Pencarian

Pendekar Asmara Tangan Iblis 3

Pendekar Asmara Tangan Iblis Karya Lovely Dear Bagian 3


geraknya. Han Sian tidak gugup melihat serangan ini. Dalam sekejap cahaya
keemasan dari tenaga Hui-im Hong-sin-kang melapisi tubuhnya dan
membungkus Pukulan Petir Murninya dalam gerakan yang sederhana
menyambut bola-bola api-es tersebut sehingga semuanya meledak di udara
tanpa satupun yang menyentuh tanah.
Ai ikhhhh..... Kakek itu terkejut karena semua serangannya dapat di tangkis.
Anak muda, aku simpan jurus ke tiga untuk di lain pertemuan...kau carilah buruanmu ke arah barat, mungkin mereka belum jauh...sampai jumpa..
Tubuhnya melesat cepat meninggalkan tempat itu. Han Sian tidak
mencegah, lagipula dia memang tidak mempunya permusuhan dengan
kakek tua itu. Segera kakinya bergerak melangkah ke arah barat sesuai petunjuk kakek
itu. Tapi baru saja dia melangkah, tiba-tiba tangannya memukul jidatnya
seperti teringat sesuatu. Segera dia berbalik dan tubuhnya melesat ke arah perginya sang kakek tua.
Dengan penuh semangat dia mengempos tenaganya melesat di atas
pepohonan sehingga dalam sekejap sudah melewati puluhan li. Sampai dia
tiba di sebuah lembah berbatu-batu yang sunyi. Setelah sekian lama tetap
saja dia tidak menemukan sosok orang tua tadi tapi ujung matanya tiba-tiba menangkap sebuah gerakan seseorang yang berlompatan dengan lincahnya
dari atas batu-batuan memasuki sebuah guha sambil memanggul sesosok
tubuh. Setelah mengawasi tempat itu sejenak, tubuhnya melayang ke arah
guha dan masuk bagai asap tanpa di ketahui siapapun.
Jurus Tai-kaucu ke tiga VS Jurus pertama Seribu Iblis Pemusnah
Ternyata lorong guha tersebut cukup panjang dan melebar ke dalam. Di
kejauhan, telinganya menangkap suara orang berbicara. Cepat tubuhnya
melesat ke arah suara tersebut dan beberapa saat kemudian dia telah ada
dalam guha yang sangat lebar tersebut. Di tengah-tengah guha tersebut,
gadis cantik yang tadi dia lihat di tawan tampak di ikat di sebuah tiang
berbentuk Pat-kwa yang di jaga oleh sembilan orang.
Tubuhnya diam tak bergerak, mengawasi sekelilingnya. Sekejap saja dia
sadar tidak ada jalan lain baginya untuk menyelamatkan gadis tersebut
selain menempur para datuk sesat ini.
Heemmm, orang muda, siapa kau berani lancang berurusan dengan kami"
Bentak Hek-Tok-Jiauw-Ong
Sekejap Han Sian melirik ke arah gadis yang di ikat itu. Aku tidak punya
urusan dengan kalian, aku hanya memenuhi permintaan seorang sahabat
untuk menyelamatkannya Tangannya di kepalkan dengan jari telunjuk
terbuka menunjuk ke arah Jie Hong. Tanpa di ketahui orang-orang sebuah
tenaga bagai titik kecil yang kuat meluncur ke arah jalan darah di dada kiri Jie Hong dan membebaskan totokan gadis itu. Hanya gadis itu yang
merasakannya tapi diapun tahu situasi, maka terus pura-pura lemas.
Hahahahaha....kau mimpi anak muda, karena kau tak akan selamat mulai
detik ini... Tiba-tiba Hek-Tok-Jiauw-Ong sudah melesat ke depan
melancarkan pukulan sakti Hek-tok jiauw-kang. Dia tak berani ayal. Karena kalau Tai-kauwcu mereka memerintahkan mereka untuk waspada itu artinya
anak muda ini berisi.
Tapi dia kecele. Hanya dengan mengegoskan tubuhnya sedikit ke samping
Han Sian telah menghindari serangan tersebut dan dalam sekejap tubuhnya
di selimuti pengerahan tenaga Hui-Im-Hong-Sin-Kang. Tenaga sakti Hong
Api ini membuat tubuhnya bagai di kelilingi jilatan-jilatan api sehingga tempat itu jadi terang.
Pertarungan berlanjut dengan seru. Nampaknya kali ini tidak mudah bagi
Han Sian untuk menghadapi mereka. Karena ke sembilan orang ini adalah
tokoh-tokoh sakti yang sudah puluhan tahun malang-melintang di dunia
kang-ouw. Mungkin dengan kepandaiannya, dia dapat mengatasi mereka
satu lawan satu. Tapi dengan di keroyok begini, meskipun dia tidak nampak terdesak, tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak pada kepungan mereka.
Dia tahu akan sia-sia saja kalau dia terus melanjutkan pertempuran itu.
Kalaupun dia mengerahkan semua ilmunya satu per satu, pada akhirnya toh
dia hanya akan kelelahan saja dan ini bisa berbahaya baginya. Sementara
itu sambil melontarkan Sui-ciam-kiam-cu (jalur Pedang Jarum Air) dan Hong-Lui-Kiam-cu (jalur Pedang Angin Petir) dari ilmu Bu-tek Chit-kiam-ciang
untuk membuka kepungan musuh, ujung matanya melirik ke arah Jie Hong.
Dia melihat gadis itu sudah mulai bergerak perlahan.
Saat itu, ke sembilan orang itu sudah menyerangnya dengan jurus-jurus
puncak dari ilmu mereka yang dahsyat. Pukulan-pukulan beracun
berselewiran di mana-mana, sangat mengerikan. Bahkan Jie Hong yang
menonton dari sampingpun terpaksa membatalkan niatnya untuk terjun ke
dala pertempuran. Dia terpaksa segera bermeditasi untuk mengusir semua
pengaruh racun di sekitarnya.
Dengan bibir tersenyum menyeringai, tubuh Han Sian tiba-tiba berputaran
seperti gasing dan di sekitar tubuhnya muncul asap hitam tebal yang dalam sekejap membentuk bola-bola tenaga hitam sebesar kelapa yang terbang
mengelilinginya dengan suara mencicit nyaring dan menyambut semua
serangan lawan. Inilah jurus pertama dari Ilmu Seribu Iblis Pemusnah yang dahsyat. Akibatnya sungguh hebat, kesembilan orang itu terpental dengan
kuat ke belakang dan jatuh terduduk. Mereka terluka, meskipun tidak parah karena ilmu mereka sendiri yang membalik.
HEH! SERIBU IBLIS PEMUSNAH?"" Anak muda dari mana kau mencuri
ilmu itu"... Tiba-tiba terdengar bentakan nyaring dan serangkum tenaga
panas-dingin yang dahsyat meluruk deras ke arah Han Sian dengan sangat
cepat hampir tak dapat di lihat oleh mata. Tenaga ini bagai api dan es yang jauh lebih kuat dari semua pukulan yang di lancarkan oleh sembilan lawan
sebelumnya. Dengan telak menghantam tubuh Han Sian yang baru saja
menarik pulang setengah dari kekuatan yang di lepasnya.
DHAAAR... BLAAAAMMM.... Tubuh Han Sian terlempar menabrak dinding
batu dan melesak sedalam setengah meter.
Jit-goat-mo-ong" Han Sian terkejut melihat kakek ini. Tadi saat dia mulai menarik kembali tenaganya, dia merasakan sesuatu yang tidak beres.
Segera dia mengerahkan Kui-sian isin-kang sampai tahap kekosongan,
namun waktu yang dia miliki tidak cukup. Baru saja setengah dia kerahkan
tenaganya, tubuhnya sudah terpukul telak.
Han Sian mengerahkan tenaga Hui-Im-Hong-Sin-Kang, tubuhnya melesat
keluar dan berdiri tegak di depan Jit-goat Mo-ong. Bajunya hancur dari sela-sela bibirnya mengalir darah kental. Dia terluka dalam yang parah.
Hehehe...anak muda, apa kau masih sanggup menghadapiku dengan tubuh
seperti itu"
Mata Han Sian berkilat: Hemm...kau mau mencoba"...paling tidak kaupun
tak bisa berbuat banyak padaku
Alis Jit-goat Mo-ong berkerut. Dia bukan orang bodoh, dia tahu kehebatan
Ilmu Seribu Iblis Pemusnah, karena ilmu itu adalah milik tokoh sakti yang masih terhitung kakek gurunya karena gurunya iblis Api-Es adalah sute dari Sang Iblis Pemusnah itu. Cuma dia tidak terlalu yakin apa pemuda di
depannya ini sudah menguasai sampai tingkat ke tiga belas atau belum.
Baiklah, nanti kita lanjutkan kemudian... Dia mengangkat tangannya dan
dalam sekejap semua orang di situ telah menghilang di balik batu-batu.
Kecuali Jit-goat Mo-ong yang masih tinggal.
Anak muda, aku masih ada urusan kita bertemu lagi nanti...tinggallah kalian di situ sampai mati... Tiba-tiba tangan kirinya di pukulkan ke arah Jie Hong sedang tangan kanannya memukul hancur dinding batu di sebelahnya.
Selarik sinar ke hitaman menerjang ke arah Jie Hong. Segra nona ini
mengangkat tangannya menangkis. Tapi sesaat sebelum pukulannya
beradu dengan larikan sinar itu, Han Sian sudah berkelebat menarik
pinggangnya. Dhaaarrrrr... Dinding di belakang Jie Hong berlubang besar. Gadis itu
terbelalak. Sementara itu guha itu tiba-tiba bergertar keras saat mulut guha tertutup oleh tembok besi setebal sepuluh inci. Rupanya dinding sebelah
kanan yang di pukul hancur oleh Jit-goat Mo-ong ini adalah alat penggerak dari dinding baja tersebut.
Setelah goncangan itu berhenti, tinggal mereka berdua di dalamnya. Han
Sian terdiam tak bergerak dengan tatapan kosong. Melihat ini Jie Hong
khawatir dan menyentuhnya. Saat itulah tiba-tiba tubuh Han Sian meluruk
jatuh ke tanah dalam keadaan pingsan. Ternyata lukanya sangat parah.
Jie Hong bingung, khawatir tidak tahu apa yang bisa di lakukan. Dia sudah coba menyalurkan tenaga, tapi selalu terpental balik. Setelah lebih setengah hari dia mencoba, akhirnya dia pasrah dengan kepala bersandar di atas
dada Han Sian, menangis sesegukan...Dia sedih, karena tahu bahwa
mereka terkurung di tempat itu. Dia sudah memeriksa tempat itu tapi tidak ada jalan keluar.
Berapa saat kemudian dia menangis, sampai tertidur. Keadaan guha itu
dingin dan senyap. Sepeminuman teh kemudian, Jie Hong tersadar. Tapi dia
merasa sesiuatu yang aneh tapi hangat mengalir di sekitar tubuhnya. Dia
merasakan sebuah tangan memegang kepalanya yang sementara
bersandar di dada telanjang tak berbaju. Mukanya merah dan segera akan
bergerak, tapi tiba-tiba...
Jangan bergerak nona, kita sedang dalam tahap pemulihan, pergerakanmu
akan mengacaukan arah gerakan sang naga.... Suatu suara berbisik di
telinganya, akhirnya dia menurut dan diam tak bergerak. Dirasakannya
tenaga yang aneh namun amat kuat berganti-ganti menerobos tubuhnya dan
lenyap berulang-ulang yang membuatnya serasa nyaman. Tidak menunggu
lama akhirnya proses itu selesai saat pemuda itu menarik tenaganya.
Nona maaf, aku menggunakan tubuhmu sebagai perantara kesembuhanku
serta memperkuat tenagaku... Han Sian menatap Jie Hong dengan penuh
selidik. Lupakan, kita senasib...kau sudah membantuku lepas dari aib, aku sungguh
berhutang budi padamu...
Nona, aku Han Sian, bolehkah ku tahu siapakah namamu..."
Jie Hong... Nama yang indah, seindah orangnya... Kata Han Sian memuji, tiba-tiba
ruangan itu jadi terang oleh kayu yang di bakar oleh Han Sian dengan ilmu Hui-Im-Hong-Sin-Kangnya.
Pipi Jie Hong menjadi merah mendengar pujian ini, sejenak wajahnya
tertunduk malu. Han Sian terpesona, tangannya terulur memegang tangan
Jie Hong. Bolehkah aku memanggilmu Hong-moi"... Gadis itu mengangkat mukanya
memandang wajah tampan di depannya itu.
Boleh...boleh Sian-Ko Entah bagaimana caranya dan entah siapa yang
memulai terlebih dahulu, tapi tiba-tiba kedua insan itu sudah berpelukan
mesra. Han Sian mencium bibir hangat gadis itu dengan penuh perasaan.
Dan sejauh ini, Jie Hongpun hanya diam saja dengan pasrah sampai
akhirnya mereka bergulingan di lantai guha itu dengan tubuh telanjang tanpa pakaian sama sekali.
Jie Hong menggeluh lirih saat tangan Han Sian meremas-remas kedua
payudaranya, sedangkan lidahnya mengulum puting bukit yang menjulang
indah dan mengeras itu.
Pada dasarnya Jie Hong memang seorang gadis yang sangat cantik, tidak
kalah dari In Lan maulun Hong Lian. Tubuhnya sintal dengan buah dada
yang padat dan kencang. Sementara pinggulnya bulat dan padat. Pahanya
yang panjang dengan kulit putih mulus, sungguh membuat Han Sian yang
sudah cukup lama tidak bermesraan, bergerak bagaikan harimau yang
sedang menikmati mangsanya.
Dia menikmati seluruh keindahan tubuh itu dengan mantap dan bergairah.
Dengan segenap pengalaman yang di milikinya, dia membuat Jie Hong
mengkeret sampai bibir manis itu mengerang-erang lirih dengan
keras...Apalagi ketika Han Sian mulai menindih gadis itu dan memasukkan
miliknya yang besar. Perlahan, namun pasti...Jie Hong menggelinjing
menikmati permainan Han Sian yang membuat dia merasakan kenikmatan
yang belum pernah di alaminya sebelumnya dengan amat sangat, cukup
lama, sampai akhirnya:
Aaaaaaaaaakkkhhhh..... Kakinya terangkat ke atas dan mengejang kuat.
Tangannya menggaruk lantai dengan kepala terangkat ke belakang...
Ooooohhhh... berulang kali dia menggeluh nikmat ketika Han Sian terus
membiarkan miliknya tinggal di dalam dan memutar-mutar pinggangnya.
Sampai lama, Jie Hong menggigit bawah bibirnya sambil memejamkan mata
dan mengejang ...akhirnya tenaga keduanya mengendur sambil terus
berpelukan dengan berpeluh.
Han Sian terus mengulang-kembali permainan itu sampai empat kali.
Ternyata walaupun baru pertama kali, jie Hong pasrah saja meskipun hampir tidak sanggup menahan kenikmatan yang berulang-ulang kali di rasakannya
itu. Demikianlah beberapa waktu lewat. Han Sian akhirnya tersadar, dan mulai
menyelidiki tempat itu. Tempat itu memang telah tertutup dengan rapat. Tapi secara kebetulan mereka menemukan jalan air yang masuk ke tempat itu.
Mereka mulai menggalinya sehingga itu tembus sampai ke sebuah sungai
yang mengalir di bawah bukit tersebut. Hari itu tepat satu hari sebelum
Pertemuan besar tersebut.
Dengan Ilmu meringankan tubuhnya Han Sian membawa Jie Hong dengan
cepat untuk bertemu dengan para tokoh-tokoh aliran putih lain yang juga
membagi dua kelompok yang menuju ke arah Siauw-lim-pai dan Bu-tong-pai
untuk melindungi kedua perguruan tersebut. Para pengacau Jit-goat-kauw
sangat terkejut akan adanya bala bantuan yang mereka tidak harapkan ini di sela-sela kemenangan yang hampir mereka raih, sehingga rencana mereka
menghancurkan kedua partai besar itu gagal total. Namun meski demikian
tetap ada banyak sekali makan korban.
Demikianlah saat terjadinya pertempuran di pertemuan antara para
pendekar dengan Tee-mo Kiam-ong, saat yang sama juga para pendekar
sedang menghadapi penyerbuan para pengikut Jit-goat-kauw sehingga tidak
ada yang menghadiri pembantaian maut ti Puncak awan Putih tersebut.
Kekuatan hitam terpukul mundur, 12 raja Iblis hanya tersisa lima orang.
Sedangkan empat partai sesantinggal beberapa pentolannya yang melarikan
diri. Sedangkan Jit-goat Mo-ong sendiri bertarung satu hari-satu malam
dengan Han Sian sehingga terluka parah danmelarikan diri.
Peristiwa ini adalah peristiwa yang paling tragis yang terjadi di dunia
persilatan. Siauw-lim-pai dan Bu-tong-pai hampir berantakan. Setelah
peristiwa tersebut dunia kang-ouw dan bu-lim menjadi sepi. Tidak ada
pergerakan apapun yang muncul sampai setahun kemudian.
Dengan demikian, berakhirlah bagian pertama dari Pendekar Asmara
Tangan Dingin ini. Bagaimanakah keadaan Han Sian yang menghilang
selama satu tahun", dan bagaimana keadaan asmara segi empatnya
dengan Cu In Lan, Hong Lian dan Jie Hong" Bacalah cerita Pendekar
Asmara Tangan Dingin Episode ke dua berjudul ENAM DEWA TANPA
TANDING Di mana anda akan bertemu dengan banyak tokoh-tokoh muda
yang maha sakti pewaris-pewaris enam keluarga besar dunia persilatan.
EPISODE 2 : ENAM DEWA TANPA TANDING
Episode 2: Munculnya Dua Dewa Tanpa Tanding
Hampir satu tahun tidak ada gerakan apapun dari para pendekar ataupun
partai-partai lainnya. Dunia kang-ouw dan bu-lim kehilangan kepercayaan
diri. Situasi ini menyenangkan dan mulai di manfaatkan oleh para pengikut jalan Hek-to. Di mana-mana muncul raja-raja kecil yang merajalela dengan
kejahatan mereka yang tanpa ampun, membunuh dan memperkosa anak-
istri orang. Diantaranya ialah dua perkumpulan yang menamakan diri
mereka Thian-tee-san-pai (Perkumpulan gunung langit dan bumi) dan Kim-
liong-kiam-pai Memasuki daerah Lam-khia, seorang pemuda berjubah putih berjalan
dengan gagah memasuki rumah makan paling terkenal di sekitar laut timur
ini.. Wajahnya tampan dengan alis tebal dan bibir yang selalu tersenyum
kalem. Di punggungnya terdapat sebuah buntelan pakaian.
Dengan tenang dia naik ke lantai tiga dan memilih tempat duduk di sudut
ruangan yang menghadap kearah pintu. Tempatnya strategis sehingga
mudah melihat orang-orang yang keluar masuk dan juga ke luar. Tidak
menunggu lama karena memang pelayanan di rumah makan itu sangat
cepat untuk memuaskan pelanggan, pemuda itu sudah menikmati masakan
dengan uap yang masih mengepulnikmat sekali.
Tak berapa lama dia menyelesaikan makanannya. Seketika dia hendak
membayar harga makanannya, tiba-tiba matanya menangkap gerakan yang
tidak wajar dari orang-orang dalam ruangan tersebut. Mereka semua
memandang kepadanya dengan sorot mataaneh. Tiba-tiba salah satu pria
berjenggot disebelah kanannya maju dan duduk di depannya sambil berkata:
Anak muda, nampaknya kau dari golongan putihsiapa kau dan dari mana
asalmu" Pemuda itu tidak menjawab. Hanya ekspresi wajahnya yang tenang dan
kalem memiliki karisma yang sangat menggetarkan. Sehingga mau-tak mau
pria berjanggut itu agak was-was juga, namun saat dia mengedarkan
pandangan ke arah rekan-rekannya hatinya menjadi mantap lagi. Kembali
dia membentak: Kalau kau tidak mau menjawab, jangan salahkan kalau aku melemparmu ke
luar Berkata begitu, dengan cepat ke dua tangannya tiba-tiba terulur kea rah pundak pemuda itu dan mencengkram bahunya dengan salah satu jurus
Kin-na-jiu yang cukup bertenaga. Tampaknya pemuda itu akan menemui
sialnya. Semua orang memandang dengan senyum-senyum liar.
Heeeeaaaahhh Braakkk Satu tubuh melayang ke luar dengan cepat dan
menghantam gerobak yang ada di luar, sekejap semua orang belum sadar,
tapi di lain saat orang-orang di dalam ruangan itu serentak berdiri dan
mencabut senjata mereka masing-masing.
Hemmmmaaf, aku tidak berniat mencelakainya, dia sendiri yang caripermisi
Sraaattt Tiba-tiba tubuh pemuda itu melayang ke luar dengan ringan sambil membawa buntelannya. Sementara melayang , tangannya melemparkan
lima keeping uang tembaga yang menembus dinding dekat kasir.
Hahahakalau kau bisa semudah itu lolos, jangan panggil kami Hek-pek-tok-
coa-siang (Sepasang ular beracun hitam-putih) Selagi orang-orang terkejut, tidak tahu mo buat apa, dua buah bayangan berjubah hitam dan putih
melesat keluar dengan cepat sambil memukul ke arah punggung pemuda
yang masih melayang di udara tersebut. Terdengar suara berkesiuran yang
dahsyat di ikuti bau amis mengarah ke arah punggung si pemuda.
Sedetik saat kedua pukulan itu akan mengenai sasarannya, tiba-tiba tubuh
pemuda itu menghilang dari depan mereka. Kedua orang itu terkejut dan
segara berjungkir balik untuk menghindari bokongan musuh dan mendarat di
atas tanah. Mata mereka mencari-cari, dan wajah mereka murka ketika


Pendekar Asmara Tangan Iblis Karya Lovely Dear di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat pemuda buruan mereka berjalan lenggang menuju luar kota. Segera
mereka mengejar dengan cepat.
Pemuda itu hanya berjalan seenaknya saja, namun betapa terkejutnya
mereka karena jarak mereka tetap terpaut jauh seperti tadi. Tapi tidak
menunggu lama karena dari jauh mereka melihat berkelebatnya empat
bayangan yang langsung mengepung pemuma itu. Segera mereka
mendekan karena itu adalah rekan-rekan mereka.
Hahaha, mungkin kau punya bekal sedikit kepandaian, tapi kau tetap tak
akan lolos dari kami berkata si pria muka putih, salah satu dari Hek-pek-tok-coa-siang
Maaf cuwi skalian, saya hanyalah seorang perantau saja, bolehkah saya
tahu apa kesalahan saya sehingga cuwi mengejar-ngejar saya" Tanya
pemuda itu dengan suara yang masih tenang dan terkesan ramah.
HemmSiapapun yang berasal dari golongan putih, harus mati. Bengcu kami
menyediakan hadiah besar bagi siapapun yang berhasil memenggal kepala
para pendekar dari golongan putih
Bengcu" Eh, bukankah bengcu itu harusnya melindungi keamanan kaum
persilatan?"" Pemuda itu berseru heran.
Hahaha, rupanya kau baru turun gunung ya" Sekarang ini kekuatan kalian
kaum putih sudah hancur dan tidak bisa di andalkan. Bengcu dunia
persilatan sekarang adalah raja pedang Tee-mo Kiam-ong yang sangat sakti
dan tanpa tanding.
Oh ya, terima kasih atas informasinya, kalau begitu cahye mohon diri dulu Pemuda itu tetap kalem menjawab.
Hohohotidak semudah itu, kau harus melewati kami dulu Jawab salah satu
dari ke empat orang yang mencegatnya sambil melancarkan pukulan yang
kuat ke tengkuk pemuda itu. Namun hanya sedikit memiringkan tubuh saja
pemuda itu sudah menghindar. Namun kembali orang itu menyerang dengan
tendangan samping di ikuti tangannya yang melemparkan pelor-pelor besi
ke arah kepala dan dada pemuda itu.
Dengan sebat pemuda itu mengangkat tangannya menangkap pelor-pelor
tersebut dan sekali remas langsung hancur. Sementara itu tendangan orang
itu di tepisnya dengan perlahan. Namun akibatnya hebat, orang itu tiba-tiba terlempar dengan tulang kaki patah.
Serbuuuu. Bentak Hek-coa marah, sekejap di tangannya dia sudah
memegang seekor ular hitam yang beracun. Diikuti ke lima rekannya yang
memegang berbagai senjata aneh lainnya, mereka menyerbu sambil
mengeroyok pemuda itu.
Namun mereka kecelik kalau mengira pemuda itu makanan empuk. Di
antara selewiran senjata-senjata yang menyerang dengan cepat, tetap tidak ada satupun yang sanggup menyentuh pemuda itu yang bersilat dengan
ilmu Hong-in Bun-hoat (silat sastra Awan dan Angin) dan mementalkan
setiap senjata lawan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, memasuki jurus ke lima belas, tiba-tiba pemuda itu yang tadinya hanya diam di tempat, tiba-tiba melangkah dengan aneh sambil membagi-bagi pukulan yang
mengeluarkan hawa panas dan dingin.
Hwi-yang Sin-ciang dan Soat-im Sin-siang?"" Seru pek coa dengan kaget.
Dia dari keluarga SumaLARIII.. Seru yang lain, namun terlambat. Belum lagi mereka bergerak lari, dari lidah mereka terdengar suara raungan dan jerit kematian dari tubuh yang hangus dan beku. Satu-satunya yang selamat
hanyalah pria yang tidak ituk mengeroyok yang masih duduk karena patah
tulang kakinya.
Pemuda itu diam, Ekspresi penyesalan tampak dari wajahnya. Perlahan
matanya melirik orang yang patah kaki tersebut.
Apakah engkau masih mau kepalaku"...
Titidtidak tayhiap, ampunampunkan saya
Baiklah, kau boleh pergi, tapi ingat! Sekali lagi aku menemukanmu
melakukan perbuatan jahat, Aku Suma Hong Sin tak akan
mengampunimuKaum putih belumlah kalah karena sekarang legenda Enam
Dewa Pelindung Tanpa Tanding telah bangkit lagi Belum habis suaranya,
tubuhnya telah lenyap dari pandangan mata.
Siapakah Suma Hong Sin ini" Dia putra bungsu dari lima bersaudara yang
merupakan keturunan terakhir dari keluarga Pulau Es yang sudah lama
musnah itu. Dia adalah satu-satunya keturunan keluarga Suma yang dapat
mewarisi ilmu-ilmu pilihan keluarganya sampai di tingkat yang tertinggi.
Diantaranya,: Bian-Ciang, Hwi-yang sin-ciang & Soat-im sin-ciang, Hong-In Bun-hoat, dan ilmu sihir I-Hun-to-hoat serta Hong-lui Tai-hong-ciang yang menjadi kebanggaan leluhurnya dulu. Bahkan dia satu-satunya yang
berhasil menguasai penggabungan Hwi-yang sin-ciang & Soat-im sin-ciang yang di ciptakan oleh leluhurnya yang berjuluk Siluman Kecil.
Selama berpuluh tahun keluarga Khu di puncak Sian-thian-san adalah
tempat yang sangat sulit di datangi. Dan menjadi salah satu tempat keramat.
Golongan hitam sekalipun segan berurusan dengan penghuni puncak ini.
Namun di hari yang cerah itu, tiba-tiba terdengar dua jeritan keras dari
sebuah rumah yang ada di tengah-tengah perkampungan. Tak lama
kemudian sesosok bayangan hitam berkelebat amat cepatnya melarikan diri
sambil membawa buntelan kecil.
Bangsat tak tahu di untungmau lari ke mana kau"... Satu sosok bayangan
yang lain dengan cepat memapaki laju bayangan hitam tersebut sambil
memukul dengan pukulan yang mengandung tenaga dalam tinggi.
DhuaaarrrrrSleepp Orang yang memamapi itu terlempar kebelakang dan
menabrak pohon di belakangnya. Segera bayangan berbaju hitam itu
berkelebat lenyap dari tempat itu.
Suasana kembali tenang. Hanya angin yang bertiup tenang. Dari bagian
utara puncak tersebut, berjalan dua orang yang saling bergandeng tangan
sambil tertawa-tawa. Yang satu nampak tua sekali sedangkan yang satu
seorang pemuda tampan.
Tampaknya mereka masih belum menyadari ada sesuatu yang mengerikan
telah terjadi sampai langkah mereka terhenti di pekarangan yang luas di
hadapan sesosok mayat yang telah dingin.
Hok-jin kau kenapakah?""... Seru si kakek yang terlebih dahulu melihat
mayat itu sambil mendekati dan memeriksanya. Namun namanya mayat,
tetaplah mayat. Biar bagaimanapun tetap takkan bisa menjawab. Hanya satu
yang mengejutkan, ialah pelayan ini mati dengan dada hancur akibat
gentakan ilmu Bu-kek-kang-sin-kang tingkat ke empat yang mereka kenal
baik. Timbul rasa tidak enak di hati ke dua orang ini dan dalam sekejap tubuh
mereka melesat bagai asap hampir bersamaan ke arah rumah. Dan tak ayal
lagi, tiba-tiba terdengar jerit yang menyayat hati dari pemuda tadi.
Ayahhhhh..Ibuuuu?"" Pemuda itu bertelut sambil memeluk mayat dua
orang yang menjadi korban suatu ilmu yang sama yang mereka sangat
kenal baik. Mata anak muda berusia duapuluh tahun itu berkaca-kaca,
namun dia masih berusaha mengeraskan hatinya.
Ayah, Ibu, siapa yang melakukan ini pada kalian"...
Liong-ji lihat itu" tiba-tiba sang kakek menunjuk ke lantai de sebelah mayat ayah dari pemuda itu. Terdapat tulisan yang tampaknya di tulis dengan
darah, berbunyi BUNUH TIN CU
Kong-kong, di mana Suheng Tin Cu"... Anak muda itu segera terhenyak
dan melompat berdiri. Tanpa menunggu jawaban kong-kongnya, tubuhnya
melesat ke dalam menuju kamar pusaka. Dan apa yang dia dapat, sungguh
membuatnya kesal karena orang yang di cari tidak ada. Sekejab, tahulah
dia, bahwa suhengnya itu mungkin telah berkhianat Segera dia kembali ke
ruang di mana ayah dan ibunya terbaring.
Kong-kong, aku rasa suheng Tin Cu berkhianat, aku akan mengejarnya
Suaranya perlahan saja, namun matanya merah tanda amarah yang amat
sangat. Sang kakek bangkit berdiri. Dengan mata berkilat di tatapnya pemuda di
depannya dan berkata:
Redakan amarahmu, karena kau akan gagal kalau hanya menuruti
nafsumukalau kau sudah tenang, masih belum terlambat untuk mencarinya.
Habis berkata demikian, kakek itu menggerakkan tangannya dan ke dua
tubuh itu terangkat dan melayang ke arah dalam. Pemuda itu hanya tinggal
berdiam di ruangan itu sendirian sambil berusaha mengendalikan dirinya.
Lewat dua hari setelah pemakaman ke tiga mayat di puncak Sian-thian-san
itu, nampak pemuda itu berlutut di depan sang kakek.
Cucuku Khu Hee Liong, tampaknya sejak awal, murid murtad itu sudah
bersiasat untuk menyeludup guna mempelajari ilmu pusaka kita. Tapi jangan khawatir, meskipun dia membawa lari pusaka-pusaka kita, tapi rahasia untuk melatih ilmu-ilmu itu sampai tingkat yang tertinggi tidak ada dalam cartatan kitab-kitab tersebut. Dia terdia sejenak. Selain kau harus mencari murid
murtad itu dan membawa kembali ilmu kitab-kitab pusaka itu, kau juga harus mewakili leluhurmu membangkitkan lagi legenda Enam Dewa yang sudah
terkubur selama delapan puluh tahun
Legenda Enam Dewa Tanpa Tanding" Apakah itu kong-kong"...
Delapanpuluh tahun lalu ketika dunia persilatan mengalami bencana karena
munculnya para pengganas sesat pelarian dari Tibet dan Nepal, dunia
persilatan meminta bantuan enam keluarga untuk menghadapi mereka. Ke
enam keluarga ini kemudian mengutus jago-jago terbaik mereka yang
kemudian di kenal dengan julukan Enam Dewa tanpa tanding.dua bulan lalu
saat kong-kong sedang bermeditasi, tiba-tiba seorang pemuda yang
mengaku bernama Han Sian muncul dan menyerahkan surat ini. Tangan
kakek itu tiba-tiba menyodorkan suat surat pada Hee Liong yang segera
menyambutnya dan membaca.
Dalam surat itu berbunyi: Demi terciptanya kembali keamanan dunia
persilatan, mohon bantuan Enam Dewa Tanpa Tanding
Siapakah pemuda itu kong-kong"
Hemmdia sebaya denganmu dan mengaku bernama Han Sian. Anak muda
itu lihai sekali karena dia mewarisi Hui-Im-Hong-Sin-Kang dan Kui-Sian I-sin-kang yang telah di kabarkan lenyap limaratus tahun lalu. Agaknya hanya
dengan menguasai Bu-kek-kang-sin-kang tahap ke sepuluh baru kau bisa
menandingi sama kuat dengannya.
Baik, kongkong, Liong-ji akan memperhatikan hal inimohon pamit" Habis
berkata demikian, tubuhnya melesat lenyap bagaikan asap saja.
Pembaca, Khu Hee Liong adalah satu-satunya keturunan keluarga dari
Sian-thian-san yang sanggup menjebol ilmu dahsyat Bu-kek-kang-sin-kang
tahap sembilan di usianya yang masih muda itu.
Ujian untuk Sang Pemegang Lempeng
Dari atas wuwungan tertinggi tempat kediaman keluarga Thio di lembah
Tanpa Nama, Han Sian memandang ke bawah. Sudah hampir satu jam dia
berdiri di situ, diam tak bergerak. Sepertinya dia sedang menunggu sesuatu.
Memang satu bulan ini Han Sian nampak sibuk ke sana-kemari. Entah
takdir dewata atau apa namanya, tapi secara kebetulan dia telah
menemukan sebuah guha tersembunyi dimana dia memperoleh enam
lempeng dengan symbol Enam Dewa yang di ukir bagaikan prasasti di
dinding batu. Di situ di jelaskan mengenai peristiwa berdarah yang terjadi delapan puluh tahun lalu.
Waktu itu dunia persilatan dalam keadaan kacau balau karena adanya
penyerbuan para tokoh-tokoh sesat dari Nepal & Tibet yang memberontak.
Para perusuh ini menghasut banyak tokoh-tokoh dunia hitam yang
merajalela yang kemudian membentuk pasukan iblis dalam suatu
pergerakan yang di sebut Operasi Seribu Halilintar. Pembantaian besar-
besaran di lakukan pada tengah malam, semua tokoh-tokoh kaum putih di
bunuh oleh pasukan-pasukan yang terdiri dari gabungan para tokoh sesat
tersebut. Namun tepat saat krisis ini hampir tak dapat di hindari, muncullah para jago-jago dari enam keluarga besar: Suma, Lu, Yang, Kiang, Khu, dan
Thio yang menyelamatkan dunia persilatan dan mengusir para perusuh ini
dengan ilmu-ilmu mereka yang sakti tanpa tanding. Mereka kemudian di
nobatkan oleh dunia persilatan sebagai Enam Dewa Pelindung Tanpa
Tanding. Dimana di saat-saat tertentu, maka kedudukan mereka ada di atas
Beng-cu dan berhak membatalkan kedudukan Beng-cu jika di dapati
keadaan yang menuntut demikian.
Setelah keadaan kembali aman, wakil ke-enam orang inipun menghilang
dari dunia persilatan, dan hanya meninggalkan suatu amanat melalui
lempengan baja itu, bahwa pemegang lempengan itu berhak memanggil ke-
Enam Dewa pelindung tersebut bila di perlukan.
Hampir satu tahun ini Han Sian menghilang. Sebenarnya tidaklah
menghilang, tapi menyelidiki suatu gerakan bawah tanah yang sangat
mengejutkannya. Musuh besarnya, Tee-mo Kiam-ong yang telah menjadi
Beng-cu baru dunia persilatan, ternyata menyimpan gerakan rahasia yang
bahkan lebih besar dari Jit-goat-kauw.
Beng-cu baru ini memperkuat pasukannya dengan melatih mereka ilmu
pedang iblisnya sehingga membentuk pasukan pedang iblis yang
menakutkan. Di samping itu dia juga telah bersekutu dengan Jit-goat Mo-ong serta merekrut para pengikut-pengikut Ang-I-Lama dari tibet. Total semua
pengikutnya ada sekitar dua ribuan lebih.
Melihat ini Han Sian bergidik membayangkan jika pasukan ini melakukan
serangan besar-besaran untuk mengacaukan dunia persilatan. Kalau dia
hanya bergerak sendiri saja itu mustahil. Maka ketika dia menemukan enam
lempengan ini, hatinya senang dan berusaha mencari jalan mengadakan
kontak dengan para keluarga ini. Selama ini dia belum menunjukkan
lempeng tersebut kepada mereka. Hanya dalam suratnya saja menyebutkan
bahwa Pemegang Lempeng Enam Dewa mengundang ke-enam keluarga
untuk bertemu. Saat ini dia sedang berada di keluarga terakhir dalam daftar enam dewa
tersebut, yaitu keluarga Thio. Keluarga Thio terkenal sebagai keluarga yang misterius bagi semua orang, Sejak leluhur keluarga ini mendirikan keluarga ini. Mereka memiliki peraturan yang amat ketat saat mewariskan ilmu-ilmu
keluarganya pada keturunannya karena tidak sembarang orang dapat
melatih ilmu-ilmu keluarga ini.
Beberapa saat kemudian, nampak ada gerakan dari bawah. Seorang kakek
tua berjubah putih nampak dan berkata:
Han Kong-cu, keluarg kami sudah menerima surat itu tapi kami belum tau
apa masalahnya, jika benar lempeng enam dewa itu ada padamu, maka
engkau harus membuktikan bahwa engkau layak memanggil enam dewa
tersebut untuk suatu urusan yang penting...beranikah kau"
Maaf Siauw-tee belum dapat mengemukakan masalahya sebelum Enam
Dewa berkumpul tapi Siauw-tee siap untuk di uji, silahkan"
Hemm..di sini ada empat orang putra terbaik kami. Tapi di antara mereka
berempat, ada satu yang paling lihai dan yang memiliki tingkat tertinggi
dalam penguasaan ilmu silat keluarga kami. Jika engkau dapat memaksa
salah satu dari mereka mengeluarkan ilmu tertinggi kami Kiu-yang Cin-keng ataupun Kian-kun Tay-lo-I-Im-Yang, maka kami akan merelakannya
membantu tugas suci sebagai salah satu dari enam Dewabagaimana"
Belum habis ucapannya, dalam sekejap di hadapan Han Sian telah berdiri
empat pemuda dengan tampang yang berbeda. Dari gerakan mereka Han
Sian cukup terkejut. Keempat orang ini rata-rata memiliki ilmu silat yang tinggi. Teringat dia akan Tee Sun Lai.
Sejenak dia mengamati keempatnya. Dia tahu keempat orang ini pastilah
sangat lihai. Sampai lama dia menatap mereka satu persatu, tiba-tiba
tangannya di kebaskan ke arah empat orang itu hamper bersamaan. Dia
telah memukul dengan pengerahan ilmu Ngo-heng Thian-kiam-cu (Jalur
Pedang Langit Lima Unsur) dari Bu-tek Chit-kiam-ciang dengan 7 delapan
bagian tenaganya.
Maaf, ijinkan aku meminjam papan nama kalian Belum habis perkataannya,
tiba-tiba tangannya di kebaskan dan lima larik sinar tajam warna-warni
melesat keluar dengan dahsyat dari kelima jarinya. Empat mengarah pada
keempat pemuda tersebut, sedang yang satu lagi mengarah ke arah papan
nama di sebelah kiri, agak jauh dari tempat keempat lawannya berdiri.
Nampak sederhana saja serangannya, tapi hasilnya sungguh hebat.
Keempat orang itu bergerak hampir bersamaan menangkis serangan itu
sehingga menimbulkan lima ledakan dahsyat yang menggetarkan.
Suasana senyap. Han Sian terdiam. Keempat orang itupun terdiam, tapi
yang satu sudah berpindah tempat ke kiri. Diam-diam Han Sian berdecak
kagum. Dia sempat menangkap kelebatan orang ke tiga yang tiba-tiba saja
sudah menangkis ke dua hawa pedangnya hampir bersamaan, hanya beda
kurang dari seperlima detik saja.
Tak lama kemudian terdengar suatu berat dari kakek tadi: Kau menang
Han-kong-cu, kami akan membantu.
Han Sian tersenyum. Sekelebat pemuda tadi sudah berada di depannya
sambil tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya menjura:
Namaku Thio Tay Leekau hebat, agaknya kita bisa menjadi sahabat,
bukan"...Oh ya, kapan kita berangkat
Han Sian balas menjura, kemudian menimpali: Kita tidak punya banyak
waktu, ada banyak hal yang musti di selesaikan. Sebaiknya kita berangkat
sekarang Aku sudah siap dari tadi, silahkan
Tanpa banyak cakap pemuda itu mengangguk dan mempersilahkan Han
Sian untuk jalan duluan. Di lain saat, tubuh mereka berkelebat lenyap
dengan di pandangi oleh keluarga lain.
Sudah lama kita tinggalkan Cu In Lan. Satu tahun bukan waktu yang
pendek, namun ketekunan dan juga di dorong oleh kerinduan untuk bertemu
kekasihnya, membuat waktu satu tahun itu serasa sirna dalam sekejap.
Selain mematangkan semua ilmu-ilmunya, dia juga mendapat gemblengan
lahir batin dari Yok-Sian dan Koai-Hud. Bahkan mereka ikut juga
mematangkan gadis ini dengan mengoperan tenaga sakti mereka secara
bertahap sehingga, dalam waktu yang singkat, In Lan mendapat kemajuan
yang amat hebat, terutama ginkangnya dan juga tenaganya. Sekarang dara
itu dapat memainkan Pukulan Inti Petir Murni yang sudah di gabungkan
dengan Ilmu Ban-hud-ciang dari Koai-Hud. Dahsyat sekali. Selain itu dia
juga sudah menguasai jurus Sian-ci Sin-thong yang sakti dari Yok-Sian
Hari itu adalah hari terakhir dia tinggal di puncak tebing langit. Tadi malam kedua suhunya sudah memanggilnya dan memberi pesanan agar segera
turun gunung dan menunaikan tugasnya sebagai seorang gadis pendekar.
Sebenarnya, walaupun dia sedih, namun ada kegirangan yang amat sangat
dalam dirinya. Terbayang suatu wajah di benaknya. Sampai lama hingga


Pendekar Asmara Tangan Iblis Karya Lovely Dear di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akhirnya dia tersipu-sipu malu seorang diri.
Setelah berkemas, dengan enteng dia menuruni Puncak Tebing Langit
hingga tiba di bawah. Sambil mengerahkan Thian-in Hui-cu, tubuhnya
melesat mengarah ke timur. Tujuannya ke kota raja. Di sepanjang
perjalanan kadang-kadang dia membantu rakyat jelata untuk menghadapi
penjahat-penjahat yang mengganggu ketenangan. Karena kebaikan hatinya,
dia kemudian di juluki Kim-Sim Sian-li (Dewi Berhati Emas).
Suatu hari, dia melewati daerah perbukitan yang luas. Pemandangan alam
yang indah nampak di depan mata, menyenangkan hatinya. Sambil
bernyanyi-nyanyi riang, dia berjalan sambil bersiul-siul. Siapapun yang
melihatnya pasti akan terpesona bagai melihat bidadari yang turun dari
khayangan. Tapi rupanya dia tidak sendirian di tempat itu. Dua pasang mata dari tempat tersembunyi sedang menatap dengan penuh nafsu kepadanya. Jarak antara
pemilik mata itu dengan In Lan terpaut sepuluh langkah. Namun In Lan
bukannya tidak tahu akan hal ini. Tingkat kepandaiannya sudah sangat
tinggi, sehingga gerakan kecil apa saja dapat terdeteksi olehnya, apalagi kalau hanya desahan nafas dua orang yang mulai memberat, tapi dia diam
saja. Dia juga tidak mau mengganggu kalau tidak di ganggu.
Sekian lama menunggu, akhirnya kedua orang itu tak kuat menahan lagi,
seketika itu juga mereka berkelebat menghadang.
Hehehehe, cah ayusedang apa di sini" Apakah tidak takut sendirian"...tapi gak apa-apa, asalkan ada aku di sini, kau pasti aman Kata orang pertama.
Akhhbenarbenar asalkan cah ayu suka menemani kami barang beberapa
hari, hohoho In Lan menatap mereka sambil tersenyum: Boleh, bolehtapi ada syaratnya
Kedua orang itu semakin terbelalak mendengar ini: Eh, manisapa
syaratnya" Meski mataharipun akan ku berikan padamu"...
Syaratnya mudah, aku mau memukul dada kalian, tapi kalian harus dapat
menahannya. Kalau tidak, aku tidak maubagaimana" Mudahkan"
Mau..maumau, ayo pukul sekarang juga, jangankan hanya satu, meski
seribukalipun kami siap Kata laki-laki yang ke dua sambil membusungkan
dada.sementara temannya hanya mengangguk-angguk.
Baiklah, mana dada kalian" In Lan melangkah maju sambil kedua
tangannya di angkat dan memukul perlahan. Tingkahnya ini di sambut
dengan senyum-senyum penuh arti oleh ke dua orang yang membusungkan
dada mereka dengan bangga. Tapi tidak berlangsung lama, karena
kesudahannya sungguh mengejutkan kedua orang itu. Tubuh mereka
melayang sejauh sepuluh tombak kembali ke tempat persembunyian mereka
tadi. SAMPAH!!! Tiba-tiba terdengar suara bentakan kecil, dan satu bayangan
berjubah hitam sudah menyambut tubuh kedua orang yang sudah setengah
pingsan akibat pukulan In Lan itu dengan telapak tangan terbuka. Terdengar bunyi ledakan dua kali dan tubuh ke dua orang itu hancur seketika dengan
darah berhamburan.
Siapa kau" Bentak In Lan. Wajahnya tidak senang, dia tidak bermaksud
membunuh ke dua orang itu, hanya mau memberi pelajaran. Tapi orang ini
dating-datang langsung main bunuh.
Heemmmmaku Hek-Eng-Cu mau kamu melayaniku Berkata demikian cepat
sekali tubuhnya sudah melesat ke depan In Lan sambil menotok ke dada
gadis itu. Ehhh?"" In Lan terkejut sekali, tapi temponya tidak banyak, segera kakinya di genjotkan dan tubuhnya mundur dua langkah dengan cepat mengikuti
tenaga dorongan hawa totokan lawan.
Ahhh, kau berisi juga ya Pria berjubah itu tiba-tiba melesat ke atas dan
memukul dengan tangan terkembang. Itulah hawa Bu-kek-kang-sin-kang
tingkat pertama.
Heaaaahhh. Daaarrrr In Lan tersurut tiga langkah, namun dia tidak terluka.
Ternyata ilmu pemuda itu luar biasa. Untung dia sempat mengerahkan
Tenaga Inti Petir Murni di kedua tangannya. Kalau tidak entah apa jadinya.
Menilik kekuatan lawan, In Lan mengerti dia kalah tenaga, tapi dia belum
puas. Segera dia berkelebat mengerahkan ginkangnya dan melancarkan
pukulan-pukulan berbahaya dari Ilmu Ban-Hud-ciang kebanggaan gurunya
yang ke dua. Tubuhnya di lindungi oleh laksaan tapak yang membuat lawan
susah mendekatinya.
Namun pemuda itu tak kalah sebatnya juga. Tidak sia-sia julukannya Si
Bayangan Hitam, karena tubuhnyapun dapat mengimbangi kecepatan In Lan
sementara tangannya mengerahkan ilmu Bu-kek-kang-sin-kang tingkat ke
dua dan ke tiga.
Sampai duapuluh jurus mereka saling serang, tampak In Lan mulai terdesak
di bawah angin saat lawannya mulai mengerahkan kekuatan sampai ke
tingkat empat. Melihat ini In Lan mulai berkelahi dalam posisi bertahan,
dengan mengerahkan gabungan Tenaga Inti Petir Murni dan Ban-Hud-ciang
sambil sedikit-sedikit dia memasukkan Sian-ci Sin-thong di dalam
serangannya, dengan demikian dapatlah dia mempertahankan diri.
Pada saat itulah tiba-tiba terdengar bentakan halus:
Huh, apakah Bu-kek-kang-sin-kang hanya di pakai untuk menghina
perempuan"... Seorang pemuda tampan berjubah hujau sudah berada di
situ. Ketika tangannya di angkat, serangkum angin pukulan yang kuat
membuyarkan tenaga Bu-kek-kang-sin-kang tingkat empat dari Hek-eng-cu.
Segera Hek-eng-cu melentingkan tubuh dan menghadap pendatang baru itu
dengan gusar namun waspada.
Ada urusan apa kau ikut campur" cari mati saja"
Siapa aku adanya tak perlu kau urus. Jelasnya kalau kau masih tetap mau
menghina seorang gadis muda, kau akan berhadapan denganku.
Baik, sambutlah Sekali melesat Hek-eng-cu sudah menerjang dengan Bu-
kek-kang-sin-kang tingkat ke lima. Hebat sekali akibatnya. Debu pasir
berterbangan dan hawa pukulan yang kuat dalam jarak lima tombak masih
terasa. Pemuda berbaju hijau itu dengan tenang menyambut serangan lawan.
Bahkan kelihatannya dia tidak takut sama sekali. Gerakan-gerakan
tangannya memainkan Soan-hong Sin-ciang dengan di lambari pengerahan
tingkat tinggi dari Giok-ceng Sin-kang yang sakti.
Tidak sampai limapuluh jurus, tiba-tiba Hek-eng-cu memukulkan sesuatu ke
tanah sehingga muncul asap yang melindungi pandangan lawan. Dalam
sekejap dia telah lenyap dari tempat itu.
Pemuda berbaju hijau itu tidak mengejar. Hanya sekejap dia membalikkan
tubuh menghadap In Lan.
Nona, aku Kiang Po Chun, salam kenal Pemuda itu menjura, namun
matanya tak berkedip penuh kekaguman menatap gadis di depannya. Hal
mana tentu saja membuat In Lan jengah.
Ehh, aku Cu In LanTerima kasih atas bantuanmu
Ahh tidak apa-apa, untung lawanmu itu hanya menguasai Bu-kek-kang sin-
kang sampai tingkat ke enam, kalau lebih dari itu, tentu aku akan sedikit kesulitan mengusirnya pergihanya aneh" Setahuku ilmu itu hanya di miliki
oleh keluarga Khu, apa penjahat itu dari keluarga Khu"
Pengumuman Maut Sang Beng-cu
Kota Lok Yang yang biasanya ramai kini dalam keadaan sepi. Suasana sore
menjelang malam yang mencekam nampak dengan andanya mayat yang
berserakan di sana-sini. Sementara itu sepuluh orang bersenjata pedang
dan golok tampak berindap-indap dan hati-hati memasuki sebuah gedung
hartawan di tengah kota itu.
Saat mereka telah dekat, dengan saling memberi kode, mereka
melemparkan bahan peledak ke dalam rumah tersebut setelah itu mereka
melompat menjauh. Akibatnya hebat sekali. Gedung itu bergetar keras
ketika bunyi ledakan-ledakan terdengar di susul kemudian jerit ngeri para wanita-wanita yang terkena ledakan.
Empat bayangan melesat keluar dengan kecepatan kilat. Dalam sekejap
tubuh ke empat orang ini meluncur dengan kecepatan yang sulit di lihat mata biasa mengarah pada ke sepuluh orang tersebut. Terdengar jerit mengerikan dan menyayat ketika ke sepuluh orang itu meregang nyawa tanpa sempat
bersuara. Keempat orang itu berdiri sambil tertawa bergelak-gelak. Ternyata mereka
adalah empat orang pria berjubah merah seperti pakaian para Lama di Tibet.
Cuma bedanya kepala mereka tidak gundul seperti kebiasaan para Lama,
melainkan di tumbuhi rambut-rambut yang panjang dan riap-riapan.
Saat mereka tertawa itu tiba-tiba di hadapan mereka muncul seorang gadis
muda yang amat cantik membawa sebatang payung yang terbuat dari baja.
Seketika mereka terbeliak dan suara tawa mereka terhenti.
Ehh, burung hong dari mana ini, berani datang menyerahkan
diri..hahahaha" Salah satu dari mereka berkata. Sambil matanya
menjelajahi tubuh gadis itu dengan tatapan cabul.
Hemmkalian para Lama sesat. Cukup sampai di sini perbuatan bejat kalian
yang memperkosa dan membunuh di mana-mana,hari ini Bidadari Payung
Pelangi akan memusnahkan kalian Bentak gadis itu. Suaranya merdu dan
enak di dengar.
Hahaha, para suheng, biar gadis ini aku yang taklukkan Tampak orang
termuda melangkah maju sambil tertawa-tawa. Tangannya tiba-tiba di
ulurkan mengarah ke dada gadis itu.
Iii hhhcabul Dalam sekejap gadis itu mengalirkan tenaganya dan memukul
telapak tangan orang itu.
Dhuukkkk Ehhboleh juga" Ternyata kau macan betina ya" Orang itu
terkejut ketika merasakan tangannya terpental dengan kekuatan yang tak
kalah dengannya.
HahahahaSute, hati-hatitampaknya kau harus kerja keras untuk
menundukkannya Huh..kita lihat saja dalam sepuluh jurus Berkata demikian, tubuhnya tiba-
tiba melesat dan sudah melancarkan delapan belas kali totokan ke tubuh
gadis itu. Tampaknya gadis itu akan segera menjadi korban.
Namun yang terjadi sungguh mengejutkan orang itu. Gadis itu tiba-tiba
mengembangkan payungnya dan hanya dua kali putaran telah mematahkan
semua totokan yang mengarah ke tubuhnya. Bahkan Lama itu terpaksa
harus menarik kembali tangannya yang terancap oleh ketajaman ujung
payung yang seperti mata pedang.
Dmikianlah terjadi pertempuran sengit. Lewat sepuluh jurus belum juga ada tanda-tanda pihak yang menang. Tampaknya mereka seimbang. Gadis ini
penasaran. Segera tangan kirinya mulai membalas serangan lawan dengan
pukulan-pukulan Tenaga Inti Petir Murni. Terdengar ledakan-ledakan yang
kuat ketika telapak tangan gadis itu yang bersinar biru bertemu dengan bau amis pukulan Hiat-tok-sin-ciang dari Lama tersebut. Namun walaupun
keduanya berusaha mengempos semangat mereka, namun perbedaan
kepandaian mereka tidaklah terlalu jauh. Gadis itu menang dalam hal
ginkang sedangkan Lama itupun hanya menang seurat dalam hal tenaga.
Hemmsute biar kubantu kau Tampak satu bayangan lagi tiba tiba melesat
memasuki area pertarungan itu dan menyerang sang gadis hampir
bersamaan sehingga dalam waktu kurang dari 5 jurus gadis itu jatuh dalam
pelukan orang termuda dari Lama itu.
Hahaha, suheng gadis ini ranum sekali, pasti bisa memuaskan kita selama
beberapa minggu
Mereka mengangguk-angguk sambil tertawa. Namun tanpa di ketahui
mereka ada dua orang yang telah muncul dari dua jurusan yang berbeda
dalam waktu bersamaan. Dua orang ini sama terkejut melihat kemuculan
masing-masing. Sekejap mereka sadar bahwa pendatang ini bukan orang
sembarangan. Namun tidak lama karana salah satu yang berbaju merah
sudah menyahut:
Sobat, Lepaskan gadis itu, tidak pantas kau orang tua memperlakukan
seorang gadis seperti itu
Ehhsiapa kau" Keempat orang itu berbalik dan terkejut, karena mereka
tidak merasakan kedatangan ke dua orang ini.
Siapa aku adanya tidak perlu kalian tahu, aku hanya mau kalian
melepaskan gadis itu
Hahahakalau kami tidak mau, kau mau apa"... Dengan angkuh orang
pertama dari Lama itu berseru, kemudian melanjutkan: dan jangan kalian
bermimpi bisa merampas apa yang sudah di miliki oleh Tok-Su-wi (Empat
pengawal Racun) dari Lama Agung Jubah Merah
Huh, aku tidak mau tahu siapa kalian, tapi lepaskan gadis itu.."
Hemmmnapa kau mau sisa dariku" Berkata demikian, Lama yang termuda
itu menundukkan kepala dan menjilati leher gadis itu dengan bernafsu
LANCANG!!! Tiba-tiba pemuda berompi biru yang satunya lagi yang hanya
berdiam dari tadi tiba-tiba lenyap dari hadapan mereka dan di lain saat
terdengar jeritan keras dari Lama itu. Tubuhnya terlempar keatas sambil
muntah darah, sedangkan gadis itu telah berpindah ke tangan sang pemuda
yang segera membebaskan totokannya.
Suteeee. Hiaaaaaaatttt. Ketiga rekannya terkejut, namun dua di antara
mereka segera menerjang ke arah pemuda itu dengan pukulan-pukulan
maut mematikan sedang yang satu lagi melesat menyambut saudara
mereka. Pemuda itu tenang saja tapi saat tangannya di kembangkan, tiba-tiba tubuh sekitarnya di lapisi kabut tipis yang mementalkan balik semua pukulan
lawan. Pek-in-hoat-sut?""...kaukau dari Pulau Daun Putih" seru Lama yang tertua.
Benar, apa kau masih mau melanjutkan pertarungan ini" Seru pemuda itu
sambil tersenyum.
Hemmm, kali ini kami akan pergi, tapi kami tidak akan menghabiskannya
hanya sampai di sini! sambil menatap penuh dendam para Lama tersebut
berbalik dan berlalu dari situ.
Wahhhhtak di sangka, heng-te dari Pulau Daun Putih,
salut...salutperkenalkan, cahye bernama Kim Hong, she Yang Kata pemuda
berbaju merah itu sambil menjura.
Heh, She Yang?"" Apakah dari Kuburan Kuno"... Pemuda berompi biru itu
berseru kaget. Namun seruannya itu hanya di sambut dengan senyuman
dan anggukan kepala saja.
Terima kasih atas pertolongan kalian berduapara iblis itu sangat sakti Di tengah-tengah kekaguman mereka berdua tiba-tiba suatu suara menyelutuk
dan membuat mereka tersadar oleh adanya mahluk indah di depan mereka
itu. Eh, Nonaaku Lu Sim Haymaafkan kami datang terlambat" Pemuda berompi
itu menjura sambil terus memperkenalkan diri.
Akhhakuehya..ya, aku Hong Lian, she Simsenang mengenal kalian juga,
permisi Berkata demikian sang gadis segera membalikkan tubuh dan
hendak berkelebat pergi dari situ meninggalkan dua orang pemuda yang
memandang kepergiannya dengan terbengong-bengong.
Selama setahun ini, tampaknnya dunia persilatan telah tiba pada masa
kejayaan kaum hitam. Tidak ada pergerakan sedikitpun dari kaum putih yang terdengar. Tapi pada suatu hari, tanggal sepuluh bulan sebelas, suasana di Rawa Lumpur Kematian tampak sedikit ramai. Tempat ini dulunya adalah
tempat kediaman Tee-Tok Sam-kui. Karena tempat itu sangat strategis dan
juga di kelilingi oleh Lumpur hidup dan bermacam-macam binatang beracun
lainnya membuat tempat itu sangat sukar di datangi oleh sembarang orang.
Tiga bulan yang lalu Tee Sun Lai membawa seluruh anak buahnya
bergabung dengan Thian-te-san-pai kemudian pindah serta memperkuat
kedudukannya sebagai bengcu di tempat itu
Hari itu tampak berdatangan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai delapan orang. Bukan orang-orang biasa. Terlihat berbagai bentuk
senjata tersampir di punggung dan pinggang mereka. Setelah mereka tiba di pinggir rawa, mereka di sambut oleh orang-orang berpakaian ungu dengan
sedikitnya dua puluhan perahu yang terbuat dari kayu kuat yang di lapisi
besi yang bolak-balik mengangkut mereka.
Siapakah orang-orang yang datang berkelompok-kelompok tersebut"
Mereka adalah utusan-utusan dari berbagai perguruan yang di undang oleh
sang Beng-cu untuk membahas suatu hal yang khusus. Sebenarnya, para
pendekar kaum putih tahu belaka bahwa maksud dari undangan tersebut
tentu akan lebih banyak merugikan pihak mereka daripada untungnya, tapi
mereka tidak kuasa menolak karena pengundangnya beratas namakan
Beng-cu dunia persilatan. Jika mereka menolak itu akan menyebabkan
penghancuran yang fatal bagi golongan mereka. Untuk melawanpun,
mereka tidak punya kekuatan yang cukup jadi hanya menurut saja.
Hari menjelang malam, di luar markas dari Thian-te-san-pai ini di dirikan panggung yang amat besar. Suasana di sekitar panggung ini tidak terjaga
seorangpun. Hanya kalau orang memandang ke arah Markas perkumpulan
tersebut yang jaraknya hanya satu setengah mil dari panggung tersebut,
mereka akan bergidik karena tempat itu di jaga dengan pasukan berjubah
ungu yang berlapis-lapis.
Di salah satu sisi dari panggung tersebut di buat panggung dua tingkat yang lebih kecil dan lebih tinggi dengan tigapuluh anak tangga dari panggung
utama. Di kelilingi oleh dua penjaga berpakaian ungu dengan pedang di
tangan. Di tingkat atas panggung tersebut tampak lima kursi agung yang di duduki oleh lima orang, salah satu di antaranya adalah sang Beng-cu Tee
Sun Lai sendiri dan Jit-goat Mo-ong. Yang satu lagi adalah seorang kakek
yang berwajah aneh seperti orang mabuk, dia adalah Bu-tek Sian-cu
(Bayangan Dewa Tanpa Tanding), yaitu seorang tokoh kosen dari
pegunungan Himalaya yang tidak pernah muncul dari dunia kang-ouw. Di
samping itu ada juga dua Lama berjubah merah. Tak salah lagi merekalah
Lama Jubah merah yang mengepalai Thian-te-san-pai yang berjuluk Thian-
yang Lama dan Tee-im Lama (Lama Agung Langit & Lama Agung Bumi).
Di tingkat ke dua tampak berdiri delapan belas orang berjubah dan
berkerudung ungu. Hanya terlihat sinar mata mereka saja yang tajam, tanda mereka adalah orang-orang pilihan.
Saat semua orang sudah berkumpul semua, genderang di bunyikan dengan
suara bertalu-talu. Tee Sun Lai segera berdiri dengan gagahnya dibalik
jubah hitamnya yang di gambar dengan gambar naga dari benang emas.


Pendekar Asmara Tangan Iblis Karya Lovely Dear di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Suaranya menggema di segenap penjuru.
Cu-wi sekalian, sebagai bengcu dunia persilatan, aku sengaja mengundang
kalian untuk mengumumkan dan juga merayakan suatu peristiwa yang baru
dalam dunia persilatan Dia berhenti sejenak sambil tersenyum menyeringai, kemudian melanjutkan: mulai saat ini tidak ada lagi perbedaan golongan
Hitam-dan putih. Satu-satunya peraturan yang boleh berlaku ialah yang
terkuatlah yang menjadi raja. Mulai saat ini Semua perguruan-perguruan
silat yang ada harus memberikan upeti berupa emas sebanyak seratus tail
setiap tahun dan lima orang gadis cantik setiap bulannya. Bilamana ada
yang melanggar ketentuan ini, maka setiap orang di berikan hadiah dua kali lipat upeti tiap tahun untuk menghancurkan dan membawa kepala-kepala
para pelanggar tersebut.apakah Jelas"... Terdengar seruan dan sorakkan
kegembiraan di sana-sini ketika pengumuman ini di sampaikan.
Omitohud, maafkan pinto, tapi ucapan sicu selaku bengcu sama sekali tidak mencerminkan tanggung jawab yang harus di lakukan oleh bengcu yang
sesungguhnyasecara pribadi sangat sukar bagi pinto menerimanya dengan
akal sehat" Seorang tiba-tiba menyahut tak kalah kerasnya, yaitu Bhok-
Keng hwesio yang merupakan sute ketiga dari Ciangbunjin Siauw Lim pai.
Belum habis suaranya tiba-tiba berkelebat bayangan pedang yang cepat
sekali dari atas yang menghantam ke arah Bhok-Keng hwesio. Bhok-Keng
hwesio bukanlah seorang ahli silat pasaran, namun melihat datangnya
serangan pedang yang sangat cepat itu, sama sekali dia tidak sempat
bergerak sedikitmun. Bahkan suhengnya Bhok-Tong-Hwesio yang dating
berdiri tak jauh darinyapun tak mampu berbuat banyak.
Zii iinngg Clepp, Dhuarr..! Terdengar suara ledakan yang keras ketika
tenaga dalam dari pedang Tee-Mo-Kiam menghantam Bhok-Keng hwesio
dan menghancurkan kepalanya.
Hemmmmitulah akibatnya kalau berani melawan perintahkusekarang siapa
lagi yang berani membangkang dan sudah bosan hidup, haa" Bentak Tee
Sun Lai dengan marah.
Semua terdiam tanpa banyak kata-kata dan menjatuhkan diri berlutut di
hadapannya. Hal ini di sambut dengan tertawa yang berkepanjangan dari
Tee Sun Lai ini di ikuti oleh keempat orang yang ada di atas kursi agung.
Lihatlah, bukankah kerjasama kita sangat menguntungkan. Sekarang tidak
ada lagi yang dapat melawan kita, kekuatan kaum putih sudah kehilangan
sengatannya. Langkah selanjutnya, kita akan menggulingkan kaisar Kuan
Zong dan mendirikan kerajaan baru dengan kaisar sejati yang baru,
bagaimana menurut pendapat kalian" Dengan pongahnya Tee Sun Lai
berkata kepada keempat orang yang duduk di panggung agung. Masing-
masing mreka hanya mengangguk-angguk sambil tertawa dengan wajah
dansenyum licik yang menyimpan berbagai rencana dan strategi.
Sementara mereka tertawa-tawa, mata mereka mulai tertuju kearah
kumpulan para jagoan dari golongan putih yang terkumpul di sudut utara,
tatapan mereka penuh nada mengancam dan garang. Entah bagaimana,
tanpa di komando, mereka mencabut senjata masing-masing. Mereka tahu,
nilah pertempuran matihidup mereka, tapi mereka tidak mau menyerah bgitu
saja. Saat-saat yang sangat kritis seperti ini, semua perhatian mulai tertuju pada orang-orang ini. Mereka mulai bergerak mendesak tiba-tiba salah satu dari 12 orang di atas panggung tingkat ke dua, melesat ke arah Tee Sun Lai dan bersujut:
Maaf yang mulia bengcu, ijinkan kami ke 12 ksatria iblis membasmi
mereka" Hahahahahahapermintaan di kabulkan, tapi kalau mereka tidak mampus
dalam 20 hitungan, maka kepala kalian yang akan terpisah
mengerti?""...SATU Mendengar hal ini sontak ke 12 bayangan bergerak
dengan cepat menuju kea rah para tokoh-tokoh golongan putih yang
berjumlah 200-an orang itu.
Tampaknya inilah akhir dari kejayaan dan juga pertanda maut bagi para
tokoh-tokoh golongan putih ini. Namun, Thian tidak buta. Hampir sama cepat dari lesatan ke-duabelas iblis itu, bahkan jauh lebih cepat lagi, tiba-tib BERHENTI!...BHUUUUUUMMMMNN.! Terdengar bentakan menggelegar di
ikuti suara ledakan yang keras tepat memisah di antara para tokoh golongan putih ini dengan keduabelas iblis yang sedang melesat memburu dengan
waktu untuk melakukan pembantaian tersebut. Hasilnya sangat dahsyat.
Getaran energi yang amat kuat itu membuat panggung yang besar itu
amblas di bagian tengahnya dan menimbulkan kepulan asap, sedangkan
membuat keduabelas iblis itu terpental mundur.
Iii hhhhh, itu ILMU SERIBU IBLIS PEMUSNAH?"" Suara kekagetan ini
keluar dari mulut Jit-goat Mo-ong yang sudah melesat turun dari atas
panggung dan berdiri di samping Tee Sun Lai dengan muka merah.
Han Sian" Seru Tee Sun Lai juga tak kalah kagetnya oleh perbawa tenaga
yang amat dan dahsyat tersebuttersebut.
Titah Kematian Enam Dewa
Pusaran angin yang sangat kuat membuyarkan asap di sekitar panggung
dalam sekejap. Tampak seorang pemuda tampan berdiri di tengah-tengah
panggung yang telah amblas. Matanya nampak berkilat-kilat. Sekitar
tubuhnya di lingkupi hawa cahaya keemasan dan kehitaman yang berputar-
putar mengelilingi tubuhnya.
Apa kabar Jit-goat Mo-ong"...dan kau juga Tee Sun Lai"... Suaranya
tenang tapi juga nampak dingin dengan wibawa yang amat kuat.
Hemmmakhirnya kau muncul juga, aku kira kau sudah mampus" balas Jit-
goat Mo-ong sinis.
Tadinya sih sudah hampir, namun thian belum mengijinkan nyawaku,
tahukah kau mengapa"...karena masih ada manusia-manusia seperti kalian
yang harus di hentikan.. Suara Han Sian tetap dingin sambil tersenyum,
karena hatinya sungguh marah saat itu.
Hahahahakau kira hanya sendirian bisa membuatmu seenaknya di sini"
Kau bermimpi kawan. Tee Sun Lai membalas dengan sengit dan entah
darimana datangnya, tiba-tiba di tangannya sudah menggenggam pedang
bersinar ungu. Huh, bermimpi toh tetap harus lihat kenyataannya, dan kenyataannya kalian berdua sudah pernah ku pecundangi, dan kalaupun sekarang kalian mau
bergabung, tetap belum setimpal untuk menjadi lawanku Han Sian
membalas dengan pengerahan tenaga dalam yang membuat suaranya
bergetar. Sengaja dia buat itu untuk membangkitkan amarah mereka.
Kurang ajaaaaarrrrrr Bentak Jit-goat Mo-ong dengan suara menggelegar, di
ikuti tubuhnya yang melesat sangat cepat ke depan sambil memukul dengan
pengerahan seluruh tenaganya. Dia tidak main-main, karena dia tahu
kelihaian anak muda yang berjuluk Pendekar Asmara Tangan Dingin ini.
Segera dia mengerahkan ilmunya sampai tingkat tertinggi karena dia tahu
bahwa tidak berguna kalau hanya mengandalkan jurus-jurus saja. Itulah
sebabnya dia memutuskan untuk sekali menyerang dengan sepenuh
tenaganya. Tubuhnya di liputi dua cahaya merah dan putih hasil mengerahan tenaga
Jit-goat-kang tingkat kesembilan melabrak ke arah Han Sian dengan kuat,
hawa panas dingin dari Jit-goat-sin kang (Tenaga sakti Matahari dan Bulan) ini bahkan menyapu tempat itu sehingga membuat para penonton mundur
kurang lebih tujuh tombak ke belakang.
Han Sian tahu kekuatan lawan itulah sebabnya dia tidak mau setengah hati, tubuhnya terangkat satu jengkal dengan pengerahan Kui-Sian I-sin-kang
tingkat ke sembilan, sementara kedua tangannya bergerak dengan sangat
cepat melepaskan Hong-Lui-Kiam-cu (jalur Pedang Angin Petir) yang
kemudian di ikuti dengan Ngo-heng Thian-kiam-cu (Jalur Pedang Langit
Lima Unsur) yang dahsyat.
ZzzzzztttsCiiii tsWussshhh.
BLAAAAAARRRR Benturan keras terjadi, sinar-sinar pukulan yang terpantul
menyebar ke segala arah sehingga terdengar pekikkan kematian di mana-
mana. Orang-orang yang berkepandaian tinggi sempat melindungi diri
mereka, tapi mereka yang berkepandaian rendah harus menerima nasip
naas. Han Sian masih tetap pada tempatnya, tampak tubuhnya di liputi sinar ke
emasan melayang tidak menginjak tanah namun tidak kurang suatu apapun,
tanah di kakinya berlubang sebesar kerbau sedalam hampir satu meter
sedangkan Jit-goat Mo-ong tersurut mundur lima langkah dengan muka
pucat. Terlihat darah mengalir dari bibirnya. Dengan langkah gontai dan
kepala tertunduk dia berjalan mundur dan keluar dari tempat itu dan
menghilang. Semua orang tampak tidak mengerti apa yang terjadi hanya Han Sian dan
tentunya Jit-goat Mo-ong sendiri. Tapi satu hal yang bisa di pastikan ialah dunia kang-ouw tidak perlu takut lagi dengan yang namanya Jit-goat Mo-ong.
Sementara itu di samping Tee-mo-kiam ong, telah berdiri tiga orang lain
lagi. Hawa kematian dari pancaran tenaga mereka terasa oleh Han Sian. Di
pandanginya mereka dengan mata mencorong penuh selidik.
Ohhhhjadi inikah semua penjaga dapurmu Sun Lai"
Orang muda kau terlalu sombong, sambut seranganku.. Bu-tek Sian-cu
menyahut dengan geram. Tangannya segera di kibaskan, dan serangkum
tenaga kuat yang tak kelihatan menyambar ke arah Han Sian.
Baju Han Sian berkibar tapi dia tetap tidak bergerak. Hal ini membuat Bu-
tek Sian-cu terkejut. Dia mengerahkan delapan bagian tenaganya dalam
pukulan tadi, tapi anak muda itu tidak bergeming.
Aku tidak mengenalmu orang tua, tapi kalau kau bermaksud membantu
rencana busuk manusia she Tee ini, aku tidak sungkan lagi" Han Sian
berkata perlahan, tapi bibirnya tidak bergerak.
Di lain saat, Tee Sun Lai mengangkat tangan kirinya ke atas. Dalam
sekejap saja berkelebatan bayangan-bayangan orang berseragam ungu
mengepung tempat tersebut dengan pedang terhunus.
Hehehe, Han Sian, sesakti apapun kau, kali ini kau tetap takkan bisa lolos dari sini" Sambil tertawa, Tee Sun Lai menerjang kedepan dengan sangat
cepat, tanpa mengeluarkan suara. Saat itu berkeredapan sinar-sinar ungu
mengerikan yang amat banyak dari ujung pedangnya yang mengerah ke
seluruh bagian tubuh Han Sian. Dia telah menyerang menggunakan salah
jurus terhebat dari Tee-mo-kiam-sutnya, yaitu Seribu Iblis Bumi
membalikkan hujan.
Tunggu sobat, membereskanmu bukan bagiankutapi mereka Tiba tiba
tubuh Han Sian Melesat ke atas menghindari serangan ganas Tee-mo Kiam-
ong tersebut yang lebih memperdalam lubang di bawah kaki Han Sian..
Sekejap kemudian dia sudah turun ke tanah sejauh dua tombak. Bibirnya
tersenyum sambil tangannya merongoh ke saku dan mengeluarkan enam
lempeng warna-warni yang di lemparkan ke atas.
Kau memang sudah menjadi beng-cu, tapi tingkatanmu tidaklah lebih tinggi
dari mereka! Bersamaan dengan itu dari enam penjuru, melesat enam
bayangan yang menyambut ke enam lempeng tersebut dan turun perlahan-
lahan di ikuti perbawa yang hebat dari masing-masing orang, yang di ikuti suara menggelegar dahsyat berbunyi:
BENCANA DATANG SILIH BERGANTI, ENAM DEWA BERSATU PADU,
GELAP BERGANTI TERANG
Semua orang yang hadir di situ, terkejut melihat kemunculan keenam orang
ini. Bahkan Tee Sun Lai dan ke empat rekannya dapat merasakan bahwa
kepandaian keenam orang ini tidaklah berada di bawah kepandaian mereka.
AaakhLegenda itu muncul lagi! Suara itu keluar dari mulut Bu-Tek Sian-cu
yang terkejut, demikian pula Thian-yang-Lama dan Tee-im Lama, sebab
mereka yang merupakan tokoh tua, mengetahui dengan jelas apa artinya ini.
Omitohud...Thian maha adil, ternyata legenda itu masih ada, cuwi sekalian kita kedatangan bantuan besar Suara Bhok-Tong-Hwesio menggema
kegirangan. Han Sian yang melihat ini tersenyum, Benar Bhok-Locianpwe, legenda itu
tetap ada. Sementara itu ke empat tokoh sesat yang diam sejak tadi saling pandang.
Tee Sun Lai merasakan sesuatu yang tidak beres, namun dia tetap terkekeh
Hehehehe, Han Sian, untuk apa kau mendatangkan anak-anak kecil initetap
saja kau takkan dapat melewati pasukan kami yang bergabung.
Sombong!!!..sambutlah Suatu suara terdengar agak ketus, di ikuti sebuah
bayangan dengan dua pukulan menyambar ke arah Tee Sun Lai. Untung
saja pemuda itu sudah siaga dari tadi. Tangannya di angkat menangkis
pukulan lawan. Dhuaaarrrrrrr Ehh Kedua orang itu tergentak mundur satu langkah, namun
di lain saat si pemuda yang menyerang sudah kembali mundur ke tempatnya
semula. Kau benar, manusia she Tee, pasukanmu memang banyak, tapi asal tahu
saja, yang baru menggebrakmu adalah Bu-kek-kang-sin-kang tahap
sepuluh, dan kalau kau lanjutkan, kau mungkin masih harus berhadapan
dengan sisa tiga tahap terakhir lainnya Sahut Han Sian tenang.
Aakhhhsaudara Han terlalu berlebihan, aku hanya menguasai sampai
tingkat ke duabelas saja kemudian segera dia menghadap Tee Sun Lai dan
berkata: Cahye Khu Hee Liong masih ingin meminta petunjukmu
Huh, siapa kalian dan apa hak kalian ikut campur urusanku" Tee Sun Lai
membentak marah. Namun dia tidak berani sembarangan bergerak.
Bhok-Tong-Hwesio tiba-tiba bersuara: Delapan puluh tahun lalu, saat dunia persilatan di landa bencana kehancuran, telah muncul enam dewa yang
menyelamatkan dunia kang-ouw dengan memberi bantuan untuk membasmi
kesesatan di muka bumi. Ke enam dewa ini kemudian di nobatkan sebagai
sesepuh persilatan yang bahkan memiliki hak untuk memecat beng-cu
terpilih bila bengcu tersebut di dapati melanggar tanggung-jawabnya sebagai beng-cu yang mengayomi.
Tee Sun lai terkejut mendengar akan hal ini, apalagi saat dia melihat ke tiga rekannya, mereka juga menggangguk membenarkan. Melihat gelagat buruk,
segera dia mengedipkan mata pada ke tiganya sebagai tanda menyerang.
Tapi dia terkejut karena mereka bertiga hanya tertunduk saja.
Hei, Thian-yang lama, apakah kau mau melanggar kesepakatan kita?""
Bentaknya marah.
Kami sepakat membantumu menguasai dunia, tapi bukan untuk menentang
pewaris Legenda Enam Dewa, karena kami masih terikat sumpah yang kami
maklumatkan delapanpuluh tahun lalu Sahut Thian-yang Lama sekejap
kemudian tubuhnya melesat di ikuti Tee-im Lama dia mengangkat tangan
kanannya ke atas: Kita pergi!!!
Bersamaan dengan lenyapnya tubuh mereka, para anak buah Thian-te-san-
pai mengundurkan diri dari tempat itu.
Bu-tek Sian-cu menatap ke arah Han Sian: Anak muda kau hebat, aku tidak
akan meneruskan keterlibatanku, tapi aku harus menguji bahwa Enam Dewa
bukan hanya omong kosong saja
Silahkan locianpwe memilih Han Sian yang mengetahui maksud hati orang,
segera mempersilahkan.
Orang tua tersebut menatap sekeliling, dan matanya berhenti pada pemuda
yang berpakaian putih dengan lengan baju pendek. Bersiaplah orang muda,
aku tidak akan tanggung- tanggung
Berkata demikian, tubuhnya tiba-tiba berputaran seperti gasing dan melesat ke atas setinggi tujuh tombak. Saat tubuhnya di udara, orang tua itu
membentak dengan suara menggelegar memekakkan telinga dan di lain
saat tubuhnya meluncur turun menjadi empat bayangan dengan empat
pukulan yang berbeda. Hebat sekali. Angin pukulan yang membahana
berkesiutan menghantam tubuh pemuda tersebut. Itulah Jurus Hok-mo-sian-
cu -ciang (Pukulan Bayangan Dewa Menaklukkan Iblis)
Han Sian dan ke lima pemuda yang lainnya terkejut. Mereka merasakan
bahwa dari empat bayangan yang menyerang dengan dahsyat tersebut,
bayangan ke tiga meluncur tanpa suara dan angin pukulan sama sekali.
Mereka berdecak kagum, melihat kehebatan kakek yang berjuluk Bu-tek
Sian-cu ini. Pemuda yang di serang tersebut tidak nampak gugup. Dengan tenang
tangannya memutar dengan sebat dan dalam sekejap dari tubuhnya keluar
ledakan-ledakan petir di ikuti dengan angin badai yang amat kuat yang
melindungi tubuhnya dari keempat bayangan lawan, itulah Hong-lui Tai-
hong-ciang ciptaan Pendekar Super Sakti beberapa ratus tahun silam.
Namun hebatnya lagi, dari kedua tangannya masih keluar dua sinar merah
dan putih dari ilmu Hwi-yang Sin-ciang dan Swat-im Sin-ciang yang
menyambut terjangan bayangan ke tiga yang tanpa suara tersebut.
BLAAAAAARRRR Dua ledakan yang dahsyat terdengar dan tampak dua
bayangan melenting dengan cepat mematahkan daya pantul pukulan-
tersebut dan di lain saat keduanya tampak berdiri saling berhadapan dengan jarak sepuluh tombak.
Akhh, maafkan kekurang ajaran cahye, locianpwe
Hohoho, kau hebat, semuda ini saja sudah sangup menandingiku, beberapa
tahun lagi aku pasti bukan lawan kaliansiapa namamu"
Siauw-te Hong Sin, locianpwe, She Suma
Orang tua itu nampak terkejut, namun sesaat kemudian dia segera itu
menatap Tee Sun Lai: tampaknya ambisimu akan mendapat halangan yang
besar, slamat tinggal..hahahahahahaha Kakek tersebut melesat dalam
sekejap meninggalkan tempat itu sambil meninggalkan gema suaranya.
Suasana tenang, tampak tidak ada yang bergerak. Semua mata
memandang ke tajam ke arah Tee Sun Lai yang berjuluk Tee Mo Kiam Ong
ini. Sementara yang di tatap balas menatap dengan wajah beringas. Tangan
kirinya berubah cepat menjadi merah darah dengan tenaga penuh dalam
ilmu Hiat-kut-jiauw Sam-kang, sedang pedang di tangan kanannya bergetar
keras sampai menimbulkan suara berdesing nyaring.
Huh, Han Sian Keparat, kau salah jika mengharap aku akan menyerah
begitu saja...SERANG!
Tubuhnya tiba tiba berkelebat cepat ke arah Han Sian dan menyerang
dengan ganas. Tapi satu bayangan lain melabraknya secara tiba-tiba dari
samping: Tunggu, kau bagianku...
Tanpa menanyakan siapa lawannya, Tee Sun Lai meneruskan serangannya
dengan gencar. Dalam sekejap terjadi pertempuran yang dahsyat dengan


Pendekar Asmara Tangan Iblis Karya Lovely Dear di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jurus-jurus ampuh. Tee Sun Lai yang tadinya sangat bangga sehingga
mengakui dirinya sebagai jago pedang yang tidak ada tandingannya saat ini terpaksa harus menelan pil pahit, karena lawannya bukan ahli silat
sembarangan. Kecepatan pedangnya sama sekali tidak berarti banyak
mencecar bayangan lawan.
Pertempuran antara ke dua orang itu segera memasuki tingkat pengerahan
tertinggi dari ilmu masing-masing. Pergantian ilmu terjadi dengan sangat
cepatnya. Sampai lewat seratus jurus tiba-tiba Tee Sun Lai merubah
gerakan pedangnya. Sambil tangannya terus memainkan tingkat ke tiga dari
Hiat-kut-jiauw Sam-kang, pedangnya tiba-tiba bargerak lambat namun
ternyata kecepatannya dua kali dari serangan-serangan sebelumnya.
Menghadapi serangan yang aneh itu pemuda yang ternyata adalah Thio
Tay Lee itu segera menjejakkan kakinya dengan kuat ke tanah sehingga
menimbulkan getaran seperti gempa bumi, di lain saat, tubuhnya
menghilang dari hadapan lawan. Dia telah mengerahkan Kian-kun Tay-lo-yi
Im Yang yang dahsyat.
Sementara itu seluruh pasukan berseragam ungu yang mendengar perintah
beng-cu mereka, segera bergerak membentuk kelompok-kelompok barisan
Pedang iblis yang terdiri dari 52 orang tiap barisan jadi total semuanya ada 31 barisan Pedang iblis.. Dengan dahsyat mereka menyerang para
pendekar yang ada. Dalam sekejap terjadilah pertempuran ke dua yang
lebih besar. Sementara itu saat melihat akan hal ini, Han Sian melirik ke lima pemuda
yang lainnya, dan dalam sekejap tubuh mereka berkelebat. Han Sian
meloncat tinggi ke atas. Tangannya di arahkan ke arah satu barisan
terdekat. Sambil mengerahkan tenaga menyedot, tiba-tiba ke dua barisan
tersebut kehilangan pedang mereka yang di sedot oleh tenaga Han Sian.
Sekali dia menggerakkkan tangannya, pedang-pedang tersebut melesat
masuk kedalam tanah dan lenyap sama sekali. Han Sian melakukannya
berulang yang diikuti oleh ke lima dewa lainnya, tapi barisan itu terlalu banyak.
Saat itu tiba-tiba terdengar bunyi terompet di mana-mana dan tanpa di duga sama sekali dari segala penjuru muncul kurang lebih duaribu pasukan
kerajaan yang langsung bergerak menggempur barisan-barisan berbaju
ungu tersebut. Melihat adanya pasukan itu Han Sian tersenyum senang.
Tapi yang membuat dia kaget bukan kepalang ialah ketika melihat tiga orang yang bertempur di antara pasukan tersebut dan sekarang bergerak
mendekatinya dari tiga jurusan berbeda, seolah-olah sengaja
mengurungnya.. Aduuhhh, mati aku Han Sian berbisik lirih dengan muka pucat. Matanya
celingukan kesana-kemari, entah apa yang di carinya.
Sementara itu pertempuran antara Tee Sun Lai dan Thio Tay Lee masih
terus berlanjut. Dan saat Thio Tay Lee mengerahkan ilmunya sampai tingkat ke delapan dengan pengerahan seluruh tenaga sakti, Tee Sun Lai tak
sanggup menangkis lagi sehingga pedang pusakanya patah dua dan dia
terlempar menabrak panggung yang lebih kecil itu hingga hancur. Tubuhnya
jatuh terduduk. Dari mulutnya mengalir darah kental. Ternyata dia terluka parah sekali dengan seluruh organ dalam serasa remuk. Dia coba
mengerahkan tenaganya sekali lagi. tapi tidak ada tenaga sama sekali.
Tahulah dia bahwa dia telah cacat.
Dengar Tee Mo Kiam Ong, sejak hari ini engkau bukan Beng-cu lagi dunia
persilatan lagi. Kami Enam Dewa melarangmu untuk berada di dunia Bu-Lim
Kang-Ouw. Bila engkau tidak bertobat, maka saat engkau bertemu dengan
kami lagi, maka itu akan menjadi hari terakhirmu Suara itu menggelegar di keluarkan oleh Thio Tay Lee dan di dengar oleh semua orang.
Tee Sun Lai menatap musuh-musuhnya tersebut satu per satu dengan
tatapan mata berkilat penuh dendam. Setelah itu dengan menyeret kakinya
dia melangkah meninggalkan tempat itu. Sementara pertempuran antara
para pasukan juga sudah terhenti. Banyak yang mati tapi banyak juga yang
tertawan oleh pasukan kerajaan.
Bhok-Tong-Hwesio melangkah maju sambil menjura ke arah ke enam dewa
penolong dan juga ke arah pasukan kerajaan: Terima kasih atas
pertolongan dan perlindungan ke enam Dewabolehkan kami mengenal
nama para pelindung sekalian"
Kiang Po Chun, pemuda berbaju hijau di dekatnya segera membalas sambil
menjura: Apa yang kami buat sesungguhnya hanya bagian yang kecil saja,
tapi apa yang telah di lakukan oleh..Ehh" mana saudara Han Sian?""
Pemuda itu tidak melanjutkan perkataannya saat matanya tidak menemukan
bayangan Han Sian di tempat itu.
Orang banyak juga yang baru menyadari hilangnya Han Sian segera
mencari. Hem, aku melihat dia meninggalkan tempat ini setelah menulis di
atas batu itu! Salah satu prajurit memberanikan diri mengeluarkan suara
sambil menunjuk kea rah batu besar yang tak jauh dari situ. Namun belum
habis ucapannya, para pendekar yang ada di depannya tiba-tiba lenyap dari tempat mereka. Dalam kekagetannya terdengar suara:
Akhhh.dia telah pergi, entah kapan lagi bertemu dengan sobat seperti dia, aku Thio Tay Lee berjanji selamanya akan menjadi sobatnya Kata seorang
pemuda dengan suara lirih, namun masih dapat di dengar oleh orang-orang.
Mereka semua membaca tulisan yang indah di atas batu tersebut, berbunyi:
ADA JODOH BERTEMU DI LAIN WAKTU.
SAMPAI BERJUMPA, TERTANDA, HAN SIAN
Setelah terdiam semua para pemuda itu kemudian mulai memperkenalkan
nama mereka satu-persatu. Namun tanpa mereka ketahui tiga orang gadis
cantik telah mengundurkan diri perlahan-lahan dan menghilang dari tempat
tersebut. EPISODE KETIGA :
SI PENAKLUK DEWA & IBLIS
EPISODE 3 : Wangsit Sang Dhalai Lama
Tiga bulan berlalu tanpa sesuatu kejadian yang hebat terjadi di dunia Kang Ouw.
Semua tampak aman-aman saja. Namun jangan dikira tidak ada kejadian
apapun yang sedang terjadi.
Jauh di sebelah Barat, di Tibet, Dalai Lama yang sedang bersamadhi
selama empat bulan terakhir ini tiba-tiba tersadar saat sebuah petir
menyambar bubungan tempatnya bersamadhi.
Tempat itu bergetar keras.
Keluarlah Kalian, sudah waktunya !
Suara yang berat namun halus bergema mengalahkan getaran di sekeliling.
Bertepatan dengan habisnya suara itu, tiba-tiba terdengar enam ledakan
memekakkan telinga dan enam buah lubang muncul dari dalam ruangan
tersebut disusul melesatnya enam bayangan yang sebat dalam sekejab
sudah berdiri di hadapan sang Dalai Lama itu.
Para Sutee siap menjalankan perintah!
Iblis-iblis dan para pengikutnya telah mulai keluar sarang ! Pergilah kalian ke Tanah Daratan tengah, bawa I Kin Hiat Hip Kang (Tenaga Pelentur Otot
Pemutar Darah) ini dan temukan pewaris Hui Im Hong Sin Kang dan Kui
Sian I Sin Kang, semoga tidak terlambat !
Keenam Lama tersebut sesungguhnya adalah para Sutee dari sang Dalai
Lama. Selama ini mereka memang tidak pernah menunjukkan diri, sehingga
hanya berapa orang Lama angkatan Tua saja yang mengetahui keberadaan
mereka. Sepeminuman teh setelah keenam Lama tersebut berlalu, tiba-tiba dalam
ruangan itu sudah berdiri seorang lama yang lain berjubah Merah Darah.
Dalai Lama Suheng, masihkah engkau berkeras kepala untuk mencoba
menentang kami. Para pengikut Iblis Api Es telah telah terbebas dari penjara mereka dan sedang mempersiapkan kedatangan Sang Junjungan Iblis Api
Es, dan itu berarti kebangkitan dan kejayaan kembali Istana Neraka Hitam
dan ini tidak mungkin dapat di tahan lagi!
Omitohud ...! Sutee, dari pernyataanmu itu tampaknya kau pun sudah
menjadi salah satu pengikut Iblis Api Es" Bertobatlah sebelum terlambat dan sebelum engkau tersesat makin jauh!Suara yang welas asih kembali
terdengar. Aku tidak butuh ceramahmu, Suheng! Apa pun yang mau kau lakukan, kami
tetap tak terkalahkan! Ha ha ha ! Sahut lama jubah darah itu sambil tertawa dan berlalu dari situ.
GERAKAN IBLIS API ES
Kembali ke Cina tengah.
Kota Ong Chiu di See Ouw (Danau Barat) terkenal dengan keindahan
alamnya yang asri. Kota ini selalu ramai sehingga suasana malampun
seperti siang hari saja. Para pengunjung dari berbagai penjuru seperti tidak pernah habis-habisnya dengan berbagai urusan mereka sendiri-sendiri.
Hari itu Han Sian menyewa sebuah perahu pesiar yang cukup besar
kemudian dia mendayung ke arah hulu berlawanan dengan arus air.Namun
hari itu tidak seperti biasanya, hari menjelang sore ketika perahunya
berpapasan dengan kapal pesiar mewah yang memuat banyak penumpang.
Sekejab Han Sian tidak memberi perhatian pada kapal tersebut, tapi
kemudian tangannya bergerak ke belakang dan mendorong air perlahan
sehingga perahunya melaju dengan sangat cepat sekali mendekati kapal
tersebut. Tubuh Han Sian melayang ke arah kapal dan matanya memandang penuh
selidik. Tampak banyak penumpang di buritan perahu yang sibuk dengan aktifitas
mereka masing-masing. Namun yang aneh ialah semua penumpang itu tidak
bergerak.Tanpa memeriksa pun Han Sian maklum bahwa mereka semua
telah mati dengan cara yang tidak wajar. Tubuh mereka kaku dalam posisi
mereka masing-masing.Ketika Han Sian memeriksa lebih teliti, tampak di
leher mereka, yang sebelah kanan, ada titik biru menghitam yang
mengeluarkan hawa dingin.
Hemm ! Tok Im Ciam (Jarum Racun Dingin) yang ganas, siapakah
gerangan pelakunya"
Han Sian tidak memeriksa semua, tubuhnya berkelebat kembali ke
perahunya dan sesaat kemudian, perahunya meluncur mengarah datangnya
kapal pesiar tersebut.Semakin jauh dia mengarahkan perahunya, semakin
banyak perahu-perahu yang berpasasan dengannya, dan semua
penumpangnya dalam kondisi yang sama.
Akhirnya Han Sian mendarat di pinggir sebuah hutan. Han Sian semakin
waspada.Pendengaran Han Sian yang tajam menangkap suara gerakan
orang yang sedang bertarung dalam jarak 5 Li ke dalam hutan di pinggir
danau tersebut.Dengan mengerahkan Thian In Hui Cu, tubuhnya melesat
laksana asap mengarah ke arah pertarungan tersebut.
Tatkala Han Sian tiba di tempat pertarungan tersebut, pertarungan sudah
berakhir dan dia melihat dua orang gadis tertotok dalam kempitan dua orang yang aneh.
Maaf panglima Barat, apakah kedua gadis ini akan kita persembahkan pada
junjungan" Tanya salah seorang dari dua orang aneh itu.
Bodoh ! Kita baru masuk Tiong Goan, hanya dua kelinci ini saja sudah mau
merepotkanku untuk kembali ! Tunggu saja setelah aku puas, kalian akan
mendapat bagian satu orang satu! Sahut pria bertopeng iblis itu dengan
suara dingin. Aku masih ada urusan di sini, pergilah kalian dan gabungkan mereka
berdua dengan gadis berpayung di Kuil kosong di sebelah utara ! Ingat,
jangan sentuh ketiga kelinci itu, atau kepala kalian akan menggelinding jadi makanan binatang hutan!
Sekejap kemudian tubuhnya sudah menggantung di atas pohon yang tinggi
dengan kepala di bawah.Tanpa banyak cakap, ketiga orang aneh tersebut
segera melesat ke arah utara sambil membawa tubuh kedua gadis tersebut.
Tanpa diketahui pria bertopeng iblis tersebut, tubuh Han Sian masih tetap diiam di tempat semula sambil menunggu. Namun tidak lama karena dari
jarak sepuluh Li dia mendengar beberapa orang sedang menuju ke tempat
itu. Beberapa saat kemudian muncul tiga orang yang juga memakai topeng iblis
tapi dengan bentuk berbeda.Han Sian melihat satu di antaranya berpostur
tubuh langsing tanda bahwa dia adalah seorang perempuan.
Panglima Barat, Utusan Kanan dan Utusan Kiri sudah memberi perintah,
agar besok kita bergabung dengan mereka untuk menghadang keenam
utusan Dalai Lama yang sedang menyusun kekuatan di Tiong Goan ini!
Tiba-tiba salah satu dari mereka bersuara.Hemm ! Apa sudah diketahui
kemana mereka berada" Sahut pria yang menggantung dengan kepala di
bawah itu. Belum tahu! Mereka bergerak secara rahasia. Hanya menurut telik sandi,
mereka pasti berada di sekitar See Ouw ini karena mereka sedang melacak
keberadaan pewaris Kiu Sian I Sin Kang ...
Baiklah, aku akan menyebar mata-mata untuk melacak mereka! Aku rasa
tak lama lagi akan ada yang muncul ... he he he !
Seyakin itukah siasatmu akan berhasil" Sahut wanita bertopeng Iblis itu.
Huh ! Kita lihat saja! Dengan adanya ratusan manusia yang menjadi mayat
berdiri itu, masakkan tidak ada seorangpun pendekar yang tertarik
menyelidikinya, dan kalau memang benar pewaris Kiu Sian I Sin Kang ada di sekitar sini, masakkan dia tidak akan muncul"
Kembali sahut Panglima Barat dengan pongah, sesaat kemudian dia sudah
berlalu dari tempat itu kearah Utara.
Di kuti ke tiga rekannya yang juga masing-masing melesat ke tiga arah yang berlawanan.
Nasib Tragis Para Kekasih Sang Pendekar
Mari kita menengok ketiga gadis yang di tawan itu.Mereka bukan lain
adalah Cu In Lan, Jie Hong dan Hong Lian.Mengapa mereka sampai berada
di sekitar See Ouw ini"
Sejak peristiwa pelucutan Bengcu tiga bulan lalu, mMereka bertiga
menghilang seiring dengan menghilangnya Han Sian dari tengah-tengah
para Ho Han. Tadinya ketiga gadis ini tidak saling mengenal, tapi kemudian selama tiga bulan mereka melacak orang yang sama, akhirnya mereka bertiga saling
bertemu dan bersahabat.Tanpa sengaja juga mereka saling bertanya ketika
mengetahui kesamaan ilmu Thian in Hui cu dan Pukulan Inti Petir Murni
yang mereka miliki.
Dari situlah mereka saling mengetahui bahwa mereka sedang mencari
orang yang sama.
Dalam hati mereka masing-masing berjanji untuk menuntut pemuda pujaan
hati mereka untuk memilih yang terbaik di antara mereka.
Penyelidikan mereka menunjukkan keberadaan Han Sian di sekitar Danau
Barat ini, itulah sebabnya mereka juga berada di sini.Sementara mereka
menikmati keindahan Danau Barat ini, mereka dikejutkan dengan adanya
perahu-perahu berpenumpang yang sudah menjadi mayat.
Tak heran mereka tertarik dan melacaknya. Sayangnya mereka tidak tahu
bahwa ini adalah jebakan sehingga mereka masuk perangkap.
Cu In Lan terbaring lemas di salah satu dipan di kuil kosong itu, ditunggui oleh dua orang pria berwajah setengah serigala.Mereka adalah Sepasang
Serigala iblis.
Sesaat kemudian muncul ah dua orang yang lain lagi sambil mengempit
tubuh dua orang yang langsung dilemparkan disampingnya.Dan ini membuat
In Lan terkejut karena dia mengenal kedua orang ini.
Jie Cicie ! Lian Cicie ! Mengapa kalian sampai tertangkap" Sahut Cu In Lan dengan suara lemas tak bertenaga.
Hong Lian yang melihat In Lan segera menimpali, Akhh ! Lan-moi, kau juga
sudah ditangkap oleh bajingan itu rupanya ! Awas dia ! Berani
menyentuhmu, aku akan adu jiwa dengannya!
Wajah Hong Lian penuh emosi, sementara itu Jie Hong hanya diam saja
tapi tatapan matanya berkilat menatap keempat manusia aneh di
hadapannya dengan penuh kemarahan.Sementara itu keempat orang itu
tersenyum-senyum dengan air liur yang menetes dari bibir mereka. Dengan
perlahan-lahan namun pasti, mereka mendekati ke tiga gadis itu ...
Lancang! Berani mati ...!
Tiba-tiba terdengar suara menggelegar di kuti empat larik sinar hitam
kebiru-biruan mengarah ke tangan kiri keempat orang itu.
Mereka menjerit kaget dan melompat mundur dengan muka pucat. Sesaat
kemudian mereka telah berlutut dihadapan pria bertopeng iblis yang tiba-tiba saja sudah ada di tengah-tengah ruangan tersebut.
Potong tangan kiri kalian masing-masing dan berlalu dari sini sebelum
kesabaranku habis!
Ba ... ba ... baik .. panglima! Sahut mereka terbata-bata dan tanpa banyak cakap mereka meloloskan senjata, kemudian memenggal lengan kiri mereka
sebatas siku.Sambil meringis menahan sakit, mereka membawa potongan
tangan masing-masing dan berlalu dari ruangan tersebut.
Pria bertopeng itu tertawa senang. Perlahan dia berjalan menghampiri
ketiga gadis itu sambil tersenyum-senyum nakal.
Ha ha ha ! Waktuku tidak banya, hanya sampai subuh sebenarnya aku
mau menikmati perlahan-lahan, tapi apa boleh buat Berkata demikian tiba-
tiba tangannya diputarkan dengan cepat kearah ketiga gadis yang tertotok
itu sambil mengerahkan Ilmu Hwi Hoat Sut Ciang (Ilmu Api Sihir), dan dalam sekejap saja semua pakaian penutup badan ketiga gadis itu hancur tanpa
melukai kulit mereka sedikitpun.
Ookhh !!! Tidak!!!
Jerit ketiga gadis itu hampir bersamaan, dengan air mata meleleh tanpa
dapat berbuat apa-apa.
Bajingan tengik! Lepaskan totokanku, dan mari kita bertarung sampai
mampus ! Teriak Jie Hong dengan mata berkilat.
Ha ha ha ha ! Setelah ini, kalian pasti akan berterima kasih padaku! Sahut Pria bertopeng itu dan di lain saat dia telah bertelanjang dada sambil
melompat menindih ke arah ketiga gadis tersebut.
Mundur kau ! Slepp ! Ci ttt ciii iitttt !
Aakhh .! Blaaammm ! Seribu Bayangan Iblis Pemusnah VS Hwi Hoat Sut Ciang
Tampak debu mengepul ketika tubuh pria bertopeng tersebut terlempar
sambil menabrak dinding ruangan sampai roboh. Namun hebat, belum
sampai tubuhnya menyentuh tanah, tiba-tiba saja sudah meliuk dan


Pendekar Asmara Tangan Iblis Karya Lovely Dear di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meluncur kembali ke dalam dengan cepat sambil menyerang.
Manusia bosan hidup, berani kau ganggu tuanmu" Matilah ...!
Dari tangannya keluar hawa mencicit tajam dari Ilmu Hwi Hoat Sut Ciang
tingkat ke delapan.
Tapi yang diserang hanya diam saja sambil mengangkat tangan kanan
mengibas sekali menepis kedua pukulannya, sementara tanpa diduga-duga
dari kedua jari kelingking dan jempol tangan kiri lawan yang baru datang itu menyeruak sinar tajam tanpa suara dari samping yang mengarah pinggang
kanannya dan kepalanya dengan cepat.
Iii khh ! Heaahhh !
Kembali tubuh pria itu terdorong keluar. Meskipun dia sempat menghindar
namun tak urung pelipis topengnya dan pinggangnya kena serempet hawa
tajam yang aneh luar biasa.
Wajah di balik topeng itu berubah pucat.
Sian Koko ! Berbareng terdengar teriakan Ji Hong yang menyadarkan kedua gadis yang
sedang tertutup mata menerima nasib tadi.
Segera mereka membuka mata mereka dan berteriak kegirangan.
Sementara itu sambil memandang pria bertopeng iblis itu dengan mata
berkilat penuh kemarahan.
Siapa kau, orang muda" Kita belum pernah bertemu dan bermusuhan,
jangan menghabiskan kesabaranku! Segera setelah ku bereskan ketiga
kelinci itu, aku akan memberikan kedudukan terhormat atas keberanianmu,
bagaimana"
Pria Bertopeng Iblis itu menahan amarahnya sambil memberi penawaran.
Dia tadi sudah merasakan gempuran lawan, dan dia tahu yang dihadapi kali
ini lawan berat, itu sebabnya dia tidak berani gegabah.
Sementara itu demi mendengar suara yang tembok runtuh, keempat
pengawal aneh yang sejak tadi di luar segera berkumpul mengepung Han
Sian. Han Sian mengibaskan tangan ke arah kain yang tergantung di sudut
ruangan tersebut yang segera melayang menutupi tubuh ketiga gadis molek
itu, kemudian barulah dia menjawab dengan suara dingin, Manusia celaka !
Kita memang tidak bermusuhan tapi kesalahanmu terbesar ialah kau telah
mengganggu ketiga gadis ini dengan sangat keterlaluan! Dan itu berarti kau sendiri yang mencari perkara dengan tangan Iblisku! Baik-baiklah kau
menjadi penunggu neraka ...! Karena aku pun tak bakal berbelas kasihan
sepertimu ...! Lihat serangan ...!Belum habis suaranya, tiba-tiba tubuhnya melesat kedepan dengan kecepatan yang sukar diukur.
Pria bertopeng Iblis itu terkejut dan segera memukul kedua tangannya ke
depan sambil melompat mundur. Tapi lebih terkejut lagi karena ternyata
pukulannya tidak mengenai apa-apa.
Belum sempat dia tersadar, Han Sian telah kembali ke tempatnya dengan
kedua tangan di gantung berlumuran darah.
Setelah di perhatikan, ternyata keempat pengawalnya telah terlempar keluar dengan kepala dan dada hancur tanpa mengeluarkan suara.
Hemm ...! Itu jurus Seribu Tangan Pencabut Nyawa, jurus pertama dari Ilmu Seribu Iblis Pemusnah, kau tahu, keunikan jurus ini adalah mencabut nyawa lawan sebanyak-banyaknya dalam satu serangan ...! Nah sekarang kau
boleh pilih, membunuh dirimu atau merasakan jurus keduaku Seribu Iblis
menghacurkan hati seratus langkah"
Suara Han Sian mengancam tetap dingin tanpa ekspresi.
Huh, tampaknya aku tak punya pilihan ...! Tapi kau salah anak muda! aku
adalah Panglima Barat Istana Neraka Hitam! Tak nanti ku takut padamu!
Mari kita lihat! Ilmu Iblis Pemusnahmu yang lebih kuat atau Ilmu Hwi Hoat Sut Ciangku yang lebih sakti ...! Heeii tttt .!
Berkata demikian tiba-tiba tubuh Pria bertopeng Iblis yang mengaku
sebagai Panglima Barat Istana Neraka Hitam itu berubah menjadi banyak,
dan menyerang Han Sian dari segala arah.
Pukulan Hwi Hoat Sut Ciang memang hebat sekali. Hawa pukulannya
seperti penjara berapi yang menutup semua jalan dan ruang gerak lawan,
sementara pukulan-pukulan yang tajam beracun itu berselewiran saling
menunjang seperti gelombang pasang yang tiada habis-habisnya.
Namun lawannya ternyata bukanlah sasaran empuk yang gampang di
taklukkan. Dengan memekik perlahan, tangan kiri Han Sian diputarkan ke
sekeliling tubuhnya sehingga menimbulkan hawa pelindung yang kuat yang
menentalkan semua himpitan tenaga lawan sehingga semua serangan
lawan kandas di tengah jalan.
Sementara tangan kanan Han Sian tiba-tiba terulur ke depan dengan jari-
jari tangan terkatub seperti meremas sesuatu. Gerakan yang aneh, namun
tiba-tiba Aaaaarrrrgggkhh !
Pria itu menjerit kesakitan sambil kedua tangannya memegang tempat
dimana hatinya berada. Dirinya merasa seperti kehilangan tenaga karena
hatinya sakit seperti di remas-remas oleh tangan yang tak kelihatan.
Dilain saat ketika Han Sian menghentakkan tangannya ke depan, maka
tanpa ampun lagi pria itu terlempar ke belakang dengan hati hancur. Mati
seketika itu juga dengan wajah penasaran di balik topeng Iblisnya.
Pria bertopeng Iblis ini telah salah memilih lawan.
Jurus yang kedua ini sebenarnya adalah pengendalian tenaga tingkat tinggi yang melemparkan tenaga yang tak kelihatan ke tubuh lawan tanpa lawan
sadari dan kemudian mengendalikan tenaga itu untuk menghancurkan isi
tubuh lawan. Memang jurus ini mengerikan, namun jika lawan sama kuat, jurus ini masih
dapat dipatahkan.
Ilmu Seribu Iblis Pemusnah memiliki tingkatan yang sama dengan ilmu yang
dimiliki Junjungan Istana Neraka Hitam, yaitu Iblis Api Es Ini tidaklah
mengherankan karena pemilik dari Ilmu Seribu iblis Pemusnah adalah orang
nomor satu dari Su Kwi Sian (Empat Dewa Iblis), yang pernah berjaya
beberapa ratus tahun yang lalu.
Sedangkan. Sebenarnya keempat Dewa iblis ini sudah lama meninggal.
Hanya saja demi membangkitkan lagi kejayaan Istana Neraka Hitam, maka
salah satu cucu murid iblis Api Es yang paling sakti kemudian memakai
nama leluhurnya dan bertindak sebagai Sang iblis itu sendiri.
Han Sian melangkah mendekati ketiga gadis tersebut yang masih terbaring
tak berdaya. Sesaat kemudian dia melongo dan bingung tidak tahu harus
berbuat apa. Eh, tolol ! Apa yang kau pandangi" Tidak lekas membebaskan totokan
kami, apa mau suruh kami mati kedinginan" Tiba-tiba suara Cu In Lan
memecah kesunyian.
Eh ! Ohh " Iya, iya ! Tapi bagaimana" Kalian tertotok dengan cara yang
aneh" Apa aku juga harus meremas itu " E eh " Bagaimana ini "
Pada dasarnya Han Sian tidaklah pemalu di kalau hanya berhadapan satu-
satu, tapi ini tiga sekaligus, sedangkan untuk membebaskan totokan mereka dia harus meremas jalan darah di payudara mereka. Dia bingung dan
mukanya merah. Tiba Hong Lian berkata dengan suara lembut, Sian-ko, kau carilah penawar
racun pelemas tenaga pada bangsat itu! Kalau tenaga kami sudah kembali
normal, kami bisa membebaskan diri sendiri.
Tanpa disuruh dua kali, Han Sian mengerjakan apa yang diminta. Diam-
diam dia menarik nafas lega.
Akhh, ternyata mereka terkena racun pelemah tenaga! Katanya dalam hati
Han Sian. Tadinya dia heran, karena dia tahu bahwa kepandaian masing-
masing gadis ini hanya sedikit di bawah pria bertopeng Iblis yang baru mati itu, tapi mengapa demikian mudahnya mereka ditangkap.
Setelah mendapatkan obat yang diperlukan, ke tiga gadis itu memejamkan
mata sambil menghimpun tenaga membebaskan totokan mereka.
PERTEMUAN YANG MENGAGETKAN DAN MENYENANGKAN
Perlahan-lahan tubuh Han Sian mengambang dan melesat dari tempat itu,
lenyap bagaikan asap. Tubuhnya terus meluncur dengan Thian In Hui Cu,
mengarah ke pinggir danau.
Segera tubuhnya mengambang di atas air dengan poisi tidur dan perlahan
kemudian tubuhnya tenggelam sampai di dasar danau. Entah berapa lama
dia tertidur dalam air tersebut.
Dari dalam air dilihatnya permukaan air telah terang. Artinya malam telah berganti pagi.
Kitab Pusaka 13 Tusuk Kondai Pusaka Karya S D. Liong Pendekar Kidal 12
^