Pencarian

Walet Emas Perak 4

Walet Emas Perak Karya Khu Lung Bagian 4


kemari ' 176 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara itu nyaring lembut amat mengasyikan pendengarnya
orang orang yang bergrombolan di luar lembah itu seperti
tertekan perasaannya oleh suara yang penuh wibawa ini, ada
yang celingukan ada yang melongok, semua memandang
kedalam lembah. Ling Ji-ping tidak ketinggalan, diapun berpaling kebelakang,
dilihatnya nona burung seriti tetap berpakaian putih sutra,
duduk bersimpuh menghadap ke dalam lembah di atas sebuah
batu besar, kedua burung walet emas dan perak itu tampak
hinggap diatas pundaknya, serasang mata burung itu ternyata
menyala terang bagai kunang kunang ditengah kegelapan,
gaya duduknya serta dilihat perawakannya yang semampai,
berpakaian serba putih lagi, siapapun mengira melihat dewi
yang baru turun dari kayangan, meski tidak melihat wajahnya
tapi merasakan keagungannya yang tak boleh dilawan.
Semua hadirin menahan napas, terasa betapa misterius
nona burung seriti ini, meski orang duduk membelakangi
mereka, tapi dari bentuk tubuhnya saja mereka yakin bahwa
penghuni lembah burung seriti Ini adalah seorang gadis
remaja yang ayu jelita, jadi bukan Sin-yan-soh-ngo yang amat
disegani itu. Hanya sekilas Yu-bing Kaucu tertegun, sege ra dia unjuk
tampang pula "Siapa kau ?"
Nona yang membelakangi mereka itu berkata dengan suara
rawan : "Akulah penghuni lembah ini, apa kau yang melukai
dayangku ' "Kau bukan Sin-yan-soh-ngo?" tanya Yu-bing Kaucu.
"Beliau adalah guruku." sahut suara rawan itu.
Agaknya lega hati Yu-bing Kaucu setelah ta hu gadis ini
bukan Sin-yan-soh-ngo sendiri, kata nya menyeringai lebar :
"Kami kemari untuk membekuk bocah she Ling ini, siapa suruh
da yangmu kurang ajar terhadapku, hehe, hukuman nya
setimpal dengan kelakuannya."
177 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi apakah kau tahu mengganggu ketenangan orang
juga perbuatan salah':"
"Mengganggu ketenangan orang ?" Yu-bing Kaucu
terbahak2 sambil mendongak, "Kemaren malam kau
mengutus orang mengganggu kami dlmarkas
pusat, mengingat Yu-bing-kau baru saja berdiri belum pernah
bermusuhan dengan gurumu, maka kami mengalah dan
melepaskan bocah she Ling itu, taknyana setelah dia lolos
ditengah jalan dia membegal dua orang anggota kami, sebuah
benda berharga milik kami dirampasnya, apa sekarang aku
tidak patut membekuknya '."
"Tahukah kau barang itu sekarang sudah terjatuh ketangan
orang lain ?" "Jatuh katangan siapa?" hardik Yu-bing Kaucu.
"Tak usah kau tanya siapa dia." timbrung Ling Ji-ping
dengan argkuh, "Barang itu memang pernah berada
ditanganku, boleh kau mencari perkara kepadaku."
"Anak jadah, kau kira aku tidak mampu mengganyangmu."
"Toa-kaucu, boleh kau mencobanya, kalau hanya
mengandal kepandaian silat sejati, aku sih tidak perlu gentar
terhadapmu." Nona yang duduk membelakang itu berkata pula :
"Didaerah Y an-kui-kok ini, siapapun dilarang bergebrak."
"Mengandal kata katamu ini tok?" jengek Yu-bing Kaucu.
"Memangnya aku dipaksa turun tangan"
"Kecuali kau serahkan bocah she Ling ini kepadaku,
kalau tidak, jangan kira kau ini murid Sin-yan-bun lantas kami
jeri padamu." "Toa-kaucu jangan kau takabur." semprot Ling ji-pIng.
178 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Toa Kaucu tidak mampu membereskan kau bocah keparat
ini, memangnya Yu-bing-kau mampu bertenjger didunia
persilatan " Ling Ji-ping tertawa remeh, katanya : "Baik, mari cari
tempat lain saja, jangan membuat keri butan ditempa orang."
Memang begitulah maksud Yu-bing Kaucu, dia akur saja:
"Bagus, ayo ikut aku."
"Nanti dulu,"' suara rawan itu berkumandang pula dari
dalam lembah, "urusanku dengan kau belum lagi selesai."
"Urusan apa belum selesai ?" bentak Yu-bing Kaucu, sorot
matanya yang tajam seakan me nembus cadar hitamnya itu.
"Mengganggu ketenanganku dan melukai dayangku,
memangnya kau sudah lupa"
Mendadak Pi-lik Tojin yang sejak tadi diam saja bergelak
tertawa. "Apa yang kau tawakan " hardik Yu-bing Kaucu.
"Yu-bing-kau mendirikan markasnya dldaerah Joan-he, aku
yang menjadi tuan rumah didaerah ini sedikitpun tidak tahu,
dari sini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa sepak terjang
kalian amat rahasia dan sembunyi-sembunyi, pepatah ada
bilang, disamping ranjang, orang lain dilarang mendengkur,
siapa nyana tidak jauh dari markas pusat Yu-bing-kau ada
pula orang sa nayam di sini, sungguh tak habis aku mengerti
dalam dunia ini ada kejadian yang begini kebetulan, sekarang
terserah bagaimana tindakan Toa-kaucu." jelas maksud
perkataannya hendak mengadu domba pula,
"Hm, agaknya kau ingin menjadi penonton vang memungut
keuntungan lagi." jengek Yu-bing Kaucu dengan hina.
"Betul," ucap Sip-kut-sian-ki, "memang ke situlah tujuannya, tapi bila pihak Sin-yan-bun tidak memberi
179 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelonggaran padamu, jelek jelek kau Ini seorang Kaucu
memangnya kau harus minta maaf mengaku salah ?"
Terbakar amarah Yu-bing Kaucu : "Memang nya aku takut
menghadapi murid Si-yan-bun."
"Siapa bilang kau takut," Sit-kut-sian-ki ikut mengipasi,
"Bicara terus terang Ilmu yang tadi Toa-kaucu lancarkan tadi
adalah kepandaian tunggal yang tiada taranya di Bulim, aku
amat me ngaguminya, sayang demonstrasi tadi belum
menyeluruh, sekarang mungkin tiba saatnya kami bisa
menikmati dengan lengkap dan puas."
Yu-bing Kaucu sadar akan maksud orang yang mengumpak
dan membakar amarahnya, tapi umpama busur yang telah
ditarik gendewanya tlnggai membidikkan anak panahnya,
terpaksa dia pun mandah diperalat, bentaknya kearah nona bu
rung seriti :"Semula kupandang rnuka gurumu, tak sudi aku
memberi pelajaran padamu, tak nyana begini muda usiamu
tapi berani menghina orang mencari setori terhadapku,
baiklah, coba t erangkan apa kehendakmu ?"
Nona burung seriti tidak menanggapi tantangannya, malah
berkata kepada Ling Ji-ping :"Siau hiap, boleh kau silakan
pergi saja. Sepuluh li disebelan tenggara dari sini, ada orang
mencarimu." "Siapa mencariku ?" tanya Ling Ji-ping melengak.
"Setiba disana kau akan tahu, dia tengah menghadapi
persoalan pelik." "Menghadapi persoalan pelik?"
"Hm, adik cilik itu bak mutiara yang sudah mulai
menampakkan cahayanya, memangnya kau tega melihat dia
terjeblos kedalam bahaya ?"
Ling Jl-ping me lenggong, dia tahu yang di maksud nona
burung seriti kalau bukan Yong-ji, pastl adalah nona Llan-hoa,
hatinya jadi gelisah, tapi apakah sekarang dia boleh tinggal
180 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pergi demikian saja" Bukan dia kuatlr akan keselamatan nona
burung seriti, tapi tiga rombongan orang yang mencari dirinya
Ini semuanya menantang dirinva, kalau dia tinggal pergi
begini saja, bukankah gengsi sama kebesaran nama Cui-hun-
tlap akan runtuh total " Apalagi wataknya keras kepala, sekali-
kali dia tidak sudi berbuat serendah itu. Maka dengan angkuh
dia berkata : "Urusan ku di sini belum beres, jikalau aku
tinggal pergi sekarang, bukankeh diriku bakal jadi buah ter
tawaan mereka ?" "Siauhiap," suara rawan itu terdengar lebih menyentuh
perasaan, "urusanmu dengan mereka tetap akan berlarut-
larut, kenapa harus dlbereskan malam ini juga " Waktu amat
kejam, menolong jiwa orang bagai menolong kebakaran,
sedikit terlambat, kau akan menyesal seumur hidup."
"Masa begitu penting?"
"Ya, aku tak akan ngipusi." tegas suara nona burung seriti,
"ingat sepuluh li kearah tenggara, disana ada sebuah rumah
bobrok, lekaslah berangkat, jangan sampai terlambat."
Ling Ji-ping masih bimbang, nona burung seriti sudah
mendesaknya pula : "Orang orang ini takkan merintangi kau,
aku tidak akan memperbolehkan mereka meninggalkan
tempat ini." Diam diam kaget hati Ling Ji-ping, dia tidak tahu membekal
ilmu sakti macam apa saja nona burung seriti ini " Orang
orang yang ada di mulut lembah bukan kaum kroco, umpama
dia me miliki kepandaian luar biasa, bila bergebrak meng
hadapi keroyokan orang sebanyak itu, mungkin mereka
memang tak mampu mengalahkan dia, tapi, bila dikatakan dia
mampu menahan mereka disini, ini sungguh suatu kejadian
luar biasa. Tapi kenya taan nona burung seriti bicara biak
biakan di hadapan orang orang itu, Ji-ping tahu dia pasti yakin
dapat melaksanakan ancamannya, maka bej tambah tebal
keyakinannya bahwa nona ini me miliki sesuatu keajaiban
yang luat biasa. 181 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Memangnya kau bisa pergi "'" Yu-bing Kaucu mengancam
sambil memberi tanda kepada anak buahnya, serempak
mereka menyebar diri siap me rintangi Ling Ji-ping pergi.
"Toa-kaucu," ujar Ling Ji-ping, "kalau orang she Ling ingin
pergi, memangnya orang orangmu ini mampu menahanku ?"
Suara nona burung seriti tegas dan kuat berwibawa :
"Siapapun berani ulur tangan merintangi dia, jangan salahkan
kalau aku tidak kenal kasihan. Sejak meninggalkan perguruan
dan pulang ke selataa ini, sebetulnya aku tidak suka melukai
orang tanpa alasan yang kuat, tapi bila kalian tidak mau
dengar nasehatku, yah apa boleh buat. Kelak masih ada waktu
kalian membereskan urusan dengan Ling siauhiap, kenapa
harus malam ini" Apalagi didepan mulut lembahku Bukan
maksudku memberi dukungan bagi Ling siauhiap, kalau
mengandal kepandaian sejati aku yakin dia tidak akan
gampang dikalahkan. Bahwa aku larang kalian pergi karena
kalian sudah mengganggu ketenangan dalam lembah ini,
melukai dayangku pula, maka kalian harus bertanggung jawab
dan membuat pe nyelesaian denganku."
Yu-bing Kaucu tertawa loroh loroh sambil bertolak
pinggang, katanya : "Aku percaya murid Sin-yan-bun memiliki
kemampuan luar biasa sehing ga kami semua tunduk akan
perintahmu." Mendengar Ling Ji-ping hendak pergi, sekilas Pi-lik Tojin
memberi tanda kepada empat orang nya dibelakang, maka
diam diam empat orang ini mulai menyebar diri ke arah
tenggara. Hanya Sip-kut s ian-ki dan empat anak buah nya yang tetap
berdiri dltempatnya, tapi matanya yang bundar Itu melotot
mengawasi Ling Ji-ping, entah dia siaga menjaga bila Ling Ji-
ping menda dak petgi " Atau pesona oleh ketampanan
pemuda, kita ini " 182 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terdengar nona burung serit! berkata : "Jadi kalian tidak
percaya ' Yu-bing Kaucu berpaling kekanan kiri, dilihatnya seluruh
anak buahnya sudah tsrsebar dan menempati posisi yang
menguntungkan, lalu dia berpaling pula dan terkekeh :
"Boneka perempuan, boleh kau pertunjukan kepandaianmu."
Cepat Ling Ji-ping menimbrung : "Buat apa nona
mencapaikan diri bergebrak dengan mereka, biarlah aku saja
yang menghajar mereka."
"Tidak." Suara tegas tandas jang mengandung kekuatan
dan wibawa berkumandang dari mulut nona burung seriti:
..Siauhiap, di sini kan Yan-kui-kok, orang berani bikin ribut di
tempat ini, maka urusan ini adalah urusanku, seperti pula
urusan pribadimu yang pantang dicampuri orang lain, nah
lekaslah kau pergi. Memangnya kau tega membiarkan nona
yang masin muda belia dan suci murni ternoda dan tersiksa"
Kata kata yang terakhir betul betul merbuat perasaan Ling
Ji-ping goncang, tanyanya kaget: "Maksud nona . . ."
"Betul, Siauhiap, waktu sudah amat mendesak."
Peduli nona yang dimaksud pemilik burung seriti ini entah
Yong-ji ataukah nona Lian-hoa, Ling Ji-ping. sudah tidak
punya waktu untuk berpikir, demi keselamatan mereka dia
harus lekas berkeputusan. Maka dia sapu rombongan orang
orang yang meluruk dirinya serta berkata: "Karena ada urusan
genting, terpaksa persoalanku dengan! kalian biar ditunda
sementara, kelak orang she Ling pasti membuat penyelesaian
dengan kalian, terserah di mana atau kapan saja. Maaf, aku
mo hon diri." habis bicara mulutnya lantas bersiul panjang,
kedua lengan terkembang, tubuhnya tiba tiba tubuhnya
melambung tinggi me lampaui pucuk pohon terus berlari
kearah tenggara. Baru saja tubuh Ling Ji-ping melambung ke atas. Yu-bing
Kaucu sudah membentak: "Jangan biarkan dia pergi."
183 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditengah suara bentakannya itu, dua sosok bayangan putih
seperti setan me nunggang angin menubruk ketengah udara
pula, sementara di sebelah sana Pi-lik Tojin juga ber teriak:
"Mau pergi. Memangnya begini gampang "
Lima orang dari Thian-te-hwe serentak juga menerjang ke


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

atas. Keempat kembang dibelakang Si-kut-sian-ki tiba tiba
berpekik bersama, kelinting disekitar mantel mereka sudah
berdering nyaring, serempak mereka sudah siap mengudak
pula. Tapi Sip-kut-sian-ki keburu menghardik perlahan dan
kereng : "Jangan bergerak, biarkan dia pergi."
Tahu dibelakangnya musuh sudah mengudak dengan
berbagai serangan ilmu sesat yang dahsyat, lekas Ling Ji-ping
kerahkan Hou-deh-sin-kang, berbareng dia mainkan sepasang
telapak tangannya, dia sudah siap melontarkan Lur.-wi-kiu-
coan dari ilmu ajaran gurunya yang terampuh kepada para
musuh yang berada dibelakangnya. Tapi sebelum dia
lontarkan Ilmu pukulannya, sebuah suara irama seruling yang
merdu nyaring dan bening tiba tiba bergelombang diudara,
suaranya yang melengking tinggi seperti menembus langit,
bagai pekik burung yang mcngasyikan, sekonyong konyong
Ling Ji-ping merasakan seluruh tenaga murni dalam tubuhnya
buyar, kedua lenganpun seketika lemasi lunglai, lebih celaka
lagi tanpa kuasa tubuh nya langsung anjlok ke bawah.
Kalau keadaan Ling Kun-gi cukup payah, lebih celaka pula
keadaan para musuh yang menyergap dirinja itu. semua
melorot jatuh kaku seperti balok, untung semuanya masih
beidiri te gak, kebetulan Ling Ji-ping jatuh di depan salah
seorang setan topi tinggi dengan lidah terjulur panjang, tapi
setan gentayangan ini berdiri kaku dengan pandangan
lengang seoerti tidak melihat di rinya, tubuhnya kaku tak
kuasa bergerak. 184 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka didengarnya suara merdu rona burung seriti
"Siauhiap, selamat bertemu lagi, setiap saat Y an-kui-kok siap
menunggu kedatanganmu."
Suara yarg menyentuh pendengaran ini seketika membuat
Ling Ji-ping tersentak sadar dan segar bugar pula, baru
sekarang dia mengerti, bahwa bekal Kungfu nona burung
seriti ini ternyata Jauh diluar batas ukuran. Pernah dia dengar
orang bilang bahwa ailran Hud ada semacam ilmu auman
singa yang keras kuat dan tak tertahankan, orang yang
mendengar auman singa ini urat syarafnya akan tergetar
putus dan menjadi gila atau paling ringan tersesat, dengan
suara lantang auman keras itu pula dapat memukul mundur
musuh. Tapi seruling nona burung seriti ternyata mirip perik
burung hong yang tidak kalah hebatnya dengan auman singa,
jadi keduanya kira kira setanding dan setaraf
Cepat dia menyapu ke arah mulut lembah ternyata benar,
ketiga rombongan orang orang yang cari setori padanya itu
semua berdiri kaku ditempat. demikian pula Y u-bing Kaucu
Jikalau penghuni lembah mau mengambil Jiwanya mungkin
tiada satupan yeng bisa selamat.
Waktu Ling Ji-ping memandang kearah nona burung seriti
yang bersimpuh diatas batu, tampak orang tetap duduk
santai, tubuhnya tidak kelihatan bergerak, pakaian putih yang
tertiup angin me lambai lambai, tak ubahnya seperti bidadari
yang turun dari kayangan, tapi seperti pula seorang padri tua
yang tekun bersamadi, hakikatnya tidak menyadari bahwa tak
jauh di belakangnya berdiri puluhan Orang musuh.
Sebetulnya timbul keinginan Ling Ji-ping mengucap terima
kasih, namun lekas dia batalkan niatnya, katanya dalam hati;
"Terima kasih nona. selama gunung tetap menghijau dan air
masih mengalir, semoga akan datang suatu ketika orang she
Ling dapat mendarma baktikan tenagaku ke padamu." maka
dari kejauhan dia bersoja kearah nona burung seriti terus
185 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjejakkan kakinya, secepat kilat tubuhnya telah me luncur
kearah tenggara. ---ooo0dw0ooo--- Jilid 6 MALAM TETAP SEPI LENGANG, TAPI Juga tentram dan
aman. Tapi ditengah alas pegunungan belukar ini, ma lam terasa
lebih pekat, suasana di sini justru tidak tenang, malah boleh
dikata terasa seram dan menakutkan, dari tengah semak
dibalik selokan sering terdengar suara-suara aneh yang
membuat orang merinding kerenanya. karena terburu-buru
Ling Ji-ping tidak hiraukan semua itu, dia kembangkan Ling-
khong-pou-si (melangkah kosong ditengah udara) menembus
hutan melampaui jurang, dalam jangka setengah jam dia
sudah menempuh puluhan li jauhnya.
Dia berhenti dipuncak sebuah gunung meng atur nafas
sambil celingukan kesekitarnya, yang tampak hanyalah
kegelapan dari gunung gemunung yang ditumbuhi hutan
belantara, alam semesta di taburi sinar perak sang rembulan
yang redup, gubuk kecil yang dikatakan nona burung seriti
entah terletak dimana " Baru sekarang dia sedikit menyesal
kenapa tadi tidak tanya jelas letaknya, ditengah alas
pegunungan yang lebat ini. di malam hari lagi, kemana dia
harus mencari sebuah gubuk bobrok ditengah hutan ! Karena
gelisah segera dia menengadah sambil berpekik nyaring,
suaranya bergetar mengalun menimbulkan gema yang keras
sebelum suaranya lenyap dia sudah me luncur lagi dengan
kecepatan maksimal kearah kiri, kira-kira satu li dia
menempuh perjalanan tiba-tiba tak jauh di bawah ngarai sana
seperti ada sinar pelita yang berkelebat. Padahal tubuhnya
belum hinggap ditanah, namun dibawah pancaran sinar rem
bulan dapatlah dia melihat jelas bahwa dikaki gunung dibawah
186 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ngarai sana seperti ada sebuah gubuk, sinar lampu tampak
menyorot keluar dari dalam rumah, agaknya penghuni rumah
itu belum tidur. Karena ingin buru-buru menolong orang, Ji-ping tidak
perduli siapa yang menghuni rumah ini ! Mumpung angin
pegununan agak ribut, hanya sedikit menutul kaki di tanah,
tubuhnya sudah mencelat kesana dan anjlok dibawah jendela
GInkangnya sudah termasuk tinggi, detngah angin ribut
lagi, sudah tentu suara lambaian baju nya kelelap karenanya,
padahal Ling Ji-ping tidak perduli meski kedatangannya
konangan oleh penghuni rumah ini, karena menurut pesan
nona burung seriti, seorang nona mengalami bahaya dan
terancam kesuciannya dalam rumah ini, betapa besar dan
genting peristiwa ini, sedetikpun Ling JI-ping tidak boleh
menunda waktu legi. Begitu turun dibawah jendela, tidak melihat reaksi apapun
dalam rumah lekas dia dekatkan matanya melongok kedalam,
tampak didalam ru mah terdapat sebuah meja kayu, diatas
meja tulah sebuah lampion yang terbuat dari sutra merah
memancarkan cahayanya, disudut kiri rumah terdapat sebuah
dipan selintas pandang keadaan dalam rumah sudah terlihat
jelas, rumah ini ko song tiada penghuninya.
Bahwa ditengah alas pegunungan terdapat rumah kosong,
tapi didalam rumah terpasang lampion merah yang menyala,
terasa oleh Ling Ji-ping bahwa rumah ini agak aneh dan ganjil,
cahaya lampion yang benderang, tapi terasa sinar nya agak
menimbulkan rasa seram dan dapat mendirikan bulu roma
orang. Betapapun ganjili rumah ini. karena rumah ini kosong,
tiada nona yang harus ditolong seberti apa yang dikatakan
nona burung seriti, maka Ling Ji-ping sudah siap
meninggalkan tempat itu supaya tidak membuang waktu.
Mendadak dari dalam rumah kumandang suara tawa orang
yang aneh, katanya seorang : "Anak muda, siapa yang kau
cari ' 187 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah tentu Ling Ji-ping kaget, lekas dia kerahkan Hou-
deh-sin-kang, pelan-pelan dia mem balik serta melongok
kedalam jendela. Aneh bin ajaib, runah tetap kosong, lampu
tetap menyala, namun tidak kelihatan ada bayangan manusia
Ling Ji-ping sudah termasuk jago kosen, namun merasa
heran dan kebingungan Maka dengan teliti dia periksa setiap
sudut rumah ini, tidak ketinggalan blandar di atas, kolong
meja dan dipan, namun tidak kelihatan ada orang, lalu dari
mana orang tadi bicara," Kini bukan heran Ji-ping ma lah
kaget, karena terbukti suara itu keluar dari lampion merah itu,
padahal lampion itu tembus cahaya, lidah api tampak
bergoyang-goyang dan terlihat jelas dari luar lampion itu
meski cukup besar, tapi didalam maupun dibelakang atau di
bawahnya jelas tak mungkin manusia sembunyi.
Tampak lidah api meletik sekali, lalu suara itu berkata pula:
"Anak muda, jangan heian. Aku bukan setan bukan dedemit.
Aku manusia biasa, manusia seperti dirimu juga, cuma kau
tidak bisa melihatku, tadi kutanya kau mencari siapa" Kenapa
tidak kau jawab." Walau urusan amat ganjil, tapi Ling Ji-ping cukup tabah,
katanya dengan sikapnya yang ang kuh: "aku mencari seorang
teman, Saudara, kalau kau manusia, silakan keluar untuk
berbicara." "Kau memanggilku saudara" Anak muda'"
"Mungkin kau seorang Cianpwe, tapi sebelum Cayhe fahu
siapa dirimu, apakah salah aku me manggilmu saudara?"
"Boleh, boleh saja." lampion merah itu ter tawa gelak-
gelak, "coba jelaskan siapa yang kau cari
"Wah....." Ling Jiping ragu-ragu, "Yang jelas dia seorang
teman baikku, namun temanku, yang mana, aku sendiri juga
belum jelas." "Siapa beritahu kau untuk mencarinya kema rit" tanya
lampion merah itu. 188 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maaf, hal ini tak bisa kujelaskan, Saudara siapa kau"
"Aku lidah api menari-nari, Umpama Lohu beritahu she dan
namaku, kaupun takkan kenal dan tahu siapa aku. Anak
muda, malam, ini kau memang mujur."
"Mujur ?" Ji-ping tertegun,, apa maksudmu Aku tidak
mengerti." "Tahukah kau lampu apakah lampion merah ini '
"Aku tidak tahu."
"Sudah tentu kau takkan tahu." lampion Itu terkial-kial,
"itulah lampu Iblis."
"Lampu iblis "' Ji-ping tertegun, Segera dia teringat akau
peristiwa lain, otaknya bekerja kilat, tanyanya : "Apa sangkut
pautnya lampu ini dengan kemujuranku '
"Ya, ada sangkut pautnya." lampion Itu tertawa besar,
"lampion ini dinamakan juga Cau-hun ting (lampu memanggil
sukma), sudah jelas anak muda "'
"Cau-hun-ting ?" Ji-ping menyurut selangkah namun lekas
sekali dia sudah tertawa dingin, kata nya : "Maksud saudara
bila melihat lampion sukmanya bakal terpanggil "
"Betul anak muda, tapi malam ini adalah hari bahagia,
maka selama hidup ini sekali Lohu melanggar pantangan.
Lekas kau pergi, semoga kau dapat rejeki."
'Hari besar bahagia' ketiga kata ini laksana Jarum menusuk
ulu hati Ling Ji-ping, sekarang dia lahu bahwa yang dituju
ternyata memang gubuk kecil ini, entah Y ong-ji atau Lian-hoa
yang terta wan oleh orang aneh lampion merah ini"
Ternyata Ling Ji-ping tetap berlaku tenang, katanya tertawa
lantang "Sungguh mujur, kalau saudara sedang merayakan
hari bahagia, apakah Cayhe tidak boleh mengganggu barang
secangkir arak" 189 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara tawa loroh itu berkumandang dari dalam lampion
merah, katanya "Anak muda, nyalimu memang besar. Selama
hidupku kaulah orang sa tu-satunya yang tidak melarikan diri
setelah melihat lampion memanggil sukma milikku ini. sayang
ditengah alas didalarn gubuk rebot begini, jangan. kata arak
secangkir, a irpun tak mampu kusediakan terpaksa tuan rumah
macamku ini tidak bisa me layani tamu yang tidak diundang."
"Kalau begitu mempelai perempuan yang bahagia itu.
bolehkah aku melihat wajahnya ?"
Suara dalam lampion mendadak berkumandang lebih keras
:.,Anak muda, kau memang Jenaka. Biarlah malam ini Lohu
melanggar partangan sekali lagi, bukan saja kau boleh melihat
calon isteriku, kaupun boleh melihat bayanganku."
"Bayangan'" "Betul biarlah kau melihat bayangan Lohu, hal itu belum
pernah terjadi selama hidupku dan kau orang pertama yang
kuberi prioritas, sebelum ini betapa banyak manusia yang
mampus ditangan Lohu, sungguh teramat banyak dan tak bisa
kuhitung, namun tiada korbanku itu yang pernah melihat
bayanganku." Habis perkataannya lidah api dalam lampion mendadak
berkobar semakin besar, disekeliling lampion sontak timbul
kabut merah yang semakin membesar setinggi satu tombak,
ditengah asap merah ying berputar-putar itulah lapat-lapat
seperti ada bayangan seorang manusia, sekujur badan
berwarna merah darah, tak ubahnya separti mandi darah.
Meski aneh dan ajaib kejadian ini, tapi dalam kalangan
Bulim memang banyak ilmu yang serba mujijat, dari gurunya
diapun pernah mendengar cerita-cerita yang serba magic,
apalagi tujuannya kali ini hendak menolong orang, kalau
hanya menghadapi keanehan ini dia lantas ketakutan,
bagaimana dia bisa menyelamatkan jiwa orang.
190 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa takut dia tertawa dingin, katanya: "Mana mempelai
perempuan?" Bayangan merah darah itu terbahak-bahak, katanya : "Itu
bukan " Anak muda, cantik tidak?"
Lekas Ling Ji-ping berpaling kearah dipan, sungguh aneh
bin ajaib, dalam sekejap ini dipan yang tadi kosong tampak
rebah seorang gadis belia yang celentang menutup mata,
tubuhrya ditutupi kemul kapas, sepasang pipinya merah,
bibirnya tersenyum, tapi dia kehilangan kesadaran.
Serasa hampir melonjak keluar jantung Ling Ji-ping, karena
sekali pandang dia lantas kenal gadis yang tidur diatas dipan
bukan lain adalah Yong-ji-

Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Padahal Yong-ji selalu berdampingan dengan nenek Hu-yong yang berani unjuk diri
di hadapan Lam-jan-pak-koat dan It-ci-sin-mo, ini membuktikan bahwa dia memiliki kepandaian silat tangguh,
memangnya nenek Hu-yong telah celaka ditangan bayangan
merah darah Ini. kalau tidak mana mungkin Yong-ji tertawan
dan akan dijadikan isterinya digubuk bobrok ini.
Karuan mencelos pula perasaan Ling Ji-ping kalau nenek
Hu-yong bukan tandingan orang dan jiwanya mungkin sudah
amblas, mungkinkah diri nya menolong orang dari
cengkeraman bayangan merah darah .' Jelas harapannya
terlampau kecil-Tapi urusan sudah kebacut, demi menolong
jiwa orang, maka sengaja dia tertawa lantang, serunya:. "Ya,
amat cantik, sayang . . . . "
"Anak muda, apa yang kau buat sayang ?" tanya bayangan
merah darah. Berat dan tegas suara Ling Ji-ping :"Sayang usia kalian
terpaut terlalu banyak, hakikatnya perjodohan ini dipaksakan,
maka menurut pendapatku, saudara, lebih baik kau jangan
bertindak secara oodoh."
191 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bayangan merah darah itu tampak menepekur, mendadak
kumandang suaranya vang seram menakutkan : "Anak muda,
apa maksud perkataanmu ?"
"Aku minta kau melepasnya." lantang dan te gas suara Ling
Ji-ping. "Melepasnya." tampak bayangan merah darah itu bergerak,
suaranya terdengar semakin seram menakutkan, tapi kejap
lain dia terkial-kial "Anak muda, berani kau bicara seperti itu
dihadapanku Ah, ya, aku lupa, anak muda siapa kau i"
"Ling Ji-ping. "Ling Ji-ping " "bayangan merah mendesis lirih, mendadak
dia terloroh-loroh : "Kalau begitu kau adalah murid Lu Tong-
ping salah satu dari T at-tong- kim-sian."
Pertanyaan bayangan merah Ini ternyata membuat Ling Ji-
ping tertegun bingung, serunya : "Siapa bilang ?"
"Kalau bukan murid Lu T un-yang, hehe ! anak muda. maka
kau tidak setimpal bicara seperti itu terhadapku, lalu siapa
gurumu ?" Ling Jl-ping barus berpikir secara kilat perguruannya
sekarang sudah bukan rahasia lagi, soal nya orang orang Yu-
bing-kau dan Ang-hoa-kau sudah tahu, maka dengan tegas
dia berkata: "Guruku bergelar Te-sat-sin Thong bu-kong."
"Thong Bu-kong "' sejenak bayangan merah. Itu berpikir,
"Em, pernah aku mendengar nama nya, tapi dia terhitung
angkatan muda, anak muda, gurumupun takkan berani kurang
ajar terha dapku, kau percaya?"
Tersirap darah Ling Ji-psng, agaknya, bayangan merah Ini
lebih tua dan angkatannya lebih tinggi dari gurunya, jelas ilmu
silatnyapun bukan olah-olah, bila benar apa yang dikatakan
bayang an merah, jelas jiwanya bakal amblas di s ini di malam
Ini juga. 192 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dasar wataknya angkuh dan keras kepala, Selamanya
tidak pernah mau tunduk oleh tekanan macam apapun,
apalagi dia tidak akan tinggal diam bila melihat Yong-ji dinodai
dihadapannya, maka dengan tandas dia bertanya : "Tahukah
kau siapa yang sedang kucari ?"
"Memangnya genduk jelita ini "'
"Betul" ujar Ling Ji-ping, "aku memang sedang mencarinya,
maka kularang kau menjamah nya."
"Kau melarang'" mendadak bayangan merah itu tertawa
aneh, "Buyut, bicaramu semakin besar, dalam Bulim jaman ini
memangnya siapa yang berani kurang ajar terhadapku, paling
hanya dua orang." "Masa aku tidak boleh jadi orang ketiga."
"Tepat." bayangan merah itu terbahak-bahak suaranya
yang keras menggetar gubuk bobrok Itu sampai debu
berhamburan, untung tidak sampai ambruk, "betul kau adalah
orang ketiga, karena kau buyut ini tadi memang sudah bilang,
tapi sesudah itu, selanjutnya didunia ini bakal tetap ada dua
orang saja." "Jadi sudah ada satu yang mati."
"Ya, yang akan mampus itu adalah kau."
"Jikalau aku tidak mati?"
"Tidak mungkin buyut." semakin keras gelak tawa
bayangan merah, "kecuali muncul keajaiban, tapi Lohu yakin
?selama hayat masih dikandung badan, keajaiban itu takkan
pernah terjadi.'. Ling Ji-ping tahu banyak bicara takkan, membawa manfaat
bagi dirinya, maka dia sekarang perlu mengambil sikap tegas,
meski dia insaf sukar menolong orang atau sulit meloloskan
diri, tapi keadaan sudah terlanjur sejauh ini, umpama anak
panah sudah terpasang dimsur yang terpen tang dan terpaksa
193 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus dibidikan, maka dia tertawa lantang, katanya :"Kalau
demiKian, biarlah sekarang aku mencipta keajaiban itu."
"Buset," dengus bayangan merah, "memang nya kau buyut
ini memiliki Kungfu luar biasa yang kau andalkan"
"Yang kuandalkan justru bukani-Kungfu."
"Lalu apa andalanmu"
"Tekad yang tidak tergoyahkan."
"Buyut, segar rasanya kata-katamu bagi pendengaran
telingaku, untuk menghadapi sesuatu persoalan umum,
perkataanmu memang tepat, tapi bila saatnya bergebrak,
sudah tiba waktunya memperebutkan antara kuat dan lemah,
antara mati dan nidup, tekad yang bagaimanapun tebal
danbesarnya, paling hanya akan mengangkat namamu lebih
harum setelah kau mampus, memangnya kau yakin tekadmu
ini bakal ada manfaatnya, mungkinkah merubah situasi dan
membelokkan jalan nya sejarah "'
"Uraiamu memang betul. Bila seseorang sudah tidak
menghiraukan mati hidupnya, tanpa peduli siapa yang
dihadapi, kekuatan semangatnya yang mendukung tekadnya
itu. kadang kala memang dapat menciptakan satu
kemukjijatan, dan itu bukan mustahil akan terjadi."
"Lalu Baiklah." ucap bayangan merah, "biar lah kuberi
kesempatan untuk mencobanya, apakah uraianku yang betul
atau alasanmu yang benar. Bukankah kau melarang aku
menjamahnya" Buyut lihatlah jelas, sekarang juga dihadapanmu skan kuraba gadis pujaanku ini." tampak
gumpalan asap merah itu mulai bergerak kearah dipan,
seolah-olah ada bentuk manusia yang tidak kelihatan tengah
bergerak pelan-pelan kearah lampion merah itu.
Ling Ji-ping tidak, mempunyai kesempatan memilih lagi.
Tidak boleh bimbang. Sebelum ba yangan merah bergerak
lebih jauh dia sudah menghardik: "Berdiri"
194 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bayangan merah itu memang berhenti, tapi gelak suaranya
berkumandang : "Buyut, seharusnya kau merintangiku.
Gerakanku sudah begini lambat memangnya aku memberi
kesempatan pada engkau"'
"Keluarlah kau."
"Kau Ingin menjajalku dengan bekal kepandaian silatmu "
"Betul. Bukankah tadi kau bilang orang ketiga saja dalam
dunia ini yang berani memberi perintah padamu harus
mampus" Sekarang orang she Ling Ingin mencoba iya."
"Kau memang buyut oertama yang berwatak angkuh dan
pemberani yang pernah kuhadapi sela ma hidup. Ya betul,
adalah pantas kalau aku ha rus menyambut dan melayani dulu
terhadap tamu yang memberi selamat meski dia tidak kuun '
anp." habis perkataannya, lampion merah di dalam rumah
mendadak padam. Sigap sekali Ling Ji-ping melompat mundur setombak lebih,
diam-diam dia perhatikan keadaan sekelilingnya, tenaga
murnipun dia kerahkan dikedua lengan, sementara Liok-meh-
sinkangpun dikerahkan untuk me lindungi badan. Selama
melanglang buana selalu dia bersikap santai mengha dapi
musuh tertangguhpun, semakin lawan tegang, semakin dia
meremehkannya, tapi malam ini ke adaan justru terbalik,
justru dia sendiri yang merasa tegang.
Dikala dia celingukan begitu mendadak pandangannya
seperti kabur karena bercelebatnya cahaya api, waktu dia
mendongak dan melihat jelas, secara mendadak diatas pucuk
pohon setinggi beberapa tombak tergantung sebuah lampion
merah. Bagaimana lampion itu bisa tergantung dipucuk
pohon. Padahal jaraknya dengan dirinya hanya kira-kira empat
tombak, namun dirinya tidak pernah merasakan apa apa.
Baru saja lampion merah itu tergantung di pucuk pohoi,
maca dibawah pohon seperti bergulung-gulung segumpal
bayangan merah tak ubahnya bayangan merah didalam rumah
195 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tadi, cuma dibanding bayangan didalam tadi, bayangan diluar
rumah Ini kelihatan lebih tawar, sudah tentu sukar bagi dia
untuk melihat jelas wajah orang Itu.
Ling Ji ping sudah nekad dan pasrah nasib, sedikitpun dia
tidak kaget Jagi, malah langsung mendekat kearah bayangan
merah itu, setelah jarak tinggal dua tombak baru dia
menghentikan langkah, katanya mendelik : "Sebelum gebrak
di mulai, ingin aku tahu satu hal, maukah kau memberitahu
padaku " "Coba katakan." suaranya berkumandang seperti didalam
rumah tadi. "Apakah tuan datang dari Kiu-ting-san."
Bayangan merah segera bersuara heran, agaknya dia
menyadari akan kesalahan sikapnya ini lekas dia terawa untuk
menutupi suaranya: "Lohu tidak punya tempat tinggal tetap,
gunung gunung ternama dikolong langit adalah tempat
semayam, buyut, untuk apa kau tanya hal ini "
Kira kira Ling Ji-ping sudah menebak separo, kontan dia
menebak sinis, katanya : "Tentunya kau mempunyai nama
julukan" "Sudah tentu ada " ucap bayangan merah itu itu. "tiada
halangan kuberltahu kepadamu buyut mungil ini. Karena
takkan lama lagi kau hidup didunia fana Ini, tentunya kau
pernah mendengar julukan 'Hiat-ing-cu ?"
Bagaikan disamber geledek kaget Ling Ji-ping. batinnya
:"pantas gerakannya begitu aneh men dekati ajaib, Kiranya
iblis laknat itulah, konon waktu mudanya dulu dia pernah
membuat geger di istana raja, puluhan jago Istana dilukai dan
di bunuhnya, malah Klu-liong-king milik rajapun di curinya.
Saking murka baginda raja lantas mengundang para pendekar
serta mengutus jago jago nya untuk membekuknva, tapi sejak
itu Hiat-ing cu (bayangan darah) menghilang entah kemana,
196 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peristiwa itu tetap menjadi berita besar meski kejadian sudah
berlangsung sepuluh tahun.
"Buyut, mungkin kau tidak pernah tahu akan nama
julukaoku ' "Sudah tentu tahu. Peristivva besar yang menggegerkan
istana dan melukai jago jago istana, pernah aku mendengar
ceritanya." Hiat-ing-cu terloroh bangga, katanya dengan tiada tinggi:
"Buyut, kau memang jempol ter nyata kau juga tahu akan
sepak terjangku yang menggemparkan dulu " Sekarang kau
pasti sudah mengerti bahwa keajaiban yarg ingin kau ciptakan
malam ini takkan mungkin terlaksana "
"Kukira terlalu pagi kau mengambil kesimpuian," ucap Ling
Ji-ping sinis, "meski kau pernah me lukai jago jago istana,
meski namamu menggetarkan dunia, tapi kalau dibicarakan
yang paling hanya menciutkan nyali sementara orang.''
" Bulim yang berani memusuhi jago jago istana sejak jaman
dulu sampai sekarang, menurut apa yang Lohu tahu bisa
dihitung dengan jari jumlahnya. Buyut, berani kau
meremehkan prestasiku dulu itu ?"
"Bisa aku menerima uraianmu, karena Hiat-ing-cu yang
tersohor itu tokh akhirnya harus me nyembunyilan diri dan
tidak berani kelana di Kangouw."
Tak pernah terbayang oleh Hiat-ing-cu bahwa pemuda
dihadapannya ini berani menghina dan mencemooh dirinya
secara terang terangan, karuan dia naik pitam, bentaknya:
"Buyut, memang sejak peristiwa itu aku mengasingkan diri
tapi bukan lantaran aku takut memikul tanggung jawab tapi
lantaran persoalan lain, tahu."
"Mungkin urusan sudah dilupakan orang, apa alasanmu
dulu sehingga kau harus mengasingkan diri dulu, kukira juga
sudah sama dilupakan orang banyak, betul tidak ?"
197 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Amarah Hiat-ing-cu berkobar karena disindir sepedas itu,
setelah mengerung murka dia mendesis seram : "Buyut,
enyahlah kau bersama apapun yang kau ketahui. Malam ini
Lohu masih punya banyak urusan, memangnya pernah aku
adu bacot dengan kau " gumpalan asap merah itu mendadak
berputar langsung menerjang kearah Ling Ji-ping, kelihatannya lambat, tapi kenyataan sudah berada didekat
tubuh.

Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Melihat bayangan merah mendekat, yakin akan kekuatan
Liok-meh-sin-kang yang melindungi badannya, mendadak dia
berputar satu lingkar, Thian-mo-pi (lengan Iblis langit) dari
salah satu jurus Cap-ji-te-sat-jiu dia loniarkan menyapu ke
arah bayangan merah itu. Pukulannya barusan boleh dikata sudah menyerahkan
setaker tenaganya. Yakin musuh pasti tapat dirobohkan. Siapa
nyana meski pukulannya kelihatan telak telah menyambar
pinggang bayangan merah itu, tapi aneh bin ajaib, bayangan
merah Itu memang merupakan bayangan betul betul, dimana
lengannya menyambar lewat, bayangan merah itu pun
seketika terpotong buyar, jadi pukulan keras lengannya itu sla
sia belaka. Hanya sebentar bayangan asap merah Itu buyar, lekas
sekali sudah merangkap kembali seperti-semula, gelak tawa
lantang kumandang pula dari lbayangan merah itu, katanya
:"Buyut, sekarang kau sudah mengerti bukan, jangan kata
kungfumu yang cakar kucing ini, gurumu sendiripun takkan
mampu melukai aku." Bahwa sapuan lengannya mengenai tempat ko song,
karuan terkesiap darah Ling Ji-ping, sebat sekali dia melompat
minggir beberapa tombak matanya terbeliak mengawasi
bayangan merah itu hatinya bingung dan tidak habis
mengerti" Tiba-tiba dia membatin : "Bayangan kosong dan
mengambang, hakikatnya tidak berisi, kenapa tidak kucoba
198 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan pukulan tenaga telapak tangan supaya bayangannya
itu tercerai berai, coba bagai mana dia bisa berkumpul pula."
Pada hal seluruh tenaganya sudah terkumpul dikedua
tangannya, begitu bayangan merah itu mendekat satu tombak
didepannya, mendadak dia menarik napas, mulut menghardik
kedua tangan terangkap terus didorong lurus serta diarik
kembali terangkap didepan dada, maka mendampar lah
gelombang pasang angin pukulannya sedahsyat badai
prahara, sebelum damparan angin pukulan ini mengenai
sasaran, bayangan merah itu mendadak memencar sendiri
kekanan kiri, tapi pukulan Ling Ji-ping justru mengikuti
perubahan. dari satu jalur tlba-tiba terpencar menjadi dua
jalur dan terpisah kekiri kanan pula. kekuatan damparannya
ternyata tidak, berkurang tetap menerpa kearah bayangan
darah yang terpisah itu. Pukulan Ling Ji-ping dilancarkan dari salah satu tipu Cap-ji-
te-sat-jiu yang digunakan Ngo-ting-kau-san (Ngo-ting membelah gunung), serangan yang terampuh, bahwa
serangan ini dinamakan membemblah gunung, maka dapatlah
dibayangkan betapa dahsyat kekuatannya.
Sayup-sayup terdengar oleh Ling Ji-ping suara dengusan
berat dari kedua bayangan merah yang terpisah itu. Karuan
Ling Ji-ping melongo, batin nya : "Hiat-ing-cu ternyata sudah
mencapai tingnkat yang dapat memisah dan merangkap
kembali bayangannya sendiri, jelas aku takkan mungkin dapat
mengalahkan dia." "Buyut." terdengar suara bayangan merah berkata, "kau
memang hebat, dengan bekal Lwekangmu sekarang, memang
jarang lawan yang dapat menandingimu, tapi terhadap diriku,
kau biasa biasa saja. Punya simpanan ilmu tangguh apa lagi,
boleh kau pamerkan didepanku, kuberi satu kali kesempatan
lagi, aku orang tua puanya tabiatku sendiri, kalau aku mau
orana boleh menyerangku sepuas hatinya, kalau tidak, jangan
harap dia bisa bernyawa. Nah buyut, jangan lupa masih ada
199 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
satu kesempatan inilah jurus ketiga, jurus terakhir, kalau jurus
ketiga ini tetap biasa saja, maka di dunia ini jiwamu takkan
tertahankan lagi, tahu tidak ?"
Kembali Ling Ji-ping tertegun, kiranya bayangan merah
sengaja memberi ikesempatan tiga jurus padanya, bila ketiga
jurus dirirya tetap ga, berari orang akan turun tangan, dan itu
arti nya jiwanya bakal mampus.
Sudah terbiasa hidup sebatang kara dengan watak angkuh
dan sombong, bukan lantaran Ji-ping membenci kehidupan
dunia ini, yang terang jiwa raga ini masih tetap berharga
untuk dirinya. Padahal waktu bayangan darah bicara, kedua
tangannya sudah terangkat pelan-pelan, tapi kini dia menjadi
bimbang dan menurunkan kedua tangannya pula.
Dia maklum jurus terakhir serangannya ini bukan saja
menentukan mati hidup dirinya, tapi , juga menyangkut mati
hidupnya Yong-ji yang masih beiada didalam gubuk,
Perkataan nona burung seriti memang tidak salah, Yong-ji bak
mutiara yang baru memancarkan cahayanya, bila dia harus
jadi korban secara sia-sia, lahir batinnya pasti penasaran,
kematiannya itu sungguh patut di sesalkan. Apakah bayangan
darah sudi membiarkan dia mati dengan tetap suci " Oleh
karena itu, demi jiwa sendiri, tapi juga demi Y ong-ji, dia barus
memperteguh tekad dan menggunakan kecerdikan otaknya,
pada juius ketiga atau terakhir ini betul-betul harus dapat
menciptakan keajaiban. "Ya, aku harus bisa menciptakan
keajaiban itu baru bisa memutar balik situasi." demikian
batinnya Maka dia mendongak dan membusung dada, setelah
tertawa lebar dia berkata : "Kurasa cara ini tidak adil."
"Tidak adil ?" "Ya, sejak tadi kau menggunakan Ilmu memecah tubuh,
walau aku sudah menyerang dua ju rus, tapi kau tidak pernah
punahkan seranganku dengan kepandaian silat sejati, tapi
memakai ilmu sesat yang menyerupai sihir, disinilah letak
kurang adilmu terhadapku."
200 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah terloroh-loroh, bayangan merah berkata : "Buyut
kau memang menyenangkan, kau kira aku tidak mampu
memunahkan kedua jurus seranganmu " Thian-mo-pi dan
Ngo-ting-kai-san dan Can-ji-te-sat-jiu mungkin dipandang ilmu
mujijat oleh orang lain, tapi dimataku tak ubah nya permainan
kanak-kanak, kalau, kau tidak percaya. baiklah, yang tadi tidak
usah dihitung, mari kita ulangi, coba aku mampu
memunahkan tidak :' "Masih ada satu hal kurang adil, tadi belum sempat
kujelaskan." "Masih ads lagi :"
"Ya, yaitu kurang adilku terhadap kau."
"Buyut" ucap bayangan merah terloroh senang, semakin
lucu perkataanmu, dengan cara apa pun orang terhadapku,
belum pernah Lohu ber anggapan caranya itu tidak adil" '
"kurang adil yang kumaksud timbul dari dalam sanubarku.
Selama hidupku bergebrak dengan lawan, belum pernah orang
memberi kelonggaran tiga jurus."
"O, hanya lantaran hal ini'"'' bayangan darah tertawa besar,
"tapi kali ini toh atas keinginan Lohu sendiri bukan kau yang
mohon padaku, hakikatnya tak bisa dikatakan adil atau tidak
adif." "Itu kan cari mu berpikir jelas berbeda dengan jalan
pikiranku." "Buyut, kau menang, punya keberanian dan berhati jantan.
Lohu jadi serba susah, kau mem bawa watakmu yang keras,
tapi aku orang tua juga membawa watakku sendiri, sesuatu
yang sudah Kuputuskan selamanya tak pernah diubah dan
takkan kusesalkan, kini kau tidak mau menerima kelonggaran
tiga juru. itu, Lohu justru akan menunggu setelah kau
menyerang tiga jurus baru akan membunuhmu, coba katakan,
lalu bagaimana baik nya ?"
201 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana kalau kau merubah putusanmu " Kalau tidak
urusan bakal terbengkalai begini saja, mungkin sampai hari
terang tanah atau berlarut sampai besok malam lagi."
"Tidak boleh," seru bayangan darah, "memangnya kau lupa
malam ini adalah hari pernikahanku"
"Nona Yang bak mutiara yang suci bersih mana boleh kau
menodainya" "Buyut, agaknya aku lupa, kiranya kau berteman baik
dengan buyut perempuan ini, coba katakan, apa hubungan
kalian" Mungkin kau sedang cemburu "
"Bedebah, orang she Ling selamanya berbuat genah,
selamanya tak pernah aku memikirkan kepentingaaku sendiri."
"O, begitu " Jadinya kau buyut ini sedang melaksanakan
darma melakukan keadilan, membela kebenaran " Em ."
"Apa salahnya bila aku menolong yang lemah dan
menumpas kelaliman" "Tepat, betul, tidak salah," bayangan darah terbahak
bahak: "Pendekar besar, pahlawan sejati, sungguh patut
dihormati, kalau demikian aku betul betul harus meiubah
keputusan tadi." Sikap lahiriah Ling Ji-ping kelihatan tetap wajar dan
angkuh, hakikatnya hatinya sedang gundah dan kuatir, karena
bila bayangan darah tidak mempertahankan pendapatnya tadi,
berarti dirinya harus berantam secara berhadapan berdasarkan kepandaian silat sejati, ini jelas bakal terjadi
pertarungan seru dan bagaimana akhirnya, jelas dirinyalah
yang bakal kalah atau mungkin binasa. Tapi mulutnya berkata
dengan tegas "Memang harus dlrubah, tidak usah Kau
menggunakan ilmu sihirmu, akupun tak perlu mendapai
kelonggaran tiga jurus, mari kita berantam secara jantan
dengan kaki tangan, kalau kau menang, biar aku serahkan
202 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jiwa ragaku, kalau kau kalah, nona Yong-ji serahkan
kepadaku." Tak nyana setelah tertawa bayangan darah berkata :
"Buyut, yang kurubah justru kebalikan dengan apa yang kau
bayangkan." "Terbalik " tatapan Lipg Ji-ping penuh tanda tanya.
"Ya, buyut, tidak usah bersitegang leher. Keputusanku
memberi kelonggaran tiga jurus buat kau tetap tidak akan
Lohu rubah. Tapi jangan senang dulu. Jiwamu tetap akan
kutagih, tapi yang kuubah hanyalah waktunya saja. Semula
aku hendak membunuhmu dulu baru akan kawin dengan nona
jelita itu. Hehe, tapi sekarang sudah kuganti. waktunja, yaitu
setelah aku kawin, lalu, hehem baru akan kuberi kesempatan,
jurus ketiga, lalu hehe, nah tibalah saatnya kau mangkat. Kau
dengar bukan?" Merinding bulu kuduk Ling Ji-ping dibuat nya. Sungguh keji
betul rencara setan tua ini. Secara langsung ini juga
merupakan statu penghinaan bagi dirinya. Meski harus adu
jiwa, betapa pun rencana jahatnya itu tak boleh terlaksana.
Maka dengan mendelik dia membentak : "Setan bangkotan,
kau kemaruk kepuasan, meski ilmu silatku bukan tandinganmu, tapi jangan kira kau bisa melakukan
keinginanmu itu segampang yang kau kira."
,Gampang saja," nada suara bayangan merah tetap sama,
seolah olah sesuatu vang sudah men jadi keputusannya,
cukup asal dia ulur tangan meraihnya, segala keinginan pasti
tercapai tanpa menemui halangan berarti
"Kalau aku tidak me lancarkan jurus ketiga, tapi justru kau
setan tua ini yang menyerangku ' dulu ma lah, aku tidak tahu
apakah-tindakanmu ini terhitung melanggar keputusanmu
sendiri apa 'tidak."
"Memangnya aku bakal berbuat demikian" Legakan, saja
hatimu buyut," bayangan darah tertawa enteng, "karena tak
203 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
usahaku susah susah turun tangan, akupun tetap bisa
membekukmu." "Derigan cara apa kau bisa membekuk aku"''
"Banyak sekali caranya. Buyut, pernahkah kau engar
semacam ilmu mujijat yang dapat membekuk atau
rnengalahkan musuhnya hanya dengan tekad dan pikirannya?"
Sakhig kaget Ling Ji-ping menyurut beberapa-langkah, bola
matanya terbelalak, tanyanya : "Jadi taraf kepandaian silatmu
sudah mencapai tingkat pikiran jalan mengalahkan musuh dan
keinginan hati melukai orang ?"
"Ya, kira-kira setingkat dengan itu." ujar bayangan darah
bernada bangga. ,terhadap nenek itu dan gadis jelita ini, aku
gunakan cara yang itu. Kau percaya tidak buyut "
Gemeretak gigi Ling Ji-ping, dia percaya apa yang
dikatakan Hiat-ing-cu memang bukan bualan, berdasar umur
dan ilmu mujijat yang sudah terbukti didepan mata seperti apa
yang telah dia saksikan tadi, kalau itu. kemungkinan taraf
kepandaiannya sudah rnampu berbuat seperti apa yang
diuraikan tadi, kalau itu benar, kecuali diri nya sudah
berkeputusan mati sebelum orang menggerakkan keinginan
hati, baru dia akan terhindar dari penghinaan.
"Buyut," tengah Ji-ping menepekur suara bayangan darah
berkata pula, "dihadapanku, jangan kau kira gampang mau
membunuh diri." Kali ini Ji-ping benar-benar mati kutu, karena apa yang
menjadi beban pikirannya, ternyata sudah diselami oieh setan
tua ini, ini bukan rabaan, tapi semacam ilmu batin yang dapat
menangkap getaran pikiran orang yang diincarnya, bahwa
orang mampu berbuat demikian, maka apa yang dikatakan
dapat membetuk musuh dengan jalan pikirannya kiranya
bukan omong kosong. 204 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selama Ji-ping malang me lintang dilalangan Kangouw,


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghadapi musuh tangguh yang mana pun tak pernah dia
kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri. Tapi sekarang
ini, boleh dikata dia sudah patah semangat. Semangat
tempurnya sudah luluh Rasa putus asa dan kecewa tiba-tiba
menjalar hati sanubarinya.
Gelak tawa yang keras menyentak lamunan Ling Ji-ping,
pikirnya ; "Kenapa aku sih" Ling Ji-ping, memangnya kau
sudah lupa bahwa kau murid Te sat-sin Thong Bu-kong "
Sudah lupa akan cita-citamu waktu pertama kali kau keluar
pintu perguruan ! Kenapa dihadapan musuh tangguh lantas
timbul keresahanmu. Kalah bukan sesuatu yang memalukan,
adalah memalukan bahwa kau sudah kehilangan semangit
tempur manusia hanya hidup dan mati sekali, bila jiwa ini
tidak mungkin bisa dipertahankan lagi. menangnya kenapa
kau takut merghadapi kematian " masa kau sudah lupa akan
perkataanmu sendiri, hendak menciptakan keajaiban" Selama
dua tahun ini, dikala dia menghadapi saat-saat terakhir,
keajaiban kan pernah terulang beberapa kali " '
Maka gemuruhlah semangat tempurnya., sorot matanya
mendadak menyala, dengan sikapnya yang kereng berwibawa
dia berkata : "Mati dan hidup, bangga atau terhina tidak
penting bagiku, bila aku harus gugur secara jantan demi
membela kebenaran, Itu berarti aku tidak perlu malu
terhadapku atau perguruan ! Nah setan tua, marilah !'
Menghadapi sikap Ling Ji-ping yang tegas berwibawa
dengan sikapnya yang gagah, entah kenapa, bayangan darah
malah jadi ragu-ragu dan bimbang akan keputusannya sendiri.
Biasanya, untuk membunuh seorang korban sekalipun sampai
menyiksanya, belum pernah dia main lambat-lambatan seperti
sekarang. Melihat bayangan darah tidak memberi reaksi, Ling Ji-ping
makin dapat angin, dia melangkah setapak lebih dekat,
serunya keras : "Setan tua, kau takut " Jikalau kau mau
205 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tunduk dihadapan keadilan Thian, maka lekaslah lenyapkan
angan-angan cabulmu ! Jangan kau sentuh kesucian seorang
gadis ! Bebaskan dia!"
"Bebaskan dia?" bayangan darah tertawa gelak gelak,
"buyut, jargan kau anggap urusan seamparg kau putar
lidahmu, sejak muda tidak pernah Lohu membebaskan
perempuan yang sudah bakal kulalap. tahu."
Dikala lenyap suara bayangan darah, lampion merah itupun
serentak padam. Seketika itu pula pandangan Ling Ji-ping
jadi gelap gulita. Sebelum dia mengetahui jelas apa yang telah
terjadi, mendadak didengarnya bayangan darah berteriak
nyaring. bayangan merah tampak berkelebat menerjang ke
pucuk pohon. Waktu Ling Ji-ping mengikuti bayangan merrah memandang kearah pohon, seketika diapun menjerit kaget
Ternyata lampion itu padam, lampu iblis pelambang bayangan
darah atau yang disebut juga lampu pemanggil sukma
mendadak padam, Apa arti semuanya ini "
Sekilas Ling Ji-ping melengak dan heran Lampu iblis itu
merupakan lambang kekuasaan! dan kebesaran bayangan
darah. Bahwa setiap orang yang pernah melihat lampu ini
harus dipanggil sukmanya, tapi sekarang ternyata ada orang
yang berani mengusiknya, ini pertanda menartang dan
menentang kekuasaan dan kebesarannya. Pada hal orang itu
tidak pernah unjuk diri, tapi dia padamkan dulu lampion itu, ini
jelas bahwa penyatron ini pasti memilik ilmu s ilat yang setaraf
dengan bayangan merah. Cepat sekali tiba tiba Ling Ji-ping mendengar pula
gemboran sengit yang keras, kali ini bukan bayangan merah
yang menubruk maju, tapi sebaliknya bayangannya kelihatan
terpental mundur bsberapa kaki malah.
Baru sekarang Ling-Ji ping melihat jelas ada tiga orang
berdiri jajar dibawah pohon besar itu, Selelah me lihat jelas
206 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketiga orang itu, sungguh berambah kejut hati Ji-ping. Mereka
bukan lain adalah Lam-jan, Pak-koat dan It-ci-sin-mo.
"Jadi ketiga iblis ini belum berangkat ke klu-ting-san ?"
demikian batin Ling Ji-ping. "Mendadak mereka muncul di sini,
entah kawan atau lawan Hiat-ing-cu " Kalau musuh berarti
keajaiban betul betul telah muncul dan bakal menolong
dirinya, cuma keajaiban ini bukan atas ciptaannya."
Tiba tiba didengarnya It-ci-sih-mo bersuara dengan
nadanya yang banci: "Seng-loji, kau bawa kami kemari,
lantaran adanya bayangan merah bagai setan ini "
"BetuI," Lamjan terkekeh, "memang karena bangkotan Ini."
Mendelik bola mata Pak-koat yang keiunggalan satu itu,
wajahnya yang buas dan menyeramkan tampak menakutkan,
katanya setelah mendengus sekali "Manusia tidak mirip
manusia, diikata setan juga bukannya setan, hanya dengan
bekal permainan sulapan begini juga berani pamer di sini,
memangnya apa kerjanva sehari hari?"
Setelah mendengar percakapan ini, sungguh lega setengah
mati hati Ling Ji-ping pikirnya "Keajaiban akhirnya betul betul
muncul, mungkin hanya ketiga gembong iblis ini yang mampu
menghadapi bayangan darah ini."
Bayangan darah tidak bergerak, entah dia kenal Ketiga
orang ini Atau Insaf bahwa dirinya bukan tandingan ketiga
orang, maka dia perlu memutar otak mencari akal dengan
kepala dingin. Terdengar Lam-jan berkata pula : "Lo-siang, taruhan kita
Itu masih terikat tidak"
"Siapa bilang tidak"' It-ci-sin-mo tertawa keras
"Baiklah, orang ini adalah salah satu duta lampu dari
sahabat yang menghuni puncak tunggal itu, dua puluh
delapan batok kepala di atas rnaklumat kematian itu semua
207 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
adalah karya ketiga duta lampu itu, untuk bisa tahu keadaan
puncak Kiu-ting-san itu, boleh kau tanya kepadanya."
Ling Ji-ping. membatin :"Kiranya dugaaiku tepat, kiranya
bayangan merah ini adalah Ang-ting-su-cia, jadi ketiga duta
lampu ini hanyalah pelaksana saja diatas mereka masih ada
seorang yang lebih kuasa, bahwa Hiat-ing-cu yang memiliki
kepandaian setinggi ini ternyata masih terima diperintah
orang, maka dapatlah dibayangkan orang yang memerintah
mereka itu pasti memiliki kepandaian yang tidak, bisa diukur.
"Seng loji," Pak Koat tertawa s inis, "jangan enak ngomong,
api yang terkandung dalam hati, memangnya dapat
mengelabui aku ?" Lam-jm menggerakkan kepalanya yang kurus tinggal kulit
membungkus tengkorak, katanya setelah berludah :
"Memangnya kau kira aku main tipu segala, apa perkataanku
keliru '." Pak-koat menyeringai, katanya : "Sahabat tua. kenapa
harus kubongkar ". "Tapi kau bilang bangkotan setengah manusia separon
setan ini adalah anjing pesuruh dari sahabat penghuni puncak
tunggal itu memang benar."
Pandangan It-cl-sin-mo setajam golok tetap mengawasi
bayangan darah, katanya : "Hai, sudah jangan main sulapan
lagi, dihadapan manusia tulen, tak guna kau main-main
seperti ini." Baru sekarang suara bayangan merah terloroh-loroh,
katanya : "Kukira siapa '.' setelah kupikir pikir baru sekarang
teringat, haha. Seng Thian-hoat kehilangan sebelah lengan,
Liu Ji-hwi terima. jadi Tosu setelah picak satu matanya dan
protol sebelah kupingnya, adalah kau Ko It-bin yang masih
utuh jasmani, tapi gayamu yang bukan laki tidak perempuan
ini. tampangrya memang mirip banci, selembar jenggotpun
kau tidak punya." 208 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bahwa bayangan darah dapat menyebut nama asli dan
mengolok olok cacat mereka, karuan ke tiga gembong iblis ini
kaget dibuatnya. T erutama It-ci-sin mo paling keki, jubahnya
melambai seperti melayang saja dia me langkah maju
beberapa tindak bentaknya : "Siapa kau "
Bayangan darah teitawa ter loroh loroh, "Lho, memangnya
suara sahabat tua juga tidak kau kenal lagi ?"
Membulat mata tunggal Pak-koat, tanyanya keras :
"Apakah kau ini Hoan-sin-yau-hou Ouw Tang-hwat "'
"Hehehe, hahaha" setelah tertawa panjang dengan nada
berganti, bayangan darah berkata lantang ."Betul, tidak salah,
kiranya Lo-liu masih ingat diriku."
Bertambah jelas bagi Ling Ji-ping bahwa Hiat-ing-cu
ternyata bernama Ouw Tang-hwat, nama julukannya di
Kangouw dahulu adalah Hoat-sin-you-hou (s iluman rase
merubah bentuk). Disaat Ji- ping terlongong itulah, tiba tiba suara serak tua
seperti berbisik dipinggir telinga nya :"Anak boioh, tidak lekas
kau menolong orang, untuk apa kau mematung di sini "
Ling Ji-ping melenggong, waktu dia melirik kearah Sam-mo,
dilihatnya bibir Lam-jan bergerak, waktu Ling Ji-ping
mengawasinya, dilihatnya orang sedikit mengangguk kepala,
jelas orang yang bicara dengan dirinya adalah Lam-jan Seng
Thian-hoa Terbayang oleh Ling Ji -ping kejadian di Thian-su-tong
tempo hari, waktu nenek Hu-yon pergi menyeret Yong-ji pura
pura mengudak hwcsio gila dan Hwesio pemabukan dari Go-
bi, Pak-koat sudah be-diri hendak mengudaknya, tapi Lam-jan
bersuara mencegahnya, akhirnya dia di olok-olok oleh It-ci-
sin-mo. dikatakan dia tidak me lupakah cinta lama, kiranya
nenek itu adalah 'Hu-yong-sian-cu yang kenamaan dulu. Tadi
It-ci-sin-mo bilang Lam-jan yang menyeret mereka ke .mari
lagi. mau tidak mau satu dengan lain persoalan dia gandeng
209 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi satu, maka timbullah satu kesimpulan bahwa dengan
nenek Hu-yong dahulu pasti memang punya hubungan cinta,
tujuan nya membawa kedua rekannya kemari jelas henndak
menolong Yon-ji. Setelah dia paham duduk persoalan, kebetulan didengarnya
Lam-jan sudah tertawa lebar, katanya : "Ouw Tang-hwat,
bagaimana sih kau kok terima menjadi pesuruh orang, apa
tidak memalukan " "Hm, Seng-Ioji, mulutmu memangnya pingin disikat, siapa
yang jadi pesuruh ?"
"Eh, menyangkal " Bukankah kau salah satu duta lampu
dari penghuni puncak Kiu-ting-san itu:"
"Kalau benar kenapa " Memangnya kau kira tua bangka
lengan satu macammu ini setimpal menjadi duta semacamku
ini ?" "Sudah tentu aku tidak setimpal, dengan bekal kepandaian
yang kumiliki ini, meski belum menonjol diantara orang
banyak, betapapun aku tidak sudi menjadi kacurg orang."
It-ci-sin-mo segera menimbrung dengan suaranya yang
runcing: "Wah, kalau begini sasaran kita tepat jadinya. Hai,
orang she Ouw, siapakah penghuni puncak tunggal itu " Kami
sedang mencarinya." "Untuk apa kalian mencarinya?" tanya Hiat ing-cu bersuara
berat. "Sudah tujuh puluh tahun kami bertiga ber hantam tanpa
ada kesudahan, dan satu hal tak bisa terselesaikan, maka kita
mengubah cara, siapa yang dapat sesuatu dari cukongmu itu,
dialah yaag menang."
"Sesuatu apa " tanya Ouw Tang-hoat.
"Yaitu batok kepala cukongmu itu,' sebut Lam-jan.
210 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dikiranya bayangan darah bakal naik pitam setelah
mendengar jawaban ini, tak nyana setelah tubuh bayangan
darah bergerak gerak mendadak dia tertawa gelak gelak, tawa
geli dan lucu, bukan tawa marah, tawa yang mengandung
nada menghina malah. "Ouw Tang-hwat,' tuding It-ci-sia-mo, "apa yang bikin kau
tertawa?" "Aku jadi geli melihat tampang kalian yang lucu ini, tidak
tahu diri lagi, kalian kira dengan bekal kepandaian telapak
bebek yang kalian latih itu mampu merobohkan pohon atau
rumput yang tumbuh diatas puncak itu '"
Pak-koat menggerung gusar, dampratnya: "Berani kau
menghina kami bertiga ?"
"Bukan saja kupandang kalian hina, hakikat nya kalian tidak
mempunyai kemampuan itu untuk memanjat ke-puncak
tunggal. Dan lagi, hehe, selanjutnya kalian takkan punya
kesempatan untuk pergi ke puncak tunggal Itu "
"Apa maksud perkataanrnu," maki It-ci-sin-mo sengit,
"Apa kalian tidak tahu bahwa sekerang aku tidak dipanggil
Hoat-sin-yau-hou " Aku dinama kan Hiat-ing-cu. bayangan
darah adalah pimpinan dari ketiga duta lampu itu."
.Memangnya apa yang harus dibanggakan setelah kau
ganti nama julukan ''"
"Betul, memang tiada yang perlu diagulkan tapi lampu iblis
milik ketiga duta lampu dinamakan juga Bong-hun-ting ( lampu
pemanggil sukma), siapa melihatnya maka dia harus mampus,
kalian tahu ' Apalagi, tadi kalian berani memadam laampuku,
dosa kalian tidak terampun lagi."
Berpadu gelak tawa Lam-jan, Pak-koat dan L-cl-sin-mo.
sebelah puas mereka tertawa It-ci-sln-mo berpaling kepada
Lam-jan, katanya : "Seng lo ji, kau dengar tidak " Dia
menginginkan kita mati "
211 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wajah Lam-jan yang kurus kering meringis kering, katanya
: "Ya kudengar kentut anjing."
"Sungguh menyegarkan." timbrung Pak-koat.
"Lo-ko, kami yang salah dengar atau orang she Ouw ini


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang terserang penyakit pikun, kenapa dia ngobrol sembarang
ngomong " Ling Ji-ping sedang mencari kesempatan, bukan ingin
merat, tapi cari kesempatan untuk menolong orang, tapi dia
baru akan bergerak bila Ouw Tang hwat sudah tidak mampu
menghiraukan dirinya kesempatan Itu jelas bakal segera tiba,
bila ketiga gembong iblis itu bergebrak dengan Ouw Tang
hwat, maka dia akan mendapat kesempatan menolong Yong-
ji. Maka didengarnya suata Lam-jan berbisik pula: "Anak
muda. setelah berhasil, larilah menuju kearah tenggara sejauh
sepuluh li, supaya pengejaran ilmu batin Hiat-ing-cu
kehilangan kegu naannya. Ingat baik baik pesanku, jangan
menoleh dan juga jangan berhenti. Setelah sepuluh kau boleh
putar haluan kearah timur laut sejau sepuluh li lagi, di sana
terdapat sebuah biara tunggulah aku di sana."
Terkesiap hati Ling Ji-ping, Kungfu Hiat-in cu ternyata
memang sudah mencapai taraf yang luar biasa, ternyata
dengan bersamadi dia cukup tahu dan dapat mengikuti
perkembangan apapun yang terjadi disekitar arena sepuluh li,
untung ma lam ini tiga gembong iblis ini muncul, kalau tdak
jelas takkan bisa ia meloloskan diri.
Didengarnya Hlat-ing-cu tertawa bingar, katanya : "Taoi
siapa yang turun tangan memadam kan lampuku ?"
Sorot mata Lam-jan memancarkan cahaya kuning, sekilas
dia melirik It-ci-sin-mo. it-ci-sin-mo tertawa lebar, katanya
kepada Lam-jan dan Pak-koat : ,,Aku orang she Ko sungguh
beruntung' dan bangga, akulah orang pertama yaig dituding
212 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalian boleh tunggu sebentar, coba aku mampu tidak
melawannya." Lam-jan tertawa kering, sekali berkelebat dia sudah
menghadang didepan Ling Ji-ping, baru kakinya menyentuh
tarah, suara terkiang pula : "Anak bodoh, sekarang boleh
bertindak." Dalam pada itu It-ci-sin-mo sudah beranjak maju dengan
santai, hanya Pak-koat yang tetap berada ditempatnya,
matanya melirik Lam-jan, mulutnya terbuka lebar tertawa
sinis. Kalau orang lain mungkin tidak menjadi perhatian Hiat-ing-
cu. tapi ketiga gembong iblis ini merupakan iblis besar yang
tidak boleh dipandang enteng, maka dia tidak berani
memecah perhatian maka sejak munculnya ketiga orang ini
dia sudah tidak perhatikan kehadiraa Ling Ji-ping lagi.
Ling Ji-ping bsrdiri membelakangi pintu, melihat Lam-jan
berdiri menghadangnya, maka dia tahu kinilah tiba saatnya dia
bertindak, meski dia tahu cara melarikan diri adalah tindakan
yang memalukan, tapi didesak oleh situasi, demi menolong
orang, terpaksa dia tidak hiraukan gengsi atau pamor lagi.
Maka pelan pelan dia merobohkan tubuhnya kebeiakang
terus dengan gerakan ikan meletik tu buhnya mencelat masuk
kedalam rumah, gerakan nya penuh perhitungan sehingga
tidak menimbul kan suara, sekali jumpalitan pula tubuhnya
sudah berdiri disamping dipan.
Tampak Yong-ji tetap memejam mata, tidurnya amat pulas,
namun wajahnya tetap mengulum senyum mekar, tak
ubahnya sekuntum kembang mekar ditengah embun pagi,
begitu cantik dan molek, mempesona pula.
Ling Ji-ping tidak berayal lagi, mendadak dia membungkuk
terus hendak membopong Yong-ji, tak kira begitu kemul
tersingkap, hampir saja dia berteriak kaget, jantungnya
seketika berdebur kencang, ternyata Yong-ji yang tidur, pula
213 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
didalam kemul pakaiannya sudah dibelejeti, tubuh montok
berisi dari seorang gadis yang sedang mekar seketika
terpampang didepan mata, payu dara yang membukit dengan
putih yang merah bagai buah anggur, paha yang mulus serta
pinggang yang ramping, Ji ping hampir kelenger dibuatnya.
Ling Ji-pin boleh terhitung laki laki sejati, seorang Kuncu,
tapi jantungnya tak tertahan hampir melonjak keluar, lekas dia
tarik kemul menutup tubuh orang, sekilas dia berpikir, waktu
mendesak tak mungkin dia mencari pakaian yong ji, terpaksa
dia bungkus, tubuh Yong-ji yang telanjang bulat itu dengan
kemul tebal terus dikempit serta bolos dari pintu belakang,
cepat sekali dia sudah berlari lari pesat bagai terbang.
Sesuai pesan Lam-jan dia tidak berani ber paling dan tidak
bernenti, begitu mencapai hutan sigera dia kembangkan
Ginkang Ling-kong pou-si. tubuh enteng seperti asap cepat
laksana anak panah, tujuannya ketenggara.
Kira kira setengah jam lamanya, direrkira kan dia sudah
berlari sejauh sepuluh li, tanpa berani ganti napas, segera dia
belok kearah timur laut. Saat mana sudah menjelang fajar, rembulan sudah turun
dibarat dan sembunyi dibalik pucuk gunung, hutan belantara
yang dilaluinya terasa semakin gelap, suara aneh ber anutan
di sana sini, tapi Ling Ji-ping hanya menepati pesan Lam-jan,
pikirannya tidak bercabang kakinya terus berlari sekencang
angin. Setelah dia lari kira kira sepuluh li pula, barulah
langkahnya mulai dikendorkan, serta menarik napas panjang.
Sudah tentu Keringat emerobyos, badan basah kuyup, Ling
Ji-ping harus segera menemukan biara yaag ditunjuk Lam-jan,
disamping menunggu kedatangan Lam-jan, diapun harus
berusaha menyadarkan Yong-ji. Yong-ji entah ditutuk Hiat-to
apa dan Hiat-to yang mana, yang dikuatiikan bila waktunya
terlalu lama, kondisi badan Yong-ji mungkin tidak tahan lagi.
214 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ji-ping berlari ketempat ketinggian, kepala nya celingukan,
sayang rembulan sudah turun, alam semesta hitam pekat
tiada yang dapat dilihatnya, hakikatnya dia tidak tahu dimana
letak biara yang sedang dicarinya Cukup lama dia, berdiri
bingung, tanpa merasa dia menunduk me mandang wajah
Yong-ji dalam pelukannya, tam pak orang tetap tidur pulas,
napasnya enteng harum dan teratur, dalam jangka pendek
terang dia tidak akan segera siuman.
Entah kenapa begitu memandang wajah Yong-ji,
jantungnya lantas berdebar debar, kulit mu kanya terasa
panas, padahal orang memberi juluk an Cui-hun-jiu,
membunuh orang tidak berkedip, pembawaan wataknya
angkuh dingin, sehingga orang memanggilnya Tok-hu, tapi
Yong-ji, anak perawan yang satu ini agaknya amat berjodoh
dengan dirinya, sorot pandangannya penuh dilembari rasa iba,
kasih sayang, terasa bukan saja Yong-ji bagai mutiara yang
baru memancarkan cahayanya kecauntikannya ternyata begitu
anggun, agung dan suci, baru sekarang dia merasakan
sedalam dalamnya waktu tadi tanpa sengaja dia menyaksikan
tubuh Y ong-ji yang telanjang bulat, sungguh merupakan suatu
kerugian yarjg teramat besar, dan bagi dirinya ini merupakan
dosa dan kesalahan yang tak mungkin ditebus dengan
apapun. Tanpa merasa dia menghela napas, dalam ke adaan
kepepet ini dia harus selekasnya menemukan rumah
penduduk, penduduk yang ada perempuannya, supaya dapat
meminjam pakaian dan mohon pertolongan perempuan
mengenakan baju bagi Y oag-ji, setelah itu baru dia berusaha
menolongnya siuman. Kembali dia angkat kepala, matanya
memandang keempat penjuru, terasa tempat di mana
sekarang dia berada adalah puncak gunung yang belukar,
sekitarnya jelas takkan bisa mene mukan rumah penduduk.
Setelah menerawang se kitarnya, akhirnya dia berkeputusan
melanjutkan ke utara, di sana dia melihat dataran rendah
yang lapang. 215 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah melampaui dua puncak, mendadak Ling Ji-ping
berteriak senang, karena tak jauh didepan, dibalik bayangan
pepohonan dia melihat pucuk gedung ber loteng.
Dalam keadaan seperti dirinya, Ling Ji-ping tidak perlu pikir
siapa penghuni gedung berloteng itu " Seakan akan urusan
besar apapun didunia ini tidak lebih penting dari pada
usahanya mem beri pertolongan kepada Yong-ji. Maka tanpa
ayal sambil membopong Yong-ji dia percepat langkah, hanya
bebeiapa kali lompat berjangkit akhirnya dia tiaa dipinggir
hutan, kiranya dibalik hutan ini terdapat pula hutan bambu,
sementara puncak loteng itu berada ditengah buian bambu ini
Tanpa curiga Ling Jl-ping langsung beranjak masuk kedalan
hutan bambu, lekas sekali bangun an loteng sudah berada
didepan mata, setelah di amati kiranya sebuah bangunan yang
terbuat dari bambu, disamping rumah bersusun terdapat pula
dua rumah lebih pendek yang kelihatan mungil dan bersih,
atap rumah juga dibuat dari sirap tumbu, namun dicat warna
merah. Suasana disini ternyata sepi, rumah berloteng itu seperti
tidak dihuni manusia, atau mungkin isinya masih, lelap dalam
impiannya. Tiba tiba sorot mata Ling Ji-ping tertarik oleh sebuah pigura
kecil yang teigantung diatas pintu, Karena d atas pigura inilah
bertahtakan emj pat huruf yang berbunyi: *Yu-mo-siau-tiok*.
Sekilas dia melongo dan tanpa merasa menyurut mundur
selangkah, batinnya : , Apakah betul Ang-hoa Kaucu memang
punya seorang putri yang tinggal diatas gunung ini ' Umpama
bukan, penghuni loteng ini pasti orang orang Ang-hoa-kau
pula." Meski tahu dirinya mungkin memasuki sarang harimau, tapi
sedikitpun tiada Ling Ji-ping mengundurkan diri, karena dia
psrlu mendapatkan pakaian perempuan, umpama di sini
sarang Ang'ho kau, untuk mendapatkan seperangkat pakaian
prrempuan yakin tidak akan mengalami kesulitan Tapi cara
216 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nagaimana dia harus mengambil pakaian itu " Meminjam atau
mencuri " Meminjam jelas harus membuat ribut dengan orang orang
penghuni loteng, dengan bekal kepadaiannya sekarang, dia
boleh tidak usah gentar namun sulitnya sekarang dia masih
harus membopong Yong-ji, keselamatan Yong-ji harus tetap
terjaga, lalu oagaimana dia bisa bekerja untuk dua tujuan
sekali gus " Mencuri dia rasa pe;buaian rendah yang me malukan,
apalagi selama mengembara di Kaneouw selamanya belum
pernah melakukan perbuatan kotor yang memalukan, tak
mungkin hanya karena mencari seperangkat pakaian untuk
Yong-ji dia harus melakukan kejahatan, meski hanya mencuri
seperangkat pakaian. Akhirnya dia jadi bimbang sendiri,
sambil membopong Yong-ji dia berdiri termangu mengawasi
keempat huruf emas diatas pigura itu, sukar dia mengambil
keputusan. Beberapa kali timbul niatnya meninggalkan tempat ini, tapi
diatas pegunungan seperti ini, mungkin sukar menemukan
rumah petani atau pemburu, padahal pakaian untuk Yong-ji
harus selekasnva didapatkan sebelum hari terang tanah, tanpa
mengenakan pakaian bagaimana dia berani membebaskan
tutukan Hiat-to Yong-ji "
Cuaca sudah remang remang, sebentar lagi bakal terang
tanah, bila ketemu orang persilatan dan melihat dia
membopong perempuan yang telanjang bulat, pasti
namanya bakal rusak, ini tidak jadi soal. yang penting Y ong-ji
adalah gadis suci bersih, apakah dia tega membiarkan gadis
ini dicap sebagai perempuan yang jalang " Setelah ragu ragu
dan kehabisan akal, mendadak dia tertawa geli sendiri,
batinnya : "Kenapa aku jadi linglung " Persoalan sekecil ini tak
kuasa aku membereskan, kalau terlambat urusan bisa berabe.
Aku mengambil demi keperluan dan aku bisa membayar
dengan meninggalkan uang, bukankah urusan bakal beres"
217 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apalagi tujuanku menolong orang, hanya Thian yang tahu
akan kebersihan diriku kenapa aku harus canggung dan
bertele tele ." Maka segera dia bertindak, hanya sekali berkelebat
bersama Yong-ji dia sudah me luncur kearah rumah pendek
sebelah kiri serta merunduk kebawah jendela, pelan pelan dia
melongok kedalam. Sungguh kebetulan, itulah kamar tidur,
kelambu tersingkap kekedua samping, bantal guling dan
kemul teratur rapi, agaknya semalam ranjang ini belum
ditiduri orang. Pelan pelan dia menggerernet kearah pintu, sedikit
mengerahkan tenaga dia mendorong daon pintu, daon pintu
yang juga terbuat dari bambu seketika terbuka lebar,
pandangan Ling Ji-ping amat tajam, sekilas dia menyapu
pandang keadaan dalam rumah, bukan saja tiada orang, tiada
sesuatu yang mencurigakan pula, hanya sekali gerak perlahan
sekali dia sudah berada didalam rumah. Langsung dia
merebahkan Yong-ji diatas ranjang, kelambu lantas diturunkan, setelah itu dia memeriksa keadaan kamar ini
dengan seksama, sayang sekali dalam kamar ini tiada pakaian
perempuan, terpaksa dia menyelinap keluar menuju ke rumah
pendek sebelah kanan. Setiba dibawah jendela dia melongok keda lam, seketika Ji-
ping mengerut alis, diatas ranjang dalam kamar ternyata
rebah dua lelaki dengan dengkur napasnva yang keras,
agaknya kedua orang Ini pulas karena habis minum arak dan
mabuk. Kalau kamar ini dihuni lelaki jelas takkan ada pakaian
perempuan, tinggal rumah berloteng inilah sasaran terakhir,
dia yakin orang yang ber ada diatas loteng pasti majikan dari
rumah rumah di sini, kemungkinan sekali dia memiliki ilmu
silat yang tidak lemah. Cuaca sudah mulai benderang, dalam waktu mendesak ini,
dia tidak perlu tanjak kua'ir lagi, kedua lengan terkembang,
218 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kailnya menjejak bumi tubuhnya lantasmelambung tinggi,
bagai seekor burung dia hirggap dilankan loteng tanpa menge


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

luarkan suara sedikitpun.
Empat penjuru loteng ini semua di lingkari serambi, meski
bangunannya terdiri bambu bambu besar, namun bangunannya cukup kokoh dan le bih artistik malah, jendela
ditutup kain sari, bau harum merangsang hidung, memang
benar kamar diatas loteng ini dihuni perempuan.
Sambil memiringkan tubuh dia menyelinap kesamping
jendela, pelan pelan mengintip kedalam. Kelambu menjuntai
turun, tapi waktu Ling ji-ping memaniang kedalam kelambu,
mau tidak mau menjingkat kaget: Karena kelambu terbuat
dari kain sari yang tipis dan tembus pandangan maka keadaan
dalam ranjang bisa dilihatnya jelas-Diatas ranjang memang
rebah seorang perempuan, tapi aneh dan mengherankan,
dipagi yang dingin begini, ternyata perempuan yang tidur
diatas ran jang ini tidak mengenakan selembar benang apa
pun. alias telanjang bulat. Kemul kapas yang tipis hanya
menutupi bagian kakinya sebatas lutut, sepasang buah
dadanya tampak padat kenyal, kebetulan dia tidur miring
menghadap ke sini, maka gaya tidurnya yang merangsang
seakan akan menantarg dan pasti membangkitkan nafsu lelaki
yang normal, rambutnya yang panjang awut awut an terurai
diatas bantal, ada pula yang menjuntai turun dipinggir
ranjang. Lekas Ling Ji-ping berpaling muka, pikirnya: "Memalukan
sekali cara perempuan ini tidur, memangaya dia tidak takut
masuk angin?" Waktu dia menjelajah pandang keadaan sekitar kamar,
tidak nampak ada pakaian perempuan yang dicantel, apa
boleh buat akhirnya ditujukan Pandangannya ke ranjang pula.
Kali ini pandang arinya tertuju kearah setumpukan pakaian,
tapi letaknya ternyata berada dibelakang ranjang gading ini
219 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mepet dinding bambu pula, untuk mengambilnya harus dari
depan dan berada dimuka perempuan Itu.
Karuan Ling Ji-ping jadi bingung, orang memarg memberi
julukan Cui-hun-jiu padanya, tapi sebenarnya dia seorang
pemuda yang berjiwa pendekar, seorang kesatria, dia
berangga pan mendekati perempuan yang sedang tidur
apalagi dalam keadaan telanjang bulat adalah perbuatan tidak
senonoh, kalau terhadap Yong-ji, memang dia di desak oleh
keadaan, tapi terhadap perempuan ini, meski dia tidak punya
pikiran nyeleweng, jelas perbuatannya ini bisa dianggap tidak
sopan. . Tapi keadaan amat mendesak pula, terpaksa dia harus
mendekati perempuan Ini, tanpa mengambil pakaian itu,
bagaimana dia bisa mengenalkan pakaian pada Yong-ji yang
telanjang juga Padahal fajar hampir menyingsing, bila
perempuan ini sudah siuman, harapan dan usahanya akan
semakin sia sia. Tapi dalam situasi sekarang berada ditempa yang asing
lagi, mau tidak mau Ling Ji-ping harus waspada dan bertindak
lebih hati hati, kartnil dia yakiu Y u-mo-sau-tiok ini adalah satu
motc atau tempat peristirahatan orang orang Ang-hoai kau,
kalau perempuan diatas ranjang ini tidak mimiliki kepandaian
silat, mana mungkin dia berani tinggal dialas pegunungan
yang sepi dan jauh dari keramaian" Memangnya dia tidak
takut binatang buas atau penjahat cabul bakal mengganggunya" Dan alasan kedua, bila benar perempual ini
anggota Ang-hoa-kau, pasti kedudukannya tidak rendah,
jikalau bukan putri sang kaucu, kemungkinan salah satu
dayang pribadinya, atau salah satu Tamcu, kalau dugaannya
benar, maka ti dak mungkin dia tinggal dlloteng bambu ini se
orang diri, disekltarnya pasti ada pula para pembantunya yang
lain Tapi kecuali dua laki laki yang mabok dikamar kanan,
tidak nampak adanya perempuan lain, hal ini mau tidak mau
menambah rasa was was dan curiga Ling Ji-ping.
220 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau sekararg dia seorang diri, meski ada hal hal yang
dikuatirkan, tapi dia tidak perlu jeri, namun dia masih harus
melindungi keselamatan Yong-ji, maka setiap tindakannya
harus dijaga tian hati hati, apalagi orang orang Ang-hoa-kau
terkenal licik dan licin, banyak muslihatnya pula bila Yong-ji
yang kehilangan kemampuan melawan itu terjatuh ketangan
orang lain pula, bukan saja dia berdosa terhadap Yong-ji,
diapun takkan berani memikul tanggung jawab ini terhadap
Lam jan. Karena adanya berbagai kesulitan ini, dia sudah ingin
membatalkan niatnya mencuri pakaian itu, pikirnya : "Lebih
baik aku menyingkir saja setelah berhasil menemukan biara
itu, sambil aku menuoggu kedatangan Lam-jan," setelah
berkeputusan maka dia memutar tubuh.
-ooo0dw0ooo- Karya : Khu Lung Saduran : Gan KH
Sumber DJVU : Manise & Paulustjing
Editor : Paulustjing dan Dewi KZ
Ebook by : Dewi KZ Tiraikasih website http://kangzusi.com/ http://kang-zusi.info/
http://tiraikasih.co.cc/ http://cerita-silat.co.cc/
Jilid 7 TAK NYANA DIKALA DIA MEMUTAR tubuh itulah,
didengarnya perempuan diatas ranjang itu bersuara perlahan
sambil menggeliat, Tanpa kuasa Ling Ji-ping menoleh lagi,
ternyata gaya tidur perempuan diatas ranjang kali ini lebih
elok lagi, tubuhnya terangkat keatas bantal, sementara
tubuhnya lebih m iring keluar, kaki kanan tertekuk sedang kaki
221 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kiri menjulur lempang, sehingga bagian paling terlarang
ditengah kedua paha perempuan itu seperti dipertontonkan,
kebetulan Ling Ji-ping menoleh kedalam, maka dia menoleh
kedalam, maka dia melihat jelas dan seketika....
Berkerut alis Ling Ji-ping, lekas dia melengos, jantungnya
berdebar, tapi tak kuasa dia melawan da ya tarik ini. Kuatir
dirinya tak kuasa mengenda i kan diri lekas dia berkeputusan,
taru baru saja tubuhnya setengah berjongkok hendak berlalu,
di dengarnya perempuan diatas ranjang sudah cekikikan tawa,
suaranya lembut dan aleman: ,',Apa kau sudah datang "
Kenapa tidak masuk ,"
Ling Ji-ping melengong, pikirnya : "Celaka, dia sudah
siuman." Sebetulnya dia bisa segera meninggalkan tem pat itu, tapi
dia kuatir bila perempuan did lam tidak memperoleh jawaban
dan tahu ada orang mengintip dirinya lalu berteriak, untuk
turun dan meniuggalkah tempat ini pasti sukar bagi dirinya_
Maka sigap sekali dengan ujung kakinya dia me lompat ke
sana, seenteng kucing, lekas dia menye linan serta
.menyembunyikan tubuhnya dipayon bambu dibawa atap.
Pikirnya : "Bila tidak ada orang menjawab, pasti perempuan
itu menyangka sedang mimpi dan akan tidur pulis lagi, waktu
itulah saatnya aku pergi."
Tak nyana baru saja dia menyembunyikan diri, tiba tiba
dilihatnya dari arah hutan muncul bayangan beberapa orang,
gerakannya tangkas dan cepat sekali sudch meluncur turun
dibawah lo teng. Melihat para pendatang ini, kembali Ling Ji-
ping melongo dibuatnya. Tampak ada berdiri lima Orang berdiri dibawah loteng,
kelimanya adalah pemuda pemuda, yang berwajah tampan,
yang terdepan mengenakan ikat kepala ala pelajar, wajahnya
putih tulang pi plnya menonjol, mengenakan jubah longgar
yang disulam indah, tangannya memegang kipas lempit
sikapnya gagah, tampan dan romantis. Keempat orang yang
222 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lain agaknya adalah pengawal pribadi semua berpakaian
kencang bersenjata pedang, semuanya bertampang garang
tapi bermuka bersih, menbasung dada dan bertolak pinggang.
Hanya sorot mata mereka yang kelihatan berkilat keji dan
membayangkan jiwanya yang kejam walau berwajah tampan,
tapi dari sikap mereka dapatlah diraba bahwa mereka orang
orang jahat. Terdengar pemuda pelajar itu mengetuk kipas lempit
disebelah telapak tangannya, katanya sambil tertawa dengan
nada bangga : "Kalian jaga diawah loteng, harus hati-hati !"
lenyap suaranya, tidak kelihatan dia bergaya, tahu-tahu
tubuhnya sudah mumbul keatas dengan gerak salto, dan
melayang turun dibawah jendela di atas loteng.
Baru saja pemuda pelajar ini hinggap di serambi,
perempuan telanjang didalam kamar sudah mengeluarkan
suaranya yang merdu pula : "Ku suruh kau lekas masuk,
kenapa pakai pesan-pesan segala terhadap orang-orang
rendah itu ?" Pemuda pelajar itu kedengaran tertawa terbahak-bahak,
katanya sambil berjalan mendekati jendela: "Agaknya kau
sudah tidak sabar lagi menunggu " Aku pergi buat menyelidiki
sebuah urusan besar, makanya aku terlambat." tampak jubah
biru berkelebat, sigap Sekali dia sudah me lompat masuk
melalui jendela. Diam-diam Ling Ji-ping mengeluh dan menyesal, kenapa
tidak sejak tadi meninggalkan tempat ini dengan kedatangan
pemuda bangor ini, dibawah loteng dijaga empat orang lagi,
jelas sukar dia turun kebawah. Apalagi dia tidak tahu sampai
di mana taraf kepandaian silat orang-orang ini " Jelas
kedatangan pemuda pelajar inipun akan melakukan adegan
ranjang yang hot dengan perempuan telanjang diatas ranjang
itu, memangnya dia betah sembunyi dibawah payon
menyaksikan tontonan yang memalukan itu " Kalau kejadian
bukan malam ini. Ling Ji-ping tidak akan berpeluk tangan
223 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membiarkan kejadian ini berlangsung didepan matanya, tapi
keadaan sekarang jauh ber beda, Sekali-kali dia tidak boleh
membuat suara yang mencurigakan sehingga menarik
perhatian mereka, supaya keselamatan Yong-ji tetap
terjaga. Lekas sekali dia sudah mendengar suara keriat keriut dari
ranjang yang bergetar, disusul cekikik geli suara perempuan
yang genit. Maka terdengar pemuda pelajar Itu berkata
dengan berseri tawa "Sayangku manis, agaknya kau sudah
menungguku sejak tadi, sampai tidak sabaran mencopot
pakaian segala, sungguh mergasikkan, as-sooy."
Perempuan itu terkikik, katanya riang : "Masih ngomong,
semalam suntuk aku kesepian me'nunggumu, sampai
sekarang baru kau datang, aiuh, kenapa kau mencubitku.'
mungkin saking gemes dan terangsang oleh tubuh perempuan
yang telanjang, pemuda pelajar itu meremas sambil mencubit.
Sebetulnya dari tempat persembunyian Ling Ji-ping dapat
menyaksikan dengan jelas sekali permainan merangsang
diatas ranjang, tapi tak sudi dia menyaksikan perbuatan kotor
yang mejijikkan menurut pendapatnya.
Terdengar pemuda itu terbahak-bahak, katanya : "Memang
aku yang berdosa, kekasihku sampai menunggu terlalu lama."
"Kenapa tidak lecas copot pakaian, hayolah naik keranjang,
coba libat hari sudah hampir terang tanah."
"Yayaya,' pemuda itu menslakan sambil cengar cengir, lalu
terdengarlah suara keresakan dari orang yeng mulai membuka
pakaian. Saking geregetan ingin rasanva Ling Ji-ping me lompat
masuk, sekali hantam mampusin kedua laki perempuan cabul
ini. Tapi dia tidak berbuat demikian, karena bayangan wajah
nan molek se perti terbayang didepan matanya, maka pelan
pelan dia menarik napas, sedapat mungkin dia tekan gejolak
perasaannya. 224 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu terdengar suara perempuan itu berkata
sambil tertawa geli ditahan tahan : "Ou, kenapa kau terburu
buru. Ada yang ingin kutanya kau, tadi kau bilang menyelidik
Urusan besar, urusan apa ?"
"Nanti saja kuceritakan pelan-pelan, bukan kah kau sudah
tidak tahan lagi'." "Em, tidak, kau harus bicara didepan," Ranjang bergetar
mengeluarkan irama yang berpadu dengan dengusan napas,
tawa siperem ptan agaknya sudah tertahan-tahan, katanya :
"Tidak bisa, kau harus ceritakan aulu, kalau tidak aku tidak
akan melayani." "Cup," setelah mencium pipi, pemuda itu ;, tertawa
menyengir, katanya apa boleh buat : "Gara-gara urusan
Thian-tiok-sam-po itulah."
"Kau berhasil memperoleh sumber penyelidikan ?"
Semula Ling Ji-ping berusaha menutup mata dan kuping
terhadap adegan ranjang didalam kamar, namun bila dia
mendengar Thian-tiok-sam-po disinggung, mau tidak mau dia
menaruh perhatian serta mendengarkan dengan seksama,
pikirnya: "Baru saja Giok-liong-soh terjatuh ketangan mereka,
memangnya secepat ini mereka sudah mendapatkan ketiga
pusaka itu " "Cobalah kau terka," kata si pemuda, "benda apakah kira-
kira yang diperebutkan oleh Lam jan. Pak-koat dan It-ci-sin-
mo ketiga orang itu selama tujuh puluh tahun sampai
sekarang Ini." Tergerak hati Ling Ji-ping, batinnya : "O, benda yang
mereka perebutkan itu ternyata Thian-tiok-sam-pa adanya "
Apakah itu betul ?" Didengarnya perempuan itu bertanya dengan naia kaget:
"Apakah yang mereka perebutkan itu adalah Thian-tiok-sam-
po " Begitu maksud mu ?"
225

Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan," sengaja si pemuda tertawa jual mahal.
"Wah, kenapa tidak bicara blak-blakan" Pakai putar kayun
lagi. Sungguh menyebalkan ! Ayo lekas terangkan."
"Haha," si pemuda tertawa bangga, tidak lantas bicara,
dia membenamkan mukanya lebih dulu didada orang.
Perempuan itu menjadi gugup dan keki. katanya "Tidak
mau bilang ya sudah! Aku tidak mau dengar, Hayo, turun !
Aku mau tidur lagi!"
"Aduh hai sayang. Kenapa sih musti marah begini Wajahmu
jadi tambah cantik saja, tam bah memukau, terutama bibirmu
ini, sungguh nik mat bila dilumat!"
"Pergi, pergi! Aku tidak suka mendengar segala ecehanmu
!" suaranya aleman tapi juga mem bangkitkan ransangan.
"Baiklah akan segera kututurkan, tapi aku harus....." maka
ranjangpun terdengar bergerit, siperouda hendak meneruskan
perkataannya diikuti dengan gerakan tubuh dan tangan.
Terdengar perempuan itu memburu napasnya, tapi dia
tetap tertawa cekikikan, geli rupanya sambil katanya ".
"Sudahlah, sekarang lekas kau ceritakan '
Setelah melumat bibir orang, baru sipemuda berkata :"
Ibumu sudah mendapatkan Giok-liong-soh, paling bisa
mendapatkan rahasia dimana letak simpanan pusaka itu, tapi
tanpa dibantu ketiga pusaka yang diperebutkan ketiga
gembong Iblis itu, tetap takkan bisa mendapatkan ketiga
pusaka itu." "Benda apa yang kau maksud'." "Giok-pin-kim-lun."
"Giok...pin . . , kim , . lun ?" tergerakhati Ling Ji-ping.
Perempuan itu juga terdengar mengulang kata kata Itu,
,,Giok-ping-kim-lun " Apakah yang dinamakan Giok-pln-kim-
lun itu ", 226 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Giok-pin adalah tempat dimana pusaka itu disimpan, tanpa
Kim-lun atau kunci emas, siapa pun takkan bisa membuka
Giok-pin (pintu angin kumaia) itu.'
Terdengar si pemuda bertutur lebih lanjut: "Kecuali partai
partai besar dalam Bulim, berbagai aliran silat, entah itu dari
Kau. Hwe, Pang atau Bun semuanya dibikin pusing oleh tokoh
misterius yang menghuni puncak tunggal di Kiu-ting-san itu,
ilmu silat bukan tandingan dapat di maklumi, yang penting,
puncak gunung tunggali itu katanya dinginnya dapat
membekukan jago silat manapun meski memiliki latihan
Lwekang tangguh, tapi lain halnya bila kita dapat memperoleh
ketiga pusaka itu." "Itu berani dengan membekal ketiga pusaka itu, kau akan
dapat memanjat puncak tunggal ?"
"Bukan hanya bisa naik keatas belaka," ucap si pemuda,
"Kungfu yang tertera diatas Giok-jiap se luruhnya adalah ajaran
Se-ek dari aliran hudyan; sejak lama tidak pernah diturunkan
kepada generasi mematang, sementara dengan membawa
Giok-lan yang merupakan pusaka aliran Hud, kau tidak akan
takut kedinginan, ratusan racun tak perlu gentar, dlsamping
itu dia memiliki manfaat lain yang aneh, peduli kau memiliki
kepandaian silat setinggi langit. bita berhadapan dengan
orang yang membawa GioK-lan, maka dia tidak akan kuasa
mengembangkan kepandaiannya."
,,Oh," perempuan itu kaget, namun suarenya bernada
riang, tanyanya pula : "Lalu apa gunanya Hud-giok-jiu itu ?"
"Hud-giok-jiu lebih menakjubkan lagi, Hud-giok-jiu mengandung ajaran plam dan ilmu kebati nan yang amat
tinggi, ditelapak tangan terukir huruf-huruf sangsekerta, bila
kau dapat menyelami Intisari pelajaranya, kau dapat
meyakinkan ilmu yang dapat terbang sejauh ribuan li, dan ber
bagai ilma mujijat lainnya."
227 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah, kalau benar demikian, bukankah kita bakal menjadi
dewa dan dewi." Sekilas Ling Ji-ping melirik kedalam, pikir nya : "Mana
mungkin ada keajaiban seganjil Itu dalam dunia ini ?"
Pemuja itu berkata lebih lanjut: "Ajaran dewa memang
sukar dibuktikan, sudah tentu aku juga tidak percaya, tapi aku
yakin salah satu dari ketiga pusaka itu pasti ada kegunaannya
yang luar biasa." "Memangnya apa gunanya kau bicarakan hal ini " Lam-jan,
Pak-koat dan It-ci-sin-mo adalah gembong gembong iblis.
Siapa yang berani mengusik mereka" Apa berani kau
mencabut kumis dimulut harimau" Kerjamu berarti kan sia si
belaka!" Pemuda itu tertawa besar, katanya: "Ang hoa-kau kalian
tidak berani mengusik ketiga bangkotan itu, memangnya aku
Hwi-hou Kongcu takut pada mereka " Haha, gagal merebutnya
masl ada akal untuk mencurinya, boleh kau buktikan dalam
tiga hari, tanggung barang itu bakal jatuh ketanganku'"
"Hwi-hou Kongcu ?" Ling Ji-ping bertanya tanya dalam hati,
dalam Bulim pernah dia men dengar nama julukan ini, tapi
dari sikap dan omong besarnya, agaknya dia memiliki
kepandaian tinggi, paling tidak pasti tidak kalah dari Ang-hoa-
kau. Tiba tiba timbul pikiran aneh dalam benak Ling Ji-ping:
"Bukankah Hiat-ing-cu dahulu ber juluk Hoa-sin-yau-hou "
Mungkinkah Hwi-hou Kongcu ini juga datang dari luar
perbatasan, jadi serumpun dengan Hoa-sin-yau-hou "'
"Em, aku tak perduli," rengek si perempuan, "kau harus
rebut Giok-pin-kim-lun dan serahkan kepadaku."
"Sayangku nan molek, kau memang pintar, ibumu berhasil
menipu Giok-liong-soh, kau justru ingin memperalat aku dan
ingin mendapatkan Kim-lun, kenapa tidak langsung kau bilang,
228 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
supaya aku menyerahkan ketiga pusaka itu dengan ke dua
tanganku padamu ?" Perempuan itu bersuara dalam mulut sambil menggelinjang, katanya : "Boleh ya boleh, kalau tidak boleh
ya sudah, aku tidak mau layani kau. Umpama kau
mendapatkan Kim-lun, tanpa ada nya Giok-liong-soh, kau
takkan bisa menemukan tempat itu, bila kau memberikan
kepadaku, apa sih hubungan kita " Memangnya harus tawar
menawar dan membedakan milik siapa " Kelak bila ketiga
pusaka itu sudah berada ditangan, aku ini juga sudah menjadi
milikmu, bukankah pusaka itu menjadi milikmu pula. Hm, kau
justru sirik dan membedakan aku dan kau, sudahlah jangan
kau merayuku." Hwl-hou Kongcu tertawa gelak gelak, kata nya : "Baiklah,
segala permintaanmu kululuskan, dewiku, bila melihat kau
marah, hatiku jadi lebih sayang, sudah jangan marah melulu,
bila pusaka sudah berada ditanganku nanti kuberakan
kepadamu." Ling Ji-ping menyeringai dingin batinnya "Perempuan
memang racun dunia, tapi Hwl-hou Kongcu juga licik dan
culas, sayang akhirnya dia tunduk juga oleh rayuannya."
Terdengar Hwi-hou Kongcu berkata : "Dewi cantik, segala
keinginanmu sudah kuturuti, sekarang giliranmu menuruti
keinginanku." Maka terdengarlah cekikik kegelian yang me manjang, tawa
genit dan dengusan jalang, kini bukan ranjang saja yang
bergetar, loteng bambu ini pun rasanya seperti diterjang
gempa bumi. Hampir meledak dada Ling Ji-ping, sungguh tak pernah dia
sangka bahwa putri Ang-hoa Kau cu ternyata secabul Ini,
kalau dia tidak memikir kan keselamatan Yong-ji, umpama
kedua orang Ini memiliki ilmu silat melebihi orang juga pasti
dilabiaknya. Tapi Ji-ping jadi tidak betah lagi, tawa jalang dan
229 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengus napas yang tersengal, suara birahi yang menimbulkan
nafsu justru membakar amarahnya, sekilas dia menyapu
pandang kebawah loteng, dilihatnya keempat pemuda cakap
berdiri tegak penuh perhatian, semua menatap lurus kehutan
bambu didepan bangunan loteng ini.
Apa boleh buat, terpaksa Ling Ji-ping melorot tuiun serta
mendekam diserambi, gerakannya seenteng asap melesat
kepcjok kanan ditikungan kebelacang, sekali me layang pula
dia sudah me luncur turun dibelaicang kamar pendek sebelah
kiri, dimana Yong-ji berada didalam, gerakannya enteng bagai
burung walet, orang diatas loteng dan yang jaga dibawah
loteng tiada satupun tahu akan jejaknya.
Dibelakang rumah bambu ini, pada dinding belakangnya
kebetulan terdapat sebuah jendela kecil, jendela yang
dipasangi jeruji bambu kecil sebagai hiasan, terpaksa Ji-ping
kerahkan sedikit tenaga dan menggaris sekali, jeruji jeruji
bambu ini dengan mudah dipatahkan dan dicopotinya, sekali
melompat dia meluncur kedalam kamar.
Untung Y ong-ji tetap pulas dan selamat tidak kurang suatu
apa, dia geleng geleng kepala, pelan pelan dia membungkus
tubuhnya pula lalu membopongnya, padahal cuaca sudah
benderang, lekas dia melompat keluar pula dari jendela
belakang. Sekarang baru dia sempat memperhatikan keadaan
diseK itarnya. belakang deretan rumah ini ternyata adalah
barisan bukit melintang yang ti dak begitu tinggi, tumbuh
bambu hijau yang subur dan rindang. Karena tidak ingin
kepergok, terpaksa Lng Ji-ping lari ke atas bukit, unturg
dedaonan di sini cukup lebat sehingga bayangan nya cepat
sekali sudah lenyap dibabk sana.
Semula dia mengira begitu memasuki rumpun bambu, dia
tak perlu kuatir jejaknya konangan orang, maka dia
kembangkan Ginkangnya, sekejap saja, dia sudah berada di
punggung bukit. Tak nyana setiba di punggung bukit,
230 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selayang pandang yang dilihat hanyalah lautan hijau dari
dedaonan pohon melulu, gunung gemunung seperti gajah
berbaris, selepas pandangannya tak berujung rang kal, bila
angin menghembus, suara berisik dari de daonan yang
beradu. Setelah menentukan arah dia menarik napas kembali
meluncur kebawah sana, menerjang hu tan seperti memasuki
perkemahan, tak nyana cukup lama dau dia rasa sudah jauh
dia menem puh perjalanan, tapi dirinya masih tetap di dalam
hutan bambu, karuan hatinya heran, kebetulan di Sebelah ki.i
adalah jalur bukit pula, segera dia melompat kesana, Ingin dia
melihat betapa luas sebetulnya hutan bambu Ini.
Tak kira setelah berada di pucuk bukit, seketika dia berdiri
melongo, karena dibawah sana dia melihat bayangan atap
rumah bambu warna merah, jelas itulah Yu-mo-siau-tiok yang
tadi dia tinggalkan, ternyata setelah dia putar kayun menem
puh perjalanan jauh dan makan waktu lama, diri nya sekarang
berada diarah yang berbeda saja,
Ji-ping bingung, sejenak dia menunduk, akhir nya dia
mengerti, tawanya dingin, pikirnya "Agak nya hutan bambu
ini sudah diatur dalam bentuk suatu barisan yang
menyesatkan, karena kurang hati hati, aku hanya berjalan
menuruti jalur-jalur luang di dalam hutan, sudah tentu putar
sana belok sini tetap berada di dalam hutan ini."
Dikala dia membersihkan keringat diriahinya, dari rumpun
bambu sebelah kiri tiba tiba didengarnya suara cekikik geli,
suaranya yang kecil nyaring jelas keluar dari mulut
perempuan. Ling Ji-ping melengak, bentaknya dengan juara rendah :
"Siapa ?" "Jangan keras keras," terdengar suara dari balik bambu
sana, "kalau sampai konangan orang orang dibawah bukit,
kau takkan bisa lari dari s ini."
231 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa kau?" tanya Ji-ping gelisah. Tak kira perempuan
dalam hutan bambu balik bertanya : "Siapa orang yang kau
bopong ?" "Untuk apa kau tanya hal ini ?" desis Ling b -ping geram.
"Aduh galaknya, cuma tanya kenapa tidak boleh ' Em,
cantiknya nona itu. Yang benar tak aku kau bilang akupun
sudah tahu." Ji-ping memandang tajam kearah datangnya suara, tapi
rumpun bambu disebelah kiri ternyata cukup lebat d tonnya
rimbun, bayangan orang tidak kelihatan, entah sembunyi di
mana orang yang bicara itu. tapi satu hal meyakinkan diinya,
bahwa orang yang berbicara ini tidak punya maksud jahat
terhadap dirima. Setelah tertawa geli pula, perempuan itu berkata pula
"Hai apa, kau tidak ingin keluar dari hutan sesat ini' "Hutan
sesat ?" "Alah tanya lagi, memangnya kau tidak merasakan"
Bukankah kau sudah putar kayun beberapa! jam "'
"Tadi Cayhe tidak memperhatikan, jalan asal menuruti jalur
jalur luang di sini, maka . . ."
"Kau kembali ketempat semula, betul tidak "' perempuan
itu menyambung perkataannya setelah tertawa lirih pula dia
menyambung: "tadi kalau tidak menuruti jalur jalur luang
ditengah hutan ini, kemana dan cara bagaimana kau akan
beranjak di hutan ini "'
Maklum hutan bambu Ini amat lebat, apala gl seperti
sengaja ditanam dan diatur sedem kian rupa, kecuali jalur-
jalur jalan yang sudah dibuka, hakikatnya tiada jalan, lain,
kalau tidak membopong Yong-ji, dengan Gikangnya yang
tinggi, dia bisa meluncur terbang di. atas pohon dengan Ling-
khong-pou-si, namun sekarang tak mungkin dia melakukan.
232 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari mimik muka Ling Ji-ping, perempuan .itu dapat


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meraba keadaannya yang serba salah, katanya tertawa
enteng: "Kalau orang bisa seenak nya keluar masuk didalam
barisan bambu yang menyesatkan ini, memangnya Pek-hoa
Kongcu berlaku begini ceroboh, tanpa menugaskar seorang
penjaga di sini ?" Ling Ji-ping segera'mengerti, tak heran Hwi-hou Kongcu
datang dari arah depan, demikian pula keempat pengawalnya
itu hanya mengawasi bagian depan, sedikitpun tidak hiraukan
keadaar belakang. Perempuan itu berkata pula: "Mau tidak ku tunjukkan jalan
den kuajak kau keluar dari sini"'
"Siapa kau ' bentak Ling Ji-ping dengan suara rendah.
"Aku ?" tawa manis si perempuan terdengar riang, "Soal
siapa diriku kau tidak usah tanya, kalau aku mau mencelakai
kau, bila aku berteriak, orang-orang dalam loteng itu akan
segera melu ruk kemari, jangan kau sangka Pok-hoa Kongcu
lemah gemulai, apa lagi Hwi-hou Kongcu. keempat
pengawalnya itu yakin kau takkan kuat melayaninya, apalagi
kau membohong nona cantik ini."
Selama kelana Ling Ji-ping tidak pernah tun duk kepada
siapapun, belum pernah dia menemu kan persoalan pelik
seperti hari ini, setelah meng alami beberapa kali kegagalan di
Cene-seng-san ini, wataknya tetap tak pernah berubah, kini
demi menjaga keselamatan Yong-ji, meski hati merasa
penasaran, tapi apa boleh buat, akhirnya dia ber Kata setelah
menghela napas: "Kalau Cayhe tidak ingin menolong nona ini,
hutan yang menyesatkan seperti ini memangnya bisa
mengurungku " Baik lah, kalau nona bisa dan mau membantu,
kelak pasti akan kubalas kebaikanmu ini."
Perempuan itu cekikikan pula, katanya: "Siapa piogin kau
membalas kebaikan, aku kan menjalankan tugas, cukup asal
233 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kau tidak melupakan orang yang menyuruhku kemari
menolongmu." "Siapa suruh nona kemari menolong aku ?"
"Pemiiik sepasang burung seriti."
"Pemilik sepasang burung seriti ?" Ling Ji-ping melenggong,
"kenapa bila aku menghadapi kesulitan, selalu dia yang
menjadi penolongku" padahal aku tidak kenal dan bukan
sanak bukan kadang, kenapa dia berbuat sebaik ini kepadaku '
"Sekarang lega belum hatimu ?" tanya perem puan itu.
"Baiklah tolong nona tunjukkan jalannya."
Begitu suara Ling Ji-ping lenyap, dari balik rumpun bambu
hijau disebelah sana terdengar suara sayap menggelepar, lalu
selarik bayangan putih melesat dengan cahaya kemilau, waktu
Ji-ping menegasi, ternyata burung seriti perak itu.
Seriti perak ini agaknya cerdik pandai, setelah berputar satu
lingkar di atas kepala Ling Ji-ping, dia terbang kearah kanan
terus belok kedepan, Ling Ji-ping tabu seriti perak ini
ditugaskan menunjukkan jalan, maka tanpa ayal segera dia
kembangkan Ginkang berlari mengikuti arah terbang seriti
perak- Kira-kira setengah jam lamanya dia berlari kencang
mengikuti seriti perak itu, putar kanan belok kiri berputar pula
beberapa lingkaran, eh ternyata dia sudah berada diluar
hutan, waktu dia angkat kepala, mentari sudah bercokol
setinggi genter, tapi seriti perak itupun mendadak lenyap
entah terbang ke mana. Tak jauh di atas batu didepan sana dilihatnya ada sebuah
buntalan kain, lekas Ling Ji-ping lari ke sana serta memungut
buntalan kain itu. tehnyata empuk dan enteng, isinya seperti
pakaian. Sudah tentu Ji-ping mengerti, pemilik sepasang
burung seriti pula yang membantunya menyediakan pakaian
ini untuk Yong-ji, agaknya segala gerak geriknya selalu
dibawaa pengawasannya, betapa besar perhatian orang
234 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terhadapnya, sungguh dia merasa banyak berhutang, entah .
kelak dapatkah dia membalas kebaikan orang.
Pakaian sudah ada, tapi persoalan timbul pula, tak mungkin
dia sendiri yang mengenakan pakaian ini pada Yong-ji',
apalagi dirinya masih ada di tengan'pegunungan, dia harus
cepat "mem cari seorang perempuan, sebetulnya dia mengha
rap bantuan perempuan yang bicara dihutan tadi, tapi
perempuan itu kini entah sudah pergi ke mana
Setelah celingukan, apa boleh buat akhirnya Ling Ji-ping
beranjak ke depan, boleh dikata dia sudah kehilangan arah
untuk menemukan biara yang ditunjuk oleh Lam-jan, terpaksa
dia berja )an tan a tujuan, syukur bila dia menemukan ru mah
petani atau pemburu, kepada bu tani dia bisa rnonoa
pertolongannya untuk mengenakan pa fcaian pada Yong-ji.
Satu jam lamanya dia berjalan tanpa arah , tiba-tiba
dilihatnya diautara lingkaran hutan disebelah depan sana ada
asap mengepul, itulah asap yang mengepul dari dapur orang,'
kariian hatinya senang bukan main. Lekas dia mempercepat
tang kah menuju kearah asap itu.
Setelah dekat kiranya Itulah sebuah perkampungan, tapi
bukan perkampungan kaum petani, , karena bangunan rumah
di sini ada belasan dan semuanya terbuat indah dan megah
beratap gen teng dan berdinding tebal dan kuat, catnya masih
baru lagi, kemunginan besar perkampungan ini dihuni
sebangsa tuan tanah yang berkuasa disekitar sini.
Tujuan Ling Ji-ping mencari orang untuk mengenakan
pakaian pada Yong-ji, maka dia tidak banyak perduli siapa
penghuni perkampungan ini, langsung dia lari kedepan pintu,
ternyata suasana sepi-sepi saja, tidak terdengar ada suara
orang, maka dia tarik suara berteriak: "Apakah didaiam ada
orang ?" "Setelah dia berteriak dua kali baru didengarnya sahutan
orang: "Siapa diluar?"
235 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Girang hati Ling Ji-oing. karena orang yang bersuara
bernada nyaring dan merdu, jelas itulah seorang oerempuan.
Lekas sekali daon pintu tebal yang tertutup itu pelan-pelan
terbuka sedikit, maka menongolah kepalla seorang gadis
berpakai an pelayan berusia delapan belasan, bola mata nya
turun naik mengawasi Ling Ji-ping dari kepala sampai kekaki,
lalu bertanya dengan senyum malu malu: "Mencari siapa ?"
"Barusan Cayhe menolong seorang nona dari tangan orang
jahat, mohon rona suka bantu mengenakan pakaian padanya,
maukah ?" Berputar bola mata pelayan itu, katanya : "Mengenakan
pakaian Kau tidak bisa mengena kan "
"Nona ini bertelanjang, mana Cayhe leluasa menyentuh dia
" Pelayan itu bersuara dalam tenggorokan, lalu tertawa geli
sambil menutup mulut dengan lengan baju, kembali dia melirik
kearah Ling Ji-ping )alu mengawasi Y ong-ji yang dibopongnya
itu, kata .ya: "Aduh, begini cantiknya nona ini."
Ling Ji-ping tertawa menyengir.
Pelayan itu mengerling tajam, tanyanya: "Pernah apakah
dia dengan kau ?" "Buat apa nona banyak tanya?" sahut Ling Ji-ping dingin,
"aku hanya ingin sekedar bantuan nona saja."
"Baiklah biar aku yang memakaikan baju padanya. Untung
dalam rumah kebetulan tiada orang."
Sudah tentu Ling Ji-ping sangat girang ketika pelayan ini
Pendekar Remaja 8 Suling Emas Dan Naga Siluman Bu Kek Sian Su 11 Karya Kho Ping Hoo Kesatria Baju Putih 18
^