Pencarian

Kisah Para Naga 2 6

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 6


Lembah Pualam Hijau mengamankan ruangan pertemuan
dari pengintaian orang lain.
Percakapan mereka diawali oleh Sian Eng Cu yang
memaparkan perkembangan terakhir. Yakni diawali
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dengan kesempatan mereka memasuki Kwi Cu hingga
kekisruhan yang terjadi di Thian San Pay dan Tiam Jong Pay, bahkan juga kenyataan betapan percakapan mereka ternyata diintip orang lain. Kejadian-kejadian terakhir, termasuk penyerangan Majikan Kerudung Putih, masuk
dalam pertimbangan untuk menyimpulkan apa yang
harus dilakukan.
Setelah menguraikan apa yang terjadi pada saat-saat terakhir, pada bagian akhir Sian Eng Cu menyampaikan:
"Cuwi enghiong, kita pada dasarnya sudah di
penghujung kesimpulan memasuki Kwi Cu. Tetapi
nampaknya selalu dihalangi oleh pihak Thian Liong Pang.
Tapi anehnya, tokoh-tokoh utama mereka selain Majikan Kerudung Putih seperti sedang bersembunyi. Dan pada saat bersamaan terjadi kekisruhan di Thian San Pay dan Tiam Jong Pay, dan nampaknya juga dibeberapa
perguruan silat lainnya. Kita perlu sangat awas
menetapkan memasuki Kwi Cu dan menyelesaikan
persoalan di beberapa perguruan. Hal yang menurut
hemat lohu, harus dikerjakan secara saksama. Dan
karena itu, kami mengundang cuwi sekalian untuk
merundingkan dan memutuskan yang sebaiknya kita
lakukan dalam waktu dekat ini. Namun, sebelumnya,
sebaiknya kita mendengarkan beberapa keterangan yang diperoleh Maling Sakti dan Kaypang yang memasuki Kwi Cu secara rahasia beberapa waktu lalu"
Sian Eng Cu kemudian memandang kepada Maling
Sakti yang segera tanggap dan melaporkan:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Pada dasarnya, nyaris tiada gerakan berarti dari Thian Liong Pang di Kwi Cu, terutama pada siang hari.
Tetapi, gelombang keluar masuk tokoh yang tak dikenal, nyaris selalu terjadi pada malam hari, tetapi tokoh tersebut tidak pernah menunjukkan dirinya diwaktu
siang. Selama 4 hari berturut-turut kami mengamati dan mengintai bersama beberapa murid Kaypang, selalu
kejadiannya seperti itu. Tokoh yang keluar masuk, rata-rata berkepandaian tinggi, dan tidak dikenal. Karena itu, kami semakin yakin, bahwa di Kwi Cu, pasti ada markas Thian Liong Pang dan bukan tidak mungkin juga markas besar mereka"
Setelah itu Pengemis Tawa Gila langsung melanjutkan:
"Dan menurut temuan anak murid Kaypang, arus
keluar masuk tokoh tersebut selalu mengarah ke Sungai Yang Ce, dan di area lain kota Kwi Cu diwaktu malam, nyaris tidak ada aktivitas sebagaimana di arah yang disebutkan di atas. Dan ini memang semakin
menguatkan dugaan bahwa ada Markas Thian Liong
Pang disana, bahkan mungkin markas besar merekapun
berada di sana"
Setelah itu, semua terdiam sejenak, sampai Sian Eng Cu kemudian bersuara:
"Nah, cuwi enghiong, nampaknya kita berada pada
pilihan yang sulit. Antara secepatnya memasuki Kwi Cu untuk memastikan markas Thian Liong Pang berada
disana untuk kemudian disusul memanggil tokoh-tokoh utama Perguruan Besar, dan menunggu sejenak dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengirim bantuan bagi Thian San Pay dan Tiam Jong
Pay yang sepertinya sedang dirundung bahaya"
"Menurut pendapatku yang bodoh, keduanya bisa kita
kerjakan secara bersamaan Tong tayhiap. Kita bisa
mengirim bantuan dan juga mengingatkan agar waspada perguruan silat lainnya atas penyusupan, dan yang lain memasuki kota Kwi Cu. Dengan cara demikian, kita
memberi tekanan dan jawaban atas semua kemungkinan
yang diambil oleh Thian Liong Pang" Yo Cat bersuara, dan memang orang ini meski rada tinggi hati, tetapi memiliki pandangan yang cukup tajam atas situasi yang terjadi.
Beberapa tokoh nampak mengangguk-angguk
membenarkan saran Yo Cat tersebut, bahkan juga
termasuk Sian Eg Cu dan Pengemis Tawa Gila.
"Usulan Yo heng memang beralasan. Tiada cukup
alasan bagi kita bertahan di Ye Cheng, karena toch kota ini seperti telah dibiarkan oleh Thian Liong Pang, dan mereka leluasa mengganggu kita. Bila kita memasuki Kwi Cu, maka bisa dipastikan mereka akan melakukan
tindakan baru dan kita bisa memulai pertarungan yang lain dengan pihak mereka" Pouw Kui Siang, salah
seorang dari Beng San Siang Eng mendukung usulan
orang she Yo. "Bagaimana menurut cuwi sekalian, cara kita
membantu kawan-kawan di Thian San Pay, Tiam Jong
Pay dan mengingatkan perguruan silat lain?" terdengar Pengemis Tawa Gila bersuara.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, menurut hematku, kawan-kawan penyampai
informasi dari Kay Pang bisa melakukannya" Yo Cat
kembali bersuara.
"Benar", kembali Pouw Kui Siang mendukung saran Yo
Cat "Baik sekali, karena kita masih belum tahu kondisi
masing-masing perguruan tersebut. Jadi, mengingatkan ciangbunjin masing-masing perguruan adalah penting, dan sebaiknya dengan surat pengantar dari Sian Eng Cu Tayhiap" tambahnya.
"Ya, ya, bisa diterima, bisa diterima" Pengemis Tawa Gila bergumam menyatakan rasa setujunya.
Pada saat Sian Eng Cu ingin memberikan beberapa
saran dan pemikirannya, tiba-tiba dari luar terdengar suara-suara berisik dan tidak lama kemudian disusul dengan masuknya Topeng Hitam bersama Lang Mei Lan
ke dalam ruangan tersebut. Semua mata terbelalak,
terutama karena menyaksikan betapa Liang Mei Lan
nampaknya agak sedikit berhalangan, meski tidak
terlampau berat. Adalah Tek Hoat yang tidak bisa
menahan diri melihat adik kesayangannya seperti terluka.
Dengan cepat dia mendekati Mei Lan dan menyapanya:
"Lan moi, engkau tidak apa-apa?"
"Sudahlah koko, aku sudah agak baikan. Sebentar lagi beristirahat sudah bisa pulih kembali" Mei Lan menjawab, betapapun malu dilhat begitu banyak orang.
Sementara itu, Topeng Hitam yang nampaknya tidak ada TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
halangan dan sehat saja telah diserbu sejumlah
pertanyaan. Dan dengan singkat, Topeng Hitam
menceritakan bagaimana Mei Lan mengejar Tang Cun,
menempur Majikan Kerudung Putih dan ternyata
keduanya setingkat, dan kemudian terbunuhnya Tang
Cun. "Hm, syukurlah bila informasi itu belum menyebar ke Thian Liong Pang. Kalian berdua berjasa besar bagi Thian San Pay dan Tiam Jong Pay. Dan bila Thian Liong Pang menganggap sangat berharga informasi itu, maka berarti apa yang terjadi di Thia San Pay dan Tiam Jong Pay
bukan masalah ringan. Lohu merasa, kita perlu mengirim bantuan yang memadai ke Thian San Pay dan Tiam Jong Pay, bahkan juga Kun Lun Pay. Bagaimana pikiran cuwi sekalian?" Sian Eng Cu dengan cepat menyimpulkan
setelah membaca keadaan.
"Benar, kami setuju" beberapa orang menyatakan
persetujuannya atas ide Sian Eng Cu. Dan dengan dasar itu, akhirnya Sian Eng berkata:
"Berhubung Ceng Liong masih belum tiba, maka
biarlah urusan membantu Thian San Pay dan Tiam Jong Pay kalian rembukkan berempat" Sian Eng Cu
memandang ke-4 pendekar muda yang dengan cepat
mengangguk anggukan kepala tanda setuju.
"Dan urusan memberitahukan ke Kun Lun Pay dan
perguruan lain, biarlah diatur oleh Kay Pang dengan membawa surat yang ditandatangani oleh lohu dan
Pengemis Tawa Gila. Bagaimana, menurut pandangan
saudara-saudara, apakah bisa kita tetapkan demikan?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pertanyaan Sian Eng diikuti oleh anggukan semua orang yang berada dalam ruangan. Betapapun apa yang
disimpulkan Sian Eng Cu memang masuk akal untuk
segera dikerjakan. Dengan demikian, maka tugas
membantu Perguruan-perguruan yang dalam bahaya
akan dikerjakan oleh Pendekar Kembar kakak beradik, Souw Kwi Beng dan Souw Kwi Song dan Liang Tek Hoat
serta adiknya, Liang Mei Lan, terutama ke Tiam Jong Pay dan Thian San Pay.
"Sementara itu" lanjut Sian Eng Cu
"Kita semua bersiap memasuki Kwi Cu dengan cara
yang akan diatur oleh Maling Sakti dan Kay Pang.
Selambatnya dua hari kedepan, proses keberangkatan
kita akan dimulai". Demikian Sian Eng Cu kemudian
mengatur strategi dan perjalanan ke Kwi Cu, yang dua hari kemudian langsung dikerjakan. Tetapi, mendahului semua orang, kakak beradik Liang Tek Hoat dan Liang Mei Lan yang kebagian bertugas ke Thian San Pay sudah melakukan perjalanan cepat keesokan harinya.
Sementara Kakak beradik She Souw menyusul
meninggalkan Ye Cheng bersamaan waktunya dengan
rombongan pertama yang akan menuju Kwi Cu. Karena
memang jarak ke Tiam Jong Pay relative lebih dekat
dibandingkan perjalanan ke Thian San Pay.
=====================
Seperti juga kakak beradik she Liang, kedua kakak
beradik she Souw, nyaris jarang bisa berbicara serius karena masalah susul menyusul yang perlu segera
mereka tangani. Seperti hari ini, kedua kakak beradik TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kembar tersebut sudah dalam perjalanan meninggalkan Ye Cheng dan berjalan kearah barat, menuju ke
Perguruan Tiam Jong Pay. Setelah lama berpisah dan
selalu dirundung ketegangan, kedua kakak beradik itu akhirnya memiliki banyak waktu kembali bercakap
banyak hal. Bahkan sudah sejak sebelum berangkat, keduanya
sudah banyak bercakap soal-soal yang mereka hadapi, dan termasuk juga bagaimana mereka akan menghadapi
urusan di Tiam Jong Pay. Karena perjalanan cukup jauh, kedua kakak beradik itu, seperti juga Liang Tek Hoat dan adiknya menyewa kuda untuk mengejar rombongan Gui
San Bu yang sudah 2 hari sebelumnya berangkat. Sudah tentu mereka ingin mencapai Tiam Jong Pay setidaknya bersamaan dengan tibanya rombongan Gui San Bu yang
melakukan perjalanan juga dengan tergesa.
Tetapi, begitu keluar dari pintu barat Kota, baik Kwi Beng maupun Kwi Song segera sadar bahwa perjalanan
mereka nampaknya dikuntit orang. Keduanya dengan
kepekaan yan tinggi segera sadar, bahwa ada orang
yang dengan kemampuan ginkang yan tinggi mengawasi
mereka. Apalagi memang, karena medan yang
mendekati hutan, membuat kuda mereka tidak bisa lari dengan kecepatan penuh.
Keduanya dengan saling lirik segera tahu apa yang
harus mereka lakukan. Mencari tempat yang cukup luas untuk kemudian menjebak dan mengetahui siapa
gerangan yang melakukan pengintilan atas perjalanan mereka tersebut. Dan tempat yang cukup luas itupun
mereka temukan kira-kira setelah setengah jam lepas TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dari gerbang kota dan berada tidak terlalu jauh dari hutan.
Keduanya segera berhenti dan dengan cepat Kwi
Song, seperti biasanya menegur kearah rimbunan hutan tersebut:
"Sahabat yang mengikuti perjalanan kami berdua
kakak beradik, silahkan mengunjukkan diri. Mungkin kita perlu berkenalan"
Tetapi, tidak ada sedikitpun gerakan dari arah hutan tersebut. Keduanya menunggu sebentar, tetapi tetap
tiada sedikitpun gerakan dalam rimbunan dedaunan
tersebut. Bahkan sampai bosanpun, keduanya tidak
mendapatkan jawaban atas maksud baik mereka
bercakap baik2 dengan yang menguntit mereka berdua.
"Maafkan, kami berdua diburu waktu dan harus
melanjutkan perjalanan kami. Silahkan menguntit jika memang kalian merasa itu sangat perlu" setelah bicara demikian, Kwi Song yang memang sedikit nakal segera naik kekudanya. Dan kemudian terus memacu kudanya.
Tetapi, persis dibelokan ujung jalanan dan bertemu
dengan rimbunan hutan yang lain, jalanan mereka sudah terhadang oleh rombongan berbaju putih.
Siapa lagi kalau bukan MAJIKAN KERUDUNG PUTIH"
Dan bersama dnegan dia, sudah tentu adalah barisan
pengawalnya, para nona cantik yang juga berpakaian
serba putih, hanya tidaklah mengenakan kerudung putih sebagaimana majikan mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, Majikan Kerudung Putih, jika tak salah demikian engkau dipanggil. Apakah maksudmu menghadang
perjalanan kami?" seperti biasa, Kwi Song akan bertindak selaku juru bicara bila bersama kakaknya.
Hening sejenak, tetapi tak lama kemudian terdengar
jawaban dari balik tandu dimana snag Majikan Kerudung Putih berada:
"Hm, hanya ingin bertanya, hendak kemanakah tuan-
tuan?" "Apakah menurutmu kami wajib melaporkannya
kepada kalian, hendak kemana, ingin berbuat apa, dan apa maksud tujuan kami keluar dari Ye Cheng" Dan jika ya, sejak kapan aturan itu diberlakukan?" Hebat kata-kata Kwi Song. Tetapi, masih lebih matang lagi jawaban Majikan Kerudung Putih.
"Kami hanya ingin bertanya. Apakah engkau takut
menjawabnya?" Sebuah pernyataan yang memancing
sekaligus menantang.
"Sayangnya kita berdiri dalam posisi berlawanan, jadi basa-basi seperti itu tidaklah dibutuhkan. Lebih baik anda melakukan cara lain untuk mencari tahu jawaban kami"
"Hebat, hebat. Bear-benar tunas muda Siauw Lim Sie
yang berisi. Sayang engkau terlampau ceriwis menjadi laki-laki" terdengar jengekan Majikan Kerudung Putih.
"Tetapi, bukankah yang ceriwis demikian yang engkau sukai?" kenakalan dan kebandelan Kwi Song kembali
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
nampak. Tapi untungnya Kwi Beng menengahi dan
berkata: "Song te sudahlah. Tidak baik mendebat orang yang
kita belum tahu maunya"
"Koko, masakan kita tidak bisa menebak mau mereka"
Sudah jelas mereka menghadang kita, tidak perlu ditebak dan dicari tahu lagi".
"Sudahlah, coba engkau diam dahulu." Kwi Beng
menyabarkan adiknya dan kemudian menghadap Majikan
Kerudung Putih dan bertanya:
"ada maksud apakah gerangan engkau menghadang
perjalanan kami?"
"Sudah kukatakan tadi, hendak kemana dan ingin
melakukan apa kalian?"
"Tapi, rasanya terlalu sederhana jika hanya itu
kehendak kalian" Kwi Beng menegaskan.
"Hihihi, engkau pintar. Aku memang ditugaskan untuk menghadang dan menangkap kalian ditempat ini"
"Tapi untuk maksud apakah?" Kwi Beng bertanya
"Mengurangi jumlah musuh yang ingin menyerang"
tegas Majikan Kerudung Putih dengan suara dinginnya.
"Tapi sayang tidak akan segampang itu, Majikan
Kerudung Putih" Kwi Song yang penasaran menegaskan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baik, kita lihat saja nanti", sambil berkata demikian Majikan Kerudung Putih sudah menyerang Kwi Beng.
Sementara Kwi Song yag ingin membela kakaknya
dengan cepat sudah dikeroyok 7 Gadis cantik berpakaian putih.
Barisan dayang Majikan Kerudung Putih sebetulnya
ada 7 orang, dengan ketua yang kepandaiannya paling lihay adalah Gan Bi Kim. Tanpa Gan Bi Kim sebagai
kepala, barisan ke 6 Dayang Baju Putih yang bergerak seperti ular ini tidak selihay bila kepalanya ada.
Karena itu, barisan yang kini menyerang Kwi Song,
jauh lebih lihay ketimbang mereka pertama kali
menyerang Kwi Beng. Kali ini, mereka bahkan mampu
mengimbangi Kwi Song, padahal sebelumnya meski
sempat merepotkan Kwi Beng, tetapi barisan ini tidak sanggup bertahan lama.
Kwi Beng yang diserang oleh Majikan Kerudung Putih
bersilat seperti biasa, dan kali ini setelah belajar dari pertempuran pertama, dia relative bisa mempertahankan diri dengan baik. Dia telah mempelajari dan
merenungkan pertempuran mereka yang pertama, dan
sadar bahwa dalam hal kecepatan dia masih tidak
mampu merendengi lawan.
Karena itu, dia bersilat dengan gaya yang kokoh,
bersilat mengikuti gaya Thai Kek Sin Kun dan behasil memberi perlawanan yang memadai atas serangan khas
Majikan Kerudung Putih. Diserang sebagaimana cepat
dan kuatpun, Kwi Beng yang bersilat dengan gaya yang banyak mempertahankan diri dan mengembangkan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sinkang mujijat yang melindungi tubuhnya, sanggup
bertahan. Hal ini terutama karena pilihan ilmu yang tepat dank arena Kwi Beng dengan cerdik mempelajari gaya
bertarung laan dan memberi balasan imu yang tepat.
Dengan cara tersebut, Kwi Beng mampu bertahan
tanpa terlampau terdesak oleh lawan. Bahkan sesekali dia mampu memberi serangan balasan yang cukup
merepotkan Majikan Kerudung Putih yang juga merasa
heran, mengapa dalam waktu beberapa hari saja, Kwi
Beng sepertinya mengalami kemajuan dalam bertempur
dengannya. Sementara itu dipihak Kwi Song, meskipun barisan 7
Gadis Berjubah Putih itu memang tambah lihay dengan kehadran Gan Bi Kim, tetapi masih belum cukup sanggup untuk menahan serbuan Kwi Song. Seperti diketahui Kwi Song ini lebih lincah dan lebih variatif dalam bertahan maupun menyerang.
Karena itu, setelah sekian lama mempelajari
kemampuan dan pergerakan 7 gadis ini, dia mendapati kenyataan bahwa Gan Bi Kim yang pernah ditemuinya
dahulu, adalah pusat pergerakan dan perintah bagi
barisan tersebut. Itu sebabnya beberapa kali Kwi Song mececar Bi Kim, dan sesuai dugaannya serangan kearah Bi Kim akan mengundang serbuan deras kearahnya.
Untuk maksud menggempur barisan ini, maka Kwi
Song kemudian memilh untuk mencecar lawannya secara bergantian, dengan berusaha mencari ketika yang tepat menyerang Bi Kim. Dan demikianlah strategi bertempur yang kemudian dikembangkannya, yakni mengurangis
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
erangan ke kepala barisan itu, Gan Bi Kim, tetapi
berkonsentrasi menyerang barisannya.
Otak dan tipu serta variasi gerakan Kwi Song memang temasuk telah matang. Sama seperti kekokohan
kakaknya dalam bertarung yang mengalami pematangan
dari waktu kewaktu. Karena itu, Kwi Song mencoba
peruntungan dan perhitungannya dengan sedikit
membiarkan Bi Kim di luar jangkauan pukulan dan
cecarannya. Dia sudah menghitung, bahwa suatu saat Bi Kim akan
terlena dan kurang awas, dan menghitung saat itu akan tiba dimana dia mencecar BiKim untuk membongkar
barisan yang menyerangnya dengan teratur itu.
Demikianlah perlahan-lahan Kwi Song memancing
barisan itu menyerangnya, sementara dia sendiri
membirrkan diri di serang dan jikapun menyerang
membatasi penyerangannya untuk tidak terlampau sering mengarah ke Bi Kim.


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan perhitungannya benar, dari waktu ke waktu Bi
Kim merasa serangan kearahnya semakin mengendor.
Dan secara otomatis perlahan-lahan dia kehilangan
keawasan atau kewaspadaannya menghadapi Kwi Song.
Disangkanya, Kwi Song telah kehabisan akal untuk
menyerangnya dengan sebat, meskipun langkah kaki
lawannya dan gerakannya masih sangat sebat dan gesit.
Gadis itu tidak pernah menyangka bahwa Kwi Song
memang mengincarnya dan mempersiapkan diri dengan
sabar untuk menyerangnya hingga mati kutu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Episode 9: Kolomoto Ti Lou -
Bintang Selatan Nan Sakti
Perhitungan Kwi Song benar. Semakin lama, barisan
itu semakin terlena dalam menyerang Kwi Song. Mereka kurang menyadari bahwa Kwi Song memang membiarkan
diri diserang untuk menanti ketika yang tepat untuk melancarkan serangan ke pusat pergerakan barisan itu.
Dan ketika kemudian akhirnya saat yang ditunggu-
tunggu Kwi Song tiba, dengan menggunakan ilmu
saktinya dari Tay Lo Kim Kong Ciang, Kwi Song
merangsek dan menerjang. Awalnya sasarannya seperti mengarah ke badan barisan itu yang dikawal oleh 2
orang gadis berbaju putih, tetapi ketika kemudian barisan itu bergerak merespons, tiba-tiba dengan kecepatan kilat serangannya beralih kearah Bi Kim.
Dan Bi Kim yang tidak siap sedia karena sedang
mencoba membantu kawannya tidak cukup siap
menerima serangan cepat dan keras dari Kwi Song.
Untuk mengurangi efek pukulan Kwi Song, dengan
terpaksa Bi Kim mengerahkan ilmunya sendiri dan keluar dari pakem barisan. Tapi, memang hanya dengan cara
itu dia bisa mengurangi resiko pukulan Kwi Song.
Dia memapak pukulan Kwi Song dengan kedua telapak
tangannya dan mengadu kekuatan. Untungnya Kwi Song
bukan seorang pemuda kejam, hingga saat-saat terakhir dia mengurangi tenaganya membentur pertahanan Bi
Kim. Tapi toch, itupun sudah cukup membuyarkan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
barisan para gadis berbaju putih dan melontarkan Bi Kim keluar barisan.
"Bresss" bersamaan dengan benturan itu, Bi Kim
terlontar melayang keluar barisan. Untungnya luka
dalamnya ringan saja, dan tidak membuatnya terkapar di tanah karena saat terakhir Kwi Song mengendorkan
kekuatannya. Tapi, dari luar barisan dia melihat anak buahnya dipermainkan seenaknya oleh Kwi Song.
Hatinya miris, tetapi dia sadar dia tidak akan cukup sanggup berbuat apa, bahkan untuk merapatkan barisan mereka sekalipun. Karena itu dengan gemas dia melihat bagaimana barisan itu diobrak abrik Kwi Song, dan
bahkan mempermainkan anak buahnya. Tetapi, hal
tersebut tidak berlangsung lama. Karena secara tiba-tiba, terdengar sebuah suara:
"Laki-laki ceriwis, berani benar mempermainkan
perempuan lemah"
Bersamaan dengan suara itu, tiba-tiba sebuah
bayangan mengejar kearah Kwi Song dan
menghadiahkannya satu pukulan yang cukup kuat.
Cukup kuat untuk membuat Kwi Song membatalkan
serangannya dan menoleh serta menangkis
penyerangnya yang ternyata adalah seorang perempuan pula.
Dan, seorang gadis manis lagi. Tapi tak ada waktu
untuk mengagumi kecantikan dan keindahan si
pendatang baru ini.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Duk" benturan antara keduanya tidak terhindarkan.
Tetap nampaknya Kwi Song masih lebih kuat. Terbukti dari benturan itu si gadis terdorong kebelakang
sementara Kw Song hanya sedikit merasakan getaran di tangannya. Tetapi, harus dikatakan bahwa tergetarnya tangannya menandakan lawan bukan orang lemah.
Justru sebaliknya. Jika lawan baru ini membantu lawan yang lain, maka kedudukan mereka kakak beradik
sungguh dalam bahaya. Apalagi ketika melirik keadaan kakaknya, posisinya masih berimbang, malah kakaknya dalam posisi selalu terserang. Meski tidak dalam posisi berbahaya.
"Hm, sungguh seorang laki-laki ceriwis, beraninya
menghadapi anak-anak gadis. Jika berani lawan aku" si Gadis ternyata datang berdua dengan seorang pemuda
yang kini berdiri di pinggir arena dan memandangi Kwi Song dengan tajam. Dari wajah, nampaknya mereka
kakak beradik, karena keduanya rada rada mirip.
Tapi Kwi Song tidak memiliki waktu yang cukup
meladeni keduanya, karena sang gadis sudah kembali
menyerangnya. Kelihatannya dia masih penasaran karena kesudahan benturan tadi lebih merugikannya, dan
terbersit sedikit kekaguman dalam hatinya karena Kwi Song mampu mendorongnya kebelakang. Sesuatu yang
baru sekali dialaminya selama dalam pengembarannya.
Dan sebagai seornag gadis yang terlatih, menemukan
seorang pria muda yang sanggup menandingi bahkan
mengatasinya, sungguh berarti banyak.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hyaaaaaat" dengan cepat dan tanpa ba bi bu lagi, si gadis kembali mencecar Kwi Song. Nampaknya bukan
sekedar karena keceriwisan Kwi Song menurut
bahasanya tadi, tapi karena rasa penasaran dan rasa tidak ingin kalah. Karena itu, gadis itu kembali
menyerang Kwi Song dengan segenap kepandaiannya.
Tetapi, meskipun dengan mengerahkan segenap
kekuatannya, gadis itu tetap tidak sanggup mendesak Kwi Song.
Sementara Kwi Song sendiri sejak melihat wajah kakak beradik itu merasa seperti pernah melihat dan mengenal wajah mereka. Tetapi dia sama sekali tidak mampu
mengingat dimana pernah bertemu dan dimana pernah
melihat mereka, kedua kakak beradik itu. Karena itu, Kwi Song tidak gegabah menyerang, tetapi lebih banyak
mempertahankan diri dari serangan gadis itu yang dating bagaikan hujan.
Tetapi betapapun, gadis itu memang sudah cukup
tinggi tingkat kepandaiannya, meskipun masih belum
mampu menandingi tingkat kepandaian Kwi Song saat
itu. Yang pasti, tidaklah mungkin menghadapinya dengan berkelit saja. Justru karena itu, perlahan Kwi Song jatuh dalam kesulitan dan mulai berpikir untuk balas
menyerang, meskipun sebatas untuk memperingan
beban serangan yang dilontarkan lawannya.
Tapi entah bagaimana, Kwi Song selalu rada lemah
hati melihat paras si Nona yang menggebu-gebu
menyerangnya dan menjadi semakin penasaran karena
lawan yang hanya mengelak dan berkelit itu tidak dapat disentuhnya dengan pukulan tangannya. Bahkan, bila
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dengan terpaksa tangan mereka bertemu, gadis itu
merasa benar, bahwa memang lawannya sangat
menyulitkannya. Bahkan, lama kelamaan, meski dia
mendesak hebat, tetapi dirasakannya lawannya
memberinya sedikit peluang dan angin.
Meskipun merasa penasaran karenanya, tetapi gadis
itu mau tidak mau merasa kagum juga terhadap Kwi
Song. Tetapi, kepenasarannya menutupi rasa kagumnya.
Mereka yang belajar silat, secara otomatis mengidap penyakit tidak bisa terima kekalahan. Dan itu jugalah yang membuat gadis itu terus menyerang Kwi Song
kalang kabut. Di arena lainnya, meskipun mampu memperbaiki
posisinya dalam pertarungan melawan Majikan Kerudung Putih, tetapi Kwi Beng sebetulnya masih sulit untuk menarik keuntungan dari pertempuran itu. Memang
pertahanan dan daya tahannya menjadi jauh lebih baik dibandingkan pertempuran pertama.
Bahkan Kwi Beng telah menguras pengetahuannya
dan menganalisis perkelahiannya yang sebelumnya. Dari sana, dia beroleh pengetahuan dan kemajuan baru
dalam sebuah pertempuran. Tetapi, tetap saja ketika menghadapi Majikan Kerudung Putih yang menang
dalam hal ginkang dan bahkan dalam hal iweekang
setidaknya mereka imbang atau bahkan sang Majikan
sedikit lebih asor, dan hanya kemurnian Sinkang saja yang menguntungkannya.
Karena itu, tetap saja Kwi Beng mengalami sedikit
kesulitan dalam mengimbangi Majikan Kerudung Putih
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang dahsyat itu. Keadaannya sunggu bertolak belakang dengan keadaan Kwi Song, yang meski terdesak, tetapi lebih karena tidak sampai hati harus menyerang
lawannya. Di sisi lain, Majikan Kerudung Putih sendiripun sempat merasa kaget dengan kemajuan lawan yang dihadapinya.
Baru beberapa hari sebelumnya mereka berpisah, dan
sekarang Kwi Beng sudah sanggup memberi perlawanan
yang lebih menyulitkannya. Meskipun dia sendiri sudah menguras pemahamanya untuk menarik keuntungan dari
pertempuran terdahulu.
Tetapi, tetap saja dia mengalami sedikit lebih sulit dalam mendesak dan menyerang Kwi Beng yang kini
mempertahankan dirinya dengan lebih baik. Berkali-kali Majikan Kerudung Putih mengerahkan kemampuan
ginkangnya dan ilmu-ilmunya untuk mendesak dan
memojokkan Kwi Beng.
Tetapi, dalam keadaan terdesakpun, bahkan ketika
harus menerima pukulannya, Kwi Beng tetap bisa berdiri dan tidak nampak terluka. Hal ini dimungkinkan karena Kwi Beng memang sudah meningkatkan kemampuannya
dan melindungi diri dengan Khikang ajaib Siauw Lim Sie.
Benar, dia merasa sedikit kesakitan, apalagi bila terus menerus ditembus oleh Iweekang ataupun tenaga dalam yang seimbang dengannya.
Tetap akan terasa menyakitkan memang. Tetapi,
dengan kemampuannya sekarang, sungguh sedikit saja
tokoh yang sanggup menembus khikang Kwi Beng dan
menggoyahkannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Keadaan Kwi Beng yang sedikit sulit bertambah sulit ketika kemudian dia menengok keadaan adiknya, kwi
Song yang kini juga mulai jatuh dalam kesulitan. Bukan karena serangan si gadis yang penasaran terhadapnya, tetapi karena kakak si gadis, juga pada akhirnya
menerjunkan diri menyerangnya. Dan gabungan
serangan kedua anak muda kakak beradik itu, jauh lebih berat lagi. Bagaimana ceritanya sampai jadi demikian"
Dalam keadaan yang selalu terserang, tiba-tiba Kwi
Song mendapati kembali ingatannya mengenai kedua
kakak beradik ini. "Benar, aku pernah bertemu
keduanya" demikian pikir Kwi Song. Tetapi, ketika
mendapati bahwa dia sudah mulai mengenali kedua
kakak beradik itu, Kwi Song yang sedikit lengah,
menghadapi ancaman bahaya di bawah serangan si gadis yang menggunakan ilmu yang juga mujijat.
Hawa serangan bergulung-gulung mengurungnya, dan
segera Kwi Song sadar, bahwa sulit baginya untuk
menghindar. Belum sempat dia bicara, pukulan sudah
menerpa datang, dan dengan terpaksa, karena tidak mau melukai dan terluka, akhirnya Kwi Song memapak
serangan si gadis dengan sedikit meningkatkan kekuatan iweekangnya. Dan kesudahannya adalah kerugian bagi si anak gadis yang kemampuannya memang masih berada
di bawah Kwi Song:
"Plak, plak ?".. ihhhhhh" terjadi dua kali benturan dan akibatnya tubuh si nona terdorong sampai tiga
langkah ke belakang. Dan bersamaan dengan itu,
bayangan biru sudah berkelabat menyerang Kwi Song,
inilah dia, kakaknya si nona yang menyerangnya. Dan, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kwi Song mendapati bahwa sang kakak ternyata masih
lebih lihay dari sang adik. Lebih kokoh dan lebih
berbahaya dibanding si Nona. Dan lebih repot lagi,
karena begitu menemukan kesadaran kembali, si gadis ikut menjadi murka karena terdorong keras ke belakang tanda kalah tenaga melawan Kwi Song.
Jadilah akhirnya Kwi Song mau tidak mau meladeni
kedua kakak beradik itu tanpa punya tempo untuk
menjelaskan kesalahpahaman dan bahwa dia mengenal
kedua kakak beradik itu. Serangan-serangan keduanya yang sudah dikenali Kwi Song sebagai kakak beradik dari Lam Hay, Lamkiong Tiong Hong dan adiknya Lamkiong
Sian Li, si nona manis yang tadi menyerangnya kalang kabut, betapapun sangat merepotkannya.
Menghadapi mereka berdua, Kwi Song betapapun
mengalami kesulitan, apalagi melawan kedua orang ini yang pernah membantu mereka di Siauw Lim Sie cabang Poh Thian. Bahkan dengan bantuan kedua kakak beradik inilah, musuh bisa dienyahkan. Dan, bagaimana mungkin menghadapi mereka yang pernah membantu Siauw Lim
Sie sebagai musuh" Kwi Song jadi serba salah.
Karena itu, dengan cepat Kwi Song benar-benar
terjebak dalam kesulitan sendiri. Melawan Lamkiong
Tiong Hong, dia masih bisa menang, karena tingkatannya memang masih lebih tinggi. Tetapi, menghadapi
kerubutan kedua kakak beradik ini, dengan rasa hati yang galau, membuatnya benar-benar dalam kesulitan
besar. Dia akhirnya benar-benar dicecar kedua kakak beradik yang juga amat sakti ini, dan hanya sekali-sekali membalas untuk membuyarkan serangan keduanya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Keadaan Kwi Song yang runyam itulah yang
tertangkap oleh Kwi Beng yang juga sedang dalam posisi yang kurang menguntungkan. Meskipun bermental baja, sabar dan kokoh, mau tidak mau, Kwi Beng goyah juga.
Dia hanya memiliki Kwi Song sebagai orang yang
terdekat dengannya, keluarganya sudah hancur entah
kemana diterjang banjir bandang.
Mana bisa sebagai kakak, meski kakak kembar, dia
membiarkan adiknya dalam kesulitan" Perlahan rona
perlawanan mulai menguasai dirinya, dan bahkan
semangatnya mulai terbangun untuk meningkatkan
perlawanannya. Dia masih belum pernah lagi mencoba
menggunakan ilmu ciptaan gurunya yang hebat, Pek-in Tai-hong-ciang (Tangan Angin Taufan Awan Putih).
Dia memang telah mengadu ilmu, termasuk ilmu
mujijat Kim kong pu huay che sen (Ilmu Badan/Baju
Emas Yang Tidak Bisa Rusak) dan Ban Hud Ciang dalam pertempuran mereka terdahulu. Tetapi, dia masih belum mencoba menggunakan ilmu pamungkas yang menurut
gurunya sudah hampir sempurna dikuasainya.
Padahal, menurut gurunya, ilmu itu harus digunakan
secara berhati-hati, dan dalam konsentrasi tinggi, karena mengandung perbawa sihir yang sangat kuat dan
pengerahan tenaga dalam yang juga sangat tinggi. Itulah sebabnya, gurunya mewanti-wanti untuk hati-hati
menggunakan ilmu itu, sama dengan menggunakan jurus ke 11 dari Ban Hud Ciang (Selaksa Tapak Budha) yang juga sangat mujijat itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kali ini, dalam kondisi yang terdesak, Kwi Beng mulai memikirkan opsi itu. Terlebih, karena selain lawan juga sangat digdaya, diarena lain, dia melihat adiknya sedang dalam kesulitan menghadapi dua lawannya yang juga
masih muda. Dengan tiba-tiba, Kwi Beng menghentakkan kedua
tangannya, dan dengan segera kedua tangannya
bergulung-gulung asap putih tebal yang menyilaukan
pandangan mata. Bahkan kemudian dari gulungan awan
atau asap putih tebal itu, mengalir aliran tenaga mujijat yang mampu merontokkan semangat orang atau lawan.
Melihat posisi dan pergerakan Kwi Beng, Majikan
Kerudung Putih sedikit tercekat, tetapi dengan segera, dia juga melakukan pergerakan yang luar biasa.
Bergerak-gerak lincah dan ringan, dan membuat
tubuhnya seperti bayangan hijau yang juga menyakitkan bagi pandangan mata. Tetapi, dari gerak dan pancaran sinar tubuhnya, mengalir seleret sinar kuat yang sangat kuat mempengaruhi kesadaran orang.
Tak pelak lagi, keduanya sudah mengerahkan ilmu-
ilmu pamungkas dari perguruan masing-masing. Dan
nampaknya keduanya sudah siap dan dalam konsentrasi tinggi untuk melanjutkan pertempuran. Terlebih bagi Kwi Beng yang semangatnya terbangun dan ingin
menyelesaikan pertarungan, jika perlu dengan melukai lawan.
Dan, dengan tidak menunggu lama, kedua pusaran
berbalur cahaya berbeda, awan putih dan seleret sinar gemerlapan, berkeredep berwarna hijau gemilang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
nampak saling silang dan saling bentur. Anehnya, tidak terdengar suara apapun, bahkan sepeti tanpa angin
pukulan yang memancar dari keduanya.
Tetapi, wajah Kwi Beng nampak semakin serius.
Dalam benturan mereka yang pertama, hanya dengan
kekuatan Kim kong pu huay che sen (Ilmu Badan/Baju
Emas Yang Tidak Bisa Rusak) sajalah dia tidak terluka dalam. Lawannyapun, nampaknya memiliki khikang yang tidak kurang ajaib yang membuatnya tahan dalam
benturan pukulan-pukulan berat antara keduanya.
Tetapi, jelas terlihat, bahwa Kwi Beng terdorong
hampir selangkah mundur ke belakang dalam
pertarungan puncak itu. Paduan cahaya putih dan hijau yang berbenturan sungguh menyakitkan mata, dan mata orang biasa dipastikan rusak dari jarak 10 meteran.
Bahkan jilatan cahaya entah putih entah hijau, bila menyengat batu di pusaran perkelahian, mampu
membuat batu dengan segera menjadi bubuk-bubuk
debu, dan membuat rumput sekitar mereka mengering
seketika. Tetapi, sama sekali tiada angin pukulan atau suara-
suara beradunya pukulan berat. Padahal, kedua orang yang berada di balik cahaya putih dan hijau itu, nampak semakin serius. Terutama, Kwi Beng yang mulai sedikit berkeringat, meskipun masih belum terluka, hanya
sesekali tersurut setengah langkah ke belakang akibat benturan antara keduanya.
Pertempuran antara keduanya semakin lama semakin
berat, dan sebentar lagi akan memasuki babakan yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sangat berbahaya. Tidak disangsikan, keduanya pasti akan terluka sangat berat apabila melanjutkan
pertarungan itu.
Meskipun memiliki khikang tinggi, tetapi bila benturan antara tenaga dalam setingkat dilakukan berkali-kali, tetap akan menyelinap dan melukai tubuh bagian dalam keduanya. Dan, nampaknya, memang Kwi Beng mulai
sedikit meringis menahan sakit, sementara hal yang
sama meski masih samar mulai dirasakan oleh Majikan kerudung Putih. Kedudukan masing-masing semakin
jelas. Tetapi, Majikan Kerudung Putihpun tidak akan keluar sebagai pemenang dengan keadaan yang baik. Keduanya nampak menyadari hal tersebut, tetapi posisi keduanya setelah mengerahkan ilmu pamungkas, sudah dalam
keadaan yang tiada jalan mundur. Karena siapa yang
duluan mengendorkan serangannya akan mengalami
tolakan balik yang dahsyat yang akan mengakhiri hidup mereka. Dan keduanya sadar dengan kondisi tersebut.
Dalam posisi yang sangat berbahaya bagi keduanya,
tiba-tiba di telinga Kwi Beng mendenging sebuah suara:
"Saudara Kwi Beng, arahkan pukulanmu menyamping,
biar aku menyambut pukulan orang itu. Cepat lakukan dan jangan ragu"
Hanya orang yang luar biasa yang mampu menembus
batas pengerahan tenaga Kwi Beng, dan kebetulan suara orang yang memasukinya adalah orang yang
dikaguminya. Dan terlebih, Kwi Beng mengenali siapa TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pemilik suara yang sanggup menembus perisai kekuatan batinnya. Dan kepercayaan itulah yang menguntungkan, karena dengan segera tenaga yang disalurkan
menyerang, diselewengkan menyamping.
Dan pada saat yang sama, sebuah bayangan hijau
memasuki arena dan memapak pukulan Majikan


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kerudung Putih. Akibatnya sungguh luar biasa, terdengar suara-suara mendesis yang hanya terasa oleh telinga batin, tetapi berdampak sangat luar biasa di lingkungan arena pertarungan:
"desssss, dessss, cusssss"
Suara-suara tersebut adalah akibat pukulan Kwi Beng yang membentur tanah kosong berumput. Tanah yang
segera tergali demikian rapih, tetapi rumput-rumputnya nampak gosong seperti baru saja terbakar sesuatu.
Tetapi, anehnya, lobang yang diciptakan oleh pukulan tersebut, seperti baru saja ditimpa sebuah benda dengan kekuatan dingin yang luar biasa. Di lobang galian akibat pukulan itu nampak air yang seperti baru saja mencair dari es-es membeku, kontras dengan rerumputan yang
terbakar habis, gosong seperti terpanggang sesuatu yang sangat panas.
Sementara suara lainya adalah benturan antara
pukulan bayangan hijau yang bukan lain adalah Kiang Ceng Liong yang menggunakan jurus terakhir dari Pek Lek Sin Jiu untuk memapak pukulan Majikan Kerudung
Putih. Benturannyapun tidak mengeluarkan suara
memekakkan telnga, tetapi guncangan diantara Majikan Kerudung Putih dengan Cen Liong sungguh luar biasa.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Majikan Kerudung Putih sampai terdorong dua langkah ke belakang, sementara Ceng Liong menapak mundur ke belakang 1 langkah atau mungkin lebih sedikit. Keadaan yang membuat mau tidak mau Majikan kerudung Putih
mengernyitkan keningnya. Pendatang baru yang
mengenakan baju dan jubah berwarna Hijau ini, tidak jauh berbeda usianya dengan Kwi Beng. Sama kokoh dan sama pendiam, tetapi nampaknya sedikit lebih berisi, karena sanggup mendorongnya ke belakang.
Majikan Kerudung Putih tidak bisa terima dengan
keadaan tersebut, dalam keadaan penasaran dan murka dia menerjang pendatang berjubah hijau itu. Tetapi, berbeda dengan Kwi Beng yang bertahan saja, Ceng
Liong yang mengenal lawan ampuh, tidak membiarkan
dirinya diserang. Dan dengan cepat dia bersilat mengikuti alur dan jurus-jurus dari Lembah Pualam Hijau. Dan
akibatnya terdengar seruan:
"Hm engkau nampaknya yang disebut anak muda dari
Lembah Pualam Hijau, Ceng-i-Koai Hiap", jelas suara kagum dan penasaran dari Majikan Kerudung Putih
menghadapi Ceng Liong.
"Ada uruan apakah engkau denganku Nona?" Ceng
Liong sudah bisa menangkap dia berhadapan dengan
seorang gadis "Ada, urusannya adalah menangkapmu"
"Cobalah, jika engkau mampu" Sambil berkata
demikian, Ceng Liong kemudian berkata kepada Kwi
Beng TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Beng te, cobalah engkau melihat keadaan adikmu,
siapa tahu dia butuh bantuanmu"
?"Baiklah saudara Ceng Liong" Kwi Beng mengalihkan
perhatiannya kearah Kwi Song yang asih menghadapi
kerubutan dua lawan mudanya itu. Dia cukup yakin dan maklum akan kepandaian Ceng Liong dan percaya bahwa sahabatnya itu akan sanggup menandingi Majikan
Kerudung Putih.
Sementara itu, dengan cepat Majikan Kerudung Putih
telah menyerang Ceng Liong mengunakan ilmu-ilmu
tingkat tingginya. Sebagaimana juga Kwi Beng, Ceng
Liong segera sadar bahwa lawannya memiliki gerakan
ginkang yang bahkan masih sedikit melebihinya.
"Mungkin hanya sedikit di bawah Lan Moi" pikir Ceng Liong kagum. Tetapi, dalam benturan tenaga dalam,
Ceng Liong nampaknya masih sedikit lebih unggul
dibanding lawannya. Karena itu, Ceng Liong sendiripun tidak berayal untuk menyambut serangan lawannya
dengan ilmu-ilmu keluarganya.
Tetapi, Ceng Liong dengan segera menemukan
keanehan, betapa semua serangannya menggunakan
ilmu Lembah Pualam Hijau dengan mudah diatasi dan
dihadapi lawannya. Bahkan, ada beberapa unsur dasar serangan lawan yang rada mirip dengan ilmu-ilmu
keluarganya dari Lembah Pualam Hijau. Karena itu, posisi Ceng Liong malah sedikit lebih banyak menerima
serangan lawannya. Tetapi, betapapun kematangan Ceng Liong dalam penguasaan ilmu keluarganya memang
sudah mengagumkan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Meskipun lawannya bisa menebak arah serangan Ceng
Liong dalam penggunaan Giok Ceng Chap Ca Sin Kun,
tetapi variasi-variasi baru kembangan Ceng Liong
berdasarkan pengalaman tempurnya tetap merepotkan
Majikan Kerudung Putih.
"Hm, memang tidak bernama kosong" gumam Majikan
Kerudung Putih, masih sempat-sempatnya dia bicara
ditengah serunya pertempuran mereka. Dan nampaknya
dia berani berlaku demikian karena juga cukup
memahami arah gerak dan serangan ilmu-ilmu keluarga Lembah Pualam Hijau.
Bahkan ketika mengubah ilmu silatnya dengan
menggunakan Soan Hong Sin Ciang dan Toa Hong Kiam
Sut sekalipun, tetap masih tidak mampu mendesak lawan karena memang daya gerak dan ginkang Majikan
Kerudung Putih sungguh pesat dan luar biasa. Meskipun, nampak sekali bahwa Majikan Kerudung Putihpun sangat kesulitan untuk mendesak dan memojokkan Ceng Liong
yang bertempur dengan penuh semangat.
Memang si Majikan kerudung Putih sanggup menebak
arah serangan Ceng Liong, namun tetap sulit bagi
Majikan Kerudung Putih mendesak dan menyerang Ceng
Liong. Hal ini dikarenakan Ceng Liong masih sanggup menekannya dengan alur pukulan dan lontaran sinkang yang memang luar biasa. Hanya karena pemahaman
akan ilmu yang dimainkan Ceng Liong dan kehebatan
ginkangnya sajalah yang membuat Majikan Kerudung
Putih nampak membuat pertempuran menjadi seru dan
seimbang. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Saling serang dan bertahan dengan cepat dilakukan
keduanya dan dalam hitungan beberapa detik saja,
sejumlah pukulan telah mereka pertukarkan. Dan lama-kelamaan Majikan Kerudung Putih sadar bahwa dalam
hal Sinkang lawannya memang masih melebihinya,
sementara dalam ginkang dia masih sanggup mengatasi lawan
Sementara itu, di tempat lain Kwi Beng yang datang
mendekati arena pertempuran kedua antara Kwi Song
melawan sepasang anak muda, menjadi heran karena
melihat adiknya ternyata memang sengaja mengalah.
Tetapi, kecepatan perkelahian membuatnya tidak sempat memperhatikan siapa lawan adiknya Kwi Song.
Yang pasti, dan hal ini yang membuatnya sangat
heran adalah adiknya yang berkelahi seperti setengah-setengah dan karenanya nampak jatuh di bawah angin.
Padahal, jika Kwi Song berkelahi sungguh-sungguh,
keadaannya pastilah tidak akan sangat kesulitan,
meskipun lawannya juga masih akan bisa mengimbangi.
Karena itu, Kwi Beng kemudian berkata:
"Song te, tidak ada gunanya engkau mengalah.
Mereka mengejar dan menyerangmu demikian sengit"
Kwi Song yang mendengar suara kakaknya, meskipun
masih ragu tetapi menangkap kebenaran perkataan
kakaknya itu. Meskipun rada jahil dan nakal, tetapi terhadap kakaknya yang pendiam dan halus itu, Kwi
Song benar-benar takluk dan menghormat. Serta tentu sayang. Karena itu, mendengar suara kakaknya,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
semangatnya terbangun, meski masih membatasi
tenaganya. Tetapi kali ini Kwi Song mengembangkan perlawanan
dengan lebih ketat dan lebih seru lagi, serta balas menyerang kedua kakak beradik yang tetap terus
mencecarnya dengan serangan-serangan tajam. Dia
tidak lagi ragu harus menyentil serangan lawan dengan menggunakan Kim Kong Ci ataupun dengan
menggunakan Tam Ci Sin Tong dan membuat serangan
lawannya terpental kebelakang.
Bahkan dia juga tidak rau lagi membalas serangan
dengan keras kearah si Nona yang sebelumnya
membuatnya ragu untuk membalas. Tetapi, memang
lebih sering serangan berat diarahkan dan ditujukannya kearah si lelaki, kakaknya sang nona yang nampak
sangat bersemangat dalam mendesaknya.
Pertempuran merekapun menjadi semakin menarik.
Karena betapapun, permainan ilmu silat kakak beradik itu tidaklah lemah, apalagi mereka berdua nampaknya
sering berlatih bersama, dan kepandaian merekapun
tidak terpaut jauh dari Kwi Song. Akibatnya, gabungan serangan keduanya membuat perlawanan mereka
menjadi cukup untuk menahan serbuan dan serangan
Kwi Song yang kini bertempur dengan bersungguh-
sungguh. Beberapa kali bahkan Kwi Song mendesak dan
memojokan kakak beradik itu, tetapi kerjasama dan
saling tolong keduanya yang berilmu sama, membuat
pertarungan bisa kembali menemukan keseimbangannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, keadaan Kwi Song tidaklah lagi membahayakan, malah dia sudah mampu mengimbangi dan memberi
serangan balasan yang berbahaya kearah kedua
penyerangnya. Kwi Song nampaknya sudah bisa
menghitung bahwa gabungan tenaga kedua kakak
beradik ini, meskipun memang berbahaya, tetap masih sanggup ditahannya dengan khikang perguruannya.
Karena itu, watak jahil dan nakal Kwi Song akhirnya mulai kambuh juga.
Beberapa kali dia menyerang dan mencecar si lelaki
muda habis-habisan, untuk kemudian mengganti arah
serangan kearah si nona, dan begitu seterusnya dia
mencecar kedua lawannya dengan serangan-serangan
ilmu dari pintu perguruan Siauw Lim Sie.
Sementara itu, Ceng Liong yang merasakan keanehan
bahwa ilmunya seperti bisa ditebak arahnya oleh Majikan Kerudung Putih, pada akhirnya memutuskan
menggunakan Pek Lek Sin Jiu ajaran Kiong Siang Han.
Dan benar saja, ketika menggunakan ilmu berat tersebut, Majikan Kerudung Putih yang sudah mengalami
pertempuran berat sebelumnya mulai tertekan.
Benar, dia masih bisa menghindar dengan kehebatan
ginkangnya, tetapi setiap pertukaran tahapan
penggunaan Pek Lek Sin Jiu, angin pukulan Ceng Liong selalu menutup pintu keluar Majikan Kerudung Putih. Dan akibatnya, beberapa kali terdengar ledakan keras yang diikuti letupan-letupan akibat benturan ilmu pukulan yang maha hebat. Apalagi, karena kemudian Pek Lek Sin Jiu ditandingi dengan ilmu ampuh Majikan Kerudung
Putih bernama "Tarian Sihir Selaksa Ular Sakti" yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
masih di timpali dengan ginkang istimewa "Ular Sakti Terbang Kelangit".
Berbeda dengan Kwi Beng, Ceng Liong mewarisi
tenaga dalam tidak lumrah dari kakeknya dan bahkan
kemudian juga menerima hawa sakti See Thian Coa Ong yang diolahnya dengan "ilmu pernafasan" berdasarkan robekan kitab sakti dari Jawadwipa. Belum lagi, dasar tenaganya Giok Ceng Sinkang memiliki kemampuan
penyembuhan dan pemulihan tenaga dalam bila sudah
mencapai tingkatan tertingginya.
Dengan bekalnya tersebut, benturan-benturan yang
terjadi, semakin membuat Majikan Kerudung Putih
tertekan. Tambahan, tokoh ini, juga telah mengalami kelelahan setelah bertempur dengan Kwi Beng yang juga kepandaiannya tidak berselisih jauh dengan mereka
berdua. Dan lagi, Ceng Liong, seperti juga Kwi Beng, tidak bisa dipengaruhi oleh kekuatan sihir dari ilmunya.
Hal ini membuat Majikan Kerudung Putih semakin
lama semakin tertekan dan bahkan kemudian semakin
merasa kelelahan. Sesuatu yang sulit diterimanya. Belum pernah dia mengalami keadaan seperti ini dalam sebuah arena pertempuran. Mengalami keadaan tertekan akibat cecaran serangan lawan hanya dialaminya dalam
pertempuran dengan gurunya ataupun dengan ayahnya.
Sementara itu, Ceng Liong sendiri sudah memasuki
penggunaan jurus ke-6 dari rangkaian Pek Lek Sin Jiu "
"Badai Petir Membelah Langit" " sebuah rangkaian yang semakin tinggi dan semakin berbahaya. Menyadari
keadaannya semakin melemah karena benturan-benturan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tenaga yang merugikannya, sementara ginkangnya
tertutup oleh halangan tenaga yang terpancar panas dari Ceng Liong, membuat Majikan Kerudung Putih
memutuskan menggunakan kekuatan utamanya dalam
jurus pamungkasnya "Ular Hijau Menerjang Mayapada".
Lentikan cahaya kehijau-hijauan membungkus
tubuhnya yang bergerak cepat dan memapas dengan
berani lontaran Pek Lek Sin Jiu pada jurus ke 6 dan kemudian jurus ke-7 dari Ceng Liong. Akibatnya
terdengar bunyi menggelegar dan menyakitkan telinga dari benturan tersebut:
"Blarrrrrrr" dan akibatnya tubuh Majikan kerudung
Putih terdorong sampai 5 langkah ke belakang,
sementara Ceng Liong hanya susut 2 langkah ke
belakang. Hal ini semakin membuktikan, bukan bahwa
tenaga Majikan kerudung Putih yang kalah telak, tetapi setepatnya adalah kelelahan yang telah menguras
tenaganya dan membuatnya sulit mengimbangi Ceng
Liong. Sementara itu, setelah melepas jurus ke-7, Ceng Liong sebenarnya merasa sangat ngeri bila harus mengerahkan jurus ke-8, jurus pamungkas, dari ilmunya Pek Lek Sin Jiu. Sebuah jurus yang bahkan hanya dia dengan Tek
Hoat yang menguasainya, karena guru mereka Kiong
Siang Han dilarang melatih tingkatan ini.
Bahkan ketika menguji jurus ke-8 ini, Kiong Siang Han harus menerimanya berbarengan dengan Kiang Sin Liong dan baru mereka berani menerimanya. Sekarang,
haruskah jurus itu dilepas untuk menyerang tokoh
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bernama Majikan Kerudung Putih ini" Ceng Liong meragu sejenak. Bukan apa-apa, dia sadar benar bahwa
lawannya ini adalah seorang wanita, meskipun juga
adalah pentolan dari Thian Liong Pang yang sangat
menjengkelkannya. Haruskahdia mengerahkan kekuatan
dahsyat dari ilmunya tersebut" Tetapi, pada saat itu, nampaknya Majikan Kerudung Putih sudah nekad dan
mengerahkan segenap kekuatannya pada jurus terakhir dari ilmu pamungkasnya itu.
Tubuhnya semakin terbungkus cahaya kemilau yang
kehijau-hijauan, dan tubuhnya condong kedepan. Bagi mata biasa, Majikan kerudung Putih telah berubah
menjadi seekor Ular Hijau yang sangat ganas, dan
disekujur tubuhnya adalah lentikan sinar kehijauan yang menusuk mata. Sementara Ceng Liong, meski sedikit
terlambat, tetapi karena sudah lama siaga, akhirnya memutuskan memapak serangan lawan dengan jurus
terakhir yang maha ampuh tersebut. Tetapi, karena
mengerti bahwa lawan sudah terkuras tenaganya, Ceng Liong masih ingat untuk membatasi kekuatan tenaganya dengan tidak melepas segenap kekuatannya.
Dan sekali lagi terjadi benturan yang cukup keras, hal ini terutama karena Ceng Liong tidak menggunakan
kekuatan dalamnya untuk meredam kekuatan lontaran
pukulannya. Ceng Liong sadar akibatnya bila dia
memukul sebagaimana dia menyerang Kiang Sin Liong
dan Kiong Siang Han untuk mengujinya tempo hari.
Tetapi akibat dari benturan tersebut masih tetap
mengejutkannya:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Blarrrr, bressssss" dan kemudian diiringi terpentalnya tubuh Majikan Kerudung Putih ke belakang. Kali ini tubuh itu, meskipun masih tetap mampu berdiri tegak setelah beberapa saat sempoyongan, tetapi di bibirnya telah meleleh darah merah yang kemudian merembes
mewarnai kerudung dan jubah putihnya.
Sebetulnya, bukan karena Majikan Kerudung Putih
kalah jauh melawan Ceng Liong, tetapi karena dia telah menguras tenaganya terlebih dahulu melawan Kwi Beng sehingga keadaannya menjadi lebih payah. Sekilas
nampak Majikan Kerudung Putih menahan sakit, tetapi sesaat kemudian, dia kembali tegak dan bersiap
melanjutkan pertempuran.
Dan dengan cepat, kembali dia menyiapkan diri dalam ilmu puncaknya, dan kembali siap menyerang Ceng
Liong. Sementara itu, Ceng Liong sendiri kebingungan, bagaimana mengakhiri benturan mereka, karena dengan ilmu biasa, sulitlah baginya untuk menundukkan Majikan Kerudung Putih ini. Karena itu, kembali dia menyiapkan diri dengan jurus Pek Lek Sin Jiu tingkat ke-8, sambil mulai berpikir menotok Majikan kerudung Putih ini
dengan ilmu "Tatapan Naga Sakti" yang mulai bisa
dikendalikannya.
Tetapi, keragu-raguannya membuatnya kalah langkah
dibandingkan Majikan kerudung Putih yang memang
sudah bersiap untuk melepaskan serangan terakhir
sebagai penentuan pertempuran antara mereka. Tetapi untunglah, pada saat yang gawat bagi kedua orang
tersebut, tiba-tiba selapis angin pukulan yang maha lembut telah menahan tenaga kedua orang itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Adalah Ceng Liong yang dengan cepat menyadari
bahwa dia harus segera menahan pukulannya bila tidak mau celaka, tetapi Majikan Kerudung Putih tidak lagi sanggup menahan pukulannya. Akibatnya, dia
menghadapi ancaman pukulannya yang membalik dan
efeknya bisa sangat gawat baginya.
Tetapi, orang yang menolong keduanya, nampaknya
bukan orang biasa. Tenaga pantulan kearah Majikan
kerudung Putih, masih sempat bisa ditahan sebagian
besar daya pantul, sehingga ketika kembali memukul
Majikan Kerudung Putih, pukulan tersebut sudah
berkurang banyak efeknya. Tetapi, bagi Majikan
Kerudung Putih yang tidak memiliki daya pelindung yang mapan, membuat pukulan tersebut tetap melukainya,
bahkan membuatnya terpental roboh ke belakang.
Dan begitu melihat lawannya roboh ke belakang, Ceng Liong dengan cepat berpikir harus menotok roboh lawan untuk ditanyai. Tetapi, ketika tubuhnya berkelabat
hendak menotok lawan, tiba-tiba Kwi Beng memapas
totokannya tersebut dan kemudian memandang Ceng
Liong sambil berkata:
"Saudara Ceng Liong, orang ini pernah membebaskan
aku sekali. Biarlah kali ini kumintakan maaf dan ampun baginya, agar hutangku lunas atasnya", suara Kwi Beng nampak tegas dan kokoh. Dan Ceng Liong maklum serta mengenal orang ini, dan jika meminta demikian, sulit baginya untuk menolak. Dia melirik sekejap kearah
Majikan Kerudung Putih yang kini berusaha duduk untuk kemudian bersila berusaha memulihkan keadaannya.
Beberapa kali dia memandang Kwi Beng tanpa berkata-
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kata, dan kemudian juga melirik kearah Majikan
Kerudung Putih. Sambil menarik nafas panjang, akhirnya Ceng Liong kemudian melirik kearah Kwi Beng dan
kemudian berkata:
"Beng te, baiklah. Memandang diatas mukamu, biarlah kali ini kita membebaskan Majikan kerudung Putih".
Belum habis Ceng Liong berkata, tiba-tiba sebuah
bayangan kecoklatan berkelabat mendekati Majikan
Kerudung Putih dan kemudian berkata:
"Sumoy, engkau terluka?"


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Disamping Majikan Kerudung Putih telah berdiri
seorang laki-laki, usianya nampaknya mendekati atau sekitar 30-an, bersikap gagah dan ternyata adalah
suheng dari Majikan Kerudung Putih. Tetapi, Majikan Kerudung Putih, setelah mendengar persetujuan Ceng
Liong untuk melepaskannya, telah memusatkan
perhatiannya untuk memulihkan tenaganya dan lukanya.
Sementara sang suheng, setelah melihat keadaan
sumoynya tidak terlampau parah, kemudian memandang
kearah Kwi Beng dan Ceng Liong, baru kemudian berkata atau tepatnya bertanya:
"Siapakah dari kalian berdua yang melukai sumoyku?"
Untuk sejenak baik Kwi Beng maupun Ceng Liong
saling pandang. Nampaknya pertempuran baru akan
terjadi, dan bila orang ini adalah suheng dari Majikan Kerudung Putih, berarti dia akan sama atau lebih hebat lagi, dan sudah pasti adalah musuh, alias orang Thian Liong Pang. Padahal, jika keduanya mengetahui keadaan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang sebenarnya, mungkin keduanya tidak akan
setegang itu keadaannya.
Tetapi, betapapun, Ceng Liong bukan seorang
pengecut. Meskipun baru saja bertempur dan menguras tenaga, tetapi dengan Sinkang istimewa lembah mereka, dia sudah merasa bugar kembali. Jikapun tidak, adalah tanggungjawabnya untuk memikul itu. Karena itu dia
berkata: "Akulah orangnya yang baru saja bertempur dengan
sumoy saudara"
"Baiklah, jika ada kesalahan sumoyku, harap kalian
berdua memaafkannya" suara orang ini malah membuat
Kwi Ben dan Ceng Liong melengak heran dan bahkan
kebingungan. Sampai-sampai Kwi Beng yang biasanya
tenang malah menjadi gagap dan bertanya:
"ma ". maksud saudara?"
"Jika sumoyku melakukan kesalahan terhadap kalian
berdua, sebagai suhengnya saya mohonkan maaf"
"Saudara bukan dari Thian Liong Pang?" Ceng Liong
bertanya dalam keheranan dan kebingungannya.
"Bukan, meski sumoy adalah tokoh Thian Liong Pang,
tapi aku bukanlah orang Thian Liong Pang, hanya suheng dari sumoyku ini", si pemuda matang yang menjadi
suheng Majikan Kerudung Putih berkata menegaskan
siapa dirinya dan hubungannya dengan Thian Liong Pang dan Majikan Kerudung Putih.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benarkah saudara bukan anggota Thian Liong Pang?"
Ceng Liong menegaskan
"Suhu dan sumoyku memang ornag Thian Liong Pang,
tetapi Suhu melarangku menggabungkan diri dengan
Thian Liong Pang sebagai syarat menjadi muridnya.
"Siapa suhu dan sumoymu jika demikian?" Ceng Liong
mengejar "Maaf, aku tidak dapat menjelaskannya. Yang hanya
bisa kujelaskan adalah, namaku, yaitu Thio Su Kiat" si pendatang yang ternyata bernama Thio Su Kiat ini
memperkenalkan dirinya, tetapi menolak menjelaskan
siapa guru dan adik perguruannya yang menjadi Majikan Kerudung Putih tersebut. Benar-benar sangat
memusingkan Kwi Beng dan Ceng Liong.
"Maafkan, jika demikian, jika engkau menolak untuk
memberitahu nama guru dan sumoymu, kami terpaksa
harus membuka kerudung orang itu" Ceng Liong berkata sambil menunjuk kearah Majikan Kerudung Putih.
"Saudara, aku sudah mintakan maaf baginya,
tolonglah jangan mempersulit lagi kami kakak beradik seperguruan" Thio Su Kiat berkeras menolak permintaan Ceng Liong. Akhirnya Ceng Liongpun kehabisan
kesabaran dan berkata:
"Beng te, kita perlu mengidentifikasi siapa tokoh
utama mereka. Harap engkau membuka kerudungnya
dan mencoba mengenalinya" Ceng Liong berkata sambil TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kemudian menghalangi Thio Su Kiat untuk membantu
sumoynya. "Engkau berani?" Su Kiat dengan cepat melangkah
kedepan dan mencoba kembali mendekati sumoynya,
tetapi dengan cepat langkahnya sudah dihalangi oleh Ceng Liong. Karena itu, dengan cepat Su Kiat kemudian menyerang Ceng Liong untuk menolong sumoynya.
Tetapi, serangannya dengan cepat juga ditangkis oleh Ceng Liong, dan sebagai akibatnya keduanya sama
terpental kebelakang dan saling pandang, terutama Ceng Liong memandangi Su Kiat seperti memandangi seorang yang sangat aneh.
Ceng Liong benar-benar heran dan merasa sangat
terkejut, karena mendapati betapa serangan lawan
dilakukan dengan kekuatan yang tidak di sebelah bawah kehebatan Majikan Kerudung Putih, hanya saja lebih
lambat. Tetapi bukan kekuatan lawan yang
mengagetkannya. Tidak, sama sekali bukan. Yang
mengagetkannya adalah, dia mengenal ilmu pukulan
lawan. Sangat mengenalnya malah. Dan dua kali mereka adu tenaga, menggunkan ilmu yang sungguh-sungguh
dikenalnya, dan hal itu membuatnya menjublak tidak
percaya. Sementara itu, Kwi Beng mendapat tugas mencopot
kerudung si Majikan Kerudung Putih sudah mendekati
dan persis dihadapan Majikan Kerudung Putih. Tetapi, tiada keberaniannya untuk mencopot kerudungnya,
bahkan kemudian dia terpekur di depan Majikan
kerudung Putih sambil berbisik:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Aku tahu engkau seorang nona, dan sangat tidak
sopan bagiku untuk merenggut kerudungmu. Bahkan
engkau pernah sekali mengampuniku. Sebenarnya kita
sudah lunas tadi, tetapi tetap tidak tega rasanya
membuka kerudung nona. Maafkan ".. maafkan aku
nona" Tetapi, setelah berbicara demikian, kembali Kwi Beng meragu, apakah akan membuka kerudung itu atau
bukan. Benar, Kwi Beng sungguh-sungguh gugup dan
kebingungan mengenai tindakan apa yang harus diambil.
Soal kepantasan, dia merasa sungguh tidak pantas
membuka kerudung seorang wanita. Dan lagi, di hati
kecilnya, sungguh tidak merasa keberanian dan
kepantasan untuk membuka kerudung orang
didepannya. Karena itu, sementara Ceng Liong bergebrak dan
terkesima memandangi lawannya, Kwi Beng juga
terkesima memandangi orang didepannya. Meskipun
tertutup kerudung putih, tetapi Kwi Beng dari dekat sudah bisa melihat wajah seorang gadis yang sudah
masak, pasti sudah sekitar 25-27 tahunan, dan wajah itu sungguh-sungguh cantik mempesona. Kwi Beng yang
kokoh dan tahan ujipun sampai terkesima dan makin
tidak tega untuk membuka kerudung gadis itu secara
paksa. Terlebih karena gadis itu sedang bersila
menyembuhkan luka dalam akibat pertempuran tadi.
Dan, memang untung bagi Kwi Beng untuk tidak
melakukannya. Karena sebetulnya, gadis itu sudah mulai siuman sejak tadi, bahkan sejak sebelum Kwi Beng
mendekatinya untuk membuka kerudungnya. Seandainya
Kwi Beng langsung main paksa dan tidak bengong serta TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tidak merasa pantas membuka keudung, maka dia
menghadapi acaman serangan mematikan yang sulit
ditangkis. Tetapi, kesopanan dan keraguan serta rasa tak pantas Kwi Beng, telah menolong dirinya sendiri dari ancaman bahaya yang mematikan. Biarpun hebat, tetapi sulit bagi Kwi Beng untuk menghindari bokongan tokoh sekaliber Majikan Kerudung Putih dari jarak kurang 1 meteran.
Tetapi, keraguan dan rasa tidak sopan Kwi Beng untuk membuka kerudung, bahkan bergumam di hadapan
Majikan Kerudung Putih, justru telah mengetuk sanubari dan rasa lembut sang dara. Tenaga pukulan yang
disiapkannya langsung kendor, dan dinikmatinya
keraguan dan kesopanan Kwi Beng yang nampak gagah
dan kokoh dimatanya. Dan justru episode yang nampak santai dan enteng ini, bukan hanya menyelamatkan Kwi Beng seorang, tetapi bahkan menyelamatkan banyak
tokoh persilatan kelak.
Majikan kerudung Putih, justru tersanjung oleh Kwi
Beng dan batal menyerang dan membunuh Kwi Beng.
Sebaliknya, justru rasa simpati terhadap tokoh muda Siauw Lim Sie yang begitu sopan, tahu diri dan
menyimpan rasa iba baginya. Sungguh ketukan alami
yang sulit, teramat sulit malah untuk dihindari. Dan, sayangnya rasa dan panah itu tertancap pada sasarannya dengan tepat, dalam waktu yang tak seorangpun mampu memperhitungkannya. Jika sudah demikian, apalagi yang bisa dilakukan selain menikmatinya" Bahkan sekalipun terlarang norma.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sebelum Kwi Beng sempat normal kembali dari
lamunannya atas Majikan Kerudung Putih, tiba-tiba
Majikan Kerudung Putih sendiri yang menyingkap
kerudungnya. Memperlihatkan wajahnya kepada Kwi
Beng, bahkan tersenyum kepadanya dan berkata:
"Aku menghargai kejantananmu, dan terima kasih atas bantuanmu" Majikan Kerudung Putih yang ternyata
berwajah sangat cantik dan manis itu, kemudian
membentuk sebuah senyum di kedua belah bibir
basahnya. Bahkan memandangi Kwi Beng dengan
kekaguman yang tak tersembunyikan, dan sesaat dia
berkata: "Semoga diwaktu yang lebih tepat kita bisa berjumpa dan dalam keadaan yang lebih baik"
Dan itulah momen yang sungguh-sungguh takkan
pernah, tidak akan, dilupakan oleh seorang pemuda
perkasa bernama Souw Kwi Beng. Sebuah momentum
yang merenggut sukmanya untuk menyadari bahwa
sesosok wajah cantik manis tu, menyedot seluruh rasa dan perhatiannya. Wajah yang membuatnya selalu
membayangkannya, memimpikannya dan pertama kali
mengetuk pintu cinta kasihnya untuk membuka. Souw
Kwi Beng, bahkan masih belum sadar betul sampai
kemudian terdengar suara:
"Suheng, mari kita pergi"
"Sumoy, engkau tidak berhalangan lagi?" Su Kiat
bertanya, sementara didepannya Ceng Liong masih tetap diam terkejut, heran dan menjublak diam.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tidak lagi suheng, ayo"
"Baik Sumoy .." ujar Su Kiat, tetapi sebelum pergi dia masih memandang Ceng Liong sambil kemudian berkata:
"Saudara, semoga suatu saat kita bertemu kembali,
dan nampaknya memang kita pasti bertemu" sambil
kemudian melompat berlalu. Tetapi, Ceng Liong cepat menemukan dirinya, dan dengan cepat dia mengejar
hendak mencegah kepergian suheng-sumoy berdua itu.
Dia melontarkan pukulan kearah kaburnya kedua orang itu, tetapi belum sempat mengenai kedua orang itu,
pukulannya sudah tersampok menyamping dan tak
sanggup mencegah kepergian kedua orang yang ingin
dicegahnya. "Siapa?" Ceng Liong yang sadar sejak tadi bahwa
disekeliling mereka ada tokoh sakti yang sempat
membantu mereka termasuk menghalanginya untuk
mencegah keberangkatan lawannya tadi bertanya sambil memandang kesekelilingnya.
"Sudahlah Liong jie, ada waktu engkau bertemu
mereka kembali. Tenanglah dan sabarkan dirimu,
perlahan mereka juga akan menghampirimu dan semoga
semua keruwetan ini cepat terselesaikan" sebuah suara yang seperti dikenalnya berkumandang memasuki
telinganya. Dan entah sejak kapan, di belakang mereka berdua, sudah bertambah 3 sosok tubuh yang nampak
sudah sangat tua.
Tetapi, cara datang mereka sudah menunjukkan
betapa hebatnya ketiga orang ini, datang tanpa terendus TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dan hebatnya lagi tanpa mampu ditangkap oleh indra
kedua anak muda sakti ini. Ceng Liong cepat
membalikkan badan ketika merasa ada seorang atau
berapa orang yang di posisi belakang tubuhnya. Tetapi, dengam cepat mulutnya ternganga keheranan, tetapi
secepat itu pula dia mengenali seorang yang sangat
dikenal dan disayangnya diantara ketiganya:
"Kong-kong, engkaukah itu?" ach, locianpwe engkau
juga datang bersama kong-kong?" Ceng Liong segera
mengenali kakeknya, Kiang Cun Le bersama orang tua
aneh yang ditemuinya bersama kakeknya beberapa
minggu sebelumnya. Bahkan kakek tua berdestar merah itu, memberinya beberapa petunjuk penting dan sulit dilupakannya. Petunjuk itulah yang membuat mereka,
para pendekar muda sanggup menaklukkan tokoh-tokoh
utama dari Thian Liong Pang.
"Hm, Liong Jie, engkau tidak memberi hormat kepada
Bibi nenekmu ini?" nampak Kiang Cun Le menegur Ceng Liong sambil menunjuk kepada tokoh ketiga yang
datang, seorang Pertapa Perempuan berwajah sejuk dan teduh dan sedang memandanginya dengan kasih yang
tak tersembunyikan.
"Bibi Nenek ". astaga, jangan-jangan inilah Bibi
Nenek Kiang In Hong, Pertapa Sakti dari Timur?" Ceng Liong nampak berseru terkejut, sama terkejutnya dengan Kwi Beng yang memandang terngangah kearah tokoh-tokoh hebat rimba persilatan dari Lembah Pualam Hijau dan masih jauh lebih muda dibandingkan suhunya
sendiri. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Siancai ".. siancai, demikian orang-orang menyebut masa laluku cucuku" demikian Pendeta Wanita yang
dikenal berkemampuan ginkang tertinggi pada masa itu memandangi cucunya Ceng Liong yang memberi hormat
kepadanya. Kemudian terdengar suara Cun Le,
"Nampaknya perkelahian mereka disana sudah harus
segera diselesaikan. Salah paham begini harus segera diselesaikan, sedih melihat anak perguruan Siauw Lim Sie dan Lam Hay Bun bertempur tanpa alasan jelas"
Kwi Beng menjadi kaget bukan main, dan teringatlah
dia akan bantuan kedua kakak beradik ini sewaktu
mereka menghadapi kesulitan di Poh Thian. Karena itu dengan cepat dia mendekati arena pertempuran yang
sudah sangat panas itu dan segera berseru:
"Song te, tahan ?" saudara-saudara dari Lam Hay,
kita orang-orang sendiri, tidak seharusnya bertempur"
Suara Kwi Beng tepat waktunya. Karena saat itu,
ketiga anak muda itu sudah sangat terkuras tenaganya dan masih belum menunjukkan tanda-tanda akan cepat
berakhir. Mendengar Kwi Beng menyebut mereka orang-
orang sendiri, akhirnya ketiganya, terutama Kwi Song yang memang sudah mengenal kedua kakak beradik itu
segera menghentikan pertempuran.
Wajahnya penuh berkeringat, tetapi hal yang sama
juga dialami kedua kakak beradik dari Lam Hay itu.
Malah nafas mereka sedikit lebih memburu dibandingkan Kwi Song. Dan setelah keadaan menjadi sedikit reda, Kwi Song kemudian yang membuka suara lebih dahulu:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Maafkan, sejak tadi aku ingin mengenalkan diri, tapi kesempatan berbicara sangat sedikit. Kita pernah
bertemu di Poh Thian, dan kalian berdua adalah bintang penolong kami ketika membantu melawan Thian Liong
Pang di Siauw Lim Sie Cabang Poh Thian"
"Ach, benar koko. Aku ingat sekarang, kita pernah
membantu Pendekar kembar ini dan Siauw Lim Sie di
Poh Thian beberapa tahun lalu. Kalau begitu, kita benar orang-orang sendiri" si Gadis yang bernama Lamkiong Sian Li memandang kearah kakaknya yang bernama
Lamkiong Tiong Hong. Keduanya adalah anak dari Ketua Lam Hay Bun saat ini, dan secara otomatis keduanya
dilatih silat tingkat tinggi.
Hanya, meski sudah mereda, Lamkiong Tiong Hong
masih agak penasaran karena nampaknya
kepandaiannya masih belum setinggi Kwi Song dari
Siauw Lim Sie, padahal mereka seangkatan. Tetapi,
betapapun demi sopan santun, dan sebagai anak
keluarga persilatan yang termasyur dan gagah, dia
akhirnya bicara juga:
"Ach benar, aku ingat sekarang. Jika demikian, biarlah kesalah-pahaman ini kita habiskan sampai disini"
Keangkuhannya menahannya untuk meminta maaf,
padahal jelas mereka telah melakukan penyerangan dan pengeroyokan berdua kakak beradik atas Kwi Song.
"Benar, benar, buat apa kita bertengkar sendiri.
Banyak hal lain yang harus segera kita kerjakan" Kwi Song yang berwatak terbuka tidak mempersoalkan
masalah itu. Apalagi, karena selama beberapa waktu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
belakangan ini, Kwi Song tergembleng benar dengan
keadaan-keadaan yang menegangkan urat syaraf dan
perlahan namun pasti telah mematangkannya dan
membuatnya lebih mampu menguasai diri dari hari
kehari. Dan sikapnya itu pulalah yang rupanya menarik hari salah seorang dari kedua kakak beradik Lam Hay itu.
Pertempuran-pertempuran di tepi hutan itu, akhirnya berhenti dengan sendirinya. Bahkan kemudian
dilanjutkan dengan percakapan ringan antara mereka
semua, sampai akhirnya Lamkiong Tiong Hong dan
Lamkiong Sian Li duluan minta diri karena sedang
mengerjakan tugas dari ayah mereka untuk berkelana di Tionggoan.
Tetapi semakin lama semakin jelas, bahwa setelah
pertempuran antara mereka, Lamkiong Sian Li jadi
banyak memandang dengan kagum dan mesra kearah
Kwi Song. Orang yang dipandang, sebenarnya juga
terpesona atas kecantikan Sian Li. Karena itu dengan segera mereka menjadi akrab. Berbeda dengan Tiong
Hong yang nampak cenderung menjaga jarak dalam
pergaulannya dengan Kwi Song bahkan juga dengan Kwi Beng serta Ceng Liong.
Tetapi, untuk bersikap memusuhi, Tiong Hong juga
merasa tidak pada tempatnya. Tetapi khusus terhadap Kwi Song, rasa penasarannya nampak sulit untuk
ditutup-tutupi, karena berkaitan langsung dengan


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepandaian. Karena itu, bibit dengki dan penasaran
sebetulnya sudah bertumbuh didadanya, melihat dan
merasa Kwi Song sungguh merupakan saingan beratnya
dalam hal kepandaian. Padahal, dia masih belum tahu, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bahwa bahkan Kwi Beng dan terlebih Ceng Liong,
bukannya berada disebelah bawah kepandaian Kwi Song jika bicara soal Ilmu Silat belaka.
==========================
Keenam orang itu duduk berhadap-hadapan ?"".
Sedikit agak masuk ke hutan, dan disuatu tempat yang agak sepi. Keenamnya duduk berhadapan. Dan ditempat yang sedikit agak tinggi, adalah 3 orang yang sudah sangat tua namun berwajah lembut dan teduh. Yang
satu adalah seorang Pertapa Wanita dengan hudtim
khasnya, nampak berwajah penuh welas asih dan
dengan gerak-gerik yang sangat lembut.
Tetapi, jangan salah sangka, jika Pendeta Perempuan ini bergerak, maka nyaris tiada seorangpun tokoh
persilatan yang akan sanggup menyandaknya. Dia
dikenal dan terkenal sebagai tokoh wanita nomor satu dewasa ini, dan juga sebagai pemilik ilmu gerak atau ginkang nomor wahid. Dia adalah Liong-i-Sinni, yang dulunya bernama Kiang In Hong, adik dari bekas Duta Agung Lembah Pualam Hijau kenamaan dan yang
memang sudah sakti sejak pada masa mudanya.
Orang kedua, adalah salah satu tokoh pendekar
legendaris yang angkat nama bersama Kiang In Hong.
Siapa lagi jika bukan Kiang Cun Le, tokoh yang
melanjutkan nama harum Lembah Pualam Hijau hingga
turun temurun dikagumi dan dimalui serta ditakuti dunia persilatan Tionggoan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kiang Cun Le yang kini sudah tua, dengan rambut dan alis memutih adalah tokoh pertama yang membentuk
Kiang Ceng Liong, dan telah memiliki wawasan kedepan yang cukup tinggi. Rabaannya akan masa depan,
membuatnya mengambil langkah berani untuk
menyelamatkan Lembahnya dan juga dunia persilatan.
Dan karena itu juga, badai berdarah dunia persilatan dapat dihadapi dengan mengedepankan selumlah
pendekar muda yang memang disiapkan untuk memikul
tugas dan tanggung jawab itu. Kiang Cun Le, pada masa mudanya adalah seorang pendekar muda yang sakti, melanjutkan harumnya nama kakeknya Kiang Sin Liong, dan melanjutkan pibu melawan tokoh-tokoh sakti dari Thian Tok, Lam Hay dan Bengkauw. Bahkan sampai kini, bekas-bekas kesaktiannya masih terasa, tetapi wajahnya sudah demikian teduh dan penuh kematangan.
Tokoh ketiga, dibarisan para tetua, adalah tokoh yang sebetulnya sangat misterius. Potongannya rada beda
dengan potongan atau tipe biasanya pendekar
Tionggoan. Kulitnya lebih mirip tokoh dari Thian Tok, tetapi rambutnya agak ikal kehitaman.
Meskipun demikian, diapun tidak mirip-mirip sangat
dengan orang-orang dari Thian Tok (India), ada
perbedaan yang sedikit membedakan dan agak khas.
Yang pasti, tokoh ini berbeda secara fisik dengan
pendekar Tionggoan umumnya, sedikit lebih hitam
kulitnya dan rambutnya agak ikal. Ciri lainnya adalah rambut ikalnya itu, juga sudah memutih semuanya,
termasuk alisnya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tatapan matanya lebih teduh namun sanggup
mengaduk sampai kekedalaman hati seseorang.
Kepalanya diikat oleh sehelai kain berwarna merah,
sebuah destar berwarna merah. Mungkin, itu salah satu sebab dia disebut Si Destar Merah, karena memang dia selalu mengenakan Destar Merah bahkan sejak masa
mudanya. Tokoh seberang dan asing ini, memang bernama atau
dipanggil si Destar Merah, dan hanya itu nama yang
diketahui Cun Le, selain julukan lain yang terkenal juga di Thian Tok dan Tionggoan, yakni Kolomoto Ti Lou atau Bintang Selatan Nan Sakti. Dia, sangat dikenal kalangan tua dan sepuh di India dan Tionggoan, karena
kegemarannya berkelana dan kehebatan Ilmu Silatnya.
Bahkan, dia dikenal dekat oleh 4 Manusia Dewa
Tionggoan, dan bergaul akrab.
Dihadapan ketiga tokoh tua itu, duduk berendeng
ketiga tokoh muda, penerus mereka. Yakni Kiang Ceng Liong dan pendekar kembar dari Siauw Lim Sie, masing-masing Souw Kwi Beng dan Souw Kwi Song. Sudah sejak awal, kedua kakak beradik kembar ini memandang penuh takjub dan kagum kearah Liong-i-Sinni dan Kiang Cun Le, kedua Naga Sakti dari Lembah Pualam Hijau yang
memiliki nama yang menjulang tinggi.
Bertemu kedua tokoh yang sering diceritakan guru
mereka sebagai tokoh aliran pendekar terkemuka dan
memiliki kemampuan silat yang digdaya sungguh
menggetarkan dada kakak beradik itu. Berbeda dengan Ceng Liong, yang takjub memandang tokoh ketiga,
karena memang bisikan dari Destar Merah inilah yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
membantunya memenangkan pertempuran dengan para
tokoh Thian Liong Pang.
Suasana hening, seperti membantu ketiga anak muda
ini untuk tidak habis-habisnya memandangi ketiga tokoh tua gaib itu dan mengagumi mereka. Ketiganya
tenggelam dalam angan yang didasarkan atas
kekaguman terhadap ketiga tokoh tua nan sakti yang kini duduk bersimpuh menghadap mereka bertiga. Sampai
kemudian kekaguman mereka diputuskan atau
dipecahkan oleh sebuah suara yang nampaknya berasal dari Kiang Cun Le:
"Anak-anak, kalian sungguh beruntung boleh
berjumpa dengan salah satu tokoh gaib yang terkenal bukan cuma di Tionggoan, tetapi juga bahkan di Thian Tok dan bahkan daerah sebrang dan beberapa daerah
lain" Kiang Cun Le berhenti sebentar memandang wajah takjub ketiga anak muda yang duduk didepannya.
Padahal, ketiga anak muda itu, memang juga sedang
bertanya-tanya, siapa gerangan tokoh tua aneh dengan potongan fisik yang lain dari lain itu" Terlebih Ceng Liong yang sangat penasaran dengan orang tua itu.
"Bahkan, tokoh ini masih lebih sepuh dibandingkan
guru kalian sekalipun, yakni Kian Ti Hosiang dan Kakek Kiang Sin Liong, dan telah berkeliling jagad dalam
pengabdian sebagai seorang pendekar. Dia berasal dari sebrang lautan, dari sebuah Negeri bernama Jawadwipa, terkenal sebagai Kolomoto Ti Lou, atau Bintang Selatan Nan Sakti, dan memiliki kesaktian yang tidak lumrah.
Beliau ini bersahabat erat dengan guru-guru kalian, meski bahkan lebih tua dari mereka" Kembali Kiang Cun TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Le berhenti sebentar, melirik si Destar Merah yang
diperkenalkan. Sementara orangnya sendiri senyam-
senyum saja, seperti Kiang Cun Le seakan bukan sedang membicarakannya.
"Sebetulnya locianpwe Kolomoto Ti Lou ini berkeliaran lagi di Tionggoan karena beberapa sebab yang penting.
Yang pertama, dia rindu menemui, untuk terakhir kali menurut perkiraannya, sahabat-sahabat kekalnya di
Tionggoan, yakni 4 Manusia Gaib dari Tionggoan: Kiong Siang Han, Kian Ti Hosiang, Pek Sim Siansu Wie Tiong Lan dan Kakek Kiang Sin Liong. Dan itu sudah
dilakukannya. Bahkan dia sempat bertukar pikiran
dengan Kiong Siang Han dan Kian Ti Hosiang locianpwe sesaat sebelum mereka masing-masing menutup mata.
Ada beberapa percakapan yang harus disampaikan
kepada kalian masing-masing, tetapi kalian akan
mengerti dengan sendirinya kelak"
"Locianpwe sempat bertemu suhu?" Kwi Song
bertanya penasaran sambil memandang si Destar Merah.
Yang dipandangi hanya melebarkan senyum, dan itu
sudah cukup sebagai jawaban.
"Tapi, kami bersama dengan suhu sepanjang hari,
terutama 2 bulan sebelum dia orang tua menutup mata"
Kwi Song berkata penasaran.
"Hahahaha, Song jie, locianpwe Kolomoto Ti Lou, jika tidak berkenan memperlihatkan dirinya kepada
seseorang lain, maka jangan berharap orang tersebut akan pernah melihatnya, meskipun mati-matian mencari dan memburunya. Maka, beruntunglah kalian
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berkesempatan bertemu dengan tokoh yang sangat aneh ini saat ini, yang bahkan oleh guru kalian sendiri juga sangat segan dan menghormatinya. Dan lebih beruntung lagi, karena hubungan baik antara suhu kalian dnegan locianpwe ini, maka ada pesanan dari suhu kalian yang akan kalian dapatkan suatu saat nanti" Kiang Cun Le berkata dengan setengah misterius.
"Locianpwe, apakah benar suhu meninggalkan sesuatu
melalui locianpwe?" Kwi Song kembali bertanya. Nampak si Destar Merah hanya mengangguk, tetapi tetap tidak mengeluarkan sepatah katapun.
"Hm, tecu ingat. Sebelum menutup mata suhu
memang sempat berkata bahwa akan ada orang yang
membantu kami, dan kami harus percaya bahwa itu
berasal dari suhu sendiri" Kwi Beng merenung sejenak, mengingat-ingat sesuatu baru kemudian berani berkata.
Kemudian, kembali terdengar Kakek Kiang Cun Le
berkata: "Benar, suhu kalian meminta Locianpwe Kolomoto Ti
Lou untuk membantunya menyempurnakan kalian.
Karena kesempurnaan ilmu suhu kalian yang
memampukannya melihat batas usianya, dan melhat
kalian maih perlu menyempurnakan diri. Dan suhu kalian meminta kepada orang yang tepat, karena terlebih tidak ada rahasia antara suhu kalian dengan locianpwe
Kolomoto Ti Lou ini, seperti juga dengan Manusia Gaib Tionggoan lainnya"
"Locianpwe, apa memang benar demikian?" Kwi Song
mengejar dengan sedikit penasaran, jelas sekali
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
perbedaannya dengan Kwi Beng yang lebih tenang. Dan kembali Kolomoto Ti Lou hanya tersenyum mengiyakan, dan yang berbicara kemudian adalah Kiang Cun Le
seperti biasanya:
"Benar sekali anakku. Karena apa yang dipesankan
dan dimintai tolong oleh suhu kalian, akan sangat erat hubungan dan kaitannya dengan tugas kedua yang
memaksa locianpwe Kolomoto Ti Lou untuk
menghabiskan banyak waktunya di Tionggoan ini"
"Maksud kong-kong?" Ceng Liong yang biasanya sama
dengan Kwi Beng pendiam dan tidak banyak bicara,
terpancing juga rasa penasarannya. Sementara Kwi Song merasa berterima kasih karena memang pertanyaan
sejenis sudah menggantung di bibirnya.
"Perjalanan teramat jauh yang di tempuh locianpwe
Kolomoto Ti Lou ini, kemungkinan besar sangat erat
terkait dengan pergolakan dahsyat yang terjadi di
Tionggoan. Dan pergolakan hingga saat ini, menurut
beliau masih belum merupakan puncak dari misteri yang terjadi selama ini. Bahkan tokoh-tokoh utama dari
pergolakan ini belum pada mengunjukkan dirinya, dan karena itu menjadi kesempatan bagi kalian untuk terus mengembangkan diri dan kemampuan kalian".
"Anak-anakku" terdengar suara lain, yang kali ini
datangnya dari Liong-i-Sinni, si Pertapa Wanita
"Sepanjang perjalanan pinni ke Tionggoan ini, nampak seperti terjadi sentakan yang berdaya luar biasa.
Beberapa tokoh seangkatan kong-kong, Kiong Siang Han TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
locianpwe yang sudah sangat sepuh, bahkan seperti
menunjukkan tanda-tanda mengunjukkan diri kembali.
Kita bisa membayangkan bagaimana kekuatan semacam
itu, baik dari Thian Tok, bahkan konon orang kedua Dalai Lama dari Tibet dan para sesepuh lainnya dari Tionggoan ini tertarik untuk menceburkan diri dalam pertikaian besar kelak"
"Locianpwe, sedahsyat itukah yang akan terjadi?" dan apa pula penyebab utamanya" Mustahil kalau hanya
sekedar adu kepandaian yang selama ini terjadi antara dua kutub kekuatan di Tionggoan yang
menyebabkannya. Adakah satu misteri lain dari semua rangkaian kejadian yang susul menyusul dan nampak
berada pada titik siap untuk meledak ini?" Kwi Beng bertanya karena juga menjadi sangat penasaran, atau malah sangat penasaran karena ternyata dugaan mereka bahwa Thian Liong Pang adalah kunci pertikaian, hanya semacam pemantik dari pertikaian itu. Sementara biang utamanya, malah masih belum unjuk diri. Jika benar
demikian, bukankah justru kekisruhan yang lebih hebat justru sangat mungkin akan terjadi"
"Jika sampai kong-kong Kiang Sin Liong turun tangan sendiri menyiapkan Liong Jie, Wie Tiong Lan Locianpwe, Kian Ti Hosiang dan Kiong Siang Han melakukan hal
yang sama terhadap muridnya, dengan memaksakan diri, maka mereka melihat kedepan, sama seperti yang dilihat dan dirasakan oleh locianpwe Kolomoto Ti Lou" tegas Kiang Cun Le sambil memandangi anak-anak muda itu
dengan wajah dan mimik yang sangat serius.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Dan bisa dipastikan, bahwa urusannya lebih dari
sekedar adu gengsi antara Lam Hay Bun, Bengkauw dan jago Thian Tok melawan Siauw Li Sie, Kay Pang, Bu Tong Pay dan Lembah Pualam Hijau" tambah Liong-i-Sinni.
"Jika demikian, bahkan malah jauh lebih rumit dari
sekedar melawan Thian Liong Pang. Apakah memang
benar demikian adanya kong-kong?" Ceng Liong
bertanya cerdik.
"Benar cucuku. Tetapi, bukan tidak mungkin
menelanjangi Thian Liong Pang akan membuka jalan
bagi terbukanya banyak tokoh dan persekongkolan yang menumpang dibalik ambisi Thian Liong Pang" jawab
Kiang Cun Le. "Sebetulnya, turunnya dan munculnya tokoh-tokoh
sakti mandraguna lainnya bisa dipastikan bukan secara kebetulan. Beberapa mengunjukkan diri di himalaya
meski sudah lama mengasingkan diri. Bahkan tokoh
besar Kay Pang lainnya, yang hampir semasa atau
sejaman dengan Kiong locianpwe juga menunjukkan
jejaknya. Tidaklah mungkin tokoh-tokoh besar semacam mereka bermunculan tanpa maksud tertentu. Dan
memang, bukan semata karena persoalan Thian Liong
Pang" Liong-i-Sinni menambahkan.
"Locianpwe, jika demikian, jika demikian hebatnya
tokoh-tokoh maha sakti yang kembali bermunculan, apa yang mampu dan sanggup kami lakukan?" Kwi Song
bertanya saking penasaran dengan informasi yang
sungguh sangat mengejutkan itu. Teramat mengejutkan dan menyentakkan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Anakku, suhu kalian menyiapkan kalian dan meminta
bantuan locianpwe Kolomoto Ti Lou, karena memang
kalian yang wajib tampil kedepan. Kami yang sudah tua ini, biarlah menyelesaikan urusan-urusan masa lalu
supaya tidak merusak keadaan pada masa kini. Urusan Thian Liong Pang, urusan pertandingan persahabatan
antara Pendekar Tionggoan melawan Lam Hay, Beng
Kauw dan tokoh Thian Tok, akan mempercayakan kalian yang muda menanganinya. Tapi konflik besar yang
ditelisik locianpwe Kolomoto Ti Lou, juga akan meminta perhatian lebih kalian semua. Meskipun kami yang tua-tua, tetap akan terlibat suka ataupun tidak suka"
Ketiga anak muda itu nampak kemudian tenggelam
dalam lamunan masing-masing. Mencoba mencerna apa
yang disampaikan oleh para tetuah didepan mereka,
yang juga nampaknya berdiam diri untuk memberi
kesempatan ketiga anak muda itu untuk berpikir dan
meresapkan apa yang disampaikan barusan.
Suasana hening itu berlangsung cukup lama, sama
lamanya dengan bagaimana ketiga anak muda itu
mencerna, menerka, menerawang dan mencari posisi
mereka dalam kekisruhan dunia persilatan yang sekali lagi, dimintakan kepada mereka untuk memikul tugas
mengamankannya. Bahkan ternyata, yang mengagetkan,
mereka masih memiliki tugas lain yang tidak kurang
beratnya. Dan terlebih, konflik serta teror Thian Liong Pang, yang sudah sedemikian menakutkan, hanya sebagian
dari konflik besar, jika benar, apa yang disampaikan kakek Kiang Cun Le kepada mereka. Dan merekapun
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berpikir-pikir, siapa gerangan kakek berjuluk Kolomoto Ti Lou yang bahkan juga dihormati guru-guru mereka, dan sehebat apa sebenarnya kakek berpotongan aneh dan
berkulit kehitaman ini dengan sebuah Destar Merah yang dikenakan dikepalanya dan berkibar-kibar tertiup angin.
Serta apa pula kira-kira yang akan dilakukan kakek itu buat mereka" Dan memang layakkah dia mendapat
titipan dari guru mereka" Demikianlah sejumlah
pertanyaan yang silih berganti mengisi benak ketiga anak muda itu. Cukup lama mereka dibiarkan dalam
keheningan, meresapkan perkataan para tetuah mereka, sampai akhirnya Kiang Cun Le kemudian memecahkan
keheningan dengan berkata:
"Anakku, jika tidak salah kalian berdua sedang
melakukan sebuah pekerjaan. Benarkah demikian?"
ucapnya lembut sambil memandang kedua Pendekar
Kembar itu. Kwi Song dan Kwi Beng yang ditanya
mendongak dan siuman dari lamunan mereka, dan Kwi
Songlah seperti biasanya yang menyahut duluan:
"Benar locianpwe, kami ditugaskan untuk menuju ke
Tiam Jong Pay, menyelidiki dan sekaligus membantu
keadaan disana jika yang diperkirakan para tokoh
pendekar benar"
"Hm, jika perhitunganku tidak salah, maka kalian akan menemukan keadaan yang memang luar biasa. Kalian
harus berhati-hati disana anakku" Liong-i-Sinni nampak berkata, tetapi tidak menyebutkan secara rinci apa yang dimaksudkannya. Sementara Kwi Beng dan Kwi Song
hanya menangkap sekilas, tetapi tidak bertanya lebih TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
jauh makna ucapan pertapa wanita sakti itu buat
mereka. "Nach, karena memang tugas kalian memang sangat
penting, usahakan untuk tidak terlambat tiba di sana, tenaga kalian pasti akan sangat diperlukan. Mengenai kesediaan locianpwe Kolomoto Ti Lou, pasti akan
dilakukannya pada waktu yang tepat. Kita akan bertemu lagi anak-anakku" Kiang Cun Le akhirnya menutup
percakapannya dengan mengingatkan sambil
mempersilahkan Pendekar Kembar itu untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Bahkan sekilas mengingatkan untuk tidak terlambat,
dan membuat kedua Kakak beradik itu terhenyak, karena tugas mereka memang sangat penting dan tidak boleh
terlambat dikerjakan.
"Baiklah locianpwe, perkenankan kami melanjutkan
perjalaan" Keduanya segera bangkit, memberi hormat
kepada ketiga tetuah itu, dan kemudian berpaling kepada Ceng Liong sambil berkata:
"Saudara Ceng Liong, sampai bertemu kembali" dan
selanjutnya keduanya berjalan meninggalkan tempat
tersebut. Keduanya melanjutkan perjalanan ke Tiam Jong San, tetapi keduanya tidak pernah menyadari, bahwa
perjalanan mereka kemudian, diikuti oleh salah seorang dari 3 tetuah yang bercakap bersama mereka
sebelumnya. Ada apa di Tiam Jong San"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Episode 10: Kemelut di Shih Li
Fo Shih Ketiga orang itu nampak menikmati cemerlangnya
sinar mentari, meski mulai lewat tengah hari. Tetapi, bukan hanya kemilau sang mentari dengan sinarnya yang menyengat mata yang membuat ketiganya nampak
betah, duduk berdiam diri dibawah sebuah pohon
rindang, dan yang membuat mereka terhalang dari
sengatan sinar matahari.
Tetapi, karena dari ketinggian bukit itu, tempat yang mereka pilih, ketiganya bisa menyaksikan bentangan
alam nun jauh di bawah sana. Barisan pohon-pohon yang membentuk barisan-barisan teratur dan memanjakan
mata dengan kehijauannya. Belum lagi, lika-liku jalanan di bawah, yang kadang menghilang dibalik balutan
pepohonan, dan terus mencuat lebih jauh lagi disana, ketika pepohonan menjadi lebih jarang.
Dan, terus lagi kearah matahari biasanya terbit,
nampak menghalang sebuah bukit lain yang cukup tinggi, bahkan kemudian berbalur dengan barisan bukit-bukit lainnya yang memanjang dan kemudian menyatu terus
kebelakang dengan sebuah gunung yang cukup tinggi.
Dari kejauhan, gunung itu hanya kelihatan warna birunya belaka, dan hanya sebagian dari badan gunung hingga kepuncaknya yang nampak dimata.
Sementara, disisi kiri tempat mereka memandang
kebawah, nampak sebuah sungai yang lumayan lebar,


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tetapi hanya kelihatan sebagiannya, untuk kemudian
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
terus mengalir menurun kebawah. Nampaknya sungai itu menyusuri bagian bawah lembah dari gunung dihadapan mereka. Lingkaran sugai itu tidak cukup panjang untuk disaksikan, karena segera melingkar dan menghilang
dikejauhan. Tetapi, di areal sepanjang sungai itu, ada beberapa pemukiman yang nampak kecil dan jarang saja dari
puncak bukit itu, dan bahkan sebelum lekuk sungai itu menghilang, dikejauhan sana, nampak bersama dengan
kelompok pemukiman yang kelihatannya menyandarkan
kehidupan mereka dari alur dan arus sungai tersebut.
Baru kemudian hamparan hijau dibawah, dekat
dengan pemukiman-pemukiman tersebut menambah
aroma alam yang masih sangat alami, karena sepanjang hamparan di lembah bawah, relatif masih sangat sedikit penghuninya dan masih sangat jarang tersentuh ataupun terolah tangan manusia. Begitu indah dan alaminya
pemandangan dibawah mereka, bagaikan sebuah
demonstrasi keindahan alam yang juga berpadu dengan cerlangnya sinar mentari. Membuat semuanya terasa
sangat indah dipandang mata, dan mendatangkan
kesegaran batin yang alami.
Apalagi, panorama indah yang mereka nikmati, masih
diiringi oleh sajian musikal alami yang sangat menawan.
Kicauan burung yang memecah kesunyian, saling sahut dan seakan menampilkan melodi alam tak tertandingi.
Semua masih diikuti oleh semilir angin yang dengan
lembut membelai wajah dan pakaian mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Desis lembut angin dan lagi dari kicau burung di
hutan, sungguh merupakan musik pengantar atau
pengiring yang melengkapi keindahan panorama yang
sedang dinikmati ketiga orang itu. Kesunyian dan
kesenyapan dipecahkan oleh pameran musikal alami dan menghantarkan mereka menikmati panorama alam yang
demikian hijau menawan.
Sungguh, tiada akan pernah kebosanan hinggap, bila
batin dan jiwa menyatu dengan alam, menyelami rahasia alam, menikmati keindahannya dengan tidak
merusaknya. Karena jika demikian, maka alam
menyediakan sejuta rahasia keindahan yang sebenarnya tidak akan pernah habis terpakai atau habis dinikmati manusia.
Tapi, jika diimbuhi dengan kerakusan,ketamakan dan
nafsu merusak, maka alampun menjadi cukup pelit bagi manusia. Keindahannya akan tergerus, melodinya akan menjadi gersang, dan bukan tidak mungkin berubah
menjadi bala dan bencana. Karena alampun sanggup
menyediakan murka tak tertahan bagi kebengisan
manusia dalam mengolah atau bahkan merusaknya. Dan
alam memiliki caranya sendiri untuk memberi hadiah
setimpal bagi upaya menyakiti dan mencederai alam
semesta. Dan ketiganya, seperti memang sengaja sedang
berusaha untuk menyatu dengan alam, menikmati
keindahannya, menyatu dengan semilir angin, menikmati indahnya melodi kicauan burung, meresapi keresekan
pepohonan dan dedaunan dan menempatkan diri mereka
dalam rangkaian melodi alam tersebut. Tiada
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
perlawanan, yang ada kepasrahan dan kemanunggalan
dengan alam. Ketiganya nampak menutup mata, membiarkan
rambut mereka tergerai oleh hembusan angin, dan
membiarkan jubah mereka bergelombang oleh terpaan
angin di puncak bukit itu. Aneh, ketiganya dalam
keadaan seperti itu dalam waktu yang cukup lama, agak lama, atau malah terlalu lama malahan. Akan tetapi, bukan kejenuhan dan capek yang tergambar diseri wajah mereka. Tetapi, justru rona teduh, gembira dan sangat natural.
Sebuah gambaran unik, bagaimana menyatunya
manusia dengan alam, manunggalnya manusia dengan
alam, dan melahirkan keharmonisan dan kegembiraan
yang luar biasa. Nampaknya harmonisasi kicau burung, desir angin, desir dedaunan yang saling bergesekan dan terkadang juga pepohonan menimpal dengan bunyi
keresekan, membuat ketiganya hanyut dalam dekapan
alam. Cukup lama keadaan mereka bertiga seperti itu,
sampai kemudian matahari mulai kurang terasa
sengatannya, tanda benda alam itu mulai condong ke
barat dan memasuki masa sore. Dan, dalam keadaan
seperti itu, nampak salah seorang dari ketiga orang yang dalam samadhi menghadap bentangan keindahan alam
itu seperti sedang mengerjakan sesuatu. Apakah itu dan terlebih siapakah tokoh itu" Pertanyaan yang tentu
menggelitik bagi siapa saja yang menemui atau
menemukan ketiganya dalam keadaan yang aneh
semacam itu. Ya benar, siapakah mereka"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sebagaimana diceritakan di depan, setelah
memberitahu beberapa hal kepada sepasang Pendekar
Kembar dari Siauw Lim Sie dan kemudian
mempersilahkan kedua pendekar muda itu melanjutkan
perjalanan, tertinggal Kiang Cun Le, Kiang In Hong, Kiang Ceng Liong dan seorang tokoh aneh, si Destar
Merah atau Kolomoto Ti Lou (Bintang Sakti dari Selatan).
Seorang dari seberang lautan yang bahkan berdiri sejajar dengan 4 Dewa Persilatan Tionggoan, bahkan masih
dihormati dan dimalui oleh 4 tokoh besar tersebut.
Tetapi, beberapa lama setelah kedua pendekar Siauw
Lim Sie melanjutkan perjalanan, tiba-tiba Kiang Cun Le seperti mendapatkan bisikan. Dan, seperti biasanya, memang dengan cara itulah dia berkomunikasi dengan
kakek aneh, si Destar Merah, tokoh seberang lautan itu.
Yakni, komunikasi melalui getaran batin.
Dan, bukan sembarang orang yang sanggup
melakukannya, bahkan Kiang Cun Le sendiri, baru
sanggup melakukannya beberapa tahun terakhir ini
setelah selamat dari kecelakaan ketika melakukan
"penggodokan" terhadap Kiang Ceng Liong. Dan
kebetulan, orang tua aneh inilah yang
menyelamatkannya dan kemudian bahkan mampu
membuatnya mencapai tahapan yang lebih tinggi lagi.
"Sudah saatnya engkau berangkat, dan biarlah tugas
untuk menyempurnakan kedua anak itu, sebagaimana
amanat Kian Ti Hosiang, kuwakilkan kepadamu. Engkau sudah tahu bagaimana caranya menyempurnakan
mereka" seperti itulah desisan yang terdengar terang di telinga dan batin Kiang Cun Le. Tetapi, baik Kiang Cun Le TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
maupun si Destar Merah, masih tetap nampak tenang,
seperti tidak ada sesuatu yang terjadi antara mereka berdua.
Dan memang, hanya mereka berdua yang mengerti
dan tahu apa yang mereka percakapkan. Karena itu,
jawaban Kiang Cun Le sendiripun hanya diketahui oleh si Destar Merah. Dan beberapa saat kemudian, terdengar suara normal Kiang Cun Le ditujukan kepada Kiang In Hong dan Kiang Ceng Liong:
"Liong Jie, kakekmu ini harus mengerjakan sesuatu
yang teramat penting. Dan biarlah engkau bersama bibi nenekmu untuk sejenak menemani Kolomoto Ti Lou
locianpwe dan kalian berdua masing-masing harus
mengerjakan sesuatu yang juga sangat penting"
"Baik kong-kong" singkat jawaban Ceng Liong, tetapi Kiang Cun Le tahu, ada banyak pertanyaan di mata
cucunya itu. Karena itu dengan segera dia berkata:
"Ada banyak pertanyaan yang akan terjawab dengan
sendirinya. Tetapi, ada kepentingan besar bagimu untuk tinggal, dan beberapa waktu kedepan kita semua akan berkumpul lagi. Apakah engkau bisa memahaminya Liong Jie?"
Nampak Ceng Liong sedikit terdiam dan tentu sedang
berusaha keras untuk mengerti ucapan kakeknya. Tetapi, teramat banyak hal yang asing dan belum diketahuinya, belum lagi persoalan yang dihadapinya. Dan semua itu, masih belum ada titik terang yang bisa membuatnya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tentram. Bagaimana mungkin dia mengerti maksud
kakeknya" "Beberapa hal, akan engkau mengerti sebentar lagi
cucuku. Karena itu, biarlah kutinggalkan engkau sejenak dengan Kolomoto Ti Lou locianpwe, dan ketika bertemu semua yang ingin kamu tanyakan, sebagiannya pasti
sudah ada jawabannya"
"Baiklah kong-kong" akhirnya dengan berat dan sedikit masygul Ceng Liong menjawab kakeknya. Dan dengan
jawaban itu, tiba-tiba dia melihat kakeknya menjura sebentar kearah si tokoh aneh, Destar Merah, berkedip dan mengangguk kearah Liong-i-Sinni dan sebentar
kemudian tubuhnya melayang pergi bagaikan asap.
Dan tinggalah ketiga orang itu, si Destar Merah atau Kolomoto Ti Lou, Kiang In Hong Liong-i-Sinni dan Kiang Ceng Liong. Dan kesenyapan sejenak melingkupi
ketiganya, terlebih karena nampaknya si Kakek Aneh itu, sangat jarang berkomunikasi secara oral, atau
berkomunikasi lewat mulut. Sayangnya, Ceng Liong
belum memahami keadaan ini, hanya Liong-i-Sinni yang sudah mengetahuinya, bahkan juga sudah dalam
tahapan mampu berkomunikasi dengan cara itu.
Beberapa saat kemudian, nampak dimata Ceng Liong,
baik Liong-i-Sinni maupun Kolomoto Ti Lou sudah dalam keadaan berdiam diri. Sama sekali dia tidak mengerti mengapa dia seperti dibiarkan atau ditelantarkan, tiada instruksi apapun baik dari orang tua aneh itu maupun dari neneknya apa yang sebaiknya dikerjakannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, sebagai seorang muda pilihan, Ceng Liong
akhirnya memusatkan pikirannya dan tidak lama
kemudian dia mulai tenggelam dalam semedinya. Tetapi, justru dalam semedinya itu, tiba-tiba dia merasa seperti sedang dihubungi seseorang. Tetapi, nampaknya dia
masih merasa sangat sulit untuk membuka komunikasi
dengan orang itu. Tetapi, yang pasti, dia merasa bahwa orang itu adalah Kolomoto Ti Lou.
Dan karena itu, dia tidak bercuriga dan membiarkan
semedinya berlangsung dan bahkan membiarkan angan
dan pikirannya tentang tokoh aneh itu ikut "bermain"
dalam alam pikirannya. Anehnya, semakin dia
membiarkan tokoh itu dalam angannya, semakin
sanggup dia melihat semacam "wujud maya" tokoh aneh itu seperti sedang berhadapan dengannya.
Semakin lama "wujud maya" itu menjadi semakin jelas di mata dan telinga batinnya, sampai kemudian lama-kelamaan "wujud maya" itu mulai membentuk senyum,
tawa dan gerak geriknya sudah bisa tertangkap indra batin Ceng Liong. Setelah menunggu sekian lama lagi, pada akhirnya, Ceng Liong seakan-akan merasa bahwa
mereka berdua sedang berhadap-hadapan seperti di
alam nyata, dengan menggunakan indra-indra
kemanusiaannya, seperti mata, telinga dan kulit untuk merasakan.
Semua gerak-gerik Kolomoto Ti Lou sudah semakin
jelas baginya, tidak lagi samar, bahkan tatap mata dan gerak kecil lain dari tokoh itu sudah jelas bagi Ceng Liong meskipun dalam wujud maya semata. Sampai kemudian
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ceng Liong sanggup menerima dan mencerna apa yang
sedang disampaikan oleh orang tua itu:
"Anakku "." Demikian Ceng Liong mendengar lewat
kontak batin apa yang disampaikan tokoh tersebut "..
Tapi, Ceng Liong masih belum berkeyakinan sanggup
mengeluarkan kata-kata dan kalimat dalam percakapan dengan kontak batins emacam itu. Karena itu, kembali terdengar tokoh tua itu melanjutkan kalimatnya:
"Aku tahu bahwa engkau masih kaget dan belum
mampu melanjutkan kontak dan percakapan seperti ini.
Dalam alam fisik, kita sulit berkomunikasi karena bahasa kita berbeda, tetapi dengan kontak batin seperti ini, kendala bahasa bukan menjadi persoalan. Aku tahu,
engkau pernah dididik kakekmu dengan tenaga yang luar biasa, bahkan engkau memiliki kekuatan batin dengan cara yang aneh. Tetapi, engkau tidak akan mampu
menggunakannya secara optimal, dan belum mampu
berkomunikasi secara batin seperti ini, karena belum terlatih dan belum terbiasa. Meskipun bukan sekedar latihan dan kebiasaan yang akan membuatmu mampu,
tetapi kedalaman penguasaan tenaga dalam dan tenaga atau kekuatan batin. Dalam keadaan sekarang, engkau sudah memasuki tahap awal untuk berkemampuan
melakukan komunikasi jenis ini"
Ceng Liong semakin kaget, tetapi tidak mengendurkan konsentrasi dan semedinya, meski kekagetannya sempat membuat bayangan maya kakek aneh itu memudar.
Tetapi, dengan cepat Ceng Liong menyadari
kekeliruannya dan kembali berkonsentrasi terhadap
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bayangan Kolomoto Ti Lou yang kemudian melanjutkan
kembali: "Anakku, aku tahu engkaupun berkeinginan
mengungkapkan pikiranmu, perkataanmu untuk
disampaikan kepadaku. Engkau sudah berkemampuan
melakukannya sebetulnya, tetapi masih belum cukup
melatih dan memperdalam kemampuan itu dalam sebuah
kontak batin. Yang engkau butuhkan adalah
mempertegas pengenalanmu akan orang yang engkau
ajak berbicara dan mempertegas keyakinanmu sendiri
bahwa engkau sanggup melakukannya. Berkonsentrasi
terhadap apa yang ingin engkau sampaikan melalui
kalimat bukan dengan isyarat mata, bibir ataupun mimik wajahmu, tetapi menjelaskannya melalui ketetapan
hatimu dan menghubungkannya dengan orang yang
ingin engkau sampaikan kalimatmu itu. Tidak semua
orang sanggup melakukannya, dan dibutuhkan 2 orang
yang berkemampuan seperti itu untuk melakukan kontak batin semacam itu. Bila kemampuanmu sudah
meningkat, maka engkau bahkan bisa memasukan
pikiran dan kalimatmu kepada orang yang tidak dalam kondisi semedi. Kemampuan itu sudah lama dimiliki
gurumu dan ketiga Dewa Tionggoan, sementara kakek
dan nenekmu sedang mengarah kekemampuan itu"
Kakek itu, Kolomoto Ti Lou, nampak berdiam diri
sejenak, seperti memberi ketika bagi Ceng Liong untuk meresapkan penyampaiannya. Dan ketika waktunya
sudah dirasa cukup, maka kembali orang tua itu
melanjutkan kalimatnya yang disampaikan melalui
percakapan batinnya dengan Ceng Liong:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Cobalah engkau berlatih sejenak. Pertama, engkau
mengolah kembali kekuatan tenaga dalammu,
mematangkannya sekali lagi sesuai dengan apa yang
kamu dapatkan dari sobekan kertas yang diperebutkan itu. Bahkan, dalam pematangan itu, engkaupun bisa
mengolah kembali dengan mengkombinasikan juga
kemampuan dan cara melatih iweekang lembah kalian.
Kelihatannya kurang masuk di akal, tetapi melatihnya dalam sikap semedi dan mencari kemungkinan
pematangannya secara bersama, justru tidak akan
melukaimu dalam kondisi seperti ini. Tetapi, harus
diingat, jangan mencoba untuk mengerahkan tenagamu
dalam mencari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Bila nanti kemudian engkau menemukannya, maka selesaikan semedimu baru mencoba melatihnya. Bila engkau
berhasil nanti, baru langkah selanjutnya akan
kuberitahukan kepadamu. Jika aku tidak salah, jika
engkau berhasil melatihnya nanti, maka percakapanku dengan Nenekmu nanti sudah akan bisa engkau ikuti,
atau dengan kata lain, jika nenekmu dan aku
menginginkan engkau terlibat dalam percakapan itu,
maka engkau sudah sanggup menangkap percakapan
kami. Nach, baiklah, engkau boleh memulai menjajaki kombinasi itu dan kemudian mencari kemungkinan
mematangkannya kembali. Hasilnya akan sangat luar
biasa bagi peningkatan tenagamu dan juga kekuatan
batinmu. Lakukanlah anakku" Dan kemudian kakek itu
berdiam diri, tenggelam dalam kemenyatuan dengan
alam semesta. Dan keadaan mereka bertiga yang sepi, senyap dan
tenggelam dalam manunggalnya mereka dengan alam
itulah yang nampak di atas sebuah bukit, tepat di bawah TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sebuah pohon besar yang rindang. Tempat yang mereka temukan setelah Kiang Cun Le meninggalkan mereka
bertiga. Keadaan mereka yang sepi dan senyap itu, perlahan
mulai tergugah. Terutama ketika Ceng Liong pertama-
tama membuka matanya, dan nampak keningnya
kemudian mengernyit, seperti sedang mengingat-ingat sesuatu yang secara perlahan dipahaminya. Cukup lama sikapnya seperti demikian, yang bila orang yang tidak mengetahui keadaannya akan menganggapnya seperti
orang gila karena sikapnya yang aneh seperti itu.
Tetapi, Ceng Liong memang sedang mengingat
kembali apa yang ditemukannya dalam penelusurannya
selama hampir 2 jam tanpa sedikitpun dia merasakan
kelaparan. Senyumnya semakin lama semakin
mengembang, sampai kemudian sinar matanya nampak
berseri-seri. Dia pasti telah menemukan sesuatu, dan karena itu dia memutuskan melatihnya sebagaimana
yang diingatnya dan terpatri dalam hatinya dan juga sesuai perintah atau petunjuk kakek aneh yang masih terpekur dalam semedi disampingnya itu.
Maka dengan cepat Ceng Liong mencoba melatih
sesuai dengan tehnik melebur tenaga dalamnya.
Bedanya, jika dahulu dia kelebihan hawa dan tenaga
sebagai benturan antara tenaga kakeknya dengan hawa yang masuk melalui hawa See Thian Coa Ong dan
Siangkoan Giok Hong, maka kali ini dia mencoba
mematangkan kekuatannya berangkat dari sebuah
pemahaman baru.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pada tahap pertama dahulu, dia masih ingat betul,
dasar tenaga Lembah Pualam Hijau menjadi
landasannya, dan tetap meletakkan hawa lemas tersebut sebagai patokan dan dasar utamanya. Bila formasi
kekuatan tenaganya itu, masih tetap akan menjadi
landasan, maka sudah teramat sulit untuk meningkatkan kemampuannya. Cara satu-satunya adalah memupuknya
melalui latihan waktu demi waktu, dan kekuatan tersebut secara otomatis akan bertambah seiring dengan
latihannya. Ceng Liongpun cukup lama mencoba mengamati
kemungkinan mengembangkan lebih lanjut berdasarkan
pemahaman sebelumnya, yakni landasan hawa lemas
"im" dari Lembah Pualam Hijau sebagai "patron" atau landasan utama, dan tetap harus sedikit lebih kuat.
Dengan cara dan corak demikian, Ceng Liong tidak
Cinta Bernoda Darah 10 Misteri Lukisan Tengkorak Seri 4 Opas Karya Wen Rui An Panji Sakti 4
^