Pencarian

Payung Sengkala 9

Payung Sengkala Karya S D Liong Bagian 9


ini. "Siapa didepan ?" segera ia membentak. "Ayoh cepat
berhenti "
Perempuan itu berlagak pilon, tidak menoleh dan tidak
menggubris. tubuhnya berkelebat cepat dan tahu2 sudah
berbelok kedalam sebuah lekukan bukit yang dalam.
Lam Kong Pak menguntit masuk kedalam. namun ia
segera mengeluh- Kiranya dalam lekukan bukit tersebut
batuan aneh banyak tersebar luas, jalanan kecil berliku2 dan
banyak cabangnya, terlalu sulit baginya untuk menentukan
melalui jalan yang manakah perempuan tadi melenyapkan
diri. Sementara hatinya bimbang, mendadak terdengar
jengekan tertawa dingin perempuan makin lama makin
menjauh dan akhirnya lenyap dari pendengaran.
Lam Kong Pak tak mau lepaskan mangsanya begitu saja.
dengan kencang ia mengejar terus. tapi bolak balik putar
kesana berbelok kemari tak kunjung ditemui juga bayangan
orang itu, hatinya terasa amat berduka.
Akhirnya pemuda itu menghela napas panjang, duduk
diatas batu ia tertegun. selama beberapa hari ini banyak
peristiwa aneh yang telah dijumpai, teringat kembali
olehnya akan kata2 dari ibunya, si Pencuri Sakti ciat cuang
Sin Tou Pek Li Gong serta Si Mahasiswa bertangan sakti
sin chiu cuang Goan- Siang Hong Tie sekalian sebenarnya
adalah manusia2 palsu, mereka pura2 berbuat bajik padahal
niatnya busuk dan keji.
Sekarang ia baru sadar, Si mahasiswa bertangan sakti Sin
chiu Cuang Goan- Siang Hong Tie menitahkan ia
menyusup kedalam perkampungan Toa Loo San Cung
dengan jalan menyaru dalam usahanya mendapatkan kitab
pusaka Payung Sengkala, sama sekali bukan demi
membalaskan sakit hati suhunya Siauw Yauw Sian-Seng
Loe It Beng. melainkan demi kepentingan pribadinya,
menjagoi seluruh dunia persilatan
Masih ada lagi Pek Lie Siang meskipun bersikap baik
sekali kepadanya dan ia pun bersikap baik pula kepadanya
sebab ia pernah melakukan kesalahan terhadap gadis Pek
Lie ini namun kini setelah ia tahu ayah gadis ini adalah
seorang munafik, rasa sesalpun lantas hilang lenyap. tentu
saja soal perkawinan diantara mereka berdua tak mungkin
terjadi lagi. Sedangkan mengenai Tjloe Cien Cien serta Coe Li Yap.
mereka semua adalah puteri musuh besar, cioe Ci Kang
pernah ada maksud memperkosa ibunya tempo dulu sedang
Coe Li Yap bersumpah tak akan hidup berdampingan lagi
dengan dirinya. mengenai soal ini la merasa rada kurang
tenteram. Sebab kesemuanya ini terjadi karena ibunya hendak
menolong jiwa ayahnya yang terancam, ibunya terpaksa
harus merampas kitab pusaka milik orang tua Coe Lie Yap.
melukai ibu gadis itu sehingga tertelan dalam perut naga
dan menderita selama sepuluh tahun. Kesemuanya demi
menolong ayahnya yang tercinta.
Ia sadar perkawinannya dengan Coe Li Yap tak mungkin
tertolong lagi, diantara mereka berdua sudah dihalangi
dengan sebuah jurang pemisah yang dalam sekali.
Sedang mengenai Tiauw-san tangan beracun Tok Chiu
Tiauw San- Liuw Hwie Yan serta Ciang ooh berdarah Yu
Chen, ia merasa rindu dan kangen, Sebab mereka berdua
sama2 menaruh perasaan cinta kepadanya, terutama sekali
Yu Chen, ia rela menjalani siksaan aneh demi
menyembuhkan lukanya,
Ia geleng kepala berulang kali, kepala terasa pening. perlahan2
badannya bangun berdiri.
Pemuda ini bermaksud menyelidiki kembali
perkumpulan Liok Mao Pang serta mencari tahu apakah
ibunya serta Loo Liang Jen telah lolos dari mara bahaya
atau belum. Mendadak. . . .
Ia merasa ada sebuah tangan yang kuat menekan
bahunya. "Bocah cilik, kau hendak pergi kemana?". . ."
Tegur seseorang.
Lam Kong Pak terperanjat, laksana kilat ia mundur tiga
langkah lebar kebelakang. namun tangan itu tetap menekan
diatas bahunya.
"Apabila pikiran seseorang tidak lurus dan perhatian
tidak dipusatkan jadi satu, paling gampang orang itu
dikecundangi musuh" kata orang itu kembali. Seraya
berkata ia lepas tangan-
Lam Kong Pak segera berpaling, kiranya orang itu
adalah seorang kakek tua berdandan orang desa yang
memakai baju kasar dan berwajah penuh welas kasih. ketika
itu sikakek tersebut sedang duduk diatas sebuah batu besar.
Lam Kong Pak masih ingat, ketika berada diatas loteng
rumah makan tempo dulu, kakek tua ini pernah memberi
petunjuk kepadanya, ia tahu dia adalah seorang tokoh silat
angkatan tua yang lihay, buru2 pemuda ini menjura dalam2
sambil berkata: "Dapatkah boanpwee mendapat tahu
siapakah nama besar dari cianpwee "...."
"Panggil saja diri Loohu dengan Liuw Pa Loo"
"Cianpwee apakah kau lihat ada seorang perempuan
dengan mengempit dua buah manusia tembaga lewat dari
sini ?" "Lihat sih lihat, cuma Loohu merasa kurang leluasa
untuk menghalangi jalan perginya"
"Kalau begitu, cianpwee kenal dengan dia?"
"Tidak salah. justru karena kenal dengan dia maka aku
merasa kurang leluasa untuk menghalangi jalan perginya "
"Hmmm. . ." Lam Kong Pak mendengus dingin,
pikirnya: "Aku masih mengira kau adalah seorang manusia
baik. tak tahunya kaupun segolongan dengan orang itu ."
"Meskipun loohu bukan terhitung manusia baik." tiba2
terdengar orang tua itu bergumam, "Tapi aku pun bukan
manusia segolongan dengan orang2 itu "
Mendengar ucapan itu Lam Kong Pak terperanjat,
kembali ia berpikir: "Mungkinkah siorang tua itu bisa
menebak isi hati orang" kalau tidak darimana ia bisa
menebak tepat apa yang sedang aku pikirkan pada saat ini?"
Terdengar sikakek tua itu kembali bergumam "Meskipun
loohu tidak mengerti ilmu menebak isi hati orang, tapi aku
tahu orang lain sedang memaki diriku atau tidak "
Merah padam selembar wajah Lam kong Pak menahan
malu. "Boanpwee tidak akan berani memandang kurang
hormat terhadap cianpwee . . ." buru2 serunya.
"Haaaa. . .aaaa. . .haaa. . .bocah ciiik berhadapan
dengan diriku pun kau berani bicara bohong "
Lam Kong Pak tundukkan kepalanya semakin rendah, ia
tak berani mengucapkan sesuatu lagi untuk membantah.
"jangan bersedih hati bocah cilik." ujar sikakek tua itu,
"Mari kuberitahu kepadaku gadis itu bukan saja loohu
kenal, aku percaya kaupun pernah bertemu muka dengan
dirinya, hanya saja kau tak pernah menyangka akan
dirinya, lain kali diantara kalian kemungkinan besar bakal
terikat sedikit hubungan yang erat"
"Tapi. . .tapi. . .boanpwee takpernah berjumpa dengan
dirinya" seru Lam Kong Pak tertegun. "dalam dunia
persilatan dewasa ini para tokoh silat wanita termasuk
ibuku sendiri, rasanya masih belum bisa menandingi
kehebatannya "
"Tidak salah, namun kau benar2 pernah bertemu satu
kali dengan dirinya "
"Apa gunanya ia rampas kedua buah manusia tembaga
itu ?" "Kalau benar manusia tembaga dan bukan terbuat dari
emas, sudahlah kalau telah dirampas gadis itu, buat apa kau
gelisah dan cemas macam begini?"
"cianpwee, kau tidak tahu manusia tembaga itu. ..."
Mendadak ia membungkam, sebab asal usul sikakek tua
ini terasa amat mencurigakan kalau ia bicara terus terang,
bukankah dalam dunia persilatan akan bertambah seorang
lagi yang tahu bahwa ayahnya sementara waktu mati
karena terkena ilmu hipnotis Tong-Bian Thay Hoat"
keadaan ini terlalu bahaya.
"Nah beginilah baru betul, bicara sampai ditengah jalan
harus direm dan dipikirkan kembali" kata sikakek tua itu.
"Inilah kunci terpenting yang harus dijaga setiap umat Bulim,
sebab hati manusia sukar diduga "
Dari ucapan itu Lam kong Pak tarik kesimpulan bahwa
sikakek tua ini ada kemungkinan sudah tahu akan peristiwa
ini. lalu siapakah dia "
Dengan ter-putus2 terpaksa ia berkata: "cianpwee, kalau
memang kau sudah. . . .sudah tahu akan persoalan ini. .
.boanpwee. . .pun rasanya tak usah menuturkan kembali"
Sikakek mendongak dan tertawa ter-bahak2 "Haaaaa. .
.haaaa. . .haaaa. . .bocah, pinter sekali kau tidak aneh setiap
budak yang ketemu kau lantas jatuh Cintrong seperti kena
sihir. bicara terus terang gadis yang merampas manusia
tembaga itu untuk sementara waktu tidak akan menjumpai
mara bahaya, tapi peristiwa ini menyangkut suatu dendam
cinta yang terjadi tempo hari. setiap kali ibumu bertemu
dengan gadis tersebut. mereka pasti akan melangsungkan
suatu pertarungan sengit"
"cianpwee. sudahlah. lebih baik jangan bicara pulang
pergi namun selalu merahasiakan duduknya perkara karena
persoalan ini boanpwee menjadi cemas sekali hingga
hampir2 mati kaku "
"Waaah. . .waaaah. . .kau jangan mati kaku dulu, bisa2
loohu tidak kuat menanggung resikonya beberapa orang
budak itu pasti akan menuntut ganti rugi diriku, cctttt. .
.ctttt. . .coba lihat. bukankah mereka telah datang. . . ."
Karena takut tertipu Lam Kong Pak tidak berpaling, ia
cuma pusatkan perhatiannya untuk mendengar.
Sedikitpun tidak salah terdengar ujung baju tersampok
angin disusul menderu datangnya beberapa sosok bayangan
manusia, ia lantas berpaling dan tampaklah mereka ada
cioe ci Kang suami istri beserta cioe cien cien.
Dalam sekejap mata itulah sikakek tua tadi sudah lenyap
tak berbekas, entah kemana ia menghilang.
Menjumpai cioe ci Kang teringat pula kata2 ibunya
bahwa lelaki ini pernah ada maksud memperkosa dirinya.
Lam Kong Pak naik pitam.
"Engkoh Pak. . ." cioe cien cien berseru dan lari
menubruk kedalam pelukannya.
Lam Kong Pak mendengus sinis, menanti gadis itu
hampir mendekati tubuhnya tiba2 ia menyingkir
kesamping. Dengan demikian cioe cien cien terdorong maju
tiga langkah lebar kedepan, hampir2 saja ia jatuh
terjengkang. "Engkoh Pak. apakah kau masih tak mau memaafkan
siauw-Moay?" seru cioe cien cien dengan sedih. "Meskipun
diatas mulut siauw-moay terikat jodoh dengan Suma ing.
namun hal ini dikarenakan ia menyaru sebagai engkoh
misanku. bahkan ibukupun hampir-hampir tertipu olehnya.
padahal yang siauw-moay cintai adalah. . .adalah kau."
"Hmmm" Lam Kong Pak mendengus dingin. "Mulai
sekarang hubungan kita putus masing2 pihak tak pernah
saling kenal"
"Keparat cilik" Teriak cioe ci Kang gusar. "Tempo dulu
kau menyaru sebagai menantuku menyusup kedalam
perkampungan, membuat Toa Loo San Cung kaCau balau
tidak karuan bahkan membunuh pula putraku cioe It Tiong
loohu akan bikin perhitungan dengan dirimu "
"Bagus. bagus. sekarang juga kau perhitungkan serentak.
meski kau tidak mencari diriku. akupun akan mencari
dirimu " "Tunggu sebentar" Sela nyonya cioe dengan suara berat.
"Selama ini hubunganmu dengan cien-jie tidak jelek bahkan
selama beberapa hari ini ia selalu merindukan dirimu
sampai2 makan tak enak tidurpun tak nyenyak, apakah
sekarang kau telah mendapat yang baru dan melupakan
yang lama" apakah sibuk dalam urusan yang tak bisa
ditunda sehingga melupakan dirinya?" tanya nyonya cioe.
Mendadak Lam Kong Pak menjerit tertahan, tanpa sadar
tubuhnya mundur selangkah kebelakang.
"cioe ci Kang"jeritnya. "Bukankah kau telah mati
dibunuh pemilik pegadaian Bu-lim?""
"Haaa . . .haaaa. . . keparat Cilik, sekarang kau baru tahu
tokoh silat baik dari golongan hitam maupun golongan
putih yang dicelakai Sun Han Siang bukan cuma loohu
seorang. Hmmm Hmmm sayang jerih payahnya selama ini
sia2 belaka. tujuh buah manusia tembaga ditambah lagi dua
buah sungguh menggelikan ia berbuat hati2, namun kena
diakali juga oleh Suma Ing"
"Permainan setan apa yang telah dilakukan Suma ing"
apakah ia tidak membinasakan kalian dengan cairan
tembaga?" tanya sang pemuda dengan wajah tertegun.
"Sembilan manusia tembaga, kecuali Hiat-chiu chay-sin
yang mati binasa, serta dua diantara lenyap. sisanya masih
hidup semua"
Sekarang Lam kong Pak baru tahu bahwasanya sejak
dahulu Suma ing sudah ada niat mengkhianati ibunya,
beberapa orang musuh besar ibunya yang diserahkan
kepadanya ternyata tidak dilakukan seperti apa yang
diperintahkan, diam2 ia sudah main setan-
Tak usah ditanya. ayah serta gurunya pun dilakukan
sama yaitu dibungkus dengan kulit tembaga untuk
mengelabuhi ibunya, setelah tiba diperkumpulan Liok Mao
Pang barulah mereka dilepaskan-
Tetapi perkampungan Liok Mao Pang bukanlah lampu
yang kehabisan minyak, orang-orang ini bisa dilepaskan
tentu sebelumnya telah dikuasai lebih dahulu. Sementara
itu terdengar Lam kong Pak tertawa dingin-
"cioe ci Kang, bukankah sekarang kau telah
mendapatkan tulang punggung ?"Jengeknya.
"Tidak salah, Loohu telah menggabungkan diri dengan
perkumpulan Liok mao Pang, tapi bakerja diluar
perkumpulan, jabatanku adalah Tong-cu bagian urusan


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

luar." "Keparat cilik." sela nyonya cioe kembali. "Kau masih
belum menjawab pertanyaan dari Loo-nlo "
"Aku Lam Kong Pak meskipun seorang lelaki yang
pegang janji, tapi aku tak bisa kawin dengan putri musuh
besar." "Dendam sakit hati apa yang terikat diantara kita?"
"Tanya saja bajingan tua itu " terlak Lam Kong Pak
sambil menuding kearah cioe ci kang.
Tubuh ketua perkampungan Toa Loo-san-cung kontan
tergetar sangat keras. "Dendam apa yang pernah loohu ikat
denganmu ?" serunya.
"cioe ci Kang, dalam dunia persilatan kau terhitung
manusia kelas satu, tapi kau masih ingat bukan tempo dulu
kau pernah timbul niat busuk niat rendah dan maksud
terkutuk. terkutuk terhadap ibuku?"
sekilas rasa malu dan menyesal berkelebat diatas wajah
cioe ci Kang. "Niat busuk apa yang pernah timbul dalam hati loohu
terhadap dirinya." ia bertanya.
Lam Kong Pak tak dapat menahan diri lagi, ia
membentak keras. telapaknya segera didorong kedepan
mengjrim sebuah pukulan.
Sebagai istri cioe ci Kang. bagaimanapun cioe-hujien
harus membela suaminya, menyaksikan datangnya
serangan ber-sama2 ia pun melancarkan sebuah pukulan-
"Braaakk...." batu debu danpasir beterbangan memenuhi
angkasa, Lam Kong Pak terpukul mundur selangkah
kebelakang, sementara cioe ci Kang suami istri mundur tiga
langkah lebar. "Engkoh Pak, kau janganlah lukai orang tuaku " Teriak
cioe cien cien dengan air mata membasahi wajahnya.
"Braaak ...." kembali cioe ci Kang suami istri
melancarkan sebuah serangan, kali ini Lam Kong Pak tidak
sungkan lagi, ia kumpulkan tenaganya sampai delapan
bagian lalu memaka jurus ketujuh dari ilmu sakti Payung
Sengkala mengirim sebuah pukulan mematikan-
Terdengar dua kali dengusan berat bergema memenuhi
angkasa, nyonya cioe yang memiliki tenaga lweekang lebih
sempurna terpukul mundur sejauh satu tombak baru bisa
menahan diri sedangkan cioe ci Kang tergetar sampai dua
tombak jauhnya, ia jatuh terduduk diatas tanah. wajahnya
pucat pasi. baju bagian dadanya terbakar dan koyak.
"Engkoh Pak .... memandang diatas wajah siauw-moay,
ampunilah orang tuaku "
"Baik" teriak Lam Kong Pak keras2. "Memandang diatas
wajah putrimu, untuk sementara kuampuni selembar
jiwamu. lain kali bertemu lagi .... hati2 dengan jiwa
anjingmu "
Selesai bicara tanpa melirik lagi kearah cioe cien cien, ia
putar badan dan berkelebat pergi.
Beberapa waktu telah berlalu, sampailah pemuda ini
disebuah kota kecil dalam propinsi IHoo-lam, baru saja
masuk kedusun tampaklah ditengah sebuah tanah lapang
berkumpul banyak sekali orang yang sedang menonton
keramaian dari tengah kalangan terdengar seorang sedang
berteriak dengan suara yang serak:
"Aku orang berasal dari keluarga Hartawan dan
merupakan siucay dalam bidang ilmu sastra, hanya saja
berhubung sejak kecil aku gemar berpesiar mengunjungi
tempat2 mengunjungi tempat2 berpemandangan indah,
maka sengaja kutinggalkan kotaku Peking "
Mendengar suara itu Lam-kong Pak kaget ia kenali suara
itu sebagai suara dari Malaikat Raksasa Loo Liang Jen
segera pemuda ini berpikir: "Hmmm, keparat cilik itu entah
lagi ngibul dengan tujuan apa ?"
Terdengar Loo Liang Jen melanjutkan banyolannya
dengan suara lantang: "Harap saudara2 jangan menaruh
salah paham, cayhe bukan kekurangan ongkos jalan lantas
minta sokongan kepada kalian- Tapi aku hendak
mendemonstrasikan semacam kepandaian kepada kalian
dengan dasar kepandaian itu merupakan andalanku "
"Kepandaian hebat apa yang kau miliki?" tanya
seseorang. "Kepandaian sakti yang cayhe miliki ini sekarang sudah
lenyap dari peredaran, katanya Tempo dulu Thio Thian-su
pun pernah memiliki kepandaian ini. hanya saja kalau
dibandingkan dengan kepandaian cayhe sekarang, ia masih
ketinggalan jauh "
Lam Kong Pak yang mendengar banyolan tersebut,
diam2 merasa geli ia lantas menerobos kedalam kawanan
manusia itu dan melongok kedalam kalangan-
Wajah si Malaikat Raksasa telah berubah menguning,
agaknya sudah berapa hari ia belum bersantap.
"Kepandaian hebat yang hendak cayhe demonstrasikan
ada dua macam." kata si Malaikat Raksasa lebih jauh.
"Pertama. kepandaian itu disebut dalam segenderang
kerbau minum. dan kedua disebut Angin Topan menyapu
sisa awan "
"Apa itu kepandaian sakti dalam segenderang kerbau
minum serta Angin Topan menyapu sisa awan itu?"
"Kepandaian tersebut merupakan kepandaian Hian-kang,
ini hari kalian bisa menyaksikan kepandaian yang sudah
lama lenyap ini, hitung2 kalian masih punya rejeki yang
tidak diharapkan datangnya "
Ia menelan ludah dahulu karena tenggorokan terasa
kering, kemudian menerangkan garis besar dari ilmu sakti
segenderang kerbau serta Angin Topan menyapu sisa awan
itu. "Yang dimaksudkan Dalam segenderang kerbau minum
adalah minum arak yang berkadar alkohol tinggi sebanyak
seratus kati dalam sekali tegukan harus sudah selesai
bahkan yang penting arak sebanyak seratus kati itu bisa
dihabiskan tidak sampai seperminum teh lamanya, itulah
sifat ilmu dalam segenderang kerbau minum " Tapi
bagaimana tanggapan para hadirin pada umumnya"
Begitu ucapan tersebut selesai diutarakan, tanggapan
para penonton jadi gempar dibuatnya.
Ada yang mengatakan bahwa dia sedang mengibul, dan
ada pula yang mengatakan bahwa dia mempunyai
kepandaian setan, Semua itu belum dibuktikan, pendapat
orang yang tidak cocok terhadap jiwanya.
Tapi bagi orang yang sama jiwanya, ber-lebih2an cara
menyanjungnya. Kebanyakan orang mempunyai pendapat yang sama
yaitu orang ini bukan sedang menjual silat seperti
kebanyakan orang ahli lainnya.
Maka mereka sama2 menantikan dengan tenang
perkembangan selanjutnya yang akan dibawakannya .
"Lalu apa yarg dikatakan ilmu sakti Angin Topan
Menyapu sisa Awan itu?"?" tanya salah seorang lagi
diantara pejalan dari penonton.
"Waaaahh..... kepandaian ini lebih susah lagi." jawab si
Malaikat raksasa setelah menelan ludah. "Didalam setengah
jam cayhe bisa menghabiskan lima puluh potong bak-pao,
lima belas kukusan kueh, enam puluh mangkok mie kuah,
dua belas nasi tim dan tambah lagi lima mangkok kuah "
Setelah mendengar kata2nya itu, semua penonton sama2
tertawa gelak. terdengar pula seseorang diantara mereka
sambil tertawa dingin mengejek: "Eeeeei. . . .lebih baik kau
jangan mengibul. apakah mungkin seorang manusia biasa
bisa berbuat demikian laksana obrolanmu itu, bohong
semua siapa orangnya yang punya kantong perut segede itu,
memangnya perut karet, kerbau sendiri belum tentu bisa
menghabiskan makanan yang beratnya sampai berpuluh
kati beratnya. sudahlah tidak usah mengibul panjang lebar.
semua orang tak ada yang percaya terhadap obrolanmu itu"
sela seseorang penonton yang membencinya itu.
"Maka itu aku bilang kepandaian ini adalah kepandaian
Hian-kang" kata Si Malaikat raksasa sambil tertawa.
"Tentu saja orang biasa tak bisa melakukannya kalau
kalian semua merasa keberatan untuk mengeluarkan uang
menjajal kepandaian sewaktu ini, yaaa sudahlah, cayhe
mau pergi." Sambil berkata ia pura2 menunjukkan hendak
berlalu dari situ,
"Keparat cilik ini pinter juga ." pikir Lam Kong Pak
setelah menyaksikan tingkah lakunya. jangan dilihat ia
bodoh dan bebal, ternyata masih punya akal juga .
terang2an sudah banyak hari tidak makan, ternyata ia bisa
menggunakan akal ini untuk mengenyangkan perutnya "
Lam Kong Pak benar2 kagum dan memuji kebajikannya
akhlak lelaki raksasa ini, ia "tahu seandainya orang dari
kalangan hitam mengalami kejadian ini, mereka pasti sudah
melakukan tindak pidana untuk menangsal perutnya yang
lapar," Mendadak tampak seorang pemuda munculkan diri dari
antara para penonton dan bertanya: "Bagaimana kalau kau
tak bisa melakukannya" ?"
"Kalau cayhe tak dapat melakukannya, akan kubayar
berapa harga yang telah kumakan"
"Bicara doang percuma. untuk meyakinkan kami
sepantasnya kau keluarkan semacam barang dulu sebagai
jaminan " Perkataan ini seketika membuat Loo Liang Jen jadi serba
salah dalam sakunya tak terdapat uang barang sepeserpun,
ia jadi tertegun dan berdiri melengak.
"oooouw kiranya kau hendak menipu?" seru pemuda itu
sambil tertawa dingin,
Tiba2 terdengar bentakan nyaring memecahkan
kesunyian, seorang gadis kembali munculkan diri dari
antara penonton-"Aku berani bertindak sebagai jaminan,"
teriaknya. Sambil bicara dari sakunya ia ambil keluar sepotong
uang perak lantas dibuang keatas tanah.
"Sekarang andaboleh percaya bukan" ujar Loo Liang Jen
segera sambil melirik sekejap kearah Pek li Siang.
Pemuda itu segera menitahkan pelayannya, tidak selang
beberapa saat kemudian beberapa buah nampan besar telah
diletakkan diatas tanah, dua orang lelaki lain dengan
menggotong sebuah guci arak yang amat besar segera
meletakkannya didepan Loo Liang Jen-
Sejak semula Loo Liang Jen sudah lapar, ia lantas
sambar beberapa potong bak-pao, satu persatu ditelan
begitu saja. dalam sekejap mata berpuluh potong sudah
habis ditelan. Diikuti makanan lain pun ditelan dengan
begitu saja. Tidak sampai setengah jam, lima mangkok kuah panas
yang terakhirpun sudah berpindah tempat.
SETELAH berhenti sejenak, ia raba perut sendiri lantas
angkat guci arak dan. . .kuluk. . .kuluk. . .kuluk. . .tidak
sampai beberapa waktu, arak sudah tinggal separoh guci.
Tidak lama kemudian, seguci arak besar itupun sudah
disikat habis tanpa ketinggalan barang setetespun.
Setelah itu sambil mengusap mulut ia menjura dalam2
kepada seluruh hadirin. katanya: "Hidangan yang diberikan
sudah cukup mengikat persahabatan dengan kalian, aku tak
berani mengganggu lebih jauh dan mohon diri lebih dahulu
" Para penonton berdiri dengan mata terbelalak mulut
melongo, pemuda itupun berdiri tertegun sementara si
Malaikat Raksasa dengan Pek-li Siang setelah pungut
kembali uang dari atas tanah lantas berlalu.
Ketika itu si Malaikat Raksasa tak dapat membongkok
badannya lagi sebab kekenyangan, badannya lurus dan
tegak bagaikan sebatang pit.
"Loo tua" Lam Kong Pak segera maju menepuk
bahunya. "Tak kusangka kau masih punya kecerdikan
untuk berbuat demikian"
"sauw-ya, sejak kau tidak berada disisiku aku si Lootua
jadi putus makan. bagaimana juga aku tak boleh mati
kelaparan"
"Engkoh Pak, kau datang dari mana?" ujar Pek-li Siang
pula sambil tertawa.
"Pegadaian Bu-lim "Jawaban pemuda ini kaku dan
dingin. "Pegadaian Bu-lim" cuma kau seorang?"
"Ehmmmm ..."
"Sudah bertemu dengan majikan Pemilik Pegadaian Bulim
?" "Sudah"
"Sungguh berbahaya, bagaimana kau bisa lolos?"
"Nona Pek-li" kata Lam Kong Pak dengan suara berat.
"Angkatan tua kita pernah ikut saling permusuhansepanjang
hidup sukar diselesaikan. aku lihat lebih baik
mulai sekarang kita berpisah, daripada dikemudian hari kita
sama2 menderita "
"Engkoh Pak. kenapa kau ucapkan kata2 semacam ini?"
seru Pek-li siang terperanjat "Bukankah ayahku adalah
sahabat karib dari ayah serta gurumu " darimana mereka
bisa bermusuhan ?"
"Justru karena mereka bersababat, maka perbuatan jahat
yang ia lakukan tak pernah disangka orang lain "
"Engkoh Pak, katakanlah kepadaku. sebenarnya dendam
apa yang telah terikat"
"Aku rasa lebih baik kau tanya sendiri pada ayahmu "
"Ayahku sudah mati konyol, dan kau pun melihat
dengan mata kepala sendiri." Seru Pek-li Siang sambil
tertawa dingin. "Hmmm aku tahu kau sudah mendapatkan
yang baru maka sekarang hendak meninggalkan diriku"
"Ayahmu sama sekali tidak mati, kau boleh temukan
dirinya dalam perkumpulan Liok Mao Pang, tempo dulu
aku merasa menyesal karena kelancanganku banyak bicara
membuat ayahmu menemui bencana. tapi sekarang dendam
dan budi sudah terselesaikan kalau ayahmu benar2 sudah
menggabungkan diri dengan perkumpulan Liok Mao Pang,
lain kali berjumpa lagi hati2 dengan selembar jiwanya, aku
akan bertindak telengas kepadanya " selesai bicara, ia tarik
tangan Loo Liang Jen dan berlalu dari situ.
Mendengar ayahnya belum mati Pek-li Siang setengah
percaya setengah tidak. sebab dengan mata kepala sendiri ia


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lihat Pek-li Gong ayahnya dicor dengan cairan tembaga.
Tapi gadis inipun percaya Lam Kong Pak tidak mungkin
sembarangan bicara.
Menanti otaknya mendingin kembali. Lam Kong Pak
serta Loo Liang Jen telah lenyap tak berbekas.
KENTONGAN ketiga baru saja lewat, dalam markas
besar perkumpulan Liok Mao Pang tiba2 muncul dua sosok
bayangan manusia, kedua orang itu adalah Lam Kong Pak
serta Loo Liang Jen.
Kedua orang itu segera meloncat naik keatas loteng
tersebut, ketika mendengar dari dalam loteng ada suara
orang lagi bicara mereka lantas mengintip kedalam,
tampaklah Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang
dengan duduk bersandar diatas kursi kebesaran yang
disepuh emas sedang ber-cakap2 dengan seorang nyonya
berkerudung. Dari balik sepasang mata pangcu perkumlan Liok Mao
Pang memancar serentetan cahaya yang menggidikkan, ia
tumpangkan kakinya keatas kaki yang lain lalu bertanya:
"Apa maksud kehadiran anda ?"
"Ingin menukarkan semacam benda dengan barang
milikmu " "Barang apa yang kau inginkan ?"
"Ilmu Hipnotis Tong Bian Thay Hoat "
"oooouw "...." sang Pangcu tertawa ter-bahak2. "Hendak
kau tukar dengan barang apa kepandaian tersebut ?"
"Dua buah manusia tembaga "
Lam Kong Pak terperanjat bukankah orang ini adalah
perempuan yang merampas kedua buah manusia tembaga
itu" sedikitpun tidak salah kalau tujuannya mencuri adalah
bermaksud bajik. kenapa ia hendak menggunakan benda itu
untuk ditukarkan dengan barang lain"
Tampak tubuh Pangcu dari perkumpulan Liok Mao
Pang itu gemetar keras, sampai rambutnya yang hijau
bergoyang tiada henti2nya. "Siapakah kedua orang manusia
tembaga itu ?" tanyanya.
"Kau tak usah berlagak pilon, tujuan perkumpulan kalian
dalam merampas manusia2 tembaga ini. apakah perlu aku
katakan lagi?"
Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang segera bangun
terduduk. kembali ia menegur: "Kau sudah merampas pergi
kedua buah manusia tembaga itu kenapa kau gunakan
kedua benda itu untuk tukar syarat dengan aku ?"
"Semula aku mengira orang lain, tak disangka mereka
adalah Hong Loei Khek serta Siauw Yauw Sianseng, pun
jien tiada hubungannya dengan mereka, tentu saja tak
berharga bagiku untuk menyimpannya terus "
"Apa maksudmu minta ilmu hipnotis Tong Bian Huan
Goan Thay Hoat tersebut?"
"Ini adalah rahasia pribadiku, maaf tak bisa
kuterangkan" tukas perempuan berkerudung itu sambil
tertawa dingin.
"Baiklah kapan barter ini dilakukan?"
"Besok malam kentongan ketiga, aku tunggu kalian
dilembah Joan Hun Kok gunung Bong-san- sampai
waktunya kau harus berangkat sendiri, kalau tidak pegang
janji. pun-jien tidak akan munculkan diri "
Selesai bicara tanpa menanti jawaban lagi, perempuan
berkerudung itu lantas menerobosi jendela dan keluar,
Lam Kong Paksiap menguntit. namun tiba2 ia
mendengar pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang
berseru "Suma ing "
Mengiringi suara mengiakan Suma ing muncul dalam
ruangan. ia segera bertanya "Pangcu kau ada perintah apa?"
"Perkataan dari pun pangcu apakah sudah kausampaikan
kepadanya ?"
"Sudah, cuma dia. . . ."
"Kenapa dia?"
"Dia maki diriku kalang kabut"
Liok Mao Pangcu tertawa tergelak, mendadak ia
merandek dan berkata kembali: "Angkat alat siksa aneh
milik pun pangcu kepintu penjara bawah air, perlihatkan
alat tersebut kepadanya, kalau ia tidak menurut, Pun
pangcu akan siap menggunakan kekerasan "
"Aku lihat ia tak akan menyetujui, pangcu. hamba lihat
lebih baik kau paksakan saja dengan kekerasan "
"Tidak. akan kucoba sekali lagi "
suma ing membongkokkan diri dan mengundurkan diri.
Lam Kong Pak yang mengikuti jalannya tanya jawab itu
segera menaruh curiga, agaknya mereka berhasil
menangkap seorang perempuan- dibawah ancaman mereka
kalau tidak menurut maka akan dibunuh, ia lantas
menggapai Loo Liang Jen untuk menguntit secara diam2.
Dalam pada itu sekeluarnya dari pintu loteng, Suma ing
lantas memerintah anak buahnya dengan suara berat:
"Gotong alat siksa buat wanita dari perkumpulan kita
kemulut pintu penjara dibawah air"
Habis berkata ia lantas berjalan menuju kearah belakang.
Tidak selang beberapa saat kemudian mereka tiba
didepan sebuah tempat yang beruji besi, dari balik tempat
itu terdengar suara air serta bau apek yang bukan kepalang.
"Su Han Siang " terdengar Suma ing menegur berat.
"Kau mau terima permintaan tersebut tidak?"
Nama orang itu mendatangkan rasa kaget yang bukan
kepalang bagi Lam Kong Pak, kepalanya langsung pening
dan hampir saja jatuh tak sadarkan diri ia tidak percaya
ucapan semacam itu bisa diutarakan Suma ing.
Tiba-tiba terdengar dari balik penjara berkumandang
keluar suara makian yang penuh rasa benci: "Suma ing. kau
binatang terkutuk. kalau kau masih punya peri
kemanusiaan berikanlah kematian bagiku. tak usah kau
bicara tidak karuan lagi. aku yang jadi ibumu ikut merasa
malu terhadap tingkah lakumu itu "
"Apanya yang perlu dimalui ?" jengek Suma ing tertawa
seram." lelaki membutuhkan perempuan dan perempuan
membutuhkan lelaki, hal ini sudah merupakan kejadian
umum umat manusia. apalagi kau sudah menjanda hampir
belasan tahun lamanya, kau harus pikirkan bibir kecilmu
yang ada dibawah itu untuk mencari kawan main- Kau
harus tahu pun pangcu memiliki kehebatan yang luar biasa,
tidak lama kemudian ia akan menjagoi dunia persilatan,
sekarang ia menaruh kesan baik kepadamu. sepantasnya
kau terima ajakan main cinta darinya. . . ."
"cuuuuuh. ..."
Serentetan ludah meluncur laksana kilat kedepan,
hampir saja menodai wajah Suma Ing.
Melihat dirinya diludahi, Suma Ing naik pitam. sambil
tertawa seram ujarnya kembali: "Sun Han Siang, putramu
membuat aku jadi macam begini. aku akan mencari balik
modalku dari tubuhmu "
"Binatang keparat, cepat enyah dari sini"
"Hmm. . .IHmmm. . .malam ini akan kusuruh kau melek
matamu. dan mencicipi bagaimana rasanya alat siksa dari
perkumpulan kami ini"
Selesai bicara, dua orang lelaki telah menggotong datang
alat siksa kaki keledai yang dimaksudkan dengan alat siksa
kaki keledai adalah menunjukkan besarnya alat kelamin
keledai dimana bentuknya mirip sebuah paha. maka dari itu
alat siksa yang khusus ditujukan menghancurkan alat
kelamin kaum wanita ini disebut alat siksa kaki keledai.
Lam Kong Pak benar2 teramat gusar. saat ini rasa
bencinya sukar dilukiskan dengan kata2 ia merasa tidak
sepantasnya Suma Ing menggunakan alat siksa yang keji ini
untuk menghadapi ibu sendiri, tindakan yang terkutuk ini
harus diselesaikan dengan jalan membunuh.
Dalam pada itu Suma Ing telah menekan tombol dekat
bangku yang berbentuk bulat itu.
"criiing. ..." diiringi suara nyaring tongkat besi sebesar
mulut Cawan itu segera menyodok kedepan menembusi
lubang yang terletak tepat didepan tongkat besi tadi.
"Sudah kau lihat" permainan ini akan mengakhiri siksaan
batinmu setelah menjanda selama belasan tahun. sudah
sepantasnya kau ucapkan terima kasih kepadaku."
"Weesss. . ." tiba2 dari balik jeriji besi meluncur datang
segulung angin pukulan diikuti suara gemerincingan rantai.
Lam Kong Pak tak kuat menahan diri, ketika ia siap
meluncur turun kebawah mendadak sesosok bayangan
manusia yang kecil ramping telah berkelebat datang, kiranja
orang itu adalah Coe Li Yap.
Sewaktu gadis itu menyaksikan alat siksa tertera didepan
pintu penjara. segera ia mendengus dingin.
"Suma Ing. apa yang hendak kau lakukan" tegurnya.
"Mendapat perintah dari pangcu untuk paksa dia takluk
kepada perkumpulan kita."
"Masih ingatkah dia adalah apamu ?"
"cayhe sedang menjalankan tugas dari pangcu, harap
Coe Hu-hoat jangan mencampuri"
"Bicara kepadamu, perempuan ini ada ikatan dendam
sedalam lautan dengan pun hu-hoat. meski begitu aku tidak
setuju kau hadapi dirinya dengan menggunakan alat siksa
tidak berperikemanusiaan ini."
Seraya berkata ujung bajunya diayun kedepan. .
."Bluuum " alat siksa kaki keledai itu segera terpukul hancur
ber-keping2. "Coe Li Yap " teriak Suma Ing sambil tertawa seram.
"jangan kau kira setelah dimanja oleh pangcu, lantas pun
Hoe-hoatjeri kepadamu. Hmmm IHmmm kau telah
menghancurkan alat siksa milik perkumpulan, hal ini sama
artinya memandang hina Pangcu. Lihat serangan "
"Bluuuuum. ..." Sepasang telapak saling beradu satu
sama lainnya, ternyata berakhir dengan seimbang.
Coe Li Yap membentak gusar, sekali lagi ia menubruk
kedepan- Suma Ing tak mau unjukkan kelemahan- mereka
berdua segera melangsungkan suatu pertarungan yang amat
sengit. Menggunakan kesempatan baik itu Lam Kong Pak
meloncat keluar dari tempat persembunyian laksana kilat ia
Cengkeram tubuh seorang lelaki. saat ini napsu membunuh
telah berkobar memenuhi seluruh rongga dada, tubuh
lawannya kontan dilempar keatas tembok.
"Braaaak. . . .Daaaarrr. . . ." tubuh lelaki itu seketika
hancur ber-keping2.
Dalam pada itu si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen pun
tidak ambil diam. ia melayang ketepi jeriji besi, tangannya
bergerak mencengkeram besi tadi dan dipentang kesamping
dengan segenap tenaga.
"criitttt. . . ." Terali besi tadi cuma membengkok sedikit.
gagal ia mematahkannya.
Terali besi itu besar lagi kasar, meski Loo Liang Jen
memiliki tenaga alam yang luar biasa tak urung gagal juga
untuk mematahkannya, diulang tindakan tersebut sampai
tiga kali, namun keadaan masih tetap seperti sedia kala.
tanpa sadar iapun naik pitam.
Tubuhnya mundur selangkah kebelakang. sepasang
telapak disaluri tenaga lalu mendorong kedepan dengan
segenap tenaga.
Terdengar suara getaran yang amat dahsyat diikuti hirukpikuk
yang memekikkan telinga, terali besi itu melengkung
kedalam namun belum juga patah, sekali lagi ia
melancarkan dua buah serangan, seluruh permukaan
bergetar diikuti suara nyaring, terali besi itu roboh keatas
tanah. Menyaksikan kejadian itu Suma Ing jadi amat gelisah, ia
mengirim sebuah pukulan berat lalu berseru: "Untuk
sementara kita jangan bergebrak sendiri, mari hadapi dulu
musuh tangguh"
Siapa sangka Coe Li Yap tetap berlagak pilon, ia malah
mengejek: "suma Ing. apakah kau takut melakukan
pertarungan kembali dengan diriku" sebelum diakhiri
dengan menang kalah pertarungan malam ini tidak akan
diselesaikan "
"Coe Li Yap. kalau tawanan sampai lolos kau harus
tanggung seluruh pertanggungan jawabnya "
Coe Li Yap mendengus berat, dengan kalap ia
menyerang gencar. Suma Ing semakin gelisah namun ia tak
berhasil meloloskan diri.
Sementara itu Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen telah
masuk kedalam terali besi menyaksikan keadaan
dihadapannya mereka terkesiap dan merasa ngeri. kiranya
sepasang kaki dan tangan Sun Han siang telah dirantai
dengan rantai besi sebesar jari tangan tubuhnya terendam
didalam air, meski sudah berdiri diujung kaki yang
tersumbul diatas permukaan air hanya terbatas hidungnya
belaka. Pakaian yang ia kenakan sudah robek dan compang
camping tidak karuan, wajahnya pucat pias bagai mayat.
napasnya lemah sekali.
Mendadak Lam Kong Pak menjerit kaget, dari balik
sebuah gua besar yang ada didalam kolam tersebut
meluncur datang be-ratus2 ekor ikan aneh berbentuk pisau
yang panjangnya lima Coen, ujung mulutnya bergerigi dan
memancarkan Cahaya keperak2an. "Aaaaah ikan pemakan
bangkai . . . ."
serentak Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen menarik
rantai besi itu berusaha mematahkannya. Loo Liang Jen
kerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya, setelah
bersusah payah rantai ditangan sebelah kiri berhasil
dipatahkan- namun pada saat itu ikan2 pemakann bangkai
telah mendekati tubuh Sun Han Siang, geriginya yang tajam
siap mengoyak tubuh perempuan gagah itu.
Hubungan ibu dan anak adalah erat sekali menyakskan
kejadian itu Lam Kong Pak amat Cemas. tanpa
memperdulikan keselamatan sendiri ia segera terjun
kedalam air. Pemuda ini membenci ikan2 aneh tersebut. dengan
kerahkan tenaga sinkang ia babat ikan2 tersebut dengan
dahsyatnya. Walaupun melancarkan serangan didalam air kurang
kuat hasilnya, tetapi dengan tenaga lweekangnya yang amat
sempurna, ikan2 aneh itu tak kuat menahan diri, berpuluh2


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ekor segera mati binasa.
Ikan aneh ini berasal dari gunung2 serta sungai2 yang
sudah tersohor akan keseramannya, mereka tidak takut
mati. barisan depan tersapu binasa barisan belakang
kembali meluruk datang, bahkan dari balik gua besar
didasar air kembali meluncur datang be-ratus2 ekor
banyaknya. Loo Liang Jen yang berusaha mematahkan rantai.
setelah bersusah payah akhirnya berhasil pula mematahkan
rantai yang membelenggu tangan kanan Sun Han Siang.
meski begitu perempuan gagah ini masih belum mampu
berkutik sebab sepasang kakinya masih tetap terbelenggu
didasar air. sementara itu Lam Kong Pak yang berada
didasar air pun tak ada kesempatan untuk bekerja karena ia
harus berusaha keras membinasakan ikan2 aneh tersebut.
Kalau tidak, bukan saja Sun Han siang bakal binasa dikoyak2
ikan aneh itu bahkan ia sendiripun tak akan
terhindar dari mara bahaya.
Mendadak. . . .
"Heeee. . .Heeee. . .Heeeee. . .Hee. . . ." Gelak tertawa
yang sangat aneh berkumandang datang, tahu2 didepan
pintu terali besi telah berdiri seorang manusia aneh yang
memelihara rambut berwarna hijau sepanjang pinggang.
orang itu bukan lain adalah wakil pangcu dari
perkumpulan Liok Mao Pang yang disebut orang sebagai Si
Daging Lima Warna oei Hun.
"Coe Hoe-huat, kau tak mau berhenti bergebrak?"
tegurnya dingin.
Kiranya Coe Li Yap ada maksud memberi kesempatan
buat Lam Kong Pak untuk menolong Sun Han Siang lolos
dari mara bahaya, sebenarnya perbuatan ini tidak ingin ia
lakukan, tetapi seorang gadis demi Cintanya kadangkala
bisa melakukan perbuatan apapun.
la merasa meskipun Sun Han Siang adalah musuh
besarnya, tetapi disebabkan perasaan Cinyanya terhadap
Lam Kong Pak yang tak dapat diputus dengan apapun jua
itu, ia ambil keputusan untuk biarkan sun Han Siang lolos
dari mara bahaya untuk kemudian mencari kesempatan lagi
dalam usahanya membalas dendam.
Suma ing menghina Pun Hoe-hoat." sahut Coe Li Yap
Cepat. "ia memberi kesempatan buat musuh untuk
memasuki penjara dibawah air, kesalahan tidak terletak
pada diriku"
"omong kosong " buru2 Suma ing membantah,
"Terang2an kau yang mencari gara2 dahulu dengan diriku,
kau yang menghalangi diriku dan memberi kesempatan
kepada musuh untuk menyusup kedalam penjara. . . ."
si Daging Lima Warna tidak ingin mendengarkan
pertengkaran tersebut, tanpa memperdulikan kedua orang
itu lagi ia berjalan masuk kedalam penjara air. kemudian
sambil tertawa seram jengeknya:
"Bagus . . .bagus. . . . Pun Hu Pangcu akan membiarkan
kalian bertiga sama2 mati binasa didalam penjara air ini. . .
." Sembiri berkata dari dalam sakunya ia ambil keluar
sebuah botol kecil lalu dilempar ketengah kolam,
"criiiiiit..." seketika itu juga berkobarkan serentetan
bunga api yang makin lama menjilat semakin bear.
Setelah permukaan air dilapisi dengan Cairan minyak.
kini terkena jilatan bunga api segera terjadilah kebakaran
hebat yang makin lama menjalar makin luas sehingga
akhirnya hampir seluruh permukaan air terbungkus oleh
jilatan api. Menyaksikan kekejaman orang, Lo Liang Jen naik
pitam, ia berteriak keras dan mengirim sebuah pukulan
dahsyat kearah si Daging Lima Warna itu.
Meski si Malaikat Raksasa memiliki tenaga alam yang
luar biasa, ia masih kalah setingkat kalau dibandingkan
dengan si Daging Lima Warna, dalam bentrokan yang
dahsyat ia terdorong mundur sejauh tiga langkah lebar.
"Hey tua bangka, kekuatanmu sungguh luar biasa."
Teriaknya dengan nada berat. "Mari kita beradu lagi
sebanyak tiga pukulan"
"Braaaak Braaak Braaaaak " dalam bentrokan tiga kali,
kembali, Loo Liang Jen tergetar mundur sejauh tujuh,
delapan langkah tetapi si Daging Lima Warna pun tak
berani beradu kekerasan lagi, dengan cepat antara mereka
berdua telah melangsungkan suatu pertarungan yang amat
seru. Tiba2 bunga air bergerak kesamping, Lam kong Pak
dengan membopong tubuhnya ketengah udara dan bergerak
ketepian, tubuh mereka berdua sama2 terjilat api bahkan
dagingnya robek dan darah segar mengucur keluar tiada
hentinya. Ternyata sewaktu Lam Kong Pak berusaha mematahkan
rantai yang membelenggu kaki Sun Han Siang ia kena
terbabat oleh ikan Pemakan bangkai tersebut.
Pada saat itulah mendadak terdengar seseorang tertawa
seram, segulung angin pukulan yang amat dahsyat
dihantam kedepan menghajar Lam Kong Pak serta Sun
Han siang yang berada ditengah udara.
"Bluuummmm. ..." berhubung diatas tubuh kedua orang
itu terjilat api pemandangan dihadapannya kurang jelas,
dalam keadaan tidak siaga itulah bahu Lam Kong Pak
terkena hantam dengan telak.
Waktu itu Sun Han Siang telah jatuh tidak sadarkan diri,
kini setelah Lam Kong Pak terluka tidak ampun lagi tubuh
mereka berdua sama2 terbanting keatas tanah.
Suma ing tertawa seram tiada hentinya, sreeeet ia ambil
keluar sebatang cambuk lemas berkepala naga lalu berseru:
"Lam Kong Pak, Hmmm tak nyana kau pun ada hari
apesmu, inilah yang dinamakan Hutang Darah Bayar
Darah. aku Suma ing akan menggunakan cambuk lemas ini
untuk menghancur lumatkan tubuh kalian beidua "
Meski terhantam dengan telak dan menderita luka dalam
yang parah, seandainya Lam Kong Pak hanya seorang diri
dengan sisa tenaganya. Tapipada saat ini ia tak dapat
lepaskan ibunya, ia peluk bundanya erat2 sambil gertak gigi
menahan penderitaan.
Loo Liang Jen yang menyaksikan situasi kurang
menguntungkan, ia segera melancarkan sebuah pukulan
kearah Suma ing. Dasar kepandaiannya sudah kalah
setingkat dari si Daging Lima Warna, dengan pecahnya
perhatian si Malaikat Raksasa inipun kena dihantam pula.
Sementara itu Suma ing telah menyingkir kesamping,
ujarnya kembali:
"cambuk pertama akan kuhantam sepasang telingamu,
kemudian menghajar hidung serta mulutmu terakhir akan
kurusak wajahmu. aku akan suruh kalian rasakan
bagaimanakah rasanya disiksa dengan keadaan seperti ini. .
. ." "Sreeeet. ..." cambuk lemasnya dengan segenap tenaga
dibabat kearah bawah,
Ditengah saat yang amat kritis, bayangan manusia
meluncur masuk kedalam kalangan, serangan yang
dilancarkan tepat pada waktunya memaksa Suma ing
tergetar mundur sejauh tiga langkah.
Suma ing berpaling, orang itu adalah Coe Li Yap. ia jadi
naik pitam. teriaknya gusar: "Bangsat kiranya kau adalah
mata2 musuh, kiranya kau adalah musuh dalam selimut,
Hey kawan, tangkap bajingan perempuan ini, semua resiko
akan kutanggung "
Dalam sekejap mata si Kakek Moyang berwajah kepiting
Pi Hoo, siBangku Besi Auw Put Kay. si Sapu Besi Kiem
Kioe, si golok tanpa tandingan Hong Gwan si Lampu
Hitam Pengejar sukma Leng cing Bloe serta Dewa Geledek
berlengan delapan Si Put Siauw sekalian gembong2 iblis
serentak meluruk kedepan,
Coe Li Yap tidak berhenti sampai disitu saja, segera ia
keluarkan ilmu sakti Payung Sangkala menghadang jalan
perginya iblis2 itu.
Tetapi setelah bergebrak beberapa saat, berhubung
jumlah jago terlalu banyak lagi pula Suma ing pun
menguasai ilmu sakti tersebut, maka ia mulai tidak tahan
dan keteter hebat.
Dalam pada itu Loo Liang Jen pun terdesak dibawah
angin, agaknya ia tidak bakal tahan dua tiga puluh jurus
lagi. Meski demikian- dengan kulitnya yang tebal serta
badannya yang kekar walaupun kena terhantam berulang
kali ia masih sanggup mempertahankan diri, terdengar ia
berteriak keras:
"Hey Daging Lima Warna, berhenti "
"Kau ingin menyerah?" seru sidaging lima warna sambil
tarik kembali serangannya.
"ooouw . . , masih terlalu pagi. Eeeei. tua bangka sialanperutku
rada lapar, bagaimana kalau kita bersantap dahulu
kemudian baru lanjutkan kembali pertarungan ini?""
Si Daging Lima Warna naik pitam, saat itulah Loo Liang
Jen mendadak melayang kearah Lam Kong Pak berdua,
sepasang telapaknya direntangkan kesamping, sibangku besi
Auw Put Kay serta golok tanpa tandingan Hong Gwan
sama2 terpental sejauh satu tombak dari dalam kalangan.
Loo Liang Jen melayang kesisi tubuh Lam Kong Pak
serta Sun Han Siang, tangannya bergerak cepat mengempit
kedua orang itu.
Tapi, ketika itulah sidaging lima warna telah menubruk
kembali. Mendadak terdengar dua kali bentakan keras, diluar
pintu terali besi muncul kembali dua orang jagoan- mereka
adalah si Pencuri sakti Pek-li Gong serta si Mahasiswa
bertangan sakti siang Hong Tie.
Menjumpai kedua orang itu, Loo Liang Jen tertegun.
segera pikirnya: "Eeeeei. . . .ternyata kedua orang tokoh
silat dari kalangan putih inipun benar2 sudah takluk pada
perkumpulan ini"
Terdengar Pek-li Gong dengan suara keras berteriak:
"jangan lepaskan mata2. ayoh sahabat semua kita perketat
serangan "
Seraya berkata ia melancarkan serangan dengan ilmu
san-Thiam-Sip-Sam-Sih kearah si Daging lima warna.
"EEEEI pencuri tua. apa yang hendak kau lakukan " ?"
teriak daging lima warna dengan nada gusar.
"Eeeei tua bangka. inilah yang dinamakan suara ditimur
menyerang dibarat. menuding depan menghantam
belakang, lihat. . ."
Belum selesai bicara, dengan gerakan tubuh yang lincah
ia berkelebat kesisi tubuh Loo Liang Jen dan melancarkan
kembali sebuah serangan dahsyat.
Serangan itu jelas ditujukan kearah batok kepala Loo
Liang Jen, kalau sampai terkena niscaya simalaikat raksasa
itu akan mati binasa. tetapi kebetulan sekali waktu itu Suma
Ing maju sambil melancarkan sebuah babatan- Pek li Gong
segera tarik kembali serangannya dan berbalik meraba
sekejap kearah ,Benda aneh yang berada diantara paha
Suma ing. "Hay bajingan tua. apa maksudmu pegang
anuku?" jerit Suma Ing dengan marah.
"orang yang bermaksud baik tentu mendapat pembalasan
yang layak. tadi ada orang mengirim sebuah tendangan
kearah anumu, kalau bukan loohu tepat pada saatnya turun
tangan- ketiga macam anumu yang sangat berharga itu
niscaya sudah hancur tidak ketolongan"
Dalam pada itu si Mahasiswa bertangan sakti Siang
Hong Tie pun ikut menubruk ke depan, ia membentak keras
kemudian melancarkan tiga buah serangan berantai, tiap
serangan lebih hebat dari serangan sebelumnya. Loo Liang
Jen keteter hebat, saat ini ia harus mengempit dua orang
lagi pula harus menghadapi serangan sekaligus dari empat
arah delapan penjuru. ia tak sanggup menahan diri dan
terlempar keluar dari pintu.
Loo Liang Jen tidak ambil perduli apakah pihak lawan
bermaksud jelek atau bermaksud baik, ia membentak keras.
dengan segenap tenaga mengirim sebuah sapuan hebat lalu
putar badan dan lari.
Belum sampai dua tiga tombak jauhnya dari tempat
semula, mendadak dihadapannya berkumandang datang
gelak tartawa seseorang yang aneh, tahu2 seorang manusia
aneh yang memiliki rambut hijau sepanjang kaki telah
berdiri dihadapannya. Orang itu bukan lain adalah Pangcu
dari perkumpulan Liok Mao Pang.
Loo Liang Jen tidak kenal lihay, ia segera membentak
keras: "Makhluk tua yang mirip setan- apa yang kau
inginkan ?"
Waktu itu air muka Pek-li Gong maupun Siang Hong
Tie sama2 berubah amat serius namun mereka tidak maju
menghalang. ke dua orang itu hanya berdiri diluar kalangan
tanpa berkutik.
Dalam pada itu Lam Kong Pak telah sadar dari
pingsannya, menjumpai Pek-li Gong serta Siang Hong Tie
pun hadir disana. ia jadi benci dan marah sekali.
Terdengar Pangcu dari perkumpulan Liok Mao-Pang
berkata setelah tertawa aneh: "Loo Liang Jen, aku dengar
kau memiliki kekuatan alam yang sangat luar biasa, dimana
seorang diri bisa membendung serangan ratusan orang. Pun
Pangcu ingin sekali menjajal kemampuanmu itu "
"Mau bergebrak sih boleh2 saja, cuma perut aku si Loo
tua sedang lapar. entah kau situa bangka mau tidak
memberi makanan buat diriku ?"
"Kau ingin makan apa ?"
"Makanan yang ingin kumakan terlalu banyak, dalam
waktu sesingkat ini tak mungkin bisa disediakan, lebih baik
sediakan saja dulu delapan puluh biji bak-pao "
Gelak tertawa bergeletar memecahkan kesunyian,
"delapan puluh bak-pao kalau sudah dihabiskan bukankah
ia bisa ajukan pula permintaan untuk dua ratus biji
berikutnya?"
Namun Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang segera
ulapkan tangannya. "Baiklah, cepat siapkan delapan puluh
biji bak-pao " perintahnya.
Tidak lama kemudian dua orang lelaki dengan


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menggotong empat buah keranjang besar telah muncul
ditengah kalangan- Loo Liang Jen tidak sungkan2
tangannya langsung menyambar kedalam keranjang
tersebut, dalam sekejap mata lima biji bak-pao sudah lenyap
dibalik perutnya .
Demikianlah dalam sekejap mata delapan puluh biji bakpao
sudah berpindah tempat sambil memegang perut
Sendiri dan menendang keranjang tadi hingga mencelat
Sejauh sepuluh tombak Serunya:
"Eeei. . . Siluman tua, sekarang kita boleh mulai. kau
hendak ajak aku bertanding apa?"
Pangcu dari perkumpulan bulu hijau ini tidak menjawab
langsung, ia berpaling kesekeliling kalangan lalu
membentak berat:
"Kalian semua putar badan dan menghadap kebelakang,
siapapun dilarang mengintip pertarungan ini"
Dari atas sang wakil pangcu Ngo-Hoa Lok atau Daging
Lima Warna hingga kebawah kaum Tongcu sama2 putar
badan dan menghadap kebelakang.
"Nah. Loo Liang Jen, sekarang kita boleh mulai " kata
sang pangcu kemudian.
Loo Liang Jen letakkan Lam kong Pak ibu dan anak
keatas tanah. lalu serunya: "Eeeei siluman tua, Sewaktu kita
berdua sedang bergebrak. kau harus melarang siapa pun
diantara mereka mengutik2 kedua orang ini "
"Kau tak usah kuatir, seandainyapun pangcu ada
maksud menahan kalian, aku tidak akan menggunakan
macam2 cara seperti ini "
Loo Liang Jen tak berani bertindak gegabah, tenaga
dalamnya disalurkan mengelilingi seluruh badan kemudian
dengan segenap tenaga telapaknya dibabat kearah batok
kepala lawan- Pangcu itu tidak gugup dengan tenang badannya
menyingkir kesamping, batok kepala bergoyang rambutnya
yang panjang tiba2 berkelebat kemuka mengampar
pinggang Loo Liang JenSimanusia
raksasa ini tidak menyangka pihak lawan bisa
menggunakan cara seperti ini, mau tak mau ia harus tarik
serangan sambil menyingkir, siapa sangka tindakannya
terlambat selangkah.
"Breeet tubuh Loo Liang Jen besar dan kekar seperti
pagoda itu tergulung dan terlempar tiga tombak jauhnya
dari kalangan, dimana badannya mencium tanah segera
muncullah sebuah liang besar.
Menyaksikan kejadian itu Lam Kong Pak yang berbaring
diatas tanah jadi terperanjat, ia kaget dan tercengang akan
kehebatan rambut panjang sang pangcu. tak kuasa lagi ia
melirik keatas wajah orang itu.
Dalam sangkaannya, sang pangcu dari perkumpulan
Liok-Mao Pang inipasti memiliki mimik wajah yang
menyeramkan, atau kalau tidak wajahnya penuh codet
bekas bacokan golok siapa sangka dugaannya meleset,
wajah dari ketua perkumpulan bulu hijau ini sama sekali
tidak cacad, bahkan kelihatan ganteng sekali.
Sementara itu Loo Liong Jen telah merangkak bangun
dari atas tanah, sambil meloncat bangun terlaknya:
"delapan puluh biji bak-pao belum cukup untuk
memulihkan seluruh tenagaku, maka aku cuma punya
tenaga lima enam bagian belaka. . . ." Seraya berseru
telapaknya didorong sejajar dada, dalam keadaan seperti ini
mau tak mau ia harus gunakan akal ia sadar apabila dalam
perta rungan ini kalah. maka besar kemungkinan Lam
Kong Pak serta ibunya akan menjumpai mara bahaya.
Dua gulung angin pukulan yang amat dahsyat segera
berbentrok jadi satu ditengah udara. saat itulah tiba2
pangcu itu memisahkan telapaknya kesamping, tenaga
serangan dari Loo Liang Jen segera terbelah jadi dua bagian
dan meluncur kekiri dan kekanan tanpa bisa dicegah lagi.
Diikuti rambut panjang pangcu itu bekerja cepat, dalam
sebuah kebasan tubuh Loo Liang Jen terangkat dan
terlempar lagi sejauh dua tombak lebih dari kalangan-
KALI INI bantingan tersebut terasa cukup berat, Loo
Liang Jen merasakan kepalanya Pening mata berkunang,
delapan puluh biji bak-pao yang barusan dimakan hampir2
saja tertumpah keluar.
"Bagaimana" kau sudah takluk?" seru sang pangcu
sambil tertawa.
"Takluk "
sang pangcu tersenyum, ia tetap berdiri disana,
rambutnya yang panjang diurai kembali untuk menutupi
wajahnya, kemudian ia memerintah: "Nah bawalah mereka
pergi" "Bawa pergi ?"
"Tidak salah bukankah kau sudah takluk kepada pun
pangcu" kalau sudah takluk tentu saja pun pangcu pun tidak
akan terlalu jelek melayani dirimu " Loo Liang Jen
mendongak tertawa ter-bahak2.
"Aku takluk akan ilmu silatmu, bukan takluk pada
pribadimu" serunya.
"Hu Pangcu, tangkap mereka semua " bentak sang
pangcu dengan nada keren.
Serombongan gembong iblis sama2 berpaling, tanpa
mengucapkan sepatah katapun si daging lima warna
meloncat kedepan melancarkan sebuah tubrukan maut.
Tiba2 seratus tombak sekeliling kalangan berhembus
lewat segulung angin puyuh yang maha dahyat, langit
serasa jadi gelap tanah dan pasir beterbangan memenuhi
angkasa, tampak sesosok bayangan manusia dengan
mencekal sebuah payung raksasa yang memancarkan
cahaya merah melayang turun dari atas sebuah bukit
setinggi puluhan tombak.
Seluruh tubuh sang pangcu dari perkumpulan Liok Mao
Pang tergetar keras, ia berseru kaget:
"Aaaaah. . . . Payung Sengkala. . . . ."
Kawanan iblis menyaksikan pangcunya menunjukkan
rasa kaget mereka sama2 meloncat mundur sejauh puluhan
tombak berusaha menyelamatkan jiwa sendiri.
Hembusan angin puyuh makin besar, batu-batu sebesar
kepalan mulai ikut menari dan meloncat ditengah angkasa,
membuat para anggota perkumpulan Liok Mao Pang yang
cetek ilmu silatnya tertimpa dan luka2 parah jeritan tangis
berkumandang memenuhi angkasa.
Kulit badan Loo Liang Jen kasar, tebal lagi kuat,
ditengah hujan batu yang begitu dahsyat ia kempit tubuh
Lam kong Pak serta ibunya melarikan diri dari situ, tak
seorang pun yang menghalangi jalan pergi mereka, bahkan
angin puyuh tersebut baru berhenti ia bertiga keluar dari
perkumpulan Liok Mao Pang,
Loo Liang Jen berlari sejauh puluhan li, kemudian
mencari suatu tempat yang tersembunyi, meletakkan Lamkong
Pak dan ibunya keatas tanah.
Waktu itu mereka berdua sudah sadar, Loo Liang Jen
segera bekerja keras mengobati luka yang mereka derita.
Untung tenaga lweekang yang dimiliki kedua orang itu
amat sempurna, setelah lewat semalaman mereka dapat
mengatur pernapasan sendiri, ketika Siang hari berikutnya
telah menjelang, kedua orang itu dapat meloncat bangun
dengan kesehatan seperti semula.
Tiba2 Sun Han Siang kerseru kaget, ternyata diatas
pinggangnya terselip sebuah pakaian wanita lengkap. ia
lantas tahu pakaian tersebut tentu pemberian dari Coe Li
Yap. ia segera ganti baju.
Setelah selesai barulah terdengar Lam Kong Pak berkata
dengan nada gemas bercampur benci: "lbu, Suma Ing
bajingan keparat itu sudah kehilangan jiwa yang sadar,
apakah kau masih mengampuni dirinya?"
"Seandainya dikemudian hari aku berjumpa dengan
dirinya, akan kuberi satu kesempatan lagi baginya untuk
bertobat." jawab Sun Han Siang dengan alis berkerut.
"Kalau ia belum juga menyesal, terpaksa akan kucabut
selembar jiwanya dari pada membuat onar dalam Bu-lim
dikemudian hari."
"lbu. siapakah orang yang muncul dengan membawa
payung sengkala tadi ?"
"lbu sendiripun tidak tahu, orang ini bisa membawa
benda mustika dari dunia persilatan, kemungkinan besar ia
ada hubungan dengan Mo San Sin Li atau si Malaikat
Payung sengkala Coe Hong Hong, yang membuat aku tidak
habis mengerti adalah apa sebabnya ia sudi menolong kita
berdua ?" Lam kong Pak segera menceritakan kembali apa yang
diketahuinya tentang janji seorang perempuan berkerudung
dengan Liok Mao Pang pangcu diselat Tong Hun-Kok
gunung Bong San kentongan ketiga malam nanti.
Mendengar berita itu, seluruh tubuh Sun Han Siang
bergetar keras. serunya cepat-cepat: "Manusia tembaga
ayahmu serta siauw-yauw Sianseng telah terjatuh ditangan
orang2 perkumpulan Liok Mao-Pang, sedang ilmu Tong
Bin- Hut Goan Thay-hoat pun cuma bisa menyembuhkan
orang yang terkena ilmu hipnotis tersebut, apa maksud serta
tujuan perempuan itu menukar ilmu tadi ?"
Kembali Lam kong Pak menceritakan secasa bagaimana
dua diantara manusia2 tembaga itu kena dicuri seseorang.
Tiba2 air muka Sun Han Siang berubah hebat, terdengar
ia bergumam seorang diri: "Mungkinkah dia ?"
"lbu, siapakah orang itu ?"
"Seorang perempuan yang tak tahu malu"
"Siapakah sebenarnya orang itu?"
"Untuk Sementara waktu persoalan ini tak dapat
kukatakan kepadamu, tempo dulu ia pernah mati2an
mengejar ayahmu, padahal waktu itu ia sudah jadi seorang
janda " Lam Kong Pak termenung dan putar otak memikirkan
persoalan itu, ia merasa dugaannya tidak salah. kalau
perempuan itu tiada ikatan persahabatan yang erat dengan
ayahnya, tidak mungkin ia sudi merampas dua buah
manusia tembaga itu kemudian mengunjungi markas besar
perkumpulan Liok Mao- Pang dengan maksud
mendapatkan ilmu penyembuhan dari Tong Bin Hut-Goan-
Thay-Hoat. Tapi mengapa ia hendak menukar ilmu tersebut dengan
manusia tembaga" bukankah kejadian ini bagaikan kepala
harimau berekor ular" apakah ia punya rencana lain dan
bermaksud mendapatkan ilmu Tong-Bin-Thay IHoat
belaka" "Pek-li Gong serta Siang Hong Ti munculkan diri pula
didalam perkumpulan Liok-Mao Pang," ujar Lam kong Pak
lebih jauh. "Bahkan ia pernah menempuh bahaya diam2
membantu kita, sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka
berdua" apakah Siang cianpwee benar2 bisa melakukan
pekerjaan semacam itu?"
"lbu sendiripun rada menaruh curiga, jangan dikata aku
mengetahui jelas bagaimanakah watak serta tabiat Siang
Hong Tie, sekalipun Pek-li Gong sendiri pun sudah lama
melakukan perbuatan kebajikan menolong sesama manusia
dan menegakkan keadilan. Namun. . .sewaktu ayahmu
menderita luka parah, ia pernah menyebutkan nama2
mereka," "Apa yang dikatakan ayah waktu itu?"
"Waktu itu dengan nada ter-putus2 ia mengatakan 'Lamhay-
cioe-Khek; siJago arak dari Laut Selatan Ih Boen
Kauw, ,Hiat chiu cay Sin Sidewa harta bertangan Telengas
Go Seng ,chiet Kia Kua Hu sijanda kawin tujuh kali Poei
Koen, Biee Giok Kang serta ayah Liuw Siang sekalian
bekerja sama melukai dirinya. kemudian ia menyebutkan
pula nama dari Siang Hong Tie serta Pek li Gong namun
karena parahnya luka yang ia derita belum sampai habis
bicara ia sudah keburu pingsan, maka aku lantas
menggunakan ilmu hipnotis Tong Bin Thay Hoat untuk
melindungi keselamatan jiwanya "
"oooouw. . . kiranya begitu, aku pikir dalam persoalan
ini kemungkinan besar telah terjadi kesalahanpaham "
Sementara itu itu sang surya telah lenyap dibalik gunung
burung2 kembali kesarangnya, Loo Liang Jen kembali
merasa perutnya sangat lapar.
"Ayoh jalan " ajak Sun Han Siang kemudian- "Mari kita
Cari suatu tempat untuk beristirahat, malam ini sebelum
kentongan ketiga kita harus sudah tiba diselat Toan Hun-
Kok diatas gunung Bong-san "
tiga orang berjalan keluar dari daerah pegunungan berlari
menuju kearah gunung Bong-san, Loo Liang Jen yang
memanggul kantong ransum, sambil berjalan makan tiada
hentinya. ketika kentongan kedua baru saja lewat mereka
sudah tiba disekitar lembah Toan Hun Kok,
Selat ini disebut pemutus sukma sebab keadaannya
memangamat bahaya, letaknya berada di-tengah2 jepitan
dua bukit yang terjal dan licin, disisi selat tadi terbentang
sebuah jurang yang dalamnya ratusan tombak kabut tebal
menutupi pemandangan sekeliling tempat itu.
"Selat ini panjangnya ada puluhan li," kata Lam Kong
Pak memecahkan kesunyian. "Kalau kita menanti disini,
belum tentu bisa berjumpa dengan mereka "
"Tempat ini letaknya berada diatas sekali, dari tempat ini
bisa melihat keadaan dibawah dengan jelas, kalau mereka
munculkan diri maka kita yang berada diatas tentu akan
melihatnya, saat itu tidak terlambat untuk turun kebawah "
jawab Sun Han Siang.
Lam kong Pak tidak bicara lagi, sepasang matanya
segera dicurahkan kearah bawah. tiba2 berbisik lirih: "cepat
lihat" Sesosok bayangan manusia meluncur masuk kedalam
selat, orang itu adalah siperempuan berkerudung.
ditangannya ia kempit dua buah manusia tembaga, ketika
tiba ditengah lembah ia lantas sembunyikan diri ditempat
kegelapan. "Perempuan itulah yang kumaksudkan." ujar Lam Kong
Pak kembali. "Mari kita turun kebawah "
"Tunggu sebentar, kalau kita turun pada saat ini
kemungkinan besar jejak kita bakal konangan. tunggu saja
sampai ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang munculkan


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diri, ketika mereka sedang pecahkan perhatian untuk saling
berjumpa kita baru munculkan diri menurut perhatianku
kedatangan sang ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang
akan jauh lebih lambat dari waktu yang telah ditetapkan."
Sedikitpun tidak salah, menanti kentongan ketiga sudah
lewat dari atas selat baru kelihatan muncul sesosok
bayangan manusia yang tinggi besar, dipandang dari
kejauhan orang itu kelihatan amat menyeramkan, langkah
kakinya terasa sangat berat.
Tampak tubuhnya dengan ringan melayang masuk
ketengah selat, diikuti dalam beberapa kali kelebatan
tubuhnya sudah lenyap dari pandangan.
Ketika itulah mereka bertiga baru melihat jelas, tidak
aneh kalau kepalanya kelihatan begitu besar menyeramkan,
ternyata ia sudah melilitkan rambut hijaunya yang panjang
diatas kepala, wajah, tengkuk serta badan-
"cepat turun kebawah " bisik Sun Han Siang. "Tapi harus
ber-hati2 usahakan secermat dan seringan mungkin, jangan
sampai jejak kita diketahui mereka "
Ketiga orang itu menyembunyikan diri di diantara batu2
cadas yang berserakan didasar selat, ketika putar kepala
menengok keluar maka tampaklah si perempuan
berkerudung itu sedang berdiri berhadap2an dengan sang
ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang, jarak mereka
terpisah sejauh lima tujuh tombak, kedua belah pihak
sama2 membungkam dalam seribu bahasa.
Lama sekali mereka berdua tidak bicara se-akan2 kedua
belah pihak sedang mengawasi dan memeriksa keadaan
lawannya dengan seksama.
Beberapa saat kemudian, terdengarlah sang ketua dari
perkumpulan Liok Mao Pang buka suara lebih dahulu. ia
bertanya: "Apakah sudah kau bawa datang?"
"Ehmm sudah kubawa datang" perempuan berkerudung
itu mengangguk tanda membenarkan. "Serahkan dahulu
ilmu hipnotis Tong Bin Thay Hoat tersebut kepadaku "
"Lebih baik satu pihak menyerahkan manusia tembaga,
pihak lain menyerahkan kitab Tong Bin Thay Hoat, kedua
belah pihak sama2 tidak akan tertipu dan menderita
kerugian" sang pangcu mengusulkan-
"Demikianpun baik juga "
Setelah menyetujui, perempuan berkerudung itu masuk
diantara bantuan cadas yang berserakan diatas tanah dan
ambil keluar dua buah manusia tembaga itu langsung
diletakkan diatas tanah, sedangkan Pangcu dari
perkumpulan Liok Mao Pang mengeluarkan secarik kertas
dari sakunya kemudian dicekal ditangan.
"Ilmu Tong Bin Thay Hoat adalah ilmu sakti yang kau
ciptakan sendiri, benarkah asli atau bukan kau harus
praktekkan dahulu dihadapanku, dengan demikian Punjien
(aku orang) pun bisa lega hati "
"Benarkah isi manusia tembaga itu adalah Hong Loei
Khek serta Siauw Yauw sianseng, pun pangcu pun harus
membuka dan memeriksanya lebih dahulu . . . ." sambung
Liok Mao Pangcu.
"Hal ini sudah tentu hanya saja demi menjaga agar kau
tidak dapat melancarkan serangan mematikan kepadanya
dikala sedang memeriksa, maka kau harus melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu kepada sesosok manusia
tembaga yang kutunjukkan- setelah berhasil kau baru dapat
memeriksanya "
Usul ini disambut sang pangcu dari perkumpulan bulu
Hijau itu dengan sikap tertegun, agaknya ia tak dapat
menebak maksud dari perempuan berkerudung itu. tetapi
setelah berpikir sejenak akhirnya ia mengangguk juga ,
"Demikianpun boleh juga bagaimanapun kau tidak bakal
bisa lolos dari sini "
Habis bicara ia lantas berjalan menghampiri manusia
tembaga itu. "Manusia tembaga sebelah mana yang harus
kucoba?" "Jajal dahulu yang sebelah sana " sahut siperempuan
berkerudung sambil menuding kesebelah kiri.
"Hiii. . .hiiii. . .hiii. . . agaknya manusia tembaga yang ini
bukan termasuk orang penting " goda sang pangcu sambil
tertawa cekikikan, suaranya nyaring memekikkan telinga.
"Hmmm tentang soal ini kau tak usah urus "
"Baiklah. sekarang harap kau segera mengundurkan diri
lima tombak dari sisi kalangan"
"Suruh aku mundur kebelakang ?" jengek si perempuan
berkerudung sambil tertawa dingin-
"oooouw. . . . jadi aku harus memberi kesempatan
kepadamu untuk merampas kedua sosok manusia tembaga
ini ?" "Apa yang kau ketahui" kau harus tahu untuk
mengerahkan Tong Bin Thay Hoat maka seseorang harus
mengerahkan tenaga dalam. kalau sampai kau turun tangan
kepadaku ketika aku sedang menggunakan ilmu tadi.
bagaimana jadinya ?"
Mengingat ucapan itu tepat juga , siperempuan
berkerudung menurut dan segera mengundurkan diri lima
tombak kebelakang.
"lbu. . . ." bisik Lam-kong Pak dengan ilmu
menyampaikan suara. "Bagaimaaa kalau kita rampas kedua
sosok manusia tembaga itu dikala mereka tidak menduga ?"
"Turun tangan merampas kedua sosok manusia tembaga
itu belum tentu mendatangkan hasil yang memuaskan,
karena kedua orang gembong iblis ini agaknya berada
dalam keadaan siap siaga. lagi pula meski berhasil kita
rampas. harus punya ilmu Tong Bin Hu Goan Thay Hoat
baru bisa sembuhkan mereka berdua, aku lihat lebih baik
biarkan saja ia menjajal. kalau manjur kita baru bekerja
mengikuti situasi waktu itu."
Dalam pada itu Liok Mao Pangcu membuat sebuah
lubang kecil diatas lapisan tembaga tersebut, dan lubang
kecil tadi letaknya tepat diatas jalan darah Tan Thian atau
pusar mulutnya ditempelkan diatas lubang tadi meniupnya
kencang2. Seketika itu juga memancarlah keluar hawa panas yang
luar biasa dari balik kulit tembaga, ua pputih makin lama
semakin tebal sehingga akhirnya meliputi puluhan tombak
sekeliling tempat itu.
"Pak-jie" terdengar Sun Han Siang berbisik. "Menurut
dugaan ibumu, manusia tembaga ini tentulah ayahmu "
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Apakah tadi tidak kau dengar ucapan dari perempuan
berkerudung itu " karena ia takut Liok Mao Pangcu turun
tangan keji maka ia pilih manusia tembaga itu agar ia coba.
hal ini menandakan kalau orang ini tidak terlalu penting,
hal ini menandakan kalau orang memakai akal untuk
menipu pihak lawannya. ia menduga Liok Mao Pangcu
tentu menjangka manusia tembaga ini adalah Siauw Yauw
Sianseng dan bukan ayahmu. tidak mungkin ia turun
tangan keji kepadanya."
"Mengapa ia begitu baik terhadap ayah?"
"Justru inilah sebabnya dia adalah seorang perempuan
yang tidak tahu malu"
Uap putih makin lama kian menebal, dari bagian Tan
Thian manusia tembaga itu mulai mengembun, air yang
menetes keluar dapat dibayangkan bagaimana tebal serta
panasnya uap air yang berkumpul dalam kulit tembaga itu.
Tiba2 Liok Mao Pangcu berhenti meniup kedalam
lubang kecil tadi, kemudian memayang bangun manusia
tembaga tersebut.
"cepat lihat" suara Sun Han siang kembali berbisik.
"Kemungkinan besar ia akan suruh manusia tembaga itu
berjalan maju beberapa langkah "
Saat inilah Lam kong Pak baru melihat bahwa diantara
beberapa tempat dari kulit tembaga tersebut berbentuk
persendian misalnya saja antara lekukan lutut serta paha,
bagian pinggang, bagian tangan semuanya ada lekukan
yang mempermudah gerakan-
"Untuk membuktikan bahwa ilmu dari pun pangcu
manjur, tentu saja harus kucobakan dihadapanmu " kembali
sang pangcu berkata
Belum selesai ia berkata, manusia tembaga itu sudah
mulai bergerak dan menunjukkan tanda2 gerakanpada
saat ini bukan saja Lam- kong Pak berdua dibikin
terharu. sekalipun perempuan berkerudung itupun ikut
gemetar keras. "coba lihat, akan kusuruh dia maju beberapa langkah
kedepan " kata Liok Mao Pangcu. Habis bicara ia tabok
bagian kepala dari manusia tembaga itu.
begitu ditabok, manusia tembaga tersebut segera
menggerakkan kakinya maju kedepan setiap langkah
kakinya meninggalkan suara yang nyaring,
"lbu. sekarang juga kita rampas manusia tembaga itu "
seru Lam kong Pak.
Sun Han Siang pun menduga manusia tembaga ini
pastilah Hong Loei Khek siJagoan Angin Geledek Lam
kong Liuw adanya, apa lagi kesempatan baik sukar didapat.
maka ia siap2 turun tangan-
Mendadak. . . .
ditengah suasana tegang tersebut, Liok Mao Pangcu
tertawa seram. "Perempuan rendah, kau sudah tertipu. manusia tembaga
yang pun pangcu inginkan bukan lain adalah manusia
tembaga ini " jengeknya.
Sementara ia masih berbicara, manusia tembaga tadi
sudah berjalan sejauh empat lima tombak dari kalangan,
bahkan masih meneruskan langkahnya maju kedepan-
Perempuan berkerudung itu sadar bahwa dirinya tertipu,
ia segera tertawa dinginpula.
"Heeee. . .heeee. . . .heeee. . . yang tertipu justru kau
sendiri, manusia tembaga inilah baru benar Hong Loei
Khek si jagoan angin Geledek Lam-kong Liuw. . . ."
Seraya bicara ia pura2 berlari kearah manusia tembaga
yang menggeletak diatas tanah namun mendadak dengan
suatu gerakan yang tak di-sangka2 ia berkelebat dan
menubruk kearah manusia tembaga yang sedang berjalan
kedepan itu. "Bagaimana ?" bisik Sun Han siang setelah menyakslkan
kejadian tersebut.
"Dugaan ibumu itu tidak melesat bukan, kedua orang itu
sama2 bukan manusia sembarangan "
"lbu. kesempatan baik hanya berlangsung sejenak saja.
kalau terlambat kita akan menemui kegagalan ayoh cepat
kita rampas"
"Dua harimau saling berebut, salah satu pasti akan
terluka. lihat"
Sementara itu Liok Mao Pangcu yang ada didalam
kalangan telah tertawa seram, telapak tangannya berputar
kencang mengirim sebuah pukulan kearah tubuh
perempuan berkerudung tadi.
"Manusia rendah " jengeknya sinis. "Selama hidup
harapanmu tidak bakal tercapai "
"Bruuuk. . . ." Batuan rontok bagalkan hujan gerimis,
ditengah bentrokan yang menimbulkan suara keras itu
tubuh Liok Mao Pangcu bergoyang tiada hentinya
sedangkan perempuan berkeruduhg itu terdesak mundur
dua langkah kebelakang.
"Siapa kau?" tegur siperempuan berkerudung agak
melengak. "Ketua umum perkumpulan Liok Mao Pang"
"Aaaaah kiranya kau" terlak siperempuan berkerudung
sambil mundur selangkah kebelakang dengan ketakutan-
"Kau. . . kau. . .sejak kapan kau telah jadi. . . ."
"Hiiii. . .hiiiii. . . .hiiiiii. . . siapakah aku" kau tak usah
menebak yang bukan- bukan "
Perempuan berkerudung itu membentak keras, dengan
kerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya ia
melancarkan sebuah serangan kedepan"
Braaaak. . . ."pasir debu beterbangan memenuhi empat
penjuru bayangan manusia berpisah dan kali ini Liok Mao
Pangcu terpukul mundur satu langkah lebar, sedangkan
siperempuan berkerudung itu terdesak mundur empat
langkah, ambil kesempatan itu ia berkelebat kedepan
menubruk kearah manusia berkerudung yang masih
melanjutkan langkahnya itu.
Perempuan berkerudung itu cepat, Liok Mao pangcu
jauh labih cepat dari gerakannya, tahu2 ia sudah
menghadang jalan perginya.
"Perempuan rendah, tahukah kau bahwa Bunga Rontok
ada maksud, air mengalir tiada berperasaan-?"
"Aaaaah. . . . sekarang aku tahu sudah siapakah kau?"
teriak perempuan berkerudung itu, tubuhnya gemetar keras.
"Kalau sudah tahu mau apa" perempuan rendah kalau
aku ingin membunuh dirimu sebenarnya gampang bagalkan
membalikkan sebuah telapak tangan sendiri saja tapi
sekarang belum saatnya tiba berbuat sekehendak hati. tapi
tunggu sampai pada waktunya aku pasti akan kumpulkan
perempuan cabul lelaki hidung belang jadi satu kemudian
baru turun tangan."
"Ssssstttt Pak-jie, sekarang sudah tiba waktunya bagi kita
untuk turun tangan-" terdengar Sun Han Siang berbisik.
"Aku akan tetap bersembunyi disini untuk
mempersiapkan diri menghalangi mereka, sedangkan kalian
berdua harus secepat mungkin menjalankan tugasmu untuk
merampas manusia tembaga itu dari tangan mereka" jengek
Sun Han Siang bisik2.
-0OO0- "KALAU KEDUA orang gembong iblis itu turun tangan
bersama2, apakah ibu seorang bisa melayani mereka?"
tanya Lamkong Pak. ia menguatirkan keselamatan ibunya.
"Tidak mungkin. saat ini mereka berdiri pada posisi
saling bermusuhan, mereka berdua tidak akan berdiri pada
jalan yang sama. Nah. cepatlah pergi "
Dengan jalan merindik, Lamkong Pak serta Loo Liang
Jen lari kearah manusia tembaga tersebut, sementara
mangsa yang dikejar sudah berada lima enam puluh tombak
jauhnya, berada diantara batuan cadas yang berserakan
hanya nampak batok kepalanya belaka berjalan makin lama


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

makin cepat. Tiba2 terdengar suara bentrokan nyaring berkumandang
memekikkan telinga, dua orang gembong iblis itu sudah
saling beradu satu kali, agaknya kali ini Pangcu dari Liok
Mao Pang telah kerahkan segenap tenaganya sehingga
memaksa perempuan berkerudung itu melangkah mundur
lima langkah kebelakang.
Tapi perempuan berkerudung itu tetap nekad, setelah
mundur ia enjotkan badan mengejar kembali kearah
manusia tembaga tersebut.
Dalam pada itu dari sakunya Sun Han siang ambil keluar
selembar kulit manusia kemudian langsung dikenakan
diatas wajahnya berkelebat keluar dari batuan cadas, maju
menyongsong dan menghalang jalan pergi orang itu,
kemudian laksana kilat mengirim sebuah pukulan,
"Braaaak...." Sun Han Siang pun bukan tandingan, ia
terdesak mundur tiga langkah lebar kebelakang, tetapi ia tak
dapat biarkan orang itu meloloskan diri, jurus sakti dari
ilmu Payung sengkala segera dikeluarkan untuk mengirim
beberapa serangan gencar.
Disebelah sana Lamkong Pak serta Loo Liang Jen
dengan gerakan sangat hati2 mengejar manusia tembaga
itu, setengah li sudah dilalui namun belum berjumpa juga
dengan manusia tembaga tersebut, tak urung mereka
dibikin melengak. ditinjau dari kecepatan langkah manusia
tembaga itu, tidak mungkin ia bisa berjalan sebegitu cepat.
Kedua orang itu mengejar kembali beberapa saat
lamanya, namun jejak manusia tembaga itu belum juga
ditemukan, tak kuasa lagi mereka keheranan dan tak habis
mengerti lagi, Beberapa kali jalanan tadi dilalui namun
belum juga temukan mangsa yang dicari.
Demikianlah kedua orang itu putar kesana kemari dalam
batuan cadas yang begitu rumit dan sukar melihat
pemandangan sejauh lima tujuh tombak kedepan-
Tiba2 terdengar suara bentrokan2 keras berkumandang
datang dari tempat kejauhan, mereka ikuti arah tadi namun
sedikit bayanganpun tak dijumpai, setiap sudut dicari
namun jejak manusia tembaga itu lenyap tak berbekas,
Sungguh suatu kejadian yang aneh gerak-gerik manusia
tembaga itu lambat sekali, orang biasapun bisa menyusul,
kecuali kalau dia Tiba2 Lam kong Pak menyadari sesuatu.
"Loo tua, tak usah dicari lagi," serunya. "Kemungkinan
besar manusia tembaga itu sudah melepaskan pakaian
tembaganya dan meloloskan diri "
"Tidak salah, mari kita segera susul bibi"
Mereka cepat2 balik lagi kedalam kalangan namun
ketika itu bayangan Liak Mao Pangcu, perempuan
berkerudung serta Sun Han Siang telah lenyap tak berbekas,
diatas tanah hanya menggeletak manusia tembaga lainLam
kong Pak segera membuka kulit tembaga yang
menutupi manusia tersebut, tetapi sianak muda ini segera
berseru kaget. "Aaaaah kita semua telah tertipu "
Kiranya manusia yang berada dibalik kulit tembaga itu
bukan sijago angin Geledek Lam kong Liuw, juga bukan
Siauw Yauw Sianseng Loe It Beng, melainkan sesosok
mayat yang tak di kenaL
"cepat kita Cari ibuku " seru Lam-kong Pak.
Ketika kedua orang itu hendak berlalu, tiba2 dari balik
batuan Cadas berjalan keluar seorang gadis, dara itu
menundukkan kepalanya rendah2, kelihatan jelas betapa
sedih hatinya waktu itu,
Dengan cepat Lamkong Pak kenali gadis itu sebagai Coe
Li Yap. beberapa kali gadis ini pernah selamatkan jiwanya,
berulang kali pula ia Cegah Suma Ing untuk menyiksa
ibunya Sun Han Siang dengan alat siksa gila. terhadapnya
sianak muda ini merasa amat berterima kasih.
Namun iapun seorang pemuda berkeras hati, sejak Coe
Li Yap membatalkan ikatan perkawinannya. ia merasa
tersinggung dan maka dari itu meski berjumpa dengan gidis
ini, sama sekali ia tidak menyapa maupun memanggiL
"Sauw-ya" teriak Loo Liang Jen mendadak, "coba lihat
nona Coe sedang mengucurkan air mata, kau tidak maju
menghampiri dirinya dan menghibur ?"
Teguran Loo Liang Jen ini semakin menyedihkan hati
Coe Li Yap. air mata mengucur keluar semakin deras
bahkan ia mulai terisak.
Lam- kong Pak tergugah, ia tidak enak hati dan segera
maju sambil menegur dengan suara berat: "Sudahlah, tak
usah menangis lagi orang lain bukan datang untuk
mendengarkan isak tangismu"
Dalam hati Coe Li Yap menyangka sianak muda ini
tentu akan mengucapkan beberapa patah kata yang
menghibur hatinya siapa sangka watak Lam-kong Pak pada
saat ini buruk sekali, bukan saja tidak menghibur bahkan
menegur dengan kata2 yang begitu kasar. Kontan gadis itu
naik pitam. "Aku suka menangis akan menangis sendiri, apa sangkut
pautnya dengan dirimu?" ia menyela.
Lam-kong Pak tidak banyak bicara. ia putar badan
sambil ulapkan tangannya. "Loo tua, ayoh kita pergi "
serunya. "Sauw-ya. bagaimanapun juga kau tidak boleh
tinggalkan dia seorang diri ditempat ini " cepat2 Loo Liang
Jen mencegah. Tingkah laku Lamkong Pak barusan bukan lain hanya
sengaja dilakukan untuk memanasi hati gadis tersebut,
mendengar kata2 rekannya ia lantas berpaling.
"Hmmm ayoh pergi, siapa yang menahan dirimu ?"
dengus Coe Li Yap dingin.
Disindir. Lam Kong Pak segera tertawa dingin. "Pergi
yaa pergi siapa yang mau tinggal disini"
Habis bicara tanpa menggubris Loo Liang Jen lagi,
dengan langkah lebar ia segera berlalu dari sana.
"Kembali " tiba2 Coe Li Yap menghardik,
Seluruh tubuh Lam-kong Pak bergetar keras ia berpikir:
"Aku tak boleh pergi, bagaimana pun juga tidak pantas
kalau tinggalkan dia seorang diri ditengah gunung yang
sunyi dan terpencil seperti ini . . . ." Karena berpikir
demikian, ia la ntas berhenti.
Melihat sianak muda itu berhenti kembali Coe Li Yap
mendengus. "Bukankah kau hendak pergi" kenapa tidak
pergi?" Lam-kong Pak menghela napas panjang, dengan
menahan rasa tidak senang dalam hati ia berkata: "Sudah.
ayolah berangkat tak usah mengumbar watak seorang nona
besar " "Hmmm kau tak usah urusi diriku, kalau kau mau pergi
ayoh cepat pergi, aku tidak akan menahan dirimu "
"Loo tua, ayoh cepat berangkat" bentak pemuda itu
keras2. Loo Liang Jen tak dapat apa2, sambil berpaling ia
berlalu. Ketika kedua orang itu sudah berada lima enam tombak
dari kalangan, Coe Li Yap yang ada dibelakang mulai
menangis ter-sedu2, sambil menangis teriaknya: "Bagus. .
.kau berani mempermainkan diriku. aku. . .aku tak mau
tahu" "Loo-tua.jangan gubris dia" bisik Lam-kong Pak sambil
pura2 tidak mendengar.
Mendadak. .... "Berhenti " bentakan nyaring berkumandang datang.
Kedua orang itu segera berhenti, tampaklah siperempuan
berkerudung itu tahu2 sudah berdiri tiga tombak dihadapan
mereka. "Tolong tanya, kemana perginya ibuku ?" tanya pemuda
tersebut. "Siapakah ibumu ?"
"Sun Han Siang "
"Dia sudah mati "jawab siperempuan berkerudung itu
dingin, sinis dan kaku.
Seluruh tubuh Lam-kong Pak tergetar keras, matanya
meloiot dan wajahnya berubah merah
"Benarkah ucapanmu itu?"
"Meski tidak mati, tidak jauh lagi perjalanannya menuju
ke akhirat."
Lam kong Pak amat gusar, ia membentak keras. jurus
kesembilan dari ilmu Thian-Mo San Payung Sengkala
segera dilancarkan.
"Braaaak. . . ." ditengah bentrokan yang maha dahsyat,
perempuan berkerudung itu tidak berhasil mendapat
keuntungan, kedua, kedua belah pibak sama2 terdesak
mundur dua langkah kebelakang.
Perempuan berkerudung itu mendongak tertawa seram.
"Keparat cilik, tidak aneh kalau kau berani
mempermainkan putriku, ternyata kau masih memiliki
sedikit simpanan "
"lbu. jangan menyulitkan dirinya" tiba2 Coe Li Yap
berteriak dan menubruk kedalam pelukan perempuan
berkerudung itu.
"Keparat cilik ini persis seperti ayahnya, sepasang mata
tumbuh diatas kepala. se-akan2 perempuan yang ada
dikolong langit tak ada yang pantas bersama dia "
"Apa hubunganmu dengan ayahku ?" seru Lam-kong
Pak. Perempuan berkerudung itu tertawa sedih.
"Lebih baik kau pulang dan tanyakan sendiri kepada
ibumu yang tak tahu malu itu dia bisanya cuma merebut
lelaki " Lam-kong Pak tertegun dan berdiri melengak.
"lbu mengatakan dia adalah seorang perempuan yang
tidak tahu malu." pikirnya dalam hati, "Sedangkan dia
mengatakan ibulah perempuan yang tidak tahu malu.
bahkan mengatakan ibu hanya bisanya merebur lelaki.
apakah tempo dulu ia pernah terjalin hubungan cinta
dengan ayahku?"
Ia lantas bertanya: "Tolong tanya diantara kedua orang
manusia tembaga itu, yang manakah adalah ayahku?"
"Manusia tembaga yang lenyap itu "
"Apakah kau adalah Malaikat payung sengkala Coe
Hong Hong?"
"Keparat cilik, jangan membicarakan dikemudian hari
ada kemungkinan aku bakal jadi mertuamu, sikap yang
tidak hormat dari kau terhadap seorang angkatan yang lebih
tua sudah cukup bagiku untuk kasih pelajaran kepadamu.
agar keangkuhanmu bisa hilang "
"Siapa suruh kau tua2 tak tahu diri dan ambil tindakan
seenaknya, siapa pula yang suruh kau menghina ibuku ?"
"Hmmm bukan saja aku hendak menghina dan mengejek
dirinya, asalkan bertemu muka akan kucabut selembar
jiwanya " "Loo tua, mari kita pergi" seru Lam-kong Pak tanpa
banyak bicara lagi,
"Pergi ?" jengek simalaikat payung sengkala. "Kau
hendak serahkan putriku kepada siapa ?"
"Serahkan kepadamu. sebenarnya kejadian tersebut
adalah suatu kejadian baik, tetapi setelah aku tahu bahwa
dia punya seorang ibu macam kau. aku tidak akan maui
dirinya lagi"
Habis bicara ia tarik tangan Loo Liang Jen dan diajak
pergi. "Kembali" hardik si Malaikat payung sengkala dengan
wajah keren. "Sebenarnya kau mau atau tidak?"
"sekarang aku tidak mau lagi"
Tanpa banyak bicara si Malaikat Payung Sengkala Coe
Hong Hong menubruk kedepan, dengan segenap tenaga ia
melancarkan sebuah serangan.
Lamkong Pak tidak mau unjukkan kelemahannya, iapun
sambut datangnya serangan itu dengan menggunakan jurus
ke-sembilan dari ilmu Thian Mo san.
"Bluuum " ditengah bentrokan dahsyat, kedua orang itu
sama2 terdesak mundur tiga langkah kebelakang menanti
kedua orang itu slap menubruk kedepan untuk kesekian
kalinya, tiba2 Coe Li Yap membentak keras tubuhnya
menubruk kedalam pelukan Lamkong Pak dan berseru
keras2: "Jangan berkelahi dengan ibuku.. hantam dan bunuhlah
diriku " Lam-kong Pak mendengus dingin. tangannya
mendorong tubuh gadis itu sehingga terpental kebelakang
dangan sempoyongan, hampir-hampir saja dara itu terjatuh
keatas tanah. Sikap kasar dari pemuda ini menggunakan ibu dan anak
dua orang, dengan sepasang mata ber-api2. kedua orang itu
membentak gusar dan sama2 melancarkan sebuah serangan
dahsyat, Dalam keadaan ter-buru2 Lam-kong Pak terima
datangnya serangan tersebut, badannya terhantam dan
mencelat satu tombak jauhnya dari kalangan, ia mendengus
dingin. Ber-sama2 Loo Liang Jen segera menyusup ketengah
batuan cadas dan berkelebat keluar selat.
Seteleh berhasil meloloskan diri dari kejaran kedua orang
itu Lam-kong Pak berkata: "sekarang, terpaksa kita harus
berangkat kemarkas besar perkumpulan Liok Mao Pang
untuk mengadakan penyelidlkan, kemungkinan besar ibuku
telah pergi kesana, kalau tidak ada terpaksa kita baru akan
berjumpa lagi dalam pertemuan puncak para jago."
Kedua orang itu kembali melanjutkan perjalanan sejauh
puluhan li, tiba2 dari balik hutan kurang lebih puluhan
tombak dihadapan mereka berkumandang keluar tiga kali
suara benturan, bahkan tiap kali bentrokan tersebut lebih
kuat dari bentrokan sebelumnya.
"Aaaaah. . .inilah ilmu telapak Lian Tiong Sam Goan
dari Sin chiu cuang Yen" seru Lam-kong Pak. "mari kita
tengok kesana."
Mereka berdua jalan mendaki ketempat kejadian,
mengintip dari tempat persembunyian tampaklah beberapa
orang tokoh bu-lim sama2 berkumpul disitu.
Mereka terdiri dari 'ciat-cuang Sin-Tou' sipencuri sakti
Pek li Gong, sinni chiu cuang Yen Mahasiswa bertangan
sakti Siang Hong Tie, chiet Kia Kua Hu sijanda kawin
tujuh kali Poei Koen, Pemimpin empat manusia kaya cioe


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ci Kang suami istri. cioe cien cien serta Liuw Hauw Siang
kakak beradik. pada waktu itu Siang Hong Tie sedang melangsungkan
pertarungan sengit melawan cioe ci Kang, bagaimanapun
juga kepandaian si Mahasiswa bertangan sakti masih kalah
setingkat, beruntun ia didesak mundur kebelakang oleh
serangan2 lawan.
"Ayah sudahlah jangan berkelahi lagi, kitakan samaa
orang sendiri " teriak cioe cien cien.
"Hmmm siapa yang kesudian jadi orang sendiri dengan
kalian?" hardik Siang Hong Tie, "Tempo dulu ia bekerja
sama dengan Sijago arak dari Lam hay Ih Boen kau serta
sijanda kawin tujuh kali Poei Koen sekalian mengerubuti
kawan karib sendiri Lam-kong Liuw sampai terluka parah,
bahkan bajingan tua ini masih kesemsem dengan istri Liuwheng
yaitu Sun Han Siang dan ada niat memperkosa
dirinya." UCAPAN ini menggetarkan seluruh tubuh ciee cien
cien, ia segera bertanya dengan suara keras: "Ayah,
benarkah pernah terjadi peristiwa ini?""
"Jangan percaya dengan obrolannya yang tidak masuk
akal itu "
"Braaaak. . . ." sebuah serangan bersarang telak di tubuh
siang Hong Tie membuat orang itu mundur sempoyongan,
Pek li Gong segera berkelebat maju kedepan- dengan
kerahkan ilmu kilat San Tian cap Sah Si ia desak cioe ci
Kang dengan tiga serangan berantai.
"Dalam peristiwa ini aku bertindak sebagai saksi hidup"
serunya, "Bajingan tua she cioe memang benar2 kesemsem
dengan kecantikan wajah Sun Han Siang kemudian coba
memperkosanya."
Air muka cioe cien cien seketika berubah hebat. "Ayah.
kau. . . .kau. . . "
Pucat pias selembar wajah gadis itu, jelas ia merasa
malu, kecewa dan sedih atas tingkah laku cioe ci Kang pada
masa silam. Pada waktu itu cioe Hujienpun ikut membentak: "ci
Kang tahan dulu. aku harus selidiki dahulu persoalan ini
sampai jelas "
berada dalam keadaan seperti ini cioe ci Kang mana mau
berhenti, diam2 ia malah perkuat serangannya. jelas ada
maksud membunuh saksi hidup tersebut.
"Braaak Braaaak. . . ." beruntun tiga buah serangan
bersarang ditubuh Siang Hong Tie. membuat sang
mahasiswa bertangan sakti ini mundur sempoyongan dan
akhirnya jatuh terduduk.
"Bajingan tua she-cioe" teriak Pek li Gong sambil
berkelebat maju kedepan- "Kau ingin membinasakan saksi
hidup" Hmmm jangan lupa masih ada loohu, lebih baik
sekalian bunuhlah diriku"
cioe ci Kang membentak keras, ilmu Cakar maut Boe
Khek Hek Hong Bau yang paling dahsyat segera
dilancarkan sehebat-hebatnya.
Pek-li Gong memang bukan tandingannya, sebentar saja
ia sudah dipaksa kalang kabut dan gelagapan sendiri
Melihat suaminya tak mau mendengar seruannya,
nyonya cioe jadi naik pitam sambil menarik tangan putrinya
ia berseru: "cen-jie. ayoh kita pergi"
Tiba2 dua sosok bayangan manusia berkelebat datang
dan tahu2 sudah muncul dihadapan mereka, sambil berlari
datang orang itu membentak keras: "Tunggu sebentar
sekalian bereskan jenasah bajingan tua itu baru berlalu "
orang yang munculkan diri bukan lain adalah Lam-kong
Pak serta Loo Liang Jen. Menyaksikan kehadiran pemuda
itu, cioe cien cien berseru kegirangan:
"Engkoh Pak kau datang ?" ia menubruk masuk kedalam
pelukan sianak muda itu.
"Berhenti" hardik Lam-kong Pak. "Tunggulah pun-jien
bereskan dulu masalah ini"
Sementara itu pertarungan yang berlangsung ditengah
kalangan sudah mencapai puncaknya. Braaaak. . . sebuah
pukulan dahsyat bersarang telak ditubuh Pek-li Gong
membuat tubuh sipencuri sakti itu terpental sejauh satu
tombak lebih, akibat lukanya yang parah ia tak sanggup
berkutik lagi. Sedangkan Coe ci Kang tak mau berdiam diri sampai
disitu, badannya berkelebat kesamping Siang Hong Tie
kemudian Cakarnya langsung menyambar melancarkan
serangan mematikan.
"Bajingan tua, kau berani. . . ." bentak Lam-kong Pak.
Tampak serentetan cahaya merah berbentuk payung
mengembang ditengah angkasa langsung mengurung batok
kepala cioe ci Kang.
Ditengah jeritan kaget cioe cien cien, ledakan dahsyat
yang memekikan telinga bergema memenuhi angkasa, debu
pasir beterbangan menyilaukan mata diikuti
berkumandangnya dengutan berat.
Pucat pias seluruh wajah cioe ci Kang, dari lubang
hidung serta mulutnya darah segar keluar tiada hentinya, ia
berdiri satu tombak dari kalangan, badannya bergoyang
tiada hentinya.
"Bajingan tua" jengek Lam-kong Pak sambil tertawa
dingin. "Akuilah semua dosa serta perbuatan terkutuk yang
pernah kau lakukan selama hidupmu, agar secara baik2
pula kuhantar dirimu pulang kerumah nenekmu "
"Keparat cilik, tak usah banyak bicara lagi. ayoh cepat
turun tangan- . . ."
Lam kong Pak tidak reweti tantangan tersebut, kembali
ia bertanya: "Bajingan tua she-cioe, apa yang dikatakan
Siang Hong Tie tadi benarkah pernah kau lakukan?"
cioe ci Kang membungkam dalam seribu bahasa
kebungkaman orang ini menimbulkan napsu membunuh
dalam benak Lam Kong Pak, selangkah demi selangkah ia
maju kedepan- "Engkoh Pak" Seru cioe cien cien dengan nada kuatir.
Lam-kong Pak berhenti dan berpaling, tampak olehnya
air mata sudah mengucur membasahi wajah cioe cien cien,
mimik wajahnya menunjukkan betapa sedih susahnya dia
saat itu. Lam-kong Pak tertawa dingin, ia tidak gubris gadis
tarsebut. kepada cioe Hujien segera menegur: "cioe Hujien.
bicaralah menurut suara hatimu. patutkah bajingan tua ini
dibunuh?" Walaupun hati perempuan selalu diliputi rasa Cemburu
yang hebat, tetapi bagaimana pun juga dia adalah istri dari
cioe ci Kang, sepatah katanya mungkin bisa habiskan
selembar jiwa suaminya, bagaimana mungkin ia sudi
menjawab seenaknya" tak kuasa ia tertegun dan berdiri
mendelong ditempat semula.
"cioe ci Kang" seru Lam kong Pak kembali, "sekali lagi
aku hendak bertanya kepadamu, ketika kalian turun tangan
terhadap ayahku apakah Pek li Gong serta Siang Hong Tia
pun ikut ambil bagian?"
"Tii. . .tidak. . . ."
Belum selesai cioe ci Kang berkata, tubuh Lam kong Pak
telah terkelebat kedepan, telapaknya langsung menghantam
jalan darah Pek Hwee Hiat.
"Braaaak " diiringi bentrokan keras sebutir batok kepala
cioe ci Kang seketika itu juga dipaksa tertekan masuk
kedalam rongga dadanya.
Mayat roboh keatas tanah dalam keadaan mengerikan,
sebab siapapun tak dapat membedakan manakah bagian
kepala dari cioe ci Kang dan manakah bagian kakinya.
cioe Hujien serta cioe cien cien ber-sama2 menjerit ngeri,
mereka menubruk keatas jenasah cioe cie Kang dan
menangis ter-sedu2.
"Lam-kong Pak " teriak cioe cien cien beberapa saat
kemudian sambil gertak gigi. "Hatimu keras bagaikan baja,
meskipun ayahku harus tebus dosanya dengan kematian,
tidak seharusnya kau menghukum dan membinasakan
dirinya dengan Cara yang begini mengerikan aku adu jiwa
dengan dirimu."
Seraya berseru kepalanya langsung ditumbukkan kearah
Lam-kong Pak. pada saat itulah Si Janda Kawin Tujuh kali Poe Koen
tanpa mengucapkan sepatah katapun diam2 ngeloyor pergi
dari situ. Lam kong Pak mendengus dingin. ia pukul miring badan
cioe cien cien- enjotkan badan dan melayang kedepan
menghadang jalan pergi dari sijanda kawin tujuh kali Poei
Koen. "Siluman perempuan tua, kau hendak lari kemana?"
hardiknya. Air muka Poei Koen berubah hebat, tanpa sadar ia sudah
jatuhkan diri berlutut di atas tanah. sementara wajahnya
pucat pias bagaikan mayat, keringat dingin mengucur
keluar membasahi seluruh tubuhnya, ia benar2 merasa ngeri
dan takut. "Lam-kong sauw-hiap. berbuatlah kebajikan ampunilah
selembar jiwa tuaku, oooouw. . sauw hiap. ampunilah
jiwaku. . .Lepaskanlah diriku meski pada masa berselang
aku ikut serta didalam peristiwa itu, namun aku tidak turut
serta dalam pertarungan itu, aku tidak menghantam
ayahmu barang sekalipun."
Mendadak kakak beradik she-Liuw berkelebat maju
kedepan, sambil menghampiri sianak muda itu serunya:
"Lam-kong Heng. perempuan siluman ini tak boleh
diampuni. cabut saja selembar jiwanya "
Lam-kong Pak mendengus dingin. "Hmmm Liuw-heng,
ayahmu pun turut ambil bagian didalam peristiwa ini. kalau
kalian tidak percaya silahkan tanyakan sendiri peristiwa ini
kepada Pek-li Gong serta Siang Hong Tie cianpwee berdua
" Setelah mengetahui bahwasanya selama ini ia sudah
salah menganggap kedua orang itu sebagai musuh. maka
kini setelah duduknya perkara dibikin jelas sikap Lam-kong
Pak terhadap Siang Hong Tie serta Pek li Gong pun jadi
menghormat sekali.
Ucapan ini menggetarkan seluruh tubuh Liuw Hauw
Siang berdua mereka tertegun dan berdiri menjublak,
"Lamkong-heng " serunya beberapa saat kemudian-
"Kabar berita yang tersiar dalam Bu-lim tak boleh dipercaya
seratus persen. kau harus tahu bahwa sepanjang hidupnya
ayahku selalu berbuat kebajikan, ia suka menolong yang
lemah memukul yang kuat, mengutamakan keadilan dan
kebenaran- aku rasa tidak mungkin,"
"Sudah tak usah bicara lagi " tukas Siang Hong Tie serta
Pek li Gong sambil berjalan mendekat. "Dalam peristiwa
berdarah yang terjadi tempo dulu. ayahmu ikut ambil
bagian malah perseni Lam-kong Liuw dengan sebuah
hantaman "
Setelah duduknya perkara jadi jelas, Lam-kong Pakpun
kembali tertawa dingin. "cayhe berharap sejak ini hari tidak
berjumpa lagi dengan kalian berdua, Nah. sekarang
silahkan kalian berlalu dari sini"
Selintas rasa menyesal dan malu terlintas diatas wajah
Liuw Hauw Siang, sementara Liuw Hwie Yan maju
kedepan sambil berseru:
"Adik Pak, budi serta sakit hati yang terikat angkatan tua
tidak semestinya kau perhitungkan diatas keturunannya,
kita. ..."
"Enak benar kalau bicara" tukas Lam-kong Pak dingin.
"Aku ingin tanya. seandainya peristiwa ini terjadi menimpa
dirimu, apa yang harus kau lakukan?"
Kontan Liuw Hwie Yan dibikin bungkam dan tak
sepotong katapun berhasil diutarakan keluar.
Dalampada itu cioe Hujien telah mengempit jenasah cioe
ci Kang, ber-sama2 putrinya cioe cien cien mereka berlalu
dari situ. "Lam-kong Pak, aku tidak akan mengampuni dirimu,
suatu saat akan kucabut selembar jiwamu "
Diam2 Lam-kong Pak bersedih hati. antara dia dengan
cioe cien cien masih terikat hubungan- terutama sekali
kerelaan gadis itu untuk mengkhianati orang tuanya dan
berusaha membantu dia dapatkan ilmu sakti Thian Mo Sanmeski
tidak berhasil mendapatkan benda yang dicari,
namun cinta kasih yang ia tunjukkan luar biasa sekali.
Dengan ter-mangu2 ia pandang bayangan tubuh kedua
orang perempuan itu hingga lenyap dari pandangan,
menanti ia berpaling kembali. bukan saja Liuw Hauw Siang
serta Liuw Hwie Yan sudah pergi, bahkan siJanda Kawin
tujuh kali Poei Koen pun sudah lenyap tak berbekas.
Karena orang2 itu sudah berlalu. Lam kong Pak lantas
berpaling kearah Siang Hong Tie serta Pek li Gong sambil
berkata: "Hampir2 saja boanpwee telah menaruh salah
paham terhadap cianpwee berdua untung Suma ing ada
maksud tertentu dan melakukan suatu perbuatan yang tak
di-sangka2 kalau tidak mungkin ibuku akan menanggung
penyesalan seumur hidup "
"Soal ini tak bisa disalahkan pada dirinya setelah
ayahmu terluka parah mungkin ucapan yang diutarakan
kurang jelas, ketika menyebut nama kami berdua segera
terputus, maka kejadian ini menimbulkan kecurigaan ibumu
dan mengira kami berdua pun ikut serta didalam peristiwa
berdarah tersebut" kata Siang Hong Tie.
"pada waktu itu, apa yang cianpwee berdua lakukan ?"
"Sewaktu kami berdua tiba disana, ayahmu sudah
terluka tetapi masih sanggup melancarkan serangan
balasan. ketika kami berdua belum sempat turun tangan
membantu, ayahmu kembali termakan dua pukulan
dahsyat. Saat itulah ibumu datang menjumpai kami berdua
berada disitu. maka ia lantas mencurigai kami berdua pun
ikut serta dalam peristiwa dalam pengeroyokan itu "
"Eeeei. . .keparat cilik. apakah kau pernah bertemu
dengan siang-jie?" tegur Pek li Gong tiba2.
Lam-kong Pak jadi rikuh danjengah sendiri, tempo dulu
ia pernah menegur dan memaki Pek li Siang dengan kata2
yang pedas, kalau diingat sekarang, ia merasa menyesal dan
sedih. "Eeeei. . .keparat cilik. bukankah kau sudah permainkan


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

putriku?" Kembali Pek li Gong menegur. "Kalau sampai ia
terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, Loohu pasti akan
mencari dirimu untuk bikin perhitungan "
"Isi perut cianpwee berdua menderita luka parah,
marilah biar boanpwee bantu menyembuhkan luka kalian "
"Tidak usah, kami bisa atur pernapasan sendiri. sebentar
akan sembuh"
Habis berkata bersama Pek-li Gong ia jatuhkan diri dan
mulai atur pernapasan.
Kurang lebih tiga jam, kedua orang itu baru meloncat
bangun. seru Pek li Gong.
"Keparat cilik, aku hendak pergi mencari Siang-jie, nanti
kita bertemu lagi dalam pertemuan puncak para jago yang
diadakan diatas gunung Hut GouwSan "
Selesai bicara ber-sama2 Siang Hong Tie segera berlalu.
= = ooo ooooo ooo = =
BUKIT Lok Hun Poo yang ada diatas gunung Hut
Gouw-san merupakan sebuah bukit yang aneh dan bahaya
letaknya, dataran diatas bukit karang lebih ada puluhan
tombak luasnya, sekeliling dataran dikelilingi tebing yang
curam dan tinggi menjulang keangkasa.
Berhubung pertemuan puncak para jago diselenggarakan
ditempat yang terpencil diatas bukit lagi pula sekeliling
tempat itu dikelilingi tebing yang curam serta jurang yang
dalam, maka bagi jago yang memiliki ilmu meringankan
tubuh cetek. sulit untuk mencapai bukit Lok Hun Poo
tersebut. Waktu itu musim gugur telah tiba, sang surya jauh
berada di-awang2, suasana indah menyelimuti siang hari
bulan Sembilan hari Tiong Yang itu.
Diatas bukit Lok-Hun-Poo terbentang enam buah batu
alam yang besar dan berbentuk sekuntum bunga Bwee, lima
buah batu cadas besar mengelilingi sebuah batuan persegi
yang luasnya ada empat lima tombak, keadaan batu2
bagaikan bintang yang bertaburan disekeliling rembulan.
Ketika itu diatas kelima buah batu cadas itu terukir
tulisan yang dibuat dengan guratan ilmu jari Kiem Keng ci.
Pada batu pertama tertuliskan kata2: Pemimpin Delapan
manusia Aneh, Lam-kong Pak. batu kedua bertulis kan:
Liok Mao-Pangcu. batu ketiga tertulis nama: Thay Pei-
Liong In atau si Naga Pengasingan Coe Hong Hong, batu
keempat: Pemilik pegadaian Bu-lim Sun Han Siang. sedang
pada batu kelima terukir kata2: Tanpa nama.
Pada waktu itu hanya pada batu pertama, kedua, ketiga
serta keempat saja yang terisi seseorang, pada batuan
kelima yang terukir kata2 "Tanpa nama" masih berada
dalam keadaan kosong.
Empat penjuru sekeliling batu besar tadi tak ada tempat
duduk, para jagoan baik dari golongan Pek to maupun dari
golongan Hek to sama2 menonton disekeliling tempat itu.
Ketika dalam pertemuan puncak para jago untuk
memperebutkan nama, Lam-kong Pak pernah dihadiahkan
gelar Pemimpin delapan manusia aneh oleh Liong ceng
atau sipadri naga serta Hauw To atau Toosu harimau. ini
hari ia duduk pada batu pertama, kelihatan nyata betapa
wibawa dan Cemerlang wajah pemuda itu.
Dibelakang tubuhnya masing2 berdiri, Sin chiu cuang
Yen- simahasiswa bertangan sakti Siang Hong Tie, Pek-li
Gong ayah dan anak. Loo Liang Jen, si Hay Thian Siang
cho atau sepasang manusia jelek dari Hay Thian serta
Ciangbunjien dari Perguruan Tong di-propinsi Su cuan, si
Salju bulan keenam Tong Hwie.
Jagoan yang berada dibelakang Liok Mao Pangcu paling
banyak jumlahnya, kecuali wakil ketuanya Ngo Koa Lok
atau sidaging Lima warna yang tidak kelihatan hadir.
hampir seluruh anggotanya hadir semua,
Thay Pay Liong in- atau Sinaga pengasingan Coe Hong
Hong bukan lain adalah perempuan berkerudung itu,
dibelakangnya Cuma berdiri satu orang yaitu Coe Li Yap.
Kiranya ia masuk jadi anggota perkumpulan Liok Mao
Pang dan suka menjabat sebagai pelindung hukum, bukan
lain karena ingin menyelidiki musuh besar Si Naga
Pengasingan pada masa berselang, sebab Coe Hong Hong
telah menaruh curiga pada ketua perkumpulan Liok Mao
Pang kemungkinan besar adalah orang sedang dicari.
Ketika itu, tiada hentinya Coe Li Yap melirik kearah
Lam-kong Pak yang duduk bersila diatas batu. keadaannya
pada saat ini serba salah, ia berharap ibunya bisa
menangkan seluruh orang yang hadir disana, tetapi iapun
Jodoh Si Mata Keranjang 11 Tujuh Pedang Tiga Ruyung Karya Gan K L Pendekar Bayangan Setan 3
^