Pencarian

Naga Merah 2

Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung Bagian 2


yang lantas duduk bersila ditanah.
Pek lek cu ketawa dingin, ia juga lantas duduk numprah
dihadapan si anak muda.
Semua mata orang-orang yang berada didalam lembah
pada ditujukan kearah kedua orang yang duduk berhadapan
itu tanpa berkedip.
Apa yang membuat orang-orang tidak habis mengerti dan
terheran-heran ialah, si pemuda baju abu-abu yang namanya
belum pernah dikenal orang, berani menantang Pek lek cu,
seorang tokoh besar yang namanya pernah menggemparkan
dunia rimba persilatan, sungguh mustahil.
Selagi pemuda pendiam itu hendak bicara, Pek lek cu
agaknya ingat lagi sesuatu yang maka cepat-cepat ia berkata,
"Bocah, tunggu dulu! Siapa yang bisa meyakinkan pecahan
mangkokmu itu tulen atau palsu?"
Pemuda itu ketawa hambar.
"Ini gampang sekali!" jawabnya. "Didalam pecahan
mangkok ini ada terukir wajahnya si pengemis tua yang
seperti orang hidup. Kau lihat sendiri pasti akan mengerti."
Setelah itu, ia lalu mengangsurkan mangkok yang pecah itu
kedepan, diberikan kepada Pek lek cu.
Pek lek cu mengamat-amati dengan teliti benda yang
diberikan padanya. Benar saja, didalam pecahan mangkok itu
terdapat satu gambar ukiran satu pengemis tua yang sangat
indah.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah pemuda itu menerima kembali mangkoknya, lalu
berkata pula,
"Barang seperti yang kau lihat sendiri tulen bukan? Dan
sekarang marilah kita mulai menyebutkan gerak tipu yang
akan kita gunakan!"
Pek lek cu berkata sambil ketawa gergelak-gelak.
"Bagus.. bagus!! Bocah, boleh kau sebutkan dulu jurus
yang pertama!"
"Kalau begitu, terpaksa aku menuruti kesukaanmu. Jurus
pertama: Ie ya Hui hoa (Kembang kembang berterbangan
dihalaman hujan)"
Mendengar perkataan itu, Pek lek cu terperanjat. Dengan
tanpa sadar mulutnya lantas menyahut.
"Ie ya Hui hoa?"
Keadaan disekitar tempat tersebut sunyi senyap, tidak
terdengar suara apa-apa.
Ciang hay Sin kun, Pendekar Kalong, Yan san It hiong dan
beberapa jago kenamaan yang saat itu pada menyaksikan
semua pada mengawasi dirinya pemuda aneh itu dengan sorot
mata terheran-heran.
Pemuda baju kelabu itu memang sangat aneh tingkah
lakunya, entah siapa dia itu?
Pek lek cu yang masih terperanjat dan terheran-heran,
dalam hatinya berpikir "Pemuda ini benar-benar ada
mempunyai ilmu luar biasa, tangannya tipu serangan Ie ya Hui
hoa (bunga berterbangan diwaktu malam hujan) ini
sesungguhnya ada satu jurus serangan yang luar biasa..."
Sembari berpikir, keningnya nampak dikerutkan. Ia tengah
berpikir keras untuk memcahkan tipu serangan itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam hati ia mengerti, jika hari itu ia kalah dibawah
tangannya pemuda baju kelabu ini, benar-benar seperti
sebuah perahu yang terbalik diair dangkal, yang sudah tidak
dapat didayung lagi.
Apalagi benda yang digunakan untuk pertaruhan kali ini
juga besar sekali, ialah tiba buah bom Pek lek tan. Ditambah
lagi dengan sebilah pusaka pedang Hian peng kiam yang
harus diambil dari tangannya pemimpin perkumpulan Hian
peng kauw di Pak hay.
Ini sesungguhnya merupakan pertaruhan besar yang jarang
ada duanya.
Tapi soal kalah pertaruhan masih merupakan satu soal
kecil, kehilangan muka justru yang merupakan satu perkara
besar. Sebab bagi orang-orang kangouw, perkara muka dan
nama baik itulah yang paling diutamakan.
Pek lek cu semula tidak pandang mata kepada pemuda
baju kelabu yang sikap dan tingkah lakunya aneh itu, dan
sekarang setelah pemuda itu menyebutkan satu nama dari
jurus tipu serangannya yang dinamakan Ie ya Hui hoa, ia
lantas mulai keder.
Lama-lama sekali, ia baru membuka mulut dan berkata,
"In khay Jit hian (Awan terbuka matahari kelihatan)"
Pemuda baju kelabu itu ketawa hambar dan berkata pula,
"Kalau begitu, kau sebutkanlah jurus pertama
seranganmu!"
Pek lek cu mengangguk dan lalu berkata,
"Pu ceng Khui hiang (Membuka jendela mengintip sang
harum)."
Pemuda itu segera menjawab tanpa berpikir,
"Sit teng Sui tiang (Padamkan pelita turunkan kelambu)"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar jawaban yang tepat itu, wajahnya Pek lek cu
berubah seketika, sebab jurus yang olehnya telah
menggunakan waktu beberapa puluh tahun baru dapat
difahami itu ternyata dapat dipecahkan oleh si anak muda
aneh itu dengan tanpa dipikir, bagaimana ia tidak terkejut?
Saat itu si pemuda lantas ketawa hambar dan berkata pula,
"Jurus kedua, Jit goat kao hui (Matahari dan rembulan
saling memancarkan sinar)"
Ini adalah satu tipu serangan yang sukar dipecahkan.
Mendengar disebutnya nama tipu pukulan itu, wajah Pek lek
cu kembali berubah pucat.
Disebutnya nama tipu pukulan itu bukan cuma Pek lek cu
saja yang terkejut, sekaligus orang-orang yang sudah ternama
seperti Ciang hay Sin kun dan lain-lainnya juga sama merasa
kaget dan terheran-heran.
Pek lek cu nampaknya sedang berpikir keras, keringat mulai
mengalir keluar dari jidatnya.
Ciang hay Sin kun dan lain-lainnya diam-diam juga turut
kuatirkan dirinya Pek lek cu, karena apabila Pek lek cu
terjungkal ditangannya pemuda aneh tidak dikenal itu, entah
kemana hendak ditaruh mukanya?
Dalam suasana sunyi seperti itu, tiba-tiba terdengar suara
orang ketawa dingin, yang segera memcahkan kesunyian itu.
Suara itu keluar dari mulut Yao lie lu.
Ciang hay Sin kun dan lain-lainnya ketika mendengar suara
itu, wajahnya nampak tegang. Selagi hendak membuka mulut,
pemuda baju kelabu yang aneh itu sudah berpaling dan
berkata kepada Pendekar Kalong,
"Locianpwe, Yao lie lu sudah bertempur dengan ketiga
ketua dari tiga partai besar, kalian boleh menonton
keramaian."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pendekar Kalong yang mendengar perkataan pemuda itu,
hatinya terkejut, ia mengawasi Ciang hay Sin kun sejenak, lalu
menanya padanya,
"Apakah kita perlu pergi melihat?"
Ciang hay Sin kun anggukkan kepala, badannya lantas
bergerak dan melesat sejauh lima tombak, lari menuju kearah
datangnya suara tadi.
Yao lie lu yang tadi meninggalkan pemuda baju kelabu itu
dalam keadaan murka pikirannya sangat risau. Ia tidak
menduga bahwa perhatiannya itu telah dibalas dengan sikap
yang begitu dingin.
Tentang dirinya anak muda aneh itu, ia sebetulnya masih
belum tahu sama sekali, begitu melihat padanya, sungguh
aneh, entah ada pengaruh apa telah membuat ia tergila-gla
padanya.
Meskipun itu ada suatu hal yang agak ganjil dan tidak
mungkin, kalau diingat akan perangainya Yao lie lu yang tinggi
hati dan mau menang sendiri, namun perasaannya itu seolah-
olah mengganggu pikirannya, hingga ia tidak mampu
mengatasi perasaan cinta yang meluap melewati batas itu.
Begitu melihat lantas jatuh cinta, ini ada merupakan satu
pepatah yang sudah tidak asing lagi bagi kaum muda, juga
ada satu hal yang bukannya tidak mungkin sama sekali. Dan
perasaan antara manusia dengan manusia yang berlawanan
jenis kadang-kadang telah terlahir dibawah pengaruh pepatah
itu. Tatkala Yao lie lu meninggalkan si anak muda dalam hati
pepat, lantas melihat para ketua dari tiga partai besar serta
anak muridnya menghadang perjalanannya, kejelesannya itu
telah berubah menjadi hawa amarah yang begitu besar.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia menyapu dengan matanya yang berlagak kepada tiga
ketua dan anak muridnya itu sekilas, lalu berkata dengan
suara dingin.
"Tiga Ciangbun jin dari 3 partai besar, sungguh tidak
dinyana karena urusan Yao lie lu telah datang mengunjungi
selat Bu siong hiap sendiri. Aku Yao lie lu sesungguhnya
merasa sangat bangga mendapat kehormatan yang begitu
besar!"
Sehabis berkata, ia majukan sikapnya yang begitu menarik
dan menawan hati, sampai tiga ketua partai itu pada tergerak
hatinya.
Ketua dari Siau lim pay Goan khut lantas menjawab sambil
rangkapkan kedua tangannya.
"O Mie To Hud, kami sungguh berdoca, Pinceng sekalian
bertiga memang betul datang kemari melulu karena urusan
Liesicu."
Wajahnya Yao lie lu lantas berubah, dengan sikapnya yang
dingin angkuh ia berkata,
"Apakah kedatangan kalian ini disebabkan karena kematian
beberapa murid kalian dari tiga partai besar itu?"
"Kedatangan pinceng memang benar lantaran itu. Liesicu
yang baru beberapa bulan muncul didunia kangouw sudah
membinasakan begitu banyak jiwa manusia, bahkan sudah
membinasakan 5 jiwa murid kami dari tiga partai besar..."
Jawab Goan khut.
"Dan sekarang mau apa?" menyelak Yao lie lu.
Ketua Bu tong pay Ha seng cu wajahnya berubah seketika.
Ia ada seorang yang beradat berangasan, bagaimana sanggup
mendengarkan ucapannya Yao lie lu yang begitu sombong dan
bersifat mengejek?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka seketika itu ia lantas maju menghampiri dan berkata
sambil ketawa dingin.
"Mudah sekali, hutang darah bayar darah!"
Tatkala Ha seng cu bergerak tiga anak muridnya Bu tong
pay juga turut bergerak maju sehingga Yao lie lu terkurung
ditengah-tengah.
Suasana lantas berubah menjadi gawat, pertempuran akan
segera dimulai.
Yao lie lu kerlingkan matanya yang jeli, mulutnya
menyungging senyuman yang menggiurkan, agaknya tidak
pandang mata sama sekali akan kedatangan tiga ketua dari
tida partai besar itu. Malah ia masih berkata seenaknya,
"Majulah bersama!"
Tiga Ciang bun jin dari tiga partai besar itu, malam itu telah
datang ke selat Bu siong hiap bersama beberapa puluh anak
muridnya, selain hendak menyaksikan Naga Merah yang
hendak muncul disitu, juga hendak menjumpai Yao lie lu.
Wanita muda cantik jelita yang centil genit itu, baru
beberapa bulan saja muncul di dunia kangouw. Tapi hatinya
kejam tangannya ganas, kepandaian ilmu silatnya yang sangat
tinggi, banyak orang kangouw telah binasa ditangannya.
Sampai anak muridnya tiga partai besar juga ada lima orang
yang tewas ditangannya.
Maka selama beberapa bulan itu Yao lie lu sebetulnya
sudah merupakan momok atau memedi yang membawa
bencana bagi dunia kangouw. Perbuatan dan keganasannya
sesungguhnya tidak dibawah Naga Merah.
Dari kedatangannya ketiga ketua dari 3 partai besar itu
yang diiringi oleh beberapa puluh anak muridnya yang terkuat,
dapat diduga bahwa urusan itu sesungguhnya bukan urusan
sepele saja.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mengenai kegemarannya Yao lie lu yang suka membunuh
jiwa manusia dan apa sebabnya berbuat demikian, tidak
seorangpun yang tahu.
Orang-orang dari ketiga partai besar itu ketika mendengar
perkataannya Yao lie lu yang begitu jumawa sudah tidak bisa
menahan sabar lagi.
Dari rombongan tersebut lantas keluar satu muridnya Siao
lim pay dengan senjata sodokan ditangannya ia lantas
membentak,
"Liesicu sebetulnya sangat tidak memandang orang,
pinceng ingin maju beberapa jurus lebih dulu dengan liesicu."
Sehabis berkata ia lalu menyerang dengan menggunakan
tipu serangan yang dinamakan Lek sao Ngo sak atau dengan
kekuatan menyapu gunung Ngo gak. Serangan ini ada begitu
hebat.
Hweshio itu ada merupakan salah satu murid terkuat dari
golongan Siao lim pay.
Tatkala senjata sodokannya menyambar Yao lie lu lompat
melesat keatas, seolah-olah kupu-kupu berterbangan dikebun
bunga, menghindarkan serangan tersebut. sedang tangan
kanannya lantas mengirim satu serangan pembalasan.
Kita tinggalkan dulu pertempuran yang berjalan seru ini,
dan balik kepada pemuda baju kelabu yang aneh itu yang
ternyata sudah sampai ke babak yang menentukan.
Saat itu tampak Pek lek cu sudah mandi keringat, sikapnya
tegang.
Jurus yang disebut 'Jie goat Kao hui' oleh anak muda tadi,
sesungguhnya ia belum pernah dengar, tapi kini telah keluar
dari mulutnya pemuda aneh itu, kepandaian siapa
sesungguhnya sangat mengagumkan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tatkala tampak Pek lek cu lama tidak mampu menjawab
pemuda aneh itu lalu unjuk ketawanya yang hambar,
kemudian berkata
"Pek lek cu, kau kalah. setengah jam sudah lewat tapi kau
masih belum mampu memecahkannya."
Mendengar itu, wajahnya Pek lek cu pucat pasi, mendadak
ia lompat dan berkata dengan suara dingin,
"Benar, Pek lek cu sudah kalah, tapi jika kau tidak mau
menyebutkan nama suhumu, aku tidak mau menyerahkan itu
tiga buah bom Pek lek tan dan ke Pak hay mengambil pedang
Hian peng kiam."
Perkataan Pek lek cu itu sesungguhnya diluar dugaan si
pemuda, Pek lek cu yang dalam kalangan Bu lim Sam cu


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sudah tentu merupakan seorang kuat yang bukan
sembarangan, benar-benar tidak dinyana kalau ia berani
mengingkari janjinya sendiri.
Pemuda itu memandang padanya sejenak, lalu berkata
dengan suara dingin,
"Pek lek cu, kau harus mengerti, barusan kita sudah
berjanji jika aku kalah, sudah tentu akan memberitahukan
siapa suhuku. Tapi sekarang kau yang kalah, jikalau kau akan
mengingkari janjimu sendiri, hal itu akan pasti membuat rusak
namamu sendiri, juga akan membuat tertawaan orang
kangouw. Beberapa bom Pek lek tan bagiku tidak ada artinya."
Perkataan itu meskipun diucapkan secara lunak tapi peda.
Pek lek cu sebagai seorang ternama dalam dunia kangouw
sudah tentu tidak mau membikin cemar atau noda nama
baiknya sendiri. Maka meski agak berat dan agak mendongkol,
terpaksa ia ketawa terbahak-bahak dan berkata,
"Ya sudahlah.. Pek lek cu untuk pertama kali ini mengalami
kekalahan mutlak.."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan tiga buah bom
Pek lek tan yang lantas diserahkan kepada si anak muda.
Ketika menyerahkan bom Pek lek tan itu, tangannya
tampak gemetaran. Karena bom Pek lek tan yang dengan jerih
payah dibuatnya sendiri, yang pun telah dipandangnya
sebagai barang pusaka, kini dengan mudah dan sekaligus
pindah ketangan lain orang. Bagaimana ia tidak merasa berat
dan sedih?
Pemuda baju kelabu itu setelah menyambuti bom Pek lek
tan, wajahnya masih tetap sebagaimana biasa, sama sekali
tidak memperlihatkan sikap sombong atas kemenangannya.
Sebaliknya dengan Pek lek cu, hatinya merasa seperti diiris-
iris, hampir saja keluar air matanya.
Dan setelah pemuda itu memasukkan bom-nya kedalam
saku bajunya ia lalu berkata dengan suara dingin,
"Pek lek cu, aku berikan kau tempo sebulan untuk pergi ke
Pak hay mengambil pedang Hian peng kiam dan kemudian
serahkan padaku seperti apa yang telah kita janjikan."
Pek lek cu merasa gemas dan mendongkol. Ia ingin segera
dapat membinasakan pemuda itu untuk melampiaskan
kemedongkolannya, akan tetapi bagaimana ia bisa berbuat
demikian?
Maka saat itu ia hanya dapat kertak gigi dan dengan mata
mendelik mengawasi si anak muda. Lalu tanpa mengucapkan
apapun juga tak menjawab perkataan si anak muda ia berlalu
meninggalkan tempat tersebut dengan tindakan lebar.
Pemuda baju kelabu itu ketawa hambar. Ia memandang
bayangan Pek lek cu yang sudah lenyap dari depan matanya.
Sesaat berselang mendadak diwajahnya terlihat sikap yang
aneh sekali, membuat siapa yang memandangnya merasa
keder.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam hati pemuda itu ternyata sedang berpikir keras.
Pikirnya apabila harapan yang ditunggunya banyak tahun itu
tercapai dan memang hari itu juga tercapainya karena tiga
bom Pek lek tan tadi ada dipikirnya akan dilemparkan satu
persatu kedalam pekarangan tiga partai besar.
Memikir sampai disitu, tampak diwajahnya terlintas
senyuman bangga. Selagi hendak angkat kaki meninggalkan
tempat tersebut, mendadak dilihatnya ada sekelebat satu
bayangan merah yang terus berdiri tepat disisinya si pemuda.
Pemuda aneh itu tampak terkejut, tanpa sadar kakinya
menggeser mundur selangkah. Ketika kepalanya menoleh
kesamping, orang yang berdiri disisinya tadinya itu ternyata
adalah seorang gadis jelita yang berusia kira-kira dua puluh
tahun.
Gadis jelita berbaju merah itu dengan senyumnya yang
menggiurkan, tampak matanya yang jeli mengawasi si
pemuda.
Pemuda itu sendiri begitu melihat gadis tersebut, wajahnya
berubah, hampir dia menjerit. Ia mundur lagi dua langkah dan
berkata dengan suara agak gelagapan.
"Kau...."
Dan sikapnya yang tadi begitu dingin dan kaku, kini telah
berubah seperti seorang yang keheranan. Kejadian itu
sungguh aneh. Mengapa pemuda baju kelabu itu setelah
melihat datangnya gadis jelita baju merah itu sikapnya
mendadak berubah begitu rupa?
Gadis baju merah itu nampaknya juga tercengang, kini
sikapnya berubah menjadi dingin.
"Aku kenapa?" tanyanya.
"Kau.. kau siapa?"
"Pertanyaanmu ini kedengarannya sungguh janggal!"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemuda berbaju kelabu itu terperanjat sekali lagi. Nampak
matanya terpejam lama sekali, lalu menarik napas perlahan.
Dan setelah itu, wajahnya kembali seperti biasa, kaku dingin.
"Harap nona suka maafkan kalau aku berlaku agak lancang.
Hanya...."
Gadis itu memotong lalu menyambungi
"Hanya karena aku mirip dengan seseorang, maksudmu?"
Pemuda itu mengawasi si gadis baju merah sejurus. Lalu
mengangguk dan berkata pula
"Benar. Kau mirip sekali dengan seseorang. Tetapi dia
sudah pergi.... pergi untuk selamanya."
Setelah mengucapkan perkataan tersebut, lalu pemuda itu
memutar tubuhnya dan berlalu.
"Kau balik!!" seru gadis baju merah itu.
Seruan gadis itu agaknya mempunyai pengaruh begitu
besar, seperti besi sembrani yang mempunyai daya penarik
besar, hingga si pemuda baju kelabu yang sudah berjalan
agak jauh bisa balik kembali.
Gadis baju merah itu kembali membuka mulutnya dan
berkata dengan suaranya yang masih tetap dingin,
"Tan Liong, kuberitahukan padamu. Orang lain tidak tahu
kau siapa, tapi bagiku keadaanmu jelas seperti kaca. Meskipun
kau sudah menangkan tiga buah bom Pek lek tan dan pedang
Hian peng kiam dari tangannya Pek lek cu, tapi sekarang aku
ingin bertaruh sepotong mangkok pecah itu dengan kau."
Pemuda baju kelabu itu terkejut mendengar perkataan
gadis itu. Dengan sikap dingin ia balas menanya,
"Dengan barang apakah mau kau pertaruhkan barang itu?"
"Sepotong mangkok pecah yang lain."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sepotong mangkok pecah yang lain?" menegaskan
pemuda itu kaget sekali ia rupanya.
"Benar! itulah sepotong mangkok pecah lainnya yang kau
butuhkan bukan?"
Pemuda itu maju dua langkah dan berkata dengan nada
cemas ragu-ragu,
"Aku tidak percaya kau punya barang itu."
"Tidak percaya? boleh kau raba sesukamu."
Pemuda baju kelabu itu seketika wajahnya berubah. Tanpa
disengaja tangannya dirogohkan kedalam saku bajunya.
Sepotong pecahan mangkok yang semula berada dalam
sakunya kini ternyata sudah lenyap entah kemana.
Bukan kepalang kagetnya pemuda itu. Ia lantas menatap
wajah si gadis baju merah, baru dilihatnya bahwa ditangan
gadis tersebut ada tergengam pecahan mangkok yang tadi
ditaruhnya dalam saku.
Diam-diam ia bergidik. Tanpa sadar kembali kakinya
menggeser kebelakang selangkah.
Gadis baju merah itu mengawasi wajahnya pemuda yang
nampaknya begitu sangat terkejutnya, lalu berkatalah ia
sambil perdengarkan suara ketawanya yang hambar,
"Benda ini meskipun aku dapatkan dengan cara mencuri,
tapi kalau aku mau pergi begitu saja, rasanya ada suatu
perbuatan yang keterlaluan. Maka aku ingin pertaruhkan ini
lagi dengan tiga jurus tipu serangan. Jikalau kau dapat
memecahkan tiga jurus tipu serngan yang kana kusebutkan
nanti, benda ini boleh kau ambil pulang. Tapi sebaliknya jika
kau kalah, pecahan mangkok ini kubawa pergi. Akur?"
Pemuda itu mengawasi gadis baju merah itu dengan mata
mendelik, hatinya diam-diam memaki,"Kalau aku tidak terlukaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
parah yang menyebabkan kepandaianku lenyap semua
sekarang, pasti akan kurubuhkan kau dalam segebrakan saja."
"Kalau beigtu, kau yang enak sendiri." demikian jawabnya
kemudian.
"Enaknya bagaimana? Sekalipun kau merasa sedikit rugi
tapi toh kau tak bisa berbuat apa-apa terhadapku bukan?
Maka itu kalau kau tak mau bertaruh terpaksa benda ini begitu
saja ku bawa pergi."
"Apa kau kira aku takut padamu? Baiklah! kita tetapkan
bertaruh dengan tiga jurus ilmu pukulan tangan kosong."
Pemuda itu yakin benar bahwa sepotong pecahan mangkok
yang kini berada dalam tangan sigadis besar sekali
manfaatnya baginya. Apabila gadis baju merah itu benar-
benar membawa benda tersebut pergi, tak tahu lagi
bagaimana selanjutnya ia akan bertindak.
Oleh karenanya, terpaksa ia menahan sabar.
Gadis baju merah itu mendengar jawaban si pemuda lantas
bersenyum seklias tetapi kemudian berkata pula dengan suara
hambar,
"Kalau begitu, mari kita mulai."
Pemuda baju kelabu itu mendadak berubah wajahnya
seperti ingat sesuatu, ia lantas berkata pula,
"Sebelum dimulai pertaruhan ini, ada hal ingin kutanyakan
padamu, bagaimana kau bisa mengetahui namaku Tan Liong."
Gadis baju merah itu bersenyum.
"Bukan cuma namamu yang kuketahui, asal usulmu
sebagian besar juga sudah kuselidiki dengan jelas. Sekarang
kau sedang celaka, seluruh urat nadi dan otot-ototmu tertutup
dan kepandaianmu tidak bisa digunakan lagi. Kecuali kau bisa
menemukan Hiat im cu yag dengan ilmunya Boan thian Ciu khi
(kekuatan murni dari alam) bisa dipakai menobloskan uratTiraikasih Website http://kangzusi.com/
nadi dan otot-ototmu, atau kau bisa dapat ilmunya Pan giok
sin kang dari Siao lim pay kau bisa tertolong. Tapi kalau
begitu, seumur hidupmu kau tak akan bisa menggunakan
kepandaianmu lagi. Betul atau tidak?"
Perkataan gadis baju merah itu membuat Tan Kiong,
demikian nama pemuda baju kelabu itu kemekmek, dengan
sorot mata keheran-heranan diawasinya gadis dihadapannya
itu, suasana seram yang menakutkan mendadak seperti telah
mengurung dirinya.
Kemudian si pemuda menanya,
"Benar kau tahu begitu jelas asal usulku?"
"Apa yang leru diherankan?"
Tan Liong kembali mengawasi gadis itu sejenak, agaknya
dari wajah orang ia ingin mendapatakn sesuatu yang ia
harapkan, ingin membuka mulut, tetapi akhirnya diurungkan.
Terdengar tarikan napas panjang, kemudian baru bisa ia
berkata,
"Nona, sekarang boleh kita mulai! Sebutkanlah nama ilmu
pukulan yang pertama."
"Sebagai tamu tak pantas mendahului tuan rumah.
Sebaiknya kau yang membuka pertandingan ini lebih dulu."
"Jurus pertama, Jit goat Kan hut"
Gadis baju merah itu ketawa hambar, lantas berkata,
"Nama ilmu pukulan itu bukankah tadi tak mampu dijawab
oleh Pek lek cu? Sekarang biarlah aku yang mencoba-coba
memecahkan, Oh in Bit po"
Yang dimaksud Oh in Bit po adalah awan gelap menutupi
angkasa.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar jawaban tersebut, dalam hati Tan Liong diam-
diam terkejut, matanya mengawasi sigadis kemudian katanya
lagi,
"Dan sekarang nona boleh sebutkan jurus yang pertama."
"Baiklah, jurus pertamaku dinamakan Hang hay Lan thian."
Tan Liong terperanjat. Diam-diam diulangnya lagi sekali
nama tipu pukulan tadi.
Selang sesaat, Tan Liong sejak mendengar gadis itu
menyebutkan nama tipu pukulan itu, segera mengetahui
bahwa ia sedang menemukan lawan yang tangguh.
Kepandaian dan pengertian ilmu silat gadis baju merah
didepannya ini sebetulnya tidak berada disebelah bawah
kepandaiannya sendiri.
Sejurus lagi sang waktu berlalu, kening si pemuda berkerut,
otaknya dikerjakan keras memikirkan cara pemecahan tipu
serangan tersebut.
Selagi berada dalam demikian, tiba-tiba didengarnya suara
Pek lek cu yang menggeram dari tempat kejauhan.
"Tidak nyana, orang dari tiga partai besar bisa juga
memakai cara rendah begitu rupa? Apakah kalian tidak takut
menjadi buah tertawaan sahabat-sahabat dunia kangouw?
Jikalau belum mau pergi, hati-hati. Aku nanti akan hancur
leburkan tiga partai besar kalian yang menganggap diri
sebagai partainya orang baik-baik."
Murid-murid tiga partai besar yang kala itu sedang
mengurung Yao lie lu, ketika mendengar bentakan yang
ditujukan untuk mereka itu, rupanya terkejut sekali. Tetapi
disitu tidak kelihatan orang, hanya suaranya saja yang masih
berkumandang.
Pada waktu sudah lima orang diantara anak-anak murid
tiga partai besar itu yang sudah berkorban jiwa ditangan Yao
lie lu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hai seng cu yang mendengar perkataan tadi, lantas
menyahut dengan suara tawar:
"Sahabat, kau terlalu jumawa! Kami justru ingin lihat kau
menggunakan cara apa menghancur-leburkan partai kami!"
Tiba-tiba terdengar suaranya Ciang hay Sin kun yang
berakat,
"Hai, hidung kerbau! Tahan mulutmu! Jangan kau kira
cuma kau seorang, sepuluh gunung Bu tong san juga bisa
dibikin rata sama tanah dengan tiga buah bom Pek lek tan
saja. Kau dengar?"
Kata-kata Ciang hay Sin kun membuat tiga ketua partai
besar beserta orang-orangnya pada berubah wajahnya.
Mereka sama sekali tidak pernah menduga bahwa Pek lek cu
juga suka unjuk diri disitu.
Pek lek cu sudah lama terkenal dengan tindak tanduk dan
sikapnya yang luar biasa. Sudah lima puluh tahun lamanya ia
menggunakan waktunya dipergunungan untuk dapat
menciptakan bom Pek lek tan, itu pun baru berhasil membuat
lima belas buah saja. Bom-bom buatannya itu begitu dahsyat
kekuatannya, hingga dengan sebuah bom saja dapat dipakai


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untuk menghancurkan sebuah bukit kecil.
Dulu tatkala diadakan pertandingan lima silat di gunung
Bong san. Dengan hanya sebuah bom Pek lek tan saja, Pek lek
cu pernah menggegerkan keadaan menghancur-leburkan
beberapa puluh orang dari golongan baik-baik maupun orang
dari golongan sesat.
Dan kini orang yang beradat luar biasa dengan senjatanya
yang ganas itu ternyata sudah munculkan diri disitu, sudah
barang tentu cukup memakan tempo setengah detik
mengejutkan orang-orang tiga partai besar yang semula tidak
mengetahui sama sekali.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar pula suara Pek lek cu yang dengan suara yang
besar berakata,
"Malam ini aku kebetulan aku aku ingin mencari Naga
Merah yang dulu pernah mengganas dunia kangouw itu. Maka
kali ini bolehlah kulepaskan kalian tiga orang yang mengaku
Ciang bun jin dari partai orang baik-baik. Jikalau tidak karena
adanya halangan itu pasti akan kusuruh kalian rasakan
bagaimana rasanya bom Pek lek tan."
Ketika orang ketua tiga partai besar itu, wajahnya pada
berubah. Ketiganya saling memandang, agaknya hendak
meminta pikiran masing-masing.
Pada saat itu, Ciang hay Sin kun, Yan san It liong,
Pendekar Kalong dan lain-lainnya sudah lompat keluar dan
berdiri disisinya Yao lie lu.
Ketua dari Siao lim pay begitu mendengar disebutnya nama
Pek lek cu itu, diam-diam lain berpikir, "Iblis itu adanya luar
biasa. Jikalau kita tidak bisa melihat gelagat, mungkin akan
mendapat malu besar."
Karena pikirannya itu, maka ia lantas memberitahukan
penadapatnya itu pada Pek lek cu, "Pek lek cu, atas
permintaan ini terpaksa kami pulang dulu."
Dan setelah berkata demikian, lalu berpaling dan berkata
pada Yao lie lu.
"Budak! Untuk sementara kami tidak ambil tindakan apa-
apa terhadapmu. Harapkan suka ingat sesama manusia,
jangan terlalu banyak melakukan pembunuhan. Jikalau kau
masih melakukan perbuatan itu, kami dilain waktu akan
membikin perhitungan lagi."
Setelah berkata demikian, lalu dipimpinnya orang-orangnya
berlalu meninggalkan selat itu.
Yao lie lu hanya menyambut ucapan ketua Siao lim pay tadi
dengan suara yang dikeluarkan dari hidung.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciang hay Sin kun lalu berkata pada Pek lek cu, "Hai, setan
tua Pek lek cu, keluarlah, bagaimana kesudahannya
pertaruhanmu dengan pemuda itu?"
Pek lek cu lalu unjukkan diri, wajahnya nampak muram.
Untuk tidak menjawab pertanyaan orang ia tidak berani, maka
hanya berkata,
"Jangan kau sebut-sebut lagi tentang pertaruhan itu.
Malam ini aku jatuh terjungkal ditangan pemuda itu."
Ciang hay Sin kun dan kawan-kawannya pada melompat
dari tempat berdirinya saking kagetnya. Sungguh tidak pernah
mereka pikir bahwa Pek lek cu yang ulung bisa jatuh oleh
pumda kemaren sore itu, benar-benar suatu berita yang
didengar terlalu ganjil oleh mereka. Maka sekali lagi Ciang hay
Sin kun coba menagih,
"Jadi kau sudah mengaku kalah?"
"Tiga biji bom Pek lek tan ku sudah pindah ke dalam
tangannya. Apa itu berarti aku masih menang?"
Pendekar Kalong lantas nyeletuk,
"Apakah kalian tidak merasa tingkah laku dan sikap
pemuda baju abu-abu itu selalu diliputi keanehan?"
Ciang hay Sin kun setelah mengerutkan kening sejenak,
"Benar." katanya membenarkan
"Anak muda itu sesungguhnya memang aneh. Siapa
sebenarnya dia? Kenapa kita orang-orang tua, seorangpun tak
ada yang tahu? Dari perbuatan semula yang mengeluarkan
sepotong pecahan mangkok memancing keluar si Naga Merah,
itu saja sudah cukup mengejutkan dan mengherankan."
Jago kenamaan itu semuanya sudah menumplekkan
segenap perhatian melalui pembicaraan tadi kepada pemuda
baju kelabu yang dianggap aneh tindak tanduknya itu. AsalTiraikasih Website http://kangzusi.com/
usul pemuda itu memang benar merupakan suatu teka teko
besar bagi mereka.
Perlu kiranya diketahui, seorang kenamaan sebagai Pek lek
cu, yang dengan bom-nya begitupun dengan kepandaiannya
telah lama berkecimpung dan mengalahkan banyak jago-jago
menghadapi pemuda itu masih tidak berdaya dalam hal
mengadu ilmu silat, maka sampai dimana tingginya
kepandaian ilmu silat yang dimiliki pemuda tersebut,
sesungguhnya memang sukar dijajaki.
Pada saat itu, hanya Yao lie lu yang dengan perasaan
pedih, berlalu diam-diam ia meninggalkan tempat tersebut.
Menengok keadaan Yao lie lu yang seperti sudah tak
bersemangat lagi itu, Ciang hay Sin kun yang paling dulu
melihatnya mendadak tergerak hatinya. Tanpa merasa ia
berteriak memanggil si nona.
"Yao lie lu, aku ada sedikit pertanyaan untukmu."
Yao lie lu balikkan badannya dan balas menanya,
"Kau mau tanya apa?"
Ciang hay Sin kun dongakkan kepalanya, agaknya tengah
berpikir, lama sekali barulah ia berkata lagi
"Tentang asal usul dirinya anak muda itu, benarkah kau
tidak tahu sama sekali?"
Yao lie lu perlihatkan senyuman getir, menjawab sambil
gelengkan kepala.
"Jikalau aku tahu," katanya "Apakah aku tak suka
memberitahu kalian?"
Setelah ia dengan penyahutannya itu, kembali
diputarkannya badannya dan hendak berlalu lagi.
Ciang hay Sin kun mengawasi berlalunya nona itu,
beberapa kali kelihatan bibirnya bergerak, tetapi sedikitpunTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak ada keluar dari mulutnya. Akhirnya ia menghela napas
dan berkata kepada Pek lek cu yang masih berdiri seperti
orang bisu.
"Pemuda aneh itu benar-benar orang muda yang
mempunyai kepandaian silat tinggi luar biasa. Tetapi entah ia
dianiaya oleh siapa sampai begitu keadaannya, seluruh
kepandaiannya tak dapat digunakan lagi? Jawaban teka teki
ini tidak boleh tidak harus kita dapatkan."
Berkata sampai pada kalimat itu, tiba-tiba seperti ingat
sesuatu, ia sambil mengawasi Pek lek cu berkata pula.
"Pek lek cu, dulu ketika diadakan pertandingan silat diatas
gunung Bong san, yaitu waktu si Naga Merah hanya unjuk diri
dan lalu membunuh orang-orang dari golongan baik maupun
orng-orang jahat, apa kau juga tak dapat melihat tegas wajah
dibalik aslinya bagaimana?"
"Tidak! kala itu dia memakai kerudung kain merah, seluruh
badannya juga memakai pakaian warna merah, sama sekali
tidak dapat kulihat wajah dibalik kerudungnya."
Ciang hay Sin kun kembali nampak seperti berpikir sejenak,
lalu berkata lagi,
"Diantara kau dengan si Naga Merah dan Hiat Im cu
bertiga, kepandaian siapa yang paling tinggi?"
"Tentang ini masing-masing belum pernah saling
bertanding. Sulit untuk diambil ketetapannya. Cuma kalau
diukur dari omongan luar ayng disiarkan luas, seharusnya
hanya Hiat im ciu yang paling tinggi. Naga Merah kedua."
Ciang hay Sin kun lantas memotong setelah tertawa.
"Kalau begitu, kau sendiri tersebut paling buncit?"
Dengan wajah kemerah-merahan Pek lek cu berkata pula,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sesungguhnya kau masih belum percaya kalau kepandaian
Naga Merah diatasku. Itu juga yang mendorongku menjajal
dia supaya sekali kali dia cobai bom Pek lek tanku ini."
"Tapi dua bom Pek lek tan yang kau sambitkan tadi
bukankah sudah disambuti oleh si Naga Merah?"
Kembali Pek lek cu merah wajahnya sampai ketelinga, tapi
lekas juga ia berkata menutup matanya.
"Kecuali dia, aku percaya tak ada orang lain lagi
mempunyai kepandian seperti itu."
"Mengenai asal usulnya kedua orang itu, tidak boleh tidak
kita harus meneyelidiki dan mesti dibikin terang."
"Sekarang begini saja, kalian berusaha membuka kedok
pemuda aneh itu dan kau sendiri yang akan berdaya
membuka tutup kerudungnya si Naga Merah."
Ciang hay Sin kun anggukan kepala, Pek lek cu juga tak
mengatakan apa-apa lagi, malah sebentar kemudian, kakinya
dienjot lompat melesat jauh sepuluh tombak yang sebentar
kemudian lalu menghilang ditempat gelap.
Ciang hay Sin kun tarik napas, sedang Yan san It hiong lalu
berkata padanya,
"Sejak si Naga Merah muncul didunia kangouw, kenapa
begitu banyak pembunuhan dilakukannya? Apa tidak takut dia
akan akibatnya yang menimbulkan kemarahan semua orang
rimba persilatan?"
Baru habis berkata Yan san It hiong, dari belakangnya tiba-
tiba terdengar suara orang yang disertai jengekannya yang
bernada dingin. Kata orang itu
"Dalam segala sepak terjangnya si Naga Merah tidak
pernah takut pada siapapun juga."
Si Pendekar Kalong dan Ciang hay Sin kun ketika
mendengar suara itu, wajahnya berubah. Mereka berpalingTiraikasih Website http://kangzusi.com/
serentak, dibelakang mereka entah sejak kapan telah
kedapatan berdiri sesosok bayangan orang, ketika ditegasi
seluruh awak badannya mengenakan pakaian warna merah.
Bukan kepalang kagetnya ketiga orang itu, sampai tanpa
merasa sudah menggeser kaki beberapa tindak kebelakang.
Perkataan "Naga Merah!" hampir saja keluar dari mulut
mereka.
Si Pendekar Kalong menguasai keadaan, dengan tenang
yang dilakukan sebisa-bisanya sambil ketawa meringis, ia
berkata,
"Tidak tahunya sahabat Naga Merah yang datang?! Aku si
orang she To sungguh amat beruntung bisa bertemu dtempat
ini dengan sahabat!"
Orang serba merah itu ketawa dingin, kemudian berkata,
"Tuan ini bukan itu orang yang beruntung mendapat gelar
Pendekar Kalong?"
"Benar...."
"Barusan ketua dari tiga partai itu pada kemana perginya?"
Pendekar Kalong yang ditanya demikian mendadak
terperanjat sekali. Ia balas menanya dengan agak gugup.
"Kenapa? Kau mencari ketua itu ada keperluan apa?"
"Ya.. aku cari mereka. Kearah mana mereka pergi?"
Si Pendekar Kalong tercengang. Sesaat lamanya tak
mampu ia menjawab. Hanya dirasakan sekujur badannya
dingin beku, bulu romanya berdiri bagai orang meriang.
Begitupun dengan Yan san It hiong, orang ini pada waktu
itu barangkali tidak berani bernapas.
Orang serba merah itu ketika melihat tiga orang yang
ditanya tidak ada seorang yang berani buka mulut, lalu
menegur lagi dengan gusar.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kalian ingin cari mampus?"
"Sahabat Naga Merah, kau sungguh keterlaluan, Jikalau
kau ada seorang ternama didunia Kangouw, tentunya tidak
perlu memcari keterangan dari mulut orang tentang kemana
perginya ketiga ketua partai besar itu bukan?" berkata Ciang
hay Sin kun sambil terbahak-bahak.
"Orang kata Ciang hay Sin kun ada seorang luar biasa pada
masa kini, ada satu hari. Aku nanti juga ingin belajar kenal
dengan kepandaianmu barang beberapa jurus saja." berkata
Naga Merah sambil ketawa dingin. Dan setelah itu tanpa
berkelebat sinar merah, manusia seram itu telah menghilang
dari depan matanya.
Naga Merah... seorang misterius yang penuh diliputi teka
teki, juga seperti seorang yang penuh bernoda darah
ditubuhnya....
Orang-orang dalam dunia kang-zsouw tak seorangpun
mengenalnya, juga tak tahu dia itu adalah Naga Merah yang
namanya dulu sangat terkenal atau bukan!
Setelah Naga Merah itu berlalu, Ciang hay Sin kun bertiga
pada menarik napas lega. Ciang hay Sin kun kemudian
berkata seperti pada dirinya sendiri.
"Rupa-rupanya memang Naga Merah ini akan membawa
kekacauan besar bagi dunia rimba persilatan."
Ciang hay Sin kun mengangguk lalu berjalan kembali
ketempat semula.
Pada saat mereka meninggalkan tempat tersebut, suara
siulan nyaring seperti suara setan jejadian itu tiba-tiba
terdengar pula.
Orang-orang yang kala itu masih berada disitu lantas pada
pucat wajahnya, sebab suara seperti itu telah mereka kenal
sebagai suara si Naga Merah.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pendekar Kalong yang masih belum lenyap jerinya, begitu
mendengar itu tanpa sadar badannya gemetar. Ketika lebih
diteliti, ternyata suara datangnya dari rimba sebelah barat
tempatnya berdiri. Ia seperti ingat sesuatu lantas berseru
"Celaka!! Mari lekas kita lihat!!"
"Hai.. ada apa kau?" tanya Ciang hay Sin kun kaget.
"Orang-orang tiga partai besar barangkali akan celaka oleh
si Naga Merah."
Ciang hay Sin kun dan Yan san It hiong yang mendengar
perkataan Si Pendekar Kalong, wajahnya berubah serentak.
Jikalau benar Ciang bun jin dari tiga partai besar dan
semua murid-muridnya nanti terbunuh si Naga Merah, maka
dalam rimba persilatan pasti akan timbul bencana besar, ini
pun berarti pula dunia kiamat bagi orang-orang kangouw.
Mengingat hebatnya akibat kalau sampai terjadi soal
pembunuhan tiga ketua partai besar tersebut, maka Ciang hay
Sin kun bertiga lalu mengurungkan maksudnya semula, dan
terus lakukan kaki mereka kearah dari mana datangnya suara
seperti setan tadi.
Ini adalah satu soal baru yang sangat besar. Tiga Ciang
bun jin tiga partai besar datang sendiri-sendiri keselat Ba sing
hiap itu sudah merupakan suatu peristiwa yang bukan biasa.
Apabila ketiga ciang bun jin itu kalau sampai terbinasa oleh
si Naga Merah, entah akan bagaimana jadinya dengan
akibatnya dari peristiwa tersebut?
-o0o0dw0o0o-


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

JILID ke : 4
Meskipun kedatangannya ketiga ketua partai besar itu
semata mata hanya ditunjukkan kepada Yao cie In untukTiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencari iblis wanita itu dan hendak menyingkirkan nyawanya,
sungguh tak pernah diduga bahwa di tengah jalan mendadak
muncul si Naga Merah salah seorang manusia paling ganas
dari Bu lim Sam cu. Dan di luar dugaan mereka Yao cie ln
kemudian dilindungi jiwanya oleh Pek lek cu dan orang yang
disebut belakangan ini mengancam juga tiga ketua partai
besar dengan bom-nya yang paling disegani.
Oleh karena senjata Pek lek tan itu merupakan salah satu
pesawat yang mengandung tenaga ledak sangat dahsyat yang
"tak kan mungkin" dilawan oleh tenaga mereka bertiga saja
karena siapa yang kena dibom senjata peledak itu badannya
seketika akan hancur tak kan dapat di kenali lagi.
Oleh karena ketiga ketua partai besar itu jeri terhadap
semacam senjata beratnya Pek lek cu terpaksa mereka
urungkan maksud semula dan lepas tangan begitu saja lalu
dengan apa boleh buat terpaksa kembali ketempat masing-
masing dengan tangan hampa.
Diantara tiga ketua partai besar itu adalah ketua dari Tiam
chong pay Hui seng cu lah yang adatnya paling berangasan.
Meskipun demikian terpaksa juga ia harus menahan
amarahnya dan tidak berani berbuat apa-apa dihadapan Pek
lek cu. Dan setelah pergi meninggalkan tempat kejadian
semula kira-kira satu lie jauhnya, Hui seng cu barulah berani
mengumbar amarahnya. Katanya ia tak percaya kalau Pek lek
cu mempunyai pengaruh begitu besar. Ia juga menyatakan
bahwa dengan kekuatan beberapa puluh orang itu mungkin
masih dapat melawannya seorang, dan apabila sampai
kewalahan, katanya pula boleh ditinggal kabur saja. Ia
mencela mengapa Suhengnya itu begitu mendengar nama Pek
lek cu saja lantas mau marah dan meninggalkan tempat tadi
yang di katakannya membuat hilang pamor dan muka orang-
orang tiga partai besar, menodai nama baik partai partai
tersebut.
Goan khut dari Siao lim pay menyebut nama Buddha.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ucapan Hui seng cu Toyu ini salah," demikian atas kata
kata tadi ia menjawab, "Pek lek cu itu pada empat puluh
tahun berselang ketika diadakan pertandingan diatas gunung
Bong san orang itu pernah menggunakan sebuah bom. Pek lek
tan-nya menghancur leburkan badan dua puluh orang lebih
dari golongan sesat maupun bait baik. Begitu hebatnya
senjata peledak itu pengaruhnya, sampai orang-orang itu
hancur luluh badannya hingga ketika diadakaa penyelidikan
setelah peristiwa itu, orang-orang itu tak dikenali lagi masing-
masing. Apalagi Pek lek cu itu amat kukoay adanya, sewaktu-
waktu bisa girang dan terkadang kalau gusar melampaui
batas. Dan wakta gusarnya ini, kehendaknya yang menuruti
kesenangannya sendiri, tidak memperdulikan siapapun. Jika
dia menyambit dengan sebuah bom Pek lek tannya saja sudah
pasti kita bertiga tak bisa pulang dalam keadaan masih
bernyawa."
Atas uraian yang panjang lebar ini ketua Tiam cong pay
berkata pula :
"Jika ada kesempatanya aku Hui seng cu dikemudian hari
ingin coba-coba sampai di mana kedahsyatannya bom Pek lek
tan itu."
Kata-kata ketus Tiam chong pay itu lalu disambung oleh
ketua Siao lim pay. "Toyu, bukan aku pandang rendah
kepandaianmu, kau ketahuilah, jangan kata nanti kau tidak
akan mampu menyambuti bom peledak Pek lek tan itu.
Sekalipan si Naga Merah yang sudah dikenal ganas dan
telengas, mampu atau tidak dia menyambuti senjata-senjata
itu masih merupakan tanda tanya besar."
Baru saja Goan khut menutup mulutnya dengan kata-tata
terakhir ini, dari belakang tubuhnya tiba-tiba terdengar saara
ketawa dingin yang bisa membuat bulu roma pada berdiri.
Ketika ketua Siao lim pay dan dua kawannya itu sedang
dalam kaget, hampir bersamaan waktunya ketiga-tiganya
membalik. Akan tetapi waktu itu dibelakang mereka kecualiTiraikasih Website http://kangzusi.com/
dedaunan pohon yang goyang-goyang ditiup angin serta kelak
keliknya sinar dari binatang kunang-kunang sudah tidak
nampak apapun lagi.
Ketiga ketua itu diam-diam juga merasa heran, sebab suara
ketawa itu seperti keluar dari mulut setan, bagi orang yang
mendengar mungkin akan lantas berdiri bulu romanya karena
begitu seramnya.
Siapakah dia itu? Pertanyaan demikian ini terus berputar
diotak ketiga ketua partai besar itu. Namun dari mana, keluar
dari mulut siapa suara tadi, belum dapat mereka tebak sama
sekali.
Satelah menanti cukup lama tanpa bergerak, Goan-khut
lalu mengeluarkaa suara tegurannya, "Siapa!"
Teguran ketua Siao lim pay ini menambah tegangnya
keadaan.
Tiga ketua partai besar ita meskipun merupakan orang-
orang yang berkedudukan tinggi dan ternama pula dalam
kalangaa Kang-zsouw. tetapi aneh apa sebabnya, ketika
mendengar suara menyeramkan itu ketiga-tiganya seperti
tersumbat mulutnya seakan akan berjumpa setan.
Beberapa puluh pasang mata pada celingukan mencari
kesana melihat kemari tetapi akhirnya usaha mereka nihil tak
sebuah bayanganpun kelihatan disitu.
Hui-seng cu yang paling berangasan agaknya sudah tak
dapat menahan kesabarannya lantas membentak: "Sahabat
mana yang biasa main sembunyi-sembunyi ! Apa kau tidak
berani bertemu orang ? "
"Benar!? " Demikian sebagai jawaban keluar suara seram.
"Kalian bertiga ada orang-orang berkedudukan tinggi dan
orang-orang terhormat dalam rimba persilatan. Aku sebagai
orang yang meyakinkan ilmu gaib, bagaimana berani bertemu
muka, hanya.....He. heh..... hanya...... He heh! .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah suara itu sirap, suara menyeramkan itu lewat lalu
berkumandang lagi beberapa lama sekitar rimba seperti juga
keluar sekitar tempat mereka berdiri. Namun tetap mereka
mencari sia sia saja, tak kelihatan bayangan orang yang
berkata demikian.
Nama Naga Merah lantas deras mengalir melalui bibir-bibir
ketiga ketua partai besar itu, Goan khut lantas barseru dengan
suara nyaring.
"Apa sicu disitu adakah Naga Merah ?"
"Benar, benar ! Naga Merah dengan kalian tiga ketua masih
mempunyai permusuhan sangat dalam." demikian terdengar
jawaban berupa suara-suara seram itu.
Tiga ketua itu terkejut sekali nampaknya. Goan khut lalu
berkata pula,
"Naga Merah boleh keluar! Coba tolong kau terangkan ada
permusuhan apa antara kau dengan partai kami Siao lim-pay."
"Naga Merah biasanya baru memberi tahukan persoalannya
apabila orang ita sudah dikirim ke lubang kubur. Terhadap
kalian bertiga, juga tidak ada kecualian."
Secelah itu. terdengarlah suara dingin yang tinggi
melengking panjang dan menyeramkan, suara itu pulalah
yang didengar oleh Pendekar Kalong dan kawan- kawannya.
Goan khut berkata pula dengan suara nyaring.
"O Mie To Hud ! Naga Merah yang suka membunuh apa
tidak kuatir nanti dosamu bertumpuk? Maka sebaiknya
sebelum terlambat kau..."
Tetapi suara itu mendadak diputuskan oleh suara siulan
melengking tinggi yang kedengaran seperti suara setan, itulah
yang didengar oleh Chang hay Sin kun, Pendekar Kalong dan
kawannya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah suara itu berhenti lantas terdengar pula suara
seram itu berkata lagi :
"Kepala sundal ! Tidak disangka kau berani mengajari aku.
Ha-ha ..... . . baik baik ! Aku sebaliknya ingin lihat seberapa
banyak dosaku yang menumpuk dan sampai di mana
tingginya ilmu pengajaran Budha. Aku juga tak berkeberatan
kalau kau pergi dulu ke akhirat dan di mana kau boleh
menantikan kedatanganku untuk membikin perhitungan "
Suara itu cepat telah berhenti lalu disusul pula oleh suara
seperti suara orang berjalan mendatangi, tetapi kedatangan
disekitar tempat itu masih tetap tenang gelap dan sunyi
senyap kecuali suara itu.
Ketika mata mereka ditajamkan ke arah suara itu hanya
terlihat satu bayangan merah yang remang-remang terlihat
muncul dari tempat gelap. ....
Bayangan ita adalah Naga Merah yang ganas telengas dan
yang berani membikin gempar dunia Kang-zsouw !
Bukan sepalang kagetnya tiga ketua itu mereka mundur
sampai tiga tindak.
Berulangkali Naga Merah ketawa, lantas sekali nampak
badannya digerakkan melesat dan tahu tahu sudah berdiri
dihadapan ketiga ketua partai besar itu dan kemudian di
depannya ia berkata dengan nada dingin.
"Tuan-tuan para ketua dari tiga partai besar tidak usah
begitu cemas dan takut. Sebelum kalian pergi ke Akhirat
sedikit banyak toh aku masih memberikan kesempatan untuk
kalian mengatakan beberapa patah kata untuk orang-orang
dirumah"
Ketua partai besar itu meskipun ketiganya merupakan
orang-orang kuat yang berkepandaian tinggi, tetapi dalam
menghadapi seorang iblis yang sepak terjangnya seperti setan
itu ternyata masih merasa ragu-ragu menghadapinya. MakaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tatkala mereka mendengar kata kata itu terpaksa
membungkam tak menjawab.
Si Naga Merah berkata pula :
"Ciang bun jin sebelum kalian mati apa masih ada pesan
apa yang perlu ?"
Mendapat desakan demikian rupa Hui seng cu ketua Tiam
chong pay si sembrono tak dapat menahan sabar lagi, sambil
menggeram hebat lompat kedepan dengan sebelah serangan
tangan yang hebat sekali, ia menyerang si Naga Merah.
Serangan yang keluar dari tangan ketua Tiam chong pay itu
mendadak dan bagai kilat datangnya, apalagi dikeluarkan
selagi ia dalam keadaan murka, dapatlah dibayangkan betapa
hebat serangan tersebut.
Naga Merah hanya ketawa saja mengegos dengan enak
menghindarkan serangan Hui seng cu. Kemudian nampak
tangan kanannya juga bergerak, dari situ lalu meluncur hawa
dingin yang mendorong Hui seng cu hingga kembali lagi
ketempat semula.
Dengan suara dingin Naga Merah berkata "Hai imam miskin
biar bagaimana kalian toh mesti mati semua. Perlu apa kau
berlaku begitu terburu-buru."
Hui seng cu yang menyerang secara mendadak dengan
tenaga sepenuhnya malah sama sekali tak pernah menyangka
serangannya bisa dipunahkan dengan cara demikian mudah
bahkan dirinya sendiri dengan sekali balas sudah balik kembali
ketempat semula. Kepandaian dan kekuatan Naga Merah itu
membuat ketiga ketua partai jadi kesima dan saling pandang.
Dalam kagetnya semua orang pada mundur lagi lima
tindak.
Lalu terdengar pula suara bentakan nyaring Naga Merah.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ciang bun jin sekalian ! Kalau tak ada pesan apa-apa lagi
sekarang juga akan kukirim kalian menemui Giam lo ong !'
Habis berkata demikian perlahan-lahan bayangan itu
berjalan mendekati ketiga ketua tersebut,
Tangan maut perlahan lahan akan merenggut jiwa ketiga
ketua partai besar itu.
Suasana disekitar tempat itu sungguh menyeramkan.
Ketiga ketua itu sedang bersiap-siap sambil menahan nafas.
Dalam pada itu mendadak berkelebat sesosok bayangan
manusia lain yang dengan cepat nyelusup kebelakang
sebatang pohon besar ditempat sejarak tiga tombak dari
tempat tersebut.
Kedatangan bayangan itu begitu mendadak dan cepatnya,
begitu sampaipun lantas mengunjuk senyum iblis, ditangannya
tergenggam satu biji Pek lek tan. Sedang matanya terus
diincarkan kearah Naga Merah tanpa berkedip.
Naga Marah kembali perdengarkan suara keawa
menyeramkan, lalu berkata pula dengan nada dingin..
"Untuk sementara" katanya "kuampuni jiwa kalian bertiga.
Aku masih kedatangan seorang sahabat yang barangkali
sengaja mencari aku, maka tidak enak kiranya kalau kubiarkan
dia begitu saja "
Setelah ita lalu ia balikkan badan dengan sorot mata dingin
mengawasi orang yang sedang sembunyikan diri dibalik pohon
bukan lain dia adalah Pek lek cu sendiri!.
Pek lek cu ditempat persembunyiannya terkejut sekali.
Dengan lantas ia membuka mulut, dengan suara dingin
berkata :
'"Kepandaian Naga Merah sungguh hebat dan
mengagumkan"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu suara berhenti badannya lompat keluar, tangannya
tetap masih tetap menggenggam bom Pet lek tannya.
"Pek lek cu !" demikian seru Naga Merah tiba tiba. "Berkali
kali kau setori dengan aku apa kiramu aku benar-benar takuti
senjata pek lek tanmu itu ? "
"Naga Merah ! Tidak halangan kau coba sekali lagi" Kata
Pek lek cu sambil ketawa tergelak-gelak.
Dalam suasana sunyi di malam itu kembali diliputi oleh
napsu pembunuhan yang meluap-luap.
Ketiga ketua partai besar beserta anak-anak muridnya yang
menyaksikan keadaan gawat semua pada mengundurkan diri
ketempat agak jauh.
Tiba tiba terdengar pula suara ketawa dingin yang
kemudian disusul pula oleh suara Naga Merah yang berseru
"Kemana ?"
Bayangan merah lain berkelebat kedepan tiga ketua itu
yang dibarengi oleh hawa dingin yang mengandung kekuatan
hebat.
Hampir bertepatan pada waktu itu Pek lek cu pun telah
bergerak cepat bagai kilat diterjangnya si Naga Merah.
Kedua manasia itu bergerak hampir bersamaan waktunya
cukup makan waktu beberapa detik saja.
Ketika Naga Merah lompat melesat kearah tiga ketua partai
besar itu, Pek lek cu juga bergerak serta mengirimkan
serangan dari jarak jauh. Serangannya itu ditujukan kedirinya


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Naga Merah tentunya.
Ketiga ketua partai besar itu sudah tentu tidak mau tinggal
diam. Apalagi sebagai orang-orang yang mempunyai nama
cukup terkenal apalagi tatkala dilihatnya Naga Merah
menerjang serentak ketiganya mengayun tangan menyambuti
datangnya serangan Naga Merah.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Naga Merah tertawa, Badannya agak menggeser
kesamping lalu balikkan badan dan dengan tangan kiri
menyambuti serangan yang dilancarkan oleh Pek lek cu.
Semua itu terjadinya hampir dalam waktu sangat singkat.
Lalu terdengar suatu ledakan hebat gemuruh bunyinya dua
kekuatan saling beradu itu telah menimbulkan akibat begitu
hebat, daun-daun yang masih segar pada rontok beterbangan.
Kekuatan itu sungguh mengejutkan!
Naga Merah masih berdiri tetap ditempatnya sedang Pek
lek cu kelihatan mundur setengah tindak.
Dari adu tenaga yang barusan terjadi terlihatlah bahwa
kekuatan Pek lek cu terang masih kalah setingkat jika
dibandingkan dengan kekuatan Naga Merah.
Pek lek cu sendiri maklum dalam hati telah mengerti bahwa
Naga Merah lebih tinggi dari padanya sendiri.
Diam-diam ia terperanjat sedang Naga Merah lantas
berkata sambil ketawa dingin.
"Kepandaian Pek lek cu cuma sebegitu? Hmm! Tadinya aku
malah mengira kau mempunyai kekuatan dan yang
mengejutkan. "
Sambil mengucapkan perkataan tersebut, kembali ia
ketawa dingin dan berulang ulang mendehem.
Diejek demikian hampir-hampir Pek lek cu tak dapat
mengendalikan hawa amarahnya. Waktu itupun ia lalu
membentak keras dengan geramannya, "Naga Merah, coba
sambuti seranganku sekali ini! "
Hampir berbarengan dengan ditutupnya kata-katanya Pek
lek cu mengirim serangannya yang sangat hebat.
Serangan kali ini dilakukan Pek lek cu dengan tenaga
sepenuhnya. Dan hampir berbarengan pada saat itu pulaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan lainnya yang menggenggam bom Pek lek tan juga
lantas diayunkan ke muka!
Pek lek cu yang sudah mirip kalau dikatakan orang kalap,
turun tangan untuk kedua kali ini bukan hanya hebat saja
bahkan sudah bertekad untuk merenggut jiwanya Naga Merah
yang menakutkan itu. Maka serangan tangan kanannya itu
dibarengi dengan melesatnya bom Pek lek tan yang sangat
ampuh.
Naga merah juga terperanjat sekali. Serangan tangan yang
dibarengi oleh meluncurnya bom itu bagi Naga Merah
betapapun lebih tinggi lagi kekuatannya pasti tak kan mampu
dalam waktu sekejap itu disuruh menyambuti serangan tangan
dan bom sekaligus.
Dan tatkala Pek lek cu menyambitkan bom nya tadi,
mulutnya berseru ke arah ketiga Ciang bun jin dan semua
anak muridnya supaya lekas-lekas mundur jauh-jauh.
Orang-orangnya ketiga partai besar ketika mendengar Pek
lek cu memperingatkan itu, sudah lantas mundur jauh-jauh.
Benar saja sebentar kemudian mereka lalu mendengar
suara ledakan amat hebat, menggetarkan sekitar tempat
tersebut !
Bom Pek lek tan yang disambitkan oleh pemiliknya akhirnya
meledak ....
Tempat dimana barusan bom dahsyat tersebut meledak,
semua tanah, pepohonan dan batu-batu pada hancur dan
menimbulkan percikan lelatu hebat.
Sesosok bayangan merah nampak meluncur di antara
percikan lelatu itu.
Di luar dugaan semua orang, ledakan bom itu ternyata
tidak mendapatkan hasil sebagai mana yang diharapkan oleh
pelemparnya karena Naga Merah sudah dapat meloloskan diri.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek lek cu membentak dengan suara keras lalu lompat
mengejar kearah mana Naga Merah tadi melarikan diri. Tetapi
yang dikejar sudah tidak kelihatan mata hidungnya entah ke
mana.
Pek lek cu berjingkrak-jingkrak saking gusarnya. Rambut
dan kumisnya nampak bagai tegak lurus, sudah kalap benar ia
rupanya. Dadanya bergelombang naik turun napasnya
tersengal-sengal.
Pada waktu itu nampak tiga bayangan orang melayang di
sisinya. Tatkala Pek lek cu berpaling, barulah dilihatnya bahwa
mereka itu adalah Ciang hay Sin kun, Pendekar Kalong dan
Yang san It hiong bertiga. Ia lalu keluarkan helaan napas
panjang, berkata seolah-olah pada dirinya sendiri. "Ah, tidak
nyana aku di dunia Kang-zsouw lalu mengalami kejadian
begini hebat .... "
Sehabis berkata demikian, air matanya tampak mengalir
keluar membasahi pipinya.
Ciang hay Sin kun yang menyaksikan keadaan Pek lek cu,
hatinya turut bersedih lalu berkata,
"Seorang laki-laki harus berani menghadapi segala rupa
kejadian. Kekalahan begitu saja masih belum berarti apa-apa."
Di lain pihak, ketua tiga partai besar itu juga kelihatan
perlahan-lahan keluar dari depan rimba.
Ketua partai Siao lim pay Goan khut menghampiri Pek lek
cu dan berkata padanya sambil menganggukkan kepala.
"Pek lek tayhiap, atas bantuanmu yang secara tak langsung
menyebabkan murid-murid kami tidak mati di tangan Naga
Merah, atas ini Lolap ucapkan beribu-ribu terima kasih."
Akan tetapi dengan mata terbelalak Pendekar Kalong
mengawasi Goan khut dan tiba-tiba ia berseru, "Eh! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seruan Pendekar Kalong tadi dibarengi oleh perubahan
diatas wajahnya yang demikian pucat, hingga semua mata
lantas ditujukan ke arah Goan khut, sedang mata Pendekar
Kalong sendiri terus ditujukan pada jubahnya Goan khut.
Goan khut yang melihat semua mata ditujukan ke arah
dirinya, agaknya telah merasa ada apa-apa atas dirinya dan
tatkala kepadanya ditunjukkan melihat kebagian dadanya,
seketika itu wajahnya berobah !
Ternyata depan dada di atas jubahnya entah sejak kapan
sudah tertempel sebuah tusuk konde batu giok yang berukiran
Naga Merah.
Ia lalu mencopot tusuk konde itu, wajahnya kembali
berubah. Ia agaknya waktu itu telah maklum bahwa benda
tersebut adalah tusuk kondenya Naga Merah perlambang
maut yang sudah menggemparkan dunia Kang-zsouw.
Ini berarti pula bahwa tusuk konde itu sudah muncul lagi
untuk ketujuh belas kalinya.
Tetapi apa yang membuat semua orang tidak habis
mengerti, tusuk konde yang merupakan tanda maut itu
mengapa kini dialamatkan pada tubuhnya ketua Siao lim pay?
Ini berarti pula bahwa Naga Merah sudah berani menantang
secara terang-terangan terhadap Siao lim pay, partai terbesar
pada jaman itu.
Dengan tangan sedikit bergetar Goan khut memeriksa
barang perhiasan rambut wanita itu yang hampir saja lepas
dari tangannya.
Ketua Siao lim pay ini merasa seperti digempur dadanya di
depan begitu banyak orang-orang kuat merasa hilang muka.
Sementara itu semua orang yang menyaksikan tingkah laku
dan gerakan Goan khut, juga hampir saja pada mengeluarkan
seruan sebab tusuk konde Naga Merah yang berada di atas
dirinya Goan khut sesungguhnya jauh di luar dugaan mereka.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tusuk konde berukiran naga-nagaan itu agaknya
berpengaruh demikian hebat seketika membuat semua orang
yang ada di situ merasakan hatinya kebat-kebit terutama
Goan khut sendiri.
Nama Siao lim pay dalam dunia kang-zsouw boleh dikata
kedudukannya paling tinggi. di dunia rimba persilatan untuk
daerah Tionggoan. Jumlah orang-orang kuat yang bernaung
dibawah partai tersebut tak dapat dibilang dengan hitungan
biasa. Dan kini Naga Merah dengan secara terang-terangan
menantang ketuanya. Bukankah itu merupakan suatu kejadian
yang langka?
Biar bagaimanapun Goan khut adalah seorang ketua dari
partai yang paling besar.
Setelah sejenak dalam keadaan kaget sikapnya lantas
kembali seperti biasa lagi. Sambil mengamat-amati tusuk
konde di tangannya ia lalu berkata dengan sikap tenang.
"Tidak nyana Naga Merah berani menantang terang-
terangan terhadap Siao lim pay. Kami yakin benar tidak ada
atau tak pernah menanam ganjalan sakit hati apa-apa
terhadap si Naga Merah berbuat demikian sesungguhnya
Lolap tak habis pikir. "
"Naga Merah berani menentang kalian orang dari Siao lim
pay, tidak mungkin tanpa sebab, tetapi di mana dan apa
sebab-sebabnya itu nanti Ciang bu jin kalau sudah balik ke
Siong san harus segera mengadakan penyelidikan. " Demikian
Ciang hay Sin kun berkata dengan pendapatnya.
"Tusuk konde sudah muncul dalam waktu tiga hari, Naga
Merah pasti akan datang sendiri ke Siao lim sie. Lolap kini
akan berangkat pulang tuan-tuan sekalian apabila ada waktu
terluang harap berkunjung ke biara kami di gunung Siong san
untuk sama-sama menemui Naga Merah. Jikalau begitu Lolap
di sini ingin minta diri dulu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sehabis berkata, ketua Siao lim pay ini lalu mengajak kedua
kawan dan semua anak muridnya pergi meninggalkan tempat
tersebut.
Semua orang menyaksikan berlalunya tiga ketua partai
besar bersama-sama anak muridnya masing-masing sambil
menarik napas panjang-panjang.
Ciang hay Sin kun mengawasi Pek lek cu sejenak lalu
berkata,
"Kalau dilihat dari sepak terjangnya rupanya Naga Merah
benar-benar sudah angot. Kenapa dia mau menggulung
seluruh orang-orang dalam rimba persilatan? Perbuatannya itu
berarti akan membawa bencana bagi dunia Kang-zsouw yang
selama ini tenang tenteram. "
"Aku pasti mau bertemu sekali lagi dengan si Naga Merah.
Dia secara terang-terangan sudah berani menusukkan konde
itu ke badannya ketua Siao lim pay rupanya. Goan khut si
hwesio tua itu sudah terancam jiwanya." Bicara sampai di situ
agaknya orang yang baru bicara ini, Pek lek cu ingat sesuatu
mendadak berkata pula, "Hui Chiang hay Setan tua! Apa kau
juga ada dugaan kalau pemuda aneh baju kelabu itu ada
hubungannya dengan si Naga merah?"
"Rasanya tidak mungkin." Demikian jawab Ciang hay Sin
kun. "Bagaimana dia mempunyai hubungan dengan si Naga
Merah? Kau Pek lek cu tidak perlu banyak curiga."
Mengucapkan kata-katanya ini Ciang hay Sin kun sambil
bersenyum.
Ketika itu Pek lek cu membungkam seperti orang berpikir
lama sekali akhirnya berkata lagi,
"Kau tahu, ke mana pemuda aneh itu?"
Mengingat dirinya pemuda aneh berbaju kelabu itu, Ciang
hay Sin kun dan kawan-kawannya semua merasakan bahwa
pemuda itu sama halnya dengan Si Naga Merah yang jugaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
merupakan seorang aneh yang sangat misterius tindak
tanduknya.
Ciang hay Sin kun juga lantas berkata,
"Ia sebetulnya seorang anak muda yang sangat misterius.
Aku yakin belum jauh keluar ia dari sini selat Ba Siong Hiap ini.
Mari kita cari !"
Pek lek cu ingin mencari jejaknya Naga Merah lagi, lantas
mengadakan permufakatan dengan Ciang hay Sin kun dan
kawan-lawannya lantas pamitan kepada mereka bertiga,
hingga sebentar kemudian sudah menghilang dari depan
mereka.
Ciang hay Sin kun dan kawan-kawannya balik kembali
mencari si pemuda aneh di tempat di mana tadi ia bertaruh
dengan Pek lek cu.
Tapi pada waktu itu si pemuda aneh yang sedang
mengadakan pertaruhan baru dalam pengetahuan ilmu silat
dengan si gadis baju merah sudah memasuki babak yang
menentukan.
Tan Liong pemuda aneh itu, kelihatan sudah mengucurkan
keringat dahinya, sebab ilmu silat yang disebutkan si nona
tadi, sebetulnya adalah salah satu jurus ilmu silat yang luar
biasa. Diam-diam Tan Liong terkejut, hatinya sedikit gelisah.
Sama sekali belum pernah diduga bahwa nona itu merupakan
lawannya yang kuat sekali.
Makin berpikir pemuda itu makin nampak gelisahnya,
berdirinya sudah tak tetap lagi. Mendadak di dalam otak
terlintas bayangan orang tua, seperti membangunkan
semangat. Iapun ambil keputusan tidak membiarkan potongan
mangkok pecah itu terjatuh dalam tangan si nona itu.
Ia menyusut keringat yang mengucur di dahi, matanya
memandang ke arah si nona. Pandangan sepintas lalu itu telah
mengejutkan hatinya. Saat itu diam-diam ia berpikir,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa mukanya mirip benar dengan dia? Siapa
sebenarnya perempuan ini? Dari mana dia mendapatkan
kepandaian begitu tinggi? "
Gadis baju merah itu ketika melihat Tan Liong
mengawasinya, lalu menegur sambil unjuk senyum manis di
bibirnya, "Perlu apa kau memandangi aku saja? Kalau kau
tidak bisa memikirkan jawaban jurus tadi mengaku kalah saja,
kan baik?"
Dengan wajah kemalu-maluan Tan Liong yang ditegur
menunjuk, setelah kertak gigi mendadak matanya dibuka
lebar-lebar. Saat itupun ia lalu menjawab.
"Ceng-lie Sang hoay. "
Gadis baju merah itu lalu berkata sambil memutar-mutar
biji matanya,
"Benar. Dan sekarang kau boleh sebutkan jurus yang
kedua. "
Tan Liong lantas menyebut namanya tipu sakti yang kedua,
"Goat lok Hoa cian. " katanya.
Gadis baju merah itu nampak mengerutkan keningnya,
pikirannya sedang bekerja keras rupanya.
Tan Liong menarik napas lega. Matanya kembali ditujukan
keatas wajah gadis baju merah itu.
Gadis itu tidak memperlihatkan sikap apa-apa tetapi dari
parasnya yang berwibawa membikin jeri siapa yang
melihatnya.


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dari wajah si gadis baju merah itu Tan Liong agaknya
menemukan apa-apa. Ia ingat benar bahwa semasa hidupnya
waktu lampau pernah ada seorang wanita yang rupanya mirip
benar dengan gadis di hadapannya yang pernah menempati
hatinya, mencuri hatinya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita yang berhasil meminta tempat dalam lubuk hatinya
itu baik paras maupun bentuk tubuhnya, sungguh mirip sekali
dengan gadis baju merah yang sekarang berada dihadapannya
itu. Yang berbeda hanyalah usianya. Ebook by : Dewi KZ,
Aditya, aaa, Budi S, Nico kangzusi.com Kelihatannya gadis
baju merah yang dihadapinya ini lebih tua sedikit dari gadis
yang pernah menempati hatinya.
Akan tetapi gadis yang ia cintakan sudah pergi! ...... Kawin
dengan lelaki lain .....
Mengingat gadis idamannya itu diam-diam si pemuda
kertak gigi. Pikirnya, "Itulah perempuan. Kalau aku tidak
menemukan nasib seperti sekarang ini hingga saat ini
barangkali ia masih berada disisiku. Segala sumpah yang
pernah dinyatakan bersama segala kata-kata sehidup semati
seperti masih berada dalam otakku. tapi kemana sekarang
dia? Dia sudah pergi untuk tidak kembali lagi ...... "
Selagi masih terbenam dalam lamunannya yang pahit getir
tiba-tiba terdengat suara gadis baju merah.
"Cun yang Sang loan".
"Kalau begitu sekarang giliran nona, katakanlah jurus nona
yang kedua. "
Si nona lalu berkata sambil perlihatkan senyumnya yang
menggiurkan,
"Jurus ke dua, Pie bun Ie su. "
Pengetahuan dan kepandaian dalam ilmu silat gadis baju
merah ini memang jauh berada di atasnya apa yang dimiliki
Tan Liong. Dari selang waktu untuk menjawab setiap
perkataan yang diucapkan masing-masing lawan itu sudah
dapat dilihat perbedaan tingkat mereka.
Nama yang disebut oleh si gadis baju merah itu kembali
membuat Tan Liong harus menggunakan otaknya lagi dengan
keras, kelihatan makin lama makin gelisah.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sang waktu sedetik demi sedetik terus berlalu. Tan Liong
masih belum mampu menyebutkan jawaban jurus yang
disebut nona itu.
Si gadis baju merah memandang Tan Liong sejenak! Lalu
berkata,
"Kau kalah."
Mendengar pernyataan itu Tan Liong merasa kepalanya
disambar geledek, hampir badannya roboh di tanah, wajahnya
pucat pasi hatinya mendelu.
Si gadis baju merah masih tetap dengan sikap dinginnya,
sambil ketawa dingin pula ia berkata,
"Tan Liong, kau sudah kalah dalam pertandingan ini, maka
benda ini hendak kubawa pergi. "
Sehabis mengucapkan perkataannya, lalu nampak
bayangan merah berkelebat, hendak berlalu.
Tan Liong nampak gelisah, ia lantas berseru,
"Harap nona suka tunggu sebentar ...... "
Gadis baju merah itu balik badan dan menanya dengan
suara dingin,
"Kau masih perlu apa lagi?"
Tan Liong setelah mengalami kekalahan dan kekuatiran kini
sudah berobah menjadi tenang kembali.
Potongan pecahan mangkok itu meski besar sekali
hubungannya dengan dirinya sendiri, tetapi karena sudah ada
perjanjian di muka, sudah tentu ia tidak dapat kembali begitu
saja, ia juga tahu bahwa dalam kekalahan kali ini ada tipis
harapannya untuk mengambil kembali benda itu dari
tangannya si nona. Namun ia masih terus mencoba. Maka
setelah menghela nafas perlahan ia lalu berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekalipun nona sudah berhasil menangkan aku, tapi itu
juga bukan suatu hal yang patut dibanggakan. Bolehkah nona
memberitahukan kediaman nona? Dalam waktu sebulan ini
aku nanti pasti akan ambil kembali mangkok pecah itu.
Dengan terus terang kuberitahukan pada nona benda itu
besar sekali artinya bagiku, yang sebetulnya tidak boleh
gampang-gampang dibikin hilang. Tapi karena sekarang aku
sudah kalah dalam pertandingan tadi, benda itu untuk
sementara boleh kau bawa pergi aku tidak menyesalkan
tindakan nona."
Wanita itu berkata sambil bersenyum,
"Boleh Cuma dalam waktu sebulan ini kau tidak boleh
membunuh orang lagi. "
Tan Liong terkejut bukan main, matanya terus menatap si
nona. Wajahnya yang tadi dingin kecut, kini mulai berobah,
kuatir tergetar dan tegang ....
Semua perasaan itu terkilas diwajahnya.
Siapakah dia? ...... Pertanyaan ini kembali berputaran
seperti roda pedati dalam otak. Tetapi masih tetap ia belum
dapat menduga siapa adanya gadis baju merah itu. Ia insyaf
bahwa untuk pertama kali ini ia menghadapi suatu soal yang
amat sulit. Dulu belum penah ia merasa kuatir sampai
sedemikian rupa, sekarang harus meragukan hal demikian
tentu saja sulit sekali keadaannya. Sejurus ia tergagap tak
dapat menjawab sambil tatap mengawasi si nona, akhirnya
lama baru menjawab.
"Boleh."
Wanita baju merah itu berkata sambil ketawa dingin.
"Baiklah, aku berdiam di lembah Hong hwee kok di gunung
Im yang san. Tetapi kau juga harus menerima syaratku yang
lain, tempat kediamanku itu tak boleh kau beritahukan pada
orang kedua. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tak usah kuatir." jawab Tan Liong singkat.
Wanita baju merah itu lalu tak berkata apa-apa lagi,
kembali ia putar badannya dan sebentar kemudian sudah
menghilang dari depan mata Tan Liong.
Gerakannya yang sangat gesit dan lincah itu sangat
mengejutkan hati Tan Liong si pemuda baju kelabu.
"Sesungguhnya kepandaian wanita baju merah itu kalau
dilihat gerakannya, mungkin tidak dibawahnya si Naga
Merah."
0?dw---0
KEMBALI ia menarik napas panjang, .... pikirannya
dirasakan ruwet tidak karuan. Dalam hidupnya, untuk kedua
kali ini ia jatuh di tangan wanita. Tapi kali ini jatuhnya sangat
mengenaskan sekali.
Pertama kali juga dikarenakan adanya wanita yang
menyebabkan seluruh jalan darah pentingnya tertutup semua,
hingga kepandaian ilmu silatnya tak dapat digunakan. Tetapi
iapun tahu benar bahwa perbuatan wanita pertama itu
dilakukannya tanpa sengaja.
Dan kini untuk kedua kalinya ia terjungkal ditangannya
gadis baju merah, wanita juga malah kali ini benar-benar ia
jatuh !
Sebab pecahan mangkok yang sepotong itu yang
dipercayakan oleh suhunya boleh dibawanya kini telah dibawa
pergi oleh si gadis baju merah.
Dalam hatinya si pemuda ini terus berpikir, "Jikalau suhu
mengetahui hal ini entah bagaimana gusarnya.... "
Memikir sampai di situ, diam-diam ia merasa bergidik
sendiri.
Kembali ia memikirkan wanita baju merah itu. Bagaimana ia
bisa mengetahui namanya dan apakah benar tahu juga wanitaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu mengenai asal usulnya? Hal tersebut masih disangsikan
olehnya.
Demikian berpikir pergi datang kemudian mencetuskan
semacam pikiran sebagai jawabannya ia berkata sendiri,
sampai dihampiri oleh tiga orang juga ia masih belum sadar.
Ketiga orang yang mendatanginya itu tidak lain adalah Yan
san It Hiong. Pendekar Kalong dan kawannya.
Melihat ketiga orang itu, Tan Liong bersenyum simpul.
Dalam hatinya berkata pada diri sendiri. Ada satu hari jikalau
kepandaianku sudah kembali seperti asal, aku nanti akan
serang kau, Ciang hay Sin kun mati dalam cengkeramanku.
Matanya pemuda baju kelabu ini lalu ditujukan ke arah
Pendekar Kalong seperti ingat sesuatu lalu bertanya pada
pendekar itu
"Locianpwee, aku ingin menanyakan padamu satu hal:
Apakah dalam dunia Kangouw ada seorang wanita kosen yang
mempunyai kesukaan memakai baju merah ...... ? "
Selanjutnya, ia memberitahukan raut muka, bentuk tubuh
dan lain-lain seperlunya dari wanita yang ditanyanya itu.
Pendekar Kalong yang ditanya demikian agaknya juga
kaget, berpikir sejenak lalu menjawab sambil geleng-
gelengkan kepala,
"Tidak ...... Bagaimana tuan mendadak bisa mengeluarkan
pertanyaan demikian? "
"Aku hanya ingin menanya saja." jawab Tan Liong hambar.
"Harap tuan suka maaf jikalau aku berlaku gegabah.
Bolehkah tuan beritahukan siapa nama guru tuan yang
mulia?" Demikian balik Tanya Pendekar Kalong.
"Tentang ini" jawab Tan Liong, ".... maaf tak dapat
kuberitahukan? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Diantara tuan dengan si Naga Merah apa masih ada lain
hubungan?" Kini adalah Ciang hay Sin kun yang bergilir
bertanya.
Mendengar pertanyaan itu, mendadak wajah Tan Liong
berubah. Pemuda ini dengan suara ketus bernada bengis
berkata,
"Apa perlu kau menanyakan soal itu? "
Bentakan itu laksana bunyi halilintar di tengah hari bolong,
membuat Ciang hay Sin kun dan lain-lainnya terkejut. Lama
sekali orang tua itu baru berkata lagi,
"Lohu hanya ingin menanya saja. "
Sikap Tan Liong cepat kembali seperti semula, ketus dingin
ia berkata pula,
"Naga merah sudah pergi. Kalian juga boleh pergi. "
"Peristiwa di sekitar selat Bu siang hiap meskipun kini
sudah lewat, akan tetapi bencana akan timbul lagi di biara
Siao sie digunung Siong san." Kata Ciang hay Sin kun.
Mendengar kata kata ini, Tan Liong rupanya terkejut,
"Apa Naga Merah berani mencari setori dengan Siao lim
pay? "
"Benar. Apa tuan juga ingin pergi ke bukit Siong san? "
Tan Liong memandang Ciang hay Sin kun sejenak, lalu
berkata,
"Sudah tentu aku akan datang kalau waktunya sampai. Biar
bagaimana aku harus membuka kedoknya Naga Merah itu. "
Naga Merah sudah terang-terangan menantang Siao lim
pay. Perlambang mautnya tusuk konde juga sudah berada di
tangan ketua Siao lim pay, telah membuat Tan Liong kaget
dan terheran-heran.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciang hay Sin kun mengawasi sikap dan wajah Tan Liong
setelah berdiam sejenak lalu berkata pula,
"Kalau tuan memang ada maksud hendak pergi ke Siao lim
sie, tiga hari kemudian kita nanti bertemu lagi di sana. "
Sehabis mengucapkan perkataan itu bersama-sama
Pendekar Kalong dan Yau san It hiong lantas Ciang hay Sin
kun berlalu.
Tan Liong yang menyaksikan keadaan sekitar selat Bu siong
hiap yang kini telah sunyi senyap keadaannya lalu menghela
napas panjang.
Dalam otaknya selalu memikirkan dirinya Naga Merah itu,
entah siapa adanya Naga merah ini ........
Tentang siapa adanya orang yang mengaku dirinya Naga
Merah itu bukan hanya Tan Liong saja yang tak dapat
memikirkan sekalipun orang-orang di seluruh rimba persilatan
juga tak seorang yang dapat mengetahui.
Meskipun tusuk konde berukiran Naga Merah yang
merupakan lambang maut itu sudah muncul sampai enam
belas kali serta sudah minta korban enam belas jiwa pula akan
tetapi wajah asli Naga Merah itu masih tetap merupakan
wajah di balik kerudung yang sukar disingkap.
Sebab, yang dilihat orang dari luaran Naga Merah hanya
merupakan seorang yang memakai kerudung merah dengan
pakaian serba merah pula. Sekalipun Pek lek cu sendiri, salah
seorang dari Bu lim Sam cu, juga masih belum mengetahui
siapa adanya orang yang mengaku Naga Merah itu.
Setelah Naga Merah muncul dalam dunia Kang-zsouw apa
sebabnya ia harus melakukan pembunuhan terhadap orang-
orang dunia Kang-zsouw?
Tak seorangpun dapat menduga teka teki yang
menyeramkan itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lambang maut yang berupa tusuk konde untuk ketujuh
belas kalinya akan muncul lagi, kini perhiasan rambut wanita
ini jatuh dalam tangannya ketua Siao lim pay ketua partai
terbesar dalam dunia rimba persilatan. Hal ini dengan
sendirinya sebentar saja menjadi buah tutur orang-orang
menggemparkan seluruh rimba persilatan !
Nyalinya Naga Merah sungguh tidak kecil, terhadap Siao lim
pay, partai terbesar begitu berani menantang secara terang-
terangan pula, sudah merupakan suatu hal yang boleh dikata
terlalu meninggikan diri sendiri.
Oleh karena Siao lim pay merupakan suatu partai yang
boleh dikata terbesar dalam dunia Kang-zsouw maka dengan
sendirinya tak mengherankan kalau dalam waktu sekejap
orang-orang telah mengetahui peristiwanya.
Hal itu benar-benar merupakan peristiwa besar yang belum
pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya.
Perlu kiranya diketahui Siao lim pay yang mempunyai
kedudukan tertinggi sebagai pemimpin seluruh cabang
persilatan di daerah Tiong goan atas perbuatan Naga Merah
itu terhadap partai besar itu tidak seorangpun yang tidak
mengagumi nyalinya.
Tetapi benarkah Naga Merah berani mengunjungi Siao lim
pay itu?
Pertanyaan ini segera menjadi buah tutur hampir semua
orang-orang Kang-zsouw.
Bagi Siao lim pay sendiri pihak yang mendapat tantangan
tersebut, juga tentunya sangat terkejut. Dan oleh karenanya
pula maka Siao lim pay lantas memerintahkan seluruh anak
muridnya mengadakan penjagaan yang sangat kuat, sebab
mereka kuatir Naga Merah nanti setiap saat datang ke biara
Siao lim sie.


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Satu malam yang gelap gulita ..........Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kegelapan di malam itu menyelubungi alam kabut disekitar
bukit Siao sie hong yang menjulang tinggi ke langit.
Dari dalam biara Siao lim sie terkadang berkumandang
suara yang menggema tajam dan setelah bunyi genta itu
sirap, keadaan sunyi senyap seperti sedia kala.
Dalam keadaan gelap petang itu terlihat gerak tubuh para
pendeta biara Siao lim sie yang semuanya bersikap tegang.
Biara Siao lim sie yang namanya terkenal dimana-mana,
yang juga merupakan salah satu biara terbesar, di halaman
sunyi itu keadaannya seolah-olah diliputi oleh awan
ketegangan.
Siao lim pay sudah didirikan oleh Tat mo Siansu hingga
masa kini, selama beberapa ratus tahun belum pernah
mengalami kejadian seperti malam itu.
Dalam kesunyian yang mengandung juga keseraman itu,
tiba-tiba berkelebat sesosok bayangan yang dengan gerakan
sangat gesit dalam waktu sekejap sudah sanpai di depan biara
besar yang megah itu.
Kini tampak jelas bayangan tersebut berwarna merah.
Setelah mengawasi tiga huruf besar Siao lim sie yang terukir
dari emas semuanya, lalu memperdengarkan suara dingin.
Meskipun di dalam biara sudah diadakan penjagaan kuat
rapat, namun bayangan merah itu dengan caranya yang
begitu berani sudah masuk ke dalam biara, betapa tidak
mengejutkan?
Bayangan merah itu gerakannya gesit laksana
berkelebatnya sinar kilat, dalam waktu sekejapan saja sudah
berhasil melampaui beberapa puluh genteng kamar dan terus
menuju kebagian pendopo ruangan Tat mo-ie.
Tat mo-ie merupakan suatu tempat, juga tempat
bersemadinya Goan khut ketua Siao lim pay pada masa itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan kalau bayangan merah itu lari menuju ke Tat mo-ie sudah
tentu ada maksudnya.
Apa yang mengherankan ialah, pendeta-pendeta yang
tersebar begitu luas rupanya tidak melihat sama sekali
kedatangannya bayangan merah itu. Apakah bayangan merah
ini bukannya Naga Merah?
Sudah tentu pertanyaan ini paling depan harus diajukan.
Karena siapa lagi kalau bukan Naga Merah yang begitu datang
terus ke Tat mo ie?
Bayangan merah itu rupanya terkejut, seketika itu lompat
melesat dan bersembunyi di dalam rimba sekitar Tat mo-ie.
Setelah suara genta itu sirap, para pendeta yang meronda
melakukan penjagaan semua lantas berhenti berjalan.
Tidak lama setelah bayangan merah itu masuk ke dalam
biara Siao lim sie, pendeta-pendeta yang tadi meronda
rupanya sudah mendapat firasat kalau biaranya sudah
kemasukan orang jahat. Tetapi karena menganggap
penjagaan mereka sudah cukup kuat, yang mereka kira meski
seekor burung saja tak dapat lalu diatas daerahnya pasti
takkan lolos dari matanya pendeta-pendeta penjaga tadi.
Bayangan merah yang tadi masuk secara mudah, sedianya
mau mengira kalau di dalam biara itu tidak diadakan
penjagaan sedikitpun, akan tetapi siapa yang pernah
menyangka diluar dugaannya segala gerak geriknya sudah
diincar secara diam-diam dan tidak barang setapak bisa luput
dari mata orang-orang yang bersembunyi disekitarnya.
Oleh karena menganggap perbuatannya tidak ada yang
melihat, maka setelah suara genta sirap bayangan merah itu
lalu keluar dari dalam rimba dan terus lari ke Tat mo-ie.
Siapa nyana baru saja kakinya bergerak dihadapannya
sudah muncul seorang pendeta gemuk dan tinggi besar yangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan tangan memegang serenceng tasbeh menghadang
perjalanannya.
Pendeta tinggi gemuk itu setelah menyebut nama Budha
lalu berkata,
"Ada maksud apa tengah malam buta sicu mengunjungi
biara? "
Orang baju merah itu memperdengarkan suara ketawanya
yang menyeramkan, lalu menjawab,
"Aku kepingin tahu biara yang namanya kesohor di kolong
langit ini sebetulnya ada seperti sarangnya naga atau gua
macan atau tidak? "
"Kalau begitu sicu ini adakah yang disebut orang-orang
Naga Merah? "
"Benar,"
"O Mie To Hud! Pintu Budha masih luas terpentang bagi
siapa saja ingin mengakui dosanya. Sicu telah melakukan
begitu banyak pembunuhan atas jiwa-jiwa manusia. Sudah
seharusnya jikalau segera bisa insyaf agar ...... agar jangan
sampai ..... "
Belum habis ucapan yang keluar dari mulut pendeta gemuk
itu mendadak Naga Merah memotong,
"Hwesio kepala gundul ! Naga Merah dengan kalian orang-
orang Siao lim pay ada permusuhan sangat dalam. Malam ini
kalau aku tidak mampu mengobrak abrik biara Siao lim sie
bersumpah tidak mau jadi orang lagi. "
Sehabis berkata lantas badannya bergerak menerjang si
pendeta tinggi gemuk.
Pendeta tinggi gemuk itu dalam barisan anak murid Siao
lim pay mendapat kedudukan sangat tinggi. Dia adalah
Susioknya Goan khut yang kini memegang tampuk pimpinan
Siao lim pay. Hwesio ini bergelar Ceng goan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diserang secara mendadak Ceng goan menyebut nama
Budha dan kakinya lantas digeser kesamping badannya
menyingkir setombak lebih kemudian setelah mengebut
dengan lengan jubahnya dari situ lantas meluncur angin dingin
yang langsung menyerang si Naga Merah.
Semua gerakan tadi dilakukan pendeta tua itu dalam waktu
singkat cepat sekali.
Walaupun demikian ternyata si Naga merah dapat bergerak
lebih gesit Nampak berkelebat bayangan merah di Naga
merah sudah menyambuti serangan Ceng goan dan kemudian
malah balas menyerang.
Kedua orang itu bertempur gerakannya cepat laksana kilat.
Naga Merah yang sudah berani menantang Siao lim pay
apalagi memang hatinya kejam dan tangannya telengas maka
kedatangannya ke biara itu dengan sendirinya sudah
membawa tekad menghancurkan musuh. Maka serangannya
itu dilakukan dengan tenaga besar sepenuhnya.
Setelah serangannya barusan dilancarkan, mulutnya lantas
berseru,
"Hwesio kepala gundul, rebah kau ! "
Suara itu disusul oleh suara yang gemuruh hebat !
Kekuatan tenaga dalam yang meluncur dari tangannya
seketika itu menimbulkan angin puyuh begitu hebat, hingga
badan Ceng goan yang gemuk dan tinggi sampai terpental
mundur beberapa tindak untuk selanjutnya jatuh terjengkang !
Kekuatannya si Naga Merah betul-betul sangat
mengejutkan. Dalam waktu segebrakan saja sudah berhasil
dia merubuhkan salah satu orang terkuat yang berdiam dalam
ruangan partai besar Siao lim pay.
Beberapa hwesio yang sembunyi ditempat gelap, ketika
menyaksikan kejadian demikian semuanya pada terperanjat.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan mereka kini baru mendapat kenyataan bahwa desas-
desus di dunia Kang-zsouw tentang tingginya kepandaian si
Naga Merah ternyata benar adanya.
Naga Merah setelah merobohkan lawannya lantas tertawa
tergelak-gelak.
Puas ia ketawa lalu lompat melesat dan terus menuju ke
ruangan Tat mo-ie.
Tetapi sebelum tempat tujuan tercapai kembali terdengar
suara orang membentak. Si Naga Merah merandak,
dihadapannya telah berdiri empat orang hwesio yang masing-
masing membawa senjata tongkat dan berdiri merintangi
perjalanannya. Salah seorang dari keempat pendeta itu malah
lantas berkata dengan suara dingin.
"Sicu tengah malam buta berani memasuki biara kami
berarti sicu tidak pandang sebelah mata partai kami lagi."
demikian katanya, "Bahkan sicu berani melukai salah satu
Tiang lo partai kami, maka malam ini kami nanti akan suruh
sicu tidak bisa pulang dalam keadaan utuh. "
Sehabis berkata empat pendeta itu perlahan-lahan mulai
mengurung si Naga Merah.
Selagi empat hwesio itu hendak bergerak disekitarnya
kembali sudah muncul empat belas orang hwesio. Empat belas
hwesio yang belakangan ini masing-masing memegang
senjata di tangan telah mengurung rapat si Naga Merah
ditengah-tengah.
Ditilik dari gerakan para hwesio tersebut itu merupakan
suatu kejadian yang langka selama beberapa ratus tahun
berdirinya biara Siao lim sie.
Di samping pendeta-pendeta yang menghadapi musuh itu
yang lainnya juga sudah siap sedia ditempat gelap.
Suasana tegang lantas meliputi puncak Siao sie hong di
gunung Siong san itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebetulnya apa sebab Naga Merah bisa mengunjungi biara
Siao lim sie dan hendak merobohkan partai Siao lim pay dalam
hal ini sudah barang tentu bukan tanpa sebab. Akan tetapi
sebab musababnya terjadi permusuhan antara si Naga Merah
dengan Siao lim pay itu sekalipun ketuanya sendiri Goan khut
yang memimpin partai besar itu juga tidak tahu.
Mendadak, mendadak sekali sebelum 18 orang hwesio itu
hendak turun tangan terhadap si Naga Merah, lantas
terdengar suara seperti setan yang memecahkan suasana
sunyi di malam itu. Suara itu adalah suaranya si Naga Merah
setiap kali apabila ia hendak unjuk gigi..
Akan tetapi suara itu sesungguhnya sangat ganjil
terdengarnya, sebab Naga Merah yang seluruh badan dan
kepalanya merah terang terangan waktu itu sedang berdiri
terkurung rapat oleh 18 hwesio-hwesio Siao lim sie,
bagaimana mendadak bisa timbul pula suara yang
terdengarnya bersumber dari tempat kejauhan?
Suasana di biara Siao lim sie malam itu tidak beda dengan
keadaannya di selat Bu siong hiap sebagai orang-orang kuat
menantikan untuk menghadapi si Naga Merah empat hari.
-o0o0dw0o0o-
JILID ke : 5
Hanya yang sedikit berlainan di bukit Seng san ini tidak
terdapat orang-orang kuat lainnya yang menyaksikan dan
sebagai gantinya adalah hwesio-hwesio dari biara Siao lim sie
sendiri yang sudah pada muncul.
Di samping para hwesio itu hanya terdapat Pek lek cu
Ciang hay Sin kun, pendekar Kalong dan Yan san It Hong yang
saat itu keempatnya datang ke biara Siao lim sie khusus untuk
menyaksikan peristiwa tersebut, mereka berempat pada
bersembunyi di tempat gelap untuk menantikan segalaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
perubahan. Dan mereka berempatpun ketika mendengar
suara seperti setan itu diam-diam pada merasa kaget dan
keheran-heranan. Dalam hati masing-masing sudah barang
tentu pada menanya, bagaimana di biara Siao lim sie kali ini
bisa muncul dua Naga merah?
Setelah suara seperti setan hilang, Naga Merah yang
terkurung oleh 18 hwesio seketika memperdengarkan suara
ketawanya yang menyeramkan dan pada saat itu pula 18
hwesio sudah pada mulai bergerak, senjata-senjata tongkat
mendadak melakukan serangan dari berbagai penjuru.
Naga merah ketawa dingin lalu tangannya nampak berputar
sedangkan mulutnya terbuka dan membentak, "Hai, kawanan
orang-orang gundul! Aku kepingin tahu apa dengan cara main
keroyok seperti ini kalian kawanan hwesio dari Siao lim sie
bisa berbuat apa terhadapku? "
Setelah berkata begitu, ia lantas balas menyerang dengan
hebat.
Tetapi si Naga Merah ternyata sudah salah hitung terhadap
gabungan delapan belas hwesio itu.
Delapan belas orang hwesio itu bukan hanya merupakan
tenaga-tenaga pilihan dari partai Siao lim pay, bahkan itu
(barisan) yang digunakan oleh delapan belas orang hwesio itu
adalah Cap pek Lo han tin, salah satu barisan yang memakan
pikiran berkat ilmu simpanan leluhur Siao lim pay. Betapapun
hebatnya serangan si Naga Merah tadi, tetapi sedikitpun tidak
menggoyahkan atau membikin kalut barisan kecil itu. Hanya
tampak mundurnya barisan itu secara teratur sejenak, setelah
itu lantas pada maju meluruk lagi.
Selagi pertempuran masih berjalan dengan sengitnya
disekitar delapan belas hwesio itu kembali muncul lagi tiga
puluh hwesio !
Sedang menurut perhitungan Naga Merah ketika ia
mengirim serangannya tadi, sedianya sudah mengira kawananTiraikasih Website http://kangzusi.com/
hwesio sekalipun tidak mampus sedikitnya pasti ada beberapa
orang yang akan terluka parah. tetapi kenyataannya tidak
seperti apa yang ia duga. beberapa orang dari antara 18
hwesio itu meskipun ada yang berkelit menghindarkan
serangannya, tetapi lainnya sudah mengurung dan menyerang
lagi.
Hal ini membuat si Naga Merah diam-diam juga terkejut,
Mana ia tahu bahwa barisan Cap pek Lo han-tin ini ada
merupakan salah satu buah ciptaannya Tat mo Siansu, barisan
itu ada mengandung ilmu Pat kwa dan Kui kiong. Ebook by :
Dewi KZ, Aditya, aaa, Budi S, Nico kangzusi.com Delapan
belas hwesio itu maju mundurnya semua mempunyai gerak
dan bahkan garis yang tertentu. Bahkan ini sebenarnya jarang
sekali digunakan apabila tidak menghadapi musuh kuat. Dari
situ sudah merupakan suatu bukti betapa hebatnya barisan
tersebut.
Semula Naga merah tidak pandang mata barisan tersebut,
tetapi setelah beruntun lima kali melancarkan serangannya
tanpa hasil tidak ada salah satu orangpun diantara 18 orang
itu yang dapat diambil nyawanya, barulah ia tahu hebatnya
barisan tersebut dan bahkan ia sama sekali tidak pernah
menduga bahwa delapan belas hwesio itu semua ada begitu
lihai.
Pada waktu itu suara siulan seperti setan itu kembali
terdengar berkumandang nyaring kedengarannya semakin
dekat dan malah sudah dekat sekali.
Hwesio yang berada di situ ketika mendengar suara itu
lantas pada berubah wajahnya. Selagi dalam keadaan
demikian tiba-tiba terdengar suara yang diucapkan dengan


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nada dingin kaku
"Tidak nyana Siao lim sie juga bisa menggunakan cara
main keroyok. Mau peroleh kemenangan dengan
mengandalkan jumlah orang yang lebih banyak. Apakah
dengan cara itu masih berani mengagulkan diri sebagai partaiTiraikasih Website http://kangzusi.com/
terkuat di dalam dunia Kang-zsouw? Hal ini sesungguhnya
sangat mengecewakan."
Karena suara itu datangnya secara dan diucapkan dengan
nada demikan dingin menyeramkan, hingga seketika membikin
bulu roma setiap pendengarnya pada berdiri.
Begitu sirap suara seram dingin itu seorang hwesio sudah
bergerak dan melesat kearah suara tadi.
Hwesio itu juga merupakan seorang terkuat dalam barisan
anak murid Siao lim pay pada dewasa itu. Maka sebentar saja
sudah sampai kedalam rimba dari mana suara tadi terdengar.
Tetapi baru saja hwesio itu injak kaki lantas terdengar
suara tadi ditempat lain yang berkata,
"Bangsat kepala gundul enyah kau dari sini !"
Menyusul bentakan itu lalu terdengar suara gedebukan
barang jatuh. Kiranya hwesio yang menerjang ke dalam rimba
tadi badannya yang gemuk sudah terpental dan melayang ke
tengah udara untuk akhirnya jatuh ke tempat sejauh satu
tombak dari barisan pengurung Naga Merah, mulutnya
menyemburkan darah dan sudah tidak bisa bangun lagi.
Murid-murid Siao lim pay lainnya yang menyaksikan
kejadian tersebut tentu saja kaget sekali.
Pada saat hwesio gemuk tadi dibikin terpental keluar rimba,
Pek lek cu sudah bergerak, menerjang ke dalam rimba
sembari berseru,
"Siapa sahabat di sana? Tanpa sebab kau membunuh anak
murid kalangan Budha, ini adalah salah satu kejahatan besar
yang tak bisa diampuni! Mengapa kau tidak berani unjuk
muka? "
Tetapi sebagai jawabannya hanya terdengar suara ketawa
dingin yang kemudian menusul suara berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak nyana kau Pek lek cu juga bisa pura-pura berlaku
baik hati. Pada beberapa puluh tahun dulu bukankah kau
pernah menggunakan sebuah bom Pek lek cu membikin
hancur lebur seperti bubur badannya orang-orang kuat dunia
Kang-zsouw? Dan diantara orang-orang yang membunuh
dengan bommu itu ada delapan orang anak muridnya Budha.
jikalau ucapanmu tadi boleh dipakai sebagai ukuran, bukankah
kau sendiri, Pek lek cu juga akan merupakan seorang berdosa
besar yang tak dapat diampuni dosa-dosamu? "
Dijawab demikian Pek lek cu bungkam dalam seribu
bahasa, nerdiri terpaku tanpa dapat menjawab.
Lama sekali ...... diam-diam ia merogoh saku mengeluarkan
sebuah bom Pek lek tannya kemudian baru buka suara lagi,
"Ucapanmu itu memang benar. Kita berdua memang orang-
orang bersalah. Tapi ke mana kau justru main sembunyi-
sembunyi tidak berani unjuk diri? "
Baru saja ditutup suara Pek lek cu, di belakang dirinya
mendadak terdengar suara orang berkata,
"Kapan Naga Merah pernah main sembunyi-sembunyi? "
Bukan kepalang takutnya Pek lek cu, ketika balikkan badan
kebelakangnya ternyata telah berdiri seseorang berperawakan
tinggi besar berpakaian merah serta berkerudung merah pula !
Dan orang serba merah itu ternyata si Naga Merah yang
pernah menggetarkan dunia Kang-zsouw .......
Pek lek cu menjadi pucat mukanya, sama sekali tak pernah
disangkanya bahwa di dalam biara Siao lim sie itu dengan
berbareng bisa melihat Dua Naga Merah.
Naga Merah yang semula unjuk diri tadi, masih tetap
terkurung barisan Cap pek Lohan tin.
Semua anak murid Siao lim pay ketika secara mendadak
melihat munculnya lagi seorang yang mengaku Naga Merah
juga, diam-diam pada terheran-heran. Entah yang manaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebenarnya Naga merah asli di antara kedua orang yang
mengaku Naga Merah itu?
Naga Merah yang muncul kebelakang itu dengan sorot
mata dingin memandang Pek lek cu yang masih berdiri
kesima, lalu berkata padanya dengan suara dingin.
"Pek lek cu, jangan kata bahwa orang-orangnya Siao lim sie
tidak mampu mengurung diriku, sekalipun tembok besi atau
dinding baja. Naga Merah masih anggap sepi. Sekarang aku
kepingin lihat apakah bom Pek lek tanmu yang dahsyat itu
bisa membikin hancur badanku atau tidak?"
Sehabis berkata lalu lompat melesat ke arah Tat mo ie.
Pek lek cu membentak dengan suara keras, ia mengejar
dibelakangnya Naga Merah sambil meluncurkan satu serangan
jarak jauh dengan sepasang tangannya.
Selagi Naga merah hendak balikkan badannya untuk balas
menyerang Pek lek cu dari tempat gelap tiba-tiba menyambar
satu kekuatan tenaga dalam yang amat dahsyat mengarah
dirinya. Kemudian terdengar suaranya orang berkata,
"Kalau memang Naga Merah tidak pandang mata kepada
orang-orang Siao lim sie jangan sesalkan kalau lolap berlaku
kurang ajar kepadamu! "
Naga Merah ketawa dingin kemudian kelihatannya
berkelebatannya satu bayangan merah dan semua serangan
yang menyambar ke arah dirinya tadi telah mengenakan
tempat kosong.
Tatkala itu Naga Merah ternyata sudah tidak kelihatan
bayangannya lagi.
Gerakan Naga Merah yang laksana setan bisa menghilang,
dalam waktu sekejapan saja lenyap dari depan matanya Pek
lek cu benar-benar membuat Pek lek cu terheran-heran tidak
habisnya. Ia masih merasa penasaran ia coba mencari sanaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
sini tapi entah ke mana sembunyinya si Naga Merah itu ia
tidak tahu.
Selagi dalam keadaan demikian mendadak telinganya
mendengar suara geraman. Dan tatkala dia menoleh ke arah
dari mana datangnya suara itu, segera dilihatnya si naga
merah yang terkurung dalam barisan Cap pek lo han-tin
sedang berkutetan dan sedang melancarkan tiga kali
serangannya.
Pek lek cu dalam hati merasa heran, bagaimana ada dua
Naga Merah muncul secara berbareng pikirnya.
Memang sesungguhnyalah itu merupakan suatu hal yang
sangat ganjil, suatu hal yang tidak mungkin dapat terjadi.
jikalau di sini ada satu Naga Merah bagaimana dan dari mana
datangnya satu Naga Merah lain yang unjukkan diri
dihadapannya tadi? Dan entah yang mana satu yang tulen,
serta mana pula yang palsu? sebetulnya siapakah itu orang
yang mengaku dirinya sebagai Naga merah?
Setelah suatu geraman tadi berlalu Pek lek cu yang ingin
sekali lekas-lekas membuka kedok orang aneh yang
diselubungi rahasia itu terus menghampiri Naga Merah yang
terkurung dalam barisan itu ditangannya tetap ia masih
menggenggam bom Pek lek tannya.
NAGA MERAH yang terkurung dalam barisan Cap pek Lo
han tin sudah lebih dari setengah jam tetapi masih belum juga
mampu memecahkan barisan tersebut, bukan saja merasa
kaget dan terheran-heran, bahkan sudah mulai gemas
hatinya.
Ia sudah mengeluarkan seluruh kepandaiannya namun
masih tetap tidak berdaya dalam usahanya keluar kepungan.
Tiba-tiba agaknya si Naga Merah ingat pada sesuatu lalu
setelah menyerang sekali ia bersiul nyaring dengan suaranya
yang seperti setan itu, hingga membuat bulu roma berdiri bagi
siapa yang mendengarnya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suaranya itu betul saja mengagetkan pendeta-pendeta
yang mengurungnya dalam barisan Cap pek lo han tin itu.
Si Naga Merah setelah bersiul panjang dengan gerakannya
yang cepat sekali lalu melancarkan lagi empat kali serangan
beruntun mengarah empat orang hwesio yang berada di
tempat paling dekat dengannya.
Serangan tersebut dilakukan dengan tenaga sepenuhnya,
dan dengan cara yang berlainan pula.
Dalam kagetnya empat pendeta yang diserang itu lantas
pada mundur berbareng.
Kesempatan itu telah digunakan sebaik-baiknya oleh si
Naga Merah. Selagi pendeta-pendeta lainnya belum medapat
kesempatan untuk meintangi tindakannya, mendadak si Naga
Merah sudah melesat keluar dari kurungan barisan tersebut.
Si Naga Merah ternyata bisa lolos dari kepungan barisan
yang amat dahsyat itu dapatlah dibayangkan betapa tinggi
kepandaian orang yang sangat misterius ini.
Berbareng pada waktu si Naga Merah melesat keluar dari
dalam kepungan Cap pek Lo han tin, tiba-tiba terdengar suara
mengaung, sebuah bom Pek lek tan telah jatuh di tempat
berdirinya empat puluh hwesio itu ....
Empat puluh hwesio yang tadi masih dibikin kesima oleh
gerakannya si Naga Merah, dan kini mendadak kesambar bom
Pek lek tan secara mendadak, bukan saja tidak merasa,
bahkan memang takkan menduga sama sekali akan terjadinya
perobahan secara tiba-tiba itu.
Suara ledakan bom Pek lek tan yang amat dahsyat itu yang
akhirnya meledak juga, meledaknya justru di biara Siao lim sie
yang dipandang sebagai tempat suci oleh anak murid
golongan Budha.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apakah bom itu keluar dari tangannya Pek lek cu? Dan apa
sebabnya Pek lek cu harus membom anak muridnya Siao lim
pay? Suara ledakan tadi begitu menggetarkan seluruh biara Siao
lim sie, dan lantas disusul dengan terdengarnya suara jeritan
di sana sini. Tempat di mana bom tadi meledak disitu terdapat
banyak bangkai manusia yang sudah tidak karuan macamnya.
Tiada suatu peristiwa pembunuhan besar besaran yang
sangat mengerikan. Anak murid kasih Budha yang tidak
berdosa telah dibikin hancur jadi bubur badannya,
sesungguhnya tidaklah pernah terdengar bahwa biara Siao lim
sie yang dipandang sebagai tempat suci itu akan mengalami
bencana hebat seperti itu.
Selama beberapa ratus tahun biara suci yang namanya
kesohor di seluruh dunia itu untuk pertama kalinya kebanjiran
darah dari empat puluh lebih anak muridnya sendiri.
Setelah suara ledakan tadi sirap potongan kaki tangan serta
kepala-kepala manusia berserakan disana-sini, darah manusia
seperti telah membanjiri tanah suci dan empat puluh lebih
anak muridnya telah menjadi korban keganasannya bom Pek
lek tan.
Bom Pek lek tan itu bukan saja sudah meminta kurbannya
empat puluh lebih anak muridnya Siao lim sie, bahkan juga
telah menghancurkan dua ruangan kamar di biara tersebut.
Seluruh anak murid di biara Siao lim sie ketika pada hari
ketempat terjadinya ledakan tadi, disitu cuma kedapatan para
saudaranya yang sudah menjadi bangkai tanpa kepala kaki
maupun tangan. Keadaan demikian itu sebetulnya sangatlah
mengenaskan. Setiap orang yang menyaksikan pada
merangkap tangan dan menyebut nama Budha.
Dalam waktu sekejapan saja biara Siao lim sie telah diliputi
awan duka yang tidak terhingga.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada waktu itu Ceng tim Hwesio yang merupakan salah
seorang dari lima orang golongan tua-tua Siao lim pay tiba-
tiba menghampiri pek lek cu yang masih berdiri kesima.
"Pek lek cu tidak nyana kau yang kami perlakukan sebagai
tamu terhormat ternyata telah berserikat dengan Naga Merah
dan dengan sebuah bom Pek lek tan yang ganas kau telah
membunuh empat puluh lebih anak murid kami yang tidak
berdosa. Dimanakah kau taruh hatimu yang bersih itu? "
Demikian hwesio tua tersebut dengan tegurannya kepada Pek
lek cu.
Yang ditegur tidak mejawab masih berdiri kesima seperti
orang linglung.
Ceng tim Hwesio berkata pula dengan suara lebih keras.
"Pek lek cu! Kau sudah membunuh empat puluh lebih anak
murid partai kami dengan apa kau hendak pertanggung
jawabkan perbuatanmu ini? "
Pek lek cu masih tetap membisu.
Ceng tim Hwesio wajahnya berobah seketika, lalu berkata
pula!
"Pek lek cu! Kau sudah membunuh banyak anak murid
kami. Kau kira kami mau sudahi perkara ini begitu saja? "
Sehabis mengucapkan perkataannya tangannya lalu
mengayun menyerang ke arah Pek lek cu. Hwesio tua ini yang
menyaksikan empat puluh lebih anak murid Siao lim sie semua
binasa karena gara-garanya bom Pek lek tan. Sudah barang
tentu gusarnya telah melampaui takaran. Maka ia turun
tangan tanpa mengenal kasihan lagi.
Begitu Ceng tim Hwesio bergerak, pendeta-pendeta
lainnyapun lantas pada maju mengerumuni pek lek cu sambil
berteriak-teriak dan menyerang.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Serangan Ceng tim hwesio sendiri sebetulnya sudah sangat
hebat. Akan tetapi Pek lek cu tidak berkelit juga tidak
menyingkir maka serangan hwesio tua itu dengan telak telah
mengenai sasarannya.
Yang diserang ini mulutnya lantas menyemburkan darah
badannya mundur sempoyongan.
Ceng tim hwesio masih belum mau sudah. Dikirimnya pula
serangan keduanya, yang lebih hebat lagi !
Serangan itu bukan saja hebat bahkan dilakukan cepat
sekali ......
Pek lek cu setelah menerima gebukan sekali dari serangan
Ceng tim Hwesio rasa sakit mendadak menyadarkan ia dari
lamunannya. Saat itu matanya lalu terbelalak lebar dan
memancarkan sinar yang menakutkan.
Ketika serangan kedua Cebg tim Hwesio hampir mengenai
lagi sasarannya secara reflek lalu tangannya mengayun ke
depan memapaki serangan berbareng sekalian balas
menyerang.
Serangan yang dilakukan dalam keadaan antara setengah
sadar dan tiada ingat tadi nampaknya tak seberapa hebat.
Akan tetapi tangan tadi sejak tadi sudah menggenggam
sebuah bom Pek lek tan. Dan secara tidak disadari oleh
pemiliknya, bom tersebut mendadak lepas dari tangannya.
Saat sedetik membuat Pek lek cu sendiri terkejut.
"Awas bom Pek lek tan! Mundur! " demikian serunya dalam
kaget.
Tapi seruan itu sudah terlambat.


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pek lek tan yang tergenggam dalam tangannya tadi
kembali perdengarkan suara ledakan yang gemuruh.
Untuk kedua kalinya suara ledakan itu telah menggetarkan
seluruh bukit, biara Siao lim sie yang selama itu tenangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tentram kini seakan akan sedang menghadapi hari kiamat,
keadaan kalut dimana-mana.
Kembali dua ruangan kamar biara Siao lim sie hancur oleh
bom kedua yang meledak ini. Meskipun ada beberapa hwesio
yang dapat menyingkir karena suara peringatan Pek lek cu
tadi, tetapi yang tidak sempat melarikan diri sudah tentu
menjadi korban kedahsyatan bom tersebut.
Ledakan bom kedua kali ini kembali sudah minta korban
dua puluh lebih anak murid Siao lim pay, termasuk juga salah
sati Tiang lo, yalah Ceng tim Hwesio.
Peristiwa berdarah itu kembali terulang dalam tempat suci
itu, hingga dalam waktu sekejap saja tempat suci tersebut
berubah menjadi tempat jagal manusia.
Hanya dua biah bom Pek lek tan saja cukup dapat meminta
korban enam puluh lebih jiwa anak murid Siao lim pay.
Jumlah tersebut jika dibilang dengan jari sudah barang
tentu besar sekali. Siao lim pay sejak didirikan oleh pendirinya
Tat mo Siansu selama beberapa ratus tahun itu adalah untuk
pertama kalinya mengalami soal kematian anak muridnya
dalam sarang sendiri sampai begitu besar jumlahnya, hingga
yang ketinggalan dan yang dapat lolos dari bencana maut
tersebut hanya beberapa puluh orang lagi saja.
Anak murid Siao lim pay yang masih hidup ini sudah tentu
pula tidak berani menerjang Pek lek cu lagi. Keganasannya
bom Pek lek tan telah menciutkan hati semua anak murid Siao
lim pay ini rupanya.
Malam sunyi ...... suasana seram dan menyedihkan meliputi
seluruh bukit Siong san.
Siapapun tidak pernah menduga, pada malam yang tenang
sunyi itu sudah terjadi pembunuhan besar-besaran di biara
Siao lim sie yang selama beberapa ratus tahun tenang
tenteram.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jumlah enam puluh lebih jiwa manusia itu sudah barang
tentu bukanlah jumlah kecil maka itu boleh dikata sebagai
suatu bencana hebat bagi orang kuat umumnya rimba
persilatan khususnya.
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara, "O Mie To Hud"
yang amat nyaring.
Dan seorang hwesio tua, yang jenggotnya sudah putih
seluruhnya dan yang pada waktu itu wajahnya merah padam
sudah muncul tiba-tiba.
Jenggot putih hwesio tua itu hampir sampai di bagian
perutnya, ini menunjukkan usianya yang sudah terlalu lanjut.
Namun kalau dilihat dari paras mukanya, wajah itu merah
benar, seperti bayi lahir. Begitu sampai di tempat tersebut,
melihat peristiwa berdarah itu lantas pejamkan matanya dan
rangkap kedua tangannya, sedang sela-sela mata yang
tertutup itu muncul beberapa tetes air mata murni yang putih
bersih.
Sebentar lalu terdengar suaranya hwesio tua itu lagi.
"Pek lek cu! Kau sungguh berani dengan bom mu kau
sudah membunuh begitu banyak anak murid partai kami ada
permusuhan apakah anak murid partai kami dengan kau
hingga kau menurunkan tangan begitu kejam? "
Pek lek cu diam saja. Badannya nampak gemetar, giginya
bercatrukan.
Tiba-tiba ia menengadahkan mukanya, sejurus dalam
keadaan khidmah lalu menjawab tetapi rupanya jawaban itu
bukan ditujukan pada hwesio tua karena katanya demikian,
Kitab Omong Kosong 5 Pendekar Slebor 60 Pembunuh Dari Jepang Kisah Para Penggetar Langit 4
^