Pencarian

Tokoh Besar 6

Tokoh Besar Karya Khu Lung Bagian 6


omong kosong."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kenapa tidak kau bunuh aku saja lalu merebut
uangku, bukankah cara yang paling mudah dilaksanakan?"
"Bagiku cara itu malah menyulitkan."
"Bagaimana bisa menyulitkan?"
"Tahukah kau berapa besar kekayaan keluarga Dian?"
"Tidak tahu."
"Aku sebaliknya sudah menyelidiki dengan jelas dan
terperinci, di setiap kota-kota besar dan keresidenan di
enam propinsi utara, boleh dikata ada perusahaan milik
keluarga Dian, jikalau satu persatu kurebut, sampai
jenggotku putih takkan bisa seluruhnya kumiliki." Sampai
di sini dia tersenyum, katanya pula: "Tapi jikalau aku jadi
menantu keluarga Dian, bukankah secara langsung aku
menjadi cukong besar dari keluarga Dian yang sekaligus
memegang kuasa dalam semua perdagangan keluarga
Dian, jikalau suatu ketika kau mati, semua harta
kekayaan perusahaan itu bukankah menjadi milik aku
orang she Liu?"
Dian Susi manggut-manggut, katanya: "Cara ini
memang paling gampang dan menghemat tenaga."
"Sekarang kau sudah mengerti?"
"Sebetulnya sejak awal aku sudah harus mengerti."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tapi kau tak pernah sempat memikirkannya, soalnya
hal ini terlalu sepele untuk dipikirkan, dan anehnya,
sesuatu persoalan yang sepele, justeru sering orang sulit
untuk memikirkannya."
"Memang ada sebuah hal yang tidak kumengerti."
"Silahkan bicara."
"Bahwa kau hendak paksa aku kawin dengan kau,
kenapa kau suruh orang menyaru Nyo Hoan untuk
menolong aku?"
"Karena aku ingin supaya kau menikah sama dia."
"Kau kira aku sudi kawin sama dia?"
"Banyak perempuan demi membalas budi pertolongan
jiwanya, secara suka rela menyerahkan dirinya untuk
dinikahi oleh laki-laki penolongnya."
"Maka berulang kali kau membuat kesempatan supaya
beberapa kali dia menolongku?"
"Cara ini memang sering digunakan orang lain, namun
masih tetap berguna."
"Kenapa tidak kau pilih orang lain, kau justeru pilih
setan babi yang tromok itu?"
"Karena dia adalah saudaraku, jikalau dia punya uang,
itu berarti milikku juga."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kenapa tidak kau berdaya supaya aku berterima kasih
dan hutang budi kepadamu, lalu menikah sama kau,
bukankah cara ini lebih gampang?"
"Orang seperti diriku, perduli melakukan kerja apapun
ada lebih baik tidak unjuk diri, mungkin sekarang kau
masih belum mengerti akan liku-likunya, tapi kelak kau
akan tahu juga,"
Dian Susi menjengek dingin: "Mungkin sekarang aku
sudah mengerti."
"O, kau mengerti apa?"
"Jika kau sendiri tidak mau unjuk diri, umpama tugas
yang kau kerjakan gagal, dirimu tidak akan terlibat, oleh
karena itu selamanya kau tetap Kanglam Tayhiap, tiada
orang yang bisa menemukan ciri atau kelemahanmu."
Dian Susi tertawa dingin: "Tapi aku justeru sudah
menemukan kekuranganmu, kekuranganmu adalah kau
terlalu pintar."
"Agaknya kau pun tidak bodoh."
"Sekarang kau sudah unjuk diri."
"Tidak salah."
"Kenapa kau mengubah niat atau rencanamu?"
"Pertama, karena kukira kau amat membenci
saudaraku ini, jelas tak mau kawin sama dia. Kedua,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekarang aku perlu pakai uang, tiada waktu main
sandiwara lagi"
"Maka sekarang kau bicara sejujurnya kepadaku?"
"Sekarang perduli apapun yang kukatakan kiranya
tidak akan membawa akibat apa-apa yang besar."
"Sekarang apa pula yang ingin kau lakukan?"
"Tentunya kita harus pulang ke Dian keh-ceng untuk
melangsungkan perkawinan, malah Dian jiya sendiri yang
harus menjadi wali dalam pernikahan ini."
"Dian jiya yang mana?" tanya Dian Susi.
"Sudah tentu orang yang kau lihat tadi."
"Dan selanjutnya?"
"Setelah kawan-kawan Kangouw mengakui bahwa aku
benar adalah babah mantu keluarga Dian, maka Dian jiya
yang satu ini boleh dipensiun untuk selamanya."
"Setelah itu suatu ketika mungkin aku pun akan jatuh
sakit dan tahu-tahu mampus tanpa keruan paran."
"Perempuan cantik banyak yang bernasib jelek,
begituiah takdir menentukan, maka banyak gadis-gadis
jelita yang tidak berumur panjang."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Maka seluruh harta kekayaan keluarga Dian, tentunya
terjatuh ke tanganmu dan menjadi milik kau orang she
Liu." "Tapi kebaikan keluarga Dian terhadapku, selamanya
tidak akan kulupakan, setiap musim semi dan rontok, aku
pasti datang ke pusara keluarga Dian untuk
bersembahyang dan mencucurkan beberapa tetes
airmata." Dian Susi menghela nafas, katanya: "Rencanamu
memang amat sempurna, sayang sekali kau masih
melupakan satu hal."
"O, melupakan apa?"
"Bahwa kau sudah membeber rencanamu sejujurnya,
memangnya aku masih sudi menikah dengan kau?"
"Bukankah kau sendiri sudah berjanji kepadaku"
Malah kau sudah berjanji takkan mungkir."
"Ucapan seorang perempuan yang menjanjikan
sesuatu kepada orang, boleh saja dianggap kentut anjing
yang busuk."
Liu Hong-kut tiba-tiba tergelak-gelak, katanya: "Kau
kira aku tidak memikirkan hal ini" Liu Hong-kut terkenal
memiliki kecerdasan luar biasa yang tiada bandingannya,
perhitungannya tidak pernah meleset, memangnya
gampang dia mendapat ketenaran namanya ini."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau... umpama kau main paksa mengawini aku, kau
takkan mampu membuatku tunduk kepadamu untuk
melangsungkan upacara pernikahan denganmu di
hadapan sekian banyak tamu, jangan kau mimpi."
"Selamanya aku tidak suka mimpi."
"Memangnya kau punya akal untuk paksa aku
merubah putusanku?"
"Tidak perlu kau merubah putusanmu, cukup asal
kubikin kau tak mampu bicara saja cukup."
"Tapi kaki tumbuh di badanku, dengan cara apa kau
hendak paksa aku berlutut bersembahyang kepada langit
dan bumi segala?"
"Tapi aku toh bisa meminjam kaki orang lain untuk
mewakili kakimu, di waktu pengantin perempuan
berjalan, bukankah dia selalu harus dipayang orang?"
Bagian 12 Selama ini Dian Susi terus bersitegang leher, masih
penuh keyakinan dan tabah. Seseorang jikalau
menyadari tiada sesuatu yang bisa dibuat sandaran atau
menjadi tulang punggungnya, sering menjadi tegang.
Tapi tak tertahan air matanya sekarang hendak
bercucuran, bibirnya tergigit sampai pecah, lama sekali
baru dia melepas nafasnya yang sesak, katanya: "Aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tahu di mulut kau berkata demikian, yang benar kau
takkan bisa bertindak demikian."
"Kau tidak percaya bahwa aku ini laki-laki yang bisa
bertindak sesuai dengan perkataannya?"
"Tentunya kau sendiri pun tahu, perbuatanmu pasti
akan menimbulkan curiga orang, kalau tidak sejak lama
kau sudah laksanakan akal licikmu ini, kenapa pula harus
membuang waktu dan pakai banyak liku-liku, kenapa
pula harus tunggu sampai sekarang?"
"Benar, kawan-kawan Dian jiya memang banyak,
dengan kedudukan dan asal-usulku, tentu takkan ada
orang curiga, oleh karena itu aku harus menemukan dulu
seorang yang bisa wakilkan kau bicara."
"Tiada orang yang bisa mewakili aku bicara."
"Ada saja, aku berani tanggung, bila dia yang wakili
kau bicara, siapapun percaya seratus prosen."
"Apakah kau sudah menemukan orangnya?"
"Kau tidak percaya?"
"Kau... siapa orang yang kau temukan?"
Sebetulnya tiada gunanya dia mengajukan pertanyaan
ini, karena saat itu dia sudah melihat Thio Hou-ji sedang
menggandeng tangan seseorang, dengan tersenyum
simpul melangkah mendatangi. Selama hidupnya takkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pernah dia duga bahwa orang ini bakal menjual dirinya,
sampai mati pun dia takkan mau percaya, namun
kenyataan di depan mata, mau tidak mau dia harus
percaya. Dian Sim. Perempuan yang digandeng Thio Hou-ji adalah Dian
Sim. Akhirnya dia bertemu muka pula dengan Dian Sim
pelayan pribadinya sejak kecil.
* * * * * Dian Sim tersenyum gembira menarik tangan Thio
Hou-ji, seperti dulu dia menggandeng tangan Dian Susi.
Kelihatannya masih begitu lincah, pintar dan cerewet,
malah tak kelihatan rasa malu sedikit pun pada wajahnya
yang cerah itu.
Sebetulnya Dian Susi paling suka melihat senyum
tawanya, paling senang bila melihat dia sedang tertawa
dan memonyongkan mulut, ada kalanya dia kelihatannya
amat berpengalaman dan ahli, tahu urusan, tapi begitu
dia tertawa, wajahnya berubah mirip benar seorang bayi.
Tapi yang terlihat oleh Dian Susi sekarang bukan
senyum tawa seperti bayi, untung dia tidak melihatnya,
kalau tidak mungkin dia bisa kelenger saking gusar.
Walau biji matanya sedang melotot membundar, namun
pandangannya kabur dan gelap. Sampai Liu Hong-kut
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sedang bicara pun tak terdengar olehnya, suaranya
sayup-sayup sampai seperti dari tempat jauh.
Liu Hong-kut sedang bertanya kepada Dian Sim: "Kau
harus menjalankan tugasmu seperti yang kujelaskan
barusan, kau sudah mengerti belum?"
"Tadi Thio cici juga sudah menjelaskan, sepatah kata
pun tidak kulupakan," sahut Dian Sim.
"Apa yang dia katakan?"
"Besok malam, aku harus pulang mengiringi Loya dan
Siocia, waktu itu seluruh penghuni rumah pasti sudah
pulas seluruhnya, maka kita akan masuk dari pintu
belakang dengan leluasa secara diam-diam tanpa
diketahui siapapun."
"Kenapa harus pulang secara diam-diam?" tanya Liu
Hong-kut. "Karena Siocia sudah tidak mampu bersuara, tidak
bisa bergerak, apalagi berjalan, sudah tentu menjadi
pantangan keadaan dirinya dilihat orang."
"Hari kedua jikalau ada orang menanyakan dia,
kenapa tidak seperti biasanya bermain di kebun?"
"Akan kujawab bahwa Siocia malu-malu kucing, maka
tidak enak dia keluar menemui orang banyak."
"Kenapa harus malu-malu kucing?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Karena besok lusa adalah hari pernikahan Siocia,
seorang gadis yang akan jadi pengantin, adalah jamak
kalau malu-malu kucing."
"Kenapa pernikahan ini dilakukan begitu tergesa-
gesa?" "Karena Dian jiya jatuh sakit, beliau sudah kangen dan
ingin lekas punya cucu."
"Kenapa Dian jiya tiba-tiba jatuh sakit?"
"Terkena demam atau flu di tengah perjalanan,
sehingga penyakit lamanya kambuh, penyakitnya cukup
prihatin."
"Justru karena penyakitnya agak berat, maka dia
tergesa-gesa ingin melangsungkan pernikahan putrinya,
adalah jamak kalau orang tua punya pikiran demikian."
Dian Sim berkata: "Dan karena penyakitnya gawat,
maka dia tak bisa keluar kamar menemui tamu, umpama
temannya yang terdekat, paling hanya diundang duduk
di kamarnya."
"Dan masih ada apa lagi?" tanya Liu Hong-kut.
"Orang sakit tentunya tidak boleh kena angin, maka
pintu jendela kamarnya harus selalu tertutup rapat, kerai
jendela pun harus diturunkan."
"Harus pakai kerai atau kain gordin yang tebal."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bukan saja si sakit tidak bisa duduk, malah bicara
pun tidak boleh, paling hanya tiduran di ranjang dan
memberi sekedar salam angkat tangan kepada tamu-
tamu yang menengoknya, apalagi perkawinan ini


Tokoh Besar Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dilakukan tergesa-gesa, berapa banyak pula handai
taulan terdekat yang bisa diberitahu?"
"Semakin sedikit makin baik, cukup beberapa orang
yang bisa bicara saja."
"Daftar nama-nama tamu sudah kucatat, barusan
sudah kuberikan kepada Thio cici."
Liu Hong-kut unjuk rasa puas dan senang, katanya
manggut-manggut: "Selanjutnya?"
"Maka tibalah hari-hari bahagia akan pernikahan
Siocia, Thio cici dan Bibi Ong adalah pengiring manten,
merekalah yang bertugas untuk mendandani dan merias
mempelai perempuan, lalu bersamaku membimbingnya
ke ruang upacara untuk melakukan sembahyang sumpah
setia kepada bumi dan langit."
"Masih ada kelanjutannya?"
"Tentunya mempelai perempuan harus masuk kamar
pengantin, urusan selanjutnya bukan tugas kita lagi."
Liu Hong-kut tertawa besar, katanya: "Selanjutnya
segala rencana ini boleh dikata sukses atau berhasil
dengan memuaskan, dan langkah selanjutnya aku akan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mempersiapkan pesta pernikahanmu dengan saudaraku,
pesta inilah yang benar-benar pesta pernikahan."
Dengan muka merah Dian Sim menunduk kepala,
namun matanya mengerling penuh arti kepada Nyo
Hoan, sorot matanya penuh dibuai cinta asmara. Apa
benar dia benar-benar sudah jatuh hati kepada setan
kepala besar ini". Apakah karena cintanya kepada si
gendut ini maka tak segan-segannya dia menjual
majikannya sendiri"
Memang banyak kebrutalan sering terjadi di dunia ini,
terlalu aneh untuk diterima oleh nalar, malah bukan
mustahil kadang-kadang sukar dipikir, sukar dipercaya
* * * * * Semua orang sedang tertawa. Memang perkembangan
ini cukup memuaskan dan tibalah saatnya bagi mereka
untuk tertawa puas dan senang, betapapun keras gelak
tawanya tidak menjadi soal.
Yang terang Dian Susi tidak lagi mendengar gelak
tawa mereka, kalau tadi dia sudah kecemplung dalam air
dan tenggelam, kini air itu hampir membeku jadi es, Dian
Susi sendiri merasakan tulang belulangnya terasa dingin
sekali. "Nyo Hoan, kau baik, Dian Sim, kau pun baik, kalian
berdua memang baik," ingin dia tertawa tergelak-gelak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sepuasnya, mentertawakan diri sendiri yang bodoh dan
anggap kedua orang ini sebagai teman, bukan saja
teman, memangnya kedua orang ini sudah merupakan
sesuatu yang tidak boleh kurang di dalam kehidupannya.
Tapi sekarang" Kini segalanya sudah amblas, apakah
dunia fana ini masih berada, rasanya tiada
kepentingannya lagi bagi dirinya. Tiba-tiba terasa
olehnya di dalam dunia fana ini dirinya sudah tiada sanak
tiada kadang, tidak punya teman lagi " Mungkin masih
ada satu. Cin Ko.
Cin Ko terang tidak akan berkomplot dan sudi bergaul
dengan manusia-manusia rendah dan hina dina seperti
mereka, kalau tidak buat apa pula mereka harus
mengatur banyak tipu daya untuk menjebak dan
memfitnahnya" Tapi di mana dia sekarang" Ke mana
pula" Apakah dia sedang berdaya untuk menolong
dirinya" Hanya inilah setitik harapan terakhir bagi Dian
Susi, asal dia mendapat kabar Cin Ko, dia rela
mempertaruhkan segala pengorbanannya.
Pada saat itulah kebetulan dia mendengar Liu Hong-
kut sedang bertanya kepada Nyo Hoan: "Mana Cin Ko"
Kau tidak membawanya kemari?"
"Jika bukan lantaran dia, aku takkan datang
terlambat," sahut Nyo Hoan tertawa.
"Dia kenapa" Apa benar sukar dibereskan?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Seorang bila pernah merasakan lima ratus kali
bacokan golok, tentunya tidak mudah diakali."
"Kenapa tidak kau serahkan dia kepada Hwesio Siau-
lim-si supaya dibereskan" Kenapa kau membuang-buang
tenaga?" "Orang ini terlalu suka mencampuri urusan orang lain,"
ujar Nyo Hoan. "Kalau ditinggal di luar, hatiku rada
kurang tentram."
"Agaknya dalam setiap langkah tugasmu kau lebih
hati-hati dari aku, tak heran orang sering bilang orang
yang kepalanya besar memang lebih teliti."
Nyo Hoan tertawa, ujarnya: "Aku sudah serahkan dia
kepada saudara yang bertugas di luar, sekarang apa
perlu membawanya masuk?"
"Baik, bawa dia kemari."
Maka Dian Susi melihat Cin Ko. Namun dia lebih rela
mengorbankan dirinya daripada melihat Cin Ko digotong
dengan cara begitu rupa.
* * * * * Seorang mendekap kepala, seorang yang lain
memanggul kakinya, seperti orang yang memanggul
mayat saja membawanya masuk.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi mayat biasanya menjadi kaku karena masih
mempunyai tulang-tulang, tapi keadaan Cin Ko sekarang
begitu mengenaskan, sekujur badannya lemas lumpuh,
lemas seperti tanah liat. Baru saja kedua orang itu
merebahkan dia serta menariknya bangun, seketika dia
meloso jatuh pula dengan lunglai, biasanya kalau dia
mabuk begitulah keadaannya. Tapi pikirannya sekarang
cukup jernih, sorot matanya sedikit pun tidak kelihatan
mabuk, malah sorot mata gusar dan dendam.
Liu Hong-kut menghela nafas, katanya: "Dengan cara
apa kau membekuknya" Kenapa kau bikin dia begitu
rupa?" Tawar jawaban Nyo Hoan: "Aku sih tidak
menggunakan cara luar biasa, hanya pakai dua jari
mengetuk beberapa kali di badannya."
Berkerut alis Liu Hong-kut, katanya: "Dia kuat dibacok
orang lima ratus kali, sekarang hanya ketukan jari saja
tidak kuat menahannya?"
"Dulu dia masih laki-laki rudin, tulang belulang orang
miskin biasanya jauh lebih keras."
"Dan sekarang?"
"Orang kalau sudah ternama, sudah tentu berbeda
keadaannya, manusia siapapun jikalau dalam satu tahun
setiap hari hidup berfoya-foya makan minum dan judi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serta main perempuan, umpama dia seorang manusia
besi, akhirnya menjadi keropos juga, besi toh bisa
karatan apalagi manusia biasa."
"Lekas bawa kursi kemari, bimbing Cin Tayhiap duduk,
tanah sedingin dan selembab ini, kalau Cin Tayhiap
terserang demam, siapa yang bertanggung jawab?"
Gemeratak gigi Dian Susi, ingin rasanya menerjang
maju, seorang dipersen beberapa kali tamparan kepada
manusia-manusia munafik ini. Kursi itu cukup besar dan
lebar, namun Cin Ko tidak bisa duduk tenang dan
anteng, sewaktu-waktu bisa melorot jatuh.
Pelan-pelan Liu Hong-kut maju menghampiri, katanya
tersenyum: "Cin-heng, sudah beberapa tahun kita tidak
bertemu, sejak lama aku sudah ingin membujukmu, lebih
baik menjaga kesehatan, arak dan perempuan paling
lekas membuat badan keropos, jangan kau anggap
sebagai kesenangan hidup melulu."
Cin Ko mengawasinya mendelik, tiba-tiba dia buka
mulut dan meludah ke mukanya. Air ludahnya
membasahi selebar muka Liu Hong-kut, namun orang
bergerak pun tidak, tangan pun tidak diangkat untuk
menyeka, malah mukanya mengulum senyum.
Mendadak dengan sisa tenaganya Cin Ko tergelak-
gelak, serunya: "Sungguh aku kagum kepadamu, kau
sontoloyo begini sabar, sontoloyo benar kau memangnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bukan manusia, sungguh aku heran cara bagaimana
ibumu dulu melahirkan kau."
Liu Hong-kut terus menatapnya, sesaat kemudian
berpaling kepada Nyo Hoan dengan tertawa, tanyanya:
"Kau tahu apa maksudnya?"
Nyo Hoan manggut-manggut, katanya: "Dia ingin kau
lekas membunuhnya saja."
"Sekarang pihak Siau-lim-si sudah yakin bahwa
pembunuh Hwesio Banyak Urusan adalah dia, perduli dia
mati atau hidup, bakal tiada perbedaannya lagi."
"Tapi kau tetap tidak akan segera membunuhnya."
"Sudah tentu tidak, sudah sejak lama aku ingin
mengetahui satu hal, kecuali dia, tiada orang yang bisa
memberitahu kepadaku, mana mungkin aku membiarkan
dia lekas mati?"
"Persoalan apa yang ingin kau ketahui?" tanya Nyo
Hoan. "Aku selalu bertanya sebetulnya berapa banyak dia
kuat dibacok golok?"
"Menurut dugaanmu?"
"Sedikitnya seratus dua puluh kali bacokan."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Takkan ada orang yang kuat dibacok seratus dua
puluh kali."
Liu Hong-kut mendadak tertawa, katanya: "Kau mau
bertaruh tidak?"
"Bartaruh apa?"
"Jikalau sampai bacokan seratus sembilan belas dia
mampus, anggaplah aku yang kalah."
"Itu tergantung berapa berat dan kuat bacokan
golokmu?" "Kira-kira beginilah beratnya," mendadak Liu Hong-kut
bergerak, tahu-tahu tangannya sudah memegang
sebatang golok, ujung goloknya ternyata sudah amblas
ke daging di paha Cin Ko.
Mengerutkan alis pun tidak, Cin Ko malah mengejek:
"Tusukan golok ini terlalu ringan, umpama bapakmu ini
dibacok tiga lima ratus kali pun tidak menjadi soal."
"Cin-heng kalau benar-benar ingin dibacok lebih
banyak, cayhe pasti tidak akan bikin kau kecewa."
Mendadak Dian Susi berseru keras: "Biar aku bertaruh
dengan kau."
"Kau ingin bertaruh dengan aku" Apa taruhanmu?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku berani bertaruh kau pasti tak berani sekali bacok
membunuhnya. Kalau aku kalah, aku... aku akan rela
menikah dengan kau, tak perlu kau pakai banyak akal
muslihat lagi."
"Tidak kecil nilai taruhanmu, patut dipertimbangkan,"
kata Liu Hong-kut.
Tiba-tiba Dian Sim tampil ke depan dengan langkah
gemulai, katanya berseri tawa: "Siocia kami memang
berhati baik, kuatir Cin Tay-hiap tersiksa, maka dia
sengaja pakai akal ini. Bahwa cepat atau lambat akhirnya
toh mati, berapa banyak dia harus dibacok kan tidak
menjadi soal," tawanya begitu manis dan lincah, katanya
lebih lanjut: "Bagaimana maksud hati Siocia, tiada orang
lain yang lebih jelas dari aku."
"Apa lagi yang masih kau ketahui?" tanya Liu Hong-
kut. "Aku tahu walau hati Siocia baik, tapi cepat pula
berubah, ada katanya dia ingin makan gula-gula teratai,
begitu kepinginnya sampai berteriak-teriak, tapi waktu
aku berlari mengambilnya, disentuh saja tidak, karena
tiba-tiba dia kepingin manisan jahe," setelah
mengedipkan matanya, Dian Sim melanjutkan: "Oleh
karena itu apapun yang dikatakan Siocia, lebih baik kau
anggap tidak mendengarnya, jangan sekali-kali kau
anggap serius perkataannya, terutama jangan kau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertaruh segala kepadanya, karena jika dia yang kalah,
boleh dikata tak pernah dia menepati janjinya."
Dian Susi mendelik, sorot matanya seperti bara
panasnya. Tiba-tiba Dian Sim berpaling ke arahnya, katanya
tertawa: "Aku bicara sejujurnya, Siocia, jangan kau
marah kepadaku."
"Jangan kuatir, umpama aku marah kepada telur
busuk, aku takkan marah kepadamu."
Tertunduk kepala Dian Sim, katanya: "Aku tahu dalam
hati Siocia pasti membenci aku, sebetulnya aku pun
punya kesulitanku sendiri."
"Kesulitan apa?"
"Sejak lahir aku sudah jadi budak, dan kau dilahirkan
untuk jadi Siocia, bagaimana deritaku, tentu kau sudah
tahu, seorang gadis jikalau dia jadi budak, maka tak
ubahnya seperti kayu, bukan saja tidak boleh senang, dia
pun dilarang merasa menderita," setelah menghela
nafas, lalu melanjutkan. "Sebetulnya Siocia adalah
manusia, budak juga manusia, tiada orang selama
hidupnya terima menjadi budak."
Bergetar badan Dian Susi, katanya tersendat: "Aku...
sejak kapan aku pandang kau sebagai budak" Coba
katakan?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Perduli bagaimana pandangan Siocia kepadaku, yang
terang aku tetap adalah budak suruhan."
"Oleh karena itu maka kau mencelakai aku?"
Tertunduk kepala Diam Sim, katanya: "Jikalau Siocia
sendiri kepepet dalam keadaan seperti aku, bukan
mustahil kau pun akan bertindak seperti apa yang
kulakukan."
Tiba-tiba Dian Susi menghela nafas, katanya: "Baiklah,
aku tidak salahkan kau, tapi ada sepatah kata aku ingin


Tokoh Besar Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sampaikan kepadamu."
"Baik, aku sedang mendengarkan."
"Kemarilah kau, kata-kata ini tak boleh didengar orang
lain." Dengan menundukkan kepala pelan-pelan Dian Sim
melangkah maju.
"Majulah lebih dekat, baik..." tiba-tiba dengan
kerahkan setaker tenaganya dia layangkan tangannya
menggampar muka Dian Sim. Begitu bernafsu dia
menampar sampai dia sendiri terjerembab jatuh dan
pecahlah tangisnya menggerung-gerung.
Sungguh tak sabar lagi, sudah terlalu lama dia
menahan gejolak dan emosinya, sebetulnya dia masih
ingin bertahan. Tapi sekarang dia sudah luluh, laksana
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tanggul yang bobol diterjang air bah. Tiada harapan,
setitik harapan terakhir pun sudah amblas.
Bila seseorang sudah kehilangan harapan, umpama
kuat bertahan dan berusaha mati-matian, lalu apa pula
guna dan maafaatnya" Kalau manusia hanya menempuh
satu jalan hidup, maka sudah tentu dia menjalani
kehidupannya. Kini dia sudah didesak menuju jalan
buntu. Apa benar ada jalan buntu yang menjurus ke arah
kematian dalam dunia ini"
Bukankah jalan itu tercipta karena manusia berjalan
menempuh ke arahnya" Seorang bila dia belum benar-
benar digotong masuk ke peti mati, pasti akan
mendapatkan jalannya sendiri "umpama tiada jalan, kau
tetap bisa menciptakannya dengan menempuh arahmu
sendiri. Dian Susi tersungkur jatuh di samping peti mati,
jaraknya memang sudah amat dekat dengan peti mati.
Ruang bawah tanah yang rahasia itu mendadak
menjadi sunyi, bukan lantaran hadirin tumplek
perhatiannya untuk mendengarkan isak tangis Dian Susi
yang memilukan, adalah karena mereka tiba-tiba
mendengar langkah kaki yang sangat aneh. Derap
langkah kaki yang berkumandang dari sebelah atas, di
atas ruang bawah tanah ini adalah Hoan-in-si. Hoan-in-si
adalah sebuah biara, bahwa ada orang berjalan di dalam
biara, bukan suatu hal yang harus dibuat heran.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Anehnya, derap langkah orang ini ternyata sangat berat,
terlalu berat sampai menimbulkan getaran keras.
Umpama seorang manusia raksasa yang berperawakan
sepuluh tombak besarnya berjalan di atas, derap kakinya
juga tidak akan seberat dan berdentam begitu keras.
Semua orang pasang kuping, terdengar langkah berat
ini semakin dekat, terus ke arah sana, akhirnya putar
balik pula dengan pelan-pelan.
" Agaknya Bu-sek telah datang," kata Liu Hong-kut
tiba-tiba memecah kesunyian.
Memutih kulit muka Ong toanio, tanyanya: "Darimana
kau tahu?"
"Kecuali Hwesio tua ini, tokoh mana yang punya
tenaga seberat ini dalam langkahnya?"
"Ada tiga orang yang datang," sela Nyo Hoan.
"Tiga orang?" tanya Ong toanio pula.
Liu Hong-kut manggut-manggut, katanya: "Langkah
kaki dua orang yang lain amat ringan, kalian tidak
mendengar."
"Untuk apa Hwesio tua itu putar kayun di atas?"
"Dia sedang menantang kepada kita," jengek Liu
Hong-kut dingin.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau begitu," timbrung Thio Hou-ji, "dia sudah tahu
ada orang di bawah?"
Nyo Hoan manggut-manggut, katanya: "Tapi dia
belum menemukan jalan untuk turun ke bawah sini."
"Tapi cepat atau lambat akhirnya diapasti menemukan
bukan?" tanya Thio Hou-ji kuatir.
"Dia sudah tahu di bawah ada orang, sebelum
menemukan kita, mana dia mau pergi?" sela Ong toanio.
"Untung si Brewok dan lain-lain sudah tak mampu
buka mulut lagi, perkara sudah tiada saksi lagi." Thio
Hou-ji berkata dengan tertawa paksa.
"Tapi kalau dia melihat kita di bawah, tetap akan
curiga juga," bantah Ong Toan-nio.
"Kalau begitu, marilah kita lekas menyingkir saja," ajak
Thio Hou. "Kita tak bisa pergi," sela Nyo Hoan tiba-tiba.
"Kenapa?"
"Tidak boleh pergi ya tidak boleh pergi," jawab Nyo
Hoan menarik muka.
"Memangnya kita menunggu saja di sini, sampai dia
menemukan kita?" debat Thio Hou-ji.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kita pun tak usah menunggu."
"Kalau tidak menunggu dan tak boleh pergi, coba
katakan apa yang harus kami lakukan?" tanya Thio Hou-
ji. "Kucari dia di atas," jawab Nyo Hoan.
"Kau hendak ke atas mencarinya?" Ong toanio
berteriak kaget. "Kau sudah gila?"
Rendah dan berat suara Nyo Hoan: "Mereka sudah
menemukan tempat ini, bukan mustahil sudah mulai
curiga, sebelum segalanya diselidiki sampai terang, pasti
tak mau lepas tangan, maka..."
"Maka bagaimana?" timbrung Thio Hou-ji.
"Terpaksa harus kerja jangan kepalang tanggung,
babat dia sekalian."
"Jadi maksudmu hendak membunuhnya juga untuk
menutup mulutnya?" tanya Ong toanio.
"Kita sudah membunuh seorang Hwesio, Hwesio kan
bukan manusia yang tidak boleh dibunuh."
"Persoalannya, siapa yang akan membunuhnya?"
tanya Thio Hou-ji.
"Aku," sahut Nyo Hoan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Terbelalak mata Thio Hou-ji, katanya: "Kau" Kau tidak
takut menghadapi Lo-han hu-hou-kun?"
Nyo Hoan tertawa-tawa, katanya: "Aku kan bukan
harimau, kenapa takut Hu-hou-kun segala?"
Thio Hou-ji menghela nafas, dia berpaling kepada Liu
Hong-kut, tanyanya: "Coba kau katakan apakah dia
sudah gila?"
"Dia tidak gila, umpama seluruh manusia di dunia ini
gila, dia tetap takkan gila."
Derap langkah di atas masih berkumandang, Nyo
Hoan dengan langkah lebar segera beranjak keluar.
Melihat punggung orang tak tertahan Thio Hou-ji
menggumam sendiri: "Aku harap jangan nanti dia betul-
betul menjadi harimau yang mampus."
Liu Hong-kut tiba-tiba tertawa, katanya: "Umpama
mampus, aku toh tidak suruh kau mengiringi dia mati,
kenapa kau gelisah tidak keruan?"
* * * * * Derap langkah yang kerap dan berat itu akhirnya
berhenti. Pelan-pelan Thio Hou-ji menghela nafas, katanya:
"Sekarang dia sudah tiba di atas, Hwesio tua itu tentu
sudah melihat dan berhadapan sama dia."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hwesio tua itu kan tidak mengenalnya, tentunya tidak
tahu apa maksudnya dia ke sana," ujar Ong toanio.
"Oleh karena itu, Hwesio tua kini tentu sedang
menanyai dia, kau ini siapa" Untuk apa kemari?" Thio
Hou-ji mengoceh.
"Mungkinkah dia bilang, aku kemari untuk
membunuhmu?"
"Tentu tidak, dia kan bukan babi, masa memberi
kesempatan kepada Hwesio tua untuk bersiaga."
"Betul, tentu dia akan turun tangan di saat Hwesio tua
tidak menduga-duga, barulah kesempatan untuk berhasil
merobohkan lawan lebih meyakinkan."
"Umpama sekali serang tidak berhasil merobohkan
Hwesio tua itu, sedikitnya dia sudah mendapat peluang
untuk menyerang lebih dulu."
"Maka sekarang dia sedang adu mulut dengan Hwesio
tua untuk mengalihkan perhatiannya."
"Dengan mulutnya yang lebar itu, tentu dia bisa bikin
Hwesio tua kewalahan mendebatnya."
Ong toanio tertawa, tanyanya: "Apakah kau pernah
juga ditipunya sampai kewalahan?"
"Apa kau sedang cemburu?" olok Thio Hou-ji. Lalu
ditariknya tangan Dian Sim, katanya tertawa: "Sekarang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
umpama benar ada orang cemburu, juga takkan tiba
giliranmu."
Selama ini Dian Sim membuka matanya lebar-lebar,
dia mendengarkan dengan seksama, bukan mendengar
obrolan kedua perempuan centil ini, tapi mendengarkan
gerakan di sebelah atas. Terhadap Nyo Hoan agaknya dia
lebih menaruh perhatian daripada orang lain.
Lalu Dian Susi" Apakah dia benar-benar mengharap
kepalanya yang besar itu digenjot hancur oleh Bu-sek
Taysu" Tiba-tiba Dian Sim berkata: "Coba kalian dengar,
agaknya mereka sudah mulai berhantam."
Sebetulnya tak usah dia katakan, orang lain pun sudah
mendengar. Kini di atas kembali berkumandang derap
langkah kaki yang berat, gerakan kaki yang sekarang
jauh lebih berat dan cepat, namun hanya beranjak pada
beberapa tempat yang tertentu saja.
Kabarnya seorang Hwesio tokoh silat dari Siau-lim-pay
yang benar-benar sudah mempunyai latihan matang di
dalam ilmu Lo-han hu-hou-kun (pukulan penakluk
harimau), bila latihan di atas tanah bersalju paling hanya
meninggalkan tujuh tapak kaki saja.
Ong toanio berkata: "Agaknya Hwesio tua betul-betul
menggunakan Lo-han hu-hou-kun menghadapinya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kumandang dari derap kaki dari atas semakin keras
dan cepat, seolah-olah Hwesio tua dari Siau-lim-pay
sudah kerahkan seluruh kekuatannya.
Tiba-tiba Thio Hou-ji tertawa, katanya: "Tapi engkoh
gendut itu pun bukan lawan enteng, kalau tidak masakah
Hwesio tua sampai mengeluarkan seluruh tenaganya?"
Sekonyong-konyong secara beruntun dan cepat
langkah kaki berbunyi tujuh kali, seperti palu godam
yang dipukulkan bertalu-talu. Muka Liu Hong-kut amat
serius, katanya kereng: "Jurus itu pasti Hong-lui-ping-co
(angin dan geledek bekerja bersama)."
Jurus Hong-lui-ping-co memangnya tipu serangan
yang paling ganas dari Hu-hou-kun, malah di dalam jurus
mengandung tipu, menyembunyikan perubahan yang
berantai dan tak habis-habis. Dengan bekal lwekang dan
latihan Bu-sek Taysu untuk melancarkan jurus serangan
ini, mungkin bisa dihitung tokoh silat di Kangouw yang
mampu menandinginya.
Tapi kedengarannya Nyo Hoan bisa meluputkan diri
dari serangan berantai ini, karena di atas tak terdengar
suara jeritan dan sesuatu benda yang terbanting keras.
Entah kenapa diam-diam Dian Susi ikut menghela nafas
lega " bukankah dia amat gemas dan ingin Nyo Hoan
lekas mati" Perasaan anak gadis memang sukar diraba.
Tapi memangnya apa pula perbedaan perasaan kaum
laki-laki"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sebetulnya memang tiada manusia dalam dunia fana
ini yang benar-benar mampu mengendalikan emosinya
sendiri, hal ini seperti pula tiada manusia yang mampu
mengendalikan perubahan hawa dan cuaca.
Thio Hou-ji menghela nafas lega, katanya: "Agaknya
jurus Hong-lui-ping-co si Hwesio tua tidak mampu
mengalahkan dia."
Muka Liu Hong-kut masih membeku serius mukanya,
katanya: "Memang dia berhasil meluputkan diri."
"Ingin aku naik ke atas melihat pertempuran sengit ini,
memangnya dengan ilmu apa dia menghadapi pukulan
hebat si Hwesio tua," ujar Thio Hou-ji.
"Sampai sekarang, dia belum pernah balas menyerang
meski sejurus pun," kata Liu Hong-kut.
"Apakah dia mandah diserang terus menerus, tidak
membalas?" tanya Thio Hou-ji.
"Ya, begitulah."
"Cara bertempur ajaran dari perguruan mana itu?" tak
habis mengerti Thio Hou-ji bertanya.
"Itulah termasuk cara tempur yang paling lihay,
dengan menggunakan cara tempur ini, baru dia mampu
menghadapi Bu-sek."
"Kau tahu cara apa yang dia gunakan?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Liu Hong-kut manggut-manggut, katanya: "Sekarang
dia menggunakan kelincahan tubuh semacam Pat-kwa-
yu-sin-ciang yang gesit untuk memancing serangan lebih
gencar dari Bu-sek, setelah tenaga Bu-sek terkuras habis,
baru dia akan balas menyerang dengan telak."
Berkedip-kedip mata Thio Hou-ji, katanya: "Aku sudah
mengerti, betapapun kuatnya Bu-sek, usianya sudah
cukup tua, kekuatannya pasti tak lebih unggul dari
kondisi anak muda."
"Apalagi Lo-han-hu-hou-kun justru mengutamakan
kekuatan menggempur kelemahan, dengan kekerasan
mengekang yang lemas, maka banyak menguras tenaga
murni, kalau bisa menyelesaikan seratus delapan jurus
Hu-hou-kun dan masih mampu buka suara berbicara, dia
boleh terhitung tokoh kosen yang jarang ada
tandingannya."
"Tapi si gendut itukan bukan murid perguruan Pat-


Tokoh Besar Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kwa-bun, dan mana dia bisa memainkan ilmu semacam
Pat-"kwa-yu-sin-ciang?"
"Kepandaian silat yang dibekal orang ini teramat rumit
dan banyak ragamnya..." kata Liu Hong-kut, sorot
matanya seperti melamun dan memikirkan sesuatu, agak
lama kemudian baru dia menambahkan: "Dia memang
seorang pembantu yang baik, amat berguna, aku
memang memerlukan tenaga orang seperti dia, buat apa
aku memperdulikan asal-usulnya?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Berkerling biji mata Thio Hou-ji, katanya: "Kepada
siapa omonganmu ini kau tujukan?"
"Kutujukan kepadaku sendiri," sahut Liu Hong-kut
tawar. "Sebetulnya aku tak mengerti," tiba-tiba Ong toanio
menimbrung. "Bagaimana kau bisa bersahabat kental
sama dia?"
"Pernah kukatakan, aku amat memerlukan dia, dia
pun sangat memerlukan aku."
"Kenapa dia memerlukan kau?" tanya Ong toanio.
"Kabarnya di luar perbatasan dia melakukan perkara
besar, di sana dia sudah menimbulkan kemarahan
beberapa tokoh kosen persilatan dan hendak dijagal,
maka dia melarikan diri ke Kanglam."
"Kau pernah menyelidiki persoalannya?" tanya Ong
toanio. "Kau kira aku sembarangan percaya seseorang?"
jengek Liu Hong-kut.
"Tapi kau tidak percaya sepenuh hati, banyak urusan
yang tidak kau beritahukan atau sengaja kau rahasiakan
kepadanya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Liu Hong-kut tertawa, katanya: "Kau kira kau
sendiri sudah tahu segala persoalan?" tawanya simpatik
dan lucu serta romantis.
Tapi muka Ong toanio seketika menjadi pucat, mulut
pun ternganga tak mampu bersuara.
Tiba-tiba Thio Hou-ji menyeletuk: "Ada sebuah hal
yang masih belum kumengerti."
"Coba katakan," ujar Liu Hong-kut.
"Kepalanya begitu besar, perutnya pun tidak kecil,
cara bagaimana bisa main ginkang" Apakah tulang-
tulangnya terlalu enteng..." cekikik tawanya tiba-tiba
berhenti. Liu Hong-kut tiba-tiba berseru: "Jurus ini adalah Hu-
hou-yang-wi (harimau mendekam memperlihatkan
perbawanya)," belum hilang suaranya, tahu-tahu sesosok
tubuh orang melayang jatuh dari atas, tepat sekali
tubuhnya jatuh dan masuk ke dalam peti mati yang
terbuka itu. * * * * * Seperti diketahui, tutup peti mati memang setengah
terbuka, jadi lebar mulut peti mati yang terbuka hanya
separo saja, tapi orang itu melayang jatuh tepat masuk
ke dalam peti mati, karena perawakan badan orang itu
kurus kecil, cukup untuk melayang jatuh ke dalam peti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mati itu. Umpama tutup peti tertutup sedikit sempit lagi,
dia tetap bisa melayang masuk.
Begitu jatuh gedobrakan ke dalam peti, seperti orang
yang benar-benar sudah tidak bernyawa layaknya, tidak
bergerak dan tidak bersuara. Yang terang orang ini
bukan Nyo Hoan. Kepalanya terlalu besar, perutnya
sebesar gentong, peti mati yang lebih besar pun tak
cukup memuat badannya yang tromok itu. Jadi yang
melayang jatuh tadi adalah Bu-sek.
* * * * * Hu-hou-yang-wi adalah jurus terakhir dari Lo-han-hu-
hou-kun yang terdiri seratus delapan jurus. Baru saja dia
melancarkan jurus ini, tahu-tahu Bu-sek sudah melayang
jatuh. Jangan kata bergerak bersuara pun tidak bisa.
Maka kejap lain Nyo Hoan pun tampak melayang turun
tanpa mengeluarkan suara, kepala besarnya saja kira-
kira ada puluhan kati beratnya, tapi badan sebesar itu
tanpa mengeluarkan sedikit pun suara waktu hinggap di
atas tanah. Apakah benar tulang-tulangnya amat enteng"
Umpama benar terlalu enteng, atau tidak bertulang
sekerat pun, yang terang dia kembali dalam keadaan
segar bugar tak kurang apa-apa.
Dian Susi pejamkan mata. Untuk selamanya dia tidak
ingin melihat orang ini, takkan pernah sudi melihatnya
lagi. Tapi waktu orang belum kembali tadi, kenapa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hatinya seakan-akan sedang menguatirkan keselamatannya" Jelas setan kepala besar ini adalah
manusia rendah hina dina, jelas dirinya ditipu mentah-
mentah, malah mencelakai dirinya. Bu-sek Taysu adalah
Hwesio pendekar besar yang berjiwa luhur, namun
kenapa dalam sanubarinya tadi justru mengharap dia
yang menang dalam pertempuran ini" Tak terasa air
mata merembes dan mengalir membasahi pipi dari
kelopak matanya yang terpejam. Sungguh dia sendiri
tidak bisa memahami perasaan hati sendiri.
Matanya terpejam, namun dia tetap bisa membayangkan keadaan setan kepala besar saat itu.
"Tentunya dia amat bangga dan membusungkan dada."
Memangnya siapa tidak akan bangga, karena Bu-sek
Taysu toh terjungkal di tangannya.
Agaknya tipu muslihat dan rencana mereka sudah
mendekati penyelesaian, hampir berhasil dengan sukses
besar, sekarang takkan ada orang yang menjadi
penghalang dan merintangi kemajuan mereka di dalam
melaksanakan rencananya.
Dulu sering Dian Susi mendengar banyak cerita
mengenai para penjahat yang menggunakan berbagai
muslihat licik dan lain-lain, betapapun rumit dan luas
rencana muslihat seseorang, akhirnya pasti bisa
disingkap dan dibongkar orang, akhirnya akan gagal dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berantakan. Cendekiawan yang luhur budi dan bijaksana
akhirnya akan muncul sebagai pemenang.
Tapi pengalaman yang dialaminya sendiri, justru jauh
berbeda kalau tidak mau dikatakan berlawanan dengan
apa yang pernah dia dengar di dalam cerita-cerita itu.
Kini kaum penjahat sedang merajalela dan mencapai
kemenangan gemilang dengan muslihatnya, orang-orang
baik malah didesak dan dijebloskan ke dalam neraka
yang gelap dan penuh siksaan.
Sungguh gemas dan benci Dian Susi bukan kepalang,
benci kepada diri sendiri, benci terhadap para penjahat
yang rendah budi dan hina dina ini, dia pun benci kepada
dunia fana ini. Memangnya tiada keadilan lagi di dunia
ini" * * * * * Sikap Nyo Hoan kelihatan senang dan berseri tawa
seperti orang putus lotre layaknya. Memang dia punya
alasan cukup untuk senang dan bangga.
Liu Hong-kut menyongsong kedatangannya, katanya
sambil menepuk pundaknya keras-keras: "Saudaraku
yang baik, kau memang hebat, pertempuran ini kau
lakukan baik sekali."
Nyo Hoan menjawab rawan "Sebetulnya tidak perlu
diagulkan."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siapa bilang tidak patut diagulkan" Berapa banyak
tokoh silat di Kangouw sekarang yang mampu
merobohkan jago pelindung Siau-lim-si?"
"Yang benar lwekangnya lebih unggul dari aku, aku
hanya menggunakan sedikit keuntungan yang dilembari
nasib baik saja."
"Jelas itu bukan nasib baik, yang benar adalah strategi
tempurmu yang tepat dan berhasil."
"Cara bagaimana sebetulnya kau merobohkan dia?"
tanya Thio Hou-ji. "Coba jelaskan kepada kami."
Kata Nyo Hoan: "Lo-han-hu-hou-kun dari Siau-lim-pay,
setelah mengalami revisi atau perbaikan yang lebih
sempurna dari beberapa Hwesio dari beberapa generasi,
sampai sekarang boleh dikata sudah kuat laksana
benteng baja yang tak tergoyahkan dan bisa dijebol, aku
tahu begitu dia menggunakan ilmu pukulan hebat ini, aku
terang takkan mendapat kesempatan untuk merobohkan
dia maka..."
Ong toanio tak tahan, tanyanya: "Maka bagaimana?"
"Terpaksa aku menunggu, menunggu setelah dia
selesai mainkan seratus delapan pukulannya itu, disaat
dia hendak merubah jurus permainannya dan belum
sempat berubah, dengan setaker kekuatan, aku
menghantamnya secara telak."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Thio Hou-ji tepuk tangan, katanya: "Betul juga
kenyataan kau berhasil memukulnya roboh."
Liu Hong-kut berkata: "Kedengarannya amat gampang
diceritakan, yang benar prakteknya sulit sekali, bukan
saja harus berjuang menyelamatkan diri dari rangsakan
seratus delapan pukulan Hu-hou-kun yang dilancarkan
Bu-sek, malah dia harus memperhitungkan dengan tepat
saat lawan mengganti nafas, memperhitungkan di mana
letak kelemahannya, waktu dan sasaran yang diincar
harus tepat dan telak tidak boleh meleset sedikit pun,
karena kalau kesempatan baik ini kau sia-siakan, maka
selamanya takkan bisa kau peroleh lagi untuk
keduakalinya."
Tiba-tiba Ong toanio bertanya: "Lalu bagaimana
dengan kedua Hwesio gede yang lebih mudaan itu?"
Nyo Hoan tersenyum, sahutnya: "Hwesio gede-gede
itu bukan kaum keroco, mereka pun jago dari Siau-lim-
pay." "Tentunya kau sudah membereskan mereka sekalian?"
tanya Ong toanio.
"Tidak," sahut Nyo Hoan pendek.
"Tidak?" Ong toanio keheranan. "Apa kau..."
"Mereka sudah pergi," ujar Nyo Hoan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagaimana boleh kau biarkan mereka pergi?" tanya
Ong toanio terbelalak.
"Memang sengaja aku biarkan mereka pergi," ujar Nyo
Hoan pula. "Kenapa kau biarkan?" tanya Ong toanio pula.
Nyo Hoan tertawa, ujarnya: "Karena aku ingin supaya
mereka pulang, memberitahu kepada murid-murid dan
ketua Siau-lim-pay, siapa sebetulnya yang membunuh
Hwesio Banyak Urusan."
Ong toanio terpekur sebentar, katanya berseri tawa:
"Orang yang kepalanya lebih besar, kerjanya memang
lebih cermat dan teliti."
Sejak tadi Cin Ko meringkuk lemas di atas lantai,
nafasnya empas-empis, kini bersuara: "Kalian menjebak
dan memfitnahku demikian rupa, memangnya kalian
takut bila Dian Susi kawin sama aku?"
Liu Hong-kut segera menanggapi: "Bukan lantaran kau
rencana ini dilakukan."
"Memangnya ada latar belakang atau sebab apa lagi?"
"Hwesio Banyak Urusan itu memang terlalu usil, sejak
lama aku sudah ingin melenyapkan dia."
"Tapi kau takut pihak Siau-lim-pay menuntut balas
terhadapmu?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Liu Hong-kut tersenyum, ujarnya: "Sekarang aku
belum bersedia bentrok langsung dengan pihak Siau-lim-
pay, entah beberapa tahun lagi, mungkin keadaan situasi
dan kondisiku sudah berbeda, tentu takkan segan-segan
lagi aku turun tangan."
"Oleh karena itu kau perlu lempar batu sembunyi
tangan, mencari korban lain untuk jadi kambing
hitammu?" jengek Cin Ko.
"Sebetulnya di antara aku dan kau tiada sesuatu
persoalan yang penting, soalnya waktu itu sukar aku
menemukan orang yang benar-benar dapat kujadikan
kambing hitam, kebetulan kau muncul, kaulah yang
tertimpa getahnya," demikian kata Liu Hong-kut kalem
dan tertawa-tawa.
"Yang terang menurut hematku kau memang sudah
lama menaruh dendam kepadaku," ejek Cin Ko.
"O, masa?" sumbang suara Liu Hong-kut.
"Karena secara mendadak aku muncul dan dalam dua
tahun saja ketenaranku mengungguli kau, maka sejak
permulaan aku muncul kau sudah pandang aku sebagai
duri di depan matamu, cepat atau lambat, kau akan
berusaha membereskan aku, inilah yang dinamakan
sekali tipu sekaligus menjebak dua orang yang tak
berdosa, dua duri di depan matamu sekaligus kau cabut."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau kau berpikir dan begitulah tuduhanmu, aku pun
tidak perlu menyangkal lagi," ujar Liu Hong-kut.
"Sekarang aku hanya ingin tanya, siapa sebenarnya
pembunuh Hwesio Banyak Urusan?"
"Coba kauterka?"
"Kau. Tentu kau."
"Kau saksikan sendiri?"
"Walau aku tidak melihat, tapi aku tahu di kala Hwesio
Banyak Urusan terjeblos jatuh dari atas papan jeplakan
itu, kau sudah menunggunya di bawah, di saat dia belum


Tokoh Besar Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sempat berdiri tegak, kau lantas memberi pukulan yang
menamatkan jiwanya."
"Dan bagaimana selanjutnya?"
"Selanjutnya kau angkut jenazahnya dari bawah
lorong itu ke kamar rahasia itu."
"Kenapa aku harus berbuat demikian?"
"Karena kau harus mengejar waktu, kau pancing kami
ke kamar rahasia itu, maksudnya adalah untuk
menggunakan peluang yang pendek merubah dan
membereskan segala perubahan di luar seperti sedia
kala, waktu kita keluar pula, keadaan di luar sudah
menjadi sarang judi pula."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Lanjutkan," suara Liu Hong-kut semakin keren.
"Di samping itu sengaja kau membocorkan kabar ke
pihak Bu-sek Taysu, supaya dia lekas menyusul datang
ke sarang judi itu."
"Cara bagaimana aku bisa tahu kalau dia bisa datang
tepat pada waktunya?"
"Hwesio Banyak Urusan bukan saja adalah sute Bu-sek
Taysu, malah sejak kecil berlatih dan diasuh langsung
oleh suhengnya yang bertubuh kecil kurus ini, hubungan
kedua orang laksana saudara. Jikalau Bu-sek Taysu tahu
bahwa sutenya yang kecil ini mengalami bahaya, sudah
tentu tanpa perdulikan akibatnya segera menyusul
datang." "Dan masih ada apa lagi?"
"Untuk memberikan kesaksian kepada Bu-sek Taysu
akan keadaan waktu itu maka waktunya harus
diperhitungkan dengan tepat, kau membeli dan
mengumpulkan banyak kaki tanganmu menjadi pelaku-
pelaku yang pintar di dalam sarang judi itu, sekaligus
menjadi saksi di hadapan Bu-sek Taysu."
"Masih ada kelanjutannya?"
"Orang-orang yang dipaksa mencukur gundul rambut
kepalanya oleh Hwesio Banyak Urusan, walaupun semua
adalah kaki tanganmu, tapi untuk melaksanakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rencanamu dan supaya muslihatmu tidak bocor, tiada
bukti hidup, maka tak segan kau bunuh mereka
seluruhnya."
"Dimana aku membunuh sekian banyak orang?"
"Di gedung ini," ujar Cin Ko kalem, setelah menghela
nafas, dia meneruskan: "Hoan-in-si adalah biara kuno,
jauh sejak dinasti Liang Bu-te yang suka menjagali
Hwesio itu, biara ini sudah didirikan, untuk
menyelamatkan diri dari kejaran yang berkuasa, maka
kaum pendeta waktu itu membangun biara ini dengan
banyak kamar-kamar rahasia dan lorong-lorong di bawah
tanah yang rumit sekali."
"Lanjutkan bualanmu," ejek Liu Hong-kut sinis.
"Membunuh orang di sini bukan saja serba rahasia dan
tak diketahui orang, malah banyak tempat di sini cocok
untuk menyembunyikan mayat dan mengebumikan
jenazah, terutama untuk memasang berbagai jebakan
dan perangkap juga amat gampang, oleh karena itulah
kau memilih gedung kuno ini menjadi sarang anjingmu."
Cin Ko menyeringai dingin, katanya lebih lanjut: "Oleh
karena itu, kalian rombongan anjing jantan dan betina
ini, saling janji untuk kumpul dan bertemu di sini, tunggu
kesempatan untuk makan tahi orang lain sebagai
hidangan pesta pora."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Liu Hong-kut menatapnya tajam, tanyanya dingin:
"Masih ada tidak?"
"Tiada lagi," sahut Cin Ko. "Tahi anjing boleh dikata sudah hampir habis kalian lalap bersama, apa pula yang
harus kukatakan?"
Mendadak Liu Hong-kut menghela nafas panjang,
katanya: "Tak nyana ternyata kau pun orang pintar,
selama ini kami terlalu rendah menilai kau."
"Benarkah pembunuh Hwesio Banyak Urusan adalah
kau?" "Biasanya jarang aku membunuh orang, jikalau bukan
pendeta sakti macam Hwesio Banyak Urusan, tidak
setimpal aku turun tangan sendiri," sejenak dia menelan
ludah, lalu meneruskan dengan kalem dan tenang:
"Biasanya yang kubunuh hanya orang-orang ternama,
pendeta sakti, enghiong dan perempuan cantik."
"Dan aku?"
"Kau belum setimpal untuk aku sendiri yang
membereskan," Liu Hong-kut menyeringai.
"Tapi kau tak usah tergesa-gesa," tiba-tiba Nyo Hoan
menimbrung. "Akan kami cari orang yang cocok untuk
membunuhmu pada babak terakhir."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cin Ko tertawa dingin, ejeknya: "Aku ingin mati saja.
Aku rela mati, daripada menonton sekawanan anjing-
anjing lapar sedang bermuka-muka di hadapanku."
Nyo Hoan tidak marah, katanya dengan tertawa ewa:
"Anjing lapar tentu lebih baik dari anjing yang sudah
mampus." Tiba-tiba Liu Hong-kut berkata pula: "Ilmu silat yang
kau pelajari terlalu banyak ragamnya, entah pernah kau
mempelajari ilmu pukulan dari Siau-lim-pay?"
"Setiap orang yang berlatih silat tiada yang tidak
pernah meyakinkan ilmu silat Siau-lim-pay."
Pukulan Siau-lim memang terlalu umum tersebar di
berbagai lapisan persilatan, memang tidak sedikit orang-
orang yang benar-benar pernah meyakinkan pukulan
Siau-lim-pay, namun yang benar-benar bisa mendapatkan inti sari dan melatihnya sampai tingkat
yang patut dibanggakan, mungkin tidak lebih dari
sepuluh orang. "Kalau kau pernah meyakinkan ilmu pukulan Siau-lim-
pay, biarlah tugas ini kuserahkan kepadamu saja."
"Tugas apa maksudmu?"
"Tugas terakhir," sahutnya tersenyum lebar. "Asal kau
gunakan pukulan Siau-lim menghantam tepat pada hiat-
to yang mematikan di badannya, lalu menggunakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
golok Cin Tayhiap menusuk tenggorokan Bu-sek Taysu,
dengan sendirinya akan kucari orang untuk mengantar
mereka ke Siong-san."
"Aku mengerti sekarang," sela Thio Hou-ji, "dengan
caramu ini kau ingin supaya Hwesio-hwesio Siau-lim-si
menyangka mereka gugur bersama setelah mengalami
pertempuran seru."
Ong toanio tertawa, katanya: "Dengan demikian,
walau Cin Ko berhasil membunuh Bu-sek Taysu, tapi Bu-
sek Taysu pun berhasil menuntut balas bagi kematian
sutenya, maka peristiwa bunuh membunuh ini pun akan
berakhir sampai di sini."
Thio Hou-ji cekikikan, katanya: "Rencana kita boleh
dikata sudah mendekati hasil yang baik, kita tinggal
menunggu pesta poranya saja."
Liu Hong-kut tiba-tiba tertawa, katanya: "Oleh karena
itu tadi kukatakan tugas terakhir, merupakan tugas yang
paling gampang dilaksanakan."
Tiba-tiba Nyo Hoan geleng-geleng kepala, katanya:
"Kalian salah semua."
Liu Hong-kut mengerut kening, tanyanya: "Kenapa
salah?" "Menurut pandanganku, tugas ini justru tugas yang
paling sulit."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kenapa sulit?" bantah Thio Hou-ji, "untuk membunuh
mereka sekarang, cukup hanya mengangkat tangan
saja." Nyo Hoan tertawa tawar, katanya: "Jikalau kau
anggap gampang, kenapa tidak kau saja yang bunuh
mereka?" Thio Hou-ji berkedip-kedip, katanya: "Jikalau kau tidak
mau turun tangan, aku saja yang membereskan mereka,"
lalu diacungkannya sepasang jari-jarinya yang putih
runcing dan halus, katanya dengan cekikikan: "Jangan
kau kira kedua tanganku ini hanya bisa mengelus pipi
laki-laki, ada kalanya dia pun bisa berubah sekeras baja,
begitu kerasnya sampai kau pun takkan berani
merasakannya."
"Masa?"
"Kau tidak percaya?" tanya Thio Hou-ji, dari dalam
kantong bajunya dia merogoh keluar sepasang sarung
tangan besi yang bercakar runcing, satu persatu dia
kenakan pada jari-jarinya yang putih halus itu, katanya
tertawa berseri: "Sekarang kau percaya tidak" Kau mau
mencobanya?"
Nyo Hoan tertawa, katanya: "Kalau ada orang yang
mau mencoba, buat apa aku harus merebut dagangan
orang lain?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kiranya kau tidak bodoh," Thio Hou-ji menyeringai
sadis. Liu Hong-kut justru menarik muka, katanya keren:
"Tunggu dulu."
"Jangan memandang rendah," kata Thio Hou-ji.
"Pukulan Siau-lim-pay aku pun pernah mempelajari, tidak
percaya coba kau lihat inilah jurus Hu-hou-yang-wi,"
mendadak dia menerjang ke depan Cin Ko, menekuk
lutut bergaya jongkok seperti orang duduk di punggung
kuda, "Wut" begitu pasang kuda-kuda tangannya
menjotos ke depan.
Gaya jotosan dan kekuatannya mirip dan serasi benar
dengan ilmu pukulan dari Siau-lim-pay, jotosannya
mengeluarkan deru angin keras. Tapi jotosannya itu tidak
mengenai badan Cin Ko. Karena tahu-tahu kepalan
tangannya mendadak ditangkap oleh Cin Ko.
* * * * * Cin Ko yang lemas lunglai seperti cacing meringkuk di
lantai, tiba-tiba mencelat bangun, gagah dan tangkas,
terutama jari-jari tangannya sekeras kacip besi. Thio
Hou-ji sudah kerahkan setaker tenaganya untuk
membetot dan meronta, namun tangannya tidak bisa
lepas, saking sengitnya tiba-tiba sebelah kakinya
melayang. Sayang tendangan kakinya tahu-tahu
mengenai tempat kosong, lebih celaka pula kakinya ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pun kena ditangkap orang. Keruan air mukanya pucat
pias. Nyo Hoan baru menghela nafas, katanya tawar: "Nah
sudah kukatakan justru tugas inilah yang paling sulit,
sekarang tentu kalian mau percaya?"
Liu Hong-kut memandangnya dingin, tidak tampak
mimik perubahan pada mukanya.
Dian Susi pun sedang memandangnya dengan
terkesima. Sungguh dia tidak habis mengerti apa
sebenarnya yang telah terjadi. Tahu-tahu didengarnya
seorang membentak dengan bengis: "Yang kau bunuh
adalah orang-orang ternama dan pendeta sakti,
Enghiong dan perempuan cantik, sebaliknya aku suka
membunuh manusia rendah budi dan hina dina, hari ini
biar aku melanggar pantangan membunuh untuk
membereskan kau manusia rendah ini."
Bu-sek Taysu. Bagian 13 Tiba-tiba Bu-sek Taysu mencelat bangun dari peti
mati. Perawakannya memang kurus kecil namun keren
dan wibawanya sungguh menciutkan nyali orang, begitu
gagah perbawanya laksana laki-laki raksasa yang murka.
Muka Ong Toa-nio pun sudah pucat pasi, tiba-tiba
putar badan terus lari terbirit-birit.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan memegang sebelah tangan dan kaki Thio
Hou-ji, Cin Ko mengangkatnya tinggi dan diputar satu
lingkaran terus dilempar. Badan Thio Hou-ji seketika
terbang memburu dan menumbuk Ong toanio, dua orang
saling rangkul terguling-guling di tanah.
Cin Ko tertawa puas, katanya: "Nah kan begitu, kalian
memangnya saudara sepupu, siapapun jangan lari
meninggalkan yang lain."
Dengan menahan sakit Ong toanio meronta bangun
seraya membalik badan, tiba-tiba dia pentang mulut
dengan keras menggigit kuping Thio Hou-ji, Thio Hou-ji
menjerit sekeras-kerasnya, tangannya tidak tinggal diam,
mencekik leher Ong toanio, lekas Ong toanio angkat
dengkulnya menyodok perutnya, begitulah mereka
bergulat dan saling tindih dengan ramainya seperti anjing
betina memperebutkan tulang. Begitulah watak manusia
rendah budi dan picik. Di saat kedua pihak bisa saling
memperalat dan membutuhkan, mereka adalah saudara
kental, namun di saat menghadapi mara bahaya, mereka
berubah menjadi anjing gila, kau gigit aku, aku cakar
kau. Memangnya mereka orang yang bukan manusia.
Mendadak Liu Hong-kut memburu maju, satu tangan
menjinjing satu orang, Thio Hou-ji dan Ong toanio
dipisah, Ong toanio dia injak, tangannya melayang
menampar muka Thio Hou-ji puluhan kali sekeras-
kerasnya, habis itu ia lempar badan Thio Hou-ji ganti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjinjing Ong toanio, demikian pula orang dia persen
dengan tamparan keras puluhan kali. Kedua orang
dihajarnya sampai muka melepuh biru dan mata meram,
darah bercucuran dari panca indra mereka, meringkuk di
tanah tak berkutik lagi.
Pelan-pelan Liu Hong-kut baru membalik badan,
katanya tawar: "Perempuan macam mereka memangnya


Tokoh Besar Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

binatang yang tidak tahu malu, seharusnya cayhe tidak
menarik mereka di dalam perserikatan besar ini, bikin
kalian geli dan merasa jijik saja," pada saat dan tahap
seperti ini, dia masih berlaku tenang dan bisa tertawa
lagi. Tiba-tiba Cin Ko menarik nafas panjang, katanya:
"Agaknya untuk menjadi seorang pendekar besar,
seorang harus menempuh jalan berliku, jadi bukan
tujuan yang gampang dicapai, bukan saja harus
bertangan gapah dan berhati culas, kulit mukanya harus
setebal tembok."
Nyo Hoan tersenyum, katanya: "Tapi pendekar besar
tidak seluruhnya seperti apa yang kau katakan, pendekar
besar seperti dia, berapa banyak di dunia ini?"
Liu Hong-kut berkata: "Teman sebaik kau ini, kukira
jarang terdapat di dunia ini."
"Benar, memang tidak banyak," sahut Nyo Hoan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Liu Hong-kut menghela nafas, katanya: "Baru
sekarang aku tahu, mencari kawan sejati memang bukan
hal yang mudah."
"Ada beberapa persoalan seharusnya bisa kau
maklumi," kata Nyo Hoan.
"O?" "Masa kau belum paham akan maksudku?"
"Aku ingin tahu."
"Penjagaanmu di sini amat baik, luar dalam semuanya
dipasang tiga puluh enam alat-alat rahasia jebakan,
perduli siapa asal berada seratus tombak di sekitar
gedung ini, segera kau akan tahu jejaknya."
"Ada sedikit kesalahan hitung," kata Liu Hong-kut.
"Alat-alat rahasia jebakan yang ada di sini seluruhnya
ada empat puluh sembilan banyaknya."
"Oleh karena itu, perduli siapapun yang ingin kemari
membuat perhitungan dengan kau, sebelum dia berhasil
masuk kemari, kau sudah melarikan diri entah ke mana."
"Untuk menemui aku memang bukan hal yang
gampang." "Apalagi, umpama dapat menemukan kau, belum
tentu dapat menemukan bukti-bukti nyata bahwa kaulah
yang menjadi penjahatnya, tentunya kau pun takkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengaku bahwa kaulah yang membunuh Hwesio Banyak
Urusan." "Oleh karena itu, terpaksa kau gunakan caramu itu,
baru berhasil membawa mereka kemari."
"Pertama kubiarkan Dian Susi masuk sendirian,
maksudku adalah supaya kau menyangka dengan mudah
kau bisa menghadapi dia, sekali-kali aku takkan bertindak
salah sehingga kau menaruh sesuatu kecurigaan
terhadap langkah-langkahku ini!"
"Oleh karena itu, maka dia pun kau kelabui?" tanya Liu
Hong-kut. "Karena dia bukan orang yang pandai membual,
jikalau dia tahu akan rahasia ini, pasti gerak-geriknya
dapat diketahui orang dan bocorlah segala rencanaku..."
Liu Hong-kut menghela nafas, ujarnya: "Tapi kalau
aku jadi kau, aku pasti takkan tega bertindak sedemikian
jauh sampai dia begitu kuatir dan ketakutan, agaknya
kau memang tidak kenal kasihan kepada gadis cantik."
"Tapi aku cukup tahu cara bagaimana untuk
memancing seseorang yang jahat dan tidak jujur
membongkar rahasia kebejatannya sendiri."
"O?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hanya dengan caraku ini, baru aku bisa memaksamu
untuk bicara sejujurnya di hadapan Bu-sek Taysu. Karena
persoalan ini tiada bukti dan saksi hidupnya, jikalau tidak
kau sendiri yang mengakui kesalahan dan perbuatanmu,
hakikatnya tidak mungkin aku mencuci bersih dosa-dosa
yang kau timpakan kepada Cin Ko."
Pelan-pelan Liu Hong-kut manggut-manggut, katanya:
"Kerjamu baik sekali, memang terlalu baik kerjanya."
"Apa kau kagum padaku?" tanya Nyo Hoan tertawa.
"Selama ini aku terlalu memandangmu, selalu
kuanggap kau teman baikku, tak nyana kau..." dia
menghela nafas panjang, raut mukanya mengunjuk
perasaan amat menderita, seperti saking menderita
sampai tak bisa berbicara.
Nyo Hoan malah tertawa berseri, tanyanya: "Apa
benar kau anggap aku sebagai teman?"
"Masa kau sendiri tidak tahu?"
"Sudan tentu aku tahu dan mengerti, malah terlalu
mengerti, yang tidak mengerti kau malah."
"O" Aku tidak mengerti apa?"
"Tahukah kau kenapa aku mencarimu?"
"Yang kutahu sejak hari itu, aku lantas bersahabat
baik sekali dengan kau, hanya kaulah yang punya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ingatan hendak menghadapi aku, hakikatnya tak pernah
terbetik dalam ingatanku untuk menghadapi kau."
"Oleh karena itu kau tetap tidak bisa mengerti."
"Tidak mengerti apa?"
"Kaulah yang hendak menghadapi aku lebih dulu,
maka aku dipaksa untuk mendahului mencarimu."
"Sejak kapan aku pernah menghadapi kau?"
"Sejak lama sekali," tanpa memberi peluang Liu Hong-
kut bicara, Nyo Hoan melanjutkan: "Ingin aku tanya,
begitu besar hasratmu merebut harta kekayaan keluarga
Dian, apa pula tujuanmu?"
"Karena aku memerlukan uang."
"Kenapa tergesa-gesa kau mau menggunakan uang?"
"Karena aku hendak melakukan suatu kerja besar,
untuk kerja besar tentu perlu uang."
"Urusan besar apakah itu?" tanya Nyo Hoan.
Berkilat biji mata Liu Hong-kut, tanyanya sesaat
termenung: "Apakah kau sudah tahu kerja besar itu?"
Nyo Hoan tertawa, ujarnya: "Aku hanya tahu
belakangan ini di kalangan Kangouw muncul sebuah
organisasi gelap yang bernama Chit Hay."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apa pula yang kau ketahui?"
"Aku pun tahu organisasi gelap ini dihimpun karena
hendak menghadapi San Liu, karena Lotoa (ketua)
organisasi gelap ini, secara diam-diam pernah melakukan
beberapa kali kerja tanpa modal, selalu usahanya gagal
dirintangi atau diganggu oleh San Liu," sampai di sini Nyo
Hoan tertawa, "sudah tentu aku pun tahu Lotoa dari
organisasi gelap itu adalah kau."
Rada berubah air muka Liu Hong-kut, lama biji
matanya mendelik menatapnya, akhirnya berkata
sepatah demi sepatah: "Lalu apa pula sangkut paut
persoalan ini dengan dirimu?"
"Bukan saja ada sangkut paut, malah besar sekali
sangkut pautnya."
"Kau...apakah kau pun orang San Liu?" tanya Liu
Hong-kut mendelik.
Mendadak Cin Ko tertawa, timbrungnya: "Jikalau tiada
dia, mana bakal San Liu berdiri?"
Mendengar keterangan Cin Ko seperti dilecut badan
Liu Hong-kut, lama sekali baru dia bersuara, setelah
menghela nafas baru dia berkata dengan tersenyum
getir: "Selama ini aku sedang bingung dan tidak tahu
siapa sebenarnya Liong-thau Toako dari San Liu, selalu
aku berusaha mencarinya, sungguh tak nyana orang ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
justru adalah teman dekat yang setiap hari bertemu dan
berhadapan dengan aku."
Nyo Hoan tersenyum, katanya: "Jikalau benar kau
pandang aku sebagai teman, kenapa tidak kau ajak dan
tarik aku menjadi anggota organisasimu?"
"Karena..."
"Kalau kau tak bisa bicara, biar aku saja yang wakili
kau," tukas Nyo Hoan. "Soalnya kau hanya ingin
memperalat aku melaksanakan rencanamu itu, setelah
usahamu sukses, kau takkan membiarkan aku hidup lebih
lama lagi. Organisasi gelap yang keras dan rahasia
seperti Chit Hay, tentu tidak memerlukan tenaga manusia
seperti aku yang sudah dekat liang kubur."
"Paling tidak tugas yang ingin kau laksanakan bukan
urusan kejahatan, dan kau sendiri tidak akan dirugikan."
"O" "Aku ingin kau bersandiwara menjadi Enghiong
menolong si cantik, kuminta kau mempersunting gadis
cantik ini menjadi istrimu, kerja sebaik ini, banyak orang
akan saling berebutan melaksana-kannya."
"Tapi kau jelas takkan mencari orang lain."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar, karena aku memang pandang tinggi bakat-
bakatmu, kuanggap kau sebagai teman, maka aku tidak
perlu susah-susah mencari orang lain."
"Kukira bukan lantaran itu."
"Bukan lantaran itu memangnya karena apa?"
"Kau cari aku, karena tiada orang yang berbentuk
seperti aku dan aku justru mirip dengan Nyo Hoan,
memangnya sejak lama kau ingin mencari orang seperti
diriku ini."
"Kenapa?"
"Karena kau ingin supaya aku bantu kau pergi ke
keluarga Dian dan menipu perkawinan putrinya."
"Masa kau tidak takut terbongkar oleh orang lain?"
"Takkan ada orang yang bisa membongkar muslihat
ini, Nyo jiya matanya sudah buta, kupingnya sudah tuli,
karena di waktu mudanya banyak menanam
permusuhan, kuatir para musuhnya meluruk datang
menuntut balas kepadanya, maka kejadian ini jarang
sekali ada orang tahu di kalangan Kangouw."
Liu Hong-kut terpekur, katanya: "Tapi beberapa hari
yang lalu masih ada orang melihatnya!"
"Itu bukan lain hanya duplikat Nyo jiya saja."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Duplikat?"
"Justru karena Nyo jiya tidak ingin kebutaan dan
ketuliannya diketahui orang-orang Kangouw, sengaja dia
mencari seorang duplikat, setiap tahun sengaja disuruh
keluar berkelana di Kangouw satu dua kali."
"Apakah duplikat yang satu ini pun tidak bisa
membedakan Nyo Hoan asli atau palsu?"
"Bahwasanya dia sendiri pun jarang melihat Nyo
Hoan." "Demikian juga dengan Dian jiya?"
"Beberapa tahun belakangan ini, hakikatnya Dian jiya
tidak pernah melihat Nyo Hoan lagi."
"Bagaimana kalau Nyo Hoan yang asli kebetulan
kembali?" "Dia sudah menghilang tiga empat tahun, ada orang
bilang dia sudah jadi Hwesio, ada pula yang mengatakan
dia sudah mati, dan kau sudah memperhitungkan serta
yakin benar dia takkan muncul mendadak."
"Bagaimana dengan teman-temannya?"
"Wataknya memang aneh, bahwasanya dia jarang
kalau tidak mau dikatakan tidak pernah bergaul dengan
orang lain, orang-orang yang mendekati dia, tabiatnya
justru lebih aneh daripada dia, sudah tentu sudah dalam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
perhitunganmu pula bahwa orang-orang itu tidak akan
hadir dalam pesta perkawinan," seperti tertawa geli lalu
dia melanjutkan, "apalagi, umpama benar Nyo Hoan dan
teman-teman anehnya itu mendadak muncul, kau pasti
sudah punya cara untuk menghadapi mereka, sehingga
mereka selamanya takkan bisa muncul kembali."
Liu Hong-kut seperti terkesan mendalam, lama dia
berdiam diri seperti mengakui semua ini.
Nyo Hoan berkata pula: "Dalam kerja ini rencanamu
sudah amat sempurna, tak nyana situasi justru
mendadak berubah."
"Ada perubahan apa?"
"Perubahan ini terjadi pada diri Dian jiya itu."
Berkerut alis Liu Hong-kut, tanyanya: "Kau tahu
bahwa dia sudah meninggal?"
"Memangnya aku sudah curiga, sampai malam tadi
baru aku mendapat bukti-bukti konkrit."
"Bukti-bukti apa?"
"Masa kau lupa bahwa Ong toanio punya seorang adik
perempuan yang berjiwa gagah ksatria melebihi kaum
laki-laki."
"Kau sudah bertemu dengan dia?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nyo Hoan manggut-manggut, ujarnya: "Untuk hal itu
selama ini kau selalu mengelabui aku, justru karena Dian
jiya sudah meninggal, dan kau sudah tidak memerlukan
tenagaku pula, kau sudah siap menendangku keluar dari
rencana kerjamu."
Lama Liu Hong-kut mengawasinya, seperti termenung,
akhirnya baru menghela nafas, katanya: "Persoalan yang
begitu rumit dan luas berliku-liku, sungguh tak nyana kau
tahu begitu jelas."
"Memang aku tahu jelas sampai sedetail-detailnya."
"Banyak persoalan yang semestinya tidak mungkin
bisa kau ketahui."
"Kau tak habis mengerti kenapa aku justru
mengetahui?"
"Memang aku tak habis mengerti."
Nyo Hoan tertawa lebar, katanya: "Soalnya masih ada
sebuah hal yang belum kau mengerti, dan hal ini justru
titik tolak yang penting sekali bagi kunci persoalan ini."
"Persoalan apa?"
"Nyo Hoan sebetulnya aku, dan aku sebetulnya
memang Nyo

Tokoh Besar Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hoan," dengan tersenyum dia menambahkan: "Tentunya mimpi pun kau tidak mengira,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bahwa Nyo Hoan yang palsu ternyata adalah Nyo Hoan
yang asli pula."
Baru sekarang Liu Hong-kut benar-benar tersentak
kaget, lama dia menjublek.
Berkata Nyo Hoan lebih lanjut: "Beberapa tahun
belakangan ini mendadak aku menghilang, bukan
menjadi Hwesio, jiwaku pun masih segar bugar, hanya
dalam San Liu banyak tugas berat yang perlu kutangani,
maka selama itu aku tidak pernah muncul di kalangan
Kangouw." Pucat pias selebar muka Liu Hong-kut, mulutnya
terkancing. Nyo Hoan berpaling kepada Cin Ko, katanya:
"Persoalan ini memang amat rumit, mungkin kau sendiri
pun baru sekarang jelas duduk perkaranya."
Cin Ko menghela nafas, katanya tertawa: "Bicara terus
terang, sampai sekarang aku justru masih belum
mengerti."
"Bukankah aku sudah beberkan persoalan ini secara
mendetail?"
"Walau sudah kau beberkan satu per satu, saking
rumitnya, tak kuasa aku mengingatnya satu per satu,"
ujar Cin Ko sambil mengawasi Nyo Hoan, katanya lebih
lanjut: "Aku kan tak punya kepala sebesar kepalamu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mana bisa mengingat persoalan rumit yang simpang siur,
malah semuanya masuk di akal."
"Masuk diakal?"
"Memang banyak sumber dan liku-liku persoalan ini,
namun akibatnya hanya satu, malah sebelumnya sudah
ditentukan akan berakhir demikian."
"Sudah ditentukan akan berakhir bagaimana?"
Nyo Hoan tidak langsung menjawab pertanyaan ini,
kembali dia berpaling kepada Liu Hong-kut, katanya:
"Siapapun takkan membeli sebuah peti mati tanpa sebab
bukan?" Liu Hong-kut manggut-manggut. Tidak bisa tidak dia
harus mengakui, jikalau tiada orang mati, siapapun
takkan membeli peti mati.
Kata Nyo Hoan: "Kau tidak tahu bahwa Cin Ko dan Bu-
sek Taysu bakal meluruk kemari?"
"Aku tidak tahu."
"Oleh karena itu, peti mati ini kau siapkan untuk aku,
benar tidak?"
"Tidak jelek bukan peti mati ini," kata Liu Hong-kut.
"Setelah ada orang mati, maka peti mati harus segera
disediakan. Demikian pula setelah peti mati disediakan,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
maka harus ada orang mati untuk dimasukkan ke
dalamnya."
Lo Hong-kut mengawasi Cin Ko lalu berpaling
mengawasi Bu-sek pula, akhirnya dia manggut-manggut,
katanya: "Akhirnya aku mengerti maksudmu."
"Oleh karena itu, sekarang aku pun tidak perlu banyak
bicara mungkin hanya sepatah dua patah kata lagi."
"Apa pula yang ingin kau katakan?"
"Silahkan tuan masuk ke dalam peti."
"Sudah berapa lama Liu Hong-kut meninggal?"
"Sembilan bulan."
"Sembilan bulan tidak terlalu lama, ada kalanya
sesuatu terjadi seperti sekejap mata belaka, namun
sembilan bulan kenyataannya sudah teramat lama."
"Itulah karena selama ini hatimu selalu dirundung
kerisauan."
"Aku salah berpendapat jikalau aku tidak terlalu brutal,
ayah tidak akan meninggal begitu cepat."
"Sekarang kau sudah tumbuh dewasa, kenapa masih
punya alam pikiran anak kecil?"
"Memangnya bagaimana aku harus berpikir?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Yang terang kau tidak berdosa terhadap orang lain,
kau pun tidak bersalah dan berdosa terhadap dirimu
sendiri, itu sudah cukup."
"Tapi aku..."
"Kau harus keluar rumah dan pergi jalan-jalan di luar,
banyak melihat dan banyak mendengar, saksikanlah
kenyataan hidup ini, perasaan sesak di dadamu lekas
sekali akan menjadi lapang terbuka."
"Ke mana kau hendak mengajakku pergi?"
"Ke Kanglam " bukankah kau sudah lama ingin pergi
ke Kanglam?"
* * * * * Kanglam. Musim semi sedang melanda Kanglam. Pepohonan liu
sedang melambai-lambai
disepanjang tanggul memanjang putih, alam menghijau laksana permadani,
air membiru laksana angkasa raya.
Dian Susi memeluk lengan Nyo Hoan berjalan-jalan di
atas tanggul. Cin Ko dan Dian Sim berjalan tak jauh di
depan mereka, selendang sutra merah yang terikat di
lehernya berkibar-kibar ditiup angin, menyentuh muka
Dian Sim. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dian Susi tiba-tiba tertawa, katanya: "Setan cilik itu
akhirnya sudah besar, semula aku kira dia takkan pernah
tumbuh dewasa."
Nyo Hoan tersenyum, katanya: "Kau pun sudah
dewasa, aku sendiri hampir mengira selamanya kau sulk
dibesarkan."
Seseorang yang pernah mengalami kesulitan dan
pengalaman hidup yang mengukir sanubarinya, baru
akan mengerti sedalam-dalamnya betapa arti dari jiwa
itu, baru bisa tumbuh dewasa secara kenyataan.
Dian Susi memang sudah tumbuh dewasa.
Kelihatannya sekarang dia lebih tenang dan pendiam.
Lebih cantik! Nyo Hoan seperti sedang termenung, katanya pelan-
pelan: "Dian Sim memang seorang kawan yang setia,
demi kau, kerja apapun rela dia lakukan, jikalau bukan
dia mau menyerempet bahaya, mungkin tidak gampang
dan belum tentu Liu Hong-kut terjebak."
"Waktu itu dia main baik sekali sampai aku pun
dikelabui."
"Selama ini aku selalu merasa, kita harus mencari akal
untuk menyatakan terima kasih kepadanya."
"Cara apa yang tepat menurut pendapatmu?" tanya
Dian Susi. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nyo Hoan mengawasi selendang merah yang
melambai-lambai itu, katanya tersenyum: "Lebih baik kita
hadiahkan sebuah selendang merah saja."
Dian Susi tertawa riang, tawa yang manis. Hanya
perempuan yang hidup dan tinggal di dalam buaian cinta
dan bahagia, baru bisa menampilkan senyum mekar
semanis itu. Jauh di ujung tanggul dan di sekitarnya, muda-mudi
berpasang-pasangan,
bertamasya, berperahu, berdendang, bersuka ria riang gembira. Musim semi
memangnya menjadi milik mereka yang sedang dimabuk
asmara. Dan saat mana musim semi memang sedang
melanda Kanglam.
Mengawasi orang-orang itu, terbetik secercah harapan
dalam sanubari Dian Susi, dia harap nona-nona cantik itu
pun sesenang dan bahagia seperti dirinya, riang dan
gembira. Sekonyong-konyong, entah siapa yang
berteriak: "Gak Tayhiap juga tamasya di sini, itulah Gak
Hoan-san Gak Tayhiap yang menggetarkan dunia."
Berbondong-bondong
orang banyak berlari menyongsong ke arah sana, siapapun memang ingin
melihat dan berkenalan dengan Enghiong yang
kenamaan, pendekar besar yang tenar.
Nyo Hoan tiba-tiba tertawa, katanya: "Apa kau pun
ingin ke sana melihatnya?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Melihat siapa?" tanya Dian Susi mengedip mata.
"Gak Hoan-san, bukankah dia juga tokoh besar yang
terpandang dalam sanubarimu?"
"Tapi sekarang aku tidak ingin melihatnya lagi."
"Kenapa?"
Dian Susi angkat kepalanya memandangnya lekat-
lekat, sorot matanya nan lembut bening laksana
permukaan air danau yang tenang cemerlang, katanya
pelan-pelan: "Karena sekarang aku sudah menemukan
TOKOH BESAR yang tulen, yang sejati, di dalam
sanubariku, tiada tokoh besar yang lebih besar lagi
dibanding dia di kolong langit ini."
Nyo Hoan sengaja mengedip-ngedip mata juga,
tanyanya: "Siapakah TOKOH BESAR yang kau puja ini?"
Tiba-tiba Dian Susi cekikikan, lalu berbisik di pinggir
telinganya: "Yaitu kau, setan kepala besar seperti kau
ini." TAMAT Pendekar Pemetik Harpa 18 Pendekar Laknat Pendekar 3 Jaman Karya S D Liong Memanah Burung Rajawali 31
^