Pencarian

Prahara Di Gurun Gobi 17

Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara Bagian 17


menghantam tanah maka tanah berlubang
2286 sementara kakek itu sudah melayani teman-
temannya dan berkelebatan seperti burung
menyambar-nyambar.
"Haiyaa... betul katamu. Tua bangka ini lihai
sekali. Ia ahli Lui-kong-ciang!"
"Hi-hik, karena itu dengar kata-kataku. Jangan
sombong atau petingkah, See-tok. Ia tua
bangka hebat dan barangkali kita bertujuh
harus bekerja keras. Ayo bangun, gerakkan
senjatamu lagi dan tangkap atau bunuh kakek
ini!"
See-tok mendesis dan meloncat bangun. Ia
terbelalak, mukanya yang merah semakin
merah. Dan ketika ia memben tak dan maju
lagi, kakek itu segera tahu bahwa Tujuh
Siluman Langit sudah lengkap di situ maka
sute dari Kun-lun Lojin ini mengeluh kenapa
cucunya tak datang juga.
2287 Ia sedang menunggu dan justeru
mengkhawatirkan cucunya itu. Li Ceng cukup
lama ke bawah gunung dan sampai sekarang
belum kembali. Ia tentu saja tak tahu bahwa
cucunya sudah tertangkap, musuh berbuat licik.
Dan ketika ia berkelebatan dan Lui-kong-ciang
meledak-ledak, pipa cangklong di tangannya
juga dihembus dan mengeluarkan bunga-
bunga api maka Kwi-bo mengerutkan kening
dan mengingat-ingat siapa kakek lihai ini. Dan
ingatannya tiba-tiba melayang pada tiga puluh
tahun yang lalu.
"Dia.... dia Lui-cu (Mutiara Geledek) Lo Sam
sute dari Kun-lun Lojin. Ah, tua bangka ini
tokoh Kun-lun!"
"Benar!" Kwi-bun tiba-tiba juga berseru. "Aku
sekarang ingat gaya pukulannya ini, Kwi-bo.
Dia benar kakek itu. Lihat pipa cangklongnya
itu. Hanya Lui-cu Lo Sam yang bertempur
2288 dengan gaya seperti ini dengan pipa
cangklong!"
"Benar, aku juga ingat. Ah, dia betul tua
bangka itu!" dan Coa-ong serta yang lain yang
sama-sama berseru akhirnya mengenal kakek
ini dari serangan dan pipa cangklongnya.
Mereka mula-mula tak menduga karena kakek
itu sudah lama tak muncul di dunia persilatan.
Ada kabar bahwa kakek ini berselisih dengan
saudara-saudaranya, hilang dan meninggalkan
Kun-lun tapi tiga puluh tahun kemudian
muncul di situ. Kalau mereka bukan orang-
orang berusia empat puluhan tak mungkin
kenal. Hanya tokoh angkatan tua yang dapat
mengetahui kakek ini. Gaya serangannya
memang khas, pipa cangklong itu, juga
pukulan atau kebutan tangan kirinya itu. Dan
ketika mereka sama-sama berteriak dan kakek
ini terkejut mengerutkan kening, ia sudah
2289 dikenal maka ia membentak dan tiba-tiba
gerakan tubuhnya menjadi dua kali lipat lebih
cepat daripada tadi.
"Hm, kalian sudah mengenal aku. Bagus, tak
ada jalan lain kecuali merobohkan
secepatnya!"
Kwi-bo dan lain-lain menjerit. Kakek itu tiba-
tiba berkelebat dan hilang dari pandangan
mata. Geraknya demikian cepat hingga mereka
tak dapat mengikuti. Dan ketika sinar putih
berkelebat dan asap tembakau juga tebal
berhembus, saat itu kilatan sinar pukulan
menyambar mereka maka Kwi-bo dan lain-lain
terjengkang dan roboh bergulingan.
"Aduh.... plak-plak-plakk!"
Kiranya kakek ini mempergunakan
kesaktiannya. Ia tak main-main lagi setelah
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
sang cucu tak muncul juga. Ia berada di
daerah berbahaya. Itu daerah musuh. Maka
tak mau lagi berlama-lama dan dengan
kepandaiannya ia menghembus asap tembakau,
asap itu menghalangi pandangan dan di saat
itulah dia berkelebat mengelilingi lawan maka
Tujuh Siluman Langit mendapat tamparan dan
Lui-kong-ciang atau pukulan Halilintar itu
menghantam mereka.
Namun Kwi-bo dan lain-lain memang kosen.
Tamparan itu membuat mereka seakan dijilat
api panas dan rasa sakit dan gentar membuat
mereka berteriak. Tamparan itu membuat
mereka terjengkang bergulingan. Namun
karena si kakek tak bermaksud membunuh dan
sinkang tujuh orang itu juga kuat, mereka
dapat bertahan meskipun kesakitan maka Kwi-
bo dan kawan-kawannya berteriak namun
dapat meloncat bangun.
2291 Akan tetapi kakek ini sudah tidak ada di
tempat. Bukan maksud kakek itu untuk
bertempur mati-matian. Yang ia cari adalah Chi
Koan, Tujuh Siluman Langit tak ada urusan.
Maka merobohkan dan membuat lawan
bergulingan kakek ini sudah berkelebat dan
turun gunung.
Sebenarnya, Lui-cu Lo Sam hendak
melanjutkan ke atas. Ia sudah berjanji untuk
bertemu dengan Peng Houw. Tetapi karena
cucunya tak datang juga dan kakek ini curiga,
kecemasan timbul maka ia meluncur lagi dan
turun mencari cucunya itu.
Namun Li Ceng tak ada di tempat. Kakek ini
bingung dan ia tak dapat memanggil-manggil.
Memanggil berarti memberi tahu musuh di
mana dia berada, hal itu malah merepotkan
saja. Maka ketika ia berputar, dan mencari di
tempat lain, tak ada dan naik ke atas maka
2292 kakek ini berkelebat dan maklumlah dia bahwa
sesuatu telah menimpa cuunya itu. Kemarahan
timbul dan melengkinglah kakek ini. Dan ketika
ia berteriak dan memanggil cucunya, suaranya
menggetarkan Hek-see-hwa maka di puncak
tiba-tiba juga terdengar bentakan dan lengking
dahsyat.
"Chi Koan...!"
Kakek itu terbang dengan mata menyala-nyala.
Ia mendengar Suara Peng Houw dan ribut
serta gemuruh. Di atas kiranya terjadi
pertempuran seru. Teriakan dan gaduh
terdengar jelas. Dan ketika kakek itu
menyambar bagai rajawali melesat di antara
mega dan langit biru, terbang ke atas ke
puncak Hek-see-hwa maka di sana memang
terjadi sesuatu yang mendebarkan di mana
anak buah Chi Koan tunggang-langgang,
dihajar Peng Houw!
2293 Saat itu, seperti diketahui Peng Houw
mengantar Tu-lin ke tempat di mana katanya
tujuh kawannya disekap. Tempat itu di
belakang Ruang Anggrek di mana katanya Chi
Koan sering berada. Maka ketika Peng Houw
membawa wanita ini dan tempat di mana
pertama kali mereka bertemu dilewati, pagar
kawat itu diloncati Peng Houw dengan mudah
akhirnya atas petunjuk Tu-lin pemuda ini
sampai di tempat itu.
Peng Houw berdebar. Ia tak tahu betapa si
cantik di pondongannya itu berseri-seri. Dahi
yang halus kemerahan itu sekarang tampak
berkilau. Rasa girang dan tegang wanita ini
membuat dia berkeringat. Dan ketika Peng
Houw tiba di tempat itu di mana sebuah
jendela terbuka dari luar, ada kisi-kisi kawat di
sini di mana mereka dapat mengintai maka
2294 Peng Houw menurunkan wanita itu karena
kawannya berbisik,
"Hati-hati, itu tempatnya. Lihat dan jenguklah
dari jendela!"
Peng Houw mengangguk. Ia sudah bergerak
dan mendekati jendela itu, mengintai. Tapi
begitu melihat ke dalam tiba-tiba dia berseru
jengah!
Di dalam kiranya berkumpul enam wanita
cantik yang rata-rata berpakaian tipis
menerawang. Mereka duduk dan santai-santai
di situ sementara beberapa lelaki menemani.
Dua di antaranya di pangkuan lelaki dan
mereka ini cekikikan, baju bagian dada terbuka
dan dengan begitu saja Peng Houw melihat
betapa dua lelaki itu tertawa dan
menelusupkan tangan ke bagian ini, meremas
dan mereka tiba-tiba berciuman. Begitu bebas
2295 dan tak tahu malu. Dan ketika wanita yang
satu malah mengangkat sebelah kakinya di
luar paha si lelaki, duduk dan bergerak dengan
cara tak senonoh maka Peng Houw tiba-tiba
menjadi merah padam dan begitu ia menarik
mukanya saat itu juga sebuah totokan
mengenai tengkuk!
Peng Houw kaget bukan main. Ia mendengar
kekeh di belakang dan Tu-lin, temannya itu
tahu-tahu melakukan totokan. Totokan itu lihai
dan tepat mengenai jalan darah di tengkuk.
Namun karena sinkang di tubuh pemuda ini
selalu bergetar dan ia selalu siap siaga, segala
gerak refleks akan terjadi maka begitu totokan
mengenai tengkuknya sinkang itupun menolak
dan Tu-lin berteriak kaget karena totokannya
mental.
"Aiihhhh...!"
2296 Peng Houw membelalakkan mata. Ia kaget dan
heran serta marah sekali melihat betapa
wan?ta yang ditolongnya itu mendadak
menyerang. Totokan itu lihai, kuat dan jelas
bukan main-main! Dan ketika ia terkejut
karena tak disangkanya wanita itu bukan
sembarangan, Tu-lin yang disangkanya lemah
ini ternyata pandai melumpuhkan orang maka
wanita itu membuka kancing bajunya dan
sebungkus saputangan Hek-see-hwa
disiramkan ke mukanya.
"Wusshhhh!"
Peng Houw tak dapat menahan kemarahannya
lagi. Melihat bubuk ini sadarlah dia bahwa
wanita itu sesungguhnya bukan orang lain.
Wanita ini adalah anggauta Hek-see-hwa,
pembantu Chi Koan. Maka ketika ia
membentak dan ujung baju mengebut, bubuk
itu membalik dan menyambar lawan maka
2297 wanita itu terjengkang karena diri sendiri yang
balik menghirup dan menyedot bubuk beracun
itu. "Bluk!"
Ribut-ribut ini didengar orang di dalam. Tu-lin
terlampau gegabah menyerang Peng Houw
dalam ambisinya mencari nama. Ia tak dapat
menahan dirinya lagi begitu melihat Peng
Houw melongok ke dalam. Ia sudah menahan-
nahan keinginannya sejak tadi. Sudah lama ia
ingin menyerang dan merobohkan Peng Houw.
Maka begitu pemuda itu melongok jendela dan
ia melancarkan totokan, tak disangkanya gagal
maka bubuk Hek-see-hwa usaha terakhir
namun itupun dikebut Peng Houw hingga balik
mengenai dirinya sendiri.
Selanjutnya Peng Houw diketahui lawan. Enam
wanita cantik yang ada di ruangan itu tiba-tiba
2298 berkelebat dan menyambar bagai burung-
burung belibis. Gerak mereka mengejutkan
karena kembali Peng Houw tak menyangka itu.
Ia tadinya menganggap bahwa mereka itu
wanita-wanita lemah seperti Tu-lin. Maka
ketika mereka berkelebatan dan mengepung
dirinya, beberapa lelaki di dalam juga bergerak
dan tahu-tahu mengurung sambil mencabut
senjata maka Peng Houw dibentak dan sudah
diserang enam wanita cantik itu, marah


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat Tu-lin roboh dan mendelik di tanah.
Terlampau banyak menghirup Hek-see-hwa!
"Ada musuh! Tangkap dan robohkan dia!"
"Awas, jangan lukai. Dia tampan dan gagah!"
Peng Houw dianggap pemuda biasa saja.
Mereka itu tak tahu bahwa yang mereka
hadapi adalah pemuda sakti. Inilah murid Ji
Leng Hwesio pewaris Bu-tek-cin-keng. Maka
2299 ketika Peng Houw diserang tapi sekali tangkis
semua senjata patah-patah, Peng Houw
merasa tak perlu bersembunyi lagi maka
pemuda yang marah oleh pemandangan di
ruangan tadi membentak dan sekali ia
mengibas maka enam wanita itu mencelat dan
terbanting bertabrakan.
"Aiihhh.... bres-bres-bress!"
Enam wanita menjerit dan terlempar tumpang-
tindih. Mereka baru sadar bahwa lawan
ternyata lihai. Dan ketika yang laki-laki juga
menyerang namun disampok kibasan ujung
baju, terlempar dan senjatapun mencelat
entah ke mana maka suasanapun menjadi
kacau dan jerit atau pekik wanita-wanita ini
mengundang yang lain.
Peng Houw mendengus. Belasan bayangan
berlompatan dari kiri kanan dan itu disusul
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
oleh bayangan-bayangan lain pula. Sebentar
kemudian seratus orang telah ada di situ, siap
dan menyerang dan masuklah hujan senjata
menyambar pemuda ini. Tapi ketika Peng
Houw mengelak dan menggerakkan kaki
tangannya, tamparan atau tendangan silih
berganti maka orang-orang itu terpelanting
dan ketika Peng Houw mengebutkan ujung
bajunya mereka itupun terhempas dan
terangkat bagai disambar angin puyuh.
"Aku tak mencari kalian. Aku mencari Chi Koan.
Suruh dia keluar dan kalian pergilah.... wut-
bres-bresss!"
Orang-orang itu terlempar bagai benda-benda
kering saja. Peng Houw berkelebatan di antara
mereka dan tamparan atau kebutan ujung
bajunya membuat orang-orang itu berteriak.
Tahulah mereka bahwa inilah kiranya pemuda
yang ditakuti majikan itu. Chi Koan menjadi
2301 raja di situ dan mereka disuruh menghadapi
pemuda ini mati hidup. Siapapun takut kepada
perintah itu. Maka ketika mereka terlempar
tapi Peng Houw tidak mengerahkan seluruh
tenaganya, orang-orang itu dapat berloncatan
bangun dan menyerang lagi maka pemuda ini
dikeroyok dan lagi-lagi Peng Houw membentak
menyuruh orang-orang itu mundur.
"Pergi.... pergi kalian. Aku tak berurusan
dengan kalian. Panggil Chi Koan dan dialah
yang kucari!"
Namun orang-orang itu maju dan berteriak lagi.
Peng Houw melempar-lempar mereka dan
akhirnya kenekatan orang-orang ini membuat
Peng Houw gemas. Dia menambah tenaganya.
Dan ketika orang-orang itu menjerit karena
kaki atau tangan mereka patah-patah,
sekarang Peng Houw bersikap keras maka
2302 berkelebatlah tujuh bayangan dan Kwi-bo serta
kawan-kawan muncul.
"Heh-heh, ini kiranya. Peng Houw muncul!
Bagus, kepung dan serang terus, anak-anak.
Jangan takut. Kami datang dan kalian tak usah
khawatir!"
Kwi-bun, yang berada di depan dan berkelebat
mengetrikkan kuku-ku panjangnya menusuk
dan berseru keras dari samping. Ia datang
setelah Mutiara Geledek menghilang. Ia
bersama enam yang lain menuju puncak dan
hendak melapor, kebetulan sekali Peng Houw
ada di situ dan iblis ini menyerang disusul
isterinya dan lain-lain. Tapi ketika Peng Houw
membalik dan menangkis tusukan itu, sebuah
kuku jari malah patah iblis ini berteriak dan
menyuruh anak buahnya maju lagi, diri sendiri
mundur.
2303 "Goblok, tolol dan goblok! Jangan biarkan ia
menyerang aku agar aku dapat
menyerangnya!"
Coa-ong terkekeh. Ia, seperti yang lain adalah
juga iblis-iblis yang licik. Coa-ong geli
mendengar rekannya memaki-maki dan ketika
ia terpental dikibas Peng Houw iapun ikut-
ikutan. Seratus orang yang ada di situ dibentak
dan dimakinya agar maju lagi, mereka yang
merintih dan pingsan di atas tanah malah
ditendang. Dan ketika ia menyuruh maju tapi
diri sendiri mundur dan menyerang dari
belakang, See-tok tertawa bergelak dan
mengikuti cara temannya itu maka Kwi-bo dan
lain-lain akhirnya ikut-ikutan dan puluhan lelaki
itulah yang dibentak dan disuruh menyerang
paling depan. Mereka berlindung di balik
orang-orang ini.
2304 "Hi-hik, benar. Kalian bodoh. Ayo maju dan
serang lagi dan biar kami yang menentukan
nasib pemuda ini!"
Kwi-bo menjeletarkan rambut dan terkekeh-
kekeh menyerang Peng Houw. Pemuda itu
diserang dari segala penjuru tapi celakanya
yang di depan adalah yang lemah-lemah.
Mereka lemah namun berjumlah banyak. Dan
ketika Peng Houw menjadi marah dan
mengibaskan kedua ujung bajunya ke segala
penjuru, tongkat dan senjata Tujuh Siluman
Lang?t dibiarkan mengenai tubuh maka Kwi-bo
dan teman-temannya menjerit. Para pengawal
atau anak buah itu beterbangan.
"Aduh.... bres-bress-takk!"
Galah bambu di tangan Jin-mo patah. Jin-touw,
yang memegang kapak juga berteriak karena
mental. Senjatanya itu mengenai punggung
2305 Peng Houw namun membalik seperti bertemu
punggung karet, tidak tanggung-tanggung
hingga menyambar mukanya sendiri. Dan
ketika ia membanting tubuh bergulingan dan
senjatanya menghajar tanah, keras dan
meledak maka iblis itu meleletkan lidah dan
Kwi-bo serta yang lain gentar.
Mereka baru saja bertemu orang lihai dan kini
melihat Peng Houw. Baik pemuda ini maupun
Mutiara Geledek Lo Sam bukan lawan mereka.
Hanya berkat keroyokan saja mereka berani
maju. Banyaknya orang di situ membuat
mereka sombong. Tapi ketika Peng Houw
membuat orang-orang itu beterbangan dan
penjaga atau pengawal Hek-see-hwa ini
berdebukan terbanting di tanah, separuh dari
mereka sudah pingsan atau merintih-rintih
maka Peng Houw bergerak ke arah Kwi-bun.
Iblis inilah yang tadi pertama kali menyerang.
2306 "Di mana Chi Koan, kenapa ia tidak keluar?"
Iblis itu melotot. Ia melihat Peng Houw
menyambar dan coba mengelak, kalah cepat
dan akhirnya mengepretkan kuku-kuku
beracunnya. Tapi ketika Peng Houw
mencengkeram dan semua kuku itu hancur,
iblis ini menjerit maka Peng Houw sudah
membekuknya dan satu bantingan membuat
iblis itu mengeluh dan menabrak pohon.
"Bruuukkk...!"
Kwi-bun pingsan. Tong-si, sang isteri memekik
dan histeris. Dari belakang wanita ini
melontarkan tusuk kondenya. Tapi ketika
benda itu patah bertemu tubuh Peng Houw,
Peng Houw membalik dan berkelebat ke arah
wanita ini maka Tong-sipun tak dapat
mengelak dan tahu-tahu dicengkeram Peng
Houw.
2307 "Mana Chi Koan, beritahukan atau kau
kubanting!"
"Aku... aku tak tahu. Ia di dalam!"
Peng Houw melempar dan menabrakkan
wanita itu pada lima puluh lelaki yang melotot.
Mereka itu ragu untuk menyerang atau mundur
dan yang di depan tiba-tiba berteriak. Tubuh
Tong-si menyambar mereka dan sebelas orang
terjengkang. Dua di antaranya pecah
kepalanya diadu kepala wanita ini. Tong-si
mengeluh dan pingsan pula. Dan karena
wanita itu memang lebih kuat dan orang-orang
itulah yang sial, mereka yang pecah kepalanya
tak mungkin menang menghadapi wanita ini
maka yang lain memutar tubuh dan melarikan
diri. Peng Houw sudah bergerak dan
menangkap-nangkapi lima dari Tujuh Siluman
Langit itu.
2308 "Tolong..... tolong....! Chi Koan, tolong...!"
Puncak Hek-see-hwa gempar. Peng Houw
mengamuk dan menghajar orang-orang itu
termasuk guru-guru Chi Koan. Pemuda itu
selama ini tak pernah keluar, heran! Dan
ketika terakhir adalah See-tok yang dibanting
dan diangkat tubuhnya, membentur patung
singa yang hancur dan pecah berkeping-keping
maka terdengarlah tawa yang tak asing bagi
Peng Houw.
"Ha-ha, jangan sombong. Aku di sini, Peng
Houw. Ada apa kau mencari-cari aku?"
Peng Houw membalik. Ia mendengar tawa itu
dan tentu saja mengenal baik. Tawa itu
menggetarkan puncak. Tapi ketika ia membalik
dan saat itu puluhan sinar hitam kecil
menyambar, sinar dari jarum-jarum beracun
yang tak terdengar desirnya karena tertutup
2309 oleh suara tawa itu maka Peng Houw terkejut
dan tak sempat mengelak lagi.
"Tak-tak!"
Untung sinkang pemuda ini amat hebatnya.
Secara otomatis sinkang itu bekerja dan
puluhan jarum runtuh. Pelontarnya kecewa dan
tampaklah Chi Koan di atas wuwungan sana,
tidak sendiri melainkan membawa seorang
gadis. Gadis itu dipondong di atas pundaknya.
Dan ketika Peng Houw terbelalak karena itulah
Li Ceng, gadis baju merah maka pemuda itu
membentak dan tak dapat menahan marahnya
Peng Houw melayang ke atas wuwungan itu.
"Chi Koan, kau bedebah keparat. Lepaskan
gadis itu!"
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
"Ha-ha!" Peng Houw tak melihat adanya
jebakan. "Rupanya gadis ini kekasihmu, Peng
Houw. Bagus sekali, ke marilah!"
Chi Koan mendorong dan melepas pukulan
jarak jauh. Dari atas pemuda ini leluasa
melepas serangan, tapi anehnya bukan
pemuda itu yang dipukul melainkan bagian
tengah genteng. Peng Houw saat itu melayang
ke atas dan menyambar bagai seekor burung
garuda, cepat dan kuat sekali dan saat itulah
terdengar ledakan keras. Bagian yang dipukul
hancur, Chi Koan melesat ke atas dan dari
tengah genteng ini menyambar ribuan benda-
benda kecil. Paku dan bor tulang menyerang
Peng Houw yang sedang melewati tempat itu,
disusul oleh serbuk asap hitam dari bubuk
beracun Hek-see-hwa. Dan ketika Peng Houw
terkejut bukan main dan tak mungkin
mengelak, menampar dan mengibaskan dua
2311 tangannya ke benda-benda itu maka semuanya
terpental tapi serbuk atau bubuk beracun itu
beterbangan di sekitar pemuda ini, tidak
runtuh atau jatuh seperti paku atau bor-bor
tulang itu.


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ugh-ugh!"
Peng Houw terbatuk. Ia menyedot sebagian
dari asap hitam itu dan sampai juga di puncak
wuwungan. Tapi begitu ia menginjak tiba-tiba
wuwungan ambrol.
"Bresss!"
Peng Houw jatuh ke bawah. Ia tak menyangka
dan Chi Koan tertawa bergelak. Genteng dan
kayu serta pecahan tembok menimpa pemuda
ini, debupun berhamburan. Dan ketika Peng
Houw terkejut tertimpa sebuah belandar, ia tak
2312 dapat melihat apa-apa maka di luar terdengar
sorak dan pekik riuh.
"Lepaskan jala baja, telangkup pemuda itu!"
Peng Houw berdetak. Ia tak dapat melihat apa-
apa namun telinganya yang tajam mendengar
suara berkerincing. Desir benang-benang halus
juga mengikuti bunyi berkerincing itu dan tiba-
tiba dari delapan penjuru menebar puluhan jala
lebar. Jala ini terdiri dari benang-benang baja
dan bagian bawahnya terdapat puluhan mata
pancing segi tiga, tajamnya bukan main dan
siapa tertangkap jangan harap bisa keluar.
Seekor harimaupun bakal roboh dan meraung-
raung. Semakin terjerat semakin dalam mata-
mata pancing itu menekan, inilah yang
berbahaya. Dan ketika Peng Houw juga
merasakan itu dan masuk perangkap, segera
tubuhnya merasa gigitan pancing-pancing yang
tajam, bajupun robek dan jala ditarik menjerat
2313 maka iapun tak dapat bergerak dan tahu-tahu
sudah terbungkus di sebuah jala pertama.
"Ha-ha, tarik. Jangan biarkan pemuda itu
lolos!"
Peng Houw gusar. Ia ditarik dan tubuhpun
keluar dari runtuhan genteng. Di dalam tadi ia
tak dapat berbuat apa-apa karena waktu
itupun ia sedang terpelanting. Tak kurang dari
dua puluh jala bertebaran di atas tubuhnya.
Dan ketika bajunya robek dan mata pancing
menghunjam daging, untung ia mengerahkan
sinkang hingga tak terluka maka tubuhnya
yang sudah ditarik dan dijerat bagai seekor
babi hutan disambut riuh oleh pekik dan sorak
orang-orang Hek-see-hwa.
Namun Peng Houw bukanlah pemuda
sembarangan. Ia adalah murid Ji Leng Hwesio
yang sakti, dedengkot Go-bi. Dan karena ia
2314 telah mewarisi Hok-te Sin-kang yang
menakjubkan dan penarik jala terbelalak
melihat pemuda itu memiliki tubuh karet,
beberapa mata pancing akhirnya patah tak
mampu "menggigit" pemuda itu maka ketika
Peng Houw membentak dan berseru keras
t?ba-tiba ia menggulingkan badan ke kanan
dan penarik jala terbawa dan berteriak, jatuh!
Peng Houw melanjutkannya dengan
bergulingan ke sana-sini dan jala-jala yang
lainpun terbawa pula. Dengan sinkangnya yang
hebat pemuda ini tak perlu takut oleh mata-
mata pancing yang tajam itu. Bahkan ia
membuat mata pancing itu tertekuk dan patah-
patah, terlindas kalau tubuhnya bergulingan
dan patah kalau orang berusaha menariknya.
Dan karena perbuatannya ini membuat penarik
jala kaget dan jatuh, mereka terguling dan
terseret oleh pemuda itu maka orang-orang
inilah yang menjerit dan akhirnya menjadi
2315 korban, terbelit dan masuk ke dalam jala untuk
kemudian dihunjam mata-mata pancing yang
tajam itu.
"Aduh..... aughh..... mati aku!"
Jerit dan teriakan ngeri terdengar. Mereka
bukanlah Peng Houw dan mata-mata pancing
menembus tubuh. Mereka tak memilliki
sinkang sekuat Peng Houw, kalaupun ada
paling-paling hanya Chi Koan. Hanya pemuda
itu yang dapat melakukan seperti apa yang
dilakukan Peng Houw. Maka ketika mereka
menjadi korban dan tarikan Peng Houw amat
kuat, pemuda itu menggulingkan tubuh sana-
sini hingga jala terlepas, orang-orang itu tak
mungkin dapat menahannya maka Chi Koan
kaget dan membentak menyambar tali jala
pertama.
2316 "Awas, bantu aku. Jerat pemuda itu dengan
jala yang lain!"
Yang dibentak adalah Coa-ong dan kawan-
kawannya. Waktu itu Tujuh Siluman Langit ini
berseri dan membelalakkan mata lebar-lebar.
Mereka girang melihat betapa Peng Houw
terjebak. Bagai babi hutan pemuda itu kena
jerat. Tapi ketika jerat terlepas karena penarik
jala terpelanting dan terbawa Peng Houw yang
bergulingan, gerakan tubuh pemuda itu
memang tak mungkin dilawan maka seruan
atau bentakan Chi Koan mengejutkan mereka.
Coa-ong, yang berkelebat dan mendahului
temannya adalah orang pertama yang
menyambar jala kedua, disusul oleh Kwi-bun
dan Tong-si, juga See-tok dan Jin-mo serta
Jin-touw. Sementara Kwi-bo, orang terakhir
mendelong dan tidak segera melompat. Iblis
wanita ini terbelalak dan kemerah-merahan
2317 mukanya melihat tubuh Peng Houw. Baju dan
pakaian pemuda itu robek-robek, tampaklah
punggung dan pundaknya yang tegap berotot,
putih dan halus dan punggung serta pundak itu
sama sekali bersih, bahkan mengkilat oleh
keringat. Dan karena iblis wanita ini
tampaknya kagum, bukan oleh sinkang Peng
Houw melainkan justeru oleh punggung
telanjang pemuda ini, juga pundaknya yang
tegap kuat maka iblis wanita itu baru tersentak
ketika Chi Koan tiba-tiba menendang
pantatnya.
"Jangan melongo, masih banyak pemuda
tampan yang lain. Ayo bantu kami atau kau
mampus!"
Kwi-bo menjerit kaget. Ia kaget oleh
tendangan itu tapi segera terkekeh-kekeh.
Baginya perbuatan Chi Koan ini malah
menyenangkan. Rasa cemburu dan tidak
2318 senang diperlihatkan pemuda itu, tanda Chi
Koan masih menyayang dan mencintanya. Dan
ketika wanita ini berkelebat dan menyambar
jala terakhir, meledakkan rambut dan barulah
dia membantu yang lain-lain maka Peng Houw
yang hampir lepas dan keluar dari jala keparat
tak dapat lagi melepaskan dirinya.
Yang memegang dan mengunci jala utama
adalah Chi Koan. Pemuda itu menyambar jala
ini dan sekarang dialah yang menarik. Dan
karena Chi Koan adalah pemuda lihai, diapun
memiliki Hok-te Sin-kang seperti Peng Houw
maka ketika Peng Houw menarik dan
bergulingan pemuda itu tak terpelanting. Chi
Koan menancapkan kaki kuat-kuat dan saat
itulah jala lain menyambar. Sekarang bukan
orang-orang biasa lagi yang menjerat pemuda
ini melainkan Tujuh Siluman Langit dan Chi
Koan, Peng Houw membentak namun hanya
2319 Coa-ong dan kawan-kawan yang terhuyung.
Chi Koan masih tegak dan sedikit saja terseret.
Pemuda ini tertawa bergelak dengan keji.
Sekarang dialah yang mengunci Peng Houw,
gurunya yang lain mempererat dan
menjatuhkan jala demi jala di atas tubuh Peng
Houw. Dan karena pemuda itu hampir sekuat
Peng Houw, Chi Koan juga memiliki Hok-te Sin-
kang warisan Bu-tek-cin-keng maka ketika
Peng Houw meronta dan memaki-maki pemuda
ini tak mampu keluar. Chi Koan tertawa
bergelak dan sudah melepaskan tawanan. Li
Ceng, yang tertotok dilemparnya ke tanah
untuk melumpuhkan Peng Houw ini. Tapi
ketika terjadi tarik-menarik dan Tujuh Siluman
Langit terhuyung-huyung, kalau tak ada Chi
Koan di situ tentu mereka terseret dan jatuh
terbawa Peng Houw maka saat itulah
berkelebat seorang kakek yang menyambar Li
Ceng. Si Mutiara Geledek Lo Sam.
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
"Curang, tak tahu malu. Sungguh manusia-
manusia pengecut yang beraninya hanya
mengeroyok!"
Chi Koan terkejut dan menoleh. Kesiur angin
dingin di belakangnya menyadarkan akan
adanya seseorang. Dia tak mengenal kakek ini
seperti guru-gurunya mengenal mereka. Maka
begitu kakek itu menyambar tawanan dan
sekali urut totokan itu buyar, Li Ceng bergerak
dan dapat berdiri lagi maka gadis ini
melengking dan mencabut pedangnya. Anak
buah Hek-see-hwa diterjang dan dibabat.
"Pemuda itu memang curang, tapi ia lihai.
Bunuh dan selamatkan Peng Houw, kong-kong.
Jangan biarkan ia terjebak!"
Lui-cu Lo Sam mengangguk. Ia naik dengan
cepat setelah mendengar pertempuran di
puncak. Ribut dan ramai-ramai di tempat itu
2321 segera mengundangnya. Dan karena ia
maklum bahwa Peng Houw telah mulai
bertemu musuhnya, ia bingung serta cemas
memikirkan cucunya maka di puncak kakek ini
mendapatkan cucunya itu menggeletak roboh.
Ia marah dan langsung berkelebat. Orang-
orang Hek-see-hwa menonton Peng Houw yang
menggulingkan tubuh ke sana-sini dan
kebetulan tidak mengusik Li Ceng. Cucunya itu
tanpa penjaga. Maka ketika ia bergerak dan
langsung menyambar cucunya, membebaskan
dan menyelamatkan cucunya itu maka kakek
ini bergerak ke arah Chi Koan sementara
cucunya sudah menerjang dan menggerakkan
pedang menusuk orang-orang yang hendak
menyerang kakeknya.
"Kalian tikus-tikus busuk tak tahu malu.
Beraninya hanya mengeroyok. Hayo hadapi
aku dan mana siluman betina Si-yen itu!" Li
2322 Ceng membentak dan menerjang orang-orang
ini. Tandangnya hebat dan sepak
terjangnyapun menggiriskan. Sebagai cucu Lui-
cu Lo Sam ia bukan gadis sembarangan. Tujuh
laki-laki di depan berteriak, mereka menerima
babatan dan tusukan senjata gadis itu. Dan
ketika Li Ceng menyerang sambil mencari-cari
Si-yen, si cantik yang menipunya itu maka Chi
Koan, yang melihat bayangan berkelebat
disusul tamparan angin panas membuat dia
terkejut karena kakek berjenggot pendek itu
tahu-tahu berada di sampingnya dan sudah
menghantam lengannya.
"Awas, ia Si Mutiara Geledek Lo Sam!" Tong-si,
yang berteriak dan memperingatkan Chi Koan
berseru dari jauh. Wanita ini sudah merasakan
hajaran kakek itu dan tak ingin muridnya
celaka. Chi Koan acap kali memandang rendah
orang yang belum dikenal. Dan ketika benar
2323 saja pemuda itu mendengus dan
menggerakkan tangan kiri menangkis,
seenaknya maka ia terkejut karena pukulan
kakek itu membuat lengannya terpental.
"Dess!" si kakek sudah melanjutkan dengan
tendangan ke bawah lutut. Chi Koan sedang
memegangi ujung tali jala ketika terhuyung
dan terpental oleh pukulan kakek itu. Kini si
kakek bergerak cepat dan menendangnya pula.
Sehebat-hebatnya Chi Koan tentu celaka juga
kalau lutut kena tendang. Salah-salah
engselnya bisa lepas! Maka ketika ia mengelak
tapi si kakek mengejar dan membentak keras,
Chi Koan dibuat r?pot maka pemuda itu
mengangkat kakinya dan dengan lutut ditekuk
akhirnya dia menerima tendangan lawan.


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dukk!"
2324 Lutut dan ujung kaki itu bertemu Chi Koan
tergetar sementara si kakek terhuyung.
Pemuda ini berubah sementara si kakek
mendengus dan maju lagi. Dan ketika ia
berturut-turut mengelak dan diserang gencar,
si kakek menyelinap dan pukulan panasnya
menyambar lagi maka Peng Houw
menyentakkan tubuhnya keras-keras dan tali
jala di tangan Chi Koan akhirnya terlepas.
Pemuda itu dibuat repot oleh serangan Si
Mutiara Geledek!
"Tas!" tali itu putus. Mempergunakan
kesempatan selagi lawan repot Peng Houw tak
menyia-nyiakan ini. See-tok dan lain-lain
berkutat dengan jalanya sendiri, mereka itu
juga tak ingin melepaskan Peng Houw. Namun
karena kunci utama adalah Chi Koan, dan
pemuda ini menghindar dan mengelak
serangan-serangan lawan yang demikian
2325 gencar, empat kali kakek itu menusuk mata
Chi Koan maka pemuda ini gusar bukan main
dan menjadi semakin marah ketika tali jalanya
putus. Peng Houw bergulingan dan membawa
serta See-tok dan kawan-kawan. Terseret!
"Awas! Tahan dulu si Peng Houw itu. Jangan
biarkan ia lolos!" Chi Koan membentak dan
marah kepada kakek ini. Dia bermaksud
membalas kakek ini dan memberi hajaran. Dia
marah sekali karena Peng Houw akhirnya
terlepas. Tujuh gurunya dikhawatirkan tak
mampu menguasai pemuda itu. Dan ketika
benar saja Coa-ong dan lain-lain tak mampu
menahan tarikan Peng Houw, sambil
bergulingan pemuda itu menarik dan
membawa serta lawan-lawannya maka Coa-
ong maupun yang lain berteriak karena
terseret dan terpelanting. Dan ketika mereka
semua terjerat dan masuk ke dalam jala, tujuh
2326 jala saling belit dan ikat tak keruan maka
Tujuh Siluman itu menggerakkan tangan
masing-masing untuk merobek dan lolos keluar.
Mata-mata pancing tak mempan melukai kulit
mereka kecuali merobek baju dan pakaian.
Tapi begitu mereka lolos maka Peng Houwpun
juga keluar dan sudah merobek putus jala baja
itu. "Bret-brett!"
Gerakan Peng Houw hampir sama dengan
gerakan Kwi-bun dan kawan-kawan. Mereka
itupun merobek jala dan lolos keluar. Tapi
karena Peng Houw juga lolos dan selamat di
luar, sekarang tak ada apapun yang dapat
menghalangi pemuda itu maka Coa-ong dan
lain-lain gentar, pucat!
2327 "Peng Houw lolos! Ia merobek jala! Heii,
hadapi saja lawanmu ini, Chi Koan. Biarkan
kami membunuh kakek itu!"
"Benar, Peng Houw terlalu kuat bagi kami, Chi
Koan. Hadapilah dia dan serahkan tua bangka
itu kepada kami.... tar-tar!" Kwi-bo
meledakkan rambut dan mundur. Sikapnya
gentar dan jelas takut. Rambut yang meledak
itu bukan tanda berani, melainkan kuncup! Dan
ketika Chi Koan terbelalak karena kakek yang
diserangnya berjungkir balik dan menjauhkan
diri, kini Peng Houw memandangnya dengan
mata bersinar-sinar maka pemuda itu naik
darah tapi dia malah tertawa bergelak. Tawa
yang menggetarkan bukit Hek-see-hwa.
"Bagus kalian semua tikus-tikus tak bernyali,
Kwi-bo. Mencicit kalau bertemu lawan tangguh.
Tangkap kakek ini dan robohkan dia atau
kalian mati di tanganku!" Chi Koan tak
2328 menunggu jawaban lagi dan menerjang Peng
Houw. Dalam keadaan seperti itu maka tak
mungkin kawan-kawannya diharapkan lagi.
Coa-ong dan lain-lain bakal terbirit-birit,
mereka memang bukan tandingan Peng Houw.
Maka berseru dan menggerakkan tubuhnya
cepat, Lui-thian-to-jit dipergunakan hingga
tubuh pemuda ini menyambar seperti kilat
cepatnya, menghantam dan melepas Hok-te
Sin-kang maka Peng Houw juga merunduk dan
menerima pukulan itu dengan Hok-te Sin-kang
pula, tak ada pukulan lain yang dapat
mengatasi pukulan Chi Koan.
"Anak jahat, kau selalu membuat onar. Di
mana-mana berbuat busuk. Menyerahlah, Chi
Koan, dan serahkan Bu-tek-cin-keng atau Ji
Leng lo-suhu tak akan mengampunimu.....
desss!" benturan itu bagai gunung meletus.
Puncak Hek-see-hwa terguncang dan orang-
2329 orang di sekitar situ menjerit. Mereka
terlempar oleh daya gempuran ini dan kakek
Lo Sam juga terpental. Li Ceng apalagi. Gadis
ini mencelat dan masuk ke dalam kolam,
tercebur! Dan ketika Tujuh Siluman Langit juga
berteriak dan berseru satu sama lain,
terlempar dan terpelanting oleh getaran
sinkang dua anak muda itu maka semua pucat
dan bergulingan meloncat bangun. Dan segera
terdengar lengking atau pekik Chi Koan. Tubuh
pemuda ini sudah berkelebatan menyambar-
nyambar dan bayangan biru mengelilingi
bayangan putih. Pakaian Chi Koan berkibar
naik turun sementara pakaian Peng Houw
terhembus dan tertiup kencang. Gerakan Chi
Koan membuat Peng Houw seakan digulung
angin topan. Prahara sedang mengamuk! Dan
ketika Peng Houw membentak dan
menggerakkan tubuhnya naik turun,
mengimbangi atau melayani gerakan Chi Koan
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
sambil mendorong dan menamparkan pukulan-
pukulan Hok-te-sin-kang maka gelegar atau
dentuman pukulan dua anak muda ini tak kuat
ditahan orang-orang di tempat itu.
Kilat dan api menyambar-nyambar. Chi Koan,
yang memiliki beragam ilmu silat memainkan
itu menyerang lawan. Cui-pek-po-kian dan
Thai-san-ap-ting menderu dahsyat. Isinya
adalah tenaga Hok-te Sin-kang, tentu saja
hebatnya bukan ulah-ulah. Tapi karena Peng
Houw menggerak-gerakkan lengannya maju
mundur, Peng Houw mainkan Hok-te Sin-kun
dan sesekali melepas Soan-hoan-ciang
(Kibasan Angin Puyuh) warisan mendiang
gurunya Giok Kee Cinjin maka ternyata semua
pukulan-pukulan lawan dapat ditahan dan
bahkan dipentalkan. Chi Koan penasaran
bukan main karena yang amat hebat dari Peng
Houw itu adalah sinkangnya. Ilmu Peng Houw
2331 hanya itu-itu saja, Hok-te Sin-kun dan Soan-
hoan-ciang, Tapi karena "isi" dari pukulan
pemuda itu adalah tenaga Ji Leng Hwesio,
tenaga yang sudah dipendam dan akhirnya
diwariskan kepada pemuda ini maka Chi Koan
kalah kuat dan berkali-kali tertolak dan
terpental mundur. Dan inilah yang membuat
pemuda itu penasaran!
Chi Koan tak tahu dan sama sekali tak
menduga bahwa sinkang yang dimiliki Peng
Houw adalah tenaga sakti Ji Leng Hwesio.
Dedengkot Go-bi itu telah memberikan semua
tenaganya kepada Peng Houw. Untuk ini
nyawalah taruhannya. Hwesio itu harus
merelakan jiwanya. Maka ketika pukulan-
pukulan Chi Koan selalu tertolak dan terpental
mundur, pemuda itu semakin penasaran dan
marah saja maka Hek-see-hwa bergetar dan
berderak-derak oleh angin dahsyat pukulan
2332 pemuda ini. Peng Houw menangkis dan
anginpun bercuitan lebih kencang. Tak lama
kemudian orang-orang di sekitar mereka
terlempar beterbangan bagai layang-layang
ditiup angin kencang. Dan ketika puncak sudah
menjadi milik dua anak muda itu, siapapun tak
tahan disapu deru angin dahsyat ini maka bukit
atau puncak Hek-see-hwa itu mulai retak dan
pecah-pecah. Pohon-pohon tumbang dan roboh.
"Menyingkir! Menjauh dari sini. Menyingkir...!"
Yang berteriak adalah Coa-ong kepada anak
buah Hek-see-hwa. Mereka itu jatuh bangun
dan kakek Raja Ular ini juga terhuyung-huyung.
Dia sudah menjauh seratus meter dari
pertandingan itu namun masih juga tak tahan.
Hembusan angin kencang itu membuat dia dan
kawan-kawannya seperti orang mabok. Mereka
harus berpegangan kuat-kuat kalau tak ingin
terangkat dan terbawa terbang seperti anak
2333 buah mereka. Hembusan pukulan sinkang dua
anak muda itu luar biasa sekali. Dan ketika di
sana kakek Lo Sam juga terbelalak dan
terhuyung-huyung, sungguh tak disangkanya
pertempuran dua anak muda itu demikian
dahsyat maka serbuk-serbuk hitam tiba-tiba
juga beterbangan dan memenuhi udara.
Kiranya tanaman perdu Hek-see-hwa (Bunga
Pasir Hitam) tercabut dan kini bubuknya yang
berbahaya itu berhamburan ke mana-mana,
membentuk asap atau debu tebal.
"Awas, jangan disedot. Kita menyingkir!" kakek
ini tak dapat tinggal lagi di situ dan menarik
tangan Li Ceng. Cucunya ini basah kuyup
tercebur di kolam, menggigil bukan oleh
dinginnya air kolam, melainkan takjub oleh
dahsyatnya pertandingan dua anak muda itu,
terutama Peng Houw, yang dapat menghalau
dan menolak balik setiap serangan Chi Koan.
2334 Dan ketika tanpa sadar ia maju dan menonton
lebih dekat, memeluk sebatang pohon agar
tidak terangkat dan terbawa terbang maka
saat itulah kakeknya berkelebat menarik
tangannya. Segumpal asap hitam berhembus
dan hampir saja disedot gadis ini.
"Awas, tahan napas!"
Li Ceng sadar. Ia ditarik tangannya tapi masih
berpegangan erat-erat pada batang pohon di
mana ia memeluk. Kakeknya terkejut tapi
Mutiara Geledek ini menotok, sang cucu lepas
dan akhirnya dibawa menjauh. Kakek ini
mengomel. Dan ketika di sana terdengar suara
berdebum dan puncak penuh dengan asap
hitam, bubuk Hek-see-hwa berhamburan ke
mana-mana maka semua berlarian sementara
dua anak muda yang bertempur tak diketahui
keadaannya lagi. Peng Houw dan Chi Koan
sama-sama terbungkus asap Hek-see hwa ini.
2335 "Ha-ha, kita akan sama-sama mampus. Kau
dan aku akan sama-sama mati di sini, Peng
Houw. Dan silakan ambil Bu-tek-cin-keng di
akherat. Ha-ha, kita tak dapat keluar lagi
karena puncak ini sudah dipenuhi jurang!"
Peng Houw terkejut. Benar saja puncak itu
sudah berobah. Gempuran-gempuran Chi Koan
membuat tanah dan segalanya hancur. Puncak
Hek-see-hwa pecah dan sebagai gantinya
terdapat jurang-jurang di sekitar mereka.
Tanah yang retak dan longsor oleh pukulan Chi
Koan menjadikan puncak Hek-see-hwa
seonggok tanah kecil, semacam pulau. Dan
karena tebing-tebing atau pinggiran bukit
runtuh ke bawah, tinggal tempat di mana
mereka bertanding yang masih ada, lainnya
gugur dan menimpa orang-orang di bawah
maka dua anak muda yang bertempur di atas
ini seakan menginjak sebutir telur yang siap
2336 pecah. Tanah atau pulau kecil di puncak ini
berderak-derak. Peng Houw menjadi khawatir
karena Chi Koan berlaku nekat. Lawan begitu
beringas sementara pukulan-pukulannya
semakin hebat saja. Chi Koan penasaran dan
memang semakin marah saja kepada Peng


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Houw. Pemuda itu belum dapat dirobohkannya.
Maka ketika satu pukulan kembali
menghantam dan Peng Houw tak berani
menangkis, benturan tenaga mereka hanya
akan membuat puncak merekah maka pukulan
itu meledak di belakang Peng Houw.
"Desss!"
Debu mengepul tinggi. Peng Houw mengebut
buyar asap Hek-see-hwa dan Chi Koan
melengking ganas. Pemuda itu menerjang dan
melepas satu pukulan lagi. Dan ketika Peng
Houw mengelak dan pukulan menghantam
2337 belakang, tepat di bibir jurang maka tanah itu
longsor dan Peng Houw tergelincir di tempat ini.
"Ugh!" Peng Houw terkejut. Ia mengelak
karena mengkhawatirkan puncak itu bakal
roboh. Adu tenaga di antara dirinya dengan Chi
Koan membuat tanah di tempat itu retak-retak.
Tujuh di antaranya sudah pecah dan terguling.
Ada tempat menganga di situ. Maka ketika ia
mengelak tapi bagian itu malah hancur,
pukulan Chi Koan menghantam bibir jurang
dan kini terdengar suara bergemuruh ketika
bagian itu longsor maka Peng Houw terpeleset
dan celaka sekali jatuh ke bawah.
"Ha-ha, mampus kau!"
Namun Peng Houw bergerak cepat.
Disambarnya sebuah batu hitam dan di sini ia
menggelantung. Batu itu mencuat dari dalam
jurang dan keluar setelah tanah berguguran.
2338 Peng Houw menyambar batu ini untuk tempat
berpegangan. Tapi ketika ia mengerahkan
tenaga dan hendak meloncat, Chi Koan
mendahului dan menghantam batu itu maka
batu hitam ini hancur dan Peng Houw jatuh lagi
ke bawah. Pemuda itu terpelanting namun
Peng Houw berjungkir balik. Di bawah ada lagi
batu lain yang sedikit kecil, diinjak tapi celaka
sekali lepas dari tebing jurang itu. Gerakan
tanah dan longsoran benda-benda membuat
semuanya ringkih. Peng Houw terkejut. Dan
ketika ia terpelanting lagi ke bawah dan Chi
Koan tertawa bergelak, berdiri dan melongok
dari bibir jurang maka terdengar geraman dan
seorang kakek tinggi besar, berwajah buruk
tahu-tahu di belakang pemuda itu dan
mendorong.
"Kau bocah iblis, masuklah ke sana pula!"
2339 Chi Koan kaget. Ia tersentak karena seseorang
tiba-tiba menggeram di belakangnya. Ia
menoleh namun tangan itu sudah menekan
punggungnya. Dan ketika sebuah tenaga
raksasa mendorongnya ke depan, Chi Koan tak
dapat menahan diri lagi maka iapun berteriak
dan jatuh ke dalam jurang, menyusul Peng
Houw.
"Aiiihhhhh....!"
Tawa aneh dan serak terdengar di atas. Chi
Koan benar-benar kaget bukan main karena di
tempat seperti itu muncul seseorang tinggi
besar. Ia kaget dan menoleh dan wajah buruk
rupa itu membuatnya mencelos. Mata yang
hanya sebiji itu melotot tampak menyeramkan.
Ia terkesiap. Dan karena tak disangkanya di
tempat itu ada orang lain dan tanpa ampun
lagi tubuhnya terdorong ke depan, tenaga
raksasa kakek buruk itu hebat bukan main
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
maka ia terjelungup dan jatuh meluncur ke
dalam jurang.
Namun Peng Houw maupun Chi Koan bukanlah
orang-orang sembarangan. Peng Houw, yang
meluncur dan lurus jatuh ke bawah
mengandalkan sinkangnya untuk
menyelamatkan diri. Pemuda ini sudah
menyambar sana-sini untuk mencari pegangan,
sia-sia dan gagal untuk akhirnya terbanting
dengan keras, Kedua kakinya yang ada di
bawah melesak sampai sebatas lutut. Tanah di
tempat itu tak kuat menahan sepasang kaki
pemuda ini, Peng Houw mengatur jatuhnya
tubuh hingga kakinya itulah yang lebih dulu,
amblas dan melesak dan untuk sejenak
pemuda ini bergoyang. Betapapun jatuh dari
ketinggian itu bukan barang ringan. Kalau
bukan dia tentu kakinya patah-patah. Dan
ketika Peng Houw nanar dan mencabut kakinya,
2341 kejadian itu mengguncangkan hatinya juga
maka saat itulah Chi Koan meluncur ke bawah
tapi pemuda yang mengandalkan ilmunya Lui-
thian-to-jit ini membuat tubuhnya seringan
kapas dan begitu melayang-layang ke bawah
iapun jatuh dan tepat menimpa Peng Houw
yang baru saja mencabut kakinya.
"Bressss!"
Dua anak muda ini roboh. Mereka sama-sama
kesakitan dan masing-masing mengeluh. Chi
Koan terlempar ke kanan sementara Peng
Houw ke kiri. Dengan ilmunya meringankan
tubuh Chi Koan berhasil menyelamatkan diri,
meskipun ia harus menimpa kepala Peng Houw.
Dan ketika dua anak muda itu sama-sama
melompat bangun dan Peng Houw melotot, ia
merasa Chi Koan begitu kurang ajar maka Chi
Koan tertawa aneh dan menerjangnya lagi, di
dasar jurang itu mereka bertempur.
2342 "Bagus, kau dan aku agaknya ditakdirkan
mampus di sini, Peng Houw. Tidak di atas ya di
bawah. Mari.... mari kita mampus dan kau atau
aku mati lebih dulu!"
Jurang itu sempit. Ditubruk den diterjang Chi
Koan yang kesetanan Peng Houw repot juga.
Ia tak mengelak dan menangkis. Chi Koan
terpental namun menerjang lagi. Dan ketika di
tempat ini dua anak muda itu melanjutkan
pertandingan, dinding tergetar dan jurang
seakan runtuh maka sosok tinggi besar di atas
itu, yang melongok dan melotot dengan
sebelah biji matanya tiba-tiba bergerak turun
dan ...... merayap ke bawah. Dua anak muda
itu tak tahu karena masing-masing bertanding.
Chi Koan memaki-maki. Dan ketika sosok
tinggi besar itu menyelinap dan tiba di dasar
jurang, matanya yang merah beringas ke arah
Chi Koan maka ketika pemuda itu terpental
2343 dan berteriak oleh tangkisan Peng Houw laki-
laki inipun keluar dan menerkam pemuda itu.
Satu cengkeraman jari maut menuju leher Chi
Koan.
"Kaulah yang harus ke dasar neraka!"
Chi Koan kaget bukan main. Seperti Peng
Houw iapun tak tahu hadirnya laki-laki ini.
Pertama ia terkejut ketika diterkam dan
didorong ke dalam jurang. Waktu itu ia sedang
mentertawai Peng Houw namun tiba-tiba ada
orang ketiga yang ganti mentertawainya.
Tenaga dan dorongan tadi cukup menunjukkan
bahwa kakek aneh ini hebat sekali. Maka
ketika kakek itu muncul dan tahu-tahu berada
di dalam jurang, Peng Houw baru kali itu tahu
dan menjadi tertegun maka Chi Koan yang
diserang dan disergap dari belakang menjadi
kaget dan marah sekali.
2344 Tadi, setelah ia terjatuh ke jurang maka kakek
itu tak dingatnya. Yang ada di depannya
adalah Peng Houw dan pemuda inilah lawannya.
Maka begitu kakek itu muncul lagi dan ia tak
tahu siapa, kakek ini seperti orang gila saja
maka ketika terkaman itu mengenai lehernya
Chi Koanpun tersentak kaget. Gerakan lawan
luar bisa cepat dan yang membuat ia tak
mampu mengelak adalah dikarenakan dinding
jurang amat sempit. Berdua dengan Peng
Houw saja ia merasa tak leluasa bergerak, kini
tiba-tiba orang ketiga itu muncul lagi. Tapi Chi
Koan yang menyodok dan menusukkan sikunya
ke belakang akhirnya membuat laki-laki itu
terhenyak dan begitu terkaman mengendor
iapun membalik dan... tumit kakinya
menghantam lambung orang itu.
"Kau tua bangka gila tak tahu aturan. Siapa
kau dan pergilah.... dess!" kaki Chi Koan
2345 bersarang di lambung namun pemuda ini
terkejut karena tenaga Hok-te Sin-kang
menolak di situ. Tenaga ini khas karena
menolak seperti karet. Chi Koan tertegun. Dan
ketika lawan tak apa-apa, namun berseru
membalas, ia mengelak dan menangkis maka
Thai-san-ap-ting, juga Cui-pek-po-kian
menderu dengan dahsyat. Peng Houw sudah
mundur dan menuding-nuding, suaranya
tersendat,
"Su... susiok... Beng Kong-susiok.....!"
Chi Koan berobah hebat. Ia mengelak dan
menangkis sana-sini ketika tiba-tiba Peng
Houw menyebut kakek itu. Ia sendiri justeru
memperhatikan dan mengamati kakek ini,
heran dan kaget bagaimana dua pukulan Go-bi
bisa dilakukan kakek yang rambutnya riap-
riapan ini. Ia ngeri dan seram oleh biji mata
lawannya itu. Dan ketika ia juga terbelalak
2346 mengamati sebelah kaki yang buntung, aneh
dan tak merasa kenal namun pukulan-pukulan
lawan amat dahsyat, dua pukulan Go-bi itu
selalu terisi Hok-te Sin-kang maka ketika Peng
Houw menyebut kakek itu kontan saja ia kaget
bukan main. Bagai disambar petir.
Chi Koan mula-mula tak percaya tapi silat dan
pandang mata itu dikenalnya baik. Akhirnya
dia ingat bahwa inilah pandang mata gurunya.
Begitulah kalau Beng Kong Hwesio beringas.
Dan karena ia sudah mulai kelelahan
menghadapi Peng Houw, kini tiba-tiba gurunya
yang cacad itu muncul maka Chi Koan bagai
dibetot sukmanya mengenal siapa lawan yang
disangkanya gila ini.
"Suhu....!"
"Bagus!" geram dan bentakan itu masih disusul
serangan dan kelebatan tubuh bertubi-tubi.
2347 "Kau anak durhaka, Chi Koan. Kau bocah tak
tahu budi dan iblis! Kau membuat pinceng
begini. Kau mengira pinceng mampus tapi
masih hidup. Ha-ha, pinceng akan
membunuhmu dan di sini kau akan merasakan
hukuman gurumu.... des-dess!" Thai-san-ap-
ting menyambar dan tenaga Hok-te Sin-kang
yang menyertai itu amat dahsyat. Di dunia ini
hanya empat orang saja yang memiliki Hok-te
Sin-kang itu. Mendiang Ji Leng sudah wafat,
jadi tinggal tiga orang. Dan karena ilmu itu tak
boleh dimiliki oleh lebih dari dua orang, kini Chi
Koan mengenal baik gurunya maka dia yang
menangkis dan sejenak mundur-mundur dibuat
pucat dan gentar. Peng Houw ada di situ dan
dikhawatirkan mengeroyok. Tapi ketika
pemuda itu menggeser mundur dan meloncat
ke sebuah ceruk jurang, di situ Peng Houw
menonton dan tak jadi menyerang maka Chi
2348 Koan lega dan tiba-tiba ia tertawa bergelak
memandang gurunya ini, kenekatanpun timbul.
"Ha-ha, kiranya kau, suhu. Benar kau! Ah,
kusangka sudah mampus dan kau hidup enak
di akherat. Kau datang dan kini menyerang aku.
Bagus, aku tak takut dan jangan bicara
macam-macam. Siapa yang durhaka dan siapa
yang iblis. Kau dan aku sama. Kaupun durhaka
dan mungkin melebihi aku. Kita boleh
mengadu jiwa tapi barangkali aku lebih bersih.
Aku akan coba membalaskan sakit hati Ji
Beng-susiok-kong (paman kakek guru) yang
dulu kau bunuh..... wherrrr-plakkk!" Chi Koan
membalik dan merendahkan tubuh. Ia
menangkis pukulan gurunya setengah
berjongkok, diserang bertubi-tubi dan marah
mendengar ia disebut durhaka, padahal


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gurunya itu juga durhaka. Dan ketika dua Hok-
te Sin-kang bertemu dan kakek itu mendelik,
2349 Peng Houw di sana terkejut dan mengerutkan
kening maka kakek itu membentak dan
menerjang lagi. Mereka sama-sama terpental.
"Mulut busuk, haram jadah! Kau bicara apa,
Chi Koan. Siapa yang membunuh paman kakek
gurumu?"
"Ha-ha, tak ada maling berteriak maling. Kau
dan aku sama, suhu, Kau sama-sama durhaka.
Ayo siapa yang membunuh Ji Beng susiok-kong
kalau bukan kau..... desss!" pukulan si kakek
agak bergoyang, diterima sang murid dan
wajah Beng Kong Hwesio tampak berubah. Dua
kali Chi Koan menyebut-nyebut itu dan kakek
inipun terkejut. Bola mata itu tak dapat ditipu.
Dan ketika Peng Houw terbelalak dan
mendengar semua itu, heran dan kaget tapi
masih belum mengerti maka pemuda ini tiba-
tiba berseru dan melengking.
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
"Chi Koan, apa yang kau katakan itu?
Benarkah Beng Kong susiok membunuh Ji Beng
susiok-kong?"
"Ha-ha, kau tak usah ikut campur. Kalau kau
mau membantuku merobohkan si tua ini maka
rahasia itu kuberitahukan padamu, Peng Houw.
Kalau tidak tutup saja mulutmu!"
"Ah, haram jadah! Bocah ini benar-benar iblis.
Bantu aku, Peng Houw. Jangan dengarkan
ocehannya!" dan si hwesio yang gusar dan
menerjang marah akhirnya terlibat lagi dalam
pertandingan sengit menghadapi muridnya
yang lihai ini. Chi Koan mengelak dan
membalas dan siapapun tak tahu bahwa akal
liciknya timbul. Saat itu, Peng Houw dan
gurunya ada di situ. Gurunya demikian
beringas dan penuh dendam menyerangnya.
Kalau dia tidak cepat-cepat mengeluarkan
sesuatu dikhawatirkan Peng Houw membantu
2351 gurunya. Padahal, menghadapi gurunya ini
saja sudah termasuk berat. Ia sudah lelah
bertempur dengan Peng Houw dan gurunya
tiba-tiba muncul. Kalau hanya berdua
barangkali tak perlu takut. Tapi ada Peng Houw
di situ! Selama Peng Houw tak bergerak dia tak
merasa khawatir. Maka ketika tiba-tiba akal
liciknya timbul dan Chi Koan menyebut-nyebut
pembunuhan Ji Beng Hwesio, susiok-kong atau
paman kakek gurunya itu yang dibunuh
gurunya maka Peng Houw tergerak dan mata
pemuda itu tiba-tiba marah memandang Beng
Kong Hwesio!
Peng Houw, seperti diketahui memang sejak
dulu kurang suka kepada susioknya ini. Beng
Kong dinilai keras dan kejam, semasa kecilnya
sering dia mendapat marah. Tapi ketika hwesio
itu menjadi manusia cacad dan semua ini gara-
gara Chi Koan, setelah dewasa pemuda itu
2352 menjadi kasihan maka ketidaksenangan Peng
Houw kepada paman gurunya ini hilang. Cacad
dan penderitaan hwesio itu menimbulkan iba
Peng Houw. Siapa tak terharu dan kasihan
memandang paman guru yang sudah seperti
ini. Cacad dan buruk, kaki sebelah juga
buntung. Tapi ketika Chi Koan tiba-tiba bicara
tentang tewasnya Ji Beng Hwesio, tokoh Go-bi
itu memang dinilai mati misterius maka Peng
Houw terkejut dan memandang paman
gurunya itu.
Selama ini, ada anggapan bahwa kakek itu
tewas oleh Coa-ong dan kawan-kawan.
Sebagian besar murid Go-bi juga
menganggapnya begitu. Namun setelah Peng
Houw memiliki kepandaian tinggi dan pemuda
itu merasa heran, dia tahu benar kepandaian
Tujuh Siluman Langit dibanding kakek gurunya
itu maka sebenarnya Peng Houw curiga,
2353 apalagi setelah dia bertemu paman gurunya
yang lain, Twa-hwesio. Pertemuan dengan
paman gurunya itu juga dikarenakan kakek itu
mengejar-ngejar seorang pawang ular, yang
akhirnya tewas oleh ganasnya sungai Huang-
ho. Dan karena mereka bicara tentang
kematian Ji Beng Hwesio, paman gurunya itu
mencurigai seseorang maka dengan tegas
paman gurunya itu berkata bahwa Coa-ong
dan kawan-kawan tak mungkin dapat
membunuh Ji Beng Hwesio.
"Suhuku mati oleh mereka? Tak mungkin!
Kepandaian susiok-kongmu itu di atas Tujuh
Silunman Langit, Peng Houw, dikeroyok
tujuhpun masih menang. Guruku tewas oleh
pagutan ular berbisa dan justeru pelempar ular
inilah yang kucari. Ular Tiga Warna itu hanya
dimiliki si tikus busuk yang mampus ditelan
Huang-ho itu. Aku hampir menemukan jejak
2354 pembunuhnya, yang jelas bukan Coa-ong dan
kawan-kawan!"
Ingatan ini terngiang di telinga Peng Houw.
Setelah dia sendiri dewasa dan memiliki ilmu
silat tinggi memang Peng Houw merasa heran
sekali bahwa mendiang susiok-kongnya itu
terbunuh oleh Tujuh siluman Langit. Cui-pek-
po-kian dan Thai-san-ap-ting yang menjadi
andalan Ji Beng Hwesio amatlah hebat. Hanya
Hok-te Sin-kun atau Hok-te Sin-kang saja yang
dapat mengalahkannya, selebihnya ilmu-ilmu
lain tak mungkin. Maka ketika tiba-tiba Chi
Koan berseru seperti itu dan Peng Houw
membelalakkan mata, dia merasa ganjil namun
juga curiga maka kakek itu menerjang Chi
Koan dengan amat marahnya. Beng Kong
memaki-maki muridnya ini dan Peng Houw
bangkit berdiri. Sepasang mata pemuda itu
bersinar-sinar. Dan ketika Peng Houw
2355 berkelebat dan turun dari ceruk jurang, dia
merasa sama-sama marah kepada dua orang
itu maka pemuda ini membentak dan berseru
pada paman gurunya.
"Susiok, kenapa kau gusar dan marah dibilang
seperti itu. Bukankah tak perlu kau marah-
marah kalau merasa benar? Apakah Chi Koan
bicara benar?"
"Jahanam, keparat jahanam! Kau rupanya
terpengaruh omongan Chi Koan, Peng Houw.
Bukankah semua orang tahu bahwa susiok-
kongmu terbunuh oleh Coa-ong dan kawan-
kawan. Siapa lagi di dunia ini yang dapat
selicik itu kalau bukan mereka!"
"Ha-ha, tapi Coa-ong tak memiliki Ular Tiga
Warna. Kakek itu boleh memiliki ular itu
namun kalau bukan tangan yang lihai tak
mungkin dapat melontarkannya ke tubuh
2356 susiok-kong, suhu. Kau tak perlu berpura-pura
karena kaupun sebenarnya durhaka. Kau
bahkan lebih jahat karena tidak sekedar
mendurhakai guru melainkan juga Go-bi!"
"Tutup, mulutmu, kau anak busuk. Aku... ah,
aku akan membunuhmu agar tak dapat
mengoceh lagi!" dan si hwesio yang menerjang
semakin sengit tiba-tiba membuat Chi Koan
gembira karena Peng Houw tampak bergerak
ke arah gurunya. Pemuda itu mengira Peng
Houw membantunya dan si hwesio berkelit.
Beng Kong membentak dan bertanya apa yang
dimaui Peng Houw. Dan ketika Peng Houw
berseru agar paman gurunya datang ke Go-bi,
menjelaskan tentang itu maka Chi Koan
bersorak dan gembira. Namun Peng Houw
membentaknya.
2357 "Diam! Kaupun bukan manusia baik-baik, Chi
Koan. Kau mencuri Bu-tek-cin-keng dan harus
menyerahkan itu!"
Chi Koan terkejut. Tadinya ia mengharap Peng
Houw menyerang gurunya. Kalau sudah begitu
maka lawannya berkurang, dia boleh berlega.
Tapi ketika Peng Houw membentaknya dan
memukulnya untuk menangkap maka pemuda
ini berkelit dan tiba-tiba sadarlah dia bahwa
Peng Houw tetap merupakan lawan berbahaya.
Baik kepada gurunya maupun kepada dirinya
sendiri pemuda itu akan bertindak keras!
"Bagus, kau sombong. Kau selalu mengejar-
ngejar aku masalah Bu-tek-cin-keng, Peng
Houw. Padahal kau tahu tak mungkin aku
menyerahkan itu kepadamu. Suhu, kita
hentikan permusuhan kita sejenak dan bunuh
pemuda ini!"
2358 Beng Kong Hwesio terkejut. Setelah dia
bergebrak dengan muridnya dan melihat
betapa muridnya benar-benar lihai, sekarang
muridnya ini telah mewarisi pula kepandaian
Hok-te Sin-kun dari kitab Bu-tek-cin-keng
maka dia menjadi gelisah. Dulu, sebelum
pemuda itu memiliki Hok-te Sin-kang anak ini
sudah merupakan anak berbahaya. Kalau
diumpamakan harimau maka sekarang tumbuh
sayap. Muridnya benar-benar berbahaya dan
berkali-kali adu pukulan menunjukkan
kepadanya bahwa muridnya ini bukan main-
main. Sebagai bekas guru tentu saja dia
merasa kagum.Tapi karena Chi Koan bicara
tentang pembunuhan Ji Beng Hwesio dan Peng
Houw terpengaruh, mencengkeram tapi luput
dan membalik ke arah Chi Koan tapi pemuda
itu juga melompat mundur maka seruan Chi
Koan membuat sang hwesio tergerak dan
matanyapun berputar cerdik.
2359 Dalam saat seperti itu musuh paling berbahaya
harus dilenyapkan dulu. Dan karena dia mulai
tak nyaman tentang disebut-sebutnya
pembunuhan Ji Beng Hwesio, kakek ini
mengangguk maka tiba-tiba ia mencengkeram
dan membalik menyambar Peng Houw!
"Bagus, kau cerdik, Chi Koan. Boleh kita
bergabung dan mari selesaikan dulu bocah ini!"
Chi Koan girang bukan main. Tadinya ia
mengharap Peng Houw menjadi sekutunya tapi
ternyata pemuda itu bersikap lain. Betapapun
Peng Houw memang memegang kebenaran,
teguh berwatak mulia dan guru serta murid
pada dasarnya sama-sama tak disenangi. Maka
ketika ia diserang hwesio itu dan Beng Kong
berbalik menjadi musuh, mencengkeram dan
dielaknya maka Chi Koan menghantamnya dari
samping dan melepas Hok-te Sin-kang.
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
"Ha-ha, ini baru benar. Kau hadapi dia dari
kanan, suhu, aku dari kiri.... bress!" dan Peng
Houw yang terhuyung dan membelalakkan
mata tiba-tiba diserang lagi oleh Beng Kong
Hwesio dan kemudian Chi Koan, ganti-berganti
dan selanjutnya pemuda ini maju mundur. Dia
mengelak dan menangkis dan dua orang itu
tiba-tiba berkelebatan dengan Lui-thian-to-jit.
Ilmu ini adalah ilmu meringanken tubuh yang
amat hebat. Gerakannya seperti kilat
menyambar-nyambar dan Peng Houw yang tak
pernah mempelajari ilmu ini menjadi sibuk.
Dengan Hok-te Sin-kang dan Soan-hoan-
ciangnya saja ia merasa kewalahan. Hok-te
Sin-kangnya menghadapi dua Hok-te Sin-kang
yang amat hebat, tentu saja ia terdesak. Dan
ketika Peng Houw mundur-mundur namun dua
orang lawannya itu menjadi kagum bukan main,
hanya Ji Leng Hwesio saja yang dapat seperti
ini maka Beng Kong mengeluarkan cambuknya
2361 dan ketika cambuk menjeletar di udara
terdengar suara mendesis dan ribuan kepiting
tiba-tiba muncul!


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

**SF**
(Bersambung jilid 30)
Bantargebang, 23-09-2018, 18:14
2362 PRAHARA DI GURUN GOBI
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
* * * Hasil Karya :
B A T A R A
Pelukis :
Soebagio & Antonius S.
* * * Percetakan & Penerbit
U.P. DHIANANDA
P.O. Box 174
SOLO 57101
2363 PRAHARA DI GURUN GOBI
Karya : Batara
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
"HA-HA, kita bunuh pemuda ini. Ayo,
lenyapkan dia!"
Chi Koan terkejut. "Apa itu, suhu? Kau
peternak kepiting?"
"Ha-ha, benar, Chi Koan, tapi bukan
sembarang kepiting. Itu adalah kepiting Laut
Selatan yang beracun. Capitnya berbahaya,
dapat dikendalikan seperti pasukan bila
cambukku memberi aba-aba..... tar!" dan
cambuk yang kembali meledak dan bersuara
2364 nyaring akhirnya diikuti gerakan kepiting yang
jumlahnya ribuan itu merayap turun. Mereka
tahu-tahu sudah ada di dinding jurang dan
rupanya bersembunyi di situ, menunggu
perintah, bak pasukan perang yang siap
tempur. Maka begitu cambuk menjeletar dan
itulah tanda untuk maju maka ribuan binatang
aneh ini menyerang dan karena cambuk
meledak-ledak di atas kepala Peng Houw maka
pemuda itulah yang menjadi sasaran!
"Aiihhhhh...!" Peng Houw melengking
mengeluarkan bentakan dahsyat. Dulu dia
sudah melihat pasukan kepiting ini ketika
digiring di atas bukit. Itulah pertemuan
pertamanya dengan susioknya ini. Maka ketika
binatang itu menyerang dan dia yang dituju,
bukan Chi Koan atau yang lain maka Peng
Houw marah mengibas mereka.
2365 "Bresss!" ratusan kepiting terlempar dan
porak-poranda. Mereka terbawa oleh angin
pukulan Peng Houw ini dan berhamburan.
Namun karena di situ banyak yang lain dan Chi
Koan maupun suhunya juga tak tinggal diam,
hwesio dan muridnya ini membentak melepas
pukulan maka Peng Houw menangkis dan
harus memperhatikan guru dan murid ini.
"Des-dess!"
Peng Houw terhuyung. Lawan sudah
menerjang lagi dan hwesio itu tertawa bergelak.
Beng Kong berseru bahwa tenaga yang dimiliki
Peng Houw adalah sinkang Ji Leng Hwesio, Chi
Koan terbelalak dan terkejut mendengar itu.
Dan ketika pemuda itu bertanya begaimana
bisa begitu maka hwesio ini meledakkan
cambuknya, mata berkilat penuh benci.
2366 "Kakek gurumu tak punya cinta kasih, Chi
Koan. Dia berat sebelah. Dia memberikan
sinkangnya sebelum mampus!"
"Mati? Sukong sudah wafat?"
"Benar, Chi Koan, dan itu sejak Peng Houw
menerima sinkangnya. Tenaga sakti kakek
gurumu itulah yang kini ada di tubuh Peng
Houw. Anak ini harus kita bunuh karena dia
membuat guruku berat sebelah..... bress-
plakk!" Peng Houw mengelak dan menahan
pukulan, terdorong dan lawan terpental namun
dari belakang Chi Koan menghantam cepat.
Anak ini licik dan memang curang. Pukulannya
mengenai punggung Peng Houw. Dan ketika
Peng Houw terhuyung dan melotot marah
maka ribuan kepiting menerkam dan menggigit
pemuda ini dari bawah.
2367 Peng Houw menendang dan membuat kepiting-
kepiting itu mencelat. Pemuda ini gusar bukan
main karena pengakuan itu membongkar
rahasia. Kematian Ji Leng harus dirahasiakan
tapi kini Beng Kong Hwesio membukanya,
tentu saja Peng Houw marah bukan main. Tapi
karena ia menghadapi banyak lawan dan Beng
Kong sudah menyerangnya lagi, Chi Koan juga
menyusul dan beberapa kepiting mulai
merayap dan menggigit kaki pemuda ini maka
Peng Houw terdesak dan bingung. Dan Chi
Koan berseri-seri.
Pemuda ini, seperti yang kita tahu adalah
terheran-heran dan kaget sekali bagaimana
Peng Houw mampu memiliki Hok-te Sin-kang
secepat itu. Diam-diam dia merasa iri dan
cemas. Dia sendiri yang sudah mencuri Bu-tek-
cin-keng dan mempelajari ilmu itu baru setelah
sekian tahun memiliki kepandaian tinggi. Tapi
2368 begitu bertemu Peng Houw dia kalah! Chi Koan
penasaran dan heran sekali. Tapi setelah
gurunya memberi tahu dan sinkang yang
dimiliki Peng Houw kiranya adalah sinkang Ji
Leng Hwesio, kakek gurunya maka tentu saja
keheranannya lenyap dan sebagai gantinya
adalah rasa iri dan marah yang besar.
Pantas saja Peng Houw demikian lihai, tak
tahunya kakek gurunya itu pilih kasih. Keparat!
Dan ketika Chi Koan melengking dan melepas
satu pukulan Hok-te Sin-kang, di sana gurunya
juga membentak dan mendorong Thai-san-ap-
ting dengan tenaga Hok-te Sin-kang maka dari
bawah dan kiri kanan Peng Houw menghadapi
ribuan kepiting yang mulai merayap dan
menggigiti tubuhnya.
"Dess-plakk!"
2369 Peng Houw bergoyang dan digencet dua
tenaga sakti dari muka belakang ini. Untuk
sejenak dia tak menghiraukan kepiting-kepiting
itu dan membiarkan saja mereka menyapit dan
menggigit. Tapi ketika dua orang itu terbelalak
karena kepiting tiba-tiba berjatuhan, Beng
Kong berseru heran maka hwesio itu
meledakkan cambuknya lagi dan menyuruh
yang lain maju, diri sendiri menerjang lagi dan
Chi Koan juga terheran.
"Dia tak apa-apa. Kepitingmu berjatuhan!"
"Benar, dan mereka mati sendiri, Chi Koan.
Peng Houw kebal racun. Dia... ah, ini bukan
kekebalan dari Hok-te Sin-kang. Anak itu
memiliki sesuatu.... siut!" dan sebatang golok
yang menyambar dan tiba-tiba disambitkan
hwesio itu mendadak tepat mengenai tengkuk
Peng Houw, patah dan runtuh dan hwesio itu
terbelalak. Peng Houw kebal racun di samping
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
kebal pula terhadap senjata. Dan ketika hwesio
itu kaget karena ini bukan karena Hok-te Sin-
kang, melainkan sesuatu yang lain maka Peng
Houw sendiri tertegun dan tiba-tiba teringat.
Yakni ketika dulu dia diusap Sian-ji-kang oleh
kakek gurunya, Usapan Jari Dewa yang
membuat dia kebal dan kuat terhadap bacokan
senjata tajam. Dan begitu dia ingat dan tak
perlu takut lagi terhadap gigitan kepiting-
kepiting beracun itu maka guru dan murid
semakin membelalakkan mata lebar-lebar.
Beng Kong Hwesio teringat kesaktian gurunya
yang lain.
"Anak ini... dia, ah.... dia mendapat usapan
Sian-ji-kang. Tak salah. Itu kekebalan dari
Sian-ji-kang. Keparat!" dan Beng Kong yang
menerjang dengan amat marah akhirnya
menjadi semakin benci dan sakit hati kepada
Peng Houw, merasa gurunya semakin tak adil
2371 dan kemarahan serta kebenciannya ini menular
pada Chi Koan. Pemuda itu terkejut dan
membelalakkan mata mendengar kata-kata
gurunya. Banyak amat Peng Houw mendapat
warisan! Dan ketika Chi Koan juga menjadi
marah dan menerjang Peng Houw maka guru
dan murid semakin beringas.
Namun Peng Houw sekarang lebih tenang.
Pemuda ini sudah tak takut lagi kepada
kepiting-kepiting itu. Namun karena mereka
mengganggu dan menghalang gerakannya,
juga capitan itu membuat pakaiannya robek-
robek maka Peng Houw yang sibuk menangkis
sana-sini akhirnya membentak dan
mendorongkan kedua lengan ke delapan
penjuru.
"Des-dess!"
2372 Beng Kong dan Chi Koan terhuyung. Peng
Houw mendapat kepercayaannya lagi namun
cambuk menyambar. Kini ledakan bukan
semata mengatur ribuan kepiting akan tetapi
juga menyerang pemuda itu. Dan karena Peng
Houw hanya memiliki ilmu yang itu-itu saja,
Soan-hoan-ciang atau Hok-te Sin-kang maka
lawan yang berkelebatan dengan Lui-thian-to-
jit dan sambaran Thai-san-ap-ting atau Cui-
pek-po-kian membuat pemuda ini tak banyak
berdaya untuk membalas. Pertandingan sudah
berjalan dua ratus jurus dan Peng Houw mandi
keringat. Chi Koan juga mandi keringat namun
dapat bergantian dengan gurunya. Diam-diam
pemuda itu kagum karena Peng Houw yang
menguasai benar Hok-te Sin-kang ternyata
begitu luar biasa mempertahankan diri. Itu
berkat tenaga sakti kakek gurunya itu! Dan
karena ini membuat pemuda itu marah
sementara kepiting mulai terinjak-injak, Beng
2373 Kong merasa sia-sia dengan pasukannya yang
langka itu maka pertandingan berjalan terus
dengan kedudukan tetap sama. Tak ada yang
terdesak atau mendesak, kepiting mulai
disuruh mundur.
"Keparat, bagaimana cara membunuh pemuda
ini, Chi Koan. Dia kuat benar!"
"Hm," Chi Koan mengingat-ingat. "Agaknya
bertempur sampai kehabisan tenaga, suhu.
Kita serang dia ganti-berganti."
"Tapi aku mulai lelah...."
"Aku juga, diapun begitu. Sama! Terus saja
serang sampai kita atau dia roboh!"
Namun terdengar bentakan. Dua sosok
bayangan berkelebat dan tahu-tahu Li Ceng
dan kakeknya muncul. Mereka itu telah
2374 menghajar anak buah Chi Koan dan kini
mencari-cari pemuda itu. Di dasar jurang
mereka mendengar pertempuran ini. Maka
ketika mereka masuk dan kehadiran ini
membuat Beng Kong dan muridnya terkejut, Si
Mutiara Geledek Lo Sam menghembuskan asap
tembakaunya maka barisan kepiting buyar dan
porak-poranda, cucunya juga menendang dan
membacok binatang-binatang itu.
"Peng Houw, jangan takut. Ada aku di sini.
Kalau aku dan kakekku tak dapat membunuh
orang-orang ini biarlah aku dan kita semua
mampus!"
Peng Houw terbelalak. Sesungguhnya dia
gemas dan marah akan hasil pertandingan ini.
Kalau saja lawan tidak memiliki Hok-te Sin-


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kang dan mengisi ilmu silat mereka itu dengan
tenaga mujijat ini belum tentu pertandingan itu
berlangsung sengit. Tentu sejak tadi dia sudah
2375 merobohkan mereka. Namun karena Chi Koan
dan gurunya sama-sama memiliki Hok-te Sin-
kang dan justeru pukulan itulah yang amat
hebat, kalau bukan karena warisan tenaga
sakti Ji Leng Hwesio tak mungkin dia kuat
bertahan maka Peng Houw diam-diam marah
besar dan menahan-nahan kemarahannya itu.
Dan kini Lui-cu Si Mutiara Geledek muncul,
bersama cucunya.
"Bagus, tapi lindungi aku saja dari serangan-
serangan mereka yang curang, Li Ceng. Jangan
sambut pukulan mereka ataupun menangkis!"
"Benar," Mutiara Geledek berseru.
"Kami tahu, Peng Houw, dan kami hanya akan
melindungimu dari serangan curang saja....
wusshhhh...!" dan asap yang tebal
menghembus ke depan tiba-tiba membuat
Beng Kong dan muridnya batuk-batuk. Hwesio
2376 itu melotot dan marah sekali. Dan ketika dia
membentak siapa orang ini maka Chi Koan
menjawab.
"Dia sute dari Kun-lun Lojin, Mutiara Geledek
Lo Sam."
"Mutiara Geledek? Orang yang sudah
menghilang tiga puluh tahun itu?"
"Benar, suhu, karena itu hati-hati. Tidak terlalu
berbahaya namun dapat mengganggu kita
merobohkan Peng Houw."
"Keparat!" dan si hwesio yang membentak dan
menambah pukulannya akhirnya menyambar
kakek itu dengan serangan langsung, dikelit
tapi dikejar dan kakek ini terkejut. Dia di
belakang Peng Houw, tapi saat itu Peng Houw
menangkis pukulan Chi Koan. Dan karena
dinding jurang sempit dan apa boleh buat
2377 harus menangkis maka kakek ini terjengkang
dan untung bahwa hwesio yang sudah mandi
keringat itu tidak seberat pada pukulannya
pertama.
"Bresss!"
Kakek itu terguling-guling. Li Ceng berteriak
tapi sang kakek sudah meloncat bangun,
wajahnya pucat. Tapi karena pukulan tak
seberat biasanya dan kakek itu bernapas lega
maka dia cepat berlindung di punggung Peng
Houw ketika lawan mengejar dan
membentaknya lagi, tak menghiraukan Chi
Koan dan pemuda ini terkejut. Peng Houw jadi
garang dan menghempaskannya dengan satu
tangkisan kuat. Dan ketika pemuda itu
terlempar dan bergulingan menjerit,
memanggil suhunya maka Beng Kong melihat
berkelebatnya bayangan-bayangan lain. Tiba-
tiba saja akal liciknya timbul.
2378 "Chi Koan, agaknya kita harus keluar saja dari
sini. Jurang ini sempit!"
Chi Koan terkejut. Dia tak melihat bayangan-
bayangan itu karena mereka kebetulan di
belakangnya. Maka ketika gurunya melompat
dan berjungkir balik, menjejakkan tongkat
beberapa kali ke atas maka hwesio itu mendaki
dan cepat sekali sudah tiba di bibir jurang.
"Suhu....!"
Tawa mengejek terdengar. Beng Kong menoleh
dan bayangan di belakang pemuda itu sudah
sampai. Mereka adaleh hwesio-hwesio Go-bi
yang bukan lain adalah Ji-hwesio dan sutenya.
Entah kenapa Beng Kong tiba-tiba tak mau
bertemu dengan mereka ini. Dan ketika hwesio
itu tertawa aneh dan Chi Koan terkejut
mendengar bentakan, tengkuknya tahu-tahu
2379 disambar seseorang maka pemuda itu kaget
melihat ji-susioknya ada di situ.
"Sekarang kau tak mungkin mengelak. Hayo
pulang dan pertanggungjawabkan
perbuatanmu!"
Chi Koan kaget sekali. Dalam tangkisan Peng
Houw yang terakhir ini dia merasa kiut-miut.
Tulangnya seakan retak-retak dan dia
menahan sakit, terbelalak melihat suhunya
pergi sementara dia ditinggal seorang diri. Dan
karena dia heran dan tak mengerti kenapa
suhunya tiba-tiba melarikan diri, bukankah
Peng Houw dapat mereka hadapi berdua maka
datangnya hwesio-hwesio Go-bi itu
mengejutkannya tapi sekaligus menyadarkan
dia bahwa suhunya takut perihal pembunuhan
Ji Beng Hwesio itu. Chi Koan marah sekali dan
mendelik. Tiba-tiba dia ingat kejadian lama.
Dulu dia yang meninggalkan gurunya di jurang
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
sementara sekarang gurunya yang
meninggalkannya di jurang. Memang dia diajak
tapi mana mungkin itu. Dia sedang terhempas
oleh pukulan Peng Houw, kesakitan. Tapi
karena dia bukan pemuda lemah dan
perbuatan gurunya itu membuat dia marah
sekali, kemarahan ini menimbulkan tenaga
maka begitu tengkuknya disambar tiba-tiba dia
dapat membalik dan..... dess, paman gurunya
itu terhuyung, kena lambung.
"Omitohud, kau menambah dosa, Chi Koan.
Bagus sekali!"
Namun pemuda ini bangkit dan berteriak keras.
Dia merogoh sesuatu dari saku bajunya dan
dua granat dilempar kuat. Peng Houw terkejut
dan berseru keras, satu di antara dua granat
itu disambar dan ditangkap. Dan karena granat
yang lain meledak dan menggetarkan dinding
jurang, semua tiarap oleh seruan Peng Houw
2381 maka Chi Koan melarikan diri dan mendaki
jurang dengan cepat sekali, wajahnya pucat.
"Suhu, tunggu. Kita harus berdua menghadapi
lawan!"
Peng Houw terbelalak dan mengebutkan kedua
lengan bajunya. Tadi dia tak bergerak setelah
Chi Koan terbanting, tangkisannya tadi
amatlah kuat, juga karena dia melihat
bayangan-bayangan hwesio Go-bi itu, para
susioknya. Maka ketika Chi Koan melarikan diri
dan granat yang ditangkap dibuang menjauh,
dia mengebut membuyarkan asap hitam maka
dilihatnya pemuda itu mendaki jurang, cepat
sekali.
"Chi Koan, berhenti! Serahkan dulu Bu-tek-cin-
keng!"
2382 Peng Houw tak mau berlama-lama lagi. Dia
berkelebat dan berjungkir balik ke atas,
bergerak dan menotol batu-batu di pinggiran
jurang untuk kemudian berjungkir balik lagi ke
atas, begitu seterusnya, cepat dan tentu saja
mendahului Chi Koan yang payah gemetaran di
sana. Dan ketika Peng Houw melompat dan
berdiri di sini, menghadang maka Peng Houw
tertegun karena di atas jurang Beng Kong
Hwesio bertanding hebat dengan seorang
kakek gimbal-gimbal yang bukan lain
susioknya pertama, Twa-hwesio!
"Ah!" Peng Houw menjublak dan bengong di
sini. Dia tak memperhatikan susioknya Beng
Kong Hwesio lagi setelah Chi Koan melarikan
diri. Bu-tek-cin-keng itu lebih penting daripada
yang lain. Beng Kong Hwesio biarlah diurus
nanti. Maka ketika dia mengejar tapi di atas
terjadi pertandingan seru, twa-susioknya yang
2383 gimbal-gimbal itu meledakkan cambuk dan
mainkan cambuk dengan ilmu silat aneh,
meliuk dan menyambar-nyambar suhengnya
agar tidak pergi melarikan diri maka Peng
Houw yang tertegun di sini sejenak melupakan
Chi Koan.
Twa-hwesio, kakek gimbal-gimbal itu terkekeh-
kekeh. Dia menghadapi Beng Kong Hwesio
dengan seru dan ganas sekali. Permainan
cambuknya begitu luar biasa dan lawan dibuat
sibuk. Beng Kong memiliki Hok-te Sin-kang
namun hwesio ini sudah kelelahan.
Mengeroyok dan berhadapan dengan Peng
Houw tadi membuat tenaganya habis. Maka
ketika di bibir jurang ia disambut oleh tawa
dan kekeh ini, mengenal sutenya yang hanya
memiliki sebelah telinga maka hwesio ini pucat
dan matanya melotot karena ilmu cambuk
2384 yang aneh itu naik turun bagai ular memagut-
magut.
"Ha-ha, mengaku sudah. Ketemu juga
orangnya! Bagus, sudah kuduga kau yang
membunuh guruku, suheng. Dan lihat aku
membawa para suteku ke mari. Sudah
kudengar omonganmu dengan Chi Koan tadi.
Sudah kami ketahui siapa pembunuh keji itu.
Bagus, kau pengkhianat dan manusia busuk.
Kau tak segan membunuh paman gurumu
sendiri agar mendapat warisan Hok-te Sin-
kang. Keparat, kau akan kubunuh dan lihat
permainan cambuk dari guruku Ji Beng Hwesio
ini..... tar-tar!" cambuk meledak dan
menyambar muka lawan, ditampar namun
melejit ke atas, turun dan tahu-tahu menggigit
punggung. Dan ketika Beng Kong berteriak
karena sutenya ini demikian lihai, menangkis
dan membentak mengeluarkan Hok-te Sin-
2385 kangnya maka Twa-hwesio menyambut tapi
kakek ini terpelanting. Nyata bahwa sang
suheng masih hebat, meskipun tenaganya
terkuras habis.
Namun kakek itu tidak berhenti di situ. Ia
tertawa dan bergulingan meloncat bangun,
menjeletarkan cambuk dan Beng Kong
beringas mengeluarkan cambuknya pula. Dan
ketika ia meledakkan cambuk itu dan dua
senjata ini bertemu di udara maka tenaga
Beng Kong ternyata lebih kuat dan cambuk di
tangan lawan membalik, nyaris menghajar
mukanya sendiri tapi dengan lihai kakek ini
melempar kepala ke belakang. Selanjutnya ia
tertawa-tawa lagi menyerang suhengnya itu,
dari dalam jurang berlompatan bayangan-
bayangan lain, mengepung. Dan ketika Lui-cu
dan cucunya serta dua hwesio Go-bi berdiri di
situ, Peng Houw menoleh maka dia kaget tak
2386 melihat Chi Koan, terlalu terpaku oleh
pertandingan ini, terutama oleh kehadiran twa-
susioknya itu.
"Ah, mana dia!" Peng Houw berkelebat. "Heii,
mana Chi Koan, Li Ceng? Adakah kau lihat
pemuda itu?"
"Dia... dia tak ada di sini!" gadis itu terbelalak.
"Justeru aku heran kenapa kau bengong saja,
Peng Houw. Siapa kakek gimbal-gimbal yang
lihai itu?"
"Dia twa-susiokku (paman pertama), orang
tertua dari Pat-kwa Hwesio murid Ji Beng
susiok-kong yang terbunuh. Ah, bagaimana Chi
Koan menghilang dalam waktu sekejap ini!"
dan Peng Houw yang bergerak dan turun
gunung tiba-tiba mendengar seruan ji-
susioknya (paman guru kedua) yang menuding,
2387 "Heiii..... itu dia, Peng Houw. Chi Koan di
sana!"
Ternyata pemuda itu berkelebat menuju semak
di balik jurang. Tadi pemuda ini beringsut dan
akan mundur ketika Peng Houw di atasnya.
Gerakan Peng Houw lebih cepat dan lebih
bebas. Maka ketika pemuda itu tertegun
karena Peng Houw sudah menghadang di
depan, menyerang dan merobohkan lawannya
itu tak mungkin maka Chi Koan mengeluh dan
siap turun lagi. Tapi saat itu Peng Houw
terbelalak oleh pertempuran di atas jurang. Chi
Koan sendiri juga terkejut dan heran akan


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lawan gurunya itu, diam-diam senang karena
gurunya ternyata tak dapat pergi jauh.
Rasakan, pikirnya. Berani benar kau
meninggalkan aku! Tapi karena saat itu dia
harus melarikan diri dan hadirnya orang-orang
di bawah jurang membuat dia kecut, terutama
2388 Lui-cu si Mutiara Geledek itu maka Chi Koan
beringsut dan dengan berani namun amat hati-
hati dia merayap kembali ke bawah! Namun
Chi Koan tidak sampai ke dasar jurang. Di
tengah, di sebuah batu terjal ada jalanan
setapak yang gersang. Jalanan ini terbuat dari
air hujan dan lama-lama mengikis bagian
dalam jurang. Ada sebuah lubang kecil pula di
situ. Maka ketika Chi Koan tiba di sini dan
aman dari pandangan orang maka pemuda itu
tertegun mengamati lubang ini.
Lubang itu hanya sebesar kepalanya, tak
mungkin masuk. Tapi karena keadaan
memaksa dan Chi Koan mengertakkan gigi
maka pemuda ini mengerahkan sinkangnya
dan...... krek-krek, semua tulang-belulangnya
tiba-tiba menjadi lembek. Dengan berani
pemuda itu masuk, maksudnya hendak
bersembunyi. Dan ketika ia lewat seperti ular,
2389 pundak dan pangkal lengan tiba-tiba menjadi
seakan tak bertulang maka loloslah pemuda itu
memasuki lubang kecil ini.
Chi Koan girang. Lubang itu ternyata
terowongan kecil panjang. Dia masuk dan tak
perduli apa-apa lagi. Dan karena pemuda ini
memang memiliki beragam ilmu, mulai dari
yang biasa sampai ke yang aneh-aneh maka
ilmu melemaskan tulang yang membuat
tubuhnya seakan tinggal otot dan daging itu
membuatnya berhasil melewati terowongan.
Orang tentu akan terbelalak dan takjub melihat
perbuatan pemuda ini. Bayangkan, lubang
sebesar kepala dapat dimasukinya! Dan ketika
ia lolos dan sudah berada di balik jurang,
keluar seperti cara ular menggeliat maka cepat
saja pemuda ini menuju semak belukar tapi
sial sekali Ji-hwesio melihat bayangannya.
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
Bukan main kagetnya Peng Houw. Dia marah
dan membentak dan sekali Peng Houw
membuang tubuh iapun sudah terjun di balik
jurang itu. Chi Koan akan lenyap kalau tidak
dipotong jalannya. Dan ketika pemuda ini
meluncur bagai dibuang dari langit, Chi Koan
terkejut maka pemuda itu memaki namun
cepat ia menuju semak belukar melarikan diri.
Akan tetapi sebuah bayangan lain muncul.
Tepat dia berada di mulut belukar itu tiba-tiba
sebatang huncwe menyodok hidungnya. Lui-cu,
kakek itu tahu-tahu juga melakukan hal yang
sama seperti Peng Houw, yakni membuang
tubuh dari atas jurang untuk memotong jalan
lari pemuda itu. Dan karena kakek ini tak
dilihat Chi Koan karena memang bergerak dari
belakang, hanya Peng Houw yang dilihat
pemuda itu maka Chi Koan kaget sekali dan
marah bukan main.
2391 "Jahanam kau..... plakk!"
Huncwe ditangkis dan dicengkeram. Kakek itu
tergetar namun Chi Koan tidak berhenti di sini.
Ia masih mempunyai tenaga, biarpun telah
bertanding habis-habisan dengan Peng Houw.
Maka ketika kakek itu tertegun melihat
huncwenya rusak, hancur dicengkeram Chi
Koan maka pemuda ini menggerakkan tangan
kirinya dan Hok-te Sin-kang menyambar pelipis
kanan kakek itu.
"Awas!"
Yang berseru adalah Peng Houw. Pemuda ini
baru saja terjun dan tiba di situ dengan muka
khawatir. Dia takut kehilangan lawan. Maka
ketika tiba-tiba kakek itu menyerang Chi Koan
tapi kini dibalas dan dihantam Hok-te Sin-kang,
betapapun pukulan itu amatlah berbahaya
2392 maka si kakek terkejut dan berusaha mengelak
namun tak keburu, terpaksa menangkis.
"Dess!"
Kakek ini terjengkang. Lui-kang (Tenaga
Geledek) telah dikerahkan namun tetap saja
bukan lawan Hok-te Sin-kang itu. Pukulan
Penakluk Dunia ini benar-benar hebat dan
bukan lawannya. Maka ketika kakek itu
terjengkang dan terlempar bergulingan, Chi
Koan tetap masih berbahaya baginya maka
kakek itu melontakkan darah tapi untung Peng
Houw sudah di situ, menyambar dan memaki
Chi Koan.
"Keparat kau!"
Chi Koan marah dan menggigit bibir. Sekarang
ia dipotong lawan dan tak dapat lagi menuju
semak belukar itu. Ini gara-gara kakek itu.
2393 Maka membalik dan menangkis pukulan Peng
Houw iapun membentak.
"Kaulah yang keparat... dess!" dan Chi Koan
yang terlempar dan ganti terjengkang
bergulingan akhirnya mengeluh karena tak
kuat menghadapi Peng Houw. Tenaga yang
dimiliki Peng Houw adalah sinkang Ji Leng
Hwesio, tentu saja kuatnya bukan main. Dan
ketika ia meloncat bangun namun Peng Houw
mengejarnya, apa boleh buat ia bergulingan
lagi dan melawan sebisanya maka Chi Koan
menangis dan Peng Houw tertegun.
"Kau.... kau tak tahu persahabatan. Kau
pemuda busuk. Bunuh dan biarkan yang lebih
berdosa menyelamatkan dirinya, Peng Houw.
Kau tak adil dan selalu mendesak-desakku!"
2394 "Apa maksudmu?" Peng Houw tertegun. "Kau
bicara tentang apa, Chi Koan? Tak tahukah
bahwa dosamu sudah terlalu menumpuk?"
"Bagus, memangnya aku saja. Butakah mata
dan hatimu. Suhuku lebih jahat, Peng Houw.
Tapi kau mendesak dan selalu mengejar-ngejar
aku. Kau malah membebaskannya!"
"Hm, ia di atas dihadapi para susiok yang akan
membekuknya. Gurumu sudah kehabisan,
tenaga. Kau tak pernah mau menyerahkan Bu-
tek-cin-keng, Chi Koan. Kau mengangkangi
dan mencuri kitab itu. Kau mempelajari dan
lalu menyebar kejahatan!"
"Guruku lebih jahat. Ia membunuh susiok-kong
dan mengkhianati Go-bi. Aku hanya mencuri
kitab!"
2395 "Urusan itu dapat diadili nanti. Sekarang
serahkan kitab dan menyerahlah baik-baik,
atau kau roboh dan luka oleh pukulanku.....
dess!" Chi Koan terlempar dan bergulingan lagi,
mengeluh tapi diam-diam otaknya yang licik
mendekati Lui-cu Lo Sam. Kakek Kun-lun itu
terbatuk-batuk di sana dan bersila,
memejamkan mata. Mutiara Geledek ini terluka
oleh pukulannya Hok-te Sin-kang tadi. Maka
ketika ia terlempar dan secara cerdik
bergulingan ke sini, mengeluh maka Chi Koan
yang berwatak curang itu tiba-tiba membentak
dan meloncat bangun sudah menyambar
tengkuk kakek itu, yang sedang memulihkan
diri.
"Berhenti, atau kakek ini kubunuh!"
Peng Houw terkejut. Ia tak menyangka bahwa
Chi Koan selicik itu. Orang yang sedang
bersilapun disambar! Dan ketika ia tertegun
2396 dan berhenti menyerang, otomatis
membelalakkan mata maka Chi Koan sudah
mencengkeram ubun-ubun kakek itu dengan
tawa bergelak.
"Ha-ha, ada dua pilihan untukmu, Peng Houw.
Membebaskan aku masalah kitab atau
membiarkan aku pergi dari sini!"
"Jahanam kau!" Peng Houw membentak,
melompat maju. "Lepaskan kakek itu, Chi Koan.
Dan hadapi aku secara jantan!"
"Ha-ha, tak usah berlagak ksatria. Ada dua
pilihan untukmu, Peng Houw. Membebaskan
aku masalah kitab atau membiarkan aku
pergi!"
"Bu-tek-cin-keng tak boleh kau bawa. Kaupun
tak boleh pergi!"
2397 "Kalau begitu kakek ini mampus.... krek!"
cengkeraman dipererat, Peng Houw terkejut
dan saat itu terdengar jeritan Li Ceng. Gadis ini
berteriak melihat kakeknya disandera. Dan
ketika ia meloncat dan terjun dari atas,
menyerang Chi Koan maka pemuda itu berkelit
dan tubuh si kakek diangkat menerima
tendangan itu.
"Dess!"
Li Ceng menjerit dan terpelanting. Dengan keji
Chi Koan menyodorkan kakek itu menerima
tendangan, telak sekali tendangan ini
mengenai dada Lui-cu. Dan ketika kakek itu
terbatuk dan melontakkan darah, luka yang
satu belum sembuh ditambah oleh luka bekas
tendangan itu maka kakek ini membuka mata
dan cucunya bergulingan meloncat bangun.
"Kau.... kau keji. Kau jahanam keparat!"
2398 "Ha-ha, majulah. Tendanglah lagi. Biar si tua
bangka ini merasakan nikmatnya dibunuh cucu
sendiri. Ha-ha!"
Li Ceng mendelik. Ia marah dan kaget sekali
oleh kelicikan lawannya ini. Tapi ketika ia
hendak maju namun Peng Houw menyambar
lengannya maka dari atas meluncur lagi
sesosok bayangan besar, bayangan yang
rupanya melempar tubuh dan membuang diri
dari situ.
"Bagus, kita tukar nyawa itu, Chi Koan. Kita
minta kebebasan dengan nyawa si tua bangka
Lui-cu itu!"
Kiranya Beng Kong Hwesio membuang tubuh
menuju tempat Chi Koan. Dia berhasil
mendorong sutenya sampai terlempar
bergulingan namun saat itu dari bawah gunung
terdengar suara gemuruh. Ribuan orang, para
2399 tosu dan hwesio berdatangan ke atas. Beng
Kong terkejut dan membelalakkan mata dan
tampaklah bayangan-bayangan berkelebat.
Satu demi satu tokoh-tokoh yang dikenal
muncul, mereka orang-orang Hoa-san dan
Heng-san, juga Bu-tong dan Kun-lun di mana
mereka ini menjadi jajahan Chi Koan. Dan
karena hwesio itu juga pernah menyakiti
orang-orang ini dan dari bawah berteriak tujuh
bayangan, Kwi-bo dan teman-temannya
berturut-turut muncul maka mereka itupun
berkelebat ke arah Chi Koan dengan muka
pucat. Di bawah gunung mereka dicegat dan
dihadang ribuan orang-orang yang marah itu.
"Chi Koan, celaka. Kita dikepung. Orang-orang
Heng-san dan Hoa-san muncul. Mereka
menagih jiwa!"
"Juga orang-orang Kun-lun dan Bu-tong,
termasuk dari Go-bi. Celaka, kita tak dapat
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
melarikan diri, Chi Koan. Hek-see-hwa
terkepung!"
Chi Koan berubah. Pada mulanya dia merasa
girang dapat menangkap kakek lihai itu. Dia
dapat memaksa Peng Houw untuk mundur.
Tapi ketika berturut-turut gurunya dan Tujuh
Siluman Langit itu muncul, mereka
berdatangan setelah tadi meninggalkannya
sendirian maka Chi Koan tiba-tiba menjadi
marah namun pemuda yang cerdik ini tidak
menunjukkan kemarahan itu kepada gurunya


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ataupun Tujuh Siluman Langit. Chi Koan
terbelalak dan memandang ke bawah dan
suara gemuruh itu kini terdengar. Bagai semut
ribuan orang mendaki puncak. Mereka
bersorak-sorak den berteriak riuh, namanya
disebut-sebut. Dan ketika berturut-turut
bayangan tokoh-tokoh muncul, yakni mereka
dari Hoa-san dan Heng-san serta Kun-lun dan
2401 lain-lain maka Chi Koan tiba-tiba tertawa
bergelak dan ketika semua heran mendadak ia
merampas cambuk Beng Kong Hwesio dan
sekali berseru keras ia menyabet ke arah Peng
Houw yang berdiri di sebelah Li Ceng.
"Mampus kau!"
Peng Houw terkejut. Ia mengelak dan otomatis
mundur, penjagaan terhadap Li Ceng kosong.
Dan ketika cambuk meledak dan berputar arah
maka saat itulah Li Ceng disambar karena
sesungguhnya gadis inilah yang dituju Chi
Koan.
"Aiiihhhhh....!"
Terlambat bagi semuanya menolong gadis itu.
Peng Houw yang tidak menyangka dan
menjauhkan diri terkejut sekali. Tadinya dia
heran dan bersiap-siap menerima serangan,
2402 dipikirnya Chi Koan berlaku nekat dan akan
mengadu jiwa. Tapi begitu Li Ceng disambar
dan gadis itu kini melayang dibelit cambuk, Chi
Koan sudah melempar si kakek Lui-cu kepada
gurunya maka Beng Kong yang semula
terkejut dan marah dirampas cambuknya tiba-
tiba tertawa bergelak. Gadis baju merah itu
sudah di tangan muridnya.
"Ha-ha, dua tawanan di tangan kami, Peng
Houw, semakin kuat! Siapa menyerang gadis
ini kubunuh!"
Peng Houw kaget bukan main. Saat itu
bayangan tokoh-tokoh sudah tiba. Tepat sekali
perbuatan pemuda itu. Dan ketika Peng Houw
mendelik saking marahnya, Kwi-bo dan lain-
lain terkekeh maka mereka itu berlompatan
mengelilingi Chi Koan. Kwi-bo meledakkan
rambut.
2403 "Bagus, hi-hik. Bagus sekali, Chi Koan. Orang
paling menentukan di sini adalah Peng Houw.
Suruh dia membebaskan kita atau dua orang
ini mampus!"
"Hm," Chi Koa tersenyum, keji. "Kau benar
Kwi-bo. Yang menentukan di sini adalah Peng
Houw. Kalau dia mau membantu kita tentu bisa,
tapi kalau tidak maka kekasihnya ini kubunuh,
ha-ha!" dan menghadapi pemuda itu tak
menghiraukan sorak-sorai yang kian mendekat
Chi Koan berkata, "Peng Houw, tak ada pilihan
lain. Permintaanku sekarang bertambah. Suruh
semuanya minggir dan biarkan kami bebas!"
Peng Houw merah padam. Betapa keji dan
liciknya Chi Koan semakin bertambah saja. Dia
marah bukan main. Tapi ketika dia belum
menjawab maka bayangan para tokoh itu
berkelebatan, membentak.
2404 "Chi Koan, kekejaman dan kesewenang-
wenanganmu sudah cukup. Kami dari Bu-tong
dan Khong-tong ingin membebaskan diri dan
bersatu-padu menangkapmu. Menyerahlah dan
biarkan kami adili atau kau mampus di bawah
ribuan orang!"
"Ha-ha, kau Bong Beng Hosiang jangan banyak
mulut. Kalau tidak karena Peng Houw tak
mungkin kalian dapat datang ke sini. Enyahlah,
aku tak bicara denganmu!"
"Omitohud!" hwesio pendek gendut itu
menyodokkan toya. "Kau selamanya sombong
dan pongah, Chi Koan. Kalau hari ini kau tak
mampus biarlah pinceng yang mati.... wherrr!"
toya menyambar namun dikelit Chi Koan,
membalik namun pemuda itu sudah
menggerakkan kaki. Dan ketika toya mencelat
dan hwesio itu terhuyung maka Chi Koan
mengejek.
2405 "Lihat, kepandaianmu masih jauh di bawahku.
Kalau kau macam-macam kau bakal ke akherat,
Bong Beng Hosiang. Minggir dan jangan
petingkah!"
Hwesio itu pucat. Segebrakan saja dibuat
terhuyung sudah menunjukkan tingkatnya di
bawah Chi Koan. Namun karena di situ ada
teman-temannya dan dua belas hwesio dan
tosu maju serentak, masing-masing
menggetarkan senjata maka hwesio itu maju
lagi dan Chi Koan mengerutkan kening, melirik
pada Tujuh Siluman Langit dan gurunya.
"Kalian jaga diriku, aku masih ingin bicara
dengan Peng Houw. Kalau ada yang maju
bunuh saja!"
Kwi-bo terkekeh. Ribuan orang akhirnya sudah
mendaki dan puncak Hek-see-hwa penuh
orang. Cercaan dan bentakan menggetarkan
2406 bukit. Diam-diam Chi Koan gentar. Tapi
menekan tengkuk Li Ceng dan gurunya di sana
mencengkeram ubun-ubun Lui-cu Si Mutiara
Geledek maka Peng Houw tiba-tiba maju ke
depan menyuruh para tokoh itu mundur.
"Cuwi-locianpwe, harap mundur. Biarkan
pemuda ini bicara denganku!"
"Bagus," Chi Koan tertawa. "Kau benar, Peng
Houw. Tak ada banyak waktu lagi bagiku.
Kuulangi permintaanku kalau ingin kakek dan
kekasihmu ini selamat. Biarkan kami pergi dan
semuanya selesai sampai di sini!"
Peng Houw menggigil, menuding. "Kau..... kau
licik, Chi Koan. Kau curang! Urusan ini tak ada
sangkut-pautnya dengan mereka karena aku
hanya minta kau mengembalikan Bu-tek-cin-
keng. Kau tak selayaknya membawa-bawa
orang lain!"
2407 "Ha-ha, kitab inikah?" Chi Koan tiba-tiba
mengangkat sebuah kitab merah, tebal. "Ini
adalah Bu-tek-cin-keng curian pula, Peng Houw.
Ji Leng Hwesio mendapatkannya dari orang
lain. Kalau kini kau mengejar-ngejar kitab ini
dan mempermasalahkan Bu-tek-cin-keng maka
sesungguhnya kau keliru. Kitab ini tak bertuan,
bukan milik Go-bi. Kalau kau berkeras
meminta kitab ini maka sesungguhnya yang
lain berhak pula. Heiii....!" Chi Koan tiba-tiba
berseru dan memandang bawah bukit, ribuan
orang sudah muncul di situ. "Apa yang kalian
kehendaki, tikus-tikus busuk. Apakah
kalianpun ingin mempelajari Bu-tek-cin-keng.
Kalau kalian mau membiarkan aku pergi dan
kitab ini kuserahkan kalian maka Peng Houw
tak usah mengejar-ngejar aku lagi masalah
kitab, ha-ha!"
2408 Semua geger. Para tosu dan hwesio serta
orang-orang lain yang tadi bersorak dan
berteriak-teriak mengancam Chi Koan
mendadak sirap. Sedetik mereka terbelalak
memandang kitab merah tebal itu. Itulah Bu-
tek-cin-keng. Itulah kitab yang membuat
pemuda itu hebat. Dan karena siapapun pasti
terguncang dan berubah pikiran melihat ini,
siapa tak akan tergiur oleh kitab luar biasa itu
maka mendadak ribuan orang itu mengangkat
tangan mereka.
"Serahkan padaku...!"
"Serahkan padaku!"
Peng Houw pucat. Ia melihat betapa Chi Koan
mempengaruhi orang-orang itu dengan kitab
Bu-tek-cin-keng. Imbalannya hanya satu:
bebas! Dan ketika mereka juga mulai bersorak
dan menyibak memberi jalan, tokoh-tokoh Bu-
2409 tong dan Khong-tong serta yang lain juga
menyibak tapi memandang lekat-lekat kitab di
tangan pemuda itu maka Peng Houw tak dapat
menahan diri dan membentak.
"Tidak, tidak boleh! Kitab ini milik suhuku Ji
Leng Hwesio, milik Go-bi! Siapapun tak boleh
memiliki karena itu bukan milik kalian. Chi
Koan bohong dengan mengatakan yang tidak-
tidak. Harap kalian jangan terpengaruh dan
ingat bahwa kalian dan partai kalian telah
dinjak-injak pemuda ini!"
Hebat kata-kata Peng Houw. Semua yang tadi
bersinar dan penuh gairah memandang kitab
itu mendadak mengerutkan keningnya kembali.
Mereka teringat betapa Chi Koan menginjak-
injak mereka, betapa ketua dan tokoh-tokoh
mereka banyak yang dibunuh mereka ini. Tapi
ketika mereka tertegun dan berubah pikiran
sekonyong-konyong Chi Koan tertawa bergelak
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
menggetarkan bukit, suaranya kuat
berpengaruh ketika menangkis pula.
"Heii, semua itu tipu muslihat Peng Houw,
saudara-saudara. Jangan kena pengaruh. Kitab
ini akan kuberikan kepada kalian sebagai
penebus dosaku. Go-bi tak berhak karena Bu-
tek-cin-keng sesungguhnya kitab tak bertuan.
Tanyalah guruku Beng Kong Hwesio ini. Tanya
apakah benar mendiang Ji Leng Hwesio bukan
pencuri!"
Hebat kata-kata itu. Peng Houw sampai
tersentak dan mundur dengan muka berubah-
ubah. Terang-terangan Chi Koan memaki
kakek gurunya sendiri sebagai pencuri. Dan
ketika Beng Kong mengangguk dan tertawa
dingin, apa yang dikatahwesio ini bagai
halilintar di siang bolong maka tenang saja
hwesio itu bicara.
2411 "Benar, apa yang dikata muridku benar,
saudara-saudara. Guruku Ji Leng Hwesio itu
pencuri. Aku tak tahu dari mana dia
mendapatkan karena sesungguhnya di gedung
perpustakaan Go-bi tak terdapat kitab ini.
Tanya saja kepada tiga suteku itu, atau murid-
murid Go-bi yang lain!"
Geraman dan bentakan terdengar. Ji-hwesio,
yang melihat betapa bekas suheng ini dapat
berlaku sedemikian keji tiba-tiba tak dapat
menahan diri. Dia juga sudah di situ dan
mengepung. Anak-anak murid Go-bi di bawah
terkejut dan bersuara mendengung. Mereka
juga tiba-tiba bingung karena sesungguhnya di
ruang perpustakaan tak terdapat kitab itu.
Aneh juga kalau sesepuh mereka mendapatkan
Bu-tek-cin-keng. Namun ketika mereka saling
pandang dan ragu satu sama lain, Ji-hwesio
melompat dan menusukkan senjatanya maka
2412 toya kuningan itu bergetar menyambar Beng
Kong.
"Hm!" Beng Kong tertawa dan tidak berkelit.
Dia justeru menggerakkan tangan kiri
menampar senjata itu. Dan ketika terdengar
suara pletak dan toya menjadi dua,
patahannya membalik dan menyambar hwesio
itu sendiri maka Ji-hwesio berteriak tapi
secepat kilat Peng Houw menendang batu
menghantam patahan toya ini.
"Tak!"
Batu dan toya sama-sama hancur. Ji-hwesio
pucat dan Beng Kong tertegun. Peng Houw
benar-benar pemuda sakti, bekas murid
keponakan itu hebat sekali. Dan ketika Ji-
hwesio mundur dan berapi-api memandang
bekas sang suheng, Kwi-bo terkekeh dan
berjebi mengejek maka dia berseru agar siapa
2413 yang ingin maju boleh menyambut Giam-lo-
ong. Tapi Peng Houw membentak bekas susiok
itu. "Susiok, kau keji. Kau tak berperasaan. Kau
menghina dan menjelek-jelekkan guru sendiri.
Kau manusia tak tahu budi!"
"Ha-ha, kau marah, tak aneh. Kau sudah


Prahara Di Gurun Gobi Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendapatkan segala-galanya dari guruku,
Peng Houw. Hok-te Sin-kang dan Sian-ji-kang.
Tak usah banyak mulut kalau tak puas. Maju
dan kami akan melawanmu mati-matian atau
kau bebaskan kami dan Bu-tek-cin-keng
kembali!"
"Tidak!" suara gemuruh tiba-tiba meledak.
"Bu-tek-cin-keng bukan milik siapa-siapa, Beng
Kong Hwesio. Kitab itu tak bertuan. Kalian
pergilah dan jangan hiraukan Peng Houw asal
serahkan kitab itu kepada kami!"
2414 "Ha-ha, bagus!" Chi Koan tiba-tiba tertawa
girang, berseru nyaring. "Kalian berani
menghadapi pemuda itu kalau dia bersikeras?
Baik, aku berjanji kepada kalian untuk
memberikan kitab ini, saudara-saudara. Aku
sudah menikmati kitab ini dan boleh kalian
pelajari. Aku sudah bosan. Hadapi pemuda itu
dan lindungi aku agar pergi dengan bebas!"
Semua bergerak. Para tokoh persilatan, yang
tadi mengepung dan memusuhi Chi Koan
mendadak berbalik dan mengepung Peng Houw.
Mereka tiba-tiba sudah berkelebatan dan tidak
membiarkan pemuda itu menyerang Chi Koan!
Dan ketika Peng Houw terbelalak sementara
Chi Koan tertawa bergelak, itulah kesempatan
baginya untuk kabur maka pemuda itu berseru
dan melempar Bu-tek-cin-keng, jauh tinggi ke
udara dan ribuan orang berteriak ketika
melihat kitab itu melayang turun, jatuh.
2415 "Itu punyaku!"
"Tidak, punyaku....!"
Dan ketika para tokoh bergerak dan Chi Koan
sendiri sudah melompat dan lari turun gunung,
semua menyibak memberi jalan maka Peng
Houw marah besar karena terkepung di
tengah-tengah. Ribuan orang itu berlompatan
dan berebut menangkap kitab.
"Chi Koan, kau jahanam keparat!"
Ada dua kebingungan yang melanda Peng
Houw. Pertama adalah mengejar pemuda itu
atau kedua menyambar kitab dulu. Semuanya
sama penting. Tapi karena kitab dirasa penting
dan titah mendiang Ji Leng Hwesio adalah
segala-galanya maka Peng Houw bergerak dan
berkelebat menyambar kitab itu, mendorong
2416 dan mengibas semua penghalang yang juga
berlompatan ke atas.
"Minggir....!"
Para ketua dan wakil partai terpental. Mereka
juga berebut kitab di saat Peng Houw
melompat. Dan karena begitu banyak tangan
yang berebut sementara Peng Houw tadi di
tengah-tengah, pemuda ini dihalang demikian
banyak orang maka kitab robek oleh tangan
yang lain ketika Peng Houw ikut menyambar.
"Bret-brett!"
Peng Houw marah sekali. Kitab pusaka itu,
yang seru diperebutkan orang tiba-tiba robek
tak keruan. Dia mendapatkan separohnya
sementara yang separoh lagi digenggam tokoh
Hoa-san dan Khong tong, juga Bu-tong dan
Heng-san. Dan karena mereka itu berebut dan
2417 dorong-mendorong terjadi dengan sengit maka
kitab di tangan empat orang ketua itu robek
dan berhamburan menjadi serpihan-serpihan
panjang kecil.
"Keparat, pemuda ini mendapat lebih banyak.
Serang dia!"
Peng Houw terbelalak. Para ketua dan wakil
ketua tiba-tiba mengangkat senjata. Mereka
membalik dan menghantamnya dari segala
penjuru. Bu-tek-cin-keng robek-robek, kecuali
yang separoh di tangan pemuda itu. Dan ketika
golok dan tombak serta pedang mendesing dari
atas bawah, juga kiri kanan maka Peng Houw
mengeluarkan bentakan dahsyat dimana
suaranya itu tiba-tiba menahan semua senjata
seperti serangkum angin puyuh menghantam
tembok baja.
"Aiiihhhhh....!"
2418 Semua terlempar dan terpelanting. Mereka
tersentak oleh suara dahsyat ini dan tangan
yang terangkat tiba-tiba tak dapat turun.
Tangan itu serentak kaku, pekikan Peng Houw
bagai setrum dahsyat yang menyengat sekejap.
Dan begitu pemuda itu bergerak dan semua
terjengkang ke kiri kanan, berteriak, maka
Peng Houw menyambar serpihan Bu-tek-cin-
keng itu namun para tokoh dan wakilnya yang
sudah sadar kembali membentak dan
menyerang lagi.
"Jangan biarkan ia memungut kitab. Serang!
Robohkan anak muda ini...!"
Peng Houw marah bukan main. Ia baru
sebagian saja menyambar serpihan itu ketika
semua bergerak dan menyerangnya. Hujan
senjata menyambar dari kiri kanan. Dan ketika
Peng Houw membalik dan mengibaskan kedua
tangannya, berjongkok dan melepas Hok-te
2419 Sin-kang maka semua menjerit karena
terlempar dan terbanting bagai diseruduk
gajah.
"Bressss!"
Namun orang-orang itu adalah orang-orang
yang sudah kesurupan. Kehebatan Bu-tek-cin-
keng membuat mereka mata gelap. Mereka
bangkit dan menyerang lagi. Dan karena yang
di belakang amatlah banyak dan tak mungkin
Peng Houw menghadapi ribuan orang,
sementara Chi Koan lolos dan lari turun
gunung maka pemuda ini menyimpan kitab
yang separoh dan apa boleh buat serpihan
yang lain dibiarkan lepas lagi untuk
menyambut serangan demikian banyak orang
itu, Peng Houw marah dan kecewa bahwa para
tokoh persilatan ini tak malu-malu lagi
menunjukkan wataknya yang buruk. Mereka
seperti anjing-anjing liar berebut tulang. Dan
PDF MAKER : OZ
PRAHARA DI GURUN GOBI - BATARA
PUSTAKA : KOH AWIE DERMAWAN
KOLEKTOR E-BOOK
REWRITER : SITI FACHRIAH
ketika pemuda itu mendorong dan melepas
Hok-te Sin-kang, kembali sekian tubuh
mencelat dan terlempar bagai layang-layang
putus maka Bong Beng Hosiang, tokoh Bu-tong
tiba-tiba menubruknya dari belakang den
mencengkeram kitab di dalam saku bajunya itu.
"Anak muda, serahkan kitab itu, Go-bi tak
berhak!"
Peng Houw terkejut. Ia dicengkeram dan kitab
direbut. Kejadian berlangsung demikian cepat.
Dan ketika yang lain bersorak dan maju lagi,
yang terbanting tentu saja mengeluh dan
bergulingan di sana maka hwesio itu sudah
mencabut sisa kitab dan hendak melepaskan
diri. Namun Peng Houw menampar pundak
hwesio ini. Dia marah sekali dan hampir
menampar kepala tapi tak jadi. Kalau itu
dilakukan tentu maut bagian tokoh Bu-tong ini.
Dan ketika hwesio itu terjengkang namun kitab
2421 tetap di tangan, direbut namun robek lagi
maka hwesio itu melempar sisa kitab ke
tengah bentakan dan serbuan orang lain.
"Bret-brett!"
Peng Houw gusar bukan kepalang. Sekarang
Bu-tek-cin-keng sudah tak berujud namun
hebatnya orang-orang itu masih tetap berebut.
Bagi mereka, selembar saja sudah cukup
berharga. Maka ketika mereka bersorak dan
riuh menyambar, ada yang dapat satu atau
dua cabikan maka hwesio Bu-tong itu
bergulingan menjauhkan diri dengan tawa puas.
Bu-tong dan Go-bi memang sama-sama
penganut Buddha. Mereka adalah para hwesio
sealiran. Tapi karena sejak Go-bi mendapatkan
Bu-tek-cin-keng pamor Bu-tong menjadi kalah,
diam-diam rasa iri dan dengki melanda tokoh-
tokohnya maka Bong Beng Hosiang itu, yang
2422 puas merebut dan mencabik kitab akhirnya
tertawa menjauhkan diri namun tiba-tiba dia
mengeluh nerasa pundaknya sakit,
memandang dan ternyata pundaknya sengkleh.
Tamparan Peng Houw tadi kiranya membuat
patah, tak disadari dan baru sekarang dia
sadar. Dan ketika Peng Houw gusar karena Bu-
tek-cin-keng tak mampu diselamatkannya lagi,
kitab itu robek menjadi puluhan atau ratusan
kertas kecil maka Peng Houw melompat dan
sekali dia memekik menggetarkan gunung
maka pikirannya teringat Chi Koan. Ribuan
orang itu bergerak dan serang-menyerang
sendiri untuk mendapatkan sisa-sisa tak berarti.
"Chi Koan, kau jahanam keparat!"
Peng Houw terbang turun gunung. Ia sudah tak
memperdulikan lagi keadaan kitab karena
gagal. Kitab itu sudah hancur dan rusak di
tangan sekian banyak orang. Biang
2423 keladinyalah yang harus ditangkap. Chi Koan
itulah yang harus bertanggung jawab. Dan
karena dia sudah lolos dari kepungan karena
orang-orang itu hanya mengincar Bu-tek-cin-
keng, tipu daya Chi Koan benar-benar keji
maka Peng Houw berkeretukan giginya untuk
membunuh!
Pemuda ini tak ingat lagi segala petuah dan
nasihat. Ia begitu marahnya kepada Chi Koan
yang berani mempermainkannya. Tapi ketika ia
tiba di bawah dan khawatir kehilangan lawan,
Chi Koan telah lebih dulu pergi ternyata ada
bentakan dan pertempuran di situ. Chi Koan
bertanding hebat melawan gurunya. Apa yang
terjadi?
Peng Houw tertegun. Chi Koan, pemuda yang
membuat kemarahannya terbakar hebat itu
kini membentak dan memaki gurunya dengan
amat berang. Beng Kong, yang berkaki
2424 buntung dan memanggul tawanan itu sekarang
sudah melempar Lui-cu dan menghadapi
pukulan Chi Koan yang bertubi-tubi. Sebuah
dari mata pemuda itu pecah! Dan ketika Peng
Houw terkejut dan bersembunyi di balik pohon,
ia khawatir dikeroyok dan dicurangi lagi
mendengar geraman dan bentakan Chi Koan.
"Keparat, tua bangka tak tahu malu. Berani
kau menyerang aku secara curang, suhu.
Kubunuh kau dan jangan kira aku bohong!"
Beng Kong hwesio yang terkekeh itu mengelak.
Dia maju mundur dengan kakinya yang lincah
dan menangkis serta membalas. Coa-ong dan
kawan-kawan merintih. Tujuh Siluman Langit
itu tampak menggeliat dan masing-masing
mendekap dada, mendelik pada hwesio itu.
Dan ketika si hwesio terkekeh dan tertawa
bergelak maka hwesio itu berseru,
2425 "Kau atau aku memang harus mati di sini. Kau
boleh mengelabuhi orang lain tapi bukan
pinceng, Chi Koan. Serahkan Bu-tek-cin-keng
yang asli atau kau mampus..... wherrr-plakk!"
pukulan Chi Koan ditangkis dan dua orang itu
sama terpental. Peng Houw tertegun dan
membelalakkan mata karena pembicaraan ini
menyangkut kitab. Kiranya Chi Koan melempar
yang palsu! Dan ketika Peng Houw bersinar
dan bangkit semangatnya untuk mendengar
pembicaraan itu, siapa tahu usahanya masih
ada harapan maka Chi Koan membentak dan
Jatuh Cinta Sama Lo 2 Pendekar Bloon 8 Hianat Empat Datuk Kisah Si Pedang Kilat 8
^