Pencarian

Kisah Pengelana Di Perbatasan 2

Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long Bagian 2


mulutnya. Matanya memperlihatkan perasaan terima kasihnya kepada Ye Kai.
Laba-laba Terbang tidak pernah berbicara sepatah katapun sejak tiba, oleh karena itu dia berkesempatan mengamati dengan seksama selama ini.
Dan sesaat, dia memutuskan bahwa Ye Kai seseorang yang berharga untuk menjadi seorang kawan.
"Akan menjadi lebih baik dan lebih mudah untuk mejadikannya teman dari pada menjadi
lawan." Saat Laba-laba Terbang menyadari hal ini, dia mengangkat segelas arak di depannya dan berkata," Betul sekali. Bagaimana lagu itu menyebutkan golok terpotong bukannya pedang"
Apa yang menjadi latar belakang hal ini sebenarnya?"
Hua Men Tian melihat dengan kesal dan berkata dengan dingin," Baiklah, bila semua orang ingin mengetahuinya, maka setiap orang harus menanyakan kepada yang menyanyikannya."
Ye Kai menganggukan kepalanya dan berkata," Benar sekali, kelihatannya aku telah bertanya kepada orang yang salah ?"
"Ketua Ma, jadi anda mengatakan " "Ye Kai berkata.
"Apakah kalian semua pernah mendengar perkataan, Kuda dan Golok Guang Dong, Tidak
Ada Tandingannya Di Dunia?" Ma Kong Quan berkata.
"Kuda dan Golok Guang Dong" Jadi anda berpendapat ada hubungan antara kuda dan
golok?" Ye Kai berkata.
"Tidak hanya berhubungan, akan tetapi terdapat hubungan yang sangat mendalam di antara keduanya." Ma Kong Quan menjawab.
"Oh!" Ye Kai berseru.
"Dua puluh tahun yang lalu, hanya ada Gedung Golok Dewa, sementara tidak ada yang
pernah mendengar Gedung Sepuluh Ribu Kuda." Ma Kong Qun berkata.
"Namun dua puluh tahun kemudian, hanya ada Gedung Sepuluh Ribu Kuda, tidak ada yang
mendenganr Gedung Golok Dewa lagi."Ye Kai berkata.
Senyum di wajah Ma Kong Qun perlahan-lahan menghilang sesaat dia tenggelam dalam
suasana hati yang kelam. Setelah terdiam beberapa lama, dia akhirnya menghela napas
panjang dan berkata dengan serius," Penyebab semua ini adalah karena semua anggota
Gedung Golok Dewa telah lenyap seluruhnya delapan belas tahun yang lalu!"
Meskipun paras wajahnya masih tenang, keriput di wajahnya terlihat memancarkan dendam yang membara yang membuat urat syaraf setiap orang menjadi terasa dingin membeku.
Setiap orang yang menatap matanya, tidak akan berani menatap untuk kedua kalinya.
Namun Ye Kai masih menatapnya dan kembali bertanya,"Bagaimana orang-orang Gedung
Golok Dewa mati?"
"Oleh golok!" Ma Kong Qun berkata.
Luo Luo Shan memukulkan tangannya ke atas meja dan kembali dia menggumam," Ada
ungkapan dimana perenang yang tangguh kemungkinan akan mati tenggelam, betapa
ironisnya Golok Dewa juga jatuh oleh golok yang lainnya. Betapa ironisnya, betapa ironisnya
" dimana araknya?"
Ma Kong Qun menatap ke tangannya yang telah kehilangan ke empat jarinya dan perlahan dia berkata,"Gedung Golok Dewa dan Gedung Sepuluh Ribu Kuda telah menjadi seperti
saudara. Namun salah satunya secara kejam telah dibantai habis saat badai salju, setiap orang dipenggal kepalanya saat itu! Selama delapan belas tahun, hutang darah ini tidak pernah dapat dilupakan oleh Gedung Sepuluh Ribu Kuda!"
Dia mengangkat kepalanya, menatap Ye Kai dan berkata," Sekarang apakah engkau
mengerti latar belakang bait "golok terpotong?""
Ye Kai tidak juga memalingkan wajahnya, matanya dengan tajam masih menatap dan
mengamati lebih jauh,"Selama delapan belas tahun, apakah Ketua Ma berhasil menemukan pembunuhnya?"
"Belum." Ma Kong Qun berkata.
"Ketua Ma, tangan anda ?" Ye Kai berkata.
"Jariku terpotong oleh golok yang sama." Ma Kong Qun menjawab.
"Ketua Ma mengenali goloknya tapi tidak mengenali orang yang menggunakannya?" Ye Kai bertanya kembali.
"Kamu tidak dapat membuka mata golok dengan kerudung hitam." Ma Kong Qun menjawab.
Ye Kai tersenyum dan berkata," Anda benar sekali. Bila mata golok terbuka, maka tidak dapat digunakan untuk membunuh."
Fu Hong Xue, yang hingga saat ini masih menatap tajam golok di tangannya, tiba-tiba
bertanya,"Bagaimana bila golok tersebut masih terdapat di dalam sarungnya?"
"Bila golok masih terdapat di dalam sarungnya, sudah pasti tidak dapat membunuh." Ye Kai berkata.
"Bila golok masih di dalam sarungnya, maka golok tesebut pasti disembunyikan, takut
goloknya akan dikenali?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku tidak yakin, tapi aku tahu satu hal." Ye Kai berkata.
Fu Hong Xue mendengarkan.
"Bila seseroang terlibat tragedi tersebut delapan belas tahun yang lalu, maka dapat
dipastikan orang tersebut tidak akan membawa goloknya ke Gedung Sepuluh Ribu Kuda." Ye Kai tersenyum dan menambahkan," Kecuali orang gila, karena itu lebih masuk akal bila membawa pedang atau tombak."
Fu Hong Xue perlahan-lahan memindahkan tatapannya dari goloknya ke senyum Ye Kai.
Raut muka yang sangat tidak biasa terlihat di wajahnya.
Untuk pertama kalinya dia melihat seseorang sekian lama " dan mungkin itu adalah hal yang serius juga.
Terlihat dari mata MuRong Ming Zhu, nampaknya pengaruh arak perlahan-lahan telah mulai terasa, kemudian tanpa tertahan dia berseru,"Hal ini lebih dari pada kejadian delapan belas tahun yang lalu, siapa yang perduli seseorang membawa pedang atau golok"
"Bukan begitu."Hua Men Tian berkata.
"Baiklah, dengan pengecualian Tuan Luo, setiap orang disini pasti masih anak-anak saat tragedi itu terjadi. Mungkin seseorang dari kita akan membunuh yang lainya kemudian?"
MuRong Ming Zhu berkata.
Hua Men Tian tiba-tiba mengubah arah pembicaraan dan bertanya," Aku mau bertanya
kepada Saudara MuRong apakah anda sudah menikah atau belum?"
MuRong Ming Zhu mencoba memahami mengapa Hua Men Tian menanyakan hal ini namun
hanya anggukan kepala sebagai jawabannya.
Bila pada saat itu kamu sudah tua dan uzur, namun masih belum dapat membalas dendam, yang akan membalas dendam untukmu?" Hua Men Tian berkata.
"Sudah pasti anakku." MuRong Ming Zhu menjawab.
Hua Men Tian tersenyum dan tidak bertanya lebih lanjut, karena dia memang tidak
memerlukannya. MuRong Ming Zhu terlihat terkejut, namun dia tersenyum memaksa dan berkata,"Apakah
engkau menduga salah satu dari kita hari ini adalah keturunan yang terbunuh delapan belas tahun yang lalu?"
Hua Men Tian tidak menjawab " namun kadang-kadang tidak menjawab sebetulnya telah
menjawab. Wajah MuRong Ming Zhu memerah dan berkata," Bila seperti itu, maka Majikan Gedung
memiliki maksud yang lain dipikirannya saat mengundang kami kesini dengan alasan untuk menjamu kami arak."
"Tepat sekali!" Ma Kong Qun menjawab.
"Jadi apa maksud anda yang sebenarnya!" MoRung Ming Zhu berkata.
"Dimana ada orang-orang, maka pasti ada anak ayam dan anjing. Di jalan saat menuju
kesini, apakah engkau mendengar suara anak ayam berciap atau anjing menggonggong?"Ma Kong Qun bertanya.
"Tidak, tidak sama sekali." MuRong Ming Zhu menjawab.
"Dan tahukah kamu penyebab semua ini?" Ma Kong Qun berkata.
"Mungkin, tidak ada seorangpun yang membawa anak ayam atau anjing?" MuRong Ming Zhu
berkata. "Memangnya engkau tidak mengira bahwa tidak ada seorang pun disini yang berburu atau memelihara anjing di daerah terbuka di perbatasan?" Ma Kong Qun berkata.
"Apakah ada?"Mu Rong Ming Zhu berkata.
"Ketua Hua sendiri memelihara kurang lebih delapan belas anjing." Ma Kong Qun berkata.
MuRong Ming Zhu menatap Hua Men Tian dari ujung matanya dan berkata,"Mungkin anjing
yang dipelihara oleh Ketua Hua tidak menggonggong " anjing yang yang menggigit orang biasanya tidak menggonggong."
"Tidak ada sesuatu hal di dunia ini kecuali anjing yang tidak menggonggong." Hua Men Tian berkata.
Luo Luo Shan tiba-tiba mengangkat kepalanya dan berkata," Ada satu jenis anjing yang tidak menggonggong."
"Anjing mati?" Hua Men Tian berkata.
"Tepat sekali, anjing mati. Hanya anjing mati yang tidak menggonggong, dan hanya orang mati yang tidak berbicara ?" Luo Luo Shan menggumam.
Hua Men Tian mengerenyitkan alisnya dan berkata," Dan bagaimana dengan pemabuk?"
"Pemabuk tidak hanya banyak bicara, mereka juga biasanya bicara hal-hal yang
menjengkelkan." Luo Luo Shan berucap.
"Apakah itu benar." Hua Men Tian berkata.
"Kebenaran biasanya membuat orang muak, bukankah itu sudah engkau katakan" Sekarang
dimana arak?" Luo Luo Shan berseru di kuti dengan tertawa.
Tetapi suara ketawanya mendadak berhenti seiring dengan kepalanya terjatuh lagi ke atas meja.
Terlihat mimik muak di wajah Hua Men Tian dan dia megerutkan alisnya.
"Kami sesungguhnya memelihara dua puluh satu anjing jantan dan enam belas anjing
betina. Kita juga beternark kurang lebih tiga ribu sembilan puluh anak ayam, dan biasanya mereka menghasilkan tiga ratus telur setiap hari. Dan juga kita memotong empat puluh ekor ayam setiap harinya, tidak termasuk jumlah di atas." Yun Zai Tian berkata.
Entah untuk maksud apa dia membicarakan jumlah anjing dan ayam yang dipelihara di
Gedung Sepuluh Ribu Kuda secara mendetil.
Ye Kai tersenyum dan berkata,"Berapa banyak ayam betina dan berapa banyak ayam jago"
Bila jumlah ayam betina jauh melebihi ayam jago, maka mungkin engkau harus menambah
jumlah ayam jago agar seimbang. Jadi akan mempengaruhi jumlah telur yang akan
ditetaskan."
"Terima kasih untuk perhatiannya, tapi saat ini sudah tidak berguna lagi." Yun Zai tian berkata.
"Mengapa begitu?" Ye Kai berkata.
Raut wajah Yun Zai Tian berubah marah dan perlahan dia berkata," Tiga puluh tujuh anjing dan tiga ratus sembilan puluh tiga ayak telah terbantai dalam satu malam."
" Bagaimana meraka terbantai?" Ye Kai bertanya.
" Semuanya terbantai dengan kepala terpotong." Yun Zai Tian berkata dengan suara yang dalam.
" Bila Ketua Yun sedang mencari tersangka yang melakukan pembantaian terhadap anjing dan ayam, aku rasa aku memiliki petunjuk."MuRong Ming Zhu berkata sambil tersenyum.
"Oh?" Yun Zai Tian berkata.
"Orang tersebut pasti tukang masak atau pekerja di dapur. Bila kamu menanyakan aku untuk membunuh ayam-ayam tersebut dalam sekali tindakan, rasanya aku tidak akan
sanggup."MuRong Ming Zhu berkata.
"Itu bukan perbuatan tukang masak." Yun Zai Tian berkata.
"Bagaimana engkau bisa menebak hal itu?" MuRong Ming Zhu berkata.
"Orang yang dapat membantai empat ratus ayam tanpa siapapun mengetahuinya atau
mendengar suara apapun, kecepatan goloknya pasti sangat menakutkan!" Yun Zain Tian
berkata. Ye Kai menganggukan kepalanya dan berkata,"Pasti golok yang sangat menyeramkan!"
"Dengan golok secepat itu, lupakan tentang ayam. Aku yakin dia dapat membunuh
seseorang dengan sangat mudahnya." Yun Zai Tian berkata.
"Semua itu tergantung siapa yang akan dibunuh." Ye Kai berkata sambil tersenyum.
Mata Yun Zai Tian perlahan-lahan bergerak ke arah Fu Hong Xue dan berkata,"Golok
ditanganmu itu, apakah dapat membunuh empat ratus ekor ayam tanpa bersuara dalam
sekejap?" "Aku tidak akan menggunakan golok ini bila hanya untuk membunuh anjing dan ayam."Fu
Hong Xue menjawab.
"Sekarang aku mengerti." Yun Zai Tian berkata.
"Apa itu?" Ye Kai berkata.
"Bila seseorang dengan kemampuan sehebat itu, mengapa dia datang malam-malam untuk
membantai anjing dan ayam?" Yun Zai Tian berkata.
"Bila orang tersebut betul-betul sudah gila, pasti dia orang yang benar-benar sangat kurang kerjaan." Ye Kai berkata sambil tersenyum.
"Apakah engkau masih belum mengerti latar belakang kenapa orang tersebut melakukan hal itu?" Yim Zai Tian berkata.
"Aku betul-betul tidak tahu." Ye Kai berkata.
"Baiklah, bila kamu belum pernah melihatnya, paling tidak kamu pasti pernah mendengar seseorang pernah mengatakan sebelumnya." Yun Zai Tian berkata.
"Dan perkataan apa itu?" MuRong Ming Zhu bertanya.
Pandangan yang menyeramkan terlihat di mata Yun Zai Tian sesaat dia perlahan-lahan
mengeluarkan perkataan," Tidak mengecualikan ayam maupun anjing!"
"Tidak mengecualikan ayam maupun anjing " mengapa seseorang sampai tidak
mengecualikan ayam maupun anjing?" MuRong Ming Zhu berkata dengan raut muka penuh
tanda tanya. "Bila engkau hendak membantai seluruh isi rumah, kamu tidak akan menyisakan sedikitpun kehidupan!" Yun Zai Tian berkata.
"Mengapa seseorang mencoba untuk " apakah engkau hendak mengatakan pembunuh
delapan belas tahun yang lalu kembali lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya?" MuRong Ming Zhu berkata.
"Itu pasti mereka." Yun Zai Tian berkata. Kelihatannya dia berusaha untuk mengendalikan kemarahannya, raut mukanya mulai berubah. Dia menenggak segelas arak dan berteriak,"
Itu pasti mereka! Siapa lagi yang dapat melakukan hal itu!"
"Mengapa engkau seyakin itu?" MuRong Ming Zhu berkata.
"Bila bukan pembunuh yang sama, mengapa mereka pertama-tama membunuhi seluruh
anjing dan ayam" Sudah jelas mereka sedang berusaha mengejek kita! Bila orang lain,
mereka hanya membuang waktu dan tenaga saja." Yun Zai Tian berkata.
"Namun, kenapa maksudnya harus mengejek?" MuRong Ming Zhu berkata.
Yun Zai Tian mengepalkan tangannya sementara butiran keringat mulai tampak di dahinya.
Dia menggertakan giginya dan berteriak," Karena mereka tidak menginginkan kita mati
dengan cepat dan mudah, mereka mau menyiksa kami perlahan-lahan!"
Terdengar suara kuda meringkik dikejauhan, selain itu Gedung Sepuluh Ribu Kuda
tenggelam dalam kesunyian yang mencekam.
Angin musim gugur melolong dengan sedih. Hawa pembunuhan memenuhi seluruh udara.
Malam musim gugur diperbatasan biasanya membuat badan beku kedinginan dari kepala
hingga ke ujung kaki.
Fu Hong Xue masih menatap goloknya, sementara Ye Kai tanpa bersuara mengamati setiap orang disana.
Gong Sun Duan mulai meneguk anggurnya gelas demi gelas tanpa henti.
Hua Men Tian berjalan pulang pergi dengan tangan di belakang di depan lukisan besar kuda.
Wajah Laba-laba Terbang memucat, dia menatap atap langit-langit. Siapa yang tahu apa yang dia lihat"
Arak yang diminum oleh MuRong Ming Zhu telah keluar kembali menjadi keringat dingin "
bila dia tidak ada hubungannya dengan peristiwa delapan belas tahun yang lalu, kenapa dia merasa ngeri seperti itu"
Ma Kong Qun tetap duduk dengan tegak di ujung meja sepertinya dia sedang tidak
terpengaruh dengan yang sedang terjadi saat ini.
Namun kedua tangannya menekan ke atas meja sehingga mulai membantuk bekas tekanan
pada permukaan meja.
"Arak menghilangkan seribu kekhawatiran, pemabuk adalah yang terbaik."
Namun, apakah Luo Luo Shan benar-benar mabuk"
Ye Kai memperlihatkan seyumnya saat dia menyadari satu-satunya orang yang tidak berubah raut mukanya adalah dia sendiri.
Angin keras menerpa layar sementara lilin di ruangan berkedip-kedip membantuk bayangan merah pada setiap wajah di ruangan tersebut, membuat suasana makin menyeramkan.
Setelah beberapa sat, MuRong Ming Zhu tiba-tiba bertanya," Masih ada satu hal yang aku masih belum mengerti."
"Oh?" Yun Zai tian berkata.
"Mereka semua adalah yang melakukan pembantaian kepada anggota Gedung Golok Dewa.
Engkau tentunya salah satu yang ingin menuntut balas. Mengapa mereka semua datang
untuk mencari kesulitan sendiri?" MuRong Ming Zhu berkata.
"Golok Dewa dan Gedung Sepuluh Ribu Kuda sebenarnya adalah satu. Kami berbagi
kemenangan dan kesengsaraan, dan kami juga menebarkan rasa kebencian dan permusuhan
bersama-sama juga?" Yun Zai Tian berkata.
"Jadi engkau hendak mengatakan bahwa pembunuh tersebut masih memiliki kewajiban
untuk menyelesaikan juga kepada kalian?" MuRong Ming Zhu berkata.
"Sesungguhnya kebencian yang tidak dapat dihilangkan!" Yun Zai Tian berkata.
"Lalu mengapa mereka harus menunggu hingga delapan belas tahun untuk
menuntaskannya?" MuRong Ming Zhu berkata.
Yun Zai Tian terlihat seperti yang sedang melihat di kejauhan dan berkata," Meskipun mereka dapat menyapu bersih Gedung Golok Dewa, namun mereka juga mengalami
kerugian yang besar."
"Jadi mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mengakhiri Gedung Sepuluh Ribu Kuda dikemudian hari?" MuRong Ming Zhu berkata.
"Selama tiga puluh tahun Gedung Sepuluh Ribu Kuda berdiri di Guang Dong, tidak ada
seorangpun yang berani mengganggu bahkan memotong sehelai rumputpun disini." Yun Zai Tian berkata.
"Namun bila mereka hendak menyusun kekuatan kembali, tidak harus menunggu hingga
delapan belas tahun." MuRong Ming Zhu berkata.
Yun Zai Tian tiba-tiba menatap tajam ke arahnya dan berkata," Mungkin mereka terlalu parah terluka dan mulai semakin tua sehingga mereka harus menunggu hingga generasi
yang berikutnya dewasa untuk kemudian datang dan menyelesaikan tugasnya."
MuRong Ming Zhu terlihat agak khawatir dan menjawab," Ketua Yun, apakah anda benar-
benar mencurigai salah satu dari kami adalah bagian dari anggota pembunuh tersebut?"
"Darah yang tercecer delapan belas tahun lalu masih segar. Apapun yang terjadi malam ini kemungkin melahirkan musuh baru yang datang. Anggota Gedung Sepuluh Ribu Kuda
berjumlah ratusan, setiap nyawa dari anggota akan bergantung dari peperangan ini. Jadi sudah jelas bahwa kita harus ekstra waspada?" Yun Zai Tian berkata.
"Tapi kita semua baru saja tiba di kota malam kemaren." MuRong Ming Zhu berkata.
"Itu karena kita semua adalah orang asing yang baru saja tiba malam kemaren oleh karena itu yang patut paling dicurigai." Ye Kai berkata.
"Mengapa begitu?" MuRong Ming Zhu bertanya.
"Karena seluruh anjing dan ayam tersebut dibantainya kemaren malam juga." Ye Kai
berkata. "Jadi kamu berpikir salah satu dari kita, segera langsung melakukan pembantian binatang-binatang tersebut sesaat tiba di kota" Mengapa bukan orang seseorang yang telah berdiam disini selama tujuh atau delapan hari?" MuRong Ming Zhu berkata.
"Kebencian yang telah bergolak selama delapan belas tahun mungkin tidak dapat ditahan lagi bahkan dalam semenit, apa lagi tujuh atau delapan hari." Ye Kai berkata.
MuRong Ming Zhu mulai menyeka keringatnya di dahinya dan menggumam," Tidak masuk
akal, tidak masuk akal."
"Masuk akal atau tidak, kita harus berterima kasih." Ye Kai berkata.
"Berterima kasih" Kenapa harus berterima kasih?" MuRong Ming Zhu berkata.
Ye Kai mengangkat gelasnya sambil tersenyum dan berkata,"Bila kita menjadi tersangkat utama, bagaimana kita bisa merasakan arak terbaik dari Gedung Sepuluh Ribu Kuda ini?"
Luo Luo Shan tiba-tiba memukulkan tangannya kembali ke atas meja dan berkata," Tepat sekali! Bila seseorang dapat melihat masa lalunya, maka dia pasti orang yang bahagia "
arak! Berikan aku lagi arak!"
Saat ini dia sedang menuangkan arak untuk dirinya sendiri dan menenggaknya dalam sekali gerakan.
"Aku tidak bisa percaya engkau masih dapat minum setelah semua i ."MuRong Ming Zhu
berkata dengan dingin.
"Selama aku tahu bahwa aku tidak melakukan apapun, mengapa aku harus perduli
seseorang memanggil aku pembunuh anjing atau pembunuh ayam" Kenapa aku tidak dapat
meminum arak ini" Arak bagus " apakah kalian masih memiliki arak lagi ?"Luo Luo Shan tergagap.
Saat araknya telah tiba, dia telah terkapar jatuh lagi di atas meja, mengorok dengan kerasnya.
Hua Men Tian menatapnya dengan tatapan muak di sudut matanya. Sepertinya dia ingin
sekali menarik orang ini dari kursinya dan menendangnya keluar pintu.
Hua Men Tian adalah seorang yang sangat sabar, dia selalu dapat menahan amarahnya.
Siapa lagi yang dapat membuat dia berdiri semalaman ditengah pasir dan angin"
Namun, sekali dia melihat Lou Lou Shan, sepertinya api kebencian tersulut di dalam dirinya.
Wajah tenangnya sepertinya dapat meledakan amarahnya setiap saat.
Ye Kai melihat hal itu menggelikan.
Dia selalui menyimak setiap kejanggalan pada setiap suasana dimana dia berada. Dan dia sangat geli oleh hal itu.
Sementara dia mengamati yang lainnya, Ma Kong Qun diam-diam mengamatinya, dan
melihat bahwa Ye Kai juga cukup menggelikan.
Kemudian, disengaja atau tidak kedua mata tiba-tiba bertemu. Seperti dua golok saling membacok membentuk kilatan cahaya dari kedua mata mereka.
Ma Kong Qun tersenyum hambar dan kelihatannya mau berkata sesuatu.
Namun pada saat itu, MuRong Ming Zhu tertawa lebar dan berkata," Akhirnya aku
memahami segalanya sekarang."
"Apa yang kamu pahami?" Yun Zai Tian berkata.
"Majikan Ketiga mencurigai salah satu dari kita berlima yang baru saja tiba di Kota
Perbatasan sebagai salah seorang pembunuh yang akan menuntut balas. Jadi beliau
mengundang kita semua hari ini untuk mencari tahu siapakah orang itu." MuRong Ming Zhu berkata.
"Apakah engkau mengira aku dapat melakukannya?" Ma Kong Qun berkata..
"Kemungkinan tidak. Orang tersebut pasti tidak menggunakan tanda tersebut di kepalanya.
Dan, sangat tidak mungkin juga orang tersebut akan mengaku." MuRong Ming Zhu berkata.
"Bila aku tidak akan dapat menemukannya, lalu buat apa aku membuang waktu dan
tenaga?" Ma Kong Qun berkata.
"Aku juga berpikir, Majikan Ketiga pasti bukan seseorang yang berbuat sesuatu yang tidak berguna." Ye Kai memuji.
"Saudara Ye mengenal aku dengan baik." Ma Kong Qun berkata.


Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Lalu apa tujuan anda mengundang kami kesini hari ini" Apakah kamu mempunyai
pertanyaan lainnya kepada kami" Atau engkau hanya mengundang kami untuk mabuk?"
MuRong Ming Zhu berteriak.
Perkataan ngawur tersebut keluar dari seseorang yang seharusnya keturunan orang gagah.
Hanya tiga arak kelas nampaknya telah membuat dia lupa bahwa baru saja dia telah
mempermalukan diri.
Apakah anak laki-laki dan anak perempuan dari keluarga kaya cenderung orang yang kurang berpikir"
Namun untuk alasan tertentu, Ye Kai menemukan suatu yang menggelikan. Dia melihat
suatu hal yang menarik di dalam diri MuRong Ming Zhu.
Setelah hening untuk waktu yang cukup lama, Ma Kong Qun akhirnya berdiri dan berkata,"
Saat ini sudah larut malam dan perjalanan ke kota cukup jauh. Aku telah menyiapkan kamar untuk para tamu malam ini. Bila tidak masalah, aku mengharapkan anda semua bermalam di sini. Dan apapun yang mau dikatakan harus menunggu hingga besok."
Ye Kai mulai menguap dan berkata," Betul sekali, apapun yang mau dikatakan harus
menunggu hingga besok."
"Saudara Ye merupakan orang yang mudah setuju. Sayang sekali tidak semua orang di dunia ini seperti dia." Laba-laba terbang berkata.
"Dan kamu seperti apa?" Ma Kong Qun bertanya.
"Kalau aku, aku tidak akan setuju bahkan bila aku menghendakinya pun." Laba-laba Terbang menjawab.
MuRong Ming Zhu menatap pada ke delepan pedang di atas meja,"Baiklah, paling tidak disini lebih nyaman dari pada bermalam di hotel di kota."
"Saudara Fu ?" Ma Kong Qun berkata.
"Kalau golokku boleh tinggal, maka aku juga tinggal." Fu Hong Xue menjawab dengan
hambar. "Tidak! Aku tidak dapat tinggal di sini malam ini!" Luo Luo Shan tiba-tiba berteriak."Bila pembunuh tiba-tiba datang ditengah malam dan salah duga datang kepadaku dan
memotong kepalaku, bukannya aku mati dengan penasarn?"
"Apakah kamu benar-benar harus pergi?" Hua Men Tian berkata.
Mata Luo Luo Shan yang mabuk berputar-putar kemudian mengguman," Tapi bila masih ada arak yang bagus untuk diminum hingga pagi hari, meskipun kepalaku terpenggal, aku hanya bisa menerima bahwa itu sudah nasibku."
Semua berdiri, tidak ada seorangpun yang memaksa untuk meninggalkan gedung.
Semua merasa, meskipun malam yang akan dihadapi bukan malam yang tenang, namun
merupakan pilihan yang lebih baik daripada pergi meninggalkan gedung.
Apapun dapat terjadi pada orang yang keluyuran ditengah gurun malam.
Hanya Gong Sun Duan yang masih berdiam di meja, masih minum arak segelas demi segelas
" Angin yang menusuk telah mereda, namun sinar matahari pagi kelihatannya masih jauh,
masih sangat jauh.
Malam kembali menjadi sunyi. Hanya terdengar suara ringkikan kuda di kejauhan seperti ringkikan ketakutan dan raungan angin dari alam lain.
Satu-satunya lentera tergantung di ujung langit, membuat gurun yang tandus ini nampak semakin terpencil.Bulan malam di Kota Perbatasan nampak sendiri kesepian dan membuat daerahnya sekitarnya nampak seperti terkucil dari apapun di dunia ini.
ooOOOoo Bab 05. Semalam di Kota Perbatasan
Yun Zai Tian dengan lentera di tangan, memimpin ke lima tamu dari depan.
Fu Hong Xue, dengan langkahnya yang berat dan dalam, berjalan perlahan di belakang
kelompok " ada beberapa orang yang tidak mau seseorang berjalan dibelakangnya.
Ye Kai dengan sengaja melambatkan langkahnya hingga dia berada disisinya. Gerakannya yang perlahan dan seretan langkahnya yang berat pada batu dan pasir sepanjang jalan
seperti golok yang sedang menggiling tulang.
"Aku benar-benar tidak menyangka bahwa engkau akan berdiam disini." Ye Kai berkata.
"Oh?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku tahu bahwa Ma Kong Qun bertanya keapada kita semua untuk bermalam karena dia
ingin memeriksa dan melihat siapa dari kita semua yang tidak ingin bermalam." Ye Kai berkata.
"Engkau bukan Ma Kong Qun." Fu Hong Xue berkata.
"Bila aku adalah dia, akupun akan melakukan hal yang sama. Bila seseorang ingin
membantai seluruh perkumpulan, maka aku yakin orang tersebut tidak akan suka untuk
menghabiskan sepanjang malam di sini." Ye Kai berkata.
Dia berpikir sejenak dan menambahkan," Dan bila orang tersebut pun bermalam, dia akan bertindak sangat aneh sepanjang malam. Orang tersebut mungkin akan melakukan sesuatu sebelum pagi tiba."
"Bila orang tersebut adalah engkau, apakah kau akan melakukan suatu tindakan?" Fu Hong Xue bertanya.
Ye Kai mengubah arah pembicaraaan dan langsung menjawab," Tahukah kau siapa yang
paling ditakuti oleh Majikan Gedung Ma?"
"Siapa?" Fu Hong Xue berkata.
"Engkau dan aku." Ye Kai berkata.
Fu Hong Xue mendadak berhenti, matanya menatap lekat pada Ye Kai sesaat dia
mengucapkan satu kata saat itu," Kamu salah satunya?"
Ye Kai juga berhenti. Dia juga memandang ke arah Fu Hong Xue dan menjawab," Itupun hal yang sama yang mau aku tanyakan kepadamu, kamu salah satunya?"
Keduanya diam berdiri dan terdiam ditengah malam. Ye Kai menatap Fu Hong Xue, dan Fu Hong Xue menatap Ye Kai. Tiba-tiba, keduanya tersenyum pada saat yang bersamaan.
Aku rasa, ini adalah senyumanmu yang pertama yang pernah aku lihat." Ye Kai berkata.
"Dan mungkin ini adalah yang terakhir kalinya juga!" Fu Hong Xue berkata.
Hua Men Tian tiba-tiba nampak dari kegelapan. Dengan matanya yang bercahaya, dia
menyeringai kepada mereka dan bertanya," Apakah yang kalian berdua senyumkan?"
"Sesuatu yang sangat tidak lucu." Ye Kai berkata.
"Tidak ada sedikitpun yang lucu." Fu Hong Xue menambahkan.
________________________________________
Gong Sun Duan masih minum arak dari gelas raksasanya.
Ma Kong Qun duduk di sana memandangnya. Setelah beberapa lama, dia menghela napas
dan berkata," Aku tahu engkau berusaha untuk mabuk agar tidak sadar, tapi mabuk tidak akan menyelesaikan masalah apapun."
Gong Sun Duan tiba-tiba menggebrakan tangannya ke atas meja dan berteriak," Lalu
bagaimana kalau tidak mabuk" Aku masih harus duduk disini dan menerima hinaan."
"Engkau tidak menerima hinaan, namun merupakan tantangan keteguhan hati. Setiap orang harus tahan menanggung hal itu paling tidak sekali seumur hidupnya."Ma Kong Qun berkata.
Gong Sun Duan mulai mengencangkan jarinya lagi. Arak di dalam gelasnya mulai tumpah
keluar. Dia memandang ke arah gelas arak emasnya yang mulai gepeng ditangannya dan
berkata, "Keteguhan hati, huh! Tiga puluh tahun engkau dan aku mengalami hidup dan mati bersama-sama, kita telah bertahan di lebih dari seratus tujuh puluh peperangan, dan darah yang mengalir lebih dari cukup untuk menenggelamkan orang-orang. Tapi sekarang engkau mengatakan aku harus menerima itu " engkau mengatakan aku harus duduk diam saja dan
menerima hinaan dari bocah kecil tolol pincang itu?"
Raut muka Ma Kong Qun masih terlihat tenang. Dia kembali menghela napas dan berkata,"
Aku tahu hal ini pasti berat bagimu, namun aku ?"
"Engkau tidak perlu berkata-kata lagi, aku tahu alasannya. Engkau sekarang memiliki
keluarga, dan seorang anak perempuan juga. Engkau tidak dapat lagi bertindak ceroboh dan sembarangan lagi seperti di masa lalu."
Dia memukulkan tangannya ke atas meja lagi dan tertawa dingin," Aku hanya kacung
rendahan di Gedung Sepuluh Ribu Kuda. Jadi cukup adil bila aku menerima hinaan untuk Majikan Ketiga."
Ma Kong Qun berpaling dan memandang ke arahnya, namun matanya tidak melihat
sedikitpun kemarahan. Dia sedikit bergerak.
Setelah beberapa saat, Ma Kong Qun dengan tenang menegur," Siapa yang bilang aku
majikan" Dan siapa yang bilang engkau hanya kacung" Segala yang kita miliki saat ini diperoleh dari darah dan keringat kita berdua. Bahkan saudara yang paling dekatpun tidak sedekat hubungan kita. Setengah dari semua ini adalah milikmu. Apapun yang kamu
inginkan kamu dapat mengambilnya setiap saat " bahkan bila engkau menginginkan anak
perempuanku, dengan senang hati aku menyerahkannya kepadamu."
Meskipun tekanan suaranya sangat tenang, namun emosi yang terkandung di dalam kata-
katanya lebih dari cukup untuk membuat orang yang berkuping besipun menangis. Gong Sun Duan menundukan kepalanya sementara matanya tidak dapat menahan air matanya.
Tepat saat itu, Hua Men Tian dan Yun Zai Tian kembali.
Majikan Gedung Ma nampaknya sedang dalam keadaan murung sesaat dia bertanya kepada
kedunya," Apakah mereka semua tinggal bermalam?"
"Ya." Yun Zai Tian menjawab.
Emosi yang tersirat dimana Ma Kong Qun telah menghilang dan telah digantikan oleh
ketenangan, dan dia menambahkan," Aku sudah menduga kalau Luo Luo Shan, MuRong
Ming Zhu dan Laba-laba Terbang tidak akan berkeberatan untuk bermalam dan itu tidak
membuatku heran."
"Engkau tidak berpikir bahwa mereka bertiga patut tidak dicurigai?" Yun Zai Tian bertanya.
"Sangat sedikit, bilapun ada." Ma Kong Quan menjawab.
"Tidak perlu juga." Hua Men Tian berkata.
"Mengapa begitu?" Ma Kong Qun berkata.
"MuRong Ming Zhu bukan orang yang biasa, aku berpikir yang kita lihat hanyalah akting saja. Mengingat reputasinya dan posisinya di dunia persilatan, tidak mungkin dia bertindak seperti itu, dipermalukan beberapa kali." Hua Men Tian menjelaskan.
Ma Kong Qun menganggukan kepalanya menyetujui dan berkata," Aku melihat itu juga, dia pasti memiliki maksud terselubung di kepalanya, namun aku ragu dia bermaksud tertentu pada Gedung Sepuluh Ribu Kuda."
"Dan bagaiman dengan Luo Luo Shan" Sastrawan tersebut telah menikmati kedudukannya
sebagai orang yang dihormati di dunia persilatan. Apa motifnya sehingga dia mau datang ribuan mil ke mari?" Hua Men Tian berkata.
"Mungkin dia sedang dalam pelarian dari musuhnya yang sangat kuat dan tempat seperti ini pasti tempat yang baik untuk bersembunyi." Ma Kong Qun berkata.
"Kekuatan dan pengaruh Perguruan Butong melanglang hingga jauh. Biasanya, musuhnya
yang akan bersembunyi dari mereka, sejak kapan mereka harus bersembunyi dari
musuhnya?" Hua Men Tian berkata.
Ma Kong Qun tiba-tiba tertawa dan tertawa," Engkau masih belum dapat melupakan
peristiwa dua puluh tiga tahun lalu di Gunung Bu Tong?"
Raut muka Hua Men Tian berubah sesaat dia menjawab," Aku tidak akan pernah
melupakannya."
"Tapi bukannya pendekar Butong yang melukaimu, Hui Yun Zi, telah mati oleh pedangmu?"
Ma Kong Qun berkata.
"Betul, tapi sayangnya semua orang Butong belum mati mengenaskan seperti itu." Hua Men Tian berkata dengan pedas.
Ma Kong Qun menatapnya dan berkata sambil menghela napas," Engkau telah memiliki
kedudukan yang tinggi, pandangan dan daya analisamu pun bagus dan tajam, dan kamu
dapat mengendalikan situasi yang sulit lebih baik dari siapapun yang aku kenal.
Kelemahanmu hanya pikiranmu yang sempit, aku hanya dapat mengingatkan mu bahwa hal
ini dapat menjadi penyebab kejatuhanmu di masa mendatang."
Hua Men Tian menundukan kepalanya dan tidak berbicara lagi, namun dadanya meninggi
dan dia tidak terlihat senang.
Yun Zai Tian berusaha untuk mengubah arah pembicaraaan dan berkata," Satu dari mereka berlima, Fu Hong Xue yang paling mencurigakan. Namun seperti yang Ye Kai bilang, apabila dia kesini sungguh-sungguh untuk ".. melakukan pembalasan, apakah dia akan mendatangi Gedung Sepuluh Ribu Kuda dengan golok di tangan?"
Ma Kong Qun terlihat terbenam dalam pikirannya dan akhirnya menjawab," Bagaimana
dengan Ye Kai?"
"Kemampuan silat orang ini nampaknya sangat hebat. Ketenangannya nampaknya sangat
tidak terduga. Bila orang tersebut adalah dia, maka dia pasti lawan yang sangat berat." Yun Zai Tian berkata.
"Kamu berdua sepertinya masih menduga-duga tidak jelas juntrungannya, apakah sekarang sudah ada keputusan?" Gong Sun Duan berkata.
"Belum." Yun Zai Tian berkata.
"Karena kita masih tidak dapat meduga siapa diantara mereka, mengapa tidak kita habisi saja mereka semua dan selesai!" Gong Sun Duan berkata.
"Bagaimana bila kita membunuh orang yang salah?" Ma Kong Qun berkata.
"Lalu kita hanya harus membunuh dan membunuh lagi!" Gong Sun Duan berkata.
"Dan kita terus membunuh sampai kapan?" Ma Kong Qun berkata.
Gong Sun Duan mengepalkan jarinya dengan rasa marah sementara urat nadi ditangannya
sudah mulai menonjol keluar.
Tiba-tiba, terdengar suara seorang anak dari luar," Paman Keempat, saya tidak dapat tidur.
Bisakah paman datang dan mendongengkan aku cerita?"
Gong Sun Duan menghembuskan napasnya dan nampaknya dia telah berubah menjadi
orang yang benar-benar berbeda. Semua otot dibadannya terlihat mengendur sementara
perlahan-lahan dia berdiri dan berjalan ke arah pintu.
Ma Kong Qun memandang ke arah tubuhnya yang sedang beranjak menuju ke arah pintu,
dan pandangan dimatanya berubah menjadi seperti pandangan anak kecil di luar.
Ma Kong Qun berkata-kata dengan tenang," Secara logika, aku ragu mereka akan melakukan gerakan malam ini, karena mereka memutuskan untuk bermalam. Namun aku tetap harus
menepiskan pikiran untuk membiarkan penjaga lengah.
"Benar," Yun Zai Tian menjawab.
"Lakukan perintah ini: bagi penjaga yang tugas malam menjadi delapan shift, dan
perintahkan mereka untuk melakukan patroli tiga kali setiap jam. Bila terlihat ada yang mencurigakan atau terlihat adanya aktivitas, perintahkan mereka langsung membunyikan tanda bahaya!" Ma Kong Qun berkata.
Ma Kong Qun menganggukan kepalanya kemudian berdiri dan berjalan ke arah pintu. Dia
terlihat sangat letih sementara di matanya terpentang kegelapan yang membentang
menutupi dataran yang luas.
Yun Zai Tian mengikutinya keluar dan berkata sambil menghela napas," Bila malam ini dapat dilewati tanpa ada peristiwa apapun, maka anda dapat beristirahat dengan tenang
semalaman. Lalu baru memikirkan hal lain yang memang harus dikhawatirkan lagi besok."
Ma Kong Qun menepuk bahunya dan berkata," Setelah perjuangan ini berakhir, kita harus memperoleh istirahat yang panjang ?"
Hembusan angin bertiup. Lentera di langit tiba-tiba menjadi padam. Hanya pembungkus
luarnya yang masih tergantung disinari cahaya bulan.
Yun Zai Tian memandang ke arah lentera, sinar matanya terlihat dipenuhi oleh kekhawatiran dan ketakutan.
Apakah Gedung Sepuluh Ribu Kuda akan memiliki nasib yang sama dengan lentera tersebut"
Meskipun dia tergantung tinggi di atas, dan cahayanya terpancar hingga ke kejauhan mata memandang, siapa yang tahu tiba-tiba menjadi padam"
Malam semakin larut, cahaya bulan mulai suram, bahkan bila ada suara seribu serulingpun akan terserap menghilang tak berbekas.
Ditengah gurun yang tandus, dibawah cahaya bulan yang dingin dan pahit, siapa yang dapat tidur dengan nyenak"
Mata Ye Kai tetap terbuka sementara dia mulai memandang melalui lubang jendela ke langit malam.
Senyumnya tidak lagi terlihat.
Ketika tidak ada seorangpun disekitarnya, senyumnya yang selalu mengembang diwajahnya menghilang.
Dia juga tidak bisa tidur.
Meskipun tidak ada setitik suarapun yang terdengar, namun pikirannya sangat ramai seperti dipenuhi oleh suara yang berasal dari ribuan genderang. Namun, tidak ada seorangpun yang tahu pasti apa yang ada di dalam pikirannya.
Perlahan-lahan dia menggosokan ke dua tangannya. Kulit di antara ibu jari dan jari tengah tangan kanannya terlihat mengeras dan menebal seperti kulit yang kapalan. Hal ini
disebabkan karena menggenggam senjata untuk jangka waktu yang sangat lama.
Namun, dimana senjatanya"
Dia adalah seseorang yang tidak pernah membawa senjata.
Apakah senjatanya tersembunyi di dalam hatinya"
Fu Hong Xue masih menggenggam goloknya dengan erat.
Dia juga tidak dapat tidur.
Dia bahkan tidak peduli sepatunya belum dilepaskan.
Cahaya bulan yang dingin dan pahit mengenai mukanya yang pucat, kaku tanpa emosi dan mengenai sarung goloknya yang berwarna hitam pekat.
Apakah tangannya pernah meninggalkan goloknya"
Tiba-tiba, suara tanda bahaya berbunyi memecah keheningan malam.
Empat buah panah api tanda bahaya telah ditembakkan ke arah kegelapan di sebelah barat halaman luas Gedung Sepuluh Ribu Kuda.
Tercium aroma bau busuk daging yang sangat memuakan dan memualkan terbawa oleh
tiupan angin. Lampu di dalam kamar Ye Kai paling dulu menyala. Dalam sekejap dia telah meloncat keluar.
MuRong Ming Zhu dan Laba-laba Terbang membuka pintu kamar mereka berbarengan.
Sementara pintu kamar Tuan Luo masih tertutup dan terdengar suara dengkur yang kencang dari dalam kamar.
Tidak terdengar suara setitikpun dari kamar Fu Hong Xue.
"Apakah seseorang baru saja membunyikan tanda bahaya?" MuRong Ming Zhu berkata.
Ye Kai menganggukan kepalanya.
"Tahukah kamu apa yang telah terjadi?" MuRong Ming Zhu bertanya.
Ye Kai menggelengkan kepalanya.
Sesaat dua buah tubuh mendadak melayang kearah mereka. Pedang di salah satu tangannya bersinar seperti bunga yang mekar, sementara pedang ditangan orang yang satunya
bergerak seringan dan seluwes bangau terbang.
Hua Men Tian memandang kepada mereka bertiga dari luar pintu kamar mereka dan
berjalan hingga akhirnya mencapai tepat di depan pintu kamar Luo Luo Shan. Dia berhenti sesaat setelah mendengar suara dengkur dari dalam kamar.
Yun Zai Tian dengan ringan meloncat ke udara ke arah pintu kamar Fu Hong Xue. Dia
mendorong pintu dengan tangannya dan pintu kamar sedikit terbuka.
Fu Hong Xue masih tetap berdiri tegak di balik pintu, tangannya masih menggenggam
goloknya dengan kencang. Cahaya yang terpancarnya dari kedua matanya membuat
siapapun merasa seram memandangnnya.
Yun Zai Tian secara tidak sadar mundur beberapa langkah kebelakang kemudian bergabung dengan yang lainnya,"Apakah anda semua berada disini sepanjang waktu?"
Tidak ada seorangpun yang merespon. Itu merupakan pertanyaan yang tidak berguna untuk diucapkan.
"Apakah tadi ada yang mendengar sesuatu?" Hua Men Tian bertanya.
Kembali, tidak seorangpun yang merespon.
MuRong Ming Zhu terlihat hendak mengatakan sesuatu namun dia tidak dapat membuka
mulutnya, mendadak dia membungkuk dan mulai muntah.
Bau busuk telah mencapai mereka sekarang.
Kemudian, terdengar suara puluhan ribu kuda meringkik. Bahkan bulan yang dinginpun
terlihat seperti ketakutan dan kehilangan akal.
"Kerajaan langit, kerajaan dunia. Darah menetes dari kedua mata, bulan tidak bersinar lagi.
Sepuluh ribu kuda meratap setelah usus hancur ?"
Suara apa yang paling menyeramkan di dunia"
Bukan suara ratapan setan yang kesepian ditengah malam, tapi suara sepuluh ribu ekor kuda yang meringkik berbarengan ditengah-tengah padang tandus yang tak tertepi!
Tidak ada seorangpun yang dapat menggambarkan kengerian suara tersebut saat itu. Tidak ada seorangpun yang pernah mendengar suara seperti itu sebelumnya.
Bila langit belum saja ambruk ke muka dunia, bila bencana yang paling mengerikan belum juga terjadi, mengapa sepuluh ekor kuda secara mendadak menangis dan meratap
berbarengan di tengah malam yang gelap" Bahkan orang yang paling berani dan keraspun saat mendengar suara ratapan yang mengerikan itu tidak dapat menahan tulang
kerangkanya meloncat dari kulitnya, dan tidak dapat menahan jiwanya tergoncang dari
tubuhnya. Kuda-kuda yang berada kedua deret kandang kuda tersebut merupakan kuda-kuda pilihan, yang dapat ditemukan hanya satu dari seribu kuda, dipilih dan dibeli oleh tangan yang tidak dapat dinilai oleh emas.
Darah segar mulai mengalir keluar kandang kuda, aroma bau busuk dari kental yang
menyeramkan mulai memenuhi udara.
Ma Kong Qun tidak muntah.
Dia berdiri di tengah kolam darah dan terlihat sepertinya seseorang telah merengut jiwanya.
Gong Sun Duan memeluk pada sebuah pohon yang berdiri di depan kandang kuda. Meskipun dengan berpegangan dengan kencang, seluruh tubuhnya bergetar tidak tertahankan. Pohon tersebut ikut bergoyang, daun pohon mulai berjatuhan, seperti di musim gugur, bertebaran ke atas kolam darah.
Darah tersebut terlalu kental sehingga membuat seluruh daun yang jatuh di atasnya tetap mengambang.
Saat Ye Kai tiba, dia tidak bertanya apa yang telah terjadi.
Setiap orang yang memiliki mata dapat melihat dan mengatakan apa yang telah terjadi.
Setiap orang yang memiliki hati pasti takut melihatnya.
Mungkin tidak ada seekor hewanpun di dunia ini yang dapat menyamai keindahan kuda-kuda ini. Dan hanya beberapa hewan saja yang dapat menyamai kegagahan dan kekuatan seekor kuda. Keindahan bentuk tubuhnya dan keanggunan dan kekuatan semangatnya sangat
sempurna. Siapa di dunia ini yang tega memenggal kepala seekor kuda seperti ini dalam sekali tebas"
Orang tersebut pasti sama ganasnya seperti saat membunuh orang lainnya"
Ye Kai menghela napas yang panjang dan memalingkan kepalanya. Dari jarak jauh, dia
melihat MuRong Ming Zhu tidak henti-hentinya muntah.
Paras muka Laba-Laba Terbang memucat seperti abu dan keringat dingin mengalir di
wajahnya. Fu Hong Xue berdiri diam dalam jarak yang cukup dekat. Meskipun malam menyelimuti
seluruh tubuhnya, pantulan cahaya bulan menyinari sarung goloknya yang berwarna hitam hingga berkilauan.
Gong Sun Duan menatap golok tersebut dan tergesa-gesa berjalan mendekatinya dan
berteriak," Cabut golok mu!"
"Saat ini belum waktunya untuk mencabut golokku." Fu Hong Xue menjawab dengan lembut.
"Sekarang waktu yang tepat untuk mencabut golok mu, aku mau melihat apakah golokmu
dibasahi oleh darah atau tidak!" Gong Sun Duan meminta.
"Golok ini bukan untuk dilihat oleh siapapun." Fu Hong Xue berkata.
"Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu mencabut golok mu?" Gong Sun Duan
berkata. "Aku mencabut golokku hanya untuk satu tujuan." Fu Hong Xue berkata.
"Untuk apa" Untuk membunuh?" Gong Sun Duan bertanya.
"Tergantung dari orang seperti apa yang akan aku bunuh. Aku hanya membunuh tiga jenis orang." Fu Hong Xue menjawab.
"Apa ketiga jenis orang itu?" Gong Sun Duan bertanya.
"Musuh, penjahat, ?"Fu Hong Xue berkata.
"Dan apa yang terakhir?" Gong Sun Duan bertanya kembali.


Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Fu Hong Xue menatapnya dengan dingin dan menjawab,"Orang sepertimu yang memaksaku
mencabut golok ku."
Gong Sun Duan tertawa keras dan berkata," Bagus! Perkataan bagus! Itulah yang aku
tunggu ?" Tangannya menggapai gagang goloknya. Sebelum suara tawanya selesai, goloknya telah
berada di tangannya dengan kuat.
Mata Fu Hong Xue semakin bersinar, dia menunggu saat yang tepat.
Saat yang tepat untuk mencabut goloknya! Namun beberapa saat kemudian, dari tengah
padang rumput yang gelap, suara yang menyeramkan memecah kebisuan,"Kerajaan langit,
kerajaan dunia. Darah menetes dari kedua mata, bulan tidak lagi bersinar. Bulan yang gelap, angin yang kencang, malam ini merupakan malam yang tepat untuk membunuh, sepuluh
ribu kuda meratap sesaat usus hancur."
Suara tersebut terdengar dari langit yang gelap. Meskipun suara tersebut seperti terdengar dari kejauhan, namun setiap kata yang diucapkan terdengar dengan jelas.
Parah wajah Gong Sun Dua berubah. Dia menggerakan jarinya ke udara dan berteriak keras,
"Kejar mereka!"
Sesaat setelah dia memberikan tanda, belasan lentera terlihat di berbagai sudut di kuti dengan suara-suara.
Yun Zai Tian mengangkat lengannya," Mengikuti Jangkerik Mengejar Awan dalam Delapan
Langkah", tubuhnya telah melayang bagai asap ke udara. Dalam tiga hingga lima langkah, dia telah mencapai tujuh puluh meter.
"Tidak heran orang-orang menyebutnya "Bangau Terbang di Awan", ilmu meringankan
tubuhnya betul-betul telah sampai pada tingkat yang teratas." Ye Kai berkata.
Sepertinya dia berbicara pada dirinya sendiri, tapi dia juga seperti sedang bicara pada Fu Hong Xue. Sesaat, Ye Kai memalingkan kepalanya ke arah Fu Hong Xue berdiri, namun dia tidak melihat siapapun.
Kolam darah saat ini telah berhenti mengalir. Cahaya lentera dikejauhan perlahan-lahan menghilang.
Ye Kai berdiri sendirian di depan kandang kuda tersebut " sepertinya dia adalah orang terakhir yang masih berdiri di alam lain.
Ma Kong Qun, Hua Men Tian, Fu Hong Xue, Murong Ming Zhu " mereka semua nampkanya
telah menghilang ke dalam kegelapan malam.
Ye Kai terbenam dalam pikirannya yang dalam. Senyum mulai nampak dari ujung bibirnya seraya berkata," Sungguh aneh, sungguh aneh! Setiap orang dari mereka sungguh
mengherankan!"
Belasan nyala api berkedip-kedip di lapangan rerumputan, seperti bintang yang jatuh dari langit ke bumi.
Ye Kai kemudian berjalan di dalam kegelapan, dia keluyuran ke timur dan ke barat, seperti tidak ada tujuannya. Dia terlihat seperti seseorang yang paling bebas dan tidak perduli disana.
Lentera di langit mulai menyala lagi.
Dia mengangkat tangannya dan mulai berjalan mondar mandir di bawah cahaya lentera.
Tiba-tiba terdengar suara derap kuda yang menggelegar dan suara lonceng yang berdenting.
Seekor kuda muncul dari kegelapan, mata sipengendara seperti embun di musim semi. Dia menatap gadis itu sejenak, lalu terdengar suara tangis yang lembut. Sipengendara dan kudanya tiba-tiba berhenti tepat dihadapannya. Kuda yang bagus, pengendara yang
terampil. Ye Kai tersenyum dan berkatra, " Bibi benar-benar belum mati karena jatuh, sungguh
beruntungnya, sungguh-sungguh beruntung."
Ma Fang Ling menatapnya dingin dan menjawab, "Engkau bangsat kecil, apa yang sedang
engkau lakukan disini?"
"Bagaimana aku bisa pergi begitu saja sebelum bertemu dan melihat pasar muka nona Ma?"
Ye Kai berkata sambil tersenyum.
"Engkau bangsat kecil yang tidak tahu malu berbibir manis, aku akan memukulmu hingga mati." Ma Fang Ling menjawab dengan marah.
Cemetinya melesat seperti ular ke arah Ye Kai.
"Engkau tidak dapat memukul bangsat kecil sampai mati." Ye Kai berkata.
Sebelum perkataannya selesai diucapkan, tiba-tiba dia meloncat menaiki kuda tersebut dan duduk tepa dibelakang Ma Fang Ling.
Ma Fang Ling memukulkan tinjunya ke belakang dan berteriak, "Apa yang sedang engkau
lakukan?" Namun sesaat tangannya bergerak memukul, lengannya telah tertangkap dan terkunci.
"Bulan sangat gelap, angin berhembus kencang, dan aku tidak tahu kemana aku bergerak.
Bolehkah aku menyusahkan nona mengantarkan aku kembali ke rumah?" Ye Kai berkata.
"Mengapa engkau tidak pergi saja ke neraka." Ma Fang Ling mencemooh.
Gadis itu kembali memukul dengan tangan yang lainnya, namun kembali lengannya
ditangkap dan dikunci. Gadis tersebut masih berjuang untuk melepaskan diri, namun dia tidak dapat bergerak seincipun. Apa yang dapat gadis tersebut rasakan adalah seorang laki-laki yang bernapas perlahan dibelakang lehernya.
Gadis tersebut ingin sekali menggerakan kepalanya kebelakang sehingga melemparkan
tubuh laki-laki tersebut dibelakangnya, namun karena suatu sebab dia sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menggerakan setitik ototpun ditubuhnya.
Pembantu merah yang sedang mereka tunggangi, yang nampaknya seekor kuda betina, tiba-tiba berubah mejadi tenang dan menurut. Kuda tersebut membuat langkah kecil saat
berjalan maju ke depan.
ooOoo Bab 07. Awan Gelap, Langit Kelam
Jendela baru saja ditutup, tidak ada cahaya setitikpun di ruangan.
Butiran air hujan berjatuhan di atap dan daun jendela menimbulkan suara seperti genderang perang dan derap kaki kuda dipeperangan.
Ye Kai duduk sambil bermalas-malasan dengan dua kakinya terjulur lurus. Dia menatap
kearah sepasang sepatunya dan menghela napas," Sungguh sangat keras kehidupan di luar sana."
Xiao Bie Li dengan hati-hati mengangkat kartunya yang terakhir dari atas meja, matanya tercekat selama beberapa saat. Akhirnya, di menoleh ke arah Ye Kai sambil tersenyum dia berkata," Sangat jarang sekali hujan di daerah sini."
"Itu sebabnya saat hujan, maka deras sekali." Ye Kai berkata.
Xiao Bie Li menganggukan kepalanya sepertinya dia sedang mendengarkan suara hujan lebat di luar. Dia menghela napas dan berkata," Hujan turun tidak pada saat yang tepat."
"Kenapa begitu?" Ye Kai berkata.
"Karena mereka biasanya sebulan sekali turun ke kota untuk membeli bahan pakaian, bordir dan minyak wangi." Xiao Bie Li berkata.
"Mereka" Siapa mereka?" Ye Kai berkata.
Sekilar senyum terhambur dari wajah Xiao Bie Li, dan dia menjawab," Baiklah, diantara mereka ada seseorang yang ingin engkau lihat."
Ye Kai mengerti maksud ucapannya dan berkata," Bagaimana engkau tahu kalau aku ingin melihatnya?"
"Aku dapat mengetahuinya."Xiao Bie Li berkata.
"Bagaimana engkau mengetahuinya?" Ye Kai berkata.
Xiao Bie Lie menatap kartu ditangannya dan perlahan-lahan menjawab," Bahkan meskipun engkau tidak mempercayainya, aku dapat melihat banyak hal melalui kartu-kartu ini."
"Apa lagi yang engkau lihat?" Ye Kai berkata.
"Aku melihat awan yang gelap dan kelam menutupi seluruh Gedung Sepuluh Ribu Kuda.
Sebuah golok terlihat di tengah, tetesan darah turun perlahan-lahan dari ujungnya ?" Xia Bie Li berkata.
Dia tiba tiba mengangkat kepalanya dan menatap Ye Kai," Apakah sesuatu yang
menyeramkan terjadi di Gedung Sepuluh Ribu Kuda semalam?"
Ye Kai menatap balik sesaat sebelum dia menjawab," Engkau seharusnya beralih profesi menjadi tukang ramal."
Xiao Bie Lie menarik napas dan berkata," Namun yang aku pernah lihat adalah
ketidakberuntungan, jarang sekali aku melihat suatu hal yang baik atau kebahagiaan."
"Apakah ".. apakah engkau pernah melihat masa depanku?" Ye Kai berkata.
"Apakah engkau ingin tahu yang sebenarnya?" Xiao Bie Li berkata.
"Tentu saja." Ye Kai menjawab.
Tatapan mata Xiao Bie Li tiba-tiba menjadi kosong, tatapan matanya beralih ke suatu hal yang jauh. "Awan gelap beriring di atas kepalamu, nampaknya hidupmu akan dipenuhi oleh kesengsaraan."
"Apakah aku terlihat seperti seseorang yang membiarkan hal itu terjadi pada diriku?" Ye Kai berkata.
"Baiklah, semua kesulitan itu tidak harus menjadi milikmu saja. Karena nampaknya
sepanjang hidupmu, engkau akan mengkhawatirkan orang-orang disekitarmu. Dan itu sudah menjadi nasibmu yang tidak dapat dihindarkan." Xiao Bie Lie berkata.
"Apakah engkau melihat golok di tengah-tengah awan gelap itu juga?" Ye Kai berkata sambil bergurau.
"Karena hidupmu akan dipenuhi oleh orang-orang yang penting, engkau dapat mengatasi
semua kesulitan yang menuju kearahmu." Xiao Bie Lie berkata.
"Orang-orang penting?" Ye Kai berkata.
"Seperti orang-orang tersebut yang perhatian kepadamu dan bersedia memberikan
pertolongan kepadamu, misalnya ?" Xiao Bie Li berkata.
"Sepertimu?" Ye Kai menginterupsi.
Xiao Bie Li tertawa lebar dan menggelengkan kepalanya, kemudian menjawab," Orang-orang penting disekitarmu hampir semuanya perempuan. Misalnya, perempuan seperti Cui Nong!"
Dia memandang ke arah hiasan mutiara berbentuk bunga yang menempel di baju Ye Kai dan berkata," Dia menunggumu semalaman tadi malam, kenapa engkau belum juga pergi
menemuinya?"
"Saat emas di atas tempat tidur telah habis, maka seorang pelajar telah kehilangan
kejayaannya. Cepat atau lambat toh aku akan ditendang keluar, kenapa juga aku tidak
masuk saja untuk yang pertama?" Ye Kai berkata.
"Engkau salah." Xiao Bie Li berkata.
"Oh?" Ye Kai kaget.
"Tidak semua gadis materialistis."Xiao Bie Li berkata.
"Tapi aku berpikir aku lebih baik memperolehnya dengan cara itu." Ye Kai menjawab.
"Mengapa begitu?" Xiao Bie Li berkata.
"Baiklah, karena dengan begitu tidak ada kewajiban dan ikatan, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Ye Kai berkata.
"Jadi engkau berpendapat selama tidak ada cinta, maka tidak ada yang harus
dikhawatirkan." Ye Kai berkata.
"Tepat sekali." Ye Kai menjawab.
" Aku rasa engkau salah mengenai hal itu. Bila seseorang menjalani hidup tanpa rasa
khawatir di dunia ini, maka hidupnya pasti tidak menarik lagi." Xiao Bie Li.
"Baiklah, aku dapat tinggal disini dengan damai selama yang aku inginkan, hingga suatu saat tempat ini tidak menerima tamu lagi."Ye Kai berkata.
"Engkau pengecualian. Engkau dapat datang dan pergi kapan saja sesukamu, namun aku
?"Xiao Bie Li berkata.
Dia menghela napas dan dilanjutkan dengan tersenyum, "Aku semakin tua, aku tidak dapat hidup selama hingga saat ini. Saat aku tidur pada waktu malam, aku merasa seluruh tubuhku menjadi kaku."
"Namun saat ini engkau masih terjaga." Ye Kai berkata.
"Orang tua tidak pernah tidur terlalu lama, karena mereka tahu sisa hidup mereka di dunia ini tidak banyak lagi. Oleh karena itu aku selalu menjadi burung hantu." Xiao Bie Li berkata.
Dia mengambil tongkat di samping kursinya, memasangnya di ketiaknya, dan perlahan-lahan bangkit berdiri.
"Kelihatannya hujan sudah berhenti, mungkin engaku sudah dapat melihatnya." Xiao Bie Li berkata sambil perlahan-lahan dia berjalan melangkah ke atas melalui tangga.
Saat dia naik ke atas, Ye Kai memperhatikan bagian bawah bajunya berkibar. Kedua kakinya buntung hingga lututnya.
Bagaimana caranya hingga kakinya buntung" Dan apa sebabnya"
Setiap orang dapat mengatakan bahwa dia bukan orang yang biasa. Bagaimana mungkin dia berakhir seperti ini di kota perbatasan menjalankan bisnis gelap ini"
Apakah dia bersembunyi dari masa lalunya" Apakah dia benar-benar memiliki kemampuan
untuk meramal semua bencana yang akan menimpa orang lain"
Ye Kai terbenam dalam pikirannya. Dia melihat pada kartu yang tergeletak di atas meja, dan tidak dapat menahan diri untuk menuju ke sana. Dia mengambilnya dan menjatuhkannya
lagi dan menyadari bahwa semua kartu tersebut terbuat dari logam yang padat.
Dia mendengar suara batuk yang keras dari lantai atas.
Ye Kai menghela napas dan berpikir bahwa orang tersebut memang benar-benar orang yang sangat misterius. Semua yang dia katakan memiliki makna yang misterius, semua yang dia lakukan nampaknya memiliki tujuan yang misterius. Bahkan ruangan kecil di lantai dua dimana dia tinggal nampaknya juga merupakan tempat untuk menyimpan rahasia yang
misterius. Ye Kai memandang ke arah tangga yang sempit dan panjang itu, dan tiba-tiba tersenyum.
Untuk suatu alasan, dia menyadari bahwa tempat ini merupakan tempat yang benar-benar sangat mengagumkan.
________________________________________
Siang hari. Hujan benar-benar telah berhenti. Ye Kai berjalan di tengah-tengah jalan yang diselimuti oleh lumpur ke arah toko kelontong tepat disebrang jalan. Pemiliki toko tersebut adalah seorang pria setengah baya yang periang. Dia memiliki muka yang bundar besar dan
matanya menjadi sangat sipit saat tersenyum.
Bahkan ketika pelanggan berusaha menukarkan uang beberapa qian untuk membeli
bebarapa butir buah pir saja, dia tetap tersenyum berterima kasih dan bersyukur.
Nama panggilannya Li, semua orang memanggilnya Li Ma Hu.
Ye Kai mengenali Li Ma Hu, namun lupa memeriksa apakah tokonya juga menjual kain, sutra maupun bordir. Karena semua orang sedang sibuk makan siang, tokonya menjadi cukup
sepi. Seperti biasanya Li Ma Hu sedang tiduran di tokonya.
Ye Kai tidak ingin membangunkannya jadi dia hanya melihat-lihat saja. Sesaat kemudian, terdengar suara roda kereta dan ringkik kuda sementara sebuah kereta kuda melintasi jalan.
Kereta kuda tersebut berwarna hitam namun sangat cemerlang hingga seperti cermin,
delapan ekor kuda yang menarik kereta tersebut berwarna putih.
Itu adalah kereta kuda yang sama yang membawa Ye Kai ke Gedung Sepuluh Ribu Kuda
pada malam sebelumnya. Siapa yang berada di dalam kereta kuda tersebut saat ini"
Baru saja Ye Kai berusaha mencari tahu siapa yang menaiki kereta kuda terserbut, dia mendengar suara dibelakangnya berkata," Itu pasti yang terhormat bibi dan nona muda dari Gedung Sepuluh Ribu Kuda. Aku heran apakah mereka mau membeli telur ayam hari ini?"
"Mereka tidak memasak di dapur, kenapa mereka membutuhkan telur ayam?" Ye Kai
bertanya. Dia berbalik dan melihat kepada Li Ma Hu yang telah bangun, matanya mengerdip dan
tersenyum, kemudian dia berkata kepada Ye Kai," Engkau tidak mengerti, wanita suka
menggunakan telur ayam untuk mencuci wajah mereka. Semakin sering mereka mencuci,
semakin muda paras wajah mereka."
"Apakah mantu perempuanmu mencuci wajahnya dengan telur ayam tiap pagi?" Ye Kai
bertanya. Li Ma Hu melipat bibirnya dan menjawab dengan tawa yang dingin," Wanita itu, meskipun dia mencuci wajahnya dengan tiga ratus telur ayam tiap hari, wajahnya akan tetap terlihat seperti kulit jeruk-jelasnya, terlihat seperti kulit jeruk yang kering."
Kemudian dia tersenyum kembali dan matanya menjadi semakin menyipit, " Akan tetapi
kedua wanita dari Gedung Sepuluh Ribu Kuda, mereka seperti dewi bunga, meraka sangat cantik. Bila engkau sungguh-sungguh beruntung mungkin suatu hari ?"
Tiba-tiba, terdengar suara seorang bocah kecil dari luar pintu," Li Ma Hu, omong kosong apa yang sedang engkau ucapkan saat ini"
Saat Li Ma Hu mengintip keluar melalui pintu untuk melihat siapa diluar, raut wajahnya segera berubah dan dia menjawab," Oh, tidak ada, tidak ada sama sekali. Aku baru saja mau membuat tuan muda sebuah kembang gula."
Seorang bocah kecil dengan tangan diatas pinggah berdiri diluar pintu. Dia memiliki dua mata yang besar dan bajunya berwarna merah, bahkan lebih merah dari pada kembang
gula. Meskipun masih kecil, namun reputasinya tidak seperi itu, sesaat Li Ma Hu melihatnya, raut mukanya berubah pucat. Namun sesaat anak kecil tersebut melihat Ye Kai berdiri di dalam toko, raut wajahnya menjadi pucat juga. Dia berbalik dan ingin pergi dari situ.
Ye Kai segera mengejar bocah kecil itu dan menangkap bachunya dan berkata," Jadi engkau si macan kecil" Baiklah, meskipun engaku seekor rubah kecil sekalipun, engkau tidak akan dapat lari dariku."
Xiao Hu Zi melihat dengan tidak sabar dan berteriak," Aku tidak mengenalmu! Siapakah engkau! Kenapa engkau menangkap dan memegangiku?"
"Engkau mengenaliku pagi ini, kan" Bagaimana engkau tiba-tiba lupa seperti ini?" Ye Kai berkata.
Wajah Xiao Hu Zi memerah dan terlihat seperti ingin menangis.
"Bila engkau berlaku seperti anak yang baik dan mendengarkan apa yang aku katakan, aku akan membelikan kamu kembang gula kesukaanmu. Tapi bila engkau tidak seperti itu, aku akan mengatakan ayahmu dan paman ke-empat mu bahwa tadi pagi engkau berbohong." Ye
Kai berkata. "Apa ". kebohonan apa yang aku katakan?" Xiao Hu Zi berkata.
"Engkau tidur sangat nyenyak semalam. Engkau tidak menyelinap keluar dan bersembunyi dibawah kantung kuda kakak perempuanmu, kan?" Ye Kai bertanya.
Mata Xiao Hu Zi menyipit dan menjawab," Baiklah, aku hanya berusaha menolongmu."
"Siapa yang mengajarkan kamu untuk mengucapkan kata-kata itu?" Ye Kai bertanya.
"Tidak seorangpun, aku mengarang kata-kata itu sendiri "."Xiao Hu Zi berkata.
Ye Kai memperlihatkan wajah yang galak dan berkata," Kalau engkau tidak mau
mengatakannya kepadaku, aku akan membawa engkau kembali dan mengatakannya ke
ayahmu." Raut muka Xiao Hu Zi memucat. Sesaat dia mendengar akan diadukan ke ayahnya, dia
segera mengaku," Baiklah, aku katakan. Bibi ketigaku."
"Bibi ketigamu" Apakah dia yang membawamu pagi ini?" Ye Kai berkata.
Xiao Hu Zi menganggukan kepalanya.
Ye Kai mengerutkan alisnya dan bertanya," Bagaimana dia tahu aku bersama kakak
perempuanmu semalam?"
"Bagaimana aku tahu" Kenapa engkau tidak menanyakan langsung?" Xiao Hu Zi menjawab.
Sesaat Ye Kai melepasakannya pergi, Xiao Hu Zi telah melesat menyeberangi jalan dan
memutarkan kepalanya. Xiao Hu Zi mengejeknya dan berkata,"Engkau dapat
menanyakannya langsung, tapi engkatu tidak boleh memeluknya seperti engkau memeluk
kakak perempuanku karena ayahku pasti cemburu!"
Sebelum dia mengakhiri ucapannya, Xiao Hu Zi telah berlari ke ujung jalan dan memasuki salah satu toko kain di sudut jalan.
Ye Kai mengerutkan keningnya dan terbenam dalam pikirannya. Hal ini tidak pernah
terpikirkannya.
Siapakah Bibi Ketiga" Bagaimana dia tahu tindakannya semalam" Dia benar-benar tidak
mengerti hal ini. Sesaat Ye Kai mengangkat kepalanya, dia melihat Bibi Ketiga berjalan keluar toko kain.
Dia terlihat sangat anggun, pakaiannya berwarna putih. Dia tidak menggunakan sedikitpun make up namun dari wajahnya masih memancarkan aura yang mempesonakan.
Saat Ye Kai memandangnya, matanya terlihat seperti embun musing semi, yang melihat
kearah Ye Kai pula. Dan entah disengaja atau tidak, dia tersenyum ke arahnya juga.
Tidak ada seorangpun yang dapat meniru senyumnya.
Ye Kai merasa terlihat bodoh, akhirnya dia menyadari bahwa terdapat sepasang matanya disisinya. Sepasang mata yang menatapnya.
Sepasang mata tersebut juga terlihat bercahaya dan terang namun saat ini kelihatannya agak berawan dan meredup.
Apakah dia tidak bisa tidur juga semalaman" Atau apakah matanya itu habis menangis"
Jantung Ye Kai tiba-tiba hendak melompat, detaknya mulai terasa semakin dan semakin
cepat. Ma Fang Ling memandangnya dengan penuh perasaan cinta, sesaat dia mengerdipkan
matanya memberikan tanda.
Ye Kai segera menanggukan kepalanya.
Ma Fang Ling memandang ke bawah dan menundukan kepalanya, terlihat senyum di
wajahnya dan semburat merah merona dipipinya.
Mereka tidak perlu berucap satu dengan yang lainnya. Dia mengatakan perasaannya melalui pandangan matanya. Dia mengatakan apa yang ada dibenaknya hanya dengan sekali
pandangan saja. Jadi, apa perlunya lagi berkata-kata"
________________________________________
Segalanya masih sepi dan tenang. Meja yang biasanya dipenuhi oleh kartu telah dibersihkan.
Meskipun jendela telah dibuka, namun masih terasa gelap di dalam ruangan.
Ye Kai duduk diam menunggu. Meskipun dia mengerti Ma Fang Ling, dia tidak boleh
memperlihatkannya di depan Bibi Ketiga.
Istri Ma Kong Qun telah meninggal, namun pria seperti dia seharusnya tidak pernah
kekurangan wanita disisinya. Dan hanya wanita seperti dia yang tepat untuknya.
Ye Kai masih mengira-ngira siapakah wanita itu, namun dia masih dia tidak dapat menduga apa tujuan wanita itu.
Dia menghela napas dan tidak mau berpikir lebih jauh lagi " bila dia melakukannya, dia merasa sedikit bersalah terhadap Ma Fang Ling. Namun senyumnya itu betul-betul tidak dapat dilupakan.
Apa yang mereka berdua lakukan saat ini" Apakah mereka membeli telur ayam ditoko itu"
Ye Kai berusahan keras untuk memikirkan hal lainnya, namun untuk suatu alasan, pikirannya kembali lagi ke mereka berdua. Saat itu pintu terbuka sedikit.
Ye Kai betul-betul berharap, orang yang akan masuk adalah Ma Fang Ling. Namun, saat dia berdiri dan berbalik, hatinya seperti terbenam ke dalam air.
Orang yang melangkah ke dalam adalah Yun Zai Tian - Ye Kai perlahan-lahan menarik napas menyadari bahwa pasti akan sangat sulit baginya untuk bertemu dengan Ma Fang Ling lagi hari ini.
Saat Yun Zai Tian melihat Ye Kai duduk di dalam, dia sedikit merasa kikuk. Namun karena dia sudah melangkah masuk, akan lebih kikuk lagi bila berbalik.
Ye Kai tertawa lebar dan berkata," Apakah anda hendak mencari nona Cui Nong" Mungkin anda dapat menanyakan mengapa dia memberikan hiasan mutiara bunga yang anda berikan
ke orang lain"
Yun Zai Tian hanya batuk dua kali namun dia tidak menjawab dan menarik tempat duduk.
"Seorang pria mencari seorang perempuan adalah hal yang normal. Kenapa engkau tidak
langsung naik ke atas?" Ye Kai berkata.
Yun Zai Tian perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali rasa tenangnya, dia menjawab,"
Aku datang bukan untuk mencari seseorang, namun bukan dia!"
"Siapa yang engkau cari?" Ye Kai bertanya.
"Fu Hong Xue." Yun Zai Tian menjawab.
"Kenapa engkau mencari dia?" Ye Kai berkata.
Yun Zai Tian menjadi sebal, dia tidak menjawab.
"Bukankah dia masih di Gedung Sepuluh Ribu Kuda?" Ye Kai bertanya lagi.
"Dia tidak disana lagi." Yun Zai Tian berkata.
"Kapan dia pergi?" Ye Kai berkata.
"Pagi ini!" Yun Zai Tian menjawab.
Ye Kai mengerutkan alisnya dan berkata," Bila dia telah pergi pagi ini, lalu kenapa aku belum melihatnya kembali ke kota?"
"Bagaimana dengan yang lainnya?" Yun Zai Tian berkata.
"Aku mengira yang lainnya juga belum kembali. Kota ini tidak terlalu besar, bila mereka telah kembali, aku pasti telah melihat mereka." Ye Kai berkata.
Paras wajah Yun Zai Tian berubah. Dia mengerenyitkan alisnya dan melihat ke arah lantai atas.
"Tuan Xiao di atas. Apakah engkau hendak menanyakan hal ini ke dia?" Ye Kai berkata.
Pandangan kebingungan terlihat di wajah Yun Zai Tian. Dia berdiri dan berjalan keluar pintu.
Tepat saat itu, kira-kira sepuluh ekor keledai menarik kereta gerobak perlahan-lahan melintasi jalan. Setiap kereta gerobak tersebut tersebut mengangkut peti mati, tiap kereta mengangkut empat buah peti mati.
Seroang bongkok berwajah pucat dengan pakaian berwarna hijau mengendari keledai yang di depan. Dari wajahnya, kelihatannya dia tidur di dalam peti meti selama hidupnya. Tidak terlihat sedikitpun cahaya diwajahnya.
Setiap orang yang melihat barisan peti mati tersebut di jalan pasti tidak mungkin untuk tidak terkejut.
Tidak terkecuali Yun Zai Tian. Dia tidak dapat menahan diri untuk bertanya," Untuk siapa semua peti mati ini dikirim?"
Si bongkok melihat ke atas dan ke bawah lalu menjawab," Dari penampilanmu, sepertinya engkau seorang yang berasal dari Gedung Sepuluh Ribu Kuda."
"Betul."Yun Zai Tian menjawab.
"Baiklah, itu tujuan pengiriman semua peti mati ini." Si bongkok berkata.


Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Parah muka Yun Zai Tian berubah dan dia berkata," Siapa yang menyuruh engkau
mengirimkannya ke sana?"
"Sudah tentu pelanggan yang memberikan bayaran. Orang tersebut memerintah untuk
mengirimkan seratus buat peti mati. Kami mengerjakan siang dan malam ?" Si bongkok
berkata, sebelum dia perkataannya dipotong.
Yun Zai Tian melayang ke arahnya dan mencengkeram menariknya dari sadelnya dan
berkata dengan tajam," Orang seperti pakah dia?"
Wajah si bongkok menjadi semakin pucat dan dia menjawab," Dia ". dia seorang wanita."
"Wanita seperti apa?" Yun Zai Tian berkata.
"Seorang wanita yang sudah tua." Si bongkok berkata.
"Mereka berasal dari mana, dan di mana wanita tua itu berada?" Yun Zai Tian bertanya kembali.
Baiklah, dia bersama kami. Dia " dia " dia berbaring di salah satu peti mati di kereta pertama." Si bongkok berkata.
"Berbaring di dalam peti mati" Apakah dia, mayat" Yun Zai Tian berkata sambil tertawa dingin.
"Tidak, dia masih hidup. Dia menyelinap ke peti mati untuk menghindari diri dari guyuran hujan tadi. Peti itu yang sedikit terbuka agar ada udara yang masuk." Si bongkok berkata.
Dengan tertawa, Yun Zai Tian membiarkan si bongkok pergi. Dia melompat ke arah kereta pertama dan mengangkat tutup peti mati dengan sekali tarikan "
Ada seseorang di dalam peti mati itu, namun bukan seorang wanita, dan dia juga sudah tidak hidup lagi!
Tubuh orang mati terbaring di dalam peti mati itu. Orang tersebut mengenakan pakaian yang seluruhnya berwarna hitam. Darah telah mengering dari ujung bibirnya. Wajahnya
sudah mulai kisut. Tidak terlihat segores lukapun ditubuhnya. Nampaknya bagian tubuh bagian dalamnya telah hancur oleh tenaga dalam yang sangat kuat.
Ye Kai berdiri di atas di depan dan melihat wajah orang tersebut dengan jelas. Saat dia mengenali orang tersebut, dia tidak tahan untuk berseru," Laba-laba Terbang!"
Tentu saja tidak tidak salah. Mayat yang tergeletak di dalam peti mati itu adalah mayat Laba-laba Terbang.
Laba-laba Terbang telah mati. Dimanakah Fu Hong Xue, Luo Luo Shan dan Murong Ming
Zhu" Bila mereka semua telah meninggalkan Gedung Sepuluh Ribu Kuda pada saat yang
bersamaan, mengapa Laba-laba Terbang berakhir dengan kematian di dalam peti mati ini"
Yun Zai Tian tiba-tiba berputas dan menatap si bongkok," Orang ini bukan wanita tua!"
Si bongkok mulai gemetaran, dia memaksa dirinya untuk mengangguk perlahan dan
menjawab," Benar " bukan dia."
"Engkau bilang dia adalah wanita tua?" Yun Zai Tian membentaknya.
Si bongkok menggelengkan kepalanya dan berkata," Aku " aku tidak tahu."
Pengendara di kereta yang kedua tiba-tiba memotong pembicaraan dan berkata," Aneh "
aku dari tadi mengendarai di depan juga."
"Bagaimana engkau pun menjadi yang di depan?" Yun Zai Tian berkata.
"Baiklah, kereta ini seharusnya adalah kereta yang terakhir. Kita tadi salah jalan, jadi kita memutuskan untuk berbalik arah. Jadi keretaku menjadi yang paling depan." Si pengendara menjawab.
"Apapun yang terjadi, seorang wanita tua tidak mungkin mendadak berubah menjadi mayat lelaki. Apakah yang telah terjadi?" Yun Zai Tian berkata.
Si bongkok menggelengkan kepalanya dan menjawab," Aku betul-betul tidak mengerti."
"Bila engkaupun tidak tahu, lalu siapa di dunia ini yang akan mengetahuinya?" Yun Zai Tian berkata.
Dengan secepat kilat, tangannya telah bergerak menangkap si bongkok ke arah dadanya.
Si bongkok terlihat menyurut menjadi setipis tiang. Namun sesaat Yun Zai Tian melakukan gerakannya, si bongkok mendadak berhenti bergetas. Dengan cepat dia menggeserkan
tubuhnya bergerak ke belakang Yun Zai Tian sementara telapak tangannya memukul bahu
kanan Yun Zai Tian.
Tidak hanya gerakannya yang cepat, waktu dan posisi gerakannya benar-benar sempurna.
Kekuatan telapak tangannya sangat bertenaga dan tidak terkalahkan.
Hanya dari satu gerakan telapak tangannya, dapat dikatakan si bongkok mungkin telah
berlatih selama tiga puluh tahun lebih.
"Betul-betul hebat kau!" Yun Zai Tian berseru.
Sesaat perkataannya selesai diucapkan, tubuh Yun Zai Tian bergerak dua kali sementara lima pukulan telah dilancarkan.
Gayanya masih tetap cepat dan ringan. Meskipun dia belum menggunakan seluruh
kekuatannya, perubahan gerakannya sangat cepat dan tidak terduga, dan sangat sulit untuk ditahan.
"Bagus! Engkau sendiri tidak jelek!" Si bongkok berseru.
Tawanya terhenti saat si bongkok mendadak berjumpalitan ke udara dan mendarat di salah satu atap rumah. Si bongkok dapat mengubah gayanya sesukanya, dan melompat sesukanya pula. Ketrampilannya betul-betul sangat hebat.
Namun, lawanya adalah seseorang yang baru saja menggetarkan dunia persilatan dengan
kemampuan ilmu meringankan tubuhnya, panggilannya adalah Awan Dilangit, Naga
Melayang. Yun Zai Tian melompat ke udara dan tubuhnya telah menghilang seperti asap. Kelima jarinya membentuk cakar elang untuk mencengkeram punggung si bongkok. Terdengar suara
SSSSIIIINNGG, baju jubahnya telah robek, terlihat cahaya emas yang berkilauan.
QQIIIAANNNGG, tiga buah senjata rahasia telah melesat keluar dari cahaya emas tersebut dari ujung punuknya, dan meluncur ke arah dada Yun Zai Tian.
Dengan berteriak, Yun Zai Tian melompat balik dengan gerakan, Membuka Jendela,
Mengintai Awan Terbang ke Bulan dan mendarat pada atap rumah di sebrang jalan.
Bila tidak memiliki kecepatan dan kemampuan yang hebat, ketiga senjata rahasia tersebut pasti sudah mengenai dada Yun Zai Tian dari pada hanya menyerempet bajunya.
Si bongkok telah berada tujuh hingga delapan rumah di depan. Dengan gerakan lainnya
yang cepat, dia telah lenyap dari pandangan.
Yun Zai Tian turun ke bawah dan tidak berusaha untuk mengejarnya lebih jauh. Paras
wajahnya yang sedingin besi telah diselimuti oleh keringat dingin. Sementara dia masih memandang si bongkok yang telah menghilang, dia menghela napas dan berkata," Siapa
sangka Naga Punggung Emas Ding Qiu telah kembali ke perbatasan lagi."
Ye Kai menghela napas panjang juga dan menggelengkan kepalanya dan berkata," Aku tidak pernah membayangkan dialah orangnya."
"Engkau sudah mendengar tentangnya juga?" Yun Zai Tian bertanya.
"Berapa banyak orang yang belum pernah mendengar tentang dia?" Ye Kai menjawab.
Yun Zai Tian tidak berkata-kata lagi. Raut diwajahnya terlihat semakin berat.
"Orang ini telah menghilang bersembunyi lebih dari sepuluh tahun dan tiba-tiba hari ini muncul hanya untuk mengantarkan semua peti mati ini. Apakah dia ada hubungannya
dengan musuh-musuhmu dan peristiwa delapan belas tahun yang lalu?" Ye Kai berkata.
Yun Zai Tian masih tidak menjawab.
"Kemudian Laba-laba Terbang harus mati pula. Aku heran kenapa menginginkan dia mati?"
Ye Kai berkata.
Yun Zai Tian menoleh ke arahnya dan menjawab dengan dingin," Itu semua yang aku
harapkan engkau dapat menjelaskannya kepadaku."
"Bila engkau menanyakannya kepadaku, lalu kepada siapa aku harus bertanya?" Ye Kai
berkata. Tiba-tiba dia tertawa dengan keras. Matanya menuju ke arah kejauhan di ujung jalan seraya menambahkan," Mungkin aku harus bertanya kepadanya."
ooOOOoo Bab 08. Kehangatan Angin Musim Semi
Dari ujung jalan yang panjang, seseorang berjalan dengan perlahan menuju ke arah mereka, setiap langkahnya terlihat sangat sulit dan berat. Fu Hong Xue.
Dia masih menggenggam goloknya dengan erat ditangannya, selangkah demi selangkah dia menyeret dirinya ke arah mereka. Tidak ada apapun di dunia ini yang dapat mengubah arah langkahnya.
Dia sendirian. Luo Luo Shan dan MuRong Ming Zhu tidak terlihat.
Ye Kai berjalan ke arahnya dan berkata sambil tersenyum," Jadi engkau telah kembali?"
Fo Hong Xue membalasnya dengan tatapan dingin dan menjawab," Jadi engkau masih
hidup?" "Dimana yang lainnya?" Ye Kai berkata.
"Aku berjalan sangat perlahan." Fu Hong Xue berkata.
"Yang lainnya berjalan didepanmu?" Ye Kai berkata.
"Ya." Fu Hong Xue berkata.
"Bila mereka berada di depanmu, lalu kenapa mereka belum kembali?" Ye Kai berkata.
"Apa yang membuat engkau berpikir bahwa mereka akan kembali kesini?" Fu Hong Xue
berkata. Ye Kai menganggukan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum," Tahukah engkau siapa
yang pertama kali kembali?"
"Tidak, aku tidak tahu." Fu Hong Xue berkata.
"Mayat." Ye Kai berkata, terpancar sinis dibalik senyumnya," Lucu sekali bagaimana sesosok mayat yang tidak dapat berjalan menjadi yang pertama kembali, sementara yang lainnya yang dapat berjalan dan yang pergi pertama kali masih belum menampakan diri. Ada
sesuatu di dunia ini yang sungguh-sungguh ironis."
"Mayat siapa itu?" Fu Hong Xue bertanya.
"Laba-laba Terbang." Ye Kai menjawab.
Fu Hong Xue mengangkat alisnya, setelah termenung beberapa saat dia berkata," Laba-laba Terbang bersamaku beberapa saat sebelum dia pergi."
"Dia bersamamu" Mengapa?" Ye Kai berkata.
"Dia menanyakan sesuatu," Fu Hong Xue berkata.
"Dia menanyakanmu sesuatu?" Ye Kai berkata.
"Dia bertanya, aku mendengarkan." Fu Hong Xue berkata.
"Engkau hanya mendengarkan" Engkau tidak menjawab?" Ye Kai berkata.
"Saat itu sangat melelahkan jadi aku hanya mendengar." Fu Hong Xue berkata.
"Dan sesudahnya?" Ye Kai berkata.
"Aku berjalan perlahan-lahan." Fu Hong Xue berkata.
"Karena dia tidak mendapat jawaban darimu maka dia mempercepat jalannya dan
bergabung dengan yang lainnya?" Ye Kai menyimpulkan.
Tersirat sorot mata Fu Hong Xue yang sinis dan dia menjawab," Itulah sebabnya dia tiba pertama!"
Ye Kai tersenyum, namun senyumnya sangat hambar.
"Saat engkau bertanya, aku menjawab. Tahukah kenapa?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku memang baru saja heran dengan hal itu." Ye Kai berkata.
"Aku hanya menjawab pertanyaanmu karena aku juga mempunyai pertanyaan untukmu." Fu
Hong Xue berkata.
"Bila engkau bertanya, maka aku akan menjawabnya juga." Ye Kai berkata.
"Sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertanya." Fu Hong Xue berkata.
"Jadi kapan engkau akan menanyakannya kepadaku?" Ye Kai berkata.
"Pada waktu aku merasa saat yang tepat untuk menanyakannya." Fu Hong Xue menjawab.
"Baiklah!Tidak perduli apakah engkau sedang ingin menanyakan, dan tidak perduli apa yang hendak engaku tanyakan, aku pasti akan menjawab." Ye Kai berkata.
Fu Hong Xue berbalik dan berjalan menjauh. Dia tidak perduli dengan peti mati maupun mayat yang ada di peti mati tersebut, bahkan melirikpun tidak. Dia hanya melihat sesuatu yang dianggap bernilai untuk dia lihat. Tidak perduli engkau sudah mati atau masih hidup, apabila dia tidak ingin melihat, melirikpun tidak akan dia lakukan kepadamu.
Ye Kai tersenyum dan menghela napas. Dia berbalik dan melihat Yun Zai Tian telah
melakukan penyelidikan dan bertanya-tanya pada pengendara kereta yang lainnya.
Ye Kai tidak tertarik untuk kesana dan mendengarkan " dia merasa lebih gampang untuk mencari informasi dari tubuh mayat yang membeku daripada dari bibir orang-orang tersebut.
Disamping itu, mayat sering kali mengungkapkan banyak rahasia. Cuma saja, pesan-pesan yang disampaikan seringkali tersembunyi.
Tubuh Laba-laba Terbang sudah dingin dan kaku. Kedua tangannya tergenggam dengan
kerasnya, dia terlihat seperti sedang melihat sesuatu yang sangat berharga, bahkan
sepertinya tidak ingin melepaskannya meskipun harus mati.
Ye Kai berdiri di samping peti mati sementara matanya menatap tajam ke arah mayat
tersebut beberapa saat.
"Lentur seperti sutra, cepat seperti kilat menyambar " apakah ada hal yang hendak kau katakan kepadaku ?" Ye Kai menggumam.
________________________________________
Tengah hari telah lewat. Cahaya matahari melintas melewati langit yang mulai mendung.
Namun lumpur yang menutupi jalan masih lengket dan basah, terutama setelah kereta
gerobak dan keledai melewati jalan tersebut.
Saat ini iring-iringan kedelai yang menarik kereta gerobak telah mencapai Gedung Sepuluh Ribu Kuda.
Sebelum selesai menanyakan berbagai detil dan berusaha mencari kebenaran, Yun Zai Tian tidak akan pernah melepaskan para pengendara itu pergi.
Kereta kuda bagus yang ditarik oleh delapan ekor kuda masih parkir ditengah kota. Disana empat atau lima orang sedang sibuk membersihkan lumpur dan kotoran pada bagian luar
kereta, dan juga sedang menyiapkan campuran kacang dan rumput untuk memberi makan
kuda. Disamping toko kelontong terdapat toko daging, terpampang tanda yang kotor dan
berminyak di pintu yang bertuliskan, " Kami menjual daging sapi, domba dan babi."
Melewati toko daging terdapat warung kecil, tanda yang tergantung di pintu warung tersebut bahkan terlihat lebih berminyak, dan cahaya yang terlihat di dalam ruangan sangat redup.
Fu Hong Xue berada di dalamnya dan sedang makan mie dengan perlahan.
Tangan kanannya sangat terampil, yang orang lain harus lakukan dengan kedua tangan, dia dapat melakukannya hanya dengan satu tangan saja.
Melewati warung terdapat gang kecil dimana Fu Hong Xue tinggal. Meskipun banyak orang yang tinggal di gang tersebut, hanya beberapa yang terlihat berjalan keluar. Saat itu terlihat seorang wanita tua yang sudah beruban, dengan punggungnya yang bongkok, perlahan-lahan keluar dari pintu. Dia menempelkan kertas berwarna merah pada dinding gubuknya, dan perlahan-lahan masuk kembali ke dalam.
Kertas merah tadi bertuliskan," Disewakan, satu kamar dan termasuk makan pagi. Dua belas tail perak per bulan, harap bayar dimuka, untuk satu orang, tanpa anak-anak."
Wanita tua tadi, yang sebelumnya memperoleh lima puluh tail perak dari hasil sewa,
kelihatannya gatal juga untuk mencoba mencari uang lagi. Dia menyewakan ruangannya
sendiri dengan harga lebih mahal dua tail perak.
Pemilik toko kelontong seperti biasa sedang tidur-tiduran.
Di dalam toko pakaian diseberang jalan, dua orang gadis mengenakan pakaian yang bagus yang terbuat dari kain dan sutra, ngobrol dan bergurau satu dengan yang lainnya. Namun bila dibandingkan dengan kecantikan dan keanggunan dari Bibi Ketiga dan Ma Fang Ling, mereka tidak ada apa-apanya.
Dimanakah mereka sekarang"
Meskipun kereta mereka masih berada di tengah kota, namun kedua orang tersebut tidak terlihat.
Ye Kai yang keluyuran ke seluruh kota masih belum dapat menemukan jejak mereka.
Dia sebetulnya ingin mampir ke warung kecil tersebut, namun tiba-tiba dia berubah pikiran.
Ye Kai berjalan ke arah gang kecil dan mengambil kain merah tersebut, menggulungnya, dan memasukannya ke dalam sepatunya.
Nampaknya ada sesuatu yang lainnya disepatunya, namun bukan emas maupun pisau.
Pintu paling sempit di jalan tersebut terdapat di tempat yang paling menghabiskan uang orang-orang. Meskipun pintunya sempit, ruangan didalamnya sangat luas. Tidak ada tanda apapun di pintu, hanya lentera merah kecil yang tergantung diatasnya. Saat lentera itu menyala, artinya tempat tersebut sudah buka, dan siap untuk mengumpulkan uang dari
dompet anda. Saat lentera tersebut padam, tidak ada seorangpun yang keluar dari pintu tersebut. Saat lentera tersebut padam, mungkin tempat tersebut adalah tempat paling sepi dan sunyi di kota.
Ye Kai mulai menguap lebar sementara di wajahnya tersirat kelelahan. Setelah beberapa saat, akhinya dia membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam.
Ruangan masih gelap dan remang-remang, seseorang berada di dalam ruangan, tapi bukan Xiao Bie Li, orang tersebut Ma Fang Ling.
Orang yang paling dicari Ye Kai ternyata sedang menunggunya disini.
Tindakan wanita selalu sukar ditebak.
"Apa yang engkau lakukan disini?" Ye Kai berkata sambil tersenyum.
Ma Fang Ling melemparkan pandangan ke arahnya, kemudian berdiri dan dengan kasar
berjalan ke arah pintu. Dia telah menunggu dengan harap-harap cemas selama beberapa
saat, dan mengharapkan dia akan merasa senang dan gembira saat melihat Ye Kai, namun untuk suatu sebab saat dia akhirnya bertemu, yang dapat dilakukan hanya memalingkan
wajah dan pergi.
Ye Kai mengira-ngira dia pasti marah karena telah menunggu terlalu lama.
Cara yang paling baik untuk situasi seperti ini adalah membiarkan rasa marahnya berkurang sebelum mengucapkan sepatah katapun. Pasti orang idiot yang berusaha untuk
menghentikan dan menghiburnya.
Ye Kai bukan orang yang idiot, yang dia lakukan hanya menghela napas sebelum duduk.
Ma Fang Ling, yang baru saja terburu-buru berjalan ke pintu, tiba-tiba berputar dan
menatapnya dan bertanya," Hei, kenapa engkau datang kesini?"
"Mencarimu." Ye Kai menjawab.
"Mencariku" Dan sekarang engkau datang" Apa yang engkau pikirkan sehingga aku mau
menunggum?" Ma Fang Ling berkata sambil tersenyum.
"Engkau bukan sedang menunggu aku sekarang?" Ye Kai berkata.
"Tentu saja tidak." Ma Fang Ling menjawab.
"Kalau engkau bukan sedang menunggu aku, lalu siapa yang engkau tunggu?" Ye Kai
bertanya. "Bibi Ketiga." Ma Fang Ling menjawab.
"Bibi Ketigamu" Dia akan menemuimu disini juga" Ye Kai berkata sambil terkejut.
"Apa, kau pikir hanya laki-laki yang datang ketempat ini?" Ma Fang Ling berkata.
"Aku sama sekali tidak bisa menebak kemana harus mencarimu, juga aku tidak tahu kalau engkau akan berada di sini, itu sebabnya aku berkeliling kota mencarimu." Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling menatapnya beberapa saat, sepertinya sudah setengah harian, lalu bertanya,"
Engkau benar-benar mencari aku sepanjang waktu hari ini?"
"Siapa lagi yang aku cari-cari ?" Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling tiba-tiba tertawa genit dan berkata, " Anak bodoh, apakah engkau pikir tempat ini hanya memiliki satu pintu masuk?"
Dia masuk dari pintu belakang. Bila seorang wanita mendatangi tempat ini, mereka mereka pasti berusaha agar tidak terlihat atau terdengar oleh orang lainnya.
Ye Kai menghela napas dan berkata," Aku tidak pernah mengira bahwa engkau masuk
melalui pintu belakang."
"Itu bukan ideku, tepi Bibi Ketiga." Ma Fang Ling menjawab.
"Dia juga disini?" Ye Kai berkata.
"Bodoh, bukankah aku telah mengatakannya bahwa dia di sini?" Ma Fang Ling berkata.
"Lalu dimana dia?" Ye Kai bertanya.
Ma Fang Ling menunjuk ke arah pintu ke tiga di sebelah kiri dan berkata," Dia di dalam sana."
Pintu yang dia tunjuk adalah tempat tinggal Cui Nong.
"Sedang ngobrol." Ma Fan Ling berkata.
"Dia sedang ngobrol dengan Cui Nong?" Ye Kai berkata.
"Mereka berdua adalah sahabat baik, saat Bibi Ketiga datang ke kota, dia selalu mengunjungi Cui Nong untuk ngobrol." Ma Fang Ling menjelaskan.
Tiba-tiba, matanya membelalak dan menatap Ye Kai,"Bagaimana engkau tahu namanya Cui
Nong" Apakah engkau mengenalnya?"
"Aku rasa aku pernah melihatnya." Ye Kai menjawab.
"Engkau pikir engkau pernah melihatnya" Atau engkau memang pernah melihatnya
sebelumnya?" Ma Fang Ling mempertanyakan sementara matanya melebar.
"Aku benar-benar pernah melihatnya." Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling memiringkan kepalanya dan menatapnya dari ujung matanya." Engkau tiba
disini dua hari yang lalu kan."
"Mmm." Ye Kai menjawab.
"Dimana engkau bermalam?" Ma Fang Ling bertanya.
"Aku rasa ". aku rasa di "."Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling menggigit bibirnya. Dengan cepat dia menggoyangkan kepalanya, dia berbalik dan berjalan keluar.
Tabiatnya benar-benar seperti cuaca di bulan Mei, sering berubah dengan mendadak.
Apa lagi yang dapat di lakukan Ye Kai kecuali menghela napas"
Laki-laki harus sungguh-sungguh berhati-hati saat berbicara dengan seorang wanita,
khusunya wanita yang menyukainya. Setelah beberapa saat, pintu terbuka kembali, Ma Fang Ling perlahan-lahan kembali ke dalam. Dia berhenti tepat di hadapan Ye Kai dan duduk di hadapannya.
Raut wajahnya nampak lebih tenang sekarang. Dia memandang Ye Kai sambil tersenyum
tapi juga tidak seperti tersenyum, dan bertanya," Kenapa engkau tidak bicara?"
"Aku hanya takut." Ye Kai menjawab.
"Takut?" Ma Fang Ling berkata.
"Aku takut salah bicara sehingga membuatmu marah lagi." Ye Kai berkata.
"Engkau takut membuat aku marah?" Ma Fang Ling berkata.
"Benar-benar takut." Ye Kai berkata.
Mata Ma Fang Ling mulai bergerak-gerak, dia kemudian tertawa lebar dan berkata," Anak bodoh, engkau berbicara saat harus tutup mulut, dan tutup mulut saat harus berbicara."
Pandangannya perlahan-lahan menjadi hangat dan lembut saat melihat ke Ye Kai dan
berkata," Pagi ini, saat mereka menanyakanmu semalam, kenapa engkau tidak menjawab?"
"Aku tidak tahu." Ye Kai berkata.
Laki-laki yang pintar selalu tahu kapan harus menjadi bodoh.
Pandangan mata Fang Ling menjadi lebih lembut dan dia berkata," Engkau benar-benar tidak takut dibunuh oleh mereka?"
"Tidak sama sekali, aku hanya takut membuatmu marah." Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling tertawa dengan renyah saat mendengar perkataan ini. Ekspresinya yang
hangat dan manis menyerupai angin di musim Semi yang dapat mencairkan sungai yang
membeku. Mata Ye Kai melekat padanya, dia terlihat sedikit rikuh.
Ma Fang Ling perlahan-lahan menurunkan kepalanya dan berkata," Apakah ayahku juga
berbicara denganmu pagi tadi?"
"Mmm." Ye Kai menjawab.
"Apa yang dia katakan?" Ma Fang Ling bertanya.
"Dia menginginkan aku pergi, dia meninginkan aku meninggalkan kota ini." Ye Kai
menjawab. Ma Fang Ling kembali menggigit bibirnya dan bertanya," Dan apakah jawabanmu?"
"Aku tidak ingin pergi!" Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling mengangkat kepalanya dan mendadak berdiri, dia meraih, memegang
tangannya dan berkata," Engkau " engkau sungguh-sungguh tidak akan pergi?"
Ye Kai menganggukan kepalanya.
"Memangnya tidak ada siapapun yang menunggumu?" Ma Fang Ling bertanya.


Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hanya ada satu tempat dimana seseorang menungguku." Ye Kai menjawab dengan tajam.
"Dimana itu?" Ma Fang Ling berkata.
"Disini." Ye Kai menjawab.
Ma Fang Ling tersenyum, senyumnya bahkan nampak lebih manis dari sebelumnya. Matanya terlihat seperti dia sedang bermimpi. "Tidak seorangpun pernah mengatakan hal seperti itu kepadaku sebelumnya. Dan tidak seorangpun pernah memegang tanganku " tahukah
engkau" Percayakah engkau?"
"Aku percaya padamu." Ye Kai berkata.
"Setiap orang mengira aku adalah seorang yang kejam dan jahat, saat itu aku berpikir aku memang benar-benar seperti itu, namun dari semua itu sejujurnya ?" Ma Fang Ling berkata.
Ma Fang Ling tersenyum dan berkata,"Sejujurnya, kadang-kadang saat aku marah
kepadamu, aku hanya berpura-pura."
"Kenapa harus berpura-pura marah?" Ye Kai bertanya.
"Itu hanya karena aku merasa bahwa bila aku tidak berbuat seperti itu, orang lain akan menggangguku." Ma Fang Ling berkata.
"Tidak ada seorangpun yang akan mengganggu kamu lagi." Ye Kai berkata dengan tajam.
Me Fang Ling memandanginya dan berkata," Apakah engkau akan mencabut nyawanya bila
mereka melakukan hal itu?"
"Sudah pasti! Tapi " lain kali, aku berharap engkau jangan bersikap tidak pantas lagi kepada orang lain." Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling menggigit bibirnya dan berkata," Tapi lain kali, bila engkau bermalam di sini lagi, maka aku akan marah."
Ye Kai tidak mengucapkan sepatah katapun, dia meraih sepatunya dan menarik kain merah.
Setelah Ma Fang Ling membaca tulisan di kain merah itu, senyumnya sehangat angin musim semi kembali muncul diwajahnya.
Ye Kai memandanginya, jauh di dalam hatinya dia merasa bahwa gadis itu adalah seorang gadis yang manis dan menawan. Periang dan lugu, kadang-kadang dia bersikap seperti anak kecil. Dia tidak tahan untuk tidak mengangkat tangannya dan memeluknya dengan lembut.
Wajahnya memerah, merah cerah.
Sesaat kemudian, mereka mendengar seseorang batuk perlahan. Orang tersebut tersenyum kecil menatap mereka berdua.
"Kita harus kembali sekarang." Bibi Ketiga berkata.
Ma Fang Ling menurunkan pipinya dan menjawab," Ya."
"Aku menunggumu di luar." Bibi Ketiga berkata.
Saat Bibi Ketiga berjalan keluar, sengaja atau tidak, dia tersenyum ke arah Ye Kai.
Senyum yang dapat membuat jiwamu melayang.
Senyum Ma Fang Ling cerah, menawan dan manis, seperti cahaya sinar matahari pertama di musin semi.
Namun senyumnya lengket seperti di pertengahan musim semi, sangat lengket sehingga
membuatmu terjerat susah lepas, yang membuat mabuk meskipun tidak minum arak.
Dia membuat Ma Fang Ling menjadi terlihat seperti kekanak-kanakan.
Siapapun yang melihatnya memandang keluar pasti merasa terpikat, seperti dia telah
mengambil sesuatu darimu.
Tentu saja Ye Kai tidak memperlihatkan perasaan-perasaan itu, jadi dia segera
memandangnya dan bertanya," Apakah engkau selalu menggunakan kereta yang sama
setiap kali datang ke kota?"
Ma Fang Ling sama sekali tidak dapat menebak apa maksud pertanyaannya namun dia
menjawab dengan mengganggukan kepala.
"Berapa banyak kereta kuda yang seperti ini di rumahmu?" Ye Kai bertanya lebih jauh.
"Hanya satu ini saja. Setiap orang disini lebih suka mengendarai kuda." Ma Fang Ling berkata.
Ye Kai menghela napas dan berkata,"Jadi karena engkau berdua diantar oleh kereta kuda ini, maka mereka semua harus kembali sendiri-sendiri."
"Siapa mereka?" Ma Fang Ling bertanya.
"Semua tamu yang tiba kemarin malam." Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling tertawa dan berkata," Mereka bukan anak kecil lagi, apa masalahnya bila harus kembali sendiri-sendiri" Kenapa harus khawatir terhadap hal itu?"
Ye Kai bernapas panjang dan berkata," Karena ketiga belas orang yang kesana semalam, satu kembali dalam keadaan mati, dan sebelas lainnya hilang tidak jelas kabarnya."
Mata Ma Fang Ling melebar sesaat dia bertanaya," Siapa yang kembali dalam keadaan
mati?" "Laba-laba Terbang." Ye Kai menjawab.
"Dan yang lain yang menghilang?" dia bertanya.
"Tuan Luo, MuRong Ming Zhu, dan kesembilan temannya." Ye Kai berkata.
"Bagaimana orang sebanyak itu bisa hilang dalam sekejap?" Ma Fang Ling berkata.
"Kejadian aneh selalu terjadi di tempat seperti ini." Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling mengerutkan bibirnya dan berkata," Mungkin mereka hanya menjadi paranoid, mereka dapat kembali kemari kapan saja saat ini."
Ye Kai menggelengkan kepalanya, kemudian tiba-tiba bertanya," Apakah aku boleh ikut
kereta kudamu bersama dengan kalian berdua?"
"Tentu saja boleh. Tapi ". kemana engkau ingin pergi?" Ma Fang Ling berkata.
"Mencari orang "orang tersebut yang menghilang." Ye Kai menjawab.
"Bagaimana engkau tahu bahwa mereka masih disekitar sini" Mereka mungkin menggunakan jalan yang lain untuk kembali." Dia berkata.
"Pasti tidak," Kai berkata.
"Kenapa tidak?" Ma Fang Ling berkata.
"Aku yakin mengenai hal itu?" Ye Kai berkata.
"Bagaimana kamu bisa begitu yakin?" Ma Fang Ling bertanya.
"Seseorang mengatakannya kepadaku seperti itu." Ye Kai berkata.
"Siapa?" Ma Fang Ling berkata.
Ye Kai melihat kebawah ke tangannya dan perlahan-lahan menjawab," Orang mati."
"Orang mati?" Ma Fang Ling berkata dengan mimik heran.
Ye Kai menganggukan kepalanya dan berkata," Apakah kamu tahu bahwa orang mati juga
dapat bicara" Hanya saja cara mereka sedikit berbeda dengan orang hidup."
Rasa takut terlihat di sinar mata Ma Fang Ling dan dia berkata," Dan kamu percaya apa yang orang mati katakan?"
Ye Kai menganggukan kepalanya sementara senyuman misterius tertebar dibibirnya." Hanya kata-kata orang mati yang selalu jujur " karena mereka tidak perlu lagi alasan untuk berbohong kepadamu."
________________________________________
Kepalan jari tersebut akhirnya melemah, jarinya telah bengkok dan sedikit terbuka. Mayat ini masih menyimpan satu rahasia terakhir, namun jarinya seharusnya tidak terbuka dengan sendirinya. Jari-jari Laba-laba Terbang yang mengepal akhirnya telah terbuka, jarinya telah bengkok dan sedikit terbuka.
Ma Kong Qun berdisi di sisi peti mata tersebut, matanya bersinar sementara menatap pada sepasang tangan itu.
Dia tidak mengacuhkan bekas goresan yang tampak di wajah mayat tersebut, dia tidak
mengacuhkan bekas darah yang telah mengering di mulut mayat tersebut. Dia hanya
memperhatikan sepasang lengannya.
"Apa yang engkau lihat?" Ma Kong Qun bertanya.
Hua Men Tian dan Yun Zai Tian memandangi mayat tersebut sambil membisu.
"Keduanya hanya sepasang tangan biasa, tidak jauh berbeda dengan sepasang tangan orang mati lainnya." GongSun Duan berkata.
"Ada perbedaannya." Ma Kong Qun berkata.
"Apa perbedaannya?" GongSun Duan bertanya.
"Kedua tangan ini seharusnya mengepal dengan keras, namun telah dibuka dengan paksa."
Ma Kong Qun menjawab.
"Bagaimana engkau berkata seperti itu?" GongSun Duan berkata.
"Tulang dan darah mayat ini telah kaku, tidak mudah untuk membuka paksa jarinya. Itu sebabnya jarinya dibengkokan dan dibuka paksa, juga dapat engkau lihat tanda yang
tertinggal." Ma Kong Qun berkata.
"Dia pasti memperoleh luka tersebut sebelum dia mati." GongSun Duan berkata.
"Mustahil." Ma Kong Qun menjawab.
"Mengapa?" GongSun Duan berkata.
"Bila dia terluka sebelum mati, maka pasti ada bekas darah. Hanya mayat yang tidak
mengeluarkan darah." Ma Kong Qun menjelaskan.
Dia menoleh ke arah Yun Zai Tian dan bertanya," Saat engkau melihat tubuhnya, apakah dia telah lama mati?"
Yun Zai Tian menganggukan kepalanya dan menjawab," Paling tidak sudah dua jam, saat
aku melihat tubuh ini, sudah kaku."
"Ada apa dengan tangannya" Apakah keduanya mengepal dengan keras saat itu?" Ma Kong
Qun bertanya. Yun Zai Tian menurunkan kepalanya dan menjawab," Aku tidak memperhatikan tangannya
saat itu."
Raut muka Ma Kong Qun berubah kesal," Lalu apa yang menjadi perhatian mu?"
"Aku " aku sibuk bertanya kepengendara kereta." Yun Zai Tian berkata.
"Dan apakah yang engkau peroleh?" Ma Kong Qun berkata.
"Tidak ada." Yun Zai Tian berkata.
"Lain kali engkau harus ingat bahwa orang mati dapat menginformasikan lebih banyak
daripada orang hidup, dan apa yang mereka katakan biasanya lebih dapat dipercaya." Ma Kong Qun mencemooh.
"Ya." Yun Zai Tian berkata.
"Kedua tangannya pasti dengan erat mengenggam sesuatu, apapun itu pasti merupakan
infomrasi yang penting. Mungkin itu sesuatu yang dia rebut dari pembunuhnya. Bila engkau memperolehnya lebih dulu, pasti kita tahu siapa pembunuhnya saat ini." Ma Kong Qun
berkata. Sinar mata ketakutan terbayang di mata Yun Zai Tian sesaat dia menjawab," Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama lain kali."
Raut wajah Ma Kong Qun mulai menjadi sedikit tenang sesaat dia bertanya," Apakah ada orang lain bersamamu saat engkau memperhatikan peti mati ini?"
Mata Yun Zai Tian tiba-tiba bercahaya seraya dia menjawab," Ye Kai!"
"Apakah engkau memperhatian dia menyentuh mayat ini?" Ma Kong Qun berkata.
Yun Zai Tian menurunkan kepalanya lagi dan menjawab," Aku tidak memperhatikannya, tapi
?" "Tapi apa?" Ma Kong Qun berkata.
"Dia kelihatannya sangat tertarik terhadap mayat ini, dia berdiri disampingnya beberapa lama." Yun Zai Tian berkata.
"Kelihatannya pandangan pemuda ini jauh lebih baik darimu." Ma Kong Qun berkata sambil tersenyum dingin.
"Orang ini bukan siapa-siapa namun hanya pencuri, kenapa kita harus peduli apakah dia mati atau hidup?" GongSun Duan memotong.
"Kita harus peduli." Ma Kong Qun berkata.
"Kenapa?" Gong Sun Duan bertanya.
"Meskipun dia hanya pencuri, dia adalah pencuri yang hebat. Dengan hanya sekali gerakan tangannya, dia dapat membuat uang sepuluh ribu tail menghilang. Pengamatannya terhadap orang lain pasti sangat akurat dan hati-hati." Ma Kong Qun menjelaskan.
Dia melanjutkan dengan perlahan," Itulah sebabnya aku mengirim seseorang untuk secara khususnya mengundangnya kemari ?"
"Engkau secara khusus mengundangnya kemari?" GongSun Duan berseru.
"Aku menghabiskan lima ribu tail perat untuk mengundangnya kesini." Ma Kong Qun
berkata. "Untuk apa engkau mengundangnya kemari?" GongSun Duan bertanya.
"Untuk memata-matai semua tamu kita untuk mencari tahu siapa yang bermaksud membalas dendam." Ma Kong Qun berkata.
"Baiklah, kenapa engkau secara khusus memintanya?" GongSun Duan bertanya.
"Karena dia tidak ada hubungan dengan keadaan disini, tidak ada seorangpun yang akan mencurigainya, oleh karena itu secara alamiah dia memiliki kesempatan untuk mencari
tahu." Ma Kong Qun berkata.
GongSun Duan menghela napas dan berkata," Sayangnya dia telah terbunuh sebelum dia
menemukan sesuatu."
"Bila dia belum menemukan sesuatu, lalu kenapa dia telah terbunuh!" Ma Kong Qun berkata.
"Oh?" GongSun Duan berkata.
"Dia telah dibungkamkan, tepatnya dia pasti telah mengetahui identitas tersangka!" Ma Kong Qun berkata.
"Jadi bila kita mengetahui siapa pembunuhnya, maka kita akan mengetahui siapa musuh
kita?" GongSun Duan berkata.
"Itulah sebabnya bukti yang terdapat ditangannya sangat penting!" Ma Kong Qun berkata.
"Aku akan pergi untuk menanyakan Ye Kai apakah dia telah mengambil sesuati dari tangan Laba-laba Terbang." GongSun Duan berkata.
"Tidak perlu." Ma Kong Qun berkata.
"Kenapa?" GongSun Duan berkata
"Saat dia mati, Ye Kai berada di kota, jadi Ye Kai pasti bukan pembunuhnya." Ma Kong Qun berkata," Selain itu, bila Ye Kai mengambil sesuatu dari tangannya, maka engkau tidak akan dapat merebutnya."
Tangan GongSun Duan meraih pegangan goloknya, senyum dingin terlihat diwajahnya, dia melihat tidak percaya.
"Siapa yang bersamanya sebelum dia terbunuh?" Ma Kong Qun bertanya.
"Tuan Luo, MuRong Ming Zhu, dan Fu Hong Xue." Yun Zai Tian menjawab.
"Dimana mereka sekarang?" Ma Kong Qun berkata.
"Fu Hong Xue kembali ke kota, Luo Luo Shan dan MuRong Ming Zhu belum terlihat." Yun Zai Tian berkata.
"Pergilah cari mereka segera, bawa serta empat puluh anak buahmu." Ma Kong Qun
memerintah. "Ya." Yun Zai Tian berkata.
"Bagi anak buahmu menjadi empat kelompok, bawa persediaan makanan yang cukup, dan
jangan kembali sebelum menemukan mereka!" Ma Kong Qun berkata.
"Ya." Yun Zai Tian menjawab.
Tidak perdulia apa yang telah dikatakan Ma Kong Qun, raut mukanya tetap menurut dan
menghormati. Dihadapan Ma Kong Qun, pendekara yang telah memperoleh kehormatan
menjadi bukan siapa-siapa melainkan pembantu yang setia.
"Pergilah cari Fu Hong Xue!" GongSun Duan membentak.
"Tidak perlu." Ma Kong Qun berkata.
"Kenapa tidak perlu" Jangan katakan padaku, anak kecil itu tidak dapat ditemukan juga!"
GongSun Duan berkata.
Ma Kong Qun menghela napas dan berkata," Dapatkah engkau katakan bagaimana orang ini terbunuh?"
GongSun Duan menatap pada golok ditangannya, kemudian menjawab," Siapa yang bilang
orang yang menggunakan golok harus membunuh dengan goloknya?"
Ma Kong Qun tidak segera menjawab. Yun Zai Tian perlahan-lahan beranjak pergi dan
melangkah keluar gedung.
"Siapa yang bilang dia harus menggunakan goloknya untuk membunuh?" GongSun Duan
bertanya. "Dia sendiri." Ma Kong Qun menjawab.
"Dia sendiri?" GongSun Duan berkata.
"Bila dia bermaksud membalas dendam, maka goloknya itu pasti simbol dari
pembalasdendamana. Bila dia harus membunuh, maka dia pasti akan menggunakan golok
tersebut!" Ma Kong Qun berkata.
Dia tertawa hambar dan melanjutkan,"Bila dia datang tidak dengan maksud membalas
dendam, kenapa kita harus menganggunya?"
GongSun Duan tidak berkata-kata lagi. Dia berbalik dan melangkah keluar sambil
melemparkan daun pintu, langkah kakinya lebih berat daripada seekor sapi besar.
________________________________________
Empat puluh orang, empat puluh kuda.
Empat puluh kantung yang terbuat dari kulit domba dipenuhi oleh air dan persediaan.
Pedang mereka telah diasah tajam, panah mereka telah disiapkan.
Yun Zai Tian memeriksa dengan teliti hingga dua kali sebelum menganggukan
kepalanya"Sepuluh orang tiap kelompok, berpencar dan siap untuk mencari, jangan pernah kembali bila belum menemukan apapun!"
GongSun Duan telah kembali ke tempat tinggalnya. Meskipun belum dirapihkan, namun
kamarnya masih cukup luas dan nyaman. Dindingnya dihiasi dengan hiasan kepala hewan, mejanya dipenuhi oleh botol-botol arak yang terhitung lagi. Bila dia menginginkan, seseorang akan mengantarkan seorang pelayan wanita yang cantik keruangannya. Ini semua diperoleh dari tahunan banting tulang, kucuran darah dan keringat.
Namun dia tidak pernah puas dengan kehidupannya ini, karena golok dan pecutnya masih terpendam dalam-dalam di dalam hatinya.
Dia telah menguburkan mereka dengan tangannya yang dibasahi oleh darah!
Tidak perduli apa yang dia telah lakukan, goloknya tetap mengirisnya di dalam dirinya, pecutnya tetap memecut jiwanya.
Gelas emas yang tergeletak di atas meja, masih dipenuhi oleh arak, dia menelannya dengan sekali teguk, air mata mengalir dari kedua matanya.
Seseorang akhirnya datang untuk pembalasan, yang telah dia lakukan adalah bersembunyi di rumahnya, dia menyeka air matanya dengan lengan bajunya " tidak perduli mengapa dia
mengeluarkan air mata, ari mata tetaplah air mata.
Dia menuang lagi arak ke dalam gelasnya dan meminumnya.
"Perjuangan! Apa artinya" Bila seseorang disini bermaksud membunuhku, kenapa aku tidak pergi saja dan membunuhnya lebih dahulu?" GongSun Duan berseru.
Dia membanting pintu.
Mungkin sebenarnya dia tidak ingin membunuh, atau mungkin juga dia hanya takut.
Bukan pembalasdendaman, bukan kejengkelan, namun ketakutan!
Banyak orang yang membunuh karena rasa takut lebih banyak dibanding
pembalasdendaman atau kejengkelan.
Kebanyakan orang membunuh bukan karena disakiti, namun lebih karena dia menyakiti yang lainnya.
Tragedi ini terjadi di dalam sejarah manusia sejak manusia diciptakan.
ooOOOoo Bab 09. Kokoh Seperti Sebongkah Batu Raksasa
Debu kuning. Cahaya matahari yang hangat masuk melalui jendela menimpa paha Fu Hon Xue,
mengingatkan dia dengan tangan lembut, hangat dan halus yang mengelus kedua pahanya
pada malamnya sebelumnya.
Dia berbaring di atas tempat tidurnya, sangat letih bahkan untuk melepaskan sepatunya.
Namun saat memikirkan tangan tersebut, wanita tersebut, kulitnya yang selembut sutera, gerakannya yang menggairahkan yaitu goyangan kakinya yang maju mundur "
Jantungnya mendadak dipenuhi oleh perasaan yang luar biasa. Dia tahu bagaimana untuk menahan ini. Dia telah melakukan sebelumnya.
Namun, saat ini berbeda, dia telah memiliki wanita. Wanita yang sejatai.
Dia sungguh-sungguh tidak pernah berpikir mengenai hal ini " latihannya dan pendidikan yang dia lakukan selama ini jauh lebih keras dan lebih sulit daripada yang ada di dunia ini.
Namun, dia tetap seorang laki-laki, cahaya matahari yang membayang-bayang seperti hantu menerpa dirinya, dia benar-benar tidak ingin memikirkan apapun lagi " dia sangat letih.
Hujan telah berhenti.
Kenapa cahaya matahari masih terasa hangat meskipun habis hujan"
Dia meloncat dari tempat tidurnya dan melesat ke arah pintu!
Dia butuh udara segar, dia harus dapat bertahan!
Perjodohan Busur Kumala 13 Puteri Es Seri 5 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Pendekar Pemetik Harpa 18
^