Pencarian

Nurseta Satria Karang Tirta 8

Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Bagian 8


di depannya. Cepat sekali ranting runcing itu meluncur dan
ujungnya yang kecil runcing sudah menembus kepala seekor
ikan! Dengan girang Puspa Dewi mengambil ikan itu dari
tongkat runcingnya. Kemudian ia mengintai lagi. Sedikitnya ia
harus mendapatkan tiga ekor ikan untuk dapat
mengenyangkan perutnya yang lapar karena ikan itu pun tidak
terlalu besar, hanya sebesar pergeiangan tangannya. Akan
tetapi agaknya gerakan di air ketika ia menangkap seekor ikan
tadi membuat ikan-ikan di dekat situ ketakutan. Terpaksa ia
harus berjalan terus, mencari ke bagian lain. Akhirnya ia
berhasil memperoleh tiga ekor ikan. Gadis yang sudah biasa
melakukan perantauan ini dengan girang lalu membuang isi
perut ikan dan memanggang ikan-ikan itu di tepi sungai.
Biarpun ikan-ikan itu tidak diberi bumbu, dipanggang begitu
saja, namun terasa cukup lezat dan sebentar saja tiga ekor
ikan itu tinggal kepala dan tulang saja yang ia lemparkan ke
dalam sungai. Puspa Dewi membersihkan tangan, lalu mencuci muka dan
kaki lengannya. Lalu ia mulai mencari tempat yang enak untuk
melewatkan malam. Ketika ia sedang mencari-cari tempat
untuk mengaso melewatkan malam, tiba-tiba ia mendengar
590 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jeritan suara wanita yang datangnya dari dalam hutan kecil di
tepi sungai. Cepat ia melompat dan berlari memasuki hutan
kecil itu. Tak jauh ia berlari, ia melihat seorang laki laki bertubuh
tinggi besar bermuka hitam, berusia sekitar tiga puluh lima
tahun, menarik-narik lengan seorang wanita muda dan
menyeretnya menuju ke sebuah guha yang berada di situ.
"Jangan. . ! Lepaskan aku, lepaskan.. ! Tolooongggg.. .!!"
Wanita muda itu menjerit-jerit.
"Ha-ha, tidak ada yang akan mendengarmu. Andaikata ada.
pun, siapa berani mencampuri urusan Drohawisa" Diamlah
dan aku tidak akan bertindak kasar terhadap dirimu!" Tiba-tiba
laki-laki tinggi besar itu menggerakkan kedua tangan dan
tahu-tahu dia telah memondong tubuh wanita yang meronta-
ronta dan menjerit-jerit itu.
"Lepaskan aku. . ! Aku mau menolong suamiku.. . lepaskan
aku, kasihanilah aku.. . suamiku. . ah, engkau telah
membunuhnya. .!" Wanita itu menangis.
"Ha-ha, Wiyanti, engkau menurut saja padaku dan engkau
akan hidup senang. Suamimu berani menentangku, maka
kubunuh dia dan kalau engkau selalu menolakku, akan kukirim
kau menyusul suamimu!"
"Bunuh saja aku! Bunuh. . !"
591 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-ha-ha, sayang kalau dibunuh!"
Tiba-tiba terdengar bentakan nyaring. "Jahanam busuk!"
dan Puspa Dewi telah berdiri menghadang di depan laki-laki
yang memondong tubuh wanita itu dan hendak memasuki
guha. Laki-laki yang tadi mengaku bernama Drohawisa itu terkejut
dan marah sekali melihat ada orang berani menentangnya.
Akan tetapi ketika dia melihat bahwa yang menghadang dan
memakinya itu adalah seorang gadis yang cantik jelita, dia
terbelalak kagum dan segera melepaskan tubuh wanita yang
dipondongnya dengan kasar, seperti membuang sebuah
benda yang tidak berharga. Wanita itu terbanting jatuh dan
mengeluh kesakitan menangis lalu merangkak menjauhi laki-
laki itu, duduk bersandar batang pohon dan menangis.
"Wah! Bidadari dari mana datang menemuiku" Cantik
sekali engkau. Aduh . . beruntung sekali aku hari Ini,
mendapatkan seorang bidadari!"
Dahulu, Puspa Dewi adalah seorang gadis yang berwatak
keras dan ganas. Hal ini adalah karena selama lima tahun ia
digembleng dalam pendidikan Nyi Dewi Durgakumala yang
sesat. Dulu, kalau bertemu orang yang dianggapnya musuh,
tentu ia akan menurunkan tangan besi dan menghajar orang
itu tanpa banyak bertanya lagi. Akan tetapi semenjak ia
592 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendapat pendidikan Sang Maha Resi Satyadharma
selama tiga bulan, wataknya berubah banyak. Biarpun kini ia
marah sekail melihat Drohawisa menculik dan hendak
memperkosa Wiyanti, namun la menahan diri sebelum
mengetahui duduknya perkara. Maka, ia tidak mempedulikan
ucapan Drohawisa tadi dan menghampiri Wiyanti yang duduk
menangis sambil bersandar pada batang pohon Itu.
Wanita itu berusia sekitar dua puluh lima tahun. Seperti
kebanyakan wanita daerah Wengker, wanita ini pun memiliki
bentuk tubuh yang tegap dan besar. Wajahnya termasuk
sedang saja bagi wanita pada umumnya, namun bagi orang-
orang Wengker, ia sudah dapat disebut manis dan menarik.
"Mbakayu, ceritakanlah apa yang telah terjadi" Jangan
takut, aku akan melindungimu."
Dengan terisak-isak Wiyanti menceritakan betapa
Drohawisa selalu menggoda dan membujuk-rayunya. Wiyanti
yang sudah bersuami tentu saja menolak dan siang tadi,
ketika Drohawisa menggodanya lagi, suami Wiyanti yang
bernama Garino pulang dan menegur Drohawisa dengan
marah melihat laki-laki itu menggoda isterinya. Terjadi
perkelahian dan Garino dihajar oleh Drohawisa yang tentu
saja jauh lebih kuat karena dia adalah seorang jagoan, murid
seorang warok muda terkenal bernama Wirobento. Drohawisa
menangkap dan melarikan Wiyanti, meninggalkan Garino
593 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang roboh pingsan dengan tubuh menderita luka-luka akibat
pukulan dan tendangan Drohawisa.
"Demikianlah, Mas Roro. . dia membawa aku sampai ke
tempat ini. . dan aku tidak tahu bagaimana dengan nasib
suamiku. . "
Wiyanti mengakhiri ceritanya sambil menangis. Mendengar
ini, sepasang mata Puspa Dewi mencorong ketika ia membalik
dan menghadapi Drohawisa. Ia melihat betapa laki-laki
berusia sekitar tiga puluh lima tahun yang bertubuh tinggi
besar bermuka hitam itu menyeringai dengan pandang mata
seolah hendak menelan bulat-bulat gadis cantik jelita yang
berdiri di depannya itu.
"Ha-ha-ha, sekarang 'juga akan membebaskanmu, Wiyanti.
Aku tidak membutuhkan engkau lagi. Sepuluh orang seperti
engkau pun akan kutukarkan dengan gadis bidadari ini, heh-
heh-heh!" "Jahanam busuk! Orang macam engkau ini tidak pantas
hidup di dunia ini!"
"Ha-ha, aku mau hidup di neraka asalkan bersama engkau,
perawan denok montrok, ayu manis merak ati! Mari
kupondong engkau, dewiku!"
Drohawisa adalah seorang hamba nafsu yang selalu
melakukan perbuatan apa pun untuk melampiaskan nafsu-
594 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nafsunya. Tidak ada perbuatan yang dipantangnya dan sudah
terbiasa memaksakan kehendaknya. Orang seperti dia itu
berwatak sombong dan mengagulkan kekuatan sendiri,
memandang rendah kepada semua orang. Kalau bertemu
orang yang lebih kuat dia tidak segan untuk merangkak dan
menjilat-jilat seperti anjing mencari perhatian, sebaliknya
terhadap yang lemah dia selalu menindas dan memandang
rendah. Tentu saja dia memandang rendah seorang gadis
muda seperti Puspa Dewil Setelah berkata demikian, sambil
menyeringai dia sudah menubruk maju dengan cepat untuk
menangkap gadis yang kecantikannya membuat dia tergila-
gila itu. Sudah gatal-gatal tangannya untuk mendekap dan
membelai gadis itu. Kedua lengannya yang panjang
dikembangkan, jari-jari tangannya terbuka dan kedua tangan
itu dari kanan kiri menyambar ke arah tubuh Puspa Dewi
untuk menangkapnya.
Puspa Dewi yang sudah marah tidak mau memberi hati
lagi. Cepat seperti kilat menyambar, kaki kirinya mencuat ke
depan dan sebelum kedua tangan Drohawisa sempat
menyentuhnya, kakinya telah lebih dulu menghantam perut
laki-laki tinggi besar bermuka hitam itu.
"Syuuut . . desss. . !"
"Hekk. . l" Tubuh tinggi besar itu terjengkang dan roboh.
Drohawisa menggunakan dua tangan untuk menekan-nekan
595 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perutnya yang terasa nyeri dan mulas sekali. Mungkin usus
buntunya terkena tendangan kaki Puspa Dewi. Akan tetapi
dasar orang sombong, hajaran itu masih belum
menyadarkannya bahwa dia berhadapan dengan orang yang
jauh lebih tangguh daripada dia. Sambil menahan rasa, nyeri
dengan kemarahan luar biasa dia bangkit, meringis dan sudah
menerjang ke arah Puspa Dewi. Kini terjangannya bukan
didorong nafsu berahi untuk merangkul dan mendekap,
melainkan didorong nafsu amarah. Tangan kanannya yang
dikepal sebesar kepala Puspa Dewi itu menyambar, agaknya
hendak memukul pecah kepala gadis yang tadi membuat dia
tergila-gila itu.
Dengan tenang Puspa Dewi menangkis pukulan itu dengan
tangan kirinya yang bergerak dari dalam keluar dan berbareng
tangan kanannya dengan jari-jari terbuka memukul ke arah
dada lawan. "Piakk.. .l Desss. . !!" Drohawisa mengeluarkan suara aneh, tubuhnya sekali lagi terjengkang dan dia roboh, terduduk. Dia
terengah-engah, sukar bernapas karena dadanya terasa
seolah disambar palu godam, membuat napasnya sesak. Juga
pergeiangan tangan kanannya seolah tadi ditangkis sepotong
baja yang membuat lengannya terasa ngilu sampai ke
tulangnya. Hajaran keras ini tetap saja belum menembus
kekebalan otak Drohawisa, bukan membuat dia sadar bahkan
596 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membuat dia semakin marah dan penasaran, juga malu
karena dia telah dirobohkan dua kali oleh seorang gadis mudai
Biarpun perutnya masih terasa mulas dan dadanya sesak, dia
memaksa diri bangkit dan mencabut sebatang golok yang
terselip di pinggangnya. Golok besar itu berkilauan saking
tajamnya. "Perempuan setan, engkau sudah bosan hidupi
Mampuslah!" bentaknya dan dia sudah melompat ke depan
dan menyerang dengan bacokan buas ke arah kepala Puspa
Dewi. Gadis ini maklum bahwa lawannya menyerang untuk
membunuhnya. Seorang yang jahat dan kejam, pikirnya dan
orang macam ini tidak akan pernah kapok (bertaubat) kalau
tidak diberi hajaran yang amat keras. Maka, begitu golok itu
menyambar ke arah kepalanya, ia menggeser kaki dan
miringkan tubuhnya. Golok menyambar dari atas, lewat
samping tubuhnya dan secepat kilat kedua tangan Puspa
Dewi bergerak, yang kiri mengetuk siku kanan lawan dan
begitu siku terketuk dan lumpuh sehingga golok terlepas,
tangan kanannya sudah merampas golok itu! Demikian cepat
peristiwa Itu terjadi sehingga Drohawisa tidak dapat mengerti
mengapa goloknya dapat terampas. Tiba-tiba tampak sinar
golok berkelebat dua kali.
"Crak-crak.. ., aduhhh. . ! " Drohawisa terpelanting roboh
dan bangkit duduk, merintih-rintih dan tangan kirinya sibuk
597 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menekan lengan kanan yang buntung sebatas pergelangan
lalu berpindah ke kaki kiri yang terbabat buntung separuh,
sehingga semua jari kaki kiri itu buntung! Darah bercucuran
dan laki-laki tinggi besar bermuka hitam itu merintih dan
menangis saking nyeri dan takutnya.
"Manusia jahat dan kejami" Puspa Dewi berkata. "Lain kali kalau engkau tidak mengubah watakmu yang jahat, aku akan
membuntungi lehermu!" Setelah berkata demikian, Puspa
Dewi menggunakan kedua tangan menekuk dan terdengar
suara nyaring ketika golok itu patah menjadi dua potong lalu
dilemparkan ke atas tanah oleh Puspa Dewi.
Drohawisa terbelalak. Demikian kaget dia sehingga sejenak
rasa nyerinya hampir tidak terasa lagi. Baru sekarang matanya
terbuka dan dia sadar bahwa dia berhadapan dengan seorang
wanita yang sakti mandragunal Akan tetapi dasar jahat. Yang
timbul dalam hatinya bukan penyesalan dan kesadaran untuk
bertaubat, melainkan dendam sakit hati dan dia harus
membalas dendam dengan mengerahkan bantuan kawan-
kawannya! Dengan susah payah dia bangkit berdiri, memandang gadis
itu dengan mata yang masih basah oleh tangis kesakitan tadi.
"Katakan, siapa engkau dan tunggu pembalasanku!"
bentaknya. 598 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Puspa Dewi tersenyum. "Setiap saat akan kutunggu pembalasanmu. Namaku Puspa Dewi."
Wajah Drohawisa berubah pucat dan matanya terbelalak semakin lebar mendengar nama ini dan bagaikan dikejar setan dia lalu melarikan diri, terpincang pincang, terjatuh, merangkak lalu berlari lagi berloncatan dengan sebelah kaki karena kaki kirinya terasa nyeri bukan main kalau dipakai menginjak tanah.
Puspa Dewi tidak mempedulikan lagi laki-laki itu dan menghampiri Wiyanti. Wanita itu kini bangkit dan lari menghampiri Puspa Dewi lalu menjatuhkan diri berlutut dan menyembah-nyembah.
"Aduh, terima kasih atas pertolonganmu, Den Roro.. ."
"Bangkitlah, Mbakayu Wiyanti dan mari kita lihat keadaan suamimu."
Wiyanti lalu berjalan cepat setengah berlari menuju ke sebuah rumah terpencil yang berada di luar hutan itu. Daerah Itu memang masih belum padat penduduknya dan setiap keluarga memiliki tanah pekarangan yang amat luas sehingga jauh dari tetangga. Ketika mereka tiba di rumah Wiyanti, cuaca sudah mulai remang senja.
Mereka melihat seorang laki-laki berusia tiga puluhan tahun duduk di atas lantai pendapa bersandar dinding bambu dan
599 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mukanya matang biru membengkak bekas pukulan. Melihat
Wiyanti datang, Garino, laki-laki itu dengan susah payah
memaksa diri bangkit berdiri.
"Wiyanti. .. engkau. . engkau pulang dengan selamat.. .?"
"Kakang Garino. ..!" Suami isteri itu berangkulan dan
Wiyanti menangis.
"Mbakayu Wiyanti, kukira suamimu perlu beristirahat." kata
Puspa Dewi. Baru wanita itu menyadari dan ia pun memapah suaminya
memasuki .ruangan dalam dan membantu suaminya rebah di
atas sebuah amben (pembaringan sederhana dari bambu).
Garino rebah telentang dan Wiyanti segera menyalakan
lampu, laiu mempersilakan Puspa Dewi duduk di atas bangku
kayu sederhana yang berada di ruangan itu.
Setelah cuaca mulai terang oleh sinar lampu, Puspa Dewi


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat bahwa Garino adalah seorang laki-laki berusia sekitar
tiga puluh tahun, tubuhnya kokoh dan tinggi kurus, wajahnya
sederhana namun tidak membayangkan watak yang kasar
seperti kebanyakan orang laki-laki di Kerajaan Wengker. Ia
juga dapat melihat bahwa Garino hanya menderita luka-luka
karena pukulan dan tendangan, hanya bengkak-bengkak dan
matang biru, akan tetapi agaknya tidak terdapat luka yang
membahayakan nyawanya. Sebaliknya, ketika Garino
600 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memandang dan melihat bahwa wanita yang datang bersama
isterinya adalah seorang gadis muda yang cantik jelita, dia
merasa heran sekali.
"Wiyanti, siapakah gadis ini?"
"Kakang Garino, gadis inilah yang telah menyelematkan
aku dari Drohawisa yang jahat dan kejam. Ia amat sakti
mandraguna, Kakang, Drohawisa dihajar sampai sebuah
tangan dan sebuah kakinya buntung!" Wiyanti menceritakan
dengan wajah gembira. "Inilah penoIongku, namanya Raden
Roro Puspa Dewi!"
Nama Puspa Dewi amat tersohor bagi para senopati dan
perajurit Wengker. Akan tetapi Garino adalah seorang petani
yang hidup di Lembah Kali Ngebel dan nama gadis itu asing
baginya. Maka dia pun tidak terkejut seperti halnya Drohawisa
mendengar nama Puspa Dewi, hanya memandang kagum dan
dia segera bangkit duduk, dibantu isterinya.
"Den Roro, saya menghaturkan terima kasih atas
pertolongan Andika kepada isteri saya."
"Sudahlah, tidak perlu berterima kasih. Penjahat macam
Drohawisa itu memang sudah sepatutnya menerima hukuman.
Sebaliknya, aku yang mengharapkan bantuan Andika berdua."
601 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suami isteri itu memandang heran. "Bantuan dari kami"
Bantuan apakah yang dapat diberikan suami isteri miskin dan
lemah seperti kami?" tanya Wiyanti.
"Benar kata isteri saya, Den Roro. Bahkan setelah
terjadinya peristiwa tadi, kami tidak berani lagi tinggal di sini.
Besok pagi kami harus sudah pergi dari sini, pindah ke tempat
yang tersembunyi dari mereka."
"Kalau kalian merasa lebih aman pergi dari sini, tentu saja
hal itu yang terbaik. Akan tetapi aku hanya ingin minta
bantuan dua hal kepada kalian. Pertama, aku ingin
menumpang di sini untuk melewatkan malam ini. . "
"Wah, tentu saja boleh, Den Roro!" suami isteri itu berseru hampir berbareng.
"Terima kasihi Dan bantuan ke dua, aku minta keterangan
dari kalian, barangkali saja kalian mendengar tentang adanya
seorang gadis bernama Niken Harni memasuki daerah
Wengker baru-baru ini."
"Niken Harni" Saya tidak pernah mendengarnya, Den
Roro." kata Wiyanti. "Kakang, apakah engkau pernah
mendengar nama itu?"
Suaminya menggeleng kepalanya. "Saya juga belum
pernah mendengar nama itu, Den Roro. Maaf, kami, tidak
dapat membantu Andika dalam hai ini."
602 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak mengapa kalau kalian tidak mengetahuinya. Biarlah
malam ini aku menumpang di sini semalam dan besok pagi-
pagi aku akan melanjutkan perjalanan mencari Niken Harni."
"Kalau boleh saya mengetahui, siapakah Niken Harni itu,
Den Roro?" tanya Wiyanti.
Puspa Dewi menghela napas panjang, "la Adikku."
Karena Puspa Dewi tidak bicara lebih lanjut mengenai
Niken Harni, suami isteri Itu pun tidak berani banyak bertanya.
"Den Roro, setelah Drohawisa Andika beri hajaran keras,
dia pasti akan mengerahkan kawan-kawannya dan saya
khawatir malam ini juga mereka akan datang ke sini untuk
melakukan pembalasan. Apakah tidak sebaiknya kalau kita
pergi saja malam ini juga meninggalkan tempat ini?"
Mendengar ucapan suaminya yang mengandung ketakutan
itu, Wiyanti malah menangis lagi. "Ahh.. . bagaimana baiknya,
Kakang" Den Roro, tolonglah kami, Den Roro Puspa Dewi.. ."
"Jangan kalian khawatir. Malam ini, kalau benar ada yang
berani datang mengganggumu, aku yang akan menghadapi
mereka!" "Akan tetapi, Den Roro. . Drohawisa itu berbahaya sekali.
Dia mempunyai kawan-kawan jagoan yang juga menjadi
gurunya, yaitu Wirobento dan Wirobandrek, dua orang warok
603 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muda yang tersohor kedigdayaannya. Bahkan dua orang
warok muda itu merupakan pembantu-pembantu atau anak
buah dari Ki Surogeni, warok terkenal di Wengker karena dia
adalah Ayah dari Sang Ratu Mayangsari. Saya tidak ingin
menyusahkah Andika, Den Roro. Saya sendiri tidak takut mati,
akan tetapi saya tidak dapat membayangkan isteri saya ini
terjatuh ke tangan mereka.. ." Suara Garino penuh
kegelisahan. "Hemm, jangan khawatir. Biar Ratu Mayangsari sendiri
yang datang, kalau ia membela keparat macam Drohawisa
tadi, ikan kuhadapi dan kulawan!" kata Puspa Dewi. Sikapnya
yang gagah dan suaranya yang mantap itu melegakan hati
suami isteri itu.
"Wiyanti, mengapa engkau tidak cepat menyiapkan makan
malam untuk Den Roro Puspa Dewi?"
"Wah, aku sampai lupa! Biar sekarang juga aku
menyiapkan makan malaml" kata Wiyanti sambil bangkit dari
amben di mana ia duduk sambil memijiti kaki suaminya.
"Biar aku membantumu, Mbakayu. Tutup dan palangi saja
pintu depan agar aku mendengar kalau ada orang datang ke
rumah ini." kata Puspa Dewi.
Wiyanti lalu menutupkan daun pintu dan memasang
palangnya. Setelah itu, dua orang wanita itu sibuk di dapur,
604 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wiyanti menyembelih seekor ayam peliharaannya dan mereka
lalu menanak nasi dan memasak lauk.
Ternyata tidak terjadi sesuatu seperti yang dikhawatirkan
suami isteri itu pada! malam itu. Pada keesokan harinya,
Garino yang sudah agak pulih kesehatannya bersama Wiyanti
sudah berkemas, membawa! pakaian dan barang-barang
yang dianggapi berharga dan tidak berat, siap meninggalkan
rumah mereka. Setelah mandi Puspa Dewi melihat dua orang suami isteri
itu berdiri di depan pondok mereka dengan wajah muram,
bahkan tampak keduanya habis menangis. Puspa Dewi dapat
memaklumi kesedihan hati mereka. Mereka harus
meninggalkan segala yang mereka miliki, rumah dan sawah
ladang, dan pergi dari situ untuk tidak kembali lagi. Menurut
pembicaraan mereka semalam, mereka bahkan belum tahu ke
mana mereka akan pergi dan bagaimana nasib mereka
kemudian. "Apakah kalian hendak pergi sekarang" Sepagi Ini?"
tanyanya. "Kami harus pergi sekarang, Den Roro. Kami khawatir
kalau mereka datang sebelum kami pergi." jawab Garino.
"Kalian sudah memutuskan hendak ke mana?"
605 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah, Den Roro." jawab Wiyanti dengan suara serak
karena semalam ia menangis terus, "Saya teringat mempunyai
seorang paman jauh yang tinggal di pantai selatan. Kami akan
pergi ke sana."
Suami Isteri itu agaknya membawa barang-barang mereka
yang mereka anggap berharga dan dapat mereka bawa.
Wiyanti menggendong buntalan besar, agaknya terisi pakaian
mereka. Garino membawa sepikul barang-barang prabot
dapur dan alat pertanian. Betapa sederhana kehidupan
mereka, pikir Puspa Dewi. Betapa sedikit kebutuhan mereka.
Ia merasa terharu karena mereka terpaksa berpisah dengan
milik mereka yang paling berharga, yaitu rumah tempat
mereka tinggal dan sawah ladang yang menjadi sumber
nalkah mereka. Puspa Dewi mengeluarkan bungkusan kain
dari ikat pinggangnya, membuka bungkusan terisi perhiasan
itu lalu menyerahkan sepasang subang emas terhias permata
indah kepada Wiyanti.
"Mbakayu Wiyanti, terimalah pemberianku ini. Kalau kalian
tiba di tempat baru, jual ah ini untuk membeli sawah ladang
dan rumah."
Suami isteri itu terbelalak. Perhiasan itu amat Indah dan
tentu mahal sekali harganya, lebih mahal dari harga rumah
dan sawah ladang yang mereka tinggalkan! Sebagai orang-
606 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang dusun yang polos dan lugu, mereka merasa bingung
dan sungkan sekali.
"Akan tetapi, Den Roro. . " kata Wiyanti sambil menatap
sepasang subang itu dengan mata terbelalak.
"Terima sajalah, Mbakayu, tidak usah ragu. Benda ini
adalah milikku sendiri. Kalian tentu memerlukannya untuk
membeli tanah dan rumah baru."
"Aduh, terima kasih, Den Roro. Andika bukan hanya telah
menyelamatkan nyawa kami, bahkan juga menyerahkan
benda berharga kepada kami. Bagaimana kami dapat
membalas kebaikan budi Den Roro?"
"Aku tidak minta dan tidak berhak menerima balasan,
Mbakayu Wiyanti. Yang kalian terima merupakan berkah dari
Sang Hyang Widhi, oleh karena itu kalian berkewajiban
membalas berkah-Nya dengan cara melaksanakan hidup yang
baik dan benar sebagai bakti kalian kepada-Nya. Nah, selamat
berpisah dan I selamat jalan."
Suami isteri itu memberi hormat I dengan sembah kepada
gadis yang telah melimpahkan kebaikan kepada mereka, lalu
mereka pergi ke arah selatan. Halimun pagi segera
menyelimuti dan menyembunyikan mereka dari pandangan
Puspa Dewi yang masih berdiri di depan pondok, la memang
607 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sengaja menanti di situ, menjaga kalau-kalau benar terjadi apa
yang dikhawatirkan suami isteri itu.
Setelah matahari pagi mengusir bersih halimun yang
menyelimuti bumi sehingga cuaca menjadi terang dan sinar
matahari menghidupi semua yang berada di permukaan bumi,
Puspa Dewi juga bersiap-siap untuk pergi meninggalkan
tempat itu. Ia sudah meringkas pakaiannya dalam buntalan
kain hendak meninggalkan pondok kosong itu ketika ia
mendengar derap kaki kuda makin lama semakin nyaring,
menandakan bahwa ada beberapa orang penunggang kuda
menuju ke pondok itu. Puspa Dewi meletakkan buntalan
pakaiannya ke atas bangku bambu di depan pintu pondok,
dan berdiri menanti dengan sikap tenang.
Tak iama kemudian tampaklah empat orang penunggang
kuda datang memasuki pekarangan pondok itu. Puspa Dewi
melihat Drohawisa berada bersama tiga orang lain. Agaknya
ada yang merawat Drohawisa sehingga kini dia mampu
menunggang kuda, walaupun kendali hanya dia pegang
dengan tangan kiri saja. Tangan kanan dan kaki kiri yang
buntung itu telah dibalut. Diam-diam Puspa Dewi merasa
gemas. Ternyata hajaran yang diberikannya kepada
Drohawisa tidak membuat orang itu kapok! Sekarang dia
bahkan datang bersama tiga orang yang tampaknya
menyeramkan dan buas. Ia tidak mengenal siapa tiga orang
608 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu. Ketika tiga orang itu berlompatan turun dari atas kuda
mereka, ia mengamati penuh perhatian. Drohawisa sendiri
tidak turun dari atas punggung kudanya. Agaknya, dalam
keadaan buntung tangan kanan dan kaki kirinya itu, untuk
naik turun kuda dia harus dibantu orang lain. Orang pertama
adalah seorang lakilaki berusia sekitar lima puluh tahun,
bertubuh tinggi kurus dan ternyata laki-laki ini berwajah cukup
tampan kalau dibandingkan dengan para pria pada umumnya
di Wengker. Pakaiannya indah seperti pakaian bangsawan
dan wajahnya yang tampan itu menunjukkan keangkuhan.
Sepasang matanya membayangkan kegenitan seorang laki-
laki mata keranjang ketika dia memandang kepada Puspa
Dewi dengan kagum. Laki-laki ini bukan lain adalah Ki Warok
Surogeni, ayah dari Ratu Mayangsari! Warok Surogeni adalah
seorang warok yang terkenal di Wengker dan ditakuti orang,
apalagi setelah puterinya, Mayangsari, menjadi permaisuri,
isteri Sang Adipati Wengker, mendiang Adipati
Adhamapanuda dan kemudian diperisteri Adipati Wengker
yang baru, yaitu Adipati Linggawijaya.
Orang ke dua adalah seorang laki-laki berusia sekitar tiga
puluh tahun, bertubuh tinggi besar, wajahnya serba tebal dan
kasar. Pinggangnya terbelit sebatang pecut yang ujungnya
dipasangi potongan besi kecil-kecil dan runcing tajam. Inilah!
609 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Wirobento, seorang warok muda yang menjadi anak
buah Warok Surogeni.
Orang ke tiga juga seorang warok muda berusia sekitar dua
puluh delapan tahun, juga bertubuh tinggi besar dan dia
menggunakan sabuk kolor merah yang besar dan kuat karena
kolor itu merupakan senjata ampuhnya. Dia ini bernama Ki
Wirobandrek, adik dari Wirobento.
Ketika Drohawisa yang terluka mem-beritahu sahabat dan
juga gurunya, Ki Wirobento, warok ini menjadi marah akan
tetapi juga terkejut bukan main mendengar bahwa yang
melukai Drohawisa adalah Puspa Dewi! Wirobento dan
Wirobandrek merasa jerih menghadapi Puspa Dewi sendiri,
maka mereka lalu melapor dan minta bantuan Warok
Surogeni. Ki Warok Surogeni tentu saja sudah mendengar nama
Puspa Dewi sebagai seorang yang dimusuhi Kadipaten
Wengker. Akan tetapi dia belum pernah bertemu dan belum
tahu akan kesaktian gadis itu. Biarpun dia mendengar bahwa
Puspa Dewi seorang gadis yang sakti mandraguna, namun dia
memandang remeh. Sampai di mana sih kehebatan seorang


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gadis muda" Juga dia mendengar bahwa Puspa Dewi cantik
jelita seperti bidadari kahyangan! Maka dia lalu cepat
mengajak Wirobento dan Wirobandrek untuk mengikuti
610 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Drohawisa sebagai penunjuk jalan, pergi mencari Puspa Dewi
di rumah Garino.
Demikianlah, pagi itu mereka bertiga yang mengikuti
Drohawisa sebagai penunjuk jalan telah memasuki
pekarangan dan tiga orang itu sudah berlompatan turun dari
atas kuda dan Drohawisa segera berseru.
"Itulah ia Puspa Dewi!"
Puspa Dewi menghadapi tiga orang itu dengan sikap
tenang. Kalau mungkin, ia tidak ingin membuat keributan dan
bertanding dengan orang-orang Wengker karena
kedatangannya adalah untuk mencari Niken Harni. Ia tidak
mempunyai urusan dengan tiga orang ini.
"Benar, aku adalah Puspa Dewi. Andika siapakah dan ada
keperluan apa mencari aku di sini?"
Ki Surogeni memandang kagum dan tangan kirinya meraba
kumisnya yang tebal. "Heh, Puspa Dewi. Tentu Andika ini
Sekar Kedaton Wura-wuri yang dikabarkan berkhianat itu!
Ketahuilah, aku adalah Ki Surogeni, Ayah kandung Dewi
Mayangsari, permaisuri Wengker. Dua orang ini pembantuku
Wirobento dan Wirobandrek. Kami mendengar bahwa Andika
telah melukai anak buah kami Drohawisa, karena itu kami
datang menemuimu!"
611 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, kiranya Andika adalah K i Surogeni, Ayah dari Dewi
Mayangsari! Aku memang memberi hajaran kopada
Drohawisa karena dia mengganggu seorang wanita. Aku tidak
percaya bahwa sebagai Ayah permaisuri Wengker Andika
akan membela seorang penjahat yang menjadi perusak pagar
ayu, Ki Surogeni!"
Ki Surogeni menggulung ujung kumisnya dengan ibu jari
dan telunjuk kirinya sambil mengerling ke arah Drohawisa
yang masih duduk di atas kudanya dengan wajah pucat
mendengar ucapan Puspa Dewi tadi.
"Hemrn, kami akan melakukan tlndakan kepada anak buah
kami kalau dia bersalah, Puspa Dewi. Akan tetapi, engkau
telah melanggar wilayah kami, memasuki daerah Wengker
tanpa ijin."
"Ki Surogeni, aku memasuki daerah Wengker bukan
dengan niat. bermusuhan. Aku ke sini untuk mencari Adikku
yang bernama Niken Harni. Kebetulan sekali Andika datang.
Andika tentu mengetahui di mana adanya Adikku Niken Harni,
maka katakanlah kepadaku, di mana ia?"
Tentu saja Ki Surogeni telah mendengar bahwa Niken
Harni menjadi tamu di Istana Kadipaten Wengker, walaupun
dia tidak tahu bahwa gadis itu kini telah dibawa pergi Nini
Bumigarbo. 612 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm, kiranya Andika mencari Niken Harni" Gadis itu kini menjadi tamu Istana Kadipaten. Akan tetapi karena Andika memasuki wilayah kami tanpa ijin, bahkan begitu datang membuat ribut dalam perkara orang Wengker yang sebenarnya Andika tidak mempunyai hak untuk mencampuri, maka menyerahlah Andika untuk kami tangkap dan kami hadapkan kepada Sang Adipati Wengkerl"
"Hemm, aku telah sejak kecil mengenal Linggajaya yang kini menjadi Adipati Wengker. Aku mau kalian antar menghadap dia, akan tetapi sebagai tamu yang hendak mencari Adikku, bukan sebagai tawanan!"
"Puspa Dewi! Andika memandang rendah kepadaku! Aku tidak ingin mempergunakan kekerasan, maka menyerahlah untuk menjadi tangkapanku dan kuhadapkan Sang Adipati."
"Ki Surogeni, sekali lagi kutegaskan. Aku tidak mencari permusuhan, akan tetapi aku juga tidak mau diperhina dan dijadikan tawanan. Baik secara halus maupun kasar, aku tidak mau dijadikan tawanan. Aku akan menghadap Sang Adipati sebagai seorang tamu! Terserah kalau Andika hendak menggunakan cara halus maupun kasar!"
"Andika menantang" Wirobento dan Wirobandrek, kalian tangkap gadis sombong ini!"
613 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Andaikata mereka berdua tidak disertai Warok Surogeni,
Wirobento dan Wirobandrek tidak akan berani menyerang
Puspa Dewi karena mereka sudah mendengar akan kesaktian
gadis itu yang kabarnya memiliki ketangguhan yang setingkat
dengan Adipati Linggawijaya sendiri. Akan tetapi karena ada
Warok Surogeni di situ, mereka menjadi berani dan
mendengar atasan mereka mengeluarkan perintah itu, mereka
berdua dengan sikap gagah lalu menerjang maju, menyerang
Puspa Dewi dari kanan kiri.
Puspa Dewi tidak ingin memberi hati. begitu dua orang itu
menyerangnya dari kanan kiri, ia sudah mendahului gerakan
mereka. Tubuhnya melesat ke depan menyambut kedua
orang itu dengan tendangan beruntun ke kanan kiri dengan
kedua kakinya. "Wuut. . suuut t.. desss! Desss!" Dua orang jagoan
Wengker itu terlempar dan jatuh berguling-guling terkena
sambaran kedua kaki Puspa Dewi yang cepat dan
mengandung kekuatan dahsyat itu. Mereka terbanting dan
merasa pening, juga dada mereka sesak karena tendangan
tadi mengenai dada mereka. Puspa Dewi menendang sambil
melompat tinggi, kedua kakinya menendang ke kanan kiri dan
gerakan ini cepat bukan main sehingga tidak dapat di kuti
dengan pandang mata.
614 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat ini, Ki Surogeni menjadi terkejut juga. Dia tahu
bahwa memang tingkat kepandaian dua orang anak buahnya
itu belum berapa tinggi, akan tetapi kalau dibandingkan
dengan para perajurit biasa, mereka berdua itu sudah
termasuk jagoan yang cukup digdaya dan tangguh. Maka,
dalam segebrakan saja mereka berdua sudah dapat
dirobohkan oleh gadis itu, hal ini membuktikan bahwa gadis itu
memang memiliki kesaktian yang luar biasa. Bagaimanapun
juga, dia masih memandang rendah. Gadis itu tampak sakti
sekali karena dua orang anak buahnya itu yang lemah dan
bodoh. Maka dia lalu melangkah maju menghampiri Puspa
Dewi dan tersenyum, masih memandang rendah.
"Puspa Dewi, jangan mengira bahwa karena sudah mampu
mengalahkan Wirobento dan Wirobandrek, engkau akan dapat
merajalela di Kadipaten Wengker. Hanya karena merasa malu
melawan seorang gadis muda, maka aku tadi menyuruh dua
orang anak buahku itu maju melawanmu. Nah, sekarang aku
sendiri maju dan Ingin aku melihat sampai di mana tingginya
kesaktianmu."
Ki Surogeni, sekali lagi aku tegaskan bahwa sungguh aku
tidak bermaksud mencari permusuhan di Wengker. Aku hanya
ingin mencari Adikku Niken Harni. Marilah, kalau Andika
hendak mengajak aku pergi menghadap Adipati Linggawija-
ya, karena memang aku Ingin bertemu dengan dia untuk
615 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencari Adikku. Akan tetapi aku hanya mau pergi sebagai
seorang tamu, bukan sebagai seorang tawanan."
"Hemm, Puspa Dewi. Sudah lama aku mendengar bahwa
Andika seorang gadis yang digdaya dan angkuh.
Keangkuhanmu sudah kulihat sekarang, akan tetapi
kesaktianmu belum. Sekarang mari kita bertanding mengukur
keampuhan aji masing-masing. Kalau Andika mampu
mengalahkan aku, barulah aku akan mengiringimu sebagai
seorang tamu Kadipaten Wengker. Sebaliknya kalau Andika
kalah, Andika akan menjadi tawananku."
Puspa Dewi mengerutkan alisnya. Bagaimanapun juga,
seandainya Niken Harni benar-benar berada di Kadipaten
Wengker, tentu ia harus siap menghadapi tantangan
kekerasan dari Adipati Linggawijaya. Mereka tentu tidak akan
mudah begitu saja melepaskan Niken Harni. Maka,
tantangan ayah dari Permaisuri Wengker ini harus diterimanya
untuk memperlihatkan mereka bahwa ia bersungguh-sungguh
ingin membebaskan adik kandungnya itu, dan bahwa ia siap
menentang dengan kekerasan kalau Kadipaten Wengker
menolak untuk menyerahkan Niken Harni kepadanya.
Keterangan Ki Surogeni bahwa adiknya itu menjadi tamu di
Wengker, membuat ia curiga dan khawatir. Niken Harni
memasuki Wengker untuk menyelamatkan Nyi Lasmi yang
diculik anak buah Ki Suramenggala yang kini kabarnya telah
616 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diangkat menjadi seorang Tumenggung di Wengker. Maka,
kiranya tidak mungkin kalau Niken Harni diterima sebagal
tamu dan diperlakukan dengan baik. Apalagi mengingat
bahwa watak Niken Harni amat berani dan galak. Besar
kemungkinan adiknya itu menjadi tawanan. Maka ia harus siap
melawan dan kalau memang benar kekhawatirannya bahwa
Niken Harni tertawan, ia akan menggunakan kekerasan untuk
membebaskannya. Ia tahu bahwa ia berada di guha harimau,
berada di Kerajaan Wengker di mana terdapat banyak orang
sakti mandraguna dan terdapat banyak sekali Pasukan. Tak
mungkin ia seorang diri akan mampu melawan mereka,
semua. Namun, demi keselamatan Niken Harni, ia siap
menghadapi bahaya bagi dirinya sendiri.
"Baik, tantanganmu kuterima, Ki Surogeni! Aku percaya
bahwa ayah seorang permaisuri tidak akan bertindak curang
dan melanggar janji. Kalau aku dapat mengalahkan Andika,
aku akan berkunjung ke istana Kerajaan Wengker sebagai
seorang tamu dan Andika mengantarku."
Diam-diam warok besar itu merasa kagum juga. Gadis ini
sungguh memiliki keberanian luar biasa. Seorang diri berani
memasuki daerah yang mungkin memusuhinya! Jarang ada
orang, bahkan seorang senopati sekalipun mungkin tidak ada,
yang berani begitu nekat memasuki daerah lawan seorarig diri
saja, menghadapi kemungkinan dikeroyok puluhan ribu orang
617 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pasukan Sudah lama dia yang berusia lima puluh tahun hidup
menduda. Kalau saja dia dapat memiliki gadis seperti Ini
menjadi isterinya, wah, alangkah senangnya! Harta dan
kedudukan dia sudah tidak butuh lagi karena dia tidak
kekurangan harta benda, dan dia adalah ayah mertua Sang
Adipati Wengker, berarti kedudukannya sudah tinggi dan
dihormati seluruh orang Wengker. Akan tetapi sisihan atau
teman hidup yang akan memuaskan hatinya dia belum punya.
Dia dapat setiap saat bersenang-senang dengan wanita yang
dipilihnya, namun belum pernah ada seorang wanita secantik
Puspa Dewi. Isterinya dulu, ibu kandung Dewi Mayangsari,
juga seorang wanita cantik, akan tetapi isterinya itu telah
meninggal dunia karena sakit. Tentu saja dia tidak sungguh-
sungguh ketika berjanji bahwa dia akan menghadapkan gadis
ini sebagai tawanan ke Kadipaten Wengker. Paru saja dia
mendengar bahwa Niken Harni menjadi tamu kadipaten itu
dan pada saat ini, baik Sang Adipati Linggawijaya maupun
Dewi Mayangsari, tidak berada di istana mereka. Adipati
LinggaVijaya pergi ke Parang Siluman dan Kerajaan Siluman
Laut Kidul untuk mengajak kedua kadipaten itu untuk bekerja
sama meruntuhkan Kahuripan. Adapun Dewi Mayangsari juga
pergi ke Kerajaan Wura-wuri dengan maksud yang sama.
Empat kerajaan kecil itu hendak mengadakan persekutuan
lagi untuk mengulang usaha mereka yang dulu gagal, yaitu
membunuh Sang Prabu Erlangga dan Kl Patih Narotama,
618 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghancurkan Kerajaan Kahuripan yang menjadi musuh
bebuyutan mereka.
"Puspa Dewi, sebaliknya Andika tentu tidak akan
mengingkari janji bahwa kalau Andika kalah, Andika menjadi
tawanan dan akan kubawa ke kadipaten."
"Baik, aku telah siap, Ki Surogeni!" kata Puspa Dewi dan
gadis ini berdiri tenang dan santai di depan calon lawannya,
dalam jarak sekitar tiga tombak.
"Puspa Dewi, sambut ini !" Warok Ki Surogeni mengangkat
kedua tangannya yang membentuk cakar harimau, seluruh
tubuhnya tergetar dan bergoyang-goyang, mulutnya meringis
dan bibir atasnya bergerak-gerak, lalu terdengar gerengan
yang amat dahsyat dan menggetarkan. Tiga ekor kuda
tunggangan mereka meringkik ketakutan, mengangkat kaki
depan ke atas lalu melarikan diri keluar dari pekarangan.
Bahkan kuda yang ditunggangi Drohawisa juga meringkik
ketakutan. Sia-sia saja tangan kiri Drohawisa berusaha
menenangkan kuda dengan menarik kendali. Bahkan kuda itu
ikut melompat-lompat melarikan diri sehingga tubuh
Drohawisa yang masih lemah itu terlempar dari punggung
kuda dan terbanting jatuh ke atas tanah! Itulah Aji Sanghara
Macan, yaitu serangan melalui suara yang amat kuat dan
mengandung getaran bergelombang yang dapat
619 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melumpuhkan lawan, seperti auman harimau yang dapat
melumpuhkan korban yang menjadi calon mangsanya.
Akan tetapi getaran suara yang dahsyat Itu teolah tidak
terasa oleh Puspa Dewi, padahal la yang dlserang secara
langsung. Serangan Itu bagaikan gelombang samudera yang
menghantam batu karang, setelah gelombang itu lewat, batu
karang masih berdiri tegak. Atau seperti angin badai
menerjang bukit karang. Angin lewat, bukit karang tetap tak
terpengaruh. Melihat serangannya dengan Aji Sanghara Macan itu sama
sekali tidak mempengaruhi lawan, Ki Surogeni merasa
penasaran. Kini dia melompat ke depan dan berseru nyaring, "Sambut
seranganku!" Dia sudah menerjang dengan tamparan telapak
tangan kirinya, disusul pukulan ke arah perut. Tamparan
tangan kiri itu menyambar ke arah kepala Puspa Dewi. Gadis
ini dengan tenang namun lincah sekali mengelak sehingga
dua pukulan lawan itu luput. Puspa Dewi membalas dengan
dua kali tendangan, namun Ki Surogeni juga dapat menangkis
dua tendangan ini lalu menyerang lagi semakin ganas.
Terjadilah pertandingan yang seru.
Akan tetapi. Puspa Dewi yang pernah menerima
gemblengan Sang Bhagawan Satyadharma, kini memiliki
620 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tingkat kepandaian yang tinggi. Kalau ia menghendaki, ia akan
mampu mengalahkan KI Surogeni dalam waktu yang tidak
terlalu lama, yaitu dengan menggunakan aji yang paling
ampuh. Namun, ia tidak ingin membunuh orang, apalagi
lawannya ini adalah ayah Dewi Mayangsari permaisuri
Wengker. Maka, Puspa Dewi membatasi tenaganya sehingga
pertandingan itu berlangsung seru. Akan tetapi diam-diam Ki
Surogeni terkejut bukan main dan mulai merasa gentar.
Semua serangannya tidak mampu menyentuh ujung baju


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gadis itu dan setiap serangan gadis itu tak dapat dia elakkan
dan terpaksa dia tangkis. Akan tetapi setiap kali lengannya
beradu dengan tangan gadis itu ketika dia menangkis, dia
merasa lengannya tergetar hebat yang menjalar ke seluruh
tubuhnya! Sebenarnya, Ki Surogeni kini maklum bahwa nama besar
Puspa Dewi sebagai seorang gadis yang sakti mandraguna,
bukan nama kosong belaka. Akan tetapi untuk mengaku
bahwa dia kalah atau takut, dia merasa malu. Dia adalah
seorang jagoan warok yang terkenal di Wengker. Masa dia
harus mengaku kalah terhadap seorang gadis muda belia ini"
621 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena merasa bahwa dalam adu ilmu silat dia akhirnya
tentu kalah karena selain kalah kuat tenaga saktinya, juga
gerakannya kalah cepat dan lincah, maka tiba-tiba Ki Surogeni
melompat ke belakang dan menggunakan aji pukulan
mautnya. "Aji Bala Latul!" Ketika kedua tangannya yang terbuka itu
mendorong ke arah Puspa Dewi, ada uap panas sekali
menyambar ke arah Puspa Dewi.
Melihat aji pukulan yang ampuh ini, Puspa Dewi
menyambut dengan dorongan kedua tangannya pula, akan
tetapi ia membatasi tenaganya karena maklum bahwa kalau
622 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terlalu kuat ia menyambut, pukulan maut Ki Surogeni itu dapat
membalik dan mungkin membunuhnya.
"Wuuuutt . . byarrr. . ! " Tubuh Kl Surogeni terdorong ke
belakang sampai dia terhuyung-huyung. Pukulannya
membal k dan dia merasa dadanya panas dan sesak,
wajahnya pucat dan setelah dapat berdiri tegak dia
memejamkan mata dan menarik napas panjang-panjang untuk
melindungi dadanya. Kemudian dia membuka matanya
memandang kepada Puspa Dewi yang masih berdiri santai
dan tersenyum kepadanya.
"Bagaimana, Ki Surogeni" Apakah Andika sekarang mau
mengantar aku sebagai tamu yang berkunjung ke Kadipaten
Wengker?" 623 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XIV TENTU saja Ki Surogeni tidak dapat menolak dan mengingkari janji. Pula, ini merupakan kesempatan baik baginya untuk membalas kekalahannya. Puterinya, Dewi Mayangsari, sedang tidak berada di istana. Demikian pula Adipati Linggawijaya, mantunya. Akan tetapi di sana terdapat para senopati yang memiliki kepandaian tinggi, terutama sekali Resi Bajrasakti, guru dari Adipati Linggawijaya. Kalau sudah berada di kadipaten dan berhadapan dengan Resi Bajrasakti, maka Sang Resi tentu akan dapat bertindak dan membereskan gadis yang berbahaya ini!
"Andika memang sakti mandraguna dan pantas menjadi tamu Istana Wengker, Puspa Dewi. Mari, kuantar Andika ke sana." Ki Surogeni memberikan kuda yang tadi ditunggangi Drohawisa kepada Puspa Dewi, lalu bersama Wirobento dan
Wirobandrek dia mengantar Puspa Dewi menuju ke Kadipaten
Wengker. Drohawisa y8ng ditinggalkan menyumpah-
nyumpah, akan tetapi setelah tiga orang atasan itu pergi jauh.
Terpaksa dia terpincang-pincang berjalan kaki sambil
menahan rasa nyeri pada tangan kanan dan kaki kirinya yang
buntung. Dengan sikap tenang dan angkuh, Puspa Dewi tampak
gagah ketika ia memasuki istana Kadipaten Wengker bersama
Kl Surogeni. Tentu saja sebelum Puspa Dewi diajak memasuki
624 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
istana Wengker, lebih dulu Wirobento dan Wirobandrek cepat
melaporkan tentang kedatangan Puspa Dewi itu kepada Resi
Bajrasakti dan Ki Tumenggung Suramenggala.
Para perajurit pengawal yang berjaga di Istana itu berdiri
tegak dalam keadaan siap. Akan tetapi mata mereka
memandang penuh kagum dan gentar terhadap gadis cantik
jelita yang melangkah tenang di samping Ki Surogeni,
memasuki ruangan tamu di sebelah pendapa istana Kadipaten
Wengker. Banyaknya perajurlt pengawal yang berada di
sekitar istana, memenuhi halaman istana yang luas dan
berjaga di sepanjang lorong sampai ke pendapa, sama sekali
tidak membuat Puspa Dewi merasa gentar. Sebagai seorang
yang pernah menjadi Sekar Kedaton Kerajaan Wura-wuri,
Puspa Dewi tentu saja tidak merasa asing dengan
kemewahan yang terdapat di istana Wengker itu. Akan tetapi
ia pun tahu bahwa banyaknya perajurit pengawal di luar dan
dalam istana itu tidaklah wajar. Ia menduga bahwa pihak
istana berada dalam keadaan siap siaga dan bahwa istana itu,
setidaknya bagian pendapa dan ruang tamunya, telah
dikepung pasukan! Pasti Wiro-bento dan Wirobandrek yang
telah memberi laporan dan Linggawijaya yang sekarang
menjadi Adipati Linggawijaya itu lelah membuat persiapan!
Namun hal ini tidak mambuat hati Puspa Dewi menjadi jerih.
625 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika Puspa Dewi dan Ki Surogeni memasuki ruangan
tamu yang luas dan mewah itu, di situ telah menunggu Resi
Bajrasakti dan Ki Tumenggung Suramenggala. Tentu saja
Puspa Dewi mengenal baik dua orang laki-laki tua ini. Ki
Suramenggala adalah bekas Lurah Dusun Karang Tirta,
bahkan pernah menjadi ayah tirinya karena ibunya menjadi
selir bekas lurah ini. Mengingat bahwa ibu kandungnya baru-
baru ini diculik oleh orang-orang Ki Suramenggala, sepasang
mata gadis itu memandang kepada Ki Suramenggala dengan
kilatan marah. Ki Suramenggala diam-diam bergidik ngeri dan
tak dapat bertahan lama beradu pandang, segera ia
menundukkan pandang matanya. Kemudian Puspa Dewi
menatap wajah Resi Bajarasakti. Tentu saja ia pun mengenal
baik pertapa sesat ini. Kurang lebih tujuh tahun yang lalu, ia
pernah diculik dan dilarikan Resi Bajrasakti ini. Akan tetapi
kemudian ia terjatuh ke tangan Nyi Dewi Durgakumala, dan
sebaliknya Linggawijaya yang diculik Nyi Dewi Durgakumala
terjatuh ke tangan Sang Resi Bajrasakti. Kemudian ia menjadi
murid Nyi Dewi Durgakumala sedangkan Linggajaya menjadi
murid Resi Bajrasakti. Maka ia pun memandang kepada resi
itu dengan mata mencorong. Dulu ia masih gadis remaja
ketika diculik Resi Bajrasakti dan nyaris menjadi korban
kekejian pendeta sesat ini.
626 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi Resi Bajrasakti tersenyum dan berkata,
"Selamat datang di Istana Wengker, Ni Puspa Dewi. Silakan
duduk!" Akan tetapi Puspa Dewi tetap berdiri dan ia berkata dengan
sikap angkuh dan tegas. "Aku datang berkunjung untuk
bertemu dan bicara dengan Adipati Wengker, bukan dengan
sembarang orang!"
Tumenggung Suramenggala bangkit berdiri dan berkata
dengan wajah tersenyum cerah. "Wahai, Anakku Puspa Dewi
yang manis dan gagah perkasa. Apakah engkau tidak
mengenal lagi aku, Tumenggung Suramenggala, Ayah tirimu
yang menyayangmu?"
Puspa Dewi memandang ke arah bekas ayah tirinya itu
dengan pandang mata tajam menusuk. "Ki Suramenggala,
tidak perlu Andika banyak cakap lagi! Kalau saja aku belum
menemukan kembali Ibuku dalam keadaan selamat, sekarang
juga aku pasti sudah turun tangan menghajar Andika!"
Mendengar ucapan Ini, Suramenggala menjadi pucat dan
tidak mengeluarkan kata-kata lagi. Kini Resi Bajrasakti tertawa
bergelak. "Ha-ha-ha-ha! Puspa Dewi, kalau Andika hendak bertemu
dengan Kanjeng Adipati Llnggawljaya, keinginanmu itu sia-sia
karena beliau sedang tidak berada di Istana."
627 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar ucapan Resi Bajrasakti yang nadanya
sungguh-sungguh itu, Puspa Dewi menduga bahwa kakek itu
tidak berbohong.
"Kalau begitu, biarkan aku bertemu dan bicara dengan
isterinya, Dewi Mayangsaril"
"Sayang sekali, juga .beliau sedang bepergian, tidak
berada di istana." jawab
Resi Bajrasakti. "Akan tetapi, ketahuilah, Puspa Dewi, kalau
Andika memang ada kepentingan, Andika dapat
membicarakan dengan kami bertiga. Aku adalah wakil
Kanjeng Adipati dalam urusan pemerintahan Wengker. Ki
Tumenggung Sura-menggala ini adalah Ayahanda Kanjeng
Adipati sehingga beliau dapat mewakili puteranya. Adapun Ki
Surogeni ini adaiah Ayahanda Permaisuri Dewi Mayangsari
sehingga beliau dapat mewakili puterinya. Nah, kalau
kedatanganmu ini membawa urusan penting, kami bertiga
dapat mewakili Kanjeng Adipati Llnggawijaya yang Andika
tahu juga adalah muridku. Katakanlah, apa yang Andika
kehendaki, Puspa Dewi?"
"Hemm, aku tidak mempunyai kepentingan pribadi dengan
Andika, Resi Bajrasakti, atau dengan Ki Suramenggaia
ataupun Ki Surogeni. Aku hanya Ingin mencari Adikku Niken
Harni karena aku tahu bahwa ia memasuki Wengker dan
628 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menurut keterangan Ki Surogeni, ia berada di Istana
Wengker." Sekarang, kalian katakan di mana Adikku itu. Aku
datang tidak dengan niat bermusuhan. Akan tetapi kalau
kalian tidak menyerahkan Adikku, atau kalau kalian
mengganggu Adikku, aku tidak akan berhenti sebelum
membuat Wengker menjadi karang abang (lautan api)l"
Ucapan Puspa Dewi dikeluarkan dengan suara lembut,
namun terdengar kering dan mengerikan. Tiga orang tua itu
merasakan betapa dalam suara itu terkandung ancaman-
ancaman yang sungguh-sungguh, bukan sekadar gertakan.
"Heh, tenanglah, Puspa Dewi. Sebenarnya, mengingat
bahwa Andika adalah murid Nyi Dewi Durgakumala yang kini
menjadi Permaisuri Wura-wuri dan Andika dianggap sebagai
puterinya dan menjadi Sekar Kedaton Wura-wuri, Andika
bukanlah orang luar dan di antara kita ada hubungan. Wura-
wuri selalu bersahabat dengan Wengker. Karena itu, marilah
kita bicara seperti sahabat dan duduklah, Puspa Dewi."
"Hemm, aku tidak ada urusan dengan Wengker maupun
Wura-wuri, Resi Bajrasakti. Katakan saja di mana adanya
Niken Harni."
"Hemm, kalau Andika tidak mau menganggap kami sebagai
kawan, lalu apa artinya Andika bertanya kepada kami"
Kalaupun kami menjawabnya, kalau Andika menganggap
629 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kami sebagai musuh, Andika bagaimana dapat percaya
keterangan kami" Ingat, terhadap musuh orang dapat saja
berbohong, sebaliknya terhadap teman tentu orang tidak akan
berbohong."
"Sesukamu akan menganggap aku kawan atau lawan, Resi
Bajrasakti. Akan tetapi, mengingat bahwa Andika menjadi
seorang yang berkedudukan tinggi dan berkuasa di Wengker,
dan Andika berada di sarang sendiri sehingga tidak mendapat
tekanan dariku, maka mustahil kalau Andika mau
merendahkan diri menjadi seorang pengecut yang berbohong.
Aku percaya Andika akan bicara sejujurnya tentang adikku
Niken Harni."
Wajah Resi Bajrasakti berubah merah, matanya melotot
dan dia marah sekali. Memang tidak ada alasan baginya untuk
berbohong karena dia tidak takut kepada Puspa Dewi, bahkan
dapat dibilang bahwa saat itu dia yang menguasai keadaan
dan dapat menangkap bahkan membunuh gadis itu kalau dia
kehendaki. Dia marah mendengar Puspa Dewi bersikap
demikian berani dan penuh tantangan.
"Huh, aku pun tidak sudi berbohong kepadamu karena aku
tidak takut untuk bicara terus terang. Nah, dengarlah, Puspa
Dewi. Niken Harni memang pernah menjadi tamu di Istana
Wengker, akan tetapi beberapa hari yang lalu ia dibawa pergi
oleh Nini Bumigarbo! Nah, percaya atau tidak, terserah!"
630 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sepasang mata Puspa Dewi mencorong dan seolah
hendak menembus mata Resi Bajrasakti untuk menjenguk isi
hatinya. Ia berkata, "Aku percaya kepada Andika, Resi
Bajrasakti. Mengapa Nini Bumigarbo membawa pergi Niken
Harni, dan ke mana Adikku dibawa pergi?"
"Hoa-ha-ha-ha!" Resi Bajrasakti tertawa bergelak. "Apakah Andika belum mendengar tentang watak aneh luar biasa dari
Nini Bumigarbo, Puspa Dewi" Siapa yang dapat mengetahui
apa yang akan dilakukannya dan mengapa ia melakukan
sesuatu" Ia datang dan membawa pergi Niken Harni, siapa
yang dapat melarang dan siapa pula yang dapat bertanya" la
datang dan pergi begitu saja. Yang kami ketahui hanyalah
bahwa Niken Harni dibawa pergi Nini Bumigarbo. Kalau
Andika ingin mengetahui sebabnya, carilah Nini Bumigarbo
dan tanyalah sendiri kepadanya!"
Puspa Dewi mengerutkan alisnya. Tentu saja ia sudah
mendengar akan nama besar Nini Bumigarbo, seorang datuk
wanita yang dikabarkan orang sebagai manusia setengah
dewa atau setengah ibi s yang memiliki kesaktian yang luar
biasa. Bahkan ketika ia digembleng Sang Maha Resi
Satyadharma, pertapa itu pernah berkata kepadanya bahwa di
antara para tokoh sakti pada waktu itu, kiranya yang dapat
dianggap paling tinggi ilmu kepandaiannya adalah Sang
Bhagawan Ekadenta dan Nini Bumigarbo! Akan tetapi
631 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sungguh aneh sekali, mengapa Nini Bumigarbo membawa
pergi Niken Harni" Resi Bajrasakti benar ketika berkata bahwa
tidak ada yang tahu apa yang dilakukan nenek aneh itu dan
mengapa ia melakukannya.
"Hemm, baiklah. Aku percaya keterangan Andika bahwa
Adikku itu telah dibawa pergi Nini Bumigarbo, Resi Bajrasakti.
Aku akan mencarinya. Akan tetapi, aku teringat bahwa
kabarnya Dewi Mayangsari adalah murid Nini Bumigarbo.
Tentu ia tahu mengapa dan ke mana Niken Harni dibawa pergi
Nini Bumigarbo."
"Agaknya Andika belum tahu benar siapa Nini Bumigarbo.
Bahkan kepada muridnya sendiri pun ia tidak pernah
memberitahu. Sepengetahuanku, Kanjeng Puteri Dewi
Mayangsari juga tidak tahu ke mana Niken Harni dibawa Nini
Bumigarbo."
"Sudahlah, aku tidak ingin merepotkanmu lebih jauh. Aku
pamit pergi dan terima kasih atas keteranganmu, Resi
Bajrasakti!" Setelah berkata demikian, Puspa Dewi memutar
tubuh dan melangkah keluar dari ruangan tamu.


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Puspa Dewi, engkau sudah berani memasuki Wengker,
tidak boleh pergi begitu saja! Engkau harus tunggu pulangnya
Adipati Linggawijaya dan isteri nya" kata Ki Suramenggala.
Akan tetapi Puspa Dewi tidak mempedulikan ucapan bekas
632 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ayah tirinya itu dan melangkah keluar. Akan tetapi setibanya di
pendapa istana, ia melihat ratusan orang perajurit sudah siap
siaga dengan senjata tombak, golok, atau pedang di tangan,
menutup semua jalan keluar. Bahkan di sana, di halaman
yang merupakan alun-alun, masih terdapat sedikitnya seribu
orang perjurit.
"Ha-ha-ha-ha!" Resi Bajrasakti tertawa-tawa dan muncul
dari dalam ruangan tamu bersama Ki Surogeni dan
Tumenggung Suramenggala. Mereka bertiga tertawa-tawa.
"Puspa Dewi, Andika tidak boleh pergi sebelum Sang Adipati
dan istennya pulang! Andaikata Andika bersayap sekalipun,
tidak mungkin Andika dapat terbang lolos dari Wengker, ha-
ha-ha!" "Untuk keluar dari Wengker, aku tidak perlu terbang, Resi
Bajrasakti! Hai itttt.. .!" Tiba-tiba Puspa Dewi mengeluarkan
pekik melengking. Itulah Aji Jerit Guruh Bairawa dan ia sudah
mencabut pedangnya Kyai Candrasa Langking dan
memutarnya dengan cepat sambil menerjang ke arah Resi
Bajrasakti dan Ki Surogeni. Pedangnya lenyap berubah
menjadi sinar hitam bergulung-gulung dibarengi angin dahsyat
menyambar-nyambar dan didorong' pula oleh getaran pekik
yang amat hebat itu. Resi Bajrasakti cepat melompat ke
belakang dan melindungi dirinya dengan pengerahan tenaga
sakti sambil mencabut dan memutar cambuknya yang
633 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergagang gading. Juga Ki Surageni yang sudah merasakan
kehebatan gadis itu, cepat melompat ke belakang sambil
mencabut kerisnya. Akan tetapi ternyata serangan dahsyat
dari Puspa Dewi itu hanya gertakan belaka karena tahu-tahu
ia sudah menggunakan tangan kirinya untuk menghantam
tengkuk Ki Suramenggala yang sama sekali tidak
menduganya karena tadi dia tidak diserang.
"Plakk!" Tubuh Ki Suramenggala seketika menjadi lemas
setengah lumpuh dan dia sama sekail tidak berdaya ketika
tangan kiri Puspa Dewi mencengkeram baju tumenggung
yang mewah dan tebal itu pada punggungnya. Sambil
menempelkan pedang di leher bekas ayah tlrlnya itu Puspa
Dewi menghardik.
634 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Resi Bajrasakti! Kalau Andika tidak memerintahkan semua
perajurit agar mundur dan tidak boleh mengganggu
kepergianku, aku akan memenggal leher Ki Suramenggala ini
lebih dulu sebelum aku mengamuk dan menjadikan tempat ini
sebagai banjir darah!"
Tentu saja Ki Suramenggala menjadi terkejut dan
ketakutan. Sedikit saja pedang yang menempel di kulit
lehernya itu digoreskan, nyawanya tidak akan tertolong lagi
dan dia akan mati seperti ayam disembelih. Saking takutnya,
tubuhnya yang setengah lumpuh itu menggigil.
635 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Puspa Dewi.. ingat. . aku adalah ayahmu. . ampunilah
aku, jangan bunuh aku, Puspa Dewi... "
Puspa Dewi tidak menjawab, akan tetapi tangan kirinya
semakin kuat mencengkeram punggung baju Itu sehingga kini
leher baju itu mencekik leher Ki Suramenggala sehingga dia
menjadi semakin ketakutan.
Resi Bajrasakti dan Ki Surogeni terkejut dan saling
pandang. Mereka berdua maklum sepenuhnya bahwa tidak
mungkin mereka membiarkan gadis itu membunuh Ki
Suramenggala. Kalau tumenggung itu tewas, tentu Adipati
Linggawijaya akan marah sekali dan menyalahkan mereka.
Gadis itu bukan hanya menggertak kosong. Sekali pedangnya
bergerak, Ki Suramenggala tentu tewas dan kalaupun
akhirnya mereka mampu membunuh gadis itu dengan
keroyokan ribuan pasukan, yang sudah pasti gadis itu tidak
akan roboh sebelum ia membunuh banyak sekali orang.
Gertakannya merupakan ancaman yang mengerikan. Akan
benar-benar terjadi banjir darah di Wengker kalau mereka
tidak menuruti kehendaknya.
"Resi Bajrasakti, bagaimana tanggapanmu" Jangan
membuat aku kehilangan kesabaran!" bentak Puspa Dewi
sambil mendorong Ki Suramenggala keluar dari pendapa.
Para perajurit yang berada paling depan di pendapa itu hanya
mengacung-acungkan senjata mereka, akan tetapi tentu saja
636 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka tidak berani menyerang, pertama karena mei hat Ki
Tumenggung Suramenggala dijadikan sandera, kedua karena
mereka tidak mendapat perintah dari Resi Bajrasakti.
Resi Bajrasakti merasa ngeri sendiri membayangkan ada
perajurit yang menyerang Puspa Dewi dan menyebabkan
gadis itu membunuh Tumenggung Suramenggala dan
mengamuk. Dia lalu berseru nyaring sehingga terdengar oleh
semua perajurit, juga oleh mereka yang berkumpul di alun-
alun halaman istana.
"Hai i Para perajurit dan para perwira! Dengar perintah
kami! Jangan halangi Puspa Dewi keluar dari kota raja!"
Setelah berteriak demikian Resi Bajrasakti berkata kepada
Puspa Dewi. "Nah, Puspa Dewi, Andika boleh pergi, akan
tetapi Andika harus memegang janji dan membebaskan Ki
Tumenggung Suramenggala."
"Resi Bajrasakti, aku bukan orang yang suka melanggar
janji. Biarpun Ki Suramenggala pantas dihukum atas
kejahatannya terhadap Ibuku, namun aku akan
membebaskannya kalau aku sudah terlepas dari kepungan
pasukanmu."
Setelah berkata demikian, dengan sikap tenang namun
waspada, Puspa Dewi mendorong Ki Suramenggala dan
melangkah keluar dari pendapa istana, kemudian terus
637 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyeberangi alun-alun di antara deretan perajurit yang
berkumpul di kanan kiri. Para perajurit itu hanya dapat
memandang dengan kagum akan tetapi tidak ada yang berani
bergerak. Juga ketika Puspa Dewi yang menodong Ki
Suramenggala itu keluar dari pintu gerbang kota kadipaten,
tidak ada seorang pun berani menghalanginya. Sebetulnya
banyak para perwira dan senopati merasa penasaran karena
mereka merasa yakin bahwa apabila mereka diperbolehkan
dan maju menyerbu, mustahil gadis itu mampu lolos dari
pengeroyokan ratusan, bahkan ribuan orang perajurit! Akan
tetapi, tentu saja mereka tidak berani melanggar perintah Resi
Bajrasakti tadi. Juga mereka semua merasa ngeri, kalau
sampai Ki Suramenggala tewas dan mereka dipersalahkan
sebagai penyebabnya, tentu Sang Adipati akan marah sekali
dan menghukum mereka. Maka, biarpun di situ berkumpul
banyak sekail perajurit, tak seorang pun berani bergerak
menghalangi gadis yang keluar dari kota Kadipaten Wengker
itu. Setelah tiba di luar kota dan tidak ada lagi perajurit berjaga,
Puspa Dewi melepaskan Ki Suramenggala dan berkata, "Ki
Suramenggala, kalau Andika berani lagi mengganggu Ibuku,
aku tidak akan mengampunimu!" Setelah berkata demikian,
Puspa Dewi melompat jauh dan berlari cepat meninggalkan Ki
Suramenggala yang kini dapat bernapas lega. Dia terbebas
638 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari ancaman maut, akan tetapi juga dia merasa kehilangan
muka karena tadinya Ki Tumenggung Suramenggala dikenal
selain sebagai ayah kandung Sang Adipati Wengker, juga
sebagai seorang yang sakti! Maka, dia tidak kembali ke istana,
melainkan diam-diam pulang ke rumahnya sendiri.
*** Pada awal kisah ini, Empu Bharada dalam samadhinya
menerima wangsit (penglihatan batin) betapa hawa angkara
murka dan nafsu-nafsu daya rendah menimbulkan kegelapan
menyelimuti Kahuripan. Penglihatan batin ini dia artikan
sebagai malapetaka yang mengancam Kahuripan, membuat
hati sang pertapa yang arif bijaksana ini khawatir sungguhpun
dia menyerahkan segalanya kepada Kekuasaan Sang Hyang
Widhi dan merasa yakin bahwa Yang Maha Kuasa pasti akan
menolong dan membebaskan Kahuripan dari kehancuran
akibat serangan bencana itu.
Apa yang dikhawatirkan Sang Empu Bharada akhirnya
terjadi juga. Adipati Wengker, Linggawijaya dan isterinya,
Dewi Mayangsari, pergi untuk membujuk kerajaan-kerajaan
kecil lainnya untuk sekali lagi berusaha menghancurkan Kahu-
ripan, musuh bebuyutan mereka. Adipati Linggawijaya pergi
berkunjung ke Kerajaan Parang Siluman dan diterima dengan
gembira Ratu Parang-Siluman, yaitu Nyi Durgamala yang
biarpun usianya sudah lebih dari empat puluh tahun, namun
639 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih tampak cantik seperti kedua orang anak
perempuannya, yaitu Lasmini, bekas selir Ki Patih Narotama
yang berusia dua puluh empat tahun dan Mandari, bekas selir
Sang Prabu Erlangga yang berusia dua puluh dua tahun.
Tentu saja uluran tangan Adipati Wengker untuk bekerja sama
menghancurkan Kahuripan itu diterima baik oleh tiga orang
wanita cantik yang menjadi penguasa di Kerajaan Parang
Siluman itu. Kahuripan atau lebih tepat lagi, Sang Prabu
Erlangga dan Ki Patih Narotama merupakan musuh-musuh
besar mereka. Dalam kisah Sang Megatantra diceritakan
betapa Lasmini dan Mandari yang ketika itu masih gadis
menjadi selir Ki Patih Narotama dan Sang Prabu Erlangga.
Kalau Raja dan Patih Kahuripan itu mengambil mereka
sebagai selir karena kecantik-jelitaan yang luar biasa dari
kakak-beradik ini dan juga karena Sang Prabu Erlangga
berniat mengakhiri permusuhan itu dengan jalan pernikahan,
sebaliknya dua orang kakak-beradik itu mau menjadi selir
mereka dengan maksud untuk menghancurkan Raja dan Patih
itu dari dalam! Memang kedua orang gadis itu kemudian jatuh
cinta kepada suami mereka, namun mereka tetap
melaksanakan cita-cita mereka menghancurkan Kahuripan.
Namun usaha yang didukung kerajaan-kera-jaan lain itu
ternyata gagal dan mereka berdua bahkan diusir dari
Kahuripan. 640 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja Lasmini dan Mandari yang memiliki kesaktian itu menjadi sakit hati, dan mendendam kepada Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotama. Hanya saja, mereka tidak mampu berbuat sesuatu karena Raja dan Patih Kahuripan itu sakti mandraguna, memiliki banyak senopati yang sakti, didukung pula oleh para satria yang setia kepada Kahuripan, serta memiliki pasukan yang kuat. Maka, ketika Linggawijaya, Adipati Wengker datang berkunjung dan menawarkan kerjasama, mereka menyambutnya dengan gembira. Timbul pula harapan baru dalam hati mereka untuk dapat membalas dendam dan menghancurkan Kahuripan, apalagi kini mereka menganggap Kerajaan Wengker menjadi kuat setelah adipatinya baru, yaitu Linggawijaya yang dulu pernah pula mengadakan hubungan gelap dengan Lasminil Hal ini diceritakan dalam kisah Sang Megatantra. Baik Lasmini maupun Mandari sudah tahu akan kesaktian Linggawijaya yang dulu bernama Linggajaya, murid Resi Bajrasakti itu.
Sejak diusir dari Kahuripan, Lasmini dan Mandari kembali ke Parang Siluman dan membantu Ratu Durgamala, ibu mereka yang janda, mengurus Kerajaan Parang Siluman. Dua orang puteri itu setelan diusir dari Kahuripan, menuruti watak mereka yang cabul seperti ibu mereka. Mereka adalah hamba-hamba dari nafsu mereka sendiri, dan setelah berpisah dari Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotama yang menjadi 641
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suami mereka, kakak beradik ini tidak tahan untuk hidup
sendiri tanpa pria. Mulailah mereka mengumbar nafsu,
mencari dan berganti-ganti kekasih karena mereka memang
pembosan. Ibu mereka, Ratu Durgamala, membiarkan saja
kelakuan dua orang pulennya karena ia sendiripun berwatak
seperti itu. Berpisah dari suaminyat yang kini menjadi
Bhagawan Kundolomuko, Ratu Durgamala juga berganti-ganti
kekasih, pemuda-pemuda tampan. Bahkan ibu dan dua orang
puterinya itu kini menjadi penyembah-penyembah Bathari
Durga, agama yang dipimpin oleh bekas suami ratu itu sendiri,
yaitu Bhagawan Kundolomuko. Mereka juga menambah ilmu
mereka dengan Ilmu sihir yang menjadi keistimewaan
Bhagawan Kundolomuko sebagai penyembah Bathari Durga.
Pada waktu itu, Kerajaan Parang Siluman yang sebetulnya
wilayahnya lebih kecil dibandingkan Wengker atau Wura-wuri,
merupakan kerajaan kecil atau kadipaten yang kuat karena
memiliki banyak orang yang sakti mandraguna. Ratu
Durgamala sendiri adalah seorang janda cantik yang sakti.
Kedua orang puterinya, Lasmini dan Mandari, juga memiliki
tingkat kepandaian yang bahkan lebih tinggi dibandingkan
tingkat ibu mereka. Masih ada lagi bekas suami Sang Ratu,
yaitu Bhagawan Kundolomuko yang kini menjadi Ketua
Agama Durgadharma di kerajaan itu. Juga masih diperkuat
oleh Ki Nagakumala, yaitu kakak kandung Ratu Durgamala
642 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang juga memberi gemblengan kesaktian kepada Lasmini
dan Mandari, dua orang keponakannya. Ki Nagakumala ini
adalah bekas suami Ratu Mayang Gupita dari Kerajaan
Siluman Laut Kidul. Maka, biarpun Kerajaan Parang Siluman
tidak berapa besar, pasukannya yang tidak besar jumlahnya
itu amat kuat karena para perajuritnya membentuk pasukan-
pasukan siluman yang pandai menyerang dengan ilmu sihir
dan tenung. Demikianlah sepintas keadaan Kerajaan Parang Siluman
dengan para tokohnya yang sejak turun-temurun menjadi
musuh keturunan Mataram yang sekarang menjadi Kerajaan
Kahuripan. Maka, kunjungan Adipati Linggawijaya dari Kerajaan
Wengker tentu saja disambut gembira oleh para pimpinan
Parang Siluman, terutama sekali Ratu Durgamala dan kedua
orang puterinya, Lasmini dan Mandari. Mereka menyambut
adipati muda yang tampan itu dengan pesta. Kebetulan sekali
pada malamnya adalah malam bulan purnama dan seperti
biasa, pada ala bulan purnama diadakan upacara pemujaan
Bathari Durga. Sambil berpesta, Adipati Linggawijaya disuguhi
tari-tarian yang menggairahkan, bahkan dalam kesempatan
itu, Puteri Lasmini dan Mandari yang cantik molek itu
memamerkan kepandaian mereka menari. Dengan pakaian
indah namun menggairahkan karena pakaian tembus pandang
643 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu membuat tubuh mereka yang menggairahkan, dengan
lekuk-lengkung sempurna itu tampak jelas. Apalagi tariari yang
dilakukan dengan tubuh yang lentur dan indah itu menggeliat-
geliat bagaikan ular kepanasan, membuat Linggawijaya yang
menonton menjadi terangsang. Ditambah lagi dengan
minuman keras yang memabokkan.
Akan tetapi, dia tidak mempunyai pilihan lain karena sejak


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia datang, Ratu Durgamala sudah mengambil keputusan
untuk tidak menyia-nyiakan kehadiran adipati yang gagah dan
tampan ini untuk diajak bersenang-senang setelah ada
persetujuan bekerjasama menghancurkan Kahuripan. Sehabis
pesta malam itu, Ratu Durgamala menyekap Linggawijaya
dalam kamarnya. Lasmini dan Mandari tentu saja harus
mengalah terhadap ibunya dan mereka mencari pasangan lain
terdiri dari para pemuda yang selalu siap untuk melayani
mereka. Sampai tiga hari tiga maiam Adipati Linggawijaya tinggal di
Istana Parang Siluman. Selain setiap hari bersenang-senang
dengan Ratu Durgamala dan kedua orang puterinya,
Linggawijaya juga mengadakan perundingan untuk
mengadakan pertemuan besar antara semua kadipaten atau
kerajaan kecil yang menentang Kahuripan. Setelah itu, dia lalu
melanjutkan perjalanannya ke Kadipaten Siluman Laut Kidul.
644 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dibandingkan tiga buah kerajaan lain, yaitu Kerajaan
Wengker, Kerajaan Wura wuri, dan Kerajaan Parang Siluman,
maka kerajaan di tepi laut yang disebut Kerajaan Siluman Laut
Kidul dapat dibilang kecil. Daerahnya tidak luas, hanya
sepanjang pantai sampai ke pegunungan, memanjang dari
barat ke timur, di sebelah timur Kerajaan Parang Siluman.
Namun, kerajaan ini dipimpin keluarga seperguruan yang sakti
mandraguna. Ratu Mayang Gupita yang menjadi penguasa di Kerajaan
Siluman Laut Kidul terkenal sekali dan disegani para pimpinan
kerajaan lain. Ia seorang wanita berusia sekitar lima puluh dua
tahun, dapat disebut seorang raseksi (raksasa wanita) karena
tubuhnya tinggi besar dengan perut gendut. Wajahnya
menyeramkan, berbentuk serba bulat dan besar, baik itu
matanya, hidungnya, telinganya atau mulutnya. Bahkan di
kedua sudut bibirnya tampak taring menonjol. Wanita tua dan
jelek rupanya ini mewah sekali. Tubuhnya mengenakan
pakaian yang serba indah dan perhiasan emas permata
memenuhi kaki tangan dan lehernya. Juga lagaknya genit
seperti seorang perawan manja. Akan tetapi ia sakti
mandraguna, juga terkenal kejam terhadap musuh-musuhnya.
Ratu Mayang Gupita telah janda, bercerai dari suaminya yang
bukan lain adalah Ki Nagakumala, kakak Ratu Durgamala dari
Parang Siluman yang juga menjadi guru Puteri Lasmini dan
645 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mandari. Biarpun kini Ki Nagakumala berada di Parang
Siluman dan membantu adiknya, namun hubungannya
dengan bekas isterinya, masih tetap baik karena keduanya
mempunyai musuh yang sama, yaitu Kerajaan Kahuripan.
Ratu Kerajaan Siluman Laut Kidul ini tidak mempunyai anak,
dan sesungguhnya sejak muda ia tidak begitu suka kepada
pria, karena tidak pernah ada pria mengaguminya.
Pernikahannya dahulu dengan Ki Nagakumala juga hanya
untuk menyatukan kedua kerajaan agar kedudukan mereka
kuat. Akan tetapi karena ratu raseksi yang biarpun pesolek
dan genit ini tidak suka kepada pria, maka pemihakan itu
akhirnya gagal dan ia bercerai dari suaminya yang lebih suka
bermesraan dengan wanita lain daripada dengan isterinya
yang berwajah menyeramkan itu.
Ratu Mayang Gupita memerintahkan Kerajaan Siluman
Laut Kidul dengan tangan besi. Ia dibantu tiga orang yang juga
sakti mandraguna dan bersama Sang Ratu, mereka
merupakan keluarga seperguruan yang kesemuanya selain
ahli ilmu kanuragan, juga pandai ilmu sihir. Yang pertama
adalah paman guru dari Sang Ratu bernama Bhagawan
Kalamisani. Kakek ini berusia enam puluh lima tahun dan
menjadi guru sihir Ratu Mayang Gupita. Tubuhnya kurus kecil
dan bongkok, mirip Sang Bhagawan Durna dari kisah wayang
Maha Bharata. Akan tetapi kakek ini merupakan lawan yang
646 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
amat berbahaya karena memiliki bermacam-macam ilmu sihir
yang dahsyat. Orang ke dua adalah Ki Naga jaya yang berusia
empat puluh lima tahun, bertubuh kecil kurus. Dia adalah adik
seperguruan Ratu Mayang Gupita, ahli bersilat dengan senjata
ruyung dan juga pandai bermain sihir. Orang ke tiga adalah Ki
Nagarodra, adik dari Nagajaya, berusia empat puluh tahun
dan tubuhnya tinggi besar. Senjatanya sebuah klewang
(golok) dan seperti kakaknya, dia pun ahli sihir dan menjadi
adik seperguruan Sang Ratu.
Demikianlah, empat orang anggauta keluarga seperguruan
ini yang menjadi pemimpin di Kerajaan Siluman Laut Kidul.
Tentu saja masih banyak terdapat para senopati dan perwira
yang memimpin pasukan kerajaan itu. Biarpun jumlah
pasukan Kerajaan Siluman Laut Kidul tidak besar, hanya
kurang lebih lima ribu orang saja, namun pasukan ini dapat
membentuk barisan yang mengandung daya sihir sehingga
dapat melawan musuh yang jumlahnya lebih besar daripada
jumlah mereka. Di dalam Kisah Sang Megatantra, Kerajaan Siluman Laut
Kidul juga ikut bersekutu dengan tiga kerajaan lain. Namun
gerakan mereka yang sekongkol dengan pemberontak di
Kahuripan telah mengalami kegagalan. Hal ini menambah
perasaan dendam dan benci dalam hati para pimpinan
Kerajaan Siluman Laut Kidul kepada Kahuripan.
647 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena itu, ketika Adipati Linggawijaya dari Wengker
datang berkunjung, tentu saja Ratu Mayang Gupita dan tiga
orang pembantunya menyambut dengan gembira. Mereka lalu
mengadakan pesta penyambutan yang meriah untuk
menghormati Adipati Linggawijaya. Setelah berpesta pora,
disuguhi tarian menggairahkan dari penari-penari wanita muda
belia yang cantik-cantik, mereka lalu mengadakan
perundingan di dalam ruangan tertutup. Di sini, Adipati
Linggawijaya dan empat orang penguasa Kerajaan Siluman
Laut Kidul itu membuat rencana untuk bersama-sama
menghancurkan Kerajaan Kahuripan. Seperti yang telah dia
rundingkan dan setujui dengan Kerajaan Parang Siluman,
Adipati Linggawijaya menyampaikan undangan agar Ratu
Mayang Gupita menghadiri rapat besar yang akan diadakan di
Kerajaan Wengker pada malam bulan purnama siddhi. Rapat
itu akan dihadiri oleh Kerajaan Wengker sebagai tuan rumah,
Kerajaan Wura-wuri, Parang Siluman, dan Siluman Laut Kidul.
Juga akan hadir penguasa daerah-daerah kecil yang secara
terang-terangan atau diam-diam menentang kekuasaan
Kerajaan Kahuripan.
Setelah mengadakan perundingan yang memuaskan kedua
pihak, Adipati Linggawijaya bermalam di Kerajaan Siluman
Laut Kidul dan pada keesokan harinya dia kembali ke
Kerajaan Wengker, dikawal dua losin perajurit yang selalu
648 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengawalnya dalam perjalanannya mengunjungi Parang
Siluman dan Siluman Laut Kidul.
Pada waktu yang bersamaan, Dewi Mayangsari yang juga
dikawal dua losin perajurit pilihan, melakukan kunjungan ke
Kerajaan Wura-wuri di daerah timur. Perjalanan yang
dilakukan Dewi Mayangl sari ini lebih jauh daripada perjalanan
yang dilakukan suaminya, Adipati Linggawijaya yang
mengunjungi dua kerajaan lain. Bahkan perjalanan Dewi
Mayangsari! ini cukup berbahaya karena ia harus melewati
daerah kekuasaan Kerajaan Kahuripan.
Kedatangan Dewi Mayangsari sebagai Permaisuri Kerajaan
Wengker diterima dengan senang oleh Adipati
Bhismaprabhawa dan permaisurinya, yaitu Nyi Dewi
Durgakumala. Karena Kerajaan Wengker dianggap sebagai
kawan lama dan sekutu Wura-wuri dalam perjuangan mereka
menentang Kerajaan Kahuripan, maka kunjungan Dewi
Mayangsari disambut dengan hormat dan dengan pesta
besar. Adipati Bhismaprabhawa, didampingi isterinya, Nyi
Dewi Durgakumala, dan empat orang senopatinya, yaitu Kala
Muka, Kala Manik, Kala Teja yang dikenal sebagai Tri Kala
(Tiga Kala), dan Ki Gandarwo, senopati muda tampan gagah
yang menjadi kekasih gelap Nyi Dewi Durgakumala, mengelu-
elukan tamu mereka yang dihormati itu.
649 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika Dewi Mayangsari menyampaikan niat ia dan
suaminya untuk mengadakan rapat pertemuan dengan semua
kadipaten yang menentang Kahuripan dan memperbarui
persekutuan dan usaha mereka, Adipati Bhismaprabhawa dan
Nyi Dewi Durgakumala menyambut gembira. Mereka lalu
mengambil keputusan untuk mengadakan rapat besar itu pada
malam bulan purnama siddhi di Wengker.
Setelah perundingan itu diterima dan disetujui kedua belah
pihak, mereka lalu bicara tentang Nyi Lasmi yang gagal
dibawa ke Wura-wuri.
"Sungguh sayang sekali pengiriman kami, yaitu Nyi Lasmi,
ke Wura-wuri digagalkan Ki Patih Narotama! Kami tahu bahwa
Nyi Lasmi merupakan orang penting bagi Wura-wuri, karena
dengan wanita itu sebagai sandera, tentu akan mudah
menundukkan Puspa Dewi." kata Dewi Mayangsari.
"Hemm, memang menggemaskan sekali Puspa Dewi itu.
Bocah yang tidak mengenal budi! Sejak kecil kudidik dan
kusayang sebagai anakku sendiri, kuangkat ia menjadi Sekar
Kedaton di kerajaan ini, ternyata ia malah berkhianat sehingga
usaha kita merobohkan Kahuripan gagali Memang, kalau Nyi
Lasmi berada di tangan kami, kami akan dapat memaksa anak
kurang ajar itu untuk kembali ke sini."
650 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kembali Ki Patih Narotama yang menggagalkan usaha
kita. Karena itu, sekali ini kita harus benar-benar berusaha
sekuat tenaga untuk menghancurkan Kahuripan." kata Dewi
Mayangsari. 'Ki Patih Narotama itu memang jahat sekali, akan tetapi
harus diakui bahwa dia sakti mandraguna. Maka, dalam rapat
besar nanti kita harus dapat mencari siasat yang paling baik
dan ampuh untuk menghancurkan Narotama dan Erlanggal"
kata Nyi Dewi Durgakumala dengan gemas. "Kalau kita hanya
mengandalkan kekuatan melawan mereka berdua, tentu kita
akar? gagal. Kita menyusun dan menyatukan semua kekuatan
kita, lalu membuat rencana siasat yang baik, baru kita dapat
berhasil dengan gebrakan-gebrakan yang mengejutkan."
Setelah mengadakan perundingan yang kesemuanya
ditujukan untuk menghancurkan Kahuripan, Dewi Mayangsari
lalu mengajak pasukan pengawalnya pulang ke Kerajaan
Wengker. Setibanya di Wengker, ia melihat suaminya, Adipati
Linggawijaya sudah pulang. Mereka lalu membuat persiapan
untuk mengadakan pertemuan dan rapat besar di antara para
pemerintah daerah yang sehaluan.
*** Malapetaka itu datang bagaikan mendung hitam tebal di
musim kemarau. Datang pada malam terang bulan. Tadinya,
651 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bulan bersinar penuh dan tiba-tiba saja, menjelang tengah
malam, muncul awan mendung yang demikian tebalnya
sehingga cuaca di kota raja Kahuripan menjadi hitam pekat
dan gelap gulita.
Sesuatu yang luar biasa terjadi. Ketika mendung mulai
menyembunyikan bulan dan bintang di baliknya, malam hitam
mulai merayap, angin semilir dan semua orang yang belum
tidur tiba-tiba merasa gelisah. Bulu tengkuk mereka
meremang dan ada perasaan ngeri menyerang perasaan hati
mereka. Angin lembut yang meniup atap rumah-rumah dan
pohon-pohonan menimbulkan suara berkelisik dan berbisik-
bisik seperti para lelembut keluar berkeliaran dan saling bicara
dalam bahasa yang seperti mendesis-desis. Dan, tanpa
mereka rasakan, orang-orang yang belum tidur itu tahu-tahu
telah tertidur pulas. Tidur yang tidak wajar karena mereka
yang sedang duduk, tertidur begitu saja sambil duduk. Bahkan
para perajurit yang melakukan tugas jaga, semua tertidur
pulas. Yang berjaga sambil duduk, bahkan yang berdiri pun
kini tertidur sambil bersandar kepada dinding gardu
penjagaan. Tidak terkecuali, di dalam Istana Kerajaan Kahuripan,
suasana menjadi sunyi sekali karena semua orang tertidur
pulas. Bukan hanya para dayang dan abdi, bahkan para
perajurit pengawal, semuanya tertidur. Ada beberapa orang
652 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perwira pasukan pengawal yang memiliki aji kanuragan, tiba-
tiba menyadari bahwa mereka terserang semacam hawa yang
amat kuat pengaruhnya, yang membuat tubuh mereka
menjadi lemas dan mata mereka tiba-tiba mengantuk sekali.
Mereka segera menyadari bahwa ada kekuatan sihir Aji
Panyirepan tengah menyerang mereka. Cepat mereka
mengerahkan tenaga batin mereka untuk menolak serangan
ini. Akan tetapi, kekuatan serangan Aji Panyirepan itu kuat
bukan main dan datangnya bergelombang sehingga usaha
mereka untuk bertahan gagal. Semua pertahanan mereka
bobol dan mereka pun jatuh tertidur pulas seperti yang lain.
Dua orang yang sakti di kota raja Kahuripan itu, yaitu Sang
Prabu Erlangga sendiri dan Ki Patih Narotama, juga tidur
pulas. Andaikata penyerangan Aji Panyirepan itu datang pada
saat mereka berdua belum tidur, tentu mereka akan mampu
menolaknya. Akan tetapi karena tidak menduga akan
datangnya serangan Ini, mereka telah tidur pulas ketika
gelombang Aji Panyirepan itu datang menyerang seluruh kota
raja Kahuripan sehingga raja dan patihnya yang sakti ini pun
tidak mengetahui apa yang terjadi. Mereka tidur pulas seperti
biasa. Gedung pusaka kerajaan berada di sebelah kiri Istana
Kahuripan. Gedung pusaka ini menyimpan pusaka-pusaka
yang dikeramatkan, pusaka-pusaka peninggalan Kerajaan
653 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Syailendra dan Kerajaan Mataram yang kemudian
menurunkan Kerajaan Kahuripan. Karena gedung pusaka ini


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merupakan tempat yang amat penting, maka selalu dijaga
oleh pasukan pilihan terdiri dari tiga losin perajurit dipimpin
oleh dua orang perwira tinggi yang memiliki kesaktian. Para
perajurit itu selalu berjaga secara bergantian di sekeliling
gedung pusaka itu sehingga tidak memungkinkan pencuri
dapat memasuki gedung.
Pada malam yang penuh rahasia itu, malam bulan purnama
tanpa bulan, tiga losin perajurit itu pun tidak dapat terhindar
dari gelombang pengaruh Aji Panyirepan itu. Karena mereka
merupakan perajurit pilihan, maka mereka pun merasakan
adanya pengaruh kuat yang menyerang mereka. Mereka
mencoba untuk bertahan akan tetapi tidak lama mereka dapat
melawan pengaruh itu. Mereka segera tidur dan biarpun
perlawanan membuat mereka gelisah dan bergerak dalam
tidur, namun akhirnya mereka pulas juga. Dua orang perwira
tinggi yang bertugas memimpin penjagaan malam itu, juga
memiliki aji kesaktian. Mereka juga terserang gelombang itu
dan bersikeras menahan diri dan melawan. Mereka bangkit
berdiri, terhuyung dan mengerahkan seluruh kekuatan batin
mereka untuk melawan rasa kantuk yang amat menekan
mereka. 654 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-ha-hal" Tiba-tiba di depan mereka tampak seorang raksasa berusia sekitar enam puluh tahun, gagah perkasa bermuka merah berpakaian indah, tangan kiri memegang sebatang gendewa (busur) besar dan di punggungnya tergantung belasan batang anak panah dalam sebuah bumbung. Kakek ini bukan lain adalah Dibya Krendasakti, penguasa Pulau Nusa Barung. Dia sedang melaksanakan tugas yang dia janjikan kepada Nini Bumigarbo untuk mencuri Cupu Manik Maya, sebuah di antara pusaka-pusaka Kerajaan Kahuripan. Dengan pengerahan Aji Panyirepan yang kuat, dia telah membuat semua perajurit sebanyak tiga losin yang berjaga di gedung pusaka tertidur, kecuali dua orang perwira tinggi pemimpin mereka yang masih dapat bertahan terhadap pengaruh Aji Panyirepan. Dibya Krendasakti sempat terheran-heran karena dia juga merasakan adanya hawa yang amat kuat dari Aji Panyirepan yang menguasai seluruh kota raja Kahuripan! Padahal dia hanya mengerahkan ajiannya itu kepada mereka yang berada di gedung pusaka dan sekitarnya. Melihat dua orang perwira tinggi Itu belum juga terpengaruh, dia muncul di depan mereka.
Dua orang perwira tinggi itu memang udah curiga dan menduga bahwa ada orang yang berniat jahat sedang melepas Aji Panyirepan, maka begitu melihat kakek pembawa gendewa itu berdiri di depan mereka, tanpa banyak cakap lagi
655 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka berdua mencabut pedang dan menyerang Dibya
Krendasakti. Kakek ini tertawa, gendewa di tangan kirinya
berserak. "Trang.. ! Trang.. .!*' Dua batang pedang itu terlepas dari
tangan dua orang perwira itu saking k'iatnya tangkisan
gendewa dan membuat telapak tangan yang tadi memegang
pedang menjadi lecet terkelupas kulitnya. Selagi kedua orang
perwira itu terkejut dan melangkah ke belakang, Dibya
Krendasakti sudah mendorongkan tangan kanannya ke
depan. 656 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wuuuuusssshhhh. .!" Angin yang kuat sekali bertiup dan tubuh dua orang perwira itu terlempar, terjengkang dan terbanting roboh. Mereka tak mampu bangkit kembali karena seketika pingsan!
Dibya Krendasakti lalu memasuki pendapa gedung pusaka, menghampiri pintu depan. Dengan mudah dia membuka daun pintu yang terbuat dari kayu tebal dan berat itu, lalu memasuki tempat yang biasanya merupakan daerah terlarang dan terjaga ketat itu dengan santai.
Terdapat banyak benda pusaka di dalam gedung itu.
Tombak, perisai, pedang, keris, penggada, busur dan anak panah, dan banyak senjata lain. Juga ada benda-benda bekas milik para raja jaman dahulu yang dikeramatkan dan menjadi benda pusaka. Akan tetapi, pusaka-pusaka yang paling penting dan dekat dengan Sang Prabu Erlangga, tentu saja berada di kamar raja di istana. Adapun benda-benda pusaka yang paling dipuja dalam gedung itu, berada di tempat khusus terbuat dari almari kayu terukir indah. Di antara pusaka yang dianggap penting dan di stimewakan itu terdapat Cupu Manik Maya, sebuah cembul atau semacam cawan terbuat dari emas yang bertaburkan intan
amat indahnya. Benda pusaka itu mengeluarkan sinar gemilang dan tampak seperti ratu dari semua benda yang terpa-jang dalam almari itu.
657 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dibya Krendasakti yang sudah mendapat gambaran dari
Nini Bumigarbo tentang cupu itu, terkekeh girang dan dia
segera menjulurkan tangan untuk mengambil benda pusaka
itu. Akan tetapi dia terkejut dan menarik kembali tangannya
karena ketika tangan itu tiba dekat dengan Cupu Manik Maya,
dia merasa betapa tangannya tergetar hebat. Dia memandang
kagum dan segera dia mengerrahkan perhatiannya,
merangkap kedua tangan seperti sembah ke depan
hidungnya, lalu mengerahkan tenaga saktinya dan
menjulurkan kembali tangannya. Kini dia menggunakan kedua
tangan setelah mengalungkan gendewanya di lehernya, Dia
dapat menangkap Cupu Manik Maya dengan kedua
tangannya, cepat memasukkannya ke dalam kain kuning yang
di katkan ke depan dada, lalu keluar dengan cepat dari
gedung pusaka. Betapa, pun sakti mandraguna juragan dari
Pulau Nusa Barung ini, dia dapat merasakan bahwa dia
memasuki tempat yang amat berbahaya dan sama sekali tidak
boleh dipandang rendah.
Setelah tiba di luar gedung pusaka, kembali dia dapat
merasakan bahwa ada getaran pengaruh yang kuat sedang
melanda hawa udara di Kahuripan. Dia tidak mau mencampuri
dan segera menggunakan kepandaiannya, berlari cepat
menghilang di dalam kegelapan dan tak lama kemudian dia
sudah keluar dari kota raja Kahuripan. Ketika dia melihat
658 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
betapa sunyinya kota raja itu, dan mendengar lolong anjing
saling bersahutan, mendengar kelepak sayap banyak
kelelawar dan bercicitnya burung malam dan burung hantu,
tahulah dia bahwa malam itu banyak orang yang memiliki ilmu
sihir yang amat kuat sedang merajalela di situ. Dia cepat-
cepat pergi menuju pulang ke Pulau Nusa Barung.
Memang, firasat yang dirasakan Sang Empu Bharada
beberapa waktu yang lalu benar-benar terjadi pada malam
bulan purnama yang gelap ini. Malapetaka datang beriringan.
Sungguhpun tidak ada janji atau kerja sama, namun secara
kebetulan sekali malam itu Dibya Krendasakti melaksanakan
janjinya mencuri pusaka Cupu Manik Maya justru pada malam
yang ditentukan oleh persekutuan empat kerajaan Wengker,
Wura-wuri, Parang Siluman, dan Siluman Laut Kidul bersama
beberapa buah kadipaten kecil lainnya! Maka, Dibya
Krendasakti merasakan adanya hawa yang aneh
menggetarkan dan menguasai seluruh kota raja Kahuripan.
Inilah pula sebabnya mengapa Aji Panyirepan Dibya
Krendasakti demikian ampuh sehingga seolah ajiannya itu
mempengaruhi seluruh penduduk kota raja itu! Padahal
sesungguhnya, bukan hanya Krendasakti yang mengerahkan
Aji Panyirepan pada malam hari itu, melainkan banyak sekali
tokoh sakti dari persekutuan itu juga mengerahkan Aji
Panyirepan mereka sehingga seluruh penghuni kota raja itu
659 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terpengaruh, kecuali mereka yang memang memiliki kekuatan
batin yang kuat sehingga tidak terpengaruh. Akan tetapi
karena pada malam hari itu, selain cuaca gelap pekat, juga
hawanya dingin, maka semua orang, baik yang terpengaruh
sihir maupun yang tidak, telah jatuh pulas.
Di sebuah rumah yang terletak di sebelah belakang
kompleks istana, tiba-tiba terdengar tangis bayi. Anak yang
baru berusia satu tahun itu menangis. Dia tidak terpengaruh
kekuatan sihir dan anak-anak yang jiwanya belum tertutup
nafsu daya rendah menjadi peka. Ada sesuatu yang membuat
bayi itu menangis, bukan tangis karena ulah hati pikiran,
melainkan tangis yang tidak dapat dicari penyebabnya oleh
akal pikiran. Tangis yang nyaring ini memiliki getaran yang melemahkan
pengaruh Aji Panyirepan sehingga penghuni rumah itu yang
mendengar tangis ini, yaitu ayah, ibu, dan dua orang
kakaknya, terbangun dari tidur. Akan tetapi pada saat itu,
banyak bayangan orang menyelinap dari rumah ke rumah dan
mereka menyebarkan kembang dan rempa-rempa ke atas
atap setiap rumah. Terdapat sedikit pasir di antara bunga-
bunga itu. Rumah di mana penghuninya terbangun dari tidur oleh
tangis anak berusia setahun Itu Juga tidak luput dari lemparan
kembang pasir dan rempa-rempa Itu. Tlba-tiba ibu yang kini
660 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memondong anak yang berhenti menangis, mengeluh dan
terhuyung. Suaminya terkejut dan merangkulnya, akan tetapi
dia pun mengeluh dan merasa kepalanya pening seperti
dipukul. Juga dua orang anak mereka, berusia dua belas dan
tujuh tahun, yang tadinya masih tidur, mengeluh dan menjadi
gelisah, mengatakan bahwa kepala mereka pening dan perut
mereka mulas. Ayah dan dua orang anaknya yang sudah agak
besar itu terserang penyakit dengan tiba-tiba dan hanya anak
berusia setahun itu saja yang tidak jatuh sakit. Dan hal aneh
seperti ini terjadi hampir di setiap rumah yang dilempari
bunga-bunga sebagai sarana penyerangan melalui sihir
seperti santet atau tenungi Yang bertugas melakukan
penyebaran santet yang mendatangkan wabah penyakit ini
adalah orang-orang Kerajaan Siluman Laut Kidul yang
dipimpin Bhagawan Kalamisani yang ahli sihir itu.
Juga pada saat yang bersamaan, dan hal ini memang
sudah diatur dan direncanakan sebelumnya, terjadi hal yang
gawat di Istana Sang Prabu Erlangga dan Gedung Kepatihan
tempat tinggal Ki Patih Narotama. Dua bayangan orang yang
gerakannya tiada ubahnya dua mahluk golongan iblis karena
hanya tampak bayangan-bayangan itu berkelebat memasuki
istana yang sudah tidak ada penghuninya yang tidak tidur.
Setelah tiba di ruangan dalam di mana terdapat lampu-lampu
penerangan dan dua bayangan berhenti dan berdiri diam,
661 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tampak bahwa mereka itu adalah Puteri Mandari dari Parang
Siluman yang cantik jelita, bersama Resi Bajrasakti, datuk
Wengker yang seperti raksasa brewok hitam itu. Puteri Parang
Siluman dan Datuk Wengker ini adalah dua orang yang
memiliki kesaktian tinggi dan Mandari yang pernah menjadi
selir Sang Prabu Erlangga dan tinggal di dalam istana,
bertugas untuk membunuh Sang Prabu Erlangga, dibantu
oleh Sang Resi Bajrasakti. Mereka baru berani bergerak
setelah para tokoh sakti dari Wengker, Wura-wuri, Parang
Siluman, dan Siluman Laut Kidul menghimpun kekuatan sihir
mereka dan menyebarkan Aji Panyirepan sehingga pengaruh
kekuatan sihir itu kuat bukan main dan akibatnya, seluruh
penghuni kota raja Kahuripan jatuh pulasi
Di dalam rapat besar persekutuan yang menentang
Kahuripan itu, telah dibagi-bagi tugas kepada para tokoh yang
sakti. Puteri Mandari malam itu bertugas memasuki istana
Kahuripan dan melakukan pembasmian terhadap penghuni
istana, termasuk Sang Prabu Erlangga. Akan tetapi karena
semua tokoh itu yakin akan ketinggian ilmu-ilmu Sang Prabu
Erlangga yang sakti mandraguna dan sukar dikalahkan, maka
Puteri Mandari diperingatkan agar jangan sekali-kali mencoba
membunuh Sang Prabu Erlangga secara langsung.
Begitu memasuki istana dan melihat keadaan istana yang
mewah, di mana ia pernah tinggal sebagai selir terkasih,
662 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
timbul iri hati dan penyesalan di hati puteri itu karena ia
terpaksa meninggalkan istana itu. Melihat empat orang
perajurit pengawal duduk bersandar dinding dalam keadaan
tidur, Mandari menghampiri mereka dan empat kali tangan
kirinya menyambar, mengenai kepala empat orang perajurit itu
dan mereka berempat tidak akan dapat bangun kembali
karena tamparan yang tampaknya tidak keras itu telah
menghancurkan isi kepala dan mereka tewas seketika!
"Puteri Mandari, mari kita cepat melaksanakan tugas kita,
membakar istana seperti telah direncanakan." bisik Resi
Bajrasakti. Memang menurut rencana mereka harus
membakar istana agar semua penghuni yang tertidur di dalam
akan mati terbakar semua, berikut Sang Prabu Erlangga kalau
mungkin. "Nanti dulu, Paman Resi, aku belum puas kalau tidak
membunuh mereka dengan tanganku sendiri!" bisik kembali
Puteri Mandari.
Resi Bajrasakti mengerutkan alisnya, dan menggeleng
kepalanya. "Itu berbahaya sekali! Sudah diputuskan dalam rapat
bahwa kita tidak boleh sembrono (gegabah) terhadap Sang
Prabu Erlangga!"
663 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan khawatir. Aku tidak akan mencoba untuk
membunuh dia, melainkan permaisuri dan putera-puteranya!
Baru akan puas hatiku!"
Melihat kenekatan Mandari,. Resi Bajrasakti menghela
napas dan terpaksa mengikuti puteri itu yang menuju ke
kamar di mana ia tahu para pangeran yang masih kecil-kecil
itu tidur. Ketika menuju ke kamar itu, setiap kali melihat
perajurit pengawal atau pelayan yang tertidur, Puteri Mandari
tidak melewatkan mereka sebelum turun tangan membunuh
mereka. Dalam waktu sebentar saja, tidak kurang dari lima
belas orang perajurit pengawal dan pelayan telah tewas di
tangan Mandari!
Akhirnya mereka tiba di depan kamar di mana dua orang
pangeran, yaitu Pangeran Samara Wijaya yang berusia
hampir lima tahun dan Pangeran Budidharma yang berusia
sekitar empat tahun bias tidur ditemani dua orang emban
(inang pengasuh). Dengan mudah Puteri Mandari mendorong
daun pintu terbuka. Ia hati-hati sekali karena maklum bahwa
kamar di mana Sang Prabu Erlangga tidur, berada di samping
kamar para pangeran itu. Ia melihat dua orang emban telah
tertidur di lantai kamar bertilamkan permadani, dan dua orang
pangeran yang masih kecil itu tidur di atas sebuah
pembaringan besar. Mereka tidur berjajar dalam keadaan
pulas. 664 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Resi Bajrasakti mendongkol sekali melihat betapa Puteri Mandari melanggar tugas mereka dan membuat keadaan menjadi berbahaya. Dia berbisik lirih sekali. "Paduka lakukan sendiri, saya hendak melaksanakan pembakaran seperti direncanakan. Kalau selesai, harap Paduka cepat keluar."
Mandari mengangguk dan Resi Bajrasakti lalu keluar dari kamar dengan cepat. Alat-alat untuk melakukan pembakaran memang sudah tersedia dan mulailah dia melakukan pembakaran pada bagian belakang istana, dekat kandang kuda di mana terdapat banyak jerami kering.
Sementara itu, Puteri Mandari cepat membunuh dua orang emban yang sedang pulas itu. Mereka mati sebagai kelanjutan dari tidur mereka, tidak sempat terbangun. Kemudian ia melangkah menghampiri pembaringan di mana kedua orang pangeran itu tidur pulas.
Akan tetapi kedua orang pangeran itu agaknya sudah dikehendaki oleh Sang Hyang Widhi Wasa untuk kelak menjadi raja melanjutkan kedudukan ayah mereka dan mungkin belum tiba waktunya mereka itu mati. Atau mungkin juga jiwa kedua orang anak kecil itu masih bersih sehingga peka sekali. Tiba-tiba saja kedua orang pangeran itu tersentak kaget dan terbangung dari tidur mereka. Mereka terbelalak memandang kepada Puteri Mandari dan anehnya, melihat wajah Puteri Mandari yang cantik jelita itu agaknya mereka 665
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melihat wajah yang amat menyeramkan. Mereka terbelalak
dan menjerit-jerit sambil menangis.
"Kanjeng Rama.. Kanjeng Ibu.. " dua orang pangeran itu
menjerit-jerit memanggi ayah ibunya.
Puteri Mandari terkejut sekali. "Keparat. .!" ia memaki, akan tetapi ia juga ketakutan dan cepat melompat keluar dari kamar
itu dan lari secepatnya menuju ke belakang istana di mana
Resi Bajrasakti mulai melakukan pembakaran.
666 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu, di gedung kepatihan juga datang dua orang
yang ditugaskan oleh persekutuan untuk mencelakai Ki Patih
Narotama. Dan siapa lagi yang mendapatkan tugas ini selain
Puteri Lasmini yang cantik jelita, yang pernah menjadi selir
tersayang Ki Patih Narotama dan tinggal di gedung kepatihan
itu. Ia tentu saja sudah tahu benar akan keadaan di gedung
kepatihan dan selain itu, juga ia amat mendendam kepada Ki
Patih Narotama sekeluarganya. Karena itu maka Puteri
Lasmini yang mendapatkan tugas itu dan untuk melaksanakan
tugas berbahaya ini ia ditemani oleh Nyi Dewi Durgakumala


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sendiri, Permaisuri Wura-wuri. Dengan demikian, para tokoh
puncak dari Wengker, Wura-wuri, Parang Siluman, dan
Siluman Laut Kidul pada saat yang sama malam Itu
melakukan penyerangan secara serentak!
Seperti juga Mandari, Lasmini tahu benar bahwa tidak
mungkin ia dapat membunuh Ki Patih Narotama begitu saja.
Ki Patih Narotama terlampau sakti baginya dan ia pun dapat
menduga bahwa Ki Patih Narotama yang sakti mandraguna itu
tentu tidak akan dapat terpengaruh kekuatan sihir Aji
Panyirepan. Maka, tugasnya bersama Nyi Dewi Dur kumala
adalah membinasakan Listyarini, isteri Narotama yang dulu
menjadi madunya dan amat dibencinya, bersama putera
mereka yang baru berusia setahun lebih beberapa bulan.
Putera tunggal itu diberi nama Joko Pekik Satyabudhi dan
667 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biasa disebut Joko Pekik. Selain membunuh Listyarini dan
Joko Pekik, juga Lasmini dan Nyi Dewi Durgakumala bertugas
untuk melakukan pembakaran gedung kepatihan.
Dengan mudah Lasmini dan Nyi Durgakumala memasuki
gedung kepatihan karena para perajurit yang berada di situ
sudah tertidur dipengaruhi Aji Panyirepan mereka. Dengan
kejamnya Lasmini membunuh para perajurit pengawal yang
sedang pulas sehingga mereka tewas tanpa dapat atau
sempat mengeluarkan suara sedikit pun. Juga Nyi
Durgakumaia yang membenci Narotama ikut berpesta ria
membantai puluhan orang perajurit pengawal itu. Banjir darah
terjadi malam itu di gedung kepatihan. Akan tetapi, biarpun
pembunuhan ini mereka lakukan dengan mudah karena sama
sekali tidak mendapatkan perlawanan, tetap saja dua orang
wanita cantik namun kejam seperti iblis itu bergerak dengan
sangat hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Bagaimanapun
juga, keduanya tetap khawatir kalau-kalau Ki Patih Narotama
akan terbangun sewaktu-waktu dan memergoki mereka.
Betapapun saktinya kedua orang wanita ini, mereka masih
merasa gentar kalau harus berhadapan dengan Ki Patih
Narotama yang sakti mandraguna. Mereka pun dapat
menduga bahwa Ki Patih pasti tidak terpengaruh oleh Aji
Panyirepan mereka dan berada dalam keadaan tidur yang
wajar. 668 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lasmini yang sudah hafal akan keadaan di istana kepatihan itu, tahu benar di mana adanya kamar Listyarini, Isteri Ki Patih Narotama. Maka ia langsung saja memasuki kamar itu.
Setelah membuka daun pintu kamar itu, ia hanya mendapatkan Joko Pekik Satyabudhi yang berusia kurang lebih satu setengah tahun tidur di atas pembaringan besar, pembaringan ibunya. Yang menemaninya hanya dua orang pelayan wanita, yaitu Biyung Emban (Inang Pengasuh) dan seorang pelayan lain. Dua orang pelayan ini pun tidur pulas terpengaruh Aji Panyirepan. Akan tetapi tidak tampak Listyarini di dalam kamar itu. Tempat tidurnya tidak ada bekas ditiduri. Jelas bahwa Joko Pekik tidur seorang diri di pembaringan itu, dijaga Biyung Emban dan seorang pelayan yang tertidur di atas permadani. Wajah Lasmini berubah merah dan matanya mencorong, hatinya panas, karena ia tahu benar apa artinya ini. Ia sudah tahu akan kebiasaan Ki Patih Narotama yang selalu tidur seorang diri dalam kamarnya. Kalau Listyarini tidak berada di kamarnya sendiri bersama anaknya, hai itu hanya berarti bahwa Listyarini tentu
"mengungsi" ke kamar Patih Narotama, bertugas untuk menemani dan melayani suami tercinta! Hati Lasmini yang sebenarnya masih mengandung perasaan cinta kepada bekas suaminya itu kini penuh dengan cemburu iri hati, yang membuat ia marah sekail. Ia sudah melolos senjatanya yang ampuh, yaitu Cambuk Sarpokenoko dan mendekati tempat
669 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidur, bermaksud membunuh Joko Pekik. Akan tetapi Nyi Dewi
Durgakumala menyentuh lengannya dan menggelengkan
kepalanya. 670 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XV "TERLALU enak kalau dibunuh," bisiknya, "Lebih baik kita culik, kelak dapat kita jadikan sandera untuk memaksa Narotama menyerah!"
Lasmini tersenyum dan mengangguk, la menyimpan
kembali sabuknya dililitkan di pinggang. Kemudian ia
menggerakkan tangannya ke arah dua orang wanita pelayan
itu yang tewas seketika tanpa sempat berteriak. Kemudian, ia
membungkuk dan menepuk ke arah punggung Joko Pekik,
membuat anak yang sedang tidur itu pingsan lalu
memondongnya. Keduanya melangkah keluar dari gedung
kepatihan tanpa menimbulkan suara. Hati Lasmini kecewa
karena tidak menemukah Listyarini di kamarnya sehingga ia
tidak mampu membunuh bekas madu yang dibencinya itu.
Kalau Listyarini tidur bersama Ki Patih Narotama, tidak
mungkin ia dapat atau berani mengganggunya.
Setelah tiba di luar gedung yang penuh mayat para
perajurit itu, Lasmini dan Nyi Dewi Durgakumala lalu mulai
melakukan pembakaran-pembakaran di sudut-sudut gedung.
Kota raja Kahuripan geger ketika terdengar bentakan-
bentakan mengguntur. Itulah lengkingan-lengkingan yang
dilakukan oleh Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotama!
Dua orang sakti itu terkejut dan terbangun ketika terjadi
671 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebakaran. Mereka berdua segera merasakan adanya getaran
asing yang amat kuat dan tahulah mereka bahwa ada
kekuatan sihir menyerbu istana kediaman mereka. Keduanya
keluar dari kamar dan melihat para pelayan dan perajurit
pengawal berserakan, tewas dalam keadaan mengerikan.
Tentu saja mereka terkejut dan cepat berkelebat keluar.
Setelah berada di luar dan mendapatkan seluruh kota raja
dalam keadaan sepi, semua tersirep oleh hawa panyirepan
yang kuat, dan melihat api mulai membakar sebagian tempat
kediaman mereka, raja dan patih yang sakti mandraguna ini
lalu mengerahkan kekuatan batin mereka mengeluarkan
bentakan-bentakan melengking. Suara mereka yang amat
berpengaruh mengandung tenaga sakti itu membobolkan dan
membuyarkan semua pengaruh Aji Panyirepan yang
dikerahkan para penyerang dari musuh yang menyerbu.
Seketika pengaruh sihir itu hilang bagaikan awan tertiup angin.
Bahkan bentakan-bentakan membuat semua orang, termaV
suk para peraj irit, yang tadinya tertidur karena sihir, kini
tersentak bangun. Tentu saja mereka segera berlarian keluar.
Pendekar Sadis 19 Pendekar Cacad Karya Gu Long Kilas Balik Merah Salju 2
^