidak enak rasanya menceritakannya."
"Memang tidak perlu," kata Larry.
"Aku heran, begitu banyak orang yang menganggap kau jago ini atau jago itu. Aku yang sudah begini lama berlatih mati matian di sekolah karena ingin ikut dalam regu sepak bola atau cricket, belum sekali pun bisa berhasil. Sedang kau. saat kau sedang iseng Sendiri. tahu tahu ketua atau kapten atau salah seorang tokoh penting lainnya datang menghampiri.. "
"Lalu berkata. 'Frederick Trotteville, kau ini benar benar merupakan keajaiban dunia. Kuharap kau sudi memberi kehormatan pada kami! Ikutlah
bermain dalam Regu Pertama kita.' " kata Pip menyambung.
"Itu sungguh-sungguh tidak adil! Dan kau selalu menjadi juara kelas .Sedang aku, biar belajar mati matian pun. paling tinggi cuma bisa menempati ranking kesembilan. Dan kau? Kau kelihatannya tak pernah belajar .Wah. Fatty-jika aku tidak sangat suka padamu. aku pasti sudah muak melihatmu "
Fatty tertawa. sementara tangannya _meraih sepotong roti kismis.
Tapi kemudian wajahnya menjadi serius
"Tapi urusan main tenis ini takkan merupakan hal yang enak bagiku." katanya.
"Aku sudah bersumpah pada diriku bahwa aku harus melangsingkan tubuh dalam liburan ini. Kalau memukul bola ke seberang net saja aku masih bisa -begitu pula mengarahkannya ke tempat yang sukar dijangkau pemain lawan. Pukulan tenis yang menggeledek kutangkis tanpa sedikit pun berkedip! Tapi lari mondar mandir di lapangan yang membuat aku setengah mati. Aku terengah engah. seperti kakek kakek saja."
"Kalau begitu kau memang harus diet, Fatty." kata Bets prihatin.
"Kami semua akan membantumu. Apa yang akan kaulakukan untuk itu, di samping mengurangi makan?"
"Aku berniat akan berlatih lari lintas alam setiap hari! Mungkin lebih baik jika aku melakukannya malam hari apabila lalu lintas kendaraan sudah agak sepi." kata Fatty
"Kalian tentunya pernah melihat orang-orang yang lari sendirian. hanya
dengan baju dalam dan celana pendek. Bertampang serius. bertekad bulat. dan tak peduli terhadap sekelilingnya -dan umumnya kurus kurus! Nah. aku pun akan bertampang serius, bersikap tak peduli. dan bertekad bulat tapi kurasa kecil harapannya aku akan bisa benar benar menjadi kurus,"
Teman temannya tertawa membayangkan Fatty kurus
"Yah tapi sampai sekarang sudah tiga roti kismis yang kaumakan." kata Pip.
"Kau pasti tidak menyadarinya. ya? Atau kau berniat memulai dietmu itu nanti setelah Paska?"
"Apa? Sudah tiga buah yang kumakan?" kata Fatty kaget .
Ia mengeluh.
"Beginilah kalau waktu sarapan tadi hampir tidak makan sama sekali! Menjelang siang aku sudah Setengah mati kelaparan. Nih, Buster _kau saja yang makan rotiku yang keempat."
Buster tidak menunggu lagi sampai ditawari untuk kedua kalinya. Roti kismis itu langsung lenyap dengan sekali telan saja .Anjing kecil itu memandang tuannya.
Siapa tahu ada rejeki lagi!
"Buster yang menarik keuntungan dan rencana dietku," kata Fatty.
"Aku selalu saja lupa! Kalau kemudian teringat, apa yang ada di piringku langsung kuberikan padanya."
"Itu rupanya yang menyebabkan ia sekarang gendut," kata Pip.
"Kalau kau berolahraga lari lintas alam nanti. kau harus mengajaknya, Fatty. Coba lihat itu perutnya!"
"He. Fatty!" sela Bets dengan tiba tiba.
"Waktu menelepon tadi pagi kaukatakan bahwa kau sedang sebal mengenai sesuatu Apa maksudmu?"
"O ya," kata Fatty.
Tanpa disadari olehnya. tangannya sudah meraih gula sebongkah kecil dari tempat gula.
"Soalnya begini! Di Peterswood sini akan diadakan salah satu kongres, entah tentang apa. Waktunya kalau tidak salah minggu depan pokoknya sehabis Paska. .Nah salah seorang peserta kongres itu akan menginap di rumahku. Ia teman ayahku. Pernah satu sekolah atau begitu."
"Tapi kenapa kau lantas sebal karenanya?" tanya Larry.
"Kau tidak perlu menemaninya? Ia pasti sibuk terus, menghadiri kongres"
"itu memang benar -tapi ia akan datang dengan anak gadisnya yang menyebalkan," kata Fatty.
"Aku sebenarnya belum pernah berjumpa dengan anak itu _tapi aku berani bertaruh, ia pasti menyebalkan! Kata ibu ia anak tunggal yang ibunya meninggal dunia ketika ia baru berumur dua tahun. Jadi ia selalu sendiri saja dengan ayahnya. Dan aku disuruh menemani anak itu."
Anak anak membisu selama beberapa saat.
"Wah itu memang kabar jelek! ' kata Pip kemudian.
"Bagi kita cuma ada dua pilihan, Fatty. Kami terpaksa tidak bersama sama denganmu selama liburan ini __ atau, anak itu selalu ikut ke mana saja kita pergi."
"Ya, begitulah keadaannya," kata Fatty dengan geram. sementara tangannya meraih sepotong roti
kismis lagi.
Teman temannya tidak ada yang memperhatikan.
Ia sendiri baru ingat bahwa ia harus diet saat roti itu sudah dimakan separuh.
Fatty memandang makanan itu dengan sebal.
"Kau sih, kelihatan begitu enak dan penuh kismis," katanya pada roti itu.
"Sekarang tidak bisa kukembalikan lagi ke piring sedang kalau kuberikan pada Buster, kurasa perutnya sudah hampir meletus Yah apa boleh buat!"
Dikunyahnya sisa roti yang separuh itu, dengan air muka tetap suram.
"Kapan datangnya anak itu?" tanya Bets.
"Memang sayang sekali, Fatty. Tapi kenapa harus kau yang menemani dia? Kenapa tidak ibumu saja?"
"Kau kan tahu sendiri, ibuku Sibuk sekali dengan segala macam urusan panitia, dan entah apa lagi," kata Fatty
"Pagi ini sambil bergegas pergi. entah untuk urusan apa, dan ia mengatakan begini. ? Nah, Frederick aku tahu kau bisa kuandalkan untuk menemani Eunice, agar ia merasa kerasan di sini dan jangan lupa menjemput mereka nanti ke stasiun . Ia datang bersama ayahnya, naik kereta api, pukul sebelas lima puluh...." "
"Namanya aneh -Eunice!" kata Daisy.
"Wah. Fatty ! lihat jam itu kau tak sempat lagi menjemput mereka karena sekarang sudah pukul dua belas kurang seperempat!"
"Astaga!" seru Fatty kaget sambil cepat-cepat berdiri,
"Aku harus pergi sekarang."
Ia melirik arlojinya.
"Ah _masih ada waktu. Jam itu terlalu
cepat! Bagaimana kalau kalian ikut aku ke stasiun, untuk melihat bagaimana tampang Eunice itu? Yuk, kita pergi beramai ramai!"
Anak anak bergegas membayar. lalu keluar.
Semua bertampang lesu.
Ya tidak aneh kalau Fatty merasa sebal.
Eunice sialan segala galanya pasti akan rusak karena dia!
**** EUNICE MPREKA bergegas gegas lewat di depan gedung Balai KOta.
"Lihat -kongres itu akan diadakan di sana." kata Larry. sambil menunjuk ke suatu pengumuman berukuran besar.
"Empat acara rapat minggu depan! Dan itu, di situ tertulis. 'Untuk Kalangan KoleOpteris'. Apa itu koleOpteris?"
"Koli apa?" tanya Bets.
"Koli anu is itu orang orang macam apa, Fatty?"
"Mungkin pemelihara anjing collie," kata Pip menebak
"Itu -anjing yang bulunya panjang, seperti Lassie. Atau pemelihara burung kolibri?"
"Mungkin juga bukan koli --tapi kuli." kata Daisy sambil tertawa.
"Jadi kongres para kuli pengangkut barang!"
"Konyol, ah," kata Fatty.
"Mereka itu he, awas -itu Pak Goon. naik sepeda. Wah, kurasa aku perlu memberi saran saran padanya, tentang diet untuk melangsingkan badan."
Pak Goon bersepeda lurus ke arah mereka. Pakaian seragamnya nampak sudah kekecilan untuk badannya yang gendut. Polisi desa itu sama sekali tidak senang ketika melihat anak anak.
Apalagi melihat Buster yang langsung datang menyongsong sambil menggonggong-genggong. lalu berusaha menggigit mata kaki Pak Goon.
'Ihh. anjing ini!" sergah Pak Goon sambil menendang ke arah Buster
"Panggil dia! Jadi kalian sudah kembali lagi untuk berlibur di rumah. ya? Asal ingat saja. jangan suka mencampuri hal hal yang bukan urusan kalian! Aku akan sibuk selama minggu minggu mendatang ini. Mana akan ada pasar malam di sini. belum lagi kongres koli -H koli anu..."
"Anjing collie. Pak Goon?" sambung Fatty lengan tampang serius.
"0. jadi kongres para pemeliharanya. ya" kata Pak Goon dengan nada tidak Senang
"Aku takkan senang jika semuanya nanti datang dengan anembawa anjing-anjing mereka. Huhh anjing anjing lagi! Seolah olah di desa sini masih belum cukup banyak anjing-anjing berkeliaran!"
Pak Goon mengayunkan kakinya lagi hendak menendang Buster.
Tapi anjing kecil itu cukup cerdik.
Ia tidak mau terlalu dekat
'Kau jaga saja anjingmu itu baik baik. jika nanti anjing anjing collie berkeliaran di sini." kata Pak Goon.
"Mereka biasanya galak galak dan anjingmu itu bisa jadi daging cincang kalau berreelahi melawan mereka Rasakan!" Pak Goon meneruskan perjalanan dengan perasaan puas. Buster mengiringi kepergiannya dengan gonggongan ribut.
"Kau tidak boleh bicara sekasar itu, Buster." kata Fatty dengan serius.
"Kan bisa didengar anjing anjing lain."
Bets tercekikik geli.
"Aduh. Fatty kenapa kau tadi meneruskan kekonyolan Pip tentang anjing anjing collie pada Pak Goon?" katanya.
"Sekarang ia pasti merasa melihat anjing collie dimana mana!"
"Tapi apa sebetulnya 'koleopteris' itu?" tanya Daisy.
"Masa kau tidak tahu, Fatty? Kusangka kau tahu segala galanya!"
"Tentu saja aku tahu." kata Fatty sambil mempercepat kayuhan sepedanya. setelah melihat pukul berapa saat itu pada sebuah jam.
"Mereka itu penggemar kumbang."
Keterangannya itu disambut teman temannya dengan seruan tidak percaya.
"Jangan suka bohong, ah! Mana ada orang yang suka pada kumbang! Kumbang uhh!"
"He. Fatty kami ini tidak setolol Pak Goon. ya!"
"Kalau mengarang cerita yang lebih baik. ah!"
"Ya deh. ya deh." kata Fatty dengan santai.
"Aku bisa saja mengatakan yang lain-lain. Tapi yang benar, kebetulan yang kukatakan tadi itulah!"
"Mana mungkin ada orang mau mengadakan kongres tentang kumbang!" kata Pip sambil mencibir.
"Biar kutanyakan nanti pada kawan ayahmu itu!"
"Ya _tanya saja padanya," kata Fatty.
"He ! itu kan bunyi peluit kereta! Ayo. cepatlah sedikit!
Ibuku pasti marah nanti, jika aku sampai terlambat menjemput Pak Tolling serta anak gadisnya yang manis. Eunice."
"Berapa umur anak itu?" tanya Bets dengan napas tersengal sengal. karena berusaha bersepeda seiring dengan Fatty
"Entah, aku juga tidak tahu," jawab Fatty.
'Sebentar lagi bisa kaulihat sendiri. Nah. kita sudah sampai tepat pada waktunya! Huhh bersepeda seperti tadi itu sama manfaatnya seperti diet untuk melangsingkan badan. Tolong awasi sepedaku ya, Pip -aku ke peron sebentar, untuk menyongsong Pak Tolling serta anaknya!"
Fatty cepat-cepat menyandarkan sepedanya ke dinding stasiun. lalu bergegas lari ke peron, sementara kereta api yang masuk berhenti di situ.
Fatty membereskan letak rambutnya, sambil memperhatikan apakah ada seorang laki laki turun dari kereta, diiringi anak perempuan. Dengan segera ia melihat seorang laki laki bertubuh pendek, dengan jenggot hitam lebat. serta berkaca mata sedang kerepotan dengan dua buah kopornya.
Ia disertai seorang anak perempuan.
Anak itu lebih tinggi daripada laki laki yang berdiri di sampingnya.
Badannya kekar agak gemuk dengan rambut panjang dikepang dua, tergantung sampai punggung. Ia memakai seragam sekolah. Mantel biru tua berikat pinggang serta topi berwarna biru tua pula, dengan pita berwarna lain dan lencana di sisi kiri .
Fatty yang sedang menunggu, mendengar anak perempuan itu berbicara dengan suara jelas dan lantang.
"Tidak, Ayah ! kita tidak perlu memanggil pengangkat barang! Ayah membawa kopor yang kecil, sedang yang besar biar aku saja! Kita pasti bisa mendapat taksi di luar."
"Di mana kutaruh karcis kereta tadi?" kata ayah anak itu. ia sibuk mencari merogoh rogoh kantungnya.
"Ayah tadi memberikannya padaku." kata anak perempuan itu dengan suaranya yang jelas dan tegas.
Fatty langsung merasa kecut
Astaga anak galak bertubuh kekar itukah yang harus ditemaninya paling sedikit selama seminggu mendatang?
Diperhatikannya anak itu mengeluarkan karcis dan sebuah dompet kulit, lalu menyimpannya lagi. Kemudian anak itu memandang berkeliling.
"Katanya akan ada Orang yang menjemput kita," katanya.
"Kurasa"


Pasukan Mau Tahu 13 Misteri Penyamar Ulung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Fatty tidak tahu apa yang hendak dikatakan anak itu karena saat itu ia sudah bergegas mendekati mereka.
Tapi ia bisa menduganya.
Fatty tersenyum sopan.
"Eh _ Anda Pak Belling? Saya -"
"Bukan ! namaku bukan Belling, tapi Tolling." kata laki laki pendek berjenggot itu
"Aduh, maaf," kata Fatty, karena ia tadi memang benar benar salah sebut
"Saya rasa karena akhirannya sama jadi saya lantas --"
"Ya. sudahlah." kata anak perempuan tadi.
"Aku sudah biasa dipermainkan seperti itu. tapi ayahku tidak .Jadi jangan sapa dia dengan sebutan Pak Belling, atau Jingling. atau Tingling karena ia takkan mengerti. Hanya akan membuang buang waktu saja kalau harus dijelaskan di mana letak lucunya "
Fatty kaget sekali menghadapi sikap setegas itu.
"Eh saya Frederick Trotteville" katanya sambil mengulurkan tangan untuk mengambil kopor yang dijinjing Pak Belling.
"Nah. jika aku juga ingin lucu seperti kau tadi. kau akan kusapa dengan sebutan Frederick Canterville." kata anak perempuan itu sambil meringis dengan cepat.
Fatty kaget mendengar kelincahan anak itu bermain dengan kata kata. Dalam bahasa Inggris. trot dan canter sama sama merupakan gerak lan kuda. Sementara itu anak perempuan itu menyambung.
"Kau tidak perlu membawakan koporku, karena'aku sendiri juga bisa. Tapi hati hati dengan kepunyaan ayahku karena penuh berisi kumbang!"
Fatty memandang kopor yang dijinjingnya dengan cemas .Ia merasa lega ketika melihat bahwa k0por itu diikat baik-baik. ia tidak ingin kopor itu tahu tahu terbuka, sehingga peron penuh dengan kumbang mati berserakan
"Sebentar akan kupanggilkan taksi untuk kalian " katanya
'Ayahku saja yang naik taksi. bersama kumbang-kumbangnya. ' kata anak perempuan itu.
"O ya. namaku Eunice. Eunice Telling. bukan Belling. Aku tidak mau naik taksi karena kalau naik mobil selalu mabuk. Kalau bisa aku lebih suka jalan kaki saja. Kopor yang satu lagi itu kaumasukkan saja ke taksi."
"Baik Bu," kata Fatty, yang saat itu merasa seperti orang suruhan saja.
Ia memanggil satu satunya taksi yang ada di situ. lalu membantu Pak Tolling naik. Laki laki _tua itu berkeras bahwa kopornya yang berisi kumpulan kumbang harus diletakkan di atas pangkuannya. Fatty menaruh kopor yang satu lagi di lantai, lalu menyebutkan alamat rumahnya pada sopir taksi. Eunice terdengar menarik napas lega ketika taksi itu akhirnya berangkat meninggalkan pekarangan stasiun.
"Nah akhirnya selesai juga mengurus ayahku." katanya.
"Pukul berapa sekarang? Ada sekitar pukul dua belas? Adakah tempat makan di dekat dekat sini? Aku lapar sekali .Kami tadi pagi sarapan pukul tujuh."
"Eh ya, ada," kata Fatty.
Saat itu ia melihat keempat temannya yang memandang ke arahnya sambil nyengir.
"Tapi sebentar -aku ingin memperkenalkan empat orang kawanku dulu. Ini Larry, Pip, Daisy dan Bets."
"Halo." kata Eunice sambil mengamati mereka dengan cepat.
"Dan anjing kecil berbulu hitam ini tentunya anjingmu. ya? Sudah beberapa kali aku tersandung karena dia. Tidak bisakah dia kausuruh berjalan dekat kakimu?"
"Jalan sebelah sini. Buster." kata Fatty dengan suara seperti tercekik. sementara anak anak yang lain membisu.
Buster menurut ia pergi ke dekat Fatty lalu duduk. Hanya dari tampangnya saja nampak bahwa anjing kecil itu merasa heran. Anak anak yang lain tidak tahu apa yang harus dikatakan. Mereka hanya memandang saja ke arah Eunice, sambil membisu. Mereka begalan mengiringi. ketika anak perempuan itu mulai melangkah maju bersama Fatty. Mereka saling berlirik lirikan_ tanpa mengatakan apa-apa.
Aduh galaknya anak itu!
"Eh Eunice ingin makan dulu,
" kata Fatty pada teman teman yang berjalan di belakangnya.
"Sayang kita tadi sudah sarapan untuk kedua kalinya. Ke mana enaknya, ya?"
"Itu kulihat ada semacam restoran kecil," kata Eunice.
Ia menunjuk ke arah sebuah restoran yang tergolong mahal.
Anak anak tidak biasa datang ke situ, mengingat harga harga hidangan di situ sangat tinggi.
"Tempat itu terlalu mahal bagi kami." kata Daisy.
"Kita di situ harus membayar satu Shilling, hanya untuk..."
"Biar, kan aku nanti yang membayar." kata Eunice.
"Yuk kalian semua kutraktir."
"Kami baru saja makan sambil minum kopi_' kata Daisy.
"Lagi pula, Fatty saat ini sedang berusaha melangsingkan badan "
"Fatty? Siapa itu?" tanya Eunice heran.
"Ah maksudmu Frederick! lh. kasar sekali! Jika itu
julukannya. aku tidak mau ikut ikut memakainya. Kalau kau tidak berkeberatan. kau kupanggil saja dengan namamu yang betul. Frederick "
"Eh -tidak, aku tidak keberatan." kata Fatty .
Secara sembunyi sembunyi ia memberi isyarat pada anak anak yang lain supaya pergi. Menurut perasaannya, ia akan lebih mampu menghadapi anak yang keterlaluan itu jika ia seorang diri saja. tanpa ada teman teman yang memperhatikan sambil tertawa cekikikan.
"Yah -kami pergi saja sekarang" kata Larry agak segan .
Eunice itu payah tapi asyik rasanya melihat bagaimana ia memperlakukan Fatty. Fatty nyaris tidak bisa berbicara karena Eunice mengoceh tanpa henti.
Bayangkan _anak seperti itu akan tinggal sehma liburan di rumah Fatty!
"Sampai lain kali." kata Fatty dengan singkat sambil menyentakkan kepalanya dengan tegas.
Sebagai tanda bagi teman temannya bahwa ia tidak ingin lebih lama melihat mereka di situ.
Mereka benar benar payah.
Masa -memandang dia terus, sambil cengar cengir!
Keempat anak itu berdiri sambil memperhatikan Fatty dan Eunice masuk ke restoran lalu duduk pada salah satu meja. Mereka melihat Eunice memanggil pelayan lalu menyebutkan berbagai hidangan yang diingini.
Banyak juga yang dipesannya! tidak lama kemudian nampak pelayan datang membawa dua piring penuh berisi kue kue_ serta dua cangkir minuman coklat
berbusa. Satu untuk Eunice -dan satu untuk Fatty!
Sementara itu Eunice menyerocos terus!
Anak itu bisa berbicara sambil makan, itu sebetulnya tidak pantas, tapi mengasyikkan untuk dilihat. Fatty kelihatannya menderita sekali. Berulang kali ia mencoba mengatakan sesuatu, tapi Eunice mengoceh terus tanpa henti .Anak perempuan itu menyodorkan sepotong kue coklat pada Fatty, yang menolak dengan gigih.
'Kasihan Fatty." kata Bets dengan perasaan iba.
"Bayangkan, harus duduk menghadapi kue coklat yang begitu enak sementara ia tahu bahwa ia harus diet. ditambah lagi mendengarkan ocehan anak itu, yang tidak kenal berhenti. Eh. eh _lihatlah, akhirnya diambil juga kue coklat itu!"
Itu memang benar.
Fatty tidak tahan lagi duduk berdiam diri, memperhatikan Eunice menggasak kue kue sedap itu seorang diri. Keadaannya takkan terasa begitu menyiksa, jika Fatty diberi peluang sedikit saja untuk berbicara dan menyatakan pendapatnya. seperti yang biasa dilakukan olehnya.
Tapi kini karena merasa kewalahan. tangannya lantas meraih sepotong kue coklat.
Lalu satu lagi-dan satu lagi-
"Aduh, Fatty!" keluh Daisy, sambil memandang terus dari balik kaca jendela restoran.
Ia berpaling pada anak-anak yang lain.
"Yuk. lebih baik kita
pergi saja. Jika Fatty melihat kita masih di sini, pasti ia nanti marah sekali. Kita pulang saja sekarang."
Keempat anak itu pergi dengan perasaan sedih.
Bets bahkan sudah sukar sekali menahan air matanya.
"Keadaannya takkan terlalu payah jika Eunice tidak begitu sifatnya," katanya.
"Tapi ia benar benar keterlaluan! Tidak enak rasanya jika ia selalu ikut terus dengan kita. Tapi kita juga tidak bisa meninggalkan Fatty dengan begitu saja, membiarkan ia terus menerus seorang diri menghadapi Eunice. Susah deh!"
**** FATTY MINGGAT
SORENVA Larry dan Daisy pergi minum teh di rumah Bets dan Pip. Sampai saat itu sama sekali belum ada kabar dari Fatty .
Menelepon saja belum!
Tapi saat keempat anak itu sedang menikmati hidangan sore. tahu tahu mereka mendengar langkah orang berlari memasuki pekarangan
Bets bergegas ke jendela lalu menjenguk ke luar.
"Fatty yang datang!" katanya.
"Fatty dengan pakaian olahraga. Celana pendek, baju kaus. dan sepatu bersol karet. Ia terengah engah. Rupanya berusaha melenyapkan berat badan yang pasti bertambah karena makan kue kue coklat tadi!"
Pip berseru memanggil Fatty dari jendela
"Masuk saja. langsung kemari! Kami sedang minum teh'"
Fatty berlari lari masuk lewat pintu samping, lalu ke serambi dalam.
Saat itu Bu Hilton muncul dari kamar duduk, bersama seorang teman. Bu Hilton ter-pekik kaget melihat Fatty datang sambil berlari lari.
"Astaga apa...! Ah, kau rupanya. Frederick. Kau datang untuk minum teh dengan pakaian seperti itu? Keterlaluan!"
"Maaf. Bu Hilton -tapi saya sedang berolahraga lari lintas alam _ sedang latihan. Bu." kata Fatty dengan napas terengah-engah, lalu cepat cepat lari naik tangga menuju ke tingkat atas.
Anak anak yang lain sudah tidak sabar lagi menunggu ia muncul. Begitu ia masuk, Bets langsung merangkulnya.
"Ih 'kau basah kuyup," kata anak itu.
"Tadi kehujanan, ya?" _ .
"Tidak _ ini keringatku karena berlari." kata Fatty.
Ia menghenyakkan diri di sebuah kurs empuk. sambil menghembuskan napas panjang
"Kusangka kau baru akan mulai setelah Paska nanti." kata Daisy.
"Rencanaku memang begitu Tapi aku sudah tidak tahan lagi menemani Eunice!" keluh Fatty.
'Dan ini alasan terbaik yang bisa kupikirkan untuk menjauhinya. Anak itu tidak henti hentinya bicara mengatur diriku. Bayangkan. aku diperintah perintah olehnya! Dan ia selalu saja membuntuti, ke mana pun aku pergi. Tadi ia bahkan mengetuk pintu kamar tidurku. Katanya hendak meminjam buku. Tapi begitu masuk. langsung duduk dekat lemari bukuku -dan tidak mau keluar lagi."
"Kenapa tidak kau dorong saja dia ke luar'" tukas Bets dengan jengkel.
"Kurasa kalau soal dorong mendorong, bisa bisa Fatty yang terpental didorong Eunice," kata Larry.
"Anak itu..."
"Jangan mengejek. ya! Kalau begitu lebih baik aku pergi saja." kata Fatty dengan sebal sambil
berdiri dari kursi.
Daisy mendorongnya. sehingga Fatty terduduk kembali.
"Aduh, sekarang lekas sekali kau tersinggung!" kata Daisy.
"Jangan mau dong, diperlakukan dengan seenaknya saja oleh Eunice. Damprat saja!" '
"Itu pasti sudah kulakukan, jika ia pernah berhenti berbicara sejenak." keluh Fatty.
"Eh itu kan teh. yang kulihat di atas meja? Aku haus sekali. Rasanya seteko pun pasti habis kuminum saat ini."
"Tapi nanti naik lagi berat badanmu yang sudah agak susut karena berlari tadi," kata Daisy.
"Tapi kau harus mengumpulkan tenaga, jika harus menghadapi Eunice itu seminggu penuh! Tolong sodorkan piring biskuit coklat itu padanya, Pip."
"Aku sebetulnya tidak boleh makan ini_" keluh Fatty.
Tapi tangannya mengambil biskuit itu tiga buah
"Sungguh. aku tahu betul bahwa ini tidak boleh. Tapi dalam waktu beberapa hari saja aku pasti sudah lemah lunglai tinggal bayanganku saja _ jadi aku perlu mengisi tenaga!"
"Pendapatku juga begitu." kata Daisy.
Ia menuangkan teh untuk Fatty, dengan susu yang banyak serta gula tiga bongkah.
"Tapi yang serius sekarang, Fatty! bagaimana tindakan kita, menghadapi Eunice itu?"
"Jangan tanya aku!" kata Fatty yang sedang mengunyah ngunyah biskuit coklat dengan nikmat.
"Yang paling payah, ibuku senang pada anak itu!"
Teman temannya terdiam, karena heran.
"Kenapa bisa begitu?" tanya Daisy kemudian.
'Ibu ibu kita kadang kadang menyukai anak anak yang bagi kita menyebalkan. Itu kita ketahui karena kita disuruh mengundang mereka ke pesta kita! Tapi tidak bisa kubayangkan ibumu menyukai Eunice, Fatty!"
"Kata Ibu, anak itu baik, bisa diandalkan dan ringan tangan," kata Fatty menjelaskan.
"Soalnya begitu datang Eunice langsung mengeluarkan barang barangnya dari kopor besar dan menaruhnya dalam laci laci di kedua kamar yang ditempati olehnya serta ayahnya lalu setelah itu ia pergi ke dapur untuk mengatakan pada Jane agar kopor ayahnya yang berisi koleksi kumbang jangan disentuh... "
"lalu, apa kata Jane?" tanya Pip penuh minat ia tahu.
Jane tidak menyukai kumbang, labah labah, dan juga ngengat.
"Mula mula ribut, karena menyangka bahwa kumbang kumbang itu masih hidup tapi kemudian ia tenang kembali, setelah mendengar bahwa semua sudah mati," kata Fatty, tertawa.
"Setelah itu Eunice kembali ke ibuku untuk menanyakan jadwal waktu makan setiap hari, supaya ia bisa mengusahakan agar ayahnya selalu ada pada waktunya. Kemudian ia menawarkan untuk membereskan tempat tidur serta kamarnya. begitu pula yang ditempati ayahnya jika itu
disetujui oleh Jane."
"Wah bukan main anak itu." kata Larry.
"Tidak kubayangkan Daisy melakukan itu semua. Pantas jika ibumu Suka pada Eunice."
"Menurut ibuku, anak itu benar benar hebat." kata Fatty.
Ia meraih sepotong kue, tapi kelihatannya tanpa menyadarinya.
"Kata Ibu, kelakuan Eunice patut dicontoh. Senang rasanya ada anak seperti dia di rumah, yang selalu manis terhadap ayahnya. dan..."
"Nah jika ibumu begitu tertarik padanya, barangkali saja mereka nanti akan bisa akrab, sehingga kau bebas untuk bergaul dengan kami_" kata Pip
Ia mulai merasa gembira.
"Percuma mengharap begitu,
" kata Fatty.
"Ibu berulang kali mengatakan bahwa adanya Eunice di rumah kami akan baik bagiku, karena aku tidak punya saudara perempuan. Ia juga mengatakan bahwa kami berdua akan bisa melakukan berbagai hal bersama-sama berjalan jalan misalnya serta pergi menonton Pasar Malam. kalau nanti sudah sampai di sini. Menurut lbu, tidak ada salahnya jika Eunice kuajak melihat lihat gudangku yang di belakang rumah. Bayangkan, menunjukkan itu padanya! Dalam hati aku marah sekali ketika Ibu menyebut nyebut gudangku. Aku bermaksud merahasiakannya, supaya ada tempat persembunyian bagiku, jika aku sudah benar benar muak terhadap Eunice."
Fatty berhenti sebentar untuk menarik napas. Teman temannya memandang dirinya dengan perasaan iba. Fatty biasanya selalu tenang, kata
Larry dalam hati -apa pun yang terjadi Fatty pasti tetap tenang.
"Apakah kau latihan lari lintas alam ini hanya karena ingin menjauhi Eunice?" tanyanya sambil nyengir.
'Sudah tahu. tanya tanya lagi." tukas Fatty.
"Aduh akukah yang memakan kue yang sepotong di situ tadi? Keterlaluan, sampai tak kusadari! Aku tadi menungu kesempatan sampai Eunice asyik bercerita pada Ibu tentang gol-gol yang dicetaknya dalam berbagai pertandingan selama masa sekolah yang baru lewat. Lalu setelah mengatakan sambil lalu bahwa aku masih harus
berlatih sebentar, aku cepat-cepat lari ke bawah. Kukenakan pakaian olahraga ini, lalu minggat lewat kebun."
"Mudah mudahan saja Eunice tidak lantas ingin ikut pula latihan lari bersamamu." kata Larry sambil meringis.
"Ia pun lumayan gemuknya. Jangan jangan ia nanti ingin ikut berlatih, untuk melangsingkan tubuh!"
"Aduh, jangan suka ngomong begitu. ah nanti benar benar terjadi!" kata Fatty dengan cemas, sementara tangannya hampir saja menyambar sepotong kue lagi.
"Nah _ bagaimana kita sekarang?" tanya Daisy
"sudah jelas bahkan kau tidak bisa kami biarkan seorang diri saja menghadapi Eunice, Fatty !-karena nanti kau pasti akan sudah lemah lunglai, sebelum liburan Paska ini habis. Nanti dulu -besok kan Minggu Paska. Setelah itu Senin Paska
-nah. saat itu kita bisa beramai ramai menonton Pasar Malam, kan?"
'Ya. memang," kata Fatty.
Nampaknya ia gembira mendengar usul itu.
"Kalian baik hati, mau ikut direpotkan anak brengsek itu! Tapi dengan begitu aku takkan begitu menderita dirongrongnya. Besok aku terpaksa sendirian saja menghadapinya tapi akan kuatur acara untuk Senin Paska ."
"Kapan sih. Kongres Kumbang itu dimulai?" tanya Pip.
"Hari Selasa, ya?"
"Betul," kata Fatty.
"Dan Pak Bening-_ eh, Pak Tolling. maksudku .Ia mengajakku ikut menghadirinya! Aku diberinya karcis masuk untuk mengikuti setiap pertemuan, jika aku mau. Bayangkan. aku ikut duduk di sana mendengarkan ocehan tentang kumbang!"
"Eunice tidak ikut?" tanya Larry.
"Tidak. Katanya ia sudah cukup banyak tahu tentang kumbang,
" jawab Fatty
"Aku percaya! Menurutku. ia pasti sama banyak tahunya tentang soal itu, seperti ayahnya. Ia membantu Pak Tolling mengurus kumbang kumbang yang ada dalam kumpulannya."
"Ih!" kata Bets sambil bergidik.
"Kalau kumbang-kumbang kecil yang lucu lucu sih, aku tidak jijik...."
"Bagiku, kumbang yang mana pun sama sekali tidak menjijikkan," kata Pip.
"Tapi aku tidak ingin menjadi koli eh koli apa sih namanya?"
"Koleopteris." kata Fatty.
"Nah siapa yang waktu itu tidak mau percaya, ketika kukatakan
bahwa "koleOpteris' itu artinya 'penggemar kumbang??! Ingin juga rasanya mendatangi salah satu pertemuan mereka, hanya untuk melihat seperti apa rupanya Kumpulan Penggemar Kumbang."
"Menurutku. ayah Eunice ada miripnya dengan kumbang hitam." kata Bets.
"Tapi yang baik -agak linglung -seakan akan pasti akan tersesat kalau ditaruh di tengah lapangan rumput. "
Anak anak tertawa mendengar Bets membandingkan Pak Tolling dengan kumbang.
Tiba tiba Fatty kaget karena saat itu terdengar pesawat telepon berdering.
"Kalau itu Eunice, bilang saja aku tidak ada di sini," katanya gugup.
Tapi Bu Hilton sudah lebih dulu mengangkat gagang telepon. Terdengar ia berbicara sebentar. lalu berseru seru di ujung bawah tangga.
"Frederick! Ini ada orang meneleponmu' Namanya Eunice Tolling," seru Bu Hilton.
"Frederick! Kau masih ada di atas? Eunice ingin bicara sebentar!"
Tapi saat itu Fatty sudah turun ke bawah, memanjat turun lewat pohon yang tumbuh di dekat jendela kamar main.
"Bilang pada ibu kalian bahwa aku sudah pergi," desis Fatty pada Bets dan Pip sambil buru buru menuruni pohon.
"Suruh dia mengatakan begitu! Kalau tidak. Eunice pasti akan kemari nanti!"
"Fatty tidak ada lagi di sini, Bu,
" seru Bets dari atas.
"Baru saja pulang."
"Eh padahal aku rasanya baru saja masih mendengar suaranya," kata ibunya dengan heran.
"Rupanya ia pergi secara tiba tiba!"
"Memang. Bu," jawab Bets sambil tercekikik karena geli.
Ia cepat cepat masuk ke kamar lagi, sebelum ibunya sempat mengajukan pertanyaan yang merepotkan. Bets bergegas ke jendela untuk melihat Fatty. Ia hanya bisa melihat punggung anak itu saja, saat melesat meninggalkan pekarangan rumah.
"Kasihan," kata Bets sambil mengikuti Fatty dengan pandangannya.
"Baru sekali ini ada orang yang bisa membuatnya bingung. Yah kurasa kapan kapan pasti akan terjadi bentrokan keras di antara mereka berdua!"
Fatty berlari menyusuri jalan jalan desa Peter swood. Ia harus menghilangkan lemak yang pasti sudah menumpuk lagi, setelah makan biskuit coklat dan kue kue tadi yang diambil karena kelemahannya sendiri. Kecuali itu ia juga tidak ingin buru buru pulang. Bisakah ia nanti menyelinap masuk lewat pintu dapur?
Soalnya, mungkin saja Eunice mengamat amati pintu_ samping rumah!
Fatty mengitari pekarangan rumahnya, menuju ke lorong belakang, lalu masuk lewat pintu kecil yang terdapat di pagar yang membatasi pekarangan. Gudangnya ada di dekat situ, dan ia berniat hendak memeriksa sambil lewat, apakah pintu tempat itu masih terkunci. Ia harus berjaga jaga. jangan sampai Eunice bisa masuk lalu membongkar bongkar segala rahasianya yang disimpan di
situ. Setelah itu ia hendak masuk dengan diam-diam, lewat pintu dapur.
Ia berlari lari menghampiri gudangnya, lalu memeriksa pintu tempat itu sebentar.
Ya masih tetap terkunci dan hanya ia sendiri yang tahu di mana anak kuncinya disimpan.
Bagus! Nah cukup amankah baginya untuk masuk ke rumah?
Fatty menyelinap nyelinap lewat pekarangan belakang, menuju pintu dapur .Sesampai di situ ia memasang telinga sebentar. Didengarnya bunyi radio yang ada di dapur.
Bagus! Cuma Jane saja yang ada di situ, bersama juru masak. Ia bisa masuk lewat situ, lalu menyelinap naik ke atas .
Kedua wanita itu tidak pernah keberatan!
Fatty membuka pintu dengan hati hati, lalu masuk ke ruang dapur yang hangat lewat sepen. Ia kaget sekali, karena Eunice ternyata ada di dapur. Anak itu sedang menyetrika, sambil mengobrol dengan kedua wanita pembantu Bu Trotteville. Eunice tampak heran ketika melihat Fatty masuk dengan hati hati.
"Ah kau rupanya! Kenapa tadi kau pergi berolahraga lari tanpa bilang padaku? Aku ingin juga ikut, kalau tahu! Daya tahanku besar! Lain kali jangan lari sendiri, ya nanti kau kutemani, Frederick! Jangan segan segan memintaku ikut. Apa pun yang kauingini pasti kuturuti, karena ibumu sudah begitu baik hati mau menampung kami di sini."
"Eh anu -sebentar ya, aku ganti pakaian dulu," kata Fatty dengan sikap bingung, lalu
cepat-cepat meninggalkan dapur sebelum Eunice sempat mengatakan apa-apa lagi.
Berolahraga lari ditemani anak itu?
Uhh membayangkannya saja ia sudah ngeri!
***** GELANDANGAN DEKIL
CUACA hari Minggu Paska sangat indah. Keluarga Troiteville pergi ke gereja bersama Pak Tolling dan Eunice.
Fatty agak tenang, karena dalam gereja Eunice pasti tidak bisa mengoceh. Tapi anak perempuan itu bisa bernyanyi dengan suara lantang, Fatty yang duduk di sebelahnya, merasa telinganya nyaris tuli sebagai akibatnya.
Tapi bukan itu saja, ia juga malu sekali melihat pandangan para pengunjung yang heran mendengar tambahan suara yang lantang itu.
Fatty merasa seolah-olah semua menoleh dan memandang ke arah mereka. Tidak tahu sopan-santun, tukas Fatty dalam hati
Tapi Eunice malah senang.
Anak itu terus bernyanyi dengan tenang dan lantang, sambil menikmati tatapan mata orang-orang di sekelilingnya
Fatty mencari-cari akal bagaimana ia bisa menjauhkan diri dari Eunice siang itu.
Ia tahu ayah dan ibunya dan barangkali juga Pak Tolling pasti akan masuk ke kamar untuk tidur siang sebentar.
Bagaimana jika ia mengatakan ada pekerjaan yang harus diselesaikan olehnya?
Percuma ayahnya sudah jelas takkan mau
percaya. Tapi bagaimana jika ia mengaku capek dan karenanya ingin beristirahat?
"Itu juga tidak bisa! Ibu pasti akan menjamah untuk melihat apakah keningku terasa panas. serta menyangka aku terkena salah satu penyakit." pikir Fatty dengan perasaan sebal.
"Kurasa lebih baik dengan diam diam aku pergi saja ke gudangku. tanpa mengatakan apa-apa pada Eunice. Aku menyelinap saja ke sana. dengan membawa buku bacaan .Bisa juga aku nanti berlatih menyamar sedikit. Sudah lama juga aku tidak melakukannya. Sejak liburan terakhir, tidak pernah lagi."
Siang itu Fatty menunggu sampai ayah dan ibunya masuk ke kamar tidur untuk beristirahat, begitu pula Pak Tolling.
Fatty duduk diam diam di sudut kamar dengan harapan Eunice tidak akan melihat kalau ia menyelinap ke luar. Anak perempuan itu sedang menulis surat.
Fatty berdiri .
Maksudnya hendak menyelinap ke luar. Tapi saat itu juga Eunice mendongak. Ia menoleh ke arah Fatty, sambil mengibaskan kedua kepangnya yang panjang.
"Mau ke mana kau. Fatty?" tanya Eunice.
"Tunggu sebentar' Kuselasaikan dulu surat ini. Sesudah itu kita bisa jalan jalan, atau melakukan salah satu permainan."
Fatty melihat ada harapan sedikit baginya.
"Sekalian kuposkan suratmu itu," katanya.
"Berikan saja jika sudah selesai. Itu ada dua surat Ibu yang juga harus kuposkan."
"Wah. terima kasih -jika tidak terlalu merepotkan," kata Eunice. meneruskan kesibukannya menulis surat .Anak itu selalu sopan tutur katanya. Dengan perasaan lega Fatty memperhatikan anak itu melipat kertas surat. memasukkannya ke dalam sampul yang kemudian diberi alamat dan perangko.
Fatty buru buru menghampiri untuk mengambil surat itu.
"Terima kasih," kata Eunice.
"Sementara kau pergi sebentar, akan kucari sesuatu yang bisa kita lakukan nanti."
Fatty melesat meninggalkan kamar, lewat pintu kebun yang ditutupnya lagi dengan cepat.Ia sama sekali tidak berniat untuk cepat-cepat kembali lagi. ia nanti akan langsung ke gudangnya setelah kembali dari mengeposkan surat.
Dan ia akan tetap mengurung diri di gudangnya itu!
Fatty bergegas mengeposkan surat, lalu berlari mengitari pekarangan rumah 'menuju pintu pagar sebelah belakang. Ia masuk dengan diam diam lewat situ, lalu menyelinap menuju ke gudang.
"Uhh _ ini sebetulnya konyol sekali," pikirnya sambil berjalan merunduk runduk.
"Masa aku harus masuk dengan sembunyi sembunyi ke dalam pekarangan rumahku sendiri!"
Dengan anak kunci yang diambilnya dari tempat yang tersembunyi, dibukanya pintu gudang yang langsung dikunci lagi begitu ia sudah masuk ke dalam.
Fatty duduk sambil mendesah.
Ia merasa lega.
Akhirnya bisa juga ia mengasingkan diri -setidak tidaknya sampai saat minum teh nanti. Dan
jika ia mampu menahan diri,saat itu pun ia tidak perlu lagi masuk ke rumah.
Nanti saja, saat makan malam.
"Bisa saja kukatakan nanti bahwa aku sengaja tidak ikut minum teh, karena sedang diet." katanya dalam hati.
Setelah itu ia membuka laci laci peti tuanya yang ada di sutu, untuk melihat lihat perlengkapan penyamarannya yang tersimpan di dalamnya. Jas-jas dan celana celana yang sudah tua dan dekil, beberapa potong pullover dan jaket wol yang lusuh dan robek robek. pakaian kerja pesuruh tukang daging, seragam pengantar telegram -serta gaun lusuh lengkap dengan blus dan syal yang pernah dipakainya ketika ia menyamar menjadi wanita tua dari kaum kelana!
Sambil memeriksa perlengkapan samaran itu .Fatty berpikir terus tentang Eunice. Ia mulai merasa tidak enak, karena anak itu pasti takkan mungkin sampai berjam jam menunggunya pulang dari mengeposkan surat.
Tidak, Eunice pasti nanti akan merasa curiga!
Bahkan mungkin saja anak itu akan mencarinya ke mana mana.


Pasukan Mau Tahu 13 Misteri Penyamar Ulung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dan jika ia sampai bertanya pada Ibu atau Jane, besar sekali:kemungkinannya ia akan memperoleh jawaban bahwa aku ada di sini!" pikir Fatty tiba tiba Kecemasannya timbul.
"Wah tak terpikir kemungkinan itu olehku tadi. Lebih baik aku cepat-cepat menyamarkan diri saya sekarang, berjaga jaga jika nanti Eunice benar benar muncul di sini. Aku tidak mau ia masuk kemari,
membuka buka laci. dan mengaduk-aduk segala barangku "
Menurut Fatty paling gampang jika ia menyamar menjadi laki laki tua karena ia memiliki rambut dan jenggot palsu. Sedang kerut menit di muka bisa dibuat dengan mudah, memakai bahan bahan rias.
Ia akan mengenakan celana flamel usang dan kotor yang tergantung pada paku di dinding, ditambah mantel tua yang lusuh
Dengan cepat Fatty sudah selesai mengubah wujud dirinya.
Ia bekerja dengan asyik.
Setelah selesai memasang jenggot, kumis dan rambut palsu. ia mengamat amati mukanya di cermin. Sambil nyengir Senang dibuatnya alis palsu yang tebal dengan pensil rias.
"Ih. tampangmu menyeramkan." katanya pada bayangan mukanya di cermin.
"Aku tidak ingin bertatapan muka denganmu di tempat gelap!"
Setelah itu dipakainya celana panjang serta mantel yang sudah lusuh.
Diambilnya sebuah pipa tua lalu diselipkan di antara giginya, untuk melengkapkan samarannya Fatty memang sangat teliti!
Setelah itu ia duduk lagi.
Ia membaca buku sambil menggigit gigit tangkai pipanya. Ia merasa lega, karena kini bisa menikmati ketenangan selama paling sedikit dua jam atau bahkan lebih lama lagi, jika ia bisa menahan rasa lapar saat minum teh nanti.
Fatty nyengir ketika membayangkan Eunice duduk menunggu ia kembali, sambil memikirkan
berbagai kesibukan yang bisa mereka lakukan bersama sama. Anak itu pasti bertanya tanya dalam hati. kenapa ia belum pulang juga, pikir Fatty.
Yah --ada kemungkinan Eunice cukup pintar dan tidur tiduran sambil duduk bersandar di kursi Bu Trotteville yang besar dan empuk. Itu juga jika Eunice pernah tidur. Fatty sangsi apakah anak itu pernah benar benar tidur nyenyak. Paling paling tidurnya seperti Buster, yang selalu langsung bangun begitu ada apa apa.
Tiba tiba Fatty teringat bahwa Buster masih terkurung di kamar tidurnya.
Aduh sial!
Kenapa ia tadi tidak mengeluarkannya dulu sebelum pergi mengeposkan surat?
Kini jangan jangan Buster menggonggong-genggong ingin keluar, sehingga seisi rumah terbangun!
Ternyata memang itulah yang terjadi.
Mulanya Buster masih mau berbaring di dalam keranjangnya di kamar tidur Fatty. Ia mendengar langkah Fatty keluar, ketika hendak mengeposkan surat. Buster berbaring sambil menunggu dengan sabar. Telinganya ditegakkan, untuk menangkap bunyi langkah Fatty yang kembali.
Tapi Fatty tidak kembali, karena langsung pergi ke gudangnya di belakang.
Buster mulai gelisah.
Anjing itu sudah tidak sabar lagi menunggu. Ia mulai mendengking dengking.
Mula mula pelan saja.
Kemudian ia menggonggong.
Tapi tidak terlalu nyaring, karena anjing secerdik Buster tahu apa artinya istirahat siang pada hari Minggu.
Dan keadaan di rumah saat itu terasa sekali bersuasana
hari Minggu!
Buster lari ke pintu lalu menggaruk garuk sambil mendengking-dengking lagi. Karena tidak ada yang membukakan,_ kemudian ia menggonggong.
Didengarnya langkah orang datang menaiki tangga. Yang datang itu tentu saja Eunice. Anak itu pun menunggu nunggu Fatty kembali, dan saat itu mulai merasa kesal.
Ia sangat menyukai Fatty. dan menurut sangkaannya, ia sangat mengesankan bagi anak itu. Soalnya Fatty tidak bersikap kasar dan sengit terhadapnya, seperti sekian banyak anak laki laki lainnya.
Eunice yang mendengar Buster menggonggong dan mendengking dengking dalam kamar, buru buru datang karena khawatir bahwa bunyi ribut ribut itu nanti membangunkan orang orang
dewasa yang sedang tidur di tingkat atas
"Itu Buster!" katanya dalam hati sambil bangkit dari kursi.
"Sebaiknya ia kutenangkan saja sebentar. Ke mana sih Fatty -lama sekali sih perginya'?"
Eunice berdiri di depan kamar Fatty lalu mengetuk pintu pelan pelan. Buster menjawab dari dalam dengan dengkingan pelan. Ia sebenarnya tidak begitu suka pada Eunice. Tapi ia takkan menolak jika anak perempuan itu membukakan pintu supaya ia bisa keluar. Kalau sudah ada di luar,
Ia akan pergi mencari Fatty!
Eunice membuka pintu kamar Fatty, lalu cepat cepat menangkap Buster ketika anjing kecil itu hendak menyusup ke luar.
"Ssst!" desisnya.
"Kau tidak boleh menggonggong. Anjing nakal! Jangan berisik."
Buster memandang Eunice dengan heran, karena mendengar dirinya disebut anjing nakal. Eunice meraih kalung leher Buster, lalu memandang ke dalam kamar. Diambilnya tali penuntun Buster, lalu dipasangkannya ke kalung.
Buster sangat jengkel.
Beraninya anak ini mengikatnya -padahal ia hendak pergi sendiri mencari Fatty!
"Ayo ikut," kata Eunice dengan suara pelan.
"Kita berlari lari sekeliling kebun, sambil menunggu Frederick kembali! Tapi jangan ribut ribut lagi!"
Sambil mendengking pelan sebagai pernyataan enggan, Buster menurut saja dituntun menuruni tangga. lalu keluar lewat pintu kebun.
Baiklah _sebentar lagi ia pasti akan bisa menemukan Fatty!
Buster merasa yakin bahwa ia nanti tentu akan mengendus bau tuannya di salah satu tempat!
Buster kesal sekali, karena ia ternyata tidak bisa melepaskan diri dari Eunice .Anak itu kuat sekali tangannya. Walau Buster sudah menyentak nyentak sekuat tenaga, tapi percuma saja Eunice tetap tidak mau melepaskannya!
Tiba tiba Buster merasa yakin bahwa Fatty pasti ada di gudangnya di ujung pekarangan belakang. Ia menarik-narik tali penuntunnya, sehingga Eunice terpaksa ikut ke belakang. Sesampainya di gudang,
dengan segera Buster meloncat-loncat di pintu sambil menggonggong gonggong minta dibukakan
Fatty senang mendengar gonggongan Buster di luar. Baru saja ia berdiri untuk membukakan pintu. ketika didengarnya suara Eunce.
"Anjing jahat' Diam nanti semua terbangun' Pintu ini terkunci. jadi tidak mungkin Frederick ada
di dalam .Ayo kita pergi dari sini'"
Fatty cepat cepat meringkuk di sudut gudang dengan perasaan kecut.
Ternyata anak brengsek itu berhasil membuntuti jejaknya sampai ke situ-dan bahkan dengan membawa Buster. Fatty sangat mengenal Buster. Anjingnya itu pasti akan ribut menggonggong gonggong terus. kalau tahu bahwa Fatty ada di dalam dan hampir dapat dipastikan bahwa Buster tahu!
Berisik sekali suara Buster mendengking dan menggonggong sambil menggaruk-garuk daun pintu. Ia bahkan menggeram dengan marah ketika Eunice mencoba menariknya pergi dari tempat itu.
'Tidak ada siapa siapa di dalam," kata Eunice berulang ulang.
Tapi kemudian nada suaranya berubah.
"Atau jangan yangan ada! Jangan jangan ada Orang bersembunyi di dalam gudang ini seseorang yang tidak berhak ada di situ!"
Fatty semakin mengecilkan diri ketika melihat muka Eunice mengintip ke dalam lewat jendela. Didengarnya suara anak itu berbicara dengan Buster.
"Buster! Aku rasanya seperti melihat kaki orang! Pasti ada orang di dalam!"
Eunice pergi ke pintu.
Ia membungkuk, untuk mengintip ke dalam lewat lubang kunci. Anak perempuan itu terpekik kaget, karena melihat seseorang yang menurut dugaannya pasti gelandangan tua dan kotor.
Di mulut orang itu terselip pipa.
"Sedang apa kau di situ?" teriak Eunice.
"Ayo, cepat keluar! Kalau tidak mau juga, nanti kusuruh anjing ini menyerangmu!"
Fatty bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukan!
Sementara itu Eunice melihat seseorang yang sedang lewat di jalan, lalu berteriak teriak lagi dengan suara lantang,
"Tolong! Tolong! Ada orang bersembunyi di dalam gudang ini! Tolong!"
Fatty sangat kaget, karena kemudian didengarnya suara Pak Goon. Dasar sedang sial polisi desa itu rupanya saat itu sedang berpatroli di jalan itu.
Dengan segera Pak Goon masuk lewat pintu pagar.
"Ada apa? Siapa yang ada di dalam?" tanyanya.
"Tahan anjing itu jangan sampai ia mendekati aku!"
"Lihat saja sendiri ke dalam, Pak Polisi." kata Eunice.
"Ada seOrang gelandangan di situ -sedang merokok. Terbakar nanti gudang ini karena kecerobohannya!"
Pak Goon mengintip lewat lubang kunci.
Ia melihat sosok tubuh seseorang berpakaian dekil yang meringkuk di sudut.
Tahu tahu Pak Goon diserang oleh Buster.
"Jauhkan anjing itu!" teriak Pak Goon.
'Dan kau yang ada di dalam ayo keluar' Kau tidak boleh seenaknya saja memasuki pekarangan milik orang lain, tahu!"
Apa boleh buat Fatty terpaksa keluar.
Ia tidak menginginkan Pak Goon mendobrak pintu. seperti yang sudah jelas diniati polisi desa itu.
Baiklah! Ia akan membuka pintu lalu cepat cepat melarikan diri dengan mengandalkan diri pada Buster, untuk menahan Pak Goon!
****** KISAH YANG DlLEBlH-LEBIHKAN
"YA, ya aku datang!" kata Fatty dengan suara diserak serakkan.
Ia berjalan tersaruk saruk ke pintu
"Tapi tahan anjing, itu jangan sampai aku tergigit " '
"He suruh anjing itu menerjang, begitu orang itu keluar," kata Pak Goon pada Eunice.
"Biar ia saja yang menangkapnya, sehingga kita tidak usah repot repot lagi. Awas -sekarang Ia memutar kunci. benar benar nekat orang itu, mengurung dirinya di dalam'"
Tahu tahu pintu gudang terbuka. dan laki laki yang semula ada di dalam melesat lari ke luar. Nyaris saja Pak Goon terpelanting ditubruknya, walau polisi desa itu bertubuh besar
"Serang dia. Buster' Serang!" seru Eunice bersemangat
"Tangkap dia .dia itu gelandangan. Tak berhak ada di sini Tangkap dia!"
Buster melonlak lonjak mengelilingi Fatty sambil menggonggong karena sangat gembira melihat tuannya lagi. Tapi Eunice dan Pak Goon mengira bahwa Buster melabrak laki-laki tua itu.
Mereka heran apa sebabnya orang tak dikenal itu tidak berteriak teriak minta agar diselamatkan .
"Awas ia minggat!" teriak Pak Goon, ketika menyadari bahwa gelandangan tua itu sudah lari sampai ke pertengahan kebun, masih diikuti anjing kecil yang menggonggonggonggong sambil mengelilinginya.
"Akan kukejar dia!" tukas Pak Goon pada Eunice
"Kau jangan ikut, karena orang itu berbahaya!"
Tapi Fatty sudah terlalu jauh.
Ia sudah keluar dari pintu pagar depan, dan kini lari secepat-cepatnya menjauhkan diri. Pak Goon heran melihat ada orang yang bisa lari secepat itu
Ketika Pak Goon sampai di tikungan jalan, Fatty sudah tidak kelihatan lagi.
Ia menyelinap masuk ke pekarangan rumah yang ada di situ, lari ke ujung belakang, melompati pagar lalu kembali ke rumah lewat jalan kecil yang ada di belakang pekarangan. Sesampainya di pintu pagar ia berhenti. begitu pula Buster. Keduanya berdiri di situ dengan napas tersengal sengal.
Buster menjilati tangan Fatty dengan perasaan bahagia.
"Mereka sudah kembali, Buster ! dan langsung masuk ke rumah," kata Fatty setelah mengintai selama beberapa saat.
"Sekarang mereka pasti membangunkan Ayah dan Ibu, lalu mengoceh tentang gelandangan tua pencuri yang bersembunyi di dalam gudangku. Sialan mereka itu!"
Fatty masuk ke dalam gudangnya sambil mengendap-endap.
Lalu keluar lagi, setelah mengambil pakaiannya.
Pintu pondok dikuncinya .
lagi, sedang anak kuncinya dikantungi. Kemudian ia berjalan sambil mengendap-endap ke depan, menghampiri dapur, lalu mengintip ke dalam lewat jendela.
Syukurlah -cuma Jane dan juru masak saja yang ada di situ. Kedua wanita itu tampaknya sedang mendengarkan sesuatu yang terjadi di serambi depan.
Mereka kelihatannya kaget.
"Pasti Pak Goon dan Eunice yang di depan itu" pikir Fatty dengan kesal.
"Aku sekarang harus cepat-cepat berganti pakaian! Tapi di mana? Aku belum berani masuk sekarang nanti ketahuan!"
Akhirnya Fatty memutuskan untuk berganti pakaian di balik pohon saja. Tapi sebelumnya ia mengintai sebentar dari jendela, untuk melihat apa yang sedang terjadi di serambi depan.
Ayah dan bunya ada di situ, begitu pula Pak Tolling, Pak Goon tampak berulang kali mencoba mengatakan sesuatu .
Tapi tidak bisa, karena Eunice tidak henti hentinya berbicara. Dengan panjang lebar diceritakannya apa yang baru saja terjadi.
"Galak sekali gelandangan itu'" kata Eunice bersemangat.
"Kata Pak Goon ini, tenaganya sebanding dengan sepuluh orang dewasa! Buster sangat berani, ia menggonggong dan menggigit -sementara gelandangan tadi menghujaninya dengan tendangan. Coba Frederick ada di sana. pasti takkan terjadi peristiwa tadi. Gelandangan itu pasti langsung diusirnya."
"He, nanti dulu!" tukas Pak Goon dengan nada tersinggung.
Akhirnya ia berhasil juga menyela.
"Apa maksudmu?.Takkan ada orang yang bisa mengusirnya. jika aku sudah tidak mampu .Sungguh "
Tiba tiba Eunice terpekik.
Ia menuding ke arah Jendela serambi dari balik mana Fatty selama itu mengintip ke dalam dengan asyik
"Itu dia -gelandangan yang tadi' Cepat Pak Goon'
Dengan cepat Fatty menyelinap masuk lewat pintu samping. sementara orang orang yang ada di dalam semua memburu ke luar lewat pintu depan. Fatty melesat lari menaiki tangga ke tingkat atas dan langsung masuk ke kamar tidurnya diikuti oleh Buster
"Jangan menggonggong. ya" kata Fatty pada anjingnya itu
"Kau tidak boleh berisik! Aku hendak berganti pakaian!"
Fatty buru-buru melepaskan pakaian usang yang dipakainya dan dimasukkannya ke dalam sebuah lemari. Kemudian dibersihkannya mukanya, sedang cambang. kumis. dan Jenggot dilepaskannya .Akhirnya ia menghenyakkan tubuh ke kursi. sambil menghembuskan napas lega .
' Uuhh _kocak sekali kejadian tadi. Buster! Aku ingin tahu_ apakah mereka masih saja mengejar ngejar gelandangan tua tadi. Tampangnya jelek sekali. ya? Tidak mengherankan. Jika kau menggonggonginya"
Fatty duduk sambil menunggu selama beberapa waktu. Tapi tak terdengar bunyi langkah orang kembali. Akhirnya ia memutuskan untuk menunggu saja di jalan. Nanti kalau mereka kembali, ia akan berbuat seakan akan baru saja kembali dari berjalan Jalan. Ia akan pura-pura heran sekali melihat mereka .
Rencananya itu terlaksana dengan sangat memuaskan.
Fatty datang menyongsong bersama Buster ketika Pak Goon yang nampak sangat tidak puas kembali bersama Eunice yang juga nampak kecewa, serta orang tua Fatty dan Eunice yang jengkel sekali.
"Macam macam saja!" terdengar suara Pak Trotteville menukas.
"Kurasa gelandangan itu sama sekali tidak ada tadi! Cuma anak perempuan ni saja yang mengada ada! Dan Anda mempercayainya, Pak Goon! Padahal ini kan Minggu Siang!"
Muka Pak Goon merah padam karena marah. Eunice sakit hati karena dikatakan mengada ada .Mukanya pucat pasi. Tapi anak itu tidak membantah. karena merasa tidak pantas melawan orang tua.
Saat itu mereka melihat Fatty yang datang menyongsong. Mereka berseru seru memanggilnya,
' Frederick! Ke mana kau selama ini?"
"Kau tadi melihat seorang gelandangan jelek, Frederick?" tanya Pak Goon.
"Orangnya berjenggot dan bercambang! Ia tadi ada di dalam pondokmu sedang mengisap pipa. Untung tidak membakar tempatmu itu karena perbuatannya "
"Gelandangan berjenggot?" kata Fatty dengan suara seperti sangat kaget
"Mana dia? Cepat -biar kusuruh Buster melabraknya!"
"Anjing itu sudah melabraknya tadi," kata Pak Goon dengan gusar.
"Ia menggigit sambil menggonggong dan menggeram-geram. Kurasa pasti robek robek celana orang itu dibuatnya dan mungkin pergelangan kakinya juga penuh luka!"
"Kurasa kita tidak perlu lagi mempersoalkannya, Pak Goon," kata Pak Trotteville dengan tegas
"Kenyataannya. orang itu sekarang tidak ada lagi! Ayo masuk. Eunice kau pun tidak bisa berbuat apa apa lagi mengenainya sekarang!"
"Macam macam saja -mana sekarang hari Minggu!" kata Pak Tolling.
Wajahnya agak pucat
"Untung Anda tadi ada di sekitar sini, Pak Polisi! Beraninya gelandangan itu bersembunyi dalam gudang di pekarangan orang. Ada yang hilang tidak?" '
"Biar Frederick sendiri saja yang menyelidiki hal itu," kata Pak Trotteville yang sudah tidak sabar lagi kelihatannya.
"Lagi pula hanya barang barang tak berguna saja yang disimpannya di situ!"
Fatty tidak membantah, karena ia tidak ingin ayahnya mengetahui apa sebenarnya yang ada di dalam gudangnya itu!
Segala jenis perlengkapan untuk menyamar. bahan rias untuk mengubah corak muka, gigi palsu, bantalan untuk diselipkan di balik pipi supaya kelihatan menggembung, lalu alis kumis, dan jenggot palsu wah, Pak Trotteville
pasti melongo kalau melihat segala benda yang aneh aneh itu!
"Ada baiknya jika kita sekarang ke gudangmu, Frederick untuk melihat apakah ada barangmu yang diambil gelandangan tadi,
" kata Pak Goon.
Ia melihat kesempatan untuk mengetahui apa sebenarnya yang disimpan oleh Fatty di dalam gudangnya.
Pak Goon sebenarnya bisa saja menduganya.
Tapi ia ingin mengetahui dengan pasti!
"Aku sendiri juga bisa," kata Fatty.
"Aku tidak ingin lebih lama merepotkan Anda, Pak Goon. Anda pulang saja sekarang, untuk melanjutkan istirahat Minggu siang Anda yang terganggu."
Muka Pak Goon merah padam mendengar sindiran itu
"Aku sedang bertugas sekarang," tukasnya.
"Dan untung saja begitu karena coba aku tadi tidak kebetulan lewat di sini, pasti gelandangan itu sudah mencuri barang barangmu lalu kemudian membakar gudangmu ini!"
'Ah kurasa ia tidak merokok tadi," kata Fatty,
yang tahu pasti bahwa ia tadi hanya menyelipkan pipa yang tidak ada tembakaunya sama sekali.
"Kau tidak tahu apa apa!" tukas Eunice.
"Aku yang melihatnya tadi -bukan kau dan ia kulihat sedang mengisap pipa! Asapnya nampak mengepul ngepul. Ya kan, Pak Polisi?"
'Betul," kata Pak Goon, yang merasa bahwa Eunice itu anak yang sesuai dengan seleranya, yang tidak segan melebih lebihkan cerita, supaya
lebih asyik!
"Tampangnya jelek sekali! Tidak heran jika anjing itu langsung saja menyerangnya!"
"Hebat, Buster," kata Fatty.
Ia membungkuk untuk menepuk nepuk anjing itu. dan sekaligus menyembunyikan cengiran.
Wah -ternyata Pak Goon cocok dengan Eunice sama sama gemar melebih lebihkan!
Sayang ia tidak bisa berterus terang mengatakan bahwa ialah gelandangan yang mereka kata katai itu!
Sementara itu orang tuanya sudah mengajak Pak Tolling masuk ke rumah. Fatty merasa bahwa ia pun sudah cukup lama melayani Pak Goon.
Ia ragu sesaat. karena sebenarnya ingin ke rumah Pip untuk bercerita tentang peristiwa yang baru terjadi. Tapi ia mengurungkan niatnya itu, karena khawatir kalau kalau Eunice ikut.
"Yuk. kita masuk,
" katanya pada Eunice.
"Mestinya sekarang sudah waktunya minum teh.'
Eunice mengikutinya masuk ke dalam rumah, sambil bercerita panjang lebar tentang bagaimana ia tadi mengintip ke dalam gudang lewat jendela dan lubang kunci, lalu melihat gelandangan itu, lalu bagaimana ia bersama Pak Goon mengejarnya ketika orang itu akhinya keluar. Cerita itu diulang ulangnya beberapa kali.
Sampai sebal Fatty mendengarnya.
"Aku tidak mengerti. untuk apa sebetulnya kau mengintip-intip ke dalam gudangku," tukas Fatty akhirnya. ia sudah bosan sekali mendengar cerita Eunice yang tidak habis habisnya, sehingga ia mengambil keputusan untuk bersikap kasar.
Mungkin saja anak itu akan tersinggung. lalu pergi .
Itu malah kebetulan!
"Aku sama sekali tidak mengintip intip'" tukas Eunice dengan marah. Fatty bergembira dalam hati, karena anak itu langsung pergi .Eunice berjalan dengan kaki dihentak hentakkan, menaiki tangga menuju ke kamarnya.
Fatty memanfaatkan kesempatan baik itu.
Ia melesat ke luar lewat dapur. Di sana ia masih sempat meraup kue kue serta biskuit dari tempat hidangan
"Eunice takkan mau lagi mengintip intip ke gudangku hari ini." katanya dalam hati.
"Jadi aku rasa duduk duduk membaca di sana. sambil memakan kue kue ini. Mudah mudahan saja Pak Goon nanti tidak muncul lagi. Uhh aku sama sekali tidak bisa tenang lagi _, karena di samping Eunice yang selalu ada di sekitarku, Pak Goon pun selalu muncul pada saat saat yang tidak enak"
Fatty duduk di dalam gudang, setelah mengunci pintunya dari dalam.
Sambil membalik balik halaman buku yang tadi sudah mulai dibaca, ia makan kue kue. Ia baru teringat akan niatnya hendak melangsingkan tubuh. ketika kue kue itu sudah dua pertiga habis dimakan olehnya.
"Aduh, lupa lagi!" keluhnya .
Dipandangnya Buster yang duduk dengan sabar di sisinya. menunggu bagiannya.
"Kenapa tidak kauingatkan bahwa aku sebetulnya tidak boleh makan lagi sore ini? Sudah lupa ya, bahwa aku sedang diet, Buster? Apakah kau tidak bisa menggarukku dengan keras.
kalau kaulihat aku sedang menjejali perut dengan makanan?"
Seakan akan menuruti permintaannya, Buster menggaruk garuk kaki Fatty sambil mendengking dengking. Padahal maksudnya hendak minta bagian biskuit coklat kegemarannya.
"Nih __ kuberi kue dan biskuit." kata Fatty
"Tapi ini juga hanya agar aku sendiri tidak bisa memakannya! Tapi kuingatkan saja kau nanti malam harus ikut lari lintas alam, supaya segala makanan ini tidak membuatmu gendut!"
Malamnya Eunice yang rupanya sudah melupakan kata kata Fatty yang menyinggung perasaannya setelah makan mengajak Fatty main catur. Tapi Fatty menggelengkan kepala dengan sikap menyesal.
"Aku sebetulnya mau saja mengalahkanmu main catur, Eunice," katanya,
"tapi..."
"Kau? Mengalahkan aku? Mana bisa!" kata Eunice yakin.
"Aku ini juara catUr di sekolahku. tahu!"
"Aneh! aku juga,
" kata Fatty, sesuai dengan kenyataannya
"Tapi sayangnya hari ini aku terlalu banyak makan jadi sekarang aku hendak berolahraga lari selama satu jam di pinggir sungai. "
"Apa? Gelap-gelap begini?" kata ibunya.
"Sungguh, menurutku kau ini terlalu melebih lebihkan urusan olahraga larimu itu, Frederick!"
Fatty sebenarnya juga berpendapat begitu. Tapi membayangkan harus main catur berjam jam melawan Eunice, Lebih tidak mengenakkan perasaannya. Karena itu dengan lalu ia pergi bersama Buster untuk mengenakan pakaian olahraganya. Tidak lama kemudian ia sudah berlari lari di tepi sungai, diikuti oleh Buster.
Uhh Payah!
**** KOMISARIS JENKS MEMERLUKAN BANTUAN
HARI Senin Paska. pagi pagi ketika Pak Goon sudah hampir selesai dengan sarapannya yang terdiri dari daging lemak goreng dengan tiga butir telur mata sapi, tahu tahu ada sebuah mobil berhenti di depan rumahnya. Pak Goon yang mulutnya ternganga karena hendak menyuapkan telur mata sapi. ternganga semakin lebar ketika melihat mobil hitam mengkilat itu
"Wah, Pak Komisaris! Ada apa ia datang kemari pagi-pagi!" pikir Pak Goon.
Sambil buru buru mengancingkan jas dinas serta menyikat rambut. ia berseru memanggil wanita yang biasa datang membereskan rumah dan yang saat itu sedang sibuk di dapur.
"Bu Boggs! Cepat. tolong persilakan yang datang itu masuk ke kantor!"
Tepat pada saat itu terdengar bunyi ketukan tegas di pintu. Bu Boggs bergegas gegas membukakan pintu.
Di depan pintu berdiri seorang pejabat kepolisian bertubuh jangkung.
Komisaris Jenks'
Tatapan matanya yang tajam memancarkan sikap tidak
sabar. Bu Boggs mempersilakannya masuk ke kantor.
"Pak Goon akan segera datang. Pak." kata Bu Boggs sambil melangkah mundur meninggalkan kamar.
Pak Goon muncul dengan segera.
Penampilannya sudah jauh lebih rapi daripada tadi.
"Selamat pagi, Pak Komisaris." katanya sambil memberi hormat.
"Saya sama sekali tidak menduga bahwa Pak Komisaris akan datang."
"Goon," kata Komisaris Jenks memotong.
"ada reseorang yang berbahaya berkeliaran di daerah sini. Orang itu narapidana yang minggat dari penjara. Orangnya tidak segan segan melakukan kekerasan. dan sangat licin. Ia diketahui sangat pandai menyamar. Nah -saat ini di Peterswood kan sedang ada Pasar Malam. Ada kemungkinan besar bahwa orang itu menyembunyikan diri di tengah keramaian seperti itu. Kau kuperintahkan agar waspada. dan dengan segera melapor padaku jika ada orang yang kauanggap mencurigakan. Aku akan dengan segera mengirim beberapa orang kita untuk mengamat amati orang yang kaucurigai itu "
Sikap Pak Goon langsung berubah. karena merasa dirinya penting.
"Baik. Pak." katanya.
"Eh -bagaimana jika saya ke Pasar Malam dengan pakaian biasa? Anda tahu kan. saya pernah mengikuti kursus penyamaran dan macam macam lagi di Sekolah Polisi."
"Yah _" kata Komisaris Jenks. sambil memandang Pak Goon dengan sikap sangsi.
"kurasa bisa saja kau mencobanya Sayang kau terlalu gendut! Itu tidak bisa disamarkan padahal justru itulah yang membuatmu nampak menyolok."
Pak Goon memandang perutnya dengan perasaan kecut.
"Saya bisa saja mencoba melangsingkan tubuh sedikit. Pak." katanya.
"Tapi,. "
"Hmm -sampai potongan tubuhmu kelihatan pantas, itu pasti akan makan waktu berbulan bulan." kata atasannya.
"Nah _ini ada beberapa catatan mengenai potongan orang yang kita cari itu."
Kertas catatan yang diletakkan Komisaris Jenks ke atas meja dipelajari oleh Pak Goon dengan penuh perhatian.
"Tinggi badan sedang, tatapan mata tajam. di atas bibir yang agak tipis ada bekas luka, yang mungkin disembunyikan oleh kumis yang bisa saja palsu, lalu ada pula kemungkinan sekarang memakai cambang palsu..."
Pak Goon tertegun karena tiba-tiba teringat pada sesuatu.
Ia menatap atasannya dengan mata melotot
"Saya melihat orang ini kemarin!" katanya.
Ia begitu bersemangat. sampai secara tidak sadar menonjok dada Komisaris Jenks


Pasukan Mau Tahu 13 Misteri Penyamar Ulung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya, sungguh lengkap dengan cambang serta yang lain lainnya ini!"
"Di mana kau melihatnya?" tanya Komisaris Jenks dengan cepat
"Dan orang itu memang kasar sekali!" kata Pak Goon menyambung.
"Memukul dan menendang
nendang, sampai saya yang sekuat ini pun tidak mampu menangkapnya!"
"Di mana kau melihat orang itu?" desak Pak Komisaris.
Tapi Pak Goon terlalu asyik bercerita.
"Matanya juga sangat tajam -setajam pisau tatapannya! Ia pun memakai kumis, dan kalau diingat ingat mungkin saja kumis itu untuk menutupi bekas luka. Aku berani bertaruh. pasti dia itulah orangnya!"
"Goon," kata Komisaris Jenks dengan suara tenang tapi berbahaya.
"jangan mengoceh terus! Dengar tidak pertanyaanku tadi? Di mana kaulihat orang itu?"
"Yah anu, Pak -anehnya, ia saat itu ada di pekarangan belakang rumah Frederick Trotteville. di dalam gudangnya." jawab Pak Goon.
"Saya dipanggil oleh seorang gadis remaja yang rupanya saat ini sedang bertamu di situ. Pak ! Buster, anjing kecil milik Frederick langsung menyerang gelandangan tua itu dengan galak. Pasti habis
pergelangan kaki orang itu digigitnya. Anjing itu galak sekali, Pak"
"Ada pulakah Frederick Trotteville saat itu di sana?" tanya Pak Komisaris.
"Tidak bisakah ia ringkus orang itu? Ia biasanya sangat cekatan.'
"Huh kalau orang yang kemarin itu bisa ditangkap, pasti sayalah yang melakukannya." kata Pak Goon tersinggung
"Frederick datang lambat. Ia baru muncul ketika semuanya berakhir."
"Begitu ya," kata Pak Komisaris.
Setelah berpikir sebentar, ia menyambung.
"Kurasa sebaiknya aku sekarang ke Frederick saja. untuk menanyakan pendapatnya tentang orang itu."
"Ia sama sekali tidak melihatnya. Pak" kata Pak Goon.
"Seperti saya katakan tadi. ia terlambat datang "
"Ya, itu sudah kudengar." kata Pak Jenks dengan singkat
"Baiklah! Kaupelajari saja catatan yang di meja itu. Goon. dan buka matamu baik baik .Ada yang melihat orang itu berkeliaran di daerah sini dan diketahui pula bahwa ia mempunyai beberapa orang teman yang mungkin saja menyediakan kemungkinan baginya untuk menyamar. Orang seperti dia tidak akan menyembunyikan diri. Malah sebaliknya ia gemar membaurkan diri di tengah orang banyak, sambil memperhatikan polisi yang sibuk mencari cari dirinya."
"Wah kalau begitu saya harus menyamar pula." kata Pak Goon bergairah
"Sebaiknya saya memakai"
Tapi Pak Goon berbicara pada dirinya sendiri, karena KomisarisJenks sudah keluar. Perwira polisi itu berjalan menuju mobil dinasnya.
"Ke rumah keluarga Trotteville," katanya.
Mobil besar itu meluncur pergi, memasuki pekarangan rumah orang tua Fatty. lalu berhenti di depan pintu.
Pak Komisaris turun lalu membunyikan bel.
"Frederick ada di rumah?" tanya Pak Komisaris pada Jane yang membukakan pintu.
"Ah. Pak Komisaris rupanya. Selamat pagi, Pak!" sapa Jane.
"Ya, saya rasa ia masih ada. Niatnya memang hendak keluar. Silakan masuk. Pak ! biar saya panggilkan sebentar"
Komisaris Jenks dipersilakan menunggu di ruang duduk .Tidak lama kemudian terdengar langkah orang bergegas-gegas menuruni tangga.
Saat berikutnya Fatty muncul dengan pakaian olahraga .Komisaris Jenks menatapnya dengan heran.
"Halo, Frederick! Mau berlatih rupanya?"
"Ya, Pak untuk melangsingkan tubuh sedikit," jawab Fatty,
"karena ada kemungkinan saya akan disertakan dalam Regu Pertama Tenis sekolah kami semester yang akan datang ini. Sudah Lama kita tidak berjumpa, ya Pak!"
"Aku baru saja dari tempat Pak Goon." kata Komisaris Jenks tanpa berbasa basi lagi.
"Aku nendatanginya untuk memberi tugas mencari seseorang. Lalu ia langsung membeberkan kisah aneh -tentang seorang gelandangan yang nenurut katanya dijumpai di dalam gudangmu."
"Itu memang betul, Pak." kata Fatty, sementara air mukanya memerah.
"Lalu apa lagi caritanya?"
"Yah. macam-macamlah." kata Pak Komisaris.
"Menurut dia, orang itu galak sekali! Bermata tajam seperti pisau, dan berkumis mungkin untuk menutupi bekas luka di atas bibir. Dan katanya, Buster menyerang orang itu. serta menggigit pergelangan kakinya. Pergelangan kaki orang itu bukan pergelangan kaki Pak Goon."
"Masih ada lagi yang dikatakannya. Pak?" tanya Fatty.
"Ia juga mengatakan bahwa kau terlambat datang untuk membantunya," kata Komisaris Jenks.
"Apa sebetulnya yang kauketahui tentang gelandangan galak yang bersembunyi di dalam gudangmu? Kusangka tempat itu selalu kaukunci dengan baik"
"Anda akan berpendapat bahwa sayalah sebetul nya gelandangan itu. Pak?" tanya Fatty sambil menatap Pak Jenks.
"Sangkaan begitu memang terlintas dalam pikiranku," jawab Pak Komisaris sambil membalas tatapan mata Fatty.
"Baiklah kalau begitu." kata Fatty.
Ia mendesah,
"Ya. memang sayalah gelandangan itu. Tapi itu sebenarnya karena iseng saja, Pak. Saya sama sekali tidak menduga bahwa saat itu Pak Goon ada di sekitar sini. Seorang kenalan kami yang saat ini sedang bertamu di sini mengintip ke dalam gudang dan melihat saya yang saat itu sedang menyamar sebagai gelandangan -lalu berteriak teriak minta tolong. Tahu-tahu Pak Goon muncul. Tapi saya berhasil melarikan diri. Buster saat itu tentu saja tidak menyerang saya ia menggonggong gonggong sambil meloncat loncat karena gembrra melihat saya. Saya rasa Pak Goon agak melebih lebihkan kejadian itu. Pak."
"Ya, itu memang sudah kuduga dari semula." kata Pak Komisaris.
Matanya berkilat kilat jenaka
"Menurut laporannya tadi, kau sangat kuat dan
memberikan perlawanan sengit. Ia yakin sekali bahwa kaulah orang yang kami cari."
"Anda tentunya takkan berkeberatan untuk bercerita tentang orang itu. Pak." kata Fatty berharap.
"Maksud saya -mungkin saja saya bisa membantu Siapa tahu. kan?"
"Nih, kuberikan salinan catatan yang kuberikan pada Pak Goon tentang orang itu." kata Komisaris Jenks
"Sebaiknya kau tidak mengatakan apa-apa pada Pak Goon bahwa kau mengetahui kasus ini -tapi waspadalah terhadap segala hal yang kelihatannya mencurigakan selama seminggu mendatang ini. Sekarang di sini kan ada Pasar Malam! Ditambah lagi dengan kongres -pasti di sini banyak berkeliaran orang dari luar."
"Wah. terima kasih, Pak!" kata Fatty dengan gembira, sambil menerima kertas catatan yang disodorkan Komisaris Jenks padanya.
"Saya akan bekerja sebaik mungkin. karena memang tugas beginilah yang saya sukai. Bolehkah saya bercerita pada teman teman tentang urusan ini. Pak? Anda tahu kan mereka pun bisa dipercaya! Kami kan sudah sering membantu Anda selama ini!"
Komisaris Jenks tertawa.
"Memang! Aku sama sekali tidak keberatan, asal kau yang memberi perintah dan mereka mematuhi juga. Tapi ingat. Frederick, orang itu berbahaya Jadi kau hanya kuminta agar bersikap waspada. dan harap kausampaikan segala galanya, yang mungkin penting. Kau pandai mencari informasi! Aku
bahkan cenderung untuk mengatakan bahwa kau memiliki bakat untuk itu!"
"Terima kasih. Pak." kata Fatty dengan bangga.
Diantarkannya Pak Komisaris pergi, sampai ke pintu depan. Begitu pintu sudah ditutup lagi olehnya tahu tahu Eunice muncul sambil berlari lari.
"Siapa itu tadi. Frederick? Kalau tidak salah, seorang komiSans polisi. kan? Mau apa dia kemari? Apakah mengenai gelandangan yang kemarin itu?"
"Ya -sebagian besar mengenai dia," kata Fatty dengan sikap hati hati.
Ia tidak bermaksud menceritakan kata kata Pak Komisaris yang selebihnya pada Eunice.
"Kenapa kau tadi tidak memanggil aku?" kata Eunice dengan nada tersinggung.
"Kan aku sebetulnya yang melihat gelandangan itu, lalu memanggil polisi. Begitu pula akulah yang berusaha menangkapnya."
"Yah -kurasa Pak Komisaris memperoleh segala keterangan mengenainya dari Pak Goon," kata Fatty.
"Sekarang aku harus mulai dengan latihanku, Eunice. Maaf ya, kau terpaksa kutinggal sendiri."
"Aku ikut." kata Eunice.
Untung bagi Fatty bahwa saat itu ibunya datang dan meminta Eunice membantunya mengatur bunga bunga.
Eunice yang selalu bersikap Sopan terhadap orang-orang yang lebih tua, tidak menolak tugas itu. Fatty memanfaatkan peluang baik itu untuk cepat cepat pergi.
Ia hendak menyampaikan kabar
yang mengasyikkan tadi pada kawan kawannya .Ia menunggu dulu sampai Eunice sudah pergi ke kebun, lalu bergegas menyambar pesawat telepon
Mula mula diputarnya nomor pesawat di rumah Pip tapi ternyata sedang bicara.
Sialan! Ia lantas menelepon ke rumah Larry dan Daisy.
Ia menarik napas lega ketika langsung mendengar suara Daisy
"Halo. Daisy! He ada misteri hebat untuk kita!" kata Fatty bersemangat
"Pak Komisaris baru saja kemari, dan ia memerlukan bantuan kita' Bisakah kita berkumpul di rumahmu. sekitar sepuluh menit lagi? Bisa? Bagus! Tolong hubungi Pip, suruh dia datang bersama Bets."
Fatty mengakhiri pembicaraan .Sambil tersenyum puas ia berpaling hendak pergi. Tahu-tahu ia disapa,
"Frederick! Kau mengatakan bahwa Pak Komisaris tadi datang karena soal gelandangan itu. Apa keperluannya? Dan apa maksudmu dengan "ada misteri'? Katakan dong, padaku!"
Fatty memandang Eunice yang masuk lewat pintu kebun sambil membawa serangkum bunga narsis. Rupanya anak itu mendengar pembicaraannya dengan Daisy tadi!
"Wah, tidak ada waktu sekarang, Eunice!" kata Fatty sambil lari ke luar lewat pintu depan, diikuti oleh Buster.
Ia sebenarnya berniat berganti pakaian dulu.
Tapi ia khawatir. jangan jangan Eunice akan membuntutinya masuk ke kamar dan merongrongnya terus mengenai 'misteri' yang dlkatakannya tadi
Karena itu Fatty langsung berangkat ke rumah Larry dengan baju kaus dan celana pendeknya. meninggalkan Eunice yang memandangnya dengan marah.
***** RAPAT PENTING
LARRY dan Daisy menunggu kedatangan Fatty di rumah peranginan. sementara itu Pip dan Bets belum tiba.
Mereka tercengang melihat Fatty muncul dengan pakaian olahraga lagi
"Kau tidak pernah berganti pakaian rupanya." kata Larry
"Kuambilkan saja jas untukmu. Nanti kau kedinginan di sini banyak angin."
Perembukan dapat dimulai dengan segera karena Pip dan Bets datang tidak lama kemudian.
Mula-mula Fatty bercerita bagaimana ia sehari sebelum itu melarikan diri ke dalam gudang karena tidak tahan lagi mendengar ocehan Eunice. lalu berlatih melakukan penyamaran di situ
"Aku mencoba menyamar menjadi gelandangan " katanya.
"lengkap dengan kumis cambang.
dan jenggot. Jadi tentu saja Eunice terkejut Sekali
melihatku. ketika ia mengintip ke. dalam lewat jendela dan lubang kunci. Ia menjerit minta
tolong!"
Teman temannya tertawa geli
"Salahnya sendiri _ kenapa mengintip.' kata Larry
"Lalu setelah itu?"
"Lalu siapa lagi yang muncul kalau bukan Pak Goon, yang kebetulan sedang lewat," kata Fatty
"Bisa kalian bayangkan, betapa repotnya aku ketika berusaha lari dari sana. Buster seperti sudah gila saja, melonjak lonjak sambil ikut lari di sisiku! Eunice dan Pak Goon menyangka dia menyerang aku. Pak Goon bahkan mengatakan bahwa pergelangan kakiku habis digigit Buster!"
"Tapi mereka kan tidak berhasil menangkapmu?" tanya Bets cemas.
"Tentu saja tidak," jawab Fatty.
"Nah pokoknya. tadi pagi Pak Komisaris mendatangi Pak Goon, mengenai seseorang yang berbahaya narapidana yang melarikan diri, dan yang sekarang diduga berada di sekitar desa kita ini. Lalu Pak Goon bercerita panjang-lebar tentang gelandangan yang katanya diusir olehnya dari gudangku, serta dengan yakin mengatakan itu pasti narapidana yang minggat itu!" Fatty tidak bisa meneruskan ceritanya, karena anak anak tertawa terpingkal pingkaL
"He, jangan keras keras tertawa," kata Fatty cemas.
"Nanti ibumu curiga bahwa kita sedang merencanakan sesuatu yang konyol, Larry_ lalu datang memeriksa kemari."
"Ya, memang -tapi ceritamu kocak sekali sih." kata Larry.
"Lalu bagaimana?"
"Seperti bisa kalian bayangkan. Komisaris Jenks tentu saja tidak tolol seperti Pak Goon," kata Fatty menyambung.
"Pak Komisaris langsung menduga
bahwa gelandangan itu pasti aku. Lalu aku didatanginya. '
Anak anak memandang Fatty dengan perasaan cemas.
"Marahkah dia?" tanya Bets
"Tidak. Tentu saja tidak! Masa aku tidak boleh berlatih menyamar dalam gudangku sendiri?" kata Fatty.
"Tapi karenanya Pak Komisaris terpaksa membuka kartu ia terpaksa mengatakan tentang orang yang oleh Pak Goon dikelirukan dengan diriku yang sedang menyamar! Aku lantas cepat cepat menawarkan diri untuk ikut membantu .Dan Pak Komisaris mengizinkan!"
"Wah!" kata Pip bersemangat.
"Kalau begitu ada lagi misteri yang bisa kita selidiki sekarang! Yah -mungkin tidak begitu tepat kalau disebut misteri. tapi masih cukup dekat! Lalu. adakah yang kauketahui tentang orang itu?"
"Ada. Nih." kata Fatty sambil meletakkan berkas catatan yang diterimanya dari Komisaris Jenks ke atas meja.
"Ini catatan mengenainya. Dan ini foto fotonya dari depan dan dari samping .Tapi pasti saat ini ia menyamar. Kabarnya ia sangat ahli dalam soal itu. Jadi foto-foto ini takkan besar gunanya."
Anak anak memperhatikan foto orang itu.
Mereka melihat sepasang mata yang menatap dengan tajam dan cerdas di bawah alis tebal. Hidungnya biasa saja. tapi bibirnya tipis. Di atas bibir nampak bekas goresan luka yang berbentuk melengkung.
Fatty menunjuk ke bekas luka itu.
"Tanda ini pasti ditutupi olehnya, supaya tidak ketahuan," katanya.
"Dan itu berarti bahwa ia mungkin memakai kumis palsu. sampai kumisnya sendiri tumbuh. Mungkin pula ia berjenggot, untuk menutupi bentuk dagunya yang kecil ini."
"Rambut penjahat yang melarikan diri dari penjara itu tebal dan lurus. "
"Ia bisa saja mengeritingkan rambutnya," kata Fatty mengomentari.
"Atau bisa juga ditipiskan, -upaya menimbulkan kesan agak botak. Siapa tahu. kan?"
"Wah -kalau semuanya itu bisa dilakukan olehnya. lantas apa gunanya foto-foto ini bagi kita," kata Daisy
"Tulang tulang tangannya agak kentara _ lihatlah," kata Pip.
"Kurasa ia pasti memakai sarung tangan. untuk menyembunyikannya.'
"Tapi cukup banyak orang yang tulang-tulang tangannya menonjol." kata Bets.
"Misalnya saja tukang kebun kita. Tulang tulang tangannya bertonjolan."
"Ada hal hal tertentu yang disukai atau dibencinya?" tanya Daisy.
"Kelihatannya ia suka pada kucing," kata Fatty sambil membaca,
"Eh ini ada sesuatu yang tadi tak terbaca olehku. Ia menaruh perhatian pada kehidupan alam, terutama pada serangga. Nah!'
"Kenapa kau mengatakan, 'Nah"?" tanya Pip dengan heran.
"Menaruh perhatian pada serangga -dan saat ini diketahui ada di Peterswood," kata Fatty
"Apakah itu tidak mengingatkan kalian pada sesuatu? Aduh -kalian ini benar benar payah!"
"Ah -maksudmu Kongres Koli anu itu," kata Larry setelah berusaha mengingat ingat sebentar.
"Ya ya, mungkin memang ada hubungannya. Maksudmu, ada kemungkinan orang itu menyamar menjadi koli yah. pokoknya penggemar kumbang _ dan sementara semua orang sibuk mencarinya ke mana mana, ia duduk dengan tenang menghadiri rapat di Balai Kota "
"Ya, kemungkinan bahwa itu benar memang sangat kecil," kata Fatty mengakui.
"Tapi kita tidak boleh mengabaikan petunjuk mana pun juga. Bisa saja itu merupakan tempat bersembunyi yang sangat baik duduk menghadiri rapat penggemar kumbang! Siapa sih yang akan terpikir untuk mencari narapidana yang minggat di situ? Dengan kaca mata berlensa tebal untuk menyembunyikan tatapan matanya yang tajam..."
"Serta topi, syal, dan mantel tebal seperti yang dipakai Pak Telling," sambung Bets.
"Wah. aku waktu itu mau tidak mau merasa bahwa ayah Eunice itu kelihatannya seperti sedang menyamar ketika kita pertama kali berjumpa dengannya di stasiun. Habis tampangnya aneh. berkumis dan berjenggot lebat!"
"Nah sekarang kita sudah punya tugas yang berat,
" kata Fatty sambil meraup kembali kertas kertas catatan yang berserak di atas meja.
Dari suaranya terdengar bahwa ia merasa puas.
"Pasti kita bisa asyik nanti! Dan ingat Pak Goon juga
ditugaskan mencari orang itu. Jadi apa pun yang kita lakukan, jangan sampai ia mendului kita menemukan orang itu!"
"Wah, tentu saja tidak!" kata Daisy.
"Tapi ngomong ngomong bagaimana dengan tinggi orang itu? Jangkung atau pendek?"
"Sedang," kata Fatty.
"Tapi kita tidak boleh lupa bahwa ia bisa saja membuat dirinya nampak lebih jangkung dengan memakai sepatu bertumit tinggi. Atau sebaliknya pendek. dengan membungkukkan punggung. Menurut Pak Jenks. orang itu pandai sekali menyamar. Nah sekarang kita menyusun rencana "
"Ya ayo," kata Bets.
"Dan Eunice jangan sampai tahu apa apa mengenainya."
"Ia sempat menangkap pembicaraanku tadi. ketika aku menelepon Daisy." kata Fatty.
Keningnya berkerut
"Dasar Eunice! Ia memang ingin sekali mengetahui untuk apa Pak Komisaris datang ke rumah tadi dan juga marah karena bukan dia yang didatangi sehubungan dengan gelandangan itu. Eunice sedikit pun tak menduga bahwa orang itu sebenarnya aku yang sedang menyamar!"
"Yah _ pokoknya kita harus sangat berhati hari jika ada Eunice," kata Larry.
"Sekarang bagaimana enaknya kita memulai pengusutan. Fatty? Coba kita pikirkan bersama"
"Rasanya sudah jelas bahwa orang itu harus membaurkan diri di tengah orang banyak. supaya tidak gampang ketahuan " kata Fatty sambil menimbang-nimbang.
"Menurutku. kecil sekali
kemungkinannya ia memilih tinggal di hotel atau di rumah penginapan. Soalnya. polisi pasti mencarinya di tempat tempat yang begitu Tidak! Menurutku, ada dua kemungkinan di mana kita harus mencarinya."
"Di mana?" tanya Bets
"Yang satu sudah jelas. yaitu di Pasar Malam."
"Sedang kemungkinan kedua adalah di Kongres Koleopteris." kata Fatty.
"Aku merasa pasti tentang itu .. "
"Tapi kita tidak bisa menghadiri rapat mereka." bantah Daisy.
"Kita kan bukan koli yah. pokoknya bukan anggota perkumpulan itu."
"Aku bisa." kata Fatty.
"Aku diberi karcis masuk oleh Pak Tolling, untuk menghadiri rapat yang mana saja! Ayah dan ibuku Juga diberinya supaya bisa mengikuti rapat mana pun yang menarik minat mereka."
"Pokoknya aku tidak mau." kata Daisy dengan tandas
"Hii duduk di tengah kumbang kumbang berkeliaran!"
"Dasar konyol! Kalau di sana ada kumbang. pasti dalam bentuk pameran -ditaruh dalam kotak kotak.
" kata Larry sambil mencibir.
"Ya kan. Fatty? pasti semua sudah mati!"
"Memang. Tapi kurasa dalam rapat rapat itu
paling paling yang bisa dialami hanyalah pidato pidato panjang oleh para koleopter's terkemuka." kata Fatty.
"Mungkin pula mereka masih mengobrol sebentar Senabis rapat. Pasti akan sangat membosankan bagi siapa pun dari kita yang
bertugas menghadirinya, untuk mengamat-amati para peserta yang mirip dengan penjahat yang minggat itu."
"Cukup, bukan aku yang ke sana!" kata DaiSy dengan cepat
"Mendingan aku ke Pasar Malam."
"Sudahlah kita semua saja ke sana." kata Fatty memutuskan.
"Aku memang sudah berniat pergi sore ini. Lagi pula, Kongres Koleopteris itu baru besok dibuka Jadi bagaimana jika beramai ramai ke Pasar Malam nanti? Sambil melakukan tugas pengusutan. kita bersenang-senang."
Semua langsung menerima usul itu
"Tapi bagaimana dengan Eunice?" tanya Bets.
"Apakah ia juga ikut?"
Semua terdiam sebentar.
Akhirnya Fatty menghembuskan napas panjang
"Aku tidak melihat ada pilihan lain." katanya.
"Ibu tentu mengharapkan aku mengajaknya dan pasti akan marah marah jika aku berusaha mengelak. Sialan!"
"Nanti kita bergantian saja menemaninya." kata Larry.
"Kau yang paling cekatan di antara kita semua, Fatty. jadi kurasa kaulah yang paling mungkin akan melihat orang yang kita cari itu nanti. Jadi jika sore ini kau melihat seseorang yang ingin kauamati atau kauajak bicara, beri saja isyarat padaku, supaya aku langsung datang untuk menemani Eunice."
"Baiklah, kalau begitu. Terima kasih." kata Fatty dengan lega.
"Terus terang saja ya. kurasa aku takkan bisa mengadakan pengusutan dengan baik.
jika Eunice menempel terus padaku! Dan ingat-jangan bicara apa apa tentang urusan kita ini di depan Eunice. Jika nanti ada di antara kalian yang mengatakan sesuatu karena kurang berhati hati, dia tidak boleh ikut lagi dalam penyelidikan kita ini."
Bets ngeri mendengar ancaman hukuman seberat itu.
Ia berniat takkan banyak bicara apabila Eunice ada di dekatnya. Fatty tertawa geli ketika melihat air muka Bets yang begitu serius.
"Kau tidak perlu takut. Bets. Kau takkan merugikan kita. Kau belum pernah melakukannya selama ini. Yang paling kukhawatirkan adalah Buster, karena dari tadi ia terus mengikuti perembukan kita dengan telinga ditegakkan. He, Buster awas, nanti jangan kaubocorkan rahasia kita ini pada Eunice, ya?"
"Guk!" gonggong anjing kecil itu dengan gembira, karena merasa bahwa perembukan serius sudah berakhir dan Fatty mengajaknya bercanda.
Ia merebahkan diri sambil melambai lambaikan kedua kaki depannya. minta digelitik.
"Di mana enaknya kita berkumpul nanti?" tanya Daisy.
"Eh coba lihat itu, itu kan Eunice! Ia berhasil menemukan kita!"
"Padahal aku tadi mengatakan akan latihan lari," kata Fatty dengan cemas.
"Cepat kalian semua keluar, tinggalkan aku sendiri di sini. Songsong anak itu dan ajak dia masuk ke dalam rumah. Jejali dia dengan kue kue. Anak itu tidak pernah menolak jika diberi makanan!"
Anak anak bergegas meninggalkan Fatty seorang diri di rumah peranginan. Mereka menyongsong Eunice yang datang dengan tampang agak masam.
"Halo!" sapanya.
"Mana Frederick? Kata ibunya, mungkin ke rumah Pip. Lalu aku ke sana tadi. Tapi menurut ibu Pip, kalian berkumpul di sini.Karena itulah aku kemari."
"Selamat datang!" kata Larry dengan senyum dibuat buat
"Masuk. yuk! Mudah mudahan kau suka makan biskuit jahe. Ke mana Fatty, ya? Mudah mudahan saja ia tidak sampai kehabisan tenaga, karena terus menerus berlari! Ayolah, kita masuk ke rumah. Ayo, Eunice! Lewat sini!"
***** OBROLAN TENTANG KUMBANG
FATTY ditinggal seorang diri di rumah peranginan. Ia masih mendekam selama beberapa saat di situ bersama Buster karena takut dilihat Eunice.
Anak itu sangat awas matanya!
Tapi ketika keadaan dirasakannya sudah aman dengan cepat Fatty keluar lewat pintu pagar samping. langsung menuju ke jalan raya.
Hanya Bets saja yang melihat kepergiannya .Sejak masuk ke rumah ia terus mengawasi pintu pagar samping, karena menduga bahwa Fatty pasti akan menyelinap ke luar lewat situ. jika keadaan dinilainya sudah aman.
Dan begitu melihat Fatty, Bets pun bergegas-gegas meninggalkan kamar, menuruni tangga, dan lari menyusul Fatty sambil berseru memanggil manggil.
Fatty berpaling, lalu berhenti ketika melihat bahwa yang memanggilnya Bets.
"Ada apa?" tanyanya. sementara Bets menghampiri dengan napas tersengal sengal.
"Eunice melihat aku keluar, ya!"
"Tidak, ia tidak melihatmu," kata Bets terputus putus.
"Tapi kita belum menentukan waktu
berkumpul sore nanti, begitu pula di mana."
Fatty menimbang nimbang sebentar.
"Kurasa sebaiknya pukul tiga," katanya.
"Karena saat itu akan banyak sekali orang di Pasar Malam. sehingga orang yang kita cari merasa cukup aman berada di situ. Bisa saja ia sekarang bekerja di sana"
"Ya, itu mungkin saja," kata Bets.
"Mungkin karena itu ada orang melihatnya berkeliaran di daerah sini."
"Sekarang bergabung lagilah dengan anak anak yang lain," kata Fatty sambil menepuk Bets
"Tapi jangan bilang kau melihat aku, ya!"
"Mau apa kau sekarang?" tanya Bets.
"Kan tidak benar benar akan berlatih lari?"
"Memang begitulah niatku,
" kata Fatty.
"Aku harus berusaha mengurangi berat badanku Karena itu aku dan Buster sekarang akan lari berkeliling daerah kita ini. Yuk -sampai nanti sore!"
Fatty _mulai berlari dengan kecepatan tetap. diikuti oleh Buster.
Bets yang berdiri sambil memperhatikan berharap agar Fatty jangan sampai menjadi terlalu kurus karena kalau begitu halnya. ia bukan lagi Fatty yang lama. yang sangat disukainya. Kemudian Bets kembali ke rumah .
Sambil berjalan ia bertanya tanya dalam hati.
"apakah anak-anak sudah menemukan jalan untuk menyingkirkan Eunice yang bersuara keras itu. "
Jauh juga Fatty berlari pagi itu. Cuaca bulan April
saat itu sangat cerah. Kecuali itu Fatty memang menikmati kesempatan bisa melatih otot otot


Pasukan Mau Tahu 13 Misteri Penyamar Ulung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kakinya .Ia berlari menyusuri sungai sampai ke Marlow . Sesampainya di sana berbalik, lalu lari lagi.
Sambil berlari dengan langkah langkah tetap, otaknya berputar terus. Apa sebabnya narapidana yang minggat itu datang ke Petersw00d?
Apakah karena ada teman temannya di situ?
Dan di manakah tidurnya?
Apakah berbaring dengan begitu saja di tengah tumpukan jerami?
Atau dalam kebun orang?
Pekerjaan apakah yang dilakukan nya sekarang? ia harus bekerja agar bisa membeli makanan -kecuali jika ada teman teman yang menanggungnya. Rasanya Pasar Malamlah tempat yang paling masuk akal untuk mencarinya.
Ketika sudah sampai lagi di Peterswood, Fatty mengambil jalan yang menuju ke desa.
Ia melirik arlojinya sebentar.
Yah lumayan juga kecepatannya. Pada suatu sudut jalan ia menikung --dan nyaris saja ditubruk sepeda yang datang dari arah berlawanan.
"He!" itu suara Pak Goon.
"Apa-apaan ini hampir saja aku jatuh kautubruk!"
"Anda yang hampir menabrakku!" kata Fatty, tanpa berhenti berlari.
Pak Goon cepat cepat memutar sepedanya lalu menyusul Fatty. Polisi desa itu mengiringinya, sampai Fatty merasa sebal dibuatnya.
"Ada apa sih?" tanya Pak Goon sambil mengayuh pedal sepedanya.
Ia tidak mau terlalu mendekati Buster.
Padahal anjing kecil itu sudah terlalu capek, sehingga malas menyambar pergelangan kaki orang.
Bahkan pergelangan kaki Pak Goon pun tidak!
"Apa yang ada. apa?" balas Fatty
"Anda belum pernah melihat orang berlari rupanya!"
"Bukan begitu aku ingin tahu kenapa kau tahu-tahu saja lari sekarang?" tanya Pak Goon.
Dalam hati ia merasa curiga. jangan-jangan kesibukan lari dengan tiba tiba saja itu ada hubungannya dengan melacak narapidana yang minggat.
"Untuk melangsingkan badan," jawab Fatty '
"Dan tidak ada jeleknya jika Anda juga melakukan nya, Pak Goon. Bayangkan betapa gampangnya nanti mengejar gelandangan serta orang-orang semacam itu jika Anda biasa berlatih dan mampu berlari kencang!"
"Kau masih melihatnya lagi?" tanya Pak Goon.
"Maksudku, gelandangan yang dalam gudangmu itu?"
"Tidak. Anda melihatnya?" balas Fatty.
Ia lari menghampiri palang pintu pagar yang dilihatnya ada di punggirjalan, memanjatnya, lalu lari melintasi padang rumput. Ia sudah bosan diikuti terus oleh Pak Goon.
"Wah padahal aku masih ingin tahu apakah Pak Komisaris bercerita padanya tentang penjahat yang minggat dari penjara itu," kata Pak Gopn dalam hati.
"Aku tidak ingin anak gendut itu ikut ikut mencarinya ke mana mana .Anak sialan!"
Eunice pulang pada waktunya untuk makan siang, setelah melewatkan pagi yang dirasakannya
menyenangkan bersama anak anak yang lain .Dalam hati Fatty menyangsikan apakah kawan kawannya juga menganggap pagi itu menyenangkan. Ia sendiri pulang sekitar pukul dua belas. Sampai saat makan siang ia berada di gudangnya dalam keadaan tenang dan damai karena tidak ada Eunice.
Ia meneliti segala barangnya yang ada di situ. Siapa tahu, mungkin kapan kapan ia perlu cepat cepat menyamar.
"Kita semua akan ke Pasar Malam nanti sore," kata Eunice begitu Fatty masuk ke rumah untuk makan siang.
Fatty sudah berganti pakaian.
Ia memakai celana panjang yang rapi, berwarna kelabu
"Asyik," katanya dengan sopan.
"Tapi nanti ingat jangan sekali sekali ikut main lempar gelang di sana," kata Eunice lagi
"Kenapa begitu?" tanya Fatty dengan heran.
"Yah -karena permainan itu tipuan belaka," kata Eunice.
"Gelang yang dipakai semua kekecilan, tidak bisa lolos jika kaulemparkan pada hadiah hadiah. Maksudku. hadiah yang bukan Jarang murahan. Jam dan sebagainya takkan nungkin bisa kaumenangkan."
"Huhh," dengus Fatty, yang menganggap dirinya jago kalau soal melempar gelang.
"Aku udah sering memenangkan hadiah di stand lempar gelang. Mungkin kau tidak pernah memenangkan apa apa karena kau memang tidak pandai nelempar gelang"
Saat itu ayah dan ibu Fatty masuk bersama Pak Tolling. Matanya bersinar-sinar di balik lensa kaca matanya yang tebal.
"Nah -asyikkah kalian bermain bersama sama pagi ini?" tanyanya
"Aduh. Ayah ini seakan akan kami baru berumur tujuh tahun!" tukas Eunice dengan kesal
"Dan terus-terang saja, hampir sepanjang pagi aku tidak melihat Frederick."
"Jadi kau tidak menemani Eunice tadi, Frederick?" tanya Bu Trotteville dengan nada menyesali.
"la kan tamumu."
"Aku tadi berlatih lari lintas alam," kata Fatty.
"Eunice bermain dengan kawan kawan. Bagaimana, Bu apakah aku sudah nampak lebih langsing sekarang?"
Ibunya mengamat-amati dirinya
"Tidak," katanya. kemudian.
"Dan kurasa kau takkan bisa menjadi lebih langsing kalau kau makan kentang begitu banyak, Frederick. Lihat saja, berapa yang kauambil -lima buah!"
"Aduh. betul juga," kata Fatty dengan kaget
"Padahal maksudku hendak mengambil dua saja."
Dikembalikannya tiga butir kentang dengan wajah suram
"Aku sudah tidak sabar lagi, ingin cepat-cepat menghadiri rapat pembukaan di Balai Kota besok," kata Pak Tolling sambil menyendokkan kentang banyak banyak ke piringnya.
"Beberapa tokoh terkenal akan hadir di sana "
"Siapa saja?" tanya Fatty berbasa basi.
"Antara lain William Wattling,
" kata Pak Telling.
'Dia itu tokoh yang paling ahli tentang Kumbang Samar Bintik Tiga Bergaris Silang dari Peruvia. Orangnya hebat sekali. benar benar hebat! Ia pernah seminggu berbaring di depan liang kumbang itu, di tengah rawa!"
"Bukan main -kalau begitu ia memang benar benar hebat!" kata Pak Trotteville, yang kagum mendengar penuturan tentang kemampuan penggemar kumbang dalam menahan penderitaan itu
"Lalu Maria Janizena," kata Pak Tolling, yang senang karena ada yang kagum
"Kalau dia itu nah, dia itu benar benar ajaib! Kalian boleh percaya atau tidak, tapi kenyataannya ia menemukan sarang Kumbang Tibet Bungkuk Merunduk berisi delapan puluh empat telur -dan telur telur itu semua ditetaskan sendiri olehnya."
"Apa ditetaskan sendiri? Apakah ia duduk mengeram di atas sarang itu?" tanya Fatty dengan nada heran.
"Frederick," kata ibunya, memberi peringatan.
Tapi pertanyaan Fatty itu oleh Pak Tolling ditanggapi sebagai sikap yang benar benar serius -dan karenanya ia meneruskan dengan sikap serius.
"Wah. tidak tentu saja tidak. Telur telur itu dimasukkannya ke dalam laci. supaya berada di tempat hangat .Tapi ajaibnya, ketika telur telur yang berjumlah delapan puluh empat itu menetas.
Jumlah anak kumbang yang muncul bukan delapan puluh empat -tapi seratus enam puluh delapan. Nah, bagaimana itu? Aneh tidak?"
"Semuanya kembar,
" kata Fatty berkelakar dengan nada serius.
Ia senang ketika ternyata bahwa gurauannya itu ditanggapi dengan gelak terbahak oleh Eunice.
Dan Pak Tolling pun terkekeh kekeh
"Kita bicara tentang soal lain saja sekarang." kata Bu Trotteville.
"Aku merasa seperti melihat ada kumbang di tengah sayuran."
"O ya?" kata Pak Tolling. ia langsung tertarik
"Di mana? Aku ingin memeriksanya."
Kini Fatty yang tertawa terpingkal pingkal. sementara Pak Tolling melongo.
"Ayah tidak biasa diajak bercanda." kata Eunice menjelaskan.
"Ya kan, Yah?"
"Siapa lagi yang akan hadir dalam kongres itu?" tanya Fatty.
"Apakah semuanya tergolong ahli?"
"Sebagian besar, Nak! sebagian besar," kata Pak Tolling.
"Para pemula tidak begitu diingini kehadirannya dalam rapat rapat kami. Kurasa bisa kukatakan bahwa kami yang hadir di sana nanti, semua memiliki pengetahuan yang luas tentang koleoptera pada umumnya."
"Dan Anda kenal semua yang hadir itu?" tanya Fatty.
Menurut pikirannya jika Pak Tolling ternyata mengenal semua penggemar kumbang yang ada di situ, ia pasti akan bisa menunjukkan orang yang tak dikenalinya dan orang itu mungkin perlu dicurigai.
Siapa tahu. kan?
'Tidak _tidak semuanya kukenal." jawab Pak Telling
"Aku punya daftar nama orang orang yang akan menghadiri rapat .Dan sekitar separuh dari mereka kukenal"
"Bolehkah saya kapan-kapan melihat daftar itu, Pak?" tanya Fatty bergairah.
Jika ia menghadiri rapat dan di sana melihat seseorang yang tampangnya mirip penjahat yang minggat. ia bisa mengecek namanya dalam daftar. Dan jika namanya ternyata tidak tertera di situ -nah. itu kan sangat mencurigakan!
"Tentu saja boleh, Frederick,
" kata Pak Tolling.
Ia sangat senang, karena dilihatnya Fatty sangat berminat.
"Kau rupanya ingin menghadiri beberapa rapat kami, ya? Nanti aku bisa memberikan jaminan untukmu, di pintu masuk .Orang luar tidak diizinkan masuk -kecuali jika ada anggota yang memberikan jaminan."
Grass For Pillow 1 Kicau Kacau Karya Indra Herlambang Pangeran Perkasa 17
^