Kisah Pengelana Di Perbatasan 3
Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long Bagian 3
Jalan menjadi sangat sunyi. Sepertinya penduduk kota telah merasakan sesuatu yang tidak baik akan terjadi, bahkan pasangan yang paling berbahagai sekalipun telah bersembunyi di dalam rumahnya.
Ye Kai berdiri di ujung sebuah bangunan, menatap ke arah lumpur di jalan, kelihatannya dia dipenuhi oleh persoalan yang berat dan sulit dibenaknya. Saat itu dia melihat Fu Hong Xue muncul dari gang di seberang jalan. Dia tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Fu Hong Xue yang nampaknya tidak ambil perduli. Rona merah telah menutupi wajahnya,
matanya terfokus pada pintu sempit di seberang jalan.
Lentera di atas pintu telah menyala.
Seperti halnya lentera itu, mata Fu Hong Xue memancarkan kobaran cahaya.
Dengan tangan masih menggenggam erat goloknya, dia perlahan-lahan berjalan selangkah demi selangkah menuju ke pintu tersebut.
Ye Kai merasa pemuda yang biasanya dingin dan menyendiri ini, hari ini berlaku tidak biasanya.
Ye Kai menghela napas dan menggumam pada dirinya sendiri,"Kelihatannya dia habis mabuk sehingga tidak sadarkan diri."
Paling baik mabuk untuk melupakan semua kesulitan dan masalah yang berat di dunia ini.
Meskipun, saat sadar kepalanya akan terasa sakit seperti akan terbelah, namun dia merasa lebih rileks dan waspada saat rasa sakit itu berkurang.
Lebih baik lagi bila ada seorang wanita yang menemaninya.
Ye Kai sedikit bingung, dia menyangsikan apakah pemuda ini sebelumnya pernah memiliki wanita. Namun sebaliknya " laki-laki yang tidak pernah memiliki wanita pasti seperti bendungan yang kaku hampir tidak mungkin retak. Namun ketika akhirnya berhadapan
dengan wanita, maka timbul retak kecil pada dinding, engkau tidak akan pernah tahu kapan air akan menyembur keluar.
Fu Hong Xue perlahan-lahan menyeberangi jalan, pandangan matanya tetap melekat ke
pintu itu. Lentera berkedip-kedip, menandakan bahwa saat ini mereka akan menerima tamu.
Kelihatannya bisnis malam ini kurang begitu bagus. Kebanyakan langganan meraka adalah para pengendara dari Gedung Sepuluh Ribu Kuda dan pelancong dari tempat yang jauh.
Namun kelihatannya malam ini tidak ada yang datang dari keduanya.
Fu Hong Xue mendorong membuka pintu, apel Adam jatuh menggelinding ke tanah.
Orang yang berada di ruang utama hanyalah dua orang pria yang kelihatannya baru saja bertengkar dengan istri mereka. Xiao Bie Li telah turun dari ruangannya dan duduk di tempat duduknya sambil menikmati makan malamnya, sepotong daging biri-biri panggang,
semangkuk kecil mie daging sapi, dan segelas arak yang besar, mungkin arak dari Persia. Dia adalah seseorang yang tahu bagaimana memanjakan dirinya dengan segala hal yang terbaik.
Fu Hong Xue perlahan-lahan berjalan masuk dan duduk di kursi yang sama pada dua malam sebelumnya.
"Arak apa yang engkau suka?"
Fu Hong Xue tidak menjawab beberapa saat.
"Aku tidak ingin arak."
"Lalu apa yang engkau suka?"
"Bawakan aku sesuatu selain arak.:"
Xiao Bie Li tiba-tiba tersenyum, kemudian memanggil dan memerintahkan pelayannya.
"Kita memiliki susu domba yang segar, bawakan segelas untuk Tuan Fu, persembahan dari tempat ini."
Fu Hong Xue tidak memperdulikannya dan dengan dignin menjawab," Tidak perlu, apapun
yang aku makan, aku akan membayarnya dengan uangku sendiri."
Xiao Bie Li tersenyum lagi, potongan terakhir daging biri-biri telah mencapai bibirnya, pandangan kenikmatan terlihat di wajahnya saat dia menikmati rasa dari daging tersebut.
Dia bukan seseorang yang senang berdebat, namun dia mengenali orang yang baru tiba
tersebut. Tiba-tiba terdengar suara derap kuda yang baru saja berhenti tepat di depan pintu.
BBAAAKKK, pintu terbanting terbuka, seorang yang berperawakan sangat besar telah masuk.
Tidak ada topi dikepalanya, bajunya telah terbuka, golok berwarna perak tergantung
dipinggangnya. GongSun Duan!
Xiao Biel Li menyalaminya dnegan tersenyum, namun dia tidak menghiraukannya.
Tetapi, dia memperhatikan Fu Hong Xue.
Pandangan matanya seperti burung nasar yang baru saja mencium ada bangkai hewan.
Susu domba baru saja tiba, sungguh-sungguh susu yang segar.
Minuman ini merupakan minuman yang hanya dinikmati oleh orang-orang diperbatasan, dan merupakan sesuatu yang hanya orang-orang perbatasan yang tahu bagaimana untuk
menikmatinya. Fu Hong Xue berusaha untuk menikmatinya, dan alis matanya perlahan-lahan berkerut.
GongSun Duan tersenyum dingin dan berkata," Hanya domba ang menikmati susu domba."
Fu Hong Xue tidak menanggapi, dia mengangkat gelasnya dan meminum lagi hingga
mulutnya penuh.
"Tidak heran tempat ini berbau domba, seekor kambing kecil barada disini." GongSun Duan berkata dengan keras.
Fu Hong Xue masih tidak menanggapi, namun pembuluh darah ditangannya yang
memegang goloknya mulai membesar.
GongSun Duan tiba-tiba bergerak dengan cepat. BBRAAKK, dia memukulkan tangannya ke
atas meja dan berkata," Menyingkirlah!"
Mata Fu Hong Xue masih menatap susu digelasnya, perlahan-lahan dia menjawab," Engkau menginginkan aku menyingkir?"
"Ini tempat untuk orang. Diluar sana ada kandang untuk domba kembali, dimana asalmu
berada." GongSun Duan berkata.
"Aku bukan domba." Fu Hong Xue menjawab.
GongSun Duan memukulkan tangannya kembali ke atas meja dan membentak," Aku tidak
perduli apakah engkau ini, sebaiknya engkau menyingkir. Orang tuamu ingin duduk di meja itu."
"Siapa yang orang tua?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku orang tuamu, orang tuamu aku." GongSun Duan menjawaba.
PPEENNGG, gelasnya telah terbelah. Fu Hong Xue memandangi susu domba yang tumpah di
atas meja, tubuhnya mulai bergetar.
GongSun Duan menatapnya, tangannya yang besar mengenggam gagang goloknya." Apakah
engkau ingin pergi sendiri atau ingin dilempar?"
Fu Hong Xue tetap bergetar sementara perlahan-lahan dia berdiri, mengumpulkan tenaganya untuk mengendalikan diri, berusaha untuk tidak melihat kepada GongSun Duan, bahkan
sekejappun. GongSun Duan tertawa dan berkata,"Sepertinya domba kecil ini hendak kembali ke
kandangnya, kenapa engkau tidak menjilati susu di atas meja sebelum pergi?"
Mendadak Fu Hong Xue mengangkat kepalanya, matanya menatap lekat GongSun Duan.
Kedua matanya seperti batu bara yang merah membara.
Mata GongSun Duan memerah, dengan menyeringai mengejek," Apa yang akan kau
lakukan" Mencabut golokmu?"
Tangan Fu Hong Xue mengenggam goloknya, mengenggam dengan kerasnya.
"Hanya laki-laki yang dapat menarik goloknya, seekor domba tidak mungkin dapat
mencabutnya. Kalau engkau laki-laki, cabut golokmu!" GongSun Duan memprovokasi.
Fu Hong Xue menatapnya, seluruh tubuhnya telah bergetar dengan keras.
Kedua laki-laki yang sedang minum-minum telah mundur ke sudut ruangan, takut dengan
apa yang mereka lihat.
Xiao Bie Li perlahan-lahan meneguk arak dari gelasnya, tangannya menegang dan mengeras.
Hanya suara napas yang dapat terdengar saat itu.
Suara napas Fu Hong Xue pendek dan cepat, suara napas GongSun Duan panjang dan berat.
Semua orang lainnya berhenti bernapas.
Mendadak, Fu Hong Xue memutar tubuhnya dan berjalan perlahan ke arah pintu. Kaki
kirinya dahulu, kemudian kaki kanannya terseret dari belakang.
GongSun Duang menarik napas yang panjang dan tertawa sinis," Jadi si domba kecil
pincang." Fu Hong Xue mendadak mempercepat gerakannya, sepertinya dia berusaha
menyeimbangkan jalannya yang pincang.
GongSun Duan tertawa dan berkata," Merangkaknya, mulailah merangkak kembali ke
kandangmu. Bila kau membiarkan terlihat olehku lagi, hati-hatilah orang tua mu akan
mematahkan kakimu."
Dia menarik kursi, duduk, dan memukulkan tangannya ke atas meja," Bawakan aku arak,
arak yang terbaik yang engkau miliki!"
Tiba-tiba terdengara suara keras di luar berteriak," Bawakan aku arang terbaik, arak terbaik yang engkau miliki!"
Ye Kai berjalan masuk, menarik seekor domba bersamanya!
GongSun Duan langsung menatapnya, namun dia kelihatannya tidak memperhatian GongSun
Duan sama sekali sambil mencari meja dan duduk. Tempat duduk yang dia pilih tepat di depan GongSun Duan.
GongSun Duan melepaskan tatapan dingin kepadanya, kemudian memukulkan tangannya ke
atas meja lagi."Dimana araknya" Cepatlah!"
Ye Kai memukulkan tangannya juga ke atas meja." Dimana araknya" Cepatlah!"
Pada situasi seperti ini, segera arak terhidang dengan cepatnya.
Ye Kai menuangkan arakanya ke gelas tapi tidak meneguknya. Melainkan dia menuangkan
gelasnya ke mulut domba dan mencekokinya.
Alis mata GongSun Duan berkerut-kerut, Xiao Bie Li tidak dapat menahan ketawanya.
"Sekarang sudah terbalik laki-laki sejati minum susu domba sementara domba minum arak."
Ye Kai berkata sambil tersenyum.
Paras wajah GongSun Duan berubah warna, tiba-tiba dia berdiri dan mencaci maki,"Apa
yang kau katakan?"
Ye Kai tersenyum sedikit dan menjawab," Aku sedang berbicara dengan domba ini, apakah engkau seekor domba juga?"
"Tempat ini bukan kandang hewan, kenapa bisa menarik banyak hewan?" Xiao Bie Li
menambahkan sambil tersenyum.
GongSun Duan memutas kepalanya dan menatapnya.
"Saudara GongSun, apakah engkau mau mematahkan kakikku juga" Sayang sekali kedua
kakikua sudah cacat sejak lama." Xiao Bie Li berkata.
GongSun Duan mengepalkan jarinya dan mengucapkan perkataannya dengan perlahan,"
Untung saja ada orang lain di sini yang memasih memiliki kaki yang normal."
"Betul sekali, kedua kakiku tidak cacat sama sekali." Ye Kai berkata.
"Bagus, bedirilah!" GongSun duan berteriak.
"Aku jarang berdiri saat aku memiliki kesempatan untuk duduk." Ye Kai menjawab.
"Aku jarang duduk saat aku memiliki kesempatan untuk berdiri." Xiao Bie Li berkata.
"Aku seorang yang pemalas." Ye Kai berkata.
"Aku seorang tanpa kaki." Xiao Bie Li menjawab.
Keduanya tiba-tiba tertawa tergelak-gelak.
Ye Kai menepukan tangannya ke atas kepala domba sementara sambil melirik GongSun
Duan dari sudut matanya." Saudara Domba, Saudara Domba, kenapa engkau sangat
menikmati berdiri?"
GongSun Duan sudah jelas sedang berdiri. Pembuluh darah mulai membesar di seluruh
kepalanya, tangannya bergerak ke goloknya sesaat berteriak," Aku dapat memenggal kedua kakmu meskipun engkau sedang duduk."
Mendadak terlihat selintas cahaya perak, golok terlah tercabut dari sarungnya.
Terdengar suara BBRRUUKK, meja yang kokoh di hadapan Ye Kai telah terbelah dua. Namun Ye Kai tidak bergerak, bahkan tidak memandangnya sekejappun.
"Aku benar-benar tidak pernah menyadari bahwa golokmu digunakan untuk membelah
meja." Ye Kai berkata sambil tersenyum.
GongSun Duan telah dipenuhi oleh rasa marah dan menyabetkan goloknya ke arahnya
dengan gerakan setengah lingkaran. Seluruh tubuh Ye Kai telah terbungkus oleh sinar perah yang menakjubkan, matanya bersinar seperti sinar perak.
Terdengar suara DDIINNGG, bunga api memercik ke segala arah sesaat tongkat besi
bertabrakan dengan golok perak, sementara tongkat besi yang lainnya menancap ke dalam lantai beberapa inci dalamnya.
Kekuatan di balik goloknya sangat menakutkan. Xiao Bie Li berdiri dengan tegapnya di atas lantai, tongkat besi ditangannya masih terlihat kokoh. Karena kekuatan di balik golok telah tersalur ke tongkat besi di tangan yang lainnya dan menyebabkan amblas ke bawah lantai.
Wajah GongSun Duan memucat. Dia menatap Xio Bie Li dan berkata," Ini bukan urusanmu."
"Ini bukan tempat untuk membunuh." Xiao Bie Li menjawab.
Pembuluh darah di seluruh leher GongSun Duan telah berdenyut naik turun, namun golok ditangannya masih belum bergerak.
Tongkat besi juga tidak bergerak.
Mendadak, ujung golok bergerak menggil ing tongkat besi, menimbulkan bekas goresan.
Tongkat besi yang lainnya perlahan-lahan mulai terbenam semakin dalam ke dalam tanah.
Namun Xiao Bie Li masih terlihat berdiri tegak dan kokoh dan menyandar pada tongkatnya, kokoh seperti sebongkah batu raksasa.
GongSun Duan tiba-tiba menghentakan kakinya dan memecahkan batu-batu di lantai
menjadi pecahan kecil yang berserakan. Dengan dua langkah lebar dia telah meninggalkan gedung tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Ye Kai menghela napas panjang dan berseru," Tuan Xio memiliki tenaga dalam yang kuat dan hebat!"
"Aku mempermalukan diri sendiri." Xiao Bie Li menjawab dengan rendah hati.
"Bila seseorang telah melatih tenaga dalamnya hingga pada tingkat "Menangkap Tongkat Memindahkan Bunga", maka tidak ada yang harus dipermalukan." Ye Kai berkata sambil
tersenyum. "Saudara Ye memiliki pemahaman yang mengagumkan." Xiao Bie Li menjawab sambil
tersenyum. "Pemahaman GongSun Duan juga mungkin tajam, kenapa dia harus pergi?" Ye Kai berkata.
Xiao Bie Li terlihat terbenam dalam pikirannya sesaat dia menjawab," Mungkin karena
sebetulnya bukan engkau yang hendak dia bunuh."
"Namun bila bukan karena Tuan Xiao, mungkin aku sudah mati." Ye Kai berkata.
"Bila bukan karena aku, seseorang pasti sudah mati hari ini, namun yang pasti itu bukan engkau." Xiao Bie Li berkata.
"Bukan aku" Lalu siapa?" Ye Kai berkata.
"Dia." Xiao Bie Li berkata.
"Kenapa harus dia?" Ye Kai bertanya.
Xiao Bie Li menghela napas panjang dan berkata," Dia bukan siapa-siapa namun hanya
seorang yang berangasan, bahkan dapat dikatan kemampuan Saudara Ye berpuluh-puluh
kali berada di atasnya."
Ye Kai meledak tawanya, sepertinya dia baru saja mendengar suatu hal paling lucu di dunia.
Dia menggelengkan kepalanya dan berkata,"Aku khawatir Tuan Xiao salah hitung kali ini."
"Kedua kakiku telah cacat, namun kedua mataku belum lagi buta. Kalau aku tidak berlaku seperti saat ini, mungkin kedua tanganku pun sudah tidak dapat digerakan lagi sepuluh tahun yang lalu." Xiao Bie Li berkata.
Ye Kai menunggunya untuk melanjutkan.
"Aku belum pernah bertemu dengan pendekar muda sekalibermu sebelumnya disini, tidak
hanya pengetahuan silatmu dalam dan telah mencapai yang tertinggi, namun sifatmupun
betul-betul sulit untuk dipahami, itulah sebabnya ?"
Tenggorokannya tiba-tiba berhenti, sepertinya dia sedang menunggu Ye Kai untuk bertanya.
"Itu sebabnya apa?" Ye Kai berkata.
"Sungguh sulit bagi seorang cacat tanpa teman maupun saudara untuk bertahan di sini di kota perbatasan. Namun bila aku memiliki sahabat seperti Saudara Ye ?" Xiao Bie Li berkata.
Ye Kai tiba-tiba memotongnya," Bila engkau menjadi teman dari seorang sepertiku makan masalahmu di masa yang akan datang menjadi berlipat ganda."
Xiao Bie Li tersenyum dan menjawab," Bagaimana bila aku tidak perduli dengan masalah?"
"Maka kita adalah sahabat." Ye Kai berkata.
Wajah Xiao Bie Li menjadi cerah, sesaat dia tersenyum dan berkata," Maka silahkan minum arak dengan ku!"
"Meskipun engkau tidak menjamuku, aku tetap minum." Ye Kai berkata.
________________________________________
Orang yang sedang mengendarai kuda melintasi jalan tiba-tiba dirampas oleh sepasang
tangan yang besar dan melemparkannya ke atas tanah. Si pengendara ingin sekali berteriak marah, namun dia menahannya. Karena dia melihat orang yang menariknya dari kudanya
adalah GongSun Duan, dan dia melihat bahwa GongSun Duan kelihatannya dipenuhi oleh
hawa marah. Tidak ada seorangpun yang berani melawan GongSun Duan saat dia marah.
GongSun Duan melayang ke atas kuda orang tersebut dan mengendarainya pergi.
Dimanakah kudanya"
Kudanya dipacu dengan liarnya menuju ke padang rerumputan, orang yang duduk di atas
kudanya adalah Fu Hong Xue.
Saat dia keluar pintu, hal pertama yang ada dipikirannya adalah meloncat ke atas kuda ini.
Dengan sarung pedangnya, dia memukul kuda tersebut, memukul sedemikian kerasnya.
Sepertinya dia membayangkan kuda tersebut adalah GongSun Duan.
Dia membutuhkan udara segar, kalau tidak dia bisa gila.
Kuda tersebut nampaknya juga menjadi gila. Kuda tersebut berlari kencang di jalan dan menuju ke arah padang rumput, dari matahari terbit ke matahari terbenam, dia lebih
menyukai kegelapan.
Angin dingin menerpa wajahnya, menghempaskan pasir kewajahnya, namun dia sama sekali tidak berusaha menghindar. Malah dia menyambutnya. Bila dia dapat menahan rasa sakit seperti ini dan menderita karenanya, apakah lagi di dunia ini yang tidak dapat dia tahan"
Dia menggeratakn giginya, gusinya mulai berdarah. Darahnya terasa pahit, pahit dan agak asin.
Tiba-tiba, cahaya cerah muncul di langit.
Bukan disebabkan oleh bintang, namun karena lentera raksasa yang tergantung di bendera
"Gedung Sepuluh Ribu Kuda", yang bahkan bersinar lebih terang dari bintang.
Bintang perlahan-lahan akan meredup. Namun bagaimana dengan cahaya ini"
Dia menggapai tali kuda dan memukulkan sarung goloknya di belakang. Dia membutuhkan
udara, kecepatan pasti akan memberikan udara. Namun kuda tiba-tiba melompat dan
meringkik, kaki depannya menekuk ke atas tanah.
Fu Hong Xue terlempar dari kuda tersebut ke belakang ke atas tanah. Tidak ada runput di tanah tersebut, hanya di penuhi oleh pasir. Pasir yang tajam mulai menggores wajahnya sehingga berdarah.
Pikirannya mulai berdarah pula.
Kegigihan! Kegigihan! Sudah berapa lama lagi dia harus gigih menahan penderitaan" Berapa lama lagi dia harus gigih menahan penderitaan"
Hanya saja siapa yang berempati dengan rasa sakit, penderitaan dan kepahitan selama
bertahun-tahun yang dia rasakan"
Matanya mulai berair tidak terkontrol " air mata merembes ke dalam darah, darah yang berlumuran dengan air mata.
Bintang mulai merambat naik di langit malam.
Di bawah cahaya sinar, seekor kuda dipacu melewati dataran pasir kearahnya. Mata
pengendara kuda itu bersinar seperti bintang, bel berdenting membentuk irama yang
harmoni " Ma Fang Ling.
Dia memiliki senyum yang termanis diwajahnya, matanya dipenuhi dengan kebahagiaan, dia terlihat lebih cantik dan menawan dari biasanya. Hal itu bukan karena terangnya cahaya bintang di langit, juga bukan karena keindahan malam yang mempesona, namun hal itu
karena hatinya dipenuhi dengan rasa cinta.
Cinta memiliki kemampuan membuat gadis yang paling biasa menjadi menarik dan
menawan, dapat mengubah gadis buruk rupa menjadi gadis cantik jelita.
"Dia pasti menungguku, saat dia melihatku muncul tak terduga, hatinya pasti akan dipenuhi dengan kebahagiaan."
Dia seharusnya tidak keluar rumah. Namun, cinta memenuhinya dengan keberanian,
keberanian yang tidak mengenal rasa takut.
Dia hanya ingin menemuinya, tidak ada apapun selama dia dapat melihatnya walau hanya sesaat.
Angin berhembus dingin, dingin dan mengiris seperti silet. Namun bagi gadis itu, meskipun angin begitu dingin, namun terasa hangat dan menyegarkan. Kemudian dia mendengar
suara tangis yang terhembus oleh angin.
Siapa di dunia ini yang menangis di tengah-tengah dataran luas tak bertepi ini"
Dia telah melewatinya, namun memutuskan untuk berbalik. Cinta tidak hanya membuat
wajahnya lebih cantik, akan tetapi juga membuat hatinya menjadi cantik. Tiba-tiba dia berubah menjadi gadis yang baik, lembut, murah hati, dan penuh pengertian.
Dia melihat kuda yang telah jatuh karena keletihan, dan kemudian melihat Fu Hong Xue.
Fu Hong Xue terbaring membungkuk di atas tanah, seluruh tubuhnya bergetar dengan tak henti-hentinya. Kelihatannya dia tidak mendengar derap suara kuda yang mendekatinya
sama sekali, juga dia tidak memperhatikan gadis itu turun dari kudanya dan berjalan
kearahanya. Dia berusaha menahan rasa sakit yang amat sangat ini, dia berusaha bertahan terhadap siksaan yang tidak pernah terbayangkan seperti ini.
Di bawah cahaya bintang, wajahnya terlihat lebih pucat dari kertas. Darah yang bercampur dengan air mata menetes turun dari wajah pucatnya.
Ma Fang Ling akhirnya dapat melihat wajahnya dengan jelas, matanya melebar saat dia
terkejut," Engkau?"
Dia teringat pemuda misterius ini, dia ingat telah meninggalkan bekas merah diwajahnya oleh cemetinya.
Fu Hong Xue akhirnya melihatnya juga, pandangan matanya terlihat bingung dan kacau
balau, seperti seekor kuda liar di alam liar. Dia berusaha untuk berdiri, namun jatuh kembali, sepertinya ada tangan yang tidak terlihat mendorongnya ke bawah.
"Apakah engkau sakit?" Ma Fang Ling bertanya sambil mengerutkan alisnya.
Fu Hong Xue menggertakan giginya, busa putih terlihat keluar dari ujung mulutnya seperti mulut seekor kuda yang mati. Dia benar-benar sakit.
Penyakit yang menakutkan ini telah menyiksanya selama sepuluh tahun lebih. Pada saat dia di dorong hingga melewati batasnya dan dia tidak dapat lagi menahannya, penyakitnya
muncul. Dia tidak pernah ingin terlihat saat sakit. Dia lebih baik mati, dia lebih baik tercebur ke dalam neraka, daripada seseorang melihatnya dalam keadaan sakit. Sekarang dia tidak dapat
menyembunyikannya lagi.
Dia menggigit bibirnya dan mulai memukul dirinya sendiri dengan sarung goloknya. Dia membenci dan memandang rendah dirinya sendiri. Mengapa surga mengutuk seorang yang
kuat dan memiliki kebanggan seperti dirinya, dengan penyakit yang menakutkan seperti ini"
Betapa kejamnya hukuman ini"
Ma Fang Lin mengenali penyakit ini, dia menghela napas dan berkata," Mengapa harus
menyakiti dirimu sendiri" Penyakit ini tidak membahayakan dirimu. Segera, penyakit ini akan
?" Tiba-tiba, Fu Hong Xue mengerahkan seluruh tenaga ditubuhnya dan mencabut goloknya
dan berteriak," Pergi, atau aku bunuh!"
Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ini untuk pertama kalinya dia mencabut goloknya. Betapa golok yang hebat!
Mata goloknya sangat cemerlang hingga dapat memantulkan wajahnya dengan jelas,
mukanya yang berlumuran darah. Bayangan di mata goloknya dia terlihat gila dan tidak waras, dia terlihat haus darah dan buas.
Ma Fang Ling secara spontan mundur dua langkah, dia terlihat terkejut dan ketakutan. Dia ingin lari, namun anggota tubuh pemuda ini tiba-tiba mengejang, kemudian di jatuh lagi ke atas tanah. Dia berjuang di atas tanah, dia terlihat seperti seekor kuda yang terperosok di sungai yang membeku, sendirian, tanpa harapan dan tidak ada yang menolong.
Golok tersebut tetap berada ditangannya, golok tersebut telah keluar dari sarungnya.
Tiba-tiba dia memutar pergelangan tangannya dan menusukan goloknya ke pahanya. Darah menyembur sepanjang mata goloknya. Kejang-kejangnya perlahan-lahan dan sedikit demi
sedikit mulai berkurang. Namun seluruh tubuhnya masih bergetar, bergetar dengan kerasnya membuat dia harus menekukan tubuhnya sehingga seperti bola. Dia terlihat ketakutan
seperti seorang anak kecil.
Ketakutan dan kekuatiran dalam mata Ma Fang Ling berubah menjadi rasa kasihan dan
simpati. Seorang anak betul-betul terkucil sendirian di padang yang dingin ini "
Dia tidak dapat menolong namun sedikit menghela napas.Dia berjalan mendekat dan
memegang kepalanya dengan lembut, berbisik," Ini bukan salahmu, mengapa engkau
menyiksa dirimu sendiri?"
Suaranya lembut dan hangat seperti suara seorang ibu yang penuh kasih sayang. Pemuda yang kesepian dan tanpa pertolongan ini membuat naluri keibuannya muncul.
Air mata Fu Hong Xue mulai mengalir. Tidak peduli betapa kuat dan angkuhnya dia, dia tidak dapat menahan dirinya untuk tersentuh seperti pada saat-saat seperti itu.
"Aku salah. Aku seharusnya tidak pernah dilahirkan. Aku seharusnya tidak pernah ada di dunia ini," Fu Hong Xue berseru. Suarnya dipenuhi dengan kesedihan dan keputusasaan.
Rasa sakit yang tajam menyentuh bagian dalam dada Ma Fang Ling. Rasa kasihan dan
simpati dapat menusuk seperti jarum berulang kali. Dia tidak dapat menahan dirinya dan memeluknya, memeluknya kedadanya, sesaat berkata dengan lembut," Jangan terlalu kejam dengan dirimu sendiri, engkau akan segera lebih baik ?"
Dia tidak dapat menyelesaikan perkataannya karena air matanya mulai jatuh juga.
Angin bertiup melolong, padang luas melolong. Padang rerumputan luas yang mengelilingi mereka seperti gelombang lautan luas yang bertepi. Dengan hanya kesalahan kecil, engkau dapat tertelan ke dalamnya. Namun emosi manusia lebih menakutkan dan lebih berbahaya dari semua ombak dilautan"
Fu Hong Xue mulai berhenti bergetar, namun napasnya semakin cepat. Ma Fang Ling mulai merasakan hembusan napas hangat melalui pakaiannya. Dia merasa dadanya mulai terasa
semakin hangat.
Rasa simpati dan pengertian yang amat sangat membuat dirinya lupa bahwa orang yang
berada dipelukannya adalah seorang laki-laki. Perasaan itu merupakan kebaikan yang
terbesar dari seseorang, namun perasaan itu dapat membuat orang lupa akan segala hal.
Tapi saat ini, perasaan aneh mulai menjalar dihatinya. Perasaan yang sangat kuat yang hampir saja membuat dia mendorongnya, namun dia tidak mempunyai keberanian itu.
"Siapakah engkau?" Fu Hong Xue tiba-tiba bertanya.
"Nama keluargaku Ma ?" dia berkata. Suaranya tiba-tiba terpotong, karena dia merasa
napas pemuda ini tiba-tiba berhenti. Namun dia tidak mengerti kenapa bisa begitu. Karena dia tidak pernah dapat membayangkan bahwa napsu untuk membalas dendam sangat kuat,
bahkan lebih kuat dari pada kekuatan cinta.
Karena cinta itu hangat dan lembut, seperti angin di musim semi. Sementara pembalasan dendam tajam seperti mata pisau, yang dapat menusuk jiwamu hanya dengan sekali
gerakan. Fu Hong Xue tidak bertanya lebih lanjut. Tiba-tiba dia memeluknya dengan kuat dan
merobek pakaiannya.
Perubahan ini sangat mendadak, dan juga sangat menakutkan. Ma Fan Ling benar-benar
terkejut sehingga membuat dia tidak punya pikiran untuk melepaskan diri atau melawan.
Tangan Fu Hong Xue yang dingin menyelip ke atas tubuhnya dan menggenggam
kehangatan, kelembutan buah dadanya "
Perasahaan yang aneh dan tidak biasa ini seperti pisau. Dan persahaan Ma Fang Ling telah teriris-iris olehnya. Gelisah, ketakutan, rasa malu, rasa marah langsung bercampur aduk menjadi satu.
Dia melompat bangun dan menampar wajah Fu Hong Xua. Dia tidak perduli rontaannya,
namun tangannya masih memegangnya dengan kuat.
Dia merasa sakit sekali hingga air matanya mulai jatuh, gadis itu mengepalkan jarinya dan memukul hidungnya. Salah satu tangannya melepaskan gadis itu dan menangkap
pukulannya. Payudaranya telah menyembul keluar dari bajunya dan terkena udara dingin yang menggigit dan kencang.
Matanya dipenuhi dengan gelegak darah sesaat dia melompat lagi ke atas gadis itu. Gadis itu menekuk lututnya dan berusaha menendangnya. Untuk suatu alasan, seorangnpun tidak ada yang berbicara, dan tidak seorangpun yang menangis. Menangis pada saat seperti itu sangat tidak berguna.
Keduanya bergulingan di atas tanah sepeti binatang, mencakar, mengiggit, mengoyak dan memukul satu yang lainnya. Tubuhnya menjadi semakin dan semakin terbuka.
Gadis itu hampir pada batas kegilaannya saat dia melawan dan mencakar, namun
kekuatannya perlahan-lahan melemah.
Tiba-tiba dia menangis," Biarkan aku pergi, biarkan aku pergi " kenapa engkau
memperlakukanku seperti ini" Kenapa ?" Di dalam benaknya dia tahu tidak seorangpun
yang dapat menyelamatkannya, dan dia tahu dia tidak akan bisa lepas. Dia hanya bisa
memohon ke surga.
"Ini yang engkau inginkan. Aku tahu ini yang kau inginkan." Fu Hong Xue berbicara dengan napas terengah-engah.
Ma Fang Ling terlihat seperti sudah menyerah. Setelah mendengar kata-kata itu, gadis itu tiba-tiba mengumpulkan semua tenaganya dan menggigit keras bahunya. Seluruh tubuhnya bergetar karena rasa sakti, namun dia masih dapat mendorong gadis itu sepertinya dia akan mengambil nyawa gadis itu.
Mulut gadis itu lepas dari bahunya, dipenuhi oleh darah dan daging "
Gadis itu tiba-tiba berusaha untuk mendorong. Dia tidak dapat menahan lagi, bernapas dengan panjang.
"Aku mohon kepadamu, aku mohon, jangan lakukan ini." Dia memohon.
Dia melihat gadis itu dengan penuh pertanyaan," Kenapa tidak" Siapa yang
mengatakannya?"
Tiba-tiba terdengar suara.
"Aku yang mengatkannya!"
Suara itu sangat tenang. Benar-benar tenang.
Saat mencapai taraf yang benar-benar ekstim, kadang-kadang rasa marah berubah menjadi ketenangan.
Suara orang tersebut terdengar seperti pisau di kedua telinga Fu Hong Xue.
Dia akhirnya menampakan diri, Ye Kai!
oooOOOooo Bab 10. Membungkamkan Saksi
Ye Kai berdiri dikegelapan di bawah cahaya bintang. Dia berdiri seperti patung, patung yang dingin.
Ma Fang Ling memandangnya dan berjuang untuk bergerak ke arahnya. Dia jatuh ke dalam lengannya dan memegangnya dengan kuat. Dia mulai menangis dan meneteskan air mata,
suaranya bergetar dan terisak-isak, dia tidak dapat berbicara sepatah katapun.
Ye Kai juga berdiam diri. Dalam situasi ini, kata-kata hiburan tidak ada artinya.Dia perlahan-lahan melepaskan pakaian luarnya dan menyelimuti gadis itu.
Pada saat itu, golok Fu Hong Xue telah kembali ke tangannya. Dia berbalik dan mengibaskan kakinya dan menatap Ye Kai. Sangat sulit dikatakan apakah rasa malu atau rasa jengkel yang terpancar dimatanya. Ye Kai bahkan tidak melihat kepadanya.
Fu Hong Xue menggertakan giginya dan berkata," Aku akan membunuhmu."
Ye Kai masih tidak memberikan perhatian kepadanya. Fu Hong Xue tiba-tiba mengacungkan goloknya menggerakan ke arahnya. Meskipuan kakinya pincang dan masih berlumuran
darah, sekali tubuhnya bergerak, dia terlihat secepat burung, seganas harimau.
Tidak ada yang dapat membayangkan orang pincang dapat bergerak secepat itu.
Tidak ada yang dapat membayangkan kecepatan dan kekuatan dibalik golok itu.
Golok itu melesat ke arah Ye Kai, namun dia masih tidak bergerak. Tepat saat golok tersebut akan mencapai Ye Kai, mendadak golok itu berhenti. Fu Hong Xue menatapnya, tangan yang memegang golok tiba-tiba bergetar. Tiba-tiba dia berbalik, terjatuh dan mulai muntah-muntah.
Ye Kai masih tidak melihat kepadanya, namun matanya dipenuhi dengan penuh pengertian dan rasa kasihan. Dia merasa simpati terhadap pemuda ini, tidak yang mengenal dan
sedekat Fu Hong Xue selain dia. Karena dia pernah mengalami rasa sakti dan penderitaan yang sama sebelumnya.
Ma Fang Ling masih menangis, perlahan-lahan dia menepuk pundak gadis itu dan berkata,"
Kamu kembalilah dulu."
"Kamu ". kamu tidak menemaniku?" Ma Fang Ling berkata.
"Aku tidak dapat." Ye Kai menjawab.
"Mengapa tidak dapat?" Ma Fang Ling bertanya.
"Aku harus tinggal disini." Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling mengunci giginya dan berkata," Jadi akupun tinggal juga":
"Kamu harus kembali pulang. Tidurlah, dan lupakan apa yang telah terjadi disini hari ini. Saat kembali besok ?"
Ma Fang Ling menatapnya, wajahnya dipenuhi dengan harapan dan rasa rindu," Tolong
datang dan jenguk aku besok."
Nampak terlihat ekspresi yang sangat tidak biasa di mata Ye Kai. Setelah beberapa saat dia perlahan-lahan menjawab," Jangan ragu."
Ma Fang Ling memegang tangannya dengan kuat sementara air matanya telah mengalir
kepipinya," Aku tidak akan menyalahkanmu meskipun kamu tidak muncul.: Mendadak dia
berbalik, menutupi wajahnya dan berlari pergi.
Isak tangisnya perlahan-lahan menghilang diterbangkan angin. Sesaat derap kaki kudanya menghilang dikejauhan, semuanya kembali menjadi sunyi senyap.
Dataran ini seperti penggorengan, api yang tidak terlihat di bawah, menyiksa setiap orang diatasnya.
Fu Hong Xue masih muntah-muntah sementara tubuhnya membungkuk. Ye Kai
menataphnya membisu, dan menunggunya hingga dia berhenti.
"Engkau dapat membunuhku sekarang." Ye Kai berkata.
Fu Hong Xue masih menundukan badannya, meloncat dengan golok ditangannya. Dengan
satu tarikan napas dia telah berada di kejauhan hingga akhirnya berhenti. Darah dan air mata menetes dari wajahnya sesaat dia menengadah ke langit.
Ye Kai mengikutinya dari belakang, dengan tenang bertanya," Kenapa engkau belum
menyerang?"
Tangan yang memegang golok mulai bergetar kembali. Fu Hong Xue tiba-tiba berbalik dan menatap Ye Kai," Apakah engkau harus memaksaku?"
"Tidak ada seorangpun yang memaksamu, engkau yang memaksa dirimu sendiri." Ucapanya
seperti pecut sehingga menimbulkan rasa sakit di tubuh Fu Hong Xue.
Ye Kai perlahan-lahan melanjutkan," Aku tahu engkau hanya memerlukan pelampiasan untuk melepaskan rasa marahmu, namun sekarang perasaanmu sudah lebih ringan."
Fu Hong Xue mengepalkan jarinya dan bertanya," Apa lagi yang engkau ketahui?"
Ye Kai tersenyum dan berkata," Aku juga tahu bahwa engkau tidak akan membunuhku,
karena engkau tidak ingin membunuhku."
"Aku tidak ingin?" Fu Hong Xue berkata.
"Orang yang ingin engkau lukai adalah dirimu sendiri, karena ?"Ye Kai berkata.
Pandangan mata Fu Hong Xue dipenuhi dengan rasa sakit, tiba-tiba dia berteriak," Tutup mulut!"
Ye Kai menghela napas dan tetap melanjutkan," Walaupun engkau berpikir bahwa engkau
merasa bersalah dimasa lalu, namun sebenarnya itu bukan salahmu."
"Lalu siapa yang harus disalahkan?" Fu Hong Xue berkata.
Ye Kai menatapnya," Engkau seharusnya tahu ini salah siapa " engkau pasti
mengetahuinya."
Pupil mata Fu Hong Xue bergerak," Sebenarnya siapakah engkau?"
Ye Kai tersenyum dan menjawab," Aku adalah aku. Nama marga ku Ye, nama panggilanku
Kai." "Apakah nama margamu betul-betul Ye?" Fu Hong Xue bertanya.
"Apakah nama margamu betul-betul Fu?" Ye Kai menjawab.
Kedua mata mereka melekat satu sama lain, keduanya seperti sedang mencoba membaca
pikirannya satu sama lain, keduanya seperti sedang menggali rahasianya masing-masing.
Namun Ye Kai tetap tenang dan mantap seperti biasanya. Fu Hong Xue terlihat tegang "
seperti busur yang ditarik.
Kemudian, kedunya mendengar suara paling aneh dan paling tidak biasa. Terdengar seperti suara kuku kuda menginjak-nginjak tanah yang lembek, atau tukang daging sedang
memotong daging. Suara tersebut sangat lemah, namun malam tetap sunyi senyap, dan
keduanya dalam keadaan siaga.
Angin berhembus ke arah mereka dari sana.
"Aku datang kesini bukan untuk mencari mu." Ye Kai tiba-tiba berseru.
"Siapa yang engkau cari?" Fu Hong Xue berkata.
"Pembunuh Laba-laba Terbang." Ye Kai menjawab.
"Engkau tahu, siapakah dia?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku tidak pasti, hal itu aku masih mencoba mencari tahu." Ye Kai berkata.
Dia berbelok dan berjalan kedepan beberapa langkah, kemudian berhenti, sepertinya sedang menunggu Fu Hong Xue. Setelah beberapa saat, Fu Hong Xue mengikutinya dari belakang.
"Aku tahu kalau engkau mengikutiku." Ye Kai berkata sambil tersenyum.
"Kenapa begitu?" Fu Hong Xue berkata.
"Karena semua yang terjadi disini berhubungan denganmu dengan suatu cara." Ye Kai
menjawab. Fu Hong Xue menegang." Engkau tahu siapa aku?"
"Engkau adalah engkau. Nama margamu Fu, dan nama panggilan mu Hong Xue." Ye Kai
tersenyum. Angin kencang menerpa wajah mereka, suara aneh tersebut tidak terdengar lagi.
Fu Hong Xue menutup bibirnya dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia
mempertahankan kecepatannya mengikuti Ye Kai dari belakang. Kemampuan meringankan
tubuhnya sangat unik, sangat mahir, dan sangat enak untuk dilihat. Saat dia menggunakan kemampuan ilmu meringankan tubuhnya, tidak ada seorangpun pernah mengira bahwa dia
seorang yang pincang.
Ye Kai melihatnya dan berkata," Sepertinya engkau berlatih kungfu sejak dilahirkan."
"Dan engkau?" Fu Hong Xue menjawab dengan dingin.
"Aku berbeda." Ye Kai berkata.
"Bagaimana engkau berbeda?" Fu Hong Xue bertanya.
"Aku berbakat." Ye Kai menjawab.
"Orang yang berbakat biasanya mati muda." Fu Hong Xue berkata.
"Mati muda bukanlah suatu hal yang jelek." Ye Kai berkata.
Pandangan pedih terlihat di mata Fu Hong Xue.
"Aku tidak boleh mati, aku tidak boleh mati ?"pikirannya terus menerus berteriak.
Tiba-tiba di mendengara Ye Kai berseru perlahan. Angin dipenuhi oleh bau daging dan
darah. Cahaya bintang di atas menyinari sebuah mayat yang telah membusuk. Kehidupan
manusia di padang luas seperti ini menjadi seperti kuda dan domba, betul-betul tidak lebih baik.
Terdapat lubang galian disebelah mayat itu. Lubang tersebut digali hingga dalam, dan kira-kira tujuh atau delapan sekop tergeletak disebelahnya. Siapapunyang membunuhi orang-
orang ini pasti ingin menguburkan mayat mereka, tapi mungkin seseorang memergokinya
sehingga dia kabur.
Siapa yang membunuh orang-orang ini" Tidak ada seorangpun yang tahu.
Tubuh tersebut adalah MuRong Ming Zhu dan ke delapan pendekar muda yang
mengikutinya. Pedang MuRong Ming Zhu telah tercabut dari sarungnya, namun kesembilan lainnya nampaknya terbunuh sebelum mereka sempat mencabut pedangnya.
Ye Kai menghela napas dan berkata," Gerakan yang sangat cepat. Teknik yang sangat
mematikan."
Hanya jago kosen yang memiliki kemampuan secepat dan mematikan seperti ini.
Fu Hong Xue mengepalkan jarinya dan mulai bergetar kembali. Sepertinya dia antipati
terhadap darah, daging dan tubuh orang mati. Ye kai tidak ambil pusing.
Dia tiba-tiba mengeluarkan secarik kain dengan kancing diatasnya. Kain tersebut ternyata sama dengan kain baju MuRong Ming Zhu. Kancingnya juga identik.
Ye Kai menghela napas panjang dan berkata," Jadi memang benar-benar dia."
Fu Hong Xue mengerutka keningnya dan terlihat kebingungan.
"Aku mengambil secarik kain dari tangan jenazah Laba-laba Terbang. Dia tidak ingin
melepaskannya meskipun harus mati." Ye Kai menjelaskan.
"Kenapa begitu?" Fu Hong Xue bertanya.
"Karena MuRong Ming Zhu adalah salah seorang yang membunuhnya! Dia ingin mengatakan
rahasia ini kepada seseorang." Ye Kai berkata.
"Kepadamu" Jadi engkau dapat membalaskan dendamnya?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku rasa dia tidak bermaksud mengatakannya kepadaku." Ye Kai berkata.
"Lalu kepada siapa dia berusaha mengatakan?" Fu Hong Xue berkata.
Ye Kai menghela napas dan menjawab," Aku berharap aku mengetahuinya."
"Kenapa MuRong Ming Zhu membunuh Laba-laba Terbang?" Fu Hong Xue bertanya.
Ye Kai mengangkat bahunya.
"Bagaimana dia bisa berakhir di dalam peti mati itu?" Fu Hong Xue berkata.
Ye Kai mengangkat bahunya lagi.
"Dan siapa yang membunuh MuRong Ming Zhu setelah itu?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku hanya tahu bahwa orang yang membunuh MuRong Ming Zhu berusaha untuk
membungkamkannya." Ye Kai berkata.
"Membungkamkannya?" Fu Hong Xue berkata.
"Karena orang tersebut tidak ingin orang lain tahu Laba-laba Terbang dibunuh oleh MuRong Ming Zhu. Orang tersebut juga tidak ingin orang lain menemukan MuRong Ming Zhu." Ye Kai berkata.
"Kenapa?" Fu Hong Xue berkata.
"Orang tersebut mungkin tidak ingin orang lain tahu hubungannya dengan MuRong Ming
Zhu." Ye Kai menduga-duga.
"Apakah engkau bisa menduga siapa yang melakukannya?" Fu Hong Xue berkata.
Ye Kai tiba-tiba membungkan dan terbenam dalam pikirannya. Setelah beberapa saat dia perlahan-lahan berkata," Apakah engkau tahu bahwa Yun Zai Tian berusaha mencarimu sore ini?"
"Aku tidak tahu." Fu Hong Xue menjawab.
"Dia berkata dia mencarimu, tapi saat dia melihat mu, dia tidak mengatkan sepatah
katapun."Ye Kai berkata.
"Mungkin karena bukan aku yang dia cari!" Fu Hong Xue berkata.
Ye kAi menganggukan kepala dan menjawab," Benar, dia pasti mencari oran glain. Namun siapa yang dia cari" Xiao Bie Li" Cui Nong" Bila dia berusaha mencari keduanya, kenapa dia harus berbohong?"
Angin kembali bertiup.
Pasir kuning memenuhi langit, rumput liar menderu diterpa angin.
Malam ini terlihat seperti batu giok yang ditutupi oleh berlian, berkilau dan cantik, sementara bumi terlihat suram dan murung.
Angin berbisik seperti suara ringkik kuda, membuat dataran luas ini menjadi lebih luas dan terpencil.
Fu Hong Xue mulai berjalan dulu perlahan. Ye Kai mengikutinya dari belakang. Tentu saja dia dapat mempercepat jalannya mendahului, tapi dia tidak lakukan.
Terlihat keanehan pada jarah di antara mereka, seperti hubungan yang aneh pada
keduanya. Titik kecil cahaya muncul dikejauhan.
"Hari mulai terang, kapan engkau akan membunuhku atau aku yang akan membunuhmu!"
Fu Hong Xue tiba-tiba berseru.
"Hari itu akan tiba?" Ye Kai berkata.
Fu Hong Xue tidak memperdulikannya, dia berbalik dan berkata," Hari itu akan tiba lebih dekat."
"Atau mungkin saja tidak akan pernah terjadi." Ye Kai berkata.
"Kenapa?" Fu Hong Xue berkata.
Ye Kai menghela napas sedih, matanya melekat pada kegelapan dikejauhan, dan perlahan-lahan berkata," Karena kita berdua mungkin mati oleh tangan kita!"
________________________________________
Ma Fang Ling membenamkan kepalanya ke dalam bantal yang telah dibasahi oleh air
matanya. Dia masih tidak dapat menenangkan perasaannya sampai sekarang. Cinta dan
benci seperti dua kekuatan dan tangan yang bertenaga yang mencekiknya hingga mati.
Ye Kai, Fu Hong Xue. Mereka berdua adalah orang yang aneh dan unik.
Padang rumput selalu sunyi dan sepi, namun sejak kedua orang ini datang, kejadian aneh selalu datang silih berganti dengan kecepatan yang menakutkan. Tidak ada yang tahu
seberapa jauh hal itu sampai kepuncaknya.
Hanya saja siapa mereka berdua" Untuk apa mereka datang"
Malam itu, di tengah padang pasir, di bawah bintang di langit, dia meringkuk dengan eratnya di dalam pelukan lengan Ye Kai. Lengan Ye Kai terasa hangat dan manis, dia bersedia
memberikan dirinya kepadanya, namun dia tidak meminta gadis itu. Saat gadis itu
mengatakan padanya bahwa dia harus pergi, dia berharap dengan sepenuh hatinya bahwa
dia akan selalu berusaha menjaganya, bahkan bila dengan paksaan sekalipun, dia betul-betul tidak akan menolaknya. Namun dengan mudah dia membiarkan dirinya pergi. Dia terlihat licik dan jahat, tapi dia hanya membiarkannya pergi.
Di malam yang lain, di bawah bintang yang sama, di tengah padang pasir yang sama, gadis itu berjumpa dengan seseorang yang seratus delapan puluh derajat berbeda. Dia tidak
pernah membayangkan bahwa Fu Hong Xue akan melakukan hal itu. Dia sepertinya terlihat seperti anak kecil yang tertutup dan kesepian, namun mendadak berubah menjadi hewan
yang buas. Hanya apa yang membuat hal itu terjadi"
Dia merasa hatinya teriris-iris setiap kali dia memikirkan apa yang telah terjadi.
Dia tidak pernah bertemu dengan kedua orang yang sangat aneh itu sebelumnya. Namun
yang anehnya pula, kedua orang ini menjadi orang-orang yang tidak dapat dia lupakan. Dia tahu bahwa kedua orang ini telah mengubah kehidupannya melalui caranya masing-masing.
Air matanya mulai mengalir lagi "
Suara langkah yang berat menggetarkan langit-langit kamarnya, dia tahu bahwa itu adalah langkah ayahnya. Kamar Ma Kong Qun berada tepat di atas kamar anak perempuannya.
Biasanya dia mendatangi kamarnya setiap malam, namun untuk suatu alasan dia telah
melupakan hal itu selama dua hari ini. Kenyataannya, dia tidak tidur selama dua hari belakangan ini. Langkah yang berat itu berlanjut hingga pagi hari. Ma Fang Ling dapat mengetahui bahwa ayahnya sedang dalam kesulitan dan masalah. Itu adalah bagian dari
dirinya yang tidak pernah diketahui oleh anak perempuannya selama ini.
Dia juga merasakan kesulitan dan ketakutan yang sama juga di dalam hatinya. Dia ingin mendatangi ayahnya dan menghibur ayahnya, namun secara diam-diam dia juga berharap
ayahnya mendatanginya untuk menghiburnya juga. Namun Ma Kong Qun selalu menjadi
ayah yang keras. Meskipun dia sangat mencintai anak perempuannya, namun selalu ada
jarak diantara keduanya.
Dan bagaimana dengan Bibi Ketiga" Dimana dia selama dua hari terakhir" Ma Fan Ling
dengan tak bersuara turun dari tempat tidurnya, mengenakan pakaiannya, dan menyisir
rambutnya di depan cermin peraknya.
"Apakah aku harus menemui Bibi Ketiga" Atau haruskah aku ke kota lagi untuk
menemuinya?"
Dia tidak dapat mengambil keputusan, dia hanya menyadari bahwa dia tidak dapat berdiam diri lagi dikamarnya lebih lama lagi. Banyak sekali hal yang ada dalam pikirannya. Kemudian dia mendengar suara derap kuda yang datang dengan cepatnya dari peternakan. Hanya dari suara langkah kakinya, dia mengetahui bahwa kuda ini merupakan kuda yang langka.
Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pengendaranya pasti salah satu jago kosen di Gedung Sepuluh Ribu Kuda. Bila bukan karena suatu yang amat sangat penting, tidak ada seorangpun yang berani mengganggunya malam-malam begini.
Dia mengerutkan alisnya, kemudian mendengar suara ayahnya yang tegas." Apalah telah
menemukan mereka?"
"Kami telah menemukan MuRong Ming Zhu." Itu adalah suara Yun Zai Tian.
"Kenapa engkau tidak membawanya kemari?"
"Seseorang telah menemukannya lebih dahulu, Guru Hao telah menemukan mayatnya saat
mencari-cari di daerah rerumputan, dia telah ditebas oleh golok yang kejam.
Kebisuan yang mengerikan memenuhi seluruh ruangan. Kemudian, dia mendengar suara
kibaran lengan baju saat mereka melompat keluar jendela. Kuda meringkik, kemudian telah berlari pergi.
Perasaan ngeri tiba-tiba memenuhi hati Ma Fang Ling. MuRong Ming Zhu telah mati. Dia telah melihat pemuda yang sombong, angkuh dan pakaian yang necis sebelumnya. Baru saja kemaren dia terlihat penuh dengan semangat hidup, tapi malam ini dia telah berubah
menjadi mayat orang mati.
Dan kedua pengendara kuda itu, mereka telah mengajarkan dia mengendarai kuda sejak dia masih kecil.
Siapa yang akan menjadi berikutnya" Ye Kai" Yun Zai Tian" GongSun Duan" Atau ayahnya"
Awan kematian nampaknya mengikuti kepala mereka semua.
Dia merasa dirinya mulai bergetar. Dia mendorong pintu dan berlari keluar. Lantai kayu di koridor terasa sedingin es. Kamar Bibi Ketiga terletak agak jauh di sebelah kiri koridor.
Dia mengetuk pintu. Tidak ada jawaban.
Dia mengetuk lebih keras. Masih tidak ada jawaban dari dalam.
Mengapa Bibi Ketiga tidak ada di kamarnya tengah malam seperti ini"
Dia berjalan keluar melalui pintu belakang. Halaman masih sunyi dan sepi. Tidak ada cahaya di dalam kamar Bibi Ketiga. Cahaya bintang menerangi ke bawah melalui jendelanya yang berwarna putih pucat. Dia mendorong dengan perlahan dan jendela tersebut terayun
terbuka. "Bibi Ketiga." Dia memanggil dengan perlahan.
Masih tidak ada jawaban. Tidak ada seorangpun di kamar itu. Selimut Bibi Ketiga tertumpuk di atas dua buah bantalnya yang besar.
Angin berhembus melewati halaman. Ma Fang Ling bangkis karena kedinginan.
Mendadak dia menyadari bahwa tiap orang memiliki rahasia. Bahkan ayahnya sendiri. Dia mengetahui bahwa dia sama sekali tidak mengetahui masa lalu ayahnya. Dia tidak pernah berani menanyakannya.
Dia mengangkat kepalanya dan melihat lukisan besar di jendela. Kemudian dia mendengar suara tajam GongSun Duan," Balik ke kamarmu."
Dia takut berbalik melihatnya. Hampir semua orang di Gedung Sepuluh Ribu Kuda merasat takut oleh GongSun Duan. Dia melipat lengan bajunya, menurunkan kepalanya, dan berlari kembali ke kamarnya. Hampir sepertinya dia mendengar GongSun Duan tertawa dingin di
jendela Bibi Ketiga.
Dia mendorong pintu kamarnya, detak jantungnya masih berdegup. Suara derap kaki kuda terdengar memantul dari luar sekali lagi dan dengan cepat mulai mendekat. Dia melompat ke tempat tidurnya dan menarik selimutnya menutupi kepalanya. Tubuhnya mulai bergetar tidak terkontrol, karena dia menyadari tragedi yang lebih besar akan datang. Dia sungguh-sungguh tidak ingin melihat atau mendengar hal itu lagi.
?" aku seharusnya tidak pernah dilahirkan. Aku seharusnya tidak pernah ada di dunia ini."
Saat dia teringat perkataan Fu Hong Xue, air mata mulai mengalir ke bawah ke pipinya.
Dia tidak tahan lagi bertanya pada dirinya sendiri," Kenapa aku telah dilahirkan" Kenapa aku dilahirkan disini ?"
________________________________________
Bantal Fu Hong Xue pun telah basah, namun telah tidur dengan nyenyak.
Saat bangun, tidak ada lagi air mata. Dia telah bersumpah pada dirinya sendiri bahwa tidak akan pernah meneteskan air mata lagi. Sebenarnya, air mata mengalir ke bawah saat dia tertidur. Karena hanya di dalam mimpinya bahwa dia menyadari telah keluar melenceng dari usaha balas dendam, mengingatkannya kembali bahwa yang telah dia lakukan hari ini benar-benar amat sangat memalukan.
Balas dendam adalah salah satu sifat tertua manusia, mungkin sama tuanya dengan
peristiwa kehidupan dan kelahiran. Hal itu sesungguhnya tidak berharga untuk diterima, namun hampir disemua peristiwa hal tersebut dimuliakan. Hari ini dia harus menegaskan kemuliaan tersebut.
Dia menangis dalam tidurnya, dalam mimpinya, di dalam mimpi buruknya. Dia melihat darah ibunya dan ayahnya bertebaran, ditengah-tengah kemarahan dalam berjuang di tengah
salju. Mereka memanggilnya, memohon kepadanya untuk membalaskan kematian mereka.
Kemudian, tiba-tiba dia merasakan sepasang tangan yang sedingin es menekan bagian
belakang tubuhnya. Dia ingin melompat keluar, namun kedua tangan tersebut dengan lembu memeluknya dengan erat. Suara yang lembut dan manis membisik di telinganya," Engkau
keringatan."
Seluruh tubunya mendadak membeku kaku " dia akhirnya datang. Jendela dan goreden
ditutup. Ruangan menjadi gelap seperti kuburan. Kenapa dia selalu nampak dari kegelapan, kemudian perlahan-lahan menghilang"
Dia bergerak memutar dan ingin duduk. Namun tangan wanita itu menahannya turun!
"Apa yang engkau ingin lakukan?"
"Menyalakan lampu."
"Tidak boleh."
"Kenapa tidak boleh" Aku tidak dapat melihatmu?"
"Tidak boleh."
Dia merendahkan tubuhnya dan menekannya kedadanya.
"Tapi aku hanya dapat mengatakan bahwa aku betul-betul bukan orang yang menarik,
engkatu tidak mengetahuinya?"
"Kenapa aku tidak dapat melihatmu?"
Karena bila engkau mengetahui aku, dan melihat aku ditempat lain, reaksimu dan
perlakuanmu padaku akan berubah. Kami tidak boleh membiarkan siapapun tahu mengenai
kita berdua."
"Tapi ?"
"Saat semuanya telah berakhir, aku akan membiarkan engkau menatapku sesukamu."
Dia tidak berkata-kata lagi, tangannya mulai melucuti pakaiannya. Tangan wanita itu
menghentikannya.
"Jangan membuat kusut"
"Kenapa tidak"
"Aku masih harus kembali. Aku mengatakannya kepadamu sebelumnya, aku tidak boleh
membiarkan siapapun mengetahui mengenai kita berdua."
Wanita itu tersenyum dingin. Dia mengetahui bahwa bila seorang pria mengalami situasi seperti ini, mereka akan merasa amat sangat sulit dan tidak enak.
"Aku telah berada disini lebih dari tujuh tahun, menahan rasa sakit, penderitaan yang keras dan tidak terbayangkan. Untuk apa semua itu?" suaranya menjadi semakin dan semakin
tegang," Ini semua untuk menunggu kembalinya engkau, untuk melakukan pembalasan!
Tidak ada lagi arti di dalam hidup kita. Aku tidak pernah melupakan hal itu, aku juga yakin engkaupun tidak pernah melupakan hal itu."
Seluruh tubuh Fu Hong Xue mendadak menjadi dingin dankaku. Keringat dingin membasahi seluruh tempat tidur.
Dia bukan datang untuk keseangan. Dia memberikan dirinya kepadanya karena dia berhasrat untuk membalas dendam!
"Engkau harus tahu betapa menakutkannya orang seperti Ma Kong Qun. Tambahan lagi dia banyak orang yang membantunya." Dia menghela napas dengan pelan,"Bila serangan kita
tidak berhasil, aku takut kesempatan lainnya tidak akan ada lagi."
Dia berhenti sejenak, kemudian melanjutkan," GongSun Duan, Hua Men Tian, Yun Zai tian, ketiga orang itu tidak terlalu menakutkan."
"Siapa yang engkau khawatirkan lagi?"
"Mereka belum lagi memperlihatkan diri mereka, hingga saat ini aku balum dapat menebak siapakah mereka."
"Mungkin disana tidak ada orang lain lagi."
"Ayahmu dan paman keduamu merupakan pendekar yang besar.Hanya Ma Kong Qund dan
GongSun Duan berdua tidak akan pernah dapat mengalahkan mereka. Sebagai tambahan,
istri meraka pun pendekar wanit yang besar pula ?"
Saat dia sampai pada hal itu, suaranya tersedak ditenggorokannya.
Setelah beberapa saat, dia melanjutkan," Setelah kematian ayah dan pamanmu, banyak
orang heran siapakah sebenarnya yang dapat membunuh mereka. Tentu saja tidak ada
seorangpun yang mencurigai Ma Kong Qun manusia bermuka dua!"
Suaranya dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian.
"Namun selain Ma Kong Qun, ada lagi yang lainnya. Aku datang kesini untuk menyelidiki hal itu. Hingga saat ini aku belum pernah melihatnya melakukan hubungan dengan jagoan kosen lainnya di dunia persilatan. Dia sendiri tentu saja selalu menutup bibirnya rapat-rapat dan tidak pernah berbicara mengenai kejadian itu."
"Bila engkau tidak dapat menemukan sesuatu selama tujuh tahun ini, bagaimana kita bisa mengetahui sesuatu saat ini?"
"Paling tidak pasti akan ada kesempatan."
"Kesempatan apa?"
"Saat ini dia dalam tekanan. Saat tekanan tersebut menjadi sangat tinggi dan dia merasa tidak memiliki cara lain, dia pasti akan menghubungi orang lainnya untuk meminta
pertolongan."
"Siapa yang menekannya?"
Wanita itu tidak menjawab namun malah bertanya," Apakah engkau yang membunuh ketiga
belas orang itu pada malam itu?"
"Bukan."
"Bagaimana dengan kuda-kuda."
"Bukan."
"Bila bukan engkau, lalu siapa?"
"Aku juga bingung tentang hal itu."
"Engkau tidak dapat menduga siapa itu?"
"Ye Kai?"
"Dia sungguh-sungguh misterius. Aku yakin dia datang karena suatu alasan, namun orang-orang tersebut bukan dibunuh olehnya."
"Oh?"
"Aku tahu siapa yang bersamanya saat kejadian malam itu."
Karena sangat gelap di kamar, tidak ada seorangpun yang dapat menduga ekspresi wajah Fu Hong Xue " ekspresi wajahnya sangat tidak biasa.
Kemudian, terdengar suara kertak di atap.
Ekspersi wajahnya berubah saat wanita itu menginstruksikan," Diam di dalam kamar ini, apapun yang terjadi, jangan pergi."
Setelah perkataan itu diucapkan, dia mendorong jendela dan melompat keluar. Yang dapat dilihat oleh Fu Hong Xue adalah bayangan tubuh seorang yang tinggi dan ramping. Dalam sekejap mata, wanita tersebut telah menghilang dari pandangan mata.
________________________________________
Disana terdapat empat orang pemabuk, keempatnya adalah pegawai senior dari Gedung
Sepuluh Ribu Kuda. Mereka tidak bermaksud untuk mabuk, namun untuk suatu alasan
tertentu malam ini mereka menjadi mudah sekali mabuk. Melihat ketiga belas teman mereka mendadak mati, menyaksikan kejadian buruk dan tragedi yang datang silih berganti,
bagaiman mereka tidak mabuk"
Saat keempat orang tersebut jatuh, Ye Kai keluar dari salah satu pintu di belakang. Dia tiba disini lebih dulu namun menunggu beberapa saat untuk menenangkan dirinya. Saat
seseorang minum terlalu banyak arak, orang tersebut harus menenangkan dirinya lebih
sering. Namun untuk suatu alasan, kelihatannya dia melakukannya kelewat lama.
Sesaat dia memasuki ruangan, dia melihat Xiao Bie Li memperhatikannya dari sudut
matanya, jadi dia berjalan lewat.
"Seseorang menginginkan aku memberikan sesuatu kepadamu." Xiao Bie Li berkata dengan senyum yang aneh diwajahnya.
"Cui Nong?" Ye Kai mengedipkan matanya.
Xiao Bie Li mengerdipkan matanya juga dan menjawab,"Apakah engkau selalu pintar seperti ini?"
"Sayangnya, aku selalu menjadi idiot saat berada dihadapan seorang wanita yang aku sukai."
Ye Kai berkata sambil tersenyum. Dia mengambil lipatan kertas dari tangan Xiao Bie Li.
Pada kertas berwarna ungu terang tersebut terdapat tulisan yang berbunyi," Apakah engaku telah memberikan hiasan bunga mutiara kepada orang lain?"
Ye Kai menepuk hiasan bunga mutiara di kerah bajunya, dia terlihat sedikit kikuk.
Xiao Bie Li melihat kepadanya dan menghela napas," Bila aku dua puluh tahun lebih muda, aku pasti akan berkelahi memperebutkannya denganmu."
"Tidak perduli seberapa tua, engaku jelas bukan seorang yang mau berkelahi untuk seorang wanita." Ye Kai berkata sambil tersenyum.
"Engkau salah." Xiao Bie Li berkata.
"Oh?" Ye Kai berkata.
"Tahukah engkau bagaimana aku kehilangan kedua kakiku?" Xiao Bie Li bertanya.
"Memperebutkan wanita?" Ye Kai menjawab.
"Saat aku menyadari bahwa wanita tersebut bukan apa-apa namun hanya seorang pelacur, semua itu sudah terlambat," Xiao Bie Li tersenyum getir.
Suaranya menjadi tegas kembali dan melanjutkan,"Namun dia betul-betul bukan tipe wanita seperti itu. Dia mungkin lebih cantik dari wanita manapun yang pernah dilihat. Meskipun dia bekerja disini untukku, dia tidak pernah menghianati dirinya."
"Jadi apakah yang dia jual?" Ye Kai bertanya.
"Yang dia jual adalah penyakit seorang laki-laki yang dia tidak pernah peroleh." Xiao Bie Li menjawab.
________________________________________
Dibalik pintu kedua terdapat koridor yang luas. Disana terdapat meja-meja dan kursi-kursi yang terjejer dimasing-masing sisi. Di ujung koridor terdapat pintu lainnya. Saat tidak ada jawaban, kamu harus duduk dan menunggu.
Ye Kai mengetuk pintu.
Setelah beberapa saat, terdengar suara bertanya, "Siapakah itu?"
"Tamu."
"Majikan wanitaku tidak ingin bertemu tamu hari ini."
"Apakah dia bersedia bertemu dengan tamu yang kan menendang pintu kamarnya?" Ye Kai
berkata. Tawa cekikian terdengar dari dalam," Itu pasti Tuan Muda Ye."
Gadis dengan mata lebar membuka pintu sambil tersenyum,"Betul Tuan Muda Ye."
"Apakah aku satu-satunya tamu disini yang suka menendang pintu?" Ye Kai berkata sambil tersenyum.
Mata gadis itu menari-nari saat dia merapatkan bibisnya dan menjawab," Ada seorang lagi."
"Siapa?"
"Kedelai yang biasa kita gunakan untuk membawa barang-barang kita."
ooOOOoo Bab 11. Bisikan Di Tengah Malam
Pohon bambu tumbuh dengan rindangnya di sebuah halaman yang kecil. Seorang wanita
dengan selendang tipis dan tanpa make up duduk di jendela, tangannya menopang dagunya, menatapnya dengan tatapan kasih sayang.
Boleh dikatakan wanita tersebut bukan wanita yang sangat sangat cantik, namun dia
memiliki mata yang seperti berbicara saat memandang, dan mulut yang jenaka dan pandai ketika berbicara. Meskipun dia hanya duduk diam, namun kamu dapat merasakan aura yang memabukan mengelilinginya. Wanita tersebut sungguh-sungguh unik dibandingkan dengan
kebanyakan wanita kamu pernah lihat.
Hanya dengan berbicara dengannya, maka sudah cukup memuaskan laki-laki manapun.
Dalam usahanya untuk merayunya, banyak sekali pria yang datang kepadanya tampil seperti bangsawan, terlihat kaya, lembut dan berpendidikan.
Namun saat Ye Kai berjalan melewati pintu, dia berjalan langsung ke arah tempat tidurnya dan berbaring. Dia bahkan tidak perduli dengan sepatunya. Kedua lubang raksasa yang
terdapat pada telapak kakinya menghadap ke langit-langit.
Cui Nong bermain-main mengerut-ngerutkan alisnya dan berkata," Tidak dapatkah engkau membeli sepatu yang baru?"
"Tidak." Ye Kai menjawab.
"Kenapa tidak?" Cui Nong berkata.
"Karena sepasang sepatu ini melindungiku." Ye Kai berkata.
"Mereka melindungimu?" Cui Nong berkata.
Ye Kai mengangkat kakinya dan menunjuk pada celahan disepatunya," Apakah engkau
melihat lubang-lubang ini" Mereka menggigit orang. Siapapun yang bermaksud buruk
padaku akan digigitnya."
Cui Nong tergelak-gelak tertawa. Dia berdiri dan berjalan ke arahnya," Aku ingin lihat, apakah mereka menggigitku."
Ye Kai meraihnya dan berkata," Mereka takut menggigitmu, namun aku tidak takut."
Cui Nong merengek lembut dan menjatuhkan dirinya didadanya.
Pintu belum tertutup. Namun, meski tertutup pun, mereka tidak dapat mencegah
pembicaraan romantis mereka terdengar keluar kamar.
Gadis pelayan muda tersebut memerah. Dia melihat sekilas ke mereka dari jauh, dan diam-diam berusaha melihat dari dekat.
Burung penyanyi emas yang tidur di pinggir atap terjaga dan mulai berkicau dengan tak putus-putus.
Batu giok hijau yang tebal, di tengah musim semi yang indah.
________________________________________
Sebuah bayangan bergerak mengindap-indap di tengah malam yang gelap di atas atap, dari bawah sinar matahari terlihat tubuhnya yang ramping. Wajahnya ditutupi dengan kain yang tipis.
Wanita itu sedang mengejar seseorang disana dan melihat bayangan melesat di atas atap.
Namun saat dia mencapai ke atas puncak atap, tidak terlihat seorangpun disana.
Dia tahu apa yang berada di bawahnya, namun dia tidak bisa turun " karena tempat
tersebut bukan tempat untuk wanita.
"Siapakah dia" Kenapa seseorang berusaha mencuri dengan pembicaraan" Apakah yang
sebenarnya dia dengar?" pikirannya terus menerus mempertanyakan hal ini. Bila seseorang melihat ekspresi wajahnya, mereka pasti melihat bahwa dia terkejut dan ketakutan.
Dia tidak dapat membiarkan rahasinya diketahui. Betul-betul tidak boleh diketahui siapapun.
Dia berpikir pada dirinya sementara waktu, kemudian akhirnya dia menggertakan giginya dan meloncat ke bawah. Dia memutuskan untuk mengambil resiko tersebut.
Dalam hidupnya, dia telah melihat tidak terhitung banyaknya ekspresi wajah yang aneh sebelumnya. Namun saat melihat seorang wanita berjalan memasuki rumah bordil, ekspresi wajah terkejut terlihat di wajah para laki-laki tersebut. Mata setiap orang melebar, sepertinya mereka baru saja melihat seekor domba memasuki sarang serigala. Bagi serigala, hal ini mungkin bukan suatu tantangan, namun lebih dirasakan sebagai gangguan.
Tidak ada seorangpun yang mengerti kenapa seorang wanita keluyuhan kemari. Juga tidak ada seorangpun yang menyangkal bahwa wanita tersebut sungguh-sungguh cantik.
Seorang laki-laki mabuk berusaha membuka matanya lebar-lebar. Dia adalah pendatang dari luar kota yang mau membeli ternak, jadi dia tidak mengetahi siapa wanita ini. Tubuhnya bergoyang-goyang maju mundur saat berdiri dan berusaha berjalan ke arah wanita tersebut.
Namun seseorang yang duduk disebelahnya menahannya untuk kembali.
"Jangan pernah berpikir itu."
"Kenapa tidak?"
"Dia telah memiliki seorang pria."
"Gedung Sepuluh Ribu Kuda."
Keempat kata-kata tersebut terlihat memiliki bobot yang tak terlihat, sesaat diucapkan, suasana di ruangan tersebut terasa seperti sebuah bola yang mengempis.
Bibi Ketiga mengangkat kepalanya dan berjalan dengan tersenyum, berpura-pura tidak
mendengar gumaman-gumaman di ruangan tersebut, berpura-pura melihat ke arah yang
berbeda. Namun kenyataannya, memang dipikirannya seperti itu. Saat beberapa pria
menatapnya, dia merasakan seperti ditelanjangi.
Untungnya, Xiao Bie Li akhirnya memanggilnya, "Nyonya Ketiga Shen apa yang kamu
lakukan disini" Sungguh-sungguh jarang hal ini terjadi."
Wanita itu segera berjalan kearahnya dan menjawab, " Tuan Xiao, apakah aku tidak diterima datang ke sini?"
Xiao Bie Li menghela napas dan berkata," Hanya karena aku tidak dapat berdiri untuk
memberikan penghormatan yang layak padamu."
"Aku datang untuk mencari seseorang." Dia berkata.
"Aku?" Xiao Bie Li menjawab sambil berkedip-kedip.
Nyonya Ketiga Shen tersenyum dan berkata," Bila aku datang mencarimu, aku sudah datang saat tidak ada seorangpun di sini."
"Jadi aku akan menunggu, karena aku tidak perlu lagi khawatir seseorang akan merebut kakiku lagi."
Keduanya tersenyum. Mereka tahu bahwa mereka berdua adalah rubah tua yang licin dan
licik. "Apakah Cui Nong disini?" Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Ya, apakah engkau mencari dia?" Xiao Bie Li berkata.
"Mmm." Dia menjawab.
Xiao Bie Li menghela napas dan berkata," Kenapa setiap orang, baik laki-laki maupun
perempuan, selalu datang kemari untuk mencarinya?"
"Aku tidak dapat tidur jadi aku ingin ngobrol dengannya sebentar." Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Sayang sekali engkau terlambat kesini." Xiao Bie Li berkata.
Nyonya Ketiga Shen mengerutkan keningnya dan berkata," Jangan katakan bahwa tamunya
bermalam dikamarnya?"
"Dia seorang tamu yang spesial."
"Seberapa spesial?"
"Terutama dia miskin."
Nyonya Ketiga Shen tertawa dan berkata," Dia tidak akan membiarkan seorang tamu yang miskin menemaninya?"
"Aku ingin menghentikannya, namun aku sama sekali bukan tandingannya, dan aku tidak
dapat berlari secepatnya juga." Xiao Bie Li menjawab.
Mata Nyonya Ketiga Shen berputar-putar," Engkau sedang tidak berbohong kepadaku?"
"Siapa di dunia ini yang dapat menipum?" Xiao Bie Li menjawab.
"Siapakah tamunya?" Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Ye Kai," Xiao Bie Li berkata.
Mata Nyonya Ketiga Shen terbelalak," Ye Kai."
"Engkau mungkin tidak mengenalnya. Namun dia baru saja dua hari disini dan hanya sedikit saja orang yang tidak mengenal namanya." Xiao Bie Li berkata.
Senyum muncul di wajah Nyonya Ketiga Shen, namun tatapan yang tajam tiba-tiba terlihat diwajahnya. Perlahan-lahan, pandangannya berubah menjadi tenang.
Tiba-tiba, BBRRAKKK, pintu terayun terbuka, dan seseorang dengan langkah yang lebar
berjalan masuk. Orang yang besar! Tangan GongSun Duan mengenggam dengan eratnya
pada goloknya. Xiao Bie Li menghela napas dan berseu," Semuanya yang tidak seharusnya datang, telah tiba. Semuanya yang seharusnya sudah datang, telah menunjukan diri."
Dia mengambil salah satu kartunya dari atas meja, kemudian perlahan-lahan meletakannya kembali. Menggelengkan kepalanya, dia berkata," Sepertinya akan timbul badar besok. Bila engkau tidak ada keperluan, sebaiknya tinggal di rumah saja.
"Kemari!" GongSun Duan berteriak dengan marah.
Nyonya Ketiga Shen mengiggit bibirnya dan menjawab," " kepada siapa engkau berbicara?"
"Engkau!" GongSun Duan membentak.
Pedagang daging tersebut tiba-tiba melompat ke depan. Orang-orang yang berdiri
disebelahnya terlambat untuk menghentikannya. Dia telah berada di depdan GongSun Duan.
Dengan kedua jarinya dia menunjuk ke arah hidung GongSun Duan, dia menghardik,"
Jangan berteriak seperti itu kepada seorang wanita! Apakah engkau tidak memiliki sopan santun" Hati-hati aku tidak ?"
Sebelum dia menghentikan perkataannya, punggung tangan GongSun Duan telah menampar
wajahnya. Tukang daging ini sebenarnya juga orang yang berbadan besar, namun orang
yang memiliki berat beberapa ratus kilo tersebut telah terbang melayang ke udara dengan sekali pukulan dari GongSun Duan. Tukang daging itu hinggap ke atas dua meja dan
membentur dinding. Saat dia berusaha berdiri, mulutnya telah dipenuhi oleh darah, dan kepalanya telah berlumuran darah " bahkan darahnya pun berbau arak.
GongSun Duan tidak melihatnya, matanya terfokus pada Nyonya Ketiga Shen dengan tegar dia memerintah," Datang kesini."
Kali ini, Nyonya Ketiga Shen tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia merendah kepalanya dan berlahan-lahan berjalan ke arahnya. GongSun Duan berjalan ke luar dan Nyonya Ketiga Shen mengikutinya dari belakang. Dia melangkah dengan lebar, Nyonya Ketiga Shen
kelihatan berusahan keras untuk mengikutinya. Saat langkahnya belum lagi mencapai tiga puluh kaki, nampaknya dia baru saja melangkah sepanjang tiga kaki.
Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Saat itu malam telah larut.
Lumpur di jalan yang panjang tersebut masih lengket dan basah. Angin bertiup di atas padang rerunputan.
Angin yang dingin dan membuat beku.
GongSun Duan melangkah ke arah jalan, tanpa menoleh sekalipun. Tiba-tiba dia berkata,"
Kenapa tiba-tiba engkau pergi?"
Paras wajah Nyonya Ketiga Shen memucat dan dia menjawab," Aku bukan berada di
penjara. Aku dapat pergi kemanapun aku mau."
"Aku bertanya lagi, kenapa engkau pergi?" GongSun Duan perlahan-lahan mengulangi
pertanyaannya. Meskipun dia berbicara perlahan, namun setiap kata yang diucapkan
memberikan arti yang garang.
Nyonya Ketiga Shen menggigit bibirnya sejenak dan akhirnya menjawab," Aku keluar untuk mencari seseorang."
"Siapa?" GongSun Duan berkata.
"Apakah itu menjadi urusanmu?" Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Urusan Ma Kong Qun adalah urusanku. Tidak boleh ada seorangpun yang berbuat salah
kepadanya." GongSun Duan berkata.
"Kapan aku berbuat salah kepadanya?" Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Baru saja!" GongSun Duan berteriak.
Nyonya Ketiga Shen menghela napas dan berkata," Baru saja aku mencari temanku untuk
ngobrol, apa yang salah mengenai hal itu" Jangan lupa, aku adalah seorang wanita. Dan wanita sangat menyukai ngobrol gosip dengan sesamanya."
"Siapa yang engkau cari?" GongSun Duan bertanya.
"Nona Cui Nong." Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Dia bukan seorang wanita, dia seorang pelacur." GongSun Duan tersenyum dingin.
"Pelacur" Kenapa engkau berkata seperti itu kepadanya" Bukankah dia pernah bertemu
denganmu?" Nyonya Ketiga Shen menjawab dingin.
GongSun Duan mendadak berbalik dan meninju perutnya. Dia tidak berusaha menghindar
maupun menangkis. Tubuh terjerembab ke belakang sejauh tujuh hingga delapan kaki.
Wanita tersebut muntah-muntah mengeluarkan seluruh cairan lambungnya yang pahit dan
asam saat terjatuh.
GonSun Duan melompat kearahnya, menjambak rambutnya, dan menariknya kekakinya. "
Aku tahu engkau juga pelacur, tapi engkau pelacur yang sudah tidak dapat menjual tubuhmu lagi."
Nyonya Ketiga Shen menggertakan giginya, mencoba menahan rasa sakit. Namun dia tidak dapat menahan keluar air matanya yang mengalir kepipinya. "Apa " apa yang hendak
engkau lakukan?" Suaranya bergetar.
"Aku mau menanyakan satu pertanyaan kepadamu, dan engkau harus menjawabnya,
mengerti?" GongSun Duan berkata.
Nyonya Ketiga Shen menutup mulutnya dan tidak menjawab.
Lengan GongSun Duan yang besar kembali memukul pinggangnya. Seluruh tubuh wanita
tersebut bergetar karena rasa sakit. Air matanya mengalir seperti sungai.
GongSun Duan menatapnya kembali dan berkata," Engkau mengerti?"
Setelah air mata yang mengucur diwajahnya semakin deras, akhirnya Nyonya Ketiga Shen menganggukan kepalanya.
"Kapan engkau pergi keluar?" GongSun Duan berkata.
"Baru saja." Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Engkau datang kesini sesaat engkau pergi ?" GongSun Duan bertanya.
"Engkau dapat masuk ke dalam dan menanyakan ke orang-orang di dalam sendiri." Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Dan engkau bertemu pelacur itu?" GongSun Duan berkata.
"Tidak." Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Kenapa tidak?" GongSun Duan bertanya.
"Dia sedang ada tamu." Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Engkau tidak bertemu dengan orang lainnya" Engkau tidak pergi ke tempat lain?" GongSun Duan bertanya kembali.
"Tidak." Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Tidak?" GongSun Duan bertanya.
Tiba-tiba dia mendorong dan membenturkan wanita tersebut dengan tangannya yang lain.
Saat dia membenturkan wanita tersebut, terdengar suara aneh saat tubuh wanita tersebut membentur lantai. Sepertinya laki-laki itu menikmati suara yang timbul tersebut.
Nyonya Ketiga Shen tidak tahan lagi dan mulai menjerit," Aku sungguh-sungguh tidak
kemana-mana, sungguh-sungguh tidak ?"
GongSun Duan menatapnya, matanya dipenuhi dengan hawa pembunuhan, jari-jarinya
mengepal dengan kerasnya.
Nyonya Ketiga Shen tiba-tiba menerkamnya dan merangkulkan lengannya ke laki-laki
tersebut dan menjerit," Bila engkau menikmati memukuliku, pukul saja aku sampai mati "
pukul saja sampai mati ?"
Wanita tersebut mencekikan tangannya ke leher pria itu dan kakinya menjepit pinggangnya.
Perasaan aneh tiba-tiba mengalir ke seluruh tubuh GongSun Duan, dia tidak dapat
menahannya. Tiba-tiba wanita itu menurunkan tangannya kebahunya, dan meraung kesakitan," Aku tahu engkau sangat menikmati memukuliku, pukul saja, pukul saja aku."
Tubuh wanita dan kaki wanita tersebut melilit ditubuhnya dengan erat. Dia bernapas
terengah-engah tepat di telinganya di atas lehernya.
Napasnya tiba-tiba semakin keras dan kasar.
"Tidak perlu risau bila engkau mau memukuliku sampai mati, aku tidak akan pernah
memberitahukan siapapun."Nyonya Ketiga Shen merintih.
GongSun Duan mulai gemetaran. Tidak ada seorangpun yang dapat menduga bahwa
seseorang sepertinya juga bisa gemetaran. Tidak juga pernah ada yang mengira-ngira
seperti apa bila orang sebesar dan segagah dia bila gemetaran. Bila kamu menyaksikannya, kamu pasti mengira seperti melihat suatu yang lucu. Namun, bila dilihat lebih lama maka menjadi mengerikan, betul-betul mengerikan.
Rasa sakit terlihat di seluruh wajahnya, karena dia tahu bahwa dia pun memiliki napsu yang bersembunyi di dalam dirinya. Tiba-tiba, dia memukulkan kepalan tangannya ke perut wanita itu. Tubuh wanita tersebut kembali bergetar dan mengejang. Pegangannya melemah saat dia mulai jatu ke atas jalan yang ditutupi oleh lumpur.
GongSun Duan mengepalkan jarinya, menatapnya, kemudian mengerenyitkan mukanya. Dia
melangkah berjalan kudanya. Orang yang dia benci bukanlah wanita ini, tapi dirinya sendiri.
Dia membenci dirinya sendiri karena tidak dapat menahan dirinya terhadap godaan yang dia takuti.
Nyonya Ketiga Shen menyeka air matanya hingga kering. Tangan GongSun Duan seperti
tanduk banteng, kemanapun dia memukul betul-betul terasa hingga ke tulang. Sebelum
besok pagi, memar-memar di tubuhnya pasti akan berubah menjadi bengkak dan menghijau.
Namun, dia tidak merasa benci maupun khawatir, karena dia tahu bahwa GongSun Duan
pasti tidak akan mengatakan kesiapapun apa yang telah terjadi. Dari semua itu, dia tidak ingin Ma Kong Qun tahu bahwa dia telah pergi keluar malam ini.
Sekarang, hanya ada seorang yang telah mengetahui rahasianya, orang tersebut mengintip dan mencuri dengar yang telah terjadi di bawah.
Apakah dia Ye Kai"
Dia hanya berharap orang tersebut Ye Kai. Karena biasanya orang-orang yang memiliki
rahasia jarang sekali membuka rahasinya ke sesamanya.
Dia merasa yakin bahwa dia dapat melakukan perjanjian dengan Ye Kai.
________________________________________
"Engkau betul-betul Ye Kai?"
"Memangnya kenapa kalau aku bukan Ye Kai?"
"Orang seperti apa sih Ye Kai itu?"
"Dia seorang laki-laki, sangat miskin namun sangat pintar, dan dia memiliki caranya
tersendiri saat membuat perjanjian dengan seorang wanita.
"Berapa banyak wanita yang engkau miliki sebelumnya?"
"Coba tebak!"
"Wanita seperti apakah mereka?"
"Tidak ada seorangpun yang baik, namun tidak ada soerangpun yang memperlakukan aku
dengan buruk."
"Dimanakah mereka semua sekarang?"
"Tentu saja mereka ada dimana-mana. Satu hal yang paling aku benci di dalam hidup adalah tidur sendiri. Hal itu seperti tidak ada rasanya, seperti bermain catur seorang diri."
"Apakah tidak ada seorangpun yang dapat mengikatnya?"
"Aku tidak dapat mengikat diriku sendiri."
"Apakah tidak ada orang lain di keluargamu?"
"Aku bahkan tidak memiliki keluarga."
"Lalu, dari mana engkau berasal?"
"Aku berasal dari mana aku tiba."
"Dan engkau pergi kemana saja engkau ingin pergi?"
"Tepat, benar perkataanmu sekali ini."
"Engkau tidak pernah bercerita mengenai masa lalumu pada orang lain?"
"Tidak pernah."
"Apakah engkau memiliki banyak rahasia yang tidak seorangpun boleh mengetahuinya?"
Ye Kai berdiri dan menatapnya. Dalam remang-remang cahaya lilin, wanita tersebut terlihat pucat dan lelah namun kedua matanya masih terbuka lebar.
"Aku hanya memiliki satu rahasia." Tiba-tiba dia berkata," Aku betul-betul setan rubah tua, sudah hidup selama sembilan ribu tujuh ratus reinkarnasi, akhirnya aku ber-reinkarnasi menjadi manusia."
Dia melompat dari tempat tidur, mengambil sepatunya, mengenakan bajunya, dan berjalan keluar.
Cui Nong menggigit bibirnya dan melihat Ye Kai pergi. Tiba-tiba dia mengambil dan memeluk sebuah bantal dengan kerasnya, sepertinya bantal tersebut adalah Ye Kai.
oooOOOooo Bab 12. Seorang Yang Ahli Senjata Rahasia
Meskipun pekarangan kecil tersebut masih sepi dan sunyi, namun cahaya lampu masih
berkelap-kelip di bangunan dibelakangnya.
Apakah Xiao Bie Li telah kembali kekamarnya" Apa sih yang sesungguhnya dia lakukan di atas sana" Apakah disanapun terdapat setumpuk kartu" Atau mungkin seorang wanita yang dirahasiakan"
Ye Kai merasa bahwa dia seseorang yang misterius dan membingungkan.
Kemudian, terlihat beberapa orang di jendela.
Tiga orang. Mereka berdiri, sementara bayangannya terlihat di jendela. Namun sesaat kemudian, mereka semua telah menghilang.
Kenapa ketiga orang itu berada di atas sana" Siapa dua orang yang lainnya"
Mata Ye Kai mulai berputar-putar, dia benar-benar tidak dapat menahan keingintahuannya.
Pekarangan itu tidak terlalu jauh dari gedung kecil itu. Dia mengangkat pakaian bawahnya kemudian melesat ke udara.
Gedung itu dikelilingi oleh tangga pada keempat sisinya. Dibangun dengan gaya paviliun tradisional.
Kakinya kemudian mendarat pada bagian ujung tangga sambil bergantungan pada atap
rumah tersebut. Dengan sedikit tarikan jendela atas sudah terbuka. Dari sana, dia dapat melihat meja bundar di tengah ruangan. Pada meja tersebut telah terhidang makanan dan minuman.
Ada dua orang sedang minum, salah satunya Xiao Bie Li yang sedang duduk sambil
memandang ke arah pintu. Orang satunya lagi menggunakan pakaian yang sangatbagus,
hampir dapat dikatakan pakaian yang mewah. Tangannya sedang memegang sepasang
sumpit. Pada jarinya terdapat tiga buah cincin yang kelihatannya aneh. Ketiganya
nampaknya berbentuk bintang. Orang itu betul-betul merupakan seorang bongkok.
Cahaya diruangan itu tidak terlalu terang, tapi makanan dan minumannya yang terhidang di ruangan itu betul-betul makanan yang mewah.
Orang bongkok dengan pakaian yang mewah mengambil segelas arak menggunakan
tangannya yang mengenakan cincin tersebut. Gelas yang digunakan merupakan gelas yang transparan, seluruhnya terbuat dari kristal.
"Bagaimana araknya?" Xiao Bie Li berkata sambil tersenyum.
"Araknya biasa saja, tapi gelasnya bukan gelas yang jelek." Sibongkok berkata.
Orang bongkok ini nampaknya betul-betul tahu menikmati hidup dengan benda-benda yang bernilai bahkan lebih tahu menikmati hidup daripada Xiao Bie Li sendiri.
Xiao Bie Li menghela napas dan berkata," Aku tahu sulit untuk menyenangkan dirimu, jadi aku menyediakan arak Persia asli yang dibawa dari daerah selatan. Siapa yang sangka arak ini biasa saja bagimu."
"Banyak jenis arak Persia, namun aku yakin yang ini adalah arak yang biasa-biasa saja."
Sibongkok berkata.
"Lalu kenapa engkau tidak membawa arak yang bagus saja sendiri?" Xiao Bie Li berkata.
Nampaknya, mereka telah merencanakan pertemuan ini jauh-jauh hari. Ye Kai menjadi
semakin curiga, karena sibongkok bukan lain adalah Naga Punggung Emas Ding Qiu. Siapa yang mengira Naga Punggung Emas Ding Qiu bersembunyi disini" Tambahan lagi, jauh-jauh hari dia berencana untuk bertemu dengan Xiao Bie Li. Kenapa dia membawa semua peti mati itu bersamanya" Apakah dia dan Xiao Bie Li yang menjadi otak untuk menumbangkan
Gedung Sepuluh Ribu Kuda"
Ye Kai berharap Xiao Bie Li akan menanyakan Ding Qiu mengenai keterlambatannya datang!
Namun Xiao Bie Li dengan tidak diharapkan mengubah subyek pembicaraan dan malah
bertanya," Apakah engkau bertemu dengan seorang wanita cantik selama perjalanan?"
"Tidak. Nampaknya wanita cantik semakin jarang saja setiap harinya." Ding Qiu menjawab.
"Mungkin karena ketertarikanmu terhadap wanita cantik semakin berkurang tiap harinya."
Xiao Bie Li. "Aku dengar gadis-gadis disini bukan gadis yang jelek." Ding Qiu menyelidiki.
"Bukan saja tidak jelek, tapi dia adalah seorang yang mengagumkan." Xio Bie Li berkata.
"Kenapa engkau tidak mengundangnya kesini menemani kita?" Ding Qiu berkata.
"Dia tidak bisa menemani kita selama dua hari ini." Xiao Bie Li menjawab.
"Kenapa tidak bisa?" Ding Qiu bertanya.
"Selama dua hari ini hatinya menjadi milik orang lain." Xiao Bie Li berkata.
"Siapa?" Ding Qiu berkata.
"Hanya sedikit orang yang dapat membuat wanita semacam dia jatuh kesengsem
kepadanya." Xiao Bie Li berkata.
Ding Qiu menganggukan kepalanya. Jarang sekali dia mengiakan yang orang lain katakan, namun saat ini dia tidak bisa untuk tidak setuju.
Xiao Bie Li tersenyum dan melanjutkan,"Namun kadang-kadang orang ini berlaku seperti orang tolol."
"Orang tolol?" Ding Qiu berkata.
"Dia menyia-nyiakan tempat tidur yang nyaman dan hangat untuk berangin-angin diluar."
Xiao Bie Li berkata.
Sebenarnya, Ye Kai sudah cukup nyaman. Siapapun, yang mendengar seseorang
membicarakan dan memuji dirinya mengenai kehebatannya menundukan seorang wanita
pasti sangat merasa senang.
Xiao Bie Li menolehkan kepalanya ke arah jendela dan tersenyum
Tangannya yang mengenakan cincin menurunkan gelas araknya dan membuat gerakan
isyarat yang aneh.
Ye Kai tertawa keras dan berkata," Tuan rumah minum arak di dalam rumah sementara
tamu berdiri diluar ditiup angin. Aku dapat mengatakan engkau betul-betul tuan rumah yang payah."
Dia mendorong jendela dan meloncat masuk ke dalam.
Di sana hanya ada dua pasang sumpit di atas meja. Sebelumnya terlihat tiga orang dari jendela, namun dimanakah yang ketiga" Siapakah dia" Apakah dia Yun Zai Tian" Kenapa
orang ini tiba-tiba menghilang"
Ruangan tersebut ditata dengan mewah. Setiap hal diruangan itu ditempatkan dengan
sangat baik sehingga mudah untuk mencapainya. Xiao Bie Li menggapai lemari disebelahnya dan menarik cangkir batu giok bergaya Han. Dia tersenyum dan berkata,"Aku ini orang yang malas dan cacat. Jadi kalau aku benar-benar tidak ingin bergerak, maka aku tidak perlu bergerak."
Ye Kai menghela napas dan berkata," Bila lebih banyak orang pemalas sepertimu di dunia ini, maka setiap orang mungkin akan merasa lebih nyaman."
Dia bukan memujinya. Penemuan-penemuan besar seringkali membuat orang-orang hidup
lebih malas dan lebih nyaman.
"Ucapanmu itu sungguh-sungguh harus dihargai dengan segelas arak Persia." Xiao Bie Li berkata.
"Sayangnya arak ini arak yang biasa-biasa saja." Ye Kai berkata.
Dia mengangkat cangkirnya ke arah Ding Qiu dan melanjutkan," Terakhir kali aku berjumpa dengan Tuan Ding, aku tidak sempat untuk memberikan hormat. Maafkan aku, maafkan
aku." "Engkau tidak perlu memberikan hormat, jadi tidak perlu minta maaf segala." Ding Qiu menjawab.
"Aku hanya mau mengagumi laki-laki yang memiliki pengetahuan luas tentang wanita dan arak." Ye Kai berkata.
Paras wajah Ding Qiu tiba-tiba berubah menjadi lebih riang sesaat dia berkata dengan senang," Tuan Xiao salah mengenai satu hal."
"Oh?" Ye Kai berkata.
"Tidak hanya engkau berbakat memikat wanita, tapi engkau juga tidak payah untuk
mengambil hati laki." Ding Qiu menjawab.
"Sebetulnya itu tergantung pada orang tersebut laki-laki sejati atau bukan. Laki-laki sejati sangat jarang sekarang ini." Ye Kai berkata.
Ding Qiu tidak dapat menahan tawanya. Orang jelek selalu percaya bahwa dia lebih jantan dari pada seorang pemuda yang tampan. Sepeti halnya, wanita jelek biasanya berpikir
bahwa dia lebih pintar daripada wanita yang cantik.
Ye Kai menenggak habis arak dicangkirnya. Suasana di ruangan itu mulai mencari, dia tahu bahwa dia telah cukup memberikan pujian. Apa lagi yang harus dikatakannya sekarang"
Ye Kai perlahan-lahan mengambil tempat duduk. Kelihatannya tempat duduk ini untuk orang ketiga di ruangan ini. Bagaimana caranya dia bisa mengetahui siapa dia" Bagaimana dia bisa mencari tahu rahasia mereka" Tidak hanya dia harus hati-hati mengucapkan kata-kata,
diapun harus dapat menyembunyikan maksudnya. Ye Kai terdiam, diam sambil berpikir.
Tiba-tiba, Ding Qiu berkata," Aku tahu engkau pasti memiliki banyak pertanyaan untuk ku."
Masih terlihat senyum diwajahnya, namun senyum tersebut sudah berkurang di sinar
matanya, seraya di melanjutkan," Engkau pasti heran, untuk apa aku datang kesini, kenapa akur mengirimkan semua peti mati itu, dan bagaimana aku berjumpa dengan Xiao Bie Li"
Dan apa sebenarnya yang sedang dibicarakan?"
Ye Kai tersenyum balik, namun sinar matanya terlihat serius. Dia menyadari Ding Qiu
ternyata orang yang jauh lebih sulit daripada yang dia bayangkan.
Xiao Bie Li masih duduk sambil meminum araknya sedikit demi sedikit sambil tetap diam.
"Apakah engkau akan menjawabnya bila aku menanyakan semua itu?" Ye Kai bertanya.
"Tidak akan." Ding Qiu menjawab.
"Itulah sebabnya aku tidak ingin menanyakannya." Ye Kai berkata.
"Namun ada satu hal yang aku ingin tanyakan kepadamu." Ding Qiu berkata.
"Oh?" Ye Kai berkata.
"Orang-orang bilang kalau ditiap bagian tubuhku terdapat berbagai senjata rahasia, apakah engkau pernah mendengar hal ini sebelumnya?" Ding Qiu bertanya.
"Aku pernah." Ye Kai berkata.
"Desas-desus biasanya jarang sekali benar, namun perkataan ini merupakan pengecualian."
Ding Qiu menegaskan.
"Jadi betul-betul ada berbagai senjata rahasia di tiap bagian tubuhmu?" Ye Kai berkata.
"Tepat." Ding Qiu menjawab.
"Ada berapa macam seluruhnya?" Ye Kai menjawab.
"Dua puluh tiga." Ding Qiu berkata.
"Apakah setiap jenis dibubuhi racun?" Ye Kai berkata.
"Hanya tiga belas yang beracun. Kadang-kadang aku ingin meninggalkan lawanku hidup-
hidup untuk aku tanyai." Ding Qiu berkata.
"Aku juga pernah mendengar bahwa engkau dapat menimpukan tujuh hingga delapan
senjata rahasia yang berbeda pada saat yang bersamaan." Ye Kai berkata.
"Tepatnya tujuh." Ding Qiu menjawab.
Ye Kai menghela napas dan berkata," Betul-betul sambitan yang sangat cepat."
"Tapi ada beberapa orang yang mungkin lebih cepat dari aku." Ding Qiu berkata.
"Siapa?" Ye Kai menjawab.
"Orang yang duduk tepat disebelahmu, Tuan Xiao." Ding Qiu berkata.
Xiao Bie Li telah tersenyum sepanjang waktu. Dia menghela napas pendek dan
menerangkan," Bila aku tidak membuang waktu untuk mengasah kemampuanku
menimpukan senjata rahasia, bagaimana orang malas dan cacat seperti diriku masih bisa bertahan hingga saat ini?"
"Masuk akal." Ye Kai berkata.
"Dapatkah engkau katakan dimana senjata rahasianya disembunyikan?" Ding Qiu bertanya.
"Di dalam tongkat besinya?" Ye Kai menebak.
Ding Qiu memukulkan tangannya ke atas meja dan berseru," Hebat! Dimana lagi?"
"Memangnya masih ada lagi senjata rahasia yang disembunyikan di tempat lainnya?" Ye Kai berkata.
"Paling tidak masih ada delapan lagi, dan dia dapat melemparkannya semua dalam satu
gerakan." Ding Qiu berkata.
"Aku takut sangat tidak banyak orang yang dapat menghindari serangan anda berdua di
dunia persilatan." Ye Kai berkata.
"Aku takut mungkin tidak ada seorangpun yang bisa." Ding Qiu menegaskan.
"Aku betul-betul tidak percaya bahwa saat ini aku duduk berhadapan dengan dua orang ahli senjata paling hebat di dunia persilatan, aku sungguh-sungguh beruntung." Ye Kai berkata.
"Engkau betul-betul orang yang bernyali, karena sedikit saja engaku bergerak, paling tidak enam belas jenis senjata rahasia akan meluncur ke arahmu dalam sekejap." Ding Qiu
berkata. Ekspresi wajahnya semakin kereng," aku dapat memastikan bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat lolos dari serangan enam belas senjata rahasia sekaligus dengan jarak sedekat ini."
"Aku percaya padamu." Ye Kai berkata.
"Itu sebabnya apapun yang kami tanyakan, sebaiknya engkau segera menjawabnya." Ding
Qiu berkata. Ye Kai menghela napas dan berkata," Untungnya aku seorang yang tidak memiliki rahasia apapun yang ingin diketahui oleh orang lain."
"Sebaiknya seperti itu." Ding Qiu berkata.
Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia tiba-tiba mengambil secarik kertas dari lengan bajunya, dan bertanya," Nama margamu Ye, dan nama panggilanmu Kai?"
"Ya."
"Engkau lahir pada tahun macan?"
"Ya."
"Engkau lahir di dekat sini?"
"Ya."
"Namun engkau ditinggalkan orang tuamu saat masih bayi?"
"Ya."
"Hingga umur empat belas tahun, engkau tinggal di sebuah vihara Tao di gunung Huang?"
"Ya."
"Engkau sebenarnya melatih Jurus Pedang Gunung Huang. Setelah itu, engkau berkelana di dunia persilatan, diam-diam melatih berbagai ilmu silat. Pada umur enam belas tahun, engkau menjadi biksu selama beberapa bulan untuk mempelajari Jurus Serangan Harimau
dari Shaolin?"
"Ya."
"Setelah itu engkau terlibat dalam organisasi pemerintah di Ibu Kota, namun melarikan sejumlah uang sehingga engkau harus melarikan diri."
"Ya."
"Di Jiangnan, engkau membunuh Tiga Jagoan dari Sekte Gai untuk seorang gadis bernama Xiao BeiJing, sehingga engkau kembali harus melarikan diri ke Daratan Tengah."
"Ya."
"Dalam beberapa tahun terakhir, engkau berkeliaran di sekitar Sungai Besar, membuat
banyak masalah kemanapun engkau pergi, dan membuat namamu menjadi semakin
terkenal."
Ye Kai menghela napas dan berkata sambil tersenyum," Engkau berdua nampaknya
mengetahui diriku lebih baik dari pada diriku sendiri. Kenapa engkau harus repot-repot menanyakan hal itu pertama-tama."
Ding Qiu menatapnya kembali dan bertanya," Dari semua hal itu, yang paling aku ingin tahu adalah kenapa engkau kembali ke sini?"
"Bila aku harus menjawab bahwa daun selalu kembali ke akarnya, maka aku harus kembali ke sini karena di sini adalah kampung halamanku-apakah engkau percaya padaku?"
"Tidak."
"Kenapa tidak?"
"Karena engkau adalah seorang pengelana sejati."
"Bagaimana bila tidak ada lagi tempat yang dapat aku kunjungi" Apakah engkau dapat
mempercayainya?"
"Itu kelihatannya lebih dapat dipercaya." Ding Qiu menjawab. Dia meletakan kembali kertas tersebut dan melanjutkan," Sejumlah uang yang terakhir kalinya engkau peroleh, adalah sekantorng kacang emas yang engkau menangkan dari berjudi pada sebuah rumah judi yang kecil, betul kan?"
"Betul."
"Dan sekantong kacang emas itu tidak berada ditanganmu lagi saat kan?"
"Aku benci kacang. Apakah itu kacang polong, kacang merah atau kacang emas, aku sama bencinya."
Ding Qiu mengangkat kepalanya dan bertanya," Apakah seseorang mengundangmu kembali
ke kota ini?"
"Tidak."
"Engkau tahu disini tidak banyak kesempatan untuk mencari untung?"
"Bisa dikatan begitu?"
"Jadi bagaimana engkau mencari uang untuk hidup?"
Ye Kai tersenyum dan menjawab," Sampai saat ini aku belum melihat seorangpun disini yang mati karena kelaparan."
"Bila engkau tahu bahwa di daerah lain engkau bisa memperoleh sepuluh ribu tael perak, apakah engkau akan pergi?"
"Tidak."
"Kenapa tidak?"
"Karena disini aku bisa dapat lebih."
"Oh?"
"Aku yakin, kota ini mulai membutuhkan orang-orang seperti aku."
"Orang seperti apakah engkau?"
"Seseorang dengan kemampuan silat yang baik dan dapat menutup mulut. Bila seseorang
merekrut aku untuk bekerja padanya, maka dia pasti tidak akan kecewa."
Ding Qiu terdiam bisa, bola matanya perlahan-lahan bergerak ke atas. Tiba-tiba dia
bertanya," Berapa biasanya engkau minta bayaran untuk membunuh seseorang?"
"Tergantung dari siapa targetnya."
"Yang paling mahal?"
"Tigapuluh ribu."
"Baiklah. Aku dapat membayar sepuluh ribu di muka. Saat pekerjaan selesai engkau akan mendapat sisa dua puluh ribunya."
Mata Ye Kai mulai bercahaya juga, " Siapakah yang kau inginkan mati" Fu Hong Xue?"
"Dia tidak bernilai tiga puluh ribu." Ding Qiu menjawab dengan dingin.
"Lalu siapa?" Ye Kai bertanya.
"Ma Kong Qun!" Ding Qiu menjawab.
Xiao Bie Li masih duduk dengan diam, sepertinya dia mendengarkan dua orang yang sedang berbicara yang tidak ada hubungannya dengan dirinya, bahkan sama sekali tidak ada
gunanya buat dia.
Mata Ding Qiu membesar, menatap Ye Kai tanpa berkedip. Tangan yang mengenakan tiga
buah cincin membuat suatu gerakan yang khas.
Ye Kai menghela napas panjang dan berkata sambil tersenyum," Jadi engkau salah satu dari orang yang ingin membunuh Ma Kong Qun."
"Engkau tidak mengira hingga saat ini?" Ding Qiu berkata.
"Perselisihan apa yang terjadi di antara kalian berdua" Kenapa engkau menginginkan dia mati?" Ye Kai bertanya.
"Engkau seharusnya mengerti bahwa yang saat ini bertanya adalah kami berdua, bukan
engkau." Ding Qiu berkata.
"Aku mengerti." Ye Kai berkata.
"Apakah engkau hendak mengantungi tiga puluh tael perak?" Ding Qiu bertanya.
Ye Kai tidak menjawab, juga tidak harus menjawab. Dia mengeluarkan tangannya.
Dua puluh lembar uang kertas, tiap lembar senilai seribu tael.
"Ini dua puluh ribu?"
"Ya."
"Paling tidak engkau orang yang murah hati." Ye Kai berkata sambil tersenyum.
"Bukan murah hati, tapi hati-hati." Ding Qiu menjawab.
"Hati-hati?"
"Engkau tidak dapat membunuh Ma Kong Qun seorang diri."
"Oh?"
"Jadi engkau butuh bantuan orang lain."
"Sepuluh ribu untuk ku dan sepuluh ribu untuk orang yang membantuku?"
"Tepat sekali."
"Siapakah yang sesuai untuk pekerjaan itu disini?"
"Engkau seharusnya tahu."
Mata Ye Kai bercahaya," Engkau menginginkan aku mencari Fu Hong Xue?"
Ding Qiu menangguk namun tetap diam.
"Bagaimana engkau yakin aku dapat membujuk dia?" Ye Kai berkata.
"Bukankah engkau temannya?" Ding Qiu bertanya.
"Dia tidak memiliki teman seorangpun." Ye Kai menjawab.
"Tiga puluh tael perak cukup untuk membuat teman." Ding Qiu berkata.
"Dan bagaimana bila dia tidak menerima?" Ye Kai berkata.
"Paling tidak engkau sudah mencoba." Ding Qiu menyarankan.
"Kenapa tidak engkau saja yang mendekati dia." Ye Kai berkata.
Ding Qiu menyeringai dingin," Bila engkau tidak menginginkan tiga puluh ribu ini, engkau dapat mengembalikannya sekarang."
Ye Kai tersenyum, beranjak berdiri dan mulai melangkah pergi.
Xiao Bie Li tiba-tiba berkata," Kenapa engkau tidak diam dulu beberapa saat untuk
menikmati beberapa cangkir arak?"
Ye Kai melambaikan uang kertas ditangannya dan berkata," Aku sedang terburu-buru untuk menghabiskan sepuluh ribuku ini."
"Uang tersebut sudah ada ditanganmu, kenapa harus terburu-buru?" Xiao Bie Li memaksa.
"Sebab bila aku tidak menghabiskannya saat ini, mungkin aku tidak memiliki kesempatan lagi dilain hari." Ye Kai menjawab.
Xiao Bie Li melihatnya sesaat Ye Kai telah melompat keluar jendela. Dia menghela perlahan dan berseru." Betul-betul orang pintar."
"Betul-betul orang yang pintar." Ding Qiu berkata.
"Apakah engkau dapat mempercayainya?" Xiao Bie Li berkata.
"Sama sekali tidak." Ding Qiu menjawab.
"Karena itukah engkau membuat kesepakatan dengan dirinya?" Xiao Bie Li menyipitkan
kedua matanya. "Kita telah membuat beberapa kesepakatan." Ding Qiu berkata sambil tersenyum.
Saat seseorang dengan kantong kosong tiba-tiba menemukan dirinya menjadi sepuluh ribu tael lebih kaya, maka dia pasti merasa melayang kemanapun dia pergi. Namun untuk suatu sebab, langkah Ye Kai menjadi semakin berat. Mungkin karena dia hanya terlalu lelah.
Cui Nong dapat menghilangkan kelelahan seorang laki-laki dengan mudahnya. Cahaya di
kamar tidurnya telah padam, mungkin dia sudah tidur terlelap. Agar dapat tidur dengan nyaman di samping hingga pagi hari, mencium aroma yang menyenangkan dari rambutnya,
mengelus lembut punggungnya, itu adalah godaan yang tidak dapat ditolak oleh Ye Kai.
Dia menyelinap tanpa bersuara ke ruangannya dan mendorong pintunya - pintunya belum
lagi tertutup. Dia pasti sedang menunggunya. Cahaya bintang bersinar memasuki ruangan melalui jendela. Dia tertidur dengan selimut menutupi kepalanya, betapa manisnya dia terlihat saat ini.
Ye Kai tersenyum dan dengan halus dia mengangkat ujung selimutnya.
Tiba-tiba, sekilas cahaya melesat. Sebuah pedang meluncur dari bawah selimut langsung menuju dadanya!
Dalam kondisi seperti ini, dengan jarak sedekat ini, tidak ada seorangpun yang dapat menghindari dari serangan pedang tersebut. Namun Ye Kai seperti seekor rubah yang telah diburu sejak lama, selalu dalam keadaan waspada.
Pinggangnya seperti menjadi patah saat dia menekukan tubuhnya kebelakang. Ujung pedang tersebut melesat dengan cepatnya melewati dadanya. Dia berjungkir balik sambil
menendangkan kakinya ke orang yang memegang pedang tersebut.
Pembunuh tersebut melompat dari tempat tidur namun tidak balik menyerang. Malah, dia memutar-mutarnya pedangnya dan menutupi mukanya sambil terburu-buru bergerak ke
arah jendela. Ye Kai tidak mengejar. Malah dia tersenyum dan berkata," Yun Zai Tian, aku sudah
mengenalimu. Percuma saja kau lari."
Orang tersebut sudah membuka jendela saat tiba-tiba dia berhenti. Setelah berdiam
beberapa saat, akhirnya dia memutar kepalanya.
Ternyata benar-benar Yun Zai Tian. Pembuluh darah telah menonjol keluar dari tangannya yang memegang pedang. Matanya memperlihatkan sorot mata pembunuhan.
"Jadi orang yang engkau cari bukan Fu Hong Xue, juga bukan Xiao Bie Li. Tetapi Cui Nong."
Ye Kai berkata.
"Apakah aku tidak di jinkan mencarinya?" Yun Zai Tian menjawab dengan dingin.
"Tentu saja." Ye Kai berkata. Senyum terlihat diwajahnya sesaat dia melanjutkan," Seorang laki-laki sepertimu mencari wanita secantik dia adalah hal yang normal. Aku tidak tahu kenapa engkau harus menyembunyikan hal itu dariku."
Mata Yun Zai Tian bercahaya. Dia tiba-tiba tersenyum dan menjawab," Aku hanya khawatir engkau jadi cemburu."
"Engkau yang seharusnya cemburu, bukannya aku." Ye Kai berkata.
Yun Zai Tian jatuh terdiam, kemudian bertanya," Dimanakah dia?"
"Aku juga mau menanyakan hal yang sama kepadamu." Ye Kai berkata.
"Engkau belum melihatnya?" Yun Zai Tian bertanya.
"Apakah engkau melihatnya?" Ye Kai menjawab dengan pertanyaan.
Yun Zai Tian menggelengkan kepalanya dan berkata," Dia tidak disini saat aku tiba."
Ye Kai mengerutkan alisnya dan berkata," Mungkin dia pergi untuk mencari laki-laki lain ?"
Yun Zai Tian memotongnya," Dia tidak pernah pergi keluar untuk mencari laki-laki, laki-laki yang datang kemari mencarinya sudah lebih dari cukup."
Ye Kai tertawa lebar," Itulah yang engkau tidak mengerti. Laki-laki yang datang mencarinya dan laki-laki yang dia datangi sangat berbeda."
"Jadi, menurutmu dia pergi mencari siapa?" Yun Zai Tian berkata dengan pandangan yang serius.
"Berapa banyak orang yang cukup patut untuk dia cari disini?" Ye Kai berkata.
Ekspresi wajah Yun Zai Tian berubah. Tiba-tiba di berbalik dan keluar dengan tergesa-gesa.
Kali ini Ye Kai tidak menghalanginya, karena dia sudah cukup mengetahui beberapa hal yang dia ingin ketahui.
Dia menyadari bahwa Cui Nong adalah seorang wanita yang sangat misterius, dan oleh
sebab itu dia juga memiliki banyak rahasia. Seorang wanita dengan profesi seperti dia pasti dapat hidup dimanapun dia berada, tidak ada alasan baginya untuk berdiam didaerah yang terpencil seperti ini. Dia pasti memiliki tujugan yang sangat penting sehingga harus menetap di kota ini.
Namun saat Yun Zai Tian datang menemuinya, sepertinya dia bukan mencari seperti halnya laki-laki lain. Pasti ada hubungan yang tersembunyi di antara mereka berdua juga.
Ye Kai tiba-tiba merasa semua orang di sini memiliki rahasia yang disembunyikan. Sudah barang tentu, dia juga memilikinya. Namun sepertinya pada saatnya nanti semua rahasia ini pasti akan terungkap perlahan-lahan.
Ye Kai menghela napas panjang. Pasti lebih banyak lagi yang harus dia kerjakan besok. Dia memutuskan untuk pergi tidur dan memikirkan hal itu besok. Dia melepaskan sepatunya dan meringkuk di bawah selimut.
Kemudian dia menemukan pakaian dalamnya di atas tempat tidur. Kenapa pakaian dalamnya ada di atas tempat tidur kalau dia tidak disini" Apakah dia pergi dengan sangat tergesa-gesanya sehingga melupakan pakaian dalamnya" Atau mungkin saja di telah diculik" Kenapa dia tidak berusahan untuk melawan atau berteriak"
Ye Kai memutuskan untuk menunggu disini, menunggu hingga dia kembali. Bagaimanapun
juga, dia tidak akan kembali malam ini. Waktu tinggal dua jam lebih sedikit menuju pagi.
Fu Hong Xue juga telah tertidur.
Ma Fang Ling masih terjaga juga.
Xiao Bie Li dan Ding Qiu masih minum arak di paviliun tersebut.
Gong Sun Duan juga masih minum arak di bawah.
Kelihatan setiap orang sedang menunggu, menunggu suatu hal yang misterius yang akan
muncul ke permukaan.
Dan bagaimana dengan Ma Kong Qun, Hua Men Tian, Luo Luo Shan, dan Nyonya Ketiga
Shen" Dimana mereka" Apakah mereka sedang menunggu juga"
________________________________________
Malam itu betul-betul malam yang amat sangat panjang.
Saat malam, Gedung Sepuluh Ribu Kuda telah kehilangan delapan belas nyawa lagi!
Angin dan pasir menari-nari di angkasa. Selalu merupakan kegelapan yang unik, rasa dingin yang unik sesaat sebelum mentari pagi tiba.
Hembusan angin membawa suara derap kuda bersamanya. Tujuh atau delapan orang
bergelayutan lemas di atas kuda mereka, kelihatannya dalam keadaan setengah sadar.
Untungnya, kuda-kuda mereka tahu jalan pulang. Mereka semua adalah ahli penunggang
kudanya yang menghabiskan hampir seluruh waktunya di atas kuda. Hampir seluruh paha
mereka berkerut dan kapalan. Kecuali mengunjungi kota pada saat malam untuk minum-
minum, tidak ada hal lainnya yang mereka sukai.
"Aku kira besok tidak ada tugas, aku sangat ingin pergi untuk mencari seorang wanita untuk kepeluk semalaman." Salah satu dari mereka menggumam.
"Sayangnya dompetmu mungkin tidak setuju denganmu."
"Aku harus tetap ingat untuk menabung beberapa tael untuk dibelanjakan lain kali."
"Aku rasa engkau harus mencari seekor sapi yang cantik ditengah padang untuk
menemanimu tidur malam ini, aku meragukan ada wanita yang bersedia menemanimu."
Semua orang di kelompok tersebut tertawa tergelak-gelak, suaranya mereka seperti suara orang yang sudah gila dan tidak sadar. Namun siapa yang menyadari bahwa tawa mereka
dipenuhi pahitnya darah dan air mata" Mereka tidak memiliki uang, tidak memiliki wanita, dan tidak memiliki keluarga. Bila salah satu dari mereka tiba-tiba jauh mati di tengah kegelapan padang yang liar ini, tidak seorangpun yang akan mengucurkan air matanya bagi mereka.
Apakah yang sesungguhnya terjadi di dunia ini" Untuk apa orang-orang ini hidup"
Seorang mencongklang kudanya dengan perasaan marah, berteriak dengan kerasnya saat
berlari melewati yang lainnya.
Yang lainnya tertawa-tawa saat dia melewati, berteriak,"Sepertinya Sihitam Kecil mulai gila."
"Bila saja aku dapat menghabiskan semalam suntuk dengan wanita seperti Cui Nong, aku bersedia untuk menyerahkan nyawaku."
"Kalau aku lebih memilih Nyonya Ketiga Shen. Seluruh tubuhnya terlihat begitu halus dan lembutnya, hingga kalau diremas mungkin akan keluar air."
Tiba-tiba, terdengar jeritan kesakitan. Suara itu berasal dari Sihitam yang telah melesat di kegelapan.
Seseorang terlihat dari kegelapan, ditangannya tergenggam sebuah golok, Golong Pemotong Kuda.
Arak yang panas tiba-tiba berubah menjadi keringat dingin.
"Siapakah kau" Apakah kau hantu?"
Orang tersebut hanya tersenyum dan menjawab," Kalian semua tidak dapat mengenali aku?"
Dua orang yang berdiri paling depan dari kejauhan akhirnya dapat melihat dengan jelas."
Oh, ternyata kau ?"
Sesaat setelah mereka bicara, Golok Pemotong Kuda telah berkelebat. Darah segar muncrat ke atas tanah. Di kegelapan malam, darah menjadi terlihat hitam. Saat orang tersebut jatuh ke atas tanah, tatapan matanya masih tetap melekat pada orang misterius tersebut,
ekspresinya dipenuhi oleh kekagetan dan ketidakpercayaan.
Dia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan mati di bawah tangan orang ini!
Terdengar ringkikan kuda yang ketakutan, orang-orang disekitaranya menjerit-jerit
menyeramkan. Beberapa orang dari mereka berusaha melarikan dirinya dengan kudanya, namun orang
tersebut mengejar mereka dari belakang dan semakin banyak tubuh yang bertumbangan
dari atas kuda.
"Mengapa" Mengapa engkau melakukan semua ini?" salah satu dari mereka berteriak.
"Jangan salahkan aku untuk hal ini, tapi salahkan dirimu karena menjadi bagian dari Gedung Sepuluh Ribu Kuda."
________________________________________
Api bergerak-gerak berdansa di tengah angin yang kuat. Dikejauhan, lentera raksasa yang tergantung di angkasa terebut mulai semakin berkedip-kedip.
Dua orang sedang bersama-sama di dekat api ungun, mata mereka melekat pada panci besi yang tergantung di ats api ungun tersebut. Air di dalam poci telah mendidih. Salah satunya mengambil sepotong daging kuda kering dan memasukannya ke dalam panci tersebut.
"Aku tumbuh dan besar di Jiangnan. Saat aku masih muda, aku selalu ingin tahu bagaimana rasanya daging kuda. Sekarang akhirnya aku berkesempatan untuk mencicipinya." Dia
merapatkan giginya dan melanjutkan," Tapi sialnya, bila aku harus merasakan daging kuda lagi di kehidupan ku yang akan datang, aku lebih baik tinggal di neraka tingkat delapan."
Orang yang lainnya nampaknya tidak mempedulikannya sementara tangannya mulai
menjangkau ke arah celananya. Saat dia menarik keluar tangannya, jarinya telah dipenuhi oleh darah.
"Apa yang telah terjadi" Apakah pahamu terluka lagi" Siapa suruh engkau memiliki kulit sehalus itu" Meskipun engkau tidak tahan lagi, engkau tetap harus melakukannya lagi
besok." Sesungguhnya, siapa yang tahan keadaan itu" Berkuda tiada henti selama duapuluh jam
sehari" Pada satu jam pertama mungkin ok ok saja, tapi setelah sepuluh jam, mungkin
engkau akan merasakan sadel kudamu seperti jarum.
Dia melihat kebawah ke darah ditangannya dan tidak tahan lagi untuk menyumpah-
nyumpah, "Luo Luo Shan, anak pelacur, kemana engkau merangkak" Membuat kami susah
saja mencarimu."
"Aku dengar dia seorang pemabuk. Mungkin dia terjatuh dari kudanya dan patah lehernya."
Suara dengkur terdengar dari tenda di sebelah mereka. Air di dalam panci tersebut mulai bergolak-golak. Apakah daging kuda didalammnya menjadi hancur" Yang lebih tua
mengambil sebatang kayu dan mulai mengaduk panci.
Sesaat terdengar suara orang berkuda mendekat.
Sepasang Golok Mustika 1 Bara Naga Karya Yin Yong Pendekar Jembel 12
Jalan menjadi sangat sunyi. Sepertinya penduduk kota telah merasakan sesuatu yang tidak baik akan terjadi, bahkan pasangan yang paling berbahagai sekalipun telah bersembunyi di dalam rumahnya.
Ye Kai berdiri di ujung sebuah bangunan, menatap ke arah lumpur di jalan, kelihatannya dia dipenuhi oleh persoalan yang berat dan sulit dibenaknya. Saat itu dia melihat Fu Hong Xue muncul dari gang di seberang jalan. Dia tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Fu Hong Xue yang nampaknya tidak ambil perduli. Rona merah telah menutupi wajahnya,
matanya terfokus pada pintu sempit di seberang jalan.
Lentera di atas pintu telah menyala.
Seperti halnya lentera itu, mata Fu Hong Xue memancarkan kobaran cahaya.
Dengan tangan masih menggenggam erat goloknya, dia perlahan-lahan berjalan selangkah demi selangkah menuju ke pintu tersebut.
Ye Kai merasa pemuda yang biasanya dingin dan menyendiri ini, hari ini berlaku tidak biasanya.
Ye Kai menghela napas dan menggumam pada dirinya sendiri,"Kelihatannya dia habis mabuk sehingga tidak sadarkan diri."
Paling baik mabuk untuk melupakan semua kesulitan dan masalah yang berat di dunia ini.
Meskipun, saat sadar kepalanya akan terasa sakit seperti akan terbelah, namun dia merasa lebih rileks dan waspada saat rasa sakit itu berkurang.
Lebih baik lagi bila ada seorang wanita yang menemaninya.
Ye Kai sedikit bingung, dia menyangsikan apakah pemuda ini sebelumnya pernah memiliki wanita. Namun sebaliknya " laki-laki yang tidak pernah memiliki wanita pasti seperti bendungan yang kaku hampir tidak mungkin retak. Namun ketika akhirnya berhadapan
dengan wanita, maka timbul retak kecil pada dinding, engkau tidak akan pernah tahu kapan air akan menyembur keluar.
Fu Hong Xue perlahan-lahan menyeberangi jalan, pandangan matanya tetap melekat ke
pintu itu. Lentera berkedip-kedip, menandakan bahwa saat ini mereka akan menerima tamu.
Kelihatannya bisnis malam ini kurang begitu bagus. Kebanyakan langganan meraka adalah para pengendara dari Gedung Sepuluh Ribu Kuda dan pelancong dari tempat yang jauh.
Namun kelihatannya malam ini tidak ada yang datang dari keduanya.
Fu Hong Xue mendorong membuka pintu, apel Adam jatuh menggelinding ke tanah.
Orang yang berada di ruang utama hanyalah dua orang pria yang kelihatannya baru saja bertengkar dengan istri mereka. Xiao Bie Li telah turun dari ruangannya dan duduk di tempat duduknya sambil menikmati makan malamnya, sepotong daging biri-biri panggang,
semangkuk kecil mie daging sapi, dan segelas arak yang besar, mungkin arak dari Persia. Dia adalah seseorang yang tahu bagaimana memanjakan dirinya dengan segala hal yang terbaik.
Fu Hong Xue perlahan-lahan berjalan masuk dan duduk di kursi yang sama pada dua malam sebelumnya.
"Arak apa yang engkau suka?"
Fu Hong Xue tidak menjawab beberapa saat.
"Aku tidak ingin arak."
"Lalu apa yang engkau suka?"
"Bawakan aku sesuatu selain arak.:"
Xiao Bie Li tiba-tiba tersenyum, kemudian memanggil dan memerintahkan pelayannya.
"Kita memiliki susu domba yang segar, bawakan segelas untuk Tuan Fu, persembahan dari tempat ini."
Fu Hong Xue tidak memperdulikannya dan dengan dignin menjawab," Tidak perlu, apapun
yang aku makan, aku akan membayarnya dengan uangku sendiri."
Xiao Bie Li tersenyum lagi, potongan terakhir daging biri-biri telah mencapai bibirnya, pandangan kenikmatan terlihat di wajahnya saat dia menikmati rasa dari daging tersebut.
Dia bukan seseorang yang senang berdebat, namun dia mengenali orang yang baru tiba
tersebut. Tiba-tiba terdengar suara derap kuda yang baru saja berhenti tepat di depan pintu.
BBAAAKKK, pintu terbanting terbuka, seorang yang berperawakan sangat besar telah masuk.
Tidak ada topi dikepalanya, bajunya telah terbuka, golok berwarna perak tergantung
dipinggangnya. GongSun Duan!
Xiao Biel Li menyalaminya dnegan tersenyum, namun dia tidak menghiraukannya.
Tetapi, dia memperhatikan Fu Hong Xue.
Pandangan matanya seperti burung nasar yang baru saja mencium ada bangkai hewan.
Susu domba baru saja tiba, sungguh-sungguh susu yang segar.
Minuman ini merupakan minuman yang hanya dinikmati oleh orang-orang diperbatasan, dan merupakan sesuatu yang hanya orang-orang perbatasan yang tahu bagaimana untuk
menikmatinya. Fu Hong Xue berusaha untuk menikmatinya, dan alis matanya perlahan-lahan berkerut.
GongSun Duan tersenyum dingin dan berkata," Hanya domba ang menikmati susu domba."
Fu Hong Xue tidak menanggapi, dia mengangkat gelasnya dan meminum lagi hingga
mulutnya penuh.
"Tidak heran tempat ini berbau domba, seekor kambing kecil barada disini." GongSun Duan berkata dengan keras.
Fu Hong Xue masih tidak menanggapi, namun pembuluh darah ditangannya yang
memegang goloknya mulai membesar.
GongSun Duan tiba-tiba bergerak dengan cepat. BBRAAKK, dia memukulkan tangannya ke
atas meja dan berkata," Menyingkirlah!"
Mata Fu Hong Xue masih menatap susu digelasnya, perlahan-lahan dia menjawab," Engkau menginginkan aku menyingkir?"
"Ini tempat untuk orang. Diluar sana ada kandang untuk domba kembali, dimana asalmu
berada." GongSun Duan berkata.
"Aku bukan domba." Fu Hong Xue menjawab.
GongSun Duan memukulkan tangannya kembali ke atas meja dan membentak," Aku tidak
perduli apakah engkau ini, sebaiknya engkau menyingkir. Orang tuamu ingin duduk di meja itu."
"Siapa yang orang tua?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku orang tuamu, orang tuamu aku." GongSun Duan menjawaba.
PPEENNGG, gelasnya telah terbelah. Fu Hong Xue memandangi susu domba yang tumpah di
atas meja, tubuhnya mulai bergetar.
GongSun Duan menatapnya, tangannya yang besar mengenggam gagang goloknya." Apakah
engkau ingin pergi sendiri atau ingin dilempar?"
Fu Hong Xue tetap bergetar sementara perlahan-lahan dia berdiri, mengumpulkan tenaganya untuk mengendalikan diri, berusaha untuk tidak melihat kepada GongSun Duan, bahkan
sekejappun. GongSun Duan tertawa dan berkata,"Sepertinya domba kecil ini hendak kembali ke
kandangnya, kenapa engkau tidak menjilati susu di atas meja sebelum pergi?"
Mendadak Fu Hong Xue mengangkat kepalanya, matanya menatap lekat GongSun Duan.
Kedua matanya seperti batu bara yang merah membara.
Mata GongSun Duan memerah, dengan menyeringai mengejek," Apa yang akan kau
lakukan" Mencabut golokmu?"
Tangan Fu Hong Xue mengenggam goloknya, mengenggam dengan kerasnya.
"Hanya laki-laki yang dapat menarik goloknya, seekor domba tidak mungkin dapat
mencabutnya. Kalau engkau laki-laki, cabut golokmu!" GongSun Duan memprovokasi.
Fu Hong Xue menatapnya, seluruh tubuhnya telah bergetar dengan keras.
Kedua laki-laki yang sedang minum-minum telah mundur ke sudut ruangan, takut dengan
apa yang mereka lihat.
Xiao Bie Li perlahan-lahan meneguk arak dari gelasnya, tangannya menegang dan mengeras.
Hanya suara napas yang dapat terdengar saat itu.
Suara napas Fu Hong Xue pendek dan cepat, suara napas GongSun Duan panjang dan berat.
Semua orang lainnya berhenti bernapas.
Mendadak, Fu Hong Xue memutar tubuhnya dan berjalan perlahan ke arah pintu. Kaki
kirinya dahulu, kemudian kaki kanannya terseret dari belakang.
GongSun Duang menarik napas yang panjang dan tertawa sinis," Jadi si domba kecil
pincang." Fu Hong Xue mendadak mempercepat gerakannya, sepertinya dia berusaha
menyeimbangkan jalannya yang pincang.
GongSun Duan tertawa dan berkata," Merangkaknya, mulailah merangkak kembali ke
kandangmu. Bila kau membiarkan terlihat olehku lagi, hati-hatilah orang tua mu akan
mematahkan kakimu."
Dia menarik kursi, duduk, dan memukulkan tangannya ke atas meja," Bawakan aku arak,
arak yang terbaik yang engkau miliki!"
Tiba-tiba terdengara suara keras di luar berteriak," Bawakan aku arang terbaik, arak terbaik yang engkau miliki!"
Ye Kai berjalan masuk, menarik seekor domba bersamanya!
GongSun Duan langsung menatapnya, namun dia kelihatannya tidak memperhatian GongSun
Duan sama sekali sambil mencari meja dan duduk. Tempat duduk yang dia pilih tepat di depan GongSun Duan.
GongSun Duan melepaskan tatapan dingin kepadanya, kemudian memukulkan tangannya ke
atas meja lagi."Dimana araknya" Cepatlah!"
Ye Kai memukulkan tangannya juga ke atas meja." Dimana araknya" Cepatlah!"
Pada situasi seperti ini, segera arak terhidang dengan cepatnya.
Ye Kai menuangkan arakanya ke gelas tapi tidak meneguknya. Melainkan dia menuangkan
gelasnya ke mulut domba dan mencekokinya.
Alis mata GongSun Duan berkerut-kerut, Xiao Bie Li tidak dapat menahan ketawanya.
"Sekarang sudah terbalik laki-laki sejati minum susu domba sementara domba minum arak."
Ye Kai berkata sambil tersenyum.
Paras wajah GongSun Duan berubah warna, tiba-tiba dia berdiri dan mencaci maki,"Apa
yang kau katakan?"
Ye Kai tersenyum sedikit dan menjawab," Aku sedang berbicara dengan domba ini, apakah engkau seekor domba juga?"
"Tempat ini bukan kandang hewan, kenapa bisa menarik banyak hewan?" Xiao Bie Li
menambahkan sambil tersenyum.
GongSun Duan memutas kepalanya dan menatapnya.
"Saudara GongSun, apakah engkau mau mematahkan kakikku juga" Sayang sekali kedua
kakikua sudah cacat sejak lama." Xiao Bie Li berkata.
GongSun Duan mengepalkan jarinya dan mengucapkan perkataannya dengan perlahan,"
Untung saja ada orang lain di sini yang memasih memiliki kaki yang normal."
"Betul sekali, kedua kakiku tidak cacat sama sekali." Ye Kai berkata.
"Bagus, bedirilah!" GongSun duan berteriak.
"Aku jarang berdiri saat aku memiliki kesempatan untuk duduk." Ye Kai menjawab.
"Aku jarang duduk saat aku memiliki kesempatan untuk berdiri." Xiao Bie Li berkata.
"Aku seorang yang pemalas." Ye Kai berkata.
"Aku seorang tanpa kaki." Xiao Bie Li menjawab.
Keduanya tiba-tiba tertawa tergelak-gelak.
Ye Kai menepukan tangannya ke atas kepala domba sementara sambil melirik GongSun
Duan dari sudut matanya." Saudara Domba, Saudara Domba, kenapa engkau sangat
menikmati berdiri?"
GongSun Duan sudah jelas sedang berdiri. Pembuluh darah mulai membesar di seluruh
kepalanya, tangannya bergerak ke goloknya sesaat berteriak," Aku dapat memenggal kedua kakmu meskipun engkau sedang duduk."
Mendadak terlihat selintas cahaya perak, golok terlah tercabut dari sarungnya.
Terdengar suara BBRRUUKK, meja yang kokoh di hadapan Ye Kai telah terbelah dua. Namun Ye Kai tidak bergerak, bahkan tidak memandangnya sekejappun.
"Aku benar-benar tidak pernah menyadari bahwa golokmu digunakan untuk membelah
meja." Ye Kai berkata sambil tersenyum.
GongSun Duan telah dipenuhi oleh rasa marah dan menyabetkan goloknya ke arahnya
dengan gerakan setengah lingkaran. Seluruh tubuh Ye Kai telah terbungkus oleh sinar perah yang menakjubkan, matanya bersinar seperti sinar perak.
Terdengar suara DDIINNGG, bunga api memercik ke segala arah sesaat tongkat besi
bertabrakan dengan golok perak, sementara tongkat besi yang lainnya menancap ke dalam lantai beberapa inci dalamnya.
Kekuatan di balik goloknya sangat menakutkan. Xiao Bie Li berdiri dengan tegapnya di atas lantai, tongkat besi ditangannya masih terlihat kokoh. Karena kekuatan di balik golok telah tersalur ke tongkat besi di tangan yang lainnya dan menyebabkan amblas ke bawah lantai.
Wajah GongSun Duan memucat. Dia menatap Xio Bie Li dan berkata," Ini bukan urusanmu."
"Ini bukan tempat untuk membunuh." Xiao Bie Li menjawab.
Pembuluh darah di seluruh leher GongSun Duan telah berdenyut naik turun, namun golok ditangannya masih belum bergerak.
Tongkat besi juga tidak bergerak.
Mendadak, ujung golok bergerak menggil ing tongkat besi, menimbulkan bekas goresan.
Tongkat besi yang lainnya perlahan-lahan mulai terbenam semakin dalam ke dalam tanah.
Namun Xiao Bie Li masih terlihat berdiri tegak dan kokoh dan menyandar pada tongkatnya, kokoh seperti sebongkah batu raksasa.
GongSun Duan tiba-tiba menghentakan kakinya dan memecahkan batu-batu di lantai
menjadi pecahan kecil yang berserakan. Dengan dua langkah lebar dia telah meninggalkan gedung tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Ye Kai menghela napas panjang dan berseru," Tuan Xio memiliki tenaga dalam yang kuat dan hebat!"
"Aku mempermalukan diri sendiri." Xiao Bie Li menjawab dengan rendah hati.
"Bila seseorang telah melatih tenaga dalamnya hingga pada tingkat "Menangkap Tongkat Memindahkan Bunga", maka tidak ada yang harus dipermalukan." Ye Kai berkata sambil
tersenyum. "Saudara Ye memiliki pemahaman yang mengagumkan." Xiao Bie Li menjawab sambil
tersenyum. "Pemahaman GongSun Duan juga mungkin tajam, kenapa dia harus pergi?" Ye Kai berkata.
Xiao Bie Li terlihat terbenam dalam pikirannya sesaat dia menjawab," Mungkin karena
sebetulnya bukan engkau yang hendak dia bunuh."
"Namun bila bukan karena Tuan Xiao, mungkin aku sudah mati." Ye Kai berkata.
"Bila bukan karena aku, seseorang pasti sudah mati hari ini, namun yang pasti itu bukan engkau." Xiao Bie Li berkata.
"Bukan aku" Lalu siapa?" Ye Kai berkata.
"Dia." Xiao Bie Li berkata.
"Kenapa harus dia?" Ye Kai bertanya.
Xiao Bie Li menghela napas panjang dan berkata," Dia bukan siapa-siapa namun hanya
seorang yang berangasan, bahkan dapat dikatan kemampuan Saudara Ye berpuluh-puluh
kali berada di atasnya."
Ye Kai meledak tawanya, sepertinya dia baru saja mendengar suatu hal paling lucu di dunia.
Dia menggelengkan kepalanya dan berkata,"Aku khawatir Tuan Xiao salah hitung kali ini."
"Kedua kakiku telah cacat, namun kedua mataku belum lagi buta. Kalau aku tidak berlaku seperti saat ini, mungkin kedua tanganku pun sudah tidak dapat digerakan lagi sepuluh tahun yang lalu." Xiao Bie Li berkata.
Ye Kai menunggunya untuk melanjutkan.
"Aku belum pernah bertemu dengan pendekar muda sekalibermu sebelumnya disini, tidak
hanya pengetahuan silatmu dalam dan telah mencapai yang tertinggi, namun sifatmupun
betul-betul sulit untuk dipahami, itulah sebabnya ?"
Tenggorokannya tiba-tiba berhenti, sepertinya dia sedang menunggu Ye Kai untuk bertanya.
"Itu sebabnya apa?" Ye Kai berkata.
"Sungguh sulit bagi seorang cacat tanpa teman maupun saudara untuk bertahan di sini di kota perbatasan. Namun bila aku memiliki sahabat seperti Saudara Ye ?" Xiao Bie Li berkata.
Ye Kai tiba-tiba memotongnya," Bila engkau menjadi teman dari seorang sepertiku makan masalahmu di masa yang akan datang menjadi berlipat ganda."
Xiao Bie Li tersenyum dan menjawab," Bagaimana bila aku tidak perduli dengan masalah?"
"Maka kita adalah sahabat." Ye Kai berkata.
Wajah Xiao Bie Li menjadi cerah, sesaat dia tersenyum dan berkata," Maka silahkan minum arak dengan ku!"
"Meskipun engkau tidak menjamuku, aku tetap minum." Ye Kai berkata.
________________________________________
Orang yang sedang mengendarai kuda melintasi jalan tiba-tiba dirampas oleh sepasang
tangan yang besar dan melemparkannya ke atas tanah. Si pengendara ingin sekali berteriak marah, namun dia menahannya. Karena dia melihat orang yang menariknya dari kudanya
adalah GongSun Duan, dan dia melihat bahwa GongSun Duan kelihatannya dipenuhi oleh
hawa marah. Tidak ada seorangpun yang berani melawan GongSun Duan saat dia marah.
GongSun Duan melayang ke atas kuda orang tersebut dan mengendarainya pergi.
Dimanakah kudanya"
Kudanya dipacu dengan liarnya menuju ke padang rerumputan, orang yang duduk di atas
kudanya adalah Fu Hong Xue.
Saat dia keluar pintu, hal pertama yang ada dipikirannya adalah meloncat ke atas kuda ini.
Dengan sarung pedangnya, dia memukul kuda tersebut, memukul sedemikian kerasnya.
Sepertinya dia membayangkan kuda tersebut adalah GongSun Duan.
Dia membutuhkan udara segar, kalau tidak dia bisa gila.
Kuda tersebut nampaknya juga menjadi gila. Kuda tersebut berlari kencang di jalan dan menuju ke arah padang rumput, dari matahari terbit ke matahari terbenam, dia lebih
menyukai kegelapan.
Angin dingin menerpa wajahnya, menghempaskan pasir kewajahnya, namun dia sama sekali tidak berusaha menghindar. Malah dia menyambutnya. Bila dia dapat menahan rasa sakit seperti ini dan menderita karenanya, apakah lagi di dunia ini yang tidak dapat dia tahan"
Dia menggeratakn giginya, gusinya mulai berdarah. Darahnya terasa pahit, pahit dan agak asin.
Tiba-tiba, cahaya cerah muncul di langit.
Bukan disebabkan oleh bintang, namun karena lentera raksasa yang tergantung di bendera
"Gedung Sepuluh Ribu Kuda", yang bahkan bersinar lebih terang dari bintang.
Bintang perlahan-lahan akan meredup. Namun bagaimana dengan cahaya ini"
Dia menggapai tali kuda dan memukulkan sarung goloknya di belakang. Dia membutuhkan
udara, kecepatan pasti akan memberikan udara. Namun kuda tiba-tiba melompat dan
meringkik, kaki depannya menekuk ke atas tanah.
Fu Hong Xue terlempar dari kuda tersebut ke belakang ke atas tanah. Tidak ada runput di tanah tersebut, hanya di penuhi oleh pasir. Pasir yang tajam mulai menggores wajahnya sehingga berdarah.
Pikirannya mulai berdarah pula.
Kegigihan! Kegigihan! Sudah berapa lama lagi dia harus gigih menahan penderitaan" Berapa lama lagi dia harus gigih menahan penderitaan"
Hanya saja siapa yang berempati dengan rasa sakit, penderitaan dan kepahitan selama
bertahun-tahun yang dia rasakan"
Matanya mulai berair tidak terkontrol " air mata merembes ke dalam darah, darah yang berlumuran dengan air mata.
Bintang mulai merambat naik di langit malam.
Di bawah cahaya sinar, seekor kuda dipacu melewati dataran pasir kearahnya. Mata
pengendara kuda itu bersinar seperti bintang, bel berdenting membentuk irama yang
harmoni " Ma Fang Ling.
Dia memiliki senyum yang termanis diwajahnya, matanya dipenuhi dengan kebahagiaan, dia terlihat lebih cantik dan menawan dari biasanya. Hal itu bukan karena terangnya cahaya bintang di langit, juga bukan karena keindahan malam yang mempesona, namun hal itu
karena hatinya dipenuhi dengan rasa cinta.
Cinta memiliki kemampuan membuat gadis yang paling biasa menjadi menarik dan
menawan, dapat mengubah gadis buruk rupa menjadi gadis cantik jelita.
"Dia pasti menungguku, saat dia melihatku muncul tak terduga, hatinya pasti akan dipenuhi dengan kebahagiaan."
Dia seharusnya tidak keluar rumah. Namun, cinta memenuhinya dengan keberanian,
keberanian yang tidak mengenal rasa takut.
Dia hanya ingin menemuinya, tidak ada apapun selama dia dapat melihatnya walau hanya sesaat.
Angin berhembus dingin, dingin dan mengiris seperti silet. Namun bagi gadis itu, meskipun angin begitu dingin, namun terasa hangat dan menyegarkan. Kemudian dia mendengar
suara tangis yang terhembus oleh angin.
Siapa di dunia ini yang menangis di tengah-tengah dataran luas tak bertepi ini"
Dia telah melewatinya, namun memutuskan untuk berbalik. Cinta tidak hanya membuat
wajahnya lebih cantik, akan tetapi juga membuat hatinya menjadi cantik. Tiba-tiba dia berubah menjadi gadis yang baik, lembut, murah hati, dan penuh pengertian.
Dia melihat kuda yang telah jatuh karena keletihan, dan kemudian melihat Fu Hong Xue.
Fu Hong Xue terbaring membungkuk di atas tanah, seluruh tubuhnya bergetar dengan tak henti-hentinya. Kelihatannya dia tidak mendengar derap suara kuda yang mendekatinya
sama sekali, juga dia tidak memperhatikan gadis itu turun dari kudanya dan berjalan
kearahanya. Dia berusaha menahan rasa sakit yang amat sangat ini, dia berusaha bertahan terhadap siksaan yang tidak pernah terbayangkan seperti ini.
Di bawah cahaya bintang, wajahnya terlihat lebih pucat dari kertas. Darah yang bercampur dengan air mata menetes turun dari wajah pucatnya.
Ma Fang Ling akhirnya dapat melihat wajahnya dengan jelas, matanya melebar saat dia
terkejut," Engkau?"
Dia teringat pemuda misterius ini, dia ingat telah meninggalkan bekas merah diwajahnya oleh cemetinya.
Fu Hong Xue akhirnya melihatnya juga, pandangan matanya terlihat bingung dan kacau
balau, seperti seekor kuda liar di alam liar. Dia berusaha untuk berdiri, namun jatuh kembali, sepertinya ada tangan yang tidak terlihat mendorongnya ke bawah.
"Apakah engkau sakit?" Ma Fang Ling bertanya sambil mengerutkan alisnya.
Fu Hong Xue menggertakan giginya, busa putih terlihat keluar dari ujung mulutnya seperti mulut seekor kuda yang mati. Dia benar-benar sakit.
Penyakit yang menakutkan ini telah menyiksanya selama sepuluh tahun lebih. Pada saat dia di dorong hingga melewati batasnya dan dia tidak dapat lagi menahannya, penyakitnya
muncul. Dia tidak pernah ingin terlihat saat sakit. Dia lebih baik mati, dia lebih baik tercebur ke dalam neraka, daripada seseorang melihatnya dalam keadaan sakit. Sekarang dia tidak dapat
menyembunyikannya lagi.
Dia menggigit bibirnya dan mulai memukul dirinya sendiri dengan sarung goloknya. Dia membenci dan memandang rendah dirinya sendiri. Mengapa surga mengutuk seorang yang
kuat dan memiliki kebanggan seperti dirinya, dengan penyakit yang menakutkan seperti ini"
Betapa kejamnya hukuman ini"
Ma Fang Lin mengenali penyakit ini, dia menghela napas dan berkata," Mengapa harus
menyakiti dirimu sendiri" Penyakit ini tidak membahayakan dirimu. Segera, penyakit ini akan
?" Tiba-tiba, Fu Hong Xue mengerahkan seluruh tenaga ditubuhnya dan mencabut goloknya
dan berteriak," Pergi, atau aku bunuh!"
Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ini untuk pertama kalinya dia mencabut goloknya. Betapa golok yang hebat!
Mata goloknya sangat cemerlang hingga dapat memantulkan wajahnya dengan jelas,
mukanya yang berlumuran darah. Bayangan di mata goloknya dia terlihat gila dan tidak waras, dia terlihat haus darah dan buas.
Ma Fang Ling secara spontan mundur dua langkah, dia terlihat terkejut dan ketakutan. Dia ingin lari, namun anggota tubuh pemuda ini tiba-tiba mengejang, kemudian di jatuh lagi ke atas tanah. Dia berjuang di atas tanah, dia terlihat seperti seekor kuda yang terperosok di sungai yang membeku, sendirian, tanpa harapan dan tidak ada yang menolong.
Golok tersebut tetap berada ditangannya, golok tersebut telah keluar dari sarungnya.
Tiba-tiba dia memutar pergelangan tangannya dan menusukan goloknya ke pahanya. Darah menyembur sepanjang mata goloknya. Kejang-kejangnya perlahan-lahan dan sedikit demi
sedikit mulai berkurang. Namun seluruh tubuhnya masih bergetar, bergetar dengan kerasnya membuat dia harus menekukan tubuhnya sehingga seperti bola. Dia terlihat ketakutan
seperti seorang anak kecil.
Ketakutan dan kekuatiran dalam mata Ma Fang Ling berubah menjadi rasa kasihan dan
simpati. Seorang anak betul-betul terkucil sendirian di padang yang dingin ini "
Dia tidak dapat menolong namun sedikit menghela napas.Dia berjalan mendekat dan
memegang kepalanya dengan lembut, berbisik," Ini bukan salahmu, mengapa engkau
menyiksa dirimu sendiri?"
Suaranya lembut dan hangat seperti suara seorang ibu yang penuh kasih sayang. Pemuda yang kesepian dan tanpa pertolongan ini membuat naluri keibuannya muncul.
Air mata Fu Hong Xue mulai mengalir. Tidak peduli betapa kuat dan angkuhnya dia, dia tidak dapat menahan dirinya untuk tersentuh seperti pada saat-saat seperti itu.
"Aku salah. Aku seharusnya tidak pernah dilahirkan. Aku seharusnya tidak pernah ada di dunia ini," Fu Hong Xue berseru. Suarnya dipenuhi dengan kesedihan dan keputusasaan.
Rasa sakit yang tajam menyentuh bagian dalam dada Ma Fang Ling. Rasa kasihan dan
simpati dapat menusuk seperti jarum berulang kali. Dia tidak dapat menahan dirinya dan memeluknya, memeluknya kedadanya, sesaat berkata dengan lembut," Jangan terlalu kejam dengan dirimu sendiri, engkau akan segera lebih baik ?"
Dia tidak dapat menyelesaikan perkataannya karena air matanya mulai jatuh juga.
Angin bertiup melolong, padang luas melolong. Padang rerumputan luas yang mengelilingi mereka seperti gelombang lautan luas yang bertepi. Dengan hanya kesalahan kecil, engkau dapat tertelan ke dalamnya. Namun emosi manusia lebih menakutkan dan lebih berbahaya dari semua ombak dilautan"
Fu Hong Xue mulai berhenti bergetar, namun napasnya semakin cepat. Ma Fang Ling mulai merasakan hembusan napas hangat melalui pakaiannya. Dia merasa dadanya mulai terasa
semakin hangat.
Rasa simpati dan pengertian yang amat sangat membuat dirinya lupa bahwa orang yang
berada dipelukannya adalah seorang laki-laki. Perasaan itu merupakan kebaikan yang
terbesar dari seseorang, namun perasaan itu dapat membuat orang lupa akan segala hal.
Tapi saat ini, perasaan aneh mulai menjalar dihatinya. Perasaan yang sangat kuat yang hampir saja membuat dia mendorongnya, namun dia tidak mempunyai keberanian itu.
"Siapakah engkau?" Fu Hong Xue tiba-tiba bertanya.
"Nama keluargaku Ma ?" dia berkata. Suaranya tiba-tiba terpotong, karena dia merasa
napas pemuda ini tiba-tiba berhenti. Namun dia tidak mengerti kenapa bisa begitu. Karena dia tidak pernah dapat membayangkan bahwa napsu untuk membalas dendam sangat kuat,
bahkan lebih kuat dari pada kekuatan cinta.
Karena cinta itu hangat dan lembut, seperti angin di musim semi. Sementara pembalasan dendam tajam seperti mata pisau, yang dapat menusuk jiwamu hanya dengan sekali
gerakan. Fu Hong Xue tidak bertanya lebih lanjut. Tiba-tiba dia memeluknya dengan kuat dan
merobek pakaiannya.
Perubahan ini sangat mendadak, dan juga sangat menakutkan. Ma Fan Ling benar-benar
terkejut sehingga membuat dia tidak punya pikiran untuk melepaskan diri atau melawan.
Tangan Fu Hong Xue yang dingin menyelip ke atas tubuhnya dan menggenggam
kehangatan, kelembutan buah dadanya "
Perasahaan yang aneh dan tidak biasa ini seperti pisau. Dan persahaan Ma Fang Ling telah teriris-iris olehnya. Gelisah, ketakutan, rasa malu, rasa marah langsung bercampur aduk menjadi satu.
Dia melompat bangun dan menampar wajah Fu Hong Xua. Dia tidak perduli rontaannya,
namun tangannya masih memegangnya dengan kuat.
Dia merasa sakit sekali hingga air matanya mulai jatuh, gadis itu mengepalkan jarinya dan memukul hidungnya. Salah satu tangannya melepaskan gadis itu dan menangkap
pukulannya. Payudaranya telah menyembul keluar dari bajunya dan terkena udara dingin yang menggigit dan kencang.
Matanya dipenuhi dengan gelegak darah sesaat dia melompat lagi ke atas gadis itu. Gadis itu menekuk lututnya dan berusaha menendangnya. Untuk suatu alasan, seorangnpun tidak ada yang berbicara, dan tidak seorangpun yang menangis. Menangis pada saat seperti itu sangat tidak berguna.
Keduanya bergulingan di atas tanah sepeti binatang, mencakar, mengiggit, mengoyak dan memukul satu yang lainnya. Tubuhnya menjadi semakin dan semakin terbuka.
Gadis itu hampir pada batas kegilaannya saat dia melawan dan mencakar, namun
kekuatannya perlahan-lahan melemah.
Tiba-tiba dia menangis," Biarkan aku pergi, biarkan aku pergi " kenapa engkau
memperlakukanku seperti ini" Kenapa ?" Di dalam benaknya dia tahu tidak seorangpun
yang dapat menyelamatkannya, dan dia tahu dia tidak akan bisa lepas. Dia hanya bisa
memohon ke surga.
"Ini yang engkau inginkan. Aku tahu ini yang kau inginkan." Fu Hong Xue berbicara dengan napas terengah-engah.
Ma Fang Ling terlihat seperti sudah menyerah. Setelah mendengar kata-kata itu, gadis itu tiba-tiba mengumpulkan semua tenaganya dan menggigit keras bahunya. Seluruh tubuhnya bergetar karena rasa sakti, namun dia masih dapat mendorong gadis itu sepertinya dia akan mengambil nyawa gadis itu.
Mulut gadis itu lepas dari bahunya, dipenuhi oleh darah dan daging "
Gadis itu tiba-tiba berusaha untuk mendorong. Dia tidak dapat menahan lagi, bernapas dengan panjang.
"Aku mohon kepadamu, aku mohon, jangan lakukan ini." Dia memohon.
Dia melihat gadis itu dengan penuh pertanyaan," Kenapa tidak" Siapa yang
mengatakannya?"
Tiba-tiba terdengar suara.
"Aku yang mengatkannya!"
Suara itu sangat tenang. Benar-benar tenang.
Saat mencapai taraf yang benar-benar ekstim, kadang-kadang rasa marah berubah menjadi ketenangan.
Suara orang tersebut terdengar seperti pisau di kedua telinga Fu Hong Xue.
Dia akhirnya menampakan diri, Ye Kai!
oooOOOooo Bab 10. Membungkamkan Saksi
Ye Kai berdiri dikegelapan di bawah cahaya bintang. Dia berdiri seperti patung, patung yang dingin.
Ma Fang Ling memandangnya dan berjuang untuk bergerak ke arahnya. Dia jatuh ke dalam lengannya dan memegangnya dengan kuat. Dia mulai menangis dan meneteskan air mata,
suaranya bergetar dan terisak-isak, dia tidak dapat berbicara sepatah katapun.
Ye Kai juga berdiam diri. Dalam situasi ini, kata-kata hiburan tidak ada artinya.Dia perlahan-lahan melepaskan pakaian luarnya dan menyelimuti gadis itu.
Pada saat itu, golok Fu Hong Xue telah kembali ke tangannya. Dia berbalik dan mengibaskan kakinya dan menatap Ye Kai. Sangat sulit dikatakan apakah rasa malu atau rasa jengkel yang terpancar dimatanya. Ye Kai bahkan tidak melihat kepadanya.
Fu Hong Xue menggertakan giginya dan berkata," Aku akan membunuhmu."
Ye Kai masih tidak memberikan perhatian kepadanya. Fu Hong Xue tiba-tiba mengacungkan goloknya menggerakan ke arahnya. Meskipuan kakinya pincang dan masih berlumuran
darah, sekali tubuhnya bergerak, dia terlihat secepat burung, seganas harimau.
Tidak ada yang dapat membayangkan orang pincang dapat bergerak secepat itu.
Tidak ada yang dapat membayangkan kecepatan dan kekuatan dibalik golok itu.
Golok itu melesat ke arah Ye Kai, namun dia masih tidak bergerak. Tepat saat golok tersebut akan mencapai Ye Kai, mendadak golok itu berhenti. Fu Hong Xue menatapnya, tangan yang memegang golok tiba-tiba bergetar. Tiba-tiba dia berbalik, terjatuh dan mulai muntah-muntah.
Ye Kai masih tidak melihat kepadanya, namun matanya dipenuhi dengan penuh pengertian dan rasa kasihan. Dia merasa simpati terhadap pemuda ini, tidak yang mengenal dan
sedekat Fu Hong Xue selain dia. Karena dia pernah mengalami rasa sakti dan penderitaan yang sama sebelumnya.
Ma Fang Ling masih menangis, perlahan-lahan dia menepuk pundak gadis itu dan berkata,"
Kamu kembalilah dulu."
"Kamu ". kamu tidak menemaniku?" Ma Fang Ling berkata.
"Aku tidak dapat." Ye Kai menjawab.
"Mengapa tidak dapat?" Ma Fang Ling bertanya.
"Aku harus tinggal disini." Ye Kai berkata.
Ma Fang Ling mengunci giginya dan berkata," Jadi akupun tinggal juga":
"Kamu harus kembali pulang. Tidurlah, dan lupakan apa yang telah terjadi disini hari ini. Saat kembali besok ?"
Ma Fang Ling menatapnya, wajahnya dipenuhi dengan harapan dan rasa rindu," Tolong
datang dan jenguk aku besok."
Nampak terlihat ekspresi yang sangat tidak biasa di mata Ye Kai. Setelah beberapa saat dia perlahan-lahan menjawab," Jangan ragu."
Ma Fang Ling memegang tangannya dengan kuat sementara air matanya telah mengalir
kepipinya," Aku tidak akan menyalahkanmu meskipun kamu tidak muncul.: Mendadak dia
berbalik, menutupi wajahnya dan berlari pergi.
Isak tangisnya perlahan-lahan menghilang diterbangkan angin. Sesaat derap kaki kudanya menghilang dikejauhan, semuanya kembali menjadi sunyi senyap.
Dataran ini seperti penggorengan, api yang tidak terlihat di bawah, menyiksa setiap orang diatasnya.
Fu Hong Xue masih muntah-muntah sementara tubuhnya membungkuk. Ye Kai
menataphnya membisu, dan menunggunya hingga dia berhenti.
"Engkau dapat membunuhku sekarang." Ye Kai berkata.
Fu Hong Xue masih menundukan badannya, meloncat dengan golok ditangannya. Dengan
satu tarikan napas dia telah berada di kejauhan hingga akhirnya berhenti. Darah dan air mata menetes dari wajahnya sesaat dia menengadah ke langit.
Ye Kai mengikutinya dari belakang, dengan tenang bertanya," Kenapa engkau belum
menyerang?"
Tangan yang memegang golok mulai bergetar kembali. Fu Hong Xue tiba-tiba berbalik dan menatap Ye Kai," Apakah engkau harus memaksaku?"
"Tidak ada seorangpun yang memaksamu, engkau yang memaksa dirimu sendiri." Ucapanya
seperti pecut sehingga menimbulkan rasa sakit di tubuh Fu Hong Xue.
Ye Kai perlahan-lahan melanjutkan," Aku tahu engkau hanya memerlukan pelampiasan untuk melepaskan rasa marahmu, namun sekarang perasaanmu sudah lebih ringan."
Fu Hong Xue mengepalkan jarinya dan bertanya," Apa lagi yang engkau ketahui?"
Ye Kai tersenyum dan berkata," Aku juga tahu bahwa engkau tidak akan membunuhku,
karena engkau tidak ingin membunuhku."
"Aku tidak ingin?" Fu Hong Xue berkata.
"Orang yang ingin engkau lukai adalah dirimu sendiri, karena ?"Ye Kai berkata.
Pandangan mata Fu Hong Xue dipenuhi dengan rasa sakit, tiba-tiba dia berteriak," Tutup mulut!"
Ye Kai menghela napas dan tetap melanjutkan," Walaupun engkau berpikir bahwa engkau
merasa bersalah dimasa lalu, namun sebenarnya itu bukan salahmu."
"Lalu siapa yang harus disalahkan?" Fu Hong Xue berkata.
Ye Kai menatapnya," Engkau seharusnya tahu ini salah siapa " engkau pasti
mengetahuinya."
Pupil mata Fu Hong Xue bergerak," Sebenarnya siapakah engkau?"
Ye Kai tersenyum dan menjawab," Aku adalah aku. Nama marga ku Ye, nama panggilanku
Kai." "Apakah nama margamu betul-betul Ye?" Fu Hong Xue bertanya.
"Apakah nama margamu betul-betul Fu?" Ye Kai menjawab.
Kedua mata mereka melekat satu sama lain, keduanya seperti sedang mencoba membaca
pikirannya satu sama lain, keduanya seperti sedang menggali rahasianya masing-masing.
Namun Ye Kai tetap tenang dan mantap seperti biasanya. Fu Hong Xue terlihat tegang "
seperti busur yang ditarik.
Kemudian, kedunya mendengar suara paling aneh dan paling tidak biasa. Terdengar seperti suara kuku kuda menginjak-nginjak tanah yang lembek, atau tukang daging sedang
memotong daging. Suara tersebut sangat lemah, namun malam tetap sunyi senyap, dan
keduanya dalam keadaan siaga.
Angin berhembus ke arah mereka dari sana.
"Aku datang kesini bukan untuk mencari mu." Ye Kai tiba-tiba berseru.
"Siapa yang engkau cari?" Fu Hong Xue berkata.
"Pembunuh Laba-laba Terbang." Ye Kai menjawab.
"Engkau tahu, siapakah dia?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku tidak pasti, hal itu aku masih mencoba mencari tahu." Ye Kai berkata.
Dia berbelok dan berjalan kedepan beberapa langkah, kemudian berhenti, sepertinya sedang menunggu Fu Hong Xue. Setelah beberapa saat, Fu Hong Xue mengikutinya dari belakang.
"Aku tahu kalau engkau mengikutiku." Ye Kai berkata sambil tersenyum.
"Kenapa begitu?" Fu Hong Xue berkata.
"Karena semua yang terjadi disini berhubungan denganmu dengan suatu cara." Ye Kai
menjawab. Fu Hong Xue menegang." Engkau tahu siapa aku?"
"Engkau adalah engkau. Nama margamu Fu, dan nama panggilan mu Hong Xue." Ye Kai
tersenyum. Angin kencang menerpa wajah mereka, suara aneh tersebut tidak terdengar lagi.
Fu Hong Xue menutup bibirnya dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia
mempertahankan kecepatannya mengikuti Ye Kai dari belakang. Kemampuan meringankan
tubuhnya sangat unik, sangat mahir, dan sangat enak untuk dilihat. Saat dia menggunakan kemampuan ilmu meringankan tubuhnya, tidak ada seorangpun pernah mengira bahwa dia
seorang yang pincang.
Ye Kai melihatnya dan berkata," Sepertinya engkau berlatih kungfu sejak dilahirkan."
"Dan engkau?" Fu Hong Xue menjawab dengan dingin.
"Aku berbeda." Ye Kai berkata.
"Bagaimana engkau berbeda?" Fu Hong Xue bertanya.
"Aku berbakat." Ye Kai menjawab.
"Orang yang berbakat biasanya mati muda." Fu Hong Xue berkata.
"Mati muda bukanlah suatu hal yang jelek." Ye Kai berkata.
Pandangan pedih terlihat di mata Fu Hong Xue.
"Aku tidak boleh mati, aku tidak boleh mati ?"pikirannya terus menerus berteriak.
Tiba-tiba di mendengara Ye Kai berseru perlahan. Angin dipenuhi oleh bau daging dan
darah. Cahaya bintang di atas menyinari sebuah mayat yang telah membusuk. Kehidupan
manusia di padang luas seperti ini menjadi seperti kuda dan domba, betul-betul tidak lebih baik.
Terdapat lubang galian disebelah mayat itu. Lubang tersebut digali hingga dalam, dan kira-kira tujuh atau delapan sekop tergeletak disebelahnya. Siapapunyang membunuhi orang-
orang ini pasti ingin menguburkan mayat mereka, tapi mungkin seseorang memergokinya
sehingga dia kabur.
Siapa yang membunuh orang-orang ini" Tidak ada seorangpun yang tahu.
Tubuh tersebut adalah MuRong Ming Zhu dan ke delapan pendekar muda yang
mengikutinya. Pedang MuRong Ming Zhu telah tercabut dari sarungnya, namun kesembilan lainnya nampaknya terbunuh sebelum mereka sempat mencabut pedangnya.
Ye Kai menghela napas dan berkata," Gerakan yang sangat cepat. Teknik yang sangat
mematikan."
Hanya jago kosen yang memiliki kemampuan secepat dan mematikan seperti ini.
Fu Hong Xue mengepalkan jarinya dan mulai bergetar kembali. Sepertinya dia antipati
terhadap darah, daging dan tubuh orang mati. Ye kai tidak ambil pusing.
Dia tiba-tiba mengeluarkan secarik kain dengan kancing diatasnya. Kain tersebut ternyata sama dengan kain baju MuRong Ming Zhu. Kancingnya juga identik.
Ye Kai menghela napas panjang dan berkata," Jadi memang benar-benar dia."
Fu Hong Xue mengerutka keningnya dan terlihat kebingungan.
"Aku mengambil secarik kain dari tangan jenazah Laba-laba Terbang. Dia tidak ingin
melepaskannya meskipun harus mati." Ye Kai menjelaskan.
"Kenapa begitu?" Fu Hong Xue bertanya.
"Karena MuRong Ming Zhu adalah salah seorang yang membunuhnya! Dia ingin mengatakan
rahasia ini kepada seseorang." Ye Kai berkata.
"Kepadamu" Jadi engkau dapat membalaskan dendamnya?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku rasa dia tidak bermaksud mengatakannya kepadaku." Ye Kai berkata.
"Lalu kepada siapa dia berusaha mengatakan?" Fu Hong Xue berkata.
Ye Kai menghela napas dan menjawab," Aku berharap aku mengetahuinya."
"Kenapa MuRong Ming Zhu membunuh Laba-laba Terbang?" Fu Hong Xue bertanya.
Ye Kai mengangkat bahunya.
"Bagaimana dia bisa berakhir di dalam peti mati itu?" Fu Hong Xue berkata.
Ye Kai mengangkat bahunya lagi.
"Dan siapa yang membunuh MuRong Ming Zhu setelah itu?" Fu Hong Xue berkata.
"Aku hanya tahu bahwa orang yang membunuh MuRong Ming Zhu berusaha untuk
membungkamkannya." Ye Kai berkata.
"Membungkamkannya?" Fu Hong Xue berkata.
"Karena orang tersebut tidak ingin orang lain tahu Laba-laba Terbang dibunuh oleh MuRong Ming Zhu. Orang tersebut juga tidak ingin orang lain menemukan MuRong Ming Zhu." Ye Kai berkata.
"Kenapa?" Fu Hong Xue berkata.
"Orang tersebut mungkin tidak ingin orang lain tahu hubungannya dengan MuRong Ming
Zhu." Ye Kai menduga-duga.
"Apakah engkau bisa menduga siapa yang melakukannya?" Fu Hong Xue berkata.
Ye Kai tiba-tiba membungkan dan terbenam dalam pikirannya. Setelah beberapa saat dia perlahan-lahan berkata," Apakah engkau tahu bahwa Yun Zai Tian berusaha mencarimu sore ini?"
"Aku tidak tahu." Fu Hong Xue menjawab.
"Dia berkata dia mencarimu, tapi saat dia melihat mu, dia tidak mengatkan sepatah
katapun."Ye Kai berkata.
"Mungkin karena bukan aku yang dia cari!" Fu Hong Xue berkata.
Ye kAi menganggukan kepala dan menjawab," Benar, dia pasti mencari oran glain. Namun siapa yang dia cari" Xiao Bie Li" Cui Nong" Bila dia berusaha mencari keduanya, kenapa dia harus berbohong?"
Angin kembali bertiup.
Pasir kuning memenuhi langit, rumput liar menderu diterpa angin.
Malam ini terlihat seperti batu giok yang ditutupi oleh berlian, berkilau dan cantik, sementara bumi terlihat suram dan murung.
Angin berbisik seperti suara ringkik kuda, membuat dataran luas ini menjadi lebih luas dan terpencil.
Fu Hong Xue mulai berjalan dulu perlahan. Ye Kai mengikutinya dari belakang. Tentu saja dia dapat mempercepat jalannya mendahului, tapi dia tidak lakukan.
Terlihat keanehan pada jarah di antara mereka, seperti hubungan yang aneh pada
keduanya. Titik kecil cahaya muncul dikejauhan.
"Hari mulai terang, kapan engkau akan membunuhku atau aku yang akan membunuhmu!"
Fu Hong Xue tiba-tiba berseru.
"Hari itu akan tiba?" Ye Kai berkata.
Fu Hong Xue tidak memperdulikannya, dia berbalik dan berkata," Hari itu akan tiba lebih dekat."
"Atau mungkin saja tidak akan pernah terjadi." Ye Kai berkata.
"Kenapa?" Fu Hong Xue berkata.
Ye Kai menghela napas sedih, matanya melekat pada kegelapan dikejauhan, dan perlahan-lahan berkata," Karena kita berdua mungkin mati oleh tangan kita!"
________________________________________
Ma Fang Ling membenamkan kepalanya ke dalam bantal yang telah dibasahi oleh air
matanya. Dia masih tidak dapat menenangkan perasaannya sampai sekarang. Cinta dan
benci seperti dua kekuatan dan tangan yang bertenaga yang mencekiknya hingga mati.
Ye Kai, Fu Hong Xue. Mereka berdua adalah orang yang aneh dan unik.
Padang rumput selalu sunyi dan sepi, namun sejak kedua orang ini datang, kejadian aneh selalu datang silih berganti dengan kecepatan yang menakutkan. Tidak ada yang tahu
seberapa jauh hal itu sampai kepuncaknya.
Hanya saja siapa mereka berdua" Untuk apa mereka datang"
Malam itu, di tengah padang pasir, di bawah bintang di langit, dia meringkuk dengan eratnya di dalam pelukan lengan Ye Kai. Lengan Ye Kai terasa hangat dan manis, dia bersedia
memberikan dirinya kepadanya, namun dia tidak meminta gadis itu. Saat gadis itu
mengatakan padanya bahwa dia harus pergi, dia berharap dengan sepenuh hatinya bahwa
dia akan selalu berusaha menjaganya, bahkan bila dengan paksaan sekalipun, dia betul-betul tidak akan menolaknya. Namun dengan mudah dia membiarkan dirinya pergi. Dia terlihat licik dan jahat, tapi dia hanya membiarkannya pergi.
Di malam yang lain, di bawah bintang yang sama, di tengah padang pasir yang sama, gadis itu berjumpa dengan seseorang yang seratus delapan puluh derajat berbeda. Dia tidak
pernah membayangkan bahwa Fu Hong Xue akan melakukan hal itu. Dia sepertinya terlihat seperti anak kecil yang tertutup dan kesepian, namun mendadak berubah menjadi hewan
yang buas. Hanya apa yang membuat hal itu terjadi"
Dia merasa hatinya teriris-iris setiap kali dia memikirkan apa yang telah terjadi.
Dia tidak pernah bertemu dengan kedua orang yang sangat aneh itu sebelumnya. Namun
yang anehnya pula, kedua orang ini menjadi orang-orang yang tidak dapat dia lupakan. Dia tahu bahwa kedua orang ini telah mengubah kehidupannya melalui caranya masing-masing.
Air matanya mulai mengalir lagi "
Suara langkah yang berat menggetarkan langit-langit kamarnya, dia tahu bahwa itu adalah langkah ayahnya. Kamar Ma Kong Qun berada tepat di atas kamar anak perempuannya.
Biasanya dia mendatangi kamarnya setiap malam, namun untuk suatu alasan dia telah
melupakan hal itu selama dua hari ini. Kenyataannya, dia tidak tidur selama dua hari belakangan ini. Langkah yang berat itu berlanjut hingga pagi hari. Ma Fang Ling dapat mengetahui bahwa ayahnya sedang dalam kesulitan dan masalah. Itu adalah bagian dari
dirinya yang tidak pernah diketahui oleh anak perempuannya selama ini.
Dia juga merasakan kesulitan dan ketakutan yang sama juga di dalam hatinya. Dia ingin mendatangi ayahnya dan menghibur ayahnya, namun secara diam-diam dia juga berharap
ayahnya mendatanginya untuk menghiburnya juga. Namun Ma Kong Qun selalu menjadi
ayah yang keras. Meskipun dia sangat mencintai anak perempuannya, namun selalu ada
jarak diantara keduanya.
Dan bagaimana dengan Bibi Ketiga" Dimana dia selama dua hari terakhir" Ma Fan Ling
dengan tak bersuara turun dari tempat tidurnya, mengenakan pakaiannya, dan menyisir
rambutnya di depan cermin peraknya.
"Apakah aku harus menemui Bibi Ketiga" Atau haruskah aku ke kota lagi untuk
menemuinya?"
Dia tidak dapat mengambil keputusan, dia hanya menyadari bahwa dia tidak dapat berdiam diri lagi dikamarnya lebih lama lagi. Banyak sekali hal yang ada dalam pikirannya. Kemudian dia mendengar suara derap kuda yang datang dengan cepatnya dari peternakan. Hanya dari suara langkah kakinya, dia mengetahui bahwa kuda ini merupakan kuda yang langka.
Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pengendaranya pasti salah satu jago kosen di Gedung Sepuluh Ribu Kuda. Bila bukan karena suatu yang amat sangat penting, tidak ada seorangpun yang berani mengganggunya malam-malam begini.
Dia mengerutkan alisnya, kemudian mendengar suara ayahnya yang tegas." Apalah telah
menemukan mereka?"
"Kami telah menemukan MuRong Ming Zhu." Itu adalah suara Yun Zai Tian.
"Kenapa engkau tidak membawanya kemari?"
"Seseorang telah menemukannya lebih dahulu, Guru Hao telah menemukan mayatnya saat
mencari-cari di daerah rerumputan, dia telah ditebas oleh golok yang kejam.
Kebisuan yang mengerikan memenuhi seluruh ruangan. Kemudian, dia mendengar suara
kibaran lengan baju saat mereka melompat keluar jendela. Kuda meringkik, kemudian telah berlari pergi.
Perasaan ngeri tiba-tiba memenuhi hati Ma Fang Ling. MuRong Ming Zhu telah mati. Dia telah melihat pemuda yang sombong, angkuh dan pakaian yang necis sebelumnya. Baru saja kemaren dia terlihat penuh dengan semangat hidup, tapi malam ini dia telah berubah
menjadi mayat orang mati.
Dan kedua pengendara kuda itu, mereka telah mengajarkan dia mengendarai kuda sejak dia masih kecil.
Siapa yang akan menjadi berikutnya" Ye Kai" Yun Zai Tian" GongSun Duan" Atau ayahnya"
Awan kematian nampaknya mengikuti kepala mereka semua.
Dia merasa dirinya mulai bergetar. Dia mendorong pintu dan berlari keluar. Lantai kayu di koridor terasa sedingin es. Kamar Bibi Ketiga terletak agak jauh di sebelah kiri koridor.
Dia mengetuk pintu. Tidak ada jawaban.
Dia mengetuk lebih keras. Masih tidak ada jawaban dari dalam.
Mengapa Bibi Ketiga tidak ada di kamarnya tengah malam seperti ini"
Dia berjalan keluar melalui pintu belakang. Halaman masih sunyi dan sepi. Tidak ada cahaya di dalam kamar Bibi Ketiga. Cahaya bintang menerangi ke bawah melalui jendelanya yang berwarna putih pucat. Dia mendorong dengan perlahan dan jendela tersebut terayun
terbuka. "Bibi Ketiga." Dia memanggil dengan perlahan.
Masih tidak ada jawaban. Tidak ada seorangpun di kamar itu. Selimut Bibi Ketiga tertumpuk di atas dua buah bantalnya yang besar.
Angin berhembus melewati halaman. Ma Fang Ling bangkis karena kedinginan.
Mendadak dia menyadari bahwa tiap orang memiliki rahasia. Bahkan ayahnya sendiri. Dia mengetahui bahwa dia sama sekali tidak mengetahui masa lalu ayahnya. Dia tidak pernah berani menanyakannya.
Dia mengangkat kepalanya dan melihat lukisan besar di jendela. Kemudian dia mendengar suara tajam GongSun Duan," Balik ke kamarmu."
Dia takut berbalik melihatnya. Hampir semua orang di Gedung Sepuluh Ribu Kuda merasat takut oleh GongSun Duan. Dia melipat lengan bajunya, menurunkan kepalanya, dan berlari kembali ke kamarnya. Hampir sepertinya dia mendengar GongSun Duan tertawa dingin di
jendela Bibi Ketiga.
Dia mendorong pintu kamarnya, detak jantungnya masih berdegup. Suara derap kaki kuda terdengar memantul dari luar sekali lagi dan dengan cepat mulai mendekat. Dia melompat ke tempat tidurnya dan menarik selimutnya menutupi kepalanya. Tubuhnya mulai bergetar tidak terkontrol, karena dia menyadari tragedi yang lebih besar akan datang. Dia sungguh-sungguh tidak ingin melihat atau mendengar hal itu lagi.
?" aku seharusnya tidak pernah dilahirkan. Aku seharusnya tidak pernah ada di dunia ini."
Saat dia teringat perkataan Fu Hong Xue, air mata mulai mengalir ke bawah ke pipinya.
Dia tidak tahan lagi bertanya pada dirinya sendiri," Kenapa aku telah dilahirkan" Kenapa aku dilahirkan disini ?"
________________________________________
Bantal Fu Hong Xue pun telah basah, namun telah tidur dengan nyenyak.
Saat bangun, tidak ada lagi air mata. Dia telah bersumpah pada dirinya sendiri bahwa tidak akan pernah meneteskan air mata lagi. Sebenarnya, air mata mengalir ke bawah saat dia tertidur. Karena hanya di dalam mimpinya bahwa dia menyadari telah keluar melenceng dari usaha balas dendam, mengingatkannya kembali bahwa yang telah dia lakukan hari ini benar-benar amat sangat memalukan.
Balas dendam adalah salah satu sifat tertua manusia, mungkin sama tuanya dengan
peristiwa kehidupan dan kelahiran. Hal itu sesungguhnya tidak berharga untuk diterima, namun hampir disemua peristiwa hal tersebut dimuliakan. Hari ini dia harus menegaskan kemuliaan tersebut.
Dia menangis dalam tidurnya, dalam mimpinya, di dalam mimpi buruknya. Dia melihat darah ibunya dan ayahnya bertebaran, ditengah-tengah kemarahan dalam berjuang di tengah
salju. Mereka memanggilnya, memohon kepadanya untuk membalaskan kematian mereka.
Kemudian, tiba-tiba dia merasakan sepasang tangan yang sedingin es menekan bagian
belakang tubuhnya. Dia ingin melompat keluar, namun kedua tangan tersebut dengan lembu memeluknya dengan erat. Suara yang lembut dan manis membisik di telinganya," Engkau
keringatan."
Seluruh tubunya mendadak membeku kaku " dia akhirnya datang. Jendela dan goreden
ditutup. Ruangan menjadi gelap seperti kuburan. Kenapa dia selalu nampak dari kegelapan, kemudian perlahan-lahan menghilang"
Dia bergerak memutar dan ingin duduk. Namun tangan wanita itu menahannya turun!
"Apa yang engkau ingin lakukan?"
"Menyalakan lampu."
"Tidak boleh."
"Kenapa tidak boleh" Aku tidak dapat melihatmu?"
"Tidak boleh."
Dia merendahkan tubuhnya dan menekannya kedadanya.
"Tapi aku hanya dapat mengatakan bahwa aku betul-betul bukan orang yang menarik,
engkatu tidak mengetahuinya?"
"Kenapa aku tidak dapat melihatmu?"
Karena bila engkau mengetahui aku, dan melihat aku ditempat lain, reaksimu dan
perlakuanmu padaku akan berubah. Kami tidak boleh membiarkan siapapun tahu mengenai
kita berdua."
"Tapi ?"
"Saat semuanya telah berakhir, aku akan membiarkan engkau menatapku sesukamu."
Dia tidak berkata-kata lagi, tangannya mulai melucuti pakaiannya. Tangan wanita itu
menghentikannya.
"Jangan membuat kusut"
"Kenapa tidak"
"Aku masih harus kembali. Aku mengatakannya kepadamu sebelumnya, aku tidak boleh
membiarkan siapapun mengetahui mengenai kita berdua."
Wanita itu tersenyum dingin. Dia mengetahui bahwa bila seorang pria mengalami situasi seperti ini, mereka akan merasa amat sangat sulit dan tidak enak.
"Aku telah berada disini lebih dari tujuh tahun, menahan rasa sakit, penderitaan yang keras dan tidak terbayangkan. Untuk apa semua itu?" suaranya menjadi semakin dan semakin
tegang," Ini semua untuk menunggu kembalinya engkau, untuk melakukan pembalasan!
Tidak ada lagi arti di dalam hidup kita. Aku tidak pernah melupakan hal itu, aku juga yakin engkaupun tidak pernah melupakan hal itu."
Seluruh tubuh Fu Hong Xue mendadak menjadi dingin dankaku. Keringat dingin membasahi seluruh tempat tidur.
Dia bukan datang untuk keseangan. Dia memberikan dirinya kepadanya karena dia berhasrat untuk membalas dendam!
"Engkau harus tahu betapa menakutkannya orang seperti Ma Kong Qun. Tambahan lagi dia banyak orang yang membantunya." Dia menghela napas dengan pelan,"Bila serangan kita
tidak berhasil, aku takut kesempatan lainnya tidak akan ada lagi."
Dia berhenti sejenak, kemudian melanjutkan," GongSun Duan, Hua Men Tian, Yun Zai tian, ketiga orang itu tidak terlalu menakutkan."
"Siapa yang engkau khawatirkan lagi?"
"Mereka belum lagi memperlihatkan diri mereka, hingga saat ini aku balum dapat menebak siapakah mereka."
"Mungkin disana tidak ada orang lain lagi."
"Ayahmu dan paman keduamu merupakan pendekar yang besar.Hanya Ma Kong Qund dan
GongSun Duan berdua tidak akan pernah dapat mengalahkan mereka. Sebagai tambahan,
istri meraka pun pendekar wanit yang besar pula ?"
Saat dia sampai pada hal itu, suaranya tersedak ditenggorokannya.
Setelah beberapa saat, dia melanjutkan," Setelah kematian ayah dan pamanmu, banyak
orang heran siapakah sebenarnya yang dapat membunuh mereka. Tentu saja tidak ada
seorangpun yang mencurigai Ma Kong Qun manusia bermuka dua!"
Suaranya dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian.
"Namun selain Ma Kong Qun, ada lagi yang lainnya. Aku datang kesini untuk menyelidiki hal itu. Hingga saat ini aku belum pernah melihatnya melakukan hubungan dengan jagoan kosen lainnya di dunia persilatan. Dia sendiri tentu saja selalu menutup bibirnya rapat-rapat dan tidak pernah berbicara mengenai kejadian itu."
"Bila engkau tidak dapat menemukan sesuatu selama tujuh tahun ini, bagaimana kita bisa mengetahui sesuatu saat ini?"
"Paling tidak pasti akan ada kesempatan."
"Kesempatan apa?"
"Saat ini dia dalam tekanan. Saat tekanan tersebut menjadi sangat tinggi dan dia merasa tidak memiliki cara lain, dia pasti akan menghubungi orang lainnya untuk meminta
pertolongan."
"Siapa yang menekannya?"
Wanita itu tidak menjawab namun malah bertanya," Apakah engkau yang membunuh ketiga
belas orang itu pada malam itu?"
"Bukan."
"Bagaimana dengan kuda-kuda."
"Bukan."
"Bila bukan engkau, lalu siapa?"
"Aku juga bingung tentang hal itu."
"Engkau tidak dapat menduga siapa itu?"
"Ye Kai?"
"Dia sungguh-sungguh misterius. Aku yakin dia datang karena suatu alasan, namun orang-orang tersebut bukan dibunuh olehnya."
"Oh?"
"Aku tahu siapa yang bersamanya saat kejadian malam itu."
Karena sangat gelap di kamar, tidak ada seorangpun yang dapat menduga ekspresi wajah Fu Hong Xue " ekspresi wajahnya sangat tidak biasa.
Kemudian, terdengar suara kertak di atap.
Ekspersi wajahnya berubah saat wanita itu menginstruksikan," Diam di dalam kamar ini, apapun yang terjadi, jangan pergi."
Setelah perkataan itu diucapkan, dia mendorong jendela dan melompat keluar. Yang dapat dilihat oleh Fu Hong Xue adalah bayangan tubuh seorang yang tinggi dan ramping. Dalam sekejap mata, wanita tersebut telah menghilang dari pandangan mata.
________________________________________
Disana terdapat empat orang pemabuk, keempatnya adalah pegawai senior dari Gedung
Sepuluh Ribu Kuda. Mereka tidak bermaksud untuk mabuk, namun untuk suatu alasan
tertentu malam ini mereka menjadi mudah sekali mabuk. Melihat ketiga belas teman mereka mendadak mati, menyaksikan kejadian buruk dan tragedi yang datang silih berganti,
bagaiman mereka tidak mabuk"
Saat keempat orang tersebut jatuh, Ye Kai keluar dari salah satu pintu di belakang. Dia tiba disini lebih dulu namun menunggu beberapa saat untuk menenangkan dirinya. Saat
seseorang minum terlalu banyak arak, orang tersebut harus menenangkan dirinya lebih
sering. Namun untuk suatu alasan, kelihatannya dia melakukannya kelewat lama.
Sesaat dia memasuki ruangan, dia melihat Xiao Bie Li memperhatikannya dari sudut
matanya, jadi dia berjalan lewat.
"Seseorang menginginkan aku memberikan sesuatu kepadamu." Xiao Bie Li berkata dengan senyum yang aneh diwajahnya.
"Cui Nong?" Ye Kai mengedipkan matanya.
Xiao Bie Li mengerdipkan matanya juga dan menjawab,"Apakah engkau selalu pintar seperti ini?"
"Sayangnya, aku selalu menjadi idiot saat berada dihadapan seorang wanita yang aku sukai."
Ye Kai berkata sambil tersenyum. Dia mengambil lipatan kertas dari tangan Xiao Bie Li.
Pada kertas berwarna ungu terang tersebut terdapat tulisan yang berbunyi," Apakah engaku telah memberikan hiasan bunga mutiara kepada orang lain?"
Ye Kai menepuk hiasan bunga mutiara di kerah bajunya, dia terlihat sedikit kikuk.
Xiao Bie Li melihat kepadanya dan menghela napas," Bila aku dua puluh tahun lebih muda, aku pasti akan berkelahi memperebutkannya denganmu."
"Tidak perduli seberapa tua, engaku jelas bukan seorang yang mau berkelahi untuk seorang wanita." Ye Kai berkata sambil tersenyum.
"Engkau salah." Xiao Bie Li berkata.
"Oh?" Ye Kai berkata.
"Tahukah engkau bagaimana aku kehilangan kedua kakiku?" Xiao Bie Li bertanya.
"Memperebutkan wanita?" Ye Kai menjawab.
"Saat aku menyadari bahwa wanita tersebut bukan apa-apa namun hanya seorang pelacur, semua itu sudah terlambat," Xiao Bie Li tersenyum getir.
Suaranya menjadi tegas kembali dan melanjutkan,"Namun dia betul-betul bukan tipe wanita seperti itu. Dia mungkin lebih cantik dari wanita manapun yang pernah dilihat. Meskipun dia bekerja disini untukku, dia tidak pernah menghianati dirinya."
"Jadi apakah yang dia jual?" Ye Kai bertanya.
"Yang dia jual adalah penyakit seorang laki-laki yang dia tidak pernah peroleh." Xiao Bie Li menjawab.
________________________________________
Dibalik pintu kedua terdapat koridor yang luas. Disana terdapat meja-meja dan kursi-kursi yang terjejer dimasing-masing sisi. Di ujung koridor terdapat pintu lainnya. Saat tidak ada jawaban, kamu harus duduk dan menunggu.
Ye Kai mengetuk pintu.
Setelah beberapa saat, terdengar suara bertanya, "Siapakah itu?"
"Tamu."
"Majikan wanitaku tidak ingin bertemu tamu hari ini."
"Apakah dia bersedia bertemu dengan tamu yang kan menendang pintu kamarnya?" Ye Kai
berkata. Tawa cekikian terdengar dari dalam," Itu pasti Tuan Muda Ye."
Gadis dengan mata lebar membuka pintu sambil tersenyum,"Betul Tuan Muda Ye."
"Apakah aku satu-satunya tamu disini yang suka menendang pintu?" Ye Kai berkata sambil tersenyum.
Mata gadis itu menari-nari saat dia merapatkan bibisnya dan menjawab," Ada seorang lagi."
"Siapa?"
"Kedelai yang biasa kita gunakan untuk membawa barang-barang kita."
ooOOOoo Bab 11. Bisikan Di Tengah Malam
Pohon bambu tumbuh dengan rindangnya di sebuah halaman yang kecil. Seorang wanita
dengan selendang tipis dan tanpa make up duduk di jendela, tangannya menopang dagunya, menatapnya dengan tatapan kasih sayang.
Boleh dikatakan wanita tersebut bukan wanita yang sangat sangat cantik, namun dia
memiliki mata yang seperti berbicara saat memandang, dan mulut yang jenaka dan pandai ketika berbicara. Meskipun dia hanya duduk diam, namun kamu dapat merasakan aura yang memabukan mengelilinginya. Wanita tersebut sungguh-sungguh unik dibandingkan dengan
kebanyakan wanita kamu pernah lihat.
Hanya dengan berbicara dengannya, maka sudah cukup memuaskan laki-laki manapun.
Dalam usahanya untuk merayunya, banyak sekali pria yang datang kepadanya tampil seperti bangsawan, terlihat kaya, lembut dan berpendidikan.
Namun saat Ye Kai berjalan melewati pintu, dia berjalan langsung ke arah tempat tidurnya dan berbaring. Dia bahkan tidak perduli dengan sepatunya. Kedua lubang raksasa yang
terdapat pada telapak kakinya menghadap ke langit-langit.
Cui Nong bermain-main mengerut-ngerutkan alisnya dan berkata," Tidak dapatkah engkau membeli sepatu yang baru?"
"Tidak." Ye Kai menjawab.
"Kenapa tidak?" Cui Nong berkata.
"Karena sepasang sepatu ini melindungiku." Ye Kai berkata.
"Mereka melindungimu?" Cui Nong berkata.
Ye Kai mengangkat kakinya dan menunjuk pada celahan disepatunya," Apakah engkau
melihat lubang-lubang ini" Mereka menggigit orang. Siapapun yang bermaksud buruk
padaku akan digigitnya."
Cui Nong tergelak-gelak tertawa. Dia berdiri dan berjalan ke arahnya," Aku ingin lihat, apakah mereka menggigitku."
Ye Kai meraihnya dan berkata," Mereka takut menggigitmu, namun aku tidak takut."
Cui Nong merengek lembut dan menjatuhkan dirinya didadanya.
Pintu belum tertutup. Namun, meski tertutup pun, mereka tidak dapat mencegah
pembicaraan romantis mereka terdengar keluar kamar.
Gadis pelayan muda tersebut memerah. Dia melihat sekilas ke mereka dari jauh, dan diam-diam berusaha melihat dari dekat.
Burung penyanyi emas yang tidur di pinggir atap terjaga dan mulai berkicau dengan tak putus-putus.
Batu giok hijau yang tebal, di tengah musim semi yang indah.
________________________________________
Sebuah bayangan bergerak mengindap-indap di tengah malam yang gelap di atas atap, dari bawah sinar matahari terlihat tubuhnya yang ramping. Wajahnya ditutupi dengan kain yang tipis.
Wanita itu sedang mengejar seseorang disana dan melihat bayangan melesat di atas atap.
Namun saat dia mencapai ke atas puncak atap, tidak terlihat seorangpun disana.
Dia tahu apa yang berada di bawahnya, namun dia tidak bisa turun " karena tempat
tersebut bukan tempat untuk wanita.
"Siapakah dia" Kenapa seseorang berusaha mencuri dengan pembicaraan" Apakah yang
sebenarnya dia dengar?" pikirannya terus menerus mempertanyakan hal ini. Bila seseorang melihat ekspresi wajahnya, mereka pasti melihat bahwa dia terkejut dan ketakutan.
Dia tidak dapat membiarkan rahasinya diketahui. Betul-betul tidak boleh diketahui siapapun.
Dia berpikir pada dirinya sementara waktu, kemudian akhirnya dia menggertakan giginya dan meloncat ke bawah. Dia memutuskan untuk mengambil resiko tersebut.
Dalam hidupnya, dia telah melihat tidak terhitung banyaknya ekspresi wajah yang aneh sebelumnya. Namun saat melihat seorang wanita berjalan memasuki rumah bordil, ekspresi wajah terkejut terlihat di wajah para laki-laki tersebut. Mata setiap orang melebar, sepertinya mereka baru saja melihat seekor domba memasuki sarang serigala. Bagi serigala, hal ini mungkin bukan suatu tantangan, namun lebih dirasakan sebagai gangguan.
Tidak ada seorangpun yang mengerti kenapa seorang wanita keluyuhan kemari. Juga tidak ada seorangpun yang menyangkal bahwa wanita tersebut sungguh-sungguh cantik.
Seorang laki-laki mabuk berusaha membuka matanya lebar-lebar. Dia adalah pendatang dari luar kota yang mau membeli ternak, jadi dia tidak mengetahi siapa wanita ini. Tubuhnya bergoyang-goyang maju mundur saat berdiri dan berusaha berjalan ke arah wanita tersebut.
Namun seseorang yang duduk disebelahnya menahannya untuk kembali.
"Jangan pernah berpikir itu."
"Kenapa tidak?"
"Dia telah memiliki seorang pria."
"Gedung Sepuluh Ribu Kuda."
Keempat kata-kata tersebut terlihat memiliki bobot yang tak terlihat, sesaat diucapkan, suasana di ruangan tersebut terasa seperti sebuah bola yang mengempis.
Bibi Ketiga mengangkat kepalanya dan berjalan dengan tersenyum, berpura-pura tidak
mendengar gumaman-gumaman di ruangan tersebut, berpura-pura melihat ke arah yang
berbeda. Namun kenyataannya, memang dipikirannya seperti itu. Saat beberapa pria
menatapnya, dia merasakan seperti ditelanjangi.
Untungnya, Xiao Bie Li akhirnya memanggilnya, "Nyonya Ketiga Shen apa yang kamu
lakukan disini" Sungguh-sungguh jarang hal ini terjadi."
Wanita itu segera berjalan kearahnya dan menjawab, " Tuan Xiao, apakah aku tidak diterima datang ke sini?"
Xiao Bie Li menghela napas dan berkata," Hanya karena aku tidak dapat berdiri untuk
memberikan penghormatan yang layak padamu."
"Aku datang untuk mencari seseorang." Dia berkata.
"Aku?" Xiao Bie Li menjawab sambil berkedip-kedip.
Nyonya Ketiga Shen tersenyum dan berkata," Bila aku datang mencarimu, aku sudah datang saat tidak ada seorangpun di sini."
"Jadi aku akan menunggu, karena aku tidak perlu lagi khawatir seseorang akan merebut kakiku lagi."
Keduanya tersenyum. Mereka tahu bahwa mereka berdua adalah rubah tua yang licin dan
licik. "Apakah Cui Nong disini?" Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Ya, apakah engkau mencari dia?" Xiao Bie Li berkata.
"Mmm." Dia menjawab.
Xiao Bie Li menghela napas dan berkata," Kenapa setiap orang, baik laki-laki maupun
perempuan, selalu datang kemari untuk mencarinya?"
"Aku tidak dapat tidur jadi aku ingin ngobrol dengannya sebentar." Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Sayang sekali engkau terlambat kesini." Xiao Bie Li berkata.
Nyonya Ketiga Shen mengerutkan keningnya dan berkata," Jangan katakan bahwa tamunya
bermalam dikamarnya?"
"Dia seorang tamu yang spesial."
"Seberapa spesial?"
"Terutama dia miskin."
Nyonya Ketiga Shen tertawa dan berkata," Dia tidak akan membiarkan seorang tamu yang miskin menemaninya?"
"Aku ingin menghentikannya, namun aku sama sekali bukan tandingannya, dan aku tidak
dapat berlari secepatnya juga." Xiao Bie Li menjawab.
Mata Nyonya Ketiga Shen berputar-putar," Engkau sedang tidak berbohong kepadaku?"
"Siapa di dunia ini yang dapat menipum?" Xiao Bie Li menjawab.
"Siapakah tamunya?" Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Ye Kai," Xiao Bie Li berkata.
Mata Nyonya Ketiga Shen terbelalak," Ye Kai."
"Engkau mungkin tidak mengenalnya. Namun dia baru saja dua hari disini dan hanya sedikit saja orang yang tidak mengenal namanya." Xiao Bie Li berkata.
Senyum muncul di wajah Nyonya Ketiga Shen, namun tatapan yang tajam tiba-tiba terlihat diwajahnya. Perlahan-lahan, pandangannya berubah menjadi tenang.
Tiba-tiba, BBRRAKKK, pintu terayun terbuka, dan seseorang dengan langkah yang lebar
berjalan masuk. Orang yang besar! Tangan GongSun Duan mengenggam dengan eratnya
pada goloknya. Xiao Bie Li menghela napas dan berseu," Semuanya yang tidak seharusnya datang, telah tiba. Semuanya yang seharusnya sudah datang, telah menunjukan diri."
Dia mengambil salah satu kartunya dari atas meja, kemudian perlahan-lahan meletakannya kembali. Menggelengkan kepalanya, dia berkata," Sepertinya akan timbul badar besok. Bila engkau tidak ada keperluan, sebaiknya tinggal di rumah saja.
"Kemari!" GongSun Duan berteriak dengan marah.
Nyonya Ketiga Shen mengiggit bibirnya dan menjawab," " kepada siapa engkau berbicara?"
"Engkau!" GongSun Duan membentak.
Pedagang daging tersebut tiba-tiba melompat ke depan. Orang-orang yang berdiri
disebelahnya terlambat untuk menghentikannya. Dia telah berada di depdan GongSun Duan.
Dengan kedua jarinya dia menunjuk ke arah hidung GongSun Duan, dia menghardik,"
Jangan berteriak seperti itu kepada seorang wanita! Apakah engkau tidak memiliki sopan santun" Hati-hati aku tidak ?"
Sebelum dia menghentikan perkataannya, punggung tangan GongSun Duan telah menampar
wajahnya. Tukang daging ini sebenarnya juga orang yang berbadan besar, namun orang
yang memiliki berat beberapa ratus kilo tersebut telah terbang melayang ke udara dengan sekali pukulan dari GongSun Duan. Tukang daging itu hinggap ke atas dua meja dan
membentur dinding. Saat dia berusaha berdiri, mulutnya telah dipenuhi oleh darah, dan kepalanya telah berlumuran darah " bahkan darahnya pun berbau arak.
GongSun Duan tidak melihatnya, matanya terfokus pada Nyonya Ketiga Shen dengan tegar dia memerintah," Datang kesini."
Kali ini, Nyonya Ketiga Shen tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia merendah kepalanya dan berlahan-lahan berjalan ke arahnya. GongSun Duan berjalan ke luar dan Nyonya Ketiga Shen mengikutinya dari belakang. Dia melangkah dengan lebar, Nyonya Ketiga Shen
kelihatan berusahan keras untuk mengikutinya. Saat langkahnya belum lagi mencapai tiga puluh kaki, nampaknya dia baru saja melangkah sepanjang tiga kaki.
Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Saat itu malam telah larut.
Lumpur di jalan yang panjang tersebut masih lengket dan basah. Angin bertiup di atas padang rerunputan.
Angin yang dingin dan membuat beku.
GongSun Duan melangkah ke arah jalan, tanpa menoleh sekalipun. Tiba-tiba dia berkata,"
Kenapa tiba-tiba engkau pergi?"
Paras wajah Nyonya Ketiga Shen memucat dan dia menjawab," Aku bukan berada di
penjara. Aku dapat pergi kemanapun aku mau."
"Aku bertanya lagi, kenapa engkau pergi?" GongSun Duan perlahan-lahan mengulangi
pertanyaannya. Meskipun dia berbicara perlahan, namun setiap kata yang diucapkan
memberikan arti yang garang.
Nyonya Ketiga Shen menggigit bibirnya sejenak dan akhirnya menjawab," Aku keluar untuk mencari seseorang."
"Siapa?" GongSun Duan berkata.
"Apakah itu menjadi urusanmu?" Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Urusan Ma Kong Qun adalah urusanku. Tidak boleh ada seorangpun yang berbuat salah
kepadanya." GongSun Duan berkata.
"Kapan aku berbuat salah kepadanya?" Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Baru saja!" GongSun Duan berteriak.
Nyonya Ketiga Shen menghela napas dan berkata," Baru saja aku mencari temanku untuk
ngobrol, apa yang salah mengenai hal itu" Jangan lupa, aku adalah seorang wanita. Dan wanita sangat menyukai ngobrol gosip dengan sesamanya."
"Siapa yang engkau cari?" GongSun Duan bertanya.
"Nona Cui Nong." Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Dia bukan seorang wanita, dia seorang pelacur." GongSun Duan tersenyum dingin.
"Pelacur" Kenapa engkau berkata seperti itu kepadanya" Bukankah dia pernah bertemu
denganmu?" Nyonya Ketiga Shen menjawab dingin.
GongSun Duan mendadak berbalik dan meninju perutnya. Dia tidak berusaha menghindar
maupun menangkis. Tubuh terjerembab ke belakang sejauh tujuh hingga delapan kaki.
Wanita tersebut muntah-muntah mengeluarkan seluruh cairan lambungnya yang pahit dan
asam saat terjatuh.
GonSun Duan melompat kearahnya, menjambak rambutnya, dan menariknya kekakinya. "
Aku tahu engkau juga pelacur, tapi engkau pelacur yang sudah tidak dapat menjual tubuhmu lagi."
Nyonya Ketiga Shen menggertakan giginya, mencoba menahan rasa sakit. Namun dia tidak dapat menahan keluar air matanya yang mengalir kepipinya. "Apa " apa yang hendak
engkau lakukan?" Suaranya bergetar.
"Aku mau menanyakan satu pertanyaan kepadamu, dan engkau harus menjawabnya,
mengerti?" GongSun Duan berkata.
Nyonya Ketiga Shen menutup mulutnya dan tidak menjawab.
Lengan GongSun Duan yang besar kembali memukul pinggangnya. Seluruh tubuh wanita
tersebut bergetar karena rasa sakit. Air matanya mengalir seperti sungai.
GongSun Duan menatapnya kembali dan berkata," Engkau mengerti?"
Setelah air mata yang mengucur diwajahnya semakin deras, akhirnya Nyonya Ketiga Shen menganggukan kepalanya.
"Kapan engkau pergi keluar?" GongSun Duan berkata.
"Baru saja." Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Engkau datang kesini sesaat engkau pergi ?" GongSun Duan bertanya.
"Engkau dapat masuk ke dalam dan menanyakan ke orang-orang di dalam sendiri." Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Dan engkau bertemu pelacur itu?" GongSun Duan berkata.
"Tidak." Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Kenapa tidak?" GongSun Duan bertanya.
"Dia sedang ada tamu." Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Engkau tidak bertemu dengan orang lainnya" Engkau tidak pergi ke tempat lain?" GongSun Duan bertanya kembali.
"Tidak." Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Tidak?" GongSun Duan bertanya.
Tiba-tiba dia mendorong dan membenturkan wanita tersebut dengan tangannya yang lain.
Saat dia membenturkan wanita tersebut, terdengar suara aneh saat tubuh wanita tersebut membentur lantai. Sepertinya laki-laki itu menikmati suara yang timbul tersebut.
Nyonya Ketiga Shen tidak tahan lagi dan mulai menjerit," Aku sungguh-sungguh tidak
kemana-mana, sungguh-sungguh tidak ?"
GongSun Duan menatapnya, matanya dipenuhi dengan hawa pembunuhan, jari-jarinya
mengepal dengan kerasnya.
Nyonya Ketiga Shen tiba-tiba menerkamnya dan merangkulkan lengannya ke laki-laki
tersebut dan menjerit," Bila engkau menikmati memukuliku, pukul saja aku sampai mati "
pukul saja sampai mati ?"
Wanita tersebut mencekikan tangannya ke leher pria itu dan kakinya menjepit pinggangnya.
Perasaan aneh tiba-tiba mengalir ke seluruh tubuh GongSun Duan, dia tidak dapat
menahannya. Tiba-tiba wanita itu menurunkan tangannya kebahunya, dan meraung kesakitan," Aku tahu engkau sangat menikmati memukuliku, pukul saja, pukul saja aku."
Tubuh wanita dan kaki wanita tersebut melilit ditubuhnya dengan erat. Dia bernapas
terengah-engah tepat di telinganya di atas lehernya.
Napasnya tiba-tiba semakin keras dan kasar.
"Tidak perlu risau bila engkau mau memukuliku sampai mati, aku tidak akan pernah
memberitahukan siapapun."Nyonya Ketiga Shen merintih.
GongSun Duan mulai gemetaran. Tidak ada seorangpun yang dapat menduga bahwa
seseorang sepertinya juga bisa gemetaran. Tidak juga pernah ada yang mengira-ngira
seperti apa bila orang sebesar dan segagah dia bila gemetaran. Bila kamu menyaksikannya, kamu pasti mengira seperti melihat suatu yang lucu. Namun, bila dilihat lebih lama maka menjadi mengerikan, betul-betul mengerikan.
Rasa sakit terlihat di seluruh wajahnya, karena dia tahu bahwa dia pun memiliki napsu yang bersembunyi di dalam dirinya. Tiba-tiba, dia memukulkan kepalan tangannya ke perut wanita itu. Tubuh wanita tersebut kembali bergetar dan mengejang. Pegangannya melemah saat dia mulai jatu ke atas jalan yang ditutupi oleh lumpur.
GongSun Duan mengepalkan jarinya, menatapnya, kemudian mengerenyitkan mukanya. Dia
melangkah berjalan kudanya. Orang yang dia benci bukanlah wanita ini, tapi dirinya sendiri.
Dia membenci dirinya sendiri karena tidak dapat menahan dirinya terhadap godaan yang dia takuti.
Nyonya Ketiga Shen menyeka air matanya hingga kering. Tangan GongSun Duan seperti
tanduk banteng, kemanapun dia memukul betul-betul terasa hingga ke tulang. Sebelum
besok pagi, memar-memar di tubuhnya pasti akan berubah menjadi bengkak dan menghijau.
Namun, dia tidak merasa benci maupun khawatir, karena dia tahu bahwa GongSun Duan
pasti tidak akan mengatakan kesiapapun apa yang telah terjadi. Dari semua itu, dia tidak ingin Ma Kong Qun tahu bahwa dia telah pergi keluar malam ini.
Sekarang, hanya ada seorang yang telah mengetahui rahasianya, orang tersebut mengintip dan mencuri dengar yang telah terjadi di bawah.
Apakah dia Ye Kai"
Dia hanya berharap orang tersebut Ye Kai. Karena biasanya orang-orang yang memiliki
rahasia jarang sekali membuka rahasinya ke sesamanya.
Dia merasa yakin bahwa dia dapat melakukan perjanjian dengan Ye Kai.
________________________________________
"Engkau betul-betul Ye Kai?"
"Memangnya kenapa kalau aku bukan Ye Kai?"
"Orang seperti apa sih Ye Kai itu?"
"Dia seorang laki-laki, sangat miskin namun sangat pintar, dan dia memiliki caranya
tersendiri saat membuat perjanjian dengan seorang wanita.
"Berapa banyak wanita yang engkau miliki sebelumnya?"
"Coba tebak!"
"Wanita seperti apakah mereka?"
"Tidak ada seorangpun yang baik, namun tidak ada soerangpun yang memperlakukan aku
dengan buruk."
"Dimanakah mereka semua sekarang?"
"Tentu saja mereka ada dimana-mana. Satu hal yang paling aku benci di dalam hidup adalah tidur sendiri. Hal itu seperti tidak ada rasanya, seperti bermain catur seorang diri."
"Apakah tidak ada seorangpun yang dapat mengikatnya?"
"Aku tidak dapat mengikat diriku sendiri."
"Apakah tidak ada orang lain di keluargamu?"
"Aku bahkan tidak memiliki keluarga."
"Lalu, dari mana engkau berasal?"
"Aku berasal dari mana aku tiba."
"Dan engkau pergi kemana saja engkau ingin pergi?"
"Tepat, benar perkataanmu sekali ini."
"Engkau tidak pernah bercerita mengenai masa lalumu pada orang lain?"
"Tidak pernah."
"Apakah engkau memiliki banyak rahasia yang tidak seorangpun boleh mengetahuinya?"
Ye Kai berdiri dan menatapnya. Dalam remang-remang cahaya lilin, wanita tersebut terlihat pucat dan lelah namun kedua matanya masih terbuka lebar.
"Aku hanya memiliki satu rahasia." Tiba-tiba dia berkata," Aku betul-betul setan rubah tua, sudah hidup selama sembilan ribu tujuh ratus reinkarnasi, akhirnya aku ber-reinkarnasi menjadi manusia."
Dia melompat dari tempat tidur, mengambil sepatunya, mengenakan bajunya, dan berjalan keluar.
Cui Nong menggigit bibirnya dan melihat Ye Kai pergi. Tiba-tiba dia mengambil dan memeluk sebuah bantal dengan kerasnya, sepertinya bantal tersebut adalah Ye Kai.
oooOOOooo Bab 12. Seorang Yang Ahli Senjata Rahasia
Meskipun pekarangan kecil tersebut masih sepi dan sunyi, namun cahaya lampu masih
berkelap-kelip di bangunan dibelakangnya.
Apakah Xiao Bie Li telah kembali kekamarnya" Apa sih yang sesungguhnya dia lakukan di atas sana" Apakah disanapun terdapat setumpuk kartu" Atau mungkin seorang wanita yang dirahasiakan"
Ye Kai merasa bahwa dia seseorang yang misterius dan membingungkan.
Kemudian, terlihat beberapa orang di jendela.
Tiga orang. Mereka berdiri, sementara bayangannya terlihat di jendela. Namun sesaat kemudian, mereka semua telah menghilang.
Kenapa ketiga orang itu berada di atas sana" Siapa dua orang yang lainnya"
Mata Ye Kai mulai berputar-putar, dia benar-benar tidak dapat menahan keingintahuannya.
Pekarangan itu tidak terlalu jauh dari gedung kecil itu. Dia mengangkat pakaian bawahnya kemudian melesat ke udara.
Gedung itu dikelilingi oleh tangga pada keempat sisinya. Dibangun dengan gaya paviliun tradisional.
Kakinya kemudian mendarat pada bagian ujung tangga sambil bergantungan pada atap
rumah tersebut. Dengan sedikit tarikan jendela atas sudah terbuka. Dari sana, dia dapat melihat meja bundar di tengah ruangan. Pada meja tersebut telah terhidang makanan dan minuman.
Ada dua orang sedang minum, salah satunya Xiao Bie Li yang sedang duduk sambil
memandang ke arah pintu. Orang satunya lagi menggunakan pakaian yang sangatbagus,
hampir dapat dikatakan pakaian yang mewah. Tangannya sedang memegang sepasang
sumpit. Pada jarinya terdapat tiga buah cincin yang kelihatannya aneh. Ketiganya
nampaknya berbentuk bintang. Orang itu betul-betul merupakan seorang bongkok.
Cahaya diruangan itu tidak terlalu terang, tapi makanan dan minumannya yang terhidang di ruangan itu betul-betul makanan yang mewah.
Orang bongkok dengan pakaian yang mewah mengambil segelas arak menggunakan
tangannya yang mengenakan cincin tersebut. Gelas yang digunakan merupakan gelas yang transparan, seluruhnya terbuat dari kristal.
"Bagaimana araknya?" Xiao Bie Li berkata sambil tersenyum.
"Araknya biasa saja, tapi gelasnya bukan gelas yang jelek." Sibongkok berkata.
Orang bongkok ini nampaknya betul-betul tahu menikmati hidup dengan benda-benda yang bernilai bahkan lebih tahu menikmati hidup daripada Xiao Bie Li sendiri.
Xiao Bie Li menghela napas dan berkata," Aku tahu sulit untuk menyenangkan dirimu, jadi aku menyediakan arak Persia asli yang dibawa dari daerah selatan. Siapa yang sangka arak ini biasa saja bagimu."
"Banyak jenis arak Persia, namun aku yakin yang ini adalah arak yang biasa-biasa saja."
Sibongkok berkata.
"Lalu kenapa engkau tidak membawa arak yang bagus saja sendiri?" Xiao Bie Li berkata.
Nampaknya, mereka telah merencanakan pertemuan ini jauh-jauh hari. Ye Kai menjadi
semakin curiga, karena sibongkok bukan lain adalah Naga Punggung Emas Ding Qiu. Siapa yang mengira Naga Punggung Emas Ding Qiu bersembunyi disini" Tambahan lagi, jauh-jauh hari dia berencana untuk bertemu dengan Xiao Bie Li. Kenapa dia membawa semua peti mati itu bersamanya" Apakah dia dan Xiao Bie Li yang menjadi otak untuk menumbangkan
Gedung Sepuluh Ribu Kuda"
Ye Kai berharap Xiao Bie Li akan menanyakan Ding Qiu mengenai keterlambatannya datang!
Namun Xiao Bie Li dengan tidak diharapkan mengubah subyek pembicaraan dan malah
bertanya," Apakah engkau bertemu dengan seorang wanita cantik selama perjalanan?"
"Tidak. Nampaknya wanita cantik semakin jarang saja setiap harinya." Ding Qiu menjawab.
"Mungkin karena ketertarikanmu terhadap wanita cantik semakin berkurang tiap harinya."
Xiao Bie Li. "Aku dengar gadis-gadis disini bukan gadis yang jelek." Ding Qiu menyelidiki.
"Bukan saja tidak jelek, tapi dia adalah seorang yang mengagumkan." Xio Bie Li berkata.
"Kenapa engkau tidak mengundangnya kesini menemani kita?" Ding Qiu berkata.
"Dia tidak bisa menemani kita selama dua hari ini." Xiao Bie Li menjawab.
"Kenapa tidak bisa?" Ding Qiu bertanya.
"Selama dua hari ini hatinya menjadi milik orang lain." Xiao Bie Li berkata.
"Siapa?" Ding Qiu berkata.
"Hanya sedikit orang yang dapat membuat wanita semacam dia jatuh kesengsem
kepadanya." Xiao Bie Li berkata.
Ding Qiu menganggukan kepalanya. Jarang sekali dia mengiakan yang orang lain katakan, namun saat ini dia tidak bisa untuk tidak setuju.
Xiao Bie Li tersenyum dan melanjutkan,"Namun kadang-kadang orang ini berlaku seperti orang tolol."
"Orang tolol?" Ding Qiu berkata.
"Dia menyia-nyiakan tempat tidur yang nyaman dan hangat untuk berangin-angin diluar."
Xiao Bie Li berkata.
Sebenarnya, Ye Kai sudah cukup nyaman. Siapapun, yang mendengar seseorang
membicarakan dan memuji dirinya mengenai kehebatannya menundukan seorang wanita
pasti sangat merasa senang.
Xiao Bie Li menolehkan kepalanya ke arah jendela dan tersenyum
Tangannya yang mengenakan cincin menurunkan gelas araknya dan membuat gerakan
isyarat yang aneh.
Ye Kai tertawa keras dan berkata," Tuan rumah minum arak di dalam rumah sementara
tamu berdiri diluar ditiup angin. Aku dapat mengatakan engkau betul-betul tuan rumah yang payah."
Dia mendorong jendela dan meloncat masuk ke dalam.
Di sana hanya ada dua pasang sumpit di atas meja. Sebelumnya terlihat tiga orang dari jendela, namun dimanakah yang ketiga" Siapakah dia" Apakah dia Yun Zai Tian" Kenapa
orang ini tiba-tiba menghilang"
Ruangan tersebut ditata dengan mewah. Setiap hal diruangan itu ditempatkan dengan
sangat baik sehingga mudah untuk mencapainya. Xiao Bie Li menggapai lemari disebelahnya dan menarik cangkir batu giok bergaya Han. Dia tersenyum dan berkata,"Aku ini orang yang malas dan cacat. Jadi kalau aku benar-benar tidak ingin bergerak, maka aku tidak perlu bergerak."
Ye Kai menghela napas dan berkata," Bila lebih banyak orang pemalas sepertimu di dunia ini, maka setiap orang mungkin akan merasa lebih nyaman."
Dia bukan memujinya. Penemuan-penemuan besar seringkali membuat orang-orang hidup
lebih malas dan lebih nyaman.
"Ucapanmu itu sungguh-sungguh harus dihargai dengan segelas arak Persia." Xiao Bie Li berkata.
"Sayangnya arak ini arak yang biasa-biasa saja." Ye Kai berkata.
Dia mengangkat cangkirnya ke arah Ding Qiu dan melanjutkan," Terakhir kali aku berjumpa dengan Tuan Ding, aku tidak sempat untuk memberikan hormat. Maafkan aku, maafkan
aku." "Engkau tidak perlu memberikan hormat, jadi tidak perlu minta maaf segala." Ding Qiu menjawab.
"Aku hanya mau mengagumi laki-laki yang memiliki pengetahuan luas tentang wanita dan arak." Ye Kai berkata.
Paras wajah Ding Qiu tiba-tiba berubah menjadi lebih riang sesaat dia berkata dengan senang," Tuan Xiao salah mengenai satu hal."
"Oh?" Ye Kai berkata.
"Tidak hanya engkau berbakat memikat wanita, tapi engkau juga tidak payah untuk
mengambil hati laki." Ding Qiu menjawab.
"Sebetulnya itu tergantung pada orang tersebut laki-laki sejati atau bukan. Laki-laki sejati sangat jarang sekarang ini." Ye Kai berkata.
Ding Qiu tidak dapat menahan tawanya. Orang jelek selalu percaya bahwa dia lebih jantan dari pada seorang pemuda yang tampan. Sepeti halnya, wanita jelek biasanya berpikir
bahwa dia lebih pintar daripada wanita yang cantik.
Ye Kai menenggak habis arak dicangkirnya. Suasana di ruangan itu mulai mencari, dia tahu bahwa dia telah cukup memberikan pujian. Apa lagi yang harus dikatakannya sekarang"
Ye Kai perlahan-lahan mengambil tempat duduk. Kelihatannya tempat duduk ini untuk orang ketiga di ruangan ini. Bagaimana caranya dia bisa mengetahui siapa dia" Bagaimana dia bisa mencari tahu rahasia mereka" Tidak hanya dia harus hati-hati mengucapkan kata-kata,
diapun harus dapat menyembunyikan maksudnya. Ye Kai terdiam, diam sambil berpikir.
Tiba-tiba, Ding Qiu berkata," Aku tahu engkau pasti memiliki banyak pertanyaan untuk ku."
Masih terlihat senyum diwajahnya, namun senyum tersebut sudah berkurang di sinar
matanya, seraya di melanjutkan," Engkau pasti heran, untuk apa aku datang kesini, kenapa akur mengirimkan semua peti mati itu, dan bagaimana aku berjumpa dengan Xiao Bie Li"
Dan apa sebenarnya yang sedang dibicarakan?"
Ye Kai tersenyum balik, namun sinar matanya terlihat serius. Dia menyadari Ding Qiu
ternyata orang yang jauh lebih sulit daripada yang dia bayangkan.
Xiao Bie Li masih duduk sambil meminum araknya sedikit demi sedikit sambil tetap diam.
"Apakah engkau akan menjawabnya bila aku menanyakan semua itu?" Ye Kai bertanya.
"Tidak akan." Ding Qiu menjawab.
"Itulah sebabnya aku tidak ingin menanyakannya." Ye Kai berkata.
"Namun ada satu hal yang aku ingin tanyakan kepadamu." Ding Qiu berkata.
"Oh?" Ye Kai berkata.
"Orang-orang bilang kalau ditiap bagian tubuhku terdapat berbagai senjata rahasia, apakah engkau pernah mendengar hal ini sebelumnya?" Ding Qiu bertanya.
"Aku pernah." Ye Kai berkata.
"Desas-desus biasanya jarang sekali benar, namun perkataan ini merupakan pengecualian."
Ding Qiu menegaskan.
"Jadi betul-betul ada berbagai senjata rahasia di tiap bagian tubuhmu?" Ye Kai berkata.
"Tepat." Ding Qiu menjawab.
"Ada berapa macam seluruhnya?" Ye Kai menjawab.
"Dua puluh tiga." Ding Qiu berkata.
"Apakah setiap jenis dibubuhi racun?" Ye Kai berkata.
"Hanya tiga belas yang beracun. Kadang-kadang aku ingin meninggalkan lawanku hidup-
hidup untuk aku tanyai." Ding Qiu berkata.
"Aku juga pernah mendengar bahwa engkau dapat menimpukan tujuh hingga delapan
senjata rahasia yang berbeda pada saat yang bersamaan." Ye Kai berkata.
"Tepatnya tujuh." Ding Qiu menjawab.
Ye Kai menghela napas dan berkata," Betul-betul sambitan yang sangat cepat."
"Tapi ada beberapa orang yang mungkin lebih cepat dari aku." Ding Qiu berkata.
"Siapa?" Ye Kai menjawab.
"Orang yang duduk tepat disebelahmu, Tuan Xiao." Ding Qiu berkata.
Xiao Bie Li telah tersenyum sepanjang waktu. Dia menghela napas pendek dan
menerangkan," Bila aku tidak membuang waktu untuk mengasah kemampuanku
menimpukan senjata rahasia, bagaimana orang malas dan cacat seperti diriku masih bisa bertahan hingga saat ini?"
"Masuk akal." Ye Kai berkata.
"Dapatkah engkau katakan dimana senjata rahasianya disembunyikan?" Ding Qiu bertanya.
"Di dalam tongkat besinya?" Ye Kai menebak.
Ding Qiu memukulkan tangannya ke atas meja dan berseru," Hebat! Dimana lagi?"
"Memangnya masih ada lagi senjata rahasia yang disembunyikan di tempat lainnya?" Ye Kai berkata.
"Paling tidak masih ada delapan lagi, dan dia dapat melemparkannya semua dalam satu
gerakan." Ding Qiu berkata.
"Aku takut sangat tidak banyak orang yang dapat menghindari serangan anda berdua di
dunia persilatan." Ye Kai berkata.
"Aku takut mungkin tidak ada seorangpun yang bisa." Ding Qiu menegaskan.
"Aku betul-betul tidak percaya bahwa saat ini aku duduk berhadapan dengan dua orang ahli senjata paling hebat di dunia persilatan, aku sungguh-sungguh beruntung." Ye Kai berkata.
"Engkau betul-betul orang yang bernyali, karena sedikit saja engaku bergerak, paling tidak enam belas jenis senjata rahasia akan meluncur ke arahmu dalam sekejap." Ding Qiu
berkata. Ekspresi wajahnya semakin kereng," aku dapat memastikan bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat lolos dari serangan enam belas senjata rahasia sekaligus dengan jarak sedekat ini."
"Aku percaya padamu." Ye Kai berkata.
"Itu sebabnya apapun yang kami tanyakan, sebaiknya engkau segera menjawabnya." Ding
Qiu berkata. Ye Kai menghela napas dan berkata," Untungnya aku seorang yang tidak memiliki rahasia apapun yang ingin diketahui oleh orang lain."
"Sebaiknya seperti itu." Ding Qiu berkata.
Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia tiba-tiba mengambil secarik kertas dari lengan bajunya, dan bertanya," Nama margamu Ye, dan nama panggilanmu Kai?"
"Ya."
"Engkau lahir pada tahun macan?"
"Ya."
"Engkau lahir di dekat sini?"
"Ya."
"Namun engkau ditinggalkan orang tuamu saat masih bayi?"
"Ya."
"Hingga umur empat belas tahun, engkau tinggal di sebuah vihara Tao di gunung Huang?"
"Ya."
"Engkau sebenarnya melatih Jurus Pedang Gunung Huang. Setelah itu, engkau berkelana di dunia persilatan, diam-diam melatih berbagai ilmu silat. Pada umur enam belas tahun, engkau menjadi biksu selama beberapa bulan untuk mempelajari Jurus Serangan Harimau
dari Shaolin?"
"Ya."
"Setelah itu engkau terlibat dalam organisasi pemerintah di Ibu Kota, namun melarikan sejumlah uang sehingga engkau harus melarikan diri."
"Ya."
"Di Jiangnan, engkau membunuh Tiga Jagoan dari Sekte Gai untuk seorang gadis bernama Xiao BeiJing, sehingga engkau kembali harus melarikan diri ke Daratan Tengah."
"Ya."
"Dalam beberapa tahun terakhir, engkau berkeliaran di sekitar Sungai Besar, membuat
banyak masalah kemanapun engkau pergi, dan membuat namamu menjadi semakin
terkenal."
Ye Kai menghela napas dan berkata sambil tersenyum," Engkau berdua nampaknya
mengetahui diriku lebih baik dari pada diriku sendiri. Kenapa engkau harus repot-repot menanyakan hal itu pertama-tama."
Ding Qiu menatapnya kembali dan bertanya," Dari semua hal itu, yang paling aku ingin tahu adalah kenapa engkau kembali ke sini?"
"Bila aku harus menjawab bahwa daun selalu kembali ke akarnya, maka aku harus kembali ke sini karena di sini adalah kampung halamanku-apakah engkau percaya padaku?"
"Tidak."
"Kenapa tidak?"
"Karena engkau adalah seorang pengelana sejati."
"Bagaimana bila tidak ada lagi tempat yang dapat aku kunjungi" Apakah engkau dapat
mempercayainya?"
"Itu kelihatannya lebih dapat dipercaya." Ding Qiu menjawab. Dia meletakan kembali kertas tersebut dan melanjutkan," Sejumlah uang yang terakhir kalinya engkau peroleh, adalah sekantorng kacang emas yang engkau menangkan dari berjudi pada sebuah rumah judi yang kecil, betul kan?"
"Betul."
"Dan sekantong kacang emas itu tidak berada ditanganmu lagi saat kan?"
"Aku benci kacang. Apakah itu kacang polong, kacang merah atau kacang emas, aku sama bencinya."
Ding Qiu mengangkat kepalanya dan bertanya," Apakah seseorang mengundangmu kembali
ke kota ini?"
"Tidak."
"Engkau tahu disini tidak banyak kesempatan untuk mencari untung?"
"Bisa dikatan begitu?"
"Jadi bagaimana engkau mencari uang untuk hidup?"
Ye Kai tersenyum dan menjawab," Sampai saat ini aku belum melihat seorangpun disini yang mati karena kelaparan."
"Bila engkau tahu bahwa di daerah lain engkau bisa memperoleh sepuluh ribu tael perak, apakah engkau akan pergi?"
"Tidak."
"Kenapa tidak?"
"Karena disini aku bisa dapat lebih."
"Oh?"
"Aku yakin, kota ini mulai membutuhkan orang-orang seperti aku."
"Orang seperti apakah engkau?"
"Seseorang dengan kemampuan silat yang baik dan dapat menutup mulut. Bila seseorang
merekrut aku untuk bekerja padanya, maka dia pasti tidak akan kecewa."
Ding Qiu terdiam bisa, bola matanya perlahan-lahan bergerak ke atas. Tiba-tiba dia
bertanya," Berapa biasanya engkau minta bayaran untuk membunuh seseorang?"
"Tergantung dari siapa targetnya."
"Yang paling mahal?"
"Tigapuluh ribu."
"Baiklah. Aku dapat membayar sepuluh ribu di muka. Saat pekerjaan selesai engkau akan mendapat sisa dua puluh ribunya."
Mata Ye Kai mulai bercahaya juga, " Siapakah yang kau inginkan mati" Fu Hong Xue?"
"Dia tidak bernilai tiga puluh ribu." Ding Qiu menjawab dengan dingin.
"Lalu siapa?" Ye Kai bertanya.
"Ma Kong Qun!" Ding Qiu menjawab.
Xiao Bie Li masih duduk dengan diam, sepertinya dia mendengarkan dua orang yang sedang berbicara yang tidak ada hubungannya dengan dirinya, bahkan sama sekali tidak ada
gunanya buat dia.
Mata Ding Qiu membesar, menatap Ye Kai tanpa berkedip. Tangan yang mengenakan tiga
buah cincin membuat suatu gerakan yang khas.
Ye Kai menghela napas panjang dan berkata sambil tersenyum," Jadi engkau salah satu dari orang yang ingin membunuh Ma Kong Qun."
"Engkau tidak mengira hingga saat ini?" Ding Qiu berkata.
"Perselisihan apa yang terjadi di antara kalian berdua" Kenapa engkau menginginkan dia mati?" Ye Kai bertanya.
"Engkau seharusnya mengerti bahwa yang saat ini bertanya adalah kami berdua, bukan
engkau." Ding Qiu berkata.
"Aku mengerti." Ye Kai berkata.
"Apakah engkau hendak mengantungi tiga puluh tael perak?" Ding Qiu bertanya.
Ye Kai tidak menjawab, juga tidak harus menjawab. Dia mengeluarkan tangannya.
Dua puluh lembar uang kertas, tiap lembar senilai seribu tael.
"Ini dua puluh ribu?"
"Ya."
"Paling tidak engkau orang yang murah hati." Ye Kai berkata sambil tersenyum.
"Bukan murah hati, tapi hati-hati." Ding Qiu menjawab.
"Hati-hati?"
"Engkau tidak dapat membunuh Ma Kong Qun seorang diri."
"Oh?"
"Jadi engkau butuh bantuan orang lain."
"Sepuluh ribu untuk ku dan sepuluh ribu untuk orang yang membantuku?"
"Tepat sekali."
"Siapakah yang sesuai untuk pekerjaan itu disini?"
"Engkau seharusnya tahu."
Mata Ye Kai bercahaya," Engkau menginginkan aku mencari Fu Hong Xue?"
Ding Qiu menangguk namun tetap diam.
"Bagaimana engkau yakin aku dapat membujuk dia?" Ye Kai berkata.
"Bukankah engkau temannya?" Ding Qiu bertanya.
"Dia tidak memiliki teman seorangpun." Ye Kai menjawab.
"Tiga puluh tael perak cukup untuk membuat teman." Ding Qiu berkata.
"Dan bagaimana bila dia tidak menerima?" Ye Kai berkata.
"Paling tidak engkau sudah mencoba." Ding Qiu menyarankan.
"Kenapa tidak engkau saja yang mendekati dia." Ye Kai berkata.
Ding Qiu menyeringai dingin," Bila engkau tidak menginginkan tiga puluh ribu ini, engkau dapat mengembalikannya sekarang."
Ye Kai tersenyum, beranjak berdiri dan mulai melangkah pergi.
Xiao Bie Li tiba-tiba berkata," Kenapa engkau tidak diam dulu beberapa saat untuk
menikmati beberapa cangkir arak?"
Ye Kai melambaikan uang kertas ditangannya dan berkata," Aku sedang terburu-buru untuk menghabiskan sepuluh ribuku ini."
"Uang tersebut sudah ada ditanganmu, kenapa harus terburu-buru?" Xiao Bie Li memaksa.
"Sebab bila aku tidak menghabiskannya saat ini, mungkin aku tidak memiliki kesempatan lagi dilain hari." Ye Kai menjawab.
Xiao Bie Li melihatnya sesaat Ye Kai telah melompat keluar jendela. Dia menghela perlahan dan berseru." Betul-betul orang pintar."
"Betul-betul orang yang pintar." Ding Qiu berkata.
"Apakah engkau dapat mempercayainya?" Xiao Bie Li berkata.
"Sama sekali tidak." Ding Qiu menjawab.
"Karena itukah engkau membuat kesepakatan dengan dirinya?" Xiao Bie Li menyipitkan
kedua matanya. "Kita telah membuat beberapa kesepakatan." Ding Qiu berkata sambil tersenyum.
Saat seseorang dengan kantong kosong tiba-tiba menemukan dirinya menjadi sepuluh ribu tael lebih kaya, maka dia pasti merasa melayang kemanapun dia pergi. Namun untuk suatu sebab, langkah Ye Kai menjadi semakin berat. Mungkin karena dia hanya terlalu lelah.
Cui Nong dapat menghilangkan kelelahan seorang laki-laki dengan mudahnya. Cahaya di
kamar tidurnya telah padam, mungkin dia sudah tidur terlelap. Agar dapat tidur dengan nyaman di samping hingga pagi hari, mencium aroma yang menyenangkan dari rambutnya,
mengelus lembut punggungnya, itu adalah godaan yang tidak dapat ditolak oleh Ye Kai.
Dia menyelinap tanpa bersuara ke ruangannya dan mendorong pintunya - pintunya belum
lagi tertutup. Dia pasti sedang menunggunya. Cahaya bintang bersinar memasuki ruangan melalui jendela. Dia tertidur dengan selimut menutupi kepalanya, betapa manisnya dia terlihat saat ini.
Ye Kai tersenyum dan dengan halus dia mengangkat ujung selimutnya.
Tiba-tiba, sekilas cahaya melesat. Sebuah pedang meluncur dari bawah selimut langsung menuju dadanya!
Dalam kondisi seperti ini, dengan jarak sedekat ini, tidak ada seorangpun yang dapat menghindari dari serangan pedang tersebut. Namun Ye Kai seperti seekor rubah yang telah diburu sejak lama, selalu dalam keadaan waspada.
Pinggangnya seperti menjadi patah saat dia menekukan tubuhnya kebelakang. Ujung pedang tersebut melesat dengan cepatnya melewati dadanya. Dia berjungkir balik sambil
menendangkan kakinya ke orang yang memegang pedang tersebut.
Pembunuh tersebut melompat dari tempat tidur namun tidak balik menyerang. Malah, dia memutar-mutarnya pedangnya dan menutupi mukanya sambil terburu-buru bergerak ke
arah jendela. Ye Kai tidak mengejar. Malah dia tersenyum dan berkata," Yun Zai Tian, aku sudah
mengenalimu. Percuma saja kau lari."
Orang tersebut sudah membuka jendela saat tiba-tiba dia berhenti. Setelah berdiam
beberapa saat, akhirnya dia memutar kepalanya.
Ternyata benar-benar Yun Zai Tian. Pembuluh darah telah menonjol keluar dari tangannya yang memegang pedang. Matanya memperlihatkan sorot mata pembunuhan.
"Jadi orang yang engkau cari bukan Fu Hong Xue, juga bukan Xiao Bie Li. Tetapi Cui Nong."
Ye Kai berkata.
"Apakah aku tidak di jinkan mencarinya?" Yun Zai Tian menjawab dengan dingin.
"Tentu saja." Ye Kai berkata. Senyum terlihat diwajahnya sesaat dia melanjutkan," Seorang laki-laki sepertimu mencari wanita secantik dia adalah hal yang normal. Aku tidak tahu kenapa engkau harus menyembunyikan hal itu dariku."
Mata Yun Zai Tian bercahaya. Dia tiba-tiba tersenyum dan menjawab," Aku hanya khawatir engkau jadi cemburu."
"Engkau yang seharusnya cemburu, bukannya aku." Ye Kai berkata.
Yun Zai Tian jatuh terdiam, kemudian bertanya," Dimanakah dia?"
"Aku juga mau menanyakan hal yang sama kepadamu." Ye Kai berkata.
"Engkau belum melihatnya?" Yun Zai Tian bertanya.
"Apakah engkau melihatnya?" Ye Kai menjawab dengan pertanyaan.
Yun Zai Tian menggelengkan kepalanya dan berkata," Dia tidak disini saat aku tiba."
Ye Kai mengerutkan alisnya dan berkata," Mungkin dia pergi untuk mencari laki-laki lain ?"
Yun Zai Tian memotongnya," Dia tidak pernah pergi keluar untuk mencari laki-laki, laki-laki yang datang kemari mencarinya sudah lebih dari cukup."
Ye Kai tertawa lebar," Itulah yang engkau tidak mengerti. Laki-laki yang datang mencarinya dan laki-laki yang dia datangi sangat berbeda."
"Jadi, menurutmu dia pergi mencari siapa?" Yun Zai Tian berkata dengan pandangan yang serius.
"Berapa banyak orang yang cukup patut untuk dia cari disini?" Ye Kai berkata.
Ekspresi wajah Yun Zai Tian berubah. Tiba-tiba di berbalik dan keluar dengan tergesa-gesa.
Kali ini Ye Kai tidak menghalanginya, karena dia sudah cukup mengetahui beberapa hal yang dia ingin ketahui.
Dia menyadari bahwa Cui Nong adalah seorang wanita yang sangat misterius, dan oleh
sebab itu dia juga memiliki banyak rahasia. Seorang wanita dengan profesi seperti dia pasti dapat hidup dimanapun dia berada, tidak ada alasan baginya untuk berdiam didaerah yang terpencil seperti ini. Dia pasti memiliki tujugan yang sangat penting sehingga harus menetap di kota ini.
Namun saat Yun Zai Tian datang menemuinya, sepertinya dia bukan mencari seperti halnya laki-laki lain. Pasti ada hubungan yang tersembunyi di antara mereka berdua juga.
Ye Kai tiba-tiba merasa semua orang di sini memiliki rahasia yang disembunyikan. Sudah barang tentu, dia juga memilikinya. Namun sepertinya pada saatnya nanti semua rahasia ini pasti akan terungkap perlahan-lahan.
Ye Kai menghela napas panjang. Pasti lebih banyak lagi yang harus dia kerjakan besok. Dia memutuskan untuk pergi tidur dan memikirkan hal itu besok. Dia melepaskan sepatunya dan meringkuk di bawah selimut.
Kemudian dia menemukan pakaian dalamnya di atas tempat tidur. Kenapa pakaian dalamnya ada di atas tempat tidur kalau dia tidak disini" Apakah dia pergi dengan sangat tergesa-gesanya sehingga melupakan pakaian dalamnya" Atau mungkin saja di telah diculik" Kenapa dia tidak berusahan untuk melawan atau berteriak"
Ye Kai memutuskan untuk menunggu disini, menunggu hingga dia kembali. Bagaimanapun
juga, dia tidak akan kembali malam ini. Waktu tinggal dua jam lebih sedikit menuju pagi.
Fu Hong Xue juga telah tertidur.
Ma Fang Ling masih terjaga juga.
Xiao Bie Li dan Ding Qiu masih minum arak di paviliun tersebut.
Gong Sun Duan juga masih minum arak di bawah.
Kelihatan setiap orang sedang menunggu, menunggu suatu hal yang misterius yang akan
muncul ke permukaan.
Dan bagaimana dengan Ma Kong Qun, Hua Men Tian, Luo Luo Shan, dan Nyonya Ketiga
Shen" Dimana mereka" Apakah mereka sedang menunggu juga"
________________________________________
Malam itu betul-betul malam yang amat sangat panjang.
Saat malam, Gedung Sepuluh Ribu Kuda telah kehilangan delapan belas nyawa lagi!
Angin dan pasir menari-nari di angkasa. Selalu merupakan kegelapan yang unik, rasa dingin yang unik sesaat sebelum mentari pagi tiba.
Hembusan angin membawa suara derap kuda bersamanya. Tujuh atau delapan orang
bergelayutan lemas di atas kuda mereka, kelihatannya dalam keadaan setengah sadar.
Untungnya, kuda-kuda mereka tahu jalan pulang. Mereka semua adalah ahli penunggang
kudanya yang menghabiskan hampir seluruh waktunya di atas kuda. Hampir seluruh paha
mereka berkerut dan kapalan. Kecuali mengunjungi kota pada saat malam untuk minum-
minum, tidak ada hal lainnya yang mereka sukai.
"Aku kira besok tidak ada tugas, aku sangat ingin pergi untuk mencari seorang wanita untuk kepeluk semalaman." Salah satu dari mereka menggumam.
"Sayangnya dompetmu mungkin tidak setuju denganmu."
"Aku harus tetap ingat untuk menabung beberapa tael untuk dibelanjakan lain kali."
"Aku rasa engkau harus mencari seekor sapi yang cantik ditengah padang untuk
menemanimu tidur malam ini, aku meragukan ada wanita yang bersedia menemanimu."
Semua orang di kelompok tersebut tertawa tergelak-gelak, suaranya mereka seperti suara orang yang sudah gila dan tidak sadar. Namun siapa yang menyadari bahwa tawa mereka
dipenuhi pahitnya darah dan air mata" Mereka tidak memiliki uang, tidak memiliki wanita, dan tidak memiliki keluarga. Bila salah satu dari mereka tiba-tiba jauh mati di tengah kegelapan padang yang liar ini, tidak seorangpun yang akan mengucurkan air matanya bagi mereka.
Apakah yang sesungguhnya terjadi di dunia ini" Untuk apa orang-orang ini hidup"
Seorang mencongklang kudanya dengan perasaan marah, berteriak dengan kerasnya saat
berlari melewati yang lainnya.
Yang lainnya tertawa-tawa saat dia melewati, berteriak,"Sepertinya Sihitam Kecil mulai gila."
"Bila saja aku dapat menghabiskan semalam suntuk dengan wanita seperti Cui Nong, aku bersedia untuk menyerahkan nyawaku."
"Kalau aku lebih memilih Nyonya Ketiga Shen. Seluruh tubuhnya terlihat begitu halus dan lembutnya, hingga kalau diremas mungkin akan keluar air."
Tiba-tiba, terdengar jeritan kesakitan. Suara itu berasal dari Sihitam yang telah melesat di kegelapan.
Seseorang terlihat dari kegelapan, ditangannya tergenggam sebuah golok, Golong Pemotong Kuda.
Arak yang panas tiba-tiba berubah menjadi keringat dingin.
"Siapakah kau" Apakah kau hantu?"
Orang tersebut hanya tersenyum dan menjawab," Kalian semua tidak dapat mengenali aku?"
Dua orang yang berdiri paling depan dari kejauhan akhirnya dapat melihat dengan jelas."
Oh, ternyata kau ?"
Sesaat setelah mereka bicara, Golok Pemotong Kuda telah berkelebat. Darah segar muncrat ke atas tanah. Di kegelapan malam, darah menjadi terlihat hitam. Saat orang tersebut jatuh ke atas tanah, tatapan matanya masih tetap melekat pada orang misterius tersebut,
ekspresinya dipenuhi oleh kekagetan dan ketidakpercayaan.
Dia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan mati di bawah tangan orang ini!
Terdengar ringkikan kuda yang ketakutan, orang-orang disekitaranya menjerit-jerit
menyeramkan. Beberapa orang dari mereka berusaha melarikan dirinya dengan kudanya, namun orang
tersebut mengejar mereka dari belakang dan semakin banyak tubuh yang bertumbangan
dari atas kuda.
"Mengapa" Mengapa engkau melakukan semua ini?" salah satu dari mereka berteriak.
"Jangan salahkan aku untuk hal ini, tapi salahkan dirimu karena menjadi bagian dari Gedung Sepuluh Ribu Kuda."
________________________________________
Api bergerak-gerak berdansa di tengah angin yang kuat. Dikejauhan, lentera raksasa yang tergantung di angkasa terebut mulai semakin berkedip-kedip.
Dua orang sedang bersama-sama di dekat api ungun, mata mereka melekat pada panci besi yang tergantung di ats api ungun tersebut. Air di dalam poci telah mendidih. Salah satunya mengambil sepotong daging kuda kering dan memasukannya ke dalam panci tersebut.
"Aku tumbuh dan besar di Jiangnan. Saat aku masih muda, aku selalu ingin tahu bagaimana rasanya daging kuda. Sekarang akhirnya aku berkesempatan untuk mencicipinya." Dia
merapatkan giginya dan melanjutkan," Tapi sialnya, bila aku harus merasakan daging kuda lagi di kehidupan ku yang akan datang, aku lebih baik tinggal di neraka tingkat delapan."
Orang yang lainnya nampaknya tidak mempedulikannya sementara tangannya mulai
menjangkau ke arah celananya. Saat dia menarik keluar tangannya, jarinya telah dipenuhi oleh darah.
"Apa yang telah terjadi" Apakah pahamu terluka lagi" Siapa suruh engkau memiliki kulit sehalus itu" Meskipun engkau tidak tahan lagi, engkau tetap harus melakukannya lagi
besok." Sesungguhnya, siapa yang tahan keadaan itu" Berkuda tiada henti selama duapuluh jam
sehari" Pada satu jam pertama mungkin ok ok saja, tapi setelah sepuluh jam, mungkin
engkau akan merasakan sadel kudamu seperti jarum.
Dia melihat kebawah ke darah ditangannya dan tidak tahan lagi untuk menyumpah-
nyumpah, "Luo Luo Shan, anak pelacur, kemana engkau merangkak" Membuat kami susah
saja mencarimu."
"Aku dengar dia seorang pemabuk. Mungkin dia terjatuh dari kudanya dan patah lehernya."
Suara dengkur terdengar dari tenda di sebelah mereka. Air di dalam panci tersebut mulai bergolak-golak. Apakah daging kuda didalammnya menjadi hancur" Yang lebih tua
mengambil sebatang kayu dan mulai mengaduk panci.
Sesaat terdengar suara orang berkuda mendekat.
Sepasang Golok Mustika 1 Bara Naga Karya Yin Yong Pendekar Jembel 12