Pencarian

Payung Sengkala 1

Payung Sengkala Karya S D Liong Bagian 1


"Payung Sengkala
Saduran : SD LIONG
Angin bertiup kencang, debu pasir beterbangan
memenuhi angkasa, awan gelap menyelimuti seluruh jagat
sekeliling perkampungan Toa Loo San-cung yang kersohor
didunia persilatan, keadaan amat mengerikan bagaikan
menghadapi saat kiamat.
Pada waktu itu muncul sebuah Tandu yang digotong
empat orang muncul dari deruan angin taupan yang menderu2,
langkah mereka cepat dan tujuannya tidak lain
adalah perkampungan Toa Loo San-cung. Mendadak . .
"Berhenti " Suara bentakan muncul dari sebuah loteng
peronda dibalik perkampungan-
Mendengar bentakan itu keempat orang penggotong
tandu yang berdandan sebagai siucay miskin itu berhenti,
mereka tidak menurunkan tandunya keatas tanah tapi
menanti dengan sikap yang dingin dan hambar.
Sepasang mata mereka tiada hentinya memperhatikan
seorang lelaki pelindung perkampungan sedang meloncat
keluar dari balik pintu.
Lelaki itu mempunyai perawakan yang kekar dan berotot
dengan jidat menonjol tinggi kedepan, sekali pandang
siapapun akan tahu bahwa orang ini memilikl tenaga
Iweekang yang amat sempurna.
"Siapa yang berada daiam tandu ?" kembali ia
membentakl "Hujien baru dari cioe It Tong, cung cu muda
perkampungan kalian "Jawab situkang tandu yang berada
dipaling depan.
"Apa?" seorang nyonya muda lagi ?" seru lelaki itu
kelihatan agak tertegun. situkang tandu itu tidak menyahut,
ia membungkam dalam seribu bahasa.
Alis yang tebal dari lelaki itu berkerut semakin
mengencang, setelah berpikir beberapa saat tanyanya lagi:
"Tolong tanya sejak kapan nyonya muda ini kawin
dengan sauw Cung cu kami ?"
"Bulan tujuh tanggal tujuh tahun yang lalu, kalau
dihitung dengan jari sudah ada setengah tahun lamanya "
"Bolehkah kalian suruh nyonya muda keluar sebentar
agar cayhe periksa "...."
"Hmmm siapalah saudara ?" seru si tukang tandu sambil
mendengus dingin. "Berani benar kau bersikap tidak sopan
dengan nyonya muda."
sikap lelaki itu kontan berubah jengah, merah padam
selembar wajahnya.
"Cayhe membawa tugas dibadan, dalam keadaan seperti
ini terpaksa aku harus melakukan..."
"Hmmm kau kira nyonya muda sudi menjumpai dirimu
?" Tukas situkang tandu setengah membentak.
seluruh tubuh lelaki itu bergetar keras.
"cung-cu muda Cioe It Tong walaupun memiliki
kepandaian silat yang amat mengejutkan, tapi ia selalu
berwatak romantis setiap hari kerjanya main perempuan
ditempat luaran. dalam satu masa isterinya sudah mencapai
empat belum lagi gundiknya. . . ."
sambil garuk2 kepalanya yang tidak gatal ia berkata
penuh keseriusan, Beberapa waktu ini cung-cu telah
memberi pesan wanti2 kepada seluruh pelindung
perkampungan agar melakukan pemeriksaan yang teliti
terhadap siapa saja yangr bukan termasuk anggota
perkampungan kami, sebelum kami periksa isi tandu
tersebut. mana boleh kubiarkan kalian masuk kedalam
perkampungan semuanya"
Ia merandek sejenak. kemudian tambahnya berat:
"sebelum cayhe mejumpai wajah nyonya muda, sebenarnya
sudah. . . ."
"Turunkan tandu " mendadak serentetan suara yang
dingin berkumandang keluar dari balik tandu.
Keempat orang tukang tandu berdandankan siucay
miskin itu segera menurunkan tandunya keatas tanah
sepasang lengan diluruskan kebawah menanti dengan sikap
hormat, "Jikalau saudara ingin mencapai diriku, Mari kesinilah. .
. ." kata siorang yang ada dalam tandu itu lagi.
Nadanya dingin membuat orang merasa bergidik, Lelaki
itu ragu2 sejenak, akhirnya dengan langkah lebar ia berjalan
kedepan tandu. Tapi ia tidak menyingkap horden tandu tadi
melainkan berdiri dihadapannya dengan sikap serius.
"Ayoh cepat periksa" Bentak orang yang ada dalam
tandu tadi dengan suara keras. "Kenapa tidak kau singkap
horden tandu ini?"
"Menyingkap horden sangat tidak leluasa lebih baik
nyonya muda keluar dari tandu." Tiba2 Horden tandu
tersingkap disusul berkelebatnya sesosok bayangan manusia
muncul dari balik tandu.
"Plaaak. . ." tahu2 pipi lelaki tadi kena ditampar sehingga
terhuyung, darah segar mengucur keluar membasahi ujung
bibirnya. Didepan mata berdiri seorang nyonya muda berwajah
ayu dengan perut yang besar bunting.
Lelaki yang ditempeleng keras2 membuat kepalanya
terasa pening, kepala tertunduk rendah tak berani
memandang perempuan itu lagi. "sudah cukup?"Bentak
perempuan muda itu ketus,
"Harap nyonya muda suka mengampuni kesalahan
hamba, hamba bertugas menjaga keamanan perkampungan
mau tak mau kami harus berbuat demikian "
Perempuan muda itu mendengus dingin, ia mundur
kembali kedalam tandu dan serunya kemudian. "Bawa jalan
" Bagaikan memperoleh pengampunan, lelaki itu buru2
bongkokan badannya menjura. "siiahkan mengikuti cayhe
masuk kedalam perkampungan "
Keempat orang tukang tandu berdandankan siucay
miskin itu saling bertukarpandangan dan tertawa, sambil
menggotong tandu mereka mengikuti lelaki itu masuk
kedalam perkampungan.
Waktu itu si nyonya muda yang berada didalam tandu
sambil mengusap perutnya yang bunting tertawa getir.
setelah angkat pundak matanya keluar tandu.
perkampungan Toa Loo san-cung sangat luas lorong
banyak berderet dengan bangunan yang megah. suasana
terasa tenang dan nyaman,
Diluaran suasana dalam perkampungan tersebut
kelihatan amat tenang, tapi lain halnya pandangan nyonya
muda itu, alisnya segera berkerut.
"Perkampungan Toa Loo san-cung betul2 sangat bahaya.
. . tak kusangka penjagaan demikian ketat " pikirnya dalam
hati. setelah melewati jalan kecil yang panjang sampailah
mereka didepan sebuah pintu ruangan. seorang dara
berkepang dua muncul didepan tandu.
Terhadap dara itu lelaki tadi berbisik beberapa patah
kata, dan tandu itupun melanjutkan perjalanannya dengan
dihantar dara tersebut.
Dibalik pintu adalah sebuah kebun bunga yang amat
besar dengan pemandangan yang menarik. ditengah kebun
berdiri sebuah loteng disekeliling loteng tumbuh pohon2
liuw. didepan pintU terpancang sebuah papan nama dengan
bertulis "Ih Coei Loo" tiga patah kata dari emas.
Tandu tadi berhenti didepan loteng ih coei Loo, nyonya
muda itupun lambat2 turun dari tandu.
"Aaaaah kiranya nyonya muda sudah ..." Terdengar dara
cilik itu berseru tertahan-
"Tidak salah" sahut perempuan muda itu sambil tertawa
jengah, "Aku sudah bunting tujuh bulan"
"Nyonya muda, siapa namamu ?"
"Kauw Thian siang penduduk kota Kiem Leng"
"siauw cungcu tidak pulang kampung ber-sama2 nyonya
muda?" "Tidak. katanya dalam satu dua bulan ini ia tak dapat
kembali kekampung."
"Silahkan nyonya muda menanti siocia kami diatas
loteng" ujar sidara cilik itu kemudian sambil menjura.
"Berhubung ini hari adalah hari ulang tahun cungcu kami
yang ke-enam puluh, semua anggota perkampungan lagi
sibuk. kemungkinan besar saat ini siocia ada dikamar
hujien, biarlah budak pergi mengundangnya datang"
setelah mengundurkan para tukang tandu dan
mempersilahkan nyonya muda itu menanti diatas loteng ia
segera berlalu.
Harus menunggu beberapa saat lamanya tanpa
pekerjaan, nyonya muda itu mulai kesal, per-lahan2 ia
bangun berdiri dan mulai memperhatikan keadaan
disekeliling tempat itu.
Ternyata ruang tersebut terbagi jadi dua. sebelah kanan
gelap dan sebelah kiri terang benderang sehingga dapat
tertampak dengan jelas dari tempat luaran, tentu saja dari
tempat luarpun dapat melihat pembaringan serta kelambu
dalam ruangan itu dengan nyata.
Per-lahan2 nyonya muda itu menghela napas panjang,
gelengkan kepala dan berpikir: "Aku Sam Kong Pak harus
menyaru tidak laki tidak perempuan macam banci. . . .aai. .
. sungguh merendahkan pamorku"
Alisnya semakin berkerut, pikirnya lebih jauh: "Lam
Kong Pak baru saja memasuki mulut macan kau sudah
tidak sabaran sebelum berangkat bukankah si sin so Cuang
Yen atau si Mahasiswa bertangan sakii sang Hong Tie telah
memesan wanti2 kepadamu: 'Dalam melaksanakan
pekerjaan ini harus mempunyai kesabaran dan bertindak
hati2 semisalnya tidak berhasil mendapatkan payung
sangkala atau ketahuan penyamaranmu, tak boleh kau
umbar emosi dengan telur membentur batu, kau harus
berusaha menyelamatkan diri dari bahaya dan
memrpertahankan hidupmu, dengan demikian barulah kita
bisa menanti kesempatan lain untuk membalaskan dendam
berdarah gurumu"
Teringat akan kematian gurunya yang amat mengerikan,
tak kuasa ia tertawa sedih, wajah yang beringas tertutup
oleh rasa sedih, pahit serta getir yang susah dilukiskan,
Lama sekali ia menanti belum juga kelihatan munculnya
siocia, tak kuasa ia mulai berjalan bolak balik disekitar
ruangan. terasa bau harum semerbak menusuk hidung.
Per-tama2 ia berjalan terlebih dahulu kehadapan cermin,
sambil memandangi perutnya yang bunting ia gelengkan
kepala dengan wajah kikuk.
sinar mata dialihkan keatas pembaringan, dimana
terderet sepasang sepatu yang kecil mungil amat menarik
hati, dalam sekejap pandangan saja dapat diduga bahwa
benda ini adalah milik siocia perkampungan tersebut.
sejak kecil ia dibesarkan oleh gurunya digunung yang
terpencil dari keramaian dunia setiap hari ia berkawan
dengan binatang dan pohon siong. setelah menjumpai
sepatu milik gadis perawan tak urung darah panas bergolak
juga. Mendadak ia teringat kembali akan tugasnya yang berat,
air muka segera berubah serius. buru2 ia melengos dengan
sikap jauh lebih keren.
Mendadak sinar matanya terbentur dengan sebuah
lukisan gadis cantik yang tergantung diatas dinding.
"Aaaaaaah. . . ."
Dengan sempoyongan ia mundur setengah langkah
kebelakang, hampir2 tak percaya olehnya atas apa yang
dilihat didepan mata kenapa wajah perempuan ini amat
luar biasa. bagaikan bidadari turun dari kahyangan. . . .
"Aaaaaah. . . . lukisan ini tentu gambar dari wajah siocia.
tidak tersangka seorang iblis kalangan Hok-to yang berhati
keji bisa memiliki seorang puteri secantik bidadari" guman
Lam Kong Pak tak terasa.
saking terpesonanya sembari geleng kepala ia memuji
tiada hentinya. Mendadak. . . .
"Nyonya muda, cantikkah?" suara teguran yang dingin
dan hambar muncul dari depan pintu.
Dengan hati terkesiap Lam Kong Pak putar badan, ia
melepaskan tangannya yang digendongkan dibelakang
punggung. Tampak seorang dara cantik berwajah dingin telah
berdiri didepan pintu dengan sikap angker.
Ia tertegun beberapa saat, kemudian sembari menjura
ujarnja: "Kauw Tayan siang menghunjuk hormat untuk Toa
siocia" Nona itu dengan gunakan sepasang matanya yang jeli
memperhatikan sepasang kaki Lam Kong Pak yang segede
gayah kemudian beralih keperutnya yang bunting suatu
senyuman dingin menghiasi ujung bibirnja.
"Tak usah banyak adat" Nadanya dingin lagi hambar,
bagaikan suara yang baru muncul dari balik gudang es,
sama sekali tidak ada kehangatan ucapan sang ipar kepada
ensonya. "siapa yang suruh kau datang?"
"Cuncu muda Cioe It Tong "
"Apa maksud datang kemari" ?"
Kali ini Lam Kong Pak dibikin tertegun. "siauw-li sudah
jadi keluarga sauw cung-cu, cepat atau lampat akan masuk
kedalam perkampungan, juga kali ini sengaya aku datang
untuk menanti kelahiran bayiku dalam kampung "
Berbicara tentang kelahiran bayi, sepasang pipinya jadi
merah padam, dengan penuh rasa jengah ia menunduk.
suaranya mengecil hampir tak kedengaran.
suatu senyuman dingin kembali berkelebat diatas wajah
nona tersebut, ujarnya lagi: "Bagaimanakah wajah
engkohku" masih ingatkah kau" ?"
Lam Kong Pak merasakan hatinya tergetar keras. dengan
paksa menahan ketenangan dan pura2 menunjukkan sikap
tidak paham katanya: "siocia, apa maksudmu berkata
demikian" siauw-li sudah menjadi suami isteri dengan it
Tong, mana mungkin tidak tahu bagaimanakah wajahnya?"
"Cob terangkan "
"sungguh bahaya. . . ." seru Lam Kong Pak didalam hati,
dengan wajah serius segera ujarnya: "Kedua lembar telinga


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagaikan gayah, perawakannya pendek luar biasa. . ."
"Hanya berdasarkan data tersebut sudah cukup untuk
membuktikan dia adalah engkohku ?"
"Kurang ajar. budak ini sungguh lihay" maki pemuda
Lam Kong dalam hati, pikirnya: "sungguh bahaya, kalau
bukan si Mahasiswa bertangan sakti sang Hong Tie
melakukan pemeriksaan yang teliti diatas mayat Cioe It
Tong setelah ia membinasakan dirinya, dan tanda2
istimewa itu kuingat terus, mungkin saat ini penyaruanku
sudah ketahuan"
Dengan cepat jawabnya "Ditelapak kaki kirinya terdapat
sebuah tahi lalat merah"
Nona itu tertegun, agaknya ia merasa urusan sedikit
diluar dugaan. ujarnya kembali dengan suara hambar
"sedikitpun tidak salah, tahukah kau mengapa nonamu
menanyakan persoalan ini sampai sejelas dan secermat ini
?" "siauw-li kurang paham"
"Kemarin dalam perkampungan kami telah kedatangan
pula sebuah tandu yang membawa seorang perempuan
bunting, ia mengaku sebagai gundik siauw cungcu, yang
mendapat perintah kembali keperkampungan untuk
melahirkan bayinya"
Mendengar ucapan itu diam2 Lam Kong merasa amat
terperanjat, pikirnya "si Mahasiswa Bertangan sakti
terdaftar diantara pemimpin tiga manusia miskin, semua
pekerjaan yang dilakukan selamanya cermat dan teliti.
rencana pembunuhan terhadap Cioe Tong yang dilakukan
kali inipun telah disusun dengan amat cermat, justeru
dengan menggunakan wataknya yang romantis dan cabul
beliau minta aku menyaru sebagai gundik Cioe It Tong
menyelundup masuk kedalam perkampungan dan berusaha
mencuri PAYUNG SANGKALA pusaka Bulim untuk
menuntut balas atas kematian guruku, tidak kusangka
ternyata ada orang yang mendahului rencana ini dengan
gunakan cara yang sama." Kembali nona itu tertawa dingin
tiada hentinya.
"Watak romantis engkohku sudah terkenal di-mana2,
siapapun tak ada yang tahu berapa perempuan yang sudah
ditidurinya, cuma, ia mengijinkan kau menantikan
kelahiran bayimu dalam perkampungan, ini menunjukkan
betapa sayangnya engkohku terhadap dirimu"
"siocia, apa yang kau ucapkan tadi belum selesai
diutarakan" seru Lam Kong Pek. "Lalu menyelidiki siauw-li
dengan begitu cermat, katanya kemarin ada seorang
perempuan bunting menyelundup masuk kedalam
perkampungan, apa maksudmu?"
sepasang mata yang jeli itu dengan cermat menyapu
sekejap perutnya yang bunting, ia tidak menjawab
pertanyaan Lam Kong Pak hanya sembari mendengus
katanya: "setelah kau kawin selama setengah tahun dengan
engkohku, tentunya tahu akan nama nonamu bukan?"
"Aduh celaka" Tak kuasa Lam Kong Pak berseru
tertahanIa sama sekali tidak menyangka perempuan ini
sedemikian lihaynya, kendati sebelum berangkat si
Mahasiswa bertangan sakti telah banyak memberitahukan
soal yang menyangkut paut muka maupun kepandaian silat
Cioe It Kang itu cungcu dari perkampungan Toa Loo sancung,
tapi belum pernah memberitahukan nama siocia ini.
situasi makin lama makin kritis, jelas perempuan ini
Sudah menaruh curiga terhadap dirinya. diam2 ia salurkan
hawa murninya ke sepasang lengan mengadakan persiapan
lalu sambil tersenyum katanya
"siocia, kau pandai benar berguraU. mana ada enso yang
tidak kenal siapakah nama iparnya"
Diluaran ia bicara tenang, padahal hatinya gelisah
setengah mati. sepasang matanya dengan cermat menyapU
keempat penjuru.
Tujuannya menyapu keempat penjuru bukan ingin
mencari nama si nona itu dalam kamarnya, melainkan ia
berharap dalam sebuah serangan yang maha dahsyat
dengan telak akan bersarang ditubuh lawan.
Mendadak sinar matanya beralih kebagian bawah
lukisan yang tergantung diatas dinding. Tampak olehnya
bagian bawah dari lukisan intu tertera sebaris kata2 yang
bertunyi sebagai berikut, "Hasil karya sipelajar Bertangan
telengas suma Ing untuk kenang2an nona Cien cien."
Hatinya jadi kegirangan setengah mati, bagaikan
seseorang yang kehausan ditengah padang pasir dan secara
tiba2 menemukan sumber mata air saja.
Buru2 sinar matanya ditarik kembali, setelah tersenyum
ujarnya "Nona apa gunanya kau mengayak aku bergurau ?"
senyuman dingin makin menghiasi ujung bibirnya Cioe
Cien cien. "Kalau kau tidak berhasil menyebutkan siapakah nama
nonamu, saat itulah kau tahu siapa yang sedang bergurau
dengan dirimu. . .terus terang kuberi tahu kepadamu.
siperempuan bunting yang masuk kedalam perkampungan
hari bukan lain adalah barang tiruan"
Ucapan tersebut juga sudah berada dalam dugaan Lam
Kong Pak. tapi Ia sengaya berlagak terperanjat.
"Apa?" teriaknya tertahan, "Barang tiruan" menyaru
sebagai nyonya muda?"
"sudahlah lebih baik kau jangan menimbrung ucapanku
kau masih belum mejawab pertanyaan yang nona ajukan "
"Nona cien, apa gunanya kau mem-bentak2 kata2 kasar".
. ." jawab Lam Kong pak dengan wajah serius.
"Baru pertama kali ini siauw-li mendatangi
perkampungan Toa Loo san-cung, terhadap tempat serta
penghuni disini masih sangat mengharapkan petunjuk2 dari
Cien-moay "
Ucapannya lembut tidak. kasarpun tidak tapi dibalik
ucapan mengandung maksud yang meyakinkan, bagaikan
terhadap kecurigaan orang lain ia sama sekali tidak
memikirnya dalam hati.
cioe cien cien berseru tertahan, tak urung ia dibikin
tertegun juga. sepasang matanya yang jeli kembali beralih
keatas sepasang kaki Lam Kong Pak yang besar serta
perutnya yang bunting, suatu senyuman dingin kembali
berkelebat diatas wajahnya.
"seharusnya kau tahu apa maksud sibarang Tiruan.
menyelundup masuk kedalam perkampungan kami kemarin
hari" Kali ini Lam Kong Pak benar2 terkesiap. dengan sekuat
tenaga ia kumpulkan semua hawa murni yang dimilikinya.
dengan sengaya menunjukkan wajah terperanjat teriaknya:
"Apa maksud dari ucapan cien-moay ini" ensomu tidak
paham " "Heeee. . .heeee. . .heeee. . . berhubung banyak orang
menyaru sebagai perempuan bunting menyelundup masuk
kedalam perkampungan Toa Loo san cung, nonamu berani
menduga kalau engkohku kemungkinan besar sudah
menemui ajalnya"
begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, tubuh Lam
Kong Pak bergetar keras air mukanya kontan berubah
hebat. Cioe Cien cien tertawa dingin. "Kau jangan merasa takut
terlebih dulu, apa yang kuucapkan barusan tidak lebih
hanya merupakan dugaan dari nonamu belaka"
pada permulaan ucapan nadanya mengencang
sedangkan akhirnya makin ringan, bagaikan ia sedang
menjirat Lam Kong pak seerat-eratnya.
"Budak ini sungguh licik" maki Lam Kong Pak diam.
Diluaran sengaya ia perlihatkan wajah gelisah, serunya
"Cien-moay, maksudmu It Tong sudah menemui ajalnya ?"
Kepingin sekali ia mengucurknn air mata agar
penyaruannya bertambah sempurna tapi tangisannya tak
berhasil sesuai dengan keinginan karena Cioe It Tong
adalah seorang penjahat cabul yang sering melakukan
kejahatan, banyak perempuan2 baik yang dinodai
ditangannya. "Heee. . .heeee. . .hecce. . .aku rasa dalam hati kau
paham sendiri bukan. . ." jengek sang gadis sambil tertawa
dingin" Nona apa yang kau ucapkan makin didengar semakin
membUat ensomu kebingungan" Dengan langkah Cioe
Cien cien berjalan bolak balik sambil gendong tangan- ia
tartawa ter-bahak2 sengaya menunjukkan gaya seorang
lelaki. Cuma sayang suara tertawanya terlalu nyaring dan
merdu membuat gaya serta suaranya tidak sesuai.
Ia berjalan kedepan jendela, memandang ketempat
luaran lalu bertanya "Kandunganmu sudah berumur berapa
bulan" "Kurang lebih tujuh bulan"
"Ada suatu perasaan tertent ?"
"sudah tentu ada, gerak geriknya tidak leluasa "
"Gerak geriknya tidak leluasa hal ini tentu saja akan
terjadi" kata Cioe Cien cien sambil angkat bahu. "Karena
secara tiba2 mendapat beban yang melelahkan tentu saja
tidak bakal bebas gerak geriknya, apa lagi setiap saat merasa
takut apabila ganjalannya jatuh atau terlepas dari
tempatnya"
sekali lagi hati Lam Kong Pak tergetar keras ia merasa
bahwa ucapan ini mengandung nada sindiran yang tajam.
terang2an ia menuduh apabila buntingannya adalah palsu,
"Aku bertanya kepadamu apakah kau mempunyai
perasaan yang lain daripada yang lain?" tanya Cioe Cien
cien lebih lanjut.
Kali ini Lam Kong Pak dibuat serba salah dia adalah
seorang pemuda belasan tahun yang tidak banyak
mengetahui pengetahuannya terutama dalam soal
kandungan perempuan, kena ditanya bagaimanakah
rasanya seseorang perempuan dalam membawa
kandungannya tentu saja ia jadi serba salah dan bungkam
dalam seribu bahasa.
sekalipun begitu, ia tak bisa bungkam diri terlalu lama,
terpaksa dengan keras kan kepala jawabnya: "Kadangkala
kepalaku terasa pening"
"Ehmmm. . . ."
Cioe Cien cien tertawa ter-bahak2 serunya "Perempuan
bunting merasa kepalanya pening, tanda2 ini jarang ditemui
pada kebanyakan wanita. mungkin badanmu terlalu
lemah?" Lam Kiong Pak terbelalak dengan mulut melongo,
sepasang lengan disiapkan melancarkan serangan gencar.
"Jangan gugup, jangan gugup dahulu" Cioe Cien cien
dengan nada dingin- "Keadaanmu pada saat ini sudah
melanggar kebiasaan Bu lim, mudah sekali memancing
kecurigaan orang lain terhadap dirimu" .
"Apa yang kau curigai dari diriku?"
"Mencurigai kau adalah barang tiruan "
"Cien-moay. . . kau. . . " dengan terperanjat Lam Kong
Pak mundur tiga langkah kebelakang.
"Kau masih berlagak pilon" sayang kepandaian
menyarumu kurang sempurna"
Lam Kong Pak berseru kaget, sekali lagi ia mundur tiga
langkah kebelakang dengan sempoyongan, sepasang telapak
disilangkan didepan dada siap melancarkan serangan.
cioe cien cien berlagak pilon, tapi dari sikapnya yang
gagah bagaikan lelaki dapat diartikan bahwa ia sedang
bermaksudkan "sedikitpun tidak salah, dugaanku tidak
meleset dan kau adalah sebuah barang tiruan" Cioe Cien
cien tersenyum, ujarnya:
"sebelum kau menjumpai nonamu, aku telah mengetahui
kalau kau adalah barang tiruan, kemudian menyusul
kujumpai empat buah titik kelemahan yang makin
meyakinkan dugaanku" Ia merandek sejenak. ujarnya lebih
lanjut, "Pertama. sewaktu kau duduk diluar tadi sepasang
pahamu terbentang lehar dan tanganmu garuk kepala gerakgerik
ini sama sekali berlawanan dengan gerak-gerik
seorang wanita . . . ."
"Aaaaah sungguh aku tolol sekali" diam2 Lam Kong Pak
memaki diri sendiri, seluruh gerak gerik itu pernah
dipelajari dengan cermat, siapa nyana akhirnya ketahuan
juga oleh pihak lawan.
"Kedua sewaktu kau berjalan bolak-balik dalam kamar
nonamu tadi, sikapmu sama sekali adalah sikap seorang
lelaki. . . ."
Kembali Lam Kong pak menghela napas panjang, ia
tidak memberi komentar.
"Ketiga, waktu kau menjumpai sepasang sepatu nonamu
serta lukisan yang tergantung diatas dinding, sepasang
matamu mendelong Waiaupun biji matamu tidak
menunjukkan hawa jahat tapi bukan suatu perbuatan dari
kaum gadis"
Bicara sampai disitu senyuman yang menghiasi bibirnya
semakin menarik, bagaikan ia merasa bangga dengan hasil
penyelidikannya ini.
Merah padam selembar wajah Lam Kong pak, buru2 ia
menghindarkan diri dari bentrokan sepasang matanya.
"Keempat. sewaktu nonamu menanyakan namaku,
muncul perasaan kaget dan gugup diatas wajahmu. tanda2
ini menunjukkan akan ketidak ada persiapan dalam
menghadapi hal ini, walaupun kau sengaya bersikap tenang
tapi kepilonanmu tak akan berhasil mengelabuhi sepasang
mata nonamu. Waktu kau menemukan sebaris kata2 yang
tercantum diatas lukisan tersebut wajahmu kelihatan
kegirangan- hiii . . . hiiiii . . . hiiii. . . siapakah sebenarnya
kau". . . ."
Berbicara sampai disitu, nada ucapannya berubah keras
dan kasar. MENJUMPAI keadaan seperti ini Lam Long Pak tahu
usahanya menemui kegagalan total, kalau tidak cepat2
melarikan diri dari perkampungan Toa Loo san-cung
keadaannya akan berbahaya.
Ia tidak berani berayal lagi. dengan sekuat tenaga


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

telapaknya didorong kedepan melancarkan sebuah serangan
dengan ilmu Thian suo so.
Cioe Cien cien tertawa dingin, bukannya mundur ia
malah maju, ilmu pukulan Boe Khek Hak Hong ciang yang
paling diandalkan oleh orang2 perkampungan Toa Loo san
cung didorong keluar.
seketika itu juga angin pukulan menderu-deru, hawa
pukulan warna hitam menutupi angkasa mengurung
lambung Lam Kong Pak.
Waktu itu serangan Thian suo so yang dilancarkan Lam
Kong Pak sedang mengancam dada lawan, siapa nyana
angin pukulan hitam lawan berhasil menerobos pertahanan
tubuhnya langsung bersarang pada pinggang kiri dirinya.
Pandangan mata seketika jadi ber-kunang2 baju bagian
kirinya telah robek beberapa depa dan muncullah sebuah
celah yang panjang, benda yang tersembunyi dibalik
pakaianpun lenyap tak berbekas,
sebaliknya ditangan cioe cien cien telah-bertambah
dengan sebuah buntalan besar, waktu itu sambil tertawa
dingin ia berdiri kurang lebih tiga langkah dihadapannya.
Urusan telah berubah jadi begini ditolong pun percuma
saja sambil membentak keras Lam Kong Pak kumpulkan
seluruh tenaganya kembali mengirim sebuah serangan
dengan jurus Noe Tuo Thian sun atau Lontaran murka
Peluru langit. Terdengar angin pukulan men-deru2 disertai sambaran
gelelek. bayangan telapak bagaikan titiran air hujan
mengincar seluruh jalan darah ditubuh lawan.
Ilmu pukulan Thian suo so adalah ilmu maha sakti hasil
ciptaan suhunya siauw Yauw sianseng, kekuatannya luar
bjasa. Walaupun cioe Cien den memiliki pengetahuan ilmu
yang luas. menghadapi keadaan seperti ini tak berani
berlaku gegabah juga.
Buru2 badannya mundur tiga langkah kebelakang
dengan nyaring ia meloloskan diri dari bahaya.
pada hari2 biasa Cioe Cien cien selalu memandang tinggi
dirinya, sekarang kena didesak mundur tiga langkah oleh
Lam Kong Pak, ia merasa terhina dan malu.
Dalam keadaan gusar badannya laksana kilat menerjang
kedepan dengan ilmu pukulan Coe Khek Hek Hong cau
sekali lagi ia mencengkeram batok kepala Lam Kong Pak.
Ketika jurus terakhir yang dilancarkan Lam Kong Pak
tidak mencapai pada sasarannya dia sudah menyadari lebih
banyak bahaya dari keuntungan, sebelum pemuda ini
merasakan sesuatu tahu2 angin cengkeraman lawan yang
dingin meresap tulang sudah berada setengah depa diatas
batok kepalanya.
Dalam keadaan gawat, bukannya menghindar atau
berkelit dengan jurus Jiei Gwat Lok suo atau Matahari
Rembulan bagaikan senjata ia hajar jalan darah Cian cing
Hiat diatas puncak Cioe Cien cien.
serangan ini merupakan sebuah serangan adu jiwa yang
amat berbahaya tapi Cioe Cien Cien mana mau
mengorbankan jiwanya untuk mengiringi pemuda ini.
Dengan ringan dan sebat ia berkelebat kesamping
meloloskan diri dari datangnya serangan itu, dengan
gerakan mencengkeram yang tidak berubah ia cengkeram
rambut palsu yang dikenakan diatas kepala Lam Kong Pak
kemudian badannya mundur lima langkah kebelakang
sambil tertawa dingin tiada hentinya. "Aaaaah. . . ."
Jeritan kaget yang terdengar saat ini bukan meluncur dari
mulut Lam Kong pak.
melainkan cioe Cien cien yang berhasil merebut
kedudukan diatas angin-
Karena dengan terlepasnya rambut paisu tersebut maka
pulihlah wajahnya yang asli.
Hidung yang mancung dengan mata yang bening serta
badan yang kekar benar2 tampang seorang pemuda
ganteng. Tapi alisnya saat ini penuh diliputi napsu
membunuh membuat Cioe Cien cien yang melihat merasa
hatinya bergidik,
Usia gadis she Cioe baru tujuh belas tahun entah berapa
banyak pemuda ganteng yang telah ditemui tapi kalau
dibandingkan dengan Lam Kong pak baik raut muka
maupun bentuk badannya tak ada yang bisa menangkan
pemuda ini. Inilah suatu keistitrewaan dari Lam Kong Pak.
Dalam sekejap mata itulah bayangan Lam Kong Pak
memenuhi seluruh benaknya, sikap yang agung serta wajah
yang tampan melumerkan hati kegadisannya. . . . "siiii. . .
siapa. . . siapa sebenarnya kau ?"
sang nona yang berwajah cantik dengan sikap yang
dingin dan berlagak seorang lelaki ini mulai dibuat berdebar
hatinya oleh kegantengan sang pemuda dihadapannya, ia
mulai dibikin terpesona.
sejak pakaian perempuan yang dikenakan kena disambar
robekoleh pihak lawan, Lam Kong Pak telah melemparkan
potongan gaun tersebut kesamping, saat ini jawabnya
dengan nada dingini "Tahu atau tidak tahu sama saja
bagimu. Lebih baik tak usah banyak bicara."
sejak kecil Cioe Cien cien sudah terbiasa dimanja, dalam
perkampungan Toa Loo san cung apa yang diucapkan tidak
pernah dibantah bahkan cungcu serta Hujien sendiripun
mengalah tiga bagian kepadanya.
Tidak nyana pada saat ini seorang pemuda yang
memiliki kepandaian silat biasa saja berani bersikap begitu
kurang ajar terhadap dirinya,
Air muka gadis ini kontan berubah hijau membesi saking
mendongkolnya, dengan suara keras ia membentak "Kau
anggap masih bisa meninggalkan perkampungan Toa Loo
san cung dalam keadaan hidup2?"
"soal ini adalah urusan cayhe, usah ikut campur"
"Hiiii. . .hiii. . . hiiiiii. . . ." cioe cien cien tertawa
cekikikan, sepasang matanya yang jeli berkelebat tiada
hentinya diatas selembar wajah Lam Kong Pak, sepasang
sinar mata tersebut jauh lebih tajam dari sepasang golok
tajam, semisalnya ia dapat membunuh orang dengan
pandangannya, maka pada saat ini Lam Kong Pak sudah
mati dan badannya hancur lebur.
Asal usul Lam Kong Pak tidak jelas, siapakah orang tua
sendiri ia juga tidak tahu sejak kecil ia dipelihara oleh
gurunya 'siauw Yauw sianseng' setiap kali ia menanyakan
asal usulnya setiap kali pula gurunya mengatakan bahwa
waktunya belum tiba, hal ini mengakibatkan terpeliharanya
sebuah watak yang dingin kaku dan suka menyendiri dalam
sifat pemuda ini.
Kematian gurunya secara mengerikan membuat
satu2nya orang yang paling dicintai dalam kolong langit
ikut lenyap. hal ini menimbulkan hawa dendam yang berkobar2
dalam hatinya, untuk membalaskan dendam sakit
hati gurunya, soal mati atau hidup baginya sudah
disingkirkan jauh2 dari dalam benak.
sambil melototi Cioe Cien cien tanpa menunjukkan
sedikitpun rasa jeri, ia perhatikan sepasang mata lawan
tajam2. "Aaaaai. . ." inilah suatu helaan napas yang penuh
mengandung kegusaran, apa boleh buat serta rasa sedih,
Tetapi bagaimana pun juga dia adalah seorang nona
yang berperasaan halus, walaupun ia merasa tidak dapat
menahan sabar tapi dihadapan Lam Kong pak gadis ini tak
berani bertindak liar, hal ini semakin menekan perasaannya.
Lama kelamaan ia tak dapat menahan diri lagi, sambil
kertak gigi pergelangan tangannya diluruskan kedepan, dari
balik gaun meluncurlah lima gulung hawa hitam yang
meluncur keluar dengan disertai desiran angin tajam.
pada saat kelima gulung hawa pukulan tersebut hampir
mencapai tubuh Lam Kong pak. segulung hawa dingin
yang menggidikkan serta menyesakkan napas menekan
keluar sedahsyatnya membuat pemuda itu merasa
badannya merinding.
Merasakan datangnya serangan amat dahsyat dan
Pemuda itu merasa dirinya tak bakal sanggup menahan
datangnya hantaman tersebut, dengan wataknya yang keras
kepala ia segera kumpulkan seluruh tenaga yang
dimilikinya mengirim sebuah pukulan dengan ilmu pukulan
Thian suo so menyambut kedatangan serangan lawan-
"Braaaaak. . . ." badan Lam Kong Pak kena terpukul mental
keluar pintu. Cioe Cien cien segera meluruskan sepasang lengannya
kedepan, satu mencengkeram yang lain mengisap. sepuluh
gulung tenaga hisapan yang maha dahsyat segera menyedot
kembali badan Lam Kong Pak yang terpental keluar itu
sehingga menerjang kearah dadanya,
Cioe Cien cien sama sekali tidak menyangka diperut
Lam Kong pak telah terluka parah, sikutnya dengan cepat
bekerja keras mengisap badan lawan semakin kencang.
Dengan demikian tenaga luncuran Lam Kong Pak
kearahnya semakin hebat lagi. . . sepasang telapak yang
terhisap dengan tanpa disadari telah menekan diatas kedua
bukit venusnya keras2.
"Aaaaah. . . ." jeritan kaget bergema memenuhi angkasa.
Bagaikan terpagut ular cioe cien cien mencak2, seluruh
badannya gemetar keras. tak tahan lagi telapak tangannya
diayun memerseni beberapa buah tamparan keatas pipi
pemuda itu. "Plaaaak ....Ploook ..." dengan sempoyongan Lam Kong
pak mundur lima langkah kebelakang, darah segar
mengucur keluar membasahi ujung bibirnya. "Kau. . . kau .
...kau manusia cabul. . . ."
Lam Kong Pak yang merasa dirinya bukan saja telah
disiksa bahkan dihina habis2an. rasa gusar tak terbendung
lagi. iapun berteriak keras "sauw-ya akan adu jiwa dengan
dirimu . . ."
Bersamaan dengan suara bentakan keras ia menubruk
kedepan. "Hmmm tak kusangka dikolong langit ada manusia tolol
macam kau, selelah menghina seorang gadis dari malu jadi
gusar." semakin bicara ia semakin gusar, sambil mendengus
dingin ilmu pukulan Boe Khek Hek Hong Cu nya sekali lagi
dilancarkan-segulung hawa pukulan berwarna hitam
bagaikan seekor ular beracun mengancam dada pemuda
she- Lam itu. Ditengah suara dengusan berat, Lam Kong pak muntah
darah segar, badannya dengan mendatar melayang keluar
dan tidak menlenceng tepat terjatuh diatas pembaringan
berkelambu sutera itu.
seketika seluruh seprei dan kelambu pembaringan itu
berpelepotan darah segar.
Cioe Cien cien tertegun, ia merasa hatinya sangat tidak
enak membuat ia jadi ragu2 bercampur menyesal.
SEBELUM ia maju untuk memeriksa keadaan luka
pemuda itu, Lam Kong dengan susah payah telah
merangkaK bangun- sambil mengusap darah yang
mengotori ujung bibirnya ia kumpulkan sisa tenaga
mengirim sebuah babatan kearah Cioe cjen cien-
Beberapa kali kena didesak Cioe Cien cien dibikin gusar
juga, sepasang ujung baju ber-sama2 diayun kedepansekali
lagi Lam Kong Pak terpental balik keatas
pembaringan, setelah kelejotan beberapa kali badannya tak
berkutik lagi. Ia menghela napas sedih, kejadian ini belum pernah
terjadi sejak dahulu kala dan mengapa ini hari bisa terjadi
macam begini" ia sendiripun tidak tahu,
Ia berjalan kesamping pembaringan memeriksa urat
nadinya dan segera diketahui walaupun terluka tadi tidak
begitu parah. Mendadak Lam Kong Pak membentak keras, sambil
meloncat bangun telapak tangannya dihantam lagi kedepan
tepat bersarang diatas buah dada sebelah kirinya.
Bersamaan dengan itupula ia merangkak bangun- "Mari.
. .mari. . .mari. aku akan mengadu jiwa. . .dee. . . dengan
kau. . . ." bentaknya. sekali lagi ia menubruk kearah Cioe
Cien cien, Dengan perasaan sedih dan menyesal gadis ini
mencengkeram urat nadi Lam Kong Pak kemudian sekalian
menotok jalan darah kaku serta bisunya, dan meletakkan
badannya keatas pembaringan.
"Bagaimana sekarang?"" terdengar gadis itu bergumam.
"Dengan menempuh bahaya menyelundup masuk
kedalam perkampungan Toa Loo san-cung, jelas ia
membawa maksud tidak baik dan harus diserahkan kepada
Tia untuk dijatuhi hukuman "
Tapi, sewaktu sinar matanya terbentur dengan selembar
wajah Lam Kong Pak yang tampan, hatinya jadi lembut
kembali. Matanya terpejam rapat2, alisnya melentik dengan
hidung yang mancung, inilah wajah seorang pemuda
ganteng. suatu senyuman getir menghiasi ujung bibir Cioe Cien
Cien, gumamnya seorang diri "Manusia bodoh. mungkin
pada penjelmaan dulu aku Cioe Cien cien banyak
berhutang budi kepadamu, Aaaaai . .kau. . ..kau suruh aku
berbuat bagaimana?"
Dari sakunya ia mengambil keluar secarik sapu tangan
dan mengusap kering darah yang menodai ujung bibirnya,
sedang tangan yang lain tanpa terasa sudah membelai
wajahnya yang tampan-Mendadak. . . .
"ToA CI, apakah kau berada diatas loteng. . ." terdengar
teriakan seseorang berkumandang dari bawah loteng.
Cioe cien cien terperanjat, iajadi gugup, buru2
dipungutnya rambut palsu yang menggeletak diatas tanah
untuk dikenakan kembali diatas Kepala Lam Kong pak
kemudian menutupi badannya dengan selimut.
setelah semuanya selesai ia menghembuskan napas
panjang, dan berdiri didepan pintu dengan berlagak
memikirkan sesuatu.
Tooook. . , toook ... toookk .... seorang dara muda
muncul dari ujung tanaga. Gadis ini berusia lima, enam
belas tahunan kecantikannya tidak berada dibawah
kecantikan cioe Cien cien hanya saja sikapnya jauh lebih


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lembut dan kalem, sifat ke-kanak2annya belum hilang. jauh
berbeda dengan sikap gagah dari Cioe Cien cien, "Cici, apa
kerjamu bersembunyi diatas loteng" ?"
Ucapan ini merupakan suatu pertanyaan yang sangat
umum. tapi bagi Cioe Cien Cien yang menyembunyikan
sesuatu dalam hatinya segera merasa sangat tertusuk
perasaannya. "Eeeeeei.... cici air mukamu sedikit tidak
beres" Cioe Cien Cien terkesiap. hampir2 saja keringat dingin
mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya, saat ini ia
merasa benci terhadap diri sendiri mengapa berbuat keji
terhadap pemuda itu.
setelah berusaha menenangkan hatinya ia menjawab: "Ih
Boen, maukah kau jangan berbuat begitu" masa dengan aku
pun kau menaruh curiga?"
Walaupun cioe Ih Boen bukan dilahirkan seibu dengan
cioe Cien cien, tapi hubungan mereka sangat erat.
pada saat itu Cioe Ih Boen telah masuk kedalam kamar,
terdengar ia berseru kaget, Eeeeei . . . cici. siapa yang ada
diatas pembaringanmu" kenapa badannya berpelepotan
darah?" Pada hari2 biasa bukan saja Cioe Cien Cien pandai
bicara bahkan sikapnya amat tenang. lain halnya pada saat
ini. karena soal Lam Kong pak seorang hatinya jadi kacau
balau. lama sekali ia berdiri tertegun.
"Aaaaaai. . . ." akhirnya ia menghela napas panjang.
"Kesemuanya tidak lain disebabkan oleh enso kita yang
baru ini" "Apakah dia adalah nyonya muda yang pulang kampung
untuk menantikan kelahiran bayinya itu ?" tanya Cioe Ih
Boen sambil membelalakan matanya bulat2. "Ehmmmm. .
." "Mengapa ia berbaring diatas pembaringan cici?"
"Badannya kurang enak"
"Aku dengar ia sedang bunting ?"
"Moay-moay, kenapa kau berlagak begitu bodoh, kalau
tidak bunting apa gunanya dia pulang kekampung untuk
menantikan kelahiran bayinya" Aaaaaii. . . engkoh kita
memang kebangetan. setiap harinya main Perempuan di
tempat luaran, kalau demikian terus menerus entah apa
jadinya nanti?"
Per-lahan2 cioe Ih Boen berjalan mendekati kesisi
pembaringan- " Nyonya muda ini patut dikasihani" katanya. "Mengapa
ia begitu sudi kawin dengan manusia macam koko Aaaaai
..... dengan demikian seluruh penghidupannya telah habis"
Mendadak ia menuding kearah buntalan besar dan serunya^
"cici, benda apakah itu?"
seluruh tubuh Cioe Cien cien tergetar keras, dengan
gelagapan jawabnya^ "Ini. . . ini. . , adalah cici punya . . ."
"Tidak mungkin-" tukas Cioe Ih Boen dengan cepat.
"Aku belum pernah melihat cici memiliki buntalan macam
ini" "Bukan. . . . bukan . . . buntalan itu adalah pakaian yang
dibawa enso kita yang. . .."
"cici" tiba Cioe Ih Boen melirik sekejap kearah Cioe Cien
cien- "Mengapa sikapmu ini hari rada sedikit luar biasa?"
"setan cilik, bukankah encimu masih seperti sedia kala?"
"Aku lihat kau bicara tidak teratur dan sikapmu amat
gugup. dia sama sekali berbeda dengan keterbukaanmu
pada hari2 biasa"
"see . , .semuanya ini tidak lain dikarenakan ensomu
yang baru ini"
"Eeeei. . . , bukankah ia sudah bunting enam, tujuh
bulan" mengapa perutnya tidak kelihatan membesar?"
Bicara sampai disitu. tak tertahan legi sigadis cilik ini
menundukkan kepalanya rendah2 merah padam selembar
wajahnya dan sikapnya kelihatan amat jengah,
"Aduuuuh celaka" pikir Cioe Cien cien dalam hati.
"Untung sekali yang bertanya adalah seorang bocah yang
belum tahu urusan- kalau berganti dengan seseorang yang
berpengalaman, mungkin kesemuanya ini sudah terbongkar
sejak tadi."
Per-lahan2 ia menghela napas panjang. "Moay2 hampir2
saja enci berbuat kesalahan besar dan menyesal sepanjang
masa" Mendengar apa yang diucapkan tidak mirip suatu
jawaban, cioe Ih Boen dibikin kebingungan.
"Enci. kau sudah berbuat kesalahan apa?"
"Karena kemArin dalam perkampungan kita kedatangan
pula musuh yang menyaru sebagai enso kita yang baru
maka terhadap nyonya muda ini pun aku menaruh rasa
curiga, karena itu enci telah turun tangan menjajal. . . ."
"Dan ia bukan tandinganmu?"
"Tidak. ia sama sekali tak dapat bermain silat,"
"Aaaaah . . . maka dari itu ia kau lukai" tidak aneh kalau
dibawah pembaringan penuh berpelepotan darah."
"sungguh berbahaya" kembali Cioe Cien cien berseru
dalam hatinya. "Kalau cuma terluka saja itu sih suatu urusan kecil yang
paling kusesali adalah. . ."
Mendadak gadis ini menangis, air mata jatuh bercucuran
dengan amat derasnya, Ia tidak terbiasa ber-pura2, tapi
tangisnya kali ini justru karena teringat olehnya akan luka
dalam yang amat parah dari Lam Kong Pak.
Cioe Ih Boen adalah seorang gadis cilik, tentu saja ia tak
akan tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.
"cici. cepat katakan- apa yang menyebabkan kau
menyesal . . . ."
"Kurang sedikit saja aku menimbulkan kematian sesosok
badan dengan dua lembar jiwa, ia. . . . kandungannya telah
gugur. . . ." Aaaah, . . "
Cioe Ih Boen menjerit kaget, dia adalah seorang nona
berusia lima, enam belas tahunan, berhadapan urusan ini
dikatakan paham tidak mengerti, kalau dikata tidak
mengerti tahu se-dikit2 apa yang diketahuinya sebagai
kandungan yang gugur adalah suatu peristiwa yang sangat
berbahaya dan amat menderita.
Timbulah rasa simpatik dan iba dalam hatinya.
tangannya bergerak hendak menyingkap selimut yang
menutupi tubuh Lam Kong Pek.
"Biarlah siauw-moay periksa sebentar keadaan dari enso
kita yang patut dikasihani ini. . . ."
Cioe Cien cien jadi gugup hampir saja ia meloncat
keatas. dengan cepat ia cengkeram tangan cioe Ih Boen
erat2, "Moay2. . . kandungannya barusan gugur jangan
dipegang,"
Cioe Ih Boen kelihatan agak tertegun, kemudian
serunya: "Enci apa perlunya kau gugup macam begitu,
macam moay-moaymu ingin merebut sebuah benda
berharga saja"
Hati Cioe Cien Cien tergetar keras, ia mengerti apa
diucapkan adiknya tidak mengandung maksud tertentu. jika
bergarti orang lain mungkin ia sudah turun tangan keji.
"Enci kau gemetar "
"Tidak ...... Aaaaaaii enci merasa amat menyesal"
Benar. apa yang diucapkan sedekitpun tidak salah hanya
saja Cioe Ih Boen tidak ngerti apa yang sedang ia
maksudkan. "Enci ini hari seluruh anggota perkampungan sedang
repot sekali, barusan mama tanyakan dirimu"
"Moay-moay. kata kan kepada mama bahwa aku harus
menemani enso kita disini. nanti malam akupasti akan
menemani Tia serta mama"
Menanti Cioe Ih Boen telah berlalu, Cioe Cien Cien
jatuhkan diri terduduk disisi pembaringan, memandang
wajah Lam Kong Pak yang menggeletak diatas
pembaringan hatinya merasa risau.
Inilah yang dinamakan 'cinta atau benci' Lama sekali ia
duduk ter-mangu2 akhirnya gadis ini ambil keputusan- ia
harus menyembuhkan dulu luka yang diderita Lam Kong
pak. Kurang lebih satujam kemudian per-lahan2 Kong Pak
tersadar kembali dari pingsannya, setelah dilihatnya apa
yang terlihat didepan mata ia jadi keheranan-
Tak tersangka olehnya bahwa sang gadis yang melukai
dirinya sekarang malah turun tangan sendiri
menyembuhkan lukanya.
SETELAH otaknya jadi dingin kembali pikirnya "Demi
asal usulku yang tidak jelas serta dendam perguruan yang
sedalam lautan terpaksa aku harus menerima budi dari
seorang wanita"
Berpikir sampai disitu, hawa murninya segera disalurkan
mengelilingi seluruh badan-satu jam kembali berlalu, hari
semakin sore dan saat itulah semadinya baru selesai.
seluruh badan cioe cien cien telah basah kuyup oleh
keringat, wajahnya kucel dan kelihatan letih sekali. ketika
itu ia sedang mengatur pernapasan-
Kurang lebih setengah jam kemudian, cioe Cien cien
baru selesai bersemedi. Lam Kong Pak bangun berdiri
menjura kearah gadis tersebut. "Terima kasih atas budi
pertolongan sio-cia"
Cioe Cien cien melirik sekejap kearahnya, turun diri
pembaringan dan membereskan rambutnya didepan cermin.
terhadap diri pemuda tersebut ia sama sekali tidak ambil
gubris. "Mungkin ia sedang marah karena aku telah mengotori
pembaringannya". . ." Pikir pemuda itu kemudiansekali
lagi ia menjura penuh rasa hormat, "siocia, terima
kasih atas pertolonganmu"
"Tidak berani. janganiah merasa terima kasih kepada
nonamu setelah ada maksud mengadu jiwa "
Mendengar sindiran itu merah padam selembar wajah
Lam Kong pak. " Untuk beberapa saat Lam Kong Pak besikap ceroboh,
harap siocia suka memaafkan kekasaranku."
"Apa" kau bernama Lam Kong Pak?"
"Tidak salah "
"Apa hubunganmu dengan sitetamu angin dan geledek
Lam Kong Liuw ?"
"Aku tidak kenal dengan Lam Kong Liuw"
"suhumu adalah. . . ."
"si siauw Yauw sianseng, Lu Ih Beng"
"Aaaaah. . . aku dengar Lu Ih Beng sudah kena dicelakai
orang" Dari sepasang mata Lam Kong Pak segera memancarkan
cahaya yang menggidikkan.
"sedikitpun tidak salah" sahutnya tajam, "Justru karena.
inilah cayhe datang kemari"
" Apakah ayahku terikat permusuhan dengan dirimu?"
tanya Cioe Cien cien Kelihatan sedih.
"Tidak ada"
"Engkohku ada ikatan permusuhan dengan kau?"
"juga. tidak ada"
"Lalu tujuanmu datang kemari adalah. . . ."
"Maaf tak dapat kuutarakan"
Sepasang biji mata cioe cien cien yang jeli ber-putar2,
kemudian dengan nada dingin sahutnya: "Hmm sekalipun
kau tidak bicara, aku pun sudah tahu. kedatanganmu tentu
disebabkan oleh Payung sangkala. bukan begitu?"
"Kau. . .kau. . . bagaimana bisa tahu?"
"Padahal jago yang mengincar payung Sangkala bukan
cuma kau seorang, kemarin saja orang yang menyaru
sebagai nyonya muda pun bertujuan hendak mencuri
payung sangkala akhirnya ia mati ditangan ayahku"
"Jadi payung sangkala benar2 berada ditangan ayahmu?"
"Mungkin tak bisa salah lagi"
"cayhe tidak sayang untuk mengorbankan siapa pun- aku
bersumpah pasti akan mendapatkan pusaka ini"
"Dengan andalkan sedikit kepandaianmu kau masih
ingin mengincar payung sangkala?"
"Tidak salah, disamping kepandaian silat aku ingin
mengandalkan juga kecerdikan-"
"Hiiiii....hiiii. . . lebih baik jangan mengungkap soal
kecerdikan lagi"
"Apa maksudmu berkata demikian" ?"
"Tidak sesuai untuk membicarakan soal kecerdikan"
"Oooouw ... jadi kau merasa tidak puas?"
"Tentu saja tidak puas" sahut cioe cien cien dengan bibir
Cemberut. "Kalau kau punya kecerdikan, tidak mungkin
semua rahasia bisa konangan hanya dalam setengah hari
belaka" "Hal ini hanya bisa dikatakan cayhe tidak becus"
"sekalipun seseorang memiliki kecerdikan, apabila
saatnya tidak baik semua penyamaran bakal ketahuan juga.
kendati tak ada barang tiruan yang mengacaukan
rencanamu kemarin hari kau pun tak bakal lolos dari
ketajaman sepasang mata nonamu "
"Hmmm penyakitmu yang terbesar adalah terlalu
percaya pada diri sendiri, kalau kau berdiri pada sisiku
mungkin akupun tidak memadai "
"Sudan, sudahlah, kita tak usah membicarakan soal ini
lagi" potong gadis she-Cioe itu sambil ulapkan tanganya,
"Aku ingin bertanya kepadamu. kau ingin menggunakan
Cara apa untuk mendapatkan payung sangkala tersebut?"
"soal ini tergantung apakah kau bisa menyimpan rahasia
dari cayhe atau tidak"
"Kau anggap nonamu bisa melaporkan rahasia ini
kepada Tia ?"
"Menurut keadaan seharusnya hal ini kemungkinan
besar bisa terjadi"
"salah, salah besar. tolol. aku hendak membantu dirimu"
"Apa kau berani memusuhi ayahmu dan bersekongkol
dengan orang luar?"
Dengan pandangan penuh arti Cioe Cien cien melirik
sekejap kearah pemuda itu kalau saja sang pemuda sedikit
punya pengalaman maka ia bakal menemukan apabila
dibalik pandangan matanya tersembunyi suatu perasaan
cinta yang amat mendalam. sayang. pemuda Lam Kong


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak menemukan hal tersebut.
Terdengar cioe Cien cien menghela napas panjang. Cepat
kenakan rambut palsumu. dan aku akan carikan
seperangkat pakaian untukmu. . . ."
"Apa" kau hendak suruh aku menyaru sebagai
perempuan lagi?"
" Kalau ingin memperoleh Payung sangkala harus
berusaha tetap tinggal dalam perkampungan selama
mungkin, dan kalau ingin tetap berdiam disini kau harus
menyaru sebagai wanita. bila sampai ketahuan orang lain
kau suruh aku bagaimana menjumpai orang?"
"Tapi aku rasa kau tidak terlalu mementingkan akan hal
ini" "Kau ....kau pingin mati?" seru Cioe Ciencien sambil
menuding hidungnya.
"sekarang sih masih belum pengin mati. padahal kau
sama sekali tidak mirip perempuan, kau lebih mirip seorang
lelaki." Cioe cien cien cemberut, sambii kertak gigi dan
menuding jidat pemuda itu serunya: "selama hidup baru
pertama kali ini aku tunduk pada orang lain"
"Aku harap orang itu bukan aku" sambung Lam Kong
Pak dengan cepat sambil nyengir. "Lebih baik kau jangan
cari2 dengan aku lagi. aku bisa cabut nyawamu"
"Cayhe percaya kau tidak bakal punya kaberanian itu"
"Manusia goblok" akhirnya Cioe Cien Cien berseru.
"sudahlah, aku mengaku kalah . . . Ayoh cepat kenakan
rambut palsumu dan ganti dengan pakaian ini. Ingat selama
berada dihadapan orang lain kurangilah bicara. semua
urusan serahkan kepadaku"
setelah semuanya dikenakan. Lam Kong Pak berkata
kembali: "Aku rasa ada satu persoalan kau tak bisa
membantu diriku"
"Urusan apa?"
"Payung sangkala"
"soal ini aku harus lihat dulu bagaimanakah sikapmu "
"sikapku terhadap kau tidak jelek "
"soal yang mana kau pernah bersikap baik kepadaku?"
"Asal kau bisa bantu aku mendapatkan payung sangkala
untuk membalaskan dendam guruku. selama hidup aku tak
akan melupakan dirimu."
Dengan sedih Cioe Cien cien menghela napas panjang.
dengan wajah sedih gumamnya "semoga apa yang kau
ucapkan benar2 sealu. aku akan menanti dirimu."
"Mengapa kau hendak menanti diriku" Cepat atau
lambat bukankah siocia harus kawin?" tanya sang pemuda
tertegun. Dengan gemas Cioe Cien cien melototi wajah sang
pemuda, teriaknya: "orang bodoh. kau benar2 tidak
mengerti ataukah ber-pura2 tidak tahu ?"
"Eeeeei kenapa kau maki aku orang bodoh. aku lihat kau
baru makhluk aneh yang tidak laki juga tidak perempuan-"
Gadis itu menghela napas sedih.
"Aku harap kau jangan melupakan diriku karena selama
hidup aku tak akan kawin dengan orang lain"
"Apa?" sekali lagi Lam Kong Pak tertegun "tidak ingin
kawin dengan orang lain" kalau begitu kau ingin jadi
Nikouw?" "Asal kau jadi hweesio, tentu saja aku jadi Nikouw "
"waaaa ....waaaa. . . dendam suhu belum dibalas, asalusulku
belum terang. mana boleh jadi hweesio dan nikouw
tak bisa hidup dalam satu kuil"
Ucapan ini membuat Cioe cien cien mendongkol, air
mukanya berubah hebat, kegagahannya pada hari2 biasa
lenyap tak berbekas dihadapan Lam Kong pak.
"Ploook. . ." tahu2 Lam Kong Pak ditampar sekali oleh
gadis itu Kena ditampar sang pemuda jadi gusar.
"Eeei. . . kau berani memukul orang kau . . . kau lebih
mirip. . . ."
"Tidak salah, aku lebih mirip makluk aneh paling sedikit
engkohku pernah memaki demikian dibelakangku. tapi ia
tak akan memaki dihadapannku" tukas sang gadis dengan
nada gemas. "Tidak kusangka hari ini aku harus jatuh
kecudang ditanganmu Aaaai. . . . mari kita bersantap.
setelah itu harus memberi selamat kepada Tia"
Ia memerintahkan dayanya untuk mengantar makanan
kekamar, setelah menutup pintu ia persilahkan Lam Kong
Pak bersantap. Dasar perut sudah lapar, tanpa sungkan pemuda itu
melahap seluruh masakan dengan begitu bernapsu, dalam
sekejap mata semua santapan telah habis berpindah tempat.
Melihat cara yang rakus dari sang pemuda, Cioe Cien cien
tertawa geli. "Eeeei . . .kalau makan sedikit sopan, makinya. Mana
ada nyonya muda bersantap dengan cara begitu kasar ?"
"Aaaah . . . sudah bosan aku jadi nyonya muda. aku
ingin tanya kepadamu. kau hendak gunakan cara apa untuk
menghadap ayahmu?"
"Bukannya mencari gara2, tapi demi kebaikannya "
"Demi kebaikannya" bantu orang luaran curi payung
sangkala apakah tindakan ini demi kebaikannya?"
"Apa yang kau ketahui" nama besar ayahku tercantum
sebagai pemimpin empat manusia aneh, kepandaian
silatnya berada dibawah simajikan pemilik pegadaian Bulim.
sedang apakah simajikan pemilik pegadaian Bu-lim bila
menerima serangan gabungan ayah ibuku hal ini masih
merupakan satu persoalan "
"Apa" ibumu juga bisa bersilat ?"
"Bukan saja bisa bahkan ilmu pukulannya 'Tong Thian It
Coesiang' yang dimilikinya jauh berada diatas ilmu
cengkeraman Boe Khek Hek Hong Cau ayahku. oleh
karena itu kendati orang tuaku tidak memiliki payung
sangkala pun tak akan jeri terhadap majikan pegadaian Bulim,
apa lagi menyimpan barang pusaka mendatangkan
bencana. selama benda tersebut berada ditangan ayahku
maka keselamatan orang tuaku bakal terancam."
"Jikalau begitu. asal benda itu telah berada ditangan
cayhe maka orang tuamu tak ada bahaya lagi"
Watak Lam Kong Pak jujur, ia tidak tabu bahwa alasan
yang diutarakan gadis she-cioe barusan tidak lebih hanya
ingin memenuhi harapannya saja, padahal asalkan benda
pusaka ini lenyap maka dunia persilatan akan gempar dan
pencarian besar2an pasti akan dilakukan. Hanya saja Lam
Kong Pak tidak berpikir sampai disitu.
Terdengar Cioe Cien Cien berkata lagi "setelah kau
dapatkan benda pusaka ini, tentu saja tak akan berbahaya,
karena pertama. kau tidak bernama siapa yang percaya kau
bisa peroleh pusaka ini. Kedua. setelah mendapatkan
barang tersebut kau pasti akan mencari suatu tempat yang
tersembunyi untuk berlatih coba pikirlah dari mana bisa
datang mara bahaya ?"
"setelah ayahmu mendapatkan barang pusaka tersebut,
mengapa ia tidak menyelidiki ilmu silat yang tertera diatas
benda tersebut?" tiba2 Lam Kong Pak bertanya dengan
nada kurang paham,
"Bagaimana kau tahu kalau mereka tidak
mempelajarinya?" Mendadak Lam Kong Pak
mencengkeram sepasang lengan gadis itu dan
menggoyangkan berulang kali, dangan nada terharu
serunya: "Kau benar2 bisa bantu aku mendapatkan Payung
sangkala itu ?"
Terhadap tindakan yang kasar dari sang pemuda,
bukannya marah Cioe Cien cien malah merasa kegirangan
setengah mati. Ia merasa tindakan kasar barulah merupakan tindakan
seorang lelaki sejati, justru perbuatannya ini mendatangkan
rasa tenteram bagi dirinya.
sudah tentu ia tidak akan paham, Mengapa manusia
cerdik macam Lam Kong Pak setelah hidup tujuh belas
tahun masih belum tahu juga akan soal percintaan.
Keadaan yang sebenarnya, sejak kecil ia mengikuti
gurunya hidup ditengah gunung yang sunyi, setiap hari
hanya berkawan dengan pohon dan binatang,jangan
dikatakan kawan perempuan sekalipun kawan lelakipun
hanya gurunya seorang.
Tercium bau lelaki yang merangsang dan merasakan
pula kekekaran badannya, Cioe Cien Cien mulai terdorong
oleh hawa napsu, bagaikan seekor kambing ia pejamkan
matanya dan mengangkat bibirnya yang kecil ke atas.
Lam Kong Pak pun dibikin terpesona, ia merasa
pinggangnya yang ramping dan mulus walaupun sedikit
kekurusan tapi wajahnya yang ayu dan menarik sangat
memikat hati. = = (halaman hilang) = =
"Apa" kau hendak pergi ?" seru Cioe Cien cien sangat
terperanjat hatinya bagaikan disiram dengan segentong air
dingin. "Benar. aku hendak pergi. . . cuma. . . cuma. . . " untuk
beberapa saat ia dibikin gelagapan.
"Cuma. . . aku berharap kau bisa berpikir sedikit lebih
terbuka. jangan terlalu mengikuti napsu sendiri" kata Lam
Kong Pak dengan nada menyesal.
Ucapan ini membuat Cioe Cien cien jadi kebingungan, ia
tidak mengerti apa yang sedang dimaksudkan pemuda
tersebut. "Kenapa aku jangan mengikuti napsu sendiri ?"
"Aku tahu aku telah berbuat salah. apakah kau tidak
ingin memaafkan diriku" Aku tidak bermaksud berbuat
begitu" Cioe Cien cien dibikin semakin keheranan lagi, sambil
gelengkan kepala ia menghela napas panjang.
"Kau telah berbuat kesalahan apa ?"
"Walaupun sejak kecil cayhe dibesarkan ditengah
pegunungan yang sunyi dan terpencil dari keramaian dunia,
tapi banyak sudah kitab serta ajaran2 Nabi yang kubaca,
dan kuketahui bahwa berbuat sesuatu dengan memaksa
tanpa minta ijin terlebih dahulu dari siempunya adalah
suatu perbuatan yang salah. . .tadi. . .tadi. . .aku. . .aku
telah mencium dirimu. . .hal ini . , ."
Watak Lam Kong Pak yang ke-kanak2an serta berhati
jujur semakin memabokkan cioe Cien Cien dalam dunia
asmara. ia percaya lelaki macam inilah baru sesuai untuk
dijadikan suaminya.
Dengan gemas ia melirik Sekejap kearah Lam Kong Pak.
kemudian sambil berjalan mendekati pemuda itu ujarnya
halus: "ORANG bodoh, kau benar2 kutu buku cinta kasih laki
perempuan timbul dalam pikiran yang suci. bahkan para
Nabi pernah mengatakan pula. Cinta yang muncul dari
pikiran yang bersih, itu sopan. asalkan percintaan kita
dijalankan menurut aturan dan tidak ugal2an. apa yang
perlu kau takuti lagi. . . ."
sepasang bibirnya yang kecil mungil tapi merah merekah
sekali lagi diantar kemuka mengecup bibir pemuda tersebut.
Bagaikan dipagut ular berbisa Lam Kong Pak mundur
sempoyongan kebelakang.
"Kalau satu kali tidak mengapa. jangan coba untuk
kedua kalinya.kau. . . kau jangan menyeret aku masuk
kelembah dosa" serunya dengan nada serlus,
saking gemasnya seluruh tubuh Cioe Cien cien gemetar
keras, dengan wataknya yang keras kepala terhadap urusan
apapun sebelum mencapai tujuan ia merasa tidak puas.
"Ayoh enyah. dari sini makin jauh makin baik" teriaknya
serius, biji mata yang bulat indah berputar tiada hentinya.
"sejak permulaan aku sudah tahu kalau kau adalah seorang
manusia yang tidak berbakti tidak setia, bahkan kukuh pada
pendirian sendiri Hmmm, dalam kolong langit saat ini
kecuali memperoleh payung sangkala untuk dipelajari ilmu
sakti yang tercantum disana aku rasa hanya ada seorang
manusia aneh saja yang bisa bantu kau menuntut balas. . .
," "Eeeei, . . kau jangan sembarangan menuduh diriku"
teriak Lam Kong Pak keras, dengan hati tergetar. "Mana
mungkin aku salah siorang yang tidak berbakti seorang
yang tidak setia?"
"Heee ....heeee . . .heee . . . Kematian gurumu yang
mengerikan sampai kini siapakah pembunuhnya pun kau
masih belum tahu, kau tidak dapat menahan penderitaan,
tidak mau bersusah pajah mendapatkan Payung sangkala
untuk balaskan dendam gurumu, lupa leluhur sendiri ini
namanya tidak berbakti asal usulmu tidak jelas. masih
hidupkah orang tuamu kau tidak tahu. orang itu dikolong
langit tak ada yang tidak mengharapkan puteranya berhasil
mencapai cita2 tapi kau kepandaian silat belum berhasil
sudah bagaikan kepala harimau ekor ular, menganggap diri
sendiri paling pintar. ini namanya tidak setia. coba kau pikir
apakah perkataan siauw moay ngaco belo tidak karuan?"
seketika itu juga keringat dingin mengucur membasahi
seluruh tubuh Lam Kong Pak seraya menjura katanya
"Nasehat emas dari Cioe moay benar2 membuka kebebalan
otakku siauw-heng merasa berterima kasih sekali. tadi kau
mengatakan kecuali memperoleh payung sangkala masih
ada seorang manusia aneh yang bisa membantu siauw-heng
membalas dendam, entah siapakah orang itu?"
"Itupun hanya merupakan dugaan siauw-moay belaka"
perlahan2 cioe Cien cien putar badan membelakangi
pemuda tersebut. "Padahal sampai tingkat yang
keberapakah silat yang dimiliki simanusia aneh ini jarang
seorangpun yang tahu. apalagi selama hidup paling suka
dengan harta kekayaan. jikalau ditinjau dari keadaanmu
saat ini."
"siapakah sebenarnya orang itu ?"
"Dalam Bu-lim ada beberapa orang jago top yang boleh
dikata merajai dunia persilat mereka adalah sam Ciong, su
Hang, it Kia, Tang Phu atau tiga orang miskin, empat orang
kaya dan seorang pemilik pegadaian. ayahku merupakan
pentolan dari keempat kaya. sedangkan suhumu walaupun
termasuk dalam lingkungan delapan orang top tapi
kepandaian silatnya tidak lebih hanya dideretan paling
bawah diantara tiga orang miskin, jikalau dikatakan siapa
yang memiliki kepandaian silat paling linggi diantara


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka maka dialah simajikan pergadaian Bu lim dan orang
yang siaw-moay maksudkan tadi adalah si Majikan
pegadaian Bu-lim ini "
"Apakah simajikan pegadaian Bu-lim tidak punya nama
?" "Jika manusia tentu punya nama hanya saja dalam
kolong langit saat ini cuma berapa gelintir orang saja yang
benar2 tahu siapakah namanya "
"Kenapa ia dinamakan simajikan pegadaian Bu-lim?""
"Pegadaian Bu-lim lain halnya dengan pegadajan yang
sering kau temui dalam pasar2 karena pertama. jikalau
bukan barang pusaka atau harta tak ternilai harganya tidak
akan diterima. kedua jikalau bukan batok kepala jago
kenamaan dalam Bu-lim tidak diterima. mau gadaikan
kepala sendiri boleh mau gadaikan kepala orang lain juga
boleh tapi semuanya harus manusia2 ternama pada waktu
itu. atau barang2 pusaka serta benda berharga melebihi
sebuah kota"
"Aku masih tidak mengerti" seru Lam Kong Pak geleng2
kepala sehabis diterangkan oleh gadis tersebut.
"Dasar kau memang otak babi, meskipun diterang2kan
juga percuma saja" Teriak Cioe cien cien sambil mengerling
sekejap kearahnya "Aku beri tahu lagi kepadamu misalnya
saja kau percaya tidak bertenaga untuk membalas sakit hati
suhumu. maka kau boleh pergi kepegadaian Bu-lim untuk
menggadaikan sejumlah harta karun yang kira2 nilainya
dengan barang yang kau inginkan, jikalau ia merasa
harganya cocok dan bakal dapat untung maka mereka akan
wakili dirimu untuk balaskan dendam. cuma bunganya
terlalu besar jikalau dalam waktu yang singkat kau tidak
dapat memberikan uang gadai yang telah ditentukan maka
kau sendiri pun bakal mati"
"Oooouw. . . oooouw. . . .berita hangat, berita aneh.
belum pernah aku dengar berita macam ini. . ." Teriak Lam
Kong tercengang.
"Jika kau pingin menggadaikan batok kepalamu untuk
ditukar dengan batok kepala musuhmu. maka bunganya
makin besar lagi. sedikit bergerak sudah minta dua laksa
tahil perak, sudah tentu inipun tergantung berharga
tidaknya batok kepalamu itu "
Tidak terasa Lam Kong Pak dibuat berdiri tertegun habis
mendengar perkataan itu, ia memang pernah mendengar
persoalan mengenai 'sam Ciong su Hong it Kia Tang phu'
tapi belum pernah tahu bila Pegadaian Bulim benar2
misterius dan menyeramkan.
"Menurut pandangan siauw-heng, simajikan pegadaian
ini pasti bukan manusia baik2" seru pemuda she Lam Kong
itu kemudian, "Pepatah mengatakan tiga tahun membuka pegadaian
sekalipun potong kepala juga untung. siapa yang bilang dia
manusia baik-baik"
"Hmmm sekalipun orang ini bisa bantu siauw-heng
membalas dendam, siauw-heng pun tidak pingin pinjam
tangannya. tujuan orang ini membuka pegadaian apakah
ingin merajai kolong langit ?"
"Cara mu berpikir, seperti pula cara orang lain berpikir.
tapi siauw moay tidak berpendapat demikian"
"Menurut Cien- moay apa tujuannya?"
"Berambisi besar untuk merajai seluruh Bu-lim dibawah
injakan telapak kakinya."
"Buka pegadaian juga bisa menguasai Bu-lim?"
"Kenapa tidak bisa" seru Cioe Cien cien dingin. "Dengan
modalnya yang amat tebal ia bisa membeli jago2 lihay dari
seluruh kolong langit untuk jual nyawa buat dirinya. apalagi
satu2nya tujuan yang selalu diincar adalah Payung sangkala
barang pusaka Bu-lim itu "
"Aaaah iapun mengincar Payung sangkala ?"
"sudah tentu barang siapa yang bisa mendapatkan
payung sangkala maka ia bisa memerintah seluruh kolong
langit siapa yang tidak kepingin ?"
"Jikalau kepandaian silatnya betul2 lihay orang2 bu-lim
pada tahu jika payung sangkala itu berada ditangan
ayahmu, kenapa tidak turun tangan merampok?" tanya
Kong Pak tidak mengerti.
"Hmnm bagus sekali pertanyaanmu cuma jikalau urusan
sebegitu gampangnya aku rasa perkampungan Toa Loo san-
Cung malu disebut pentolan dari empat manusia kaya"
"CIEN MOAY, bilahkan kau memberi penjelasan"
"Walaupun simajikan pegadaian Bu-lim sangat lihay tapi
ia tidak ingin saling bermusuhan dengan orang2
perkampungan Toa Loo san cung, hal ini dikarenakan jago2
lihay yang ada dalam perkampungan sangat banyak
bagaikan mega, sekalipun ia kerahkan semua naga yang
dipunyai juga tak bakal bisa mengembalikan modal yang
telah dikeluarkan, sekalipun ia berhasii dapatkan payung
pusaka itu tapi kedudukannya akan diketahui orang, inilah
sebab2 utama mengapa perkampungan kita bisa aman
tenteram" IA BERESKAN rambutnya yang terurai lalu
sambungnya: yang kedua. dalam dunia kangouw baru telah kedapatan
ada tiga orang jago lihay mati termasuk suhumu, siapapun
tidak tahu siapakah pembunuhnya dan simajikan pegadaian
ternyata sudah mengeluarkan kata2 sumbar katanya ia ingin
menyelidiki siapakah pembunuh tersebut dan kemudian
melakukan pembalasan dendam. tapi untuk membicarakan
barter ini jika tidak ada pusaka dari Bu-lim ia tidak mau
ambil gubris"
"Apa yang kau maksud sebagai pusaka Bu-lim?"
"Coba kau pikir sendiri "
"Apa mungkin payung sangkala" teriak Lam Long Pak
dengan hati tergetar.
"Benar. . .benar. . . karena itulah merebut payung
sangkala adalah rencana pertama darinya dan menguasai
seluruh Bu-lim baru merupakan tujuannya yang terakhir"
kata Cioe cien cien sambil tersenyum.
"Heeee. . . heeee. . . . .heeeee . . , jika ada orang yang
berhasil mendapatkan payung sangkala tersebut dan tidak
ingin diserahkan kepadanya, lalu apa yang bakal terjadi?"
"Tidak ingin bekerja sama dengan dirinya berarti tidak
berhak mendapatkan payung sangkala. kecuali seorang. . .
." "siapa?"?"
"Seorang manusia yang tidak kenal budi, pura2 bisu dan
tuli" "Maksudmu aku ?" tidak terasa lagi pemuda itu tertegun,
"Ehmm ...."
"Aku .... aku suka padamu ..... cuma . , . . cuma takut . .
." Cioe Cien cien langsung melingkarkan lengannya
kepinggang Lam Kong Pak kemudian menarik badannya
sehingga sama2 terjatuh keatas pembaringan dan saling
bertindihan. Empat lembar bibir bagaikan bara yang mengangah
saling menempel satu sama lainnya, mereka hanya
merasakan badannya seperti melayang ditengah awang2.
Ruang udara makin lama semakin kecil, waktupun
bagaikan berhenti. hanya dua lembar jantung mereka
berdebar tiada hentinya mereka benar2 dilelap oleh asmara
sehingga suara kentongan diluar jendelapun tidak
kedengaran lagi.
Mereka saling menghangatkan badan lawan jenisnya,
saling meraba, saling berpelukan hingga sinar sang surya
lenyap dari jagat malampun menjelang datang.
Dangan malasan akhirnya Cioe cien cien mendorong
badan Lam Kong Pak yang menindihi badannya
kesamping, lalu bangun berdiri membereskan pakaiannya
yang setengah terbuka dan bangun berdiri
"Nanti sewaktu memberi ucapan selamat kau harus berhati2"
ujar cioe cien cien memberi peringatan. "sehabis
pemberian selamat masih ada acara panggung dan musik.
kau sebagai seorang nyonya muda yang baru masuk
kekampung kemungkinan besar harus menemani sang
mertua sampai waktunya kurangi pembicaraan- semuanya
biar aku yang jawabkan sehingga jangan sampai diketahui
jejakmu." "Terima perintah "
Mereka berdua setelah saling berunding beberapa saat
lalu ber-sama2 turun dari loteng dan menuju kesebuah
ruangan besar. Ruangan tersebut besarnya tidak sampai beberapa puluh
tombak. diatas dinding sebelah depan tergantung sebuah
layar dengan tulisan 'so' yang amat besar, dua batang lilin
setinggi tiga depa dengan besar selengan bocah berdiri
dikedua belah sisi meja sembahyang.
Didepan meja sembahyangan duduk tiga orang laki
perempuan berdua setengah baya, ya lelaki berusia empat
puluh tahunan, mata besar alis tebal dan memancarkan
cahaya yang tajam. Wajahnya bersih tak seujung
rambutpun yang kelihatan.
Dikedua belah sisinya duduk dua orang hujien yang
berusia tiga puluh lima enam tahunan, wajahnya rata2
sangat cantik, orang yang ada disebelah kanan punya wajah yang rada
mirip Cioe Cien cien, tentu dialah ibu gadis tersebut, orang
yang ada di tengah adalah Toa Loo san cung cungcu cioe
cie Kang. dan disebelah kirinya adalah nyonya kedua, ibu
dari cioe lh Boen-
Dibelakang ketiga orang itu berdiri tujuh orang nyonya
muda yang rata2 berwajah cantik, merekapun berdandan
sangat menyolok.
Waktu itu tamu yang hadir dalam ruangan sudah ada
ratusan orang lebih, meja perjamuan sudah diatur dan para
tetamupun sedang minum arak.
Lam Kong Pak belum pernah menemui keadaan macam
begini, tanpa terasa jantungnya ber-debar2 karena ia tahu
asalkan urusan gagal maka sekalipun punya sayap belum
tentu bisa terbang lepas dari perkampungan Toa Loosancung
ini. Mendadak terdengar suara merdu, Cioe Ih Boen
bagaikan seekor burung walet melayang kedepan langsung
mencekal tangan Lam Kong Pak erat2.
"Enso baru. kau betul2 cantik," teriaknya berulang kali.
"Cuma. . . ."
"Cuma kakinya rada besaran dikit bukan begitu?"
sambung cioe Cien cien dengan cepat. "Hmmm baru
pertama kali bertemu dengan orarg lain penyakitmu sudah
kumat kembali."
"Enso baru kau tidak akan menyalahkan aku bukan?"
seru Cioe Ih Boen cepat2 sambil perlihatkan muka setan-
"Padahal kaki enci inipun tidak kecil"
"Aaaaaah. . . .Boen-moay terlalu menggoda. . . ." seru
Lam Kong Pak lirih, buru2 ia menjura.
sembari berkata diam2 Lam Kong Pak melirik sekejap
kearah Cioe Ci Kang sang cungcu dan kebetulan sekali Cioe
Cungcupun sedang memandang kearahnya dengan tajam
tak terasa lagi pemuda ini merasakan hatinya tergetar keras
dan buru2 tundukkan kepala.
saat inilah ia baru berasa tercengang, pikirnya: "ini hari
Cioe Ci Kang sedang merayakan ulang tahunnya yang
keenam puluh, mengapa wajahnya kelihatan seperti baru
berumur empat puluh tahunan?"
Dengan dibimbing oleh Cioe Cien cien serta Cioe Ih
Boen, perlahan Lam Kong Pak berjalan mendekati Cioe Ci
Kang, ratusan pasang mata dari jago yang hadir dalam
ruangan pun ber-sama2 dialihkan keatas wajah pemuda she-
Lam Kong itu Wajahnya pada waktu ini penuh diliput rasa malu, cuma
rasa malu ini bukan rasa malu dari seorang gadis melainkan
suatu sikap tidak tenteram dari seorang lelaki didalam
penyaruannya. "ooouw. . . nyonya muda ini cantiknya sih cantik. cuma
sayang perawakannya terlalu tinggi" kedengaran ada orang
memuji dengan suara lirih.
"Jika perawakannya tidak tinggi, bagaimana bisa
menandingi sepasang kakinya yaang ada sembilan coen
itu?" sambung yang lain dengan nada menggoda.
Cioe Ih Boen tak tahan geli ia tertawa cekikikan, padahal
Lam Kong Pak serta Cioe Cien cien pun hampir2 tertawa
kegelian, Untuk menutupi sikapnya yang kurang sopan tadi Cioe
Ih Boen segera bersuara kearah ayahnya dengan suara
keras^ "Tia, Enso baru kita datang menghaturkan selamat
kepadamu" Sembari berkata mereka bertiga sama2 jatuhkan
diri menjura. Cioe Ci Kang melirik sekejap kearah Lam Kong Pak lalu
suruh mereka ambil tempat duduk.
Toa Hujien- yaitu ibu dari Cioe Cien cien segera
mencekal tangan Lam Kong Pak erat2 seraya berkata:
"Aaaaah . , . , kau benar2 susah aku dengar cien cien telah
salah melukai dirimu sehingga mengakibatkan kau
keguguran. Heeeei. . .setiap hari dari pagi sampai malam
aku kepingin menggendong cucu, tidak disangka. . . ."
Bicara sampai disitu ia lantas menjawil kening cioe Cien
cien dengan dengan gemas "semuanya kaulah sibudak
lancang telah mencelakai cucuku ... ."
Dalam sekejap mata ketujuh orang nyonya cantik yang
berada dibelakangpun pada mengerumun membicarakan
kaki memuji kecantikan nyonya muda ini. bahkan terutama
sekali memperhatikan beberapa kejap kearah sepasang kaki
Lam Kong Pak yang besar itu
semua tamu telah ambil tempat duduk. Lam Kong Pak
serta kedua orang gadis itu pun bergabung jadi rata meja
dengan cioe Ci Kang suami isteri, sedang ketujuh orang
nyonya muda lainnya berkumpul jadi satu meja sendiri.
"Enso kita hormati dulu ayah ibu dengan secawan arak
kemudian biar siauw moay yang wakili kau meneguk." kata
Cioe Cien cien sambil angkat teko araknya, "Badanmu pada
saat ini masih lemah tidak dapat terlalu lama disini. aku


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rasa Tia dan ibu pun tak akan menyalahkan dirimu."
Lam Kong Pak sambil membawa teko arak berjalan
kesisi Cioe Ci Kang bertiga untuk penuhi cawan mereka
lalu penuhi pula cawan dari Cioe Cien cien serta Cioe Ih
Boen setelah itu baru balik ketempat semula, kepalanya
tertunduk rendah2 tapi secara samar2 ia merasa sepasang
mata Cioe Cung cu yang tajam sedang memperhatikan
dirinya terus menerus membuat hatinya merasa sangat tidak
tenang cioe ci Kang melirik sekejap kearah Toa Hujien yang
diikuti nyonya itu mengangguk pula kearah seorang nona
muda diantara ketujuh orang itu
seorang nyonya muda yang berusia lebih tua mungkin
isteri pertama dari Cioe It Tan sambil membawa cawan
araknya meninggalkan perjamuan mendekati Cioe Ci Kang
serta kedua orang isterinya untuk memberi hormat
kemudian berjalan pula kesisi Lam Kong Pak. "cici. biarlah
siauw moay hormati secawan arak untukmu^" katanya.
Dalam hati Cioe Cien cien punya perhitungan sendiri,
melihat tindakan nyonya muda itu alisnya lantas
dikerutkan- "Enso baru saja keguguran, lebih baik Toa-so bebaskan
saja penghormatanmu ini"
"Toa- moay terlalu banyak kuatir, teringat sewaktu
Ensomu memasuki tempat ini untuk pertama kalinya Toamoay
belum pernah bersikap terlalu baik kepadamu"
Sembari berkata ia benturkan cawannya keatas cawan
Lam Kong pak kemudian sekali teguk menghabiskan isinya.
Lam Kong Pak kontan merasakan arak dalam cawannya
panas mendidih, hampir saja cawan yang dipegang
terpental keudara, ia tahu dirinya sedang diuji,
Bersamaan waktu itu pula Cioe Cien cien mengerling
sekejap kearahnya. pandangan mata itu saperti sedang
mengatakan jangan sembarangan bergerak.
Kekisruhannya terjadi dalam sekejap mata terdengar
Lam Kong pak menjerit tertahan, pura2 menunjukkan sikap
kaget dan ketakutan ia lepaskan cawan ditangannya.
Dengan adanya kejadian ini sinar mata Cioe Ci Kang
serta kedua orang Hujienpun jauh lebih lunak dari keadaan
semula. "Aaduuuh. . . sunguh berbahaya. . . ." diam2 seru Cioe
Cien cien dalam hatinya,
Dengan secepat kilat ia gerakkan tangan menerima
cawan tersebut kemudian diletakkan diatas meja.
sedangkan sinyonya muda itu setelah minta maaf
berulang kali balik kembali ketempat semula.
suatu peristiwa yang sangat bahaya dan mengejutkan
pun telah berlalu, Lam Kong Pak tundukkan kepalanya
semakin rendah dibawah teguran pedas dari Cioe Cien cien
kepada sinyonya muda tadi urusanpun dengan mudah
berhasil dikelabuhi.
setelah perjamuan selesai, Cioe Giok Kang dengan
memimpin beberapa ratus orang tetamunya menuju
kesebuah lapangan rumput yang luas, Diatas tanah lapang
itu berdiri sebuah panggung tonil, rombongan pemain
musikpun sudah mempersiapkan dirinya diatas Panggung
siap menghibur para tamunya.
Diatas sebuah panggung kecil tepat berada dihadapan
panggung permainan duduk cioe ci Kang dengan diapit
kedua orang hujiennya disebelah kiri kanan.
cioe cien cien duduk disisi Toa Hujien sedang cioe ih
Boen duduk disisi Jie Hujien ditambah Lam Kong Pak
delapan orang nyonya muda duduk berdempetan disebelah
belakang dan kebetulan pemuda she-Lam Kong duduk tepat
dibelakang cioe cien cien.
sejak kecil Lam Kong Pak hidup ditengah gunung yang
sunyi. belum pernah ia menonton permainan musik macam
begini. sudah tentu saat ini hatinya dibuat kegirangan.
Diatas panggung permainanpun dibagi jadi pokok acara.
Acara pertama berjudul Cah Go acara kedua Cian chee
Pauw acara yang ketiga Hong Ih Teng, Dua orang busu
berusia setengah baya dengan perawakan tinggi besar, sinar
mata memancarkan cahaya tajam sedang bermain diatas
panggung jelas kedua orang itu memiliki dasar tenaga
lweekang yang luar biasa.
Agaknya Cioe Ci Kang sangat memperhatikan kedua
orang Bu-su tersebut, tapi Lam Kong Pak yang ada
dibelakang tak berhasil mengetahui bagaimanakah
perubahan wajahnya pada saat ini.
Pada wakta itu mendadak Cioe Cung-cu membisikkan
sesuatu kepada Toa Hujien yang diikuti nyonya besar ini
alihkan sinar matanyaa keatas panggung lalu mengangguk
memberikan reaksinya.
Cioe Cien cien yang bersandar dalam pangkuan ibunya
segera bertanya dengan suara lirih, "Maa. . .tadi Tia
membicarakan apa dengan dirimu ?"
"Tia-mu bilang kedua orang Boe-su ini pasti bukan,
rombongan pemain musik. kemungkinan besar mereka
punya asal usul yang mencurigakan"
apapun pembicaraan itu dilakukan dengan suara rendah,
tapi Lam Kong Pak yang ada dibelakangnya dapat
mendengar perkataan tersebut dengan, sangat jelas sekali.
"Maksud Tia diantara pemain musik itu sudah
terselundup orang2 yang mengadung maksud tidak baik
terhadap keselamatan perkampungan kita. . . .?" tanya gadis
itu kembali. "Jikalau memang benar demikian. maka ini berarti
kunang2 menubruk api mental mati berdiri sendiri tapi
kejadian itupun bukannya tidak mungkin"
"Perkampungan Toa Loo san-cung angker bagaikan
sarang naga gua macan, siapa yang berani mencabut kumis
harimau?" "Kau anggap dikolong langit saat ini selain si majikan
Pegadaian Bu-lim tak ada yang memiliki kepandaian silat
diatas ilmu mencengkeram Boe Khek Hek Hong cau
ayahmu?" "Didepah mata masih ada seorang "
"siapa ?"
"Ilmu sakti Long Thian it ce siang lik mama bukankah
jauh lebih hebat satu tingkat daripada ilmu mencengkeram
Boe Khek Hek Hong cau dari Tia?" seru Cioe Cien cien
manja. "Lebih tinggi sih lebih tinggi, tapi dikolong langit banyak
terdapat jago iihay, siapa yang berani mengatakan dirinya
sebagai jago nomor satu dari Bu-lim"
"Jikalau kita berhasil mempelajari ilmu silat yang tertera
diatas payung sangkala, apakah kita berhasil merajai
seluruh Bu-lim tampa tandingan ?"
"Mungkin hampir mendekati. . ."
"Aku dengar katanya Payung sangkala disimpan oleh
Mama, apa benar?"
"Budak apa maksudmu menanyakan persoalan ini?" seru
Toa Hujien dengan hati tergetar keras.
"Maaa. . . aku mau" kembali Cioe Cien cien berseru
manya sambil jatuhkan diri kepangkuan ibunya.
"sudah demikian besar setelah menemukan orang yang
cocok mungkin sebentar lagi bakal kawin. kenapa sifatmu
masih seperti bocah cilik saja. . . ."
cioe cien cien memeluk ibunya semakin kencang,
tangannya dengan seperti tidak sengaya meraba sekitar
badannya. "Ayoh duduk dulu yang baik. biar aku beritahu
kepadamu" semangat Cioe Cien cien segera berkobar ia duduk
dengan tenang dan perhatikan ibunya dengan seksama,
"Barang pusaka ini sudah tentu aku yang simpan" kata
Toa Hujien dengan ilmu menyampaikan suara, "Tapi dalam
urusan ini kecuali kau seorang siapapun tidak tahu bahkan
ayahmu serta Jie Niopun tidak tahu"
"Pusaka tersebut luar biasa hebatnya, lebih baik jangan
Mama bawa disaku. . . ."
"Bocak bodoh. barang pusaka ini tak mungkin bisa
dimasukkan kedalam saku. mana bisa dibawa dalam
badan?" Mendadak suara gembrengan bergema memecahkan
kesunyian, kiranya acara 'sam Cah Go' sudah selesai. kedua
orang boe-su itu setelah berjumpalitan beberapa kali melirik
sekejap kearah Cioe Ci Kang, kemudian baru
mengundurkan diri masuk kedalam panggung
Cioe Ci Kang agak tertegun, tapi sebentar kemudian
suatu senyuman yang menyeramkan berkelebat diatas
wajahnya. suara gerabrengan yang gencar kembali berbunyi
memekakan telinga, acara kedua 'Kiem chee Pauw' telah
dimulai. Dari balik horden panggung muncul seorang lelaki
berkulit macan tutul, wajah persegi mata memancarkan
cahaya hijau dengan sepasang garpu besar tertancap
dipunggung muncul diatas panggung.
SETELAH suara tepukan riuh bergema memenuhi
angkasa. si Kiem Chee Pauw melirik sekejap kearah cioe
Kang. suasana diatas panggung maupun bahwa panggung
mulai diliputi ketegangan, karena acara 'Kiem Chee Pauw'
ini cukup ramai ditonton, semua orang baik Boen maupun
Boe sama2 pusatkan seluruh perhatiannya ketengah
panggung. Ditengah suasana yang tegang, menyesakkan napas.
suatu senyuman dingin yang menyeramkan berkelebat
diatas wajak Cioe Kang sambil memperhatikan perubahan
acara diatas panggung ia berdiam tak goyang.
Kembali suara tambur serta gembrengan seraya
membetot hati berkumandang pecahkan kesunyian, pintu
horden terbuka disusul munculnya si Kauw Toh Thian
dengan membawa toya emasnya, begitu ia berkelebat keluar
keatas panggung suasana disekitar Sana samakin sunyi lagi,
bagaikan napas semua orang ikut berhenti.
Pada saat munculnya lakon Kauw Teh Thian itulah si
Kiem Chee Pauw yang sudah ada dipanggung
menggerakKan sepasang garpu bajanya lalu disambit
kearah sang kera sakti,
sedang yang sebuah lagi sambil dipegang kencang
ditangan tiba2 ia putar badan dan dilemparkan kearah dada
Cioe Ci Kang itu cung-cu dari perkampungan Toa loo san
cung dengan menimbulkan suara yang menulikan telinga.
Perubahan yang terjadi secara mendadak ini seketika
membuat suasana berubah gaduh, para tetamu yang sedang
menonton pertunjukkan pada meninggalkan tempat duduk
dan bubar kebelakang.
Ketika senjata garpu baja tadi mencapai kurang lebih
lima depa dari depan dada, mendadak dengan
menimbulkan suara keras memecah diri jadi tiga bagian
secara terpisah mengancam jalan darah 'sian Kie' diatas
tubuh kedua orang hujien serta yang tengah menghajar
tubuh Cioe Ci Kang. "Aaaaah. . . senjata garpu Cu Bo Lie
Hun cha" Tak kuasa lagi Cioe Ci Kang meloncat bangun siap
melancarkan tangkisan untuk menangkap datangnya
serangan. tapi belum sempat ia melakukan suaru gerakan,
mendadak Kauw Teh Thian yang ada diatas panggung
sudah berseru berat kepada Kiem Chee Pauw: "Hidangan
senjata" Bila dibicarakan rada terlambat tapi waktu itu keadaan
berubah sangat cepat sekali,
Kiem Chee Pauw angkat tangannya ketika batang senjata
garcu tadi dengan menimbulkan suara keras merapat
menjadi satu dan meiuncur balik ketangan orang itu
Dengan gaya ikan gabus meletik ia mencelat ketengah
udara, senjata garpunya sekali lagi disambit keluar
mengarah wajah si Kauw Teh Thian.
Melihat kejadian itu para penonton dibawah panggung
jadi melengak dibuatnya, mereka tidak tahu permainan apa
yang sedang berlangsung bahkan sampai Cioe Ci Kang
sendiripun berdiri tertegun dibuatnya.
si Kauw Teh Thian tidak berkelit maupun menghindar,
mulutnya dipentangkan lebar2 sepasang tangan ber-sama2
menangkap gagang senjata itu lalu digigitnya ujung senjata
garpu tersebut sehingga menimbulkan suara gemerincingan
yang sangat keras,
suara tepuk tangan riuh meledak memenuhi angkasa,
diiringi pujian para penonton Kiem Chee Pauw menyudahi
permainannya, Tapi kedua orang itu tidak langsung masuk kebelakang
panggung, mereka sama2 berjalan kedepan panggung dan
merangkap tangannya menjura kearah Cioe Ci Kango
"Cung-cu berkepandaian sangat tinggi, kecerdikanpun
melebihi orang. dalam merayakan ulang tahun Cung-cu kali
ini hamba sekalian tiada malu telah unjukkan sedikit
permainan jelek harap Cung cu tidak mentertawakan.
semoga saja usia Cung-cu bisa panjang bagaikan gunung
Lam-san, Hok kie bagaikan Lautan timur "
Habis berkata kembali mereka menjura lalu ber-sama2
mengundurkan diri dari atas panggung.
sekali lagi cioe ci Kang dibuat tertegun, tapi sebentar
kemudian ia sudah tertawa ter-bahak2. para tetamu pun
ber-sama2 sorak sorai sehingga membuat suasana jadi amat
ramai. Pada saat ini acara ketiga sudah dimulai seorang dara
cantik berbaju keraton dengan gaya yang sangat
menggiurkan berjalan keluar dari balik panggung.
"ooooouw. . . sungguh cantik gadis ini" tidak terasa lagi
cioe cien cien berseru memuji.
"Jika dugaan ibumu tidak salah, kepandaian silat yang
dimiliki gadis ini jauh diatas kepandaian si Kiem Che Pauw
serta Kauw Teh Thian tadi." kata Toa Hujien lirih.
"Hmmmm tapi jikalau mereka ada maksud menciptakan
kekacauan ditengah perkampungan Toa Loo san-cung
masih terpaut sangatjauh."
Permainan diatas panggung sudah mencapai puncak
ketegangannya, seluruh perhatian para tamu telah terhisap


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semua ketengah panggung.
Tiba2 cioe ci Kang menoleh dan tersenyum kearah Toa
hujien, bisiknya lirih "Lihat saja permainan bagus masih
ada dibelakang "
Lam Kong Pak yang selama ini menonton jalannya
perobahan dengan hati tenang lantas bila Cioe Ci Kang
benar2 seorang yang berwatak licik dan banyak akal. Ia bisa
mengucapkan kata2 tersebut berarti pula sipemain
perempuan itu benar2 mempunyai asal usul yang sangat
besar. Cioe Cien cien yang ada disisi ibunya. sehabis
mendengar perkataan itu lantas pura2 menunjukkan rasa
kejutnya yang bukan main.
"Maaaaa. . .jika pemain perempuan itu mengandung
maksud yang tidak baik, kita harus mengadakan
persiapan2. "
Berbicara sampai disitu ia lantas tempel bibirnya
kesamping telinga Toa Hujien dan ujarnya kembali:
"Payung sangkala tersebut apakah aman berada dalam
kamarmu ?"
"Kamarku sudah diperlengkapi oleh alat2 rahasia yang
sangat berbahaya. sekalipun mereka bisa masuk belum
tentu bisa temukan jalan menuju keruangan rahasia, dan
sekalipun mereka bisa masuk kedalam ruang rahasia belum
tentu bisa keluar lagi "
sekilas senyuman kegirangan berkelebat diatas wajah
Cioe Cien cien, ia adalah seorang gadis yang teliti,
walaupun pada hari2 biasa sewaktu Toa Hujien membuka
ruang rahasianya selalu menggunakan waktu tak ada orang
tapi sering kali ia mecuri lihat, maka dari itu terhadap ruang
rahasia tersebut ia sudah paham delapan sembilan bagian.
Tidak jeri harimau melahirkan tiga ekor anak. justru
yang ditakuti manusia berhati cabang. Toa Hujien sama
sekali tidak menduga kalau puterinya sendiri bisa turun
tangan mengkhianati dirinya.
Permainan 'Hong Hi Teng' diatas panggung sudah
mencapai puncaknya, si Lie Poh serta Tong cuo sama2
mengundurkan diri dari Istana dan karena pembicaraan
tidak cocok Lie Poh gusar lantas lemparkan senjatanya
kearah Tong cuo,
suasana dibawah panggung sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suarapun, mereka sama2 .dibuat ikut tegang
mengikuti jalannya cerita.
Tong cuo diatas panggung ketakutan dan buru2
melarikan diri kesamping, senjata tersebut dengan diiringi
suara desiran tajam langsung menghajar kearah cioe ci
Kang. "Hmmm kembali permainan lama"
walaupun para penonton dibawah panggung mempunyai
cara berpikir demikian tapi air muka sang cung cu, Cioe Ci
Kang berubah sangat hebat.
Dalam waktu yang sangat kritis itulah senjata tadi sudah
meluncur datang mengancam badannya.
"Braaaks" diiringi suara ledakan keras senjata tersebut
meleduk dengan sendirinya dan berubah jadi be-ratus2
batang lempengan besi memancar keempat penjuru
bagaikan hujan deras,
Cioe Ci Kang membentak keras, ilmu cengkeraman Boe
Khek Hek Hong cau-nya laksana kilat dikerahkan keluar,
kedua orang hujien yang berada disisinya pun sama2
menggunakan ilmu kepandaiannya mengirim dua gulung
hawa dahsyat menghajar desiran2 lempengan besi itu,
Ketika angin serangan memancar keempat penjuru
menyambut datangnya sambitan lempengan besi tadi.
ketujuh orang nyonya muda yang berada dibelakang cioe Ci
Kang tanpa mengulurkan sedikit suarapun ber-sama2
menyalurkan hawa murninya mengirim satu pukulan
dahsyat kearah Cioe Ci Kang beserta kedua orang
hujiennya. Nama besar sang Toa Lao Cung-cu cioe Ci Kang betul2
bukan nama kosong belaka angin pukulan yang berada
dibelakangnya belum tiba ia sudah merasa urusan tidak
beres segera bentaknya keras "Hati. . . .hati. . . bajingan
dirumah sendiri"
setelah serangannya berhasil pentalkan desiran
lempengan besi, tangan kiri dibalik kebelakang mengirim
satu pukulan Boe Khek Hek Hong cau.
Kedua orang Hujien itupun sama2 putar badan
mengirim pukulan gencar, ditengah suara dengusan
bergema memenuhi angkasa. kiranya dua orang itu sudah
kena dihantam remuk dadanya oleh serangan Tong Thian it
coe siang dari Toa Hujien sehingga mati seketika itu juga.
Dalam sekejap mata suara bentakan keras bergema saling
susul menyusul, bayangan manusia menyambar lewat silih
berganti. pemain2 sandiwara yang berada diatas panggung
tidak sempat ganti pakaian lagi sama2 menerjang kebawah
dengan ganasnya.
Para tetamu yang kebanyakan tidak ingin melibatkan diri
dalam peristiwa ini, menggunakan kesempatan tersebut
buru2 mengundurkan diri dari perkampungan Toa Loo sancung.
Dengan demikian jumlah kekuatan kedua pihak
seimbang, walaupun jumlah pasukan dalam perkampungan
Toa Loo san-cung ada ratusan orang, tapi dikarenakan
sedemikian besar harus tinggal menjaga keamanan
kampung maka jago2 yang ikut terjun dalam kancah
pertarungan terbatas.
Karena inilah dalam waktu singkat mereka tidak berhasil
menguasai serangan tiba2 dari pihak lawan-
Cioe cien cien yang melihat peristiwa itu jadi serba salah
dibuatnya, walaupun pada hari2 biasa ia merasa sangat
tidak puas dengan perbuatan ayah serta engkohnya tapi
bagaimanapun mereka adalah ayah serta engkohnya.
setelah diserang oleh pihak musuh seharusnya ia tidak
boleh berpeluk tangan belaka.
Tapi ia pernah menyanggupi Lam Kong Pak hendak
bantu dia mendapatkan puyung sangkala, jika mau turun
tangan ia merasa inilah suatu kesempatan yang sangat
bagus baginya. Hatinya merasa sangat cemas, pikiranpun bingung. apa
yang seharusnya ia lakukan dalam keadaan seperti ini.
Suara jeritan ngeri, bentakan keras berkumandang tiada
berhenti, mayat sesosok demi sesosok roboh menggeletak
keatas tanah. darah segar muncrat memenuhi permukaan
tanah, suasana berubah sangat menyeramkan-
Agaknya kepandaian silat yang dimiliki si lelaki yang
main sebagai Lie Poh serta sang gadis itu luar biasa. mereka
yang saling bergebrak melawan cioe Ci Kang serta Toa
Hujien untuk beberapa saat belum berhasil ditentukan siapa
menang siapa kalah.
"Ayoh cepat kita pergi" seru Lam Kong pak tiba2 sambil
menarik tangan Cioe Cien Cien- "Jika sekarang tidak pergi.
lain hari tak bakal bisa mendapatkan kesempatan sebaik ini
lagi." sinar mata gadis she Cioe itu sewaktu bentrok dengan
mata pemuda yang jeli membual hatinya membeku, ia
mengangguk lantas berkelebat menuju keperkampungan
sebelah belakang. Lam Kong Pak tidak berani berlaku ayal
lagi iapun mengikuti kencang2 dari belakang,
siapa nyana sewaktu telah berjalan dua buah halaman ia
telah kehilangan bayangan Cioe Cien cien, sedang suara
pertarungan makin lama semakin mendekat. tak kuasa lagi
saking cepatnya ia depakkan kakinya keatas tanah.
Mendadak.... Suara tertawa seram yang menggidikkan hati
berkumandang datang dari belakang punggungnya, dengan
hati kaget Lam Kong pak buru2 putar badan. tapi Sebentar
kemudian ia sudah dibuat berdiri tertegun dengan
kehilangan semangat.
Kiranya Toa Loo cung-cu cioe ci Kang tahu2 sudah
berada dibelakang tubuhnya.
Lam Kong Pak pernah merasakan bagaimanakah
hebatnya ilmu "coe Khek Hek Hong cau" dari cioe cien
cien, ia mengerti dirinya bukan tandingan musuh. mungkin
hanya didalam satu jurus serangan dari cioe ci Kang pun ia
tak bakal sanggup menerima. Tapi pada saat ini ia masih
menyaru sebagai nyonya muda bahkan tidak tahu apakah
cioe ci Kang mengetahui penyaruannya atau tidak. karena
itu pura2 tenangkan hatinya ia menjura memberi hormat.
"Menantu menghunjuk hormat."
Terhadap tindak tanduk cioe ci Kang sudah lama sang
pemuda ini merasa tidak puas oleh sebab itu kata2 Tia tak
sanggup diucapkan keluar. walaupun dalam penyaruan
iapun tidak rela.
Air muka cioe cung cu berubah pucat pasi dan kaku
bagaikan es. tiba2 bentaknya berat, "Kau berasal darimana"
mengapa menyaru sebagai menantu untuk menyelundup
masuk kedalam perkampungan ?"
Lam Kong Pak menjerit kaget dan mundur tiga langkah
kebelakang, sekarang urusan sudah terbukti dan tak
mungkln dikelabuhi lagi,
selagi siap2 ingin putar badan melarikan diri siapa
sangka Cioe Ci Kang yang telah diliputi rasa membunuh
tidak memberi kesempatan lagi baginya untuk meloloskan
diri. Baru saja Lam Kong Pak gerakkan badannya,
pandangan mata terus ber-kunang2 tahu2 urat nadinya
sudah tercengkeram, Diam2 Lam Kong Pak salurkan hawa
murninya coba meronta, tapi bukannya berhasil lolos
sebaliknya aliran darah malah mengalir keatas, delapan
buah urat nadinya sakit mau pecah tidak terasa lagi ia
menghela napas panjang, "Aaaaah. . .habislah sudah...."
Tiba2 suara bentakan berkumandang datang dari luar
tembok berkelebat datang sesosok bayangan manusia yang
bergerak cepat laksaana kilat, belum sempat Lam Kong Pak
melihat jelas wajahnya orang itu sudah tiba kurang lebih
tiga langkah dari Cioe Ci Kang.
sang Cung-cu dari perkampungan Toa Loo sao-cung ini
tidak berani berlaku ayal. buru2 ia lepas tangan dan berdiri
saling berhadapan dengan orang itu.
Ketika Lam Kong Pak meneliti orang itu lebih jelas lagi,
maka dapat dilihat ia bukan lain adalah si dara Cantik yang
mainkan peranan dalam sandiwara panggung tadi. saat ini
dengan sepasang biji matanya yang jeli sedang memandang
kearahnya dengan tajam.
"Jikalau saudarapun datang kemari dengan membawa
tujuan, lebih baik cepat2 mengundurkan diri dari
perkampungan Toa Loo san-cung "
Nada suara dari gadis ini terasa punya suatu daya
pengaruh yang amat besar membuat orang susah untuk
menolak. tapi dasar watak Lam Kong Pak memang keras
dan tidak suka mendengar perintah seorang gadis, segera
sahutnya berat,
"Apa maksud nona berkata demikian ?"
"Suruh kau pergi ya pergi, dengan andaikan sedikit
kepandaianmu sekalipun ditambahi dua orang juga
percuma bukan tandingan dari iblis tua ini. ..."
Lam Kong Pak semakin tidak senang lagi, darah panas
serasa bergolak dirongga dadanya.
"sekalipun cayhe mati berceceran darah dalam
perkampungan Toa Loo san cung nona pun tidak usah
menaruh rasa kuatir."
Bukannya pergi sebaliknya dengan busungkan dada ia
malah maju kedepan siap melancarkan serangan.
sepasang biji mata gadis tersebut dengan jeli melirik
sekejap keatas wajah pemuda itu, akhirnya ia tertawa
hambar. "semangat jantan sih bolah juga, hanya otaknya sama
sekali tumpul dan tak berisi, singkirkan soal dendammu.
aku tak takut susah payah kawanmu itu pun bakal sia-sia
belaka?" "siapa?"
"Kau pikirlah sendiri temanmu yang menempuh bahaya
mencarikan barang pusaka untukmu."
Mendengar perkataan itu Lam Kong Pak baru
merasakan hatinya tergetar sangat keras ia tidak menyangka
perempuan ini bisa mengetahui asal usulnya bahkan jika
didengar dari nada ucapannya seperti telah mengetahui pula
hubungannya dengan cioe Cien cien bagaikan melihat jari
tangan sendiri.
Diam2 ia menghela napas panjang, pikirnya " Hampir
saja karena mengikuti golakan napsu telah me-nyia2kan
jerih payah Cien- moay,jikalau perempuan ini sudah tahu
asal usulku tentunya bukan manusja biasa. jika saat ini aku
tidak pergi mau menunggu sampai kapan iagi ?"
Buru2 ia rangkap tangannya menjura dan berkata dengan
nada serius "Nona bisa menunjukkan jalan kebenaran
untukku, cayhe merasa sangat berterima kasih sekali, kita
berpisah dulu sampai disini."
"Kemana kau hendak pergi?"Bentak Cioe Ci Kang gusar.
"Cepat pergi." kembali gadis itu berseru sambil melirik
sekejap kearah pemuda tersebut dengan pandangan aneh.
Tubuhnya sedikit bergerak ia sudah mencegat jalan maju
dari Cioe Ci Kang dan saling bertUkar satupukulan dahsyat
ditengah udara.
Walaupun tubuh gadis tadi kena digetar muudur
selangkah kebelakang tapi sama sekali tidak kelihatan
terluka. "Kau orang apakah manusia dari si pegadaian Bu-lim?"
mendadak Cioe Ci Kang membentak keras.
Gadis itu mendengus dingin, mulutnya tetap
membungkam dalam seribu bahasa sedang sepasang telapak
tiba2 disilangkan didepan dada kemudian per-lahan2
didorong kekiri kanan dengan gerakan yang aneh.
Melihat gerakan telapak yang sangat aneh itu Cioe Ci
Kang merasa sangat terperanjat sekali, sembari
mengumpulkan delapan bagian hawa murninya untuk
melancarkan serangan satu pukulan dengan gerakan Boe
Khek Hek Hong cau teriaknya "oooouw...kiranya kau
berasal dari Benteng Hwe Him Poo...."
Seketika itu juga hawa hitam bergelombang memenuhi
angkasa, suara desiran tajam saling menyambar tiada


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hentinya, "Hraaaaa" diiringi suara bentrokan yang keras pasir dan
debu beterbangan memenuhi angkasa kedua orang itu bersama2
mengundurkan diri tiga langkah kebelakang. tapi
belum berhasil menentukan siapa menang siapa kalah.
Ketika sang gadis tersebut melihat Lam Kong Pak masih
berdiri disana sambil memandang kearahnya dengan melongo2,
kembali ia tersenyum.
"Kau sudah lupa dengan perkataanku?"" tanyanya halus.
"Aaaaaah. . ." kontan Lam Kong pak merasakan hatinya
tergetar keras. "Cayhe mohon diri terlebih dahulu."
Badannya segera berkelebat mennju kebelakang dan
melayang turun disebuah halaman yang luas. tempat ini
berbeda dengan tempat ia datang, keadaan jauh lebih sunyi
dan menyeramkan.
"Apakah tempat inilah merupakan tempat tinggal dari
Toa Hujien". . .." tanyanya dalam hati.
Ketika ia mendongak. dari tempat kejauhan kelihatan api
mengepul membakar bangunan2 perkampungan dengan
ganas. suara bentakan2 serta jeritan kesakitan bergema
datang silih berganti, ia tidak berani berlaku ayal lagi buru2
badannya berkelebat masuk kedalam ruangan. Tiba2....
segulung bau harum menyambar lewat, Lam Kong pak
langsung merasakan urat nadinya kaku dan pergelangan
tangannya sudah dicengkeram seseorang kencang2.
suasana dalam ruangan gelap gulita susah melihat jelas
keadaan disana, ia hanya melihat adanya sesosok bayangan
manusia berdiri dihadapannya.
Tak kuasa lagipemuda itu manghela napas panjang
pikirnya. "Kali ini mungkin aku susah untuk meloloskan
diri dari kematian."
"Kau adalah engkoh Pak?" tiba2 terdengar suara jeritan
seseorang. Mendengar suara orang itu adalah Cioe Cien cien,
pemuda she- Lam Kong inipun jadi kegirangan.
"Benar." sahutnya cepat.
"Cepat ikut aku walaupun siauw-moay mengerti sedikit
keadaan alat rahasia dalam kamar ibuku tapi sudah
setengah harian kucari belum juga kujumpai payung
sangkala tersebut, mari kita periksa sekali lagi"
MEREKA berdua sama2 masuk kedalam ruang dalam,
dengan teliti Cioe Cien2 melakukan pemeriksaan sekali
lagi. lama sekali ia berpikir akhirnya gadis itu melangkah
kearah rak buku dan menarik sejilid kitab yang tebal
kemuka. Dengan menimbulkan suara kareretakkan tiba2 rak buku
yang amat besar tadi meluncur naik keatas.
Melihat hasil perbuatan itu mereka berdua ber-sama2
sorak kegirangan, tampak dibelakang rak muka itu muncul
sebuah ruang kecil yang letaknya sangat rahasia. dalam
ruangan penuh dengan jamrud maupun intan permata yang
tak ternilai harganya, tapi tidak kelihatan juga adanya
payung sangkala diletakkan disana.
Mendadak Cioe Cien cien menuding sebuah peti besar
yang memancarkan cahaya keemas-emasan berada diantara
tumpukan permata. "Mungkin dalam peti ini.. . ." teriaknya
cepat. Tapi tidak ada kuncipun percuma saja, mereka berdua
kembali melakukan pencarian disekeliling ruanganakhirnya
hasil tetap nihil.
TidaK sabaran lagi Cioe Cien cien kerahkan tenaga
menggencet hancur gembokan emas tersebut sehingga patah
jadi dua bagian.
Dengan tangan gemetar lantas dibukanya penutup peti
itu, dalam sekejap itulah hati mereka berdua merasa sangat
tegang susah dilukiskan, terutama sekali Cioe Cien cien-
Demi Lam Kong pak ia tidak sayang untuk bentrok
dengan orang tua sendiri walaupun selama ini terhadap
tindak-tanduk ayah serta engkohnya tidak puas tapi ibunya
sangat sayang kepadanya.
Pikirannya saat ini sangt bingung, ia berharap dalam peti
itu berisikan Payung sangkala sehingga maksud kekasihnya
terkabul. disamping itu iapun berharap isi peti itu bukan
Payung sangkala karena jika benda pusaka ini sampai
lenyap maka ibunya tentu sangat menderita. "Aaaaaah...."
Kedua orang itu ber-sama2 menjerit kaget pikiran pun
jadi mendingin bebarapa bagian.
Kiranya isi peti itu adalah kosong melompong. cioe Cien
cien benar2 merasa amat kecewa, memang pikiran
perempuan paling susah diraba.
Mendadak suara ujang baju tersampok angin
berkumandang datang dari luar halaman, Gadis she Cioe
itu merasa terperanjat, Ia kirim tanda agar Lam Kong Pak
suka cepat2 menerobos masuk ka dalam peti itu,
Tanpa pikir panjang lagi Lam Kong Pak menurut, ia
tahu asalkan tindak tanduk mereka itu diketahui oleh Cioe
Ci Kang suami isteri maka selembar nyawanya tentu bakal
melayang, bukan begitu saja bahkan keselamatan cioe Cien
cien pun bakal terancam.
setelah menerobos masuk kedalam peti, Cioe Cien cien
tutup kembali peti itu dan dicarikan sebuah gembokan emas
untuk mengunci peti tadi. setelah itu tangannya membuat
lubang kecil diatas peti sebagai lubang pernapasan.
meloncat keluar dari ruang rahasia mendorong rak buku itu
balik ketempat asal dan meloncat keluar dari ruangan,
Lam Kong Pak yang berada dalam peti hanya
mendengar suara bentakan keras dari Cioe Cien cien
berkumandang tiada hentinya jelas ia sedang bergebrak
dengan seseorang.
PADA waktu itulah dari jendela sebelah belakang
muncul sesosok bayangan tubuh yang kurus kering
melayang masuk kedalam ruangan.
orang itu berwajah kurus kering bagaikan monyet,
usianya kira2 empat puluh tahunan, gerak geriknya lincah
dan gesit. setelah masuk kedalam rumah ia perhatikan sekejap
suasana disekeliling tempat itu kemudian masuk lebih
kedalam. Agaknya ia merasa sangat hapal dengan keadaan disana,
begitu masuk kedalam ruangan sepasang matanya menyapu
tajam rak buku tersebut, tangannya langsung mencabut
sejilid kitab tipis yang ada disana.
Pendekar Kelana 5 Lencana Pembunuh Naga Karya Khu Lung Kisah Dewi Kwan Im 2
^