Pencarian

Payung Sengkala 8

Payung Sengkala Karya S D Liong Bagian 8


samudra saja segera jejaknya lenyap tak berbekas.
Lam Kong Pak tarik tangan Loo Liang Jen ikut masuk
kedalam pintu. sesudah mengitari sebuah gunung2an-loteng
dan gardu mulai bermunculan didepan mata, bunga
semerbak burung berkicau membuat suasana disana amat
nyaman. Mengikuti beberapa orang anggota Liok Mao Pang,
kedua orang itu berjalan terus lebih kedalam, kurang lebih
setelah berjalan satu li secara lapat2 barulah mulai terdengar
suara hiruk pikuk.
Tidak lama kemudian mereka berdua sudah tiba
disebuah tanah lapang, tanah lapang itu luasnya mencapai
puluhan hektar, didepan berdiri tegak sebuah pintu, diatas
pintu tergantung sebuah papan yang bertuliskan^ "Liok Sin
Tit it can" atau perhatian pertama,
Disamping pintu berdiri sebuah rumah kecil, asap tebal
mengepul keiuar lewat atap rumah,
Ketika Lam Kong Pak mendekati tempat itu, tampak
seorang lelaki kekar sedang mengaduk-aduk sebuah kuali
besar yang penuh dengan air mendidih, secara terpisah air
tadi dituangkan kedalam ember tidak jauh dari kuali berdiri
tiga orang, ketiga orang itu tidak lebih hanya jago kelas tiga
sewaktu berada di Pegadaian Bu-lim tempo dulu.
"Kemarilah cepat "
Lelaki kekar itu berseru sambil menggapai salah seorang
diantaranya segera maju mendekat lelaki tadi dengan cepat
mencekal rambutnya kemudian dicelupkan kedalam ember
besar penuh dengan air mendidih itu.
"Aduuuuh mak. ..." orang itu menjerit kesakitan, seluruh
tubuhnya gemetar keras.
"Kenapa" apakah terlalu dingin" " teriak lelaki kekar itu,
Dari kuali besar kembali orang itu ambil orang itu ambil
segentong air mendidih kemudian dimasukkan kedalam
ember tadi setelah itu menekan kepala orang tadi kedalam
air yang mendidih itu,
"Aduuuuuuh. . . .mak. ..." sekali lagi orang itu merintih
kepanasan. "Hmmm air medidih seperti ini kau masih katakan
dingin" baiklah, akan kusuruh kau rasa kan sendiri
bagaimana rasanya panas" dengus lelaki yang kekar tadi.
Sembari bicara ia mengambil satu gentong air mendidih
kemudian langsung diguyurkan keatas kepala orang
"Aduuuuuuuh. . . . Mak. . . ."
Suaranya semakin lirih dan akhirnya sirap tak terdengar
lagi, jelas ia sudah jatuh tidak sadarkan diri lagi.
Setelah orang itu jatuh pingsan, lelaki kekar itu ambil
segayung air dingin lalu diguyurkan keatas kepalanya,
sementara tangan lain mencekal rambutnya dan sekali cabut
beserta kulitnya terkupas lepas, dengan begitu batok
kepalanya jadi kelimis tinggal daging putih yang
mengerikan, "Bagus"
Lelaki kekar itu segera ambil sebuah botol mengeluarkan
semacam bubuk warna hijau lalu disebarkan keatas
kepalanya. "Ayoh berikutnya" ia berseru.
orang kedua maju kedepan, mereka pun mendapat
perlakuan yang sama seperti orang pertama tadi.
Melihat kejadian itu Lam Kong Pak gelengkan
kepalanya berulang kali, pikirnya^ "Kiranya seseorang
sebelum ikut serta dalam perkumpulan Liok Mao Pang
masih harus merasa kan dulu siksaan, tidak aneh kalau
rambut mereka rata2 berwarna hijau semua. ternyata
rambut semula dicabut seakar-akarnya kemudian disebari
lagi dengan bubuk penumbuh rambut, Mungkin bubuk
itulah merupakan sebab tumbuhnya rambut warna hijau.
Kepada Loo Liang Jen segera ajaknya: "Ayoh berangkat.
Loo tua. mari kita lihat keadaan didepan sana"
Tidak jauh mereka berjalan-tampaklah sebuah panggung
tanah yang tingginya ada satu tombak lebih lima enam
dengan luas beberapa puluh tombak disisi panggung
tergantung sebuah papan nama dan diatas papan tadi
bertulis kan "Hwee Tauw Thay,"
Apa arti dari Hwee Tauw Thay atau Panggung Berpaling
ini, Lam Kong Pek tak mengerti. ia hanya merasakan
lautan manusia berkumpu disekeliling panggung tersebut.
Mereka berdua lantas ikut ber-desak2an diantara orang
banyak dan menengok keatas panggung. tiba2 terdengar
bentakan keras diatas panggung telah bertambah dengan
seseorang. Melihat kemunculan orang itu diam2 Lam Kong Pak
menghela napas panjang pikirnya: "Tempo berselang
gembong iblis inipun termasuk jago nomor wahid, tak
disangka keadaannya pada hari ini begitu mengenaskan "
Ternyata orang ini bukan lain adalah Hek Teng Tui Hunatau
Lampu Hitam Pengejar Sukma Leng cing cioe, batok
kepalanya putih kelimis dengan bertaburkan bubuk warna
hijau. Ia menjura dulu keempat penjuru. setelah itu serunya:
"cayhe Leng cing cioe dengan bersungguh-sungguh hati
mengutarakan niatku dan tak akan berpaling kembali. harap
Kauw jien suka mengadakan pemeriksaan dan menentukan
kedudukan "
Baru saja ia menyelesaikan kata2nya dari antara
kerumunan orang banyak tiba2 meloncat datang sesosok
bayangan manusia, dengan jurus 'Han Tong Hok To' Atau
bangao Berenang Dikolam Dingin orang itu melayang datar
keatas panggung.
Orang itu memiliki perawakan tinggi besar delapan depa.
alisnya tebal matanya bulat diatas punggungnya
menggembol bangku panjang terbuat dari baja, dialah Thiat
Pan Teng atau siBangku Baja Auw Put Kay.
Sewaktu berada dibenteng Hwee Him Poo tempo dulu,
orang ini pernah menderita kalah ditengah si Malaikat
Raksasa Loo Liang Jen, meski saat ini pun ia tahu si Lampu
Hitam Pengejar Sukma tidak gampang dihadapi, namun ia
tak pikirkan dihati,
Sambil tertawa dingin dan perlihatkan lagak angkuh
tegurnya: "Benarkah kau tak akan berpaling" "
"caybe sudah bulatkan tekad, sampi mati akan berbakti
pada perkumpulan Liok Mao Pang"
"Baik kalau begitu terimalah dulu tiga buah jurus
seranganku "
Sembari berkata dengan agak sombong ia lepaskan
senjata bangku bajanya dari panggung. "Ayoh Cabut
senjatamu"
"Biarlah cayhe terima tiga jurus serangan anda dengan
tangan kosong belaka."
Si Bangku Baja tertawa dingin, ia tidak banyak bicara
lagi. senjata anehnya digetarkan kemudian langsung
menumbuk batok kepala lawan-Si Lampu Hitam pengejar
Sukma tidak gugup, ia murdur setengah langkah kebelakang
ujung baju dikebaskan keluar. seketika muncullah lima
buah lampu hitam dari balik pakaiannya langsung meluncur
kemuka dan berseliweran disekeliling tubuh si Bangku baja.
Kekuatan alam yang dimiliki siBangku Baja luar biasa, ia
tak usah buyarkan serangan senjata anehnya dengan datar
disapu keluar. . . Praaak. . .praaak. . . Praaaak. . .
memngiringi gemuruh keras, kelima buah lampu hitam tadi
sudah tersapu hancur oleh serangannya.
la tidak berhenti sampai disitu saja, mengikuti gerakan
tadi senjata bangkunya dengan membawa desiran angin
tajam menekan batok kepaia, menghantam dada, mengetuk
bahu, menyodok perut dalam sekejap mata melancarkan
tiga puluh serangan gencar seketika pihak lawan kena
didesak mundur tiga langkah lebar kebelakang.
"Bagus sekali seranganmu ini " bentak si-lampu Hitam
Pengejar sukma. dalam sekejap mata dari balik bajunya
kembali meluncur keluar belasan buah lampu hitam yang
bagaikan belalang terbang diangkasa mengurung empat
arah delapan penjuru.
Si Bangku Baja Auw Put Kay tak berani terlalu
memandang enteng lawan, dengan gerakan 'Heng Sauw
Lak Hoo' atau Menyapu Halimun Enam Benteng serta Sam
Hoa Kay Teng atau tiga Bunga Berkumpul di Puncak ia
sambut datangnya serangan lawan,
"Praaaaak. . . Praaaaa. . . . Praak..... " kembali terjadi
suara hiruk pikuk yang memekikkan telinga. belasan buah
lampu hitam yang beterbangan diangkasa itu pun sekali lagi
terhajar hancur.
Ditengah tepuk tangan riuh meriah dari penonton, si
Bangku Baja perlihatkan kemampuannya, dengan suatu
kekuatan yang maha dahsyat ia tekan Leng cing cioe
habis2an. Keadaan yang kritis mulai mencekam seluruh kalangan,
Meski Si Lampu Hitam Pengejar sukma pernah menghasut
para jago lain untuk meninggalkan Pegadaian Bu-lim,
dalam situasi seperti ini Lam Kong Pak menaruh rasa
kasihan juga atas keadaan orang she-Leng itu.
Tampak Leng cing cloe mendengus dingin diam2 ia tarik
napas panjang2, tiba2 ia buka mulutnya dan
menyemburkan serentetan Cahaya darah kedepan-cahaya
darah tadi meluncur kedepan laksana kilat Cepatnya,
suasana dibawah panggung kontan jadi gempar. sebab
siapapun tahu kepandaian ini bernama Hiat Ko Peng Jian"
atau darah Sakti menyembur manusia suatu kepandaian
yang membutuhkan pengumpulan hawa murni.
Dalam pada itu si Bangku Baja merasa kan daya tekaan
makin lama makin berat. ia-pun kumpulkan segenap tenaga
yang dimilikinya dengan mendorong bangku baja itu
kedepan menyambut datangnya serangan-
"Braaaak. . ." darah segar muncrat keempat penjuru,
bayangan manusia saling berpisah. pergelangan si Bangku
Baja merasa ada kaku. tak tertahan lagi dengan
sempoyongan ia mundur satu tombak kebelakang
samentara senjata bangkunya terlepas diatas panggung,
Sedangkan si Lampu Hitam Pengejar Sukma sendiri pun
ikut mundur tiga langkah kebelakang sekalipun kepandaian
Hiat Ko Peng Jien-yang digunakan barusan merupakan
suatu kepandaian ampuh, tetapi paling banyak
membutuhkan tenaga murni, seandainya pihak lawan
melancarkan serangan kembali niscaya ia bakal celaka,
Untung pihak lawan tidak berbuat demikian.
Dengan wajah merah padam menahan rasa jengah si
Bangku Baja pungut kembali senjata anehnya, kemudian
kepada si lampu Hitam Pengejar Sukma ia menjura dan
berkata: "Kepandaian silat yang dimiliki Leng-heng betul2
hebat, aku orang she-Auw mengaku kalah " Habis bicara ia
putar badan dan meloncat turun dari atas panggung.
Diiringi suara tepuk tangan riuh rendah dari bawah
punggung, terdengar seorang berteriak lantang:
"Pemeriksaan terhadap Leng cing cioe telah selesai, atas
perintah Pangcu kau diangkat sebagai Tongcu. harap segera
melaporkan diri kemarkas pertama" Si Lampu Hitam
Pengejar Sukma meloncat turun dari panggung dan berlalu.
Dalam pada itu Lam Kong Pak yang mengamati
keadaan disekelilingnya beberapa waktu, masih belum
berhasil juga mengetahui siapakah yang barusan berbicara.
tapi di dengar dari nada ucapannya kalau bukan Pelindung
Hukum Perkumpulan Liok Mao Pang tentulah wakil
Pangcu. Diikuti si Awan Hitam chi Jie meloncat naik keatas
panggung, batok kepalanya pun kelimis sehingga kelihatan
sangat menggelikan sekali.
Sementara ia siap menjura keempat penjuru, mendadak
dari belakang tubuhnya berdesir lewat angin tajam.
orang yang menyusul naik keatas panggung ini memiliki
perawakan yang aneh sekali kepalanya seperti Melinjo,
mulutnya mirip kelinci, hidungnya betet dan lagi kikinya
pengkor. Si Awan Hitam chi Jie rada tertegun segera tegurnya
"oooouw. . . .kiranya 'Pat Pit Lwee Keng' atau si Dewa
Guntur Berlengan Delapan Si Put Siuw Thay hiappun telah
datang" "Heeee. . . .heeeee. . . . chi Jie keluarkan simpananmu
untuk minum tetek."
"Kemungkinan besar kau bisa pula merebut kedudukan
seorang Tong-cu, kalau tidak mungkin kedudukanmu akan
jauh dibawah si lampu Hitam Pengejar Sukma. ..."
"Aaaaah. mana, mana. harap Si Thayhiap suka memberi
peluang untukku"
SEPASANG kaki si Dewa guntur tangan Delapan yang
pengkor menekuk kemudian Laksana segulung angin puyuh
meluncur kehadapan chi Jie, tangannya yang kurus kering
seperti Cakar langsung menyambat lewat
Si Awan Hitam chi Jie buang bahu menyingkir tiga
langkah kesamping, sementara siap melancarkan serangan
balasan, Cecar lawan dengan membawa desiran tajam dan
pergunakan gerakan2 "Sang Sia ciauw ceng" atau Atas
Bawah Saling Bertarung telah menggulung datang.
Gerakan atas mengancam sepasang mata sambaran
bawah mengancam Buah Zakar. Kecepatan gerakannya
sukar dilukiskan dengan kata2.
Chi Jie terperanjat, ia tahu selama banyak tahun
kepandaian silat orang telah mendapat kemajuan pesat,
iapun tak ingin mundur kebelakang.
Ilmu telapak awan hitam 'Wu In cau ciang Hoat' segera
dikerahkan keluar. Suatu pertarungan sengit pun segera
berkobar, masing2 pihak pergunakan gerakan tercepat dan
tenaga terdahsyat berusaha saling merobohkan,
Debu dan pasir beterbangan memenuhi angkasa saking
hebatnya pertarungan itu sampai para penonton dibawah
panggupg tak jelas melihat bayangan mereka,
"Sauw ya. kau lihat diantara mereka berdua siapa yang
bakal merebut kemenangan" " tanya si Malaikat Raksasa
dengan berbisik.
"sekarang masih sukar ditentukan, tapi aku rasa mereka
akan berakhir dengan seri"
"Tak bisa tentukan siapa menang siapa kalah" "
"Tidak mungkin mereka berdua akan sama-sama terluka"


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Blummmm-Blummmm--bayangan manusia berpisah,
bahu siawan hitam chi Jie kena tersambar, daging dan
darah beterbangan memenuhi angkasa.
Sementara telinga kiri si dewa Guntur Bertangan
Delapan Si Put Siuwpun kena terobek separuh, darah segar
mengucur keluar dengan derasnya.
"Aaah. . .siauw-te tak ada minat melukai dirimu, harap
Si-heng jangan marah." buru2 chi Jie menjura mohon maaf.
"CHI-HENG PUN harus cepat2 bubuhi mulut lukamu
dengan obat" Si Dewa Guntur berien delapan pun menjura.
"Sebab Cakar dari aku orang she-Si memang rada-rada
kurang bersih."
Air muka chi Jie berubah hebat, ia merasa kan bahunya
mulai kaku dan gatal, ia tahu cakar lawan pasti sudah
direndam dalam racun jahat.
Ditengah tepuk tangan yang riuh rendah, seseorang
berteriak pula: "Si Awan Hitam chi Jie diangkat sebagai
Tong-cu, harap melaporkan diri ke markas pertama"
chi Jie segera menjura dan meloncat turun kebawah
panggung. = = halaman hilang = =
"Siapa diantara kalian ada yang ingin memberi petunjuk
padaku" " " kembali ia ulangi pertanyaannya .
Kembali pemuda itu berdiri diatas panggung, sambil
bergendong tangan memandang kelangit, sikapnya amat
congkak. "Luar biasa " pikir Lam-kong Pak dalam hati, Walaupun
koko bersumpah tidak mau berdiri berdampingan dengan
diriku tapi aku tetap mengagumi dirinya kalau bukan ia
tersikap sangat kurang ajar terhadap ibu, ini hari
kemungkinan besar aku bisa menbantu dirinya. . . ." sekonyong2-....
Sesosok bayangan merah berkelebat naik keatas
panggung, dipandang sepintas lalu ilmu meringankan
tubuhnya tidak terdapat keistimewaan apapun, tapi lain
dalam pandangan Lam-kong Pak.
Ketika sepasang kaki orang itu melayang diatas lantai,
seluruh tubuhnya hampir boleh dikata berbaring datar
kemudian lambat2 turun berdiri, kalau dibandingkan
dengan kepandaian dari si Bangku besi, ilmu tersebut
terlebih lihay beberapa kali lipat.
Yang muncul adalah seorang gadis, seluruh tubuhnya
terbungkus oleh pakaian ringkas warna merah darah,
wajahnya cantik dengan potongan badan yang mengiurkan.
beribu-ribu pasang mata dibawah panggung se-akan2
tumbuh akarnya, susah ditarik kembali.
Orang ini bukan lain adalah 'Hiat chin ciang ooh' atau
ciang ooh tangan berdarah Yu chen, dia lah Than-cu
keempat dari perkumpulan Liok Mao pang. (suatu
kedudukan terakhir diantara than-cu lainnya ).
"Nona adalah" " ..." Suma Ing segera menjura.
"Than-cu keempat. si ciang ooh Tangan Berdarah Yu
chen " "ooooouw kalau begitu Cayhe kurang hormat"
"Suma siauw-hiap. silahkan-Yu Than-cu, silahkan "
Si ciang ooh Tangan berdarah tidak sungkan-sungkan
lagi, laksana kilat tangannya bergerak kedepan-jari tangan
tegak laksana tombak.
Dalam sekejap mata ia melancarkan tiga puluh serangan
lebih, semuanya diarahkan pada jalan darah penting
ditubuh Suma Ing.
Gerakan tubuh Suma Ing tidak kalah sebatnya. se-olah2
awan ditengah udara, beruntun ia menghindari tiga
serangan lawan tanpa melancarkan serangan balasan-Merah
dadu selembar wajah Si ciang ooh Tangan berdarah. ia tahu
kepandaian lawan setingkat lebih lihay dari dirinya, jurus
ampuh segera dikeluarkan semua untuk mendesak lawan-
Dalam sekejap mata tiap jengkal udara diatas panggung seakan2
dipusingi oleh deruan angin puyuh yang
memekikkan telinga, desiran jari tangannya bagaikan
bergolak. Sungguh hebat sampai penonton yang ada dibawah
panggung berteriak kaget dan mundur kebelakang.
Setelah dua puluh jurus lewat, Suma Ing tak sungkan2
lagi ia bersuit panjang, tubuhnya mencelat setinggi satu
tombak. tangan kanan menyusut kemudian meluncur
kedepan serentetan cahaya merah berbentuk payung segera
mengurung kebawah.
Si ciang ooh Tangan berdarah tahu ilmu Payung Thian
Mo san-ini adalah ilmu sakti yang ampuh sekali, diam2 ia
terperanjat. dengan kerahkan segenap tenaga lweekang
yang dimiliki memakai jurus 'Hwie ci-Liuw-Siang' atau jari
Beterbangan Tinggalkan Wewangian ia terima datangnya
serangan tersebut.
"Braaaaaks-" ditengah bentrokan keras masing2 pihak
tergetar mundur selangkah kebelakang. Si ciang oh Tangan
berdarah merasakan lengan kanannya sakit bagaikan patah.
kembali ia terpukul mundur satu langkah kebelakang.
Ia tak tahu kalau dalam serangan ini Suma Ing cuma
memakai tujuh bagian tenaganya kalau tidak niscaya ia
bakal roboh binasa dalam satu jurus saja.
Bagaimanapun juga dalam perkumpulan Liok Mao
Pang. Si ciang ooh Tangan Berdarah memiliki kedudukan
tertinggi, ia bukan manusia sembarangan. walaupun dalam
jurus pertama ia terdesak tapi ia masih memiliki dua jurus
ampuh lainnya yang belum digunakan-
SETELAH menyaksikan dirinya jatuh dibawah angin,
alisnya kontan melentik lima jari tangan kirinya dipentang.
lima gulung desiran tajam langsung menghantam beberapa
buah jalan darah penting didada Suma Ing.
Kehebatan tenaga serangan membuat Suma ing
terperanjat. ia menyadari bilamana ilmu sakti Thiam Mo
San-belum dipelajari, maka ia bukan tandingan dari gadis
itu. Delapan bagian tenaga lweekang segera dihimpun pada
sepasang telapak, dan meledaklah jurus keenam dari ilmu
Payung sengkala itu ditengah udara. "Bluuuuumm---" Suma
ing terdesak mundur tiga langkah kebelakang, sementara -Si
ciang ooh Tangan Berdarah mundur tujuh, delapan langkah
kebelakang. badannya bergoyang tiada hentinya.
dalam keadaan seperti ini Lam Kong Pak tak tahu ia
harus menguatirkan keselamatan siapa, tapi ia berharap
kedua belah pihak jangan sampai terluka. sebab walaupun
si ciang ooh Tangan Berdarah pernah coba mendekati
dirinya dengan cara yang kurang sopan, tapi bagaimana
pun juga ia masih memberi muka kepadanya sehingga
melepaskan benteng Hwie Him Poo.
Makin bertarung Suma ing semakin naik pitam, ia
mendengus dingin. dengan menghimpun sembilan bagian
tenaga murninya kembali ia melancarkan sebuah serangan
dengan jurus kesembilan ilmu sakti Payung Sengkala.
Terdengar deruan angin tajam bergetar membelah bumi,
se-akan2 gulungan ombak ditengah samudra membuat
seluruh permukaan bergetar keras. serentetan cahaya merah
tua meluncur keluar dari telapaknya langsung menghantam
kedepan. Si ciang ooh Tangan Berdarah sadar sisinya sangat
berbahaya, segera ia menggunakan jurus terakhir dari ilmu
saktinya 'Ki Thian Hua Teh' atau Menuding langit
menggurat bumi sambut serangan tersebut.
"Bluuumm---" Asap debu berterbangan memenuhi
angkasa, para hadirin jadi kacau balau. suasana hiruk pikuk
sudut panggung tergetar ambruk sehingga hampir2 saja
menghantam para penonton disampingnya.
Suma ing tergetar mundur tiga langkah lebar kebelakang,
sedang si ciang ooh Tangan berdarah mundur keujung
panggung dengan sempoyongan, darah kental mengucur
keluar menodai ujung bibirnya, jelas isi perutnya sudah
tergetar luka. "Maaf maaf" Suma ing segera menjura, "Harap Yu
Than-cu suka memaafkan tindakan cayhe, karena tak bisa
menahan diri sehingga melukai dirimu."
"Aaaaah--Suma Sauw-hiap terlalu sungkan kepandaian
silatmu terbukti jauh lebih lihay setingkat. Pun Than-cu
akui bukan tandinganmu "
Selesai bicara ia segera meloncat turun dari atas
panggung, kali ini dari bawah panggung tidak kedengaran
suara sorak-sorai memuji. hal ini disebabkan Yu chen
mendapat simpatik dalam kalangan perkumpulan Liok-mao
Pang semua orang tak tega menyusahkan dirinya lagi.
Kembali Suma ing menjura keempat penjuru sambil
berseru: "Siapa lagi yang ingin naik keatas panggung untuk
memberi petunjuk kepadaku" "
Mendadak ada orang berseru keras: "Suma Sauw-hiap.
apabila kau berhenti sampai disini saja. atas perintah
pangcu. kau diberi kedudukan sebagai Than-cu. seandainya
kau ingin menjajal sekali lagi. Pangcu akan merasa semakin
senang " Suma ing berpaling kearah loteng ditempat kejauhan lalu
menjura dengan sangat hormat: "Suma ing pasti tak akan
mengecewakan harapan Pangcu, aku rela dijajal sekali"
"Bagus " Dari tengah udara melayang datang suara
pujian-"Lanjutkan ujian ilmu silat ini"
Suma ing berpaling keempat penjuru, terlaknya lantang:
"Siapa yang ingin naik keatas panggung memberi petunjuk
kepadaku" "
Ucapan ini diulangi sampai tiga kali, namun suasana
dibawah panggung tetap sunyi senyap. jelas semua orang
sudah dibuat jeri akan kelihaian ilmu silat dari Suma ing.
Mendadak. . . .
Sesosok bayangan manusia melayang datang dari tengah
udara, begitu ringan bagaikan selembar daun kering.
melayang kekiri berputar kekanan kemudian hinggap diatas
panggung tanpa mengeluarkan sedikit suara pun.
orang itu punya potongan badan yang amat langsing,
jelas seorang perempuan tapi lain halnya dengan Si ciang
ooh, Tangan berdarah, wajahnya berkerudung kain warna
biru sehingga siapapun sulit untuk melihat wajahnya.
Menyaksikan kehadiran orang itu, Suma ing tertegun.
"cayhe Suma ing. tolong tanya nona adaalah. . . ." "
"Salah seorang diantara tiga Pelindung Hukum
perkumpulan "
"Tolong tanya nama Hu Hoat adalah. . . ."
"Kau tidak pantas mengetahui nama besar Pun Hu
Hoat" "Kalau begitu, cayhepun tak usah paksakan diri untuk
mengetahui hal itu. Nah silahkan"
"Tunggu sebentar" seru orang berkerudung itu.
"Mengapa kau mengenakan kain kerudung diatas
wajahmu?" "Soal ini. . .mungkin mempunyai alasan yang sama
dengan Hu Hoat."
"Belum tentu "
"Bagaimana bisa belum tentu" "
"Aku kira wajahmu sudah dirusak seseorang"
"Kalau sudah tahu. apa gunanya bertanya kembali" "
"Bertanya kepadamu. agar hatiku kembali merasa sedih "
Pada dasarnya watak Suma ing tinggi hati dan angkuh,
sejak wajahnya dirusak orang wataknya makin berangasan.
ia paling takut ada orang mengejek tentang kejelekan
tersebut. Kini mendengar ejekan tersebut. ia jadi naikpitam. segera
bentaknya: "cayhe tidak saling mengenal dengan diri Hu
Hoat, tentu saja tak mungkin terikat oleh dendam atau sakit
hati. mengapa Hu-Hoat mengucapkan kata2 yang melukai
orang" " " "
"Hmmmm bukan saja akan kulukai hatimu, nanti aku
pun akan turun tangan melukai dirimu "
Tak kuasa Lam kong Pak yang ikut mendengar jadi
tergetar, ia dengarkan nada ucapan gadis itu dengan
seksama. hatinya semakin terjelos. sebab ia dapat mengenali
suara tersebut merupakan logat dari seorang gadis yang
dikenalnya. "Hu Hoat. kau jangan terlalu sombong dulu. belum tentu
yang menang adalah kau "
"Tidak salah. sebelum bergebrak. memang cuma ada
sepatah kata ini saja untuk menghibur diri sendiri."
"Haaaaa. . . .haaaaa. . . .haaaa. . .. ."
Suma ing tertawa ter-bahak2 dengan kerasnya. "cayhe
datang kemari dengan maksud menggabungkan diri dengan
perkumpulan anda. berkat kebaikan budi Pangcu. suruh
terjang lautan api akan kuterjang. naik kegunung golok
akan kulewati. sekalipun mati tak akan kutolak. tapi kalau
ada orang hendak main2 dengan aku, cayhepun bukan
seseorang manusia yang takut akan mencari urusan "
"Tidak salah. justru disebabkan kau adalah tuan muda
dari Pegadaian Bu-lim maka Pangcu perkumpulan kami
memandang tinggi dirimu. tapi kalau majikan pegadaian
Bu-lim sendiri yang datang berkunjung. Pun Hu-hoat
percaya ia dapat merebut kedudukan sebagai Hu Pangcu "
"Tentang soal ini aku rasa Hu-Hoat memang jauh lebih
mengerti, cayhe tak usah banyak ribut."
"Kau mau ribut atau tidak sama saja, karena kau dan
majikan pemilik pegadaian Bu-lim sama2 merupakan
manusia berbahaya yang cuma berani membokong orang
dari belakang "
Suma ing benar2 naik pitam dibuatnya. "Kapan cayhe
pernah membokong orang" " bentaknya,
"Pulang dan tanyalah persoalan ini kepada Majikan
Pemilik Pegadaian Bu-lim, maka ia akan tahu dengan jelas.
Hmm kalau dia tidak membokong orang, darimana ia
dapatkan ilmu sakti Payung sengkala tersebut" "
"Hmmm. . . Hmmm. . .cayhe sudah melepaskan diri dari
Pegadaian Bu-lim, Silahkan Hu Hoat mencari sendiri
majikan Pegadaian Bu-lim dan bikin perhitungan dengan
dirinya " "Tentu saja harus bikin perhitungan, hanya saja ini hari
aku ingin menagih kembali separuh dari nilai yang harus
kudapati kembali dari tubuhmu "
"cayhe tidak suka bergurau dengan dirimu. mungkin
diriku bisa mendatangkan kekecewaan bagimu" "


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau anggap setelah sembilan jurus ilmu Thian-mo-San
kau kuasai. lantas dikolong langit sudah tak ada orang yang
bisa menandingi dirimu lagi" ...."
Tak kuasa Suma ing dibuat tertegun.
"Mungkin kau pun bisa mainkan ilmu saperti Thian-Mo-
San tersebut" " tanyanya.
"Mungkin tidak lama kemudian kau bia tahu sendiri.
ilmu sakti Thian-Mo-San ini berhasil kau curi belajar dari
mana" "
"Hu-Hoat. kalau bicara lebih baik tahulah sedikit tata
kesopanan "
"Aku rasa perkataanku sudah cukup sopan."
Pada saat ini Lam-kong Pak sudah kenal siapakah gadis
itu, diam2 ia mengeluh. kiranya ia kenali suara dari sang
Pelindung Hukum ini bukan lain adalah sang dewi dari
kawah gunung berapi 'Hwee San Sian cu' Coe Lie Yap
adanya. Asalkan gadis itu turun tangan, segera pemuda kita bisa
membuktikan benarkah dia atau bukan-
Lam Kong Pak sangat berharap bukan dia. sebab kalau
benar dia, Seumpama gadis itu bukan tandingan dari Suma
ing ia pun tak bisa turun tangan membantu. lagi pula saat
ini orang she Suma itu sedang naik pitam, ia takut gadis
tersebut menemui celaka ditangannya.
Apalagi menurut apa yang diketahui Lam Kong Pak,
ilmu sakti Thian Mo San-yang berhasil dikuasai Coe Lie
Yap hanya tiga jurus permulaan, ia belum bisa
dibandingkan dengan Suma ing. dengan kekalahan pasti
terbayang dihadapannya.
Dan kini. ia sudah bisa membuktikan bahwa gadis
berkerudung itu adalah Coe Li Yap sebab bukan saja nada
suaranya adalah logat gadis itu. bahkan potongan badan
serta ilmu meringankan tubuhnya pun tidak berbeda,
Lam kong Pak amat gelisah, tak kuasa lagi ia mulai
garuk2 kepala yang tidak gatal.
Dengan pandangan Curiga siMalaikat raksasa Loo Liang
Jen melirik sekejap kearahnya. "Sauw-ya " ia berseru. "Kau.
. .kau. . .kau kenapa sih" "
"Aku" ooouw. . .aku. . .aku tidak apa2 "
Tapi makin didengar ia semakin membuktikan kalau dia
adalah Coe Lie Yap. Berhubung ia pernah mendapat
warisan ilmu silat dari gadis itu, lagi pula hawa murni oei ci
Hiu sahabat karib dari Sian Yen Ping ayah Coe Lie Yap
pernah dibuyarkan olehnya. selama ini Lam kong Pak
merasa telah salah melakukan suatu pekerjaan, ia rasa
bilamana malam ini dia tidak turun tangan membantu
maka hatinya bakal selalu tidak tenteram.
Dalam pada itu hawa gusar yang berkobar dalam rongga
dada Suma ing sudah tak terkendalikan lagi, ia menghardik:
"Sudah kau tak usah bersilat lidah terus, ayoh kita
buktikan dengan ilmu silat kita"
"Hmm siapa yang jeri padamu "
Kedua orang itu segera berpisah dan membuat posisi
yang dirasakan menguntungkan diri sendiri. Menyaksikan
posisi orang, Seluruh tubuh Suma Ing tergetar keras.
"Kau pun menguasai ilmu sakti Thian Mo San" "
serunya, "Membicarakan soal ilmu sakti Thian Mo Sanseharusnya
kau adalah cucu muridku"
"Harap kau suka menyebutkan nama besarmu" kata
Suma ing sambil menahan hawa gusarnya.
"Kau tak pantas untuk mengetahuinya "
"Aku lihat kau tikak berani mengutarakan siapa namamu
" "Lebih baik kau tarik kembali permainanmu itu. Pun Hu
Hoat tidak suka dengan permainan macam itu"
Sementara itu si Malaikat Raksasa yang ada dibawah
panggung melihat air muka Lam Kong Pak semakin tidak
tenteram lagi. segera ia bertanya: "Sauw ya. apakah hatimu
merasa tidak tenteram" "
"Eeeeehmm. ..."
"Kenapa" "
"Beritahu padamu pun percuma "
"Belum tentu. jangan kau anggap aku bodoh dan tidak
berotak. kadang kala dalam benakku masih bisa muncul
pula akal2 setan"
Waktu itu pikiran Lam Kong Pak benar2 sudah kalut ia
merasa memberitahukan persoalan ini kepada si Malaikat
Raksasa tak ada ruginya, maka ia segera membeberkan hal
ikhwal tersebut kepadanya.
Tampak si Malaikat Raksasa tundukkan kepala berpikir
sejenak. lalu katanya:
"Demikian saja bilamana keadaan terdesak biarlah aku
yang perlihatkan diri, dan memberi pertolongan kepada
gadis itu "
"JANGAN saat itu kau tak akan bisa lolos dari
cengkeraman perkumpulan Liok Mao Pang "
"Kalau gagal melarikan diri dari sini pun tak mengapa,
aku bisa menyerah kepada mereka "
"Apa" " " "
"Menyerah dengan demikian selembar nyawaku bisa
diselamatkan. apakah tenaga kerbau yang aku Loo Liang
Jen miliki tak beguna bagi mereka" " "
"Harap kau jangan teruskan ucapanmu dahulu aku
masih mengira kau. . . ."
"Sauw-ya. kau sudah salah mengira"
"Aku tak pernah salah menduga, kaulah terlalu tidak
punya semangat apa bedanya dirimu dengan si Hantu
Hitam Pengejar Sukma sekalian" "
"Tentu saja berbeda. sebab aku cuma pura-pura
menyerah "
"Pura2 menyerah" "
Lam kong Pak terperanjat, ia tidak menyangka Loo
Liang Jen bisa memikirkan cara tersebut. perduli cara ini
bisa dilaksanakan dengan lancar atau tidak. bagaimanapun
jauh lebih bagus daripada sama sekali tak punya akal.
"Bagaimana kau hendak pura2 menyerah" " kembali
Lam kong Pak bertanya.
"Gampang sekali. nanti apabila nona Coe terdesak
dibawah angin. aku segera meloncat naik keatas panggung
dan melancarkan sebuah serangan bokongan kearahnya."
"Jangan dia adalah engkohku. aku tidak tega melihat ia
dihajar sampai babak belur"
"Aku tidak sampai memukul dirinya hingga modar,
asalkan pertarungan ini bisa dibubarkan tanpa menentukan
siapa menang siapa kalah. itu sudah cukup "
"Kau anggap orang2 dari perkumpulan Liok Mao Pang
suka mempercayai dirinya" "
"Kenapa mereka tak suka mempercayai diriku" pertama
nona Coe tidak kenal aku. orang2 Liok Mao Pang tentu saja
tak dapat menganggap aku punya maksud untuk membantu
nona Coe "
"Lalu apa sebabnya kau turun tangan" "
"Sebab aku merasa tidak leluasa melihat kesombongan
dan keangkuhan Suma Ing."
"Hmm kau anggap Suma Ing tak punya mulut untuk
membantah" "
"Kalau ia punya mulut. lalu kenapa" "
"Ia bisa mengatakan kau adalah orang kepercayaan dari
si majikan pemilik pegadaian Bu-lim dan sengaja datang
untuk pura2 menyerah "
"Tidak mungkin, aku punya akal untuk memaksa mereka
percayai perkataanku "
"coba katakan "
"Aku bisa mangatakan dalam pegadaian Bu-lim aku pun
ada maksud melepaskan dari mereka. hanya tidak ingin
melakukan perjalanan ber-sama2 Suma Ing. maka
menunggu setelah mereka berlalu, diam2 aku-pun
melarikan diri dari Pegadaian Bu-lim"
"Eeeehmm. . . bagus sih bagus. cuma rada menempuh
bahaya. kau harus tabu seandainya kurang cermat kau
sampai terjatuh ketangan orang2 perkumpulan Liok Mao
Pang aku tidak punya keyakinan untuk menolong kau
keluar dari sini "
"Tidak. Sauw-ya. asalkan kau mengerjakan pekerjaan
sesuai dengan rencana kita semula. sudah cukup,
Seumpama kau yang terjatuh ketangan orang2
perkumpulan Liok Mao Pang, aku maSih punya akal untuk
menolong kau keluar,"
Lam kong Pak melirik Sekejap kearah Loo Liang Jen, ia
benar2 meresapi kata yang mengatakan "Menilai orang
jangan menilai dari raut wajahnya" dahulu ia Selalu
menganggap Loo Lian Jen Sebagai gentong nasi yang tak
punya akal dan tahunya perut selalu kenyang siapa sargka
kejadian jauh diluar dugaannya, ia memiliki kecerdikan
yang jauh lebih hebat dari orang lain,
"Baiklah, kita lihat saja nanti" katanya kemudian,
dalam pada itu Suma Ing yang ada diatas panggung telah
tertawa dingin tiada hentinya. "Lihat serangan " tiba2 ia
berseru. Ditengah bentakan keras, ilmu sakti Thian Mo San
segera dilancarkan keluar. Inilah jurus pertama 'cong Koei
Kay san'. atau cong Koei membuka payung.
Gadis berkerudung itu tidak berkelit mau pun
menghindar. iapun mengeluarkan jurus pertama cong Koei
Kay San-untuk memapaki datangnya serangan tersebut.
"Gaedaaaarrr. . . " sudut panggung kembali ambruk
termakan pusingan angin puyuh, pasir debu beterbangan
memenuhi angkasa. deruan angin tajam menyambar silih
berganti. sepulub tombak sekeliling kalangan tergetar keras
se-akan2 gempa dahsyat.
Suma Ing tergetar mundur tiga langkah kebelaKang,
sedangkan gadis berkerudung itu pun mundur tidak kurang
tidak lebih tiga langkah pula.
Lam Kong Pak tidak ragu2 lagi ia tahu gadis
berkerudung itu adalah Coe Lie Yap tapi ia pun paham.
mengapa Coe Lie Yap menggabungkan diri pada
perkumpulan Liok Mao Pang dan menjabat sebagai seorang
pelindung hukum.
sekarang ia makin gelisah, tiada hentinya ia menggaruk
kepala yang tidak gatal
"sauw-ya. kau tak usah gelisah. nanti lakukanlah
menurut akalku " bisik si Malaikat Raksasa.
Setelah menerima serangan tadi, Coe Lie Yap merasa
amat terperanjat, ia tidak menyangka ilmu silatnya yang
dicuri orang malahan jauh lebih dahsyat setingkat dari pada
kepandaian sendiri.
Walaupun dalam bentrokan barusan kedua orang itu
berhasil merebut posisi seimbang tapi dipandang dari sudut
Coe Lie Yap ia merasa dirinya berada dibawah angin. sebab
ia melatih ilmu sakti Thian Mo San ini beberapa tahun
sebelum Suma Ing. hanya saja disebabkan dia seorang
gadis, tenaga lweekangnya terbatas maka dalam bentrokan
barusan hanya berhasil mengimbangi kekuatan lawan
belaka. Gadis itu merasa sangat tidak puas ia kumpulkan tenaga
murni delapan bagian, kemudian dengan menggunakan
jurus kedua 'Hwee San Toa cang' atau Payung Api Pentang
Melebar segera mendesak lawannya.
Suma Ing tak berani berlaku ayal, iapun mengeluarkan
jurus kedua 'Hwee San Toa cang' menyambut datangnya
serangan tersebut.
"Bluuuummm ..." sekali lagi terjadi ledakan dahsyat
ditengah angkasa. sudut panggung kembali ambruk
berantakan, debu pasir beterbangan hingga tujuh delapan
tombak tingginya dari permukaan-Dalam bentrokan kali
ini. kedua orang itu kembali tergetar mundur tiga langkah
kebelakang, siapa pun tidak berhasil mendapatkan
keuntungan dalam bentrokan tersebut.
Lam Kong Pak yang menyaksikan jalannya pertarungan,
semakin gelisah lagi. hatinya dag dig dug dan sangat tidak
tenteram. Suma Ing membentak keras. ia mengeluarkan jurus
ketiga Ban San Tiuw Thian-atau selaksa Payung menengok
kelangit. Coe Lie Yap kumpulkan tenaga lweekangnya sampai
sepuluh bagian, mengikuti pihak lawan ia pun mengguna
kanjurus ketiga menyambut datangnya serangan lawan,
"Braaaaak . . ," seluruh permukaan tergetar keras,
seketika itu juga angin puyuh menyambar keempat penj
uru. Kali ini Coe Lie Yap mundur kebelakang setengah
langkah lebih banyak dari pihak lawan, ia sangat gusar.
jurus keempat 'Loei Sau Poe cau' atau Payung Geledek
Menyinari Jagad segera dikeluarkan,
Siapa sangka dalam benak Suma Ing sudah muncul niat
jahat. ia tidak mengeluarkan jurus keempat sebaliknya
mengerahkan jurus kelima San Kay Pat Huang atau Payung
Sakti Mengurung Delapan Penjuru.-Jurus2 sakti ilmu Thian
Mo San-ini semakin keatas angkanya semakin dahsyat,
bahkan jurus berikutnya merupakan jurus tandingan dari
sebelumnya. "Bluuuummm . . ." sekali lagi terjadi ledakan dahsyat,
panggung tersebut sudah mulai berantakan, para penonton
lari serabutan menghindarkan diri dari serangan nyasar.
debu dan pasir beterbangan bagaikan hujan deras . . , . ,
Coe Lie Yap terpukul mundur sejauh lima langkah,
sedangkan Suma Ing hanya mundur tiga langkah belaka.
"Bajingan tengik kau benar2 seorang manusia yang tak
tahu malu"
"Dalam pertarungan sengit, masing2 pihak berusaha
membinasakan lawannya. kalau kau merasa bukan
tandingan, Cepatlah ambil kesempatan ini mengundurkan
diri " "Hmmm. , kalau kau punya kepandaian, ayoh keluarkan
semua " Jelas Coe Lie Yap tak mau turun tangan lebih dulu
sehingga memberi keuntungan bagi pemuda tersebut.
Teatu saja Suma Ing pun tahu apa sebabnya gadis itu tak
mau turun tangan lebih dahulu, tapi ia tidak ambil perduli,


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ditengah bentakan keras. jurus keenam 'It San Coe Thian'
atau Payung Sakti penyangga langit segera dilancarkan
keluar. Coe Lie Yap tak mau cari keuntungan dengan cara licik,
walaupun ia tahu dalam hal tenaga lweekang ia masih kalah
setingkat dari lawannya. iapun menggunakan jurus keenam.
Siapa sangka ketika jurus tersebut digunakan sampai
tengah jalan, tiba2 terdengar Suma Ing tertawa seram,
"coba kau lihat jurus seranganku ini ....." teriaknya.
Belum habis bicara, serangannya telah berubah dengan
menggunakan jurus ketujuh 'San Hun Im Yang' atau
Payuag pemisah Im dan Yang.
Coe Lie Yap benar2 naik pitam. pikirnya: "Kalau
memang kau duluan yang tidak punya malu, dan tiap kali
main licik. kenapa aku harus kukuh pegang aturan" "
Dengan menghimpun tenaga sepuluh bagian-ia
melancarkan sebuah serangan dengan jurus kedelapan 'Koei
San Sin Kay' atau Payung Setan Pentang merekah.
"bluuuuumm. . . Gelegarrrr. . ." pasir, debu serta batu
kerikil beterbangan mengurung puluhan tombak sekeliling
kalangan, panggung ambruk berantakan.
Dalam bentrokan ini tubuh Coe Lie Yap terpukul
mundur sejauh satu tombak sedangkan tubuh Suma Ing
terpental sampai satu tombak lebih tujuh delapan langkah,
setelah mengeluarkan kuda2 sampai berulang kali, ia baru
bisa menahan diri.
"Heeee. . .heeeee. . .heeee. . .sungguh tak kunyana kau
sebagai seorang pelindung Hukum. ternyata cuma pandai
main bokong belaka "jengek Suma Ing sambil tertawa
dingin. "Kau yang duluan tidak pakai aturan-Pun Hu-hoat
kenapa harus membicarakan soal keadilan dan kebenaran
dengan manusia macam kau "
"Baiklah mari kita adu serangan yang terakhir"
"Adu yaa adu. siapa yang jeri padamu "
Kedua orang itu sama2 tak berani berlaku gegabah,
tenaga lweekang segera disalurkan hingga mencapai
puncaknya.posisi mulai diatur dan suatu duel yang maha
dahsyat segera akan terjadi.
Lam kong Pak amat gelisah. ia siap maju kedepan.
Si Malaikat Raksasa yang menyaksikan hal itu, buru2
berbisik: "Kau jangan sembarangan turun tangan, kalau
tidak maka kepandaian untuk menghidupkan kembali
seseorang yang terkena ilmu hipnotis Tong Bian Toa Hoat
bakal gagal kita dapatkan-lebih baik biarlah aku ."
Belum habis ia bicara, tampak kedua orang itu sama2
membentak keras, lambat2 telapak tangannya didorong
kedepan. Simalaikat raksasa tak dapat bersabar lagi ia membentak
keras suaranva laksana guntur membelah bumi.
menggetarkan seluruh penjuru membuat kendang telinga
semua hadirin terasa amat sakit.
Waktu itu Suma Ing sedang melancarkan serangan
terakhirnya sampai separuh jalan tahu2 si Malaikat Raksasa
telah berada dibelakang punggungnya dimana ia langsung
mencengkeram pundaknya lalu diangkat ketengah udara.
Menyaksikan kejadian diluar dugaan ini, Coe Lie Yap
tertegun-buru2 ia tarik kembali serangannya sambil
membentak keras si Malaikat Raksasa: "Siapa kau" berani
benar kau mengacaukan urusan dari Pun Hu Hoat. . ." " "
"Kurang ajar." pikir si malaikat raksasa. "Sudah kutolong
dirimu, kau malah menegur diriku. Hmmmm sungguh
manusia yang tak tahu diri. . ." Tanpa banyak Cakap ia
segera membanting tubuh Suma Ing keatas tanah.
Dengan gerakan ikan Lee hi meletik Suma Ing meloncat
bangun. bentaknya keras: "Loo Liang Jen. berani benar kau
menyusup kedalam perkumpulan kami. agaknya kau sudah
bosan hidup" "
"Haaaa. . .haaaa. . .haaaa. . . ^"
Loo Liang Jen mendongak tertawa ter-bahak2, "Baru
pantang makan barang berjiwa selama tiga hari sudah ingin
terbang kenirwana belum lama kau Suma Ing datang
keperkumpulan ini, nama serta kedudukanpun belum
punya. sekarang berani mengatakan kata2 Jelek orang lain.
Hmm. sungguh tak tahu malu."
"Tangkap mata2 " teriak Suma Ing keras2.
Seketika itu juga puluhan jago lihay bermunculan dan
segera mengurung manusia raksasa itu rapat2.
"Eeeeei. . .eeeeei. . .kalian dengarkan dulu perkataanku"
seru si Malaikat Raksasa, "Aku datang kemari untuk
menyerah "
"Siapa yang sudi mempercayai omongan setanmu" " "
jengek suma Ing sambil tertawa seram. "Tangkap mata2 ini
" Sudah setengah harian lamanya si Malaikat Raksasa
harus menahan rasa dongkol ingin sekali ia bergerak
melemaskan otot2. melihat munculnya beberapa orang jago
lihay ia sambut kedatangan mereka dengan beberapa bogem
mentah, dalam sekejap mata empat, lima orang jagoan telah
roboh terjengkang.
"Tahan " bentak Coe Lie Yap keras.
Sebagai seorang Pelindung Hukum. perintahnya berat
laksana bukit karang begitu bentakan tersebut diucapkan
para jago segera berhenti bergerak.
"Hey. apakah kau hendak melepaskan mata2 itu" " teriak
Suma Ing keras2.
"Diam kau " maki Coe Lie Yap. "Apa sangkut pautnya
urusan ini dengan dirimu" Pun Hu-hoat sedang
membereskan masalah perkumpulan kami sendiri, apa
hakmu untuk ikut Campur" "
Seketika Suma Ing dibikin gelagapan dan tak bisa
mengucapkan sepatah katapun. sebab pada saat ini ia
memang tidak berhak untuk ikut buka suara. hatinya terasa
amat gelisah, sebab ia tahu Loo Liang Jen adalah orang
kepercayaan simajikan Pemilik Pegadaian Bu-lim.
Dan berarti kemungkinan besar si Majikan Pemilik
Pegadaian Bu-lim pun berada disekitar sini. Sementara itu
Coe Lie Yap tetah berpaling kearah Loo Liang Jen sambil
menegur: "Kau berasal dari aliran mana" "
"Pegadaian Bu-lim "
"Apa maksudmu datang kemari" "
"Untuk menyerah"
"Jangan percaya dengan obrolannya " teriak Suma Ing
keras2. "Dia adalah orang2 kepercayaan dari si Majikan
Pemilik pegadaian Bu-lim"
"Lalu kau sendiri" " dengus Coe Lie Yap sambil melirik
sekejap kearahnya.
Seketika itu juga Suma Ing dibikin bungkam dalam
seribu bahasa, sebab hubungannya dengan si Majikan
Pemilik Pegadaian Bu-lim jauh lebih erat.
Kembali Coe Lie Yap berpaling kearah si Malaikat
Raksasa. katanya lebih jauh: "Aku minta kau menjawab
sejujurnya, sebab kalau tidak hal ini tak akan
mendatangkan kebaikan bagimu"
"Tentu saja aku akan bicara terus terang kepada rona
Coe. ..." "Apa" bagaimana kau bisa tahu aku she Coe" "
"Hal ini. . .hal ini. . . ."
"Bagaimana" " desak Coe Lie Yap lebih jauh.
"Harap kau suka mendekat. aku hendak
memberitahukan akan nama seseorang kepadamu."
"Kalau ingin bicara, utarakan saja dari. . ."
"Tidak bisa jadi, perkataan ini tidak boleh diketahui
orang lain "
Ambil kesempatan itu Suma Ing segera menghasut:
"Jangan percaya dengan omongan setannya. Sewaktu cayhe
membawa puluhan orang datang kemari untuk bergabung
dengan perkumpulan Liok Mao Pang, majikan Pemilik
Pegadean Bu-lim telah berkata barang siapa yang tak ingin
tetap tinggal boleh segera mengundurkan diri dari
pegadaian Bu-lim, dan ia menyatakan hendak tetap tinggal
disamping Majikan Pemilik Pegadaian Bu-lim. kini ia
datang kemari hendak bergabung. Hmmms etan baru
percaya kalau ia datang dengan maksud baik "
Coe Lie Yap mendengus dingin, kembali ia bertanya
kepada Si Malaikat Raksasa: "Sebenarnya siapa kah kau" "
"Si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen "
"Apa maksudmu datang kemari" "
"Hendak menggabungkan diri dengan perkumpulan Liok
Mao Pang "
Sementara itu Lam kong Pak yang ada disisi kalangan
goyangkan tangannya berulang kali, si Malaikat Raksasa
melirik sekejap kearahnya kemudian melengos.
Sejak semula Suma Ing sudah curiga kehadiran
simalaikat raksasa tentu bukan seorang diri, sebab si
malaikat raksasa selalu jalan ber-sama2 Lam Kong Pak. dan
ia tidak percaya si malaikat raksasa seorang bisa mampu
menyusup kedalam perkumpulan bulu Hijau ini.
"Hu-Hoat" segera ia berseru, "Kalau kau merasa tidak
keberatan, persoalan kita bisa diundurkan sampai kemudian
hari saja aku hendak memberitahukan satu masalah besar
kepadamu "
"Hmmm persoalan apa yang hendak kau katakan
kepadaku "
"Pernahkah kau mendengar dalam pertemuan perbuatan
nama serta urutan kedudukan dalam dunia persilatan telah
muncul seorang Bengcu baru" "
"Ehmmm, pernah kudengar "
"Tahukah kau siapakah orang itu" "
"Tahu atau tidak apa sangkut pautnya dengan dirimu" "
"Hmm dia adalah Lam Kong Pak "
"Kenapa" kau merasa tidak puas" " seru Coe Lie Yap.
"Menurut apa yang pun Hu-hoat ketahui, bukankah kau
menderita kekalahan total ditangannya" "
"Tidak salah tapi tahukah kau apa hubungannya dengan
si Majikan Pemilik Pegadaian Bu-lim" "
"Apa hubungannya" " tanya Coe Lie Yap dengan hati
tergetar. Jelas ia rada terperanjat.
"Mereka adalah ibu dan anak "
"omong kosong " hardik Coe Lie Yap keras2. meski
begitu hatinya sakit seperti disayat dengan pisau tajam.
Ia mencintai Lam-kong Pak dengan segenap jiwa dan
raganya, iapun membenci simajikan Pemilik Pegadaian Bulim
hingga merasuk ketulang sumsum, ia terikat dendam
sedalam lautan dengan perempuan itu. sebab ia sudah
bertemu dengan ibunya si Malaikat Payung Sengkala Coe
Hong Hong, dan ibunya beritahu kepadanya orang yang
memukul dia sampai terluka lalu merampas kitab pusaka
Thian Mo-San-itu tempo dulu bukan lain adalah simajikan
Pemilik Pegadaian Bu-lim.
Maka dari itu setelah mendengar kabar berita ini hatinya
sangat terperanjat, ia tidak berharap apa yang didengar
merupakan kenyataan. dan ia berharap apa yang dikatakan
Suma Ing hanya isapanjempol belaka, Lam kong Pak bukan
putra dari si Majikan pemilik Pegadaian Bu-lim.
Kembali Suma Ing tertawa dingin tiada hentinya.
"Bukankah kau tidak percaya" Heeee. . .heeee. . .heeeee. .
.saksi sudah berada dihadapanmu " katanya.
"Siapa" "
"Si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen "
Ucapan ini membuat si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen
tertegun, ia jadi serba salah. sebab apa yang diucapkan
Suma Ing adalah kenyataan, ia tak tahu apa yang harus
diucapkan pada saat ini, menjawab sejujurnya atau tidak"
apa akibatnya kalau ia menjawab jujur"
"Loo Liang Jen, benarkah apa yang ia katakan" " tanya
Coe Lie Yap. Dengan perasaan tidak sengaja Loo Liang Jen melirik
sekejap kearah Lam Kong Pak, ia berharap pemuda itu bisa
memberi kisikan kepadanya.
Siapa sangka Lam Kong Pak sendiri pun belum berhasil
mendapatkan petunjuk. ia tidak takut mendapat urusan-tapi
takut membuat urusan semakin berantakan sehingga
rahasianya terbongkar dan usahanya untuk mendapatkan
cara penyembuhan Tong Ming toa Hoat mengalami
kegagalan, hal ini bisa mengakibatkan ayahnya Lam-kong
Liuw sepanjang masa tak bisa hidup kembali.
Ia Melihat Lam-kong Pak tidak memberikan reaksi
apapun, si malaikat raksasa segera berteriak: "Ia sedang
omong kosong, ngaco belo harap Hu-hoat jangan
mempercayai obrolannya dialah putra asli dari si majikan
pemilik pegadaian Bu-lim itu"
"Sudah dengar belum" " jengek Coe Lie Yap kemudian
sambil tertawa dingin. "Eeei. . .orang she Suma. aku tahu
kau adalah seorang manusia rendah yang tak berharga dan
sampah masyarakat. aku percaya Lam-kong Pak bukan
putra dari si Majikan Pemilik pegadean Bu-lim. perempuan
rendah itu "
Ucapan ini mengobarkan darah panas di rongga dada
Lam kong Pak, ia tidak akan membiarkan siapa pun
menghina dan mengejek ibunya. segera ia berseru berat:
"Kau salah besar. menurut apa yang cay-he ketahui, Lam
Kong Pak dengan simajikan pemilik pegadean Bu-lim
benar2 punya hubungan sebagai ibu dan anak"
Coe Lie Yap serta si Malaikat Raksasa sama2 merasa
kan hatinya tergetar keras. "Siapa kau" " " hardik gadis itu.
"cayhe adalah seorang anggota dari pegadaian Bu-lim,
kali ini ber-sama2 simalaikat raksasa meninggalkan
keanggotaannya dari Pegadaian Bu-lim. . . ."
"Dia adalah Lam Kong Pak " tukas Suma Ing sambil
tertawa seram, Padahal Coe Lie Yap pun sudah kenali logat suara dari
Lam Kong Pak. hanya ia tak berani memastikan-setelah
mendengar suara dari Suma Ing barusan gadis itu baru
melengak dan berdiri tertegun,
Kembali Suma Ing tertawa seram, "orang lain sudah
mengakui bahwa hubungannya dengan si Majikan Pemilik
Pegadaian Bu-Lim adalah ibu dan anak. Hu Hoat apakah
kau masih belum percaya" "
Seluruh tubuh Coe Lie Yap gemetar keras ia berpaling


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lalu tanyanya kepada lam Kong Pak dengan suara berat:
"Kau adalah Lam Kong Pak" "
"Tidak salah "
"Hubunganmu dengan si Majikan Pemilik Pegadaian
Bu-lim adalah ibu dan anak" "
"Tidak salah"
"Hu-Hoat, sekarang kau percaya bukan" " teriak Suma
Ing sambil tertawa seram.
Seluruh tubuh Coe Lie Yap gemetar semakin menghebat,
pelbagai pikiran memenuhi benaknya. berada dalam
keadaan seperti ini ia tak tahu apa yang harus dilakukan"
si Majikan Pemilik Pegadaian Bu-lim punya ikatan
dendam sedalam lautan dengan dirinya. dan justru ia sudah
punya janji perkawinan dengan Lam-kong Pak. "oooh
Thian kenapa kau mengatur diri kami secara begini" kenapa
kau begitu tega mengatur kami macam begini" " "
Menjumpai situasi tidak menguntungkan-Si Malaikat
Raksasa segera berteriak keras: "Si Majikan Pemilik
Pegadaian Bu-lim bukan orang jahat, aku Loo Liang Jen
boleh menjadi saksi "
Kalau Loo Liang Jen tidak mengucapkan kata2 ini,
mungkin keadaan masih bisa teratasi, justru kata2 ini amat
menusuk perasaan Coe Lie Yap.
Karena perbuatan si Majikan Pegadaian Bu-lim tempo
dulu. membuat ibunya harus menderita selama puluhan
tahun didalam perut naga bertanduk tunggaL membuat
mereka ibu dan anak harus berpisah selama banyak tahun.
Coe Lie Yap segera kertak gigi dan membentak keras:
"Tangkap mereka "
Suma Ing meraung keras, pertama kali ia menerjang
lebih dulu langsung menubruk ke arah Lam-kong Pak.
Selama beberapa bulan Lam-kong Pak sering malang
melintang didalam dunia persilatan, sebagian besar anggota
perkumpulan Liok Mao Pang pernah mendengar namanya.
Kini melihat Suma Ing saling berhadapan dengan Lamkong
Pak, suasana segera tercekam dalam ketegangan.
PADA saat ini pikiran Coe Lie Yap paling kalut, ia serba
salah dibuatnya. dengan Lam-kong Pak gadis ini pernah
ikat janji untuk hidup berdampingan sampai tua dan tidak
memikirkan orang lain-Seandainya Lam Kong Pak terbukti
benar2 adalah putra musuh besarnya. ia tak bisa
memaafkan pemuda itu. . .mungkinkah hubungan tersebut
harus diputuskan begitu saja"
"Yap-moay, kau harus mendengarkan penjelasanku lebih
dahulu " teriak Lam-kong Pak dengan suara berat,
Sejak menjumpai Lam Kong Pak bermesraan dengan
Pek li Siang sewaktu ada disela gunung Thay-san tempo
dulu, Coe Lie Yap sudah membenci diri Lam Kong Pak, ia
anggap pemuda tersebut sebagai seorang pemuda yang
tidak bertanggung jawab dan serius dalam suatu
perCintaan. Kemudian ia berjumpa kembali dengan ibunya yang
sudah lenyap selama puluhan tahun dari mulut Coe Hong
Hong lah ia barutahu musuh besarnya adalah Majikan
Pemilik Pegadaian Bu-lim.
Dan Kini ia tahu Lam Kong Pak adalah putra majikan
Pemilik Pegadaian Bu-lim itu bahkan pemuda itu mengakui
sendiri. hawa gusarnya sukar dikendalikan lagi. Terdengar
Suma Ing tertawa seram.
"Lam-kong Pak " teriaknya. "Siksaan yang telah aku
orang she-Suma terima sebentar lagi akan kukembalikan
kepadamu berikut rentennya, Hmmm.."
agaknya Loo Thian Ya masih cukup cinta Coe Lie Yap
yang selama ini bersemi dalam dadanya kini sudah hancur
berantakan-ia tahu persoalan ini sama sekali tak ada
hubungannya dengan Lam-kong Pak. tapi pemuda itu
sudah mengakui sendiri sebagai putra kandung Majikan
Pemilik pegadaian Bu-lim, hal ini membuat ia tak bisa
menahan sabar lagi.
"Nona Coe " teriak Loo Liang Jen keras, "Kau harus
memahami dahulu duduknya persoalan ."
Coe Lie Yap kebaskan ujung bajunya memutuskan
perkataan lelaki raksasa tersebut, kemudian bentaknya:
"Suma Ing. belum juga turun tangan" "
Mendengar seruan itu Suma Ing segera bergerak maju,
jurus keenam dari ilmu sakti Thian Mo San segera
dilancarkan keluar.
Lam-kong Pak mendengus dingin ia pun menggunakan
jurus keenam menyambut datangnya serangan tersebut.
Dua gulung desiran angin tajam berbentuk payung
menjulang tinggi keangkasa, angin puyuh menggulung dan
menyapu setiap benda yang berada daiam radius sepuluh
tombak, membuat panggung itu tersapu rata dengan
permukaan tanah.
Ditengah bentrokan dahsyat yang memekikkan telinga.
Lam-kong Pak mundur tiga langkah lebar, sedang Suma Ing
terpukul mundur sampai sejauh tujuh langkah lebih.
"Suma Ing " seru Lam Kong Pak dengan suara berat.
"Sejak kecil kau dibesarkan oleh ibu di sayang dimanja dan
dicintai. Beliau sama sekali tidak pandang dirimu sebagai
orang luar. kenapa kau sudah melupakan budi ini
sebaliknya malah menaruh dendam kepadanya. . . ."
Suma Ing membentak keras, ia tak mau mendengarkan
lanjutan dari ucapan tersebut. jurus kesembilan dari ilmu
sakti Thian Mo San-segera dilepaskan. seketika itu angin
puyuh menutup seluruh jagad, begitu mengerikan se-akan2
hari kiamat telah tiba.
Dari Sun Hai siang, pemuda lam Kong Pak telah
mempelajari jurus keempat sampai jurus kesembilan dari
ilmu sakii Thian Mo San tersebut, kemudian ia pun
menenggak cairan empedu naga bertanduk tunggal tenaga
lweekangnya saat ini betul2 amat sempurna,
"Gelegaaarrr. . ." Sekali lagi Suma Ing terpukul mundur
sejauh satu tombak dengan sempoyonan, napasnya terengah2
bagaikan kerbau.
"Nona Coe " kembali Loo Liang Jen berteriak. "Dia
adalah Calon suamimu "
"Heeee. . .heeeeee. . .heeee. . tanyakan seodiri kepada
Lam Kong Pak. apakah ia masih punya muka untuk
mengakui ikatan perkawinan ini" "
Lam Kong Pak masih muda. darah panasnya kontan
bergolak setelah mendengar perkataan itu. ia tak mau
mengalah dan segera teriaknya keras2:
"cayhe sudah berusaha mengakhiri persoalan ini secara
baik. kalau memang kau keras kepala bahkan hendak
membatalkan ikatan perkawinan terserah dirimu sendiri.
lain kali kau jangan merasa menyesal"
"omong kosong " teriak Coe Lie Yap tertawa kalap. "Kau
anggap dikolong langit cuma ada kau seorang lelaki" "
"Jadi juga atas usulmu. semula cayhe kan tidak mohon
dan me-rengek2 kepadamu "
Suatu penghinaan yang hebat, se-akan2 sebuah gaplokan
yang bersarang telak dipipi Coe Lie Yap ia naik pitam dan
menganggap ucapan ini sebagai suatu ejekan, ia segera
membentak: "Bajingan ucapanmu sangat kotor. dengan perkataan ini
maka bisa kunilai bahwa watak serta tabiatmu tak berbeda
jauh dengan Majikan Pemilik Pegadaian Bu-lim. serahkan
jiwamu" Sambil berkata ia menubruk maju kedepan jurus ketujuh
dari ilmu sakti Thian Mo San segera dilepaskan.
"Braaaaaak. . ." kedua orang itu sama2 mundur dua
langkah kebelakang. dalam kenyataan Lam Kong Pak cuma
menggunakan tenaga murninya sebesar enam bagian.
Rasa cinta dan dendam berkobar dalam rongga dada Coe
Lie Yap. ia jadi benci bercampur sakit hati sekali lagi
tubuhnya menubruk kedepan dengan menggunakan jurus
kesembilan dari ilmu sakti Payung sengkala.
Lam Kong Pak kembali mengalah, ia cuma
menggunakan tenaga murninya sebesar delapan bagianmeski
begitu cukup membuat tubuh Coe Lie Yap tergetar
sehingga mencelat mundur sejauh lima, enam langkah.
Hal ini semakin mempertebal rasa bencinya, ia gertak
gigi dan berseru: "Lam-kong Pak, aku akan adu jiwa dengan
dirimu " "Maaf. aku masih tidak kepingin menemani kau
berangkat ke akhirat"
"Jangan mimpi disiang hari bolong" sela Suma Ing
sambil tertawa seram, "Malam ini jangan harap kau bisa
lolos dari perkumpulan kami dalam keadaan selamat "
Sembari berkata, disaat Coe Lie Yap melancarkan
serangan dengan jurus kesembilan Suma Ing pun
menghimpun segenap tenaga yang dimilikinya ikut
mengirim sebuah serangan pula dengan jurus kesembilan
dari ilmu sakti Thian Mo San-Menghadapi dua serangan
dahsyat yang dilancarkan secara berbareng oleh dua orang
tokoh maha sakti, kendati tenaga lweekang Lam Kong Pak
lebih hebatpun, ia tak akan sanggup menahan diri.
Terdengar suara getaran keras yang maha dahsyat
bergeletar membelah bumi. pasir debu beterbangan
memenuhi angkasa. begitu dahsyat ledakan tadi
mengakibatkan timbulnya sebuah liang yang sangat dalam
diatas permukaan tanah, tubuh Lam Kong Pak mencelat
sejauh satu tombak lebih lima enam langkah sebelum ia
sempat berdiri tegak tegak. bayangan manusia bersamaan
waktunya menubruk datang.
Mereka adalah Suma Ing, si Lampu Hitam Pengejar
sukma, si kakek Asap Berawan, serta si Loei Kong
bertangan delapan Si Put siuw.
Saat ini Lam Kong Pak sudah dibikin pusing tujuh
keliling mata terasa ber-kunang2 perut terasa muaL lagi
pula pasir dan debu beterbangan menutupi pemandangan
sukar bagi pemuda itu untuk melihat jelas keadaan
dihadapannya. ia masih mengira Coe Lie Yap pun
termasuk diantara jago2 yang menubruk datang.
"Braaaank. . ." sekali lagi terjadi ledakan dahsyat, kali ini
Lam Kong Pak terlempar mundur sejauh satu tombak lebih.
Tapi ia tidak terluka, hawa napsu mulai berkobar
menyelimuti seluruh wajahnya.
"Coe Lie Yap " ia membentak. "Kau hanya tahu orang
tuamu celaka ditangan orang apakah kau tahu penderitaan
yang dialami orang tuaku tempo dulu jauh lebih
mengenaskan" Heeee. . .heeeee. . .kalau memang kau begitu
tega kepadaku aku Lam Kong Pakpun tidak akan berlaku
sungkan2 lagi."
Selesai bicara ia ambil keluar tanduk naga saktinya dan
langsung menubruk kearah Coe Lie Yap.
Gadis she-Coe itu tahu, tentu pemuda tersebut salah
menganggap ia pun ikut main kerubut. tapi saat ini hatinya
sedang panas. ia tidak berkelit mau pun menghindar.
telapaknya kembali didorong kedepan melancarkan sebuah
serangan-Suma Ing sekalian tak mau ketinggalan, mereka
sama2 menubruk maju. Loo Liang Jen tidak kasih jalan-ia
membentak keras kemudian bergerak maju menyongsong
kedatangan mereka.
"Braaaak. . . Braaaak . . , Braaaaaak . . . ." ditengah suara
dahsyat, si Loei Kong berlengan delapan serta sikakek Asap
berawan kena dihajar oleh bogem mentah Loo Liang Jen
sehingga tubuh mereka mencelat sejauh tujuh, delapan
langkah. Sedangkan Coe Lie Yap serta Suma Ing terdesak mundur
sejauh beberapa tombak kebelakang oleh serangan senjata
Lam Kong Pak yang digacungkan dengan permainan ilmu
sakti Thian Mo San-Suma Ing amat gusar, lengannya diulap
berulang kali sambil berteriak: "Ayoh kalian maju semua"
Seketika itu juga ber-puluh2 jago lihay perkumpulan
Liok Mao Pang meluruk kedepan, Coe Lie Yap yang paling
tidak suka dengan pertarungan cara berkerubutpun saat ini
diam saja, Posisi Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen amat kritis,
untuk sementara waktu mereka masih sanggup bertahan,
tapi mereka tahu, begitu lewat sedikit lama, mereka pasti
akan terjatuh ketangan mereka.
"Sauw-ya " Loo Liang Jen segera berteriak keras.
"cepatlah berlalu dari sini. serahkan saja manusia2 kurcaci
ini Kepadaku "
"Tidak mau hidup kita hidup bersama, mau mati kita
modar berbareng. aku Lam Kong Pak bukan seorang
manusia yang takut mati "
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang silih
berganti, ber-puluh2 orang kaki tangan perkumpulan Liok
Mao Pang yang maju didepan tersapu oleh tanduk naga lam
Kong Pak sehingga bergelimpangan dan menemui ajalnya
seketika itu juga .
Telapak raksasa Loo Liang Jen pun cukup ampuh, berpuluh2
manusia bergelimpangan tersambar oleh
hajarannya, tapijumlah anggota perkumpulan Liok Mao
Pang sangat banyak jago2 lihay diantaranya belum turun
tangan-Loo Liang Jen sangat gelisah. kembali ia
membentak keras: "Sauw-ya, kau masih belum mau pergi?"
"Kalian mau lari kemana" " serentetan suara teguran
yang dingin dan menyeramkan berkumandang datang,
disusul munculnya sesosok bayangan manusia aneh. orang
itu berambut hijau dan berwajah menyeramkan-"kalian
semua segera undurkan diri" serunya begitu mencapai
permukaan tanah
Suma Ing sekalian tanpa mengucapkan banyak perkataan
segera mengundurkan diri kebelakang ketika itulah Lam
kong Pak serta Loo Liang Jen baru bisa mengatur napasnya
yang mulai terengah-engah.
"Siapakah anda" " " tegur Lam Kong Pak dengan suara
berat. "Pelindung Hukum Utama dari perkumpulan Liok Mao
Pang Hoo Hek Coen-cu Atau Si Rasul Hitam tebal chin
Tong" Lam Kong Pak terperanjat, ia pernah dengar orang
bilang jauh puluhan tahun berselang ibis ini sudah
merupakan jago kelas satu dalam dunia persilatan, tak
disangka kini ia sudi menjabat sebagai pelindung hukum
perkumpulan Liok Mao Pang. ditinjau dari hal ini sudah


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cukup bisa dibayangkan betapa dahsyatnya Pangcu serta
wakil pangcu mereka.
Lam Kong Pak segera bulatkan tekad. ia menegur
dengan nada berat: "Apakah anda ada maksud ikut
mengerubuti diriku" "
"Loohu akan turun tangan sendiri. kenapa harus main
kerubut" asalkan kau bisa menerima dua puluh jurus
serangan Loohu tanpa menderita kalah, akan kuanggap
dirimu sangat lihay "
Suatu omongan kosong tak berarti. Lam Kong Pak tahu
orang ini kulitnya tebal dan hatinya hitam. Iasama sekali
tidak pernah memperdulikan soal keadilan mau pun
kebajikan dunia persilatan.
Segera ia pun berkata: "cayhe pun akan ajak kau
bertaruh, apa bila dalam dua puluh jurus kau tidak
menunjukkan tanda2 kalah, lain kali kita bertemu lagi
dalam pertemuan puncak para jago "
"Keparat cilik kau masih ingin pergi dari sini" " " jengek
si Rasul Hitam tebal sambil tertawa seram.
Begitu selesai bicara, dalam sekejap mata ia melancarkan
tiga serangan berantai.
"Hmmmm sungguh bukan nama kosong belaka " seru
Lam Kong Pak sambil tertawa dingin.
"Braaaaak. . . .braaaaaak. . . .braaaaak. . . ." dua orang
itu sama2 terpukul mundur sejauh tiga langkah kebelakang.
"Hmmmm tidak lebih Cuma begini." batin si anak muda
itu. Segera ia mengeluarkan ilmu telapaks 'Sam Hoo It
ciang Hoat' yang dimainkan berbareng senjata tanduk
naganya. Tenaga Lweekang yang dimiliki sang Rasul Hitam Tebal
ini meski lebih sempurna dari pada Coe Lie Yap. ia hampir
seimbang dengan Suma Ing. dalam delapan sembilan belas
jurus pertama ia berhasil rebut diatas angin-
"chin Hu Hoat, masih ada satu jurus " tiba2 terdengar
Suma Ing berteriak keras.
si Rasul Hitam Tebal membentak keras, rambut hijaunya
yang sepanjang pundak pada berdiri bagaikan landak. Ia
perlihatkan selembar wajahnya yang adem menyeramkan.
Kemudian melancarkan sebuah serangan terakhir dengan
gunakan segenap tenaga dalam yang dimilikinya.
Lam Kong Pak menggerakkan tanduk Naga Saktinya
menusuk kedepan, sementara tangan lain mengeluarkan
jurus kesembilan dari ilmu sakti Thian Mo San-
"Braaaaaakk. . . ." seluruh permukaan bergetar keras,
suasana jadi hiruk pikuk. Ditengah dengusan berat si Rasul
Hitam tebal terpental mundur sejauh satu tombak lebih.
Sedangkan Lam Kong Pak pun tidak menang dengan
mutlak, iapun tergetar mundur sejauh tiga langkah lebar.
Menyaksikan kemenangan rekannya. Loo Liang Jen segera
berteriak keras: "chin Tong sijadah tua sudah kalah total,
Sauw-ya. Mari kita berlalu. . . ."
"Heeeeee. . . .heeee. . . .heeeeeeee. . . .siapa yang suruh
kalian pergi?""Jengek Si Rasul Hitam tebal tertawa seram.
"Kalau mau pergi. tinggalkan dulu batok kepala kalian "
Lam Kong Pak tertawa dingin.
"Loo tua, perkataannya mana boleh dipercaya" serunya.
"Bajingan tua ini adalah manusia paling hina, manusia
paling menarik dalam dunia persilatan dewasa ini.
Ucapannya kosong bagaikan kentut bau. Kau anggap ia
benar2 menepati janji ?"
"Tidak salah" sambung sang Rasul Hitam tebal sambil
tertawa sinis. "Dalam kamus Loohu memang tidak kenal
Pegang janji serta Perikemanusiaan- Saudara2 sekalian
ayoh maju berbareng. Pun Hu Hoat mengharapkan yang
hidup " Begitu perintah dilepaskan. Suma ing memberikan
reaksinya pertama kali. Dia ikuti kawanan gembong iblis
lainnya pun sama2 meluruk kedepan-
Diantara jago2 itu cuma Coe Lie Yap seorang tetap
berdiri disisi kalangan tak berkutik. Meski ia membenci
Lam Kong Pak tapi gadis tersebut paling benci dengan
pertarungan Cara begini. ,
Ia mengalah. Lam Kong Pak tak mau menerima
kebaikannya itu. Terdengar ia tertawa dingin dan mengejek:
"Coe Lie Yap. Buat apa kau pura2 tidak tega" ayoh
maju. Sauw-ya mU tidak takut meski bertambah lagi
dengan kau seorang."
Coe Lie Yap benar2 amat gusar, tubuhnya gemetar
keras, teriaknya histeris: "Akan kulihat kau roboh dan
modar ditempat ini "
"Haaaaaa. . .haaaaaaaa. . .haaaaaaaa. . .selembar jiwa
aku Lam Kong Pak harus diganti dengan puluhan lembar
jiwa orang lain, kematianku Cukup berharga. . . ."
Jeritan ngeri yaag menyayatkan hati bergema tiada
berputusan, ditengah terjangan Lam Kong Pak serta Loo
Liang Jen- Manusia2 kelas, tiga, empat sama2 roboh
bergelimpangan jadi mayat, darah segar muncrat kesana
kemari bagaikan pancuran
Walaupun begitu kedua orang itu pun semakin lama
terdesak semakin kebelakang oleh serangan2 gencar para
jago. Mendadak dari tempat kejauhan berkumandang datang
gelak tertawa yang sangat aneh, tiap gelak tertawanya
membuat jantung para jago bergetar keras, seakan-akan
jantung mereka disiram dengan minyak mendidih, sakit.
panas dan amat kering. . . .
Lam Kong Pak dapat tahu suara itu berasal dari loteng
ditempat kejauhan itu. hatinya terperanjat. Dinilai dari
gelak tertawa itu, bisa diketahui betapa sempurnanya tenaga
Lweekang yang dimiliki orang itu. "Kok . . . Kok . . . Kok
.... Kok. . . ."
Ketika suara terakhir bergema, ditengah kalangan telah
bertambah dengan seorang manusia aneh berambut hijau
sepanjang pinggang dan berdiri kaku bagaikan sebatang
bambu. Para jago perkumpulan Liok Mao Pang yang hadir
disekeliling kalangan buru2 menjura memberi hormat
kepada orang itu kemudian masing2 mundur sejauh satu
tombak kebelakang.
Menyaksikan hal tersebut Lam Kong pak terkesiap.
disamping itu iapun dapat tahu semakin panjang rambut
hijau yang dipelihara orang2 perkumpulan itu, semakin
tinggi pula kedudukannya .
Dari balik rambut hijaunya yang lebat, manusia aneh itu
melirik sekejap kearah Lam Kong Pak, rambut serta
tubuhnya sama sekali tak bergetar, kecuali gelak tertawa
nyayang aneh dan menusuk pendengaran-
"Siapakah anda?"" tegur Lam Kong Pak. sungguh
menyeramkan gelak tertawa mu "
"Kik. ... kik.... kik.... kik. . . ."
Beberapa orang yang memiliki tenaga Lwekang agak
lemah, segera gemetar keras dan berjongkok keatas tanah.
mereka merasakan betapa ngerinya gelak tertawa itu
sehingga menggetarkan jantung serta isi perut
"Loohu oei Hun. orang2 Bu-lim sama2 memberi julukan
go Hoa Lok Atau Daging lima warna kepadaku"
Semula Lam Kong Pak agak terkesiap. di ikuti ia tertawa
hambar. Sebaliknya si Malaikat Raksasa tak kenal lihay,
mendengar nama itu ia mendongak dan tertawa-tawa
tergelak. "Haaaaaa ....haaaaaaaa. . .haaaaaaaaa. . ." sungguh tak
nyana kau sijadah tua memiliki nama yang lebih aneh dari
namaku" Sementara itu Lam Kong Pak yang mengawasi wajah
orang tadi, segera dapat dijumpai banyaknya belang-belang
merah putih diatas tubuh serta wajahnya, tidak aneh kalau
orang Kangouw menyebut dia sebagai si Daging Lima
Warna. Nama besar orang ini amat tersobor. la angkat
nama bersama-sama Sidewi Payung Sengkala serta si Awan
Hitam Pengejar Rembulan oei ci Hu.
"Keparat cilik" terdengar Ngo Hoa Lok berseru." Asal
kau bisa menerima lima buah serangan Loohu. Maka kau
akan diantar keluar dari tempat ini oleh Pangcu sampai
anak buah kami semuanya "
"Bagus, biar aku terima dahulu kelima seranganmu itu"
teriak Loo Liang Jen.
"Loo tua, kau tak bakal sanggup" tukar Lam Kong Pak
menghalangi jalan perginya, lalu secepat kilat ia maju
kedepanSetelah saling berhadap-hadapan, si anak muda itu
salurkan segenap tenaga Lwekang yang dimilikinya bersiap
sedia. "lblis tua. ayoh, Cepat turun tangan " serunya.
Si Daging Lima Warna tidak sungkan2 ditengah gelak
tertawanya yang aneh ia melancarkan sebuah babatan
dahsyat. Belum pernah Lam Kong Pak menjumpai Cara
bertarung seperti ini. ia tertegun, Sebelum sempat berbuat
sesuatu tahu2 segulung angin tajam yang luar biasa
dahsyatnya telah menggulung datang.
la merasakan ada selapis tembok yang sangat kuat
menekan dadanya, hal ini membuat sianak muda itu
terkesiap. "Braaaaaak ....." suara ledakan keras bergetar membelah
bumi, Lam Kong Pak terpukul mundur sebanyak tiga
langkah lebar kebelakang.
Sedangkan si Daging Lima Warna sama sekali tidak
bergeming, badannya ikut maju tiga langkah kebelakang.
Dan .... Kikkk...... kikkkk . . .gelak tertawa aneh bergema
memecahkan kesunyian, serangan kedua telah dilepaskan
kembali. Buru2 Lam Kong Pak mengeluarkan jurus keenam dari
ilmu sakti Thian Mo San menyambut datangnya serangan.
Kembali ledakan keras bergeletar membela bumi, tidak
banyak dan tidak kurang pemuda itu mundur lagi sejauh
tiga langkah lebar.
"Kikk. . . .Blummmmmm . . .Kikkk. . .
.Blummmmmmm . . . ." dua serangan berikutnya menyusul
beruntun, ujung bibir Lam Kong Pak mulai dinodai oleh
darah segar, sedang sang tubuh pun terlempar sejauh satu
tombak lebih dari tempat semula. Kini tinggal serangan
terakhir. . . .
"Kukk. . .Kikkkk. . . .Kiikk. . . ." Sidaging Lima Warna
tertawa aneh, suaranya bergema diempatpenjuru.
Kemudian. . . . "Braaaaaakk . .. ."
Bagaikan selembar daun kering. tubuh Lam Kong Pak
mencelat sejauh lima enam tombak dari kalangan dan
terbanting jatuh kedalam tumpukan bebungaan.
Loo Liang Jen sangat terperanjat ia meraung gusar,
dengan segenap tenaga telapak tangannya membabat
keluar. serombongan gembong iblis yang sama sekali tak
menduga datangnya serangan itu tersambar telah diiringi
jeritan kesakitan. Berpuluh-puluh orang roboh keatas tanah.
Sementara Simanusia Raksasa itu sendiri langsung
menubruk kearah pepohonan-
Suma Ing sekalianpun tak mau ambil diam, mereka
sama2 menubruk kedepan-
Lam Kong Pak yang terlempar keluar kalangan segera
muntah darah segar, isi perutnya bergeser dari tempat
semula dan ia jatuh tidak sadarkan diri. . . .
Sesaat sebelum rombongan gembong iblis itu tiba
ditempat kejadian, tiba2 dari balik pepohonan berkelebat
lewat sesok bayangan merah, segera mengemrit tubuh Lam
Kong Pak segera berlalu dari situ.
Menanti Loo Liang Jen tiba ditempat itu dan tidak
menjumpai Lam Kong Pak ada di situ, sebagai seorang jago
kawanan ia sadar tentu Lam Kong Pak berhasil meloloskan
diri atau mungkn ditolong oleh ibunya. ia pun tak mau
berdiam lebih lama disitu. Badannya segera menerobosi
pepohonan dan melarikan diri dari tempat sama seraya
melepaskan panah tanda bahaya.
Rombongan gembong iblis itu pun kemudian menyusul
sampai disana, tidak menjumpai bayangan Lam Kong Pak.
Mereka jadi amat gusar. Terutama sekali Suma ing. Ia
merasa amat kecewa. Ingin sekali ia menyiksa Lam Kong
Pak lebih sadis lagi. tak disangka si anak muda itu berhasil
melarikan diri.
Pada saat ini, keadaan Coe Lie Yap paling runyam. ia
merasa gelisah dan bimbang. Haruskah merasa gembira
atau sedih setelah kejadian ini" "
Diam-diam ia cuma bisa berdoa, berharap Lam Kong
Pak bisa lolos dari marabahaya, kemudian dilain waktu
mencari dia lagi untuk bikin perhitungan- . . .
Sementara itu Lam Kong pak yang dibawa lari oleh
sesosok bayangan merah tidak lama kemudian telah tiba
diatas sebuah loteng.
Gadis itu meletakkan Lam Kong Pak di atas
pembaringan, kemudian menutup pintu dan mencekoki
beberapa butir pil kedalam mulutnya.
Perlahan-lahan Lam Kong Pak sadar kembali, seluruh
tubuhnya gemetar keras rintihnya: "Dingin- . . .dingin- .
.oootw.. . .Sungguh dingin- ..."
Gadis itu bukan lain adalah si ciang ooh Tangan
Berdarah Yu chen, sejak semula ia sudah menemukan jejak
Lam Kong Pak yang menyusup kedalam markasnya dengan
ia menyaru. Selama itu ia cuma mengawasi terus gerakgerik
pemuda itu. Dan akhirnya ketika Lam Kong Pak
terluka, ambil kesempatan baik ini ia turun tangan
menyelamatkan jiwanya. Ketika mendengar rintihan
tersebut, buru2 gadis itu menutupi badannya dengan
selimut. "Adik Pak. Masih dinginkah " ?"
Kesadaran Lam Kong Pak punah, ia tetap pejamkan
sepasang matanya. "Dingin . . . .oooouw. . .dingin sekali.
..." rintihnya.
Yu chen ambil keluar semua selimut yang dimilikinya
dan ditutupkan keatas badannya tetapi Lam Kong Pak tetap
merintih kedinginan-
Yu chen amat mencintai pemuda ini, ia jadi gugup,
Gadis ini tahu pemuda tersebut merintih kedinginan sebab
dikarenakan racun pukulan si Daging Lima Warna telah


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyerang kedalam jantung serta isi perutnya, dalam
ruanganpun tak ada tungku pemanas, ia jadi kelabakan dan
tak mengerti harus menggunakan benda apa untuk
menghangatkan badan si anak muda itu.
"Dingin. . . .ooooouw, sungguh dingin sekali. . . ."
Sepasang gigi Lam Kong Pak mulai beradu. badannya
menggigil keras. Bulu kuduk pada bangun berdiri
Si ciang ooh Tangan Berdarah benar2 dibikin gelisah
setengah mati, iapun takut perbuatannya diketahui orang
lain, keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya. Mendadak badannya bergetar keras. sepasang pipinya
berubah merah dadu. Biji yang bening memancarkan
Cahaya Cinta yang mendalam. Gumamnya seorang diri^
"Adik Pak. encimu tetap seorang gadis perawan yang tak
pernah dijamah lelaki lain, Kali ini, demi menghangatkan
badanmu. Terpaksa aku akan telanjang bulat. kau janganlah
memandang rendah encimu "
Kembali pipinya memerah, usianya tahun ini sudah dua
puluh empat. Walaupun sepanjang hari bergaul dengan
para gembong iblis dari kalangan hitam, tetapi badannya
tetap perawan- Tak pernah ada lelaki yang berani
menjamah badannya.
Tampak gadis itu ragu sejenak, tapi ketika melihat Lam
Kong Pak makin lama makin kedinginan- Akhirnya ia
ambil keputusan, setelah memadamkan lampu, melepaskan
pakaiannya hingga telanjang bulat kemudian menyusup
masuk kebalik selimut.
Untuk mengalirkan hawa panasnya kedalam pemuda itu,
bisa dibayangkan betapa kerasnya debaran jantung gadis
itu, ketika ia harus membuka pakaian Lam Kong Pak satu
persatu sehingga akhirnya lelaki tadi berada dalam keadaan
telanjang bulat.
Akhirnya ia berhasil melepaskan seluruh pakaian Lam
Kong Pak. potongan badan yang kekar penuh berototpun
segera tertera jelas didepan mata. bau lelaki yang aneh
merangsang tubuhnya membangkitkan suatu perasaan ......
suatu niat. . . .dan suatu keinginan yang aneh .....
Dalam pada saat itu Lam Kong pak tetap merintih
kedinginan, hal ini membuat gadis itu tak berani berayal
lagi, buru2 ia peluk pemuda itu erat-erat.
Gesekan kulit dengan Kulit menimbulkan kontak listrik
bertegangan tinggi, hampir saja jantungnya terasa copot. Ia
merasa seluruh badannya panas seperti dibakar, tiap bagian
tiap pori-porinya terasa gatal, nyaman dan nikmat sekali. . .
. Nafsu Birahipun pelahan-lahan bangkit memenuhi benak
gadis itu. . . . Terutama sekali sewaktu tubuh Lam Kong
Pak gemetar keras, dadanya yang bidang dan keras sewaktu
saling bergesek. . .saling bersentuhan dengan Sepasang buah
dadanya yang montok dan berisipadat itu, mendatangkan
suatu perasaan nikmat. . . .menimbulkan perasaan ingin
berbuat sesuatu ....
Lam Kong Pak yang kedinginan, sewaktu secara tiba2 ia
berhasil memeluk sesuatu benda yang panas, ia memeluk
semakin kencang. Namun badannya tetap gemetar keras.
Yu chen kehilangan akal, terpaksa bibirnya ditempelkan
keatas bibir pemuda itu dan lambat2 menyalurkan hawa
panasnya kedalam tubuh si anak muda itu.
Tidak lama kemudiar kesadaran Lam Kong Pak pulih
kembali, hawa dingin semakin larut dan ia segar kembali.
Perlahan-lahan matanya dipentang. tapi setelah meiihat
apa yang terbentang didepan hatinya tergetar keras, dengan
cepat ia meloncat bangun.
Tapi menemukan dirinya berada keadaan telanjang
bulat, buru2 si anak muda itu menyusup kembali kedalam
selimut. Bentaknya keras- keras:
"Aku. . .sejak semula aku tahu kalau kau adalah seorang
wanita cabul yang tak kenal malu. Tak kusangka
perbuatanmu begitu rendah dan memuakkan-
Karena sudah punya gambaran jelek terhadap si ciang
ooh Tangan Berdarah, tanpa menanyakan hijau atau merah
lagi, ia segera menegur dan memaki gadis itu habis2an-
Kerena dimaki Yu chen jadi jengah dan malu sekali.
Serunya tergagap: "Adik Pak. Dengarkan dulu
penjelasanku. "
"Tutup mulutmu. Bicara sampai tanah pun aku tidak
akan percaya. Perempuan rendah, kau adalah perempuan
yang paling tak tahu malu dikolong langit dewasa ini"
Yu chen jadi amat sedih, dengan wataknya kalau pihak
lawan bukan orang yang dicintai. Sejak semula ia sudah
turun tangan keji. Tapi ia tak bisa berbuat apa- apa kepada
pemuda ini. Dengan air mata jatuh berlinang serunya:
"Adik Pak, kau harus mencari tahu dulu duduknya
perkara kemudian baru memaki orang. Walaupun aliran
yang encimu anut sesat, tapi aku bukan manusia serendah
yang kau tuduhkan. . .."
"Sudah. . jangan bicara lagi" bentak Lam Kong Pak.
Mendadak dari luar ruangan bergema datang suara
dengusan dingin.
"Yu chen Walaupun kau memiliki welas kasih, sayang
orang lain tak mau menerima kebaikanmu itu." Serunya.
"Tjtittt. . .tjtttttt. . .Sebagai seorang Than-cu, tak kunyana
kau berani menyembunyikan musuh. Ayoh keluar dari
ruangan dan terima kematian "
Yu chen dan Lam Kong Pak sama2 terkesiap. mereka
kenali suara tersebut sebagai suara Coe Lie Yap.
Buru2 Yu chen mengenakan pakaiannya dan berkata
kepadalam Kong Pak:
"Adik Pak. kau terkena pukulan beracun dari si Daging
Lima Warna. Harap kau suka ber-hati2. Aku akan keluar
sebentar. Nanti sekembalinya dari sana akan kuberi
penjelasan kepadamu "
Selesai bicara ia segera menerobosi jendela dan lenyap
dari pandangan Lam Kong Pak hanya mendengar suara
tertawa dingin dari Coe Lie Yap bergema satu kali lagi,
kemudian suasana jadi sunyi senyap.
Lam Kong Pak telah menelan dua butir pil mujarap. lagi
pula mendapat bantuan hawa murni dari Yu chen yang
disalutkan lewat bibir dengan bibir, lukanya pada saat ini
sudah rada sembuh.
la tahu, saat ini keadaan dari ibunya dengan Loo Liang
Jen sangat kritis. ia tak bisa berdiam lebih lama disana,
Buru2 ia memakai baju kemudian menerobos keluar dari
jendela. Saat itu bintang bertaburan diangkasa. Selaksa li tidak
nampak awan- Coe Lie Yap serta Yu chen entah sudah
pergi kemana. Tak usah diperiksa lebih seksama lagi, ia temukan
disetiap tempat dibalik kegelapan berdiri seorang jago lihay
berambut hijau yang bersiap sedia menjaga segala
kemungkinan. cahaya terang menyorot keluar dari atas loteng, tempat
itu merupakan daya tarik yang terutama bagi Lam Kong
Pak. ia tahu pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang
tinggal disana, dan ibunya kemungkinan besar sembunyi
diatas loteng tersebut.
Setelah teringat akan keselamatan ibunya serta Loo
Liang Jen, pemuda ini jadi lupa akan luka parahnya yang
belum sembuh, badannya segera berkelebat kearah loteng
itu. Walaupun terluka, sebagian besar lukanya telah
disembuhkan oleh hawa murni si ciang ooh tangan
Berdarah. Ilmu meringankan tubuhnya masih tetap
mengejutkan- Setelah berada diatas loteng. ia tidak menemukan ada
pengawal yang berjaga disana. Dalam kenyataan tempat ini
merupakan tempat penting bagi perkumpulan Liok Mao
Pang. orang2 dibawah kedudukan Hu Hoat, kecuali ada
urusan penting atau diundang, tak ada yang berani
mendekati loteng tersebut.
Loteng ini dibangun dalam tiga tingkat, saat ini Lam
Kong Pak berdiri diatas atap loteng tingkat kedua.
menengok keatas jendela loteng ketiga terbentang didepan
mata. Tampak sebaris bayangan manusia dengan tenangnya
berdiri disisi jendela, suasana dalam loteng sunyi senyap tak
kedengaran sedikit suarapun.
Lam Kong pak tak berani berayal, ia tahu wakil pangcu
dari perkumpulan Lok Mao Pang ini. si Daging Lima
Warna memiliki tenaga lweekang yang amat sempurna.
Apa lagi Pangcunya. Ia tentu jauh lebih dahsyat lagi.
Berada disisi jendela, ia melubangi sedikit kertas jendela
itu kemudian mengintip kedalam dengan Cepat hatinya
tergetar keras,
Tampak diatas sebuah kursi kebesaran yang berlapiskan
emas, duduk setengah berbaring seorang manusia aneh
berambut panjang sampai lantai, berbaju warna hijau dan
bersepatu warna hijau pula.
Berhubung rambut hijaunya panjang dan tebal, hampir
seluruh wajahnya tertutup, orang lain sulit melihat jelas
bagaimanakah raut mukanya. Tapi sepasang matanya
memancarkan cahaya tajam. begitu tajam sehingga
menggidikkan hati yang melihat.
Ia setengah duduk setengah bersandar diatas kursi
kebesaran itu, kedua kakinya diangkat keatas dan
diletakkan diatas sebuah rak kaki yang khusus dibuat
didepan kursi kebesaran tersebut.
Duduk disebelah kirinya adalah wakil Pangcu. si Daging
Lima Warna oei Hun ia duduk diatas kursi bersulam.
Selanjutnya disamping wakil Pancu duduk sang Pelindung
Hukum utama. Sirasul Hitam Tebal chin Tong, ia cuma
berdiri dan tidak ada tempat duduk.
orang ketiga mempunyai potongan baju istimewa,
kepalanya memakai topi pancip sepanjang beberapa depa.
Diatasnya tertulis huruf, It Kian Seng Hay." Alis dan
matanya sayu, wajahnya pucat pias. Bajunya terbuat dari
kain belacu dan berdandan seperti orang berkabung.
Lam Kong Pak segera kenali orang ini sebagai "Huo Boe
ciang" atau sidedemit hidup Gouw Tjhiet. Tentu dia adalah
satu dari Tiga pelindung Hukum perkumpulan.
Disebelah kanan Pangcu. Duduk si dewa dari Kawah
Gunung Berapi Coe Lie Yap. saat ini ia tetap mengenakan
kerudungnya. Jelas Coe Lie Yap berkedudukan sebagai Pelindung
Hukum Ketiga, dan sangat dimanja oleh Pangcunya.
Mendadak tubuh pangcu itu sedikit bergerak. sepasang
matanya yang tajam melirik sekejap kearah Coe Lie Yap
lalu berkata: "Gusur orang itu kemari"
Coe Lie Yap segera berteriak lantang: "Gusur
pengkhianat itu kemari"
Ucapan ini secara berantai disampaikan ketempat luaran,
dalam sekejap perintah dijalankan.
Tidak lama kemudian, si Loei Keng berlengan delapan Si
Put Siuw dan sikakek Moyang berwajah kepiting Pi Hoo
dengan menggusur ciang-ooh Tangan Berdarah masuk ke
dalam ruangan- "Ayoh berlutut" bentak kedua orang gembong iblis itu
hampir berbareng.
si ciang ooh Tangan berdarah tetap berdiri tegak
ditempat semula, katanya: "Nonamu sudah melanggar
peraturan perkumpulan, aku rela menerima setiap hukuman
yang dijatuhkan kepadaku. Tapi nonamu pun punya satu
keistimewaan bukan orang yarg kukagumi dan kuhormati,
aku tidak sudi bertekuk lutut dihadapannya "
Kedua orang gembong iblis itu jadi gusar, mereka siap
turun tangan memaksa gadis itu bertekuk lutut.
Mendadak Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang ini
ulapkan tangannya. "Tak usah gunakan kekerasan "
katanya, Suaranya begitu lembut, lunak dan lambat, Seakan- akan
ia takut bila mengeluarkan suara terlalu keras dapat
mengakibatkan Yu chen ketakutan,
"Mengapa kau menyembunyikan musuh besar
perkumpulan kita didalam kamarmu?" tanya sang Pangcu.
"Karena aku cinta padanya "
Lam Kong Pak yang ikut mendengar, segera mendengus
dingin. "Perempuan lonte yang tak kenal malu " pikirnya.
Coe Lie Yap tertawa dingin dengan penuh perasaan
Cemburu katanya: "Sayang sekali kau berbuat goblok,
kebaikan hatimu tidak ia terima dengan senang hati " ^
"Mau terima cinta ku atau tidak, itu urusannya" kata Yu
chen dengan nada sedih. "Asaikan nonamu tidak
melakukan perbuatan yang merugikan dirinya, hal ini sudah
cukup " Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang itu sedikit
membongkokkan badan meneliti wajah Yu chen dengan
seksama. lalu anggukkan kepalanya berulang kali.
" Ehmmmmmrm--- Cantik juga wajahmu. Berapa usia
mu tahun ini?" "
"Dua puluh empat tahun "
"Bagaimana Caramu menolong selembar jiwanya " ?"
"Dengan gesekan badan diatas badan sehingga
mendatangkan hawa hangat dalam tubuhnya, kemudian
menyalurkan hawa murni melalui blbir ditempelkan dengan
bibir. Dengan demikian lukanya akan sembuh"
Mendengar ucapan itu Lam Kong Pak tertegun. ia baru
tahu bahwa dirinya telah salah menuduh gadis itu.
"Aaaaaaaaaahh--- kiranya aku telah salah menuduhkan
yang bukan-bukan kepadanya" selalu memikirkan pemuda
itu. "Tahukah kau dosa apa yang telah kau buat ?" Seru Coe
Lie Yap dengan nada keras.
"Tidak tahu "
Pangcu dari perkumpulan Bulu Hijau lantas berpaling
kearah pelindung hukum "Hoo Hek-Coen cu" atau si Rasul
Hitam Tebal cin Tong, katanya: "chin Hu Hoat, umumkan
dosa yang telah ia lakukan "
Si Rasul hitam Tebal maju kedepan dan berseru lantang:
"Mengadakan hubungan senggama dengan musuh, dijatuhi
hukuman gaya kaki keledai"


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ucapan ini membuat Lam Kong Pak melengak. ia tak
tahu Cara penyiksaan apakah yang disebut itu. tapi si ciangooh
Berdarah, Yu chen langsung berubah hebat air
mukanya. Sedangkan Coe Lie Yap sendiripun merasakan hatinya
tergetar keras, hal ini bisa dibuktikan betapa keji dan
seramnya cara penyiksaan tersebut
"Keluarkan alat penyiksa " Ujar Sang Pangcu dengan
suara lembut. Perintah ini diucapkan dengan suara halus tanpa emosi
barang sedikit pun, meski demikian Lam Kong Pak dapat
melihat bahwa orang ini benar2 sangat keji, ia boleh dikata
seorang iblis yang membunuh orang tanpa berkedip.
"Petugas alat Siksa Kaki Keledai siap melaksanakan
tugas" teriak Si Rasul Hitam Tebal keras2.
Tidak lama kemudian tampaklah dua orang petugas dari
perkumpulan Liok Mao Pang dengan menggotong sebuah
alat siksa yang sangat aneh masuk kedalam ruang loteng
dan meletakkan alat tadi ditengah ruangan-
Alat siksa ini bentuknya mirip sebuah kursi kebesaran,
hanya yang mengerikan diatas sebuah penyangga besi
terletak sebuah kursi hidup yang bisa digerakkan kesana
kemari ditengah kursi hidup itu terdapat sebuah lubang
yang tidak begitu besar, kurang lebih selebar mulut cawan,
dibawah lubang terdapat sebuah tongkat besi sepanjang satu
depa bentuknya mirip alat kelamin keledai yang tepat
diarahkan kedalam lubang tadi.
Depan belakang kiri dan kanan kursi kecil itu terdapat
dua buah gelang untuk menginjak kaki perempuan,
disamping gelang terdapat rantai saja yang sangat kuat.
Sebelah atas dan kiri kanan kursi itupun terdapat gelang
rantai untuk membelenggu tangan-
Menyaksikan kesemuanya itu Lam Kong Pak segera
sadar apa sebenarnya alat tersebut. tak kuasa ia gertak gigi
kencang2. alat2 siksa semacam ini jelas sengaja ditujukan
buat kaum wanita.
Tongkat besi yang panjangnya sedepa dan tepat
mengarah lobang dibawah kursi itu bisa dinaik turunkan
secara otomatis dimana tongkat besi itu akan masuk keluar
dari dalam lubang.
Sewaktu seorang perempuan dengan badan telanjang
bulat dan duduk diatas kursi itu dengan kedua belah paha
terpentang lebar kemudian dirantai diatas kursi. maka
tongkat besi yang mengarah lubang tadi akan tepat
menembusi liang kemaluan dari wanita tersebut, apa yang
akan terjadi"
Alat siksa semacam inipun terdapat dalam tiap
pengadilan negeri, dimana alat tersebut khusus untuk
menyiksa kaum wanita cabul yang melakukan perbuatan
terkutuk hanya saja tongkat besi yang digunakan tidak
begitu kasar dan besar semacam ini.
Si ciang ooh berdarah Yu chen adalah seorang gadis
perawan, melihat alat siksa ini tentu saja air mukanya
berubah hebat, keringat dingin mengucur keluar membasahi
seluruh tubuhnya.
"chin Hu-hoat, kau coba lebih dahulu alat tersebut." ujar
Pangcu perkumpulan Liok Mao Pang dengan nada lembut.
"coba diperiksa apakah alat siksa ini masih bisa digunakan
sebagaimana mestinya "
DENGAN langkah lebar sirasul hitam tebal maju
kedepan, dari sudut alat tersebut ditekannya semacam
tombol rahasia -crrring. . . Tongkat besi tadi segera
menerobosi lubang dan menusuk kedalam keras2.
"Ehmmm. . . . meski alat siksa ini sudah lama tak pernah
digunakan, ternyata masih berjalan sebagaimana mustinya"
kata sang Pangcu seraya mengangguk. "Malam ini Pun
pangcu akan menyaksikan sendiri jalannya hukuman ini,
lepaskan seluruh pakaiannya "
Perintah begitu diutarakan, si Rasul Hitam tebal segera
melangkah maju kehadapansi ciang ooh berdarah dan
tangannya langsung menyambar kearah dada gadis itu.
Si ciang ooh berdarah tidak sudi buah dadanya terpegang
lawan, dengan sebat ia menyingkir kesamping.
"Heeee. . .heee. . .heeee. . . .kau berani melawan perintah
pangcu. . . ."jengek Rasul Hitam Tebal sambil tertawa
seram. Belum habis ia berkata, laksana kilat tangannva
menyambar kedepan-
"Breeeet " Pakaian si Ciang ooh berdarah bagaian dada
kontan tersambar robek jadi dua. buah dada yang putih,
montok serta penuh isi dan padat itu seketika menongol
didepan mata. "Hiii. . .hiiii. . . .hiiii. . . ."
Pangcu perkumpulan Liok Mao Pang tertawa ter-kekeh2
sepasang mata dengan tajam menatap bukit daging Yu chen
yang padat montok berisi itu tanpa berkedip.
Sinar mata para gembong iblis pun bagaikan terhisap
oleh besi semberani, sama2 tertuju kesepasang buah dada
gadis itu, sikap mereka amat bernapsu se-akan2 siap
menubruk dara tadi dan memegang sepasang bukit daging
itu erat2. si ciang ooh Berdarah mentupi dada sendiri dengan
tangan, teriaknya keras: "Anjing keparat kau sebagai
seorang pangcu perkumpulan besar, ternyata berwatak
cabul dan terkutuk. kau tidak lebih dari seekor anjing dan
babi. . . ."
"Breeet. . . ." sekali lagi si Rasul Hitam Tebal turun
tangan merobek pakaian bagian bawah dari gadis itu, paha
yang putih serta lekukan lembah yang menawan hati
seketika terbentang didepan mata, begitu indah sehingga
mempesonakan setiap orang yang hadir disana.
Si ciang ooh berdarah malu, ia berjongkok untuk
melindungi bagian terlarangnya dari pandangan banyak
orang, menanti si rasul hitam tebal siap turun tangan untuk
kesekian kalinya, tiba2 Coe Lie Yap membentak keras:
"Tahan"
Agaknya si Rasul Hitam Tebal tak berani membangkang,
ia tarik kembali serangannya sambil mundur selangkah
kebelakang. "Pangcu " ujar Coe Lie Yap kemudian- "Meski pun
perkumpulan memiliki peraturan perkumpulan- negara
punya hukum negara, tapi cara menyiksa perempuan
dengan cara seperti ini benar2 menyinggung perasaan serta
gengsi kaum wanita, maka dari itu Pun Hu-hoat
mengusulkan agar diganti dengan hukuman lain"
"Baiklah" sang pangcu mengangguk. "Atas permintaan
nona, untuk sementara waktu hukuman ini. . . ."
Tiba-tiba. . . .
"Seng chiu Thian Kiauw Simanja bertangan sakti Suma
Ing mohon berjumpa dengan Pangcu" dari luar pintu loteng
terdengar ada orang berteriak keras.
"Silahkan dia masuk kedalam"
Suma Ing dorong pintu berjalan masuk kedalam loteng,
tiba dihadapan Pangcu ia menjura dalam2 lalu katanya:
"cayhe ada persoalan yang maha rahasia hendak
dilaporkan kepada Pangcu harap Pangcu suka
mengundurkan hadirin yang ada dikiri kanan-"
"Beberapa orang ini adalah orang kepercayaan Pun
pangcu. terhadap masalah besar macam apa pun mereka
boleh ikut mengetahui, Nah, ketahuilah secara terus terang"
"Tapi urusan ini sangat luar biasa, cayhe tak berani
bicara blak-blakan dihadapan orang lain, harap pangcu. . .
." Ia merandek dan melirik kekiri kekanan.
"Hmmm penghianat dari pegadean Bu-lim kau punya
rahasia besar apa yang tak diketahui orang ?" dengus Coe
Lie Yap mendongkol.
sebelum Suma Ing menjawab. sang pangcu telah ulapkan
tangannya, "Bawa pergi dirinya, kecuali Coe Hu-hoat seorang, harap
kalian suka menyingkir untuk sementara waktu "
Dengan mencengkeram tangan Yu chen, si Racun Hitam
Tebal berlalu turun loteng. sementara Hu Pangcu si Daging
Lima Warna sekalian setelah melotot sekejap kearah Suma
Ing secara beruntun sama2 mengundurkan diri.
Menyaksikan betapa rendahnya martabat engkohnya
sehingga sudi jadi budak orang lain, Lam Kong Pak merasa
malu, benci dan mendendam ia sadar pasti Suma ing
hendak melaporkan suatu masalah besar.
"Suma ing kau kemarilah " kata sang Pangcu sambil
menggapai kearahnya.
Dengan cepat Suma ing berjalan kesisi Pangcu dan
membisikkan sesuatu dengan nada lirih.
Tiba2 tampak tubuh Pangcu dan Coe Lie Yap sama2
tergetar keras. diikuti sang pangcu bertanya: "Bagaimana
kau bisa tahu akan persoalan ini?"
"Sebab lima orang diantaranya akulah yang mengerjakan
sendiri, diantaranya cuma Hiat-chiu cay Seng atau si Dewa
Harta Bertangan telengas seorang yang benar2 mati karena
Cairan tembaga"
"Pembantu. ..." Teriak sang pangcu sambil bangun
terduduk. Segerombolan gembong iblis sama2 berlari masuk
kedalam ruang loteng.
"Hu Pangcu. pilih beberapa orang tokoh sakti, Ikutilah
Suma ing berangkat ke Pegadaian Bu-lim. kerahkan
segenap kemampuan kalian dan rampas datang ketujuh
manusia emas tersebut"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, Lam Kong Pak
merasa amat terkesiap. hampir2 saja ia jatuh tidak sadarkan
diri. la tahu Suma ing tentu telah melaporkan bahwa ayahnya
'Hong Loei Khek' belum mati melainkan hanya sementara
waktu saja tidak sadar karena terkena ilmu hipnotis Tong
Bian Thay Hoat."
Disamping itu ia pun merasa curiga. kalau benar mereka
tahu bahwa diantara orang2 itu hanya Hong Loei khek serta
Siauw Yauw Sianseng belaka yang masih hidup, lalu apa
gunanya mereka siap merampas keenam orang manusia
emas tersebut" Dalam pada itu Suma ing telah ulapkan
tangannya sambil berseru:
"Harap kalian jangan berangkat dulu. persoalan ini
sangat luar biasa, maka dari itu cayhe telah mengutus
orang2ku untuk melaksanakan tugas berat ini "
"Kau telah mengirim siapa saja?" tanya sang Pangcu
dengan hati bergetar keras.
"Thiat Pan Theng atau siBangku Besi Auw Put Kay,
Thiat Siauw cio sisapu Besi Kim Kioe Boe Siang To sigolok
tanpa tandingan Hong Gwat, Hek Teng TUi Hun si Lampu
Hitam Pengejar sukma Leng cing cioe IM Yen Shu atau si
Kakek berawan serta dua orang tokoh sakti yang cukup
diandaikan, semuanya berjumlah tujuh orang "
Sang Pangcu segera tertawa ter-bahak2 habis mendengar
laporan itu, sambil menepuk menepuk bahunya ia berseru:
"Suma Ing pandai benar kau selesaikan pekerjaan ini. Pun
pangcu saat ini juga mengumumkan kau diangkat sebagai
Hu Hoat keempat dari perkumpulan Liok Mao pang"
Lam Kong Pak yang mencuri dengar berita ini hatinya
terkesiap. ia tidak memperdulikan keselamatan diri ibunya
serta Loo Liang Jen lagi, sebab bagaimana pun juga mereka
berdua masih punya kemampuan untuk bertahan,
sebaliknya Hong Loei Khek serta Siauw Yauw Sian Seng
yang tidak sadar terkena ilmu hipnotis Tong Bian Thay
Koat bilamana sampai terjatuh ketangan orang ini, tentulah
banyak celaka daripada rejeki.
Segera ia enjot badan dari lari secepat kilat dari tempat
itu, para jago yang menghalangi jalan perginya segera
diterjang tanpa ampun sehingga mencelat sejauh beberapa
tombak. Tiga hari kemudian ia telah tiba kembali dilembah
rahasia markas besar Pegadean Bu-lim. tampak mayat2
bergelimpangan diatas tanah, suasana amat mengerikan
sehingga mendirikan bulu roma sesosok bayangan manusia
pun tak nampak^
Per-tama2 ia lari dulu menuju kegua rahasia tersebut,
sebab ketujuh buah manusia emas itu tersimpan dalam gua
itu, saat ini jantungnya berdebar keras ia berharap bisa
mendahului pihak musuh dan tiba lebih dahulu disana.
Tapi ketika kakinya melangkah masuk kedalam gua tadi,
menjerit kaget sebab pintu satu dari gua tadi sudah dihajar
hingga hancur lebur badannya dengan cepat menerobos
masuk kedalam dan berkelebat kedalam laksana kilat.
Tiba ditempat tujuan, hanya terlihat sesosok manusia
tembaga menggeletak diatas tanah itulah si dewa harta
bertangan telengas Go Seng, sisanya enam buah sosok
manusia tembaga lainnya telah lenyap entah kemana.
Pemandangan yang mengenaskan membuat ia berdiri
termangu ditempat, ia benci. ia sangat membensi Suma Ing.
Kalau bukan dia yang membongkar rahasia ini, bukan saja
manusia tembaga tak bakal tercuri, bahkan ilmu hipnotis
Tong Bian Thay Hoat pun akan berhasil didapatkan, ia tak
akan putus hubungan dengan ibunya serta Loo Liang Jen,
Tak kuasa lagi ia pukul dada sendiri sambil depak2
keatas tanah, setelah kertak gigi ia membentak. lantas
melancarkan sebuah pukulan dahsyat keatas manusia
tembaga Hiat chiu cay Sin- tersebut.
"Bluuumm. ..." diiringi ledakan keras, manusia tembaga
itu terpukul pental hingga mencelat sejauh tiga tombak
lebih. Setelah itu dengan hati gusar ia jalan keluar dari gua,
kemudian memeriksa setiap sosok mayat yang menggeletak
ditanah. im Yang Pat Khie delapan manusia banci sama2
mati binasa, meskipun Lam Kong Pak tidak menerima cinta
kasih dari Si Gaun pembawa Angin Sak Liuw Hong.
namun menyaksikan banci ini mati dalam keadaan
mengenaskan tak urung ia merasa bersedih hati juga .
Jago2 yang berjaga dalam gua rahasia kecuali im Yang
Pat Kie Delapan manusia banci adalah Hay Thian Siang
cho sepasang manusia jelek dari Hay Thian tapi saat ini
kedua orang itu lenyap tak berbekas, mayat merekapun
tidak nampak. Lam Kong Pak kerja keras mengubur seluruh mayat itu


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kedalam lubang, lalu buru2 lari keluar lembah. dalam
pemeriksaan yang seksama ia temukan enam buah bekas
kereta besar yang bergerak menuju kearah markas besar
perkumpulan Liok Mao Pang. Berkelebat lewat suatu
ingatan- Lam Kong Pak merasa ia belum kehilangan
harapan . Kalau kereta yang mereka datangkan adalah untuk
mengangkut manusia2 tembaga itu maka dengan andaikan
tenaga Sinkang yang dimiliki. masih sempat baginya untuk
menyusul mereka.
Segera ia kerahkan segenap tenaga untuk mengejar
kedepan mengikuti bekas kereta tersebut, pada kentongan
hari kedua ia sudah menemukan keenam buah kereta itu
beristirahat didalam sebuah hutan.
Pada waktu itu si Lampu hitam pengejar sukma serta
Golok Tanpa Tandingan sekalian yang mengawal kereta
sedang berdahar rangsum kering yang mereka bekaL
Dengan suatu gerakan yang sebat, Lam Kong Pak
bersembunyi diatas sebuah pohon besar dimana pemuda ini
putar otak mencari akal bagaimana caranya merampas
manusia- manusia tembaga itu dari tangan gembong iblis,
sebab ia sadar setiap manusia tembaga itu mempunyai
bobot seberat ribuan kati.
Meskipun tidak terlalu sulit baginya untuk membopong
kedua buah manusia tembaga itu sekaligus dengan
andaikan tenaga lweekangnya yang sempurna, tapi ia
hendak berusaha untuk mengelabuhi kawanan gembong
iblis tersebut.
Apa yang dibayangkan terlalu gampang, dipandang dari
situasi yang terbentang didepan mata rasanya terlalu sulit
untuk melaksanakannya.
Sementara itu kawanan iblis duduk mengelilingi keenam
buah kereta itu untuk mengelabui mereka boleh dibilang
tidak mungkin terjadi.
Dikala pikirannya sedang kalut dan hatinya merasa
ragu2, tiba2 tampak olehnya sesosok bayangan manusia
laksana kilat menyambar kebawah sambil melancarkan
sebuah serangan dahsyat kearah kawanan iblis tersebut.
Dalam sekejap mata jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang memenuhi seluruh angkasa, ranting daun
pada berguguran debu pasir beterbangan memenuhi
pandangan, sesaat suasana jadi kacau balau tidak karuan.
Menyaksikan kejadian itu Lam Kong Pak kegirangan
setengah mati pikirnya: "Aaaah kalau tidak turun tangan
pada saat ini, mau tungga sampai kapan lagi ?"
la melayang turun dari atas pohon berkelebat kearah
kereta pertama, horden disingkap dan ia berdiri tertegun,
kiranya kereta itu kosong tak ada sesuatu bendapun.
la melayang kedalam kereta kedua. . .dan. . .kembaii
kereta ini kosong tak ada sesuatu apapun.
Ketika itulah kawanan iblis telah menemukan jejaknya,
mereka serentak menubruk datang dengan hebatnya.
"Aduuuh celaka. ..." tiba2 terdengar salah satu diantara
kawanan iblis itu menjerit tertahan.
"Kita kehilangan dua buah manusia tembaga . . . ."
"Kehilangan dua buah?" Teriak si Lampu Hitam
Pengejar sukma sambil tarik kembali serangannya.
"Benar tembaga dari Hong Loei Khek Lam Kong Liuw
serta Siauw Yauw Sianseng Loe It Beng telah lenyap tak
berbekas" Begitu ucapan tersebut diutarakan, bukan saja kawanan
iblis jadi amat terperanjat. bahkan Lam Kong Pak pun tidak
ingin bertempur lebih jauh, ia segera enjotkan badan
melayang keatas sebuah ranting pohon yang paling tinggi
untuk memeriksa keadaan sekeliling tempat itu.
Beberapa li dari sana, tampak sesosok bayangan manusia
dengan mengempit dua buah benda yang besar dan betat
sedang berlari kencang kearah depan-
Lam Kong Pak kaget, dengan cepat ia enjotkan badan
melayang sejauh dua puluh tombak lebih, laksana
gumpalan mega ia mengejar bayangan tersebut dengan
cepatnya. tidak selang beberapa saat kemudian terlihat
secara lapat2 bayangan manusia itu kurus kecil dan punya
potongan badan ramping.
Diam2 Lam Kong Pak menambahi tenaganya, dengan
sebat ia mendekati bayangan itu, tiga lima puluh tombak
lebih dekat, saat itulah pemuda tersebut baru tahu bahwa
orang itu adalah seorang perempuan- meskipun kaum
lemah da halus. Membawa dua buah manusia tembaga
yang berat. larinya sama sekali tidak mengendor.
Lam Kong Pak terkesiap. ia percaya dalam dunia
persilatan dewasa ini kaum wanita yang memiliki
kepandaian sedahsyat itu kecuali ibunya belum pernah ia
dengar ada orang lainpun memiliki kepandaian semacam
Kisah Pedang Di Sungai Es 20 Kisah Pedang Di Sungai Es Pengemis Berbisa Karya Liang Ie Shen Bunga Ceplok Ungu 4
^