Pencarian

Naga Merah 13

Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung Bagian 13


baju merah dengan perasaan heran, badannya mulai gemetar
ia tidak menduga bahwa perbuatannya itu sudah diketahui
oleh nona baju merah itu.
Tapi ia tidak boleh mengakui perbuatannya itu, sebab itu
ada sangat penting bagi wajahnya yang sudah berubah jelek
dan kemungkinan akan pulihnya kembali wajah aslinya, ada
mempunyai hubungan erat dengan jiwa beberapa wanita.
Karena berpikir demikian, maka ia tenangkan pula
pikirannya.
"Kau sudah melihat jenasahnya Tan Liong, tidak mungkin
itu ada bohong, sementara tentang ilmu Im yang Thian tee
ciang kau tokh tidak bisa kata bahwa hanya aku seorang saja
yang bisa. "
"Kalau begitu kau bukan Tan Liong? "
"Bukan. " ia berdiam sejenak kemudian berkata pula,
"Harap nona suka bawa pergi nona Hoan, karena upacara
sudah akan dimulai. "
"Aku harus turut perintahmu? "
"Kau mau apa? "
"Menuntut balas buat nona Hoan Giok Hoa. "
"Kalau begitu kau memaksa aku turun tangan? "
"Terserah padamu! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong maju tiga tindak dan membentak dengan suara
keras.
"Aku tidak percaya kau Teng Chun Kiok ada mempunyai
kepandaian setinggi langit .... "
Tan Liong sudah akan melakukan serangannya, tiba-tiba
terdengar suaranya Oey Bwee Cian
"Tahan! "
Secepat kilat Oey Bwee Cian sudah lompat dan berdiri
ditengah-tengah diantara Tan Liong dan Teng Chun Kiok.
"Nona Teng, harap nona sabar dulu, kau dengan tuan ini,
walaupun ada ganjalan hati, tapi seharusnya juga pandang
mukaku untuk sementara kau lepaskan dulu. Apalagi kau
sudah pernah banyak membantu terhadap Ciong lam pay,
maka orang Ciong lam pay pandang kau sebagai tuan
penolong. Dalam hal ini, sukakah memikirkan kesulitanku? "
Teng Chun Kiok anggap perkataan Oey bwee Cian itu
memang benar, memang tidak seharusnya pada hari penting
bagai partai Ciong lam pay itu membikin kacau suasana.. Tapi
jika oleh karenanya ia lantas mundur, bagaimana ia taruh
mukanya?
Karena memikirkan soal muka itu ia telah ambil putusan
tidak mau mundur begitu saja, walaupun oleh karenanya ia
harus berlaku salah terhadap Oey Bwee Cian.
"Nona Oey, ucapanmu memang benar, tapi aku percaya
kau pasti dapat memaafkan kesalahanku, sebab tindakanku ini
semata-mata hanya hendak membela kawan! "
"Apakah nona Teng tidak dapat menunda sampai lain
waktu untuk dibicarakan lagi? "
"Tidak dapat. "
Tan Liong juga tidak sabar lagi, katanya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ciang bun jin, harap kau suka mundur dulu, aku hendak
melihat nona baju merah ini ada mempunyai kepandaian apa."
Oey bwee Cian kerutkan keningnya, dalam hatinya berpikir
baik juga diberikan pelajaran sedikit padanya..
Setelah itu perlahan-lahan lantas undurkan diri.
"Nona baju merah, karena kau berkepala batu terpaksa aku
tidak berlaku merendah lagi padamu!" demikian Tan Liong
berkata.
Ia tahu meski saat itu untuk dilakukannya upacara tinggal
beberapa menit saja, maka jika tidak dapat menundukkan si
nona baju merah itu dalam waktu sesingkat-singkatnya pasti
akan menghalangi dilakukannya upacara tersebut.
Maka setelah mengucapkan pekataan demikian, ia lantas
melakukan serangan.
Si nona baju merah sesungguhnya hebat, ia mengelakkan
serangan Tan Liong dan balas menyerang, ternyata dapat
dilakukan dalam waktu sangat cepat sekali, sehingga
mengagumkan semua anak murid Ciong lam pay.
Tan Liong penasaran, sambil membentak dengan suara
keras tangan kirinya melancarkan dengan ilmunya Im ciang,
hingga hawa dingin lantas menyambar Teng Chun Kiok.
Sesaat sebelum hawa dingin itu melanggar tubuh si nona
baju merah, si nona itu merasakan bahwa Cit seng Ceng
mehnya seolah-olah diserbu oleh hawa dingin, hingga seketika
itu juga lantas rubuh ketanah.
Rubuhnya nona baju merah ini benar-benar di luar dugaan
Tan Liong, sebab serangannya tadi sama sekali belum
mengenakan sasarannya.
Ia tidak tahu bahwa pertama kali si nona baju merah itu
terkena serangan Im ciang, hawa dingin itu belum hilang dari
dalam tubuhnya, karena nona itu menolak disembuhkanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
olehnya, dan kini selama si nona menggunakan banyak tenaga
hawa dingin itu lalu keluar dari dalam Cit seng Ceng mehnya.
Sekalipun Tan Liong tidak menyerang padanya, hawa
dingin itu telah mengganggu padanya.
Namun demikian, tapi apa yang telah terjadi dalam waktu
itu, sudah cukup membuat Tan Liong merasa tidak enak hati,
karena bukan saja sudah membinasakan ayah kekasihnya tapi
juga melukai Hoan Giok Hoa sendiri dan sahabatnya.
Suasana tegang telah berlalu, sebagai gantinya adalah
keheningan dan kesunyian!
Tan Liong berkata kepada Li Tiauw Yang,
"Li Locianpwee, harap perintahkan anak murid untuk bawa
mereka keluar ruangan lebih dulu, upacara pengangkatan
ketua boleh segera mulai. "
Li Tiauw Yang angguk kepala lalu perintahkan tiga orang
membawa keluar Hoan Giok Hoa dan Teng Chun Kiok yang
terluka dan mayatnya si iblis bermata tiga.
Keadaan dalam ruangan upacara pulih kembali seperti
biasa.
Pada saat itu Oey Bwee Cian berjalan menuju Tan Liong
dan berkata,
"Benarkah kau ini adalah Tan Liong? "
Mengawasi sepasang mata Oey Bwee Cian hati Tan Liong
berguncang keras.
"Bukan, aku bukan dia. " katanya sambil tertawa hambar.
"Semoga kau bukan dia. " katanya sambil tertawa hambar.
Jawaban ini mengandung arti sangat besar, hingga hati Tan
Liong semakin pilu. Sambil tundukkan kepala ia membiarkan
Oey Bwee Cian berjalan ketempat duduk sendiri.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia menarik napas panjang. Ia tahu bahwa dirinya telah
melakukan suatu kekeliruan besar, sebab tindakannya itu
dengan tanpa disadari telah membuat sulit beberapa wanita,
jiwa mereka seluruhnya tergantung pada dirinya.
Dengan tindakan lesu ia balik ketempat duduknya,
pikirannya mendadak merasa berat.
Diam-diam ia menanya kepada dirinya sendiri. "Tan Liong!
Apa yang telah kau lakukan? Apa sebetulnya yang kau
dapatkan? "
Berpikir demikian, akhirnya ia ketawa sendiri.
Saat itu Li Tiauw Yang sudah naik ke atas mimbar, dengan
suara lantang a berkata,
"Semua anak murid Ciong lam pay dengar! "
Ucapan Li Tiauw Yan itu disambut riuh oleh semua anak
murid Ciong lam pay yang jumlahnya ada 78 orang.
Sambil menghela napas Li Tiauw Yang berkata pula,
"Hari ini yang berada di ruangan ini, adalah anak murid
partai kita yang setia. Barusan kalian telah menyaksikan
sendiri bagaimana perbuatan saudara siansu, si iblis bermata
tiga yang hampir saja menimbulkan malapetaka bagi partai
kita. Si iblis bermata tiga adalah saudara muda siansu kita. Ia
meninggalkan partai sudah lebih enam puluh tahun lamanya.
Semula karena perbuatannya yang mencemarkan nama baik
partai ditegur oleh siansu. Dalam gusarnya ia telah
meninggalkan gunung Ciong lam san. Jika bukan tuan ini yang
menerangkan duduknya pekara, kita belum tahu kalau dia
yang membinasakan diri siansu.
Maka kita harus mengucapkan terima kasih kepada tuan ini
kalau bukan ia, partai Ciong lam pay mungkin akan hancur di
dalam tangannya iblis itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah enam puluh tahun lamanya iblis itu tidak majukan
diri di gunung Ciong lam san, tadi ia juga belum keluar dari
partai secara resmi, maka dalam tingkatan dialah yang
terhitung paling tinggi hingga siapapun tak berdaya
terhadapnya.
Maka itulah, perbuatan tuan ini tadi bukan saja telah
menolong partai kita, tetapi juga berarti menuntut balas
terhadap musuh siansu. Li Tiauw Yang dengan ini
mengusulkan supaya tuan ini diangkat sebagai wakil ketua
Ciong lam pay, entah para saudara merasa keberatan atau
tidak?"
Dari semua hadirin lalu terdengar sambutan riuh.
"Kita setuju tuan itu sebagai wakil ketua partai kita."
Menyaksikan keadaan demikian, Tan Liong merasa terharu.
dengan cepat ia lantas berkata,
"Mana boleh begitu .... aku bukan orang Ciong lam pay,
bagaimana boleh menjabat jabatan penting ini? "
Oey Bwee Cian lantas berkata,
"Baik kau terima saja, untuk selanjutnya kau adalah orang
Ciong lam pay. "
Tan Liong merasa berat menolak permintaan si nona itu,
beberapa kali ia hendak membuka mulut tapi akhirnya ia diam
saja.
Li Tiauw Yang lalu berkata kepada Tan Liong,
"Bersediakah tuan menerima jabatan tersebut? "
Belum lagi Tan Liong menjawab, Oey Bwee Cian sudah
mendahului padanya,
"Li Siok-siok, tuan ini sudah menerima baik."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ini ada suatu keuntungan bagi partai, kalau begitu
sekarang kita mulai melakukan upacara!" berkata Li Tiauw
Yang sambil tersenyum dan kemudian undurkan diri.
Oey Bwee Cian bangkit dari tempat duduknya, lebih dulu
berlutut dihadapan meja sembahyang leluhur kemudian
mengucapkan sumpahnya.
Setelah upacara selesai ia lalu mengambil panji kepartaian.
Saat itu semua anak murid Ciong lam pay berlutut di tanah
untuk memberi hormat.
Oey Bwee Cian hampir mngeluarkan air mata menyaksikan
kesetiaan orang-orangnya.
Dengan perasaan terharu ia memberi amanatnya,
"Oey Bwee Cian mengucapkan terima kasih atas bantuan
saudara-saudara yang telah mengangkat Oey Bwee Cian
sebagai Ciang bun jin partai Ciong lam pay. Oey Bwee Cian
ada seorang wanita yang lemah walaupun demikian, untuk
kepentingan partai Oey Bwee Cian bersedia untuk korbankan
segala apa dengan saudara-saudara sekalian agar Ciong lam
pay bisa berdiri sejajar dengan lima partai besar yang lainnya,
dengan demikian tidak sia-siakan harapan leluhur kita. Nah,
sekarang saudara-saudara bangunlah. "
Semua anak murid Ciong lam pay menyatakan terima kasih
lalu bangun dan berdiri dengan sikap menghormat.
Selagi Oey Bwee Cian hendak berkata lagi tiba-tiba
terdengar suara ledakan hebat.
Tan Liong bersama anak murid Ciong lam pay lantas
berubah wajahnya.
Baru ledakan pertama disusul oleh ledakan yang kedua.
Tan Liong segera bangkit dan berkata kepada Oey Bwee
Cian,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ciang bun jin, harap segera perintahkan semua anak
murid untuk kembali di posnya masing-masing. Thian seng
hwee sudah kirim orangnya lagi."
Sehabis berkata, ia lompat melesat lari ke bawah gunung.
Begitu keluar dari ruangan Tiang gie tian, matanya segera
dapat lihat dirinya Hoan Giok Hoa dan Teng Chun Kiok.
Hatinya bercekat. Ia hentikan kakinya dan tundukkan
kepalanya.
Perasaan tidak enak timbul dalam hatinya. Dengan hati pilu
ia memandang paras dua wanita muda yang pernah jatuh
cinta padanya itu tapi kini telah terluka dalam tangannya
sendiri.
Kalau ia tidak memberi pertolongan dengan cepat, mungkin
jiwa mereka benar-benar tidak akan tertolong lagi.
Terhadap kekasihnya, Hoan Giok Hoa, ia telah melakukan
suatu perbuatan yang tidak dapat diampuni, karena ia telah
membunuh mati ayahnya.
Hoan Giok Hoa tidak akan mengampuni dosanya, itulah
sudah pasti maka jika kandungan dalam perut Hoan Giok Hoa
itu adalah darah dagingnya Tan Liong sendiri, maka warisan
dosa itu bagaimana harus dibereskannya?
Dengan hati risau Tan Liong mngawasi dua wanita itu ....
akhirnya ia telah mengambil keputusan hendak menolong
mereka, tidak perduli mereka nanti akan memaafkan padanya
atau tidak.
Setelah itu, ia lalu lari kebawah gunung sambil mengempit
tubuh Hoan Giok Hoa dan Teng Chun Kiok.
Tiba di bawah gunung, ia masuk kedalam rimba lebat.
Ia letakkan tubuh dua nona itu, mendadak ia merasakan
kesulitan, bagaimana ia akan menolong mereka?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia masih ingat perkataan Teng Chun Kiok dulu, maka jika ia
memberi pertolongan mereka dengan cara yang dulu telah
ditolak oleh Teng Chun Kiok, maka jika perbuatannya itu
bukan saja tidak dapat balasan terima kasih dari mereka,
bahkan sebaliknya mereka pasti akan memaki dirinya manusia
rendah bahkan mungkin akan membunuh.
Mendadak dibelakangnya terdengar suara wanita,
"Huciangbunjin, bukankah kau berada dalam kesulitan? "
Tan Liong dengan cepat membalikkan badannya, tubuh
seorang wanita berbaju hijau yang berdiri membelakangi
dirinya segera terlihat olehnya. Bentuk badan itu sudah tidak
asing lagi baginya, tapi siapakah wanita ini? Mengapa ia tahu
kesulitannya?
Apa yang lebih mengherankan? Wanita baju hijau itu
ternyata sudah tahu, kalau Tan Liong sudah diangkat menjadi
Huciangbunjin atau wakil ketua partai Ciong lam pay.
Berkata pula wanita serba aneh itu sambil ketawa hambar,
"Tuan, herankah kau? Mengapa tidak menjawab? "
Tan Liong masih mengawasi bentuk badan belakang wanita


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu, ia benar-benar tidak tahu bagaimana harus menjawab.
Lama ia baru berkata,
"Numpang tanya nona .... "
"Ingin tahu siapa aku? "
"Tepat! "
"Bukankah kau merasa heran terhadap sebab aku cuma
membelakangi kau. "
"Benar. "
"Tentang ini perlu apa kau ingin tahu, seperti apa yang kau
ingin tahu, seperti apa yang kau telah katakan sendiri, namun
itu cuma merupakan suatu tanda saja, perlu diketahui atauTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak, tidaklah menjadi soal, maka kita sebaiknya jangan
bicarakan soalnya dan sebaiknya kita jangan
memperdulikannya. "
Tan Liong memang merasa heran, mengapa wanita itu
setiap kali menjumpai padanya selalu berdiri membelakangi
tidak mau unjukkan mukanya?
Tertarik oleh perasaan ingin tahu, maka ia lantas menanya,
"Bolehkah aku melihat parasmu? "
"Tidak boleh. "
Jawaban itu ada demikian tegas, hingga tidak memberi
kesempatan bagi Tan Liong untuk mendesak lagi.
"Kenapa? "
"Tidak boleh ya tidak boleh, perlu apa harus tahu apa
sebabnya? "
Tan Liong benar-benar kewalahan, tapi ia tidak kekurangan
akal. dengan kecepatan bagaikan kilat, ia melesat tinggi ke
atas, kemudian melayang turun dihadapan wanita aneh itu!
Tindakan yang dilakukan secara tidak terduga itu, benar
telah mengejutkan wanita aneh itu, hingga keluar jeritan
menyusul terdengar suara jeritan si nona. Tan Liong juga
berseru kaget, dua orang sama-sama mundur dua tindak.
Tan Liong berdiri kesima, ia telah dapat melihat paras si
nona, tapi paras itu ada demikian jelek dan menjemukan!
Tan Liong sungguh tidak menduga bahwa wanita yang
mempunyai potongan dan bentuk badan yang sangat
menggiurkan itu ternyata parasnya demikian jelek.
Saat itu segera terdengar suara ketawa nyaring dari mulut
si nona, suara ketawanya itu ada agak begitu menyeramkan,
hingga membuat berdiri bulu roma!Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebentar ia berhenti ketawa dan berkata dengan suara
bengis,
"Tan Liong, kau terlalu tidak menghargai diriku. "
Diparasnya yang jelek dengan tegas menunjukkan
kegusaran hingga Tan Liong yang menyaksikan itu, dengan
tanpa dirasa telah mundur satu tindak dan menyahut dengan
suara gelagapan,
"Nona, aku hanya tertarik oleh perasaan heranku .... "
"Heran? Sekarang kau sudah dapat menyaksikan wajahku,
tapi tahukah apa akibatnya? "
Ia gerakkan kakinya, dengan tindakan perlahan-lahan
menghampiri Tan Liong.
Semacam perasaan dan firasat menakutkan yang selama
itu belum pernah dialaminya oleh Tan Liong mendadak timbul
dalam hatinya, ia merasa tegang dan tidak tenang.
"Akibatnya ....? "
"Ya, akibatnya setelah melihat wajahku. "
Tan Liong Cuma dapat mengawasi dengan sorot mata
kawatir sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Wanita baju hijau itu tampak semakin gusar, ia
perdengarkan suara ketawa dingin dan berkata dengan nada
ketus,
"Aku hendak bunuh mati kau. "
"Bunuh mati aku? Kenapa? "
"Karena kau melihat wajahku. "
"Karena melihat wajahmu, lantas kau hendak membunuh
mati aku? "
"Tidak salah. "
"Tindakan nona ini sebetulnya keterlaluan, apa gunanya? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gunanya? Kau Tan Liong, semula aku hargai dirimu,
hingga aku suka membantu kekasihmu, sungguh tidak kukira
kau tidak pandang aku, bahkan menghina diriku. "
"Kapan aku menghina kau? "
"Kau tidak menghina aku? Aku suruh kau jangan lihat
wajahku, mengapa kau memaksa melihatnya? Bahkan
menggunakan akal rendah, maka aku harus mematuhi
sumpahku. "
Setelah itu, wanita baju hijau itu lantas bergerak, dengan
gerakannya yang amat lincah menerjang Tan Liong dan
melancarkan serangannya.
Kecepatan wanita baju hijau itu benar-benar sangat
mengagumkan. Tan Liong sungguh tidak menduga bahwa
perbuatan yang lancang itu akan menimbulkan akibatnya
begitu besar.
Betapapun juga, wanita baju hijau itu pernah menolong Cu
Lian, kalau bukan dia yang memberikan sebutir Swat oh, Cu
Lian barangkali sudah tak tertolong lagi jiwanya.
Karena memikir demikian, maka ia lantas melompat
mundur dan berkata,
"Nona, kau harus dengarkan dulu keteranganku. "
-o0o0dw0o0o-
JILID KE : 29
"Tidak perlu keterangan. " jawabnya dingin, "karena kau
tidak hargai diriku, maka aku tidak usah hargai dirimu lagi.
Sebab bagi siapapun yang melihat wajahku, akibatnya ialah
mati. "
Perkataannya itu ditutup dengan serentetan serangan
dahsyat.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong terdesak, beberapa kali ia terancam bahaya.
Dalam cemasnya ia lantas membentak,
"Nona, dengarlah kata-kataku .... "
Karena tergesa-gesa, ia telah mulai melancarkan
serangannya dengan menggunakan ilmunya Yang ciang.
Ketika ia sadar serangannya itu telah meluncur keluar,
dalam kagetnya ia lantas berseru,
"Nona lekas mundur, ini adalah Yang ciang! "
Diluar dugaan, wanita baju hijau itu bukan saja tidak
mundur, bahkan diantara gelombang hawa panas dari
serangannya Tan Liong itu, badannya malah bergerak maju
sambil balas menyerang.
Tan Liong terkejut, ia hampir tidak percaya wanita buruk itu
ada mempunyai kepandaian luar biasa tingginya ia tidak takut
hawa panas dari ilmunya Yang ciang, malah balas menyerang.
Belum hilang rasa kagetnya, serangan wanita baju hijau itu
sudah mengancam dadanya.
Oleh karena ia tidak menduga akan dihujani serangan
dalam keadaan tergesa-gesa, ia sodorkan tangan kanannya
untuk menyambuti serangannya nona.
Terdengar suara beradunya dua kekuatan, Tan Liong
mendadak merasakan dadanya bergolak, kakinya mundur tiga
tindak, baru berdiri lagi.
Demikian pula keadaannya dengan wanita baju hijau itu. Ia
juga mundur terhuyung-huyung hingga tiga empat kaki.
Bukan kepalang kagetnya Tan Liong, ia sungguh tidak
mengira bahwa wanita jelek itu ada memunyai kekuatan
tenaga dalam begitu sempurna sekali.
Diwajahnya nona jelek itu tampak jelas rasa penasaran dan
kegusarannya, sepasang matanya memancarkan sinar buas.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong yang menyaksikan itu hatinya bergidik.
"Nona .... " perkataan nona baru keluar dari mulutnya,
suara bentakan si nona sudah memutuskannya. Untuk kedua
kalinya nona itu lompat menerjang Tan Liong.
Tan Liong tahu kepandaian nona buruk itu tidak dibawah
kepandaiannya sendiri, ia tidak berani menyambuti secara
sembrono. Dengan cepat ia lompat mundur.
"Tan Liong, kau sambuti lagi seranganku ini .... " demikian
bentaknya si nona.
Dengan cepat ia melancarkan serangannya, mengarah ke
dada Tan Liong.
Serangan yang amat dahsyat itu, hampir membuat Tan
Liong tidak mendapat kesempatan untuk mengelakkannya,
maka seketika itu lantas ambil keputusan nekad, ia sambuti
serangan ini dengan menggunakan ilmunya Im ciang dan
Yang ciang berbareng.
Hawa panas dan dingin meluncur keluar dan wanita baju
hijau itu setelah menghadapi dua macam hawa berlainan itu
lantas lompat mundur.
Melihat tindakan wanita buruk itu, Tan Liong malah kesima.
Sebab wanita itu tidak takut dengan serangan hawa panas,
mengapa takut hawa dingin?
Suara ketawa si nona yang menyeramkan telah terdengar
pula, suara itu semakin lama semakin tinggi melengking ...
tapi kalau kita dengar dengan seksama, itu bukan suara dari
ratapan ketawa, melainkan suara dari ratapan hati yang retak
dan putus asa.
Tan Liong semakin bingung, ia mengawasi si nona baju
hijau yang saat itu telah menangis dengan sedihnya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong tidak mengerti apa sebabnya nona baju hijau itu
mendadak menangis demikian sedih, ia mana tahu bahwa
tangisnya si nona itu karena tersinggung rasa harga dirinya.
Tan Liong juga tak tahu, bahwa dalam hati sanubarinya
wanita buruk itu telah tumbuh rasa cinta yang tak wajar, dan
Tan Liong tidak dengar perkataannya, ia telah mencuri lihat
wajahnya yang buruk, bagaimana ia tidak berduka? Tan Liong
menghampiri si nona ia berkata,
"Nona tidak perlu bersedih, aku sebetulnya tidak sengaja."
Tapi nona itu menangis semakin sedih hingga Tan Liong
tidak berdaya.
Dalam cemasnya ia berjata,
"Nona tidak perlu menangis, ada urusan apa kau katakan
saja. "
Belum habis ucapan Tan Liong, wanita itu mendadak
membalikkan badannya, dengan kecepatan bagaikan kilat,
tangannya sudah mampir ke pipi Tan Liong.
Pipi Tan Liong di rasakan sakit sekali dengan sendirinya ia
lantas mundur setengah tindak.
Ia tidak sangka nona itu akan menampar dirinya, dengan
perasaan heran ia mengawasi si nona buruk itu, sambil
mengusap pipinya berkata,
"Kau .... kenapa kau pukul aku? Dengan hak apa kau
memukul aku? " tanya Tan Liong dengan gusar.
"Dengan hak apa kau mencuri lihat wajahku? " balas pula si
noana.
Ditanya demikian, Tan Liong malah bungkam tak dapat
menjawab.
"Nona sesungguhnya keterlaluan! " kata Tan Liong sambil
menghela napas.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keterlaluan? "
"Walaupun aku mencuri lihat wajahmu dan kau anggap
tidak menghargai dirimu, tapi tokh tidak seharusnya memukul
aku. "
"Aku bukan hendak memukul kau saja, tapi juga hendak
membunuh mati kau. "
"Barangkali kau tak sanggup. "
"Ya, mungkin aku tak sanggup, tapi aku harus beritahukan
padamu, sejak aku dewasa setiap orang yang pernah melihat
wajahku, tiada satupun yang kuberi ampun, kecuali suhuku.
Terhadap kau aku juga tidak ada kecualinya. "
"Karena melihat wajahmu aku harus binasa ditanganmu? "
"Tidak salah, menurut hitunganku, hingga saat ini sudah
ada lima puluh sembilan orang binasa ditanganku dan caraku
membinasakan mereka ada berbeda-beda. "
"Kau benar-benar tidak tahu aturan. "
"Tidak tahu aturan? Bukankah berkali-kali aku sudah
mengingatkan kau? "
"Tapi andaikata aku, apakah aku harus berbuat seperti kau,
tidak boleh ada orang lain yang melihat wajahku? "
"Kau adalah kau, aku adalah aku. "
"Kalau begitu, kau tidak boleh tidak harus membinasakan
diriku? "
"Tidak boleh cuma, sekarang ini aku tidak akan membunuh
kau, tapi kau harus hati-hati aku dapat menggunakan segala
daya upaya untuk mecelakakan dirimu.
Melihat ucapan dan sikapnya yang sungguh-sungguh Tan
Liong diam-diam bergidik.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu, tidak boleh tidak aku harus binasa
ditanganmu? "
"Kalau nasibmu tidak akan binasa ditanganku mungkin kau
dapat lolos dari kematian. "
"Kalau begitu aku tunggu, nona turun tangan saja. "
Wanita aneh itu mendadak ketawa, ia agaknya sudah
melupakan apa yang telah terjadi barusan.
"Hucianbujin, kau sekarang boleh pergi. Si nona baju
merah dan Hoan Giok Hoa terkena serangan ilmumu Im ciang.
Kalau kau yang menyembuhkan rasanya kurang patut, lagi
pula kau susah payah menolong mereka tapi barangkali tidak
akan berterima kasih padamu. Sebaiknya kau pergi saja. "
Tan Liong dapat memastikan, bahwa ucapan nona itu
keluar dari hati yang sejujurnya maka ia merasa menyesal
terhadap tindakannya yang gegabah kalau tidak tentu tidak
menimbulkan peristiwa insiden tidak enak lagi.
"Aku tidak tahu bagaimana harus katakan padamu? "
"Kau tidak perlu mengucapkan apa-apa, pergilah! "
Tan Liong mengawasi si nona yang parasnya jelek ini. Ia
anggap si nona ini meski parasnya jelek mungkin hatinya tidak
sejelek mukanya.
Ia balikkan badan meneruskan perjalanannya ke bawah
gunung.
Setelah meninggalkan wanita baju hijau itu perasaan Tan
Liong mendadak berat, sebab ia anggap telah melukai hatinya
dan perasaan harga diri seorang wanita.
Soal hidup atau mati, bagi Tan Liong tidak merupakan soal
sebab ia tokh ada seorang yang sudah pernah satu kali. Maka
kematian baginya tidak merupakan hal yang perlu ditakuti lagi
tapi apa yang membuat ia berduka ialah karena telah melukai
hatinya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika ia tiba dikaki gunung Tan Liong telah menyaksikan
bekas-bekas tempat ledakan yang ternyata masih diliputi oleh
pasir-pasir dan tanah yang berterbangan.
Ia merasa sangat heran, karena ditempat tersebut ternyata


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak terdapat seorangpun yang mati karena ledakan itu.
Padahal ia pernah berpesan pada Chie Peng bersama adiknya,
apabila melihat kedatangan orang-orang Thian seng hwee,
barulah obat peledak itu boleh dipasang.
Ia segera mencari ditempat mana Chie Peng dan Chie Cui
harus sembunyikan diri tapi apa yang dilihatnya? Kembali
membuat ia kaget dan heran hingga mundur satu tindak.
Ternyata dua nona yang dicari itu terdapat rebah
terlentang ditanah.
Ia segera mengetahui bahwa kedua saudara Chie itu sudah
dibokong oleh musuhnya, maka dengan segera ia
menghampiri dan membuka totokannya.
Ketika kedua saudara itu sadar dan melihat Tan Liong
berada dihadapannya, Chie Peng lantas berseru,
"Engko Sim mengapa kau juga berada di sini? Apa upacara
sudah selesai? "
Mendengar pertanyaan itu ia segera mengerti bahwa Chie
Peng dan Chie Cui ternyata tak tahu sama sekali tentang
peledakan yang telah terjadi, maka ia lantas menanya,
"Nona Chie, kalian melihat sesuatu atau tidak? "
Pertanyaan Tan Liong itu telah mengingatkan dua saudara
itu apa yang terjadi, dengan paras berubah Chie Peng lantas
berkata,
"Oh ya! Kemana itu orang baju merah? "
Tan Liong terperanjat. "Orang baju merah? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, orang baju merah!" berkata Chie Peng sambil
memandang Tan Liong dengan mata kesima, "barusan telah
kedatangan seorang berpakaian warna merah!"
Tan Liong mendadak seperti teringat sesuatu .... dalam hati
bergidik.
"Lelaki atau perempuan? " demikian tanyanya.
"Kita tak dapat lihat dengan jelas. "
"Tidak melihat jelas? .... Kenapa? Apa sebetulnya yang
telah terjadi? Obat peledak yang dipendam dijalanan
terpenting mengapa telah meledak secara mendadak? "
Mendengar pertanyaan paras Chie Peng segera berubah.
"Apa obat peledak itu sudah meledak? "
"Benar, justeru karena itu maka aku datang kemari. "
Dengan cepat Chie Peng memeriksa tempat dimana ada
terletak sumbu untuk meledakkan obat itu. Benar saja sumbu
itu sudah disundut oleh tangan jail, hingga mengakibatkan
ledakan tersebut.
Ia lantas berkata dengan badan gemetaran,
"Pasti perbuatan orang baju merah itu. "
Setelah menenangkan perasaan kagetnya Chie Peng baru
menjawab,
"Ketika aku dan adik menjaga disini tiba-tiba dibelakang
kita sembunyi terdengar suara ketawa dingin .... aku tahu ada
orang iseng, maka lantas lompat mengejar tapi orang itu
sudah menghilang dan kemudian terdengar pula suaranya.
"Nona-nona sesungguhnya terlalu jujur, tahukah kalian apabila
orang-orang Thian seng hwee tiba entah berapa banyak jiwa
yang binasa ditangan kalian? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Selagi aku hendak menangkap orang itu, mendadak aku
melihat berkelebatnya bayangan merah, dan kemudian
kehilangan ingatanku, hingga kau datang baru aku tersadar. "
"Apakah kau tak dapat lihat jelas wajahnya orang itu? "
"Tidak. gerakan orang itu luar biasa gesitnya. " jawab Chie
Peng sambil gelengkan kepala.
"Ini ada suatu kejadian yang tidak mungkin dengan
kepandaian kalian berdua ternyata tak dapat menghindarkan
sama sekali totokan orang itu, ini benar-benar sangat aneh. "
"Kita jangan berpikir demikian. tapi kecepatan dan
kegesitan bergerak orang itu dalam dunia Kangouw pada
dewasa ini barangkali susah didapat tandinganya. Lam kek
Sian ong, Ong Khim San juga cuma begitu saja. "
"Ong Khim San ....? " mendadak Tan Liong ingat dirinya
seseorang. Seorang wanita .... itu adalah wanita setengah
umur yang berparas cantik dan berpakaian warna merah,
yang selalu menggoda hatinya.
"Apa benar itu ada perbuatannya? "
Berpikir demikian, wajah Tan Liong mendadak berubah
pucat, karena kecuali wanita baju merah itu mempunyai
kepandaian setinggi itu dalam dunia ini barangkali susah dicari
keduanya.
Bayangan wanita baju merah.... mungkinkah ia ada itu
wanita cantik baju merah? Betulkah wanita cantik baju merah
itu adalah Hiat im cu?
Ia memikir bolak balik, tapi tidak dapatkan jawabannya.
Tan Liong diam-diam bergidik, karena menurut keterangan
Chie Peng sudah dapat dipastiklan dengan jelas sekali tak lagi
ragu bahwa orang baju merah ini adalah itu wanita cantik baju
merah yang ia cintakan.
Tapi apa maksudnya meledakkan obat peledak?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba ia ingat ucapan Im yang Ie su, apabila pecahan
mangkok itu dibiarkan terjatuh ditangan Hiat im cu, sehingga
ia berhasil melatih ilmunya, maka bahaya yang mengancam
dunia Kangouw sesungguhnya tidak dapat kita bayangkan.
Kalau demikian halnya, adakah Hiat im cu itu orang jahat
dari dunia kangouw?
Chia Peng melihat Tan Liong seperti sedang berpikir keras,
lalu menegurnya.
"Engko Sim, kau sedang memikirkan apa? " Tan Liong
tersadar dari lamunannya, jawabnya gugup.
"Tidak, tidak, aku cuma mengingatkan seseorang. "
"Siapa? "
"Aku sedang memikirkan dirinya orang baju merah itu. "
"Apa kau kenal padanya? "
"Barangkali kenal. "
Tan Liong unjukkan ketawa getir,
Chie Peng mengira, Tan Liong tidak senang karena ia telah
melalaikan kewajibannya maka ia lantas menanya,
"Engko Sim, apa kau merasa tidak senang terhadap
kealpaan kita? "
"Ah, tidak. "
"Engko Sim, kita benar-benar tidak berdaya karena
kepandaian orang baju merah itu sesungguhnya terlalu tinggi
buat kita. "
Tan Liong tahu bahwa Chie Peng telah salah paham, maka
ia lantas berkata,
"Nona Chie, kalian jangan salah paham sedikitpun aku tidak
mempunyai pikiran demikian. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita juga tidak dapat melaksanakan tugas yang kau
berikan kepada kita dengan baik bahkan kehilangan beberapa
puluh kati obat peledak, maka kita merasa sangat malu
terhadap kau, harap kau sudi maafkan! "
"Aku tidak sesalkan kalian perlu apa kalian sesalkan diri
sendiri? Mari kita naik ke atas gunung. "
"Benar kau tidak marah? "
"Kau jangan banyak pikiran, mari kita pulang. "
"Kalau begitu kita merasa puas, tapi kita tidak pergi ke
Ciong lam pay lagi. "
"Kenapa? " tanya Tan Liong kaget.
"Tidak kenapa-kenapa, kita berdua masih banyak urusan,
kita ingin pergi kelembah Lui in Kok untuk mencari Hiat hun
Koay po. "
"Kalian tidak boleh berlaku gegabah. Thian seng hwee
mempunyai banyak orang kuat, penjagaan sangat keras,
dengan kepandaian kalian berdua bagaimana dapat
melawannya? "
"Tapi bagaimana dengan dendam ayah bunda kita? "
"Peribahasa mengatakan; Untuk menuntut balas dendam
sepuluh tahun pun belum terlambat. Kalian harus dengar
kataku, tunggu setelah aku nanti mengajak semua dunia
Kangouw, baru bergerak jikalau tidak, kalian bukan saja tak
dapat melaksanakan maksud kalian, bahkan ada kemungkinan
akan terbinasa di tangan orang-orang Thian seng hwee. "
Chie Peng mengerti bahwa ucapan Tan Liong memang
benar, tapi sebagai perempuan yang sudah kehilangan
kehormatannya bagaimana bisa berada bersama-sama dengan
Oey Bwee Cian dan lainnya yang masih putih bersih?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena perasaan rendah diri ini, telah membuat mereka
tidak mau berdiam lebih lama di gunung Ciong lam san. Ia lalu
berkata sambil tertawa getir.
"Sekalipun kita pergi menuntut balas, tapi kita juga tidak
mau berdiam di gunung Ciong lam san. "
"Kenapa? "
"Kita tak ingin berjumpa dengan mereka. "
Tan Liong segera mengerti, ia lalu berkata.
"Kalau begitu kalian akan tetap pergi juga? "
"Ya, kita hendak pergi! "
"Kalau begitu kalian jangan tergesa-gesa pergi menuntut
balas, tunggu sampai aku nanti mencari kalian berdua, baru
kita pergi bersama mencari Hiat hun Koay po. "
Chie Peng anggukkan kepala. "Baiklah, aku dengar
katamu."
Pertemuan itu dirasa terlalu singkat bagi mereka. Tan Liong
tiba-tiba merasakan betapa besar artinya pertemuan sedikit
itu, seolah-olah mereka tak akan ketemu lagi. ....
Mengawasi tindakan kaki Chie Peng dan Chie Cui, mata Tan
Liong dirasakan mengembeng air ....
Rasa kasihan dan rasa kasih mendadak timbul dalam hati
Tan Liong, dengan tanpa sadar lantas berseru , "Adik Peng
...."
Chie Peng hentikan tindakannya. Ia mengawasi Tan Liong,
mendadak ia balikkan badan dan menubruk Tan Liong sambil
berseru, "Engko Sim .... "
Sesaat kemudian ia saling berpelukan.
Chie Cui agaknya merasa jemu, ia berjalan turun gunung.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adik Peng, kau hendak meninggalkan aku lagi .... "
berkata Tan Liong dengan suara parau.
Lama Chie Peng baru bisa menjawab, "Ini hanya untuk
sementara. "
"Tapi, rasanya terlalu panjang .... "
"Aku juga mempunyai perasaan demikian tapi aku akan
tetap berada disampingmu. Yah, itu adalah hatiku yang selalu
akan mendampingimu. "
"Adik Peng, aku harus memberitahukan padamu sesuatu
hal sukakah kau memahami hatiku? "
"Urusan apakah? "
"Rasanya sukar untuk diutarakan. "
"Katakan saja aku tak akan marah!"
"Ada satu hal, telah kau terka dengan tepat. "
Chie Peng nampaknya bingung, ia tak mengerti apa yang
dimaksud oleh Tan Liong, maka ia lalu menanya,
"Hal apakah yang kuterka tepat? "
"Aku jatuh cinta pada nona Oey! "
"Oh! " Chie Peng agaknya kaget tapi kemudian ia lantas
ketawa.
"Mengapa kau beritahukan padaku? "
"Aku harus beritahukan padamu. "
"Mengapa? Apakah karena kau cinta padaku? "
"Ya, karena aku cinta padamu, maka aku tidak boleh
menipu kau. "
"Apa benar? " Chie Peng merasa girang, "aku tidak
sesalkan kau, kau boleh mencintai dia, tapi jangan permalukan
dia! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tidak marah? "
"Perlu apa aku marah? Aku tak boleh mengangkangi dirimu
kau boleh mencintainya tapi jangan melupakan diriku. "
"Bagaimana aku dapat melupakan kau? "
"Itu baik. " Ia tertawa lalu mendorong tubuh Tan Liong
seraya berkata,
"Engko Sim, aku hendak pergi kau pulanglah. "
Setelah itu ia lantas berlalu.
Tan Liong mengawasi berlalunya Chie Peng sambil
menghela napas panjang kemudian ia juga membalikkan
badan untuk pulang ke atas gunung.
Mendadak ia berseru kaget dan hentikan kakinya kira kira
tiga tombak dibelakangnya entah sejak kapan Oey Bwee Cian
telah berada disitu.
Wajah Tan Liong menunjukkan kemalu-maluan ia
mengawasi Oey Bwee Cian.
Oey Bwee Cian tertawa menyeringai.
"Huciangbunjin, mengapa kau tak minta ia tinggal? "
Pertanyaan itu membuat merah wajah Tan Liong, ia
gelagapan tidak bisa menjawab,
"Ia mempunyai hati begitu luhur, apa aku Oey Bwee Cian
tidak? "
"Ciang bun jin, aku tidak tahu harus membuka isi hatiku
padamu? "
"Aku dapat memahami kau, marilah kita pulang. "
Sambil tersenyum ia gerakkan kakinya naik ke atas gunung.
Tapi, Tan Liong masih tetap berdiri terpaku, ia pikir harus
meninggalkan gunung Ciong lam san, untuk pergi menolong
Hiat liong cu atau si Naga Merah dan kemudian mencari HiatTiraikasih Website http://kangzusi.com/
im cu untuk meminta kembali mangkok pecah mujijat itu. Ia
juga akan membuktikan betul atau tidaknya bahwa Hiat im cu
itu adalah si wanita cantik baju merah.
Berpikir demikian ia lantas memanggil Oey Bwee Cian.
"Ciang bun jin, tunggu! "
Oey Bwee Cian membalikkan badannya dan menanya
sambil tersenyum,
"Ada urusan apa? "
"Aku .... aku hendak .... pergi! " menerangkan Tan Liong
gelagapan.
"Pergi? Meninggalkan gunung Ciong lam san? "
"Ya! "
"Kenapa? "
"Sebab, aku masih ada urusan yang belum kubereskan. "
"Sekarang juga? " tanya Oey Bwee Cian nampaknya agak
berat.
"Ya, karena inilah jalan yang terbaik. "
"Apa kau tidak bisa berdiam beberapa hari dulu diatas
gunung? "
"Tidak, aku benar-benar masih banyak urusan, nanti
setelah urusanku selesai aku segera balik ke Ciong lam san. "
"Engko Sim, apakah kau merasa tidak enak hati terhadap
aku? Sehingga kau tidak mau berdiam diri diatas gunung? "
Pertanyaan itu membuat Tan Liong bungkam. Ia juga dapat


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengawasi paras wanita yang cantik molek itu, tidak tahu
bagaimana harus menjawab.
"Engko Sim, kau jangan kuatir begitu, aku hanya main-
main saja jika kau benar-benar ada urusan, nah pergilah! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ciang bun jin, aku sebetulnya tidak pantas menjadi
kekasihmu. "
"Kenapa? "
"Ciang bun jin, aku tidak tahu bagaimana aku harus
katakan. "
"Banyak kata-kata sebaliknya tambah membikin aku sedih,
kau tak usah berkata apa-apa, biarlah kita berpisah dengan
secara diam-diam saja.
"Sebetulnya tak pantas aku mendapatkan dirimu, kau
takkan tahu aku ini sebetulnya ada seorang yang berdosa."
"Orang yang berdosa? Dosa apa? "
Apa yang membuat duka hati Tan Liong ialah, ia dapatkan
dirinya nona cantik manis itu tapi tak dapat menjelaskan
kesulitannya.
"Kau tidak akan mengerti. " demikian ia berkata sambil
ketawa kecut.
"Mungkin aku belum memahami dirimu tapi aku ingin
memahaminya. "
"Aku ingin supaya kau mengerti keadaanku tapi itu
memerlukan waktu sangat panjang. "
"Kau anggap aku tidak cukup setia terhadap kau? "
"Bukan begitu maksudku, aku percaya kau. Sedikitpun tidak
mempunyai hati curiga terhadap kau. "
"Kalau begitu kau sudah merasa puas. "
Hening sejenak, Tan Liong baru berkata lagi,
"Ciang bun jin, nanti setelah kau pulang, harap kau
perintahkan orang-orangmu supaya kirim itu empat puluh peti
mati yang berisi orang-orang Thian seng hwee kepada Thian
seng hwee. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Antar kembali kepada Thian seng hwee ? "
"Benar. "
"Kenapa semua peti mati itu harus diantarkan kepada Thian
seng hwee? "
"Supaya orang-orang Thian seng hwee tahu bahwa orang-
orang Ciong lam pay tidak gampang dihina. "
"O, begitu. "
"Kemudian, kau tulis sepucuk surat kepada Tan Chiang Bin,
maksudnya ialah untuk memberitahukan kepadanya bahwa
empat puluh orang itu dikembalikan pada asalnya, harap
supaya ia juga terima dengan baik. Beritahukan juga padanya
bahwa membunuh anaknya sendiri, itu ada satu perbuatan
dosa yang tiada ampunnya, dikemudian hari pasti ada orang
akan mencari dan membikin perhitungan dengannya, jika ia
masih ada maksud ke Ciong lam san lagi, akan disambut
selayaknya. Kau boleh menggunakan kata-kata yang agak
keras, tidak ada halangan. "
Oey Bwee Cian anggukkan kepala.
"Aku tahu, kau boleh pergi dengan hati lega. "
"Nah, pulanglah dulu! "
"Tidak, kau jalan dulu aku akan menyaksikan berlalumu
sehingga hilang dari pandangan mataku. "
"Apakah kita akan berpisahan secara diam-diam? "
"Ya, demikian. Kita akan mengingat selamanya detik-detik
yang paling indah ini. "
Tan Liong sangat terharu, akhirnya ia balikkan badan,
berjalan dengan cepat ke bawah gunung.
Oey Bwee Cian menyaksikan berlalunya Tan Liong, air mata
mengalir keluar. Ia coba memanggil tapi akhirnya diurungkan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bayangan Tan Liong akhirnya menghilang ke dalam rimba.
Dengan hati dan tindakan berat Tan Liong berjalan
perlahan-lahan. selagi berjalan enak-enak tiba-tiba ia dapat
lihat sesosok bayangan orang itu sudah ada didepan matanya.
Ketika dapat tahu siapa adanya orang itu ia lantas datang
menegur dengan girang,
"Kiranya, adalah Locaianpwee. "
Orang itu bukan lain dari pada Im yang Ie su.
"Kiranya adalah Ciang bun jin .... " berkata Im yang Ie su,
yang nampaknya juga terkejut.
"Locianpwee, aku bukan Ciangbunjin lagi. Upacara
pengangkatan Ciangbunjin sudah selesai, jabatan Ciangbunjin
sudah ditangan Oey Bwee Cian. "
"Apa kau tidak merasa bahwa tindakanmu ini sangat
mengecewakan harapan Yo Swie Peng? "
"Kalau aku mati, barulah aku merasa benar tiada muka
untuk menemui arwahnya dialam baka. "
"Tiada tugas badan merasa ringan, begitupun baik, cuma
aku sedang mencari kau. "
"Cari aku? "
"Ya, aku cari kau, ada sesuatu hal aku hendak
memberitahukan padamu, soal ini kau pasti juga tidak tahu. "
"Locianpwee, urusan apa sebetulnya? "
"Ayahmu Tan Chiang Bin sudah tidak ada di Thian seng
hwee lagi. "
Tan Liong terperanjat, hampir saja ia lompat.
"Apa? Ayahku sudah tidak ada di Thian seng hwee? "
"Apakah locianpwee tahu pasti bahwa ayahku benar-benar
sudah tak ada di Thian seng hwee? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, ia sudah tidak ada disana, ketua Thian seng hwee
sudah ganti orang! "
Betapapun bencinya Tan Liong terhadap ayahnya, tapi biar
bagaimana masih mempunyai hubungan darah antara ayah
dengan anak, maka mendengar keterangan itu wajahnya
tampak sedikit berubah.
"Kalau begitu, ayahku pergi kemana? "
"Tentang ini, siapapun tidak dapat tahu, mungkin sudah
binasa juga belum tentu. "
"Sudah binasa? " Tan Liong terperanjat, "Ayahku sudah
mati? adakah ini benar? "
"Mati atau tidak, siapa juga tidak tahu, ia memang benar
sudah tak ada di Thian seng hwee. dalam Thian seng hwee
ada suatu peraturan, siapa pun tidak dapat keluar dari lembah
Lui in kok. "
"Mengapa ayahku mendadak meninggalkan Thian seng
hwee? "
"Ayahmu sebetulnya orang yang sangat lihai sekali, bukan
itu saja, kepandaiannya dan kepintarannya melebihi manusia
biasa, tetapi keuletannya dan ketabahannya juga di atas
segala orang-orang Kang-zsouw. "
"Ia bisa memimpin anak buah Thian seng hwee yang
jumlahnya ribuan jiwa dan membuat perkumpulan itu dalam
waktu beberapa tahun saja sudah berhasil menduduki tempat
sejajar dengan partai besar lainnya. Keuletan dan kepandaian
itu tidak mampu dilakukan oleh siapapun juga. "
"Terhadap Thian seng hwee ia berjasa sekali, kalau bukan
dia tak nanti Thian seng hwee bisa mendapat kedudukan
seperti sekarang ini. "
"Menurut apa yang aku tahu Tan Chiang Bin meski sebagai
ketua Thian seng hwee, tapi dibelakangnya masih dipengaruhiTiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleh orang lain, orang itu lebih berwibawa daripada ayahmu,
ia telah memegang kekuasaan dan berwenang dalam
perkumpulan itu. "
"Apakah orang itu adalah Siao hun lie Chie Bun bun? "
"Bukan. " sahutnya Im yang Ie su sambil gelengkan kepala.
"Chie Bun bun cuma satu perempuan cabul, tentang ini
ayahmu sudah tahu dengan baik mengapa ia takut padanya?
Ada seorang lain yang menguasai padanya. "
"Siapa? Siapakah dia? "
"Ini susah ditebak. Tapi ada kemungkinan besar adalah
Hiat im cu. "
"Hiat im cu? "
"Ini cuma atas dasar dugaan saja. Betul atau tidaknya aku
sendiri juga tidak jelas.Tapi ayahmu sudah tak ada di Thian
seng hwee ini adalah satu hal yang sebenar-benarnya. "
"Kalau begitu apa sebab ayah mendadak tak ada di Thian
seng hwee? "
"Barusan aku sudah katakan ayahmu di belakangnya ada
orang yang mengendalikan mungkin karena kali ini ia tidak
bekerja sungguh-sungguh. "
"Tidak bekerja sungguh-sungguh? "
"Ya, sejak berdirinya Thian seng hwee hampir segalanya
berjalan lancar, dimana saja orang-orang Thian seng hwee
sampai di situ medapat penyambutan sangat baik,
kewibawaannya masih diatas semua partai persilatan dunia
Kangouw dan kini oleh karena seorang saja telah membuat
binasa orang-orang Thian seng hwee hampir seratus jiwa,
tentang ini boleh dikata ada merupakan satu noda paling
besar sejak berdirinya perkumpulan itu. "
"Apa hanya lantaran itu saja. Tan Chiang Bin turun dari
takhtanya? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak salah, ayahmu kalau tidak memandang kau sebagai
anaknya jangan kata cuma satu partai Ciong lam pay,
sekalipun ditambah lima Ciong lam pay juga akan hancur
dalam tangannya. "
"Kalau begitu siapa yang menggantikan kedudukannya
sekarang? "
"Kabarnya ada seorang wanita, tapi bagaimana keadaan
sebenarnya, aku sendiri juga tak tahu dengan jelas. "
"Mungkinkah ayah benar-benar sudah binasa? "
"Siapa tahu? Tapi kemungkinan memang ada. "
"Kalau begitu boanpwee hendak pergi ke Thian seng hwee,
untuk menyelidiki soal tersebut. "
"Tidak usah, kau tak perlu pergi, tentang ini aku saja yang
menyelidikinya kurasa ada lebih baik. Thian seng hwee
dewasa ini sudah tambah lagi dua kekuatan ialah Tiam Cong
pay dan Ngo bin pay, Kedua partai besar dalam rimba
persilatan itu setelah mendapat surat rahasia dari Thian seng
hwee, dengan beruntun telah menggabungkan diri dengan
Thian seng hwee. Dengan demikian gabungan partai ini akan
menjagoi dunia Kangouw. "
"Kalau begitu, locianpwee apa yang boanpwee harus
lakukan? "
"Lekas pergi menolong Hiat Liong cu si Naga Merah dari
bahaya kemudian pergi ambil itu mangkok mujijat. "
Tan Liong anggukkan kepala.
"Kalau itu orang yang kendalikan kekuatan Thian seng
hwee benar-benar telah membinasakan ayahku, aku pasti
hendak mencari dan cincang padanya hingga berkeping-
keping. "
"Kalau begitu kau pergilah setiap waktu kita dapat bertemu
dengan meninggalkan tandaku ialah lukisan satu tubuhTiraikasih Website http://kangzusi.com/
manusia yang kuguratkan disetiap pintu rumah makan atau
penginapan. Kalau lukisan itu kuberi tanda sebelah merah dan
sebelah putih itu ada suatu tanda bahwa aku sedang mencari
kau, kalau kau hendak mencari aku berilah tanda lukisan panji
segitiga diatasnya ditulis huruf Cong. "
"Baiklah Locinpwee, bolehkah boanpwee menunjukkan
sesuatu hal? "
"Kau katakan saja! "
"Apakah Locianpwee benar-benar tidak tahu bahwa Hiat im
cu itu laki-laki atau wanita? "
Im yang Ie su menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ia ada seorang yang sulit dipahami" demikian katanya
"lelaki atau perempuan barang kali tidak ada yang tahu,
sekalipun muridnya sendiri. "
Tan Liong tidak memperdulikan lelaki atau wanita, asal aku
sudah tiba kelembah Hong hwee kok sudah pasti dapat
kuketahui sendiri.
Ia mengerti bahwa untuk mengetahui bagaimana adanya
Hiat im cu ia harus pergi ke lembah Hong hwee kok untuk
mencari kembali pecahan mangkok ajaib itu.
Maka seketika itu ia lantas berkata,
"Locianpwee sekian dulu boanpwee ingin melanjutkan
perjalanan boanpwee. "
"Baiklah, cuma kau juga harus mengetahui dengan jelas
tentang dirimu sendiri. "
"Boanpwee coba akan mencari keterangan. " jawabnya Tan
Liong sambil anggukkan kepala.
Dengan demikian keduanya lantas berpisahan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada hari ketiga Tan Liong sudah berada di lembah Pek kut
gam, di gunung Kie hwa san. Disana keadaannya ternyata
masih tetap seperti sedia kala.
Dengan melalui jalanan gunung yang sempit Tan Liong tiba
disebuah goa dimana telah dikeram dirinya si Naga Merah. Di
lubang goa masih tetap dengan pintunya yang kukuh kuat
serta kuncinya yang bersinar yang membuat si Naga Merah
tidak berdaya melepaskan dirinya!
Semua keadaan ini tidak bedanya dengan keadaan semula,
cuma ada satu hal yang mengherankan Tan Liong ialah
kedatangannya kali ini ia tidak dengar suara pertanyaan yang
diajukan oleh si Naga Merah.
Dalam goa itu ternyata sunyi senyap tiada terdapat gerakan
apa-apa.
Tan Liong sepeti mendapat firasat jelek, apakah Naga
Merah sudah terbinasa ditangannya orang jahat?
Dengan cepat ia lompat ke mulut goa dengan suara
perlahan ia memanggil,
"Locianpwee! "
Tapi panggilannya itu ternyata tidak mendapat sambutan
hingga untuk seketika lamanya Tan Liong berdiri terpaku.
Ia segera dapat menduga gahwa disitu pasti ada terjadi
sesuatu, jikalau tidak nanti Naga Merah tidak memanggil
padanya.
Karena tidak menyahut apakah Naga Merah sudah tidak
berada dalam goa?
Untuk mendapatkan kepastian ia lalu msukkan kepalanya
ke dalam lobang goa.Ketika kepalanya berada dalam goa,
mendadak terdengar suara Naga Merah yang disampaikan
padanya dengan menggunakan ilmu menyalurkan suaraTiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedalam telinga. suara itu sangat halus hanya dapat didengar
oleh orang yang diajak bicara.
"Ciang bun jin, harap jangan kaget, juga jangan tarik
kembali kepalamu. "
Tan Liong terperanjat, ia tahu bahwa dilembah itu pasti
akan terjadi sesuatu lagi yang sangat menggemparkan.
Benar saja, ia turuti kehendak Naga Merah ia tidak tarik
keluar kepalanya.


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Harap kau panggil Locianpwee dengan suara keras."
demikian kata pula si Naga merah.
Tan Liong mendapat kesan bahwa orang tua itu agaknya
merasa jeri, maka ia menurut dan dengan suara keras
memanggil Locianpwee.
Suara itu begitu nyaring hingga menggema hampir seluruh
lembah.
Setelah itu Naga Merah berkata pula,
"Harap kau berpura-pura dan berkata sendiri, Eh! mengapa
Naga Merah tidak berada dalam goa? "
Tan Liong segera mengerti bahwa apa yang diduganya
ternyata tidak salah. Dalam lembah diluar goa ini pasti telah
kedatangan orang-orang lihai, jikalau tidak, tidak nanti Naga
Merah sampai berbuat demikian.
Setelah mengucapkan perkataan tersebut di atas, Tan
Liong lalu menanya Naga Merah,
"Locianpwee, apakah ada orang yang datang? "
"Benar, ada tiga orang datang kemari. "
"Siapa? "
"Hiat im cu, Tok Gan lokoay dan Hiat hun Koay po"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bukan kepalang kagetnya Tan Liong, ia tidak mengira
bahwa tiga orang datuk dunia rimba persilatan itu telah
datang ke lembah Pek kut gam semuanya.
Tan Liong tahu bahwa urusan ini penting sekali kedatangan
tiga orang datuk itu sudah tentu ditujukan kepada Naga
Merah.
Apa yang menjadi pikiran Tan Liong ialah disebutnya Hiat
im cu yang dikatakan oleh Naga Merah datang bersama sama
Hiat hun Koay po dan Tok gan Lo koay dan tokoh golongan
hitam, kalau ia bergaul dengan mereka sudah tentu Hiat im cu
itu bukan orang dari golongan baik-baik.
Mendadak bayangan wanita cantik baju merah terlintas
dalam otaknya.
Ia ingin lihat Hiat im cu itu apakah betul adalah itu wanita
cantik pertengahan umur berbaju merah. karena memikir
demikian ia hendak tarik keeluar kepalanya.
Tiba-tiba ia terngat pesannya Naga Merah, maka dengan
cepat ia urungkan maksudnya.
Terdengar pula suara si Naga Merah,
"Apa kedatanganmu itu hendak menolong aku? "
"Benar, aku sudah menemukan kuncinya. " jawab Tan
Liong.
"Tapi sekarang sudah tak mungkin. "
"Kenapa? "
"Jika aku keluar, jiwaku akan melayang. "
"Apakah kedatangan tiga orang itu ditujukan kepada
locianpwee? "
"Benar. "
"Kenapa? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Untuk menutup rahasia kejahatan mereka. "
Tan Liong segera ingat ucapan Im yang Ie su. "Dalam diri
Naga Merah ada menyimpan suatu rahasia besar yang
bertalian dengan bencana rimba persilatan "
Mengingat itu ia lantas menanya,
"Apa mereka hendak membunuh kau? "
"Tidak salah, jika hanya kekuatan dan kepandaian Hat im
cu dan Hiat hun Koay po saja aku boleh tak usah mereka
takut. Tapi, Tok gan Lo koay ada membawa senjata yang
terampuh yaitu bangkai berapi. "
"Bangkai berapi? Apa dia sudah berhasil dengan ilmunya
itu? "
"Benar, semula ketika aku dengar suara tindakan kaki, aku
lantas tahu bahwa itu bukan mereka, rupa-rupanya sudah
tahu kau akan datang menolong aku, maka mereka telah
menyusun rencana setelah kau menolong aku keluar dari goa,
mereka lantas turun tangan membinasakan kita. "
"Kalau begitu, sekarang aku tidak dapat menolong dirimu
lagi. "
"Ya, untuk sementara kau jangan bertindak apa-apa dulu,
cuma harap kau serahkan kunci itu dengan suatu cara yang
cepat dan diluar tahu mereka. "
"Ini tak mungkin, mereka semua berada di sekitar tempat
ini dengan kepandaian mereka bertiga bisa bagaimana, tidak
mungkin dapat mengelabuhi mata mereka, dengan demikian
sebaliknya menjadi kacau. "
"Baiklah, tapi kunci itu sebaiknya jangan kau simpan dalam
badanmu, supaya tidak terjatuh ditangan mereka. "
Tan Liong pikir itu memang benar, Jika mereka dapat
mengetahui bahwa anak kunci goa itu berada dibadannya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin akan terjadi perebutan, dengan demikian berarti
mencelakakan jiwa Naga Merah.
"Sudahlah! Sekarang kau boleh mengundurkan diri dari sini,
tapi ingat kau harus berlaku seperti orang yang tak
menemukan aku, selama aku berada didalam goa ini, mereka
pasti tidak dapat melihatnya juga tidak berdaya memasuki."
kata pula Naga Merah.
Tan Liong mendadak ingat sesuatu, ia lalu menanya,
"Locianpwee, aku ingin menanyakan sesuatu. "
"Urusan apakah itu? "
"Tahukah Locianpwee, Hiat im cu itu laki-laki ataukah
wanita? "
"Tentang ini aku kurang jelas. Orang-orang dikalangan
Kangouw tiada seorangpun yang pernah melihat wajahnya. "
ia berdiam sejenak, lalu bekata pula, "aku pernah melihat
sesuatu ilmu kepandaian di dalam goa ini, setengah bulan
kemudian kau boleh datang kemari lagi. "
Tan Liong merasa kecewa, hingga saat itu, ia masih belum
tahu Hiat im cu itu apakah laki-laki atau kah wanita.
Ia tarik kepalanya dari lubang goa, wajahnya pura-pura
menunjukkan perasaan heran lalu berkata kepada dirinya
sndiri, "Aneh, kemana perginya Naga Merah? "
Selama bicara sendirian, matanya dengan cepat melirik
keadaan disekitarnya, tapi tidak dapat ligat apa-apa yang
mencurigakan.
Hanya tumpukan batu yang bentuknya aneh dan pohon tua
yang daunnya rindang kecuali itu ia tidak dapat lihat apa-apa
lagi hingga dalam hatinya berpikir, "Tiga orang itu tentunya
sembunyikan diri diantara batu-batu aneh itu. "
Dalam otaknya terus memikir bagaimana caranya untuk
melemparkan anak kunci goa itu ke tanah ia kini dapatTiraikasih Website http://kangzusi.com/
memastikan, kalau anak kunci itu tetap berada dibadannya,
memang besar sekali bahayanya.
Tiba-tiba ia dapatkan suatu akal. Dengan cepat ia balikkan
badannya, mukanya menghadap ke arah tebing batu cadas,
disitu ia lantas buang air kecil.
Setelah buang air kecil, ia berjalan pergi dengan tindakan
perlahan-lahan kemudian ia pungut sebutir batu kecil dan
digenggam dalam tangannya, ia kesal dengan keras batu-batu
kecil itu hancur berkeping-keping.
Lalu ia masukkan hancuran batu itu ke dalam sakunya,
tidak antara lama ia keluarkan lagi dan berjalan keluar
lembah.
Setiap berjalan setindak ia lemparkan sebutir batu yang
sudah hancur berkeping keping.
Anak kunci khusus untuk membuka pintu goa itu bukan
saja ada hubungannya dengan jiwanya Naga Merah juga
berhubungan erat dengan nasib seluruh dunia Kangouw.
Ketika ia keluar dari lembah Pak kut gam kepingan batu itu
juga sudah tersebar habis, siapapun tidak dapat tahu, bahwa
kepingan batu yang dilemparkan oleh Tan Liong itu sebutir
diantaranya terdapat anak kunci yang sangat penting itu.
Sebab tiga orang datuk itu jika hendak mencari anak kunci
dari antara kepingan batu itu sesungguhnya juga bukan soal
mudah.
Hanya Tan Liong sendiri yang tahu, dimana letaknya anak
kunci itu.
Keluar dari lembah, matahari sudah condong ke barat
karena Naga Merah memesannya supaya setengah bulan
kemudian balik kembali, maka ia lantas ambil keputusan
hendak pergi ke lembah Hong hwee kok.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu Tan Liong hendak angkat kaki tiba-tiba terdengar
suara ketawa dingin kemudian sesosok bayangan orang
melayang turun di hadapannya.
Tan Liong tahu akan terjadi suatu pertempuran lagi, ia lalu
mundur setindak. Kini ia telah mengetahui bahwa orang yang
berada dihadapannya itu ternyata adalah Hiat hun Koay po.
"Tidak kusangka Hiat hun Koay po juga berada disini, aku
yang rendah merasa beruntung dapat bertemu lagi
denganmu. " berkata Tan Liong sambil ketawa dingin.
Hiat hun Koay po delikkan matanya sambil berkata,
"Bocah jelek, bukankah kedatanganmu ini hendak
menolong Naga Merah? "
"Tidak salah. "
"Kalau begitu serahkanlah anak kuncinya. "
"Dengan hak apa kau majukan permintaan itu? "
Hiat hun Koay po acungkan tongkatnya, "Dengan hak ini. "
Tan Liong ketawa terbahak-bahak.
"Hiat hun Koay po, kau jangan bermimpi lebih baik kau
menyingkir. "
Hiat hun Koay po sangat mendongkol sambil membentak
keras ia putar tongkatnya, lalu menyerang diri Tan Liong.
Tan Liong tahu benar kepandaian Hiat hun Koay po, maka
ia tidak berani menyambut serangan tersebut, ia lompat
mundur satu tombak untuk mengelakkan serangan hebat itu.
Karena serangannya mengenakan tempat kosong Hiat hun
Koay po semakin kalap.
"Aku ingin menguji kau si muka jelek ini, sampai dimana
kepandaianmu. Dengan berani mati tidak mau menyerahkan
anak kuncimu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah itu kembali ia melakukan serangannya yang lebih
hebat.
Serangan yang sangat hebat itu ditambah lagi dengan
gerak badannya yang luar biasa gesitnya, hingga membuat
Tan Liong tidak mendapat kesempatan untuk mengelakkan
diri.
Terpaksa ia berlaku nekad, sambil keluarkan bentakan
keras tangan kanannya melancarkan serangannya dengan
ilmunya Yang ciang.
Hembusan hawa panas yang keluar dari tangannya, telah
membuat Hiat hun Koay po hampir tidak bisa bernapas, ia
tahu gelagat tidak baik dengan cepat tarik kembali
serangannya dan lantas lompat mundur jauh-jauh.
"Hiat hun Koay po, apakah kau masih ingin coba sambuti
seranganku lagi? " Tanya Tan Liong dengan penuh ejekan.
Wajah Hiat hun Koay po mejadi pucat, ia sungguh tidak
menyangka bahwa lawannya yang tidak dipandang sebelah
mata ternyata ada mempunyai kepandaian luar biasa. Hawa
panas dari tangan kanannya itu ada demikian panasnya,
apabila serangan itu mengenakan dengan tepat, apa yang
akan terjadi?
Oleh karena itu, maka seketika itu lenyaplah pikirannya
memandang rendah kepada lawannya yang masih muda itu.
"Bagus, bagus, sungguh tidak kusangka kau si bocah jelek
ada mempunyai tenaga dalam begitu hebat, jangan kata
hanya beberapa jurus saja, sekalipun sepuluh jurus, Hoat hun
Koay po juga akan coba menyambutinya. " katanya jumawa.
"Kalau begitu, nah cobalah! "
Belum lagi Tan Liong bergerak, Hiat hun Koay po sudah
mendahului memutar tongkatnya, kembali menyerang dengan
hebat.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kali ini Tan Liong tidak membiarkan Hiat hun Koay po
bertingkah lebih lama, selagi si nenek itu hendak menyerang
ia sudah melancarkan serangannya dengan kedua tangannya.
Serangan kedua pihak dilakukan hampir berbareng, tapi
hawa panas dan dingin yang keluar dari serangan Tan Liong
ternyata lebih hebat.
Oleh karenanya Hiat hun Koay po terpaksa mundur sampai
tiga langkah, ia tidak tahu entah ilmu apa yang digunakan Tan
Liong itu.
Ia benar-benar sangat penasaran, setelah lompat mundur,
lalu maju lagi sambil menyapu dengan tongkatnya.
Tiba-tiba terdengar suara dingin, "Nenek tua, tidak perlu
kau berkelahi lagi, anak kunci tidak berada dibadannya. "
Mendengar suara itu, Tan Liong dan Hiat hun Koay po dua-
duanya lantas lompat mundur.
Tan Liong angkat kepala, dihadapannya ada berdiri seorang
berpakaian warna merah.
Hatinya bercekat, kembali ia mundur satu tindak ia amati
dirinya orang baju merah itu mendadak seperti orang dipagut
ular. Dengan badan sempoyongan ia mundur tiga tindak,
wajahnya mengunjukkan rasa kaget dan ketakutan. ....
Tan Liong dapat lihat dengan jelas. Orang baju merah yang
berada dihadapannya itu, meski wajahnya menggunakan
kerudung warna merah, tapi bentuk dan potongan tubuhnya
tidak beda barang sedikitpun dengan wanita cantik setengah
tua berbaju merah itu.
Kalau benar bahwa wanita cantik baju merah itu adalah
Hiat im cu, apa yang harus ia perbuat?
Dengan suara gemetar ia menanya,
"Kau siapa? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa tuan kaget? Siapa adanya aku, apakah kau masih
belum tahu? " jawabnya sambil ketawa dingin.
"Hiat im cu? " Tan Liong mulai bergidik.
Orang baju merah itu ketawa, suaranya demikian seram
membuat Tan Liong seperti disambar petir.
Tapi akhirnya ia dapat tenangkan kembali perasaannya,
dengan suara dingin ia mengur.
"Kau menertawai siapa? "
"Kalau bukan karena perbedaan tingkatan yang terlalu
jauh, niscaya siang-siang aku sudah beri hajaran padamu. "
"Kenapa? " tanya Tan Liong dengan wajah berubah.
"Kau terlalu, tidak tahu diri, tidak tahu tingginya langit dan
tebalnya bumi. "
Tan Liong tak berdaya ia tidak mengerti apa maksud
perkataan wanita baju merah itu.
"Aku tanya padamu, kau Hiat im cu atau bukan ....? "
demikian Tan Liong mengulangi pertanyaannya.
Tapi sebagai jawaban, tangan orang baju merah itu mampir
di pipinya, hingga dirasakan panas.
Tan Liong mundur tiga tindak, dengan mata terbuka lebar


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia mengawasi wanita baju merah itu ia heran atas kegesitan
dan kecepatan bergerak orang tersebut.
-o0o0dw0o0o-
JILID KE : 30
"Ini ada satu pelajaran buat kau." Demikian katanya orang
baju merah itu dengan nada suara dingin.
"Mengapa kau pukul aku? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ini hanya satu pelajaran buat kau, orang yang tak tahu
diri."
"Dengan hak apa? "
"Dengan kekuatan dan kepandaianku, aku dapat memberi
pelajaran padamu."
"Kalau begitu kau benar-benar adalah Hiat im cu .... "
Belum lagi menutup mulutnya kembali pipinya sudah
ditampar orang baju merah itu.
Tamparan kali ini membuat Tan Liong naik darah, ia
tertawa terbahak-bahak kemudian berkata dengan suara
keras,
"Aku justru hendak mencari kau. Aku ingin lihat, kau Hiat
im cu ada mempunyai kepandaian berapa tingginya. "
Sehabis berkata ia lalu melancarkan satu serangan hebat.
Serangan Tan Liong itu dilakukan cepat sekali, baru
keluarkan serangan dengan tangan kanan, lalu disusul oleh
serangannya tangan kiri, hingga serangannya Yang ciang dan
Im ciang berbareng.
Tapi serangan yang demikian dahsyat bukan saja tak
mengenakan sasarannya, bahkan pipinya sendiri yang kembali
merasa panas karena sudah ditampar lagi oleh orang berbaju
merah itu.
Tamparan ketiga kalinya itu membuat Tan Liong semakin
murka, sejak muncul didunia Kangouw ia belum penah terhina
demikian rupa.
"Tuan, kepandaianmu ini kalau kau gunakan untuk
menggertak orang lain barangkali masih boleh juga, tapi buat
aku sesungguhnya masih selisih jauh sekali." berkata orang
baju merah itu, kemudian sambil menoleh ke arah Hiat hun
Koay po ia berkata pula,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nenek tua, anak kunci sudah tidak ada dibadannya, mari
kita pergi. "
Tan Liong masih hendak mengejar, tapi orang baju merah
itu sudah menghilang didepan matanya.
Tan Liong melongo, ia hampir tidak percaya kepada
matanya sendiri, bahwa di dalam dunia masih ada orang yang
mempunyai kepandaian luar biasa tingginya.
Hiat hun Koay po dengan sinar mata dingin mengawasi
tingkah laku Tan Liong kemudian gerakkan kakinya sebentar,
kemudian juga sudah menghilang.
Tan Liong hanya dapat menyaksikan berlalunya mereka
sambil berdiri seperti patung.
Dalam waktu sekejap itu seperti melupakan dirinya sendiri,
karena hati dan perasaannya seolah-olah ikut pergi dengan
orang baju merah itu tadi.
Ia seolah-olah mendapat kisikan orang baju merah tadi
adalah wanita cantik setengah tua yang dulu ia jumpai itu.
Kalau itu benar berarti bahwa mereka akan terombang-
ambing pula oleh arus penderitaan yang akan menyiksa
hatinya.
Ini ada satu kenyataan yang sangat kejam.
Pukulan batin ini mulai mengganggu hingga ia tidak tahu
apa yang akan dibuatnya, tetap berdiri bagaikan patung.
Lama sekali, ia baru gerakkan kakinya. Dengan tindakan
berat dan tanpa tujuan ia mulai berjalan.
Ia berjalan mondar-mandir dibawah lembah Pek kut gam,
apa ia harus pergi tengok Naga Merah lagi .... ? Tidak.
bukankah orang tua itu sudah pesan padanya supaya datang
lagi setengah bulan kemudian?
"Kemana? .... Hong hwee kok? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ya, ia harus pergi kelembah Hong hwee kok mencari Hiat
im cu untuk membuktikan ia betul wanita cantik baju merah
itu atau bukan.
Hal ini baginya ada sangat penting.
Menurut dugaannya, wanita cantik baju merah itu tidak
mungkin adalah Hiat im cu sebab yang tersebut belakangan ini
usianya sudah tujuh puluh tahun lebih tidak mungkin satu
nenek masih suka bermain cinta dengan anak muda.
Berpikir demikian ia agak terhibur, hingga kenangan lama
yang begitu mesra timbul pula dalam otaknya.
Tapi kalau wanita cantik baju merah itu bukan Hiat im cu
siapa lagi orangnya yang mempunyai kepandaian sedemikian
tinggi?
Apa betul ia adalah Hiat im cu?
Kalau betul apa sebabnya ia memikat dirinya? Apakah
dalam hal ini ada mengandung maksud tertentu?
Dan soal ini hampir membikin pecah otaknya, maka
akhirnya ia mengambil keputusan harus pergi ke lembah Hong
hwee kok untuk memecahkan teka-teki ini.
Gunung Im yang san terletak disebelah utara gunung Soat
hong san terpisah kira-kira seratus lie dengan lembah Pek kut
gam. Gunung Im yang san meski letaknya berdampingan
dengan gunung Soat hong san, tapi karena keadaan gunung
yang merupakan dua puncak sedang dua puncak itu yang satu
tinggi dan yang lain rendah, sehingga mendapat nama Im
yang san.
Ketika Tan Liong tiba di gunung Im yang san dengan susah
payah ia baru dapat menemukan lembah Hong hwee kok.
Keadaan dalam lembah Hong hwee kok itu sesuai dengan
namanya yang berarti lembah angin dan api, bukan saja angin
besar hampir meniup setiap hari keadaannya juga terapit olehTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiga gunung. Dilembah tersebut terdapat sebidang tanah datar
yang tanahnya berwarna kuning. Tanah datar itu apabila kena
panasnya matahari menimbulkan hawa panas luar biasa,
seolah-olah tempat pembakaran dapur api besar.
Begitu memasuki lembah Hong hwee kok perasaan Tan
Liong kembali menjadi tegang ia mengerti nasib hari depannya
tergantung dengan hasil pertemuannya dengan Hiat im cu
nanti.
Meniupnya angin yang demikian santer dan teriknya
matahari menambah perasaan Tan Liong semakin risau.
Lembah itu cuma merupakan tanah datar atau tanah
tandus, kecuali tanah kering tidak terdapat tumbuhanpun
juga.
Tan Liong lari berputaran di lembah tersebut sebentar
kemudian ia telah hentikan kakinya, sebab disalah satu sudut
diatas tanah datar yang amat luas itu ia telah menemukan
sebuah bukit yang kecil sekali.
Ia menduga bahwa Hiat im cu pasti berdiam dalam lembah
bukit kecil ini.
Selagi dia hendak lompat melesat ke bukit tersebut
mendadak mundur dua tindak dan menarik napas panjang.
Di samping bukit itu ada terdapat sebaris tulisan yang
berbunyi,
Dilarang bertindak maju,
Siapa yang memasuki lembah,
Pasti akan binasa secara
mengenaskan
Tertanda Hiat im cu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huruf-huruf itu ditulis dengan tinta warna merah yng
sangat menyolok ketika Tan Liong menyaksikan tulisan itu
lantas ia berkata sendiri sambil ketawa dingin, "Aku justeru
ingin melihat kau Hiat im cu ini sebetulnya ada seorang
macam apa. "
Ia pusatkan seluruh kekuatannya lalu masuk kedalam
lembah kecil itu.
Bukit itu cuma kira-kira satu tombak panjangnya, Tan Liong
setelah masuk kedalam lembah yang sempit itu segera dapat
kenyataan bahwa keadaan dan pemandangan dilembah itu
jauh berbeda dengan tanah datar yang tandus.
Dalam lembah itu bukan saja terdapat banyak pohon besar
dengan daun-daunnya yang rindang bahkan terdapat banyak
batu-batu besar yang aneh bentuknya kalau dilihat dari jauh
seolah-olah tumpukan gunung batu.
Tan Liong berdiri tertegun, didalam hati diam-diam berpikir
ditempat seperti ini, kemana harus mencari Hiat im cu.
Bukankah ini seperti mencari jarum didalam lautan?
Tetapi karena sudah tiba ditempat tersebut bagaimanapun
juga harus melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Setelah itu ia lantas lompat melesat ke dalam tumpuan
batu.
Semula ia menggunakan daya pandangannya yang luar
biasa, untuk mencari jejak Hiat im cu tapi ternyata sia-sia saja.
Tiba-tiba ia menemukan suatu tempat yang letaknya agak
tinggi disitu batu-batunya jauh lebih besar dan berbaris
dengan teratur kalau tidak diperhatikan dengan seksama,
siapapun tidak akan menduga itu ada satu tempat yang baik
sekali untuk menyembunyikan diri.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia segera menduga bahwa tempat tersebut ada
kemungkinan besar ada tempat-tempat bersembunyinya Hiat
im cu.
Dengan tanpa ragu-ragu lagi ia lantas lompat masuk
ketempat tersebut.
Ia lari terus .... tapi ketika ia dapat lihat apa yang
mencurigakan lantas hentikan kakinya.
Dan apa yang ia lihat? Seketika itu wajahnya lantas
berubah.
Apa yang terentang didepan matanya ternyata ada
sebidang tanah yang banyak batunya besar dan tinggi
bagaikan pohon-pohon besar yang menjulang ke langit.
Diam-diam ia mengeluh. Kini ia mengerti bahwa dirinya
sudah kesasar masuk ke dalam barisan atau tin ajaib.
Tan Liong tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun dalam
ilmu barisan tapi menghadapi keadaan luar barisan dihadapan
matanya. Ia tahu kalau bukan masuk ke alam barisan ajaib
tentu tidak menemukan keadaan demikian.
Dalam kagetnya, diam-diam ia mengagumi kepandaian dan
pengetahuannya Hiat im cu, ia dapat menggunakan batu-batu
raksasa sebagai barisan, hingga orang sulit mencari tempat
kediamannya.
Tapi sayang sekali, seorang yang mempunyai kepandaian
dan pengetahuan begitu tinggi ternyata ada orang golongan
jahat, bahkan ia telah berkomplot dengan Hiat hun Koay po
dan Tok gan Lo-koay.
Tan Liong menghela napas panjang, katanya pada diri
sendiri, Jangan-jangan aku binasa dalam barisan aneh itu
sesungguhnya sangat mengecewakan.
Ia merasa penasaran, lalu lari masuk kedalam lagi.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi ia gagal. Tumpukan batu-batu itu diatur sedemikian
rupa oleh Hiat im cu, dengan ilmunya yang begitu lihai
diantara berbagai jenis barisan, ia telah menciptakan barisan
(tin) yang tidak dapat ditembus oleh siapapun juga.
Tan Liong berlari-lari dan berputar-putar didalam barisan
aneh itu, sampai kepalanya dirasakan hampir pecah, tapi
masih belum berhasil menemukan jalan keluar, hingga ia
mulai putus asa.
Dalam keadaan demikan, tiba-tiba hidungnya dapat
mengendus bau barang membusuk yang sangat tajam.
Bau itu hampir membikin ia muntah. Tetarik oleh rasa ingin
tahu, ia lalu berjalan ke arah bau busuk itu.
Berjalan tidak berapa jauh, mendadak ia mundur dua
tindak, karena matanya dapat melihat sesuatu pemandangan
yang sangat mengerikan. Beberapa bangkai manusia yang
sudah mulai membusuk dagingnya serta tumpukan tulang
telah terbentang dihadapan matanya.
Bukan kepalang kagetnya Tan Liong sehingga seketika itu
wajahnya berubah pucat. Bangkai itu pasti adalah bangkainya
orang-orang yang tidak bisa keluar dari barisan ajaib itu.
Sambil kertak gigi ia berkata kepada diri sendiri. "Sungguh
satu perbuatan yang sangat kejam .... "
Belum lagi menutup mulutnya, dibelakangnya tiba-tiba
terdengar suara orang berkata,
"Kalau Hiat im cu tidak kejam, apakah namanya terkenal
didunia Kangouw?"
Terperanjat Tan Liong mendengar suara itu, dalam hatinya
berpikir, "Apakah di dalam batu raksasa ini masih ada orang
hidup? "
Ia lalu memanggil dengan suara nyaring,
"Apa dalam barisan ini masih ada orang? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kau kira setan yang bicara denganmu itu? "
"Apa kau juga terkurung dalam barisan batu ini? "
"Tidak salah. "
"Sudah berapa lama kau terkurung? "
"Sudah lama sekali. "
"Mengapa kau bisa terkurung disini? "
"Akulah yang mencari penyakit sendiri! "
"Bolehkah aku numpang tanya usiamu? "
"Tujuh puluh tahun, dan kau? "
"Hampir dua puluh tahun. "
Terdengar suara helaan napas dari pihak sana. lalu suara
perkataannya seolah-olah merasa sayang,
"Kematianmu sesungguhnya tidak berharga, usiamu masih
muda sekali. "
"Sudah berapa lama locianpwee terkurung dalam barisan
ini? "
"Hampir lima tahun. "
Tan Liong terperanjat. "Apa.? Sudah lima tahun lamanya
locianpwee terkurung disini? Cara bagaimana locianpwee
masih bisa hidup sampai hari ini? "
Terdengar suara ketawa terbahak-bahak.
"Cara bagaimana aku tidak mati? Karena aku makan daging
manusia. "
"Kau makan daging manusia? "
"Tidak salah. kecuali makan daging ular atau binatang
lainnya, terpaksa aku makan daging manusia. "
"Kau berani memakannya? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa yang dibuat heran, karena aku harus pertahankan
jiwaku. "
"Bagaimana cara memakannya? "
"Kalau ada orang mati dalam barisan ini, aku lantas makan
dagingnya, tapi harus hati-hati jangan sampai makan daging
yang sudah membusuk. "
"Andaikata kau nanti juga mati, maka aku juga akan makan


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dagingmu. "
Tan Liong bergidik, Dalam hatinya berpikir. Orang tua ini
karena hendak pertahankan nyawanya, ia harus makan daging
sesamanya, ini ada merupakan satu peristiwa yang jarang
terjadi.
Tertarik oleh perasaan ingin tahu, ia lalu bertanya pula,
"Sudah berapa banyak daging manusia yang locianpwee
telah makan? "
"Barangkali sudah ribuan kati. "
"Apa locianpwee tak ingin keluar dari sini? "
"Keluar? " jawabnya dingin, "Perkataan ini enak sekali,
barisan ini tiada seorangpun yang mampu memecahkannya,
siapa bisa keluar dari neraka ini? "
"Kalau tokh memang sudah tidak dapat keluar, kenapa kau
masih mau makan daging manusia? "
"Keinginanku untuk hidup masih belum lenyap dariku. "
"Tapi kau tokh sudah tahu bahwa akhirnya kau akan mati
juga. "
"Itu masih belum tentu. "
"Apakah Hiat im cu bisa membebaskanmu? "
"Tidak salah, ia bisa membebasan aku. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jawaban itu membuat Tan Liong tidak habis mengerti, ia
tercengang sekian lama baru bisa berkata pula, "Kau kata Hiat
im cu akan membebaskan kau? "
"Tidak salah. "
"Jikalau memang ia ingin membebaskanmu, mengapa tidak
dilaksanakan sekarang juga? "
"Kau tidak mengerti. "
"Justru aku tak mengerti maka aku tanya. "
"Baiklah aku beritahukan padamu, barisan batu aneh ini
adalah ciptaan Hiat im cu dengan menggunakan ilmu
pelajaran dari jaman purbakala yang kini sudah hilang dari
muka dunia. Siapa saja yang masuk kemari, jangan harap bisa
keluar lagi kecuali dibebaskan sendiri oleh Hiat im cu sendiri.
Hiat im cu pernah sesumbar, barang siapa yang dapat tahan
hidup sepuluh tahun dalam barisan ini, ia akan dibebaskan,
bahkan ia sendiri akan mengundurkan diri dari dunia
kangouw. "
Tan Liong segera mengerti duduk persoalannya.
"Kiranya begitu, tapi apakah Hiat im cu boleh dipercaya
perkataannya? "
"Tentang ini tak perlu diragukan didalam barisan ini. Hiat
im cu ada mengumumkan suatu peraturan, barangsiapa yang
tidak binasa dalam waktu sepuluh tahun di dalam barisan ini,
akan dibebaskan, tapi untuk hidup sepuluh tahun didalam
barisan ini tanpa diberi makan dan minum, juga bukan suatu
hal yang mudah. "
"Kenapa? "
Dipihak sana tak ada jawaban, sebaliknya ia balas
menanya,
"Sekarang ini bulan apa? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hampir bulan dua belas. "
"Itulah, hawa udara bulan dua belas, kalau menurut
keadaan daerah utara, seharusnya sudah turun salju, tapi
disini hawanya masih begini panas, apalagi kalau musim
panas, hawa panas itu tak dapat ditahan oleh manusia biasa.
Disamping itu. orang harus berusaha mencari makanan dan
minumnya, siapa tahan? "
Tan Liong pikir itu memang benar. Di sini dilain tempat
hawa udara sudah dingin, tapi disini masih sedemikian panas,
apalagi kalau musim panas?
Lembah Hong hwe kok benar-benar sesuai dengan
namanya yaitu lembah Angin dan Api.
"Bolehkah aku tahu nama locianpwee yang mulia? "
demikian tanyanya Tan Liong.
"Aku sudah lupa! "
"Sudah lupa? Locianpwee sudah lupa nama sendiri? "
"Benar hawa panas disini bukan saja sudah membikin
kering tubuhku, tapi juga sudah membikin tumpul otakku. "
Tan Liong merasa geli. Orang itu dalam keadaan antara
hidup dan mati ternyata masih bisa bergurau.
"Apa locianpwee takut aku nanti akan membikin noda nama
baik locianpwee? "
"Oh .... oh .... oh, bukan .... bukan itu maksudku kau
tunggu dulu, biarlah aku pikir dulu sebentar nanti aku
beritahukan padamu. "
Suasana tampak hening sejenak, lama baru terdengar
suaranya orang itu,
"Aku sekarang sudah ingat rasa-rasanya orang pada
menyebut aku Bu jie Thian sie. (Surat dari langit tanpa tulisan)
"Bu jie Thian sie? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rasanya begitu. "
Tan Liong merasai bahwa nama gelaran orang itu agak
aneh, dimana ada orang digelarkan surat tanpa tulisan?
"Mengapa kau disebut Bu jie Thian sie? " demikian ia
bertanya.
"Bagaimana aku tahu? Ini adalah orang-orang yang
memberikan padaku. "
Dipandang dari sudut namanya yang amat ganjil orang
yang menamakan diri Bu jie Thian sie ini pasti mempunyai
kepandaian ilmu silat dan kepandaian luar biasa.
Lama Tan Liong berpikir baru ia berkata lagi.
"Locianpwee tentunya ada seorang yang mempunyai
kecerdasan luar biasa, jikalau tidak, tidak nanti orang-orang
memberimu gelar Bu jie Thian sie kepadamu."
"Tentang ini, mungkin dugaanmu ini benar! "
"Apa locianpwee tahu segala urusan dunia? "
"Aku tidak mempunyai kepandaian serupa itu cuma siapa
saja yang majukan sesuatu pertanyaan padaku aku dapat
memberi jawaban semuanya, betapapun sulitnya tidak akan
memepersulit aku. "
"Apa itu termasuk segala ilmu silat atau gerak tipunya? "
"Benar. "
"Locianpwee benar-benar seorang luar biasa, didalam dunia
barangkali sukar dicari keduanya. "
"Ucapan serupa itu entah berapa banyak kali aku dengar
dari mulutnya banyak orang, tidak kusangka bahwa lima tahun
kemudian, aku masih bisa dengar perkataan demikian dari
mulutmu. Ini benar-benar diluar dugaan. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong mendadak seperti ingat sesuatu lalu menanya
pula,
"Locianpwee, bolehkah aku menanya sesuatu hal
kepadamu? "
"Tidak halangan, katakanlah! "
"Tahukah Locianpwee bahwa Hiat im cu itu laki-laki atau
wanita? "
"Menurutku dia seorang wanita. "
Tan Liong semangatnya serasa terbang seketika, jawaban
Bu jie Thian sie itu seolah-olah sudah mencabut nyawanya.
Dengan sendirinya jawaban itu telah menghancurkan
dugaannya semula, ia kawatir kalau-kalau Hiat im cu ada
seorang wanita tapi apa yang ia kawatirkan itu kini telah
menjadi kenyataan.
"Benarkah wanita cantik setengah umur itu adalah Hiat im
cu ....? "
Dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar, ia seperti
melihat seorang wanita tua baju merah yang pipinya sudah
keriputan telah menghampiri padanya sambil membawa
tongkat.
Wanita itu seperti menanya padanya sambil ketawa
hambar,
"Bagaimana kau bisa berada disini .... ? Disini bukan suatu
tempat yang kau harus datangi. Apakah kau tahu dilembah
Hong hwee kok ini sudah lama aku menantikan kedatanganmu
....? "
" .... kau siapa .... ? "
"Aku siapa? Tan Liong, bukankah kau sudah pernah
memelukku .... ? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" .... aaa! Tan Liong menjerit .. adakah kau wanita cantik
baju merah itu ...?"
"Tidak salah. "
" .... bukan, bukan kau! Ia tidak sedemikian tua seperti kau
.... "
"Tua? Aku memang begini tua. "
" .... Tidak, tidak. Ia bukan kau, dan bukan kau, kau adalah
Hiat im cu .... "
"Ya, aku, aku adalah Hiat im cu, juga wanita cantik baju
merah itu .... "
" .... haaaa! Adakah itu benar ....? "
"Sedikitpun tak salah. Kau tak percaya aku perlihatkan
padamu .... "
Wanita itu merubah wajahnya yang keriputan, sungguh
aneh, wajah itu mendadak berubah menjadi wajah wanita
cantik baju merah yang ia dulu pernah lihat dan peluk.
Bukankah wanita cantik baju merah ini yang siang dan
malam ia rindukan?
Tan Liong lalu menubruk seperti orang kalap,
" .... benarkah kau adalah Hiat im cu .... ? "
Tapi apa yang ia tubruk ternyata cuma sebuah batu besar,
hingga badannya dirasakan sakit dan lantas jatuh roboh di
tanah.
Bayangan wanita baju merah itu lantas lenyap dari depan
matanya ....
Itu ternyata cuma satu impian, impian yang menakutkan.
Dalam impian itu ia telah bertemu dengan wanita baju merah
dan perempuan tua itu adalah si cantik baju merah itu juga.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia tidak segera merayap bangun, otaknya dirasakan kosong
melompong.
Ia berkata pada dirinya sendiri, "Ini adalah satu impian
kejam .... semoga itu hanya impian saja bukan kenyataan. "
Dibelakangnya tiba-tiba terdengar suara Bu jie Thian sie.
"Anak muda, kenapa kau seperti orang gila? "
Tan Liong angkat kepala dalam keadaan samar-samar ia
melihat bayangan seorang kurus kecil .... tapi ia tidak dapat
lihat dengan jelas bagaimana raut mukanya orang itu sebab
air mata membasahi matanya.
Bu jie Thian sie berkata sambil ketawa getir,
"Apa kau mempunyai penyakit ayan? "
"Mungkin begitu, tapi aku tahu, ini bukan penyakit ayan,
aku suka gila selama-lamanya. "
"Kenapa? "
"Aku sangat menderita! "
"Usiamu masih begini muda apa yang kau harus derita? "
Tan Liong ketawa kecut perlahan-lahan merayap bangun.
Ia sekarang dapat lihat dengan jelas orang yang mendapat
julukan Bu jie Thian sie itu, ternyata ada seorang kurus kering
tapi sinar matanya tajam bagai sinar listrik meski tampaknya
keras tapi amat simpatik.
"Orang lain tidak dapat memahami hatiku. " demikian
katanya Tan Liong.
"Barusan kau seperti berkata sendiri kau bukan dia .... apa
artinya itu? Kemudian kau berkata pula Hiat im cu, apakah
sebetulnya? "
Tan Liong menghela napas panjang, "Kau tidak dapat
mengerti diriku. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita saling bertemu disini, boleh dikata jodoh. Semoga aku
dapat membantu menanggung sebagian penderitaanmu. "
"Dalam hal ini orang lain tidak dapat membantu. "
"Apakah kau keberatan untuk memberitahukan? "
Tan Liong gelengkan kepala sambil ketawa getir.
"Ini adalah rahasia dalam batinku, aku tidak suka
memberitahukan kepada orang lain. "
"Jikalau dugaanku tidak keliru, kau pasti ada orang dari
rimba persilatan?"
Tan Liong menganggukkan kepala dan ketawa getir tetapi
tidak berkata apa-apa.
"Kau datang untuk Hat im cu? "
"Benar. "
"Kenapa? Apa kau ada permusuhan dengan Hiat im cu? "
Tan Liong menggelengkan kepala.
"Permusuhan sih tidak, cuma kalau Hiat im cu dibiarkan
berkeliaran didunia Kangouw besar sekali bahayanya, maka
tidak boleh tidak aku harus mencarinya. " tapi dalam otaknya
saat itu kembali memikirkan satu soal, maka lalu berkata pula,
"Locianpwee tahu Hiat im cu itu ada seorang wanita
bagaimana? "
"Kau maksudkan tua atau muda? "
"Ya! "
"Barangkali sudah tua. "
"Sudah tua? "
"Sebetulnya dalam hal ini siapapun tidak dapat
memastikan, hingga saat ini, aku percaya tiada seorangpun
yang pernah melihat wajahnya Hiat im cu, cuma sebagai
seorang perempuan yang usianya sudah lebih dari 70 tahun,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
walaupun mempunyai ilmu awet muda, juga tidak mungkin
masih seperti perempuan berusia muda, apa perlunya kau
menanyakan soal ini? "
"Aku hanya tanya saja. "
Suasana kembali hening seolah-olah diantara mereka sudah
tidak mendapat bahan bicara lagi.
Lama, baru terdengar suaranya Tan Liong,
"Locianpwee, benarkah kita sudah tidak berdaya keluar dari
sini? "
"Tidak dapat keluar untuk selama-lamanya, sebaiknya kau
menantikan kematianmu saja! " jawabnya Bu jie thian sie
sambil gelengkan kepala.
"Tapi kau tidak boleh mati .... tidak boleh. "
"Mati hidupnya seseorang ada ditangan Tuhan Yang Maha
Esa, walaupun kau tidak mau mati juga harus mati, kalau
ajalmu sudah tiba. "
"Kalau tokh memang musti mati, mengapa tidak menerjang
keluar saja? "
"Menerjang keluar? Aku sudah mencobanya selama waktu
lima tahun, tapi tetap tidak berhasil. "
"Tapi aku ingin coba, barangkali saja Tuhan membantu
usahaku, siapa tahu?"
"Baiklah, bolehkah aku ingin tahu namamu? "
"Boanpwee Tan Liong. "
Setelah itu ia lantas lompat melesat untuk mencoba dengan
usahanya hendak keluar dari barisan ajaib itu.


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bu jie Thian sie menghela napas panjang dan berkata pada
diri sendiri. "Satu pemuda yang tidak beruntung .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong terus keluar berputar-putar .... satu jam dua jam
telah berlalu tapi ia tetap masih tidak berhasil dengan
usahanya untuk keluar dari barisan batu itu.
Siang berganti malam, malam berganti silam lagi ...
Satu hari satu malam telah berlalu dengan cepat, Tan Liong
akhirnya kehabisan tenaga dan jatuh numprah ditanah dengan
pitis harapan. ...
Dalam keadaan letih dan putus harapan, akhirnya ia
tertidur dengan tanpa dirasa.
Suara tindakan kaki yang sangat halus, mendadak
menyadarkan dirinya, ia lalu angkat kepala, kemudian lompat
bangun sambil berseru kaget.
Satu bayangan merah berdiri dihadapannya, ia itu bukan
lain daripada wanita cantik berbaju merah.
Dengan suatu perasaan yang tidak dapat dilukiskan, ia
memandang wanita cantik itu. Ia tidak tahu bagaimana harus
buka mulutnya, ketegangan mempengaruhi perasaannya dan
seluruh hati sanubarinya.
Kejadian yang tiba-tiba itu benar-benar mengejutkan
padanya, ia benar-benar tidak berani percaya kepada dirinya
sendiri, bahwa wanita cantik baju merah itu bisa mendadak
muncul dalam barisan batu ajaib itu.
Untuk sekian lamanya ia berdiri dengan mulut menganga
sambil mengawasi wanita itu dengan mata tidak berkedip.
Wanita cantik baju merah itu tampaknya sangat berduka, ia
menghela napas dalam-dalam kemudian berkata dengan
penuh kasih sayang,
"Mengapa kau datang kemari ....? "
"Kau .... " kata Tan Liong dengan suara menggetar,
kemudian ia lompat nubruk dan memeluk tubuh wanita baju
merah itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita baju merah itu tercengang, kemudian tersenyum, ia
biarkan tubuhnya dipeluk oleh Tan Liong.
"Rasanya hampir mati aku memikirkan dirimu, aku tidak
dapat berpisah dengan kau .... " berkata Tan Liong dengan
suara hampir tidak kedengaran.
Sikap dan perlakuan Tan Liong itu, kembali membangkitkan
hati remaja wanita cantik setengah umur itu, tapi akhirnya ia
seperti menyadari keadaannya sendiri dengan suara agak
gemetaran ia berkata,
"Tan Liong, kita tidak boleh berlaku demikian .... "
"Kenapa kita tidak boleh saling mencinta? "
Wanita baju merah itu mundur satu tindak, hatinya
mendadak merasa pilu hingga mengucurkan air mata.
"Kau tidak tahu, bagaimana aku memikirkan dirimu,
wajahmu selalu menggoda hatiku .... "
"Aku tahu .... tapi, orang lain tidak dapat mengerti kita. "
"Mengerti? Mengapa kita harus membutuhkan pengertian
orang lain? Asal kita saling mencinta .... "
"Saling mencinta? Apakah kau tahu bahwa ini ada suatu
percintaan yang tidak wajar? Usia antara kita berbeda banyak,
ini adalah suatu percintaan yang sangat ganjil! "
Perkataan ini seolah-olah menusuk hati Tan Liong hingga
wajahnya berubah seketika.
"Ya, ini adalah suatu percintaan ganjil, apakah kita harus
akhiri? "
"Mungkin kita harus akhiri! "
Tan Liong bagaikan mendengarkan keputusan hukuman
mati, sekujur badannya menggigil, ia merasa seperti telah
tertipu hingga hawa amarahnya lantas meluap.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan wajah pucat dan sambil kertak gigi ia berkata,
"Kalau begitu kau telah menipu aku, menipu perasaanku,
kiranya kau cuma hendak mempermainkan diriku .... "
"Tidak. Ini ada satu tuduhan keji, kau tidak boleh salah
paham .... tentang diriku. "
"Salah paham terhadap kau? " Tan Liong ketawa terbahak-
bahak. "Mengapa kita harus mengakhiri perhubungan kita? "
"Karena kita tidak dapat saling mencinta. Jika kita saling
mencinta, apa yang akan terjadi nanti? "
"Kalau begitu, mengapa semula kau memikat aku? "
Wanita cantik baju merah itu parasnya berubah, perasaan
dukanya telah lenyap seketika, diganti dengan sikap keren
yang menimbulkan rasa jeri.
Ketika Tan Liong menyaksikan perubahan sikap itu, lalu
menghela napas panjang berkata,
"Tidak seharusnya kau perlakukan demikian terhadap
diriku. "
"Aku tidak perlakukan jahat terhadap dirimu, kita hanya
tidak dapat berkumpul, meski kita tidak seharusnya timbul
perasaan saling mencinta tapi aku juga tidak mengharapkan
diakhiri dengan cepat. "
"Apa kau juga cinta aku? "
"Ya, tapi biar bagaimana percintaan semacam ini pasti akan
diakhiri dengan suatu peristiwa, ini hanya soal waktu saja, jika
kau mendesak aku, aku tidak akan menemui kau lagi. "
Tan Liong seperti seorang yang kehilangan semangat,
mendadak ia ingat suatu soal yang sangat penting hingga
dengan cepat ia bertanya,
"Mengapa kau berdiam dalam lembah Hong hwee kok? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa aku tidak boleh tinggal di sini, ini tokh ada
rumahku. "
Tan Liong bergidik, ia berkata dengan nada gemetar,
"Adakah kau Hiat im cu? "
Mata Tan Liong dibuka lebar-lebar, menatap wajah wanita
cantik baju merah itu, seolah-olah pesakitan yang menunggu
putusan hakim ....
Ketegangan dalam hatinya hampir membuat ia tak bisa
bernapas.
Wanita cantik baju merah itu dengan sikap kaget
mengawasi Tan Liong tapi secepatnya dapat tenangkan
kembali perasaannya, ia tidak menjawab pertanyaan Tan
Liong sebaliknya balas menanya.
"Apa aku mirip dengan Hiat im cu? "
"Aku tidak tahu, justeru ingin kau yang menjawab! "
Wanita baju merah itu tunjukkan tawanya yang manis, lalu
berkata,
"Bukan, aku bukan Hiat im cu! "
"Benar? "
"Sudah tentu benar, Hiat im cu adalah suhuku! "
Tan Liong seperti bebas dari hukuman, ia juga bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tidak menggagalkan
percintaannya. Akhirnya air matanya mengalir keluar.
Dengan perasaan bingung wanita cantik baju merah itu
menanya,
"Mengapa kau menangis? "
"Aku bersyukur kepda Tuhan, karena tidak merampas kau
dari tanganku. "
"Kenapa? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku takut .... aku takut kehilangan kau lagi. Kau tahu
berapa besar cintaku padamu? "
"Tentang ini, sebentar kita bicarakan lagi. " berkata si
cantik sambil ketawa getir. "Adakah kedatanganmu ini hendak
mencari suhuku? "
"Benar. "
"Untuk mencari kembali mangkok ajaib itu? "
"Tepat. "
Wajah cantik baju merah itu ketawa dingin.
"Kau bukan tandingan suhuku, dia si orang tua sudah tahu
kau masuk kedalam barisan batu ajaib ini, dan kini suruh aku
bawa keluar kau? "
Tan Liong diam-diam terperanjat, tapi diluarnya tidak
menunjukkan perubahan apa-apa.
"Aku ingin lihat suhumu itu sebenarnya orang bagaimana? "
"Setelah aku tolong kau keluar dari sini, kau segera keluar
dari lembah Hong hwee kok. "
"Keluar? " Tan Liong menanya sambil ketawa dingin.
"Kedatanganku ini justeru mencari dia kecuali aku mati disini,
kalau tidak aku tidak akan kaluar dari sini! "
Wanita cantik itu ketawa geli, tapi tidak berkata apa-apa.
Tan Liong menghela napas lalu berkata pula,
"Lagi pula aku juga tidak ingin berpisah dengan kau. "
"Kalau begitu apa kau hendak berdiam dilembah ini? "
"Ya, aku ingin berdiam disini beberapa hari bersamamu,
kemudian mencari suhumu. "
"Tidak. kau tidak boleh berdiam di lembah Hong hwee kok,
jikalau tidak, nanti jika diketahui oleh suhu bagaimana kita
harus berbuat? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa dia akan menghalangi kau? "
"Sudah tentu, aku adalah muridnya, sudah seharusnya pula
kalau tunduk dibawah pengaruhnya, lagi pula hubungan kita
ini sebetulnya juga tak wajar. "
"Apa suhumu ada dalam lembah Hong hwee kok ini? "
"Ada, cuma setengah jam kemudian setelah kau masuk ke
dalam barisan batu ini, ia sudah menutup diri untuk melatih
suatu ilmu kepandaian. "
"Kapan kiranya ia akan keluar? "
"Secepat-cepatnya sepuluh hari, selambat-lambatnya
setengah bulan. "
"Sepuluh hari? Setidaknya selama waktu sepuluh hari itu
kita dapat menikmati hidup kita yang bahagia. "
"Ya, sepuluh hari yang penuh bahagia. "
Wanita cantik baju merah itu lantas antar Tan Liong keluar
dari dalam barisan batu yang amat ajaib. Terhadap keadaan
dan seluk beluk dalam barisan itu, wanita baju merah itu
agaknya kenal betul.
Tan Liong berpaling mengawasi barisan batu itu sejenak. Ia
merasa bersyukur bahwa dirinya tidak akan terkubur dalam
barisan tersebut tetapi siapakah sebetulnya wanita baju merah
ini? Ia adalah Hiat im cu atau bukan masih meupakan satu
pertanyaan besar dalam hatinya.
Potongan badan serta gerak gerik yang menggairahkan dari
wanita cantik setengah umur bebaju merah itu, telah
menimbulkan yang bukan-bukan dalam hati Tan Liong.
Ia sebetulnya bukan pemuda ceriwis, tapi tokh masih
kepincut oleh kecantikan dan kegairahan wanita setengah
umur itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan hati bimbang dan tanpa tujuan Tan Liong
mengikuti wanita cantik baju merah itu berjalan ia tak tahu
wanita cantik itu akan bawa padanya kemana.
Ketika melalui sebidang tanah yang penuh batu, wanita
cantik baju merah itu dengan perlahan injak tiga buah batu
kemudian terdengar suara keresekan diantara batu-batu yang
berserakan itu telah terbuka sebuah goa dalam tanah.
Tan Liong terperanjat. Ia tidak dapat lihat jelas dengan
cara bagaimana wanita cantik baju merah itu tadi membuka
tiga buah batu.
Wanita cantik baju merah itu lantas lompat masuk ke dalam
goa, Tan Liong tampak bersangsi sejenak, tapi akhirnya juga
ikut masuk.
Setelah mereka di dalam goa terdengar pula suara
keretekan dan goa itu lalu tertutup pula.
Goa itu meski letaknya dibawah tanah tapi keadaannya
tidak beda seperti rumah tangga yang mewah, perlengkapan
dalam kamarnya sangat indah.
Wanita cantik baju merah itu lalu berkata kepada Tan
Liong.
"Kalau kau memang ingin menunggu suhu, nah, disinilah
kau menunggu sampai sepuluh hari."
Tan Liong mendadak teringat dirinya Teng Chun Kiok, si
nona baju merah maka ia lantas menanya,
"Apa kau mempunyai sumoy? "
"Kau maksudkan Teng Chun Kiok? "
"Ya. "
"Kenapa? "
"Aku hanya iseng-iseng tanya saja. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita cantik baju merah itu unjukkan senyumnya yang
manis.
"Apa kau telah jatuh cinta padanya? "
Tan Liong bercekat,
"Mungkin pernah, tapi sekarang sudah lalu. "
"Kenapa? Apa lantaran kau sudah berubah menjadi jelek,
hingga tidak lagi cinta padamu? "
"Mungkin begitu. "
"Setangkai tumbuhan seperti rumput yang kuberikan
padamu tempo hari itu apa masih ada pada dirimu? "
"Ada. "
"Tahukah kau apa benda itu? "
Tan Liong gelengkan kepala, " Tidak tahu. "
"Apa kau ingin pulih kembali wajah aslimu? "
"Apa itu rumput Seng kie-co? "
"Benar. "
Tan Liong merasa girang bercampur sangsi, "Apa itu
benar?"
"Sudah tentu benar, asal kau ingin pulih kembali wajah
aslimu, aku dapat membantu memulihkan. "
Tan Liong berkata dalam hatinya, "Wajahku akhirnya bisa
pulih kembali. "
Karena girangnya, badannya sampai gemetar, ia seperti
melihat kembali wajah aslinya.
Sedang dalam hatinya berpikir. "Aku hendak suruh Teng
Chun Kiok, Chie Cui dan Yai lie lu tahu, bahwa aku sudah mati
atau belum, aku juga hendak balas dendam terhadap
penghinaan Teng Chun Kiok. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia ketawa sendiri tapi tiba-tiba ia teringat dirinya Oey Bwee
Cian dan Chie Peng. Bukankah mereka pernah mengatakan
"apabila kau berubah, cukup kita tidak kenal lagi padamu
bahkan kemungkinan kita akan bunuh diri. "
Mengingat akan ucapan dua wanita itu, Tan Liong
badannya menggigil.
Rupa pikiran mengganggu otaknya ia kini telah menghadapi
jalan jika ia pulih wajah aslinya meski ia dapat membalas
dendam atas penghinaan Teng Chun Kiok, Chie Cui dan Yao
lie lu tapi ia akan kehilangan Oey Bwee Cian dan Chie Peng.
Ia ingin pulih kembali wajah aslinya, tapi kenyataannya
begitu sulit.
Ia mulai menderita lagi .... hati nuraninya mengisiki
padanya. Ia harus tetap dalam keadaan demikian karena ia
tidak dapat membiarkan dua wanita yang cintakan padanya


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mati karenanya.
Karena berpikir demikian maka ia lantas menjawab sambil
menghela napas dan gelengkan kepala.
"Tidak, tidak, aku tidak ingin pulih kembali wajah asliku. "
"Kenapa? "
"Tidak kenapa-kenapa, aku hanya merasa bahwa antara
jelek dan bagus, begitu tidak ada bedanya lebih baik tetap
dalam keadaan begini saja. "
"Apakah kau takut akan mengakibatkan kematiannya Oey
Bwee Cian, Chie Peng dan Teng Chun Kiok? "
Pertanyaan ini membuat Tan Liong tercengang.
"Bagaimana kau bisa tahu? "
"Kau jangan kaget, aku selalu tidak terpisah jauh dari
sampingmu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tidak cinta pada mereka, tapi tidak menyangkal bahwa
dalam hidupku telah dua kali jatuh cinta benar-benar kepada
wanita. Petama kali aku gagal, karena kekasihku yang
pertama itu kawin dengan lelaki lain, dan kedua kalinya adalah
kau. "
"Apa ini ucapan dengan sejujurnya? "
"Aku tidak membohongi kau, harap kau percaya padaku
...."
"Aku selalu percaya padamu. " ia berdiam sejenak. "Jika
aku minta kau, pulihkan kembali wajah asalmu, apa kau
suka?"
"Kau ingin aku pulih kepada asalku yang semula? "
"Ya, apa kau tidak keberatan? Aku ingin melihat sekali lagi
wajahmu semula yang cakap dan tampan itu. "
Dengan pandangan mata terheran-heran Tan Liong
mengawasi wanita baju merah itu karena ia sudah mengambil
keputusan tidak akan pulihkan wajahnya sekarang, bagaimana
harus menjawabnya?
Wanita cantik baju merah itu ketika menampak sikapnya
Tan Liong lalu berkata dengan nada suara dingin,
"Bagaimana? Apa kau mempunyai kesulitan? "
"Oh, tidak .... tidak. " jawabnya gelagapan.
"Kalau begitu kau tidak keberatan kusembuhkan
wajahmu?"
"Tidak ....! Aku tak dapat .... !"
"Kenapa? "
Tan Liong tidak berani berkata terus terang ia kawatir
melukai hatinya wanita cantik itu, juga takut kalau-kalau ia
akan marah.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia merasa malu terhadap diri sendiri, ia tak dapat
menyangkal bahwa ia telah jatuh cinta kepada wanita yang
usianya lebih tua daripada usianya sendiri maka ia merasa
berat mengutarakan pikirannya yang dianggapnya membikin
tidak senang kepadanya. Ia juga tahu bahwa hubungan
asmara yang tidak wajar itu biar bagaimana pasti akan
berakhir, tapi sebelum berakhir sedapat mungkin ia akan
pertahankan hubungannya yang mesra dan penuh bahagia itu.
Wanita baju merah itu menyaksikan Tan Liong demikian
lama tidak memberi jawaban yang pasti, lalu menegur pula.
"Aku ingin lihat wajahmu yang semula, maka aku hendak
berusaha untuk memulihkannya, tapi jika dalam hatimu masih
ada wanita yang membuat kau merasa keberatan, yah ....
sudah! "
"Tidak, tidak." jawab Tan Liong gugup bukan itu maksudku,
.... aku .... "
"Tidak perlu gelisah, kau bersedia atau tidak cukup dengan
satu jawaban saja. "
Tan Liong melihat wanita cantik itu merasa jeri, karenanya
ia tidak ingin melukai hati si cantik itu maka ia bersedia
menerima baik permintaannya walaupun dengan tindakannya
ini akan kehilangan cintanya dua wanita yang lain.
Demikian akhirnya ia terima baik permintaan wanita cantik
baju merah itu.
"Aku suka, tapi apa kau suka berjanji tidak akan
meninggalkan aku untuk selama-lamanya? "
"Aku akan berbuat sedapat mungkin agar tidak
meninggalkan kau, sebab aku juga cinta kau. "
Tan Liong diam, ia seolah-olah sudah dapat kepastian
bahwa wnita cantik baju merah itu sudah menyerahkan
hatinya bulat-bulat padanya ....Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita baju merah lalu mengajak Tan Liong masuk ke
sebuah kamar batu yang diperlengkapi dengan alat-alat tidur.
Ia lalu berkata kepada Tan Liong,
"Kau boleh rebah terlentang di atas pembaringan ini, aku
akan obati dulu mukamu setelah itu nanti diobati dengan
rumput Seng kie co, selama itu kau akan merasakan gatal luar
biasa, tapi jangan sekali-kali kau garuk dengan kuku tangan. "
Tan Liong tak dapat dengar dengan jelas apa yang
dikatakan wanita cantik itu, karena memikirkan bagaimana
akibatnya nanti setelah wajahnya pulih kembali seperti
sediakala.
Ia telah bayangkan satu persatu ....
Teng Chun Kiok mungkin akan bunuh diri karena malu.
Oey Bwee Cian mungkin akan meninggalkan dirinya, karena
merasa dirinya tertipu.
Chie Peng, yang telah korbankan kehormatannya untuk
menolong dirinya, jika tahu bahwa ia belum mati, namun
merasa telah dipermainkan, pasti akan membunuh diri.
Kejadian yang menakutkan telah terbayang dalam otaknya,
ia seperti lupa kepada dirinya sendiri.
Ia rebah dipembaringan dengan hati tidak tenang.
Impian dari percintaan yang ganjil ini, suatu saat pasti akan
tersadar, meski ia mengetahuinya, tapi ia hanya mengharap
agar impian itu agak diperpanjang, atau mendusin untuk
selama-lamanya.
Dalam keadaan tak sadar. ia merasakan sakit dimukanya,
lalu terdengar suaranya wanita cantik baju merah.
"Tahan sedikit" Tan Liong tertawa dan menyeringai.
Rasa sakit sudah lewat, disusul dengan rasa gatal, rasa
gatal itu demikian hebatnya hampir ia tak dapat menahannya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hingga ia hendak menggunakan kuku tangannya untuk
menggaruk.
"Ini adalah saat yang paling genting, kau sekali sekali
jangan coba menggaruknya, jika kau tidak dengar
perkataanku, aku nanti tidak akan perdulikan kau lagi. "
demikian katanya wanita cantik baju merah itu.
Tan Liong terpaksa kertak gigi karena pasakan diri
menahan rasa gatal yang luar biasa itu, hingga sekujur
tubuhnya gemetaran dan keringat dingin membasahi sekujur
badannya.
Setengah jam kemudian, rasa gatalnya telah lenyap, ini
berarti telah terbebas dari penderitaan dan ia mulai bisa tidur.
Wanita baju merah itu mengawasi wajah Tan Liong, ia tak
dapat kendalikan perasaannya yang telah meluap akhirnya ia
ciumi berulang-ulang wajah yang tampan itu.
Butiran air mata menetes turun membasahi pipi Tan Liong,
yang kini telah pulih kembali sebagaimana asalnya.
Wanita cantik baju merah itu tetap berdiri disisi
pembaringannya, matanya terus memandang wajah Tan Liong
tanpa berkedip ....
Apakah ia ingin mencari kenang-kenangan lama dari wajah
tampan ganteng itu? Itu hanya ia sendiri yang dapat
menjawabnya. ....
Tan Liong akhirnya mendusin, ia membuka matanya, kaget
dan heran ketika melihat wanita cantik baju merah itu kedua
pipinya basah dengan airmata.
"Kau menangis? " demikian tanyanya.
Wanita cantik baju merah itu tersadar dari lamunannya, ia
hapus airmatanya dan menjawab dengan suara sedih.
"Tidak, karena kegirangan hingga aku menangis. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah wajahku sudah balik kembali sebagaimana
asalnya? "
"Ya, dibelakang pembaringan ada sebuah cermin kau boleh
mengaca sendiri."
Tan Liong balikkan badannya dari muka cermin ia dapat
lihat wajahnya sendiri yang tampan seperti sediakala.
Ia berpaling kepada wanita cantik baju merah yang saat itu
tengah memandang padanya sambil tersenyum.
Dalam kegirangan seolah-olah sudah lupa daratan, ia
lompat bangun dan memeluk wanita cantik baju merah itu,
dengan amat bernapsu sekali ....
Lama mereka berpelukan mendadak wanita cantik baju
merah itu mendorongnya sambil berkata,
"Tan Liong, kita harus dapat mengendalikan perasaan kita
jangan sampai kita menjadi orang-orang berdosa. "
"Berdosa .... ? "
"Ya, kita harus membatasi diri, dengan demikian kita akan
merasa puas dan bahagia. "
Wanita cantik baju merah itu angkat tangannya untuk
menghapus airmatanya yang mengalir keluar, diatas jari
tangan yang putih halus itu Tan Liong dapat lihat sebuah
cincin yang diukir dengan bentuk kepala orang yang sangat
indah, tapi ia tidak dapat lihat dengan jelas itu entah kepala
siapa.
"Mungkin ya, .... tapi sepuluh hari itu aku rasakan terlalu
cepat sekali .... "
Begitulah, sejak hari itu Tan Liong berdiam dalam kamar
batu itu, bersama wanita cantik baju merah itu.
Tetapi mereka tidak lebih daripada kekasih biasa yang tidak
melakukan perhubungan luar biasa.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sang waktu sehari tujuh hari sudah lewat.
-o0o0dw0o0o-
JILID KE : 31
Selama itu meski Tan Liong sudah terpikat oleh
kecantikannya wanita cantik setengah umur itu, tapi ia masih
tetap dapat membatasi perbuatannya. Satu pertanyaan selalu
menggugah pikirannya, ia itu benar-benar muridnya Hiat im cu
atau Hiat im cu sendiri?
Pada suatu siang, wanita cantik baju merah itu mendadak
berkata kepada Tan Liong dengan sikap agak tenang,
"Tan Liong, ada orang datang ke lembah Hong hwee kok
mencari kau! "
"Siapa? " Tan Liong terperanjat,
"Tan Liong, kau harus pulang, hubungan kita juga harus
diakhiri, Lam kek Sian ong sudah berada di luar lembah
mencari kau! "
"Ada perlu apa Lam kek Sian ong mencari aku? "
"Bagaimana aku bisa tahu? " ia berdiam sejenak lalu dari
dalam badannya dikeluarkan mangkok ajaib itu seraya
katanya, "Karena kedatanganmu ini hendak mencari kembali
mangkok ini maka sekarang kuberikan padamu agar kau bawa
pulang. Ini adalah pesan suhuku. Ia pikir pelajaran ilmu silat
yang tertera di atas mangkok aneh ini, begitu juga Ham im,
tidak dapat dipelajari oleh orang lain. "
Tan Liong begitu melihat mangkok ajaib itu, hatinya
menggetar,
"Apa Hiat im cu belum berhasil memahami pelajaran diatas
mangkok ini? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan kata ia, siapapun didunia ini barangkali tiada orang
yang mampu memahaminya. " jawab wanita cantik itu sambil
gelengkan kepala.
Tan Liong merasa lega, dengan tangan gemetaran ia
menyambuti mangkok itu.
"Aku tak tahu bagaimana harus menyatakan terima kasihku
padamu? "
"Terima kasih apa? Kau sekarang boleh pergi,
kedatanganmu ke lembah Hong hwee kok sudah tercapai
maksudmu, dengan sebuah mangkok aneh ini aku dapat tukar
kebahagiaan tujuh hari lamanya dengan kau. "
"Tidak, aku tak ingin pulang, aku hendak berdiam tiga hari
lagi. "
"Tidak, kau harus pulang. Di sini aku tak dapat menahan
kau lagi. "
"Kenapa? "
"Tidak kenapa-kenapa, jodoh kita harus diakhiri sampai di
sini saja. "
"Diakhiri? Apa kau sudah tidak cinta aku lagi? "
"Ini bukan soal cinta atau tidak cinta, melainkan urusan
hubungan kita berdua harus kita akhiri. "
Mayat Hidup 1 Wiro Sableng 024 Penculik Mayat Hutan Roban Bourne Supremacy 11
^