Pencarian

Anak Harimau 11

Anak Harimau Karya Siau Siau Bagian 11


Dari sinar matanya yang memancar kan cahaya tajam,
bisa diduga bahwa ia bukan terhitung seorang murid
Buddha yang saleh.
Di sebelah kirinya merupakan seorang lelaki kekar
berpakaian ringkas warna biru, di sisinya lagi adalah
seorang pemuda berusia dua puluh delapan-sembilan
tahunan yang mengenakan pakaian ringkas warna merah.
Kalau si lelaki kekar itu beralis tebal bermuka merah dan membawa sepasang kampak, maka sang pemuda berbaju
merah itu bertubuh ceking, dan berwajah bersih, sepasang mata cabulnya tiada hentinya menoleh ke belakang.
Di belakang kelima orang itu masih berdiri puluhan
lelaki bersenjata lengkap, mereka berdandan sebangsa kaum
http://kangzusi.com/
hiangcu, ini berarti lima orang yang berada didepannya
adalah para caycu dari lima bukit sebelah selatan. Dengan cepat Lan See-giok memandang sekejap ke seluruh lembah
tersebut, namun anehnya ia tidak melihat Tok Nio-cu.
Setelah maju ke depan beberapa kaki lagi, pemuda itu
baru terperanjat, dilihatnya pemuda berpipi bersih itu
rupanya sedang mengawasi Tok Nio-cu yang terikat
kencang. Si anak muda itu benar-benar tidak habis mengerti, Tok
Nio-cu adalah seorang jagoan perempuan yang nama
besarnya sudah termasyhur sampai di mana-mana terutama
sekali ke enam macam senjata rahasia beracun yang hebat.
mengapa ia justru tertawan musuh"
Dalam pada itu. Tok Nio-cu dibelenggu di belakang
kelima orang caycu tersebut saking mendongkolnya paras
muka perempuan itu sudah berubah menjadi hijau membesi
giginya digertak kencang-kencang sedangkan sinar matanya memancarkan cahaya yang menggidikkan hati, sudah jelas
kemarahannya sudah mencapai puncaknya.
Dalam waktu singkat Lan See giok sudah melihat
dengan jelas keadaan dalam lembah itu, meski Oh Li-cu
berada dalam keadaan kritis, namun jiwanya belum sampai
terancam, karena tujuan kelima orang caycu itu agaknya
hendak menangkap musuh dalam keadaan hidup-hidup.
DIANTARA kelima orang tersebut, yang paling
menyolok adalah si hwesio gemuk pendek itu, sepasang
matanya yang sedang mengikuti jalannya pertarungan
mencorong kan sinar cabul. sudah pasti orang itu, adalah seorang pendeta cabul.
Oleh karena tak ingin mengejutkan kawanan lelaki kekar
yang mengepung di sekeliling tempat itu. Lan See giok
bertindak sangat hati-hati, dengan gerakan ombak panjang
http://kangzusi.com/
bagaikan awan, dia melejit ke udara melewati atas kepala kawanan lelaki itu, kemudian melayang turun di tengah
lembah tersebut.
Tanpa menimbulkan suara barang sedikitpun juga Si Cay
soat mengikuti di belakang pemuda itu dengan gerakan
burung hong bermain di awan ..
Begitu mereka berdua melejit ke udara, perbuatan
tersebut segera diketahui oleh kelima orang caycu tersebut, sepuluh buah sorot mata mereka bersama sama dialihkan
kemari. Sambil melayang turun ke atas tanah, Lan See-giok
segera membentak keras:
"Tahan..!"
Ditengah bentakan nyaring, tubuhnya secepat kilat
meluncur ke depan, diantara berkibarnya jubah biru, ia
telah tiba di depan ke enam orang lelaki yang sedang
mengerubuti Oh Li-cu itu.
Menyusul kemudian bayangan merah berkelebat lewat,
Si Cay-soat mengikuti di belakangnya.
Kehadiran dua orang muda mudi itu segera mengejutkan
ratusan orang lelaki kekar yang berkerumun di sekitar situ, namun berhubung Lan See giok dan Si Cay-soat berada di
depan ke lima orang caycu. maka tak seorangpun yang
berani membidikan anak panahnya.
Ke enam orang lelaki yang mengerubuti Oh Li cu juga
dibikin terkejut oleh suara bentakan Lan See-giok yang
menggeledek itu, sedemikian kerasnya suara bentakan itu
sampai mereka mundur dengan sempoyongan, kepalanya
pusing, matanya berkunang-kunang,
masing-masing melangkah mundur sejauh satu kaki lebih.
http://kangzusi.com/
Berjumpa dengan Lan See-giok, Oh Li cu merasa
bagaikan bertemu dengan sang suami, , ia segera menjerit sambil menangis.
"Adik Giok."
Sembari menangis dia merentangkan tangannya hendak
menubruk ke dalam pelukan Lan See giok, namun ketika
dilihatnya seorang gadis cantik berbaju merah berdiri di belakang
anak muda tersebut, dengan cepat ia menghentikan langkahnya kemudian menutupi wajah
sendiri, sambil menangis tersedu-sedu.
Berada dalam keadaan begini, Lan See giok tidak sempat
menghibur Oh Li-cu ", lalu kepada Si Cay soat segera
katanya: "Adik Soat, dialah nona Oh, coba kau lihat apakah dia menderita luka".
Kemudian dengan langkah cepat dia menghampiri ke
lima orang Caycu yang masih berdiri kaget itu.
Belum sampai lima langkah Lan See-giok berjalan ke
depan, rasa kaget ke enam orang itu sudah lenyap, serentak para hiangcu dengan senjata yang berbeda itu membentak
keras lalu bersama sama menerjang kearah anak muda itu.
Si Cay soat gusar sekali, dia putar pergelangan
tangannya sambil meloloskan pedangnya, cahaya tajam
segera berkilauan memancar ke luar dari pedang Jit-hoa
kiam tersebut. Sesungguhnya tujuan Lan See-giok adalah menyelamatkan Tok Nio-cu dari cengkeraman musuh,
maka dengan gerakan yang sangat cepat serta tidak nampak gerakan apa yang digunakan, tahu-tahu saja ia telah sampai di hadapan kelima orang caycu itu.
http://kangzusi.com/
Ke enam orang hiangcu yang. mencoba mengepung tadi
hanya merasakan pandangan matanya kabur, tahu-tahu
bayangan musuh sudah hilang lenyap.
Di dalam kagetnya serentak mereka hentikan gerakan
majunya sambil menarik kembali senjatanya . . . . sayang agak terlambat!
"Traang . . . "
Banyak senjata yang saling membentur bergema
memecahkan keheningan, ada dua orang hiangcu yang
terluka ditangan rekan sendiri, seruan kaget serentak
mereka mengundurkan diri ke belakang.
Pada hakekatnya lima orang caycu tersebut tidak
menyangka kalau Lan See giok mempunyai gerakan tubuh
sedemikian cepat nya
Mereka hanya merasakan bayangan biru berkelebat
lewat, tahu-tahu saja musuh sudah berada di depan mata,
diiringi jeritan kaget serentak mereka berlima mengundurkan diri ke belakang . . .
Puluhan orang lelaki yang berdiri di belakang ke lima
prang itu menjadi panik lalu kacau balau tak karuan,
serentak mereka membubarkan diri dengan meninggal kan
Tok Nio-cu seorang diri di situ.
Memanfaatkan kesempatan disaat pihak lawan masih
kacau. Lan See giok menerjang maju ke muka dan
membangunkan Tok Nio-cu dari atas tanah, tak lama
Kemudian Si -Cay soat dan Oh li-cu telah menyusul pula ke situ, sekali Oh li-cu menggerakkan pedangnya, semua tali yang membelenggu tubuh Tok Nio-cu sudah putus semua.
Dengan perasaan menyesal bercampur terima kasih Tok
Nio-cu segera berkata:
http://kangzusi.com/
"Adik Giok terima kasih banyak, kau telah menyelamatkan jiwaku..
Lan See giok tertawa ramah.
"Nyonya sudah membantuku sebagai petunjuk jalan.
budi kebaikanmu itu sangat besar. untuk berterima kasih
saja tak cukup mana berani kuterima rasa terima kasihmu!"
Tok Nio-cu tahu bahwa Lan See giok masih belum tahu
kalau dialah yang telah memotong tali penggantung.
karenanya dengan perasaan malu bercampur menyesal ia
menundukkan kepalanya rendah-rendah. Tentu saja Lan
See giok tidak akan tahu mengapa Tok Nio-cu yang
sombong, bisa kehilangan kecongkakannya, ketika ia
mengerling sekejap ke arahnya di temukan kantung berisi
senjata rahasia yang biasanya tergantung dipinggang Tok
Nio-cu, kini sudah tidak nampak lagi.
Dengan cepat dia menjadi paham apa gerangan yang
telah terjadi, sambil menengok kearah ke lima orang caycu yang berada berapa kaki dihadapannya sana ia menegur
dengan suara dalam:
"Siapa yang telah menyerobot kantung senjata rahasia milik nyonya Gui?"
Teguran tersebut segera menyandarkan Tok Nio-cu,
keningnya berkerut dan matanya memancarkan sinar tajam,
tiba-tiba bentaknya dengan suara nyaring.
"Hoa sam long, serahkan nyawa anjing mu"
Ditengah bentakan, ia langsung menerjang ke arah
pemuda berpakaian ringkas warna merah itu
Oh Li-cu terkejut sekali melihat kejadian ini, segera
cegahnya. "Cici, hati-hati! Dia.."
http://kangzusi.com/
Belum habis seruan itu, tubuhnya te1ah ikut menerjang
ke muka Hoa sam long si pemuda berpakaian ringkas warna
merah itu sudah dibikin terkejut oleh kelihaian ilmu
meringankan tubuh mereka. meski demikian, sepasang
matanya yang cabul justru mengamati terus wajah Si Cay-
soat yang cantik dengan penuh kerakusan.
Ketika melihat Tok Nio-cu datang menyerang seperti
orang gila, ia tertawa dingin, kemudian ujarnya kepada
ketiga orang hiangcu yang berada di belakangnya.
"Senjata rahasia milik Tok Nio-cu telah kurampas, ayo cepat kalian bertiga turun tangan untuk meringkusnya"
Tiga orang lelaki segera membentak keras sambil maju
menyongsong datangnya terkaman dari perempuan itu.
Tok Nio-cu sama sekali tidak menggubris datangnya
ancaman mana, ia tetap melanjutkan terkamannya ke arah
Hoa-sam-long. Sejak tiba di arena, Si Cay-soat sudah di bikin gusar
hatinya oleh pandangan cabul Hoa Sam long. apa lagi
setelah mendengar namanya, dia semakin yakin kalau
pemuda tersebut bukan lelaki baik.
Tatkala dilihatnya ada tiga orang lelaki kekar menerjang Tok Nio-cu bersama sama, sambil tertawa dingin segera
bentaknya. "Kalian betul-betul kawanan manusia yang tak tahu
malu!" Belum selesai ia berkata, tangannya sudah diayunkan ke
depan, tiga titik cahaya tajam langsung menyambar lewat
diantara tubuh Tok Nio-cu serta Oh Li-cu langsung
http://kangzusi.com/
menghajar badan ketiga orang lelaki yang sedang menerjang tiba.
Serangan tersebut cepat sekali. dalam sekali berkelebat
tahu-tahu sudah sampai ..
Beberapa kali jeritan ngeri yang memilukan hati
berkumandang memecahkan keheningan, ketiga orang
lelaki itu membuang senjatanya dan roboh terjengkang ke
tanah. Tapi ketiga titik cahaya tajam tersebut tidak berhenti
sampai di situ saja, setelah menebas kutung batok kepala ketiga orang itu, cahaya tajam tadi masih meneruskan
gerakannya meluncur ke depan. .
Lan See-giok segera mengerutkan dahinya oleh kejadian
itu sedang Si Cay soat tertegun, sementara kawanan jago
lihay lainnya sama-sama menjerit tertahan saking kagetnya Pada saat itulah ditengah arena bergema suara bentakan
marah, Hoa Sam long telah melepaskan sebuah serangan
dengan memakai tali pengikat dewa, semacam tali panjang
berwarna kuning yang membentuk sebuah lingkaran gelang.
Benda itu langsung menyambar ke tubuh Tok Nio-cu.
Melihat benda itu. Lan See-giok segera mengerti apa
sebabnya Tok Nio-cu sampai tertawa.
Tok Nio-cu sama sekali tidak menggubris atas datangnya
jiratan tali tersebut, sambil tertawa dingin dia menghindar dari Hoa-sam-long kemudian menundukkan kepalanya
sembari bertekuk pinggang.
"Duuusss..!"
Setitik cahaya biru langsung meluncur ke depan..
Lan See-giok baru merasa terkejut setelah melihat
peristiwa ini, ia baru tahu bahwa orang persilatan patut
http://kangzusi.com/
merasa segan terhadap Tok Nio-cu, karena serangan senjata rahasia beracunnya memang tak boleh di pandang enteng.
Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, Hoa Sam
long telah menjerit kesakitan sambil roboh terjengkang ke atas tanah, di atas dadanya tahu-tahu sudah menancap
sebatang anak panah yang panjangnya. mencapai empat
inci. Oh li cu yang berada di belakang, Tok Nio-cu cepat
membentak keras sambil mengayunkan pedangnya membabat tali itu, sayang babatannya meleset. akibatnya
Tok Nio-cu sekali terbelenggu dan tubuhnya roboh
terjengkang. Ke empat orang caycu lainnya tidak menyia-nyiakan,
kesempatan yang sangat baik ini. diiringi suara bentakan nyaring, serentak mereka. menerjang ke muka, dengan
tujuan membekuk Tok Nio-cu dan dijadikan sebagai
sandera, puluhan orang hiangcu lainnya pun segera
membubarkan diri dengan maksud mengepung Lan See


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

giok sekalian. Melihat perbuatan mereka, Lan See giok sangat gusar,
sambil membentak ia menerjang hwesio gemuk pendek itu.
Oh Li cu bertarung melawan si nikou tua, sedangkan
lelaki berkampak itu membantu si hwesio gemuk
mengerubuti Lan See giok.
Si Cay soat membentak keras, disertai cahaya merah
yang berkilauan dia langsung menerjang si kakek bergolok.
Situasi dalam arena berubah menjadi sangat kalut,
ratusan orang lelaki yang mengepung dari kejauhan hanya
bisa mengacungkan senjatanya sembari berteriak teriak.
Tok Nio-cu sudah berpengalaman sekali di dalam
menghadapi pelbagai pertarungan,. ia tidak ambil diam,
http://kangzusi.com/
tubuhnya menggelinding ke samping untuk menyelamatkan
diri, dengan begitu ayunan golok si kakek bergolok itu
mengenai sasaran yang kosong.
Tiba-tiba sinar merah, menyambar lewat, Si Cay soat
telah muncul di depan mata dimana sinar pedangnya
berkelebat, jeritan ngeri yang menyayat hati berkumandang memecahkan keheningan. Sebutir batok kepala tampak
mencelat ke udara diiringi semburan darah segar.
Si hwesio gemuk juga mendengus tertahan, dadanya
kena disodok kepalan tangan Lan See-giok sehingga
tubuhnya mundur sempoyongan, darah segar segera
muntah ke luar dari mulutnya.
Lan See giok memutar tubuhnya dengan cepat, ujung
baju kirinya dikebaskan ke samping.
Lelaki berwajah merah itu segera menjerit kesakitan,
sepasang kampaknya mencelat ke udara, belum lagi berdiri tegak, jari tangan Lan See giok sudah menotok jalan darah Pay wi hiatnya.
Oh Li-cu bukan tandingan nikou tua itu, dia sudah kena
terdesak hingga permainan pedangnya kacau dan tubuhnya
melangkah mundur terus menerus ..
SI Cay soat yang menjumpai kejadian tersebut segera
bersiap sedia membantu Oh Li cu. tapi pada saat itulah tiba-tiba terdengar Tok Nio-cu menjerit kaget.
Sewaktu gadis itu berpaling, ia saksikan tubuh Tok Nio-
cu telah diinjak injak oleh empat orang hiangcu.
Gadis itu menjadi amat gusar, sambil membentak
tubuhnya melejit ke tengah udara.
Bersamaan waktunya Si Cay soat melejit ke udara, Lan
See giok membentak pula keras-keras, ke lima jari tangan
http://kangzusi.com/
kanannya telah disentilkan ke depan, empat desingan angin tajam langsung menyambar tubuh ke empat hiangcu
tersebut "Prakkk, praak, praak, praak . . . "
Empat kali dengusan tertahan bergema, ke empat lelaki
kekar itu sudah roboh berguling di atas tanah dengan kepala pecah dan isi benak berceceran di atas tanah.
Peristiwa ini kontan saja mengecilkan nyali kawanan
hiangcu lainnya, pucat pias wajah mereka karena terkejut, sukma serasa melayang meninggalkan raganya, tanpa
membuang waktu mereka sama-sama putar badan dan
mengambil langkah seribu.
Berkobar hawa napsu membunuh Si Cay soat yang
berada di udara setelah melihat hal ini menggunakan jurus sungai perak membasahi bumi, sebuah jurus serangan dari
ilmu pedang Tong kong kiam hoat.
Pedangnya disertai cahaya tajam yang menyilaukan
mata langsung menyambar ke tubuh beberapa orang
hiangcu tersebut..
Dimana cahaya pedangnya berkelebat lewat, jeritan ngeri
berkumandang susul menyusul, batok kepala beterbangan.
darah segar memancur kemana mana. mayat tanpa kepala
terkapar di sana sini dalam keadaan yang amat mengerikan.
Tok Nio-cu memandang sekejap ratusan pemanah yang
mengepung di sekitar arena. kemudian bentaknya keras-
keras. "Jangan bunuh orang-orang itu "
Lan See-giok juga kuatir mereka dijadikan sasaran
pemanah-pemanah itu, serunya kemudian kepada Si Cay
soat. http://kangzusi.com/
"Adik Soat, cepat kembali, kita harus menemukan
Beruang berlengan tunggal secepatnya."
Kata-katanya belum selesai diutarakan, Si Cay soat telah melayang kembali ke posisi semula.
Menyaksikan tenaga dalam yang dimiliki Si Cay soat
telah peroleh kemajuan yang begitu pesat. Lan See giok
tahu bahwa ini disebabkan gadis itu makan cairan Leng-sik-giok-ji, dia merasa gembira sekali atas hal tersebut.
Dalam pada itu si nikou tua tersebut sudah berhasil
dikuasai Lan See giok, Oh Li cu juga telah membebaskan
Tok Nio-cu dari belenggu, maka dengan Lan See giok
mengempit lelaki bermuka merah itu dan Tok Nio-cu
mengempit si nikou, mereka melanjutkan perjalanannya
menuju ke bukit yang lebih dalam.
Ratusan orang lelaki kekar, yang mengurung di sekeliling tempat itu cuma bisa berdiri termangu mangu bagaikan
patung karena terkejut dan takutnya, apalagi kedua orang caycu mereka sudah dibawa oleh Lan See giok sekalian,
tentu saja mereka semakin tak berani melepaskan anak
panah. Dengan kaburnya puluhan orang lelaki yang mengepung
diarah utara, maka terbukalah jalan menuju ke mulut
lembah sebelah utara.
Sambil menuding puncak bukit tertinggi di depan sana,
Tok Nio-cu segera berseru kepada Lan See giok.
"Adik Giok, si beruang berlengan tunggal telah
memperoleh laporan dari mata-matanya bahwa kau telah
tewas di dasar jurang. bila kita langsung berangkat ke
markas besarnya sekarang, sudah pasti si beruang berlengan tunggal tak sempat membuat persiapan lagi."
http://kangzusi.com/
Mendengar perkataan itu, teringat pula kejadian
semalam dimana talinya diputus orang, Lan See-giok
semakin yakin kalau perbuatan itu dilakukan musuh.
Dengan membungkamnya Oh Li cu atas peristiwa-
tersebut, tentu saja Tok Nio-cu tak berani menyinggungnya.
otomatis Lan See- giok tak bakal mengetahui kejadian yang sebenarnya,
Dengan perasaan yang amat gundah dan gelisah Lan
See-giok mempercepat langkahnya menuju ke puncak bukit,
sedemikian cepatnya hingga menyerupai sambaran kilat.
Si Cay soat dengan tenangnya mengikuti terus di
samping pemuda itu, ia sama sekali tidak nampak
kepayahan. Berbeda sekali dengan Tok Nio-cu serta Oh Li cu, dalam
waktu singkat mereka sudah kepayahan dan kehabisan
tenaga, terutama
sekali Tok Nio-cu, yang harus membopong si nikou tua, ia nampak kehabisan tenaga.
Si Cay-soat dapat melihat kejadian tersebut dengan jelas, kepada Lan See-giok diapun berbisik:
"Engkoh Giok, perlambat langkahmu!"
Ketika pemuda itu berpaling, dilihatnya Oh Li cu masih
mengejar terus dengan sepenuh tenaga, sebaliknya Tok Nio-cu sudah ketinggalan jauh sekali, rambutnya kusut dan
peluh sudah membasahi seluruh tubuhnya.
Karena sudah tiba di bawah puncak, maka Lan See giok
sekalian segera menghentikan langkahnya. menyusul Oh Li
cu juga telah tiba di sana.
Dengan wajah merah padam, Tok Nio-cu segera
mempercepat larinya, dengan begitu kecepatannyapun
http://kangzusi.com/
bertambah, dalam beberapa kali lompatan saja ia telah
menghampiri mereka.
Begitu tiba di tempat tujuan, sambil tertawa jengah
katanya kemudian:
"Waah, orang ini memang si tua bangkotan, makin
diseret rasanya makin bertambah berat!"
Tanpa sungkan, ia segera membanting nikou tua itu ke
atas tanah. Menyaksikan Tok Nio-cu sudah mandi keringat,
mukanya merah padam, rambutnya kusut dan tiada
hentinya terengah engah, Lan See giok segera berpaling ke arah Si Cay soat sambil katanya.
"Sumoay, harap kau yang menggendong nikou tua itu
naik ke atas puncak."
Si Cay soat tertawa manis dan segera mengangguk
mengiakan. Disaat berhenti sejenak itulah, baik Tok Nio-cu maupun
Oh Li cu dapat melihat wajah Si Cay soat dengan lebih-
jelas lagi. Dengan cepat Tok Nio-cu peroleh kesimpulan bahwa
perempuan semacam ini boleh dibilang merupakan gadis
paling cantik yang pernah dijumpainya selama ini, jangan lagi orang lelaki, biar dia sendiri sebagai seorang perempuan pun tak urung merasakan hatinya berdebar keras setelah
menyaksikan gadis cantik berbaju merah ini.
Ia pun menjumpai bahwa adiknya Oh li cu meski
nampaknya seperti seorang gadis cantik, namun seperti juga dirinya, mereka kekurangan keanggunan dan kelembutan
yang justru merupakan syarat utama bagi seorang gadis
yang menawan. http://kangzusi.com/
Sebaliknya Oh Li cu yang dapat melihat kecantikan Si
Cay soat, dengan cepat menjadi mengerti apa sebabnya adik Giok tidak mencintai dirinya, baru sekarang ia berhasil
menemukan alasan yang sesungguh nya.
Ia percaya kecantikan wajahnya tidak kalah bila
dibandingkan kecantikan Si Cay soat, tapi dirinya justru kekurangan sikap alim, lembut dan anggun. terutama sekali kesan yang diberikan olehnya bagi sang pemuda selama di
Wi-lim-poo dulu kelewat jelek, bila diingat kembali, dia sungguh merasa amat menyesal.
Padahal semenjak ia berjumpa dengan Hu-yong siancu
serta Ciu Siau cian. diapun selalu berusaha untuk belajar menjadi seorang perempuan yang lembut dan menawan
hati. Teringat akan Ciu Siau-cian. diapun membandingkan
gadis tersebut dengan Si Cay-soat, dengan cepat ia dapat merasakan bahwa Si Cay soat kekurangan sikap tenang dan
alim dari Ciu Siau cian. diapun tidak memiliki sikap suci dan halus dari Ciu Siau cian.
Tapi Si Cay soat justru memiliki kelincahan dan
kebinalan yang justru merupakan suatu daya tarik
tersendiri, yang mana tak kan dijumpai pada diri Ciu Siau cian.
Oh Li cu cukup mengerti tentang dirinya meskipun dia
ingin merubah karakternya, namun
kegenitan dan kejalangannya tak mungkin bisa dihilangkan sama sekali
Namun, demi keberhasilannya menarik perhatian Lan
See-giok, dia masih tetap akan berusaha keras untuk belajar menjadi seorang perempuan yang alim dan lemah lembut.
Sementara itu, Si Cay soat merasa malu sekali ketika
melihat wajahnya diawasi kedua orang perempuan itu
http://kangzusi.com/
lekat-lekat merah padam selembar pipinya, sambil berpaling segera serunya kepada Lan See-giok.
"Engkoh Giok, ayo kita lanjutkan perjalanan ke atas puncak bukit itu!" Sambil berkata, dia lantas mengangkat tubuh si nikou tua itu dari atas tanah.
Sebetulnya Lan gee giok juga ingin secepat cepatnya naik ke puncak bukit, namun ia tak tega mendesak Tok Nio-cu
sebab di lihatnya perempuan itu masih terengah engah
dengan mandi keringat.
Namun setelah didesak oleh Si Cay soat, diapun
berpaling kearah Tok Nio-cu sambil bertanya:
"Bagaimana kalau kita berangkat sekarang juga?"
Sejak perbuatannya memotong tali semalam. Tok Nio-cu
selalu menaruh perasaan menyesal dan malu terhadap Lan
See giok, diapun tak berani memperlihatkan sikap
angkuhnya di hadapan pemuda itu.
Cepat-cepat katanya dengan suara rendah.
"Biar-adik Giok dan nona Si berangkat duluan, sedang aku dan adikku menyusul belakangan, jika menjumpai hal
yang gawat kalian berdua jangan lupa untuk menggunakan
si Kapak penyapu awan Sik Tay kong dan Cing lian si
nikou buruk tersebut sebagai tameng."
Lan See giok segera mengiakan, sedangkan Si Cay soat
merasa kejadian tersebut amat menarik hatinya, tak tahan lagi ia tersenyum manis. Mereka berdua pun segera
menghimpun tenaga dan meneruskan perjalanannya ke atas
puncak. Dalam waktu singkat mereka sudah tiba di sebuah tanah
lapang yang luas di puncak bukit itu, dari kejauhan terlihat
http://kangzusi.com/
pula sebuah dinding benteng yang tingginya mencapai
puluhan kaki. Di sekeliling dinding benteng itu terdapat benteng-
benteng batu untuk melepaskan panah, di sekitarnya
terdapat sungai yang lebar, selain itu terdapat pula jembatan gantung yang menghubungkan pintu gerbang, dapat dilihat
bahwa benteng tersebut memang sengaja dibangun dengan
kokoh sekali. Pada waktu itu di atas dinding benteng penuh dengan
para pengawal bersenjata lengkap, di bawah sinar matahari pantulan sinar dari senjata mereka menimbulkan suasana
yang amat mengerikan.
Tanpa ragu-ragu Lan See giok dan Si Cay soat langsung
menerjang ke arah pintu gerbang,
Gerakan tubuh mereka berdua cepat diketahui oleh para
penjaga di atas dinding benteng, diiringi teriakan keras, tombak dan anak panah pun berhamburan seperti hujan
gerimis. Menyaksikan datangnya serangan, Lan See giok segera
membentak keras.
"Hei, lihat dulu! Sik caycu dan Cing lian caycu kalian
berada disini, bila ingin membunuh mereka berdua, ayo
silahkan melepas kan serangan lagi"
Sambil berkata, mereka segera menggunakan tubuh Sik
Tay kong den Cing lian nikou sebagai tameng.
Ternyata cara ini memang memberikan hasil yang amat
manjur. semua serangan segera dihentikan dan tak seorang pun yang berani melepaskan anak panah lagi.
http://kangzusi.com/
Tapi pintu gerbang benteng cepat-cepat ditutup rapat,
jembatan gantung dikerek naik dan semua jalan menuju
benteng ditutup.
Lan See giok serta Si Cay soat tidak ambil perduli,
mereka telah bertekad untuk menyerbu ke dalam benteng
dengan cara apa saja.
Sementara kedua orang itu hendak melampaui sungai,
mendadak terdengar Tok Nio-cu yang sementara itu sudah
menyusul tiba berteriak keras.
"Adik Giok, nona Si, tunggu dulu. kalian tidak usah menyerbu ke dalam"
Si-Cay soat dan Lan See giok segera berhenti, dengan
cepat Tok Nio-cu dan Oh Li cu menyusul ke situ.
Begitu berhenti, Tok Nio-cu segera berkata.
"Kita kan mempunyai dua orang sandera" Tak usah
kuatir, Kiong Tek ciong pasti akan menampakkan diri
dengan sendirinya"
Lan See giok merasa perkataan itu memang benar, ia
segera mengangguk tanda setuju.
Sebaliknya Oh Li cu merasa tidak tenang, tiba-tiba ia
balik bertanya.
"Bagaimana kalau seandainya Kiong Tek ciong tidak
menampakkan diri- ?"
Tanpa ragu Tok Nio-cu menatap adiknya, kemudian
ujarnya dengan suara dalam.
"Aaah, masa teori semacam inipun tidak kau pahami"


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia kan pemimpin besar dari tiga tebing sembilan puncak
dua belas benteng" Jika sebagai pemimpin ternyata berjiwa pengecut, tak berani menampakkan diri. bagaimana
mungkin ia bisa memimpin anak buahnya?"
http://kangzusi.com/
Selembar wajah Oh Li cu segera berubah menjadi merah
jengah, tapi dengan nada tak puas kembali katanya,
"Semalam, bukankah kau pernah berkata, andaikata
Kiong Tek ciong sengaja menghindarkan diri, urusan bakal menjadi berabe?"
Dengan perasaan apa boleh buat Tok Nio-cu segera
menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Aai, keadaan waktu itu berbeda sekali dengan keadaan
sekarang. waktu itu dia cuma duduk sambil mengatur
siasat. tapi sekarang anak buahnya tertawan, bila ia tetap berpeluk tangan belaka, siapa lagi yang bersedia menjual nyawa untuk dirinya"."
Oh, Li cu segera dibikin terbungkam dalam seribu
bahasa. meski wajahnya agak merah, namun dihati kecilnya merasa kagum sekali atas kecerdasan encinya ini,
Lan See giok juga merasa bahwa Tok Nio-cu merupakan
seorang perempuan berotak encer dan berpengalaman luas.
Tampaknya ia cukup menguasai tentang ilmu jiwa, tak
heran kalau pemuda inipun diam-diam merasa kagum.
Si Cay soat adalah seorang nona cilik yang berhati luhur dan polos, ia sama sekali tak pernah memikirkan masalah
seperti ini. karena itu dia pun mendengarkan dengan
seksama tanpa memberi komentar apa-apa.
Setelah membereskan rambutnya yang kusut dan
menyeka peluh yang membasahi tubuhnya, Tok Nio-cu
menuding ke arah pintu benteng yang berada dua-tiga puluh kaki di depan sana sambil katanya.
"Hayo berangkat. kita menuju ke tanah lapang di depan jembatan sana"
http://kangzusi.com/
Dengan langkah lebar dia segera berjalan lebih dulu
menuju ke depan sana.
Dengan menyeret Sik Tay-kong dan Cing lian nikou,
berangkatlah Lan See giok sekalian menuju ke tanah lapang di depan jembatan gantung, tiada seorang manusiapun yang melepaskan panah, tiada seorang pun yang bersuara,
suasana terasa amat hening.
Setelah berhenti, Tok Nio-cu kembali berkata: "Sekarang kita lempar tubuh Sik Tay kong dan nikou tua itu ke atas tanah"
Dari nada pembicaraan perempuan tersebut, Lan See
giok dapat menyimpulkan kalau Tok Nio-cu menaruh kesan
yang jauh lebih baik terhadap Sik Tay kong ketimbang
terhadap nikou tua itu.
Padahal semestinya seorang nikou adalah paderi yang
saleh, seorang manusia yang menjauhkan diri dari
keduniawian, tapi kenyataannya ia justru menjadi seorang caycu, terhitung murid Buddha macam apakah manusia
semacam itu"
Sementara pemuda itu masih berpikir. dia telah
meletakkan Sik Tay kong ke atas tanah, sebaliknya Si Cay soat yang agak nya mempunyai kesan yang sama justru
membanting Nikou itu keras-keras.
Cing lian nikou, manusia licik berhati kejam ini cukup
mengetahui keadaan yang dihadapinya. karena itu meski
dibanting sampai punggungnya terasa sakit ia tetap
memejamkan matanya tanpa merintih..
Setelah melihat sekejap kearah dinding benteng, Tok-
Nio-cu segera berseru lantang.
"He!. yang hiangcu yang bertanggung jawab atas benteng ini, dengarkan baik-baik, kalian cepat mengundang
http://kangzusi.com/
pemimpin besar kalian Kiong Tek ciong, agar munculkan
diri, katakan saja putra mendiang Lan tayhiap, Lan See
giok, Lan siauhiap ada urusan hendak bertemu dengannya,
selain itu beritahu kepadanya juga, agar penghianat dari Pak ho cay, si harimau berkaki cebol agar digusur ke luar juga"
Namun suasana dibanting itu masih tetap hening, sepi
dan tak kedengaran sedikit suarapun.
Setelah berhenti sejenak, Tok Nio-cu segera bertanya lagi dengan suara dalam.
"Apa yang kukatakan barusan. apakah sudah terdengar oleh para penanggung jawab?"
Walaupun di atas dinding benteng terdapat hampir
ratusan manusia. namun tak seorangpun diantara mereka
yang bersuara. Timbul kemarahan di dalam dada Lan See giok, serunya
kemudian sambil menahan geram.
"Ayo, kita dobrak pintu benteng mereka."
"Kau tak perlu bingung" cegah Tok Nio-cu sambil tertawa. "adik Giok, cici jamin kau akan berjumpa dengan si beruang berlengan tunggal dalam keadaan segar."
Begitu selesai berkata, ia segera menghampiri Cing-lian
nikou dan menendang pinggangnya keras-keras.
"Duuk . . !"
Tendangan tersebut segera bersarang telak di pinggang
nikou tua itu, tak ampun lagi paderi perempuan ini menjerit jerit seperti babi yang disembelih, tubuhnya bergulingan kian kemari sambil mengerang kesakitan.
Begitu Cing lian nikou mengerang kesakitan, dari atas
pintu benteng segera bergema suara bentakan gusar.
http://kangzusi.com/
"Selama ini pek ho cay dan Tay ang san bertetangga
secara baik, hubungan kitapun selalu langgeng, boleh
dibilang kita adalah orang sendiri, atas dasar apa nyonya menyiksa orang ku pada hari ini?"
Ketika Lan See giok mendongakkan kepalanya. dia
menjumpai si pembicara adalah seorang lelaki setengah
umur yang bertubuh ceking lagi jangkung, dengan wajah
penuh amarah dia sedang awasi Tok Nio-cu tanpa berkedip.
Tok Nio-cu tertawa dingin, sahutnya ketus.
"Siapa suruh kau berlagak bisu lagi tuli, sama sekali tidak menggubris perkataan kami" Aku akan menghitung sampai
sepuluh di dalam hati, jika kau belum juga memberitahukan kehadiran kami kepada Kiong Tek ciong, orang pertama
yang akan kubunuh nanti adalah kau!"
Sambil berkata tangannya segera meraba ke pinggang
pura-pura hendak mengambil senjata rahasia. bersamaan itu pula dia main bentak dengan mata melotot.
"Ayo, mau pergi tidak?"
Orang itu menjadi ketakutan setengah mati, paras
mukanya berubah hebat, cepat-cepat tubuhnya berjongkok.
Si Cay soat yang pertama kali melihat hal tersebut, tak
bisa ia menahan gelinya, ia tertawa cekikikan.
Sebaliknya Lan See giok cuma bisa menggelengkan
kepalanya sambil berpikir.
"Sampai matipun harimau masih disegani orang, biarpun kantung senjata rahasia milik Tok Nio-cu sudah tak ada,
ternyata ayunan tangan kosongnya masih cukup membuat
orang terkencing kencing karena ketakutan."
Tampaknya Tok Nio-cu bisa membaca suara hati
pemuda itu, sambil tertawa hambar sengaja ia berkata,
http://kangzusi.com/
"Untung saja anjing geladak itu menyingkir dengan
cepat, kalau tidak masa ia masih hidup lagi?"
Seraya berkata dia lantas memutar tangan menekuk
sikut, tahu - tahu desingan tajam meluncur dari balik ujung baju kiri dan kanannya. dua batang panah pendek dengan
membawa cahaya biru. langsung melesat keatas jembatan
gantung. "Triiing. triiing!"
Kedua batang anak panah itu masing-masing menancap
di tonggak kiri dan kanan jembatan tersebut.
Lan See giok, Si Cay soat serta Oh Li cu yang
menyaksikan kejadian tersebut menjadi terkejut sekali,
mimpipun mereka tak pernah mengira kalau Tok Nio-cu
telah memasang alat pembidik senjata rahasia diantara
lipatan pakaiannya, bagi Lan See giok peristiwa ini benar-benar merupakan suatu pelajaran yang berharga sekali.
Setelah melirik sekejap ke arah ke tiga orang itu, sambil tertawa bangga Tok Nio-cu berkata lagi.
"Cici masih
mempunyai permainan
lain untuk menyelamatkan jiwaku . . . !"
Lidahnya segera diputar dibalik bibirnya kemudian
mengeluarkan sebuah tabung yang mungil sekali dengan
panjang cuma setengah senti.
Ketika ia mengatup bibirnya lalu berhembus, sekilas
cahaya biru yang tak jelas terlihat langsung menyembur ke atas sekuntum bunga merah yang tumbuh tujuh depa
didepannya. Serangan tersebut tidak bersuara dan tidak menimbulkan
reaksi apa spa, bunga itu tetap seperti sedia kala.
http://kangzusi.com/
Tapi berapa soat kemudian, bunga merah yang semula
nampak segar tersebut tahu-tahu menjadi layu dan mati.
Paras muka Lan See giok, si Cay soat serta Oh Li cu
segera berubah hebat setelah melihat kejadian ini, memang tepat dan tak salah lagi jika perempuan itu diberi julukan perempuan beracun atau Tok Nio-cu.
Setelah menghela napas sedih, pelan-pelan Tok Nio-cu
menerangkan: "ilmu menunggang angin meniup jarum
tersebut tidak mudah untuk dipelajari, seandainya
penggunaan kurang hati-hati, maka akibatnya bisa senjata makan tuan!"
"Nyonya, jika kau masih mempunyai senjata rahasia
yang begitu tangguh dan mematikan. apa sebabnya tidak
kau pergunakan ketika sedang ditawan tadi?" tanya Lan See giok tidak habis mengerti.
Tok Nio-cu segera tertawa terkekeh kekeh jawabnya.
"Bila kubunuh Hoa sam long ketika itu, mungkin
jenasahku sudah jadi kaku sekarang karena senjata rahasia semacam ini, hanya boleh dipergunakan dalam posisi yang
paling menguntungkan. Hoa sam long adalah seorang
penjahat perusak perempuan yang amat tersohor, biar cici bukan termasuk seorang perempuan yang cantik bagaikan
bidadari, namun dalam pandangan Hoa sam long aku
sudah luar biasa cantiknya .."
Kemudian setelah tertawa hambar, ia melanjutkan:
"Aku harus menggunakan setiap kesempatan dengan
sebaik-aiknya. paling tidak aku harus dapat membunuhnya
kemudian melarikan diri, apa lagi waktu itu adikku masih terkurung musuh dalam keadaan demikian, aku lebih-lebih
tak boleh bertindak secara gegabah."
http://kangzusi.com/
Mendengar penjelasan itu, Lan See giok bertiga merasa
kagum sekali. Kalau ke empat orang itu bisa berbincang-bincang sambil
tertawa. maka ratusan orang lelaki kekar yang berada di
atas dinding benteng justru menyiapkan gendewa masing-
masing dengan wajah tegang, seakan akan sedang
berhadapan dengan musuh besar.
Oh Li-cu merasa kuatir karena di atas dinding benteng
belum nampak juga sesuatu gerakan tanpa terasa dia
bertanya lagi. "Cici. mungkinkah orang itu akan mencari si beruang berlengan tunggal ?"
"Berapa butir kepala sih yang dia miliki?" kata Tok Nio-cu tanpa ragu, "sekalipun kita bersedia melepaskannya, Kiong Tek ciong belum tentu mengampuni jiwanya ?"
Baru selesai ia berkata, tiba-tiba, dari atas dinding
benteng terjadi kegaduhan.
"Saat itu mungkin Kiong Tek-ciong telah datang" Lan See-giok segera berbisik dengan mata berkilat.
Betul juga, terdengar suara gemerincing dan nyaring
bergema di angkasa, kemudian jembatan gantung itu pelan-
pelan diturunkan, setelah itu pintu gerbang yang berat juga dibuka lebar.
Ke empat orang itu serentak mengalihkan pandangannya
ke depan, tampak ada dua tiga puluh orang jago berpakaian ringkas yang menggembol senjata mengiringi si Beruang
berlengan tunggal Kiong Tek ciong menampakkan diri dari
balik pintu. Beruang berlengan tunggal memiliki perawakan tubuh
yang tinggi besar, dadanya lapang dan perutnya gendut,
http://kangzusi.com/
dahinya sempit tapi matanya bulat. jenggot hitam
menghiasi dagunya. ia kelihatan sudah berusia enam tujuh puluh tahunan.
Dia masih tetap mengenakan jubah panjang, dalam
genggaman tangan tunggal nya kelihatan sebuah senjata
palu besar, dengan wajah penuh amarah dan langkah lebar
dia berjalan menuju ke ujung jembatan.
Bertemu dengan Beruang berlengan tunggal.
Lan See giok segera teringat kembali betapa sakitnya dia karena ditendang keras-keras dikala berada dalam kuburan tempo hari.
Api amarahnya segera berkobar dan menyelimuti
benaknya tapi ketika teringat akan dendam ayahnya, dia
segera merasa bahwa tendangan tersebut masih belum
terhitung apa-apa.
Beruang berlengan tunggal menghentikan langkahnya
setelah berada lima kaki dihadapan Lan See giok, sedang
puluhan jago yang mengikutinya berdiri teratur di
belakangnya. dalam selintas pandangan saja bisa di ketahui kalau mereka memiliki kedudukan yang berbeda.
Begitu berjumpa dengan si beruang berlengan tunggal
Tok Nio-cu segera tertawa ringan, kemudian jengeknya:
"Wahai pemimpin besar, apakah kau bawa serta penghianat dari Pek-ho cay kami, si harimau berkaki cebol?"
Sementara berbicara, sepasang matanya yang genit tiada
hentinya bergerak kian ke-mari, seolah-olah sedang mencari jejak si harimau berkaki pendek, tapi seperti juga sedang mengawasi pihak lawan, apakah terdapat jago-jago yang
berilmu tinggi.
Menyaksikan sikap angkuh Tok Nio-cu serta kekurang
ajarannya, tanpa terasa Kiong Tek-ciong tertawa dingin,
http://kangzusi.com/
akan tetapi setelah menjumpai Sik Tay kong dan Cing lian nikou tergeletak di atas lapangan berumput, amarahnya
seketika pudar, senyuman dingin pun berubah menjadi
senyuman, katanya kemudian:
"Si harimau berkaki cebol dari benteng kalian kini
disekap di atas puncak mayat menggeletar, sewaktu nyonya akan pulang nanti dipersilahkan untuk dibawa serta, jika nyonya merasa kurang leluasa. Biar kuutus orang untuk
mengirimnya kembali."
Dengan wajah puas Tok Nio-cu manggut-manggut,
kembali jengeknya:
"Ehmm, beberapa patah katamu itu masih terhitung
perkataan manusia, dengan kedudukanmu sebagai pemimpin besar tiga tebing sembilan puncak dua belas
benteng. aku tidak kuatir kau akan mengingkari janji."
Kemudian sambil menuding kearah Lan See giok yang
berada di sisinya, ia perkenalkan:
"Dia adalah putra si peluru perak gurdi emas Lan
Tayhiap, Lan See giok!"
Beruang berlengan tunggal mengerutkan
dahinya kemudian mendengus dingin, tegurnya sambil menatap
wajah pemuda itu lekat-lekat. "Selama ini antara aku dengan Lan Khong-tay tidak mempunyai hubungan apa-apa, bahkan mengenal pun tidak, ada urusan apa kau
hendak mencari aku?"
Gusar sekali Lan See giok oleh perkataan itu, sambil
mengebaskan ujung bajunya dia melompat dua kaki ke
depan, kemudian sambil menuding Kiong Tek ciong,
serunya. dengan amarah.
http://kangzusi.com/
"Kiong Tek ciong, setahun berselang kalian lima
manusia cacad dari tiga telaga telah bersekongkol untuk
membunuh ayahku dalam kuburan kuno . . . "
"Hei kau jangan mempercayai fitnahan keji dari Gui Pak ciang si anjing bangkotan itu" Beruang berlengan tunggal meraung pula dengan penuh amarah, "dalam peristiwa
tersebut, aku sendiripun kena dikecohi habis habisan!"
Kembali Lan See giok tertawa dingin.
"Hmm, kalau tidak tahu, mengapa kau memasuki
kuburan kuno pada malam itu serta menggeledah mendiang
ayahku . . . "
Berubah wajah Kiong Tek ciong oleh perkataan tersebut,
tapi ia segera berseru lagi penuh amarah.
"Sudah pasti semua cerita ini hasil ngaco belo dari Gui Pak ciang si anjing bangkotan itu, siapa bilang aku pernah memasuki kuburan kuno."
"Kiong Tek ciong!" Lan See giok segera mendongakkan kepalanya sambil tertawa seram. "aku tahu kau punya rencana
membunuh mendiang ayahku,

Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diam-diam membuka pintu rahasia tapi kemudian berlagak pilon, kalau begitu musuh besar pembunuh ayahku tak salah lagi adalah engkau."
Sewaktu mengutarakan kata-kata itu, sepasang matanya
memancarkan cahaya tajam wajahnya yang tampan penuh
dilapisi hawa napsu membunuh, dengan cepat tangan
kanannya meraba ke pinggang dan melepaskan senjata
gurdi emasnya, kemudian pelan-pelan mendesak ke muka.
"Kau harus tahu" kembali serunya sambil menggertak gigi", "si bocah yang semaput di atas lantai dan kemudian kau tendang keras-keras itu tak lain adalah aku sendiri, apakah kau masih ingin berlagak pilon lagi?"
http://kangzusi.com/
Melihat senjata gurdi emas yang berada di tangan Lan
See-giok, Kiong Tek-ciong segera teringat kembali akan diri Lan Khong-tay, semua rasa dendam dan marah yang
terpendam dalam hatinya selama banyak tahun segera
dimuntahkan ke luar.
Tak tahan lagi ia mendongakkan kepala nya dan tertawa
terbahak bahak, suaranya mengerikan sekali.
"Haaahhh..haaahhh. haaahhh.. bagus, bagus sekali,
sudah sepuluh tahun kukuntit Lan Khong-tay, sayang
selama ini belum pernah berjodoh untuk menjajal kelihaian senjata gurdi emasnya, baiklah, dari tanganmu si bocah
keparat, hari ini juga ingin kucoba sampai di mana sih
kehebatan dari permainan gurdi emas itu,"
Kemudian setelah merentangkan senjata palu bajanya di
depan dada, ia berkata lagi dengan angkuh.
"Bocah keparat. bila kau, memang berilmu, silahkan
digunakan semua, aku tak bakal melukai dirimu"
Lan See giok tertawa angkuh, ia balas berseru dengan
gemas: "Jangan lagi kau Kiong Tek-ciong seorang belum
merupakan tandingan siauya mu, biar kedua belas orang
caycu, dari Tay ang san mu turun tangan bersamamupun,
siauya tak bakal akan gentar."
Baru selesai perkataan tersebut diutarakan dari antara
puluhan orang jago itu segera terdengar seseorang
membentak gusar.
"Pemimpin besar, harap berhenti dulu, biar hamba yang menjumpai dulu si bocah tekebur tersebut"
Ditengah bentakan gusar sesosok bayangan manusia
muncul dari balik barisan..
http://kangzusi.com/
Dengan cepat Lan See giok mengamati orang itu,
ternyata dia adalah seorang lelaki kekar bercambang lebat, bermata besar dan membawa senjata toya baja yang berat
sekali. Kiong Tek ciong berpaling dan memandang sekejap ke
arah lelaki kekar itu, kemudian pesannya.
"Tan tongcu, kau mesti berhati hati!"
Dari sebutan "Tongcu", Lan See giok segera tahu kalau ilmu silat yang dimiliki orang ini masih setingkat lebih tinggi dari pada kedua belas orang caycu tersebut.
Belum habis dia berpikir, tiba-tiba terdengar Tok Nio-cu berkata dengan suara dalam.
"Adik Giok orang ini adalah salah satu diantara tiga tongcu yang berkuasa di luar bukit Tay ang san, orang
menyebutnya sebagai si toya baja pengusir gunung Tan Siulim."
Sebelum Tok Nio-cu menyelesaikan perkataannya, Tan
tongcu lelaki berpakaian hitam itu sudah tiba satu kaki di hadapan Lan See-giok, bahkan berteriak sambil menggigit
bibir. "Betul, toaya mu adalah si toya baja pengusir bukit Tan Siu-lim. !"
Ditengah bentakan, tubuhnya menerjang maju ke muka.
toya bajanya dengan jurus bukit Tay san menindih kepala, menyambar ke atas ubun-ubun Lan See-giok dengan
disertai desingan angin tajam.
Lan See giok tertawa dingin lalu mendengus penuh
penghinaan, dia menunggu sampai serangan itu mendekati
kepalanya, kemudian baru mengigos ke samping dengan
cepat. http://kangzusi.com/
Toya baja itu segera meluncur dari sisi bajunya
menyambar permukaan tanah, rerumputan pun beterbangan memercik ke mana-mana.
Peristiwa yang berlangsung baru-baru ini memang luar
biasa mendebarkan hati, tanpa terasa semua orang yang
hadir sama-sama menjerit kaget, bahkan Oh Li cu sempat
menangis. Tangisan Oh Li cu ini segera memancing pula perhatian
dari Si Cay soat, gadis itu merasakan hatinya tergerak dan seakan baru memahami akan sesuatu hal, namun dia hanya
mengerling sekejap, kemudian melanjutkan perhatiannya ke arena.
Sementara itu si toya baja pengusir bukit Tan Siu lim
sedang berteriak kaget sambil mundur ke belakang. dengan wajah pucat pias teriaknya gusar.
"Bocah keparat, mengapa tidak kau sambut seranganku tadi?"
Lan See giok memang bermaksud menaklukkan hati
musuh musuhnya dengan menampilkan ilmu silat yang luar
biasa, sebab bila sampai terjadi pertarungan massal, sudah pasti posisinya tak akan menguntungkan pihaknya, itulah
sebabnya dia ingin membekuk musuhnya saja tanpa
mencederainya. Maka setelah tertawa dingin, katanya kemudian dengan
nada menghina. "Selama ini, aku hanya tahu bertarung melawan orang-orang yang berilmu silat tinggi. aku tak pernah sudi beradu kekuatan dengan manusia bertenaga kerbau macam kau!"
Bisa dibayangkan betapa gusarnya Tan Siu lim. saking
gemasnya dia sampai berkaok kaok berulang kali, jeritnya
http://kangzusi.com/
setengah menggembor. "Bocah tekebur, kau benar-benar membuat aku ingin muntah darah karena gusarnya "
Ditengah teriakan tersebut, sekali lagi ia menerjang ke
muka, toyanya di angkat tinggi sementara, segenap tenaga dalam yang dimilikinya dihimpun menjadi satu untuk
menghantam tubuh lawannya
Sistim pertarungan macam orang gila seperti itu
hakekatnya merupakan suatu pertarungan antara mati dan
hidup, saking kagetnya semua orang menjadi gempar.
Tanpa sadar Tok Nio-cu berteriak pula:
"Adik Giok, kau harus berhati hati.."
Lan See giok tertawa dingin, sementara itu tenaga Hud
kong sinkang telah dihimpun ke dalam tubuhnya.
Ketika serangan toya menyambar datang, ia membentak
pula keras-keras.
"Enyah kau, dari sini..,"
Gurdi emasnya diayunkan ke muka. tampak cahaya
tajam berkelebat lewat. percikan bunga api memancar ke
empat penjuru. Diiringi jeritan aneh dari Tan Siu-lim, toya bajanya
mencelat ke tengah udara dan meluncur jauh ke belakang,
sementara tubuh nya yang kekar terperosok ke depan..
Suatu bentakan merdu bergema lagi, bayanganpun
berkelebat, dengan suatu gerakan kilat Tok Nio-cu telah
menotok jalan darah Tan Siu-lim
Tak ampun lagi si toya baja pengusir bukit Tan Siu-lim
roboh terjengkang ke atas tanah, sementara tangannya
berdarah akibat dari bentrokan tadi.
http://kangzusi.com/
Suasana di dalam arena waktu itu terasa hening den sepi
sekali, hampir semua orang yang hadir terbelalak matanya dengan mulut melongo saking kagetnya, paras muka
mereka pucat pias, sorot matanya yang memancar kan sinar terkejut ditujukan kearah pemuda tersebut, nyatanya tak
seorang manusiapun yang berani bersuara.
Kiong Tek-ciong sendiri sampai gemetar seluruh
tubuhnya, wajahnya pucat pasi, saking terkejutnya diapun tak tahu apa yang mesti dilakukan.
Mimpipun tak disangka kalau hasil laporan rahasia dari
si harimau berkaki cebol tersebut menunjukkan bahwa
kenyataan jauh lebih hebat daripada apa yang diduganya
semula. Sementara itu Oh Li cu sudah diliputi oleh hawa napsu
membunuh, terutama sekali bila ia teringat kembali
bagaimana dia hampir jatuh pingsan karena terkejut melihat Tan siu lim hendak menghajar adik Giok nya tadi, dengan
pedang terhunus dia segera maju ke muka siap menghabisi
nyawa Tan Siu lim.
Tok Nio-cu yang menyaksikan hal tersebut cepat-cepat
menghalangi niatnya, .
"Adikku, jangan kau bunuh orang itu, Tan Siu lim
adalah seorang manusia yang gagah dan jujur, ia tak pernah melakukan kejahatan dalam kehidupannya sehari hari."
Dengan perasaan kagum Lan See giok segera berpaling
dan melihat sekejap ke arah Tok Nio-cu setelah mendengar ucapan tersebut, Si Cay soat juga berperasaan sama, dia
menganggap meskipun Tok Nio-cu orangnya kejam dan tak
berperasaan, namun dalam keadaan seperti ini, ia selalu
dapat menunjukkan sikap yang sangat mengagumkan.
http://kangzusi.com/
Oh Li-cu segera manggut-manggut
sambil mengundurkan diri, seperti juga Lan See -giok Si Cay-soat, dalam hati kecilnya telah menaruh perasaan kagum
terhadap encinya yang termasyhur sebagai perempuan
beracun itu. Tapi mereka semua tak ada yang menyangka bahwa
kesemuanya itu bisa terjadi karena perasaan menyesal dan malu yang tumbuh di hati kecil Tok Nio-cu setelah
perbuatannya memotong tali semalam, serta melihat
keadaan Oh Li-cu yang menangis tersedu itu.
Ditambah pula ia ditolong Lan See-giok ketika tertawan
pagi tadi, kesemuanya itu membuat perasaannya dan
sikapnya ikut berubah menjadi lebih lurus walau tanpa
disadari olehnya.
Sementara itu, Kiong Tek-ciong beserta puluhan orang
jagonya turut merasa terharu oleh ucapan Tok Nio-cu
tersebut, namun mereka tidak yakin kalau orang jahat dapat berkata begitu. Paling tidak mereka tidak percaya kalau
perkataan tadi diutarakan Tok Nio-cu dari hati sanubarinya.
Tatkala Lan See giok melihat taktik yang mereka
pergunakan telah mendatangkan hasil, maka sambil
mengawasi kawanan jago yang tertegun karena terkejut
serta Kiong Tek ciong yang masih berdiri melongo. ia
membentak keras:
"Beruang berlengan tunggal, mengapa kau belum juga
menampilkan diri untuk menerima kematian?"
Kiong Tek ciong gusar sekali mendengar bentakan ini,
dia mendongakkan kepalanya kemudian tertawa terbahak
bahak: "Haah . . . . haah . . . . haaahhh . . . bocah keparat she Lan, biarpun aku sudah berusia lanjut, selama hidup belum
http://kangzusi.com/
pernah berbicara bohong, tentang siapa yang telah
membunuh ayahmu, sampai sekarang saja aku sendiri
masih sangsi, bagaimana pun tidak seharusnya kau percayai perkataan sepihak dari Gui Pak ciang si anjing bangkotan tersebut dengan menuduh aku sebagai pelakunya."
Lan See giok menjadi tertegun, tanpa terasa ia teringat
kembali dengan si iblis bermuka hijau Toan Ki-tin, di
samping itu diapun terbayang kembali bagaimana Kiong
Tek- ciong melarikan diri terbirit birit melalui lorong rahasia baru.
Membayangkan kesemuanya itu, alis mata nya kembali
berkernyit, hawa napsu membunuh menyelimuti wajahnya,
sambil tertawa dingin pelan-pelan ia mendesak maju ke
muka: Sebagai pemimpin besar dari dua belas benteng, apalagi
berada dihadapan anak buahnya yang begini banyak. sudah
barang tentu Beruang berlengan tunggal Kiong Tek ciong
tak bisa menunjukkan sikap pengecut nya.
Melihat Lan See giok maju mendekatinya dengan hawa
napsu membunuh menyelimuti wajahnya, ia sadar bahwa
kematian semakin mendekatinya hari ini.
Tapi ia tidak menyesal walaupun harus mati, cuma dia
sendiripun hingga kini masih menaruh curiga, sebetulnya si peluru perak gurdi emas Lan Khong-tay telah mati ditangan siapa, terutama sekali ia membenci kepada Gui pakciang
yang telah mendatangkan musibah baginya.
-ooo0dw0ooo- BAB 23 http://kangzusi.com/
AKHIRNYA dengan kening berkerut sekali lagi dia
tertawa terbahak bahak. kemudian ujarnya dengan
menggertak gigi.
"Bocah keparat, jangan kau anggap dengan memiliki
kepandaian silat yang tangguh maka kau boleh bertindak
sewenang-wenang. rupanya kau memang khusus mencari
gara-gara disini, apakah Gui Pak ciang si anjing bangkotan itu yang memerintahkanmu ke-mari ."
Belum selesai perkataan itu diutarakan dengan kening
berkerut mendadak Tok Nio-cu membentak keras.
"Adik Giok, harap berhenti dulu!"
Menyusul kemudian dia melompat ke muka dan berdiri
berjajar di sisi anak muda tersebut.
Pada hakekatnya, Lan See giok sendiripun mulai
merasakan bahwa peristiwa berdarah itu penuh dengan
liku-liku yang misterius, justru karena hal ini dia tak berani menyimpulkan siapa gerangan manusia yang telah
menghabisi jiwa ayahnya.
Bila ia tinjau dari sikap gusar dari Beruang berlengan
tunggal Kiong Tek-ciong saat ini, segera terasa olehnya
bahwa orang ini bukan pembunuh yang sebetulnya, bisa
jadi diapun mempunyai sesuatu alasan tertentu.
Maka sewaktu ia dicegah oleh Tok Nio-cu, kemudian
perempuan itu menghampirinya, dengan sorot mata penuh
tanda tanya ia mengawasi Tok Nio-cu.
Tok Nio-cu segera membuat gerakan agar Lan See giok
menunggu sebentar, kemudian kepada Kiong Tek ciong
yang masih diliputi kegusaran, ia menegur:
"Hei. anjing tua berlengan tunggal, berulang kali kau mengumpat Gui loya kami sebagai pemfitnah, kalau toh
http://kangzusi.com/
Lan tayhiap bukan tewas di tanganmu, mengapa kau tidak
mencoba untuk mengutarakan bukti dan alasan yang jelas
bahwa pembunuhan tersebut bukan hasil perbuatanmu?"
Kiong Tek ciong tertegun, tapi diapun segera dibuat
sadar oleh teguran itu, walaupun begini ia toh tetap
berkeras kepala.
"Ditengah malam buta kalian sudah menyerbu gunungku, melepaskan api, membunuh orang. bukan lagi
memegang peraturan dunia persilatan, tidak memberi
kesempatan. kepada orang untuk berbicara"
Tok Nio-cu tertawa dingin, sebelum perkataan lawan
selesai diutarakan. ia telah berkata lagi dengan suara dalam.
"Lebih baik cepat-cepat tutup mulutmu itu, kau tak usah membonceng dari soal cengli. Pokoknya, bila kau tidak
memberi penjelasan yang memuaskan untuk Lan siauhiap
pada hari iri, kami bukan cuma membakar dan membunuh
saja" "Sudah membakar dan membunuh, kalian belum juga
puas. Apalagi yang hendak kalian lakukan?" teriak Kiong Tek ciong marah.
"Apalagi" Tentu saja akan mengobrak abrik sarangmu
kemudian mencabut selembar jiwa tuamu!"
Kiong Tek ciong semakin tertegun, ia sama sekali tidak
menganggap ancaman dari Tok Nio-cu tersebut sebagai
perkataan anak kecil, sebab bila perempuan tersebut benar-benar dibuat sampai marah, apa yang telah diucapkan


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

benar-benar bisa dilakukan.
Kalau cuma Tok Nio-cu seorang memang tak perlu
dirisaukan, tapi di situ masih hadir Lan See-giok serta nona berbaju merah yang nampak memiliki ilmu silat yang begitu hebat.
http://kangzusi.com/
Membayangkan sampai ke situ, sambil tertawa dingin ia
lamas berkata. "Bila menyelesaikan pekerjaan tanpa aturan, menganiaya orang dengan mengandalkan kemampuan, biarpun kalian
berhasil mengobrak abrik Tay ang san ku ini, terhitung
enghiong macam apa pula kalian ini?"
Melihat cara berbicara Kiong Tek-ciong yang mengenaskan, Lan See-giok menjadi tidak tega, dia segera menimbrung.
"Waktu bagiku berharga sekali, lagi pula akupun tidak berniat berdiam kelewat lama disini, kalau toh pembunuh
ayahku bukan kau lantas siapakah dia?"
Kiong Tek ciong menjadi sangat gembira karena
mendengar Lan See-giok tidak berniat berdiam kelewat
lama di situ, malah kalau bisa dia berharap pemuda itu
beranjak pergi secepatnya, namun kenyataannya dia
memang tidak mengetahui siapa pembunuh Lan Khong-tay
yang sebenarnya.
Maka dengan wajah serba salah dia segera menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku benar-benar tak tahu siapakah yang telah
membunuh Lan tayhiap !"
Ditinjau dari mimik wajah lawan, Lan See giok dapat
merasakan bahwa Kiong Tek ciong tidak berbohong, tapi ia toh menegur kembali.
"Lantas bagaimana mungkin kau bisa mengetahui kalau mendiang ayahku berdiam di dalam kuburan Leng ong
bong?" Tanpa ragu Kiong Tek ciong menjawab.
http://kangzusi.com/
"Pada mulanya aku sama sekali tidak mengetahui akan peristiwa tersebut, hingga aku tiba dalam kuburan dan
melihat Lan tayhiap tergeletak di antara genangan darah.
aku baru mengerti rencana apakah yang sebenarnya
dirundingkan oleh Toan Ki tin dan Si Yu gi pada siang
harinya!" Pedih hati Lan See giok mendengar hal itu, rupanya
Toan Ki tin yang telah membunuh ayahnya . . .
Namun tak tahan dia toh bertanya juga "Yang kau
maksudkan adalah si setan bermata tunggal dan Makhluk
bertanduk tunggal . ?"
Ketika mengucapkan perkataan tersebut tubuhnya
gemetar keras, air matanya mengembang di mata, rasa
pedih da1am hatinya membuat ia tak sanggup bertanya
lebih jauh. Si Cay soat dan Oh Li cu segera maju menghampiri anak
muda itu dan berdiri, di belakangnya dengan penuh rasa
kuatir. Memandang kesedihan yang mencekam pemuda itu,
tanpa terasa Kiong Tek ciong ikut mengangguk:
"Yaa, benar, memang kedua orang itu!"
Dari pembicaraan mana, Tok Nio-cu segera menyimpulkan bahwa dibalik kesemuanya ini pasti terdapat alasan lain, maka setelah memandang sekejap ke arah Lan
See giok yang sedih, ia segera menimbrung,
"Pemimpin besar Kiong, kalau memang kejadian ini
disaksikan olehmu sendiri. harap kau memberi keterangan
kepada Lan siauhiap. dengan
begitu juga dapat membersihkan dirimu dari sangkaan jelek. Bagaimana sih
ceritanya sampai kau bertemu dengan Si Yu gi dan Toan Ki
http://kangzusi.com/
tin" Apa saja yang mereka rencanakan" Dan bagaimana
pula caranya turun tangan terhadap Lan tayhiap?"
Kiong Tek ciong sangat berharap Lan See giok sekalian
dapat selekasnya turun gunung, tapi ia pun ingin
menyelamatkan jiwa ke tiga orang caycu nya. maka kepada
Tok Nio-cu diapun berkata:
"Tidak sulit bila kalian menghendaki aku bercerita, namun ke tiga orang yang kalian tawan harus dibebaskan
dulu" "Boleh. aku akan mewakili adik Giok untuk mengambil keputusan" Tok Nio-cu mengangguk tanpa ragu.
Lalu kepada Oh Li cu, ia menambahkan.
"Adikku, coba kau bebaskan jalan darah mereka bertiga!"
Oh Li cu mengiakan sambil mengangguk kemudian
beranjak pergi.
Lan Se giok tahu bahwa Oh Li cu tak akan dapat
membebaskan Sik Tay kong dan Cing lian nikou dari
pengaruh totokan., dia segera memberi tanda kepada Si Cay soat agar mengikutinya.
Si Cay soat mengangguk dan melayang ke muka,
biarpun ia bergerak lebih terlambat namun justru tiba lebih duluan dari pada Oh Li-cu..
Demonstrasi ilmu meringankan tubuh semacam ini
bukan saja membuat Kiong Tek ciong dan puluhan jago
lainnya merasa terkejut. bahkan Oh Li cu serta Tok Nio-cu sendiripun dibikin tertegun.
Si Cay-oat langsung turun tangan membebaskan Sik Tay-
kong dan Cing-lian nikou dari pengaruh totokan, sebaliknya membiarkan Tan Siu-lim ditangani oleh Oh Li-cu.
http://kangzusi.com/
Tak sedikit diantara kawanan jago yang hadir segera
mendapat tahu bahwa Sik Tai kong dan Cing lian nikou
sesungguhnya telah ditotok orang dengan totokan gerakan
ilmu menotok khusus.
Sik Tay-kong. Tan Siu-lim serta Cing lian nikou serentak melompat bangun, dengan wajah tersipu sipu malu kembali
ke barisan di belakang Kiong Tek ciong, setelah itulah Tok Nio-cu baru berkata:
"Nah pemimpin besar, sekarang giliran mu yang harus bercerita tentang pengalaman mu selama di kuburan Leng
ong bong!"
Karena orang orangnya sudah dibebaskan semua,
dengan tulus Kiong Tek ciong berkata:
"Panjang sekali kisah ini untuk diceritakan, terpaksa aku akan mengatakan secara garis besarnya saja.".
"Memang paling baik begitu." Tok Nio-cu segera
menukas, "sebab Lan siauhiap memang tak mempunyai
banyak waktu untuk mendengarkan obrolanmu!"
Agaknya Kiong Tek ciong cukup mengetahui tabiat dari
Tok Nio-cu, ia tidak menjadi gusar oleh perkataan itu.
sesudah termenung sejenak, ujarnya kemudian:
"Malam itu aku sedang duduk beristirahat di dalam
hutan lima li di sebelah utara Leng ong bong. lebih kurang seperminuman teh kemudian, tiba-tiba dari luar hutan
berkumandang suara ujung baju yang terhembus angin.
"Tergerak hatiku waktu itu, serta-merta aku menyembunyikan diri dibalik pohon besar untuk mengintip
apa gerangan yang terjadi, saat itulah dari tepi hutan
muncul dua sosok bayangan manusia, yang satu tinggi yang lain pendek.
http://kangzusi.com/
"Oleh karena dalam hutan itu sangat gelap ditambah lagi gerakan tubuh kedua orang itu amat cepat, maka sulit
bagiku untuk melihat jelas wajah mereka.
"Sebagaimana diketahui. dari laporan mata-mata, kami lima manusia cacad mendapat kabar kalau jejak Hu-yong
siancu telah diketahui muncul di sebelah barat dekat telaga Phoa-yangoh, hatiku menjadi girang setelah melihat
munculnya kedua sosok bayangan manusia tadi, sebab
menurut dugaanku mereka tentulah si peluru perak gurdi
emas Lan tayhiap serta Hu-yong siancu..".
LAN SEE GIOK segera berkerut kening ia tidak habis
mengerti mengapa orang persilatan selalu menggabungkan
ayah dengan bibi Wan, tapi ia yakin diantara ayahnya
dengan bibi Wan tentu pernah terjalin hubungan asmara
yang menggemparkan seluruh dunia persilatan
Sementara dia masih berpikir, terdengar Kiong Tek ciong
melanjutkan kembali kata katanya.
"-.tapi setelah kuamati lebih seksama ternyata mereka adalah Si Yu gi serta Toan Ki tin. waktu itu aku tidak
menegur mereka sebab gerak gerik mereka berdua amat
mencurigakan, maka akupun berusaha tidak menimbulkan
sedikit suarapun.
"Mereka berdua berdiri cukup lama di sisi hutan sambil mengawasi hutan itu dengan seksama, kemudian mereka
berbisik bisik seperti lagi merundingkan sesuatu, hal ini membuat aku makin bertambah curiga lagi. Biarpun berada
di tempat yang terpencil, mereka masih bersikap amat
berhati-hati dan rahasia, hal tersebut membuktikan kalau masalahnya tidak sederhana.
"Kalau pada mulanya aku sudah enggan menampakkan
diri, saat ini aku semakin tak berani muncul dari tempat persembunyian, karena dengan kemampuan yang kumiliki,
http://kangzusi.com/
mendingan kalau cuma menghadapi Toan Ki-tin seorang,
bila harus menghadapi dua orang, sudah pasti pihakku yang bakal menderita kerugian.
"Setelah berunding beberapa saat, si Makhluk bertanduk
tunggal Si Yu gi pun berjongkok dan membuat sebuah
lukisan peta di atas tanah. dari sikap mereka ini, akupun menjadi paham. sudah pasti Si Yu-gi telah berhasil
menemukan tempat tinggal Hu-yong siancu.
Setelah memperoleh penjelasan yang panjang lebar dari
Si Yu gi, si mata tunggal Toan Ki tin nampak mengangguk
berulang kali seolah-olah memahami sesuatu, mereka
berdua pun melanjutkan perjalanan lagi meninggalkan
hutan dan menuju kearah selatan."
"Kalau ditinjau dari pembicaraan pemimpin besar.
rupanya kau tidak berhasil menyadap apa yang mereka
bicarakan waktu itu?" tiba-tiba Tok Nio-cu menyela dengan kening berkerut.
Tanpa ragu Kiong Tek ciong segera menggelengkan
kepalanya berulang kali.
"Tidak. berhubung jaraknya terlalu jauh, Begitulah, kutunggu sampai mereka ke luar dari hutan kemudian baru
melompat turun dari atas pohon dan cepat-cepat mendekati tempat dimana mereka berbicara tadi, pada permukaan
tanah banyak kujumpai lingkaran-lingkaran.
"Karena tidak kupahami apa maksudnya, lagi pula takut kehilangan jejak Toan Ki tin dan Si Yu gi, maka sembari
menduga duga apa arti dari lingkaran-lingkaran tersebut, kususul mereka ke arah selatan.
"Waktu itu langit diliputi awan tebal, suasana gelap gulita, bayangan tubuh dari Toan Ki-tin serta Si Yu-gi
sudah tidak nampak lagi. kejadian mana membuat hati -
http://kangzusi.com/
sangat gelisah sehingga tanpa terasa mempercepat
perjalanan. ,"
Tergerak hati Lan See-giok setelah mendengar sampai
disini, menurut penuturan dari Pek ho caycu, si toya baja berkaki tunggal Gui Pak-ciang, ketika ia sedang menguntit seseorang, mendadak di utara kuburan Leng-ong bong
dijumpai ada sesosok bayangan manusia sedang bergerak ke selatan, kalau begitu orang tersebut bisa jadi adalah Kiong Tek- ciong.
Tapi siapa pula orang yang dijumpai pertama kali tadi"
Mengapa ia tidak bersua dengan Toan Ki-tin serta Si Yu gi"
Sementara dia masih berpikir, terdengar Kiong Tek ciong
melanjutkan kembali kata katanya:
" .setelah maju lagi lima enam li, kujumpai sebuah hutan pohon siong yang lebat, aku tak berani memasukinya secara gegabah, karena itu setelah kuamati sejenak, dapat
diketahui di situ merupakan sebuah kompleks tanah
pekuburan yang luas
"Baru saat itulah aku mengerti. rupanya lingkaran-
lingkaran yang di buat Si Yu-gi di atas tanah digunakan
sebagai pertanda sebuah kuburan besar maka aku pun
lantas menyimpulkan kalau Si Yu gi sekalian telah masuk
ke dalam kuburan.
"Dengan mengerahkan tenaga dalam yang kumiliki
untuk melindungi badan, selangkah demi selangkah
kuteruskan perjalanan ke depan.
"Apa yang semula kuduga ternyata memang benar,
sesudah melewati beberapa buah kuburan besar, akhirnya
dari sebuah kuburan raksasa yang berada tak jauh dariku
kujumpai ada pintu yang terbuka.
http://kangzusi.com/
"Dalam keadaan penuh kewaspadaan aku pun memasuki
pintu kuburan itu, tak jauh kemudian, di bawah cahaya
lentera kujumpai Lan tayhiap telah terkapar di atas
genangan darah.:.
Air mata tak bisa, dibendung lagi dari mata Lan See
giok, ia merasa sedih sekali, apa yang kemudian terjadi
telah dialami sendiri olehnya, tentu saja diapun tak usah mendengarkan penuturan dari Kiong Tek ciong lagi.
Walaupun demikian, ia masih mencurigai Kiong Tek
ciong. mengapa ia bisa kabur melewati pintu rahasia yang baru dibuat itu" Sambil menahan rasa pedih di dalam hati.
segera tegurnya dengan suara datar:
"Sewaktu Pek ho caycu Gui Pak ciang menemukan
tempat persembunyianmu dan melakukan sergapan,
mengapa kau justru melarikan diri melalui pintu yang baru dibuat?"
Sambil menggelengkan kepalanya Kiong Tek ciong
menghela napas panjang,
"Aai, peristiwa itu hanya terjadi secara kebetulan saja, pada hakekatnya aku tidak tahu kalau dalam kuburan
masih terdapat lorong yang baru digali. Berhubung Gui Pak ciang mendesakku terus menerus. terpaksa aku hanya bisa
melarikan diri secara membuta, hingga tiba di luar kuburan aku masih tak tahu kalau lorong yang ku lalui adalah lorong yang baru digali, Begitulah, aku dan Gui tua berkejar-kejaran sampai dua hari lamanya, sampai aku masuki Leng-
ong- bong untuk kedua kalinya, baru kuketahui jika lorong tersebut merupakan lorong yang baru digali."
Saat ini, Lan See-giok sudah mulai merasakan bahwa
"air makin surut, batuan pun makin terlihat" namun dia masih tetap mencurigai si setan bengis bermata tunggal
Toan Ki-tin sebagai pembunuh ayahnya, terutama setelah
http://kangzusi.com/
mendengar penuturan dari Kiong Tek-ciong, dia semakin
yakin kalau apa yang diduga memang benar.
Namun dia toh tak tahan bertanya lagi:
"Menurut penuturanmu barusan, jadi pembunuh ayahku
sudah pasti adalah Toan Ki tin serta Si Yu gi?"
Kiong Tek ciong mengerutkan dahinya rapat-rapat dia
termenung sebentar kemudian baru menjawab:
"Aku tak berani memastikan, akupun tak ingin menuduh orang lain secara tidak- tidak!"
Dengan kening berkerut Tok Nio-cu segera tertawa
dingin, tegurnya:
"Jadi kau hendak mengatakan bahwa suamiku sengaja
memfitnah dirimu"!"
Tampaknya Kiong Tek-ciong kuatir kalau masalah
tersebut berkembang menjadi semakin besar, cepat-cepat dia menyangkal:
"Aku sama sekali tidak bermaksud demikian, cuma saja berhubung aku tidak melihat dengan mata kepala sendiri
siapa yang telah membunuh si peluru perak gurdi emas Lan tayhiap, maka aku tak berani memastikan"
Berkilat sepasang mata Tok Nio-cu, tiba-tiba ia menegur
dengan marah: "Sewaktu Si Yu-gi dan Toan Ki-tin berunding di dalam hutan, apakah tuan melihat kejadian tersebut dengan mata kepala sendiri?"
"Tentu saja. ." dengan wajah amat tak sedap dipandang namun diliputi perasaan takut, Kiong Tek ciong
mengangguk.

Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tok Nio-cu segera menegur lebih jauh.
http://kangzusi.com/
"Seandainya sekarang juga Lan siauhiap berangkat ke telaga Tong ting untuk mencari Toan Ki tin dan membalas
dendam, lalu menunjukkan bahwa kau lah yang melihat,
dengan mata kepala sendiri, dia serta Si Yu-gi memasuki
kuburan Leng ong bong, apakah Toan Ki tin juga akan
mengumpat mu sebagai memfitnah dirinya?"
Merah padam selembar wajah Kiong Tek-ciong, bibirnya
bergerak keras sampai lama sekali dia baru bisa berkata:
"Kenyataannya memang demikian, sekali pun Toan tua
hadir disinipun aku tetap akan berbicara dengan
sejujurnya!"
Tok Nio-cu sama sekali tak mau mengalah, sambil
tertawa dingin ia berkata lebih jauh:
"Kalau toh kenyataannya demikian, mengapa suamiku
tidak diperkenankan untuk bercerita bahwa kau melewati
lorong yang baru digali sewaktu melarikan diri" Apalagi
kaupun jangan lupa, kau adalah orang yang telah
menggeledah Lan siauhiap serta menendangnya keras-
keras." Berubah hebat paras muka Kiong Tek ciong sesudah
mendengar perkataan itu untuk beberapa saat dia
terbungkam dalam seribu bahasa, sementara peluh dingin
jatuh bercucuran, sorot matanya yang memancarkan
kegelisahan mengawasi diri See giok, kemudian melotot
penuh kebencian ke arah Tok Nio-cu.
Ia betul-betul kuatir jika kata-kata terakhir dari
perempuan itu akan menimbulkan kembali amarah dari
sang pemuda, bila Lan See giok sampai memanfaatkan
kesempatan itu untuk membuat perhitungan dengannya,
sudah pasti dia akan mendapat malu besar
http://kangzusi.com/
Tidak heran kalau rasa bencinya terhadap Tok Nio-cu
menjadi jadi ..
Sementara itu suasana dalam arena menjadi amat sepi,
puluhan jago yang berdiri di belakang Kiong Tek ciong pun tetap membungkam diri, meski mereka bisa menangkap
sedikit permasalahannya namun belum bisa meraba secara
pasti apa gerangan yang telah terjadi.
Si Cay soat dan Oh Li cu yang meski mengetahui
duduknya masalah, sekarang ikut dibuat kebingungan,
mereka tak mengira kalau dibalik kesemuanya itu masih
terdapat banyak masalah yang lebih rumit, Tok Nio-cu juga semakin tidak mengerti.
Akan tetapi dia tidak mencoba untuk mencari
keterangan. sebab tujuannya sekarang adalah memanfaatkan kesempatan untuk mencuci bersih Pek-hoo
caycu Gui Pak-ciang dari kecurigaan, daripada kedua belah pihak sampai terlibat dalam bentrokan kekerasan.
Setelah ia bikin Kiong Tek ciong terbungkam, tentu saja
perempuan itu tak ingin mendesak orang lebih jauh, kepada Lan See giok yang masih termenung tanya nya kemudian
lembut: "Adik Giok, apakah kau masih ada persoalan lain yang perlu ditanyakan?"
Waktu itu Lan See giok sedang dihadapkan dua masalah
yang memusingkan kepala nya. ke satu, dia harus
selekasnya pulang ke Phoa yang oh untuk bersua dengan si Naga Sakti pembalik sungai, maka ke dua dia mesti ke
telaga Tong ting untuk menuntut balas kepada Toan Ki tin..
Ketika mendengar pertanyaan tersebut, cepat-cepat dia
memusatkan pikirannya kembali seraya menjawab.
"Aku sudah tak ada urusan yang perlu ditanyakan lagi!"
http://kangzusi.com/
Kemudian sambil menjura kearah Kiong Tek ciong,
katanya dengan ramah.
"Untuk semua penjelasan dan keterangan yang anda
berikan, kuhaturkan banyak terima kasih, maafkan kami
bila kehadiran kami semua dimalam ini telah mengusik
ketenangan kalian, nah aku hendak mohon diri lebih
dahulu" Kiong Tek ciong tertegun, dia sama sekali tak
menyangka kalau Lan See giok sebagai seorang pemuda
yang masih muda usia ternyata bisa bersikap besar jiwa
terhadap orang. biarpun ilmu silatnya hebat nyatanya dia memang berbeda sekali dengan kebanyakan pemuda
lainnya. Cepat-cepat senyuman manis menghias bibirnya, kemudian dengan suara mendekati mengumpak ia berkata:
"Kerendahan hati siauhiap hanya membuat aku
bertambah malu. bila teringat kembali peristiwa dimasa
lampau dimana aku turut mengejar ayahmu, oooh sungguh
menyesal rasanya sekarang. Harap siauhiap sudi melupakan semua kebodohanku itu, kalau toh siauhiap masih ada
urusan yang hendak diselesaikan, tentu saja aku tak berani menahan lebih jauh "
Demi keselamatan mereka berempat, dengan cepat Tok
Nio-cu menimbrung,:
"Apakah kau tidak akan menghantar siauhiap sampai di bawah bukit."
"Oooh, tentu saja. tentu saja, memang seharusnya
kuhantar Siauhiap dan nyonya sampai di bawah bukit."
Sebenarnya Lan See-giok ingin menolak, namun setelah
melihat sorot mata Tok Nio-cu, terpaksa ia menerimanya
juga. http://kangzusi.com/
Kiong Tek ciong segera berpaling dan serunya kepada
puluhan jago yang berada di belakangnya.
"Segera bunyikan tambur dan gembrengan untuk
menghantar keberangkatan tamu agung, perintahkan semua
Hiangcu ke atas pagar mengikuti aku menghantar Lan
siauhiap sampai di kaki bukit."
Lan See-giok merasa sangat tidak tenang sebetulnya dia
bermaksud hendak mencegah perbuatan itu.
Tapi seorang diantara puluhan jago itu sudah melompat
ke muka dan mengangkat sepasang tangannya sambil
digoyangkan berulang kali ..
Suara sorak sorai yang gegap gempita segera bergema
memenuhi angkasa diikuti suara terompet pun dibunyikan.
Ditengah suara terompet dan sorak sorai yang ramai
itulah, Kiong Tek ciong mengutus seorang hiangcu berjalan dimuka sedang dia sendiri bersama Lan See giok sekalian
berempat mengikuti di belakangnya kemudian disusul pula
oleh puluhan orang jago lihay tersebut.
Lan See giok ingin secepatnya bisa mencapai kaki bukit,
namun demi keselamatan terpaksa dia harus bersabar
dengan berlarian menelusuri jalan gunung.
Sebagai seorang jago kawakan yang sangat berpengalaman, Kiong Tek ciong segera dapat mengetahui
kalau ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Lan See giok
serta Si Cay soat benar-benar hebat sekali, saking kagetnya paras mukanya sampai berubah hebat, tidak terasa ia
berpaling memberi tanda kepada anak buahnya agar mereka
memperhatikan dengan seksama, dengan demikian akan
menambah pengetahuan mereka.
Tampak Lan See giok bergerak dengan luwes nya
menelusuri jalanan setapak, tubuhnya bergerak cepat dan
http://kangzusi.com/
ringan seperti awan di angkasa, Sebaliknya Si Cay soat
mengikuti dengan gerakan yang tak kalah entengnya.
Bagaikan burung walet yang terbang melayang.
Biarpun ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Oh Li-cu
dan Tok Nio-cu sangat hebat, tapi jika dibandingkan Lan
See-giok serta Si Cay soat sudah jelas ketinggalan jauh.
Tak heran kalau segenap jago yang mengikuti di
belakangnya, sama-sama menaruh perasaan kagum.
Setibanya di kaki bukit, Lan See giok dan Tok Nio-cu
segera mempersilahkan Kiong Tek ciong sekalian untuk
berhenti. Kemudian setelah mohon diri, berangkatlah ke
empat muda mudi itu menuju ke Tiang siu tian.
Tiba kembali di Tiang siu tian, mereka berempat yang
sudah semalaman suntuk tidak beristirahat segera
memerintahkan para kacung dan pelayan untuk menyiapkan hidangan.
Dalam perjamuan tersebut. Tok Nio-cu baru berbicara:
"Dalam perjalanan mengikuti adik Giok ke Tayang san kali ini, meski apa yang diharapkan belum tercapai, namun kita telah peroleh hasil yang setapak lebih maju sebaliknya akupun berhasil menjumpai adik Cui lan yang telah lama
berpisah, boleh dibilang hasil yang diperoleh dalam
perjalanan kali ini pantas untuk dirayakan.."
Sambil berkata dia lantas mengangkat cawan araknya
sembari berkata lebih jauh:
"Mari. kita bersama sama meneguk habis isi cawan ini!"
Si Coy soat mengangkat cawan araknya setelah ia
melirik sekejap Lan See giok yang sedang meneguk habis
isinya, dia segera mengeringkan pula isi cawannya.
http://kangzusi.com/
Kalau Lan See Giok tidak berminat untuk mencari tahu
asal usul dari Tok Nio-cu serta Oh Li cu, berbeda dengan Si Cay soat ia segera bertanya:
"Hujin, bagaimana ceritanya sehingga kau dapat
berpisah dengan nona Oh?"
Tok Nio-cu menghela napas sedih, sepasang matanya
berkaca kaca. ujarnya sedih. "Keadaan yang sejelasnya juga tak bisa ku ingat lagi, aku cuma tahu ayahku bernama Be
Yu liang, dia adalah seorang piausu kenamaan, sedangkan
ibuku bernama Bok Kin go, ia disebut Juan liong lihiap,
setelah menikah banyak tahun, orang tua kami hanya
melahirkan aku dan Cui lan berdua, namaku Cui peng.
"Sepanjang tahun ayah selalu bekerja sebagai. pengawal barang, adakalanya ibupun membantu pekerjaannya, jadi
tak urung terjadi juga perselisihan dengan orang-orang
golongan hitam.
"Dimalam Tiongciu suatu tahun, mendadak di rumah
kami kedatangan serombongan manusia golongan hitam
yang jumlah nya meliputi enam pria dua wanita. ke enam
pria itu mengerubuti ayah sedang dua wanita itu
mengerubuti ibu.."
"Berapa usia kalian waktu itu " Mengapa tidak
membantu orang tua kalian?" tanya Si Cay soat dengan kening berkerut.
Dengan sedih Tok Nio-cu memandang sekejap kearah Si
Cay soat, kemudian melanjutkan.
"Pada waktu itu aku baru berusia sembilan tahun, sedang adik Lan belum sampai tiga tahun. ketika orang-orang itu bertempur melawan ayah dan ibu, kami menjadi ketakutan
sehingga menyembunyikan diri di tempat kegelapan. Adik
Lan ketakutan dan menangis menjerit jerit, akhirnya aku di
http://kangzusi.com/
tolong secara diam-diam oleh guruku pengemis tujuh racun, sedangkan adik Lan lenyap entah kemana."
"Siapakah ke enam pria dan dua wanita itu" Apakah
Nyonya masih ingat dengan wajah mereka?" sela Lan See giok tiba-tiba.
Dengan air mata bercucuran Tok Nio-cu menjawab:
"Pada mulanya tidak tahu, kemudian atas penjelasan
dari suhu baru kuketahui bahwa ke enam orang lelaki itu
masing-masing adalah empat malaikat bengis dari Juan
tiong serta sepasang harimau dari Lang to, atas bantuan
dari guruku si pengemis tujuh racun, mereka telah -mampus semua di ujung senjata rahasia beracunku, sedangkan kedua orang wanita itu konon adalah gundiknya empat malaikat
buas dari Juan tiong, namun ketika kucari mereka untuk
membalas dendam. kedua orang itu sudah pergi entah
kemana" Lan See giok segera berkerut kening, setelah melirik
sekejap ke arah Oh Li cu yang sedang menangis terisak, dia segera bertanya ragu-ragu:
"Mungkinkah perempuan itu adalah Say Nyoo-hui Gi Ci hoa?"
Mendengar perkataan itu isak tangis Oh Li cu semakin
menjadi jadi..-
Lan See giok memandang sekejap kearah Si Cay soat
dan Tok Nio-cu. ia dapat menyimpulkan bahwa selama
banyak tahun Say nyoo-hui Gi Ci hoa tentu amat
menyayangi Oh Li cu.
Melihat hal ini dengan kening berkerut Tok Nio-cu
segera berkata.
http://kangzusi.com/
"Jika Say nyoo-hui benar-benar merupakan satu diantara dua wanita pembunuh ibuku dimasa lalu, perduli betapa
baiknya dia terhadap adik Lan, dia tetap merupakan musuh besar pembunuh ibuku, dendam orang tua sedalam lautan,
kami tak bisa melupakan sakit hati tersebut hanya
dikarenakan budi pemeliharaannya selama berapa tahun."
Kata-kata yang penuh semangat dan gagah ini segera
disambut Lan See giok serta Si Cay boat dengan anggukan
kepala, sedangkan Oh Li cu juga segera menghentikan isak tangisnya.
"Lantas apa rencana kalian selanjutnya?" tanya Si Cay soat kemudian.
Tok Nio-cu mengerutkan dahinya, kemudian berkata
sedih. "Menurut keterangan dari adik Lan serta adik Giok. Wi-lim-poo berjaya di atas telaga, konon kapal perangnya
meliputi berapa ratus buah, pengaruhnya luas dan
kekuatannya besar. bila ingin membalas dendam sudah jelas bukan
hanya kekuatan Pek ho cay yang dapat menandinginya, sebab kecuali adik Lan seorang yang lain
tidak pandai ilmu dalam air, . . . "
Sesudah sangsi sejenak, dia berkata lebih jauh.
"Lagi pula menurut penuturan adik Lan atas raut wajah Say nyoo hui Gi Ci hoa bisa jadi dia adalah salah seorang yang turut menyerang ibuku dimasa lalu, tapi aku harus
melihatnya sendiri sebelum dapat membuktikan kebenarannya, oleh karena itu aku pikir ingin mengikuti
adik Lan pergi ke Phoa- yang oh dan berusaha mengintip
sekali wajah asli dari Say nyoo hui, kemudian baru
menyusun rencana untuk membalas dendam."
http://kangzusi.com/
"Ya, bertindak secara demikian memang jauh lebih baik"
Lan See

Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

giok segera menyatakan persetujuannya,
"janganlah dikarenakan kurang berhati hati, akibatnya susu dibalas dengan tuba, kalian bisa menyesal sepanjang masa."
Tok Nio-cu manggut-manggut.
"Itulah sebabnya aku harus melihat dulu raut wajah, asli dari Say Nyoo hui."
Tiba-tiba Oh Li cu mendongakkan kepalanya yang basah
oleh air mata, lalu ujarnya kepada Lan See giok.
"Cici hanya mengandalkan kelihaian senjata rahasia saja.
selama ini sedang ilmu silatnya cuma biasa-biasa saja, di tambah pula dia tak pandai ilmu berenang, sulit rasanya
untuk menuntut balas, sampai waktunya kami berharap
adik Giok sudi membantu usaha kami itu .."
Sebelum Lan See giok sempat menjawab, Tok Nio-cu
sudah menimbrung, lebih dulu dengan nada seolah-olah
menghibur. "Adik Lan tak usah kuatir. aku yakin adik Giok pasti tak akan berpeluk tangan belaka"
"Ooh. tentu saja, tentu saja, siaute tentu tak akan menampik" seru Lan See-giok, dengan bersungguh hati.
Dengan penuh rasa berterima kasih Oh Li cu
memandang kearah Lan See giok, kemudian tanyanya lagi
dengan penuh rasa kuatir:
"Sekarang, apakah kau hendak berangkat ke Lim lo pah di telaga Tong ting?"
Lan See giok termenung sebentar, kemudian jawabnya:
"Aku dan adik Soat masih mempunyai banyak persoalan yang harus diselesaikan secepatnya, apakah hendak pergi ke Lim lo pa, masih tanda tanya besar sekarang, aku baru
http://kangzusi.com/
dapat mengambil keputusan menurut perkembangannya
nanti." Oh Li-cu kembali bersedih hati, karena dari kata kita
pemuda tersebut sama sekali tidak disertakan dengan kata ajakan yang memintanya melakukan perjalanan bersama,
karena sedihnya, air matapun bercucuran. . . Berbeda sekali dengan Tok Nio-cu, apa yang dipikirkan olehnya sekarang
hanya membalaskan dendam bagi kematian orang tuanya,
ia tidak berharap adiknya merasa gelisah karena masalah
ini, asal Lan See- giok tidak kabur ke langit, ia berjanji akan memenuhi keinginan adiknya itu,
Maka dengan nada serius diapun bertanya, "Di
kemudian hari, bagaimana cara aku untuk mengadakan
kontak-?" Lan See giok yang jujur dan polos segera, menjawab
tanpa ragu-ragu lagi. "Kalian boleh datang ke pantai barat telaga Phoa yang oh, kampung nelayan dimana naga sakti
pembalik sungai berdiam, tanyakan saja kepadanya, ia pasti mengetahui jejakku, mungkin juga seusai urusan di sini, aku hendak berangkat ke sana."
Sesudah mendengar perkataan itu, agaknya Oh Li cu
merasa jauh lebih berlega hati. sekali lagi dia menengok wajah Lan See giok sambil bertanya. "Adik Giok. kau dan nona Si akan berangkat kapan?"
Biarpun Lan See giok merasa Oh Li-cu patut dikasihani,
namun berada dihadapan Si Cay-soat yang sok cemburu, ia
tak berani banyak berbicara, sahutnya kemudian dengan
cepat: "Siaute pikir. selesai bersantap nanti segera akan
berangkat !"
http://kangzusi.com/
Tok Nio-cu dapat melihat dengan jelas, dia tahu Lan See
giok sudah menaruh perasaan kasihan terhadap adiknya,
maka sambil menengok ke arah Si Cay-soat. ia bertanya
sambil tersenyum.
"Nona Si, apakah kau punya kuda?"
Ucapan mana dengan cepat menyadarkan Lan See giok
dan si Cay soat bahwa saat itu merupakan sebuah masalah, gadis tersebut segera menggeleng.
"Aku tidak suka menunggang kuda, maka aku tak pernah membeli kuda ."
Tergerak hati Oh Li cu, dia seperti mempunyai kesan
untuk membaiki Si Cay-soat, dengan wajah serius katanya
kemudian: "Ka1au toh kalian hendak berangkat lebih dulu, biar kuhadiahkan kuda Ci-hwee -kou ku itu untuk nona Si!"
Tapi Tok Nio-cu tidak setuju:
"Kuda Ci hwee-kou milikmu itu kelewat liar, bila nona Si tak bisa mengendalikan bisa berabe jadinya. lebih baik adik Giok menunggang Wu wie kou sedangkan nona Si
menunggang Pek kou, aku rasa ini lebih aman,"
Lan See giok sadar, tanpa kuda jempolan mustahil bagi
mereka untuk menempuh perjalanan cepat, diapun segera
menyatakan persetujuannya.
"Sebetulnya begini memang paling baik, hanya akibatnya harus menyiksa nyonya."
Mendadak Oh Li cu menimbrung:
"Selama ini cici selalu berusaha dan berjuang mati
matian demi kau, dua kali sudah ia menghadiahkan
kudanya untukmu, bahkan selalu memanggil adik Giok,
http://kangzusi.com/
mengapa adik Giok tidak berubah juga panggilanmu
menjadi cici?"
Merah dadu selembar wajah Lan See giok buru-buru ia
menerangkan: "Berhubung sejak awal sudah terlanjur menyebut
nyonya, rasanya jadi kurang bebas untuk merubahnya."
"Tapi untuk diubah sekarang pun belum terlambat?"
sambung Oh Li cu lagi
Lan See giok merasa banyak hal Tok Nio-cu. memang
berjasa kepadanya, banyak masalah yang patut dihargai
olehnya, tanpa banyak bicara, ia lantas mengangkat cawan nya dan berkata" sambil tertawa.
"Biar siaute menghormati enci Peng dengan secawan
arak, anggap saja sebagai rasa terima kasihku untuk
perhatian enci Peng selama ini "
Tok Nio-cu tertawa cerah, namun dibalik senyuman
kemenangan itu, terselip juga rasa menyesa1 dan malu, dia segera mengangkat cawannya dan meneguk habis isinya
Si Cay soat yang polos, dengan cepat mengangkat
cawannya pula sambil berkata riang.
"Biar siaumoay juga menghormati Cici berdua dengan
secawan arak sebagai rasa terima kasihku untuk hadiah
kuda" Atas ucapan mana, Tok Nio-cu dan Oh Li cu seakan
akan memperoleh penghormatan yang tinggi, cepat-cepat
mereka berdua mengangkat cawan masing-masing sambil
menyebut adik Soat.
Lan See giok yang menyaksikan kesemuanya itu tentu
saja, merasa sangat gembira, memang saling mengenal
dengan akrab jauh lebih enak dari pada hubungan yang
http://kangzusi.com/
dingin. Biarpun Oh Li cu pernah hidup dalam kejalangan
dimasa lampau, namun semenjak berjumpa dengan bibi
wan serta enci Cian. dia telah berubah menjadi lembut dan halus, tidak ada lagi sifat genitnya seperti dahulu.
Teringat akan bibi Wan dan enci Cian, hatinya
bertambah gelisah. Cepat-cepat dia perintahkan pelayan
untuk menyiapkan kuda.
Sewaktu ke empat orang itu selesai bersantap, matahari
sudah tenggelam di langit barat.
Tok Nio-cu yang harus membeli kuda baru, memutuskan
akan berangkat keesokan harinya bersama Oh Li cu
sebaliknya Lan See-giok dan Si Cay soat berangkat pada
saat itu juga. Meninggalkan kota Tiang siu-tan, maghrib sudah
menjelang, orang yang berlalu lalang semakin jarang, itulah sebabnya mereka berdua segera melarikan kudanya
kencang-kencang menuju tenggara.
Sepanjang perjalanan, muda mudi berdua itu hanya
membungkam diri sambil memikirkan persoalan masing-
masing. Lan See giok sangat menguatirkan keselamatan bibi Wan
serta enci Ciannya, dia tak tahu mengapa si naga sakti
pembalik sungai harus bermain gila, hal tersebut membuat perasaannya bertambah gelisah.
Sebaliknya Si Cay soat hanya memikirkan kemurungan
dan kepedihan Oh Li cu, ia dapat merasakan bahwa cinta
kasih Oh Li cu terhadap engkoh Giok nya tidak berada di
bawah sendiri, dia tak tahu mengapa pemuda itu justru
berusaha menjauhi Oh Li cu atau mungkin pemuda itu
hendak memberi tanda kepadanya bahwa ia tidak menyukai
Oh Li cu" http://kangzusi.com/
Dalam waktu singkat tiga puluhan li sudah dilalui, kini
kegelapan malam sudah mulai mencekam seluruh
permukaan bumi, bintang-bintang beterbangan di angkasa,
lari kuda mereka kian lima kian bertambah cepat.
Suatu ketika, Si Cay soat melihat Lan See giok sedang
berkerut kening. tak tahan lagi ia segera menegur dengan lembut.
"Engkoh Giok, sebenarnya apa sih yang sedang kau
pikirkan?"
Lan See giok segera tersadar dari lamunannya, ia merasa
sudah amat lama tidak mengajak gadis itu berbicara.
sahutnya kemudian:
"Aku sedang memikirkan soal si naga sakti pembalik
sungai Thio loko, mengapa ia tidak memberitahu
kepadamu- mengapa kita mesti pergi ke kampung nelayan
di tepi telaga Phoa yang oh?"
"Bukan siaumoay sudah tahu enggan mengatakan, tapi
sesungguhnya siau moay sendiripun tidak tahu! " kata Si Cay soat dengan wajah bersungguh sungguh.
Lan See-giok segera merasakan hatinya bertambah berat,
dia semakin tidak paham maksud dan tujuan dari naga sakti pembalik sungai itu.
Sementara dia masih berpikir, tiba-tiba terdengar Si Cay-soat: bertanya lagi.
"Engkoh Giok, apakah kita hendak menuju telaga Tong ting lebih dahulu?" ,
"Tidak kita harus pulang ke kampung nelayan lebih
dulu!" http://kangzusi.com/
Pemuda itu merasa harus pulang dan untuk menengok
bibi Win serta enci Cian, dengan begitu hatinya baru
merasa lega. Maka mereka segera menelusuri jalan raya menuju ke
telaga Phoa yangoh.
Sejak perpisahan dulu, hubungan Lan See giok dengan Si
Cay-soat sekarang tak ubah nya seperti sepasang suami istri, Lan See giok menjumpai gadis itu lebih lembut dan hangat dalam banyak hal selalu memperhatikan dirinya, ia pun tak pernah ngambek lagi.
Demi menjaga kondisi badan serta kesehatan kuda-kuda
mereka, kedua orang itu se1aIu jalan pagi istirahat di waktu malam, sepanjang jalan mereka selalu tidur seranjang
dengan penuh kemesraan.
Si Cay soat sendiripun selalu berusaha menghibur dan
mengajak pemuda itu bermesraan, hal ini membuat Lan See
giok yang sedang murung dan kesal, agak terhibur juga.
Hari bertambah hari, telaga Phoa yang oh sudah semakin
dekat, sekali lagi Lan See giok merasakan hatinya gundah dan tak tenang, bayangan wajah bibi Wan yang anggun dan
enci Cian yang lembut, selalu muncul dan terbayang dalam benaknya.
Gara-gara persoalan ini, seringkali ia tak bisa tertidur dengan nyenyak.
Si Cay soat yang tidur di sisinya sebagai gadis yang
cerdik tentu saja mengetahui jalan pemikiran pemuda itu, namun bila teringat sebentar lagi akan bertemu dengan Ciu Siau cian yang selalu dipuja puja gurunya, dia malah
merasa sangat gembira.
Namun, sebagai seorang gadis yang ingin mencari
menangnya sendiri dihati kecilnya timbul juga ingatan
http://kangzusi.com/
untuk membanding-bandingkan mereka berdua, dia ingin
membuat engkoh Giok nya beranggapan bahwa kehadirannya jauh lebih penting ketimbang Ciu Siau cian.
Sepuluh hari perjalanan kemudian, akhirnya kota Tek an
yang mentereng sudah muncul dalam pandangan mata
mereka berdua. Memandang kota itu. Lan See giok merasa bagaikan
kembali ke kampung halaman yang sudah banyak tahun
ditinggalkan, hatinya diliputi gejolak emosi, darah serasa mendidih, ia tahu dengan kecepatan kuda mereka. paling
banter setengah hari lagi mereka akan bertemu dengan bibi Wan serta enci Cian.
Kuda Wu wi kou dan Pak kou meringkik tiada hentinya
sambil berlari kencang.
Bangunan kota Tek an yang perkasa kian lama kian
mendekat, namun Lan See giok tidak menghentikan
perjalanannya, dia melarikan kudanya semakin kencang . . .
Si Cay soat yang melihat hal tersebut tiba-tiba saja timbul pikiran nakalnya, ia merasa wajib berupaya agar pemuda
itu lebih memperhatikan dirinya dari pada Ciu Siau cian. . .
Tatkala Lan See giok sedang mengambil keputusan
untuk melewati pinggiran kota saja, mendadak ia tidak
melihat bayangan dari kuda Pak kou lagi,
Dengan perasaan terkejut pemuda itu segera berseru.
"Aaah, adik Soat."
Cepat-cepat dia menarik tali les kudanya sambil
membalik ke arah .
Dikejauhan sana ia jumpai Si Cay soat kadang
menghentikan kudanya di tepi jalan sepasang wajah nona
itu kelihatan merah sedang tangannya yang satu
http://kangzusi.com/
berpegangan pada tali les, tangan yang lain memegangi jidat sendiri, hal ini menunjukkan kalau dia telah jatuh sakit. . .
Tak terlukiskan rasa kaget Lan See giok, dengan
perasaan gugup dan gelisah dia segera menghampirinya,
kemudian sambil memegang tali les kuda putih itu,
tanyanya penuh kecemasan.
"Adik soat, mengapa kau" Bagaimana rasa mu sekarang
.?" Si Cay soat hanya memejamkan matanya rapat-rapat dan
menggeleng dengan penuh penderitaan.
Lan See-giok lantas menduga. kalau Si Cay soat masuk
angin, maka sambil menuntun kuda putih itu dia berangkat masuk ke dalam kota.
Dalam keadaan demikian. dia tidak memikirkan hal-hal
yang lain lagi. apa yang terpikir olehnya sekarang adalah secepatnya membiarkan Si Cay soat beristirahat dengan
tenang di atas pembaringan.
Peristiwa semacam ini boleh dibilang tak terduga sama
sekali olehnya, padahal setengah hari perjalanan lagi
mereka akan tiba di telaga Phoa yang oh, tapi justru disaat seperti ini Si Cay soat jatuh sakit.
Ia tahu selama belasan hari perjalanan, Si Cay-soat selalu melayani kebutuhannya, menyisirkan rambut, membantu
mengenakan pakaian, meladeni sarapan dan menemaninya
tidur. semua pekerjaan semacam ini memang terlalu
melelahkan dirinya.
Dalam anggapannya, wanita adalah kaum yang lemah,
kesehatan tubuh mereka selalu lemah, tidak heran bila jatuh sakit setelah menempuh perjalanan jauh dengan susah
payah. http://kangzusi.com/
Tiba di dalam kota, pemuda itu segera membawa si nona
menuju ke sebuah rumah penginapan yang terdekat.
Setibanya di depan penginapan, cepat-cepat pemuda itu
menyerahkan kudanya kepada pelayan, kemudian ia
membopong tubuh Si Cay-soat menuju ke ruang dalam.
Pemuda itu merasakan betapa panasnya tubuh Si Cay-
soat, mukanya merah membara, suhu badannya tinggi
sekali. Maka setelah sampai di dalam kamar, dia membaringkan
gadis itu di atas pembaringan, kemudian tanyanya penuh
perhatian: "Adik Soat, bagaimana rasanya sekarang?"
"Oooh,. kepalaku pusing, dahaga dan sekujur badan
serasa lemas tak bertenaga!", keluh gadis itu sambil memejamkan mata.


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lan See-giok menuang secawan air teh dan membangunkan gadis itu, kemudian menyuapinya pelan-
pelan. setelah itu kembali dia bertanya dengan penuh
perhatian. "Adik Soat. mengapa kau bisa jatuh sakit secara tiba-tiba.
?"" "Sejak berangkat pagi tadi, aku sudah merasa tak enak badan. ketika akan melewati kota di depan sana,
sesungguhnya aku sudah mulai tak tahan .."
Sebenarnya pemuda itu hendak menegur si nona., tapi
bila teringat bagaimana sepanjang jalan dia hanya
memikirkan melanjutkan perjalanan dengan cepat, tiba-tiba saja timbul rasa menyesal dihati kecilnya.
http://kangzusi.com/
Tanpa terasa dengan penuh rasa kasih sayang dia
membelai rambut gadis itu dan menyeka keringat yang
membasahi jidatnya
Padahal selama ini Si Cay soat sudah beberapa kali
mengintip gerak gerik pemuda itu, ketika melihat
kegelisahan dan kepanikan sang pemuda, ia tersenyum
bahagia dalam hati. sebab dia berpendapat bahwa
kehadirannya dalam hati pemuda tersebut ternyata tidak
lebih enteng daripada kehadiran Ciu Siau cian.
Diapun membayangkan bagaimana Siau cian sudah
setahun lebih berpisah dengan Lan See giok, siang malam
merindukan kehadirannya, entah betapa rindunya dia
sekarang menantikan kedatangan anak muda tersebut"
Sedangkan ia sendiri, boleh dibilang sepanjang hari
selalu berada bersamanya, tak sedikitpun berpisah, kalau dihitung hitung dia telah memperoleh lebih banyak
ketimbang gadis itu.
Akan tetapi bila ia teringat akan hadiah sarung pedang,
serta sepatu yang dibuat dengan susah payah oleh Ciu Siau cian timbul kembali perasaan menyesal dalam hati kecilnya.
Rasa menyesal dan gelisah membuat peluh bercucuran
semakin deras lagi, tanpa bantuan tenaga dalam seperti apa yang di lakukan tadi, peluh bercucuran bagaikan hujan
gerimis. Akibatnya Lan See giok yang sedang kalut pikirannya
dibuat semakin gelisah dan panik.
Melihat kegelisahan dan kepanikan anak muda itu,
akhirnya Si Cay soat berkata dengan sedih.
"Engkoh Giok, pergilah dulu, biar siaumoay beristirahat setengah harian saja, aku percaya sakitku tentu akan
sembuh kembali!"
http://kangzusi.com/
"Tidak.." tampik Lan See-giok. "kau sedang tak enak badan, aku merasa wajib untuk menemanimu, apalagi
perjalanan yang ditempuh oleh Thio loko dan adik Thi gou tidak bakal lebih cepat daripada kita, biar sampai ditujuan pun belum tentu aku dapat bersua dengan mereka"
"Tapi kau toh bisa menengok enci Cian dan bibi Wan?"
ujar si nona dengan tulus hati.
Ucapan tersebut dengan tepat mengenai perasaan Lan
See giok, tapi tegakah dia meninggalkan adik Soat yang
sedang sakit untuk menengok enci Cian "
Dengan cepat dia menggelengkan kepalanya berulang
kali. "Tidak, kalau harus pergi kita pergi bersama, aku
percaya bibi Wan dan enci Cian, tentu akan gembira sekali bertemu dengan kau."
Sudah lama sekali Si Cay soat ingin melihat wajah asli
Ciu Siau-cian, apalagi teringat mimik wajah engkoh
Gioknya setiap kali berbicara soal Ciu Siau-cian, dia
percaya dalam perjumpaan mereka setelah berpisah setahun lebih pertemuan itu pasti akan dibumbui dengan peluk cium yang hangat:
Bila ia turut hadir dalam suasana seperti ini, ooh.-betapa sadisnya keadaan waktu itu.
Berpikir sampai di situ, segera ujarnya dengan tak senang hati. "Tidak, aku tak mau pergi, mukaku lagi merah, rambutku kusut, badan lemas tak bertenaga. masa aku mesti bertemu orang?"
"Lantas bagaimana dengan kau?" Lan See giok bertanya agak gelisah
Si Cay soat termenung sejenak, kemudian sahutnya.
"Biar kita beristirahat berapa saat di sini, begitu kondisi badanku pulih kembali, kita segera melanjutkan perjalanan,
http://kangzusi.com/
aku menuju ke kampung nelayan sedang kau menengok
bibi Wan, besok bila aku sudah tukar pakaian baru, baru
kusambangi enci Cian dan bibi Wan-setuju?"
Lan See giok mengira Si Cay soat suka akan kecantikan,
dia tak tega menolak kehendak hatinya, dengan cepat dia
mengangguk. Mereka berdua segera duduk bersemedi untuk mengatur
pernapasan, lewat tengah hari Lan See giok nampak segar
kembali, sebaliknya Si Cay-soat berlagak masih lemas
selesai bersantap dan membayar rekening, mereka
melanjutkan perjalanan lagi
Melalui sebelah selatan kota, kedua orang itu berangkat
menuju ke telaga Phoa-yang oh.
Sepanjang jalan Si Cay-soat tiada hentinya memperhatikan gerak-gerik Lan See giok, dilihatnya
pemuda itu tidak menunjukkan kegelisahan seperti siang
tadi, malah pemuda itu selalu berusaha mengendalikan lari kudanya dan melimpahkan segenap perhatian kepadanya.
Diam-diam gadis itu sangat gembira, tapi timbul juga
perasaan menyesal dan malu, sekarang terbukti sudah Lan
See giok tak pernah membeda bedakan perhatiannya
terhadap dia maupun Ciu Siau cian, kalau tadi pemuda itu gelisah dan cemas, hal itu hanya dikarenakan mereka telah berpisah hampir setahun lebih.
Berpikir sampai di situ ia percepat lari kudanya. tapi Lan See giok yang mengikuti di sisinya justru selalu
memperingatkan agar ia berhati-hati, jangan melarikan
kudanya kelewat cepat.
Sebelum matahari tenggelam di langit barat, di ujung
tenggara situ sudah nampak permukaan, telaga yang
gemerlapan, oleh pantulan cahaya ..
http://kangzusi.com/
Melihat air telaga dikejauhan sana, timbul kembali
perasaan gembira dalam hati Lan See-giok, Sorot matanya
segera dialihkan ke perkampungan nelayan di bawah bukit
situ, dia sedang membayangkan bagaikan kaget dan
girangnya bibi Wan serta enci Cian sewaktu melihat
kehadirannya. Dalam keadaan begini, tiada prasangka jelek yang
melintas di dalam benaknya, ia tidak kuatir bibi Wan dan enci Cian menjumpai musibah. malah dia yakin pasti dapat bersua dengan mereka. .
Tiba-tiba Si Cay-soat berbisik.
"Engkoh Giok, setibanya di persimpangan jalan di depan sana, kita harus berpisah dulu"
Lan See giok menatap gadis itu tajam-tajam, kemudian
pintanya. "Adik Soat, marilah kita pergi bersama sama, bukankah kau sudah sembuh kembali?"
"Tidak!" tampik Si Cay soat sambil menggelengkan kepalanya dan mengulumkan senyuman paksa, "aku masih
merasa tak enak badan!"
"Kalau begitu, biar kuhantar dulu kau sampai di rumah kediaman naga sakti pembalik sungai Thio Loko?"
"Tak usah. tak usah, aku toh masih mengenal jalan!"
cegah gadis itu cepat-cepat.
Sementara pembicaraan berlangsung. mereka telah
sampai di persimpangan jalan. gadis itu segera melarikan kudanya cepat-cepat memasuki hutan lebat.
Lan See giok menarik tali les kudanya dan mengawasi
bayangan punggung Si Cay soat yang menjauh dengan
http://kangzusi.com/
penuh rasa kuatir. bukan saja dia menguatirkan kesehatan tubuhnya, pemuda itu juga takut bila gadis itu marah.
Si Cay-soat sendiri sempat pula berpaling, Ketika
dilihatnya pemuda itu malah menghentikan lari kudanya
sambil memperhatikan ke arahnya dengan penuh rasa
kuatir, hatinya terasa sedih di samping hangat dan mesra, cepat dia mengulapkan tangannya, agar pemuda itu segera
berangkat. Dia melihat Lan See giok mengulapkan tangannya pula
berulang kali, setelah itu baru melarikan kudanya
melanjutkan perjalanan, dalam waktu singkat bayangan
tubuhnya sudah lenyap dibalik hutan.
Si Cay soat merasa matanya menjadi kabur, entah sadari
kapan, titik air mata telah jatuh berlinang ..
Sebetulnya dia hendak mendahului Ciu Siau cian untuk
mendapatkan Lan See giok, tapi sekarang, ia justru telah melepaskan kesempatan baik ini dengan begitu saja.
Dengan termangu mangu Si Cay soat duduk di atas
kudanya. mengawasi bayangan kuda Lan See giok dengan
tertegun, membayangkan adegan pertemuan antara Ciu
Siau cian dengan pemuda itu, timbul perasaan tak sedap
yang tak terlukiskan dengan kata dalam hatinya.
-ooo0dw0ooo- BAB 24 DALAM waktu singkat, bayangan kuda dari Lan See
giok sudah hilang lenyap dibalik kegelapan.
Dengan perasaan sedih, Si Cay soat meneruskan kembali
perjalanannya menuju ke kampung nelayan, teringat selama belasan hari ini, setiap kali menginap dia selalu tidur
http://kangzusi.com/
bersama engkoh Giok nya, tapi engkoh Giok yang bodoh,
setiap kali tak pernah.
Sekarang ia, sedang bertanya kepada diri sendiri.
mungkinkah antara engkoh Giok dengan Ciu Siau cian
akan melakukan."
Membayangkan masalah yang paling rawan itu,
mendadak hatinya berdebar keras, pipinya menjadi merah,
diam-diam ia mengumpat ketidak maluan sendiri.
Dalam pada itu Lan See giok yang melanjutkan
perjalanan menuju ke rumah bibi nya. juga dibebani oleh
banyak persoalan.
Ia sedang membayangkan betapa terkejut dan gembiranya bibi Wan serta enci Cian ketika mereka
saksikan dia pulang ke rumah secara tiba-tiba..
Diapun membayangkan, enci Cian yang sudah setahun
berpisah dengannya, kini pasti bertambah lembut dan
cantik, bagaimana gembiranya gadis itu ketika melihat dia pulang"
Kemudian ia pun berpikir tentang kemunculan Si Cay
soat besok pagi, ia tak tahu apakah enci Cian nya akan
menunjukkan sikap cemburu seperti apa yang diperlihatkan Oh Li cu"
Ia merasa wajib untuk mengucapkan beberapa kata yang
memuji adik Soat di depan enci Cian.
Teringat Si Cay soat, tanpa terasa ia berpaling dan
memandang kembali hutan di belakang sana, namun
pemandangan di sekeliling situ sudah tertutup oleh
kegelapan malam.
http://kangzusi.com/
Lima li kemudian, dari kejauhan sana, terlihat titik
cahaya lentera, dia tahu disitulah letak tempat tinggal bibi Wan.
Dalam waktu singkat lima li sudah di tempuh, pemuda
itu segera memperlambat lari kudanya dan langsung masuk
ke dalam dusun.
Dari jauh dia melihat cahaya lentera masih nampak
disulut dalam kamar tidur enci Cian.
Dalam keadaan begini, ia benar-benar tak bisa
membendung gejolak emosi dan rasa gembira di dalam
hatinya hampir saja dia tak tahan hendak berteriak
memanggil enci Cian dan bibi Wan nya.
Dengan penuh kegembiraan dia menarik tali les
kudanya, Wu-wi-kou segera meringkik panjang dan lari
menuju ke depan pintu pekarangan bibi Wan.
Suara ringkikan kuda yang keras serta derap kuda yang
nyaring dengan cepat mengejutkan seisi dusun. lampu
lentera segera dipadamkan orang, sementara cahaya lentera yang semula menyinari kamar tidur Ciu Siau cian. kinipun telah dipadamkan.
Dengan cepat Lan See giok sadar bahwa bibi Wan hidup
di situ sebagai seseorang yang mengasingkan diri, tidak
sepantasnya bila dia mengganggu ketenangan orang
kampung, serta merta pemuda itu melompat turun dari
kudanya dan menepuk kudanya agar jangan berisik.
Kuda tersebut memang sangat pintar, dengan cepat ia
menghentikan ringkikan panjangnya dan memperingan
langkah kakinya.
Lan See giok menarik kudanya memasuki halaman
rumah bibi Wan, kemudian dengan tangan yang gemetar
http://kangzusi.com/
karena luapan rasa gembira yang luar biasa ia bersiap siap mengetuk pintu.
Namun sebelum hal ini dilakukan, tiba-tiba dari dalam
ruangan sudah kedengaran seseorang menegur dengan
suara rendah dan berat:
"Siapa di situ?"
Lan See giok segera mengenali suara teguran itu sebagai
suara dari enci Cian.
"Cici Cian. aku yang datang!" sahut pemuda Itu kemudian sambil berusaha menekan gejolak emosinya.
Dari dalam ruangan segera kedengaran suara langkah
manusia yang tergesa gesa, menyusul kemudian pintu
dibuka orang dan sesosok bayangan kuning menerjang ke
luar dari balik pintu seperti seekor burung walet yang
terbang lantaran kaget .
Kemudian dengan suara kejut, gembira serta gugup, dia
menegur pula agak gemetar.
"Sungguh. .sungguhkah kau. . ?"
Belum sampai habis perkataan itu diutarakan, tubuhnya
sudah menyusul di pintu gerbang dan tergopoh gopoh
mementangkan pintu rumahnya lebar-lebar.
Ketika melihat Lan See giok telah tumbuh menjadi
dewasa, tinggi besar dan lebih tampan, hampir saja Siau
cian tak berani memanggilnya lagi.
Bertemu dengan. Siau cian, Lan See giok Segera
melepaskan tali les kudanya kemudian agak tak sabar ia
genggam sepasang tangan gadis itu dan serunya sambil
mengawasi wajah nona itu lekat-lekat:
"Enci Cian, aku yang telah datang. Mana bibi ?"
http://kangzusi.com/
Dengan sinar mata penuh pengharapan dia menengok
sekejap ke pintu kamar.
Dengan cepat Ciu Siau-cian dapat menguasai diri, ketika
melihat sepasang tangannya digenggam anak muda
tersebut, merah padam selembar wajahnya, agak tersipu
sipu sahutnya. "Ayo cepat masuk adik Giok!"
Sambil berkata dia lepaskan diri dari cekalan pemuda itu dan berdiri di sisi kanan pintu.
Lan See-giok tertawa riang, cepat-cepat dia masuk ke
dalam ruangan. Tiba-tiba suara ringkikan kuda berat dan rendah
berkumandang dari belakang tubuhnya.
Dengan cepat Lan See-giok teringat kalau kudanya
masih tertinggal di luar pagar halaman, tanpa terasa dia berpaling dan tertawa menyesal.


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aaah, hampir saja kulupakan engkau."
Dengan suatu gerakan, diapun menuntun kuda hitam itu,
memasuki pintu pagar.
Dengan wajah terkejut bercampur keheranan, Siau-cian
memperhatikan sekejap kuda Wu-wi-kou yang tinggi besar
itu, kemudian mundur dua langkah agar, kuda hitam Itu
dapat masuk ke dalam halaman, setelah itu pintu halaman
cepat-cepat ditutup rapat.
Dengan sendirinya Wu wi kou itu berjalan menuju ke
sudut halaman dan menunggu dengan tenang di situ.
Selesai menutup pintu, Siau cian baru menengok kuda
hitam itu sambil katanya penuh kegirangan.
http://kangzusi.com/
"Adik Giok, kuda hitam itu bagus sekali kaukah yang membelinya . . . ?"
"Oooh bukan. itu pemberian perempuan beracun Be Cui peng!" jawab sang pemuda tanpa ragu.
Mendengar kuda itu pemberian seorang wanita, dengan
penuh perasaan Siau cian mengangguk, keningnya segera
berkerut, kemudian sewaktu menuju ke ruang dalam ia
sempat bertanya lagi agak curiga.
"Siapa sih perempuan beracun Itu?"
"Oooh, dia adalah nyonya Gui Pak ciang. ketua Pek ho cay . . . "
Mendengar, kalau istri Pek ho caycu, di dalam anggapan
Siau cian, si perempuan beracun itu sudah pasti seorang
nenek-nenek, karenanya masalah itu tidak dipikirkan dihati lagi.
Namun dia toh merasa terkejut bercampur keheranan
sewaktu mengetahui Lan See giok telah pergi mencari Gui
Pak-ciang seorang diri.
"Jadi kau telah berkunjung ke Pek ho cay?"
Lan See-giok mengangguk sambil mengiakan, mereka
berduapun masuk ke dalam ruangan dan langsung menuju
ke kamar tidur gadis itu.
Ketika tidak melihat bibinya menampakkan diri, sekali
lagi pemuda itu bertanya keheranan.
"Enci Cian, mana bibi?"
"Mungkin sebentar lagi dia sudah pulang" sahut Siau cian sambil menyulut lentera.
Seperti sengaja tak sengaja, beberapa kali gadis itu
mengalihkan pandangan matanya mengamati wajah Lan
http://kangzusi.com/
See-giok, wajah yang tampan dan menawan hati itu, sudah
Kisah Para Pendekar Pulau Es 15 Suling Emas Dan Naga Siluman Bu Kek Sian Su 11 Karya Kho Ping Hoo Kisah Pedang Bersatu Padu 13
^