Pencarian

Kisah Para Naga 2 8

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 8


kaki, merembes ke tangan, mengitari pusar, terus
kekepala, kembali ke badan dan tanpa disadarinya,
menembus semua halangan-halangan baginya untuk
menguasai tenaga dahsyat yang merasuknya itu.
Pada tahapan ini, kembali telinganya samar-samar
mendengar bisikkan, "arahkan tenaga itu kepusarmu dan sembunyikan dia disana perlahan-lahan". Tanpa
membantah Suro Bhakti melakukannya, karena sekarang melalui hati dan pikirannya, dia mampu mengarahkan
kemana tenaga itu pergi. Ada beberapa lama waktunya sampai kemudian Suro Bhakti sadar, dan dihadapannya bersila 3 orang: Gurunya dan kedua adik perguruannya.
"Bagaimana Suro Bhakti?" Apakah engkau sudah
merasa jauh lebih baik?" terdengar suara Nelayan Sakti bertanya kepadanya persis setelah dia membuka
matanya. Sejenak dia terkejut mendapati kedua adiknya juga sudah duduk bersila berendengan dengan gurunya.
"Sudah guru, badanku jauh lebih segar sekarang ini.
Bahkan jauh lebih segar dibandingkan beberapa waktu lalu sebelum guru menyuruhku melakukan Samadhi
dibalik air terjun itu.
"Kalau begitu, coba engkau lakukan kembali, engkau
lontarkan jurus pamungkas Ajian Inti Lebur Sakheti"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baik guru"
"Aku akan melemparkan batu ini, dan diudara engkau
salurkan kekuatanmu dan memukul batu ini saat
melayang" "Baik guru, aku siap"
Dan sang Guru kemudian mejemput sebuah batu yang
cukup besar, 2 kali kepala kerbau dan melontarkannya keudara. Pada saat batu itu melayang di udara, Suro Bhakti segera bersiap, di bangkitkannya tenaga yang tadi disimpannya dan mengikuti alur gerakan memukul dan
membangkitkan tenaga dari Ajian Inti Lebur Sakheti.
Dengan sigap dia memukul kearah batu itu, dan tiba-
tiba terdengar suara: "wussssss", ketika saluran
tenaganya membentur batu itu. Dan anehnya, begitu
batu itu terbentur pukulan anak muda itu, batu itu
seperti lenyap seketika. Tidak ada hamburan debu, yang ada hanya bintik halus yang bahkan lebih halus dari pasir. Dan itupun hanya nampak seperti halimun
berwarna cokelat, perlahan tertiup angin dan kemudian menghilang.
"Guru, me ". Mengapa batu itu hilang?" Ratna Sari
bertanya bingung
"Iya guru, apakah yang terjadi?" Suro Bhakti sendiri kebingungan dan memeriksa tangannya, ragu apakah dia kehilangan kehebatannya ketika melakukan ilmu pukulan pamungkas gurunya barusan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tidak Ratna, dan engkau Suro Bhakti. Kekuatanmu
sudah meningkat luar biasa, hampir sulit kupercaya. Ach, eyang guru memang luar biasa. Engkau sudah berhasil menyempurnakan kekuatan Ajian itu anakku. Bahkan
engkau sudah hampir menyusulku dalam penggunaan
ilmu tersebut. Aku tidak perlu takut lagi jika engkau bertemu dengan Sepasang Ular Dewa itu"
"Ach, benarkah memang sehebat itu guru?" Pandji ikut bertanya
"Benar anakku, engkau dan Ratna sebentar lagi juga
akan mencapai tahapan itu. Setidaknya dalam 1-2 bulan mendatang jika kalian tekun seperti hari-hari belakangan ini"
"Ach, guru, sukar untuk dipercaya" Suro Bhakti masih takjub dengan hasil yang dicapainya. Sungguh sulit
dipercaya. "Sudahlah anakku, cobalah engkau berlatih dengan
menggunakan Brajamusti dan Lebur Sakheti, cobalah
engkau meresapinya lagi"
"Baik Guru"
Dan Suro Bhakti kemudian meloncat ke tanah yang
rada lapang, tempat mereka biasa berlatih dan mulai bersilat dengan ilmu-ilmu khas perguruannya. Banyak ilmu yang telah dikuasainya seperti Ajian Kidang Kuning yang membuatnya sanggup bergerak lincah dan sangat
pesat, juga Ajian lain seperti Senggoro Macan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi yang paling berbahaya adalah ilmu Brajamusti dan Inti Lebur Sakheti yang memang sangat merusak,
sangat berbahaya bila diterapkan kepada lawan
sebangsa manusia. Bahkan, lawan yang memiliki
kekuatan gaibpun akan bisa terkena oleh alur pukulan yang sangat berbahaya ini.
Itulah sebabnya ilmu ini menjadi ilmu pamungkas
Nelayan Sakti besama ilmu Brajamusti, karena sanggup mengurai sebuah benda menjadi bintik kecil, atau
bahkan hilang dalam tingkatnya yang sudah sempurna.
Nampak Ratna Sari melonjak-lonjak bangga dan girnag melihat kemajuannya kakak gurunya itu, sementara
Pandji juga tersenyum-senyum kagum. Nelayan Sakti
juga nampak tersenyum melihat kemajuan muridnya.
Beberapa saat kemudian dia memanggil muridnya itu:
"Suro, cukuplah. Bagaimana, apa yang engkau
rasakan?" "Luar biasa guru, semua ilmu lainnya bisa dilakukan jauh lebih muda dan jauh lebih kuat rasanya" jawab Suro Bhakti setelah menghentikan latihannya.
"Syukurlah jika demikian. Kedua adikmu butuh waktu
sebulan lebih untuk mencapai tingkatmu sekarang ini.
Untuk selanjutnya, engkau perlu banyak bersamadhi
guna meningkatkan kekuatan batinmu, sebab dengan
cara itulah kesempurnaan ilmu yang engkau punya
sekarang bisa dicapai"
"Baik, terima kasih ata segala budi dan kebaikan guru"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, masih juga engkau menyinggung hal itu anakku"
"Iya, tapi tanpa bantuan guru, mana mungkin aku bisa mencapai tingkat seperti yang sekarang ini guru"
"Tapi ketekunan dan keuletanmu juga berpengaruh
banyak. Setidaknya, untuk melawan kedua manusia ular itu, engkau sudah bisa mengimbangi. Mereka masih
menang matang, tetapi engkau menang usia. Ingat hal itu anakku"
"Hahahahahaha, jadi anak ingusan itu dipersiapkan
untuk melawan kami" Engkau kelewat memandang kami
rendah" tiba-tiba suara ketawa orang memecahkan
kesunyian. Pada saat bersamaan, Nelayan Sakti berbisik kepada murid-muridnya:
"Waktu berlatih sebenarnya tiba. Ingat, Pandu dan
Ratna, sedapat mungkin kalian maju berdua, dan jangan jauh-jauh dariku"
Dan setelah itu, dengan suara halus tetapi menggema jauh, Nelayan Sakti berkata menyambut pendatang itu:
"Bahkan dari jauh haripun aku tahu, kalian tidak akan pergi cepat-cepat meninggalkan bumi Sriwijaya. Sayang, aku tidak berminat mengusik istana persembunyian
kalian. Marilah, bila kalian berminat untuk bermain-main"
"Bintang Sakti masih tetap membara ".. hahahaha,
masih seperti dahulu. Tapi, kali ini kami berkehendak mengakhiri hidupmu agar tujuan kami berhasil" suara si wanita, Gayatri terdengar. Meski merdu, tetapi tajam TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menusuk dan menyakitkan. Karena suaranya bukan
sembarang suara. Dan tidak berapa lama kemudian, 6
orang sudah berhadap-hadapan. Dan tidak lama
kemudian menyusul datang 3 orang lagi, dan yang
datang terakhir inilah yang dulu mengejar-ngejar Suro Pati sampai ditemukan gurunya.
"Hm, nampaknya persiapan kalian cukup matang
Sepasang Dewa Ular. Tetapi, perhitungan dan firasatku menyatakan kalian akan gagal lagi. Meskipun jika tidak salah, masih ada seorang lagi yang bahkan lebih lihay dari kalian yang masih belum menunjukkan dirinya.
Apakah benar demikian" Dan jika benar, siapakah
gerangan ornag itu?"
"Hahahaha, memang sulit mengelabui Bintang Sakti
Membara. Tetapi dia akan muncul pada saat yang tepat.
Pada saat yang sangat diperlukan. Mari Bintang Sakti, mudah-mudahan kita sedang dalam keadaan yang lebih
baik melanjutkan pertempuran kita" sambil berkata
demikian, Mahendra sudah menerjang Nelayan Sakti atau yang mereka kenal sebagai Bintang Sakti Membara.
Sementara itu pada saat bersamaan, Suro Bhakti juga sudah menerima terjangan Gayatri, si Ular Sakti Betina.
Sedangkan Pandji dan Ratna menghadapi 3 orang
murid-murid dari Sepasang Ular Sakti itu. Pada akhirnya pertarunganpun mewarnai kesenyapan di tepi Sungai
Musi, memecahkan kesunyiannya dan ditingkah oleh
jeritan, teriakan maupun benturan-benturan berat yang terjadi antara mereka yang sedang saling adu
kepandaian. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dari 3 arena pertempuran pada saat itu, adalah
pertempuran antara Pandji dan Ratna melawan ketiga
murid Sepasang Ular Sakti yang nampaknya
menunjukkan keunggulan di pihak Nelayan Sakti.
Sebaliknya, meskipun alot dan mampu mengimbangi,
jelas bagi Suro Bhakti bahwa dia kalah matang melawan Gayatri.
Tetapi, tidaklah muda bagi Gayatri untuk merobohkan anak muda yang baru mencapai kemajuan besar dalam
ilmu kepandaiannya itu. Meskipun mendesak, tetapi
Gayatri akan kesulitan untuk memaksakan kemenangan
atas lawan mudanya itu. Apalagi, dalam hal siasat, Suro Bhakti yang matang dalam pertempuran, terkesan
nampak mampu menilai keadaannya dan menerapkan
taktik pertempuran yang akan makan waktu panjang.
Melihat keadaan ini, Nelayan Sakti menjadi sedikit
lebih tenang. Dia sendiri memiliki keyakinan akan bisa memenangkan pertempurannya melawan Mahendra,
yang meskipun berkepandaian tinggi, tetapi masih belum mampu mengalahkannya. Pertempuran pertempuran
mereka dulu, memang tidak memiliki kepastian siapa
pemenang, lebih karena memang Bintang Sakti
Membara, mengerti betul keinginan gurunya.
Tidak menonjolkan kepandaian dan tidak emraih
kemenangan untuk keagungan diri sendiri, apalagi bila akibatnya menghadirkan permusuhan besar.
Tetapi, ada beberapa hal yang mendorong Bintang
Sakti Membara atau Jayeng Reksa ini untuk bertempur dengan keras. Mungkin, kematian anak angkat atau
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
muridnya Suro Dipo hanya kecil pengaruhnya. Tetapi, pertama, kesadaran bahwa ada sesuatu yang besar,
bencana besar yang sedang mengancam kakaknya dan
bumi Sriwijaya, dan orang-orang ini ambil bagian dalam ancaman itu.
Dan, kedua, ada seseorang yang lebih lihay lagi yang masih bersembunyi disekitar tempat itu, dan dari tarikan nafasnya, dia sadar, bahwa orang itu, bahkan mungkin masih melebihinya dalam kesaktian. Karena itu, untuk berkonsentrasi menghadapi segala kemungkinan, Bintang Sakti Membara akhirnya mengluarkan kemampuan dan
kebisaannya untuk mendesak Mahendra habis-habisan.
Untuk itu, Bintang Sakti Membara menyerang dan
bertahan dengan menggunakan salah satu ilmu
ampuhnya, yakni Brajamusti dan mengenakan kekuatan
kebalnya Lembu Sekilan untuk pertahanannya. Dan
akibatnya, menghadapi serangan-serangan berbahaya
ini, Mahendra jatuh dibawah angin. Dan berbeda dengan adiknya Gayatri, Mahendra mengalami keadaan yang
sangat berbahaya karena memang Bintang Sakti
Membara mencecar untuk menundukkannya.
Meskipun telah mengeluarkan kemampuan terbaiknya,
bahkan dilambari dengan ilmu sihirnya, tetapi semua mental menghadapi tembok Brajamusti yang juga sangat berguna menghadapi ilmu-ilmu sihir dan ilmu hitam
lainnya. Tengah Bintang Sakti Membara mendesak Mahendra
sampai keteteran dan sebentar lagi jatuh, tiba-tiba terdengar suara mujijat di udara. Dan bersamaan dengan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
itu, bergumpal-gumpal awan hitam pekat menaungi
arena pertempuran. Kondisi tersebut membuat Bintang Sakti tercekat.
Dia memiliki kemampuan melawan sihir tingkat tinggi seperti itu, tetapi melawannya dalam kondisinya saat ini, sama dnegan bunuh diri, sebab dia akan menghadapi
ancaman mematikan dari Mahendra. Apalagi dia melihat ketiga muridnya, juga terganggu oleh awan hitam pekat yang mengancam akan menyerang dan mengurung
mereka ditengah kegelapan yang pekat itu. Melihat
keadaan berbahaya itu, tanpa memikirkan keselamatan dirinya, tiba-tiba Bintang Sakti Membara menyiapkan lontaran kekuatan Gelap Ngampar.
Tandingan dari awan pekat yang sedang turun
menyerang mereka. Tetapi, sebelum dia melakukannya, tiba-tiba terdengar alunan lembut yang kemudian
menciptakan awan dan kabut putih tipis, perlahan
membentur awan pekat tersebut hingga berbaur. Dan
perlahan-lahan, pertandingan antar suara terjadi,
sementara mereka yang bertempur tidak menampakkan
diri. Pertempuran antara Mahendra dan Bintang Sakti
Membara terhenti setelah Mahendra yang menyerang
ketika ada ketika yang tepat, saat Bintang Sakti Membara menyiapkan Gelap Ngampar, membentur tameng
kekuatan luar biasa dan melontarkannya kebelakang
hingga terjerembab.
Apa gerangan yang terjadi" Pada saat Bintang Sakti
Membara mulai menyiapkan ilmu saktinya Ajian Gelap
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ngampar, terdengar bisikan: "awan pekat itu bagianku, selesaikan pekerjaanmu". Dan saat yang singkat itu
memberi keyakinan Bintang Sakti, bahwa pertolongan
bagi pihaknya sudah tesedia.
Karena itu, kumpulan hawa mujijat dalam tubuhnya,
justru dikerahkan menjadi tameng mujijat menyambut
pukulan maut dari Mahendra. Dan akibatnya, Mahendra terpelanting kebelakang dan masih untung dia tidak
terluka parah. Terpelantingnya Mahendra, mengakhiri pertempuran di semua arena. Karena Pandji dan Ratna, juga kemudian berhasil melontarkan ketiga lawan
mereka, bahkan salah seorang dari mereka terluka
sangat berat akibat serempetan Ajian Inti Lebur Sakheti yang dilepaskan Ratna Sari.
Sedangkan di arena lainnya, meski terdorong lebih
jauh akibat benturan terakhir, tetapi Suro Bhakti sama sekali tidaklah terluka. Hal ini boleh jadi karena Suro Bhakti mengatur betul kekuatannya dan daya tahannya melawan nenek yang teramat sakti itu. Perkelahian
merekapun sontak terhenti.
Dan kini, selain mendengar alunan suara-suara mujijat yang saling bersaing diudara, mereka menyaksikan
pertempuran aneh. Yang pertempuran antara awan
hitam pekat melawan awan putih tipis yang berusaha
saling melibas dengan didorong oleh alunan suara yang berbeda.
Sekilas saja, Bintang Sakti Membara segera paham
apa yang sedang terjadi. Sebuah pertarungan tingkat tinggi yang hanya mampu dilakukan oleh orang-orang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang memiliki kekuatan sihir dan kekuatan batin tingkat tinggi. Kekuatan suara mereka, sanggup menciptakan
awan putih dan hitam yang diudara berusaha untuk
saling melibas tersebut.
Dan dengan segera disadarinya, bahwa untuk
pertempuran dengan cara itu, dia masih sedikit dibawah kedua orang sakti yang tersembunyi dan sedang
melakukan pertempuran tersebut. Dan diam-diam dia
merasa kagum sambil bergumam: "Tidak disangka,
kakak perguruankupun sudah tiba di tempat ini. Jika begitu, benar dialah Pendeta dari Jawadwipa yang
ditunggu itu. Hm,keadaan menjadi lebih menarik".
Sementara itu, pertarungan antara awan hitam dan
awan putih yang mujijat diudara nampak cukup
berimbang. Ada kalanya awan hitam berhasil mendorong dan melibas awan putih tipis, tetapi adakalanya terjadi hal yang sebaliknya. Nampaknya, awan hitam pekat yang bernafsu merongrong da mendorong awan putih tipis
yang nampak lebih banyak bertahan. Bila terlampau
terdesak, maka awan putih tipis itu akan bergerak pesat, meliuk liuk dan kemudian mendorong balik awan hitam pekat ketempatnya.
Dan dengan cara demikian, maka pertarungan itu
berlangsung lebih jauh. Tetapi bagi mata ahli, Mahendra, Gayatri dan tentu Bintang Sakti, keadaan itu
memperlihatkan kemurnian pengendali Awan Putih tipis masih lebih ungkulan, meski sangat tipis. Melihat hal tersebut, tanpa banyak cing-cong, Mahendra sudah
menyiapkan langkah penyelamatan, dan nampaknya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berbicara dalam ilmu menyampaikan suara ke murid-
muridnya dan Gayatri.
Itulah sebabnya, ketika kemudian pertarungan antar
awan memuncak, hanya Bintang Sakti sajalah yang tahu bagaimana caranya kedua lawannya itu berkelabat
kearah 2 orang muridnya dan membawa mereka berlalu.
Sementara orang ketiga yang tertinggal, kelihatannya memang sengaja ditinggalkan karena memang nafasnya
tinggal satu satu, dan sudah sulit diselamatkan
nyawanya. Bintang Sakti Membara membiarkan mereka berlalu
karena mempehatikan keselamatan murid-muridnya.
Apalagi setelah dia melihat bahwa nampaknya awan
putih ciptaan kakak seperguruannya masih sedikit tipis diatas awan hitam ciptaan musuh. Karena itu, ketika Mahendra dan Gyatri menyingkir, dia membiarkan saja, dan kemudian perlahan melirik kesuatu tempat.
Dan sebentar saja dia sadar, darimana kakak
seperguruannya itu membantu mereka. Tetapi, dia cukup sadar akan kemampuan kakaknya itu, karenanya dia
hanya memperhatikan saja tempat tersebut, dan
kemudian segera sadar, bahwa kawanan pengacau tadi
sudah semua berlalu, kecuali tokoh yang sedang adu
ilmu atau yang sedang mendorong awan hitam pekat
tersebut. Sebagai tokoh kawakan, Bintang Sakti sadar bahwa percuma dan tidak jantan untuk membantu
pihaknya. Itu juga sebabnya Bintang Sakti hanya melakukan
tindakan pengamanan, baik bagi jurid-muridnya maupun TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
posisi kakak seperguruannya. Dengan berkelabat ke
beberapa tempat, Bintang Sakti kemudian kembali ke
arena pertempuran semula, dan bersama anak muridnya dia menyaksikan betapa kali ini awan putih itu, sudah lebih santai nampaknya.
Karena serangan awan pekat tidak lagi seganas tadi, bahkan gema suara mujijat tadi, juga tidak sekuat
semula. Perlahan namun pasti pertempuran itu akan
berhenti, dan saat tu nampaknya keduanya, baik awan putih maupun awan hitam sedang berusaha menarik
belitan antar pertarungan suara mereka.
Perlahan-lahan suara-suara itu menghilang, dan baik awan hitam maupun awan putih juga sirap dengan
sendirinya. Dan bersamaan dengan itu, terdengar suara yang menggema seperti dating dari jarak ratusan meter:
"Masih ada hari esok, lain hari kita lanjutkan"
Dan setelah suara bergaung bekali-kali seperti
membentur kiri dan kanan, akhirnya suara itupun sirap.
Semua sadar, bahwa penyerang yang membentuk dan
mendorong awan hitam tersebut sudah berlalu dari
tempatnya. Situasipun kembali tenang.
Tetapi, ketenangan itu terus berlanjut. Bahkan


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemudian ketiga anak muda itu menjadi kaget ketika
melihat guru mereka duduk bersila, memejamkan mata.
Tetapi, ketika melihat posisi dan keteraturan nafas gurunya, Suro Bhakti yang lebih berpengalaman segera sadar, gurunya sedang melakukan percakapan jarak jauh TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dnegan orang lain. Karena itu, dia segera berkata kepada adik-adiknya itu:
"Janganlah mengganggu guru. Kelihatannya guru
sedang bercakap dengan orang yang tadi menolong kita.
Lebih baik kalian segera berjaga disekitar tempat ini, biarkan aku mencoba melihat kondisi lawan kita itu"
Sambil kemudian anak muda itu melangkah kearah lawan yang tadi terluka. Tetapi, sekali pandang, Suro Bhakti tahu bahwa lawannya bahkan untuk berbicarapun sudah sulit. Bisa dipastikan beberapa waktu lagi orang tersebut akan melayang jiwanya. Tetapi sebagai seorang Ksatria, Suro Bhakti segera berusaha menolong lawannya
tersebut. Tetapi, ketika melihat keadaan tubuhnya,
nampaknya justru dadanya yang terserempet serangan
Ajian Lebur Sakheti, dan itu artinya pertolongan apapun tidak akan berhasil. Beberapa saat kemudian orang itu membuka matanya perlahan, melihat Suro Bhakti,
dengan senyum lemah dia bergumam:
"maafkan aku, maafkan kami" hanya kalimat itu yang
berulang ulang disampaikannya dengan logat yang asing, sampai kemudian orang tersebut menutup matanya.
Sementara itu, ditempat lain, nampak Bintang Sakti
masih memejamkan matanya, sepertianya benar dia
sedang berbicara dengan seseorang:
"Adi Reksa, bagaimana keadaanmu sekarang" Kulihat
engkau memiliki murid murid yang baik, bahkan pribudi mereka juga sangat mengagumkan. Guru akan bangga
dengan apa yang engkau lakukan"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Ah biasa saja semua kakang, Bagaimana keadaanmu
kakang, apakah baik baik saja" Aku nyaris pangling
karena kakang sekarang dikenal sebagai Pendeta Sakti Jawadwipa, apakah nama Bintang Sakti 8 Penjuru
sekarang sudah berganti kakang?"
"Ach, apa artinya panggilan itu adi Reksa" Engkau
tahu sendiri, sejak dulu kakangmu ini tidak begitu
menyukai urusan-urusan semacam itu. Hanya karena ada keperluan terkait dengan tulisan dan pendalaman guru kita, dan keselamatan banyak orang di Jawadwipa, maka terpaksa aku memenuhi undangan ke Bumi Sriwijaya ini.
Meskipun sangat tidak tenang dan mengenakkan, tetapi nampaknya harus juga dilalui"
"Hm, kakang Kaho Dahi, nampaknya ada sesuatu yang
serius yang menyeretmu hingga ke Bumi Sriwijaya ini.
Bisakah kuketahui?"
"Tentu adi, sebab betapapun akan menjadi
tanggungjawabmu juga. Karena terkait dengan pusaka
karya puluhan tahun guru kita yang tercinta" Si pendeta yang ternyata bernama Kaho Dahi itu seperti menghela nafas panjang.
"Maksud kakang?"
"Seperti engkau tahu, Maharaja Dharmawangsa
kurang begitu baik pergaulannya dengan Sriwijaya dan Kerajaan Colamandala, meskipun cukup baik dengan
Tiongkok. Baru-baru ini, kira-kira 2-3 tahun sebelumnya, Maharaja Airlangga naik tahta menggantikan Raja
Darmawangsa. Dan dewasa ini, Maharaja Airlangga
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sedang menata kembali pemerintahan di Jawadwipa dan Balidwipa, bahkan beberapa kerajaan kecil lainnya masih belum mau tunduk kepadanya. Karena itu, Raja
Airlangga tidak ingin menanam bibit perpecahan dan
permusuhan dengan Sriwijaya. Baru-baru ini, entah
bagaimana, utusan Raja Sriwijaya menemui Raja
Airlangga. Tujuannya ingin mengundangku berbicara
masalah agama Budha dan mendiskusikan ajaran agama
yang didalami Guru dan aku tahun-tahun belakangan ini.
Karena tidak ingin terjadi ketegangan, Raja Airlangga kemudian memanggilku dan memerintahkan aku
meninggalkan pertapaan menuju Bumi Sriwijaya.
Celakanya adi Reksa, guru kita sedang berada di tanah leluhur kami, jadilah kakangmu ini harus mencapaikan diri lagi berkelana dan datang kemari"
"Hm kakang, jika hanya melulu kitab agama hasil
pendalaman guru kita, rasanya firasatku tidak akan
seburuk saat ini. Lagipula, bagaimana caranya Raja
Sriwijaya bisa mengetahui Guru kita dan kakang memiliki kitab yang demikian?"
"Itu salah satu kecurigaanku adi Reksa, dan karena itu sebelum menemui Raja Sri Tunggawarman, kakangmu
memerlukan datang menemuimu duluan"
Cerita Kaho Dahi atau Bintang Sakti 8 Penjuru
sungguh mengagetkan. Perlahan Bintang Sakti Membara mencoba menyusun semua episode dan ingatan yang
terjadi beberapa bulan terakhir ini. Bukan tidak mungkin semuanya berkaitan, tetapi dititik mana kaitannya
dengan Kitab Pusaka gurunya" Hal yang sangat sulit
dicerna dan dicari jawabannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Adi Reksa, bagaimana tanggapanmu dengan semua
kejadian ini?"
"Kakang", jawab Bintang Sakti Membara setelah
beberapa saat "Beberapa bulan sebelumnya, Raja Sri Tunggawarman
kedatangan seorang Padri dari India. Firasatku
menyatakan dia sangat sakti, bahkan nampaknya
melebihi ketiga orang yang menjadi lawan kita tadi.
Mungkin, ini kemungkinan firasatku saja Kakang,
mungkin hanya guru kita yang sanggup menahannya.
Karena kedatangannya berdekatan dengan kedatangan
kakang, dan bahkan menurut Penasehat Raja, memang
usulan memanggil kakang berasal darinya. Tetapi,
kedalaman Padri ini atas agama Budha juga luar biasa, sehingga sulit menentukan apakah maksud jahat atau
baik yang dikandungnya. Yang pasti, dia datang bersama Sepasang Dewa Ular yang pernah kutemui bersama Guru di India beberapa puluh tahun sebelumnya. Karena itu, maka aku merasa agak curiga terhadap Padri itu.
Mungkin bukan dirinya sendiri, tetapi sangat mungkin dia sedang dimanfaatkan orang lain"
"Nampaknya analisismu masuk di akal adi Reksa.
Meksipun kita masih belum sanggup menemukan kaitan
antara dari mana informasi mereka dapatkan mengenai Kitab Agama hasil pendalaman Guru dengan undangan
ini. Mau tidak mau, engkau harus ikut terlibat adi"
"Kakang, aku melihat masa yang sangat suram bagi
Sriwijaya dalam waktu kurang dari 3 bulan kedepan.
Bahkan teramat suram bagi Raja Sri Tunggawarman.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Karena itulah aku sedang menggodok murid-muridku
sebagai pesiapan mereka yang terakhir. Aku pasti akan terlibat, tapi berilah waktu sedikitnya sebulan bagiku agar tuntas sudah pekerjaanku mengajar keponakan
keponakan dan anak angkatku tersebut. Bahkan,
nampaknya bintang putra bungsu Kakakku, panglima
Jayeng Kencana sangat dekat dengan kita berdua"
"Hm, aku tidak meragukannya adi Reksa. Baiklah, aku akan melakukan penyelidikan selama waktu engkau
mengerjakan tugasmu yang terakhir. Lagipula, masih ada waktu sebulan bahkan bisa lebih banyak untuk memasuki Istana Raja. Baiklah adi, engkau selesaikan tugasmu.
Meskipun kulihat, yang tertua dari mereka nampaknya sudah mencapai puncak latihannya. Sebaiknya engkau
membuka rahasia dan pantangan perguruan kita, karena betapapun mereka kini masuk dalam lingkup perguruan kita"
"Baiklah kakang, pesanmu akan kuperhatikan. Sambil
melatih, sebetulnya kakang Panglima Jayeng Kencana
selalu mengirimi aku berita seputar kedatangan kakang dan keberadaan tokoh-tokoh yang dicurigai bersembunyi di Istana. Hanya, sebaiknya kakang berhati-hati terhadap Padri sakti dari India itu. Pastilah dia bukan tokoh sembarangan"
"Baiklah adi ". Tapi bila boleh kusarankan, sebaiknya carilah tempat yang lebih aman lagi. Mereka akan
berusaha terus mencari jalan dan cara mengganggu
kalian berlatih. Waktu sebulan nampaknya cukup bagi mereka. Tetapi, kenapa adi Reksa tidak pernah
menggunakan obat mujijat olahan guru kita itu?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Entahlah kakang, rasanya bukan waktuku lagi
meningkatkan kemampuanku. Tapi lihat saja nanti
kedepan. Aku masih memiliki 4 butir buah mujijat olahan guru, dan ingin kugunakan 2 butir bagi kedua
keponakanku dan sebutir lagi bagi putra bungsu
kakakku" "Bila sempat, lebih baik engkau memakan sebiji itu
Adi, biarlah yang tersisa padaku menjadi bagian ponakan bungsumu itu. Betapapun menurutmu dia akan dekat
dengan kita berdua"
"Baiklah kakang, akan kuperhatikan"
"Baiklah, jika demikian aku akan mohon diri.
Nampaknya harus menyelidiki dulu Sriwijaya dan
kondisinya sebelum menemui Raja"
"Begitu lebih baik kakang, selamat jalan"
Dan kemudian putuslah kontak antara kedua tokoh
sakti mandraguna itu. Bintang Sakti 8 Penjuru menuju Pusat kota ibukota Sriwijaya, sementara Bintang Sakti Membara membawa murid-muridnya menuju Goa rahasia
dibalik air terjun.
Mereka berada disana untuk menghabiskan waktu
berlatih mendalami Ilmu ketiga anak muda tersebut.
Kecuali Suro Bhakti, ketiga yang lain tidak pernah lagi kelihatan selama sebulan belakangan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Episode 12: Perebutan
(Lembaran) Kitab Pusaka
Sebulan bahkan lebih kembali berlalu. Sementara
keresahan Panglima Jayeng Kencana ditumplekkannya
dengan bertukar pikiran bersama teman-temannya, dan juga secara rahasia melatih pasukan khususnya untuk piawai bertempur di daratan. Untuk maksud ini, dia memang dibantu adiknya, terutama melalui Suro Bhakti yang sebulan terakhir mengalami kemajuan yang luar
biasa dalam hal kepandaiannya.
Bahkan, beberapa tokoh sakti Swarnadwipa yang
sebelumnya tidak mau melibatkan diri, berhasil dipikat oleh Penasehat Raja guna membantu Panglima Jayeng
Kencana. Antaranya muncul seorang tokoh tua, Kakek
Penjaring Angin yang dikenal sebagai tokoh sepuh di Swarnadwipa. Jarang ada orang yang mengenal dan
mengetahui nama aslinya.
Sama anehnya dengan sahabatnya yang bernama
Datuk Bukit Barisan, seorang tokoh tua aneh yang
memiliki nama besar di barisan bukit dan gunung yang membentang sepanjang pulau Swarnadwipa. Kedua
tokoh ini berhasil ditarik membantu Panglima Jayeng Kencana dan melatih pasukan khusus guna
mempertahankan kejayaan Sriwijaya yang terancam oleh serangan dari kerajaan Cola di India Selatan.
Selain memang, kedua tokoh tua di atas, merupakan
sahabat kekal dari Penasehat Raja, dan keduanya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
termasuk tokoh-tokoh maha sakti yang terkenal di
segenap daerah Swarnadwipa.
Meskipun keadaan seperti tidak mengalami
perubahan, bahkan terkesan tidak ada lagi lonjakan
kedatangan utusan agama maupun padri dari India, dan juga perdagangan lewat laut sudah kembali normal,
keadaan justru menjadi semakin menggelisahkan ketiga pembesar itu. Mereka justru semakin sadar, bahwa
keadaan yang teramat tenang dan tanpa gejolak ini,
seakan sedang meninabobokan Sriwijaya.
Amatan-amatan mereka sungguh menyedihkan,
karena selain Armada Maritimnya, maka kekuatan perang Sriwijaya di darat benar-benar sudah sangat-sangat
merosot. Sementara itu di sisi lain, pengamatan-
pengamatan mata-mata yang diatur oleh sang Panglima Jayeng Kencana serta Penasehat Raja, menunjukkan
aktifitas rahasia di Istana justru semakin meningkat.
Bahkan dari Kakek Penjaring Angin, seorang tokoh
yang sangat hebat dalam ilmu berlari cepat dan
sepertinya sanggup menghilang dengan sejenis Ilmu
Panglimunan, akhirnya bisa ditemukan hubungan rahasia antara tokoh asal India dengan pembesar di Pasukan
Darat Sriwijaya.
Sepertinya Panglima Lingga Paksi, demikian nama
sang Panglima Tertinggi Tentara Darat Sriwijaya, sudah termakan oleh janji-janji penyusup asal India tersebut.
Tidak heran jika kemudian tokoh-tokoh asing asal India yang masih berada di Istana, justru melakukan kasak-TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kusuk yang semakin melemahkan posisi Sriwijaya pada masa mendatang.
Tetapi, sekali lagi, memang patut disayangkan, karena posisi pengambil keputusan utama, Sang Raja, selalu menolak eksekusi keras tanpa bukti di depan mata.
Bahkan beredar berita, siapapun meski sudah dihukum berat tetapi bersedia menangis minta ampun kepada
Raja, pastilah akan diampuni. Dan memang demikian
keadaannya. Bersamaan dengan itu, memasuki pertengahan bulan
kedua, dihitung dari perpisahan Bintang Sakti 8 Penjuru dan adik seperguruannya Bintang Sakti Membara,
nampak Istana Raja Sriwijaya seperti mengalami
kesibukan. Meskipun nampaknya bukan dimaksudkan
untuk menerima tamu utusan dari kerajaan lain, tetapi tetaplah menunjukkan kemeriahan.
Hal ini, terutama diakibatkan oleh datangnya berita bahwa tamu Raja dari Jawadwipa akan memasuki Istana pada sore hari nanti. Berita itu sebetulnya sudah tersebar sejak seminggu terakhir, dan pada hari itu, persiapan penyambutan utusan Raja Jawadwipa, Airlangga,
dilakukan secara khusus.
Bukan apa-apa, setelah mengalami serangan Kerajaan
Chola, Raja Sri Tunggawarman, juga sadar, bahwa
permusuhan dengan Kerajaan di Jawadwipa lebih banyak ruginya. Itulah sebabnya, bujukan Padri dari India untuk mengundang Pendeta Sakti Jawadwipa diiyakannya
dengan maksud mempererat rasa persaudaraan dengan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
penguasa di Jawadwipa lewat jalur diplomasi
keagamaan. Sementara itu, Raja Airlangga sendiripun, mengalami kesulitan yang sama dengan Sriwijaya, yakni beliau baru naik tahta. Dan masalah utamanya ialah, menghadapi
kerajaan-kerajaan kecil yang memisahkan diri pasca
turunnya Raja Dharmawangsa, keadaan yang sudah
tentu sangat menyulitkannya.
Prosesi penyambutan dilakukan terutama oleh para
pembesar agama Budha yang banyak mendampingi Raja
Sri Tunggawarman. Bahkan Bhiksu Utama Kerajaan,
Bhiksu Darmakitri " seorang Bhiksu Utama dan sangat mendalami Agama Budha " berkenan menyambut
kedatangan sang tamu.
Sepanjang jalan dari Gerbang Kota Raja hingga
memasuki istana, dibuat menjadi meriah, meskipun baru di gerbang Istana hingga melewati Balairung dan masuk ke Ruang Pertemuan atau Jamuan tamu baru hiasan-hiasan nampak ramai. Sementara itu, pemimpin
penerimaan tamu dari Jawadwipa itu adalah langsung
oleh Bhisu Darmakitri, seorang Pendeta Budha yang
sangat saleh dan dekat dengan Raja Sri Tunggawarman.
Sedangkan Raja Sri Tunggawarman sendiri, menunggu
tamunya tersebut di ruangan pertemuan atau ruangan
jamuan istimewa untuk tamu Kerajaan. Raja Sriwijaya ini didampingi oleh Permaisurinya dan juga oleh beberapa Menteri dan Pejabat Kerajaan, temasuk didalamnya
Menteri Kebudayaan dan Penasehat Raja. Dan sudah
tentu, dibarisan para pejabat tinggi itu, berdiri dengan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
hormat Maha Patih Kerajaan Sriwijaya, yang nampak
agung dalam pakaian kebesarannya.
Sebagai tamu yang diundang, sekaligus menjadi
utusan Raja Airlangga dalam hal hubungan keagamaan, adalah Pendeta Sakti Jawadwipa " yang sebenarnya
bernama asli Kaho Dahi " sebetulnya pada masa lalunya adalah seorang pengelana sakti berjuluk Bintang Sakti 8
Penjuru. Jarang yang mengetahui asal usul tokoh sakti ini, yang pada saat ini sudah memasuki usia ke-60 an.
Kurang lebih di usianya yang ke 35, Kaho Dahi atau
Bintang Sakti 8 Penjuru akhirnya memilih kehidupan
sebagai Pendeta Budha dan diusianya yang ke 45,
memilih menetap di sekitar Candi Borobudur. Di sekitar lembah tersebut, sebenarnya banyak bertebaran Candi-candi dan bangunan keagamaan, bahkan juga termasuk
Candi Agama Hindu.
Karena itu, Kaho Dahi atau Bintang Sakti 8 Penjuru
yang tinggal dan bertapa di daerah tersebut, jadi banyak mengenal Agama Budha, Hindu dan bahkan beberapa
agama asli Jawadwipa dan tentu termasuk agama asli
daerah darimana dia berasal, yakni Sabu " sebuah suku yang menetap di sebelah timur Pulau Jawadwipa dan
Balidwipa. Sebetulnya, tokoh ini masih memiliki pertalian keturunan dengan gurunya yang juga berasal dari Pulau yang sama.
Sebuah pulau di sebelah timur Jawadwipa dimana
penduduk aslinya mengaku bahwa nenek moyang
mereka sebetulnya berasal dari daerah India. Pilihan Kaho Dahi menetap di sekitar Candi Borobudur,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sebetulnya dilandasi oleh ketertarikannya untuk
mendalami agama Budha dan sekaligus agama Hindu
yang sangat dekat kaitannya dengan agama leluhurnya di Sabu.
Dan karena dalam waktu yang lama Kaho Dahi
menetap di daerah itu, maka pemahamannya atas
Agama Budha, Hindu, agama Asli Jawadwipa dan Sabu
menjadi menyatu dalam dirinya. Bahkan bersama dengan gurunya, Kaho Dahi banyak menelorkan tulisan dan
pendalaman keagamaan yang sebetulnya sudah saling
kait mengait antara agama yang didalaminya.
Belakangan, di usianya yang memasuki 50-an, Kaho
Dahi, mulai lebih dikenal sebagai Pendeta Sakti
Jawadwipa, karena banyak melindungi kuil-kuil dan candi agama di seputaran Candi Borobudur. Dan mulai usianya yang ke 55, Pendeta Sakti Jawadwipa mulai menerima
murid dan mendirikan Padepokan Keagamaan dan
sekaligus melatih muridnya dalam ilmu-ilmu kesaktian.
Dan padepokan inilah yang melindungi lingkungan
keagamaan dari penjarahan orang jahat dan menjaga
praktek praktek ritual di lingkungan candi tersebut.
Dan sekarang ini, Pendeta Sakti Jawadwipa inilah yang dengan diiringi 3 orang pengikutnya dari padepokan yang berjalan memasuki gerbang Istana Sriwijaya. Karena
diundang dalam urusan keagamaan, maka Pendeta Sakti Jawadwipa membawa 2 orang murid utamanya yang
khusus mendalami masalah keagamaan.
Khususnya agama Budha. Dan dalam hal penguasaan
agama Budha, maka kedua Bhiksu tersebut termasuk
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang terbaik dari padepokan dan terkenal sebagai Bhiksu yang saleh. Sementara seorang murid lainnya, selain mendalami keagamaan, juga adalah murid dalam hal
kesaktian " yang dalam hal kepandaian termasuk tokoh kelas atas di Jawadwipa.
Kedua murid Pendeta Sakti Jawadwipa yang menganut
agama Budha adalah Bhiksu Andanavira dan Bhiksu
Dyanavira, sementara muridnya yang lain adalah


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wanengpati dan berjuluk Pertapa Sakti Lembah Tidar, karena aslinya dia berasal dari sebuah dusun di Lembah Tidar. Ketiga murid inilah yang mendampingi Pendeta Sakti Jawadwipa dalam mengunjungi Raja Sriwijaya, dan kini ketiganya berjalan khikmat mengiringi guru mereka, yang memenuhi undangan Raja Sriwijaya ?" perlahan
memasuki istana Raja Sriwijaya.
Dibelakang ketiga tamu ini, kemudian berjalan para
pasukan penerima tamu yang mengantarkan sekaligus
mengawal keempat orang tamu hingga ke gerbang
Istana. Dan di gerbang Istana, telah menunggu Bhiksu Darmakitri, yang setelah memuji keagungan Budha,
mengucapkan salam dan kemudian mengiringi para tamu bertemu dengan Raja Sri Tunggawarman di Ruang
Penerimaan Tamu Negara.
Hanya beberapa saat dalam kebesarannya Raja Sri
Tunggawarman didampingi para pembesar Kerajaan
Sriwijaya menerima keempat orang tersebut, sampai
kemudian secara khusus mereka diterima di sebuah
ruang pertemuan khusus. Ruangan yang biasanya
digunakan Raja Sri Tungawarman untuk menyambut
tamu-tamu khusus dalam hal keagamaan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan ruangan tersebut memang sangat bernuansa
keagamaan, disudut-sudutnya adalah ornament yang
menggambarkan "Jalan Budha", disertai dengan
beberapa patung sembahan Budha. Bahkan, beberapa
ornament dalam ruangan tersebut, nampak berciri sama dengan yang berada di Candi Borobudur, dan membuat
Pendeta Sakti Jawadwipa menjadi kagum terhadap sang Raja.
Ada cukup lama waktu yang digunakan oleh tamu-
tamu tersebut yang diterima berdiskusi dengan Raja
Sriwijaya ditemani oleh Bhiksu Darmakitri dan juga Padri dari India yang kemudian dikenal sebagai Bhiksu
Chudamani. Sekali pandang, baik Pendeta Sakti
Jawadwipa maupun Bhiksu Chudamani sudah saling
maklum dengan siapa mereka sedang berhadapan.
Dan Pendeta Sakti Jawadwipa membenarkan firasat
adik perguruannya, bahwa Bhiksu atau Padri dari India ini memang adalah orang yang sakti mandraguna.
Meskipun sanggup menyembunyikan kepandaiannya dan
bersembunyi dibalik kelembutan dan penguasaan
keagamaan tingkat tinggi, tetapi tamengnya itu masih sanggup ditembus Pendeta Sakti Jawadwipa.
Tetapi sebaliknya, Bhiksu India itu, juga sanggup
melihat kedalaman yang dimiliki Pendeta Sakti
Jawadwipa. Dan getaran pertemuan mereka
menyadarkan Pendeta Sakti Jawadwipa, bahwa memang
benar, bahkan Bhiksu India itu bahkan masih
mengatasinya. "Nampaknya adi Reksa benar, dalam hal kesaktian hanya Guru yang akan sanggup
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menanganinya, bila memang sesuatu yang buruk terjadi"
pikir Pendeta Sakti Jawadwipa.
Tetapi percakapan yang terjadi sungguh-sungguh
menarik. Terutama membahas banyak segi dari Agama
Budha, baik perkembangannya di Sriwijaya, kemudian
juga perkembangannya di Jawadwipa, dan bahkan
diperbandingkan dengan di India sekalipun. Menarik, karena ternyata pemahaman dan pengetahuan Pendeta
Sakti Jawadwipa, sanggup mengimbangi pengetahuan
dan pemahaman mendalam dari Bhiksu India.
Hal ini sangat mungkin karena guru Pendeta Sakti
Jawadwipa adalah seorang tokoh sepuh yang berkelana bahkan hingga ke India dan Tiongkok, dan menuliskan banyak pemahaman keagamaan dengan muridnya itu.
Karenanya, dari semua murid gurunya, Pendeta Sakti
Jawadwipa inilah yang paling memahami urusan
pemahaman keagamaan. Bahkan sanggup menelisik dan
membandingkan dengan agama-agama lain sekalipun.
Karena itu, percakapan mereka menjadi sangat
menarik dan sanggup memperdalam pemahaman
masing-masing atas banyak segi dari Agama Budha. Hal yang membuat Raja Sri Tunggawarman menjadi sangat
senang dan sangat tertarik hingga lupa bahwa mereka sudah lebih dari 3 jam berbicara tanpa henti. Untunglah, Bhiksu Darmakitri kemudian mengingatkan bahwa tamu
masih letih, dan percakapan masih bisa dilanjutkan hari-hari kedepan.
Selanjutnya adalah Bhiksu Darmakitri itu jugalah
bersama dengan Bhiksu Chudamani yang kemudian
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengajak Pendeta Sakti Jawadwipa dan murid-muridnya untuk bermalam di Kuil Budha di kota Raja. Kuil yang dibangun tidak jauh dari Istana Raja, sebuah Kuil Budha yang megah dan besar dipusat Kota Raja Sriwijaya, yang selalu menjadi tempat bermalam tamu kehormatan
dalam hal agama.
Kuil itu dinamakan Kuil Raja-Raja, dan menjadi Kuil Utama Budha di Ibu Kota Kerajaan Sriwijaya. Pendeta-pendeta tamu rata-rata ditempatkan di Kuil tersebut, yang juga menjadi tempat bersemayam Bhiksu
Darmakitri sekaligus tempatnya mengajar dan
menyebarkan Agama Budha di Sriwijaya.
Bhiksu Darmakitri yang saleh inilah yang berperan
besar dalam penyebaran Agama Budha pada masa
Sriwijaya dan membuat kerajaan Sriwijaya identik
dengan agama Budha. Tetapi, dari kuil Budha ini jugalah berawal perseteruan panjang yang melibatkan banyak
tokoh-tokoh persilatan yang berasal dari India, Tiongkok, dan bahkan Jawadwipa.
Sebuah pertarungan yang melibatkan banyak
kepentingan dan ambisi yang melibatkan begitu banyak tokoh sepuh dari beberapa Kerajaan yang sebelumnya
memiliki hubungan baik, bahkan hubungan keagamaan,
perdagangan dan jalur laut.
Pendeta Sakti Jawadwipa ditempatkan dalam sebuah
ruangan terpisah dengan murid-muridnya, meskipun
mereka semua berdekatan. Dan mereka masing-masing
dilayani oleh Pendeta Budha yang banyak berada di kuil TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
itu, yang tugas utama mereka adalah menjalankan
upacara keagamaan kerajaan Sriwijaya.
Tetapi, melayani Bhiksu-Bhiksu dan tokoh agama
tamu, adalah juga tugas dan pekerjaan mereka. Di hari-hari pertama pada minggu pertama dari rencana 2
minggu kunjungan Pendeta Sakti Jawadwipa, lebih
banyak diskusi dan tukar pikiran dengan Raja Sri
Tunggawarman. Kesan mendalam didapatkan Pendeta
Sakti Jawadwipa dari sang Raja yang begitu menguasai Agama Budha dan bahkan memiliki semangat luar biasa dalam menyebar luaskan agama Budha tersebut.
Meskipun, juga terselip rasa khawatir, karena
penerapan di jajaran pemerintahan, nampaknya berada di luar kontrol yang tepat dari Raja yang saleh dalam beragama tersebut. Raja Sri Tunggawarman sendiripun sangat senang mendengarkan penjelasan dari Buku
Agama yang dibawah Pendeta Sakti Jawadwipa. Bahkan
beberapa kali mereka berdiskusi berdua hingga
bersemadhi bersama. Dan hanya dua kali Bhiksu
Chundamani ikut mendiskusikan isi Kitab Agama milik Pendeta Sakti Jawadwipa tersebut dengan minat yang
juga tidak kurang tingginya.
Bahkan ketika pada hari ke-8 Raja Sri Tunggawarman
berhalangan bertemu karena menerima utusan dari Raja Taklukan dari Kambodja, Bhiksu Chundamani meminta
pertemuan secara khusus dengan Pendeta Sakti
Jawadwipa. Meskipun pada awalnya Pendeta Sakti
Jawadwipa sudah mengenal dan bahkan mencurigai
Bhiksu ini, tetapi pada akhirnya dia menyadari bahwa TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bhiksu sakti ini tidak mengandung niat jahat
terhadapnya. Bhiksu Sakti tersebut bila ditaksir usianya sekitar mendekati 80 tahunan, dan menjadi seorang Bhiksu Sakti dan terkemuka di wilayah kerajaan Chola India Selatan.
Karena itu diskusi dan pendalaman mereka, ikut
memperluas wawasan keagamaan masing-masing. Dan
pada hari mereka bertemu dan berdiskusi, justru
pembicaraan mereka mengagetkan Pendeta Sakti
Jawadwipa: "Pada awalnya kuharap tidak benar, bahwa kekisruhan akan berasal dari tempat ini" Begitu Bhiksu Chundamani mengawali percakapannya.
"Tetapi, nampaknya memang benar. Karya gurumu
Bintang Sakti Dari Selatan (Kolomoto Ti Lou) yang
banyak mengembara hingga ke India dan Tiongkok serta meramu banyak ajaran agama serta kemudian
menyarikannya dalam pelajaran Ilmu Silat tingkat tinggi telah menyebar luas di banyak tempat. Ajaran-ajaran yang banyak mendasarkan pada sari ajaran Yoga, Yin
dan Yang, Unsur Utama Alam Semesta, Jalan Terang
Budha, dan ajaran-ajaran rahasia dari banyak ajaran agama, telah mampu dirumuskannya dalam beberapa
bentuk ilmu yang khas dan luar biasa. Demikian yang mampu kuterawang dan kudengar. Meskipun belum
kuketahui bagaimana caranya, tetapi kelihatannya benar, dari sinilah semuanya akan berawal"
"Apa maksudmu Bhiksu Chundamani?" Pendeta Sakti
Jawadwipa terkejut setengah mati. Tidak disangkanya TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bahwa kerja keras gurunya selama 30 tahun terakhir
sudah tercium banyak orang, justru di negeri seberang yang nampaknya mustahil bisa mengetahuinya.
"Engkau, dan karena memang aku sudah tahu, bahwa
gurumu adalah seorang yang luar biasa saktinya. Bahkan aku terhitung sahabat dekat gurumu ketika kami bertemu di tanah India (Thian Tok). Pertemuan kami membuatku banyak memperoleh pencerahan, termasuk
penyempurnaan ilmu kepandaianku. Jika tidak salah,
bahkan akupun masih belum cukup sanggup menandingi
gurumu, meskipun jaraknya tidaklah cukup jauh. Dan
kulihat, bahkan engkaupun sudah hampir menyusul
kemampuanku"
"Ach, Bhiksu sungguh mengangkatku terlampau
tinggi" "Budha memberkati ".. engkau banyak miripnya
dengan gurumu itu. Bahkan jika tidak salah, kalian
berasal dari garis keturunan yang sama. Benarkah?"
"Guruku adalah juga pamanku Bhiksu, dan dia menjadi salah seorang dengan kekuatan paling tinggi dalam 300
tahun terakhir ini di garis keturunan keluarga kami di timur jauh pulau Jawadwipa"
"Itulah kehebatannya. Meskipun baru mendengar
sebelum datang ketempat ini, tapi aku yakin, bahwa
benar dia berkemampuan menuliskan dan menciptakan
ilmu yang seakan meramu dan menggabungkan banyak
kehebatan ilmu dari tanah yang disinggahinya. Dan
hanya dengan membaca bagian-bagian awal dari Kitab
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Agama itu bisa kuraba betapa hebat pendalamannya atas ajaran-ajaran agama. Dan sekaligus, aku yakin dan tidak akan heran, bahwa bagian terakhirnya akan berisi ajaran ilmu kesaktian tersebut"
Sekali lagi Pendeta Sakti Jawadwipa tersentak. Untuk pertama kalinya selain dia dan gurunya, ada yang tahu bahwa Kitab Agama itu berisi 3 lembar terakhir yang berisi sari pati atau perasan dari pemahaman gurunya atas Ilmu-Ilmu Silat yang dijumpainya dalam
pengembaraannya. Dan setahunya, hanya gurunya dan
dia sendiri yang mengetahui rahasia tersebut.
Jikapun ada yang mungkin mengetahuinya, setidaknya
adalah Dia sendiri, gurunya, dan paling mungkin 2 orang adik seperguruan lainnya. Tetapi, kedua adik
seperguruan itu, sudah 10 tahun terakhir tidak diketahui lagi kabar beritanya. Bahkan adik perguruan yang
bungsu, yakni Bintang Sakti Membara, bahkan tidak
mengetahui keberadaan Kitab Agama tersebut, apalagi bagian akhir dari Kitab itu.
Kitab Agama hasil perasan dari pengalaman perjalanan gurunya di banyak tempat, memang diakhiri dengan 3
lembar rahasia yang tertulis dalam bahasa Jawadwipa.
Dan khusus 3 lembar terkahir, juga ada yang tertulis dalam bahasa Sansekerta, tetapi selalu disimpan dan dibawah oleh gurunya.
Kitab Agama ditulis dalam bahasa Jawadwipa Kuno,
karena memang terutama dimaksudkan untuk kebutuhan
Pendeta Sakti Jawadwipa yang mengurusi dunia
keberagamaan di lingkungan Candi Borobudur. Ketika
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bhiksu Chundamani mengungkapkan dugaannya yang
tepat soal Ilmu Silat, Pendeta Sakti Jawadwipa sedikit tersentak. Kaget bukan buatan. Tetapi, segera dia
mendengar suara Bhiksu Chundamani yang sudah
besuara kembali:
"Tenanglah Pendeta Sakti ".. kedatanganku ke
Sriwijaya, karena merasa dan melihat bahwa awal
pertikaian besar yang nanti akan bergeser hingga ke India dan Tiongkok, justru berawal dari sini. Tanpa melihat lebih jauh, aku sadar, bahwa setengah dari
firasatku terbukti benar. Tetapi jangan takut, aku tentu saja tidaklah berkeinginan merebut Kitab Agama itu, tapi ingin memperingatkan agar berhati-hati dengan
keberadaan Kitab tersebut. Apalagi, ini yang kusedihkan, nampaknya usia Kerajaan ini tidak cukup panjang lagi dalam masa kejayaannya. Ach, Budha Maha pengasih,
semua sudah ditakdirkan"
"Terima kasih Bhiksu ". Terus terang memang guru
pernah menciptakan ilmu tersebut selama 15 tahun
setelah pengembaraannya selesai. Menurut Guru, itulah hasil dari percakapannya dengan banyak tokoh agama
dan tokoh sakti dari banyak penjuru dunia. Bahkan Ilmu itu, meski perasan dari ajaran banyak agama, tetapi bisa dipisahkan dan dilatih terpisah dari Kitab Agama. Meski begitu, hingga saat ini, bahkan aku sendiri tidak
berkemampuan untuk menanjak sampai tamat pada
bagian ketiga dari lembaran itu. Sampai saat ini, hanya Guru seorang yang mencapai tingkatan tertinggi itu, tetapi juga tidak pernah ditunjukkannya kepada
siapapun" TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Aku sendiri tidak membutuhkannya, selain sudah
terlalu tua, juga karena menghargai persahabatanku
dengan gurumu. Tetapi akan terlalu banyak orang yang mengincarnya, karena entah bagaimana di India dan
Tiongkok, kabar mengenai buku itu tersebar di kalangan para tokoh sepuh. Dan tokoh-tokoh mujijat yang sudah lama tersembunyi, tetapi bila mendengar adanya
kemampuan yang mujijat dan sebuah buku pusaka, pasti akan mudah tersentuh keinginannya untuk memilikinya"
"Apakah Bhiksu Chundamani yang mulia memiliki
saran atas keadaan ini?"
"Entahlah, tetapi entah mengapa firasatku
mengatakan bahwa sesuatu akan berawal dari sini" Dan bagaimana pulakah awalnya" Hal ini sungguh
membuatku bingung. Bahkan teramat bingung
memikirkan bahwa buku atau kitab yang menurutmu
sangat dirahasiakan itu, justru bocor keluar dan akan sangat menggoncangkan jagad"
"Bhiksu ". Engkau adalah tokoh kedua yang
mengingatkanku masalah ini. Sebelumnya adik
seperguruanku juga telah mengingatkan adanya
firasatnya yang kurang baik terkait dengan kitab Agama guru kami, dan diapun baru tahu kemaren bahwa guru
kami menciptakan Ilmu rahasia itu dalam lembaran Kitab Agama itu"
"Hm, aku tahu. Ada seorang tokoh sakti di pinggiran sungai Musi, seorang tokoh sakti yang sederhana, tetapi kelihatannya memiliki daya jangkau kedepan yang tidak berada dibawahku"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sungguh luas jangkauan penerawangan Bhiksu.
Apakah Bhiksu juga menduga bahwa begitu banyak
tokoh tersembunyi yang sedang berada di Sriwijaya saat ini, dan juga cukup banyak dari mereka itu justru berada disini dengan maksud yang tidak baik?"
"Jika pertanyaanmu lebih jujur, maka pertanyaan yang seharusnya adalah engkau bertanya mengapa begitu
banyak tokoh asal India yang saat ini berada di Sriwijaya.
Dan sebagian dari mereka, ternyata berkedok tokoh
agama tetapi melakukan hal-hal yang kurang layak.
Bukankah seharusnya demikian pertanyaannya?"
"Ach, sungguh tidak ada yang bisa lepas dari
penerawangan Bhiksu. Tetapi sejujurnya memang
demikian pertanyaannya"
"Sejujurnya, kedatanganku kemari memang dalam
waktu yang sangat tidak tepat. Meskipun sadar bahwa Kerajaan Cola akan menyerang Sriwijaya, tetapi
betapapun aku mencoba keras mencegahnya, naluri
ekspansi Rajendra Cola I teramat tinggi. Padahal, dan ini yang kusayangkan, Sriwijaya telah menjadi pusat
penyebaran agama Budha selama ratusan tahun. Dan
engkau tahu, mereka memiliki Raja yang baik dan juga seorang pendeta Budha yang luar biasa dalam diri Bhiksu Darmakitri. Tetapi, keinginan kuat melihat Kitab Agama karya gurumu, serta keingintahuan mengapa konflik
berawal dari sini telah ikut menyeretku dalam pusaran panjang ini" Bhiksu Chundamani yang sakti itu nampak menarik nafas panjang. Seperti ada sesuatu yang
membebaninya. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Aku percaya dengan uraian Bhiksu. Meskipun sulit
menghindarkan bencana yang dihadapi Sriwijaya, tetapi tetap akan ada orang yang mencobanya. Bagaimana
setelah Bhiksu melihat dan bahkan membaca Kitab
Agama guruku?"
"Tugas dan keinginanku yang terakhir sudah
terpenuhi. Tetapi, akupun sadar, bahwa karena telah melayani keinginanku itu, akhirnya akupun akan terseret sangat jauh dengan pusaran konflik yang berawal dari sini. Entah bagaimana itu nantinya terjadi dan bagaimana pula akhirnya"
Akhirnya percakapan kedua tokoh sakti inipun
berakhir. Namun sebelum berpisah, Bhiksu Chundamani masih sempat kembali berpesan kepada Pendeta Sakti
Jawadwipa: "Hendaklah engkau selalu awas, karena kulihat
engkaupun akan terbawa jauh oleh arus dan pusaran
konflik ini. Seperti juga aku. Firasatku mengatakan, bahkan banyak tokoh sakti Swarnadwipa akan terlibat pada tahap awal ini, selain tokoh-tokoh asal India yang juga memang sudah berada disini. Budha memberkati
".." "Terima kasih Bhiksu"
Dan kemudian masing-masing kembali ketempat
istirahatnya dengan membawa beban pikirannya masing-masing. Tetapi, kedua tokoh sakti itu setidaknya menjadi lebih saling mengerti akan posisinya dalam persoalan yang semakin jelas akan terjadi itu. Meksipun demikian, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
keduanya tetap terus menduga dalam kewaspadaannya
masing-masing. Karena bagaimana akan terjadinya, dan seperti apa kemudian, tetap merupakan suatu misteri yang belum bisa mereka pecahkan pada saat itu.
Yang pasti, selama beberapa hari kemudian, kembali
keduanya terlibat percakapan dan pendalaman serius
masalah keagamaan bersama Raja Sri Tunggawarman
dan Bhiksu Darmakitri. Disamping itu, Pendeta Sakti Jawadwipa, juga menjadi semakin berhati-hati terhadap benda pusaka gurunya yang selalu dibawanya
kemanapun dia pergi.
Menjelang hari-hari terakhir kunjungan Pendeta Sakti Jawadwipa Raja Sri Tunggawarman disibukkan oleh
kabar yang sangat tidak mengenakkan. Yakni, bahwa
terjadi pertempuran-pertempuran laut antara armada
laut Kerajaan Cola dengan armada Laut Kerajaan
Sriwijaya. Pertempuran-pertempuran tersebut terjadi dekat Kedah, salah satu pusat perdagangan Sriwijaya yang langsung berada dan menghadap ke Selat Malaka.
Pertempuran-pertempuran tersebut kabarnya sangat
dahsyat, meskipun armada laut Sriwijaya masih sanggup menahan serangan musuh tersebut. Bahkan kabar
terakhir, Panglima Tertinggi Armada Laut, Jayeng
Kencana, telah menghadap Raja Sri Tunggawarman


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untuk turun langsung memimpin anak buahnya menahan
serangan musuh.
Kabar tersebut membuat Raja Sri Tunggawarman
sedikit sedih, dan secara otomatis mengurangi frekwensi pertemuannya dengan Pendeta Sakti Jawadwipa.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu, Pendeta Sakti Jawadwipa sendiri, menjadi kurang enak hati untuk buru-buru minta diri kepada Raja Sri Tunggawarman dan menunggu saat yang tepat untuk melakukannya.
Tetapi Pendeta Sakti Jawadwipa nampaknya tidak lagi sempat melakukannya. Nampaknya penyerangan
terhadap Sriwijaya menjadi momentum yang
dimanfaatkan kelompok tertentu untuk melaksanakan
apa yang lama mereka rencanakan. Di tengah keresahan yang melanda Kerajaan Sriwijaya atas serangan Kerajaan Chola, pada suatu malam nampak 2 bayangan berjalan
tenang di lorong menuju tempat istirahat Pendeta Sakti Jawadwipa.
Anehnya, keduanya berjalan santai dan dalam wujud
yang sangat sulit dikenali, dan sepertinya sangat
mengenal jalanan dan kompleks yang mereka masuki.
Pendeta Sakti Jawadwipa dan murid-muridnya,
sebetulnya sudah bersiaga sejak hari-hari sebelumnya, bahkan mulai berkemas untuk minta diri. Tetapi, siapa sangka, kesibukan Kerajaan Sriwijaya dalam menahan
musuh, malah membuat rencana kepulangan mereka
mengalami penundaan.
Dan malam ini adalah malam ketiga dari perpanjangan waktu mereka di Sriwijaya, dan sedang menunggu
kesempatan minta diri. Tak diduga, pada malam itu
justru musuh melancarkan aksinya, pada saat mereka
justru kurang bersiaga. Pendeta Sakti Jawadwipa sendiri baru menyadari bahwa tokoh yang dihadapinya lihay luar biasa, tetapi itu tejadi justru pada saat terakhir, dan saat-TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
saat itulah yang menentukan dan nampaknya memang
direncanakan. Pada saat menyadari kehadiran orang yang tak
dikehendaki, serangkum hawa aneh dan mujijat justru sudah berusaha untuk mempengaruhinya. Dan tidak ada waktu cukup baginya untuk berbuat hal-hal yang lain, karena sangat terasa kekuatan mujijat yang
menyerangnya bahkan sedikit lebih kuat dari yang
menempurnya di tempat adik angkatnya.
Tak ada jalan lain selain segera melawannya dengan
segenap kemampuannya. Dan, sungguh kaget, karena
kekuatan lawan sangat luar biasa, bahkan dirasakannya masih sedikit di atas kemampuannya. Dan yang lebih
mengejutkan lagi, ketika dia berkutat melawan serangan menggelap dengan kekatan mujijat itu, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, dan melayang sesosok bayangan
kearahnya. Dan dengan tanpa ragu berjalan kearah meja
disamping tempat istirahatnya, disana bayangan itu
tanpa ragu mengangkat Buku Agama karya gurunya dan
dengan cepat menyobek 3 halaman terakhir kitab itu, dan dengan cepat melayang keluar kamar. Tetapi, pada saat bersamaan sesosok tubuh lainnya dengan ringan
berkelabat keluar dari kamar disudut seberang kamar Pendeta Sakti Jawadwipa.
Tidak pelak lagi, itulah Bhiksu Chundamani yang ketika melihat ada dua orang di depan kamar Pendeta Sakti
Jawadwipa dengan cepat menyadari bahwa sesuatu yang luar biasa sedang terjadi. Tetapi, ketika berkelabat TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mendekat, dengan segera dia terkejut melihat kedua
orang yang sedang "mengerjai" Pendeta Sakti Jawadwipa tersebut. Dan masih sempat dia melihat seorang yang baru keluar dari kamar Pendeta Sakti Jawadwipa
memasukkan lembaran kertas kedalam saku jubahnya
yang lebar. Dan Bhiksu Sakti itu segera sadar apa yang sedang terjadi.
"Hm, kalian ?" sungguh tidak sopan menyerang
lawan yang tidak siap. Lepaskan dan kembalikan barang curian itu" Bhiksu Chundamani dengan cepat berkelabat mendekat. Tetapi, orang yang baru saja keluar dari
kamar Pendeta Sakti Jawadwipa dengan segera
menghadangnya dan menyerangnya dengan pukulan
yang mematikan.
Tidak ada cara lain, serangan itu dihadapi dengan
kibasan lengan Bhiksu Chundamani, dan benturan
keraspun terjadi. "Bressssss" dan diikuti dengan
terlontarnya tubuh penyerang Bhiksu Sakti itu kearah orang yang sedang menyerang Pendeta Sakti Jawadwipa.
Dalam kekagetannya, Bhiksu Chundamani secara tidak
sengaja telah mengerahkan tenaga saktinya berlebihan.
Dan akibatnya, tubuh penyerangnya terlontar deras
kebelakang dan mengarah ke orang lain yang sedang
menyerang Pendeta Sakti Jawadwipa. Tetapi, Bhiksu
Chundamani sendiri terguncang mundur sampai 3-4
langkah kebelakang, dan terkejut oleh kekuatan yang dilontarkan lawannya. Sementara itu, penyerang Pendeta Sakti Jawadwipa terpaksa melepas serangannya dan
menyambut tubuh kawannya dengan ringan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pada saat bersamaan dari 3 kamar lainnya, melayang
keluar 3 sosok tubuh yang dengan cepat bergerak kearah kamar Pendeta Sakti Jawadwipa. Semua kejadian
tersebut berlangsung dalam hitungan detik belaka.
Tetapi ketiga orang itu, masih sempat menyaksikan
benturan kekuatan antara Bhiksu Chundamani dan si
penyerang, yang mengakibatkan keduanya terlontar
kebelakang. Dan seterusnya, si penyerang kemudian melayang
menjauh, dan pada akhirnya kemudian hilang ditelan
kegelapan malam. Pada saat bayangan tersebut
menghilang, dari dalam kamar melesat keluar Pendeta Sakti Jawadwipa, meski wajahnya tetap tenang, tetapi tatapannya kearah Bhiksu Chundamani nampak penuh
pertanyaan. Dan dalam selintasan itu, Bhiksu
Chundamani segera paham apa yang telah dan sedang
terjadi. Sangat paham malah.
"Bhiksu, pada akhirnya kejadiannya memang seperti
yang kita percakapkan. Kekuatan penyerang itu sungguh luar biasa, bahkan masih sedikit diatasku. Tapi
betapapun hebatnya orang itu, malam ini juga aku harus melakukan pengejaran. Adakah petunjuk yang bisa
Bhiksu berikan buat kami?"
Bhiksu Chundamani menganggukkan kepala dan
bahkan kemudian berkata dengan tegas:
"Benar ". keduanya bahkan memiliki hubungan
perguruan denganku. Yang menyerangmu adalah Naga
Pattinam, adalah adik perguruanku yang bahkan
mungkin lebih lihay dariku karena dia belajar juga ilmu TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kesaktian di Srilanka, sebuah bangsa di Selatan India.
Sementara yang tadi kulukai, entah sudah meninggal
atau belum, adalah murid utama adik perguruanku itu.
Ada baiknya engkau berhati-hati menyusuri jejaknya, dan karena melibatkan pintu perguruanku, maka akupun
akan berusaha mengejarnya untuk mengembalikan
barang milik gurumu"
"Terima kasih Bhiksu, kami mohon diri"
Dan tanpa membawa apapun juga, Pendeta Sakti
Jawadwipa segera mengajak Wanengpati untuk berlalu
dari Kuil itu melakukan pengejaran terhadap Naga
Pattinam yang telah mencuri benda berharga hasil karya gurunya. Sementara kedua orang murid lainnya, untuk sementara ditinggalkan di kuil tersebut. Pada malam itu juga, Bhiksu Chundamani menemui Bhiksu Darmakitri
dan mohon diri setelah menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya. Dan dimulailah pengejaran dan perebutan Kitab Pusaka yang sebenarnya hanya terdiri atas 3
halaman belaka itu.
"Adi Reksa, nampaknya tugasmu disini sudah
berakhir" "Nampaknya benar Kakang, sebuah perjalanan jauh
sepertinya sedang menunggu. Tapi bagaimana
penyelidikanmu selama 2 hari belakangan ini?"
"Tidak menghasilkan apa-apa. Tetapi mata batinku
menyatakan bahwa para pencuri itu masih berada di
Sriwijaya, atau setidaknya Swarnadwipa ini. Hanya entah dimana mereka berada tepatnya, akupun tidak tahu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Jika demikian, kita perlu meminta bantuan sahabatku yang lain kakang"
"Siapa maksudmu?"
"Aku mengenal Datuk Bukit Barisan dan Kakek
penjaring Angin. Kedua tokoh besar Swarnadwipa yang mengerti seluk beluk Sriwijaya dan pulau ini. Dijamin mereka mampu membantu kita"
"Baiklah, terserah engkau saja Adi. Tapi bagaimana
dengan tugas terakhirmu itu" Sudahkah engkau
menuntaskannya"
"Sudah kakang. Suro Bhakti telah menyelesaikan
latihannya, demikian juga kedua keponakanku, Pandji Winata dan Ratna Sari. Mereka sudah menamatkan
latihannya, ditanggung mereka menjadi tokoh muda sakti mandraguna saat ini. Tetapi mereka memiliki tugasnya sendiri-sendiri"
"Baiklah Adi, kapan sebaiknya kita bertemu dengan
kedua sahabat kita dari Swarnadwipa itu"
"Sebaiknya hari ini juga kakang, tetapi biarlah Kakang dan engkau Wanengpati, beristirahat sebentar
memulihkan kekuatan"
Pendeta Sakti Jawadwipa yang bergerak selama 2 hari penuh, pada akhirnya menyerah karena tidak mampu
menemukan Naga Pattinam dan muridnya yang terluka.
Dua orang yang menyerangnya dan merampas Kitab
Pusaka Ilmu Kepandaian ciptaan gurunya dan kemudian TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
melarikan diri. Sudah diubek-ubek selama dua hari
berturut-turut tetapi belum juga ketemu dan ketahuan dimana persembunyiannya.
Karena itu, akhirnya Pendeta Sakti Jawadwipa datang menjumpai adik perguruannya, Bintang Sakti Membara, yang memang sudah menduga bahwa kakak
perguruannya akan mendatanginya. Bahkan, dia sendiri selama sebulan terakhir sudah mempesiapkan diri, ketika meraba bahwa dia mau tidak mau harus meninggalkan
Sriwijaya untuk tugas lain yang sangat berat. Tugas yang terkait dengan gurunya yang dihormati dan dicintainya dan yang akan membawanya melanglang jauh untuk
tugas tersebut.
Dan karena menyadari hal tesebut, selama hampir
sebulan, selain menggodok murid-muridnya, Bintang
Sakti Membara, pada akhirnya menuruti pesan kakaknya agar memakan buah mujijat hadiah dari guru mereka.
Sebulan terakhir, Bintang Sakti Membara juga mengalami peningkatan kesaktian yang luar biasa, hingga mampu menyusul kemampuan kakak perguruannya itu, Bintang
Sakti 8 Penjuru, murid kepala dari Kolo Moto Ti Lou.
Tetapi, belum lagi mereka beranjak dari gubuk tempat tinggal Bintang Sakti Membara, menjelang sore, justru Suro Bhakti yang datang ketempat gurunya bersama
dengan kedua orang Kakek Sakti dari Swarnadwipa itu.
Kedatangan Suro Bhakti adalah ingin menjelaskan
keadaan terakhir di Istana Raja dan tugas Panglima
Jayeng Kencana untuk menyiagakan Pasukan Khusus di
sekitar kompleks Istana.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Karena menurut perhitungan Panglima Jayeng
Kencana, pasukan darat Kerajaan Chola bisa sewaktu-
waktu menyerbu istana Raja. Berita yang ditanggap
dengan serius oleh Bintang Sakti Membara, demikian
juga Pendeta Sakti Jawadwipa yang memang sudah
mengetahui bahwa Kerajaan Chola sudah datang
menyerang, meski masih tertahan di perairan Malaka
oleh armada laut Sriwijaya yang terkenal tangguh itu.
Karena itu, dengan cepat Bintang Sakti Membara
menukas: "Masih butuh waktu hampir sebulan bagi pasukan
darat untuk mendekati Istana Raja. Yang justru
mengkhawatirkan, dalam keadaan seperti ini, para tokoh kita di pegunungan berdiam diri atau malah terpecah-pecah oleh iming-iming hadiah. Bukankah begitu Datuk Bukit Barisan dan Kakek Penjaring Angin?" Bintang Sakti Membara sudah berkomentar sambil menyapa kedua
tokoh besar yang berdiri berendengan dengan 2 Datuk lainnya di Swarnadwipa.
"Hahahaha, jika tidak salah, Pendeta yang dihadapan kita pastilah Pendeta Sakti Jawadwipa yang menjadi
tamu raja kita. Apakah benar demikian?"
Pendeta Sakti Jawadwipa dengan rikuh tetap ringan
membalas penghormatan orang sambil tersenyum dan
berkata: "Benar sahabat, demikian orang-orang di Jawadwipa
memanggilku. Selamat bertemu"
"Hahahaha, terlampau sungkan. Siapa tidak mengenal
nama besarmu Bintang Sakti 8 Penjuru pada masa lalu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Nama yang bahkan menggema sampai ke Swarnadwipa"
balas Kakek Penjaring Angin sambil juga turut
menghormat kepada Pendeta Jawadwipa.
Pertemuan antara tokoh sakti itupun akhirnya terjadi.
Sore itu juga, Suro Bhakti menyusun kekuatan pasukan istimewa hasil latihan 2 bulan terakhir di bawah arahan Panglima Jayeng Kencana dan di latih oleh kedua Datuk Sakti dari Swarnadwipa dan juga Suro Bhakti sendiri.
Namun, karena menurut perhitungan Bintang Sakti
Membara, gurunya, bahwa kedatangan pasukan darat
baru akan terjadi dua bulan lagi, maka persiapan-
persiapan dan kesiagaan itu dilakukan secara hati-hati.
Hal ini untuk menghindari kecurigaan dan syak wasangka dari pasukan darat regular yang berada dibawah
komando Panglima Pasukan Darat Sriwijaya. Dalam
situasi yang genting seperti itu, anehnya, Panglima Pasukan Darat justru tidak terlihat aktifitasnya sama sekali.
Bahkan tidak menyiagakan pasukannya dalam kategori
berbahaya, meskipun laporan di istana semua baik-baik saja. Keadaan ini sungguh amat mengherankan. Tetapi, bagi para tokoh sakti, hal tersebut sudah dimaklumi, karena memang Panglima ini termasuk yang sudah
termakan rayuan musuh.
"Jika Panglima itu sudah termakan ayuan musuh,
maka sangat mungkin dia tahu dimana persembunyian
dari tokoh-tokoh pencuri buku pusaka itu" berkata Datuk Bukit Barisan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar, karena dalam penyelidikanku beberapa waktu
lalu, Panglima itu beberapa kali keluar dari istana dalam pakaian preman dan memasuki hutan. Dia bertemu
dengan beberapa tokoh asal India, cuma tidak ada
seorangpun dari mereka yang kukenal" berkata Kakek
Penjaring Angin penasaran.
"Setidaknya, kita mengerti, bahwa ada tanda-tanda
dan jejak yang bisa kita ikuti dalam melacak tokoh
pencuri itu" Bintang Sakti Membara juga ikut memberi komentar setelah berpikir sejenak. Hal yang dianggukkan dan disetujui oleh semua orang.
"Jika demikian, tempat manakah yang menjadi
pertemuan orang-orang itu dalam menjalankan misi
rahasia mereka?"
"Jika tidak salah, di sebuah tempat atau Kuil Kosong, yang berada di seberang sungai ini, dan berjalan terus jauh ke utara" Kakek Penjaring Angin menjelaskan.
"Hm, aneh. Aku telah meneliti tempat itu dua bulan
silam, dan tidak menemukan apa-apa di sekitar tempat itu. Bahkan kakang Jayeng Kencana telah memeriksa
tempat itu bersama pasukannya, tetapi juga tidak
ditemukan ada-apa disana. Ada apakah gerangan"
Bintang Sakti Membara berpikir keras
"Bukan tidak mungkin mereka bersembunyi sementara
untuk menghindari pemeriksaan. Atau bisa jadi, mereka memiliki jalan dan ruangan rahasia di sekitar tempat itu"
berkata pendeta sakti Jawadwipa.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sangat mungkin, sangat mungkin. Tetapi memang
ada baiknya kita mengetahui keberadaan mereka,
karenanya sebaiknya kita menyatroni mereka di malam hari ini juga. Selain mengintip kekuatan mereka, kita juga perlu mempersiapkan siasat untuk menjebak Panglima
Pasukan Darat itu, sehingga sekali kayuh dua tiga pulau bisa dicapai" saran Datuk Bukit Barisan
"Benar, usul itu sungguh bagus" Kakek Penjaring
Angin berseru setuju, sementara Pendeta Sakti
Jawadwipa dan Bintang sakti Membara juga nampak
diam, dan menyetujui usulan tersebut.
Demikianlah, di malam hari itu, Kakek Penjaring Angin yang dikenal memiliki kemahiran tingkat tinggi dalam hal ilmu meringankan tubuhnya, akhirnya menyatroni tempat persembunyian musuh. Cukup lama kepergian orang tua sakti itu, dan baru kembali menemui kawan-kawannya
lewat tengah malam, dengan membawa informasi yang
mengejutkan: "Sungguh celaka, ternyata bergabung bersama
mereka termasuk Datuk 9 Harimau Siluman dan Nini
Hesti Cendani. Mereka adalah 2 dari 4 Datuk besar
Swarnadwipa yang memang selalu menjadi lawan kami
berdua sejak puluhan tahun silam. Bahkan, Panglima itu, ternyata adalah cucu dari Datuk 9 Harimau Siluman.
Pekerjaan ini menjadi semakin sulit" Desis Kakek
Penjaring Angin
"Apakah mereka mencium jejakmu?" bertanya Datuk
Bukit Barisan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Bisa dipastikan, Nini bernama cantik tapi buruk rupa dan si Siluman harimau itu pasti mencium jejakku.
Hanya, mereka pasti tidak akan gentar berhadapan
dengan kita, apalagi mereka juga tahu Sriwijaya sedang dalam ancaman.
"Bagaimana dengan kekuatan mereka Kakek Penjaring
Angin?" bertanya Bintang Sakti Membara.
Nampak Kakek Penjaring Angin menarik nafas panjang
dan cukup masygul, karena pertanyaan itu sungguh
berat dijawab. Tetapi, karena menyangkut banyak
urusan besar, terpaksa keluar juga pengakuan dari
mulutnya: "Di Swarnadwipa ini, ada 4 Datuk Besar yang
dianggap menguasai dan paling berpengaruh. Yang
pertama, adalah Datuk Bukit Barisan, yang menguasai barisan Bukit dan Gunung yang membentang sepanjang
pulau ini, dan kalian telah mengenal orangnya. Dia
mempunyai kekuatan pukulan yang sanggup mendorong
gunung dan bukit untuk berpindah tempat dengan
pukulannya yang terkenal "Pukulan Gugur Gunung".
Orang kedua, adalah Datuk 9 Harimau Siluman, yang
menguasai dengan sempurna isi kitab 9 Harimau
Siluman. Dia mampu mengubah diri menjadi 9 harimau
besar jadi-jadian dan mengerjakan banyak hal bagi


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dirinya. Orang ketiga adalah Nini Hesti Cendani, nama yang rupawan tetapi berwajah buruk rupa dan berhati berbisa. Dia menguasai Ilmu Pukulan Beracun, yang
dinamakannya "Ilmu Pukulan Hasta Berbisa" dan
sanggup meracuni orang hingga mati dalam waktu cepat hanya dengan hawa pukulannya itu. Dan yang teakhir
adalah aku sendiri, Kakek Penjaring Angin, penguasa TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bagian selatan Swarnadwipa dan bedekatan dengan
Jawadwipa. Orang memanggilku demikian karena
kemampuanku mengejar angin, hahahaha kemampuan
yang sebenarnya tidak berarti banyak" Demikian Kakek Penjaring Angin menerangkan.
"Meskipun urut-urutannya demikian, tetapi pada
dasarnya, kami berempat tidak pernah bisa saling
mengalahkan bila bertarung salah lawan satu. Karena itu, sejak 20 tahun belakangan, kami disebut sebagai 4
Datuk Swarnadwipa, meskipun satu sama lain sulit untuk bekerjasama. Jikapun bisa, maka Aku dengan kakek
Penjaring Angin, sementara mereka berdua pasti
berkomplot" tambah Datuk Bukit Barisan.
"Dengan adanya kedua Datuk itu, maka kekuatan
mereka termasuk sangat berbahaya. Apalagi, bisa
dipastikan disana ada Sepasang Ular Dewa, Naga
Pattinam dan Murid Kepalanya. Belum lagi orang-orang pilihan yang bisa dipastikan ditempatkan di lokasi
tersebut" Bintang Sakti Membara mencoba menganalisis kekuatan musuh.
"Benar, Adi Reksa benar. Kekuatan mereka cukup bisa diandalkan dan berbahaya bila dibentur secara
sembarangan. Hanya ada dua kemungkinan, kita
memasuki daerah dan tempat mereka secara bergelap,
atau kita meminta bantuan Suro Bhakti" terdengar suara Pendeta Sakti Jawadwipa.
"Resikonya adalah, terbukanya kemungkinan perang
terbuka antara Pasukan Darat dan Pasukan Laut. Dan hal ini akan tambah memperlemah Sriwijaya. Tidak,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sebaiknya malam ini kita menyusup ke lokasi lawan
berlima saja, dan mencoba mengacaukan keadaan
mereka terlebih dahulu" Bintang Sakti Membara
mengusulkan yang diiyakan pada akhirnya oleh kawan-
kawannya. Percakapan selanjutnya adalah mengatur
siasat bagaimana menyerbu lokasi tersebut dan
bagaimana upaya Pendeta Sakti Jawadwipa yang akan
dibantu oleh Bintang Sakti Membara menyerbu Naga
Pattinam. Sementara kedua Datuk Sakti, Kakek Penjaring Angin dan Datuk Bukit Barisan bersama Wanengpati akan melakukan tugas yang lain.
*** "Blarrrrr" ?" "Wussssss" ?" Kondisi yang
sebelumnya gelap gulita seakan akan menjadi terang
oleh benturan dua kesaktian yang luar biasa. Di halaman dalam kuil yang dibuat menjadi sepi dan terkesan kosong pada siang hari itu, nampak dua orang tokoh tua sedang berhadap-hadapan. Yang seorang adalah Bhiksu atau
Pendeta Agama Budha, memegang tasbeh, dan
berpakaian layaknya Bhiksu sedang mendorongkan
sepasang tangannya kedepan.
Nampaknya sedang dalam konsentrasi yang
membutuhkan kekuatan batin yang luar biasa. Hal itu nampak dari wajahnya yang berkerut prihatin, meskipun tanda-tanda kewelasasihan tetap memancar dari wajah yang sedang berprihatin tersebut. Sementara di sudut lain, seorang tua, nampaknya tidak kalah tuanya dengan si Bhiksu, juga dalam posisi yang sama.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dalam posisi berprihatin, cuma kalau dihadapannya
adalah si Bhiksu yang memegang tasbeh dan
mendorongkan tangan kedepan, maka kakek tua yang
satu ini berpakaian hitam dan membawa sebuah tongkat berkepala ular. Dia juga menjulurkan tangannya kearah sang Bhiksu, dan nampaknya keduanya sedang dalam
pertempuran yang menguras tenaga keduanya.
Hebatnya, benturan dua tenaga yang luar biasa itu
seakan mengubah gelap menjadi terang, hingga 5 orang yang tadinya datang untuk menyatroni tempat tersebut jadi batal melaksanakan niatnya. Keempatnya adalah, Pendeta Sakti Jawadwipa, Bintang Sakti Membara, Kakek Penjaring Angin, Datuk Bukit Barisan, dan Wanengpati.
Kekuatan kedua kakek sakti itu membuat kelima
pendatang ini benar-benar terkejut, apalagi karena
Pendeta Sakti Jawadwipa memang sudah pernah beradu
kekuatan dengan salah satu dari kedua orang kakek itu.
Ya, kakek berpakaian hitam itu bukan lain adalah Naga Pattinam, si pendatang dari India.
Dan kakek itulah yang telah menyerangnya dan
membuatnya kehilangan peluang mempertahankan Kitab
Agama milik gurunya, dan kemudian kehilangan 3 lembar dari kitab itu yang berisi catatan Ilmu Silat saripati pemahaman gurunya selama puluhan tahun. Memandang
kearah dua orang itu membuatnya kemudian berbisik
kepada kawan-kawannya:
"Kelihatannya keadaan menjadi berbalik seperti ini, membuat pekerjaan kita menjadi jauh lebih muda"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar kakang, tetapi keduanya sungguh-sungguh
sakti mandraguna. Sungguh kekuatan mereka luar biasa"
"Benar adi Reksa, tingkat keduanya memang
nampaknya berada di tataran yang hampir sama dengan guru. Akupun sendiri masih belum sanggup mengimbangi salah satu dari keduanya, masih kalah seusap. Jika
keadaannya demikian, kelihatannya bahkan kita bakal membuat guru ikutan repot adi"
Bahkan Datuk Bukit Barisan dan Kakek Penjaring
Anginpun sampai menggeleng-gelengkan kepala melihat kehebatan kedua kakek yang bertarung itu. Keduanya
nampak saling pandang, dan Kakek Penjaring Angin
bergumam: "Sungguh, kitapun kelihatannya masih belum nempil
menghadapi kedua tokoh dari India ini"
"Benar, keduanya sungguh-sungguh hebat.
Kelihatannya mereka masih jauh lebih matang dari kita, terutama lambaran kekuatan batin yang dilandaskan atas pengerahan ilmu mereka" Datuk Bukit Barisan
membenarkan. Sementara itu, pertarungan itu sendiri, memang
semakin meningkat ketahap pengerahan kekuatan yang
luar biasa. Gelap dan terang berganti-ganti, bahkan sesekali dibalik awan gelap memercik kekuatan bagaikan halilintar yang membuat keadaan menjadi semakin lama semakin menyeramkan. Hanya kadang-kadang kedua
kakek itu bergerak dengan Ilmu Silatnya yang nampak mirip itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Hanya bedanya, variasi dan tipuan serta kegesitan
masih berpihak kepada si Kakek berjubah hitam, atau Naga Pattinam, sementara kemurnian dan kekokohan
masih dimenangkan oleh Bhiksu Chundamani. Dalam
posisi seperti itulah pertarungan keduanya berlangsung.
Terkadang, pengerahan atau penyerangan hanya
dilakukan melalui sepasang tangan yang nampaknya
dijadikan kayuh atau menggiring angin serangan kearah lawan.
Dan kesudahannya selalu luar biasa, sebab jika tidak dielakkan, akan mengakibatkan lubang besar di tanah.
Bila ditangkis, akan menyebabkan ledakan keras yang memekakkan telinga. Karena itu, maklum bila
pertempuran aneh itu mendatangkan efek yang
menakutkan bagi yang menontonnya.
Pertarungan tersebut semakin lama semakin
meningkat ke tahapan yang sangat berbahaya. Lontaran-lontaran kekuatan kedua tokoh itu sudah dilambari oleh lebih dari setengah kekuatan batin masing-masing, dan akibatnya kekuatan tenaga dalam yang terlontar semakin berlipat efeknya.
Bahkan penonton yang berada di pinggiran arena,
semakin terombang ambing angan dan pandangan
mereka. Bagi mereka, yang bertarung dihadapan mereka adalah 2 Naga Putih dan Hitam, atau kadang-kadang
berubah menjadi Burung Cokelat dan Putih, dan sesekali antara 2 ular besar yang mencoba saling terkam, saling lilit dan saling mematuk.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Hal tersebut membuat beberapa orang yang lemah
kekuatannya sudah pingsan, sementara yang lain, jelas-jelas sudah dalam genggaman pengaruh mujijat yang
menyebar dari arena pertarungan tersebut. Sungguh
sebuah pertarungan yang mendebarkan, tetapi juga
semakin lama semakin membahayakan banyak orang.
Melihat hal itu, Bhiksu Chundamani menjadi gelisah, karena kebanyakan mereka yang menonton adalah
Bhiksu yang dipaksa bekerja di kuil yang siangnya dibuat nampak Kosong tersebut. Bila pertarungan dilanjutkan, maka sebagian besar dari Bhiksu dan pengikut Budha di kuil itu tidak akan pernah lagi menemukan kesadaran mereka akibat pengaruh mujijat berlawanan yang
mempengaruhi kesadaran mereka dalam waktu lama.
Tetapi, melawan adik perguruannya yang digdaya ini
dengan setengah-setengah, hanya akan membuatnya
menyerahkan nyawa.
Dia sendiri, meski tahu masih kalah tipis, tetapi tidak akan mungkin terkalahkan tanpa melukai adik
perguruannya si Naga Pattinam. Mereka berdua memang diakui sebagai tokoh nomor wahid di India, tetapi meski saudara seperguruan, watak mereka sungguh bertolak
belakang. Kegelisahan ini semakin berlipat karena Naga Pattinam terus menerus meningkatkan lambaran kekuatan Batin
lewat lontaran tenaga dalamnya. Tindakan yang dengan terpaksa harus diikutinya jika tidak mau mati sia-sia.
Tetapi bila meningkat beberapa kali lagi, maka bisa dipastikan, penonton yang masih berdiripun akan
pingsan, sementara yang pingsan akan kehilangan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kesadarannya untuk selama-lamanya. Sungguh sebuah
pertempuran yang menguras tenaga dan pikirannya.
Di sisi lain, ke-4 Orang Sakti yang menonton
pertempuran itu, juga menyadari keadaan itu. Tetapi, mereka heran, karena sama sekali tidak menemukan
Sepasang Ular Dewa dan Datuk 9 Harimau Siluman dan
Nini Hesti Cendani yang entah berada dimana. Pendeta Sakti Jawadwipa memandang kearah Bintang Sakti
Membara dan kemudian berbisik kepada kawan-
kawannya: "Wanengpati, engkau segera berkeliling arena, tetapi jangan mendekat. Lontaran kekuatan mereka terlampau berat buatmu untuk saat ini, sebaiknya engkau mencari jejak Sepasang Ular Dewa dan kawan-kawannya"
"Baik guru" dan dengan segera dia berlalu.
Wanengpati sadar, dua gajah yang bertarung itu
terlampau besar untuk didekati, apalagi kekuatan yang mereka lontarkan sudah sulit untuk dimengerti olehnya.
Sepeninggal Wanengpati, Pendeta Sakti Jawadwipa
segera berkata:
"Adi Reksa, engkau lindungi aku untuk menyelamatkan mereka yang telah pingsan di pinggir arena ini. Jika dibiarkan, kondisi mereka akan merusak konsentrasi
Bhiksu Chundamani. Bhiksu itu sungguh saleh dan
nampaknya gelisah bakal membuat mereka yang pingsan bercacat selamanya. Engkau lindungi aku dengan
pengerahan kekuatanmu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar Kakang, nampak sekali kegelisahan memancar
dari wajah Bhiksu Saleh itu. Sebaiknya cepat kita
lakukan" sahut Bintang Sakti Membara.
"Dan kuminta Kakek penjaring Angin dan Datuk Bukit
Barisan untuk melakukan hal yang sama, memecah
perhatian penonton yang tersisa dan menghalau mereka menjauh jika mereka ingin selamat" pinta Pendeta Sakti Jawadwipa kepada kedua Datuk Swarnadwipa itu.
"Baik, segera kita lakukan" Kakek Penjaring Angin
menyahut diikuti oleh anggukan kepala Datuk Bukit
Barisan. Sungguh mereka terperanjat, karena sadar
bahwa mereka yang bertempur masih diatas kebisaan
mereka yang berkuasa di Swarnadwipa. Bahkan Datuk
Bukit Barisan membandingkan dengan kekuatan ayahnya yang juga dia tahu sangat luar biasa di usia seperti mereka yang bertempur itu.
Keduanya, Kakek penjaring Angin dan Datuk Bukit
Barisan sadar, bahwa menerjang perisai pertarungan itu adalah pekerjaan yang super berbahaya, dan mereka
merasa sulit menerjangnya. Diam-diam mereka kagum
juga terhadap keberanian dan perhitungan Pendeta Sakti Jawadwipa, sekaligus sadar bahwa Pendeta itu dan adik seperguruannya nampaknya, masih seusap diatas
mereka. Sementara itu, kembali Naga Pattinam meningkatkan
kekuatan tenaga dalam dan lontaran kekuatan batinnya.
Kali ini, udara berpendar-pendar, dan dimata orang
biasa, kedua tokoh itu nampak sedang bertarung
diudara, saling serang dan saling terjang. Padahal, tubuh TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
keduanya sedang bersedekap di dua penjuru yang
berlawanan. Saling serang keduanya mengakibatkan gelombang
kekuatan yang luar biasa mendera keadaan sekeliling dan membuat benda-benda ringan beterbangan. Bahkan
benda padat kecil semacam kerikilpun terangkat dan
beterbangan dan bisa melukai orang yang terkena benda beterbangan tersebut.
Dan pada saat yang berbahaya itu, saat setahap lagi kedua tokoh maha sakti itu memasuki tingkat merusak bagi korban yang pingsan, melayanglah tubuh Pendeta Sakti Jawadwipa, yang dibelakangnya nampak duduk
bersedekap Bintang Sakti Membara sambil mengulurkan tangan kearah Pendeta Sakti Jawadwipa.
Dari tubuh Pendeta Sakti Jawadwipa berpendar
cahaya kemerah-merahan, bagaikan Bintang berpendar
dengan kekuatan panas membara, dan panas serta
pendaran cahaya itu tambah pekat dengan lontaran
kekuatan dari Bintang Sakti Membara untuk memperkuat pertahanan kakak seperguruannya. Meski demikian, toch, Pendeta Sakti Jawadwipa bekerja secara lamban untuk menyingkirkan para korban terdekat dari lapangan atau arena pertarungan.
Sementara itu, pekerjaan Kakek Penjaring Angin dan
Datuk Bukit Barisan, sedikit lebih mudah karena lontaran kekuatan kedua tokoh yang bertarung itu terhambar
perisai kekuatan gabungan Bintang Sakti Membara dan Pendeta Sakti Jawadwipa.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Keadaan yang berubah itu sangat membantu Bhiksu
Chundamani yang kemudian memusatkan perhatiannya
untuk meladeni adik seperguruannya itu. Meski dia sadar dia masih kalah seurat, tetapi kekokohan dan kemurnian ilmunya membuatnya memiliki keyakinan untuk bisa
bertahan. Dan hal itu segera terbukti, karena sekali lagi Naga Pattinam menghentakkan kekuatannya. Kekuatan luar
biasa yang diimbangi oleh adik perguruannya, dan kali ini, tiada lagi benda-benda yang beterbangan. Keadaan bahkan menjadi senyap, tiada lagi angin serangan yang tajam menusuk dan membela senyapnya malam.
Bagi mata biasa, keadaan menjadi normal, dan lucu
melihat dua orang kakek yang seperti saling cowel saja dari kejauhan. Tetapi, jangan salah sangka. Keadaan ini, justru jauh lebih berbahaya, karena memasuki
penggunaan puncak kekuatan kedua tokoh tersebut.
Bahkan Pendeta Sakti Jawadwipa, terpaksa
menghentikan pekerjaannya, dan ada sekitar 5-6 Bhiksu yang terpaksa tak tertolong lagi, tidak sempat lagi, karena kekuatan yang menindih sudah demikian
hebatnya. Dan dari semua lubang hidung, mata dan telinga
mereka mulai mengucurkan darah hidup, dan Pendeta
Sakti Jawadwipa dengan terpaksa bersedih bagi mereka yang tak mungkin tertolong lagi. Dengan segera, diapun kemudian melompat kedekat adik seperguruannya,
dengan berdekatan, keduanya sanggup meningkatkan
energi mereka dan bertahan dari pertarungan
menyeramkan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Beberapa meter di belakang mereka, Kakek Penjaring
Angin dan Datuk Bukit Barisan juga bertahan dengan
kondisi yang serupa, mereka telah mampu
menyingkirkan penonton yang segera sadar bahaya dan lari bersembunyi.
Dan pertarungan mendebarkan itu, kini berlangsung
lebih menakjubkan lagi. Bhiksu Chundamani nampak
sudah mencurahkan seluruh perhatiannya menghadapi
Naga Pattinam, sementara sebaliknya Naga Pattinam
menjadi berdebar-debar melihat masuknya Pendeta Sakti Jawadwipa yang sudah dia tahu kemampuannya.
Keadaan kini berbalik, tetapi keadaan sudah begini
mendesak, dia sadar jika diteruskan, menang sekalipun, dia tidak akan mungkin lepas dari keadaan yang rugi.
Tetapi, mengurangi tekanan, jika tidak diimbangi lawan yang juga menurunkan tekanan, sangatlah berbahaya.
Karena itu, keadaan menjadi berbalik, dan Bhiksu
Chundamani memantapkan posisi dan kedudukannya.
Tetapi, sebagai kakak dan adik perguruan, keduanya
sadar akan bahaya yang sednag mengancam. Takkan
ada seorangpun dari keduanya yang akan keluar dari
arena tanpa terluka parah, menang ataupun kalah,
karena selisih mereka yang cuma seurat, dengan
kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Dan sorot mata keduanyalah yang kemudian
menyelamatkan mereka, dengan perlahan namun pasti
secara bersama mereka mengurangi tekanan dan
lontaran kekuatannya. Pertarungan itupun perlahan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
namun pasti mulai mengalami tensi menurun, dan lama kelamaan tahapan berbahayapun sudah terlewati.
Tetapi, keempat tokoh sakti di sekitar arena, tetap berdiam diri dalam kesiagaan menjaga diri. Dan karena itu, mereka tidak sanggup lagi mencegah ketika Naga Pattinam tiba-tiba melejit tinggi keudara dan dengan teriakan mengerikan meninggalkan tempat itu. Meskipun berlalu, dari kejauhan masih terdengar suaranya:
"Chundamani, akupun tertipu. Lembaran itu telah
dilarikan orang, dan engkau tahu aku jarang berdusta untuk urusan demikian" dan seterusnya suara itu
kemudian lenyap tak berbekas.
Cukup lama waktu yang diperlukan Bhiksu
Chundamani untuk kemudian menarik nafas panjang dan membuka matanya. Dihadapannya bersila 4 orang yang
nampak sudah lebih dahulu memulihkan diri, dan
memandang kagum Bhiksu Maha Sakti yang sudah
berusia demikian lanjut ini. Bhiksu itu kemudian buru-buru memuji kebesaran Budha:
"Budha Maha Pengasih ?". Saudara-saudara, terima
kasih atas bantuan kalian semua. Jika tidak, sungguh sulit membayangkan korban dari akhir pertempuran tadi.
Hm, adik seperguruanku memang sangat hebat, malah
masih sedikit mengatasiku, dia memang luar biasa"
"Bhiksu, benar-benarkah dia si Naga Pattinam adalah adik perguruanmu sendiri?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar ". benar sekali. Hanya sejak muda, dia
memang sangat berbakat, dan bahkan banyak
mengembara meluaskan kemampuan silatnya. Berbeda
denganku yang lebih tekun mengurusi urusan agama.
Tetapi, kegemarannya akan ilmu silat, memang sering membuatnya berjalan kearah yang keliru, meskipun dia sendiri sebetulnya bukanlah orang jahat. Kelihatannya, nafsu dan keinginannya untuk melihat dan meninjau
lembaran kitab gurumu memancingnya datang hingga
ketempat ini."
"Tapi, Bhiksu, apa maksud dari perkataannya yang
terakhir" Apa benar lembar kitab itu tidak berada di tangannya?" Bintang Sakti Membara bertanya
"Untuk perkataannya itu, aku percaya. Bahkan dia
kehilangan murid kepercayaannya, murid kepalanya,
yang justru dibunuh oleh orang lain. Dan kitab itu


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dibawah lari oleh orang lain" jawab Bhiksu Chundamani
"Apakah perkataannya bisa dipegang Bhiksu?" Bintang Sakti Membara kembali bertanya, sementara Pendeta
Sakti Jawadwipa membiarkan saja adiknya terus
bertanya. "Hm, untuk kata-katanya, bisa dijamin dia tidak
berdusta. Pengalaman hidup bersamanya puluhan tahun membuatku bisa menduga, dia berdusta atau tidak.
Lagipula, beberapa Bhiksu disini, juga membenarkan
kematian muridnya yang dibokong orang dan kemudian
melarikan lembaran kitab itu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tapi, adakah informasi tentang siapa gerangan yang melarikan kitab itu Bhiksu?" Pendeta Sakti Jawadipa akhirnya bertanya
"Menurut adikku, ada dua orang Datuk dari
Swarnadwipa yang membokong. Dan bahkan, kedua
murid adik perguruanku itu, ikut membokong dan
membantu kedua datuk itu hingga mereka bisa
melepaskan diri dari tempat ini. Nampaknya ketika tiba ditempat ini dan mengobati murid kepalanya yang
terluka ditanganku, mereka kena diserang dan terampas lembar kitab itu. Dalam keadaan tenaga kurang, agak sulit adik perguruabnku itu meladeni keempat orang itu.
Untungnya, kedua murid murtadnya itu masih segan
melukai gurunya dan segera melarikan diri dari tempat ini bersama kedua temannya itu"
Mendengar penjelasan tersebut, semua orang terdiam
dan terkejut dengan lintasan pikiran dan kepentingan yang berbeda-beda. Pendeta Sakti Jawadwipa menjadi
muram, karena persoalan menjadi melebar dan bakal
mengaduk-aduk tanah Swarnadwipa. Demikian juga
dengan Bintang Sakti Membara, yang tiba-tiba merasa bahwa kesenyapan dan kedekatan dengan alam akan
terganggu dengan tugas memburu lembar kitab ciptaan gurunya.
Sementara itu, Datuk Bukit Barisan dan Kakek
Penjaring Angin juga berpikiran yang sama nyelimetnya.
Mereka berpikir, jika kedua datuk lawan mereka
memperoleh tambahan pelajaran Ilmu Sakti, maka
keseimbangan di Swarnadwipa bisa terganggu. Dan
sudah tentu hal tersebut tidak boleh dibiarkan. Dan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
karena itu juga, keduanya jadi terpacu untuk ikut
secepatnya memikirkan bagaimana menemukan lembar
kitab itu untuk kepentingan keseimbangan kekuatan
diantara 4 Datuk Swarnadwipa itu.
Sementara Bhiksu Chundamani sendiri sudah
membulatkan tekadnya untuk segera meninggalkan Bumi Sriwijaya, karena semua niat dan tugasnya dirasakannya sudah diselesaikannya. Demikianlah untuk sejenak kelima orang sakti itu tenggelam dalam pikiran masing-masing, sampai kemudian keheningan dipecahkan oleh suara
Bhiksu Chundamanu:
"Budha maha pengasih ?" ada waktu berjumpa, ada
waktu kita berpisah. Sampaikan salamku kepada Guru
kalian. Setelah lembaran kitab gurumu tidak lagi ditangan keluarga perguruanku, maka tugasku terhadap gurumu
sudah selesai. Dan tugasku di Bumi Sriwijaya juga sudah berakhir, dan dari tempat ini aku akan menyusul adik perguruanku untuk segera bertolak kembali ke India.
Sangat mungkin ditempat lain kita akan berjumpa pula.
Salam ku pula buat tokoh-tokoh di Bumi Sriwijaya ini"
Setelah menjura kepada ke-4 tokoh itu, Bhiksu
Chundamani kemudian minta diri diiringi oleh tatapan penuh haru dan kekaguman. Betapapun mereka melihat
Bhiksu Tua ini dengan penuh hormat dan kagum, baik
atas kesaktiannya, maupun atas kesalehannya dan
keramahannya. Tetapi, beberapa saat kemudian, tiba-tiba baik
Pendeta Sakti Jawadwipa maupun Bintang Sakti
Membara mendengar suara yang disampaikan dari jauh, dan nampaknya oleh Bhiksu Chundamani:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Kalian kakak beradik perguruan, nampaknya harus
lebih siap untuk memasuki tanah India dan Tiongkok.
Kelihatannya kalian akan ditunggu dan diterjang begitu banyak persoalan sejak hari ini. Semoga berhasil ".."
Pendeta Sakti Jawadwipa memandang Bintang Sakti
Membara segera setelah suara itu berlalu. Dan Bintang Sakti Membara segera berkata:
"Benar sekali pesannya kakang, untung aku sudah
memakan sebutir buah mujijat dari guru. Akan butuh
waktu beberapa lama bagi kita untuk meningkatkan
kemampuan kita, jika memang kita mesti merambah
tanah India dan Tiongkok kakang"
"Kamu benar adi, semoga kita berhasil"
===============
Sementara Pendeta Sakti Jawadwipa dan Bintang Sakti
Membara bersama dengan Kakek Penjaring Angin dan
Datuk Bukit Barisan sibuk memburu lembaran kitab
pusaka yang dibawa kabur orang, di tempat lain,
Panglima Jayeng Kencana sukses menahan serbuan
Armada Laut Kerajaan Chola.
Sebulan sudah berlalu, sejak serbuan armada Laut
tersebut, tetapi semua serbuan dengan berbagai taktik yang dijalankan, mampu dipapas dan dipukul mundur
oleh armada laut Kerajaan Sriwijaya. Panglima Jayeng Kencana sendiri yang langsung memimpin
penghadangan, dan bahkan kemudianmengusir armada
laut lawan untuk kembali berlayar kelautan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bahkan penyerangan berikutnya, dengan armada
Kerajaan Cola yang lebih besar, juga tidak mampu
menggemingkan posisi armada Sriwijaya yang bertempur bersemangat bersama dengan panglimanya. Banyaklah
kapal-kapal perang lawan yang dikaramkan. Tetapi,
meski demikian, segera jelas, bahwa persiapan perang lawan kali ini jauh lebih siap, karena penyerangan demi penyerangan terus dilakukan, meskipun dari daya tahan, disiplin dan taktik, serta terutama penguasaan lapangan atau medan, armada Sriwijaya jauh unggul.
Selama peperangan di lautan itu berkecamuk, ubek-
ubekan dan perburuan terus dilakukan di daratan.
Terutama antara tokoh-tokoh sakti Jawadwipa,
Swarnadwipa dan India yang terlibat dalam perburuan dan perebutan kitab Sakti tersebut. Kabar terakhir yang bisa dipercaya didapat Datuk Bukit Barisan, bahwa
tokoh-tokoh India bersembunyi di sebuah gunung yang menjadi salah satu markas Datuk 9 Harimau Siluman.
Sebuah kebetulan, karena salah seorang anak buah
Datuk Bukit Barisan memergoki rombongan itu berendap-endap mendaki sebuah gunung yang berada jauh di
selatan Ibukota Sriwijaya. Bahkan pengintaian kemudian dilakukan lebih jauh dengan melakukan penyusuoan, dan dalam hal ini memang adalah kebisaan anak buah Datuk Bukit Barisan.
Dan hasilnya sangat cemerlang, karena diketahui,
kedua tokoh India itu menunggu berlabuhnya tentara
Darat Kerajaan Cola yang akan masuk dari sebelah Barat Pulau Swarnadwipa dan akan masuk menyerang
langsung ke Pusat Kota Sriwijaya. Berita yang sangat TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengejutkan ini kemudian disikapi secara cepat oleh kelima orang itu.
Wanengpati ditugasi untuk kembali ke Ibukota
menyampaikan berita itu kepada Suro Bhakti, sementara ke-4 tokoh sakti itu akan bergerak cepat menyerbut
markas Datuk 9 Harimau Siluman sebelum Tentara Darat Kerajaan Cola datang menyerang. Terutama, karena
menurut perhitungan Bintang Sakti Membara, dalam
beberapa hari lagi, Tentara Darat itu akan segera
mendarat. Dan jika demikian, maka kesulitan besar akan segera menghadang mereka, baik merebut kembali
lembaran kitab pusaka, maupun menjaga keutuhan
Sriwijaya dari serangan bangsa asing.
Dalam upaya keras dengan berjalan selama 2 hari,
akhirnya ke-4 tokoh sakti itu berhasil mendekati salah sarang Datuk 9 Harimau Siluman yang digunakan
sebagai tempat persembunyian sementara tokoh-tokoh
buruan mereka. Sambil menunggu malam hari, saat yang mereka tetapkan untuk bergerak, sekaligus menunggu
anak buah Datuk Bukit Barisan, ke-4 tokoh tersebut
beristirahat sejenak.
Kecuali Kakek Penjaring Angin, yang seperti biasa,
dengan ilmu sejenis Panglimunan, mampu bergerak
seperti menghilang saking cepatnya. Kakek ini dengan inisiatif sendiri bergerak ke markas lawan untuk
menghitung dan menjejaki kekuatan lawan. Ada kurang lebih 3-4 jam Kakek Penjaring Angin mengerjakan
pekerjaan yang memang menyenangkan baginya itu,
ubek-ubekan dan main sembunyi-sembunyian.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan dengan kesaktiannya yang luar biasa dalam
bergerak, membuat kemampuannya untuk bersembunyi
atau berlari menjadi tiada duanya di Swarnadwipa. Tidak percuma dia dijuluki Kakek Penjaring Angin. Dari
pekerjaannya menyusup dan mengintai markas musuh
itulah dia mendapat gambaran berapa kekuatan lawan, dan bagaimana harus menyerang markas itu di malam
hari. Harus dengan kejutan.
Dan memang, malam itu juga, siasat mengejutkan
lawan akan digunakan setelah terlebih dahulu ke-4 tokoh itu menyusup masuk ke sarang lawan. Pembagian
tugasnyapun sudah dilakukan, dimana Pendeta Sakti
Jawadwipa dan Bintang Sakti Membawa akan langsung
mencari siapa yang memegang Lembaran Kitab itu dan
merampasnya, sementara kedua Datuk yang lain akan
menimbulkan kekacauan segera setelah Lembaran itu
bisa dirampas kembali.
Dan kekacauan akan diikuti oleh serbuan anak buah
Datuk Bukit Barisan ke markas musuh untuk menambah
efek kejutan tersebut. Dan demikian memang kemudian dikerjakan pada malam itu. Diawali oleh melayangnya 2
tubuh memasuki bagian belakang markas yang nampak
tidak terjaga baik, karena memang tidak menyangka jika malam itu akan terjadi penyerangan.
Dan dengan cepat kemudian kedua tubuh itu mencari
tempat yang aman, tetapi kesulitan untuk menduga,
dimana kira-kira tempat persembunyian tokoh utama
yang mencuri lembaran Kitab itu. Selain itu, masih
menjadi masalah, siapa dari ke-4 tokoh itu yang
memegang dan menyimpan lembaran Kitab tersebut.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tengah keduanya kebingungan menentukan arah,
tiba-tiba Bintang Sakti Membara bergerak kearah salah seorang penjaga yang kebetulan berjaga sendirian di sebuah sudut. Dan dengan sekali tepuk, orang tersebut segera kehilangan kesadarannya, dan diseret ke
kegelapan. Sementara Pendeta Sakti Jawadwipa, hanya memandangi saja pekerjaan adik seperguruannya, dia
maklum apa yang sednag dilakukan adik perguruannya
itu. Begitulah, dalam kondisi terjepit, dan dalam tekanan begitu banyak persoalan, bahkan seorang saleh semisal Pendeta Sakti Jawadwipapun harus kembali bertoleransi dengan kekerasan. "Apa boleh buat" pikir Pendeta Sakti Jawadwipa.
Benar "apa boleh buat" memang sering menjadi
alasan atau pembenaran terhadap tindakan apapun
ketika jalan normal dianggap sudah buntu. Dan kata "apa boleh buat", mau tidak mau menjadi menjadi sering
sebagai alasan terhadap tindakan ataupun perbuatan
yang boleh dikata menyimpang dari jalan yang selama ini ditempuh dan diyakini.
Mirip dengan Pendeta Sakti Jawadwipa dan Bintang
Sakti Membara, yang sebenarnya puluhan tahun
menjauhkan diri dari kekerasan, tetapi ketika jalan yang biasanya mereka tempuh gagal, maka "apa boleh buat"
jalan lama dengan terpaksa harus ditempuh. Dan
nampaknya, memang "apa boleh buat" itu banyak terjadi dalam konteks kehidupan manusia. Untuk pembenaran
atas apa yang dengan sengaja dipilih untuk dikerjakan meski sebetulnya itu bukan pilihan yang ideal. Apalagi TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
jika kemudian jalan "apa boleh buat" ternyata memang mendatangkan sukses. Tidak salah jika bahkan orang-orang saleh dan hebat sekalipun memang dengan
"terpaksa" menempuh jalan "apa boleh buat" itu.
Dan memang demikian akhirnya. Seorang yang
menjaga keselarasan dengan alam selama 15 tahun
terakhir, juga secara terpaksa harus memakai kembali cara lama untuk melakukan tugas mengejar lembaran
Kitab gurunya yang terampas orang. Dan memang, cara itu ternyata ampuh, karena dengan cepat informasi
dimana persembunyian atau peristirahatan ke- 4 tokoh utama yang bersembunyi di markas itu dapat diketahui.
Bahkan lengkap dengan kebiaaan mereka setiap
malam, yakni berpesta hingga jauh malam, untuk
kemudian bernagkat istirahat menjelang subuh. Kondisi ini membuat lega baik Pendeta Sakti Jawadwipa, maupun Bintang Sakti Membara yang kemudian tahu bahwa saat itu adalah saat yang tepat untuk melakukan
penggeledahan. Maklum, sudah sekitar jam 11 malam,
dan jam seperti itu adalah jam yang tepat untuk
melakukan pesta malam hari.
Dan lebih menguntungkan lagi, lokasi pesta itu,
kebetulan berjauhan dengan tempat beristirahat dari tokoh-tokoh tersebut. Kebetulan itu dengan segera
dirasakan sebagai anugerah, dan tidak berapa lama
kedua bayangan pesat tersebut sudha meluncur kearah timur, ke area yang terdiri dari rumah-rumah yang
terhitung mewah dibandingkan dengan rumah lain di
sebelah Barat, Selatan dan Utara.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, ada satu hal yang membuat kedua tokoh sakti dari Jawadwipa itu keliru. Mereka lupa, 2 dari 4 tokoh yang mereka kejar adalah Nenek-nenek. Yakni, Gayatri dan Nini Hesti Cendana. Dan adalah Gayatri yang pada malam itu, kebetulan berada di salah satu rumah
istirahat yang kebetulan mendapat giliran disatroni terakhir oleh kedua tokoh itu.
Dan, nenek sakti itu dengan cepat mengetahui bahwa
lawan sudah mencium keberadaan mereka. Menyadari
bahaya, Nenek Gayatri dengan cepat mengambil langkah pengamanan, bersembunyi. Tetapi, begitu mengetahui
kekuatan lawan yang besar, dari sekedar bersembunyi, nenek yang cerdik ini kemudian malah kabur
meninggalkan markas itu. Dan itulah jejak nenek Gayatri yang terakhir diketahui di Swarnadwipa.
Dan, hilang jugalah salah satu lembaran Kitab Sakti dari Jawadwipa, lolos ke negeri orang. Lembaran yang hilang itu adalah lembaran pertama dari 3 lembar yang dicuri dari Kitab Agama ciptaan guru ke dua tokoh asal Jawadwipa itu.
Di tempat lain, sementara kedua tokoh sakti
Jawadwipa mengobrak-abrik kamar tempat istirahat
tokoh-tokoh yang lain, bahkan juga ruangan Nenek
Gayatri yang sudah kosong, tiada satupun yang mereka temukan. Sedangkan pesta sedang dan akan terus
berlangsung bahkan nampaknya seperti biasa akan
sampai subuh nantinya.
Dan di barisan para penikmat itu, nampak Datuk 9
Harimau Siluman, Mahendra dan Nini Hesti Cendani, dan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
salah seorang yang nampak berada di sudut tetapi
dengan tingkah yang misterius. Tetapi, dalam situasi yang meriah seperti itu, sudah pasti tidak ada yang memperhatikan tingkah misterius orang tersebut.
Apalagi, karena sosok misterius itu, sudah bersama
dengan tokoh-tokoh yang bersembunyi di markas itu
sejak sebelum melarikan diri dari Kuil Kosong dekat kota raja Sriwijaya. Karena itu, maka perjamuan dan pesta itu berlangsung terus dan terus tanpa adanya tanda-tanda bahwa pesta itu akan berhenti meski sudah lewat tengah malam.
Bahkan pesta itu semakin bertambah meriah, dan
tanda-tanda mabuk mulai tersiar dari sebagian besar peserta pesta, kecuali beberapa orang yang
berkepandaian yang masih sanggup menahan dri
mereka. Episode 13: Tragedi Shih Li Fo
Shih (Sriwijaya)
Bersamaan dengan semakin larutnya malam dan
semakin brutalnya pesta, kedua tokoh Jawadwipa,
Pendeta Sakti Jawadwipa dan Bintang Sakti Membara,
akhirnya sadar. Nampaknya, lembaran dari kitab Guru mereka tidak disimpan di ruangan tersebut, dan bisa dipastikan selalu dibawa oleh mereka yang
memegangnya. Dan yang dicurigai memegangnya adalah 3 dari antara 4 tokoh sakti itu: Entah siapa ketiga orang tersebut. Yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pasti, tiga dari antara Mahendra, Gayatri, Nini Hesti Cendana dan Datuk 9 Harimau Siluman pasti memegang
satu lembaran masing-masing. Sulit dipastikan, siapa yang tidak memegang lembaran itu dari keempat
manusia sesat itu.
"Adi, kelihatannya mereka tidak menyimpan lembaran
itu di ruangan pribadi mereka. Tak satupun yang kita temukan"
"Benar kakang, kelihatannya pertempuran sudah pasti akan pecah. Dan itu jalan satu-satunya untuk
menemukan dan merampas kembali lembaran-lembaran
tulisan Guru itu"
"Benar Adi, tetapi siapa kira-kira yang memegangnya"
Dan bagaimana pula kita mengetahuinya?"
"Hanya ada satu cara saat ini kakang, yakni
menyerang mereka dan berusaha merampasnya"
"Baiklah, jalan seperti ini terpaksa harus kita tempuh kembali Adi"
"Benar kakang, tiada cara lain" Seperti Pendeta Sakti Jawadwipa, Bintang Sakti Membarapun nampak
menyesal dengan satu-satunya pilihan yang tersedia itu.
Dan keduanya dengan tetap berhati hati kemudian
bergabung dengan kedua Datuk Swarnadwipa lainnya
dan bersama mengatur rencana penyerangan di ruangan pesta.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sedapat mungkin kita tidak mengusik keramaian
mereka. Dan begitu memasuki ruangan, masing-masing
kita memilih satu musuh dan kemudian menyerangnya
secepat mungkin" Saran Datuk Bukit Barisan
"Hm, tetapi cara itu kurang satria" gumam Bintang
Sakti Membara "Benar, memang kurang satria. Tetap, cara mereka
mengambil benda itupun memang tidak satria.
Mengandalkan kegagahan akan membuang waktu dan
membuat mereka menyingkir dibalik perisai anak buah mereka" tegas Datuk Bukit Barisan
"Benar, dan bila itu terjadi, kita terpaksa harus banyak memukul dan merobohkan orang. Dan jaminan
keberhasilannyapun sangat sedikit" Kakek Penjaring
Angin ikut bicara, kali ini dengan nada sangat serius.
"Hm, kalian benar. Dengan tingkat kepandaian kita
yang sangat sedikit jaraknya, memang mau tidak mau
kita mesti menggunakan cara yang mereka gunakan
terhadap kita. Memanfatkan efek kejutan untuk
kemudian merogoh kantong orang, siapa gerangan dari mereka yang memegang lembaran sakti itu" Bintang
Sakti Membara berkata sedikit menyetujui, dengan hanya mentolerir menyodok kantong orang. Itupun sambil


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melirik kakak perguruannya yang kelihatannya manggut manggut menyetujui sarannya.
Rahasia Mo-kau Kaucu 2 Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe Karya G K H Naga Kemala Putih 5
^