Pencarian

Walet Emas Perak 5

Walet Emas Perak Karya Khu Lung Bagian 5


mau membantunya, maka dia tidak pikir lagi siapa pemilik dan
penghuni perkampung aa ini.
Pelayan itu membuka daon pintu lebih lebar serta berkata:
"Silakan masuk."
236 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetap membopong Yong-ji, Ling Ji-ping melangkah masuk,
keadaan perkampungan ini memang tidak mirip rumah petani,
setelah melewati dua pekarangan bersusun, pelayan
membawanya menuju kesebuah pintu, segera dia menyingkapi kerai dan berkata : "Bawalah masuk kekamar
ku.?" Begitu berada didalam kamar, sekilas Ling ji-ping sempat
memperhatikan keadaan kamar tidur pelayan ini, ternyara
perabot dsn pajangaya cukup mewah di anding kamar orang-
orang awam umumnya, langsung dia letakkan Yong-ji diatas
ranjang, lalu menurunkan buntalan baju yang ter gantung
dipundaknya lalu membalik tubuh dan berkata kepada
pelayan: , Mohon bantuan nona, Cayhe akan menunggu diluar
kamar saja." habis berkata sebat sekal dia sudah menyelinap
keluar diluar dia tetap memperhatikan suara dan gerakan di
tajam kamar, kuatir terjadi sesuatu diluar dugaan.
Tak lama kemudian, didengarnya pelayan bersuara didalam
kamar: "Silahkan masuk, pakaian sudah kukenakan padanya."
Lega benar hati Ling Ji-ping, baru saja dia hendak
melangkah ke dalam, dari luar pekarangan tiba-tiba
didengarnya derap langkah.
Air muka si pelayan seketika berubah hebat, serunya gugup
dan ketakutan : "Aduh celaka, majikanku sudah pulang."
Ling Ji-ping menghibur : "Nona bantu aku melakukan
kebaikan, majikanmu pasti tidak akari menyalahkan kau."
"Kongcu jangan bersuara," desis si pelayan ketakutan,
"perkampungan kami melarang orang luar masuk kemari, tadi
karena majikan sedang keluar, baru aku berani mengundang
kalian masuk, jikalau sampai diketahui majikan, jiwaku pasti
melayang " Ling Ji-ping tertegun tanyanya : "Siapakah majikanmu '?"
237 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baru saja si pelayan hendak menjawab, dari ujung
pekarangan terdengar seorang bertanya dengan suara keras :
"Bwe-ing, dengan siapa kau bicara didalam kamar '
Pelayan itu kontan gemetar dan lunglai, mukanya pucat
pias, mulut terbuka lidah menjulur keluar, saking ketakutan
dia tidak kuasa bicara lagi.
Mendengar suara orang diluar, sungguh kejut Ling Ji-ping
bukan main, lekas dia menyingkap kerai mengintip keluar,
seketika dia terbelalak, batinnya :"Celaka dua belas, tanpa
sengaja ternyata aku trobosan diperkampungannya."
Ternyata diluar pekarangan kecil sana tampak berdiri lima
orang, mereka bukan lain adalah Hwi-hou Kongcu dan ke
empat pengawalnya, bola mata Hwi-hou Koagcu memancarkan cahaya, dingin yang. tajam mengawasi daon
pintu kamar pelayannya,. Memangnya Ling Ji-ping sudah mual akan perbuatan Hwi-
hou Kongcu, apa lagi gayanya main diatas ranjang amat
menjijikkan, serta keadaan sudah begini mendesak serta tidak
mungkin tidak dia harus mengunjukkan diri, maka segera dia
mengambil keputusan, menyingkap kerai segera dia
melangkah keluar, katanya sambil menyeringai: "Cayhe
berada disini." Melihat seorang pemuda cakap keluar dari kamar pelayan,
Hwi-hou Kongcu juga melongo, tapi lekas sekali dia sudah
menarik muka, sentak nya :" Siapa kau ?"
Ling Ji-ping melirik dengan pandangan hina, katanya:"Aku
mohon bantuan bwe-ling untuk melakukan sesuatu, akulah
yang memberanikan diri masuk keperkampungan ini, jikalau
tuan merasa perbuatanku keterlaluan, harap maaf dan jangan
kati menyalahkan nona Bwe-ing."
Hwi-hou Kongcu mendengus hidung, katanya: "Kutanya
siapa kau ?" 238 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cayhe Ling Ji-ping."
"Ling Ji-ping"' mendadak Hwi-hou Kongci tertawa gelak
gelak, katanya ;"Jadi yang dijuluki Cui-hun-jiu adalah kau ini
?" "Betul itu adalah julukan dari anugrah temai teman
Kangouw." Semakin kelam rona muka Hwi-hou Kongcu" katanya
menyeringai sadis " Kau suruh Bwe-ig melakukan apa ?"
"Mengenakan pakaian untuk orang yang telah kutolong."
"Memakai pakaian "' kembali Hwi-hot Kongcu tertawa gelak
gelak, "untuk memakai pakaian memangnya harus kelayapan
kekampungku dan m inta bantuan orang lain " Orang she Ling
disaat aku tidak di rumah, sengaja kau kemari hendak
menyelidik tempatku ini, atau mungkin kau ngebet pelayanku
ini, bagus ya, memangnya aku ingin mencarimu, tumben
sekarang kau berada di sini."
"Omong kosong," hardik Ling Ji-ping, "Orang she Ling
selamanya bertindak jujur dan terang-terangan, belum pernah
aku melakukan perbuatan kotor dan tidak senonoh."
Rona muka Hwi-hou Kongcu dilembari nafsu yang
berkobar, katanya : "Pelayan sundel, hayo menggelinding
keluar." Bwe-ing si pelayan terpaksa beranjak keluar dengan tubuh
gemetar, kepalanya tertunduk, suaranyapun tergetar:"Memang betul Kongcu, dia kemari membawa gadis
yang dibuntal kemul, gadis itu telanjang, maka dia minta aku
mengenakan pakaiannya. Semua ini kenyataan."
Setajam pisau pandangan Hwi-hou Kongcu hardiknya
sambil mendelik kepada Bwe-ing : "Berani kau bohong,
kucabut nyawamu." 239 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gemetar tubuh Bwe-ing. saking takut dia menyurut
selangkah, teriaknya setengah terisak. "Kenyataan memang
demikian, nona itu masih ada didalam kamar,Kongcu boleh
memeriksanya.'' Hwi-hou Kongcu menggeram, dengan langkah lebar segera
dia mendatangi. "Berhenti, kularang kau melihatnya.'' bentak Ling Ji-ping.
Hwi-hou Kongcu menghentikan langkah, wajahnya diliputi
rona kebencian, katanya dengan mulut menyeringai: "Tuan
masuk kerumahku, sekarang aku dilarang memeriksa rumahku
sendiri, hehe, haha, adakah jalan seaneh ini dalam dunia ?"
"Setelah aku membawanya pergi, boleh kau memeriksanya." jengek Ling Ji-ping.
"Pergi.'" desis Hwi-hou Kongcu dengan ancaman sadis,
"orang she Ling, kau masih ingin pergi" Ketahuilah, tidak
pernah terjadi musuh yang masuk kedalam Hwi-hou-ceng ini
bisa pergi dengan selamat. hehehe, umpama betul didalam
kamar ada ?orang perempuan dan tuan mudamu ini naksir
padanya, mungkin aku boleh izinkan kau pergi se orang diri."
Mendengar orang naksir dengan Yong-ji, berkobar amarah
Ling Ji-ping. maju selangkah dia membentak : "Boleh kau
mencobanya, berani kau maju selangkah, orang she Ling akan
membikinmu roboh, binasa di halaman ini.'
"Sreng" tiba tiba keempat pemuda dibelakang Hwi-hou
Kongcu mencabut pedang seremak, tampak cahaya kemilau
menyilaukan mata bergerak gerak segesit kera, masing dua
dikanan kiri mengepung Ling Ji-ping didalam kamar.
Ling Ji-ping tertawa hina, katanya kepada Hwi-hou Kongcu
: "Lebih baik kau suruh mereka Jangan banyak tingkah,
untung kalau aku orang she Ling tidak turun tangan, asal aku
dipaksa bergebrak jiwa mereka bisa amblas bersama."
sembari bicara dia mundur dua langkah dan tepat mencegat
240 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diambang pintu, bukan karena takut, tapi dia kuatir bila Hwi-
hou Kongcu bergebrak dengan dirinya, keempat pengawal itu
menerjang masuk kamar, ini jelas tidak menguntungkan bagi
Yorjg-ji. Dasar berjiwa licik dan telengas, sudah tentu Hwi-hou
Kongcu dapat menangkap maksud Ling Ji-ping, katanya gelak
gelak : "Jiwamu sendiri apa bisa selamat masih merupakan
tanda tanyai, memangnya kua masih ingin melindungi
cewekmu " Hehe, asal dia cantik, aku tanggung seujung
rambutpun tidak akan kuganggu dia.
Bertambah murka hati Ling Ji-ping me lihat orang begitu
getol ingin melihat Yeng-ji tapi yang paling dikuatirkan
memang keselamatan Yong-ji, meski sekarang dia sudah
berpakaian, namun Hiat-tonya belum dibebaskan, bila dirinya
berhantam dengan Hwi-hou Kongcu, salah satu dari keempat
pergawalnya kemungkinan bisa menyelundup kedalam,
umpama dia tidak sempat merintangi, bukankah Yong-ji bakal
jatuh ketangan musuh" Menghadapi orang lain mungkin Ji-
ping tidak merasa serba salah seperti sekarang, soalnya dia
tahu pasti Hwi-hou Kongcu pemuda bangor ini memang suka
pelesir, terbukti dengan permainan ranjangnya dengan Pek-
hoa Kongcu tadi betapa jelita paras Yong-ji, kecantikannya
yakin tiada bandingan diseluruh negeri, bak mutiara yang baru
memancarkan cahayanya, bila dia sampai jatuh ketangan
pemuda bergajul ini, sungguh tak berani dia membayangkan
akibatnya. Hwi-hou Kongcu melihat sikap serba salah Ling Ji-ping,
mendadak dia terbahak bahak sepuasnya, kipas lempit
ditangannya diputar putar sambil melangkah dua tindak,
katanya : "Nah, biarlah tuan mudamu kali ini memberi
kelonggaran, ku tanggung tidak akan merugikan dia, tapi aku
harus melihatnya, kalau aku tidak menaksirnya, boleh kau
bawa pergi, tapi kalau aku naksir dia, haha, aku harus
menahannya di sini."
241 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping menggeram pendek, sungguh dia tidak tahan
lagi menahan gejolak amarahnya tiba tiba dia berkelebat,
tubuhnya mendesak maju sambil memukul dengan sekali
tamparan. Hwi-hou Kongcu tertawa besar, kakinya se perti terpeleset
selicin rase. tiba tiba dia menyelinap kesamping sambil ulur
tangan, bukan saja dia hindarkan serangan, berbareng lengan
kanan mero goh, sementara kipas lempitnya menjojoh ke
jalan darah dipundak kiri Ling Ji-ping.
Serangan Ling Ji-ping ini memangnya hanya percobaan
untuk menjajaki sampai di mana bekal Lwekang Hwi-hou
Kongcu, melibat gerak gerik orang memang tangkas dan
segesit rase, tidak malu memang dijuluki rase terbang, lekas
dia merendahkan pundak, kaki tiba tiba menyurut mun dur,
dia tutup dulu penjagaannya, jari jarinya tertekuk bagai cakar
mencengkram kepergelangan tangan Hwi-hcu Kongcu.
Kipas lempit ditangan Hwi-hou Kongcu mendadak diputar
sekencang roda berputar, terasa oleh Ling Ji-ping angin tajam
seperti mengiris ujung jari jarinya, mau tidak mau hatinya
kaget tak nyana putaran kipas lempit Hwi-hou Kongcu
ternyata memiliki daya kekuatan setajam Ini, lekas dia mundur
pula selangkah, sigap sekali mendadak dia berputar, Thian-
mo-pi dari ajaran Te-sat jiu mendadak dia sapukan keluar.
Jurus Ling Ji-ping ini mengutamakan mundur untuk melabrak,
musuh, gerakannya memang lihay dan tangkas sekali, kalau
orang lain pasti sukar lolos dari ancaman elmaut.
Tapi pemuda yang berjuluk Rase terbang ini memang
memiliki kegesitan yang luar biasa, di antara kaum muda
sekarang, mungkin sukar dicari tandingannya, melihat
bayangan lengan Ling Ji ping menyamber tiba. dia ma lah
terbahak-bahak, tampak kedua pundaknya bergerak, tahu
tahu dia sudah berkelebat minggit dan mundur setombak laih.
Untuk mempertahankan kedudukannya, Ling ji ping tidak
mau mengudak, setelah orang didesaknya mundur, dia oerdiri
242 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tegap diambang pintu, Hwi-hou Kongcu dipandangnya dengan
sorot dingin dan hina. Walau berhasil meluputkan diri dari samberan Thian-mo-pi
lawan, namun hati Hwi-hou Kongcu juga kaget, katanya
tertawa dingin: "Memang tidak malu dijuluki Cui-hun-jiu,
memang cukup berisi."
Ji-ping menyeringai angkuh, katanya : "terima kasih atas
pujianmu." Tapi Hwi-hou Kongcu mendengus, katanya : "Tapi jangan
kau takabur, kau kira tuan muda ini tidak mampu
membekukmu" Hahaha, bila dua gebrak permainanmu tadi
kau sangka sudah menciutkan nyaliku, memangnya berani aku
jauh jauh dari luar perbatasan meluruk kemari."
Ling Ji-ping berkata :"Jadi orang kosen macammu ini tidak
pandang orang orang persilatan di Tionggoan ini, maka jauh
jauh kau datang dari Tiangpek untuk melakukan kejahatan
disini.' "Kaum persilatan di Tionggoan?" Hwi-hou Kongcu tertawa
ejek, kipas lempit ditekuk ketelapak tangan, iaiu berkata pula,
"memang banyak kaum persilatan di Tionggoan, tidak sedikit


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pula yang Kusen, tapi tokoh macammu ini, kukira masih terlalu
jauh bedanya." Sejak Ling Ji-ping mengembara, baru pertama ini ada
orang secara berhadapan muka mencemoohkan dirinya,
betapa dia tidak naik pitam, namun dia tidak boleh
meninggalkan pintu kamar ini, dia kuatir keempat pemuda
berpedang itu cari kesempatan meneiobos masuk kamar.
Kecuali itu Ji-ping harus pecah perhatian, kuatir ada orang
lain yang menyelundup kekamar lewat jalan lain, maka dia
tidak berani bertindak meski hatinya amat murka.
Tujuan olok olok Hwi hou Kongcu memang hendak
memancingnya keluar, supaya anakbuahnya sempat 243 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membekuk perempuan didalam kamar, bila perempuan
dikamar itu sudah berada di' cengkramannya, betapapun
tinggi iimu silat Ling Ji-ping, dia punya akal untuk
menundukkannya. Tak nyana meski muka Ling Je-ping merah padam, tapi dia
cukup cerdik untuk tidak meninggalkan kedudukannya,
sikapnya semakin kereng dan, ber wibawa
Melihat muslihatnya, tidak berlaku sorot mata Hwi-hou
kongcu, melirik kearah keempat pengawalnya yang berada. di
kiri Kanan, katanya setelah tertawa licik: "Untuk apa kalian
berdiri di situ " Jangan nanti di sangka Hwi-hou Kongcu
hendak mengeroyoknya, hayo mundur." para pengawalnya
sudah tahu akan maksud majikannya serentak mereka
membungkuk sambil mengiakan, sekali berkelebat mereka
melompat mundur terus terbang keluar pekarangan.
Tawa licik Hwl-hou Kongcu sudah dalam pengawasan Lim
Ji-ping, karuan hatinya semakin gelisah, bila salah satu orang
orang itu masuk dari jendela belakang, bagaimana dia harus
menghadapi nya ". Akhirnya Ling Ji-ping berkeputusan, segera
dia bertindak, bukan me labrak keluar dia malah menyurut
masuk kedalam kamar, sekilas matanya menyapu kearah
jendela, memang dijendela ada bayangan orang, agaknya
seseorang sudah siap menerjang dari belakang. Dalam
keadaan kepepet ini sudah tidak tempo untuk beragu lagi,
sekali melejit, dia sudah junjung tubuh Yong-ji terus dikempit
dibawah ketiaknya. Tapi sebelum dia membalik tubuh,
terdengar tawa jengekan dibelakang, berbareng sejalur angin
dingin melesat ke Nau-hou-hiat dibelakang kepalanya.
Sebat sekali Ling Ji-ping menggeser kekiri berbareng
membalikkan telapak tangan membelah kebelakarg, sementara pinggang tertekuk kedepan sambil membalik
tubuh, ternyata Hwi-hou Kongcu sudah berada didalam kamar
serta membokongnya. 244 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Orang she Ling. ingin lari ?" desis Hwi-hou Kongcu. Kipas
lempitnya tiba tiba membuat satu lingkaran terus menggaris
tegak, sehingga belahang telapak tangan Ling Ji-ping
dipunahkan, berbareng tangan kiri mencengkram ke lambung
Ling Ji-ping, gerakannya sebet dan keji tak ubahnya rase yang
mencakar lawannya. Ling Ji-ping tertawa keras, rumah kecil Ini ternyata goyang
seperti keterjang gempa, ditengah suara gaduh atapnya
mendadak runtuh berhamburan. Ji-ping sudah menduga akan
akibat ini, sebelum atap jatuh, ditengah kepulan debu bagai
segulung asap dia sudah melesat keluar.
Hwi-hou Kongcu telambat setindak, tapi Hwi-hou-sin-hoat
ternyata bukan olah olah cepat nya, belum lagi tubuhnya
melayang turun, tangan nya sudah menyerang gencar,
terakhir jari jari nya mencengkram ke punggung Ling Ji-ping.
Tangan kiri Ling Ji-ping mengempit Yong-ji, tubuhnyapun
belum hinggap dibumi, karena kepepet kembali dia
menyapukan lengan kebelakang, lengan serangan Thian-mo-
pi. Hwi-hou Kongcu memang selicin rase, mendadak dia
menarik napas, tubuhnya ternyata mengapung lurus ke atas,
sehingga sapuan lengan Ling Ji-ping menyambar lewat
dibawah dadanya. Karena itu cengkeraman jari tangannya ikut tergeser naik
dan "bret' kebaju dipnnggung Ling Ji-ping tercengkeram
sobek, kulit dagingnya seketika dihiasi lima jalur cakaran
berdarah, untung terpaut beberapa mili, kalau tidak tentu
pinggang Ji ping sudah berlobang, bukan mustahil Jiwanya
sudah, melayang Ling Ji-ping merasakan punggungnya sakit bukan main,
tapi tak sempat hiraukan luka di pung gngnya, dia menghardik
sekali, meminjam daya dorong cengkramaa lawan, dia
menjejak kaki se hingga tubuhnya mencelat lebih jauh
245 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedepan, begitu kaki menutul bumi tubuhnya lantas mumbul
keatap rumah. Tapi baru saja kakinya hinggap diatas genteng kesiur
anginpun sudah memburu tiba dibelakang jelas Hwihou
Kongcu mengudak dengan kencang Selama hidupnya belum
pernah Ling Ji-ping me larikan diri dari medan laga meski
musuh tangguh sekali, tapi keadaan hari ini memaksanya
untuk mengalah demi keselamatan Yong-ji. Maka dia harus
berusaha meloloskan diri. Sambil menggentak tubuhnva
berkisar, serempak dia lancarkan sejurus Lui-ci hiap-ting
(halilintar menyambar kepala) salah satu jurus mematikan dari
Cap ji te-sat-jiu, pukulannya sedahsyat bumi runtuh.
Inilah jurus yang menentukan apakah Ling Ji-ping akan
lolos atau gagal total sama sekali, jikalau Hwi-hou Kongcu
tergetar jatuh oleh pukulan ini, jelas dirinya akan dapat
meloloskan diri bersama Yong-ji.
Agaknya usaha Ling Ji ping berhasil, baru saja serangan
dilancarkan, maka terdengarlah suara gemuruh seperti
geledek menggelegar, kebetulan Hwi-hou Kongcu mengudak
keatas, begitu mendengar suara gemuruh yang memekakkan
telinga, diselingi damparan angin badai yang menindih pula
bagai gunung ambruk, karuan kagetnya setengah mati, lekas
dia menjungkir balik kebelakang, tubuh yang terapung itu
sempat pula melesat lurus dengan gerakan Hwi-hou-yu-khong
(Rase terbang mengarungi udara) melorot turun beberapa
tombak jauhnya. Ling Ji-ping tidak peduli apakah Hwi-hou Kongcu terluka,
tanpa ayal dia bersiul panjang, sekali menarik napas panjang
dia kerahkan tenaga murni terus melambung keangkasa
mengembangkan Ginkang melangkah kosong diudara, cepat
sekali dia sudah meluncur keluar meninggalkan Hwi-hou ceng.
Bila hwl-hou Kongcu bersama keempat pengawalnya
mengudak keatas rumah, bayangan Ling Ji-ping sudah
mencapai puluhan tombak, sekali berkelebat pula 246 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bayangannya sudah lenyap di dalam hutan. Tapi Hwi-hou
Kongcu tidak putus asa. sekencang angin dia mengudak
kedalam hutan setelah dia tiba diujung hutan sebelah luar,
bayangan Ling Ji-ping sudah tidak kelihatan lagi. Namun
mereka masih ubek-ubekan menggeledah hutan ini setengah
harian, akhirnya dengan rasa gegetun Hwi-hou Kongcu
panggil keempat penga walnya lalu pulang
Tak lama setelah Hwi-hou Kongcu berlima pergi, tahu tahu
Ling Ji-ping menongol keluar dari bawah akar pohon sambil
mengempit Yong ji. Ternyata begitu masuk hutan, dia yakin
Hwi hou Kongcu pasti akan mengudak, gerakan tubuh orang
ternyata tidak kalah dibanding Ginkang sendiri, kalau adu
kecepatan, dirinya yaag membawa Yong ji mungkin bisa
kecandak. mungkin dia tidak akan kalah me lawan Hwi-hou,
tapi dengan mengempit Yong-ji, gerak-geriknya pasti kurang
tangkas, kalau sampai kecandak, pasti sukar untuk meloloskan
diri. Maka dia perlu mencari tempat untuk sembunyi, secara
kebetulan waktu dia melompat turun kebumi, terasa tanah
yang dipijaknya empuk dan amblas, hampir saja dia ke jeblos
kebawah, saking kaget, lekas dia melayang kesamping,
sehingga tubuhnya tidak masuk lobang.
Waktu dia tegasi ternyata tanah dibawah akar pohon ini
terdapat sebuah lobang, setelah diteliti cukup lega untuk
menyembunyikan diri, apalagi sekelilingnya ditumbuhi rumput
jalar yang lebat, sekilas pandang dari luar takkan tahu kalau
dibawah pohon ada lobang.
Lekas Ji-ping berjongkok menyingkap rumput-rumput jalar
serta memeriksa lobang itu, lebarnya ternyata hampir satu
tombak, cukup untuk dia menyembunyikan diri. tanpa ayal
segera dia menyelinap masuk setelah itu baru dia seret Yong-ji
kedalam pula, tak lupa dia tarik pula rumput-rumput jalar itu
untuk menutupi mulut lobang..
Syukur kelima musuh yang menggeledah hutan dapat dia
kelabui. Sekilas Ling Ji-ping melirik kearah Yong-ji yang
247 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibopongnya, selama hidupnya baru pertama kali ini dia
menghindarkan diri dengan bentrokan musuh, mau tidak mau
timbul rasa penasaran dalam benaknya, pikirnya sambil geleng
kepala: "Kenapa aku harus berkorban sebanyak ini untuk
cewek ini ?" tapi bila pandangannya tertuju ke wajah Yong-ji
yang molek, suci dan mekar tak berdosa ini, rasa penasaran
itu seketika sirna, lalu timbul pula perasaan lain bahwa adalah
jamak sebagai laki-laki sejati dia rela berkorban demi gadis
yang dipujanya. Sekilas dia melirik ke arah Hwi-hou-ceng, dengan geram dia
mendengus, batinnya : "Suatu ketika aku akan kemari lagi,
coba buktikan apakah Ling Ji-ping terhitung seorang jagoan
dalam Bulim ditanah perdikan Tionggoan ini." Sekali
berkelebat dia pergi meluncur didalam hutan lebat.
Sekarang dia harus mencari tempat yang tersembunyi
untuk membebaskan tutukan Hiat-to Ang-ting-su-cia ditubuh
Yong-ji. Uncung dia mengembangkan Ginkang ditengah hutan,
kira-kira sepuluh Ji jauhnya baru dia memperlambat larinya,
ditariknya napas panjang.
Sungguh dia tidak habis mengerti, lantaran mencari
pakaian untuk Yong-ji dia harus memeras keringat memutar
otak dan menghabiskan tenaga lagi, syukur majikan sepasang
burung seriti suruhkan orang memberi pakaian, kalau tidak
entah sampai kapan dirinya akan ubek-ubekkan ditengah
hutan. Padahal masih banyak urusan harus dia bereskan,
Giok-liong-soh harus dia rebut kembali dari Ang-hoa Kaucu,
terhadap Hwi-hou Kongcu yang cabul itupun dia harus
membuat perhitungan, bukan karena pertikaian barusan, yang
penting orang memandang rendah kaum persilatan di
Tiouggoan, orangpun sedang menyelidik ketiga pusaka itu,
maka dia harus berusaha mengorek rahasia ketiga pusaka itu
dari pemuda bangor itu. Satu hal lagi terasa olehnya, bahwa antara Hwi-hou Kongcu
pasti ada latar belakang yang belum diketahui orang.
248 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikian pula majikan sepasang burung seriti yang misterius.
Mati hidup nenek Hu-yong yang sejauh ini belum di ketahui.
Apa pula yang berada dalam kotak besi yang sekarang berada
ditangan Lam-jan, kenapa ketiga gembong iblis sampai rela
memperebutkan tujuhpuluh tahun lamanya " Apa betul isinya
adalah Glok-pln-kim-lun ".
Ruwet pikiran Ling Ji-ping, tak pernah terpikir olehnya
untuk menyelidik teka teki dari puncak iblis, ternyata urusan
berbuntut panjang dan semakin sukar diselami. Sampai di sini
dia menunduk pula memandang wajah Yong-ji, mata nya
terpejam, napasnya teratur, pipinya semu merah, bibirnya bak
delima merekah, lesung pipit menghiasi pipi kirinya, tanpa
tawa tapi lesung pipit ini betul-betul mempesona, tampak
Jenaka, suci anggun dan agung bak bidadari yang turun dari
kayangan: Syukur nona burung seriti memberitahu padanya
sehingga dia datang menolong tepat pada waktunya, kalau
tidak nona secantik dan seayu ini pasti sudah ternoda oleh
Ang-ting-su-cia. Mendadak dia angkat kepala menyapu sekitar nya, ternyata
dia kehilangan arah, sudah tentu sulit untuk menemukan biara
yang ditujunya semula . Yang penting sekarang dia harus
berusaha membebaskan tutukan Hiat-to Yong-ji.
Dilihatnya tak jauh disamplng kiri sana hutannya cukup
lebat, maka dia melangkah kesana, dicarinya tempat yang
cukup bersih, tak kira dikala dia celingukan mendadak dia
tersentak kaget, ternyata ditengah hutan sana, diatas sebuah
batu hijau berlumut, duduk bersila seorang yang mengenakan
kedok kelabu, duduk tegap bagai patung tidak bergerak,
hanya cadar yang menutup mukanya yang melambai tertiup
angin lalu, padahal siang terang benderang, tapi kehadiran
orang ini tak ubahnya setan gentayangan.
Lekas sekali Ji-ping sudah tenangkan diri, dia tahu bahwa
orang ini mendadak muncul di tengah hutan, pasti bukan
249 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
secara kebetulan, maka dengan tawa dingin dia menegor:
"Siapa tuan ini ?"'
Orang itu diam saja seperti tidak mendengar pertanyaannya.

Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ji-ping tidak tahu siapa dan ada apa kerja orang berkedok
ini, karena yang ditegor tidak memberi reaksi, dia anggap
menolong Yong-ji lebih penting, maka dia sudah siap
meninggalkan tempat itu. Sekonyong-konyong suara yang tajam sedingin es
berkumandang dari mulut orang itu : "Siapa yang kau
gendong itu ?" Ji-ping melenggong meski orang tidak bergerak tapi dia
tahu orang baju kelabu ini yang berbicara, Dengan angkuh dia
tertawa, sahutnya: "Ternyata saudara bisa bicara, kenapa
tidak menjawab pertanyaanku ?"
"Kutanya sipa yang kau gendong itu "
"Memangnya aku harus memberjtahu ?"
"Hehe," nada tawanya runcing dan menusuk genderang
kuping, katanya: "Apapun yang ingin kuketahui, selamanya
tiada orang yang berani tidak menjawab, tahu ?"
Pongah benar orang ini, demikian batin Ling Ji-ping, namun
dia tekan rasa gusarnya, katanya: "Tapi belum pernan ada
orang berani memaksa aku memberi keterangan."'
"Berani kau bicara sekasar ini kepadaku?"
"Dihadapanku, selamanya belum pernah ada orang
bermulut sebesar kau."
Tertegun orang berkedok, "Siapa kau ?"
"Tadi sudah kutanya padamu, kenapa tidak kau jawab dulu
pertanyaanku?" "Apa benar kau ingin tahu 7"
250 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kecuali nama julukan tuan malu diumumkan dihadapan
umum." Mendadak orang berkedok tertawa terkial-kial, tawanya
tinggi seperti palu yang beradu dengan tanggem, daon-daon
pohon sama rontok, Ling Ji-ping yang memiliki Lwekang
tangguhpun merasa darah bergolak dirongga dada, karuan
hati nya amat kaget, pikirnya: "Lwekang orang ini ternyata
lebih tinggi dari aku, kalau aku sudah bentrok, agak sukar aku
melayani dia." Kalau wajahnya masih mengulum senyum, padahal diam-
diam Ling Ji-ping sudah kerahkan Liok-hap-sin-kang untuk
melindungi badan, lalu Yong-ji dikempitnya dengan tangan
kiri, sementara tangan kanan bergaya siap menghadapi setiap
kemungkinan. Orang bersedok baju kelabu mendesis dingin; "Pernahkah
kau dengar dua patah kata pameo gikalaugan Kangouw, kata
pertama berbunyi "Tidak takut Giam-lo-ong*"
"Tidak takut Giam-lo-ong ?" Ling Ji-ping menegasi.
"Ya apa kata sambungannya ?" ,
Ling Ji-png tertegun, mendadak dia menyurut selangkah
sambil membentak: "Jadi kau ini T ok-
bu-siang ?" "Betul, sambungan katanya berbunyi "Hanya takut Tok-bu-
siang" yang dimaksud sudah tentu adalah Tok-bu-siang dari
lm-hong-nia di Biau-san. sekarang tentunya kau tidak anggap
aku bermulut besar bukan "
Mimpi juga Ling Ji-ping tidak menyangka di hutan sepi ini
bakal ketemu gembong iblis beracun ini, Ji-ping tahu Tok-bu-
siang, Ngo-tok Hujin, Ban-tok-po-cu hian-tok-tong-cu disebut
Bu-lim-si-tok, yang ditakuti bukan ilmu silat mereka yang
lihay, tapi setiap gerak gerik kaki tangannya semua
251 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengandung racun jahat, manusia yang kena racun mereka
pasti binasa. Bila membicarakan keempat gembong iblis ini, tiada kaum
persilatan yang tidak mengerut kening, karena bukan saja
keempat gembong beracun ini pandai menggunakan bisa, hati
merekapun jahat dan kejam, untungnya mereka jarang
keluyuran di Kangouw dan tak pernah mengikat hubungan
dengan siapapun, kalau tiada urusan genting jarang mereka
mencari setori dengan orang lain, entah kenapa hari ini Tok-
bu-siang justru muncul dihutan ini.
Meski hati merasa kaget, tapi wajahnya kelihatan tenang
dan wajar, katanya dengan tertawa "Kiranya tuan, sungguh
aku kurang hormat." "Sekarang giliranmu, katakan siapa kau '"
"Caybe Ling Ji-ping."
"Ling Ji-ping " Laki laki berpakaian kelabu berpikir sejenak,
akhirnya mengangguk. "Em, jadi kau ini Cui-hun-jiu yang baru
saja angkat nama kurang lebih dua tahun mendatang ini "'
"Cayhe tidak pernah ketarik akan nama julukan itu."
"Apakah kau kira nama julukanmu masih kurang tenar ?"
Bibir Ling Ji-ping menyeringai sinis, kata nya : "Bukan
begitu maksud Cayhe."
"Lalu apa maksudmu ?"
"Cui-hun-tiap milikku itu tidak sembarang ku serahkan
kepada orang, kecuali kejahatannya memang sudah keliwat
ukuran." "Hehehe," tampak cadar orang berkedok bergetar, "Lalu
aku, Tok-bu-siang cukup setimpal tidak kau beri Cui-hun-
tiapmu itu?" 252 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dalam kalangan Kangouw belum pernah aku dengar kau
pernah melakukan kejahatan keluar batas, kalau tidak Cayhe
tidak akan kikir untuk memberimu selembar."
Mendadak Tak-bu-siang terbahak bahak, ujarnya.' Kalau
sekarang aku tidak sungkan padamu"'
"Kalau kau menghina dan memandangku rendah. sudah
tertu lain persoalannya, tapi antara kita tak pernah
bermusuhan, kukira tuan tak perlu iseng,"
"Tapi kutanya kau siapa orang yang kau bopong " Sejak
tadi kau belum menjawabnya ?" .
"Demikian pula apa keperluan tuan disinl " Tuanpun belum
menjelaskan." "Sudah tentu Cayhe tidak perlu menjawab pertanyaanmu."
"Kalau aku tolak pertanyaanmu"
"Bagus, kau memang mencocoki seleraku, selama hidup ini
aku paling suka terhadap pemuda yang berhati keras dan
punya tekad baja, berapa banyak manusia yang ketakutan bila
mendengar Tok-bu-siang namaku itu " Demikian pula orang-
orang yang cari setori padaku tak pernah ada yang kembali
dengan selamat. Nyalimu besar, karena 'itu nasibmu baik."
Maka legalah perasaan Ling Ji-ping, maklum orang orang
Kangouw yang aneh mempunyai watak yang nyentrik pula,
Tok-bu-siang terkenal sebagai salah satu dari Si-tok (empat
racun), setiap patah katanya cukup berbobot untuk dipercaya,
Tok-bu-siang berkata : "Kelihatannya cewekmu itu tertutuk
Hiat-tonya oleh sejenis ilmu tunggal yang lihay, betul tidak ?"
"Mungkin demikian"
"Kau tidak bisa membebaskan ?"
"Kukira belum tentu, tujuanku masuk kehutan ini adalah
sedang berusaha kearah itu."
253 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa harus jauh jauh lari kemari "
"Karena di sini sepi dan tersembunyi."
"Kenapa harus tersembunyi " Kau kuatir dikejar orang atau
kepergok ?" "Ya, demikianlah."
"Kau takut padanya"
"Selamanya orang she Ling tidak pernah takut kepada
siapa, saja, namun orang she Ling hanya memiliki sepasang
tangan, lawan berjumlah banyak, sedikit lena celakalah
akibatnya." "Siapa mereka ?"
,,Hwi-hou Kongcu dan para pengawalnya."
"O, dia." "Tuan kenal " "Sudah tentu kenal, di sini aku memang sedang
menunggunya, kami sedang mengikat suatu kontrak dagang."
"Kontrak dagang" Ling Ji-ping menyurut pula, diam diam
dia bersiaga, katanya : "Dagang apa?"
"Kontrak dagang yang amat mengesankan."
"Baiklah karena tuan masih ada urusan, biar orang she Ling
mohon diri, selamat bertemu."
Sebelum Ling Ji-ping putar badan, Tok-bu siang mendadak
berteriak melengking : "Apa kau tidak ingin menyaksikan
suatu perdagangan yang aneh dan mengesankan ?"
"Kenapa daganganmu kau katakan aneh dan mengesankan
" "Sudah tentu aneh dan mengesankan sekali. Kalau kau
ingin menyaksikan, nah dibawah dinding tanah itu ada sebuah
254 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lobang, kau boleh istirahat di sana, kutanggung kau puas. Nah
dengar, bukankah mereka sudah kemari?"
Betul juga dari kejauhan sudah terdengar langkah orang
berlari-lari, niat Ling Ji-ping mau pergi, namun dia kuatir Tok-
bu-siang mengira dirinya takut berhadapan dengan Hwi-hou
Kongcu. Demi gengsi, sekilas dia ragu ragu, akhirnya
mendengus ejek, dengan langkah tegap dia menuju ke lobang
yang ditunjuk. Begitu dia menyingkap daon daon bambu, betul
juga dibawah ada sebuah lobang. luasnya ada setombak lebih,
kebetulan cukup untuk tempat persembunyian.
Ling Ji-ping berpaling, katanya : "Semoga orang she Ling
betul betul menyaksikan suatu kejadian yang aneh dan
mengesankan, tapi umpama persoalan kalian tidak lucu,
akupun tidak akan berkecil hati." Habis berkata dia terus
menyelinap turun. Tidak lama setelah Ling Ji-ping menyembunyikan diri,
beruntun beberapa orang meluncur turun di dalam hutan. Dari
celah celah dedaonan Jing Ji-ping mengintip keluar, tampak
dua orang pemuda sudah berdiri dihadapan Tok-bu-siang
mereka adalah dua pengawal Hwi-hou Kongcu.
Terdengar Tok-bu-siang bertanya heran "Lho, mana
Kongcu kalian ?" Salah seorang pemuda ganteng menjawab "Kongcu
berpesan pada kami untuk menyampaikan kepada Lo-cianpwe,
dia ada urusan penting yang perlu diselesa ikan, maka kami
yang diutus kemari mewakilinya "
"Barangnya sudah dibawa kemari?"
"Sudah kami bawa." Sahut pemuda yang lain. dari dalam
bajunya dia keluarkan sebuah kotak persegi yang dilembari
kain sutra ungu, katanya sambil mengacungkan tangan :
"Kotak inilah yang harus kami serankan kepada Lo-cianpwe."
255 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok-bu-siang tetap duduk di atas batu hijau tanpa
bergerak, suaranya berubah tinggi dan menusuk kuping :
"Serahkan !" Pemuda itu bimbang, tanyanya : "Mana barang Lo-cianpwe
?" "Sudah tentu ada." Baru sekarang tampak! badannya
bergerak, tangan kanan yang tampak memutih bening diulur
merogoh kantong didepan dadanya, itulah segulung kertas,
katanya sambil mengacungkan gulungan kertas itu "Nah
inilah." Pemuda yang memegang kotak melirik kepada temannya
yang berada di samping, serempak mereka maju beberapa
langkah dan berhenti kira kira dua kaki dari batu hijau itu,
berkata pemuda yang membawa kotak : "Harap Locianpwe
letakkan peta rahasia peny impanan pusaka itu diatas batu,
kami juga akan letakkan GiokTiong-soh ini diatas batu, kita
boleh mengambil barang yang diperlukan masing masing.'"
Ling Ji-ping melongo, batinnya : "Lho kok barter kedua
barang itu " Bukankah rahasia letak peny impanan pusaka itu
tertera diatas gelang naga itu " Kenapa muncul lagi peta
gambar segala " Kalau betul ada gambar peta, lalu apa
gunanya gelang naga " Atau mungkin gelang naga itu sendiri
menyimpan rahasia lain" Atau sebaliknya gambar peta itu
menunjukkan pusaka lainnya pula?"
Sekarang dia paham akan satu hal, bahwa Hwi-hou Kongcu
mau mendekati Pekhoa Kongcu, demikian pula Pek-hoa
Kongcu mau meladeni nafsu birahi Hwi-hou Kongcu, ternyata
kedua pihak sengaja hendak adu pengaruh dan saling
memperalat, jadi sudah jelas tujuan Hwi-hou Kongcu ada!ah
ingin mengangkangi gelang naga itu.
Tiba tiba perasaannya menjadi tegang, seperti diketahui
gelang naga semula berada ditangan nya, akhirnya jatuh
ketangan Ang-hoa Kaucu secara licik, kalau sekarang betul
256 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
betul terebut pula oleh Hwi-hou Kongcu dan jatuh pula
ketangan manusia berbisa ini, maka dia harus merebutnya
kembali dari tangan manusia beracun ini.
---ooo0dw0ooo--- Jilid 8 KARENA MEMPUNYAI NIAT, LEKAS dia kerahkan Liok-hap-
sin-kang dan dikerahkan ketangan kanan, saat mana dia tidak
lagi hiraukan perbedaan laki perempuan, karena dia harus
merebut waktu, selekasnya membebaskan tutukan Hiat-to
Yong-ji, bila nanti dirinya sampai bergebrak dengan Tok-bu-
siang, dia tidak perlu memecah perhatian lagi.
Secara tergesa gesa dia mencopoti kancing baju Yong-ji
serta menyingkap baju dalamnya, maka payudaranya yang
padat kenyal dengan kulit dagingnya yang putih halusseperti
dipamerkan didepan matanya.
Bau perawan yang memabukkan hampir saja membikin
hatinya tergoncang, lekas dia menahan napas, terutama putik
payu daranya yang berwarna merah jambon seperti jambul
ayam jantan begitu menggoncang perasaan kelakiannya, ingin
rasa nya meremas dan memagutnya, hampir Ling Ji-ping tak
kuasa mengendalikan nafsunya.
Syukur kesadarannya masih memperkokoh imannya, lekas
dia pejam mata sambil menahan napas, telapak tangan
meraba dada serta menekan Hian-ki-hiat dibawah payudara,
pelan-pelan dia salurkan tenaga murninya ketubuh orang.
Disamping berusaha membuka tutukan Hiat-to Yong-ji,
perhatian Ji-ping juga tidak lepas dari kejadian di luar.
Didengarnva Tok-bu-siang terkekeh runcing, katanya :


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Boleh, cara demikian memang paling adil, apa kalian tidak
kuatir." 257 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-pihg membatin : "Cara dagang seperti ini kan biasa
saja, kenapa dikatakan aneh dan mengesankan. Tenaga murni
terus disalurkan, kepalanya sempat melongok dan mengintip
keluar, untung dia hanya membantu Yong-ji menjebol Hiat-to
yang tertutuk, jadi tidak perlu mengkon-sentrasikan seluruh
pikiran dan tenaganya. Tampak olehnya pemuda yang membawa ko lak diam diam
telah siap siaga dengan tangan kanan, tangan kiri yang
pegang kotak pelan pelan diulur dan meletakkan kotak itu
diatas baru. Demikian pula T ok-bu-siang meletakkan gulungan
kertas ditangannya diatas batu.
Pemuda yang satunya sejak tadi juga sudah siap, begitu
To-bu-siang lepas tangan, secepat kilat dia samber gulungan
kertas itu terus melompat mundur. Demikian pula pemuda
yang memegang kotak segera lepas tangan terus mundur ke
belakang, gerak gerik kedua orang ini ternyata amat tangkas
dan cekatan, sekali berkelebat tiga gerakan, sigap sekali
mereka sudah tiga tombak jauhnya dari T ok-bu-siang.
Ternyata Tok-bu-siang tetap tidak bergerak, kotak sutra
ungu itupun tidak dihiraukan. Buru buru kedua pemuda itu
membuka gulungan kertas, sekilas pandang terunjuk rasa
senang, berbareng mereka bersoja kepada Tok-bu-siang,
katanya : "Terima kasih Lo-cianpwe, kami akan pulang
melaporkan tugas." Tak nyana Tok-bu-siang terkial-kial, ejek nya : "Mau pulang
" Nah bawalah Giok-liong-soh ini kembali.''
Kedua pemuda itu melenggong, tanya seorang diantaranya
: "Bukankah Lo-cianpwe menuntut ganti rugi ."
"Ganti rugi "' melengking suara Tok-bu-siang "Siapa sudi
menerima gelang naga palsu"
Bergetar tubuh kedua pemuda, kembali mereka mundur
lebih jauh, katanya tergagap : "Jadi gambar peta Lo-cianpwe
ini . . ." 258 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah tentu palsu. Memangnya racun tua seperti aku yang
sudah kesohor ini gampang ditipu oleh Kongcu kalian "
Hehehe . . hehehe . ."
Pemuda yang satunya segera merebut gulungan kertas itu
serta membenernya pula, agaknya dia ingin memeriksa
apakah gambar ini tulen atau palsu.
"Sudah kukatakan gambar itu palsu, memang nya gambar
itu bisa berobah tulen?"
Diam diam Ling Ji-ping tertawa geli sendiri, pikirnya:
"Barang palsu diganti barang tiruan, masakah kejadian begini
dianggap aneh "' Terdengar Tok-bu siang tertawa pula, kata nya: "Betul
betul rase yang licin, berani dia main main dihadapan aku
racun tua ini, celaka adalah kalian yang harus mampus
mewakili dia." Berubah hebat dan tegang muka kedua pemuda,
mendadak mereka melejit tinggi beberapa tombak, ditengah
udara berkelebat sekali, sungguh bagai panah terbang
cepatnya, sekejap saja sudah melesat pergi.
Ling Ji-ping sangka Tok-bu-siang akan merintangi kedua
orang ini pergi, tak nyana dia tetap duduk tak bergerak
ditempatnya, seolah olah tidak ambil perhatian pada kedua
pemuda yang berusaha melarikan diri itu. Pikirnya: "Inikah
yang dinamakan kontrak dagang aneh ?"
Pada saat itulah Yong-ji yang celentang ter nyata
menggeliat, mulutnya bersuara lirih. Girang hati Ling Ji-ping,
lekas dia menunduk. Kebetulan dilihatnya Yong-Ji membuka mata lalu dikucak
kucak sebentar, wajahnya dilembari rasa bingung dan
memandangnya terlongoug. Ling Ji-ping unjuk senyum lebar, lekas dia tarik tangannya,
katanya lirih : "Nona, akhirnya kau siuman juga."
259 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba tiba Yong ji meronta duduk, waktu melihat baju
dadanya terbuka, kedua payudara nya mengintip keluar,
secara reflek dia menarik baju untuk menutupinya, seketika
mukanya merah malu, katanya : "Kau . . . kau .... apa yang
kau lakukan ?" Kalem suara Ling Ji-ping: "Hiat-to nona dituiuk orang, masa
kau tidak tahu ?" Sambil membetulkan kancing bajunya, otak Yong-ji
bekerja, tiba tiba dia menunduk dengan rasa malu, tanyanya
"kaukah yang menolongku kemari ?"
"Ya, baru saja Cayhe salurkan tenaga murni untuk
menjebol tutukan Hiat-to itu."
Tiba tiba Yong-ji berteriak ksget: "Mana nenekku ?"
"Entah, aku tidak tahu, waktu aku menolong nona, kau
hanya sendirian," Tiba tiba Yong-ji melompat berdiri hendak menerjang
keluar. Lekas Ling Ji-ping menarik nya, katanya lirih : "Nona
tenang saja di sini, di luar ada siracun tua."
"Racun tua ?" Yong-ji kipaskan pegangan Ji ping, "siapa dia
" "Hehe," tawa enteng berkumandang di belakang mereka,
"betul memang akulah racun tua." Kapan T ok-bu-siang tampil
di depan lobang, ternyata Ling Ji-ping tidak tahu.
Tiba2 Yong-ji menoleh, begitu melibat seorang berkedok
dengan baju kelabu berdiri tegak dldepan lobang, seketika dia
menyurut mundur dengan kaget, pandangannyapun terbelalak. Sekilas Tok-bu-siang pandang mereka silih berganti lalu
tertawa melengking : "Kontrak dagang ini tidak aneh, tak
kurang mengesankan, betul tidak ?"
"Aku cuma tidak begitu ketarik."
260 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa tuan tidak kepingin menyaksikan adegan yang lebih
menarik?" "Lihat apa ?" "Barang yang boleh kau saksikan."
"Gelang naga palsu maksudmu ?"
Tok-bu-siang tertawa ngekeh duakali, kata nya: "Semula
aku ingin membunuh seekor rase, tak nyana yang mati malah
dua ekor anjing." "Kedua orang itu mati ?"
"Ya, tidak alan salah."
"Lho, tuan kan tidak turun tangtn."
"Anggapanmu aku membual " Marilah kau Ikut aku! Coba
kau saksikan sendiri, tuh periksa lah ada apa dibawah pohon
sana." Habis bicara dia putar tubuh terus jalan lebih dulu.
Setelah Tok-bu-siang pergi Yong-ji bertanya dengan suara
perlahan : "Siapa dia .'"
"Tok-bu-iiang."
"Tok-bu-siang" Salah satu dari Si-tok ?" Yong-ji tertegun,
"kau kenal dia?"
Ling Ji-ping geleng geleng, katanya "Baru tadi aku
bertemu didalam hutan."
"Dia menyuruh kau menyaksikan apa ?"
"Mungkin buah karyanya. Apakah keadaanmu sudah pulih
seluruhnya .'" Yong-ji lantas kerahkan tenaga muridnya, terasa badan
segar dan tiada suatu hambatan apapun katanya lirih :
"Apakah kita perlu mengeroyoknya nanti "
"Mengeroyoknya sih tidak perlu nanti bila betul betul harus
berkelahi, sekujur tubuhnya serba berbisa, tidak boleh
261 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disentuh, maka jangan kau turut me labraknya, kukira aku
cukup kuat melawannya,' "Memangnya aku begitu tak berguna," ujar Yong-ji
merengut. Ling Ji-ping tertawa angkuh, katanya : "Bila aku bergebrak
dengan orang, selamanya tidak pernah dibantu orang, bukan
aku memandang rendah kepandaian nona."
"Marilah keluar," ucap Yong-ji tertawa, "coba kita saksikan
sampai dimana kelihayan racunnya itn." Satu persatu mereka
melompat ke luar, dilihatnya Tok-bu-siang sudah berdiri
dibawah pohon sana, kepalanya tertunduk mengawasi tanah.
Kira kira dua tombak jauhnya dari pohon besar itu, Y ong-ji
dan Ling Ji-ping sudah dirangsang bau am is, waktu mereka
melihat ketanah, dibawah pohon terdapat dua genangan
cairan darah, dua batang pedang tampak menggeletak
ditengah genangan darah itu, rambut tampak masih utuh, ada
juga sisa sisa pakaian. Agaknya kedua pemuda itu telah
terkena rasun jahat Tok-ou-siang, sedemikian jahatnya racun
itu sehingga tubuh mereka yang sudah mati dilumat hancur
menjadi cairan darah, sampai tulang belulangnyapun ikut
ludes, maka dapatlah dibayangkan betapa hebat racun yang
dipakai T ok-bu-siang membunuh kedua korbannya ini.
Bukan saja Yong-il kaget, Ling Ji-ping juga tersirap,
batinnya : "Agaknya gulungan kertas itu sudah dilumuri racun,
begitu kedua pemuda itu menyentuh gulungan kertas, mereka
sudah keracunan diluar sadar. Bergaul dengan manusia
berbisa ternyata memang mengerikan."
Tanpa menoleh Tok-bu-siang tertawa melengking dengan
nada puas, katanya: "Bagaimana lucu tidak kontrak dagang ini
" Sayang rase licin Itu tidak berani datang."
"Racunmu memang berbisa, tapi kejadian ku rasa tidak
lucu," ucap Ling Ji-ping.
262 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok-bu-siang membalik secara mendadak, sorot matanya
mencorong hijau menembus cadar, tanyanya; "Kenapa tidak
lucu':" "Karena kau terjungkal ditangan rase terbang itu."
"Jadi aku yang kalah ?"
"Memangnya kau yang menang."
"O, maksudmu aku telah mengejutkan dia ."
"Itulah salah satu unsur kekalahanmu," ucap Ling Ji-ping,
nadanya tetap kaku. "Dan yang lebih parah lagi, karena kau
sudah berada didalam cengkraman tipu dayanya, kalau
dugaanku tidak meleset, hutan ini sejak tadi sudah dikepung
mereka." Melengking tawa T ok-bu-siang, katanya : "Kau kira mereka
punya nyali sebesar itu ?"
"Siapa bilang aku tidak berani" Sebuah suara berkumandang dibalik pohon, serempak bayangan orangpun
bermunculan dari empat penjuru, tampak Hwi-hou Kongcu
beranjak keluar sambil kipas kipas angin, wajahnya mengulum
senyum sadis dan licik. Yong-ji kaget, tanyanya : "Siapa dia "'
"Seekor rase yang licin dan licik. Bukankah kau ingin pamer
kepandaian silatmu " Nah sekarang tiba saatnya."
Hwi-hou Kaucu me lirik kearah Ling Ji-ping, akhirnya
berhenti pada wajah Yong-ji, kata nya bergelak tawa "Nah,
apa kataku tadi" Lari Sana sembunyi sini, tetap kau takkan
lolos dari cengkramanku."
"Kebetulan, aku memang ingin mencarimu, kedatanganmu
menghemat tenaga." "Betul, semua menghemat waktu dan tenaga" bolehlah
semua urusan diselesaikan disini."
263 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping me lirik kekanan kiri, depan dan belakang,
bayangan orang tampak bergerak mendekat, jumlahnya
puluhan orang, diantaranya tidak sedikit bayangan perempuan, dia yakin mereka ada'ah orang orang Ang-hoa-
kau. Entah Ang-hoa Kaucu dan Pek-hoa Kongcu ikut datang
atau tidak. Tok-bu-siang berdiri kaku ditempatnya, seolah olah dia
tidak ambil perhatian akan kedatangan musuh sebanyak ini.
Akhirnya Hwi-hou Kongcu menghadapi Tok bu-siang,
tawanya tetap lebar, katanya: "Aku tahu tuan pasti akan main
main dengan racun, dugaanku memang tidak meleset,
kejadian sesuai dengan rencanaku, kontrak dagang Ini masih
boleh diteruskan secara gamblang saja, serahkan gambar peta
yang asli, tuan muda akan memberi kelonggaran padamu."
Tok-bu-siang mendengus, katanya: "Lenghou Hou,
terhadap siapa kau bicara "
"Sudah tentu kau tuan," sahut Hwi-hou Kongcu dengan
nada mengejek. Tok-bu-siang terkekeh dingin. "Macam tampangmu ini
Lenghou Hou " Atau terhadap orang orangmu yang sembunyi
disekeliling ini " "Main racun ?"Hwi-hou Kongcu terbahak bahak sambil
mendongak, "tuanmu memang bukan tandinganmu, tapi
bicara soal Kungfu sejati " Yakin aku tidak akan kalah
melawanmu, kau percaya?"
"Kedengarannya segar bacotmu ini, selama hidupku baru
pertama ini kudengar orang bicara macam itu. Lenghou Hou,
genangan darah disini merupakan contoh untuk kau."
Ling Ji-ping menyeringai, timbrungnya : "Leng hou Hou,
pertikaian kita terjadi lebih duiu, marillah kita selesa ikan lebih
dulu."

Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

264 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak nyana Hwi-hou Kongcu membeber kipas dengan jari
jemarinya, katanya : "Kuharap tuan sabar dulu, setelah ada
disini, betapapun urusan harus dibereskan, Cap-ji-te-sat-jiu
kukira juga ilmu silat biasa saja." Sorot matanya beralih
kearah Yong-ji, katanya pula Cengar cengir "Dewiku cantik,
mundurlah agak jauh, jangan nanti kau kaget dibuatnya."
Yong-ji naik pitam, sambil membanting kaki segera dia
tampil kemuka Ling Ji-ping, hardiknya menuding ." "Kau ini
barang apa, berani kurarg ajar terhadap nonamu ?"
"Aduh dewiku sayang, kalau marah kelihatan begini ayu
menggiurkan. Hanaha, kecantikanmu jarang kulihat selama
hidupku ini, kau tidak usah kuatir, tuan muda ini takkan
membikin kau kaget ya mestikaku."
Tak kira belum dia bicara habis, mendadak tampak
bayangan berkelebat, lalu terdengar suara tamparan keras,
tahu tahu ploinya telah kena gampar keras sekali, rasa panas
dan pedas, sebelah pipinyapun merah membengkak dihiasi
lima jalur jari tangan. Orang mengira setelah digampar
mukanya oleh Yong-ji, pantasnya rase licin Ini akan murka
dan mencak mencak, tak tahunya dia masih cengar cengir,
katanya : "Dewi pujaanku, pepatah ada bilang, memukul
adalah suka, memaki adalah cinta, tamparan ini " Sungguh
menimbulkan kenikmatan luar biasa dalam sanubariku,
anggaplah antara kita sudah terikat jodoh, nah coba lihat,
tanda matapun sudah kau serahkan kepadaku" sembari bicaia
sebelah tangannya merogoh kelengan bajunya, dikeluarkan
selarik kain sutra hijau pupus, itulah ikat pinggang yang
sengaja dia acungkan ke atas, wajahnya berseri senang dan
puas. Yong-ji beteriak kaget dan mundur, waktu dia menunduk,
kiranya ikat pinggang sutranya entah bagaimana di waktu,
dirinya menampar orang tadi telah dilucuti tanpa diketahui,
saking malu muka nya merah padam.
265 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping ikut tertegun, melibat Y ong-ji turun tangan, dia
ikut kuatir, tapi tak sempat mencegah, hanya sekejap saja
kejadian berlangsung, setelah Yong-ji mencelat balik
kesempatannya habis menampar muka orang, baru legalah
hatinya, malah dia membitin : "Hwi"hoa-sin-hoat ajaran Hu-
yong-hong memang tidak bernama kosong, sayang gamparannya terlalu ringan."
Tak tahunya dengan tawa meringis Hwi-hou Kongcu
mengeluarkan ikat pinggang Yong-ji, ini membuktikan bahwa
bukan Hwi-hou Kongcu tidak manpu menghindari dari
gamparan Yong-ji, hakekatnya orang memang sengaja
membiarkan muka nya digampar, dalam kejadian sekejap
itulah, sekaligus dia me lucuti ikat pinggang Yong-ji. Padahal
dirinya menyaksikan dengan gamblang, cara bagaimana orang
turun tangan ternyata dirinya tidak me lihatnya, kecepatan
gerak tangan Hwi-hou Kongcu ternyata memang luar biasa,
tak heran dia pandang rendah kaum persilatan Tionggoan.
Malu Yong-ji bukan main, sambil membanting kaki dia
memaki : "Tidak tahu malu."
"Dewiku, jangan kau salahkan aku, kan kau sendiri yang
mergantar padaku 1" "Tutup bacotmu." hardik Ling Ji-ping murka. Kakinya
bergerak sudah siap melabrak.
Ternyata gerakan Tok bu-siang lebih cepat, bagai bayangan
setan tahu-tahu dia sudah merebut kedepan Hwi-hou Kongcu,
katanya tertawa : "Anak muda, kau terlalu sombong,
dihadapan kami berani kau menggoda gadis belia, hehe, kalau
kau tidak diberi hajaran, memangnya matamu takkan melihat
ada orang lain di sini ?"
Menghadapi Tok-bu-siang, salah satu dari empat racun
termasyur ternyata Hwi-hou Kongcu tidak gentar, katanya
dengan tertawa bingar "Memangnya dalam mataku hakikatnya
tiada manusia macam kalian Racun tua, boleh kau pamerkan
266 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keahlianmu, buktikan saja apakah tuan muda ini takut
terhadap permainanmu?" sembari bicara kipas lempit di putar-
putar, kaki me langkah maju malah, sikapnya yang tidak acuh
tidak peduli sungguh amat menjengkelkan.
"Anak muda, diatas gunung didalam air boleh kau menjual
lagakmu, tapi jangan lupa disini tanah perdikan Tionggoan."
"Memangnya kenapa kalau di Tionggoan?" Hwi-hou kongcu
tertawa gelak-gelak, "kalau tidak, berisi, memargnya siapa
berani meluruk ke T ionggoan " '
Agaknya Tok-bu-siang naik pitam, ditengah dengusan
geram mulutnya, tampak bajunya bergetar, kelima jari
tangannya yang memutih bening secepat kilat mencengkram.
Ling Ji-ping tahu cara turun tangan Tok-bu-siang amat keji,
cukup gerakan jari tangannya sudah dapat menimbulkan
samberan angin kencang yang membawa racun, lekas dia
berkata lirih ; "Nona, mari mundur sejauh mungkin, orang
yang dibawanya tidak sedikit, nanti masih ada kesempatan
melabrak mereka." Yong-ji bsrsungut-sungut, setelah melihat Tok-bu-siang
turun tangan, dia jadi kewalahan, terpaksa dia ikuti bujukan
Ling Ji-ping, menyurut jauh beberapa tombak.
Menghadapi cengkraman jari T ok-bu-siang Hwi-hou Kongcu
masih tertawa lebar, "sret" kipasnya bergerak rnembundar
secara enteng seenaknya, tahu tahu kipasnya itu terbuka dan
tepat menahan kelima jari cengkraman Tok-bu-siang
Agaknya Tok-bu-siang tahu akan kelihayan Ilmu kipas
orang, kakinya bergeser memindah posisi, gerakannya
memang mirip setan, tahu tahu dia sudah berkisar kesamping
kiri Hwi-hou Kongcus tidak kalah tangkas, lengan diturunkan
sementara kipasnya menyendat, maka cengkraman Tok-bu-
siang kembali mengenai tempat kosong, didengarnya
lawannya tertawa gelak gelak, katanya : "Salah satu dari Bu-
lim-si-tok kiranya juga begini saja." belum habis bicara,
267 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telapak tangan kiri tiba tiba terbalik, dia balas menyerang
kepundak kanan Tok-bu-siang malah.
Tak kira Tok-bu-siang tidak berkelit, kaki kiri hanya mundur
setengah langkah pundak kiri malah didorong maju,
Yong-ji menjerit kagat. Ling Ji-ping hanya tersenyum saja.
Ditengah jeritan Yong-ji itulah, sebuah suara nyaring
berkumandang dari belakang pohon: "Tubuhnya tidak boleh
disentuh, sekali sentuh kau akan keracunan."
Padahal telapak tangan Hwi-hou Kongcu tinggal lima senti
menyentuh pundak lawan, mendergar peringatan ini, secara
mentah mentah dia tarik serangannya, berbareng dia imbangi
dengan tarikan kipas ditangan kanan pula, secepat kilat Jian-
kin-hiat dipundak Tok-bu-siang ditutuknya. Ilmu silat rase
terbang ternyata memang luar biasa, kecepatannya merubah
tipu dan gerakan memang cukup lihay dan patut dibanggakan.
Tok-bu-siang menggerung gusar, tampak bayangannya tiba
tiba mencelat mundur baru dia luput dari tutukan kipas lawan.
Terasa Ling Ji-pirg yarg menyaksikan pertempuran diluar
gelanggang bahwa ilmu silat Rase terbang memang kesohor
diluar perbatasan, tapi gerak gerik Tok-bu-siang juga tidak
kalah tangkasnya, kalau Hwi-hou Kongcu tidak kuatir akan
racun ditubuhnya, didalam permainan adu pukulan dan main
tipu jelas dia satu tingkat lebih unggul.
Sekejap saja mereka sudah berhantam puluhan jurus,
sejauh itu keadaan tetap sama kuat alias setanding. Mungkin
karena tadi sudah kebacut omong besar, di keliling orang
orang Ang-hoa-kau lagi, dia merasa malu, mendadak
mulutnya bersiul, gerakan kipasnyapun berubah, setangkas
naga selincah burung tubuhnya berlompatan, gerakannya
memang mirip rase yang bermain petak, entah ketuk, tutuk
atau mengibas kipas itu ternyata mengandung tipu tipu lihay
yang tidak boleh dianggap enteng, karena dirabu segencar ini,
Tok-bu-siang memang keripuhan dan terdesak dibawah angin.
268 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Muak oleh tingkah laku Hwi-hou Kougcu yang tengik tadi,
Yong-ji sudah getol dan gatal tangan, diharap Hwi-hou Kongcu
lekas dikalahkan, kini melihat Tok-bu-siang malah yang
terdesak, segera dia memonyongkan mulut, katanya" Biar aku
bantu bereskan dia, memangnya ilmu rase terbangnya itu
sampai dimana lihaynya"
Kuatir nona polos ini serampangan terjun ke arena, cepat
Ling Ji-ping menghibur dengan tertawa : "Nona tunggu saja,
racun tua itu cukup licik dan berbahaya, aku yakin dia masih
punya ilmu simpanan lihay, bila dia betul betul tak mampu
melawan lagi, masih sempat kau melabrak pemuda bangor itu.
Bukankah kau sudah dengar, dibelakang pohon masih ada
lawan tangguh" Kita perlu memelihara tenaga."
"Siapakah mereka " tanya Yong-ji. "Mungkin orang-orang
Ang-hoa-kau, atau mungkin Pek-hoa-kongcu."
"Siapa dia Pek-hoa Kongcu?"
"Putri sang Kaucu, perempuan jalang yang tidak tahu
malu." "Perempuan jalang, kenapa tidak tahu malu ?" sangguh
Jenaka pertanyaan Yong-ji, tapi Ling ji-ping tertegun tak
mampu menjawab, bagaimana dia harus menjelaskan "
Maklum dihadapan nona polos yang belum dikenal peradatan
ramai, sulit untuk menjelaskan adegan yang pernah dilihatnya
antara Hwi-hou Kongcu dengan Pk-hoa Koogoii diatas ranjang
itu. Akhirnya dia tertawa, katanya : " Kelak nona akan tahu
sendiri, sekarang bukan saatnya aku menjelaskan."
Berkedip bola mata Yong-ji, saat dia berpikir agaknya
otaknya cukup cerdik untuk menangkap arti kecanggungan
Ling Ji-ping, mukanya yang jelita seketika bersemu merah,
entah kenapa dia ternyata bertanya pula : "Kau kenal dia ?"
"Tidak." sahut Ling Ji-ping menggeleng,
269 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dari mana Kau tahu ?"
Tanpa pikir Ling Ji-ping menjelaskan: " Waktu aku
menolong nona, kau tidak berpakaian, karena mencari baju
untuk kau semalam aku pernah mampir ketempat
kedamannya, tak nyana kebetulan kusaksikan dia dan Hwi-hou
Kongcu sedang...... . . ."
Yong-ji berteriak kaget, malu dan gugup menyembar rona
mukanya, katanya : "Katamu tidak.."
Ling Ji-ping baru sadar telah kelepasan omong, karuan dia
sendiri ikut malu hatinya menyesal kenapa bicara tidak kenal
batas. Untung pertempuran Hwi-hou Kongcu kontra Tok-bu-
siang semakin sengit, suara gerungan dan bentakan saling
bersahutan dari mulut kedua orang yang berhantam.
"Persoalan sebesarnya kelak kujelaskan, coba lihat, mereka
sudah bertempur mati matian."
Baru saja lenyap suara Ling Ji-ping, tiba tiba terasa angin
kencang yang berbau harum menerpa ketengah gelanggang d
selingi suara gemerincing, dari belakang pohon me luncur
keluar seutas bayangan putih panjang menyelinap ditengah
kedua orang yang lagi berhantam, tanpa kuasa Hwi-hou
Kongcu dan T ok-bu-siang seperti dipagut mundur kedua arah
yang berlainan. Ditengah gelanggang tahu tahu telah berdiri seorang
perempuan cantik yang berpakaian ala putri kraton dengan
kain sari panjang membelit dibadannya. Terlalu pesolek
dandanan perempuan cantik dengan make up yang
berkelebihan lagi, kerlingan matanya tampak cabul dan genit,
pertama dia mengerling kearah Hwi-hou Kongcu, lalu pelan
pelan membalik kearah Tok-bu-siang, katanya dengan suara
yang merdu: "Sudah jangan berkelahi lagi, dengarkan
perkataanku.' Melihat yang muncul adalah perempuan yang semalam
dilihatnya diatas loteng. Ling Ji-ping. berpikir : "Bukan saja
270 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perempuan ini jalang dan tidak tahu malu, kelihatannya
hatinyapun sejahat ular berbisa, kalau tidak dibrantas, kelak
pasti membuat banyak kejahatan di Bulim."
Yong-ji berludah sambil melengos, agaknya melihat lirikan
genit yang menjijikkan itu Yong ji merasa sebal.
Tok-bu-siang mendengus sekali, Jengeknya ; "Apa yang
hendak kau katakan';"
Pek-hoa Kongcu mencibir bibir, katanya . "Bagaimana kalau
kita ulangi kontrak dagang."
Tok-bu-siang tertawa, katanya "Rase yang licin, perempuan
cabul yang licik, memangnya, perlu apa meneken kontrak
dagang segala?" "Alaah, tegakmu, usiamu juga tidak muda lagi, ternyata
perangaimu masih begini kasar, ketahuilah, kami tidak jeri
padamu, kalau harus berhantam betul betul, kau kira aku
tidak bisa mengalahhan kau" Hubungan dagang yang
kumaksud pasti adii merata, tidak ma in tipu bukan barang
tiruan." "Gelang naga ditukar gambar peta ?"
"Betul." Sementara iiu Hwi-hou Kongcu sempat menoleh kearah
Ling Ji-ping dan Yong-ji, katanya dengan tawa yang dibuat
lucu "Sekarang harus ditambah kedua orang itu."
"Persoalan kalian dengan mereka aku tidak perduli," ujar
Tok-bu-siang. "Kalau benar ada gelang naga tulen, soal
dagang ini masih boleh kupertimbangkan."
"Nah kan jadi " Tentang kedua orang Ini, asal kau tidak
turut campur, urusan serahkan kepadaku. Baiklah aku yang
bertanggung jawab, marilah ditukar."
Ling Ji-ping terloroh loroh, katanya; ,.Orang she Ling
memangnya mandah diatur orang lain" Salah besar bila
271 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perempuan tidak tahu ma iu macammu ini berprasangka


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

demikian, tiba urusan kalian beres, urusanmu dengan aku
belum lagi terakhir, jangan kira aku akan me lepaskan kalian
Pergi." Senyum lebar mulut Pek-hoa Kongcu, katanya "Aku tahu,
siapa tidak tahu bahwa kau ini Cui-hun-jiu yang ternama itu."
"Syukurlah bila kau sudah tahu."
Yong-ji ikut menimbrung: "Bila mau bicara pikirlah dulu
dengan otakmu " "Alah, sudah tentu sudah kupikir adik manis. Tapi perlu
kunyatakan padamu, maksudku baik"
"Cis, siapa sudi menerima kebaikanmu, kau kira aku takut
padamu ". "Hm." Mendadak berubah air muka Hwi-hou Kongcu, dia punya
perhitungan sendiri, bila Pek-hoa Kongcu betul betul meneken
kontrak dagang dengan T ok-bu-siang, maka harapannya akan
gagal, lekas dia bergelak tawa, katanya: "Buat apa Koagcu
adu bacot dengan mereka, racun bangkotan ini lebih jahat dari
binatang, kontrak dagang dengan dia sama saja bersahabat
dengan harimau, tentang cewek ayu ini " Hahaha, memang
menggiurkan, bila kuambil dia sebagai dayangku, memang
cocok, namun bocah she Ling itu, dia boleh diampuni."
Tiba tiba Pek-hoa Kongcu menarik muka, katanya : "Jangan
nyeleweng pikiranmu, kau kira aku tidak tahu kemana
juntrunganmu ?" Hwi-hou Kongcu melengak, tanyanya : "Kongcu, aku
kenapa ?" "Hatimu tahu sendiri, bicaralah jujur dihadapanku."
Hwi-hou Kongcu tiba tiba terbahak bahak katanya: "O,
kiranya kau cemburu, bagus, lucu sekali."
272 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yong-ji malu dan gugup, sambit menggeram dia sudah siap
menubruk maju. Lekas Ling Ji-ping menarik lengannya, kata nya menghibur:
"Nona ..." sebetulnya Ji-ping hendak bilang, "limu silat mereka
diatas dirimu, kau akan rugi berhadapan dengan mereka."
Tapi dia sadar belum lama dia kenal Yong-ji kuatir si nona
beradat keras dan suka menangnya sendiri, kata katanya
malah menyinggung perasaan sehingga dia nekad menerjang
bahaya. Apalagi situasi sekarang tidak menguntungkan,
apakah Tok bu-siang berada dipihaknya masih sukar diraba,
bila Yong-ji terjatuh ketangan musuh pula, seorang diri jelas
dia takkan dapat melawan, ngeri bila membayangkan
akibatnya. Untung dia sempat mengerem kata katanya, tapi
dia tidak hirau kan perbedaan laki perempuan pula, jari jemari
Yong-ji yang halus empuk digenggamnya kencang.
Semula Yong-ji masih meronta tapi karena tidak terlepas,
akhirnya dia diam saja, matanya melirik kearah Ling Ji-ping,
seketika mukanya merah jengah. Kebetulan Ling Ji-ping juga
sedang memandangnya, seketika darah seperti mendidih,
entah mengapa jantungpun berdebar debar. Seketika terasa
pula olehnya jari Ling Ji-ping yang menggenggam tangannya
mengeluarkan hawa panas yang aneh, secepat air bah
tersalur kesekujur tubuhnya, reaksi yang timbul dalam
badannya ternyata juga aneh dan menyegarkan.
Suara Tok-bu-siang yang menusuk terdengar berkata :
"Gelang naga sudah kau bawa ?"
"Lalu gambar peta itu ?"
"Sudah tentu kugembol selalu."
"Apa benar ?" "Percaya tidak terserah Selama hidupku belum pernah
menipu orang, kalau tidak ditipu, yakinlah bahwa aku tidak
akan membunuh orang tanpa sebab."
273 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Betulkah kau ingin tukar barang "
"Tanyalah pada dirimu sendiri."
Tiba tiba Hwi-hou Kongcu menyeletuk: "Jangan kau
percaya obrolan manusia beracun ini Bahwasanya kita belum
pernah melihat gambar peta itu, siapa tahu kalau kau
menukar dengan yang palsu, umpama yang tulen, apakah ia
tidak melumuri racun terlebih dulu "'
"Em, ya," Pek-hoa Kongcu mengangguk. "Ucapanmu juga
benar. Apa salahnya kalau kami berhati-hati." Lalu ia berkata
pula : "Nah begini saja, menurut pendapatku, kau harus
buktikan dulu bahwa gambarmu itu asli dan yakin tidak kau
lumuri racun, barulah nanti kita tukar barang."
Tok-bu-siang terkekeh, katanya : "Rase betina umumnya
memang licik dan licin, untuk membuktikan bahwa gambarku
tidak beracun s ih gampang saja, tapi tentang asli atau palsu "
Hehe sukar aku membuktikan, bagaimana pendapat nona ?"
Pek-hoa Kongcu berpikir sambil menengadah, katanya
kemudian : "O. ini pun benar." Lalu ia berbaling kepada Hwi-
hou Kongcu. "Bagaimana pendapat mu "'
Hwi-hou Kongcu tertawa bangga, "Tap" kipas lempitnya
menepuk telapak tangan yang lain, katanya : "Aku memang
panya pendapat, entah kalian percaya padaku "
"Coba katakan," ujar Pek-hoa Kongcu tertawa lebar,
"memangnya diantara kita masih ada batas percaya tidak
percaya segala "' Sebaiknya Tok-bu-siang mendengus sebal dan jijik tanpa
bicara. Hwi-hou Kongcu pandang dulu kedua orang didepannya,
mulutnya terbahak bahak kakipun me langkah maju, kepala
tertunduk, agaknya dia sedang memutar otak cara bagaimana
ia harus ber bicara. 274 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yong-ji membelalakkan bola matanya, kata nya lirih :
"Orang ini menyebalkan"
Ling Ji-ping tertawa kaku, katanya: "Rase jantan yang culas
ini agaknya sedang mencari akal jahat."
Setelah mondar mandir beberapa langkah akhirnya Hwi-
hou Kongcu berhenti, tiba tiba ia angkat kepala dan berkata
kepada T ok-bu-siang : "Kukira kau manusia beracun ini masih
belum menjelaskan sesuatu hal."
"Hal apa ?" seru Tok-bu-siang jengkel.
"Kalau erang lain curiga akan gambar peta mu itu tulen
atau palsu, memangnya kau tidak menaruh curiga apakah
gelang naga itu asli atau palsu ?"
"O, sudah,tentu," ujar Tok-bu-siang menyerlngal, "cuma
aku ingin mendengar dulu bagaimana pendapat kalian tentang
gambar petaku ini, nanti akan kuutarakan pendapat ku."
"Nah itu betul," ucap Hwi-nou Kongcu, "kukira dua
persoalan ini diselesa ikan bersama pasti lebih baik dan lebih
mudah." "Bagaimana penyelesaiannya ?" tanya Pek-hoa Kongcu,
"bicaramu plintat plintut kenapa tidak cekak aos dan tegas
caramu itu." "Caranya sih gampang sekali." Ujar Hwi-hou Kongcu.
"Hm, katakan," jesgek Tok-bu-siang.
Hwi-hou Kongcu bersikap Jual mahal, kata nya: "Dengan
api dan air dapat membuktikan as li atau palsu gelang itu, tapi
gambar itu harus dibuktikan sesuai tidak dengan tempat yang
tertera diatas kertas itu. Haha, kukatakan mudah, karena
kudengar diatas gunung ini terdapat lembah air dan api.
Permukaan air adalah api, di bawah api adalah air, di sanalah
tempat sesuai-untuk membuktikan apakah gelang itu tulen."
275 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Memangnya soal ini perlu kau jelaskan lagi" seru Pek-hoa
Kongcu tidak sabar. "Maksudku cara bagaimana membuktikan keaslian gambar
peta itu ?" "Nah, sekarang giliranku bicara soal ini." kata Hwi-hou
Koucu berpaling kearah T ok-bu-siang, "mari kita buktikan dulu
bahwa gelang naga itu betul betul asli, baru kau tunjukkan
tempatnya dimana kita bisa menemukan rahasia yang
diharapkan itu, kalau gambar peta itupun asll, waktu itu juga
kita adakan barter, bagaimana"
Tok-bu-siang menepekur sebentar, katanya dengan
terkekeh : "Akal inipun boleh juga."
"Kau curiga bahwa aku menipu kau menunjukkan tempat
rahasia itu, bukan." Hwi-hou Kongcu menegas.
"Hehe, kau terlalu licik, memangnya kau ang gap aku
gampang kau tipu " "Hwi-hou Kongcu tertawa gelak-gelak, "Mahluk beracun,
maksudku hanya membuktikan ke adaan sekitarnya saja."
Melengking suara Tok-bu-siang: "Setelah tahu tempat nya
yang pasti baru mencari harta karun itu. memangnya itu tidak
lebih mudah " Hehehe, akalmu memang bagus."
"Kau kuatir tiba waktunya kami tidak akan menyerahkan
gelang naga itu ?" "Hati manusia susai diduga, terutama terhadap kau si rase
yang licik ini." "Kalau kau tidak percaya padaku, aku justru percaya
padamu, setelah kubuktikan gelang itu asli, boleh kuserahkan
kepadamu lebih dulu, mau tidak ?"
"Tidak bisa," Pek-hoa Kongcu menyeletuk "kalau gelang
naga sudah ditanganaya, bagaimana kalau dia mungkir "'
276 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hwi-hou Kongcu memberi kedipan kearah Pek-hoa Kongcu,
"Kau kuatir dia melarikan diri Hehe, kalau dia tidak menepati
janji, memangnya kita boleh mengampuninya "
Tok-bu-siang hanya terkekeh dua kali lalu tidak bersuara
lagi. Sebaliknya Pek-hoa Kongcu terkial-kial, bola matanya
jelalatan, katanya: "Em, ya apa boleh buat, biarlah kita
tempuh cara itu saja. Hai, mahluk beracun, bagaimana
pendapatmu ?" Kalem suara T ok-bu-siang: "Umpama kalian main muslihat,
aku s itua beracun ini juga tidak perduli, baiklah, kita tentukan
demikian saja." Ling Ji-ping diam saja saksikan perkembangan ini, katanya
lirih: "Nona, tiga keparat ini jelas mengandung maksud jahat,
kau percaya tidak ?"
"Ya, memangnya mereka tidak tahu sama tahu ?" ucap
Yong-ji. "Bukan tidak tahu, tapi masing-masing mempunyai jalan
pikirannya sendiri, nah tontonan bakal ramai."
Tiba-tiba Hwi-bou Kongcu berkata "Baiklah kita putuskan
sekarang juga , diantara kita boleh dikata tiada pertikaian lagi,
harap tunggu dulu, setelah kami bereskan urusan kami
dengan bocah she Ling ini, baru kita berangkat ke lembah air
dan api !" "Nah, itulah nona, langkah pertama dari ke licikan si rase."
ujar Ling Ji-ping. "Langkah pertama ?" Yong-ji menegas heran,
"Ya, dia kuatir T ok-bu-sang membela kam i maka dia cegah
dulu dengan perjanjian itu. Iiu namanya......"
"O, ya aku tahu." tukas Yong-ji. "Itu nama nya gempur satu
persatu." 277 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Nona, kau amat pintar." kata Ling Ji-ping tersenyum.
Mendengar dirinya dipuji, wajah Yong-ji yang bersenyum
cerah seketika merah jengah, wajahnya nan molek ditimpah
cahaya mentari, maka kelihatan lebih semarak.
Melihat perubahan rona muka Yong-ji yang memancarkan
cahaya nan agung suci, tergerak hati Ling Ji-ping, entah apa
yang harus dia kata kan'.' Tanpa merasa mulutnya nyeletuk:
"Nona." "Em, ada apa " Kenapa tidak kau panggill saja namaku ?"
"Memanggil nama nona ?"
"Ya, namaku kan Yong-yong."
"Yong-yong " Dia me lambangkan keagungan, lambang
kesuclian sungguh nama yang indah."
Selama berblsik-bisik ini, tangan Ling Ji-ping masih
menggenggam erat jari jemari Yong-ji dengan kencang.
Seperti seekor burung yang patuh saja Yong-ji bersandar
dekat disamping Ling Ji-ping, seolah-olah mereka sudah lupa
bahwa musuh besar didepan mata, hanya mereka berdua saja
yang ada dihutan ini. Tiba tiba lengking tawa yang menusuk kuping menyentak
sadar lamunan mereka berdua yang tengah dimabuk asmara,
terdengar Tok-bu-siang sedang berkata : "Tidak bisa. Akulah
yang menahan saudara Ling ini !"
Berkerut alis Hwi-hou Kongcu, katanya : "Jadi kau ingkar
janji ?" "Apapun syaratmu boleh kutandangi, tapi terhadap saudara
Ling ini, sekali bertemu seleraku ternyata cocok sama dia,
kalau aku tidak di sin! boleh terserah akan pertikaian kalian,
tapi jangan hari ini."
Sejak tadi Ling Ji-ping menaruh curiga kepada Tok-bu-
siang, kini setelah mendengar pernyataannya, maka terasa
278 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa salah satu dari Bu-lim si-tok ini adalah laki laki sejati
yarg tidak sudi menjual teman, maka dengan angkuh ia
tertawa, katanya : "Terima kasih akan perhatian tuan. tapi
tuan boleh tidak usah kuatir. Orang she Ling yakin bekal yang
kubawa cukup berkelebihan untuk memberantas kawanan
rase licik ini. Kalau orang she Lenghou ini tidak mencariku,
orang she Ling yang akan mencarinya, biar ia tahu bahwa di
Tionggoan tidak sedikit orang pandai."
Bola mata Pek-hoa Kongcu mengerling tajam kearah Ling
Ji-ping. katanya terkial kiai : "Mahluk tua, biarlah mereka
berkelahi. Kau dan aku tak usah turut campur, asal adil,
kenapa tidak biarkan mereka berhantam ?"
"Kalian pihak Ang-hoa-kau betul betul tiaak turut campur
"!" T ok-bu-siang menegasi.
"Memangnya omonganku kentut belaka ?"
Pelan pelan Tok-bu-siang berpaling kearah Ling Ji-ping,
katanya : "Lote, bagaimana pendapat mu ."
"Tuan boleh saksikan saja diluar gelanggang,' ujar Ling Ji-
ping menjura, "sebetulnya umpama mereka maju bersama,
aku orang she Ling juga tidak keberatan.''
Merengut muka Yong-ji, serunya "Bila mereka berani main


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keroyok, terpaksa aku ikut turun tangan."
"Betul, adik manis," ujar Pek-hoa Kongcu sambi tertawa
genit, "Kau tak usah kuatir, kalau ada orang lain terjun
kearena, akupun takkan tinggal diam."
Hwi-hou Kongcu melengak, tanyanya menoleh : "Kongcu,
apa sih maksudmu " "Tiada maksud apa apa. Memangnya kau berani bertanding
secara adi dan jantan ?"
Hwi-hou Kongcu malah tertegun oleh pertanyaan ini, dia
sadar bila dia menunjukkan sikap, itu berarti dia unjuk
279 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelemahan, bahwa ajaran silat dari aliran Tiang-pek
hakikatnya tidak setara dengan Kungfu Tionggoan. Maka ia
nengganuguk, katanya : "Kalau demikian, biarlah tuan muda
ini mohon pengajaran beberapa jurus, hayo maju orang she
Ling." Pelan pelan Ling Ji-ping lepas tangan Yong-ji katanya lirih :
"Kau perhatikan orang orang disekitar gelanggang, hati hati
bila mereka membokong kau," bahwasanya Ling Ji-ping hanya
menyampaikan pesan sewajarnya namun lain bagi pendengaran Yong-ji, terasakan pesan itu penuh bernada
prihatin dan cinta kasih, terutama untuk seorang gadis remaja
yang sedang mekar seperti Yong-ji terasa betapa hangat dan
manis madu. Beberapa patah kata sederhana, namun sekaligus telah
memperpendek jarak antara Ling Ji-ping dengan Yong-ji. gadis
remaja umumnya kaya akan angan angan, perasaannyapun
amat peka pandangannya begitu tenang, damai dan terhibur
tentram, penuh kepercayaan diri sendiri, akhirnya ia
menunduk dan berkaia dengai mesra: "Kau . . . kaupun harus
hati hati." Hati Ling Ji-ping seperti ditindih benda ribuan kati beratnya,
bergetar keras badannya, dalam waktu sesingkat ini. dia
seperti merasa Yong-Ji telah bertambah dewasa dan tambah
pengetahuan, sanubarinya seperti diliputi kasih sarang
terhadap ceweK yang satu ini. Kalau dahulu bayangan ini
masih samar samar, tapi sekarang, semua itu mendadak
menjadi kenyataan, kenyataan yang gamblang.
Lekas Ling Ji-ping pulihkan semangat tenangkan pikiran,
baru sekarang ia menyadari bahwa hari ini dia benar benar
telah jatuh cinta pada seorang gadis. Cinta dalam arti yang
sebenarnya. Pelan-pelan ia menghela napas, sepasang matanya tetap
mengawasi wajah Yong-yong yang molek, mulutnya berbisik
manis: "Aku tahu, kau tak usah kuatir."
280 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jengah wajah Yong-yong, matanya mengerling tajam
penuh arti. Terbangkit semangat Ling Ji-ping oleh lirikan yang
menimbulkan gairah tempurnya, dengan langkah lebar ia
memasuki gelanggang, hatinya dilembarl keyakinan akan
kemampuan diri sendiri Suasana hutan seakan membeku setelah Ling Ji-ping
berhadapan dengan Hwi-hou Kongcu, betapa dahsyat dan
hebat dari duel yang bakal menentukan kebesaran nama Cui-
hun-tiap kontra Hwi-hou Kongcu, jago kosen dari Tiang-pek-
pay. Pek-hoa Kongcu mundur setombak lebih. Tok-bu-siang
tetap berdiri tidak bergeming. Kalau Pek-hoa Kongcu
tersenyum lebar, adalah Tok-bu-siang dingin tak memperlihatkan perubahan apa pun.
Hanya Y ong-ji saja yang jantungnya berdenyut tegang, dia
yakin pahlawannya bakal menang dimedan laga, seluruh
perhatian tercurah kepada perjaka yang telah menambat
sanubarinya ini, namun demikian tak urung sorot mata dan
mimik mukanya menampilkan rasa kuatir juga, meski hanya
bayangan yang tidak berarti.
Menurut rencana Hwi-hou Kongcu, ia ingin meminjam
kekuatan Ang-hoa-kau vang berjumlah banyak dan besar,
selangkah demi selangkah me laksanakan rencananya,
sungguh tak pernah ia bayangkan bahwa tahap pertama dari
permulaan rencananya ini, justru dirinya yang harus tampil
sendiri, apalagi duel kali ini bukan saja menyangkut nama baik
Tiang-pek-san, juga merupakan titik tolak dari tujuan utama
dari kedatangannya ke Tionggoan kali ini. Maka ia harus
menang, kalau tidak segala rencananya bukan saja
berantakan. gagal total bakal menghantui dirinya.
Maka sikapnya yang biasa sombong, brutal dan berandalan
itu, kini beruiah jadi sinis dan prihatin, ujung mulutnya malah
menyungging senyum sadis. Katanya: "Orang she Ling, duel
281 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cara apa yang ingin kau gunakan bertanding ilmu silat " Atau
duel sampai mati ?" "Bertanding cara apapun boleh," ujar Ling Ji-ping, "orang
she Ling pasti mengiringi Segala kehendakmu."
Suara tawa Pek-hoa Kongcu berkumandang, katanya:
"Ingin aku mengajukan usul, entah boleh tidak ?"
Ling Ji-ping menjengek tak acuh, Hwi-hou Kongcu pura-
pura ngakak untuk menghilangkan rasa tegangnya katanya
dengan nada sumbang : "Coba Kongcu katakan dulu."
"Aku usul, pertandingan kalian ini dibatasi sepuluh jurus
saja, cukup saling tutul dan jamah saja, kalian toh tidak punya
permusuhan, buat apa harus duel sampai mati ."
Kebetulan buat Hwi-hou Kongcu, namun dia tidak bersikap
setuju, ia harus menunggu reaksi lawannya, katanya tertawa:
"Bila orang she Llng Ji menerima usul Kongcu, aku sih tidak
jadi soal." Dengan angkuh Ling Ji-ping utarakan pendapatnya: "Kalau
cukup hanya saling jamah saja, bertanding sepuluh jurus
kurasa terlalu banyak."
Sudah barang tentu hadirin sama terkejut oleh pernyataan
yang gagah berani ini. Pek-hoa Kongcupun merasa diluar
dugaan. Demikian pula Tok-bu-siang Dia tertawa melengking,
serunya memuji: "Bagus, kawan sejati, tidak sia-sia aku
bersahabat dengan kau !"
Taut alis Yong-yong yang mengencang sejak tadipun pelan
pelan mengendor seperti tertiup angin lalu, pernyataan Ling
Ji-ping sekali lagi mempertebal kepercayaannya kepada
pemuda pujaannya ini, hatinya tenang dan bertambah
rnantap. Adalah rona muka Hwi-hou Kongcu berubah kaku dan
membesi, katanya: "Orang she Ling, angkuh benar kau ini."
282 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"'Karena aku akan membuktikan bahwa sikapmu yang
sombong dan picik memandang rendah Kungfu jago-jago silat
Tionggoan, itu sebenarnya tidak berarti di mataku."
"Baik, berapa jurus yang kau perlukan ?" tantang Hwi-hou
Kongcu nekat. "Tiga jurus kukira sudah lebih dan cukup."
"Tiga jurus juga boleh, aku pakai kipas, keluarkan
senjatamu " "Senjata.?" Ling Ji-ping mengejek, "selama orang she Lirg
kelana di kangouw, belum pernah aku memakai senjata."
"Lho, berarti aku kurang adil."
"Betul, tapi aku orang she Ling menghendaki secara suka
rela, namun perlu kutegaskan sebelum nya, bagaimana
setelah kalah menang sudah ada keputusan "'
"Kalau aku kalah, segera aku pulang ke Tiang-pek, selama
hidup ini takkan menginjak pula bumi T ionggoan."
Lantang suara Ling Ji-ping: "Bagus sekali. Jikalau orang she
Ling kalah, rela aku menggorok leherku sendiri, bagaimana
cukup setimpal atau tidak "
"Hah."tanpa kuasa Yong-yong menjerit kaget dan ngeri
Tapi suara pekiknya ini kelelap oleh sorak sorai dan tepuk
tangan banyak orang orang Ang-hoa-kau yang lagi sembunyi
didalam hutan, tampik sorak ini tercetus tanpa sengaja karena
mereka merasa kagum akan kegagahan Ling Ji-ping.
Sampaipun Pek-hoa Kongcupun tak terkecuali, ia jadi
kesengsem oleh keperwiraan pemuda ganteng ini, tanpa
berkesip bola matanya yang penuh dilembari nafsu birahi itu
menatap wajah Ling Ji-ping lekat lekat. Maklum terhadap Hwi-
hou Kongcu hakikatnya ia tidak menaruh cinta, bahwa dia mau
main cinta diatas ranjang dengan pemuda hidung belang ini
karena menuruti ketagihan birahinya belaka. Sudah tentu
dibelakang layar ada pula tujuan tertentu, yaitu dengan
283 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memperalat pemuda bergajul ini ia ingin mendapatkan rahasia
ketiga pusaka itu, kini setelah kenyataan terbeber didepan
mata, terhadap Hwi-hou Kongcu hakikatnya ia sudah tidak
ambil peduli lagi, oleh karena itu tepuk tangan dan seru
pujiannyapun lebih keras dari orang lain.
Sudah tentu tampik sorak yang ramai itu bagai palu godam
menindih ulu hati Hwi-hou Kongcu, bukan kepalang
amarahnya, bentaknya keras: "Baik, kita temukan demikian,
hayolah mulai." "Tuan tamu yang datang dari jauh, silahkan lebih dahulu'
Karena sudah sengit Hwi-hou Kongcu tak banyak bicara
lagi, kipas lempit ditangannya segera menggaris sekali lalu
membuat satu lingkaran kontan Ji-ping rasakan pandangannya
kabur, bayangan kipas seperti ber-lapis lapis didepan mata.
Pusaran angin kencang sekaligus menerpa kearahya sedahsyat
amukan badai prahara. Waktu di Hwi-hou-ceng pernah Hwi-hou Kongcu bergebrak
dengan Ling Ji-ping, meski permainannya waktu itu amat lihay
dan tangguh, tapi serangannya tidak sekeji dan telengas
Seperti sekarang. Ji-ping tahu bahwa lawan agaknya sudah
bertekad untuk menang, maka begitu turun tangan lantas
menyerang dengaa tipu jahat, maka iapun tak berani lena,
penuh perhatian Ia hadapi dan layani rangsakan musuh,
ditengah tawa dinginnya, sebelah kaki menggeser miring,
"Wut" dengan jurus Thian-mo-pi, tahu-tahu dengannya
menyapu masuk ke tengah lapisan bayangan kipas lawan.
Jurus permainan Ban-siang-san (kipas gajah laksa) amat
termashur diluar perbatasan, dalam gebrak pertama tadi ia
sudah melancarkan jurus ketiga yang bernama Cin-hoa-jun-hi
(kembang mekar dimuslm hujan). Jangan kira hanya sejurus
ternyata didalamnya ada mengandung berlaksa perubahan,
begitu me lihat lengan Ling Ji ping menyapu datang, ditengah
gelak tawanya yang menggila, bayangan kipasnya mendadak
berubah, bagai ribuan bayangan kupu kupu yang menari
284 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sejulup timbul, deru anginnya laksana guntur menggelegar
hebat adalah bayangan ribuan kupu kupu itu sekaligus
memberondong kearah Ling Ji-ping, begitu tangkas dan cepat
sekali gerak serangan ini sehingha Hwi-hou Kongcu sendiri tak
kelihatan bayangannya. Belum jurus setangannya mencapai tasaran yang
diharapkan, mendadak dirangsak oleh serangan kipas lawan
yang cepat dan aneh luar biasa sehingga orang merasa dirinya
takkan mampu menangkis atau melawannya, se-olah olah dari
segala sudut dan arah gerak gerik dirinya sudah terjangkau
oleh bayangan kipas itu. Ling Ji-ping sudah kebacut omong besar betapanun dia
pantang didesak mundur, apalagi terdesak hanya oleh sekali
serangan kipas lawan, situasi tidak mengizinkan dirinya
mundur, maka sambil mengerahkan kekuatan tenaga untuk
melindungi badan, sebat sekali ia tarik lengan kanan, ditengah
tawanya yang menggelora, tampak bayangannya tahu-tahu
melambung keluar dari libatan bayangan kipas lawan, begitu
ia merangkap sepasang telapak tangan, mumpung musuh
masih terapung diudara, dia lancarkan jurus Lui-sin-ap-ting,
salah satu jurus perma inan Te-sat-jiu yang amat lihay,
dilandasi kekuatan murni lagi, maka begitu kedua telapak
tangannya terpentang menekan dan menyedot, sayup-say-up
terdengar guntur gemuruh, bagai kilat damparan ombak
pukulannya menerjang. "Blang." ledakan pun terjadi, begitu kerasnya sampai
bergema cukup lama didalam hutan. Semua hadirin sama
melonjak kaget karena pekak telinganya, hatipun seperti dikili-
kili. Setelah kepulan debu pasir buyar tertiup angin, tampak
kedua orang sama berdiri ditempat semula, seolah-olah sejak
tadi mereka belum pernah bergerak, namun hadirin sama tahu
mereka sudah bergebrak dua jurus, keadaan sama kuat alias
setanding, belum ada pinak yang menang atau kalah.
285 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bagi kedua pihak yang bersangkutan diam-diam mencelos
hatinya, masing-masing insaf bahwa lawan yang dihadapi
memang musuh tangguh. Raut muka Hwi-hou Kongcu tampak
berubah buruk. Adalah Ling Ji-ping tetap mengulum senyum
dingin kaku tegak tak bergeming.
Dari sikap dan mimik kedua jago yang saling pelototan,
dapat disimpulkan bahwa Ling Ji-ping agaknya sedikit unggul,
namun belum ada ketentuan bahwa dia yang menang.
Diam-diam Tok-bu-siang mengangguk kepala. Senyum
simpul semakin mekar menghias walah Pek-hoa Kongcu yang
cantik, bola matanya pelerak pelorok pada kedua jagoan yang
lagi berlaga. Perubahan air muka Hwi-hou Kongcu tidak menentu,
terbayang rasa kaget, curiga, marah dan sengit serta
prasaran, ditengah gelak tawanya ia berkata: "Orang she Ling,
sudah dua jurus." "Ya sudah dua jurus."


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau sendiri yang bilang cukup tiga jurus.'' demikian ejek
Hwi-hou Kongcu. Secara tidak langsung dia memperingatkan
kepada Ling Ji-ping, tinggal sejurus lagi, kalau jurus terakhir
ini dia tidak mampu mengalahkan dirinya, itu berarti dia harus
menggorok leher sendiri. Telapak tangan Yong-yong berkeringat dingin, tekanan
suara Hwi-hou Kongcu menambah tegang perasaannya, Pek-
hoa Kongcu yang semula masih tersenyum-senyum kinlpun
ikut berubah, dengan kesima ia awasi Ling Ji-ping.
"Betul," sahut Ling Ji-ping kalem, "akulah yang menentukan
tiga jurus, bila jurus ketiga tetap seri, anggaplah aku yang
kalah, batok kepala ku boleh kau penggal nanti."
Yong-yong menjerit ngeri sambil menutupi, mukanya,
tangisnya tak tertahankan lagi. Pek-hoa Kongcu berubah
pucat. Tok-bu siangpun terkekeh kekeh kering. Orang-orang
286 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ang-hoa-kau yang sembunyi dalam hutanpun ikut bersuara
kaget dan gegetun. Maklum kenyataan sudah gamblang, Lwekang Ling Ji-ping
hanya setingkat lebih unggul dari Hwi-hou Kongcu, jangan
dikata betapa tinggi ilmu silat Hwi-hou Kongcu, Hwi-hou-sin-
hoat (gerak tubuh rase terbang) yang dipelajarinya itu
agaknya cukup mampu untuk menghindar lima jurus serangan
lagi. Padahal duel ini tinggal satu jurus lagi, untuk
mengalahkan Hwi-hou Kongcu dalam segebrakan lagi, jelas
tidak mungkin, adalah jamak kalau mereka tiada yang berani
menjagoi bahwa Ling Ji-ping pasti menang.
Tapi nada suara Ling Ji-ping justru tegas dan penuh
keyakiuan, pernyataan yang tak tergugah oleh rintangan atau
hambatan apapun. Kepercayaan Yong-yong terhadap kemampuan Ling Ji-ping
masih tebal, bahwa tadi ia menjerit hanya karena cetusan
emosi yang spontan, lekas sekali sikapnya sudah tenang,
pandangannya penuh diiputi pengharapan, jantungpun tetap
berdebar. "Baiklah, aku percaya kau adalah orang gagah yang pasti
menepati omongan. Haha, bila aku kalah dalam gebrak ketiga
ini, segera aku pulang ke Tiang pek, selama hidup takkan
kembali ke T ionggoan."
Maka kedua orang mulai mengatur napas memulihkan
teuaga. Keduanya tetap melotot saling pandang, tanpa
Bergerak memusatkan perhatian, siaoapun tak berani lena.
Maklum gebrak terakhir yang bakal menentukan menang
kalah, menentukan mati atau hidup akan segera dimulai.
Suasana mencekam, hawa dalam hutan seperti sudah
membeku. Tapi sebelum gebrak ketiga ini berlangsung, se-konyong
konyong berkumandang sebuah gelak tawa serak tua yang
bergema da'am hutan, belum lenyap gema tawa itu,
287 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disamping kedua orang yang lagi berhadapan ini mendadak
muncul seorang kakek tua bertubuh kurus kering, lengan baju
kanan tampak melambai kosong, matanya yang memang sipit
memicing bergantian memandang kedua orang yang sudah
siap tempur ini. Katanya : "Sedang apa kalian ini ?"
Seketika pucat pasi muka Hwi-hou Kongcu me lihat kakek
kurus kering ini, lekas ia membungkuk dengan tubuh gemetar,
mulutpun tergat gap: "Locianpwe .... kaukah ini?"
Ling Ji-ping juga merangkap tangan, katanya menjura:
"Kau orang tua sudah datang."
Sikap Hwi-hou Kongcu, tampak jeri dan takut terhadap
kakek kurus kering ini, sebaliknya Ling Ji-ping hanya menyapa
ala kadarnya. Sambil mengelus jenggot kambing.yang tinggal
secomot, mendadak kakek, kurus itu melotot kepada Hwi-hou
Kongsu : "Aku tanya kau, sedang apa disini Kenapa tidak
kaujawab" Bergidik Hwi-hou Kongcu, sahutnya munduk munduk : "Aku
sedang bertanding dengan orang she Ling ini."
Melotot mata sipit kakek kurus, jengeknya : "Disini tempat
apa " Luar perbatasan " Atau Tionggoan "
Pucat pias muka Hwi-hou Kongcu, samar samar ia
menyahut: "Atas perintah ayah, Wanpwe sedang menyelesaikan suatu urusan di sini."
"Rase tua itu memangnya sudah gatal tulang nya." jengek
kakek kurus, "sudah sepuluh tahun aku tidak berkecimpung di
kangouw, ternyata berani dia betingkah lagi. Hm, baik bila ada
waktu senggang, biar kuluruk dia dan kupatahkan tulang
kakinya." Bukan saja sikap kakek kurus kasar dan bengis, dengan
memaki dan menghina ayah Hwi-hou Kongcu. tapi wajah Hwi-
hou Kongcu tetap pucat dan malu jangan kata membantah
mengiakanpun la tidak berani.
288 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berhenti sebentar akhirnya kakek kurus Itu membentak
pula "Tidak lekas kau enyah mencawat ekormu " Memangnya
kau ingin aku membeset kulitmu?"
Meski dimaki, tapi Hwi-hou Kongcu malah unjuk rasa
girang, tanpa banyak suara segera ia jejak kaki, tubuhnya
melambung keatas hinggap dipucuk pohon, sekali tutul lagi
tubuhnya sudah melayang jauh dan lenyap, kecepatannya
memang "Kembali." mendadak kakek kurus itu menghardik sambil
melambaikan tangan ke atas. Sungguh aneh, bayangan Hwi-
hou Kongcu yang sudah lenyap dengan kecepatan luar biasa
itu ternyata meluncur balik pula, tubuhnya hinggap ditempat
semula, wajahnya tampak murung dan kuatir, katanya
menjura: "Loclanpwe masih ada pesan apa?"
Mengelus jenegot kambingnya, kakek kurus berkata:
"Urusan lain, malas aku mencampuri, tapi kedua orang ini
adalah orangku, jikalau berani kau mengusik mereka, apa lagi
mencelakai dengan akal licik, awas kalau tidak kubeset kulit
mu kubetot uratmu" Sembari bicara kakek kurus menuding
Ling Ji-ping dan Y ong-yong bergantian.
Sikap Hwi Kong-cu seperti tikus berhadapan dengan kucing,
sambil munduk munduk ia menjawab : "Ya, ya, ya,
selanjutnya "wanpwe takkan berani turun tangan terhadap
mereka." Mendelik bengis mata kakek kurus, katanya setelah
berludah : "Memargnya Kungfu cakar anjing yang kau pelajar!
itu mampu mengalahkan dia " Yang kumaksud adalah jangan
kau main muslihat. Hm, kalau tidak aku takkan memberi
ampun lagi. Enyah !"
Meski kurang senang dan penasaran, namun Hwi-hou
Kongcu tak berani menampilkan perasaan nya, setelah dicaci
maki dia masih harus munduk munduk, akhirnya ia'pergi
dengan lesu. 289 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah Hwi-hou ,Kongcu tak kelihatan lagi, mata sipit
kakek kurus menyapu pandang sekeliling nya, katanya setelah
, bergelak tertawa : "Cepat juga keparat keparat Itu
mencawat ekornya. Hm, tahu diri juga, kalau tidak awas !
Hahaha . . ." Baru sekarang Ling Ji-ping sadar bahwa T ok-bu-siang, Pek-
hoa Kongcu dan orang orang Ang-hoa-kau yang sembunyi
dalam hutan ternyata sudah tak kelihatan bayangannya lagi.
Kakek kurus kering ini bukan lain adalah Lam-jan Seng
Thian-hwat, katanya menoleh kearah Ling Ji-ping: "Kau bocah
ini ternyata memang anak bagus, kalau tidak kaupun takkan
kuberi ampun" Ling Ji-ping melenggong, tanyanya : "Seng-locianpwe. apa
maksudmu " Lam-jan tuding Yong-ji, katanya "Kau bopong dia lari kian
kemari, selama itu aku menguntitmu, tujuanku adalah menguji
apakah kau punya maksud jelek kepadanya. Haha, ternyata
mataku yang tua ini belum lamur, aku tidak keliru
menilaimu." Bercekat hati Ling Ji-ping, pikirnya: "K iranya tua bangka ini
selalu berada dibelakangku, ternyata aku tidak tahu sedikitpun
?" "Kalau kau tahu memangnya usahaku tidak gagal ?" seperti
dapat meraba pikiran Ling Ji-ping kakek kurus ini seterusnya
berolok-olok, "Seorang genduk ayu ini kuserahkan kepadamu,
selembar rambutnya saja hilang, kupuntir kepalamu sebagai
gantinya," padahal Lam-jan bicara sambil tertawa, tapi sikap
dan mimiknya cukup berwibawa. Ling Ji-ping sampai bergidik
seram dibuatnya Sudah tentu Yong-yong juga kenal bahwa kakek kurus ini
adalah Lam-jan, menghadapi sikakek orang yang menaruh
perhatian atas dirinya, ia jadi kesima, sayang selama ia hidup
berdampingan dengan neneknya belum pernah beliau
290 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyinggung soal nama Lam-jan, kecuali pernah melibatnya
sekali waktu di Thian-sutong, sebelum ini bahwa sanya ia
tidak pernah kenal kakek kurus ini, kenapa orang justru amat
perhatikan keselamatan dirinya " Hatinya bingung dan tidak
habis mengerti. Di kala Yong-yong kebingungan itu, Lam jan melambaikan
tangan kepadanya, serunya: "Genduk ayu, kemari kau."
Dengan langkah ragu-ragu terpaksa Yong-yong mendekat
katanya lirih setelah memberi hormat: "Locianpwe."
Sebetulnya cukup pantas kalau Yong-yong memanggilnya
'Locianpwe", tak nyana Lam-jan langsung berludah kemukanya, katanya: "Kau panggil apa padaku "'
Yong-yong mundur ketakutan, sahutnya; "Ku panggil kau
.... Locianpwe." Kembali Lam-jan berludah beberapa kali, katanya:
"Memangnya nenekmu tua bangka itu tidak pernah
memberitahu kepadamu"
Seketika merah mata Yong-yong mendengar neneknya
disinggung, katanya: "Nenek tak pernah membicarakan
dirimu. Oh, orang tua, apa kau tahu di mana nenek berada :*'
"Nenekmu "' seketika suram air muka Lam jan,
sikapnyapun berubah, katanya setelah menghela napas: "Aku
tahu.*' "Kau tahu " Di mana " Lekas bawa aku kesana." pinta
Yong-yong kegirangan. Lam-jan geleng-geleng kepala, bola matanya berkaca-kaca,
katanya; "Nenekmu pergi ketempat jauh, beberapa hari lagi,
bila aku senggang boleh kuajak kau ke sana, sekarang boleh
kau ikut bocah she Ling ini. Dia orang jujur, yakin takkan
menyia-nyiakan dirimu."
291 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekilas Yong-yong melirik kearah Ling Ji-ping, memang ia
senang terada di dampingnya, tapi dia tetap berkata : "Tidak.
Aku ingin mencari nenek, sekarang juga kau antarkan aku ke
sana." Tiba-tiba Lam-jan tertawa dipaksa, tapi segera mendengus,
kalanya jengkel: "Genduk ayu sebesar ini masih binal,
memangnya aku ngapusi kau " Beberapa hari lagi, pasti
kuajak kau mencarinya, sekarang aku punya banyak urusan."
---ooo0dw0oo--- Karya : Khu Lung Saduran : Gan KH
Sumber DJVU : Manise & Paulustjing
Editor : Paulustjing dan Dewi KZ
Ebook by : Dewi KZ Tiraikasih website http://kangzusi.com/ http://kang-zusi.info/
http://tiraikasih.co.cc/ http://cerita-silat.co.cc/
Jilid 9 Tersirap darah Ling Ji-ping walau tidak menerangkan,
namun dia sudah tahu bahwa nenek Yong-yong pasti sudah
celaka ditangan musuh, sudah tentu hal ini harus dia
rahasiakan, bila Yong-yong tahu neneknya sudah ajal,
tanggung tangisnya akan pecah berderai.
Maka maklum pula hati Ling Ji-ping, kenapa Lam-jan
sampai mempercayakan diri Yong-yong kepadanya. Karena
nona jelita ini sekarang sudah sebatangkara, tiada sanak tak
punya kadang, gadis yang masih hijau lagi, maka dia perlu
dilindungi dan dijaga. 292 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Lam-jan menoleh, katanya kepada Ling Ji-ping:
"Anak muda, kau sudah mengerti?"
"Wanpwe mengerti." sahut Ling Ji-ping membungkuk
badan. "Syukurlah kalau kau sudah mengerti." ucap Lam-jan Lalu
ia rogoh kedalam baju mengeluar kan sebuah kotak besi terus
diangsurkan kearah Ling Ji ping, katanya: "Barang ini
kuserahkan kepadamu."
Kotak besi ini bukan lain adalah barang yang diperebutkan
oleh ketiga gembong iblis, seperti yang pernah dia saksikan di
dalam Thian-su-Jong tempo hari, karuan Ji-ping menyurut
kaget, katanya: "Apa isi kotak besi ini, Lo cianpwe "'
"Gembok emas untuk mengambil ketiga pusaka itu.' sahut
Lam-jan. Sekarang Ling Ji-ping tahu bahwa apa yang dikatakan Hwi-
hou Kongcu memang tidak salah-Waktu ia mengintip di atas
pigura dalam Thian-su-tong dulu, kotak besi ini dipercayakan
kepada Lam-jan untuk menyimpannya, kalau kotak besi ini
berada ditangannya, bagaimana kelak Lam-jan bertanggung
jawab kepada Pak-koatdan lt-ci-sin-mo " Bukan mustahil
kedua gembong iblis itu bisa mengeroyoknya, betapa tinggi
kepandaian Lam-jan, masa mampu dia menghadapi keroyokan
kedua iblis itu " Maka Ling Ji-ping tidak berani menerima serta


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mundur selangkah malah, katanya: "Lo cianpwe, mana boleh
begitu ' "Kenapa tidak boleh "
"Kejadian dalam Thian-su-tong tempo hari wanpwe juga
menyaksikan, untuk memperebutkan gembok ini, bukankah
kalian sudah berhantam selama tujuhpuluh tahun ?"
"Aku tahu anak muda," ujar Lam-jan menghela napas,
"jiwaku yang tua ini cepat atau lambat pasti melayang, dari
293 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pada benda ini jatuh ke tangan mereka, lebih baik kuberikan
kepadamu, tahu tidak"'
"Kenapa diberikan kepadaku" tanya Ling Ji-ping.
"Memangnya kau tidak dengar," mendelik mata sipit Lam-
jan, "kami tiga tua bangka yang sudah dekat liang kubur,
bertaruh untuk memenggal kepala penghuni puncak iblis?"
"Ya, wanpwe juga dengar."
"Nah urusan kan sudah gamblang." suara Lam-jan berubah
kalem, "beberapa hari ini aku sudah berhasil mencari tahu,
dengan gabungan kami bertiga, siapapun jangan harap dapat
memenggal kepala orang itu, apalagi hawa dipuncak iblis itu
sedemikian dingin, curam lagi, siapa yang mampu naik ke
sana." "Masakah pelajaran Kungfu diseluruh kolong langit ini tiada
yang mampu menandingi ?"
"Sudah tentu ada."
"Siapa " "Kotak besi ini."
"Ha, kotak besi ini?" Ling Ji-ping pun maklum, gembok
emas ini dapat membuka pintu rahasia di mana ketiga pusaka
itu disimpan, bukan saja ketiga barang pusaka itu, diatas giok-
tiap itupun ada dimuat ajaran Lwekang dari aliran hud yang
paling digjaya, sebentara Giok-hud-jiu muat ajaran silat yang
tiada taranya. Jadi untuk mengalahkan penghuni puncak iblis
itu, maka orang harus memperoleh dulu ketiga pusaka itu
serta mempelajari ilmunya sampai sempurna.
Maka terpancar cahaya yang penuh diliputi harapan dan
permohonan yang murni dari kedua mata Ling Ji-ping dta
tahun sudah dengan segala jerih payahnya ia berusaha
menyelidiki rahasia dan teka teki yang menyelimuti puncak
iblis itu, sayang berbagai usahanya untuk manjat kepuncak Itu
294 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selalu gagal, kini meski sudah terjawab sebagian ttka teki
yang masih tetap terselubung ini paling tidak ia sudah
memperoleh sedlkit sumbernya, bukan dia tamak dan ingin
mengangkangi ketiga pusaka itu, namun dia berusaha dan
rela berkorban demi kedamaian dan kesejahteraan kaum
persilatan umumnya, tiada rebutan, tiada bunuh membunuh,
dia bekerja lebih mengu tamakan ketentraman dunia
persilatan sebagai ke wajiban, maka dia bertekad untuk
mendapatkan ketiga pusaka itu.
Memicing mata sipit Lam-jan, katanya :"Anak muda,
sekarang kau sudah mengerti, maka barang Ini kuserahkan
kepadamu, lekaslah terima dan perhatikan akan perkataan
dan perbuatanku, sebelum kau memperoleh ketiga pusaka itu,
ah tidak, seharusnya kukatakan setelah kau memperoleh
ketiga pusaka itu, dan sebelum kau sempurna meyakinkan
ilmu sakti yang tertera diatas Giok-tiap dan Giok-hud-jiu itu,
jangan kau bocorkan soal penting ini, kalau tidak meski
jiwamu rangkap dua belas juga tiada yang bisa bidup.'
Tapi Ling Ji-ping tetap tak berani menerimanya, setelah
bimbang akhirnya ia merubah haluan, katanya "Tidak
Locianpwe, kau tidak boleh ingkar janji teihadap Pak-koat dan
ll-ci-sin-mo dan lagi kalau mereka sampai tahu, pasti urusan
berkepanjangan." Melotot bola mata Lam-jan, dengan sengit ia berludah, lalu
katanya : "Kau bocah keparat ini juga pandai berpura pura
bajik dan setia kawan segala heh !"
Sudan tentu Ling Ji-ping keki, berkata batin nya : "Aku
bicara dengan sejujurnya, kau justru memaki aku berjiwa
palsu, memangnya kau tua bangka ini sudah gila ?"
"Kau bocah inilah yang gila." damprat Lam-jan pula,
tubuhnya duduk tidak kelihatan ia bergerak, namun entah
bagaimana tahu tahu kotak besi itu sudah terbang sendiri
menyusup kedalam kantong baju Ling Ji-ping, waktu Ling Ji-
ping mundur kerepotan didengarnya Lam jan telah berkata
295 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau bocah ini kenapa tidak pakai otakmu. Orang juga ada
bilang jangan karena urusan kecil mengorbankan yang besar,
Coba kau jawab pertanyaanku, mana lebih penting menolong
kaum persilatan diseluruh duria ini " Atau mementingkan
hubunganku dan ingkar janji segala " Sudah selanjut ini aku
hidup, memangnya aku takut mati " Beberapa tahun
belakangan ini, sering aku melakukan perbuatan yang kotor
dan rendah, maka aku merasa perlu menebus dosa dosaku itu
dengan sekedar darma baktiku ini. Kematian justru akan
mencuci bersih segala kesalahanku, aku pasti mangkat dengan
meram dan tentram, memangnya maksudku tidak baik "'
Semakin bicara semakin emosi, sorot mata nya semakin
membara kuning melotot kepada Ling ji-plng, serunya pula :
"Bila barang ini terjatuh ketangan salah satu dari Pak-koat
atau Jt-ci-sin-mo, untuk membunuh penghuni puncak iblis itu
memang jauh lebih mudah di banding kau bocah ingusan ini,
tapi kenapa tidak kau gunakan otak mu, kecuali seekor
harimau buas, didalam bulim ini justru kutambah seekor singa
liar pula, bila sayap sudah tumbuh pada singa liar itu. memang
nya siapa yang mampu menumpasnya?"
Maka Ling Ji-ping balas bertanya: "Maksud Locianpwe
memang luhur, kenapa bukan Locianpwe sendiri memikul
tugas mulia ini ?" Lam-jan berludah pula tiga kali, agaknya emosinya tak
terkendali lagi, serunya sengit : "Otakmu memang sudah
tumpul, kalau aku orang tua mampu mengerjakan, buat apa
aku serahkan kepadamu " Coba pikir, bila aku tidak berusaha
memancing pergi kedua gembong laknat itu pergi, kau keparat
ini apa bisa mendapatkannya dengan begini leluasa Bila aku
yang pergi mengambil pusaka itu, apakah jejakku dapat
mengelabui ke dua Serigala lapar itu " Akhirnya pasti
ketiganya gugur bersama, bukan mustahil pusaka itu akan
jatuh Ketangan orang lain. Apa kau bocah keparat ini tidak
bisa meiihat gelagat, untuk apa orang-orang Ang-hoa-kau,
296 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian-te-bwe dan Yu-bing-kau berada di pegunungan ini"
Demikian pula rase yang licik tadi jangan kau pandang remeh
kepandaiannya, tapi otaknya justru jahat dan banyak
muslihatnya, beium lagi rase tua bapaknya bila muncul juga.
Memangnya kau kira mereka itu orang-orang baik " Bila
barang ini jatuh ketangan mereka, satu saja diantara mereka
sudah cukup menjadikan bibit bencana kelak. Nah kata kan,
katakan " saking marah, jenggot kambingnya sampai
menegang kaku. seolah olah ingin rasanya ia ganjar muka
Ling Ji-ping untuk melampias kan rasa dongkolnya.
Setelah dimaki baru Ling Ji-ping maklum akan maksid
tujuan Lam-jan, ternyata orang rela mengorbankan kawan
sendiri demi keselamatan kaum Bulim umumnya, biarlah diri
sendiri menjadi korban sekaligus untuk menebus dosa
kesalahan, asal dunia ini tenteram dan damai. Sesaat Ling Ji-
ping berdiri terlongong, hatinya terharu. Kesan buruknya
terhadap ketiga iblis itu memang sudah mendalam, baru
sekarang ia tahu bahwa Lam-jan hakikatnya masih memiliki
kebajikan yang luhur, perbuatannya patut ditiru dan di jadikan
teladan sepanjang hayat masih dikandung badan, sejak jaman
dulu kala kapan ada kaum Bulim yang pernah berbuat sebajik
ini. Maka akhir nya dia manggut manggut, katanya: "Petuah
kau orang tua memang betul- Wanpwe wajib meniru nya."
"Syukurlah kalau kau mengerti." ujar Lam-jan, amarahnyapun mulai reda, katanya pula menuding Yong-yong
: "urusanku banyak, tak mungkin aku selalu berada disamping
kalian, hal itupun bisa menimbulkan curiga ketiga gembong
laknat itu, genduk ini kuserahkan Kepadamu dalam dunia ini
kini tinggal dia seoraag saja adalah sanak kadangku, kau anak
muda ini sekali kali jangan me nyia nyiakan dia, mumpung
sekarang ada waktu, biar kuajarkan dua ilmu kepadamu, kelak
masih bisa bertemu atau tidak sukar diramalkan."
"Sanak kadang ?" Yong-yong mengulang dalam benaknya,
diam diam perasaannya bergoncang, bola matanya seketika
297 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memancarkan sinar heran dan curiga, katanya: "Kau orang tua
bilang apa?" Lekas Ling Ji-ping menyela: "Kau orang tua tak usah kuatir,
aku pasti anggap Yong-moay seperti adik kandungku sendiri."
Ling Ji-ping kira jawabannya cukup pantas, tak nyana Lam-
jan seketika naik pitam, serunya gusar : "Anak muda, berani
sepatah kata kau bilang demikian lagi, kupuntir batang
lehermu." Ling Ji-ping me lengak, tanyanya : "Orang tua, apa aku
salah omong ?" Lam-jan membentak guiar: "Anak keparat. memangnya
cucu perempuanku ini tidak setimpal jadi binimu "'
Yong-yong menjerit kaget, lekas dia me lompat maju terus
memeluk Lam-jan erat erat, seru nya aleinan; "Jadi kau orang
tua adalah kakekku "
Bercucuran air mata Lam-jan, sebelah tangan pegang
pundak, tangan yang lain mengelus kepala, katanya tersedu :
"Betul, nak, sebetulnya ini rahasiaku dengan nenekmu, tiada
orang lain yang tahu, sampaipun ayahmu yang sudah matipun
tidak tahu menahu. Ai, sekarang, tak bisa tidak aku harus
bocor rahasia ini, karena ... ai."
Ling Ji-ping menyingkir agak jauh dan duduk dibawah
pahon, Lam-jan belum menjelaskan, namun kira kira ia sudh
maklum. Dahulu antara Lam-jan dan Hu-yong Saucu pasti
punya hubungan cinta yang mendalam, entah karena apa
akhirnya mereka berpisah.
Tampak Lam-jan terlongong memandang mega, matanya
yang sipit tidak berkesap, agaknya sedang mengenang masa
lalu yang tak bisa terlupakan. Namun masa lalu juteru
membawa siksa derita yang tak terlampias bagi kehidupannya,
air mata berkaca kaca dikelopak matanya, bila masa masa lalu
298 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak menimbulkan duka lara. gembong iblis duaia persilatan
macam Lam-jan mana mungkin meneteskan air mata.
Kakek," kita Yong-yong rawan, "kenapa dulu kau
meninggalkan nenek" Tadi kau sudah berjanji untuk
mengajakku mencari nenek"
"Ya, ya, nak." pelan pelan Lam-jan menunduk ssrta
menepuk pundak Yong-yong, "bukankah kakek sudah berjanji,
suatu hari kelak pasti kakek akan mengajakmu pergi
mencarinya Tapi bukan sekarang."
"Lho, kenapa ?"
Pusaka Golok Iblis Dari Tanah Seberang 1 Pedang Keramat Thian Hong Kiam Karya Kho Ping Hoo Harimau Mendekam Naga Sembunyi 12
^