Pencarian

Pendekar Gurun Neraka 10

Pendekar Gurun Neraka Karya Batara Bagian 10


T er dengar suar a "pla kk! "

Ker as sekali dan ka kek itu ter pelanting j atuh! "Uw ahh, hebat...... hebat dan tang kas bukan m a i n ! Heh -h e h -heh, or ang sehat m enyer ang or ang gila, bukank ah ini kej adian yang gila -g ilaan sekali, ana k m uda? "

Kake k itu m elom pat bangun dan m engusap pipi kir iny a yang m at ang kebir uan.

Dia m asih ter kekeh - kekeh, nam un sepasang m atanya y ang bulat kecil itu m enyinar k an api kem ar ahan.

Diam -diam ka ke k in i ter kej ut sekali.

S ungguh dia tidak m eny angka bahw a w anit a c antik yang tiba - tiba m enj adi gal ak itu dapat m enam par m uka nya dalam sekal i gebr ak.

K ar ena ter lalu m em and a n g r endah dan m elihat gadis itu sel am a ini tam pak penur ut dan dipandangnya sebagai w a n ita lem ah, m aka di a har us m ener im a puku lan itu.

T entu saj a kakek ini kaget bukan kepal ang.

Lom p a t a n yang sepesat bur ung w alet dar i gadis itu benar -benar m enunj ukkan kem ahir an ginkangnya yang lu ar biasa, dan hal ini sungguh di luar dugaannya.

Dia tida k tah u bahw a gink ang Coan -goat-hui (T er bang M ener j ang B ulan) yang dim iliki oleh gadis ini m em ang bukan g inkang sem bar angan.796 K epandaian ini dap at m em buat gadis itu m elesat ke depan dengan kecepat an k ilat, seo lah -olah ter bang saj a.

Itulah sebabnya tid ak ter lalu m engher ankan apabila Dew a M onyet yang sam a sekali tidak m engenal ke lihaian g adis ini h ar us m ener im a tampar an yang m em buat pipinya panas dan m atang kebir uan.

P ek Hong yang ber hasil m enam par m uka kakek itu dengan pukulan ker as, m asih kur ang puas.

O m ongan liar dan seenak per ut sendir i yang diucapkan kake k i tu m asih m em buat kem ar ahannya ber kobar .

M aka dia hendak m ener j ang lagi.

Nam un, sebelum dia m elom pat m aj u, tiba -tiba tangannya dipegang dar i belak ang dengan j epitan kuat.

B u K ong tel ah ber ada d i sam pingny a dan pem uda ini m em andangnya dengan alis ber ker ut.

"Hong -m oi, kenap a kau m em balas keb aikan or ang dengan pukulan ? "

Pem uda itu m enegur . P ek Hong m em belalakkan m atanya y ang ber api - api dan sam bil m em banting kaki kir inya ia m enj aw ab m ar ah.

"B aik apanya, Y ap ko ko? Dia telah m enghinaku sec ar a ter ang -ter angan, m encaci m aki dir iku dengan m engatakannya797 sebagai or ang g ila. Dan hal ini kausebut bai k? B egitukah? Jadi kaupun hendak m engatakan bahw a aku ini m em ang gi la ? "

Ham pir saj a tang isnya m eleda k l agi dan B u K ong m enar ik napas panj ang.

Dia tahu bahw a gadis cantik ini m ar ah sek ali m endengar kata - kata Dew a M onyet yang am at m enyinggung per asaan.

A kan tetapi, bukankah om ongan m anusia sinting m acam itu tida k per lu dim asukk an hati? "S stt, Hong -m oi, j angan m em buat ker ibutan di sini.

B agaim an apun j uga kakek itu telah m em bantum u, m em bantu kita ber dua.

M as a kita hendak m em balasnya dengan s ikap t idak pantas? "

"P er duli apa? D ia tua bang ka yang tidak tahu m alu! Dia telah m enghina dan m em per m ainkan dir iku sesuka hati. M asa aku har us di am saj a? Y ap -koko, kake k j ahanam ini sam a se kali t idak m elepas budi kepadaku, m aka k alau sek ar ang akupun m enghaj ar dir inya y ang telah ber kali -k ali ber sikap tida k pant as kepadaku, kukir a hal ini sudah selay aknya. A pak ah k au hendak m em belanya? "798 Dua pasang m a ta ber adu p andang dan B u K ong m elihat betapa sepasang m a ta indah itu m engeluar kan api kem ar ahan yang ber kobar - kobar . P em uda ini ter kej ut, akan tetapi di a dapat m enenangkan per asaannya yang ber getar . Dengan lem but dia m enekan telapak tangan untuk m enenangka n hatiny a, la lu ber kata dengan suara per lahan.

"Hong -m oi, a ku tahu akan sem ua kejadian yang kaua lam i. M em ang sebenar nya akulah yang ber hutang budi kepada kakek itu, buk an engkau. A kan tetapi, bu kankah kedatanganm u ke sini ada lah untuk m inta per tolongannya? Nah, m eskipun buk an engkau yang secar a langsung m ener im a budinya, akan tetapi bagaim anapun juga dia telah m em bantu kita. M em andang m uka ku, m asa eng kau m asih hendak nekat m enyer ang kakek itu ? Hong -moi, kau tahu b ahw a K auw -sian or ang yang t idak w ar as pikir annya, apakah engkaupun hendak m eladeni or ang sem acam itu? Or ang sehat m enyer ang or ang gila, hal ini sungguh akan m em buat bahan ter taw aan or ang belaka! "

Dengan kata -k atanya ini pem uda itu ber ar ti telah m engatakan bahw a sebag ai or ang yang sehat pikir an tidak sehar usnyalah P ek Hong m engum bar799 kem ar ahan ter hadap seor ang gila seper ti Dew a M onyet yang j ela s ag ak ter ganggu p ikir annya itu.

Dan P ek Hong yang m endengar ur aian ini ser ta tekanan lem but pada telapak t angannya itu ber hasil dir edakan kem ar ahannya.

G adis ini m er asa betapa getar an halus yang hangat m em asuki lengannya dan seketik a api kem ar ahannya padam.

P andangan m ata yang lem but m esr a dan penuh penger tian dar i pem uda itu m em buat gadis ini tida k kuat m em an dang lebih lam a lag i dan tanpa ter asa ia m enundukkan kepalanya.

"Y ap -koko, m aaf kan aku.....

"

Bisikn ya l ir ih dan P ek Hong m enekan guncangan hatiny a yang t iba -tiba ber debar tidak kar uan ket ika ber adu pa nda ng denga n m ur id Ma l a i ka t G ur un Ner aka yang pe nuh p e n gar uh itu.

"Heh heh heh, kalian dua or ang ini ter nyata m anusia -m anusia g ila sem ua. B er ani k alian m engatakan lohu or ang gi la, heh? K epar at! Ditolong or ang m alah m em balas m akian, setan.........! "800 Dew a M onyet m engum pat ma r a h kar ena b iar pun B u K ong ber bicar a denga n suar a per lahan, n am un telinga k akek yang am at taj am itu dapat m endengar sem ua pem bicar aan tadi. B u K ong m em utar tubuh dan m enghadapi k akek ini.

"

Ma a f, Kauw sian, bu ka n m ak sudku untuk m enger uhkan suasana di te mpa t ini.

A palagi, beta pa pu n juga engkau te lah m enolong dir iku.

A ku buka n or ang yang t idak kenal budi, m aka sudah selaya knyal ah ka lau a ku m engucapkan ter im a kasih atas sem ua jer i h payahm u i ni .

A kan tetapi, selain m elepas budi, engkaupun telah m elepas m alapetaka kepad aku.

S epatutnya di sini akupun p antas untuk m em buat per hitungan denganm u.

Nam un, kar ena engkau telah m engem balikan j iw aku dar i m aut, biar lah hutang piutang diantar a kit a dianggap luna s saj a.

Nah, selam at tinggal, a ku tidak akan m engganggum u lagi......! "

Pemuda ini membalikkan tubuh dan menyambar tangan Pek Hong untuk diajak pergi dari tempat itu. Akan tetapi baru selangkah dia berjalan, tiba-tiba Dewa Monyet terkekeh dan melompat maju menghadang dua orang ini sambil bertolak pinggang.801

"Heh-heh, anak muda sombong! Setelah kau memaki lohu masa hendak pergi sedemikian mudahnya? E itt, sabar dulu, tangan lohu g atal- gatal. Terus terang lohu ingin menggebuk kalian dua orang gila ini sepuasnya. Heh-heh.......kerrr!"

Kakek itu berjingkrak sambil mengebutkan lengan bajunya dan.....tiba-tiba meluncur belasan bulu monyet ke arah dua orang muda-mudi itu.

Tentu saja Pek Hong naik darah lagi diserang secara tiba-tiba dengan senjata rahasia aneh berapa bulu-bulu monyet ini.

Kiranya di balik lengan baju kakek itu tersembunyi bulu-bulu kera yangcoklat kemerahan itu.

"Tua bangka tidak tahu diri, kau benar-benar hendak merasakan hajaran dari kami? Baiklah, rasakanini.....!"

Gadis itu membentak dan sekali tangannya meraup, belasan bulu monyet itu ditangkapnya lalu disambitkan kembali ke arah kakek itu d engan kecepatan kilat.

"Wut-wut-wutt !"

Belasan senjata rahasia berupa bulu-bulu halus itu m endadak m engeluar kan suar a ber cuitan dan ber obah kaku seper ti paku -paku b aj a, m enyam bar Dew a M onyet yang ter kej ut m enyak si kan hal ini.802

"E ihh, hebat j uga..... uw ahh! "

Ka kek itu ber ter iak m em uj i dan dia m enghem buskan j ubahnya untuk m enangkis.

"Cr it -cr it- cr itt! "

Dew a M onyet ber ser u kaget k ar ena tiba -tib a saj a j ubah yang dikem bangkan untuk m enangkis bulu - bulu m onyetnya itu m en dadak ber lubang dan senj ata -senj ata r ahasia ini m asih ter us m enem bus ke dalam hendak menusuk kulit dagingnya! "S ilum an.....! "

Ka kek itu m enj er it dan ter paksa dia m em banting tubuhnya ber gulingan untuk m enyelam atkan dir i, bar u setelah itu m elom pat bangun den gan m uka ber obah. K alau tadi dia telah m enyaksi kan kel ihaian gin kang "nyon ya"

Ini, ada lah sekar ang d ia m el ihat dem onstr asi tenaga lw eekang yang hebat sekal i! "Uhh, sialan, ham pir saj a lohu j adi kor ban ! "

Kakek itu ber sungut -sungut dan m atanya ber putar liar .

"A nak ana k m uda, kal ian kir anya or ang -or ang gila yang lihai sekal i. S udah lam a lohu tidak per nah ber tanding, m aka biar lah har i ini lohu ingin m elem as kan o tot -otot dan tulang yang sudah r apuh ini.....

"

Dan ka kek i tu lalu803 ter kekeh sam bil m em utar i dua or ang law annya, sepasang m atanya ber kedip -kedip dan kadang - kadang m enyipit, kedua lengann ya yang panj ang m enj untai itu ber ger ak -ger ak naik tur un dengan sikap ca kar m onyet.

K ar ena ser angan balasan P ek Hong tadi cepat sekali datangny a, kakek ini tid ak tahu dengan apakah y ang lak i -la ki itu m ener im a kebutan senj ata r ahasianya.

Dia h anya m elih at betapa bulu -b u lu m onyet yang t adi m enyam bar pem uda itu sem uanya r untuh ke baw ah dan m enggeletak di atas l antai di depan ka ki pem uda itu.

Dew a M onyet tid ak tahu betap a han ya d engan m eniupkan m ulutnya saj a B u K ong telah ber hasil m er untuhkan sem ua bulu -bulu m onyet yang m enyam bar tiba, dan ini lah dem onstr asi kek u a t a n khikang tingk at tinggi.

Hal in i dilaku kan B u K ong kar ena dia m em ang sengaj a hendak m em buk t ik a n apakah ke kuatannya benar -benar sudah pulih kem bali atau kah belum .

D an ter nyata has il dar i tiupan m ulutnya itu m em uask an seka li.

T entu saj a hal ini m enggir angkan hatinya, m au tak m au di a m er asa kagum ter hadap k akek m onyet yang kini m engam bil si kap ber m usuh an dengan m er eka itu.

Dew a M onyet ini benar -benar804 or ang yang kukoa i seka li, w ata knya ganj il dan li ar seper ti m onyet -m onyet di hutan.

N am un m eskipun begitu dia tetap tida k ingin ber m usuhan dengan kakek ini, apalagi or ang telah m enolong dia dar i cengker am an m aut.

O leh sebab itu, m elihat betapa P ek Hong hendak m elayani ka kek itu yang ter kekeh -kekeh m em utar i m er eka m encar i kesem patan bagus untuk m enyer ang secar a tiba -tiba, pem uda ini cepat m enar ik tangan gadis itu dan m engangkat tangan ke ata s sebagai isyar at.

"K auw -sian, tahan dulu ! "

B u K ong ber ser u.

"K alau k au hendak m engadu kepandaian dengan kam i, har ap kita atur sebaik m ungkin agar per tandingan ini ber sifat latihan! Dengar , aku hendak bicar a.......

"

K akek itu ber henti dan ber dir i ber hadapan dengan pem uda ini sam bil ter kekeh.

"A pa lagi yang hendak kau bicar a kan, an ak m uda? B er sifat latihan m aupun sungguh -sungguh lohu t idak per duli. M asalah kau yang akan m am pus ataukah lohu yang ba kal sekar at j uga t idak m enj adi soal. B icar a apalagi? Heh -h e h -heh........"805

"T idak, aku tid ak m enghendaki sal ah satu di - antar a kita ter luka. K alau engkau yang ter luka b u kankah aku akan dic ap or ang sebag ai pem uda yang tidak kenal budi? Dan sebali knya, j ik a aku yang ter luka m ak a tida k ada gunan ya k au or ang tua tadi tel ah m ati -m ati an m enyem buhkan aku. Dew a M o nyet, kar ena kam i m asih m em punyai banyak ur usan, m a ka biar l ah per tandingan ini kita batas i sebanya k lim a j ur us saj a. Cukup asal m asing -m asing sam a puas m a ka k ita sudahi per tandingan ini. N ah, aku telah m engaj ukan syar at untuk ber tanding sebany ak lim a j ur us saj a, dan sebagai im bangannya, aku hendak m endengar m acam per tandingan apakah yang akan k auaj ukan."

Ucapan ini teg as dan k akek itu ter taw a ber gelak.

"Ha-h a-ha, kau or ang gila yang cer dik sekal i, anak m uda! B ilang saj a ter us ter ang kep ada lohu bahw a kal ian ber dua puny a ur usan pr ibadi setelah seki an lam a m enahan r indu, nah, bukankah dugaan lohu ini tepat se kali? M engapa har us ber putar - putar dengan m engaj ukan syar at untuk ber tanding sebanyak lim a j ur us saj a? Hahh, anak m uda sek ar ang tukang bohong sem ua, pandai ber belit - belit seper ti ular ! K e r r r r ..........! "806 Dew a M onyet m engeluar kan j er itan ker a yang ker as sekal i dan tiba -tib a di luar pondok ter dengar suar a gaduh. K etika dua or ang m uda ini m enengok, m uka m er ek a ber ubah kar ena di m uka r um ah itu m un cul r atusan ekor m onyet y ang ber cecow etan r am ai. K ir anya Dew a M onyet telah m engur ung m er eka dengan anak buahnya yang j um lahnya r atusan ekor itu. P ek Hong m enj adi m er ah m ukanya dan gadis ini m em bentak.

"K auw -sian, apakah engkau hendak m engandalkan an ak buah m u yang m enj ij ikkan itu? A w as, sekali aku kehilangan kesabar an, j angan s al ahkan ka lau kubunuh m am pus sem ua m onyet -m onyetm u itu! "

"Heh -heh, siapa m engandalkan anak buah? A ku hanya hendak m enj aga kal ian k abur dar i sini kalau per tar uhan ini kum enangk an."

"A pa m aksudm u, Dew a M onyet? "

B u K ong m elangkah m aj u dan ber tanya, sengaj a m engalingi P ek Hong kar ena di a kh aw atir gadis itu akan m endahuluin ya. Di a cukup m engenal w atak dar a ini, yang dapat m enj adi galak kalau kem ar ahannya m eledak.807

"A nak m uda ,"

Dew a M onyet ber kata sam bil m enyer ingai.

"kar ena engkau telah m engaj ukan syar at ber tanding sebanya k l im a j ur us, m aka akupun hendak m engaj ukan syar at pul a, y akni siapa yang m enang har us tunduk kepada yang kalah! Nah, ber anikah kau m ener im a syar atku ini? "

"A pa? Y ang m enang har us tunduk kepada yang kalah? "

B u K ong ter kej ut dan m em andang k akek itu dengan m ata ter belala k.

"G ila ! "

P ek Hong j uga ber ser u.

"M ana ada per atur an begini? Hanya or ang -or ang yang tidak sehat otakn ya saj alah yang sudi ber tanding m acam it u! "
Pendekar Gurun Neraka Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


"Ha ha-h e h -heh, ka lian takut? K al au begitu sia - sia gur u kalian m engaj ar silat. Lihat anak - anak buahku itu, m eskipun m er eka telah dibuat j atuh bangun oleh huj in ini, ak an tetapi m er eka tetap ber ani lagi untuk m aj u. S eka li lohu m em ber i aba - aba, pasti m er eka sem ua a kan m aj u m enyer ang! M asa kali an m anusia k alah ber ani dengan hew an? Uw ahh, kalau benar dem iki an m ak a j ulukan pendekar m uda yang m enempel di tubuh kalian har us dibuan g saj a ! "808 K akek itu ter kekeh -ke keh dan si kapnya menghina sekali. K ir anya, w a lau pun ota knya tidak ber es, nam un Dew a M onyet ini m em il iki kecer dikan j uga. T adi ketik a sal ing gebr ak dengan m ur id T a B hok Hw esio itu, diam - diam kakek ini ter kej ut sekali. Naga -nagany a, kepandaian "nyonya "

Itu t idak di sebelah baw ah m ur id M o -i T hai-houw .

K ala u sang ister i saj a sudah sedem ikian hebat, suam iny a itu tentu lebih hebat lagi.

Dan h al ini dapat dibukti kannya ket ika dia m engobati Bu K ong, di m ana dia m er asa getar an tenaga sakti pemuda itu di per m ukaan kulit.

Dar i getar an hawa l w eekang yang m elaw an r acun Jit - coa-tok itu k akek ini dap at m engetahui bahw a pem uda itu bukanlah or ang sem bar angan.

Diam -diam dia m er asa k aget.

Denyut ur at nadi pokok yang tad i disentuhnya m enunj ukkan tanda - tanda bahw a pem uda ini m em iliki tenaga s akti Y ang -kang (P anas) yang hebat.

Dan ini setanding sekali ka lau diadu dengan tenaga Im (Dingin) yang dim ili ki M o -i T hai-houw .

Itulah sebabnya m engapa ka kek ini m engaj ukan syar at bahw a siapa yang m enang har us tunduk kepada yang kalah! Di a bukan or ang bodoh, m aka809 belum ber tem pur saj a dia sebenar nya sudah tahu dia bukan l aw an pem uda yang m enyim pan tenaga sinkang sehebat itu.

D an kebetulan sek ali, pem uda itu telah m endahului m engaj ukan syar at dan sekar ang dia yang dim int a untuk m engaj ukan syar at lain bu at m engim banginya.

Inilah kes em pat an bagus sekal i dan m em bayangkan bahw a dia pasti ber hasil dengan akalny a itu, kakek in i ter kekeh -kekeh gem bir a.

K eber hasilannya sudah di am bang m ata dan t idak lam a lagi dia tentu akan dap at m em per gunakan pem uda itu untuk m enandingi M o - i T hai-houw ! "Ha-ha, or ang m uda, bag aim ana j aw abm u? M enyer ah sebelum ber tanding adalah w atak seor ang pengecut.

Dan tidak ber ani m ener im a syar at yang diaj ukan law an adalah w atak penj ilat! T er ser ah, engkau hendak m ener im a ataukah m enolak lohu tinggal m enanti j aw abanm u, heh -h e h-heh! "

K akek itu ter pingkal -pingkal dan P ek Hong sudah m er ah m ukanya m endengar sem ua om ongan dan syar at yang gi la -gil aan ini.

"Dew a M onyet, kau tu a bangk a pengecut ! T ahu bukan law an Y ap -koko m aka kau la lu m em balik810 per atur an um um m enj adi per atur an gila seenak per utm u sendir i. Cihh, w atak apa ini? B ukankah ini lebih pengecut dar i pengecut? Lebih penj ilat dar i penj ilat? "

"E hh, m ana bisa lohu dibilang pengecut ? "

Kakek itu m em bantah dan m atany a m endelik.

"K alau pengecut tidak m ungkin m enantang, dan lohu di sini m alah ber dir i sebagai penantang ! Suamimu i tulah yang pengecut kalau t idak berani mener ima tantangan lohu dan m enyer ah kalah sebelum ber tanding ! "

"Cihh, s ilat lidah yang tak ber tulang ! "

P ek Hong m em banting kakinya.

"S udah j elas kau m enggunakan akal lic ik m asih tida k m au disebut pengecut. B ukankah ini m enunj ukkan w atakm u busuk dan tida k tahu m alu? Y ap -ko ko, dar ipada kita m elayan i or ang gila seper ti ini lebih kita per gi saj a......! "

Dengan sikap m ar ah gadis itu la lu m enar ik tangan B u K ong untuk diaj ak per gi. Nam un Mur id M alaikat G ur un Ner aka ini m alah ter senyum - senyum dan m elepaskan pegangan P ek Hong dengan sikap halus.811

"Hong -m oi, aku sudah ber j anj i dengan dia dan sekali j anj i diucapk an tida k m ungkin ditar ik kem bali. B agi seor ang pendekar ber laku m otto ini. It -gan -ki-j ut -su -m a-l am -tw i (seka li keluar kan ucapan em pat ekor kuda sekalipun tak akan m am pu m enar ik kem bali). M asa engkau tidak m engetahuinya ? "

"A kan tetapi ka kek itu cur ang ! "

P ek Hong penasar an dan m em bantah dengan suar a ker as.

"Dan m enghadapi m a nusia cur ang seper ti ini tidak per lu kita ber pegang teguh kepada kebenar an. Y ap - koko, kau.. ..."

"S stt, Hong -m oi, sab ar lah,"

B u K ong m em otong dan m em egang lengan gadis yang m ar ah -m ar ah itu.

"K alau dia m em punyai akal m as a kit a j uga tidak punya? "

K alim at ter akhir ini diucapkan dengan suar a lir ih sekali sehingga Dew a M onyet sendir i tidak m endengar j elas. P ek Hong ter belalak, ter kej ut dan ter cengang keher anan, apal agi ketika tiba - tiba pe m uda itu m engedipkan m atany a.

"A ku ada akal bagus, har ap kau j a lankan per intah ini untuk m engim bangi kecer dikannya,"

Dem ikian B u K ong m elanj utkan kata -katany a dan kali ini812 pem uda itu m em per gunakan ilm unya Coan -im - j ip - bit sehingga yang m endengar bicar anya hanya gadis itu saj a.

P ek Hong yang m as ih ter kej ut keher anan ini t idak m am pu m engeluar kan bantahan lagi.

Dan B u K ong sendir i m em ang tidak m em ber i banyak kesem patan kepada gadis itu untuk ban yak ber tanya.

P em uda ini dengan ger akan t idak kentar a lalu pur a -pur a m enggenggam tangan P ek Hong dan m enyur uhnya m inggir .

"Hong -m o i, K auw -sian telah m engaj ukan syar atnya dan aku tidak m ungkin m enola knya. Dia telah m ener im a syar atku dan sebag ai im ba lannya akupun tentu saj a h ar us m ener im a apa yang dikatak annya. Nah, sekar ang m inggir lah, lihat saj a apa yang ter j adi di antar a kit a."

DENGAN ger akan halus pem uda itu lalu m endor ong PEK HONG Ke tepi, dan Dew a M onyet tidak m engetahui betapa dengan ger akan j ar i tangan yang ter sem bunyi B u K ong telah m enyisipkan sehela i bulu m onyet y ang tadi dij epit di j ar i -j ar i tangannya kepada m ur id T a B hok Hw e sio ini.

Lalu dengan ger akan bibir yang tidak kentar a pem uda itu m engir im kan ilm unya813 Coan -im -j ip -bit kepada P ek Hong d an ber bisik per lahan.

"Jangan khaw atir , aku p asti kalah ber tanding asal kau m em bantuku. B ulu m onyet itu nanti per gunakan sebagai senj ata r ahasia, sam bitkan ke j alan dar ah it -ceng -hia t di belakang lututku. A kan tetapi, l ihat dulu kead aan, dan aku akan m em asang dir i sedem iki an r upa ag ar kau dapat dengan le luasa m enyam bitkan bulu m onyet itu di belakang lutut. Nah, Hong -m oi, laks anakan per intahku ini sebaik m ungkin dan hati -hati... ...."

Dem ikianlah pes an B u K ong m elalui ilm unya m engir im kan suar a, dan seketika w aj ah P ek Hong ber ser i-ser i.

B etapa cer diknya bekas j ender al m uda ini ! S ungguh dia kagum sek ali.

M aka tanpa banyak c akap l agi gadis inipun lalu m enepi dan m em an dang dua or ang yang akan ber tanding dengan syar at di luar keb iasaan itu, yakni yang m enang har us tunduk kepada yang kalah! M ana dunia ini ada per tandingan gil a seper ti itu? Dan hanya or ang -or ang gil a seper ti k akek ber m uka m o nyet itulah yang sanggup m engandalkan hal -ha l sem acam in i.

"Ha-h a-ha, engk au ber ani m ener im a syar atku, anak m uda? "

Dew a M onyet ter taw a gir ang.

"B agus sekali, tidak per cum a kau m enj adi seor ang814 laki-l aki. T adi lohu sudah khaw atir ka lau kau m enolak k ar ena han y a or ang b anci saj alah yang tidak ber ani m ener im a tantangan or ang la in! "

P em uda ini ter senyum .

"K auw -sian, aku bukan seor ang banci, m a ka tentu saj a kuter im a sem ua per m intaanm u itu. S ekar ang kita hendak adu kepalan at aukah m em aka i senj ata? "

"Uw ahh, sem uanya sam a saj a bag i lohu ! "

K akek itu ber ser u.

"M ain kepalan boleh m ain senj atapun lohu tidak m enolak, heh -h e h - heh........"

"Hem m , ka lau begitu bi ar lah k ita adu kepal an saj a,"

Sahut B u K ong tenang.

"Dengan dem ikian kulit k ita tid ak a kan ter luka. B ag aim ana? "

"B oleh,"

Ka kek itu m enj aw ab.

"Dan kebetulan sekali lohu m em ang sudah lam a tidak m ener im a gebukan! Nah, anak m uda, m ar i kita m ul ai...... ."

K akek itu ter kekeh kem udian m undur tiga langkah lalu m aj u lag i setengah t indak.

Dia m e m asang kuda-kuda aneh yang lu cu, ya kni kaki kir i disentuhkan lutut k anan, pantat agak m enungging dan m atanya m enj uling ke tengah,815 lalu tangan kir i m enggar uk -gar uk r am but sedangkan tangan k anan ter j ulur ke depan seper ti pengem is m inta sedekah ! P ek Hong yang m elihat pasangan kuda - kuda ini tidak d apat m enahan geli hatinya lag i dan gadis inipun ter kekeh.

"Hi hikk, ka kek sinting m em asang kuda -kuda M onyet K el apar an M inta T ahi ! S ungguh indah......! "

Ser unya m engej ek. Dewa M onyet m elotot ke ar ah gadis ini.

"S iapa m inta tahi ? Huhh, anak -an ak bu ah ku tida k ada yang ser akus itu. M a kanan m er eka se lalu buah - buah segar yang m engandung em pat sehat lim a sem pur na. M asa huj in lancang bicar a seper ti itu? A w as, kalau lohu m enangkan per tandingan ini m aka lohu hendak m enj adikan dir im u pac ar S iau - j i ! "

P ek Hon g m encibir .

"Cihh, ka lau kau y ang m enang j uster u kau har us tunduk kepada yang k alah. M asa kau hendak m enj ilat ludah sendir i? "

K akek itu ter tegun, sepasang m atan ya ter bela lak.

"Siluman....! "

M akin ya gem as.

"P er em puan m em ang cer ew et dan kau ini agaknya lebih cer ew et dar i n e n e k-nenek baw el ! "

Ka kek itu ber sungut - sungut.816

"S udahlah, K auw -sian. B uat apa kau m elayani dia? K au hendak ber tanding sil at a taukah ber tanding lidah ? "

T egur an B u K ong ini m em buat kakek itu m em ekik m ar ah dan tiba - tiba saj a dia m elom pat ke depan.

"K er r ....! Jaga ini, ana k m uda, hai ittt........! "

K aki kir i yang tad i disentuhkan lutut k anan itu m endadak dilem par m er upakan tendang an ke atas, sem entar a tangan kir i yang tadi gar uk -gar uk kepala j uga m encengker am dada dan tangan kanannya yang tadi seper ti m inta sedekah itu tahu -tahu m enyodok lam bung.

T iga buah ser angan ini di - lancar kan saling susul dan angin pukulan kuat m eny am bar tiba.

"B agus, lihai seka li ! "

B u K ong m em uj i dan cepat pem uda ini m engelak. T endangan law an yang m engar ah da gunya dikelit ke sam ping sedangkan cengker am an ser ta sodokan ke ulu hat i itu ditangkis sam bil m enger ahkan tenaga em pat bagian.

"P lak - pl akk! "817 Dua pasang tangan ber adu dan pem uda ini ter kej ut ketika lengannya ter pental. N yata, dengan penger ahan tenaga em pa t bagian saj a dia m asih kur ang kuat untuk m enghadapi kakek ini. Dan hebatnya, begitu lengannya ter dor ong ke sam ping, tiba -tiba sam bil ter kekeh m enyer am kan kakek itu m er obah ceng ker am an kedua t angannya m enj adi tusukan dua j ar i m encolok m ata dengan kecepatan k ilat ! "A ihh.....! "

B u K ong ber ser u kaget dan k ar ena j ar ak sudah ter lalu dekat, cepat pem uda ini m eng elak dengan j al an m em banting dir i di atas lantai. Du a ka li dia m enggelinding m enj auhi law an dan sel am atlah dia dar i colok an ber bahaya tadi.

"S atu j ur us ...! "

Dew a M onyet ber ser u dan diam - diam kakek ini agak m er asa ke cew a.

K alau dalam satu gebr akan saj a pem uda itu sudah dibuat j ungkir balik seper ti ini, m aka dugaanny a bahw a pem uda itu ber kepandaian tinggi r upanya m eleset.

Dan kal au benar -benar pem uda ini m asih di baw ah t ingkatny a, tentu saj a t idak dapat d i h a ra p ka n buat m enghadapi M o -i T hai-houw .

K alau begitu, lebih bai k dia m em bunuh m am pus saj a anak m uda y ang tid ak ada gunany a in i ! T iba -818 tiba ka kek itu m enj adi ber ingas dan sam bil m elengking nyar ing dia m ene r j ang m aj u.

"A w as anak m uda, j ur us kedua ! "

Kakek itu ber ter iak.

K ali ini kar ena ingin m engetahui sam pai di m ana kepandaian law an, m ak a Dew a M onyet m elancar kan ser angan secar a sungguh -sungguh.

Dia tidak m au m em ber i hati, dan j ur us kedua inipun dilaku kan de ngan se kuat tenaga .

K alau pem uda itu tidak kuat ber tahan, biar lah m am pus saj a dalam dua j ur us.

Dan m engenai y ang w anita, kalau dia ter desak, m udah baginya untuk m enger ahkan pasukan m onyetny a untuk m aj u m enger oyok.

Dem ikianlah keputusan ka kek in i.

M aka ter j angan dalam j ur us kedua ini m e m ang hebat bukan m a in.

Pendekar Gurun Neraka Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

K ake k i tu m elancar k an tipu yang disebut S in -k auw -coan -m o (K er a S akti M ener j ang iblis) tangan kanan ter buka dengan telapak lebar m enghantam bato k kepala, sedangkan tangan kir i m enusuk dengan em pat j ar i lur us seper ti baj a ke ar ah pusar law an.

S er angan ini cukup kej i dan gan as.

S ekal i kena sasar an tentu batok kepala akan hancur dan usus ber ham bur an.819 B u K ong sendir i m er asa ter kej ut m elihat ser angan yang am at kej am ini.

Diam -diam dia m er asa t idak suka ak an ke gan asan l aw an.

M aka untuk m em ber i haj ar an setim pal dia sengaj a tida k m enghindar .

P em uda ini m enger ahkan lw eekangnya m elindungi per ut, mener im a tusukan em pat j ar i tangan yang ber obah seper ti batang baj a itu.

S em entar a di lain pihak, hantam an ke batok kepalanya d ia kel it sedik it dan diter im a dengan pundaknya.

"E ihh......? ! "

Dew a M onyet sem pat ber ser u kaget.

S am a sekali ka kek ini tid ak m enyangka bahw a dua buah ser angannya y ang am at d ahsyat itu ba kal diter im a law an dengan car a dem ikian.

T adinya dia m enduga bahw a pem uda itu p asti akan m elom pat untuk m enghindar kan dir i atau m engger akkan lengannya m enangkis.

Dan kalau hal ini dila kukan l aw an, dia sudah siap untuk m engger akkan kakinya sec ar a tiba -tiba m enghantam selangkangan pem uda itu.

M aka betapa her annya k akek in i keti ka m elihat B u K ong sam a sekali tidak m engelak dan ber dir i tenang di tem patnya m ener im a dua m acam ser angannya dengan m ata ta k ber kedip.

Hal ini m em buat kakek itu penas ar an dan ingin tahu.

J ika law an ber ani m ener im a hantam annya, agaknya820 p em uda itu m em ang bukan or ang sem bar angan.

Dan hal ini m em buat kake k itu m enj adi gir ang.

Inilah yang d ikehendakin ya, ya kni m eliha t sam pai dim anakah kehebatan pem uda itu.

A pakah patut kalau kel ak dia m engaj ukan pem uda ini untuk m enghadapi M o -i T hai-houw yang di a tahu m em iliki kes akti an luar biasa itu.

"P lak-dess ! "

Dua m acam ser angan ini t iba ham pir ber bar eng.

T elapak tangan kanan Dew a M onyet m enghantam pundak kir i pem uda itu, sedangkan tusukan em pat j ar i kir inya yang seker as baj a itu ber tem u dengan per ut law an.

Dan kakek ini m enj er it kaget.

P undak law an y ang dihantam t angannya m endadak ter asa selunak kapas dan tenaga pukulannya yang dila kukan seku atnya itu am blas seper ti m asuk ke dal am sam uder a.

D an belum lagi r asa kagetnya hilang, t iba -tiba dar i pundak pem uda itu m uncul suatu tenaga tolak yang lu ar biasa hebatnya.

K ir anya B u K ong telah m engeluar kan ilm unya yang ber sifat "m enghisap"

Dan "m elontar ".821 Dengan kepandaianny a ini, pem uda itu m ener im a pukulan Dew a M onyet y ang ber sifat ker as dan "m enghisapnya"

Ke da lam , la lu sem en tar a k akek itu ter kej ut, tenaga pukulan law an y ang dihisap kem udian dipantulkan dan dilont ar kan kem bali ke ar ah pem ili knya.

I lm u kepandai an ini hanya dapat dim ilik i oleh or ang -or ang yang telah m encapai tingka t ter atas da lam pengendalian tenaga lw eekang.

Da n sebagai m ur id tunggal M alaikat G ur un Ner aka yang m enj adi tokoh bes ar di utar a, tentu saj a kepandai an m acam ini sudah diw ar iskan pendekar sakt i itu kep ada m ur idnya.

Dew a M onyet y ang sam a seka li t idak m engi r a bahw a pem uda itu m ahir m engendalikan tenaga d alam nya, sudah tida k kebur u lag i untuk m enghindar .

T usukan em pat j ar inya ke per ut ber tem u dengan kulit yang penuh haw a sakti, per sis seper ti m enusuk kar et saj a.

B egitu m enusuk begitu m ental kem bali.

Dan ket ika law an m elontar kan pukulannya yang m em balik ini, ka kek itu ber ter iak dan ter j engkang r oboh.

"B r esss! "

Dew a M onyet ter guling -guling dan kakek ini m engeluh dengan m ata ter belalak . K etika dia m e - lom pat ber dir i, tubuhnya agak ter huyung -huyung822 nam un bola m atan ya yang m el iar itu tam pak ber ser i gem bir a.

"Uw ahh, hebat sekal i kau, anak m uda! K alau kau ber tangan kej am , tidak m ustahi l lohu sudah m enggeletak tak ber nyaw a di tem pat ini, ha -h a- ha.....! "

K akek itu ter taw a ber gelak dan ucapann ya ini tadi m em ang m asuk di akal.

K alau pem uda itu tidak m engen dalikan dir i, aga knya puku lan yang m em balik tadi a kan m er usak is i dadany a.

Nam un B u K ong tidak m enghir aukan puj ian ini, bahkan dengan alis ber ker ut dia ber kata.

"K auw - sian, kau ganas sekal i. K al au or ang la in yang m ener im a ser angan m acam itu, bukankah dia akan tew as tanpa dosa? P er tandingan in i sif atnya hanyalah pibu, bukan untuk m elam piaskan dendam . M engapa kau begitu kej i? "

"Heh -h e h- heh, kej i atau t idak itu adalah pendapat m asing -m asing or ang. Ilm u sila t r ata - r ata m enyem bunyikan kekej am an. T ew as atau tidak itu l ah r esikonya, kenapa m ar ah -m ar ah kepada lohu? A na k m uda, kau hebat sekal i, lohu senang m elihatnya. T etapi kita bar u ber gebr ak dua j ur us. Y ang per tam a kau r oboh dan yang823 kedua kal inya lohu yang ter lem par . B er ar ti diantar a kita m as ih seri. Hayo, k ita l anj utkan lagi per m ainan ini !"

T anpa m enunggu law an m em buka m ulut kake k itu sudah m ener j ang lagi sam bil ter kekeh -kekeh.

K ar ena sekar ang m ak lum bahw a law annya yang m asih m uda ini m em ang benar -benar hebat i lm u kepandaiannya, m a ka ka kek itupun la lu m e - nyer ang sekuat tenag a.

Di a m as ih belum puas, dan dia hendak m el ihat d an m enj aj al kepandaian p em uda itu sepuas m ungkin.

M aka ter j angannya kal i ini j auh lebih ber ba haya dan lebih gana s dar i ser angan per tam a m aupun kedua.

S epasang kaki t angan kake k itu ber ger ak ce pat, m enghantam dan m endor ong, m enam par dan m enyabet, sem ua dituj ukan ber tubi -tubi ke bagian tubuh m em atikan.

A ngin pukulan m enyam bar -nyam bar dahsyat, j ubah longgar nya ber kibar an dan tubuh kakek ini beter bangan m engitar i law an dengan am at cepatn ya.

Dan he batnya, seti ap kali ser angan tentu diir ingi dengan pekik m onyetnya yang par au m enyer am kan itu sehingga ger akan kake k ini m ir ip dengan seekor ker a besar yang m enyam bar - nyam bar dar i delapan penj ur u.

S ungguh sepak824 ter j ang yang ganas sekali, j uga liar dan m em b ingungkan law an kar ena k akek itu telah lenyap bentuknya ber obah m enj adi bayangan cepat seper ti iblis.

"B agus.. ! "

B u K ong ber ser u m em uj i meli hat kehebatan law ann ya in i dan dar i sem ua ser angan - ser angan itu m ak lum lah pem uda ini b ahw a k akek itu m em ang bukan or ang sem bar angan.

M ulailah dia ber ger ak m engikuti ger akan law an, m enger ahkan ginkangnya untuk m enandingi kece - patan Dew a M onyet yang segesit ker a ter bang itu.

M aka ter j adilah per tandingan ser u di antar a dua or ang ini.

K ecepatan dil aw an kecepat an, pukulan dilaw an dengan tangkis an dan tendangan dib alas dengan tendangan pula sehingga ter dengar lah suar a ber adunya tulang -tulang kaki m aupun lengan ! S ungguh per tandingan yang tam pak ser u bukan m ain.

P ek Hong yang m enonton d i pinggir an m em buka m ata lebar -lebar dan ber sikap w aspada kar ena dia tahu bahw a kakek gi la itu acap k ali m em punyai tindakan tiba - tiba y ang lici k.

Dan inilah y ang har us diper hatikannya.825 A pa yang diduga oleh gadis ini ter nyata ter bukti.

B ar u dalam m elancar kan ser angan j ur us ketiga saj a kakek itu s udah m enam pakkan kecur angannya.

K etika d ia m elom pat sam bil m enendang leher dar i udar a, kakek itu ber ter iak m enyer am kan dan kedua lengannya yang p anj ang ber bulu itu m enyam bar r am but B u K ong untuk dij am bak.

S er angan ini per sis m onyet bu as dan kasar , nam un am at ber bahaya se kali bagi l aw an.

Nam un B u K ong yang m elihat ser angan ini tidak m enghindar .

Dengan cepat dia m engangkat tangan kanannya menghantam tendangan ter bang yang m engar ah leher nya itu, sem entar a tangan kir inya disiap kan untuk m eny am but lengan panj ang S i Dew a M onyet yang hendak m encengker am r am butnya.

Dan pada saat itulah ter j adinya kecur angan ini.

T endangan kaki yang tadi m elonj or lur us se per ti kayu itu m endada k diteku k oleh k akek ini, dan tendangan yang sudah dilancar kan setengah j alan itu dibatal kan.

S ebalikn ya, k aki kanan t iba -tiba m encuat dan sekonyong -konyong dar i baw ah sepatu ka kek i tu m eluncur caha ya putih yang gem er lapan m enyam bar ulu hati, sem entar a kedua lengannya dikebutk an ke depan dan826 ber ham bur anlah bulu - bulu m onyet yang m elesat m e nghuj ani m uka pem uda itu! T entu saj a peristiwa ini am at m engej utkan se - kali.

P ek Hong sam pai m enj er it ker as dan gadis itu m ar ah buk an m ain, m ukanya pucat dan ham pir saj a ia m elesat ke depan untuk m enolong.

Nam un m ur id M alai kat G ur un Ner aka itu benar - benar pem uda yang hebat d an mengagumkan.

M eskipun hatiny a m encelos m elihat belati pendek yang m eluncur dar i baw ah sepatu Dew a M onyet ke ar ah ulu hatin ya dal am ser angan tak ter duga, akan tetapi d ia dapat ber sikap tenang.

Dan inilah m odal poko k yang ber hasil m enye lam atkannya.

M aka ket ika belati itu m enyam bar d alam j ar ak sedem ikian deka tnya d an dia sendir i sudah t idak sem pat m engelak, pem uda ini t iba -tiba m engeluar kan bentakan ker as dan tangan kanan yang sudah diangkat ke atas untuk m enangkis tendangan tadi sekar ang m enyam pok ke baw ah secepat kil at.

"P lakk.. ...! "

Dengan tepat belati itu dipu kul dan senj ata pendek ini tiba -t iba m em bali k dan827 m endengung m enyam bar tenggor okan Dew a M onyet sendir i! S em entar a itu, sam bar an bulu -bulu m onyet yang dikebutkan d ar i bal ik j ubah k ake k in i sudah m eluncur tiba.

A kan tetapi, bentakan yang tadi dikeluar kan B u K ong bukan se kedar bentakan penam bah sem angat belaka.

T ida k.

B entakan itu sebenar nya m er upakan tiupan khikang yang dilakuk an pem uda ini untuk m enghalau huj an senj ata r ahasia ber up a bulu -bulu m onyet yang m er ah kecoklatan i tu.

M aka begitu suar a ini d ikeluar k an, seke t ika r am but -r am but halus itu ter tahan di udar a dan akhir nya r untuh di at as lantai sebelum m engenai m uka pem uda sakti ini.

"A iihhh....! ! "

Dew a M onyet ber ter iak kaget.

K ake k itu bukan h anya kaget kar ena bulu -bulu m onyetnya r untuh ke baw ah, akan tetapi j uga kaget kar ena m endapat ser angan balasan dar i belatinya sendir i yang m enyam bar tenggor okan.

T entu saj a ka kek ini ter kej ut buk an m ain.

Dua buah ser angannya tadi, ya kni tendan gan ter bang ke ar ah leher dan cengker am an untuk m enj am bak r am but law an sebenar nya hanyalah se r angan828 tipuan belak a.

Y ang benar ial ah bahw a di a hendak m enyer ang dengan senj ata -senj ata r ahas ianya itu yang disem bunyi kan d alam j ubah ser ta tel apak sepatunya.

I tul ah sebabnya begitu senj ata r ahasia di luncur kan, se ketika dia m enghentikan ser angan palsunya dan m enunggu hasi l dar i ser angan senj ata gelapnya yang dila kukan tiba - tiba itu.

S am a sekali t ak di sangkan ya bahw a sem ua kecur angannya itu sia - sia belaka .

M al ah s ek ar ang belati pendek yang t aj am ber kilauan itu m enyam bar dir inya sendir i dengan kecepatan kilat.

"B r ett! "

Kakek ini sudah m engelak, nam un kar ena gugup dan kur ang cepat, leher baj unya di"m akan"

Belati dan kulit leher nya ter gor es sehingga ber dar ah sem entar a belati itu sendir i ter us m eluncur dan akhir nya m enancap dan ber goyang - goyang di dinding pondok yang ter buat dar i kayu m er ah itu! "Hebat.....! "

Dew a M onyet m endesis dengan m ata ter belalak dan sej enak k akek ini ter tegun dengan m uka pucat.

S edikit s aj a dia ter lam bat, tentu tenggorokannya sudah ditembus belati pendeknya itu.829 Namun kakek ini memang orang yang keras hati dan nekat.

Begitu dia sadar, kembali tubuhnya sudah menerjang maju dan berteriak kalap.

Karena sekarang maklum bahwa dibantu dengan am-gi (senjata gelap) sudah tidak ada gunanya, maka sepenuhnya kakek itu mengandalkan ilmu silatnya.
Pendekar Gurun Neraka Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Semua kepandaian sekarang dikeluarkan dan rasa penasaran bercampur girang membuat kakek ini menyerang membabi buta.

Karena dilanda emosi yang meluap-luap, seketika kakek itu lupa bahwa kalau dia berhasil merobohkan pemuda ini maka justeru dialah yang bakal dianggap kalah dalam pertaruhan.

Rasa penasaran bercampur kemarahan melihat betapa hampir saja dia tewas disambar pisau belati tadi membuat Dewa Monyet melancarkan serangan bertubi-tubi dengan muka merah dan mata melotot.

Kakek ini tidak menghiraukan segala sesuatunya lagi dan sambil memekik-mekik dia menerjang buas seperti monyet liar.

Tentu saja Bu Kong kewalahan, juga agak bingung.

Kalau menurutkan kemarahannya melihat keganasan kakek ini, pemuda itu sudah hampir melancarkan pukulan-pukulan maut.

Akan tetapi dia masih ingat akan isi perjanjian dalam pertaruhan mereka ini, maka tentu saja dia harus dapat menahan dan sekaligus mengendalikan diri.

Sekali salah turun tangan, tentu kakek itu kalah.830 Dan apabila hal ini terjadi, maka tentu saja yang menang nantinya harus tunduk kepada yang kalah.

Mana dia mau? Kakek itu wataknya tidak genah, dan kalau dia harus tunduk kepada segala perintah Dewa Monyet, bukankah semuanya bakal runyam? Tidak, tidak boleh begitu.

Dia harus "kalah"

Akan tetapi menang daripada "menang"

Akan tetapi kalah.

Namun untuk melakukan hal inipun dia harus berhati-hati.

Dalam pertemuan tenaga dengan kakek itu dia merasakan betapa pukulan lawannya ini mantap dan berat.

Setelah dia mengerahkan tenaga tujuh bagian barulah dia dapat mengimbangi kakek itu.

Maka segera dicarinyalah kesempatan untuk "kalah"

Akan tetapi menang ini.

Tepat pada j ur us kelima dia harus "kalah", dan agaknya untuk itu dia harus sedikit berkorban.

Tidak apa- apalah.

Yang tujuh bagian dia kerahkan untuk menahan sedangkan sisa tenaga tiga bagian dia siapkan untuk cadangan.

Sebenarnya, kalau saja pemuda ini bersungguh-sungguh maka Dewa Monyet itu masih bukan tandingannya.

Serangan- serangan ganas kakek itu baru dihadapinya dengan ilmu silat Khong-ji-ciang (llmu Silat Hawa Kosong) karena ilmu silat inilah yang paling tepat buat bertahan.

Dan sekali-kali dia mencampurnya dengan jurus-jurus Cap-jiu-kun agar desakan lawan tidak terlalu berat.831 Hanya ginkang kakek itulah yang boleh diperhatikan, juga serangan-serangan gelapnya.

Agaknya karena berkumpul dengan monyet-monyet liar maka kakek ini memiliki tubuh yang gesit dan otot-otot yang lentur, gampang melompat dan mencakar dengan gerakan tiba-tiba dan ringan.

Itulah sebabnya ketika kakek itu kembali menyerangnya dengan cepat dan kuat maka pemuda ini bersikap waspada.

Dewa Monyet sekarang menyerangnya secara berputar.

Tubuhnya terbang mengeliling dan kesepuluh kuku-kuku jarinya yang tajam seperti cakar itu mengancam perut, dada, leher serta mukanya.

Dan yang membuat bising adalah pekik monyetnya yang persis binatang liar itu.

Bahkan kadang-kadang kakek ini mendupak, berjengkelit dan bergulingan di atas lantai atau melompat tiba-tiba sambil menggereng.

Sungguh sepak terjangnya ini tidak lumrah orang waras dan pantas disebut orang gila.

Akhirnya jurus keempat dengan cepat telah mereka lalui.

Kini pertandingan sudah menginjak jurus kelima dan Bu Kong lalu mengerahkan ilmunya Coan-im-jip-bit kepada Pek Hong yang berdiri menonton.

"Hong-moi, siapkan bulu monyet tadi, aku akan membelakangimu dan begitu jurus kelima ini habis, totok belakang lututku agar aku roboh. Nah, bersiaplah....."832 Berdebar jantung gadis ini. Dia harus menjalankan perintah itu, akan tetapi dengan perhitungan yang tepat. Totokan yang dilakukannya harus diatur, tidak boleh terlalu keras dan juga tidak boleh terlalu lemah. Harus pas, yakni totokan yang dilakukan hanya akan membuat kelumpuha n beberapa detik saja bagi Yap-goanswe. Terlalu keras sedikit ba ka l membuat pemuda itu sukar membebaskan jalan darahnya dan kalau Dewa Monyet menyusuli dengan serangan maut, pemuda itu tentu celaka. Ma ka dengan muka tegang Pek Hong lalu bersiap-siap. Bulu monyet yang dijepit diantara jari tengah dan ibu jarinya bergetar, siap untuk dijentikkan ke belakang lutut pemuda itu. Dan kesempatan yang tidak lama ini tibalah. Dewa Monyet yang bergulingan di atas lantai itu tiba-tiba mencelat sambil mengeluarkan pekik buas. Muka kakek ini tampak beringas dan matanya melotot merah. Agaknya karena belum dapat mendesak lawan yang pantas menjadi muridnya itu membuat kakek ini penasaran sekali. Maka ketika melancarkan serangan sambil melompat itu tiba-tiba kakek ini membarengi sambil.....meludah! "Cuhhh!"

Ludah diletupkan dan meluncur seperti peluru kendali.

Sebagian memang dilancarkan karena merupakan alat penyerang, namun sebagian lagi disebabkan sebagai833 pelampias rasa marah.

Tentu saja Bu Kong yang sama sekali tidak menyangka hal ini menjadi terkejut.

Pukulan jarak jauh lawan menghantam dengan kekuatan dahsyat, dan dia sudah mempersiapkan tenaganya sebanyak tujuh bagian untuk menyambut serangan kakek itu.

Maka, letupan riak Dewa Monyet yang menyambar mata kirinya ini hampir saja membuatnya celaka.

"Aihh......!"

Pemuda itu berseru keras dan melompat setengah lingkaran, mengelak dari sasaran ludah kental sementara kedua tangannya cepat bergerak ke depan menangkis serangan lweekang lawan.

Dengan gerakan tubuhnya ini, maka Dewa Monyet yang tadi posisinya berada di belakang Pek Hong sekarang berbalik berada di depan dan Bu Kong menempati kedudukan kakek tadi, menghalangi pandangan Dewa Monyet ke arah gadis itu apabila Pek H o ng menjalankan perintahnya.

"B r ess! "

Kedua pukulan bertemu di udara dan pada saat yang sudah diperhitungkan inilah tiba-tiba Pek Hong menjentikkan bulu monyet di tangannya itu ke jalan darah Ih-ceng-hiat di belakang lutut Bu Kong sambil berteriak.

"Lima jurus......!"834 Dan terjadilah seperti apa yang direncanakan pemuda itu. Karena tadinya pemuda ini mengerahkan tenaga tujuh bagian untuk menahan, maka begitu belakang lututnya ditotok senjata rahasia Pek Hong, seketika aliran tenaga dalamnya macet. Tentu saja hal ini mempengaruhi pertahanannya terhadap dorongan Dewa Monyet. Kalau tadi serangan kakek itu terhenti di tengah jalan, sekarang tiba-tiba pukulannya meluncur ke depan tanpa penghalang karena daya tahan lawan mendadak lenyap. Akibatnya, tubuh Bu Kong terlempar jauh dan pemuda ini terpental bergulingan menabrak dinding sambil mengaduh. Dewa Monyet terkejut dan berdiri terbelalak, memandang kejadian yang tid ak disangka-sangkanya ini. Kakek itu tidak mengira bahwa dorongan lawan yang tadi amat kuatnya menahan serangannya itu tiba-tiba saj a lenyap tanpa bekas. Bagaimana bis a ada kejadian m ac am ini? Mengapa tenaga pemuda itu sekonyong-konyong hilang tanpa sebab sehingga serangannya dengan telak membuat lawannya itu terpelanting? T entu saj a Dew a M onyet tidak hab is menger ti akan sem ua keanehan ini. K ar ena tadi ber nafsu sek ali untuk m enyer ang pem uda itu k ar ena dia yakin bahw a dia pasti k alah, m ak a keti ka tiba -t iba dia835 kehilangan per law anan m usuhnya itu m em buat kakek ini bah kan ter dor ong ke depan dan pukulan lw eekangnya sem ak in hebat..... ..seakan - akan m enj adi dua kali lipat lebih kuat d ar ipada sem ula. Dan ini ber ar ti bahw a dialah yang keluar sebagai pem enang! S ehar usnya, dalam per tandingan pibu yang um um dila kukan or ang, pihak pem enang m estinya akan bangga dengan hasil ini. A kan tetapi kar ena ka kek itu telah m em bali k sifat per tar uhan dengan car anya sendir i, m aka kem enangannya ini bah kan m em buat dia m ar ah! T idak m ungkin bis a ter j adi hal ini. Dia t idak per caya. P em uda itu pasti m enj alankan siasat cur ang! T api siasat apakah? D apatk ah dia buktikan? Inilah y ang m em buat kakek itu ter tegun. Dar i r abaannya ketika di a m engobati pem uda itu, Dew a M onyet m er asakan getar an tenaga sakti yang hebat se kali dar i pem uda ini. Dar i getar an itu saj a k akek ini tahu bahw a kepandaian anak m uda itu set idak -tid aknya ber - ada dua t ingkat di atas kepandaiann ya sendir i. M asa sekar ang a kan r oboh sedem iki an r upa pada pertandingan akhir tadi? Akan tetapi begitulah kenyataannya. Dia telah menang dan seperti kata-katanya sendiri, yang menang harus tunduk terhadap yang kalah!836

"Hi-hikk, Dewa Monyet, mengapa kau melototi kami? Dia sudah kalah dan buktinya jelas terpampang di depan mata. Lihat, dia roboh di sana dan kau masih berdiri di sini. Bukankah ini bukti yang gamblang sekali ?"

Pek Hong terkekeh mentertawakan kakek itu dengan muka berseri. Dewa Monyet mendelik.

"Kau......setan muda ban yak akal, kenapa kau kalah? Kenapa kau hendak mengelabuhi lohu ?"

Kakek itu marah-marah sambil mengepal tinjunya. Bu Kong bangkit berdiri. Sejenak dia menarik napas dalam- dalam untuk melegakan dadanya yang sesak dan sedikit nyeri, lalu menghadapi kakek ini.

"Kauw-sian, siapa mengelabuhi siapa? Engkau adalah seorang locianpwe tingkat atas, kepandaianmu hebat dan aku betul-betul kagum. Masa seorang sakti seperti dirimu dapat dikelabuhi orang muda? Tidak, Kauw sian, aku memang menyerah kalah. Engkau orang tua benar-benar hebat sekali, tidak percuma engkau disebut sebagai golongan tingkat atas. Biarlah dengan selesainya pibu ini maka perhitungan kita dianggap lunas saja. Tidak ada yang tunduk terhadap yang lain dan tidak ada pula yang memerintah terhadap yang lain. Nah, sekarang ijinkanlah kami pergi......"

Dewa Monyet tertegun mendengar ucapan ini, akan tetapi sebelum dia membuka mulut tiba-tiba Pek Hong berteriak.

"Wahh, mana bisa begitu? Kalau benar dia dianggap tokoh tingkat atas, tidak mungkin dia akan menelan ludahnya sendiri.837 Pertandingan dilakukan dengan taruhan, dan yang mengajukan syarat-syarat taruhan adalah kakek itu sendiri. Masa sekarang dia hendak menjilat ludah dan tidak tunduk kepada yang kalah? Ciss, kalau engkau sampai melakukan hal ini sungguh tidak patut engkau disebut locianpwe. Dewa Monyet, bahkan biar oleh pasukanmu sendiri itu! Kalau seorang pemimpin bersikap sepengecut ini, adakah anak buah yang dapat menghargainya?"

Kata-kata ini tajam bukan main dan sekaligus menyinggung harga diri dan kewibawaan kakek itu.

Meskipun wataknya agak gila-gilaan, namun sekali disinggung-singgung harga dirinya sebagai pemimpin, kegagahan kakek ini timbul.

Jelek-jelek dia adalah pemimpin sebuah pasukan, biarpun pasukan monyet! Maka dengan mata berapi dan kepala dikedikkan kakek ini berkata keras.

"Hujin, jaga mulutmu itu! Lohu bukan orang rendah dan tidak nanti lohu akan menjilat ludah sendiri. Karena kenyataan membuktikan lohu berdiri sebagai pemenang, maka lohu akan menepati janji untuk tunduk kepada yang kalah. Nah, anak muda, sejak saat ini lohu akan tunduk dan mentaati semua perintahmu, apapun yang kaukehendaki ! Nyawa lohu? Lohu persiapkan! Pasukan lohu? Lohu sediakan! Nah, lohu sudah berkata dan semuanya menanti keputusanmu......."

Dan tiba- tiba kakek itu menjatuhkan diri berlutut di depan Bu Kong!838 Tentu saja pemuda ini terkejut.

"Eh-eh, Kauw-sian, jangan begitu.....jangan begitu........hayo bangkit, jangan berlutut. Kalau diambil kepantasannya malah akulah yang seharusnya berlutut kepadamu, bukan engkau. Engkau telah menyelamatkan jiwaku, engkau adalah bintang penolongku. Masa aku harus menerima penghormatan ini ?"

Dengan gugup Bu Kong lalu maju ke depan mengangkat bangun kakek itu.

Akan tetapi, begitu dia membungkukkan tubuh untuk menarik Dewa Monyet, tiba-tiba Dewa Monyet terkekeh menyeramkan dan mendadak kakek ini menghantamkan kedua tangannya ke arah dada pemuda itu! Inilah serangan tiba-tiba yang amat berbahaya sekali, dan Bu Kong terkejut bukan kepalang.

Karena dia sama sekali tidak mengira bahwa kakek ini akan melakukan kecurangan itu, maka di a t idak ada kesem patan lagi untuk m engelak.

"Blukkk......!"

Dadanya ser asa pecah dan pem uda ini ter pental r oboh ber gulingan sam bil m engeluh.

P ukul an itu hebat bukan m ain, m a ka d ia ser asa dihant am palu godam .

Dew a M onyet agaknya telah m enger ahkan sem ua kekuatannya untuk m em ukul tadi, dan hal ini m em ang benar .839 T entu saj a B u K ong m ar ah sekali.

K ecur ang an yang di luar batas ini m em buat dar ah pem uda itu m endidih.

S udah cukup banyak d ia m engalah ter hadap kake k in i, nam un or ang tua itu r upanya tidak tahu dir i.

Untungl ah, m eskipun dia t idak ber siap -siap untuk m ener im a pukulan tadi, akan tetapi tenaga sakt i di d alam tubuhnya telah beker j a secar a otom atis.

Dan ini l ah y ang m enyelam at kannya .

Lw eekang pem uda ini sudah m encapai tingkat tinggi sekali, ham pir m enyam ai gur unya sendir i.

M aka m eskipun hantam an Dew a M onyet dengan te lak m engenai dadanya, a kan tetapi ten aga lw eekang di tubuh pem uda ini telah m elindungi isi dada nya dar i pukulan yang am at dahsya t itu.

Dew a M onyet m engir a bahw a kali ini pe m uda itu pasti akan ter luk a par ah dengan j antung ter guncang kar ena dia m em ang telah m enger ahkan selur uh tenaganya untuk m er obohkan pem uda itu.

M aka dapat dibayangkan betapa her an dan kaget nya kakek ini ketika di a m elihat pem uda yang tadi r oboh ter guling - guling itu tiba -tiba m elom pat bangun dengan m uka m er ah dan m ata ber api -api !840

"A hh......! "

Kake k ini m em andang ter belalak dan dia ter tegun di tem patnya. B u K ong m elangk ah m aj u per lahan -lahan dan Dew a M onyet m undur -m undur ke belakang dengan m uka nger i.

"Dew a M onyet, per buatanm u ini benar -benar di lu ar batas kesabar an seseor ang. B er kali -kali aku m enga lah k ar ena m engingat j asam u kepada ku, nam un k au aga knya tidak tahu dir i. S etelah kauselam atkan j iw aku dar i m aut, apa kah engkau m enghendaki aku kem bali kepad a m aut? O r ang tua ber hati kej i, w atakm u benar - benar seper ti iblis saj a. K au telah m em ukul satu kali, m aka bi ar lah kuber ikan kesem patan bagim u untuk m em ukulku lagi sebanyak dua kal i. A pabila aku tid ak kuat ber tahan, m aka biar l ah m aut m enj em putku lagi seper ti yang kauinginkan. A kan tetapi k alau aku dapat ber tahan, m aka hutang nyaw a diant ar a kita lunas dan j ik a la in ka li kita ber tem u m uka, j angan salahkan a ku kalau kel ak aku m e nuntut kekej am anm u ini ! "

A ncam an ini m em buat kakek itu ter getar dan sepasang m atanya ber putar liar .

Nam un hanya sej enak saj a kake k itu ter kej ut kar ena beber apa detik kem udian ka kek ini t iba -tiba ter taw a ter bahak- bahak.

B ola m atany a yang tadi m eli ar841 itu s ekonyong - konyong tenang kem bali dan tam paklah sek ar ang kecer dikannya sebaga i or ang w ar as.

"Ha ha-ha, anak m uda per kasa, kau m em ang benar -benar hebat sekali ! K al au dar i tadi kau m em per lihatkan kesakt ianm u ini, buk ankah lohu tidak ak an m elaku kan kecur angan itu? K aulah yang salah, kenapa ber sikap pur a -pur a? T er us ter ang lohu penasar an sekali m aka itulah sebabnya kuser ang dir im u secar a tiba -tiba. Jika kau m am pus oleh pukul anku tadi, ber ar ti tidak pantas engkau m enj adi m aj ikanku. A kan tetapi, kalau ter j adi ha l sebal iknya m aka lohu tida k usah m alu untuk m enj adi h am bam u ! Nah, ini lah a lasan lohu m engapa lohu m enyer angm u itu, anak m uda ! "

Dew a M onyet lalu ter kekeh -kekeh dan ka kek ini m elom pat m aj u.

B u K ong ter tegun m en dengar kata-k ata itu dan pem uda ini ber siap -siap ket ika m elihat ka kek itu m endeka tinya.

Watak yang lu ar biasa ser ta sukar ditebak dar i or ang tua ini m engundang kew aspadaannya.

Dan dia t idak per lu m er asa her an kalau tiba -t iba kake k inipun lalu m em ukulnya l agi seper ti per m intaannya itu.

T etapi kali ini duga an B u K ong ter nyata m eleset.

K akek itu tidak ber buat apa apa, j uga tidak m e -842 nyer angnya.

B egitu m elom pat m aj u Dew a M onyet yang ber w atak ganj il ini sudah m enj atuhkan dir i ber lutut untuk kedua kalin ya di depan pem uda itu dan m ulutnya ber sum pah.

"Y ap -siauw hiap (pendekar m uda she Y ap), har i ini dengan sungguh -sungguh dan tekad bulat aku m enepati j anj iku sendir i untuk m engabdi ke - padam u. Dengan selur uh kem am puanku aku akan m em bantum u sebagaim ana halnya seor ang ham ba m em bantu tuannya. Dan ap abila sum pahku ini tida k ada buktiny a, biar lah K auw -ce thian kela k m enghukum dir iku seber at -ber atnya dan aku dij adik an anj ing atau kudanya! "

S um pah ini diucapkan dengan suar a sungguh - sungguh dan m au tak m au B u K ong ter kej ut.

P ada j am an itu, sum pah untuk m enj adi anj ing atau kuda di j elm aan lain adalah sang at m enger ikan sekali b agi B angsa T iongko k.

A pal agi Dew a M onyet ber sum pah atas nam a K auw ce -thi an yang m enj adi tokoh dew a puj aannya.

Pendekar Gurun Neraka Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

S um pah ini ber at se kali, begitu ber khianat tentu akan kena petuahnya sendir i.

M aka kat a -kat a yang tel ah diucap kan oleh k akek itu tidak boleh tida k har us diper cayai.

N am un, P ek Hong yang m asih naik pitam ter ingat akan843 kecur angan kake k ini yang ham pir s aj a m em buat B u K ong celaka, tidak m au per caya begitu saj a.

G adis ini m elom pat ke depan dan dengan suar a bengis m em bentak.

"Dew a M onyet, sum pahm u telah kam i dengar dan seper ti om onganm u sendir i, apapun yang diper intahkan m aj ikanm u kau akan m enj alani nya. Nah, coba sek ar ang buktik an dulu, tabas telinga kir im u itu dan ser ahkan kepada k am i ! "

Dew a M onyet ter kej ut, m enoleh kepada gadis ini.

S ej enak m er eka saling pandang nam un akhir nya kakek itu m enundukkan kepa lanya ter lebih dahulu.

Wanita itu adalah "huj in" (nyony a) dar i pem uda ini, m aka m eskipun dia ber sum pah di de - pan si suam i, n am un kar ena sang "huj in"

I tupun bukan or ang luar dan bisa disebut m aj ikannya pula, kake k ini t idak m em bantah.

"B aiklah, kal au huj in m enghendaki buk ti, lohu pasti m em ber ikannya,"

Kakek itu m enj aw ab dengan suar a tenang dan tidak tam pak j er ih.

"Jangan kan telinga, bahk an seandainya l ohu dim inta buat m enyer ahkan nyaw a sekal ipun pasti akan lohu ber ikan. K enapa takut? "844 Lalu ka kek itu m er aba j ubahnya dan m enge - luar kan sebuah pisau kecil. Pisau in i biasa digunakan ap abila dia m encar i obat -obat an dan m engupas atau m er aj angnya. Dan se kar ang pisau itu hendak digunakannya untuk m em otong telinga kir i sebagai bukt i sum pahnya di depan dua or ang m uda -m udi itu. T entu saj a keadaan agak m enegangkan. P ek Hong ber siap -siap k ar ena dia m enj aga j angan - j angan k akek itu kem bali akan m enyer ang se car a cur ang d engan pisau itu, sedangkan B u K ong sen dir i yang sem enj ak tadi m enyaksikan ger ak -ger ik Dew a M onyet j uga m enar uh kew aspadaannya.

"S iauw -ya (tuan m uda), lihatl ah bukti sum pah lohu ! "

Dew a m onyet ber ser u dan secepat k ilat kakek in i benar -benar m engger akkan pi sau kecil itu m em otong telinga kir inya ! (Bersambung

Jilid ke IV.) Pendekar Gurun Neraka ? Batara

Jilid 13845846 PENDEKAR GURUN NERAKA Karya BATARA

Jilid 14

"

T A H A N ....! "

B u K ong m em bentak kaget dan lengan kanannya m enam par ke depan.

"P lakk! "

Dengan tepat t angan Dew a M onyet ter pukul dan sebelum p isau itu sem pat m enggor es telinganya, senj ata taj am ini m encelat dar i pegangan kakek itu yang m engeluar kan ser uan kaget.

"A hh, kenapa dicegah, Y ap -koko ? "

P ek Hong ber tanya dengan m ata ter belalak.

G adis ini tadipun m er asa w as -w as k alau kem bali k akek itu ber buat cur ang.

M aka, ketika dilihatnya bahw a Dew a M onyet benar -benar m enepati j anj inya, di dalam hati gad is ini sudah m er as a gir ang.847 S edikit banya k P ek Hong m em ang m asih m ar ah kepada kake k yang telah m em per m ainkannya itu.

M aka hukum an potong telinga ini cukup m em uaskan hatinya.

S iapa tahu, t iba -tiba s aj a B u K ong m encegah per buatan kakek itu.

B er ar ti, hukum an ter hadap Dew a M ony et dibat alk an! T entu saj a gadis ini m er asa tida k puas sek ali.

M aka dengan ter ang -ter angan ia m em andang pem uda itu dengan sikap kecew a.

Bu Kong menarik napas panjang.

"Hong-moi, Dewa Monyet telah membuktikan kesungguhan ucapannya, dan kukira hal ini sudah lebih dari cukup bagi kita. Perlukah kita membuatnya cacad seumur hidup?"

"Akan tetapi, dia telah menghina kita sedemikian rupa, terutama terhadap diriku! Masa boleh bebas begitu saja? Yap- koko, aku tidak puas akan sikapmu ini dan hukuman harus tetap dijalankan !"

Pek Hong membantah dengan suara sengit.

"Hemm, hukuman apalagi?"

Pemuda itu bertanya.

"Pelajaran hari ini sudah cukup diterimanya, Hong-moi, dan kukira tidak perlu kita memperpanjang persoalan ini. Ingat, bagaimanapun juga dia adalah bintang penolongku, tidak mungkin bagiku untuk mencelakainya."

Pek Hong melotot marah.

"Hemm, dia bintang penolongmu, ya? Maka kau begitu memperhatikannya? Yap-koko, kau tidak848 adil. Biarpun kakek itu merupakan bintang penolongmu, namun kalau aku tidak membawamu dengan susah payah agaknya Dewa Monyetpun tidak mungkin akan menjadi bintang penolongmu! Kau kelewat memperhatikannya dan sekarang sama sekali tidak mau memperhatikan diriku. Adilkah ini ?"

Bu Kong terkejut dan seketika mukanya menjadi merah, perasaannya agak tertusuk.

Kata-kata gadis ini se akan - akan henda k m em per ingatkan dir iny a bahw a bukan hanya Dew a M onyet s aj a yang m elepas budi, nam un gadis itupun j uga tidak ketinggal an! M aka dengan suar a ber at dia lalu ber kata.

"Hong - m oi, kata - katam u m em ang benar . A ku telah berhutang budi kepadamu. S ekar ang, apakah keinginanm u agar a ku dapat m em balas budim u ini? A pakah k aupun m enghendaki aku melunasinya sehingga diantar a kita tida k ter dapat lagi hutang - piutang? K alau itu yang kauinginkan, aku siap m elaksanak annya. T api, satu yang past i kuto lak, yakni kalau engkau m enghendaki aku m encela kai kakek itu! "

Ucapan ini tandas dan ket ika dua pas ang m ata beradu, P ek Hong m elihat betapa pem uda itu m em andangnya dengan sinar m ata kecew a.

G adis ini ter kej ut dan sadar lah dia b ahw a secar a t idak849 disengaj anya tadi dia telah m enyinggung pe - r asaan pem uda itu! T entu saj a gadis ini m er asa tidak enak se kali.

B ukan maksudnya untuk m em inta im balan j asa dar i pem uda itu, n am un bukan keinginannya pul a kalau membebaskan Dew a M onyet begitu saj a.

"Y ap -koko, m a afkan aku.....

"

Akhir nya P ek Hong ber kata sam bil m enundukkan m ukan ya.

"K alau aku ber salah, har ap kau m em aklum in ya. H atiku ter lalu m ar ah kepada kake k ini, m a ka m asih suk ar bagiku untuk m elepasny a begitu saj a. N am un, kalau engk au m enghendakinya dem ik ian , biar lah aku m enur ut saj a."

Ucapan ini m em buat B u K ong ter har u dan per asaan kecew anya seketi ka lenyap.

Dia m em ang tahu bahw a m ur id T a B hok Hw esio ini adalah seor ang gadis yang b aik, tida k ber w atak kej am .

Hany a ter dor ong oleh kem ar ahannya ter ingat hinaan -hinaan Dew a M onyet saj alah m aka gadis itu tida k m au sudah.

"Hong -m oi,"

Pem uda ini m elangkah m aj u dan m em egang lengan gadis itu dengan lem but.

"har ap m aafkan ka lau si kapku agak kas ar . S ekar ang biar lah y ang sudah kit a l alui, dan kita songsong har i eso k dengan per asaan bar u. Dew a850 M onyet telah ber j anj i untuk m em bantu kit a dan kelak kal au k ita m em er lukan tenaganya dapat kita hubungi dia.

"

Lalu pem uda ini m em balikkan tubuh, m enghadapi Dew a M onyet yang m asih ber dir i di situ dengan m ata ter belalak.

"K auw -sian, kar ena kam i m asih m em punyai banya k ur usan yang h ar us diselesaik an, m aka ij ink anlah k am i per gi. S ebelum nya, kem bali kuuc apkan ban yak ter im a kasih a tas sem ua per tolonganm u kepadaku... ...."

Pem uda ini l alu m enj ur a di depan Dew a M onyet yang ter kej ut m ener im a penghor m atan itu dan dengan ter sipu - sipu ka kek ini l alu m enj atuhkan dir i ber lutut, tidak ber ani m ener im a penghor m atan anak m uda itu.

"S iauw -ya, j angan begitu.....lohu sek ar ang adalah ham bam u, engkau ada lah m aj ik anku. Ini sudah m enj adi sum pah lohu, har ap j angan diputuskan! "

Kakek i tu ber kata dengan suar a nyar ing dan B u K ong m engangkat pundaknya.

"T er ser ah kalau kau or ang tua m engam bil keputusan begitu,"

J aw ab anak m uda ini dengan sikap t idak enak.

Dew a M onyet m em ang or ang aneh, m aka dia tida k m au banya k be r debat dengan kakek itu.851 Dem ikianlah, sam bi l m enggandeng lengan P ek Hong pem uda itu lalu m engaj ak gadis ini m ening - galkan tem pat itu, dipandang oleh Dew a M onyet dar i belakang.

T etapi, bar u sam pa i diam bang pintu tiba -tiba kake k itu ber ter iak.

"Huj in, kau lu pa m em baw a m asa kanm u! Jangan per gi dulu......! "

Dengan ter bata -bata kake k ini ber lar i m engam bil m angkok d i ata s m ej a yang ter isi tiga ekor daging kada l, tokek dan kelabang itu. P ek Hong ter kej ut, dan dua or ang ini m enoleh.

"M asakan? "

B u K ong ter her an.

"M as akan apa? "

Nam un P ek Hong hanya ter senyum saj a, tidak m enj aw ab.

T entu saj a pem uda itu sem akin her an.

Dalam keada an sibuk dan tegang baga im ana gadis ini sem pat m em asak sega la? A khir nya Dew a M onyet tiba dan kakek ini m engangsur kan m angkok itu kepada P ek Hong sam bil ber kata.

"In i ad alah obat ter a khir bagi si a uw -ya ag ar kesem buhannya benar -benar pulih kem bali. O leh sebab itu, begitu j i -w i (anda ber dua) tur un gunung, har ap ang sio -bak ini dihabiskan. K alau huj in m au boleh j uga m akan sebagian, tapi kal au tidak m a u har ap siauw -ya852 habiskan saj a kar ena ini ad alah obat penguat tubuh dan sayang k alau dibuang.

"

B u K ong ter cengang nam un cepat dia m engucapkan ter im a kasihny a.

"A h, yang m em buat m asakan ini adalah buj in, m aka har ap siauw -ya ber ter im a kasih saj a kepada huj in . M ana lohu ber ani m ener im a ucapan ini? "

Kakek itu m enola k.

"Dan sungguh ber untung siauw -ya m em ili ki ister i yang sedem iki an telaten dan penuh kasih sa yang. S em oga j i -w i bahagia seum ur hidup! "

Ucapan in i m em buat m uka keduany a m er ah dan tanpa banya k bicar a l agi P ek Hong m ener im a m asakan itu dan seger a keduanya m elangkah per gi.

T adi Dew a M onyet telah m em ber ikan tanda kepada ana k buahnya.

M a ka ketika dua or ang ini keluar dar i pondok k ayu itu, tidak tam pak m onyet -m onyet liar di seke liling r um ah.

Dem ikianlah, den gan cepat dua or ang in i lalu m eninggalkan puncak A ng -bhok-san yang seger a m enj adi sunyi seper ti sedia ka la.

* *853 M atahar i telah m er am bat di ka ki l angit sebelah bar at, cuaca m ulai r em ang -r em ang dan keadaan di sekitar B ukit K ayu M er ah sepi seper ti kubur an m ati.

Dua bayangan m eluncur tur un dar i atas bukit dengan cepat, dan m er eka itu bukan lain adalah Y ap B u K ong ser ta Pek Hong yang bar u saj a m eninggalkan "m ar kas pusa t"

P asukan m onyet di A ng bhok san.

S etelah ber ada ber dua saj a dengan pem uda yang gag ah per kasa in i, entah m engapa t iba -tiba j antung gadis cantik itu ber debar tidak kar uan.

K etegangan hatinya yang m engkhaw atir k an nasib bekas j ender al m uda in i dar i ancam an r acun ber - bahaya sudah tida k ada lagi .

S em uanya sudah lolos dar i lubang j ar um , dan j i w a pem uda ini ber hasil diselam atk an.

S ehar usnya, dengan keber hasilan usahanya yang telah diper j uangkan dengan susah payah itu sepatutnya gad is in i ber gem bir a.

Dan m em ang ada kegem bir aan itu di d alam hatin ya.
Pendekar Gurun Neraka Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


A kan tetapi, entah m engapa, tiba -tiba saj a P ek Hong m er asakan fir asat yang tida k enak.

Peristiwa Siu Li yang membuntungi lengan kirinya itu mendadak muncul kembali di kelopak matanya.

Dia belum854 tahu secara pasti bagaimanakah perasaan Bu Kong terhadap puteri Panglima Ok itu dan bagaimana pula kira-kira reaksi pe- muda ini jika kelak mengetahui keadaan gadis jelita itu.

Pek Hong melirik dengan sudut matanya ke arah pemuda yang berlari di sampingnya ini, dan ia melihat betapa wajah yang tampan itu berseri-seri dan sepasang matanya mencorong hidup seperti mata seekor naga.

Betapa tampannya jenderal muda ini, apalagi kalau tersenyum gembira seperti itu! Demikian gadis ini berbisik di dalam hati.

Pantas saja kalau banyak wanita cantik tergila-gila kepada murid Malaikat Gurun Neraka ini.

Dan memang bekas jenderal muda itu bukan orang sembarangan.

Tubuhnya yang tinggi tegap berkat gemblengan silat bertahun-tahun itu tampak kuat dan kokoh bukan main, mirip harimau muda yang sedang penuh-penuhnya semangat.

Siapa tidak akan tertarik dan jatuh hati terhadap pemuda seperti ini? Dan gurunya secara diam-diam telah menjodohkan dirinya dengan jenderal muda itu ! Siapa tidak akan merasa beruntung ? Teringatlah gadis ini akan kata-kata gurunya beberapa bulan yang lalu di pagi hari.

"Hong-ji, pinceng membawa kabar gembira untukmu, kabar perjodohan !"855 Demikian ucapan pertama yang membuat gadis itu terkejut dan berobah air mukanya. Dengan mata terbelalak dia memandang gurunya itu dan setelah dapat menenangkan guncangan hatinya, Pek Hong bertanya.

"Apa? Suhu membawa berita perjodohan teecu? Ah, suhu, teecu belum mempunyai niat untuk berumah tangga. Kenapa tergesa- gesa? Tidak, teecu masih ingin merawat suhu di sini, teecu tidak mau berpisah dari suhu...."

"Ah, anak bodoh ! Pinceng masih kuat berlari seperti kuda, dapat mencari makan di mana saja. Kenapa hendak mengikuti pinceng selama hidup? Rumput segar berada di mana-mana, tinggal pinceng lari mencari maka semuanya telah tersedia. Untuk apa dirawat seperti anak kecil ?"

Kakek itu tertawa dan Pek Hong tersenyum mendengar kata-kata suhunya ini.

Seperti telah menjadi kebiasaan umum di dunia kang-ouw, seorang hwesio gundul biasanya disebut pula sebagai "keledai".

Makian ini telah umum didengar orang dan kini kakek itu memakai olok-olok itu untuk dirinya sendiri.

Maka tentu saja muridnya menjadi geli.

"Ah, suhu, kau ini ada-ada saja,"

Katanya tertawa.

"Biarpun rumput segar ada dimana-mana, nam un bu kankah seekor kuda per lu kaw an? K alau S uhu m enj adi kuda m ak a bi ar lah teecu m enj adi ana k kudanya, h i-hi hikk! "856

"Husshh, tida k boleh itu! P inceng sudah tua, m aka keh idupan begini sudah bia sa bag i pinceng. A kan tetapi engk au, m ur idku, engkau m asih m uda dan engkau ber hak m engenyam m anisnya hidup. M asa m au m enir u pinceng m inta sedekah ke sana - sini sam bil m em baw a m angko k? M alu, kan? "

P ek Ho ng m enger utkan alisnya.

M em ang dia tahu bahw a kebanyakan hw esio selalu ber j alan keluar m asuk kam pung s am bil m em baw a m angko k untuk m em inta m akanan.

A k an tetapi suhuny a ini biar pun j uga m erupakan seor ang hw esio, nam un belum per nah m em inta -m inta sedekah seper ti itu.

Di sekeli ling r um ah bany ak sayur -m ayur yang m er eka tanam , dan dar i has il kebun ini lah m er eka m akan sehar i -har i.

"A kan tet api, suhu, kau tidak per nah m inta -m inta m akanan seper ti kebanya kan hw esio -hw esio lain ! K enapa bilang begitu ? B ukank ah kebun k ita cukup luas dan s ayur m ayur kita ber lebihan setiap har i ? "

"Itu kan sekar ang, Hong j i, padahal keadaan seseor ang bisa saj a ber obah -r obah setiap w aktu. S eper ti sekar ang ini, m isalnya. K alau t iba -tiba pinceng m enir u r ekan -r ekan pinceng yang lain, tidak m a lu kah engkau ? "857 P ek Hong ter kej ut dan m em andang suhunya dengan m ata ter belala k.

"A pa? S uhu hendak m er obah kebiasaan sehar i -har i di sini? K enapa suhu hendak m elakukan hal itu? A h, teecu t idak per caya ! "

Ser unya.

"Hm m , kenapa tid ak per ca ya? P er nahkah gur um u ini m em bohong kepadam u? Hong -j i, dengar kan baik-bai k. K alau eng kau tida k m au m enur ut kata - kataku ini, aga knya pinceng benar -benar hendak m engem is m akanan setiap har i sebagai pr otes pinceng m em punyai m ur id yang tidak p atuh ! "

S uar a ini dikeluar kan dengan pe nuh kesungguhan dan P ek Hong tidak ber ani m ain -m ain lagi. Dengan penuh selidik i a m em andang ka kek itu yang sudah m elanj utkan kata - katany a.

"M ur idku, pinceng tidak ak an m elakuk an paksa an di sini. A kan tetapi, sebagai or ang tua yang m em ikir kan m asa depanm u, m ak a pinceng telah m elancangim u dalam m engam bil suatu keputusan, yakn i tentang per j odohanm u ! "

"A hh...... ! "

Gadis itu ber ser u kaget d an ta k ter asa lagi dia m elangk ah m undur dengan m uka ber obah.

"S uhu, apa -apaan ini? S iapa c alon j odoh teecu itu? A pak ah suh u sudah m ener im anya ?858 B agaim ana ka lau teecu t idak senang dengan calon suam i teecu itu, suhu? "

Diber ondong dengan berm acam -m acam per tanyaan ini k akek itu ter senyum . Dia m engelus per utnya yang agak gendut itu dan tiba -tiba ter - kekeh.

"

Ha, m a sa kau ba kal m em b enci calon suam im u itu, Hong -j i? A hh, pinceng tidak per caya, bahkan pinceng ber ani ber tar uh bahw a begitu kau ber j um pa dengan pem uda itu kau pasti j atuh cinta! Ha - h a-ha ."

"Cihh, belum tentu, suhu! T eecu sudah banyak m elihat pem uda -pem uda tam pan, akan tetap i m er asa j atuh cinta saj a t idak per nah. B agaim ana suhu ber ani tar uhan? "

Gadis itu m encibir .

"S udahlah, j angan ber tar uh dengan pinceng. K utanggung kau pasti ka lah dah! Leb ih bai k begini saj a, kita tur un gunung dan kit a m enem ui pem uda itu."

"Hah? M asa pih ak w anit a m alah disur uh m e nem ui pihak la ki -l aki? S uhu, kau ter lalu ! "

P ek Hong sem akin ter kej ut dan gadis ini m em andang suhunya dengan m ar ah.859 A kau tetapi hw esio T ibet itu m enar uh j ar i telunj uknya di depan m ulut dan m endesis.

"S stt, j angan r ibut -r ibut dulu. K etahuilah, Hong j i, pem uda itu sendir i belum m engetahui tentang r encana per j odohan ini. M aka, ber tem u dengan diapun j uga tidak m em punyai pengar uh apa -apa. P inceng hanya ingin m em per kenalkannya kepadam u dan kalau toh engkau tida k suka, belum ter lam bat bagi pin ceng buat m enola knya."

A gak lunak hati g adis in i m endengar sem ua keter angan suhunya itu, dan P ek Hong ingin sekali tahu s iapak ah pem uda yang dipil ih gur unya ini.

M elihat si kapnya, suhunya ini r upanya am at m engistim ew akan calon j odohnya itu.

Hem m , kalau benar begitu agaknya pem uda itu m em ang bukan or ang sem bar angan.

"S uhu, kau agaknya ter tar ik sekali kepada pem uda itu. S iapakah dia? "

T anyanya . T a B hok Hw esio ter taw a, tam pak bangga.

"Hong -j i, tentu saj a pilihan p inceng bukan or ang sem bar angan. Dia cocok se kal i untukm u, gagah per kasa dan kepandaiannya am at tinggi, lebih tinggi dar i kepandaianm u sendir i! Nah, m as a engkau t idak ter tar ik? "860 B etul j uga, m endengar bahw a pem uda yang dicalonkan sebagai suam inya o leh gur unya ini m em iliki kepanda ian lebih t inggi dar in ya, P ek Hong m enar uh per hatian ser ius. G ur unya ini adalah se or ang sakti yang j ar ang tandingan. K alau sekar ang m em uj i -m uj i or ang lain tentu or ang itu m em ang hebat sekali.

"Dan ket ahuilah, m ur idku, kelak ka lau i lm u - ilm unya sudah m atang, agakn ya pinceng send ir i sudah bukan tandingannya ! "

Ka kek itu m enyam bung. T entu saj a P ek Hong ter kej ut. Dengan m ata ter belalak dia m em andang gur unya ini se akan - akan kur ang per caya.

"A hh, siap akah di a, suhu? "

"Dia bu kan l ain ad alah m ur id tunggal M ala ikat G ur un Ner aka, Y ap goansw e y ang gagah per kasa dan yang nam anya m enggetar kan selur uh ker aj aan di em pat penj ur u ! "

P ek Hong ter cengang.

"A pa? S eor ang j ender al ? "

Ser unya.

"Jadi T ak la - loc ianpw e itu m em punyai m ur id, suhu? K ukir a dia tid ak m engam bil m ur id untuk m ew ar iskan ilm u -ilm u kesakti annya. K alau begitu, kenapa teecu tida k per nah m elihat861 m ur idnya? K enapa setiap kali ber kunj ung kem ar i hanya sendir ian saj a? "

"Itulah kar ena m ur idnya selalu sibuk m enj alankan tugas, dan h anya apabil a sedang m endapat cuti s aj alah m a ka pem uda itu pu l ang ke tem pat tinggal pendekar s akti itu di padang pas ir sana,"

Dem iki an j aw ab gur unya.

"Dan d ia gagah sekali, m ur idku. Wata knya j uj ur , pem ber ani dan ganteng. P endeknya pilihan pinceng pasti t idak m engecew akan, tinggal ter ser ah dir im u sendir i. K alau suka boleh diter uskan dan kalau tidak suka...... yah, pinceng tentu saj a t idak bisa ber buat apa -apa."

Itulah k ata -kat a gur unya yang kini ter ngiang kem bali di te linganya .

Dan beber apa har i kem udian, mereka benar-benar meninggalkan rumah untuk mencari pemuda itu.

Karena murid pendekar besar itu bertugas sebagai seorang jenderal muda di Kerajaan Yueh, maka mereka langsung ke kota raja.

Akan tetapi di sana mereka mendapat berita mengejutkan tentang kehancuran Yueh yang diserbu oleh bala tentara Wu-sam tai-ciangkun.

Mereka lalu mencari-cari dan akhirnya orang yang dicaripun ketemulah.

Jenderal muda itu sedang menyusun siasat bersama sisa-sisa pasukannya di sebuah tempat, dan begitu bertemu muka bercakap-cakap, Pek Hong berdebar hatinya862 sampai akhirnya Dewi Asmara benar benar mengusik hatinya.

Dan untuk pertama kali itulah gadis ini merasakan orang dimabok cinta! "Hong-moi, kau merenungkan apa?"

Pertanyaan tiba-tiba ini mengejutkan gadis itu dan seketika Pek Hong sadar dari lamunannya. Dengan muka merah ia menjawab gugup.

"Eh, apa...... ? Aku merenung? Ah, tidak......tidak, Yap koko. Aku tidak memikirkan apa-apa !"

Bu Kong tertawa.

"Kalau begitu, kenapa tidak menjawab pertanyaan yang sudah kuulang tiga kali itu?"

Gadis ini semakin terkejut.

"Pertanyaan?"

Serunya kaget.

"Pertanyaan apa?"

Pemuda itu tak dapat menahan geli hatinya lagi dan sambil tersenyum lebar dia menjawab.

"Nah, in ilah bu kti b ahw a k au ber dusta. Hong -m oi, kau j elas m elam un sam pai j auh sehingga per tanyaanku tida k kaudengar . A ku ber tanya, tidakkah kita ber hen ti dulu di sini? M asa per tanyaan pendek begini tidak kautangk ap? Hanya or ang yang ter buai lam unan saj al ah yang tidak m endengar per tanyaan or ang lain, ha -h a! "863 G adis itu ter sipu -sipu m a lu dan ia t idak m em bantah lagi.

"Y ap -ko ko, m aaf kan aku... ...."

Bisiknya l ir ih dan P ek Hong m enundukkan kepalanya.

Diam -di am m ukanya m enj adi sem akin m er ah sam pai ke telinga dan diam -diam ia m em aki dir i sendir i y ang m elam un kelew at j auh sehingga tida k m endengar per tanyaan or ang.

T adi ia sedang m elam unk an per asaan hat inya sendir i ter hadap pem uda ini.

M em bayangkan betapa akan bahagiany a apabila dap at hidup ber sam a pem uda itu.

K em anapun per gi selalu ber sam a, tak per nah ber pisah sam pai aj al m enj em put m er eka.

Dan gar a - gar a bayangan indah yang m em abokkan inilah ia lalu ter buai ke alam r om antis, tida k tahu betapa sudah tiga kal i pem uda itu m engulang per tanyaannya yang sam a! K ar ena tidak ingin m em buat gadis itu m alu lebih lanj ut, B u K ong cepat ber kata lagi untuk m engalihkan su asana.

"Hong -m oi, kuk ir a di sini saj a kita istir ahat sebentar . Dan buk ankah di tem pat ini pula kita ber tem u dengan Dew a M onyet ? A ku ingin ber cak ap -cak ap denganm u dan banyak per tanya an siap kuaj ukan."864 P em uda ini lalu ber henti dan P ek Hong j uga ikut ber henti. Cuaca sudah m ulai gelap dan B u K ong m engum pulkan r anting -r anting ker ing untuk per siapan api unggun sebagai pengusir nyam uk. K em udian keduanya duduk ber hadapan dan tiba - tiba P ek Hong m er asa kiku k dan j antungnya ber debar tidak kar uan.

"Hong -m oi,"

Dem iki an pem uda itu m ulai m em buka suar a dengan lem but.

"sebelum aku m e lanj utkan dengan per tanyaan -per tanyaan yang m asih kusim pan dal am hati, kuuc apkan ban yak ter im a kasih atas sem ua j er ih payahm u m enolongku dar i baha ya. S ungguh budim u ini besar sekali, kar ena tanpa eng kau di sam pingku, agaknya aku sudah tew as ker acunan."

"A h h, Y ap -koko, ku kir a tid ak per lu itu. B ukankah diantar a kita sudah sehar usnya untuk saling tolong -m enolong? "

Gadis ini m enundukkan kepalanya dengan m uka m er ah.

Pendekar Gurun Neraka Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dan lagi, bukan hanya a ku saj a yang m enolongm u. A ku t idak seberapa dan tidak ad a ar tinya... .."

"A hh, kau ter lalu m er em ehkan bantuanm u, Hong - m oi. T idak, aku ber sungguh -sungguh dalam m ener im a budim u ini. B iar lah di kelak kem udian har i aku diber i kesem patan untuk m em balas865 budim u ini dan kalau a ku tidak dapat, bi ar lah Thian yang akan m em bal asnya.

"

B u K on g m enggenggam kedua tangan P ek Hong dan gadis ini tiba - tiba m enggigil tubuhnya.

E ntah m engapa, sentuhan yang dem ikian lem but ser ta penuh per asaan dar i pem uda itu m em buat gadis ini tidak kar uan r asa dan j antungnya ber degup kencang.

"Hong -m oi, sek ar ang coba cer ita kan kepadaku. B agaim anakah tib a -tiba engk au dapat m em baw aku ke tem pat ini? Dan dim anak ah....... suhu? "

Per tanyaan ter akhir ini diucapkan dengan suar a lir ih dan aga k gem etar k arena B u K ong ter ingat akan per tem uannya dengan or ang tu a itu di gedung Cheng -gan S ian -jin, dim ana dia ter lihat sedang tidur sepem bar ingan ber sam a Lie L an, gadis iblis berwatak silum an itu.

K ej adian ini sungguh m em buat d ia ter pukul.

K alau saja per j um paannya dengan or ang tua itu tidak sedem i kian r upa, dia tidak a kan s ebegitu r isau.

Nam un ce lak anya, j uster u per tem uan m er eka itu bahkan m em bur ukkan kead aannya.

Dia tahu, pandangan m acam apakah yang sekar ang ditim pak an gur unya itu kep adanya.866 P em uda hidung belang! P em uda tidak tahu m alu yang m er usak nam a gur u! A palagi? P andangan suhunya di tengah r uangan besar i tu m asih diingatnya b aik -ba ik, taj am m encor ong b erapi-api dan m ukanya m er ah m embesi, w aj ah yang penuh kem ar ahan! Nger i dia m em bayangkan wajah itu dan seti ap ka li m uka or ang tu a ini muncul di kelopak m atanya, j antu ngnya pasti ter getar hebat.

T er kutuk keponakan Lie -thai kam itu ! P em uda ini m engepal tinj u dengan m ata m er ah.

S am a sek ali tidak disangk anya bahw a dia m as ih har us m ener im a per cobaan yang am at ber at ini.

Hinaan Lie Lan m asih m elekat di ingatanny a, begitu pul a ketika di a diper m ainkan gadis ter sebut.

B etapa dia dalam keadaan t idak s adar disur uh m enj ilat telapak k aki kepona kan Li e-thai kam itu, betapa dia dihina dengan car a -c ar a yang am at kej i dan m em alukan.

S em uanya ini m em buat dada B u K ong ber om bak dan kem ar aha nny a m enggelegak, giginya ber ker ot -ker ot.

F itnah j ahanam telah dilontar kan or ang, dan sekar ang m asih dit am bah lag i dengan per istiw a ter kutuk itu.

S ungguh, k alau dia tidak dapat867 m em balas sakit hat i ini, lebih baik dia m at i di tangan musuh! P er obahan w aj ah d an sikap pem uda itu dilihat j elas oleh P ek Hong, dan gadis ini m enar ik napas dalam -dalam .

Di a m aklum ap a yang sedang ber golak di ha ti bek as j ender al m uda itu, dan diam -diam hatin ya i kut ter tusuk.

K ehar uan besar m enyelubungi hatinya, m aka per lahan -lahan gad is ini m enar ik t angannya.

"Y ap -koko,"

Bisi knya lir ih.

"har ap tenangkan hatim u. Jangan ter lam pau ber duka, sem ua r ahasia yang m enim pa dir im u k ini sudah sebagian besar ter singkap. P er cayalah, dengan sekuat tenaga aku akan m em bantum u dan m em balas sakit hati y a ng kaual am i ini. K uyak in, sedikit r ahasia yang belum ter pecahkan ini akan ter buka dalam w aktu tida k l am a lagi, per ca yalah! "

S uar a yang lem but ini m enyadar kan B u K ong dar i luapan em osinya dan sepasang m ata yang tadi m encor ong penuh api kem ar ahan itu sek ar an g tenang kem bali. P em uda ini m enoleh, lalu ber tanya.

"Hong -m oi, j adi kaupun sudah m endengar sem ua per istiw a - per istiw a yang m enim pa dir iku? B etapa aku868 telah..... telah.. ....m elaku kan per j inaan dengan B w ee Li dan w anita -w anita lain seper ti dikabar kan or ang? Dan baga im anakah tanggapanm u? M engapa kau m asih sudi m enolong dir iku yang tida k tahu m alu ini? "

G adis itu ter senyum .

"Y ap -koko, siapa bilang kau tidak tahu m alu? O r ang lain boleh bilang begitu, akan tetapi aku tid ak m enganggapm u dem ikian! "

"A hh .! "

B u K ong ter tegun dan tiba -tiba ter ingat olehnya ketika dia m encium g adis ini di depan Dew a m onyet.

"A pakah per buatanku di depan Dew a m onyet dulu j uga tidak kauanggap tidak tahu m alu? "

P ek Hong ter belalak dan sepasang m atany a yang indah itu m elebar . S ej enak ga dis ini ter kej ut dan akhir nya m enundukkan m ukanya yang sem er ah kepiting dir ebus.

"K oko .hal itu .hal itu .ah, itu bukan kesalahanm u, kenapa aku har us m ar ah? A kulah yang pantas disebut gadis tak tahu m alu k ar ena hendak m elakukan per buatan kur ang patut. E ngkau m alah te lah m enolong m uk aku dar i hinaan or ang, m aka sudah sepantasnya ap abila kuucapkan ter im a k asih atas per tolonganm u itu.869 M engapa hendak m enya lahk an dir i ber lebih - lebihan? "

Gadis ini lalu m engangk at m ukanya . P em uda itu ter senyum getir .

"S udahlah, Hon g - m oi, sesungguhnya kita m as ing -m asing telah saling m em aklum i keada an yang tida k enak itu. A kan tetapi, bagaim ana eng kau bisa bi lang aku ter lalu m enyalahkan dir i ber lebih -lebihan? B oleh j adi ter hadap dir im u aku tida k ber buat yang kur ang aj ar . T etapi ter had ap w anita -w anita lain, m asa engkau tida k m endengar nya? O r ang telah m engatakan a ku ini pem uda hidung belang, pem uda tidak tahu m alu, m elakukan zinah ber sam a ister i or ang lain ! Nah, t idak ter lalukah ini? T idak bur ukkah w at akku itu ? Dan engkau m asih m au m en olong dir iku yang hina ini. S ungguh m engher ankan .! "

T iba-tiba P ek Hong bangkit ber dir i.

"Itu fitnah, Y ap -koko, fitnah kej i ! "

Gadis ini ber ser u dan tinj unya dikepal dengan m ata ber sinar .

"Dan aku tahu si a pa biang kel adi sem uanya ini ! "

"Hahh ? ! "

B u K ong m elom pat bangun dengan m uka ber obah.

"Hong -m oi, apa katam u? B agaim ana kau tahu bahw a ini adalah fitnah belaka? Dar i m ana kau tahu? Dan si apa pelem par segala kotor an busuk ini? "870 M em ang apa yang dikatakan gadis itu benar - benar m em buat hati pem uda ini kaget se kali. Dia tidak m engir a bahw a P ek Hong agakny a telah m engetahui sem ua per istiw a yang m enim pa dir inya itu sedem iki an j auh, bahkan r upanya j auh lebih lengkap dar i y ang diket ahuinya. B uktinya dia m em ang tahu bahw a di bali k sem ua kej adian ini pasti ter dapat pi ha k ket iga yang m em fitnahnya. Dan dia sudah ber usaha untuk m encar i tahu tentang hal ini nam un gagal. S ekar ang tanpa disangka -sang kanya g adis ini m engatakan tahu si apa biang keladi s i pelem par fitnah! T entu saj a dia ter kej ut sekali dan m enj adi gir ang, ingin tahu siapakah ibl is yang telah m em buat nam anya r usak itu. Dengan m ata ter belalak dan kedua tangan d ikepal B u K ong m enanti j aw aban dar i m ulut gadis in i, ak an tetapi dia m er asa her an m elihat P ek Hong hanya ber dir i dan m em andangnya r agu -r agu.

"E hh, Hong -m oi, ada apa kah ? "

T anyany a sam bil m elangkah m aj u. P ek Hong m enar ik napas panj ang.

"Y ap -goansw e, apa y ang hendak kuk atak an di sini ada lah ber ita yang am at penting sek ali bagim u. O leh sebab itu,871 per siapkanlah per asaanm u untuk m e ndengarnya,"

Gadis itu ber kata da n m atanya m em andang taj am .

B u K ong m enghentikan l angkahnya, w aj ahnya pucat dan j antungnya ber degup kencang.

K ata - kata yang diu capkan gadis ini m a suk ke telinganya satu per satu dan dar i n ada su ar a itu dia m ak lum bahw a ter dapat suatu kej utan besar di dalam ny a.

K alau tidak, t idak m ungkin si kap m u rid T a B hok Hw esio ini a kan sedem iki an r upa.

M aka cepat di a m enenangkan hatiny a yang ber guncang dan setelah m er asa siap, dengan suar a tenang pem uda ini m enj aw ab.

"Hong m oi, katak anlah seger a. A ku tel ah m em per siapkan di r i m endengar hal - hal yang paling m engej utkan dar i m ulutm u. T er angkanlah."

"B aik,"

P ek Hong m enganggukkan kepalan ya dan setelah m enatap taj am w aj ah itu, gad is ini m elanj utkan.

"K etahuil ah, Y ap -ko ko, bahw a biang keladi sem ua per istiw a ini buk an lain adalah.. ..... .."

P ek Hong ber henti sam pai di sini dan B u K ong m enekan debar j antungnya.

"T er uskanlah, Hong - m oi, aku siap m endengar nya,"

Pem uda itu m em inta.872

"M anusia ibli s itu bukan la in adalah. .....ay ah S iu Li, koko, O k -ciang kun yang m enj adi or ang per tam a dar i T ig a P anglim a B esar K er aj aan Wu ! "

Hening sej enak setelah r ahasia besar itu ter ungkap.

M eskipun B u K ong telah m em per siapkan dir i, nam un tidak ur ung j antungnya ber getar hebat dan w aj ah pem uda ini ber obah pucat.

A yah S iu Li ! S iu Li ! Nam a inilah yang ter utam a sekal i m engguncangkan hat inya.

K alau saj a P ek Hong tid ak m enekan kan nam a ini, agaknya tidak sebegitu hebat get ar an j antung pem uda itu.

A kan tetapi P ek Hong telah m engatakan nam a ini .

S iu Li ! P er lahan - lahan m uka yang pucat itu ber obah m er ah dan P e k Hong m elihat betapa sepasang m ata Y ap - goansw e ber api -api.

G adis ini m em ang sengaj a m enyebutkan nam a S iu Li untuk m elihat r eaksi pem uda itu.

D ia tahu bahw a nam a ini m em punyai kesan m endalam di hat i bekas j ender al m uda itu, m aka di a ingin m encobanya.

K alau pem uda ini m ar ah, ber ar ti kebencian telah ter tanam di hati pem uda itu dan hal ini tentu saja am at bagus baginya .

S aingan ber at ber ani lenyap dan ia boleh m er asa lega.873 M aka untuk m enam bah "m inya k"

P ek Hong lalu m enyam bung.

"Dan panglim a tu a ber hati kej i it u untuk m em per kuat kedudukannya telah ber sekon gkol dengan Cheng -gan S ian -j in. T entu saj a m aksudnya ada lah untuk ber j aga -jaga dar i pem balasanm u. K alau m anusia iblis m acam datuk sesat seper ti itu ber kaw an dengan see kor ser igala seper ti P anglim a O k, telur bus uk apa saja yang tidak a kan ber hasil m er eka adakan? Y ap - koko, or ang telah m em buat hidupmu hancur di m ata or ang lain, m aka tidak boleh tida k sem ua kej ahatan ini har us di balas !"

B u K ong m engger eng.

Disebutnya nam a Cheng - gan S ian -j in ini m em buat kem ar ahannya sem akin ber kobar .

Iblis tua ini tel ah m enj er um uskannya ke dalam pecom ber an yang am at busuk, dan dia benar -benar telah m elakukan per buatan ter kutuk ber sam a keponakan L ie -thaik am ! K alau t adinya kabar per j inaannya dengan B w ee Li hanya fitnah belaka dan dia ber ani sum pah m enyatakan dir i sendir i m asih "ber sih", adalah sekar ang dia benar - benar telah kotor dan zinah itu telah di laku kan nya ! Dan ini sem ua adalah "telur busuk"

Hasil Chen g- gan S ian -j in! T entu saja B u K ong tidak dapat m enahan dir i lagi.

K em ar ahan yang m eluap m embuat dadanya874 seakan m eleda k dan t iba -tiba pem uda ini ber ter iak ker as.

T ubuhnya m encelat ke kir i dan tangan kananny a m enghaj ar sebatang pohon liu yang ber ada di sebel ah kir inya.

"Cheng gan S ian -j in, kubunuh kau....... kubunuh kau, j ahanam kep ar at ! "

Pem uda itu m e m eki k dan sekali tangannya m enyam bar , pohon liu sepelukan or ang dew asa itu r oboh sam bil m engeluar kan suar a hir uk -pikuk.

T idak puas sam pai di sini saj a, B u K on g lalu ber kelebatan kesana kem ar i dan m ulutnya m elengking nyar ing m elam piask an kem ar ahannya ! S ebentar saj a, belasan pohon r oboh tum pang tindih diam uk m ur id M aiai kat G ur un Ner aka ini .

P ek Hong m em andang dengan m ata ter belalak dan gadis ini ber dir i di tem pa tnya tanpa suar a m enyaksikan kem ar ahan pem uda itu.

Dia tahu bahw a per asaan pem uda itu ter guncang, m aka dia m em ber i kesem patan untuk m enyalur kan gej olak am ar ah di hati pem uda itu.

A khir nya, setelah tidak ad a sasar an lagi, B u K ong ber dir i dengan napas ter eng ah -engah dan m ata m endelik.

K em ar ahannya m em ang masih ada, nam un dadanya sudah agak longgar .875 K ebenciaannya ter hadap Cheng g an S ian -j in dan T ok- S i m S ian -li m em uncak hebatnya dan kalau saj a dua or ang itu ber ada di m ukanya, agaknya dia sudah m ener j angnya tanp a m em per dulikan nyaw a sendir i.

G iginya ber ker ot -ker ot dan ter ingat betap a O k - ciangkun (P anglim a she O k) ber sekutu dengan m anusia iblis m acam Cheng -gan S ian -j in benar - benar m em buat batinnya ter pukul.

K a lau saj a panglim a itu bukan ay ah S iu L i, di a tid ak akan sedem ikian per duli.

A kan tetapi j uster u panglim a tua itu ayah dar i gadi s y ang am at dicint ainya.

Dan sekar ang ay ah dar i gadis itu pula yang m em fitnah dir inya sedem ikian kej am dan j ahatnya ! B u K ong m engeluh dan tubuhnya ter huyung - huyung.

"T hian Y ang M aha A gung, adilk ah nasib yang kauj atuhkan kepada ham ba -M u ini? A pakah kesalahan ku ter hadap m er eka? S i apakah yang m em ulai dulu per m usuhan ini? T uhan, engkau tidak ad il .E ngkau tid ak adil..... .. oohh ! "

B u K ong ter guling dan pem uda ini r oboh di atas r um put, pings an tak sadar kan dir i dengan hati penuh kecew a.

"Y ap -koko...! "876 P ek Hong ter kej ut dan gadi s ini m elom pat ke depan. Cepat ia m er aba denyut nadi di per gelangan tangan dan ketika m engetahui bahw a pem uda itu hanya pingsan saj a, hatinya lega. T adinya d ia kh aw atir luk a pem uda ini kam buh. Dan kalau ha l ini ter j adi, tentu saj a ber bahaya sekali . M aka cepat dia m engur ut belakang leher dan m enotok beber apa j alan dar ah untuk m enyadar kan pem uda itu, d an ta k l am a kem udian sium anlah bekas j ender al m uda ini.

"A hh...! "

M eliha t betap a dir inya dir angku l gadis itu, B u K ong m elom pat bangun. Dengan m uka m er ah dia ber kata.
Pendekar Gurun Neraka Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


"Hong -m oi, ter im a kasih aku tidak apa - apa.....

"

"A kan tetapi, kau tad i...."

"T idak, aku sudah kuat lag i,"

B u K ong m enggelengkan kepala dan m em otong cepat. P ek Hon g m enggeser duduknya dan m em an dang pem uda itu dengan penuh kehar uan.

"Y ap -koko, kau sendir i telah m enyata kan bahw a kau sudah877 siap untuk m ener im a ber ita ini, har ap j angan m enyalahkan a ku,"

Katany a per lahan.

B u K ong m enar ik napas dalam -da lam dan w aj ah yang gagah tam pan itu dil iputi aw an kedukaan yang kel am .

S or ot m atanya t iba -tiba m en j adi dingin dan m em andang ke depan dengan s ikap acuh tak acuh.

Nam un ketika m endengar ucapan gadis itu dia m enj aw ab dengan ter senyum getir .

"M engapa aku har us m enyalahk an engka u? ! T idak, Hong m oi, bahkan aku m er asa am at ber ter im a kasih bahw a engk au telah m em ber itahukan biang keladi kej ahat an ini. S udah lam a aku m encar i -car i, sungguh tidak kuduga bahw a Wu - sam -tai-ciang kunlah yang ber dir i di balik la yar ini, m er eka m em ang panglim a ber hati kej i ! "

B u K ong m engepal tinj unya.

"T api puter inya m a lah m enyel am atkan j iw am u dar i keganasan r acun Cheng -gan S ian -j in ! "

P ek Hong ber kata seper ti s am bil l alu nam un dengan sudut m atanya dia m el ir ik pem uda ini.

M uka Bu K ong sedetik ber obah pucat, da n gadis ini m elihat betapa m ulut pem uda itu m enyer ingai seakan -ak an m enahan nyer i d i dal am hati.

Dia dapat m enduga bahw a tentu pem uda ini m e r asa878 ter pukul dan diom bang -am bingkan dua pe r a sa a n ber tentangan.

Y ang satu m em benci sang ayah akan tetapi yang l ain m encinta s ang puter i.

M em bayangkan ini saj a diam -diam hati P ek Hong j uga ikut nyer i.

A da su atu per asaan t idak ena k di hatinya, per asaan m ar ah d an cem bur u.

N a mun ter ingat bahw a S iu Li kini te lah m enj adi seor ang gadis cac ad, diam -diam d ia ag ak lega.

P an glim a O k telah m em buat kesengsar aan dan pender itaan yang tida k sedi kit ter hadap pem uda in i.

M isa lnya m er eka ber dua saling m encintapun belum tentu akan dap at hidup ber sam a.

Dan kej ahat an O k - ciangkun itu sedi kit ban yak akan m em pengar uhi per asaan pem uda ini t er hadap S iu Li.

"Hong -m oi, dar i m ana kau bisa m enyingkap r ahasia ini? "

Tiba -tib a B u K ong ber tanya da n m em andang gadis itu dengan m ata taj am . P ek Hong b alas m em andang dan dengan tenang gadis ini m enj aw ab.

"Dar i P hoa loj in."

B u K ong ter kej ut dan sepasang m ata pem uda ini ter belalak lebar .

"

Hah? P hoa -loj in ? "

Ser unya kaget.

"K apan k au ber tem u dengan ka kek itu dan dim ana dia sek ar ang? "879 G adis itu m enggelengkan kepa la.

"E ntahlah, Y ap - koko, a ku tid ak t ahu. Y ang j elas, keter angan dar i kakek itulah yang t elah m enyel am atkanm u dar i ancam an baha ya m aut. M ula -m ul a gur um u datang dan hendak m em bunuhm u, akan tetapi tiba -tiba m uncul kake k itu. Di a m em ang ahl i r am al j em polan yang aga knya dapat diper caya penuh. B uktinya, suhu (gur uku) sendir i tidak ban yak m em bantah dan m em per cayai apa y ang dikat akan P hoa-loj in bulat -bulat."

B u K ong m engangguk.

"M em ang, kake k itu m em ang hebat. Dia seakan - akan tahu apa yang ter j adi di dunia ini, yang dulu m aupun yang akan datang! Dan j uster u kar ena i lm unya yang lu ar biasa itulah aku he ndak ber kunj ung ke P ulau Cem ar a yang m enj adi tem pat tinggaln ya. S ayang, badai di L aut T ung hai m em buat per j alanan kam i ter halang dan di tepi laut itu pul alah aku ber tem u dengan Cheng -gan S ian -j in."

"K am i? "

P ek Hong ber tanya d an gadis ini pur a - pur a her an. P adahal, tentu saj a di a dapat m enduga bahw a pada saa t pem uda itu henda k ke P ulau Cem ar a tentu ber sam a B w ee Li seper ti yang per nah dicer itakan ka kek P hoa di kuil tua .880

"Y a, kam i, m aksudku, aku ber sam a B w ee Li yang kuser et sepanj ang j alan untuk m enj um pa i kakek itu."

"O h? Dan di m ana sek ar ang w anita itu? "

"E ntahlah. P ada saa t aku ber tanding m elaw an Cheng -gan S ianj in yang m emper gunakan sihir , Hek-m o-ko m elaku kan kecur angan dan m em bokongku hingga pingsan."

"Hem m , iblis h itam itu m em ang tangan kanan Cheng -gan S ian -j in. Nam un, dia sudah d ihaj ar suhu habis -habisan ketika kam i m enyer bu gedung datuk sesat itu untuk m enolong dir im u,"

Kata P ek Hong.

"B egitukah? B agus sek ali, dan kalau di lain kesem patan aku ber tem u dengan dia pasti akan kubunuh kakek hitam itu. Hong - m oi, sek ar ang dapatkah eng kau m encer itak an r am alan selengkapnya d ar i P hoa loj in? Dan bagaim ana dia m uncul m enem ui suhu? Di m anakah sek ar ang gur uku itu? "

"S em ua kej adian yang m enim pam u ini m em ang sudah m enj adi gar is nasib hidupm u, Y ap -koko,881 dem ikian kata ka kek i tu. Dan untu k in ilah m aka dia keluar dar i P ulau Cem ar a buat m enolongm u j uga m enolong dunia."

"M enolong dunia? "

"Y a, dem iki an k atanya. A ku sendir i kur ang m enger ti apa m aksud kata - katan ya itu, d an aku tidak ber tanya lebih lanj ut. Y ang penting, engkau dapat d iselam at kan dan fitnah kej i ini dap at ter - bongkar . S ayang r ahasia ini belum bisa dikupas selur uhnya kar ena m enem ui j alan buntu."

P ek Hong lalu m encer itak an tentang sem ua yang dikatak an oleh si tukang r am al itu dan B u K ong m endengar kan dengan penuh per hatia n.

M en - dengar betapa kake k itu m enebak per istiw a - per istiw a m elalui telapa k tangannya, diam -diam dia m er asa k agum .

A pa y ang dik atakan tukang gw a-m ia itu m em ang sebag ian besar di a r asa cocok dan m asuk akal, bukan sekedar tebakan tukang r am al kam pung di pingg ir j alan.

"A kan tetap i say ang,"

Dem i kian a khir nya P ek Hong m enutup.

"Dalang pokok yang langsung m encem ar kan nam am u itu tida k ter lihat j elas oleh kakek P hoa. O r ang ini pandai sih ir dan m ukanya sam ar -sam ar , tapi kat anya di a m asih882 m uda, licik lagi cur ang. Dan j uster u pem uda inilah yang tel ah m enyam ar sebaga i dir im u untuk ber m ain gila dengan B w ee Li ! "

"Dan s atu -satunya tanda yang dapat d ij adikan bukti ada lah lu ka di baw ah d agu,"

B u K ong ber kata sam bil m engepalk an tinj unya.

"B enar ,"

J aw ab P ek Hong.

"P hoa loj in m engatakan dem ikian seper ti kata B w ee Li yang d item ui P hoa - loj in di tepi pantai w aktu itu."

"Dan di m ana sekar ang B w ee Li? A pakah dia ikut kakek itu? "

P ek Hong m enggeleng.

"T idak. W anita i tu per gi seor ang dir i. K atanya hendak m encar i m usuh besar nya hingga dapat."

"A hh, m ana m ungkin? "

B u K ong ber ser u kaget.

"Dia tida k tahu siapa j ahanam kepar at itu dan dia tidak tahu pul a di m ana iblis itu ber ada."

"A kan tet api, Y ap - koko, dalam hal ini kau kel ir u. M eskipun kita sem ua sam pai sekar ang m asih belum tahu siapa p em uda yang pandai sihir ini,883 nam un P hoa -loj in tahu dim ana ber adanya pem uda itu! "

"A h, begitukah? "

B u K ong ter kej ut.

"K alau begitu kita per gi ke s ana sekar ang j uga! "

P em uda ini m elom pat b angun a kan tet api P ek Hong m enggoyang tangannya.

"J angan ter bur u - bur u. Y ap -koko, petunj uk yang diber ikan k akek P hoa ber laku dalam beber apa har i yang lalu, m ungkin sekar ang ibli s itu sudah tidak ada l agi di sana...."

"A hh..."

B u K ong ber ser u kecew a dan dia ber tanya lagi.

"M enur ut P hoa loj in, dim ana w aktu itu dia ber ada, Hong -m oi? "

"K akek P hoa tidak m em ber ikan petunj uk yang j elas, hanya dia m em ber itahukan bahw a or ang yang dicar i ber ada d i sebelah ut ar a,"

J aw ab gadis ini.

B u K ong lalu ter m enung.

K eter angan P ek Hong ini m em bantunya m enyingkap tabir r ahasi a yang m enim pa dir inya.

Goosebumps Permainan Maut Goosebumps Apartemen Yaqoubian Karya Alaa Al Aswani
^