Pencarian

Nurseta Satria Karang Tirta 9

Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Bagian 9


Para perwira segera mengerahkan para perajurit untuk
menanggulangi kekacauan yang terjadi karena kebakaran-
kebakaran pada istana raja dan gedung kepatihan. Juga
sebagian lagi dengan keadaan masih kacau menyambut
penyerbuan ratusan orang perajurit yang berpakaian serba
putih itu. Inilah para perajurit yang membentuk Pasukan
672 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siluman yang dipimpin oleh Bhagawan Kundolomuka.
Pasukan ini diperkuat ilmu hitam yang bersumber pada
kekuasaan gelap atau iblis sehingga sepak terjangnya
menggiriskan. Bersama mereka muncul binatang-binatang
berbisa seperti ular, kalajengking, kelabang, kelelawar dan
sebagainya. Para perajurit Kahuripan tentu saja ngeri melihat
ini dan banyak di antara mereka roboh oleh serbuan beberapa
ratus perajurit Pasukan Siluman itu.
Akan tetapi, Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotama
turun tangan. Selain menyadarkan mereka yang terbius Aji
Panyirepan, dua orang priyagung yang sakti ini memunahkan
semua daya sihir yang menyerang pnra perajurit. Daya sihir
Aji Panyirepan itu memang luar biasa kuatnya karena
dikerahkan banyak tokoh sesat, bahkan diperkuat pula oleh Aji
Panyirepan yang dilepas Dibya Krendasakti secara kebetulan
berbareng dengan penyerangan persekutuan yang me musuhi
Kahuripan. Bukan hanya para perajurit dan perwira saja yang
tidak tahan dan terbius, bahkan para senopati yang cukup
sakti dari Kerajaan Kahuripan tidak dapat menolaknya dan ikut
pula jatuh pulas. Di antara mereka itu termasuk Senopati
Wiradana, Senopati Sinduker-ta, Tumenggung Jayatanu,
Senopati Muda Yudajaya dan lain-lain. Mereka semua ikut
jatuh pulas dan baru mereka terbangun ketika Sang Prabu
Erlangga dan Ki Patih Narotama berhasil membuyarkan
673 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semua daya panyirepan yang ampuh itu. Setelah terbangun
dan berlari keluar, para senopati itu segera memimpin
pasukan untuk menyambut serangan ratusan orang perajurit
musuh yang berpakaian serba putih itu.
Karena maksud penyergapan malam itu hanya untuk
mengadakan kekacauan dan usaha mereka berhasil baik,
maka pimpinan Pasukan Siluman lalu memberi aba-aba
kepada pasukannya untuk meninggalkan kota raja. Bhagawan
Kundolomuka dan para tokoh sakti lain tahu benar bahwa
setelah kini Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotama
bersama para senopati keluar, keadaan mereka sebaliknya
terancam bahaya. Maka mereka cepat kabur meninggalkan
kota raja yang masih berada dalam keadaan panik dan
bingung karena jatuhnya banyak korban. Apalagi karena
musuh meninggalkan santet dan tenung yang menimbulkan
wabah penyakit yang menular menggerayangi banyak korban,
munculnya penyakit yang aneh dan berbahaya.
Setelah musuh melarikan diri, para senopati mengadakan
pemeriksaan dan perhitungan. Mereka terkejut sekali dan
segera melaporkan keadaan yang mereka temukan kepada
Sang Prabu Erlangga. Juga Ki Patih Narotama merasa
batinnya tertusuk ketika melihat semua penderitaan dan
kerugian yang menimpa Kahuripan, terutama sekali hilangnya
puteranya yang terculik. Dia melaporkannya kepada Sang
674 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Prabu Erlangga yang juga merasa terpukul. Setelah, dilakukan
penelitian, maka kerugian mereka cukup hebat.
Pertama, Joko Pekik Satyabudhi, putera Ki Patih Narotama
hilang diculik orang. Ke dua, pusaka istana Cupu Manik Maya
hilang pula dicuri orang. Ke tiga, biarpun hanya sedikit, namun
ada bagian Istana Sang Prabu Erlangga dan Gedung
Kepatihan terbakar. Ke empat, tidak kurang dari seratus orang
perajurit dan belasan orang pelayan di kedua istana itu
terbunuh. Dan ke lima, Kahuripan mulai diserang wabah
penyakit yang menewaskan banyak rakyat.
Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotama pada pagi hari
itu juga, mengadakan persidangan dan memanggil semua
senopati dan perwira tinggi. Wajah raja dan patih itu tampak
agak muram, tanda bahwa mereka merasa prihatin sekali.
Setelah Sang Prabu menerima laporan lengkap tentang
kerugian yang diderita akibat serangan semalam, dia lalu
memerintahkan para senopati untuk melakukan penjagaan
yang ketat karena agaknya kerajaan-kerajaan kecil yang
memusuhi Kahuripan kini sudah mulai melakukan kegiatan
mereka memusuhi Kahuripan lagi.
"Mereka sungguh tidak tahu diri," kata Sang Prabu
Erlangga. "Selama ini kami bersikap lunak, memaafkan semua
kejahatan mereka yang lalu, bahkan menjulurkan tangan
mengajak hidup damai untuk menyejahterakan rakyat masing-
675 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masing. Ternyata mereka kembali mengacau dan mungkin
mereka yang telah bersekutu Itu akan mengadakan serangan.
Akan tetapi, melihat kekuatan sihir Aji Panyirepan mereka,
harus diakui bahwa mereka agaknya memiliki banyak tokoh
ahli sihir yang sakti sehingga bahkan para senopati tidak
kuasa menolak kekuatan sihir mereka. Kami jadi teringat
kepada dua orang muda sakti yang dapat diharapkan bantuan
mereka, yaitu Nurseta dan Puspa Dewi. Paman Senopati
Sindukerta, mengapa Nurseta tidak muncul ketika terjadi
keributan semalam" Di mana dia?"
Senopati Sindukerta saling bertukar pandang dengan
Tumenggung Jayatanu, lalu dia menyembah dan menjawab.
"Gusti Sinuwun, cucu hamba Nurseta beberapa hari yang lalu
meninggalkan kota raja untuk mencari Niken Harni."
Sang Prabu Erlangga berpaling memandang kepada
Senopati Yudajaya. "Kakang Senopati Yudajaya, ke mana
perginya puterimu Niken Harni" Dan di mana pula adanya
Puspa Dewi yang juga tidak muncul malam tadi?"
"Mohon ompun, Gusti SInuwun. Belum lama Ini terjadi
penculikan atas diri isterl hamba Nyi Lasmi, Ibu kandung
Puspa Dewi, dilakukan oleh orang-orang Wengker. Puspa
Dewi melakukan pengejaran, kemudian Nlken Harni juga
melakukan pengejaran. Ternyata, atas pertolongan Gusti
Patih, Nyi Lasmi dapat dibebaskan dari orang-orang Wengker
676 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
den diantar pulang oleh Puspa Dewi. Akan tetapi melihat
adiknya, Ken Harni, belum pulang dan mendengar la
melakukan pengejaran ke Wengker, Puspa Dewi merasa
khawatir lalu melakukan pencarian ke sana. Demikianlah,
Gusti SInuwun, maka malam tadi Puspa Dewi tidak muncul
karena dia tidak berada di sini."
Sang Prabu Erlangga mengangguk-angguk. "Dan Nurseta
Juga pergi mencari Nlken Harni, Paman Senopati
Sindukerta?"
"Benar, Gusti. Karena merasa khawatir akan keselamatan
Niken Harni dan Puspa Dewi yang memasuki daerah Wengker
yang berbahaya, maka cucu hamba Nurseta beberapa hari
yang lalu pergi mencari mereka ke Kerajaan Wengker."
Sang Prabu Erlangga menghela napas panjang. "Jagad
Dewa Bathara! Agaknya memang sudah digariskan bahwa
Kahuripan harus mengalami musibah ini sehingga ketika
serangan ilmu hitam Itu datang, Nurseta dan Puspa Dewi yang
dapat diandalkan tidak berada di sini."
"Hamba mohon ampun, Gusti Sinuwun, bahwa hamba
semalam tertidur dan tidak dapat melakukan kewajiban hamba
menjaga ketenteraman kota raja." kata Ki Patih Narotama
dengan nada suara penuh penyesalan.
677 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm, tidak ada yang bersalah melalaikan kewajiban
dalam peristiwa semalam, Kakang Patih. Aku sendiri juga
tertidur. Hal ini membuktikan bahwa musuh-musuh kita
mempunyai ilmu kepandaian yang tinggi. Aku tidak
menyalahkan Andika, Kakang, apalagi Andika sendiri telah
kehilangan putera. Aku ikut prihatin bahwa Joko Pekik terculik.
Tahukan Andika siapa kiranya yang menculik puteramu itu?"
"Kalau hamba tidak salah, bukan mustahil kalau Lasmini
yang berada di belakang penculikan ini, Gusti."
"Kami kira tepat dugaanmu itu, Kakang. Aku sendiri
mempunyai dugaan bahwa yang memasuki Istana tentulah Si
Mandar!. Kalau bukan ia, siapa lagi yang mampu memasuki
istana dengan cara yang begitu diperhitungkan dan hati-hati
sehingga aku sampai tidak terbangun karena tidak mendengar
suara apa pun" Pasti Mandari dan Lasmini berada. di antara
mereka yang semalam mengacau di kota raja."
Pada saat ini, seorang perajurit pengawal datang melapor
bahwa di luar datang Puspa Dewi mohon diperkenankan
menghadap. Semua orang, termasuk Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih
Narotama menjadi girang dan wajah mereka berseri
mendengar laporan ini.
678 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pengawal, cepat persilakan Puspa Dewi masuk
menghadap!" kata Sang Prabu Erlangga.
Pengawal memberi hormat dan keluar.
Tak lama kemudian Puipa Dewi mematuki ruangan dan
cepat menghaturkan hormat dengan Mmbah. Tumenggung
Jayatanu dan Senopati Yudajaya memandang dengan girang
kepada cucu dan puterl mereka, akan tetapi karena mereka
sedang menghadap Sang Prabu Erlangga, mereka pun diam
laja dan hanya memperlihatkan kegembiraan hati mereka
melalui seyum dan pandang mata.
"Ni Puapa Dewi, dari mana aaja Andika" Ceritakan kepada
kami bagaimana Andika pergi mencari Niken Harni." Tanya
Sang Prabu Erlangga. Puspa Dewi memandang kepada
ayahnya dan kakeknya, maklum bahwa tentu Sang Prabu
Erlangga telah mendengar dari mereka akan Kepergiannya
mencari Niken Harni.
"Hamba telah berhasil memasuki Kerajaan Wengker dan
mendengar keterangan dari Resi Bajrasakti bahwa adik
hamba Niken Harni telah dibawa oleh Nini Bumlgarbo."
"Ahh.. " Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotama
berseru kaget. Mereka tahu siapa Ninl Bumlgarbo, seorang
datuk wanita sakti mandraguna yang membenci guru mereka
dan membenci mereka akan tetapi tidak berani turun tangan
679 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengganggu mereka karena dilarang oleh Sang Bhagawan
Ekadenta. "Mengapa Niken Harni dibawa datuk wanita itu?" tanya
Sang Prabu Erlangga..
"Hamba tidak tahu, Gusti. Juga para pimpinan Wengker
tidak ada yang mengetahuinya."
"Ni Puspa Dewi, Wengker memiliki banyak orang sakti, juga
adipatinya yang baru adalah Linggawijaya, permaisurinya
Dewi Mayangsari yang kabarnya pernah digembleng oleh Nini
Bumigarbo. Bagai mana Andika seorang diri dapat masuk ke
sana dengan leluasa dan selamat?"
"Sesungguhnya hamba mendapat perlindungan Sang
Hyang Widhi, Gusti. Ketika hamba tiba di sana, Adipati
Linggawijaya dan Dewi Mayangsari sedang tidak berada di
Wengker. Hamba dikeroyok dan tentu akan terancam
malapetaka kalau hamba tidak bertindak cepat. Hamba
menangkap dan menyandera Tumenggung Suramenggala
dan dengan cara itu hamba dapat keluar dari Wengker dengan
selamat. Setelah mendengar bahwa Niken Harni dibawa Nini
Bumigarbo, hamba masih berusaha mencarinya ke mana-
mana. Namun hamba tidak berhasil menemukan jejak Niken
Harni maupun Nini Bumigarbo."
680 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm, tidak aneh. Nini Bumigarbo memiliki tingkat
kepandaian yang amat tinggi."
"Karena tidak berhasil menemukan Niken Harni, hamba
mengambil keputusan untuk pulang lebih dulu agar keluarga
hamba tidak merasa khawatir. Begitu memasuki kota raja,
hamba terkejut mendengar akan musibah yang menimpa kota
raja. Hamba pulang dan mendengar dari kedua Ibu hamba
dan Nenek bahwa Kanjeng Rama dan Kanjeng Eyang berada
di sini menghadap Paduka, maka hamba lalu cepat menyusul
ke sini. Hamba mohon maaf bahwa hamba tidak dapat
membantu melawan musuh ketika serangan malam tadi
datang, Gusti."
Ki Patih Narotama merasa kagum dan girang sekali melihat
sikap dan ucapan gadis itu yang kini lembut dan penuh
hormat, walaupun di dalam kelembutannya masih terkandung
kekerasan hati. Kiranya penggemblengan Maha Resi
Satyadharma telah mengubah watak keras liar gadis itu dan
menanamkan kebijaksanaan.
"Bukan kesalahan Andika atau kesalahan siapa pun, Ni
Puspa Dewi. Semua telah terjadi dan kami yakin bahwa yang
terjadi sudah dikehendaki Sang Hyang Widhi dan pasti
mengandung hikmah yang dapat dipetik dan dimanfaatkan."
681 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapan Sang Prabu Erlangga ini mengandung maksud
yang hanya dimengerti oleh dia dan Ki Patih Narotama.
Mereka berdua menyadari bahwa semua peristiwa ini
merupakan akibat kesalahan tindak mereka ketika mengambil
Ni Lasmini dan Ni Mandari menjadi selir. Walau niat itu baik
untuk memperbaiki hubungan kedua kerajaan, namun caranya
yang salah. Caranya merupakan hasil dorongan nafsu.
Kedatangan Puspa Dewi yang memperkuat barisan
pertahanan mereka membuat para senopati berbesar hati. Ki
Patih Narotama diserahi tugas mengatur penjagaan dan
membagi-bagi tugas penjagaan Kepada para senopatinya.
Untuk menghadapi bahaya penyerangan musuh, Sang Prabu
Erlangga sendiri juga siap untuk turun tangan, mengingat
bahwa pihak musuh mempunyai banyak orang sakti
mandraguna. Bahkan Sang Prabu Erlangga mengutus Ki Patih Narotama


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sendiri untuk mengundang Empu Bharada di Tanah Perdikan
Lemah Citra, dan Empu Kanwa yang tinggal di dusun
Margarejo di luar kota raja, di lereng daerah perbukitan yang
sunyi. Pada hari itu juga, Empu Bharada dan Empu Kanwa
datang menghadap Sang Prabu Erlangga bersama Ki Patih
Narotama. Mereka berempat duduk bercakap-cakap di
ruangan pustaka.
682 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Patih Narotama sudah menceritakan kepada dua orang
Empu itu akan peristiwa semalam yang menimpa kota raja
Kahuripan, maka ketika menghadap Sang Prabu Erlangga,
Empu Bharada lalu berkata setelah dipersilakan duduk dan
menerima penghormatan raja yang menganggapnya sebagai
sesepuh itu. "Puteranda Kanjeng Sinuwun, saya telah mendengar akan
malapetaka yang menimpa kerajaan Paduka semalam, juga
tentang tercurinya Pusaka Cupu Manik Maya dan tercul knya
Cucunda Raden Joko Pekik Satyabudhi dari Gedung
Kepatihan. Saya ikut merasa prihatin, akan tetapi tentu
Paduka sudah dapat menerimanya dengan sabar karena
semua ini sudah dikehendaki Sang Hyang Widhi."
"Saya juga ikut merasa prihatin, Kanjeng Sinuwun, dan
Kakang-Empu Bharada benar. Kalau kita dapat menerima
segala kejadian ini dengan sabar dan ikhlas dan memperkuat
iman dan penyerahan diri kita kepada Dia Yang Maha Kuasa,
saya kira kita akan diberi pengampunan dan jalan keluar dari
semua musibah."
"Terima kasih, Paman Empu Bharada dan Paman Empu
Kanwa. Kami menyadari akan hal itu dan semoga kami semua
? dapat menerima semua musibah ini dengan penuh
kesabaran, keikhlasan dan penyerahan seperti yang Paman
berdua maksudkan. Sekarang saya hendak mohon bantuan
683 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Paman berdua. Karena musuh menyebar racun yang menjadi
wabah penyakit dan menimbulkan banyak korban pada rakyat,
maka kami mohon kepada Paman Empu Kanwa yang ahli
dalam soal pengobatan, untuk menanggulangi wabah ini dan
membebaskan rakyat dari ancaman dan gangguan wabah
penyakit itu. Dan permohonan kami kepiada Paman Empu
Bharada, mengingat bahwa besar kemungkinan sewaktu-
waktu musuh yang sudah penghimpun kekuatan itu akan
menyerang dan mereka memiliki banyak tokoh sakti ahli Ilmu
sihir, maka mohon Paman Empu Bharada suka memperkuat
pertahanan kami untuk menghadapi serangan ilmu hitam."
Dua orang pertapa itu menyanggupi dan menyatakan
kesediaan mereka untuk memenuhi permintaan Sang Prabu
Erlangga. Empu Bharada lalu berkata dengan nada serius.
"Puteranda Kanjeng Sinuwun, kalau saya tidak salah ingat, di
sini terdapat senopati-senopati yang cukup digdaya untuk
melawan musuh yang berbahaya, pula, selain Paduka sendiri
dan Ananda Patih Narotama ini, masih terdapat beberapa
orang muda yang sakti mandraguna. Di antaranya adalah Ni
Puspa Dewi dan terutama sekali Nurseta. Saya kira mereka itu
dapat dimintai bantuan untuk menghadapi lawan yang
menggunakan ilmu hitam dan sihir." Empu Bharada teringat
akan pertanda yang dilihatnya dahulu bahwa Kahuripan akan
tertimpa malapetaka dan diselimuti awan gelap, ada pun yang
684 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan dapat menghalau pengaruh jahat itu adalah Sinar Putih
atau Nurseta. Tentu saja " bukan pemuda itu seorang diri
yang diberi tugas melawan semua musuh, akan tetapi
bantuannya tentu akan dapat diandalkan dan berguna sekali
bagi keselamatan Kahuripan.
"Semua sudah mempersiapkan diri, Paman Empu Bharada.
Juga Puspa Dewi baru saja pulang setelah terjadi
penyerangan gelap malam itu. Sekarang ia juga sudah
mempersiapkan diri memperkuat pertahanan Kahuripan. Akan
tetapi sungguh sayang, Nurseta masih belum kembali ke kota
raja karena dia sedang mencari puteri Senopati Yudajaya
yang pergi ke Wengker dan menurut keterangi an Puspa
Dewi, adiknya Nlken Harni itu telah dibawa pergi Nini
Bumigarbo. Nurseta tidak mengetahui akan hal Itu dan sampai
sekarang dia belum kembali."
Empu Bharada menghela napas panjang. Segala sesuatu
yang menimpa diri manusia tidak terlepas dari ikatan karma,
semua bersumber dari diri pribadi. Berdasarkan hukum sebab
akibat ini, maka segala sesuatu terjadi. Mujur tak dapat diraih,
malang tak dapat ditolak. Manusia hanya wajib berikhtiar
sekuat tenaga sebesar kemampuannya, namun akhirnya dia
harus dan hanya dapat menerima segala sesuatu yang terjadi
kepadanya, suka atau tidak! Dia mengerti bahwa semua yang
menimpa Kerajaan Kahuripan ini menjadi akibat dari
685 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masuknya Ni Lasmini dan Ni Mandari, dua orang puteri
Kerajaan Parang Siluman itu sebagai selir Sang Prabu
Erlangga dan Ki Patih Narotama.
Apa yang dikhawatirkan Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih
Narotama terjadi tiga hari kemudian. Pagi-pagi sekali, baru
saja fajar menyingsing membangunkan ayam-ayam jantan
yang berkeruyuk saling bersahutan dengan nyaring sehingga
menggugah burung-burung di pepohonan, membuat mereka
ramai saling memberi salam pagi yang ribut namun merdu,
pasukan gabungan empat kerajaan yang dibantu beberapa
raja muda daerah yang kecil, mengadakan serangan besar-
besaran. Jumlah perajurit dalam pasukan gabungan itu tidak
kurang dari tiga laksa orang! Mereka menyerbu dari empat
jurusan dan selain mengerahkan seluruh pasukan, mereka
pun mengerahkan semua tokoh yang memiliki aji kesaktian
untuk memimpin pasukan yang dibagi empat itu. Empat
kerajaan yang amat membenci Kahuripan yang menjadi
musuh bebuyutan mereka itu tidak mau kepalang tanggung
dan tidak mau gagal lagi. Mereka mengerahkan semua
tenaga. Pasukan pertama terdiri dari sepuluh ribu orang perajurit
Wengker bergerak dari depan dan pasukan terbesar ini
dipimpin sendiri oleh para pimpinan Wengker lengkap, yaitu
686 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Adipati Linggawijaya, Dewi Mayangsari, Resi Bajrasakti,
Warok Surogeni, Wirobento, dan Wirobandrek!
Pasukan ke dua yang bergerak menyerang dari sayap kiri
terdiri dari sepuluh ribu orang perajurit Wura-wuri, dipimpin
sendiri oleh Adipati Bhismaprabhawa, Permaisuri Dewi
Durgakumala, Kala Muka, Kala Manik, Kala Teja, dan Ki
Gandarwo. Pasukan ke tiga bergerak menyerang dari sayap kanan,
terdiri dari sekitar lima ribu orang perajurit Parang Siluman,
dipimpin oleh Ratu Durgamala, Bhagawan Kundolomuko, Ni
Lasmini, Ni Mandar , dan Ki Nagakumala.
Pasukan ke empat bergerak dari belakang, terdiri sekitar
lima ribu orang perajurit Siluman Laut Kidul, dipimpin oieh
Ratu Mayang Gupita sendiri, dibantu oleh Bhagawan
Kalamisani, Nagarodra, dan Nagajaya.
Semua itu masih diperkuat oleh para perwira kerajaan
masing-masing yang memimpin pasukan di bawah komando
para pimpinan tertinggi itu. Dan juga ada Pasukan Siluman
yang dibentuk oleh Bagawan Kundolomuko dari Parang
Siuman, penyembah Bathari Durga dan ahli sihir yang berilmu
tinggi itu. Pasukan Siluman yang berpakaian serba putih ini
terdiri dari tiga ratus orang, akan tetapi karena mereka itu
687 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
digerakkan oleh iImu hitam yang dahsyat, maka kekuatannya
juga mengglriskanl
Namun pihak Kerajaan Kahuripan sudah siap siaga
sehingga ketika musuh datang dari empat penjuru, dengan
tenang pasukan yang sudah siap dibagi menjadi empat itu
menyambut mereka. Kekuatan pasukan Kerajaan Kahuripan
berjumlah sekitar empat laksa orang.
Selaksa orang dipimpin sendiri oleh Sang Prabu Erlangga
yang berdampingan dengan Empu Bharada dan beberapa
orang perwira tinggi, menjaga bagian depan yang merupakan
gapura terbesar.
Selaksa orang perajurit dipimpin oleh Ki Patih Narotama
yang juga dibantu beberapa orang perwira, menjaga sebelah
kanan. Selaksa orang perajurit yang lain dipimpin oleh Puspa
Dewi, dibantu ayahnya, Senopati Yudajaya dan beberapa,
orang perwira, menjaga sebelah kiri.
Adapun sisanya, kurang lebih selaksa orang perajurit,
dipimpin oleh Senopati! Sepuh Wiradana, Senopati
Sindukerta, dan Tumenggung Jayatanu dibantu beberapa
orang perwira. Maka begitu musuh datang menyerbu! dari empat penjuru,
pasukan-pasukan! Kahuripan keluar dari pintu gerbang dan
688 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyambut dengan gegap-gempita sel hingga terjadilah
pertempuran hebat dfl luar kota raja, di empat penjuru.
Perang campuh terjadi, hiruk-pikuk! dan gegap-gempita
suara puluhan ribu mulut berteriak marah, saling maki, jugsa
teriakan kesakitan, bercampur suara beradunya senjata
pedang, golok, tombak, keris dan sebagainya, berdentingan
nyaring, hentakan puluhan ribu kaki berdebukan, debu
mengepul tebal dan membubung tinggi, dengan napas
terengah-engah, darah mulai muncrat dan berceceran, tubuh
tanpa nyawa atau terluka mulai berpelantingan, terkapar dan
berserakan, malang melintang terinjak kaki kawan maupun
lawan! Perang! Peristiwa terkutuk. Puncak kebuasan mahluk yang
dinamai manusia. Nafsu amarah, dendam, kebencian,
menggetarkan udara. Buas seperti binatang liar, haus darah,
yang ada dalam benak pikiran hanya membunuh atau
dibunuh. Hanya satu keinginan semua pihak. Menang!
Mencari- kemenangan dengan cara apapun juga. Terhapuslah
sudah semua peradaban, kebudayaan, dan sifat luhur
manusia. Tawa bergelak setiap kali merobohkan lawan,
memenggal leher, merobek perut, menusuk, dada. Jerit rintih
kematian lawan seolah gamelan paling merdu bagi telinganya.
Bahkan matahari pun agaknya ngeri menyaksikan kekejaman
ini dan matahari bersembunyi di balik awan-awan yang
689 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berarak di angkasa. Sang Prabu Erlangga yang memimpin
sukannya bertemu dengan pasukan Wengker. Adipati
Linggawijaya, Permaisuri Dewi Mayangsari dan Resi
Bajrasakti segera maju mengeroyok Raja Kahuripan ini. Raja
yang mereka anggap sebagai musuh besar. Mereka bertiga
maju dengan harapan akan mampu mengalahkan menawan
atau membunuh Sang Prabu Erlangga, karena kalau raja ini
tewas atau tertawan, tentu pasukan Kahuripan akan
menyerah. Akan tetapi, mereka bertiga terkejut bukan main.
Sang Prabu Erlangga benar-benar sakti mandraguna Semua
serangan mereka bertiga, bahkan ketika mereka menyatukan
tenaga sakti menghantam ke arah Sang Prabu Erlangga, Raja
Kahuripan ini menyambut dengan dorongan tangan kirinya
dan hawa sakti yang menyambut serangan tiga orang itu
sedemikian kuatnya sehingga tiga orang itu hampir
terjengkang dan terhuyung ke belakang! Juga semua aji
kesaktian mereka kerahkan, namun semua dapat ditangkis
Sang Prabu Erlangga.
Sang Empu Bharada yang membantu Sang Prabu
Erlangga dikeroyok oleh Warok Surogeni, Wirobento, dan
Wirobandrek. Pertapa ini sebetulnya hampir tidak pernah
berkelahi, namun dia adalah seoran yang sakti. Dengan Aji
Bayu Sakti tubuhnya yang berpakaian serba hitam itu dapat
menghindarkan diri dari sambaran keris di tangan Warok
690 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Surogeni, pecut berujung besi di tangan Warok Wirobento dan
sepasang kolor merah yang menjadi senjata Warok
Wirobandrek. Dia pun membalas dengan tamparan-tamparan
yang mengandung Aji Gelap Musti sehingga tiga orang lawan
itu sukar untuk dapat merobohkan Empu Bharada.
Tiba-tiba tampak awan gelap seolah turun dari angkasa
dan menggelapkan cuaca di tempat pertempuran bagian
depan kota raja itu. Dan dari dalam kegelapan ini muncul
suara-suara yang menyeramkan, tawa dan tangis yang bukan
suara manusia, lalu muncul bentuk-bentuk mengerikan seolah
ada ratusan iblis jadi-jadian muncul dari kegelapan dan
mengancam para perajurit Kahuripan. Tentu saja para
perajurit terkejut dan menjadi panik.
Empu Bharada menggunakan Aji Bayu Sakti berkelebatan
lenyap meninggalkan tiga orang lawannya dan dia sudah
menuju ke pusat dari mana muncul awan ge lap dan
bayangan iblis itu. Kiranya tiga ratus perajurit dalam Pasukan
Siluman itu mulai menyerbu, dipimpin oleh Bhagawan
Kundolomuko yang melepas ilmu hitamnya. Melihat ini, Empu
Bharada memberi isarat kepada lima ratus orang perajurit
yang sudah dipilih untuk menghadapi pasukan ilmu hitam itu
yang memang sudah diperhitungkan oleh pihak Kahuripan.
Lima ratus orang perajurit ini mengenakan sehelai kain putih
yang di katkan di kepala dan kain itu sudah dirajah (di si
691 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekuatan gaib) oleh Empu Bharada. Lima ratus orang perajurit
inilah yang menyambut serbuan tiga ratus perajurit Pasukan
Siluman. Empu Bharada sendiri berdiri dan bersedakap
(melipat kedua lengan di depan dada), mengerahkan aji
kesaktiannya menyambut ilmu hitam yang dilepaskan
Bhagawan Kundolomuko,
Dahsyat bukan main pertandingan adu sihir dan
pertempuran antara dua pasukan yang sama-sama telah di si
"rajah" oleh Bhagawan Kundolomuko dan Empu Bharada.
Akan tetapi karena jumlah pasukan Kahuripan lebih banyak
maka tentu saja Pasukan Siluman Itu agak kewalahan, apalagi


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

karena kekuatan gaib dari Bhagawan Kundolomuko yang
tadinya mendukung mereka itu kini terpaksa dialihkan untuk
bertanding melawan Empu Bharada.
Sementara itu, Warok Surogeni, Wiro-bento, dan
Wirobandrek yang telah ditinggalkan Empu Bharada, kini
membantu tiga orang pimpinan Wengker yang masih
mengeroyok Sang Prabu Erlangga. Raja itu kini dikeroyok
enam orang lawan yang tangguh!
Pasukan sayap kanan dari Kahuripan yang dipimpin Ki
Patih Narotama bertemu di luar gapura dengan pasukan
Wura-wurl yang dipimpin Adipati Bhismaprabhawa, Permaisuri
Dewi Durgakumala, Kala Muka, Kala Manik, Kala Teja, dan
Gandarwo. Ki Patih Narotama yang telah memberi petunjuk
692 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada para perwira pembantunya untuk memimpin pasukan
menyambut pasukan Wura-wuri yang menyerbu, mengamuk.
Dia marah dan khawatir sekali karena puteranya diculik
musuh. "Hl-hi-hik! Narotama, sekarang tiba saatnya engkau mati di
tangan kami!" Dewi Durgakumala tertawa mengejek.
"Hemm, kalau engkau berani mengganggu puteraku Joko
Pekik Satyabudhi dan tidak mengembalikannya kepadaku,
aku tidak peduli lagi akan pelanggaran dan akan kubunuh
kalian semua, akan kumusnahkan dan kubikin karang abang j
(lautan api) kerajaan kalian, kubikin rata dengan tanah!" Suara
Ki Patih Narotama menggetarkan semua yang mendengarnya
karena dia sudah dikuasai amarah yang hebat. Narotama
adalah seorang yang tidak mau sembarangan membunuh dan
baginya merupakan pantangan membunuh. Biasanya, lawan
yang dihadapinya hanya dikalahkan dan dirobohkan tanpa
membunuh. Akan tetapi bagaimanapun juga, dia hanya
seorang manusia biasa, seorang ayah yang menjadi marah
dan mata gelap melihat puteranya diculik orang.
Karena maklum betapa saktinya Ki Patih Narotama, maka
Adipati Bhismaprabhawa dan Dewi Durgakumala tidak banyak
cakap lagi. Teriakan dahsyat tadi membuat hati mereka
menjadi gentar juga. Mereka memberi Isyarat kepada empat
orang pembantu mereka dan segera enam orang sakti ini
693 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menerjang dan mengeroyok Ki Patih Narotama. Terjadilah
pertempuran yang hebat. Dengan keris pusaka Megantoro di
tangan, Ki Patih Narotama menghadapi pengeroyokan enam
orang sakti itu. Adipati Bhismaprabhawa bersenjatakan
sebatang klewang bergagang emas, Dewi Durgakumala
menggunakan sebatang pedang, Kala Muka memegang
sebatang keris, Kala Manik sebatang klewang, Kala Tejo
sebatang ruyung dan Ki Candarwo bersenjatakan pedang.
Enam orang itu bagaikan enam ekor srigala mengeroyok dan
menyerang seekor harimau. Terjadilah perkelahian mati-
matian dan Ki Patih Narotama harus mengeluarkan semua
ilmu dan mengerahkan semua tenaga untuk melawan enam
orang pengeroyok yang tangguh itu. Akan tetapi pasukannya
yang berjumlah, selaksa orang sudah bertempur melawan
selaksa orang perajurit Wura-wuri. Perang campuh yang hebat
terjadi, sama seru dan ramainya seperti pasukan yang
bertempur di bagian depan kota raja.
Lima ribu orang perajurit dalam Pasukan Parang Siluman
yang dipimpin Ratu Durgakumala, disambut pasukan
Kahuripan yang dipimpin Puspa Dewi! Karena Bhagawan
Kundolomuka yang memimpin Pasukan Siluman membantu
penyerangan dari depan, maka kini yang membantu Ratu
Durgamala adalah Lasmini, Mandari, dan Ki Nagakumala.
Sungguh merupakan pimpinan yang amat kuat.
694 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi Puspa Dewi yang didampingi ayahnya,
Senopati Yudajaya, tidak gentar dan dengan tenang saja la
menyambut lawan-lawan yang amat tangguh itu. Mereka
berhadapan dan saling pandang dengan sinar mata
mencorong. Terutama sekali Mandari dan Lasmini. Mereka
memandang wajah Puspa Dewi dengan penuh kebencian
karena gadis itu merupakan satu di antara penyebab penting
gagalnya usaha mereka dahulu untuk menjatuhkan Kahuripan.
"Perempuan rendahi Pengkhianat, tidak malu engkau
memperlihatkan mukamu kepada kami?" bentak Mandarl
sambil- menudingkan telunjuk kirinya ke arah muka Puspa
Dewi. "Puspa Dewi bocah desa melarat! Engkau sudah
dimuliakan, diangkat derajatmu menjadi Sekar Kedaton di
Wura-wuri, akan tetapi malah mengkhianati kami! Sekarang
sudah saatnya engkau menerima hukuman, kupenggal batang
lehermu, kurobek dadamu dan kucabut keluar jantungmu!"
Lasmini juga memaki-maki marah.
Setelah menerima penggemblengan selama tiga bulan dari
Maha Resi Satyadharma, Puspa Dewi telah mampu
menjinakkan hatinya dan mampu mengendalikan perasaannya
sehingga dihina seperti itu, ia tersenyum saja dan tidak
menjadi marah. 695 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lasmini dan Mandari, bukan aku yang berkhianat karena
aku memang kawula Kahuripan yang sudah sepatutnya
membela, apalagi karena Gusti SInuwun Erlangga dan Gusti
Patih Narotama memang merupakan manusi-manusla arif
bijaksana yang sudah semestinya kubela. Sebaliknya kamu
berdua yang berkhianat dan tidak tahu malu. Sudah mau
menyerahkan diri menjadi selir Sang Prabu dan Ki Patih,
ternyata Itu hanya siasat untuk melakukan pemberontakan."
"Keparat, mampuslah!" Lasmini sudah menerjang dengan
marah sekali, menghujamkan kerisnya ke arah dada Puspa
Dewi. Akan tetapi dengan tenang Puspa Dewi menggeser kaki
mengelak ke belakang sambil mencabut pedangnya. Sinar
hitam tampak ketika Pedang Gandrasa Langking tercabut.
Mandari, Ratu Durgamala, dan Ki Nagakumala juga
berlompatan ke depan untuk mengeroyok. Akan tetapi Ki
Yudajaya sudah memberi aba-aba kepada para perwira
pembantu untuk maju membantu Puspa Dewi. Terjadilah
pertempuran hebat. Puspa Dewi dikeroyok tiga oleh Lasmini,
Mandari, dan Ki Nagakumala. Ia harus mengeluarkan semua
ilmunya dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk
menandingi tiga orang lawan yang teramat tangguh itu. Ratu
Durgamala sendiri dihadapi oleh Senopati Yudajaya yang
dibantu oleh tiga orang perwira. Akan tetapi, biarpun para
pimpinan pasukan ini agak kewalahan menghadapi lawan-
696 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lawan yang sakti, sebaliknya pasukan Parang Siluman yang
hanya lima ribu orang jumlahnya itu, menjadi kewalahan
melawan sepuluh ribu orang perajurit Kahuripan. Dengan
sendirinya tiga orang yang mengeroyok Puspa Dewi
terkadang harus memecah perhatiannya dan terpaksa
serlngkali meninggalkan Puspa Dewi untuk membantu anak
buah yang terdesak oleh pasukan Kahuripan yang jumlahnya
dua kali lipat itu. Hal ini tentu saja meringankan Puspa Dewi
yang kewalahan juga dikeroyok tiga orang sakti itu. Terutama
Ki Nagakumala merupakan lawan yang amat tangguh. Kalau
kakek ini maju seorang diri, tentu saja tidak sukar bagi Puspa
Dewi untuk mengalahkannya. Namun dua orang kakak
beradik Lasmini dan Mandarl itu pun memiliki tingkat
kepandaian yang sudah hampir mencapai tingkat guru atau
paman mereka, yaitu Ki Nagakumala.
Pasukan Kerajaan Siluman Laut Kidul yang dipimpin sendiri
oleh Ratu Mayang Guplta, raseksl yang menyeramkan dari
sakti, dibantu Bhagawan Kalamisani paman gurunya, dan dua
orang adik seperguruannya yaitu Nagarodra dan Nagajaya,
menyerang dari belakang dengan lima ribu orang perajuritnya.
Mereka disambut sepuluh ribu orang perajurit Kahuripan yang
dipimpin oleh Senopati Wiradana, Senopati Sindukerta, dan
Tumenggung Jayatanu, dibantu pula oleh beberapa orang
perwira tinggi. Biarpun pasukan ini yang jumlahnya dua kali
697 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lipat jumlah pasukan penyerbu dapat menekan pasukan
musuh, namun para pimpinan mereka] kewalahan
menghadapi empat orang yang sakti mandraguna dari
Siluman Laut Kidul itu.
. Sampai tengah hari pertempuran masih berjalan seru.
Kedua pihak sudah kehilangan banyak perajurit yang tewas
atau terluka. Namun pihak penyerang tidak mau
menghentikan serbuan mereka, tidak mau mundur karena
mereka tahu bahwa kalau sekali ini penyerbuan mereka gagal,
akan sulitlah untuk melakukan penyerangan lagi. Maka
mereka terus mendesak dan para pimpinan memberi aba-aba
agar pasukan mereka maju terus! Sang Prabu Erlangga
prihatin melihat banyaknya perajurit yang tewas, baik perajurit
Kahuripan maupun para perajurit pihak musuh. Sedih hatinya
melihat Kauripan banjir darah dan menjadi tempat
pembantaian antar manusia. Hal ini membuat dia marah
kepada para pimpinan empat kerajaan itu. Kemarahan ini
membangkitkan Aji Triwikrama yang dikuasainya. Aji
Triwikrama adalah aji kesaktian dari Sang Hyang Whisnu.
Sang Prabu Erlangga melangkah tiga kail menjejakkan kaki
dan tiba-tiba terdengar suara gerengan yang menggetarkan
bumi Kahuripan! Enam orang pengeroyoknya, Adipati
Linggawijaya, Dewi Mayangsari, Resi Bajrasakti, Warok
Surogeni, Wirobento dan Wirobandrek terkejut setengah mati
698 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan mata mereka terbelalak melihat betapa lawan mereka itu
tiba-tiba tampak membesar seperti sebatang pohon Waringin!
Enam orang yang sakti ini terkejut, namun mereka masih
nekat. "Ini hanya Ilmu slhirl Serang!" bentak Warok Surogeni
kepada dua orang warok lain, yaitu Wirobento dan
Wlrobandrek. Tiga orang warokini lalu menerjang maju,
menggerakkan senjata mereka menyerang "raksasa" itu.
"Wuut-wuut-wuut.. blaarrrr.. !" Sang Prabu Erlangga
mengibaskan tangannya dan tiga orang itu terlempar jauh dan
terbanting keras tanpa dapat bangun kembali karena mereka
telah tewas. Serangan mereka tadi dihantam kekuatan yang
luar biasa sehingga membalik dan mengenai tubuh mereka
sendiri sehingga mereka tewas seketika!
699 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bapa.. ! " Dewi Mayangsari berlari menubruk tubuh
ayahnya, akan tetapi Warok Surogeni sudah tewas.
Permaisuri itu sambil menangis memondong jenazah ayahnya
dan menghilang di antara para perajuritnya. Adipati
Linggawijaya juga cepat menyelinap ketakutan bersembunyi di
antara para perajuritnya yang sudah terdesak hebat oleh
pasukan lawan yang kini mendapat hati dan semakin
bersemangat Itu. Otomatis para perwira pembantunya juga
jerih dan memberi aba-aba kepada pasukan Wengker untuk
mundur meninggalkan kawan-kawan yang tewas; dan yang
terluka. Ketika mendapat laporan bahwa pasukan bagian belakang
yang dipimpin tiga orang senopati kewalahan menghadapi
700 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sepak terjang para pimpinan pasukan Siluman Laut Kidul,
Sang Prabu Erlangga menyerahkan pimpinan kepada para
perwira pembantu dan dia sendiri berlari menuju ke
pertempuran di bagian belakang. Dilihatnya betapa pasukan
Kahuripan yang dua kali lipat lebih banyak jumlahnya itu dapat
menekan dan mendesak pasukan Siluman Laut Kidul, akan
tetapi Senopati Wiradana, Senopati Sindukerta, dan
Tumenggung Jayatanu terdesak hebat sekali. Bahkan ketika
Sang Prabu Erlangga tiba di tengah pertempuran itu, dia
melihat tubuh Senopati Sindukerta dan tubuh Tumenggung
Jayatanu sudah menderita luka-luka dan berlepotan darah.
Akan tetapi dengan gagah perkasa, dua orang senopati yang
sudah tua ini terus melakukan perlawanan! Melihat Ini, Sang
Prabu Erlangga terkejut dan marah. Tubuhnya melompat ke
depan dan begitu kedua tangannya bergerak-gerak
menyerang, hawa pukulan yang dahsyat sekali seperti badai
menerjang pihak musuh.
"Wuuuutt t.. wessss. . plak-plak. . !"
Tubuh Ratu Mayang Gupita yang tinggi besar itu terlempar
ke belakang. Juga tubuh Bhagawan Kalamisani terlempar.
Akan tetapi mereka berdua yang terbanting jatuh itu lalu
bergulingan dan dapat berlompatan bangun, wajah mereka
pucat dan mata mereka terbelalak. Mereka gentar sekali dan
cepat menyelinap di antara para perajurit dan memberi aba-
701 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aba untuk mundur. Adapun tubuh Nagarodra dan Nagajaya
terpelanting roboh dan tewas karena tenaga serangan mereka
membalik dan memukul diri sendiri.
Akan tetapi, walaupun pertempuran di bagian belakang ini
juga dimenangkan pasukan Kahuripan dan pihak musuh
melarikan diri, namun Kahuripan kehilangan dua orang
senopatinya yang sudah tua dan setia, yaitu Senopati
Sindukerta dan Tumenggung Jayatanu!
Sementara itu, Narotama yang dibantu beberapa orang
perwira juga mendesak lawan. Biarpun dia dikeroyok enam
orang pimpinan pasukan Wura-wuri yang rata-rata sakti,
namun Ki Patih Narotama yang mengamuk seperti banteng
terluka karena teringat akan puteranya yang diculik musuh,
akhirnya dapat merobohkan Tri Kala, yaitu Kala Muka, Kala
Manik, dan Kala Teja. Melihat sepak terjang Ki Patih
Narotama yang dahsyat itu, Dewi Durgakumala memberi
tanda kepada suaminya, yaitu Adipati Bhismaprabhawa,
untuk mundur. Sang Adipati, Dewi Durgakumala, dan Kl
Gandarwo lalu melarikan diri, menyusup di antara para
perajurit dan mereka juga bergerak mundur bersama sisa
pasukan mereka. Ki Patih Narotama juga kehilangan enam
orang perwira pembantunya karena mereka tadi mencoba
untuk membantunya dan semua tewas di tangan Ratu Mayang


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gupita dan Bhagawan Kalamisani.
702 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu, Puspa Dewi yang dikeroyok oleh Ki
Nagakumala, Lasmini, dan Mandarl, terdesak hebat. Tiga
orang pengeroyoknya ini memang sakti mandraguna.
Seandainya Puspa Dewi belum digembleng Maha Resi
Satyadharma selama tiga bulan, kiranya tidak mungkin ia akan
dapat menyelamatkan diri dari tekanan tiga orang pengeroyok
itu. Gadis ini sungguh mengagumkan sekali. Selain
kepandaiannya mencapai tingkat tinggi, juga ia memiliki
semangat dan keberanian yang pantang mundur, la tetap
bertahan dan pertahanannya seolah benteng baja yang sulit
ditembus tiga orang pengeroyoknya.
Akan tetapi, ayah kandungnya, Senopati Yudajaya, biarpun
dibantu oleh beberapa orang perwira, tetap saja terdesak
hebat oleh Ratu Durgamata. Tiga orang perwira yang
membantunya telah roboh dan tewas, sedangkan dia sendiri
sudah terluka pundak kirinya sehingga baju dan kulit pundak
terobek dan berdarah. Akan tetapi, perwira-perwira lain
berdatangan membantunya sehingga biarpun dihimpit terus
oleh Ratu Durgamala, Senopati Yudajaya masih dapat
melakukan perlawanan. Apalagi pasukannya yang dua kali
lebih besar dari pasukan Parang Siluman, dapat mendesak
terus pihak musuh.
Pada saat yang gawat itu, datang Ki Patih Narotama yang
sudah memperoleh kemenangan dlsayap kanan dan datang
703 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membantu Senopati Yudajaya. Melihat datangnya Ki Patih
Narotama, Ratu Durgamala menjadi terkejut dan gentar. Ia
lalu melompat ke belakang memberi isarat kepada Ki
Nagakumala, Lasmini, dan Mandari untuk mundur. Tiga orang
ini yang belum juga mampu mengalahkan Puspa Dewi, juga
merasa jerih melihat munculnya Ki Patih Narotama, apalagi
melihat pasukan mereka mendapat tekanan pihak musuh.
Mereka lalu melarikan diri ke dalam pasukan dan
memerintahkan Pasukan Parang Siluman untuk mundur dan
meninggalkan pertempuran.
Demikianlah, semua pasukan Empat Kerajaan yang
dibantu para penguasa daerah yang kecil-kecil, terpukul
mundur dan sisa pasukan mereka melarikan diri kembali ke
wilayah masing-masing, meninggalkan banyak korban yang
tewas, terluka atau tertawan. Kerajaan Wengker kehilangan
ayah kandung Dewi Mayangsari, yaitu Warok Surogeni, dan
dua orang saudara seperguruannya, Warok Wirobento dan
Warok Wirobandrek. Tiga orang ini tewas dan masih ada
belasan orang perwira dan sedikitnya tiga ribu orang perajurit
tewas atau tertawan. Kerajaan Wura-wuri juga kehilangan Tri
Kala yang tewas, dan hampir empat ribu orang perajurit dan
perwira tewas atau tertawan. Kerajaan Parang Siluman
kehilangan Bhagawan Kundolomuko, bekas suami Ratu
Durgamala dan ayah kandung Lasmini dan Mandari.
704 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bhagawan Kundolomuko tidak diketahui ke mana perginya,
mungkin merasa malu atas kekalahannya dan melarikan diri.
Selain itu, juga ada tiga ribu orang perajurit tewas atau
tertawan. Sedangkan Kerajaan Siluman Laut Kidul, kematian
Nagarodra dan Nagajaya, juga beberapa orang perwira dan
tiga ribu perajurit yang tewas atau tertawan.
Akan tetapi, dalam pertempuran mati-matian, perang
campuh itu, Kerajaan Kahuripan juga menderita kerugian yang
cukup banyak. Tidak kurang dari delapan ribu perajurit tewas
dan terluka, juga ada dua puluhan orang lebih perwira tewas.
Selain itu, yang membuat para pemimpin berkabung dan
berduka adalah tewasnya Senopati Sindukerta dan
Tumenggung Jayatanu. Selain itu, wabah penyakit masih
merajalela dan sedang ditanggulangi oleh Empu Kanwa. Kini
ditambah lagi mengurus mayat-mayat yang bergelimpangan
dan yang ribuan orang banyaknya, mengurus mereka yang
terluka dan membutuhkan perawatan. Pendeknya, biarpun
memperoleh kemenangan dalam perang dan berhasil
mengusir musuh, namun Kerajaan Kahuripan tetap saja
sedang dilanda musibah besar-besaran. Lebih-lebih lagi
karena putera Ki Patih Narotama hilang diculik orang dan
Pusaka Cupu Manik Maya sebagai lambang kebesaran
kerajaan juga hilang dicuri orang.
705 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Para perajurit Kahuripan kini sibuk mengurus para jenazah
korban perang, baik kawan maupun lawan. Juga merawat
yang terluka. Memang sikap pengampun ini yang ditekankan
Sang Prabu Erlangga kepada mereka yang memusuhinya.
Yang tewas dikuburkan sebagaimana mestinya, yang luka
dirawat dan yang terawan dibebaskan kembali sehingga
selanjutnya mereka yang diperlakukan dengan baik dan
dibebaskan itu tidak mau lagi menjadi anggauta pasukan yang
dipergunakan untuk memusuhi Kerajaan Kahuripan.
Di rumah keluarga Senopati Sindukerta semua anggauta
keluarga berkabung. Ki Dharmaguna dan Endang Sawitri,
ayah ibu Nurseta merasa sedih sekali karena Senopati
Sindukerta gugur dalam perang tanpa mendapat bantuan
putera mereka. Mereka tidak tahu di mana adanya Nurseta
sekarang dan merasa menyesal bahwa Nureta tidak
membantu ketika Kahuripan diserang musuh sehingga
Senopati Sindukerta gugur. Juga keluarga Tumenggung
Jayatanu berkabung. Untung luka di pundak yang diderita
Senopati Yudajaya tidaklah parah. Senopati Yudajaya dan dua
orang isterinya, Nyi Lasmi dan Dyah Mularsih bersama Nyi
Tumenggung dan semua keluarga, berduka atas gugurnya
Tumenggung Jayatanu. Akan tetapi yang paling merasa
menyesal adalah Puspa Dewi. Ia merasa menyesal bahwa ia
tidak berhasil menemukan adiknya, Niken Harni, dan tidak
706 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berhasil pula melindungi kakeknya dalam perang karena
mereka berpisah dengan pasukan masing-masing. Kalau
mendiang Tumenggung Jayatanu memimpin pasukan bagian
belakang bersama mendiang Senopati Sindukerta dan
Senopati Wiradana, Puspa Dewi memimpin pasukan di sayap
kiri. Keluarga Senopati Sindukerta dan keluarga Tumenggung
Jayatanu saling mengunjungi, saling menyatakan ikut
berbelasungkawa, saling menghibur. Biarpun ia merupakan
anggauta keluarga yang paling muda, tetapi justru Puspa Dewi
yang menghibur para anggauta kedua keluarga itu! Mereka
sedang berkumpul karena keluarga Sindukerta sedang datang
berkunjung ke rumah keluarga Jayatanu.
"Saya harap Andika sekalian dapat menerima kenyataan ini
dan tidak larut dalam kedukaan. Bagaimanapun juga, kita
patut berbangga dan bersukur bahwa Eyang Senopati
Sindukerta dan Eyang Tumenggung yatanu gugur sebagai
satria-satria utama, gugur dalam membela negara, tewas
secara gagah perkasa. Kita sepatutnya Ingat bahwa bukan
eyang berdua saja yang berkorban nyawa dalam membela
negara, melainkan ada ribuan orang perwira dan perajurit
yang juga gugur sebagai pahlawan bunga bangsa."
Ucapan dara perkasa yang penuh semangat itu banyak
menolong dan menghibur hati para keluarga yang merasa
707 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kehilangan dan berduka. Dalam kesempatan selagi anggauta
kedua keluarga itu berkumpul, Puspa Dewi yang teringat akan
wejangan Maha Resi Satyadharma tentang kedukaan, lalu
berkata dengan hati-hati kepada para orang tua yang hadir.
"Apa yang akan saya katakan ini sama sekali bukan
gagasan saya sendiri. Saya hanya mengulang apa yang
diwejangkan Eyang Resi Satyadharma kepada saya. Bahwa
perasaan yang kita alami saat ini, yaitu duka hanyalah menjadi
saudara kembar atau keimbalbalikan dari suka. Suka dan
duka tak terpisahkan seperti telapak dan punggung sebuah
tangan. Tak pernah muncul bersama di permukaan, namun
tak pernah terpisah dan bermunculan secara bergantian
dalami kehidupan kita. Seperti tawa dan tangisi tidak pernah
muncul berbarengan, namun tak terpisahkan, muncul dari
mulut dan sama-sama mengeluarkan air mata. Tidak akan ada
duka kalau tidak ada suka, dan sebaliknya. Baik suka maupun
duka terbentuk oleh pikiran yang mengaku-aku sebagai sang
aku. Kalau sang aku dirugikan timbul ah duka, kalau
diuntungkan timbul ah suka. Maka, suka duka bukan timbuj
karena peristiwa yang terjadi, melainkan bagaimana pikiran
menerimanya. Tanggapan pikiran terhadap peristiwa yang
terjadi dan menimpa kita itulah yang menimbulkan suka atau
duka. Begitu pikiran tidak bekerja, dalam tidur misalnya, maka
rasa suka ataupun duka itu pun lenyap."
708 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jagad Dewa Bathara.. !" Ki Dharmaguna berkata dan
memandang kagum kepada Puspa Dewi. "Wejangan Paman
Maha Resi Satyadharma itu sungguh tak dapat disangkal
kebenarannya. Apakah itu berarti bahwa kita tidak boleh
berduka kalau tertimpa musibah, misalnya kematian orang
yang kita kasihi seperti sekarang ini, Puspa Dewi?"
Puspa Dewi tersenyum. "Untung sekali, Paman
Dharmaguna, dahulu saya pun bertanya seperti itu kepada
Eyang Resi Satyadharma sehingga sekarang saya dapat
menjawab pertanyaan Paman itu, sesuai dengan jawaban
Eyang Resi waktu itu. Begini, Paman, menurut Eyang Resi,
segala macam masalah, segala macam emosi, timbul dari
nafsu-nafsu daya rendah yang menguasai pikiran, membentuk
sang aku. Kita manusia tidak mungkin dapat membebaskan
diri sendiri dari pengaruh nafsu. Adalah manusiawi kalau kita
masih terkadang merasa bersuka atau berduka. Kita tidak
mungkin mematikan nafsu. Akan tetapi kalau kita sudah
mengerti bahwa suka dan duka hanya permainan sang aku
dalam pikiran, maka kita tidak terlalu tenggelam dalam suka
maupun duka. Kita tidak menjadi budak permainan segala
nafsu daya rendah yang berada dalam diri kita sendiri."
"Wah, Puspa Dewi, kata-katamu mengingatkan aku akan
ucapan anakku Nurseta. Pernah dia bicara senada dengan
apa yang kau katakan tadi dan dia menekankan bahwa dalam
709 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segala keadaan, baik keadaan itu menguntungkan atau
merugikan, menyenangkan atau menyusahkan, kita
sepatutnya bersukur kepada Sang Hyang Widhi dan
senantiasa mendasari semua perbuatan kita dengan
penyerahan diri kepada Nya. Karena, menurut dia, hanya
Sang Hyang Widhi yang mampu menundukkan nafsu-nafsu
kita sehingga menjadi alat dan hamba kita, bukan memperalat
dan memperhamba kita."
Puspa Dewi tersenyum dan mengangguk. "Saya
mengenal.. Kakangmas Nurseta, Bibi Endang Sawitri, dan
saya tahu bahwa dia memang seorang sakti mandraguna
yang bijaksana."
Dengan adanya percakapan seperti itu, dua keluarga itu
merasa terhibur dan tidak membiarkan diri terlalu disiksa
perasaan sendiri karena kematian Senopati Sindukerta dan
Tumenggung Jayatanu.
*** Sang Prabu Erlangga merasa prihatin sekali. Hatinya sedih
melihat demikian banyaknya manusia terbantai, tewas dalam
perang campuh itu. Dia bukan hanya menyedihi kematian
banyak perajuritnya, melainkan juga kematian para perajurit
kerajaan-kerajaan yang memusuhi Kahuripan dan melakukan
penyerangan. 710 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Empu Kanwa yang dibantu Empu Bharada dapat
mengurangi jumlah korban wabah penyakit dan berhasil
menyingkirkan wabah itu. Akan tetapi wajah Sang Prabu
Erlangga masih murung ketika dia mengadakan persidangan
dengan para pembantunya. Yang hadir dalam persidangan itu
adalah Ki Patih Narotama yang juga berwajah muram, Empu
Bharada, Empu Kanwa, Senopati Wiradana, beberapa orang
perwira tinggi dan tidak ketinggalan Bancak dan Doyok, dua
orang abdi kinaslh (hamba tersayang) Sang Prabu Erlangga.
Setelah mendengar laporan lengkap tentang keadaan kota
raja sehabis perang, Sang Prabu Erlangga lalu minta nasihat
Empu Bharada yang dianggap sebagai pinisepuh (tua-tua)
dan penasihat, apa yang sebaiknya harus dilakukan
pemerintahannya.
"Paman Empu, kami sungguh merasa ragu apa yang harus
kita lakukan terhadap empat kerajaan yang selalu memusuhi
kita, bahkan telah memusuhi nenek moyang kita sejak jaman
Mataram dahulu."
"Puteranda Kanjeng Sinuwun, sebetulnya sudah berulang-
ulang Paduka melakukan pendekatan dalam usaha untuk
mengajak mereka hidup damai, bahkan Paduka sudah
bertindak demikian jauh bersama Ki Patih Narotama
mengawini puten-puterl Wura-wuri. Akan tetapi semua itu
gagal karena memang pada dasarnya mereka itu menaruh
711 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dendam kebencian kepada Paduka dan Kerajaan Kahuripan.
Sudah beberapa kali mereka menggunakan kekerasan untuk
menyerang dan membasmi Kahuripan, baik sendiri-sendiri
maupun bergabung dengan pemberontak seperti yang
dilakukan mereka beberapa tahun yang lalu. Berkali-kali
mereka dipukul mundur, akan tetapi mereka bahkan semakin
nekat dan yang terakhir ini mereka bergabung dan menyerang
sehingga biarpun mereka berhasil dipukul mundur, namun
perang itu menewaskan ribuan orang manusia. Kalau
dibiarkan lebih lanjut, saya kita mereka tidak akan pernah
merasa jera dan kalau mereka sudah dapat menyusun
kembali kekuatan mereka, tentu mereka akan " melakukan
kekacauan dan penyerangan lagi. Oleh karena itu,
sekaranglah saatnya Paduka bertindak, Sinuwun. Selagi
mereka masih rapuh karena kekalahan mereka, sebelum


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka dapat bersatu kembali, Paduka kirim bala tentara
untuk menyerang dan menundukan mereka satu demi satu.
Mereka sedang dalam keadaan lemah, tentu tidak dapat
melawan dengan gigih sehingga Paduka dapat menaklukkan
mereka satu demi satu tanpa harus banyak menjatuhkan
korban. Kalau mereka sudah ditundukkan dan ditaklukkan,
tentu keadaan menjadi aman dan tidak akan terjadi bentrokan
lagi. Demikianlah, Sinuwun, yang dapat saya usulkan."
712 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih, Paman Empu Bharada. Bagaimana
pendapat Andika sekalian, para senopati dan perwira?"
Para senopati dan perwira mengangguk-angguk
menyatakan persetujuan mereka dan Senopati Wiradana yang
tertua di antara para panglima, mewakili mereka dan berkata,
"Usul itu sungguh tepat dan baik sekali, Gusti Sinuwun.
Hamba kira kami semua menyetujui karena hal itu merupakan
jalan terbaik."
Melihat Ki Patih Narotama hanya menundukkan muka dan
diam saja, Sang Prabu Erlangga bertanya, "Bagaimana
menurut pendapatmu, Kakang Patih Narotama?"
Narotama mengangkat mukanya yang agak pucat dan
muram karena selama beberapa malam ini dia tidak dapat
tidur. "Gusti Sinuwun, apa yang diusulkan Paman Empu
Bharada sungguh baik dan tepat sekali, akan tetapi kalau
sekiranya Paduka menginjinkan, hamba mohon agar
penyerangan ditunda beberapa hari lamanya untuk memberi
kesempatan kepada hamba mencari dan menyelamatkan
anak hamba Joko Pekik Satiabudhi. Kalau sekarang Paduka
mengerahkan pasukan menyerang, hamba khawatir mereka
akan membunuh Joko Pekik."
Sang Prabu Erlangga menghela napas panjang dan
mengerutkan alisnya "Aduh, maafkan kami, Kakang Patih!
713 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kami terlalu prihatin melihat keadaan negara sehingga sampai
lupa akan penderitaan kehilangan puteramu Joko Pekik
Satyabu-dhi. Tentu saja, Kakang Patih, tentu saja kami akan
menunda penyerangan itu dan memberi kesempatan kepada
Andika untuk menemukan kembali Joko Pekik!"
"Beribu terima kasih hamba haturkan kepada Paduka,
Gusti, dan mohon beribu ampun bahwa hamba seolah lebih
mementingkan urusan pribadi daripada urusan negara."
"Ah, tidak, Kakang. Andika tidak salah. Memang
seharusnya Joko Pekik diselamatkan lebih dulu, baru kita
mengada kan serangan dan gerakan pembersiha agar mereka
tidak mengganggu kita lagi."
"Terima kasih, Gusti Hamba akan mencari Joko Pekik dan
juga akan menyelidiki siapa yang telah mencuri Pusaka Cupu
Manik Maya. Hamba mohon ijin berangkat hari ini juga, Gusti."
"Baiklah, Kakang Patih. Berangkatlah dan doaku
mengikutimu. Yang penting selamatkan dulu Joko Pekik. Soal
Cupu Manik Maya dapat dicari kemudian."
Ki Patih Narotama memberi hormat dan pamit pula pada
para senopati yang hadir di situ, mohon doa restu dari Empu
Bharada dan Empu Kanwa. Kemudian dia meninggalkan
istana. Diantar tangis Listyarini yang merasa amat gelisah
memikirkan puteranya yang hilang diculik orang, Ki Patih
714 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Narotama berangkat meninggalkan Kahuripan. Seperti biasa,
kalau sedang melakukan perjalanan, apalagi untuk urusan
pribadi, Narotama lebih suka berpakaian seperti seorang
penduduk biasa. Dia menunggang seekor kuda lalu
membalapkan kudanya, langsung saja dia menuju ke
Kerajaan Parang Siluman karena dia menduga bahwa
puteranya pasti diculik oleh Lasmini, atau setidaknya Lasmini
berada di belakang peristiwa penculikan itu. Yang masih
membesarkan hatinya adalah bahwa puteranya itu hilang
diculik. Itu berarti bahwa Joko Pekik tidak dibunuh dan masih
hidup. Kalau Si Penculikingin membunuhnya, tentu sudah
dilakukannya malam itu. Untuk apa susah-susah menculiknya
kalau hanya untuk dibunuh" Dugaan ini membesarkan hatinya
dan me-nimbukan keyakinan bahwa puteranya itu tentu masih
hidup! Dengan melakukan perjalanan cepat siang malam, hanya
berhenti kalau kudanya sudah terlalu lelah, pada suatu hari Ki
Patih Narotama telah tiba ditapal batas Kerajaan Parang
Siluman. Sudah beberapa kali dia berkunjung ke tempat
tinggal Lasmini, bekas selirnya tercinta itu, maka dia sudah
hafal dan mengenal jalan. Setelah tiba di tapai batas, dia
langsung saja menuju ke kota Kadipaten.
Penduduk Parang Siluman yang bertemu dengan
Narotama di tengah jalan sama sekali tidak mempedulikannya
715 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena mereka tidak mengenalnya dan menganggap dia
seorang penduduk biasa. Rakyat Parang Siluman hanya
mengenal nama Ki Patih Narotama, jarang ada yang pernah
melihat orangnya. Akan tetapi, begitu ada perajurit melihat dan
mengenalnya, berita tentang munculnya Ki Patih Narotama di
Parang Siluman tersiar luas dan tentu saja menimbulkan
kegemparan. Tidak ada perajurit berani menghadang atau
mengganggunya. Ketika berita itu memasuki istana Parang
Siluman, Ratu Durgamala segera mengadakan perundingan
dengan kedua orang puterinya, Lasmini dan Mandari, dihadiri
pula oleh Ki Nagakumala dan beberapa orang senopati
Parang Siluman.
Sang Ratu Durgamala yang masih merasa berduka dan
marah karena kegagalan usaha gabungan empat kerajaan
untuk menjatuhkan Kahuripan, bahkan Parang Siluman
kehilangan Bhagawan Kundolomuko, bekas suaminya yang
merupakan orang andalan di Parang Siluman, dan kehilangan
ribuan orang perajurit, ketika mendengar berita bahwa Ki Patih
Narotama datang seorang diri di Parang Siluman, lalu berkata
dengan muka merah dan kedua tangan terkepal.
"Kita kerahkan seluruh tenaga dan bunuh Si Keparat
Narotama itu! Kita kepung dia, jangan sampai lolos! Mustahil
dia akan mampu mengalahkan pengeroj yokan ribuan orang
perajurit!"
716 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nanti dulu, Kanjeng Ibu!" kata Lasmini. "Saya mempunyai gagasan yang lebih baik. Ki Patih Narotama adalah seorang yang sakti mandraguna. Kalau kita menggunakan kekerasan, mungkin dia akan dapat dibunuh, akan tetapi tentu akan banyak sekali orang kita yang terbunuh oleh amukannya.
Pula, kalau dia mati, apa gunanya bagi kita" Kahuripan akan tetap berdiri kokoh."
"Wah, Mbakayu Lasmini agaknya masih cinta dan sayang kepada Ki Patih Narotama maka hendak menghalangi kalau dia dibunuh!" kata Mandari.
"Hemm, dia memang seorang pria yang patut digandrungi setiap orang wanita. Akan tetapi bukan Itu maksudku.
Daripada mengeroyok dan membunuhnya dengan mengorbankan banyak orang kita, lebih baik kita manfaatkan Ki Patih Narotama untuk menjamin keselamatan Parang Siluman."
717 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XVI MENJAMIN keselamatan kita" Apa MU maksudmu, Lasmini?" tanya Ratu Durgakumala.
"Begini, Kanjeng Ibu. Seperti sudah saya ceritakan, saya dan bibi Dewi Durgakumala berhasil menculik putera Ki patih Narotarna, yaitu Joko Pekik Satyabudhi yang kini dibawa ke Wura-wuri oleh Kanjeng Bibi Durgakumala. Tadinya saya hendak membunuh anak itu, akan tetapi Kanjeng Bibi Dewi Durgakumala melarang dan mengatakan bahwa lebih baik anak itu dijadikan sandera, dan anak itu lalu dibawanya ke Wura-wuri. Sekarang, siasatnya itu benar dan dapat kita pergunakan untuk menundukkan Ki Patih Narotarna.
"Bagaimana siasat itu?" Ratu Durgamala bertanya tertarik.
"Ki Patih Narotarna datang seorang diri ke sini tentu ada hubungannya dengar kehilangan puteranya. Mungkin dia dapat menduga bahwa saya yang menculik Joko Pekik Satyabudhi, maka dia datang kesini untuk minta kembali puteranya. Nah kalau dia datang, saya akan mengancam
untuk membunuh Joko Pekik kalau di membuat ulah. Saya
akan memaksa dia berjanji untuk melindungi Parang Siluman
dari serangan Kahuripan dengan imbalan puteranya tidak
akan kita bunuh dan kelak kita kembalikan kepadanya. Nah
bukankah gagasan ini jauh lebih menguntungkan daripada
718 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membunuhnya dan kita kehilangan banyak sekali perajurit,
bahkan ada bahayanya dia akan dapat meloloskan diri" Ingat,
Kanjeng Ibu, Ki Patih Narotarna itu sakti mandraguna dan
memiliki Aji Panglimunan yang membuat dia mudah
meloloskan diri."
Semua orang tertegun mendengar gagasan yang
dikemukakan Lasmini itu. Mereka tahu bahwa Aji Panglimunan
membuat orang dapat menghilang dan mudah untuk
melarikan diri. Kalau Bhagawan Kundolomuko masih ada,
mungkin pendeta itu dapat membuyarkan Aji Panglimunan itu.
Akan tetapi dia sudah tidak ada dan kalau benar Ki Patih
Narotarna mempergunakan ajian itu, akan sulitlah bagi
mereka untuk dapat menangkapnya atau membunuhnya.
"Apa yang dikemukakan Ni Lasmini itu benar sekali." kata
Ki Nagakumala, kakak dari Ratu Durgamala. "Kukira, setelah
usaha serangan kita bersama tiga kerajaan lain terhadap
Kahuripan gagal, Sang Prabu Erlangga pasti tidak akan
tinggal diam dan akan mengirim pasukannya untuk
menyerang balik dan menundukkan kita. Dengan bergabung
saja kita tidak mampu mengalahkan Kahuripan, apalagi kalau
pasukan Kahuripan menyerbu ke sini, bagaimana mungkin
kita akan dapat mempertahankan diri" Maka, gagasan Ni
Lasmini tadi tepat sekali. Kita ancam Ki Patih Narotarna
bahwa kalau dia mengamuk dan tidak mau menjamin
719 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
agar Kahuripan tidak menyerang dan menaklukkan Parang
Siluman, kita akan bunuh puteranya itu!"
Ratu Durgamala mengangguk-angguk. "Agaknya memang
itu merupakan siasat terbaik, Kakang Nagakumala. Akan
tetapi siapa yang akan menghadapi Ki Patih Narotama dan
bicara dengan dia" Dia berbahaya sekali, tangan dan kakinya
dapat menyebar maut yang mengerikan!"
"Jangan khawatir, Kanjeng Ibu. Saya yang akan
menghadapi dan bicara dengannya. Saya yakin bahwa Ki
Patih Narotama tidak akan tega membunuh saya. Saya yakin
dia masih mempunyai perasaan sayang kepada saya."
Demikianlah, rapat kilat itu memutuskan agar Lasmini yang
akan menghadapi Ki Patih Narotama, sementara itu yang lain
akan mempersiapkan diri, menyiapkan pula pasukan, untuk
mengepung dan mengeroyok kalau Ki Patih Narotama yang
ditakuti itu akan mengamuk. Sementara itu, Lasmini minta
bantuan uwanya, juga gurunya, Ki Nagakumala untuk
mengambil dan "meminjam" Joko Pekik Satyabudhi. Menurut
persetujuan antara Lasmini dan Permaisuri Wura-wuri, Dewi
Durgakumala, putera Ki Patih Narotama itu disembunyikan di
sebuah tempat, yaitu di dalam Dusun Ketanggungan yang
terletak di perbatasan untara Kerajaan Parang Siluman dan
Kerajaan Wura-wuri, dalam asuhan seorang biyung emban
(inang pengasuh) yang setia dan dipercaya dari Kerajaan
720 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wura-wuri, dan dijaga oleh dua orang erwira dan diawasi oleh
Senopati Gan-darwo sendiri yang kadang-kadang datang ke
Dusun Ketanggungan untuk melihat keadaan anak itu. Ki
Nagakumala lalu cepat berangkat ke Dusun Ketanggungan
untuk "meminjam" anak itu agar dapat dipergunakan untuk
mengancam dan memaksa Ki Patih Narotama menurut
keinginan Lasmini.
Saat yang ditunggu-tunggu dengan jantung berdebar penuh
ketegangan oleh para pimpinan Parang Siluman itu akhirnya
tiba. Pagi hari itu udara amat cerah, matahari bersinar lembut
dan terang. Derap kaki seekor kuda memecah kesunyian di
halaman istana Parang Siluman yang berupa sebuah alun-
alun yang luas itu. Narotama menjalankan kudanya dengan
congklang, melintasi alun-alun menuju ke istana. Di depan
istana, Narotama melompat turun dari atas pelana kudanya
dan menambatkan kendali kuda pada sebatang pohon sawo
kecik yang tumbuh di situ. Dia tidak heran melihat suasana
lengang di depan Istana. Dia dapat menduga bahwa tentu
Lasmini dan para pimpinan Parang Siluman sudah tahu akan
kedatangannya dan sudah siap menyambutnya, entah dengan
cara bagaimana. Kesepian alun-alun dan halaman kraton
(istana) itu tentu merupakan siasat mereka, pikirnya. Kalau
belum diatur sebelumnya, tidak mungkin istana tidak dijaga
seorang pun perajurit! Perasaannya yang peka, pendengaran
721 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan penglihatannya yang tajam membuat dia tahu bahwa
sekeliling tempat itu sudah terkepung banyak sekali orang
yang masih bersembunyi! Maka setelah menambatkan
kudanya, Narotama melangkah ke depan pendapa istana
Parang Siluman, lalu mengerahkan tenaga saktinya berseru
sehingga suaranya melengking nyaring sekail sampai dapat
terdengar dari seluruh bagian dalam istana itu!
"Hai i! Para penguasa di Parang Siluman! Keluarlah, tidak
perlu sembunyi. Aku, Narotarma, ingin bicara dengan Andika
sekalian!"
Dari dalam istana muncul ah Ni Lasmini yang cantik jelita.
Wanita ini mengenakan pakaian baru dengan perhiasan yang
serba indah, wajahnya segar dan rambutnya disisir dan
digelung rapi, wajahnya dirias sehingga tampak cantik berseri
seperti seorang mempelai wanita hendak menyambut
suaminya, sang mempelai pria!
Langkahnya seperti harimau kelaparan, dengan lenggang
lenggok lemah gemulai dan lentur seperti menari. Sedetik
muncul perasaan rikuh juga dalam hati Narotama karena dia
sendiri berpakaian seperti seorang dusun. Harus diakui bahwa
wanita yang berwajah amat jelita dengan tubuh yang indah
menggairahkan itu memiliki daya tarik yang luar biasa dan
begitu dia mengenangkan kehidupan antara mereka dahulu,
bangkit gairah berahinya. Akan tetapi segera dia dapat
722 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menekannya dan menatap wanita yang melangkah maju
dengan senyum manis itu dengan tenang.
Setelah tiba di depan Narotama, dalam jarak sekitar tiga
tombak, di luar pendapa istana, masih di halaman, Lasmini
mengangkat tangan kirinya ke atas dan Narotama mendengar
gerakan orang-orang di sekitarnya. Ketika dia menoleh
tampaklah banyak sekali perajurit telah mengepung tempat itu,
siap dengan senjata lengkap. Mungkin tidak kurang dari seribu
orang yang berlapis-lapis mengepung alun-alun kraton Parang
Siluman itu! Narotama tersenyum. "Hemm, Lasmini, apa maumu
dengan penyambutan seperti ini" Apa kau kira aku akan
gentar menghadapi pengepungan semacam ini?"
Lasmini tersenyum manis. "Kakangmas Narotama, ingatlah
bahwa sekarang kita berhadapan sebagai pemilik rumah dan


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tamunya. Aku pemilik rumah dan engkau tamunya. Sebaiknya
pertanyaanmu itu dikembalikan kepadamu. Apa maumu
datang berkunjung ke sini?"
"Lasmini, sebenarnya, tanpa bertanya pun engkau pasti
sudah tahu apa mauku datang berkunjung ke sini. Akan tetapi
karena engkau bertanya, baiklah aku akan menjawab. Engkau
telah menculik puteraku, Joko Pekik Satyabudhi. Anak kecil
berusia satu setengah tahun itu tidak tahu apa-apa, tidak
723 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersalah apapun terhadap dirimu, dan tidak ada sangkut
pautnya dengan urusan permusuhan antara kerajaan! Aku
datang untuk minta kepadamu dan para penguasa di Parang
Siluman. Kembalikanlah puteraku Joko Pekik Satyabudhi
kepadaku!"
Lasmini yang cerdik merasa tidak perlu lagi menyangkal.
"Kakangmas Narotama, bagaimana kalau tidak kami
kembalikan?"
Sepasang alis itu berkerut, sepasang mata mencorong
mengeluarkan cahaya berkilat. Suaranya terdengar menggetar
ketika Narotarna berkata. "Kalau sampai puteraku dibunuh.. !"
724 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia lalu mengeluarkan suara gerengan yang demikian
dahsyatnya sehingga mengguncang seluruh istana Parang
Siluman, bahkan banyak perajurlt yang berdiri paling depan
terpelanting. Lasmini sendiri melangkah mundur beberapa kali
karena tidak tahan menghadapi getaran teriakan itu. Narotama
menghentikan gerengannya dan berkata.
"Kalau Joko Pekik Satyabudhi dibunuh, aku bersumpah
akan melumatkan seluruh Parang Siluman, tidak ada yang
kubiarkan hidup! "
Wajah Lasmini agak pucat. Belum pernah ia, selama
dahulu menjadi selir terkasih patih itu, melihat Narotama
marah sehebat itu. Akan tetapi ia tersenyum manis.
"Kakangmas Narotama, siapa yang tega membunuh
puteramu yang mungil itu" Jangan khawatir, Kakangmas,
Joko Pekik Satyabudhi berada dalam keadaan sehat dan
terawat baik-baik." Kemudian suara Lasmini berubah, ketus
dan penuh ancaman. "Akan tetapi, kalau engkau membuat
ulah dan tidak mau memenuhi syarat yang kami ajukan, kami
pasti akan membunuhnya sebelum engkau sempat melakukan
sesuatu!" Narotama mengenal benar siapa Lasmini. Wanita cantik
jelita dengan daya tarik yang dapat meluluhkan hati setiap
orang pria ini amat cerdik dan dia tahu bahwa dalam, keadaan
725 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seperti itu, Lasmini pasti tidak akan berani mengeluarkan
gertakan kosong belaka.
"Buktikan dulu bahwa dia berada dalam keadaan baik-baik
dan sehat, baru kita bicara." katanya tegas.
Lasmini mengangguk dan tersenyum, lalu menoleh ke
belakang, ke arah menara di atas pintu gerbang pendapa dan
memberi isyarat dengan lambaian tangan. Karena memang
sudah diatur sebelumnya, ketika Narotama memandang ke
arah menara, tampak muncul seorang biyung emban
memondong seorang anak laki-laki berusia satu setengah
tahun, didampingi oleh seorang kakek berusia lima puluhan
tahun, berkumis lebat melintang dan bersikap gagah.
Narotama mengenal anak itu yang bukan lain adalah
puteranya, Joko Pekik Satyabudhi, dan mengenal pula kakek
itu yang terkenal sakti, yaitu Ki Nagakumala, uwa dan juga
guru Lasmini dan Mandari. Ki Nagakumala berbisik kepada
biyung emban yang mengangkat anak itu ke atas dan
menuding ke bawah. Joko Pekik Satyabudhi baru berusia satu
setengah tahun, melihat banyak orang di bawah menara dia
jadi gembira, tertawa-tawa dan melambaikan tangan. Melihat
ini, jantung Narotarna seperti ditusuk, akan tetapi dia
menenangkan diri. Sudah terbukti bahwa puteranya memang
berada dalam keadaan sehat, bahkan dari sikap anak yang
tertawa-tawa itu dia tahu bahwa puteranya diperlakukan
726 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan baik. Dia pun tahu bahva tidak ada gunanya kalau dia
mencoba untuk merampas anak itu. Sebelum ia melakukan
sesuatu, Ki Nagakumala yang sakti itu tentu akan dengan
mudah lebih dulu membunuh Joko Pekik!
Setelah memberi kesempatan ayah itu melihat keadaan
anaknya, Lasmini memberi isyarat dengan tangannya ke atas
dan Ki Nagakumala mengiringkan biyung emban yang
memondong Joko Pekik itu menghilang lagi ke dalam menara.
"Nah, Kakangmas Narotarna, engkau lihat sendiri bahwa
aku tidak berbohong. Puteramu berada dalam keadaan baik-
baik dan sehat. Kami akan merawatnya dengan baik selama
engkau memenuhi persyaratan kami."
"Katakan apa syaratmu!" kata Ki Patih Narotama singkat.
"Akan tetapi awas jangan minta aku berkhianat dan memusuhi
Sang Prabu Erlangga! Aku rela mengorbankan anakku dan
diriku untuk membelanya, dan anakku akan mati beri sama
kalian semua. Tidak ada seorang pun dari kalian akan terlepas
dari pembalasan kalau kalian membunuh anakku!"
"Tenang dan sabarlah, Kakangmas Narotama yang
ganteng! Kami hanya minta agar engkau menjamin bahwa
Kahuripan tidak akan menyerang dan menaklukkan Parang
Siluman. Kalau sampai kami diserang Kahuripan, terpaksa!
anakmu akan kami bunuh dan menghadapi segala akibatnya."
727 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm, bagaimana kalau aku dapat mengusahakan agar
Parang Siluman tidak sampai diserang oleh Kahuripan?"
"Kami akan merawat Joko Pekik secara baik-baik dan
menjamin keselamatannyal"
"Lasmini, aku sudah mengenal kelicikanmu! Janjimu tidak
dapat kupercaya. Sampai kapan engkau akan menahan
anakku?" "Begini, Kakangmas Narotarna! Engkau boleh tidak
percaya padaku, akan tetapi aku percaya padamu. Karena itu,
untuk sementara kami akan merawat puteramu Joko Pekik
dan selama Kahuripan tidak menyerang Parang Siluman,
puteramu mi jamin keselamatannya. Setelah lewat lima tahun
dan Kahuripan sama kali tidak mengganggu kami, Joko Pekik
Satyabudhi akan kami kembalikan kepadamu dalam keadaan
sehat dan selamat. Sekarang terserah kepadamu keputusan
apa yang kau pilih. Puteramu selamat dan kami pun selamat,
atau kita sama-sama hancur binasa berikut puteramu!"
Narotarna menghela napas panjang. Terbayang olehnya
betapa akan hancur hati Listyarini kalau sampai putera
mereka itu terbunuh! Dan bagaimanapun juga, dia masih
sangsi apakah dia benar-benar akan tega mengamuk dan
membunuhi semua orang di Parang Siluman. Dia merasa kaki
tangannya di kat oleh Lasmini yang cerdik itu. Bagaimanapun
728 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga Lasmini ternyata dapat menyelami hatinya dan tidak
minta agar dia memusuhi Sang Prabu Erlangga, hal yang tidak
mungkin dia lakukan, biarpun harus berkorban segalanya.
"Baiklah, Lasmini, kita lihat saja siapa di antara kita yang
melanggar janji. Aku tetapi tentu saja Parang Siluman juga
tidak boleh mengacau dan mengganggu daerah Kahuripan
lagi." "Tentu saja, Kakangmas."
"Awas orang-orang Parang Siluman pegang janjimu dan
jangan ganggu puteraku Joko Pekik Satyabudhi!" Narotama
berteriak lantang, dan tiba-tiba tubuhnya lenyap, menjadi
kabur karena dia telah mengerahkan Aji Pangl munan! Tentu
saja Lasmini cepat memberi isyarat kepada semua orang
untuk waspada dan terutama sekali Ki Nagakumala menjaga
Joko Pekik dengan ketat dan berlapis agar jangan sampai
kecolongan oleh Narotama. Akan tetapi, Narotama adalah
seorang satria yang teguh memegang janjinya. Bagi dia,
melanggar janji berarti menghancurkan kehormatan diri dan
merupakan pantangan yang hina baginya.
Dia pulang dan menceritakan semua pengalamannya
kepada Llstyarlnl, lalu menghibur isterinya tercinta itu. "Tenang dan bersabarlah, Diajeng. Percayalah bahwa Sang Hyang
Widhi akan selalu Melindungi anak kita dan nanti pasti ada lan
729 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk mengembalikan Joko Pekik ke pangkuanmu tanpa
harus melanggar janjiku kepada Parang Siluman."
Setelah menghibur isterinya, Ki Patih Narotama lalu
menghadap Sang Prabu Erlangga.
"Bagaimana hasil pencarianmu, Kakang Patih Narotama"
Sudahkah Andika berhasil menemukan puteramu?"
Narotama mengangguk dan menyembah. "Mendapat
pangestu (restu) Paduka, hamba telah melihat Joko Pekik dan
dia berada dalam keadaan sehat dan selamat di Parang
Siluman, Sinuwun."
"Tapi, mengapa tidak Andika bawa pulang?"
"Belum bisa, Sinuwun, Anak itu dijaga ketat sehingga
belum mungkin dapat hamba rebut kembali. Akan tetapi
setidaknya, dia berada dalam keadaan selamat." kata
Narotarna. Dia merasa malu untuk menceritakan tentang
ikatan janjinya dengan Lasmini. Inilah kesalahan besar yang
sama sekali tidak disadari Narotarna. Perasaan malunya untuk
mengaku kepada Sang Prahu Erlangga tentang perjanjiannya
dengan Lasmin menempatkan dia dalam keadaan yang akan
menyulitkan. "Kalau begitu, bagaimana dengan rencana penyerbuan
kita, Kakang Patih?"
730 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sebaiknya dilaksanakan sekarang sebelum mereka
sempat memperkuat diri, Sinuwun." kata Narotarna dan para
senopati yang hadir di situ menyatakan setuju.
"Baiklah, kalau begitu, kami menyerahkan kekuasaan
kepada Andika, Kakang Patih, untuk memimpin para senopati,
perwira, dan pasukan untuk menyerang dan menaklukkan
mereka agar lain kali mereka tidak akan berani mengganggu
kita lagi. Nah, buatlah persiapan secukupnya dan segera
berangkat!"
Lega juga hati Narotarna ketika dia diserahi kekuasaan
untuk memimpin penyerangan karena dengan demikian, tentu
saja dia dapat melewati Parang Siluman atau setidaknya
menunda niat penyerangan Kahuripan ke Parang Siluman.
Setelah mempersiapkan pasukan yang cukup besar, Ki
Patih Narotarna mengundang para senopati dan perwira
bawahannya dan memberitahu bahwa yang pertama kali
mereka serang adalah Kerajaan Wura-wuri.
"Wura-wuri merupakan lawan yang cukup kuat dan
kerajaan ini yang terdekat, maka akan kita serbu lebih dulu.
Puspa Dewi, karena engkau lebih mengenal daerah Wura-
wuri, maka engkau kami angkat menjadi pemimpin pasukan
pelopor yang terdiri dari seribu orang perajurit. Tugasmu
adalah melakukan pendobrakan pertama, menyelidiki keadaan
731 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
musuh dan membuka jalan bagi pasukan besar. Ingat, dan
juga para senopati dan perwira harus ingat betul bahwa tugas
kita semua seperti yang ditekankan Gusti Sinuwun bukanlah
untuk merusak atau membunuh, melainkan hanya
menaklukkan. Maka, dilarang keras untuk sembarangan
membunuh, kecuali kalau membela diri, dilarang keras
mengambil barang berharga penduduk Wura-wuri, dan
dilarang keras menyiksa dan mengganggu wanita. Siapa yang
melanggar akan mendapat hukuman keras, sebaliknya yang
menaati perintah dan melaksanakan dengan baik, tentu akan
memperoleh ganjaran dari Gusti Sinuwun."
Demikianlah, setelah membagi-bagi tugas, tiga hari
kemudian Ki Patih Narotama memimpin pasukan Kahuripan
menuju ke Wura-wuri.
*** Seperti juga keadaan di Parang Siluman dan dua kerajaan
yang lain, para pimpinan Kerajaan Wura-wuri juga mengalami
kedukaan dan kekecewaan karena dalam perang melawan
Kahuripan itu mereka menderita kekalahan besar. Tiga orang
senopati andalan mereka, yaitu Tri Kala yang terdiri dari Kala
Muka, Kala Manik, dan Kala Teja, telah tewas dalam
pertempuran. Juga mereka kehilangan ribuan orang perajurit.
Pimpinan tertinggi di Wura-wuri adalah Adipati
Bhismaprabhawa, permaisurinya yaitu Nyi Dewi Durgakumala,
732 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan Senopati Muda Ki Gandarwo. Setelah menderita
kekalahan, kehilangan Tri Kala, Adipati Bhismaprabhawa lalu
mengutus Ki Gandarwo untuk mengundang orang pandai agar
dapat menggantikan tiga orang Tri Kala yang tewas, dan
memperkuat Wura-wuri. Ki Gandarwo segera mengundang
lagi kakak seperguruannya, yaitu Cekel Aksomolo. Dahulu,
Cekel Aksomolo juga pernah membantu Wura-wuri melalui Ki
Gandarwo, akan tetapi dia lalu kembali ke tempat
pertapaannya, yaitu di Hutan Werdo, lereng Gunung Wilis.
Ketika didatangi Ki Gandarwo, Cekel Aksomolo yang berusia
sekitar tiga puluh satu tahun itu menerima undangan Adipati
Wura-wuri dan dia pun ikut bersama Ki Gandarwo menghadap
Adipati Wura-wuri. Cekel Aksomolo yang sakti dan cerdik Itu
diterima dengan gembira dan hormat oleh Adipati
Bhismaprabhawa dan karena Sang Adipati sudah mengetahui
kesenangan Cekel Aksomolo, maka pertapa muda ini lalu
diberi sebuah rumah mungil Indah dan mewah. Dan tidak lupa,
Adipati Bhismaprabhawa menyediakan beberapa orang
pemuda perjaka remaja yang tampan wajahnya untuk
melayaninya. Pertapa muda yang tinggi kurus bongkok,
mukanya seperti Pendeta Durna, dan suaranya tinggi kecil
seperti suara wanita ini mempunyai watak yang aneh. Dia
sama sekali tidak suka kepada wanita, akan tetapi dia suka
sekali kepada pemuda-pemuda remaja yang ganteng yang dia
jadikan kekasihnya!
733 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pada suatu pagi, Adipati Bhismaprabhawa mengadakan
persidangan dengan Isterinya, Nyi Dewi Durgakumala dan
para pembantunya, yaitu Ki Gandarwo, Cekel Aksomolo, dan
beberapa orang perwira pembantu.
Dalam rapat ini, Adipati Bhismaprabhawa menyatakan
kekhawatirannya bahwa Kahuripan tentu akan melakukan
serangan balasan ke Wura-wuri, padahal Wura-wuri baru saja
mengalami kekalahan, banyak perajurit tewas dan sisa para
perajurlt menurun semangatnya karena kekalahan itu.
"Kalau Kahuripan menyerang selagi kita berada dalam
keadaan lemah seperti sekarang ini, tentu akan berbahaya
sekail." Sang Adipati menyatakan kekhawatirannya.
"Hi-hik-he-he-he!" Cekel Aksomolo terkekeh genit lalu
berkata dengan suaranya yang seperti wanita. "Gusti Adipati
mengapa mengkhawatirkan hal itu" Harap Paduka tenang!
Kalau Kahuripan berani menyerang ke sini.. ah, hal itu kecil
saja! Ada saya, Cekel Aksomolo di sini, dan tangan kakiku,
kalau perlu tasbeh dan ganitri (biji tasbeh) saya ini tentu akan
membinasakan dan mengusir mereka! Heh-he-he-he!"
Mendengar ucapan yang sombong ini, hati Adipati
Bhismaprabhawa bukan menjadi tenang, bahkan dia semakin
gelisah. Dia tahu bahwa Cekel Aksomolo memang sakti, akan
734 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tetapi kalau sikapnya demikian takaburnya, Sang Adipati
meragukah kemampuannya.
Melihat suaminya tampak gelisah, Nyi Dewi Durgakumala
berkata dengan nada suara menghibur. "Kakangmas Adipati.
Paduka tenanglah. Saya telah memiliki senjata yang ampuh
untuk menghadapi Kahuripan. Kalau pasukan Kahuripan
menyerang, biasanya yang menjadi Manggala (Pemimpin)
Agung tentu Ki Patih Narotama. Paduka tahu bahwa saya dan
Ni Lasmini telah berhasil menculik putera Ki Patih Narotama.
Dengan adanya puteranya di tangan kita, maka Ki patih
Narotama tentu tidak berani menyerang kita. Kita pergunakan
anak itu sebagal sandera untuk memaksa Ki Patih Narotama
menarik mundur pasukannya dan selanjutnya tidak akan
mengganggu kita lagi."
Adipati Bhismaprabhawa mengangguki -angguk, lalu
mengerutkan alisnya. "Pendapatmu itu benar, Diajeng. Akan
tetapi bagaimana kalau yang menjadi Manggala Perang bukan
Ki Patih Narotama, melainan Sang Prabu Erlangga sendiri?"
Nyi Dewi Durgakumala menggeleng kepalanya. "Rasanya
tidak mungkin Sang Prabu Erlangga memimpin sendiri
pasukannya. Biasanya dia tentu mewakilkannya kepada Ki
Patih Narotarna. Akan tetapi, andaikata Sang Prabu Erlangga
sendiri yang memimpin, tetap saja kita dapat menggunakan
Joko Pekik Satyabudhi itu sebagal sandera. Sang Prabu
735 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Erlangga amat menyayang dan menghormati Ki Patih
Narotarna. Mereka berdua itu tunggal guru dan seperti
saudara saja. Tentu dia tidak akan tega mengorbankan putera
Ki Patih Narotarna."
"Akan tetapi anak itu sekarang tidak berada di sini.
Bukankah tempo hari andika melaporkan bahwa anak itu
dipinjam oleh Kerajaan Parang Siluman?" tanya Sang Adipati.
"Benar, Kakangmas. Saya dan Ni Lasmini bersepakat untuk
menyembunyikan anak itu di suatu tempat yang tersembunyi
dan aman, di perbatasan. Tempo hari Lasmini utusan Ki
Nagakumala untuk meminjam dan mengambil Joko Pekik
Satyabudhi."
"Kalau begitu sebaiknya kita mengutus orang untuk
mengambilnya kembali dan agar untuk semenara anak itu
berada di sini sehingga kalau sewaktu-waktu pasukan
Kahuripan menyerang, kita dapat mempergunakan anak itu
sebagai perisai!"
Nyi Dewi Durgakumala mengangguk dan tersenyum, lalu
memandang kepada Ki Gandarwo. "Senopati Gandarwo,
Andika berangkatlah ke Kerajaan Parang Siluman, bawalah
pesanku kepada Sang Ratu Durgamala dan kedua Puteri
Lasmini dan Mandari, juga Ki Nagakumala, bahwa kami di sini
membutuhkan kehadiran Joko Pekik Setyabudhi putera Ki
736 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Patih Narotama. Bawalah anak itu ke sini dan bawa perajurit
secukupnya agar dapat mengawal anak itu sehingga dapat
selamat sampai di sini."
Ki Gandarwo, senopati muda tampan yang juga menjadi
kekasih gelap Nyi Dewi Durgakumala, matur sendlka
(menaati) dan segera berangkat bersama seregu pasukan ke
Parang Siluman.
Akan tetapi, beberapa hari kemudian, Ki Gandarwo kembali
melaporkan bahwa Parang Siluman tidak dapat menyerahkan
Joko Pekik Satyabudhi karena mereka membutuhkan anak itu
sendiri. Tentu saja Nyi Dewi Durgakumala menjadi marah
sekali. "Keparat Si Lasmini! Dulu ia hendak membunuh anak itu.
Aku yang mempunyai gagasan agar anak itu dijadikan ndera
untuk kepentingan Wura-wuri dan Parang Siluman! Akan
tetapi sekarang ia hendak menguasainya sendiri untuk
kepentingan Parang Siluman! Apa mereka mengira Wura-wuri
takut melawan Parang Siluman yang kecil" Kita gempur saja
dan minta anak itu dengan kekerasan!" Nyi Dewi Durgakumala
berseru marah. Dengan wajah merah Nyi Dewi Durgakumala
sudah bangkit dan hendak mengerahkan pasukan untuk
menyerang Parang Siluman, untuk merampas Joko Pekik
yang ditahan di Parang Siluman. Akan tetapi suaminya cepat
737 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bangkit, memegang pundaknya dan mengajaknya duduk
kembali, berkata dengan halus.
"Bersabarlah, Diajeng. Kalau lta menuruti nafsu amarah
dan menyerang Parang Siluman, berarti di antara kita terjadi
bentrokan sendiri yang akhirnya! hanya melemahkan kita.
Padahal kita sama-sama terancam oleh Kahuripan."
Para senopati mendukung ucapan Adipati
Bhismaprabhawa ini sehingga akhirnya Nyi Dewi
Durgakumala mengalah. "Baiklah, Kakangmas Adipati, saya
tidak akan menuruti amarah dan menyerang sekutu sendiri,
akan tetapi Parang Siluman sungguh mau enaknya sendiri
saja. Saya akan mencoba untuk mengancam Narotarna agar
dia tidak menyerang kita atau saya akan membunuh
puteranya! Kalau dia tidak percaya dan tetap menyerang, kita
harus mempertahankan diri. Untuk itu kita harus memperkuat
diri dan saya akan mengundang dua orang kakak seperguruan
saya, dua orang saudara kembar yang menjadi datuk-datuk
Blambangan, yaitu Menak Gambir Anom dan Menak Gambir
Sawit. Sudah puluhan tahun kami tidak saling jumpa, akan
tetapi kalau saya mengirim utusan kesana memanggil mereka,
pasti mereka akan datang dan membantu kita. Kedua kakak
seperguruan saya itu memiliki kesaktian yang boleh
diandalkan."
738 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Adipati Bhismaprabhawa menjadi girang sekali dan Nyi Dewi Durgakumala segera mengirim utusan mengundang dua orang datuk Blambangan itu.
* ** Telah lama kita berpisah dari Nurseta dan sekarang kita ikuti perjalanan pemuda perkasa yang pergi mencari Niken Harni dan Puspa Dewi itu.
Pada suatu pagi, Nurseta berjalan memasuki kota Kadipaten Wengker yang sunyi. Pada waktu itu, kota kadipaten itu memang sepi karena ditinggalkan para pimpinan Kadipaten Wengker berikut para perwira pembantu mereka dan memimpin pasukan sebanyak selaksa orang perajurlt lebih, bergabung dengan para kadipaten lain melakukan penyerbuan terhadap Kerajaan Kahuripan!
Para perajurit pasukan yang ditinggalkan untuk menjaga kadipaten tidak ada yang mengenal Nurseta, maka pemuda itu dapat memasuki kadipaten dengan aman tanpa ada yang mengganggu, karena Nurseta memakai pakaian sederhana, dan biasa seperti para pemuda lainnya.
Karena semua senopati dan perwira dikerahkan untuk ikut dalam pasukan yang menyerang ke Kahuripan, maka yang bertugas menjaga kota kadipaten adalah Tumenggung Suramenggala. Ki Suramenggala ini diangkat menjadi
739 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tumenggung bukan karena kepandaiannya, bukan karena
kedigdayaannya yang tidak seberapa, melainkan karena dia
adalah ayah kandung Adipati Linggawijaya. Maka dia tidak
di kutkan dalam perang. Dasar watak Ki Suramenggala ini
memang buruk. Dia sudah sejak mudanya selalu
mengagulkan diri sendiri, penuh dikusaai daya rendah nafsu-
nafsunya sehingga dirinya sepenuhnya menjadi budak nafsu
yang selalu haus akan kesenangan da mengejar-ngejar
kesenangan, tidak pantang bersikap sewenang-wenang.
Maka, kini mendapat kesempatan menjadi penguasa
sementara di Wengker, tidak ada orang lain yang lebih tinggi
kedudukannya daripada dia, maka dia merasa seolah menjadi
raja besar di Kerajaan Wengkerl
Sama sekali dia tidak ikut prihatin, tidak mendoakan agar
penyerangan Wengker ke Kahuripan berhasil. Bahkan setiap
hari dia berpesta pora dengan dua orang gadis dayang yang
diambilnya dari istana Adipati Linggawijaya dan dijadikan
selirnya, penambah kumpulan selirnya yang sudah banyak itu,
tanpa menanti kembalinya Adipati Linggawijaya untuk minta
persetujuannya.
Pada siang hari itu, selagi dia berpesta pora sambil
menonton tarian menggairahkan para penari, minum arak
sampai mabok dilayani dua orang selirnya yang baru, tiba-tiba
terdengar suara gaduh di depan gedungnya yang mewah
740 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyaingi kemewahan istana kadipaten sendiri. Tumenggung
Suramenggala mengerutkan alisnya dan kemarahannya
bangkit karena dia merasa terganggu dalam
kesenangannya. Menuruti wataknya yang keras dan siap
memberi hukuman berat kepada pengganggunya, dia lalu
bangkit berdiri meninggalkan dua oranfgselir barunya itu dan
melangkah lebar berjalan keluar.
Seorang perajurit pengawal hampir menabraknya.
"Heh, mengapa kamu menabrak-nabrak! Matamu buta,
ya?" bentak Tumenggung Suramenggala.
"Ampunkan hamba, Gusti Tumenggung. Di luar ada
seorang laki-laki hendak memasuki gedung. Hamba dan
kawani kawan sudah melarangnya, akan tetapi dia hendak
nekat sehingga terjadi keributan." Perajurit itu melapor.
"Jahanam! Minta mampus dia!" Tumenggung
Suramenggala setengah berlari keluar agar dapat cepat
menghukum pengacau itu. Setibanya di pendapa, dia melihat
belasan orang perajurit pengawalnya sudah rebah malang
melintang dan mengaduh-aduh, ada yang bengkaki pipinya,
ada yang salah urat, ada yang mulas perutnya, ada pula yang
pening kepalanya. Mereka semua baru saja menerima
hajaran, tamparan atau tendangan. Tumenggung
Suramenggala terkejut dan matanya terbelalak mencari-cari
741 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena dia tidak melihat orang yang membikin kacau di
gedungnya. "Ki Suramenggala, Andika mencariku?" Tiba-tiba ada suara
di belakangnya. Ki Suramenggala cepat membalikkan
tubuhnya dan matanya terbelalak kaget ketika dia melihat dan
mengenal pemuda yang berdiri tersenyum memandangnya.
"Nurseta. .! Engkau.. , mau apa kau membikin kacau di
sini?" Tumenggung Suramenggala sudah menoleh hendak
berteriak memanggil bala bantuan, akan tetapi Nurseta cepat
berseru. "Tidak perlu, Ki Suramenggala. Sebelum pasukanmu tiba di
sini, Andika tentu akan kurobohkan lebih dulu. Aku datang
bukan untuk membuat ribut! Aku hanya menuntut agar Andika
menjawab sejujurnya. Di mana Niken Harni dan Puspa Dewi
yang beberapa waktu yang lalu berkunjung ke sini" Jawab
sejujurnya dan aku tidak akan menggunakan kekerasan!"
Agak lega hati Ki Suramenggala yang tadinya sudah amat
ketakutan itu. "Ah, itukah yang engkau tanyakan, Nurseta"
Belum lama ini, Puspa Dewi juga datang ke sini menanyakan
tentang adiknya yang bernama Niken Harni itu dan aku sudah
mernberltahu kepadanya di mana adanya Niken Harni."
"Hemm, katakan kepadaku, Ki Suramenggala, di mana
adanya Niken Harni?"
742 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Seperti sudah kuberitahukan Puspa Dewi, ketika itu Niken
Harni memang menjadi tamu di sini. Akan tetapi pada suatu
malam datang Nini Bumigarbo dan nenek sakti itu membawa
pergi Niken Harni. Tidak ada seorang pun yang berani
menentangnya!"
"Hemm, benarkah keteranganmu itu?"
"Aku bersumpah!"
"Siapa percaya kepada sumpahmu, Ki Suramenggala"
Kalau engkau memberi keterangan seperti itu kepada Puspa
Dewi, lalu ke mana perginya Puspa Dewi sekarang?"
"Aku tidak tahu, Nurseta. Ia tidak mengatakannya. Setelah
mendapat keterangan itu, ia lalu pergi lagi. Aku bersumpah
memang begitulah keadaannya, aku tidak berbohong!"
"Sekarang katakan, kemana Niken Harni dibawa pergi oleh
Nini Bumigarbo" Aku mendengar bahwa permaisuri Wengker,
Dewi Mayangsari, adalah murid Nini Bumigarbo. Nah, tentu
kalian tahu di mana tempat tinggal Nini Bumigarbo. Katakan di
mana tempat tinggalnya!" Suara Nurseta mengandung
ancaman dan Ki Suramenggala yang sudah maklum akan
kedigdayaan pemuda itu bergidik.
"Ah, Nurseta. Siapa yang dapat melacak di mana adanya
wanita sakti mandraguna seperti Nini Bumigarbo" Hanya aku
743 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pernah mendengar Dewi Mayangsari berkata bahwa gurunya
itu mempunyai pesanggrahan di puncak Gunung Kelud."
"Biarlah kali ini aku percaya kepadamu, Ki Suramenggala.
Akan tetapi kalau ku ternyata kau bohongi, aku akan kembali
dan minta pertanggungan jawabmu! Selamat tinggal!" Setelah
berkata demikian, Nurseta keluar dari situ, dan dia pun
melakukan perjalanan cepat menuju ke Gunung Kelud.
Keadaan Wengker yang sunyi tadinya membuat dia merasa
heran. Akan tetapi dari seorang perajurit yang dia paksa
mengaku dia mendengar bahwa! para pimpinan Wengker
membawa pasukan besar menyerang Kahuripan. Dia merasa
kecewa bahwa dia terlambat untuk ikut mempertahankan
Kahuripan dari penyerangan itu, akan tetapi dia merasa
bahwa mencari dan menolong Niken Harni dan mungkin juga
Puspa Dewi pada saat itu lebih penting. Mendengar bahwa
Niken Harni dibawa pergi Nini Bumigarbo, dia merasa khawatir
sekali. Nenek itu seorang yang luar biasa sekali, sakti


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mandraguna dan berwatak aneh. Membayangkan Niken Harni
berada dalam kekuasaan nenek yang aneh itu, sungguh
membuat hatinya khawatir. Apalagi besar kemungkinan Puspa
Dewi juga menyusul ke sana. Biarpun dia tahu bahwa Puspa
Dewi sakti dan tangguh, namun menghadapi Nini Bumigarbo
sulitlah bagi gadis itu untuk mampu menandinginya. Inilah
sebabnya maka Nurseta tetap melakukan pencarian ke
744 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gunung Kelud, walaupun hatinya juga merasa tidak enak dan
kecewa bahwa pada saat Kahuripan terancam bahaya
penyerangan Wengker, dia tidak dapat membantu dan
membela. *** Sinar matahari yang mulai menghangat pada pagi hari itu
perlahan-lahan mengusir halimun yang enggan meninggalkan
bumi. Namun kehangatan sinar matahari mengusik mereka
dan dibantu oleh angin pagi pegunungan yang semilir lembut,
halimun mulai mengudara dan cuaca mulai menjadi terang.
Kokok ayam jantan sudah lama berhenti, juga burung-burung
sudah meninggalkan sarang. Dari puncak Gunung Kelud,
pedusunan yang berada di lereng bawah, hanya tampak
samar-samar atap rumah itu, akan tetapi pagi ini seperti biasa,
asap yang membubung dari atap dapur rumah-rumah itu
tampak jelas, menandakan bahwa di sana penghuni dusun
mulai sibuk dengan pekerjaan mereka.
Sejak fajar tadi Niken Harni sudail duduk di atas batu yang
biasa ia pergunakan untuk duduk bersamadhi. Nini Bumigarbo
duduk bersila di atas batu lain tak jauh darinya. Mereka
berdua duduk berjajar, menghadapi lereng-lereng di bawah
puncak di mana tampak jalan kecil buatan para penduduk
pegunungan itu. Jalan itu berliku-liku seperti seekor ular besar
yang membelit gunung.
745 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Niken Harni menuding ke bawah puncak dan
berseru kepada Nira Bumigarbo, "Di sana ada orang mendaki
puncak, larinya cepat sekalil" Suaranya penuh ketegangan
karena selama ia digembleng oleh Nini Bumigarbo, tidak
pernah ada orang mampu mendaki puncak yang dikelilingi
jurang-jurang amat dalam itu. Dan orang yang berpakaian
serba putih itu mendaki dengan cepat sekali, bahkan jurang
yang tidak berapa lebar, namun amat lebar bagi orang biasa,
dia lompati begitu saja. Gerakannya bagaikan seekor burung
garuda, jubah putihnya berkibar membenti sayap.
Nini Bumigarbo mengangkat muka memandang dan ia
terkekeh. "Heh-heh-heh, hi-hik! Tentu saja dia dapat berlari
cepat!" "Bibi Bumigarbo, apakah Andika mengenal orang itu" Siapa
dia?" "Seperti Dibya Krendasakti, dia juga seorang sahabatku
dua puluh tahun yang lalu. Namanya Wiku Ktut Bumisetra,
seorang datuk dari Bali Dwipa." Nini Bumigarbo memandang
penuh perhatian, lalu terkekeh lagi dan berkata, "Tidak salah,
pasti dia! Ajiannya berlari cepat itu tentu Aji Garuda
Anglayang, tidak salah lagil"
Niken Harni mengamati gerakan orang yang mendaki
puncak itu dengan pandang mata kagum. Ia sendiri setelah
746 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beberapa lamanya digembleng Nini Bumigarbo, masih belum
berani naik turun puncak sambil berlari dan berloncatan
seperti Itu. Tingkat kepandaian orang itu agaknya tidak berada
di bawah tingkat Nini Bumigarbo! Dan setelah orang itu
mencapai lereng di bawah puncak, Niken Harni mulai dapat
melihat wajahnya dengan jelas. Orang itu mendaki dari barat
sehingga sinar matahari sepenuhnya meneranginya. Kini ia
dapat melihat bahwa orang itu adalah, seorang laki-laki
berusia sekitar lima puluh lima tahun, tubuhnya tinggi kurus
dengan kulit coklat kehitaman, rambutnya panjang di kat ke
belakang dengan kain putih, tergantung sampai ke bawah
punggung. Wajahnya yang kurus itu pentil bekas cacar
sehingga tampak aneh, matanya berkilauan dan
mengeluarkan sinar berkilat. Pakaiannya serba putih dengari
jubah lebar. Kakinya mengenakan alas kaki dari kulit tebal,
tangan kanannya memegang sebatang tongkat berbentuk'ular
dan pergelangan kedua tangannya terhias akar bahar besar
dan hitam. Dengan sebuah lompatan jauh seperti terbang, tubuh kakek
itu melayang dan tiba di depan Nini Bumigarbo dan Niken
Harni. Begitu berada di depan Nini Bumigarbo dan melihat
nenek itu, dia terbelalak, memandang penuh perhatian lalu
tertawa terbahak-bahak, dan telunjuk kirinya menuding ke
arah Nini Bumigarbo
747 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha..ha.. ha . Tidak salah lagi. Engkau pasti Ni Gayatri,
kembang Puncak Semeru itu! Lihat, tahi lalat di dagumu, itu,
pakaian serba hitam itu, dan wajahmu masih tetap ayu! Ha-ha-
ha, Dibya Krendasakti tidak salah! Nini Bumigarbo adalah Ni
Gayatri yang cantik manis dulu itu. Heh, Ni Gayatri, pangling
(lupa) ya kepada seorang di antara para pengagummu ini?"
"Huh, siapa yang lupa kepada orang sepertimu, Ktut Bumi
Setra" Jadi engkau bertemu dengan Dibya Krendasakti di
Nusa Barung dan dia yang menceritakan kepadamu tentang
diriku?" Kakek itu tanpa dipersilakan duduk di atas batu yang
berada di depan Nini Bumigarbo dan Niken Harni. Dia tidak
menjawab pertanyaan Nini Bumigarbo karena dia seperti
terpesona memandang wajah Niken Harni sampai beberapa
lamanya lalu berkata perlahan.
"Wadu-du-duuhh.. ini muridmu, Gayatri" Benar Si Dibya
Krendasakti. Muridmu ini sungguh ayu manis merak ati, juga
berbakat baik sekali! Wah, aku akan senang sekali kalau
mempunyai murid seperti ini! Heh-heh-eh-heh!'
"Huh, mata keranjangmu itu tidak juga berkurang! Hayo
jawab pertanyaanku tadi, Ktut! Engkau berkunjung ke Nusa
Barung?" 748 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, Gayatri dan wah. . dasar perutku sedang beruntung, Si Dibya itu agaknya sedang berbahagia sekali.
Sepanjang malam dia mengajak aku berpesta pora didampingi isterinya yang semakin cantik saja, dia tertawa-tawa dan bertingkah seperti anak kecil saking senangnya, ha..ha..ha!"
"Paman Ktut Bumi Setra, mengapa Paman Dibya Krendasakti bersenang-senang?" tanya Niken Harni yang ingin tahu sekali.
"Heh" Oh" Lho, engkau sudah mengenal namaku, bocah ayu?"
"Huh, makin tua engkau makin bodoh saja, Ktut! Tadi sudah kusebut namamu tentu saja Niken Harni mengetahui namamu!"
"Waduh! Namanya Niken Harni" Sung-| guh tepat, namanya sama manisnya dengan orangnya."
"Sudahlah, Paman. Tidak ada gunanya Paman memuji-mujiku. Pertanyaanku tadi belum dijawab!" kata Niken Harni ketus.
"Walah-waiah! Sama galaknya dengan gurunya, ha-ha-ha!
Baiklah, cah ayu, Si Dibya Krendasakti itu agaknya menjadi muda kembali. Dia begitu mesra dengan isterinya, tampak sekali mereka bermesraan seperti sepasang kekasih remaja,
ha-ha. Dan selain itu, dia juga memamerkan hasilnya
749 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengambil Cupu Manik Maya dari kedaton (istana) Kahuripan!
Hebat tidak Si Tua Bangka itu?"
"He-he! jadi Si Dibya itu sudah berhasil mengambil Cupu
Manik Maya" Bagus, bagus sekali! Ah, Si Erlangga tentu
kebingungan seperti kebakaran jenggot, he-he-he!"
"Sang Prabu Erlangga tidak berjenggotl Wajahnya bersih
halus!" tiba-tiba Niken Harni berseru membelanya.
"Lho! Bagaimana ini" Mengapa guru dan murid berbeda
pendapat?" tegur Wiku Ktut Bumi Setra heran.
"Huh, aku benci Erlangga dan Narotama!" kata Nini
Bumigarbo sambil cemberut.
"Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotama adalah
pepundenku (junjunganku)! Sebagai kawula Kahuripan tentu
aku membela mereka!" kata pula Niken Harni.
"Ha-ha-ha, kalian lucu. Berbeda pendapat seperti bumi dan
langit akan tetapi sama kerasnya seperti batu gunungl" Wiku
Ktut Bumi Setra tertawa. "Dibya Krendasakti bercerita banyak.
Malam itu dia menyaksikan betapa Kadipaten Kahuripan
diserbu banyak tokoh empat kadipaten."
"Ahhh.. !" Niken Harni berseru kaget.
"Ha ha, bagus sekali! Lalu bagaiman ceritanya, Ktut?"
tanya Nini Bumigarbo dengan wajah berseri.
750 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Akhirnya muncul Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih
Narotama yang berhasil mengusir para penyerbu, akan tetapi
para penyerbu itu telah membunuh banyak perajurit, dan
bahkan Dibya Krendasakti sempat melihat putera Patih
Narotama dibawa lari oleh para penyerbu."
"Wah, bagus! Bagus sekali!" Nini Bumigarbo berteriak
kegirangan. "Huh, para penyerbu pengecut! Kalah menghadapi orang
tuanya, mengapa menculik anak kecil yang tidak tahu apa-
apa?" seru Niken Harni penasaran sekali. Ia pernah melihat
Joko Pekik Satyabudhi, putera tunggal Ki Patih Narotarna.
Anak berusia setahun lebih itu amat lucu dan mungil dan
sekarang diculik oleh orang -orang jahat!
Agaknya hati Wiku Ktut Bumi Setra senang melihat betapa
ceritanya mendatangkan perasaan yang berlawanan pada
guru dan murid itu.
"Dalam perjalananku ke sini, aku lewat Kahuripan dan
mendengar bahwa baru saja, Kahuripan diserang secara
besar-besaran oleh laksaan perajurit dari Wengker, Wura-
wuri, Parang Siluman, dan Siluman Laut Kidul. Mereka
berempat itu menyerang dari empat jurusan, mengepung
Kahuripan!"
751 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah, bagus sekali! Mampus kalian sekarang, murid-murid Resi Satyadharma! He-he-hl-hik!" Nini Bumigarbo tertawa!
senang. "Kabarnya terjadi perang besar yang amat hebat, mendatangkan korban beribu-ribu orang di kedua pihak."
"Dan Kahuripan dapat diduduki dan dltaklukkan, Erlangga dan Narotama ditawan atau dibunuh"' tanya Nini Bumigarbo.
penuh harapan. Wlku Ktut Bumi Setra menggelengi kepalanya. "Tidak mudah menundukkan Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotama. Setelah perang besar yang menjatuhkan banyak korban kedua pihak, kabarnya pasukan Kahuripan dapat memukul mundur semua pasukan keempat kerajaan yang mengepung dan menyerangnya."
"Huh, menyebalkan. Mereka semua tolol, tidak becus!" Nini Bumigarbo mengomel dengan kecewa.
"Horel Sang Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotama memang hebat! Kahuripan amat kuat, siapa yang mampu mengalahkannya?" teriak Niken Harni kegirangan mendengar bahwa Kahuripan menang perang. Biarpun mereka berdua sudah saling berjanji bahwa Niken Harni tidak akan dibawa dalam permusuhan Nini Bumigarbo terhadap raja dan patih Kahuripan. itu, tetap saja Nini Bumigarbo panas hatinya
752 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melihat gadis itu kegirangan sedangkan ia sebaliknya merasa
kecewa dan marah sekail.
"Huh, kalau saja aku tidak terikat janji dengan Ekadenta,
kepala Erlangga dan Narotama tentu sudah kupenggal dari
tubuh mereka!"
"Hei, Gayatri! Mengapa engkau begitu membenci Sang
Prabu Erlangga dan Ki Patih Narotarna?" tanya Wiku Ktut
Bumi Setra. Nini Bumigarbo yang sedang jengkel mendengar kegagalan
empat kerajaan menundukkan Kahuripan, menjawab ketus.
'Bukan urusanmu! Hemm, Ktut, sebetulnya engkau datang
ke sini ada keperluan apakah" Hayo katakan karena aku tidak
suka kalau engkau datang tanpa keperluan apa-apa. Aku tidak
suka diganggu!"
"Ho-ho, mengapa engkau bersikap galak terhadap aku,
Gayatri" Bukankah sejak dahulu kita bersahabat dan saling
bertukar ilmu" Terus terang saja, selama perantauanku ke
Nusa Jawa ini, aku belum pernah menemui tandingan yang
Pendekar Satu Jurus 3 Bakti Pendekar Binal Karya Khu Lung Kisah Bangsa Petualang 11
^