Pencarian

Sebelum Aku Pergi 2

Sebelum Aku Pergi Karya Mary Higgins Clark Bagian 2


Nell. Aku mengantuk sekali waktu itu, tapi aku
ingat bahwa aku senang Grammy sudah di rumah
dan sudah sembuh. '
Keesokan paginya Nell bergegas ke ruang makan.
"Di mana Grammy? Ia sudah bangun?"
Kakeknya sedang duduk di meja: Gert bersamanya. "Grammy sudah ada di surga," ujar kakeknya
ketika itu. "Ia pergi tadi malam."
Ketika aku (mengungkapkan padanya bahwa
Grammy datang ke kamarku malam itu. ia menganggap aku bermimpi. batin Nell. Tapi Gert mempercayai ucapanku. la mengerti bahwa Grammy datang
untuk mengucapkan selamat tinggal. Kemudian Mom
dan Dad juga melakukan hal yang sama.
Adam. dumngluh menemuiku. Biarkan aku mcramkan kehadiranmu. Berikanlah kesempatan untuk
mengatakan padamu betapa menyesal aku sebelum
kuucapkan selamat jalan padamu.
Sepanjang malam itu Nell menunggu dalam keadaan terjaga. menerawangi kegelapan. Menjelang
fajar barulah ia dapat menangis?untuk Adam, untuk
tahun?tahun yang tidak dapat mereka lewatkan bersama-sama, untuk Winifred dan para rekanan Adam,
Sam dan Peter, yang bersamanya di atas kapal itu.
Dan akhirnya ia dapat menangis untuk dirinya
sendiri, karena sekali lagi ia harus membiasakan diri
untuk hidup tanpa orang yang dicintainya.
85 13 SAMBIL duduk dengan aman di bangku belakang
limousinc, Peter Lang merenungkan kembali peristiwa
tabrakan mobilnya dengan truk tmiler yang terjadi
tadi. Ia sedang dalam perjalanan ke Manhattan untuk
menghadiri pertemuan dengan Adam Cauliff, menyusuri Long Island Expressway, dan baru akan memasuki Midtown Tunnel, ketika tiba?tiba bruk! Tabrakan!
Lima jam setelah itu. Lang, dengan tulang rusuk
retak, bibir sobek. dan kepala memar karena terbentur. dijemput di rumah sakit oleh Iimnuxine sewaan
yang mengantarnya menerobos hujan deras pulang
ke rumahnya di Southampton.
Rumah kediamannya yang menghadap laut. di
kawasan paling eksklusif daerah hunian eksklusif
itu, diberikan padanya oleh kedua orangtuanya ketika
mereka memutuskan untuk membagi waktu mereka
antara Saint John"s di Kepulauan Karibia dan
Martha's Vineyardi
Rumah putih yang luas itu dibangun pada masa
peralihan abad, bergaya kolonial dengan jendela berkisi?kisi yang dicat warna hijau daun. Di dalam |ahan seluas dua ekar yang berpagar itu juga terdapat
kolam renang, lapangan tenis, dan tahunn, dan diperindah oleh hamparan rumput hijau, sesemakan berbunga. dan pepohonan yang dipangkas dengan apik.
Menikah di usia dua puluh tiga dan dengan cara
simpatik namun mahal bercerai di usia tiga puluh,
86 Lang akhirnya menikmati perzm yang dulu dikenal
dengan istilah tokoh?di?kota?itu. Dikaruniai wajah
tampan dan rambut pirang. gaya simpatik kalangan
atas. intelegensia yang lumayan, dan perasaan humor
yang tinggi, ia juga mempunyai insting tajam untuk
membeli tanah yang kelak menjadi tak ternilai harganya.
lnsting itulah yang dulu memotivasi kakeknya.
sebelum Perang Dunia ll pecah. untuk membeli mtusan ekar lahan di daerah yang belum berkembang
di Long Island dan Connecticut. Ayahnya juga inelakukan investasi, besar?besaran dalam bentuk properti
di Third Avenue. Manhattan, saat jalur rel kereta
api yang lewat di sana akan dibongkar.
Ayalmya membanggakan putranya yang berusia
empat puluh tahun, "Istilah turun-temurun dari generasi ke generasi tidak berlaku di dalam keluarga
kami. Ternyata Peter?lah yang paling pintar di antara
kami bertiga."
Dengan murah hati, Lang memberikan tip pada
sopir limuusine itu. kemudian masuk ke rumah. Ia
sudah lama mempensiunkan pasangan yang telah bekerja di sana sejak ia dilahirkan. Tugas mereka digantikan oleh pelayan yang dipekerjakan harian dan
perusahaan katering kecil yang akan menangani kebutuhan ekstra saat ia kedatangan tamu.
Rumah itu gelap dan sejuk. Setiap kali merasa
perlu berada di kota untuk pertemuan dengan rekanan?rekanannya?yang biasanya diadakan pada hari
Jumat sore?ia biasa menginap di apartemen
Manhattan-nya dan keesokan paginya ia akan tnengendarai mobil kembali ke Southampton. ltulah
87 yang akan dilakukannya bila ia jadi bertemu dengan
Adam dan yang lain di kapal itu, namun kecelakaan
yang dialaminya tidak memungkinkan hal itu.
Kini Peter mendapati dirinya merasa senang berada di rumahnya, senang karena dapat membuat minumannya dengan tenang dan mengistirahatkan tubuhnya yang sakit. Kepalanya berdenyut?denyut. la
menjilat bibirnya kemudian menyeringai begitu menyadari hengkaknya semakin parah.
Supir truk trailer itu?Peter masih bisa merasakan
saat ia tahu bahwa tabrakan itu tidak dapat dielakkan
lagi.
Lampu besawat teleponnya berkedip-kedip, namun
Peter tidak mau menggubrisnyai llal terakhir yang
ia inginkan saat itu adalah terlibat dalam pembicaraan
dengan orang lain mengenai kecelakaan tadi. Sepertinya itu cuma dari salah seorang reporter. Mengingat
dirinya adalah tokoh?di-kota?itu. segala sesuatu yang
berhubungan dengan dirinya bisa menjadi topik hangat dalam kolom gosip.
Sambil membawa minumannya. ia melintasi
ruangan. membuka pintu menuju beranda. kemudian
melangkah ke luar. Dalam perjalanan dari rumah sakit, hujan turun semakin deras. Hujan turun hak dicurahkan dari langit. sementara angin bertiup dengan
kencang. Bahkan atap beranda itu tidak dapat mclindungi dirinya sepenuhnya dari siraman air hujan.
Malam begitu gelap, sehingga ia tidak dapat melihat
laut meski ia bisa merasakan keberadaannya. terpaan
ombak di sekelilingnya. Temperatur terus turun dengan tajam, sehingga cuaca cerah yang tadi dinikmatinya di lapangan golf seolah berasal dari masa
88 lalu. Sambil menggigil, ia kembali ke dalam, megunci pintunya. kemudian menuju ke atas.
Lima belas menit kemudian. setelah merasa lebih
enak sehabis mandi dengan air panas. ia naik ke
tempat tidur. Ia tidak lupa untuk mematikan dering
telepon, mengatur timer radio untuk berbunyi lima
belas menit lagi. cukup baginya untuk mengikuti
Siaran berita pukul sebelas.
Namun ia jatuh teitidur. sebelum sempat mendengar berita utama mengenai ledakan yang terjadi
atas Cnrneliu II di pelabuhan New York beberapa
jam yang lalu_ termasuk fakta bahwa dirinya, Peter
Lang. pengusaha'hi is real estate yang terkemuka
di New York, dianggap salah satu yang hilang dalam tragedi itu.
14 PADA pukul l9.30 Lisa mulai memasang telinga untuk mendengar mobil Jimmy. Ia ingin memberi kejutan dengan menghidangkan nasi ayam kesukaan
suaminya untuk makan malam.
Pcrjanjiaunya yang terakhir di salon dibatalkan.
sehingga ia bisa pulang lebih awal untuk berbelanja
bahan makanan dan memberi makan anak?anak sebelum pukul l8.3(). Ia telah memutuskan untuk menunggu dan makan bersama Jimmy. Ia sudah menyiapkan meja makan untuk dua orang dan bahkan
sudah mendinginkan anggur di lemari es, sebagai
89 sugguhan ekstra. Perasaan tidak enak yang membuatnya resah seharian menuntutnya untuk melakukan
sesuatu. Jimmy tampak begitu tak berdaya, begitu
putus asa., ketika ia meninggalkan rumah tadi pagi.
Sulit baginya untuk menghilangkan kesan itu dari
pikirannya. Selain itu ia merasakan kebutuhan untuk
melingkarkan lengan di leher suaminya, dan thenunjukkan pada Jimmy betapa ia mencintainya.
Kyle. Kelly, dan Charley_ sedang duduk di meja
dapur, menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Kyle,
yang sulung. berusia dua belas tahun. tidak perlu disuruh: ia memang murid yang baik. Kelly berusia
sepuluh tahun dan tukang melamun. "Kelly, sudah
lima menit kau belum menulis apa-apa," tegur Lisa.
Chw'ley, tujuh tahun, sedang giat menyalin katakata yang harus diejanya. Ia tahu ia sedang bermasalah karena surat dari gurunya yang harus ia bawa
pulang menyatakan bahwa ia mengobrol lagi di dalaln kelas.
"Jangan berpikir soal televisi selama satu minggu
ini," ancam Lisa tadi.
Sepeni biasanya rumah itu terasa kosong tanpa
kehadiran Jimmy. Meskipun sifatnya banyak berubah
selama beberapa hari terakhir ini?ia lebih banyak
diam, dan kadang?kadang gampang maruh?ia selalu
tampil sebagai sosok yang berwibawa dan memberi
perlindungan di dalam kehidupan mereka. Pada malam?malam tertentu saat ia sedang tidak bersama
mereka suasananya selalu janggal dan tidak nyaman.
Mungkin aku terlalu merongrongnya dengan selalu
menanyakan apakah ia sudah merasa lebih enak, batin Lisa. atau dengan memaksanya untuk berbicara
90 denganku tentang apa yang mengganggu pikirannya,
atau dengan terus mengusulkan untuk menemui dokter. Aku akan menguranginya, janjinya pada dirinya
sendiri saat ia menghangatkan hidangan malam di
oven.
Jimmy tampak begitu bingung sewaktu berangkat
tadi pagi, ujar Lisa dalam hati. Mungkinkah aku keliru menangkap ucapannya "Maafkan aku." persis
sebelum ia pergi?
Maaf, untuk apa? tanya Lisa pada dirinya.
Menjelang pukul 20.30 ia mulai khawatir. Di
manakah Jimmy? Tentunya ia tidak di kapal itu
lagi. Cuaca berubah dengan cepat. Langit yang mendung akan segera menjadi badai. Tidak aman berada
di perairan dalam cuaca scpeni ini.
Mungkin ia sedang dalam perjalanan pulang. batin
Lisa. Lalu lintas memang ekstra ramai pada Jumat
malam.
Satu jam kemudian Lisa menyuruh kedua anaknya
yang termuda ke atas untuk mandi dan mengenakan
piama. Kyle. yang telah menyelesaikan pekerjaan
rumahnya, masuk ke ruang keluarga untuk menonton
televisi.
Jimmy, di mana kau? erang Lisa dalam hati sementara jarum_jam menunjukkan hampir pukul 22.00
malam. Ada sesuatu yang tidak beres. Mungkin kau
memang dipecat. Yah. kalau begitu, sudahlah. Kau
akan menemukan pekerjaan lain Mungkin sebaiknya
kau meninggalkan dunia konstruksi. Kau selalu bilang, banyak hal di sana benar?benar kacau
Pada pukul 22.30 bel pintu depan berbunyi. Dengan perasaan cemas tiada tara! Lisa bergegas mem
91 bukanya. Dua lelaki berdiri di sana. Di bawah sorotan
lampu mereka memperlihatkan tanda pengenal mereka?dari kepolisian.
"Mrs. Ryan. bolehkah kami masuk?"
Tanpa sadar. pertanyaan itu terlontar dari mulut
nya. Nadanya pedih, "Jimmy bunuh diri, bukan?"
15 CORNELIUS dan Gertrude MacDermutt berbagi taksi
saat mereka meninggalkan apartemen Nell. Mereka
duduk dalam keheningan, sibuk dengan pikiran inasing?masing, tidak memperhatikan saat taksi berhenti
di depan bangunan apartemen Gert di Eighty?first
Street dan Lexington Avenue.
Gert merasakan tatapan kurang senang si sopir
ke arahnya. "Oh. Aku tidak sadar kita sudah sampai,"
ujarnya. Dengan perasaan serba salah ia menoleh
dan melihat penjaga pintu sudah membukakan pintu
baginya. Hujan turun deras dari langit. Bahkan dengan perlindungan payung, ia dapat melihat penjaga
pintu sudah mulai basah kuyup.
"Demi Tuhan, Gert, turunlah." ujar abangnya dengan suaranya yang keras.
Gert menoleh. tidak menghiraukan nada tidak sabaran itu. Yang ia pikirkan hanya keprihatinan yang
sama?sama mereka rasakan. "Comelius, Nell memuja
Adam. Perasaanku mengatakan, akan sulit baginya
92 __ntuk mengatasi ini. Ia akan membutuhkan seluruh
kangan yang dapat kita berikan."
"Nell cukup tegar. Ia akan dapat mengatasinya."
"Kau tidak sungguh?sungguh yakin."
"Gert, penjaga pintu yang malang itu akan tengelain menunggumu. Jangan khawatir Nell tidak
apa?apa. Aku akan meneleponmu besok."
Saat ia hendak turun dari taksi. sebuah kata yang
diucapkan Mac tiba?tiba membuatnya terenyak.
'enggclam, ujar Gert dalam hati. Apakah Adam
tenggelam ataukah ia hancur berkeping?keping dalam
ledakan itu? Ia rnenyadan' abangnya juga terpikir hal
yang sama. karena ia meraih tangannya, kemudian
mencondongkan tubuh untuk mencium pipinya.
la merasakan nyeri seperti biasa di lutut sewaktu
melangkah turun dari taksi dan menegakkan tubuhnya. Aku sudah semakin rapuh, batinnya. Adam begitu kuat, begitu sehat. Ini betul?betul guncangan
yang menyakitkan.
T iba?tiba ia merasa sangat capek. dan dengan penuh syukur menerima uluran tangan si penjaga pintu
untuk menuntunnya saat melintasi jarak yang pendek
antara trotoar menuju pintu masuk gedung. Beberapa
menit setelah itu, akhirnya ia tiba di apartemennya
yang tenang. lalu mengempaskan diri di kursi. la
menyandarkan tubuh dan menutup matanya. Air |natanya menggenang begitu wajah Adam terbayang.
Adam memiliki senyum yang mampu meluluhkan
hati yang paling keras sekalipun, la teringat pertama
kali Nell memperkenalkan Adam padanya. Nell tampak begitu bahagia. tampak jelas sedang jatuh cinta.
Gert merasakan tenggorokannya tercekat Saat ia ter
93 ' _vt_ .C:
ingat betapa berbeda kebahagiaan yang membayang
di mata Nell sore itu dengan kebingungan dan kesedihan yang terpancar darinya malam ini.
Seolah ada sinar menyala di dalam diri Nell saat
ia berkenalan dengan Adam, batin Gert. Cornelius
tidak pernah sungguh?sungguh mengerti betapa menakutkan bagi Nell kehilangan ibu dan ayahnya pada
usia yang begitu muda.
Tentu saja Cornelius telah melakukan segala yang
dapat ia lakukan bagi Nell. dan melewatkan sebanyak
mungkin waktu dengannya. Namun tak ada yang
dapat menggantikan posisi orangtua seperti Richard
dan .Inan, Gert berpikir dengan sedih.
Sambil menghela napas, ia berdiri dan pergi ke
dapur. Ia meraih ketel dan tersenyum sendiri begitu
ingat. tak lama setelah mengenalnya, Adam bertanya
mengapa ia tidak mengisi saja ketelnya supaya selalu
ada air hangat yang dapat dipanaskan kembali dengan
cepat, mengingat ia sering minum teh.
"Rasanya tidak sama kalau airnya dipanaskan,"
jelasnya ketika itu.
"Gert, aku harus mengatakan padamu bahwa itu
hanya imajinasimu." sahut Adam sambil tertawa dengan hangat.
Kami sering tertawa bersama, batin Gert. Adam
memang tidak seperti Cornelius. yang bisa tidak sabaran menghadapi aku. Adam bahkan datang kemari
beberapa kali saat grup paranormal kami berkumpul.
ia tampak sungguh?sungguh tertarik. Ia ingin tahu
kenapa aku begitu percaya orang?orang yang sudah


Sebelum Aku Pergi Karya Mary Higgins Clark di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meninggal dapat dihubungi.
Yah, itu memang mungkin, batin Gert. Sayangnya
94 ku tidak memiliki bakat itu. Namun ada beberapa
uang yang bisa menjadi perantara antara kami yang
" a di sini dengan mereka yang sudah meninggal.
,ku pemah melihat mereka yang merasa amat teribur setelah berhubungan dengan orang yang mereka
cintai tapi sudah tidak berada bersama mereka lagi.
lau Nell sampai menghadapi masalah dalam meerima kenyataan bahwa Adam sudah tiada aku
kan mendesaknya untuk mencuba menghubunginya
melalui cenayang. Ia akan merasa jauh lebih enak
kalau bisa mendapatkan penyelesaian setelah kehilangannya yang besar ini. Adam akan mengatakan
bahwa sudah waktunya bagi Nell untuk melepaskan
epergiannya, bahwa Nell tidak boleh terus bersedih,
karena ia akan selalu bersamanya; itu akan membuat
segalanya jauh lebih mudah.
Setelah memutuskan itu, Gert merasa lebih lega.
Ketelnya bersiul. dan ia cepat?cepat mematikan api'nya. Ia mengambil cangkir dan tatakannya. Malam
ini suara ceria yang ditimbulkan oleh uap keluar
melalui lubang sempit dalarn tutup ketel itu terdengar
seperti ratapan yang mengenaskan. Sepertinya jiwa
yang tersesat sedang mencari tempat peristirahatan.
ujarnya dalaln hati dengan perasaan tidak enak.
16 SEBAGAI anak yang tumbuh besar di Baysidc. Queens.
Jack Sclafani selalu berangan?angan untuk menjadi
95 polisi saat 'anak?anak di lingkungan tempat tinggalnya
bermain maling?dan?polisi. Di sekolah, ia adalah
murid yang serius dan pendiam. mula?mula memenangkan beasiswa ke St. John's Prep School. dan
setelah itu satu lagi untuk ke Fairlield College. tempal pendidikan Yesuit mengasah cara berpikirnya
yang log ..
Untuk menghindari karier akademis. langkah berikutnya adalah berusaha mendapatkan gelar mustar
dalam bidang kriminologi. Kemudian dengan pendidikan formalnya Jack bergabung dengan NYPD sebagai polisi pemula.
Kini. delapan belas tahun kemudian. berusia empat
puluh dua tahun. tinggal di Brooklyn Heights. sebagai suami pialang real estate dan ayah dari dua
anak lelaki kembar. Sclafani bekerja sebagai lll'll't'lit"
Iim ck dalam kesatuan elite kejaksaan distrik,
jabatan yang amat dibanggakannyai Selama masa tu?
gasnya dalam kesatuan itu, ia pernah bekerja dengan
sejumlah pribadi yang menyenangkan. natnun yang
ia kenal paling lama dan masih paling disukainya
"adalah partnernya. George Brennan. Hari ini Sclafani
cuti. namun demikian ia terbangun dari tidur?tidur
ayam begitu mendengar sual'a Brennan yang diwawancara dalarn siaran berita pukul sebelas menanggapi pertanyaan yang diajukan para reporter sehubungan dengan kapal yang meledak di pelabuhan
sore itu.
Dengan remme mmm! ia membesarkan volume
lalu mencondongkan tubuh. seluruh perhatiannya se?
karang tertuju pada peristiwa yang ditayangkan.
Brennan tampak berdiri di luar rumah sederhana di
96 'ttle Neck. hanya lima belas menit perjalanan mobil
_. i Bayside.
"Mrs. Ryan sudah mengkonfirmasi bahwa sua?
"nya. Jimmy. karyawan di Sam Krause Construction
.. nipany. telah merencanakan untuk menghadiri peruan di kapal Cornelia ] ," ujar Brennan. "Seorang
'a yang memenuhi diskripsinya terlihat menaiki
nal itu sebelum berlayar dari pelabuhan. Karena1| kami berasumsi bahwa Mr. Ryan adalah salah
_ tu korbani"
Jack menyimak dengan serius sementara beberapa
_. rtanyaan dimulaikan pada Brennan.
"Ada berapa alang di _atas kapal itu?" tanya se;. ah suara.
"Kami mendapat keterangan. selain Mr. Ryan.
iasih ada empat orang lagi yang diharapkan mengt, diri pertemuan itu." sahutnya.
"Bukankah tidak lazim sebuah kapal dengan mesin
iesel meledak?"
"Kami masih menyelidiki penyebab terjadinya lekan itu." jawab Brennan, nada suaranya ketus, timengungkapkan apa?apa.
"Bukankah Sam Krause sedang menghadapi tun'tan atas kasus penggelapan?"
"No Comment."
"Mungkinkah ada yang selamat?"
"Kemungkinan itu selalu ada. Pencarian serta peelamatan masih akan terus dilakukan."
Sam Krause! umpat Jack di dalam hatinya. la
: mang sedang menghadapi tuntutan. Jadi dia ada
' atas kapal itu! Bajingan itu! Ia memang simbol
gala kebusukan yang ada dalam bisnis konstruksi.
97 Begitu melakukan pelacakan, mereka akan menemukan daftar nama orang yang ingin melenyapkannya.
"Aku sudah pulang. Bukankah itu membuat jantung seseorang berdebar lebih cepat?" Suara itu
muncul dari ambang pintu, persis di belakangnya.
Jack memutar tubuh. "Aku tidak mendengar suara
pintu dibuka. Sayang. Bagaimana filmnya?"
"Bagus?kccuali bahwa film itu satu jam terlalu
panjang dan betul?betul menekan." Nancy mengecap
pipi suaminya saat melewati sofa. Kecil mungil. dengan rambut pirang pendek dan mata kecokelatan,
Nancy memancarkan kehangatan dan energi. la tnelayangkan pandangan ke layar televisi. kemudian
berhenti melangkah begitu mengenali tampang
Btennan. "Apa yang dilakukan George?"
"Sebuah kapal meledak dekat Patung Liberty yang
merupakan wilayah tugasnya. meskipun sewaktu diwawancara ia sedang mengunjungi Queens. ke rumah
salah seorang yang diduga korban kecelakaan." Liputan itu berakhir, dan Jack segera mematikan pesa_wat TV. Mesin diesel memang tidak biasa meledak,
batinnya. Aku berani bertaruh. kapal itu hancur berkeping?keping karena seseorang telah menanamkan
born di atasnya; itu hampir dapat dipastikan.
"Anak?anak ada di atas?" tanya Nancy.
"Nonton film di kamar mereka. Aku sudah siap
tidur."
"Aku juga. Maukah kau memeriksa pintu?pintu'?"
"Oke." Saat Jack mematikan lampu?lampu dan
memeriksa pintu muka dan belakang untuk memastikan semua sudah terkunci, pikirannya kembali pada
berita mengenai peledakan kapal itu. Kalau memang
98 'Sam Krause ada di atas kapal itu. kemungkinan
bahwa ledakan itu bukan kecelakaan patut dijadikan
bahan pertimbangan. Bukan sesuatu yang tnustahil
seseorang ingin menyingkirkan Krause sebelum ia
ipanggil untuk interogasi. Krause tahu terlalu ba:nyak?dan ia bukan tipe orang yang memilih potensi
mendekam dalam penjara untuk waktu yang lama.
Tapi sayang sekali empat jiwa harus ikut melayang hanya untuk menyingkirkan Krause. Siapa pun
yang melakukan ini, seharusnya dapat tnenemukan
suatu cara yang lebih ekonomis. batin Jack. Pelakunya tentu memiliki hati sekeras baja. la mengenal
beberapa orang yahg memenuhi diskripsi iru.
99 17 "NELL, aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku
yang sesungguhnya. Aku masih belum dapat mempercayai ini setnua?belul?betul tak dapat dimengerti."
Peter Lang duduk berseberangan dengan Nell di
ruang duduk apartemen Nell. Wajahnya memar dan
bibirnya bengkak. Kelihatannya ia betulabetul terguncang, dan pembawaannya jauh berbeda dari sikap
percaya dirinya. Untuk pertama kalinya Nell merasa
simpati pada lelaki ini. Sebelumnya ia selalu kurang
senang dengan sikap Peter. "Lagaknya seperti burung
merak," meminjam ucapan ketus Mac.
"Aku merasa tidak keruan sehingga begitu sampai
di rumah malam itu, aku mematikan dering telepon,
lalu langsung pergi tidur. Pihak media massa menelepon ke Florida untuk menghubungi kedua orangtuaku. Untungnya, baik ibu maupun ayahku tidak
kena serangan jantung. Motn tidak berhenti menangis
begitu tahu aku baik?baik saja. Ia masih belum dapat mempercayai kenyataan ini Kemarin saja ia rneneleponku sampai empat kali."
1 03 "Aku bisa mengerti." ujar Nell. sambil membayangkan reaksinya sendiri kalau Adam menelepon
untuk mengatakan bahwa ia tidak berada di atas kapal
itu waktu itu, bahwa sesuatu telah menunda kehadirannya di sana. dan bahwa ia telah meminta Sam
memulai pertemuan itu tanpa dirinya. Kalau saja
Tapi itu tidak akan pernah terjadi. Tidak ada gunanya berandai?andai. Yang lain tidak akan berlayar
dengan kapal Adam tanpa dirinya, ujar Nell dalam
hati. Kapal Adam?dinamai seperti namaku. Aku
bahkan tidak mau menjejakkan kakiku ke tempat
itu sesuatu yang dinamai sama dengan namaku dan
kemudian menjadi peti matinya. batin Nell.
Tidak, bukan peti matinya! Hari Minggu yang
lalu mereka menemukan bagian?bagian tubuh yang
secara positif diidentifikasi sebagai Jimmy Ryan.
Sampai saat ini. hanya dia yang akan dikubur di dalam peti mati. Peluang untuk menemukan dan mengidentifikasi jenazahajenazah lain. atau bagian?bagian
tubuh lain, sudah semakin kecil. Tubuh Adam. Sam
Krause, dan Winifred tentu sudah hancur akibat ledakan itu atau terbakar habis. Yang masih tersisa
dari jasad mereka mungkin sudah terbawa arus yang
kuat melalui Veri zano Bridge terus ke Lautan
Atlantik.
"Bukan terbakar habis; dikremasi. atau dilarang
ke laut. Cobalah untuk berpikir seperti itu, Nell." Itu
yang dikatakan Monsignor Duncan ketika ia mengatur
persiapan Misa untuk mengenang Adam.
"Akan diadakan Misa untuk Adam pada hari Kamis nanti," ujarnya pada lang, memecah kebeningan
yang sedang berlangsung di antara mereka.
104 Lang diam sesaat. kemudian berbicara lagi dengan
suara pelan. "Ada banyak isu yang berkembang belakangan ini. Nelli Apakah pihak kepolisian sudah
mengkonfirmasi bahwa kerusakan di kapal itu disebabkan nleh bom?"
"Secara resmi memang belum."
Tapi ia tahu kecurigaan tentang bom itu. dan itu
sesuatu yang terus menghantuinya. Untuk apa seseorang melakukan itu? Apakah itu tindak kekerasan
yang dilakukan secara acak. seperti saat seseorang
secara acak menyerang orangorang yang tak dikenalnya di jalan yang ram "! Atau mungkin kasus
orang "tak punyai" yang iri pada petnilik kapal baru
yang masih mulus dan ingin menghukumnya. Apa
pun alasannya. Nell merasa itu adalah sesuatu yang
harus diketahuinya, harus dapat diungkapkannya sebelum dapat menerima kenyataan yang mengenaskan
ini. lstri Jimmy Ryan juga membutuhkan jawaban.
Wanita itu meneleponnya sehari setelah tragedi itu.
mencoba mencari pemahaman mengenai penyebab
kematian suaminya. "Mrs. Caulit'f. aku merasa seperti
sudah mengenal Anda," ujarnya ketika itu. "Aku
pernah melihat Anda di TV, membaca kolom Anda,
dan selama sekian tahun aku membaca tentang Anda
dan bagaimana kakek Anda membesarkan Anda setelah kedua orangtua Anda meninggal. Aku simpati
pada Anda. Anda mengalami begitu banyak kesedihan
di dalam hidup. Aku tidak tahu apa yang mereka
katakan pada Anda mengenai suamiku, tapi aku tidak
ingin Anda memiliki bayangan bahwa orang yang aku
cintai telah menyebabkan kematian suami Anda,
1 05 "Bukan Jimmy yang melakukan ini. Ia juga korban. sama seperti suami Anda. Ya, Jimmy memang
sedang dalam keadaan tertekan. Untuk waktu yang
lama ia tidak memiliki peketjaan, dan masih ada setumpuk rekening kami yang harus kami bayar. Tapi
keadaan kami mulai membaik?sebagian besar berkat
suami Anda. Aku tahu Jimmy amat berterima kasih
padanya dan kepada entah siapa di perusahaannya
yang telah meneruskan surat lamarannya pada Krause
Construction Company. Tapi sekarang pihak kepolisian menaruh kecurigaan bahwa Jimmy?lah yang
menyebabkan peledakan itu. Aku ingin Anda tahu,
bahkan kalaupun Jimmy memiliki kecendemngan untuk bunuh diri?ia tidak akan pernah menyebabkan
kematian orang. Tiduld la lelaki yang baik. serta
ayah dan suami yang luar biasa. Aku mengenalnya.
dan ia tidak akan melakukan sesuatu seperti itu."
Foto?foto upacara pemakaman Jimmy Ryan mengisi halaman tiga Pns! dan halaman pertama News.
Lisa Ryan, dengan ketiga anaknya, berjalan di belakang peti mati yang menyimpan sisa?sisa suami dan
ayah mereka. Nell menutup matanya.
"Nell. minggu depan aku ingin membicarakan
beberapa urusan bisnis denganmu," ujar Lang lirih.
"Ada beberapa keputusan yang harus diambil, dan
aku mengharapkan masuknnmu. Tapi kita masih punya banyak waktu." la berdiri. "Cobalah untuk beristirahat. Kau bisa tidur?"
"Cukup, mengingat situasinya."
Nell merasa lega setelah menutup pintu di belakang Peter Lang. malu karena ia merasa gusar karena
justru Peter Lang yang selamat. MemarAmemarnya
106 akan memudar. Bengkak di bibirnya akan pulih dalam beberapa hari.
"Adam," desahnya. "Adam." ulangnya pelan, seakan suaminya dapat mendengar suaranya.
Tentu saja tidak akan ada yang menjawab.
Hujan badai pada Jumat malam yang lalu telah
mengakhiri gelombang panas yang pengap. Tidak
seperti biasa, udara terasa dingin untuk awal bulan
Juni. Sistem pengatur suhu gedung telah dialihkan
ke AC, dan meski ia memalikannya. udara di dalam
apartemen masih dingin. Nell memeluk dirinya, kemudian menuju kamar tidur untuk mengambil baju
hangat.
Liz yang baik hati itu mampir di apartemennya
pada hari Sabtu pagi, membawa kantong belanjaan.
"Kau harus makan," ujarnya singkat. "Aku tidak
tahu kau punya apa di rumah. karena itu aku membeli grnpcffruit, daging asap, dan bagel yang baru
keluar dari oven untukmu."
Saat minum kopi ia berkata, "Nell, aku tahu ini
bukan urusanku. namun ini juga urusanku. Mac sangat khawatir memikirkanmu. Jangan kulrilktm dia."
"Ia telah mengucilkan Adam selama ini, dan sekarang aku sedang kesulitan memaafkannya."
"Tapi kau tahu ia melakukan itu demi kebaikanmu. Ia merasa yakin itulah yang terbaik bagimumaksudku mengenai pencalonan itu?yzmg pada akhirnya akan berakibat baik untuk perkawinan kalian."
"Yah, rasanya kita tidak akan pernah tahu, bukan?"
"Cobalah pikirkan itu."
Sejak itu, Liz mampir setiap hari. Tadi pagi ia
] ()7
berkomentar dengan sedih, "Mac masih belum mendapat kabar darimu, Nell."
"Aku akan bertemu dengannya di upacara pemakaman nanti. Kami akan makan siang di sini dengan yang lain setelah itu. Sekarang ini aku butuh
waktu untuk beradaptasi tanpa diomeli olehnya."
Beradaptasi di sini, di dalam rumah yang kutinggali bersama Adam selama tiga tahun terakhir
ini, batinnya. Beradaptasi untuk hidup sendiri lagi.
Nell membeli apartemen itu sebelas tahun yang
lalu. setelah lulus dari Georgetown. menggunakan
uang dana perwalian yang hanya boleh diambil saat
ia mencapai usia dua puluh satu tahun. Pada saat itu
situasi pasaran bisnis real estate di New York agak
lesu, mengingat lebih banyak yang ingin menjual
daripada membeli. Apartemen yang cukup luas ini
ternyata menjadi investasi yang bagus.
"Sarang mungil ke mana pun kau akan kubawa
tidak mungkin akan mengimbangi ini," gurau Adam
ketika mereka mulai membicarakan soal pernikahan.
VTapi beri aku sepuluh tahun, aku berjanji gambaran
ini akan berubah."
"Mengapa tidak kita lewatkan saja sepuluh tahun
itu di sini? Kebetulan aku senang sekali dengan


Sebelum Aku Pergi Karya Mary Higgins Clark di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tempat ini."
Ketika itu ia telah mengosongkan, satu di antara
dua lemari pakaian besar untuk Adam, dan membawa
dari rumah Mac bufet antik yang dulunya milik
ayahnya. Ia menghampiri bufet itu sekarang dan
mengangkat nampan petak oval yang terletak di sebelah foto pernikahan mereka. Di atas nampan itu
Adam selalu meletakkan arloji, kunei?kunci, uang
108 receh, dan dompet kalau ia menanggalkan pakaiannya
waktu malam.
Aku tidak pernah menyadari betapa kesepian aku
hingga kami menikah dan ia selalu ada di sini bersamaku, batinnya. Kamis malam itu ia berganti pakaian di kamar tidur tamu. Ia tidak ingin membangunkanku. Dan aku membiarkannya menganggap
aku tidur karena aku tidak ingin membicarakan kejadian hari itu dan keputusanku untuk mencalonkan
diri untuk menempati kursi lama Mac.
Tiba?tiha pikiran bahwa ia telah melewatkan ritual
Adam sebelum tidur pada malam terakhir itu menjadi
sangat penting dan amat mengganggu. Liz sudah
mengusulkan untuk mampir minggu depan untuk
membantu Nell mengemasi pakaian dan barangbarang pribadi Adam. "Kau terus bilang bahwa kematiannya masih tidak nyata bagimu, Nell. dan bahwa
kau merasa kau tidak akan bisa menerima ini sebelum
semua menjadi nyata bagimu. Mungkin akan membantu kalau semua yang mengingatkanmu padanya
tidak di sini lagi."
Tapi jangan dulu, batin Nell. Jangan dulu!
Pesawat telepon berdering. Dengan enggan ia
mengangkatnya. "Halo."
"Mrs. Cauliff?"
"Ya."
"Aku Detektif Brennan. Kuharap tidak menggang
gu kalau kolegaku. Detektif Sclafani, dan aku mampir
untuk berbicara dengan Anda?"
Jangan sekarang, batin Nell. Aku butuh sendirian
saat ini. Aku butuh berpegangan pada sesuatu yang
109 bisa mengingatkanku akan Adam serta merasa dekat
dengannya.
Bibi Gert pernah mengajarkan cara untuk berhubungan dengan orang yang kita cintai dan sudah
meninggal dengan memintanya menggenggam sesuatu
yang pernah menjadi milik ibunya. la ingat hal itu
terjadi sekitar enam bulan setelah kedua orangtuanya
meninggal. Ia sedang berada di lantai atas. di kamarnya sendiri di rumah Mac, meringkuk di atas
sofa, menggenggam buku laporan yang seharusnya
dibuatnya. Ia tidak mendengar suara Bibi Gert masuk
ketika itu. Dan ia tidak sedang membaca.
Aku cuma duduk di sana. menerawang ke luar
melalui jendela, batin Nell. Aku amat mencintai mereka berdua, tapi yang amat kurindukan saat itu adalah ibuku. Aku membutuhkan kehadirannya.
Gert masuk dari berlutut di dekatku. Suaranya
begitu lembut. "Sebut sebuah nama."
Aku berbisik, "Mommy."
"Aku sudah menduga itu," ujarnya, "dan aku
membawa sesuatu untukmu. Sesuatu yang dirasa kakekmu tidak cukup berharga untuk disimpan." Benda
itu ternyata sebuah kotak dari gading yang diletakkan
Mom di atas bufetnya ketika aku masih kecil. Kotak
itu beraroma kayu yang amat kusukai. Dan setiap
kali Mom dan Dad melakukan perjalanan. aku akan
masuk ke kamar mereka untuk mengambilnya. dan
setiap kali membuka kotak itu aku merasa begitu
dekat dengan Mom.
Hal yang sama terjadi lagi hari itu. Kotak kecil
itu sudah lama sekali tidak dibuka sehingga aroma
kayunya sangat tajam. Dan pada saat itu aku merasa
110 Mom ada di sana, di dalam kamar itu bersamaku.
Aku masih ingat bertanya pada Bibi Gert. bagaimana
ia tahu bahwa benda itu sangat penting.
"Pokoknya aku tahu," sahutnya. "l)an ingat. ibu
dan ayahmu akan selalu hadir selama kau membutuhkan mereka. Kaulah yang dapat melepas mereka.
setelah kau bisa melepas mereka pergi."
Mac tidak suka kalau Bihi Gert berbicara seperti
itu, ujar Nell dalam hati. Tapi yang dikatakannya
memang benar. Dan setelah kedua orangtuaku menyelamatkanku di Maui, aku dapat melepas kepergian
mereka. Dan aku melakukannya. Tapi aku masih belum siap melepas Adam pergi. Aku ingin berpegangan pada sesuatu yang dapat membuatku-merasa
ia masih berada di dekatku. Aku ingin merasakan
kehadirannya. sedikitnya beberapa waktu lagi?sebelum aku dapat mengucapkan selamat jalan padanya.
"Mrs. Caulifl'. Anda baik?baik saja?" tanya si detektif. memecah keheningan yang telah berlangsung
sekian lama
"Oh, maatkan aku. Aku masih harus menyesuaikan diri." sahut Nell, dalam suara terbata.
"Begini, aku tidak ingin menekan Anda pada
waktu?waktu seperti ini. tapi sangat penting artinya
bagi kami untuk bertemu Anda sekarang."
Nell menggelengkan kepalanya dalam gaya yang
ia warisi dari Mac. Isyarat kurang berkenan saat ia
tidak ingin menyuarakan perasaannya mengenai sesuatu. "Baiklah. Datanglah kalau memang perlu,"
ujarnya pada Brennan dengan ketus, kemudian menutup telepon.
111 18 PADA hari' Rabu sore, tetangga sebelah rutnah Lisa.
Brenda Curren. dan putrinya yang berusia tujuh belas tahun. Morgan. datang untuk menjemput Kyle,
Kelly, dan Charley nonton film dan setelah itu makan di luar.
"Masuklah ke dalam mobil dengan Morgan." perintah Blenda. "Aku ingin berbicara dengan ibu kalian sebentar." la menunggu sampai mereka bertiga
keluar sebelum berkata. "Lisa. jangan pasang tampang
khawatir begitu. Kau tahu mereka akan baikAbaik
saja bersama kami. Kau benar untuk membiarkan
mereka tinggal di rumah hari ini. tapi sekarang kau
perlu sedikit waktu 'untuk dirimu sendiri."
"Oh. aku tidak tahu." sahut Lisa tak bersemangat,
"yang kulihat di hadapanku sejauh ini adalah waktu
yang terbentang. Begitu memikirkannya aku mempertanyakan apa yang harus kulakukan dengan jamjam dan hari?hari yang panjang itu. Aku harus mem?
bereskan meja Jimmy. Aku masih harus mengajukan
permohonan untuk mendapat Jaminan Sosial untuk
anak?anak. Setidaknya itu akan tnenjamin sedikit pemasukan sementara aku memikirkan apa yang akan
kulakukan."
"Kau punya asuransi. Lisa?" Wajah simpatik
Brenda berkerut khawatir. "Sori," tambahnya cepatcepat. "lni 'rnemang bukan urusanku_ tentu saja. Hanya saja Ed begitu sadar asuransi. dan itu hal pertama yang melintas dalam pikiranku."
112 "Kami punya," sahut Lisa. Cukup untuk penguburan Jimmy, batinnya. tapi hanya itu. Namun ia tidak menyuarakan apa yang ada di dalam kepalanya:
ia tidak akan mengakui hal itu bahkan pada teman
baik seperti Brenda.
Simpan mamlnhmu mttuk dirimu sendiri?begitu
bunyi peringatan yang ia dengar seumur hidupnya
'dari neneknya: Apa pun yang kumniliki mau tidak
kutuniliM bukan "rusun .riupu?siupu. Lim. Hillfltllll
mereka menfhuk?m'hulx.
Hanya saja memang tidak banyak yang perlu ditebak, batin Lisa, merasakan beban yang harus ditanggungnya semakln berat. Utang kartu kredit katni
masih sekitar 14.000 dolar. dengan bunga 18 persen
sebulan.
"L a Jimmy selalu memastikan semua berjalan
lancar di tempat ini. Ed memang tidak seterampil
Jimmy, tapi ia memintaku untuk menyampaikan kalau
ada sesuatu yang perlu dibetulkan, ia akan berusaha
semampunya untuk mengerjakannya untukmu. Kau
lahu maksudku kan. Tukang leding dan listrik memang mahal."
"Ya. memang."
"Lisa. kami semua sedih sekali mengenai Jimmy.
la lelaki yang baik, dan kami sayang pada kalian
berdua. Kami akan melakukan apa pun untuk membantumu. Kau tahu itu."
Lisa melihat Brenda menahan air mata agar tidak
keluar dan mencoba memaksakan senyum. "Aku
tahu itu. Dan kau telah menolongku. Pergilah sekarang dan bawa anak?anakku pergi."
la mengantarkan Brenda sampai ke pintu. kemu
113 dian kembali ke selasar yang sempit. Dapurnya cukup
besar untuk memuat sebuah meja dan beberapa kursi.
dan cukup kecil untuk merasa kesempitan. Meja tulisnya menyatu dengan tembok, sesuatu yang dianggap oleh agen real estate sebagai tambahan yang
luar biasa. saat mereka pertama kali melihat rumah
itu sekian tahun yang lalu.
"Anda tidak akan'memperoleh yang seperti ini
dengan harga ini," ujar si agen waktu itu.
Lisa menatap tumpukan amp10p di atas meja.
Tagihanaagihan hipotek, gas, dan telepon sudah hampir lewat seminggu. Kalau Jimmy pulang tempo
hari, mereka tentu sudah akan duduk di sana berdua
dan melunasi semua itu sebelum akhir minggu, untuk
menghindari denda. Sekarang ini semua tugasku. batin Lisa, sesuatu yang harus kukerjakan sendiri dengan seluruh sisa waktu yang kumiliki.
Ia menulis cek?eek, kemudian dengan hati gundah
meraih tumpukan lain, yang ini dibundel dengan karet. Tagihan kartu kredit; begitu banyaknya. Ia tidak
berani mengeluarkan lebih dari batas minimal yang
harus dibayarkan bulan ini.
la berdebat dengan dirinya apakah akan membersihkan satu?satunya laei meja tulis itu. Laci itu dalam dan lebar, dan menjadi penampungan surat?sural
edaran yang seharusnya langsung dibuang. Ada kupon?kupon yang tidak pernah kami gunakan, ujar
Lisa dalam hatinya. |)an meski kami tidak punya
uang ekstra untuk itu, dan tidak mampu memilikinya,
Jimmy selalu merobek gambar?gambar perkakas dari
buku?buku katalog?semua yang ingin ia miliki suatu
hari, kelak kalau kami sudah mampu.
114 Tangannya meraup segenggam kertas sementara
matanya melihat sebuah amplop dengan kolnm-knlnm
angka. 1a tidak perlu memeriksa lagi. Begitu sering
ia melihat Jimmy duduk di belakang meja ini. menghitung bnn?bonnya yang jumlahnya semakin banyak.
ltu sudah menjadi pemandangan biasa dalam tahuntahun belakangan ini.
Kemudian ia akan pergi ke bawah untuk duduk
di belakang meja kerjanya selama beberapa jam.
pura?pura membetulkan sesuatu. batin Lisa. Ia hanya
tidak ingin aku melihat betapa cemas dirinya.
Tapi mengapa ia tidak berhenti merasa cemas setelah kembali bekerja? tanya Lisa. mengulangi kembali pertanyaan yang mengusiknya selama beberapa
bulan terakhir ini. Hampir tanpa berpikir. ia melintasi
ruangan itu dan membuka pintu ke ruang bawah.
Sambil menuruni tangga. ia mencoba tidak mengingat
upaya keras Jimmy untuk mengubah tempat yang
menyedihkan di bawah ini menjadi ruang keluarga
yang nyaman dan ruang kerja bagi dirinya sendiri.
Ia menuju ruang kerja itu dan menyalakan lampunya. Anak?anak dan aku hampir tidak pernah kemari. batinnya. Tempat ini tempat yang keramat
bagi Jimmy. Suaminya pernah mengatakan ia khawatir seseorang akan mengambil perkakas yang ber?
bahaya kemudian melukai dirinya sendiri. Pilu hati
Lisa saat itu, melihat betapa rapinya mangan itu, tidak seperti saat meja besar itu penuh berbagai perkakas yang diperlukan Jimmy untuk proyek yang
sedang dikerjakannya. Kini semua terletak di tempatnya. berjajar dengan rapi di papan gantung di
atas meja kerja itu. Kuda?kuda yang biasanya dipakai
115 untuk menggergaji lembaran?lembaran tripleks diletakkan dalam keadaan berdiri di pojok dekat lemari arsip.
Lemari arsip?Jimmy memakainya untuk menyimpan berkas?berkas pajak serta dokumen?dokumen lain
yang ia anggap penting. Sesuatu yang harus ia periksa dengan cermat pada akhirnya. Lisa membuka
laci teratas, mengamati sekilas deretan map manila
yang diberi label dengan teliti. Sebagaimana duga<
annya, isinya berkas?berkas pajak yang diurut ber<
dasarkan nomornya.
Setelah membuka laci kedua, ia melihat Jimmy
telah mengeluarkan sekat?sekatnya. Gambargambar
cetak biru berikut perinciannya terlipat dalam tumpukan yang rapi. satu di atas yang lain. Ia tahu semua itu: rencana?rencana suaminya?untuk pengerjaan
akhir ruang bawah tanah itu, untuk membuat dipan
yang menyatu dengan dinding dalam kamar tidur
Kyle, untuk serambi berkawat nyamuk di luar ruang
duduk.
Mungkin bahkan rencananya untuk rumah impian
kami, batin Lisa. rumah yang akan kami miliki kelak. Ia pemah membuatnya sebagai hadiah Natal
dua setengah tahun yang lalu. sebelum ia kehilangan
pekerjaan. la memintaku memberitahukan padanya
apa yang ingin kumiliki dalam sebuah rumah, supaya
ia dapat membuat rencana untuk mengakomodasi semua yang kuharapkan.
Antusias atas hal itu, Lisa memberikan uraian
mendetail apa yang ada dalam imajinasinya. la meminta dapur dengan .rkylighl, dan ia ingin ruangan
itu menyatu dengan ruang keluarga yang perapiannya
116 tinggi. Ia juga meminta ruang makan dengan ambang
jendela yang bisa dijadikan bangku, dan ruang ganti
pakaian yang terpisah dari kamar tidur utama. Sesuai
deskripsi yang diberikannya, Jimmy kemudian membuat maket.
Kuharap ia masih 'menyimpan gambar?gambarnya,
batin Lisa. la merogoh isi laci untuk mengeluarkan
tumpukan bcrkas?berkas di dalamnya. Ternyata isinya
tidak begitu banyak, tapi di bawahnya, di bagian dasar laci itu, ia melihat kotak yang besar?tidak, dua
kotak?yang dibungkus rapi dengan kertas sampul
cokelat dan diikat tali. Namun untuk mengeluarkan?
nya ternyata tidak semudah itu. Ia harus berlutut
dan menyusupkan jari?jarinya ke bawahnya untuk
mengangkatnya.
la meletakkan dua kotak itu di atas meja, kemudian mengambil alat berujung tajam dari papan gan?.
tung, memotong tali pengikutnya, membuka bungkus
kertas tebal cokelat itu. lalu mengangkat tutup kotak
pertama.
Lalu. dengan tercengang dan tak percaya. ia melihat tumpukan uang kertas yang tersusun rapi di
dalam kotak itu: lembaran dua puluhan, lima puluhan.
beberapa ratusan?atla yang sudah lusuh, ada yang
masih baru. Kotak kedua hampir seluruhnya berisi
lembaran lima puluhan.
Satu jam kemudian, setelah menghitung dengan
cermat dan sekali lagi dengan lebih cermat lagi, dengan bingung Lisa mendapati bahwa Jimmy Ryan
telah menyembunyikan uang senilai 50.000 dolar di
ruang bawah tanah ini. Suami yang begitu dicintainya
itu tiba?tiba menjadi orang asing baginya.
117 19 DALAM waktu dua tahun sejak kepindahannya ke
New York dari Florida, Bonnie Wilson. paranormal
yang juga cenayang, berhasil membina relasi yang
solid dengan sejumlah orang yang secara teratur
bertemu dengannya di apartemennya di West End
Avenue.
Berusia tiga puluh tahun. ramping, dengan rambut
hitam yang digeraj lepas menutupi pundaknya, kulit
wajah pucat, dan garis wajah yang menarik, Bonnie
mungkin lebih mirip model daripada pakar dalam
fenomena dunia kebatinan yang ditekuninya. Tapi
nyatanya, ia cukup berhasil dalam profesinya dan
secara khusus dicari oleh mereka yang amat ingin
berhubungan dengan anggota keluarga yang sudah
meninggal.
Penjelasannya pada pendatang baru. "Kita semua
memiliki kemampuan kebatinan ini. hanya yang satu
mungkin lebih dari yang lain. Ini adalah sesuatu
yang bisa dikembangkan dalam diri kita. Namun demikian kemampuanku sudah amat peka sejak aku
lahir. Bahkan ketika masih kecil, aku mampu merasakan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan


Sebelum Aku Pergi Karya Mary Higgins Clark di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang, secara intuitif mendengarkan permasalahan
yang mereka hadapi dan menolong mereka untuk
menemukan jawaban yang sedang mereka cari.
"Selagi aku belajar, selagi aku berdoa, selagi aku
bergabung dalam grup?grup lain untuk berbagi bakat
istimewa ini, aku mendapati bahwa saat seseorang
118 datang padaku untuk berkonsultasi. orang yang ia
cintai, yang kini sudah berada di alam lain. juga datang bergabung dengan kami. Kadang?kadang ada
pesan?pesan spesifik yang ingin mereka sampaikan.
Kadang-kadang mereka cuma ingin mengatakan bahwa keadaan mereka baik dan bahwa cinta mereka
akan hidup selamanya. Seiring perjalanan'waklm kemampuanku berkomunikasi menjadi semakin baik.
Beberapa orang menganggap yang kuungkapkan pada
mereka mengganggu pikiran mereka, tapi kebanyakan
malah menemukan kedamaian. Aku benar?benar ingin
membantu mereka yang datang padaku, dan aku hanya meminta mereka menanggapiku dan kemampuanku dengan respek. Aku ingin berguna, karena
Tuhan telah menganugerahkan bakat ini padaku. dan
adalah kewajibanku untuk membagikannya dengan
yang lain..."
Secara teratur Bonnie menghadiri pertemuan-pertemuan Asosiasi Kebatinan New York, yang diadakan
pada hari Rabu pertama setiap bulan. Hari ini, seperti
yang sudah ia duga sebelumnya, Gert MaCDermott,
seorang peserta reguler, tidak muncul. Dengan suara
lirih. anggota yang lain membicarakan tragedi mengenaskan yang menimpa keluarganya. Gert, yang
suka berbicara. sangat membanggakan keponakannya
yang masih muda dan sukses dan sering menying
_ gung soal kemampuan kebatinannya. la bahkan'per
nah mengungkapkan niatnya untuk mengajak keponakannya itu bergabung dengan grup mereka meski
sejauh ini ia belum berhasil membujuknya menghadiri
salah satu pertemuan mereka.
"Aku pernah bertemu dengan suami keponakan
119 nya. Adam Cauliff. di rumah Gen pada salah satu
pesta c-m'ktuiI-nya." ungkap Dr. Siegfried Volk pada
Bonnie. "Sepertinya Gert suka sekali padanya. Kurasa
ia tidak begitu tertarik pada studi ataupun upayaupaya kebatinan kita. tapi yang jelas ia membuat
Gert senang sekali dengan kemunculannya pada pesta
itu. Ia lelaki yang simpatik. Aku sudah mengirim
surat pendek untuk menyalakan simpatiku, tlan merencanakan untuk menghubunginya minggu depan."
"Aku juga akan mengunjunginya," ujar Btmnie.
"Aku ingin membantunya dan juga keluarganya entah
dengan cara bagaimana."
20 . PAGLPAGL Jed Kaplan pergi untuk menyusun' rute
perjalanan favoritnya, yang dimulai dari apartemen
ibunya di Fourteenth Street dan First Avenue dan
berakhir di Hudson River, di North Cove Marina,
World Financial Center. tempat Adam Cauliff biasa
menyandarkan perahu pribadinya. Sudah lima hari
berlurut-turul Jed melakukan perjalanan ini. aktivitas
yang biasa ia jalani selama-satu jam lebih. tergantung
apakah perhatiannya teralih atau tidak, namun ia
menikmatinya setiap kali.
Dan sekarang, persis seperti yang ia lakukan
pada hari?hari sebelumnya. Jed duduk sambil menerawangi Sungai Hudson, seulas senyum membayang
di bibirnya. Gagasan bahwa Camelia ll sudah tidak
121) lagi herayun?ayun dengan arogan di perairan itu menimbulkan getaran menyenangkan ke seluruh tubuhnya sehingga nyaris terasa sensual. la menikmati bayangan tubuh Adam Caulit'f hancur berserakan. dimulai dengan pengertian yang mengejutkan. kesadaran bahwa ia akan segera menemui ajalnya. Kemudian ia membayangkan tubuh Cauliff tercabikA
cabik. terlempar ke udara sebelum jatuh ke airgambaran yang terlintas dalam pikirannya. dan setiap
kali semakin memberi kepuasan padanya.
Suhu udara turun terus sepanjang hari. dan sekarang, saat matahari akan terbenam, angin dari sungai semakin dingin dan menusuk. Jed melayangkan
pandangan ke sekelilingnya, melihat meja?meja di
luar plana yang selama empat hari terakhir biasanya
penuh sekarang kosong. Para penumpang yang ia lihat turun dari kapal feri dari Jersey City dan
Hnbnkcn bergegas menuju tempat yang terlindung.
Dasar sekelompok bancL umpat Jetl dalam hati. Seharusnya mereka mencoba hidup di hutan selama
beberapa tahun.
la memperhatikan kapal penumpang yang sedang
digiring ke arah Narrows sambil menduga?duga tujuannya. Eropa? Amerika Selatan? Masa bodoh,
mungkin ada baiknya ia pergi ke salah satu tempat
itu. Sudah waktunya untuk berangkat lagi. Wanita
itu mulai membuatnya kehabisan kesabaran. dan ia
tidak akan heran kalau ia sendiri membuatnya ibunya
gusar.
Saat menyiapkan sarapan tadi pagi. ibunya ber?
kata, "Jed. kau memang putraku dan aku benap
benar sayang padamu, tapi aku tidak tahan kalau
12] kau terus metnbuatku resah sepanjang hari. Kau harus berusaha mengatasi masalahmu. Tidak peduli
bagaimana pendapatmu. Adam Cauliff adalah lelaki
yang baik. atau setidaknya aku beranggapan begitu.
Yah_ sayangnya ia sudah meninggal, jadi kau tidak
punya alasan untuk terus membencinya. Sudah waktunya bagimu untuk mengalihkan perhatian pada hal
yang lain. Aku akan memberimu uang untuk memulai
sesuatu entah di mana."
Mulanya ibunya mengusulkan untuk memberi lima
ribu dolar. Saat selesai sarapan, ia berhasil membujuk
ibunya untuk menaikkan jumlah itu menjadi dua puluh lima ribu dolar, selain itu juga memperlihatkan
surat wasiatnya. yang menyatakan bahwa ibunya
akan mewariskan semua padanya. Sebelum akhirnya
menyatakan akan meninggalkan kota itu. ia membuat
ihunya bersumpah demi arwah ayahnya untuk tidak
akan mengubah surat wasiatnya.
Cauliff membayar ibunya 800.000 dolar untuk
properti itu. Kemungkinannya, melihat cara hidup
hemat ibunya, jumlah itu masih akan ada kelak saat
ibunya berangkat ke alam baka
Jumlahnya memang tidak sebesar yang ia harapkan?nilai properti itu sedikitnya sepuluh kali lipattapi itu yang terbaik yang dapat ia lakukan. setelah
ibunya secara praktis memberikan warisannya pada
orang lain. Jed mengangkat bahu, kemudian kembali
membayangkan saat?saat ajal Adam Cauliff.'
Seorang saksi, yang saat peledakan itu terjadi
berada di atas kapal yang.sedang berlayar ketnbali
dari kunjungan ke Patung Liberty, dalam harian
Post mengatakan, "Kapal itu sedang tidak bergerak.
122 Kurasa mereka melempar sauh dan sedang minumminum atau apa. Perairannya mulai berombak. dan
aku ingat. sempat terlintas dalam benakku bahwa
pesta itu tidak akan berlangsung lebih lama lagi.
Lalu, tahu?tahu bum. Seolah kapal itu kejatuhan
bom atom."
Jed menggunting artikel mengenai peledakan itu
dan menyimpannya di saku kemejanya. Ia senang
membacanya berulang kali. membayangkan serpihan
tubuh dan puing?puing kapal yang melambung ke
udara, terlempar oleh kekuatan ledakan itu. Satusatunya hal yang sungguh?sungguh ia sesali adalah
ia tidak ada di sana untuk menyaksikannya.
Sayang sekali dengan orang?orang yang ikut terbunuh. tentu saja. tapi mungkin mereka memang bukan apa?apa mengingat mereka bekerja untuk Cauliff,
ujar Jed pada dirinya sendiri. Mereka mungkin orangorang bayarannya dalam menemukan janda?janda pikun yang dapat mereka bujuk untuk menjual properti
mereka dengan harga jauh di bawah nilai yang sesungguhnya. Yah, setidaknya sekarang tidak akan
ada Cornelia III, batinnya.
"Permisi."
Tersentak dari lamunannya, Jed melompat berdiri, siap membela diri atau mengatakan pada entah
siapa yang mengusiknya itu untuk segera berlalu.
Tapi bukannya melihat pengemis seperti yang ia
harapkan, ia mendapati dirinya melihat ke mata se
? . orang lelaki yang menatapnya dengan wajah berwi
bawa.
"Detektif George Brennan, ujar lelaki itu sambil
memperlihatkan tanda pengenalnya.
123 Terlambat, Jed terpaksa mengaku dalam hati bahwa berkeliaran di seputar pelabuhan itu mungkin
merupakan kesalahan paling konyol yang pernah ia
lakukan dalam hidupnya.
21 UPAYA Dan Minor untuk menemukan ibunya tampaknya akan membuahkan hasil. Wanita di tempat
penampungan yang mengenali foto ibunya, dan bahkan menyebutkan namanya "Quinny". akhirnya memberinya secercah harapan, yang pertama setelah sekian
tahun. Sudah lama ia berusaha menemukan ibunyatanpa keberhatsilan4sehingga secercah harapan itu
pun sudah cukup untuk mengembalikan semangatnya
lagi.
Hari ini ia merasa begitu bersemangat sehingga
begitu selesai dengan tugasnya di rumah sakit sore
itu, ia cepat?cepat berganti pakaian dan bergegas
menuju Central Park untuk melanjutkan pencariannya.
Sepertinya ia telah melakukan pencarian itu seumur hidupnya. Ibunya menghilang sejak ia berusia
enam tahurl, persis setelah kecelakaan yang nyzu'is
merenggut nyawanya.
Ia masih ingat dengan jelas saat terbangun dan
tnendapati ibunya berlutut di samping tempat tidurnya
di rumah sakit, menangis. Kemudian ia tahu, akibat
kecelakaan itu?ketika itu ibunya ternyata mabukibunya menghadapi tuntutan melakukan tindak kela
[24 Iaian. 'l'api alih?alih muncul dalam sidang pengadilan
yang sudah hampir pasti akan membuatnya kehilangan hak asuh putranya. ia malah kabur.
Dari waktu ke waktu, pada hari ulang tahunnya.
ia menerima kartu tanpa nama pengirim yang ia
tahu berasal dari ibunya. Tapi hingga sejauh ini. hanya itu yang menjadi satu?satunya pegangan bahwa
wanita itu masih hidup. Kemudian. pada suatu hari
sekitar tujuh tahun yang lalu. ia sedang duduk di
ruang keluarga bersama neneknya. la menyalakan
pesawat televisi dan mulai menelusuri saluran demi
saluran, dan berhenti untuk mengikuti dengan penuh
perhatian suatu film dokumenter mengenai tunawisma
di Manhattan.
Ada beberapa wawancara yang diambil di tempat
penampungan dan di jalanan. Salah satu yang diwawancara adalah seorang wanita yang sedang berdiri
di persimpangan jalan menuju Broadway. Nenek
Dan sedang berada di ruangan itu, membaca, tapi
begitu wanita itu berbicara. neneknya tiba-tiba tersentak, pandangannya beralih ke layar televisi.
Saat si reporter bertanya siapa nama wanita tuna
wisma itu. ia memperoleh jawaban, "Mereka memanggilku Quinny."
"Astaga, itu Kathryn!" jerit neneknya. "Dan, coba
lihat, lihat! Itu ibumu!"
la tidak tahu. apakah ia memang mengingat wajah
itu, atau karena ia setelah memandangi fotonya selama sekian tahun membuatnya yakin bahwa wanita
ini adalah ibunya. Wajah yang tampak di layar televisi itu kelihatan lelah, matanya sendu; namun masih terlihat garis?garis wajah yang menunjukkan bah
125 wa ia dulu gadis yang cantik. Rambutnya gelap penuh guratan kelabu sekarang. dan dibiarkan tergerai
lepas di atas pundaknya sehingga terkesan tidak ter<
pelihara. Namun. di mata Dan. ia toh kelihatan cantik. la mengenakan mantel panjang yang sudah lusuh
dan terlalu besar baginya. Tangannya bersandar protektif pada kereta belanja yang berisi kantong-kantong
plastik.
la berusia lima puluh tahun saat aku tnelihat liputan itu, batin Dan. Ia tampak jauh lebih tua.
"Dari mana asalmu. Quinny'!" tanya si pembawa
acara.
"Dari sini. sekarang."
"Kau masih punya keluarga?"
Quinny menatap ke dalam kamera. "Aku pernah
punya seorang anak laki?laki yang hebat. Tapi aku
tidak layak menjadi ibunya. Akan lebih baik baginya
kalau aku tidak ada. karena itu aku pergi."
Hari berikutnya. kakek dan nenek Dan menyewa
detektif swasta untuk melacak keberadaannya, namun
Quinny menghilang. Dan akhirnya tahu kehidupan
ibunya, dan jalan pikirannyavfakta yang membuatnya sedih dan menghancurkan hati kakek-neneknya.
Kini beberapa hari setelah menemukan orang
yang dapat mengidentifikasi foto ibunya. tekadnya
lebih bulat untuk menemukannya. Ia berada di New
York, ujar Dan dalam hati. Aku akan menemukannya.
Pam"! 'l'api begitu menemukannya. apa yang akan
kukatakan padanya"! Apa yang akan kulakukan?
Tentu saja, ia tidak perlu mempermasalahkan
itu?sudah begitu lama ia membayangkan saat?saat
pertemuan itu. Mungkin ia hanya akan membatasi
|26 ucapannya pada kata?kata yang akan lebih berarti
baginya: "Jangan menghukum dirimu lebih lama
lagi. ltu kecelakaan. Kalau aku dapat memaalkanmu,
kenapa kau tidak dapat memaafkan dirimu sendiri"!"
Ia memberikan kartu namanya pada liilly Brown,
wanita yang ditemuinya di tempat penampungan itu.
"Begitu melihatnya. langsung telepon aku," peszumya
ketika itu. "Jangan bilang padanya aku sedang mencarinya. Ia mungkin akan menghilang lagi."
liilly meyakinkannya. "Quinny akan kembali.
Biasanya ia akan kembali sekitar waktu ini. Ia tidak
pernah meninggalkan New York untuk waktu lama
dan di musim panas ia suka duduk?duduk di Central
Park. Ia pernah mengatakan itu tempat favoritnya di
dunia. Aku akan tanya sana-sini. Mungkin ada yang
melihatnya belakangan ini."
Untuk sementara aku harus merasa puas dengan
itu. batin Dan saat ia joging tnenelusuri jalan setapak
Central Park. Langit masih terang di bawah cahaya
matahari yang sedang tenggelam, namun udara mulai
terasa sejuk dan angin menimbulkan rasa dingin
pada punggung dan kaki?kakinya yang lembap. Namun seiring dengan datangnya musim panas?tapi
mudah?mudahan, batinnya, cuaca malam ini bukan
indikasi udara New York nanti di musim panas, karena ibunya pasti akan kedinginan?selalu ada kemungkinan wanita yang menyebut dirinya "Quinny"
itu akan ia tetn'ui sedang duduk?duduk di salah satu
bangku taman.
127 73 CORNEIIUS MACDERMOT'l' tiba di apartemen Nell tepat
pada pukul enam sore. Sewaktu Nell membukakan
pintu, mereka berdiri di tempat masing-masing selama
beberapa saat, saling bertatapan tanpa mengucapkan
sepatah kata pun. Kemudian Cornelius mengulurkan
tangan dan merangkul Nell.
"Nell," ujarnya, "ingat yang dikatakan orangorang lrlandia tua kepada yang orang sedang berkabung? Mereka bilang. 'Aku sedih karena kesusahanmu." Kau menganggap itu ungkapan yang paling
bodoh di dunia. Dalam nada suaramu yang paling
sok tahu, kau mengatakan. "Kau tidak sedih karena
kesusahan Orang itu. Kau sedih karena meteka mengalami kesusahan.
"Aku ingat," sahut Nell.
"Lalu apa yang kukatakan padamu?"
"Kau mengatakan maksud ungkapan itu adalah.
'Kesusahanrm adalah kesusahanlat Aku ikut inerasakan kesedihanmuf"
"Betul. Karena itu anggaplah aku salah seorang
Irlandia tua itu. Karena sesungguhnya, kesusahanmu
memang kesusahanku. Dan karena itulah kau harus
tahu aku sungguh?sungguh menyesal mengenai Adam.


Sebelum Aku Pergi Karya Mary Higgins Clark di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Apa pun akan kulakukan untuk men'cegahmu mengalami kepedihan yang sedang kaualami saat ini."
Bersikaplah adil padanya. ujar Nell pada dirinya
sendiri. Mae sudah delapan puluh dua tahun. Ia
mencintaiku dan membesarkanku selama ini. Mungkin
l28 mau tak mau ia cemburu pada Adam. Banyak wanita
yang akan senang menikahi Mac setelah Gram meninggal. Mungkin akulah alasan ketidakterlibalannya
dengan satu pun di antara mereka.
"Aku tahu itu." sahut Nell. "dan aku senang kau
ada di sini. Kurasa aku cuma membutuhkan waktu
untuk menerima kenyataan ini."
"Yah. sayang sekali Nell. tapi kau tidak punya
banyak waktu." ujar Mac. "Ayo. Kita duduk. Kita
harus berbicara."
'tidak begitu yakin arah pembicaraan itu, Nell
mematuhi kakeknya dan mengikutinya masuk ke
ruang duduk. '
Begitu duduk. Mac memulai. "Nell. aku tahu ini
bukan waktu yang tepat untukmu, tapi ada beberapa
hal yang harus kita bicarakan. Kau bahkan belum
sempat melewati Misa requiem. tapi sebentar lagi
aku akan mengajukan beberapa persoalan yang tidak
akan mudah bagimu. Aku menyesal harus melakukan
ini padamu. Mungkin kau ingin mengusirku keluar,
dan kalau kau melakukan itu aku akan mengerti.
Tapi ada beberapa hal yang tidak bisa ditunda lagi."
Sekarang Nell tahu apa yang akan ia katakan.
"Ini bukan sembartmg tahun pemilihan. Ini tahun
pemilihan presiden. Kau tahu sama baiknya denganku
"bahwa apa pun bisa terjadi, tapi calnn kita sudah di
atas angin. Kecuali ia melakukan sesuatu yang benarbenar konyol, ia berpeluang menjadi presiden yang
akan datang."
Ia bisa menjadi presiden. batin Nell. la berpotensi
menjadi presiden yang baik. Untuk pertama kalinya
sejak mendengar kabar kematian Adam. ia merasakan
129 sesuatu bergerak di dalam dirinya?-tanda pertama
bahwa kehidupan akan normal kembali. Ia menatap
kakeknya dan menyadari matanya tampak lebih bersinar daripada sebelumnya. Tidak ada hal selain
kampanye politik yang dapat mengembalikan semangat pejuang tua, batinnya.
"Nell, aku baru mendapat kabar bahwa ada beberapa orang lagi yang akan mencalonkan diri untuk
menduduki kursi lamaku. Tim Cross dan Salvatore
Bruno."
"Tim Cross tidak lebih dari oportunis yang duduk
dalam dewan, sedangkan Sam Bruno lebih sering
kalah suara dalam Senat di Albany," celetuk Nell.
"ltu baru gadisku. Kau sebetulnya bisa memenangkan kursi itu."
"Sebetulnya bisa? Apa maksudmu, Mac? Aku akan
mempvrjumtgkunnyu. Aku harus melakukan itu."
"Kau mungkin tidak'punya peluang untuk itu."
"Sekali lagi: apa maksudmu, Mac?"
"Sebetulnya tidak mudah bagiku untuk mengatakan ini, Nell, tapi Robert Walters dan Len Arsdale
mampir untuk menemuiku tadi pagi. Sejumlah kontraktor bangunan baru saja menandatangani pemyataan bahwa mereka telah membayar uang suap sebesar beberapa juta dolar kepada Walters and Arsdale
untuk mendapatkan proyek?proyek besar mereka.
Robert dan Len adalah dua pria terhormat. Aku sudah mengenal mereka seumur hidupku. Mereka tidak
akan melakukan hal seperti itu. Mereka tidak akan
pernah menerima uang suap."
"Apa yang sebetulnya ingin kausampaikan padaku,
Mac?"
130 "Nell. yang ingin kukatakan padamu adalah Adam
mungkin menerima uang suap."
Nell menatap kakeknya selama beberapa saat.
kemudian ia menggeleng?gelengkan kepalanya. "Tidak_ Mac, aku tidak percaya. Ia tidak akan melakukan
itu. Selain itu, memang mudah melemparkan kesalahan pada orang yang sudah tiada, kalau tidak lebih enak. Apakah ada yang dapat menyatakan ia secara pribadi menyerahkan uang pada Adam?"
"Winifred yang menjadi perantara mereka."
"Winifred? Demi Tuhan, Macv wanita itu bisa di
bilang tidak punya cukup inisiatif. Apa yang mem?
buatmu berpikir ia mampu mengkoordinasi strategi
penyuapan?"
' "Justru itulah. Sementara Robert dan Len mengakui bahwa Winifred mengetahui seluk?beluk urusan
bisnis dan titik?titik kelemahan mereka, mereka juga
menyatakan ia tidak akan pernah melakukan sesuatu
seperti itu sendirian."
"Mac," protes Nell, "coba simak ucapanmu. Kau
menerima pernyataan teman?teman lamamu bahwa
mereka bersih, sebersih salju, dan bahwa suamiku
maling. Bukankah dengan kematian Adam mereka
punya kambing hitam yang sempurna atas pelanggaran yang mereka lakukan?"
"Oke, coba aku tanya ini: dari mana Adam
memperoleh uang untuk membeli properti di Twentyeight Street itu?"
"Ia memperolehnya dariku."
Cornelius MacDermott menatap cucunya. "Jangan
bilang kau menggunakan uang dari dana perwalian<
ITJU.
131 "ltu hakku, bukan? Aku meminjamkannya pada
Adam untuk membeli properti itu dan memulai usahanya sendiri. Kalau ia metnang menerima uang dengan cara seperti yang kausebut tadi, apakah ia masih perlu meminjam dari aku?"
"Bisa saja, kalau ia tidak ingin meninggalkan
berkas?berkas hitam di atas putih. Nell, dengar?kalau temyata suamimu pernah terlibat skandal penyuapan, kau boleh mengucapkan selamat tinggal
pada peluangmu untuk menjadi anggota kongres."
"Mac, saat ini, menjaga reputasi Adam lebih
penting bagiku daripada soal masa depanku sendiri
dalam dunia politik." Ini semua tidak nyata, jerit
Nell dalam hati sambil menutup wajah dengan tangannya selama beberapa saat. Beberapa menit lagi
aku akan bangun dari mimpi buruk dan Adam akan
berada di sini dan semua ini sama sekali tidak terjadi.
Tiba?tiba Nell berdiri dan menuju jendela.
Winifred, batinnya. Winifred yang pendiam dan pemalu. Saat aku melihatnya melangkah keluar dari
lift itu. aku langsung tahu ia akan meninggal. Mungkinkah aku dapat mencegahnya? tanyanya dalam
hatii Mungkinkah aku bisa memperingatkannya?
Dari yang dikatakan oleh Mac, Walters dan
Arsdale yakin wanita itu melakukan penipuan. Sulit
bagiku untuk percaya bahwa Adam akan mengajaknya bekerja di perusahaannya kalau tahu Winifred
tidak bisa dipercaya.
Pokoknya jelas. putus Nell. Kalau memang terjadi
tindak penyuapan, Adam sama sekali tidak terlibat
di dalamnya.
132 "Nell. kau tahu ini membuka sudut pandang baru
sehubungan dengan peristiwa peledakan itu," ujar
Mac, membuyarkan lamunannya. "Tidak mungkin
itu kecelakaan, dan hampir pasti tujuannya adalah
untuk memastikan agar tidak ada orang di kapal
yang bisa membeberkan apa?apa pada kejaksaan."
Persis seperti peristiwa arus balik itu, batin Nell
sambil mengalihkan perhatiannya kembali kepada
kakeknya. Gelombang demi gelombang menerpaku,
sehingga aku sulit menemukan keseimbangan. Aku
hanyut semakin jauh oleh arus menuju ke tengahtengah laut.
Mereka masih berbincang?bincang selama beberapa saat mengenai peledakan itu, dan mengenai kasus penyuapan yang dideskripsikan oleh Walters dan
Arsdale. Merasa Nell semakin menarik diri, Mac
mencoba membujuknya pergi bersamanya untuk makan malam, namun Nell menolak.
"Mac, aku tidak bisa menelan apa?apa saat ini.
Tapi secepatnya, aku janji. Tak lama lagi aku akan
mampu membahas semua ini," ujarnya.
Setelah kakeknya pergi. Nell masuk ke kamar tidur, lalu membuka pintu lemari pakaian Adam. Jas
berwama biru tua yang dikenakan suaminya sepulangnya dari Philadelphia masih tergantung di tempat ia
menggantungkannya keesokan paginya. Ketika
Winifred datang pada hari Jumat sore, rupanya aku
telah memberikan jas yang lain, ujarnya dalam hati.
Memang persis seperti ini. tapi kancingnya dari perak. Kalau begitu, jas inilah yang dikenakan Adam
pada hari sebelum ia meninggal.
Nell mengambil jas itu dari gantungannya ke
133 mudian menyusupkan lengannya. Tadinya ia berharap
bisa merasa terhibur. seperti dirangkul oleh lenganlengan Adam, tapi yang ia rasakan malah sesuatu
yang asing dan tidak enak, yang tiba?tiba diikuti kenangan luapan amarah yang terjadi di antara mereka
pada pagi terakhir itu, yang membuat Adam bergegas
pergi tanpa membawa jas itu.
Masih mengenakan jas itu, Nell mondar?mandir
dengan resah di seputar kamar itu. Kenyataan yang
pahit dan tidak menyenangkan mulai menghantuinya.
Selama beberapa bulan Adam suka marah?marah.
Selain ketegangan normal yang terjadi saat tnembuka
usaha baru, adakah hal lain yang mengganggu pikirannya? Mungkinkah terjadi sesuatu yang berada di
luar pengetahuannya? Mungkinkah Adam memiliki
alasan untuk cemas menghadapi penyelidikan ini?
Ia berhenti melangkah dan sesaat berdiri termenung, menimbangqiimbang kembali apa yang dikatakan Mac kepadanya sebelum ini. Akhirnya ia menggelengkan kepala. Tidak. tidak. Aku tidak akan per?
nah mempercayai itu, ujarnya pada dirinya sendiri.
134 Kamis, 15 Juni
23 SETELAH menerima panggilan dari partnernya mengenai lelaki yang diciduk di dermaga sehari sebelumnya dan ditahan untuk diinterogasi. Jack Sclafani
bergegas meluncur ke pusat kota untuk menemui
George Brennan.
"Rasanya terlalu mudah," ungkap Brennan padanya. "Kalau kau melihat perkembangannya, orang
ini bukan saja pelakunya, tapi ia duduk?duduk di se?
kitar tempat itu seolah menunggu ditangkap."
Ia memberikan kepada Jimmy data?data yang dimilikinya mengenai Jed Kaplan. "Usianya tiga puluh
delapan tahun. Dibesarkan di Manhattan. Stuyvesant
Town. East Fotuteenth Street. Selalu bermasalah.
Catatan kejahatan di masa remajanya disegel, tapi
sebagai orang dewasa ia pernah dua kali mendekam
sebentar di Riker's lsland karena memukuli orangorang di bar. Rupanya ia menjadi kejam setelah banyak minum atau berada di bawah pengaruh obatObatan terlarang."
Brennan nienggylengkan kepalanya dengan sinis
[ 37 E-Booh by :yuuqy_urr
saat meneruskan kata?katanya, "Ayah dan kakeknya
adalah pengusaha bulu binatang yang dihormati. Ibunya seorang wanita tua yang baik. Keluarganya (lulu
memiliki bangunan ttla di Twenty?eighth Street.
Adam Caulii'f membelinya dari ibu Kaplan dengan
harga yang cukup adil tahun lalu. Kaplan kembali
ke New York bulan lalu, setelah lima taburi di
Australia. Dari yang dikatakan para tetangga. ia
menjadi mata gelap begitu mendengar ibunya telah
menjual bangunan itu.
"Yang membuatnya kalap adalah bahwa nilai
properti itu naik tiga kali lipat karena gedung
Vandermeer, sebuah bangunan tua di sebelahnya
yang tadinya menjadi landmark, terbakar habis bulan
September yang lalu. Bangunan itu tidak bisa menjadi
lcmdmark kalau sudah jadi tumpukan abu. Karena
itu tanah itu dijual pada Petet" Lang, pengusaha real
estate yang berhasil, yang kalau kau ingat, adalah
orang yang seharusnya juga berada di atas kapal itu
sewaktu meledak. tapi tidak menghadiri penemuan
itu karena kecelakaan yang dialaminya dalam perjalanan menuju pusat kota."
Brennan mengalihkan matanya ke mejanya. lalu
meraih poci kopi yang sekarang sudah dingin. "Adam
Cauliff terlihat transaksi dengan Lang dalatn penibangunan kompleks pertokoan?perkantoran?apartemen
mewah di atas rangkaian properti itu. Ia mendesain
menara yang akan berdiri persis di tempat keluarga
Kaplan dulu menggantung hulu?bulu binatang mereka.
Jadi kita memiliki peluang dan motif?Kaplan muda
marah karena propertinya terjual dengan harga jauh
di bawah nilai yang sesungguhnya. Tapi apakah itu
138 cukup untuk menahan serta mengadilinya? Tentu
saja tidak. tapi setidaknya ini permulaan yang baik.
Ayo, ikutlah bersamaku. Ia ada di dalam."
Kaplan mengangkat wajahnya ke arah Brennan
kemudian menyeringai.
Hanya dengan melayangkan pandangan sekilas
ke arah Kaplan. .lack tahu bahwa mereka berhadapan
dengan bandit kelas teri. Penampilannya menyatakan
bahwa ia bersalah; matanya yang licik; seringainya
yang seperti terukir di wajahnya; cara ia duduk di
belakang meja yang seakan?akan siap melompat berdiri dan menyerang?atau kabur. Ditambah dengan
bau samar?samar'ganja yang menempel pada pakaiannya.
Aku berani bertartlh ia memiliki daftar kejahatan
yang panjang di Australia, batin Jack.
"Apakah aku ditahan?" tanya Kaplan dalarn nada
menuntut. '
Kedua detektif itu saling berpandangan. "Tidak1
statusmu bukan sebagai tahanan," sahut George
Brennan.
Kaplan menggeser kursinya ke belakang. "Aku
mau keluar dari sini."
George Brennan menunggu sampai mereka berada
di luar jangkauan telinga Kaplan, lalu berpaling
pada sobat lamanya dan bertanya dalam nada serius,
"Bagaimana menunttmu?"
"Tentang Kaplan? la bajingan," sahut Jack
Sclafani. "Dan apakah menurutku ia mampu meledakkan kapal itu? Ya, ia mampu." la terdiam untuk
sesaat. "Tapi yang masih mengganggu pikiranku
adalah kalau ia memang pelakunya, kurasa ia tidak
139 akan begitu bodoh berkeliaran di sekitar dermaga
itu. Tarnpangnya mungkin tidak bisa dipercaya. tap1
apakah ia setolol itu?"
24 MENJELANG fajar, Ken dan Regina Tucker dikejutkan
oleh jerit ketakutan yang berasal dari kamar tidur
putra mereka. Ben. Sudah dua kali, sejak perjalanan
kurang menyenangkan ke New York City itu, Ben
mengalami mimpi buruk yang menakutkan.
Mereka langsung melompat tumn dari tempat tidur dan bergegas mendorong pintu kamar putra mereka, menyalakan lampu. dan cepat?cepat masuk.
Ken segera mengangkat anak kecil itu dan memeluknya erat-erat.
"Tidak apa-apa, Nak, tidak apa?apa," bujuknya
menenangkan.
"Suruh ular itu pergi," isak Ben. "Suruh dia per<
'"
[. g "Ben, itu cuma mimpi buruk," ujar Regina sambil
mengusap dahinya. "Kami di sini bersamamu: kau
aman."
"Ceritakan pada kami, usul Ken.
"Kita sedang berlayar di sungai, dan aktl sedang
melihat?lihat lewat selusuran pagar. Dan kemudian


Sebelum Aku Pergi Karya Mary Higgins Clark di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kapal yang satu itu..." Mata Ben masih tertutup sementara suaranya bergetar dan menghilang.
!) 140 Kedua orangtuanya saling berpandangan. "Seluruh
tubuhnya gemetar," bisik Regina.
Hampir setengah jam sebelum mereka betul?betul
yakin Ben sudah tertidur. Saat kembali ke kamar tidur mereka sendiri, dengan suara rendah Ken berkata.
"Kurasa ada baiknya kita membawa Ben pada orang
yang ahli. Aku sendiri jelas bukan ahli dalam hal
ini, tapi dari yang kubaca dan kulihat di TV, kelihatannya ini kasus yang mereka namakan postlraumatic stress syndrome. "
la duduk di tepi tempat tidur. "Benar- benar brengsek. Kau mencoba memberikan anakmu hari yang
menyenangkan di New Yo1k,tapi nasibnya yang
kurang baik membuatnya melihat kapal yang meledak
dengan empat orang di dalamnya. Kalau saja kita tidak ke mana? mana waktu itu."
"Kau yakin ia benar?benzu melihat orang?orang
itu saat tubuh mereka berhamburan ke mana?mana?"
"Dengan kondisi penglihatannya, mungkin saja.
Anak yang malang. Tapi ia masih muda dan kuat.
Dengan sedikit bantuan, ia akan pulih kembali. Aku
tahu ini sudah hampir waktu untuk bangun, tapi kita
coba tidur sebentar lagi. Aku akan menghadapi hari
yang sibuk nanti. dan aku tidak ingin jatuh tertidur
saat menjalankan tugasku."
Regina Tucker mematikan lampu lalu merebahkan
diti, sambil bergeser ke dekat suaminya untuk mendapat kehangatan. Kenapa Ben bermimpi tentang
ular? ia bertanyavtanya dalam hati. Mungkin karena
ia tahu bahwa aktl takut pada ular. batinnya. Mungkin
aku terlalu sering membicarakan itu. Tapi itu tidak
menjelaskan kenapa ia menghubungkan ketakutanku
141 pada ular dengan mimpi buruknya mengenai kapal
itu. Dengan perasaan sedih dan bersalah, ia menutup
mata dan memaksa diri unluk tidur, meski pada
waktu yang bersamaan seluruh indranya mrjaga untuk
menangkap jeritan Ben begitu ia mengalaml m|mp|
buruk lagi.
25 PADA Misa untuk mengenang Adam Cauliff pada
hari Kamis pagi, Nell duduk di bangku deretan paling depan, 'diapit kakek dan bibi ayahnya. Ia merai
sa jauh, seperti orang asing yang sedang mengamau
upacara itu. Selagi ritual itu berlangsung, berbagal
kenangan membanjirinya. berbaur dengan segala .sesuatu yang berkecamuk di dalam pikirannya saat itu.
Ia pernah duduk di sini, di deretan yang sama
sekitar dua puluh dua tahun yang lalu untuk mengikuti Misa yang persis sama?untuk ibu dan ayahnya.
Jenazah mereka. sama seperti Adam. telah hilang
dalam ledakan saat pesawat mereka jatuh.
Adam adalah anak tunggal, putra dari dua anak
tunggal.
Aku juga anak tunggal, putri dan' dua anak
tunggal. .
Ayah Adam meninggal ketika ia masih duduk d|
sekolah menengah, ibunya tidak lama setelah ia menyelesaikan kuliah.
142 Apakah kenyataan itu yang membuat Adam tertarik padanya? balin Nell. Perasaan kesepian yang
sama?sama mereka alami itu"!
Ia masih ingat, pada kencan mereka yang pertama
Adam mengatakan. "Aku tidak pernah kembali ke
Nunh Dakota lagi. Aku tidak punya siapa?siapa di
sana, dan aku merasa lebih dekat dengan temanteman yang semasa kuliahku dibandingkan dengan
mereka yang tumbuh bersamaku."
Sejak Adam meninggal, ia belum mendengar apaapa dari teman?teman masa kuliahnya itu. Rasanya
mereka tak ada di sini sekarang untuk mengikuti Misa.
Kehidupanku begitu penuh, batinnya. Begitu sibuk. Selalu begitu banyak yang terjadi. Aku cuma
menyelipkan Adam ke dalam rutinitasku sebagaimana
aku akan menyelipkan sebuah lugas atau tanggung
jawab baru. Aku mengahaikannya dalam begitu banyak hal. Aku tidak pernah mendesaknya untuk bercerita tentang masa kecilnya. Aku bahkan tidak pernah menanyakan apakah ia akan senang kalau teman
lamanya dalang bertamu.
Di lain pihak. apakah Adam pernah mengusulkan
untuk mengundang mereka?
Aku akan langsung membolehkannya batin Nell.
Gereja itu penuh dengan leman?temannya, temanteman Mac, para tokoh masyarakat yang menganggap
mereka keluarga.
Tangan Mac terasa di bawah lengannya. mengajaknya berdiri. Munsignor Duncan membacakan lnjil.
Lazarus, yang bangkit dari kemalian.
Kembalilah, Adam, aku mohon, kembalilah, bisiknya.
143 Monsignor berkhotbah mengenai tindak kekerasan yang telah meminta korban nyawa empat
orang yang tidak bersalah. Kemudian ia kernhall
ke altar.
Tenggang waktu sebelum pembenan berkat terakhir, balin Nell. Kemudian ia menyadari Mac telah
meninggalkan sisinya dan menaiki tangga menuju
mimbar.
Mac berdiri di belakang mimbar. "Adam adalah
cucu menantuku," ujarnya. memulai.
Mac membawakan elegi untuk Adam. batin Nell.
Ia tidak mengatakan padaku bahwa ia akan melakukan itu. Setelah itu terlintas dalam benaknya bahwa
mungkin tak ada orang yang mengajukan diri untuk
berbicara; tak seorang pun mengenal Adam cukup
baik atau cukup akrab untuk membawakan elegi.
Untuk sesaat, Nell merasa dirinya nyaris tertawa
histeris ketika ia ingat lelucon yang kadang?kadang
diceritakan Mae dalarn kampanye?kampanye unluk
rnengolok?olok lawan politiknya: "Pat Murphy meninggal, dan pada Misa. pastor berdiri untuk meminta
seseorang mengucapkan elegi. Tapi Pat. entah kenapa.
tidak punya teman yang betul?betul dekat dengannya
di dunia ini. sehingga tidak ada yang berdiri. Pastor
meminta lagi, tapi sekali lagi tidak ada yang maju.
Sewaktu meminta untuk ketiga kali, si pastor mulai
kesal, sehingga dalam nada meninggi ia berkata.
"Kita tidak akan meninggalkan gereja ini sebelum
seseorang berbicara untuk Pat Murphy," Mendengar
itu seseorang berdiriv lalu menyahut, 'Kakaknya
jauh lebih parah daripada dia.""
Adam, mengapa tak seorang pun mengatakan se
144 suatu untukmu? batin Nell. Kenapa ada orang yang
cukup membencirnu hingga membunuhmu?
Mac sudah kembali dari mimbar. Kemudian tiha
pemberkalan akhir. yang disusul dengan lagu penutup.
Misa akhirnya selesai.
Sewaktu Nell berjalan bersama Mac dan Gen
meninggalkan gereja, seorang wanita mendekat. "Boleh aku bicara dengan Anda?" tanyanya. "Aku |nohon. lui penting."
"Tentu." Nell memisahkan diri dari Mac dan
Gert. Aku mengenal wanita ini. batinnya. Tapi di
mana? ?
Wanita itu hampir seusia Nell, dan seperti Nell.
juga mengenakan pakaian hitam. Matanya sembap.
garis?garis kesedihan kelihatan membayang di wajahnya. Ini Lisa Ryan. hatin Nell. akhirnya ia teringat
foto yang dilihatnya di surat kabar. Suaminya. Jimmy,
berada di kapal itu bersama Adam. la meneleponku
setelah beredar rumor yang menyatakan peledakan
itu mungkin diakibatkan tindak bunuh diri, dan bahwa
suaminya mungkin bertanggung jawab atas kematian
dari beberapa orang itu. Saat menelepon, ia mengakui
suaminya sedang gundah namun ia bersikeras bahwa
laki?Iaki itu tidak akan pernah secara sengaja melukai
orang.
"Mrs. Caulifl'," ujar Lisa buru?_huru untuk memulai. "Aku ingin tahu bisakah aku bertemu Anda
dengan lebih leluasa. Kalau bisa secepatnya. lni
penting sekali." la melayangkan pandangan ke sekelilingnya dengan was?was. Tiba?tiba matanya melebar, dan kelihatannya ia sedikit panik. "Maafkan
aku karena mengganggu Anda." ujarnya cepat?cepal,
145 kemudian berbalik dan bergegas menuruni tangga
gereja.
la ketakutan, batin Nell. Tapi kenapa? Dan apa
sebetulnya masalahnya?
Nell menoleh dan melihat Detektif Brennan.
bersama lelaki lain. keluar dan' gereja dan berjalan ke
arahnya. Kenapa, tanyanya dalam hati, begitu melihat
kedua lelaki itu janda Jimmy Ryan menjadi ketakutan?
26 PADA hari Kamis sore itu, Bonnie Wilson menelepon
Gert MacDermott dan bertanya apakah ia bisa marnpir sebentar di rumahnya untuk kunjungan singkat.
"Bonnie. terus terang, hari ini sebetulnya kurang
tepat untukku," ujar Gert. "Misa untuk mengenang
Adam Cauliff baru diadakan tadi pagi, dan sesudah
itu kakakku menyelenggarakan makan siang di Plaza
Athene'e. Aku baru tiba di rumah. 1ni betul-betul
hari yang panjang."
"Gert. aku cuma merasa aku harus mampir sebentar. Aku bisa sampai di sana dalam dua puluh
menit, dan aku janji tidak akan tinggal lebih lama
dari setengah jam."
Gert menghela napas saat ia mendengar pesawat
di ujung lain ditutup. Setelah hari yang penuh emosi
itu, tadinya ia berharap dapat mengenakan jas kamar
dan menikmati secangkir teh.
Andai kata. sesuai dengan perjalanan waktu. aku
bisa belajar bersikap lebih tegas. lebih berani, ba
146 tinnya. Di pihak lain. Cornelius mungkin sudah cukup tegas untuk kami berdua, putusnya.
Baik sekali ia berbicara demikian baik tentang
Adam, ujarnya dalam hati. Ia mengatakan hal itu
pada kakaknya setelah upacara selesai.
"Politikus yang baik selalu bisa mengatakan sesuatu yang baik tentang siapa pun, Gert," sahutnya
ketus. "Setelah sekian tahun mendengarku membual.
seharusnya kau tahu itu."
Kesal mendengar reaksinya, ia sempat mengingatkan kakaknya untuk tidak memberikan jawaban seperti itu pada Neil, dan kakaknya itu menutup mulut
sewaktu Nell mengucapkan terima kasih padanya.
Oh, Nell yang malang, batin Gert, mengingat
pembawaannya selama upacara tadi pagi. Kalau saja
ia dapat mengekspresikan emosinya sedikit. Namun
yang dilakukannya hanya duduk saja di sana, seperti
orang kena tenung. Mirip reaksinya saat Misa untuk
mengenang Richard dan Joan sekian tahun yang
lalu.
Hari itu, diam?diam Cumelius menangis sepanjang
Misa. Nell?lah, yang ketika itu baru berusia sepuluh
tahun yang menepuk?nepuk tangannya dan mencoba
menghiburnya. Waktu itu, sama seperti hati ini, matanya tetap kering.
Andai kata ia membolehkan aku tinggal bersamanya selama beberapa waktu, ujar Gert dalam hati.
Ia tidak bisa menerima kematian Adam, sama sekali
tidak bisa menerimanya. Sewaktu makan siang setelah
Misa, ia sempat mengatakan, "Rasanya begitu tidak
nyata."
Gert menghela napas saat melintasi kamar tidurnya
147 dan membuka lemari pakaian. Ya Tuhan, kalau saja
Bonnie tidak begitu bersikeras untuk datang. Tapi
setidaknya aku masih sempat berganti pakaian dengan
yang sedikit lebih nyaman.
la mengenakan celana panjang dan baju hangat
dari katun. dan memakai sepatu sandal yang nyaman.
la memercikkan air ke wajahnya, kemudian menyikat
rambutnya. Merasa sedikit lebih segar, Gert melangkah kembali ke ruang duduk, tepat pada waktu pcsawat interkomnya berbunyi dan penjaga pintu gedung menanyakan apakah ia menantikan kedatangan
Miss Wilson.
"Aku tahu kau lebih suka aku tidak datang,". ujar
Bonnie begitu memasuki apartemen itu. "tapi aku
merasa perlu." Matanya yang kelabu mempelajari
wajah Gert. "Jangan begitu khawatir," ujarnya dengan
tenang. "Kurasa bahwa aku bisa menolong kepunakanmu. Perasaanku mengatakan kau bam akan
minum secangkir teh. Bagaimana kalau kita minum
sama?sama?"
Beberapa menit kemudian kedua wanita itu duduk
saling berhadapan di meja kecil di dapur.
"Aku ingat nenekku yang biasa meramal dengan
daun teh," ujar Bonnie. "Ia bisa melakukannya dengan baik. Aku yakin ia memiliki kemampuan supranatural yang ia sendiri tidak mengerti. Setelah secara
persis memprediksi bahwa seorang sepupu akan sakit,
kakekku memintanya berhenti meramal. 1a berhasil
meyakinkan nenekku bahwa kekuatan sugesti adalah
alasan sakitnya sepupunya itu."
148 Jari?jari Bonnie yang panjang menggenggam cangkirnya. Ada sedikit daun teh yang lolos dari saringannya, dan ia menerawanginya antara sadar dan tidak
selama beberapa saat. Rambutnya yang hitam jatuh ke
depan, menutupi wajahnya. Gert mengamati wanita
yang lebih muda itu dengan perasaan yang kurang
enak. Ia tahu sesuatu, batinnya. Ia akan menyampaikan kabar yang kurang menyenangkan. Aku tahu itu.
"Gert. kau tahu fenomena suara hati, kan?" tanya
Bonnie Liba?liba.
"Ya, tentu saja. Atau sebaiknya aku bilang aku
pernah mendengar tentang itu. Setahuku. itu sesuatu
yang amat langka."
"Ya, memang. Seorang klien baru datang menemuiku untuk berkonsultasi kemarin. Aku berhasil
menghubungkannya dengan ibunya yang sudah berada
di alam lain, dan kurasa aku telah membantunya untuk menerima kematian ibunya. Tapi. persis saat
ibunya mengatakan padaku bahwa ia capek dan harus meninggalkan kami, aku merasa ada orang lain
yang mencoba mengadakan kontak denganku."
Gert meletakkan cangkimya.
"Klienku pulang, kemudian aku duduk diam?diam
selama beberapa waktu, menunggu untuk memastikan
apakah ada pesan yang akan disampaikan padaku.
Lalu aku mendengar itu?suara laki?laki. Tapi begitu
pelan sehingga pada awalnya aku tidak bisa menangkap yang dikatakannya. Aku menunggu dan dapat merasakan upayanya, perjuangannya untuk bisa
menghubungi aku, dan setelah itu aku menyadari ia
menyebutkan sebuah nama secara berulang?ulang:
'Nell. Nell, Nell.'"
149 "Apakah...?" Suara Gert menghilang.
Mata Bonnie membesar, dan tampak bersinar.
Maniknya yang tadinya berwarna abu?abu gelap berubah menjadi hitam pekat. la mengangguk. "'Aku
meminta padanya untuk memberikan namanya. Energinya sudah hampir habis, sehingga ia nyaris tidak
bisa berkomunikasi denganku lagi. Tapi tepat sebelum
meninggalkan aku, ia berkata, "Adam, aku Adam."'
27 SETELAH acara makan siang itu berakhir, Nell bersikukuh ingin pulang berjalan kaki sendirian dari Plaza
Athenee Ia tahu perjalanan sepanjang sepuluh blok
kembali ke apartemennya akan berdampak baik baginya, dan ia ingin punya waktu sendirian, hanya
untuk berpikir.
"Mac, aku baik?baik saja," ujarnya pada kakeknya
untuk meyakinkannya. "Aku mohon untuk tidak terus


Sebelum Aku Pergi Karya Mary Higgins Clark di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengkhawatirkan diriku."
Akhirnya ia menyelinap pergi sementara kakeknya
masih sibuk melayani tamu?tamu terakhir, sahabatsahabat lama yang juga merupakan tokoh?tokoh penting. Beberapa di antara mereka bahkan baru selesai
mengungkapkan rasa turut berduka cita mereka sebelum dengan blak?blakan berbicara soal politik dengannya.
Mike Powers, umpamanya, mengatakan, "Nell,
sebenarnya Bob Corman belum melakukan apa?apa
150 selama dua tahun ia menduduki kursi Mac. Kami
merasa lega ia akan bekerja untuk salah satu perusahaan (Iol-wm Internet itu. Itu jalan terbaik, menurutku. Dengan mencalonkanmu, kita bisa menang."
Bisakah aku menang? tanya Nell dalam hati saat
menyusuri Madison Avenue. Apakah kau tetap berpikir demikian setelah tahu bahwa mantan atasan
Adam mencuba melemparkan kesalahan atas tindak
penipuan dan penyuapan yang mereka lakukan pada
Adam dan Winifred?
Mudah sekali menyalahkan dua orang yang sudah
tiada untuk membersihkan nama mereka sendiri, umpat Nell dengan 'marah dalam hatinya. Dan begitu
enak.
Namun demikian Nell tidak dapat menghapuskan
begitu saja ide yang masih menghantuinya itu. Mungkinkah Adam dan Winifred meninggal karena mereka
tahu terlalu banyak mengenai skandal penyuapan
yang sedang diselidiki oleh pihak kejaksaan?
Kalau Adam entah dengan cara bagaimana terlibat.
meski sedikit saja, ia boleh melupakan kursi di
kongres itu?dengan asumsi semua itu terungkap setelah ia mengumumkan pencalonan dirinya.
Lalu bagaimana dengan percakapan singkat di
gereja itu tadi pagi? Mengapa Lisa Ryan menjadi
panik begitu melihat dua detektif yang sedang rnenyelidiki peledakan kapal itu? Mungkinkah suaminya
bertanggung jawab atas peledakan itu? Atau justru
ia target yang sebenarnya? Menurut surat kabar, ia
sempat menganggur selama beberapa waktu, dan
istrinya mengatakan itu terjadi karena suaminya menyebutkan bahwa bahan?bahan bangunan yang di
151 gunakan di bawah standar kualifikasinya. Adakah
sesuatu yang lain yang ia ketahui dan membuatnya
berbahaya bagi orang lain?
Sambil berjalan, Nell mulai merasakan panas sinar
matahari di wajahnya. Akhirnya ia menengadah dan
melihat sekelilingnya, lalu menyadari bahwa sore di
bulan Juni itu sangat indah. Adam dan aku biasa
berjalan?jalan di sepanjang Madison Avenue. kenangnya dengan sedih. Mereka senang melihat?lihat etalase
toko, meskipun jarang sekali membeli sesuatu. Sekalii
sekali mereka makan di salah satu restoran di situ,
tapi lebih sering mereka hanya mampir untuk minum kopi di salah satu kafe.
Keheranannya tak habis?habis melihat begitu banyak restoran yang bisa bertahan di New York. Ia
melewati dua kafe kecil dengan meja-kursi kecil
dari besi tempa di emperannya.
Saat ia memperhatikan, dua wanita mengambil
tempat di meja, kemudian meletakkan kantongkantong belanjaan di dekat mereka. "Kafefkafe seperti
ini membuat aku merasa berada di Paris," ujar salah
satunya.
Adam dan aku melewatkan bulan madu kalni di
Paris. kenang Nell. ltu pertama kalinya Adam ke
sana. Aku begitu antusias memperlihatkan segalanya
kepadanya.
Tadinya Mac kurang senang ia dan Adam menikah sebelum terlalu lama saling mengenal. "Tundalah
setahun lagi," bujuknya. "Saat itu aku akan mengadakan pesta pernikahan yang akan menjadi topik pembicaraan di seluruh kota. Publisitas yang bagus juga."
Mac tidak pernah mengerti rnengapa ia tidak
152 menginginkan pesta perkawinan besar?besaran, tapi
baginya alasannya cukup nyata. Pesta perkawinan
besar?besamn biasanya diperuntukkan bagi mereka
yang memiliki keluarga besar. Ia akan membutuhkan
sejumlah sepupu untuk menjadi pendampingnya; nenek untuk memberikan hadiah?hadiah yang sentimental: keponakan?keponakan untuk menjadi gadis-gadis
pembawa bunga, sekaligus menjadi pencuri perhatian.
Ia dan Adam pernah membicarakan itu. Teman
yang banyak tidak akan dapat menggantikan kehaA
diran keluarga yang paling dekat dalam peristiwa.
peristiwa besar., seperti itu. Dan selain Mac dan
Gert. itu adalah sesuatu yang sama?sama tidak mereka
miliki. Jadi mereka sepakat untuk merayakannya secara sederhana.
"Mari kita membuat pesta pernikahan yang intim
dan pribadi," usul Adam ketika itu. "Kita tidak
membutuhkan sekian banyak reporter menjepretkan
lampu?Iampu blitz mereka ke wajah kita. Dan begitu
mulai mendaftar teman?temanku. akan sulit berhenti."
Di mana teman-temannya itu sekarang? tanya
Nell dalam hati.
Mac benar?benar kalap begitu Nell menyampaikan
bahwa ia dan Adam sudah menetapkan tanggal pemikahan. .
"Siapa sebetulnya dia? Nell. bisa dibilang kau
hampir tidak mengenalnya. Oke. ia seorang arsitek
dari North Dakota yang datang ke New York dengan
pekerjaan ala kadarnya. Apa lagi yang kauketahui
tentang dia?"
Mac?mengingat dia adalah Mae?langsung menv
cari informasi. "la lulusan college yang tidak jelas,
153 Nell. Percayalah padaku, ia bukan keluaran setingkat
Stanford. Dan tempal-tempal ia bekerja dulu cuma
menangani proyek?proyek kecil untuk usaha keluarga,
pusat pertokoan, perumahan unluk ang?Orang lanjut
usia. Hal?hal semacam itu."
Tapi Mac?mengingat dia adalah Mac?hanya
bisa menyalak tapi tidak mengigit kalau semua ini
menyangkut kepentinganku. batin Nell. Sekali tnenerima kenyataan bahwa Nell sudah mengambil keputusan, Mac memperkenalkan Adam pada temantemannya, Robert Walters dan Len Arsdale, dan mereka memberi pekerjaan pada Adam.
Nell tiba di pintu bangunan apartemennya. Sebelas
tahun yang lalu ketika membeli apartemennya itu. ia
baru lulus college. Mac tidak bisa mengerti mengapa
ia tidak mau tinggal_bersa|nanya di rumah kediamannya yang megah.
"Sudah waktunya, Mac," kilahnya waktu itu.
Carlo. si penjaga pintu. baru mulai bekerja pada
saat itu. Ia ingat laki-Iaki itu membantunya menurunkan barang?barang dari mobil. bawaannya dan'
rumah Mac. Hari ini. pria itu tampak prihatin saat
membukakan pintu baginya. "Hari yang berat untuk
Anda. Ms. MacDermotL" ujarnya, rasa simpati membayang'di matanya.
"Kau benar, Carlo," Entah mengapa nada prihatin
dalam suara lelaki ini membuatnya terhibur.
"Aku harap Anda bisa meluangkan waktu untuk
beristirahat."
"ltu justru yang kuinginkan."
"Anda tahu, aku terus teringat pada wanita yang
bekerja untuk Mr. Cauliff," ujar Carlo.
154 "Maksudmu Winifred Johnson?"
"Ya. la datang kemari minggu lalu, pada hari
terjadinya kecelakaan itu."
"Ya."
"la selalu salah tingkah kalau datang ke sini;
maksudku sepertinya ia minder."
"Ya." sahut Nell lagi.
"Minggu lalu. sewaktu aku mempersilakannya
keluar, telepon selulernya berbunyi. la berhenti melangkah untuk menerimanya. Mau tidak mau aku
menguping. Ternyata dari ibunya. Apakah ibunya
tinggal di rumah perawatan?"
"Ya. di Old Woods Manor, White Plains. Ayah
dari salah seorang temanku juga dirawat di sana.
Tempat yang bagus sekali untuk rumah perawatan."
"Sepertinya ibu Ms. Johnson mengeluh ia sedang
stres," ujar Carlo. "Mudah?mudahan ada yang menengok wanita tua itu sekarang setelah Ms. Johnson
meninggal."
Satu jam kemudian. setelah mandi dan mengganti
pakaiannya dengan jaket dan celana panjang denim,
Nell memasuki lift untuk turun ke garasi, lalu menuju
mobilnya. Ia merasa malu karena tidak terlintas
sama sekali dalam benaknya selama seminggu ini
untuk menghubungi ibu Winifred, setidaknya untuk
menyatakan simpatinya, dan memastikan apakah ada
sesuatu yang dapat ia lakukan baginya.
Tapi saat menelusuri FDR Drive yang selalu padat, ia harus mengakui pada dirinya sendiri bahwa ia
memiliki alasan lain untuk kunjungan mendadaknya
155 ke Old Woods Manor. Teman yang memiliki ayah
yang juga dirawat di sana pernah menyatakan bahwa
tempat itu mahal sekali. Saat merenungkannya kernbali, ia mulai mempertanyakan sudah berapa lama
Mrs. Rhoda Johnson menghuni tempat perawatan itu,
serta bagaimana Winifred mampu membayarnya.
la ingat Adam pernah mengatakan bahwa tidak
ada yang tidak diketahui Winifred mengenai selukbeluk bisnis konstruksi. Dan Mac pernah berkomentar
bahwa Winifred mungkin tidak senaif yang disangka
orang.
Kini Nell mulai mempertanyakan apakah kebutuhan seorang ibu yang sedang menderita tidak mengilhami Winifred untuk memanipulasi yang ia ketahui
mengenai bisnis yang berlangsung di bawah meja
itu. Mungkin ia tahu sesuatu mengenai kasus Walters
dan Arsdale seperti yang pernah disinggung Mac
tempo hari. Mungkin justru dialah penyebab kapal
itu diledakkan?dan Adam meninggal.
28 TADINYA Peter Lang bermaksud menghadiri Misa
yang diadakan untuk Adam Cauliff, tapi pada saat
terakhir ia menerima telepon dari Curtis Little, pejabat di Overland Bank, salah satu rekanan potensial
dalam proyek Vandermeer Tower. Little ingin ia
memberikan masukan kepada partnernya, John
Hilmer, mengenai perkembangan status negosiasi.
156 Satu?satunya waktu yang dimilikinya untuk pertemuan
ini jatuh bersamaan dengan Misa itu.
Mereka bertemu di r'uang rapat dir'eksi kantor
Peter yang luas di Forty?ninth Street dan Avenue of
the Americas.
"Ayahku tidak pernah berhenti mengomel sejak
mereka mengganti nama Sixth Avenue menjadi
Avenue of the Americas," ujar Peter pada Hilmer
saat mereka mengambil tempat di meja rapat.
"Ruangan?ruangan ini tadinya adalah kamarnya, dan
sampai hari pensiunnya ia selalu mengatakan pada
semua orang bahyva ia bekerja di Sixth Avenue. Ia
memang pria yang sederhana."
Hilmer tersenyum ringan. lni pertemuan pertamanya dengan Peter Lang yang legendaris itu, dan
tidak terlihat kesan "sederhana" dalam diri lelaki ini.
Bahkan dengan bekas?bekas memar dan lecet akibat
kecelakaan itu, Lang yang memang tampan menampilkan sikap menguasai keadaan dan ia mengenakan
pakaian mahalnya dengan elegan.
Nada basa?basinya menghilang begitu ia menunjuk sebuah maket yang masih diselubungi kain di
atas meja itu. "Curt, sebentar lagi kau dan John
akan melihat maket sebuah kompleks pertokoanperkantoran?apartemen yang didesain oleh lan Maxwell. Seperti kalian lahu, Maxwell belum lama ini
merampungkan bangunan pemukiman dan bisnis
berlantai lima di Lake Michigan yang memenangkan
penghargaan. Banyak yang menilai hasil rancangannya itu sebagai bangunan yang paling indah dan penuh imajinasi yang pernah dibangun di daerah
Chicago selama dua puluh tahun terakhir."
157 la berhenti sebentar. sementara yang lain melihat
ekspresi kesakitan di wajahnya.
Sambil tersenyum minta maaf Lang mengeluarkan
pil yang ia telan cepat?cepat dengan air.
"Aku tahu lampangku babak belur. tapi yang
benarabenar menjadi masalah adalah igaku yang retak," ia menjelaskan.
Curtis Little, berumur lima puluhan, berambut
keperakan, dan selalu terlihat gugup, menjawab dengan datar. "Mengingat situasinya, aku yakin kau
bersyukur menerima memar?memar dan iga yang retak itu, Peter." Sambil mengetuk?ngetukkan jari?jarinya di atas permukaan meja, ia menambahkan, "Yang
membawa kita ke pokok pembicaraan pertemuan ini.
Bagaimana situasi kita sekarang sehubungan dengan
pmperti Adam Cauliff?"
"Curt, kau tahu persis duduk perkaranya sejak
awal," ujar Peter. "tapi ada baiknya aku memberi
masukan padamu, John. Seperti kau tahu, blok?blok
di Twenty?third Street dan Thirty?first Street di West
Side merupakan kawasan Manhattan yang siap menghadapi tahap pemugaran. Prosesnya sudah dimulai.
Aku sudah berupaya selama beberapa waktu agar
rumah keluarga Vandermeer itu dialihkan dari statusnya sebagai landmark. Kita semua sependapat
bahwa betul?betul berlebihan untuk mempertahankan
kawasan potensial seperti itu hanya untuk alasan
sentimental. Bangunan yang sudah rapuh dan tidak
berguna, yang seharusnya sudah diratakan dengan
tanah bertahunvtahun yang lalu. Bangunan
Vandermeer itu merupakan contoh yang bagus dari
sistem birokrasi yang bobrokwbangunan itu bukan
158 hanya duri dalam daging, tapi sejak awal juga tidak
menarik."
Lang menyadarkan tubuh ke punggung kursi,
sambil mencoba menemukan posisi yang lebih nyaman. "Di balik keyakinanku bahwa tempat itu tidak
layak mendapat status sebagai landmark. kuakui bahwa aku tidak bisa memastikan apakah aku akan berhasil meyakinkan Dewan untuk menghapus nama
bangunan itu dari daftar mereka. Karena itulah aku
tidak pernah secara serius menjajaki properti milik
keluarga Kaplan yang terletak di sebelahnya. Namun
aku masih berusaha mendesak mereka, dan akhirnya
aku berhasil. Ironisnya. tentu saja, bangunan itu terbakar_?dengan si wanita malang itu di dalamnyahanya beberapa jam setelah Dewan menggugurkan
statusnya." la menyunggingkan senyum sedih.
Lang meraih gelasnya kembali. Ia membiarkan
airnya menempel sesaat di bibirnya yang bengkak
sebelum menelannya. "Seperti kalian tahu, sementara
aku berupaya membebaskan status bangunan
Vandermeer, Adam Cauliff membeli properti milik
keluarga Kaplan. Aku menawarkan padanya untuk
membeli properti itu dua kali harga dari yang sudah
dibayarnya, tapi rupanya bukan itu yang ia inginkan.
la malah mengusulkan dirinya menjadi arsitek kompleks yang akan kita bangun, dan ia ingin melibatkan
Sam Krause di dalam pengembangannya."
Curtis Little mengubah posisi duduknya. "Peter,
kami tidak bersedia mendanai proyek yang diajukan
oleh Adam Cauliff. Hasil rancangannya sama sekali
tidak orisinil. kaku, tidak menarik, dan menyalahi
nnrma?norma arsitektur."
159 "Kebetulan aku juga berpendapat begitu." sahut
Lang. "Adam menganggap ia dapat mengikat penjualan properti itu ke dalam paket kontrak yang me<
nyertakan dirinya sebagai arsitek. la mengira kita
akan mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkan
Pedang Siluman Darah 24 Misteri Si Cadar Berdarah Pengemis Binal 25 Petualangan Roh Iblis Kisah Tiga Kerajaan Sam Kok Romance Of The Three Kingdom Karya Luo Guan Zhong
^