Pencarian

Kemelut Di Majapahit 17

Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo Bagian 17


929 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi dia belum melihat wajah orang itu karena wanita itu berdiri di dalam air membelakanginya Setelah puas menikmati keindahan bentuk tubuh dan kulit punggung dan leher yang kuning langsat dan halus itu, Sang Pangeran mendehem. Wanita itu terkejut,membalikkan tubuhnya dan.....
Sang Pangeran terpesona! Dia memandang dengan mata
terbelalak penuh kegum, menikmati kecantikan wajah itu dan keindahan dada yang tidak tertutup itu. Sejenak wanita itu seperti berubah menjadi patung, agaknya saking kagetnya melihat ada seorang laki-laki muda di tepi telaga, di dekat pakaiannya, lalu agaknya dia teringat dan cepat
membenamkan tubuhnya ke dalam air sampai sebatas
lehernya. Mukanya berubah merah sekali menambah
keayuannya. Sampai lama barulah Sang Pangeran mampu mengeluarkan suara yang agak gemetar, "Aihhh, siapakah Andika"
Bidadarikah" Perikah" Siapakah Andika, wanita cantik jelita,yang telah mendahului aku yang hendak mandi di telaga?"
Sepasang tangan dengan jari-jari yang meruncing
terpelihara muncul dari dalam air, lalu membuat sembah ke arah pangeran, dan terdengar suara yang halus lembut dan merdu, "Hamba mohon Paduka sudi mengampunkan hamba, Kanjeng Gusti Pangeran. Karena hamba tidak tahu bahwa http://kangzusi.com
Paduka hendak mandi di sini, maka hamba berani lancang turun mandi."
Sang Pangeran tersenyum bangga. "Ha-ha, Andika telah mengenal aku, manis?"
"Hamba adalah kawula Mojopahit, tentu saja mengenal Paduka Kanjeng Gusti Pangeran yang mulia." Wanita muda itu berhenti sebentar, mengerling dengan manis sekali, lalu berkata lagi, "Akan tetapi Paduka belum menyatakan bahwa Paduka mengampuni hamba......"
930 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali pangeran itu tersenyum. "Tidak, engkau harus dihukum!"
Wanita itu membelalakkan matanya yang lebar dan bagus, kelihatan takut. "Harap Paduka sudi mengampuni hamba.......
karena hamba tidak sengaja....."
"Engkau harus dihukum berat! Ha-ha, jangan takut,
sayang, engkau terlalu cantik untuk dihukum. Pula, apa salahnya engkau mandi di sini" Aku pun hendak mandi, apa salahnya kita mandi bersama?"
Setelah berkata demikian, Sang Pangeran tanpa malu-malu dan tanpa ragu-ragu lagi lalu menanggalkan pakaiannya di tepi telaga itu, menumpuk pakaiannya di dekat tumpukan pakaian wanita itu. Melihat ini, wanita muda itu memalingkan mukanya dan tidak berani memandang. Baru setelah
mendengar bunyi air ketika pangeran itu turun ke dalam telaga, dia menoleh dan berkata dengan suara memohon,
"Gusti harap...harap perkenankan hamba keluar dulu...."
"Eh, apa salahnya kita mandi bersama?"
"Jangan Gusti....... hamba.... hamba...."
"Kau kenapa?"
"Hamba malu...."
"Malu" Malu kepada siapa?"
http://kangzusi.com
"Hamba takut...."
Pangeran itu masih muda dan masih hijau, maka melihat sikap ini, dia makin tertarik dan dia sudah mendekat, lalu memegang lengan Lestari yang pura-pura meronta dan
menjauhkan diri, akan tetapi tidak cukup kuat sehingga lengannya masih terpegang oleh tangan pangeran itu.
"Bocah ayu, engkau malu dan takut kepada siapa"
Kepadaku?"
931 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lestari mengerling dengan manisnya lalu menundukkan mukanya, senyum malu-malu yang membuat wajahnya
menjadi semakin menarik. "Paduka..... Paduka adalah seorang Pangeran dan hamba..... hamba takut berdosa....."
Pangeran itu sudah menarik lengan Lestari dan dicobanya untuk merangkul leher itu. "Jangan malu-malu, jangan takut.
Aku adalah Pangeran Pati, aku berkuasa dan tidak akan ada orang yang berani menggangguku atau mengganggumu. Aku cinta padamu, manis. Siapakah namamu?"
"Hamba..... hamba Lestari...."
"Ah, namamu semanis wajahmu." Pangeran itu
mendekatkan mukanya dan mencium.
"Hamba..... hamba takut...." Lestari mengelak dan
miringkan mukanya, akan tetapi tidak cukup jauh sehingga membiarkan bibir pangeran itu menyentuh sedikit ujung bibirnya yang lembut dan basah. Dia sudah berpengalaman dan banyak menerima ajaran dari Resi Mahapati tentang permainan cinta. Dia tahu bahwa memberi sedikit-sedikit dengan sikap jinak-jinak merpati merupakan bahan bakar yang amat baik untuk makin mengobarkan api nafsu berahi.
Tentu saja kalau menolaknya sama sekali juga berbahaya, dapat memadamkan api yang mulai menyala itu. Kalau
memberinya terlalu murah dan mudah, akan menimbulkan kebosanan. Pengatahuan ini sekarang dipraktekannya atas diri http://kangzusi.com
pangeran yang masih hijau itu. Dan memang hasilnya baik sekali. Sang Pangeran yang hanya dapat menyentuh sedikit ujung bibir Lestari, menjadi bergairah.
"Jangan takut, cah ayu. Aku tidak akan membikin sudah padamu, aku cinta padamu,manis." pangeran itu membujuk lagi dan merangkul.
"Benarkah, Gusti" Benarkah Paduka cinta kepada hamba"
Kalau begitu jangan.... jangan di sini, Gusti. Hamba bukanlah wanita rendah dan murahan..... kalau memang Paduka cinta 932
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada hamba, hamba..... hamba bersedia melayani Paduka dengan segala senang hati. Hamba suka menyerahkan jiwa raga hamba kepada Paduka junjungan hamba, akan tetapi bawalah hamba ke istana Paduka, jangan di sini....." Lestari meronta halus.
Pangeran itu membelalakkan matanya, lalu tertawa. "Ha-ha-ha, aku senang sekali. Itulah yang amat baik." Dia lalu mencium dan kini Lestari menggunakan kepandaiannya
membalas ciuman itu sehingga Sang Pangeran makin tergila-gila.
"Marilah kita naik ke darat dan kita berangkat pulang ke....
kamarku...."
Pangeran itu menggandeng tangan Lestari dan meraka
keluar dari dalam air. Sang Pangeran makin kagum dan makin tergila-gila ketika dia melihat wanita itu mengenakan pakaian dengan gaya yang amat memikat, malu-malu akan tetapi juga menantang. Setelah mereka berdua berpakaian, Sang
Pangeran lalu memanggil dua orang pengawalnya dan
tergesa-gesa dia mengajak Lestari yang diboncengnya naik kuda pulang ke istananya. Dua orang pengawalnya itu, Ki Warak Jinggo dan Ki Sarpo Kencono, pura-pura tidak
mengenal Lestari, sungguhpun mereka berdua girang sekali bahwa siasat yang dilakukan oleh Lestari itu telah berhasil dengan amat baik.
http://kangzusi.com
Setelah berada di dalam kamar istana pangeran, Lestari mempergunakan seluruh kepandaiannya untuk menjatuhkan hati Sang Pangeran. Dia berhasil baik sekali karena pada keesokkan harinya, setelah semalam lamanya dipermainkan oleh Lestari, Sang Pangeran benar-benar telah terpikat sehingga dia menyatakan bahwa Lestari diangkat sebagai selirnya terbaru.
Akan tetapi, Lestari tiba-tiba menangis sehingga pangeran itu terkejut dan heran.
933 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dipeluknya wanita itu dan dihiburnya. "Ah, kenapa engkau menangis Lestari" Apakah engkau tidak senang menjadi selirku, setiap hari berdampingan dengan aku di dalam kamar ini?"
Lestari merangkul pinggang pangeran itu dan menangis di atas dada orang muda itu.
"Mohon Paduka sudi mengampuni hamba..... sebenarnya hamba....hamba adalah selir dari seorang resi...."
Sang Resi terkejut, akan tetapi mempererat rangkulannya.
"Eh?" Resi mana" Siapa dia?"
"Dia adalah Resi.... Resi Mahapati......"
Bukan main kagetnya Sang Pangeran mendengar nama ini.
Rangkulannya terlepas dan dia bergerak mundur di atas pembaringan itu, menatap wajah yang cantik itu.
Wajah itu agak pucat, air matanya membasahi pipi,
rambutnya masih kusut bekas belaiannya semalam. Tubuh itu demikian padat dan bagus bentuknya, dengan kulit yang halus dan putih kuning.
Jantung Sang Pangeran berdebar tegang. Selir Resi
Mahapati" Sejenak timbul kecurigaannya. "Lestari, benarkah engkau selir dari Paman Resi Mahapati?"
Wanita itu mengangguk dan menghapus air matanya
http://kangzusi.com
dengan ujung kain.
"Kalau begitu..... mengapa engkau tidak berada di istana Paman Resi, melainkan di dalam hutan itu, mandi di telaga"
Dan kenapa engkau tidak mengaku demikian sebelum kubawa ke sini?" Di dalam pertanyaan pangeran ini terkandung kecurigaan besar.
Lestari terisak, kelihatan bersedih sekali. "Paduka.... Paduka tidak tahu.... betapa hamba menderita batin yang hebat semenjak menjadi selir Sang Resi...."
934 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sang Pangeran mengerutkan alisnya. Ini merupakan berita baru baginya! "Eh, apa yang telah terjadi, Nimas" Apakah dia berlaku kejam kepadamu?"
Wanita itu mengeleng kepalanya, lalu menjawab sambil menunduk. "Baru beberapa bulan semenjak hamba diambil sebagai selir, dia..... dia... jatuh sakit...."
"Eh" Sepanjang pengetahuanku, Paman Resi tidak pernah sakit, melainkan sehat saja. Apa maksudmu?"
"Tubuhnya memang sehat dan tidak kelihatan sakit, Gusti, akan tetapi.... dia.... sakitnya itu....eh..." Lestari masih mengeluarkan air mata, akan tetapi bibirnya menahan senyum malu-malu dan dia menundukkan mukanya. Tentu saja Sang Pangeran menjadi makin tertarik dan heran. Dia lalu merangkul wanita yang telah membuatnya tergila-gila semalam itu dan mencium pipinya yang masih basah air mata.
"Lestari, jangan takut-takut, jangan malu-malu. Katakanlah segalanya kepadaku dan aku akan menolongmu sedapat
mungkin. Apa sebenarnya yang terjadi antara engkau dan Paman Resi?"
"Ampun, Gusti..... dia itu terkena penyakit dan..... dia tidak lagi dapat melakukan tugas sebagai seorang suami....
dia....eh, dia telah menjadi lemah....."
"Ahh......?" Sang Pangeran terbelalak, mulutnya ternganga, http://kangzusi.com
kemudian dia tertawa bergelak dan mencubiti paha dan pipi wanita itu, lalu merangkul menciumi sambil tertawa-tawa.
"Ha-ha-ha, sudah berapa lama semenjak itu sampai
sekarang?"
"Sudah bertahun-tahun, Gusti, maka dapat Paduka
bayangkan betapa saya merasa tersiksa dan menderita...."
"Ha-ha-ha! Kau bocah nakal! Pantas saja engkau begitu.....
begitu kehausan semalam!"
935 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, Pangeran....!" Lestari menyembunyikan mukanya
dengan sikap malu-malu.
"Kiranya begitukah" Dan.... mengapa pula engkau berada di dalam hutan itu?"
"Begini, Gusti. Hamba dalah seorang anak yang dahulu biasa hidup di dusun dan suka bermain-main di dalam hutan.
Hamba suka menyendiri dalam hutan dan mandi sepuasnya untuk menghibur hati hamba. Karena hutan itu hamba tahu tidak boleh dimasuki orang lain, maka hamba berani
memasukinya dan mandi seorang diri di dalam telaga."
"Tanpa pengawal dan pengiring?"
"Hamba sudah biasa ketika kecil bermain-main seorang diri di hutan."
"Dan Paman Resi boleh saja kau pergi sendirian, bahkan sampai semalam tidak pulang?"
"Ahhh..... semenjak dia.... sakit itu, dia tidak lagi memperdulikan hamba, Gusti. Agaknya kalau hamba pada suatu hari menggeletak mati di depan kakinya pun ia tidak akan tahu atau peduli. Hamba diberi kebebasan seluasnya, dan biarpun dia tidak pernah berlaku buruk terhadap hamba, namun hamba tidak diperdulikannya lagi. Oleh karena itu, hamba berani ikut dengan Paduka kemarin ke istana Paduka ini."
http://kangzusi.com
"Bagus, kalau begitu engkau tidak usah kembali ke sana.
Engkau tinggal di sini sebagai selirku yang tercinta!"
Lestari menggeleng kepalanya. "Hamba kira hal itu tidaklah baik, Gusti. Hamba tahu betapa baiknya hubungan antara Paduka dengan Kakangmas Resi, maka janganlah kiranya soal diri hamba yang tidak berharga ini akan menjadi pemisah atau penghalang hubunga baik itu."
"Akan tetapi katamu tadi, Paman Resi sudah tidak peduli lagi kepadamu."
936 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, akan tetapi sebetulnya dia mencintai hamba, Gusti.
Dan semua orang tahu bahwa hamba adalah selirnya yang dahulu amat dicintainya. Maka, apabila hamba pindah ke sini ikut dan mengabdi Paduka, tentu hal itu akan merupakan pukulan hebat bagi kehormatannya dan dapat mengganggu kesetiaannya kepada Paduka. Oleh karena itu, hamba mohon pertimbangan dan kebijaksaan Paduka agar hamba
diperkenankan pulang ke gedung Kakangmas Resi."
Pangeran itu mengerutkan alisnya. "Lestari, apakah kau tidak cinta kepadaku?"
Ditanya demikian, tiba-tiba Lestari menjatuhkan diri menelungkup dan menyembunyikan mukanya di atas
pangkuan pangeran itu sambil menangis. "Aduh
Pangeran......., tidak terasakah oleh Paduka betapa hamba telah menyerahkan seluruh jiwa raga hamba kepada Paduka semalam" Tidak terasakah oleh Paduka getaran cinta kasih hamba kepada Paduka" Hamba rela.... mati demi untuk Paduka yang hamba junjung tinggi, hamba puja-puja dan hamba cinta. Belum pernah hamba mencinta seorang pria seperti terhadap Paduka."
Pangeran itu tersenyum dan mengelus rambut halus di atas pangkuannya. "Kalau begitu, mengapa engkau memperdulikan benar bagaimana Paman Resi akan tersinggung kalau kau tinggal di sini?"
http://kangzusi.com
Lestari bangkit duduk kembali dengan muka basah. "Gusti, Paduka salah tampa!
Hamba sama sekali bukan memikirkan kepentingan Sang Resi, melainkan kepentingan Paduka sendiri! Sang Resi adalah pembantu dan orang kepercayaan Paduka, kalau sampai terjadi rasa tidak enak, maka Padukalah yang menderita rugi.
Andaikata dia bukan orang kepercayaan Paduka yang setia, ah, tentu saja hamba tidak sudi kembali ke sana, lebih baik mati hidup di sini bersama Paduka!"
937 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pangeran itu lalu mencium bibir yang pandai mengeluarkan kata-kata dengan lancar dan menyenangkan itu. "Akan tetapi, cah ayu, kalau engkau kembali ke sana..... apakah kau tega membiarkan aku merindukanmu setiap hari?"
Lestari menggunakan ujung jari-jari tangannya mengusap dagu pangeran itu. "Sudah hamba katakan tadi bahwa Sang Resi tidak lagi memperdulikan hamba, maka dia tentu tidak akan marah mendengar hamba.... eh, di sini bersama Paduka.
Maka,biarpun hamba masih tinggal di sana, setiap waktu Paduka..... eh, rindu kepada hamba, apa sukarnya" Paduka tinggal menyuruh pengawal Paduka menjemput hamba,dan hamba akan datang berlarilari memenuhi panggilan Paduka dengan hati penuh kerinduan!"
"Benarkah begitu" Paman Resi tidak akan berkeberatan?"
"Hamba tanggung, Gusti. Dia memang sudah tidak
membutuhkan hamba lagi, dan kiranya dia akan merasa senang sekali kalau hamba melayani Paduka yang juga menjadi junjungannya. Percayalah kepada hamba."
Sang Pangeran merasa girang sekali dan dia lalu menyuruh Ki Warak Jinggo untuk mengawal Lestari pulang ke gedung Resi Mahapati, mempergunakan keretanya sendiri Sama sekali Sang Pangeran tidak tahu betapa setibanya di rumah, Resi Mahapati memuji-muji kepandaian Lestari dan dia menuntut agar Lestari menceritakan semua pengalaman selirnya itu http://kangzusi.com
ketika melayani Sang Pangeran!
Lestari adalah seorang wanita yang cerdik sekali. Dia bukan hanya berhasil menundukkan hati pangeran, bahkan dengan siasatnya jinak-jinak merpati dia telah benar-benar membuat hati Sang Pangeran tergila-gila. Dia tahu bahwa kalau mau tinggal di istana, lebih banyak lagi harapannya untuk mempermainkan pangeran dan mencari kedudukan yang lebih baik. Akan tetapi dia tahu bahwa Sang Pangeran masih amat muda, dan kalau dia berada di situ, berarti dia terlalu banyak memberi kesempatan kepada Sang Pangeran untuk bercinta 938
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengannya. Hal ini terdapat bahayanya, yaitu bahaya kebosanan. Sebaliknya, kalau dia tetap tinggal di gedung Resi Mahapati, berarti bahwa tidaklah semudah itu Sang Pangeran memuaskan hasrat hatinya sehingga Sang Pangeran akan selalu kehausan. Makanan yang diberi sedikit-sedikit akan selalu terasa enak dan lezat, akan tetapi kalau diberikan terlalu banyak dapat membosankan, demikian pendapat Lestari. Selain itu, dia juga belum mau kehilangan pengaruh dan kekuasaan Sang Resi yang dapat diboncengnya.
Kini, ketika Sang Resi menuntut kepadanya agar dia
menceritakan semua pengalamannya ketika dia melayani Sang Pangeran, Lestari bersungut-sungut dan merangkul leher resi tua yang masih kuat itu. "Aahhh, kalau tidak demi Paduka, mana saya sudi melakukannya?" Dan dia pun menangis!
Memang Lestari berbakat sekali untuk bermain sandiwara. Air matanya dapat dipanggilnya secara tiba-tiba.
"Hushhh, kenapa menangis" Aku tahu bahwa engkau telah melakukan semua itu demi untukku, manis, dan aku berterima kasih sekali. Sudah, jangan menangis dan ceritakan
bagaimana engkau melayani dia."
"Ahh, kalau tidak ingat betapa saya dapat tugas
melaksanakan perintah Paduka, tentu saya sudah menangis karena merasa tersiksa sekali di depan beliau, Kakangmas."
"Ehh" Kenapakah" Apakah dia berlaku kasar" Apakah dia http://kangzusi.com
kejam terhadapmu?"
-o0o)dkz(o0o- Jilid 65 "Sama sekali tidak! Sebaliknya malah. Kalau dia kasar, setidaknya saya tidak akan begitu menderita. Akan tetapi, sangat lemah. Beliau seorang pemuda yang masih hijau dan 939
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ingusan dibandingkan dengan Paduka yang kuat dan
berpengalaman. Ah, saya kecewa sekali....."
Tentu saja hati Sang Resi menjadi bangga dan senang.
Demikianlah, dengan pandainya Lestari dapat mengambil hati kedua pihak. Di depan pangeran, dia mengatakan bahwa Resi Mahapati adalah seorang kakek yang sudah mati
gairahnya,sebaliknya di depan Sang Resi dia mengatakan bahwa Sang Pangeran adalah seorang pemuda hijau yang masih ingusan dan mengecewakan! Di depan Sang Resi dia memmuji kakek ini, di depan Sang angeran di memuji-muji pemuda itu. Dan itulah kelemahan setiap orang pria! Kalau seorang pria sudah dipuji-puji oleh wanita kekasihnya bahwa dia adalah seorang yang kuat dan memuaskan, kepala pria itu menjadi sebesar gentong kosong dan apa pun yang
dikehendaki oleh kekasihnya itu pasti akan ditaati! Hanya wanita bodoh sajalah yang mencela "kejantanan" kekasihnya atau suaminya! Kalau setiap orang wanita mengidamkan pujian kecantikannya dan "awet mudanya", maka sebaliknya setiap orang pria mengidamkan pujian tentang
"kejantanannya"
Mulailah Lestari menanam bibit kekuasaannya melalui diri Sang Pangeran, makin mendekati tujuannya yang terakhir, yaitu kekuasaan di kerajaan Mojopahit!
Pada keesokan harinya, Sang Pangeran yang sudah tergila-http://kangzusi.com
gila kepada Lestari itu sengaja mengunjungi Resi Mahapati untuk melihat keadaan. Begitu bertemu, Sang Resi
menyambutnya dengan penuh kegembiraan dan kehormatan sehingga legalah hati Sang Pangeran. Dan ketiak mereka berdua saja tanpa ada orang lain, Sang Resi berkata lirih,
"Hamba girang sekali mendengar laporan Lestari bahwa Paduka telah berjumpa dengan dia dan bahwa Paduka
berkenan memberi kehormatan kepadanya untuk menghibur hati Paduka."
940 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Betapa pun halusnya ucapan itu, wajah Sang Pangeran menjadi merah juga. Akan tetapi hatinya girang mendengar ucapa yang sama sekali tidak mengandung kemarahan itu, maka dia menjawab, "Sesungguhnyalah, hati saya yang amat tertarik oleh Lestari, Paman. Saya akan merasa berterima kasih sekali kalau Paman suka merelakan dia untuk kadang-kadang ke istana saya untuk....eh, melayani saya....."
Sang Resi membungkuk-bungkuk sambil tersenyum dan
mengelus jenggotnya. "Tentu......,tentu sekali, dengan segala kerendahan dan kerelaan hati, Gusti. Sebetulnya....... hem, Lestari itu adalah sudah seperti...... anak hamba sendiri.
Kapan saja Paduka membutuhkan, dia boleh pergi menghadap Paduka dan hamba akan merasa terhormat sekali."
Tentu saja Sang Pangeran merasa girang dan menganggap bahwa resi itu benar-benar amat setia kepadanya! Dan memang inilah yang dikehendaki oleh resi itu. Dia harus dapat memikat hati pangeran pati, calon raja ini, karena hanya melalui pangeran inilah jalan satu-satunya baginya untuk mencapai kedudukan tertinggi!
*d-w* Sang Prabu Kertarajasa Jayawardana jatuh sakit! Memang beberapa tahun ini kesehatan Sang Prabu terus-menerus http://kangzusi.com
terganggu dan keadaannya lemah sekali.
Semenjak pemberontakan yang dilakukan oleh Adipati
Ronggo Lawe, maka Sang Prabu terus-menerus mengalami tekanan batin secara bertubi-tubi dalam beberapa tahun ini.
Mula-mula pemberontakan Ronggo Lawe, disusul matinya Ronggo Lawe dan Kebo Anabrang, lalu dilanjutkan dengan pemberontakan Lembu Sora, Juru Demung, Gajah Biru dan banyak para senopatinya dahulu terkenal gagah dan setia. Hal ini membuat hati Sang Prabu menjadi tertekan dan prihatin.
Semua itu ditambah lagi dengan kenyataan betapa dalam 941
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keluarganya sendiri terjadi perpecahan yang biarpun dilakukan secara diam-diam namun makin menghebat saja. Perpecahan antara para isterinya dan kedua pihak tentu saja menarik para pengikut masing-masing sehingga diam-diam terjadi pula perpecahan antara ponggawa dan senopati. Hal ini membuat Sang Prabu merasa prihatin sekali kesehatannya makin lama makin mundur.
Setelah Sang Prabu jatuh sakit, kemelut di Mojopahit makin terasa. Kini persaingan dan permusuhan itu behkan mulai nampak secara terang-terangan. Kadang-kadang terjadi bentrok secara tebuka antara pengikut golongan Sri
Indreswari, yaitu Dyah Dara Petak ibu Pangeran Pati Kolo Gemet di satu fihak dan pengikut golongan para isteri Sang Prabu dari keturunan Sang Prabu Kertanegara di lain Fihak.
Bahkan kedua fihak sudah menyebar mata-mata untuk
saling menyelidiki kelemahan dan kalau mungkin kesalahan masing-masing.
Sementara itu, Sang Pangeran sendiri makin dalam
tenggelam ke dalam pelukan dan rayuan Lestari yang telah menjadi kekasihnya hampir satu tahun lamanya. Wanita itu pandai sekali merayu, "jual mahal" sehingga ada kalanya sampai beberapa minggu dia tidak melayani panggilan Sang Pangeran dengan bermacam-macam alasan sakit dan
sebagainya, padahal semua itu dilakukan dengan sengaja http://kangzusi.com
untuk membuat Sang Pangeran menjadi semakin terbakar!
Bau yang busuk sukar sekali untuk ditutup-tutupi, seperti juga keharuman tentu akan semerbak sampai jauh. Perbuatan buruk mau pun baik, lambat laun tentu akan ketahuan orang juga, betapapun hendak ditutup-tutupi oleh yang
melakukannya. Demikian pula hubungan antara pangeran dan selir Resi Mahapati, lambat laun diketahui orang dan bukan merupakan rahasia lagi. Berita itu terdengar sampai di telinga Sri 942
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Indreswari, ibu dari Pangeran pati itu. Segera Sang Ibu memanggil puteranya dan memberinya nasihat.
"Puteraku, ingatlah akan kedudukanmu sebagai seorang Pangeran Mahkota, sebagai calon raja! Mengapa engkau menyeret nama baikmu serendah itu" Kalau engkau ingin dihibur seorang atau lebih banyak lagi wanita, apa sukarnya bagimu untuk mencari wanita-wanita yang muda lagi cantik jelita" Mengapa harus selir Sang Resi yang kaupilih" Sang Resi Mahapati adalah seorang di antara mereka yang setia kepada kita!"
Pangeran itu mengerutkan alisnya. Bagaikan seorang
panghisap madat, dia sudah kecanduan terhadap rayuan maut Lestari sehingga tak mungkin dia dilepaskan dari kesenangan itu. "Akan tetapi, Kanjeng Ibu. Paman Resi sendiri sudah merelakan Lestari kepada saya."
Betapapun sangat Sang Puteri membujuk puteranya,
namun sia-sia belaka. Maka setelah mereka sampai
berbantahan, akhirnya Sang Puteri berkata, "Puteraku, engkau bukan anak-anak lagi, tentu sudah dapat berpikir sampai matang akan semua persoalan dan dapat mawas diri, dapat mengerti keadaan yang gawat dalam di kerajaan kita.
Tidakkah engkau tahu betapa fihak sana sedang mati-matian berusaha untuk mencari-cari kesalahanmu" Bukankah kita harus menjaga agar kedudukanmu jangan sampai
http://kangzusi.com
terguncang"?"
"Ah, Ibu mengapa terlalu mengkhawatirkan yang bukan-bukan" Kanjeng Rama Prabu sudah mengangkat saya menjadi Pangeran Pati. Sudah jelas diterima oleh semua menteri dan ponggawa bahwa saya yang kelak akan menggantikan beliau.
Selain itu, juga Kolonadah telah berada di tangan kita, maka apalagi yang perlu kita khawatirkan?"
Ibunya menarik napas panjang. "Itulah, puteraku yang selalu mendatangkan was-was di dalam hati Ibumu ini. Baru saja yang mendengar pelaporan seorang petugas yang kuutus 943
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyelidiki ke Lumajang sebelum Sang Resi Mahapati
menyerahkan keris pusaka Kolonadah kepada kita, dan tahukah engkau apa yang dilakukannya?"
Pangeran itu memandang ibunya dengan mata penuh
pertanyaan. "Laporan apakah mengenai keris pusaka ini, Kanjeng Ibu?" Tangan kiri pangeran itu meraba keris di pinggangnya.
"Bahwa keris pusaka Kolonadah masih dicari-cari oleh kadipaten Lumajang, bahwa mungkin saja keris yang
didapatkan oleh Resi Mahapati itu adalah keris pusaka yang palsu."
"Palsu....?" Sang Pangeran mencabut kerisnya dan
mengamatinya dengan penuh perhatian.
"Kemungkinan besar begitu, dan engkau harus
menanyakan hal ini sebenar-benarnya kepada Sang Resi.
Kalau benar demikian, kita harus berusaha mendapatkan yang asli, agar jangan sampai terjatuh ke tangan orang Lumajang.
Nah, kaulihat, betapa banyak dan pentingnya persoalan yang kita hadapi dan sekarang Kanjeng Ramamu sedang menderita sakit agak parah, bagaimana engkau hanya bersenang-senang dengan selir orang saja dan menjadi buah tertawaan para kawula?"
Dengar mengacung keris pusaka Kolonadah yang selama ini http://kangzusi.com
dianggapnya asli itu, Sang Pangeran berkata menantang,
"Siapa berani menertawakan saya dan Lestari" Akan dihirup darahnya oleh Kolonadah!"
"Pangeran!!"
"Maaf, Kanjeng Ibu. Tentang keris ini, saya tidak percaya bahwa ini adalah pusaka yang palsu. Pusaka ini amat mapuh dan mempunyi wibawa yang kuat sehingga tidak ada
sebuahpun pusaka lain di kerajaan yang mampu menandingi getarannya yang amat kuat. Dan andaikata benar bahwa ada lagi yang aslinya, sebelum yang asli didapatkan orang, inilah 944
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang asli, Ibu! Betapapun juga, sewaktu-waktu saya akan menanyakannya kepada Paman Resi."
Demikianlah, dengan hati berduka Dyah Dara Petak atau Sri Indreswari, isteri Sang Prabu yang berasal dari tanah Melayu ini segera menghubungi dua orang pengawal
pribadinya. Dia mengambil keputusan bahwa selir resi itu, yang mempermainkan puteranya dan membuat puteranya
tergila-gila, harus dilenyapkan dari permukaan bumi ini!
Puteranya terlalu penting untuk merendahkan diri sedemikian rupa bersama seorang wanita yang menjadi selir Resi Mahapati itu!
Jalan satu-satunya hanyalah melenyapkan wanita itu! Akan tetapi dia tidak mau pula menghadapi resiko bahwa perbuatan itu akan membuat puteranya merasa sakit hati, atau membuat Resi Mahapati tidak senang hatinya. Oleh karena itu, dia memesan kepada dua orang pengawal pribadinya itu, yang amat setia dan yang mengawalnya semenjak dia dahulu dibawa dari tanah Malayu oleh senopati Kebo Anabrang ke Mojopahit, agar pelaksanaan itu diserahkan kepada
segerombolan orang yang biasa bekerja sebagai penjahat-penjahat di laur kota raja. Dengan demikian maka tidak akan ada yang menyangka bahwa dialah yang bersembunyi di balik layar usaha pembunuhan itu.
Tentu saja dua orang pengawal ini melakukan tugas yang http://kangzusi.com
diperintahkan itu sebaik-baiknya.
Mereka telah menyebar mata-mata untuk menyelidiki Sang Pangeran dan Lestari sehingga mereka dapat mengetahui semua setiap panggilan yang dilakukan oleh Sang Pangeran, dan bagaimana caranya wanita itu datang memenuhi
panggilan. Segala persiapan untuk melaksanakan tugas itu telah diatur sebaik-baiknya dan dua belas orang jagoan yang biasanya berkeliaran di dalam hutan-hutan di sebelah barat tapal batas Mojopahit, orang-orang kasar yang tidak tahu menahu tentang 945
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

urusan kerajaan, hanya melakukan apa saja kalau diberi hadiah besar, telah siap untuk melakukan penghadangan dan pembunuhan atas diri Lestari.
"Ha-ha-ha! Untuk membunuh seorang perempuan muda
dibutuhkan tenaga kami dua belas orang?" Suro Bargolo berkata sambil tertawa bergelak ketika mendengar permintaan seorang utusan dua pengawal Sri Indreswari. Utusan ini tentu saja sama sekali tidak tahu akan urusannya, hanya menerima perintah saja dari atasannya dan dalam jaman sekalut itu, perintah membunuh orang, siapa saja, tidak menimbulkan keheranan dan harus dilaksanakan tanpa banyak bertanya!
Suro bargolo adalah seorang warak yang memiliki
kepandaian dan kekuatan luar biasa, disegani oleh semua orang. Dia bersama sebelas orang anak buahnya, merupakan dua belas orang yang dianggap sebagai raja-raja dalam hutan-hutan itu.
Baru melihat bentuk tubuh dan wajah saja, orang sudah merasa gentar terhadap warok ini. Suro Bargolo berusia empat puluhan tahun, pakaiannya sederhana, serba hitam, dengan celana sebatas betis, baju sederhana dan ikat pinggang yang amat besar dari lawe merah. Di pinggangnya selalu terselip sebatang golok yang amat tajam mengkilap. Tubuhnya tinggi besar seperti raksasa, otot-ototnya menonjol di lengan, leher dan dadanya terbuka, dada yang dihias bulu lebat. Mukanya http://kangzusi.com
berkulit hitam kasar, matanya lebar dan mulutnya selalu menyeringai lebar dan sikapnya memandang rendah kepada siapapun juga!
"Suro Bargolo," kata utusan itu yang sudah mengenal kepala jagoan ini, "Pekerjaan itu tidaklah semudah yang kau kira. Perempuan muda yang harus dibunuh itu, pada besok pagi-pagi akan lewat dalam kereta di jalan raya dalam kota raja. Dan jangan kira bahwa dia tidak akan dikawal! Sedikitnya tentu ada seorang atau du orang pengawal yang
berkepandaian tinggi. Nah, apakah kau sanggup?"
946 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-ha-ha, sanggup atau tidak tergantung dari imbalan pekerjaan itu!"
Tanpa banyak cakap, utusan itu membuka sebuah buntalan yang terisi emas dan perak berkilauan! Sepasang mata Suro bargolo terbelalak dan teman-temannya juga mengilar ketika melihat harta sebanyak itu. Mereka akan dapat minum arak, makan segala yang mahal-mahal, dan bermain perempuan sepuas-puasnya sampai beberapa hari lamanya kalau harta itu dibagi-bagi untuk mereka!
"Ha, kalau begitu boleh!" kata Suro Bargolo sambil
mengulur tangan meraih ke arah buntalan itu. Utusan itu memegang tangannya dan berkata dengan suara tegas.
"Suro Bargolo, engkau sudah mengenal siapa aku! Aku mewakili pengawal-pengawal dari kerajaan! Maka kalau sampai engkau dan teman-temanmu melanggar janji dan tidak sampai berhasil, tentu tempat ini akan diobrak-abrik oleh pasukan-pasukan kerajaan dan mereka tidak akan berhenti sebelum dapat menggantung kalian dua belas orang sampai mampus!"
"Ha-ha-ha! Kapankah Suro Bargolo melanggar janji" Pasti beres! Sekarang ceritakan semua penjelasannya."
Utusan itu lalu menceritakan semua, betapa wanita yang akan dijadikan korban itu pada saat tertentu akan melalui http://kangzusi.com
jalan ini, kemudian melalui jalan itu menuju ke arah istana pangeran. "Nah, di tempat yang sunyi di sini, kalian dapat turun tangan," akhirnya dia berkata.
Suro Bargolo memeluk buntalan emas dan perak itu,
didekapnya di dadanya yang lebar. "Baik, cukup jelas. Jangan khawatir, semua akan beres. Akan tetapi sebuah pertanyaan lagi."
"Tanyalah!"
947 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Perempuan muda itu.... heh-heh, bolehkah kalau sebelum kubunuh, kubawa dulu ke dalam hutan" Ha-ha, tahu sendiri kawan, dia merupakan hadiah tambahan bagi kita yang kesepian!"
"Ha-ha-ha!"
Semua anak buah Suro Bargolo tertawa-tawa dan saling siku. Utusan itu mengerutkan alisnya dan bangkit berdiri berkata tak acuh, "Sesuka kamulah, pokoknya, wanita itu harus mati, kalau sampai gagal, tahu sendiri!" Dia lalu pergi meninggalkan dua belas orang kasar itu sambil meludah.
Memang pada hari itu Lestari menerima panggilan Sang Pangeran dan mereka sudah berjanji bahwa besok pagi-pagi sekali Lestari akan naik kereta menuju ke istana pangeran seperti biasa. Karena kini mulai terdengar desas-desus tentang hubungan mereka, maka semalam Lestari sudah berunding dengan Resi Mahapati bahwa dia akan minta "ditarik" ke dalam istana pangeran. Waktu bagi Sang Pangeran untuk naik tahta sudah semakin dekat, dan dia harus sudah "siap-siap" di samping pangeran itu kalau Sang Pangeran naik tahta menjadi raja sehingga dia akan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk mempengaruhi Sang Pangeran agar memberi
kedudukan setinggi-tingginya kepada Sang Resi.
Pagi-pagi sekali, Lestari sudah berdandan sebaik-baiknya, berkemas sehingga rambutnya yang hitam halus dan panjang http://kangzusi.com
itu mengkilap karena bersihnya, berbau harum karena sari bunga, dan dia mandi mandi air mawar sehingga kulitnya menjadi makin halus dan berbau harum pula. Melihat ini, Resi Mahapati hampir saja tidak kuat bertahan dan dia sudah memeluk selirnya dan membelainya. Lestari cemberut dan menolak tubuh resi itu sambil berkata, "Ingat, saya akan berangkat menemui pangeran, apakah Paduka ingin agar saya mengecewakan Beliau" Kelak masih banyak waktu bagi kita untuk bersenang-senang, Kakangmas Resi."
948 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Resi Mahapati sadar dan dia menjauh. "Sudah banyak
orang membicarakan hubunganmu dengan Sang Pangeran,"
katanya sambil memandang jauh ke luar jendela kamar itu.
"Bahkan sudah ada yang secara halus menyindir-nyindir aku. Maka memang sebaiknya kalau engkau tinggal di sana.
Dan pagi ini lebih baik tirai keretamu kaututup saja, tidak perlu kelihatan ada pengawal. Kusirnya saja biar diganti oleh seorang pengawal yang dapat dipercaya, untuk menjaga keselamatanmu."
"Baiklah, Kakangmas, terserah kepada Paduka. Lagi pula, di kota raja ini, siapa sih yang akan mengganggu saya" Mereka mengenal saya sebagai selir Paduka, hal itu saja sudah membuat orang merasa gentar untuk mengganggu saya
apalagi kalau diketahui bahwa saya....." Lestari tidak melanjutkan.
Resi Mahapati mengangguk-angguk. "Semua orang tahu
engkau kekasih Gusti Pangeran, siapa berani mengganggumu"
Kau benar, biarlah Darumuko saja yang menggantikan kusir kereta dan mengawalmu!"
Darumuko segera dipanggil menghadap. Perwira setia yang sejak dahulu membantu Resi Mahapati ini merasa girang ketika ditugaskan untuk menggantikan kusir kereta dan mengantarkan Lestari ke istana pangeran. Dari para kusir dia memperoleh keterangan bahwa setiap kali kusir mengantar http://kangzusi.com
Lestari ke istana pangeran, tentu mereka dan para pengawal memperoleh hadiah yang cukup banyak dari Sang Pangeran.
Dan kini, dia harus mengantar, menjadi kusir sekaligus menjadi pengawal. Dia sudah membayangkan betapa
banyaknya hadiah yang akan diterimanya. Semua hadiah akan diborongnya! Bibirnya yang tebal sudah menjilat-jilat lidahnya sendiri, matanya yang liar makin kocak dan mukanya yang bulat itu berseri-seri.
Setelah kereta disiapkan di depan gedung, Lestari
memasuki kereta dan berangkatlah kereta itu, ditarik oleh dua 949
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ekor kuda, diikuti pandang mata Resi Mahapati yang
mengepal-ngepal tinjunya. Pengorbanan yang dilakukannya amat besar.
Dia merelakan selirnya yang amat dicintainya itu menjadi permainan Sang Pangeran.
Kadang-kadang dia merasa cemburu dan panas hatinya, akan tetapi semua ini dapat ditekan dengan bayangan kedudukan tinggi yang akan diperolehnya sebagai hasil pengorbanan selirnya itu. Diam-diam dia merasa "kasihan"
kepada Lestari yang harus "menderita" dalam pelukan pangeran yang masih ingusan itu!
Memenuhi pesan Resi Mahapati, Darumuko menjalankan
kereta itu lambat-lambat saja agar tidak menarik perhatian orang, dan tirai di jendela dan pintu kereta ditutup rapat-rapat agar Lestari tidak nampak dari luar. Ketika kereta meluncur melalui jalan sunyi di sebuah tikungan, dari depan nampak sepasukan perajurit yang bertubuh tinggi besar dan
berpakaian seragam. Seorang di antara mereka mengangkat tangan ke atas memberi tanda kepada Darumuko agar kereta dihentikan.
"Siapa kalian" Ada apa?" Darumuko menegur sambil
menahan kendali kudanya.
Orang tinggi besar yang memimpin pasukan perajurit itu http://kangzusi.com
tidak menjawab, melainkan dengan sigapnya meloncat dan telah duduk di sebelah Darumuko, di atas bangku depan.
"Kami adalah pasukan pengawal Gusti Pangeran, diutus untuk menjemput. Gusti Pangeran menanti di luar kota."
Tanpa menanti jawaban lagi, laki-laki tinggi besar bermuka hitam yang bukan lain adalah Suro Bargolo ini merampas kendali dan mecambuk kuda, membelokkan kereta ke kiri, diikuti oleh sebelas orang anak buahnya yang mengiringkan kereta dengan naik kuda. Tentu saja semua ini sudah diatur 950
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleh utusan Sri Indreswari yang menyediakan kuda dan pakaian pengawal untuk mereka.
Darumuko merasa bingung, akan tetapi menghadapi para pengawal pangeran, tentu saja dia tidak berani banyak membantah, sungguhpun diam-diam dia merasa penasaran mengapa pengawal-pengawal pangeran bersikap begini kasar-kasar terhadapnya. Akan tetapi segera dia teringat bahwa pada saat itu dia bertugas sebagai kusir, maka tentu saja kerbau-kerbau ini menganggap dia sebagai kusir biasa, bukan seorang perwira pengawal jagoan dan kepercayan Resi Mahapati!
Para penjaga pintu gerbang barat juga tidak mengganggu ketika mereka melihat pasukan yang berpakaian sebagai pengawal-pengawal pangeran itu melarikan kereta bersama Darumuko yang dikenalnya. Kereta dilarikan kencang dan ketika kereta memasuki sebuah hutan, dari dalam kereta terdengar bentakan Lestari, "Heii, bagaimana ini" Ke mana kereta ini dibawa?"
Darumuko juga menoleh ke kiri dengan pandang mata
penuh pertanyaan. "Apakah artinya ini" Di mana Kanjeng Gusti Pangeran?"
Mendengar pertanyaan Darumuko ini, Lestari menjadi
makin terkejut. Dibukanya tirai jendela dan melihat bahwa mereka telah berada di dalam hutan, ia berseru, "Eh, aku http://kangzusi.com
dibawa ke mana?"
"Ha-ha-ha, mungkin ke sorga, mungkin juga ke neraka, manis!" kata Suro Bargolo sambil tertawa bergelak dan meloncat turun dari atas bangku depan kereta setelah kereta itu dihentikan. Juga sebelas orang temannya sudah meloncat turun dari atas kuda masing-masing sambil tertawa-tawa.
Darumuko terkejut bukan main. Cepat dia bangkit berdiri dan membentak dengan suara nyaring, "Kalian bukan pasukan Kanjeng Gusti Pangeran!"
951 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-ha-ha,baru sekarang kau mengetahuinya" Terlambat, kawan, terlambat!" Suro Bargolo tertawa sambil memelintir kumis yang tebal.
"Heiii, kalian jangan main-main! Apakah kalian tidak tahu siapa aku?" Darumuko membentak pula dengan marah,
matanya yang lebar itu melotot.
"Ha-ha-ha, engkau kusir berbau tahi kuda!" Jawab seorang anak buah Suro Bargolo sehingga kembali mereka tertawa-tawa geli, menudingkan telunjuknya ke arah mua Darumuko yang memang kelihatan lucu pada saat itu. Darumuko merasa heran, kaget,khawatir dan marah menjadi satu.
"Hu-hu-huh, lihat, bibirnya sudah berubah menjadi bibir kuda!"
"Matanya seperti mata monyet ketakutan!"
"Eh, lihat lututnya sudah menggigil!"
Ejekan-ejekan ini membikin Darumuko menjadi marah.
Dengan sigap dia meloncat turun dari atas kereta dan berdiri dengan kedua kaki terpentang lebar, lalu menggunakan tangannya untuk menumbuk-numbuk dadanya sendiri.
"Buk-buk-buk! Kalian tidak tahu siapa aku, ya" Akulah Darumuko, jagoan tanpa tanding, pengawal kepercayaan Sang Resi Mahapati! Kalian tidak tahu sudah beberapa ratus orang http://kangzusi.com
yang telah roboh menjadi korban pukulan dan keris pusakaku"
Hayo cepat kalian berlutut minta ampun sebelum aku
menghancurkan kepala kalian semua!"
Akan tetapi orang-orang itu hanya tertawa-tawa, agaknya sikap dan lagak Darumuko itu nampak amat lucu bagi mereka, seolah-olah mereka melihat seorang pelawak sedang beraksi di atas panggung.
"Eh, kalian masih nekat" Tahukah, kalian siapa Sang Resi Mahapati" Beliau adalah tangan kanan Sang Pangeran, dia adalah kepercayaan Sang Prabu!"
952 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini Suro Bargolo tertawa bergelak dan melangkah maju menghadapi perwira itu. "Ha-ha-ha, tidak perlu engkau menggunakan nama Sang Prabu atau Sang Pangeran, juga Sang Resi Mahapati untuk menakut-nakuti kami, kerbau dungu! Aku Suro Bargolo tidak takut kepada siapapun juga!"
Darumuko dalah seorang yang biasa bertindak keras, biasa ditakuti orang lain, biasa ditaati perintahnya oleh orang-orang bawahannya, maka dia menjadi makin marah. "Babo-babo, keparat! Kau sudah bosan hidup kiranya!" bentaknya dan dengan kemarahan meluap dia lalu menerjang maju,
menghantam ke arah dada yang telanjang, bidang dan di tumbuhi rambut itu dengan sekuat tenaganya. Darumuko adalah seorang perwira yang sudah banyak mengalami
pertempuran, dan sedikitnya di telah memiliki kepandaian yang lumayan dan tenaga yang terlatih. Maka dalam
hantamannya terkandung kekuatan yang cukup berbahaya dan dia sudah memastikan bahwa seperti biasa, pukulannya tentu akan meremukkan tulang-tulang iga orang yang
dihantamnya. Akan tetapi, sambil menyeringai, Suro Bargolo sama sekali tidak mengelak dan menerima pukulan itu dengan dada dibusungkan.
"Bukkk....!" Hantaman itu dengan kerasnya melanda dada Suro Bargolo dan akibatnya keduanya terkejut setengah mati.
Suro Bargolo yang tadinya mengira bahwa Darumuko
http://kangzusi.com
hanyalah seorang kusir biasa saja, terkejut ketika merasa betapa pukulan itu cukup antep dan membuat dia sampai terhuyung ke belakang. Di lain pihak, Darumuko yang sudah merasa yakin akan meremukkan tulang dada orang tinggi besar itu, menyeringai ketika pukulan itu membuat tangannya terasa panas dan sakit-sakit karena dada orang itu amat keras seperti baja!
"Uhhh........keparat!" Suro Bargolo memaki.
"Hemm, aku agaknya kuat juga, ya" Nah, makanlah
pusakaku ini!" Darumuko sudah melolos kerisnya, akan tetapi 953
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suro Bargolo juga sudah mencabut golok yang terselip di pinggangnya. Ketika Darumuko menerjang ke depan, Suro Bargolo juga menubruk dan mengayun goloknya.
"Cring...... tranggg....!!" Bunga api berpijar dan keduanya meloncat ke belakang untuk memeriksa senjata masing-masing yang tergetar hebat oleh pertemuan tadi. Ternyata senjata mereka tidak rusak dan keduanya lalu saling menyerang lagi. Terjadilah pertandingan yang amat seru, dan mulailah Darumuko merasa gelisah. Kiranya lawannya ini amat tangguh. Baru seorang ini saja sudah sukar dikalahkan, apalagi kalau lainnya maju. Akan tetapi, para anak buah Suro Bargolo tidak ada yang maju. Kalau tidak ada aba-aba dari pemimpin mereka,mereka tidak berani maju dan kini mereka hanya menonton sambil tertawa-tawa.
"Mampuslah!" Darumuko berteriak dan tubuhnya sudah
meloncat ke depan, didahului kerisnya yang menyerang dengan dahsyat. Sesungguhnya demikian dahsyat dan
gerakan- nya cukup cepat sehingga mengejutkan Suro
Bargolo. Kepala gerombolan penyamun ini terkejut, menangkis dengan goloknya, akan tetapi terjangan hebat itu membuat dia terjengkang dan roboh. Kesmpatan ini dipergunakan oleh Darumuko untuk menubruk ke depan dengan keris ditusukkan.
"Wuuuuttt.... desss..... aughhh....!!" Tubuh Darumuko terpelanting, kerisnya mencelat dan dia roboh dengan kepala http://kangzusi.com
pecah kena disambar senjata kolor {ikat pinggang} dari lawe yang merupakan senjata ampuh dari Suro Bargolo itu. Ketika tadi dia terjengkang dan melihat lawan menubruknya, Suro Bargolo sudah memutar kolornya dan memapaki tubuh lawan dengan sabetan kolor yang tepat mengenai kepala lawan dan memecahkan kepala itu. Darumuko roboh dan tewas seketika.
"Ha-ha-ha, anjing macam ini berani melawan Suro
Bargolo!" Kepala gerombolan itu menyombong dan
menyimpan goloknya, membereskan kolornya. Kemudian, 954
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diikuti oleh para anak buahnya, dia menghampiri kereta dengan penuh kegembiraan.
Lestari sejak tadi mengintai dari dalam kereta dengan tubuh menggigil. Melihat sikap belasan orang kasar itu, dia merasa ngeri sekali dan tahulah dia telah dilarikan oleh gerombolan yang kasar dan ganas seperti sekelompok
binatang buas. Maka, ketika melihat Darumuko melawan kepala
gerombolan, dia merasa agak lega.
Dia tahu bahwa Darumuko adalah orang kepercayaan Resi Mahapati yang telah memiliki kepandaian tinggi, maka dia mengharapkan Darumuko akan berhasil menundukkan dan mengusir mereka. Akan tetapi, dapat dibayangkan betapa kagetnya dan gelisahnya ketika dia melihat Darumuko roboh dan tewas, sedangkan kini tiga belas orang itu sambil menyeringai lebar menghampiri kereta! Wanita lain dalam keadaan seperti itu tentu akan menangis atau mungkin bisa pingsan. Akan tetapi Lestari adalah seorang wanita yang amat cerdik. Dia tahu bahwa kalau dia tidak dapat mepergunakan kecerdikannya, dia tentu akan celaka, akan mengalami nasib yang amat mengerikan, penghinaan yang lebih hebat daripada maut sendiri.
Terperanjatlah Suro Bargolo dan anak buahnya ketika mereka menghampiri kereta tiba-tiba saja tirai pintu kereta itu http://kangzusi.com
terbuka dan muncul seorang wanita yang membuat mereka terbelalak penuh kagum. Bahkan mereka seperti terpesona oleh kecantikan wanita yang berdiri di ambang pintu kereta itu, yang menghadap dan memandang mereka dengan sikap agung, dengan sinar mata penuh wibawa, dengan mulut yang tersenyum manis sekali.
"Aduhai..... demi para dewata! Bidadarikah kiranya......?"
Suro Bargolo berseru kagum setelah dia mampu
mengeluarkan suara.
955 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan main cantiknya...."
"Mau akan mampus sepuluh kali setelah mendapatkannya!"
"Yang begini disuruh bunuh" Gila!"
"Sayang donggg....!"
Sejenak Lestari membiarkan orang-orang itu terpesona dan mengagumi wajahnya dan bentuk tubuhnya, kemudian dia menggerakkan tangan kanan ke atas dan berkata,suaranya amat halus dan merdu, akan tetapi juga mengandung bujukan di samping mengandung ancaman dan amat berwibawa pula,
"Kisanak, hendaknya kalian ketahui bahwa aku adalah kekasih dari Gusti Pangeran. Oleh karena itu, harap kalian jangan menggangguku, karena kalau kalian melakukan hal itu, Gusti Pangeran tentu akan menjadi marah sekali dan akan mengirim pasukan yang kuat untuk menghukum kalian. Sebaliknya, kalau kalian suka mengantar aku kembali dengan selamat sampai ke istana Gusti Pangeran, kalian akan menerima hadiah yang amat besar."
Lestari sengaja hendak mempergunakan nama Sang
Pangeran untuk menakut-nakuti mereka.
Akan tetapi yang dihadapinya adalah gerombolan orang-orang kasar yang tidak pernah merasa takut kepada siapapun juga selama mereka berada di dalam hutan yang menjadi tempat kekuasaan mereka itu. Sejenak mereka
http://kangzusi.com
mendengarkan, akan tetapi kemudian mereka tertawa-tawa.
Sikap mereka amat mengejutkan hati Lestari.
"Aduh wong ayu....! Pantas saja seorang seperti Sang Pangeran pun tergila-gila kepadamu, karena memang engkau amat cantik jelita, amat manis, denok montok,menarik dan menggairahkan. Ha-ha-ha! Sekarang engkau telah berada di tengah-tengah kami, engkau harus menjadi milik Suro Bargolo, ha-ha-ha! Aduhh, sungguh beruntung sekali aku mendapatkan wanita seperti ini....!"
956 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
-o0odwo0o- Jilid 66 "Eh, jangan lupakan kami, Kakang Suro!"
"Benar, harus dibagi rata!"
"Kita sehidup semati, kelaparan sama diderita, kenyang sama dinikmati!"
"Ha-ha-ha, kalian tunggu saja, sampai aku puas dan bosan, ha-ha!" Suro Bargolo kini melangkah maju dengan kedua lengan dibentangkan sehingga bukan hanya bulu dadanya yang nampak melainkan juga bulu-bulu yang tebal di bawah ketiaknya. "Mari kupondong, manis, mari kita bersenang-senang!"
Wajah Lestari menjadi pucat. Akan tetapi dia masih
mencoba untuk mengancam, "Engkau bernama Suro Bargolo"
Suro Bargolo, ingatlah bahwa aku adalah selir dari Resi Mahapati! Engkau tentu sudah tahu betapa saktinya Resi Mahapati, bukan" Dan suamiku mempunyai banyak pembantu, di antaranya adalah Resi Harimurti dan banyak orang-orang sakti lain. Kau bebaskan aku, kalau tidak engkau tentu akan menyesal kelak....!"
"Ha-ha-ha, lihat dia itu!" Suro Bargolo menunjuk ke ar http://kangzusi.com
ah mayat Darumuko. "Dia menggertak dan mengancamku
menggunakan nama Sang Prabu sendiri. Akan tetapi aku tidak takut. Mari, jangan kau banyak gertak, manis. Mari kaulayani aku, kemudian anak buahku. Ha-ha, kami semua sudah
mengilar dan rindu kepadamu. Ha-ha-ha!"
Kini Lestari benar-benar merasa takut dan kehabisan akal.
Matanya terbelalak dan bulu tengkuknya meremang. Orang yang tinggi besar seperti raksasa bermuka hitam itu makin mendekat dan dalam jarak dua meter saja dia sudah mencium bau keringatnya yang apek seperti bau kambing bendot.
957 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hampir dia pingsan saking ngerinya. Lalu sambil menjerit, Lestari meloncat turun dari pintu kereta dan berusaha untuk lari.
"Ha-ha-ha, lari ke mana?"
"Heh-heh-heh!"
"Ha-ha-ha!"
Lestari terkejut sekali. Suara ketawa itu berada di mana-mana dan ketika dia mengangkat muka memandang, ternyata dia telah dihadang oleh anak buah Suro Bargolo yang mengejarnya dari belakang.
"Lepaskan aku....!" Dia menjerit dan hendak menerobos ke depan, akan tetapi sepasang tangan yang kuat menangkap kedua lengannya, lalu dia didorong lagi ke belakang.
"Aduh, kulit lengannya halussss..... heh-heh!" kata orang yang tadi memegangnya.
Lestari terhuyung, hendak lari ke kiri, namun dia ditangkap dan dipeluk oleh seorang anak buah lain yang mencium kepalanya dan mendorongnya lagi ke belakang,ke arah Suro Bargolo yang menghampiri sambil tertawa-tawa.
"Wah, rambutnya wangi seperti kembang setaman.....!"
kata yang mencium rambutnya tadi sambil tertawa dan menyedot-nyedot hidungnya.
http://kangzusi.com
Lestari seperti seekor kelinci di antara segerombolan harimau, terhuyung ke kanan dan dia didekap lagi oleh seorang laki-laki lain, dekapan kasar yang mengerayangi tubuhnya dan hidung yang berkumis tebal telah mencium kulit lehernya, membuat dia menjerit dan hampir saja dia pingsan.
Dia didorong dan kini tubuhnya terlempar ke belakang, diterima oleh kedua lengan yang amat kuat, lengan Suro Bargolo yang segera memondongnya!
958 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aduhh, kulitnya sedap seperti kayu cendana......!" kata orang yang mencium lehernya tadi.
"Ha-ha-ha, kawan-kawan. Kalian sabarlah, biar aku lebih dulu menikmatinya. Baru kalian boleh mendapatkannya. Aku tanggung semua kebagian kalau tidak keburu dia....eh, mati!
Ha-ha-ha!" Suro Bargolo memondong tubuh yang meronta-ronta itu dan membawanya masuk ke dalam sebuah pondok terbuat dari kayu dan bambu yang berdiri tidak jauh dari situ.
Baru sekali ini selama hidupnya Lestari mengalami rasa ngeri yang sedemikian hebatnya. Dulu pernah dia mengalami rasa takut ketika rumahnya dibakar oleh Progodigdoyo, ketika dia dilarikan orang itu, kemudian ketika dia hendak diperkosa.
Akan tetapi rasa takutnya ketika itu tidaklah sengeri sekarang ini.
Dia maklum akan nasibnya. Dia akan dipermainkan dan diperkosa oleh kepala berandal ini, kemudian akan diserahkan kapada anak buahnya dan akan dipaksa harus melayani mereka. Dia takut sekali, wajahnya pucat matanya terbelalak.
Masih dicobanya untuk menggunakan akal.
"Suro Bargolo..... kasihanilah aku.... aku akan menyerahkan diri kepadamu, aku akan melayanimu dengan senang.... akan tetapi untukmu sendiri saja.... biar aku menjadi milikmu selamanya, biar aku menjadi hambamu.... jangan berikan aku http://kangzusi.com
kepada mereka...."
Akan tetapi Suro Bargolo tertawa dan mencium mulut itu sehingga tidak dapat bicara lagi. Setelah melepaskan ciumannya, Suro Bargolo berkata, "Apa" Ha-ha-ha,engkau tidak boleh hidup terus manis. Dan aku selamanya membagi-bagi apa pun juga dengan para anak buahku yang setia."
Habislah harapan Lestari ketika dia dipondong masuk ke dalam pondok itu dan dilemparkan ke atas sebuah
pembaringan kayu yang kasar. Sambil tertawa bergelak,Suro 959
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bargolo menanggalkan bajunya lalu menubruk ke atas
pembaringan. "Jangan....! Ah, jangan....!!" Lestari meronta dan
mempertahankan diri. Akan tetapi Suro Bargolo seperti seekor harimau menerkam kelinci. Sekali renggut saja robeklah pakaian Lestari dan semua perlawanan Lestari sia-sia belaka.
Pukulan dan cakaran kuku tangan wanita itu sama sekali tidak dirasakannya dan dia sudah menekan tubuh Lestari ke atas pembaringan sambil tertawa terbahak-bahak.
"Keparat lepaskan dia!" Tiba-tiba berkelebat bayangan orang dan nampak seorang laki-laki muda bertubuh tinggi kurus berada di dalam pondok itu, mendekati pembaringan.
Akan tetapi, Suro Bargolo yang sudah dimabok nafsu berahi itu tidak mendengar bentakan ini. Lestari hampir tidak kuat mempertahankan diri lagi, maka melihat berkelebatnya orang dia menjerit, "Tolong.....tolonglah saya.....!"
"Keparat busuk!" Orang itu membentak lagi dan tangannya diayun.
"Desss....!"
Tamparan itu keras sekali, mengenai tengkuk Suro Bargolo dan raksasa ini mengeluh, tubuhnya terpelanting ke bawah pembaringan. Dia nanar sejenak. Suro Bargolo memiliki kekebalan yang amat hebat. Kalau hanya tusukan dan
http://kangzusi.com
bacokan senjata tajam saja belum tentu akan dapat
memecahkan kulit dagingnya! Karena itulah maka ketika tadi dia dipukul oleh Darumuko, dia tidak menangkis melainkan mengandalkan kekebalannya. Tamparan yang baru
diterimanya dari pemuda tinggi kurus itu hebat bukan main, dan tepat mengenai tengkuknya, akan tetapi dia hanya terpelanting saja biapun menjadi nanar sebentar.
Sambil terisak dan terbelalak, Lestari bangkit duduk di atas pembaringan, berlutut dan menyambar kainnya yang tersobek tadi, lalu menutupi tubuhnya yang telanjang. Dia makin 960
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketakutan dan merasa ngeri ketika melihat betapa Suro Bargolo kini sudah bangkit berdiri sambil mengeluarkan gerengan yang seolah-olah menggetarkan seluruh pondok.
"Jahanam, siapa kau berani mengganggu kesenangan Suro Bargolo?" bentak kepala penyamun itu sambil menyambar goloknya yang tadi diletakkannya di atas lantai ketika dia menggulat Lestari.
Pemuda itu berusia kurang lebih dua puluh lima tahun, bertubuh tinggi agak kurus, wajahnya muram seperti orang berduka, sikapnya tenang sekali dan pandang matanya tajam.
Menghadapi sikap mengancam raksasa itu, dia menjawab tenang," Tak peduli siapapun juga aku, namun perbuatanmu yang jahat itu layak dihukum seberat-beratnya!"
"Babo-babo keparat! Nyawamu seperti rangkap saja maka bicaramu demikian sombong. Makan golok ini!" Suro Bargolo menerjang dengan sambaran goloknya yang mengeluarkan suara berdesing, mengarah leher pemuda itu.
Lestari menutupi muka dengan kedua tangannya, ngeri melihat betapa leher itu tentu akan putus dan darahnya akan muncrat-muncrat. Akan tetapi dia mendengar perkelahian berlangsung terus maka dibukanya lagi kedua matanya dan biarpun kedua tangan masih menutupi muka, namun dia mengintai dari celah-celah jari tangannya. Dia melihat hal yang amat luar biasa. Bayangan pemuda itu berkelebatan http://kangzusi.com
seperti berubah menjudi banyak, dan betapapun golok itu berdesing menyambar-nyambar, namun tidak pernah dapat menyentuhnya! Tiba-tiba pemuda itu berseru keras, kakinya menendang dan tepat mengenai perut Suro Bargolo.
"Bukkk!!" Tandangan yang keras sekali dan tepat mengenai perut, akan tetapi akibatnya Suro Bargolo hanya terhuyung dan dia tertawa, terus menerjang lagi dengan hebatnya.
Pemuda itu terbelalak kaget, maklum bahwa lawannya
memiliki kekebalan yang amat kuat, maka dia pun cepat mengelak dan mempergunakan kecepatan gerakannya untuk 961
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghindarkan diri dari serangan golok itu yang selain ganas juga amat kuat. Diam-diam pemuda itu mengerahkan seluruh kekuatannya pada telapak tangan kanannya, dan ketika dia melihat kesempatan baik,begitu golok itu menyambar dengan bacokan maut dari atas ke bawah, dengan maksud untuk membelah tubuhnya menjadi dua dari atas ke bawah, dia cepat miringkan tubuhnya ke samping kiri. Begitu tangan yang memegang golok itu berdesing menyambar di samping kanan tubuhnya, dia memutar tumit kakinya dan tangan kanannya menghantam dengan seluruh tenaganya dari atas ke bawah, mengarah pergelangan tangan kanan lawan yang memegang golok.
"Dessss...... ahhhh! Syuuuuttt..... desss!!" Tubuh pemuda itu terlempar ke balakang seperti sehelai daun kering tertiup angin. Sedangkan Suro Bargolo menyeringai dan tangan kanannya tergantung seperti lumpuh. Kiranya ketika
pergelangan tangan kanannya dihantam, pergelangan
tangannya seperti dihantam palu godam dari baja yang amat berat sehingga goloknya terlempar dan dia berteriak, akan tetapi berbareng pada saat itu, tangan kiri kepala perampok ini sudah mengayun kolornya, senjata mautnya itu
menyambar dada pemuda itu, membuat tubuh pemuda itu terjengkang dan terlempar keluar dari pintu pondok itu!
"Keparat...... jahanam....!" Suro Bargolo memaki-maki http://kangzusi.com
karena marahnya. Tangan kanannya seperti lumpuh dan dengan kemarahan meluap dia mengejar, melompat keluar dari pintu pondok dengan tangan kiri mengayun-ayun
kolornya yang ampuh itu.
Sementara itu, dua belas orang anak buah Suro Bargolo tadinya menyeringai dan terkekeh-kekeh mendengar hiruk-pikuk di dalam pondok itu. Mereka membayangkan betapa kepala mereka itu sedang menggumuli wanita cantik tadi dan mereka mengira bahwa Si Wanita tadi tentu melawan agaknya maka terjadi pergumulan yang hiruk-pikuk.
962 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka membayangkan segala penglihatan cabul yang
membuat mereka terkekeh-kekeh dan mengeluarkan ucapan-ucapan kotor pula. Maka, dapat dibayangkan betapa heran dan kagetnya hati mereka ketika mereka melihat tubuh seorang pemuda tinggi kurus yang terlempar dari dalam pondok, terbanting ke atas tanah dan berguling-guling,kemudian disusul meloncatnya Suro Bargolo yang memutar-mutar kolornya dengan muka marah sekali!
Ketika pemuda itu kena dihantam kolor, Lestari yang melihat pertempuran itu dengan menahan napas,
mengeluarkan jerit ngeri. Dia mengira bahwa pemuda yang menolongnya itu tentu tewas pula seperti yang terjadi pada diri Darumuko,apalagi melihat pemuda itu terlempar keluar pondok dan dikejar oleh Suro Bargolo yang menyeramkan itu.
Biarpun kedua kakinya menggigil dan napasnya sesak saking ngeri dan gelisahnya, Lestari memaksa dirinya turun dari pembaringan dan mengintai dari balik pintu, selain untuk melihat apa jadinya dengan pemuda itu,juga untuk mencari kesempatan melarikan diri selagi Suro Bargolo mengejar Si Pemuda yang terlempar keluar.
Akan tetapi, tidak seperti yang dikhawatirkan oleh Lestari, biarpun dia telah terkena pukulan kolor yang ampuh itu dan sudah terlempar keluar, terbanting dan jatuh bergulingan, pemuda itu ternyata masih dapat melompat bangun lagi http://kangzusi.com
dengan sigapnya! Hanya mukanya yang muram itu kini
berubah agak pucat, akan tetapi sepasang matanya
mengeluarkan sinar maut! Sesungguhnya, tingkat kepandaian pemuda ini masih jauh lebih tinggi daripada tingkat kepandaian Suro Bargolo yang kasar. Pemuda itu memiliki dasar ilmu pembelaan diri yang amat kuat, baik dan teratur.
Hanya karena dia tidak mengira bahwa lawannya memiliki senjata kolor yang demikian ampuhnya, maka dia menjadi lengah dan terpukul senjata kolor yang merupakan senjata mujijat para warok, senjata yang bukan sembaranga karena 963
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
senjata itu telah ditapai, di manterai, dan mengandung jimat-jimat yang mujijat!
Betapapun juga, pemuda itu memang hebat. Lain orang, terkena hantaman simpul di ujung kolor pada dadanya seperti itu, tentu akan remuk-remuk tulang iganya. Akan tetapi pemuda itu hanya terlempar saja dan merasa betapa dadanya ampek dan agak nyeri, namun dengan mengerahkan tenaga dari pusar dan menghirup hawa murni, dia dapat memulihkan lagi kekuatannya dan begitu lawannya amat marah itu menerjang dengan kolornya diayun mengarah kepalanya, pemuda yang juga marah itu sudah waspada dan dapat
mengelak cepat.
Suro Bargolo penasaran bukan main. Tangan kanannya
masih lumpuh, mungkin patah tulangnya atau terlepas sambungan sendi tulangnya. Dia tadinya mengira bahwa tentu pemuda itu telah mampus dan dia mengejar keluar untuk menghancurkan kepala pemuda itu. Siapa kira, pemuda itu bangkit kembali dan bahkan mampu mengelak dari hantaman kolornya dengan mudah. Maka, dengan mata merah, cuping hidung berkembang-kempis, ujung mulut berbuih saking marahnya, bagaikan seekor kerbau gila dia mengamuk, menyerang dengan ganasnya.
Pemuda itu juga sudah mengambil keputusan untuk
mengadu nyawa. Begitu melihat lawannya menubruk,


Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://kangzusi.com
didahului sambaran kolor yang berubah menjadi segulung sinar merah, dia miringkan tubuhnya, secepat kilat tangan kanannya menyambar ujung kolor yang dibuat simpul besar itu, lalu dia meoncat dan....kolor itu membelit leher Suro Bargolo! Si Warak Sakti itu terkejut, meronta dan hendak merenggut kolornya, namun pemuda itu sudah membelitkan dua kali dan kini berada di belakang tubuhnya, menarik ujung kolor yang mencekik leher itu sekuat tenaganya!
Tubuh Suro Bargolo meronta-ronta, kedua kakinya
menyepak-nyepak, kedua tangannya tadinya hendak
964 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merenggut kolornya yang mencekiki leher, namun tak
mungkin lagi karena kolor itu telah menggigit kulit lehernya maka kini kedua tangannya seperti dua ekor ular gila, bahkan tangan kanan yang lumpuh itu ikut juga bergerak, berusaha untuk mencengkeram ke arah lawannya yang berada di
belakangnya. Namun, pemuda itu menarik dan terus menarik. Kolor itu mencekik makin dalam.
Semua anak buah Suro Bargolo memandang dengan mata
terbelalak, tercengang dan bingung. Kini muka Suro Bargolo menjadi merah sekali, matanya melotot sepeti hendak keluar dari rongga matanya, mulutnya terbuka dan mengeluarkan busa,lidahnya menjulur keluar, dari tenggorokannya keluar suara yang aneh. Cekikian makin menghebat, sekali lagi tubuh itu meronta keras untuk yang terakhir kali,sedemikian kuatnya tubuh itu meronta sampai pemuda itu terbawa dan keduanya jatuh teguling. Namun cekikan itu tidak pernah mengendur sedikitpun juga dan tubuh Suro Bargolo terkulai. Pemuda itu menarik lagi dengan pengerahan tenaga terakhir sampai terdengar "krekkk" dari leher kepala perampok itu, tanda bahwa tulang tengkuknya patah! Tewaslah Suro Bargolo dengan mata mendelik dan lidah terjulur keluar!
Pemuda itu bangkit berdiri, terhuyung-huyung dan dari ujung bibirnya menetes darah. Kiranya dia telah
http://kangzusi.com
mempergunakan seluruh tenaganya ketika mencekik
tadi,padahal dia telah menderita luka di sebelah dalam tubuhnya akibat hantaman kolor.
Kini, melihat kepalanya tewas, dua belas orang perampok itu berteriak-teriak dan bagaikan kerbau-kerbau gila terlepas mereka menerjang Si Pamuda yang masih terhuyung!
Pemuda itu terkejut, cepat bergerak menangkis dan
mengelak, akan tetapi tetap saja pundak kirinya terkena bacokan golok sehingga berdarah. Pemuda itu pulih kembali tenaganya karena marah, sekali dia menampar, penyerang ini 965
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
roboh terpelanting goloknya terampas dan kini pemuda itu mengamuk! Dalam sinar golok yang tergulung-gulung,
terdengar teriakan-teriakan dan berturut-turut robohlah empat orang pengeroyok! Manyaksikan kehebatan ini, para
pengeroyok itu menjadi gentar dan mereka melangkah
mundur. Pemuda itu berdiri tegak dengan golok berlumuran darah di tangannya, sikapnya gagah dan menyeramkan. "Hayo,
majulah kalau kalian sudah bosan hidup! Kalau tidak, pergilah dan bawalah bangkai-bangkai ini dari sini! Hayo cepat!!"
Sisa tujuh orang perampok itu maklum bahwa pemuda itu bukan orang sembarangan.
Kepala mereka yang amat sakti itu telah di bunuhnya, dan dalam beberapa gebrakan saja lima orang kawan mereka tewas pula. Maka mereka lalu membungkuk-bungkuk,menyeret mayat-mayat teman-teman mereka dan kepala mereka, lalu melarikan diri dari tempat itu.
Pemuda itu masih berdiri tegak dengan golok berlumuran darah di tangan. Dia memandang sampai mereka itu kabur dan tak nampak lagi, barulah dia mengeluh,goloknya terlepas.
Dia mencoba untuk melangkah, lalu mengeluh lagi,
memegangi kepalanya yang menjadi pusing, lalu terhuyung dan roboh terguling!
http://kangzusi.com
"Ksatria yang gagah perkasa..... ahh, pendekar yang berhati mulia......ohh, orang muda yang budiman....!"
Pemuda itu membuka matanya. Mula-mula dia heran sekali melihat bahwa dia telah berada di atas pembaringan dalam sebuah pondok yang morat-marit keadaannya, dan ada lampu teplok remang-remang di sudut, lalu suara bisikan itu! Dan dia merasa ada jari-jari tangan yang lembut meraba dahinya, mengelus rambut kepalanya.
"Kasihan orang muda yang gagah perkasa....." kembali suara itu berbisik lembut dan kini jari-jari tangan itu membuka 966
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bajunya, mencuci luka di pundaknya dengan sehelai
saputangan yang dibasahi air. Perih rasanya dan dia menyeringai,merintih lirih.
"Aduhhh...."
"Ah, engkau telah sadar" Syukurlah, ah, aku sudah takut kalau-kalau engkau mati...."
Suara bisikan lembut itu mengandung isak. "Ya, Tuhan, terima kasih! Ternyata engkau masih hidup, pahlawanku, ksatria yang telah menyelamatkan hamba daripada
malapetaka yang lebih hebat daripada maut....." Dan wanita itu menangis perlahan sambil masih mencuci luka itu.
Kini wajah itu mulai nampak jelas tertimpa sinar redup lampu teplok. Wajah yang amat manis, amat cantik jelita.
Wajah yang sudah lama dikenalnya dari jauh, yang sudah lama mendebarkan jantungnya, akan tetapi juga wajah yang telah lama membuatnya risau, membuatnya penasaran,
membuatnya penuh penyesalan.
"Cukup.... besarkah lukanya....?" Dia berbisik Wanita itu mengangguk. "Tidak berapa besar, akan tetapi darahnya mengalir terus....ah, aku khawatir sekali....."
"Tolong carikan sarang laba-laba....merupakan obat yang baik untuk sementara menghentikan darah....." pemuda itu berkata lemah karena dadanya terasa sakit.
http://kangzusi.com
Luka di pundaknya itu bukan apa-apa. Dia adalah seorang ksatria yang sudah sering bertempur, maka luka di kulit dan daging bukanlah apa-apa, dapat cepat sembuh. Akan tetapi luka akibat pukulan kolor tadi benar-benar hebat dan memerlukan pengobatan lebih teliti lagi. Dia lalu bengkit duduk dan bersila,mengatur pernapasan untuk menghirup sebanyak mungkin hawa murni, mengumpulkan di pusar dan kemudian mengerahkan tenaga dalam yang bangkit dari pusar. Hawa yang panas menjalar naik dan berputar-putar di dalam dadanya. Itulah cara pengobatannya yang pertama 967
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sementara wanita itu membawa lampu teplok dan mulai mencari sarang laba-laba dan mengumpulkannya di tangan yang berjari kecil-kecil mungil dan berkulit halus putih itu.
Lestari sudah kembali lagi membawa sarang laba-laba yang merupakan kapas putih.
Melihat pemuda itu duduk bersila, cepat dia mendekatkan lampu teplok dan berkata lirih, "Inilah obatnya....."
"Tolong tutupkan pada luka dan balut....." pemuda itu berkata singkat karena dia tahu bahwa dalam keadaan seperti itu, dia tidak boleh banyak bicara. Kemudian dia mengatur kembali pernapasannya sementara Lestari lalu menaruh sarang laba-laba itu memanjang di atas luka yang masih meneteskan darah. Benar saja, begitu tertutup oleh benda seperti kapas itu, darah berhenti menetes dan dia lalu membalut pundak itu dengan robekan sabuk suteranya.
Dibalutnya dengan hati-hati sekali dan dia kadang-kadang melirik ke arah wajah pemuda yang bersahaja dan tidak terlalu tampan, namun membayangkan kegagahan,
membayangkan kedukaan, membayangkan sesuatu yang
menimbulkan perasaan iba di dalam hati wanita itu,perasaan yang selama ini belum pernah dirasakannya.
Setelah membalut, Lestari melihat betapa pemuda itu masih bersila, kedua matanya terpejam, alisnya berkerut, napasnya panjang-panjang. Dia tidak berani mengganggu, http://kangzusi.com
maklum bahwa pemuda itu adalah seorang yang sakti,
mungkin sedang melakukan sesuatu yang bertalian dengan luka-lukanya. Dia sendiri tahu bahwa suaminya, Resi Mahapati, sama sekali tidak mau diganggu kalau sedang duduk bersila seperti itu, sedang bersamadhi. Lestari lalu menggodok air dengan alat-alat sederhana yang terdapat di dalam pondok itu.
Akan tetapi, air sudah lama mendidih, apinya sudah lama padam dan air mendidih itu sudah lama menjadi dingin kembali, dan pemuda itu masih juga bersila seperti arca, sama 968
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekali tidak bergerak. Bahkan tengah malam telah lewat dan pemuda itu masih juga duduk bersila di atas pembaringan.
Melihat ini, Lestari merasa khawatir sekali. Didekatinya pemuda itu, dipandangnya dan dirabanya dahinya.
Duduknya begitu diam! Begitu diam seperti arca, seperti...
seperti mayat! Jantungnya berdebar tegang dan muka Lestari tiba-tiba pucat.
"Kisanak.....! Kisanak.....! Raden....! Raden....
bangunlah....!" Dia menggoyang-goyang tubuh itu dengan sentuhan pada pundaknya, pahanya, namun yang duduk
besila itu seperti sudah menjadi kaku, seperti mayat duduk!
Jangan-jangan sudah mati! Raksasa itu memang sakti
sekali. Jangan-jangan pemuda ini juga sudah tewas seperti Darumuko! Pikiran yang menyelinap di dalam benaknya ini membuat Lestari terbelalak, mukanya makin pucat menatap wajah itu dan tak terasa lagi dia menjerit dan menubruk tubuh yang duduk bersila itu lalu menangis sejadi-jadinya!
"Jangan tinggalkan aku..... hu-huuuuh....... raden, jangan mati.... oh, jangan...!"
Lestari menangis tersedu-sedu dan memeluki tubuh itu, menyembunyikan mukanya di dada dan di atas pangkuan pemuda itu yang masih duduk bersila seperti telah tidak http://kangzusi.com
bernyawa lagi. Baru satu kali ini selama hidupnya Lestari benar-benar menangis sungguh-sungguh, benar-benar merasa hancur hatinya, merasa berduka karena kematian seseorang.
Peristiwa tadi benar-benar mengguncangkan seluruh batin Lestari. Ancaman yang amat mengerikan hatinya, keadaannya yang sudah berada di ambang malapetaka dan kehancuran, di mana dia sudah menjadi putus harapan. Kemudian
meunculnya pemuda ini yang sama sekali tidak pernah disangka-sangkanya,muncul dan sekaligus menyelamatkan dirinya dari malapetaka. Wajah pemuda ini yang kelihatan 969
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian muram seperti mengandung kedukaan hebat,
kegagahan pemuda yang selain menyelamatkannya juga telah mengorbankan dirinya sampai terluka hebat, semua ini membangkitkan perasaan aneh di dalam hatinya.
Padahal,semenjak dia diculik oleh Pragodigdoyo, kemudian semenjak dia terpaksa harus menyerahkan dirinya kepada Resi Mahapati, hati wanita itu menjadi beku dan tertutup begi perasaan cinta kasih terhadap seorang pria. Namun peristiwa siang hari ini seperti mendobrak semua kebekuannya dan perasaan wanitanya tergugah,membuat dia memandang
pemuda itu seperti seorang pria yang amat berjasa, yang patut diserahi cinta kasihnya, jiwa raganya! Maka, kini melihat pria itu duduk seperti arca, kemudian disangkanya telah mati, Lestari mengalami kehancuran hati yang selama ini belum pernah dirasakannya, bahkan belum pernah dimimpikannya.
Tiba-tiba Lestari menghentikan sedu-sedannya. Ada jari-jari tangan mengelus rambut kepalanya, lalu jari-jari itu merayap ke bawah, membelai kedua pipinya,dan lehernya. Dan suara berbisik-bisik lirih, "Engkua sungguh cantik jelita....engkau sungguh agung....engkau wanita yang patut dibela dengan nyawa......"
Lestari cepat mengangkat mukanya yang tadinya
menelungkup di atas pangkuan pemuda itu dan dia melihat betapa pemuda itu telah membuka matanya dan memandang http://kangzusi.com
kepadanya dengan sinar mata mesra, sungguhpun wajah itu masih nampak muram berduka.
"Kau.... kau tidak mati...." Kau masih hidup, Raden" Akh, terima kasih kepada para dewata....!" Lestari menangis lagi sambil merangkul.
Pemuda itu juga merangkulnya, mereka saling berpelukan.
Dengan air mata bercucuran Lestari mengangkat muka, mereka saling berpandangan dan muka mereka saling
berdekatan. 970 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau.... kau menangis...." Kau.... menangisi aku....?"
Pemuda itu bertanya, suaranya gemetar. "Mengapa..."
Mengapa...?"
Suara yang penuh getaran ini seperti meremas-remas hati Lestari, dia menggunakan tangannya menutupi mulut itu agar tidak bicara lagi dan dia lalu memperketat dekapannya dan mencium pemuda itu dengan sepenuh perasaan hatinya.
Pemuda itu kelihatan terkejut, akan tetapi tak kuasa menolak, bahkan lalu membalas sehingga mereka berpelukan dan berciuman dengan penuh kemesraan.
Akhirnya, pemuda itu dapat bernapas dan berkata
terengah-engah dan gagap, "Maafkan...., hamba....hamba adalah...."
"Ssshhhh.... Kakang mas..... perlukah kita bicara....?"
Lestari memotong dan kembali jari-jari tangannya menutupi mulut itu yang kemudian diciuminya dan mereka berdua lalu berguling di atas pembaringan. Hanya ada satu dorongan terasa oleh mereka, yaitu pencurahan kasih sayang mereka.
Bukan, sama sekali bukan dorongan nafsu berahi semata. Ada sesuatu terasa oleh mereka, sesuatu yang melebihi pengaruh nafsu berahi belaka.
Lampu teplok itu kehabisan minyak, beredip-kedip dan nyalanya tiba-tiba mengecil,seperti mata berkedip-kedip, kemudian padam dan pondok itu menjadi gelap pekat.
http://kangzusi.com
Namun hal ini sama sekali tidak terasa oleh dua orang itu.
Mereka telah lupa segala, yang ada hanya mereka berdua dan perasaan cinta yang menggelora.
*d-w* Sinar matahari yang masih amat muda, kemerahan
bagaikan sinar emas, menerobos masuk melalui celah-celah bilik ke dalam pondok itu. Sunyi sekali di dalam dan di luar 971
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pondok. Hanya bunyi kicau burung di pohon-pohon di luar pondok yang menyemarakkan suasana pagi hari yang cerah dan indah itu.
Mereka masih berbaring di atas balai kayu di depan
pondok. Pemuda itu terlentang dan matanya menatap ke atas ke atap rumput alang-alang dari pondok itu.
Tangannya yang kanan mengelus-elus rambut yang
panjang itu, rambut dari kepala yang rebah telentang, kepalanya berbantal dada pemuda itu, rambutnya yang hitam dan panjang, halus mengkilap karena kemarin pagi sebelum berangkat telah dikeramasinya, kini terlepas dari sanggulnya dan menyelimuti dada pemuda itu yang tak berbaju. Wajah wanita ini seperti mengeluarkan cahaya, gemilang dan berseri biarpun agak pucat dan membayangkan kelelahan. Bulu matanya yang panjang lentik itu masih digenangi dua butir air mata, dan bibirnya yang tipis merah itu tersenyum penuh kebahagiaan. Sinar matanya sayu melamun, juga menerawang ke atas.
Ketika merasa jari-jari tangan itu membelai rambutnya, dia tersadar, menoleh sedikit sehingga bertemu pandang mata dengan pemuda itu, dia tersenyum, lalu menggerakkan tangan sehingga jari-jari tangan kirinya bertemu dengan jari-jari tangan kanan pemuda itu, mereka saling cengkeram dan jari-jari mereka saling dekap. Getaran mesra terasa oleh mereka http://kangzusi.com
melalui sentuhan antara jari-jari tangan itu. Dua butir air mata yang tergenang di bulu mata itu bertitik jatuh ke atas pipi yang halus dan agak pucat.
"Mengapa baru sekarang kita saling bertemu...." Mengapa tidak sejak dulu....?"
Lestari berbisik seperti orang yang menyalahkan nasibnya.
Ketika dia merasa betapa dada yang ditidurinya itu bergerak sedikit, Lestari menoleh dan kini menatap wajah itu. Wajah yang masih kelihatan muram, akan tetapi sinar mata yang 972
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memandangnya itu demikian tajam, demikian penuh
pernyataan cinta yang mesra.
Lalu Lestari berbisik nadanya menegur, "Mengapa tidak dari dulu-dulu engkau menemui aku?"
Pemuda itu menarik napas panjang, jari-jari tangannya melepaskan tangan Lestari dan kini menelusuri pipi dan dagu itu. "Mengapa" Ah, engkau begini cantik jelita,dan engkau selama ini.... ah, tempatmu begitu tinggi...." Dia tidak melanjutkan kata-katanya, untuk sejenak hanya melamun, kemudian berkata lagi, "sungguhpun telah lama aku
mengagumimu, merindukanmu dari jauh...."
Tangan Lestari membelai dada yang telanjang itu, digurat-guratnya dengan kuku telunjuknya. "Siapakah engkau"
Siapakah namamu?"
"Aku" Namaku Harwojo dan aku hanya seorang abdi biasa saja, aku..."
"Tak mungkin! Engkau memailiki kesaktian, engkau gagah perkasa."
"Itulah pekerjaanku, mengandalkan sedikit kemampuan untuk berkelahi! Aku adalah seorang pengawal dan
kepercayaan dari Gusti Ratu Sri Indreswari......"
"Ahh...!" Lestari terkejut akan tetapi tidak bangkit dari dada http://kangzusi.com
pemuda itu, hanya kini dia rebah miring sehingga mereka dapat saling berpandangan. "Dan bagaimana engkau dapat menolongku di tempat ini, Kakangmas Harwojo?"
"Kebetulan saja.... kebetulan saja aku dapat melihat keretamu dilarikan keluar dari pintu gerbang. Aku merasa curiga. Aku sudah mengenak betul keretamu, sudah terlalu lama mengenalmu, Diajeng Lestari, mengenalmu secara diam-diam. Hanya menyesal diriku sendiri..... akan tetapi, akan tetapi......" Tiba-tiba dia bangkit duduk dan mendorong Lestari sehingga wanita itu bangkit duduk pula.
973 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka duduk berhadapan di atas pembaringan itu. Wajah Harwojo nampak makin keruh dan sinar matanya berkilat, seperti orang marah.
"Kenapa, Kakangmas Harwojo....?" Lestari bertanya,
khawatir melihat orang itu seperti marah, merangkulnya.
Harwojo menarik napas panjang, lalu balas merangkul dan ada sedu sedan naik dari dadanya.
"Eh, kau.... kau menangis?" Lestari bertanya kaget, merangkul leher.
Harwojo menunduk, menyembunyikan mukanya dan
dengan punggung kepalan tangannya,dia mengusir dua titik air mata yang tadi meloncat keluar. Kemudian dia mengangkat mukanya, menggunakan kedua tangannya untuk memegang kedua pipi Lestari, dipandang wajah itu dan dia berkata, suaranya mengandung penasaran, "Diajeng Lestari, engkau begini cantik, begini ayu..... begini manis....." Tangan itu membelai seluruh muka yang amat mengagumkan hatinya itu,
"akan tetapi mengapa.... mengapa engkau membiarkan orang mempermainkan dirimu" Mengapa engkau membiarkan orang lain memperalat dirimu, memperalat kecantikanmu?"
"Maksudmu, Kakangmas Harwojo?"
"Aku tahu bahwa engkau sengaja dipergunakan orang
untuk memikat Sang Pangeran....."
http://kangzusi.com
Harwojo berhenti sebentar, lalu melepaskan kedua
tangannya, membuang muka dan mengepal tinjunya. "Ah, aku cinta padamu...... Diajeng Lestari, demi iblis! Biar terkutuk aku! Aku cinta padamu....!!"
-o0o#dkz#o0o- 974 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 67 Lestari memandang wajah itu dan air mukanya
membayangkan kelembutan, membayangkan rasa sayang
penuh iba. "Kakangmas Harwojo, aku pun cinta padamu.....
sungguh, langit dan bumi menjadi saksi, para dewata mendengarkan pengakuanku ini,baru sekarang ini selama hidupku, aku mencintai orang. Aku cinta padamu, Kakangmas Harwojo."
"Plak!" Harwojo menghantam telapak tangan kirinya
sendiri. Nyeri sekali rasanya, kiut miut rasanya pundak yang terluka, akan tetapi lebih nyeri lagi rasa hatinya.
"Setan! Kalau benar, mengapa engkau menjadi selir Resi Mahapati" Mengapa engkau menjadi kekasih Sang Pangeran"
Aku ingin sekali percaya kepadamu, akan tetapi betapa mungkin?""
Tiba-tiba Lestari menangis menutupi mukanya. Tangis sungguh-sungguh, bukan seperti biasa kalau dia menangis di depan Resi Mahapati atau Sang Pangeran.
Sudah terbiasa dia menangis secara palsu, tangis buatan sehingga kini tangis yang sungguh-sungguh membuat
jantungnya terasa seperti akan putus!
Mendengar suara tangis yang demikian memilukan, melihat wanita itu sedemikian sedihnya, Harwojo menjadi terharu http://kangzusi.com
akan tetapi pandang matanya masih penuh selidik, hampir dia tidak percaya. "Diajeng Lestari, seorang seperti engkau ini....
dengan kedudukan begitu tinggi dan mulia, penuh
kesenangan, mana mungkin dapat merasakan penderitaan batin seperti aku" Semenjak kecil aku hidup sebatangkara, tidak pernah mengenal kebahagiaan. Kemudian, aku bertemu dengan engkau, Diajeng dan mulailah semua penderitaan kutanggung! Aku jatuh cinta, akan tetapi aku tidak berani bertemu denganmu, bahkan memandang pun sudah
merupakan suatu hal yang lancang bagiku. Engkau adalah 975
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selir terkasih dari Resi Mahapati, seorang yang berkudukan tinggi, dan engkau adalah Kakak kandung dari Adimas Sutejo, ksatria yang memiliki kesaktian luar biasa. Sedangkan aku...."
"Engkau adalah seorang ksatria yang gagah perkasa pula, Kakangmas Harwojo,engkau seorang laki-laki sejati, engkau seorang pria yang kucintai, satu-satunya pria yang pernah kucinta."
"Jangan kau berkata demikian!" tiba-tiba Harwojo
membentak marah. "Ah, Diajeng Lestari, engkau yang begini cantik seperti dewi kahyangan, engkau yang begini kucinta, janganlah kaulontarkan kata-kata yang menyakitkan hatiku itu....yang mengingatkan aku betapa.... palsu hatimu.....
betapa engkau setelah menjadi selir tercinta Resi Mahapati, engkau rela dijadikan umpan, menjadi kekasih Sang Pangeran, dan tadi..... bersamaku.... engkau...." Harwojo tidak dapat melanjutkan, menutupi mukanya dan kini pria yang gagah perkasa ini menangis benar-benar!
Lestari memandang dengan mata terbelalak. Kini dia
mengerti dan persangkaan pamuda yang secara aneh telah menjatuhkan hatinya itu, menyakitkan hati sekali.
Dia belum pernah mencintai seorang pria, bahkan belum pernah dia merasa benar-benar hidup seperti ketika berada dalam pelukan pemuda itu tadi. Belum pernah dia merasakan kesenangan sedemikian besarnya, yang membuat dia
http://kangzusi.com
menangis dalam pelukan itu, yang membuat dia terheran-heran betapa berdekatan dengan seorang pria dapat membuat dia merasa betapa hidup ini seolah-olah berubah sama sekali,betapa segalanya nampak indah, segalanya terasa nikmat, semua terasa bahagia!
"Kakangmas Harwojo, kaupandanglah aku dan
kaudengarkanlah kata-kataku! Aku bersumpah, selama
hidupku baru sekali ini aku mengeluarkan isi hatiku, aku mengakui keadaanku." Ucapan itu dikeluarkan dengan penuh 976
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semangat sehingga Harwojo mengangkat mukanya yang
basah air mata dan enjadi pucat sekali.
Kini Lestari yang memegangi kedua pipi pemuda itu dan dengan mesra dikecupnya mulut pemuda itu,lalu berkata,
"Dengarlah baik-baik. Jangan sekali-kali engkau mengira bahwa aku pernah merasakan cinta kasih, pernah merasakan kebahagiaan dengan pria lain. Sama sekali belum pernah dan baru tadi aku merasa benar-benar hidup, merasa benar-benar jatuh cinta Hanya padamu seoranglah aku jatuh cinta, Kakangmas. Kau tahu mengapa aku menjadi selir Resi
Mahapati" Karena dendam! Aku dipaksa menjadi selirnya, dan aku lalu menyerah untuk dapat melampiaskan dendamku, dendam keluargaku. Kemudian, kau tahu mengapa aku mau dijadikan umpan untuk menjadi kekasih Sang Pangeran"
Karena keinginan mengejar kedudukan! Nah,sama sekali tidak ada cinta di situ. Aku muak! Kau tidak tahu betapa menderita batinku kalau aku terpaksa harus melayani Sang Resi dan Sang Pangeran! Aku ingin membunuh mereka karena benciku!
Aku muak, aku mau muntah kalau mengingatnya,
Kakangmas!"
Harwojo memandang wajah wanita itu dengan alis
berkerut, penuh kasih sayang dan penuh rasa iba. "Kalau begitu, mengapa engkau menyiksa diri sedemikian rupa, Diajeng" Mengapa masih kau kukuhi kedudukanmu itu kalau http://kangzusi.com
memang engkau tidak menemukan bahagia di situ?"
"Apa dayaku, Kakangmas" Apa pilihanku" Hanya tadi,
setelah bertemu denganmu, setelah merasa betapa engkau benar-benar amat mencintaiku, setelah..... setelah tadi.... aku tahu bahwa selama ini aku hidup seperti dalam alam mimpi, tidak melihat kenyataan. Kini aku tahu bahwa semua itu, dendam dan pengejaran kedudukan, hanya kosong belaka dan makin dituruti makin membuatku kosong. Hanya dengan cintamu maka aku merasa penuh, aku merasa hidup,
Kakangmas. Karena itu, mari kita tinggalkan segala kepalsuan 977
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan kekosongan itu, mari kita hidup bersama, jauh dari segala kericuhan ini....kaubawalah aku pergi, Kakangmas, biar kita hidup miskin dan papa biar harus makan dua hari sekali, biar harus tinggal di gubuk dan memakai pakaian kasar...., aku akan bekerja, aku akan melayanimu, aku akan
membahagiakan hidupmu karena kebahagianmu berarti
kebahagiaanku pula....."
Harwojo menggeleng kepala. "Tidak..... tidak....! Tidak mungkin!" Dia lalu meloncat turun dari pembaringan, mengenakan pakaiannya kembali dan berjalan hilir mudik di dalam pondok. Pikirannya kacau dan bingung sekali.
Seperti kita ketahui, Harwojo ini pernah menjadi mata-mata Sang Ratu Sri Indreswari dan bertugas di Lumajang. Bersama dengan dengan Sulastri, Joko Handoko dan yang lain-lain, dia berhasil memasuki sayembara, lulus dan menjadi panglima.
Dia menjadi mata-mata ini untuk menyelidiki tentang hilangnya keris pusaka Kolonadah. Kemudian, seperti telah diceritakan di depan, dia telah membantu Murwendo dan Murwanti menawan Joko Handoko dan Roro Kartiko yang dianggap sebagai anak-anak pemberontak yang patut
dihukum, dan juga hal itu dilakukannya karena dia ingin agar orang kembar itu akan membantunya kelak dalam tugasnya mencari Kolonadah. Akan tetapi, selain itu dia pun hendak mencegah gadis yang dikaguminya itu menjadi kaki tangan http://kangzusi.com
pemberontak Lumajang. Akan tetapi,ketika dia berhasil menawan Sulastri, muncul Sutejo yang mengalahkannya.
Akhirnya, setelah tahu bahwa dia adalah utusan Sang Ratu, Sutejo membebaskannya dan dari pemuda perkasa dan dara itu tahulah Harwojo bahwa keris pusaka Kolonadah tidak berada di tangan orang-orang Lumajang dan masih lenyap.
Maka dia kembali ke Mojopahit untuk memberi pelaporan kepada Sang Ratu sehingga Sang Ratu menjadi curiga bahwa keris pusaka yang oleh Resi Mahapati diserahkan kepadanya itu adalah Kolonadah yang palsu!"
978 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebenarnya telah lama Harwojo tergila-gila kepada Lestari.
Dalam suatu pertemuan,di pesta yang diadakan seorang ponggawa, di mana Resi Mahapati dan Lestari hadir,Harwojo melihat wanita ini dan pada saat itu pun dia telah jatuh cinta.
Akan tetapi, mengingat bahwa wanita itu adalah selir terkasih dari Sang Resi, tentu saja dia segera menjauhkan diri dan makan hati sendiri. Tidak mungkin dia dapat dan berani mendekati selir terkasih dari resi yang sakti itu. Pula, dia tidak ingin mengganggu isteri orang lain. Akan tetapi, hatinya selalu gandrung dan baru terobati rasa nyeri hatinya kalau di sudah dapat melihat wajah wanita itu sewaktu-waktu, birapun hanya sebentar saja. Maka, telah lama Harwojo kadang-kadang membayangi dan mencari Lestari, hanya untuk memandang wajahnya dari jauh.
Untuk melaksanakan rencananya membunuh wanita yang
dianggapnya menggoda puteranya, Sang Ratu Sri Indreswari tidak mau mengutus Harwojo karena dia tahu bahwa Harwojo adalah seorang ksatria yang mengutamakan kesetiaannya terhadap Mojopahit, jadi bukan seperti ponggawa atau pengawal bayaran yang mau melakukan apa saja demi uang atau hadiah. Maka, apa yang dilakukan oleh pengawal utusan ratu yang menghubungi Suro Bargolo, sama sekali tidak diketahui oleh Harwojo dan ketika dia secara kebetulan melihat Lestari dilarikan, tentu saja dia cepat menolong dan menentang Suro Bargolo, tidak tahu sama sekali bahwa di http://kangzusi.com
balik semua peristiwa ini berdiri Sang Ratu kepada siapa dia sendiri menghambakan diri!
"Kakangmas Harwojo, mengapa tidak mungkin?" Lestari berkata sambil memandang pria yang telah merebut hatinya itu dengan pandang mata penuh permohonan. "Tadinya,tidak pernah termimpi olehku bahwa aku akan dapat meninggalkan semua kedudukanku,semua cita-citaku. Akan tetapi setelah bertemu denganmu, Kakangmas, setelah aku menyerahkan segala-galanya kepadamu, aku yakin bahwa kebahagiaanku hanyalah berada di sampingmu. Aku seperti baru tergugah 979
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari mimpi buruk dan baru terbuka mataku. Marilah,
Kakangmas, mari kita pergi yang jauh, meninggalkan semua ini meninggalkan Mojopahit, di tempat sunyi.... jauh dari segala macam persoalan...."
Harwojo membalik dan menghampiri Lestari, memeluknya.
Lestari terisak dan menyambunyikan muka di dada orang yang dicintainya itu. Sejenak mereka diam dan hanya merasakan betapa getaran yang terasa di antara mereka adalah getaran yang amat kuat, yang selama ini belum pernah mereka rasakan.
"Diajeng Lestari, aku cinta padamu, Hyang Wisesa
mengetahui akan hal ini. Aku rela mengorbankan nyawa dan apa saja demi untuk dirimu, Diajeng. Akan tetapi, jangan minta aku melakukan hal itu. Kita tidak boleh melarikan diri, karena hal itu tentu akan membangkitkan kemarahan Resi Mahapati, bahkan Sang Pangeran sendiri akan menjadi marah.
Kita tentu akan dicari-cari, dikejar-kejar...."
"Kakangmas, pujaan hatiku yang gagah perkasa, jangan katakan bahwa aku takut..."
"Engkau tahu bahwa aku tidak takut, kekasihku, tidak takut menghadapi apa pun demi untukmu. Akan tetapi aku tidak mau melihat engkau terancam bahaya......"
"Aku tidak takut! Mereka boleh mengejar, mencari, boleh http://kangzusi.com
menghukum, menyiksa dan membunuhku, aku tidak takut!
Apa pun yang terjadi atas diriku, asal aku berada bersamamu, Kakangmas, akan kuhadapi dengan senyum di bibir!"
Harwojo mencium mulut yang mengeluarkan kata-kata
yang amat menyenangkan hatinya itu, kemudian dia mengelus rambut yang hitam mulus dan panjang halus itu. "Bukan begitu, Dewiku. Aku tidak takut mati, akan tetapi aku amat takut melihat engkau sengsara. Aku tidak takut dianggap pemberontak akan tetapi aku ngeri kalau namamu disebut sebagai seorang pengkhianat dan pemberontak. Sampai mati 980
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pun aku akan terus menyesal dan rohku akan menjadi setan penasaran kalau sampai menyebabkan engkau dikejar dan dihukum sebagai pemberontak. Tidak, Yayi, aku tidaklah sejahat itu. Tidak, Diajeng Lestari, engkau adalah selir Resi Mahapati yang mulia dan terhormat. Engkau bukan seorang wanita yang bebas. Sudah nasib kita begini....."
"Kakangmas Harwojo....!" Lestari merangkul sambil
menangis. "Setelah pertemuanku denganmu, apa kaukira aku akan sanggup lagi menyerahkan diriku kepada Resi Mahapati, kepada Pangeran, kepada siapapun juga" Aku adalah milikmu, Kakangmas, lahir batin....."
Akan tetapi Harwojo tidak dapat dibujuk lagi. Setengah memaksa dia membantu Lestari menganakan pakaiannya yang robek, kemudian dia mengajak Lestari kembali ke Mojopahit di dalam kereta itu. Di sepanjang perjalanan itu, Lestari menangis terisak-isak. Terbayanglah semua pengalaman hidupnya dan dia menyesal bukan main.
Dia merasa betapa dia telah menyia-nyiakan semua waktu hidupnya hanya dengan dendam dan sakit hati. Sekarang, setelah dia bertemu dengan orang yang dicintainya, semua telah terlambat. Harwojo tidak mau menyeret dia ke dalam kesengsaraan dan nama busuk. Seolah-olah hidupnya yang sekarang ini penuh kebahagiaan! Harwojo tidak tahu betapa hidupnya yang kelihatan senang dan mewah itu merupakan http://kangzusi.com
racun baginya! Ingin dia membunuh diri saja. Kalau saja Harwojo tidak telah menjanjikan bahwa pria yang
dikasihaninya itu akan mau mengadakan pertemuan sewaktu-waktu, tentu dia sudah membunuh diri ketika Harwojo tidak mau memenuhi permintaannya untuk minggat berdua.
Sementara itu, di Mojopahit, Resi Mahapati dan Sang Pangeran telah menjadi bingung dan khawatir. Kereta yang membawa Lestari lenyap tak meninggalkan bekas!
Pangeran yang memanggil kekasihnya itu, yang telah
penuh kerinduan menanti kedatangan wanita yang amat 981
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memikat hatinya itu, menjadi makin penasaran karena belum juga Lestari tiba. Padahal biasanya, setiap menerima panggilannya, wanita itu bergegas datang. Maka dia lalu mengirim utusan untuk menanyakan ke istana Resi Mahapati.
Tentu saja Resi Mahapati terkejut bukan main mendengar penuturan utusan itu bahwa selirnya belum tiba di istana Pangeran. Padahal sudah sejak pagi tadi Lestari berangkat.
Maka dengan jantung berdebar penuh kekhawatiran,dia sendiri lalu meninggalkan rumahnya pergi ke istana Pangeran.


Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Benar saja,tidak ada Lestari di sana dan wanita itu telah menghilang!
Baik Resi Mahapati maupun Pangeran lalu mencari,
mengutus orang-orang untuk mencari. Namun hasilnya sia-sia belaka. Semua rumah dan semua sudut kota raja telah diperiksa, namun sampai malam tiba, mereka tidak berhasil.
Sang Resi menjadi resah sekali. Pada waktu itu, persaingan antara dua kelompok di Mojopahit sudah menjadi makin sengit dan sudah berubah menjadi pertentangan kelompok dan permusuhan secara terbuka. Dalam waktu beberapa bulan ini terjadi ketegangan-ketegangan, kematian-kematian yang aneh, pembunuhan-pembunuhan terselubung. Oleh karena itu, Resi Mahapati mulai menaruh curiga bahwa jangan-jangan selirnya itu diculik orang dengan maksud untuk memukul dia, ataukah memukul Sang Pangeran" Masih menjadi teka-teki yang takkan terjawab sebelum dia dapat menemukan kembali http://kangzusi.com
Lestari! Hanya Sang Ratu Sri Indreswari dan pengawal utusannya saja yang tahu apa yang terjadi. Sang Ratu Sri Indreswari tersenyum puas di dalam kamarnya. Siasatnya berhasil. Wanita tak tahu malu itu telah diculik dan tentu kini telah dibunuh. Puteranya bebas, bebas dari bahaya aib dan malu. Kini puteranya dapat menghadapi semua orang yang tidak menyukainya dengan dada dibusungkan, tanpa khawatir dihubungkan dengan wanita rendah itu!
Dapat dibayangkan betapa gelisah rasa hati Resi Mahapati dan Sang Pangeran.
982 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka berdua telah terikat oleh wanita itu dan sukarlah membayangkan hidup tidak dilengkapi adanya Lestari di samping mereka! Bagi Sang Pangeran, dia seperti seorang anak-anak yang memperoleh sebuah mainan baru yang tak dapat membosankan, amat mengasikkan dan menyenangkan.
Maka tentu saja dia menjadi gelisah dan murung, takut kalau sampai kehilangan mainan yang disenanginya itu.
Resi Mahapati lebih parah lagi. Dia amat khawatir. Dia tidak hanya amat mencinta Lestari yang dianggapnya amat cinta dan patuh kepadanya, juga amat setia. Semua rahasianya telah diketahui belaka oleh wanita itu sehingga kalau sampai Lestari terjatuh ke tangan orang lain, apalagi kalau terjatuh ke tangan musuh, sungguh amat berbahaya baginya. Dan kini dia memperoleh dua macam kesenangan dari diri Lestari.
Kesenangan pertama yang tak pernah membosankan tentu saja pelayanan wanita itu terhadap dirinya. Dan ke dua, yang kini merupakan kesenangan tersendiri baginya, adalah mendengar penuturan Lestari tentang tingkah laku Sang Pangeran dalam bercinta setelah wanita itu kembali dari pertemuannya dengan Pangeran! Dan sekarang, dia terancam akan kehilangan semua itu! Tentu saja Resi Mahapti menjadi gelisah. Dia minta bantuan Resi Harimurti dan para jagoannya untuk mencari Lestari sampai dapat. Di lain pihak, Pangeran juga mengutus Ki Durgakelana, Ki Warak Jinggo dan Ki Sarpo Kencono untuk mencari Lestari sampai dapat.
http://kangzusi.com
Akan tetapi, pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali ketika mereka sedang sibuk mengatur pasukan untuk mulai mencari keluar Mojopahit, mereka melihat kereta milik Resi Mahapati memasuki kota raja, dikusiri oleh Harwojo! Kereta itu langsung menuju ke rumah gedung Resi Mahapati dan berhenti di depan pekarangan depan. Harwojo dengan sigapnya lalu meloncat turun, membuka pintu kereta. Tirai tersingkap dan..... Lestari muncul dari dalam kereta, langsung lari memasuki rumah itu sambil menangis!
983 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Resi Mahapati dan Sang Pangeran yang sepagi itu sudah berada pula di situ, menegur, akan tetapi Lestari tidak memperdulikan sama sekali kapada mereka,langsung saja lari menangis memasuki kamarnya! Resi Mahapati terkejut bukan main.
Belum pernah Lestari bersikap seperti itu terhadapnya, apalagi terhadap Sang Pangeran yang hadir di situ. Seolah-olah dia dan Pangeran tidak dianggap apa-apa oleh Lestari!
Resi Mahapati sudah melangkah ke depan menyambut
Harwojo. Pemuda itu kelihatan murung dan tenang.
"Anakmas Harwojo! Apa yang telah terjadi" Bagaimana Andika dapat membawanya pulang?" tanya Resi Mahapati dan Sang Pangeran juga berlari keluar. Melihat Sang Pangeran berada pula di situ, hati Harwojo seperti ditusuk rasanya.
Lestari telah menjadi permainan dua orang laki-laki ini! Resi Mahapati yang tak tahu malu, yang menjual selirnya kepada Sang Pangeran demi untuk mencari kedudukan dan untuk menjilat Sang Pangeran! Dan Sang Pangeran, orang muda yang tak tahu malu, yang mau saja menerima hubungan itu di depan mata Resi Mahapati. Dan betapa Lestari merasa tersiksa harus melayani dua orang pria yang sama sekali tidak dicintanya. Kalau menurutkan hasrat hatinya, ingin rasanya dia menyerang dan membunuh dua orang pria yang telah menyiksa batin kekasihnya itu. Akan tetapi Harwojo tahu diri, http://kangzusi.com
dia cepat berlutut dan menyembah ketika melihat Sang Pangeran.
"Ahh, kiranya Kakang Harwojo! Bagaimana engkau dapat membawa Lestari pulang, Kakang Harwojo" Ke mana saja dia pergi?" Kalimat terakhir ini mengandung kecurigaan dan cemburu besar, dan sepasang mata Sang Pangeran ditujukan kepada Harwojo dengan tajam.
"Maaf, apakah boleh hamba bercerita di dalam saja?" jawab Harwojo ketika melihat betapa banyak orang ponggawa dan pengawal merubung pendopo itu untuk melihat kembalinya 984
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lestari dan apa yang sebenarnya terjadi. Juga mereka ingin sekali tahu ke mana perginya Darumuko yang tadinya
mengusiri kereta itu.
Resi Mahapati maklum bahwa tentu telah terjadi sesuatu yang amat hebat, maka dia lalu mengangguk dan
mempersilakan Sang Pangeran memasuki ruangan
dalam,diikuti oleh dia dan Harwojo. Setelah tiba di dalam, Resi Mahapati mempersilakan Sang Pangeran duduk, dan Harwojo yang agak pucat mukanya juga dipersilakan duduk.
"Nah, sekarang ceritakan, apa yang telah terjadi?" tanya lagi Sang Pangeran dengan tidak sabar dan matanya berkali-kali menengok ke dalam di mana Lestari tadi lari memasuki kamarnya.
"Kemarin pagi, selagi hamba berjalan di dekat pintu gerbang sebelah barat, hamba melihat kereta milik Paman Resi yang dikusiri oleh Kakang Darumuko lewat gerbang. Di samping Kakang Darumuko hamba melihat ada seorang laki-laki tinggi besar yang berpakaian seperti pengawal kerajaan, akan tetapi sikapnya amat mencurigakan. Juga di belakang kereta terdapat dua belas orang pengawal yang menunggang kuda,namun hamba sama sekali tidak mengenal seorang pun di antara mereka. Kecurigaan hamba makin keras, maka hamba lalu mencoba untuk mengejar kereta itu." Harwojo berhenti sebentar sedangkan dua orang pendengarnya
http://kangzusi.com
mendengarkan penuh perhatian.
"Karena kereta itu dan para penunggang kuda itu melarikan kuda amat cepat, sedangkan hamba hanya berjalan kaki, maka hamba tertinggal jauh. Hamba tetap mengejar dan akhirnya hamba melihat bekas tapak roda kereta memasuki hutan. Tentu saja hamba mekin curiga dan terus mengikuti jejak roda kereta itu. Akhirnya dari jauh hamba melihat kereta itu di tengah hutan....."
"Apa yang terjadi" Siapa mereka?" Resi Mahapati bertanya dengan keinginan tahu yang memuncak.
985 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ketika hamba tiba di sana," kata Harwojo yang
menunjukkan cerita itu kepada Sang Pangeran maka sikapnya masih terus menghormat. "Hamba melihat Kakang Darumuko telah rebah dan tewas....."
"Ahh....!!" Resi mahapati berseru dan mengepal tinju saking marahnya mendengar betapa orang kepercayaannya itu
tewas. "Teruskan..... teruskan....!" Sang Pangeran mendesak, makin tertarik.
"Selain Kakang Darumuko yang sudah menggeletak tak
bernyawa, di situ terdapat belasan orang kasar itu, sedangkan kepalanya yang bernama Suro Bargolo berada di dalam pondok bersama.... bersama di.......eh, bersama selir Paduka, Paman Resi!"
Harwojo masih ingat untuk mengurungkan sebutan
"diajeng" terhadap Lestari.
"Lalu bagaimana" Apa yang dilakukan oleh si keparat jahanam itu?" Sang Pangeran bertanya dengan mata
terbelalak dan di dalam hati Harwojo terasa kenyerian yang membuat dia muak. Selir orang yang terancam malapetaka, Sang Pangeran ini yang kebingungan seperti monyet
kebakaran jenggot!
"Tidak apa-apa, atau belum, Gusti. Memang keparat itu http://kangzusi.com
hendak melakukan perbuatan terkutuk terhadapdi.... tarhadap selir Paman Resi, akan tetapi hamba keburu datang dan mencegah perbuatannya itu. Hamba bertempur melawan dia dan akhirnya hamba berhasil membunuh Suro Bargolo."
"Hemm, si kaparat! Sayang engkau telah membunuhnya, Harwojo. Kalau tidak, tanganku sendiri yang akan mencokel keluar sepasang matanya, merobek dadanya dan mencabut keluar jantungnya, memecahkan kepalanya dan mengorek keluar otaknya!" Resi Mahapati berteriak, marah sungguh-sungguh.
986 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus, Harwojo, bagus sekali engkau telah dapat
membunuhnya. Ha-ha, aku pasti akan memberi hadiah besar kepadamu, Kakang Harwojo?" Sang Pangeran berkata sambil tersenyum girang, puas dan lega hatinya mendengar bahwa kekasihnya selamat nyawanya, juga selamat pula
kehormatannya. Harwojo menghaturkan terima kasih dengan sembah. Di dalam batinnya terjadi perang hebat. Di satu pihak, dia adalah seorang hamba yang setia dari Mojopahit dan dia harus menjunjung tinggi Sang Pangeran Pati yang menjadi
sesembahannya setlah Sang Prabu dan Sang Ratu Sri
Laron Pengisap Darah 3 Pendekar Satu Jurus Karya Gan K L Hati Budha Tangan Berbisa 3
^