Pencarian

Walet Emas Perak 6

Walet Emas Perak Karya Khu Lung Bagian 6


"Kakek masih punya banyak urusan, nenek mu juga ada
urusan. Dan lagi ia pergi ketempat yang amat jauh, jauh
sekali." "Berapa jauhnya ?"
"Jauh sekali, terlalu jauh untuk diukur,Nak kakek sudah
berjanji padamu, kelak pasti membawamu ke sana, sabarlah."
Yong-yong menengadah, bola matanya yang bundar jeli
berkedip kedip mengawasi muka Lam-jan. gadis yang masih
polos dan suci ini meski merasa heran dan curiga, dari mimik
muka kakeknya ingin dia menyelidik gerangan apa yang
menyebabkan sang kakek menghiburnya dengan janji janji
belaka. Tapi Ling Ji-ping cukup tahu bahwa orang tua ini tidak ingin
membuat Yong-yong sedih, maka sang kakek ngapusi dengan
janjinya itu, "Kelak berapa lama lagi ?"
Lam-jan tersenyum welas sambil menahan air mata,
katanya : "Tak kan lama, mungkin besok atau lusa, pokoknya
setelah kakek membereskan urusan segema membawamu,
kau harus ikut anak muda itu dengan baik, dia tidak akan
menyakiti kau." 299 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekilas Yong-yong menoleh kearah Ling Ji-ping dengan
pandangan manis mesra, namun bibir nya mencibir dan
berkata: "Tidak. Aku ingin ikut kakek saja'
"Anak bodoh," kata Lam-jan sambil tertawa kering,
"bukankah kau suka pada anak muda she Ling itu ?"
Yong-yong berjingkrak malu sambil meronta ronta
dipelukan Lam-jan, serunya tidak terima : "Kakek kenapa
sejelek ini, menggodaku saja, kelak pasti kuadukan kepada
nenek, biar nenek membuat perhitungan dengan kakek."
Lamjan bergelak tertawa, namun suaranya sendu "Kakek
bicara sesungguhnya, anak muda harus bergaul sama anak
muda, kakek sudah tua, banyak urusan yang harus
kubereskan pula. Yah, ada satu hal perlu aku pesan kepada
kalian, sejak hari ini kularang menyinggung namaku, jangan
pula katakan bahwa Yong-yong ada ikatan darah daging
dengan aku, kalian mengerti ?" Pada akhir katanya ia menoleh
kearah Ling Ji-ping. Ling Ji-ping mengangguk, sahutnya : "Wanpwe mengerti,
Locianpwe.'" Tapi Yong-yong tidak mengerti, dia mendongak pula,
tanyanya dengan mata berkedip: "kenapa toh kek ?"
"Sudah tentu ada akibatnya, kelak bocah she Ling itu bisa
menjelaskan kepadamu, harus selalu diingat. kalau tidak
kalian akan selalu terlibat banyak kesulitan."
Ternyata Yong-yong masih tak mau tunduk, serunya :
"Sudahlah, kalian main ngelabui aku. Kakek jelek, diapun ikut
jelek." "Anak manis," ujar Lam-jan setelah menghela naias.
"Usiamu masih amat muda, banyak persoalan yang belum bisa
kau mengerti, kelak kau akan tahu sendiri. Nah mumpung ada
waktu, coba tunjukkan Hwi-hoa-jiu dan Hwi-sik-loh-ing-,sin-
hoat dihadapan kakek."
300 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yong-yong lantas putar tubuh sambil membetulkan letak
sanggulnya, pelan pelan ia mulai bergaya memainkan Hwi-
hoa-hud-hiat-jiu warisan keluarganya disertai gerak tubuh
Hwi-sik-loh-ing sin-hoat.
Lam-jan menyaksikan sambil mengangguk, katanya
kemudian: "Nak, dalam usia semuda ini, kau telah
memperoleh bekal kepandaian nenek mu, sayang Kungfu yang
kau pelajarl baru dasarnya saja, untuk menghadapi jago silat
kampungan sih masih cukup berkelebihan, namun berhadapan
dengan gembong gembong Iblis jahat, bekalmu Ini tak
ubahnya telor yang di adu dengan batu, nah mari kau
perhatikan, kakek ajarkan semacam jurus padamu."
".Kungfu apa?" tanya Yong-yong
"Hian-im-khi-sat."
"Hian-im-khi-slat ?" Ling Ji-ping mengulang dengan nada
penuh tanda tanya. Beralih pandangan Lam-jan kearah Ling Ji-ping, tanyanya:
"Kau juga tahu akan ilmuku ini anak muda?"
"Pernah kudengar dari guruku."
"Tidak banyak Kaum persilatan yang tahu akan ilmu ini,
yang pernah melihat apa lagi tapi terus terang, ilmu inipun
dulu hasil curian yang berhasil kuperdalam sendiri."
"Ilmu curian ?" Yong-yong berteriak, "aku tak mau belajar
ilmu curian, nanti ditertawakan orang."
Lam-jan terbahak-bahak, "Nak, kalau bukan kakekmu,
orang lain tanggung takkan bisa mencurinya. Tidak percaya
coba kau tanya pada anak muda itu."*
Yong-yong menoleh dan bertanya kepada Ling Ji-ping:
"Ping-koko....." setelah kebacut memanggil baru Yong-yong
sadar kelepasan omong, seketika mukanya merah jengah dan
301 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cekikik ma lu serta memeluk kakeknya, rengeknya: "Kakek
jelek, bawel.' Lam-jan terloroh-loroh, katanya: "Toh bukan kakek yang
suruh kau panggil dia Ping-koko, kenapa aku yang jelek malah
?" "Tapi . . . .kau ... kau yang suruh aku tanya padanya.'
"Sudahlah, anggaplah kakek memang jelek, nah dengarkan
penjelasannya." Maka Yong-yong putar tubuh pula kearah sana, matanya
mengerling tajam kepada Ling
Hal 20-29 ga ada Lam-jan tertawa riang, katanya: "Nah, coba lihat kau anak
binal ini. Kakek bilang itu barang curian, maksudnya ilmu ini
bukan berasal dari perguruan kita sendiri, namun kuperoleh
dari se orang Cianpwe jaman dahulu, tanpa guru aku berhasil
mempelajarinya. Kalau kau pandai menggunakan ilmu ini,
kenapa oraag harus mentertawakan kau ?"
Yong-yong cekikikan senang, katanya: ,,Kenapa tidak
dijelaskan sejak tadi, urusan kan tak usah ber-tele tele. Kck,
lekas ajarkan kepadaku."
Lam Jan merogoh keluar se-jilid buku tipis yang sampulnya
sudah kuning lusuh langsung di angsurkan kepada Y ong-yong,
katanya : "Dalam buku ini sudah diterangkan secara jelas, kau
bisa belajar menurut petunjuk yang telah kutulis di dalamnya
Tapi hanya kau saja yang boleh belajar bocah she Ling itu
tidak boleh." "Lho kenapa " "Karena.....karena . . . ." susah Lam-jan menjelaskan, tanpa
gatal Ia garuk-garuk kepala sendiri, akhirnya ia tertawa geli,
katanya menatap cucu perempuannya: "Karena kakek
302 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meyakinkan ilmu ini maka nenekmu kurang senang, akhirnya
timbul salah paham, maka ia berpisah dengan aku.
Perempuan termasuk negatif serasi dengan latihan ilmu ini,
kalau lelaki yang meyakinkan, maka selama hidupnya dia
harus hidup membujang, tidak boleh kawin, atau dia akan
mencari Kematiannya sendiri. Dulu secara kebetul an aku
mendapatkan buku ini, terbayang dalam angan-anganku bila
berhasil mempelajari ilmu sakti ini, kepandaianku pasti tiada
bandingannya, maka tanpa banyak pikir aku lantas
meyakinkan, tak nyana karena latihan itulah aku dipaksa
berpisah dengan nenekmu. Apa kau rela bila dia juga
meyakinkan ilmu ini"
Seperti mengerti tapi tidak paham, bola mata Yong-yong
berkedip-kedip, tanyanya : "Alah. kakek bicaranya plintat
pllntut, kenapa tidak di jelaskan secara gamblang ?"
"Anak bodoh, memangnya kau belum mengerti juga " Coba
kau pikir lagi." Yong-yong menengadah, bola matanya tetap berkedip,
otaknya bekerja untuk sekian saat lama nya" akhirnya
mukanya jengah malu dan menunduk tanpa bersuara.
Lam-jam berpaling kearah Ling Ji-ping, "Cap-ji-te-sat-jiu
dan Liok-hap-sin-kang yang kau pelajari kira-kira sudah
delapan puluh prosen, sekarang kuturunkan tiga jurus Tin-
thian-ciang (pukulan penggetar langit), tapi kau harus ingat,
bila tidak terdesak, kularang kau menggunakan ilmu Ini, meski
hanya tiga jurus, tapi ilmu ini amat dahsyat dan akibatnya
juga takkan menguntungkan kamu sendiri."
Diam-diam girang hati Ling Ji-ping. dia pernah mendengar
bahwa Tin-thian-ciang merupakan Ilmu pukulan jang paling
keras dan digjaya, bila sudah diyakinkan sampai ketarap yang
paling tinggi, dengan sekali pukul dapat merobohkan laksaan
pasukan tentara, meski hal ini terlalu dibesar-besarkan, namun
berapa banyak musuh yang mengepung, bila maju dalam
jarak tertentu. jiwanya pasti melayang oleh kehebatan
303 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pukulan penggetar langit ini. Maka tersipu ia menjura,
katanya: ..Terima kasih akan pemberian Locian pwe."
Maka Lam-jan mulai mendemontrasikan Tin-thian-ciang
dengan perlahan, setiap jurus dan gayanya dia sebutkan dan
diberikan keterangan secara terperinci, dasar otaknya encer
lekas sekali Ling Jl-ping sudah mencakupnya, katanya
kemudian; ..Lembah api dan air yang dikatakan Leng hou Hou
tadi sebetulnya berada digunung ini, letaknya belasan li
disebelah barat, apa kau tahu ke mana tujuannya mengajak
Tok-bu-siang membuktikan keaslian gelang naga itu ''
Ketiga orang itu sama-sama mementingkan dirinya sendiri,
dengan muslihat yang berbeda-beda. Aku tahu bocah she
Lenghou itu bermain licik dan jahat."
"Betul." Lam-jan manggut, "tempat penyimpanan itu
sebetulnya berada didasar lembah itu. namun harus melalui
penjagaan api dan air baru bisa masuk kedalam, tapi dimana
letak sejelasnya harus diteliti dari gambar peta itu. Maka tugas
mu yang utama sekarang adalah merebut kembali gelang
pusaka, setelah mendapatkan ketiga pusaka itu, kau harus
tetao waspada, jangan kau kira dengan gampang kau bisa
memperolehnya, ketahui lah, segala urusan dunia ini, sering
terjadi di luar dugaan. Bukan mustahil disekitar tempat penyim
panan ketiga pusaka itu ada mahluk-mahluk aneh yang
menjaganya, atau ada perangkap jahat yang bakal
menyulitkan dirimu, bagaimana kau harus bertindak terserah,
sekarang aku harus segera pergi, akan kupancing kedua
gembong laknat itu ketempat yang jauh." sampai di sini Lam-
jan berpaling kepada Yong-yong, katanya: "Mungkin aku bisa
kembali lagi Tapi jangan sekali-kali kalian mencariku atau
mencari tahu tentang diriku, aku bisa mencari kalian, apa yang
pernah kujanjikan kepada Yong-ji pasti kutepati, Kuharap kau
tidak kecewa karenanya." Lan-jan beranjak perlahan. "Sejak
sekarang, kalian harus latihan tekun dan rajin agar ilmu yaag
304 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kuturunkan itu, jangan patah semangat dan berhenti di
tengah jalan, baiklah, aku pergi."
"Kakek, jangan kau tinggalkan aku." seru Yong-ji dengan
sedih dan mewek mewek. Sembari berseru lekas ia memburu
serta menubruk kearah Lam jan hendak menariknya, sayang
dia menubruk tempat kosong, karena tubuh Lan-jan tiba tiba
melambung tinggi me luncur kedepan sana, sekali berkelebat
bayangannyapun lenyap. Yong-yong dan Ling Ji-ping sama berdiri melongo, pada hal
mereka sudah memiliki Ginkang yang iarang tandingan di
bulim, tapi menyaksikan gerak tubuh Lam-jan, sungguh
mereka merasa terlalu kerdil, dari sini dapatlah dinilai bahwa
kepandaian ketiga gembong iblis yang menggetarkan dunia
persilatan ternyata memang bukan nama kosong. Baru
sekarang pula mereka menyadari bahwa bekal Kungfu yang
telah mereka miliki sekarang hakikatnya masih terlalu cetek.
Mau tidak mau Ling-ji-ping lantas menghubungkan hal ini
dengan penghuni puncak iblis, betapa tinggi kepandaian
ketiga gembong itu, namun masih bukan tandingannya, lalu
dengan bekal kepandaian yang pernah dia pelajari dari
gurunya, mampukah dia memikul tugas mulia dunia persilatan,
sungguh bagai orang pikun yang mengidam bakan Impian,
muluk muluk. Lama mereka berhadapan saling pandang, akhirnya Ling Ji-
ping memecah kesunyian: Yong" moay, mari kita pergi."
"Ping-koko," kata Yong-ji, "apa kakek pasti kembali mencari
kita ?" "Sudah tentu, Yong-moay."
"Kakek bilang, nenek pergi ketempat yang jauh, apa betul?"
Ling Ji-ping menjawab dengan anggukan kepala tanpa
bersuara, ia tahu gadis belia yang masih suci, polos dan
Jenaka ini untuk selamanya takkan bisa bertemu lagi dengan
305 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
neneknya. Umpama kelak Lam-jan datang dan membawanya
pergi, yang dituju tidak lain hanyalah pusara yang telah
ditumbuhi rumput liar dan lama tak terawat lagi maklum tokoh
wanita Bulim yang kenamaan itu kini sudah ajal tinggal tulang
belulangnya saja Namun apakah Ling Ji-ping harus
menerangkan" Betapapun dia tidak tega melukai hati seorang
gadis yang masih bersih, maka sekenanya dia bilang :
"Kakekmu masa ngapusi kau, Yong-moay tak usah kuatir."
Yong-yong menghela napas rawan, butiran air mata
mendadak berlinang linang, katanya : "Ping-koko, kemana
sekarang kita harus pergi "
"Bagaimaaa kalau kita pergi ke lembah api air dulu ?"
"Tapi perutku amat lapar Ping-koko." maklum sehari
semalam dia belum makan minum.
Dengan tertawa Ling Ji-ping berkata : "Hari sudah magrib,
mari kita cari rumah petani mohon sepiring nasi, malam ini
juga kita boleh mulai latihan ilmu yang diajarkan kakek,
mungkin setiba di lembah api air ilmu itu dapat kita guna kan."
maka mereka menuju ke arah barat.
Hari sudah menjelang magrib, sinar surya masih
memancarkan cahayanya yang kemuning sebelum kembali
keperaduannya, angin menghembus kencang, hawa mulai
dingin.

Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sembari jalan mereka celingukan kesana ke mari, mencari
apakah di atas gunung ada rumah penduduk, Yong-yong
berkata "Ping-koko, kiranya kau cukup keji. Hari itu Cin-nia-su-
hou kau pukul mampus kecemplung kedalam sungai, tiada
seorangpun yang kau ampuni ?"
"Lho, dari mana kau tahu ?" Ling Ji-ping melengak.
Yong-yong cekikikan, katanya: "Aku ada di sampingmu,
kenapa tidak tahu ?"
"Jadi gadis desa itu adalah kau"'
306 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, kau tidak mengenaliku bukan " Belakangan akupun
pergi ke Ji-long-bio."
"Ya itu aku tahu.' "Kau tahu?" "Ya, waktu kau pergi bersama nenek, aku sembunyi
dibelakang pohon." "Kau memang jelek, kenapa kau tidak keluar menemui kami
" "Waktu itu kau toh tidak kenal aku, apalagi malam itu aku
ada urusan. ' "Oh, ya, apa kau kenal kedua Hwesio gundul itu ?"
"Maksudmu Hwesio gila dan pemabukan dari Go-bi itu?"
"Hwesio gila itu memang kurangajar." ujar Yong-yong
dengan muka merah. Malam itu Hwe sio gila yang tidak
berpakaian lari lintang pukang dengan jumpalitan sehingga
alat vitalnya kelihatan. "Apa kau masih membencinya karena adegan lucu di T hian-
su-tong itu " Padahal menurut dugaanku, mereka sengaja
memainkan sandiwara itu untuk meloloskan diri."
"Jadi malam itu kau juga hadir ?"
"Ya, dibelakang pigura diatas belandar."
"O, makanya ada orang berbisik supaya aku dan nenek
lekas pergi, apa kau "
"Ya, akulah yang memberi kisikan itu.'
"Tak heran nenek bilang suara seorang pemuda,
belakangan aku lari balik pula kebetulan ku saksikan kau
bunuh Ka-ling-sam-kiam dalam se gebrakan saja."
"Waktu itu juga aku tahu bahwa diluar biara ada orang
kiranya kau." 307 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kejadian itu kulaporkan kepada nenek, maka lalu kami
menguntitmu." "Adik Yong, kau belum menceritakan cara bagaimana kau
terjatuh ketangan Hiat-ing-cu."
"Hiat-ing-cu " Aduh, aneh benar nama julukannya, apakah
aku pernah ketemu dia ?"
Ling Ji-oing me lengak, katanya "Aku justru menolongmu
dari tangannya " "Bahwasanya aku tidak tahu cara bagaimana diriku terjatuh
ketangannya.' "Apa waktu itu kau tak pernah bertemu dengan seseorang "
"Oh, ya ada seorang, kakek yang berambut dan bermuka
merah." "Mungkin dialah Hiat-ing-cu."
Tiba tiba Y ong-yong teringat akan cerita Ling Ji-ping, waktu
dirinya ditolong dalam keadaan pingsan dan telanjang buat,
seketika jantungnya berdebar debar, mukanya merah seperti
kepiting rebus, desisnya sambil kertak gigi: "Aku pasti
mencarinya, ternyata dia jauh lebih jahat dari s iapa pun."
Ling Ji-ping geleng geleng, katanya : "Dengan bekal
kepandaian kita berdua, meski ditambah ilmu sakti pemberian
kakekmu itu, mungkin kita masih bukan tandingannya, dia
adalah salah satu dari duta lampu yang menghuni puncak iblis
itu, nama julukannya sekarang adalah Ang-ting-su-cia.'
"Duta lampu merah " Apakah dia itu penghuni puncak iblis
yang dimaksud kakek?"
"Bukan, dia hanya salah satu duta atau pesuruh dari
penghuni puncak iblis itu."
Yong-yong yang jajan didepan mendadak berhenti dan
menoleh, katanya ; "Oh, ya, waktu bertemu dengan tua
308 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bangka itu, sebelumnya kami memang melihat lampion
merah." "Nah betul kalau begitu, coba kau tuturkan, bagaimana kau
bertemu dengan kakek rambut putih muka merah itu, sampai
kau kehilangan kesadaranmu."
Yong-yong memejam mata, menepekur beberapa kejap
lamanya, setelah menghela napas baru dia menceritakan
pengalamannya yang pahit itu.
Ternyata waktu menguntit Ling Ji-ping mendekati gubuk
kecil itu, Nenek Hu-yong dan Yong yong juga melihat lampion
merah yang tergantung didepan pintu, padahal hari siang,
anehnya pemilik gubuk kecil itu justru pasang lampu. Dengan
heran Yong-yong lantas bertanya sambil me nuding : "Lho,
nek lihatlah, kenapa gubuk kecil itu memasang lampion
sebesar itu ?" Padahal nenek Hu-yong juga sudah melihat, hatinyapun
sedang heran, namun nenek Hu-yong memiliki Kungfu yang
tinggi, maka ia tidak jeri atau ambil perduli, katanya : "Genduk
cilik, kenapa gembar gembor keheranan, kan biasa orang
menggantung lampion didepan pintu." Dimulut dia bicara
begitu, padahal dalam hati ia merasa aneh, maka langkahnya
lantas mendekati kegubuk kecil itu.
Setelah dekat baru terlihat jelas gubuk kecil ini ternyata
sudah bobrok dan penuh gelagasi, ko eor dan berdebu, jelas
sudah lama tidak dihuni orang, rumput liar tumbun subur
sampai didala n rumah, daon pintunya setengah terbuka,
namut keadaan sepi tak terdengar suara orang, tiada: g.
rakan apapun, kira kira dua tombak diluar gubul kecil itu
nenek dan cucu ini berhenti. Kini lebih jelas pula bagi nenek
Hu-yong bahwa didalam lampion merah itu tampak bayangan
merah yang bergerak gerak, cahaya merah yang bergerak itu
jelas bukan pantulan s inar matahari, namun merupakan kerlip
sinar api yang menyala didalam lampion, karena siang hari,
cahaya matahari mennari lampion itu, maka dari kejauhan
309 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau tidak diperhatikan orang takkan me lihat lampion merah
yang tergantung ini. Mau tidak mau nenek Hu-yong menaruh curiga, pikirnya:
"Alas belukar, gubuk liar dan bobrok, tapi ada lampion merah
menyala di sini, disiang hari bolong lagi. Apa arti semua ini ?"
Karena heran tanpa terasa nenek Hu-yong bersuara lirih.
Karena dimaki maka Yong-yong uring uringan, kini dia
punya kesempatan mengomel: "Tadi memaki orang, sekarang
kau orang tua merasa keheranan sendiri."
"Hm, memang agak aneh," ujar nenek Hu yong, "Untuk apa
menyulut lampu disiang hari"
"Mari kita masuk melihatnya."
"Genduk nakal, jangan sembarang bertindak. Lampion
merah ini amat ganjil."
Tak nyana sebelum ia bicara habis, dari balik daon pintu
tiba tiba muncul seorang kakek tua yang berambut ubanan
bagai perak, dengan muka merah menyala, sekilas dia
mendelik kepada nenek Hu-yong, tanyanya: "Kalian cari siapa
"' Kakek ini berdandan orang desa, kecuali muka nya yang
merah, perawakan dan tingkah lakunya tiada keanehan.
Pergaulan nenek Hu-yong luas dan banyak kenalan, naman
belum pernah dia melihat kakek tua yang aneh ini, maka dia
berkata: "Kami kebetulan lewat, melihat lampion yang
tergantung didepan pintu ini, maka kami merasa heran."
Sekilas kakek itu mendongak melirik kearah lampion merah,
katanya tersenyum: "Apanya yang dibuatnya aneh " Pada hal
lampion hanya melambangkan arti sebuah huruf."
"Melambangkan arti sebuah huruf " Huruf apa "'
Kakek ubanan tersenyum lebar, senyum yang anehh dan
ganjil. Kontan nenek Hu-yong merasa kan adanva keganjilan
310 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ini, pelan pelan ia tarik Yong-vong mundur beberapa langkah,
bentaknya : "Siapa kau ?"
Kakek itu tetap tersenyum, ujarnya! "Petani pegunungan,
kalau kusebut namaku, kaupun tak kan mengenalnya."
Nenek Hu-yong gedrukkan tongkatnya kebumi sampai
mengeluarkan suara getaran keras, bentaknya: "Jangan kau
pura pura pikun didepanku s iapa kau sebetulnya?"
"Tadi Kau bilang melambangkan satu huruf apa '
Dipucuk tongkat besi nenek Hu-yong itu dihiasi sekuntum
kembang, semua kaum persilatan mengenal tanda pengenalnya ini, tapi kakek ini ternyata bersikap adem ayem
seperti tidak menge nalnya, sekilas matanya melirik, tiba tiba
air mukanya berubah, suaranya mendesis : "Kau nenek ini kok
aneh, tanpa sengaja kau datang mau cari perkara,
memangnya kau betul betul ingin ta'hu namaku?"
Yong-yong yang jenaka segera menyeletuk : Lekas
katakan, nanti nenekku marah lho."
"Nenekmu marah " Kakek tua itu menatap Yong-yong
dengan pandangan aneh sambil tersenyum, sikapnya yang
marah seketika sirna, ujarnya : "Kenapa membuat dia marah,
kan bukan aku yang mencari perkara didepan rumah orang
lain ?" Sejak mengalami pertengkaran dan berpisah dengan
suaminya, sifat nenek Hu-yong banyak berubah, pemarah dan
suka mengumbar adat, apa lagi selama ini dia tidak pernah
ketemu musuh, maka dia menjengek dingin: "Aku nenek
reyot ini selama hidup tidak suka terhadap manusia yang
menyembunyikan kepala menutupi ekor. Hari ini kau harus
kupaksa membuka kedok aslimu,".
Tongkat besi nenek Hu-yong kembali digedruk kan lebin
keras, sehingga bumi jadi bergetar, gubuk reyot seperti
hampir ambruk, debu beterbangan, tanah di mana tongkatnya
311 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
digedrukkan seketika berlobang dalam. Bentaknya: "Kalau
begitu jangan kau salahkan tongkatku yang tidak kenal
kasihan ini." Kakek muka merah Itu mendadak mendongak sambil
tertawa kial kial, bukan saja tidak takut akan ancaman nenek
Hu-yong, dia ma lah tertawa menghina, katanya : "Tongkat
besimu itu tidak ringan, benar tidak ?"
Kini Yong-yong juga sudah melihat gelagat, kakek muka
merah ini pasti bukan manusia serupa barang manusia,
melihat sikap orang yang meremehkan peringatan neneknya,
tapi dia juga kuatir bila. neneknya betul betul turun tangan,
jiwa tua kakek ubanan ini salah salah bisa direnggutnya, la
tahu bagaimana tabiat neneknya, kalau dicegah pasti makin
jadi, lekas dia menghadang didepan neneknya, serunya pura
pura marah : "Hai, kau memang tidak tahu diri, kami kan
hanya tanya, kenapa dibilang mencari perkara. Hati hatilah
jangan kau bikin nenekku marah."
Kakek ubanan muka merah itu kembali ber derai tawa,
katanya : ",Em, nona cilik memang ayu jelita dan lucu, nona
manis yang menggiurkan. '
Padahal kakek ubanan ini sudah tahu maksud Yong-yong,
tapi bukan saja tidak berterima kasih, omongannva malah
kurangajar, karuan Yong-yoag naik pitam. bentaknya dengan
muka membesi : ,Tua bangka tidak tahu diuntung !"
"Hahaha." tertawa si kakek semakin menggila, bola
matanya malah berputar menyelidik tubuh Yong-yong,
katanya pula sambil masih terus tertawa : "Nona cilik, berapa
usiamu " Kau sudah tumuh masak dan menggiurkan."
"Cis." Yong-yong berludah, "kiranya kau ini tua bangka
mata kranjang." Kakek muka merah kembali tertawa lebar mendadak dia
angkat sebelah tannannya menggape dan menepuk sekali
312 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kearah Yong-yong, entah kenapa badan Yong-yong tahu tahu
mencelat terbang kearahnya.
Sayup sayup masih didengar oleh Yong-yong suara
bentakan sang nenek, namun lekas sekali dia sudah jatuh
pingsan dan tidak tahu apa pula yang terjadi.
Setelah mendengar ceritanya, Ling Ji-ping-mengangguk,
katanya : "Kakek muka merah itu adalah Ang-tiag-sucia, yaitu
Hoat-sin-yau Ouw Tang-hoat yang dahulu kenamaan diluar
perbatasan itu." "Hoat-sin yau hou?"
"Kau kenal dia "'
"Tidak benar. Nenek pernah bilang bahwa dia kenal Hiat-
sin-yau-hou itu, dahulu dia rernah dikalahkan oleh tongkat
besi nenek malah." "Itu memang benar, kalau dia berjuluk Hoat-sin-yau-hou
(merubah bentuk siluman rase) pasti dia pandai ilmu merias
diri, dengan berbagai bentuk rupa dia sering muncul diluaran,
dahulu nenekmu pernah bsrmusuhan dengan dia, tak heran
dia turun tangan terhadapmu.'
"Dia jahat sekali," damprat Yong-yong dengan muka
merah, "kelak aku takkan memberi ampun padanya.'
"Itu sudah jelas, cepat atau lambat pasti bersua, hayolah."
mereka melanjutkan perjalanan kearah barat.
Hari sudah hampir petang, kabut pegunungan sudah mula!
datang, deru angin pegununganpun semakin kencang.
Ling Ji-ping mendongak, katanya: "Y ong moay, akan hujan
" Waktu Yong-yong mendongak, dilihatnya mega mendung
memang seperti berlomba melayang angkasa, semakin lama
semakin tebal. 313 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah bagaimana baiknya. Carilah tempat untuk berteduh."
Ling Ji-ping tarik tangan Yong-yong berlari-lari kencang,
sekilas matanya menanggap secerca sinar lampu dibawah


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lembah sebelah kanan. Girang hati Ling Ji-ping, katanya:
"Yong-moay, disana ada rumah penduduk, lekas kesana."
dengan cepatan maksimal mereka terus meluncur lompatan
diantara batu-batu gunung menuju lembah dibawah sana.
Tapi setelah tiba dibawah lembah, seketika kedua oraru ini
kecewa, karena disini tiada rumah penduduk, yang ada adalah
sebuah pusara besar, diatas batu nisan besar dan tebal itu
ditaruh sebuah lampu teplok, nyala apmya amat kecil seperti
hampir padam karena kehabisan minyak, cuaca mulai gelap
lagi, sehingga dari kejauhan sukar terlihat.
Hujan gerimis mulai turun, angin menghembus semakin
kencang, hawa dingin membeku. Yong yong jadi bergidik
kedinginan, katanya menegak alis "Bagaimana nih" Memangnya kita harus bermalam dalam hutan dengan
kehujanan basah kuyup begini "'
Ling Ji-ping celingukan, kebetulan dilihatnya tak jauh di
samping pusara besar ini ada dibangun sebuah barak dengan
atap rumput alang2, meski bocor dan tidak tertutup
sekelilingnya, tapi cukup mending untuk berteduh sekedarnya.
Maka sambil menuding barak itu dia berkata '. "Apa boleh buat
Yong-moay, terpaksa berteduh disana, masuklah lebih dulu,
aku akan pergi sejenak mencari apa-apa yang dapat dimakan"
"Tidak usah; hujan sudah turun, nanti kau jadi basah
kuyup. Aku tidak lapar." Yong-yong mencegah.
"Memangnya kenapa kalau pakaian basah " Sehari
semalam kau belum makan, mana mungkin perutmu tidak
lapar, tunggulah sebentar, aku segera kembali." habis bicara
sekali berkelebat dia melompat jauh kesana.
Hujan semakin lebat, Ling Ji-ping sudah basah kuyup,
tujuan utamanya adalah mencari rumah penduiuk dan mencari
314 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makanan, kalau siang hari dengan mudah dia bisa berburu,
tapi di mala m hari, hujan lagi, kemaia dia Harus menemukan
Jejak binatang liar, maka dia me iuncur kepuncak bukit, dari
sini dia menerawang sekelilingnya, meski jauh dan hujan lebat
sinar lampu masih bisa terlihat, kalau ada sinar lampu berarti
disana ada penduduk. Tapi dia keeswa, alam semesta gelap pekat, hujan angin
menderu-deru. Tapi ia belum putus asa, beberapa puncak
gunung dijelajahinya pula, namun dia tetap tidak mendapatkan apa yang diharapkan. Dikala dia berdiri lunglai
dan akan kembali saja, mendadak berkumandang gelak tawa
yang ganjil kedengarannya, nadanya seram menggiriskan.
Sekilas Ling Ji-ping membedakan arah, tiba-tiba dia
mengeluh dalam hati. Secepat terbang segen dia barlari balik
kearah pusara tali. Gerak luncurannya kali ini sudah tentu jauh
lebih pesat dalam jangka waktu pendek dia sudah miliha sinar
teplok didepan batu nisan itu
Suasana masih hening sepi, seperti tak terjadi apa-apa,
hanya suara hujan lebat yang menjadikah tanah pekuburan ini
terasa semakin seram mcncekam. Ling Ji ping tertegun,
pikirnya "Apakah aku salah arah?" benak berpikir, tapi
langkahnya tidak berhenti, begitu kakinya meluncur turun
ditanah pekuburan, matanya langsung tertuju arah barak,
hujan masih lebat dalam jarak tentu pandangan Ling Ji-ping
masih dapat nangkap sesuatu, dilihatnya Yong-yong sudah
tidak meringkel diatas tumpukan jerami, suasana di ternyata
begini tentram, seperti tak pernah terjadi apa-apa.
Ling Ji-ping menghela napas lega, badan Ling Ji-ping
oiernang basah kuyup oleh air hujan yang tercampur dengan
keringatnya.. Makanan yang di cari tidak diperoleh, pakaian
basah, hati merasa was-was pula.
Tapi keadaan di s ini menyulitkan dirinya, hanya barak itulah
satu satunya tempat untuk berteduh, sebagai laki laki berjiwa
ksatria, dia merasa tidak pantas berlekatan dengan Y ong-yong
315 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang Sudah pulas. apalagi dihutan lebat yang sepi ini, Yong-
yong sudah pulas kalau dibangunkan. Pasti dia mengeluh
kelaparan. Namun di sekitar kubiran itu tiada temoat lain untuk
berteduh, memangnya dia harus kehujanan semalam suntuk.
Hujan semakin deras, meski fisik Ling Ji-ping cukup kuat, tak
urung dia merasa kedinginan juga.
Tiba tibi dia teringat : "Didalam barak memang tidak
kehujanan, tapi Y ong-yong yang sudah pulas tentu kedinginan
oleh deru angin yang dingin ini." tanpa baayak pikir segera ia
melangkah kearah barak, diluar amat gelap, sudah tentu
dalam barak lebih gelap lagi. Yong-yong tidur meringkel
ditumpukan jerami karena kedinginan. Kuatir membuatnva
kaget dan terjaga, maka gerak gerik Ling Ji-ping amat
perlahan, hati hati sekali ia duduk disampingnya. memejamkan mata mulai bersamadi, namun sebelah
tangannya terulur menekan punggung Yong-yong, dua bagian
hawa murninya dia salurkan ketubuhnya untuk menahan
dingin Semula Ling Ji-ping sudah ingin mencoba ajaran sim-hoat
yaag diberikan Lam-jan untuk melandasi Tin-thian-ciang, tapi
entah kenapa perasaannya tidak tenang Karena jarak dekat,
sebelah tangan terulur menyentuh puiggung anak perawan
lagi, bau harum seperti tercium Kehidung nya. bau harum
inilah yang menyulitkan dia menghimpun tenaga.
Mendadak Yong-yong menggeliat sambil bersuara lirih terus
membalik badan kemari, wajah nya kini menempel
dibelakangnya, sebelah tangannyapun terletak didepan
dadanya, tidurnya masih lelap dan pulas, napasnya teratur
enteng. Karena tidak berani membangunkan orang, terpaksa Ling
Ji-ping biarkan dia tidur didekatnya. Pikirnya! "Biarlah begini,
supaya dia lebih hangat. Yong-moay memang harus
316 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikasihani, hidupnya sudah sebatangkara, kecuali aku, siapa
pula ?ang akan melindunginya "'
Tengah melamun itulah, tangan Yong-yong yang terletak
didepan dadanya itu mendadak terbalik dan telak menutuk
Hay-khi-hiat. Karuan iubuh Ling Ji-ping bergetar keras sampai
melonjak keatas, seluruh bawa murni yang terkerahkan ketika
buyar, ditengah ia merasa kaget dan bingung itulah, diluar
barak dari samping kubur sana berkumandang gelak tawa
bingar, seorang berkata : "Bagaimana rencana Kongcu "
Bukankah dengan mudah membekuk bocah keparat ini "
Sebelum orang diluar itu habis bicara, Yong yong yang
semula tidur pulas itu mendadak tertawa cekikikan dan
melompat bangun langsung mencelat keluar barak, mulutnya
bersiul lirih, dltengah hujan lebat itu, muncul bayangan
beberapa orang, setelah dekat kiranya adalah empat orang
gadis. Baru sekarang Ling Ji-ping melihat jelas, orang yang pura
pura tidur sebagai Y ong-yong ternyata bukan lain adalah Pek-
hoa Kongcu" orang orang yang berlari datang itu jelas adalah
anggota Ang-hoa-kau. Kini semakin jelas pula oleh Ling Ji-
ping, laki laki yang bersuara diluar barak itu tak lain tak bukan
adalah Lunghou Hou. Sambil memutar kipas lempitnya Lenghou Hou beranjak
memasuki barak, katanya penuh kebanggaan; "Orang she
Ling, pantas kau congkak dan jumawa, karena ada Seng
Thian-hoat setan tua itu jadi tulang punggungmu. Hahaha,
tapi sekarang, sedikit tuan mudamu Ini memutar otak, kau
tetap terjatuh ketanganku, sekarang tak usah kau jumawa
lagi." Saking marah bola mata Ling Ji-ping sampai melotot
merah, sayang dia tidak mampu bergerak sedikitpun, namun
dalam hati dia mengumpat; "Rase keparat ini memang terlalu
licik, tapi me mang salahku tidak berlaku hati hati. Jelas Yong
317 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yong terjatuh ketangan mereka. Hm, akan datang suatu
ketika, kubetot ototnya kubeset kulitnya."
Tiba tiba Hwi-hou Kongcu langsung menubruk masuk
kedalam barak, belum lagi sampai kipasnya itu sudah terulur
kedepan hendak menutuk lliat-to mematikan didepan dada
Ling Ji-ping. Diam diam Ling Ji-ping mengeluh dalam hati: "Mati aku
sekarang," Terpaksa ia pejam mata pasrah nasib saja.
Tiba tiba didengarnya Pek-hoa Kongcu memekik sekali,
serunya: "Apa yang kau lakukan" Minggir."
Lekas Ling Ji-ping membuka mata, dilihatnya Pek-hoa
Kongcu sudah mengadang didepannya, keempat gadis itupun
sudah berjaga diluar barak. Jelas Pek-hoa Kongcu yang
menahan serangan Hwi-hou Kongcu, kalau tidak jiwanya tentu
sudah melayang. Didengarnya Hwi-hou Kongcu bersuara heran, katanya :
"Kongca, apa maksudku ?"
Pek-hoa Kongcu tertawa riang,
katanya : "Kau menghendaki orang ini. sekarang dia belum boleh mati."
Hwi-hou Kongcu mendongak, tawanya menggila, "Kongcu,"
ujarnya. "Aku sudah mengerti."
"Kau mengerti apa '"
"Kenapa tidak kau katakan Kongcu sendiri yang
menghendaki dia '" "Memangnya kenapa kalau aku yang menghendaki dia "
Toh bukan urusanmu."
"Tapi jangan kau lupa, gambar peta itu belum kau
peroleh." "Tapi kan tidak berada ditanganmu juga. Aku punya caraku
sendiri untuk mencari T ok-bu siang."
318 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau mau cari Tok-bu-siang"' Hwi-hou Kongcu tertawa
bingar pula. "Kau kira racun tua itu gampang kauhadapi,
tanpa kerja sama dengan aku Lenghou Hou, urusan takkan
segampang yang kau kirakan."
Pek-hoa Kongcu berpikir sejenak, kataaya kamudian : "Aku
hanya melarang kau melukai dia, nona cilik itu boleh
kuserahkan kepadamu."
Dari pembicaraan Ini Ling Ji-ping lebih jeias tluduk
perkaranya, Yong-yong memang terjatuh ketangan meresa,
sungguh hatinya sesal bukan main, namun diri sendiri dalam
keadaan tertutuk, apa gunanya gupup dan gelisah "
Terdengar Lenghou Hou berkata pula dengan tertawa riang
"Nona cilik itu jelas kepunyaan ku, tapi kalau keparat ini tidak
kubunuh, kelak pasti menjadi bibit bencanaku, apalagi kalau
hal ini diketahui oleh Seng Thian-hoat sisetan tua itu,
menyesalpun sudah kasip."
"Bila rahasia kita tidak bocor, bagaimana dia bisa tahu "'
Sinis tawa Hwi-hou Kongcu, katanya: "Tapi kau ingin
meruntuhkan jembatan setelah diseberang, bila sedikit aku
membocorkan peristiwa ini, segala harapanpun bakal gagal."
"Jadi kau mengancam aku ?"
"Tapi kau yang ingkar janji lebih dulu. maka jangan kau
salahkan aku." "Kau harus membunuhnya ?"
"Memberi pengampunan kepada musuh berarti berlaku
kejam terhadap diri sendiri."
"Kau harus membunuhnya?""
"Tidak boleh ditawar lagi."
Pek-hoa Kongcu tertawa cekikikan, mendadak-dia berkata
tegas : "Baik kujawab, aku akan membelanya,"
319 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau naksir dia ' "
"Terserah bagaimana pendapatmu mau kerja sama, kita
laksanakan sesuai rencana semula, kalau tidak boleh, batal
dan silahkan pergi."
Mendadak Hwi-hou Kongcu menggeram gusar, serunya :
"Jadi kau memperalat aku saja ?"
"Betul, aku memang memperalat kau, jikalau kau tidak
melaksanakan kerja itu secara baik baik, hahaha, daiam
jangka sebulan, kau akan mampus keracunan,"
"Perempuan ini lebih lihay dan licik dari Lenghou Hou,
kiranya dia sudah mencekok racak ketubuh orang " Sungguh
yang satu ini lebih berbisa dari yang lain, lebih licin." Demikian
batin Ling Ji-ping. Tak nyana Hwi-bou Kongcu ma lah terkial kial, katanya :
"Memangnya kau tidak tahu kalau akupun menaruh sesuatu
pada tubuhmu " Haha ha, sungguh menyenangkan, dalam
perjalanan ke akhirat nanti, kita teiap merupakan pasangan.
Malah kau yang berangkat lebih dulu harus menunggu aku
ditengah jalan." "Apa yang telah kau lakukan"
"Memangnya siapa tidak tahu akan kelihayan Jit-jit-toan-
hun-san (puyer pemutus usus dalam tujuh hari) ?"
"Jadi dalam arak semalam itu ?"
"Benar, bagaimana " Aku Lenghou Hou se tingkat lebih
lihay bukan?" Ling Ji-ping me lengak pula. batinnya : "Dua orans ini
memang setanding, yang satu licik bagai rase, yang lain
berbisa melebihi ular, memang pasangan yang setimpal."
Mendadak Pek-hoa Kongcu tertawa genit, katanya lembut:
"Memarjg aku curiga kau tidak mencintaiku sungguh sungguh,
sekarang dugaanku ternyata benar. Terus terang, sebetulnya


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

320 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aku tidak menaruh racun ditubuhmu, kau justru tega
mengerjai aku." ."Asal kau tunduk oleh perintahku, aku tidak akaa
menghukummu sampai mati."
"Baiklah, lekas berikan obat pemunahnya." pinta Pek-hoa
Koi gcu. "Nanti setelah aku memperoleh ketiga pusaka Itu. aku pasti
memberi obat penawarnya haha ha, sekarang terpaksa setiap
tujuh hari kuberi sedikit sekedar memperpanjang waktu
supaya ra'vun itu tidak bekerja." Lalu dengan nada puas dia
menambahkan. "Jangan kau pikir mau pakai guna guna
terhadapku, sejak mula aku sudah tahu bahwa kau hendak
memperalat diriku. Terus terang, obat penawar itu tiada pada
diriku, cara licik apa pun tak berguna lagi, kecuali obat
penawar buatan khusus keluargaku, tiada obat lain di kolong
langit ini dapat menawarkan Toan-yang-san itu."
Ling Ji-ping yakin, kali ini Pek-hoa Kongcu harus tekuk lutut
kepada Hwi-hou Kongcu, jadi nasib dirinya malam ini tetap
takkan terhindar dan kematian.
Mati hidup diri sendiri sebetulnya sudah tak terpikir oleh
Ling Ji-ping, namun dia justru menguatirkan keselamatan
Yong-yong. Lam-jan sang kakek cacad mata itu sudah pasrah
cucunya kepada dirinya, sungguh tak nyana belum setengah
hari, Yong-yong yang harus dia lindungi kini sudah terjatuh
ketangan musuh yang cabul ini, terbayang bila Yong-yong
yang masih suci itu sampai ternoda, hatinya sakit seperti
ditusuki jarum, ingin rasanya dia mengepruk pecah batok
kepala kedua orang ini. Tapi dalam keadaan Hiat-to tertutuk seperti ini, apa
dayanya " Secara diam diam pernah ia mencoba kerahkan
hawa murni berusaha menjebol tutukan Hiat-to sendiri, namun
usahanya selalu gagal, agaknya Pek-hoa Kongcu menutuk
dengan ilmu tunggal ajaran keluarganya, kecuali paham cara
321 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tutukan itu, siapapun takkan mampu merubuhkan tutukan
Hiat-to itu. Terdengar Pek-hoa Kongcu berkata lembut : "Oiang bilang
lelaki umumnya tega, semula aku tidak percaya, sekarang
baru aku sadar anggapanku itu tidak betul. Ai, selanjutnya
biarlah aku dengar segala petunjukmu."
,"Syukur bila kau sudah tahu kelibayanku. Nah sekarang
boleh kau bunuh bocah keparat itu dengan tanganmu sendiri."
"Tapi Kaucu sudah pesan, aku harus membawanya pulang
hidup hidup." Mendesis suara Hwi-hou Kongcu: "Kalau malarn ini dia
tidak mampus. maka tujuh hari lagi kau lah yang binasa,
terserah bagaimana pilihanmu."
Pek-hoa Kongcu menghela napas, apa boleh buat dia
memutar badan menghampiri kedepan Ling Ji-ping. Wa lau
hiat-to tertutuk dan tak mampu bergerak, namun mata bisa
melihat kuping dapat mendengar, tampak wajah Pek-hoa
Kongcu kelihatan bingung dan hambar, agaknya Jit-jit-toan-
yang-san itu memang amat mengerikan, akhirnya dia. tunduk
oleh bayangan yang menakutkan itu, bagi perempuan yang
sudah biasa hidup makmur, bergelimang dalam keserangan
dan kepuasan, bayangan 'mati' memang amat mengerikan.
Pandangannva yang penuh iba dan putus asa menatap lekat
muka Ling Ji-ping, lama dia membelalak tanpa bergerak, ragu
dari tidak tega. "Tidak tega ya " Suara Hwi-hou Kongau mengejek. "Biarlah
tujun hari lagi kau yang mampus. Hehe, namun kau harus
rasakan dulu siksa deritanya yang nikmat.'"
Bergetar tubuh Pek-hoa Kongcu, akhirnya ia kertak gigi,
mukanya menampilkan nafsu, tangan kanan tiba tiba
terangkat mengincar Hiai-to mematikan didada Ling Ji-ping
bila jari ditutukkan meski jiwa Ling Ji-ping rangkap dua juda
melayang. 322 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-p.ng memejam mata, pelan pelan dia menghela
napas, bukan sedih akan kematian sendiri, tapi dia merasa
malu dan kasihan akan nasib Yong-yong yang jelek itu. Cepat
sekali gerak tutukan Pek-hoa Kongcu, ternyata sekaligus dia
menutuk beberapa Hiat-to ditubuh Ling Ji-ping. T ubuh Ji-ping
bergetar keras, pelan pelan tubuh nya meloso roboh.
Setelan menutuk dan menurunkan tangannya! Pek-hoa
kongcu tetap berdiri ditempatnya.
Hwi-hou Konncu tertawa riang, katanya "Nah, kan begitu.
Asal selanjutnya kau dengar kataKu, aku tidak akan
membunuhmu, kelak bila aku sudah memperoleh ketiga
pusaka itu obat penawarnya akan kuberikan kepadamu."
Siapa nyana mendadak Pek-hoa Kongcu tertawa dingin,
seraya menjengek . "Lenghoa Hou kau sudah menang."
"Kenapa kau tidak mencari tahu siapa sebetulnya Hwi-hou
Kongcu ini, kecerdikan dan keberanianku sudah lama terkenal
diluar perbatasan. Hahaha, bila aku sudah mendapatkan
ketiga pusaka itu, aku tidak akan mencampakkan dikau. boleh
kau ikut aku keluar perbatasan, selamanya kau akan menjadi
pendampingku yang setia."
"Ya," ujar Pek-hoa Kongcu tertawa. "Aku akan mendampingimu selamanya, tapi bukan diluar perbatasan."
"Memangnya di mana?"
"Di akhirat." "Perempuan jalang, kau . . ." belum habis Hwi-hou Kongcu
bicara, Pek-hoa Kongcu sudah menubruknya disertai tamparan
keras, dua rumpun tenaga lunak tapi amat keji dan hebat
secepat kilat telah menerpa ke mukanya.
Bahwa Pek-hoa Kongcu berani turun tangan, secara
mendadak lagi, ini memang sama sekali diluar dugaan Hwi-
hou Kongcu, Namun sebat sekait dia sudah berkisar dengan
323 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
langkah enteng sejauh setombak lebih, seraya berseru dengan
tawa besar : "Kuntilanak, kau ingin mampus, maka janginkan salahkan
tuan mudamu." Mendadak dia balas menubruk, ujung kipas
lempitnya berderai dengan tutukan keji.
Kungfu Pek-hoa Kongcu sudah mendapat didikan murni
dari Bwe-ou Hujin, ibunya. Bahwa dia memakai nama gelar
Pek-hoa (seratus kembang), adalah karena dia mahir ilmu
Pek-hoa ciang ciptaan Bwe-ou Hujin. Pek-hoa ciang pernah
menggetarkan Bulim, setelah diajarkan kepada putrinya Pek-
hoa-ciang ternyata berkembang lebih lihay dan hebat, karena
sejak itu pula dia memakai nama Pek-hoa.
Ditengah gerungan suaranya, sepasang telapak targannya
terayun menari dan melambai, gerakan nya mirip menyerupai
kuntum bunga yang mulai mekar, gerakannya kali ini berbeda
dengan serangan pertama, baru saja telapak tandannya
bergerak, darnparan angin dingin sudah menerjang lebih dulu,
Mendadak Hwi-hou Kongcu merasakan damparan angin dingin
yang mengurung tubuhnya, begitu dingin dan tajam damparan
angin ini sehingga sulit daging tubuhnya seperti diiris-iris,
tulang merasa hampir beku.
Meski dalam hati merasa kaget, namun Hwi hou Kongou
masih bisa tertawa keras. Disertai suara "Sret" kipasnya
berkembang, sekali kebas dia tangkis dan punahkan dua jalur
angin yang menerpa ke arahnya, terdergar ledakan keras dari
beradunya angin pukulan yang dahsyat itu, kedua nya sama
tertolak mundur selangkah.
Pek-hoa Kongcu tergetar mundur oleh tenaga kebasan
kipas Hwi-hou Kongcu. tapi Hwi-hou Kongcu juga menyurut
selangkah karena gelombang angin dingin itu. Dinilai dan
Lwekangnya, dalam gebrak sejurus ini Hwi-hou Kongcu
ternyata setingkat lebih unggul, namun dinilai dari kelihayan
dan keganasan permainan, pakulan Pek-hoa Kong cu ternyata
seurat lebih tinggi diatas angin.
324 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diiringi tawa dinginnya Pek-hoa Kongcu telah mengerahkan
kekuatannya dikedua belah telapak tangannya, sambil berseru
dengan penuh kebencian : "Lenghou Hou, kaupun rasakan
pukulan ku!" Hawa dingin kembali membadai sedahsyat
Amukan bayu, kali ini Pek-hoa Kongcu benar benar kerahkan
staker tenaganya, maka damparan angin pukulannya yang
dingin itu setajam pisau menerjang kearah Hwi-hou Kongcu,
Tapi Hwi-hou Kongcu kali inlpun tak berani lena, kipas
ditangan kanan dan telapak tangan kiri sekaligus memberondong pula dengan seluruh kekuatannya juga.
"Blang" ledakan dahsyat kembali, menggelegar menggetar
bumi, hawa dingin pecah berderai kesegala penjuru,
damparan kekuatan angin berpusar sekeras angin lesus.
Ternyata kali ini kedua pihak tetap berdiri tegak ditempat
tanpa bergeming, mereka setanding alias sama kuat.
---ooo0dw0ooo--- Jilid 10 Hwi-hou Kongcu bergelak tawa, serunya " Perempuan
sundel, hanya begini saja kemampuan mu " Agaknya
penilaianku terlampau tinggi."
Pucat pasi wajah Pek-hoa Kongcu, seraya mendesis geram
: "Lenghou Hou, kaupun kiranya hanya begini saja'
Hwi-hou Kongcu tertawa sinis, katanya: "Untuk mengadu
kekuatan, mungkin kau kuat berhantam sampai sepuluh jurus.
Tapi. hahaha, cukup lima jurus saja bila kau kerahkan se luruh
kekuatanmu, Jit-jit-toan-yang-san yang berada dalam perutmu
itu akan kumat lebih cepat dari waktunya maka pada waktu
itulah .... hehehe, malam ini juga ususmu bakal rantas dan
binasalah kau." Karuan pucat pias dan ketakutan membayangi pada rona
muka Pek-hoa Kongcu, lama kemudian baru dia menghela
325 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
napas, kedua tanganpun pelan peian diturunkan katanya
setelah menghela napas : "Lenghou Hou, apakah omonganmu
dapat dipercaya " "Kalau tidak percaya boleh dicoba. Sekarang paling penting
kau mampu bergebrak lagi tiga jurus. Nah coba kau pikir,
dalam tiga jurus ini, memangnya kau mampu mengalahkan
aku ' "Kalau dia tidak mampu kerahkan tenaga, kan masih ada
aku ?" tiba tiba sebuah suara menenyeletuk dari dalam barak.
Hwi-hou Kongcu tersentak kaget. Sebaliknya secercah
senyuman menghias muka Pekhoa kongcul yang pucat itu.
Ketika Hwi-hou Kongcu menoleh, ditengah hujan lebat
tampaklah olehnya bayangan seorang beranjak keluar dari
barak disamping pusara itu.
Lekas Hwi-hou Kongcu me lompat setombak lebih jauhnya,
seraya membentak beringas : "Jadi perempuan sundel itu
tidak mencabut nyawamu, tapi malah telah membebaskan
tutukan Hiat-to mu .'"
"Betul! Dia te lah menaruh sedikit belas kasihan kepadaku."
Pek-hoa Kongcu tertawa leceh, katanya :"Lenghou Hou,
kau tidak menduga bukan" Itulah yang di namakan sepandai
pandai tupai melompat, akhirnya tergelesek juga."
Membesi hijau muka Hwi-hou Kongcu. Jengeknya "Walau
dia masih hidup, memangnya aku gentar " Cap-ji-te-sat-jiu
aku sudah merasakan kelihayannya ."
Orang yang beranjak keluar ini sudah tentu adalah Ling Ji
ping. Ternyata disaat jari jari Pek-hoa Kongcu sudah hampir
menutuk Hiat-to Ling Ji-ping, mendadak dia berubah pikiran,
namun karena gerak tangannya teramat cepat, "ji-ping
mengira jarinya telah menutuk Hiat-to mematikan didada Ling
Ji-ping, padahal sedikitpun dia tidak mengerahkan tenaga,
berbareng dengan tutukan jari kanan, lengan baju kiri ikut
326 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengebut untuk menutupi gerak tutukan tangan kanan,
padahal jari tangan kiri sekalian menutuk pula Hiat-to dibawah
ketiak Ling Ji-ping. Begitu tertutuk roboh Ling Ji-ping yakin dirinya pasti
melayang jiwanya, tapi kenyataan dia tidak mati, sekilas dia
melenggong, diam diam dia kerahkan hawa murni, barulah dia
sadar bahwa Hiat-tonya yang tertutuk ternyata sudah bebas
Namun Ji-ping tidak segera bangun, dia tetap berbaring
sedikit miring itu, dia menghimpun tenaga sambil
mendengarkan pembicaraan kedua orang diluar barak, Tin-
thian-sim-hun pemberian Lam-jan yang telah dia yakinkan
kembali dia latih sekali. Setelah yakin semuanya sudah
sempurna, kondisi f isiknyapun cukup kuat baru pelan pelan dia
bangkit berdiri serta beranjak keluar
Dingin sekali tawa Ling Ji-ping, katanya "Sayang, kau tidak
atau belum mencobanya seluruh, nah sekarang saatnya." lalu
dia berpaling arah Pek-hoa Kongcu, "Mundurlah kau, rase licik
ini biar serahkan kepadaku "
Rawan lirikan mata Pek-hoa Kongcu, nampak disuruh
minggir hatinya malah merasa senang, manis, katanya
mengangguk : "Hati hatilah Menghadapi manusia laknat
seperti dia kau harus gunakan cara paling keji. Lebih baik
kalau tidak beri kesempatan hidup."
"Apa kau tidak ingin aku memaksanya menyerahkan obat
penawar itu "' "Dia begitu licin, bila waktu terulur panjang, bukan mustahil
dia ingkar janji. Ai, syukur tadi aku tadi tidak membunuhmu,
bila aku bisa saksikan dia mati ditanganmu, aku sendiri mati
juga anggaplah kematianku sebagai penebus dosa
kesalahanku terhadapmu."


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ling Ji-ping tertawa angkuh, katanya : "Seseorang tahu
salah dan Berani memperbaikinya, ini ini sungguh harus dipuji
dan dijadikan teladan. Kau tidakk usah kuatir, bukan saja aku
327 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ingin merenggut nyawanya, akupun akan merampas obat
penawar Ini." "Ai," kembali Pek-hoa Kongcu menghela napas, "Terserah
kepadamu sajalah. Kau tidak usah kuatir akan keselamatan
nona cilik itu, nanti ku akan suruh orang membawanya ke
yillaku. setelah urusan di sini beres, aku akan serahkan ia
kepadamu." "Perempuan sundel," maki Hwi-hou Kongcu, umpama aku
mati, jangan harap kan dapat memperoleh obat penawarnya,
hm. Apalagi aku toh belm tentu mati."
Ling Ji-ping tertawa besar, serunya ; "Lenghou Hou. kau
masih ingin hidup ?"
"Orang she Ling, kemungkinan yang bakal segera mampus
bukan aku, tapi kau."
"Baik mari kita buktikan " mendadak Ji-ping melangkah
maju, dengan jurus Thian pi dia sapu muka orang.
Gerak gerik Hwi-aou Kongcu memang nya selicin rase,
sambil menyingkir sejauh delapan kaki dia berkata diringi
gelak tawanya : "orang she Ling, sudah beberapakali aku
melihat perma inan dengan jurus ini. Hayo coba keluarkan
jurus simpananmu yang lebih segar." ditengah suara kata kata
nya. kipas lempit ditangannya ternyata berkelebat bagai kilat
menyamber, yang diserang adalah ketiak Kiri Ling Ji-ping.
Ling Ji-piag melingkar lengan sambil menyurut mundur,
jengeknya dingin : "Nah inilah yang segar, rasakan
kelihayanku.'' Kali ini Hwi-hou Kongcu tidak berkelit atau menyingkir,
ujung kipasnya melintir kesebelah kanan, langsung menutuk
kesikut Ling Ji-ping Ling-Ji-ping tertawa keras, ia menekuk siku merubah
langkah, sebat sekali tubuhnya berkelebat maju, lagi lagi
lengannya menyapu dari luar kedalam.
328 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat lawannya pulang pergi selalu menyerang dengan
jurus yang sama, sudah tentu Hwi-hou Kongcu tidak pancang
sebelah mata, lekas kipasnya mengetuk turun, dengan gaya
yang tadi pula dia memunahkan serangan ini Begitulah seperti
sedang berlatih saja kedua orarg ini saling serang menyerang,
adu tipu, mengukur kekuatan. Tapi Ling Ji-ping cukup tahu
betapa licik rase terbang, maka sejak permulaan dia selalu
menggunakan jurus permainan yang sama supaya musuh
memandang enteng dan akhirnya terperangkap oleh nya
belasan jurus telah berselang, namun Ling Ji-ping tidak pernah
bilas menyerang dengan jurus lain, demikian pula Hwi-hou
Kongca juga gunakan permainan yang itu itu saja.
Ling Ji-ping juga tahu bahwa rase laknat ini amat licik,
maka sengaja dia mengaburkan ke waspadaannya. Semula
Hwi-hou Kongcu memang bergebrak hati hati namun puluhan
jurus kemudian, terasa olehnya kekuatan Thian-mo-pi yang
dilontarkan Ling ji-ping semakin lemah, lambat laun
pertahanannyapun ikut mengendor. Pikirnya : "Memalukan
kalau keparat ini dijuluki Cui-hun-jiu, ternyata hanya begini
saja kepandaiannya." rasa congkaknya membakar hati, maka
gerak langkahnya seperti biasa, santai dan berlanggong
seenaknya, ditengah permainan kipasnya dia selingi dengan
kelakar yang mencemooh, namun gerak serangannya tak
pernah mengendor Dalam hati Ling Ji-ping amat senang, pikir nya; "Rase licik,
akhirnya kau masuk perangkap juga" kebetulan kipas Hwi-hou
Kongcu menyerang tiba, sengaja dia pura pura bergerak
lambat dan gelagapan, "Cret" ujung kipas orang yangj runcing
tajam menyobek baju diatas pundaknya untung tigak terluka
Sebat sekali Ling Ji-ping me lompat mundur! namun dalam
sekejap itu ia sudah kerahkan Lwekang ajaran Lam-jan itu,
kekuatan sudah terpusat dikedua telapak tangannya, tubuh
agak mendak ke bawah, telapak kiri. menghadap kehangit
329 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sementara telapak tangan menelungkup ketanah, kakinya
pasang kuda kuda dan diam tidak bergerak.
Baru saja Hwi-hou K.ongcu memperdengarkan tawa binar,
dia pikir hendak mendesak mumpung ada kesempatan, namun
mendadak dilihatnya perlahan lahan Ling Ji-ping menunjukkan
suatu gaya yaiig aneh, keruan Hwi-hou Kongcu melengak,
sesaat dia berdiri diam dengan melongo. Akhirnya setelah
melihat Ling Ji-ping berdiri diam seperti patung peragaan
belaka, tak tertahan dia tertawa gelak gelak, serunya : "Orang
she Ling, apakah ini permainanmu yang segar itu ?"
"Betul, nah sambutlah." mendadak Ling Ji ping menghardik.
Telapak tangan kiri membundar setengah lingkar, telapak
tangan kanan dan bawah membalik keatas, ditengah
bentakannya, kontan dia lontar kan sekali pukulan
Perbawa pukulan ini ternyata tak ubahnya, amukan
halilintar, segulung angin pukulan melanda dengan hebatnya.
Sudah tentu mimpipun Hwi hou Kongcu tidak pernah
menyangka, begitu Ling Ji-ping merubah permainannya,
kekuatan pukulan nya ternyata bertambah lipat ganda, entah
jurus tipu dari ilmu apa, di saat dia bertanya tanya itulah,
seranganpun tiba, untuk berkelit sudah tidak keburu lagi.
Kontan mulutnya menjerit ngeri, tubuhpun mencelat tinggi
keudara dan melayang, jauh kesana meluncur kebawah
lembah. Peo-hoa Kongcu juga menjerit kaget dan bingung. Agaknya
dia kaget dan terpesona oleh jurus pukulan Ling Ji-ping yang
bukan kepalang hebatnya. Ternyata Ling Ji-ping sendiri juga
tidak habis mengerti, bahwa anjuran Tin-thian-ciang yang
baru dipelajarinya, ternyata memiliki kekuatan sebesar ini,
sambil melongo dia diam saja mengawasi tubuh Lenghou Hou
yang melayang jatuh ke jurang.
Namun pada detik detik yang gawat itulah, sssosok
bayangan orang bagai meteor jatuh cepatnya, ditengah hujan
330 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebat pula, sehingga gerakan bayangannya itu hanya samar
samar belaka, nampak bayangan itu ulur kedua tangannya
menangkap tubuh Lenghou Hou yang mencelat terbang itu,
hanya beberapa kali lompatan berjangkit tubuh nya telah
hilang ditelan kegelaoan.
Malam terlampau pekat, hujan bayupun amat derasnya,
sehingga Ling Ji-ping dan Pek-hoa Kongcu sama sekali tidak
menyadari akan kejadian tersebut.
Namun setelah Ling Ji-ping sadar, seketika dia menyesal
pula, batinnya : "Celaka, kali ini Hwi-hou Kongcu pasti mati,
meski dia setimpal menerima kematian ini, tapi aku sudah
berjanji kepada Pekhoa Kongcu untuk meminta obat
pemunahnya, karena kematiannya ini, dari mana dia harus
memperoleh obat penawarnya ?"
Tersipu-sipu dia meluncur ke sana memburu kebawah
lembah, namun hujan angin sedemikian lebat, hari gelap
gulita lagi, meski, dia sudah menjelajah kian kemari, mayat
Hwi-hou Kongcu tetap tidak dia ketemukan. Akhirnya dia
sadar kalau Hwi-hou Kongcu belum mati dan kuasa melarikan
diri pasti telah ditolong orang.
Melairikan diri " Jelas tidak mungkin, karena Ling Ji-ping
yakin pukulannya tadi sedemikian dahsyatnya, umpama tidak
seketika mati, Hwi-hou kongcu pasti terduka Parah, tak
mungkin dapat melarikan diri.
Mungkin ditolong orang " Ditengah alas belukar di saat
saat hujan selebat ini, mungkinkah ada orang sembunyi
disekitar sini dengan maksud menolongnya" Kalau benar dia
ditolong orang yang kebetulan memergoki kejadian itu,
kenapa dirinya tidak tahu sedikitpun " Lama Ling Ji-ping
merenung, susah dia menyimpulkan apa sebenarnya yang
telah terjadi. "Siauhiap," setelah menghela napas, sebuah mata rawan
berkata dibelakangnya. "tidak kau temukan dia ?"
331 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu 'Ling Ji-ping membalik, dilihat Pekhoa Kongcu
bersama keempat gadis Ang-hoa kau sudah berada
dibelakangnya. Dengan tertawa dingin Ling Ji-ping berkata "Ya, sudah
hilang. Tapi nona tak usah kuatir, aku sudah berjanji
mendapatkan obat penawar itu pasti akan kulakukan.''
"Aku tidak memikirkan obat penawar itu tapi aku kuatir bila
rase siluman itu tidak mampus, kelak pasti membawa
bencana." "Kebetulan kalau dia tidak mampus, aku bisa menagih obat
penawarnya itu," "Soal obat penawar itu Siauhiap tidak usah ambil di hati,
aku memang setimpal menerima ganjaran ini, matipun tak
akan menyesal. Seorang aku sudah sadar, ilmu itu seluas dan
sedalam lautan, gunung yang tinggi ada yang lebih tinggi lagi,
demikian pula kecerdikan manusia satu lebih pintar dari yang
lain, biasanya aku terbangga akan kebolehanku sendiri, tak
nyana ini aku kecundang juga, malah tidak kusadari
sebelumnya. Mungkin takdir memang sudah menghendaki
demikian, maka tentang kematianku pada tujuh hari lagi itu,
sedikitpun aku tidak ambil peduli."
"Tapi aku sudah berjanji kepada nona, tadi nonapun telah
menolongku, maka wajib aku berusaha sekuat tenaga. Cukup
asal nona insaf dan bertobat akan kesalahan masa lalu
kehidupan nan indah dengan jiwa yang luhur memang patut
dikenang untuk selamanya".
Pek-hoa Kongca tertawa rapuh, katanya sedih "Terima
kasih, kehidupan nan indah itu akan menjadi milik adik yang
mungil rupawan Dan aku, hidup ini hanya akan meninggalkan
kenangan pahit getir masa lalu, hidupku ini akan terasa
hambar dan tawar, bila Siauhiap betul-betul ingin memberikan
obat pegawar itu, kecuali....."
"Kecuali apa " 332 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aih," Pek-hoa Kongcu menghela napas rawan, namun kita
tidak memberi penjelasan akan kepedihannya ini, entah apa
yang terkandung di balik helaan napas itu.
Tenang-tenang Ling Ji-ping menunggu, namun Pek hoa
Kongcu tidak bicara pula. maka dia berkata: "Asal nona mau
merubah kesalahan, membina diri mnnempuh hidup baru.
Bagi Ang hoa kau kalian, hal ini jelas akan membawa rejeki,
sesuai apa yang pernah kujanjikan, aku pasti takkan
mengecewakan engkau." akhir perkataan Ling Ji-ping
ditujukan tentang obat penawar dari Jit-jit-toan-yang-san.
Tapi Pek-hoa Kangcu justru salah paham seketika mukanya
merah, untung malam gelap tengah hujan lebat lagi, sudah
tentu Ling Ji-pig tidak tahu akan hal ini.
"Siau-hiap. betulkah ucapanmu ?" tanyanya penuh emosi,
bola matanya seperti berkilauan! tengah kegelapan.
"Selama hidupku ini belum pernah aku ingkar janji."
"Syukurlah." rasa senang membakar jiwa Pek-hoa Kongcu,
sepercik harapan tumbuh pula dalam kalbunya, dari harapan
itu dia membayangkan kehidupan baru akan sepera tiba. Maka
tertawa riang, katanya; "Kalau begitu, selama hidupku ini akan
selalu berterima kasih kepadamu Siauhiap."
"Nona bagaimana kalau kita kembali dulu ke yilamu?"
"Ke yillaku ?" bergetar tubuh Pek-hoa Kongcu, bayangan
gelap seketika menyelubungi selebar wajahnya. Karena di
yillanya itu kini terbaring pulas diatas ranjangnya seorang
nona cantik Nona rupawan itu akan menghapus harapan
sekaligus merupakan ancaman yang serius untuk kehidupan
baru yang tengah dibayangkan tapi dalam keadaan seperti ini
tak bisa dia menunjukkan perasaannya, walau rasa jelus
menjalari sanubarinya, tapi dihadapan Li Ji-ping, tak boleh dia
menunjukkan rasa kurang senangnya.
333 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka dia mengangguk dengan perasaan katanya : "Iya
mari kita pulang, mungkin adik itu sudah menunggu tidak
sabar." Ling Ji-ping tertawa kaku tanpa berbicara Pek-hoa Kongcu
sudah angkat langkah tiba-tiba dia berhenti, katanya: "Oh, ya,
siapa sebetulnya nona itu "
"Cucu perempuan Hu-yong Siancu yang kenal dahulu."
"Hu-yong Siancu '" kembali Pek-hoa kembali tertegun,
namun segera ia tertawa, "Aduh kiranya dia. T ak heran begitu
cantik, malam ini dewi malam sampai tak berani keluar."
berhenti sejenak tiba-tiba dia bertanya : "Apakah kalian
sepasang kekasih ?" "Ah tidak, belum ini saja kami berkenalan" sahut Ling Ji-
ping. "Masa "' "Hal ini nona tak perlu tahu."
Mencelos hati Pek-hoa Kongcu, rasa bimbanj menjalari
sanubarinya, lekas sekali benaknya diselimuti suatu bayangan,
secepat ini dia sudah melupakan rasa penyesalannya tadi.
wajahnya kembali tersenyum genit, katanya : "Memang, entah
kenapa aku ini, tanya melulu soal pribadi orang-Siauhiap,
harap kau tidak berkecil hati."
"Nona, mari berangkat." ujar Ling Ji-pi dingin.
Pek-hoa Kongcu mengiakan, bayangan enam orang segera
berkelebat ditengah hujan lebat di telan kegelapan.
Waktu hari hampir fajar, ternyata hujan reda. Tampak
bayangan enam orang meluncur dengan kecepatan tinggi
diantara rumpun rumpun bambu dan akhirnya berhenti
didepan loteng bambu. Cuma orang yang didepan berjalan
berendeng, dibelakangnya mengintil empat orang gadis yang
menyoren pedang. 334 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah tiba didepan rumah sekilas Pek-hoa kongcu melirik
dan memberi isyarat kepada salah seorang pelayan
pribadinya, dimulut dia berkata : "Pergilah kalian ke Kun-hoa-
kik mengundang nona Itu kemari, katakan bahwa Ling
siauhiap menunggunya di sini."


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pelayan yang dikedipi sudah maklum, segera ia mengiakan
terus mengundurkan diri, sebelum berlalu dia senggol lengan
kedua temannya yang berdiri di kanan kiri, katanya : "Kalian
saja yang menjalankan tugas ini."
Ling Ji-ping bertanya sambil membalik tubuh : "Apa Yong-
moay tidak di s ini "*'
"Tidak, tapi Kua-hoa-kik tidak jauh dari sini, sebentar juga
sudah sampai, silakan Siauhiap masuk dan istirahat didalam'
Ling Ji-ping dipersilahkan naik kesebuah ruangan tamu
yang terletak diatas loteng, dengan perabot dan pajangan
serba bambu yang antik. Di sebelah kanan kamar tamu ini
adalah kamar tidur Pek hoa Kongcu, di mana tempo hari dia
memergoki perempuan centil ini sedang bermain dengan Hou
Kongcu diatas ranjang. Ling Ji-ping sedang melamun seorang diri sambil
memandangi panorama nan molek permai di luar loteng. Tiba
tiba dia terjaga oleh suara, tawa cekikikan di belakangnya,
"Siauhiap kenapa melamun ?"
Bau harum merangsang hidung, pelan pelan Ling Ji-ping
membalik badan, bola matanya seketika berbinar binar,
ternyata Pek-hoa Kongcu sudah ganti pakaian dan bersolek,
tubuhnya di bungkus kain sari yang tembus cahaya sehingga
potongan badannya yang semampai menggiurkan seperti
dipamerkan dihadapan Ling Ji-ping. Tergerai hati Ling Ji-ping,
namun alisnya berkerut, katanya dingin " Nona, kenapa
pelayanmu belum juga kembali ?"
"Aduh, kenapa kau tergesa-gesa, meski dikata, dekat, jarak
Kun hoa-kik ada lima li, jalan pulang pergi juga memerlukan
335 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
waktu, tunggulah dengan sabar. Aku sudah suruh menyiapkan
sebuah perjamuan, semalam suntuk engkau bercapai lelah
tidak tidur lagi, tentu perutmu sudah lapar."
Menyinggung makan minum, seketika Ling Ji-ping rasakan
perutnya memang lapar, tenggorokan pun dahaga, katanya
mengangguk : "Baiklah, setelah Yong-moay tiba, aku akan
segera pergi ke Hwi-hou ceng untuk mencari jejak Leng-hou
Hou, aku duga obat pemunahnya itu tentu disimpan di
perkampungan itu." "Banyak terima kasih akan perhatianmu. Sayang Hwi-hou
Kongcu amat licin, tak mungkin ia kembali ke rumahnya.
Untuk ini tak usah terburu-buru baru semalam aku minum
obat racunnya itu, masih ada waktu enam hari, tadi aku sudah
perintahkan anak buahku untuk mencari jejaknya, bila sudah
ada kabar, belum terlambat Siauhiap menyusulnya kesana
bersamaku." Ling Ji-ping dapat menerima alasan ini, maka ia bersabar
Tiba-tiba tangga loteng berkeriut, derap langkah orang
berkumandang diambang pintu waktu Ling Jiping menoleh,
dua pelayan muda tampak muncul membawa nampan yang
berisi masakan terus ditaruh dimeja.
"Silahkan duduk." Pek-hoa Kongcu tertawa lembut "mari
makan dulu. ada orang lain yang melayani segala keperluan
adik cilik itu." Memangnya sudah kelaparan meski dia tahu Pek-hoa
Kongcu pandai menggunakan daya tariknya, namun malam
tadi dia menyatakan penyesalannya setulus itu, dirinyapun
sudah berjanji nanti mencarikan obat penawar itu, betapapun
jahat hati perempuan, yakin dia tidak akan melakukan
perbuatan keji terhadap dirinya. Maka dengan hati lapang dia
duduk dan mulai makan, tapi dia tidak pernah meninggalkan
kewaspadaan, makanan yang sudah dicicipi Pek-hoa Kongcu
baru berani dia mengambilnya, arak sama sekali tak
diteguknya sama sekali. 336 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek-hoa Kongcu ternyata tidak memaksa minum, tapi dia
sendiri minum beberapa cangkir Mereka sudah selesai makan,
tapi, Yong-yong belum juga kunjung tiba, mau tidak mau
timbul rasa curiganya, tanyanya : "Nona, kenapa mereka
belum juga datang ?"'
"Kukira sebentar lagi mereka pasti sudah tiba."
Kedua pelayan mengangkuti piring mangkuk kebawah
loteng, lalu menyuguh pula secangkir teh wangi. Pelan2 Ling
Ji-ping menghirup teh wangi yang Panas segar ini,
Pandangannya tertuju keluar loteng, suasana alam pegunungan terasa hening dan tentram.
Keheningan ini membuat Ling Ji-ping melamun pikiraannya
menyusur kembali pengalaman selama Ini, pengalaman pahit
getir dimana dia pernah memperoleh gelang naga, dari Lian
hoa. dan dari tangan Lam-jan dia menerima pula kotak besi
berisi gembok emas, namun untuk menuju lembah api dan air
dia harus memiliki gelang naga itu, padahal gelang naga itu
kini berada di tangan Bwe-hou Hujin. Maka dia menoleh, dan
kebetulan pandangannya bentrok dengan sorot mata Pekhoa
Kongcu yang kebetulan sedang menatapnya lekat2. Pek-hoa
Kongcu segera tersenyum manis, tanyanya : "Siauhiap, apa
yang engkau bicarakan ?"
"Ada sebuah permintaan yang kurang patut dapatkah
Kongcu suka membantuku?"
"Katakan saja Siauhiap, bila aku dapat memangnya aku
tidak sudi membantu?"
"Tentunya nona tahu tentang gelang naga Bwe hu kaucu
merampasnya dari tanganku."
"Oh, jadi karena soal ini." ucap Pek hoa kongcu tertawa
manis, "tapi, ibuku bilang, gelang itu semula adalah milik Lian-
hoa." 337 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bungkam mulut Ling Ji-ping, apa yang dikatakan Ini
memang tidak salah, Lian-hoa adalah anggota Ang-hoa-kau,
dirinya memang mendapat gelang itu dari tangan Lian-hoa,
kenyataan ini tak mungkin dibantah.
Pek-hoa Kongcu tertawa genit, katanya:
"Tapi, bila Siauhiap memerlukannya aku bisa berusaha,
apakah Siauhiap bertujuan mengudak ketiga pusaka dari
Thian tiok itu" Tahu dirinya tak bisa mungkir akan rencananya, dengan
tegas Ling Ji-ping mengiakan.
"Ibuku juga bertekad mendapatkan ketiga pusaka itu." kata
Pek-hoa Kongcu. "Kalau begitu, soal ini tak perlu dibicarakan lagi. Memang
benar, Lian-hoa merebut gelang naga itu dari anggota Yu-
bing-kau, namun aku tidak merebutnya secara paksa, tapi
nona Lian-sendiri yang menghadiahkan kepadaku."
"Hal itu kami sudah tahu Siauhiap."
"Tapi ibumu dengan akal merebutnya dari tanganku, yakin
akupun bisa merebutnya kembali bahwa tadi aku minta
bantuan nona supaya tidak terjadi pertikaian."
"Apa benar Siauhiap yakin dapat merebut kembali?"
"Keyakinan adalah keberanian yang amat berharga."
"Tapi aku punya cara lain sehingga kedua pihak tidak usah
bentrok." "Coba katakan."
Berputar bola mata Pek-hoa Kongcu, katanya "Biarlah soal
ini kubicarakan laigsung dengan ibu ku, kemungkinan bisa
dicapai cara yang sempurna demi keuntungan kedua pihak."
"Cayhe tidak bermaksud mengangkangi ketiga pusaka itu,
namun ketiga pusaka itu memangku suatu urusan besar dalam
338 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bulim. bila Ang-hoa-khu kalian bisa merubah haluan, menjadi
organisasi sosial yang mementingkan kepentingan rakyat
Jelata, dengan suka rela akan kuberikan kepada kalian bila
kelak barang barang itu terjatuh ketanganku,"
"Urusan besar Bulim " Urusan apa ?"
"Sekarang tidak boleh kuterangkan."
"Hm, aku pasti dapat menebaknya."
"Kalau nona sudah tahu, mohon tak usah kau katakan."
"Ya, soal ini mudah dibereskan, tapi . ." Belum habis orang
bicara, tiba tiba Ling ping merasa ngantuk, tubuhnya
bergoyang-goyang Pek-hoa Kongcu tertawa riang katanya: "Pergilah istirahat
di kamarku, bila adik cilik datang akan kuberitahu kepadamu."
Ling Ji-ping merasa amat penat, tubuhnya lunglai, diam
diam dia merasa heran, hawa murni pun dia kerahkan, tapi
tidak terasa keracunan apa-apa.
Didengarnya Pek-hoa Kongcu berkata : "Semalam suntuk
kau tidak tidur, kehujanan !agi, mungkin masuk angin lekaslah
istirahat, jangan kuatir, aku takkan berbuat tidak senonoh."
Ling Ji-ping tidak kuat lagi. diantara sadar tidak sadar dia
biarkan dirinya dipapah dan diseret masuk kekaraar oleh Pek-
hoi Kongcu. Ling Ji-ping masih sedikit sadar bahwa ada
sesuatu yang ganjil pada dirinya, tapi sekarang dia tidak kuasa
berbuat apa apa, terpaksa mandah saja apa yang dilakukan
Pek-hoa Kongcu. Layap-layap dia merasa dirinya direbahkan
diatas ranjang yang empuk dan wangi, seseorang mulai
membelejeti pakaiannya. Ingin dia meronta, sayang tenaga
tidak mampu dikerahkan, bahwasannya dia memang tidak
mampu bergerak sedikitpun. Sayup sayup didengarnya tawa
genit yang merangsang. 339 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kesadarannya sudah hampir punah, namun dia masih
merasakan pipinya diciumi, bibirnya dilumat bau harum
merangsang hidung sayang rasa kantuk teramat berat
sehingga dia tidak ambil peduii apa yang terjadi atas dirinya.
Pada saat itulah, disaat pikirannya hampir tenggelam oleh
lelapnya tidur, kupingnya sempat mendengar tawa dingin.
Kenapa tawa dingin yang satu ini seperti obat mujarab,
semangatnya yang sudah runtuh seketika menyala, sambil
mengeluh tiba tiba dia berjingkrak duduk diatas ranjang. Lapat
lapat pandangan masih sempat menangkap bayangan
seseorang yang meluncur keluar dari jendela, maka
pandangannya melongo kearah jendela. terasa olehnya tawa
dingin itu begitu dekat, amat dikenalnya, dia geleng geleng
kepala untuk menghilangkan rasa kantuk, namun sesingkat ini
tak kuasa dia pikirkin siapa tadi yang tertawa dingin Tiba tiba
sebuah helaan napas terkiang pula di pinggir kupingnya,
waktu dia menoleh, lapat lapat dilihatnya seseorang berdiri
didepan ranjang, dengan hambar dia bertanya : "Siapa kau ?"
Bayangan orang Itu tidak menjawab, tiba tiba terasa
mulutnya dijejal sesuatu yang berbau wangi, begitu masuk
mulut kena ludah benda itu segera lumer dan tertelan
kedalam perut, segulung hawa panas seketika bergolak dalam
pudarnya. Tidak sedikit kesadaran Ling Ji-piog telah pulih, sekuatnya
dia pusatkan perhatiannya memandang dengan memicing
mata, namun setelah keadaannya sedikit tenang, bayangan
orang itu pun telah lenyap. Seketika dia melongo seperti
linglung, otaknya masih sempat menyusuri kejadian yang baru
dialam inya, senyum yang amat dingin segera mengulum
diujung bibirnya, kini dia sudah tahu apa yang telah terjadi,
namun suara tawa diluar jendela dan orang yang menjejal
obat ke mulut entah siapa "
"Kehidupan Kangouw yang penuh liku liku kejahatan,
manusia yang picik dan kotor, sungguh tak pernah kusangka,
340 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di Ceng-sen--san ini aku betul-betul meresapinya." pelan pelan
dia memejam mata Tak lama kemudian, didengarnya suara lambaian baju, ada
orang melayang turun di dalam rumah. Ling Ji-ping pura pura
tidur pulas, namun dalam hati dia sudah mengumpat: "Kau
perempuan sejahat binatang berbisa ini, majulah. Hari ini kau
akan mesrasaKan imbalannya."
Ternyata Pek-hoa Kongou telah kembali, dari suara
langkahnya dia tahu orang mendekati ranjang, terdengar oleh
Ling Ji-ping helaan napasnya yang sedikit memburu. Mungkin
tadi dia keluar mengejar orang yang tertawa dingin sampai
cukup jauh, namun kuatir terjadi sesuatu diatas loteng, maka
ia buru dia putar balik. Dalam hati Ling Ji-ping tertawa dingin, dia pun pura pura
tidur pulas tanpa bergerak.
Lambat laun deru nafasnya yang tersengal sudah mereda,
tiba tiba Pek-hoa Kongcu menghela nafas, mulutnya
bergumam : "Pujaanku, entah kenapa, begitu melihatmu, aku
lantas naksir padamu. Apa yang kulakukan terhadap mu
sekarang memang salah, tapi apa dayaku "." merandek
sejenak lalu menyambung, "aku tahu diriku yang telah ternoda
ini tidak setimpal jadi jodohmu, dahulu memang aku salah
langkah, sekarang menyesalpun telah kasip. Aku tidak ingin
menelanmu bulat-bulat, aku hanya ingin mendapatkan sekali
kenikmatan saja, dan itu sudah cukup uptuk mengukir
kenangan dalam kalbuku, karena selama hidupku ini, kali ini
adalah yang terakhir, kali yang paling pendek, namun dalan
lembaran hidup akan kujadikan kenangan yang manis mesra,
kenangan yang akan mendampingiku sampai akhir ku.
Maafkanlah aku." Ling Ji-ping adalah pemuda yang berhati kaku berwatak
dingin, tangannya gapah tak kenal kasihan sehingga dia
dijuluki Cui-bun-jiu. Tapi Laki laki yang berhati kaku dingin,
ada kalanya justru adalah laki laki yang dihuni perasaan
341 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hangat dan penuh dilembari rasa iba Demikian pula seorang
yang sering membunuh orang secara keji, adakalanya diapun
memiliki hati yang lemah lembut entah kenapa tekadnya yang
akan menghukum dan menghajar Pet-hoa Kongcu mendadak
rnenjadi goyah dan lumer.
Karena apa yang dilimpahkan Pek-hoa Kongcu dalam
gumam perkataannya menyuarakan hati nurani seorang
perempuan yang jatuh cinta secara membuta, sungguh
kasihan, helaan napasnya yang rawan itu kedengarannya
seperti ritme lagu yang syahdu dan memukau.


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Diam diam dia menghela napas, batinnya: "Cinta dapat
membuat jiwa orang nyentrik, dan cinta itu pula itu pula dapat
menyadarkan kesesalan seseorang Meski cara yang dia
lakukan terhadapku terlalu nyeleweng, tapi isi hati yang
diutarakannya merupakan kesadarannya pula, kenapa aku
harus menghukumnya. Menyadarkan seseorang dari kejahatan
kejalan yang benar adalah suatu kebaikan "
Terdengar dia melangkah maju dua langkah lebih
mendekat ke pembaringan, setelah menghela nafas pula.
perlahan lahan dia membungkuk badan. Ling Ji-ping segera
rasakan seraut wajah yang hangat nenempel mukanya,
dengus nafas terasa memburu, bau harumpun merangsang
hidung. Hati Ji-ping bergoncaig, perasaannya seperii di kili-kili.
lekas dia menikah perasaan dan kendali semangat.
Tapi sebelum dia berkeputusan, turun tangan apa tidak "
Ternyata bibir Pek-hoa Kongcu yang sudah hampir menyentuh
bibirnya tiba tiba beralih kepinggir dan tubuh orang ternyata
telah berdiri tegak pula, terdengar dia menarik napas panjang
lalu bergumam pula: "Tak boleh aku berbuat demikian.
Indahkah kenangan yang kupero!eh nanti " Dapatkah
kujadikan kenangan selama hidup " Aku ini sekali sudah sa lah
langkah jangan kuulangi kesalahan itu."
Pada saat itulah, diluar jendela berkesir angin melambai,
ada orang melompat turun.
342 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa ?" Pek-hoa Kongcu segera membentak
"Kongcu, inilah hamba." sahut orang diluar jendela.
"Ada urusan apa, kenapa tergesa-gesa?"
"Nona Yong-yong ternyata telah hilang.!"
Ling Ji-ping yang pura pura pulas terkejut hampir saja dia
berjingkrak. "Bagaimana bisa hilang ?" hardik Pek hoa Kongcu.
"Entahlah," sahut pelayan itu kebingungan "waktu hamba
tiba di Kun-hoa kik, pintu gua sudah terbuka, nona itu sudah
tidak kelihatan lagi"
"Sudah kau periksa adakah jejak jejak yang mencurigakan
?" "Tiada apa apa yang kutemukan, keadaan dalam gua biasa
tetap rapi. Padahal pintu gua itu hanya bisa dibuka dengan
sandi rahasia, pasti ada seseorang yang telah menolongnya."
"Mana mungkin ?" gumam Pek-hoa Kongcu setengah
berbisik, "kecuali orang yang tahu cara membuka pintu
rahasia itu. siapa yang mampu masuk ke Kun-hoa-kik ?"
Pelan pelan Ling Ji-ping membuka segaris kelopak
matanya, mengintip sikap dan kelakuan Pek-hoa Kongcu,
dilihatnya orang sedang tunduk menepekur. Tiba tiba dia
tersentak kaget dengan perubahan hebat dimukanya, seperti
telah membayangkan suatu kejadian yang mengerikan,
katanya: ,Ya, pasti dia. Dia belum mati dialah yang membuat
gara gara ini." Ling Ji-ping ikuit tersirap, 'dia' yang dimaksud oleh Pek-hoa
Kongcu pasti adalah Hwi-hou Kongcu, semalam mayatnya
tidak diketemukan di bawah lembah, mungkin sudah ditolong
orang, saat itu juga dia pergi ke Kun-hoa-kik menculik Yong-
yong. 343 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yong-yong adalah gadis rupawan yang masih suci bersih,
bila dia terjatuh ketangan iblis cabul Itu. maka dapatlah
dibayangkan akibatnya. Keringat dingin membasahi sekujur
badannya, tanpa banyak pikir segera lia mencelat bangun
berdiri. Mendadak Pek-hoa Kongcu berjingkat kaget sambil
menoleh, kedua tangan mengelus dada. kakinya menyurut
mundur, mulutnya megap megap "Kau .... kau . . . ."
Sedingin es suara Ling Ji-ping : "Terima kasih akan teh
harummu Kongcu, orang she Ling sudah sadar kembali."
Merah berganti pucat wajah Pek-hoa Kongcu merah malu,
pucat karena menyesal, jelas jantung nya sedang berdetak
keras, akhirn/a dengan tertawa nyengir dia berkata :
"Ternyata kau hanya pura pura saja ?"
Ujung mulut Ling Ji-ping mengulum senyum sinis, katanya :
"Jangan singgung soal ini kalau tidak kudengar penyesalanmu
tadi, Ling Ji-ping tidak akan mengampunimu, waktu aku pukul
Hwi-hou kongcu. Kongcu kan juga hadir."
Pek-hoa Kongcu terkancing mulutnya, pelahan=lahan dia
menunduk dengan malu, akhirnya menghela napas rawan;
"Sekarang ingin aku tanya satu hal, kau harus menjawab
sejujurnya." "Bukan aku takut kepadamu. Tapi aku tidak akan bergebrak
dengan kau, kau boleh tanya apapun yang ingin kau ketahui
sekarang akan kujelaskan kepadamu.*'
"Waktu nona Yong-yong dikurung di Kun hoa-kik, dia dalam
keadaan sadar atau pingsan?"
"Ya, dalam keadaan sadar dan bebas, Hiatto tidak ditutuk,
namun dia hanya dikurung seperti pesakitan biasa."
"Apakah Lenghou Hou juga tahu cara membuka pintu
rahasia itu ?" 344 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya." "Kecuali dia.?"
"Hanya keempat pelayanku ini."
"Orang orang Ang-hoa-kau lainnya?"
"Hanya Kaucu saja."
Setajam pisau sorot mata Ling Ji-ping. kata nya pula
menatap Pek-hoa iyongcu : "Sejak kedatangannya dari luar
perbatasan, kecuali Hwi hou seng, adakah Lenghou punya
sarang persembembunyian lainnya ?"
"Aku tidak tahu."
"Ayahmu Tiang-pek-hwi-hou apakah dulu bersamanya ?"
"Akupun tidak tahu,"
"Sungguh "."'
"Aih," setelah menghela napas perlahan lahan Pek-hoa
Kongcu berkata : "Demi kau, dengan dia aku sekarang sudah
menjadi musuh, memangnya aku masih harus menyembunyikan sesuatu yang kuketahui Apalagi tadi sudah
kukatakan, untuk dikau, apapun akan kubeberkan."
Melihat orang bicara dengan sikap sungguh sungguh dan
setulus hati, mau tidak mau Ling Ji ping jadi percaya juga,
sekilas dia berpikir lalu berkata pula : "Kalau demikian, akupun
takkan menyalahkan kau, semoga kelak aku dapat
membuktikan bahwa semua ini bukan muslihatmu belaka."
akhir katanya ditambah dengan sekali dengusan lirih.
"Sekarang juga kau mau pergi ?"
"Memangnya Kongcu ingin menyuguh secangkir teh wangi
lagi ?" "Dapatkah aku membantu ala kadarnya untuk menebus
kesalahanku " 345 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak usah." tawa Ling Ji-ping angkuh, "apabila kau tahu
tempat persembunyian Lenghou Kou, cukup kau beri tahukan
kepadaku saja" beberapa langkah dia beranjak, tiba tiba
berhenti dan menambahkan, tolong tanya Kongcu, kontrak
dagangmu dengan Tok-bu siang, apa jadi dilaksanakan?"
Pek-hoa Kongcu melengak, katanya: "Hubungan dengan
Lenghou Hou sudah retak, kukira persoaiannyapun batal."
"Perlu kuperingatkan kepada Kongcu, gelang naga itu
kalian memperolehnya dari tanganku, kuharap kalian
menjaganya baik-baik, setelah aku menemukan nona Yong-
yong, akan ku luruk ke Bwe-tun mengambilnya, bila terjadi
sesuatu atas gelang itu, hem, jangan salahkan kalau orang
she ling bertindak sadis."
Bergetar kulit muka Pek-hoa Kongcu. kata "Jangan kau
teramat yakin akan kemampuan mu, bagaimana Kungfu ibuku,
tentunya kau sudah tahu ?"
"Kecuali akan merebut kembali gelang itu, orang she Ling
juga ingin menjajal pula sampai di mana lihaynya ilmu irama
harpa menembus Hiat-to ibumu itu."
Pek-hoa Kongcu menghela napas sedih, katanya:
"Dengarkan penjelasanku . . . . '
Ling Ji ping sudah tertawa gelak-gelak, katanya "Aku tahu
maksud kongcu, tolong sampaikan dalam beberapa hari ini
orang she Ling akan bertandang. Selamat bertemu." tiba-tiba
tubuhnya berkelebat tanpa menoleh dia sudah meluncur
keluar jendela. Bagai anak panah yang meluncur dengan dengan daya
luncuran kencang Ling Ji-ping berlari sekuat tenaganya
menuju ke Hwi-hou-ceng, sebetulnya dia tahu bahwa
kedatangannya kesana pasti menemukan tempat kosong, tapi
kecuali Hwi hou ceng, kemana pula dia harus menyelidik
persembunyian Hwi-hou Kongcu "
346 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selama dua tahun dia menyelidik teka-teki yang
menyelubungi puncak iblis dengan penghuninya yang
misterius, jejaknya hampir menjelajah seluruh dunia, bahwa
kedatangannya ke Ceng-seng kali ini ternyata banyak
menghadapi persoalan pelik yang diluar dugaannya, ternyata
urusan semakin ruwet dan sukar dipecahkan, beberapa kali
dirinya hampir kecundang pula, untunglah teki teki puncak
Iblis itu akhirnya dapat juga dia singkap meski baru
selimutnya, dan yang lebih penting lagi bahwa lembaran
hidupnya kini mulai tampak perubahan yang cukup nyata.
Kalau dulu seluruh perhatian dia konsentrasikan demi
kesejahteraan kaum Bulim, namun di dalam relung hatinya
kini telah disadarinya bahwa banyak persoalan penting seperti
menyangkut pribadinya. terutama segala sesuatu yang
menyangkut diri Y ong-yong.
Tugas yang terpenting sekarang adalah menemukan Y ong-
yong namun dalam alam pikirannya yang terbayang dua
bayangan orang, terhadap si nona burung seriti dia menaruh
hormat, kepada nona Lian-hoa dia amat simpatik, namun
terhadap Yong-yong, tak boleh disangkal lagi, itulah cinta.
Karena cinta itulah maka dia merasa kehidupannya ini semakin
padat, tambah malang. Tapi juga tambah rumit dan
mengalami liku-liku kehidupan. Dan liku-liku kehidupan ini
terbaur pula dengan tugas utamanya demi mendarma
baktikan diri untuk kepentingan Bulim.
Itulah sebabnya kenapa dia mulai menyadari bahwa
kehidupannya sekarang nampak perubahan.
Banyak urusan yang harus dia selesa ikan, tiada yang dapat
dia pikirkan secara mendalam, tapi dia memang tak mungkin
tidak harus memikirkannya, Sambil memutar otak, langkahnya
tidak pernah kendor, hanya satu tujuannya Hwi-hou-ceng.
Cepat sekali Hwi-hou-ceng sudah kelihatan tak jauh lagi
didepan, sekilas dia mendongak melihat cuaca, tepat tengah
hari. Dia menuju hutan dimana tempo hari dia pernah
347 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyembunyikan diri. sekilas dia melirik kearah pohon besar
dimana Yong-yong pernah dia sembunyikan atas lobangnya,
bibirnya bergerak-gerak pikirnya "Kalau bukan mementingkan
menolong Yong yong. memangnya orang she Ling takut
terhadp siapa "'"
Pelan-pelan dia beranjak keluar dari hutan kali ini dia tidak
perlu ma in sembunyi, padahal dia sudah menduga bahwa
perkampungan ini sekarang pasti sudah kosong, kedatangannya hanya ingin mengeduk sumber penyelidikan
saja. Suasana sepi lengang melingkupi Hwi-hou-hanya kicau
burung terdengar disana sini. Pintu gerbang perkampungan
ternyata terbentang lebar, tiada suara apapun di dalam,
biarpun cuma kotek ayam atau gonggong anjing. Ling Ji-ping
segera mempercepat langkah kakinya keadaan perkampungan
ternyata sudah morat marit, seperti baru diserbu gerombolan
perampok perabot rumah porak poranda, namun Ling Ji-ping
tidak hiraukan semua itu dia langsung menuju kepekarangan
sebelah dalam, keadaan di sinipun kocar-kacir bayangan
seorang pun tidak kelihatan.
Dengan senyum sinis Ling Ji-ping sapukan pandangannya,
tiba-tiba kupingnya menangkap suara rintihan yang lirih dari
sebuah kamar kecil dipojok sana. Sekilas dia melengak.
akhirnya dia tertawa angkuh, langkahnya menuju ke sana, di
depan pintu dia berhenti, mendadak dia layangkan sebelah
kakinya, "Blang" pintu kecil itu dltendangnya remuk
berhamburan. Begitu daon pintu runtuh Ling Ji-ping segera
membentak :, Siapa di dalam ru . . . ."
Tapi pemandangan di dalam rumah yang begitu
mengenaskan seperti mencekik lehernya sehingga dia tidak
kuasa meneruskan bentakannya. Saking kaget Ling Ji-ping
menyurut mundur, sementara dia berseru sambil memburu ke
dalam: "Bwe , . . . ing....."
348 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rintihan lirih yang meyayat hati terdengari pula, lalu disusul
suara pertanyaan yang hampir tidak terdengar : "Siapakah kau
?" Melotot mata Ling Ji-ping mengawasi muka orang yang
berlepotan darah dengan bola mata yang sudah dicukil
bolong, kaki tangan Bwe-ing di pantek didinding, darah
berkobang disekitar kaki nya, tanyanya dengan suara geram
"Apakah karena! kau menolongku kemaren maka mereka
menyiksai mu begini rupa ?"
"Apakah kau Ling siauhiap?"
Ling Jl-ping mengiakan, katanya : "Kemana mereka
melarikan diri " Akan kutuntut balas untuk sakit hatimu ini."
Saking menderita siksa kesakitan ini Bwe-ing rampak
merintih dan menggeliat sekali, bibirnya yang sudah


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membengkak biru bergerak lambani "Entah ... . aku.....tidak
tahu." "Apakah Leng-hou Hou pagi tadi pulang
"I...ya.. " "Tiang-pek-hwi-hou juga telah ... datang" "
"Em" Ling Ji-ping menggertek gigi, pikirnya: "Rase tua itu
ternyata memang sembunyi digunung ini, dugaan seng
Locianpwe memang tidak keliru." lalu dia tanya "Tahukah kau
di mana tempat tinggal Rase tua itu ?"
Bwe-ing merintih pula, suaranya lebih lirih badannya
kelejetan. Ling Ji-ping tidak tega, segera dia mendekat,
tangan kiri memapah tubuhnya tangan kanan mencabut paku
yang memantek kaki tangan Bwe-ing. lalu pelan-pelan
merebahkan di atas lantai.
Kaki tangan Bwe-ing mengejang, mulutnya berbuih,
suaranya kelu, dengus napasnya semakin lemah. Setelah
349 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghela napas Ling Ji-ping berkata: "Karena kedatanganku
kemaren, sehingga nona mengalami nasib sejelek ini, kalau
nona tahu di mana tempat persembunyiannya, boleh kau
beritahu padaku, aku pasti menuntut balas sakit hati mu."
Bwe-ing yang celentang berkelejetan pula, tangan
kanannya akhirnya terangkat sedikit menuding kearah kiri, tapi
lantas lunglai, napasnya terheti, jiwapan telah melayang.
Seorang perempuan lemah yang harus dikasihani, dia mati
dibawah siksa kekejaman di luar prikemanusiaan hati Ling Ji-
ping seoerti disayat-sayat, dia menunduk mengawasi
jenazahnya, air matanya hampir tak tertahan. "Gadis ini mati
lantaran kehadiranku di sini kemaren, walau bukan aku yang
membunuh, tapi Kematiannya karena aku sungguh malang
nasibnya." Akhirnya dia berdoa : "Tenanglah, darahmu masih segar,
dia telah mencuci bersih kehidupanmu yang hina-papa ini,
karena itu sukmamu akari tetap suci dan agung Aku Ling Ji-
ping berjanji akan menuntut balas kematlanmu itu ini "
Sekarang baru dia sempat memperhatikan bahwa keempat
jari Bwe-ing tertekuk menggengam, hanya jari telunjuknya
saja yang terjulur seperti orang menuding, seketika dia
maklum pikirnya: "Kiranya Bwe-ing menunjukkan arah
kepadaku, tempat persembunyian rase tua itu pasti berada
disebelah kiri dari perkampungan Ini"
Ling Ji-ping mengangguk hormat ke arah jenazah Bwe-ing,
katanya rawan: "Aku sudah tahu, istirahatlah tenang." Lalu
dengan hati membara dan dirasuk dendam Ji-ping membalik,
terus keluar terus lari menuju kearah kiri,
Keadaan pegunungan didaerah sini jauh lebih berbahaya,
lembah ngarai sama curam dan licin berlumut, pohon-pohon
raksasa mencuat kelangit. kalau bukan ahli silat seperti Ling
Ji-ping. yakin akan mengalami kesulitan untuk menempuh
perjalanan dihutan pegunungan yang susah ditempuh
350 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kita-kita sejam kemudian belasan li telah ditempuhnya,
keadaan tanah pegunungan di sini ternyata lebih rendah dan
merata, pada sebuah tanah datar yang dikelilingi bukit muncul
sebuah biara. Tergerak hati Ling Ji-ping. segera dia menghentikan
langkah, dengan seksama dia awasi biara yang sudah bobrok,
dan tidak terawat Ini. tampak sebuah jalanan kecil yarg
berliku ditanah rerumputan menjulur kedepan biara bobrok
itu, rumput tumbuh subur dlsekitar biara ini, jelas sudah
jarang diinjak manusia. Pikirnya: "Mungkin inilah tempatnya. Hm, inginaku adu akal
dengan kau rase tua licik dan kejam, buktikan siapa lebih
unggul." lalu dia menelusuri jalan kecil berliku-liku itu berlari
kearah biata. Ling Ji-ping sudah bertekad untuk melabrak Tiang-pek-hwi-
hou, maka tidak perlu main sembunyi, waktu dia tiba didepan
biara, dari dalam biara kebetulan muncul seorang Tosu tua
bertubuh setengah bungkuk dengan langkah menggeremet,
rambutnya sudah ubanan, sepasang matanya cekung dagunya
yang panjang ditumbuhi secomot jenggot Kambing yang telah
memutih pula, jubah ke imaman yang dipakaipun sudah butut,
langkahnya bergoncang dan gemetar, langsung dia maju ke
depan menuju kearah Ling Ji-ping, seperti tidak tahu bahwa
didepan pintu ada orang berdiri.
Ling Ji-ping sengaja batuk-batuk Tapi Tosu tua ini seperti
tidak mendengar, langkahnya tetap lurus, setelah dekat
terdengar oleh Ji-ping, kerongkongan Tosu tua ini berbunyi
seperti tersumbat riak kental, napasnya sedikit memburu,
langkahya terangkat, sambil menyapa: "Siapa ?"
Karena dirinya hampir ditabrak oleh Tosu tua, sengaja Ling
Ji-ping batuk sekali lagi keras-keras. Agaknya Tosu tua kali ini
ada mendengar, langkahnya berhenti, kepalanya terangkat,
sambil menyapa: "Siapa..?"
351 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu Tosu tua ini angkat kepalanya baru Ling Ji-ping
melihat jelas, bukan saja sepasang mata Tosu tua ini cekung,
kedua biji matanya ternyata memutih kristal, ternyata kedua
matanya sudah buta. Sekilas Ling Ji-ping menyapu pandang ke dalam biara,
suasana ternyata sepi-sepi saja. maka dia bertanya: "Apakah
Toya yang pegang pimpinan di biara ini ?"
Tosu tua miringkan kepala seperti mendengarkan, tapi
setelah Ling Ji-ping habis bicara baru dia manggut-manggut,
"Eh, apa katamu." tanyanya kemudian.
Ling Ji-ping melenggong pikirnya: "Lha apakah Tosu tua ini
buta tuli" " maka dia bertanya dengan suara lebih keras :
"Apa kau pimpinan biara ini "
Tosu tua berpikir sebentar, tiba-tiba tangan bergoyang-
goyang, katanya: "Tidak boleh, biaraku ini serba miskin, tiada
yang bisa dimakan, kau tidak boleh tinggal di s ini."
Ling Ji-ping jadi geli. pikirnya : "Ternyata memang bisu
tuli." lalu dia tanya lagi lebih keras apakah biara ini m ilikmu?"
Kali ini rupanya si Tosu sudah mendengar jelas dia
manggut manggut, katanya. "Betul, tapi aku sendiri sering
kelaparan, tidak bisa melayani tamu."
"Aku kemari bukan minta makan."
"Ha, apa katamu ?"
Apa boleh buat Ling Ji-ping berkata lagi lebih keras : "Aku
mencari orang." "O ?" Tosu tua angkat mukanya, bola mata berkedip-kedip,
"tapi aku ini hanya tukang api."
Geli dan keki Ji-ping dibuatnya, katanya pula keras:
"Apakah dalam biaramu ini kedatangan tamu dari luar
perbatasan?" 352 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dari bawah gunung?"
"Dari T iang-pek-san diluar perbatasan"
"O, tidak, tidak ada. Kapan biaraku ini pernah kedatangan
orang, Ong-toahu dibawah gunung itu setiap bulan memang
suruh orang menyumbang minyak dan dupa, beras dan
makanan kering" Ling Ji-ping geleng geleng, pikirnya : "Sungguh sial, aku
bertemu dengan orang bisu tuli."
Dalam hati Ling Ji-ping mereka bahwa Tian pek-hwi-hou
tak mungkin tinggal dibiara bobrok ini namun hatinya belum
lega, dia berpikir pula ,Buat apa aku membuang waktu dengan
tanya jawab tak berguna ini, langsung periksa kedalam kan
beres," maka tanpa hiraukan Tosu tua ini, langsung dia
menuju kebiara. Tak nyana baru dua langkah tiba tiba didengarnya Tosu tua
ini menjerit sekali. Ling Ji-ping melengak, tanyanya setelah
menghentikan langkah : "Apa yang hendak kau katakan .'"
Seperti tidak mendengar pertanyaannya, T osu tua berkata
sendiri : "Em, ya betul."
Ling Ji-ping bertanya keras: "Ada orang pernah datang
kemari, betul tidak ?"
Tosu tua geleng geleng, katanya : "Bukan ke biaraku, tadi
pagi tukang masak bilang pernah melihat orang lewat didepan
biara kami " "Orang macam apa dia ?" tanya Ji-ping keras.
Bola mata si Tosu yang memutih berkedip kedip, berpikir
sebentar lalu geleng geleng, kata nya "Aku tidak tanya."
"Biarlah aku pergi tanya kepada tukang Masak mu itu."
"Dia sedang keluar "
"Kemana" 353 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pergi menebang kayu."
Sekenanya Ling Ji ping memandang kepegunungan sebelah
kanan, sayup sayup memang dia mendengar suara orang
menebang kayu Sekilas dia melirik lagi kearah Tosu tua, tanpa
bicara segera dia berlari kearah datangnya suara.
Hutan cukup lebat, pegunungan sunyi senyap maka suara
orang menebang kayu itu kedengaran nyata, Ling Ji-ping terus
berlari-lari Kearah datangnya kapak menebang dahan.
Sungguh aneh! setelah kira kira semasakan air mendidih,
belum juga dia temukan orang menebang pohon, namun
suara tebang pohon itu masih terdengar pula disebelah depan,
dari suaranya kira kira dapat meraba jaraknya ada satu li
jauhnya, jarak tetap sama seakan akan larinya sekian jauh Ini
sia sla belaka. Akhirnya Ling Ji-ping berhenti, pikirnya keheranan : "Aneh,
apa sih yang terjadi Mungkinkah suara tebang pohon ini
sengaja hendak memancing aku meninggalkan biara Itu "
Atau penebang pohon itu sengaja memancingku kesuatu
tempat '?" Gerak gerik Ling Ji-ping boleh dikata secepat terbang,
matanyapun dipantang lebar menatap kedepan dari mana
suara tebang pohon itu. Ternyata suara itu memang terus
bergerak disebelah depan, mungkin karena kali ini Ling Ji-ping
lari lebih cepat, meski suara tebang pohon itu masih
terdengar, namun suaranya sedikit kacau, ini menandakan
penebang pohon yang memancing diri nya itu menggerakkan
kapaknya sambil berlari lari juga.
Beberapa kejap telah berlalu, jarak tertentu sudah
dicapainya, hutan disebelah depan sudah kelihatan ujungnya,
kedepan lagi adalah pegunungan berbatu yang gundul dan
gersang. Ling Ji-ping tertawa, batinnya: "Hutan ini sudah kelihatan
ujungnya, ke mana lagi kau akan menyembunyikan diri, ingin
354 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aku melihat macam apa tampang orang itu ?" sembari
membatin langkahnya mengembangkan Ginkang yang luar
biasa, dikala kedua lengannya terkembang bagai seekor
rajawali tubuhnya melambung tinggi lalu rneluncur turun
dipinggir hutan. Betul juga, suara tebang pohon itupun berhenti, begitu
kakinya hinggap ditanah didengarnya seorang tertawa enteng,
namun gema suara tawanya ternyata menggetarkan pohon
ditanah pegunungan ini. Dari tawa enteng ini, Ling Ji-ping
sudah dapat menilai bahwa Lwekang orang itu sudah
mencapai taraf yang tinggi.
Ling Ji-ping tertawa terbahak-bahak, katanya lantang:
"Sahabat, silahkan keluar, jangan main petak saja!"
Lenyap suara tawa itu, dalam hutan kedengaran suara
yang seram menakutkan: "Buyung, ke sorga ada jalan kau
tidak mau masuk, kau justru kemari mengantar kematian,
jangan kau salah kan Lohu."
Ling Ji-ping mendengar orang yang bicara didalam hutan
pasti Tiang-pek-hwi-hou, dengan tawa dingin dia menjengek:
"Kalau takut mati aku takkan meluruk kemari, kedatanganku
ini memang. mencari kau."
"Kau tahu siapa Lohu'"
"Sudah lama Cayhe kagum akan kebesaran nama Tiang-
pek-hwi-hou, sengaja mohon pengajaran di sini"
Tak nyana suara tawa orang itu kedengaran aneh, katanya
: "Buyung, kau salah sangka'
"Salah sangka ?"
"Tosu tua bisu tuli itulah Tiang-pek-hwi-hou, kau sudah
berhadapan, namun tidak mengenalnya, memangnya kedatanganmu ke sini bukan mengantar ke matian "'
355 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping melengak, hatinya agak kaget, ibanya : "Siapa
kau?" "Kui-tiap sin, pernah kau dengar nama Ini "
"Kui-tiap sin?" Ling Ji-ping tidak percaya akan pendengaran
sendiri, batinnya : "Mana mungkin makhluk aneh ini masih
hidup " Sebelum penghuni puncak iblis itu merajalela di Bulim,
gembong gembong aneh di Bulim yang paling top ads. Lam-
jan, Pak-koat dan It-ci sin-mo, setelah ia, barulah It-kui it-hou.
It-hou yang dimaksudkan Hoat-sin yau-hou, yaitu Ang-teng
su-clang pernah dijumpainya waktu dia menolong yong-yong.
kini berganti gelar Hiat-ing-cu. Selama Hoat-sln yau-hou sudah
tidak. pernah muncul, kini mendadak keluar kandang, hal ini
tidak perlu dibuat heran. Tapi It-kui atau setan tunggal ini
jelas adalah gembong setan yang pernah diceritakan gurunya,
dalam peristiwa besar di Ko lau-san dalam Kui-tiap kok, setan
tunggal ini telah terbinasa jatuh kedalam Hek-cui-tham karena
dikepung dan dikeroyok oleh sepuluh ja Bulim yang paling top
masa itu, kenapa hari masih dan muncul di s ini ?"
"Buyung." seru orang itu dari dalam hutan "kau kira Lohu
ini palsu bukan ?" Tahu bahwa memang benar gembong setan itu, diam diam
hati Ji-ping mencelos, namun sudah berhadapan buat apa
takut, maka dia nekad jengeknya : "Aku tahu Kui-tiap-sin
sudah mampus kecebur di Hek-cui-tham waktu dikeroyok
dalam Kui-tiap-kok dulu."
"Betul, buyung. Tapi kenyataan Lohu tidak mati, malah


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebaliknya mereka yang masih diagulkan sepuluh jago top di
Tionggoan, beberapa antara mereka sekarang yang masih
.hidup." Tergerak hati Ling Ji-ping, serta merta pikirannya teringat
sesuatu, delapan dari sepuluh jago top dunia persilatan dulu
sudah mati dan kepala nya tergantung diatas maklumat
kematian yang tinggal hidup kini hanyalah gurunya dan It-
356 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kiam kinghun Hoan Bu wi. Sesaat Ji-ping berdiri me longo,
akhirnya berkata berat: "Jadi kau datang dari Kiu-ting-mo-
hong "' "Hahahaha" gelak tawanya menyibak kabut menembus
mega, bergema dilembah mengalun di atas pegunungan,
katanya : "Buyung, kau memang cerdik. sekali tebak ternyata
jitu." "Jadi kau salah satu dari tiga lampu ?"
"Lebih tepat lagi." Setelah tertawa aneh pula "apa kau ingin
melilat lampu kuning Lohu !"
"Kui-sin su-cia !" Ling Ji-ping menjengek pongah. "Ada
permusuhan apa kau dengan aku ?"
"Memangnya kau sudah lupa bahwa guru setanmu itu
termasuk salah satu dari sepuluh jago top dunia persilatan ?"
"Betul " ..Lebih tepat pula." ujar Kui-tiap-sin, "bila kau katakan di
mana tempat persembunyian gurumu sekarang, hari ini kau
tidak akan kurang satu apa."
"Memangnya kau kira aku takut mati dan menghianati guru
'" "Jangan kau bandel buyung, dihadap Kui tiap sin siapapun
tunduk, tahukah kau sudah dua puluh tahun Lohu mencari
jejak gurumu dan Han Bu-wi tua bangka itu, coba pikir, hari
ini bertemu dengan kau, memangnya aku harus peluk tangan
?" Tahu urusan hari ini teramat pelik, Ling ping jadi nekad dan
pasrah nasib, katanya tak gentar : "Baiklah, kau keluar saja."
"Keluar?" Kul-tiap-sin terloroh loroh, "Jadi kau tidak mau
memberitahu ?" "Jangan kau harap bisa mengancam aku."
357 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hehehehe, untuk merenggut nyawamu, tak usah Lohu
turun tangan sendiri, kalau kau murid Thong Bu-kong setan
tua itu, sebelum kau bocorkan dulu tempat persembunyian
gurumu, Lohu tidak ingin membunuhmu. Nah buyung
dengarkan, akupun tidak akan membebaskan kau"
Ling Ji-ping berseru membusung dada : "Murid Te-sat-sin
takkan menjual guru minta ampun kepada musuh,
memangnya kau kira aku gentong dan takut mati '.'"
"Bagus sekali," ujar orang dalam hutan, "buyung ini keras
kepala, kau kira sudah punya talang punggung macam Lam-
jan Seng-loji itu!" "Persetan, selama orang she Ling kelana di Kangouw,
belum pernah aku meminjam nama kebesaran guruku sendiri,
tahu. " "Mungkin gurumu sudah berpesan kepadamu, setelah dia
tahu bahwa musuh besarnya macam diriku ini belum mampus
?" "Guruku bukan orang yang takut mati dan perlu
menyembunyikan diri dari tanggung jawab, namun sejak
beliau mengasingkan diri, sejauh ini tidak mau mencampuri
urusan Bu lim, maka tempat tinggalnya amat dirahasiakan,
beliau juga tidak suka kalau orang tahu aku ini murid
didiknya." "Lalu apa alasanmu tak mau memberitahu tempat
tinggalnya?" "Aku tidak ingin ada orang mengganggu ketenangan
hidupnya diharl tua."
"Tanpa kau beritahu, Lohu juga bisa mencari tahu sendiri,
bila kau sudah ditanganku, memang nya setan tua gurumu itu
takkan keluar kandang."
"Kukira tidak semudah itu?"
358 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik, Lohu akan membuktikan."
Mendadak dari dalam hutan melayang turun segumpal
bayangan hitam. Sebat sekali Ling Ji-ping melompat mundur waktu dia
menegas, tampak Kui-tiap-sin memegang sebilah kampak
yang kemilau gelap, mengenakan jubah hitam yang lebar dan
kedodoran kepalanya dibelit kain hitam yang ujungnya
menjulai turun menutupi muka, hanya dua lobang matanya
saja yang Kelihatan, bola matanya kelihatan mencorong hijau,
siapa yang dipandang setan ini. pasti mengkirik dibuatnya.
Setelah kepepet begini patutkah Ling Ji-ping takut dan
tunduk kepada musuh. Unjuk kelemahan dihadapan musuh
berarti memadamkan semangat sendiri, apalagi pembawaannya memang pemberani, kapan dia pernah
mundur berhadapan degan musuh, maka dengan tawa
pongah dia berkata "Kui-tiap-sin yang kesohor kiranya adalah
manusia penakut yang menyembunyikan mukanya"
Berkibar jubah Kui-tiap-sin, serunya dengan tawa aneh :
"Buyung, apa betul Kui-tiap-sin malu dilihat orang " Hehehe,
ketahuilah dandanan Lohu ini memang disengaja supaya tidak
menakutkan orang lain saja."
"Kenapa "' "Berkat anugerah kesepuluh jago top dunia persilatan
termasuk gurumu itu. karena air dari rawa air hitam itu dapat
membusukkan daging, melumerkan tulang, meski beruntung
Lohu tidak mati, namun keadaan jasmaniku sudah tidak utuh
seperti sediakala, sekujur badan penuh bekas borok yang
menjijikkan." "O," Ling Ji-ping bersuara enteng. Dalam hati dia membatin
: "Entah bagaimana setan bangkotan ini dapat meloloskan diri.
Padahal setelah kesepuluh jago top dunia persilatan memukul
nya jatuh kedalam Hek-cui tharn, mereka masih menunggu
sehari semalam disekitar rawa itu, maksudnya untuk berjaga
359 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jaga bila dia me loloskan diri, atau mungkin orang ini bukan
Kui-tlap-sin yang asli."
"Kau buyung ini sedang keheranan bukan ?"
"Merupakan berita aneh dan menggemparkan bahwa ada
manusia yang tidak mati setelah tercebur sehari semalam
dirawa a ir hitam itu."
"Sedikitpun tidak aneh." Ujar Kui-tiap-sin "kalau orang lain
sudah tentu jiwanya melayang tapi Lohu sudah lama tinggal di
Kui-tiap-kok, bagaimana sifat air beracun itu sudah hapal di
luar kepala, kesepuluh jago goblok itu, mana tahu kalau
sebelumnya aku sudah biasa makan buah teratai hitam yang
tumbuh dalam rawa itu, walau aku tak bisa menahan seluruh
hebatnya kadar racun, tapi kondisi badanku sudah berbeda
dengan orang lain, maka persoalan jadi gampang bagi aku,
setelah kesepuluh jago goblok itu pergi, maka Lohupun
merayap naik ksatas."
"Bahwa kau beruntung tidak sampai ajal seharusnya kau
menyesali perbuatan dan dosa-dosamu dulu, kenapa sekarang
masih berani merajalela di Bulim " Pakai maklumat kematian
segala" Kembali Kui-tiap-sin tertawa terkial kia- : "Bertobat dan
menyesali kesalahan katamu" Merajalela di Bulim " Hahaha,
buyung, seolah olah sedang berkotbah kepada jagal manusia,
kalau Lohu belum menggantung batok kepala sepuluh jago
jago top dunia persilatan yang mengeroyokku dulu, sebelum
ajal aku tidak akan berhenti menghina"
Gusar Ling Ji-ping, serunya : "Memangnya kaum persilatan
diseluruh kolong langit tiada yang menjadi tandlnganmu ?"
"Sedikt sekali," ujar Kui-tiap-sin terkekeh, "Buyung kau
percaya tidak?" "Aku tidak percaya."
360 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku bisa membuktikan dan kau akan percaya takkan lama
lagi, buyung." Selama pembicaraan ini dam diam Ling Ji-ping sudah
kerahkan Liok-hap-sin-kang untuk melindungi badannya,
dlsamping dia praktekkan menurut petunjuk Lam-jan
mengerahkan seluruh Lwekang dikedua telapak tangannya
dan siap me lontarkan Tin-thian-san-sek, Ling Ji-ping in
menghadapi gembong iblis ini, lebih baik kalau menyerang
secara tidak terduga, sekail pukul mengalahkannya, kalau
tidak nasib dirinya hari ini bisa celaka.
Ternyata usahanya mengerahkan tenaga tidak bisa
mengelabui Kui-tiap-sin, katanya terkekeh "Buyung, kau sudah
siap belum." "Mau mulai, boleh silahkan."
Menggeledek gelak tawa Kui-tiap-sin, serunya : "Selama
hidupku baru pertama kali ini bergebrak melawan bocah
angkatan muda seperti dirimu. Baiklah, Lohu hanya akan
memakai tiga puluh prosen tenagaku untuk menghadapimu.'
"Terlalu lemah." Ejek Ling Ji-ping.
"Cukup, lebih dari cukup. Buyung, bukan Lohu suka
membual, untuk menghadapimu Lohu mau menggunakan tiga
puluh prosen tenaga sudah merupakan kebanggaan bagi kau."
"Jangan takabur."
"Kau buyung ini jangan kuatir, apa yang Lohu ucapkan
Sepak Terjang Hui Sing 8 Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung Rahasia Kunci Wasiat 11
^