Pencarian

Pedang Medali Naga 4

Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 4


daripada dirinya sendiri. Calon iblis yang bisa menggegerkan
dunia! Demikianlah, raksasa ini lalu berma in main dengan Ceng
Liong, pura-pura tak mendengar seruan Mayat Hidup yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengkhawatirkan dia membunuh anak itu. Teriakan yang
membuat dia semakin geli dan terbahak-bahak. Dan ketika ibu
sang anak dan Mayat Hidup sendiri muncul di s itu dan nampak
tertegun oleh perbuatannya iblis tinggi besar ini pun tertawa
menghadapi temannya.
"Bagaimana, Mayat Hidup, kau tak terkesan oleh
keberanian anak ini" Dia bocah luar biasa, tak takut disedot
sumsum tulang belakangnya! Bagaimana kalau kau ambil dia
sebagai murid dan kau ajarkan ilmumu Jari Penusuk Tulang
itu?" Si Mayat Hidup menyeringai. Dia jadi terkejut dan kagum
juga oleh cerita Temu Ba ini, cerita yang dianggap langka.
Tapi mengangguk dengan mata bersinar-sinar dia menjawab,
"Boleh. Kalau kau telah memuji anak ini tentu dia bukan anak
sembarangan, Mu-Ba aku tak keberatan mengambilnya
sebagai murid!"
"Dan kita gembleng dia untuk menghadapi Pendekar Gurun
Neraka?" "Tentu saja. Tapi kalau anak itu tak berobah, Mu-Ba. Aku
kuatir dia berbalik haluan kalau kepandaiannya sudah tinggi!"
"Ha ha, tak mungkin Ceng Liong akan menarik dendamnya,
Mayat Hidup. Bocah ini keras hati sekali dan tak mundur pada
segala cobaan!"
"Baik, aku percaya omonganmu, Mu Ba. Boleh kita
gembleng dia untuk membantu kita kelak!"
Ceng Liong sudah gembira bukan kepalang. Dia
menjatuhkan diri berlutut, menyebut "ji-suhu" (guru ke dua)
pada kakek kurus kering ini. Dan si raksasa yang tak dapat
menahan hatinya tiba-tiba menendang bocah itu lalu
menyambar tubuhnya, dibawa lari sambil melempar-lempar
tubuhnya. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mayat Hidup, kita beruntung. Kita mendapat murid paling
jempolan!"
Si Mayat Hidup terkekeh Dia menyeringai, melirik ibu anak
itu. Dan Lie Lan yang lega anaknya tak kurang suatu apa tiba-
tiba tersenyum manis, maklum apa yang dikehendaki kakek
yang lihai ini. Lalu begitu dia tertawa dan merenggut bajunya
tahu-tahu wanita cantik ini telah berdiri telanjang di depan
iblis kurus kering itu.
"Mayat Hidup, boleh kita mulai. Aku siap melayanimu...!"
Si Mayat Hidup terkekeh. Dia terkejut oleh perbuatan
wanita itu, tapi mendengus gembira dia sudah menubruk
wanita ini dan menciuminya penuh nafsu. "Niocu, kita main di
sini?" "Ya, mau di mana lagi, Mayat Hidup" Bukankah kau sudah
tak tahan melihat diriku terus?"
Maka Mayat Hidup yang tertawa serak ini sudah membuang
bajunya pula. Dia tak perduli keadaan sekitar, dan begitu
mendekap sambil terkekeh tahu-tahu keduanyapun sudah
terguling di atas tanah dan sama-sama telanjang bulat.
Melampiaskan nafsu berahi dengan cara yang liar seperti sikap
binatang-binatang buas di tengah hutan. Tak perduli atau
tampaknya tak tahu betapa di atas pohon sepasang mata
terbelalak memandang semuanya itu. Mata A-cheng!
Tapi benarkah keduanya tak tahu kehadiran pelayan itu"
Sebenarnya tidak. Lie Lan sendiri tahu bahwa pelayannya ada
di situ, tapi sengaja tak perduli. Sementara si Mayat Hidup
yang juga tahu bahwa ada seseorang di atas sana sengaja
membiarkan pelayan itu melihat dia bermain cinta karena
dengan begini nafsu berahinya jadi semakin berkobar. Bahkan
untuk mencegah pelayan itu melarikan diri dia secara diam-
diam telah menotok dari jauh tubuh pelayan itu agar dapat
menonton lebih jelas!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikianlah, dua orang ini memang manusia-manusia yang
tidak punya rasa malu lagi. Tok-sim Sian-li didorong
kekecewaan dan kebencian hatinya terhadap Pendekar Gurun
Neraka sedangkan si Mayat Hidup memang sesungguhnya iblis
yang suka menculik wanita-wanita cantik untuk dipermainkan
dan diperkosa. Tapi dalam perjalanan hidupnya iblis ini tak
mengenal kepuasan. Setiap wanita yang diperkosanya selalu
berada dalam keadaan ketakutan, menjerit-jerit dan histeris
sekali dalam melayani nafsu binatangnya. Dan Mayat Hidup
yang akhirnya geram oleh ketidakpuasan ini lalu menggila dan
membunuhi korban-korbannya yang sudah diperkosanya itu.
Akibatnya iblis ini ditakuti. Tapi karena dia melakukan
semuanya itu di daerah luar perbatasan maka yang mengenal
dan menakuti iblis ini adalah orang-orang di luar tembok
besar, kaum nomad atau suku perantau yang suka
diganggunya itu!
(Oodwkz-rhgoO) Kembali pada Bu-beng Siauw-cut. Hari itu dia telah tiba di
Lembah Cemara, melihat sebuah air terjun tumpah di dasar
sungai berbatu yang deras airnya. Dan Bu-beng Siauw-cut
yang mencaricari Gua Malaikat akhirnya bertemu seorang
kakek tua yang punggungnya bongkok. Kakek ini tersenyum,
bernyanyi-nyanyi kecil.
Dan ketika tahu dihampiri seorang anak mendadak dia
menghentikan nyanyiannya dan menoleh. "Anak baik, kau
mencari siapakah?"
Bu-beng Sauw-cut buru-buru memberi hormat. Dia gembira
bertemu kakek ini, satu-satunya orang yang dapat diajak
bicara di tempat yang sunyi itu. Maka membungkukkan tubuh
dengan muka berseri langsung dia menjawab, "Aku mencari
Gua Malaikat, kakek tua, tahukah kau di mana tempat itu
berada?" Si kakek tarsenyum lebar. "Wah. ada perlu apa kau mencari
tempat itu, anak baik" Dapatkah kau mengunjunginya?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si anak mengerutkan alis. Hm, lagi-lagi orang ingin
mengetahui urusan pribadinya. Apakah semua orang usil
terhadap keperluan orang lain hingga dia perlu bertanya
tentang itu" Maka Bu beng Siauw-cut yang tak menjawab itu
langsung mencemberutkan mulut.
"Kakek, kenapa kau harus tahu keperluan orang lain"
Perlukah itu bagimu?"
Si kakek membeliakkan mata "Wah, kau perasa sekali, anak
baik. Ah, maaf kalau begitu. Tapi pertanyaanmu dapat
kujawab. Gua Malaikat itu ada di s itu, di balik air terjun itu!" si
kakek menuding ke atas, di tengah-tengah dinding curam dari
air terjun itu. Dan Bu-beng Siauw-cut yang terkejut oleh
jawaban ini segera tertegun.
"Apa, kek" Di belakang air terjun itu" Di tengah-tengah
tebingnya yang curam"
Tapi Bu-beng Siauw-cut makin terkejut. Dia tak mendapat
jawaban, dan ketika menoleh ke kiri tahu-tahu si kakek tua
yang tadi ada di dekatnya itu ternyata lenyap!
"Hei, ke mana kau, kek?" Namun tak ada jiwaban. Dan
ketika Bu-beng Siauw-cut sedang tertegun mendadak suara si
kakek muncul di sebelah kanan jauh di balik pepohonan
sambil bernyanyinyanyi!
Dan ketika dia melompat menghampiri tampaklah si kakek sedang memetik tanaman
obat dengan kaki dihentak-hentak kecil, bersenandung.
"Heh-heh, di mana kau Cing-shiang. Di mana kau Pi-chih"
Hayo lekas temui aku, cucuku sakit demam yang tidak
ketulungan!"
Siauw-cut tertegun. "Kek, apa itu Cing-shiang" Apa itu Pi-
chih" Apa yang sedang kaucari di s ini?"
Si kakek terkejut. "Lho, kau mengejarku, anak baik"
Bukankah kau hendak ke Gua Malaikat?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw-cut melompat maju. "Aku ragu-ragu keteranganmu,
kek. Aku tak melihat apa pun di balik air terjun itu."
"Heh-heh, mana bisa dilihat, anak baik. Tempat itu harus
didatangi. Tak tampak kalau dilihat dari bawah!"
"Jadi kau tak menipuku, kek?"
"Wah, untuk apa menipumu" Kaukira aku tukang tipu?"
Bu-beng Siauw-cut melenggong. Dia serasa percaya serasa
tidak pada kakek ini, yang tertawa seakan menggodanya. Tapi
melihat orang bicara sungguh-sungguh diapun menarik napas.
"Baiklah, kalau begitu bagaimana caranya menuju ke sana,
kek" Apakah ada jalan khusus?"
Si kakek tertawa. "Bocah, mana ada jalan khusus ke gua
itu" Tak ada yang bisa membuat jalan ke sana, kecuali
terbang seperti burung. Atau, kalau toh ingin ke sana maka
satu-satunya jalan adalah merayap! Kau bisa memanjat
dinding itu?"
Anak ini terkejut. "Merayap, kek" Di dinding yang licin itu'"
"Ya, bukankah itu satu-satunya jalan, anak baik" Manusia
tak mempunyai sayap, jadi harus merayap atau memanjat
dinding itu. Mampukah kau ke sana?"
"Hm...." Siauw-cut tertegun, memandang terbelalak ke atas
tebing yang tertutup oleh tumpahan air terjun itu. Tapi masih
setengah sangsi dia bertanya, "Tapi betulkah ada gua itu di
sana, kek" Bagaimana kalau kau bohong?"
"Heh-heh, bohong atau tidak itu harus dibuktikan, bocah.
Kau percaya baik tapi tidak percaya juga tidak apa, Eh, siapa
namamu?" "Aku Siauw-cut. Bu-beng Siauw-cut!''
"Heh, Bu-beng Siauw-cut" Ha-ha, aku Bu-beng Siauw-jin,
anak baik. Aku juga orang yang tidak berguna seperti
namamu itu!" si kakek terbahak, keras suaranya dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terbelalak memandang Siauwcut. Tapi Bu beng Siauw-cut
yang mendengar jawaban ini mengira si kakek berolok-olok.
"Kek, kau mengejekku" Aku benar-benar Bu-beng Siauw-
cut, bukan bercanda!"
"Lho, siapa yang bercanda" Aku juga Bu-beng Siauw-jin,
anak baik. Akupun juga tidak bercanda atau main-main
denganmu!"
Anak ini tersentak. Dia kembali melihat si kakek
bersungguhsungguh bicara, tidak ma in-main. Dan merasa
aneh bahwa mereka berdua mempunyai persamaan nama
tiba-tiba Bu-beng Siauw cut tersenyum, tertawa lebar.
"Kek, rupanya kita senasib. Kenapa kau memilih nama Bu-
beng Siauw-jin (Orang Hina) yang lebih jelek daripada Bu-
beng Siauw cut ini"
"Apa yang kau alami."
Si kakek menyeringai. "Aku tak mengalami apa-apa, anak
baik. T api aku memang suka pada nama itu, nama yang selalu
mengingatkan aku bahwa aku bukan orang mulia atau orarg
besar. Aku si tua tolol yang rendah dan hina!"
"Hm, lalu di mana rumahmu, kek?"
"Aku tak mempunyai rumah. Tapi kalau ingin tidur atau
beristirahat aku menyelinap di-lubang pohon itu!"
Siauw-cut terbelalak. Dia melihat sebuah pohon besar
berdiri tak jauh dari mereka, tegak dengan daunnya yang
rimbun. Sementara sebuah lubang besar yang menganga di
pokok batangnya membuat anak ini terheran.
"Jadi itu tempat tinggalmu, kek?"
"Ya."
"Seorang diri?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Heh-heh, sekarang tidak, anak baik. Aku mendapat
seorang cucu yang tampan dan gagah!"
"Siapa dia?"
Si kakek mengerutkan alis. "Perlukah kau tahu urusan
orang lain. bocah" Bukankah kau sendiri bilang tak perlu tahu
urusan orang lain"'
Bu-beng Siauw-cut tertegun. Dia menarik napas, lalu
menganggukkan kepala dia menyeringai pada kakek ini. "Ya,
aku salah, kek. Maafkan!"
"Dan kau masih berceloteh saja di sini?" "Maksudmu?"
"Kau tidak segera menyelidiki bohong atau tidaknya aku
tentang gua di balik air terjun itu?"
Bu-beng Siauw-cut terkejut. Dia sadar, tapi tersenyum
kecut dia memutar tubuh. "Ya, aku akan menyelidiki
kebenarannya, kek. Tapi kuharap kau tidak bohong!"
"Heh heh, untuk apa aku bohong padamu" Tapi bisakah
kau memanjat ke sana"*
Anak ini menghentikan langkahnya, bingung "Ini yang
belum kutahu, kek. Karena mungkinkah seseorang dapat
memanjat dinding yang licin itu" Bisakah mereka ke sana?"
Si kakek tertawa aneh. "Tentu saja, bocah. Setidak
tidaknya aku dapat ke sana tanpa mempergunakan sayap!"
"Kau...?" Bu beng Siauw-cut terbelalak.
"Ya Kau tidak percaya, bocah" Lihat, aku akan ke sana
dalam limapuluh hitungan cepat. Buktikan.!" dan si kakek yang
tiba-tiba melempar keranjang obatnya sudah berlari ke dinding
curam itu sambil tertawa. T ubuhnya menerobos tumpahan air
terjun, lenyap di balik sana. Tak tampak bayangannya. Tapi
ketika Bu beng Siauw cut memburu ke tempat ini tahu-tahu di
atas sana terdengar tawa bergelak yang menutupi
gemuruhnya air terjun.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bu-beng Siauw-cut, kau dapat melihat aku?"
Anak ini tertegun. Dia tak melihat bayangan si kakek,
maklum tempatnya demikian tinggi. Juga terjal sekali. Dan Bu-
beng Siauwcut yang menggelengkan kepalanya berteriak
nyaring, "Aku tak dapat melihatmu, kek. Mungkin kau


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menipuku dengan pantulan suaramu...!"
"Ha-ha, siapa bilang" Lihat ini, bocah....lihat aku akan
membuyarkan tumpahan air terjun ini..... prat-pratt!" dan Bu-
beng Siauw-cut yang mendongak ke atas tiba-tiba melihat air
terjun yang meluncur deras tahu-tahu terbelah, sekejap saja,
tak dapat terusmenerus. Tapi bayangan si kakek bongkok
yang "nempel" di dinding atas sudah membuat anak ini
terkesima dan berseru takjub!
"Ah, benar, kek. Aku sudah melihat mukamu....!"
"Ha-ha, apa aku bilang" Dan sekarang lihat, bocah. Aku
akan turun dalam lima puluh hitungan pula Awas....!" dan
suara yang sudah meluncur turun itu tahu-tahu disusul
berkelebatnya tubuh yang menerobos tumpahan air terjun.
Bu-beng Siauw-cut melihat si kakek sudah berada di
depannya, cepat sekali. Dan baju yang basah dari kakek ini
membuktikan bahwa dia benar-benar telah melorot turun dari
tebing yang curam itu. Tidak sampai limapuluh hitungan!
"Ah, kau hebat, kek...!" Bu-beng Siauw-cut akhirnya
mendesah kagum, penuh takjub memandang si kakek yang
tertawa-tawa dipandangnya, seolah geli melihat anak ini
terbelalak matanya, tak berkedip. Dan Bu-beng Siauw-jin yang
tiba-tiba tertawa nyarmg menyambar keranjangnya.
"Siauw-cut, aku masih mau mencari obat. Kau naiklah ke
atas seperti caraku!"
Anak ini terkejut. Dia melihat kakek bongkok itu sudah
lenyap dalam dua kali lompatan saja, tapi Bu-beng Siauw-cut
yang girang mendapat bukti bahwa dinding air terjun iiu bisa
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipanjat manusia sudah melompat pula menghampiri air terjun
ini. Dia mengira dinding itu hanya seram saja dipandang dari
kejauhan, seolah tak dapat didaki. Tapi ketika dia mendekat
dan melihat dinding ini penuh lumut dan bekas tapak s i kakek
bongok ada di atas lumut yang hijau licin itu tiba-tiba saja dia
tertegun dan bengong!
"Wah, bagaimana bisa ke atas. Apakah lumut ini kasar
permukaannya?"
Bu beng Siauw-cut meraba. Dia ingin meyakinkan diri, tapi
ketika tangannya tergelincir dan berkali-kali jatuh di atas
permukaan lumut diapun jadi kaget dan gelisah. Ternyata
lumut itu benar-benar licin! Lalu bagaimana caranya si kakek
bongkok dapat "merayap" ke atas" Mempergunakan sihir" Bu
beng Siauw-cut penasaran. Dia benar-benar penasaran sekali
oleh perbuatan kakek itu tadi, maka menggigit bibir dan
mengepal tinju tiba-tiba dia nekat mencengkeram dinding air
terjun dan memanjat!
Tapi celaka. Baru semeter dia merayap tahu-tahu
cengkramannya lepas.
"Bluk!"
Bu-beng Siauw-cut mengumpat. Dia menyeringai kesakitan
pinggulnya terbanting di atas batu. tapi mengebutkan baju dia
sudah mulai mencoba. Untuk kedua kalinya dia merayap.
Pelan sambil mencengkeram kuat-kuat. Tapi ketika untuk
kedua kalinya pula dia terjatuh dan terbanting di atas tanah
maka anak itu pun tertegun dan terduduk bengong, tak tahu
bagaimana caranya agar dapat memanjat dinding. Dan pada
saat itulah si bongkok tiba-tiba muncul.
"Ha-ha, bagaimara, Siauw-cut"
Kau tak dapat melaksanakan niatmu?"
Bu-beng Siauw cut melompat bangun. Dia kaget melihat
kakek ini tahu-tahu muncul tapi berseri girang dia memandang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakek itu "Kek. bagaimana caramu menanjat dinding" Apakah
kau mempergunakan sihir?"
"Ha ha. aku si tua bangka ini tak mempunyai sihir, Siauw-
cut. Aku mengandalkan kepandaianku untuk memanjat
dinding itu!"
"Ilmu siluman"'
"Tidak, tapi ilmu merayap yang memang sudah kupunyai
puluhan tahun yang lalu!"
"Ah, kalau begitu aku dapat kau ajari, kek?"
"Untuk apa" Dan apa yarg kau cari di atas sana?"
Bu-beng Siauw cut tertegun. Dia ragu-ragu menjawab, tapi
melihat kakek ini tampaknya orang baik-baik diapun berkata
juga. "Aku mencari seseorang, kek. Katanya dia ada di situ
dan dapat kujumpai."
"Siapa?"
"Bu-beng Sian-su!"
"Ha-ha. kau kira mudah menemui manusia dewa ini,
bocah" Kau ada keinginan apa hingga jauh jauh mencari
kakek ini?"
"Aku ingin belajar silat, kek. Aku merasa dia calon guruku
yang paling baik!"
Si kakek tertawa bergelak Dia tampaknya geli sekali,
terbahak sampai terguncang-guncang tubuhnya. Dan Bu-beng
Siauw-cut yang tidak senang tiba-tiba mendesis, "Kek, apa
yang kau-ketawai" Kau mentertawakan aku?"
Si kakek masih tak dapat menahan gelinya. "Aku tertawa
melihat kebodohanmu. Siauw-cut, Bu beng Sian-su tak ada di
tempat itu!"
Anak ini terkejut "Dia tak ada di situ"'
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, siapa yang memberi tahu dia ada di s itu "
"Seseorang, kek. Dia..."
Bu-beng Siauw cut menghentikan kata-katanya. Dia melihat
si kakek bongkok memutar tubuh, cepat sekali. Dan sebuah
panah kecil yang menyamar tengkuknya tahu-tahu ditangkis
dengan kebutan lengan bajunya hingga terpental runtuh.
"Plak... .!"
"Ah, siapa main-main di s ini?"
Dan seorang nenek tiba-tiba muncul, "Heh-heh, kau masih
tangkas seperti dulu, Siauw -jin" Mana itu anak buruanku?"
Bu-beng Siauw-jin terkejut. Dia berseru perlahan melihat
kehadiran nenek ini, tapi tertawa bergelak tiba-tiba dia
berseru, "Mo-li, apa yung kaubicarakan ini" Siapa anak yang
kau maksud"'' tapi, berbisik perlahan pada Bu-beng Siauw-cut
kakek bongkok ini tergesa-gesa bicara,
"Anak baik, kau tolonglah aku. Pergilah ke lubang pohon itu
dan jaga cucuku di sana. Nenek ini berbahaya, ia mau
merampas cucuku...!"
Siauw-cut tertegun. "Siapa dia, kek?"
"Sin-yan Mo-li, nenek iblis yang tiga hari ini mengejar-
ngejarku!"
"Ah, dan keperluannya?"
Tapi si kakek mendesis, "Jangan cerewet, Siauw-cut.
Pergilah ke sana dan tolong jaga cucuku. Dia sakit demam!"
Bu-beng Siauw-cut terbelalak. Dia melihat nenek berjuluk
Sinyan Mo-li itu berkelebat di depan mereka, sikapnya bengis
sekali. Dan sepasang matanya yang berkilat kebiruan
menyala-nyala memandang dirinya.
"Siapa anak ini, Siauw-jin?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu-beng Siauw-cut tergetar. Dia merasa, pengaruh
mengerikan dari suara nenek ini, tapi, si kakek bongkok yang
tertawa lebar menjawab pendek. "Dia anak liar, Mo-li. Pencari
obat dan mungkin penduduk di bawah lembah itu."
"Dan anak yang kaubawa?"
"Heh-heh, anak apa yang kubawa, Mo-li" Aku tak punya
anak dan tidak membawa anak. Bukankah kau tahu aku belum
kawin dan masih bujangan hingga saat ini?"
Si nenek mendengus. "Jangan main-ma in, Siauw jin. Kau
tak perlu menipuku dan cepat Serahkan anak itu kepadaku!"
"Wah, anak yang ada saat ini ialah anak ini, Mo-li. Kenapa
kau mengancamku dan tidak percaya" Lihat, dia ketakutan
melihat kedatanganmu. Sebaiknya kutendang saja... dess!"
dan Bu beng Siauw-cut yang tiba-tiba ditendang kakek ini
tahu-tahu mencelat terlempar ke batang pohon yang
menganga lubangnya itu. Dan Bubeng Siauw-cut yang hampir
marah tiba-tiba mendengar bisikan kakek ini, "Anak baik, kau
tolonglah aku. Jaga cucuku di dalam itu. Jangan keluar....!"
Bu-beng Siauw-cut tertegun. Dia simpatik pada kakek
bongkok ini. yang dilihatnya sebagai orang baik-baik. Tidak
seperti si nenek yang matanya mengerikan itu yang
memandangnya seperti mata setan! Maka bengong dan
bingung oleh kejadian ini tiba-tiba anak itu malah mendelong
tak keruan, memandang si nenek dan sang kakek bongkok
yang melotot padanya!
"Eh, kenapa kau tak masuk, anak baik" Bukankah kusuruh
kau menjaga cucuku di dalam" Jangan melenggong saja,
nenek ini berbahaya!" Bu beng Siauw-cut kembali mendengar
seruan itu, seruan si kakek bongkok yang dibisikkan perlahan
sekali, dengan gerak bibir yang hampir tak kentara. Dan baru
dia memandang Bu beng Siauw jin tiba-tiba si nenek
menggerakkan lengannya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bocah, kau pergilah ke neraka. Aku tak suka matamu yang
melotot itu!"
Bu-beng Siauw-cut terkejut. Dia melihat sinar berkelebat,
disusul suara "wir" yang halus namun tajam. Dan begitu dia
terbelalak tahu-tahu sebatang panah kecil seperti yang tadi
menyerang Bu beng Siauw-jin sudah berada di depan dadanya
dengan kecepatan kilat!
Tapi Bu-beng Siauw jin mendorongkan lengannya,
menampar dengan pukulan jarak jauh. Dan begitu kakek ini
menggerakkan lengannya mulutnyapun memaki, "Sin-yan Mo-
li, jangan bersikap keji. Bocah itu tak tahu apa apa...plak!u
dan panah yang tahu-tahu runtuh ditampar kakek ini
membuat Sin-yan Mo-li berjingkrak marah.
"Kau melindungi bocah itu, Sauw jin" Kau bilang dia anak
liar?" Si kakek tertawa meringis. "Aku memang bilang begitu, Mo-
li. Tapi bukan berarti kau boleh membunuhnya meskipun dia
anak tak berharga!"
"Dan kau tetap melindunginya kalau aku membunuh?"
"Heh-heh, itu kewajibanku, Mo-li. Tak boleh kau
membunuh orang di depan hidungku!"
"Keparat...!" Sin-yan Mo-li tiba-tiba membentak, berkelebat
ke depan menyambit lagi dua panah kecilnya, menyerang Bu
beng Siauw-cut. Dan nenek ganas yang tahu-tahu
mengulurkan lengan dengan cengkeramannya yang cepat
bagai walet menyambar itu benar-benar mengejutkan Bu-beng
Siauw-cut yang diserang nenek ini.
Tapi si kakek bongkok kembali menghadang di depan. Dia
mengebut runtuh dua panah kecil itu, lalu mengulurkan
lengan kiri menangkis pukulan si nenek diapun menendang
pantat si anak yang mendelong di mukanya itu. "Siauw-cut,
kau pergilah.... bluk!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu-beng Siauw-cut tahu-tahu terlempar ke dalam lubang.
Dia langsung terjeblos di situ, menimpa seseorang yang
mengaduh perlahan. Dan begitu dia memandang tiba-tiba
mulutnya celangap dan mendesis. "Kau...?"
Dan orang yang ditimpa itupun bangkit berdiri. Dia adalah
seorang anak laki-laki yang sebaya anak ini, melangkah pucat
dengan kaki terhuyung. Dan begitu me lihat Siauw cut ada di
situ tiba-tiba saja anak itupun menudingkan telunjuknya dan
berseru gemetar, "Kau....?"
Dan dua orang anak itu sama-sama tertegun. Mereka
terkejut, terbelalak saling pandang. Tapi Bu-beng Siauw-cut
yang sudah berobah mukanya sekonyong-konyong melompat
maju, "Kau putera Pendekar Gurun Neraka.....!" dan anak laki-
laki yang pucat itu mengangguk.
"Ya, aku Sin Hong, Siauw-cut. Kau anak yang membuat
onar di rumah orang tuaku!"
Siauw-cut mengepal tinju. Dia melihat anak itu marah, hal
yang membuat dia terbelalak. Karena kalau dihitung-hitung
justeru dialah yang harus marah pada lawannya ini, putera si
musuh besar yang membunuh ibunya itu! Maka Siauw-cut
yang marah oleh sikap lawannya ini mendadak mengayunkan
tinju dan menerjang ke depan.
"Sin Hong, kau musuh besarku. Ayahmu telah membunuh
ibuku!" Sin Hong tak mengelak. Dia menangkis pukulan itu, tapi
begitu mengerahkan tenaga tiba-tiba anak ini mengeluh dan
tertonjok mukanya.
"Plak!" Sin Hong terpelanting roboh. Dan Siauw-cut yang
melihat lawan sudah dipukulnya roboh tahu-tahu melakukan
pukulan dan tendangan bertubi-tubi. Dia rasanya hendak
membalas kekecewaan hatinya di Ta-pie-san itu, kegagalan
dendamnya terhadap Pendekar Gurun Neraka. Maka Sin Hong
yang bertubi-tubi diberi bogem mentah dan tendangan kaki itu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akhirnya mengeluh dan dibuat bulan-bulanan anak yang
marah ini. Sin-Hong memang bermaksud membela diri.
menangkis dan menghindar semua pukulan Siauw-cut. Tapi
karena dia sedang sakit dan panas tubuhnya tinggi karena
demam anak ini pun tak berdaya dan kehilangan tenaga.
Sampai akhirnya, ketika pukulan Siauw cut menghantam
lehernya tahu-tahu anak ini terguling dan tidak sadarkan diri.
Pingsan! Bu-beng Siauw-cut terengah. Dia puas melihat lawan yang
menggeletak dengan tubuh matang biru itu. Pipinya bengap
dan mukanya bengkak Tapi ketika ingat bahwa lawan sedang
sakit dan Sin Hong sama sekali tidak mengeluh akibat
perbuatannya yang tidak adil itu tiba-tiba anak ini tertegun.
Mau tak mau warna merah semburat di mukanya, sadar
bahwa perbuatannya tadi bukanlah kegagahan yang pantas
dibanggakan. Dan sementara dia tertegun sambil mengusap
peluh tahu-tahu terdengar bentakan si kakek bongkok yang


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ditujukan kepadanya, bentakan yang diluncurkan lewat ilmu
sakti Coai-im jip-bit, "Bocah, kau menyerang cucuku" Keparat,
anak itu sedang sakit. Sauw-cut. Tak tahu malu benar kau ini!
Apa yang kaulakukan itu" Hayo beri dia obat, tuangkan
minuman di sudut dan balur mukanya dengan daun di dalam
keranjang obat itu..."
Bu-beng Siauw-cut tertegun. Dia menyadari kesalahannya,
menyerang orang yang sedang sakit. Maka mengambil
minuman di dalam sebuah cangkir langsung saja dia
menyandarkan Hong dan seteguk demi seteguk menuangkan
obat yang seperti jamu pahit itu ke mulut lawannya. Sin-Hong
masih pingsan, tak tahu apa yang dilakukan anak ini. Dan
ketika obat sudah diminumkan semua Bu beng Siauw-cut lalu
mengambil daun-daun obat di dalam keranjang. Dedaunan itu
basah, rupanya sudah direndam si kakek bongkok Maka
memalurkan daun-daun ini ke tubuh Sin Hong tahulah Siauw
cat betapa tinggi panas badan anak ini!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, dia benar-benar sakit. Pantas tak dapat melawan aku!"
Bu-beng Siauw cut menyesal. Bagaimanapun dia merasa
tak enak, malu sendiri. Tapi ketika dia sedang merawat Sin
Hong tiba-tiba di luar pohon terdengar suara berdebuk. Si
kakek bongkok rupanya terbanting, keras sekali hingga dia
menjerit dan memaki-maki Sin-yan Mo-li. Tapi ketika lawan
terkekeh dan menyerang kembali mendadak kakek ini berseru
keras sambil mendorongkan lengannya.
"Mo-li, pergilah. Aku tak ada waktu melayanimu?"plak!"
Sin-yan Mo-li terpekik. Siauw-cut melihat nenek ini
terjengkang, tak kuat menerima dorongan si kakek bengkok.
Dan sementara si nenek terguling-guling mendadak kakek ini
melompat masuk menyambar Sin Hong. "Siauw-cut, larilah.
Aku harus menyelamatkan anak ini, tak tak dapat
melindungimu... "
Bu-beng Siauw-cut terkejut. Dia melihat si kakek sudah
membawa Sin Hong, keluar sambil mengebut runtuh dua
panah yang kembali disambitkan Sin-yan Mo-li yang berteriak
marah Dan si kakek bengkok yang sudah melarikan diri
membawa Sin Hong tahu-tahu menjejakkan kakinya melompat
bagai terbang. "Mo-li, aku tak ada waktu melayanimu. Kau carilah anak
lain pengobat kekecewaanmu!"
Sin-yan Mo-li membentak. Ia marah melihat si kakek
bongkok melarikan diri, membawa Sin Hong yang memang ia
cari. Maka melengking tinggi dengan pekik penuh kemarahan
tiba-tiba iapun me lesat memburu, lawan. "Bu-beng Siauw-jin,
kau tua bangka keparat. Lepaskan anak itu kalau tidak ingin
kubunuh!" Bu-beng Siauw-jin tertawa bergelak. Dia menambah
kecepatan larinya, tancap gas. Hingga Siauw-cut yang melihat
kejar-kejaran ini terjadi di depan mata tahu-tahu melongo
ketika melihat kakek bongkok itu terpental-pental kedua
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakinya, terpental bagai bola, melarikan diri dengan cara yang
aneh, sementara Sin-yan Mo-li yang mengejar di belakangnya
melucur lurus "terbang" tak menginjak tanah bagai iblis
bersayap yang menempel ketat di belakang kakek bongkok ini!
"Ah, mentakjubkan. Mereka ternyata orang-orang sakti...!"
Bubeng Siauw-cut terperangah, mendesah dengan muka
penuh kagum. Dan bayangan keduanya yang sebentar saja
lenyap dari pandang matanya tahu-tahu disusul sebuah suara
si kakek bongkok, melengking tinggi dengan nada marah,
"Siauw-cut. apa lagi yang kau tunggu" Hayo pergi dari situ,
aku akan kembali setelah mempermainkan nenek ini!"
Bu-beng Siauw-cut tertegun. Dia kurang mengerti omongan
kakek itu, tapi ketika memandang ke depan mendadak
bayangan si kakek bongkok muncul kembali ke tempat
semula, melingkar dari arah sebelah kanan, kembali lagi!
Sementara si nenek yang mengejar ketat di belakangnya
memaki kalang kabut.
"Siauw-jin, lepaskan anak itu. Kalau tidak kalian berdua
akan kubunuh...!"
Bu-beng Siauw-cut terbelalak. Dia me lihat dua orang itu
terbang dengan sama cepatnya. Hanya kalau Bu-beng Siauw-
jin terpentalpental seperti katak melompat adalah "si nenek
iblis lurus ke depan dengan muka beringas Bahkan kini telah
memegang sebatang cambuk berduri yang ujungnya meledak-
ledak, mirip petir di siang bolong Dan sementara dia
menjublak di tempat itu tahu-tahu si kakek bongkok sudah
tiba di depannya.
"Siauw-cut, kau gila" T idak segera pergi dari tempat ini?"
Bu-beng Siauw-cut menjawab, "Aku hendak mencari Bu-
beng Sian su, kek. Aku harus menemui kakek itu kalau pergi
dari s ini!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sialan, tapi Bu-beng Sian-su tak ada di sini, bocah. Aku
sendiri sudah menunggunya tiga hari untuk maksud yang
sama!'' "Ah. kalau begitu di mana dia, kek?"
Tapi Bu beng Siauw jin tak dapat menjawab. Dia sudah
keburu dikejar si nenek iblis, Sin-yan Mo-li yang meledak-
ledakkan cambuk berdurinya itu. Dan ketika melihat si kakek
bongkok bicara dengan Bu beng Siauw-cut tiba-tiba nenek ini
meledakkan cambuknya ke pinggang si bocah.
"Anak liar, kau pergilah....!"
Bu-beng Siauw-cut terkejut. Dia tak dapat mengelak, maka
begitu cambuk menjeletar di pinggangnya tiba-tiba dia
terangkat naik dan.... jatuh di bawah air terjun yang banyak
batunya itu. T ak ayal. Bu-beng Siauw-cut menjerit. Dan ketika
tubuhnya menimpa batu di bawah air terjun ini tahu-tahu
punggungnya berkeratak seakan patah!
Tapi Bu-beng Siauw-cut melompat bangun. Dia melihat dua
orang kakek dan nenek itu sudah kembali kejar-kejaran,
lenyap dari depan matanya. Namun baru dia mentas (keluar
dari air) mendadak bayangan si kekek bongkok muncul
kembali, kini ini berputar dari arah kiri!
"Siauw cut. kau tidak apa-apa?" Bu-beng Siauw-cut
mendengar kakek itu berteriak, menanyakan keselamatannya.
Dan anak yang meringis sambil menekan punggungnya itu
menjawab. "Aku tidak apa-apa, kek. Hanya punggungku sakit dihajar
nenek iblis itu!"
"Nah, apa kubilang" Dia memang jahat, Siauw-cut, kau
menyingkirlah. Di sebelan kanan air terjun ada jurang. Kau
larilah ke sana dan sembunyikan diri. Cepat..!"
Bu-beng Siauw cut mengangguk. T api baru dia berlari dua
langkah tiba-tiba pantatnya ditendang kakek bongkok ini
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hingga mencelat jauh. Dia terkejut, tapi ketika kakinya jatuh di
pinggir sebuah jurang diapun mencelos dan hampir berteriak
kaget. Dan si kakekpun tertawa.
"Kau terkejut, Siauw-cut" Nah, bersembunyilah, jurang itu
yang kumaksud!"
Anak ini lega. Dia segera menyelinap di bawah jurang ini,
bersyukur bahwa si kakek bongkok rupanya tidak bermaksud
buruk. Tapi karena kakek itu harus berhenti sebentar untuk
mendepaknya tadi maka si nenek iblis Sin-yan Mo-li sudah
berada di belakangnya, mengejutkan kakek ini dengan
cambuknya yang menjeletar nyaring.
0o-dwkz-rhg-o0 Jilid 6 http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"BU-BENG Siauw-jin, kau masih tidak mau menyerahkan
anak itu?"
Si kakek tercekat. Dia melompat tinggi, melambung jauh
sambil berjungkir balik. Tapi ketika kakinya turun tahu-tahu
cambuk si nenek iblis mengenai telinganya. "Tar ... kau masih
membandal, tua bangka?"
Bu-beng Siauw-jin mendesis. Dia kesakitan oleh babatan
cambuk yang panas menyengat itu. Yang membuat telinganya
merah dan robek terluka. T api karena lawan sudah dekat dan
menyerang bertubi-tubi dengan cambuk berduri mau tidak
mau kakek inipun terpaksa melayani.
"Sin-yan Mo-li, kau nenek jahanam. Kenapa harus
mengejar-ngejarku begini?"
"Tak perlu banyak cakap, Siauw jin. Kau-serahkanlah anak
itu dan boleh pergi baik-baik!"
"Keparat, kau mau menangmu sendiri, nenek iblis?"
"Tidak, kaulah yang mau menang sendiri.Kau tak mau
mengalah pada wanita!"
Maka dua orang yang sudah saling maki dan pukul ini
sama-sama menyerang. Sin-yan Mo-li mempergunakan
cambuk berdurinya sedangkan si kakek bongkok mempergunakan kedua kaki dan tangannya, membentak-
bentak marah. Tapi karena Sin Hong berada di pondongannya
dan lawan menyerang gencar akhirnya kakek ini kewalahan.
Dia kurang bebas bergerak, kembali menerima dua serangan
cambuk yang meledak di leher dan pelipisnya. Dan ketika Sin-
yan Mo-li mainkan cambuk dengan amat lihai sekonyong-
konyong Sin Hong yang ada di pundak kakek ini dibetot naik
dengan gubatan melingkar!
"Siauw-jin, kau tak dapat mempertahankan anak ini.
Lepaskanlah dia ... !"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si kakek terkejut. Dia melihat Sin Hong terenggut dari atas
pundaknya, melayang ke arah nenek iblis itu. Dan Siauw jin
yang marah oleh perbuatan nenek ini tiba-tiba menjentikkan
jarinya menimpuk sebuah kerikil hitam, membentur cambuk si
nenek. Dan begitu terdengar suara "tak" yang keras tahu-tahu
Sin Hong terlepas dari gubatan cambuk disusul lengkingan
marah si nenek iblis.
"Siauw-jin, keparat kau ... !"
Dua-duanya sudah menubruk. Masing-masing menyambar
Sin Hong, sama cepat dan saling mendahului. Tapi ketika
lengan si kakek sudah hampir menyentuh punggung baju Sin
Hong tiba-tiba Sin-yan Mo-li melepaskan totokannya. Dia
menotok siku kakek itu, membuat lawan mengeluh tertahan,
sekejap lumpuh kehilangan tenaga. Tapi si kakek bongkok
yang sudah menggetarkan lengan dan membalikkan kakinya
tahu-tahu ganti menendang lawan ketika si nenek iblis juga
hampir mencekal Sin Hong. Akibatnya mereka sama gagal,
dan begitu si nenek menjerit dengan pekik marah tiba-tiba
cambuknya meledak menyambar Sin Hong, menggantikan lengan kanan
yang lumpuh ditendang si
kakek bongkok. Dan persis
cambuk meledaksekonyong-
konyong lengan kiri Bu-beng
Siauw-jin didorong ke depan
menghantam cambuk lawan
yang sudah menggubat Sin
Hong. "Mo-li, lepaskan anak itu.
Kau tak berhak memilikinya ... tas!" dan cambuk yang tiba-
tiba putus dihantam angin pukulan Bu-beng Siauw jin tahu-
tahu melempar tubuh Sin Hong ke jurang, menimpa Bu-beng
Siauw-cut. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hei ... bress!"
Bu-beng Siauw-cut terhenti teriakannya. Dia sedang
terkesima oleh pertandingan dua orang itu, maka begitu Sin
Hong menimpa tubuhnya dan dia tak sempat menghindar
tahu-tahu keduanya terguling ke dalam jurang, tak ampun
lagi, melayang ke bawah dengan amat cepat sekali. Dan
Siauw-cut yang kaget melihat dirinya meluncur ke bawah
dengan kecepatan luar biasa tahu-tahu menjerit dau
mengaduh ketika kepalanya membentur sesuatu di tebing,
sesuatu yang keras yang membuatnya tak ingat apa-apa lagi
dan pingsan menyusul Sin Hong!
Sementara di atas, si kakek bongkok dan Sin-yan Mo-li
yang sama-sama tertegun melihat peristiwa tersebut
berlangsung dengan demikian cepatnya di depan mata sedetik
terkejut dengan mata tak berkedip. Mereka tak mengira
kejadian itu bakal terjadi, tapi begitu sadar dan menggereng
marah sekonyong-konyong si kakek bongkok memutar tubuh,
menerjang lawannya.
"Mo-li, kau bertanggung jawab atas kematian anak itu!"
Sin-yan Mo-li memekik, "Kau yang bertanggung jawab, tua
bangka. Kau yang melempar anak itu ke dalam jurang!"
"Tidak, kau yang merampasnya, Mo-li. Kau yang menjadi
sebab dari semuanya ini!"
"Tidak bisa, kau yang menculik anak itu, Siauw-jin. Kau
yang menjadi gara-gara dari kematian anak itu ... !"
Dan masing-masing pihak yang sudah saling gebrak dan
tempur dalam mempertahankan adu pendapat ini sudah
sama-sama menerjang dan melanjutkan pertandingan. Si
kakek bongkok marah sekali, melancarkan serangan bertubi-
tubi dengan tamparan dan pukulan. Sementara Sin-yan Mo-li
yang juga merasa tidak bersalah dalam kematian Sin Hong
membalas dengan tidak kalah serunya. Masing-masing ingin
menang, tak mau mengalah. Tapi ketika si bongkok mulai
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melancarkan pukulan-pukulan berat si nenek iblis tiba-tiba
terdesak.

Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sin-yan Mo-li keteter, memaki kalang kabut sambil mainkan
cambuknya yang buntung. Dan ketika si bongkok kembali
mendorongkan lengannya sambil mengerahkan sinkang
memukul ke depan tiba-tiba si nenek menjerit. Ia tak dapat
menghindar ketika telapak si bongkok menghantam
pundaknya, mengaduh dan langsung terpelanting. T api ketika
si bongkok melompat maju menyusulinya dengan sebuah
pukulan miring mendadak nenek ini me lengking tinggi.
Secepat kilat dia membalik, lalu begitu pukulan lawan
menderu tiba sekonyong-konyong nenek ini melepas tiga
panah kecilnya ke dada, leher dan mata si bongkok!
"Bu-beng Siauw-jin, mari kita mati bersama ... !"
Si bongkok terkejut. Dia terang tak mau sampyuh dengan
lawannya ini. Maka melihat panah meluncur berturut-turut di
depan mukanya terpaksa dia menyampok tiga senjata
berbahaya itu dengan mengibaskan lengan ke samping.
Akibatnya Sin-yan Mo-li selamat, dan ketika dia memukul
runtuh panah si nenek mendadak lawannya melompat mundur
dan " melarikan diri.
"Tua bangka, tak sudi aku ma in-ma in lagi denganmu. Kau
carilah mayat anak itu dan mampuslah di dasar jurang ... !"
Si kakek menggeram. Dia membentak marah, dan melihat
lawan melarikan diri dengan licik diapun mengejar dengan
muka berang. "Sin-yan Mo-li, jangan lari kau. Pertanggungjawabkan dulu kematian anak itu!"
Namun si nenek melengking aneh. Dia sudah jauh dari
tempat ini, berlari cepat yang membuat tubuhnya terbang
bagai s iluman. Dan melihat dirinya dikejar si bongkok tiba-tiba
dia mengerahkan ginkangnya berkelebat lenyap. Si bongkok
ditinggal, sengaja membelak-belok di pohon-pohon cemara
yang banyak jumlahnya di s itu. Dan ketika si nenek berzig-zag
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam gaya larinya tiba-tiba Bu-beng Siauw-jin sudah
kehilangan jejak tak menemukan lawannya lagi, berputar-
putar di dalam hutan dan akhirnya kembali ke tepi jurang
untuk membanting pantat dan ... menangis di situ!
(Oodwkz-rhgoO) Apa yang terjadi pada dua orang anak ini" Matikah mereka"
Hampir dapat dipastikan memang begitu. Sin Hong dan Siauw-
cut sama-sama tak sadarkan diri, melayang jatuh di dalam
jurang yang dalam. Tapi ketika mereka sudah berada di
tengah-tengah mendadak suatu keajaiban terjadi. Saat itu Sin
Hong lebih dulu meluncur, duapuluh kaki di bawah Siauw-cut
karena memang dialah yang terlebih dulu jatuh. Tapi ketika
melewati sebuah gua di tengah dinding jurang tiba-tiba
sebuah seruan terdengar disusul berkelebatnya sebuah benda
putih melesat dari dalam gua.
"Ah, Thian Yang Maha Agung! Siapa anak-anak ini?"
Dan sebuah jubah menyambar keluar. Jubah ini
mengembang, terbuka mirip "papan" yang aneh, menerima
tubuh Sin Hong. Dan begitu Sin Hong menimpa kain lebar ini
seketika tubuhnya terlempar ke atas mirip seseorang yang
jatuh di atas sebuah tempat tidur berpegas melenting sepuluh
kaki untuk akhirnya kembali ke "papan" jubah itu dengan
guncangan perlahan, habis daya bantingnya yang tinggi akibat
meluncurnya tubuh dari mulut jurang. Lalu begitu dia
menimpa papan jubah ini tahu-tahu jubah itu dikedut ke
dalam, menyendal masuk dan membanting anak itu dengan
lunak disudut gua. Sementara Siauw-cut yang juga menyusul
belakangan ternyata mengalami nasib serupa. Orang di dalam
gua melempar jubah ke dua, dan begitu jubah berkembang
menerima tubuh anak ini tahu-tahu bocah itupun sudah
dikedut ke dalam dan terbanting dengan lunak di sebelah kiri
gua, berjajar di dekat Sin Hong yang nyaris binasa di dasar
jurang! http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan sekarang orang di dalam gua terbelalak. Dia
mengeluarkan seruan lembut, tampaknya terkejut. Tapi begitu
tertawa dan memuji kebesaran Tuhan tiba-tiba lengannya
diulurkan ke depan. Tidak tampak dia mengusap, tapi Sin
Hong dan Siauw-cut yang sama-sama merasa hawa dingin
menyentuh muka mereka mendadak sadar dan membuka
mata, melompat bangun!
"Sin Hong, kau sudah menjadi siluman?"
Sin Hong tertegun. Dia mendengar suara Siauw-cut, dekat
di sebelah kanannya. Tapi Sin Hong yang baru siuman dari
pingsannya dan tak melihat apa-apa karena tempat itu gelap
jadi mendesis dan mengepalkan tinju.
"Siauw-cut, apa kau bilang" Aku menjadi siluman" Apa
maksudmu?"
Siauw-cut terkejut. Dia juga tak melihat Sin Hong, karena
tempat itu gelap sekali. Tapi dia yang tahu keadaan mereka
yang terjatuh didalam jurang dan mengira mereka sudah mati
bersama tiba-tiba tertawa.
"Ya, kau menjadi s iluman, Sin Hong. K ita mati bersama dan
rupanya menghuni dasar neraka yang gelap gulita!"
"Keparat, apa maksudmu, Siauw-cut" Siapa yang mati?"
"Ha-ha, kita mati berdua, Sin Hong. Kita terjatuh dari atas
jurang yang tinggi sekali. Eh. kau sudah menjadi mahluk
halus" Di mana kau, Sin Hong" Apa yang kauperbuat di situ?"
Sin Hong tertegun. Dia terkejut mendengar Siauw-cut
bicara bahwa mereka terjatuh ke dalam sebuah jurang, hal
yang baru kali itu diketahuinya. T api Sin Hong yang tiba-tiba
mengaduh ketika mencubit paha segera disambut seruan
heran lawannya.
"Sin Hong, ada apa kau" Terpanggang api neraka?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Hong membentak, "Kau yang melantur, Siauw-cut. Kita
belum mati dan tidak menginjak dasar neraka!"
"Eh, mana mungkin, Sin Hong" Kita terlempar di bawah
jurang ini. Tak mungkin selamat karena kita tak mempunyai
sayap!" Tapi Sin Hong yang lebih "rationil" tak menggubris. Dia
mendengar ccrita bahwa orang yang sudah mati tak
mempunyai lagi hubungan dengan badan. Jadi, kalau badan
dicubit dan tidak terasa sakit itulah tandanya orang sudah
berpisah ke lain jaman. Tapi kalau masih sakit, dan bisa
mengaduh ini tanda seseorang masih hidup. Maka, Sin Hong
yang tiba-tiba menggeser kakinya ke kanan tiba-tiba
mengulurkan lengan. Dia menggerayangi sana-sini, karena
mendengar suara Siauw-cut ada di dekat situ. Dan begitu
mencekal sesosok lengan dingin tiba-tiba saja anak ini
mencengkeram. "Siauw-cut, kau merasa sakit, bukan?"
Siauw-cut mengaduh. Dia sakit dicengkeram seperti itu,
cengkeraman Sin Hong yang kuat mencengkeram lengannya.
Tapi Siauw-cut yang marah oleh cengkeraman ini tiba-tiba
memukul muka lawan yang ada di depannya.
"Sin Hong, lepaskan aku ... plak!"
Dan Sin Hong yang seketika mundur dengan mulut
mendesis tiba-tiba naik kemarahannya digampar lawan.
"Siauw-cut, kau tak tahu diri. Berani kau memukulku?"
Siauw-cut tertawa mengejek. "Aku bukan hanya ingin
memukulmu, Sin Hong. Tapi malah ingin membunuhmu!"
"Kalau begitu kenapa kau tolong aku?"
"Siapa menolongmu?"
"Tubuhku tak panas lagi. Demamku hilang!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Persetan ... !" Siauw-cut tertegun. "Aku tak memberimu
apa-apa, Sin Hong. Aku hanya membalurkan obat sesuai
permintaan kakek bongkok itu!"
"Hm, kalau begitu aku tetap berhutang budi padamu,
Siauw-cut. Biarlah tamparanmu kepadaku kuanggap pembayar
hutang!" "Cis, siapa menghutangimu" Aku tak melepas budi, Sin
Hong. Aku ingin membunuhmu ... !" dan Siauw-cut yang tiba-
tiba mererjang di dalam gelap sudah menyerang Sin Hong
dengan kalap. Tentu suju Sin Hong marah. Dan merasa
tenaganya sudah pulih kembali dan demamnya hilang tiba-tiba
Sin Hong berkelit dan melompat ke kiri. Dia mendengar desir
angin pukulan lawannya, dan begitu tamparan Siauw-cut
lewat di samping tubuhnya mendadak anak ini menyambar
pundak lawan. "Siauw-cut, hentikan seranganmu. Kalau tidak terpaksa aku
akan membalas!"
Siauw-cut meronta. Dia melepaskan pundaknya dari
cengkeraman Sin Hong, lalu begitu membentak tiba-tiba muka
Sin Hong sudah ditampar kembali. "Sin Hong, aku ingin kau
membalas. Jangan bersikap pengecut ... plak-plak!" dan muka
Sin Hong yang dua kali menerima tamparan membuat anak ini
terhuyung dan marah bukan main.
"Siauw-cut, kau iblis jahanam. Tak tahu diri ... wutt!" dan
Sin Hong yang tiba-tiba melompat ke depan bertubi-tubi
menghujani serangan. Dia tak dapat mengendalikan diri lagi
sekarang, benar benar marah dan membalas serangan. Dan
begitu anak ini bergerak seraya mainkan tangan dan kakinya
tiba-tiba Siauw-cut mengeluh dan terlempar bergulingan. Anak
itu terang bukan lawan Sin Hong, putera sang pendekar sakti
Gurun Neraka. Dan Siauw-cutyang dihajar pulang balik oleh
Sin Hong yang geram akibatnya jatuh bangun di dalam gua.
Tapi Siauw-cut benar-benar nekat. Setiap kali dia bangun
berdiri selalu dia menyerang Sin Hong, tak perduli tubuhnya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang babak belur. Dan Siauw-cut yang memaki-maki lawan
tanpa mengenal kalah itu berteriak membentak-bentak
membuat Sin Hong gemas. Hingga akhirnya, ketika Sin Hong
tidak dapat mengendalikan diri lagi dan melayangkan
pukulannya ke tengkuk Siauw-cut barulah lawannya itu roboh
tak dapat bangun kembali!
"Kau menyerah, Siauw-cut?"
Siauw-cut melengking tinggi, "Biar sudah di dasar
nerakapun aku tak menyerah, Sin Hong.Kau dan ayahmu
berhutang nyawa ibuku!"
"Keparat, kita masih hidup, Siauw-cut. Apakah kau benar-
benar ingin minta kubunuh?"
"Bunuhlah ... bunuhlah aku. Aku ingin mati kedua kali ... !"
Dan Sin Hong yang mengepal tinju dengan gemas ini
akhirnya melangkah maju. "Baiklah, aku akan menghentikan
suaramu, Siauw-cut. Kau bocah tak tahu diri yang
menyebalkan!"
Tapi belum Sin Hong memukul pingsan lawannya ini tiba-
tiba gua merjadi terang oleh sinar yang tak diketahui dari
mana masuknya. Dan bersamaan dengan terangnya gua
mendadak seseorang muncul dengan ketawanya yang lembut.
"Anak-anak, tak perlu kalian bertengkar lagi. Bukankah jelek-
jelek kalian senasib jatuh di jurang ini" Nah, diam lah. Kalian
seharusnya bersahabat dan tak perlu ribut-ribut ... !"
Sin Hong dan Siauw-cut terbelalak. Mereka melihat seorang
kakek muncul di situ, tersenyum lembut pada mereka namun
mukanya tertutup halimun. Dan Siauw-cut serta Sin Hong
yang kaget oleh kehadiran kakek ini tiba-tiba melongo dan
akhirnya terkejut setengah mati setelah melihat bahwa kakek
itu ternyata "duduk" di tengah udara, mengambang tak
bergerak bagai patung batu atau roh yang hidup di alamhalus!
Dan Siauw-cut yang kaget oleh pemandangan luar biasa ini
tiba-tiba menjerit tanpa dapat ditahan lagi, "Setann ... !" dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anak yang langsung jatuh terduduk di lantai gua itu seketika
bengong dan melotot, ngeri tapi juga heran!
Namun Sin Hong yang juga sama-sama terkejut ternyata
bersikap lain. Anak ini adalah putera Pendekar Gurun Neraka,
jadi tahu akan hebatnya ilmu kesaktian seseorang seperti yang
ditunjukkan kakek ini. Maka begitu melihat di depan mereka
muncul seorang sakti yang dapat duduk mengambang di
tengah udara dan melihat muka kakek itu tertutup halimun
tiba-tiba anak ini teringat cerita ayahnya bahwa di dunia ini
ada seorang manusia dewa yang disebut Bu-beng Sian-su,
seorang tokoh luar biasa yang hebat ilmu kesaktiannya dan
hebat pula ilmu kebijakannya. Maka, begitu sadar bahwa dia
berhadapan dengan manusia dewa yang luar biasa ini tiba-tiba
Sin Hong menjatuhkan diri berlutut dan berseru,
"Sian-su, teecu menghaturkan hormat!"
Siauw-cut melenggong. Dia melihat temannya itu
membenturkan jidat di atas tanah, tampak gembira dan
berseri-seri, sama sekali tidak takut seperti dirinya! Dan
Siauw-cut yang tiba-tiba merah mukanya seketika sadar.
Apalagi ketika Sin Hong menyebut "Sian-su" pada kakek itu,
nama yang mudah ditebak siapa adanya. Maka begitu sadar
dan tahu bahwa dia masih hidup di atas bumi tiba-tiba Bu-
beng Siauw-cut juga menjatuhkan diri berlutut dan mengiringi
seruan temannya,
"Suhu, teecu juga menghaturkan hormat!"
Sin Hong dan Bu-beng Sian-su terkejut. Mereka mendengar
sebutan "suhu" itu, seolah Siauw-cut adalah murid kakek
dewa ini. Dan Bu-beng Sian-su yang akhirnya tertawa lepas
tiba-tiba bangkit berdiri, masih "mengambang" di tengah
udara! "Anak baik, kau siapakah dan mengapa menyebut suhu
kepadaku?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw-cut berseri-seri.
"Karena teecu sudah lama
mencarimu, Sian-su. Teecu ingin menjadi muridmu dan
mengabdi padamu seumur hidup!"
"Ah, dan namamu?"
"Siauw-cut, Sian su. Bu beng Siauw-cut!"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kakek dewa ini tertegun. Sejenak dia terbelalak, tapi Bu-
beng Sian-su yang tersenyum lebar tiba-tiba tertawa lembut.
"Anak baik, namamu aneh. Kenapa harus menyebut diri
sendiri Kerucuk Tanpa Nama (Bu-beng Siauw-cut)" Siapa
orang tuamu?"
"Teecu tidak memiliki orang tua Sian-su. Tecu hidup
sebatangkara sejak tujuh tahun yang lalu!"
"Oh, dan kau mencariku untuk menjadi murid?"
"Ya, teecu ingin membalas dendam, Sian-su. Teccu ingin
mempelajari ilmu kesaktianmu untuk membalaskan kematian
ibu teecu!"
Bu beng Sian-su menarik napas. "Siauw-cut, ilmu dipakai
bukan untuk membuat keonaran. Mana bisa kau menjadi
muridku kalau begitu" Seseorang yang ingin menikmati
kebahagiaan tak seharusnya mengotori diri sendiri, Siauw-cut.
Dan satu di antara kekotoran itu adalah nafsu dendam!"
Bu-beng Siauw-cut terbelalak. Dia belum mengerti penuh isi
dari wejangan itu, namun Bu-beng Sian-su yang melihat sinar
kekecewaan di mata anak ini tiba-tiba mengulapkan lengannya
ke depan. "Anak baik, ke marilah. Kau benar-benar ingin
belajar silat, bukan?"
Siauw-cut maju dengan girang. "Ya, teecu ingin sekali,
Sian-su. Harap kau tak menolak keinginanku!"
"Baiklah, tapi mampukah kau memenuhi permintaanku,
Siauw-cut" Aku mempunyai dua permintaan. Kalau dapat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kaulakukan saat ini juga aku akan memberimu petunjuk-
petunjuk dasar tentang ilmu silat!"
Siauw-cut tertegun. "Permintaan apa, Sian-su?"
Bu-beng Sian-su tersenyum. "Sederhana saja, anak baik.
Pertama kau carilah seorang ahli pedang berjuluk Bu-tiong-
kiam dan yang ke dua kau pecahkanlah rahasia dari syair ini.
Bu tiong kiam boleh membantumu. Kalau jawaban sudah kau
peroleh bolehlah kau datang ke mari lagi menemuiku sewaktu-
waktu!" "Ah, hanya itu, Sian-su?"
"Ya, hanya itu Siauw-cut. Tapi kalau kedua-duanya belum
berhasil kaukerjakan tak boleh kau menemuiku."
"Baik, tapi apa perlunya mencari Bu-tiong kiam ini, Sian-su"
Dan di mana dia?"
Bu-beng Sian-su tertawa. "Siauw-cut,
kalau aku memberitahumu di mana dia berada lalu apa gunanya aku
menyuruhmu" Kau harus mencarinya sendiri, Siauw-cut, tak
boleh bertanya kepadaku. T api tentang maksud keperluannya
bolehlah kauketahui sekarang, yakni untuk mengambil sesuatu
di Gua Naga. Kau bantulah orang itu dan ikutlah baik-baik
dengannya selama rahasia syair belum terjawab!"
Siauw-cut bangkit berdiri, tertarik hatinya. "Sian su, syair
bagaimanakah yang harus kujawab itu" Bisakah sekarang
kulihat?" "Boleh, tapi tunggu dulu, Siauw-cut. Siapa temanmu ini?"
Siauw-cut terkejut. Dia sadar bahwa Sin Hong ada di situ,
diam tak membuka suara ketika dia bercakap-cakap dengan si
kakek dewa. Dan Sin Hong yang menjatuhkan dirinya berlutut
segera menjawab, "Teecu Sin Hong, Sian-su. Yap Sin Hong
putera Pendekar Gurun Neraka!"
"Ah, kau putera pendekar sakti itu, anak baik?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, dan teecu telah mendengar banyak tentang dirimu,
Sian-su. Ayah dan ibu bercerita tentang kesaktian Sian-su
yang tiada tara!"
Bu-beng Sian-su tertawa. "Anak baik, ayah dan ibumu
memang suka menyanjung-nyanjung orang. Bagaimana kau
bisa terjatuh di jurang ini?"
Sin Hong menggeleng. "Teecu tak tahu, Sian-su. Tapi
sebelumnya teccu dibawa si kakek bongkok Bu-beng Siauw
jin!" Dan Siauw-cut menyambung. "Ya, dia terjatuh di jurang
ketika kakek bongkok mempertahankannya dari serangan Sin-
yan Mo-li, Sian-su. Teecu tertimpa dan kami berdua sama
sama masuk ke jurang!"
Bu-beng Sian-su menghela napas. "Sin Hong, sekarang apa
yang kauingini setelah kalian sama-sama berada di sini?"
"Teecu ingin pulang, Sian-su. Teecu ingin menjumpai ibu
yang tentu cemas mengharap-harap kedatangan teecu!"
"Hm, kau tak ada niatan lain selain itu, anak baik?"
Sin Hong berdegup. Dia mendengar ajakan tersembunyi di
balik kata-kata kakek dewa ini, dan Sin Hong yang mendengar
banyak tentang Bu-beng Sian-su dari ayah ibunya bahwa
kakek itu dapat dimintai petunjuk tentang apa saja yang
diperlukan orang tiba-tiba bangkit berdiri membungkukkan
tubuhnya. "Sian-su, kalau dikabulkan teecu ingin mendapat petunjuk
barang sedikit tentang ilmu s ilat. Apakah bisa teecu peroleh?"
Bu-beng Sian-su tertawa. "Kau sama seperti temanmu, Sin
Hong. Ilmu silat juga yang diminta. Tapi bukankah ayahmu
sudah merupakan pendekar sakti yang pilih tanding" Untuk
apa minta petunjuk lagi?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak, ayah sendiri mengakui kesaktianmu, Sian su.
Bagaimanapun juga aku yang bodoh mohon petunjuk!"
"Dan kau ingin pula mengetahui syair yang hendak
kuberikan pada Bu beng Siauw-cut ini, Sin Hong?"
"Kalau kauperkenankan, Sian-su. Karena tecu tahu bahwa
apa yang kauberikan pada seseorang pasti berharga dan
berguna bagi hidupnya!"
Bu-beng Sian-su tersenyum lebar. "Baiklah, aku tak
menjanjikan sesuatu yang muluk-muluk pada kalian, anak-
anak. Tapi bila kalian dapat mengerti inti sari dari syair ini satu
hal yang jelas kalian peroleh: yakni kalian menjadi orang
pandai yang tahu tentang hidup dan kehidupan!" lalu
menggurat sesuatu didinding gua kakek ini tiba-tiba
membalikkan tubuh dan melakukan corat-coret dengan cepat.
Sin Hong dan Siauw-cut memandang, terbelalak oleh
coretan cepat yang halus di dinding gua itu, takjub melihat
kakek ini dapat mengguratkan jari-jarinya di dinding yang
keras itu sebagai menggurat sepotong agar-agar! Dan begitu
kakek ini selesai dan membalikkan tubuhnya berkatalah kakek
itu sambil tertawa menghadapi mereka,
"Kalian dapat membacanya, anak-anak?"
Sin Hong dan Siauw-cut tertegun. Mereka melihat tujuh
kalimat tersusun rapi di situ huruf-huruf indah yang mengukir
dinding gua bagai dilukis. Dan Siauw-cut serta Sin Hong yang
sudah sama-sama mengedikkan kepalanya segera membaca :
Berikan canang pukullah bende lekatkan benang
di atas mega jadilah orang hidup berguna rautlah itu sepanjang masa!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, apa artinya ini, Sian-su?" Siauw-cut tiba-tiba berseru,
heran tak mengerti. Tapi Bu-beng Sian-su yang tertawa kecil
tiba-tiba mengangkat lengannya.
"Kau yang harus menjawab, Siauw-cut, bukan aku. Tak
boleh bertanya!"
Siauw-cut tertegun. Dia melihat Sin Hong juga terpaku,
memandang dan akhirnya melirik kepadanya. Tapi putera
Pendekar Gurun Neraka yang menarik napas itu tiba-tiba
menggeser kakinya. "Sian-su, bolehkah kutanya satu hal?"
"Hm, apa yang hendak kau tanya, anak baik?" Bu-beng
Sian-su tersenyum.
"Jawaban dari syair ini, Sian-su. Tidakkah kau memberi
ancer-ancer kepada kami untuk menemukan kuncinya?"
Bu-beng Sian-su tertawa. "Kau cerdik, Sin Hong. Baiklah,
boleh juga kujawab pertanyaan ini!" lalu mengebutkan
jubahnya dua kali kakek dewa itu tiba-tiba menuding,
menggurat tujuh kali di udara dan berseru, "Lihatlah baik-baik,
anak-anak. Jawaban ini sudah terletak di syair itu sendiri.
Kalian tinggal berlari secara zig-zag dan memungut yang
penting lalu menghubungkannya satu demi satu maka
terjawablah syair ini! Kalian jelas?"
Sin Hong dan Siauw-cut bengong. "Kami tidak jelas Sian-
su. Berlari dan memungut satu persatu" Apanya yang
dipungut?"
Bu-beng Sian su tertawa kembali. "Artinya kalian harus
menemukan jawaban itu dengan cara sudut-menyudut, anak-
anak. Kalian berlari secara silang dan memungut apa yang
penting dan lalu dihubungkan satu demi satu untuk
mendapatkan jawabannja. Kalian belum paham?"
"Belum."
"Kalau begitu kalian cari, anak-anak. Jawaban yang
berharga tak boleh tergesa-gesa diberitahukan!" Bu-beng
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sian-su tertawa, mengebutkan lengan dan tiba-tiba berkelebat
lenyap, menjadikan gua seketika gelap seperti gelapnya otak
mereka yang "buntu" oleh teka-teki aneh itu! Dan Siauw-cut
yang berteriak tertahan tiba-tiba berseru,
"Sian-su, bagaimana dengan janjimu" Mana itu petunjuk-
petunjuk dasar tentang ilmu silat?"
Bu-beng Sian-su tiba-tiba muncul, membuat gua terang
kembali dan mengejutkan dua orang anak ini yang heran oleh
kehadirannya yang seperti iblis. Tapi kakek dewa yang
tersenyum lebar itu sudah berseri memandang mereka.
"Kalian benar-benar ingin menagih janjiku, anak-anak?"
Sin Hong melompat girang. "Tentu saja, Sian-su. Aku yang
bodoh ingin minta petunjukmu tentang pelajaran silat ini!"
Namun Siauw-cut me lompat ke depan, menghadang
marah. "Tapi aku yang lebih dulu dijanjikan, Sin Hong. Kau tak
boleh nebeng saja keberuntungan yang kudapat!"
Sia Hong terkejut. "Tapi aku juga mendapat jinji Sian su,
Siauw-cut. Aku tak nebeng keberuntunganmu seperti yang
kaukatakan!"
"Tapi buktinya kau ikut-ikutan, Sin Hong. Kau merebut
hakku secara tak tahu malu!"
"Keparat ... !" Sin Hong marah, dan mereka yang mulai
bertengkar untuk urusan ini tiba-tiba disambut seruan Bu beng
Sian-su. "Anak-anak, jangan berkelahi. Masing-masing dari kalian
mendapat bagian yang sama!" lalu mengambangkan
lengannya ke kiri tiba-tiba kakek ini turun ke tanah, mengusap
keduanya dengan jari-jari lembut, membuat Sin Hong dan
Siauw-cut terkejut karena merasa betapa kepala mereka yang
tadi "panas" sekonyong-konyong dingin! Dan begitu mereka
sadar bahwa permusuhan tak ada gunanya tiba-tiba kakek
dewa inisudah melanjutkan kata-katanya sambil tertawa.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak-anak, kalian ke mari berbareng. Karena itu secara
berbareng pula kuberikan pada kalian petunjuk-petunjuk
tentang mempelajari hawa sakti. Kalian ingin mempunyai
sinkang yang kuat, bukan?"
Sin Hong sudah girang luar biasa. "Justeru itu yang teecu
harapkan, Sian-su. Teecu mohon secepatnya pelajaran ini
diturunkan!"
Siauw-cut tak mengerti. Dia masih nol tentang ilmu siat,
tapi me lihat Sin Hong sudah girang luar biasa mendengar
kata-kata Bu-beng Sian-su tahulah dia bahwa apa yang akan
diajarkan kakek itu tentu sesuatu yang penting sekali. Setidak-
tidaknya dasar ilmu silat yang tinggi tingkatnya! Maka Siauw-
cut yang tersenyum lebar dengan muka berseri ini juga
mengangguk. "Ya, boleh kauturunkan sekarang, Sian su. Teecu juga siap
mempelajari!"
Bu beng Sian-su tertawa. Dia melepaskan keduanya, lalu
menuding ke depan dia berkata, "Kalian lihat dua batu hitam
itu, anak-anak?"
Sin Hong dan Siauw-cut mengangguk.
"Nah, sekarang masing-masing ke sana. Sin Hong ke
sebelah kiri dan Siauw-cut ke kanan. Kalian raba bagaimana
keadaan batu hitam itu, anak-anak?"
"Dingin, Sian su," Sin Hong menjawab.
"Ya, dan keras!" Siauw-cut menyambung.
Dan dua orang anak yang masih tak mengerti oleh maksud
kata-kata kakek ini tiba-tiba disuruh duduk bersila. Tapi ketika
keduanya duduk bersila di atas batu itu mendadak Bu-beng
Sian-su menggoyang lengannya, "Tidak, bukan bersila di
atasnya, anak-anak. Tapi di sebelah batu itu. Kalian di
depannya!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Hong dan Siauw-cut menurut. Lalu begitu sudah duduk
dengan baik berkatalah kakek ini dengan suara sungguh-
sungguh, "Sekarang atur napas kalian, anak-anak. Pukul batu
itu dengan telapak tangan kalian."
Sin Hong dan Siauw-cut mulai memukul. Mereka menepuk-
nepuk batu hitam itu, setengah heran setengah tak mengerti
kenapa pelajaran sin-kang harus dimulai dengan memukul-
mukul batu! Tapi ketika mereka memukul dengan cara tak
berirama tiba-tiba Bu-beng Sian-su melangkah maju dan
tersenyum lebar.
"Anak-anak, kalian salah. Pukulan harus berirama ... !"
Sin Hong dan Siauw-cut menghentikan gerakannya. Mereka
melihat Bu-beng Sian-su sudah duduk di depan mereka, tapi
sebelum memberikan contoh kakek ini memandang Sin Hong.
"Anak baik, kau tahu tentang apa yang dinamakan sinkang
(hawa sakti), bukan?"
"Ya."
"Apa itu?"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tenaga dalam, Sian-su. Pemupukan tenaga dalam di
tubuh kita agar menjadi kuat dan dahsyat!"
Bu-beng Sian-su tertawa. "Ya, tapi tahukah kau bahwa
melatih sinkang tak boleh dilakukan secara sembarangan, Sin
Hong" Tahukah kau ada intinya melatih sinkang ini?" dan
belum Sin Hong menjawab Bu-beng Sian-susudah melanjutkan
sendiri, "Melatih sinkang pada dasarnya melatih napas, anak
baik. Karena napas adalah penghantar getaran tenaga yang
dapat menjadi luar biasa bila digunakan secara tepat. Kau
tahu tentang ini, bukan?"
Sin Hong mengangguk.
"Nah, kalau begitu ada berapa macam jenis melatih tenaga
ini?" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dua, Sian-su, gwakang (tenaga luar) dan Iweekang
(tenaga dalam)."
"Bagus, kalau begitu kau tahu apa beda dari keduanya ini?"
"Gwakang untuk melatih otot, Sian-su. Sedang Iweekang
atau sinkang untuk melatih kekuatan batin kita!"
Bu-beng Sian-su tertawa. "Boleh dikata begitu, anak baik.
Tapi yang jelas ialah gwa-kang harus menyentuh langsung
sasaran yang dituju sedang tenaga dalam atau lweekang
boleh langsung atau tak langsung menyentuh obyek yang kita
tuju! Kau mengerti, bukan?"
Sin Hong mengangguk. T api Siauw-cut yang tidak mengerti
tiba-tiba bertanya, "Kalau begitu dapat kauberi sebuah contoh
kepada kami, Sian-su?"
Bu-beng San-su membalik. "Baik, lihat ini, Siauw-cut.
Tenaga luar atau gwakang adalah tenaga penghancur yang
langsung menuju sasarannya. Seperti ini .. plak!" dan Bu beng
Sian-su yang tiba-tiba memukul hancur batu di sebelah
kanannya dipandang terbelalak oleh Bu beng Siauw-cut. Tapi
si anak yang mendelong tiba-tiba dikejutkan oleh seruan ke
dua kakek dewa itu. "Dan yang ini adalah tenaga dalam,
Siauw-Cut. Kita tak perlu menyentuh sasarannya tapi obyek
yang kita tuju juga dapat remuk dan hancur melebihi tenaga
yang pertama! Lihat, wutt ... !" dan lengan si kakek dewa
yang tiba-tiba didorongkan ke dinding gua mendadak
memperdengarkan suara gemuruh seperti bendungan jebol
diterjang air bah.
Tapi Siauw-cut tak melihat apa-apa. Dinding gua yang
dipukul Bu-beng Sian-su hanya bergetar sedikit, lalu diam. Tak
ada yang remuk, apalagi hancur. Tapi Sin Hong yang lebih
mengerti tentang teori tenaga dalam tiba-tiba berteriak kaget.
Anak ini melompat bangun, menjulurkan lengan menyentuh
dinding gua itu. Namun baru angin gerakannya tiba dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lengan masih sejengkal lagi tahu-tahu dinding gua itu
mengeluarkan suara keras dan roboh menjadi tepung!
"Ah. hebat, Sian-su. Gua ini hancur ... !"
Siauw-cut tertegun. Dia mendengar pekik Sin Hong itu,
pekik penuh kekaguman yang keluar secara spontan. Dan
Siauw-cut yang bangkit berdiri oleh pemandangan luar biasa
ini tiba-tiba menjatuhkan diri berlutut di depan kakek dewa
itu. "Sian-su, tolong ajarkan aku ilmu kesaktian ini ... !"
Bu-beng Sian-su tertawa. "Memang hendak kuajarkan,
anak baik. Sekarang kalian tahu perbedaan tenaga luar dan
tenaga dalam, bukan?"
Sin Hong juga menjatuhkan diri berlutut. "Ya, kami tahu,
Sian-su. Bahwa tenaga dalam bisa langsung atau tidak
langsung menghancurkan sasaran sedang tenaga luar harus
langsung dilakukan untuk menghancurkan sasaran!"
"Bagus, memang begitu perbedaannya, anak baik. Tapi
tahukah kalian bagaimana cara melatih tenaga dalam yang
benar ini?"
"Teecu mohon petunjuk, Sian-su."
Dan Bu-beng Sian-su yang sudah duduk di depan batu
hitam segera memberi petunjuk. "Perhatikan, anak-anak.
Pertama kita harus mengkonsentrasikan diri pada batu hitam
ini dan ke dua mulai mengatur napas untuk mengiringi
pukulan secara berirama. Artinya, kalian harus menarik dan
mengeluarkan napas secara teratur sesuai hentakan-hentakan
ringan di atas batu hitam ini. Kalian paham sampai di s ini?"
Sin Hong mengangguk. Tapi Siauw-cut menggeleng.
"Teecu belum jelas, Sian-su. Tolong kauberikan contoh!"
"Baik, lihat ke sini, Siauw-cut," Bu-beng Sian-su tersenyum.
"Lihat baik-baik apa yang akan kulakukan ini. Pertama,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebelum mulai memukul kita angkat tangan kita hingga di sisi
telinga, menarik napas berlamaan dengan gerakan itu. Lalu
begitu tangan kita turunkan dan menepuk permukaan batu
hitam maka berbareng itu pula kita keluarkan napas seirama
dengan pukulan ini. Kalian jelas" Lihat contohnya. Satu, plak
... dua. plak ... tiga, plak ... empat, plak ... begitu seterusnya.
Kalian paham, bukan?"
Siauw-cut mengangguk girang. Dia mulai paham akan
pelajaran ini, dan begitu mengerti akan apa yang dimaksud
Bu-beng Sian-su dia-pun tiba-tiba menepuk permukaan batu
hitam itu dengan hentakan-hentakan berirama. Tapi
pukulannya terlalu keras, kelewat bersemangat. Dan Bu-beng
Sian-su yang tertawa lebar oleh sikap anak ini menegur,
"Siauw-cut, tak perlu buru-buru. Melatih sinkang harus
perlahan dan sabar. Kau tekanlah kegembiraan hatimu yang
meluap. Satu-persatu, kiri kanan ... kiri kanan ... begitu
seterusnya hingga lima ribu hitungan."
Siauw-cut mengangguk. Dia langsung mempraktekkan
pelajaran menghimpun tenaga sakti ini, diawasi dan ditegur
Bu-beng Sian-su bila masih mendapatkan kesalahan-
kesalahan. Dan Sin Hong yang juga segera berlatih mengikuti
Bu-beng Siauw-cut sudah memukul-mukulkan
telapak tangannya di batu hitam itu. Mereka berdua mulai
menghitung, di dalam hati, sementara Bu-beng Sian-su yang
berseri memandang dua orang anak itu tampak gembira dan
tersenyum lembut. Tapi Sin Hong tiba-tiba menghentikan
latihannya. "Sian-su, apa nama ilmu menghimpun sin-kang ini?"
Bu beng Sian su tertawa. "Kunamakan Teng-liong-kang
(Menghimpun Seribu Naga), Sin Hong. Sesuai dengan maksud
kita menghimpun tenaga sedahsyat dan sekuat naga!"
Sin Hong tertegun. Dia tampaknya terkejut, heran dan
kagum. Karena memiliki sinkang sekuat dan sedahsyat seribu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ekor naga benar benar bukan suatu barang biasa. Tapi Bu-
beng Sian-su yang mengebutkan lengannya tiba-tiba
berkelebat lenyap.
"Sin Hong, Siauw-cut, kalian berlatihlah terus. Jangan
remehkan ilmu Jeng-liong-kang itu. Aku pergi dulu ... !"
Sin Hong tercekat. Dia teringat mereka tak mengetahui
jalan keluar. Maka melihat Bu beng Sian-su meninggalkan
mereka buru-buru anak ini berteriak, "Sian su, bagaimana
kami keluar?"
Terdengar jawaban lembut. "Kalian dapat mengikuti lorong
gua ini, Sin Hong. Belok tiga kali ke kanan maka kalian sampai
di dekat air terjun!"
Sin Hong tertegun. Dia melihat Siauw-cut asyik memukul-
mukul batu hitam, mengkonsentrasikan diri penuh semangat.
Tampaknya menggebu-gebu sekali. Dan Sin Hong yang
bingung setelah ditinggal kakek dewa itu tiba-tiba mengambil
keputusan tak mau berlatih di tempat itu, tak mau campur
dengan Siauw-cut.
Khawatir perkelahian timbul kembali. Padahal bagaimanapun juga dia telah berhutang budi pada anak ini.
Anak yang memusuhi dia dan keluarganya! Maka Sin Hong
yang tiba-tiba menyelinap keluar sudah beringsut meninggalkan Siauw-cut, menyusuri lorong gua itu dan masih
sempat mendergar tepukan-tepukan Siauw-cut berlatih Teng-
liong kang untuk akhirnya membelok tiga kali ke kanan dan ...
tiba di luar gua di belakang air terjun!
Tapi di sini Sin Hong lagi-lagi tertegun. Dia mendengar
suara orang menangis, menggerung-gerung. Dan Sin Hong
yang melompat keluar segera terbelalak ketika melihat si
kakek bongkok Bu-beng Siauw-jin ada di situ! Sejenak Sin
Hong termangu, mengerutkan kepala di bilik batu karang.
Berpikir apa dia harus pergi atau menghampiri kakek itu. Tapi
ketika mendengar si kakek bongkok berkali-kali menyebut
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mamanya dan menyesali "kematiannya" di dalam jurang
mendadak Sin Hong terharu dan tergetar.
Bagaimanapun kakek itu bukanlah orang jahat. Maka Sin
Hong yang iba terhadap kakek ini tiba-tiba menarik napas,
melompat dari batu karang dan siap menghampiri kakek itu.
Tapi baru dia menarik napas dan melakukan gerakan
perlahan, tiba-tiba Bu-beng Siauw-jin mencelatterbang ke batu
di mana dia sembunyi dan membentak, "Siapa di situ?"
Sin Hong terkejut. Dia melihat Bu-beng Siauw jin tahu-tahu
sudah berada di depannya, melotot dan siap menyerang. Tapi
begitu melihat dia ada di situ dan masih hidup mendadak
kakek ini mengeluh dan tersentak mundur.
"Sin Hong, kau masih hidup?"
Sin Hong mengangguk. "Ya, aku masih hidup, locianpwe.
Dan kau harus mengembalikan aku ke Ta-pie san lagi!"
Kakek ini tertegun, tapi sekejap saja. Karena Bu beng
Siauw jin yang tiba-tiba sudah tertawa bergelak tahu-tahu
menyambar pinggang anak ini diputar-putar di udara. "Ha-ha,
kalau begitu kau ditolong manusia dewa Bu-beng Sian-su, Sin
Hong" Kau bertemu dia di dalam jurang sana?"
Sin Hong mengangguk. "Ya, secara kebetulan saja,
locianpwe."
"Dan di mana temanmu yang satu itu?"
"Siauw-cut?"
"Ya."
"Dia juga selamat, locianpwe. Bu-beng Siauw-su telah
menolong kami berdua!"
"Ha-ha, tapi kenapa ia tak muncul, Sin Hong" Di mana
dia?" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Hong ragu-ragu. Dia enggan menjawab, karena
membicarakan Siauw-cut berarti mengingatkan dia betapa
besarnya permusuhan anak itu. Maka menjawab sambil lalu
diapun membalikkan muka, "Siauw-cut tak mau bersamaku
locianpwe. Dia mengerjakan urusannya sendiri dan tidak mau
diganggu!"
Bu-beng Siauw-jin terbahak. "Tapi kalian tentu mendapat
sesuatu dari kakek dewa itu, Sin Hong. Apa yang kauperoleh?"
Sin Hong mengerutkan alisnya. "Tak perlu kau tahu,
locianpwe. Yang penting sekarang kembalikan aku ke Ta-pie-
san!" Bu-beng Siauw-jin menghentikan tawanya. Dia juga
mengerutkan kening me lihat sikap si bocah, membentur
pandang mata Sin Hong yang dingin dan keras. Tapi
menggelengkan kepala kakek ini tiba-tiba berkata, "Tidak, kau
tak perlu kembali ke Ta-pie-san, Sin Hong. Kau harus menjadi
muridku dulu selama sepuluh tahun!"
Sin Hong menjengek. "Aku dapat belajar dari ayahku
sendiri, locianpwe. Dan aku juga dapat belajar dari kakekku
Ciok-thouw T aihiap!"
"Hm, tapi ayahmu sibuk dalam urusan negara, Sin Hong.
Kakekmu juga tak mungkin mendidikmu karena dia jauh dari
kalian. Juga sudah punya cucu langsung!"
Sin Hong memandang tak senang. "Apa maksudmu,
locianpwe?"
"Ciok-thouw Taihiap menganak-emaskan cucunya sendiri,
Sin Hong. Kakek itu tak mungkin mau mendidikmu sungguh-
sungguh. Dia lebih berat pada cucunya sendiri yang masih ada
hubungan darah ketimbang kau yang sama sekali bukan apa-
apa baginya!"
Sin Hong marah. "Kau jangan bicara yang tidak-tidak,
locianpwe. Engkong Ciok-thouw Taihiap tak membeda-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bedakan di antara kami. Dia sama baik terhadap Bi Lan
maupun aku!"
"Hm, itu lahirnya, Sin Hong. Kau tak tahu betapa diam-
diam Ciok-thouw Taihiap mulai pilih kasih. Dia memberi ilmu
pada adikmu Bi Lan itu yang dinamakan Soan-hoan-ciang
(Kibasan Angin Taufan)!"
Sin Hong terkejut. "Dari mana kau tahu?"
"Ha-ha, aku si tua bangka ini tahu sejak melihat bayangan
kakekmu, Sin Hong. Betapa diam-diam dia memasuki kamar
adikmu dan mengajar ilmu silat itu pada Bi Lan, cucunya
sendiri!" Sin Hong mundur, pucat mukanya, jelas tertampar. Tapi
anak yang tidak mudah percaya ini tiba-tiba bertanya,
suaranya menggigil, "Locianpwe, dapatkah kaubuktikan kata-
katamu ini"Bagaimana kalau dusta?"
Bu-beng Siauw-jin menyeringai. "Aku si tua bangka ini tak
perlu mendustaimu, Sin Hong. Kalau kau tidak percaya boleh
kita buktikan. Mari kembali ke Ta-pie san. Tapi bagaimana
kalau omonganku betul" Mau kau menjadi muridku selama
sepuluh tahun?"
Sin Hong terlanjur marah. "Boleh. Tapi kalau omonganmu
betul, locianpwe. Kalau tidak, kau harus minta maaf pada ibu
dan ayah untuk perbuatanmu menculik ini!"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bu-beng Siauw-jin terbahak. Dia menyambar Sin Hong, lalu
melempar dan menangkap anak itu di udara diapun tiba-tiba
menjejakkan kakinya, meluncur turun ke bawah lembah
sambil tertawa bergelak. "Boleh, tapi kau juga harus menepati
janjimu, Sin Hong. Tak boleh menjilat ludah kembali sebagai
turunan seorang pendekar ... !"
Sin Hong tak menjawab. Dia merasa terpukul dan "sakit
hati" oleh cerita Bu-beng Siauw jin itu, cerita yang diam-diam
membuat hatinya merintih dan pedih. Tapi Sin Hong yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih mengharap cerita kakek itu bohong mencoba
menguatkan hati dan menekan debaran jantungnya. Dia
kurang percaya, tapi ketika Bu-beng Siauw-jin benar-benar
mengarahkan tujuannya kembali ke Ta-pie-san tiba-tiba Sin
Hong terguncang dan mulai gelisah. Hingga akhirnya, setelah
melalui perjalanan dua malam dua hari mereka berdua benar-
benar telah tiba di pegunungan itu.
(Oodwkz-rhgoO) "Sin Hong, bagaimana caramu mengorek Bi Lan?"
Sin Hong terpaku. Dia sekarang benar-benar sudah berada
di rumah sendiri, di belakang kamar Bi Lan dengan jantung
berdegupan. Tapi Sin Hong yang bingung dan gelisah tiba-tiba
malah mendelong dengan kaki menggigil, tak menjawab
pertanyaan itu. Dan Bu-beng Siauw-jin yang tertawa pendek
sekonyong-konyong melayang ke kosen jendela, melongok ke
dalam. Lalu mengintai sekejap kakek itupun turun kembali
dengan muka berseri-seri.
"Adikmu di dalam, Sin Hong ... bersamadhi!"
Sin Hong masih pucat.
"Kenapa kau pucat?" Bu-beng Siauw-jin tertawa. "Bukankah
kau datang ke sini untuk membuktikan tuduhanku?"
Sin Hong gemetar bingung. Dia terbelalak memandang
kakek itu, tapi melihat Bu-beng Siauw jin tersenyum
menyeringai tiba-tiba dia melayang pula ke jendela kamar
adiknya. Dengan hati-hati dia melongok, mengintai ke dalam.
Dan melihat Bi Lan beaar-benar ada di dalam sedang
bersamadhi berjungkir balik tiba-tiba anak ini me layang turun
dan berketrukan giginya.
"Locianpwe, apa yang harus kulakukan?"
"Wah, kenapa tanya kepadaku" Kau masuk saja ke dalam,
Sin Hong. Tanyai saja adikmu itu secara terus terang!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Hong ragu-ragu. Dan Bu-beng Siauw-jin yang mengerti
kebimbangan anak ini tiba-tiba tertawa kecil. "Atau
kaupergunakan akalku, Sin Hong. Tarik perhatian adikmu itu
keluar dan serang dia secara tiba-tiba!"
Sin Hong mengusap keringat, Entah mengapa setelah Bu-
beng Siauw-jin betul-betul menepati janjinya kembali ke Ta
pie-san dia jadi gundah dan tidak enak. Merasa betapa diam-
diam bibit ketidaksenangan muncul di hatinya, bibit kebencian
terhadap kakeknya itu. Ciok-thouw Taihiap! Dan Sin Hong
yang merah mukanya tiba-tiba mengangguk.
"Boleh, tapi bagaimana caranya, locianpwe?"
"Ha, mudah saja, Sin Hong. Kao tutup mukamu dengan
saputangan dan totok jalan darah di pinggang adikmu itu,
tentu dia keluar ... !"
Sin Hong mengambil kerikil. Dia minta Bu-beng Siauw-jin
pergi bersembunyi, lalu begitu si kakek berkelebat dan dia
sudah melayang di jendela kamar adiknya tiba-tiba Sin Hong
melepaskan kerikil kecil itu, menotok pinggang adiknya yang
sedang bersamadhi. Lalu begitu me lihat adiknya membuka
mata dan mengeluh tertahan tahu-tahu Sin Hong mendobrak
jendela dan melompat masuk!
"Jahanam, siapa kau?"
Bi Lan mengeluarkan bentakan kaget, langsung berjungkir
balik dan melayang di depan kakaknya. Tapi Sin Hong yang
sudah menutup muka dengan saputangan dan sengaja
membisu tiba-tiba tanpa banyak cakap menyerang dan
mencengkeram leher adiknya itu! Tentu saja Bi Lan terkejut,
dan marah oleh serangan kilat ini gadis itu memekik dan
langsung berkelit. Lalu begitu melompat dan menggerakkan
kakinya Bi Lanpun sudah menendang dagu Sin Hong dan balas
menyerang! "Tikus busuk, siapa kau?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Sin Hong tak menjawab. Dia tak boleh mengeluarkan
suara karena Bi Lan tentu mengenalnya, mengenal suaranya
karena bagaimanapun juga mereka tak pernah berpisah,
sehari-harinya berkumpul di tempat yang sama. Maka Sin
Hong yang tidak banyak cakap dan terus menyerang adiknya
sudah berkelebat ke sana ke mari dengan cengkeraman dan
tamparan, bertubi-tubi menghujani serangan. Dan Bi Lan yang
marah oleh serangan lawan yang tidak menjawab
pertanyaannya sudah mengiringi pula gerakan Sin Hong yang
mencoba merobohkan adiknya, tentu saja dengan hati-hati
agar tidak sampai cidera berat. Tapi Bi Lan yang
mempertahankan diri serta balas menyerang tiba-tiba
terbelalak. Dia me lihat gerakan-gerakan yang dikenal dari lawannya
ini,gerakan dari ilmu silat keluarga mereka. Seperti Cap-jiu-
kun dan Khong ji-ciang itu, silat Sepuluh Kepalan dan silat
Hawa Kosong itu. Dua ilmu silat yang dima inkan lawannya ini
dengan baik, meskipun di sana-sini terdapat variasi-variasi
berbeda yang oleh Sin Hong sengaja diubah agar tidak begitu
kentara, tidak menyolek karena bagaimanapun juga dia
maklum adiknya tentu mengenal gerakan-gerakan ilmu
silatnya bila tidak dijanggalkan di sana-sini, sengaja membuat
"kacau"! Dan Bi Lan yang terbelalak oleh semua gerakan ilmu
silat itu tiba-tiba terkejut dan mendesah. Dua pikiran
berkelebat di depannya, bahwa si "tikus busuk" ini adalah Sin
Hong atau orang lain yang mencuri ilmu mereka secara dan-
diam! Maka Bi Lan yang terkejut serta terbelalak ini tiba-tiba
menggigit bibir.
Baginya tak mungkin bahwa lawan bertempur itu adalah
Sin Hong. Karena Sin Hong diculik seseorang dan belum
kembali! Juga, seandainya Sin Hong kembali untuk apa dia
menyerang adiknya sendiri" Gilakah kakaknya itu" Maka
kemungkinan ke dua adalah dugaan terakhir, bahwa lawannya
ini adalah pencuri tak tahu malu yang menjiplak secara diam-
diam ilmu silat keluarga mereka. Tenta sewaktu dia dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakaknya berlatih. Karena mereka berdua memang berlatih di
tempat terbuka!
Maka Bi Lan yang marah oleh kesimpulan ini tiba-tiba
memekik. Ia memutar kakinya, mengelak ketika Sin Hong
menyambar pundaknya. Dan begiiu merendahkan tubuh
sambil mengibas lengan ke depan sekonyong-konyong gadis
ini melancarkan serangan yang mengeluarkan deru angin
hebat, memukul lambung Sin Hong!
"Pencuri busuk, kau robohlah ... !"
Sin Hong tertegun. Dia melihat adiknya memutar lengan
dua kali, mendorong dan tahu-tahu menghantam lambungnya.
Gerakan yang tidak dikenal. Agaknya Soan-hoan-ciang,
Kibasan Angin Taufan. Dan Sin Hong yang terbelalak oleh
pukulan ini tiba-tiba tak dapat menghindar ketika serangan
adiknya datang.
"Dess!"
Sin Hong terpelanting roboh. Dia mengeluh kaget oleh
pukulan itu, terguling-guling dan melompat bangun, terbelalak
memandang adiknya. T api Bi Lan yang sudah menjadi girang
bahwa lawan dapat dirobohkan dengan ilmu silatnya yang
terakhir itu sudah menubruk sambil melengking tinggi.
"Pencuri hina, kau robohlah ... !"
Tapi kali ini Sin Hong tak mendelong. Dia mengegos ke
kanan, dan begitu Bi Lan lewat di sampingnya mendadak
jarinya mencengkeram punggung. Tapi Sin Hong terkejut. Bi
Lan ternyata menggeliatkan pinggang, dan begitu dua muka
saling berhadapan sekonyong-konyong Bi Lan membentak dan
mendorongkan lengan kirinya, menghantam dada.
"Pencuri hina, robohlah ... plak!" Dan Sin Hong yang
terjengkang ke belakang tiba-tiba roboh terpelanting oleh
pukulan Bi Lan yang tidak dikenal!
"Aah ... !"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Hong benar-benar terkejut. Dia terbelalak oleh gaya
pukulan yang aneh dari adiknya itu. Tapi baru dia melompat
bangun untuk yang kedua kalinya mendadak sebuah
bayangan berkelebat. Sin Hong me lihat ibunya nomor dua
muncul, Ceng Bi, ibu kandung dari adiknya itu. Dan begitu
melayang masuk ke dalam kamar tiba-tiba Ceng Bi
menyambar Sin Hong dan merenggut lepas kedok sapu
tangannya. "Bocah, siapa kau?"
Sin Hong berusaha mengelak. Dia terperanjat melihat
munculnya ibu Bi Lan ini, tapi karena kalah cepat dan kaget
oleh sambaran tak disangka itu tahu-tahu kedoknya terbuka
direnggut Ceng Bi!
"Brett ... !" Sin Hong mengeluarkan keluhan pendek. Dia
tak dapat menyembunyikan dirinya kini, dan Ceng Bi serta Bi
Lan yang melihat Sin Hong tertegun memandang mereka tiba-
tiba berteriak tertahan dengan mata terbelalak.
"Sin Hong, kau kiranya?"
"Hong-koko, kau yang datang ... ?"
Tapi ketawa serak seorang kakek tiba-tiba memecah
kekagetan ibu dan anak ini. Bu-beng Siauw-jin muncul, dan
kakek bongkok yang langsung melompat di dekat Sin Hong itu
sudah menepuk-nepuk pundak si anak.
"Sin Hong, bagaimana kata-kataku tadi" Bohongkah si tua
bangka ini?"
Sin Hong menggigil. Dia pucat memandang Bi Lan, tapi
menganggukkan kepala dia bicara gemetar, "Kau benar,
locianpwe. Adikku ... adikku itu mendapat warisan Soan-hoan-
ciang." Ceng Bi dan Bi Lan terkejut. Mereka tertegun melihat
bahwa Sin Hong muncul di situ, datang bersama seorang
kakek bongkok yang tidak dikenal. Tapi Bi Lan yang sudah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi girang melihat kakaknya selamat tiba-tiba menubruk
ke depan. "Hong-ko, siapa kakek ini" Kenapa kau menyerangku?"
Tapi Sin Hong tiba-tiba bersikap dingin. Dia melepas
pelukan adiknya itu, lalu memutar tubuh dia menghadapi Ceng
Bi. "Ibu, tolong kausampaikan pada ayah bahwa aku
mengikuti kakek ini sepuluh tahun lamanya. Aku terikat
perjanjian. Tak akan pulang sebelum waktunya habis ... !"
Ceng Bi terkejut. "Sin Hong, apa yang terjadi pada dirimu"
Siapa kakek ini?"
Bu-beng Siauw jin terbahak. "Aku Bu-heng Siauw jin,
nyonya. Orang menjulukiku si Naga Bongkok!"
Ceng Bi terbelalak. "Si Naga Bongkok?"
"Ya, kau tak mengenalku, hujin (nyonya). Tapi ayahmu si
Pendekar Kepala Batu itu pasti mengenalku dengan baik.
Katakan saja si Naga Bongkok tahu perbuatannya yang tidak
adil. Karena itu aku ingin membawa Sin Hong untuk menjadi
muridku!" Ceng Bi tiba-tiba me lompat maju, mulai marah. "Tua
bangka, tahukah kau siapa anak ini" Tahukah kau siapa Sin
Hong?" "Ha-ha, aku tahu, hujin. Dia adalah putera Pendekar Gurun
Neraka bersama isterinya pertama, Kwan-hujin murid si
keledai gundul dari T ibet itu. Kau tanya ini, bukan?"
"Ya, dan tahukah kau bahwa Sin Hong juga anakku
sendiri?" "Ha-ha, tapi yang melahirkan bukan kau, hujin. Ibu
kandung anak ini bukan kau orangnya!"
"Betul, tapi dia kuanggap anak kandungku sendiri, Naga
Bongkok. Anak enci Hong bukan anak lain bagiku!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, tapi anak ini mengalam i kekecewaan, hujin. Apa yang
kau bilang tidak berlaku bagi kakeknya!"
"Apa maksudmu?"
"Anak ini boleh kauanggap anakmu, hujin. T api Ciok-thouw
Taihiap tak menganggap Sin Hong sebagai cucunya!"
"Keparat, ... !" Ceng Bi membentak,siap menerjang. "Apa
arti omonganmu ini, tua bangka"Kau hendak mengacau
rumah tangga orang?"
Bu-beng Siauw-jin tertawa. "Jangan marah dulu, hujin. Aku
tak hendak mengacau rumah tangga orang. Aku punya bukti
... !" lalu menghadapi Bi Lan tiba-tiba kakek itu bertanya,
"Nona, dari mana ilmu pukulan Soan-hoan-ciang itu kau
dapat?" Bi Lan terkejut. Gadis ini tak segera menjawab, mukanya
merah. Dan Ceng Bi yang melihat anaknya menggigil oleh
pertanyaan itu tiba-tiba maju selangkah menghampiri
puterinya. Ia tak tahu tentang apa itu Soan hoan-ciang. Maka
mendengar pertanyaan si bongkok tentang ilmu silat ini
kontan iapun tertegun dan membelalakkan matanya,
mencengkeram pundak Bi Lan.
"Lan-ji, apa maksud kata-kata kakek itu" Betulkah kau
memperoleh atau mempelajari Soan-hoan-ciang?"
Bi Lan masih tak menjawab. Ia tiba-tiba terisak, dan Ceng
Bi yang marah melihat puterinya tak segera menjawab tiba-
tiba mengguncang pundak anak itu. "Bi Lan, kau tak punya
mulut" Kau tak dapat menjawab pertanyaan ini?"
Bi Lan tiba-tiba menangis. Ia memeluk ibunya, dan anak
perempuan yang tampak bingung dan ketakutan itu
menganggukkan kepalanya dengan terpaksa. "Ya, aku ... aku
benar mendapat ilmu Soan-hoan-ciang ini, ibu ... aku ... aku
telah melatihnya secara diam-diam ... !"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Bi terkeiut. Tapi Bu-beng Siauw jin yang menyeringai
gembira tiba-tiba menepuk pahanya. "Nah, apa kataku, hujin"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bukankah anakmu mendapat warisan ilmu pukulan itu"
Ayahmu tak adil, berat sebelah terhadap cucu dari
menantunya sendiri!"
Ceng Bi tiba-tiba memutar tubuh anaknya "Bi Lan benarkah
engkongmu yang mengajarkan Ilmu pukulan itu" Kapan kau
dapat?" Bi Lan tersedu-sedu. "Aku ... aku mendapatnya setahun
yang lalu, ibu. Ketika kong-kong datang berkunjung ke mari!"
Ceng Bi seketika tertegun. Ia kaget dan tak menyangka
perbuatan ayahnya itu, yang merusak dan menikam perasaan
Sin Hong, bocah yang tentu saja merasa dianaktirikan oleh
ayahnya. Ciok thouw Thaihiap! Dan sementara nyonya muda
ini merjublak bengong tiba-tiba dua buah bayangan
berkelebat. Itulah Pek Hong dan Ceng Han, madu serta kakak dari
nyonya muda ini. Dua orang yang datang karena mendengar
suara ribut-ribut. Dan Pek Hong yang sudah melayang masuk
ke kamar Bi Lan tiba-tiba memekik dan berteriak girang begitu
melihat Sin Hong ada di situ.
"Hong ji, kau datang, nak?"
Sin Hong tak dapat menahan runtuhnya air mata. Dia
sudah ditubruk dan dipeluk ibunya ini, yang begitu gembira
dan hampir terguling ketika menubruk dirinya. T api Sin Hong
yang terisak dan menggigit bibir tak menjawab seruan ibunya
tiba-tiba dilepas dan dipandang terheran-heran oleh ibunya
ini, yang terbelalak, memandang puteranya dan tiba-tiba
kaget ketika mendengar Bi Lan tersedu-sedu, menangis di
pelukan ibunya sementara Ceng Bi sendiri pucat memandang
Sin Hong! "Ah, apa yang terjadi Hong ji" Apa yang terjadi, Bi-moi"
Siapa kakek ini?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek Hong gemetar. Ia melihat Sin Hong dan Bi Lan sama-
sama menangis. Hanya kalau Bi Lan menangis dengan cara
wajar, adalah puteranya ini menangis sambil menggigit bibir,
mengepal tinju! Dan belum dia mendapat jawaban tiba-tiba
Sin Hong melompat keluar!
"Ibu, aku tak dapat menemuimu selama sepuluh tahun.
Aku akan mengikuti kakek ini ... "
Pek Hong kaget bukan main. Ia langsung berteriak,
mengejar puteranya. Dan begitu menginjakkan kaki sambil
menyambar punggung Sin Hong tiba-tiba nyonya muda ini
membentak. "Hong-ji, apa yang terjadi" Kenapa kau hendak
meninggalkan ibu?"
Sin Hong menggigit bibirnya kuat-kuat. "Karena aku kalah
perjanjian, ibu ... aku kalah bertaruh gara-gara perbuatan
kong-kong ... !"
Pek Hong seketika tertegun, ia kaget mendengar disebut-
sebutnya nama ini, nama kong-kong atau kakek dari dua
orang anak itu. Dan Ceng Han yang sudah me lompat masuk
ke ruangan itu tiba-tiba menyentuh bahu Sin Hong dan
bertanya keren, "Sin Hong, apa yang sesungguhnya terjadi"
Siapa locianpwe ini?"
Bu-beng Siauw-jin tertawa serak. "Aku Bu-beng Siauw jin,
orang muda. Di luar tembok besar orang menyebutku Si Naga
Bongkok!" Ceng Han mengerutkan kening. Dia baru kali itu
mendengar nama ini, tapi melihat sinar mata yang tajam
berkilat dari kakek ini tiba-tiba dia melangkah maju, memberi
hormat. "Maaf, aku belum pernah mendengar namamu,
locianpwe. Tapi perkenalkan, aku Souw Ceng Han kakak dari
adikku Souw Ceng Bi ini!"
"Ha-ha, aku sudah tahu, anak muda. Mukamu mirip benar
dengan wajah ayahmu di kala muda. Hanya kau lebih halus
dan tidak berangasan!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Han terkejut. "Kalau begitu kau telah mengenal ayah,
locianpwe?"
"Ya, tigapuluh tahun yang lalu. Kami pernah bertempur dua
hari dua malam!"
Ceng Han membelalakkan mata. Dia semakin terkejut oleh
kata-kata kakek ini, orang yang belum pernah dia dengar
namanya dari cerita ayahnya. Tapi maklum kakek ini benar-
benar lihai terbukti dari matanya yang tajam berkilat. Ceng
Han pun bersikap hati-hati, tak berani sembrono. Dan teringat
Sin Hong datang bersama kakek ini diapun langsung menuju
sasaran. "Dan kau yang membawa Sin Hong, locian-pwe?"
"Ya, aku yang membawa ke mari anak itu, orang muda.
Dia berjanji untuk menjadi muridku sejak saat ini!"
Tapi Pek Hong tiba-tiba membentak, "Tidak bisa! Peraturan
manakah yang mengharuskan ini, orang tua" Tahukah kau
betapa cemas aku memikirkan anakku yang hilang?"
Dan Ceng Han menimpali, "Ya, apa yang dikata ibu anak ini
benar, locianpwe. Kami bertiga gelisah tak menentu sejak Sin
Hong diculik. Karena itu kami mengucap banyak terima kasih
bahwa kau telah menolong Sin Hong dari tangan penculiknya!"
Bu-beng Siauw-jin tiba-tiba tertawa bergelak. "Aku tak
perlu ucapan terima kasih dari kalian, ji-wi hujin (nyonya
berdua). Karena sesungguhnya yang menculik Sin Hong
adalah aku sendiri!"
"Ah, kalau begitu apa maksudmu, Naga Bongkok?" Pek
Hong terkejut. Tapi Bu-beng Siauw-jin yang tertawa sambil mengebutkan
ujung bajunya ini menuding Sin Hong. "Karena aku kasihan
pada anakmu itu, hujin. Karena Ciok-thouw Taihiap telah
bertindak tidak adil pada dua orang cucunya!"
Ceng Han terkejut. "Locianpwe,apa maksud omonganmu
ini" Kau hendak memfitnah ayah?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu-beng Siauw-jin tertawa mendengar bentakan itu. Dia
tenang-tenang saja, tapi kakek yang tiba-tiba menuding B i Lan
itu sudah menjawab sambil menyeringai, "Kau boleh tanya
pada keponakanmu perempuan itu, orang muda. Kau tanyalah
apa yang telah dilakukan ayahmu terhadap kedua cucunya!"
Ceng Han pucat. Dia melihat Pek Hong juga berobah
mukanya, heran tapi juga penasaran. Dan Ceng Han yang
memandang keponakannya langsung bertanya, "Bi Lan, apa
yang dilakukan engkongmu pada kalian" Apa yang terjadi
pada peristiwa ini?"
Bi Lan menangis. "Persoalan Soan-hoan-ciang, supek ... "
"Soan hoan-ciang?"
"Ya."
Tapi belum Bi Lan me lanjutkan jawabannya tiba-tiba Ceng
Bi melangkah maju, menarik napas, tampak berat bicara. Tapi
nyonya muda yang sudah menggigit bibir ini langsung
menghadapi Ceng Han dan Pek Hong, berseru lirih, "Enci
Hong. Han-koko ... tak perlu kalian perdebatkan lagi masalah
ini. Ayah memang bersalah. Dia telah bertindak pilih kasih
terhadap Sin Hong ... !"
Ceng Han terbelalak. "Dalam hal apa, Bi-moi" Soan-hoan-
ciang itukah?"
"Ya, ayah mengajarkan ilmu ini pada Bi Lan, koko.
Melatihnya secara diam-diam sementara Sin Hong dibiarkan
saja seperti bukan cucunya!"
"Ahh ... !" Ceng Han melangkah mundur, terkejut dan tiba-
tiba mengepalkan tinju. "Kalau begitu aku akan menegur
ayah, Bi-moi. Kita harus menegur sikapnya yang tidak adil ini!"
Tapi Bu-beng Siauw-jin tertawa. "Percuma, orang muda.
Sin Hong terlanjur menjadi muridku dan tak akan mempelajari
ilmu s ilat engkongnya!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Han membalikkan tubuh. "Locianpwe,kau agaknya
sengaja hendak membuat onar di rumah ini. Apa sebenarnya
maksudmu?"
"Ha-ha, aku tak bermaksud apa-apa, orang muda. Kecuali
menarik Sin Hong menjadi muridku. Dia harus dapat
mengalahkan Soan-hoan-ciang, mewarisi ilmu silatku sebagai
tandingan ilmu s ilat ayahmu yang baru itu!"
Ceng Han mulai marah. Dia memberi isyarat adiknya untuk
menjaga pintu keluar, tapi Sin Hong yang melangkah maju
tiba-tiba berkata nyaring. "Supek, apa yang dikata Bu-beng
Siauw-jin memang benar. Aku akan menjadi muridnya untuk
memenuhi janji ... !"
Ceng Han tertegun. Dia dan CengBi memandang anak ini,
sementara Pek Hong yang mengeluh perlahan tiba-tiba
mencengkeram pundak anaknya. "Hong-ji, kau benar-benar
ingin meninggalkan ibumu" Kau tak dapat berlatih silat dari
ayahmu sendiri?"
Sin Hong terkejut. Dia melihat mata ibunya yang basah ini,
siap meledak dalam tangis yang penuh kekecewaan. Tapi Sin
Hong yang terlanjur sakit hati terhadap kakeknya dan teringat
janjinya sendiri pada Bu-beng Siauw-jin tiba-tiba mengedikkan
kepala, mengeraskan hati. "Aku tak dapat menjilat kata-kataku
sendiri, ibu. Aku terpaksa mengikuti kakek ini untukmenjadi
muridnya!"
"Dan kau tak menunggu dulu ayahmu datang?"
Sin Hong terkejut. Dia sadar akan tiadanya sang ayah di
situ, terganti oleh kehadiran pamannya, Ceng Han. Dan Sin
Hong yang tertegun oleh kenyataan ini tiba-tiba bertanya lirih,
"Ibu, ayah ke manakah?"
"Ke kota raja, Hong-ji. Sri baginda memanggilnya untuk
suatu urusan negara!"
"Dan kapan kembali?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Secepatnya!"
"Ah, kalau begitu aku tak dapat menunggu, ibu.
Kausampaikan saja kepada ayah bahwa aku mengikuti Bu-
beng Siauw-jin untuk memenuhi janjiku!"
"Jadi kau benar-benar tak mau tinggal disini?"
"Terpaksa, ibu ... "
Dan baru ucapan itu selesai dikeluarkan tiba-tiba Pek Hong
melompat mundur dengan mulut terisak, mencabut senjata
dan membentak pada Bu-beng Siauw-jin, "Baik. Kalau begitu
kau harus dapat mengalahkan aku, Naga Bongkok. Kalau tidak
percuma kau membawa anakku ... "dan Pek Hong yang sudah
memutar rantai peraknya tiba-tiba melompat ke depan dengan
airmata bercucuran.
"Naga Bangkok, kaurobohkanlah aku ... !"
Sin Hong terkejut. Dia melihat ibunya tiba-tiba sudah
menyerang kakek bongkok itu, mendesing rantainya dalam
gerak Hong-thian-lo-hai-kun dengan terjangan ganas. Tapi si
kakek bongkok yang maklum dia harus menunjukkan
kepandaiannya tiba-tiba tertawa, mengulur lengan dan
menampar rantai perak si nyonya muda.
"Yap-hujin, tak perlu kau maju seorang diri. Kalian semua
boleh mengeroyokku ... plak!"
Pek Hong tersentak. Dia melihat ujung rantainya
melenceng ke kiri, dipukul tamparan si kakek bongkok. Tapi
Pek Hong yang membentak nyaring sudah bertubi-tubi
melancarkan serangan. Ia melanjutkan kegagalannya tadi
dengan babatan miring, menghantam dan bertubi-tubi
menyerampang kakek itu dengan rantainya yang bersuitan,
bergelombang naik turun. Bahkan meliuk dan melingkar bagai
ular yang mematuk kiri kanan, naik turun dengan indah tapi
dahsyat bukan main.Dan tubuhnya yang berkelebatan kian ke
mari dengan pengerahan gin-kang Coan goat hui (T erbang di
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Atas Bulan) sudah membuat tubuh nyonya muda ini
berseliweran lenyap membentuk gulungan cahaya putih yang
naik turun mengelilingi s i kakek bongkok.
Tapi mengejutkan sekali Bu-beng Siauw jin ternyata ganda
ketawa mendapat serangan ganas ini. menggeser kaki maju
mundur tapi sama sekali tak pernah melompat, apalagi
menjauhi serangan Pek Hong yang gencar bagai ombak
samodera di laut luas, selalu berhasil mengelak dan bahkan
menolak sambaran rantai yang bertubi-tubi menghujani
tubuhnya dengan cepat tapi tepat. Dan Pek Hong yang
merasa betapa dari lengan kakek itu tiba-tiba muncul tenaga
kuat yang selalu mendorong senjatanya hingga menyeleweng
tak pernah mengenai tubuh si kakek bongkok jadi terkejut
setengah mati ketika suatu saat kakek itu membentaknya dan
mengebutkan ujung lengan baju.
"Yap-hujin, hati-hati. Aku akan mulai membalas ... !"
Dan Pek Hong terbalalak. Dia melihat kakek itu memutar
tubuh, setengah lingkaran, menghindar sambaran rantainya
yang meluncur ke dahi si kakek bongkok. Lalu begitu senjata
lewat di atas kepalanya mendadak kakek ini menggerakkan
lengan dengan cepat memukul rantai yang mendesing di sisi
kepalanya itu. "Plak ... !" Pek Hong menjerit, ia merasa gempuran tenaga
yang luar biasa dahsyat pada pukulan ini, membuat lengannya
lumpuh danrantainya mencelat, jatuh di atas lantai. Dan
sementara dia bengong dengan muka kaget tahu-tahu kakek
itu telah mendorongkan lengan kirinya ke punggung sambil
tertawa. "Hujin, beristirahatlah!"
Pek Hong tak dapat mengelak. Ia mengeluh ketika
punggungnya didorong tenaga yang dingin namun kuat,
mengangkat dan melemparnya ke dinding ruangan. Lalu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
begitu mengeluh dan berteriak tertahan tahu-tahu nyonya
muda ini terbanting membentur dinding.
"Bress ... !"
Pek Hong dan semua orang tertegun. Ceng Bi terkejut
melihat madunya roboh dalam dua balasan si bongkok,
mendorong dan memukul lepas rantai di tangan Pek Hong.
Tapi Ceng Bi yang sudah memekik sambil mencelat
menghampiri Pek Hong segera mengangkat bangun madunya
itu dengan suari cemas,
"Enci Hong, kau tidak apa-apa?"
Pek Hong bangkit berdiri. Ia tertegun dan terbelalak ke
arah lawannya itu, kaget tapi juga tergetar. Terkesiap oleh
kehebatan lawan. Namun nyonya muda yang menggelengkan


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepalanya sambil menarik napas ini menjawab lirih, "Tidak ...
aku tidak apa-apa, Bi-moi. Bu-beng Siauw-jin tak melukaiku
tapi dia benar-benar hebat ... !"
Ceng Bi lega. Ia menepuk-nepuk baju Pek Hong yang kotor
oleh debu, lalu membalikkan tubuh ia menghadapi kakaknya.
"Han-ko, bagaimana pendapatmu?"
Ceng Han juga terkejut. Ia tak menyangka bahwa begitu
cepat si bongkok mengalahkan Pek Hong, padahal isteri
Pendekar Gurun Neraka itu bukanlah wanita sembarangan.
Tapi maklum si bongkok betul-betul lihai diapun memberi
kedipan pada adiknya.
"Bu-beng Siauw-jin memang mengagumkan, Bi-moi. Tapi
bagaimana pendapat adik Hong sendiri" Relakah dia melepas
Sin Hong setelah sedikit mengenal ilmu silatnya ini?"
Pek Hong masih tergetar. Ia tak menjawab pertanyaan itu,
bengong tapi mulai girang bahwa kakek yang hendak
membawa anaknya ini ternyata hebat. Memiliki ketenangan
ilmu silat yang mengagumkan dan juga tenaga sinkang yang
dahsyat, terbukti dari pukulannya yang melumpuhkan itu,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahkan membuat rantainya mencelat. Tapi Pek Hong yang
masih kurang puas tiba-tiba melangkah maju, berpikir bahwa
"demonstrasi" kakek itu perlu diuji lagi. Karena orang yang
dapat mengalahkan dirinya memang bukan satu dua
melainkan ada beberapa di antaranya orang-orang sakti yang
tingkat kepandaiannya sejajar dengan suaminya sendiri,
Pendekar Gurun Neraka!
Tapi belum nyonya muda ini mengeluarkan uneg-unegnya
tiba-tiba Bu-beng Siauw jin sudah tertawa dan menggoyang
tangan. "Hujin, jangan khawatir. Aku tahu kecemasanmu. Kau
ingin membuktikan kepandaianku sampai puas, bukan" Nah,
majulah ... majulah kalian bertiga dan keroyoklah si tua
bangka ini. Kalau aku kalah biarlah Sin Hong tak jadi kubawa.
Kita bertaruh!"
Pek Hong terkejut. Ia tertegun bahwa si kakek bongkok ini
rupanya dapat membaca apa yang dia pikir. Dapat bicara
sebelum ditanya. Tapi Ceng Bi yang galak serta marah tiba-
tiba melengking tinggi.
"Bu-beng Siauw-jin, jangan sombong. Ayah sendiri belum
tentu berani menantang kami seperti kau ... !"
"Ha, itu karena kalian telah mengenal ilmu silatnya, hujin.
Kalau tidak belum tentu kalian dapat melawannya pula.
Seperti aku!"
Ceng Bi terkejut. Ia merasa kata-kata kakek ini cengli juga
(masuk akal), dan nyonya muda yang tertegun oleh jawaban
itu tiba-tiba disambut seruan Ceng Han yang melangkah ke
depan, "Baiklah, boleh kita layani maksudnya, Bi-moi. Tapi tak
perlu secara berbareng kita maju bersama. Sebaiknya kau
dulu atau kau bersama Hong-moi yang mencoba kakek ini.
Kalau tidak dapat merobohkannya barulah aku menyusul
belakangan!"
Bu-beng Siauw-jin tertawa. "Jangan sungkan-sungkan,
orang muda. Aku si tua bangka ini boleh kalian keroyok
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sesuka hati. Tak perlu menunggu lama. Kalau tidak tentu
kalian tak mengenal kepandaian yang kumiliki!"
Ceng Bi menjadi panas, "Kalau begitu serang saja, Han-ko.
Kakek ini tampaknya sombong sekali!"
"Ha-ha. boleh, hujin. Silahkan ... !"
Ceng Bi langsung mencabut pedang. Ia sudah memungut
rantai perak Pek Hong, melempar itu pada kawannya. Tapi
melihat Ceng Han masih berdiri tak bergerak nyonya muda ini
berseru, "Han-ko, kenapa tak kauturuti kemauan si tua bangka
ini" Bukankah dia sendiri yang minta?"
Ceng Han tersenyum, hati-hati s ikapnya. "Aku ingin melihat
kalian maju duluan, Bi-moi. Kalau dapat merobohkan tentu tak
perlu aku capai-capai mengeluarkan tenaga."
"Jadi kau menyusul belakangan?"
"Kalau diperlukan, Bi-moi. Kalian majulah!"
Bu-beng Siauw-jin tertawa kembali. "Yap-hujin, kakakmu ini
cerdik. Dia ingin mengetahui dulu aliran ilmu silatku!"
Ceng Bi terkejut. Ia melihat muka kakaknya merah, tanda
ditebak secara tepat. Tapi Bu-beng Siauw-jin yang
menyeringai kepada mereka sudah mengulapkan lengannya.
"Hayo, tak perlu sungkan-sungkan, ji-wi hujin (nyonya
berdua). Kalian maju saja dan lihat berapa jurus aku
merobohkan kalian!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 7 CENG BI mendesis. Ia tersinggung, maka melihat kakek itu
tertawa kepadanya tiba-tiba nyonya muda itupun membentak
dan menggerakkan pedangnya, mulai menyerang. "Enci Hong,
kakek ini rupanya sombong. Jangan sungkan-sungkan kalau
begitu. Mari kita serang ... !" dan Ceng Bi yang sudah mainkan
Cui-mo Kiam-hoatnya (Ilmu Pedang Pengejar Iblis) tiba-tiba
melengking dan menusukkan pedangnya dari atas. Ia
menikam ubun-ubun kakek itu, dengan gerakan sebat dan
cepat, juga kuat. Sementara Pek Hong yang gembira hatinya
melihat kakek itu menyuruh mereka maju mengeroyok juga
sudah memberi peringatan dan menggerakkan rantai
paraknya, menyambar pinggang. Dan begitu dua orang wanita
cantik ini menyerang berbareng maka susul-menyusullah
gerakan mereka dengan cara cerdik. Cen Bi sengaja
menyerang bagian atas kakek bongkok itu, sementara Pek
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong menyerang bagian bawahnya mulai dari pinggang ke
kaki. Menutup jalan keluar!
Tapi mengherankan. Kakek ini tertawa saja, tak mengelak
atau menghindar. Tapi begitu dua senjata "menggunting"
dirinya mendadak dia menjatuhkan diri tengkurap dan ...
menendang pedang serta rantai.
"Tring-plak!"
Ceng Bi dan Pek Hong mengeluarkan seruan tertahan.
Mereka merasa kedua lengan yang memegang pedang dan
rantai tergetar, hampir lumpuh dan melepaskan senjata. Tapi
Ceng Han yang rupanya sudah mengenal tenaga sinkang
kakek ini yang memang hebat luar biasa sudah memberi aba-
aba, "Bi-moi, Hong-moi ... jangan adu tenaga. Lawan saja
dengan kecepatan!"
Ceng Bi dan Pek Hong mengangguk. Pek Hong sudah lebih
dulu tahu tenaga kakek ini, yang memang hebat dan jelas di
atas tenaga mereka. Maka Pek Hong yang tidak mau mengadu
sinkang sudah membentak nyaring dan mainkan rantainya
dengan cepat sesuai anjuran Ceng Han. Sama halnya seperti
Ceng Bi yang juga ma inkan pedangnya dalam ilmu silat Cui
rao Kiam-hoat untuk mencecar lawan.
Tapi Bu-beng Siauw-jin ganda ketawa. Kakek ini tetap
tenang-tenang saja, dan mendengar Ceng Han memberi
petunjuk pada dua orang wanita cantik itu dia malah terkekeh.
"Ya. benar, ji-wi hujin. Sebaiknya kalian tak mengadu sinkang
denganku. Mainkan saja pedang dan rantai secepat kalian bisa
... !" lalu kakek yang tertawa dengan muka gembira itu sudah
menggerakkan kaki pula tangannya menangkis.
Bu-beng Siauw-jin melakukan gerakan naik turun,
mengikuti ke mana rantai dan pedang menyambar.
Menyampok atau bahkan mendorong senjata lawan agar tidak
melukai tubuhnya. Tapi Ceng Bi dan Pek Hong yang tidak mau
beradu tenaga lagi sudah merobah serangannya setiap kali si
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakek bongkok menangkis. Dua orang wanita ini selalu
menghindar tangkisan langsung. Maklum, betapa hebat
sinkang kakek itu yang mampu menggetarkan lengan mereka.
Maka begitu keduanya melompat dan mengelak pukulan si
bongkok dan melencengkan sasaran setiap kali ditangkis
pertandinganpun menjadi lama dan seru.
Hal ini membuat Ceng Han mengerutkan alis. Dia berkali-
kali melihat betapa pedang atau rantai adiknya terpaksa
diubah arahnya begitu Bu-beng Siauw jin siap membentur
senjata, menggerakkan lengan atau kaki untuk menangkis.
Dan karena setiap kali itu pula Ceng Bi dan Pek Hong
menghentikan serangan di tengah jalan untuk dilanjutkan
dengan serangan lain dalam usahanya menghindar benturan
tenaga dari kakek itu maka tak ayal kedudukan adiknya lama-
lama tak menguntungkan. Apalagi ketika tiba-tiba Bu-beng
Siauw jin membalas!
Kakek ini mengetahui kebimbangan lawan, yang merupakan kelemahan sepihak. Karena tak berani menerima
benturan dalam tangkisan langsung. Dan karena keduanya
selalu gagal dalam serangan pertama akibat takut beradu
tenaga maka Bu-beng Siauw-jin tiba-tiba mulai di atas angin
begitu dia melakukan gerakan yang aneh seperti naga yang
meliuk-liuk dan me lecutkan ujung bajunya yang tiba-tiba
mengeras, kaku bagai sebatang tongkat!
"Ji-wi hujin, hati-hati. Kalian akan kurobohkan dalam
duapuluh jurus ... !"
Ceng Bi terkejut, ia melihat ujung baju kakek ini tiba-tiba
menyambar dadanya, padahal saat itu dia sedang
melancarkan serangan, menusuk dada kakek itu pula dengan
tikaman lurus, langsung ke depan karena Bu-beng Siauw-jin
tak menangkis. Maka melihat dadanya juga diancam pukulan
Pedang Asmara 17 Amanat Marga Karya Khu Lung Kisah Si Rase Terbang 6
^