Pedang Medali Naga 3
Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 3
membantu kita secara tuntas selain, Pendekar Gurun Neraka.
Mana mungkin merencanakan akal bermacam-macam kalau
orang yang bersangkutan tak mau" Dia telah menolak kita.
Berani tak ada harapan biar pun mengumpulkan banyak orang
kang-ouw!"
Fan Li tersenyum "Justeru itulah, pangeran. Hamba akan ke
Tapie-san untuk menemui pendekar ini. Dia tentu telah
mendengar kekejian raja muda itu yang menghina paduka
habis-habisan. Dan mengandalkan kesempatan ini hamba
akan mengetuk pintu hatinya!''
Sing pangeran bangkit berdiri, bercahaya mukanya. "Jadi
kau akan ke sana, ciangkun" Tapi mana mungkin" Bukankah
dia telah menyatakan isi hatinya bahwa dia tak akan
mencampuri lagi urusan kerajaan" Dan kau tahu kekerasan
hatinya, ciangkun. Pendekar itu tak akan mengangguk kalau
sudah menggeleng!"
Fan-Li tersenyum lebar. Dia sudah merasa girang bahwa
junjungannya ini tiba-tiba bersinar matanya, tanda mulai
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bangkit semangatnya begitu membicarakan Pendekar Gurun
Neraka. Dan dia yang tahu betapa besar harapan pangeran ini
untuk memohon bantuan pendekar itu. Tiba-tiba juga bangkit
berdiri, "Pangeran, kalau boleh paduka ijinkan sekarang hamba
hendak membeberkan rencana hamba pada paduka. Tapi
kalau paduka tak setuju tentu saja hamba tak akan bicara."
"Ah, katakanlah, ciangkun. Asal ada hubungannya dengan
Pendekar Gurun Neraka tentu kau boleh bicara. Katakanlah...!"
Fan Li sudah merasa gembira. "Begini, pangeran. Karena
jelas kita tak bisa menyusun angkatan perang maka hamba
mempunyai usul untuk mendirikan sebuah perkumpulan
orang-orang kang-ouw yang dipimpin Pendekar Gurun Neraka.
Mereka adalah simpatisan kita. kaum patriot yang tahu
keadaan kita yang dihina lawan. Dan kalau Pendekar Gurun
Neraka yang memimpin perkumpulan itu tentu secara tidak
kentara kita te lah mempunyai semacam barisan pelindung dari
orang-orang kang-ouw ini. Yang sewaktu-waktu bisa
membantu kita dalam keadaan memaksa. Bagaimana menurut
pendapat paduka?"
Pangeran Kou Cien tertawa lebar "Kau cerdik, ciangkun.
Aku sstuju! Tapi maukah pendekar itu membantu kita" Dan
apa nama perkumpulan ini agar tak dicurigai lawan?"
"Hm, itu mudah, pangeran. Pendekar Gurun Neraka pasti
mau membantu kita. Ini tidak menyangkut urusan kerajaan.
Jadi terpisah dengan istana karena mereka adalah kelompok
yang berdiri sendiri dan seolah-olah di luar garis strategi kita,
yang datang sewaktuwaktu apabila mereka itu kita perlukan
dalam saat-saat genting. Tapi kalau keadaan tidak berbahaya
dan tetap tenang tentu saja mereka mengurus keperluannya
sendiri dan tidak ada hubungannya dengan kita! Paduka
paham, bukan?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, dan apa nama perkumpulan itu, ciangkun?"
"Sesuai sifat anggautanya, pangeran, yakni Ho han-hwe
(Perkumpulan Orang-orang Gagah)."
"Bagus, itu bagus sekali, ciangkun. Aku setuju dan
sependapat! Tapi kapan kau akan memulai gagasan ini"
Artinya, kapan kau akan menemui pendekar itu untuk
menyatakan kepastiannya?"
"Besok, pangeran. Hamba akan pagi-pagi sekali meninggalkan paduka menuju ke Ta-pie-san. Tapi ini masih
siasat pertama, pangeran. Karena kalau Pendekar Gurun
Neraka telah menyanggupi untuk memimpin perkumpulan Ho-
han-hwe ini hamba masih akan meneruskannya dengan siasat
ke dua dan ke tiga."
"Hm, siasat apa itu, ciangkun?"
"Begini, pangeran. Setelah Ho-han-hwe muncul kita harus
mencari wanita-wanita cantik. Bahkan kalau perlu selir paduka
yang lain boleh dipersembahkan pada raja muda itu!"
Pangeran Kou Cien mendelik. "Ciangkun, apa yang kau
bilang ini" Kau berani bicara seperti itu?" pangeran itu
membentak, marah sekali dan hampir menendang panglimanya ini. Tapi Fan Li yang cepat-cepat menjatuhkan
diri berlutut menahan.
"Pangeran, maaf. Hamba belum merjelaskan strategi
hamba untuk merobohkan musuh! Bukankah paduka siap
berkorban asal musuh jatuh ke tangan Daduka?" lalu melihat
pangeran itu mengepalkan tinju buru-buru panglima ini
meredakan kemarahannya dengan bicara hulus, "Pangeran,
hamba tidak bermaksud menghina paduka. Juga tidak
bermaksud menyakitkan hati paduka. Kita berdua telah
menjalani hidup bersama dalam kedukaan bersama. Gilakah
hamba menghina dan menyakiti paduka yang hamba junjung
dan cinta?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian melihat pangeran mulai reda kemarahannya
panglima inipun me lanjutkan, "Dan itu harus kita mulai
dengan wanita, pangeran. Paduka lihat sendiri bahwa raja
muda itu telah menjadi hamba nafsu berahi yang tidak kenal
puas. Hamba menyarankan agar wanita manapun yang
diminta lagi tak perlu kita tolak. Bahkan seandainya selir
paduka sendiri!"
"Hm, tapi ini menyakitkan sekali, ciangkun. Masa aku harus
berkorban setelah kematian Kiok Hwa?" pangeran itu mulai
beringas. Tapi panglima ini mengulapkan lengannya. "Pangeran, tak
ada perjuangan yang tidak membutuhkan pengorbanan.
Paduka tahu tentang kenyataan ini, bukan?"
"Ya, tapi itu terlalu berat, ciangkun. Salah-salah aku tak
punya harga diri lagi di depan orang lain!"
"Ah, tapi paduka te lah memiliki kekuatan batin yang tinggi,
pangeran. Masa harus berkorban sekali dua merasa
keberatan"
Bukankah paduka dapat mencari selir pengganti kalau si
hidung belang itu merampas selir paduka, pangeran?"
"Tepi kalau benar-benar selir yang kucinta hal ini kelewat
sangat, ciargkun. Aku bisa tak kuat menahan dan bunuh diri
oleh hinaan itu!"
Panglima ini mengangguk. "Benar, itu memang tidak salah,
pangeran. Tapi percayalah, pengorbanan paduka kali ini
adalah kali yang terakhir. Hamba tidak akan membiarkan
paduka dihina lagi. Dan kalau tiga rencara hamba meleset
maka pada saat itu juga hamba akan memenggal kepala
hamba di hadapan paduka!"
Pangeran Kou Cen terkejut. "Kau bersungguh-sungguh,
ciangkun?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Panglima ini bangkit berdiri, mencabut pedang dan tiba tiba
menggores ibu jarinya hingga luka mengucurkan darah. Lalu
menempelkan darah itu di atas keningnya panglima ini bicara
gagah, "Pangeran, hamba bersumpah bahwa rencana ini akan
berhasil baik bila berjalan sesuai dengan keinginan hamba.
Bila tidak, demi darah yang hamba kucurkan ini biarlah hamba
binasa memenggal kepala di hadapan paduka!"
"Ah...!" Pangeran Kou Cien terbelalak. "Bukan sumpahmu
itu yang kumaksud, ciangkun, tapi keberhasilan rencanamu
ini. Betulkah kau akan berhasil membalas dendam pada
musuh kita itu?"
"Hamba jamin dengan jiwa hamba, pangeran. Hamba
bersumpah bahwa penderitaan paduka kali ini adalah yang
terakhir!"
Pangeran itu tertegun. Dia melihat kesungguhan semangat
dalam kata-kata panglimanya ini, dan melihat panglimanya itu
berdiri tegak dengan sikap gagah tiba-tiba pangeran ini
mengeluh dan mencengkeram pundak panglimanya itu,
berkata penuh keharuan, "Ciangkun, kau benar-benar
pembantuku yang setia sekali. Semoga Tuhan membantu
kita...." dan Pangeran Kou Cien yang basah matanya ini
mendadak mencabut pedang di pinggang kanannya. Lalu,
menyerahkan pedang itu kepada pembantunya pangeran ini
bicara serak, "Ciangkun, demi rasa terimakasihku yang besar
kau terimalah senjata ini untuk simbol ca lon perkumpulan Ho-
hun-hwemu itu. Kau boleh bawa pedang ini ke mana kau
suka. Terimalah sebagai hadiah pribadi dariku...!"
Fan Li terkejut. "Pedang Medali Naga, pangeran?"
"Ya, pedang warisan leluhurku, ciangkun. Kau bawalah
pedang ini dan simpan itu sebagai mana kau menyimpan dan
menjaga keselamatanku."
Tapi panglima ini tiba-tiba menggigil. "Pangeran, pedang
itu... kenapa dia mencorong kemerahan" Apakah..."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum habis ucapan itu ditanyakan mendadak Padang
Medali Naga yang ada di tangan pengeran ini mendengung.
Suara dengungan itu perlahan, tapi kian lama kian keras. Dan
ketika dua orang ini terbelalak tiba-tiba pedang itu me ledak
dan mengeluarkan letupan nyaring bagai guntur menggelegar!
"Ah...! Apa yang terjadi, pangeran?" Fan Li kaget bukan
main. Dia melihat pedang itu sudah berobah seperti besi
membara, merah bagai dibakar di tungku panas. Dan belum
sang pangeran menjawab pertanyaannya tiba-tiba sesosok
makluk halus bagai seekor naga muncul di s itu, menari di atas
pedang dan menggeram.
"Pangeran, apa yang hendak kaulakukan ini" Berani kau
menyerahkan warisan leluhur ke pada orang luar biarpun dia
itu pembantumu sendiri yang setia" Kau lupa sumpah
kerajaan selama beratus-ratus tahun?"
Pangeran Kou Cien tiba-tiba mengeluh panjang. Dia kaget
melihat sesosok tubuh bagai naga di atas pedangnya itu
muncul, menggeram dan menggetarkan dinding ruangan,
menakutkan sekali. Dan sadar bahwa dia melakukan
kesalahan tak menghormat warisan leluhur tiba-tiba pangeran
ini menjatuhkan diri berlutut dengan pedang menempel dahi,
pucat sekali. "Sucouw (eyang buyut) maafkan aku yang khilaf.
Aku lupa bahwa pedang ini adalah peninggalan keluarga kita
yang paling keramat. Aku hanyut dalam keharuan oleh
kesetiaan pembantuku ini. Kau maafkanlah kami berdua....!"
Tapi bayangan bagai naga itu masih menari. "Kau terlanjur
mencabut pedangnya, pangeran. T ak mungkin memberi maaf
tanpa hukuman lagi. Kau menghina warisan leluhur, harus d
hukum sesuai kesalahan...!"
Pangeran ini pucat sekali. "Tapi aku tak sengaja, sucouw.
Aku tak bermaksud menghina warisan itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, tapi semuanya terlanjur, pangeran. Aku akan
menyerahkan pedang ini kelak pada seorang bocah laki-laki.
Dialah yang menentukan hidup kalian, senang atau susah!"
Pangeran Kou Cien semakin pucat. "Tapi aku tak sengaja,
sucouw. Sungguh mati....'"
"Hm, sengaja tidak sengaja yang jelas kau telah melupakan
sumpah leluhur, pangeran. Bahwa pedang itu tak boleh pisah
dari pewarisnya, kau telah me langgar ini, karena itu tak boleh
menolak bila hukuman tiba!"
"Tapi... tapi..."
"Tak ada tetapi, pangeran. Satu-satunya jalan kalau kau
ingin pedang ini kelak kembali padamu maka kau harus
membunuh anak laki-laki itu!"
"Aah ..!" dan baru pangeran ini mengeluh tiba-tiba pedang
itu meledak nyaring dan terlepas dari pegangannya. Dua
orang itu tak tahu apa yang terjadi. Namun ketika mereka
memandang ternyata bayangan bagai naga itu lenyap disusul
pulihnya kembali warna pedang yang putih berkilauan, lenyap
sudah warna merah yang mencorong menakutkan itu!
"Pangeran, apa yang terjadi" Paduka tidak apa-apa?"
Pangeran ini gemetar. Dia sudah bangkit berdiri, menggigil
memandang pembantunya itu. Dan Fan Li yang sua h
memungut pedang di atas lantai buru-buru memberikan
pedang ini pada junjungannya. "Pangeran, simpan kembali
pedang ini. Taruh dalam sarungnya dan biarlah simpan di
kamar paduka saja!"
Pangeran itu mengangguk. Dia belum dapat menjawab,
dan ketika beberapa saat giginya berketrukan memandang
pedang keramat ini akhirnya pangeran itu dapat bicara pula.
"Ciangkun, arwah leluhurku telah memberi peringatan. Apa
yang harus kulakukan?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Panglima ini menarik napas. "Kita tak boleh sembrono lagi,
pangeran. Kita harus berhati-hati setelah kejadian ini.
Bagaimana kalau paduka simpan dulu pedang itu di kamar
paduka?" Pangeran Kou Cien mengangguk. Dia segera menyimpan
pedangnya itu, di tempat tersembunyi di dalam kamarnya.
Dan setelah selesa i me lakukan itu semuanya pangeran ini
kembali lagi menemui panglimanya.
"Sudah, pangeran?"
"Sudah, ciangkun. Tapi aku masih gemetar oleh
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kedatangan roh leluhurku tadi!"
"Ah, sekarang yang lewat biarlah lewat, pangeran. Paduka
siap mendengar rencana hamba berikutnya, bukan?"
Pangeran itu mengangguk. Dia serasa mengawang
memandang pambantunya ini, dan Fan Li yang siap
menghibur junjungannya segera membeberkan siasatnya.
Ternyata panglima itu benar-benar lihai. Dia merencanakan
strategi yang matang sekali, dengan persiapan yang sebaik-
baiknya. Dan Pangeran Kou Cien yang jadi tertarik
perhatiannya segera melupakan peristiwa dengan Pedang
Medali Naga itu. Dan ketika Fan Li selesai membeberkan
semua rencananya maka pangeran inipun mulai kembali sinar
harapannya. Ternyata panglima itu mempunyai tiga siasat. Yakni,
pertama mendirikan Ho-han-hwe sebagai "benteng" di luar
istana lalu yang ke dua dan ke tiga adalah mengumpulkan
wanita cantik sebanyak banyaknya dan diam-diam melatih
angkatan perang di luar kerajaan. Tentu saja secara
sembunyi-sembunyi! Dan panglima muda yang optimis akan
rencananya yang disusun matang itu sudah mengerahkan
beberapa orang pembantunya yang dapat dipercaya untuk
melaksanakan urusan ke dua dan ke tiga. karena urusan
pertama harus dia sendiri yang menangani, datang ke Tapie-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
san dan berunding dengan Pendekar Gurun Neraka. Dan
begitu Pangeran Kou Cien menyetujui rencananya segera
panglima ini memukul canang memerintahkan semua perwira
untuk mulai "beroperasi" di seluruh kerajaan, mencari wanita
cantik sebanyak-banyaknya untuk dipersembahkan tahun
depan kepada raja muda Wu.
Dan begitu perintah ini turun segera semua orang sibuk
luar biasa. Kota raja gempar, panik tapi juga takut-takut
gembira Karena siapa yang dianggap cantik harus segera
datang ke istana urtuk diseleksi (disaring) karena
mempersembahkan wanita cantik ke negara Wu haruslah
betul-betul pilihan dan memenuhi segala syarat, antara lain
pandai bun (sastra) dan permainan cinta! Dan di sinilah
serunya. Fan Li bekerja keras, mengundang tokoh tokoh yang
dapat diandalkan untuk diangkat sebagai panitia pemilih.
Orang-orang yang tajam pandangan dan "ahli" dalam
bidangnya. Dan karena diangkat selir pada jaman itu
merupakan sebuah anugerah tersendiri yang dapat mengangkat "derajat" maka banyak wanita Yueh yang
mengikuti permintaan Pangeran Kou Cien ini, meskipun yang
mengambil mereka sebagai selir bukanlah junjungannya
sendiri, me lainkan musuh yang ada di kota raja Wu itu. Raja
muda Fu Chai yang mulai terkenal akan kegemarannya
terhadap wanita wanita cantik. Dan karena mereka tahu
bahwa permintaan pangeran itu sebenarnya menyembunyikan
maksud terselubung untuk kemerdekaan negaranya maka
banyak wanita-wanita ini yang merasa gembira karena mereka
merasa dapat menjadi "pahlawan" bagi rakyatnya yang
tertindas, terutama terhadap junjungan mereka Pangeran Kou
Cien yang terhina ini!
Dan sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa "proyek"
mengumpulkan wanita-wanita cantik ini mengalami sukses
besar, bahkan melahirkan dua orang tokoh wanita yang
memberi jasa besar pada Yueh di kelak kemudian hari, dua
pahlawan wanita yang bernama Shi Shih dan Cheng Tan.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara Fan Li yang diam-diam melatih angkatan perang di
balik gemerlapnya bendabenda "hidup" ini telah bekerja mati-
matian dibantu orang orang kang-ouw yang memang sejak
semula tidak menaruh simpati pada raja muda Wu itu,
terutama ketika raja muda itu mendapat bantuan dari Gelang
Berdarah almarhum yang banyak dibantu orang-orang sesat.
Dan Fan Li, yang telah membeberkan rencananya pada
pangeran itu keesokan harinya telah pergi ke T a pie-san untuk
memulai pekerjaannya yang berat, memohon bantuan dan
kalau perlu "membujuk" Pendekar Gurun Neraka agar mau
mengerti keadaan rakyatnya yang dihina lawan. Satu
pekerjaan yang tidak enteng mengingat kekerasan hati dan
keteguhan jiwa Pendekar Gurun Neraka itu yang sudah
menetapkan diri tidak mau "cawecawe" (campur tangan)
dalam urusan perang. Dan di sinilah panglima itu hampir gagal
total. Dia benar-benar ditolak, dan Pendekar Gurun Neraka
yang tetap bilang "tidak" pada apa yang sudah dibilangnya
tidak ternyata benar-benar hampir tak dapat ditekuk. Hingga
akhirnya, melalui perdebatan sengit yang memakan waktu
lama dan kata-kata pedas panglima ini baru dapat membujuk
pendekar itu, setelah dengan susah payah dia berjuang dan
mengeluarkan keringat dingin!
"Apa maksud kedatanganmu, ciangkun?"
Demikian mula-mula pendekar
itu bertanya. Satu
pertanyaan yang sudah dilontarkan dengan alis berkerut
mengingat saat iiu Fan Li datang dengan pakaian panglima,
jadi "resmi" sebagai utusan kerajaan! Dan Fan Li yang
berdebar hatinya melihat sikap pendekar ini sudah kecil hati
dan gelisah. Tapi panglima ini mencoba tersenyum. Dia coba
menenangkan diri, bagaimanapun juga tergetar oleh sikap
bekas jenderal muda ini. Laki-laki yang pernah menjadi
atasannya sepuluh tahun yang lalu, bekas jenderal muda yang
masih memiliki kewibawaan besar dan pengaruh http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melumpuhkan itu! Dan Fan Li yang tahu bahwa dia harus
bicara "to-the-point" (langsung) karena dia tahu pendekar ini
tak suka bicara berbelit-belit akhirnya langsung pada pokok
sasaran kunjungannya.
"Aku diutus Kou-siauw-ong untuk meminta bantuanmu,
Yaptwako. Bahwa kami seluruh rakyat Yueh mengharap uluran
tanganmu untuk membebaskan kami dari himpitan duka
nestapa ini!"
"Hm, mencampuri urusan kerajaan. ciangkun" Melibatkan
aku kembali pada kancah perang seperti dulu?"
Panglima ini tergetar pucat. Dia menelan ludah, melihat
sikap yang sinis dari bekas atasannya ini. Tapi Fan Li yang
mulai ulet akibat pengalaman-pengalaman hidup yang pahit
akhir-akhir ini mencoba tersenyum masam dengan ketawa
gugup, sedikit "groggy", kalah mental.
'Tidak sepenuhnya, begitu twako. Tapi untuk menghilangkan suasana formil ini dapatkah kau membuang
sebutan ciangkun itu" Aku datang sebagai sahabat, bukan
musuh yang harus kau layani dengan muka merah!"
"Tapi kau datang dengan pakaian lengkap, ciangkun, mana
mungkin harus mengubah sebutan itu" Kau sendiri yang
menghendaki formil, bukan aku!"
Fan Li menjadi kecut. Memang harus dia akui kenyataan
itu, hal yang membuat dia mengumpat kenapa dia "kelupaan"
membuang kebodohan itu. Tapi panglima yang tak putus asa
dan pantang menyerah ini mengangguk. "Baiklah, kau benar,
twako. Itu tak dapat kusangkal. Tapi kau percaya bahwa aku
tak membawa maksud buruk, bukan?"
"Hm, aku percaya, ciangkun. Tapi bagai manapun juga
kutegaskan di sini bahwa aku tak mau terlibat lagi dengan
masalah perang!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Fan Li menyeringai kecut, 'T api keadaan sekarang berbeda,
twako. Kami mendapat tekanan dan hinaan berat dari musuh!"
"Hm, itu adalah akibat dari perbuatan sendiri, cangkun.
Kukira tak perlu disesali!"
"Benar, tapi bagaimanapun juga kami tak mau dihina terus-
menerus, twako. Bagaimanapun juga kami dan rakyat Yueh
akan berusaha untuk membebaskan diri dan semuanya ini!"
"Dan kalian sudah berhasil, ciangkun?"
"Belum."
"Jadi karena itu kau ke mari untuk melibatkan aku dalam
urusan ini?"
Fan Li bangkit berdiri. "Twako, apa yang kau bilang
memang betul, tapi tidak semuanya tepat, karena kalau kau
mau membantu kami maka yang kami minta adalah bantuan
yang tidak langsung untuk membebaskan kami. Jadi bukan
masuk dalam kancah peperangan seperti dulu lagi
sebagaimana kau memimpin kami. Kami tidak bermaksud
begitu, twako, melainkan mohon bantuanmu secara
melingkar!"
"Hm, melingkar bagaimana, ciangkun?"
"Begini, twako. Paduka pangeran mengherdaki kau
memimpin sebuah perkumpulan kaum pitriot, yakni orang-
orang kang-ouw yang simpati pada nasib kami. Dan kalau kau
mau memimpin perkumpulan macam ini maka paduka
pangeran menghendaki agar perkumpulan ini menjadi
pelindung istana secara diam-diam."
"Lalu?"
"Jelas, twako. Bila istana mendapat bahaya dari luar maka
kau diminta melindungi pangeran untuk menyelamatkan
dirinya. Kami mempunyai rencana jangka panjang untuk
merobohkan musuh. Kalau kami menemui kesukaran dimana
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kami tak dapat mengatasinya sendiri maka kau dan para
anggauta perkumpulan ini diminta untuk membantu istana."
"Tapi kalian menjadi taklukan, ciangkun. Mana mungkin
mendapat serangan musuh" Kalau kalian diserang tentu Wu
yang akan mendapat tantangan terlebih dahulu!"
"Hm, serangan dari musuh lain memang tidak ada twako.
Tapi justeru dari kerajaan Wu itulah! Kami mengkhawatirkan
diri kami ketahuan sebelum berkembang. Jadi kalau mereka
tahu sebelum kami bergerak maka diminta agar perkumpulan
yang kau pimpin ini mendahului mereka dan melumpuhkannya
sebelum membunuh kami!"
Pendekar Gurun. Neraka membelalakkan mata. "Ciangkun,
apa yang kau maksudkan dengan ketahuan sebelum
berkembang itu" Apakah kalian hendak..."
"Benar, twako. Kami hendak menyusun angkatan perang
untuk memberontak terhadap penjajah!" Fan Li memotong,
membuat sang pendekar terkejut. Dan Bu Kong yang bangkit
berdiri oleh jawaban panglima ini tiba-tiba berobah mukanya.
"Fan-ciangkun. bukankah kalian dilarang untuk menyusun
bala tentara" Bukankah kalian telah menandatangani surat
perjanjian takluk?"
"Hm, itu kami lakukan dalam keadaan terpaksa, twako.
Bagaimanapun juga tak ada orang yang ingin dijajah dirinya
oleh orang lain!"
"Dan kalian tahu betapa sukarnya menyusun bala tentara
secara diam-diam?"
"Kami tahu, twako. Tapi kalau kau mau membantu kami
maka kami yakin tak ada kesukaran dalam hal ini!"
Pendekar Gurun Neraka tertegun. Diam-diam dia kagum
pada bekas pembantunya ini, seorang panglima yang benar-
benar gigih dan tak kenal menyerah pada musuh. Siap
membalas dan menyusun kekuatan untuk memberontak.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Panglima yang tak patah semangat dan benar-benar gagah,
siap membela negara dan bangsanya! Tapi Pendekar Gurun
Neraka yang tersenyum pahit tiba-tiba menggeleng, menghela
napas dengan lemah.
"Ciangkun, aku kagum akan jiwa patriotisme yang
menggebu-gebu di dalam hatimu. Cocok sekali dalam
kedudukanmu sebagai pembela negara, panglima yang siap
membela raja dan rakyatnya. Tapi maaf, jangan libatkan aku
dalam urusan begini, ciangkun.
Karena bagaimanapun juga aku tak mau campur tangan
lagi dalam urusan perang!"
"Tapi kau tak ikut campur dalam mempersiapkan angkatan
perang, twako. Paduka pangeran hanya menghendaki kau
mendirikan sebuah perkumpulan dan menjadi pemimpinnya!"
"Hm, aku tak bersemangat mendirikan perkumpulan,
ciangkun. Apalagi kalau dikait-kaitkan dengan istana."
"Tapi sifat perkumpulan ini hanya menjaga dan melindungi
pangeran, twako, masa kau tidak mau."
Pendekar Gurun Neraka tetap menggeleng. "Aku semakin
keberatan kalau berbau hubungan dengan istana, ciangkun.
Karena bagaimanapun juga aku tak mau melibatkan diri
dengan peperangan dan kerajaan!"
Panglima ini putus asa. "Yap-twako, apakah kau tidak
memiliki rasa pitrotisme lagi di dalam hatimu" Tidakkah kau
ingat bahwa kau juga berasal dari tempat kita?"
"Hm, itu sudah lewat, ciangkun. Aku kini hidup tenang jauh
di atas gunung. Aku tak ingin tahu lagi dan tak mau tahu
urusan kerajaan yang melibatkan perang dan perang. Aku
muak terhadap semuanya itu. Aku tak dapat memenuhi
permintaan pangeran yang akhirnya melibatkan rakyat kecil
dalam bunuh-membunuh!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Fan Li menjadi jengkel, "Yap-twako, kau benar-benar tak
punya rasa cinta terhadap tanah air! T idakkah kau tahu bahwa
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
paduka pangeran menderita sekali dalam cengkeraman lawan"
Tidakkah kau lihat kekejian-kekejian lawan terhadap kami"
Rakyat Yueh menderita sekali, twako. Mereka diinjak-injak dan
dihina harga dirinya!"
"Cukup, itu urusan orang-orang besar dalam kerajaan,
ciangkun. Aku memang tahu bahwa selamanya rakyat kecil
jadi korban!"
"Dan karena itu kau sengaja menutup mata dan telinga?"
"Apa maksudmu"'*
"Kau tahu rakyat Yueh dijajah negara Wu, twako. Tapi
kenapa kau tidak tergugah sedikit pun niatmu untuk
membantu kami" Kau boleh benci pada orang-orang besar
dalam istana. Kau boleh benci pada Kou siauw-ong dan raja
muda Fu Chai. Tapi kalau kejahatan mulai merajalela tak
seharusnya kau diam saja, twako. Kau harus bergerak dan
membantu rakyat kecil!"
"Hm, aku tak melihat seperti apa yang kau katakan,
ciangkun. Aku melihat rakyat Yueh tenang-tenang saja!"
Fan Li membanting kaki, mulai marah. Tapi belum dia
bicara lagi tiba-tiba Pek Hong dan Ceng Bi muncul, tersenyum
membawa minuman ringan dan makanan kecil. Dan Fan Li
yang melihat dua orang isteri Pendekar Gurun Neraka itu
muncul tiba-tiba melompat bangun, berseru gelisah, "Soso
(kakak ipar), tolongtah aku. Suamimu ini benar-benar susah
sekali diurus...!"
Pek Hong tertawa kecil. "Ada apa ciangkun" Bukankah
kalian sudah sama-sama tahu watak masing-masing.'"
Ceng Bi juga tersenyum lebar. 'Y a. dan tak perlu mengeluh
kalau suami kami keras hati ciangkun. Tapi ada persoalan
apakah hingga kalian berdua nampak demikian serius?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Fan Li menjura dalam-dalam, merangkapkan tangan dan
bicara sungguh-sungguh, "Yap-hujin, aku minta suamimu
untuk memimpin sebuah perkumpulan. Tapi dia menolak.
Tolong kau bujuk dia dan berilah penjelasan!"
Ceng Bi mengerutkan alis. "Eh, perkumpulan apa,
ciangkun" Siapa yang minta?"
"Paduka pangeran yang minta, hujin. Kami ingin suamimu
itu melindungi kami dengan perkumpulannya ini!"
"Hm, tapi kenapa Yap-koko menolak?"
"Karena ada hubungannya dengan kerajaan, Bi-moi Kalian
tahu bahwa aku tak suka lagi melibatkan diri dengan istana,"
Pendekar Gurun Neraka menjawab.
Dan Ceng Bi serta Pek Hong yang terbeliak mendengar ini
tibatiba sama mengangguk. "Hm, kalau begitu benar,
ciangkun. Kami sependapat dengan suami kami bahwa kami
tak ingin melibatkan diri dengan istana. Mereka hanya menjadi
pangkal dari perang dan perang di muka bumi ini!"
"Ah. kalian malah menghancurkan harapanku, hujin?"
"Bukan begitu, ciangkun. Tapi kami sependapat bahwa
kami tak mau melibatkan diri dalam keributan lagi. Dan istana
adalah pangkal dari keributan manusia yang haus akan
kesenangan dan kepuasan!"
Fan Li pucat. "Oh, kalau begini gagal usahaku....!" dia
mengeluh. "Kalian tak tahu bahwa keributan bukan milik
istana saja. hujin. Tapi bahwa keributan itu milik semua
orang! Kalau kalian mengatakan keributan berpangkal dalam
istana maka sama halnya kalian berkata bahwa hanya orang-
orang dari istana sajalah yang bisa membuat ribut,
menciptakan permusuhan! Inikah yang kalian maksud, hujin?"
Ceng Bi tertegun. "Fan-ciangkun, kami mempunyai bukti
bahwa hal itu memang demikian. Bukankah yang
mencelakakan rakyat kecil adalah orang-orang besar yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdiam di dalam istana itu" Bukankah gara-gara mereka ini
lalu mereka saling serang dan melibatkan orang lain" Tidak,
ciangkun. Kami setuju dengan suami kami bahwa kami tak
mau melibatkan diri dengan kerajaan. Jangan ganggu kami
yang telah hidup tenang di gunung ini!"
Fan Li menggigil. "Soso..." dia memandang Pek Hong.
"Kalau benar istana adalah pangkal dan segala keributan maka
bagaimanakah sikap yang harus kita ambil" Kalau kita tahu
bahwa istana adalah biang keladi permusuhan apakah yang
harus kita lakukan" Kita biarkan sajakah mereka itu" Kita
biarkan sajakah rakyat kecil yang akhirnya terlibat dan
menderita?"
Pek Hong menarik napas. "Ciangkun, ke mana maksud
katakatamu ini" Apakah kau hendak menjebak kami dalam
sebuah perdebatan tiada akhir?"
"Bukan... bukan begitu, Yap-hujin. Aku pribadi tak dapat
mengelak bahwa permusuhan yang besar-besar memang
berasal dari istana. Karena di situlah tempat nikmat dan
kekuasaan. Tapi kalau ada seseorang yang merajalela dengan
kejahatannya dan mencelakakan orang lain, termasuk rakyat
banyak. haruskah kita biarkan dia itu dan berpeluk tangan
saja" Tidakkah kita harus membasmi orang macam begini?"
"Tentu saja, ciangkun. Tapi tak perlu kiranya melibatkan
kami!" Pek Hong menangkis duluan, tak mau dijebak panglima
ini. Dan Fan Li yang kecewa tapi bersinar matanya itu
mendadak memandang Perdekar Gurun Neraka.
"Yap twako. kalau kau tahu bahwa di istana sedang ada
seorang iblis yang dapat mencelakakan orang banyak apakah
kau juga tetap tak mau melibatkan diri" Artinya, kau berpeluk
tangan saja dan diam membiarkan iblis ini melanjutkan
perbuatannya yang keji?"
"Ciangkun, untuk urusan kerajaan biarlah hal itu
diselesaikan secara kerajaan pula. Aku tetap tak mau terlibat,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena itu adalah urusan istana yang harus diselesaikan pada
oleh orang-orang istana!"
"Jadi kalau kau melihat seorang pemimpin bersimaharajalela dengan segala kejahatannya kau tetap tak
mau bergerak, twako" Mengandalkan orang istana seperti
kata-katamu ini?"
"Ya."
"Dan kalau tidak ada orang yang kaumaksud itu, twako,
lalu apakah kita biarkan iblis macam begini mengembangkan
kejahatannya?"
"Ciangkun, apa sebenarnya yang hendak kaukatakan"
Kalau kau membujukku untuk membantu kerajaan bagaimanapun juga aku menolak. Kerajaan selalu berkaitan
dengan permusuhan, peperangan dan entah apalagi yang
menyusahkan orang banyak! Jadi kalau kau bicara berputar
terus terang aku tak setuju!"
"Baik," Fan Li tiba-tiba beringas. "Kalau saat sekarang ini
aku hendak meminta seorang isterimu kepadaku apa yang
hendak kaulakukan. Pendekar Gurun Neraka" Kalau aku dapat
mengalahkanmu dan merampas isterimu dan memperkosanya
apa yang hendak kaulakukan, Pendekar Gurun Neraka"
Masihkah kau tetap diam tak bergerak?"
Bu Kong terbelalak. Dia kaget sekali melihat panglima itu
tibatiba "kurang ajar", bicara seperti itu di depan isterinya-
isterinya! Dan menggeram dengan muka merah tiba-tiba
pendekar ini bangkit berdiri, membentak marah, "Fan-
ciangkun, omongan apa yang kaulontarkan ini" Tidakkah kau
sadar bahwa pertanyaan ini di luar batas kesopanan?"
Fan Li tertawa mengejek, masih beringas. "Aku tahu, Yap-
twako. Tapi coba jawab dulu pertanyaanku itu. Kalau aku
merampas isterimu dan memperkosanya serta menghinanya
apakah kau tetap diam saja" Apakah kau dapat menerima
semua perbuatan ini?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Naisun belum Bu Kong menjawab mendadak Ceng Bi sudah
berteriak nyaring, berkelebat maju menampar panglima ini.
"Fanciang-kun, pertanyaanmu di luar batas kesopanan. Tak
perlu dijawab.... plak!" dan Fan Li yang terputar kepalanya
segera roboh terpelanting begitu menerima kemarahan
nyonya rumah. Panglima ini pecah mulutnya, tapi Ceng Bi
yang kembali siap melakukan serangan sudah dicegah
suaminya. "Bi-moi, tahan. Jangan serang dia...!"
Ceng Bi berapi-api. "Tapi panglima ini tak tahu aturan,
koko. Aku tidak terima mendengar kata-katanya yang kurang
ajar!" Fan Li bangun berdiri. Dia tidak mengeluh, mengusap darah
di sudut bibirnya lalu memandang Pendekar Gurun Neraka dan
dua isterinya yang tampak marah. Kemudian dengan senyum
mengejek dan mata bersinar panglima ini menjawab, serak
suaranya, "Yap twako, belum melakukan perbuatan itu saja
kalian ternyata sudah marah-marah kepadaku. Bagaimana
kalau seandainya kejadian itu benar-benar terjadi?"
Ceng Bi melengking, "Tak mungkin terjadi, Fan-dangkun.
Dan kejadian itu tak mungkin akan dapat kaulakukan!"
"Ya, karena kalian jauh lebih kuat daripada aku, hujin. T api
bagaimana kalau seandainya aku yang lebih kuat" Bagaimana
kalau seandainya peristiwa itu menimpa kalian seperti apa
yang terjadi pada Kou-siauw-ong?"
Bu Kong terkejut. "Apa yang terjadi, ciangkun?"
Fan Li tersenyum mengejek, agak nanar pandangannya
karena tamparan Ceng Bi tadi membuat dia pusing, terhuyung
maju. Dan berkata dengan suara gemetar panglima ini mulai
bicara berapi-api, dengan tinju terkepal!
"Pendekar Gurun Neraka, kusayangkan sekali bahwa kau
ketinggalan dalam mengikuti perkembangan yang terjadi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akhir-akhir ini terhadap kami dua kerajaan. Raja muda Wu
telah keluar dari garis kebenarannya. Dia menjajah dan
berbuat sewenang-wenang terhadap kami, merampas dan
mengambili wanita-wanita cantik biarpun ia itu isteri orang.
Apakah kalau suatu ketika isterimu sendiri diambil raja muda
itu kaubiarkan saja dia merajalela" Laki-laki jahanam itu telah
meminta upeti wanita-wamta cantik dari wilayah kami,
Pendekar Gurun Neraka. Dan sebagai puncak dari semuanya
ini raja muda itu telah meminta seorang selir tercantik dan
tersayang dari pangeran kami untuk diperma inkan dan
dihina!" Bu Kong semakin terkejut. "Siapa yang diminta, ciangkun?"
"Kiok Hwa, selir yang akhirnya membunuh diri karena tidak
kuat dipakai secara berganti-ganti oleh jahanam itu!"
Bu Kong dan isterinya mengeluarkan seruan kaget. Mereka
terkejut sekali, dan Fan Li yang terlanjur "panas" oleh
ketidakacuhan Pendekar Gurun Neraka semula sudah
melanjutkan kembali dengan mata melotot, "Dan kini ada
kemungkinan selir-selir yang lain juga akan diminta oleh raja
muda itu, Pendekar Gurun Neraka. Unsur perampasan yang di
dorong oleh niat menghina dan menginjak-injak harga diri
kami! Paduka pangeran hampir membunuh diri, dan kalau aku
tidak selalu menghiburnya tentu beliau benar-benar menyusul
selirnya terkasih itu! Apakah ini dapat dibenarkan, Pendekar
Gurun Neraka?"
Pendekar Gurun Neraka tertegun. Dia tidak menyangka
bahwa kejadian sudah berkembang pada pelanggaran moral,
merampas dan menghina isteri orang lain. Dan Fan Li yang
masih geram pada pendekar ini bicara lagi, berapi-api dengan
kata-kata tajam, "Dan harap kau ingat bahwa semua ini terjadi
karena kami tak berdaya, Pendekar Gurun Neraka. Karena
kalau kami berdaya tentu tak akan terjadi semuanya itu,
seperti halnya isterimu bilang bahwa aku tak mungkin dapat
merampasnya darimu karena kalian lebih kuat! Itu memang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
betul. Tapi kalau tak ada yang dapat me lawan raja muda ini
lalu harus berbuat bagaimanakah kami. Pendekar Gurun
Neraka"' Mandah dan diam saja dihina lawan sampai ajal tiba"
Hm, terus terang aku tak dapat melakukannya. Pendekar
Gurun Neraka. Aku tak dapat membiarkan iblis itu merajalela
dengan kejahatannya yang semakin menjadi-jadi! Aku akan
membalas dan menyelamatkan rakyat dan junjunganku dari
cengkeramannya. Aku siap mempertaruhkan jiwa dan raga
demi bangsaku, biarpun harus gagal dalam perjuangan ini....!"
Fan Li terengah. Dia bersemangat sekali me lampiaskan
segala isi hatinya, dan melihat Pendekar Gurun Neraka
tertegun memandangnya panglima itupun bicara lagi,
mengepalkan tinju dengan gigi berkerot, "Dan aku kecewa
sekali pada sikapmu yang acuh tak acuh ini. Pendekar Gurun
Neraka. Kau seolah hendak cuci tangan dari berkembangnya
sebuah kejahatan padahal kau bisa mengatasinya! Kenapa kau
hendak melanggar hukum alam dan hukum kebenaran"
Lupakah kau bahwa kita manusia ditakdirkan sebagai makluk
sosial yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus berhubungan
satu dengan yang lainnya" Lupakah kau bahwa masalah ini
kelak dapat merembet pada dirimu dan keluargamu" Kau
boleh bilang dirimu tak akan diganggu. Pendekar Gurun
Neraka. Tapi tak mungkin kalau anak dan cucumu kelak tak
menerima getah dari kejahatan yang mulai berkembang yang
dilakukan raja muda itu! Kau tak dapat melepaskan diri secara
total dari tata hukum masyarakat, karena kita sudah
ditakdirkan sebagai manusia yang berhubungan satu sama
lain, entah itu dengan penduduk gunung atau penduduk kota
raja!" "Dan," Fan Li me lanjutkan. "Pandanganmu sekarang harus
dirobah. Pendekar Gurun Neraka. Bahwa bukan karena
peperangan saja kau mengalami kekecewaan tapi karena
perang pula kau kini mengalami kebahagiaan!"
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh, apa maksudmu, ciangkun?" Pendekar Gurun Neraka
terkejut. Fan Li memandang berapi-api. "Tak perlu disangkal,
Pendekar Gurun Neraka. Bahwa ketegasan sikapmu tak
mencampuri urusan kerajaan adalah berawalnya kematian
kekasihmu itu, Ok Siu Li yang tewas pada sepuluh tahun yang
lampau. Tapi lupakah kau bahwa kebahagiaanmu sekarang ini
juga karena ulah perang itu" Lupakah kau bahwa dua orang
isterimu ini kau peroleh karena juga gara-gara perang"
Karena, kalau tak ada masalah perkumpulan Gelang Berdarah
yang diperalat raja muda Wu itu belum tentu kalian bisa
menemui kebahagiaan seperti sekarang ini, Pendekar Gurun
Neraka. Bahwa sedikit ataupun banyak peperangan merobah
nasibmu dan mengembalikan kebahagiaan yang dulu pernah
hancur gara-gara perang!"
Pendekar Gurun Neraka terbelalak.
"Dan camkan ini. Pendekar Gurun Neraka," panglima itu
kembali me lanjutkan. "Bahwa seseorang yang dapat
membantu orang lain namun tak mau melaksanakannya maka
dia pantas disebut sebagai manusia kerdil, manusia picik yang
cupat pandangannya. Dan khusus untuk dirimu, yang
mendapat gelar sebagai pendekar penolong kaum lemah maka
hari ini juga kucabut julukan itu dari dalam hatiku! Kau tak
pantas disebut pendekar, tapi pengecut yang ingin hidup
sendiri tanpa memperdulikan kesusahan orang lain!" lalu
membanting kaki dengan marah-marah panglima ini memutar
tubuh melompat pergi.
Dia terlampau kecewa dan sakit hati atas ketegaran
pendekar ini, yang benar-benar tak dapat ditekuk dan
dianggapnya mau hidup sendiri secara enak di atas gunung.
Tak mau tahu kesusahan orang lain, meskipun mereka adalah
sahabat sejak belasan tahun yang lampau! Dan Fan Li yang
terlampau kecewa oleh sikap Pendekar Gurun Neraka yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dianggap kelewatan seperti pergi dengan penuh kemarahan,
turun ke bawah gunung tanpa harapan lagi.
Tapi, baru dia keluar pintu tiba-tiba Pendekar Gurun Neraka
berkelebat mengejarnya. "Fun-ciangkun. tunggu...!"
Namun Fan Li terlanjur kecewa. Panglima itu marah, tak
mau berhenti. Dan begitu Pendekar Gurun Neraka mengulang
panggilannya diapun tiba-tiba mempercepat larinya meluncur
turun. "Pendekar Gurun Neraka, tak perlu kita bicara lagi. Kau
manusia pengecut yang mementingkan diri sendiri...!"
Bu Kong terbelalak. Dia me lihat panglima ini besar-benar
marah, marah sekali tampaknya. Maka menjejakkan kakinya
diapun tiba-tiba melayang di atas kepala orang dan
menyambar pundak tamunya ini. "Ciangkun, berhenti. Aku
siap membantu kalian!"
Fan Li terkejut. Dia tersentak ke belakang, merasa
pundaknya pedas dicengkam jari-jari Pendekar Gurun Neraka
yang kuat. Tapi mendengar seruan pendekar itu tiba-tiba
panglima ini tertegun. "Kau merobah jalan pikiranmu?"
"Ya, aku dapat menerima caci-makimu, ciangkun. Aku
melihat kebenaran dalam kata-katamu yang tajam!"
'"Ooh...!" dan Fan Li yang sudah menjadi girang luar biasa
mendadak balas mencengkeram dan memeluk pendekar ini.
Dia gemetar penuh kegembiraan, tak mampu mengeluarkan
kata-kata barang sejenak. Tapi begitu sadar dan memekik
kegirangan tiba-tiba panglima ini sudah menjatuhkan dan
berlutut mencium kaki pendekar itu!
"Yap-twako, terima kasih. Aku benar-benar seperti
kejatuhan bulan...!" dan panglima yang sudah membenturkan
kepalanya diatas sepatu pendekar besar itu bertubi-tubi
mengeluhkan rasa kebahagiaannya. Dia terlampau gembira
sekali, tak dapat dikata
lagi. Dan ketika puncak
kebahagiaannya meledak dalam alunan tertinggi mendadak
panglima ini mengeluh dan.....terguling pingsan!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu Kong geleng-geleng kepala. Dia me lihat panglima itu
tersenyum dalam ketidaksadarannya, maka terharu dan
terpukul oleh semangat panglima ini yang demikian patriotis
tiba-tiba diapun membungkukkan tubuh dan membawa
panglima itu ke dalam. Dia tahu panglima ini pingsan karena
pukulan kebahagiaannya, maka menotok dua tempat di jalan
darah pundak dan leher diapun menyadarkan panglima itu
dalam waktu yang tidak lama.
Fan Li bangun, melompat dan menubruk pendekar itu. Lalu
bicara dengan mata basah dia buru-buru meminta maaf pada
pendekar ini dan dua orang isterinya, sadar bagaimanapun
juga dia telah me lontarkan kata-kata "kurang ajar" untuk
membangkitkan atau lebih tepat menembus bobol kekerasan
jiwa Pendekar Gurun Neraka yang hampir-hampir tak dapat
dipatahkan lagi. Dan Pendekar Gurun Neraka yang dapat
menerima kata-kata panglima ini akhirnya menyadari
kekeliruannya dalam memandang sebuah persoalan selama
ini. Memang betul. Manusia hidup tak mungkin menyendiri,
biarpun itu hanya dengan keluarganya sendiri. Dan bahwa
manusia dikodratkan sebagai rnahluk "sosial" yang harus
berhubungan satu dengan yang lainnya memang tak dapat
dibantah lagi oleh pendekar ini. Betapapun manusia tak dapat
acuh dengan keadaan sekitar, meskipun itu jauh dengannya.
Karena suatu perbuatan buruk yang dilakukan seseorang dan
tidak mendapat perhatian serius untuk menanganinya tentu
kelak cepat ataupun lambat pasti mengenai dirinya juga. Itu
kalau dia masih hidup. Kalau dia sudah tiada, di mana
generasinya sudah diganti oleh yang muda tentu kelak anak
atau cucunya ini yang menerima "getah". Alhasil keluarganya
juga yang memperoleh pil pahit dari sebuah kejahatan yang
tidak segera diatasi. Padahal dia bisa mengatasi hal itu!
Hm, kenapa dia terkungkung dalam pandangannya yang
picik selama ini" Kenapa dia acuh tak acuh menghadapi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persoalan dua kerajaan itu" Bukankah dia dapat menyingsingkan lengan untuk membantu Yueh" Setidak-
tidaknya, kalau dia segan berurusan dengan kerajaan maka
dia dapat dan harus berurusan dengan kejahatan! Itu tak
dapat dielak. Dia adalah seorang pendekar. Dan bagi seorang
pendekar seharusnya tak ada pikiran siapa yang dibela.
Kerajaan ataukah bukan kerajaan, kelompok ataukah bukan
kelompok. Dan perorangan ataupun bukan perorangan karena
tugas seorang pendekar sesungguhnya adalah membela
kebenaran! Itu saja. Titik. Dan siapa yang melakukan
ketidakbenaran berarti dia itu musuhnya. Musuh seorang
pendekar! Maka Pendekar Gurun Neraka yang akhirnya menarik napas
ini menunduk dalam-dalam. Dia tersenyum pahit, teringat
betapa dia "disemprot" habis habisan oleh bekas pembantunya
ini, Fan ciangkun yang gagah perkasa. Tapi kalau punglima itu
lebih cenderung untuk membela kerajaan dan junjungannya
adalah dia lebih menitikberatkan persoalan itu pada
kebenaran. Tak perduli apakah "kebenaran" itu sedang
berkaitan dengan kerajaan atau bukan kerajaan, dengan
kelompok atau bukan kelompok. Dan bahwa dia harus
membela Y ueh karena sikap Wu sudah di luar garis kebenaran
maka dia harus menyingsingkan lengan dan melawan
kejahatan itu. Hal yang sudah menjadi tugas seorang
pendekar! Sementara Fan Li, yang gembira mendapat kesanggupan
pendekar ini untuk membela kerajaannya saat itu juga
langsung berundirg dengan orang yang diharap dan
diandalkannya ini. Panglima itu bersemangat sekali, tak kenal
lelah dan waktu. Dan ketika semuanya selesai dan tugasnya
berhasil dengan sukses diapun kembali ke kota raja sete lah
menginap satu malam di rumah pendekar itu. Turun gunung
dengan muka berseri-seri sete lah tugas pertamanya ini
berhasil baik dan memuaskan!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan beberapa bulan kemudian atas restu Pangeran Kou
Cien serta "berkah" dari Pedang Medali Naga didirikanlah
perkumpulan Ho-han-hwe itu. Pedang ini diikutsertakan untuk
memberi "pengayoman" secara psikis, pedang keramat yang
diminta bantuannya secara gaib untuk memberi keberhasilan
pada misi mereka. Perjuangan yang siap mereka lancarkan
dari bawah dan amat berat itu. Dan karena saat itu banyak
orang-orang sakti yang percaya pada benda-benda pusaka
yang dikeramatkan orang-orang tertentu apalagi seperti
benda-benda istana macam Pedang Medali Naga ini maka
secara moral mereka merasa mendapat tambahan kekuatan
batin yang tidak kecil artinya bagi perkumpulan itu. Pedang
yang secara simbolik dijadikan lambang pintu "gaib" untuk
memperoleh keberhasilan mereka dalam perjuangan melawan
kezaliman raja muda Wu! Perjuangan "bawah tanah" yang
harus dilakukan dengan hati-hati sekali!
(OodwkzoO) Dan kini, kembali pada peristiwa di atas gunung T a-pie-san
di mana saat itu Pendekar Gurun Neraka mendengar berita
tentang hilangnya Pedang Medali Naga sang ketua Go-bi Bu
Wi Hosiang yang tidak sabar melihat pendekar ini termenung
terlalu lama sudah bertanya sambil mengetukkan tongkatnya.
"Bagaimana pendapatmu, Yap-sicu" Apakah kita harus
memencar untuk mencari kembali pedang yang hilang ini?"'
Pendekar ini menarik napas berat. "Aku belum dapat
menentukannya, lo-suhu. Tapi bagaimana pula dengan anak
kami Sin Hong" Kami juga mendapat musibah ini, tentu tak
mungkin membiarkannya begitu saja dilarikan penjahat!"
"Hm, kalau begitu pinto dapat membantunya. Pendekar
Gurun Neraka. Pinto dan Bu Wi lo-suhu akan meminta semua
anggauta Ho-han-hwe yang ada untuk dikerahkan mencari
anakmu itu. Tapi siapa yang harus lebih dulu dicari?" Thian
Kong Cinjin tiba-tiba bicara, menimpali pembicaraan rekannya.
Dan Pek Hong yang tentu saja lebih memberatkan anak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
daripada sebuah perkumpulan sudah menjawab dengan alis
berkerut, "Tentu saja kimi akan mencari Sin Hong dulu, locianpwe.
Pedang Medali Naga setidak-tidaknya dapat dicari oleh kalian
para anggauta Ho-han hwe!"
"Tapi kami akan membantumu, hujin. Pinto tidak
bermaksud mendahului urusan pribadi kalau itu lebih penting!"
"Ya, tapi sebaiknya begini saja, Yap-sicu. Karena paduka
pangeran menghendaki kedatanganmu di istana sebaiknya
kita cari kedua-duanya secara berbareng. Ada suatu urusan
yang hendak dibicarakan empat mata oleh sri paduka
pangeran. Kalau kau setuju pinceng dapat mengerahkan
murid-murid pinceng untuk mencari jejak anakmu. Bagaimana
menurut hujin?"
Pek Hong memandang Hwesio Go-bi ini. Dia tentu saja
masih keberatan, tak mau urusan mencari Sin Hong "dipisah"
seperti itu. Karena ia menghendaki anaknya itu dicari dulu,
bukan dicari sambil lalu. Tapi belum ia menjawab mendadak
Ceng Han sudah mendahului maiu.
"Adik Hong sebaiknya begini saja, aku punya usul. Kalau
kalian setuju dan tidak keberatan sebaiknya biarkan Yap-
twako ke kota raja memenuhi permintaan sri paduka
pangeran. Ho-han-hwe mengalami cobaan berat, hanya Yap-
twako seorang yang bisa mengatasinya. Kalau kalian tak dapat
menunggu kembalinya Yap-twako untuk mencari Sin Hong
biarlah aku mewakili Yap-twako bersama kalian mencari anak
itu. Bagaimana menurut pendapat kalian?"
Pek Hong tak segera menjawab, ia memandang suaminya,
minta pertimbangan. Dan Pendekar Gurun Neraka yang
menghela napas tiba-tiba bertanya. "Han-te, urusan apakah
sebenarnya yang hendak dibicarakan pangeran kepadaku"
Tidakkah urusan itu bisa dilimpahkan pada orang lain saja?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tak tahu masalahnya, twako. Tapi pangeran bilang
ingin bicara empat mata denganmu!"
"Dan Bu Wi lo-suhu atau Thian Kong to-tiang juga tak
tahu?" "Pinceng kurang jelas, Yap sicu. Tapi tentunya itu penting
sekali " "'Ya. dan pinto rasa keadaan sudah mendesak. Pendekar
Gurun Neraka. Karena pangeran sendiri berpesan agar
secepatnya bertemu denganmu!" Thian Kong Cinjin
menjawab, menyusul katakata Bu Wi Hosiang. Dan Pendekar
Gurun Neraka yang bagaimanapun juga terjepit oleh dua
urusan yang sama-sama penting ini akhirnya mengangguk.
"Baiklah, aku akan ke kota raja kalau begitu, ji-wi
locianpwe. Dan kukira tidak ada jeleknya kalau adik iparku ini
membantu isteriku mencari Sin Hong." lalu menoleh pada
isterinya pertama pendekar ini bertanya, "Hong-moi. kau tentu
dapat menyetujui pendapatku, bukan" Istana minta
kedatanganku, urusan pribadi terpaksa kusimpingkan dulu.
Bagaimana menurut pendapatmu?"
Pek Hong terisak. Ia tiba-tiba sedih, tapi merasa tak dapat
menolak karena di situ sedang ada tiga orang tamu mereka
maka nyonya muda inipun menganggukkan kepala dengan
hati disayat. Merasa betapa mereka lagi lagi harus berpisah!
"Terserah padamu, koko... kalau kau merasa itu paling baik
bagi kita aku akan mengikutimu...!"
Ceng Bi terharu. Ia tahu apa yang sedang bergolak di hati
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
madunya ini, maka memeluk pundak madunya ia berbisik,
"Enci Hong, jangan berduka. Aku akan menemanimu mencari
Hong ji. Bagaimanapun juga dia adalah puteraku, anak-anak
kita berdua!"
Pek Hong menangis di pelukan madunya. Ia tersedu-sedu,
tapi isteri pendekar sakti yang tahu keadaan ini akhirnya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mampu menahan diri. Ia menggigit bibir, dan ketika mereka
sudah menentukan rencana untuk apa yang diperbuat maka
Pendekar Gurun Neraka serta tiga orang tamunya segera
mengurus mayat Ta Bhok Hwesio yang ada di ruangan itu.
Pek Hong hampir pingsan melihat keadaan gurunya ini, dan
Ceng Bi yang bijaksana lalu menyeret madunya itu ke dalam
kamar untuk dihibur. Sementara keesokan harinya, setelah
semua urusan di atas gunung beres berangkatlah Pendekar
Gurun Neraka ke kota raja bersama Bu Wi Hosiang dan T hian
Kong Cinjin. Mereka bersama turun gunung, tapi ketika tiba di
kaki bukit tiga orang ini berpisah. T hian Kong Cinjin dan Bu Wi
Hosiang belok ke kiri menuju markas Ho-han-hwe sedangkan
Bu Kong terus ke barat menuju kota raja, meninggalkan Ceng
Bi dan Pek Hong serta Ceng Han di atas gunung. Tiga orang
yang siap mencari Sin Hong kalau dia terlalu lama kembali!
(OodwkzoO) "Siauw cut, bagaimana
kesanmu di atas gunung''"
"Hm, mereka benar-
benar lihai, locianpwe. Pendekar Gurun Neraka
dan dua orang isterinya itu
benar-benar tak dapat dipandang enteng!"
"Dan kau sekarang percaya omonganku?"
"Ya."
"Ha-ha, kau memang
anak keras kepala, Siauw-
cut. Kalau belum membuktikan sendiri agaknya kau tak kenal puas!"
Dua bayangan itu bicara sambil berlari cepat. Mereka
adalah Bu-beng Siauw-cut dan Kun Seng, laki-laki tua yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belum begitu dikenal si bocah. Dan Kun Seng yang tertawa
bergelak oleh pengakuan anak laki-laki ini akhirnya menuding
ke kanan. "Bu-beng, kita istirahat dulu. Pohon itu rindang sekali untuk
kita!" Anak itu mengangguk. Dia tak mengeluh diajak berlari di
panas terik begitu. Tapi ketika lawan mengajaknya berteduh
diapun tak menolak. Mereka membelok ke kanan, dan begitu
tiba di bawah pohon rindang ini si laki-laki tua membanting
pantatnya sampai berdebuk.
"Bu-beng, kau sungguh anak luar biasa. Gembira sekali aku
berkenalan denganmu, ha-ha ....!" dan Kun Seng yang
memandang si bocah penuh kagum tak menyembunyikan rasa
gembiranya yang amat besar.
Tapi anak laki-laki ini acuh saja. Dia menyeka peluh, lalu
duduk di bawah pohon itu dia memandang lawan bicaranya.
"Locianpwe, kapan kau akan meninggalkan aku"'
"Wah, kenapa buru-buru, anak baik" Bukankah aku baru
saja menolongmu dari kejaran, dua orang isteri Pendekar
Gurun Neraka itu" Kalau tidak tentu kau sudah ditangkap
mereka dan mungkin mendapat perlakuan tidak menyenangkan yang menyakitkan hatimu!"
Anak ini tersenyum mengejek. "Ya, kata-katamu benar,
locianpwe. tapi bagaimanapun juga kau harus menepati janji!"
Orang tua ini menyeringai. Dia mengebut-ngebutkan
bajunya yang penuh debu. lalu mengambil roti kering dan arak
putih dia menggapaikan lengannya. "Bubeng. aku tak akan
melanggar janji. Tapi tak adakah rasa terima kasihmu pada
tua bangka ini" Hayo ke mari, kita minum arak dulu sebelum
berpisah!"
Anak itu menggeser duduknya. Dia sudah disodori arak
putih itu, juga roti kering. Tapi mengerutkan alis mendadak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia bertanya, "Apakah untuk makanan dan minuman ini aku
juga dianggap hutang, locianpwe?"
?"Eh, apa maksudmu?" si tua terbelalak.
"Artinya, bila aku menerima tawaranmu ini apakah juga
wajib kau menagih hutang terima kasih padaku?"
Laki-laki tua itu tertawa terbahak. "Bu-beng, kau kurang
ajar sekali. Kenapa bicaramu ceplas-ceplos begini" Siapa
mengharuskan kau berterima kasih padaku" Hayo, sambar
saja roti kering ini dan celupkan pada arak. Tentu sedap sekali
dinikmati pada saat terik begini, ha-ha . !" dan si tua yang
sudah melempar sepotong roti pada anak laki-laki itu
menggelogok-araknya dengan lahap.
Bu-beng Siauw-cut mengamati, tertegun sejenak. Tepi
melihat temannya itu menggelogok arak dengan muka
gembira diapun jadi tersenyum kecil. Kun Seng sudah
melempar guci araknya pula, dan laki-laki tua ying berseri
mukanya itu menepuk pundaknya. "Bubeng, hayo minum.
Celup roti kering itu dan nikmatilah...!"
Anak ini tak menolak lagi. Dia sudah menerima guci arak
itu, lalu minum sedikit membasahi kerongkongannya yang
haus diapun mulai menggigit roti kering itu. Masih sungkan-
sungkan. Tapi si tua Kun Seng yang tak sabar melihat sikap
anak ini menyambar gucinya.
"Wah, kenapa malu-ma lu" Hayo buka mulutmu itu, Bu-
beng. Aku akan menuangnya..." gluk-gluk-gluk! dan Bu-beng
Siauw-cut yang tiba-tiba meneguk arak yang sudah dituang
dalam mulutnya yang terbuka mendadak terbatuk-batuk dan
tersedak! "Wah... sudah, locianpwe.... sudah., sudah cukup..!"
Orang tua itu tertawa. Dia melempar kembali gucinya pada
anak laki-laki itu, dan bangkit berdiri dengan muka gembira
dia berkata, "Sekarang kau telah menikmati arak putihku Bu-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beng. Dan jangan kaget kalau beberapa saat lagi kau akan
merasa bertambah semangat dan enteng sekali tubuhmu! T api
tidak khawatirkah kau bahwa arakku beracun?"
Si anak mengusap bibirnya. "Aku tak khawatir racun atau
tidak beracun, locianpwe. Yang jelas aku percaya kau tak
mempunyai maksud buruk!"
"Ha-ha, dari mana kau tahu?"
"Dari sikapmu ini. Bukankah kau telah menolongku dari
kejaran dua orang isteri Pendekar Gurun Neraka?"
Laki-laki tua itu terbahak. Dia gembira sekali berdekatan
dengan anak ini, tapi teringat dia harus meninggalkan anak ini
sesuai perjanjiannya di kuil Tee-kong-bio tiba-tiba ketawanya
lenyap terganti rasa muram yang membuat mukanya gelap.
"Bu-beng," dia menarik napas. "Kau benar-benar anak
mengagumkan sekali. Tapi bolehkah kutanya satu hal sebelum
kita berpisah?"
Anak itu terheran. "Apa yang hendak kau tanyakan,
locianpwe?"
"Dirimu ini. Kemanakah kau akan pergi setelah
kegagalanmu di puncak gunung?"
"Hm, itu urusanku sendiri, locianpwe. Apakah kau hendak
secara diam-diam menguntit, perjalananku?"'
"Ah, tidak, anak baik. Tapi aku hendak memberi nasihat
padamu." "Tentang apa?" ,
"Tentang kelemahanmu ini. Kau harus belajar silat, tak
boleh begini terus kalau ingin berhasil menghadapi Pendekar
Gurun Neraka. Laki-laki itu terlalu hebat untukmu, Bu-beng. Di
dunia ini kukira hanya dua orang saja yang dapat
menandinginya!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si anak tertegun. "Siapa, locianpwe?"
"Aku sendiri dan seorang lain!"
Bu-beng S'auw-cut tiba-tiba tertawa. Dia terbelalak
mendengar kata-kata itu, sekejap tapi kemudian tertawa geli
sampai terpingkal. Lalu bangkit berdiri dengan masih tertawa
geli anak ini berkata, "Locianpwe, pintar sekali akalmu ini.
Bukankah dengan begitu kau ingin bersamaku terus dan
membatalkan janjimu sendiri" Ah, kau tak perlu menipu aku.
locianpwe. Kau tak dapat membodohiku dengan caramu
begini...!"
Laki-laki itu merah mukanya. "Aku tak bohong. Bu beng.
Aku mempunyai ilmu silat pedang yang selama ini
kurahasiakan untuk menghadapi pendekar muda itu!"
Tapi Bu-beng Siauw-cut tak tertarik. Anak ini menghela
napas, dan duduk kembali dengan mata melamun anak ini
menggeleng. "Tidak, aku tak tertarik pada ilmu pedangmu,
locianpwe, atau pada ilmu s ilat orang lain yang bagaimanapun
hebatnya. Aku telah menemukan calon guruku sendiri. Dan itu
baru kuketahui ketika aku berada di rumah musuh besarku
itu!" Kun Seng terbelalak. "Siapa, Bu-beng?"
"Hampir sama dengan namaku. Tapi tak kuketahui di mana
dia berada!"
"Hm. siapa dia" Mampukah dia menandingi ilmu
pedangku?"
Si bocah tertawa aneh. "Aku tak tahu bagaimana
kehebatan ilmu pedangmu, locianpwe. Tapi aku merasa kau
tak dapat menandingi orang yang menjadi pilihanku ini,
biarpun aku juga belum pernah melihat muka ataupun ilmu
kepandaiannya!"
Orang tua itu penasaran. Dia jadi marah mendengar kata-
kata ini, tapi menekan kemarahannya tiba-tiba dia mencabut
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang yang tersembunyi di balik punggungnya. "Bu-beng,
beranikah kau bertaruh bahwa orang itu benar-benar mampu
menandingi ilmu pedangku" Siapa dia dan yakinkah kau akan
kehebatannya?"
"Hm, aku yakin, locianpwe. Karena Pendekar Gurun Neraka
bendiri tampaknya berobah mukanya begitu menyebut nama
orang ini! Dia pasti orang hebat, kalau tidak tak mungkin
pendekar itu gemetar menyebut namanya...!"
Kun Seng jadi mendongkol. "Dan kau berani menerima
taruhanku?"
Si anak tiba-tiba bangkit berdiri. "Kenapa tidak, locianpwe"
Aku berani bertaruh untuk nama yang satu ini. Tapi dengan
syarat, bila kau mengakui kebesaran namanya kau harus
menunjukkan padaku di mana orang itu berada!"
Si tua terbelalak. "Hanya dengan mengakui kebesaran
namanya" Jadi belum bertanding?"
"Ya, tak perlu bertanding, locianpwe. Karena kalau
bertempur kau pasti kalah! Kau berani mengakuinya dengan
jujur?" Laki-laki ini membanting kakinya. "Bu-beng Siauw-cut, kau
benar-benar bocah kurang ajar! Mana mungkin bertaruh
macam ini" Kau gila!"
Tapi anak itu tersenyum. "Tidak, aku tidak gila, locianpwe.
Justeru aku merasa yakin setelah Pendekar Gurun Neraka
sendiri menyebut namanya. Sesungguhnya aku telah
mendengar nama itu banyak disebut-sebut orang!"
"Hm, siapakah dia?"
Namun anak ini menyeringai kecil. "Locianpwe, sebaiknya
kita bicara dengan jujur. Beranikah kau mengakui
kekalahanmu bila benar orang ini di atas dirimu" Artinya, bila
benar orang ini memiliki nama besar di atas dirimu sendiri kau
harus jujur mengakuinya dan tak boleh banyak cakap lagi.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi kalau aku yang kalah apapun boleh kau minta dari aku,
termasuk menjadi muridmu ataupun pelayanmu!"
Kun Seng naik darah. Dia jadi tertawa bergelak untuk
melampiaskan kemarahannya ini, tapi menggeram lirih dia
berkata, "Bu-beng, baru kali ini aku si tua bangka diadu
macam jengkerik tak berdaya oleh bocah macammu ini. Tapi
baiklah, bila dia memang betul-betul hebat dan sanggup
melayani ilmu pedangku saat itu juga aku tunduk dan
menyerah kalah. Tapi kalau tidak, kau harus melayaniku
sebagai budak selama sepuluh tahun!"
Anak ini mengangguk. "Boleh, kuterima tantanganmu. Tapi
bagaimana kalau aku yang menang?"
"Kau boleh minta apa saja dariku, bocah kurang ajar. T api
yang tidak melanggar kebenaran!"
"Baik, aku hendak minta satu saja, locianpwe. Yakni kau
harus menunjukkan padaku di mana orang besar ini tinggal!"
Kun Seng tertawa beringas. Dia penasaran sekali, merasa
"diaduk-aduk" bocah ini. Tapi laki-laki tua yang mendongkol
bercampur tegang itu membentak, "Baiklah, sekarang katakan
siapa dia, Bu-beng Siauw-cut. Aku siap mendengar dan
memaki namanya kalau dia cecunguk macam dirimu ini!"
Anak itu tersenyum. "Kau benar-benar siap, locianpwe?" .
"Ya, cepat katakan'"
"Baiklah, dia adalah Bu beng Sian-su!"
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hah...?" si tua mencelat ke belakang, "Bu-beng Sian su"
Kau gila, anak setan" Kau hendak menandingkan manusia
dewa itu dengan s i tua bangka ini?"
"Ya, kau mampu mengalahkannya, locianpwe" Kau anggap
nama ini tidak berharga dibanding namamu" kau siapakah dan
siapa julukanmu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Kun Seng sudah tertegun bingung. Dia terkejut
mendengar nama yang diajukan Bu-beng Siauw cut ini,
mengira anak yang tidak bisa silat itu tak mengenal nama
yang tersohor di kalangan orang-orang kang-ouw ini. Nama
yang tidak ada bandingannya di seluruh jagat persilatan, nama
yang tidak bisa disejajarkan dengan orang-orang "biasa"
karena Bu-beng Sian-su dianggap dewa yang tingkatannya
jauh di atas manusia "biasa". Karena itu mendengar Bu beng
Siauw-cut tiba-tiba mengajukan nama ini kontan saja kakek itu
terkejut dan bengong. Tapi akhirnya malah marah-marah!
"Bu-beng, kau curang. Nama ini terang tak dapat
disejajarkan dengan manusia!"
?"Hm. kenapa begitu, locianpwe" Bukankah dia juga
manusia seperti kita?"
"Benar, tapi Bu-beng Sian-su manusia istimewa, bocah. Dia
manusia dewa yang disegani orang jahat maupun baik!"
"Dan kau mengakui kebesarannya?"
"Tentu saja. Tapi...."
"Tapi kau tentu tak menolak kekalahanmu bukan,
locianpwe?"' anak ini memotong, tersenyum memandang
lawannya. Dan si kakek yang blingsatan oleh potongan kata-
kata itu akhirnya membanting kaki dengan marah.
"Bu-beng Siauw-cut, kau curang. Kau benar-benar
mengakali aku!"
"Tapi aku merasa tak menipumu, locianpwe. Kita masing-
masing bicara apa adanya!"
"Ya, tapi Bu-beng Sian-su bukan tandingan manusia biasa,
anak setan. Kakek itu manusia dewa yang tidak ada
tandingannya di muka bumi ini!"
"Jadi karena itu dia betul-betul hebat luar biasa?"
"Tentu saja!'"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, dialah calon guruku. Aku telah menjatuhkan pilihan
untuk menjadi murid manusia dewa ini."
Tapi si lelaki tua yang mendengus tiba-tiba tertawa
mengejek. "Siauw-cut, kau bagai pungguk merindukan bulan!
Tidak tahukah kau watak yang aneh dari kakek dewa ini?"
"Hm, watak aneh yang bagaimana, locianpwe" Apa yang
kau maksud?"
"Kau tidak akan berhasil mewujudkan angan-anganmu,
bocah. Bu-beng Sian-su tak mungkin mau mengambilmu
sebagai murid!"
"Kenapa?"
"Kakek itu tak lagi terikat oleh segala hubungan duniawi.
Dia tak mau terikat dan diikat oleh urusan murid dan guru.
Biarpun kau jungkir balik seribu kali di depannya!"
"Ah, kau bohong, locianpwe-... kau menakut-nakuti aku?"
"Hm, kenapa aku harus bohong padamu, Siauw-cut"
Kenapa aku harus membohongi seorang bocah" Kau kira
untuk membujukmu menjadi muridku aku harus berbuat yang
tidak-tidak" Huh. orang she Kun ini masih punya harga diri,
bocah. Aku tak sudi me lakukan perbuatan memalukan kalau
kau memang tak mau menjadi muridku!"
Bu-beng Siauw-cut percaya. Dia memang melihat watak
yang gagah membersit di wajah laki-laki tua ini, sikap yang
penuh kejantanan di balik keriput muka tua itu. Tapi sangsi
bahwa Bu-beng Sian-su benar-benar tak mau "diikat" urusan
duniawi diapun mencoba tersenyum, senyum tak percaya.
"Locianpwe, aku belum membuktikannya sendiri. Mungkin
kau benar tapi mungkin juga tidak. Siapa tahu nasib
keberuntungan sedang ada di pihakku" Kau katakanlah
sekarang, di mana aku bisa menemui kakek itu dan kita sama
lihat, siapa yang menang untuk urusan ini. Kau masih
menepati janjimu, bukan?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Seng tertawa mengejek, gemas juga! "Siauw-cut, kau
benar-benar anak bandel. Kenapa tidak percaya omongan
orang" Kaukira mudah membujuk kakek itu" Tapi baiklah,
kalau benarbenar kau ingin menemui manusia dewa ini kau
boleh mencarinya di Gua Malaikat! Kakek itu ada di situ.
biasanya bersamadi berharihari sebelum turun gunung
mencari seseorang."
"Hm. di mana Gua Malaikat itu, locianpwe?"
"Di sana. Tiga hari perjalanan dari sini di sebelah timur
Lembah Cemara. Kau temuilah kakek itu kalau kau berhasil!"
si tua menuding ke timur, ke arah sebuah gunung yang hijau
kebiruan, jauh dari tempat mereka berada. Dan Bu-beng
Siauw-cut yang sudah gembira hatinya buru-buru melompat
bangun dan menjura.
"Locianpwe, kau benar-benar baik. Terima kasih...!"
"Hm, kau mau berangkat sekarang juga?"
"Ya Mau tunggu apalagi, locianpwe" Bukankah kita..."
"Ya-ya, kita tak ada urusan lagi, Bu-beng Siauw-cut. Aku
tahu... aku tahu itu! Bukankah kau hendak bilang bahwa aku
tak perlu menguntitmu di belakang?" si kakek memotong,
gemas tapi juga mendongkol. Dan Bu-beng Siauw-cut yang
tertawa ditahan segera membungkukkan tubuhnya dalam-
dalam. "Locianpwe, jangan marah. Sesungguhnya kalau belum
berhasil kutemui manusia dewa itu tak puas rasanya hati ini.
Kita rupanya tak berjodoh, hingga maaf tak dapat kupenuhi
permintaan baikmu untuk mengambilku sebagai murid. Tapi
masih banyak anak-anak lain yang berbakat, bukan" Nah,
sampai ketemu, locianpwe. Selamat tinggal dan... jangan
melanggar janjimu sendiri untuk mengejar-ngejarku lagi!"
Anak itu sudah memutar tubuh, siap meninggalkan kakek
she Kun ini. Tapi si tua yang menggapaikan lengannya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendadak melompat maju, berseru memanggil, "Bu-beng,
tunggu dulu! Bolehkah kutanya sebuah hal?"
"Hm, apa yang hendak kautanyakan, locianpwe?"
Kakek itu batuk-batuk. "Aku ingin bertanya tentang
kecerdikanmu ini, anak baik. Bahwa agaknya semenjak di kuil
Teekong-bio itu kau sudah tahu tentang nama Bu-beng Sian-
su ini! Benarkah"''
Anak itu tersenyum. "Memang benar, locianpwe "
"Dan kau sengaja menguji kebesaran nama ini di depan
Pendekar Gurun Neraka dan aku sendiri?"
"Hm, sebetulnya tidak demikian, locianpwe. Untuk
Pendekar Gurun Neraka aku mendapatkannya secara
kebetulan saja."
"Dan untuk diriku?"
Si anak tertawa.
"Setan, kenapa kau kau tertawa, Bu-beng?"
Bu-beng Siauw-cut geli hatinya."Maaf. aku sengaja
mengulang nama itu untuk meyakinkan diriku, locianpwe. Dan
ternyata benar kau terkejut sekali begitu mendengar nama
Bu-beng Sian-su!"
"Jadi dengan begini kau yakin dia merupakan orang yang
dapat kauandalkan, bocah"'
"Ya."
"Setan...! Kau benar-benar bocah siluman, Bu-beng.
Sungguh tak kusangka kau memiliki kecerdikan besar!"
Bu-beng Siauw-cut tertawa. Dia tak menghiraukan lagi
kakek Kun ini, memutar tubuh dan berlari cepat meninggalkan
kakek itu. T api melambaikan tangan dia berteriak, "Locianpwe,
jangan penasaran. Kita berpisah dulu sampai jumpa...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
0o-dwkz-rhg-o0 Jilid 5 SI KAKEK terang tak dapat mengejar. Dia terikat perjanjian,
tak boleh mengganggu bocah itu lagi. Dan Kun Seng yang
menjublak bengong akhirnya mengepal tinju dan memasukkan
pedangnya. Laki-laki tua ini menggelengkan kepalanya,
mendesis lalu berbalik punggung, mengambil arah berlawanan
dengan Bu-beng Siauw-cut untuk melangkahkan kakinya
dengan gontai. Lalu begitu dia menyeringai dan tertawa
sendirian tiba-tiba tubuhnyapun berkelebat
dan lenyap dari tempat itu. Tak tahu pergi ke mana!
(Oodwkz-rhgoO) "Ibu, bagaimana kita sekarang?"
Tok-sim Sian-li menangis. Dia bersama anaknya sudah
meluncur turun dengan air mata bercucuran, meninggalkan
tempat Pendekar Gurun Neraka diiringi pelayannya setia A-
cheng. Sementara Ceng Liong yang diseret ibunya sepanjang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jalan tibatiba bertanya dengan tinju terkepal, marah dan
bingung melihat ibunya menangis tak berkesudahan!
Tapi akhirnya wanita ini berhenti juga. Mereka sudah jauh
dari Ta-pie-san, tak mungkin terkejar lagi. Dan Tok-sim Sian-li
yang menangis sampai bengkak matanya lalu membanting
tubuh di pinggir jalan, menggigit bibir dengan mata penuh
kebencian, berapiapi.
"A-cheng, bagaimana menurut pendapatmu menghadapi
hinaan ini?"
Sang pelayan menundukkan kepalanya. "Hamba kira sia-
sia, hujin Pendekar Gurun Neraka memang terlalu tangguh
untuk kita!"
"Jadi dengan begitu kita diam saja tak membalas?"
Pelayan ini bingung. "Tentu saja, hujin..... tentu saja kita
harus membalas! Tapi-bagaimana caranya?"
Ceng Liong tiba-tiba maju. "Sebaiknya kita cari seorang
teman, ibu. Kita bekerja sama dengan seseorang untuk
membalas hinaan ini'"
Tok-sim Sian-li bersinar matanya, tampak tertegun. Tapi
wanita cantik yang semula berseri itu tiba-tiba menggeleng
sedih, menarik napas. "Tak mungkin itu kita lakukan, Liong-ji.
Orang-orang yang membenci Pendekar Gurun Neraka sudah
tiada lagi. Mereka tewas pada sepuluh tahun yang lalu,
termasuk guruku sendiri Cheng-gan Sian jin...!"
"Tapi sekarang tentu ada tokoh baru, ibu. Masa tak ada
teman untuk kita membalas dendam?"
"Hm, sulit, Liong-ji. Aku juga lama tak turun gunung. Siapa
tokoh itu" Kukira tak ada, kecuali kalau kita keluar perbatasan
dan minta tolong pada beberapa sahabat mendiang sukong-
mu (kakek guru)!''
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, itulah....!" Ceng Liong berjingkrak girang. "Kenapa
tidak kita lakukan itu, ibu" Kita keluar perbatasan saja, kita
cari mereka!"
Tapi sang ibu muram mukanya. "Aku tak tahu tempat
tinggal mereka, Liong ji. Mereka merupakan orang-orang aneh
yang tak tentu rimbanya!"
"Ah...." Ceng Liong kecewa. "Kalau begitu kita gagal, ibu.
Tapi tidak adakah jalan lain untuk membalas hinaan ini?"
Tiba-tiba, seperti menjawab kekecewaan anak itu
mendadak terdengar suara tawa bergelak yang menggetarkan
tanah sekitarnya. Ceng Liong dan ibunya melihat dua
bayangan berkelebat lalu begitu muncul di depan mereka
tahu-tahu dua lakilaki aneh berdiri di depan mereka dengan
liur berketes-ketes, yang seorang tinggi besar bagai raksasa
menyeramkan dengan bulu dada lebat menghitam sedang
yang lain kurus kerempeng dan terbatuk-batuk bagai orang
kena tbc! "Ha-ha, siapa bocah ini, hujin" Anakmukah?"
Tok-sim Sian-li terkejut.
"Dan siapa kau, niocu" Ibu anak inikah?"
Tok-sim Sian-li terbelalak. Dia memandang dua orang laki-
laki itu dengan muka pucat, tergetar dan turut selangkah
melihat keadaan mereka yang menyeramkan. Terutama si
tinggi besar itu, yang matanya terbelalak sebesar jengkol.
Liurnya berketes-ketes bagai raksasa yang mencium daging
segar! Dan kaget serta terpengaruh oleh kehadiran tak
disangka-sangka yang mengejutkan dari dua orang laki-laki ini
Tok-sim Sian-li akhirnya membentak,
"Siluman-siluman buas. kalian siapakah dan ada apa datang
ke mari?" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si kurus kering terbatuk-batuk. "Heh-heh, kau cantik,
niocu. Tubuhmu segar dan menggairahkan sekali. Tidak
tahukah kau siapa kami"''
Si raksasa tertawa bergelak. "Kami dua sahabat dari luar
perbatasan, hujin. Kami datang karena kau menyebut-nyebut
nama mendiang sahabat kami Cheng-gan Sian-jin!"
"Oh...!" Tok-sim Sian-li terkejut. "Kalian siapakah, ji-wi
locianpwe" Bagaimana bisa mengaku sahabat dari mendiang
guruku?" "Heh-heh, Cheng-gan Sian-jin gurumu, nio-cu" Jadi kau ini
muridnya yang berjuluk T ok-sim Sian-li itu"'
Tok-sim Sian-li terbelalak. "Ya. kalian siapakah, ji wi
locianpwe?"
"Ha-ha, aku adalah Naga Kepala Sakti, hujin. Di luar
perbatasan orang memanggilku Temu Ba, raksasa pemakan
bocah macam anakmu ini!"
Ceng Liong terkejut. Dia bersama ibunya mengeluarkan
seruan kaget, ngeri dan pucat melihat si tinggi besar itu tiba-
tiba me langkah maju, mengulurkan lengan dan tahu-tahu
menangkap anak laki laki ini. Dan Ceng Liong yang sudah
dicengkeram si raksasa Temu Ba tiba-tiba menggaplok muka
lawan sambil menjerit. "Siluman busuk, lepaskan aku...!"
Tapi Temu Ba terbahak. Dia membiarkan mukanya
digampar, lalu melihat Ceng Liong menendang perutnya tiba-
tiba jari raksasa tinggi besar ini menotok pundak, membuat
Ceng Liong lumpuh. Dan begitu si anak mengeluh dengan
mata terbelalak tahu-tahu hidungnya mengendus-endus ubun-
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ubun Ceng Liong, dijilat-jilat!
"Ha-ha, anak ini segar sekali, Mayat Hidup. Otaknya bersih
dan sumsum tulang belakangnya kental! Tentu darahnya juga
segar dan bersih...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok-sim Sian-li terkesiap. Dia kaget melihat anaknya
disambar Temu Ba, dan melihat kepala Ceng Liong dijilat-jilat
dan gigi si raksasa mulai mencuat lebar mendadak wanita
cantik ini melengking dan membentak marah, "Tamu Ba,
lepaskan anakku...!"
Tapi raksasa Mongol itu terbahak. Dia tak menghiraukan
bentakan itu, tapi ketika lawan berkelebat menamparnya
mendadak laki-laki ini mengegos, berkelit dan menerima
tamparan Tok-sim Sian-li dengan bahunya yang lebar.
"Plak....!" dan Tok-sim Sian-li tergetar mundur, menjerit
kecil dengan muka pucat!
"Ha-ha, bagaimana, hujin" Kau masih berani memukulku
lagi?" Tok-sim Sian-li memekik. Dia melihat si raksasa liurnya
semakin berketes-ketes, tampak tergiur sekali oleh kepala
Ceng Liong yang segar, seperti seekor kucing menjilat-jilat
kepala seekor tikus. Dan Tok-sim Sian-li yang gelisah serta
marah oleh keselamatan puteranya mendadak melompat maju
dan menampar lagi, kali ini ke leher s i raksasa Mongol dengan
pukulan Tok-hiat-jiunya!
"Temu Ba, lepaskan anakku.....!"
Si raksasa menyeringai. Dia melihat lengan Tok-sim Sian-li
yang sudah berobah merah itu, me layang menamparnya
lehernya dengan kecepatan kilat.
Tapi raksasa yang tidak menangkis ini malah tersenyum
dan tertawa lebar pada temannya.
"Mayat Hidup, dia benar-benar murid sahabat kita. Lihat
pukulan Tok-hiat-jiunya itu!"
Si kurus berpenyakitan mengangguk. "Heh-heh, tampaknya
benar, Mu Ba. Dia cocok sekali menjadi murid sahabat kita.
Pukulannya ganas dan hebat sekali!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Temu Ba tertawa. Dia tak
menghindar tamparan wanita
cantik ini, mengangguk bersamaan datangnya pukulan. Tapi melihat angin tajam mengiringi
tamparan itu dia
mengguncang tubuh dan mendesis, "Haya,
sinkangnya lumayan, Mayat Hidup Bisa pecah
leherku kalau tidak menolak pukulannya..,!" lalu, bersamaan
jari Tok-sim Sian-li menghantam lehernya tiba-tiba raksasa ini
membentak dan menggelembungkan lehernya. Dan begitu
suara pukulan mengenai dirinya tahu-tahu Tok-sim Sian-li
sendiri terpelanting dan menjerit roboh!
"Ah. !"
Raksasa Mongol itu tertawa bergelak. Dia tampak gembira
melihat wanita ini terguling-guling, tapi ketika lawan melompat
bangun dan mencabut pedang di pinggang sekonyong
konyong mukanya beringas.
"Mayat Hidup, tolong kaulayaai siluman cantik itu. Aku tak
tahan mencium bau anak ini."
Si kurus kering mendengus. Dia rupanya acuh saja, tapi
ketika kakinya berjengit tiba-tiba tubuhnya melayang ke depan
di muka temannya, tak tampak bergerak tapi tahu-tahu sudah
terbang seperti iblis! Dan si raksasa tinggi besar yang berseri
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mukanya ini tiba-tiba memutar tubuh pergi membawa Ceng
Liong! "Hujin, anakmu kupinjam. Aku ingin menyedot sumsun
tulang belakangnya!"
Tok-sim Sian-li tergetar. Ia kaget melihat Mu Ba tiba tiba
terbang ke timur, terbahak sambil menjilat-jilat kepala Ceng
Liong. Dan maklum bahwa anaknya dalam bahaya tiba-tiba
ibu muda ini menjerit sambil menimpukkan tiga jarum
rahasianya, jarum-jarum merah yang mengandung racun
jahat! Lalu tak puas dengan timpukan senjata am-gi (gelap)
ini ia pun menyusul dengan lompatan panjang memburu si
raksasa Mongol!
"Temu Ba, jahanam kau.... cet-cet-cet!"
Tapi Temu Ba tertawa bergelak. Dia tak menghiraukan
serangan jarum-jarum beracun, yang runtuh begitu mengenai
punggungnya. Tapi ketika lawan mengejar dan menusuk
pinggangnya sekonyong-konyong raksasa ini menggerakkan
tangan ke belakang, mengibas.
"Mayat Hidup, jangan diam saja. Dia bagianmu... plak!" dan
Tok-sim Sian-li yang tiba-tiba roboh sudah terpelanting
bergulingan disambar angin pukulan si tinggi besar ini. Wanita
itu marah, tapi ketika dia melompat bangun tahu-tahu si
Mayat Hidup sudah berdiri di depannya.
"Niocu, biarkan anakmu itu melayani Mu Ba. Lebih baik
kaulayanai aku dan kita bersenang-senang, heh-hehl"
Tok-sim Sian-li memekik. Ia langsung menikam si Mayat
Hidup ini, lalu berteriak pada pembantunya ia membentak, "A-
Cheng, kejar! Jangan ndomblong saja di situ...!"
A-cheng terkejut. Pelayan ini sadar, dan melihat si raksasa
sudah jauh melarikan Ceng Liong tiba-tiba iapun manjejakkan
kakinya mengejar, setengah takut tapi juga setengah bingung!
Sementara Lie Lan yang bertubi-tubi menyerang si Mayat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hidup karena dihalangi gerakannya untuk mengejar Temu Ba
sudah membacok dan menusuk dengan penuh kemarahan
lawannya yang kerempeng ini.
Tapi mengejutkan sekali. Mayat Hidup itu ternyata luar
biasa. Dia mengegoskan tubuh ke kiri kanan, menggoyangnya
bagai daun ditiup angin.. Dan begitu dia doyong ke sana ke
mari sambil terkekeh tahu-tahu semua serangan pedang itu
luput dan... mengenai angin kosong!
"Hi-ha, kau tak dapat menyentuh tubuhku, niocu.
Gerakanmu terlalu lamban dan ringan sekali... heh-heh!"
Tok-sim Sian-li mendelik. Ia kaget tapi juga marah, maklum
bahwa si kurus kering yang suka , batuk-batuk ini memang
hebat. Tapi ingat bahwa Ceng Liong dalam cengkeraman
bahaya ia pun melengking dan bertubi-tubi menyerang,
melanjutkan serangannya dalam tikaman dan bacokan yang
lebih sengit. Dan ketika satu saat lawan tampak lambat
mendoyongkan tubuh tiba-tiba pedangnya mendesing hebat
menyambar leher Si Mayat Hidup.
Tapi si Mayat Hidup terkekeh. Dia tak mengelak, rupanya
sengaja menerima babatan pedang yang meluncur deras itu.
Dan ketika persis pedang menyambar lehernya tiba-tiba
jarinya terulur ke depan mengusap pinggang si wanita muda.
"Heh-heh, pinggangmu ramping, niocu. Kau tentu pandai
sekali melayani pria!"
Tok-sim Sian-li terbelalak. Dia merasa pinggangnya tahu-
tahu dielus, diraba dan dicubit oleh jari jari nakal si Mayat
Hidup. Tapi begitu pedang mengenai leher lawan tiba-tiba
pedangnya mental bertemu batang leher yang kurus tapi alot.
"Takk!"
Tok-sim Sian-li menjerit. Wanita ini mengeluarkan seruan
tertahan, kaget melihat pedangnya hampir lepas diri cekalan.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara si Mayat Hidup yang terkekeh dengan mata
berkilat tahu tahu melanjutkan cubitannya ke pinggul!
"Niocu, pinggulmu bulat sekali. Ah, sedap...!"
Tok-sim Sian-li terbelalak. Ia benar-benar kaget melihat
kehebatan lawannya ini, tapi me lengking tinggi tiba-tiba ia
menubruk ke depan, menghantam dengan tangan kiri yang
penuh Tok-hiat jiu sementara menusukkan pedang dengan
tangan kanan ke dada si Mayat Hidup.
Tapi si Mayat Hidup terbeliak. Dia tertegun sejenak,
rupanya terkejut. Namun tertawa lebar mendadak dia
membusungkan dadanya yang kerempeng. "Wah, kau hendak
membunuhku, niocu" He he. jangan mengimpi, nyonya manis
Hun Phi si Mayat Hidup tak dapat dibunuh.!" lalu begitu dia
tertawa tahu-tahu kedua lengannya bergerak ke depan, yang
kanan menerima telapak lawan yang mengandung Tok hiat-jiu
sedang yang kiri dipakai untuk mengusap pipi si wanita cantik
sementara pedang yang menusuk dadanya dia biarkan begitu
saja menikam! "Takk...!'
Dan Tok-sim Sian-li tertegun. Pedangnya kembali tak
berhasil melukai lawan. Jangankan me lukai, menggores saja
tidak! Sementara tangan kirinya yang menghantam dengan
pukulan Darah Beracun (T ok-hiat-jiu) sudah diterima tangan
kanan lawan yang membuka telapaknya, menerima pukulan
itu sambil terkekeh, sementara pipinya sudah diusap secara
kurang ajar! Dan sementara dia terkejut oleh kesaktian si
Mayat Hidup ini tahu-tahu lawannya itu "menyedot" pedang
dan tangan kirinya hingga melekat tak dapat ditarik!
"Heh-heh, kita seharusnya tak boleh bermusuhan, niocu.
Kau cantik dan masih murid dari sahabatku sendiri!" si Mayat
Hidup bicara, berkilat-kilat matanya penuh nafsu memandang
Tok-sim Sian-li yang memang cantik dan menggairahkan ini.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Lie Lan yang sedang gelisah pikirannya tiba-tiba
membentak, mengerahkan ilmunya terakhir yang berbau sihir
itu, Sin-gan-i-hun-to yang menggetarkan jiwa, "Mayat Hidup,
lepaskan aku. Lihat pedangku menjadi naga untuk
menyerangmu....!"
Namun si Mayat Hidup terkekeh. Dia masih tertawa, tapi
ketika pedang Lie Lan tiba-tiba berobah jadi naga dan berkoak
di depan hidungnya mendadak si Mayat Hidup melepaskan
cekalannya dan melompat mundur.
"Wah, usir nagamu, niocu. Aku kuatir dia menggigit
bajumu." Tok-sim Sian-li girang. Ucapan lawan jelas menunjukkan
bahwa lawan terpengaruh oleh bentakan sihirnya, terkejut dan
melepaskan kedua tangannya dengan sikap kaget, tanda si
Mayat Hidup terkecoh melihat pedang sebagai "naga". Maka
begitu lawan me lompat mundur dan berteriak ketakutan iapun
mengejar sambil menggerakkan pedangnya.
"Mayat Hidup, kau mampuslah dicabik nagaku... "
Si kurus kering menjerit. Dia melompat lagi, mundur ke
belakang. Tapi ketika naga menyambar dadanya sekonyong-
konyong dia mengangkat tangan dan berseru, "Niocu, awas.
Aku kuatir naga ini menggigit bajumu!" dan baru dia berteriak
tahu-tahu si naga sudah berkoak di depan, membuka
mulutnya dan... "bret bret" baju Tok-sim Sian-lipun benar-
benar "digigit" naga ini hingga robek dan terkuak lebar!
"Ah...!"
Lie Lan berseru kaget. Dia tak mengerti bagaimana
pedangnya tiba-tiba membalik, menyobek baju sendiri sampai
terputus kancingnya, memperlihatkan pakaian dalamnya yang
hijau tipis. Tapi masih mengira lawan ketakutan oleh sihirnya
yang berbau hoat-sut itu dia me lengking tinggi dan
menambah kekuatan.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mayat Hidup, nagaku akan mencaplok kepalamu... !"
Si Mayat Hidup terbelalak. Dia tak diketahui gentar atau
tidak, karena mukanya yang putih itu sudah pucat sejak
semula. Tapi ketika Lie Lan melengking tinggi dan menambah
pengaruh ilmu sihirnya sambil membentak nyaring tiba-tiba
mulutnya menyeringai dan mengebutkan lengan dua kali.
"Niocu, tolong aku. Biar naga itu merobek sekahan baju
dalammu saja. Aku ingin menonton bukit dadamu yang
menggairahkan.. ..!" dan begitu dia menggerakkan lengan ke
depan tahu-tahu naga yang sudah berada di depan hidungnya
itu membalik, berkoak dan menyambar Lie Lan sendiri. Dan
begitu Lie Lan terpekik kaget tahu-tahu baju dalamnya yang
hijau tipis sudah "dimakan" pedangnya sendiri!
"Brett....!"
Wanita ini mengeluh. Dia menjerit kecil, me lempar pedang
dan mendekap buah dadanya yang tiba-tiba tersembul montok
dan segar bagai buah mangga yang sudah masak! Tapi si
Mayat Hidup yang rupanya tak dapat menahan diri sudah
terkekeh dan tahu-tahu menotok kedua pergelangan Lie Lan
yang mendekap buah dadanya.
"Niocu, jangan ditutupi. Pemandangan ini terlampau
indah!" Lie Lan mengeluh pendek. Dia ditotok tak berdaya,
lengannya menggelantung lemah dan buah dadanya benar-
benar tak dapat ditutup lagi, telanjang dipandang mata
jelalatan s i Mayat Hidup yang terkekeh gembira! Lalu begitu si
Mayat Hidup melangkah maju dan menundukkan kepalanya
tahu-tahu iblis ini telah membelai buah dadanya dan meremas
kurang ajar! "Niocu, kau benar-benar menggairahkan. Tubuhmu mulus
dan cantik sekali!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lie Lan pucat mukanya. Dia gemetar memandang si Mayat
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hidup yang mulai terengah, napasnya mendengus-dengus
penuh nafsu. Tapi teringat keselamatan Ceng Liong tiba tiba
dia berseru dengan suara menggigil, "Mayat Hidup, tolong
selamatkan dulu puteraku. Aku siap melayanimu dengan
gembira asal anakku kau selamatkan ..!"
Si Mayat Hidup terkekeh. "Wah, mana bisa aku
mengganggu kesenangan temanku, niocu" Temu Ba pasti
marah-marah, tak boleh dia diganggu"!"
"Tapi dia anakku satu-satunya. Mayat Hidup. Kalian tak
boleh membunuh anakku begitu saja."
"Hm, itu kesukaan temanku, niocu. Dia paling tertarik dan
terangsang kalau me lihat bocah macam anakmu itu. Seperti
aku juga terlarik dan terangsang melihat keindahan tubuhmu
ini, hehheh"!"
Lie Lan putus asa. "Kalau begitu kau akan menikmati diriku
seperti menikmati sebuah mayat, tua bangka. Kau tak akan
mendapatkan belaian cinta seperti layaknya dua orang laki-laki
dan perempuan berhubungan!"
"Eh, apa maksudmu" si Mayat Hidup terbelalak.
Dan Lie Lan mempergunakan kesempatan ini. "Artinya kau
akan mendapat tubuhku yang dingin, Mayat Hidup. Aku akan
mematikan rasa dan ragaku kalau kau main paksa!"
"Wah. tapi aku dapat mencegahmu, niocu," si Mayat Hidup
terkekeh. "Aku dapat menotok jalan darah di punggungmu
agar kau sadar kembali!"
"Betul, tapi kau tak dapat mencegah bila aku menggigit
putus lidahku bendiri, Mayat Hidup. Dan kau akan
mendapatkan diriku sedingin mayat yang tidak dapat melayani
nafsu berahimu lagi!"
Si Mayat Hidup terkejut. Dia harus mengakui kebenaran
kata-kata itu. dan Lie Lan yang melihat kata-katanya mulai
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berhasil mengejutkan lawan sudah tertawa dingin sambil
menggoyang tubuh menggetarkan buah dadanya yang kenyal
lembut dengan gerakan erotis, merangsang dan semakin
membakar nafsu berahi si Mayat Hidup.
"Dan jangan lupa, Mayat Hidup. Jelek-jelek aku adalah
murid guruku Cheng-gan Sian-jin yang mahir berma in cinta.
Aku dapat memberi kepuasan padamu seumur hidup, akan
mengajarimu bermain cinta yang membuat kau mabok tujuh
turunan dan lupa daratan. Tapi begitu kau menggangguku dan
aku marah jangan harap kau akan mendapatkan kehangatan
cintaku!" Si Mayat Hidup terbelalak. "Kau bersungguh-sungguh,
niocu" Kau tidak menipuku?"
"Hm, siapa main-main. Mayat Hidup. Siapa menipumu?"
"Jadi kau..."
"Ya, aku akan melayanimu tanpa kau paksa, Mayat Hidup!"
Lie Lan memotong. "Tapi dengan syarat bahwa kau tak boleh
menggangguku dan menyelamatkan jiwa anakku Ceng Liong
dari temanmu yang rakus itu. Dan sebagai imbalannya aku
akan memberimu kehangatan cinta selama kau perlukan dan
boleh kau bunuh kalau aku menipumu!"
Si Mayat Hidup tiba-tiba terkekeh. "Niocu, omonganmu
benar. T api aku sangsi maukah kau melayani orang bermuka
buruk macam diriku ini?"
"Hm, bagiku asa l kau laki-laki normal dan kita saling
memberi dan menerima tak jadi soal, bagiku masalah rupa,
Mayat Hidup. Asal kau dapat menyelamatkan anakku dan tidak
mengganggunya cukuplah sudah!"
"Wah, sungguh, niocu" Kau tidak ngeri melayaniku?"
Lie Lan menjebikan bibirnya. "Aku tak pernah menarik kata-
kataku sendiri. Mayat Hidup. Dan kau tak perlu khawatir
mengingat kepandaianmu masih jauh di atas tingkatku!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si Mayat Hidup tertawa melengking. Suaranya serak parau,
gembira luar biasa. Tapi begitu Lie Lan mengedipkan mata
dengan manis padanya sebagai isyarat sebuah "tantangan"
tiba-tiba si kurus kering ini sudah menyambar tubuh yang
montok menggairahkan itu dengan usapan gembira di buah
dadanya. "Niocu, kau hebat. Benar benar pantas kau menjadi
murid kesayangan sahabatku Cheng-gan Sian-jin...!" lalu
begitu dia memekik dan melompat tahu-tahu si Mayat Hidup
ini telah melesat ke timur memondong Lie Lan yang
tersenyum mengejek di atas pundaknya.
Sebentar saja mereka mengejar bayangan si raksasa
Mongol, sementara Lie Lan yang berdebar hatinya
mengkhawatirkan keselamatan Ceng Liong diam-diam
mencabut sebatang jarum untuk dicobloskan ke mata si Mayat
Hidup, satu tempat di mana orang tak mungkin dapat
melindungi daerah itu dengan kesaktian apapun, bila ternyata
Ceng Liong tewas di tangan si raksasa Mongol! Dan Mayat
Hidup yang berkelebat sambil memondong wanita cantik ini
sudah berteriak-teriak.
"Temu Ba, jangan bunuh anak itu. Tunggu dulu aku
datang...!"
Dan sekejap kemudian sampailah mereka di tempat yang
dicari. Mayat Hidup masih berteriak-teriak, sementara Lie Lan
semakin tegang hatinya dan siap mencobloskan jarum ke
mata lawan. Tapi ketika mereka sampai di tempat itu tiba-tiba
keduanya tertegun.
Ternyata Ceng Liong ada di s itu, tertawa-tawa dan menarik
rambut Temu Ba yang berjungkir balik di atas pohon, terbahak
melayani anak ini berma in. Dan ketika Mayat Hidup serta Lie
Lan muncul di situ anak inipun menghambur maju dengan
pekik gembira, "Ibu, suhu Temu Ba mengangkatku sebagai murid...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lie Lan tertegun. Dia melihat Cing Liong selamat, tak
kurang suatu apa. Dan ibu yang bernapas lega dengan muka
berseri ini langsung menubruk anaknya dengan mata terheran
heran. "Liong ji, kau tidak apa-apa" Apa kau bilang?"
Bocah itu tertawa. "Temu Ba mengangkatku sebagai murid,
ibu. Aku kini memanggilnya suhu!"
"Ooh...!" Lie Lan terbengong. Dia hampir tak percaya oleh
keterangan anaknya itu, tapi si raksasa Mongol yang sudah
terjungkir balik di atas tanah tiba tiba berseru, suaranya
menggelegar, "Mayat Hidup, bocah ini keturunan Pendekar Gurun
Neraka...!"
Mayat Hidup dan Lie Lan terkejut. Lie Lan tak tahu siapa
yang bilang itu. tapi si Mayat Hidup yang sudah melengking
lirih tiba tiba menyambar Ceng Liong di samping ibunya.
'"Heh, kau benar anak Pendekar Gurun Neraka, bocah" Kau
keturunan laki-laki sombong itu."
Ceng Liong tersentak. Kepalanya tahu-tahu dingin disentuh
jarijari Mayat Hidup yang bergetar, tapi mengangguk bangga
dia menjawab, "Ya, aku putera pendekar itu, locianpwe. Tapi
aku benci pada ayahku yang sombong itu!"
"Ha-ha, kalau begitu kau harus dibunuh, setan cilik.
Pendekar Gurun Neraka itu tak boleh bersahabat biarpun
hanya turunannya saja!" lalu begitu lengannya bergerak tahu-
tahu ubun-ubun Ceng Liong sudah ditampar si Mayat Hidup.
Tapi Temu Ba tiba-tiba menggereng. "Mayat Hidup,
lepaskan muridku. Dia harus kita pupuk untuk melawan
ayahnya sendiri.... plak!" dan lengan si Mayat Hidup yang
tahu-tahu bertemu lengan si raksasa Mongol tiba-tiba sama
terpental dehgan ledakan nyaring.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si Mayat Hidup terkejut, terhuyung mundur. Tapi sinar
matanya yang beringas keji mendadak menyorot penuh hawa
pembunuhan. "Temu Ba, kau lupa bahwa pendekar itu musuh
kita" Kau tidak ingat dia telah membunuh-bunuhi kaum kita?"
Temu Ba melangkah lebar. "T idak, aku tidak lupa itu. Mayat
Hidup. Tapi harap kaulihat kegagahan anak ini. Dia sendiri
memusuhi ayahnya, tak boleh kita bunuh karena dia
merupakan sekutu kita!"
Dan Lie Lan juga menghadang di depan, menyambar Ceng
Liong yang baru saja lepas dari cengkeraman si Mayat Hidup.
Dan ibu muda yang mengepalkan tinju ini membentak, "Mayat
Hidup, kau lupa perjanjian kita" Kau berani mengganggu kami
anak dan ibu?"
Si Mayat Hidup tertegun. Dia melihat Tok-sim Sian-li
melindungi anaknya, berapi-api memandangnya marah. Tapi
terseok ke arah buah dada yang masih belum tertutup rapat
karena wanita cantik itu hanya merapatkannya ala kadarnya
tiba-tiba si Mayat Hidup ini menyeringai.
"Tapi aku tak tahu anakmu keturunan Pendekar Gurun
Neraka, niocu. Berarti kalian adalah keluarga pendekar
sombong itu!"
"Hm, siapa bilang" Aku dan anakku membenci laki-laki itu,
Mayat Hidup. Dia telah menghina kami ibu dan anak. Aku
ingin membalas dendam!"
Dan Ceng Liong juga mengepalkan tinju. "Ya, aku juga
ingin membalas hinaan itu, locian-pwe. Aku ingin membunuh
ayahku kelak karena dia telah menghinaku dan tidak
mengakuinya sebagai anak!"
Si Mayat Hidup terkejut, "Apa" Pendekar Gurun Neraka tak
mengakui keturunannya sendiri, niocu" Dia menyangkal
anakmu ini?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, itu urusan pribadiku, Mayat Hidup. Yang jelas aku dan
Ceng Liong ingin membalas dendam. Kamni tak dapat
membiarkan sakit hati ini berlalu begitu saja!"
"Ha-ha, sudah kau dengar. Mayat Hidup! Anak ini cocok
sekali untukku. Jiwanya telengas dan keberaniannya besar ..!"
si raksasa Mongol menimpali, menyambar Ceng Liong dan
melempar-lemparnya ke udara. Dan Mayat Hidup yang
mendengar semuanya itu tiba-tiba tertegun namun akhirnya
terkekeh. "Heh, bagaimana kejadian bisa begini berobah, jengkol"
Apa yang telah terjadi?"
Temu Ba terbahak. Dia lalu menceritakan kejadian itu,
sementara Lie Lan yang mendengar ini di samping anaknya
jadi terbelalak dengan mata tak berkedip. Ternyata sebuah
kejadian yang barawal dari tingkah Ceng Liong sendiri, bocah
yang tak mengenal takut namun yang akhirnya justeru
membuat si raksasa Mongol itu kagum. Karena ketika dibawa
lari s i tinggi besar ini Ceng Liong sepanjang jalan berontak dan
meronta-ronta, bahkan satu kali dia menggigit pundak si
raksasa itu, membuat Mu Ba mengaduh dan menghantam
tengkuknya, keras sekali!
"Bedebah, kau berani menggigitku, setan cilik?"
Ceng Liong terguling-guling. Dia dibetot dan ditarik raksasa
itu, dilempar dan dibanting di atas tanah. Namun Ceng Liong
yang sudah melompat bangun dengan tinju terkepal itu
membentak dan berdiri berhadap-hadapan, menantang penuh
kemarahan, "Kenapa tidak berani, iblis tua bangka" Jangankan
menggigit, membunuhmupun aku berani...!" dan Ceng Liong
yang sudah menerjang ke depan melancarkan serangan
bertubi-tubi ke perut dan paha lawan, karena dia hanya
sebatas pusar bagi raksasa Mongol itu. Dan Temu Ba yang
tentu saja terbelalak melihat kemarahan anak ini akhirnya
tertawa bergelak dengan penuh kegelian.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-ha, kau mau membunuhku, setan cilik" Kau, bisa
membunuhku?"
Ceng Liong terus melancarkan serangan. Dia tak
menghiraukan ejekan itu, tapi ketika pukulan membalik karena
paha dan perut raksasa itu sekeras baja mau tak mau diapun
terkejut dan mengeluh juga. Dan akhirnya, ketika lawan
mentertawakan serangannya yang sia-sia mendadak dia
menubruk dan mencengkeram kemaluan si tinggi besar ini.
"Ah, kau bisa berbuat keji, bocah?" Temu Ba terkejut,
menghentikan ketawanya dan tiba-tiba berkelit ke kiri,
menghindari serangan yang bisa membuat hancur anggauta
rahasianya itu. Dan kaget bahwa anak ini bisa menyerang
tempat berbahaya diapun menyeringai dan tiba-tiba
mengulurkan lengan, mencengkeram leher si bocah. Lalu
bagitu Ceng Liong terpekik anak ini tahu-tahu sudah diangkat
di depan hidungnya bagai seekor kelinci muda yang terbelalak
di depan seekor harimau garang!
"Ha-ha, apa yang hendak kaulakukan sekarang, bocah" Kau
bisa membunuhku?"
Ceng Liong menendang. Dia tak mau menyerah, tapi ketika
tangan kiri si raksasa menotok punggung kakinya tiba-tiba
diapun mengeluh dan tak berdaya lagi, terkatung-katung di
cengkeraman si tinggi besar ini yang melotot sambil tertawa
lebar. "Setan cilik, kau mau bilang apa sekarang?"
Ceng Liong memaki kalang-kabut. "Aku tak bilang apa-apa,
tua bangka. Hanya ingin memakimu semoga kau dirajam
setan neraka sampai mampus tujuh turunan!"
"Ha-ha, dan tidak takut kalau kau mati duluan" Weh, aku
ingin menghisap sumsum tulang belakangmu, bocah. Kau
memiliki darah yang sehat serta bersih....!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Temu Ba sudah memutar-mutar tubuh korbannya. Dia
hendak membuat anak ini semakin ketakutan, karena semakin
dia takut maka semakin lancar darah yang mengalir di tubuh
anak ini. Tapi Ceng Liong yang membelalakkan mata tidak
tampak ketakutan seperti apa yang diharap. Dan ini membuat
Temu Ba marah! "Keparat, kau tidak takut, bocah" Kau ma lah mendeliki
aku?" Ceng Liong tertawa mengejek. "Kenapa harus takut
padamu, iblis tua" Akupun dapat membuatmu ketakutan kalau
memiliki kepandaian lebih tinggi darimu. Apa anehnya itu?"
Si raksasa terbelalak lebar. "Kau benar-benar tidak takut?"
"Hm, kenapa diulang-ulang pertanyaan itu, tua bangka"
Kau lakukanlah ancamanmu, kau sedotlah sumsum tulang
belakangku kalau kau suka!"
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Temu Ba terkejut. "Kau menggertak aku?"
"Siapa menggertakmu" Hayo lakukan kata-katamu tadi.
Kau boleh sedot dan minum darahku!" Ceng Liong ma lah
berteriak. Dan ini membuat si raksasa benar-benar marah,
juga heran! "Wah, kau benar-benar bocah luar biasa setan cilik. Baru
kali ini selama hidup Sin-thouw-liong (Naga Kepala Sakti)
dibentak-bentak dan disuruh korbannya untuk disedot dan
dihisap sumsum tulang belakangnya. Keparat...!" dan si
raksasa yang sudah memutar leher Ceng Liong menghadapkan mulutnya pada tengkuk anak itu, langsung
menempel dan siap menggigil!
"Kau benar-benar tidak takut, bocah?"
Ceng Liong merasa taring yang dingin sudah berada di
tengkuknya, siap menggigit. Tapi anak yang benar-benar
tabah ini tertawa dingin. "Kau tak perlu menguji keberanianku
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
iblis tua. Aku tetap tak takut meskipun sumsumku kau sedot
sampai kering!"
"Bah! Kalau begitu rasakan ini, setan cilik. Aku benar-benar
akan menghisap darah dan sumsummu. ... kres!" dan si
raksasa yang benar-benar sudah menghunjamkan giginya
pada tengkuk Ceng Liong tiba-tiba menghisap darah anak itu
yang menggeliat kesakitan. Ceng Liong merasa nyeri, sedetik
pucat oleh hisapan di belakang tengkuknya itu. T api ketika dia
merasa darahnya deras mengalir disedot mulut si raksasa
tinggi besar dan menimbulkan rasa nyeri bercampur geli
mendadak anak ini tertawa dan menggeliat keras.
"Tua bangka, pelan-pelan sedikit. Aku geli!"
Temu Ba terbelalak. Otomatis dia menghentikan hisapannya, heran dan tertegun mendengar seruan itu. Tapi
seolah tak percaya dia mencengkeram anak ini dan bertanya,
"Setan cilik, apa kau bilang?"
Ceng Liong tersenyum menyeringai. "Aku bilang menghisapnya pelan-pelan, goblok. Aku geli sekali kalau
disedot terlalu kuat!"
Temu Ba benar-benar tertegun. Dia merasa aneh dan
bengong memandang anak ini, sementara Ceng Liong yang
melotot padanya membentak, "Kenapa berhenti" Hayo sedot
dan hisap lagi. Aku tidak takut....!"
Raksasa ini melenggong. Dia masih terheran-heran
memandang bocah yang luar biasa itu, tapi ketika Ceng Liong
membentaknya lagi untuk yang kedua kali tiba-tiba raksasa ini
tertawa bergelak dan menyeringai lebar.
"Bocah, kau benar-benar sinting. Otakmu rupanya tidak
waras...!" dan Mu Ba yang sudah mendekatkan mulutnya
tahu-tahu menghisap kembali sumsum dan darah anak ini,
mengira Ceng Liong main-main dan "mengujinya". Tapi ketika
si anak mengeluh dan meramkan mata seolah keenakan
disedot darahnya tiba-tiba raksasa ini menghentikan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedotannya dan menjadi ngeri, ketakutan sendiri! Dan pada
saat itulah A-cheng tiba-tiba muncul!
"Iblis tua, jangan ganggu majikanku. Dia keturunan
Pendekar Gurun Neraka.....!"
Temu Ba langsung berjengit. Dia kaget sekali dan Ceng
Liong yang masih keenakan di bawah cengkeramannya tiba-
tiba dilempar seolah sebuah dinamit yang siap meledakkan
tangannya! "Apa" Anak siluman ini keturunan pendekar itu, setan
betina" Dia putera si jahanam sombong?"
A-cheng sudah tiba mendekat. Ia sengaja menyebut nama
itu agar musuh gentar, karena bagaimanapun juga dia merasa
ngeri berhadapan dengan Sin-thouw-liong ini. raksasa Mongol
yang matanya sebesar jengkol itu. Dan melihat Ceng Liong
dilempar kaget oleh si tinggi besar diapun mengangguk dan
buru-buru membangunkan anak ini.
"Benar, Liong-siauw-ya adalah putera pendekar itu, iblis
tua. Janganlah kauganggu dia kalau ingin selamat!"
Tapi Ceng Liong tiba-tiba melengking. "Tidak, siapa sudi
mempunyai ayah seperti itu, bibi A-cheng" Dia laki-laki
sombong yang mempunyai hutang kepada kita. Tak sudi aku
menjadi anaknya'"
A-cheng terkejut. "Tapi kita perlu menyelamatkan diri dan
raksasa ini, siauw-ya. Dia harus ditakuti dengan nama
Pendekar Gurun Neraka!" sang pelayan berbisik, mencoba
memberi pengertian pada majikan mudanya ini. Namun Ceng
Liong yang mengedikkan kepala tiba-tiba menampar muka
pembantunya. "Bibi, kau tak tahu malu Jangan sebut lagi nama itu di
depanku...."
"plak-plak!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
A cheng terjungkal. Ia kaget melihat Ceng Liong malah
marah kepadanya, tapi si raksasa Mongol yang melompat ke
depan tertawa bergelak. "Ha-ha, jadi kau benar-benar
membenci dan ingin membunuh ayahmu sendiri, bocah" Wah.
kau memang mengagumkan!"
Ceng Liong memutar tubuh. "Apanya yang mengagumkan,
Sinthouw-liong" Dia itu musuhku, bukan kerabat maupun
ayah!" "Ah, tapi bagaimanapun kau keturunan laki-laki itu, bocah.
Mana mungkin menyangkal?"
"Keparat...!" Ceng Liong tiba-tiba menggeram. "Kau masih
mau mengejekku dengan kata-kata itu, iblis tua" Kubunuh
kau...!'' dan Ceng Liong yang tiba-tiba menubruk ke depan
kembali melancarkan serangannya ke bawah pusar lawannya
ini. Dia mempergunakan Tok-hiat jiu, ilmu yang diwarisinya
dari sang ibu. Tapi Temu-Ba yang terbahak mendapat
serangan itu sekonyong-konyong mendahului.
"Bocah, siapa namamu tadi" Ceng Liong" Ha ha, bagus
Ceng Liong. Kita bersahabat kalau begitu. Kau kuangkat
sebagai muridku. des!" dan pukulan Ceng Liong yang sudah
diterima tangan si tinggi besar ini tahu-tahu lenyap tenaganya
bertemu hawa dingin yang menyambut pukulan Tok-hiat-jiu.
Ceng Liong merasa tangannya lumpuh, lalu begitu tubuhnya
terangkat naik tiba-tiba si raksasa ini sudah menjungkir-
balikkan dirinya di udara. Persis orang main bolang baling!
"Ceng Liong, kau harus menjadi muridku. Kau pemberani
dan gagah"..!"
Anak ini terkejut. Dia terbelalak berjungkir-balik, tak dapat
mencegah tubuhnya yang dilempar-lempar di udara itu. Tapi
ketika Mu-Ba menghentikan gerakannya dan dia meluncur
turun anak ini langsung berkacak pinggang.
"Iblis tua, kau siapakah dan bagaimana berani bilang
hendak mengambil murid diriku ini" Mampukah kau
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengalahkan Pendekar Gurun Neraka" Mampukah kau
melawan ibuku?"
"Ha-ha, kepindaian ibumu tak ada artinya bagiku, bocah.
Aku sejajar dengan mendiang sukongmu Cheng gan Sian-jin!
Dia itu kawan karibku. Aku datang untuk membalas
kematiannya!"
"Hm, tapi mampukah kau melawan Pendekar Gurun
Neraka, iblis tua" Dia lihai, ilmu kepandaiannya hebat. Kalau
tak dapat mengalahkan pendekar itu sebaiknya tak perlu aku
mengangkatmu sebagai guru'"
"Ha-ha, siapa bilang ilmuku tak hebat, bocah" Aku memiliki
dua ilmu mujijat, hasil gemblengan sepuluh tahun terakhir ini.
Khusus untuk menghadapi pendekar sombong itu. Kau ingin
tahu" Nah, lihat, aku akan menghancurkan batu besar itu dari
sini, sepuluh tombak....!" dan si raksasa Mongol yang tiba-tiba
membentak perlahan sckonyong-konyong mendorongkan
telapak tangannya ke batu hitam yang jaraknya sepuluh
tombak dari tempatnya berdiri. Ceng Liong merasa angin
berkesiur, lalu begitu sinar kebiruan berkelebat menyambar
tahu-tahu batu itu meledak dan hancur berkeping-keping.
"Blarr..!"
"Ha-ha. bagaimana, bocah?"
Ceng Liong terkejut. Dia mundur selangkah, mukanya
berobah dan si raksasa Mongol yang tampak bangga dengan
hasil pukulannya tiba-tiba melanjutkan seruannya dengan kata
kata nyaring, "Dan lihat ini, setan cilik. Aku akan membuat
pembantumu itu terangkat tanpa kusentuh ..!"
Dan A-cheng tiba-tiba menjerit. Pelayan ini tahu-tahu
terangkat, seolah ada tenaga gaib yang mengangkat tubuhnya
begitu lengan kiri Temu-Ba diulurkan ke depan. Dan begitu
raksasa ini tertawa bergelak tahu-tahu dia memutar lengannya
itu dan A-cheng pun ikut terputar, berteriak dengan muka
kaget, tanpa disanggah!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, tolong, siauw-ya Hamba bisa jatuh.. "'
Namun si raksasa malah terbahak. Dia membuat Ceng
Liong terperangah oleh kesaktiannya, lalu begitu dia
mendorong-majukan lengannya maka tubuh A-cheng juga ikut
maju mundur seperti disete l dari jarak jauh!
Tentu saja pelayan ini ngeri. Dan Acheng yang berteriak-
teriak mencoba meronta dan melepaskan dirinya. Tapi gagal.
Dan ketika si raksasa berseru keras sambil melempar
tangannya tahu-tahu Acheng ikut terlempar dan menjerit di
atas pohon. Tersangkut!
"Ha-ha, bagaimana, bocah" Ibumu dapat melakukan itu?"
Ceng Liong terbelalak. Dia melihat A-cheng menangis di
pohon itu; menggigil dengan tubuh tak bergerak, ketakutan
sekali. Dan Ceng Liong yang tiba-tiba tertawa mendadak
berlutut di depan raksasa tinggi besar ini "Suhu, kau memang
hebat. Aku percaya sekarang....!"
Temu-Ba bergelak girang. Dia menyambar anak ini, dibuat
jungkir balik di udara, persis seperti orang memainkan bola.
Dan Ceng Liong yang kegirangan oleh perbuatan gtrunya itu
terkekehkekeh sambil berteriak gembira, "Suhu ajarkan aku
ilmu kesaktian ini. Aku ingin membuat Pendekar Gurun Neraka
juga kulempar seperti A-cheng..!"
Raksasa ini terbahak. Dia gembira sekali menemukan bocah
ini, anak laki-laki yang dianggapnya aneh, luar biasa. Karena
bocah yang sudah dihisap sedikit darah dan sumsumnya itu
ternyata tak mengenal takut dan meram-melek ketika disedot
tengkuknya, seperti orang keenakan disedot nyawanya sedikit
demi sedikit Dan Mu-Ba yang diam-diam "ngeri" pada anak
laki-laki ini merasa bahwa anak itu kelak akan jauh lebih hebat
Seruling Perak Sepasang Walet 9 Iblis Dan Bidadari Karya Kho Ping Hoo Pendekar Latah 24
membantu kita secara tuntas selain, Pendekar Gurun Neraka.
Mana mungkin merencanakan akal bermacam-macam kalau
orang yang bersangkutan tak mau" Dia telah menolak kita.
Berani tak ada harapan biar pun mengumpulkan banyak orang
kang-ouw!"
Fan Li tersenyum "Justeru itulah, pangeran. Hamba akan ke
Tapie-san untuk menemui pendekar ini. Dia tentu telah
mendengar kekejian raja muda itu yang menghina paduka
habis-habisan. Dan mengandalkan kesempatan ini hamba
akan mengetuk pintu hatinya!''
Sing pangeran bangkit berdiri, bercahaya mukanya. "Jadi
kau akan ke sana, ciangkun" Tapi mana mungkin" Bukankah
dia telah menyatakan isi hatinya bahwa dia tak akan
mencampuri lagi urusan kerajaan" Dan kau tahu kekerasan
hatinya, ciangkun. Pendekar itu tak akan mengangguk kalau
sudah menggeleng!"
Fan-Li tersenyum lebar. Dia sudah merasa girang bahwa
junjungannya ini tiba-tiba bersinar matanya, tanda mulai
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bangkit semangatnya begitu membicarakan Pendekar Gurun
Neraka. Dan dia yang tahu betapa besar harapan pangeran ini
untuk memohon bantuan pendekar itu. Tiba-tiba juga bangkit
berdiri, "Pangeran, kalau boleh paduka ijinkan sekarang hamba
hendak membeberkan rencana hamba pada paduka. Tapi
kalau paduka tak setuju tentu saja hamba tak akan bicara."
"Ah, katakanlah, ciangkun. Asal ada hubungannya dengan
Pendekar Gurun Neraka tentu kau boleh bicara. Katakanlah...!"
Fan Li sudah merasa gembira. "Begini, pangeran. Karena
jelas kita tak bisa menyusun angkatan perang maka hamba
mempunyai usul untuk mendirikan sebuah perkumpulan
orang-orang kang-ouw yang dipimpin Pendekar Gurun Neraka.
Mereka adalah simpatisan kita. kaum patriot yang tahu
keadaan kita yang dihina lawan. Dan kalau Pendekar Gurun
Neraka yang memimpin perkumpulan itu tentu secara tidak
kentara kita te lah mempunyai semacam barisan pelindung dari
orang-orang kang-ouw ini. Yang sewaktu-waktu bisa
membantu kita dalam keadaan memaksa. Bagaimana menurut
pendapat paduka?"
Pangeran Kou Cien tertawa lebar "Kau cerdik, ciangkun.
Aku sstuju! Tapi maukah pendekar itu membantu kita" Dan
apa nama perkumpulan ini agar tak dicurigai lawan?"
"Hm, itu mudah, pangeran. Pendekar Gurun Neraka pasti
mau membantu kita. Ini tidak menyangkut urusan kerajaan.
Jadi terpisah dengan istana karena mereka adalah kelompok
yang berdiri sendiri dan seolah-olah di luar garis strategi kita,
yang datang sewaktuwaktu apabila mereka itu kita perlukan
dalam saat-saat genting. Tapi kalau keadaan tidak berbahaya
dan tetap tenang tentu saja mereka mengurus keperluannya
sendiri dan tidak ada hubungannya dengan kita! Paduka
paham, bukan?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, dan apa nama perkumpulan itu, ciangkun?"
"Sesuai sifat anggautanya, pangeran, yakni Ho han-hwe
(Perkumpulan Orang-orang Gagah)."
"Bagus, itu bagus sekali, ciangkun. Aku setuju dan
sependapat! Tapi kapan kau akan memulai gagasan ini"
Artinya, kapan kau akan menemui pendekar itu untuk
menyatakan kepastiannya?"
"Besok, pangeran. Hamba akan pagi-pagi sekali meninggalkan paduka menuju ke Ta-pie-san. Tapi ini masih
siasat pertama, pangeran. Karena kalau Pendekar Gurun
Neraka telah menyanggupi untuk memimpin perkumpulan Ho-
han-hwe ini hamba masih akan meneruskannya dengan siasat
ke dua dan ke tiga."
"Hm, siasat apa itu, ciangkun?"
"Begini, pangeran. Setelah Ho-han-hwe muncul kita harus
mencari wanita-wanita cantik. Bahkan kalau perlu selir paduka
yang lain boleh dipersembahkan pada raja muda itu!"
Pangeran Kou Cien mendelik. "Ciangkun, apa yang kau
bilang ini" Kau berani bicara seperti itu?" pangeran itu
membentak, marah sekali dan hampir menendang panglimanya ini. Tapi Fan Li yang cepat-cepat menjatuhkan
diri berlutut menahan.
"Pangeran, maaf. Hamba belum merjelaskan strategi
hamba untuk merobohkan musuh! Bukankah paduka siap
berkorban asal musuh jatuh ke tangan Daduka?" lalu melihat
pangeran itu mengepalkan tinju buru-buru panglima ini
meredakan kemarahannya dengan bicara hulus, "Pangeran,
hamba tidak bermaksud menghina paduka. Juga tidak
bermaksud menyakitkan hati paduka. Kita berdua telah
menjalani hidup bersama dalam kedukaan bersama. Gilakah
hamba menghina dan menyakiti paduka yang hamba junjung
dan cinta?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian melihat pangeran mulai reda kemarahannya
panglima inipun me lanjutkan, "Dan itu harus kita mulai
dengan wanita, pangeran. Paduka lihat sendiri bahwa raja
muda itu telah menjadi hamba nafsu berahi yang tidak kenal
puas. Hamba menyarankan agar wanita manapun yang
diminta lagi tak perlu kita tolak. Bahkan seandainya selir
paduka sendiri!"
"Hm, tapi ini menyakitkan sekali, ciangkun. Masa aku harus
berkorban setelah kematian Kiok Hwa?" pangeran itu mulai
beringas. Tapi panglima ini mengulapkan lengannya. "Pangeran, tak
ada perjuangan yang tidak membutuhkan pengorbanan.
Paduka tahu tentang kenyataan ini, bukan?"
"Ya, tapi itu terlalu berat, ciangkun. Salah-salah aku tak
punya harga diri lagi di depan orang lain!"
"Ah, tapi paduka te lah memiliki kekuatan batin yang tinggi,
pangeran. Masa harus berkorban sekali dua merasa
keberatan"
Bukankah paduka dapat mencari selir pengganti kalau si
hidung belang itu merampas selir paduka, pangeran?"
"Tepi kalau benar-benar selir yang kucinta hal ini kelewat
sangat, ciargkun. Aku bisa tak kuat menahan dan bunuh diri
oleh hinaan itu!"
Panglima ini mengangguk. "Benar, itu memang tidak salah,
pangeran. Tapi percayalah, pengorbanan paduka kali ini
adalah kali yang terakhir. Hamba tidak akan membiarkan
paduka dihina lagi. Dan kalau tiga rencara hamba meleset
maka pada saat itu juga hamba akan memenggal kepala
hamba di hadapan paduka!"
Pangeran Kou Cen terkejut. "Kau bersungguh-sungguh,
ciangkun?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Panglima ini bangkit berdiri, mencabut pedang dan tiba tiba
menggores ibu jarinya hingga luka mengucurkan darah. Lalu
menempelkan darah itu di atas keningnya panglima ini bicara
gagah, "Pangeran, hamba bersumpah bahwa rencana ini akan
berhasil baik bila berjalan sesuai dengan keinginan hamba.
Bila tidak, demi darah yang hamba kucurkan ini biarlah hamba
binasa memenggal kepala di hadapan paduka!"
"Ah...!" Pangeran Kou Cien terbelalak. "Bukan sumpahmu
itu yang kumaksud, ciangkun, tapi keberhasilan rencanamu
ini. Betulkah kau akan berhasil membalas dendam pada
musuh kita itu?"
"Hamba jamin dengan jiwa hamba, pangeran. Hamba
bersumpah bahwa penderitaan paduka kali ini adalah yang
terakhir!"
Pangeran itu tertegun. Dia melihat kesungguhan semangat
dalam kata-kata panglimanya ini, dan melihat panglimanya itu
berdiri tegak dengan sikap gagah tiba-tiba pangeran ini
mengeluh dan mencengkeram pundak panglimanya itu,
berkata penuh keharuan, "Ciangkun, kau benar-benar
pembantuku yang setia sekali. Semoga Tuhan membantu
kita...." dan Pangeran Kou Cien yang basah matanya ini
mendadak mencabut pedang di pinggang kanannya. Lalu,
menyerahkan pedang itu kepada pembantunya pangeran ini
bicara serak, "Ciangkun, demi rasa terimakasihku yang besar
kau terimalah senjata ini untuk simbol ca lon perkumpulan Ho-
hun-hwemu itu. Kau boleh bawa pedang ini ke mana kau
suka. Terimalah sebagai hadiah pribadi dariku...!"
Fan Li terkejut. "Pedang Medali Naga, pangeran?"
"Ya, pedang warisan leluhurku, ciangkun. Kau bawalah
pedang ini dan simpan itu sebagai mana kau menyimpan dan
menjaga keselamatanku."
Tapi panglima ini tiba-tiba menggigil. "Pangeran, pedang
itu... kenapa dia mencorong kemerahan" Apakah..."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum habis ucapan itu ditanyakan mendadak Padang
Medali Naga yang ada di tangan pengeran ini mendengung.
Suara dengungan itu perlahan, tapi kian lama kian keras. Dan
ketika dua orang ini terbelalak tiba-tiba pedang itu me ledak
dan mengeluarkan letupan nyaring bagai guntur menggelegar!
"Ah...! Apa yang terjadi, pangeran?" Fan Li kaget bukan
main. Dia melihat pedang itu sudah berobah seperti besi
membara, merah bagai dibakar di tungku panas. Dan belum
sang pangeran menjawab pertanyaannya tiba-tiba sesosok
makluk halus bagai seekor naga muncul di s itu, menari di atas
pedang dan menggeram.
"Pangeran, apa yang hendak kaulakukan ini" Berani kau
menyerahkan warisan leluhur ke pada orang luar biarpun dia
itu pembantumu sendiri yang setia" Kau lupa sumpah
kerajaan selama beratus-ratus tahun?"
Pangeran Kou Cien tiba-tiba mengeluh panjang. Dia kaget
melihat sesosok tubuh bagai naga di atas pedangnya itu
muncul, menggeram dan menggetarkan dinding ruangan,
menakutkan sekali. Dan sadar bahwa dia melakukan
kesalahan tak menghormat warisan leluhur tiba-tiba pangeran
ini menjatuhkan diri berlutut dengan pedang menempel dahi,
pucat sekali. "Sucouw (eyang buyut) maafkan aku yang khilaf.
Aku lupa bahwa pedang ini adalah peninggalan keluarga kita
yang paling keramat. Aku hanyut dalam keharuan oleh
kesetiaan pembantuku ini. Kau maafkanlah kami berdua....!"
Tapi bayangan bagai naga itu masih menari. "Kau terlanjur
mencabut pedangnya, pangeran. T ak mungkin memberi maaf
tanpa hukuman lagi. Kau menghina warisan leluhur, harus d
hukum sesuai kesalahan...!"
Pangeran ini pucat sekali. "Tapi aku tak sengaja, sucouw.
Aku tak bermaksud menghina warisan itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, tapi semuanya terlanjur, pangeran. Aku akan
menyerahkan pedang ini kelak pada seorang bocah laki-laki.
Dialah yang menentukan hidup kalian, senang atau susah!"
Pangeran Kou Cien semakin pucat. "Tapi aku tak sengaja,
sucouw. Sungguh mati....'"
"Hm, sengaja tidak sengaja yang jelas kau telah melupakan
sumpah leluhur, pangeran. Bahwa pedang itu tak boleh pisah
dari pewarisnya, kau telah me langgar ini, karena itu tak boleh
menolak bila hukuman tiba!"
"Tapi... tapi..."
"Tak ada tetapi, pangeran. Satu-satunya jalan kalau kau
ingin pedang ini kelak kembali padamu maka kau harus
membunuh anak laki-laki itu!"
"Aah ..!" dan baru pangeran ini mengeluh tiba-tiba pedang
itu meledak nyaring dan terlepas dari pegangannya. Dua
orang itu tak tahu apa yang terjadi. Namun ketika mereka
memandang ternyata bayangan bagai naga itu lenyap disusul
pulihnya kembali warna pedang yang putih berkilauan, lenyap
sudah warna merah yang mencorong menakutkan itu!
"Pangeran, apa yang terjadi" Paduka tidak apa-apa?"
Pangeran ini gemetar. Dia sudah bangkit berdiri, menggigil
memandang pembantunya itu. Dan Fan Li yang sua h
memungut pedang di atas lantai buru-buru memberikan
pedang ini pada junjungannya. "Pangeran, simpan kembali
pedang ini. Taruh dalam sarungnya dan biarlah simpan di
kamar paduka saja!"
Pangeran itu mengangguk. Dia belum dapat menjawab,
dan ketika beberapa saat giginya berketrukan memandang
pedang keramat ini akhirnya pangeran itu dapat bicara pula.
"Ciangkun, arwah leluhurku telah memberi peringatan. Apa
yang harus kulakukan?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Panglima ini menarik napas. "Kita tak boleh sembrono lagi,
pangeran. Kita harus berhati-hati setelah kejadian ini.
Bagaimana kalau paduka simpan dulu pedang itu di kamar
paduka?" Pangeran Kou Cien mengangguk. Dia segera menyimpan
pedangnya itu, di tempat tersembunyi di dalam kamarnya.
Dan setelah selesa i me lakukan itu semuanya pangeran ini
kembali lagi menemui panglimanya.
"Sudah, pangeran?"
"Sudah, ciangkun. Tapi aku masih gemetar oleh
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kedatangan roh leluhurku tadi!"
"Ah, sekarang yang lewat biarlah lewat, pangeran. Paduka
siap mendengar rencana hamba berikutnya, bukan?"
Pangeran itu mengangguk. Dia serasa mengawang
memandang pambantunya ini, dan Fan Li yang siap
menghibur junjungannya segera membeberkan siasatnya.
Ternyata panglima itu benar-benar lihai. Dia merencanakan
strategi yang matang sekali, dengan persiapan yang sebaik-
baiknya. Dan Pangeran Kou Cien yang jadi tertarik
perhatiannya segera melupakan peristiwa dengan Pedang
Medali Naga itu. Dan ketika Fan Li selesai membeberkan
semua rencananya maka pangeran inipun mulai kembali sinar
harapannya. Ternyata panglima itu mempunyai tiga siasat. Yakni,
pertama mendirikan Ho-han-hwe sebagai "benteng" di luar
istana lalu yang ke dua dan ke tiga adalah mengumpulkan
wanita cantik sebanyak banyaknya dan diam-diam melatih
angkatan perang di luar kerajaan. Tentu saja secara
sembunyi-sembunyi! Dan panglima muda yang optimis akan
rencananya yang disusun matang itu sudah mengerahkan
beberapa orang pembantunya yang dapat dipercaya untuk
melaksanakan urusan ke dua dan ke tiga. karena urusan
pertama harus dia sendiri yang menangani, datang ke Tapie-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
san dan berunding dengan Pendekar Gurun Neraka. Dan
begitu Pangeran Kou Cien menyetujui rencananya segera
panglima ini memukul canang memerintahkan semua perwira
untuk mulai "beroperasi" di seluruh kerajaan, mencari wanita
cantik sebanyak-banyaknya untuk dipersembahkan tahun
depan kepada raja muda Wu.
Dan begitu perintah ini turun segera semua orang sibuk
luar biasa. Kota raja gempar, panik tapi juga takut-takut
gembira Karena siapa yang dianggap cantik harus segera
datang ke istana urtuk diseleksi (disaring) karena
mempersembahkan wanita cantik ke negara Wu haruslah
betul-betul pilihan dan memenuhi segala syarat, antara lain
pandai bun (sastra) dan permainan cinta! Dan di sinilah
serunya. Fan Li bekerja keras, mengundang tokoh tokoh yang
dapat diandalkan untuk diangkat sebagai panitia pemilih.
Orang-orang yang tajam pandangan dan "ahli" dalam
bidangnya. Dan karena diangkat selir pada jaman itu
merupakan sebuah anugerah tersendiri yang dapat mengangkat "derajat" maka banyak wanita Yueh yang
mengikuti permintaan Pangeran Kou Cien ini, meskipun yang
mengambil mereka sebagai selir bukanlah junjungannya
sendiri, me lainkan musuh yang ada di kota raja Wu itu. Raja
muda Fu Chai yang mulai terkenal akan kegemarannya
terhadap wanita wanita cantik. Dan karena mereka tahu
bahwa permintaan pangeran itu sebenarnya menyembunyikan
maksud terselubung untuk kemerdekaan negaranya maka
banyak wanita-wanita ini yang merasa gembira karena mereka
merasa dapat menjadi "pahlawan" bagi rakyatnya yang
tertindas, terutama terhadap junjungan mereka Pangeran Kou
Cien yang terhina ini!
Dan sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa "proyek"
mengumpulkan wanita-wanita cantik ini mengalami sukses
besar, bahkan melahirkan dua orang tokoh wanita yang
memberi jasa besar pada Yueh di kelak kemudian hari, dua
pahlawan wanita yang bernama Shi Shih dan Cheng Tan.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara Fan Li yang diam-diam melatih angkatan perang di
balik gemerlapnya bendabenda "hidup" ini telah bekerja mati-
matian dibantu orang orang kang-ouw yang memang sejak
semula tidak menaruh simpati pada raja muda Wu itu,
terutama ketika raja muda itu mendapat bantuan dari Gelang
Berdarah almarhum yang banyak dibantu orang-orang sesat.
Dan Fan Li, yang telah membeberkan rencananya pada
pangeran itu keesokan harinya telah pergi ke T a pie-san untuk
memulai pekerjaannya yang berat, memohon bantuan dan
kalau perlu "membujuk" Pendekar Gurun Neraka agar mau
mengerti keadaan rakyatnya yang dihina lawan. Satu
pekerjaan yang tidak enteng mengingat kekerasan hati dan
keteguhan jiwa Pendekar Gurun Neraka itu yang sudah
menetapkan diri tidak mau "cawecawe" (campur tangan)
dalam urusan perang. Dan di sinilah panglima itu hampir gagal
total. Dia benar-benar ditolak, dan Pendekar Gurun Neraka
yang tetap bilang "tidak" pada apa yang sudah dibilangnya
tidak ternyata benar-benar hampir tak dapat ditekuk. Hingga
akhirnya, melalui perdebatan sengit yang memakan waktu
lama dan kata-kata pedas panglima ini baru dapat membujuk
pendekar itu, setelah dengan susah payah dia berjuang dan
mengeluarkan keringat dingin!
"Apa maksud kedatanganmu, ciangkun?"
Demikian mula-mula pendekar
itu bertanya. Satu
pertanyaan yang sudah dilontarkan dengan alis berkerut
mengingat saat iiu Fan Li datang dengan pakaian panglima,
jadi "resmi" sebagai utusan kerajaan! Dan Fan Li yang
berdebar hatinya melihat sikap pendekar ini sudah kecil hati
dan gelisah. Tapi panglima ini mencoba tersenyum. Dia coba
menenangkan diri, bagaimanapun juga tergetar oleh sikap
bekas jenderal muda ini. Laki-laki yang pernah menjadi
atasannya sepuluh tahun yang lalu, bekas jenderal muda yang
masih memiliki kewibawaan besar dan pengaruh http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melumpuhkan itu! Dan Fan Li yang tahu bahwa dia harus
bicara "to-the-point" (langsung) karena dia tahu pendekar ini
tak suka bicara berbelit-belit akhirnya langsung pada pokok
sasaran kunjungannya.
"Aku diutus Kou-siauw-ong untuk meminta bantuanmu,
Yaptwako. Bahwa kami seluruh rakyat Yueh mengharap uluran
tanganmu untuk membebaskan kami dari himpitan duka
nestapa ini!"
"Hm, mencampuri urusan kerajaan. ciangkun" Melibatkan
aku kembali pada kancah perang seperti dulu?"
Panglima ini tergetar pucat. Dia menelan ludah, melihat
sikap yang sinis dari bekas atasannya ini. Tapi Fan Li yang
mulai ulet akibat pengalaman-pengalaman hidup yang pahit
akhir-akhir ini mencoba tersenyum masam dengan ketawa
gugup, sedikit "groggy", kalah mental.
'Tidak sepenuhnya, begitu twako. Tapi untuk menghilangkan suasana formil ini dapatkah kau membuang
sebutan ciangkun itu" Aku datang sebagai sahabat, bukan
musuh yang harus kau layani dengan muka merah!"
"Tapi kau datang dengan pakaian lengkap, ciangkun, mana
mungkin harus mengubah sebutan itu" Kau sendiri yang
menghendaki formil, bukan aku!"
Fan Li menjadi kecut. Memang harus dia akui kenyataan
itu, hal yang membuat dia mengumpat kenapa dia "kelupaan"
membuang kebodohan itu. Tapi panglima yang tak putus asa
dan pantang menyerah ini mengangguk. "Baiklah, kau benar,
twako. Itu tak dapat kusangkal. Tapi kau percaya bahwa aku
tak membawa maksud buruk, bukan?"
"Hm, aku percaya, ciangkun. Tapi bagai manapun juga
kutegaskan di sini bahwa aku tak mau terlibat lagi dengan
masalah perang!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Fan Li menyeringai kecut, 'T api keadaan sekarang berbeda,
twako. Kami mendapat tekanan dan hinaan berat dari musuh!"
"Hm, itu adalah akibat dari perbuatan sendiri, cangkun.
Kukira tak perlu disesali!"
"Benar, tapi bagaimanapun juga kami tak mau dihina terus-
menerus, twako. Bagaimanapun juga kami dan rakyat Yueh
akan berusaha untuk membebaskan diri dan semuanya ini!"
"Dan kalian sudah berhasil, ciangkun?"
"Belum."
"Jadi karena itu kau ke mari untuk melibatkan aku dalam
urusan ini?"
Fan Li bangkit berdiri. "Twako, apa yang kau bilang
memang betul, tapi tidak semuanya tepat, karena kalau kau
mau membantu kami maka yang kami minta adalah bantuan
yang tidak langsung untuk membebaskan kami. Jadi bukan
masuk dalam kancah peperangan seperti dulu lagi
sebagaimana kau memimpin kami. Kami tidak bermaksud
begitu, twako, melainkan mohon bantuanmu secara
melingkar!"
"Hm, melingkar bagaimana, ciangkun?"
"Begini, twako. Paduka pangeran mengherdaki kau
memimpin sebuah perkumpulan kaum pitriot, yakni orang-
orang kang-ouw yang simpati pada nasib kami. Dan kalau kau
mau memimpin perkumpulan macam ini maka paduka
pangeran menghendaki agar perkumpulan ini menjadi
pelindung istana secara diam-diam."
"Lalu?"
"Jelas, twako. Bila istana mendapat bahaya dari luar maka
kau diminta melindungi pangeran untuk menyelamatkan
dirinya. Kami mempunyai rencana jangka panjang untuk
merobohkan musuh. Kalau kami menemui kesukaran dimana
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kami tak dapat mengatasinya sendiri maka kau dan para
anggauta perkumpulan ini diminta untuk membantu istana."
"Tapi kalian menjadi taklukan, ciangkun. Mana mungkin
mendapat serangan musuh" Kalau kalian diserang tentu Wu
yang akan mendapat tantangan terlebih dahulu!"
"Hm, serangan dari musuh lain memang tidak ada twako.
Tapi justeru dari kerajaan Wu itulah! Kami mengkhawatirkan
diri kami ketahuan sebelum berkembang. Jadi kalau mereka
tahu sebelum kami bergerak maka diminta agar perkumpulan
yang kau pimpin ini mendahului mereka dan melumpuhkannya
sebelum membunuh kami!"
Pendekar Gurun. Neraka membelalakkan mata. "Ciangkun,
apa yang kau maksudkan dengan ketahuan sebelum
berkembang itu" Apakah kalian hendak..."
"Benar, twako. Kami hendak menyusun angkatan perang
untuk memberontak terhadap penjajah!" Fan Li memotong,
membuat sang pendekar terkejut. Dan Bu Kong yang bangkit
berdiri oleh jawaban panglima ini tiba-tiba berobah mukanya.
"Fan-ciangkun. bukankah kalian dilarang untuk menyusun
bala tentara" Bukankah kalian telah menandatangani surat
perjanjian takluk?"
"Hm, itu kami lakukan dalam keadaan terpaksa, twako.
Bagaimanapun juga tak ada orang yang ingin dijajah dirinya
oleh orang lain!"
"Dan kalian tahu betapa sukarnya menyusun bala tentara
secara diam-diam?"
"Kami tahu, twako. Tapi kalau kau mau membantu kami
maka kami yakin tak ada kesukaran dalam hal ini!"
Pendekar Gurun Neraka tertegun. Diam-diam dia kagum
pada bekas pembantunya ini, seorang panglima yang benar-
benar gigih dan tak kenal menyerah pada musuh. Siap
membalas dan menyusun kekuatan untuk memberontak.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Panglima yang tak patah semangat dan benar-benar gagah,
siap membela negara dan bangsanya! Tapi Pendekar Gurun
Neraka yang tersenyum pahit tiba-tiba menggeleng, menghela
napas dengan lemah.
"Ciangkun, aku kagum akan jiwa patriotisme yang
menggebu-gebu di dalam hatimu. Cocok sekali dalam
kedudukanmu sebagai pembela negara, panglima yang siap
membela raja dan rakyatnya. Tapi maaf, jangan libatkan aku
dalam urusan begini, ciangkun.
Karena bagaimanapun juga aku tak mau campur tangan
lagi dalam urusan perang!"
"Tapi kau tak ikut campur dalam mempersiapkan angkatan
perang, twako. Paduka pangeran hanya menghendaki kau
mendirikan sebuah perkumpulan dan menjadi pemimpinnya!"
"Hm, aku tak bersemangat mendirikan perkumpulan,
ciangkun. Apalagi kalau dikait-kaitkan dengan istana."
"Tapi sifat perkumpulan ini hanya menjaga dan melindungi
pangeran, twako, masa kau tidak mau."
Pendekar Gurun Neraka tetap menggeleng. "Aku semakin
keberatan kalau berbau hubungan dengan istana, ciangkun.
Karena bagaimanapun juga aku tak mau melibatkan diri
dengan peperangan dan kerajaan!"
Panglima ini putus asa. "Yap-twako, apakah kau tidak
memiliki rasa pitrotisme lagi di dalam hatimu" Tidakkah kau
ingat bahwa kau juga berasal dari tempat kita?"
"Hm, itu sudah lewat, ciangkun. Aku kini hidup tenang jauh
di atas gunung. Aku tak ingin tahu lagi dan tak mau tahu
urusan kerajaan yang melibatkan perang dan perang. Aku
muak terhadap semuanya itu. Aku tak dapat memenuhi
permintaan pangeran yang akhirnya melibatkan rakyat kecil
dalam bunuh-membunuh!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Fan Li menjadi jengkel, "Yap-twako, kau benar-benar tak
punya rasa cinta terhadap tanah air! T idakkah kau tahu bahwa
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
paduka pangeran menderita sekali dalam cengkeraman lawan"
Tidakkah kau lihat kekejian-kekejian lawan terhadap kami"
Rakyat Yueh menderita sekali, twako. Mereka diinjak-injak dan
dihina harga dirinya!"
"Cukup, itu urusan orang-orang besar dalam kerajaan,
ciangkun. Aku memang tahu bahwa selamanya rakyat kecil
jadi korban!"
"Dan karena itu kau sengaja menutup mata dan telinga?"
"Apa maksudmu"'*
"Kau tahu rakyat Yueh dijajah negara Wu, twako. Tapi
kenapa kau tidak tergugah sedikit pun niatmu untuk
membantu kami" Kau boleh benci pada orang-orang besar
dalam istana. Kau boleh benci pada Kou siauw-ong dan raja
muda Fu Chai. Tapi kalau kejahatan mulai merajalela tak
seharusnya kau diam saja, twako. Kau harus bergerak dan
membantu rakyat kecil!"
"Hm, aku tak melihat seperti apa yang kau katakan,
ciangkun. Aku melihat rakyat Yueh tenang-tenang saja!"
Fan Li membanting kaki, mulai marah. Tapi belum dia
bicara lagi tiba-tiba Pek Hong dan Ceng Bi muncul, tersenyum
membawa minuman ringan dan makanan kecil. Dan Fan Li
yang melihat dua orang isteri Pendekar Gurun Neraka itu
muncul tiba-tiba melompat bangun, berseru gelisah, "Soso
(kakak ipar), tolongtah aku. Suamimu ini benar-benar susah
sekali diurus...!"
Pek Hong tertawa kecil. "Ada apa ciangkun" Bukankah
kalian sudah sama-sama tahu watak masing-masing.'"
Ceng Bi juga tersenyum lebar. 'Y a. dan tak perlu mengeluh
kalau suami kami keras hati ciangkun. Tapi ada persoalan
apakah hingga kalian berdua nampak demikian serius?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Fan Li menjura dalam-dalam, merangkapkan tangan dan
bicara sungguh-sungguh, "Yap-hujin, aku minta suamimu
untuk memimpin sebuah perkumpulan. Tapi dia menolak.
Tolong kau bujuk dia dan berilah penjelasan!"
Ceng Bi mengerutkan alis. "Eh, perkumpulan apa,
ciangkun" Siapa yang minta?"
"Paduka pangeran yang minta, hujin. Kami ingin suamimu
itu melindungi kami dengan perkumpulannya ini!"
"Hm, tapi kenapa Yap-koko menolak?"
"Karena ada hubungannya dengan kerajaan, Bi-moi Kalian
tahu bahwa aku tak suka lagi melibatkan diri dengan istana,"
Pendekar Gurun Neraka menjawab.
Dan Ceng Bi serta Pek Hong yang terbeliak mendengar ini
tibatiba sama mengangguk. "Hm, kalau begitu benar,
ciangkun. Kami sependapat dengan suami kami bahwa kami
tak ingin melibatkan diri dengan istana. Mereka hanya menjadi
pangkal dari perang dan perang di muka bumi ini!"
"Ah. kalian malah menghancurkan harapanku, hujin?"
"Bukan begitu, ciangkun. Tapi kami sependapat bahwa
kami tak mau melibatkan diri dalam keributan lagi. Dan istana
adalah pangkal dari keributan manusia yang haus akan
kesenangan dan kepuasan!"
Fan Li pucat. "Oh, kalau begini gagal usahaku....!" dia
mengeluh. "Kalian tak tahu bahwa keributan bukan milik
istana saja. hujin. Tapi bahwa keributan itu milik semua
orang! Kalau kalian mengatakan keributan berpangkal dalam
istana maka sama halnya kalian berkata bahwa hanya orang-
orang dari istana sajalah yang bisa membuat ribut,
menciptakan permusuhan! Inikah yang kalian maksud, hujin?"
Ceng Bi tertegun. "Fan-ciangkun, kami mempunyai bukti
bahwa hal itu memang demikian. Bukankah yang
mencelakakan rakyat kecil adalah orang-orang besar yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdiam di dalam istana itu" Bukankah gara-gara mereka ini
lalu mereka saling serang dan melibatkan orang lain" Tidak,
ciangkun. Kami setuju dengan suami kami bahwa kami tak
mau melibatkan diri dengan kerajaan. Jangan ganggu kami
yang telah hidup tenang di gunung ini!"
Fan Li menggigil. "Soso..." dia memandang Pek Hong.
"Kalau benar istana adalah pangkal dan segala keributan maka
bagaimanakah sikap yang harus kita ambil" Kalau kita tahu
bahwa istana adalah biang keladi permusuhan apakah yang
harus kita lakukan" Kita biarkan sajakah mereka itu" Kita
biarkan sajakah rakyat kecil yang akhirnya terlibat dan
menderita?"
Pek Hong menarik napas. "Ciangkun, ke mana maksud
katakatamu ini" Apakah kau hendak menjebak kami dalam
sebuah perdebatan tiada akhir?"
"Bukan... bukan begitu, Yap-hujin. Aku pribadi tak dapat
mengelak bahwa permusuhan yang besar-besar memang
berasal dari istana. Karena di situlah tempat nikmat dan
kekuasaan. Tapi kalau ada seseorang yang merajalela dengan
kejahatannya dan mencelakakan orang lain, termasuk rakyat
banyak. haruskah kita biarkan dia itu dan berpeluk tangan
saja" Tidakkah kita harus membasmi orang macam begini?"
"Tentu saja, ciangkun. Tapi tak perlu kiranya melibatkan
kami!" Pek Hong menangkis duluan, tak mau dijebak panglima
ini. Dan Fan Li yang kecewa tapi bersinar matanya itu
mendadak memandang Perdekar Gurun Neraka.
"Yap twako. kalau kau tahu bahwa di istana sedang ada
seorang iblis yang dapat mencelakakan orang banyak apakah
kau juga tetap tak mau melibatkan diri" Artinya, kau berpeluk
tangan saja dan diam membiarkan iblis ini melanjutkan
perbuatannya yang keji?"
"Ciangkun, untuk urusan kerajaan biarlah hal itu
diselesaikan secara kerajaan pula. Aku tetap tak mau terlibat,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena itu adalah urusan istana yang harus diselesaikan pada
oleh orang-orang istana!"
"Jadi kalau kau melihat seorang pemimpin bersimaharajalela dengan segala kejahatannya kau tetap tak
mau bergerak, twako" Mengandalkan orang istana seperti
kata-katamu ini?"
"Ya."
"Dan kalau tidak ada orang yang kaumaksud itu, twako,
lalu apakah kita biarkan iblis macam begini mengembangkan
kejahatannya?"
"Ciangkun, apa sebenarnya yang hendak kaukatakan"
Kalau kau membujukku untuk membantu kerajaan bagaimanapun juga aku menolak. Kerajaan selalu berkaitan
dengan permusuhan, peperangan dan entah apalagi yang
menyusahkan orang banyak! Jadi kalau kau bicara berputar
terus terang aku tak setuju!"
"Baik," Fan Li tiba-tiba beringas. "Kalau saat sekarang ini
aku hendak meminta seorang isterimu kepadaku apa yang
hendak kaulakukan. Pendekar Gurun Neraka" Kalau aku dapat
mengalahkanmu dan merampas isterimu dan memperkosanya
apa yang hendak kaulakukan, Pendekar Gurun Neraka"
Masihkah kau tetap diam tak bergerak?"
Bu Kong terbelalak. Dia kaget sekali melihat panglima itu
tibatiba "kurang ajar", bicara seperti itu di depan isterinya-
isterinya! Dan menggeram dengan muka merah tiba-tiba
pendekar ini bangkit berdiri, membentak marah, "Fan-
ciangkun, omongan apa yang kaulontarkan ini" Tidakkah kau
sadar bahwa pertanyaan ini di luar batas kesopanan?"
Fan Li tertawa mengejek, masih beringas. "Aku tahu, Yap-
twako. Tapi coba jawab dulu pertanyaanku itu. Kalau aku
merampas isterimu dan memperkosanya serta menghinanya
apakah kau tetap diam saja" Apakah kau dapat menerima
semua perbuatan ini?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Naisun belum Bu Kong menjawab mendadak Ceng Bi sudah
berteriak nyaring, berkelebat maju menampar panglima ini.
"Fanciang-kun, pertanyaanmu di luar batas kesopanan. Tak
perlu dijawab.... plak!" dan Fan Li yang terputar kepalanya
segera roboh terpelanting begitu menerima kemarahan
nyonya rumah. Panglima ini pecah mulutnya, tapi Ceng Bi
yang kembali siap melakukan serangan sudah dicegah
suaminya. "Bi-moi, tahan. Jangan serang dia...!"
Ceng Bi berapi-api. "Tapi panglima ini tak tahu aturan,
koko. Aku tidak terima mendengar kata-katanya yang kurang
ajar!" Fan Li bangun berdiri. Dia tidak mengeluh, mengusap darah
di sudut bibirnya lalu memandang Pendekar Gurun Neraka dan
dua isterinya yang tampak marah. Kemudian dengan senyum
mengejek dan mata bersinar panglima ini menjawab, serak
suaranya, "Yap twako, belum melakukan perbuatan itu saja
kalian ternyata sudah marah-marah kepadaku. Bagaimana
kalau seandainya kejadian itu benar-benar terjadi?"
Ceng Bi melengking, "Tak mungkin terjadi, Fan-dangkun.
Dan kejadian itu tak mungkin akan dapat kaulakukan!"
"Ya, karena kalian jauh lebih kuat daripada aku, hujin. T api
bagaimana kalau seandainya aku yang lebih kuat" Bagaimana
kalau seandainya peristiwa itu menimpa kalian seperti apa
yang terjadi pada Kou-siauw-ong?"
Bu Kong terkejut. "Apa yang terjadi, ciangkun?"
Fan Li tersenyum mengejek, agak nanar pandangannya
karena tamparan Ceng Bi tadi membuat dia pusing, terhuyung
maju. Dan berkata dengan suara gemetar panglima ini mulai
bicara berapi-api, dengan tinju terkepal!
"Pendekar Gurun Neraka, kusayangkan sekali bahwa kau
ketinggalan dalam mengikuti perkembangan yang terjadi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akhir-akhir ini terhadap kami dua kerajaan. Raja muda Wu
telah keluar dari garis kebenarannya. Dia menjajah dan
berbuat sewenang-wenang terhadap kami, merampas dan
mengambili wanita-wanita cantik biarpun ia itu isteri orang.
Apakah kalau suatu ketika isterimu sendiri diambil raja muda
itu kaubiarkan saja dia merajalela" Laki-laki jahanam itu telah
meminta upeti wanita-wamta cantik dari wilayah kami,
Pendekar Gurun Neraka. Dan sebagai puncak dari semuanya
ini raja muda itu telah meminta seorang selir tercantik dan
tersayang dari pangeran kami untuk diperma inkan dan
dihina!" Bu Kong semakin terkejut. "Siapa yang diminta, ciangkun?"
"Kiok Hwa, selir yang akhirnya membunuh diri karena tidak
kuat dipakai secara berganti-ganti oleh jahanam itu!"
Bu Kong dan isterinya mengeluarkan seruan kaget. Mereka
terkejut sekali, dan Fan Li yang terlanjur "panas" oleh
ketidakacuhan Pendekar Gurun Neraka semula sudah
melanjutkan kembali dengan mata melotot, "Dan kini ada
kemungkinan selir-selir yang lain juga akan diminta oleh raja
muda itu, Pendekar Gurun Neraka. Unsur perampasan yang di
dorong oleh niat menghina dan menginjak-injak harga diri
kami! Paduka pangeran hampir membunuh diri, dan kalau aku
tidak selalu menghiburnya tentu beliau benar-benar menyusul
selirnya terkasih itu! Apakah ini dapat dibenarkan, Pendekar
Gurun Neraka?"
Pendekar Gurun Neraka tertegun. Dia tidak menyangka
bahwa kejadian sudah berkembang pada pelanggaran moral,
merampas dan menghina isteri orang lain. Dan Fan Li yang
masih geram pada pendekar ini bicara lagi, berapi-api dengan
kata-kata tajam, "Dan harap kau ingat bahwa semua ini terjadi
karena kami tak berdaya, Pendekar Gurun Neraka. Karena
kalau kami berdaya tentu tak akan terjadi semuanya itu,
seperti halnya isterimu bilang bahwa aku tak mungkin dapat
merampasnya darimu karena kalian lebih kuat! Itu memang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
betul. Tapi kalau tak ada yang dapat me lawan raja muda ini
lalu harus berbuat bagaimanakah kami. Pendekar Gurun
Neraka"' Mandah dan diam saja dihina lawan sampai ajal tiba"
Hm, terus terang aku tak dapat melakukannya. Pendekar
Gurun Neraka. Aku tak dapat membiarkan iblis itu merajalela
dengan kejahatannya yang semakin menjadi-jadi! Aku akan
membalas dan menyelamatkan rakyat dan junjunganku dari
cengkeramannya. Aku siap mempertaruhkan jiwa dan raga
demi bangsaku, biarpun harus gagal dalam perjuangan ini....!"
Fan Li terengah. Dia bersemangat sekali me lampiaskan
segala isi hatinya, dan melihat Pendekar Gurun Neraka
tertegun memandangnya panglima itupun bicara lagi,
mengepalkan tinju dengan gigi berkerot, "Dan aku kecewa
sekali pada sikapmu yang acuh tak acuh ini. Pendekar Gurun
Neraka. Kau seolah hendak cuci tangan dari berkembangnya
sebuah kejahatan padahal kau bisa mengatasinya! Kenapa kau
hendak melanggar hukum alam dan hukum kebenaran"
Lupakah kau bahwa kita manusia ditakdirkan sebagai makluk
sosial yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus berhubungan
satu dengan yang lainnya" Lupakah kau bahwa masalah ini
kelak dapat merembet pada dirimu dan keluargamu" Kau
boleh bilang dirimu tak akan diganggu. Pendekar Gurun
Neraka. Tapi tak mungkin kalau anak dan cucumu kelak tak
menerima getah dari kejahatan yang mulai berkembang yang
dilakukan raja muda itu! Kau tak dapat melepaskan diri secara
total dari tata hukum masyarakat, karena kita sudah
ditakdirkan sebagai manusia yang berhubungan satu sama
lain, entah itu dengan penduduk gunung atau penduduk kota
raja!" "Dan," Fan Li me lanjutkan. "Pandanganmu sekarang harus
dirobah. Pendekar Gurun Neraka. Bahwa bukan karena
peperangan saja kau mengalami kekecewaan tapi karena
perang pula kau kini mengalami kebahagiaan!"
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh, apa maksudmu, ciangkun?" Pendekar Gurun Neraka
terkejut. Fan Li memandang berapi-api. "Tak perlu disangkal,
Pendekar Gurun Neraka. Bahwa ketegasan sikapmu tak
mencampuri urusan kerajaan adalah berawalnya kematian
kekasihmu itu, Ok Siu Li yang tewas pada sepuluh tahun yang
lampau. Tapi lupakah kau bahwa kebahagiaanmu sekarang ini
juga karena ulah perang itu" Lupakah kau bahwa dua orang
isterimu ini kau peroleh karena juga gara-gara perang"
Karena, kalau tak ada masalah perkumpulan Gelang Berdarah
yang diperalat raja muda Wu itu belum tentu kalian bisa
menemui kebahagiaan seperti sekarang ini, Pendekar Gurun
Neraka. Bahwa sedikit ataupun banyak peperangan merobah
nasibmu dan mengembalikan kebahagiaan yang dulu pernah
hancur gara-gara perang!"
Pendekar Gurun Neraka terbelalak.
"Dan camkan ini. Pendekar Gurun Neraka," panglima itu
kembali me lanjutkan. "Bahwa seseorang yang dapat
membantu orang lain namun tak mau melaksanakannya maka
dia pantas disebut sebagai manusia kerdil, manusia picik yang
cupat pandangannya. Dan khusus untuk dirimu, yang
mendapat gelar sebagai pendekar penolong kaum lemah maka
hari ini juga kucabut julukan itu dari dalam hatiku! Kau tak
pantas disebut pendekar, tapi pengecut yang ingin hidup
sendiri tanpa memperdulikan kesusahan orang lain!" lalu
membanting kaki dengan marah-marah panglima ini memutar
tubuh melompat pergi.
Dia terlampau kecewa dan sakit hati atas ketegaran
pendekar ini, yang benar-benar tak dapat ditekuk dan
dianggapnya mau hidup sendiri secara enak di atas gunung.
Tak mau tahu kesusahan orang lain, meskipun mereka adalah
sahabat sejak belasan tahun yang lampau! Dan Fan Li yang
terlampau kecewa oleh sikap Pendekar Gurun Neraka yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dianggap kelewatan seperti pergi dengan penuh kemarahan,
turun ke bawah gunung tanpa harapan lagi.
Tapi, baru dia keluar pintu tiba-tiba Pendekar Gurun Neraka
berkelebat mengejarnya. "Fun-ciangkun. tunggu...!"
Namun Fan Li terlanjur kecewa. Panglima itu marah, tak
mau berhenti. Dan begitu Pendekar Gurun Neraka mengulang
panggilannya diapun tiba-tiba mempercepat larinya meluncur
turun. "Pendekar Gurun Neraka, tak perlu kita bicara lagi. Kau
manusia pengecut yang mementingkan diri sendiri...!"
Bu Kong terbelalak. Dia me lihat panglima ini besar-benar
marah, marah sekali tampaknya. Maka menjejakkan kakinya
diapun tiba-tiba melayang di atas kepala orang dan
menyambar pundak tamunya ini. "Ciangkun, berhenti. Aku
siap membantu kalian!"
Fan Li terkejut. Dia tersentak ke belakang, merasa
pundaknya pedas dicengkam jari-jari Pendekar Gurun Neraka
yang kuat. Tapi mendengar seruan pendekar itu tiba-tiba
panglima ini tertegun. "Kau merobah jalan pikiranmu?"
"Ya, aku dapat menerima caci-makimu, ciangkun. Aku
melihat kebenaran dalam kata-katamu yang tajam!"
'"Ooh...!" dan Fan Li yang sudah menjadi girang luar biasa
mendadak balas mencengkeram dan memeluk pendekar ini.
Dia gemetar penuh kegembiraan, tak mampu mengeluarkan
kata-kata barang sejenak. Tapi begitu sadar dan memekik
kegirangan tiba-tiba panglima ini sudah menjatuhkan dan
berlutut mencium kaki pendekar itu!
"Yap-twako, terima kasih. Aku benar-benar seperti
kejatuhan bulan...!" dan panglima yang sudah membenturkan
kepalanya diatas sepatu pendekar besar itu bertubi-tubi
mengeluhkan rasa kebahagiaannya. Dia terlampau gembira
sekali, tak dapat dikata
lagi. Dan ketika puncak
kebahagiaannya meledak dalam alunan tertinggi mendadak
panglima ini mengeluh dan.....terguling pingsan!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu Kong geleng-geleng kepala. Dia me lihat panglima itu
tersenyum dalam ketidaksadarannya, maka terharu dan
terpukul oleh semangat panglima ini yang demikian patriotis
tiba-tiba diapun membungkukkan tubuh dan membawa
panglima itu ke dalam. Dia tahu panglima ini pingsan karena
pukulan kebahagiaannya, maka menotok dua tempat di jalan
darah pundak dan leher diapun menyadarkan panglima itu
dalam waktu yang tidak lama.
Fan Li bangun, melompat dan menubruk pendekar itu. Lalu
bicara dengan mata basah dia buru-buru meminta maaf pada
pendekar ini dan dua orang isterinya, sadar bagaimanapun
juga dia telah me lontarkan kata-kata "kurang ajar" untuk
membangkitkan atau lebih tepat menembus bobol kekerasan
jiwa Pendekar Gurun Neraka yang hampir-hampir tak dapat
dipatahkan lagi. Dan Pendekar Gurun Neraka yang dapat
menerima kata-kata panglima ini akhirnya menyadari
kekeliruannya dalam memandang sebuah persoalan selama
ini. Memang betul. Manusia hidup tak mungkin menyendiri,
biarpun itu hanya dengan keluarganya sendiri. Dan bahwa
manusia dikodratkan sebagai rnahluk "sosial" yang harus
berhubungan satu dengan yang lainnya memang tak dapat
dibantah lagi oleh pendekar ini. Betapapun manusia tak dapat
acuh dengan keadaan sekitar, meskipun itu jauh dengannya.
Karena suatu perbuatan buruk yang dilakukan seseorang dan
tidak mendapat perhatian serius untuk menanganinya tentu
kelak cepat ataupun lambat pasti mengenai dirinya juga. Itu
kalau dia masih hidup. Kalau dia sudah tiada, di mana
generasinya sudah diganti oleh yang muda tentu kelak anak
atau cucunya ini yang menerima "getah". Alhasil keluarganya
juga yang memperoleh pil pahit dari sebuah kejahatan yang
tidak segera diatasi. Padahal dia bisa mengatasi hal itu!
Hm, kenapa dia terkungkung dalam pandangannya yang
picik selama ini" Kenapa dia acuh tak acuh menghadapi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persoalan dua kerajaan itu" Bukankah dia dapat menyingsingkan lengan untuk membantu Yueh" Setidak-
tidaknya, kalau dia segan berurusan dengan kerajaan maka
dia dapat dan harus berurusan dengan kejahatan! Itu tak
dapat dielak. Dia adalah seorang pendekar. Dan bagi seorang
pendekar seharusnya tak ada pikiran siapa yang dibela.
Kerajaan ataukah bukan kerajaan, kelompok ataukah bukan
kelompok. Dan perorangan ataupun bukan perorangan karena
tugas seorang pendekar sesungguhnya adalah membela
kebenaran! Itu saja. Titik. Dan siapa yang melakukan
ketidakbenaran berarti dia itu musuhnya. Musuh seorang
pendekar! Maka Pendekar Gurun Neraka yang akhirnya menarik napas
ini menunduk dalam-dalam. Dia tersenyum pahit, teringat
betapa dia "disemprot" habis habisan oleh bekas pembantunya
ini, Fan ciangkun yang gagah perkasa. Tapi kalau punglima itu
lebih cenderung untuk membela kerajaan dan junjungannya
adalah dia lebih menitikberatkan persoalan itu pada
kebenaran. Tak perduli apakah "kebenaran" itu sedang
berkaitan dengan kerajaan atau bukan kerajaan, dengan
kelompok atau bukan kelompok. Dan bahwa dia harus
membela Y ueh karena sikap Wu sudah di luar garis kebenaran
maka dia harus menyingsingkan lengan dan melawan
kejahatan itu. Hal yang sudah menjadi tugas seorang
pendekar! Sementara Fan Li, yang gembira mendapat kesanggupan
pendekar ini untuk membela kerajaannya saat itu juga
langsung berundirg dengan orang yang diharap dan
diandalkannya ini. Panglima itu bersemangat sekali, tak kenal
lelah dan waktu. Dan ketika semuanya selesai dan tugasnya
berhasil dengan sukses diapun kembali ke kota raja sete lah
menginap satu malam di rumah pendekar itu. Turun gunung
dengan muka berseri-seri sete lah tugas pertamanya ini
berhasil baik dan memuaskan!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan beberapa bulan kemudian atas restu Pangeran Kou
Cien serta "berkah" dari Pedang Medali Naga didirikanlah
perkumpulan Ho-han-hwe itu. Pedang ini diikutsertakan untuk
memberi "pengayoman" secara psikis, pedang keramat yang
diminta bantuannya secara gaib untuk memberi keberhasilan
pada misi mereka. Perjuangan yang siap mereka lancarkan
dari bawah dan amat berat itu. Dan karena saat itu banyak
orang-orang sakti yang percaya pada benda-benda pusaka
yang dikeramatkan orang-orang tertentu apalagi seperti
benda-benda istana macam Pedang Medali Naga ini maka
secara moral mereka merasa mendapat tambahan kekuatan
batin yang tidak kecil artinya bagi perkumpulan itu. Pedang
yang secara simbolik dijadikan lambang pintu "gaib" untuk
memperoleh keberhasilan mereka dalam perjuangan melawan
kezaliman raja muda Wu! Perjuangan "bawah tanah" yang
harus dilakukan dengan hati-hati sekali!
(OodwkzoO) Dan kini, kembali pada peristiwa di atas gunung T a-pie-san
di mana saat itu Pendekar Gurun Neraka mendengar berita
tentang hilangnya Pedang Medali Naga sang ketua Go-bi Bu
Wi Hosiang yang tidak sabar melihat pendekar ini termenung
terlalu lama sudah bertanya sambil mengetukkan tongkatnya.
"Bagaimana pendapatmu, Yap-sicu" Apakah kita harus
memencar untuk mencari kembali pedang yang hilang ini?"'
Pendekar ini menarik napas berat. "Aku belum dapat
menentukannya, lo-suhu. Tapi bagaimana pula dengan anak
kami Sin Hong" Kami juga mendapat musibah ini, tentu tak
mungkin membiarkannya begitu saja dilarikan penjahat!"
"Hm, kalau begitu pinto dapat membantunya. Pendekar
Gurun Neraka. Pinto dan Bu Wi lo-suhu akan meminta semua
anggauta Ho-han-hwe yang ada untuk dikerahkan mencari
anakmu itu. Tapi siapa yang harus lebih dulu dicari?" Thian
Kong Cinjin tiba-tiba bicara, menimpali pembicaraan rekannya.
Dan Pek Hong yang tentu saja lebih memberatkan anak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
daripada sebuah perkumpulan sudah menjawab dengan alis
berkerut, "Tentu saja kimi akan mencari Sin Hong dulu, locianpwe.
Pedang Medali Naga setidak-tidaknya dapat dicari oleh kalian
para anggauta Ho-han hwe!"
"Tapi kami akan membantumu, hujin. Pinto tidak
bermaksud mendahului urusan pribadi kalau itu lebih penting!"
"Ya, tapi sebaiknya begini saja, Yap-sicu. Karena paduka
pangeran menghendaki kedatanganmu di istana sebaiknya
kita cari kedua-duanya secara berbareng. Ada suatu urusan
yang hendak dibicarakan empat mata oleh sri paduka
pangeran. Kalau kau setuju pinceng dapat mengerahkan
murid-murid pinceng untuk mencari jejak anakmu. Bagaimana
menurut hujin?"
Pek Hong memandang Hwesio Go-bi ini. Dia tentu saja
masih keberatan, tak mau urusan mencari Sin Hong "dipisah"
seperti itu. Karena ia menghendaki anaknya itu dicari dulu,
bukan dicari sambil lalu. Tapi belum ia menjawab mendadak
Ceng Han sudah mendahului maiu.
"Adik Hong sebaiknya begini saja, aku punya usul. Kalau
kalian setuju dan tidak keberatan sebaiknya biarkan Yap-
twako ke kota raja memenuhi permintaan sri paduka
pangeran. Ho-han-hwe mengalami cobaan berat, hanya Yap-
twako seorang yang bisa mengatasinya. Kalau kalian tak dapat
menunggu kembalinya Yap-twako untuk mencari Sin Hong
biarlah aku mewakili Yap-twako bersama kalian mencari anak
itu. Bagaimana menurut pendapat kalian?"
Pek Hong tak segera menjawab, ia memandang suaminya,
minta pertimbangan. Dan Pendekar Gurun Neraka yang
menghela napas tiba-tiba bertanya. "Han-te, urusan apakah
sebenarnya yang hendak dibicarakan pangeran kepadaku"
Tidakkah urusan itu bisa dilimpahkan pada orang lain saja?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tak tahu masalahnya, twako. Tapi pangeran bilang
ingin bicara empat mata denganmu!"
"Dan Bu Wi lo-suhu atau Thian Kong to-tiang juga tak
tahu?" "Pinceng kurang jelas, Yap sicu. Tapi tentunya itu penting
sekali " "'Ya. dan pinto rasa keadaan sudah mendesak. Pendekar
Gurun Neraka. Karena pangeran sendiri berpesan agar
secepatnya bertemu denganmu!" Thian Kong Cinjin
menjawab, menyusul katakata Bu Wi Hosiang. Dan Pendekar
Gurun Neraka yang bagaimanapun juga terjepit oleh dua
urusan yang sama-sama penting ini akhirnya mengangguk.
"Baiklah, aku akan ke kota raja kalau begitu, ji-wi
locianpwe. Dan kukira tidak ada jeleknya kalau adik iparku ini
membantu isteriku mencari Sin Hong." lalu menoleh pada
isterinya pertama pendekar ini bertanya, "Hong-moi. kau tentu
dapat menyetujui pendapatku, bukan" Istana minta
kedatanganku, urusan pribadi terpaksa kusimpingkan dulu.
Bagaimana menurut pendapatmu?"
Pek Hong terisak. Ia tiba-tiba sedih, tapi merasa tak dapat
menolak karena di situ sedang ada tiga orang tamu mereka
maka nyonya muda inipun menganggukkan kepala dengan
hati disayat. Merasa betapa mereka lagi lagi harus berpisah!
"Terserah padamu, koko... kalau kau merasa itu paling baik
bagi kita aku akan mengikutimu...!"
Ceng Bi terharu. Ia tahu apa yang sedang bergolak di hati
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
madunya ini, maka memeluk pundak madunya ia berbisik,
"Enci Hong, jangan berduka. Aku akan menemanimu mencari
Hong ji. Bagaimanapun juga dia adalah puteraku, anak-anak
kita berdua!"
Pek Hong menangis di pelukan madunya. Ia tersedu-sedu,
tapi isteri pendekar sakti yang tahu keadaan ini akhirnya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mampu menahan diri. Ia menggigit bibir, dan ketika mereka
sudah menentukan rencana untuk apa yang diperbuat maka
Pendekar Gurun Neraka serta tiga orang tamunya segera
mengurus mayat Ta Bhok Hwesio yang ada di ruangan itu.
Pek Hong hampir pingsan melihat keadaan gurunya ini, dan
Ceng Bi yang bijaksana lalu menyeret madunya itu ke dalam
kamar untuk dihibur. Sementara keesokan harinya, setelah
semua urusan di atas gunung beres berangkatlah Pendekar
Gurun Neraka ke kota raja bersama Bu Wi Hosiang dan T hian
Kong Cinjin. Mereka bersama turun gunung, tapi ketika tiba di
kaki bukit tiga orang ini berpisah. T hian Kong Cinjin dan Bu Wi
Hosiang belok ke kiri menuju markas Ho-han-hwe sedangkan
Bu Kong terus ke barat menuju kota raja, meninggalkan Ceng
Bi dan Pek Hong serta Ceng Han di atas gunung. Tiga orang
yang siap mencari Sin Hong kalau dia terlalu lama kembali!
(OodwkzoO) "Siauw cut, bagaimana
kesanmu di atas gunung''"
"Hm, mereka benar-
benar lihai, locianpwe. Pendekar Gurun Neraka
dan dua orang isterinya itu
benar-benar tak dapat dipandang enteng!"
"Dan kau sekarang percaya omonganku?"
"Ya."
"Ha-ha, kau memang
anak keras kepala, Siauw-
cut. Kalau belum membuktikan sendiri agaknya kau tak kenal puas!"
Dua bayangan itu bicara sambil berlari cepat. Mereka
adalah Bu-beng Siauw-cut dan Kun Seng, laki-laki tua yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belum begitu dikenal si bocah. Dan Kun Seng yang tertawa
bergelak oleh pengakuan anak laki-laki ini akhirnya menuding
ke kanan. "Bu-beng, kita istirahat dulu. Pohon itu rindang sekali untuk
kita!" Anak itu mengangguk. Dia tak mengeluh diajak berlari di
panas terik begitu. Tapi ketika lawan mengajaknya berteduh
diapun tak menolak. Mereka membelok ke kanan, dan begitu
tiba di bawah pohon rindang ini si laki-laki tua membanting
pantatnya sampai berdebuk.
"Bu-beng, kau sungguh anak luar biasa. Gembira sekali aku
berkenalan denganmu, ha-ha ....!" dan Kun Seng yang
memandang si bocah penuh kagum tak menyembunyikan rasa
gembiranya yang amat besar.
Tapi anak laki-laki ini acuh saja. Dia menyeka peluh, lalu
duduk di bawah pohon itu dia memandang lawan bicaranya.
"Locianpwe, kapan kau akan meninggalkan aku"'
"Wah, kenapa buru-buru, anak baik" Bukankah aku baru
saja menolongmu dari kejaran, dua orang isteri Pendekar
Gurun Neraka itu" Kalau tidak tentu kau sudah ditangkap
mereka dan mungkin mendapat perlakuan tidak menyenangkan yang menyakitkan hatimu!"
Anak ini tersenyum mengejek. "Ya, kata-katamu benar,
locianpwe. tapi bagaimanapun juga kau harus menepati janji!"
Orang tua ini menyeringai. Dia mengebut-ngebutkan
bajunya yang penuh debu. lalu mengambil roti kering dan arak
putih dia menggapaikan lengannya. "Bubeng. aku tak akan
melanggar janji. Tapi tak adakah rasa terima kasihmu pada
tua bangka ini" Hayo ke mari, kita minum arak dulu sebelum
berpisah!"
Anak itu menggeser duduknya. Dia sudah disodori arak
putih itu, juga roti kering. Tapi mengerutkan alis mendadak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia bertanya, "Apakah untuk makanan dan minuman ini aku
juga dianggap hutang, locianpwe?"
?"Eh, apa maksudmu?" si tua terbelalak.
"Artinya, bila aku menerima tawaranmu ini apakah juga
wajib kau menagih hutang terima kasih padaku?"
Laki-laki tua itu tertawa terbahak. "Bu-beng, kau kurang
ajar sekali. Kenapa bicaramu ceplas-ceplos begini" Siapa
mengharuskan kau berterima kasih padaku" Hayo, sambar
saja roti kering ini dan celupkan pada arak. Tentu sedap sekali
dinikmati pada saat terik begini, ha-ha . !" dan si tua yang
sudah melempar sepotong roti pada anak laki-laki itu
menggelogok-araknya dengan lahap.
Bu-beng Siauw-cut mengamati, tertegun sejenak. Tepi
melihat temannya itu menggelogok arak dengan muka
gembira diapun jadi tersenyum kecil. Kun Seng sudah
melempar guci araknya pula, dan laki-laki tua ying berseri
mukanya itu menepuk pundaknya. "Bubeng, hayo minum.
Celup roti kering itu dan nikmatilah...!"
Anak ini tak menolak lagi. Dia sudah menerima guci arak
itu, lalu minum sedikit membasahi kerongkongannya yang
haus diapun mulai menggigit roti kering itu. Masih sungkan-
sungkan. Tapi si tua Kun Seng yang tak sabar melihat sikap
anak ini menyambar gucinya.
"Wah, kenapa malu-ma lu" Hayo buka mulutmu itu, Bu-
beng. Aku akan menuangnya..." gluk-gluk-gluk! dan Bu-beng
Siauw-cut yang tiba-tiba meneguk arak yang sudah dituang
dalam mulutnya yang terbuka mendadak terbatuk-batuk dan
tersedak! "Wah... sudah, locianpwe.... sudah., sudah cukup..!"
Orang tua itu tertawa. Dia melempar kembali gucinya pada
anak laki-laki itu, dan bangkit berdiri dengan muka gembira
dia berkata, "Sekarang kau telah menikmati arak putihku Bu-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beng. Dan jangan kaget kalau beberapa saat lagi kau akan
merasa bertambah semangat dan enteng sekali tubuhmu! T api
tidak khawatirkah kau bahwa arakku beracun?"
Si anak mengusap bibirnya. "Aku tak khawatir racun atau
tidak beracun, locianpwe. Yang jelas aku percaya kau tak
mempunyai maksud buruk!"
"Ha-ha, dari mana kau tahu?"
"Dari sikapmu ini. Bukankah kau telah menolongku dari
kejaran dua orang isteri Pendekar Gurun Neraka?"
Laki-laki tua itu terbahak. Dia gembira sekali berdekatan
dengan anak ini, tapi teringat dia harus meninggalkan anak ini
sesuai perjanjiannya di kuil Tee-kong-bio tiba-tiba ketawanya
lenyap terganti rasa muram yang membuat mukanya gelap.
"Bu-beng," dia menarik napas. "Kau benar-benar anak
mengagumkan sekali. Tapi bolehkah kutanya satu hal sebelum
kita berpisah?"
Anak itu terheran. "Apa yang hendak kau tanyakan,
locianpwe?"
"Dirimu ini. Kemanakah kau akan pergi setelah
kegagalanmu di puncak gunung?"
"Hm, itu urusanku sendiri, locianpwe. Apakah kau hendak
secara diam-diam menguntit, perjalananku?"'
"Ah, tidak, anak baik. Tapi aku hendak memberi nasihat
padamu." "Tentang apa?" ,
"Tentang kelemahanmu ini. Kau harus belajar silat, tak
boleh begini terus kalau ingin berhasil menghadapi Pendekar
Gurun Neraka. Laki-laki itu terlalu hebat untukmu, Bu-beng. Di
dunia ini kukira hanya dua orang saja yang dapat
menandinginya!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si anak tertegun. "Siapa, locianpwe?"
"Aku sendiri dan seorang lain!"
Bu-beng S'auw-cut tiba-tiba tertawa. Dia terbelalak
mendengar kata-kata itu, sekejap tapi kemudian tertawa geli
sampai terpingkal. Lalu bangkit berdiri dengan masih tertawa
geli anak ini berkata, "Locianpwe, pintar sekali akalmu ini.
Bukankah dengan begitu kau ingin bersamaku terus dan
membatalkan janjimu sendiri" Ah, kau tak perlu menipu aku.
locianpwe. Kau tak dapat membodohiku dengan caramu
begini...!"
Laki-laki itu merah mukanya. "Aku tak bohong. Bu beng.
Aku mempunyai ilmu silat pedang yang selama ini
kurahasiakan untuk menghadapi pendekar muda itu!"
Tapi Bu-beng Siauw-cut tak tertarik. Anak ini menghela
napas, dan duduk kembali dengan mata melamun anak ini
menggeleng. "Tidak, aku tak tertarik pada ilmu pedangmu,
locianpwe, atau pada ilmu s ilat orang lain yang bagaimanapun
hebatnya. Aku telah menemukan calon guruku sendiri. Dan itu
baru kuketahui ketika aku berada di rumah musuh besarku
itu!" Kun Seng terbelalak. "Siapa, Bu-beng?"
"Hampir sama dengan namaku. Tapi tak kuketahui di mana
dia berada!"
"Hm. siapa dia" Mampukah dia menandingi ilmu
pedangku?"
Si bocah tertawa aneh. "Aku tak tahu bagaimana
kehebatan ilmu pedangmu, locianpwe. Tapi aku merasa kau
tak dapat menandingi orang yang menjadi pilihanku ini,
biarpun aku juga belum pernah melihat muka ataupun ilmu
kepandaiannya!"
Orang tua itu penasaran. Dia jadi marah mendengar kata-
kata ini, tapi menekan kemarahannya tiba-tiba dia mencabut
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang yang tersembunyi di balik punggungnya. "Bu-beng,
beranikah kau bertaruh bahwa orang itu benar-benar mampu
menandingi ilmu pedangku" Siapa dia dan yakinkah kau akan
kehebatannya?"
"Hm, aku yakin, locianpwe. Karena Pendekar Gurun Neraka
bendiri tampaknya berobah mukanya begitu menyebut nama
orang ini! Dia pasti orang hebat, kalau tidak tak mungkin
pendekar itu gemetar menyebut namanya...!"
Kun Seng jadi mendongkol. "Dan kau berani menerima
taruhanku?"
Si anak tiba-tiba bangkit berdiri. "Kenapa tidak, locianpwe"
Aku berani bertaruh untuk nama yang satu ini. Tapi dengan
syarat, bila kau mengakui kebesaran namanya kau harus
menunjukkan padaku di mana orang itu berada!"
Si tua terbelalak. "Hanya dengan mengakui kebesaran
namanya" Jadi belum bertanding?"
"Ya, tak perlu bertanding, locianpwe. Karena kalau
bertempur kau pasti kalah! Kau berani mengakuinya dengan
jujur?" Laki-laki ini membanting kakinya. "Bu-beng Siauw-cut, kau
benar-benar bocah kurang ajar! Mana mungkin bertaruh
macam ini" Kau gila!"
Tapi anak itu tersenyum. "Tidak, aku tidak gila, locianpwe.
Justeru aku merasa yakin setelah Pendekar Gurun Neraka
sendiri menyebut namanya. Sesungguhnya aku telah
mendengar nama itu banyak disebut-sebut orang!"
"Hm, siapakah dia?"
Namun anak ini menyeringai kecil. "Locianpwe, sebaiknya
kita bicara dengan jujur. Beranikah kau mengakui
kekalahanmu bila benar orang ini di atas dirimu" Artinya, bila
benar orang ini memiliki nama besar di atas dirimu sendiri kau
harus jujur mengakuinya dan tak boleh banyak cakap lagi.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi kalau aku yang kalah apapun boleh kau minta dari aku,
termasuk menjadi muridmu ataupun pelayanmu!"
Kun Seng naik darah. Dia jadi tertawa bergelak untuk
melampiaskan kemarahannya ini, tapi menggeram lirih dia
berkata, "Bu-beng, baru kali ini aku si tua bangka diadu
macam jengkerik tak berdaya oleh bocah macammu ini. Tapi
baiklah, bila dia memang betul-betul hebat dan sanggup
melayani ilmu pedangku saat itu juga aku tunduk dan
menyerah kalah. Tapi kalau tidak, kau harus melayaniku
sebagai budak selama sepuluh tahun!"
Anak ini mengangguk. "Boleh, kuterima tantanganmu. Tapi
bagaimana kalau aku yang menang?"
"Kau boleh minta apa saja dariku, bocah kurang ajar. T api
yang tidak melanggar kebenaran!"
"Baik, aku hendak minta satu saja, locianpwe. Yakni kau
harus menunjukkan padaku di mana orang besar ini tinggal!"
Kun Seng tertawa beringas. Dia penasaran sekali, merasa
"diaduk-aduk" bocah ini. Tapi laki-laki tua yang mendongkol
bercampur tegang itu membentak, "Baiklah, sekarang katakan
siapa dia, Bu-beng Siauw-cut. Aku siap mendengar dan
memaki namanya kalau dia cecunguk macam dirimu ini!"
Anak itu tersenyum. "Kau benar-benar siap, locianpwe?" .
"Ya, cepat katakan'"
"Baiklah, dia adalah Bu beng Sian-su!"
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hah...?" si tua mencelat ke belakang, "Bu-beng Sian su"
Kau gila, anak setan" Kau hendak menandingkan manusia
dewa itu dengan s i tua bangka ini?"
"Ya, kau mampu mengalahkannya, locianpwe" Kau anggap
nama ini tidak berharga dibanding namamu" kau siapakah dan
siapa julukanmu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Kun Seng sudah tertegun bingung. Dia terkejut
mendengar nama yang diajukan Bu-beng Siauw cut ini,
mengira anak yang tidak bisa silat itu tak mengenal nama
yang tersohor di kalangan orang-orang kang-ouw ini. Nama
yang tidak ada bandingannya di seluruh jagat persilatan, nama
yang tidak bisa disejajarkan dengan orang-orang "biasa"
karena Bu-beng Sian-su dianggap dewa yang tingkatannya
jauh di atas manusia "biasa". Karena itu mendengar Bu beng
Siauw-cut tiba-tiba mengajukan nama ini kontan saja kakek itu
terkejut dan bengong. Tapi akhirnya malah marah-marah!
"Bu-beng, kau curang. Nama ini terang tak dapat
disejajarkan dengan manusia!"
?"Hm. kenapa begitu, locianpwe" Bukankah dia juga
manusia seperti kita?"
"Benar, tapi Bu-beng Sian-su manusia istimewa, bocah. Dia
manusia dewa yang disegani orang jahat maupun baik!"
"Dan kau mengakui kebesarannya?"
"Tentu saja. Tapi...."
"Tapi kau tentu tak menolak kekalahanmu bukan,
locianpwe?"' anak ini memotong, tersenyum memandang
lawannya. Dan si kakek yang blingsatan oleh potongan kata-
kata itu akhirnya membanting kaki dengan marah.
"Bu-beng Siauw-cut, kau curang. Kau benar-benar
mengakali aku!"
"Tapi aku merasa tak menipumu, locianpwe. Kita masing-
masing bicara apa adanya!"
"Ya, tapi Bu-beng Sian-su bukan tandingan manusia biasa,
anak setan. Kakek itu manusia dewa yang tidak ada
tandingannya di muka bumi ini!"
"Jadi karena itu dia betul-betul hebat luar biasa?"
"Tentu saja!'"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, dialah calon guruku. Aku telah menjatuhkan pilihan
untuk menjadi murid manusia dewa ini."
Tapi si lelaki tua yang mendengus tiba-tiba tertawa
mengejek. "Siauw-cut, kau bagai pungguk merindukan bulan!
Tidak tahukah kau watak yang aneh dari kakek dewa ini?"
"Hm, watak aneh yang bagaimana, locianpwe" Apa yang
kau maksud?"
"Kau tidak akan berhasil mewujudkan angan-anganmu,
bocah. Bu-beng Sian-su tak mungkin mau mengambilmu
sebagai murid!"
"Kenapa?"
"Kakek itu tak lagi terikat oleh segala hubungan duniawi.
Dia tak mau terikat dan diikat oleh urusan murid dan guru.
Biarpun kau jungkir balik seribu kali di depannya!"
"Ah, kau bohong, locianpwe-... kau menakut-nakuti aku?"
"Hm, kenapa aku harus bohong padamu, Siauw-cut"
Kenapa aku harus membohongi seorang bocah" Kau kira
untuk membujukmu menjadi muridku aku harus berbuat yang
tidak-tidak" Huh. orang she Kun ini masih punya harga diri,
bocah. Aku tak sudi me lakukan perbuatan memalukan kalau
kau memang tak mau menjadi muridku!"
Bu-beng Siauw-cut percaya. Dia memang melihat watak
yang gagah membersit di wajah laki-laki tua ini, sikap yang
penuh kejantanan di balik keriput muka tua itu. Tapi sangsi
bahwa Bu-beng Sian-su benar-benar tak mau "diikat" urusan
duniawi diapun mencoba tersenyum, senyum tak percaya.
"Locianpwe, aku belum membuktikannya sendiri. Mungkin
kau benar tapi mungkin juga tidak. Siapa tahu nasib
keberuntungan sedang ada di pihakku" Kau katakanlah
sekarang, di mana aku bisa menemui kakek itu dan kita sama
lihat, siapa yang menang untuk urusan ini. Kau masih
menepati janjimu, bukan?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Seng tertawa mengejek, gemas juga! "Siauw-cut, kau
benar-benar anak bandel. Kenapa tidak percaya omongan
orang" Kaukira mudah membujuk kakek itu" Tapi baiklah,
kalau benarbenar kau ingin menemui manusia dewa ini kau
boleh mencarinya di Gua Malaikat! Kakek itu ada di situ.
biasanya bersamadi berharihari sebelum turun gunung
mencari seseorang."
"Hm. di mana Gua Malaikat itu, locianpwe?"
"Di sana. Tiga hari perjalanan dari sini di sebelah timur
Lembah Cemara. Kau temuilah kakek itu kalau kau berhasil!"
si tua menuding ke timur, ke arah sebuah gunung yang hijau
kebiruan, jauh dari tempat mereka berada. Dan Bu-beng
Siauw-cut yang sudah gembira hatinya buru-buru melompat
bangun dan menjura.
"Locianpwe, kau benar-benar baik. Terima kasih...!"
"Hm, kau mau berangkat sekarang juga?"
"Ya Mau tunggu apalagi, locianpwe" Bukankah kita..."
"Ya-ya, kita tak ada urusan lagi, Bu-beng Siauw-cut. Aku
tahu... aku tahu itu! Bukankah kau hendak bilang bahwa aku
tak perlu menguntitmu di belakang?" si kakek memotong,
gemas tapi juga mendongkol. Dan Bu-beng Siauw-cut yang
tertawa ditahan segera membungkukkan tubuhnya dalam-
dalam. "Locianpwe, jangan marah. Sesungguhnya kalau belum
berhasil kutemui manusia dewa itu tak puas rasanya hati ini.
Kita rupanya tak berjodoh, hingga maaf tak dapat kupenuhi
permintaan baikmu untuk mengambilku sebagai murid. Tapi
masih banyak anak-anak lain yang berbakat, bukan" Nah,
sampai ketemu, locianpwe. Selamat tinggal dan... jangan
melanggar janjimu sendiri untuk mengejar-ngejarku lagi!"
Anak itu sudah memutar tubuh, siap meninggalkan kakek
she Kun ini. Tapi si tua yang menggapaikan lengannya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendadak melompat maju, berseru memanggil, "Bu-beng,
tunggu dulu! Bolehkah kutanya sebuah hal?"
"Hm, apa yang hendak kautanyakan, locianpwe?"
Kakek itu batuk-batuk. "Aku ingin bertanya tentang
kecerdikanmu ini, anak baik. Bahwa agaknya semenjak di kuil
Teekong-bio itu kau sudah tahu tentang nama Bu-beng Sian-
su ini! Benarkah"''
Anak itu tersenyum. "Memang benar, locianpwe "
"Dan kau sengaja menguji kebesaran nama ini di depan
Pendekar Gurun Neraka dan aku sendiri?"
"Hm, sebetulnya tidak demikian, locianpwe. Untuk
Pendekar Gurun Neraka aku mendapatkannya secara
kebetulan saja."
"Dan untuk diriku?"
Si anak tertawa.
"Setan, kenapa kau kau tertawa, Bu-beng?"
Bu-beng Siauw-cut geli hatinya."Maaf. aku sengaja
mengulang nama itu untuk meyakinkan diriku, locianpwe. Dan
ternyata benar kau terkejut sekali begitu mendengar nama
Bu-beng Sian-su!"
"Jadi dengan begini kau yakin dia merupakan orang yang
dapat kauandalkan, bocah"'
"Ya."
"Setan...! Kau benar-benar bocah siluman, Bu-beng.
Sungguh tak kusangka kau memiliki kecerdikan besar!"
Bu-beng Siauw-cut tertawa. Dia tak menghiraukan lagi
kakek Kun ini, memutar tubuh dan berlari cepat meninggalkan
kakek itu. T api melambaikan tangan dia berteriak, "Locianpwe,
jangan penasaran. Kita berpisah dulu sampai jumpa...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
0o-dwkz-rhg-o0 Jilid 5 SI KAKEK terang tak dapat mengejar. Dia terikat perjanjian,
tak boleh mengganggu bocah itu lagi. Dan Kun Seng yang
menjublak bengong akhirnya mengepal tinju dan memasukkan
pedangnya. Laki-laki tua ini menggelengkan kepalanya,
mendesis lalu berbalik punggung, mengambil arah berlawanan
dengan Bu-beng Siauw-cut untuk melangkahkan kakinya
dengan gontai. Lalu begitu dia menyeringai dan tertawa
sendirian tiba-tiba tubuhnyapun berkelebat
dan lenyap dari tempat itu. Tak tahu pergi ke mana!
(Oodwkz-rhgoO) "Ibu, bagaimana kita sekarang?"
Tok-sim Sian-li menangis. Dia bersama anaknya sudah
meluncur turun dengan air mata bercucuran, meninggalkan
tempat Pendekar Gurun Neraka diiringi pelayannya setia A-
cheng. Sementara Ceng Liong yang diseret ibunya sepanjang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jalan tibatiba bertanya dengan tinju terkepal, marah dan
bingung melihat ibunya menangis tak berkesudahan!
Tapi akhirnya wanita ini berhenti juga. Mereka sudah jauh
dari Ta-pie-san, tak mungkin terkejar lagi. Dan Tok-sim Sian-li
yang menangis sampai bengkak matanya lalu membanting
tubuh di pinggir jalan, menggigit bibir dengan mata penuh
kebencian, berapiapi.
"A-cheng, bagaimana menurut pendapatmu menghadapi
hinaan ini?"
Sang pelayan menundukkan kepalanya. "Hamba kira sia-
sia, hujin Pendekar Gurun Neraka memang terlalu tangguh
untuk kita!"
"Jadi dengan begitu kita diam saja tak membalas?"
Pelayan ini bingung. "Tentu saja, hujin..... tentu saja kita
harus membalas! Tapi-bagaimana caranya?"
Ceng Liong tiba-tiba maju. "Sebaiknya kita cari seorang
teman, ibu. Kita bekerja sama dengan seseorang untuk
membalas hinaan ini'"
Tok-sim Sian-li bersinar matanya, tampak tertegun. Tapi
wanita cantik yang semula berseri itu tiba-tiba menggeleng
sedih, menarik napas. "Tak mungkin itu kita lakukan, Liong-ji.
Orang-orang yang membenci Pendekar Gurun Neraka sudah
tiada lagi. Mereka tewas pada sepuluh tahun yang lalu,
termasuk guruku sendiri Cheng-gan Sian jin...!"
"Tapi sekarang tentu ada tokoh baru, ibu. Masa tak ada
teman untuk kita membalas dendam?"
"Hm, sulit, Liong-ji. Aku juga lama tak turun gunung. Siapa
tokoh itu" Kukira tak ada, kecuali kalau kita keluar perbatasan
dan minta tolong pada beberapa sahabat mendiang sukong-
mu (kakek guru)!''
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, itulah....!" Ceng Liong berjingkrak girang. "Kenapa
tidak kita lakukan itu, ibu" Kita keluar perbatasan saja, kita
cari mereka!"
Tapi sang ibu muram mukanya. "Aku tak tahu tempat
tinggal mereka, Liong ji. Mereka merupakan orang-orang aneh
yang tak tentu rimbanya!"
"Ah...." Ceng Liong kecewa. "Kalau begitu kita gagal, ibu.
Tapi tidak adakah jalan lain untuk membalas hinaan ini?"
Tiba-tiba, seperti menjawab kekecewaan anak itu
mendadak terdengar suara tawa bergelak yang menggetarkan
tanah sekitarnya. Ceng Liong dan ibunya melihat dua
bayangan berkelebat lalu begitu muncul di depan mereka
tahu-tahu dua lakilaki aneh berdiri di depan mereka dengan
liur berketes-ketes, yang seorang tinggi besar bagai raksasa
menyeramkan dengan bulu dada lebat menghitam sedang
yang lain kurus kerempeng dan terbatuk-batuk bagai orang
kena tbc! "Ha-ha, siapa bocah ini, hujin" Anakmukah?"
Tok-sim Sian-li terkejut.
"Dan siapa kau, niocu" Ibu anak inikah?"
Tok-sim Sian-li terbelalak. Dia memandang dua orang laki-
laki itu dengan muka pucat, tergetar dan turut selangkah
melihat keadaan mereka yang menyeramkan. Terutama si
tinggi besar itu, yang matanya terbelalak sebesar jengkol.
Liurnya berketes-ketes bagai raksasa yang mencium daging
segar! Dan kaget serta terpengaruh oleh kehadiran tak
disangka-sangka yang mengejutkan dari dua orang laki-laki ini
Tok-sim Sian-li akhirnya membentak,
"Siluman-siluman buas. kalian siapakah dan ada apa datang
ke mari?" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si kurus kering terbatuk-batuk. "Heh-heh, kau cantik,
niocu. Tubuhmu segar dan menggairahkan sekali. Tidak
tahukah kau siapa kami"''
Si raksasa tertawa bergelak. "Kami dua sahabat dari luar
perbatasan, hujin. Kami datang karena kau menyebut-nyebut
nama mendiang sahabat kami Cheng-gan Sian-jin!"
"Oh...!" Tok-sim Sian-li terkejut. "Kalian siapakah, ji-wi
locianpwe" Bagaimana bisa mengaku sahabat dari mendiang
guruku?" "Heh-heh, Cheng-gan Sian-jin gurumu, nio-cu" Jadi kau ini
muridnya yang berjuluk T ok-sim Sian-li itu"'
Tok-sim Sian-li terbelalak. "Ya. kalian siapakah, ji wi
locianpwe?"
"Ha-ha, aku adalah Naga Kepala Sakti, hujin. Di luar
perbatasan orang memanggilku Temu Ba, raksasa pemakan
bocah macam anakmu ini!"
Ceng Liong terkejut. Dia bersama ibunya mengeluarkan
seruan kaget, ngeri dan pucat melihat si tinggi besar itu tiba-
tiba me langkah maju, mengulurkan lengan dan tahu-tahu
menangkap anak laki laki ini. Dan Ceng Liong yang sudah
dicengkeram si raksasa Temu Ba tiba-tiba menggaplok muka
lawan sambil menjerit. "Siluman busuk, lepaskan aku...!"
Tapi Temu Ba terbahak. Dia membiarkan mukanya
digampar, lalu melihat Ceng Liong menendang perutnya tiba-
tiba jari raksasa tinggi besar ini menotok pundak, membuat
Ceng Liong lumpuh. Dan begitu si anak mengeluh dengan
mata terbelalak tahu-tahu hidungnya mengendus-endus ubun-
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ubun Ceng Liong, dijilat-jilat!
"Ha-ha, anak ini segar sekali, Mayat Hidup. Otaknya bersih
dan sumsum tulang belakangnya kental! Tentu darahnya juga
segar dan bersih...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok-sim Sian-li terkesiap. Dia kaget melihat anaknya
disambar Temu Ba, dan melihat kepala Ceng Liong dijilat-jilat
dan gigi si raksasa mulai mencuat lebar mendadak wanita
cantik ini melengking dan membentak marah, "Tamu Ba,
lepaskan anakku...!"
Tapi raksasa Mongol itu terbahak. Dia tak menghiraukan
bentakan itu, tapi ketika lawan berkelebat menamparnya
mendadak laki-laki ini mengegos, berkelit dan menerima
tamparan Tok-sim Sian-li dengan bahunya yang lebar.
"Plak....!" dan Tok-sim Sian-li tergetar mundur, menjerit
kecil dengan muka pucat!
"Ha-ha, bagaimana, hujin" Kau masih berani memukulku
lagi?" Tok-sim Sian-li memekik. Dia melihat si raksasa liurnya
semakin berketes-ketes, tampak tergiur sekali oleh kepala
Ceng Liong yang segar, seperti seekor kucing menjilat-jilat
kepala seekor tikus. Dan Tok-sim Sian-li yang gelisah serta
marah oleh keselamatan puteranya mendadak melompat maju
dan menampar lagi, kali ini ke leher s i raksasa Mongol dengan
pukulan Tok-hiat-jiunya!
"Temu Ba, lepaskan anakku.....!"
Si raksasa menyeringai. Dia melihat lengan Tok-sim Sian-li
yang sudah berobah merah itu, me layang menamparnya
lehernya dengan kecepatan kilat.
Tapi raksasa yang tidak menangkis ini malah tersenyum
dan tertawa lebar pada temannya.
"Mayat Hidup, dia benar-benar murid sahabat kita. Lihat
pukulan Tok-hiat-jiunya itu!"
Si kurus berpenyakitan mengangguk. "Heh-heh, tampaknya
benar, Mu Ba. Dia cocok sekali menjadi murid sahabat kita.
Pukulannya ganas dan hebat sekali!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Temu Ba tertawa. Dia tak
menghindar tamparan wanita
cantik ini, mengangguk bersamaan datangnya pukulan. Tapi melihat angin tajam mengiringi
tamparan itu dia
mengguncang tubuh dan mendesis, "Haya,
sinkangnya lumayan, Mayat Hidup Bisa pecah
leherku kalau tidak menolak pukulannya..,!" lalu, bersamaan
jari Tok-sim Sian-li menghantam lehernya tiba-tiba raksasa ini
membentak dan menggelembungkan lehernya. Dan begitu
suara pukulan mengenai dirinya tahu-tahu Tok-sim Sian-li
sendiri terpelanting dan menjerit roboh!
"Ah. !"
Raksasa Mongol itu tertawa bergelak. Dia tampak gembira
melihat wanita ini terguling-guling, tapi ketika lawan melompat
bangun dan mencabut pedang di pinggang sekonyong
konyong mukanya beringas.
"Mayat Hidup, tolong kaulayaai siluman cantik itu. Aku tak
tahan mencium bau anak ini."
Si kurus kering mendengus. Dia rupanya acuh saja, tapi
ketika kakinya berjengit tiba-tiba tubuhnya melayang ke depan
di muka temannya, tak tampak bergerak tapi tahu-tahu sudah
terbang seperti iblis! Dan si raksasa tinggi besar yang berseri
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mukanya ini tiba-tiba memutar tubuh pergi membawa Ceng
Liong! "Hujin, anakmu kupinjam. Aku ingin menyedot sumsun
tulang belakangnya!"
Tok-sim Sian-li tergetar. Ia kaget melihat Mu Ba tiba tiba
terbang ke timur, terbahak sambil menjilat-jilat kepala Ceng
Liong. Dan maklum bahwa anaknya dalam bahaya tiba-tiba
ibu muda ini menjerit sambil menimpukkan tiga jarum
rahasianya, jarum-jarum merah yang mengandung racun
jahat! Lalu tak puas dengan timpukan senjata am-gi (gelap)
ini ia pun menyusul dengan lompatan panjang memburu si
raksasa Mongol!
"Temu Ba, jahanam kau.... cet-cet-cet!"
Tapi Temu Ba tertawa bergelak. Dia tak menghiraukan
serangan jarum-jarum beracun, yang runtuh begitu mengenai
punggungnya. Tapi ketika lawan mengejar dan menusuk
pinggangnya sekonyong-konyong raksasa ini menggerakkan
tangan ke belakang, mengibas.
"Mayat Hidup, jangan diam saja. Dia bagianmu... plak!" dan
Tok-sim Sian-li yang tiba-tiba roboh sudah terpelanting
bergulingan disambar angin pukulan si tinggi besar ini. Wanita
itu marah, tapi ketika dia melompat bangun tahu-tahu si
Mayat Hidup sudah berdiri di depannya.
"Niocu, biarkan anakmu itu melayani Mu Ba. Lebih baik
kaulayanai aku dan kita bersenang-senang, heh-hehl"
Tok-sim Sian-li memekik. Ia langsung menikam si Mayat
Hidup ini, lalu berteriak pada pembantunya ia membentak, "A-
Cheng, kejar! Jangan ndomblong saja di situ...!"
A-cheng terkejut. Pelayan ini sadar, dan melihat si raksasa
sudah jauh melarikan Ceng Liong tiba-tiba iapun manjejakkan
kakinya mengejar, setengah takut tapi juga setengah bingung!
Sementara Lie Lan yang bertubi-tubi menyerang si Mayat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hidup karena dihalangi gerakannya untuk mengejar Temu Ba
sudah membacok dan menusuk dengan penuh kemarahan
lawannya yang kerempeng ini.
Tapi mengejutkan sekali. Mayat Hidup itu ternyata luar
biasa. Dia mengegoskan tubuh ke kiri kanan, menggoyangnya
bagai daun ditiup angin.. Dan begitu dia doyong ke sana ke
mari sambil terkekeh tahu-tahu semua serangan pedang itu
luput dan... mengenai angin kosong!
"Hi-ha, kau tak dapat menyentuh tubuhku, niocu.
Gerakanmu terlalu lamban dan ringan sekali... heh-heh!"
Tok-sim Sian-li mendelik. Ia kaget tapi juga marah, maklum
bahwa si kurus kering yang suka , batuk-batuk ini memang
hebat. Tapi ingat bahwa Ceng Liong dalam cengkeraman
bahaya ia pun melengking dan bertubi-tubi menyerang,
melanjutkan serangannya dalam tikaman dan bacokan yang
lebih sengit. Dan ketika satu saat lawan tampak lambat
mendoyongkan tubuh tiba-tiba pedangnya mendesing hebat
menyambar leher Si Mayat Hidup.
Tapi si Mayat Hidup terkekeh. Dia tak mengelak, rupanya
sengaja menerima babatan pedang yang meluncur deras itu.
Dan ketika persis pedang menyambar lehernya tiba-tiba
jarinya terulur ke depan mengusap pinggang si wanita muda.
"Heh-heh, pinggangmu ramping, niocu. Kau tentu pandai
sekali melayani pria!"
Tok-sim Sian-li terbelalak. Dia merasa pinggangnya tahu-
tahu dielus, diraba dan dicubit oleh jari jari nakal si Mayat
Hidup. Tapi begitu pedang mengenai leher lawan tiba-tiba
pedangnya mental bertemu batang leher yang kurus tapi alot.
"Takk!"
Tok-sim Sian-li menjerit. Wanita ini mengeluarkan seruan
tertahan, kaget melihat pedangnya hampir lepas diri cekalan.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara si Mayat Hidup yang terkekeh dengan mata
berkilat tahu tahu melanjutkan cubitannya ke pinggul!
"Niocu, pinggulmu bulat sekali. Ah, sedap...!"
Tok-sim Sian-li terbelalak. Ia benar-benar kaget melihat
kehebatan lawannya ini, tapi me lengking tinggi tiba-tiba ia
menubruk ke depan, menghantam dengan tangan kiri yang
penuh Tok-hiat jiu sementara menusukkan pedang dengan
tangan kanan ke dada si Mayat Hidup.
Tapi si Mayat Hidup terbeliak. Dia tertegun sejenak,
rupanya terkejut. Namun tertawa lebar mendadak dia
membusungkan dadanya yang kerempeng. "Wah, kau hendak
membunuhku, niocu" He he. jangan mengimpi, nyonya manis
Hun Phi si Mayat Hidup tak dapat dibunuh.!" lalu begitu dia
tertawa tahu-tahu kedua lengannya bergerak ke depan, yang
kanan menerima telapak lawan yang mengandung Tok hiat-jiu
sedang yang kiri dipakai untuk mengusap pipi si wanita cantik
sementara pedang yang menusuk dadanya dia biarkan begitu
saja menikam! "Takk...!'
Dan Tok-sim Sian-li tertegun. Pedangnya kembali tak
berhasil melukai lawan. Jangankan me lukai, menggores saja
tidak! Sementara tangan kirinya yang menghantam dengan
pukulan Darah Beracun (T ok-hiat-jiu) sudah diterima tangan
kanan lawan yang membuka telapaknya, menerima pukulan
itu sambil terkekeh, sementara pipinya sudah diusap secara
kurang ajar! Dan sementara dia terkejut oleh kesaktian si
Mayat Hidup ini tahu-tahu lawannya itu "menyedot" pedang
dan tangan kirinya hingga melekat tak dapat ditarik!
"Heh-heh, kita seharusnya tak boleh bermusuhan, niocu.
Kau cantik dan masih murid dari sahabatku sendiri!" si Mayat
Hidup bicara, berkilat-kilat matanya penuh nafsu memandang
Tok-sim Sian-li yang memang cantik dan menggairahkan ini.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Lie Lan yang sedang gelisah pikirannya tiba-tiba
membentak, mengerahkan ilmunya terakhir yang berbau sihir
itu, Sin-gan-i-hun-to yang menggetarkan jiwa, "Mayat Hidup,
lepaskan aku. Lihat pedangku menjadi naga untuk
menyerangmu....!"
Namun si Mayat Hidup terkekeh. Dia masih tertawa, tapi
ketika pedang Lie Lan tiba-tiba berobah jadi naga dan berkoak
di depan hidungnya mendadak si Mayat Hidup melepaskan
cekalannya dan melompat mundur.
"Wah, usir nagamu, niocu. Aku kuatir dia menggigit
bajumu." Tok-sim Sian-li girang. Ucapan lawan jelas menunjukkan
bahwa lawan terpengaruh oleh bentakan sihirnya, terkejut dan
melepaskan kedua tangannya dengan sikap kaget, tanda si
Mayat Hidup terkecoh melihat pedang sebagai "naga". Maka
begitu lawan me lompat mundur dan berteriak ketakutan iapun
mengejar sambil menggerakkan pedangnya.
"Mayat Hidup, kau mampuslah dicabik nagaku... "
Si kurus kering menjerit. Dia melompat lagi, mundur ke
belakang. Tapi ketika naga menyambar dadanya sekonyong-
konyong dia mengangkat tangan dan berseru, "Niocu, awas.
Aku kuatir naga ini menggigit bajumu!" dan baru dia berteriak
tahu-tahu si naga sudah berkoak di depan, membuka
mulutnya dan... "bret bret" baju Tok-sim Sian-lipun benar-
benar "digigit" naga ini hingga robek dan terkuak lebar!
"Ah...!"
Lie Lan berseru kaget. Dia tak mengerti bagaimana
pedangnya tiba-tiba membalik, menyobek baju sendiri sampai
terputus kancingnya, memperlihatkan pakaian dalamnya yang
hijau tipis. Tapi masih mengira lawan ketakutan oleh sihirnya
yang berbau hoat-sut itu dia me lengking tinggi dan
menambah kekuatan.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mayat Hidup, nagaku akan mencaplok kepalamu... !"
Si Mayat Hidup terbelalak. Dia tak diketahui gentar atau
tidak, karena mukanya yang putih itu sudah pucat sejak
semula. Tapi ketika Lie Lan melengking tinggi dan menambah
pengaruh ilmu sihirnya sambil membentak nyaring tiba-tiba
mulutnya menyeringai dan mengebutkan lengan dua kali.
"Niocu, tolong aku. Biar naga itu merobek sekahan baju
dalammu saja. Aku ingin menonton bukit dadamu yang
menggairahkan.. ..!" dan begitu dia menggerakkan lengan ke
depan tahu-tahu naga yang sudah berada di depan hidungnya
itu membalik, berkoak dan menyambar Lie Lan sendiri. Dan
begitu Lie Lan terpekik kaget tahu-tahu baju dalamnya yang
hijau tipis sudah "dimakan" pedangnya sendiri!
"Brett....!"
Wanita ini mengeluh. Dia menjerit kecil, me lempar pedang
dan mendekap buah dadanya yang tiba-tiba tersembul montok
dan segar bagai buah mangga yang sudah masak! Tapi si
Mayat Hidup yang rupanya tak dapat menahan diri sudah
terkekeh dan tahu-tahu menotok kedua pergelangan Lie Lan
yang mendekap buah dadanya.
"Niocu, jangan ditutupi. Pemandangan ini terlampau
indah!" Lie Lan mengeluh pendek. Dia ditotok tak berdaya,
lengannya menggelantung lemah dan buah dadanya benar-
benar tak dapat ditutup lagi, telanjang dipandang mata
jelalatan s i Mayat Hidup yang terkekeh gembira! Lalu begitu si
Mayat Hidup melangkah maju dan menundukkan kepalanya
tahu-tahu iblis ini telah membelai buah dadanya dan meremas
kurang ajar! "Niocu, kau benar-benar menggairahkan. Tubuhmu mulus
dan cantik sekali!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lie Lan pucat mukanya. Dia gemetar memandang si Mayat
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hidup yang mulai terengah, napasnya mendengus-dengus
penuh nafsu. Tapi teringat keselamatan Ceng Liong tiba tiba
dia berseru dengan suara menggigil, "Mayat Hidup, tolong
selamatkan dulu puteraku. Aku siap melayanimu dengan
gembira asal anakku kau selamatkan ..!"
Si Mayat Hidup terkekeh. "Wah, mana bisa aku
mengganggu kesenangan temanku, niocu" Temu Ba pasti
marah-marah, tak boleh dia diganggu"!"
"Tapi dia anakku satu-satunya. Mayat Hidup. Kalian tak
boleh membunuh anakku begitu saja."
"Hm, itu kesukaan temanku, niocu. Dia paling tertarik dan
terangsang kalau me lihat bocah macam anakmu itu. Seperti
aku juga terlarik dan terangsang melihat keindahan tubuhmu
ini, hehheh"!"
Lie Lan putus asa. "Kalau begitu kau akan menikmati diriku
seperti menikmati sebuah mayat, tua bangka. Kau tak akan
mendapatkan belaian cinta seperti layaknya dua orang laki-laki
dan perempuan berhubungan!"
"Eh, apa maksudmu" si Mayat Hidup terbelalak.
Dan Lie Lan mempergunakan kesempatan ini. "Artinya kau
akan mendapat tubuhku yang dingin, Mayat Hidup. Aku akan
mematikan rasa dan ragaku kalau kau main paksa!"
"Wah. tapi aku dapat mencegahmu, niocu," si Mayat Hidup
terkekeh. "Aku dapat menotok jalan darah di punggungmu
agar kau sadar kembali!"
"Betul, tapi kau tak dapat mencegah bila aku menggigit
putus lidahku bendiri, Mayat Hidup. Dan kau akan
mendapatkan diriku sedingin mayat yang tidak dapat melayani
nafsu berahimu lagi!"
Si Mayat Hidup terkejut. Dia harus mengakui kebenaran
kata-kata itu. dan Lie Lan yang melihat kata-katanya mulai
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berhasil mengejutkan lawan sudah tertawa dingin sambil
menggoyang tubuh menggetarkan buah dadanya yang kenyal
lembut dengan gerakan erotis, merangsang dan semakin
membakar nafsu berahi si Mayat Hidup.
"Dan jangan lupa, Mayat Hidup. Jelek-jelek aku adalah
murid guruku Cheng-gan Sian-jin yang mahir berma in cinta.
Aku dapat memberi kepuasan padamu seumur hidup, akan
mengajarimu bermain cinta yang membuat kau mabok tujuh
turunan dan lupa daratan. Tapi begitu kau menggangguku dan
aku marah jangan harap kau akan mendapatkan kehangatan
cintaku!" Si Mayat Hidup terbelalak. "Kau bersungguh-sungguh,
niocu" Kau tidak menipuku?"
"Hm, siapa main-main. Mayat Hidup. Siapa menipumu?"
"Jadi kau..."
"Ya, aku akan melayanimu tanpa kau paksa, Mayat Hidup!"
Lie Lan memotong. "Tapi dengan syarat bahwa kau tak boleh
menggangguku dan menyelamatkan jiwa anakku Ceng Liong
dari temanmu yang rakus itu. Dan sebagai imbalannya aku
akan memberimu kehangatan cinta selama kau perlukan dan
boleh kau bunuh kalau aku menipumu!"
Si Mayat Hidup tiba-tiba terkekeh. "Niocu, omonganmu
benar. T api aku sangsi maukah kau melayani orang bermuka
buruk macam diriku ini?"
"Hm, bagiku asa l kau laki-laki normal dan kita saling
memberi dan menerima tak jadi soal, bagiku masalah rupa,
Mayat Hidup. Asal kau dapat menyelamatkan anakku dan tidak
mengganggunya cukuplah sudah!"
"Wah, sungguh, niocu" Kau tidak ngeri melayaniku?"
Lie Lan menjebikan bibirnya. "Aku tak pernah menarik kata-
kataku sendiri. Mayat Hidup. Dan kau tak perlu khawatir
mengingat kepandaianmu masih jauh di atas tingkatku!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si Mayat Hidup tertawa melengking. Suaranya serak parau,
gembira luar biasa. Tapi begitu Lie Lan mengedipkan mata
dengan manis padanya sebagai isyarat sebuah "tantangan"
tiba-tiba si kurus kering ini sudah menyambar tubuh yang
montok menggairahkan itu dengan usapan gembira di buah
dadanya. "Niocu, kau hebat. Benar benar pantas kau menjadi
murid kesayangan sahabatku Cheng-gan Sian-jin...!" lalu
begitu dia memekik dan melompat tahu-tahu si Mayat Hidup
ini telah melesat ke timur memondong Lie Lan yang
tersenyum mengejek di atas pundaknya.
Sebentar saja mereka mengejar bayangan si raksasa
Mongol, sementara Lie Lan yang berdebar hatinya
mengkhawatirkan keselamatan Ceng Liong diam-diam
mencabut sebatang jarum untuk dicobloskan ke mata si Mayat
Hidup, satu tempat di mana orang tak mungkin dapat
melindungi daerah itu dengan kesaktian apapun, bila ternyata
Ceng Liong tewas di tangan si raksasa Mongol! Dan Mayat
Hidup yang berkelebat sambil memondong wanita cantik ini
sudah berteriak-teriak.
"Temu Ba, jangan bunuh anak itu. Tunggu dulu aku
datang...!"
Dan sekejap kemudian sampailah mereka di tempat yang
dicari. Mayat Hidup masih berteriak-teriak, sementara Lie Lan
semakin tegang hatinya dan siap mencobloskan jarum ke
mata lawan. Tapi ketika mereka sampai di tempat itu tiba-tiba
keduanya tertegun.
Ternyata Ceng Liong ada di s itu, tertawa-tawa dan menarik
rambut Temu Ba yang berjungkir balik di atas pohon, terbahak
melayani anak ini berma in. Dan ketika Mayat Hidup serta Lie
Lan muncul di situ anak inipun menghambur maju dengan
pekik gembira, "Ibu, suhu Temu Ba mengangkatku sebagai murid...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lie Lan tertegun. Dia melihat Cing Liong selamat, tak
kurang suatu apa. Dan ibu yang bernapas lega dengan muka
berseri ini langsung menubruk anaknya dengan mata terheran
heran. "Liong ji, kau tidak apa-apa" Apa kau bilang?"
Bocah itu tertawa. "Temu Ba mengangkatku sebagai murid,
ibu. Aku kini memanggilnya suhu!"
"Ooh...!" Lie Lan terbengong. Dia hampir tak percaya oleh
keterangan anaknya itu, tapi si raksasa Mongol yang sudah
terjungkir balik di atas tanah tiba tiba berseru, suaranya
menggelegar, "Mayat Hidup, bocah ini keturunan Pendekar Gurun
Neraka...!"
Mayat Hidup dan Lie Lan terkejut. Lie Lan tak tahu siapa
yang bilang itu. tapi si Mayat Hidup yang sudah melengking
lirih tiba tiba menyambar Ceng Liong di samping ibunya.
'"Heh, kau benar anak Pendekar Gurun Neraka, bocah" Kau
keturunan laki-laki sombong itu."
Ceng Liong tersentak. Kepalanya tahu-tahu dingin disentuh
jarijari Mayat Hidup yang bergetar, tapi mengangguk bangga
dia menjawab, "Ya, aku putera pendekar itu, locianpwe. Tapi
aku benci pada ayahku yang sombong itu!"
"Ha-ha, kalau begitu kau harus dibunuh, setan cilik.
Pendekar Gurun Neraka itu tak boleh bersahabat biarpun
hanya turunannya saja!" lalu begitu lengannya bergerak tahu-
tahu ubun-ubun Ceng Liong sudah ditampar si Mayat Hidup.
Tapi Temu Ba tiba-tiba menggereng. "Mayat Hidup,
lepaskan muridku. Dia harus kita pupuk untuk melawan
ayahnya sendiri.... plak!" dan lengan si Mayat Hidup yang
tahu-tahu bertemu lengan si raksasa Mongol tiba-tiba sama
terpental dehgan ledakan nyaring.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si Mayat Hidup terkejut, terhuyung mundur. Tapi sinar
matanya yang beringas keji mendadak menyorot penuh hawa
pembunuhan. "Temu Ba, kau lupa bahwa pendekar itu musuh
kita" Kau tidak ingat dia telah membunuh-bunuhi kaum kita?"
Temu Ba melangkah lebar. "T idak, aku tidak lupa itu. Mayat
Hidup. Tapi harap kaulihat kegagahan anak ini. Dia sendiri
memusuhi ayahnya, tak boleh kita bunuh karena dia
merupakan sekutu kita!"
Dan Lie Lan juga menghadang di depan, menyambar Ceng
Liong yang baru saja lepas dari cengkeraman si Mayat Hidup.
Dan ibu muda yang mengepalkan tinju ini membentak, "Mayat
Hidup, kau lupa perjanjian kita" Kau berani mengganggu kami
anak dan ibu?"
Si Mayat Hidup tertegun. Dia melihat Tok-sim Sian-li
melindungi anaknya, berapi-api memandangnya marah. Tapi
terseok ke arah buah dada yang masih belum tertutup rapat
karena wanita cantik itu hanya merapatkannya ala kadarnya
tiba-tiba si Mayat Hidup ini menyeringai.
"Tapi aku tak tahu anakmu keturunan Pendekar Gurun
Neraka, niocu. Berarti kalian adalah keluarga pendekar
sombong itu!"
"Hm, siapa bilang" Aku dan anakku membenci laki-laki itu,
Mayat Hidup. Dia telah menghina kami ibu dan anak. Aku
ingin membalas dendam!"
Dan Ceng Liong juga mengepalkan tinju. "Ya, aku juga
ingin membalas hinaan itu, locian-pwe. Aku ingin membunuh
ayahku kelak karena dia telah menghinaku dan tidak
mengakuinya sebagai anak!"
Si Mayat Hidup terkejut, "Apa" Pendekar Gurun Neraka tak
mengakui keturunannya sendiri, niocu" Dia menyangkal
anakmu ini?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, itu urusan pribadiku, Mayat Hidup. Yang jelas aku dan
Ceng Liong ingin membalas dendam. Kamni tak dapat
membiarkan sakit hati ini berlalu begitu saja!"
"Ha-ha, sudah kau dengar. Mayat Hidup! Anak ini cocok
sekali untukku. Jiwanya telengas dan keberaniannya besar ..!"
si raksasa Mongol menimpali, menyambar Ceng Liong dan
melempar-lemparnya ke udara. Dan Mayat Hidup yang
mendengar semuanya itu tiba-tiba tertegun namun akhirnya
terkekeh. "Heh, bagaimana kejadian bisa begini berobah, jengkol"
Apa yang telah terjadi?"
Temu Ba terbahak. Dia lalu menceritakan kejadian itu,
sementara Lie Lan yang mendengar ini di samping anaknya
jadi terbelalak dengan mata tak berkedip. Ternyata sebuah
kejadian yang barawal dari tingkah Ceng Liong sendiri, bocah
yang tak mengenal takut namun yang akhirnya justeru
membuat si raksasa Mongol itu kagum. Karena ketika dibawa
lari s i tinggi besar ini Ceng Liong sepanjang jalan berontak dan
meronta-ronta, bahkan satu kali dia menggigit pundak si
raksasa itu, membuat Mu Ba mengaduh dan menghantam
tengkuknya, keras sekali!
"Bedebah, kau berani menggigitku, setan cilik?"
Ceng Liong terguling-guling. Dia dibetot dan ditarik raksasa
itu, dilempar dan dibanting di atas tanah. Namun Ceng Liong
yang sudah melompat bangun dengan tinju terkepal itu
membentak dan berdiri berhadap-hadapan, menantang penuh
kemarahan, "Kenapa tidak berani, iblis tua bangka" Jangankan
menggigit, membunuhmupun aku berani...!" dan Ceng Liong
yang sudah menerjang ke depan melancarkan serangan
bertubi-tubi ke perut dan paha lawan, karena dia hanya
sebatas pusar bagi raksasa Mongol itu. Dan Temu Ba yang
tentu saja terbelalak melihat kemarahan anak ini akhirnya
tertawa bergelak dengan penuh kegelian.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-ha, kau mau membunuhku, setan cilik" Kau, bisa
membunuhku?"
Ceng Liong terus melancarkan serangan. Dia tak
menghiraukan ejekan itu, tapi ketika pukulan membalik karena
paha dan perut raksasa itu sekeras baja mau tak mau diapun
terkejut dan mengeluh juga. Dan akhirnya, ketika lawan
mentertawakan serangannya yang sia-sia mendadak dia
menubruk dan mencengkeram kemaluan si tinggi besar ini.
"Ah, kau bisa berbuat keji, bocah?" Temu Ba terkejut,
menghentikan ketawanya dan tiba-tiba berkelit ke kiri,
menghindari serangan yang bisa membuat hancur anggauta
rahasianya itu. Dan kaget bahwa anak ini bisa menyerang
tempat berbahaya diapun menyeringai dan tiba-tiba
mengulurkan lengan, mencengkeram leher si bocah. Lalu
bagitu Ceng Liong terpekik anak ini tahu-tahu sudah diangkat
di depan hidungnya bagai seekor kelinci muda yang terbelalak
di depan seekor harimau garang!
"Ha-ha, apa yang hendak kaulakukan sekarang, bocah" Kau
bisa membunuhku?"
Ceng Liong menendang. Dia tak mau menyerah, tapi ketika
tangan kiri si raksasa menotok punggung kakinya tiba-tiba
diapun mengeluh dan tak berdaya lagi, terkatung-katung di
cengkeraman si tinggi besar ini yang melotot sambil tertawa
lebar. "Setan cilik, kau mau bilang apa sekarang?"
Ceng Liong memaki kalang-kabut. "Aku tak bilang apa-apa,
tua bangka. Hanya ingin memakimu semoga kau dirajam
setan neraka sampai mampus tujuh turunan!"
"Ha-ha, dan tidak takut kalau kau mati duluan" Weh, aku
ingin menghisap sumsum tulang belakangmu, bocah. Kau
memiliki darah yang sehat serta bersih....!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Temu Ba sudah memutar-mutar tubuh korbannya. Dia
hendak membuat anak ini semakin ketakutan, karena semakin
dia takut maka semakin lancar darah yang mengalir di tubuh
anak ini. Tapi Ceng Liong yang membelalakkan mata tidak
tampak ketakutan seperti apa yang diharap. Dan ini membuat
Temu Ba marah! "Keparat, kau tidak takut, bocah" Kau ma lah mendeliki
aku?" Ceng Liong tertawa mengejek. "Kenapa harus takut
padamu, iblis tua" Akupun dapat membuatmu ketakutan kalau
memiliki kepandaian lebih tinggi darimu. Apa anehnya itu?"
Si raksasa terbelalak lebar. "Kau benar-benar tidak takut?"
"Hm, kenapa diulang-ulang pertanyaan itu, tua bangka"
Kau lakukanlah ancamanmu, kau sedotlah sumsum tulang
belakangku kalau kau suka!"
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Temu Ba terkejut. "Kau menggertak aku?"
"Siapa menggertakmu" Hayo lakukan kata-katamu tadi.
Kau boleh sedot dan minum darahku!" Ceng Liong ma lah
berteriak. Dan ini membuat si raksasa benar-benar marah,
juga heran! "Wah, kau benar-benar bocah luar biasa setan cilik. Baru
kali ini selama hidup Sin-thouw-liong (Naga Kepala Sakti)
dibentak-bentak dan disuruh korbannya untuk disedot dan
dihisap sumsum tulang belakangnya. Keparat...!" dan si
raksasa yang sudah memutar leher Ceng Liong menghadapkan mulutnya pada tengkuk anak itu, langsung
menempel dan siap menggigil!
"Kau benar-benar tidak takut, bocah?"
Ceng Liong merasa taring yang dingin sudah berada di
tengkuknya, siap menggigit. Tapi anak yang benar-benar
tabah ini tertawa dingin. "Kau tak perlu menguji keberanianku
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
iblis tua. Aku tetap tak takut meskipun sumsumku kau sedot
sampai kering!"
"Bah! Kalau begitu rasakan ini, setan cilik. Aku benar-benar
akan menghisap darah dan sumsummu. ... kres!" dan si
raksasa yang benar-benar sudah menghunjamkan giginya
pada tengkuk Ceng Liong tiba-tiba menghisap darah anak itu
yang menggeliat kesakitan. Ceng Liong merasa nyeri, sedetik
pucat oleh hisapan di belakang tengkuknya itu. T api ketika dia
merasa darahnya deras mengalir disedot mulut si raksasa
tinggi besar dan menimbulkan rasa nyeri bercampur geli
mendadak anak ini tertawa dan menggeliat keras.
"Tua bangka, pelan-pelan sedikit. Aku geli!"
Temu Ba terbelalak. Otomatis dia menghentikan hisapannya, heran dan tertegun mendengar seruan itu. Tapi
seolah tak percaya dia mencengkeram anak ini dan bertanya,
"Setan cilik, apa kau bilang?"
Ceng Liong tersenyum menyeringai. "Aku bilang menghisapnya pelan-pelan, goblok. Aku geli sekali kalau
disedot terlalu kuat!"
Temu Ba benar-benar tertegun. Dia merasa aneh dan
bengong memandang anak ini, sementara Ceng Liong yang
melotot padanya membentak, "Kenapa berhenti" Hayo sedot
dan hisap lagi. Aku tidak takut....!"
Raksasa ini melenggong. Dia masih terheran-heran
memandang bocah yang luar biasa itu, tapi ketika Ceng Liong
membentaknya lagi untuk yang kedua kali tiba-tiba raksasa ini
tertawa bergelak dan menyeringai lebar.
"Bocah, kau benar-benar sinting. Otakmu rupanya tidak
waras...!" dan Mu Ba yang sudah mendekatkan mulutnya
tahu-tahu menghisap kembali sumsum dan darah anak ini,
mengira Ceng Liong main-main dan "mengujinya". Tapi ketika
si anak mengeluh dan meramkan mata seolah keenakan
disedot darahnya tiba-tiba raksasa ini menghentikan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedotannya dan menjadi ngeri, ketakutan sendiri! Dan pada
saat itulah A-cheng tiba-tiba muncul!
"Iblis tua, jangan ganggu majikanku. Dia keturunan
Pendekar Gurun Neraka.....!"
Temu Ba langsung berjengit. Dia kaget sekali dan Ceng
Liong yang masih keenakan di bawah cengkeramannya tiba-
tiba dilempar seolah sebuah dinamit yang siap meledakkan
tangannya! "Apa" Anak siluman ini keturunan pendekar itu, setan
betina" Dia putera si jahanam sombong?"
A-cheng sudah tiba mendekat. Ia sengaja menyebut nama
itu agar musuh gentar, karena bagaimanapun juga dia merasa
ngeri berhadapan dengan Sin-thouw-liong ini. raksasa Mongol
yang matanya sebesar jengkol itu. Dan melihat Ceng Liong
dilempar kaget oleh si tinggi besar diapun mengangguk dan
buru-buru membangunkan anak ini.
"Benar, Liong-siauw-ya adalah putera pendekar itu, iblis
tua. Janganlah kauganggu dia kalau ingin selamat!"
Tapi Ceng Liong tiba-tiba melengking. "Tidak, siapa sudi
mempunyai ayah seperti itu, bibi A-cheng" Dia laki-laki
sombong yang mempunyai hutang kepada kita. Tak sudi aku
menjadi anaknya'"
A-cheng terkejut. "Tapi kita perlu menyelamatkan diri dan
raksasa ini, siauw-ya. Dia harus ditakuti dengan nama
Pendekar Gurun Neraka!" sang pelayan berbisik, mencoba
memberi pengertian pada majikan mudanya ini. Namun Ceng
Liong yang mengedikkan kepala tiba-tiba menampar muka
pembantunya. "Bibi, kau tak tahu malu Jangan sebut lagi nama itu di
depanku...."
"plak-plak!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
A cheng terjungkal. Ia kaget melihat Ceng Liong malah
marah kepadanya, tapi si raksasa Mongol yang melompat ke
depan tertawa bergelak. "Ha-ha, jadi kau benar-benar
membenci dan ingin membunuh ayahmu sendiri, bocah" Wah.
kau memang mengagumkan!"
Ceng Liong memutar tubuh. "Apanya yang mengagumkan,
Sinthouw-liong" Dia itu musuhku, bukan kerabat maupun
ayah!" "Ah, tapi bagaimanapun kau keturunan laki-laki itu, bocah.
Mana mungkin menyangkal?"
"Keparat...!" Ceng Liong tiba-tiba menggeram. "Kau masih
mau mengejekku dengan kata-kata itu, iblis tua" Kubunuh
kau...!'' dan Ceng Liong yang tiba-tiba menubruk ke depan
kembali melancarkan serangannya ke bawah pusar lawannya
ini. Dia mempergunakan Tok-hiat jiu, ilmu yang diwarisinya
dari sang ibu. Tapi Temu-Ba yang terbahak mendapat
serangan itu sekonyong-konyong mendahului.
"Bocah, siapa namamu tadi" Ceng Liong" Ha ha, bagus
Ceng Liong. Kita bersahabat kalau begitu. Kau kuangkat
sebagai muridku. des!" dan pukulan Ceng Liong yang sudah
diterima tangan si tinggi besar ini tahu-tahu lenyap tenaganya
bertemu hawa dingin yang menyambut pukulan Tok-hiat-jiu.
Ceng Liong merasa tangannya lumpuh, lalu begitu tubuhnya
terangkat naik tiba-tiba si raksasa ini sudah menjungkir-
balikkan dirinya di udara. Persis orang main bolang baling!
"Ceng Liong, kau harus menjadi muridku. Kau pemberani
dan gagah"..!"
Anak ini terkejut. Dia terbelalak berjungkir-balik, tak dapat
mencegah tubuhnya yang dilempar-lempar di udara itu. Tapi
ketika Mu-Ba menghentikan gerakannya dan dia meluncur
turun anak ini langsung berkacak pinggang.
"Iblis tua, kau siapakah dan bagaimana berani bilang
hendak mengambil murid diriku ini" Mampukah kau
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengalahkan Pendekar Gurun Neraka" Mampukah kau
melawan ibuku?"
"Ha-ha, kepindaian ibumu tak ada artinya bagiku, bocah.
Aku sejajar dengan mendiang sukongmu Cheng gan Sian-jin!
Dia itu kawan karibku. Aku datang untuk membalas
kematiannya!"
"Hm, tapi mampukah kau melawan Pendekar Gurun
Neraka, iblis tua" Dia lihai, ilmu kepandaiannya hebat. Kalau
tak dapat mengalahkan pendekar itu sebaiknya tak perlu aku
mengangkatmu sebagai guru'"
"Ha-ha, siapa bilang ilmuku tak hebat, bocah" Aku memiliki
dua ilmu mujijat, hasil gemblengan sepuluh tahun terakhir ini.
Khusus untuk menghadapi pendekar sombong itu. Kau ingin
tahu" Nah, lihat, aku akan menghancurkan batu besar itu dari
sini, sepuluh tombak....!" dan si raksasa Mongol yang tiba-tiba
membentak perlahan sckonyong-konyong mendorongkan
telapak tangannya ke batu hitam yang jaraknya sepuluh
tombak dari tempatnya berdiri. Ceng Liong merasa angin
berkesiur, lalu begitu sinar kebiruan berkelebat menyambar
tahu-tahu batu itu meledak dan hancur berkeping-keping.
"Blarr..!"
"Ha-ha. bagaimana, bocah?"
Ceng Liong terkejut. Dia mundur selangkah, mukanya
berobah dan si raksasa Mongol yang tampak bangga dengan
hasil pukulannya tiba-tiba melanjutkan seruannya dengan kata
kata nyaring, "Dan lihat ini, setan cilik. Aku akan membuat
pembantumu itu terangkat tanpa kusentuh ..!"
Dan A-cheng tiba-tiba menjerit. Pelayan ini tahu-tahu
terangkat, seolah ada tenaga gaib yang mengangkat tubuhnya
begitu lengan kiri Temu-Ba diulurkan ke depan. Dan begitu
raksasa ini tertawa bergelak tahu-tahu dia memutar lengannya
itu dan A-cheng pun ikut terputar, berteriak dengan muka
kaget, tanpa disanggah!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, tolong, siauw-ya Hamba bisa jatuh.. "'
Namun si raksasa malah terbahak. Dia membuat Ceng
Liong terperangah oleh kesaktiannya, lalu begitu dia
mendorong-majukan lengannya maka tubuh A-cheng juga ikut
maju mundur seperti disete l dari jarak jauh!
Tentu saja pelayan ini ngeri. Dan Acheng yang berteriak-
teriak mencoba meronta dan melepaskan dirinya. Tapi gagal.
Dan ketika si raksasa berseru keras sambil melempar
tangannya tahu-tahu Acheng ikut terlempar dan menjerit di
atas pohon. Tersangkut!
"Ha-ha, bagaimana, bocah" Ibumu dapat melakukan itu?"
Ceng Liong terbelalak. Dia melihat A-cheng menangis di
pohon itu; menggigil dengan tubuh tak bergerak, ketakutan
sekali. Dan Ceng Liong yang tiba-tiba tertawa mendadak
berlutut di depan raksasa tinggi besar ini "Suhu, kau memang
hebat. Aku percaya sekarang....!"
Temu-Ba bergelak girang. Dia menyambar anak ini, dibuat
jungkir balik di udara, persis seperti orang memainkan bola.
Dan Ceng Liong yang kegirangan oleh perbuatan gtrunya itu
terkekehkekeh sambil berteriak gembira, "Suhu ajarkan aku
ilmu kesaktian ini. Aku ingin membuat Pendekar Gurun Neraka
juga kulempar seperti A-cheng..!"
Raksasa ini terbahak. Dia gembira sekali menemukan bocah
ini, anak laki-laki yang dianggapnya aneh, luar biasa. Karena
bocah yang sudah dihisap sedikit darah dan sumsumnya itu
ternyata tak mengenal takut dan meram-melek ketika disedot
tengkuknya, seperti orang keenakan disedot nyawanya sedikit
demi sedikit Dan Mu-Ba yang diam-diam "ngeri" pada anak
laki-laki ini merasa bahwa anak itu kelak akan jauh lebih hebat
Seruling Perak Sepasang Walet 9 Iblis Dan Bidadari Karya Kho Ping Hoo Pendekar Latah 24