Pencarian

Pencuri Hati 4

Pencuri Hati Karya Rara El Hasan Bagian 4


" ada apa sesillia? "
" ada tamu diluar, bilqis dan suaminya."
" rizal?" Tanya lusiano.
" entahlah, aku lupa menanyakannya." Sesillia tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi putihnya.
" ya sudah, kamu kebawah dulu, nanti aku menyusul."
Sesillia mengangguk, kemudian pergi meninggalkan lusiano, yang kembali berdoa.
" tunggu sebentar ya, lusiano masih sholat." Ujar sesillia, ketika sudah berada diruang tamu. Rizal memyemburkan teh yang ada didalam mulutnya, tatkala
mendengar perkataan sesillia.
" mas, ihh...kamu ini hati hati dong." Bilqis mengusap tengkuk suaminya.
" lusiano sedang sholat?" Tanya rizal pada sesillia.
" iya, tadi waktu aku kekamarnya, lusiano sedang berdoa."
" apa aku tidak salah dengar." Rizal mengernyitkan dahinya.
" kamu ini mas, lihat temenya insaf kok nggak percaya." Protes bilqis.
" assalamualaikum." Sapa lusiano, membuat seluruh orang diruangan itu menoleh kearahnya.
" waalaikum salam." Sahut rizal, sembari mendekati lusiano.
Lusiano berniat memeluk sahabanya itu, tapi malah ditepis oleh rizal. Rizal memilih mengarahkan punggung tangannya kekening luasiano, seperti mendeteksi
sesuatu. " tidak panas." Tukas rizal, membuat lusiano kesal. Kemudian memundurkan tubuhya, seraya memukul bahu rizal dengan kepalan tangannya.
" kamu pikir aku gila eh!?" Gerutu lusiano.
" haha... mungkin saja, atau calon istrimu ini, sudah merubah kepribadianmu yang liar itu." RizAl melirik sesillia, Memandang sekilas wajah sederhana wanita
itu. " bisa juga seperti itu." Lusiano mengiring rizal kearea kolam renang meninggalkan para wanita membuat obrolan sendiri.
**** " astaga! Sesulit ini kehidupanmu." Rizal menanggapi cerita lusiano, mengenai masalah yang menderanya.
" seperti itulah, sekarang kamu bisa mencabut semua pikiran buruk tentangku."
" tenang saja, aku percaya kamu tidak mungkin melakukan perbuatan yang mencoreng nama baikmu."
" yang aku pikirkan sekarang, bagaimana menyokong perusahaanku agar bisa bertahan." Lusiano tertunduk lesu, sampai hari ini, kerugian yang ditanggungnya
ditaksir mencapai angka milyaran dolar.
"dua perusahaan besar cukup membuat perusahaanmu bertahan, hingga para pemegang saha percaya lagi bekerja sama denganmu."
" perusahaan mana yang mau menanamkan sahamnya kedalam perusahaan yang hampir gulung tikar." Lusiano mengayunkan kakinya didalam air, menghasilkan gelombang
kecil disekitarnya. " aku yang akan menanam saham diperusahanmu." Lusiano menoleh kearah rizal cepat, dahinya mengertit tak percaya.
" itu terlalu beresiko."
" seberapa besar sih resikonya, palingan peruaahaanku juga ikut bangkrut." Rizal tertawa terbahak bahak. Orang ini, mau menghiburnya, mana mungkin ia tega
membuat perusahaan rizal ikut ikutan bangkrut.
" aku juga akan menanam saham diperusahanmu mas." Ujar suara, membuat rizal dan lusiano menoleh kesumber suara itu cepat.
Rudi, menghampiri mereka dengan setelan kerja yang masih melekat ditubuhnya, ia menggulung celananya hingga lutut, ikut duduk disamping lusiano, mencelupkan
kakinya ke air kolam. " maaf aku lancang ikut bicara, tapi aku tidak bisa membiarkan kakakku terlilit permasalahan sulit seperti ini. Walaupun aku tahu? dia sangat membenciku."
Tukas rudi. Lusiano diam, tak berniat menyanggah atau mengeluarkan peryataan apapun. Sudah saatnya ia berdamai dengan musuh musuhnya. Untuk langkah awal
ia harus berdamai dengan rudi adik tirinya.
" jangan mengambil resiko, taruhannya perusahaan kalian masing masing."
" bukankah perusahaanku, perusahaanmu juga mas. Sudah seharusnya aku membantumu." Rudi menepuk bahu lusiano, berusaha meyakinkan laki laki itu untuk menerima
tawarannya. " jangan banyak berpikir, aku yakin kita bisa melalui masalah ini sama sama." Rizal menepuk bahu lusiano yang lain, sedikit menyalurkan rasa percaya dirinya
pada lusiano. Lusiano berpikir, tidak ada jalan lain, hanya ini satu satunya jalan, agar perusahaannya tidak bangkrut.
Ditegakkannya wajah yang sedari tadi tertunduk, kemudian menarik napas panjang, menghembuskannya cepat, mengumpulkan keyakinan dan kepercayaan dirinya.
" baiklah, kita mulai semuanya dari awal. Aku mengandalkan kalian, terima kasih." Ujar lusiano sembari menyunggingkan senyum yakin kekedua sahabatnya itu.
" bapak.bapak.. makanan sudah siapa, silahkan kemeja makan." Ujar tania, memberitahu para laki laki tampan yang sedang asyik menggobrol ditepi kolam renang.
Lusiano, rizal dan rudi segera berdiri, berjalan beriringan menuju meja makan.
Berbagai macam hidangan tersaji rapi diatas meja, ditemani temaram lampu lilin memberi kesan romantis. Para taipan kaya itu, duduk dikursi disamping wanita
mereka masing masing. Tak ada pembicaraan yang terjadi hingga mereka menyelesaikan suapan yang terakhir.
" berapa persen persiapan pernikahanku tania." Tanya lusiano tiba tiba.
" 80%, kurang fitting baju pengantin milik kalian berdua."
Suasana kembali hening, hingga rudi membuka percakapan kembali.
" dua masalah terselesaikan, tinggal satu masalah lagi. Bagaimana kita menjerat hendra dan melani." Tukas rudi kemudian? meneguk air putih dari dalam gelasnya.
" andai saja ada satu bukti saja yang memberatkan mereka, aku yakin, aku bisa memasukkan mereka kedalam penjara." Lusiano geram, sepertinya dewi fortunya
begitu berpihak pada dua penjahat itu, andai saja ada saksi mata, pasti masalah ini segera terselesaikan. Kondisi club malan saat itu begitu ramai, orang
orang tidak peduli dengan apa yang dialami orang lain disampinya, mereka terlalu? hanyut dalam dentuman musik keras.
**** Pagi pagi buta lusiano dan rizal sudah pergi kekantor. sedang Sesillia tengah membubuhkan minyak tawon kekaki bilqis yang sedikit bengkak, maklum bawaan
orang hamil. " kamu itu tidak boleh banyak jalan bilqis, lihat nih kaki kamu jadi bengkak."
" nanti juga kempes sendiri sill. Oh ya, tadi lusiano sms ke nomer aku, katanya nanti siang dia bakal jemput kamu buat fitting baju pernikahan." ujar bilqis?
sembari meminum jus sayur buatannya. Sesillia menutup minya tawon ditangannya,dan meletakkannya diatas meja.
" aku harus keluar rumah?".
" tentu saja." Dahi bilqis? mengernyit bingung, mendengar pertanyaan sesillia. " jangan bilang setelah kejadian itu kamu takut keluar rumah." Sergab? bilqis,
yang dijawab anggukan kepala oleh sesillia.
" masya allah, kenapa sesillia?"
" aku takut jika harus dikerumuni para wartawan itu bilqis." Ekspresi wajah sesillia menyiratkan trauma teramat dalam.
" lusiano disampingmu sesillia, ia pasti akan menjagamu dengan baik."
" aku percaya itu bilqis." Sesillia me-condongkan tubuhnya kedepan, mengambil cangkir berisi tea hijau hangat, kemudian memberikannya pada bilqis.
Perbincangan mereka berlangsung lama, saling curhat, mengeluarkan ganjalan dalam hati.
*** Chapter 32 Sesillia pergi ke supermarket didekat rumah, persediaan tehnya habis, sekalian beli popok untuk siena. Hampir 5 hari ia tak keluar rumah sama sekali, rasanya
menghiru udara kebebasan, begitu melegakan.
Bilqis sempat melarangnya keluar tadi, tapi sesillia memaksa, padahal situasi belum aman, para pemburu berita, masih berusaha mencari cara mewawancarai
sesillia atau lusiano. Setelah mendapatkan barang yang diinginkannya, sesillia membayarnya dikasir, saat ia hendak keluar dari supermarket, beberapa wartawan menhampirinya, memberondongnya
dengan berbagai macam spertanyaan. Tubuh sesillia menegang, keringat dingin mengucur deras dari keningnya, ia takut, sangat takut, orang orang didepannya
ini bak binatang buas menemukan mangsanya, kilatan kamera, menyilaukan mata sesillia.
"Apa benar anda sengaja menyebarkan foto syur itu untuk memeras lusiano." Tanya salah satu wartawan, sesillia terhimpit, ia tak bisa keluar, para wartawan
ini membuat blokade, menutup aksesnya unuk melarikan diri.
Sesillia menggelengkan kepala, apa yang mereka pikirkan tentang dirinya itu tidaklah benar.
" kabar yang beredar anda akan segera menikah dengan lusiano? Benarkah"
" sebenarnya anda ini buka istri hendra siantanu, tapi wanita simpananya?'
" anak yang anda akui sebagai anak hendra siantanu, adalah anak hasil hubungan gelap anda dengan lusiano, benarkah itu?"
" mbak jawab, jangan diam saja."
Sesillia menutup kedua telinganya, berusaha tidak mendengar pertanyaan pertanyaan itu, telinganya berdenging denging sakit, ya Allah, harga dirinya runtuh
seketika, dalam kondisi seperti ini, ia merasa malu dengan hijab yang ia kenakkan.?
Wartawan itu terus saja membrondongnya dengan pertanyaan pertanyaan menyudutkan,? tak ada niat untuk behenti, padahal kondisi sesillia sudah sangat mengenaskan
kali ini. Sesillia meringsutkan tubuhnya terduduk, isak tangisnya mulai terdengar, takut, ia begitu takut.
**** " syukurlah, langkah awal kita terlihat menjanjikan." Tukas rizal sembari menekan nekan layar ponselnya.
" bagaimana aku membalas jasa baikmu "
" kamu ini, kita kan sahabat, harus saling membantu." Tukas rizal lagi.
Lusiano melirik kearah rizal, mendapati sahabatnya itu, begitu asyik dengan ponselnya.
" sedang mengurus pekerjaan via online?" Tanya lusiano ingin tahu.
" tidak, sedang chat dengan bilqis." Rizal memalingkan wajahnya mentap lusiano sekilas, menampilkan cengiran kuda.
" astaga, kamu ini sudah mirip amplop dan perangko." Cibir lusiano.
" hahaha.. laki laki seperti? kita ini, butuh wanita model bilqis dan sesillia? biar insaf."
" tapi yang jadi pertanyaan, istri istri kita. Butuh tidak laki laki macam kita? atau jangan jangan kita ini mimpi buruk bagi mereka." Lusiano terkekeh
kencang, begitupun rizal. Yang begini ini kalau lusiano dan rizal dipertumakan, gokil, absurt.
Lusiano menghentikan laju mobilnya tepat didepan super market didekat rumahnya.
Ia memandang keluar, mendapati para wartawan menggerombol, seperti mengelilingi sesuatu.
" ada apa lusiano?" Tanya rizal, ketika tatapan lusiano terpaku keluar jendela.
" kenapa para wartawan itu berkumpul disana?"
" ngerumuni korbanya mungkin."
"masa, tapi perasaanku tak enak, sepertinya ada yang tidak beres.."
"Mungkin saja mereka nemuin narasumber berita ter hot akhir-akhir ini." Ujar rizal, dengan masih terpaku pada ponselnya.
" narasumber? Berita hot?" Gumam lusiano kemudian terdiam. Rizal pun menghentikan aktifitas chatnya, ikut berpikir.
Suasana didalam mobil hening sejenak hingga...
" sesillia!!!!" Ujar lusiano dan rizal secara bersamaan.
" oh shit!!!!!!!!." Lusiano meraih kaca mata hitamnya, mengenakannya, dan segera turun? dari mobil.? Kecurigaannya semakin terbukti, ia mengenali salah
satu wartawan yang setia menunggu didepan rumahnya setap hari.
" sesillia, oh shitttt.....brengsek." umpat lusiano ditengah kekhawatirannya. Ia melarikan kakinya, menyusup ditengah blokade para pencari berita itu.
Benar saja, wanitanya terduduk tak berdaya ditenggah - tenggah kepungan para wartawan.
Tanpa banyak pikir, lusiano menarik tangan sesillia, mengajaknya berdiri. Secepat kilat ia membawa sesillia kedalam dekapannya. Sesillia mendongak, dengan
wajah kalut dan penuh air mata, dilihatnya lusiano menatap kearahnya dengan senyum menenangkan.
" kamu aman sekarang." Kata mujarab yang membuat hati sesillia tenang seketika.
Lusiano membawa tubuh sesillia menuju mobil, dengan langkah sedikit berlari, ia berusaha menghindari para wartawan yang sudah menggila.
Para wartawan yang mengenali siapa laki laki yang membawa sesillia pergi,? segera mengejar mereka ketika mereka? hampir masuk kedalam mobil.
Rizal yang sedari tadi mengawasi misi penyelamatan itu, kini melompat, duduk didepan setir kemudi dan menghidupkan mesin mobil. Saat lusiano membuka pintu
belakang dan? benar benar masuk kedalam,? rizal segera melajukan mobil lusiano cepat meninggalkan TKP. Apa yang mereka lakukan sudah bagaikan aktor dalam
film action. Lusiano merenggangkan pelukannya, membawa wajah kacau sesillia menatapnya.
" berapa kali aku bilang, jangan keluar rumah sendirian, tunggu aku pulang. Kamu ini benar benar tak bisa dikasih tahu siput." Ujar lusiano kesal, tak
tahu apa, jantung lusiano hampir copot melihat kondisi sesillia tadi.
" aku mau beli teh dan popok." Sesillia menjawab dengan polos, masih terlihat jelas raut wajah ketakutan disana.
" kan bisa nyuruh tania."
" tania dan kanjeng ibu sedang mengantarkan undangan." Tukas sesillia membela diri.
" kamu ini, membuat jantungku hampir copot saja." Lusiano meraih tissu disamping tempat duduknya, menyeka keringat dan air mata sesillia yang masih tersisah.
" maaf." Ujar sesillia meminta maaf, lagi lagi ia menyusahkan banyak orang.
" sudahlah."? Ujar lusiano sembari membawa tubuh? sesillia kedekapannya. Membuat sesillia tenang. Entah kenapa, pelukan lusiano bagaikan obat mujarab untuknya
sekarang, detak jantung lusiano yang berdegub normal, bisa membuat deguban jantungnya, kembali normal juga.
" ehem..... belum resmi nikah bro...tahan...tahan...." cerca rizal, membuat sesillia dan lusiano saling melepaskan, selanjutnya memberi jarak tempat duduk
mereka. " hahaha..... nunggu habis ijab qobul dulu bray, nanti puas puasin." Ledek rizal lagi, membuat lusiano tak suka bercampur malu. Sedang sesillia, hmmmm....
pipinya berhasil memerah, semerah buah naga, merah jreng. Ia tersipu malu, menanggapi ledekan ledekan sahabat calon suaminya ini.
" berhenti meledekku pak ustad." protes lusiano, membuat tawa rizal kembali lepas.
Rizal melambatkan laju mobilnya ketika memasuki kediaman lusiano.
Mereka bertiga turun dari mobil bersamaan. Bilqis yang mendengar deru mobil lusiano masuk kedalam rumah, menyongsong kepulangan sahabat serta suaminya
itu. Dengan kaki yang masih membengkak, ia melangkah keluar rumah, menghampiri suaminya dengan langkah tertatihnya.
Rizal, menghampiri bilqis, memeganggi kedua bahu istrinya itu. Ekspresi wajahnya terlihat marah dan khawatir, membuat bilqis mengernyitkan dahi tak paham.
Bilqis menGangkat dagunya, seolah menanyakan kenapa ekspresi suaminya sejelek itu.
" dasar keras kepala, kaki segede gajah masih saja berkeliaran, istirahat! Aku memperbolehkanmu ikut, tapi kamu harus banyak istirahat disini." Rizal memeluk
pinggang istrinya, membantu meringankan beban yang disangga tulang ekor bilqis.
" aku kan hanya ingin menyambutmu mas."Bilqis tertunduk sedih, niatnya kan baik, kenapa musti dimarahi.
Rizal menyunggingkan senyum sayangnya, kemudian mengangkat tubuh bilqis, menggendongnya masuk kedalam rumah.
bola mata Sesillia berbinar melihat kemesraan dua sejoli itu, lagi lagi mereka menampilkan kemesraan khas suami istri yang membuat sesillia terenyuh. Betapa
bahagia dan harmonis kehidupan rumah tangga sahabanya itu, andai dirinya? juga memiliki kehidupan sesempurna bilqis, memiliki suami yang begitu mencintai
dan menyayanginya. Lusiano hendak melangkah masuk kedalam rumah, tapi urung saat melihat sesillia diam bak patung diposisinya. mata sesillia berbinar, senyum kagum tak pupus
dari bibirnya. Lusiano mengikuti kemana sorot mata sesillia menatap, ternyata ia sedang menatap rizal dan bilqis.
Dilambaikan tangannya didepan wajah sesillia, berusaha membangunkan sesillia dari lamunan indahnya. Sesillia tersentak sadar, ia mengedipkan kelopak matanya
beberapa kali, Kemudian menatap lusiano dengan tatapan bingung.
" kamu ingin digendong juga?" Tanya lusiano sembari mengangkat alisnya naik turun menggoda.
Sesillia memelototkan matanya, bergeleng cepat setelahnya, berusaha menolak.
" oh ya sudah kalau begitu." Lusiano berbalik, pergi meninggalkan sesillia.
Sesillia menghembuskan napasnya lega, seraya mengelus dadanya berulang kali.
" selamat...selamat" gumamnya.
Mendengar gumaman sesillia, terlintas ide jahil dikepal lusiano. Ia menghentikan langkah kakinya, berbalik dan langsung menggendong sesillia dengan gaya
bridal. Sesillia tersentak kaget ketika merasakat tubuhnya terhuyun dan terbang diudara, ia merontah memukuli dada lusiano, ketika menyadari posisinyaberada?
dalam gendongan laki laki itu.
Lusiano tak memperdulikan rontahan tubuh sesillia yang minta diturunkan. ia tetap menggendong tubuh sesillia masuk kedalam rumah, tawa renyah terdegar
dari mulut lusiano, Mentertawakan wajah sesillia yang memerah menahan malu karena? ulahnya.
" lusiano, turunin, kumohon." Pinta sesillia.
" beberapa hari lagi, kamu resmi jadi istriku, kamu harus terbiasa ku gendong." Goda lusiano.
Lusiano membawa tubuh sesillia kekamarnya, merebahkan tubuh wanita itu keatas ranjang. Sesillia? berhenti merontah, sedang lusiano masih cekikikan geli.
Tiba tiba saja, mereka saling memandang, manik mata mereka beradu, entah setan apa yang? mendorong, lusiano mendekatkan wajahnya kewajah sesillia.
Napas sesillia terengah engah, detak jantungnya berpacu cepat. Sesilli memejamkan matanya ketika bibir lusiano semakin mendekati bibirnya.
Sedang lusiano, Semakin membukkukan tubuhnya, dengan implusif ia meraih dagu sesilliai, berusaha menjangkau bibir wanita itu. dilihatnya mata sesillia
terpejam, pipinya bersemu merah, lusiano mendekatkan bibirnya perlahan, ingin mencecap manisnya bibir? sesillia yang begitu? mengiurkan, kali ini bibir
lusiano semakin mendekati bibir sesillia dan ....
" owekkkk owekkk." Tangis siena? terdengar nyaring. Reflek lusiano menjauhkan tubuhnya, mendekati siena yang sudah berkoar koar minta digendong.? Dengan
lihainya lusiano menggendong siena, menimangnya, berusaha meredakan tangisnya yang begitu memekakan telinga.
Sesillia mendudukkan tubuhnya, kemudian memukuli kepalanya pelan, apa yang mau dilakukannya tadi, ciuman??? Bodoh, dimana akal sehatnya, ia dan lusiano
belum resmi menikah, bisa bisanya mau ciuman. Ia tertunduk lesu, kenapa setiap kali bersama lusiano, kendalinya selalu hilang, benteng pertahanannyapun?
cepat sekali runtuh. " sesillia." Panggil lusiano.
Sesillia seketika menoleh, memandang lusiano, ia sempat mengembangkan senyum kagum, betapa lihainya laki laki itu menggendong dan menenangkan siena.
" iya." Jawab sesillia singkat.
" maaf, maafin aku, tak sepatutnya aku melakukan hal itu. "
" tak sepatutnya kita tinggal dalam satu ruangan seperi ini tanpa hubungan suami istri, lebih baik mas keluar saja." Lusiano tersentak kaget, bukan karena
sesillia mengusirnya, tapi wanita itu memanggilnya " mas", panggilan khas istri pada suaminya.
Lusiano menghampiri sesillia, menyerahkan siena kegendongan wanita itu, kemudian mengelus puncak kepalanya dan pamit keluar kamar.
Sesillia memeluk siena erat, hatinya membuncah bahagia, ia yakin rasa cinta untuk lusiano belum pudar, dan kini rasa cinta itu semakin membumbung tinggi,
menjalarkan bunga bunga cinta dihatinya. Perasaan yang pernah mati kini merekah kembali.
Lusiano menutup perlahan pintu kamar sesillia. Bilqis dan rizal berdiri dibelakangnya,? menunggu diberi kesempatan melihat kondisi sesillia, terlihat jelas
kecemasan dari raut wajah bilqis, ia mendengar dari suaminya, para wartawan mengerumuni sesillia saat ia bebelanja kesupermarket.
Lusiano membalikkan badan, menyunggingkan senyum seraya menenangkan bilqis yang terlihat begitu cemas.
"? sesillia baik baik saja, sekarang dia sedang istirahat." Ujar lusiano, membuat bilqis menghembuskan napas lega.
Mereka bertiga melengang santai ke ruang tamu, bercengkrama dengan akrabnya,sembari menikmati waktu yang semakin sore.
Lusiano mengeluarkan satu batang rokok dari tempatnya, menempelkannya ke mulut dan menyulutkan api keujungnya. Bilqis menggeleng tak suka, ia anti bau
rokok, daripada harus menahan napas lama, lebih baik ia pergi kekamar untuk istarahat.
" kenapa istrimu?" Tanya lusiano ketika melihat bilqis melenggang pergi.
" anti asap rokok." Sahur rizal, sembari mencecap teh dalam cangkirnya.
" sepertinya para pemburu berita itu mulai keterlaluan. " lusiano menghembuskan asap rokok dimulutnya, membuat bentuk lingakaran dengan asap itu.
" gelar? pers confers, walau tak banyak membantu, setidaknya membungkam mulut? mereka untuk tidak mengeluarkan statment seenaknya."
" sepertinya! aku tak mau kejadian tadi terulang lagi pada sesillia."
" kamu menyukainya lusiano?" Tanya rizal, membuat lusiano menghentikan laju? tangannya? diudara.
Lusiano menyerigai, mencibir rizal. " canayang? Bisa membaca perasaan orang lain?" Tanya lusiano.
" ya tidak, tapi terlihat jelas, betapa kalutnya dirimu ketika melihat sesillia dalam bahaya."
" wajar." Sergap lusiano cepat.
" tak wajar bagi? lusiano arifian yang hobby mematahkan hati wanita,? mengkhawatirkan wanita biasa macam sesillia, bukankah bukan sifatmu?"
" dia bukan wanita biasa, dia wanita yang berhasil membuka mata hatiku." Sergap lusiano tak terima.
" hahaha..... benar ini" rizal menaik turunkan? jari telunjuknya di depan lusiano. " ini nih namanya sindrom cinta! lusiano kamu ingat perjanjian kita?
Jika kamu sampai jatuh cinta pada wanita macam istriku, kamu harus berkeliling? komplek rumahmu tanpa baju, hanya menggunakan boxer. Ingat?!" Hardik rizal
memicingkan matanya, mengancam.
" kamu yang akan melakukan itu." Ujar luasiano kembali melempar tuduhan pada rizal.
" oke tak masalah, kita lihat saja nanti siapa yang bakal muter komplek dengan boxer hello kitty, hahahaha."
Lusiano melempar putung rokoknya kearah rizal, tapi sayangnya sahabatnya itu berhasil menangkisnya dengan sempurna.
**** Chapter 33 "sesillia, acara pers confersnya mau mulai nih." Panggil tania. Sesillia bergegas? meninggalkan kegiatan memasaknya, ikut bergabung diruang tamu bersama
tania, bilqis dan kanjeng ibu.
Siang ini lusiano didampingi rizal, rudi dan pengacaranya melakukan pers confers berkaitan dengan scandal foto syur yang beberapa hari lalu tersebar luas
didunia maya. Jantung sesillia berdebar kencang, untaian doa tak putus putus dari mulutnya, semoga saja, semuanya cepat terselesaikan, dan bisa meredakan berita negatif
yang terus bergulir bak bola panas.
" semoga setelah ini semuanya bisa terselesaikan ya nduk." Suharti berujar penuh pengharapan.
" semoga saja kanjeng ibu,? nanti saat pernikahan lusiano dan sesillia digelar, masalah ini sudah kelar, jadi pernikahannya bisa? berjalan dengan lancar,
tanpa? ada gangguang dari para wartawan." Sahut tania sembari mengunyah biscuit yang diambilnya dari dalam toples.
Sesillia tak berkedip sedikitpun, ia menatap nanar lusiano dari balik layar kaca, lusiano terlihat tenang,? laki laki itu memang hebat memutar balikkan
perasaannya sendiri. hari ini lusiano terlihat begitu segar dan Tampan, calon suaminya terlihat tampan dengan setelan kemeja putih pres body dan celana kain pensil warna hitam.
" ya allah. " rutuk sesillia, sembari menutup matanya dengan Telapak tangannya, lusiano jadi virus baginya, mantengin? wajah lusiano berjam jam pun sesillia
bisa, tapi belum saatnya, mereka belum resmi menikah.
**** " kamu siap lusiano." Tanya pengacaranya.
Lusiano menghembuskan napas berat, menarik narik ujung jasnya, berusaha menenangkan diri. Dilihatnya puluhan wartawan berdiri didepannya, mereka terlihat
tak sabaran, menunggu penuturan langsung dari pelaku foto syur yang jadi tranding topic beberapa hari ini.
" jangan bicara sebelum aku menyuruhmu bicara." Tukas pengacaranya lagi. Lusiano mengangguk menyetujui.
" gila, sebanyak ini yang hadir? Wow! Kamu bagaikan selebritis saja." Ledek rizal, sebenarnya ingin meredakan sedikit? kegugupan yang dirasakan lusiano.
" diamlah! Kusumpal mulutmu dengan uang dolar segebok." Hardik lusiano kesal.
" hahaha... bukankah isi dompetmu hanya uang recehan." Celoteh rizal semakin membuat? lusiano geram.
" hust! Kalian ini malah bertengkar." Pengacara lusiano mengingatkan tingkah dua laki laki dewasa yang seperti balita itu.
Beberapa menit kemudian acara pers confera dimulai, pengacara lusiano membuka pembicaraan tanpa basa basi langsung pada titik pembahasan.
" mengenai foto syur yang tersebar di dunia maya, sampai saat ini client saya tak tahu menahu siapa yang menyebarkannya, dan siapa orang yang mengabadikan
foto itu." " menurut penuturan client saya, beliau merasa dijebak oleh pihak pihak yang tak bertanggung jawab, mengenai bukti siapa pelakunya, sampai saat ini kami
belum menemukan titik terang."
" tapi kami selaku pengacara bapak lusiano arifian, menghimbau bagi para wartawan, untuk tidak mencampuri privasi client kami, kami mengerti tugas rekan
rekan sekalian mencari informasi untuk pembaca diluar sana, tapi negara kita adalah negara hukum, jika client saya merasa privasinya terganggu , kami tak
segan segan membawa ini kejalur hukum" Ujar pengacara lusiano mengakhiri.


Pencuri Hati Karya Rara El Hasan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lusiano beserta yang lain beranjak dari tempat duduknya, berlalu meninggalkan acara. Para wartawan yang belum puas mendapatkan informasi yang diinginkan,
berusaha mengejar lusiano kearea parkir hotel.
Tapi nihil. mobil yang membawa lusiano, sudah belalu pergi.
**** Sesillia membantu yang lain menata makanan diatas meja makan. Ia bisa sedikit bernapas lega sekarang,semoga saja para wartawan itu tak menguntitnya lagi
maupun? lusiano. Suara derap langkah kaki terdengar berbarengan memasuki rumah, dilihatnya rizal tengah memeluk bilqis dari belakang dengan begitu mesra, sedang rudi tengah?
mencium kening istri tercintanya tania, yang kini sedang hamil 3 minggu, Sesillia ikut senang mendengar sahabatnya itu akhirnya bisa hamil. Sesillia menyungingkan
senyum bahagia, rumah ini dipenuhi cinta dari dua pasangan suami istri yang begitu harmonis, membuat iri siapapun yang melihatnya.
Karena merasa kehadirannya disini sedikit mengganggu, sesillia membalikkan badannya , berniat membawa baskom berisi air kotor ditangannya ke dapur.
" astaga!" Tukas sesillia reflek saat tubuhnya menabak tubuh lusiano, membuat? air dalam baskom yang dibawahnya, tumpah membasahi kemeja? lusiano. Salah
sendiri, siapa suruh berdiri dibelakang sesillia tanpa bilang bilang dulu.
" siput,? ceroboh sekali kamu ini." Lusiano membersihkan kemejanya? dengan tangan. sesillia yang? merasa? amat bersalah, meletakkan baskom keatas meja,
seraya? mengambil tissu disebelahnya, dan membantu lusiano mengeringkan kemejanya? dengan tissu.
" maaf.. maaf... aku tak tahu kalau kamu berdiri dibelakangku." Ujar sesillia tak enak.
Lusiano tesenyum jahil, ketika? melihat? raut wajah bersalah yang ditampilkan sesillia, dengan wajah seperti ini sesillia terlihat semakin cantik.
Dengan sengaja lusiano meraih tangan sesillia yang sibuk membersihkan kemejanya, ih...si om iseng banget, mencari kesempatan dalam kesempitan, genit!!!
Sesillia berhenti dari aktifitas membersihkan kemeja? lusiano, ia tertegun, pipinya semburat merah karena malu. Lusiano cekikikan, sekarang ia tahu bagaimana
cara bikin wanita didepannya ini tersipu malu. Lusiano membawa kedua tangan sesillia untuk dicium. Diciumnya punggung tangan calon istrinya itu perlahan?
dan? mesra. " cie.... ehem...ehem..." suara ejekan dari tania membuat sesillia menarik tangannya cepat, salah tingkah, binggung.
" calon pengantin baru cie...cuit cuit." Ledek rudi, membuat lusiano melemparkan apel hiasan dari kayu kearah laki laki itu.
Dengan cepat rudi mengelak,membuat apel mainan itu melayang sia sia tak mengenai sasaran.
Merasa privasinya terganggu, lusiano? meraih tangan sesillia, mengajaknya pergi ke area kolam renang.
" sill, awas ada buaya darat dikolam renang." Teriak rizal diiringi tawa renya dari yang lain.
Sesillia dan lusiano duduk berdampingan saling diam, tak ada yang memulai pembicaraan. Duh! Tingkahnya om sama tante ini kayak abg baru jatuh cinta, greget
deh, sok malu malu. Sesillia meremas remas pegelangan tangannya karena gugup, rasa grogi yang melanda sesillia begitu tinggi, lihat saja, buku buku jari sesillia memutih,
sangking kuatnya ia meremas.
Sedangkan lusiano, bingung memulai percakapan dari mana, tidak biasanya ia segrogi ini jika berhadapan dengan wanita, padahal ia terkenal sebagai penakluk
wanita, tapi kenapa dihadapan sesillia, ia tak bisa berkutik.
" ee....e.. lusiano aku masuk saja ya, bantu yang lain." Tukas sesillia, kemudian berdiri dari tempat duduknya, berniat masuk kedalam.
" eh..tunggu sesill..."
Sesillia berhenti, menoleh kearah lusiano, melihat lusiano berdiri, menghampirinya.
Lusiano berdiri tepat didepan sesillia, dirogohnya saku celana dan mengeluarkan sebuah kota kaca kecil. Lusiano membuka kotak itu, mengeluarkan sebuah
gelang cantik berwarna silvel dengan gandul love ditengahnya.
Sesillia terpesona, gelang itu sederhana tapi terlihat begitu cantik.? Lusiano meraih tangan sesillia, memasangkan gelang itu di pergelangan tangannya.
" ini untukku?" Sesillia mengamati gelang yang terpasang pas dipergelangan tangannya.
" iya itu untukmu."
" terima kasih, ini cantik sekali." Senyum lebar tersungging dari bibir sesillia, saat pertama melihatnya, ia langsung suka dan tertarik dengan gelang
itu, besyukur sekali, ternyata gelang itu diperuntukkan untuk dirinya.
" Sill." Panggil lusiano. Sesillia mendogak, menatap lekat lekat wajah lusiano.
" terima kasih, kamu sudah membawa perubahan berarti dihidupku." Ujar lusiano sembari menggengam pergelangan tangan sesillia lembut.
" sill." Panggil lusiano lagi
" ya." Jawab sesillia singkat.
" mungkin aku tak seromantis laki laki kebanyakan, aku juga tak tahu jurus merayu itu seperti apa, tapi.." perkataan lusiano tehenti,.membuat sesillia
mengernyitkan dahi penuh pertanyaan.
" tapi apa?" " tapi, jika aku harus memilih satu waktu, dari waktu yang kulalui sepanjang hidupku untuk dihentikan, aku akan memilih saat ini, saat dimana aku bisa
memandang wajah teduhmu, saat dimana aku bisa menyentuh tangan yang kamu gunakan untuk menengadah memohon ampun pada khalikmu."
Lusiano terdiam sejenak, mengumpulkan keberanian.
" sesillia, aku memang bukan laki laki yang pantas untukmu, tapi dari semua tidak kepantasanku ini, izinkan aku untuk menjadi imam kala kamu menunaikan
ibadah pada sang pencipta, izinkan aku menerima ciuman darimu ditelapak tanganku ketika kita selesai menunaikan sholat. Izinkan aku mencintaimu dengan
segala kelemahan dan tak keberdayaanku ini.? bissmilahirohmanirohim, dengan mengharap ridho dari Allah swt izinkan aku meminangmu, menjadikanmu pendamping
hidupku, sesillia ulfa."
Sesillia menutup mulutnya dengan tangan, air mata menetes deras dari pelupuk matanya, memang ia dan lusiano akan menikah, tapi ia tak menyangka lusiano
akan melamarnya. " sill, bagaimana? Apa kamu menerima lamaranku?"
Sesillia terisak semakin dalam, ia berusaha membendung tangisnya tapi tak bisa. Sembari mengusap air matanya, sesillia mengangguk, memberi jawaban.
" alhamdulillah." Ujar lusiano lega ketika lamarannya diterima.
" cie.........cie......ceburin." ujar rizal mengagetkan.
Dari arah dalam semua orang keluar, rudi dan rizal mengangkat tubuh lusiano kemudian menceburkannya kedalam kolam renang. Sedang tania dan bilqis memeluk
sesillia? bergantian memberi selamat.
Kebahagiaan yang begitu terasa,? harmonis, indah, dan membuat siapapun yang melihatnya ikut merasakan kebahagiaan mereka.
*** Chapter 34 Hari ini rumah lusiano disulap bak istana princess di negri dongeng.? Serba putih, banyak bunga bunga, plus tirai tirai panjang menjulai, cantik dan megah.
Hari ini hari yang sakral bagi sesillia dan lusiano, beberapa jam lagi, prosesi akad nikah akan digelar. Para keluarga, sibuk mengecek persiapan terakhir,
lalu lalang kesibukan? para tamu serta keluarga, menjadi pemandangan tak biasa, yang hanya ada diacara acara pernikahan saja. suasana yang tercipta pun
benar benar berbeda, serasa jadi pengantinnya jika kita ikut duduk disana. Tak hanya keluarga saja yang sibuk,? kedua mempelaipun juga sibuk mempersiapkan
diri? Mau tahu kesibukan kedua mempelai? Mau lihat? sesillia dulu atau lusiano?
Sesillia dulu kali ya.....
**** Bilqis tersenyum bahagia melihat sahabatnya. Sesillia terlihat sangat cantik dengan balutan kebaya putih moderent ditubuhnya. Kebaya yang terlihat pass,
dan? mempesona jika sesillia yang mengenakan. Make up soft dan tatanan hijab simple tak berlebihan, menambah kesempurnaan penampilan sang memepelai wanita.
Sesillia duduk didepan kaca meja rias, ia mematut wajahnya berkali kali, mungkin tak menyangka ia bisa secantik ini, maklum tukang? make upnya mehong alias
mahal. Bilqis memeluk sesillia dari belakang, menyungingkan senyum bahagiannya. tapi tidak dengan sesillia, ia terlihat tegang, tissu digenggaman tangannya hancur
tak berbentuk akibat diremas berlebihan.
Bilqis terkekeh pelan, tubuh sesillia semakin tegang, ia diam bak patung, digenggamnya pergelangan tangan sesillia yang tak henti hentinya bergerak. Dingin,
tangan sesillia terasa dingin sekali, walaupun kamar ini menggunakan ac, didalam sini banyak orang, tak mungkin sesillia kedinginan.
" sill, tenanglah. Kamu tegang sekali." Bilqis mengusap bahu sesillia mencoba menenangkan.
" aku tegang qis... takut." Sesilli memutar tubuhnya menatap bilqis.
" bukan kamu juga yang ngucapin ijab qobul, tegangmu berlebihan."
" karena itu, aku takut mas lusiano salah ucapin ijab qobulnya." Sesillia menampilkan wajah cemas berlebihan.
" cie..manggilnya sudah mas nih?" Goda bilqis sembari mengerlingkan matanya.
" qis.. bukan saatnya bercanda." Gerutu sesillia.
" hahaha.... kamu sih habisnya tegang banget, kayak mau ujian nasional.? Tegangnya jangan sekarang, nanti malam saja." Bilqis cekikikan, sedang sesillia
melotot tak percaya bilqis bisa bicara seperti itu. Sesillia memukul pelan bahu bilqis, membuat bilqis makin tertawa kencang.
" qis, ih... jorok.."
" aih.. disini cewek semua, nanti aku kasih saran biar cepet goal deh."
" hah?! Apanya yang goal." Sesillia tak mengerti apa yang diucapkan bilqis.
" ya bolanya biar goal."
" memang mas rizal habis nikahan mau main futsal ya? Sama mas rizal dan mas rudi juga?" Sahut sesillia polos. Mulut bilqis menganga lebar, ia menepok jidatnya,
wanita ini Polos apa pura pura polos, bukanya sesillia sudah pernah punya anak, masa istilah gituan ia tidak tahu.
" ya ampun, malam pertama sill, yang aku maksud itu malam pertama" Sesillia membungkam mulut bilqis ketika kata itu lolos dari mulutnya.
" aduh bilqis banyak orang."
" hahaha... kamu kan juga pernah merasakannya." Sergap bilqis. Sesillia mengerutu tak jelas, ia kesal, bilqis terus saja menggodanya.
" qis, aku takut, nanti mas ian? bisa tidak ya, hanya dengan? satu tarikan napas saat mengucapkan ijab qobul."? Dahi bilqis mengernyit, ian? Siapa ian?
"ian? Siapa ian?"
" mas lusiano, aku panggil ian saja, habis kepanjangan namanya."
" hahaha... parah ih,.. aku kira kamu mau lari sama selingkuhanmu."
" kamu terlalu banyak nonton sinetron qis, korban sinetron."
Ujar sesillia, membuat bilqis tertawa renyah.
" ia kali ya, tapi doakan mas ian-mu itu lancar? ijab qobulnya."
" amin." Sesillia berdoa dalam hati semoga akad nikahnya diberi kelancaran.
**** Dikamar mempelai pria, rudi dan rizal pusing dan bingung melihat tingkah? lusiano yang mondar mandir kayak kitiran tidak bisa diam, kenapa nih orang, apa
karena gugub? Masak seorang lusiano bisa gugub. Rizal geleng geleng kepala, dulu ia juga pernah menghadapi situasi seperti ini, tapi tidak begini begini
amat. Mulut lusiano komat kamit, bukan mantra mbah dukun yang dihafalkannya, tapi mantra paling sakral didunia, ijab qobul. Sejak beberapa hari yang lalu, ia
terus menghafalkan ijab qobul, tapi terus saja belibetan, ia takut nanti didepan penghulu juga belibetan. Belum hafal hafal, habis nama orang tua sesillia
panjang banget, "sesillia ulfa binti almarhum? dermadiaji setyo". Tuhkan panjang banget, belibet lagi.
" lusiano mau sampai kapan kamu mondar mandir kayak gitu." Ujar rizal menanyakan.
" sekali lagi mas lusiano mondar mandir? dapet kulkas lho."? Rudi membuat candaan garing yang membuat lusiano menyerigai.
" aku dulu ya ngerasai pernikahan kaya gini, tapi tidak separno kamu." Tukas rizal.
" aku gugub, takut salah waktu ngucapin ijab qobul."
" bismillah, yakin." Rizal berdiri kemudian mencekal bahu lusiano membuatnya berhenti mondar mandir.
" sudah diam, lihat roncean bunganya banyak yang jatuh." Lusiano melihat kelantai, benar! Kalung bunga melatinya banyak yang jatuh kelantai.
" duduklah mas, tenangkan dirimu." Ujar rudi menimpali. Lusiano duduk, mengambil napas panjang dan menghembuskannya cepat, dan itu dilakukanya berkali
kali. " kamu masih perjaka kan lusiano? " tanya rizal sembari tersenyum jahil.
" tentu saja, mau bukti." Tantang lusiano sembari membuat gerakan akan membuka lilitan kain jariknya.
" hahaha... nanti saja membuktianya buat sesillia." Ledek rizal.
" memang sanggup mas lusiano melalui malam pertama? Kalau dilihat dari kaca mata orang yang pernah mengalami malam pertama, sepertinya saat mau perang,
mas lusiano sudah kabur duluan." Timpal rudi, membuat lusiano geram, dan memiting kepalanya dengan tangannya.
" jangam meremehkanku, sepuluh ronde aku jabanin." Sergap lusiano.
" beneran nih?" Rizal berujar dengan alisnya yang terangkat naik turun.
Suara ketukan dipintu, membuat candaan tiga laki laki tampan itu terhenti, seorang perias pengantin masuk kedalam, dengan keris ditangannya, ia melangkah
mendekati lusiano, menyematkan keris itu disela sela lilitan kain jarik yang dikenakan lusiano.
" mas, sepuluh menit lagi, ibu jemput, acara akad nikahnya akan segera digelar." Perias itu memberi tahu. Setelah menyelesaikan urusannya, perias itu kembali
keluar dari kamar, dan akan menjemput lusiano sepuluh menit lagi.
Tiba tiba saja lusiano terdiam, tubuhnya membatu, rizal dan rudi yang melihat perubahan ekspresi laki laki? didepannya itu, mengeluarkan tawa kencang,
mentertawakan. Mulut lusiano kembali komat kamit mungkin ia menghafal lagi kalimat ijab qobulnya.
" siap lusiano." Tanya rizal
" aduh aku pengen buang air kecil, boleh kagak?"
" gila saja, kurang dua menit lagi, siapa yang mau makein lagi tu kain jarik? Tak bisa, tahan saja sampai akad nikah selesai."
" sekate kate, harus nunggu berapa jam? Bisa kram nih adik? dibawah sana." Gerutu lusiano.
**** Sesillia melihat prosesi akad nikah dari balik layar lcd dikamarnya, sebelum penghulu mengatakan kata sah, sesillia? belum boleh duduk berdampingan dengan
lusiano. Sesillia menunggu dengan harap harap cemas, dilihatnya dari balik layar tv lcd, lusiano tengah menggobrol dengan rizal sebelum prosesi akad nikah dimulai.
calon suaminya itu terlihat gagah dengan baju pernikahan berwarna putih, terpancar jelas aura kewibawaannya membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona,
Termasuk juga sesillia sendiri. Alunan musik jawa mengemah keseluruh ruangan, mengisi sela sela kekosongan sebelum diadakannya akad nikah.
" nduk, banyak berdoa ya, semoga calon suamimu lancar mengucapkan ijab qobul." Ujar suharti yang dijawab anggukan kepala oleh sesillia.
Rizal menepuk bahu lusiano, seakan memberi wejangan. Maklum, ia lebih berpengalaman masalah pernikahan seperi ini.
" berapa kali kamu menyatakan cinta pada perempuan?" Tanya rizal.
" puluhan." " berapa kali kamu nge-goalin tander perusahaa?"
" puluhan kali."
"Nah..anggap saja, ijab qobul itu seperti kamu mengoalkan tander, yakin, jangan gugub."
" insyaallah." Ujar lusiano sembari menghebuskan napas berat.
" kalau kamu sampai salah tiga kali, kamu batal malam pertama, tak mau kan malam pertamamu gagal?"
" tentu saja." " oke, lakukan dengan satu tarikan napas."
Lusiano berbalik, menghadap pak penghulu seraya menjabat tangganya.
Diruangan lain, sesillia semakin deg degan, tinggal hitungan menit saja, sesilia resmi menjadi nyonya lusiano.
" tunai!" Penghulu menghentakkan tangan lusiano.
" saya terima nikah dan kawinya sesillia ulfa binti almarhum dermadiaji setyo dengan maskawin tersebut tunai."
" sah para saksi."
" sah." Ucapan sah menggemah keseluruh ruangan, ucapan syukur terlontar dari seluruh hadirin yang datang termasuk lusiano dan sesillia.
" alhamdulillah." Hati sesillia begitu lega, matanya berkaca kaca terharu, ia resmi jadi istri laki laki yang sejak dulu dicintainya.? Tak hanya sesillia,
semua orang dikamar sesilliapun tak kalah bahagiannya.
Sesillia diarak meninggalkan kamarnya menuju tempat akad nikah, ia melangkah perlahan, bak ratu sehari, kecantikan sesillia mengalahkan kecantikan seluruh
wanita ditempat itu sekarang, semua mata tak berpaling menatapnya, penuh kekaguman dan pujian, para tamupun tak henti hentinya menyungingkan senyum kebahagiaan.
Lusiano tersenyum kagum, istrinya terlihat sangat, sangat cantik, anggun dan bersahaja. Ia mengulurkan tangannya meraih pergelangan tangan sesillia, membimbingnya
duduk disampinya, untuk menandatangani buku nikah. uang 25 juta dan seperangkat alat sholat menjadi mahar pernikahan mereka, sebuah cincin emas, tersemat
cantik dijari manis nereka sebagai tanda saling memiliki.
Lusiano mencium kening sesillia sebagai tanda bahwa mereka telah hallal sebagai suami istri, kesakalan begitu terasa, hingga membuat tania dan bilqis menangis
terharu. *** Chapter 35 "Sill, siena titipin tania saja. "? ujar lusiano kesal, kenapa malam pertamanya berakhir dengan melihat sesillia ngemong siena.
"sebentar ya mas, kasihan dari tadi nangis terus sienanya."
" sekarang kan sudah tidur, titipin tania ya." Lusiano mendekati sesillia, meletakkan dagunya di atas bahu sesillia sembari memeluknya dari belakang. Dilihatnya
seina baby kecil yang kini jadi putrinya, tengah tidur pulas.
" siput!" Panggil lusiano ketika sesillia tak menghiraukannya. Sesillia menoleh menatap langsung wajah lusiano yang begitu dekat dengan wajahnya.
" iya mas." " titipin siena gih, sekarang sudah hampir jam 3."
" ya kan memang resepsi pernikahannya rame banget, sampai jam 12 masih banyak tamu."
" bukan...bukan karena itu, sebentar lagi pagi, masak malam pertama kita harus? berakhir sia sia."
Sesillia paham apa yang diinginkan suaminya, terbukti pipinya memerah ketika lusiano mengatakan hal itu.
"Iya sudah lepasin dulu gih, aku titipin siena ke kanjeng ibu."
Lusiano melepaskan pelukannya, membiarkan istrinya meninggalkan kamar. Ia kegirangan, akhirnya!!!! Tanpa banyak omong, lusiano berlari kekamar mandi, mengganti
pakaiannya, dan keluar dengan hanya mengenakan boxer.Hah! Ih si om ngebet banget.
Sesillia masuk kedalam kamar, mendapati lusiano berdiri didepan ranjang dengan? melipat kedua tangannya didepan dada, menaik turunkan alisnya menggoda
dan hanya menggunakan boxer pendek membalut tubuh atletisnya.
Sesillia terkekeh pelan, ternyata lusiano yang selalu tampil berwibawa dan galak, bisa genit juga.
Sesillia melepaskan hijabnya, kemudian membuka kancing bajunya perlahan, ia sengaja menggoda lusiano, membuat pipi laki laki itu memerah, biasanya kan
lusiano yang selalu menggodanya, membuat pipinya memerah, sekarang gantian. Hahaha.... digerakkannya tubuhnya? dengan begitu menggoda, ia terus membuka
kancing kemejanya hingga? menyisahkan tang top putih membalut tubuh bagian atasnya.
Lusiano melihat sesillia melepas pakaiannya tanpa berkedip, ia menelan ludah berkali kali, menahan hasrat yang semakin bergejolak tak tertahankan. Sesillia
semakin mendekati lusiano, membuat tubuh lusiano menegang. Sesillia menjinjitkan kakinya, lusiano begitu tinggi, membuat sesillia susah menjangkaunya.
Lusiano bersiap menerima ciuman dibibirnya, ya! Seperinya istrinya ini, berniat mencium bibirnya, lusiano menutup mata dan memonyongkan bibirnya.
Sesillia tertawa dalam hati ketika melihat tingkah suaminya yang absurd,? didekatkannya bibir tipisnya? kebibir lusiano. Hiiii...tak sabar lihat om tante
ciuman.... tutup mata bagi yang masih kecil..tapi, lho...lho....kok nggak berhenti dibibir si om si tante.
Ternyata? sesillia tak mendaratkan bibirnya dibibir lusiano, tapi melaju terus? dan berhenti? didepan telinga suaminya.
" aku lagi datang bulan mas." Duar!!!! Nah lho ya, kagak jadi belah nangka.... 7
mata lusiano langsung terbuka lebar, shock! Ia shock, padahal sudah ditunggu tunggu dari tadi, eh ternyata lagi lampu merah.
Sesillia menjauhkan wajahnya, menatap lekat lekat wajah lusiano yang terlihat kecewa.
Melihat kekecewaan lusiano yang teramat jelas, sesillia? jadi tak enak hati. Didekatkannya lagi wajahnya ke wajah lusiano, dan mencium bibir suaminya itu
dengan amat lembut. Lusiano yang merasa diberi umpan, langsung memeluk pinggang istrinya, mendorongnya hingga menempel ketubuhnya. dibalasnya ciuman sesillia
tak kalah mesra, yang awalnya hanya ciuman ringan, kini berubah jadi lumatan lumatan penuh gairah.
Ciuman yang begitu mendamba, ciuman yang bisa membangkitkan hasrat, tak segan-segan lusiano menggigit, mencecap, dan menyusup kedalam rongga mulut sesillia,bermain-main dengan lidah istrinya.
Sesillia melemas, lututnya terasa lemas, lusiano memperlakukan bibirnya begitu istimewa.? Sangking lemasnya, Tubuh sesillia terhuyun kebelakang, membuat
ciumanya telepas, untung saja tangan lusiano masih memegang pinggangnya.
" hehehe... lemes ya?" Tanya lusiano, ketika melihat wajah lemas sesillia. Sesillia menjawab dengan anggukan kepala.
" sudah berapa hari datang bulannya?"
" besok hari terakhir." Jawaban yang membuat lusiano tersenyum bahagia. Bagus, ia tak harus? menunggu? lama untuk malam keduanya.
" ya sudah, sekarang mau langsung tidur sayang?" Tanya lusiano sembari menyematkan anak rambut sesillia kebelakang telinga.
" boleh?" " tentu saja boleh, lagian apa yang bisa kita lakuin saat kamu sedang datang bulan."
" maaf ya mas, membuatmu kecewa." Sesillia menunduk sedih. Lusiano tersenyum, istrinya ini benar benar menggemaskan dan polos, dibawanya dagu sesillia
mendongak menatapnya. " kamu tak perlu sedih seperti itu siput, yang penting nanti kalau sudah kelar datang bulannya, kita main 10 ronde." Goda lusiano dengan menaik turunkan
alisnya. Mata sesillia melotot, 10 ronde? Yang ada onderdilnya bisa langsung turun mesin.
" jangan bercanda mas, mana kuat."
" kuat,? dicoba dulu. Kan belum dicoba."
Sesillia tersipu malu, vulgar banget bahasa yang dipilih lusiano.
" mas ian, katanya mau tidur."
" ian, jelek banget panggilannya."
" habis panggil apa mas, panjang banget sih namanya."
" ya sudah ya sudah terserah kamu saja."
Lusiano melepaskan pelukannya, kemudian mengangkat tubuh sesillia, menggendongnya dengan gaya bridal dan merebahkannya keatas ranjang.
Lusiano merebahkan tubuhnya disamping sesillia, menarik tubuh istrinya itu kedalam dekapannya.
" sill, mau punya anak berapa?" Tanya lusiano tiba tiba, membuat sesillia mendongak tak menyangka lusiano menanyakan hal itu.
" nunggu siena satu tahun dulu ya mas baru buat adik untuk siena."
" hehehe... tenang saja, kapanpun kamu siap aku siap."
" mesum!" " mesumnya kan sama kamu." Lusiano semakin mengeratkan pelukannya, membuat sesillia susah bernapas.
" bisa mati aku mas, kalau kamu meluknya macam ini." Tak malah mengendurkan pelukannya, lusiano malah mengeratkan pelukannya. Bertubi tubi ciuman sayang
didaratkannya kepuncak kepala sesillia.
Karena suaminya ini benar benar jahil, sudah tau ia koar koar sulit napas malah dipeluk seerat ini. Sesillia mebgarahkan dua jarinya kepinggang lusiano
dan mencubitnya kecil, membuat lusiano reflek kesakitan dan langsung melepaskan pelukannya.
" sakit." Rutuk lusiano, dengan wajah pura pura? kesakitan. Sesilia menjulurkan lidah mengejek, kemudian menarik selimut, memutar posisi tubunya memunggungi
lusiano, memejamkan mata berusaha untuk tidur.
" lho, kok malah ditinggal tidur?! Siput." Lusiano mendengus kesal, ia mengajak tidur kan hanya candaan.
"ngantuk mas." Lusiano? yang tak tahu harus melakukan apa ketika istrinya tidur, lebih memilih menarik selimutnya, merapatkan? tubuhnya kepunggung sesillia, memeluk istrinya
erat, dan ikut terlelap tidur juga setelahnya.
**** Lusiano terbangun karena cahaya matahari yang masuk kekamarnya begitu menyilaukan, dirabahnya sisi ranjang kananya, berniat membangunkan sesillia. Kosong!
Ia hanya meraba ranjang yang kosong, kemana istrinya? Lusiano menaikkan tubunhnya sedikit, melihat kesamping. Ternyata benar, istrinya sudah tidak ada.
Dengan malas ia turun dari ranjang, berjalan dengan langkah sempoyongan membuka pintu dan turun kebawah. Mungkin sesillia ada didapur, kebiasaan sesillia?
kalau pagi pagi begini ia sudah? berkutat dengan panci dan penggorengan.
Benar apa yang disangkanya, istrinya sedang asyik memotong kentang. Dengan cepat ia mendekati sesillia, menempelkan tubuhnya ke punggung sesillia, memeluk
tubuh wanita itu dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu sesillia.
" astagfirullah." Ujar sesillia kaget.
" mas, kamu mengagetkanku."


Pencuri Hati Karya Rara El Hasan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lusiano mengintip irisan kentang yang sudah penuh sebaskom.
" mau masak apa?"
" sambal goreng hati dan kentang, mas suka kan?"
" suka suka... tapi santanya jangan banyak banyak ya, enek."
" iya tenang saja."
Sesillia membalikkan badannya berniat menggoreng kentang. Bukan malah memberi jalan, lusiano malah menghimpit tubuh sesillia, membuatnya tak bisa bergerak.
Didaratkannya ciuman ciuman nakal keleher sesillia yang tak mengenakan hijab.
Sesillia menggelinjat geli, titik gaitahnya ada dileher, kenapa lusiano bisa tahu. Sesillia menggerak kepalanya tak berturan, menghindari ciuman ciuman
lusiano dilehernya yang semakin meliar. Sedang lusiano tak segan segan mencecap leher sesillia, meninggalkan kiss mark merah disana.
" mas.. mas lepasin, wajanya gosong." Ujar sesillia, berusuha mendorong tubuh lusiano menjauh.? Lusiano dengan sendirinya memundurkan tubuhnya memberi
ruang untuk sesillia pergi.
Tapi bukan lusiano namanya kalau tidak mengacaukan semuanya, alih alih membantu, lusiano malah menghancurkan masakan.? Ia terus memasukan kentang kedalam
penggorengan sampai penuh.
" ya allah mas, ini sampai lembaran kambing pun nggak bakal bisa mateng."
" biar cepet kelar." Sambil terus memasukkan kentang mentah kedalam penggorengan.
" ini mah bukan malah mateng. Sudah sudah mas, gangguin saja." Sesillia menahan tangan lusiano agar tidak memasukkan kentang kedalam penggorengan terus.
" siput, dibantuin malah marah marah." Ujar lusiano sembari mengacak rambut sesillia.
" bukan bantuin tapi ngacak ngacak kerjaan orang."
lusiano menjauhi sesillia, mendekati kulkas, mengambil satu botol air es. Dituangkannya air es itu? kedalam gelas dan meneguknya hinga tandas.
" mas...aku mau dong airnya."
" haus?" Sesillia mengangguk mengiyakan. Lusiano menuangkan lagi air es kedalam gelasnya tadi dan menyodorkannya pada sesillia.
" masih lama ya masaknya. "? sembari mendekati sesillia lagi.
" lumayan, kenapa sih mas, sudah lapar ya?"
" bukan." " terus?" " ya..... mau bikin adik buat siena." Sesillia menoleh cepat kearah lusiano, memelototkan matanya, sedang lusiano cengar cengir merasa tak berdosa.
" mas, mesumnya..... makin naik kelas."
" hahaha......muach." lusiano mencium pipi istrinya cepat.
" aku mandi dulu ya." Kali ini lusiano mencium bibir istrinya dengan cepat juga. Berhasil membuat pipi sesillia memerah.
" sana gih, lihat tuh boxer masi nempel dah berani turun kebawah."
" nggak ada orang juga kan."
" aku kan orang?"
" kamu bidadari sayang." Rayu lusiano sembari mencium kening sesillia, kemudian berlalu pergi kekamar.
Sesillia tersenyum sendiri, geleng geleng kepala? melihat tingkah suaminya begitu manja, tingkah yang tak pernah diduganya.
***** Lusiano mencecap bibir sesillia dengan sangat bergairah, napasnya memburu, matanya berkabut menahan gejolak yang menyeruak.
Sesillia mendesah lembut, suaminya ini memperlakukannya dengan begitu lembut. Malam ini sudah keempat kalinya mereka berjibaku dalam gairah cinta, lusiano
tak merasa lelah sedikitpun, berbeda jauh dengan dirinya? yang sudah letih dan lemas.
Lusiano menciumi leher sesillia ganas,? titik kelemahan dimana sesillia mudah on. Dirapatkannya? tubuh? telanjang sesillia ketubuhnya yang juga telanjang.
Sesillia mengelinjat geli, ia menggerak gerakan kepalanya, berusaha melepas perlakuan lusiano dilehernya.
" cukup mas, aku sudah capek." Ujar sesillia dengan napas terengah.
" satu ronde lagi." Pinta lusiano dengan wajah penuh pengharapan, kali ini ia menganti posisinya menindih tubuh sesillia, bertumpuh pada sikunya agar tak
sepenuhnya memberatkan tubuhnya pada sang istri.
" ayolah mas, aku lelah, haus dan ngantuk.. ini sudah jam 4 pagi? lho."
Lusiano menatap lekat lekat wajah sesillia, benar juga, wajah itu terlihat lelah dan mengantuk. Lusiano menghembuskan napas berat, menghentikan aktifitasnya,
memilih? turun dari ranjang dan melangkah pergi kekamar mandi.
" mas, mau kemana." Tanya sesillia sembari mengenakan jubah tidurnya.
" mandi air dingin."
" nanti masuk angin mas."
Lusiano berhenti, membalikkan badannya, menatap sesillia dengan tatapan jahil.
" milih aku masuk angin atau kamu yang aku masuki." Goda lusiano, membuat sesillia mendengus kesal.
" masuk angin." Jawab sesillia ketus.
" hahaha..? ya sudah aku mandi dulu, sekalian kita sholat subuh? bersama."
" iya mas." Sesillia duduk ditepi ranjang, mengamati punggung suaminya yang semakin lama? semakin menghilang dibalik pintu kamar mandi.
**** Chapter 36 Rudi masuk kedalam kantor lusiano dengan santai, hari ini dirinya, rizal dan lusiano akan membahas kelanjutan proyek kerja sama yang dinamai save lusiano
itu..haha.. berasa lusiano itu, spesies yang hampir punah ya.
Rudi berhenti didepan meja sekretaris lusiano, sebelum menikah dengan tania, rudi sempat naksir sama vanilla, tapi sayangnya, cintanya pada vanilla bertepuk
sebelah tangan. Kasihan...kasihan.....
Tapi bukan adik lusiano namanya, kalau tak bisa membalikkan keadaan, tak dapat vanilla ia dapat tania yang notabenya masih sepupu vanilla, lebih cantik,
lebih seksi, lebih segalanya deh.
Dulu saat rudi naksir sama vanilla, rudi belum jadi bos, masi jadi anak tukang kebun, dan vanilla masih seorang mahasiswi, mungkin karena status itu kali
ya, jadi vanilla malu menerima rudi jadi pacarnya.
Pernah suatu hari rudi main ke kontrakan tania. Kondisinya saat itu rudi sudah jadi presdir, kebetulan tania dan vanilla tinggal dalam satu kontrakan.
Saat rudi main kesana, vanilla udah pasang tuh muka tercantiknya, pakai bukain pintu segala, siapa sih yang tidak mau diapelin presdir perusahaan sukses.
Eh tak tahunya bukan dia yang diapelin tapi tania, sampai saat ini, rudi masih ingat wajah malu nan salah tingkahnya vanilla, dan Semenjak saat itu, setiap
kali vanilla bertemu rudi dan tania, wanita itu selalu tertunduk malu.
" van, mas lusiano ada." Tanya rudi to the poin, membuat vanilla mendongak menatapnya.
" ada tuh diruanganya, tadi pak rizal juga baru saja masuk."
" oh begitu terima kasih."
Rudi melanjutkan langkahnya, tapi tiba tiba saja ia berhenti dan membalikkan badan melihat ke arah vanilla lagi.
" van." Panggil rudi lagi.
" iya." Vanilla mendongak lagi.
" dapat salam dari istriku." Ujar rudi mengejek. Seketika itu, ekspresi wajah vanilla yang tadinya lempeng lempeng saja, berubah kesal.
Melihat targetnya berhasil dilumpuhkan, rudi melanjutkan langkah kakinya lagi menuju ruang kerja lusiano dengan cekikikan.
Aduh .... tak ada bedanya rudi dan lusiano, walaupun cuma adik tiri, sifat jahil lusiano nurun banget.
Rudi membuka pintu ruangan lusiano, mendapati dua laki laki tampan tengah duduk diatas sofa dengan wajah lelah. Rudi melatakkan tas kerjanya dan ikut bergabung
bersama mereka. " kenapa wajah kalian kusut begitu? Kurang tidur?" Tanya rudi langsung.
" capek bin ngantuk. Semalam bilqis nyidam, minta dibeliin bubur ayam." Tukas rizal, sembari memijit keningnya.
" memang ada tukang bubur malam malam?" Sahut lusiano, dengan wajah tak kalah leceknya.
" ya, kagak ada. Niatnya mau aku buatkan sendiri, bubur ayam instan. tapi tuh perempuan nyidamnya minta dibelikan dari penjualnya langsung. Katanya kalau
nggak diturutin, nanti pas lahir bayinya suka ngeces." Ujar rizal panjang lebar.
" bener memang, kata orang tua zaman dulu juga begitu." Tukas rudi membenarkan.
" karena takut nanti pas lahir anakku suka ngeces, akhirnya aku bela belain muter muter jakarta sampai jam tiga pagi cuma buat nyari bubur ayam." Ujar
rizal lagi dengan malas. " dapet tuh bubur ayam keramat?" Tanya lusiano, membuat rudi yang mendengarnya terkekeh pelan.
" dapet... sih dapet... tapi dapetnya jauh banget, noh dideket penyebrangan mau ke pulau bidadari. Sengaja nyiksa aku deh kayaknya tuh si bilqis." Jawab
rizal kesal. " resiko jadi suami istri lagi? bunting ya gitu." Ledek lusiano.
" masalahnya yang aku nggak habis pikir, itu usia kandungan bilqis, bukan sebulan dua bulan lho, sudah hampir enam bulan, kok ya masih ada tuh tradisi nyidam." Ujar rizal sembari menegakkan tubuhnya, dan menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri.
"buktinya tuh istrimu nyidam diusia kandungan segitu, berarti ada dong." Sahut lusiano lagi.
" yang terpenting kan usaha pencarian bubur ayam membuahkan hasil." Timpal rudi.
"Iya sih, tapi gilanya, itu bubur yang aku cari sampai negri antah berantah, cuma dimakan tiga sendok. setelahnya, dia bilang nggak suka lagi, pening kan
nih kepala." Lusiano dan rudi menanggapi cerita rizal itu dengan tawa terbahak bahak.
" jangan ketawa deh rud, nanti kalau kandungan si tania dah masuk dua bulan tahu rasa kamu bagaimana susahnya kalau istri lagi nyidam." Tukas rizal kesal
karena ditertawakan. " beres..." jawab rudi sembari mengacungkan jempolnya. " lha terus mas lusiano kenapa mukanya ikutan lecek , sesillia nyidam juga?" Goda rudi.
" nyidam gundulmu." Reflek, lusiano menonyor kepala rudi. Sedang rudi mengusap kepalanya dengan cengingisan.
" bukan rud, lusiano capek karena minum susu yang kukasih." Ujar rizal sembari membenarkan kerah kemejanya.
" susu apa sih?" Tanya rudi ingin tahu.
" susu kuda liar." Sejenak ruangan menjadi hening setelah rizal mengatakan hal itu, tapi tak lama kemudian, tawa kencang keluar dari mulut rudi, yang disusul
tawa milik rizal juga. Sedang lusiano hanya tersenyum geli, kejadian semalam masih berputar di otaknya bak vidio clip. Awas om, jangan connect disini,
nggak ada musuhnya.hihi......
" gara gara tuh susu, Semalam nih adek on terus." Tukas lusiano kesal.
" haha.. yang terpenting sekarang kan ada lawannya." Sahut rizal sembari menaik turunkan alisnya.
Sembari menunggu jawaban lusiano, Rudi dan rizal meraih cangkir teh yang sudah disediakan oleh OB beberapa saat lalu, mungkin mereka haus karena kebanyakan
tertawa. " lawan sih lawan, tapi sesillia baru empat ronde sudah KO." Sontak, rizal dan rudi menyemburkan teh dimulut mereka tepat kewajah lusiano. Lusiano yang
tak menyangka akan mendapat semburan mbah dukun dipagi hari, memasang tampang kesal dan marah.
" astaga! Kalau mau nyembur tuh lihat lihat, pagi pagi sudah disiram pakai mulut naga, bau tahu." Gerutu lusiano.
" sorry sorry bro, tak sengaja." Tukas rizal sembari menyodorkan tissu pada lusiano.
" tapi kamu yakin sesillia kuat sampai empat ronde?" Tanya rizal penasaran.
" ngapain juga aku bohong, seingatku bener empat ronde." Tukas lusiano sembari memberasihkan wajahnya.
Rizal bertepuk tangan dan menggelengkan kepala kagum." Wow, sesillia hebat bro, bisa bertahan sampai empat ronde, boleh juga tuh dicoba." Goda rizal.
" enak saja, bini gue itu." Ujar lusiano dengan bahasa jakarta. Ia mengepalkan tangannya, melayangkannya ke udara seperti hendak memukul.
" hahaha.... slow bro, Aku sudah punya bilqis, bilqis jug hebat. Ya walaupun baru bisa bertahan dua ronde sih." Tukas rizal sembari mengangkat kedua tangannya
didepan dada. " gara gara susu rekomendasi darimu, walau sudah empat ronde nih batang bambu nggak off, off juga." Rutuk lusiano kesal.
" Cepitin tuh batang bambu kepintu, dijamin langsung off..hahaha." ujar rizal tertawa kencang, sembari mengintip jam di pergelanan tangannya, dan beranjak
berdiri dari tempat duduk.
" mau keman zal?" Tanya lusiano, ketika melihat sahabatnya itu berdiri.
" ke bandara." Tukas rizal sembari meraih tas kantornya.
" mau pulang kesurabaya?" Kali ini rudi yang bertanya.
" ia, tapi balik lagi sih kesini, cuma mau nganterin tuh mahluk tuhan paling seksi satu itu ke surabaya, rencananya sih aku titipin dirumah orang tuanya,
kasihan juga kalau disini nggak ada temennya." Ujar rizal.
"kan ada istriku sama tania, kasihan lho.".tukas lusiano memberi saran.
" aku bawa pulang saja deh, biar nanti aku yang bolak balik jakarta surabaya." Ujar rizal, sembari menyalami tangan lusiano dan rudi bergantian.
" ya sudah, cepet balik deh, besok ngegolin.tender kita." Tukas lusiano, sebelum rizal keluar dari ruangan.
" sipp." Jawab rizal singkat kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan.
Setelah rizal pergi lusiano dan rudi memulai pembicaraan mengenai tender besok.
**** Lusiano pulang kerumah hampir larut malam, tubuhnya terasa lelah sekali, kerjaan dikantor cukup menyita tenaga dan pikirannya.
Dengan langkah panjang ia menaikai tangga menuju kekamarnya. Sekarang sesillia juga tidur dikamar lusiano, Beserta siena putri kecil mereka, lusiano sengaja
membelikan keranjang bayi besar sebagai tempat tidur siena. Rencananya sih, nanti kalau umur siena sudah satu tahun, lusiano mau bikin kamar sendii untuk
siena, kamar princess. Lusiano melemparkan tas kerjanya keatas ranjang, kemudian melepaskan sepatunya dan menaruhnya asal, bukan berarti lusiano tipe laki laki jorok, tapi sangking
capeknya, yang ada di otaknya sekarang hanya tidur dan tidur.
Lusiano melepaskan jasnya, sembari mengedarkan pandangan kesekitar, kemana sesillia, sejak ia masuk kedalam rumah, tak dilihatnya wajah cantik sang istri
yang biasanya selalu menyambutnya didepan pintu setiap ia pulang kerja. Lusiano meletakkan jas yang berhasil dilepaskannya keatas ranjang, sembari berputar
memasuki ruangan dikamarnya. Maklum, kamar lusiano gede banget, ada ruangan khusus pakaian dan sepatu, ada kamar mandi, ada ruangan nge- gym nya, lengkap
deh tuh kamar udah kayak hotel.
" sill... sesill..." panggil lusiano cukup keras.
" iya mas.. " terdegar suara sahutan yang dikenalnya.
" ada dimana?" " dikamar mandi, lagi mandi..............." entah kenapa suaranya terputus begitu saja.
Emang dasar otak lusiano bawaanya lagi mesum terus, dengar istrinya lagi mandi saja langsung on. Tanpa ba bi bu, langsung ditanggalkannya baju yang menempel
ditubuhnya dan hanya menyisahkan celana boxer. Dengan semangatnya ia menuju kamar mandi, dan langsung membuka kenop pintunya cepat.
" im coming sayang." Ujarnya menggoda.
" ada apa mas?"
Semangat lusiano yang sudah berapi api seketika padam. Ternyata sesillia memang mandi, tapi memandikan siena.
Sesillia tertawa cekikikan melihat suaminya berdiri dengan tampang lesu dan hanya mengenakan boxer.
" mas, ngapain cuma pakai boxer doang? Mau mandi?" Tanya sesillia sembari menahan tawa.
" kamu bilang mau mandi." Tanya lusiano sembari mendekati istrinya.
" memang, aku bilang kan lagi mandiin siena."
" aku tadi dengernya kamu sedang mandi." Dahi sesillia mengernyit, perasaan ia tadi bilangnya mau mandiin siena. Sesillia berpikir kemudian ia tersenyum
seperti mendapatkan jawaban.
" oh, mungkin karena tadi aku nyalain shower jadinya suaraku tak terdengar." Tukas sesillia, membuat lusiano semakin lemas.
" begitu ya." " kamu itu mas, otaknya mesum terus, dicuci tuh pikiran biar jernih." Sesillia berdiri sembari menggendong siena, ia mengambil handuk, melilitkannya ketubuh
putri kecilnya, yang semakin beranjak besar.
" mau kamana." Lusiano ikut berdiri dan mencekal lengan sesillia.
" kekamar mas, makein baju siena."
" tak jadi mandi?"
" siapa juga yang mau mandi."
" mandi ya, ayolah, mandi sama sama." Ujar lusiano sembari memasang wajah mendamba.
" ih.. maksa, mas saja yang mandi, bau keringat tuh." Tukas sesillia tak menghiraukan lusiano yang sangat mengharapkan.
Lusiano berlalu masuk kekamar shower hendak mandi. Kamar mandi lusiano tak kalah luas sama ruangan lainnya dikamar ini, disini lengkap, mau cari shower
ada, mau bak mandi ada, bath up ada, pokoknya komplit deh, dan interior kamar mandi ini semuanya terbuat dari kaca.
" mas ian." Panggil sesillia, membuat lusiano langsung menoleh.
" mau dimandikan?" Tanya sesillia, dijawab anggukan semangat dari lusiano.
" tunggu ya, aku tidurin siena dulu."
Seketika wajah lusiano berseri seri kembali.
Dengan cepat ia meraih handuk, melilitkannya dipinggang, menghampiri istrinya, dan mendorong punggung sesillia halus, keluar dari kamar mandi, seakan menyuruh
istrinya itu lekas menidurkan siena.
Sesillia tersenyum bahagia, hidupnya sempurna, benar benar bahagia, impiannya memiliki kelurga harmonis terwujud sekarang, apa lagi yang diminta? Semua
lebih dari cukup. **** Chapter 37 Sesillia terbangun dari tidurnya, bukan tanpa alasan ia tiba tiba terbangun. Diliriknya jam diatas nakas, masih jam setegah dua belas, waktu? sholat subuhpun
masih sangat jauh. Tapi kenapa sudah terdengar suara orang mengaji dari masjid didekat rumah. Dengan mata yang masih terpejam, dan tubuh yang masih rebahan
diatas ranjang, tangan sesillia meraba raba sisi ranjang disampingnya.
" mas... mas. . Itu batrai jamnya habis ya." Tanya sesillia.
Ditepuk tepuknya tubuh lusiano, empuk? Kok empuk? Sesillia bangun, mengusap matanya dan melihat kesamping. ternyata bukan lusiano, hanya sebuah guling,
terus suaminya kemana. Sesillia meraih juba tidurnya, turun dari ranjang dan melangkah perlahan ke mushola pribadi dikamarnya.
Semakin mendekati mushola, suara orang sedang mengaji itu semakin terdengar jelas. Sesillia mengintip dari balik bilik bambu, mendapati seorang laki laki
tengah duduk membelakanginya, Dengan? menggunakan baju kokoh serta? sarung tenun yang membalut tubuhnya. Tak lupa peci? songket melekat pas dikepalanya.
Sesillia tertegun dan terpesona, ia mengenal laki laki yang tengah mengaji dengan suara indahnya. Laki laki itu suaminya, lusiano.
Sesillia mengusap bulir bening? yang menggenang dipelupuk matanya, hatinya terasa begitu tenang mendengar lantunan kalam ilahi yang disenandungkan lusiano.
tanpa menimbulkan suara yang mengagetkan, Sesillia duduk dibelakang lusiano,? mendengarkan suaminya? mengaji.
Lusiano menutup al- quran yang dibacanya, meletakannya diatasa meja, berdampingan dengan al- quran yang lain. Kemudian melepas peci dikepalanya, meletakkanya
di tempat peci seraya menoleh kebelakang.
" sesillia." Ujar lusiano terkejut melihat sesilia duduk dibelakangnya.
Sesellia? menyunggingkan senyum terbaiknya, menampilkan deretan gigi putih nan rapi miliknya. Diraihnya pergelangan tangan lusiano dan menciumnya sesaat.
" aku membangunkanmu sayang?"? Tanya lusiano lembut, sembari? membelai lembut puncak kepala sesillia, mengajak tubuh istrinya mendekat ketubuhnya.
" tidak mas." Ujar sesillia? menggelengkan kepalanya. "aku tidak menyangka kamu memiliki suara semerdu ini mas." Tukasnya menimpali.
" kamu terlalu memuji sayang."
" Bener mas, ayo ngaji bersama." Sesillia mendongak, menatap langsung mata hazelnut milik? suami tercintanya, lalu tersenyum penuh antusias.
" ayo." Jawab lusiano tak kalah antusias.
Sesillia mengangkat wajahnya, hanya untuk menatap lekat lekat wajah lusiano, kemudian menenggelamkan wajahnya lagi ke dada bidang suaminya.
" katanya mau ngaji sama sama? nanti dilanjut lagi manjanya, mandi sana, sekalian sholat tahajud."? Lusiano mencium puncak kepala sesillia penuh sayang,
kemudian menjauhkan tubuh istrinya, berdiri dari duduknya dan mengajak sesillia? kekamar mandi.
**** Sesillia membantu mengenakan dasi manual dileher lusiano, tahu sendiri lusiano paling tak bisa mengenakan dasi manual sendiri.
Ditariknya tubuh sesillia menghimpitnya, menepis jarak diantara mereka. Lusiano mengeratkan lengannya ke pinggang sesillia, kemudian menggendongnya, menjadikan
lengan kokohnya sebagai tumpuhan? menahan berat badan sang istri.
" mas kayak india saja pakai gendong gendongan."? Sesillia memukul halus lengan lusiano, minta diturunkan.
Lusiano menurunkan sesillia dari gendongannya, tapi tetap memeluk pinggang istrinya dan membawanya mendekat.
"nanti aku pulang larut malam siput, habis sholat isya', langsung kunci pintu rumah, mengerti."? Sesillia mengangguk paham.
" jangan menerima tamu laki laki, siapapun itu." Sesillia mengangguk lagi paham.
" jangan matikan ponsel." Lagi lagi sesillia mengangguk.
" jangan mengerjakan pekerjaan yang berat." Sesillia mengernyitkan dahi, ini orang mau berangkat kekantor apa mau perang ke yaman, banyak banget pesannya.
" jangan...." " jangan keluar rumah tanpa izin, jangan terlalu masak makanan yang berat, jangan tidur diruang tamu untuk menunggumu." Sahut sesillia memotong pembicaraan?
lusiano. lusiano tersenyum simpul, kemudian mencubit lembut puncak hidung sesillia, dan mengecupnya mesra.
" itu tahu, ya sudah aku berangkat dulu ya."
Lusiano mencium kening sesillia, kemudian turun ke pipi kiri dan kanannya, terakhir mencium sekilas bibir tipis milik istrinya, dan berlalu pergi meninggalkan
kamar. Sesillia mengekor dibelakang lusiano mengantarnya sampai teras rumah.
" berangkat ya sayang, jaga diri dirumah, assalamualaikum." Pamit lusiano. sesillia meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangannya sopan.
" waalaikum salam." Seulas senyum cantik, mengiringi keberangkatan lusiano. Sesillia menunggu hingga mobil lusiano meninggalkan rumah, kemudian ia masuk
dan mengunci pintu. **** Ponsel sesillia berdering nyaring, pasti telepon dari suami tercintanya. Secepat kilat sesillia meraih ponsel itu, namun saat melihat id si penelepon tanpa
nama sesillia sedikit ragu untuk mengangkatnya. Tapi karena telepon gengamnya tetap berkedip kedip tak mau diam, terpaksa sesillia mengangkat telepon tanpa
id itu. " assalamualaikum "
" waalaikum salam, sesillia?"
" iya, ini siapa ya?"
" aku robi sill."
Sesillia mengernyitkan dahi, benarkah ini robi.
" kamu robi? Tahu nomer ponselku dari siapa?"
" tak penting aku tahu dari siapa, tapi ada hal yang lebih? penting yang ingin ku bicarakan, bisa kita bertemu."
" hal penting apa?"
" tidak mungkin aku menjelaskannya lewat telepon, ini menyangkut siapa pelaku? yang? menjebakmu dalam? scandal foto syur itu ."
Sesillia tertegun, apakah robi bisa dipercaya? tapi, jika benar ia tahu atau memiliki bukti siapa dalang dibalik foto syur itu, ini akan sangat membantu.
" baiklah, tapi kita bertemu? diluar saja."
" oke, kita ketemu di cafe sangkise dua jam lagi."
" baik, kita bertemu disana, assalamualaikum.
" waalaikum salam."
Sesillia menutup sambungan teleponnya, kemudian menghubungi lusiano untuk meminta izin, tapi tak ada jawaban, sudah di hubungi beberapa kali, tak? kunjung
diangkat. Sesillia bingung, lusiano selalu bilang, kalau? ingin pergi kemana mana, ia harus minta? izin terlebih dulu. Tapi ini urusannya beda, mau tak mau, ia harus
menemui robi, memastikan apakah robi benar benar? memiliki bukti siapa pelakunya.
Ketika lusiano tak kunjung dapat dihubungi juga, sesillia mengambil keputusan sendiri? untuk tetap menemui robi. Diletakkannya ponsel miliknya diatas nakas,
ia pun segera pergi kekamar mandi untuk mandi, setelah itu bersiap siap untuk pergi.
Sesillia menggendong siena, kemudian membawa tubuh rampingnya keluar? rumah. Sebelumnya sesillia sudah memesan taksi, jadi saat keluar, tuh taksi sudah
mentereng didepan rumah.

Pencuri Hati Karya Rara El Hasan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

selama di perjalanan sesillia terus? berusaha? menghubungi lusiano, lagi lagi? nihil, mungkin lusiano sedang matting atau apalah yang tidak memungkinkannya
untuk mengangkat telepon.? Ia meletakkan ponselnya kedalam tas, berhenti menghubungi lusiano dan memalingkan perhatianny menikmati? kesibukan kota jakarta,
dengan hiruk pikuk manusia dan kemacetannya di pagi hari dari balik kaca jendela mobil. Pikirannya berputar mencari spekulasi tersendiri, benarkah pelakunya
melani dan hendra, ataukah ada pelaku lain yang tak disangkannya.
Sesillia melangkahkan kakinya masuk kedalam cafe, tempat dimana ia dan robi membuat janji, keadaan cafe yang tak terlalu ramai, membuat sesillia mudah
mengenali sosok robi. Dilihatnya seorang laki laki dengan jaket kulit hitam duduk membelakanginya, dengan enggan dan ragu ragu sesillia menepuk bahu robi
dari belakang, membuat robi reflek menoleh, berhadapan langsung dengan sesillia.
" duduk sill." Robi berdiri, menarikkan kursi untuk sesillia
" terimakasih." Sesillia duduk ditempat robi sebelumya, sedang robi duduk didepannya.
" mau pesan apa sill?" Tanya robi sembari menyunggingkan senyum terbaiknya.
" apa saja." Jawab sesillia sekenanya.
Robi menghentak hentakkan tangannya keudara, memanggil pelayan yang kebetulan lewat, dan memesan beberapa makanan untuk mereka berdua.
" bagaimanan kabarmu sesillia?" Tanya robi membuka percakapan.
" alhamdulillah baik, bagaimana kabarmu sendiri?"
" ya seperti Yang kamu lihat." Sesillia mengangguk mengerti. Tak ada percakapan lagi, sesillia dan robi saling diam menikmati minuman yang baru saja datang.
" itu siena putrimu?" Robi mengalihkan? perhatiannya pada bayi dalam gendongan sesillia.
" iya ini siena." Jawab sesillia dengan senyum khas seorang ibu.
" aku dengar kamu sudah menikah dengan pengusaha kaya itu..ee. . Lu...lu..." robi terlihat berfikir? " Siapa namanya?" Tanyanya menyerah, ketika tak bisa
mengingat nama lusiano " lusiano?" " nah iya lusiano! aku tak menyangka kamu bisa menikah dengannya." Ujar robi mengejek.
" begitu juga aku, aku tak menyangka bisa menikahi lusiano yang....." perkataan sesillia terhenti, ia teringat sifat konyol lusiano? akhir akhir ini, sepertinya
ia memiliki julukan baru untuk suaminya itu, mr. Boxer.... ya... nama yang cocok. habisnya, jika dirumah sesillia lebih sering melihat lusiano hanya mengenakan
boxer dibandingkan? baju lengkap.
Sesillia tersenyum geli, lusiano yang dikenalnya sekarang, jauh berbeda dengan lusiano yang dikenalnya dulu. Kemanjaan laki laki itu, sifat cemburunya,
hobby ngambeknya, semuanya membuat sesillia rindu? jika tak bertemu dengannya barang seharipun.
"Aku menyayangkan sekali kenapa kamu mau menikah dengan? laki laki itu sesillia." Seketika lamunan sesillia buyar, dengan cepat ia mendongakkan wajahnya
menatap robi penuh Pertanyaan.
" apa yang kamu katakan?" Dahi sesillia mengernyit semakin dalam, menuntut penjelasan.
" kamu tak tahu atau pura pura tak tahu, bukankah sebelumnya kamu adalah pembantu laki laki itu." Terlihat jelas rasa tak sukanya pada lusiano.
Lagi lagi dahi sesillia mengernyit lagi, bukankah robi mengajaknya bertemu untuk membicarakan mengenai pelaku penjebakan scandal foto syur itu, tapi kenapa?
yang dibahas malah lusiano.
" lusiano terkenal sebagai laki laki yang suka gonta ganti pasangan, apa kamu yakin bisa bahagia jika hidup bersamanya. Apa kamu bisa percaya dia bakal
setia." Sesillia geram, kenapa laki laki ini malah menjelek jelekkan suaminya, apa hal penting yang ia maksud itu adalah ini.
" jika hal penting yang kamu maksud adalah menjelek -jelekkan suamiku, lebih baik aku undur diri." Terlihat jelas kekesalan dari raut wajah sesillia, ia
membawa tubuhnya berdiri dan melangkah pergi. Tapi dengan sigap, robi mencekal pergelangan tangannya, menahannya agar tidak pergi.
" maaf sill, aku terbawa emosi, kumohon kembalilah? duduk."? Sesillia diam, seperti menimbang nimbang permintaan robi. Semenit kemudian ia kembali duduk.
Robi tersenyum lega, sedang sesillia masih menampilkan wajah kesalnya.
" ditekuk gitu mukanya, hilang lho cantiknya." Goda robi, membuat sesillia mencibir tak suka.
" ok..?? ok........" sambung robi, kemudian mengambil ponsel di saku celananya.
" disini, didalam sini, aku memiliki bukti vidio siapa pelaku yang menjebakmu." Mata sesillia membelalak, benarkah robi memiliki bukti.
" kamu tidak berbohong?"
" buat apa aku berbohong."
" bolehkah aku melihatnya."
Robi menyerahkan kartu memorynya pada sesillia, sesillia menerima, memasangkannya kedalam ponselnya.
Alangkah terkejutnya ia ketika melihat vidio itu.
"? bu melani? Hendra?"? Ujarnya sedikit menjerit.
" i.....in...ini...benar?" suara sesilli tercekat, tenggorokannya seperti tersumbat sesuatu.
" ya mereka pelakunya."
" astagfirullah, apa yang aku pikirkan ternyata benar, ya allah, kenapa mereka bisa setega ini."
" kamu harus membawa bukti itu ke polisi, sudah sepatutnya mereka mendapatkan hukuman yang sesuai dengan perlakuan bejat mereka."
Sesillia memutar vidio itu berkali kali, didalam vidio itu terlihat jelas bagaimana? melani dan hendra menjebaknya serta lusiano.
Sedang robi, didalam ketenangan penampilan luarnya, sebenarnya ia menyimpan kekecewaan yang teramat dalam. Sesillia, ia menaruh hati pada wanita cantik
itu, tapi kenapa ia lebih memilih menyerahkan hidupnya? pada lusino, yang jelas jelas seorang penjahat wanita.
walaupun begitu ia tetap harus memantau dan menjaga sesillia dari jauh, kehidupan lusiano penuh masalah, ia tak ingin sesillia tersangkut? permasalah hidup
yang dialami lusiano, seperti saat ini.
Robi menggeragap, dan mengedipkan kelopak matanya berkali kali. Sebuah telapak tangan bergerak naik turun cepat? didepan wajahnya, menganggu kornea matannya
untuk menerima cahaya. "E...e....e.iya."
" kamu melamun?"
"oh... tidak sill." Sesillia mengangguk, kemudian menyunggingkan senyum simpul.
" terima kasih robi, bukti ini yang sangat aku dan lusiano butuhkan."
"? apapun untukmu sesillia." Ujar robi sembari meraih tangan? sesillia? yang berada diatas meja dan menggengamnya erat.
" maaf, aku baru memberikan bukti ini padamu, ibuku sakit, dan keadaanya kritis. Aku harus menjaganya. Sekali lagi maafin aku sill, harus membiarkan masalah
ini bergulir cepat hingga mengganggu ketenanganmu."
" tidak apa apa robi, terima kasih, kamu? benar benar membantuku." Tak henti hentinya sesillia mengembangkan senyum lebar disela sela perasaan leganya.
*** " kamu harus mentraktirku lusiano. Hah! Akhirnya tander itu kita menangkan." Rizal merentangkan kedua tanggannya, membiarkan angin menerpa tubuhnya.
"? mau makan apa? Daging dinosauruspun aku belikan."
" lagakmu!" Rizal memukul lengan lusiano. " ingat, dua hari lalu, kamu cuma bisa makan kepala ayam..hahaha."
" sialan!" Lusiano balik memukul bahu rizal.
Mereka berdua masuk kedalam cafe untuk makan siang, rizal mengedarkan pandangan kesekeliling cafe, sedang lusiano memusatkan perhatiannya pada meja di
sisi kirinya didekat jendela.
Rizal menepuk bahu lusiano cukup keras dan berulang kali, lusiano menggerak gerakkan bahunya menolak, tak suka ditepuk tepuk? seperi itu.
" he... lusiano, lihat sini."
" ada apa ustad gaul."
" lihat sini dulu." Lusiano mengalihkan pandangannya, mengikuti arah tunjukkan jari telunjuk rizal kesebuah meja.
" wanita itu, mirip sekali dengan sesillia ya."
Rahang lusiano mengeras, giginya saling beradu menimbulkan bunyi geletukan, tangannya mengepal sangat kuat, membuat buku buku jarinya memutih, wajahnya
merah padam menahan emosi. Laki laki itu, seenak jidanya menggengam dan mengelus tangan istrinya dengan begitu intens, tanpa seizinnya pula.
" itu memang sesillia." Ujarnya, kemudian berjalan menuju meja sesillia dengan emosi membuncah. Lusiano berhenti didepan meja mereka, membuat dua orang
yang sedang duduk disana tersentak kaget.
Lusiano menatap sesillia kecewa, istrinya bertemu dengan laki laki lain diluar rumah tanpa seizinnya. Sedang? sesillia tertunduk lesu, amarah yang terpancar
dari mata lusiano membuatnya merasa amat? bersalah dan ketakutan.
lusiano beralih menatap robi lekat lekat. Ada aura kebencian dimatanya, aura yang sangat mengintimidasi, dicekalnya kerah jaket robi, sembari mengayunkan
kepalan tangannya? siap meninju.
" jangan.." tangan lusiano terhenti diudara, sesillia menahannya, menahan agar lusiano tak memukul robi tanpa tahu duduk permasalahan? terlebi dulu.
Raut wajah kecewa sekaligus marah tertuju pada sesillia, apa apaan wanita ini, membela selingkuhannya? Ia baru menikah tiga hari sudah berani selingkuh
dibelakang suaminya, Dengan laki laki ini pula, laki laki yang tak disukainya sejak pertama kali ia bertemu dirumah sakit.
" kamu membelanya sesillia!!!!" Tukas lusiano marah.
" bukan.... bukan begitu...kamu salah paham mas." Sahut sesillia mengelak tuduhan lusiano.
Rahang lusiano semakin mengeras, ia? menghentakkan tangannya membuat cekalan sesillia terlepas. dengan bebas ia mendaratkan bogem mentahnya kepipi robi
membuat robi terhuyun kebelakang dan jatuh.
" robi!!!!" Teriak sesillia histeris ketika melihat robi jatuh dilantai dengan hidung mengeluarkan darah.
Lusiano menarik pergelangan tangan sesillia, sedikit menyeretnya, membawanya pergi meninggalkan cafe.
" mas, ini tidak seperti yang kamu lihat dan pikirkan." Dengan? satu tangannya yang masih dalam genggaman tangan lusiano, Sesillia mengikuti langkah kaki
lusiano yang berjalan begitu cepat, sesekali ia hampir terjatuh karena tak bisa mengimbangi langkahnya.
" diamlah!" bentak lusiano.
Sesillia takut, takut akan amarah lusiano yang berapi api. Ia mengakui, ia memang salah bertemu dengan robi tanpa izin dari? lusiano, tapi ia sudah berusaha
berkali kali menghubungi lusiano, dan tak ada jawaban.
" mas? siena bisa jatuh, ia menangis. Berhentilah menarikku, kamu mengguncang? tubuh putriku." Rutuk sesillia, membuat lusiano berhenti dan melepaskan
cekalan tangannya. Lusiano kembali melangkahkan kakinya menuju mobil, dengan sesillia yang mengekor dibelakangnya.
" masuk!!!!" Bentak lusiano, setelah membukakan pintu mobil untuk sesillia.
" sayang kamu membentakku terus."
" masukkkk!!!!! Rayuanmu tak mempan padaku saat ini."
Lusiano menyeret lengan sesillia, memaksanya masuk ke dalam mobil. Kemudian ia berlali ke sisi pintu yang lain, duduk di depan kemudi, dan melajukan mobilnya dengan cepat meninggalkan cafe.
*** Chapter 38 "mas aku boleh masuk?" Sesillia mengintip dibalik pintu ruang kerja lusiano, suaminya terlihat sedang membaca buku tak menghiraukan panggilannya.
" mas..... boleh masuk ya?"
" hmmm." Sesillia masuk kedalam setelah mendapat izin dari lusiano.
Dahampirinya lusiano yang sedang duduk dibelakang meja kerja tak melepas konsentrasi dari buku yang dibacanya, sesillia mendekat, melingkarkan tangannya
dileher lusiano, mencoba meredakan? emosi? suaminya yang sedari tadi tak kunjung reda.
" masih marah?"
" hmmm." " aku minta maaf ya mas."
" hmmm." Sesillia membawa ponselnya tepat didepan wajah lusiano dan memutarkan vidio dari robi tadi pagi.
" lihat ini deh mas." Lusiano menutup bukunya dan meraih ponsel sesillia, melihat vidio yang sedang diputar.
Lusiano terdiam, hendra dan melani? Ternyata? dugaanya selama ini benar, merekalah pelakunya, vidio ini membuktikan kebenaranya.
Seringai lebar terkembang dari bibir lusiano,? akhirnya melani dan hendra benar benar akan mendekam dibalik jeruji besi. Hukuman yang pantas bagi dua orang
bedebah macam mereka. " vidio ini? Kamu dapat dari mana? "
" nah kan ya tanya." Sesillia memutar? tubuhnya berganti duduk disofa. " orang yang kamu pukul tadi pagi, orang itu yang memberikan vidio itu padaku."
Lusiano terdiam, meletakkan ponsel sesillia keatas meja, ia melangkah mendekati sesilia, duduk disamping sesillia dan meminta istri tercintanya itu untuk
duduk dipangkuannya. " jadi, tadi pagi kamu bertemu laki laki itu untuk mengambil bukti ini." Sembari mencium bahu sesillia dan memeluknya erat.
" huumb... terkadang aku berpikiran, kamu seperti anak kecil, marah marah tanpa sebab, tak menanyakan sebab musababnya terlebih dahulu, asal tuduh."
" entahlah, aku merasa berubah sejak mengenalmu. Melihatmu bersama laki laki lain membuatku cemburu."
" aku sudah berusaha menghubungimu? sebelum bertemu robi. Tapi tak kunjung kamu angkat."
" astaga." Lusiano menepok jidatnya. " aku lupa ponselku ku silent dan ku taruh didalam tas, pantas saja aku tak mendengar panggilan telepon sama sekali
dari tadi hinga sekarang ."
" jadi, aku tidak sepenuhnya salah dong dalam masalah ini" Sembari memutar kepala menatap lusiano.
" iya sayang, aku yang salah. Maaf ya." Ujar lusiano semakin merapatkan pelukkannya dan mencium leher sesillia mesra.
" gitu mukul orang sembarangan."
" hahaha.. emosi, wajar dong." Lusiano semakin menciumi leher sesillia dengan bergairah, membuat sesillia mengelinjat geli.
" emang kamu kira wajah robi? samsat tinju, seenaknya kamu pukul."
" bisa jadi." Ujar lusiano sembari membuka kancing kemeja sesillia dari belakang.
Sesillia menundukkan wajahnya, melihat ke arah jari jari lusiano, yang bergerak dengan lihainya membuka kancing kemejanya. Dasar laki laki ini, tidak bisa
melewatkan satu haripun tanpa menyentuhnya, terkadang inilah yang membuat sesillia enggan dekat dekat dengan lusiano, saat bersamanya lusiano selalu bernapsu.
sesillia mencubit punggung tangan lusiano, membuat lusiano reflek melepaskan pelukannya dan mengusap punggung tangannya yang terasa panas.
"astaga! Kamu selalu menyakitiku sesillia. Ini sakit, lihat tuh mengelupas." Gerutunya manja.
" lebay! Salah sendiri, siapa suruh tuh tangan gerayangan terus."
" jahat sekali kamu ini, hanya buka baju apa salahnya, lagi pula disini panas, aku takut kamu kepanasan sayang." ujar lusiano mencari alasan.
" alasan!" Sahut sesillia mencibir.
"? aku tak mau lihat istri tercintaku berkeringat." gumam lusiano,? dengan mengarahkan lagi? jari jarinya mecoba membuka? kancing baju sesillia untuk yang
kedua kalinya.?? Sesillia mendengus kesal, ia? menyingkirkan? tangan lusiano dari pinggangnya, seraya berdiri, dan membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan
wajah laki laki didepannya.
" kenapa berdiri, tak suka duduk dipangkuanku."
" siapa suruh menuduhku selingkuh, hari ini aku tak akan menuruti kemauanmu."
" yah kenapa begitu?? Apa termasuk bercinta juga?"
" iya..!." Ujar sesillia singkat kemudian pergi meninggalkan lusiano keluar ruangan.
tubuh sesillia menghilang dibalik pintu ruangan, lusiano terkekeh pelan, sesillia membuatnya Bernapsu setiap saat.
Lusiano menghembuskan napas panjang, akhirnya tabir misteri yang menyelubungi masalah ini terbuka sepenuhnya. Secepatnya Bukti yang sudah ditangan harus?
diserahkan kepihak yang berwajib.
Lusiano mendial nomer rizal, menghubungi salah satu sahabat terbaiknya itu.
" assalamualaikum lusiano ada apa?"
" waalaikum salam, bisa kerumahku sekarang?"
" sekarang? Ini sudah jam berapa lusiano."
Lusiano melirik jam dipergelangan tangannya.
" alasan saja, ini masih jam sembilan, dulu waktu di oxford kamu selalu pulang ke kontrakan menjelang dini hari, dengan baju penuh lipstik pula."
" ok...ok...aku kesana, jangan mengungkit masa lalu kita yang gila, memang ada apa? Masalah tander?"
" bukan,? ini berkaitan dengan skandal foto syur itu, aku memiliki bukti siapa pelaku yang menjebakku dan sesillia."
" kamu yakin? Siapa?? alhamdulilah, akhirnya masalah ini menemukan titik terangnya juga. Baiklah, kalau begitu aku kerumahmu sekarang, tunggu aku tiga
puluh menit lagi." " nice, aku tunggu."
Lusiano memutus sambungan telepon kemudian mendial nomer rudi, meminta adik tirinya itu untuk kerumahnya juga.
Setelah tiga puluh menit, ruang tamu lusiano dipenuhi suara sahabat serta adik tirinya, Raut wajah mereka terlihat serius, begitupun dengan lusiano, laki
laki itu terlihat berpikir keras, mungkin memikirkan apa yang harus dilakukannya besok.
" kapan kamu melaporkan mereka berdua ke pihak yang berwajib" tanya rizal sembari melihat vidio itu.
" besok pagi." Tukas lusiano yakin.
" hah! Akhirnya masalah ini menemui titik tarang." Ujar rudi sembari merentangkan tangannya kekepala sofa, dan menghebuskan napas lega.
" kupastikan malam ini malam terakhir melani dan hendra bisa tidur dengan nyenyak." Sahut lusiano geram.
pembicaraan mereka terhenti sejenak ketika Sesillia datang dengan membawa nampan berisi tiga cangkir teh dan biscuit. Sesillia meletakkan teh dan biscuit
itu ke atas meja kemudian duduk disamping lusiano, ikut bergabung dalam pembicaraan.
"semakin hari kamu semakin cantik saja sesillia." Puji rizal membuat muka sesillia memerah. Lusiano menoleh cepat kearah sesillia dan rizal, kemudian
mendengus kesal. " berani menggoda istriku rizal?"
" hahahaha....ramuan apa yang kamu berikan pada lusiano, sampai? berhasil merubah si playboy menjadi posesive terhadapmu." Sesillia menggeleng seraya terkekeh
pelan. " berhenti meledekku rizal, bukankah istrimu juga sama cantiknya seperti istriku. Kita sudah punya wanita masing masing, jangan suka menikung wanitaku,
seperti di oxford dulu." Tukas lusiano serius, kali ini ia terlihat benar benar geram.
" hahaha..... tak cuma posesiv, kamu juga cemburuan lusiano." Ledek rizal.
" sebaiknya segeralah naik kekamar sesillia, jika tidak, kamu akan membuat tamu tamuku betah lama lama tinggal dirumah ini." Gerutu lusiano kesal.
Sesillia beranjak dari tempat duduknya,membawa tubuhnya pergi kedapur untuk? meletakkan nampan, setelah itu menuruti perintah suaminya masuk kekamar.
" jangan berani menggoda bidadariku lagi." Lusiano mengancam rizal. Rizal mengacungkan ibu jarinya memberi persetujuan.
" tenang saja, aku tak akan menggoda istrimu, tapi langsung menculiknya." Goda rizal. Lusiano meraih bantal sofa disampingnya dan melemparnya tepat mengenai
wajah rizal. " sialan!" Rutuk rizal, kemudian membalas perlakuan lusiano dengan hal yang sama.
" bapak, bapak... ini bukan saatnya untuk bermain, kita harus memikirkan apa yang harus? kita lakukan setelah ini." Tukas rudi memperingatkan.
Lusiano dan rizal menghentikan acara lempat bantal. Mereka merapikan pakaian serta rambut yang sudah acak acakan.
" ok..ok.... sekarang apa rencanamu lusiano." Tanya rizal langsung.
"? seperti yang sudah kubilang diawal, besok pagi, bersama pengacaraku, akan ku laporkan mereka berdua dengan tuduhan pencemaran nama baik dan kejahatan
berencana,? serta menyerahkan vidio ini sebagai penguat." Tukas lusiano panjang lebar.
" kamu juga harus mengadakan pers confers untuk mengembalikan nama baikmu serta sesillia mas." Sahut rudi memberi saran.
" ya, itu juga perlu dilakukan." Jawab lusiano menyetujui.
" setelah itu, kita menangkan lagi tender tender besar, dan memulihkan kondisi perusahaanmu." Tukas rizal.
" pastinya!" Sahut rudi, sembari menjentikan dua jarinya.
" aku harap, laki laki itu bisa memanfaatkan malam malam terakhir kebebasannya, sebelum mendekap di penjara." Ujar lusiano sembari melihat keluar jendela
rumah. Entah kenapa, tiba tiba saja bayangan wajah nikol melintas di pikirannya.
" dan semoga saja tak ada yang tersakiti lagi setelah ini." Sahut lusiano, bersamaan dengan bayangan nikol yang semakin jelas.
**** Dua hari kemudian " ah..pelan hendra." Desah melani menerima gairah cinta yang disalurkan hendra.? Hendra tengah memangku melani, duduk dikursi.
" tahan, setelah ini klimaks." Ujar? hendra dengan napas beradu hebat.
" aku tak pernah bercinta dikursi seperti ini sayang."? Sahut melani dengan desahan yang semakin dalam. Hendra mempermainkan bukit daging di? dada bebas
melani dengan amat bergelora.
" tokk..tokk..." " mas kamu didalam." Panggil? seorang wanita dari balik pintu, membuat hendra dan melani terdiam, menghentikan aktifitas percintaan mereka.
"hendra, istrimu." Ujar? melani sangat pelan, bahkan hanya hendra yang dapat mendengarnya.
" ya aku tahu, arggg...kenapa suster bodoh membiarkan wanita sekarat itu keluar dari kamarnya."
" terus bagaimana?" Raut wajah melani terlihat gusar.
" jangan khawatir sayang aku bisa mengurusnya." Ujar hendra sembari mencecap leher melani.
" ya, aku didalam. Ada apa?" Hendra berujar cukup keras, sembari merubah posisi duduk melani menghadapnya, dengan masih dalam pangkuannya.
" lakukan, buat aku puas hari ini." Bisik hendra ditelinga melani.
" tapi istrimu? Nanti dia curiga."
" dia tidak akan curiga, asal kamu tak mengeluarkan suara. sekarang Lakukan sayang, lakukan." Pinta hendra memaksa, melani mengangguk seraya melakukan
apa yang diinginkan kekasihnya itu.
Sedang diluar ruangan, nikol berusaha membuka pintu ruang kerja suaminya. Terkunci? Kenapa ruang kerja suaminya terkunci? Tak biasanya hendra mengunci
pintu jika berada didalam.
" mas? Kenapa pintunya dikunci?" Tanya nikol? penuh rasa penasaran.
" aku sedang sibuk nikol, jangan menggangguku." Balas hendra, sembari menahan gejolak gairahnya.
" tapi mas, aku membuatkan makan siang untuk kita berdua." Ujar nikol berusaha membujuk suaminya untuk menemuinya.
" letakkan dimeja nanti jika sudah lapar aku ambil sendiri."
" ah....." desah kencang melani ketika ia mencapai klimaks. Buru buru hendra membungkan mulut melani, menghalau desahan yang keluar.
" mas? Suara siapa itu ? Kamu tidak sendirian didalam?" Nikol terlihat curiga, ia yakin ia mendengar desahan seorang wanita dari dalam ruang kerja suaminya.
" aku sendiri, sudahlah cepat pergi." Ujar rizal dengan suara meninggi.
Nikol yakin ada seseorang didalam sana, suara itu, suara desahan seorang wanita, apa hendra membawa masuk wanita kedalam rumah? Ah sepertinya hendra bukan
tipe laki laki seperti itu, ya walaupun sifatnya sedikit berubah saat mengetahui nikol mengidap kanker otak stadium empat.
Nikol masih? berdiri didepan pintu ruang kerja hendra, sibuk dengan pemikirannya, tapi ia berbalik badan dan pergi ketika bel pintu berbunyi nyaring. Dibukanya
pintu rumah, mendapati??beberapa laki laki berpakaian serba? coklat berdiri didepannya dengan membawa pistol.
" selamat pagi bu, apa benar ini kediaman bapak hendra siantanu?" Tanya salah satu? polisi.
" ya benar pak, saya istrinya. Ada perlu apa ya?"
Api Di Bukit Menoreh 17 Jodoh Rajawali 06 Sumur Perut Setan Sumpah Sepasang Harimau 2
^