Pencarian

Payung Sengkala 3

Payung Sengkala Karya S D Liong Bagian 3


melengak dibuatnya. bukankah serangan ini menggunakan
ilmu telapak 'Lian Tiong sam Yen' milik sin so Cuang Yen"
sedikit pun tidak salah, bahkan serangan demi serangan
makin mendahsyat, pada serangan yang terakhir ia berhasil
menggetar mundur Pek Lie Gong sehingga terdesak
selangkah kebelakang.
Pada dasarnya sipencuri sakti tidak percaya dia adalah
sang Hong Tie, sudah tentu tidak berjaga pula terhadap
serangan ilmu telapak 'Lian Tiong sam Yen' ,justeru karena
dia terlalu pandang rendah kepada pihak lawan.
setelah kena terdesak dibawah angin cahaya muka pun
sirap. ia membentak keras ilmu Pukulan 'san Tian cap sam
sih' langsung dilancarkan dengan sepenuh tenaga.
Ciaaaak Braaaak Braaak kedua orang itu saling bertukar
pukulan sebanyak tiga kali, PeK Lie Cong kena terdesak
mundur tiga langkah kebelakang. air mukanya kontan
berubah hebat. sepasang mata monyetnya ber-api2.
Sedangkan Lam Kong Pak sendiri tegak berdiri, sedikit
pun tidak bergeser. bahkan jika ditinjau keadaannya belum
mengerahkan sepunuh tenaga,
Rasa kejut yang dialami Pek Lie Gong kali ini susah
dilukiskan lagi, pikiran dengan tiada hentinya berputar
terus. Jangan dikata manusia aneh ini bukan anak murid sang
Hong Tie sekalipun suhu dari sinso Cuang Yen pun rasanya
jauh lebih pantas.
Beruntun Pek Lie Gong menerima anak buah serangan
lawan, akhirnya ia sadar dirinya bukan tandingan orang itu.
Tapi dibawah tontonan para hadirin sedemikian
banyaknya, mungkinkah ia menyurut mundur dari atas
panggung" Terpaksa dengan mengepos semangat, sekali lagi ia
terjang kedepan dengan mengeluarkan ketiga buah jurus
terakhir dari ilmu pukulan kilatnya san Tien cap sah sih.
"Braaaak Braaaak Braaaak" kembali tiga kali suara
bentrokan keras bergema memecahkan kesunyian membuat
panggung bergetar keras bahkan permukaan tanah pun
terasa bergetar bagaikan gempa bumi.
Jurus terakhir yang digunakan Lam Kong Pak adalah
Cuang Yen ci Te atau Mahasiswa lulus ujian dari ilmu
telapak 'Lian Tiong sam Yen ciang Hoat',
sejak ia memperoleh bantuan tenaga Iwee-kang dari Coe
Lie Yap serta mempelajari ilmu payung maut 'Mo san sam
sih" baik dalam tenaga dalam jurus serangan telah
memperoleh kemajuan yang pesat. sudah tentu Pek Lie
Gong bukan tandingannya.
Duk, duk. duk." ber-turut2 tubuh Pek Lie Gong kena
didesak mundur delapan langkah kebelakang, lengan
kanannya susah diangkat kembali sedang Lam Kong pak
tetap berdiri tidak goyah.
Pencuri sakti ini mulai menyadari dirinya bukan
tandingan lawan, dengan napas memburu seperti kuda
teriaknya serak: "Bocah ciiik. kau sungguh hebat sekali
Loohu takut dan mengaku kalah, boleh bukan kau sebutkan
asal usulmu ?"
"Maaf soal ini susah kujawab "
"Hmmm Loohu berani memastikan antara kau dengan
sin so Cuang Yen- sang Hong Tie punya hubungan yang
sangat erat. kepandaianmu jauh berada diatas dirinya."
"Pek Lie Gong terlalu memuji Karena siauwte mendapat
instruksi dalam pertemuan ini harap Pek-lieheng suka
memaafkan- dan kini bila kau suka turun tangan- kita
sudahi saja pertarungan kita sampai disini untuk kasih
kesempatan pada yang lain untuk maju lebih jauh"
"Baik"
PEK LIE GONG ber-sama2 Lam Kong Pak melayang
turun dari atas panggung dan balik kekursinya masing2,
Dengan tenangnya Lam Kong Pak menduduki kursi
yang khusus disediakan untuk 'sin so Cuang Yen'- sang
Hong Tie. sinar mata penuh keheranan bermunculan dari
empat penjuru dan ber-sama2 dialihkan keatas tubuhnya.
Terutama sekali Cioe Cien cien ia bangun berdiri hendak
menyapa tapi merasa ragu takut salah mengenali orang lain,
sikapnya serba susah dan rikuh sekali.
Sedangkan Pek Lie Siang membisiki beberapa patah kata
kesisi telinga ayahnya Pek Lie Gong disusul tubuh pencuri
tua itu tergetar keras dan alihkan sinar matanya kemari.
Lam Kong Pak pura2 tidak melihat, sepasang matanya
memandang jauh ketengah angkasa. bagaikan bintang2
dilangit jauh lebih berharga baginya untuk dipandang.
"Tok, Tok. Tok" sitoosu Hauw-to berseru lantang
"Menang kalah diantara sicu berdua sudah jelas tertera,
urutan nama tetap seperti ssdia kala. dan pertemuan
dilanjutkan lebih jauh"
sang gadis dari benteng Hwie Him Too yang menyaru
sebagai Tiauw sian sewaktu ada diperkampungan Toa Loo
san- cung tempo dulu, per-lahan2 bangkit berdiri dan
berjalan kehadapan wasit.
"Liuw Hwie Yen dari benteng Hwie Him Poo
mendaftarkan diri" katanya lembut. Lalu melayang keatas
panggung dan men-jura keempat penjuru. "siauw li Liuw
Hwie Yen mohon petunjuk dari para jago yang hadir disini
" Baju yang dikenakan berwarna putih salju bentuk
badannya laksana bidadari turun dari Kahyangan, ditambah
pula wajahnya cantik menawan hati membuat orang
terpesona dibuatnya.
Waktu itu Lam Kong Pak dapat menangkap
pembicaraan beberapa orang yang ada disisinya dengan
suara lirih. Kiranya sepasang muda mudi dari benteng Hwie Him
Poo ini adalah dua orang jagoan yang termasuk diantara
empat manusia kaya.
Liuw Hwie Yen sigadis manis bergelar Tok so Tiauw
sian atau si Tiauw sian tangan beracun sedang sang
Pemuda itu bernama Liuw Bauw siang dengan gelar 'Giok
Bian wie Tuo' atau si Wie Tuo berwajah Pualam mereka
berdua adalah kakak beradik,
Disebabkan si Tok so Tiauw sian- pernah turun memberi
pertolongan kepada Lam Kong Pak sewaktu berada
diperkampungan Toa Loo san-cung tempo dulu, maka
terhadap dirinya pemuda ini menaruh rasa simpatik.
Mendadak sesosok bayangan hitam bagaikan burung
elang melayang ketengah udara setinggi sebelas dua belas
tombak lalu dengan gerakan Yu Ing Lok swie atau ikan
seriti Masuk keair meluncur kebawah dan tanpa
menimbulkan sedikit suara pun melayang turun tepat
dihadapan si Tiauw sian Tangan Beracun Liuw Hwie Yenorang
ini berwajah halus dengan bibir yang kecil, mata
yang bulat menarik hati. tapi memakai pakaian singset
kaum lelaki, dadanya terepes sedang sepasang kakinya kecil
mungil tidak sampai tiga coensuasana
dibawah panggung kontan menjadi gempar,
sedang air muka Cioe Ci Kang serta 'Giok Bian wie Tuo'
Liuw Hauw siang berubah sangat hebat.
Liuw Hwie Yen yang ada diatas panggung walaupun
berusaha keras untuk mempertahankan ketenangannya tak
urung kelinatan juga sikapnya yang gelisah.
Lam Kong Pak menyadari simanusia aneh lelaki bukan
lelaki, perempuan bukan perempuan ini pasti seorang
jagoan yang punya nama besar, hawa murninya segera
disalurkan mengelilingi seluruh tubuh dan telinganya
dipasang baik2 mencuri dengar pembicaraan dari Cioe Ci
Kang dengan isterinya.
Terdengar cioe Ci Kang berkata dengan nada serius
"orang ini adalah salah satu anggota Im Yang Pat Khie atau
delapan Jagoan Aneh Manusia Banci anak buah majikan
pemilik pegadaian Bu-lim. katanya Im Yang Pat Khie
terdiri dari banci2 semua, tapi kepandaian silat yang
dimiliki teramat lihay. ini hari si Tiauw sian tangan beracun
telah menjumpai dirinya. mungkin tak bakal memperoleh
hasil yang menyenangkan bagi dirinya,"
sebutan 'im Yang Pat Khie' baru didengar Lam Kong
Pak untuk pertama kalinya tapi cukup ditinjau dari sikap
serius para jago ia pun menyadari orang ini kemungkinan
besar susah dihadapi.
"Tok. Tok. Tok." suara ketukan Bok Ho memecahkan
kesunyian, per- la han2 sitoosu Hauw To bangkit berdiri.
"sicu silahkan utarakan nama besarmu "
"Hiiiii-hiiii. ..." Manusia siluman itu cuma tertawa
kegelian saja. ucapan dari Hauw-to sama sekali tidak
digubris. sinar matanya dengan penuh kegenitan mengerling
sekejap kearah Liuw Hwie Yen, kemudian sahutnya
"Gelarmu adalah Tiauw sian, biarlah aku jadi Loe Poohnya.
Loe Pooh mempermainkan Tiauw sian sudah menjadi
buah bibir masyarakat sejak ribuan tahun berselang. nonaku
yang manis. kau bilang betul tidak?".
tangannya dengan cekatan menyambar kemuka hendak
menjawil pipi Liuw Hwie Yen.
"Siluman iblis yang tidak tahu malu" Bentak gadis she
Liuw itu dengan penuh kegusaran.
Ujung bajunya dikebut keluar, sedang badannya
menyingkir selangkah kesamping. siapa nyana gerakan
tubuh siluman ini benar2 sangat luar biasa, sedikit ujung
kakinya menutul tanah badannya sudah mendesak
kehadapan Liuw Hwie Yen
sepasang tangan dipentangkan satu keatas yang lain
kebawah, tangan kanannya menggunakan cengkeraman
maut sedang tangan kirinya dengan jari tengah bagaikan
kail mengorek kearah Kelamin- Liuw Hwie Yen yang
terletak dibawah tubuh. suasana menjadi gempar, Liuw
Hauw siang dengan gusar menggembor keras.
Dengan perasaan jengah bercampur murka gadis itu
menyingkir kesamping, tangan kirinya dipentangkan lebar2,
dengan gerakan "Hwie Him Pat sih" atau delapan gerakan
Beruing terbang mengejar kemuka, sedang tangan kanannya
menyusup kedalam ujung baju siap melancarkan serangan
bokongan. siluman itu tertawa cabul, badannya maju selangkah
kedepan, ujung kakinya yang kecil melayang keudara
melancarkan tendangan berantai mengancam jalan darah
Tiong Khie Hiat.
Tok so Tiauw sian- Liuw Hwie Yen benci siluman ini
karena menggunakan jurus yang cabul dan tidak tahu malu,
tangan kirinya melancarkan serangan kosong mengiringi
badannya meluncur tiga langkah ditengah udara tangan
kanannya langsung mengayun kemuka.
"sreeeeet" sebilah garpu baja sebesar lima coen dengan
memancarkan cahaya gemerlapan meluncur kemuka
mengancam dada bagian depan siluwan tersebut.
siluman banci yang tubuhnya masih ada ditengah udara
sama sekali tidak menjadi gugup, menanti garpu baja tadi
yang hampir mengenai badannya mendadak ia pentang
mulutnya menggigit senjata tadi kencang2.
Melihat kelihayan pihak lawan Lcuw Hwie Yen merasa
hatinya berdesir, ia tidak berani berlaku gegabah lagi,
sepasang tangannya ber-sama2 mengayun kemuka berulang
kali. "Sreeeet Sreeeet Sreeeeet " Dua puluh batang garpu baja
bagaikan ular perak meluncur kemuka mengancam seluruh
bagaian berbahaya dari manusia banci itu.
Baru saja garpu baja tadi menyambar disisi siluman
tersebut kembali suara ledakan bergema memecahkan
kesunyian. setiap batang garpu baja mendadak
memecahkan diri jadi tiga bagian.
Dalam sekejap mata enam-tujuh puluh batang garbu
dengan suara desiran tajam menancap semuanya diseluruh
tubuh siluman banci itu.
suasana dibawah panggung jadi gempar, hanya Toa Loo
san cangcu seorang tertawa dingin tiada hentinya.
Baru saja Liuw Hwie Yen berdiri melengak manusia itu
dengan seluruh tubuh penuh garpu baja laksana kilat
menubruk kebawah, yang paling mengejutkan hatinya
adalah keadaan siluman tersebut ternyata biasa2 saja
alisnya tidak berkerut, darah tidak mengalir, walaupun
seluruh badannya penuh bersarang garpu baja.
Gerakan tubuh siluman banci itu cepat susah dilukiskan,
dimana lengannya berkelebat lewat tahu2 ia sudah berada
lima coen didepan tubuh Liuw Hwie Yen, telapak
tangannya berubah jadi merah ber-api2 keadaannya sangat
mmyeramkan. "Aaaach cengkeraman Hwie Liong cau. . . ."
Dengan pecah nyali Liuw Hwie Yen berusaha
mengundurkan diri, tapi keadaan tidak mengijinkan,
dengan terpaksa ia berusahaa menghindarkan wajah sendiri
terhajar serangan lawan-
Braaaaak " pundaknya terasa amat sakit sehingga
merasup dalam tulang sumsum, bajunya terbakar dan gadis
itu mundur lima langkah kebelakang dengan sempoyongan.
si Wie Tuo berajah pualam Liuw Hauw siang langsung
bangun berdiri, tapi ia berdiri tak bergerak. sepasang
matanya melototi manusia siluman itu tak berkedip. karena
itu ia tidak percaya setelah seluruh tubuh siluman itu
terhajar enam, tujuh puluh batang garpu baja sedikit pun
tidak mempercayai pandangan mata sendiri karena dari
mulut luka garpu baja itu bukannya mengucurkan darah
berwarna merah, melainkan semacam cairan putih
bagaikan susu. Dengan pengetahuannya yang luas si Ciok Biau We TUo
segera mengetahui inilah hasil latihan sebangsa tenaga
lweekang aliran sesat dengan dalih menghisap tenaga Im
untuk mencukup tenaga Yang dan menghisap tenaga Yang
untuk mencukupi tenaga Im.
Lama kelamaan dalam tubuh akan terjadi suatu
perubahan, bila kepandaiannya telah mencapai taraf
kesempurnaan maka cairan darah yang berwarna merah
akan berubah jadi cairan putih.
Dalam sekejap mata Liuw Hwie Yen mundur lima enam
langkah dengan sempoyongan seluruh tubuhnya gemetar


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keras. agaknya ia sudah menderita luka dalam yang amat
parah. sebaliknya siluman tersebut diiringi gelak tertawa
cabulnya selangkah demi selangkah mendesak maju lebih
mendekat. Cioe ci Kang tertawa seram tiada hentinya jelas terhadap
penyerbuan serta pengacauan Liu Hwie Yen kakak beradik
kedalam perkampungan Toa Loo san-cung tempo dulu
masih mendendam dihati. ia berhasrat melihat Liuw Hwie
Yen roboh bermandikan darah diatas panggung.
Suasana diatas panggung dan dibawah panggung diliputi
Kesunyian, terutama sekali Liuw Hauw siang.
Walaupun ia tahu adiknya berada dalam keadaan
bahaya, tapi tak mungkin baginya untuk meloncat naik
keatas panggung. karena nama besar empat manusia kaya
amat cemerlang dalam dunia persilatan, ia tidak ingin
merusak peraturan pertemuan tersebut.
Tok. tok tok." ketukan Bok Hi berkumandang memenuhi
angkasa, pendeta Liong ceng serta Toosu Hauw To bersama2
bangun berdiri "Sicu ini berhasil menangkan pertarungan kali ini,
pertandingan dihentikan sampai disini dan harap sicu suka
menyebutkan nama besarmu" Teriaknya hampir berberang.
"Cayhe adalah anggota terakhir dari 'Im Yang Pat Khie'
dibawah pimpinan majikan pemilik pegadaian Bu-lim.
'Hwie Liong Na-Kha' atau si Na-kha raja berapi lie siauw
Ciu" sahut siluman itu sambil berhenti.
Ucapan itu menggetarkan hati Lam Kong Pak, sebagian
besar jago2 Bu-lim kebanyakan mengetahui diantara
delapan jago paling Top dalam Bu-lim adalah majikan
pemilik pegadaian Bu-lim berilmu paling tinggi,jejaknya
paling misterius dan siapa pun belum pernah menjumpai
wajah aslinya. sungguh tidak nyana kepandaian silat dari Im Yang Pat
Khie yang terbuncitpun sedemikian luar biasanya, tak usah
dibayangkan Lagi kepandaian silat majikan pemilik
pegadaian benar2 susah dilukiskan,
Mengambil kesempatan yang sangat baik inilah Liuw
Hwie Yen meloncat bangun dan melayang balik
kekursinya, Liuw Hauw siang segera turun tangan
mengobati luka adiknya itu.
setelah si Na-kha naga berapi berhasil menunjukkan
kelihayannya diatas panggung, dengan perasaan penuh
kebanggaan ia bertolak pinggang. teriaknya
"Apakah ada siapa lagi yang ingin naik kepanggung
untuk memberi petunjuk?" sembari berseru, sepasang
matanya melirik sekejap kearah si Wie Tuo berwajah
pualam Liuw Hauw siang.
Waktu itu Liuw Hauw siang telah selesai mengobati luka
adiknya, dengan gerakan 'Liong Heng Itsih' atau Naga
menyelinap ia melayang naik keatas panggung.
Dasar sifat Hwie Liong Na Kha ini masih ada separuh
berbau wanita. cabulnya sangat luar biasa. Melihat
ketampanan wajah Liuw Hauw siang yang menarik hati,
napsu birahi kontan berkobar.
"Liuw Toako" serunya sembari tertawa cadul. "Coba kau
lihat bagaimanakah wajahku Lie siauw Cin?"
saking gemas dan bencinya kepingin sekali Liuw Hauw
siang membinasakan siluman cabul ini, dengan hati
mendongkol ia meludah keatas tanah.
Tanpa melirik sekejap pun kearahnya pemuda ini
membentak keras: "Macam apakah kau siluman terkutuk
begitu bernyali berani memanggil aku orang she- Liuw
dengan sebutan tersebut"
Diiringi suara bentakan keras. ia melancarkan satu
serangan dahsyat dengan menggunakan ilmu andalan
benteng Hwee Him Poo 'Hwee Him Pat sih'.
Begitu menyerang ia telah menggunakan tenaga sepuluh
bagian- hawa khiekang menderu diempat penjuru
membentuk suatu gulungan gelombang dahsyat yang
membetot hati. Hwee Liong Na-kha tidak berani berlaku gegabah, ilmu
'Hwee Liong Cau'nya yang lihay pun segera dikeluarkan.
Liuw Hauw siang yang namanya ikut tercantum diantara
empat manusia kaya, kepandaian silat yang dimilikijauh
lebih tinggi dari kepandaian adiknya, pengalamannya
dalam menghadapi musuh pun sangat luas.
Ia tahu pihak lawan mengandalkan ilmu siluman yang
luar biasa dahsyatnya, Bertempur dengan cara begini boleh
dihitung mendatangkan hasil yang memuaskan- karena
ilmu mencengkeram naga berapi ini baru bisa digunakan
bilamana berada dalam keadaan dan waktu yang sangat
bagus. Jikalau tenaga lweekang kedua belah pihak seimbang
dan masing2 pihak berusaha saling menyerang dengan
mengadu jiwa, maka ilmu tadi tak bakalan bisa digunakan
lagi. Dengan demikian kedua belah pihak bertanding dalam
keadaan seimbang.
Untuk beberapa saat siapa pun tidak berhasil merebut
kedudukan yang jauh lebih menguntungkan dari lawannya.
Ratusan jurus sudah lewat permainan 'Hwee Him Pat
sih' dari Liuw Hauw siang menunjukkan kedahsyatannya
membuat angin dan guntur men-deru2 tiada hentinya.
Melihat pertarungan yang sedang berlagsung diatas
panggung. Lam Kong Pak mulai berpikir seharusnya ia naik
kepanggang untuk membasmi siluman itu atau tidak.
Karena Liuw Hwie Yen telah melepaskan budi
kepadanya, jikalau saat ini Liuw Hauw siang pun bukan
tandingan pihak lawan bukankah nama besar benteng Hwie
Him Poo akan hancur berantakan.
Didalam waktu yang amat singkat, dua ratus jurus sudah
lewat. Kedua orang itu telah bergebrak mencapai puncak
ketegangan. Tiba2 Liuw Hauw siang membentak keras tiga jurus
terakhir dari ilmu 'Hwie Him Pat sih'-nya dilancarkan
keluar. seketika empat penjuru dipenuhi dengan golakan angin
tajam. "Braaaak " diiringi bentrokan keras. gulungan hawa
murni yang sangat kuat itu mendesak Lie siauw Cin
mundur tiga langkah dengan sempoyongan.
Menggunakan kesempatan terdorong mundur
kebelakang itulah Lie siauw cin tidak mau me-nyia2kan
waktu ilmu cengkeraman 'Hwee Liong Cau' segera
dikeluarkan. sebuah lengan kanan yang berwarna merah membara
dengan memancarkan cahaya tajam serta menyiarkan hawa
panas yang susah ditahan meluncur datang. "Aduuuuh
celaka" teriak Liuw Hauw siang didalam hati.
selagi ia siap mengerahkan semua tenaganya untuk
melakukan pertarungan mengadu jiwa, mendadak. . .
"Tahan " suara bentakan keras bergema dari bawah
panggung. diikuti sesosok bayangan hitam laksana kilat
meluncur naik keatas panggung.
siapa pun tidak melihat dengan cara bagaimana orang itu
melayang. tahu2 bayangan tadi sudah berdiri diantara Lie
siauw Cin dengan Liuw siang.
Kiranya orang itu bukan lain adalah si manusia aneh
yang mengaku dirinya sebagai sang Hong Tie.
"siapa kau?" seru Lie sauw Cin hambar agaknya ia tidak
memandang Lam Kong Pak dihati.
"sin so Cuang Yen- sang Hong Tie"
"Hiii. .hiiii. .hiii. . . ." Lie siauw Cin tertawa cabul.
"Jangan dikata 'sin so Cuang Yen- sang Hong Tie tidak
datang sendiri, kendati saat ini berada diatas panggungpun
jangan harap bisa menerima lima puluh jurus seranganku"
"Haaaaaaaaa. . . haaaaaaaa. . . ."
Kini balas Lam Kong Pak yang mendongak tertawa
seram, sepasang matanya dengan buas melototi Hwee
Liong Na-kha tak berkedip.
"sekalipun mengibul bukan perbuatan dosa yang patut
dihukum mati tapi aku berharap kau jangan mengibul
keterlaluan"
"Perkataan yang cayhe ucapkan terhadap setiap hadirin
yang ada disini tak bakal bernadakan mengibul"
"Termasuk kepada kedua orang wasit ?"
"sedikit pun tidak salah "
"Perempuan siluman yang tidak tahu malu kau terlalu
sombong " "Hiii. . .hiii. . .hiii. . .kalau sombong sih tidak bakal
salah, hanya harus dilihat apakah sombongmu beralasan
atau tidak"
Lam Kong Pak mendengus dingin, kepada Liuw Hauw
siang sembari menjura ujarnya "Liuw-heng telah
menangkan pertarungan kali ini, silahkan turun kepanggung
untuk beristirahat."
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar bukan saja
'Hwe Liong Na Kha' tertawa dingin tiada hentinya, sampai
kedua orang wasit serta cioe ci Kang sekali pun jadi
melengak dibuatnya.
Karena serangan Liuw Hauw siang dengan sepenuh
tenaga tadi walaupun berhasil menggelar mundur pihak
lawan sejauh tiga langkah hal ini tak bisa dihitung ia
peroleh kemenangan-
Walaupun Liuw Hauw siang tahu dirinya bukan
tandingan pihak lawan, tapi sebagai seorang jagoan yang
namanya berada diantara deretan empat manusia kaya ia
tidak ingin memperoleh bantuan orang dengan begitu saja
apalagi membantu dengan cara begini ia merasa tindakan
ini kurang jujur. karena ia percaya dirinya tak akan berhasil
menangkan pihak lawan,
oleh sebab itu dengan sinar mata penuh rasa terima kasih
ia alihkan pandangannya kearah manusia aneh itu sedang
badannya tetap berdiri tak bergerak.
"Hmmm cukup mengandalkan sepatah dua patah kata
ucapanmu sudah bisa dihitung dia yang peroleh
kemenangan ?" Teriak Hwe Liong Na Kha gusar.
"Heeeee. . .heee. . .heee. . . .kematian sudah ada
diambang pintu kau masih tidak menyesal. coba periksa
pakaianmu sendiri"Jengek Lam Kong Pak sambil tertawa
dingin- Ucapan tadi membuat suasana diseluruh kalangan jadi
sunyi senyap sehingga jatuhnya jarum pun bisa kedengaran
Bukan saja si 'Hwee Liong Na Kha' menjerit kaget
setelah menunduk dan menemukan sebuah bekas telapak
tangan yang besar diatas pakaiannya, air muka kedua orang
wasit serta Cioe Ci Kang sekalipun berubah sangat hebat.
Mereka merasa terkejut bercampur heran dan merasa
tidak percaya Liuw Hauw Siang memiliki jurus serangan
sedemikian dahsyatnya, rata2 dugaan mereka adalah
telapak tangan tadi pasti hasil permainan setan dari si
manusia aneh tersebut.
Agaknya si Hwee Liong Na Kha sendiri pun merasa
tidak percaya bila diatas pakaiannya bisa tertera sebuah
telapak tangan tanpa ia merasakan sedikitpun-
Hwee Liong Na Kha serta Liuw Hauw siang berdiri
tertegun diatas panggung, sedang kedua orang wasit serta
Cioe Ci Kang berada dalam keadaan kebingungan dan
ragu2. Hal ini membuktikan mereka percaya kesemuanya ini
adalah hasil permainan setan dari Lam Kong Pak guna
melindungi muka Liuw Hauw siang, tapi didepan para jago
lihay sedemikian banyaknya, ternyata tak seorangpun yang
melihat secara bagaimana dia turun tangan-
Apalagi sewaktu Lam Kong Pak bergebrak melawan si
pencuri sakti tadi ilmu yang digunakan adalah Lian Tiong
san Yen- dari sin so Cuang Yen ilmu telapak semacam ini
sekalipun dilatih enam puluh tahun lagi belum tentu bisa
membokong 'Hwee Liong Na Kha' tanpa ia rasakan
Ketika Lam Kong Pak melihat Liuw Hauw siang maju
mundur serba susah, kembali serunya
"Liuw-heng silahkan kau turun dari panggung untuk
beristirahat, siauwte mengucapkan selamat kepada Liuwheng
karena berhasil menangkan perebutan urutan nama
kali ini."
Walaupun Liuw Hauw Siang sendiri juga seorang
pemuda yang bersemangat besar, memandang diri terlalu
tinggi, tapi melihat orang lain bukan saja memiliki
kepandaian silat yang sangat tinggi bahkan memberi
peluang yang baik bagi dirinya untuk turun dari panggung
ia segera merangkap tangannya menjurai
" Untuk sementara waktu sia uw-te mohon diri terlebih
dulu." Kemudian dengan sinar mata penuh rasa terima kasih
pemuda She Liuw itu turun dari panggung dan kembali
kekursinya. Pada saat itulah bagaikan baru tersadar dari impian
"Hwee liong Na Kha" membentak keras- "sebetulnya
siapakah kau?"
"Sin so cuang Yen, Sang Hong Tie."
"Aku lihat sebelum melihat peti mati kau tak suka
lelehkan air mata, sekali pun couw su dari Sang Hong Tie
tak bakalan mempunyai ilmu silat selihay ini"
"Hmmm cayhe merasa tiada berkepentingan untuk
memberi penjelasan kepadamu"
Maksud Hwee Liong Na Kha munculkan diri dalam
pertemuan kali ini adalah ingin menunjukkan kelihaiannya
dihadapan umum sekalian angkat nama diri sendiri.
Siapa nyana pos benteng Hwie Him Poo belun berhasil
ditembusi. urusan besar sudah muncul didepan mata,
saking khekinya ia sampai mencak2. "Ingin coba ilmu
cengkeraman naga berapiku haaa?" teriaknya.
"Aku lihat lebih baik tidak usah cayhe sudah merasa
cukup merebut kedudukan sebagai pemimpin tiga minusia
miskini apalagi pertarungan kita pun belum tentu
menghasilkan kedudukan yang lebih tinggi"
"Bila kau menyetujui, cayhe bisa usulkan kepada kedua
orang wasit agar menambah suatu kedudukan lagi diatas
empat manusia kaya sehinggi empat manusia kaya jadi lima
manusia kaya"


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Begitu selesai berbicara tidak perduli pihak lawan setuju
atau tidak. teriaknya kepada kedua orang wasit,
"Cayhe punya satu usul. harap kalian sebagai wasit suka
menambahi satu kursi lagi diantara empat manusia kaya,
siapa menang dia berhak merebut kedudukan lima manusia
kaya yang namanya sedikit dibawah Cioe Ci Kang"
Bagi Liuw Hauw siang, tiada ucapan lagi baginya untuk
diutarakan. karena ia tahu barusan saja dengan nyaris ia
berhasil melindungi kedudukan serta nama besar sendiri.
Lain halnya dengan Cioe Ci Kang serta kedua orang
wasit. mereka merasa serba salah. Usul ini rada bersifat
mengacau, apalagi anak buah dari majikan pemilik
pegadaian Bu-lim rata2 merupakan iblis2 golongan sesat.
siapa pun diantara jago golongan putih tak ada yang
menyetujui bila diantara nama empat manusia kaya
ditambahi pula dengan Hwee Liong Na Kha.
Tetapi kenyataannya bukan demikian, jikalau Hwee
Liong Na Kha menderita kalah. maka urutan nama akan
menjadi kacau balau.
sebab Lam Kong Pak sudah mewakili 'sin so Cuang Yen'
sang Hong Tie sebagai pemimpin tiga manusia miskin.
Menurut peraturan jikalau sang Hong Tie ingin
mengangkat nama sejajar dengan Cioe Ci Kang. Ia harus
berusaha mengalahkan dulu Liuw Hauw siang, Liuw Hwie
Yen serta Hiat so Cay sin.
Disebabkan urusan ini mempengaruhi situasi maka
kedua orarg wasit itu segera menoleh learah Cioe Ci Kang.
"Bagaimana menurut pendapat Cioe sicu?"
Cioe Ci Kang mulai berpikir keras, dia adalah seorang
manusia yang berotak tajam. walaupun menghadapi situasi
yang mendesak tapi pikirannya tidak sampai kacau.
Ia merasa ada baiknya biar mereka berdua coba2 beradu
kepandaian, karena menurut kepandaian yang dimiliki sang
Hong Tie palsu ini. Kendati ia berhasil menangkan Hwee
liong Na Kha, belum tentu bisa menangkan Tujuh orang
banci dari 'Im Yang Pat Khie' lainnya apalagi dibelakang
mereka2 itu masih ada majikan pemilik pegadaian Bu-lim.
Asalkan pihak lawan sudah mengikat tali permusuhan
dengan majikan pemilik pegadaian maka dirinya tinggal
duduk diatas gunung melihat harimau berkelahi.
Apalagi jikalau ia tidak setuju, pihak lawan tentu akan
mengundurkan diri dan kemungkinar besar Hwee liong Na
Kha akan menantang dirinya untuk bergebrak.
sekalipun ia tidak jeri terhadap dirinya, tapi rasanya
belum mempunyai kekuatan untuk menaklukan 'Im Yang
Pat Khie'. terutama sekali dibawah majikan pemilik
pegadaian Bu-lim kecuali 'Im Yang Pat Khie' masih
terdapat banyak sekali jago2 lihay.
setelah berpikir keras, akhirnya Cioe ci Kang berteriak
lantang: "cayhe menurut saja semua keputusan wasit "
Kedua orang wasit saling bertukar pandang, sipendeta
Liong Ceng lantas mengetuk tiga kali Bok Hi nya.
"Keputusan para wasit, barang siapa yang berhasil
menangkan pertarungan ini maka ia akan memperoleh
kedudukan sejajar dengan Liuw Hauw siang sicu"
Agaknya Lam Kong pak sudah tak dapat menahan sabar
lagi, serunya dengan nada berat.
'Hwee Liong Na Kha' tertawa dingin. dalam sekejap
mata ia sudah melancarkan tujuh belas buah cengkeraman
memaksa Lam Kong Pak terdesak mundur tiga langkah
kebelakang. Cioe Cien Cien serta Pek Lie siang yang ada dibawah
panggung ber-sama2 memperdengarkan suara jeritan kaget.
Lam Kong Pak yang sudah punya rencana masak dalam
dadanya, untuk sementara rela lawan mendesak dirinya
terus menerus tanpa berani mengeluarkan ilmu Thian suc so
kepandaian perguruannya. Karena ia tahu jika ilmu tersebut
dikeluarkan maka sipencuri sakti sekalian yang ada
ditengah kalangan pasti akan mengetahui asal usulnya yang
benar. sudah tentu ia pun tidak rela mengeluarkan ilmu payung
maut Mo san sam sih, ilmu tersebut hendak ia keluarkan
bila kedudukannya terdesak dan sekali hantam merebut
kemenangan. SELAMA ini Lam Kong Pak salurkan hawa
lweekangnya mempertajam pertahanan sendiri, oleh karena
itu kendati ia terdesak dibawah angin 'Hwee Liong Na Kha'
tidak berhasil juga mengeluarkan ilmu cengkeraman naga
berapinya untuk menghancurkan pihak lawan.
Puluhan jurus sudah berlalu, kedua orarg itu maju
mundur saling mempertahankan diri asalkan Lam Kong
Pak kena didesak mundur tiga langkah kebelakang ia
berusaha keras untuk maju merebut kembali posisinya yang
kena direbut pihak lawan,
Dengan demikian para hadirin yang ada di bawah
panggung mulai merasa ragu2 benarkah bekas telapak
tangin yang tertera diatas celana Hwee Liong Na Kha tadi
adalah hasil karya Lam Kong Pak"
Ratusan jurus telah berlalu, tiba2 Hwee Liong Na Kha
tertawa dingini "Heee. . .heee. . .heere. . .kiranya kau cuma
punya kepandaian terbatas sampai disitu, lihat serangan. ."
Diiringi suara bentakan keras, bukannya maju sebaliknya
ia malah mundur kebelakang.
Dalam sekejap mata sepasang tangannya telah berubah
merah membara, hawa panas menjulang luar biasa,
perlahan ia mendesak lebih kedepan.
sekali lagi suasana penuh diliputi ketegangan, hampir2
suara detakan jantung serta deru napas dapat kedengaran
sangatjelas. saking tegangnya Cioe Cien Cien serta Pek lie siang
hampir bersamaan waktunya bangkit berdiri, kemudian
duduk lagi. tapi sebentar berdiri lagi
saat ini tak seorang pun yang memperhatikan gerak gerik
mereka. karena be-ratus2 pasang mata ber-sama2 dialihkan
keatas panggung dan melototi kedua orang yang siap
bergebrak dengan tak berkedip.
Akhirnya cioe cie Kang serta Pek lie Gong berhasil
menarik puterinya masing2.
sebetulnya Lam Kong Pak bermaksud menangkan pihak
lawannya bila ia terdesak hebat tapi melihat pihak lawan
sudah mengeluarkan ilmu cengkeraman naga berapinya. ia
tidak berani berlaku gegabah. ia takut dirinya kena dilukai
lawan sehingga bukan saja asal usulnya konangan bahkan
mempengaruhi pula rencananya untuk membalas dendam.
Dalam sekejap mata itulah mendadak Lam Kong Pak
mendapat ide yang bagus tubuhnya berputar dengan muka
menghadap belakang panggung sedang punggung
dihadapkan keluar, tenaga murni disalurkan mengelilingi
sepasang mata, 'Hwee Liong Na Kha' baru saja mengerahkan ilmu
cengkeraman 'Hwee Liong cau'nya.
jelas melihat sepasang mata Lam Kong Pak
memancarkan cahaya ke-hijau2an, tak kuasa rada melengak
dibuatnya. Lam Kong Pak segera meloncat lima depa ketengah
udara tangan kanannya bergaya mencekal sesuatu benda
disapukan keatas kepala 'Hwee Liong Na Kha'
si Na Kha naga berapi belum habis rasa kejutnya melihat
jurus yang demikian anehnya kelima ujung jarinya tahu2
mengeluarkan lima gulung asap hijau yang tipis makin tebal
dan akhirnya terciptalah sebuah bentuk payung menghajar
batok kepala lawan.
'Hwee Liong Na Kha' mulai merasa hatinya bergidik, ia
tahu saat ini dirinya telah berjumpa dengan musuh yang
paling tangguh hanya sepasang mata pihak lawan yang
memancarkan cahaya kehijauan serta jurus serangan yang
aneh itu berasal dari perguruan mana" ia tidak kenal, dan
untuk mengundurkan diri sudah tidak sempat lagi,
simanusia siluman ini pada dasarnya berwatak serakah
dan ingin minta menang sendiri, walaupun dalam haii
sudah timbul perasaan jeri tapi ia tidak mau takluk begitu
saja, diam2 seluruh tenaga murninya disalurkan kedalam
sepasang jarinya, dengan gerakan tidak berubah menerima
datangnya serangan lawan.
Air muka Cioe Cien Cien serta Pek Lie siang berubah
sangat hebat, mereka merasakan jantungnya berdebar keras.
Tiba2 suara jeritan ngeri bergema memenuhi angkasa
diikuti suara nyaring mengiringinya .
"Pleetak. pleeetak. . . ." kesepuluh jari tangan 'Hwee
Liong Na Kha' putus semuanya, dengan mencekal sepasang
lengannya ia meloncat mundur satu tombak kebelakang.
Sedangkan Lam Kong Pak sendiri pun pura2
sempoyongan dan mundur lima, enam langkah lebar.
Tubuh 'Hwee Liong Na Kha' bergoyang tiada hentinya, dari
kesepuluh jarinya yang terputus semua cairan putih
mengalir keluar tiada hentinya.
suasana diliputi kesunyian, hanya be-ratus2 pasang mata
memandang terbelalak ketengah kalangan diiringi debaran
jantung yang keras.
Lama sekali, Cioe Cien Cien serta Pek Lie siang baru
menghembuskan napas lega, diikuti suara tepuk tangan
yang gegap gempita memecahkan kesunyian yang
mencekam. Kekalahan yang diderita siluman banci itu amat
mengenaskan jelas para hadirin merasa girang dan puas
berhubung siluman itu kena dikasih pelajaran.
"Tok. Tok. Tok" suara ketukan Bok Hi menenangkan
suasana, sipendeta Liong ceng berseru nyaring: "
Kepandaian sang sicu jauh lebih tinggi setingkat, kau telah
melewati dua tingkat dan kedudukannya sejajar dengan
Liuw Hauw siang. . . ."
Belum habis sipendeta liong ceng berbicara, Hiat so Cay
sin Go sing yang merupakan urutan terbuncit diantara
empat manusia kaya sudah tak dapat mengendalikan hawa
amarahnya lagi, ia membentak keras.
"Kalian berdua mengambil keputusan demikian, apakah
sudah memperoleh persetujuan dari diriku?"
"sewaktu kami sebagai wasit mengajukan pendapat
saudara sekalian tadi Go sicu tidak memperdengarkan
maksud menolak. jika lau sicu tidak puas. silahkan naik
keatas panggung untuk membuktikan kepandaianmu
sekalian menentukan kedudukanmu" seru Hauw To
lantang. Walaupun ucapan dari Hauw-to ini disampaikan tanpa
emosi, tapi dalam pendengaran Hiat so Cay sin Go sing
sangat tidak sedap.
Karena ia sendiri pun merasakan kekuatan sendiri
kepandaiannya jika dibandingkan 'Tok so Tiauw sian' Tiuw
Hwie Yen saja masih kalah setengah tingkat sedang Tiuw
Hwee Yen bukan tandingan 'Hwee Liong Na Kha' dan
sinaga berapi ini pun dikalahkan manusia aneh tersebut.
jelas tertera ia bukan tandinannya.
Lam Kong Pak sangat membenci Hiat so Cay sin karena
sewaktu berada dikawah gunung berapi tempo dulu ia
pernah merebut peti sang Loocianpwee bahkan menghajar
dirinya jatuh kejurang.
Walaupun akhirnya dari bencana ia mendapat rejeki,
tapi dengan kejadian itu jejak sang LooCienpwee jadi
lenyap tak berbekas.
sudah tentu ia tidak ingin melepaskan kesempatan yang
sangat baik ini teriaknya kepada si Hiat so Cay sin dengan
suara berat. Pikiran Hiat so Cay sin mulai berputar, pikirnya "Bila
kutinjau dari gerakan aneh yang diperlihatkan orang ini
bahkan berhasil menghajar putus kesepuluh jari tangan
Hwee Liong Na Kha, jelas ia memiliki kepandaian silat
yang sangat luar biasa. bila aku naik keatas panggung dalam
sepuluh bagian ada delapan sembilan bagian tentu kalah.
semisalnya menang pun belum tentu Kakak beradik she-
Liuw itu suka takluk begitu saja. dan aku pun bukan
tandingan mereka. . . ."
setelah mempertimbangkan enteng beratnya dengan
wajah berkerut perlihatkan senyuman paksa ujarnya "Aku
orang she Go paling suka berdamai saja dan tidak ingin
terlalu kukuh dengan pendapat sendiri, jikalau kedua orang
wasit sudah memutuskan demikian, aku orang she-Go lebih
baik mengaku saja"
Perduli Hiat so Cay sin berusaha menghaluskan
ucapannya. tapi ia sudah terkenal sebagai seorang manusia
yang paling rendah dan tidak tahu malu. jelas ia takut naik
ke atas panggung maka mengutarakan alasan tersebut.
Cioe Ci Kang yang mendengar perkataan itu tertawa
dingin tiada hentinya, ia melirik sekejap kearahnya dengan
pandangan menghina.
Hiat so Cay sin pura2 tidak melihat, ia sengaja
perlihatkan sikap masa bodoh.
Ketika itulah Lam Kong Pak baru memperoleh
kesempatan untuk memperhatikan lebih cermat lagi bentuk
raut muka dari Hiat so Cay sin, Go sing ing,
Wajahnya penuh ditumbuhi daging gumpalan yang tidak
rata tubuhnya gembrot bagaikan gentong air. bajunya
terbuat dari sutera dan kini ia duduk dikursinya bagaikan
seekor ular yang melingkar.
Menggunakan kesempatan baik tadi, diam2 Hwee Liong
Na Kha sudah ngeloyor pergi dan lenyap dibalik
kerumunan orang banyak.
setelah tujuan Lam Kong Pak tercapai ia pun tidak ingin
menimbulkan banyak urusan lagi dengan cepat badannya
bergerak siap meloncat turun dari atas panggung.
Mendadak suara suitan tajam berkumandang datang
disusul munculnya sesosok bayangan hitam dengan gerakan
setengah busur melayang turun keatas panggung. suara
tabuhan Bok Hi bergema tiga kali, " Harap sicu melaporkan
nama" seru Liong ceng lantang.
orang yang baru saja melayang datang memakai jubah
warna merah darah dengan gaun merah berapi. wajahnya
menarik dengan pinggang yang ramping, hanya sepasang
kakinya sangat besar, keadaannya jauh berbeda dengan
sepasang kaki 'Hwee Liong Na Kha' yang kecil mungil.
Dara berbaju merah itu memandang sejenak wajah Lam


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kong Pak. lalu kepada kepada dua orang wasit katanya
"siauwli adalah Jin Tay Hong atau gaun pembawa angin
Tak Liuw Hang, yang terhitung nomor dua dalam 'Im Yang
Pat Khie' anak buah Majikan pemilik pegadaian Bu-lim."
Ucapan tadi langsung membuat suasana jadi gempar,
gelar tersebut sangat menyolok sekali, cukup ditinjau dari
gaunnya yang berkibar tertiup angin dan panjang hingga
mencapai atas tanah pasti dibalik gaun tersembunyi suatu
permainan. "sang sicu sudah berhasil meloncat kedalam urutan
empat manusia kaya, kau harus menerima dua kali ujian
lagi dan sekarang silahkan mulai. . . ." Teriak Hauw to
lantang. "Gaun pembawa angin" sak Liuw Hiang dengan langkah
yang genit dan lemah lembut bagaikan ranting pohon Yangliuw
bergerak mendekati Lam Kong Pak. ujarnya sambil
tertawa. "Cukup ditinjau dari sepasang matamu yang menarik
hati, mungkin wajahmu pun tidak jelek. bila kau rela takluk
dibawah gaun nonamu. maka nonamu rela mengundurkan
diri . ." Dalam jarak tiga langkah. dari badannya Lam Kong Pak
mulai dapat mencium bau harum yang sangat tebal tersiar
keluar. Cioe Cien Cien serta Pek Lie siang yang melihat Lam
Kong Pak sama sekali tidak tergerak hatinya, tapi
kegirangan setengah mati mereka ber-sama2 mendengus
dingin. Cioe Ci Kang yang dengar suara dengusan segera
berpaling, melihat sikap puterinya Cioe Cien Cien ia
gelengkan kepala berulang kali. Pek Lie Gong pun melirik
sekejap kearah puterinya,
"siangjie" tegurnya. " Kenapa ini hari kau begitu aneh"
biasanya kau pendiam tidak suka menyampuri urusan
orang lain, kenapa sekarang suka mencampuri urusan
orang. sikapmu jauh bertentangan dengan hari-har biasa"
Dengan wajah jengah Pek Lie siang menunduk, bibirnya
bergerak mau bicara tadi dibatalkan. sepasang bibirnya
berubah memerah.
si Gaun pembawa angini sak Liuw Hong maju tiga
langkah kemuka, katanya dengan rada genit,
"Kau jangan menganggap nonamu seperti Pat- moay.
cuma berguna setengah bulan saja lalu setengah bulan
selanjutnya membutuhkan perempuan. nonamu benar2 asli
seorang perempuan cantik"
( halaman robek )
Rasa ingin menang timbul dalam hati Lam Kong Pak.
tanpa mengeluarkan suara lagi badannya bergerak kemuka
dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh tingkat
tinggi telapak tangannya laksana sambaran kilat mengirim
tiga buah serangan dahsyat.
siapa nyana sigaun pembawa angin cuma berseliweran
dan tahu2 sudah lolos lagi dari ancaman bahaya. suara
cekikikan bergema tiada hentinya.
secara diam2 Lam Kong Pak dapat menangkap sifat
polos dan berperikemanusiaan dari perempuan ini masih
belum lenyap. ia tidak mengerti apakah diantara Im Yang
Pat Khie, kecuali si Hwee Liong Na Kha. yang lain seperti
juga dara berbaju merah ini, lagak lagunya rada lurus"
"Ayoh maju apakah kau sayang untuk menghantam
diriku?" goda si gaun pembawa angin sembari tertawa.
sepasang mata Cioe Cien Cien merah ber-api2, pada saat
ini terhadap Lam Kong Pak pun ia membenci, ia merasa
Lam Kong Pak kurang kuat imannya sehingga terjirat oleh
godaan perempuan tersebut. Padahal pemuda itu hanya
tertegun karena merasa urusan diluar dugaan saja, mana
mungkin ia tertarik oleh perempuan macam begini"
sebagai seorang pemuda, rasa ingin menang masih
menggelora dalam hatinya. ia mulai merasa tidak puas dan
tenaga lweekang dari ilmu payung maut 'Mo san sam sih'
disalurkan keluar mengelilingi seluruh badan.
Tubuhnya laksana sambaran kilat meluncur ke depan,
dalam sekejap mata sembilan buah serangan sudah
digunakan keluar.
Tiga kali tiga sembilan. inilah jurus yang terdahsyat dari
ilmu telapak 'Lian Tiong sam Yen' ditambah pula ia
gunakan ilmu lweekang tingkat tinggi, kedahsyatannya
lebih hebat lagi.
"oooouw. . . .hatimu benar2 kejam. . . ." jerit si gaun
pembawa angin dengan alis berkerut.
Belum habis ia menjerit. mendadak gerakan tubuh Lam
Kong pak berubah sangat aneh susah diraba.
Agaknya budak ini telah jatuh cinta kepada pemuda she-
Lam Kong ini, dalam dua tiga kali kelebatan ia berhasil
meloloskan diri dari desakan, lalu sembari mendesis lirih ia
jatuhkan diri kedalam pelukan pemuda itu.
Lam Kong Pak tidak mengerti maksud hatinya, sudah
tentu tidak biarkan dara berbaju merah itu menjatuhkan diri
kedalam pelukannya, buru2 badannya mundur kebelakang
diiringi tiga buah babatan dahsyat meluncur kemuka.
siapa nyana gadis itu sama sekali tidak ambil persiapan
oleh datangnya serangan ia tak sempat menghindarkan diri
lagi. "Braaaak " pundaknya kena terhajar satu kali sehingga
tubuhnya mundur lima langkah kebelakang dengan
sempoyongan. serangan yang dilancarkan Lam Kong Pak barusan telah
menggunakan empat lima bagian tenaga murninya, tapi
perempuan tersebut sudah punya perhitungan sendiri dalam
hati. ia tahu pemuda macam Lam Kong Pak adalah
manusia berperasaan halus.
sembari mencekal pundak sendiri dan menjerit kesakitan
tubuhnya gemetar keras. Melihat luka yang diderita amat
parah, lama kelamaan Lam Kong Pak tidak tega, ia maju
dua langkah kedepan tapi berhenti kembali, hatinya merasa
cemas bercampur ragu2.
si Gaun pembawa angin melirik sekejap kearah pemuda
itu, mendadak jeritan kesakitannya semakin keras. seluruh
tubuh gemetar keras dan limbung seperti mau jatuh
ketanah. Melihat gadis itu mau rubuh, buru2 Lam Kong Pak maju
tiga langkah kedepan dan didalam sekali sambar
mencengkeram pundaknya. "Parahkah luka yang kau
derita?" Ucapan tersebut bagaikan minum teguran air yang
pertama setelah menderita kehausan selama tiga hari.
perasaan sak Liuw Hong bagaikan syuuuur. . . .susah
dilukiskan lagi.
Diantata kedelapan manusia banci 'Im Yang Pat Khie',
dia adalah satu2nya gadis yang murni, asli dan orisinil.
watak pun jauh lebih luas daripada yang lain.
setiap hari bergaul dengan lelaki bukan lelaki perempuan
bukan perempuan, tingkah lakunya tengik dan banci2 pula
semuanya, lama kelamaan ia mulai tidak tahan.
Kini setelah melihat Lam Kong Pak, tiba2 timbul bibit2
cinta dari dasar hatinya kendati ia belum pernah melihat
bagaimanakah wajah Lam Kong Pak yang sebetulnya.
Padahal melihat wajahnya terlebih dulu atau tidak
baginya sama saja, sikap kuatir yang ditunjukkan cioe Cien
Cien serta Pek Lie siang sudah diketahuinya sejak tadi.
Cukup andalan hal ini saja ia bisa menduga raut muka Lam
Kong Pak pasti tidak jelek.
Dengan wajah penuh air mata sak Liuw Hong
mengangguk berulang kali, sikapnya yang mengenaskan
dan minta dikasihani itu lama kelamaan membuat Lam
Kong pak merasa tidak tega.
"Nih disini aku punya obat"
selagi ia merogoh dalam sakunya untuk mengambil
keluar obat luka, mendadak sinar matanya menyapu
sekejap ke bawah panggung ia temukan sepasang mata Cioe
Cien cien serta pek Lie siang dengan memancarkan cahaya
yang menggidikkan sedang dialihkan kearahnya, seluruh
tubuh mereka gemetar sangat keras. Melihat pemuda itu
mau keluarkan obat luka, sak Liuw Hong merasa
kegirangan setengah mati. "Aaaaah. . .nggak aaah. aku
nggak mau. . . ."
Sembari berseru manja, ia jatuhkan diri kedalam pelukan
Lam Kong pak sipemuda tersebut.
Ketika sinar mata Lam Kong Pak berbentrok dengan
empat mata kedua orang gadis tadi, mendadak teringat
olehnya akan sumpah setianya dengan cioe Cien cien,
pesan coe Lie Yap yang menyerahkan dirinya kepada dia
beserta asal usul Pek Lie siang yang amat mengenaskan,
rasa was2 langsung menyelimuti hatinya.
"oooouw. . . Lam Kong Pak Lam Kong Pak kau benar2
ahli dalam bercinta. . . ." Tak terasa makinya kepada diri
sendiri "Braaaak. . . ." Tubuh sak Liuw Hong kena terpukul
pental sejauh satu tombak lebih dan menggeletak diatas
papan panggung.
Kali ini gadis tersebut benar2 menderita luka, hanya saja
lukanya tidak begitu berat karena Lam Kong Pak tetap
tidak tega untuk turun tangan berat, serangannya tadi
bersarang pada pundak kirinya.
Cioe Cien cien serta Pek Lie siang yang ada dibawah
panggung pun berlega hati pikir mereka hampir berbareng.
"Aaaaah. . . .engkoh Pak betul setia dan bukan seorang
romantis yang suka main perempuan di-mana2"
Waktu itu si gaun pembawa angin per-lahan2 merangkak
bangun, dengan ilmu menyampaikan suara serunya "siauwmoay
pasti akan kawin dengan dirimu, bila lain kali kau
menghadapi diriku dengan cara yang demikian dingin dan
demikian hambarnya, aku akan mengadu jiwa dengan
dirimu" Habis berkata ia meloncat bangun kemudian menyelinap
kebelakang panggung dan lenyap ditengah lautan manusia.
Lam Kong Pak rada melengak. pikirnya "Aduuuh. . .
.mendapat satu persoalan lagi yang memusingkan kepala. . .
." Mendadak pemuda she- Lam Kong ini menemukan Cioe
cien cien bangun berdiri dan membisikkan sesuatu
disamping telinga Cioe Ci Kang. pada mulanya si Cungcu
dari perkampungan Toa Loo san- cung ini tidak setuju tapi
akhirnya mengangguk juga dengan mulut membungkam.
Melihat gelagat tidak menguntungkan. Lam Kong pak
mulai berpikir keras: "Kemungkinan besar ia akan meloncat
naik kepanggung, jika jejakku sampai konangan gerakanku
selanjutnya akan tidak leluasa lagi"
Tanpa berpikir panjang lagi, dengan pura2 berlagak pilon
ia melayang turun dari atas panggung dan kembali
kekursinya. se-konyong2. ....
Dari antara lautan manusia berjalan keluar seorang
siucay tua berjubah lebar warna biru dengan celana putih,
angkin warna hijau. langkahnya gesit dan sebat bagaikan
awan yang melayang diangkasa, dalam sekali enjotan
tubuhnya sudah mencelat ketengah udara dan meluncur
keatas panggung.
suara jeritan tertahan bergema memenuhi angkasa,
saking terharunya Lam Kong pak sendiri pun hampir2
mengucurkan air mata dan berteriak memanggil.
"Aaaah bukankah dia adalah siauw Yauw sianseng Loe
Ih Beng". . . . " teriak Cioe Ci Kang dengan nada terkejut.
Begitu ucapan tersebut meluncur keluar, sekali lagi tubuh
Lam Kong Pak tergetar keras. 'siauw Yauw sianseng' Loe Ih
Beng adalah gurunya. sejak kecil ia masuk kegunung dan
hidup berdampingan dengan suhunya, hubungan mereka
akrab melebihi keakraban hubungan ayah beranak.
Tapi akhirnya suhu yang tercinta kena dicelakai orang.
bahkan 'sin so Cuang Yen' sang Hong Tie melihatnya
dengan mata kepala sendiri mayat orang tua itu dan rasanya
peristiwa ini sudah diketahui hampir oleh semua jago yang
ada dalam Bu-lim.
Tapi kini secara mendadak 'siauw Yauw sianseng' Loe Ih
Beng muncul dalam pertemuan dalam keadaan hidup,
bahkan nada suaranya seperti tempo dulu tak berubah.
tenaga lweekang serta kepandaian silatnya pun agaknya
memperoleh kemajuan amat pesat,
sia uw Yauw sianseng yang ada diatas panggung
menjura keempat penjuru, kemudian sahutnya lantang:
"cayhe Loe Ih Beng sebenarnya tidak termasuk didalam
urutan delapan jagoan paling Top dari dunia persilatan.
Tiga manusia miskin, empat manusia kaya dan seorang
majikan pemilik pegadaian Bu-lim, kedatanganku malam
ini disini tiada bermaksud adu kepandaian dan mencari
kemenangan untuk cantumkan namaku dalam urutan
delapan jago top Bu-lim. hanya saja, telah lama aku kagumi
kepandaian Cioe Thai-hiap. menggunakan kesempatan ini
ingin sekali aku minta beberapa petunjuk darinya"
Bicara sampai disitu ia lantas menoleh kearah kedua
orang wasit, sambungnya lancango "Cayhe menyadari
tindakanku ini tidak sesuai dengan peraturan pertemuan ini.
maka dari itu secara khusus ingin minta petunjuk dari
kalian berdua sebagai wasit. bilamana kalian merasa tidak
sesuai maka Cayhe segera akan tarik kembali perkataanku
tadi dan mengundurkan diri dari sini"
SUDAH lama kedua orang wanita itu mendengar akan
kejujuran serta ketulusan segala tindak tanduk 'siauw Yauw
sianseng' Loe Ih Beng, ia tidak gemar cari nama tapi
kepandaian silatnya jauh diatas tiga manusia miskin, nama
kependekarannya sudah menggetarkan seluruh Bu- lim.
Kedua orang itu saling bertukar pandang sekejap lalu
ber-sama2 mengangguk.
Kepada diri Cioe Cie Kang, tertarik sipendeta Liong
ceng lantang. "Persoalan ini tiada mengganggu peraturan
pertemuan karena dalam pasal 12 pertemuan ini tiada hal
yang mencantumkan persoalan tersebut. sudah tentu saja
tindakan ini boleh dilakukan asalkan Cioe sicu suka
menerima tantanganmu itu"
Diam2 Cioe Ci Kang menggerutu, ia sama sekali tidak
menyangka didalam pertemuan yang diadakan pada malam


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini bisa muncul berhagai persoalan yang ada diluar dugaan
munculnya begitu banyak jago lihay membuat hatinya tidak
tenteram. Dengan watak dari siauw Yauw sianseng agaknya tidak
mungkin ia suka menempuh bahaya sebesar ini dengan
menantang dirinya untuk diajak bergebrak. apalagi rata2
orang Bu-lim pada mengetahui dirinya sudah mati
terbunuh. Dengan hati penuh rasa curiga tegur Cioe Ci Kang
dengan nada berat, "Bukankah saudara sudah kena
dicelakai orang?" siauw Yauw sianseng tersenyum.
"Berita dalam Bu- lim tak boleh dipercaya seratus persen,
ada kalanya mengejar angin menubruk bayangan. bicara
seenaknya saja tanpa perhitungan. ada kalanya pula berita
kosong yang jadi kenyataan. Eeeei. . . Cioe thay-hiap. buat
apa kau menaruh banyak curiga terhadap diriku?"
Dengan pandangan mata yang tajam Lam Kong Pak
perhatikan terus setiap gerak gerik siauw Yauw sianseng,
tetapi akhirnya ia merasa kecewa.
Kecuali orang ini mempunyai perawakan yang jauh lebih
tinggi dari perawakan suhunya tak terjumpai pula hal2 lain
yang menunjukkan orang itu sedang menyaru sebagai
gurunya. Cioe Ci Kang putar otak mencari jalan keluar, alisnya
berkerut, jelas dengan mengandalkan kepandaian yang
dimilikinya saat ini ia tak mengambil perhatian barang
sebelah mata pun kepada siauw Yauw sianseng ini.
"Untuk menjaga nama baik kita semua, cayhe terima
tantangan dari Loe-Thayhiap"
"Tok. Tok, Toks tiga kali suara ketukan Bok Hi bergema
memenuhi angkasa, kedua orang jagoan tersebut berdiri
saling berhadapan-
Walaupun ketika itu angin malam bertiup kencang, tapi
ujung baju mereka berdua sama sekali tidak bergoyang,
SELURUH suasana dalam kalangan beku bagaikan es.
tapi be-ratus2 buah jantung berdebar dan mendidih
bagaikan minyak didalam kuali. "Loe Thayhiap silahkan
mulai turun tangan"
"cioe Thayhiap silahkan turun tangan terlebih dulu"
sebenarnya watak Ciae Li Kang adalah terlalu
mementingkan diri sendiri dengan kejadian tersebut ia tidak
sabaran lagi. "Aku orang she- Cioe akan tetap berdiri di sini
menantikan terlebih dulu sebuah serangan dari Loe
Thayhiap" teriaknya dingin.
" Wasit berdua harap mulai ambil perhatian. . . .." Teriak
siauw sianseng kemudian sembari menjura kearah kedua
orang wasit tersebut.
"sreeeet sreeeet " diiringi suara desiran tajam, Loe Ih
Beng gerakkan lengannya kebelakang, dengan
menggunakan jurus yang paling biasa Tuo Bauw Lang wie
atau Lepas Jubah Mengalah Tempat ia melepaskan jubah
warna birunya. Kiranya suara desiran tadi berasal dari sambaran hawa
murni yang secara otomatis melepaskan kancing.
selembar jubah warna biru bagaikan bersukma begitu
lepas dari tangan segera melayang ditengah udara laksana
segumpal awan hitam dan tepat berhenti tak bergerak diatas
batok kepaia cioe ci Kang.
"Aaaaah. . . Wu Im Kua " ( Wu Im Kua =Jubah awan
hitam ). Kebanyakan jago2 Bu-lim pada mengetahui jurus yang
paling lihay dari 'siauw Yauw sianseng' Loe Ih Beng adalah
'Wu Im Kua' atau jubah awan hitam.
Walaupun begitu orang yang benar2 pernah melihat ilmu
ini amat jarang sekali termasuk Lam Kong Pak sendiri pun
belum pernah melihat.
Walaupun seluruh tubuh Cioe Ci Kang rada tergetar
keras. tapi ia masih belum pandang sebelah mata pun
terhadap ilmu tersebut. baru saja badannya bergerak siap
meloloskan diri dari kurungan jubah biru itu. tiba2 jubah
tadi mulai bergerak kebawah dengan menimbulkan suara
bentrokan besi yang menggetarkan hati.
selembar jubah yang berat bagaikan baja dengan
membawa serta hawa tekanan laksana ambruknya gunung
thay-san dan tumpahnya air samudera bergebrak keatas
kepala sang cungcu.
Dengan hati berdebar sekuat tenaga Cioe Ci Kang
berkelebat kesamping, baru saja tubuhnya berhasil lolos dari
lingkungan jubah tersebut, siapa sangka entah dengan
dengan gunakan cara apa Loe Ih Beng sudah menerjang
kehadapan tubuhnya.
saat inilah Cioe Ci Kang baru sadar ia sudah terlalu
pandang rendah kepandaian pihak lawan, rasa kejut yang
dialaminya sungguh bukan kepalang. dengan kumpulkan
semua tenaga yang dimilikinya ketangan- sebuluh gunung
hawa hitam bagaikan kilat meluncur kearah jubah awan
hitam itu langsung mengancam wajah Loe Ih Beng.
Dalam sekejap mata Loe Ih Beng menyingkir selangkah
kesamping Jubah awan hitam itu sendiri pun kembali
menyambar batok kepalanya.
Baru saja Cioe Ci Kang siap menyingkir tiba2 dengan
jurus 'Noe To Thian suc' atau Murka Lempar senjata Langit
dengan sekuat tenaga Loe Ih Beng membabat muka.
Inilah jurus paling terakhir dari ilmu andalan siauw
Yauw sianseng yang amat tersohor Thian suc so.
Belum hilang rasa pandang enteng musuh, Cioe Ci Kang
merasakan adanya segulung angin pusing yang menembusi
ilmu Boe Khek Hek Hong ciunya langsung menekan dada
sendiri Dalam detik2 yang amat kritis itulah, jubah awan hitam
yang sedang menukik kebawah dengan kecepatan bagaikan
kilat mendadak menceng kesamping lalu membabat
kebawah dengan diiringi desiran angin tajam.
Cioe ci Kang pecah nyali, dengan menggunakan segenap
kekuatan yang ada, ia meloncat satu tombak lebih
kebelakang dengan jurUs 'Lek Hua Hong Kouw atau
Pelangi Tajam menggorat selokan.
"craaaat. . . ." dengan menimbulkan suara keras, jubah
awan hitam tersebut bagaikan sembilan pisau tajam
menghajar papan panggung keras2, sedang jurus 'Noe To
Thian suc' yang digunakan Loe Ih Beng tadi memaksa Cioe
Ci Kang mundur tiga langkah kebelakang dengan
sempoyongan. Lama sekali jubah awan hitam itu mengeras laksana
baja, akhirnya berubah melunak kembali dan menumpuk
ditengah panggung.
seluruh hadirin dibikin terpaku ditempat masing2, tidak
terdengar pujian tidak terdengar pula jeritan kaget, mereka
semua bagaikan berada dalam impian, dalam kenyataan
ada fantasi dalam kepalsuan ada kebenaran.
Menanti Cioe Hujien dengan penuh kegusaran bangun
berdiri, para hadirin baru ber-teriak2 bertepuk tangan dan
memuji dengan suara yang gegap gempita, kurang lebih
seperminum teh lamanya suasana belum mereda.
Loe Ih Beng menyimpan kembali jubah birunya siap
meloncat turun dari panggung atau secara tiba2 melayang
datang sesosok bayangan hitam mengiringi suatu bentakan
keras. "tunggu sebentar "
Lam Kong Pak dengan sebat telah meloncat naik keatas
panggung, Kiranya Lam Kong Pak telah berhasil
mengetahui orang ini bukan siauw Yauw sianseng yang
asli. "Loe-heng selama ini kau berada dimana" siaute benar2
rindu sekali kepadamu." serunya sembari menjura.
"Aaaaai. . . ceritanya amat panjang, susah diselesaikan
dalam sepatah dua patah kata. bila ada kesempatan kita
berbicara lagi"
"Aaaaai " Lam Kong Pakpun menghela napas panjang.
"Loe-heng bisa selamat tanpa menemui cacad apa pun saat
siauwte merasa amat berlega hati, tapi entah dimanakah
muridmu" mengapa tidak kau bawa serta". . . ."
Loe Ih Beng agak melengak dibuatnya.
"Murid nakal susah diajari beberapa hari yang lalu ia
mengambek dan pergi entah kemana, hingga kini belum
balik" sembari berkata ia memeriksa keadaan terus, agaknya
sedang merasa sangat cemas sekali.
setelah Lam Kong Pak tahu dia bukan siauw Yauw
sianceng yang orisinil, melihat pula sikapnya yang gelisah.
hati pun paham orang itu pasti sedang takut cuaca keburu
terang sehingga penyaruannya konangan.
Mendadak terdengar sipencuri sakti bangun berdiri,
teriaknya dengan suara seraki "Eeeei orang tua she Loe,
sudah lama kita tak berjumpa tidak kusangka hanya tidak
bertemu beberapa tahun kepandaian silatmu telah mencapai
puncak kelihayan. Aku sipencuri tua punya usul tapi harap
kau jangan marah,"
"oooouw, Pek Lie-hong, baik sajakah kau" ada pendapat
silahkan utarakan terus terang"
"Usulku sipencuri tua ada baiknya antara kalian berdua
pun coba2 ilmu yang kalian miliki, agar pandanganku bisa
terbuka." Ucapan tersebut begitu meluncur keluar suara tepuk
tangan yang riuh bergema memenuhi angkasa, karena
pertarungan antara mereka berdua betul2 merupakan suatu
kejadian yang paling susah ditemui selama ratusan tahun
ini. Justru keinginan Lam Kong Pak pun terletak dalam soal
ini ia kepingin tantang orang itu untuk diajak bergebrak
agar dirinya bisa mencoba sampai seberapa tingginya
kepandaian Thian suc so yang ia pelajari.
Ia tidak ingin membuang kesempatan itu lagi, sambil
tersenyum katanya "ooooow. . . .agaknya sipencuri tua pun
masih punya kesenangan untuk itu, cuma omongannya
memang cengli. bagaimana kalau kita coba2 kepandaian
kita berdua?"
Dengan pandangan tajam Loe Ih Beng melirik sekejap
kearah Lam Kong Pak. "Kita berdua adalah kawan karib
selama puluhan tahan ini, jikalau sampai salah turun
tangan- . . ."
"Tidak mengapa beberapa waktu ini siaute pun sudah
mempelajari lagi beberapa macam kepandaian kasar, aku
percaya masih bisa mempertahankan diri kendati kau sudah
gunakan semua tenaga pun"
sekalipun Loe Ih Beng ragu dan tidak kenal dengan Lam
Kong Pak. tapi bila ia tidak ikut bergebrak jelas susah
meninggalkan tempat tersebut. karenanya ia mangggut.
"Jikalau demikian adanya, baiklah siauw te menurut
saja" Kedua orang itu sama2 pusatkan pikiran, suasana
ditengah kalanganpun diliputi ketegangan kembali. "sangheng
silahkan turun tangan "
"Loe-heng silahkan terlebih dulu."
Jarak mereka berdua terpaut tiga langkah dan terbukalah
suatu pintu yang cukup untuk melancarkan serangan kearah
musuh. "Maaf" dengan gunakan delapan bagian tenaga Lam
Kong Pak mulai membuka serangan dengan gunakan ilmu
telapak "Lian Tiong sam Yen",
Agaknya Loe Ih Beng pun merasa kelihayan dari tenaga
pukulan lawan, ia segera mengeluarkan ilmu Thian suc sonya.
sembari bergebrak Lam Kong Pak memperhatikan terus
seluruh perawakan orang itu, kecuali pada alis sebelah
kirinya kekurangan sebuah tahi lalat hitam, perduli suara
mau pun ilmu silatnya benar2 cocok sesuai dengan aslinya
bahkan ilmu Thian suc su pun telah mencapai pada
puncaknya. "BluuuukBluuukBluuuuk" kedua orang itu saling beradu
tiga kali dan masing2 pihak mundur selangkah kebelakang
Demikianlah, suara bentrokan pun bergema tiada
hentinya, semua hadirin yang ada dibawah panggung pada
bangun berdiri dan alihkan sinar matanya keatas panggung.
Ratusan jurus sudah lewat. kedua orang itu belum juga
berhasil menentukan siapa menang. sejak itu merekapun tak
ada yang mundur barang setengah langkah pun kebelakang.
Tiga ratus jurus sudah lewat, makin bergebrak kedua
orang itu makin bersemangat. ditengah suara bentakan
keras Loe Ih Beng mengeluarkan jurus Nee To Thian suc,
segulung angin pukulan berpusing menekan datang dengan
kecepatan luar biasa.
Lam Kong pak pun mengeluarkan jurus terakhir dari
'Lian Tiong sam Yen',yaitu 'Cuang Yen ciTie'. "Braaak "
Ditengah suara bentrokan keras. kedua orang itu pada
mundur tiga langkah kebelakang.
"Menurut apa yang cayhe ketahui. saudara bukan 'siauw
Yauw sianseng' Loe Ih Beng" seru Lam Kong Pak berat.
Loe Ih Beng tersenyum.
"sama-sama. . . .sama2. . . .saudara pun bukan 'sin so
Cuang Yen'- sang Hong Tie"
setelah masing2 pihak membuka kedok rahasia masing2
hawa sakti pun dikumpulkan siap melancarkan serangan
selanjutnya. Mendadak Loe Ih Beng mengulangi kembali kepandaian
saktinya, ditengah desingan tajam jubah birunya sekali lagi
meluncur ketengah udara bagaikan selapis baja langsung
melayang keatas batok kepala Lam Kong Pak
Pemuda she- Lam Kong itu sama sekali tidak
menyingkir, kelima jari kirinya dipentangkan dan
meluncurlah lima rentetan cahaya hijau berbentuk payung
menahan datangnya jubah awan hitam itu.
Tangan kanannya dengan berbentuk mencekal semacam
benda disodokkan kearah dada lawan,
Inilah jurus pertama dari '^Mo san Sam sih' yang
bernama Ceng Koei Kay san-atau si Cong Koei membuka
payung. Loe Ih Beng segera ulapkan tangannya mencapai kearah
jubah awan hitamnya siapa nyana benda tersebut tak
sanggup bergerak sedikitpun, hatinya merasa amat
terperanjat.

Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dalam hati ia tahu dirinya sudah berjumpa dengan
satu2nya musuh paling tangguh sepanjang hidup, dalam
keadaan gusar ia perdengarkan suara tertawa seramnya
yang membetot hati.
suara tertawanya kali ini bukan saja jauh berbeda dengan
suaranya semula. bahkan membawa pula nada ke-bocah2an
dan didalam pendengaran cioe Cien cien sangat dikenal
sekali. Dalam sekejap mata itulah Loe Ih Beng membentak
keras: "Kau coba lagi jurus seranganku ini."
Ditengah suara bentrokan benda tajam jubah awan hitam
itu tetap tak bergerak hanya kraag serta kedua ujung
bajunya ber-sama2 meluncur lepas dari tempat semula
mengancam tiga buah jalan darah penting diatas tubuh Lam
Kong pak. Rasa kejut yang dialami Lam Kong Pak saat ini susah
dilukiskan dengan kata2. karena itulah jurus yang paling
maut dari jauh awan hitam gurunya yang digunakan bila
berada dalam keadaan bahaya.
Lam Kong Pak sendiri pun hanya pernah melihat
sendiri. seketika itu juga, hawa khie-kang men-deru2 bagaikan
tindihan gunung Thay-sanIa
tidak berani bergerak secara gegabah diiringi suara
bentakan keras jurus serangannya berubah. dari sepasang
matanya memancarkan cahaya merah ber-api2 sepasang
telapak didorong kemuka, ber-puluh2 rentetan cahaya
merah berubah membentuk laksana payung berapi
mengurung meluruh tubuh Loe Ih Beng.
Di tengah suara ledakan keras yang menggetarkan
seluruh permukaan bumi, kayu2. balok2 penyangga diatas
panggung pada rontok dan ter-putus2 menjadi beberapa
bagian- Jurus menolong diri Thian soen Lieh Cing atau Cucu
Langit sutera Retak dari 'Wu Im Kua' ternyata masih kalah
setengah tingkat dari jurus kedua ilmu payung Mo san sam
sih yang bernama "Kwee san Toa Cang" atau Payung
Berapi Pentang melebar.
Jubah warna birunya kena terhajar sehingga terbakar dan
musnah menjadi abu, sedangkan Loe Ih Beng sendiri
mendengus berat, tubuhnya terpental sejauh lima langkah
lebih, sejak permulaan Lam Kong Pak sudah punya rencana
masak2 dalam hatinya, mengikuti jurus tersebut tangan pun
laksana sambaran kilat mengusap wajah Loe Ih Beng
sehingga muncullah wajahnya yang asli. "Aaaaaaah. . . ."
SUASANA dibawah panggung jadi gaduh dan penuh
disertai jeritan kaget, terutama sekali cioe cien cien.
Mendadak ia bangun berdiri dan tegak mematung lama
sekali seperti baru saja sadar dari impian tiba2 teriaknya
keras : "Piauw ko "
"Kakak misan ?""
sedikit pun tidak salah Lam Kong Pak dapat melihat
orang itu mempunyai wajah yang tebal usianya baru dua
puluh tahunan. ia pun lantas merasakan orang inilah si 'Lak
su-seng' si sasterawan bertangan keji suma Ing.
Dari dasar hati pemuda she- Lam Kong ini timbul
perasaan cemburu yang tak terhingga, tahu wajah sendiri
tidak tentu kalah dengan kegantengannya, tapi dalam hati
tidak menemukan sedikit kegembiraan pun.
Akhirnya ia mendengus dingin-
"Kau orangkah yang disebut orang 'sin sa Thian Auw"
atau sitangan sakti berwatak sombong suma Ing?"
"Sedikit pun tidak salah "
"Entah apa maksudmu menyaru sebagai 'siaw Yauw
sianseng' Loe Ih Beng ?"
"Hmmm sesuai pula dengan pertanyaan saudara entah
apa maksudmu pula menyaru sebagai sin so Cuang Yensang
Hong Tie?"
"paling sedikit cayhe punya hubungan yang sangat erat
dengan 'sin so Cuang Yen'- sang Hong Tie bahkan
membawa maksud yang mulia".
"Kau berani mengatakan cayhe tiada sangkut paut yang
erat dengan siauw Yauw sianseng" kau berani mengatakan
maksudku menyaru sebagai dirinya membawa maksud
tidak mulia?"
Lam Kong Pak didesak sampai cekak-aos, ia tidak
menyangka si sasterawan bertangan sakti suma Ing pandai
sekali berbicara.
"Secara bagaimana saudara bisa tahu ilmu andalan dari
siauw Yauw sianseng?"
"Hmmm secara bagaimana pula saudara bisa mainkan
ilmu simpanan dari 'sin so Cuang Yen"'"
Rasa gusar yang menimpa Cioe Ci Kang saat ini susah
ditahan lagi, ia tidak menyangka nama baiknya selama ini
bisa hancur ditangan keponakannya sendiri, melihat
puterinya mau maju menyapa, ia segera membentak keras:
"Cien-jie,jangan perduli dia. kali ini ia munculkan
dirinya dalam pertemuan ini kemungkinan sekali sedang
memikul tugas yang berat"
"Tia Tidak mungkin."
Tidak mungkin" lalu mengapa ia harus menyaru nama
siauw Yauw sianseng ?"
"Aku pikir. . . Aku pikir. . . ."
selama setengah hari lamanya Cioe Cien cien gelagapan
susah memberikan jawaban yang betul.
Pada dasarnya Lam Kong Pak memang sedang cemburu
melihat pula Cioe Cien cien membelai terus si mahasiswa
bertangan keji ini, dadanya terasa mau meledak menahan
nafsu yang hampir tak terbendung.
"Baik,biar aku yang mewakili kau bicara." teriaknya
ketus. "Ia kepingin menggunakan nama siauw Yauw
sianseng untuk mengacau pertemuan kali ini, mau
menghancurkan nama baik orang agar semua orang
membenci Loe thayhiap"
"Engkoh Pak, kau . . ." saking cemasnya air mata jatuh
berlinang membasahi seluruh wajah Cioe cien cien.
"Coba kau bayangkan" teriak Lam Kong Pak lagi dengan
suara yang keras, "Ia menyaru sebagai siauw Yauw
sianseng sehingga membuat ayahmu menderita kalah dan
mendapat malu dihadapan orang banyak. apakah maksud
sebenarnya?"
si 'Lak so suseng' yang mendengar sebutan mereka begitu
akrab, bahkan jauh lebih akrab dari hubungannya, tak
kuasa lagi tertawa dingin tiada hentinya. " Kalian sudah
saling mengenal?" tanyanya kepada Cioe Cien cien.
"Ehmmm. . . ."
"Baik kita lihat saja nanti "
Habis berkata ia putar badan siap meninggalkan tempat
itu. "Tunggu sebentar" mendadak Lam Kong Pak berseru
keras. "Menurut dugaan cayhe kemungkinan besar kau
mempunyai sedikit paut dengan si majikan pemilik
pegadaian Bu-lim"
"Heee. . . .heeeee. . . .heeeeee. . . dapatkah kau mewakili
kedudukan si majikan pemilik pegadaian Bu-lim itu?"
"Haaaa. . . haaaa. . . .haaaaa. . . . ."
Lak so suseng mendongak dan tertawa ter-bahak2. "Kau
anggap punya kemampuan untuk menandinginya?"
"Berani datang berani menanggung. bila tidak percaya
bagaimana kalau kita coba?"
"Jadi kau anggap aku betul2 takut padamu?"
"Belum pernah cayhe beranggapan begitu"
"Naik" teriak sin so Thian Auw kemudian sambil tertawa
seram. "Kecuali cayhe akan mewakili kursi majikan pemilik
pegadaian Bu-lim, disamping itu pula aku pun ingin
bertaruh sesuatu dengan dirimu."
"Apa yang hendak kau pertaruhkan?"
"Cien- moay" per-lahan2 Lak so suseng menoleh kearah
adik misannya. "Bukan siauw-heng hendak
mempertaruhkan dirimu, tapi kenyataan memaksa aku
harus berbuat demikian, kami berdua akan saling mengukur
kepandaian masing2. pihak yang kalah bukan saja harus
melepaskan dirimu bahkan harus melepaskan pula urutan
nama sebagai pimpinan paling top dari delapan jago lihay."
Begitu ucapan tersebut meluncur keluar dari mulutnya.
suasana dibawah panggung jadi tergetar dan sangat gempar.
karena ucapan pemuda ini diutarakan demikian tegas, bila
tiada simpanan tak mungkin ia berani ber-buat demikian,
Cioe Cien cien merasa serba salah, antara ia dengan si
Lak so suseng suma Ing sudah terikat hubungan
perkawinan, walaupun hal ini adalah atas usul ibunya, tapi
ia sendiri belum pernah menyetujui, tapi pandangan cioe
Cien cien dulu terhadap suma Ing tidak jelek.
Kini bukan saja ia sudah masuk kepihak majikan pemilik
pegadaian bahkan dihadapan umum mengalahkan
ayahnya, jelas ia tidak ingin meng-ingat2 kembali hubungan
mesra tempo dulu apalagi sejak perjumpaannya dengan
Lam Kong Pak membuat ia semakin tertarik kepada
pemuda ini. Pada saat ia sedang merasa serba salah, mendadak cioe
ci Kang membentak dengan nada yang berat:
"Terhitung manusia macam apakah kau" berani benar
menggunakan puteriku sebagai barang taruhan?"
Lam Kong Pak yang melihat sikap serba salah dari cioe
cien cien pun tak terasa lagi mendengus dingin.
"Yang aku tuju dalam pertandingan kali ini hanyalah
merebut kedudukan teratas diantara delapan jagoan paling
top. sedang mengenai urusan yang kedua dihadapan umum
cayhe suka melepaskan untukmu"
Begitu ucapan tersebut meluncur keluar seluruh tubuh
cioe cien cien gemetar sangat keras, tak kuasa lagi ia
menjatuhkan diri kedalam pelukan cioe hujien dan
menangis ter-sedu2.
Dengan lantang Lam Kong Pak pun berseru kearah
kedua orang wasit, "cayhe Sang Hong Tie sekarang juga
mengumumkan diri ingin merebut urutan nama yang
teratas diantara delapan jago top. silakan wasit berdua suka
memberikan penjelasan berhakkah Suma Ing mewakili
majikan pemilik pegadaian untuk menerima tantangan itu "
setelah ucapan tersebut diutarakan. suasana makin
menegang lagi, pertarungan ini menyangkut lemah kuatnya
Bu-lim selanjutnya.
sipendeta Liong Ceng serta Toosu Hauw To ber-sama2
bangun berdiri, kata si Liong Ceng dengan nada serius.
"Kepandaian silat suma sicu dahsyat luar biasa, kendati
begitu Loolap masih ragu2 apakah suma sicu sanggup
mewakili kursi dari majikan pemilik pegadaian Bu-lim?"
"sudah tentu boleh tapi kalian berdua sebagai wasit harus
membuka dulu kedoknya sehingga cayhe bisa melihat
wajah aslinya dan perduli menang kalah bisa melaporkan
urussn ini dihadapan majikan."
"Heeeeee....heeee....heeeeeee... sungguh amat sayang
dalam pertemuan tiada tercantum pasal yang memuat
peraturan tersebut." jengek Lam Kong Pak sambil tertawa
dingin. "Bila saudara punya kepandaian kenapa tidak coba
membuka sendiri?"
Kedua orang wasit itu saling berbisik saling
merundingkan sebentar persoalan itu, kemudian sipendeta
Liong ceng berkata "suma sicu mengaku bisa mewakili
majikan pegadaian Bu-lim, entah punyakah kau orang
tanda kepercayaan darinya ?"
selagi suma Ing siap menjawab, mendadak terdengar
suara yang rendah dan berat bagaikan belahan bambu entah
dari arah mana berkumandang datang. "suma Ing boleh
mewakili diriku, kalian berdua tidak usah menaruh curiga
lagi" Angin dingin menyambar lewat mendatangkan tiupan2
yang amat dahsyat, tak kuasa lagi para jago yang hadir
disana pada bergidik dibuatnya.
Mendadak peristiwa aneh terjadi didepan mata, tonggak
kayu yang sebenarnya sudah tergetar roboh ditengah
hembusan angin taupan keras tersebut tiba2 bangun berdiri
lagi ditempat semula. sedang angin taupan tadipun lenyap
dengan sendirinya,
Air muka Lam Kong-Pak maupun suma Ing pada
berubah sangat hebat, mereka berdiri tertahan diatas
panggung. Ilmu silat macam apakah ini" apa mungkin majikan
pemilik pegadaian Bu-lim memiliki ilmu hitam "
"Majikan pemilik pegadaian Bu-lim," teriak Lam Kong
pak keras2. "Jikalau sudah tiba kenapa tidak sekalian
munculkan diri?"
"Heeeee ... heeee .... heeeee ... dapatkah kau menangkan
suma Ing?" mendadak suara yang rendah berat dan
menyeram itu berkumandang kembali. "suma Ing adalah
bekas panglima yang kalah perang ditanganku"
"Hmm cobalah sekali lagi"
Lam Kong Pak tidak berani berlaku gegabah, hawa
murninya segera disalurkan mengelilingi seluruh tubuh siap
melancarkan serangan. Mendadak kedua orang wasit
dengan serius bangun berdiri "Pertandingan terakhir dalam
pertemuan ini segera dimulai..."
"Tok .... tok ... tok"
"silahkan" seru pemuda she Lam Kong.
suma Ing tertawa seram badannya merendah sepasang
telapak perlahan2 didorong kearah dada Lam Kong pak.
Pemuda she-lam Kong tidak berani memandang enteng
serangannya ini, sejak semula ia sudah persiapkan hawa
murninya disepasang tangannya.
Kini secara mendadak melihat telapak tangan lawan
memancarkan cahaya ke-hijau2an dan mengurung dirinya
dengan membentuk gerakan payung. hatinya terasa tergetar
keras. "Aaaaah.... ilmu payung Mo san sam sih" teriaknya
dihati. Perasaan hati Lam Kong Pak saat ini murung bercampur
girang, murung karena pihak lawanpun bisa mainkan ilmu
payung 'Mo san sam sih' dan entah bagaimana hasilnya
dengan hasil latihannya" yang membuat girang adalah
pesan terakhir yang disampaikan -Yoe Li Yap kepadanya


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kini sudah temukan jalan terang.
Pikiran itu hanya berlalu dalam sekejap mata, dengan
kumpulkan sepuluh bagian tenagan murniya tubuh Lam
Kong pak mencelat lima, enam depa ketengah udara, jurus
'Cong Koei Kay san' atau si Cong Koei membentangkan
payung segera digunakan.
Dua gulung hawa hijau berbentuk payung begitu
timbulkan suara desiran tajam memenuhi angkasa, kedua
orang yang ada diatas panggung sama sekali tak bergerak.
tapi ujung baju para hadirin yang ada dibawah panggung
jadi berkibar oleh gulungan hawa dahsyat yang memancar
keempat penjuru itu.
Kedua orang ini siapapun tidak berani berlaku gegabah,
sambil pusatkan pusatkan tenaga mau pun pikiran mereka
mempersiapkan serangannya yang kedua.
Dari ufuk sebelah timur, cahaya ke-emasean sang surya
per-lahan2 munculkan diri menerangi seluruh jagat. "Lihat
serangan " bentak Lam Kong pak keras.
Jurus kedua dari ilmu payung 'Mo San Sam Sih'
digunakan, sepasang matanya memerah dan akhirnya
berubah menjadi ber-api2.
Inilah jurus kedua 'Hwee san Toa cang' atau Payung
berapi Bentang melebar.
Pada saat yang bersamaan suma Ing pun mengeluarkan
sebuah jurus yang maha aneh.
"sreeeeeet...." Kedua orang itu masing2 mundur tiga
langkah kebelakang. badannya bergetar tiada hentinya.
Ujung baju para penonton yang ada dibawah panggung
pun kembali berkibar kencang suasana penuh diliputi
ketegangan. Mendadak..... Kedua orang itu ber-sama2 membentak keras, masing2
pihak kembali mengeluarkan sebuah jurus serangan yang
maha aneh. Dari sepasang tangan lam Kong Pak meluncur keluar
sepuluh rentetan cahaya ungu yang sangat tajam, sepasang
matanya berubah jadi ungu matang, inilah jurus ketiga yang
bernama Ban san Tiauw Thian atau selaksa Payung
Menongok Kelangit.
suma Ing dengan gaya tangan mencekal sebuah benda
menyambut datangnya sambaran cahaya ungu tersebut.
"Braaaak...." tonggak kayu terhajar hancur ber-keping2
dan muncrat memenuhi angkasa, gulungan angin taupan
yang maha dahsyat melanda para penonton dibawah
panggung, sebagian besar para jago yang memiliki
kepandaian silat rada kurang pada berputar kencang ketika
terlanda gulungan angin tersebut.
Debu mengepul pasir beterbangan keempat penjuru
membuat suasana diatas puncak tersebut jadi terang
kembali, terlihatlah tubuh Lam Kong Pak sedang bergoyang
keras, sedang panggung kayu tadi lenyap tak berbekas
sebagai gantinya muncul sebuah liang yang amat dalam di
daerah bekas panggung tadi.
seluruh keadaan para penonton dikotori dengan debu,
mereka sendiri terpaku ditempat masing2, sedang jejak si
sasterawan bertangan keji suma Ing sudah lenyap tak
berbekas. Pertarungan ini benar2 merupakan suatu pertarungan
jang jarang sekali ditemui dalam Bu-lim, bahkan Lam Kong
Pak sendiri pun tidak tahu secara bagaimana ia berhasil
memukul luka pihak lawannya, bahkan kapan ia pergi pun
tidak jelas. "Tok,tok tok tok...." suara Bok Hi berketuk lima kali,
sipendeta Liong ceng serta tosu Hauw To ber-sama2
meninggalkan tempat duduknya menghampiri Lam Kong
Pak. serunya lantang
"Ilmu silat sang sicu jauh diatas kepandaian delapan jago
top. yang merajai seluruh Bu-lim. kami sebagai wasit
dengan ini mengumumkan bahwa nama besar sang sicu
berada diatas delapan jago Tok Bu-lim lainnya...."
Mendadak Cioe Cien cien serta Pek Lie siang sama2
meninggalkan tempat duduknya dan berlari kearah pemuda
tersebut. Pemuda she-lam Kong yang masih di pengaruhi rasa
cemburu tidak ingin menemui gadis2 itu lagi, buru2 ia
menjura kearah kedua orang wasit.
"Maksud tujuan aku orang she-sang yang terutama
adalah mencoba sampai dimanakah kelihayan ilmu silatku,
sedangkan mengenai nama urutan diatas delapan jago top
Bu-lim aku tidak tertarik. saat ini masih ada urusan pribadi
lainnya yang harus diselesaikan, kita berjumpa lagi lain
kesempatan..."
HABIS berkata ia enjotkan badannya sekali loncat
mencapai sejauh lima belas enam belas tombak dan lari
turun puncak. selama perjalanan ia tidak berhenti, setelah lewat lima,
enam jam kemudian terasa ia sudah tiba dikota Kiem Leng,
Ditempat yang tersembunyi pemuda ini melepaskan
pakaian anehnya terlebih dulu. kemudian dengan langkah
gaya 'Cukong' memasuki sebuah rumah makan.
Rumah makan itu amat besar dan luas, di kota Kiem
Leng boleh dihitung sebagai rumah makan kelas satu atau
kelas dua, atas bawah semuanya bertingkat dua.
Waktu itu siang baru lewat, suasana dalam rumah
makan tidak ramai hanya beberapa orang pedagang sedang
bersantap dengan lahapnya disana.
setelah minta seteko arak dan beberapa macam sayuran.
Lam Kong Pak mencari sebuah tempat dekat jendela dan
mulai menikmati santapannya.
sembari minum arak otaknya terus berputar, ia sedang
berpikir si mahasiswa bertangan keji suma Ing adalah kakak
misan cioe Cien cien, tapi kenapa dalam pertemuan tersebut
ia sudah membuat malu Cioe Ci Kang" kenapa ia mewakili
majikan pemilik pegadaian Bu-lim" bahkan si majikan
rumah pegadaian Bu-lim secara sembunyi memberikan
jaminannya"
Bila ketiga jurus serangan aneh yang digunakan suma
Ing pun merupakan ketiga jurus yang terdapat dalam Mo
san Kioe sih ilmu payung sembilan jurus tersebut,
kemungkinan sekali ia belajar ilmu itu dari majikan pemilik
pegadean Bu- lim. lalu apakah si majikan pemilik pegadean
Bu-lim itu cuma bisa tiga jurus kepandaian ilmu silat yang
kesemuanya diberikan kepadanya atau kah bisa sebagian
ilmu silat yang ampuh tersebut dari sembilan jurus
kesemuanya tapi cuma mengajarkan tiga jurus kepada
orang itu"
Kenapa majikan si pemilik pegadaian Bu-lim suka
menempuh bahaya dengan kehilangan kedudukannya
sebagai pentolan delapan jago top Bu-lim dan menyuruh
suma Ing yang mewakilinya"
Tok. tok... tok.... Dari anak tangga loteng berkumandang
suara langkah manusia yang terus disusul munculnya dua
orang. Kedua orang itu berdandan sebagai kaum pedagang,
seorang punya perawakan tinggi besar bagaikan bambu
dengan memakai jubah longgar, muka bersih tak kelihatan
sedikit debu pun, pundaknya membawa sebuah kantong
bersaku bolak balik,
Pada saku sebelah depan terdapat pula dua buah kantong
kecil, yang satu berisikan sebuah bak yang berukirkan naga
dan burung hong, sedang saku yang lain terselip tiga batang
pit, sebuah untuk menulis huruf besar dan dua untuk
menulis huruf kecil. Kantong yang menghadap kebelakang
terletak sebuah suipoa besar berwarna hitam.
orang yang lainpunya raut muka seperti terong,
kepalanya bulat dengan dagu yang memanjang kebawah.
pinggangnya lebar, tinggi badan lima depa dengan panca
indera yang teristimewa kecilnya ia memakai jubah
kembang2 dengan air muka yang putih bagaikan kertas.
Ketika Lam Kong Pak melihat munculnya kedua orarg
itu, ia lantas sadar mereka berdua bukan manusia
sembarangan. karena cahaya mata mereka berdua tajam
sekali jelas memiliki tenaga lweekeng yang telah mencapai
taraf sempurna.
Dua orang itu hanya melirik sekejap kearah lam Kong
Pak kemudian mereka mencari sebuah meja dan duduk
saling ber-hadap2an tak ada yang bergerak tak ada yang
bicara. Yang tinggi duduk bagaikan sebatang tiang bendera,
sedang yang pendek bongkoknya luar biasa sehingga mirip
segumpal daging.
Lama sekali mereka duduk membungkam ia melihat
kawannya dan sang kawan gantian melihat lawan- mereka
tidak berbicara tidak bergerak juga tidak minta sayur.
Akhirnya sang pelayan berjalan mendekit melihat
kekukoayan kedua orang itu tak tertahan lagi ujarnya
kepada sikakek pendek itu.
"Toa-ya, kalian hendak minum arak atau bersantap?" Air
muka si kate berubah hebat, dengan wajah cemberut
teriaknya berat2:
"Toa-ya ada dihadapanku, kau bangsat cilik apakah
cuma soal ini saja tidak bisa membedakan" "
sipelayan buru2 minta maaf ia berpaling dan sekarang
ganti bicara dengan sitinggi jangkung. "Toa-ya...."
Agaknya si jangkung sudah punya rencana dihati. tidak
memberi kesempatan kepada sang pelayan bicara lebih jauh
potongnya. "Ada Jie-ya disini, apa cuma menghadap urusan sekecil
ini saja harus merepotkan Toa-ya nya?"
si pelayan adalah seorang cerdik, ia mengerti untuk
menghadapi manusia2 kikir macam itu lebih baik tidak ikut
campur dan biar mereka yang menentukan sendiri.
Kedua orang itu ber-sama2 mendehem, si jangkung lama
kelamaan tak dapat menahan diri lagi, teriaknya: "Eeeeei,
kali ini kita ada baiknya berganti permainan, bagaimana
kalau kau yang pesan sayur dan aku yang bayar?" sicebol
tertegun, air mukanya yang putih rada berkerut.
"Sebenarnya suruh aku Jie-ya membayar sih bukan jadi
soal, tapi bila mana Toa-ya memastikan dirinya ingin
belajar...."
Reaksi si jangkung ternyata sangat cepat, tidak
menunggu si kate menyelesaikan kata2nya ia sudah
menyambung: "Jika Jie-ya punya maksud begitu. aku hanya
akan menurut saja dan harus mengakui keberuntunganku."
si jangkung segera menggapai pelayan itu sembari mulai
memesan. === halaman ga ada ===
si jangkung agak tergetar, ia tidak menyahut.
"Padahal urusan ini tak usah dibicarakan tak mengapa"
kembali si Kate berseru sembari melirik sekejap kearah si
jangkung, "Jie-ya, selamanya kau suka berterus terang kenapa kali
ini hanya bicara separoh2 ?"
"Kita berdua 'Hay Thian siang Kho' atau sepasang
manusia jelek dari Hay Thian sebelum berbakti kepada
majikan, boleh dihitung sebagai jagoan kelas wahid. maka
dari itu si perempuan janda kawin tujuh kali, perempuan
lonte itu kesemsem dengan kau si Toa-ya, tapi sejak kita
berdua lenyap dari peredaran Bu-lim, si lonte busuk itu
kembali punya simpanan- ..."
"Teruskan" seru si jangkung dengan hati tergetar.
"Padahal aku pun tahu Toa-ya tidak ketarik lagi dengan
lonte itu, lebih baik kita tak usah bicarakan lagi "
Lama kelamaan si jangkung dibikin tertarik oleh cara si
kate berkata. "Lebih baik kau teruskan saja, walaupun dengan
kedudukan serta hati naluri kita saat ini tak mungkin bisa
kecantol lagi dengan lonte itu tapi tempo dulu antara dia
dengan aku si Toa-ya punya kisah percintaan yang hot juga.
aku rasa dibicarakanpun tak apa-apa."
"Aku lihat sudahlah. walaupun si lonte busuk ini sering
mengatakan kepada orang2 bahwa ia tidak pernah
melupakan kau Toa-ya. tapi...."
"Jie-ya. kita berdua punya hubungan yang sangat akrab
kenapa kau bicara putus2, sungguh tak enak didengar." si
kate tersenyum. wajahya yang putih ber-kerut2.
"Toa-ya. bila kau sungguh2 mau dengar, tentunya tahu
juga bukan dengan peraturan busukku."
"apa sangkut pautnya urasan ini dengan peraturanmu" ,
.." seru si jangkung tertegun-
"Toa-ya asalkan kau suka sedikit mengganti
peraturanmu. maka jual beli kita kali ini jadi
diselenggarakan-"
Kembali si jangkung melengak
"Peraturanku adalah...."
"Hari ganjil tidak menjamu orang. hari genap menunggu
jamuan orang...."
"Aaaaah ....." seluruh tubuh si jangkung tergetar sangat
keras. "Jie-ya. kau ingin memeras aku si Toa-ya?"
"Jie-ya tidak berani" buru2 si kate menjura dengan penuh
rasa hormat. "Asalkan Toa-ya mengerti keadaanku ini hari
kurang leluasa. ada baiknya kau sedikit beramal jangan
catat hutangku ini dalam buku catatanmu "
Lam Kong Pak menggerutu tiada hentinya terhadap si
kate yang memeras dia habis2an hanya menghela napas
panjang tiada hentinya.
"Baik ongkos arak serta santapan ini hari biar aku Toa-ya
yang bayar. sekarang kau bicaralah "
SEPASANG Mata si kate memancarkan cahaya berkilat,
ia tertawa terkekeh-kekeh.
"Toa-ya. baik kau maupun aku adalah berasal dari
keluarga yang urusi pembukuan, semua persoalan tak bisa
tidak dikerjakan sampai se-jelas2nya"
"Masih ada persoalan apalagi yang belum selesai?"" seru
si jangkung dengan nada tertegun,
si kate menyumpit masakan hay-som dari piring, tapi
berulang kali terlepas kembali ke tempat asalnya, saking tak
betah ia sambar itu piring lantas dihisap dalam sekali
hisapan, hampir separuh piring masakan tersebut pindah
kedalam perutnya.


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Toa-ya coba kau pun ikut berpikir masih ada persoalan
apa lagi yang belum diselesaikan- ..." katanya sembari
meletakkan kembali piring itu keatas meja.
Kembali disambarnya gorengan ikan Lee-hi ber-sama2
durinya sekalian ditelan kedalam perut.
"Ehmmm Toa-ya hampir2 saja aku lupa kiranya kau
maksudkan soal catatan dalam buku hutang "
Diambilnya keluar kitab catatan kecil itu lalu dicoret
dengan pit. "sekarang beres bukan?""
sinar matanya menyapu sekejap keatas meja, kemudian
mendengus berat. "Jie-ya, kau ingin sikat sendiri semua
masakan yang kupesan?"
Hampir2 Lam Kong Pak dibuat mual oleh cara si kate itu
bersantap. Kiranya menggunakan kesempatan sewaktu si jangkung
mencoret catatan hutangnya, bagaikan tiupan angin taupan
yang menyapu dedaunan kering ia sudah sikat habis hampir
separoh masakan lezat yang dipesan.
Kecepatan makannya boleh disebut Ikan paus menghisap
kerbau melahap susah dilukiskan dengan kata2.
setelah meneguk kembali tiga cawan arak seraya
menepuk perut sendiri ujar si kate itu. "Toa-ya, ayoh cepat
bersantap tidak kusangka kau bisa berlaku begitu sungkan
kepadaku "
si jangkung mendengus berat.
"Jie-ya selain kupunyai peraturan yang busuk masih
punya waktu yang busuk pula, sekali bentrok keluarga
enam turunan tak kuakui. seharusnya Jie-ya pun tahu akan
hal ini bukan ?"
Air mukanya berubah memberat, kaku bagaikan salju. si
kate dibuat melengak jadinya.
"Kemuliaan kita berdua sudah cukup tercermin dari
watak maupun tindak tanduk kita Toa-ya gelarmu adalah
'sin si Boh atau sicatatan mati hidup', setiap jago Bu-lim
yang mendengar tentu ketakutan sampai terkencing, sedang
aku si Jie-ya...."
Tidak usah mendengarkan lebih lanjut Lam Kong pak
sudah mengenali siapakah kedua orang iblis ini. hatinya
terasa tergetar keras.
Nama besar kedua orang iblis ini sudah amat terkenal
sejak tiga puluh tahun berselang, kendati jago2 dari tiga
manusia miskin empat manusia kaya pun harus mengalah
beberapa bagian kepada mereka.
Yang jangkung bernama Pak Boe dengan gelar 'sin si
Boh' atau si Catatan mati hidup, sedang yang kate bernama
Coe sin dengan gelar "Hek sim Wangwee" atau si Wangwee
hati hitam. setiap jago Bu-lim yang sudah berurusan dengan
kedua pentolan iblis ini pasti tak bisa hidup tenteram lagi.
" Cepat katakan" teriak si catatan mati hidup seram.
"Hek sim Wangwee tidak berani mempermainkan Toaya
nya lagi", ia tertawa terkekeh-kekeh.
"Menurut apa yang aku Jie-ya ketahui. si perempuan
janda Kawin tujuh kali Phoa Coen masih merindukan diri
Toa-ya terus menerus, maka dari itu si Hiat soo Cay sin Go
sing dengan gunakan seribu satu macam akal untuk
memancing dan menjebak perempuan tersebut agar suka
dengannya siapa nyana usahanya gagal dan ia dapat
semprotan tajam. dari malu Go sing jadi gusar karena itu ia
lantas gadaikan batok kepala lontemu itu"
"Jie-ya, secara bagaimana kau bisa tahu persoalan ini?"
"Aku pernah melihat sendiri si dewa harta bertangan
telengas sedang merayu lontemu itu, tapi gendakmu tidak
tertarik sama sekali, Eeeei... Toa-ya, aku lihat Phoa coen si
lonte genit ini masih berhak dikatakan perempuan
'Perawan' yang masih mempertahankan harga dirinya...."
"sungguh lihay orang ini...," Diam2 seru Lam Kong Pak
dalam hatinya. Ditinjau dari keadaan si Hek sim Wangwee diluaran ia
kelihatan sangat mengenaskan dan selalu si Catatan mati
hiduplah yang pegang peranan, padahal dalam kenyataan si
katelah yang selalu berada diatas angin-
Mendadak dari sisi telinga pemuda she-Lam Kong
berkumandang datang suara se-seorang yang terasa sangat
asing baginya "Bocah cilik, ikutilah kedua orang siluman tua itu jangan
se-kali2 dilepaskan, terakhir kau akan tiba disarang mereka"
Dengan hati bergidik Lam Kong Pak berpaling, tampak
seorang kakek tua berjubah biru entah sejak kapan telah
duduk dihadapannya. waktu itu dia sedang menggerakkan
sumpit menghantar sayur kedalam mulut dan mengirim
sebuah senyuman kearahnya.
selagi Lam Kong Pak siap bangun bertanya, sikakek tua
itu telah memberi tanda agar ia jangan banyak adat.
Agaknya pada waktu itu si 'Hay Thian siang Kho' atau
sepasang manusia jelek dari Hap Thian pun telah
menemukan kedatangan sikakek tua, Hek sim Wangwee
rada tertegun kemudian kepada Toa-ya nya si catatan Mati
Hidup ia berkata: "Toa-ya, coba kau pikir rada aneh tidak"
dengan andalkan kekuatan kita berdua ternyata...."
"Jie-ya, sana maju dan coba timang2 berapa kati
beratnya."
Dengan goyangkan badannya yang kelebihan daging si
Hek Sim Wangwe berjalan menghampiri sikakek tua itu.
sikakek tetap membungkam juga tidak melirik.
sebaliknya kepada pemuda she-Lam Kong ujarnya "Eeeei....
pemuda cilik, agaknya rumah makan ini tidak bersih. coba
lihat begitu banyak lalat yang mengotori pemandangan kita
" sembari berkata ujung bajunya dikebut keluar. mendadak
dari luar jendela terbang masuk beratus ekor lalat berkepala
merah, datangnya lalat2 besar ini cepat luar biasa seperti
terhisap oleh segulung hawa murni sehingga susah
menguasai diri, dengan dahsyatnya lalat2 itu menerjang
wajah Hek sim Wangwee.
Ratusan ekor lalat besar bergabung jadi satu laksana
segumpal bola hitam dengan membawa Khie-kang yang
dahsyat meluncur datang.
Hek sim Wangwee pun bukan manusia gampang
diganggu ataupun diserang, badannya yang penuh
kelebihan daging laksana kilat menyingkir tiga langkah
kesamping lalu melancarkan satu babatan kearah gumpalan
lalat besar tersebut.
Daya hantamannya ini sungguh luar biasa sekali, jangan
dikata segumpal lalat sekali pun biji2 besi pun akan hancur
bagaikan bubuk.
"Braaaak...." sungguh aneh sekali, hancuran lalat yang
muncrat keempat penjuru bukannya melayang kearah lam
Kong Pak. sebaliknya dengan kecepatan yang lebih tinggi
menodai seluruh wajah maupun baju sutera Hek sim
Wangwee. Lima hantaman macam begini disebut 'soe Toh Tong
Koei' atau Tangan Jalan mengadu Jiwa, sudah tentu Hay
Thian siang Kho pin pernah mendengar ilmu semacam ini.
Kini Hok Sim Wangwee berdiri ter-mangu2 dengan
sikap yang rikuh, ia pingin tumpah tapi tak berhasil
ditumpahkan keluar. Mendadak si Catatan mati hidup
bangun berdiri.
"Aaaaaah.... manusia Lihay tidak sukai unjukkan diri,
setelah saudara ada maksud mencari gara2 dengan Hay
Thian siang Kho kenapa pula harus menyembunyikan
keadaan sendiri ?"
sikakek tua itu pura2 berlagak pilon, ia angkat teko dan
berkata lagi kepada sang pemuda "Eeeeei, pemuda cilik
mari kita keringkan secawan arak. bagaimana pun juga
loohu akan ikut bersantap bersama2 dirimu. tentunya kau
tak akan mencatat hutang ini buku catatan bukan"
Habis berkata ia tuang teko arak itu kedalam sekali
hisapan menyikat habis semua isi arak.
Walaupun si Catatan Mati Hidup pun tahu asal usul
sikakek tua ini rada misterius. tapi selama hidup belum
pernah ia takluk kepada orang lain kecuali si majikan
pemilik pegadaian Bu-lim. bahkan empat manusia kaya pun
tak ada yang dipikirkan dalam hati.
Kini kena dipermainkan orang. kegusaran tak
terbendung lagi. dari kantong kain ia cabut keluar sebuah
pit lantas melancarkan satu serangan kemuka.
"sreeeet sreeet sreeeet" Ditengah suara desiran tajam,
Lam Kong Pak hampir2 saja tersentak kaget.
Kiranya diatas meja tepat dihadapannya terukir beberapa
kata dengan amat jelasnya, "siapakah saudara?"
Tulisan tersebut bukan saja jelas bahkan dalam tertera
diatas papan meja, ini membuktikan baik dalam tenaga
lweekang maupun dalam ilmu surat ia mempunyai
kematangan yang telah mendekati kesempurnaan.
sikakek tua itu meneguk arak berulang kali, ia sama
sekali tidak ambil perduli terhadap tulisan yang tertera
diatas meja. "Bocah muda" serunya kepada Lam Kong Pak. "Kau
tidak usah sungkan2 lagi terhadap loohu. kita pun tak usah
cekcok saling mengadu ketajaman mulut. terus terang saja
kukatakan loohu tidak punya uang. mari... mari... mari.,..
kita keringkan saja secawan arak....."
Kembali kakek tua itu meneguk isi cawan.
si Catatan Mati Hidup badannya membengkok dengan
gerakan menjura.
"Kraaaak..." pinggangnya mendadak putus, sepasang
kaki tetap memantek diatas tanah sedang badan bagaikan
atas laksana anak panah yang terlepas dari busur meluncur
kearah sikakek tua itu.
"Aaaaaah, ini ilmu pasti merupakan ilmu hitam." seru
Lam Kong pak dalam hati dengan perasaan amat
terperanjat. sikakek tua itu sedikit pun tidak menjadi gugup, ia tidak
perduli terhadap meluncur datangnya badan bagian atas
pihak lawan, hanya mulutnya mendadak meniup kencang,
teko arak yang ada diatas meja mencelat ketengah udara
lalu meluncur kearah badan bagian bawah dari si Catatan
Mati hidup, Gerak gerik dari kedua orang itu sama2 dilakukan
dengan kecepatan luar biasa,
sebelum Lam Kong Pak melihat jelas kejadian yang
sebenarnya tubuh bagian atas pihak lawan yang meluncur
datang mendadak mencelat balik ketempat semula lantas
mundur lima langkah kebelakang, sedang teko arak itu pun
melayang balik pada saat yang bersamaan pula.
si kakek tua itu tetap duduk tak bergerak. tangannya
sembari mencekal teko arak tertawa dingin tiada hentinya.
"Mengandalkan hawa murni memisahkan jantung hati,
ginjal dengan usus agar pinggang menjadi kosong tak berisi.
kemudian dengan menggunakan ilmu melepaskan tulang
menarik kulit serta daging badan panjang2, sekalipun
terhitung gerakan aneh untuk merebut kemenangan, tapi ini
pun masih terhitung suatu permainan kecil. sana pulang
dan beritahukan kepada majikan kalian, bila jumlah
orangnya kurang cukup loohu masih bisa bantu
menjumlahkan."
sicatatan Mati Hidup mengetahui dirinya telah berjumpa
dengan seorang jagoan lihay, mukanya berubah hebat.
"Dengan andalkan kepandaian yang kau miliki barusan,
dapat kuduga kau bukan termasuk manusia sembaranganentah
bolehkah kami tahu siapakah nama besarmu ?"
"Asalkan kalian ceritakan dandanan serta raut muka
Loohu kepada majikan kalian, ia bakal tahu dengan
sendirinya" sahut sikakek tua itu hambar.
"sedangkan mengenai kalian dua orang siluman tak jelas,
rasanya masih belum berhak untuk menanyakan asal usul
loohu" "Tadi saudara mengatakan ,Bila jumlah orang tidak
cukup Loohu bisa bantu menjumlahkan. apa maksud
ucapanmu itu ?""
"sudah tidak usah banyak bicara lagi, sana pulang dan
beritahu kepada majikan kalian, ia bakal tahu sendiri "
Ketika itu si Hek sim Wangwee sudah membersihkan
noda lalat dari wajahnya.
"Toa-ya, mari kita pergi" serunya dengan nada berat.
KEDUA orang itu melirik sekejap kearah sikakek tua itu,
kemudian setelah meninggalkan uang keatas meja, terburu2
turun dari loteng dan ngeloyor pergi.
Dalam hati Lam Kong pak merasa amat terperanjat, ia
tidak menyangka sikakek tua yang tidak menarik perhatian
ini ternyata mempunyai asal usul yang amat besar.
Jika didengar dari nada suaranya, terhadap si majikan
pemilik pegadean Bu-lim agaknya ia tidak pandang sebelah
matapun. Lam Kong Pak bangun berdiri, lalu menjura dengan rasa
penuh kehormatan-
"Kepandaian ilmu silat cianpwee benar2 luar biasa,
boanpwee merasa sangat kagum. Entah dapatkah cianpwee
memberitahukan nama besarmu ?"
"saatnya belum tiba. untuk sementara ada baiknya
urungkan persoalan ini dalam hati. loohu ada suatu
perkataan ingin ditanyakan kepadamu. dari manakah kau
pelajari ketiga jurus ilmu payung maut 'Mo san sam sih'
itu?" seluruh tubuh pemuda she- lam Kong tergetar sangat
keras. "Apakah semua kejadian yang berlangsung diatas
panggung pertemuan tadi sudah cianpwee lihat dengan
sangat jelas?"
"Apa gunanya kau tanyakan soal itu lagi?"
"Entah didalam pertarungan memperebutkan urutan
nama itu boanpwee yang berhasil memperoleh kemenangan
atau si sasterawan bertangan keji suma Ing yang berhasil
merebut kemenangan ?"
"Kau berhasil menangkan suma Ing tapi dikalahkan oleh
simajikan Pemilik Pegadaian Bu-lim"
"Boanpwee tidak paham"
"soal apa yang tidak kau pahami" jika ia tidak berhasil
menangkan suma Ing, mana mungkin simajikan pemilik
Pegadaian Bu-lim suka menyerahkan kedudukan jago


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nomor satu diantara delapan jago top kepadamu" tapi,
jikalau bukan simajikan pemilik pegadaian Bu-lim yang
tepat pada saatnya menolong suma Ing pergi. dikolong
langit pada saat ini siapa lagi yang dapat menolong orang
tanpa memperlihatkan jejak sendiri?"
"oooouw ... kiranya begitu" seru Lam Kong Pak tak
tertahan lagi. "Dengan kekejaman serta ketelengasan majikan pemilik
pegadaian Bu-lim, kenapa ia tidak turun tangan terhadap
boanpwee, melihat boanpwee merebut nama serta
kedudukannya ?"
"Jika loohu tidak ada disekitar sana, siapa yang berani
menanggung kau bocah cilik masih bisa hidup"
sekali lagi Lam Kong Pak menjura kepada siorang tua
itu, "Boan-pwee sekali lagi mengucapkan terima kasih atas
budi pertolongan cianpwee kepadaku "
"Kau masih belum menjawab pertanyaan loohu"
Lam Kong Pak pun segera menceritakan kisahnya secara
bagaimana peti yang digunakan untuk bersembunyi jatuh
kedalam kawah gunung berapi, dari bencana mendapat
rejeki dan berjumpa dengan gadis telanjang berbulu putih
lalu secara bagaimana Coe Lie Yap menurunkan ketiga
buah jurus ilmu payung 'Mo san sam sih' kepadanya .tapi
diantara itu ia sudah sembunyikan persoalan pribadinya.
Lama sekali orang tua itu memperhatikan Lam Kong
Pak dengan serius, lama sekali akhirnya ia menghela napas
panjang. "Kenapa ia turunkan ketiga jurus ilmu payung 'Mo san
sam sih' kepadamu. tahukah apa maksud sebenarnya" ?"
MERAH padam wajah Lam Kong Pak saking malunya.
"Kau suka padanya?" tanya orang tua itu lagi dengan
mata ber-kedip2 lucu.
"Boanpwee...boan..pwee tiii...tidak tahu "
"orang muda kau harus bicara jujur tahukah kau..
dengan berbicara demikian berarti kau sudah menyia2kan
kasih sayang yang dicurahkan gadis itu kepadamu ?"
"Cianpwee kenal dia?"
"Mana mungkin Loohu bisa kenali gadis itu" hanya
menurut tebakanku tentu begitu apakah diantara kalian
berdua tak ada perjanjian, atau...."
"Ada....dia bilang....dia bilang mau tunggu aku"
Kakek tua itu rada tertegun dibuatnya.
"Dia mau tunggu dirimu " .. , apa yang dinantikan gadis
itu dari dirimu?" selembar wajah Lam Kong pak yang licin
kontan terasa semakin panas,
"Dia bilang... ia sudah bulatkan tekad untuk ngawini
boanpwee ..."
"oooouw, .. kiranya begitu, lalu bagaimana tanggapanmu
?" "sudah tentu boanpwee tidak berani me-nyia2kan
harapannya" sahut pemuda ini ke-malu2an"
Nah begitulah baru punya aturan- tapi aku rasa dalam
ucapanmu rada sedikit tidak jujur"
"Boanpwee tidak berani menipu cianpwee," Lam Kong
Pak jadi gugup, ia berseru cemas.
"Apa hubunganmu dengan puteri dari cioe cie Kang?"
desak kakek tua itu lebih lanjut
Lam Kong Pak makin malu lagi dibuatnya tapi
bagaimana jeleknya sang menantu akhir harus mengunjuk
hormat pula didepansang mertua, ia pun ceritakan secara
bagaimana dengan menyaru ia selundup masuk kedalam
perkampungan Toa Loo san-cung lalu cara bagaimana
bersembunyi dalam peti dan secara bagaimana peti itu
dicuri sipencuri sakti, lalu didalam gubuk berjumpa dengan
Pek Lie siang tak sepotong kisah pun yang dirahasiakan-
"oooouw...kiranya begitu, tidak aneh kau bisa mendapat
pacar begitu banyak. tapi tiga orang sudah cukup banyak
loo. lain kali kau tidak boleh jatuh cinta dengan gadis2
muda lagi"
"Apa maksud cianpwee sama sekali tidak...."
"Apa yang loohu ucapkan adalah kata sejujurnya" Buru2
siorang tua itu ulapkan tangannya memotong pembicaraan
sang pemuda yang belum selesai. "Kau tidak boleh menyia2kan
salah seorang pun diantara ketiga orang gadis
muda itu, asalkan kau tidak bermaksud me-nyia2kan
mereka sekalipun tiga orang gadis muda sekaligus juga
tidak mengapa. hanya saja asalkan sikapmu terhadap Coe
Lie Yap bisa jauh lebih mesra, Loohu sangat berterima
Pendekar Kelana 4 Pertarungan Dikota Chang An Seri 2 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Kesatria Berandalan 1
^