Pencarian

Kisah Para Naga 2 7

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 7


melihat kemungkinan lain dari apa yang mungkin
dilakukannya. Tetapi, pesan khusus Kakek aneh itu, yakni dengan
petunjuk pematangannya dengan mengkombinasikan
dengan cara melatih hawa Giok Ceng Sin Kang
keluarganya, Ceng Liong mendapat perspektif atau
paham baru. Hawa keluarganya adalah lemas dari tenaga
"IM", dan setelah mengikuti arus melatih hawa
berdasarkan coretan dalam sehelai kertas yang
diperebutkan itu, hawa "Im" masih tetap dominant,
karena memang sumber hawa tandingannya dari See
Thian Coa Ong dan Siangkoan Giok Hong belum
sebanding dengan tenaga yang berasal dari "operan"
Kiang Cun Le. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bolak balik Ceng Liong memeriksa kondisi tersebut
selama hampir dua jam, untuk kemudian mencoba
meninjau kemungkinan yang lain. Terlebih karena
menurut kakek itu, dan juga dituruti Ceng Liong, dalam kondisi semedi dan tidak mengerahkan kekuatan
iweekang, maka penelusuran justru tidak akan
melukainya. Tetapi justru membuka banyak
kemungkinan baru yang belum terpikirkan sebelumnya
selama ini. Selama hampir 2 jam, Ceng Liong mencoba
menemukan kombinasi melatih tenaganya. Petunjuk
dalam bentuk puisi melatih hawa dahulu menjelaskan
bahwa sebetulnya, dalam kepasrahan dan menampung
semua, ibarat bumi yang sanggup menerima semua
hawa, angin, tenaga lontaran gunung, badai, dan semua fenomena alam sehingga mampu tenang kembali dan
tersimpan kembali dalam bumi.
Bagaimana mencapai dan menemukan titik seimbang
seperti bumi" Manakah kekuatan dominant di bumi" "IM"
atau "YANG?" jika ada yang dominant, maka seharusnya bumi atau alam, sangat panas atau sangat dingin. Tetapi, mengapa alam dan bumi ini memiliki daerah dan masa
yang ekstrem. Ada dingin ektrem (sangat dingin di daerah utara) dan ekstrem panas (sangat panas di
selatan atau bahkan di Gunung Berapi), dan semua bisa berada dan tersedia dalam alam.
Apakah, dan mungkinkah manusiapun memiliki posisi
dan komposisi sama dalam kepemilikan sumber "im" dan
"yang" bahkan dalam ketersediaannya yang "ekstrem"
sekalipun dengan tidak mengganggu keseimbangannya"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pertanyaan inilah yang membimbing Ceng Liong untuk
melihat, bahwa masih ada celah untuk meleburkan
kekuatan tenaganya kembali.
Bagaimana bila kondisi tenaganya benar-benar
seimbang, tidak lagi ada yang dominant, dan karenanya sewaktu-waktu dia bisa menggunakan kekuatan panas
ataupun dingin dan mengurainya kembali menjadi
kekuatan yang biasa saja, tanpa panas dan tanpa dingin.
Dan itulah yang kemudian dicobanya kembali, dilatihnya kembali sesuai dengan apa yang pernah dilakukannya
dahulu. Hanya, kali ini, berbeda dengan keadaan dulu,
diamana dia mencoba-coba, kali ini dia membangkitkan kekuatan "IM" dan "YANG" termasuk latihannya dan
tenaga operan kakeknya, untuk kemudian digodok
dengan tenaga Pek Lek Sin Ciang dan warisan tenaga
"Yang" dari Kiong Siang Han. Dan kali ini, tenaga yang sebetulnya telah melebur ini, coba dipadukannya untuk mencapai "KESEIMBANGAN", tidak lagi berat pada
pondasi "IM" ataupun "YANG".
Tetapi baik "im" maupun "yang" memiliki kadar yang
sama dan seimbang dalam tubuhnya. Bagi Ceng Liong,
mencapai titik ini, berarti mencapai keseimbangan kedua kekuatan itu, dan seharusnya tubuh manusia mampu
menerima dan menggodoknya sehingga seimbang,
seumpama dan serupa dengan alam. Dan dengan
demikian, maka dia akan sanggup mengeluarkan tenaga
"im" baik lemas maupun dingin ekstrem maupun panas
atau keras secara ekstrem seperti gambaran bumi.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sekali ini, Ceng Liong justru jauh lebih lama berupaya meningkatkan kekuatan "YANG", karena memang
kekuatannya masih didominasi kekuatan "IM" sebagai
landasan iweekangnya. Melepas dominasi "IM" inilah
yang menjadi titik krusial bagi Ceng Liong. Dan karena itu, tubuhnya lebih lama dalam kondisi bagai terbakar, untuk kemudian beberapa lama menjadi bagai es, dan
berkali-kali terjadi perpaduan demikian, sampai kemudian beberapa lama fenomena itu tidak lagi tumbuh dan
timbul secara fisik di tubuhnya.
Hanya saja, kadang angin panas bergantian dengan
angin dingin berhembus dari tubuhnya, begitu
bergantian. Dan pada akhirnya, angin yang berhembus dari tubuhnya terasa normal, tidak panas dan tidak
dingin. Tetapi, efeknya bagi Ceng Liong adalah, dia merasa bahwa dia sanggup mengirim dan menciptakan
angin panas ataupun dingin dengan kadar yang sama.
Dia sanggup menciptakan badai panas ataupun badai es sesuai dengan takaran yang diinginkannya.
Tetapi, sampai saat dia kembali siuman dan normal,
masih belum Ceng Liong merasakannya, menyadarinya
dan mengetahui apa yang sudah mampu dilakukannya.
Bahkan diapun masih belum tahu, bahwa setelah siuman, kekuatan tenaganya sudah kembali meningkat tanpa
disadarinya. Meningkat cukup drastis, dan sudah dalam tahap menggunakannya sesuai dengan keinginan
hatinya. Bahkan, tanpa disadari Ceng Liong, kekuatan dan
keampuhan iweekang Lembah Pualam Hijau justru
sanggup disempurnakannya, dalam bentuk kemampuan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengobati luka dalam, hanya melalui penyaluran sinkang istimewa keluarganya yang malah sudah lebih sempurna lagi.
Sebagaimana diketahui, ada khasiat khusus Sinkang
Giok Ceng bila dikuasai secara sempurna. Yakni sanggup mengobati luka dalam dalam sekali putaran pengerahan tenaga, dan Ceng Liong yang sebelumnya memang
sudah sanggup melakukannya, kini bahkan sanggup
melakukannya dengan lebih cepat lagi.
Meskipun pada saat ini, Ceng Liong masih belum
menyadarinya. Kemampuan sinkang "Im" yang sempurna
dari dari Giok Ceng Sin Kang memang merupakan
kemampuan "membangun" atau "membentuk" dan
bukannya dalam bentuk "mengurai" ataupun "merusak".
Pada titik ini, Ceng Liong baru sanggup melakukan
kesanggupan "membentuk" atau "membangun", tapi
belum menyadari bahwa bibit melakukan
"menghancurkan" atau "merusak" dalam kondisi
kesmepurnaan tenaga "Yang" juga sudah dimilikinya.
Bahkan dia akan sanggup membuyarkan tenaga
lawannya dan menguraikannya menjadi "apes" dan
bahkan "habis" hanya dengan penggunaan tenaga
tersebut. Bisa dibayangkan apabila tokoh sesat
menguasai keampuhan tenaga semacam ini. Potensi ini, sayangnya masih belum disadari oleh Ceng Liong,
terlebih, karena memang dengan penguasaan Ilmu-Ilmu Mujijat, kemampuan merusak itu bisa dilakukan dengan gerakan-gerakan jurus menyalurkan kekuatan tenaga
istimewanya itu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Setelah Ceng Liong menyelesaikan latihannya, dia
tersenyum puas. Dia tahu, dia berhasil dengan pikiran dan celah yang diperiksanya dalam semedinya. Yang dia tidak tahu, sampai sejauh mana kemajuan yang
dicapainya. Dia bahkan tidak tahu, bahwa neneknya dan orang tua aneh itu, berdecak kagum tanpa diketahuinya.
Karena bahkan kekuatan sinkang Ceng Liong
meningkat begitu jauh dan secara otomatis kekuatan
lainnya seperti kekuatan khikangnya, bahkan kekuatan batinnya juga menjadi berlipat. Setelah berhasil melatih tenaganya, Ceng Liong kemudian melakukan pemulihan
kondisinya, dan dengan heran dia temukan
kebugarannya kembali hanya dengan satu kali upayanya menyalurkan kekuatannya, artinya hanya dalam sekali putaran.
Bahkan, dia merasa tubuhnya menjadi lebih segar dan bahkan lebih bugar, dan dia bergembira untuk hal
tersebut. Dan ketika menemukan manfaat dari tuntunan dan petunjuk kakek aneh didepannya itu, maka Ceng
Liong kemudian kembali melakukan semedi dan berusaha mencapai kondisi seperti bagaimana awalnya dia
berkomunikasi dengan kakek itu. Tetapi, alangkah
kagetnya, ketika kemudian dia mampu mendengarkan
apa yang sedang dipercakapkan oleh kedua orang sakti dihadapannya:
"Baiklah Sinni, rasanya sudah cukup. Dan sudah
saatnya engkau melakukan tugas yang sama dengan
kakakmu, yakni mewakiliku untuk melaksanakan pesan
dan harapan dari kawan-kawanku Kiong Siang Han dan
Wie Tiong Lan. Rasanya engkau sudah mencapai
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tahapan yang sama dengan kakakmu, bahkan untuk
kematangan kekuatan batin engkau masih
mengunggulinya. Dan rasanya bencana di Tionggoan
sudah setengah selesai, apa yang akan engkau lakukan adalah bagian lain yang sama dengan yang akan
dilakukan kakakmu"
"Siancai ".. siancai, terima kasih locianpwe. Apa yang harus pinni lakukan ternyata juga banyak bermanfaat bagi pinni sendiri, sungguh malu ". sungguh malu,
seperti berpamrih saja. Bahkan termasuk juga cucu kami, juga beroleh sesuatu yang luar biasa. Biarlah untuk melengkapi tugas kita bersama, pinni akan
melakukannya karena salah satunya juga adalah murid pinni"
"Sinni, semua ini adalah bagian dari tugas kita masing-masing. Tidak ada budi dan tidak ada pamrih"
"Siancai ". Engkau benar locianpwe. Pinni memang
terkadang masih terikat dengan ikatan budi seperti itu.
Baiklah, jika demikian pinni akan mohon diri. Mudah-mudahan masih ada pertemuan sebelum pinni
mengundurkan diri dari keramaian dunia ini. Liong Jie, engkau tuntaskan apa yang harus engkau kerjakan dan lakukan. Karena lebih banyak dan lebih berat bebanmu dibandingkan kami yang tua-tua ini. Nenekmu mohon
diri" dan sambil bicara demikian, dengan cara yang lebih luar biasa lagi, bagai menghilang saja Liong-i-Sinni sudah lenyap dari tempat tersebut.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, melulu ilmu ginkang saja, engkau memang
sudah tidak akan bertemu tandingan lagi dewasa ini
Sinni" puji si orang tua aneh.
"Siancai, engkau terlalu memuji locianpwe. Titip cucu kami" suara itu datangnya dari jauh, tapi terdengar seperti didepan mata saja bagi Ceng Liong yang bergidik melihat kehebatan bibi neneknya yang
mendemonstrasikan ginkang yang sulit dipercaya
tersebut. Dalam keadaan bersila, neneknya bisa
melayang, atau tepatnya menghilang dari pandangan
matanya. Keadaan kembali sepi dan senyap untuk beberapa
saat. Sampai kemudian, dalam kondisi kontak batin
dengan wujud maya, kembali telinga batin Ceng Liong menangkap ucapan si orang tua:
"Anakku, setelah latihan, kemampuanmu menangkap
komunikasi batin sudah meningkat tajam. Untuk
menyampaikan pikiran, kalimat dan perkataanmu,
engkau perlu berlatih lebih jauh, termasuk melatih
menyampaikan kalimat dan pikiranmu kepada orang
yang belum mampu berkomunikasi dengan cara kita ini.
Pertama, engkau perlu berkonsentrasi memasuki
wilayah fisik dan batin orang yang dengannya engkau mau menyampaikan sesuatu perkataan atau kalimat.
Kemudian, berkonsentrasi dengan ide atau pesan apa
yang ingin disampaikan, dan sampaikan ketika usaha
memasuki batin orang bersebut berhasil. Hal ini bagimu untuk saat ini, tinggal melatihnya saja.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sambil engkau melatihnya, dan bila ada yang ingin
engkau tanyakan, boleh langsung engkau tanyakan,
jangan khawatir untuk menyela. Dan sambil engkau
berlatih, biarlah kuceritakan kepadamu hal hal penting yang perlu engkau ketahui agar pekerjaan dan tugasmu kelak bisa engkau pahami dan kerjakan dengan baik.
Beginilah ceritanya:
==============================
Sriwijaya atau dengan lidah orang Tionggoan
menyebutnya Shih li fo shih, merupakan sebuah Kerajaan Maritim yang menguasai daerah perdagangan Laut
antara China dan India. Bahkan pada umumnya jalur
perdagangan di daerah Selatan hingga ke selat Malaka.
Kerajaan yang didirikan pada kira-kira tahun 400-an ini, memanfaatkan betul jalur perdagangan laut,
menguasainya dan menarik keuntungan atas penguasaan jalur perdagangan itu.
Kerajaan ini mengalami dan dipengaruhi secara kuat
oleh 2 agama besar, yakni Hindu dan Budha. Kedua
agama besar yang berasal dari India dan jejaknya sangat terasa di wilayah kekuasaan Sriwijaya. Bahkan tradisi dan penamaan orang di wilayah kekuasaan Sriwijaya
memang sangat kental dengan khas India, dan
hubungan dengan India Selatan juga memang sangat
akrab, selain dengan hubungan agama.
Tetapi, belakangan agama Budhalah yang banyak
dianut oleh sebagian besar penduduk kerajaan ini. Dan bersamaan dengan itu, interaksi dan hubungan Kerajaan Sriwijaya dengan India dan China menjadi sangat intens, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
baik melalui jalur perdagangan, maupun diplomatik.
Bahkan, terutama dalam urusan agama pun, Sriwijaya
menjalin hubungan yang erat dengan kedua Negara
tersebut di atas, terutama dengan India Selatan dan menghasilkan kemajuan yang cukup berarti bagi
kerajaan penguasa maritime waktu itu.
Pada masa Kerajaan Sriwijayalah agama Budha
mengalami kemajuan sangat pesat, bahkan pada masa
keemasan Kerajaan inilah, sebuah Candi Budha yang
sangat terkenal, yakni Candi Borobudur di Jawadwipa didirikan. Kerajaan ini sendiri berpusat di sebuah sungai yang sangat besar, yang menghubungkan pusat kerajaan itu dengan lautan.
Dan sungai itu jugalah yang menjadi akses Kerajaan
itu memasuki perdagangan lewat laut pada masa itu.
Sungai besar itu bernama Sungai Musi, dan pelabuhan buat perdagangan terletak tepat di pusat Kerajaan
Sriwijaya itu, di tepi sungai besar itu. Dan kelebihan Kerajaan Sriwijaya, memang justru terletak dalam
kekuatan Laut mereka yang membuat cakupan atau luas kerajaannya membentang jauh hingga ke Semenanjung
melayu (Thailand, Kambodja, dan bahkan terus hingga sebagian Phillipina modern).
Para penguasa Sriwijaya sangat memahami, bahwa
kondisi geografis mereka dan keunggulan mereka berada di Laut, dan bukannya darat. Karena itulah, kekuatan utama mereka justru terletak di Laut, penguasaan Lautan melalui armada Laut yang sangat kuatlah yang membuat mereka berjaya. Kehebatan dan kejayaan kerajaan ini, dan pengaruh agama Budha, bahkan terasa jejaknya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
hingga di Thailand, ketika mereka membangun candi-
candi Budha disana, sama seperti yang dilakukan di
Jawadwipa. Pada masa cerita ini, pada kisaran awal tahun 1000-
an, Kerajaan Sriwijaya justru sedang mengalami
terjangan dan cobaan kiri dan kanan. Raja Kerajaan
Sriwijaya yang bernama Maha Raja Sri Tunggawarman,
sebetulnya adalah seorang Raja yang bijaksana. Bahkan, dia lebih tepat menjadi seorang Bhiksu ketimbang
menjadi seorang Raja yang memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mengendalikan kerajaannya.
Karena memang, Maha Raja Sri Tunggawarman,
adalah seorang yang saleh dan lebih menekuni agama
Budha daripada menekuni ilmu pemerintahan. Akibatnya, banyak kesalahan ponggawanya yang dengan mudah
diampuninya, dimaafkannya, dan berdampak pada
lemahnya disiplin para pembantunya.
Lama-kelamaan, keadaan ini menjadi semakin parah,
bahkan menjalar ke menurunnya disiplin bala tentaranya, karena kurangnya pengawasan ketat dari sang Raja atas para panglima perangnya. Maksud sang Raja sebetulnya tidak salah. Mudah mengampuni dan selalu memberi
orang kesempatan untuk berubah.
Tetapi, bagi para pemuja kekuasaan, pemuja uang
dan kenikmatan dunia, kekangan disiplin sang Raja yang melonggar, membuat mereka bersimaharajalela. Toch
dengan mudah bisa minta ampun, dan akan diberi
kesempatan lagi oleh sang Raja. Karena mereka semakin memahami bagaimana cara memperoleh belas kasihan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dan pengampunan dari Maha Raja mereka yang bagai
Budha Hidup itu.
Kekuatan Kerajaan besar yang tergerogoti dari dalam ini, perlahan namun pasti mulai tercium oleh lawan-lawan potensial Kerajaan Sirwijaya. Dan, adalah Kerajaan Cola di India yang pertama berani menyerang Kerajaan Sriwijaya pada tahun 1017. Hanya saja, serangan pada tahun itu kurang berhasil baik, karena kekuatan armada Sriwijaya masih cukup tangguh menghalau serangan
tersebut. Tetapi, serangan kedua, setelah mempelajari
kekalahan dalam serangan pertama, ditambah dengan
semakin surutnya disiplin bala tentara Sriwijaya berhasil dengan sukses. Serangan pada tahun 1025 ini, bahkan berhasil menawan Raja Sriwijaya dan menahan serta
menawannya untuk dibawa ke Kerajaan Colo.
Kerajaan Sriwijaya, memang masih bertahan beberapa
tahun, tetapi kontrolnya atas kerajaan taklukan secara perlahan memudar, dan bahkan pada tahun 1110,
Kerajaan Sriwijaya menjadi taklukan sebuah kerajaan kecil di pulau yang sama, Sumatera. Dan pada tahun
1300-an, Kerajaan Sriwijaya tinggal puing dan cerita belaka, ketika kemudian sebuah Kerajaan dari Jawadwipa menyapunya dan menjadikannya sebagai daerah
taklukan. Sebetulnya, sebelum Rajendracola I naik tahta,
hubungan segitiga Sriwijaya, India Selatan dan Tiongkok dalam hal ini Kerajaan Sung, sangatlah erat. Bahkan segitiga itu bukan hanya memiliki hubungan diplomatik, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tetapi juga hubungan politik dan militer yang sangat erat.
Lebih dari itu, hubungan keagamaan dan tukar menukar hadiah, serta pengetahuan juga berlangsung secara baik.
Dan dalam kaitan konflik di Nusantara, hubungan
segitiga itu juga dimaksudkan untuk menghadapi
Jawadwipa. Hal ini terutama karena hubungan yang
kurang begitu baik antara Kerajaan Sriwijaya dengan wangsa Syailendra di Jawa. Tetapi, hubungan segitiga tersebut kemudan bubar ketika Rajendracola I naik tahta di India Selatan, dan bahkan kemudian menyerang
Sriwijaya pada tahun 1017, meski tidak menghasilkan apa-apa.


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tetapi, seperti diceritakan didepan, kekuatan Armada Laut Sriwijaya waktu itu masihg berkemampuan hebat
dalam menghalau dan menghentikan agresi Rajendracola I yang memiliki ambisi ekspansif tersebut. Dan sejak saat itu, hubungan segitiga tersebut menjadi kurang harmonis dan bahkan terus berkelanjutan sampai pada tahun-tahun panjang kedepan.
Siriwijaya atau Shih li fo shih memang mampu
bertahan dari serangan Rajendracola I, Raja dari
Kerajaan Cola di India yang memiliki ambisi perluasan kerajaan. Sebelumnya, Rajendracola I memang berhasil menyapu kerajaan-kerajaan sekitarnya sampai ke
Srilanka dan menjadikan kerajaan disana menjadi daerah atau kerajaan taklukannya.
Tetapi, dia masih belum sanggup menaklukkan
Sriwijaya. Sesudah serbuan Rajendracola I ke Sriwijaya pada tahun 1017, tahun-tahun sesudah pertempuran
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang berhasil mengenyahkan serbuan Kerajaan Cola
tersebut ditandai dengan perubahan-perubahan yang
cukup pesat. Bahkan anehnya terkesan arus masuknya
orang-orang dari India, baik karena berdagang maupun karena urusan agama menjadi lebih sering.
Lebih dari itu, terdapat indikasi bahwa masuknya
orang-orang India tersebut tidak semata karena
keperluan berdagang, tetapi karena maksud-maksud
tertentu. Terutama mereka yang termasuk dalam
rombongan urusan keagamaan. Dan kondisi ini menjadi lebih sering dan lebih bebas ketika kemudian Raja Sri Tunggawarman atau Sanggramawijayatunggawarman
naik tahta pada tahun 1020 menggantikan ayahandanya.
Raja Sri Tunggawarman ini, sebetulnya adalah
seorang yang bijaksana, murah hati dan seorang
penganut agama Budha yang sangat taat. Karenanya,
Raja Sri Tunggawarman ini, bagi banyak orang lebih
dipandang tepat menjadi Pendeta Budha ketimbang
menjadi Raja dari sebuah Kerajaan sebesar Sriwijaya.
Karena bahkan untuk membunuh seekor semutpun,
sang Raja Sri Tunggawarman enggan dan tidak sampai
hati. Bagaimana mungkin sang Raja sanggup
mengendalikan Kerajaan Sriwijaya yang demikian megah dan besar tanpa rasa "tega" untuk memberi hukuman
terhadap punggawa ataupun pembantunya yang
melakukan kesalahan" Dan memang, hal itulah yang
kemudian terjadi hari-hari selanjutnya di dalam
perkembangan kerajaan besar tersebut.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan, kegemaran Raja Sri Tunggawarman untuk belajar
dan terus memperdalam ajaran Budha, membuatnya
begitu haus untuk bercakap dan berdiskusi dengan
banyak ahli agama Budha. Bahkan untuk maksud
tersebut, tidak segan dia mengundang Bhiksu dari India bahkan juga Bhiksu dari Jawadwipa yang memiliki
pengalaman hidup dan pendalaman keagamaan yang
lebih. Dan karena itu pula, di Sriwijaya jadi semakin banyak dan semakin sering kedatangan Bhiksu Budha dan
rombongan yang berkunjung untuk maksud keagamaan.
Dan semakin banyaklah pula pendatang asing yang
masuk untuk urusan keagamaan dan urusan
perdagangan. Hal yang sangat digemari oleh Maha Raja Sriwijaya tersebut, ternyata menghasilkan keadaan dan kondisi di luar istana yang tidak terduga.
Tentu tidak terduga oleh sang Raja, tetapi bagi
beberapa orang pintar di lingkungan Sriwijaya, dan
bahkan dari Jawadwipa, mampu mencium kondisi yang
kurang beres, meskipun kekurangberesan itu sangat sulit untuk mereka buktikan. Tetapi yang jelas, keadaan
tersebut semakin kurang menguntungkan bagi Sriwijaya dan bahkan Swarnadwipa dan Jawadwipa secara
keseluruhan. Orang-orang pintar dari India dengan bebas
menjelajahi pelosok Swarnadwipa dan bahkan hingga
memasuki area kekuasaan Jawadwipa. Dan tidak semua
ahli agama Budha dan rombongannya itu adalah orang
baik-baik, sama sekai tidak. Karena ada kelompok dan oknum tertentu yang memasuki Swarnadwipa dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Jawadwipa dengan maksud maksud berbeda dari yang
diketahui sang Raja. Dan dari sinilah kesemrawutan itu berawal, bahkan mengaduk-aduk bukan hanya tanah
India, tetapi juga daerah Tiongkok (Tionggoan),
Sriwijaya (Swarnadwipa) dan juga sampai ke Jawadwipa (Jawa).
=======================
Siang itu, nampak seorang tua, paling banyak berusia
lebih dari 50 tahunan, dengan wajah berseri sedang
menghadap ke sungai. Apa gerangan yang membuatnya
senyum-senyum" Bagi orang lain, pasti hal itu terasa aneh. Tetapi, seperti itulah biasanya orang tua yang dikenal sebagai Nelayan Aneh Sungai Musi.
Hampir setiap hari orang tua yang dikenal sebagai
Nelayan Aneh Sungai Musi atau sering juga dipanggil Nelayan Sakti Sungai Musi ini, nampak mengail
dipinggiran sungai Musi. Sebuah sungai besar yang
mengalir dan membelah Pusat Kota Raja Sriwijaya, yang memang terkenal sebagai alur perdagangan yang ramai di Selat Malaka.
Selat perdagangan yang ramai dilintasi pedagang
India, Tiongkok, Srilanka, Burma, Thailand dan bahkan Jawadwipa. Tetapi, aktifitas si nelayan ini menjadi aneh bagi kebanyakan, karena tidak pernah saat mengail,
orang tua ini mendapatkan bahkan 1 atau 2 ekor ikan sekalipun.
Dan lebih aneh lagi, orang tua ini ternyata tidak suka makan ikan. Karena memang orang tua ini adalah salah TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
seorang pengikut agama Budha yang taat, dan dulunya memang seorang Nelayan. Ketika memeluk agama
Budha, Nelayan Tua ini kemudian melanjutkan
kegemaran dan keahliannya tanpa mata kail, dan
karenanya memang dia tidak pernah memperoleh
seekorpun ikan.
Tapi jangan salah duga, Nelayan Tua ini bukan orang sembarangan. Dulunya dia gemar mengembara dari
lautan ke lautan, dan bahkan sering berkelana hingga ke daerah Jawadwipa. Dia memang bukan orang
sembarangan, bahkan seorang yang memiliki kepandaian yang sangat tinggi, dengan pengalaman yang segudang.
Jikapun Nelayan Tua yang aneh dan sakti ini sering
kelihatan berada di tepian sungai musi tahun-tahun
belakangan ini, lebih disebabkan oleh keterikatan yang memang disenanginya. Orang tua ini sedang mendidik
putra dan putri Panglima Tertinggi Armada Laut Kerajaan Sriwijaya yang sangat berkuasa namun sangat bijaksana dan cinta tanah airnya. Panglima Kerajaan Sriwijaya ini bernama Jayeng Kencana dan memperoleh julukan
"Malaikat Samudera Raya".
Panglima Armada Laut Kerajaan Sriwijaya ini adalah
seorang yang sebetulnya bertubuh biasa saja, sedang-sedang saja, tetapi memiliki kemampuan memimpin yang luar biasa. Kemampuan membangkitkan semangat dan
kesanggupan membaca keadaan alam dan posisi lawan
dalam pertempuran laut. Karena itu, meski bertubuh
sedang, tetapi wibawa yang ditimbulkan orang ini
sungguh luar biasa.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Apalagi jika sedang mengenakan pakaian
kebesarannya dan berdiri di hadapan pasukannya.
Tetapi, Panglima Jayeng Kencana ini adalah tokoh yang rendah hati, dan bila sedang bertempur, lebih suka
menanggalkan pakaian kebesarannya, dan bertempur
bersama dengan anak buahnya.
Tidak heran bila kemudian Panglima Perang Angkatan
Perang di lautan Sriwijaya ini begitu dihormati dan dicintai, bukan hanya oleh anak buahnya, tetapi juga oleh rakyat Sriwijaya. Bahkan Kerajaan-kerajaan
taklukan, semua menaruh hormat kepada Panglima yang rendah hati tetapi sangat handal dan sangat berdisiplin ini. Bahkan sang Maha Raja Sriwijayapun menaruh
hormat dan sangat mempercayai Panglima Perang
Lautan ini. Siang itu, si Nelayan Aneh Sungai Musi, demikian
orang tua itu dikenal pada lebih 10 tahun terakhir sejak menetap di dekat ibukota Sriwijaya, tepatnya dipinggiran sungai Musi, sedang bersiul-siul dan tersenyum
memandangi sungai di depannya. Bukan apa-apa. Bukan sedang tegang. Sebaliknya, senyum-senyum dan
memandangi sungai di hadapannya seakan tahu bahwa
rombongan ikan dalam sungai itu sedang seliweran
didekat kail yang tidak bermata itu.
Tetapi untuk itupun, si Nelayan Aneh nampak senyam-
senyum belaka. Karena memang, seperti biasanya, untuk kesenangan belaka dia mengail, dan bukannya untuk
menangkap seekor dua ekor ikan guna memasuki
perutnya. Dan seperti hari-hari biasanya selama 10 tahun TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
terakhir, tidak jauh di belakangnya terdengar seliweran angin.
Tetapi bukan angin biasa, karena datangnya dari dua orang, sepasang anak muda, laki-laki dan perempuan
yang sedang melakukan latihan silat. Dan bukan tidak mungkin, senyum si nelayan, karena juga mengagumi
gerakan dan kemajuan dua orang anak yang
dibimbingnya selama lebih kurang 10 tahun terakhir ini.
Terlebih, jika mengingat, bahwa kedua anak muda
yang dilatihnya ini, justru adalah keponakannya sendiri.
Nelayan Aneh ini, tanpa seorangpun tahu, sebetulnya adalah Adik kandung dari Panglima Armada Laut
Sriwijaya. Bukan sang Panglima yang tak mau
mengakuinya, tetapi adalah manusia aneh inilah, yang justru mensyaratkan melatih kemenakannya tetapi tanpa seorangpun tahu dia sebagai adik sang Panglima.
Dan sementara sang Adik bergelimang kemasyuran
dan kekayaan di pusat kerajaan Sriwijaya, sang adik, justru memilih tinggal di luar kota, sedikit agak ke pedalaman, dan dipinggir Sungai besar. Dan dengan
gubuk seadanya, dia tinggal menyatu dengan alam,
bermain dengan ikan sepanjang sungai Musi, dan
menyatu dengan alam.
Nampak seperti dia hidup melarat, tapi jangan salah, justru hidup semacam itulah yang justru sangat
disukainya. Dan dia sama sekali tidak tertarik hidup di tengah keramaian seperti yang dilakukan dan dikecap oleh kakak kandungnya, sang panglima armada laut
Sriwijaya. Sang kakak yang maklum akan keadaan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
adiknya, tidak pernah memaksa adiknya tinggal di
rumahnya yang megah.
Dia sungguh paham gejolak jiwa adiknya, dan dia
sangat menghargainya. Bahkan dia sangat menghormati pilihan adiknya, dan mempercayakan kedua anaknya
untuk berada di bawah bimbingan adiknya itu. Baik
dalam hal Ilmu Silat maupun tuntunan budi pekerti, sang Panglima mempercayakannya kepada adiknya tersebut.
Dan tentu, nyaris tak seorangpun tahu kalau waktu
senggang dan waktu tertentu kedua kakak beradik yang nampak lembut, sopan dan terpelajar itu, mengunjungi paman mereka untuk latihan Ilmu Silat.
Dan dari angin serangan yang ditimbulkan kedua
kakak beradik itu, dapat diketahui, kalau tingkatan mereka dalam ilmu silat sudah bukan sembarangan lagi.
Pergerakan mereka sudah menunjukkan tingkat yang
cukup tinggi, dan membuat pelatih mereka, paman
sendiri, nampak senyum senyum mengikuti pergerakan
mereka. Jelas sekali, ilmu-ilmu tingkat tinggi yang di
ajarkannya sudah sanggup diserap dan dimainkan
dengan matang oleh kedua anak itu. Bahkan mereka
tinggal mematangkannya, dan kiranya penguasaan ilmu mereka tidaklah tertinggal jauh dari kedua muridnya yang lain. Kedua murid yang dipungutnya sebagai anak angkat dalam perjalanan pengembaraannya di
Jawadwipa. Dan kedua anak angkatnya itupun sudah menjadi
tokoh-tokoh yang mampu mengangkat nama dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kehormatannya. Karena keduanya adalah panglima
pengapit kakaknya di Kesatuan Armada Laut Sriwijaya.
Bahkan dalam tugas di darat, mereka sering menjadi
petugas yang handal dalam mengendus informasi-
informasi yang dibutuhkan (sejenis intelejen).
Mengenangkan semuanya, membuat orang tua itu
merasa sangat puas.
Meskipun pada bulan-bulan terakhir, dia memperoleh
tanda-tanda yang membuat hatinya berdebar-debar.
Kewaspadaan dan kematangannya itu yang membuat dia
sangat awas. Tetapi, sampai saat ini, Nelayan Sakti Sungai Musi, tetap masih belum mengerti, mengapa
tanda-tanda yang tak menyenangkan itu selalu
mendatanginya. Meskipun sebagai seorang yang taat
terhadap Budha, Nelayan Sakti ini tetap sanggup
menahan diri dan tidak panic dengan tanda tersebut.
Seandainya tokoh ini mengerti dan berada di dunia
politik, tentunya dia akan cepat menyadari keadaan
tersebut. Sayang, dia tidak pernah minat bahkan untuk membicarakannya sekalipun. Itulah sebabnya, dia tidak mengenal dan mengetahui apa gerangan yang sedang
terjadi disekitarnya. Dan yang bahkan sebetulnya sudah berada didepan hidungnya.
Tengah dengan asyiknya Nelayan Sakti mengikuti
pergerakan muridnya dan menikmati kesenangannya di
pinggir sungai, tiba-tiba perasaannya yang sangat peka sedikit terusik. Dan tidak berapa lama kemudian Nelayan Sakti nampak mengerutkan keningnya, berkonsentrasi
dan dengan cepat nampak dia memalingkan wajah
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kearah hutan di pinggir atau seberang Sungai Musi yang ada dihadapannya.
Nampaknya Nelayan Sakti sudah tahu bahwa sesuatu
sedang terjadi di sebrang sungai, dan lebih lagi, sesuatu itu adalah kejadian yang tak menyenangkan. Bahkan
nampaknya terkait dengan dirinya sendiri. Apakah
gerangan" Meski belum mengetahui detail, tetapi jelas pertahanan batinnya terusik. Karenanya Nelayan Sakti kemudian berbisik yang dapat didengar jelas kedua
murid mudanya: "Hentikan latihan, dan bersiaga. Jangan kemana-mana sampai aku kembali ketempat ini"
Dan begitu selesai Nelayan Sakti menyampaikan
pesannya, tiba-tiba tubuhnya seperti terangkat dan
melayang ketengah sungai, diikuti dengan pandangan
kagum kedua muridnya. Mereka tahu paman dan guru
mereka itu memang manusia sakti, tetapi baru sekarang mereka menyaksikan guru mereka mengambang dari
bumi dan seperti terbang menyeberangi sungai yang
sangat lebar itu.
Sementara itu, Nelayan Sakti sudah sampai di
seberang sungai, dan dengan kecepatan yang sulit diikuti pandangan mata, tokoh tua itu melaju kearah sumber
suara yang menyentakkan batinnya tersebut. Dan tidak lama waktu yang dibutuhkannya untuk sampai ke tempat darimana sumber suara yang mengusiknya datang. Dan, dengan terkejut dia menyaksikan betapa tubuh salah
seorang muridnya sudah bermandi darah, bahkan lengan kirinya sudah buntung, tetapi masih tetap melakukan perlawanan dengan gagahnya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Meskipun batinnya sudah matang, tetapi menyaksikan
anak yang diasuhnya sejak kecil dalam keadaan
menyedihkan, terselip kegetiran didadanya, yang dengan cepat ditindasnya. Perlahan dia mendekati arena
pertempuran, dan dengan sebuah sapuan berisi salah
satu ilmu andalannya, Ajian Inti Lebur Sakheti,
meluncurlah angin pukulan membadai yang anehnya
bablas saja menembus badan anak muridnya dan
memapas serangan tiga orang asing yang
mengeroyoknya. Tetapi untungnya, bukan dengan maksud memukul
roboh Nelayan Sakti menyerang mereka, tetapi menahan serangan mereka dan mengundurkan mereka. Tapi
akibatnya sudah cukup membuat ketiganya terdorong ke belakang
Bukan main murkanya ketiga orang itu. Tiga orang
yang nampak asing, memakai ikat kepala putih, berkulit kehitaman, tetapi jelas bukan penduduk pribumi, dan ketiganya menggenggam sebatang tongkat berkepala
ular. Dan kini ketiganya menatap wajahnya, dan dengan bahasa lokal yang kaku menyapanya:
"Siapa kau?" orang terdepan membentaknya dengan
gaya bicara bahasa lokal yang kaku, tetapi
pembawaannya sangat berangasan.
"Siapa aku tidaklah penting, tetapi sungguh tidak adil mengurung dan mengeroyok seorang yang sudah
terluka" sahut si Nelayan Sakti dengan sabar. Tapi
kesabarannya tidak ditanggapi baik. Karena kesulitan berbahasa, dengan cepat si jangkung yang menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pemimpin ketiga orang itu sudah memberi isyarat kepada ketiga kawannya untuk kembali menyerang.
Sementara Nelayan Sakti, sekali pandang segera
mengerti, jika muridnya sudah berada dalam kondisi
yang sangat kritis. Karena itu, dia tidak mau banyak membuang waktu. Selain kesal murid sekaligus anak
angkatnya diperlakukan tidak manusiawi, juga karena diburu waktu untuk mengobati muridnya itu.
Dengan segera kembali tangannya dikibaskan, kali ini dengan tenaga yang jauh lebih kuat dalam ajian yang sama. Dan kali ini, ketiga penyerang asing itu bagaikan daun bertumbangan, dan terpental jauh dan
bergelimpangan saling tumpang tindih. Untung mereka tidak terluka parah, karena Nelayan Sakti masih tetap seorang yang mengasihi sesamanya, dan sempat
menjaga kekuatan tenaganya dalam serangan,
betapapun murka dan kesalnya dia.
Ketika mereka memandang mencari si Nelayan Sakti,
tokoh tua itu telah lenyap bersama anak muda yang
mereka buru. Hal yang membuat mereka terkesiap,
sekaligus gentar dengan kehebatan lawan.
"Celaka, benar-benar rahasia kita dalam bahaya.
Kemana mereka?" Si Jangkung berbicara dalam bahasa
mereka?" bahasa India (Thian Tok).
"Kita harus minta bantuan, orang tua tadi lihay luar biasa" orang kedua nampak berbisik dan masih bergidik mengingat dengan hanya kebasan tangan mereka
bertumbangan dan terpelanting ke tanah. Untung tidak TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
terluka, atau nampaknya ornag tua yang menyerang
mereka memang tidak bermaksud melukai mereka
berdua dengan berat.
"Benar, mari kita lapor kepada guru, anak muda itu
harus bisa ditangkap. Jika tidak, sungguh sangat
berbahaya akibatnya" si Jangkung kembali bersuara. Dan kemudian dengan cepat mereka bertiga meninggalkan
tempat pertempuran tersebut untuk melaporkan kejadian yang mereka alami. Dan tempat itu, dengan cepat
kembali senyap. Kecuali terdengar semilir angin dan kicau burung. Meski barusan pertempuran baru terjadi.
Sementara itu, Nelayan Sakti atau Nelayan Aneh yang membopong tubuh muridnya sudah kembali tiba di
gubug tempat tinggalnya. Namanya memang gubuk,
tetapi penataannya sungguh luar biasa rapihnya. Bahkan bagian dalamnya sangatlah terurus dan lengkap dengan perlengkapan yang memadai buat orang setua Nelayan


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sakti. Melihat paman atau guru mereka datang dan
membopong tubuh kakak perguruan mereka yang dalam
keadaan mengenaskan, kedua anak muda yang tadi
berlatih terkejut.
"Paman, ada apa dengan kakang Suro Pati?" si gadis
yang nampak sangat terkejut dan khawatir mulai terisak.
Maklum, dia memang yang paling disayang dan dimanja kedua kakak perguruannya yang jauh lebih tua darinya itu. Dan Suro Pati ini, adalah panglima pengapit ayahnya yang sangat hormat dan sangat dekat dengannya.
Bahkan sejak mulai berguru, kakak perguruannya inilah yang banyak membantunya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Kalian siapkan air dan semua keperluan untuk
pengobatan" perintah tegas si nelayan Sakti. Tetapi, belum lagi kedua kakak beradik itu beranjak, tiba-tiba dengan suara ditahan-tahan, dan nampak tersiksa
terdengar Suro Pati yang gagah itu besuara:
"Gu". Gu" guru, takkan sempat ".. lagi. De ". De
".. dengarkan guru, seperti dugaan Panglima Besar,
orang-orang asing itu ". Me " me" mang punya niat
busuk terhadap kita" Suro Pati nampak mencoba
mengerahkan seluruh sisa kekuatannya untuk berbicara.
Dan dengan sedih Nelayan Sakti melihat, bahwa akhir hidup muridnya sekaligus anak angkatnya ini sudah
membayang. Takkan lama lagi. Tapi, dalam sisa hidupnya,
nampaknya muridnya ini ingin menyampaikan sesuatu.
Dan, dia tentu harus membantunya agar muridnya ini
bisa pergi dengan tenang. Dengan sedihnya, Nelayan
Sakti menahan pergolakan batinnya, dan dengan sekali dua kali gerakan, dia melakukan totokan di dua tiga tempat, di bagian tubuh Suro Pati. Dan herannya, Suro Pati, seperti memperoleh kekuatan ekstra, dan kekuatan itu dia tahu berasal darimana. Maka dengan
mengeraskan diri, kemudian dia berkata:
"Guru, dan engkau Pandu Winata dan Ratna Sari,
tempat ini sudah tidak aman lagi. Aku berhasil menyusup ke tempat rahasia yang selama ini dicurigai Panglima sebagai tempat dikendalikannya kekisruhan di Sriwijaya.
Sayang, Panglima tidak pernah bisa memperoleh ijin
Baginda Raja untuk menggeledah tempat berkedok
tempat ibadah itu. Yang benar, disana tersimpan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sejumlah besar tokoh sakti mandraguna dari Tanah
India. Tidak jelas maksudnya apa, tetapi salah satu tokoh itu nampaknya Panglima Cola yang dulu menyerang kita"
Suro Pati nampak menarik nafas dan mengumpulkan
kembali semangatnya untuk kemudian melanjutkan:
"Nampaknya, Raja Cola masih penasaran dengan
kekalahan atas serangan pertama. Dan dia
memanfaatkan hubungan keagamaan dengan kita untuk
memasukkan sejumlah pengintai dan tokoh-tokoh lihai dari sana. Beberapa diantaranya, menurutku, mungkin hanya sedikit berada di bawah kepandaian guru sendiri dalam ilmu kesaktian. Tapi jumlah mereka demikian
banyak. Bahkan, salah seorang Padri dari India, mampu melukaiku seperti guru melukai ketiga lawan yang
mengejarku. Harap guru berhati-hati", kembali Suro pati mengumpulkan tenaganya, tetapi jelas sekarang semakin melemah. Sementara Nelayan Sakti sengaja tidak
memotong percakapan dan membiarkan muridnya
berbicara sambil dipandanginya penuh kasih.
"Adi Pandu Winata dan Ratna Sari, sampaikan info ini kepada ayah kalian. Persekutuan mereka dengan
beberapa tokoh Istana sudah terjalin lama, terutama tokoh-tokoh yang sering berbuat salah dan terus
diampuni baginda. Meskipun ayahmu tidak akan dibunuh, tetapi moral pasukan dan persenjataan, sebagian besar sudah diboikot. Semua rencana itu, diatur dari tempat ibadah yang sangat rahasia di seberang sungai ini.
Sampaikan juga salam hormatku buat ayahanda kalian, Panglima kami" Sampai disini, Ratna Sari sudah
menangis terguguk, karena melihat pandang mata Suro TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pati semakin meredup. Suro Pati memandanginya
dengan kasih dan berkata:
"Bahaya masih mengancam adikku, tapi biarlah aku
melindungimu dari tempat yang berbeda", dan Suro Pati kemudian mengeraskan hatinya, dan memandang
gurunya dengan pandangan semakin nanar:
"Guru, terimalah salam baktiku. Aku sudah berusaha
sebisaku, tetapi ternyata hanya sampai disini. Biarlah aku menitipkan adikku di bawah perlindungan guru" Suro Pati kemudian menguatkan dirinya untuk duduk, dan
kemudian mencoba untuk berlutut di kaki gurunya.
"Suro Pati, anakku, kalian berdua, Suro Pati dan Suro Bhakti merupakan murid dan juga anak-anakku. Engkau telah melakukan tugas kemanusiaanmu sampai pada
akhirnya. Berbahagialah anakku. Pergilah dengan tenang, baktimu akan diingat Panglimamu, adik-adikmu, dan
rakyat Sriwijaya" Nelayan Sakti mengelus lembut kepala Suro Pati dan kemudian melepasnya dengan mata sayu.
"Guru, orang-orang itu, konon menunggu seorang
Padri sakti dari Jawadwipa ".. mereka mau ?" mau ".
merebut ?" dan Suro Patipun kemudian terkulai. Sang Guru menarik nafas panjang karena nafas Suro Pati
memang telah putus dalam posisi duduk menyembahnya.
Bahkan masih ada yang ingin disampaikannya, yang
sebenarnya mengagetkannya dan menyadarkannya
bahwa firasatnya ternyata benar, dan mulai terwujud hari ini. Dan betapa sangat sedihnya, betapapun anak itu TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dibesarkannya sebagai murid dan sebagai anak angkat, betapa dia tidak akan sedih"
Sebagai murid dan anak, Suro Pati sungguh seorang
pilihan yang taat dan berbakti. Bukan sekali dua kali di tengah kesibukannya muridnya ini menyambanginya,
berbicara banyak dan bertukar pikiran. Bahkan untuk menikahpun, selalu ditelantarkan muridnya ini, meski usianya sudah memasuki usia 35 tahun. Panggilan tugas kemanapun selalu dilakukannya dengan taat, karena
selain panglimanya bijaksana, juga masih pamannya,
karena kakak dari guru dan orang tua angkatnya.
Hampir tiada cela dari murid yang tubuhnya kini
meringkuk dihadapannya itu. Karena kemanapun dia
bertugas, bila ada sesuatu yang baru, entah benda,
entah buku, atau benda apapun, pasti dibawakannya
sesuatu untuk ayah angkat sekaligus gurunya itu. Hal yang sama dengan yang dilakukan adiknya, Suro Bhakti.
Hal yang membuat Nelayan Sakti merasa cukup
meskipun dia sendiri tidak pernah menikah dan memiliki keluarganya sendiri. Baginya, Suro Pati dan Suro Bhakti, sudah merupakan karunia dan berkat yang tak terhingga.
Apalagi dengan akhlak dan bakti yang tidak tercela, dan selalu melakukan sesuatu yang membuatnya sebagai
guru dan orang tua merasa sangat bangga.
Tapi, kini, salah seorang anaknya, muridnya,
tergeletak dihadapannya. Benar, dia tidak marah dan tidak dendam, karena pemahamannya akan ajaran
Budha memang sudah cukup matang. Tapi, betapapun,
terbersit rasa sedih ditinggal murid seperti Suro Pati ini.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tapi, tiba-tiba Nelayan Sakti sadar. Dia sendiri akan bisa menjaga diri, tetapi bagaimana dengan kedua murid dan keponakannya itu" Dan bukankah Suro Pati tadi
mengingatkan bahwa ada beberapa tokoh berbahaya di
pihak lawannya yang bahkan sangat sakti"
Kesadaran tersebut dengan segera membangkitkan
kembali kewaspadaan dan ketepatan bertindak Nelayan Sakti. Betapapun, dia memiliki banyak pengalaman ketika masih dalam masa-masa berkelana sebagai pendekar
pada masa silamnya. Karena itu, dengan cepat otaknya berpikir dan segera memutuskan:
"Pandu dan engkau Ratna, segera tinggalkan tempat
ini dan langsung laporkan kejadian di tempat ini ke ayah kalian. Satu hal, paman kalian tidak akan terlibat dalam pertikaian politik ini. Ayah kalian sudah sangat paham masalah ini. Itu juga sebabnya kakak kalian Suro Pati tidak memintaku untuk membalaskan dendamnya. Sama
sekali tidak, karena dia begitu mengenalku. Tetapi kalian, keselamatan kalian terancam di tempat ini. Segeralah kalian bersiap untuk kembali ke rumah ayah kalian"
"Guru, perkenankan kami ikut melawan para perusuh
itu. Kami akan membalaskan kematian Kakak Suro Pati"
Ratna Sari bersikeras, dan nampaknya kakaknya juga
setuju. Keduanya memang berjiwa gagah.
"Dan kalian akan membiarkan ancaman terhadap ayah
kalian dan Sriwijaya tidak tersampaikan tepat pada
waktunya?" Nelayan Sakti menjawab aleman.
Dan jawaban sederhana itu menyentakkan kedua kakak
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
beradik yang tidak kenal takut itu. Dan karena itu, dengan cepat Pandu berkata:
"benar dinda, kita harus bertindak cepat. Mari "."
"Sebentar Pandu, sampaikan medali lencana tugas Suro Pati kepada ayah kalian. Dan tegaskan, bahwa akulah yang menyuruh kalian untuk segera melaporkan apa
yang ditinggalkan kakak kalian itu. Sekarang pergilah"
Nelayan Sakti mengambil lencana tugas Suro Pati dari leher dan menyerahkan kepada Pandu. Dan tidak lama
kemudian, kedua kakak beradik itu sudah melesat
kedepan dan meninggalkan tempat itu.
=====================
"Kurang ajar, sudah kuduga. Tidak akan mungkin
orang-orang asing itu berdatangan ke Sriwijaya tanpa maksud-maksud terselubung. Ach, apalagi gerangan
yang akan terjadi?" Nampak seorang yang bertubuh
sedang bergumam penasaran, dan dihadapannya berdiri 3 orang lain dengan hormat. Siapa gerangan orang itu"
Ya, pria itu adalah Panglima Tertinggi Armada Maritim atau Armada Laut Kerajaan Sriwijaya. Sore itu, Panglima yang sedang tadinya bersantai di kebun belakang
rumahnya, tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan kedua anaknya yang membawa kabar yang teramta buruk dan
mengejutkan. Betapa tidak, salah seorang Panglima
Muda pengapit yang sangat dipercayainya dikabarkan
tewas setelah memperoleh dan mempertegas informasi
yang selama ini memang sudah diciumnya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, bayarannya sungguh mahal. Jiwa keponakan
muridnya, orang yang bahkan sudah dianggap adik
kandungnya sebagai anak. Dan betapa dia tidak sedih, karena anak itupun adalah andalannya, karena kesetiaan, kegagahan dan kesaktiannya. Tetapi, selain kesedihan itu, rasa penasaran dan kegemasan Panglima Besar yang gagah ini juga luar biasa besarnya.
Betapa tidak, kerajaan yang selama ini dibela dengan taruhan hormat dan jiwanya, terancam tanpa dia tahu bagaimana harus menanganinya. Bahkan menurut
peringatan adiknya yang dia tahu benar kesaktian dan keawasannya, bahaya besar juga sedang mengancamnya
dan keluarganya.
"Suro Bhakti"
"Siap Panglima"
"Segera siapkan dan siagakan Pasukan Khusus dan
bersiaga siang dan malam di tempat tersembunyi
disekitar markas kita. Dan engkau atur segera pertemuan dengan Menteri Kebudayaan dan Penasehat Raja malam
ini juga. Tapi, usahakan dengan tidak menyolok dan
tanpa sepengetahuan siapapun. Kerjakan secara rahasia, kita sedang menghadapi musuh yang mengancam
keselamatan Negeri kita"
"Siap Panglima"
"Suro Bhakti, aku paham dengan perasaanmu saat ini.
Tapi aku yakin, dalam keadaan seperti ini, dibutuhkan ketenangan untuk keselamatan Negara kita. Dan aku
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yakin, dalam kondisi begini, tidak mungkin ayah
angkatmu berdiam diri. Nah, ingat kata-kataku dan
lakukan" "Baik Panglima" dan Suro Bhakti yang sebenarnya masih berduka atas kematian kakaknya dengan cepat
menguasai dirinya. Sebagaimana kegagahan kakaknya,
demikian juga Suro Bhakti. Dia sadar, bahwa bahaya
besar mengancam, dan sebagai lasykar professional, dia harus mengutamakan keselamatan banyak orang
ketimbang mengurusi urusan pribadinya. Karena itu, dia berlalu dengan cepat dan dengan semangat tugas yang berkobar.
Sepeninggal Suro Bhakti, Panglima Jayeng Kencana
kemudian berpaling dan memandang kedua anaknya.
Cukup lama mereka berpandangan, sampai kemudian
terdengar sang Panglima berkata:
"Pandu dan Ratna, keadaan akan berubah memburuk.
Kalian berdua sudah harus mulai memikul tugas untuk menjaga keamanan seluruh isi rumah kita ini. Ayah
yakin, guru atau paman kalian pasti akan ikut berada disekitar sini. Tidak ada orang lain yang lebih
mengenalnya ketimbang ayah kalian. Apalagi dia sendiri menyayangi kalian bagai anaknya sendiri. Tetapi, sudah saatnya kalian ikut memikul tanggungjawab yang besar.
Karena badai ini tidak akan reda dengan mudah"
"Ayah, Pandu siap untuk memikul tanggungjawab itu.
Jangan takut ayah, jika diperlukan, Pandu siap untuk ikut dalam pertempuran membela kehormatan keluarga dan
Kerajaan ini"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Ayah, Ratna juga siap melakukan tugas yang sama"
"Ayah bangga terhadap kalian berdua. Paman kalian
telah mendidik kalian dengan sangat baik" Sungguh
bangga sang Panglima melihat semangat kedua anaknya.
Dan tidak kecewa dia menyerahkan keduanya dalam
didikan adiknya yang dia kenal betul perangai dan
kehebatannya itu.
Dan dia juga sadar, untuk urusan politik, adiknya tidak akan terlibat atau melibatkan diri. Tapi jika menyangkut keselamatannya pribadi dan keluarganya, dia yakin
adiknya bahkan akan rela menyabung nyawa untuk itu.
Dan dia sungguh bangga akan adiknya tersebut. Bangga atas pilihan hidupnya dan atas kegagahannya.
"malam ini Ayah akan bertemu beberapa orang untuk
urusan yang sangat rahasia. Adalah tugas kalian berdua untuk mengamankan gedung kita ini. Ingat, untuk saat ini, adalah tepat kalian bahu membahu untuk mengatasi persoalan yang kita hadapi"
"Baik ayah" serentak keduanya menjawab.
"Sekarang bersiap-siaplah, hari sebentar lagi malam"
Dan malamnya, di Markas Besar Armada Angkatan
Laut Sriwijaya, secara rahasia Panglima Besar Jayeng Kencana nampak sedang dalam sebuah pertemuan serius dengan dua orang pembesar tinggi lainnya. Yang
seorang adalah Menteri Kebudayaan, seorang Menteri
dan pembesar yang juga sangat patriotic. Setia kepada TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kerajaan dan sangat prihatin dengan kondisi Kerajaan dewasa ini.
Menteri Kebudayaan ini adalah juga seorang pemikir, seorang yang sangat memperhatikan keadaan kerajaan
dan selalu memikirkan perubahan dan perbaikan kualitas kehidupan rakyat. Dalam konteks hubungan dengan
India Selatan, dalam hal ini Kerajaan Cola, Menteri Kebudayaan inilah yang banyak berperan pada masa
Raja yang sebelumnya. Bahkan pembangunan beberapa
Candi dengan latar budaya India yang kuat
mempengaruhi, juga adalah hasil ide dan kreasi cerdas yang satu ini.
Dia bahkan beberapa kali sempat berkunjung ke
Kerajaan Cola, pada saat sebelum Raja Rejendracola I naik tahta di Kerajaan Cola India Selatan. Karena itu, Menteri yang satu ini, boleh dikata mengenal karakter Kerajaan Cola, yang menurutnya banyak berubah akhir-akhir ini, terutama sejak Rejendracola I naik tahta menggantikan Raja Cola yang sebelumnya, Raja yang
sangat bersahabat.
Sementara Petinggi yang satu lagi, adalah seorang
Penasehat Ahli Raja Sri Tunggawarman. Sebagai seorang penasehat, keahliannya terutama adalah memberi
nasehat kepada Raja khusus masalah-masalah
keagamaan dan juga masalah keamanan dan politik.
Penguasaannya atas seluk beluk agama Budha dan
kondisi Sriwijaya secara keseluruhan membuat Sang Raja sangat mengandalkannya, bahkan terutama sejak Raja
sebelumnya. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara Raja Sri Tunggawarman, lebih
membutuhkannya dalam urusan keagamaan secara
formal, bukan ajarannya. Sedangkan untuk urusan Politik dan Keamanan, sang Raja cenderung mendasarkannya
atas ajaran agama, dan bukan pada kepentingan
efektifitas jalannya roda pemerintahan.
Dan karena itu, beberapa hal mereka jadi berbeda.
Tetapi, selaku penasehat Ahli, petinggi yang satu ini memiliki akses yang sangat luas dan besar terhadap sang Raja. Hal ini tentu saja sangatlah penting. Dan, bersama dengan Panglima Jayeng Kencana dan menteri
Kebudayaan, petinggi ini sangat sering berdiskusi soal-soal terakhir di Sriwijaya. Termasuk keadaan kurang mengenakkan yang terjadi akhir-akhir ini terkait dengan menurunnya disiplin pejabat, korupsi yang sulit
terkontrol, bahkan terutama membanjirnya orang asing memasuki wilayah Sriwijaya.
Sekarang ketiganya, sedang duduk mengelilingi
sebuah meja, dan di atas meja tersedia minuman panas penghangat badan. Pertemuan tersebut hanya terbatas mereka bertiga, terlebih karena informasi yang akan dibahas masih sangat dibatasi. Dan informasi itu, telah dipaparkan secara panjang lebar oleh Panglima Jayeng kencana:
"Bahkan untuk memperoleh informasi itu, kami
membayarnya dengan harga yang sangat mahal.
Harganya adalah salah seorang orang kepercayaanku,
andalanku dan petugas sandi yang sebenarnya sangat
handal" TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sebagaimana yang selama ini kita ragukan dan
curigai, ternyata memang benar bahwa kedatangan
orang India yang berlebihan dan menyolok ternyata
mengandung arti yang lain" menteri kebudayaan nampak tercenung.
"Benar, sudah sering kuperhatikan, rombongan bhiksu dan padri dari India, banyak yang hanya luarnya saja.
Beberapa dari mereka, bahkan dengan cepat menghilang di keramaian kota ini, dan tidak nampak untuk waktu yang cukup lama" Penasehat Raja berujar.
"Yang menjadi persoalan adalah, kita masih belum
bisa membuktikan jika benar ada persekongkolan rahasia yang mengancam Negara ini. Selain itu, juga persoalan besar jika Sang Raja diberitahu sementara pilihan
hidupnya dan pandnagannya soal politik saat ini, dia lebih layak menjadi Pendeta dan bukannya Raja" Menteri Kebudayaan menambahkan.
Nampak Panglima Jayeng Kencana kemudian berdiri,
mondar-mandir mengelilingi meja pertemuan mereka.
Dan tidak lama kemudian terdengar kembali dia berkata:
"Teramat sulit untuk memutuskan menyerbu rumah
rahasia itu, apalagi kedoknya adalah Vihara. Dan
resikonya adalah semakin rusaknya hubungan kita
dengan Kerajaan Cola yang memang sudah buruk. Lebih celaka lagi, disiplin pasukan kita semakin tergerogoti.
Masalah yang kita hadapi sungguh sangat berbahaya.
Tidak ada cara lain selain menyampaikan masalah ini langsung kepada Sang Raja. Dan dalam hal ini, dari
semua petinggi yang setia, tinggal Penasehat Raja yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sanggup melakukannya", ujarnya sambil melirik
Penasehat Raja yang juga sedang berpikir keras.
"Jika melihat gelagatnya, memang pertemuan dan
keberadaan rumah rahasia itu, pastilah memiliki kaitan dengan penyerangan Raja Rajendracola beberapa tahun silam. Dan jika dia mengetahui kelemahan kita saat ini, rasanya tinggal menunggu waktu buat serangan lain
yang lebih hebat. Dalam hal ini, keselamatan Kerajaan yang mesti kita pikirkan" Menteri Kebudayaan
nampaknya menguatkan pertimbangan Panglima Jayeng
Kencana, sambil melirik dan menimbang ekspresi wajah Penasehat Raja. Karena memang tinggal dialah harapan satu-satunya untuk mengingatkan sang Raja yang lebih senang tenggelam dalam pendalaman ajaran Budha.
"Aku sepenuhnya mengerti maksud kalian, dan bahkan
sedang berpikir keras bagaimana upaya meyakinkan
sang Raja. Perkara bertemu dan mengutarakan hal ini, bukanlah soal sulit. Yang sulit adalah, meyakinkan Sang Raja, bahwa persoalan sudah demikian genting. Terlebih, karena membuktikan kegentingan itu, bukanlah perkara mudah" Si penasehat nampak semakin suntuk tenggelam dalam pikirannya atas kesulitan yang dihadapi.
Ketiganya terus terlibat dalam perdebatan dan
pertukaran pikiran untuk urusan nyelimet dan genting.
Ketiganya paham, bahwa Sriwijaya sedang terus merosot dewasa ini. Dan hal ini terutama terjadi pasca
penyerangan Rajendracola I, dan disusul kemudian
dengan masuknya banyak orang India dengan kedok
keagamaan dan perdagangan.


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kebetulan, Raja Sri Tunggawarman adalah seorang
Raja yang memang sangat bijaksana, dan sangat dekat dengan ajaran Budha, bahkan berusaha keras
mengamalkannya. Kewelas asihannya dan kesalehannya
sangat bermanfaat bagi sesame manusia dan tentu bagi rakyatnya. Kesejahteraan memang masih terjamin, tetapi disiplin pamong praja dan terutama di kalangan militer sudah merosot dengan cepat.
Baginda Sri Tunggawarman, sungguh tak sampai hati
menurunkan perintah menghukum pejabat tingginya
yang jelas-jelas bersalah, bahkan bersalah besar. Hanya teguran dan permintaan untuk kembali ke jalan benar yang diucapkannya. Dan lama-kelamaan, pelanggaran
demi pelanggaran semakin sering terjadi.
Dan lama-kelamaan, laporan soal itu ke Baginda pun
semakin jarang, karena toch hampir tak ada gunanya.
Sementara Sri Tunggawarman, sang Raja, beranggapan
bahwa kondisi Kerajaan semakin membaik, dengan
semakin berkurangnya laporan pelanggaran. Sayangnya, yang terjadi justru adalah sebaliknya.
Tengah ketiganya berbicara serius, tiba-tiba sosok
bayangan menerobos masuk dengan ringannya. Bahkan
bagaikan tertiup angin saja, untuk kemudian berdiri menghadap ketiga orang yang sedang berpikir keras
tersebut. Belum lagi ketiganya sadar, pendatang yang ternyata adalah si Nelayan Sakti sudah berkata:
"Semua sudah dan telah digariskan. Manusia bisa
berusaha, tetapi takdir telah menentukan. Semua akan menuju kesana, termasuk kita sekalian" Si Nelayan Sakti TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berdiam sejenak, memandangi ketiga orang itu satu demi satu untuk kemudian bertanya dan ditujukan kepada
Penasehat Raja:
"Benarkah bahwa Baginda Sri Tunggawarman sedang
menantikan kedatangan seorang Bhiksu dari
Jawadwipa?" dan siapa gerangan yang mengusulkan
agar Padri itu berkunjung menemui sang Baginda?"
Penasehat Raja yang belum begitu mengenal Nelayan
Sakti terhenyak, dan nampak berusaha menekan
kemarahannya karena melihat roman wajah lembut di
mata si Nelayan Sakti. Bahkan tidak lama kemudian dia mendengar Panglima Jayeng Kencana juga ikut bersuara dan seakan sangat mengenal si pendatang yang masih
asing baginya. Panglima Jayeng Kencana yang sudah
tentu mengenal adiknya itu berkata:
"Saudara Penasehat, jawablah pertanyaannya. Dialah
orang pertama yang mengetahui informasi yang
kusampaikan tadi"
"Bolehkah aku mengetahui siapakah saudara?"
Penasehat Raja bertanya sambil memandang si Nelayan Sakti. Sementara orang yang dipandangi menoleh
sekejap kearah Panglima Jayeng Kencana dan
mengangguk. Dan terdengarlah suara Panglima Jayeng
Kencana menjawabnya:
"Saudara Penasehat boleh menjawab pertanyaannya.
Dia bukan orang asing, dia adalah Guru anak-anakku, dan bahkan dia adalah Adik kandungku sendiri. Tetapi, dia lebih senang bersahabat dengan alam dan mendalami TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ilmu keagamaan" Inilah untuk pertama kalinya Panglima Jayeng Kencana memperkenalkan adiknya.
Anggukan adiknya tadi adalah tanda, dan kesehatian
mereka sudah memberitahu Panglima, bahwa identitas
adiknya tidak mungkin lagi disembunyikan. Dan jika
adiknya sudah menetapkan demikian, berarti masalah
yang dihadapi bukanlah masalah kecil. Meski dia tidak melihat raut kekhawatiran diwajah adiknya, tetapi dia sadar, sesuatu yang besar sedang terjadi. Dan sesuatu yang besar sajalah yang mampu mengusik adiknya dari keterikatannya dengan alam.
Sementara itu, mendengar ucapan Panglima Jayeng
Kencana, baik Menteri Kebudyaan maupu Penasehat Raja tersentak. Belum pernah mereka mendengar Panglima
Besar ini memiliki adik kandung. Tetapi adik kandung itu, kini berdiri dihadapan mereka. Meski mereka belum tahu kualitas dari adik sang Panglima tersebut
Episode 11: Pendeta Sakti
Jawadwipa Keempat orang itu tenggelam dalam lamunan dan
dugaan masing-masing. Panglima Jayeng Kencana diam-
diam merasa khawatir akan keadaan yang berkembang
semakin mengkhawatirkan. Fakta turun tangannya
adiknya yang sakti mandraguna, disatu sisi memang
membuatnya senang, tetapi sekaligus membuatnya
makin merasa was-was.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Semua karena dia tahu, bahwa hanya karena urusan
yang sangat besar sajalah yang mampu menggugah
adiknya dari aktifitas kesehariannya di pinggiran sungai Musi itu. Sementara Penasehat Raja dan Menteri
Kebudayaan, tenggelam dalam kesibukan menduga-
duga, seperti apa orang yang memasuki ruangan
pertemuan tanpa mereka tahu itu.
Bahkan tanpa mereka tahu bagaimana cara masuknya.
Mereka menebak-nebak, sehebat apa orang ini" tetapi sekaligus juga kagum melihat betapa bening matanya
dan betapa lembut tatapannya. Hanya orang yang tidak memikul beban berat dalam kehidupan yang memiliki
kesanggupan menampilkan wajah dan tatap mata
sebening dan sesejuk itu.
Sementara dipihak lain, Nelayan Sakti Sungai Musi
menunggu jawaban Penasehat Raja dan Menteri
Kebudayaan terhadap pertanyaan yang memang
berkaitan dengan rasa was-was dan usikan terhadap
kalbunya selama beberapa waktu terakhir.
Pada akhirnya terdengar Penasehat Raja menarik
nafas panjang, menyadari bahwa cukup lama dia
berdiam diri dan mengamati tamu asing yang baru
masuk, dan yang ternyata malah adalah adik kandung
sang Panglima. Setelah menarik nafas panjang dan
kemudian membetulkan posisi duduknya, Penasehat Raja berujar:
"Dari manakah saudara, eh maafkan, aku belum
mengetahui nama saudara ". Jika tidak keberatan"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Ah, apalah artinya nama?" orang-orang di pinggiran sungai memanggilku dengan nama Nelayan Aneh Sungai
Musi" si Nelayan Aneh memotong dan menjawab dengan
senyum dikulum.
"Hm, memang nama yang aneh. Rupanya saudara
tokoh aneh yang sering dibicarakan banyak orang.
Baiklah, darimanakah gerangan saudara memperoleh
berita ataupun informasi rahasia mengenai kedatangan seorang pendeta Budha dari tanah Jawadwipa itu"
"Sebelum meninggal, muridku mengingatkanku bahwa
seorang Pendeta Sakti dari Jawadwipa sedang
dinantikan. Dan entah apa yang ingin diperbuat
gerombolan itu terhadap Pendeta dari Jawadwipa
tersebut. Muridku keburu menghembuskan nafasnya
yang terakhir" Nelayan Aneh Sungai Musi menjawab
dengan mantap tanpa keraguan sedikitpun.
Tergetar juga perasaan Penasehat Raja. Rupanya Suro Dipo yang sakti mandraguna itu adalah murid Nelayan Aneh ini. Jika demikian, Nelayan Aneh ini bukanlah orang sembarangan. Tapi, yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah fakta betapa kedatangan Pendeta dari Jawadwipa ternyata juga tercium oleh kawanan perongrong.
Akan sangat berbahaya apabila Pendeta dari
Jawadwipa itu, juga ikut mengalami gangguan dari
gerombolan yang memiliki maksud tidak baik itu. Dan, bukankah yang mengetahui kedatangan Pendeta itu
hanya dirinya, Patih Kerajaan, Raja dan Padri Sakti dari India yang menjadi tamu Raja beberapa bulan terakhir"
Bukankah runyam bila Pendeta Jawadwipa yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
diperintahkan Raja Airlangga ke Bumi Sriwijaya sampai mengalami gangguan" Sangat mungkin Sriwijaya terjepit diantara kekuatan Kerajaan Cola maupun kekuatan
Kerajaan di Jawadwipa.
"Semakin dipikir, menjadi semakin rumit" gumam
Penasehat Raja "Apa maksudmu gerangan?" Menteri Kebudayaan
yang mengikuti percakapan dengan saksama, selain
mengagumi si Nelayan Sakti, juga menjadi tersentak
karena ada kabar lain yang justru dia tidak tahu dan bocor keluar entah bagaimana caranya.
"Kira-kira 2 bulan lalu, ada seorang Padri dari India yang sangat menarik hati Sang Baginda. Berhari-hari mereka mendiskusikan masalah agama Budha, termasuk
melibatkan kami beberapa kali. Dan memang, kedalaman pengetahuan Padri itu sungguh luar biasa. Meskipun
sangat sederhana, tetapi nampaknya dia mengenali dan menguasai perkembangan agama Budha hingga ke
Tiongkok dan bahkan Jawadwipa. Bahkan konon dia
pernah mengembara hingga ke Candi Borobudur di
Jawadwipa, dan pernah mengunjungi Cina untuk
perluasan agama Budha", sampai disini Penasehat Raja berhenti sejenak. Sebelum kemudian sambil sejenak
termenung, seperti mengingat sesuatu dia akhirnya
melanjutkan: "Pada akhirnya, sebelum ke Sriwijaya, karena tertarik dengan pesatnya agama Budha di daerah kita, maka
sang Padri berkenan singgah dan menyambangi Raja
kita. Meskipun sangat lemah dan sudah sangat tua, tapi TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Padri itu nampaknya sangat sakti, karena mengenal
tokoh-tokoh utama dari dunia persilatan di India,
Jawadwipa, Sriwijaya dan bahkan Tiongkok. Hanya,
dalam percakapan-percakapan sebulan terakhir,
nampaknya Padri itu sangat ingin bertemu dengan
seorang sahabat lamanya di Jawadwipa, seorang
Pendeta dari sana. Hanya saja, nampaknya seperti tiada keinginan Padri itu untuk berjalan lebih jauh ke
Jawadwipa, dan meminta bantuan Sri Raja untuk
mengundangnya sebagai tamu di Kerajaan ini"
"Apakah Padri itu sempat menyebutkan nama dari
Pendeta asal Jawadwipa yang dimintanya untuk
diundang ke Sriwijaya ini oleh sang Raja?" Nelayan Aneh menyela ketika Penasehat Raja berhenti sejenak untuk melanjutkan penjelasannya. Penasehat Raja memandang sekejap kearah Nelayan Aneh Sungai Musi untuk
kemudian berkata:
"Tidak, mungkin di kesempatan percakapan lain
dengan Raja sang Padri menyebutkannya. Tetapi, yang aku tadu, Pendeta Jawadwipa itu bertapa di sebuah
lembah dekat dengan Candi Budha yang megah di
Jawadwipa itu. Dan konon, Pendeta Jawadwipa itu, juga sakti mandraguna. Hanya, yang lebih menarik dari
Pendeta itu, menurut Padri dari India, adalah sari pati kitab ajaran keagamaan yang mencoba mencakup inti
ajaran Budha, Hindu dan juga agama-agama di
Jawadwipa. Konon, itulah yang membuat kitab agama itu menjadi sangat menarik, dan Padri asal India itu, juga sangat tertarik. Sayangnya, kitab itu ditulis dalam bahasa melayu, dan karena banyak ahli bahasa Melayu yang bisa menterjemahkan kedalam bahasa Sansekerta, maka
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Padri itu minta tolong kepada Raja untuk membantunya"
demikian Penasehat Raja mengakhiri cerita mengenai
Pendeta asal Jawadwipa yang sempat disampaikan
sebelum ajal muridnya kepada Nelayan Aneh. Tapi,
penjelasan ini, justru menjadi semakin rumit, karena jika kitab ajaran agama yang akan datang, untuk apa sesuatu itu ataukah kitab agama itu diambil atau direbut dari Pendeta itu" Benarkah Kitab itu atau adakah sesuatu yang lain dalam diri Pendeta itu" Dan siapa pula
gerangan Pendeta Jawadwipa itu" Diakah ".."
Pikiran-pikiran dan dugaan yang berseliweran di
kepalanya membuat Nelayan Sakti bergumam:
"Jika demikian, bisa diduga percakapan mengenai
Pendeta Jawadwipa itu sudah bocor keluar. Tetapi,
masalahnya, apakah yang serius dari Pendeta Jawadwipa itu hingga perlu direbut" Masakan kitab agama semacam itupun mau direbut" Dan yang juga penting adalah,
siapakah Padri Sakti dari India itu dan siapa pulakah Pendeta Sakti Jawadwipa itu?"
"Adi, adakah engkau menemukan sesuatu?" Panglima
Jayeng Kencana bertanya serius menatap adiknya, si
Nelayan Aneh. "Jika tidak penting, Suro Dipo tidak akan menyebutkan hal terakhir dalam hidupnya dengan penuh perhatian, sama seriusnya dengan informasi yang sudah
disampaikan anak-anakmu" Nelayan Sakti kembali
nampak seperti sedang berpikir keras. Jelas dia sangat memperhatikan persoaan satu ini. Tetapi kemudian,
terdengar dia bertanya lagi:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Siapakah sebenarnya Padri asal India itu" Bagaimana keadaannya atau cirri-cirinya, dan apa benar dia datang sendirian menemui Raja Sri Tunggawarman atau adakah teman ataupun pengiringnya?"
Penasehat Raja sejenak meneguk minuman
penghangat badan, dan kemudian nampak mengingat-
ingat sesuatu. Sepertinya sesuatu didapatnya, dan
kemudian dia berkata:
"Setahuku, Padri India itu datang bersama dengan 2
orang tua lainnya. Kalau tidak salah, keduanya diakuinya sebagai murid-murid dalam hal agama, seorang adalah nenek-nenek yang lebih muda dari Padri itu, dan seorang lagi adalah kakek-kakek yang juga lebih muda dari Padri India tersebut. Tetapi, kedua kakek dan nenek murid Padri itu, sama sekali tidak pernah ikut dalam
percakapan. Namkanya karena percakapan lebih banyak dalam bahasa melayu, dan hanya kadang-kadang
memakai bahasa sansekerta. Bahkan, kedua orang tua
itu, juga sangat jarang terlihat di kompleks istana, juga ditempat lain sangat jarang mereka terlihat. Lebih
banyak menyembunyikan diri di kompleks tamu istana"
"Kelihatannya, disinilah letaknya kecurigaan itu, jika memang ada. Tapi, biarlah kita melihat keadaan
beberapa waktu kedepan. Masih butuh waktu untuk mem buktikan keanehan itu. Terima kasih atas penjelasannya biarlah aku mohon diri" dan dengan tidak mengganggu kebingungan Penasehat Raja dan menteri Kebudayaan,
hanya dengan mengangguk kepada Panglima Jayeng
Kencana, tiba-tiba tubuh Nelayan Aneh Sungai Musi
sudah menghilang dari hadapan mereka bertiga. Dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sebagaimana tadi kedatangannya, demikian juga
kepergiannya dari tempat tersebut.
"Luar biasa, Panglima Jayeng Kencana ternyata
memiliki seorang adik yang demikian sakti mandraguna.
Kenapa baru sekarang kami mengetahui
keberadaannya?" Menteri Kebudayaan yang terlebih
dahulu sadar dari ketakjubannya sudah langsung
bertanya. Dan nampak Panglima Jayeng Kencana seperti sedang berpikir berat, berdiri sejenak dari kursinya, mondar-mandir seperti orang yang resah dan pada
akhirnya kemudian berkata:
"Justru disinilah letak kerisauanku. Adikku itu teah lama tenggelam dalam penghayatannya atas agama
Budha, dan mencoba terus mencari keselarasan
hidupnya dengan alam. Dia tidak mau menumpang di
rumahku, tetapi mendirikan sebuah gubuk di pinggiran sungai besar itu untuk tinggal bersahabat dengan alam, dengan hewan dan apapun yang ada di alam semesta.
Dia menghabiskan waktu mudanya dengan berguru
kepada seorang yang Sakti mandraguna, dan bertualang banyak tahun di Jawadwipa, sebelum akhirnya kuminta mendidik kemenakan-kemenakannya. Tidak pernah
selama 10 tahun terkahir ini dia beranjak dari pinggiran sungai itu, untuk urusan apapun. Tapi, untuk urusan terakhir ini, nampak dia agak terguncang, dan berbeda dengan kesehariannya. Setahuku, hanya urusan yang
sangat besar sajalah yang sanggup menggoyahkannya.
Dan lebih dari itu, kesaktiannya membuatnya awas dan waspada, serta membuatnya mampu melihat jauh
kedepan. Dan justru itulah yang mengkhawatirkanku.
Jika adikku itu turun tangan secara langsung dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menunjukkan kekhawatirannya, maka berarti sesuatu
yang "besar" akan atau malah "sedang" terjadi"
"Sehebat itukah Nelayan Aneh Sungai Musi?"
Penasehat Raja nampak termangu dan takjub tetapi
setengah kurang yakin.
"Engkau lihatlah Panglima Suro Dipo dan Suro Bhakti, betapa saktinya keduanya bukan" Tetapi, kehebatan
mereka masih belum ada setengah kehebatan gurunya.
Di Jawadwipa, dia dikenal sebagai "Bintang Sakti Membara", karena kehebatan ilmu silatnya yang mampu mengobrak-abrik para penjahat di rimba
persilatan Jawadwipa. Dia bahkan mahir ilmu sihir dan sanggup memainkan ajian ajian sakti dari Jawadwipa, ajian-ajian yang dianggap sudah lenyap disana. Tetapi adikku itu sanggup memainkan ajian-ajian sakti itu
dengan sangat baik. Jika dia menghendaki, maka keluar masuk dari tempat ini, dan bahkan istana bukan perkara sulit buatnya. Sayangnya, dia tidak berkeinginan
mencampuri urusan politik dan kenegaraan" Panglima
Jayeng Kencana menerangkan siapa adiknya, seorang
yang ternyata punya nama besar di Jawadwipa.
"Sungguhkah demikian?" Menteri Kebudayaanpun ikut-
ikutan menjadi terpana mendengarkan penggambaran
Panglima Besar Jayeng Kencana mengenai keberadaan
adiknya itu. Sungguh luar biasa, ada tokoh sehebat itu tetapi hidup terpendam di tepian sungai Musi, dan hanya dikenali oleh orang-orang kecil, nelayan diseputaran sungai tersebut.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Jika demikian, bukankah kita bisa minta bantuannya untuk urusan mendesak di Negeri kita ini?" tambah
menteri itu bersemangat.
"Tidak mungkin, tiada seorangpun yang mampu
merubah tabiat dan pilihannya itu. Bahkan akupun
sebagai kakaknya tidak akan mampu. Jika dia
menghendaki, maka jabatan tinggi di Kerajaan
Jawadwipa ataupun Sriwijaya ini sudah diraihnya. Tetapi dia tidak menghendaki kemewahan, lebih menyukai
kesederhanaan dan kemenyatuan dengan alam"
"Sayang" terdengar gumam kecewa Menteri
kebudayaan dan Penasehat Raja secara bersamaan. Dan setelahnya, kembali mereka bertiga tenggelam dalam
senyap, bermain dengan pikiran masing-masing.
========================
Sementara itu, Nelayan Sakti Sungai Musi yang
ternyata memiliki julukan cemerlang dimasa lalu
"Bintang Sakti Membara" telah melesat bagaikan terbang dari tempat pertemuan. Ada apa gerangan"
Mengapa orang setua dan sesakti dia seperti tidak punya sopan-santun karena pergi begitu saja tanpa pamit, dan menghilang seperti mau pamer saja" Ada apa pula
gerangan dia berkelabat seperti tidak menyentuh tanah dan seperti sedang diburu sesuatu" Dan ada apa pula dari bibirnya berkali kali terdengar desisan:
"begini rupanya" ".. atau sesekali, "benarkah dia?"
meski begitu, derap langkahnya yang pesat bagaikan
terbang tidak pernah kendor. Nampaknya dia seperti
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sedang memburu sesuatu, sesuatu yang tentu teramat
penting baginya.
Dan memang, beberapa saat ketika dia tiba di tempat yang ditujunya, rumah kakaknya, rumah Panglima
Jayeng Kencana, yang menyambutnya adalah suasana
dingin menyeramkan, dan sepertinya tidak ada


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kehidupan dalam rumah tersebut. Justru keadaan itu
membuatnya curiga. Tetapi tunggu, tiba-tiba dia
mendengar suara jeritan seperti sedang berkelahi.
Dan tidak tunggu lama, segera tubuh orang tua sakti itu berkelabat ke bagian belakang. Dimana-mana dia
melihat tubuh-tubuh yang bergelimpangan, bukannya
mati, tetapi pulas tertidur. Dan dia tahu apa artinya hal tersebut.
Sebelum membangun orang banyak itu, dia perlu
melihat, darimana dan ada apa dengan suara
pertempuran yang terjadi di bagian belakang rumah"
Dengan bergegas Nelayan Aneh melayang kebelakang,
dan yang disaksikannya kemudian adalah 3 orang anak muda, Suro Bhakti, Pandji Winata dan Ratna Sari sedang berkelahi hebat menghadapi 2 orang yang nampak
kesaktiannya diatas ketiganya. Dan jelas, anak muda-anak muda itu bukan lawan dua orang kakek tua,
nampaknya berasal dari India, yang sedang berkelahi mempermainkan mereka.
Hanya Suro Bhakti yang agaknya lumayan
perlawanannya, tetapi kakak beradik Pandu dan Ratna jelas sudah jatuh dibawah angin, dan tinggal menunggu waktu, mereka akan dijatuhkan. Dan sudah tentu,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Nelayan Sakti Sungai Musi tidak menginginkan sesuatu terjadi atas 3 orang muda yang sangat dikasihinya itu.
Belum hilang dari matanya, rintihan mudirnya yang lain, Suro Dipo melepas nyawa yang nampaknya akibat kedua orang ini. Masakan harus direlakannya lagi muridnya yang lain"
"Hentikan" sebuah suara yang teramat berwibawa
dengan segera menggetar keluar dari mulutnya. Tidak salah, lewat suaranya, Nelayan Sakti telah menggetarkan suara berwibawa yang dilambari kekuatan "Gelap
Ngampar", sebuah Ilmu Sakti yang dikuasainya dengan baik. Dan sebagai akibatnya, semua yang sedang
berkelahi, nampak termangu-mangu sesaat, seperti
kehilangan semangat, bahkan termasuk dua orang kakek yang nampaknya lebih tangguh dari ketiga anak muda
lawan mereka. Tetapi, dengan cepat mereka menyadari sesuatu dan akhirnya mengerahkan tenaga dan
menemukan kesadaran mereka sendiri, dan kemudian
membentak Nelayan Sakti:
"Siapakah engkau yang berani mengganggu pekerjaan
kami?" "Dari dandanan dan suara kalian, pastilah kalian bukan orang Sriwijaya. Buat apa kalian malam-malam begini menyerbu gedung kediaman Panglima Jayeng Kencana?"
Apakah tidak takut berhadapan dengan pasukan
keamanan dan penjaga Kerajaan Sriwijaya?"
"hahahahaha, jika kami takut, tidak akan kami
melakukan pekerjaan ini. Dan soal pasukan keamanan, lihatlah, mereka semua sedang tertidur pulas. Jadi buat TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
apa kami takut" Suara dan logat aneh ini, terdengar menyakitkan di telinga semua orang. Dan suara sengak seperti itu, membuat Ratna Sari menjadi semakin murka dan karena itu dengan suara manja kepada paman
sekaligus gurunya dia berkata gemas:
"Guru, mereka bermaksud menawan atau bahkan
membunuh kami. Katanya supaya kami tidak ribut-ribut dengan kematian Kakak Suro Dipo"
"Tenanglah Ratna, gurumu sudah tahu. Bahkan
mereka menghendaki kerajaan ini, bukan hanya menutup mulut kalian. Kematian Kakakngmu Suro Dipo cuma
alasan untuk cita-cita mereka yang jauh lebih besar.
Bukankah begitu sobat sobat dari India" Apakah
gerangan kabar baik dibawah dari tanah India" Dan
bagaimana pula kabarnya "Sepasang Ular Dewa" yang
konon sedang ikut keramaian kalian di Sriwijaya ini?"
Kontan wajah kedua orang kakek itu menjadi pucat.
Tidak mereka sangka jika tokoh sakti dihadapan mereka bisa menebak siapa mereka, tugas mereka dan bahkan
tulang punggung penyerangan pada malam hari ini.
Diam-diam mereka bersiap diri, dan berkata:
"Engkau hebat, sungguh tahu banyak. Tetapi, kami
tidaklah bisa dengan muda ditangkap. Ayo, majulah"
"Hm, kalian masih belum cukup berharga melawanku.
Kemana "Sepasang Ular Dewa" itu berada, suruh mereka yang datang membebaskan kalian, baru hal tersebut
memungkinkan" Nelayan Sakti tetap bersuara tenang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, ketenangan tersebut tiba-tiba terusik oleh desisan halus pertanda ada pendatang baru disekitar itu.
"Ach, akhirnya ada juga keberanian kalian unjuk diri dihadapanku. Kukira hanya kebisaan membuat orang
tidur yang akan kalian perlihatkan malam ini, ternyata ada juga keberanian kalian menunjukkan diri. Tapi,
selamat bertemu Mahendra dan Gayatri, Sepasang Ular Dewa, buat apa merayap jauh dari India hingga ke
Swarnadwipa" Mudah-mudahan bukan untuk urusan
merusak" Nelayan Sakti berucap dalam bahasa
Sansekerta yang kurang lancar
"Hm, Bintang Sakti Membara, Jayeng Reksa " tak
disangka engkau menyimpan dirimu di bumi Sriwijaya ".
Hahahahaha" Mahendra membalas dalam bahasa Melayu
yang sama kurang lancarnya dengan Nelayan Sakti
bernama asli Jayeng Reksa itu. Tetapi setelah itu, kakek aneh bernama Mahendra itu kemudian melirik kearah 2
orang kakek tua tadi dan berkata dalam bahasa asli
mereka. Nampaknya menyuruh mereka untuk segera berlalu
karena mereka sadar, kehadiran Nelayan Sakti membuat keadaan memburuk. Mahendra, Gayatri dan Jayeng
Reksa memang pernah bertemu di Tanah India ketika
Jayeng Reksa dibawa gurunya ikut mengembara ke
Tanah India. Bahkan, juga pernah bertemu di sekitar Jawadwipa ketika Mahendra dan Gayatri muda dibawa
guru mereka mengunjungi kumpulan Candi Siwa, Hindu
di daerah Jawadwipa.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, perjumpaan-perjumpaan mereka bukan
perjumpaan persahabatan, tetapi perjumpaan yang
diselingi pertikaian dan perkelahian. Jayeng Reksa dan gurunya adalah tokoh-tokoh yang beraliran lurus, tetapi sebaliknya dengan Mahendra dan Gayatri serta guru
mereka yang berdiri pada sisi seberangnya, aliran sesat.
"Kejahatan apalagi yang sedang kalian rancang di
Bumi Sriwijaya ini sobat sobat lama?"
Nelayan Sakti bersuara ramah, meskipun sebenarnya
dia sendiri meningkatkan kewaspadaannya. Dia tahu
betul, kesaktian kedua orang ini tidaklah terpaut jauh dengannya. Tetapi, dia beroleh keuntungan karena
kedua kakek dan nenek ini, pastilah baru saja
mengerahkan tenaga besar untuk meninabobokkan
banyak orang di sekitar rumah Panglima Jayeng
Kencana. "Engkau belum berubah, selalu ingin mengganggu
kesenangan kami" Gayatri membalas ketus.
"Jika kesenangan kalian tidak mengganggu banyak
orang, apalagi membantu meringankan beban banyak
orang, pastilah tidak kuganggu" balas Nelayan Sakti dengan tenang.
"Sudah kuduga" Mahendra berkata sambil kemudian
memberi kedipan mata kepada kedua orang kakek tadi, dan dia berjalan kearah Nelayan Sakti.
"Cepat", perintahnya dan dengan segera beberapa
orang bergerak bersamaan dengan kakek Mahendra.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Adalah Gayatri yang nampak kemudian menggerak-
gerakkan badan meliuk-liuk seperti ular yang menerjang bersama Mahendra kearah Nelayan Sakti. Sementara
kedua kakek tadi, dengan cepat telah meloncat ke
belakang, dan tidak lama kemudian menghilang dibalik kegelapan malam. Sementara Suro Bhakti yang ingin
mengejar mendengar bisikan gurunya "biarkan saja,
masih cukup waktu di masa mendatang".
Aneh, mengapa Mahendra dan Gayatri menyuruh
kedua kakek itu mundur" Apakah karena takut"
Entahlah. Yang pasti, serangan mereka berdua,
Mahendra dan Gayatri sudah menderu kencang kearah
Nelayan Sakti, atau yang mereka kenal berdua bernama Jayeng kencana, Bintang Sakti Membara. Serangan
keduanya selain cepat, juga sangat berat.
Mereka sudah sering berkelahi pada masa lalu, dan
sejak dulu, mereka memang tidak pernah mampu
menang melawan Nelayan Sakti atau Jayeng Reksa ini.
Tetapi, setelah puluhan tahun, masakan masih tertinggal juga" Mereka penasaran. Tetapi, mereka baru saja
mengeluarkan tenaga besar menidurkan pengawal
Panglima. Karena itu, mereka memilih menyuruh anak
buahnya kabur duluan, sementara mereka harus
bergabung untuk menandingi Jayeng Reksa. Di sisi lain, Jayeng Reksa memang tidak takut terhadap dua orang
ini. Meskipun, dia sedikit khawatir, dengan adanya dua
orang ini, selain Padri Sakti yang belum bisa dia duga siapa orangnya, tetapi dia masih merasa sanggup
menahan mereka. Tapi, Jayeng Reksa ragu, apakah
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
hanya dua orang ini sajakah lawan berat di pihak lawan"
Sebuah pekerjaan yang tidak mudah tentunya.
Dan, pada akhirnya, kembali dia mengeluarkan Ajian
saktinya, Ajian Inti Lebur Sakheti yang kini setelah puluhan tahun sudah dikuasainya secara matang. Saat ini, dia memiliki ajian-ajian sakti yang diwariskan gurunya kepadanya, bahkan semakin lama semakin matang.
Bahkan, dengan semakin kuat kekuatan batinnya,
semakin meningkat jugalah kemampuannya memainkan
ilmu-ilmu ampuh dari perguruannya tersebut.
Selebihnya, dia juga sanggup mengisi kekuatan
tangannya dengan Ajian Brajamusti, yang akan sanggup menggilas apapun hingga lebur. Dan kekuatan itulah
yang digunakannya untuk melawan keroyokan dua jago
kawakan asal Tanah India tersebut. Dan sebagaimana
dugaan mahendra dan Gayatri, meski telah
menggunakan ilmu ampuh mereka, tetapi kekuatan
mereka sudah berkurang.
Itu sebabnya, meski mengeroyok, mereka masih
merasa sedikit kelabakan. Padahal, dalam kondisi normal, seorang saja dari mereka, sanggup menahan Jayeng
Reksa berlama-lama, karena selisih mereka memang
tipis. Sekarang, berdua mereka hanya sanggup
mengimbangi permainan Jayeng Reksa, bahkan mereka
sadar, kekuatan mereka akan dengan cepat melorot. Kal ini dikarenakan cadangan kekuatan mereka sedikit
goyah. Keuntungan Mahendra dan Gayatri adalah, mereka
sudah sering berkelahi bersama dan karenanya gampang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
saling mengerti. Termasuk seperti keadaan saat ini, mereka sadar dalam posisi berbahaya jika terus-menerus memaksakan diri. Tanpa bicara mereka mengerti bahwa mereka harus menyingkir jika ingin selamat tanpa terluka parah.
Karena itu, perlahan mereka menyiapkan diri untuk
mundur. Padahal, Nelayan Sakti sendiri memang tidak berniat menahan mereka berlama-lama malam hari ini.
Dia sadar, posisi mereka sangat berbahaya, dengan
semua pengawal sedang tertidur. Karena itu, dia sengaja memberi celah dan peluang kedua kakak beradik
seperguruan ini untuk pergi.
Selain gabungan keduanya memang sangat
berbahaya, juga dia sadar bahwa untuk menang, hanya mungkin melalui perjuangan berat yang takkan
terhindarkan, bahkan mungkin juga akan melukainya.
Karena itu, ketika Mahendra dan Gayatri mengeluarkan serangan pamungkas berupa sinar-sinar berkeredepan
kearahnya, Nelayan Sakti mengundurkan tubuhnya dan
membiarkan kedua kakek dan nenek itu melayang
menjauh untuk kemudian sama seperti dua kakek India sebelumnya menghilang dibalik gelapnya malam. Dan
keadaan kembali berangsur normal, sementara ketiga
anak muda yang tadi nonton, menjadi semakin kagum
terhadap gurunya.
Tetapi Nelayan Sakti tidak meladeni pertanyaan dan
ungkapan keheranan murid-muridnya, karena dia masih harus mengeluarkan tenaga untuk menyadarkan para
pengawal yang tertidur akibat ilmu penidur dari India.
Dan beberapa saat kemudian disekitar perumahan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
panglima Jayeng Kencana, berkumandang suara yang
halus. Menyusupi telinga para pengawal yang satu demi satu kemudian sadar, dan beberapa lama pada akhirnya
semua pengawal menemukan kesadarannya dan merasa
aneh, seperti baru siuman dari satu tidur panjang yang tidak mereka sadari. Dan ketika semua selesai, wajah Nelayan Sakti nampak sedikit berkeringat, karena upaya tadi, mengeluarkan Ilmunya Gelap Ngampar benar-benar menyita kekuatan tenaga dalamnya.
Tapi untunglah, semua pengawal kini sudah siuman,
dan tidak berapa lama nampak Suro Bhakti sudah mulai mengeluarkan perintah mengatur anak buahnya untuk
mengatur pengamanan lebih jauh. Ketika situasi sudah bisa terkendali, baru beberapa saat kemudian nampak Panglima Jayeng Kencana dalam kawalan yang sangat
ketat memasuki rumahnya.
====================
"Adi Reksa, gimana" Ada hasilnya tidak?" Panglima
Jayeng Kencana menyambut Nelayan Sakti adiknya dan
bahkan memberondongnya dengan pertanyaan-
pertanyaan sebelum adiknya itu duduk. Hal mana kontan disambut dengan senyum dikulum. Karena Jayeng Reksa atau nelayan Sakti atau juga Bintang Sakti Membara
dengan setengah menggoda segera menjawab
pertanyaan kakaknya yang nampak sangat penasaran
itu: TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sabarlah kakang, baru juga engkau masuk. Mengapa
kakang bisa begitu keburu nafsu untuk mengetahui
masalah tersebut" Ingat, jangan kehilangan
keseimbangan dalam keadaan genting".
"Baik, baik, engkau duduklah dulu adi. Ada baiknya
engkau menyegarkan diri dengan air putih ini, biar
menyegarkan badan" Panglima Jayeng Kencana mencoba
menenangkan diri, sambil kemudian menyodorkan
minuman buat menyegarkan badan.
"Kakang, Kuil yang menjadi tempat pertemuan dan
bersembunyinya orang asing itu sudah kosong
melompong. Nampaknya mereka tergesa-gesa
meninggalkan kuil tersebut, tetapi bisa dipastikan, mereka masih berada di pusat ibu kota Sriwijaya. Tentu menyembunyikan diri mereka. Tetapi, dengan
diketahuinya jejak-jejak persekongkolan mereka,
nampaknya saat-saat menentukan akan segera tiba"
"Kosong katamu" Artinya mereka sudah meninggalkan
kuil itu, dan entah dimana kita mesti mencari mereka"
"Tidak usah dicari, mereka akan datang sendiri suatu saat. Karena memang demikian nampaknya yang akan
terjadi" Jayeng Reksa berkata kalem, tetapi nampak
sangat yakin dalam ucapannya. Seakan dia tidak sadar, bahwa ucapannya itu dengan telak menikam kejantung
kakaknya yang memang sangat patriotik itu.
"Bagaimana dengan usaha Penasehat Raja kakang"
Adakah kemajuan dari upayanya tersebut" Nelayan Sakti balik bertanya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Dalam hal menegaskan dan meyakinkan Raja atas
upaya rahasia melemahkan Sriwijaya, seperti biasanya tidaklah menghasilkan apa-apa. Tidak bisa dicegah,
Kerajaan ini seperti sedang meruntuhkan dirinya sendiri.
Disiplin para pembesar menurun drastis, bahkan
angkatan perang, kecuali Armada Laut Sriwijaya semakin merosot kekuatannya"
"Semua berjalan sebagaimana memang sudah tertulis
dan sudah ditakdirkan kakang. Kita wajib menegakkan yang benar, tetapi sebesar apapun upaya kita, tidak akan merubah apa yang telah tertulis itu"
"Benar Adi, tetapi sebagai Pembesar Kerajaan ini,
betapapun hatiku tidak akan rela bila kebesaran itu runtuh begitu saja. Runtuh di tangan seorang Raja yang begitu mengasihi sesamanya, mengamalkan agamanya,
tetapi tidak bermanfaat baik bagi pelaksanaan
pemerintahan. Sungguh menyedihkan"
"Tidak ada yang terlampau menyedihkan jika semua
dihadapi dengan lapang dada kakang"
"Benar, tetapi dadaku masih belum selapang dadamu
adi. Dan karena itu, belum sanggup menerima kenyataan itu dengan sangat lapang"
Keduanya terdiam. Sorot mata Jayeng Reksa jelas-
jelas menyorotkan sinar kagum dan kasih atas apa yang sedang bergejolak didada kakaknya. Kakaknya yang
perkasa, sangat ahli di bidangnya, sangat mencintai Tanah Airnya, dan yang menyaksikan sendiri dengan
mata kepalanya, betapa kebesaran kerajaan yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dicintainya sedang merosot dan menuju kehancuran.
Padahal, kakaknya itu berperan besar dalam menyokong kebesaran kerajaan itu selama puluhan tahun terakhir ini.
"Kakang, adakah berita mengenai Pendeta dari
Jawadwipa itu?" Pertanyaan Jayeng Reksa menyentakkan kembali Panglima Jayeng kencana dari lamunan dan
pikiran-pikirannya sendiri, dan perlahan kemudian
Panglima Perkasa itu mendekati meja dan mengambil
tempat duduk. Meraih minuman dan meneguknya buat
menyegarkan badan dan pikirannya, dan beberapa saat kemudian dia berkata:
"Menurut Penasehat Raja, diperkirakan Pendeta
Jawadwipa tersebut akan memasuki kota raja pada dua bulan mendatang. Konon, masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan pendeta itu di Jawadwipa baru
kemudian memutuskan datang ke Sriwijaya"
"Hm, dan apakah ada kabarnya dimana gerangan
"Sepasang Ular Dewa" tersebut berada" Jangan-jangan mereka bersembunyi di istana para tamu Kerajaan?"
"Sulit dipastikan adi. Akses atau pintu masuk ke
tempat para tamu itu sangatlah terbatas. Dan Penasehat yang pernah mencoba sekali memasukinya, juga tidak
sanggup menemukan apa-apa, termasuk tidak
menemukan jejak sedikitpun dari kedua orang tersebut"
"Jika begitu kakang, mari kita bicarakan beberapa hal yang sangat penting untuk persiapan ke depan" Jayeng Reksa nampak berujar dengan mimik yang serius dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memaksa kakaknya Panglima Jayeng Kencana untuk ikut menjadi lebih serius lagi.


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Adi, apa maksudmu?"
"Kakang, rasa was-wasku pasti berkaitan erat dengan gerombolan yang sempat bersembunyi di kuil itu. Dan jika benar dugaanku, maka dalam waktu lebih kurang 6
bulan kedepan, sesuatu yang besar akan segera terjadi.
Untuk menghadapi hal tersebut, maka tidak ada cara
lain, meski sudah tercatat, tetapi aku tetap harus
mempersiapkan anak-anak kita menyongsong masa-
masa yang sulit tersebut"
"Apakah berarti bahwa akibat dari penyusupan itu
akan terjadi kurang 6 bulan lagi adi?"
"Perasaan dan firasatku memang demikian kakang"
"Dan apakah artinya kita kemungkinan akan
mengalami kembali serangan dari Kerajaan Cola"
"Masalah itu kakang lebih mengerti. Aku kurang
paham soal politik, tetapi boleh jadi memang demikian"
"Adi, apa saranmu buat kakangmu ini menghadapi
persoalan berat ini?"
"Kakang, untuk persiapan Kakang dan pasukan
Sriwijaya, tiada yang bisa kusarankan. Tetapi, ada
baiknya kakang melatih barisan khusus di daratan. Entah mengapa firasatku menyatakan bahwa jika benar
bencana itu datang, maka bahaya terbesar justru di
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
daratan. Pasukan kakang masih teramat kuat di Lautan, tetapi kekuatan Sriwijaya di daratan menjadi teramat lemah dari hari kehari"
"Justru itu masalahnya Adi ". Waktu 6 bulan tidak
memadai untuk mempersiapkan pasukan darat yang kuat setelah moral dan disiplin mereka merosot sangat tajam"
"Kakang masih punya waktu mempersiapkannya,
tetapi segalanya memang sudah atau harus terjadi.
Kerjakanlah apa yang menjadi bagian kakang, itu yang terutama. Jika ada diluar bagian kakang yang bisa
terbantu, syukur. Jika tidak, maka tugas kakang sudah dilakukan secara paripurna, dan itu tetap harus disyukuri.
Tidak banyak yang bisa mencapai sukses dan pahala
sebesar yang kakang lepaskan. Tidak banyak orang yang merasa nelangsa bila Negaranya merosot, dan tidak
banyak yang mau mengorbankan pikiran, perasaan dan
kebesarannya bagi kebesaran Negaranya. Kakang telah menunjukkan diri sebagai salah satu dari sedikit orang itu. Tidak berlebihan bila aku merasa sangat bangga memiliki kakang sebagai kakak.
"Adi, engkau harus tahu kalau akupun bangga
memilikimu sebagai adikku. Pilihan hidupmu, prinsip hidupmu dan rasa kasihmu terhadap sesama manusia
dan alam kehidupan, meskipun sulit kupahami, tapi
sangat kuhormati" Panglima Jayeng Kencana bangkit dan memeluk adiknya ?" sementara Jayeng Reksa sang
adik, meski merasa aneh karena kakaknya berlaku luar biasa, tetapi sangat memahaminya. Setelah beberapa
saat, Jayeng Reksa kemudian berkata:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Kakang, waktu kita tidak banyak lagi. Aku akan
memulai memperdalam kemampuan anak-anakmu dan
juga Suro Bhakti. Sebaiknya kakang melatih pasukan
khusus atau pasukan istimewa dari lingkungan kakang, tetapi dengan kemampuan bergerak di darat yang bisa diandalkan. Mudah2an bermanfaat. Waktu yang tersisa manfaatkan sebaik-baiknya. Waktu akan bergerak sangat cepat bagimu kakang, hati-hatilah. Pada saatnya, aku akan datang khusus buat Nenggala, putra bungsumu"
"Baiklah adi, meskipun tidak engkau katakan, tetapi apa yang akan terjadi bagi keluargaku sudah bisa
kurasakan. Debaran-debaran di jantungku seakan
memberitahu sesuatu bagiku. Dan jika menurutmu
memang garisannya sudah demikian, biarlah aku berlalu dengan tidak merusak kehormatanku. Dan adalah
tugasmu adi, untuk menjaga kelanjutan keluarga kita"
"Pasti akan kulakukan kakang. Bahkan bintang putra
bungsumu akan melebihi kita berdua. Jangan engkau
khawatir berlebihan buat mereka. Apalagi, kita masing-masing memang harus meniti kehidupan kita sesuai
dengan jalan kita sendiri" Jayeng Reksa atau nelayan Aneh, sebetulnya merasa sedih, tetapi sudah lama dia berkemampuan menindas perasaan apapun didalam
hatinya. Karena itu, tampilan wajahnya tetap sejuk dan tenang.
Tetapi, Jayeng Kencana, Sang Panglima Perkasa, tahu belaka siapa adiknya dan bagaimana kemampuannya.
Meski hanya selintas, dia tahu bahwa adiknya sedang terharu dan prihatin atas apa yang akan dilalui dirinya kedepan. Tapi, sang Panglima sadar, bahwa itulah jalan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang harus dilaluinya. Dan dia ingin melaluinya secara jantan, karena itulah garisan hidupnya.
"Kakang, perkenankan aku pergi. Anak-anakmu,
Pandu dan Ratna akan menghabiskan jauh lebih banyak waktu denganku hari-hari kedepan, demikian juga
muridku. Tetapi khusus untuk Suro Bhakti, sewaktu-
waktu engkau bisa memanggilnya untuk membantumu
melatih pasukan daratmu. Jaga dirimu baik-baik kakang"
setelah mengucapkan kalimat itu, Jayeng Reksa bangkit dari duduknya, menjura kearah kakaknya dan kemudian berlalu.
Dan tertinggal keheningan di ruangan itu. Tapi,
Panglima Perkasa itu, bukannya sedih dan takut, tetapi malah bersemangat besar untuk segera melakukan apa
yang disarankan adiknya. Saran yang dirasakannya
sangat masuk diakal, dan diharapkannya mampu
merubah takdir itu. Itulah sebabnya Panglima Jayeng Kencana kemudian memiliki kesibukannya sendiri pada hari-hari kemudian.
Kesibukan yang hanya diberitahukannya kepada kedua
sahabat dekatnya, Menteri Kebudayaan dan Penasehat
Raja, selain tentu diketahui adiknya yang
menyarankannya mengerjakan hal tersebut.
*** Hari-hari setelahnya, Sriwijaya mengalami masa yang
penuh ketenangan. Tidak ada satupun yang
mengusiknya, hal yang membuat apa yang dikhawatirkan oleh Panglima Jayeng Kencana, Menteri Kebudayaan dan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Penasehat Raja seperti tidak terbukti. Karena itu,
kegalauan mereka, kemudian dianggap mengusik sang
Raja karena memang tidak menunjukkan adanya bukti
yang bisa dipercaya.
Bahkan ketika pasukan Panglima Jayeng Kencana
menggerebek Kuil yang dimaksud, kuil tersebut sudah kosong, dan tak ada jejak jeka kehidupan disana. Tokoh-tokoh yang ditemukan di sana, bahkan kemudian
menghilang dan tidak pernah kelihatan lagi. Bhiksu-
bhiksu Budha asal India yang sebelumnya memang
banyak di Sriwijaya, juga secara perlahan menghilang atau jumlahnya menyusut.
Fakta yang bagi ketiga sekawan itu mencurigakan,
tidak berarti apa-apa bagi Raja. Bahkan sebagai
akbatnya, akses Penasehat Raja menjadi semakin
menyempit dan mengecil. Dia bisa bertemu sang Raja
apabila memang Raja menginginkan untuk bertemu dan
berdiskusi sesuatu. Tetapi, beberapa minggu terakhir, panggilan bertemu Raja sama sekali tidak ada. Dan sang penasehat maklum, bahwa kondisi ini adalah akibat dari kejadian beberapa waktu lalu, ketika sarannya tidak diperhatikan dan tidak menunjukkan adanya hal yang
patut dicurigai bagi Raja.
Waktu terus berlalu, sebulan lebih telah lewat. Raja semakin tenggelam dalam perenungan dan pendalaman
keagamaannya. Pemerintahan keseharian, lebih banyak diserahkan kepada para Menteri dengan pengaruh utama ada pada Patih keajaan Sriwijaya. Tetapi, dengan disiplin dan moral sebagian pejabat yang sudah menurun jauh, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sisa-sisa kebesaran Sriwijaya sajalah yang masih
tertinggal. Karena meskipun sang Patih cukup cakap, tetapi,
peradilan bagi pembesar, tetap berada di tangan Raja, termasuk pergantian para pembesar di lingkungan
Istana. Akibatnya, amat sulit jalan bagi Patih untuk menegakkan kewibawaannya. Bukan karena Rajanya
bodoh, tetapi karena sang Raja terlampau baik, tidak tega untuk menurunkan tangan keras, dan selalu
beranggapan bahwa siapa yang bersalah patut diberi
kesempatan lain untuk berubah.
Padahal, sehari-hari Raja lebih tekun bersemadhi, atau jika tidak bertukar pikiran dengan pemuka agama
ataupun Bhiksu, Pendeta dari manapun yang
diundangnya untuk bertukar pikiran. Dan dalam 3 bulan terakhir, seorang Rahib atau Padri dari India, selalu terlihat bercakap-cakap dan bersamadhi bersama sang Raja.
Lebih sering mereka bercakap berdua, dan sesekali
didampingi Penasehat Raja atau beberapa petinggi
agama Kerajaan Sriwijaya. Rahib atau Padri itu, memang memiliki pengalaman yang luas dan pandangan
keagamaan yang sangat dalam. Hal yang membuat sang
Raja begitu betah berlama lama bertukar pikiran
dengannya. Karena banyak hal yang bisa ditanyakannya, sementara Padri itu bisa memberi beberapa contoh
amalan yang ditemukannya di banyak tempat yang
berbeda-beda. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu, di tempat lain selama sebulan lebih, Nelayan Sakti Sungai Musi, memiliki kesibukan lain. Dia menggembleng murid-muridnya secara serius, bahkan
pernah selama 3 hari-3 malam, Panji dan Ratna
melakukan Samadhi atau tapa.
Mereka mulai memasuki pengenalan atas kedalaman
ilmu-ilmu mereka, bahkan beberapa ilmu andalannya
seperti: Ajian Lembu Sekilan, Ajian Brajamusti dan Ajian Lebur Sakheti mulai coba-coba diturunkannya kepada
keduanya. Hal yang sama, juga dilakukannya untuk Suro Bhakti, yang beberapa minggu terakhir disuruhnya untuk melakukan tapa pendalaman ilmu-ilmu yang telah
dikuasainya. Berbeda dengan kedua adik seperguruannya, Suro
Bhakti telah memiliki kedalaman yang memadai, karena itu, dia lebih cepat menguasai dan menyempurnakan
ilmu-ilmu pamungkas gurunya. Kecuali Ilmu Gelap
Ngampar yang memang sangat dahsyat, dan belum
mampu dikuasainya karena membutuhkan pengerahan
kekuatan bathin yang dalam. Selama beberapa minggu
terakhir, Suro Bhakti mengalami peningkatan
kemampuan yang luar biasa, meskipun sesekali dia
membagi waktu melatih barisan khusus Panglima Jayeng Kencana.
Pagi itu, nampak Nelayan Sakti Sungai Musi sedang
bercakap-cakap dengan muridnya Suro Bhakti:
"Bagaimana nak, apakah engkau mengalami kemajuan
dalam penggunaan Ajian Inti Lebur Sakheti?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Setelah melakukan tapa selama 3 hari beberapa
minggu kemaren, aku sudah bisa melakukannya lebih
baik guru. Apalagi setelah menyelesaikan tapa geni yang terakhir"
"Sejauh mana kini yang bisa engkau capai?"
"Sampai saat ini sudah sanggup meleburkan batu
menjadi serpihan debu guru"
"Hm, betapapun kemajuanmu sudah cukup jauh.
Engkau masih butuh sekali lagi mendalaminya melalui tapa geni, baru bisa mencapai kematangan penggunaan ilmu itu. Sayang masih sulit bagimu menanjak
kepenguasaan Gelap Ngampar, kekuatan batinmu kurang memadai"
"Tidak apa-apa guru, lagipula dengan memadukannya
bersama Lembu Sekilan, nampaknya bisa sangat
bermanfaat"
"Benar nak, tetapi menghadapi tokoh selihay
Sepasang Ular Dewa, masih belum cukup memadai.
Mungkin untuk bertahan lama sudah memungkinkan dan
juga untuk mengimbangi mereka, tetapi untuk
mengalahkan mereka, engkau butuh penguatan dan
pendalaman yang lebih"
"Masih cukup waktu untuk itu guru, saat inipun aku
sudah merasa cukup memadai dengan kemajuanku"
"Hm, dalam hal ilmu kesaktian, jangan engkau merasa puas, dan jangan juga merasa tekebur. Tidak ada batas TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tingginya ilmu kesaktian seseorang. Melatih diri untuk mencapai kedekatan dan kemenyatuan dengan alam,
akan membuatmu memahami lebih banyak hal. Nah,
sambil menunggu adik-adikmu yang akan selesai
beberapa jam, rasanya perlu engkau meningkatkan
kekuatanmu. Waktu kita sangat terbatas, sementara
engkau perlu melakukan banyak hal, bahkan dalam
waktu beberapa hari kedepan kita akan sangat
kerepotan"
"Maksud guru?"
"Untuk saat ini, jangan banyak bertanya. Engkau akan mengerti dengan sendirinya" Nelayan Sakti kemudian
berjalan masuk ke Gua yang biasa digunakan murid-
muridnya berlatih memperkuat diri dan batin, tidak
begitu jauh dari gubuk tempat tinggalnya. Dan beberapa saat kemudian, orang tua itu sudah kembali menemui
muridnya, sambil menyerahkan sebuah benda sebesar
kelereng berwarna ungu, dia berkata:
"Kakek gurumu menemukan sebuah pohon berbuah
aneh, tetapi berkhasiat luar biasa di sebuah pulau kosong jauh kearah timur Jawadwipa. Buah tersebut kemudian diolahnya, dan sangat bermanfaat untuk menggodok
kekuatan tenaga dalam seseorang. Engkau sudah dalam tahap untuk bisa memakan buah ini, berbeda dengan
adik-adikmu yang masih butuh beberapa waktu lagi.
Telanlah sekarang ini dan setelahnya, pergilah ke air terjun di balik bukit ini. Pusatkan pikiranmu dan olahlah tenaga khasiat buah ini, tetapi jangan sekali-kali
membuang atau mengeluarkan tenaga untuk mengujinya
sampai engkau kembali ketempat ini"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baik guru" Suro Bhakti kemudian menelan buah aneh
sebesar biji kelereng itu, tetapi dia tidak merasakan apa-apapun sebagai efeknya.
"Ada yang ingin engkau tanyakan nak?"
"Tidak guru"
"Baiklah, lakukan sesuai yang kusampaikan. Engkau
butuh paling banyak waktu 3 jam untuk melatihnya, dan kemudian kembali kemari untuk mencobanya sesuai
petunjukku. Pergilah"
"Baik guru" Suro Bhakti kemudian berdiri dan menjura kepada gurunya untuk kemudian berlalu ketempat yang ditunjukkan gurunya.
Sepeninggal muridnya, Nelayan Sakti nampak
terpekur. Tapi, jelas, diwajahnya beberapa hal sedang coba diuraikannya. Dan beberapa saat kemudian dia
bergumam: "Hm, nampaknya semakin dekat". Tetapi
beberapa saat kemudian dia tersenyum: "Betapapun
waktunya masih cukup".
Begitu seterusnya, hingga tak terasa beberapa jam
sudah berlalu. Anehnya, meski berseliweran beberapa ide dan pikiran di benak Nelayan Sakti, tetapi wajahnya tetap seperti sedia kala, tenang dan tidak mudah menyiratkan emosi dalam dadanya. Karena memang, sudah cukup
lama dan sudah matang Nelayan Sakti mengolah dirinya untuk bergaul akrab dengan alam dan menyatu
dengannya. Dan pada akhirnya, lamunannya dibuyarkan oleh oleh kedatangan dua orang, dari gua dibelakangnya: TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Guru, kami sudah selesai" suara dari seorang anak
muda dan disusul dengan berjalan keluarnya sepasang muda-mudi dan kemudian bersila dihadapan Nelayan
Sakti. "Bagaimana anak-anak, apakah kalian sudah selesai
dengan tapa geni yang kedua ini?"
"Iya guru, tapi tubuh kami lemas sekali rasanya" suara si Gadis, yang bukan lain Ratna Sari terdengar, seperti biasa, dia memang lebih manja ketimbang kakaknya,
Pandji Winata yang sangat hormat ke pamannya itu.
Tapi, keduanya memang tidak bisa menyembuhkan
kelelahan fisik yang sangat meletihkan mereka itu. Wajah mereka tidak bisa menyembunyikan perasaan letih dan lapar tesebut.
"Itu tandanya bagus, karena kalian berhasil. Nah,
kalian pergilah ke gubuk, dan ada dua mangkok sup
berisi obat disana. Habiskan, dan kemudian kembali ke Goa, pusatkan pikiran dan selama sejam, endapkan yang kalian peroleh. Tanggung, tubuh kalian akan segar
kembali seperti sedia kala. Nah, anak-anak, lakukan segera"
Dan, kembali untuk beberapa lama Kakek itu
tenggelam dalam kemenyatuannya dengan semesta.
Tetapi, tidak berapa lama, kembali prosesnya itu
terinterupsi oleh seorang anak muda yang lain. Suro Bhakti, kini anak muda itu yang sudah menyelesaikan latihannya, dan kini duduk bersimpuh depan gurunya dan tidak berani mengusik gurunya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan Nelayan Sakti yang sangat mengenal anak ini,
menjadi kagum dan terharu. Dia tahu anak itu sedang sangat tersiksa. Tapi muridnya atau anak angkatnya ini memang sangat memperhatikannya, malah melebihi
kakaknya. Mungkin karena pengaruh namanya, sehingga anak ini sangat berbakti bukan hanya kepadanya, tetapi juga kepada panglimanya.
"Bagaimana anakku?"
"Guru, badanku bagaikan balon yang sewaktu-waktu
siap meletus"
Nelayan Sakti nampak tersenyum sejenak dan berkata:
"Bagus anakku, nah dengarkanlah apa yang harus
engkau lakukan. Lemaskan seluruh ototmu, jangan
melawan apapun yang diinginkan dan dilakukan oleh
hawa itu. Pikiranmu upayakan untuk menunggangi hawa itu, tapi yakinlah, bahwa sama seperti semesta ini, tubuhmu juga sanggup menampung hawa sebesar
apapun. Ingat, usahakan untuk mampu menunggangi
tapi jangan dulu berusaha mengendalikan hawa itu. Ikuti kemana dia mau, ikuti apa yang mau dilakukannya dan jangan melawannya. Nach, mulailah, pusatkan pikiranmu dan perlahan engkau lemaskan otot-otomu ".. baik,
lakukan ".. lakukan anakku"
Suara Nelayan Sakti terdengar menjadi aneh. Tetapi
sangat membantu Suro Bhakti untuk mencapai tahap
yang disampaikan gurunya. Mulanya sangat sulit baginya untuk melemaskan otot dan membiarkan tubuhnya
seperti semakin menggelembung. Bahkan tanpa
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
disadarinya, beberapa kali tubuhnya terpental keudara, bahkan sesekali membentur pohon besar dibelakangnya.
Tetapi tuntunan suara gurunya membuat dia tetap
tenang, bahkan pikirannya dan hatinya perlahan
mengikuti mau dan keinginan hawa itu, merembes ke
Harimau Mendekam Naga Sembunyi 19 Suling Emas Dan Naga Siluman Bu Kek Sian Su 11 Karya Kho Ping Hoo Pendekar Laknat 5
^