Pencarian

Golok Bulan Sabit 13

Golok Bulan Sabit Karya Khu Lung Bagian 13


pun percaya kalau tiada cara lain".
Maka dia bertanya lagi: Pentingkah rumah itu?"
Aku percaya amat penting, sebab dari situlah Cia Siau giok melarikan diri, akupun melihat ada
sebuah lorong rahasia, tapi tidak mengejar lebih jauh."
"Kenapa?" "
Sebab aku sudah tak dapat melancarkan empat puluh sembilan buah bacokan lagi!"
Sebuah bacokan saja sudah mendatangkan keampuhan yang luar biasa, apalagi empat puluh
sembilan bacokan sekaligus Siau hiang dapat membayangkan bagaimana sengsaranya itu.
Maka dia pun bertanya lagi:
Jadi Cia Siau giok telah kabur?"
Aku tidak tahu, mungkin ia sudah kabur mungkin ia masih bersembunyi didalam, tapi aku
memutuskan untuk tidak masuk kedalam."
Siau hiang manggut-manggut.
Tindakanmu ini memang benar, kongcu tidak perlu untuk pergi menyerempet bahaya sebab
sekalipun berhasil kau temukan, belum tentu kongcu akan membunuhnya, paling banter kaupun
hanya akan mengajukan beberapa buah pertanyaan saja!"
Oooh, darimana kau bisa tahu"
Sebab dia adalah putri dari Cia Siau hong, Cia tayhiap!
Ting Peng segera tertawa tergelak-gelak. Haaahh...haaaah.... haaaah.... terlepas dia itu putri
siapa, seandainya semua bukti yang berhasil ku kumpulkan selama beberapa hari ini dijadikan
satu, maka sekalipun dia harus mati seribu kalipun tidak terhitung sedikit?"
Siau hiang turut tertawa.
"Tapi kongcu toh tetap tak akan membunuhnya, sebab kongcu masih ingin mengetahui rahasia
yang menyelimuti tubuhnya?"
"Rahasia apa sih yang masih dia miliki"
"Kelewat banyak, dia adalah majikan perempuan dari parkampungan Sin kiam san ceng,
mengapa dia telah merubah perkampungan Sin kiam san ceng yang dihormati dan disegani setiap
orang menjadi suatu tempat yang begitu menyeramkan dan begitu mengerikan?"
"Dia hanya merupakan seorang anak gadis, mengapa bisa mempunyai kekuasaan yang begitu
besar" Meskipun perkampungan Sin kiam san ceng bernama besar, toh hal ini merupakan hasil
perjuangan dari Cia Siau hong sendiri, tiada keuntungan pribadi yang terselip didalamnya, tapi Cia
Siau giok berhasil menciptakan semacam pengaruh dan kekuasaan didalam perkampungan Sin
kiam san ceng, semua anak buahnya juga merupakan buah pilihannya sendiri, dari manakah dia
bisa memperoleh orang-orang tersebut "
"Tindak tandaknya yang begitu berani dan dalam perkampungan Sin kiam san ceng, paling
tidak juga harus didengar oleh Cia Siau hong tapi dengan kedudukan Cia Siau hong sekarang
tenyata dia sama sekali tidak menegur ataupun menggubris, jelas dia mempunyai rahasia pribadi
yang sengaja ditutupi, sebenarnya kekuatan apakah yang mencegah Cia tayhiap mengambil
tindakan ?" Ting Peng segera tertawa terbahak2.
"Haaahh. . . haaahh. . . haaahh.... Siau hiang kau memang benar-benar luar biasa, semua isi
perutku tampaknya sudah berhasil kau korek keluar semua. Benar bila tiga pertanyaan tersebut
belum dipecahkan aku memang tak akan tidur dengan nyenyak, tapi bila kubunuh dirinya, maka
semua titik terang itu pun akan terputus sampai disitu saja!"
Sekali pun kongcu sudah berhasil memecahkan ketiga buah pertanyaan inipun, kau masih
belum bisa membinasakan dirinya"
"Karena alasan apakah itu?"
"Sebab dia adalah seorang gadis yang cantik dan menawan hati
"Seorang gadis yang cantik dan menawan hati toh belum tentu haru hidup terus
"Mungkin orang lain mempunyai alasah untuk membunuhnya, tapi kongcu tidak mempunyai
kepentingan untuk harus membunuhnya, sebab entah berapa banyakpun perbuatan brutal yang
telah dilakukan olehnya, dia belum pernah melakukannya!"
"Hal ini bukan disebabkan dia terlalu sungkan kepadaku, melainkan dia memang tak mampu
untuk melukai aku" "Hal itu toh sama saja, masih ada alasan lain yang jauh lebih penting lagi, yakni Cia Siau hong
saja bisa bersabar dan menahan diri membiarkan dia untuk hidup lebih lanjut?"
Ting Peng tertawa. "Mengapa cara kerjaku selalu harus dihubung-hubungkan dengan Cia Siau hong?" .
"Karena kongcu telah menganggap dia sebagai satu-satunya musuh"
"0mong kosong, aku amat menghormatinya, aku tidak bermaksud untuk memusuhi dia."
Hal ini pun bukan berarti kongcu terlalu mengaguminya dan ingin menjadikan dia sebagal
contoh!" Tentu saja, ilmu yang dilatih olehnya adalah ilmu pedang, sedangkan ilmu yang kulatih adalah
ilmu golok, kita masing-masing hidup dengan cara kehidupan masing-masing, mengapa aku harus
menirukan dia" Nah, itulah dia" seru Siau hiang sambil tertawa, walaupun kongcu amat mengagumi dia, tapi
dalam hatimu selalu muncul satu ingatan untuk berusaha dapat melampaui nya, sekalipun belum
tentu harus mencabut golok dan menantangnya berduel, tapi kau tetap ingin berusaha untuk
mengalahkan dia di bidang lain!" "
Tidak pantas aku mempunyai jalan pemikiran demikian?" tanya Ting Peng setelah termenung
sejenak dan tertawa. "Seandainya orang lain yang mempunyai jalan pemikiran demikian, mungkin orang akan
menuduhnya sebagai manusia latah, tapi tidak demikian dengan kongcu, sebab keberhasilan
kongcu di dalam permainan golok mu sudah tidak kalah dengan keberhasilannya di dalam
permainan ilmu pedang"
"Tidak bisa, aku masih kalah setingkat daripadanya!"
Tidak, itu dulu, sekarang aku rasa kongcu sudah tidak kalah darinya .... "kata Siau hiang cepat.
Mengapa kau bisa mempunyai pandangan semacam ini?"
"Demi Cia Siau giok, demi putrinya!"
Apa sih hubunganmu dengan putrinya?"
Besar sekali, betapapun mendalamnya ilmu pedang yang dimiliki, bagaimana pun tingginya
moral yang dipunyai, asal dia mempunyai putri seperti ini, hal tersebut akan merupakan titik
kelemahannya, oleh sebab itu selama Cia Siau giok tetap ada, maka kongcu masih dapat melebihi
dirinya. Ting Peng segera membungkam dalam seribu bahasa, ucapan Siau hiang telah merasuk ke
dalam hatinya. Mengungguli Cia Siau hong merupakan keinginan yang selama ini selalu terpendam dalam
hatinya, walaupun dia tak mau mengakui, namun hatinya selalu menganjurkan pada dirimu sendiri
agar ia berjuang menuju kearah sana.
Justru karena kehadiran Cia Siau hong diantara mereka, maka ia tidak merasa puas, oleh
sebab itu dia baru mempunyai gairah untuk berjuang terus agar bisa lebih maju.
Sungguh tak pernah di sangka kalau akhlak dan moral Cia Siau giok sudah berubah menjadi
begitu sesat, begitu jahat dan rumitnya kesemuanya ini membuat Ting Peng mau tak mau
merasakan juga sedikit rasa gembira, sekalipun sesungguhnya diapun merasa gusar juga
terhadap putrinya Cia Siasu hong ini bila mengingat kejayaan ayahnya yang dibikin porak poranda
olehnya" Tapi bila teringat olehnya kalau Cia Siau hong hanya mempunyai seorang putri saja apa bila
rahasia ini sampai sampai terungkap, sudah jelas hal mana akan sangat mempengaruhi rasa
hormat dan segan orang persilatan pada umumnya terhadap Cia Siau hong.
Pukulan batin yang demikian besar dan beratnya ini, bisa jadi akan membuat Cia Siau hong
menjadi kecewa dan putus asa.
Seringkali dia memikirkan persoalan ini bahkan dia pun merasakan sedikit malu dan menyesal,
tapi hal itu pun tak lebih hanya suatu perasaan sayang dan kecewa, belaka.
Sebab rusaknya Cia Siau giok hingga terjerumus dalam keadaan seperti ini, paling tidak bukan
merupakan hasil karyanya.
Oleh sebab itu katanya sambil tertawa.
"Paling tidak ada satu hal aku masih belum dapat mnyamai Cia Siau hong, yakni aku tidak
mempunyai anak gadis, sekalipun dikemudian hari akan mempunyai anak gadis, tak nanti anak
gadisku akan meniru cara Cia Siau giok yang brutal itu!"
Anak gadis seperti Cia Siau giok ini, mungkin Cia Siau hong sendiripun tak mampu untuk
melahirkan untuk kedua kalinya, maka Ting Peng merasa hatinya amat tegang.
Walaupun hal ini merupakan kekurangannya bila dibandingkan dengan Cia Siau hong namun
dia rela sekali untuk mengaku kalah.
Dan persoalan ini pula yang merupakan satu-satunya kekurangan yang mau dia akui atas diri
Cia Siau hong. Diapun percaya, tiada orang yang menginginkan anak gadisnya bersaing dengan
Cia Siau giok. ooo0ooo LEMBAH KEMATIAN TEMPAT ini merupakan sebuah lembah bukit yang dingin dan menyeramkan, sekalipun
matahari sedang memancarkan cahayanya dengan terik ditengah hari bolong, lembah tersebut
masih tetap diselimuti oleh kabut yang tebal.
Lembah itu sangat curam, apalagi karena sepanjang tahun diselimuti oleh kabut yang tebal
sehingga sukar untuk diketahui dalam tidaknya, tentu saja tiada orang yang sudi untuk menelusuri
tempat seperti itu. Dibalik kabut yang tebal terendus pula bau busuk yang amat menusuk penciuman, tatkala
tertimpa cahaya matahari, ternyata membiaskan cahaya tujuh warna yang berwarna warni.
Inilah yang disebut sebagai kabut beracun, kabut itu sangat jahat dan mengerikan.
Seorang tukang penebang kayu yang terpeleset pernah menyaksikan dengan mata kepala
sendiri, ada seekor burung kecil hendak terbang melintas dari sana, karena kurang berhati-hati,
tubuhnya terkena sedikit hawa kabut tersebut, akibatnya burung itu segera terjatuh ke bawah dan
mati. Ada pula yang tanpa sengaja berjalan ke sisi lembah itu, baru mengendus sedikit hawa kabut,
tubuhnya segera roboh tak sadarkan diri.
Itulah sebabnva orang lantas menyebut tempat itu sebagai lembah kematian.
Jauh dari lembah itu, pada jarak dua li dari mulut lembah, orang telah membuat peringatan
diatas pohon yang menerangkan betapa berbahayanya keadaan didalam lembah tersebut dan
menganjurkan kepada setiap orang agar jangan mendekat.
Tempat yeng bercahaya dan menyeramkan seperti ini tentu saja mempunyai pula banyak
dongeng yang beraneka ragam, tapi yang paling aneh diantaranya adalah tinggallah seorang
malaikat iblis di dalam lembah kematian itu.
Malaikat iblis itu adalah seorang perempuan yang cantik jelita, konon seorang penebang kayu
pernah menyaksikan perempuan itu melayang-layang diantara kabut.
Ketika pada hari pertama tukang penebang kayu itu turun gunung, dia masih memujinya
betapa cantik dan menariknya perempuan yang dijumpainya itu, tapi pada hari kedua, seluruh
badannya sudah membengkak dan akhirnya mati dengan badan berubah menjadi hitam pekat,
setelah mayatnya diperiksa, baru diketahui kalau dia tewas karena terkena sejenis kabut beracun
yang jahat. Maka orang-orang tua dalam dusun pun menyatakan kalau didalam lembah tersebut tinggal
seorang malaikat kabut beracun.
Mereka yang percaya dengan tahayul pun mulai membangunkan kuil dewa kabut beracun
dibawah bukit itu, didalam kuil dipersembahkan sebuah patung perempuan.
Berhubung tukang kayu yang pernah melihat dewi kabut itu sudah mati, maka raut wajah dewi
kabut pun dibuat sesuai dengan apa yang pernah dilukiskan tukang penebang kayu itu semasa
hidupnya tapi sayang tukang pahatnya kurang pamdai sehingga pada itu dilukiskan sebagai
seorang perempuan setengah umur yang sedikit agak gemuk, sedikit pun tidak nampak cantik
atau menarik.. Walaupun demikian, peziarah yang berkunjung kesana ternyata banyak sekali, kuil itu pun di
jaga oleh seorang nenek sebagai juru kuncinya, setiap orang yang pernah terkena kabut beracun,
asal membungkus abu hio dari kuil itu dan diminumkan, penyakitnya segera menjadi sembuh
kembali, konon khasiatnya jauh lebih hebat daripada khasiat obat tabib.
Ada orang pernah membuktikan, ada seorang saudagar yang datang dari kota lain terkena
racun kabut dan berbaring dalam rumah penginapan di kota, berbagai macam obat dari beberapa
orang tabib kenamaan telah diminum namun penyakitnya belum juga disembuhkan.
Kebetulan kacungnya mendengar dari orang tentang cerita kuil dewi kabut beracun, diapun
berkunjung kesitu dan minta sebungkus obat, ketika abu itu diminumkan kepada majikannya,
ternyata penyakit yang di derita majikannya segera sembuh.
itulah sebabnya lambat laun nama kuil dewi kabut beracun pun menjadi tenar dan dikenal
banyak orang. suatu hari datang sebuah kereta yang indah dan mentereng yang berhenti dimuka kuil,
kehadiran kereta itu sama sekali tidak menarik perhatian banyak orang sebab selama banyak
tahun ini banyak orang dari tempat jauh yang datang kesitu minta obat, bahkan mereka yang tidak
terkena kabut beracun pun datang kesana untuk minta obat.
Kedatangan kereta itu sangat mendadak mereka segera memborong kamar-kamar yang ada
didalam rumah penginapan terbaik di kota itu.
Kamar yang terdiri dari tujuh delapan buah itu mereka borong semuanya, dua orang tamu yang
semula menginap disanapun dipersilahkan pindah karena pengurus rumah tangga tua itu bersedia
mengeluarkan uang sebesar dua puluh tahil perak tiap orang untuk menyilahkan mereka pergi.
Sewa kamar yang semula setahil sehari ternyata ditukar dengan uang sebesar dua puluh tahil
perak asal mau pindah, sudah barang tentu siapa saja bersedia untuk melakukannya.
Tahu begini, pemilik rumah penginapan itu pasti akan menyuruh seluruh isi keluarganya untuk
menginap dulu disana. Ia lebih-lebih membenci diri sendiri, sebab sewaktu pengurus rumah tangga yang tua itu
bertanya kepadanya apakah ada kamar kosong, dia mengatakan ada, bahkan membawanya untuk
memeriksa kamar kosong itu satu persatu.
Pada saat itu dia hanya kuatir pihak lawan tidak jadi menginap disana, maka semua kamar
yang dimilikinya segera di perlihatkan semua kepada tamunya.
Tua bangka itu tiap kali melihat sebuah kamar segera mengangguk satu kali tanpa
mengucapkan sepatah katapun, pada mulanya dia masih kuatir karena usahanya mungkin akan
gagal. Siapa tahu sampai pada akhirnya, ternyata semua kamar yang ada dalam rumah
penginapannya diborong semua, malahan dia berunding sendiri dengan tamu yang tinggal disana
dan bersedia membayar dua puluh tahil seorang untuk mempersilahkan mereka pindah tempat.
Dua puluh tahil perak sudah cukup untuk memborong seluruh kamar yang ada dirumah
penginapan tersebut, tapi dia telah mempergunakannya untuk memindahkan tiap tamu dari
kamarnya. Tahu begini, dia pasti akan menyuruh bininya, putrinya dan putranya untuk menempati kamarkamar
tersebut agar tiap orang bisa memperoleh uang pesangon sebesar dua puluh tahil.
Bila demikian akan bisa menarik seratus tahil perak lebih.
Dia sudah mengangkat tangannya dan hampir saja hendak digaplokkan ke atas kepala sendiri.
Untung belum digaplokkan, kalau tidak mungkin dia akan menyesal, sebab pengurus rumah
tangga tua itu kembali bertanya.
"Apakah keluarggamu sendiri juga berdiam disini?"
Suatu kesempatan yang sangat baik telah datang, sebetulnya dia hendak menggeleng, tapi
baru saja dia akan menggeleng, pengurus rumah tangga tua itu sudah menghela napas seraya
berkata. ?"Waah, kalau begitu sayang sekali, kalau tidak kau bisa beruntung sejumlah uang lagi!" "
Buru-buru pemilik penginapan itu berseru.
"Mereka berdiam di rumah penginapan ini, biniku berada didapur, putraku membantu
mengerjakan apa saja, kami sekeluarga tiada yang menganggur, kami pun tidak memakai
pembantu" maklum usaha kecil, coba bayangkan saja, mana kuat kami menggaji orang?"
Orang itu segera tertawa.
"Bagus sekali kalau begitu, hujin kami memang kuatir disini terlalu banyak pembantu, kalau
begitu kami akan tinggal disini saja, Aaaah, benar, berapa jumlah anggota keluargamu."
"Tidak banyak, Cuma empat orang, tidak. . tidak, lima. . . lima orang, kami suami istri berdua,
seorang putri dan dua orang putra jadi jumlahnya lima orang."
Seandainya ada pelayan atau pembantu, harus menerangkan lebih dulu agar aku bisa
memperhitungkan juga!"
"Tidak ada, kami hanya usaha kecil-kecilan."
"Baik, kami akan memborong seluruh penginapanmu ini dengan bayaran lima ratus perak
sehari, Cuma harus dihitungkan pula dengan lima puluh tahil seorang bagi anggota keluargamu,
kau tidak merasa kelewat banyak bukan?"
"Yaa, tidak banyak, tidak banyak!"
"Kalau ada uang, tentu saja tak akan dianggap terlalu banyak."
Sambil tertawa pengurus rumah tangga tua itu berkata lagi:
"Baik, kita sudah menetapkan demikian, aku harap masing-masing tak boleh mengingkari lagi,
berapa hari kami akan berdiam disini masih belum tahu, pokoknya sehari kami tinggal disini, sehari
akan kami bayar kontan, inilah bayaran untuk hari ini, dua ratus lima puluh tahil perak, harap kau
terima dulu!" Tangan si pemilik penginapan yang dipakai untuk menerima uang tersebut kelihatan gemetar
keras, namun dia tidak menjadi bodoh karena kegirangan, dia masih bisa memperhitungkan
jumlah angka, maka segera serunya:
"Lo koan keh, bukankah kau berjanji akan memberi lima ratus tahil perak untuk satu hari?"
"Betul, nilai menyewakan lima ratus tahil, tapi dipotong dengan lima orang anggota keluargamu
tiap kepala lima puluh tahil, maka jumlahnya tinggal dua ratus lima puluh tahil. . . ."
"Mengapa kau memotong uang kami?"
"Begini ceritanya, nyonya kami suka akan kebersihan, kami tidak membutuhkan pelayanmu,
pekerjaan apa saja akan melakukannya sendiri kebetulan kamipun menyewa rumah penginapan
lain di kota maka kalian akan kami kirim untuk menginap sementara waktu disana, berhubung
kamipun tak akan membiarkan anggota keluarga kalian berjumpa dengan orang lain, maka kami
akan mengirim orang untuk memperhatikan kalian, harus memberi makan minum buat kalian,
maka setiap orang harus dipotong lima puluh tahil perak, mungkin nilai ini kelewat tinggi tapi
mereka adalah anggota keluargamu, kan sudah sewajarnya mengeluarkan uang buat mereka
bukan" Jika kau mempunyai pelayan, libur saja dua hari suruh mereka pulang, bukankah kaupun
akan menghemat" Untung saja anggota keluarga kalian Cuma lima orang itu berarti kau masih
untung bukan?" Untung saja pemilik rumah penginapan itu tak sampai muntah darah, tentu saja dia tak dapat
mengatakan tidak, karena dalam kenyataannya usahanya kali ini menguntungkan sekali, bahkan
pada hakekatnya membuat tidak percaya.


Golok Bulan Sabit Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kembali Lo koan keh menggapai memanggil dua ekor kereta kuda, kemudian oleh lima orang
lelaki kekar dia dan keempat anggota keluarganya segera dinaikkan keatas kereta
ooo0ooo DENGAN hormat sekali si singa emas mengetuk pintu kamar, sampai pada ketukan yang
kedua, dari dalam kamar baru mendengar suara yang merdu merayu menegur:
"Siapa ?" "Lapor, sau-kiongcu, hamba yang datang!"
"Oooh, empek Kim, silahkan masuk, pintu tidak dikunci"
Singa emas mendorong pintu dan masuk tapi dengan cepat dia berdiri tertegun.
Sebab Cia Siau giok sedang menyisir rambutnya.
Menyisir rambut sesungguhnya bukan suatu pekerjaan yang mengejutkan, hampir setiap
perempuan pasti menyisir rambut, sekalipun si nenek yang rambutnya telah beruban pun, setiap
hari pasti akan membutuhkan banyak waktu untuk pelan-pelan menyisir rambutnya.
*************************
Halaman 48 - 49 hilang *************************
Cia Siau giok tidak berpaling, yang terlihat oleh si singa emas tak lebih hanya bayangannya
dibalik cermin tetapi senyumannya yang polos, suara yang manja telah membuat seluruh tubuhnya
seakan-akan terjerumus ke dalam suatu keadaaan tiada aku.
Cia Siau giok tidak tahu kalau dia sudah berlutut, sambil tertawa tanyanya lagi.
"Empek Kim, apakah kau sudah mengadakan hubungan kontak?"
"Sudah, hubungan kontak sudah kulakukan, besok pagi Kiongcu akan mengundang kita untuk
masuk!" "Ia bersedia menjumpai aku?"
"Sebenarnya tak mau, tapi kemudian setelah mengetahui kalau urusan yang budak tua
kemukakan amat serius, dia baru mau mengabulkan."
"Mengapa sih dia menyembunyikan diri di tempat yang terpencil ?"
"Untuk menyucikan diri dan menjauhkan diri dari keramaian dunia. . . ."
"Tempat ini tidak sepi, terutama sekali segala peristiwa aneh yang diterbitkan olehnya, apakah
dia bisa memperoleh ketenangan di tempat seperti ini?"
Kiongcu telah mendapat julukan sebagai malatkat kabut beracun, semua orang dibuat
ketakutan olehnya, dan siapapun tak berani kesitu untuk menghantar kematian, dia adalah
malaikat yang dihormati dan disegani oleh setiap orang.
Aaah, paling paling cuma orang desa yang bisa digertak dan dibikin ketakutan olehnya, coba
kalau ada orang yang pandai bersilat datang kesitu, niscaya mereka tak akan mempercayai
dongeng tersebut, malahan bisa jadi akan melakukan penyelidikan kesana.
Berapa tahun berselang memang terdapat manusia semacam ini yang pergi melakukan
pengintaian, tapi kenyataannya mereka ditemukan tewas semua karena terserang kabut beracun,
sejak itulah tak seorangpun manusia yang berani datang ke situ untuk menghantar kematian!
Cia Siau giok tertawa. "Ya, mereka mampus karena orang-orang itu Cuma kawanan jago silat kasaran, coba kalau
bertemu dengan jagoan yang sesungguhnya, kabut beracun itu tidak akan membuat mereka
ketakutan. Kiongcu sama sekali tidak mencampuri urusan dunia persilatan, diapun tak mau melibatkan diri
di dalam persoalan apapun, seorang jago lihay yang sesungguhnya tak nanti akan kesitu untuk
mengusik ketenangan. "Benarkah begitu" Untung dia tak berjumpa dengan Ting Peng, sifat ingin tahu yang dimiliki
orang itu luar biasa sekali!"
Singa emas tak tahu bagaimana harus menjawab, terpaksa dia hanya membungkam dalam
seribu bahasa. Cia Siau giok berpaling, sekarang dia baru tahu kalau si singa emas sedang berlutut, tanpa
terasa serunya dengan terperanjat.
"Empek Kim, apa yang sedang kau lakukan " Ayo cepat bangun!"
Oleh karena budak tua menyaksikan Sau kiongcu amat berwibawa, maka budak tua tak berani
bersikap kurang ajar."
"Oooh, benarkah aku memiliki kekuatan iblis sedemikian besarnya sehingga bisa membuat
Tianglo dari Mo kau seperti kau pun takluk seratus persen?"
"Benar, kekuatan tersebut sudah bukan termasuk kekuatan iblis sedemikian lagi, melainkan
semacam kekuatan sakti kesucian dan keanggunan sau kiongcu cukup membuat siapa saja
bertekuk lutut!" "Termasuk perempuan?"
"Menurut pendapat budak itu, entah laki-laki entah perempuan baik yang tua maupun yang
muda, semuanya sama saja!"
"Kalau begitu, aku harus muncul dalam sikap dan bentuk seperti ini. . . . ?"
"Benar, sayang sekali budak tua belum pernah menjumpainya dahulu, apabila sau kiongcu
muncul dengan wajah seperti ini, seluruh kolong langit mungkin sudah terjatuh kedalam
cengkeramanmu." Cia Siau giok tertawa. "Aku mah sudah sejak dulu mengetahui akan hal ini", katanya:
"Oooh, bagaimana caranya sau kiongcu mengetahui akan hal ini?"
"Waktu itu aku masih muncul dalam bentuk sebagai Giok Bu sia, lotoa dari Lian im cap si sat,
tatkala menjumpai suatu persoalan yang amat penting, waktu itu aku sedang menyisir rambut,
tatkala menyaksikan diriku, akhirnya mereka sama-sama menjatuhkan diri berlutut diatas tanah."
"Kalau toh sau kiongcu sudah mengetahui kalau dirimu memiliki suatu kelebihan yang amat
luar biasa, sudah seharusnya bila kelebihan tersebut kau manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Sambil tertawa Cia Siau giok menggeleng.
Sebenarnya aku pun mempunyai rencana untuk berbuat demikian, tapi akhirnya niatku itu
terpaksa harus kuurungakan.
"Mengapa?" Sejak saat itulah, setiap anggota Lian im cap si sat yang bertemu dengan diriku selalu
menunjukkan sikap yang amat menghormat, bahkan menghembuskan napas panjangpun tak
berani!" "Hal ini dikarenakan munculnya satu perasaan hormat yang timbul dari dasar hati kecilnya,
sekarangpun budak tua tak berani menghembuskan napas keras-keras!"
Tapi aku tak ingin kalian berubah menjadi begini!"
Mengapa" Bukankah tujuan sau kiongcu adalah menaklukkan kolong langit" Inilah cara yang
paling mudah dan gampang untuk dikerjakan?"
Yang kuinginkan adalah menguasahi kolong langit, bukan membuat semua orang bertekuk
lutut dihadapanku!" "Bila sau kiongcu ada perintah, budak pasti tak akan menampik dengan begitu saja!"
"Oooh, kalau aku suruh kau maju dan memeluk aku?"
"Soal ini, budak tak berani!"
"Bila ada orang menggunakan pisau yang ditempelkan dibelakang tubuhmu untuk emmaksa
kau berbuat demikian?"
"Budak lebih suka ditusuk daripada mengusik dan menodai sau kiongcu. . ."
Cia Siau giok tertawa. "Itulah dia, justru karena alasan ini maka aku segan untuk melakukannya, aku tak mau
seorang diri di puncak terttinggi seperti ibuku!"
"Apakah sau kiongcu tak pernah bertemu dengan kiongcu?" tanya singa emas dengan
perasaan bergetar keras. "Belum pernah, sejak berusia tiga tahun kalian telah membawaku pergi dari ibuku, sejak saat
itulah aku tak pernah berjumpa lagi dengannya. . . . !"
"Darimana sau kiongcu bisa tahu seperti kiongcu?"
"Bukankah kalian yang sering bercerita" Sejak kecil aku sudah sering kali mendengar kalian
berkata bahwa wajahku mirip ibuku, selain itupun aku tahu dari ayahku"
"Apakah Cia tayhiap juga bilang kalau sau kiongcu mirip kiongcu?"
"Benar itulah sebabnya dia tak suka diriku, memandang kepadaku, pada hakekatnya tak
pernah menganggap diriku sebagai putrinya!"
Kiongcu dan sau kiongcu bukan manusia sembarangan inilah sebabnya sering kali menjumpai
kejadian-kejadian vang luar biasa, bagaimana mungkin bisa disamakan dengan orang biasa"
Dahulu Cia Siah giok sudah berulang kali mendengar orang berbicara demikian setiap kali dia
menggerutu pasti ada orang yang menasehati dan menghiburnya dengan kata-kata seperti itu.
Setiap kali dia mendengarnya ucapan mana semangatnya lantas bangkit kembali membuat dia
melupakan segala sesuatunya tapi sekarang, ketika Kim say tianglo mengulangi sekali lagi ucapan
tersebut ternyata reaksi yang timbul sama sekali diluar dugaan.
Sekarang Cia Siau giok bukan bocah cilik, tidak seperti dahulu gampang dibohongi..
Kini, dia sudah dapat merasakan sendiri semua rasa Cinta, benci, girang dan marah bahkan
oleh karena kehidupannya beribu kali-kali lipat lebih rumit dari pada orang lain, maka diapun dapat
meresapi hal tersebut beribu kali lipat lebih dalam.
Ketika si singa mengucapkan kata-kata hiburan yang tua itu, dia sendiripun tidak percaya,
diapun tidak mengharapkan Cia Siau giok dapat mempercayainya.
Dia hanya merasa bila mana perlu, ucapan tersebut harus diulangi kembali.
Siapa tahu tiba-tiba saja dari balik mata Cia Siau giok segera mencorong sinar tajam seperti
seorang bocah- bocah yang secara tiba-tiba mendapatkan benda yang sudah lama disukai saja, ia
nampak girang sekali. "Benarkah aku berbeda dengan manusia biasa?" pekiknya.
"Benar, sau-kiongcu memiliki bakat alam yang sama sekali berbeda, dengan manusia biasa!!
"Bakat alam?" Bakat alam yang mana?"
Singa emas tertegun, padahal ucapan tersebut diutarakan sekenanya saja tanpa di sertai
dengan pemikiran yang lebih mendalam sewaktu kecil dulu, penampilan Cia Siau giok memang
luar biasa sekali. Hanya saja kelebihan dan keluar biasaan ini sulit untuk diterangkan kepada orang lain.
Misalnya saja, pada usia tujuh delapan tahun dulu, sifat dan daya tarik kewanitaannya sudah
amat besar! sekalipun hanya sekulum senyuman belaka, kadang kala bisa membuat seorang pria
menjadi terkesima dan tertarik kepadanya.
Tentu saja daya tarik itu adalah semacam daya tarik seorang perempuan terhadap lawan
jenisnya. "Kau seperti ibumu, merupakan perempuan luar biasa yang berbakat alam, siluman iblis yang
bisa memikat kaum pria sampai mampus, siluman rase yang luar biasa dan berbakat"
Ucapan seperti itu berkecamuk dalam benak Si Singa emas, namun dia tak berani
mengutarakannya keluar, tapi diapun membutuhkan suatu jawaban yang tepat.
Bila Cia Siau giok mangajukan suatu pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus dijawab,
bahkan harus merupakan suatu jawaban yang bisa membuatnya merasa puas.
Kebiasaan seperti inipun merupakan didikan dari mereka sendiri, dia dan naga perak serta
banyak lagi manusia-manusia seangkatan dari mereka semuanya rela untuk dicocok hidungnya
oleh ibu dan anak berdua itu serta dituntun untuk pergi kemana saja, merekapun rela dan bersedia
melakukan pekerjaan apapun, termasuk pekerjaan yang mereka sendiripun tak berani untuk
melakukan. Mengapa demikian" Bukan hanya satu kali dia mengajukan pertanyaan tersebut kepada diri sendiri tapi selamanya
tak pernah memperoleh jawaban yang memuaskan, merekapun bukan hanya satu dua kali saja
saling mengadakan tanya jawab. . . .
Seandainya Cia Siau giok dan ibunya tidak memiliki suatu bakat alam, atau semacam daya
pengaruh yang luar biasa, mustahil mereka bisa berbuat demikian.
"Sau kiongcu mempunyai semacam bakat terpendam yang membuat orang lain terpengaruh,
sehingga tak berani bertatap pandang, takluk dengan hati tulus dan rela melaksanakan perintah
apa pun" Tentu saja, jawaban dari si Singa emas ini sudah melalui suatu pemikiran yang amat
mendalam, semacam tehnik untuk menjawab.
`Apakah ibuku sejak kecil sudah memiliki daya kemampuan tersebut?"
"Benar, sejak kecil kiongcu sudah memiliki kemampuan untuk membuat semua orang tunduk
dan takluk kepadanya, setiap orang yang pernah berjumpa dengannya, tanpa terasa selalu tunduk
dan takluk dibawah telapak kakinya!"
"Tapi kenyataannya dia toh tak berhasil menguasahi seluruh kolong langit?"
"Hal ini dikarenakan dia telah berkenalan dengan seorang lelaki yang sesungguhnya tak boleh
dikenali, dia telah kehilangan kepercayaan atas dirinya sendiri!"
"Apakah lelaki itu adalah ayahku?"
"Benar, Cia tayhiap adalah seorang dewa pedang, juga merupakan seorang lelaki yang
pamdai menaklukkan hati wanita!"
"Seperti Ting Peng"`
"Benar" dengan cepat Singa emas menjawab "mereka adalah manusia sejenis, oleh sebab itu
paling baik jika sau-kiongcu menjauhi manusia seperti itu`
"Mungkinkah" Setiap kali kita hendak melakukan sesuatu, dia selalu datang mencari kita"
"Terpaksa kita harus memusnahkan dirinya!"
Cia Siau giok menghela napas panjang.
"Empek Kim, kau bukan orang pertama yang menganjurkan diriku, akupun bukannya tak
pernah mencoba, selama ini aku selalu memeras otak, aku tak akan meniru keadaan ibu yang
putus asa, kecewa dan selalu murung, soal ini tentunya kau bisa melihatnya sendiri bukan?"
"Benar, sau kiongcu memang memiliki daya tarik yang jauh lebih besar daripada Kiongcu
dulu!" Tapi aku tak mampu melenyapkan Ting Peng, bukannya tak tega untuk turun tangan,
melainkan benar-benar tak mampu untuk menghilangkan dia dari muka bumi?"
Suasana menjadi hening untuk beberapa saat lamanya, Singa emas tahu bahwa ucapan
tersebut bukan alasan, melainkan suatu kenyataan, dia pernah menyaksikan kelihayan golok dari
Ting peng, dia pun menaruh perasaan ngeri dan seram terhadap pemuda itu"
Sudah lama ibuku mengasingkan diri ditengah bukit, apakah dia sedang melatih semacam
ilmu!" "Benar, setelah dia mengetahui kalau dengan cinta tak mungkin bisa menaklukkan Cia Siau
hong, maka dia bersumpah hendak melatih ilmu silatnya sehingga jauh mengungguli dirinya!
Tapi, mungkinkah hal ini bisa dicapai"
Sudah lama Kiongcu tak pernah muncul di dalam dunia persilatan, dahulu dia selalu
menjadikan Cia Siau hong sebagai sasarannya, mungkin saja ada kemampuan untuk
melampauinya, tapi selama banyak tahun Cia Siau hong sendiripun mengalami kemajuan yang
amat pesat, bila ditinjau dari situasi ketika bertemu dengan Ting Peng, agaknya Cia Tayhiap sudah
berhasil mencapai suatu taraf yang baru, jauh lebih unggul daripada kemampuan Kiongcu!"
Lantas mengapa kalian tidak pergi memberi tahukan hal tersebut kepadanya"
singa emas termenung beberapa saat, kemudlian baru jawabnya.
Selama ini Kiongcu tak pernah mau percaya dengan nasehat orang, selamanya dia menilai
dunia melalui kaca matanya sendiri.
Bila begini keadaannya, apakah ia akan berhasil?"
Singa emas berpikir sebentar, kemudian baru menjawab:
Tidak dapat, oleh sebab itu kami menumpahkan harapankami diatas tubuh sau kiongcu.
Jadi kalian menganggap aku lebih punya harapan ketimbang ibuku?"
Sejak mulai, Sau Kiongcu sudah melakukan hubungannya yang luas dengan seluruh umat
persilatan, tentu saja pandanganmu akan jauh lebih mendalam daripada pandangan kiongcu,
lagipula sau kiongcu juga mempunyai nama keluarga dari Sin kiam san ceng yang amat
termashur, hal ini merupakan suatu kesempatan yang baik sekali bagi sau Kiongcu untuk maju
lebih ke depan. Seandainya kedudukanku sebagai toa siocia dari keluarga Cia masih ada manfaatnya berarti
aku harus mencegah ibumu agar jangan mengacau ayahku bukan?"
Soal ini. . . tampaknya sau kiongcu harus membicarakan sendiri dengan kiongcu,
sesungguhnya budak tua merasa kurang leluasa untuk turut memberikan pendapatnya, namun
sau kiongcu tak usah kuatir, kemampuan yang dimiliki Cia tayhiap sekarang sudah tak mungkin
bisa dipunahkan oleh siapa saja.
ooo0ooo Fajar baru saja menyingsing, matahari belum mengolkan diri, hanya di ufuk timur terlihat
lapisan cahaya merah menyelimuti jagad.
Saat ini merupakan saat paling berbahaya untuk melintasi bukit, karena disaat beginilah kabut
beracun sedang menyelimuti jagad dengan hebatnya.
Lembah kematian diliputi kegelapan, di atas permukaan tanah melayang kabut tipis yang
berwarna-warni. Pemandangan semacam ini tak ubahnya dengan pendangan di pintu gerbang menuju beraka.
Seluruh jagad seakan-akan dilapisi oleh hawa iblis yang menggidikkan hati.
Cia Siau giok mengenakan pakaian yang indah, dia didampingi oleh Singa emas yang bersikap
menghormat. Di depan kuil dewi kabut berkerumun penduduk desa yang diliputi oleh perasaan ingin tahu,
mereka menyembunyikan diri di tempat-tempat yang tidak mudah ditemukan dan menyaksikan
perempuan muda yang sedang bersembahyang untuk kesembuhan dari suami dan ayahnya ini,
mereka ingin tahu apakah permintaannya akan dikabulkan oleh dewi kabut.
Setelah berlutut tiga kali menyembah tujuh kali, memasang Hio, mempersembahkan korban,
segala sesuatunya berjalan dengan lancar.
(Bersambung ke Jilid 26) Jilid 26 SEBAGAI juru kuncinya adalah seorang nenek yang bersifat sangat aneh, mukanya tetap kaku
tanpa emosi. sama sekali tak nampak perubahan apapun disebabkn keistimewaan dari tamunya
ini. Selesai bersembahyang seperti biasa dari atas meja altar meluncur jatuh selembar kertas.
Ketika itu berwarna putih yang tiada tulisan, biasanya harus dibakar dahulu sebelum muncul
huruf diatas kertas mana.
Biasanya tulisan itu di beri resep obat dan memberi tahukan kepada pemohon obat apakah
yang harus di minum. Tapi petunjuk yang tertera diatas kertas kali ini ternyata tidak berisi resep, setelah nyonya
muda itu membaca petunjuk tersebut, dia lantas bangkit berdiri dan berjalan menuju ke arah tebing
curam ditepi lembah tersebut..
Pada saat itulah si pengurus rumah tangga tersebut baru maju untuk membaca isi petunjuk itu,
kemudian sambil mengejar dari belakangnya dia berseru:
"Nyonya muda, nyonya muda, jangan". Dia mengejar kedepan, dan menuju ke tepi jurang, tapi
nyonya perempuan itu sudah melompat masuk ke dalam jurang tersebut.
Semua penonton yang menyaksikan kejadian tersebut menjerit kaget, tak tahan lagi mereka
bersama-sama munculkan diri. . .


Golok Bulan Sabit Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ketika Lo koan keh itu mengejar nyonya mudanya, dia datang agak terlambat selangkah, yang
berhasil ditarik hanya se dikit ujung bajunya saja....
Dia termangu-mangu berapa saat lamanya di tepi jurang, akhirnya dengan suara parau
katanya: "Sau hujin, kau bawalah serta budak tua, kalau tidak bagaimana mungkin budak tua bisa
mempertanggung jawabkan diri nanti"
Maka diapun ikut terjun ke dalam jurang. Kejadian ini kontan saja membuat semua orang
menjerit kaget, kali ini bukan berasal dari tempat persembunyian lagi, melainkan sudah munculkan
diri. Tapi orang-orang itu tak mampu mencegah terjadinya tragedi tersebut, siapapun tak
berkemampuan untuk mencegah kedua orang itu berbuat nekad, siapa pun hanya bisa
menyaksikan kedua orang manusia hidup itu memasuki lembah kematian.
Akhirnya semua orang pun berbondong-bondong mendatangi altar dewi kabut, mereka ingin
tahu isi dari tulisan yang telah terbakar sampai hangus tersebut.
"Suamimu telah membuat dosa terhadap dewa penyakit, karenanya ditakdirkan untuk
terjangkit penyakit parah sehingga mati dan hancur tak berwujud badan.
Bila ingin memperoleh pertolongan dan terhindar dari malapetaka," kau harus bersedia
menjadi dayang kami. Tulisan itu ditulis dengan huruf yang sangat indah, kuat dan bertenaga.
Seorang nyonya muda yang berhati tulus mengharapkan suaminya bisa tertolong dari musibah
untuk menyelamatkan jiwanya, ia rela terjun ke dalam lembah kematian.
Seorang pelayan tua yang biasa mengikuti majikan perempuannya terjun pula kedalam lembah
kematian. Maka sejak saat itu beredarlah suatu dongeng baru tentang lembah kematian, hal mana
menambah pula seramnya suasana di situ.
Apakah suami yang kejangkitan penyakit parah itu akhirnya dapat sembuh"
Tiada orang yang tahu sebab pelayan yang datang bersama mereka itu sudah pergi secara
diam-diam, pergi entah kemana dan tak bisa ditelusuri lagi.
Tapi tiada orang yang curiga, sebab jaman itu orang masih percaya dengan tahayul.
ooo0ooo YOK LIU DAN THIAN BI SURAT perintah yang hangus itu di bawa orang dan berpindah dari satu tangan ke tangan lain,
akhirnya lenyap secara misterius, dikirim ke suatu tempat.
Atau tepatnya kehadapan seorang kakek.
Kakek itu duduk saling berhadapan dengan seorang nenek, memandang tulisan itu sekulum
senyuman dingin segera menghiasi ujung bibir kakek tersebut.
Rupanya dia bersembunyi disana, tak aneh kalau selama banyak tahun tak pernah
menemukan jejaknya!"
Sudahlah, kalau toh tuan putri telah menjauhkan diri dari keramaian dunia, anggap saja urusan
sudah selesai, buat apa kita mesti mengejarnya terus?" kata nenek itu.
"Bagaimana mungkin aku bisa berpeluk tangan belaka" Semua usahaku dan perjuanganku
akhirnya kandas ditangannya, aku tak bisa melepaskan dia dengan begitu saja."
Nenek itu termenung beberapa saat lamanya, kemudian berkata lagi.
"Cukong, kau tak bisa menyalahkan dia, kita sendiripun mempunyai kekeliruan"
"Kesalahanku yang terbesar adalah membiarkan dia hidup terus, bahkan menerimanya, aku
sudah tahu kalau dia adalah bibit pembawa bencana..."
"Cukong tegakah kau" Dapatkah kau melupakan bait syair yang dicantumkan diatas golok
tersebut " Siau-lo it-ya-teng Cun-hi... bagaimanapun juga dia adalah putrimu, siapa tahu dia
adalah putri kandungmu sendiri?"
Hawa pembunuhan yang semula mencorong keluar dari balik mata kakek itu segera lenyap tak
berbekas, sebagai gantinya muncul selapis perasaan sedih dan murung yang amat tebal setelah
menghela napas panjang katanya kemudian:
"Aku betul-betul tidak percaya, seorang perempuan yang suci bersih semacam dia, ternyata
dapat melahirkan seorang putri semacam itu."
Nenek itu turut menghela napas.
"Haai, antara malaikat dan iblis sesungguhnya hanya berbeda sejengkal, mungkin kaulah yang
terlalu berhutang kepada ibunya!"
"Aku...aaai, kau tak akan mengerti!"
"Cukong, aku tidak mengerti kejadian apakah yang telah berlangsung diantara kalian, bila kau
tak bersedia mengutarakan, mereka yang mengetahui juga tak akan bersedia untuk menjawab,
tapi aku mengerti, si bocah perempuan yang datang kemari itu adalah seorang bocah yang amat
menarik hati, setiap orang akan menyukainya bila bertemu, dia bisa berubah menjadi begitu,
karena kita tidak mendidiknya secara baik!"
Mendadak kakek itu menggebrak meja sambil bangkit berdiri, dengan suara yang bersungguhsungguh
katanya: "Tidak bisa, aku tak bisa membiarkan dia melakukan keonaran lebih jauh, dia telah
memusnahkan diriku dan ini sudah cukup, aku tak bisa membiarkan dia untuk menghancurkan
pula diri Ting Peng!"
"Bagaimana mungkin dia bisa menghancurkan Ting Peng?"
"Tahukah kau siapa yang telah terjun ke dalam jurang itu" Bila kau tahu siapakah orang itu
maka kau akan tahu apa pengaruhnya terhadap Ting Peng!"
"Siapa?" "Singa emas dan Cia Siau giok!`
"Cia Siau giok, Bukankah dia adalah putri Cia Siau hong! Mengapa bisa berada bersama-sama
singa emas?" "Aku tidak tahu, tapi hubungan antara mereka sudah pasti sangat akrab, Ting Peng pernah
membacok mati naga perak disekitar perkampungan Sin kiam san ceng"
kembali si nenek termenung beberapa saat lamanya, setelah itu lalu ujarnya.
"Cukong, walaupun aku tidak setuju, tapi selama banyak tahun aku selalu tunduk dan patuh
atas setiap petunjukmu, aku percaya setiap petunjukmu itu sungguh-sungguh dan benar, sekarang
kau suruh aku berbuat apa...?">
"Hujin darimana kau bisa tahu kalau aku akan menyuruh kau untuh berbuat sesuatu"`
Nenek itu tertawa. "Soal itu mah gampang untuk ditebak, selama banyak tahun kau jarang sekali mencariku untuk
merundingkan sesuatu, tapi kali ini kau telah memperlihatkan surat itu kepadaku, hal ini berarti
kalau kau ada urusan dan hendak menugaskan aku untuk mengerjakannya!"
Kakek itu merenung sebentar, kemudian baru menghela napas panjang:
Aaaai.. benar, Hujin Mungkin kau dan si Unta tembaga yang harus mengerjakannya,
berhubung tenaga dalamku telah kusalurkan sebagian besar ke dalam tubuh Ting Peng, kini
sudah tak mampu untuk mengerjakan sendiri pekerjaan itu.
Kalau begitu aku harus pergi bersam si Unta tembaga?" "
Benar, bukan cuma kalian berdua saja yang harus turun tangan, bahkan semua jago-jago lihay
yang berada disisiku juga kalian bawa semua."
Hal ini mana boleh jadi" Bukankah dengan begitu tiada orang yang akan mendampigimu?"
Buat apa mereka mendampingi diriku" Sekarang aku sudah merupakan seorang tua renta
yang tak berguna, tiada orang akan tertarik lagi dengan diriku"
Cukong, sekarang kita bukan lagi bergurau, akupun tidak lagi bergurau, walaupun naga perak
dan walet emas sudah mati, masih ada si Singa emas. Secara paksa si Unta tembaga masih
mampu untuk menahannya. Sedangkan perempuan rendah itu hanya kau yang mampu untuk
menghadapinya. Sedangkan sisa nya boleh kau bawa untuk berjaga-jaga menghadapi mereka
yang lain. Itulah sebabnya kau harus membawa semua mereka yang terbaik!"
"Jadi kami pergi beradu jiwa!"
Paras muka kakek itu berubah menjadi amat serius, dia segera mengangguk.
Benar, bunuh mereka semua, jangan biarkan seorangpun diantara mereka berhasil
meloloskan diri, kali ini kita harus membersihkan perguruan dari unsur-unsur penghianat!"
Nenek itu seperti hendak mengucapkan sesuatu lagi namun si kakek sudah mengulapkan
tangannya sambil berkata:
Kau tak usah berbicara lagi, keputusan ini kuambil setelah kupertimbangkan berulang kali, kita
bukan berbuat sok-sokan, bukan mencari nama, sekalipun Mo kau harus punah dari muka bumi,
paling tidak kita tak boleh membiarkan sebuah bibit bencanapun masih tetap hidup didunia ini".
Nenek itu termenung beberapa saat lamanya, kemudian baru berkata:
Baiklah, kalau begitu kita putuskan demikian, aku pasti akan melaksanakan perintahmu itu,
aku tahu kau bukan seorang manusia yang sembarangan mengambil keputusan.
Terima kasih banyak atas kepercayaanmu terhadapku.
Nenek itu memandang ke arahnya, simar cinta kasih yang tebal mencorong keluar dari balik
matanya, walaupun mereka sudah hidup sebagai suami isteri selama enam puluh tahun, namun
rasa cinta kasihnya tak pernah menjadi luntur.
Nenek, nenek itu pun mendadak merasakan suatu kepedihan, tiba-tiba dia menemukan bahwa
suaminya yang selalu tetap awet muda itu mendadak berubah menjadi tua sekali.
"Pergilah dengan berlega hati, tempat ini terpencil letaknya tak mungkin ada orang yang akan
mencari sampai disini, aku akan turun kedapur sendiri untuk menyiapkan dua macam sayur,
moga-moga saja kalian bisa pulang membawa kemenangan dan keberhasilan!"
Kakek itu menghantar rombongan sampai didepan lembah, sambil menggapaikan tangan
mengucapkan kata-kata penambah semangat yang dihantarpun merasa gembira.
Dengan wajah berseri si Unta tembaga berkata:
Kali ini cukong nampak amat cerah dan segar, selama tiga puluh tahun belakangan ini, belum
pernah kusaksikan dia segirang ini," "Benar, inilah keputusannya yang terbesar, selama hidupnya
dia telah menurunkan perintah pembunuhan yang amat besar"
"Semestimya Cukong sudah menurunkan perintah terhadap perempuan rendah ini sejak
dahulu, aku sudah banyak tahun menantikan perintah ini dan akhirnya berhasil juga kuperoleh!"
"Unta tembaga kau tidak mengetahui perasaannya."
"Aku tahu kalian selalu mengira Thian bi adalah putri Cukong, maka tidak tega untuk
menghadapinya!" Apakah bukan" Menurut perhitungan usiapun kira-kira cocok sekali. . . ."
"Hamba tahu bahwa hal ini tidak mungkin!"
"Mengapa" Darimana kau bisa tahu?"
"Aku tahu dengan pasti, setiap orang mengira Yok liu hujin adalah seorang perempuan suci,
kecuali cukong dan aku, tiada pria lain yang tahu kalau dia adalah seorang perempuan cabul!"
"Unta tembaga, kau tak boleh berkata begitu!"
"Aku boleh saja berkata demikian, karena aku mempunyai bukti!"
"Bukti apa ?" "Dia pernah merayuku!"
"Kau, Unta tembaga" Waktu itu kau masih berumur berapa?"
"Aku masih berumur empat belas tahun, pada hakekatnya belum mengetahui urusan
keduniawian, tapi dia tak bisa kehilangan lelaki didalam seharipun, waktu itu kebetulan dia datang
mencariku, berdaya upaya untuk merayuku dan memancingku naik ranjang, tapi sebelum aku
benar-benar merasakan tubuhnya, kebetulah cukong telah pulang!"
"Aaah, Mengapa aku tidak mengetahui tentang persoalan ini?"
Disinilah letak kebijaksanaan cukong, dia selalu merahasiakan kesalahan orang, waktu itu aku
masih ingat, ketika cukong melangkah masuk kedalam kamar, dia lantas melompat bangun dari
pembaringan dan sambil menangis melapor kepada cukong bahwa aku menganiayanya, akulah
yang hendak menodainya !"
"Apa yang di katakan cukong?"
Cukong hanya tertawa, dia bilang aku tak lebih cuma seorang kanak-kanak, darah muda masih
panas, diapun berwajah begitu cantik sehingga mungkin tak sanggup menahan diri, dia lantas
suruh aku minta maaf kepadanya danmelupakan kejadian itu, bahkan menjamin aku tak akan
berbuat demikian lagi dikemudian hari.
Oooh, jadi cukong percaya kalau kaulah yang bermaksud untuk memperkosa dirinya.
Si Unta tembaga mendongakkan kepalanya, Dalam kenyataan aku sendiri pun kurang
mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu itu.. sebab teknik Yok liu hujin dalam
merayu kaum lelaki benar-benar kelewat lihay, dia selalu seperti sengaja tak sengaja untuk
membangkitkan hawa napsu birahi kaum pria, menanti kaum pria masuk perangkap dengan
sendirinya, seperti laron yang memapaki api.!"
"Apakah cukong mengetahui akan wataknya ini"`
"Selanjutnya aku kurang begitu jelas, tapi waktu itu dia sama sekali tidak tahu"
"Tapi dia toh mau bersikap bijaksana dan berjiwa besar dengan memaafkan perbuatanmu?"
"Benar, itulah sebabnya aku amat berterima kasih kepada cukong dan setia kepadanya terus
sampai mati!" `Kalau begitu Singa emas sekalian pasti telah berbuat serong dengannya, apalagi usia mereka
jauh lebih besar daripada dirimu! `
Si Unta tembaga termenung sebentar, lalu baru berkata:
"Aku pikir hal ini memang tak dapat dihindari, itulah sebabnya mereka menunjukkan sikap
yang begitu setia dan membela terhadap Thian bi, aku rasa kebanyakan disebabkan oleh
hubungan tersebut!" "Dari mana pula kau bisa membuktikan kalau Thian bi bukan putri Cukong...?"
"Karena Thian-bi mempunyai buah jari pada tangan kanannya"
"Bukti macam apakah hal ini?"
"Jari tangan yang bercabang-cabang merupakan keturunan, Cukong justru tak punya jari"
"Setiap orang dalam keraton tidak memiliki, siapa tahu kalau hal ini hanya merupakan warisan
dari berapa generasi?"..
"Aku tahu ada seseorang yang sejak di lahirkan sudah mempunyai cabang pada jari
tangannya, namun dia bukan orang Mo kiong, orang itu adalah pamanku, suatu hari dia datang
menjengukku. "Mengapa dengan pamanmu itu!"
"Tak lama kemudian, Yok liu hujin pun lenyap secara misterius, kami telah melakukan
pencarian ke mana-mana akan tetapi tak pernah berhasil menemukan jejaknya, empat tahun
kemudian baru ada orang yang membopong Thian-bi datang ke istana"
"Bagaimana pula cara pembuktiannya" Waktu itu Thian bi sudah berusia tiga tahun lebih,
senadainya Yok liu hujin sudah berbadan dua ketika pergi, anaknya memang akan berusia sebaya
dengannya." Si Unta tembaga menggeleng.
"Aku telah menyaksikan Thian bi memiliki cabang dalam jari tangannya, maka akupun minta
ijin untuk pulang sekalian baru menyelidiki persoalan ini, akhirnya baru kuketahui kalau
pamankulah yang telah mengajak Yok liu kabur dan hidup di dusun kelahiranku. . ."
"Hebat juga pamanmu itu!"
"sesungguhnya dia memang seorang lelaki tampan, pandai merayu lagi, dan yang paling
penting adalah pandai mengambil hati perempuan, sehingga kaburnya Yok liu bersamanya
sesungguhnya bukan suatu kejadian yang luar biasa, aku sudah mendapat kabar bahwa mereka
telah melahirkan seorang putri"
"Dia adalah Thian bi?"
"Benar, gadis itu memang berperawakan lebih besar dari usia bocah sebayanya sewaktu
dihantar ke sana katanya sudah merumur tiga tahun lebih, padahal Cuma dua tahun lebih sedikit."
"Kalau begitu Thian bi adalah putri pamanmu, yakni adik tongmu sendiri, bila sewaktu datang
dia hanya berusia dua tahun lebih, hal ini membuktikan kalau dia bukan darah daging cukong
sendiri!" Si Unta tembaga hanya membungkam dalam seribu bahasa.
Kembali si nenek bertanya:
"Mengapa mereka mengirim putrinya agar kita yang memelihara?"
"Pamanku adalah seorang lelaki romantis, tapi sejak dia melarikan Yok liu, ternyata hidupnya
menjadi amat beraturan, dia selalu berada di rumah menjaganya, dua tahun pertama masih
mendingan, kemudian untuk melatih semacam ilmu pamanku telah bersikap agak dingin
terhadapnya, maka diapun mulai tidak tenteram hidup dalam rumah!"
Perempuan semacam dia memang tak pernah akan merasa tenteram bila dibiarkan hidup
kesepian!" Pamanku tidak berjiwa besar seperti cukong, ketika akhirnya tertangkap basah kalau bininya
serong, dia segera membacok kedua orang itu sampai mampus, kemudian diapun bunuh diri!"
Nenek itu termenung beberapa saat lamanya, kemudian baru menghela napas panjang.
"Aaai. . . padahal buat apa dia harus berbuat demikian" Yok liu toh bukan miliknya, dia
menganggap tiada lelaki yang tega untuk membunuhnya, tapi akhirnya dia toh ketemu batunya
juga, kali ini dia betul-betul mampus."
"Cubo, tampaknya kau seperti sudah mengetahui akan watak dari Yok liu ini?"
Nenek itu tertawa. "Jangan lupa, akupun seorang wanita, biasanya wanita lebih mudah memahami perasaan
sesama wanita!" "Kalau memang begitu, mengapa kau tidak memberitahukan hal ini kepada cukong?"
Kembali nenek itu tertawa.
"Hanya perempuan terbodoh yang akan menyerang perempuan lain dihadapan suaminya,
selama banyak tahun cukong selalu menaruh hormat kepadaku, karena aku tahu bagaimana
harus menjadi seorang perempuan yang sebenarnya!
Kali ini si Unta tembaga membungkam, diapun menaruh sikap yang amat hormat terhadap
Cubo nya ini, tapi inipun disebabkan karena dia merupakan istri cukong nya.
Dia sendiri tidak mempunyai daya tarik apapun.
Kalau dibilang wajahnya termasuk cukupan, tidak terlalu cerdik, tidak pula terlalu bodoh.
Selain tidak suka berbicara, tak pernah mengemukakan pendapat, tiada sesuatu yang luar
biasa, bahkan seakan-akan seorang yang tak bisa dan tak punya apa-apa, tapi cukong selalu
besikap sungkan dan hormat terhadapnya. Hal inilah yang selalu membuat dia tak habis mengerti.
Ada kalanya dia merasa sayang untuk cukongnya ini, dia merasa cukongnya gagah perkasa
lagi pula tampan, tidak seharusnya dia memiliki seorang bini seperti ini.
Sekarang, baru sampai detik ini baru mengerti dimanakah letak kelebihan dari cubonya, justru
dialah memiliki kecerdasan yang tinggi, kebesaran jiwa yang mengagumkan, penamplian yang
wajar dan sikap yang anggun, hampir semua keindahan dari seorang perempuan dimilikinya tanpa
ada yang ketinggalan. Apabila seorang lelaki dapat menemukan seorang perempuan semacam ini, maka akan
bahagialah hidupnya sepanjang masa, sayang sekali perempuan semacam ini biasanya memang
sedikit sekali. Tanpa terasa timbul perasaan yang amat menghormat dalam hati si Unta tembaga terhadap
cubonya ini. Tiba-tiba nenek itu mengalihkan kembali pokok pembicaraannya ke soal lain, katanya.
"Unta tembagb apa pula yang terjadi dengan bait syair Siau lo it ya teng cun hi tersebut?"
Ooh, itulah bait syair yang membuat cukong tertarik kepada Yok-liu hujin sewaktu pertama kali


Golok Bulan Sabit Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka bertemu, waktu itu kami sedang melakukan perjalanan melewati sebuah dusun wilayah
Kanglam, pemandangan alam sangat indah, dari sebuah rumah gubuk ditepi sebuah sungai suara
senandung tersebut berkumandang, suara itu segera menarik perhatian kami untuk melakukan
penyelidikan dan kami pun segera menjumpai Yok-liu hujin.
Waktu itu dia hanya putri seorang guru desa, seorang gadis dusun yang berbaju sederhana
tapi memiliki kecantikan yang luar biasa dan dia tampaknya tertarik oleh kegagahan serta
ketampanan cukong dalam pembicaraan yarg berlangsung berapa saat itulah akhirnya dia
memutuskan untuk pergi bersama kami, pergi meninggalkan ayahnya seorang diri. "
Kemudian, apakah dia tak pernah kembali lagi ?"
"Tidak, dia seperti sudah melupakan sama sekali akan ayahnya sebaliknya cukong masih
teringat dengannya, ia suruh aku mengunjunginya, waktu itua ayahnya sedang di rundung
kemiskinan dan hidup melarat, maka aku meninggalkan sejumlah emas, perak dan permata
untuknya, ketika aku menjenguknya untuk ke dua kalinya dia telah memanfaatkan harta yang
kutinggalkan itu untuk membeli sawah, membangun rumah bahkan mengawini perempuan muda
sebagai istrinya, kehidupan mereka nampak amat bahagia, maka cukong pun melarang aku untuk
berkunjung ke sana lagi"
"Mengapa?" Dengan suasana kita pada waktu itu masa jaya sedang diambang pintu, ibaratnya matahari di
tengah angkasa, kurang baik bagi kita untuk mengadakan hubungan dengan seorang rakyat
biasa." Nenek itu segera menghela napas panjang.
"Aaai. . . cukong memang manusia begitu, dia selalu meikirkan orang lain, manusia semacam
ini sesungguhnya tidak cocok untuk menjadi seorang kaucu!"
Berbeda sekali bial cukong sedang mengatasi masalah perkumpulan, dia tak pernah bersikap
ramah, semuanya tandas dan tegas."
"Betul, memang dia harus begitu berbicara menurut perasaan, tidak salah lagi bila Mo kau
dianggap sebagai perkumpulan kaum sesat umat persilatan sebab Mo kau mempunyai banyak
peraturan dan banyak cara melatih ilmu yang sesat dan jahat, cukong ingin merubah pandangan
orang kepada Mo kau agar apa yang didengar tentang Mo kau berbeda dengan Mo kau yang
sebenarnya karena itu dia baru menerapkan banyak peraturan secara ketat mengendali-kan
anggotanya untuk berbuat sewenang-wenang, tapi justru karena inilah menimbulkan rasa tak puas
dari banyak orang sehingga akhirnya terjadi peristiwa penghianatan."
Tak bisa dibilang begitu, sampai sekarang cukong toh masih mempunyai banyak pengikut
yang tetap setia sampai mati kepadanya!"
Tapi jumlahnya sudah menciut sehingga menjadi sedikit sekali, orang-orang itu bisa bergabung
dengan kita tak lain karena tertarik oleh ilmu perkumpulan kita yang aneh dan sakti dan berharap
bisa mewarisi kepandaian tersebut.
Si Unta tembaga membungkam dalam seribu bahasa.
Kembali si nenek bertanya:
"Mengapa cukong mengukir bait syair tersebut pada tubuh goloknya?"
"Tentang soal ini hamba kurang begitu tahu, sejak Yok liu hujin lenyap, ada sementara waktu
sifat cukong menjadi berangasan sekali dan membunuh banyak orang."
Perempuan luar biasa semacam itu memang sulit dilupakan oleh siapapun, jangan kan
cukong, bahkan akupun merasa seperti kehilangan sesuatu. . ."
Si Unta tembaga berpikir sebentar, kemudian katanya lagi.
"Walaupun cukong merasa gusar karena hilangnya, Yok liu hujin, mungkin dia pun kemudian
merasa kalau kemarahannya itu tidak berdasar dan salah, maka dia lantas mengukir syair tersebut
diatas goloknya untuk mengendalikan luapan emosi sendiri, ada beberapa kali kusaksikan dia
mencabut keluar goloknya dan memandang sekejap bait syair yang terukir di atasnya, kemudiain
hawa amarahnya pun segera mereda!"
"Kalau begitu mungkin dikarenakan alasan ini, semenjak saat itu ilmu goloknya juga berhasil
maju ke tingkatam yang lebih tinggi, permainan golonya nampak bertambah tangguh hingga
membuat nama perkum-pulan kita berkembang menjadi pesat dan tenar, tapi hal itu pula yang
akhirnya mencelakai dia"
"Benar, waktu itu perkembangan Mo-kau memang kelewat cepat, bahkan sudah melampaui
nama besar dari semua partai dan perguruan lainnya sehingga menimbul-kan perasaan tak tenang
dari semua orang, justru karena perkembangannya terlalu, cepat sehingga cukong tak bisa
melakukan pemeriksaan sendiri atas setiap persoalan yang ada, ia suruh si singa emas sekalian
bertanggung jawab sebagian atas masalah, tapi kenyataannya mereka justru menanamkan
banyak permusuhan untuk perkumpulan kita!"
Si nenek menghela napas panjang.
"Benar, setelah kejadian cukong merasa menderita kerugian yang amat besar, tapi dia tidak
menyalahkan orang lain, karena menganggap kesalahan tersebut merupakan kesalahan sendiri!"
"Hal ini tak bisa menyalahkan Cukong, dia bermaksud demi kebaikan kita semua`
"Unta tembaga, apakah kau masih belum memahami cukong" Apakah dia adalah seorang
manusia yang berwatak macam begitu" Dia adalah seorang kaucu, tentu saja dia bertanggung
jawab atas berhasil atau tidaknya semua masalah, disamping itu masih ada sebuah alasan lain
yakni dia adalah seorang manusia yang tinggi hati, dia selalu beranggapan tiada tandingannya
dikolong langit, tapi tempo hari dia justru menderita kekalahan diujung pedang Cia Siau-hong!"
Si Unta tembaga tidak berbicara lagi.
Cukong merasa bakatnya terbatas dan tahu kalau dalam hidupnya tak mungkin dia mencapai
kemajuan lagi, meski bacokan goloknya lihay, tapi dia tak mampu untuk melebihi Cia Siau hong,
karena itu dia benar-benar menjadi putus asa dan tak ada niat untuk bangkit kembali. Setelah
murung selama banyak tahun, akhirnya dia berhasil menemukan Ting Peng, bakat dari pemuda ini
merupakan suatu bakat luar biasa yang tak akan dijumpai dengan mudah, maka dia pun
melimpahkan seluruh harapannya ke tubuh anak muda ini!"
Bocah muda ini memang hebat, konon kemajuan yang berhasil dicapainya sekarang sudah
melebihi kemampuan cukong dulu, Gin liong dan Thi yan kedua-duanya tewas dalam satu
bacokan saja!" Si nenek manggut-manggut.
"Benar, cukong juga telah membahas masalah itu, kematian naga perak bukan sesuatu yang
aneh, tapi putusnya lengan Thi yan baru benar-benar luar biasa karena dia bisa menguasahi golok
itu dan digunakan menurut kehendak hatinya, justru karena dia sudah dapat melepaskan diri dari
lingkungan pengaruh ibis maka ia baru dapat maju untuk mencapai taraf malaikat"
Apakah cukong belum dapat mengendali-kannya"
Tidak dapat, selama hidup dia hanya bisa berputar terus dalam taraf iblis, meski pun serangan
goloknya bisa diperhebat namun ia tak pernah berhasil untuk menguasahinya"
Kalau begitu perkampungan kita dapat bangkit dan jaya kembali ditangan Ting Peng"
"Itulah pengharapan cukong!".
"Mengapa kita tidak menyerahkan semua persoalan perkumpulan kepadanya saat ini juga"
"Tak boleh terlampau terburu napsu karena cukong harus mengurusi masalah perkumpulan,
apalagi kemajuan dari ilmu silat perkumpulan kita makin mencapai tarap terakhir semakin sukar
untuk melangkah maju, kalau tidak diperjuangkan dengan sepenuh tenaga dan seluruh perhatian
tidak terhimpun menjadi satu sulit rasanya untuk mencapai taraf tersebut, maka cukong
memutuskan untuk membiarkan dia berkembang dulu secara bebas, jangan dibebani dahulu oleh
persoalan lain!" Cubo, kali ini kita hendak menyerbu sarang Thian bi, apakah hal tersebut juga dikarenakan
Ting Peng?" Nenek itu termenung beberapa saat lamanya, kemudian baru berkata:
"Walaupun cukong berkata demikian, tapi aku percaya bukan begitu. . . ."
"Bukan?" Menurut apa yang kuketahui, keadaan yang berhasil dicapai Ting Peng saat ini sudah tak
mungkin bisa dilukai oleh siapapun, cukong sengaja berbuat demikian tujuannya tak lain adalah
untuk membasmi sisa-sisa kejahatan dan unsur-unsur munafik dari Mo kau yang masih hidup di
dunia ini, dan selanjutnya menyerahkannya kepada Ting Peng seorang untuk mendirikan sebuah
perguruan yang suci dan bersih."
Cukong benar-benar seorang manusia yang luar biasa!"
ooo0ooo Sekembalinya kedalam lembah tiba-tiba si kakek merasakan suatu kesepian yang luar biasa,
belum pernah ia merasakan kekosongan seperti apa yang dialaminya saat ini.
Semua orang penting dalam lembah telah pergi semua, yang tersisa hanya beberapa orang
murid yang baru masuk perguruan dan mengurusi soal-soal kecil.
Seandainya benar-benar ada orang yang menyusup ke dalam, mereka tak akan memiliki
sedikit kekuatanpun untuk melakukan perlawanan, walaupun dia pernah bilang tempat ini terpencil
letaknya dan tiada orang yang bisa menemukannya.
Tapi dia sendiripun tahu, ucapan tersebut tidak dapat dipercaya seratus persen. Suatu
organisasi yang terdiri dari banyak orang, tak mungkin bisa manyembunyikan diri kelewat rahasia,
apalagi kalau pihak lawan memiliki ketajaman hidung yang melebihi ketajaman hidung anjing
pemburu. Selama banyak tahun, dia dapat melindungi diri dengan aman tenteram, yang paling penting
adalah dia menggantung diri pada kekuatan dan keampuhan yang dimiliki dari sisa-sisa kekuatan
perkumpulannya. Beribu orang jago lihay melakukan penjagaan yang ketat terhadap seluruh markas besar
mereka, tak nanti musuh dalam jumlah kecil dapat menyusup ke dalamnya, sedang musuh dalam
jumlah besar akan diketahui dari tempat kejauhan.
Mereka dapat menghindarkan diri atau berpindah tempat sebelum orang-orang itu tiba disana.
Tapi sekarang semua orang yang paling diandalkan telah pergi semua meninggalkan tempat
itu. Penjagaan di dalam lembah boleh di bilang sama sekali tak ada, sekarang asal ada seorang
jago kelas dua saja sudah mampu untuk menyusup masuk secara mudah.
Satu-satunya orang yang bisa melindungi dirinya hanyalah dia sendiri.
Untuk membuat Ting Peng berhasil, dia tak segan untuk menyalurkan segenap hawa murni
yang dilatihnya selama ini kepada pemuda itu.
Meski kemudian dia mengandalkan semacam ilmu simhoat dan dibantu obat-obatan dapat
mengembalikan hawa murninya hingga mencapai tiga bagian, tapi dengan kekuatan sebesar tiga
bagian, mampukah dia untuk menghadapi ancaman dari luar".
Persoalan itu segera akan menjadi suatu kenyataan, karena dia melihat ada tiga orang, tiga
orang yang tidak seharusnya berada didalam lembah itu, dua orang perempuan dan seorang
lelaki. ooo0ooo SERGAPAN MAUT Dia kenal dengan dua orang perempuan itu sebab mereka adalah dua orang dayang
ditugaskan untuk melayani Cing cing:
Cun Hoa dan Ciu Gwat. Sebaliknya yang lelaki belum pernah di jumpai sebelumnya.
Kakek itu merasa tercengang dan diluar dugaan tapi tidak memperlihatkan rasa kaget dan
keheranan yang terlampau besar, hanya tegurnya dengan suara hambar:
Cun Hoa, Ciu Gwat, kenapa kalian kemari" Baik baikkah nona?"
Cun Hoa tertawa: Apakah nona berada dalam keadaan baik budak kurang begitu jelas!" jawabnya.
"Mengapa kalian tidak begitu jelas" Bukankah kalian ditugaskan melayani nona?"
Ciu Gwat segera tertawa, katanya pula:
"Nona telah menyerahkan kami berdua untuk melayani Liu toaya ini, maka budak tidak
mengetahui jelas keadaan yang sebenarnya dari nona"
"Lantas ... mengapa kalian datang kemari?"
"Nona memerintahkan kepada kami untuk mengikuti terus Liu toaya ini kemanapun dia pergi
kami tak boleh melepaskannya, karena itu ketika Liu toaya kemari, terpaksa kamipun ikut kemari!"
Dengan cepat kakek itu mengalihkan sorot matanya ke arah lelaki tersebut, kemudian katanya
sambil tertawa dingin: Siapa yang bernama Liu toaya?" Siapa yang berhak untuk menyebut dirinya sebagai toaya
dihadapanku" Saat itulah lelaki tersebut baru membungkukkan badannya dan berkata sambil tertawa:
"Boanpwe Liu Yok siong!"
"Hmmm, kawanan tikus yang tak tahu malu!" tak tahan lagi terlintasp sikap sinis di atas wajah
kakek itu. Liu Yok-siong tidak marah malah kata nya sambil tertawa:
"Boanpwe tidak menyangka kalau diriku adalah kawanan tikus tapi cianpwe sendiri pun tidak
lebih hebat dari padaku, kaum rase satu jenis dengan kaum tikus, jadi sebenarnya kita hanya
manusia-manusia dari jenis yang sama!"
Kakek itu marah sekali, seorang manusia kawanan kita seperti Liu Yok siong ternyata berani
mengucapkan ucapan semacam itu untuk berbicara dengannya, hal ini merupakan suatu kejadian
yang membuat orang tak tahan.
Dengan gusar lantas ia menuding ke arah pintu seraya membentak.
"Enyah, enyah kalian dari sini!"
Kembali Liu Yok siong tertawa.
"Asal benda yang harus boanpwe peroleh sudah didapatkan, tentu saja aku akan segera pergi
dari sini!" kakek itu segera menarik sebuah tali yang berada dibelakang pintu itulah tali untuk memanggil
orang, sebab setiap murid dilarang masuk kedalam sebelum mendapat panggilan.
"Loya cu" kata Cun Hoa kemudian sambil tertawa, "apa yang kau inginkan" Perintahkan saja
kepada budak, biar budak yang melayani dirimu, tentu jauh lebih baik dari pada mereka yang
melayani kau " Ciu Gwat turut tertawa katanya pula:
"Mungkin kami bodoh dan bebal, sulit untuk memenuhi keinginan majikan tua, tapi paling tidak
kami masih hidup, orang hidup toh jauh lebih baik dari pada orang mati bukan?"
Kakek itu menghela napas, diapun tahu bahwa ketiga orang ini bisa masuk dengan semaunya
sendiri karena orang-orang yang berada diluar sudah mengalami musibah.
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu dia menatap kedua orang perempuan itu
sehingga membuat mereka merasakan sedikit kurang leluasa kemudian katanya:
"Semenjak kapan kalian berkomplot dengan si singa emas?"
"Sudah lama sekali" Ciu Gwat sambil tertawa. "semenjak dahulu kami adalah budak dari Kim
say tianglo, kemudian kami baru dipanggil untuk melayani nona"
Perasaan si kakek semakin tenggelam, kembali dia menghela napas panjang.
"Aku mengira setelah kalian berganti lingkungan maka sikap kalian akan berubah lebih baikan,
tapi kalau ditinjau sekarang, tampaknya kalian tetap cabul dan jalang!"
Cun Hoa kembali tertawa. Loya cu, perkataan semacam itu tidak seharusnya muncul dari mulutmu, sewaktu kami
bergabung dengan perkumpulan ini, apa yang kami kerjakan toh semuanya merupakan perintah
dari kau orang tua!"
Tapi kemudian, bukankah aku suruh kalian bertobat dan meninggalkan jalan sesat untuk
kembali ke jalan yang benar?"
"Benar, kau pernah berkata begitu, tapi kau tidak memberitahukan kepada kami apa yang
disebut sebagai jalan benar itu" ucap Ciu gwat sambil tertawa.
Cun Hoa pun menyambung: Kau lebih-lebih tak pernah mengajarkan kepada kami bagaimana caranya untuk kembali ke
jalan yang benar!" Mengapa tidak?" teriak kakek itu gusar, "sudah kukatakan kalau semua perbuatan dari
perkumpulana kita dimasa lalu adalah sesat dan jahat, kalian diharuskan melepaskan semua yang
lalu, mengekang diri sendiri... "
Ciu Gwat tertawa. Loya cu, kami sudah mengorbankan waktu bekerja sepuluh tahun untuk mempelajari berbagai
macam ilmu sesat dari perkumpulanmu itu, tapi kau hanya ingin merubah kami dengan sepatah
kata saja, bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?"
Kakek ini menghela napas panjang.
"Yaa, aku tahu kalau ini susah, tapi bukan berarti tak mungkin, untuk bisa meloloskan diri dari
pengaruh sesat, dari Mo kau hanya ada satu cara yakni berusaha mengekang dan mengendalikan
diri sendiri, segala sesuatunya tergantung pada diri sendiri, tiada orang kedua yang dapat
membantu lesbian, tapi buktinya banyak orang dari perkumpulan kita yang berhasil melepaskan
diri dari kekangan sesat!"
Aku tahu, kata Cun hoa sambil tertawa, "orang-orang yang selama ini mendampingi loya cu
terus menerus adalah anak murid loya cu yang paling setia!"
"Benar" kata si kakek dengan wajah berseri, dari sini membuktikan kalau Mo kau belum tentu
sesat dan jahat, kami masih tetap dapat menjaga diri dan dihormati oleh semua orang!".
Mungkin saja ada kemungkinan semacam itu, tapi kami kakak beradik dua orang sudah tak
mempunyai kesempatan lagi untuk berbuat demikian` ucap Ciu Gwat tertawa.
Kakek itu tertegun, serunya:
Tidak ada kesempatan seperti ini" Kesempatan bagi kalian banyak sekali, aku sengaja
mengirim kalian untuk mendampingi Cing Cing tak lain karena aku mengharapkan dialah yang
mengawasi dan membimbing kalian berdua!"
Nona adalah satu-satunya perempuan suci dari perkumpulan kita!" kata Ciu Gwat tertawa.
Benar! Dia tak tersentuh dan terpengaruh oleh kesesatan dan kejelekan perkumpulan kita, bila
kalian mengikutinya maka kalian akan memperoleh kesempatan yang lebih banyak untuk maju.
Cun Hoa tertawa. "Nona sendiri adalah perempuan suci, tapi dia tak pernah mengajarkan kepadaku, bagaimana
caranya menjadi perempuan suci tugas yang dia berikan kepada kami selalu merupakan
pekerjaan sesat dan jahat, di suruh kami untuk melayani Liu toaya ini."
Dia suruh kalian melayani kawanan tikus ini"..
Itu mah tidak, dia hanya suruh kami mengawasi toaya ini, cuma loya cu cerdik juga tahu, Liu
toaya ini adalah manusia paling sesat didunia ini!"
Siapa bilang tidak" sambung Ciu Gwat sambil tertawa, walaupun dia bukan anggota
perkumpulan kita, tapi jauh lebih sesat daripada manusia tersesat dari perkumpulan kita,
menugaskan kami untuk menghadapi manusia seperti ini ibaratnya dua ekor kucing yang
ditugaskan menjaga seekor ikan besar, bagaimana mungkin bisa ditahan hal-hal yang tak
diinginkan?" Kakek itu memandang kearah mereka lalu menghela napas dengan penuh penderitaan.
"Aaai. . . sudah, sudahlah, siapa berani berbuat kejahatan, ia tak boleh dibiarkan hidup,
terhadap kalian berdua, lohu pun tak akan banyak berbicara lagi"
Loya cu, bila kau masih ingin memberi pelajaran kepada kami, tentu saja kami akan
mendengarkan dengan senang hati, sebab setelah lewat hari ini, mungkin tidak banyak
kesempatan lagi bagi loyacu untuk menasehati orang!"


Golok Bulan Sabit Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kakek itu memandang sekejap ke arah mereka, tiba-tiba tanyanya:
"Sebenarnya apa tujuan singa emas mengirim kalian datang kemari?"
"Untuk sesaat kedua orang gadis itu menjadi gelagapan dan tak sanggup menjawab.
Kembali kakek itu menghela napas, katanya lagi:
"Padahal aku tak usah bertanya lagi, sejak mereka berani menghianati aku secara terangterangan,
dia selalu mencari jejak ku!"
Ucapan loya cu memamg benar, hidupmu di dunia ini bagi mereka merupakan duri dalam
mata!" Kakek itu segera mendongakkan kepala nya dan tertawa terbahak-bahak.
Haaah. . . haaah. . . haaah. . . kalau toh dia mempunyai kalian sebagai mata mata, rasa nya
bukan suatu pekerjaan yang sulit baginya untuk mengetahui jejak ku, mengapa dia tidak datang
saja kemari dan membunuhku "
Ciu Gwat tertawa. Mereka tak berani sebab bacokan geledek dari kau orang tua tiada orang yang bisa
membendungnya kecuali Cia Siau hong dari perkampungan Sin kiam san-ceng, apalagi sejak
pertarunganmu dengan Cia tayhiap tempo hari kaupun jarang sekali mencampuri urusan dalam
dunia persilatan lagi, oleh karena mereka tak bisa menemukan orang yang bisa menandingimu,
tentu saja mereka tak berani datang mengganggumu. . . ."
Sambil tertawa Cun Hoa menyambung:
"Apalagi kecuali kau masih ada banyak anggota perkumpulan yang setia kepadamu, mereka
adalah rekan-rekan lama oleh sebab itu mereka tak berani datang mengusikmu dengan begitu
saja." "Bagaimana dengan ini hari" Mengapa diapun tak berani datang kemari. . . ?" tanya si kakek
sambil tertawa. Cun Hoa tersenyum. "Hari ini dia pun tak kemari karena dia telah pergi ke tempat Thian bi kuncu menemani majikan
muda ke situ." "Majikan muda, siapa majikan muda?"
"Putri Thian bi kuncu!"
Thian bi juga mempunyai anak" Dia kawin dengan siapa" Putri siapakah itu?"
Thian bi kuncu belum kawin tapi sudah melahirkan seorang putri, dia telah menyerahkan
segala sesuatunya kepada putrinya ini."
Kakek itu mendengus. "Hmmm, benar-benar suatu kejadian yang tak gampang, ternyata dia tak memperdulikan nama
sendiri dan mengadakan hubungan gelap dengan orang sehingga melahirkan anak, lelaki itu pasti
seorang lelaki yang luar biasa sekali?"
"Benar, dia adalah Cia Siau hong, Cia tayhiap!"
"Apa" Cia Siau hong?"
"Betul, kecuali Cia Siau hong siapakah yang bisa membuat Thian bi kuncu menjadi jatuh hati?"
Hawa amarah segera menyelimuti seluruh wajah kakek itu, bentaknya dengan suara keras:
"Tak heran kalau waktu itu Cia Siau hong datang mencariku, haaahhh. . . haaahhh. . .
haaahhh. . . Cia Siau hong wahai Cia Siau hong, sia-sia saja kau mempunyai nama besar,
rupanya kau tak lebih anya seorang manusia hidung bangor yang suka bermain perempuan.
Loya cu, kau harus memahami kemampuan dari Thian bi kuncu. apabila dia sudah
mengeluarkan tehnik merayunya, tiada seorang pria pun yang bisa melepaskan diri!
Kakek itu menghela napas panjang.
"Betul, apabila dia sudah berlagak serius, siapapun akan terpengaruh oleh kesucian dan
kepolosannya, seandainya tempo dulu lohu tidak mudah menpercayai hasutannya, bagaimana
mungkin perkumpulanku bisa porak poranda dan amggotaku banyak yang berhianat seperti saat
ini" Ciu Gwat tertawa... Tapi kenyataannya loya cu masih sanggup untuk berjuang dan meloloskan diri di bawah
pengaruhnya, hal ini sudah merupakan suatu tindakan yang tak gampang.
Kakek itu tidak menjawab, dia cuma tertawa getir belaka.
Kembali Cun Hoa berkata: Akhirnya Cia tayhiap pun menyadari kalau dia sedang memperalat dirinya dalam keadaan
gusar ia lantas meninggalkan dirinya, didunia ini mungkin hanya kalian berdua saja yang bisa
melepaskan diri darinya atas kemampuan sendiri!"
Tampaknya kakek itu merasa sedikit terhibur, katanya kemudian:
"Jadi akhirnya Cia Siau hong juga meninggalkan dirinya" Hal ini membuktikan kalau di dunia
ini masih terdapat lelaki yang tidak terpengaruh oleh kaum wanita, bagus, bagus sekali.. , "Kalau
begitu nama besar Cia sam sauya sebagai si malaikat pedang memang bukan nama kosong
belaka` Pada mulanya dia masih mencerca dan mencemooh Cia Siau hong, tapi dalam waktu singkat
dia sudah mulai memuji-muji kehbebatan Cia Siau hong ....
Cuma, bukan sesuatu yang gampang untuk mendapatkan pujian dari mulut kakek ini, dari sini
bisa diketahui bahwa untuk melepaskan diri dari pengaruh perempuan sesungguhnya dibutuhkan
suatu kemauan dan keteguhan imam yang besar, dan bukan sembarang orang dapat
melaksanakannya. Terdengar Ciu Gwat berkata lagi:
"Berhubung Thian bi kuncu dua kali mengalami kegagalan total ditangan loya cu serta Cia
tayhiap, dia menganggap kejadian ini sebagai suatu peristiwa yang memalukan, dia lantas
merusak wajah sendiri dan menutup diri didalam lembah terpencil, setiap hari dia melatih tekun
ilmu silatnya dan bersumpah pada suatu ketika dia akan menggunakan ilmu silat yang sejati untuk
mengalahkan kalian dan menguasahi seluruh kolong langit! .
Mendengar itu, si kakek segera tertawa terbahak-bahak.
"Haahhh. . . haaahhh. . . haaahhh. . . ambisinya boleh dikagumi, tapi... dia itu manusia dengan
bakat macam apa" Jangan harap sepanjang hidupnya bisa mengungguli aku dan Cia Siau hong
melalui pertarungan ilmu silat.
Tentarg soal itu kurang begitu jelas, semenjak Thian bi Kuncu mengasingkan diri di tempat
terpencil, dia sudah putus sama sekali hubungannya dengan dunia luar, hanya Kim dan Gin dua
orang tianglo yang kadang kala pergi menjenguknya, mereka masih tetap setia terhadapnya.
Kuakui kalau Thian bi memiliki suatu kemampuan untuk menguasai orang lain, ia bisa menarik
Kim say dan Gin liong dari sisiku membuktikan kalau dia memang tangguh.. Bahkan sewaktu
berita itu tersiar, aku sendiri pun tidak percaya, aku malah mengira yang besar kemungkinannya
berhianat adalah Thi Yan suami istri, kedua orang ini paling tak bisa dibikin tenang, kedua adalah
Si Unta tembaga, sebab dia paling angkuh dan tinggi hati"
Cun Hoa segera tertawa. "Konon Thian bi Kuncu telah menggunakan banyak waktu dan pikiran untuk berhasil
menguasahi Tong tou tianglo, sayang Si Unta tembaga kelewat menaruh hormat terhadap loya cu
sehingga tak pernah mau menerima bujuk rayunya, itulah sebabnya Thian bi Kuncu selalu
mengumpatnya sebagai budak rendah berjiwa kere"
Kakek itu menghela napas panjang.
"Aaai, kesetiaan si Unta tembaga terhadapku membuat aku sangat terharu, tapi dia kelewat
kaku hatinya, karena kuatir menyedihkan hatiku, pelbagai rencana busuk yang dilakukan Thian bi
secara diam-diam tak pernah dia laporkan kepadaku, coba kalau sejak dahulu aku tahu bila Thian
bi ada maksud untuk merampas kedudukanku ini, tak nanti akhirnya akan berakhir seperti ini!"
"Namun harapan Thian bi Kuncu untuk mewujudkan ambisinya selalu kecil, dia telah
melimpahkan semua tumpuan harapannya ke atas tubuh Cia Siau giok!
"Ooh, jadi Cia Siau giok adalah putri Thian bi dengan Cia Siau hong..." `
"Benar, jarang orang persilatan mengetahui hubungan antara Cia Tayhiap dengan Thian bi
Kuncu, tapi dia tak pernah menyangkal tentang kehadiran putrinya itu karena itulah Cia Siau giok
disamping mempunyai dukungan dari Thian bi Kuncu, dia pun mendapatkan nama dan pengaruh
dari Sin-kiam san ceng, inilah suatu kesempatan yang baik baginya untuk berjuang lebih jauh"
"Bagaimana dengan bocah perempuan itu?" "
"Bagus juga, dia memiliki kecerdikan seperti Cia Siau hong, tapi memiliki juga kecantikan dan
daya pikat seperti Thian bi Kuncu, sewaktu masih berada di perkampungan Sin kiam san ceng,
banyak sudah keturunan keluarga kenamaan yang jatuh hati kepadanya. Sehingga andaikata dia
berminat untuk menjagoi dunia persilatan, aku pikir hal tersebut bukan suatu persoalan yang
besar!" "Bagaimanapun tangguhnya dia mengua-sahi kolong langit, jangan harap dia dapat
menaklukan Ting Peng !" ucap si kakek sambit tertawa penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Cun Hoa turut tertawa. "Betul juga perkataan ini, buktinya beberapa kali Cia Siau giok harus menderita kerugian
ditangan Ting kongcu, bahkan hampir saja perkampungan Sin kiam san ceng kena diobrak abrik,
itulah sebabnya didampingi oleh Kim say tianglo, dia telah berangkat ke tempat pengasingan
Thian bi kuncu untuk mohon bantuan"
"Sekalipun Thian bi turun tangan sendiri apakah dia mampu berbuat sesuatu terhadap Ting
Peng" "Soal ini budak kurang tahu, namun budak dengar selama beberapa tahun belakangan ini
Thian bi Kuncu sedang mendalami ilmu silat yang diperolehnya dari kitab Mo kau pit kip, bahkan
sudah berhasil dikuasahi dengan sempurna!"
Kakek itu mendengus lalu tertawa dingin.
"Heeehh . . . Heeehh . . . . heeehhh. . . . hampir semua kepandaian tersebut diperoleh dengan
menipu dari tangan lohu, memangnya lohu tidak jelas, mana mungkin ia bisa menguasahi ilmu
silat yang maha dahsyat" Paling banter dia Cuma dapat menyamakan kemampuan lohu, bila ingin
menyusul Ting Peng kecuali kalau dia bisa berganti tulang lebih dulu"
Tiba-tiba Cun Hoa berkata dengan nada yang amat menarik:
"Loyacu, kemampuan yang dimiliki Ting kongcu dapat melampaui beberapa puluh tahun hasil
latihanmu, kejadian ini benar-benar merupakan suatu kejadian yang tak bisa masuk di akal!"
Kakek itu tertawa. "Sesungguhnya tiada suatu yang aneh" katanya, "keberhasilan Ting Peng tidak lebih karena
dia memiliki bakat yang luar biasa"
"Padahal kepandaian silat yang dimiliki Ting Kongcu dulu amat biasa dan tiada sesuatu yang
aneh, bahkan tidak nampak juga kalau dia mempunyai suatu bakat yang luar biasa."
"Dia tidak berbakat untuk belajar ilmu pedang, maka dalam jurus pedangnya dia hanya
berhasil tapi kecil sekali", sahut si kakek tertawa, "tapi setelah belajar ilmu golokku maka dia
menjadi luar biasa, karena bakatnya memang cocok untuk mempelajari ilmu tersebut, ditambah
lagi dia telah mengalami pelbagai kejadian dan memiliki bakat yang bagus, maka serta merta
keberhasilannya bisa mencapai tingkatan yang luar biasa sekali. . . ."
Wataknya seakan-akan berubah menjadi amat tidak terima dengan sesuatu persoalan bahkan
dengan kedua orang budak itupun bisa berbicang-bincang dengan gembiranya, seakan0akan
sudah melupakan posisi mereka yang berdiri saling berhadapan sebagai musuh.
Tapi pada saat itulah ada seseorang yang mulai tidak sabar, ia mulai mendengus dingin.
Orang itu adalah Liu Yok siong.
"Tampaknya nyali bangsat ini menjadi sangat besar sekali, dalam situasi dan kondisi seperti
inipun berani mengeluarkan dengusannya yang menunjukkan sikap tak sabar.
Apa yang diandalkan sekarang.
Kakek itu segera mendengar suara dengusan tersebut, dengan gusar dia lantas menegur:
Hei, apa yang membuatmu mendengus!. Kau anggap ditempat dan keadaan seperti ini, kau
masih mempunyai hak untuk bersuara"
Liu Yok siong segera tertawa.
"Walaupun cianpwe tidak memandang sebelah matapun terhadap boanpwe, tapi boanpwe
bukan orang yang tidak becus seperti apa yang cianpwe bayangkan!
"Apakah Kim say menyuruh kalian datang untuk membunuh lohu" tegur kakek itu dingin.
Cun Hoa segera tertawa. "Aaaah, masa budak sekalian berani bersikap demikian terhadap loya cu, apalagi kedatangan
budak sekalian inipan bukan atas perintah dari Kim say tianglo .
"Bukan?" "Bukan" Kakek itu manggut-manggut.,
"Yaa, aku pikir memang tak mungkin, bukankah si singa emas sedang pergi ke tempat
pengasingan Thian bi" Seharusnya berita yang lohu terima tak bakal salah!
"Benar, bukan saja Kim say tianglo telah pergi ke tempat pertapaan Thian bi kuncu bahkan Lo
hujin bersama Tong tou tianglo pun dengan membawa sekawan jago lihay meluruk semua kesitu,
perjumpaan kali ini pasti akan diteruskan dengan suatu pertempuran yang amat seru, siapa yang
kalah akan ditumpas sampai habis, tapi yang unggul pun tak memperoleh keuntungan apa-apa"!
Mendadak kakek itu berseru denga kaget.
"Darimana kalian bisa tahu?"
Cun Hoa segera tertawa. Mana mungkin budak bisa memiliki kepandaian sebesar ini" Semuanya ini tak lain adalah
berita yang berhasil didengar oleh Liu toaya, dia memang luar biasa terutama sekali kemampuan
untuk mencari berita, kelihayannya luar biasa sekali"
Sambil tertawa Liu Yok siong berkata pula "Seandainya boanpwe tidak tahu kalau segenap
jago inti yang ada dalam lembah sudah pergi semua, masa kami berani datang kemari" Selama
beberapa tahun belakangan ini, meski Mo kau sudah mendekati keruntuhannva, namun kekuatan
yang berada disekitar cianpwe masih merupakan sesuatu kekuatan yang tak boleh dianggap
enteng oleh siapa saja"
"Lantas, apa maksud kedatangan kalian kemari?" tegur kakek itu lagi dingin.
"Pertama datang untuk menjenguk Cianpvwe"
"Bujuk rayu, hmmm! Lohu paling benci dengan manusia semacam ini ..." damprat kakek itu
marah. Liu Yok siong tertawa, dia sama sekali tidak menggubris dampratan orang, katanya lebih
lanjut: "Ke dua, akupun ada sedikit persoalan yang hendak dirundingkan dengan cianpwe!"
"Diantara kita berdua, tiada persoalan yang dapat dirundingkan lagi .... `
"Cianpwe janganlah kelewat keras kepala dengan ucapanmu itu, kalau dibilang berunding,
lebih cocok kalau boanpwe ingin mengajukan sebuah permintaan!
"Kau hendak memohon sesuatu dari lohu"
Boanpwe menggunakan istilah "memohon" tak lain hanya berharap agar ucapan ini
kedengaran lebih enak, padahal yang lebih cocok lagi adalah aku datang untuk membantu
cianpwe dengan sepenuh tenaga"
"Dalam apa lohu membutuhkan bantuan-mu?".
Liu Yok siong tertawa. "Sekalipun tak bisa dibilang membantu, paling tidak juga merupakan kebaikan buat cianpwe,
boanpwe mohon cianpwee sudi menghadiahkan rahasia dari ilmu golok tersebut untuk boanpwe"
"Apa" Kau bilang apa?"
Kakek itu benar-benar amat terperanjat, ternyata kawanan tikus yang pengecut, tak tahu malu
dan munafik ini berani datang untuk meminta rahasia ilmu golok sakti.
Dengan suara yang meyakinkan Liu Yok siong berkata lagi:
"Aku ingin mempelajari rahasia dari ilmu maut tersebut"
"Tahukah kau apa yang dinamakan rahasia ilmu golok maut"."
"Tahu, ilmu tersebut merupakan sebuah ilmu silat paling tinggi dari Mo kau, bila golok maut
dicabut maka korbannya pasti akan tewas, kecuali pedang sakti dari Cia Siau hong, tiada orang
didunia ini yang sanggup untuk menandingi kehebatan dari ilmu golok tersebut!
Si kakek segera tertawa terbahak-bahak.
Haaahh.... haaaahh... haaahh. seandainya bacokan itu dilancarkan oleh Ting Peng, Cia Siau
hong sendiripun belum tentu sanggup untuk menghadapinya!
Tentang soal ini, Cia taybiap serdiripun sudah mengakui, itulah sebabnya ketika Ting kongcu
datang keperkampungan Sin kiam san ceng untuk menantangnya berduel meski dua orang itu
belum jadi melangsungkan pertarungan, Cia tayhiap sendiripun tidak mengatakan kalau dia
mampu menerima bacokan maut itu.
Kalau toh kau sudah mengetahui kehebatan dari ilmu golok tersebut mengapa datang kemari
untuk mohon rahasia ilmu golok sakti itu dari lohu"
Selamanya boanpwe mempunyai pandangan yang kelewat tinggi, seandainya ilmu golok
tersebut tidak sedemikian hebatnya boanpwe tidak akan sudi untuk memohonnya.
Liu Yok siong, mungkin otakmu sedikit kurang beres.
Liu Yok siong tertawa. Soal itu, mah kau boleh bertanya kepada kedua orang nona ini, di dalam beberapa hal
mungkin boanpwe sudah tidak berkemam-puan hebat lagi, namun benakku masih cukup sehat,
sama sekali tak ada yang tidak beres.
Kalau memang begitu, mengapa kau bisa datang kemari untuk minta rahasia ilmu golok
tersebut dari lohu?"
Sebab cianpwe merupakan satu-satunya orang yang mengerti rahasia ilmu golok tersebut,
walaupun sudah ada beberapa orang yang mempelajari ilmu golok itu, tapi mereka hanya tahu
bagaimana cara mempergunakannya tapi tak bisa mengajar-kan kepada orang lain bagaimana
cara untuk berlatih ilmu tersebut.
Hmm, tampaknya tidak sedikit yang berhasil kau ketahui!"
Selama ini boanpwe selalu menguatirkan persoalan tersebut, apalagi dunia persilatan dewasa
ini sudah bergolak, rasanya tiada orang kedua yang lebih mengerti daripada aku.. .
Sambil tertawa Ciu Gwat segera menambahkan:
"Dalam hal ini dia tidak mengibul Loyacu, termasuk lima partai besar dan pelbagai perguruan
lainnya, tiada gerak gerik yang dapat lolos dari pengamatannya."
Liu Yok siong kembali tertawa.
"Walaupun boanpwe tidak memiliki nama dan kedudukan yang tinggi, namun mempunyai
banyak sahabat karib yang tersebar luas di seluruh kolong langit, mereka semua amat baik
kepadaku, bila boanpwe ingin mengetahui tentang suatu berita mereka tentu akan
memberitahukannya kepadaku!
Apakah didalam perguruanku juga terdapat orangmu"
Kalau bukan begiut, darimana boanpwe bisa tahu kalau semua orangmu sudah pergi dan
boanpwepun bisa datang tepat pada saatnya"
Kakek itu menghela napas panjang.
"Aku tahu, dahulu kau adalah seorang yang berambisi sangat besar!"
"Sampai kinipun kau boanpwe belum pernah melepaskan ambisiku itu."
"Apakah kau masih ingin membentuk suatu kerajaan di kolong langit yang berada di bawah
telapak kakimu?" Liu Yok siong tersenyum. "Aku tidak menyangkal pernah menderita pecundang yang amat besar ditangan Ting kongcu
dan nona Cing Cing, tapi peristiwa itu justru mendatangkan kebaikan untukku"
Oooooh ..."

Golok Bulan Sabit Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Penampilanku setelah menderita kalah amat rendah dan berkurang, bahkan mereka yang
punya sedikit nama saja sudah tak sudi berhubungan denganku, hal mana membuat perhatian
orang terhadapku menjadi berkurang, sebaliknya dulu, perkampungan Siang siong san ceng ku
paling termashur, sedemikian termashurnya sampai membuat beberapa orang merasa amat tidak
tenang." "Sungguh tak disangka perbedaan keadaan panas dan dingin serta pukulan batin yang begitu
besar masih bisa kau hadapi dengan tabah. . . ."
"Yaaa, aku harus tabah menghadapi keadaan, sebab bila seseorang ingin berhasil dengan
usahanya, dia harus memiliki kesabaran yang luar biasa!"
Mendadak si kakek mempunyai suatu perasaan dan pandangan yang baru terhadap Liu Yok
siong, dia merasa dipunggungnya seakan-akan terdapat seekor ular yang sedahg merambat naik,
membuatnya amat tak enak hingga membuatnya berseru tertahan.
Setelah menghela napas panjang, Liu Yok siong berkata lebih jauh:
"Semenjak kegagalanku di perkampungan Siang siong san ceng, aku seolah-olah kehilangan
segala sesuatunya, bahkan perkampungan Siang-siong san ceng pun tak dapat kupertahankan!"
Akhirnya kakek itu mengangguk juga.
"Apakah kau belum kehilangan segala sesuatunya?"
Liu Yok siong tidak menjawab pertanyaan-nya itu secara langsung, sebaliknya berkata sambil
tertawa. "Sementara berjuang sementara mendapat hasil, untuk memperjuangkan berdirinya
perkampungan Siang siong san ceng, hampir boleh dibilang aku sudah menggunakan segenap
kemampuan yang kumiliki, bagaimana mungkin aku rela melepaskannya dengan begitu saja?"
Tak tahan sekali lagi kakek itu mengangguk.
"Kau memang seorang yang pintar" Liu Yok siong tertawa.
"Pintarnya sih tidak, tapi aku memang bukan seorang yang bodoh, aku menjadi bodohnya
seperti babi selama Ting Peng sedang melaksanakan perbuatannya untuk membalas dendam
terhadapku. Berbicara menurut liangsim, bagaimara mungkin aku Liu Yok siong dapat melakukan
perbuatan sebodoh itu, menerima penderitaan sebesar itu dan tertipu sampai habis-habisan!".
"Ya, kau memang tak mungkin!" kakek iiu tak bisa tidak harus mengakui juga. .
"Waktu itu, kehadiran Siang siong san ceng sudah membuat banyak orang merasa tak
tenteram, banyak sekali orang kenamaan yang berdatangan untuk melakukan hubungan, sejak itu
aku sudah tahu kalau situasi semacam ini bukan suatu keadaan yang menguntungkan!"
"Maka kau pun menggunakan kesempatan itu untuk merahasiakan kekuatanmu yang
sesungguhnya. Liu Yok siong tertawa. Belum pernah kuperlihatkan kekuatanku yang sebenarnva, selamanya aku adalah manusia
yang berhati-hati, tapi sampai dimanapun hati-hatinya seorang toh ada waktunya juga
menimbulkan kecurigaan orang, Ting Peng datang mencari balas kepadaku, bagiku inilah
kesempatan yang terbaik untuk menghilangkan jejak, suatu kesempatan untuk mengalihkan
perhatian orang lain dari diriku kepada orang lain, sejak peristiwa itulah orang tak pernah ada yang
memperhatikan diriku lagi, setiap orang menganggap aku bagaikan sampah yang tiada harganya
untuk diperhatikan" Kakek itu berpikir sebenar, kemudian ujarnya:
"Belum tentu demikian, buktinya ada orang yang mengatakan dihadapanku, bahwa kau bukan
seorang manusia yang sederhana"
Namun cianpwee toh tak pernah mempercayainya"
(Bersambung ke Jilid 27) Jilid : 27 KAKEK itu menghembuskan napas panjang dan tak bisa menyangkal lagi.
Setelah tertawa, Liu Yok siong berkata lagi:
Cuma memang masih ada sebuah alasan lagi yakni aku cukup memahami watak Ting Peng,
aku tahu kalau Ting Peng telah mengawasi cucu perempuan cianpwe, juga mempelajari ilmu golok
maut dari cianpwe aku dapat merasakan kalau kepandaianku sudah tak mampu lagi untuk
menandinginya. kalau toh tak sanggup menandinginya, terpaksa aku hanya bisa mengaku kalah
saja! Kakek itu memandang sekejap ke arahnya, lalu berkata.
Tapi pengakuan kalahmu ini harus kau bayar dengan mahal sekali.
Dengan cepat Liu Yok siong menggelengkan kepalanya berulang kali.
Aku tidak merasakan akan hal itu, apa lagi aku toh tidak menderita kerugian kelewat banyak,
bahkan aku tak pernan meninggalkan perkampungan Siang siong san cengku, selama ini aku
masih tetap berdiam di situ! `
Tapi bagaimana pun bagi orang lain terhadap dirimu"
Ciang siong kiam khek adalah julukan yang berhasil kuciptakan dengan mengandalkan
permainan pedangku, oleh sebab itu asal kau dapat bangkit kembali, mereka masih tetap akan
menghormati dan menyanjung diriku!
Toh bukan setiap orang akan berbuat demikian!
Liu Yok siong tertawa. "Ada sementara orang yang tidak pernah memandang sebelah matapun terhadap diriku, aku
sendiripun tidak butuh mereka memandang tinggi diriku!
Kakek itu tidak berbicara lagi, sesudah berpikir sebentar, ia baru berkata:
"Darimana kau bisa tahu kalau kau pasti dapat hidup lebih lanjut"
"Aku tidak tahu!"
Seandainya bacokan golok Ting Peng membelahmu menjadi dua bagian..?"
Bahaya ini harus kuserempet, lagi pula merupakan satu-satunya jalan yang bisa ku tempuh,
sebab waktu itu sekalipun kuterjang ia dengan sekuat tenaga pun tak nanti akan mampu menahan
terjangan goloknya, kalau toh memang tak mampu, terpaksa aku harus bertaruh, di dunia ini
memang tiada persoalan yang bisa dijamin keberhasilannya secara seratus persen, paling tidak
kita harus beradu nasib juga.
"Kelihatannya nasibmu memang cukup baik.
Liu Yok siong tertawa. Benar, aku tahu kalau Ting Peng tak akan membunuhku, sebab dia tidak sejenis dengan ku,
tapi tindakannya bersedia menerimaku sebagai murid benar diluar dugaanku, dan akibat dari
tindakan yang tak terduga ini membuat rencanaku yang semula untuk melepaskan perkampungan
Siang siong san ceng pun menjadi dibatalkan kembali, bukan hal ini merupakan suatu kemujuran
bagiku?" "Kau anggap pcrkampungan Siang siong sanceng masih menjadi milikmu.."`.
"Benar, aku adalah cengcu perkampungan tersebut kemudian berganti menjadi congkoan,
meski nama sebutannya saja yang berbeda, namun orangnya gedungnya, kebunnya sama sekali
tidak berubah, aku masih tetap dapat menikmatinya!
Congkoan sama sekali berbeda dengan Cengcu!
Tapi dalam hati mereka mengerti, kalau aku masih tetap menjadi cengcu mereka.
Akhirnya kakek itu menghela napas panjang.
Liu Yok siong, sebenarnya kau adalah manusia macam apa"
Liu Yok siong mengangkat bahunya.
Aku sendiripun tidak tahu, sebab didunia ini belum pernah muncul seorang manusia macam
aku, mungkin disaat mendatangpun tak akan terlalu banyak.
Sekali lagi kakek itu berpikir sebentar, lalu tanyanya lagi:
"Jadi kau menginginkan Ilmu golokku?"
"Benar, semoga cianpwe sudi mempersem-bahkannya untukku!"
Sekalipun kau pelajari ilmu golok tersebut, tak nanti akan berhasil melebihi Ting Peng!"
"Aku tahu tentang hal ini, kalau tidak aku pun tak akan datang kemari untuk memohonmu,
seandainya aku dapat menang-kan Ting Peng, tak mungkin cianpwe akan mewariskan ilmu
tersebut kepadaku" "Sekalipun kuberikan ilmu golok itu kepadamu, bagiku tak akan ada manfaatnya"
"Ada, aku bisa membalaskan dendam bagi cianpwe!"
"Membalaskan dendam bagiku?"
"Benar, Hujin Cianpwe dengan membawa Tong tou tianglo beserta segenap jago inti
perguruanmu telah menyerbu Thian bi kuncu, aku tahu mereka pasti tak akan bisa pulang dalam
keadaan hidup!" Tergerak hati sikakek sesudah mendengar perkataan itu.
Terdengar Liu Yok siong berkata lebih jauh:
"Mungkin saja satu dua orang diantaranya dapat melarikan diri, tapi perguruan Mo kau pun
akan tumpas dan berakhir sampai disini saja..
"Darimana kau bisa tahu kalau mereka pasti akan kalah!"
"Bukan cuma aku yang tahu, si Singa emas sekalian pun tahu, mereka memang sengaja
membocorkan jejaknya agar memancing cianpwe sekalian menyerbu kesana"
"Tapi bukan suatu pekerjaan yang mudah untuk menumpas orang-orangku itu"
"Cianpwe jangan lupa, berbagai perguruan besar menganggap cianpwe sebagai duri dalam
daging, bila mereka mengetahui ada kesempatan sebaik ini untuk menumpas sisa kekuatan dari
cianpwe, adakah mereka akan melepaskan kesempatan tersebut dengan begitu saja?"
Kini, paras muka si kakek baru nampak agak berubah, tapi dengan cepat ia sudah tertawa
hambar: "Biarkan saja mereka semua terbunuh, lohu memang berniat untuk membiarkan mereka mati
ditumpas orang" Liu Yok siong segera tertawa tergelak:
"Aku tahu, untuk menciptakan Ting Peng cianpwe telah mengorbankan banyak pikiran dan
tenaga, tapi cianpwe berpikir, tanpa tunjangan kekuatan secara diam-diam dari cianpwe, apakah
Ting kongcu tidak merasa kelewat terpencil dan kesepian?"
"Dengan, tenaga kekuatannya seorang, dia sudah cukup untuk menandingi seluruh kolong
langit!" "Perkataan itu memang benar, tapi Ting Kongcu bukan seorang manusia yang gemar
membunuh, bila dia mempunyai musuh sebanyak itu, sesungguhnya hal ini bukan sesuatu yang
menguntungkan baginya!"
Kakek itu hanya mendengus dingin tanpa berbicara.
Sambil tertawa kembali Liu Yok siong berkata:
"Aku sendiri pun merasa amat membenci terhadap orang-orang itu, aku dapat mewakili
cianpwe untuk membasmi orang-orang itu, cuma saja kemampuanku mungkin tidak cukup".
"Kelihatannya aku harus mewariskan ilmu golok iblis tersebut kepadamu."
"Boanpwe pasti tak akan mengingkari janji, bahkan cianpwe pun boleh berlega hati" kata Liu
Yok siong sambil tertawa, dihadapan orang banyak aku telah mengangkat Ting kongcu sebagai
guruku, entah hubungan antara guru dan murid ini ada didalam kenyataan atau tidak, sudah pasti
aku tak akan menjadi seorang penghianat yang main bunuh guru sendiri!"
Kakek itu berpikir sejenak, kemudian berkata:
Liu Yok siong, seandainya kemarin ada orang mengatakan aku bakal mewariskan rahasia ilmu
golok tersebut kepadamu, lohu pasti akan kegelian sampai copot semua gigiku, tapi hari ini lohu
benar-benar telah melakukan suatu perbuatan brutal!
Dia membalikkan badan menuju ke kamarnya, tapi dengan cepat sudah muncul kembali dan
menyerahkan sejilid kitab tipis kepada Liu Yok siong:
"Nah, ambilah berapa banyak yang bisa kau pelajari tergantung kemampuan sendiri, lagi pula
asal kau cuma melatih ilmu golok ini, toh sama sekali tiada hubungannya dengan Mo kau kami.
"Liu Yok siong menerima kitab itu dan dipandang sekejap, lalu dengan wajab dingin segera
membungkukkan memberi hormat, tapi saat itulah sebilah pedang menyambar keluar dari balik
bajunya menusuk tenggorokan kakek itu.
Si kakek tidak menghindar, malah justru menyambut tusukan mana, lalu serunya sambil
tertawa: "Bagus sekali Liu Yok siong, bila tiada tusukan ini, Liu Yok siong bukan Liu Yok siong!"
Agaknya kejadian ini sudah diduga olehnya.
ooo0ooo PENUMPASAN Si Unta tembaga dengan seluruh tubuh berlepotan darah dan memegang sebilah golok besar
menyerbu keluar dari lembah itu bagaikan orang kalap.
Dari atas lapisan baju tembaganya nampak darah meleleh keluar, sebagian besar darah
musuh, tapi sebagian kecil adalah darah sendiri ......
Dibawah kerubutan para jago pilihan dari berbagai perguruan besar, bukan suatu pekerjaan
yang gampang untuk menyerbu ke luar dari kepungan.
Namun si Unta tembaga dapat melakukannya, dari dalam tubuhnya seakan-akan muncul
segulung kekuatan yang selalu menunjang dirinya. Membuat dia tangguh bagaikan malaikat dari
langit, dengan melindungi Cubonya menyerbu keluar dari kepungan tersebut.
Selama ini dia selalu mempergunakan tubuhnya untuk membendung tusukan musuh kemudian
menggunakan goloknya untuk membacok tubuh lawan menjadi dua bagian. Lapisan baju tembaga
yang dikenakan itu, bisa digunakan untuk menahan tusukan senjata, tapi musuh-musuh yang
dihadapinya rata- rata merupakan jagoan lihay yang bertenaga dalam amat sempurna, senjata
yang mereka gunakan juga rata- rata merupakan senjata tajam yang luar biasa sekali.
Oleh sebab itu mereka dapat menusuk baju tembaganya dan melukai tubuhnya sebelum
terjungkal ke atas tanah dalam keadaan terbelah menjadi dua bagian.
Oleh sebab itu, tatkala mereka berdua berhasil menerjang keluar dari kepungan, walaupun
pihak lawan masih mempunyai separuh bagian jago yang terbaik, namun tak seorangpun berani
melakukan pengejaran. Jagoan yang lebih tangguh pun akan dibikin keder dan bergidik oleh sistim pertarungan seperti
ini, sebab pertarungan semacam ini sudah bukan suatu pertarungan lagi.
Jurus serangan, ilmu pedang, hampir semuanya tidak digunakan, bahkan seorang bocah
berusia tiga tahun pun asal dia punya pedang maka iapun dapat ikut menusuk tubuh si Unta
tembaga. Sebab perawakan tubuh si Unta tembaga dua kali lebih tinggi dari perawakan manusia biasa,
tubuhnya juga satu kali lebih lebar dari orang biasa, dengan sasaran yang begitu besar, siapakah
yang tak mampu untuk menusuknya?"
Tapi, jagoan yang bagaimana tangguh pun pasti akan roboh setelah berada dihadapannya.
Karena goloknya tanpa tandingan, kekuatan yang disertakan dalam setiap bacokan sudah tak
bisa ditandingi lagi, ditambah pula disana masih ada seorang nenek tangguh.
Orang-orang itu belum pernah berjumpa dengan nenek itu, mereka juga tidak tahu siapakah
dia. Ditangannya tidak nampak golok, yang ada hanya sebuah toya baja berkepala naga tapi
kedahsyatan yang dipancarkan dari toya baja tersebut tak berbeda jauh dengan kedahsyatan yang
dipancarkan dari bacokan golok atau pedang.
Jika bacokan golok maut bisa membelah tubuh orang menjadi dua bagian, maka tongkat iblis
itu dapat menyapu pinggang orang hingga putus menjadi dua bagian, mulut mukanya rata seperti
babatan, tak seorang korban pun bisa selamat.
Ketika dua orang itu berhasil menerjang keluar dari kepungan mereka, berpaling dan
memandang sekejap lembah tersebut.
Lembah itu letaknya tidak jauh dari tempat mereka berdiam, paling banter cuma tiga puluh li
lebih, bahkan belum keluar dari wilayah pegunungan tersebut.
Namun mereka telah berjumpa dengan para jago lihay dari berbagai partai dan perguruan
yang ditunjang dengan kawanan penghianat dari Mo kau dimasa lalu.
Orang-orang itu seperti sudah menduga kalau mereka akan melalui jalanan tersebut sehingga
jauh sebelumnya sudah menantikan kedatangan mereka disana.
Hujan anak panah dan batu cadas telah membunuh separuh bagian dari orang-orang mereka,
kemudian disusul dengan suatu pembantaian secara besar-besaran yang mendekati suatu
serangan kalap. Berada didalam keadaan seperti ini, siapa pun akan turut menjadi gila, siapapun akan mencari
seorang sasaran dan berusaha untuk merobobkan lawan, kemudian mencari sasaran yang
berikutnya. Akhirnya di dalam pertarungan yang tiada berimbang itulah, semua anggota yang mereka
bawa satu persatu roboh di atas tanah, akan tetapi pihak musuh yang melancarkan serangan juga
tidak berhasil meraih keuntungan apa-apa, sebab jumlah mereka yang roboh hampir tiga kali lipat
lebih banyak. Tapi apa gunanya kesemuanya itu"
Jumlah musuh enam tujuh kali lipat lebih banyak dari pada jumlah mereka, sekalipun
menderita kerugian tiga kali lipat, tapi jumlah mereka masih tetap ada separuh bagian, sebaliknya
dari pihak mereka sendiri telah tumpas semua kecuali dua orang yang berhasil lolos.
Memandang kobaran api yang membara didalam lembah dengan sedih nenek itu
menggelengkan kepalanya: "Unta tembag bagaimana keadaan lukamu."
Tidak tahan lagi si unta-tembaga segera menjatuhkan diri berlutut:
"Hamba tidak becus, hamba ingin sekali mati di medan laga."
Nenek itu menghela napas panjang:
"Aaaai, kau harus tahu kita tak boleh mati, kita masih mempunyai pekerjaan yang jauh lebih
penting untuk diselesaikan, aaaaaai -- kali ini kita benar-benar dibikin menderita kekalahan total,
jauh lebih mengenaskan daripada yang lalu. Kasihan murid-murid itu, sudah banyak tahun mereka
setia kepada kita, tapi sekarang semuanya sudah habis!"
Si Unta tembaga termenung beberapa saat lamanya, kemudian baru ujarnya:
Cubo, baru saja berlalu dari lembah, kita sudah memperoleh sergapan, ini membuktikan kalau
pihak lawan sudah lama menunggu kita disana "
Nenek itu mengangguk. Benar, kalau dilihat dari kawanan jago yang dipersiapkan lawan, hampir semuanya merupakan
jago tangguh dari perguruan masing-masing, formasinya lebih kuat, jauh melampaui pertarungan
pada dua puluh tahun berselang, nampaknya mereka memang ada maksud untuk membasmi kita
semua!" "Yaa, kalau dilihat pihak lawan bisa mengetahui gerak gerik kita, kalau dalam tubuh orangorang
kita terdapat penghianat yang secara sengaja membocorkan rahasia tersebut"
Si nenek menghela napas panjang.
"Unta tembaga, jangan berpikir demikian, di dalam pertempuran hari ini, bukankah semua
anggota yang kita bawa tak seorangpun yang berada dalam keadaan hidup!"
"Soal ini....soal ini. . .hamba tidak melihat.."
"Akupun tidak melihat ada yang hidup, mereka semua mati secara ksatria, setiap orang
menemui ajalnya dihadapan kita semua.
Oleh sebab itu aku percaya mereka semua adalah murid-murid kita yang paling taat dan setia
.... "Mungkin pihak lawan yang tidak membiarkan mereka hidup terus, mereka hendak membasmi
bukti-bukti itu!" "Entah bagaimana pun juga mereka telah mati untuk perkumpulan kita, oleh sebab itu


Golok Bulan Sabit Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kesetiaan mereka tak bisa diragukan lagi!"
Si Unta terbungkam dalam seribu bahasa, selang berapa saat kemudian ia baru berkata:
Dendam Iblis Seribu Wajah 3 Kesatria Berandalan Karya Ma Seng Kong Pendekar Cacad 15
^