Pencarian

Naga Beracun 12

Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo Bagian 12


inipun seorang tamu! Akan tetapi gadis itu tidak memberi hormat
kepada ketua He k-houw-pang seperti yang dilakukan para tamu lain, bahkan ia berdiri te gak
di depan Lai-pangcu (ketua Lai) sambil memandang
tajam, lalu ia menyingkap jubah luarnya sehing
nampak kedua le ngannya. Lai Kun dan para tokoh
He k-houw-pang te rtegun melihat lengan kiri yang
buntung sebatas pergelangan itu. Lai Kun yang
tadinya merasa pernah mengenal gadis ini, ketika
melihat tangan yang buntung itu, segera merasa
yakin bahwa dia tidak pernah mengenalnya. Belum
pernah dia mengenal seorang gadis yang bunting
tangan kirinya. Karena melihat gadis itu berdiri
diam saja, Lai Kun mengalah dan dia yang bangkit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdiri dan mengangkat kedua tangan ke depan
dada. "Selamat datang di Hek-houw-pang, nona. Kalau
boleh kami mengetahui, siapakah nama nona dan
nona mewakili partai atau perkumpulan mana"
Harap memperkenalkan diri agar kami semua
mengenal nona." Akan tetapi Cin Cin sama sekali tidak membalas
penghormatan itu sehingga hal ini tentu saja
membuat para tokoh Hek-houw-pang mengerutkan
alis. Betapa sombongnya gadis ini. Pangcu mereka
sudah mengalah dan lebih dahulu memberi hormat
akan te tapi gadis itu tidak mau membalas
penghormatannya. Betapa tinggi hati!
"Aku datang dari jauh dan te lah lama mendengar
nama besar Hek-houw-pang, maka kebetulan
sekarang le wat di sini dan mendengar He k houw-
pang mengadakan pesta ulang tahun. Aku ingin
sekali berte mu dengan ketua Hek-houw-pang!"
Lai Kun memandang heran. "Akulah ketua He k
houw-pang, nona.Namaku Lai Kun. Mengapa nona
mencari ketua Hek-houw-pang?"
"Aku datang membawa hadiah yang amat
berharga untuk ketua He k-houw-pang. Akan tetapi
mengingat akan nama besar Hek-houw-pang, aku
ingin sekali berkenalan lebih dahulu dengan
kelihaian ketuanya, baru aku akan memperkenalkan diri dan menyerahkan hadiah
sumbanganku." Mendengar ini, Lai Kun yang sudah bersabar
sejak tadi itu terpaksa mengerutkan alisnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona, kami sudah mendengar akan kesalahan
sikap bekas murid kami sebanyak empat orang
te rhadap nona. Akan tetapi nona telah menghajar
mereka dan sute kami Thio Pa sudah pula
menghukum mereka dan mengusir mereka. Harap
nona suka memandang He k-houw-pang dan
menghabis kan urusan itu, mengingat bahwa yang
bersalah sudah menerima hukuman mereka."
'Tidak, pangcu. Walaupun tidak ada peris tiwa
itu, tetap saja aku ingin mengenal kelihaian ketua
He k-houw-pang. Aku hanya ingin menguji kepandaian, bukan hendak membunuhmu, apakah
engkau takut?" Ini merupakan tantangan sekaligus penghinaan
yang gawat.! Ketua He k-houw-pang dikatakan
takut melawan seorang gadis yang buntung tangan
kirinya! Apalagi tantangan itu hanya untuk
menguji kepandaian, bukan perkelahian mati-
matian! Untuk menutupi kemarahannya, Lai Kun te rtawa. "Ha-ha-ha, kalau nona bermaksud meramaikan pesta kami, kenapa tidak nona sendiri
saja memperlihatkan ilmu silatmu untuk menambah kegembiraan?"
-ooo0dw0ooo- Jilid 21 "Pangcu, aku datang bukan untuk memamerkan
kepandaianku, melainkan untuk membuktikan
apakah benar He k-houw-pang dipimpin oleh orang
yang berilmu tinggi, sehingga menjadi sebuah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perkumpulan yang kuat dan terkenal. Kalau s udah
membuktikan sendiri, barulah aku percaya dan
aku mau menyerahkan bingkis an kepada Hek-
houw-pang untuk menghormatinya." Ia berhenti
sebentar, lalu memandang ke sekeliling, ke arah
semua tamu yang kini mulai memperhatikan
kemunculan gadis yang bicara keras te rhadap
ketua Hek-houw-pang itu. "Tentu saja
ada kecualinya, yaitu kalau pangcu takut melawanku,
te rpaksa aku pergi dan akan mengabarkan bahwa
He k-houw-pang dipimpin oleh seorang pengecut."
"Pangcu, biarkan aku yang menghadapinya!"
te riak beberapa orang tokoh He k-houw-pang
merasa penasaran dan marah mendengar ketua
mereka ditantang dan dianggap pengecut oleh
seorang gadis yang buntung tangan kirinya.
Akan tetapi Lai Kun mengangkat tangan
memberi isyarat kepada mereka untuk duduk
kembali. Pada waktu itu, Thio Pa bangkit dan
menghampiri Cin Cin, sambil mengangkat kedua
tangan memberi hormat dan berkata dengan suara
lantang. "Nona, kalau nona mendendam terhadap empat
orang anggota He k-houw-pang kemarin itu, maka
akulah yang bertanggung jawab karena mereka itu
adalah murid-muridku. Pangcu tidak tahu menahu
te ntang itu. Oleh karena itu, harap nona jangan
mengganggu pangcu yang se dang merayakan ulang
tahun perkumpulan kami. Kalau nona hendak
menguji biarlah aku Thio Pa yang maju melayani
nona! Pangcu kami adalah suhengku, maka kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nona dapat mengalahkan aku, sama saja dengan
dapat mengalahkan suheng "
Cin Cin memandang kepada laki-laki setengah
tua itu dan tersenyum sambil menggelengkan
kepalanya. "Paman Thio Pa, aku sudah tahu bahwa
engkau seorang laki-laki sejati yang gagah perkasa
dan patut menjadi pimpinan Hek-houw-pang. Akan
tetapi aku belum tahu sampai di mana kehe batan
pangcu dari He k-houw-pang. Ketahuilah semua
yang mendengarkan ucapanku ini, aku sama sekali
bukan menantang pangcu He k-houw-pang karena
urusan empat orang yang kurang ajar itu. Tidak,
aku menantang pangcu untuk melihat sampai di
mana kepandaiannya, setelah itu baru aku akan
memperkenalkan diri."
Karena berkali-kali ditantang oleh gadis itu, di
depan banyak orang pula, apalagi gadis itu
mengatakan banwa kalau dia tidak berani berarti
dia seorang pengecut, bangkit juga kemarahan di
hati Lai Kun. "Nona, sungguh engkau te rlalu mendesak.
Karena engkau datang sebagai tamu, maka tidak
baik kalau tuan rumah menolak permintaan tamu.
Baiklah, mari kita bermain-main sebentar untuk
memeriahkan pesta perkumpulan kami."
Cin Cin sudah melompat ke atas panggung yang
sengaja didirikan di ruangan te mpat pesta itu.
Panggung ini sedianya untuk pertunjukan tarian
dan nyanyian, dan para pemusik sudah bersiap-
siap dengan alat musik mereka, bahkan tadi sudah
sempat memperdengarkan lagu-lagu merdu namun
belum ada yang menari atau menyanyi karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saatnya belum tiba. Melihat betapa panggung itu
akan dijadikan tempat pi-bu (pertandingan silat)
maka para pemusik cepat-cepat turun melalui
tangga. Cin Cin berdiri di tengah panggung yang kosong
itu dan dengan suara lantang, te rdengar oleh
semua tamu yang kini memandang dengan hati
te gang, ia berkata, "Pangcu dari He k-houw-pang,
ingin sekali aku membuktikan sendiri kehebatan
pemimpin Hek-houw-pang yang terkenal!"
Lai Kun sudah menjadi marah. Anak perempuan
itu te rlalu sombong, sama sekali tidak memandang
kepada He k-houw-pang, bahkan lagaknya meremehkan dia. Kalau dia tidak melayani, tentu
namanya sebagai ketua Hek-houw-pang akan
menjadi buah tertawaan orang-orang dunia persilatan. "Nona, kami datang memenuhi tantanganmu!"serunya
lantang dan tubuhnya melayang ke atas panggung pula. Kini mereka
sudah saling berhadapan dan melihat senyum dan
pandang mata gadis cantik itu, kembali Lai Kun
mendapat perasaan seolah dia tidak asing dengan
gadis ini. Akan te tapi begitu melihat tangan kiri
yang buntung itu, diapun membantah
lagi perasaannya sendiri dan yakin bahwa dia tidak
pernah mengenal seorang gadis yang buntung
tangan kirinya. Diapun sudah siap siaga, berdiri di
depan gadis itu dengan sikap berwibawa seorang
ketua perkumpulan besar. Melihat gadis itu kini menaruh buntalan kain
hijau di sudut panggung, dan melihat betapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
buntalan itu menonjol panjang, Lai Kun dapat
menduga bahwa gadis itu menyimpan sebatang
pedang dalam buntalannya. Maka, sebagai sikap
seorang yang tingkatnya jauh le bih tinggi, diapun
bertanya. "Nona, dalam pi-bu ini, apakah nona
hendak menggunakan senjata" Silakan keluarkan
pedangmu kalau nona menghendaki demikian,
akan kuhadapi dengan tangan kosong saja."
Ucapannya le mbut namun lantang dan te rdengar
oleh semua orang. Tentu saja
ucapan ini dimaksudkan untuk membalik pandangan rendah
dari gadis itu te rhadap dirinya.
"Pangcu, sudah kukatakan tadi bahwa aku
hanya ingin melihat sampai di mana kelihaianmu.
Aku tidak ingin membunuhmu, kenapa harus
menggunakan senjata" Sebaliknya, kalau pangcu
ingin membalaskan empat orang murid He k-houw-
pang yang kuhajar kemarin, silakan kalau hendak
menggunakan pedang. Aku tidak takut menghadapi senjatamu dengan tangan kosong!"
Betapa sombongnya! Bahkan tangannyapun hanya
tinggal sebuah, akan te tapi gadis itu menantang
untuk menghadapi senjata ketua Hek-houw-pang
dengan sebelah tangan saja!
Wajah Lai Kun berubah kemerahan. Gadis ini
te rnyata memiliki mulut yang tajam pula, pandai


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bicara sehingga dia merasa tersudut. Maklum
bahwa kalau saling serang dengan kata-kata dia
akan te rdesak dan kalah, Lai Kun lalu berseru
dengan nyaring dan berwibawa, "N ona, kita sudah
saling berhadapan di sini. Nah, kalau engkau
hendak menantang bertanding, maju dan mulailah!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cin Cin tersenyum gembira. Inilah saatnya yang
ia tunggu-tunggu, inilah saat pelaksanaan, inilah
dendam yang te lah menekan batinnya selama
bertahun-tahun. Tak disangkanya sama sekali
bahwa Lai Kun kini telah menjadi ketua Hek-houw-
pang, menggantikan ayahnya yang te lah tewas,
sungguh tidak berhak orang itu menjadi ketua
He k-houw-pang. Pertama, karena dia bukan
keturun keluarga Coa yang menjadi pendiri dan
pimpinan He k-houw-pang. Ayahnya adalah mantu
dari keluarga Coa. Dan kedua, orang seperti Lai
Kun ini tidak pantas memimpin Hek-houw-pang.
Dia seorang pengecut dan berwatak rendah, tega
menjual keponakan yang dipercayakan ke rumah
pelacuran! "Bagus, bersiaplah engkau, Lai Kun!" te riak
gadis ini mengejutkan semua orang karena tiba-
tiba saja gadis itu tidak menyebut pangcu lagi,
melainkan nama ketua itu begitu saja. Tentu saja
Lai Kun marah bukan main, maka melihat gadis
itu menampar dengan tangan kanan, diapun
mengerahkan semua te naga sin-kangnya untuk
menangkis . Maksudnya sekali tangkis dia akan
membuat gadis terpelanting karena kalah tenaga.
"Dukkkl!" Dua buah lengan itu bertemu de ngan
kerasnya dan akibatnya bukan Cin Cin yang
te rpelanting, melainkan Lai Kun yang terpental dan
te rhuyung karena kuda-kudanya tidak
kuat menahan gempuran tenaga dahsyat dari lengan
kecil gadis itu! "Ahh............!" Tentu saja Lai Kun te rkejut bukan
main dan para pimpinan Hek-houw-pang juga para
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tamu mengira bahwa ketua itu mengalah dan tidak
mengerahkan seluruh tenaganya. Lai Kun benar-
benar te rkejut karena maklum bahwa dia kalah
jauh dalam hal te naga sin-kang. Karena tahu
bahwa lawannya ternyata amat kuat, Lai Kun cepat
menggerakkan tubuhnya dan melakukan penyerangan dengan sungguh-sungguh. Tentu s aja
dia segera memainkan silat andalan perkumpulannya, yaitu He k-houw-kun (Silat Macan Hitam) yang menjadi ciri khas dan nama
dari perkumpulan itu. Gerakannya kuat dan ganas,
seperti seekor harimau hitam yang buas. Namun,
dibandingkan Cin Cin, tingkat kepandaian ketua
ini masih terlalu jauh di bawahnya. De ngan mudah
saja Cin Cin menghindarkan diri dari serangkaian
serangan bertubi itu, bahkan setiap kali ia
menangkis , tubuh Lai Kun terpental dan te rgetar.
Baru delapan jurus saja, tiba-tiba tubuh Lai Kun
te rjengkang oleh sebuah tendangan kaki kiri Cin
Cin yang secara aneh melayang dari samping
mengenai dadanya. "Dessss..........bukkk!" Pinggul ketua He k-ouw-
pang itu te rbanting keras ke atas panggung dan
te rdengar seruan-seruan kaget. Karena malu, Lai
Kun menahan rasa nyeri dan cepat meloncat
bangun dan menyerang lagi dengan nekat. Dia
telah dihina di depan orang banyak. Sebagai ketua
He k-houw-pang, dia roboh dalam waktu kurang
dari sepuluh jurus! Maka, dia menyerang mati-
matian. Baru tiga jurus dia menyerang, sebuah
tamparan tangan kanan Cin Cin kembali membuat
dia te rpelanting keras dan sejenak tidak mampu
bangkit karena kepalanya te rasa pening oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tamparan yang mengenai le hernya tadi. Dia
menjadi semakin marah dan penasaran. Lebih baik
mati daripada dihina seperti ini, tekadnya dan
setelah nanarnya hilang, dia meloncat dan
menyerang lagi dengan nekat, hanya untuk roboh
te rjengkang kembali karena disambut te ndangan
Cin Cin. Tiga kali ketua itu roboh dan Cin Cin
berdiri tegak dengan tenang dan senyum simpul.
"Begini sajakah kepandaian ketua He k-houw-
pang" Kalau begini, engkau tidak pantas menjadi
ketua He k-houw-pang, Lai Kun!" terdengar gadis
itu berseru yang membuat marah para pimpinan
He k-houw-pang, juga membuat heran para tamu
yang hadir. Para sute dari ketua itu menjadi bingung.
Mereka maklum bahwa kalau ketua itu sendiri
dibuat permainan ole h gadis itu, apalagi mereka,
pasti bukan tandingan gadis buntung itu. Dan
untuk melakukan pengeroyokan, tentu s aja hal itu
akan membuat hancur nama besar Hek-houw-
pang, maka mereka hanya dapat memandang
dengan muka pucat. Lai Kun yang merasa terhina sekali, menjadi
nekat dan dia ingin melawan sampai mati! Maka
dia merangkak bangun dan biarpun tubuhnya
masih te rhuyung, dia berusaha keras untuk
menyerang lagi, walau pandang matanya berkunang. Dia menerjang membabi buta dan
sambil tersenyum mengejek Cin Cin sudah siap
menyambutnya dengan te ndangan. Akan te tapi
tiba-tiba berkelebat bayangan orang dan tubuh Lai
Kun yang tadinya te rhuyung dan siap menerima
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
te ndangan itu te rtarik ke belakang sehingga
te ndangan Cin Cin luput.
"Ehh........?" Lai Kun memandang dan te rnyata
yang menarik le ngannya ke belakang sehingga
luput dari te ndangan lawan adalah pemuda yang
baru tiba, yaitu Siong Ki.! Merasa dirinya
dikeroyok, marahlah Cin Cin.
"Bagus, ketua Hek-houw pang curang dan hanya
berani mengeroyok, terpaksa kuberi hajaran!" Ia
menampar dengan gerakan kilat ke arah muka Lai
Kun, akan tetapi Siong Ki tidak membiarkan saja
gadis yang dianggapnya liar itu memukul paman
gurunya. Diapun menangkis dan karena tadi dia
melihat betapa lihainya gadis itu, ketika menangkis
diapun mengerahkan te naga sin-kangnya.
"Dukk! " Keduanya terkejut karena merasa
betapa kuatnya tenaga masing-masing dan mereka
merasa tangan mereka tergetar hebat. Mereka
saling pandang dengan mata mencorong.
"Hemm, orang orang He k-houw-pang hanya
pandai menggunakan pengeroyokan. Akan te tapi
aku tidak takut! Siapakah engkau dan mengapa
engkau mencampuri urusanku dengan ketua He k-
houw-pang yang hendak mengadu ilmu?" bentak
Cin Cin marah. Siong Ki mengerutkan alisnya. "Nona, semua
orang juga tahu bahwa ketua He k-houw-pang telah
mengalah kepadamu. Kenapa engkau sebagai tamu
begitu tidak tahu diri dan mendesaknya terus"
Begitukah kelakuan seorang gagah?" dia menghardik marah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lai Kun telah dapat menguasai dirinya. "Siong
Ki, mundurlah dan biarlah aku yang menghadapi
nona ini." Bagaimanapun juga, sebagai ketua Hek-
houw-pang dia harus bertanggung jawab dan kalau
dia mengandalkan murid keponakannya ini, berarti
dia takut. Sementara itu ketika Cin Cin mendengar Lai Kun
menyebut nama pemuda tinggi tegap dan tampan
yang memiliki tenaga sin-kang yang jauh le bih
kuat daripada te naga Lai Kun, ia terbelalak. Siong
Ki! Sahabatnya bermain-main sejak mereka berdua
masih sama-sama kecil. Ia ingat betul. The Siong
Ki ini adalah pute ra supenya. The Ci Kok, seorang
di antara tokoh He k?houw-pang yang juga gugur
dalam penyerbuan musuh. The Ci Kok adalah
saudara seperguruan dan sahabat baik ayahnya,
dan ia sendiri adalah sahabat baik Siong Ki ketika
masih kecil. "Hem, kiranya engkau The Siong Ki" Bagus
sekali! Siong Ki, tidak malukah engkau te rhadap
arwah ayahmu, mendiang supek The Ci Kok"
Engkau kini membantu seorang pengecut besar
yang jahat, yang entah dengan cara bagaimana
telah dapat menjadi ketua Hek-houw-pang! Lai Kun
adalah seorang yang curang, kejam dan jahat!
Karena ucapan ini dikeluarkan dengan suara
lantang sekali, maka semua orang mendengarnya,
dan kini Siong Ki te rbelalak memandang wajah
yang cantik itu. Mata itu! Mulut itu!
"Kau.......kau......Cin Cin.......!" katanya gagap
saking terkejut dan herannya.
"Kam Cin.............!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cin Cin...........!" te rdengar seruan-seruan dari
mulut para tokoh lama He k-houw-pang yang kini
mengenal pute ri mendiang Kam Seng Hin yang
dahulu menjadi ketua Hek-houw-pang.
Sementara itu, wajah Lai Kun berubah pucat
bagaikan mayat ketika diapun kini mengenal Cin
Cin.! Cin Cin pantas saja kalau gadis itu amat
membencinya! Kedua kakinya menggigil dan
jantungnya berdebar penuh rasa malu dan takut.
"Cin Cin, kenapa engkau menuduh sekeji itu?"
Siong Ki berteriak membantah. "Akupun baru tiba,
baru sekarang sempat pulang ke sini dan aku
melihat betapa Hek-houw-pang memperoleh kemajuan pesat di bawah pimpinan paman guru
Lai Kun! Kenapa engkau datang-datang menghina
dan mencaci-maki susiok Lai Kun" Kenapa"
Engkau dahulu tidak seperti ini. Cin Cin!"
Gadis itu memandang wajah Siong Ki dan
te rsenyum mengejek. "Kenapa" He mm, kenapa
engkau tidak tanya saja kepada yang bersangkutan" Lai Kun memang nampak berhasil,
akan te tapi sebetulnya dia hanya menari-nari di
atas mayat para tokoh He k-houw-pang, te rmasuk
mayat ayahmu sendiri! Dia seorang pengecut, keji
dan jahat dan bahkan bukan saja tidak pantas
menjadi ketua Hek-houw-pang, bahkan menjadi
anggota Hek-houw-pang pun dia tidak pantas!"
"Cin Cin, apa alasanmu menuduh sekeji itu?"
Siong Ki berseru penasaran.
"Siong Ki, akupun sudah mendengar akan
kemajuan Hek-houw-pang. Akan te tapi, kenapa
pemerintah membantunya, dan banyak pihak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendukung dan mengagumi He k-houw-pang" Karena perjuangan para pimpinan He k-houw-pang
yang dahulu. Lai Kun sendiri, apa sih jasanya" Dia
hanya menemukan hadiah jas a mereka yang
gugur! Dia telah menipu kalian, dia orang jahat!"
"Nanti dulu, Cin Cin. Engkau masih

Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengenalku, bukan." Ketika engkau masih kecil,
aku sering menggodamu." Thio Pa juga berseru
sambil menghampiri gadis itu.
"Tentu saja aku mengenalmu, paman Thio Pa!"
kata Cln Cin. "Sejak malam tadi aku sudah
mengenalmu. Engkau seorang di antara sute
mendiang ayahku yang baik dan jujur, dan
engkaulah yang jauh lebih pantas menjadi ketua
He k-houw-pang daripada si jahat ini!" Cin Cin
menudingkan te lunjuknya kepada Lai Kun yang
sejak tadi menundukkan muka saja.
"Cin Cin, keponakanku yang baik. Engkau kini
telah menjadi seorang gadis dewasa yang memiliki
ilmu kepandaian tinggi. Kami seluruh warga He k-
houw-pang merasa gembira dan bangga, anakku.
Akan te tapi, kenapa engkau bersikap begini
te rhadap suheng Lai Kun" Apa alas annya maka
engkau memaki dan mengatakan dia jahat?"
Kini Cin Cin memandang ke sekeliling, lalu
berkata dengan suara meninggi, "Semua orang
yang memiliki telinga, dengarkanlah keteranganku
ini. Lihat ini dia yang mengaku diri sebagai ketua
He k-houw-pang, yang te rpandang oleh seluruh
manusia sebagai orang yang berjas a dan gagah
berani dan budiman, lihat baik-baik. Dimana
kegagahannya" Lihat, dia hanya menunduk. He ii,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lai Kun, coba kau mengangkat mukamu dan
pandanglah dunia, lalu katakan te rus te rang apa
yang telah kau lakukan dahulu!"
Semua orang kini memandang kepada Lai Kun,
te rmasuk isteri dan kedua orang pute ranya yang
wajahnya sebentar pucat sebentar merah dan
semua orang te rheren-heran. Lai Kun tetap
menunduk, mukanya pucat sekali, nampak lunglai. "Cin Cin, demi Tuhan, apa yang telah dia
lakukan maka engkau menghinanya seperti ini?"
Siong Ki hampir tidak sabar lagi melihat betapa
gadis itu menyiksa Lai Kun dengan sikap dan kata-
katanya. Cin Cin tidak memperdulikan Siong Ki, lalu
berseru lagi. "Dia terlalu pengecut untuk mengakui
perbuatannya. Paman Thio Pa, coba katakan, apa
yang diceritakan oleh Lai Kun kepada kalian semua
te ntang diriku, ketika enambelas tahun yang lalu
dia mengantarku untuk menjadi murid Hung-ho
Sin-liong Si Han Beng?"
Biarpun bingung dan ragu, te rpaksa Thio Pa
menjawab, "Lai-suheng mengatakan bahwa ketika
dia mengantarmu ke sana, di Lok-yang kalian
diserbu perampok. Lai-suheng melawan para
perampok dan engkau melarikan diri. Setelah
berhari-hari dicari tidak dia temukan, maka dia
kembali ke sini dan engkau menghilang."
"Hemm, sudah kuduga. Sekarang dengarlah
kalian semua baik-baik. Lai Kun memang mengantarku menuju ke Hong-cun, akan tetapi
ketika tiba kota Ji-goan, dia bersekongkol dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang pelacur dan dia telah menjual aku pada
seorang mucikari, menjual aku ke rumah pelacuran di Ji-goan!"
Terdengar seruan-seruan kaget, heran dan tidak
percaya. Siong Ki sendiri terbelalak memandang
kepada Lai Kun. demikian pula para tokoh Hek-
houw-pang yang lain. Akan te tapi Lai Kun tetap
menunduk. "Dia telah menjual aku dan kalau saja aku tidak
menggunakan akalku sendiri, kemudian ditolong
oleh guruku yang sakti, tentu kini aku telah
menjadi seorang pelacur hina atau sudah membunuh diri! Nah, sekarang aku tidak membunuhnya, hanya menelanjangi perbuatan
kotor dan rendah itu dalam kesempatan ini,
apakah orang masih mengatakan bahwa aku
kejam?" Terdengar tangis isteri Lai Kun, dan semua
orang memandang kepada Lai Kun dengan alis
berkerut. Kam Cin atau Cin Cin adalah puteri
mendiang Coa Seng Hin, ketua Hek-houw-pang,
dan ia merupakan keturunan dari keluarga Coa,
walaupun sebagai cucu luar. Dan ia telah dijual
kepada rumah pelacuran oleh Lai Kun, orang yang
mereka anggap te rhormat dan pantas menjadi
pimpinan mereka itu. Pandang mata begitu banyak orang kepadanya,
dirasakan seperti ujung ratusan pedang yang
menodongnya dan membuatnya tersudut. Lai Kun
sudah lama menyesali perbuatannya itu, namun
dia tidak berani menceritakannya kepada siapapun, tidak berani mengakui perbuatannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini, semua itu terbongkar dan dia tidak mungkin
dapat mengelak, tak mungkin dapat menyangkal
karena Cin Cin sendiri telah berdiri di situ sebagai
seorang gadis yang memiliki ilmu kepandaian amat
tinggi. Hukuman ini terlampau berat baginya, lebih
berat daripada hukuman mati sekalipun. N amanya
telah hancur. Kehormatannya telah lenyap dan dari
seorang ketua yang disegani, dihormati semua
orang, kini dia menjadi seorang pengkhianat dan
pengecut yang akan dipandang rendah selamanya.
"Aku telah berdosa...........!!"
Tiba-tiba ia berte riak, tangannya bergerak dan diapun roboh
dengan jari-jari tangan kanan menancap di
kepalanya sendiri. Isterinya dan dua orang
anaknya menje rit dan menubruk tubuh yang
sudah menjadi mayat itu karena Lai Kun te was
seketika. Tentu saja pesta itu menjadi bubar. Para tamu
merasa sungkan dan ikut prihatin, lalu mereka
membubarkan diri, bahkan tidak sempat berpamit
karena bingung siapa yang harus dipamiti dalam
keadaan seperti itu. Seluruh Hek-houw-pang
berkabung, bukan hanya karena kematian Lai
Kun, akan te tapi te rutama sekali karena te rbongkarnya perbuatan ketua He k-houw-pang itu
sungguh merupakan tamparan bagi He k-houw-
pang, mencemarkan nama baik perkumpulan itu.
Karena menjadi murid Tung-hai Mo-li yang
berwatak dingin dan keras, maka pada lahirnya
Cin Cin kadang bersikap dingin dan juga te gas,
bahkan dapat menjadi ganas. Namun di dasar
batinnya sebetulnya ia memiliki perasaan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
halus dan mudah merasa iba kepada orang lain.
Ketika ia disambut oleh para tokoh Hek-houw-pang
dengan baik dan hormat sebagai seorang anak
hilang yang kini pulang, apalagi mengingat ia
adalah keturunan te rakhir dari keluarga Coa dan
telah memiliki ilmu kepandaian tinggi, Cin Cin
menanggapi dengan tenang dan dingin saja. Akan
tetapi ia merasa iba kepada isteri Lai Kun dan
kedua orang puteranya yang belum dewasa.
Melihat wanita itu bersama kedua orang
pute ranya menangisi jenazah Lai Kun, ia menghampiri mereka. Semua orang memandang
cemas, khawatir kalau-kalau gadis itu akan
melampias kan dendamnya pada keluarga Lai Kun.
Juga is teri Lai Kun memandang dengan ketakutan
ketika melihat Cin Cin mendekatinya. Akan tetapi
Cin Cin menyentuh pundaknya dan berkata.
"Bibi, maafkanlah aku. Bukan maksudku menyusahkan hati bibi yang tidak kukenal, juga
kedua orang adik ini. Bukan pula maksudku
membuat paman Lai Kun membunuh diri, aku
hanya ingin membalas perlakuannya yang amat
keji terhadap diriku dahulu."
Wanita itu memandang dengan mata basah sinar
matanya memandang heran akan te tapi disusul
keharuan. "Aku.........aku.......tahu
memang suamiku yang bersalah. Tak kusangka dia sekeji
itu......aih, tak kusangka sama sekali.. Mudah-
mudahan kelak aku dapat mendidik kedua orang
pute raku agar tidak memiliki watak seperti ayah
mereka......." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perkabungan atas kematian Lai
Kun itu merupakan pula penyambutan atas pulangnya Cin
Cin dan Siong Ki. Terutama Cin Cin yang boleh
dibilang menjadi nona rumah di Hek-houw-pang
mengingat ia adalah keturunan keluarga pimpinan
He k-houw-pang. Akan tetapi, karena ia sendiri
merasa rikuh telah menjadi sebab sehingga He k-
houw-pang berkabung, Cin Cin tidak mau lama
tinggal di situ. "Para paman, bibi dan saudara-saudara di He k-
houw-pang. Aku tidak dapat tinggal lama di sini."
"Akan tetapi, engkau belum lama tiba, belum
sempat kita bicara. Kami ingin sekali mendengar
pengalamanmu sejak pergi dari sini!" kata seorang
wanita tua yang dahulu sering mengasuh Cin Cin.
"Cin Cin, kami semua sudah sepakat untuk
mengangkat engkau menjadi ketua baru He k-
houw-pang," kata pula Thio Pa.
"Benar sekali kata-kata susiok Thio Pa. Cin Cin,"
kata pula Siong Ki. "Engkau yang paling te pat
menjadi ketua He k-houw-pang. Selain engkau
memang keturunan dari para pimpinan Hek-houw-
pang, juga engkau memiliki ilmu kepandaian
tinggi. Di bawah pimpinanmu, te ntu He k-houw-
pang akan menjadi semakin kuat."
Semua orang menyatakan setuju, akan tetapi
Cin Cin menggeleng kepala dan memandang
kepada Siong Ki. "Siong Ki , tidak perlu engkau
memujiku seolah engkau sendiri tidak memiliki
kemampuan. Padahal, melihat dari tangkis anmu
tadi saja, aku tahu bahwa engkau kini te lah
menjadi seorang yang amat lihai. Belum tentu aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan mampu mengalahkanmu. Siapakah gurumu,
Siong Ki." "Guruku adalah beliau yang tadinya akan
menjadi gurumu, Cin Cin, yaitu Huang-ho Sin-
liong." "Aihhh .!" Mata yang indah itu te rbelalak.
"Sungguh beruntung engkau, dan betapa malangnya aku. Aku yang dikirim ke sana hampir
celaka dan gagal menjadi muridnya, sedangkan


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

engkau malah menjadi muridnya. Pantas engkau
hebat. Paman Thio Pa, ada calon ketua Hek-houw-
pang yang hebat di sini. The Siong Ki inilah yang
paling te pat menjadi ketua. Aku sendiri akan pergi
sekarang juga." "Cin Cin, kenapa te rgesa-gesa" Engkau hendak
pergi ke manakah?" "Aku hendak mencari ibuku. Apakah ada yang
tahu di mana sekarang ibu berada?"
"Ah, Ibumu" Beliau telah menjadi guruku yang
pertama sekali.. ."kata Siong Ki.
Mendengar ini Cin Cin memandang heran.
"Gurumu?" "Benar Cin Cin. Bahkan aku te lah mengikuti
ibumu yang hendak mencarimu. Akan tetapi dalam
perjalanan, kami diserang penjahat dan berpisah.
Aku te rlunta-lunta dan teringat akan Huang-ho Sin
liong, maka aku melakukan perjalanan yang jauh
itu dan akhirnya berhasil sampai ke Hong-cun dan
dite rima sebagai murid."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tahukah engkau di mana ibu sekarang?" Siong
Ki menggeleng kepala. "Cin Cin, ibumu telah menikah lagi kata Thio Pa
dengan suara lirih dan berhati-hati. Namun, tetap
saja Cin Cin terkejut bukan main, wajahnya
berubah kemerahan dan ia membalikkan tubuh
menghadapi Thio Pa dan memandang dengan sinar
mata penuh selidik. "Me nikah......" Di ... dimana ibu sekarang?"
tanyanya dengan suaranya terdengar lirih.
Thio Pa menggeleng kepalanya. "Ibumu dan
suaminya pernah datang ke sini dan mencarimu,
akan tetapi mereka tidak mengatakan dimana
mereka tinggal. Juga hanya sebentar saja mereka
datang menemui mendiang suheng Lai Kun," kata
Thio Pa singkat dan agaknya dia juga merasa tidak
enak hati untuk membicarakan ibu gadis itu yang
telah menikah lagi. Suasana menjadi hening, semua orang te rdiam
karena mereka semua maklum betapa berita itu
te ntu mendatangkan perasaan yang amat tidak
enak dalam hati gadis yang perkasa itu. Juga tidak
seorangpun berani bertanya mengapa tangan kiri
Cin Cin buntung. Mereka semua merasa jerih dan
takut te rhadap gadis yang ganas dan amat lihai
itu. Sejenak Cin Cin termenung, te nggelam dalam
lamunan. Ia membayangkan betapa ibunya yang
selama ini dirindukannya, kini telah bersanding
dengan seorang pria lain, bukan ayahnya yang
telah tewas. Pria lain! Dan mungkin telah
mempunyai anak-anak lain pula! Sukar baginya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk dapat menerima kenyataan pahit ini.
Hatinya terasa panas, iapun memandang kepada
Thio Pa, sinar matanya mencorong tajam penuh
selidik sehingga menggetarkan hati orang yang
dipandangnya. "Paman Thio Pa, katakan, siapakah suami ibu
itu?" Biarpun hatinya merasa tidak enak, te rpaksa
Thio Pa mengaku. "Suaminya yang baru adalah
seorang pendekar Siauw-lim-pai bernama Lie Koan
Tek!" "Ahhh.......!" Seruan ini hampir berbareng keluar
dari mulut Siong Ki dan Cin Cin. Biarpun hampir
sama bunyinya, namun seruan itu dikeluarkan
oleh dua hati yang berlainan perasaannya. Siong Ki
te rkejut bukan main mendengar nama Lie Koan
Tek yang dianggap sebagai seorang pendekar yang
menyeleweng, karena telah membantu pemberontak menyerbu Hek-houw-pang, orang
yang te lah membunuh ayahnya, dan sekarang
malah menjadi suami Coa Liu Hwa, bekas isteri
ketua Hek-houw-pang yang te was! Adapun Cin Cin
te rkejut karena iapun sudah mendengar nama
pendekar ini. Bagaimana ibunya tiba-tiba dapat
menjadi isteri pendekar Siauw-lim pai itu" Kalau
sudah diketahui bahwa ibunya menjadi isteri
pendekar itu, agaknya tidak te rlalu sukar untuk
mencarinya karena nama besar pendekar itu
membuat dia mudah dicari dan ditemukan.
Karena iapun merasa tidak enak dan bahkan
canggung dan malu mendengar ibunya menikah
lagi, Cin Cin tidak mau banyak bicara lagi. Cin Cin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lalu berkata singkat, "Selamat tinggal, aku mau
pergi sekarang!" Dan iapun melompat keluar dan
tubuhnya berkelebat lenyap dari situ, diiringi
pandang mata kagum dari semua orang.
"Paman dan bibi, akupun harus pergi sekarang,"
kata Siong Ki dan ucapan ini mengejutkan semua
orang. "Eh, nanti dulu, Siong Ki. Kenapa engkaupun
ikut-ikutan hendak pergi" Kami belum mendengar
semua pengalamanmu......" kata Thio Pa.
"Sebaiknya engkau tinggal di sini dan menjadi
ketua He k-houw-pang," kata pula seorang paman
lain. "Terima kasih, akan tetapi aku masih mempunyai tugas penting dari suhu. Kelak, kalau
semua urusanku telah beres, aku akan datang lagi.
Selamat tinggal!" Pemuda itupun berkelebat dan
le nyap dari situ. Orang-orang He k-houw-pang
menghela napas panjang. Dua orang muda yang
belasan tahun meninggalkan Hek-houw-pang, telah
kembali sebagai orang-orang yang amat lihai, yang
sedianya akan dapat memperkuat Hek-houw-pang
dengan menjadi ketua. Akan te tapi, mereka pergi
lagi dan tak dapat dicegah.
Akhirnya, setelah semua urusan perkabungan
penguburan je nazah Lai Kun selesai, mereka
mengadakan perundingan di antara mereka sendiri
dan karena Thio Pa merupakan saudara tertua,
maka Thio Pa dipilih menjadi ketua Hek-houw-
pang menggantikan Lai Kun yang telah tewas.
-ooo0dw0ooo- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bibi, harap jangan khawatir. Cin-taijin (pembesar Cin) yang kumaksudkan ini adalah
seorang pejabat tinggi dan penting di Lok-yang.
berkuasa dan kaya raya. Yang mengutusku adalah
Cin hu-jin (nyonya Cin), isterinya yang tertua.
Keluarga itu membutuhkan pembantu wanita yang
bersih dan rajin, dan aku melihat pute rimu Alian
dan Akim itu te pat untuk menjadi pembantu di
sana. Pembantu wanita di keluarga itu hampir
sama dengan dayang di is tana kaisar, akan hidup
mewah dan te rhormat," demikian antara lain
bujukan seorang wanita berusia tigapuluhan tahun
kepada seorang ibu di dusun itu. Ibu itu berusia
limapuluhan tahun, seorang janda yang mempunyai dua orang puteri yang sudah menjelang dewasa. Alian berusia tujuhbelas tahun,
sedangkan adi knya, A kim berusia limabelas tahun.
Sebagai gadis -gadis dusun, kakak beradik ini
sederhana dan polos. Namun, mereka memiliki
kulit yang bersih dan putih, dengan wajah yang
segar bagaikan bunga mawar te rsiram embun pagi
dan tubuh yang padat dan kuat karena te rbiasa
bekerja berat sejak kecil. Biarpun sederhana,
namun bentuk wajah mereka manis dan kalau saja
mereka mengenakan pakaian yang bersih dan
indah, wajah mereka dirias, tentu mereka akan
menjadi gadis-gadis yang menarik hati.
"Akan tetapi, toanio. Aku hidup menjanda,
miskin dan hanya mempunyai dua orang anak itu.
Kalau mereka semua pergi, lalu dengan siapa aku
hidup" Memang aku ingin melihat mereka senang
dan berkecukupan, akan te tapi seorang saja dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka, toanio. Yang seorang boleh kauajak
bekerja pada pembesar itu, dan yang kecil biar
tinggal di rumah menemaniku."
"Aku membutuhkan dua orang bibi. Bukankah
kalau mereka pergi berdua, berarti mereka tidak
akan kesepian dan ada temannya" Bibi jangan
khawatir, kalau mereka pergi, bibi dapat membayar
seorang pembantu.......... "
"Aihhh, toanio sungguh bicara yang bukan-
bukan. Untuk makan sendiri saja sulit, bagaimana
dapat membayar pembantu?"
"Kalau dua orang anak bibi bekerja di Lok-yang,
bibi tidak akan menjadi miskin lagi. Lihat, Cin
hujin telah menyuruh aku meninggalkan uang
untuk dua orang puterimu, dan dengan uang ini,
engkau dapat hidup dan membayar pembantu
selama satu tahun. Dan sebelum uang ini habis,
kedua orang anakmu te ntu sudah pulang, karena
setiap tahun baru mereka diperbolehkan pulang,
membawa pakaian dan uang untu k bibi. Dan
tahun baru tinggal tujuh bulan lagi." Wanita yang
berpakaian mewah itu mengeluarkan sebuah
kantung dan membuka kantung itu sehingga
nampak beberapa potong uang perak yang
berkilauan. Wanita berpakaian mewah dan pesolek itu
mengaku sebagai Lu-toanio (nyonya Lu) utusan
keluarga pembesar dari kota Lok-yang yang datang
ke dusun itu untuk mencari pembantu wanita. Ia
membutuhkan banyak gadis pembantu dan dengan
dua orang pute ri wanita tua itu, ia telah berhasil
mengumpulkan delapan orang gadis dusun yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berusia antara empatbelas sampai tujuhbelas
tahun. Akhirnya, setelah dibujuk dan diberi uang yang
cukup banyak bagi orang miskin seperti janda itu,
ibu Alian dan Akim menyetujui. Pada hari itu juga,
Alian dan Akim bersama enam orang gadis lain dari
dusun yang berdekatan di daerah itu, dibawa ke
Lok-yang dengan sebuah kereta besar yang ditarik
empat ekor kuda. Akan te tapi, di luar pengetahuan delapan orang
gadis dusun yang tidak pernah pergi jauh, bahkan
tidak pernah meninggalkan dusun mereka, kereta
itu tidak menuju ke Lok-yang, melainkan membelok ke kota Ji-goan, tak jauh dari Lok-yang.
Ketika kereta memasuki pintu gerbang kota Ji-
goan, kebetulan seorang gadis cantik berdiri di
situ. Ia memandang ke arah kereta yang memasuki
pintu gerbang dengan perlahan itu dengan sikap
acuh. Gadis ini adalah Kam Cin atau Cin Cin.
Setelah meninggalkan Hek-houw-pang, ia pergi
untuk mencari ibunya yang kabarnya kini telah
menjadi isteri dari Lie Koan Tek, seorang tokoh
besar dari Siauw-lim-pai. Ia masih bingung
menerima berita itu. Ia merasa sukar untuk dapat
menerima atau mengerti mengapa ibunya menikah
lagi, walaupun berita bahwa ibunya menikah
dengan pendekar Siauw-lim-pai
membuat ia merasa bangga juga. Ia harus dapat mencari
ibunya dan berte mu dengan ibunya agar ibunya
dapat memberi penjelasan akan pernikahannya lagi
yang membuat ia bingung itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cin Cin tadinya hanya merasa heran melihat
kereta itu te rsingkap tirainya dan ternyata
penumpangnya adalah banyak gadis dusun yang
manis-manis dan masih remaja. Akan tetapi ketika
ia mendengar percakapan yang didengarnya ketika


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kereta lewat perlahan, ia tertarik.
"Lu-toanio, apakah kita sudah tiba di kota Lok-
yang?" Ia mendengar seorang di antara gadis-gadis
itu bertanya. "Benar, manis. Ini kota Lok-yang, kalian semua
akan senang tinggal di kota ini." jawab seorang
wanita yang pesole k dan berpakaian mewah itu.
Delapan orang gadis itu nampak bergembira dan
mereka memuji-muji apa saja yang kelihatan di
te pi jalan kota Ji-goan itu, rumah-rumah yang
megah dan besar, toko-toko dan pakaian orang-
orang yang berlalu lalang.
Mendengar percakapan itu, te ntu saja hati Cin
Cin segera merasa tertarik sekali dan ia memandang ke arah kereta penuh perhatian,
bahkan ia lalu berjalan mengikuti kereta itu yang
bergerak perlahan memasuki kota. Jelas bahwa
delapan orang gadis itu adalah gadis -gadis dusun
yang sederhana dan bodoh, akan tetapi mereka itu
manis-manis dan amatlah aneh melihat gadis-gadis
dusun sederhana dan manis itu naik sebuah
kereta mewah, ditemani seorang wanita pesolek
dan cantik genit yang usianya sekitar tigapuluh
tahun. Jelas bahwa gadis -gadis itu belum pernah
melihat kota Ji-goan, akan tetapi kenapa mereka
mengira Ji-goan adalah Lok-yang dan yang
agaknya wanita pesolek itu menipu mereka"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teringatlah Cin Cin akan sepak-terjang para
penjahat yang memancing gadis -gadis dusun ke
kota untuk kemudian dipaksa menjadi pelacur.
Mengingat ini, Cin Cin te rkenang kembali kepada
pengalamannya ketika kecil, dan hatinya terasa
panas. Memang ia pergi ke Ji-goan untuk mencari
Cia Ma, mucikari gembrot yang dulu pernah
menahannya setelah membelinya dari mendiang
Lai Kun. Karena menduga bahwa para gadis dusun itu
te ntu te rtipu dan te rancam bahaya, maka Cin Cin
te rus membayangi kereta itu dan jantungnya
berdebar te gang, juga wajahnya menjadi merah
karena marah ketika ia melihat kereta itu berhenti
di pekarangan sebuah rumah bercat merah. Itulah
rumah pelesir Ang-hwa (Bunga Merah) di mana ia
dahulu disekap ketika ia dijual oleh paman guru
Lai Kun, kepada nenek gembrot Cia Ma.
De ngan hati-hati agar jangan ketahuan, Cin Cin
menyelinap masuk ke pekarangan itu dan bersembunyi di belakang pohon, mengintai. Ia
melihat betapa wanita pesolek itu turun dan
menyuruh delapan orang gadis itu turun pula.
"Apakah ini rumah Cin-taijin (Pembesar Cin)?"
te rdengar seorang gadis bertanya.
"Atau barangkali ini rumah, Kiu-wan-gwe (Hartawan Kiu di mana aku akan bekerja?"
Para gadis itu bertanya-tanya apakah mereka
tiba di rumah di mana mereka dijanjikan untuk
bekerja. Wanita pesolek itu tertawa. "Aih, kenapa
te rgesa-gesa" Ini adalah rumah penampungan.
Apakah pantas kalau aku menghadapkan kalian ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
majikan-majikan kalian dalam keadaan begini"
Kalian harus belajar dulu bagaimana harus
bersikap dan bekerja di rumah majikan kalian
masing-masing, dan juga kalian harus mengenakan pakaian yang baru dan baik, harus
merias diri agar jangan kelihatan kotor dan
dusun." Para gadis itu kelihatan girang, lalu mereka
digiring masuk ke dalam rumah besar yang amat
dikenal oleh Cin Cin itu. Sambil menahan
kemarahannya, Cin Cin lalu muncul dari balik
batang pohon itu dan berjalan menuju ke ruangan
depan. Segera muncul empat orang laki-laki tinggi
besar yang bersikap galak, akan te tapi tersenyum-
senyum ketika melihat bahwa yang datang adalah
seorang gadis cantik se kali, yang menyembunyikan
tangan kirinya ke dalam saku jubahnya yang lebar.
"Heii, nona manis, berhenti! Siapakah engkau
dan mau apa datang ke tempat ini?"
"Apakah engkau dipesan ole h Cia Ma untuk
melayani seorang hartawan?"
Cin Cin dapat menduga bahwa empat orang ini
te ntulah tukang-tukang pukul yang bekerja pada
Cia-ma. Dahulu ketika gurunya menolongnya,
gurunya telah membunuh dua orang tu kang pukul
berjuluk He k-gu (Kerbau Hitam) dan Pek-gu
(Kerbau Putih) juga kusir kereta. Empat orang yang
usianya sekitar tigapuluh tahun ini tentu tukang-
tukang pukul baru yang tidak pernah dikenalnya.
Cin Cin sudah dapat menekan kedukaannya
karena kehilangan tangan kiri, dan kini ia sudah
dapat lagi menguasai dirinya dan mendapatkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembali sifatnya yang periang, je naka, pemberani
dan pandai bicara. Melihat sikap empat orang
jagoan tukang pukul itu, iapun tersenyum manis.
"Namaku Kam Cin dan aku ingin berte mu
dengan Cia Ma karena ada urusan penting sekali
hendak kubicarakan," kata Cin Cin.
Empat orang itu saling pandang. Nona ini tentu
seorang pelacur kelas tinggi, pikir mereka. Tidak
ada seorangpun di antara anak buah Cia Ma dapat
menandingi kecantikan gadis ini. Wajahnya yang
manis demikian segar, bagaikan setangkai bunga
yang baru mekar dan segar oleh air embun. Tidak
seperti para anak buah Cia Ma yang bagaikan
bunga-bunga sudah layu walaupun usia mereka
masih muda-muda, wajah mereka yang cantik itu
rata-rata agak pucat, pandang mata mereka
kosong sayu tanpa semangat, senyum mereka
palsu dibuat-buat. Mereka tidak berani te rlalu
kurang ajar karena seorang pelacur yang laris dan
mempunyai hubungan dengan para hartawan dan
bangsawan dapat menjadi musuh yang amat
berbahaya. Seorang di antara mereka lalu masuk
ke dalam untuk melapor kepada Cia Ma.
Mendapat laporan bahwa ada seorang gadis
cantik jelita mencarinya dengan keperluan penting,
Cia Ma tentu saja tertarik sekali. Sejak muda,
dagangannya adalah wanita cantik, maka mendengar ada seorang gadis cantik jelita datang
berkunjung, ia melihat seolah keuntungan besar
yang datang mengunjunginya.
Cin Cin hampir tidak mengenal nenek yang
keluar terbongkok-bongkok, didampingi wanita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cantik pesolek yang tadi mengantar delapan orang
gadis dusun. Nenek itu memang wajahnya seperti
Cia Ma yang dahulu, akan tetapi kalau dulu Cia
Ma bertubuh gendut dan sehat, kini tubuhnya
nampak kurus dan kelihatan tua sekali. Memang
usianya kini sekitar enampuluh tiga tahun, akan
tetapi ia kelihatan jauh le bih tua, tubuhnya
bongkok dan wajahnya yang keriputan itu nampak
menyedihkan. Cin Cin mengerutkan alis nya dan
merasa kecewa. Orang yang pernah menyiksanya
dan yang dibencinya itu kini menjadi seorang
nenek.yang tak berdaya, le mah dan agaknya
menderita! "Engkaukah Cia Ma yang dahulu gendut itu!
Pemilik rumah pelesir Ang-hwa ini?" Cin Cin
bertanya dengan ragu. Cia Ma agaknya tidak kuat berdiri teralu lama. Ia
lalu duduk di atas kursi diikuti oleh wanita cantik
yang duduk di sebelahnya, dan wanita cantik itu
yang berkata kepada Cin Cin, "Nona, silakan
duduk." Cin Cin duduk dan masih menyembunyikan
tangan kiri ke dalam lipatan jubahnya, di mana
pedangnya juga tersembunyi.
"Aku datang mencari Cia Ma. Katakanlah, nek,
apakah benar engkau ini Cia Ma pemilik rumah
pelesir Ang-hwa?" Cin Cin mengulang kembali, "Cia
Ma yang kukenal dahulu bertubuh gendut."
Kini Cia Ma bicara dan begitu ia mengeluarkan
kata-kata. Cin Cin tidak ragu lagi bahwa ia
memang berhadapan dengan wanita yang dicarinya. "Nona, siapakah engkau" Ras anya aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belum pernah mengenalmu, dan aku memang
benar Cia Ma pemilik rumah pelesir ini. Memang
dahulu aku gemuk sekali, akan tetapi sekarang
aku sudah tua, lemah dan berpenyakitan. Tentang
rumah pelesir ini, sesungguhnya, sejak setahun
yang lalu aku hanya... "
"Jangan bicara te ntang itu!" tiba-tiba wanita
cantik yang duduk di sebelahnya berkata. Diam-
diam Cin Cin merasa heran sekali karena wanita
cantik itu bicara dengan menghardik. Kalau ia
merupakan pembantu Cia Ma, tidak mungkin
berani menghardik seperti itu. Dan Cia Ma
kelihatan takut te rhadapnya, setelah dihardik,
menghentikan kata-katanya dan menundukkan
mukanya yang kelihatan takut dan sedih.
"Cia Ma, lupakah engkau kepadaku" Tigabelas
tahun yang lalu aku pernah tinggal di sini, ketika
itu aku suka ikut dalam pertunjukan menari dan
bernyanyi. Lupakah engkau kepada Cin Cin!"
Sepasang mata yang sayup itu terbelalak dan
mulutnya te rnganga, lalu nenek itu berkata sambil
mengamati wajah Cin Cin penuh perhatian.
"Cin Cin......." Ah. benar, engkau Cin Cin,
yang.......melarikan diri dulu itu......."
"Benar, Cia Ma, aku Cin Cin yang dulu itu!" kata
Cin Cin, tersenyum mengejek melihat nenek itu
kini memandang kepadanya dengan mata te rbelalak ketakutan. "Mau.......mau apa engkau datang ke sini.......?"
Nenek itu bertanya, suaranya gemetar karena ia
te ringat betapa anak ini tiga belas tahun yang lalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melarikan diri dan membunuh dua orang kepercayaannya, yaitu Pek-gu dan Hek-gu, bahkan
membunuh kusir kereta dan melarikan keretanya.
Dan karena gadis ini pula, ia harus berurusan
dengan pejabat tinggi yang telah membeli Cin Cin
dan hampir saja ia dijebloskan ke penjara kalau
saja ia tidak menguras hartanya untuk melakukan
penyogokan sehingga bebas dari hukuman.
"Engkau tahu bahwa aku mempunyai banyak
perhitungan denganmu, Cia Ma. Akan te tapi
sebelum kita bicara tentang itu, aku ingin bertanya
le bih dulu tentang delapan gadis dusun yang baru
saja dibawa masuk ke sini. Siapa mereka dan mau
diapakan mereka itu" Dipaksa menjadi pelacur
seperti yang biasa kau lakukan dahulu?"
Cia Ma mengerutkan alisnya. "Cin Cin, perlu apa
engkau bertanya tentang itu" Apakah engkau ingin
melanjutkan pekerjaanmu dahulu dan tinggal
disini?" Wajah Cin Cin berubah merah. "Cia Ma, engkau
kerbau betina tua busuk! Kalau tidak melihat
engkau kini telah menjadi lemah dan hampir mati,
te ntu sudah kutampar sampai hancur mulutmu
yang busuk itu!" "Heii, bocah sombong! Kau kira dirimu ini siapa,
berani bersikap seperti ini disini" Kalau kau ingin
menjadi pelacur di sini, bersikaplah yang baik.
Kalau tidak, lalu perduli apa engkau dengan


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rumah pelesir Bunga Merah ini?" bentak wanita
pesolek yang duduk di dekat Cia Ma dan kini iapun
bangkit berdiri dan sikapnya angkuh bukan main.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cin Cin te rsenyum. "Siapa pula engkau" Aku
bicara dengan Cia Ma, bukan dengan pelacur tua
macam engkau!" "Keparat, akulah pengurus te mpat ini!" wanita
itu membentak marah karena dimaki pelacur tua.
"Aha, begitukah kiranya" Cia Ma, engkau sudah
te rlalu tua dan menyerahkan kekuasaan ke orang
yang le bih muda" Apakah ini anakmu, muridmu,
adikmu" He ii, pelacur tua, apakah engkau yang
sudah tidak laku kemudian menggantikan Cia Ma
sebagai mucikari" Engkau tadi mencari dan
menipu gadis -gadis dusun untuk kaupaksa menjadi pelacur?" "Bukan urusanmu!" bentak wanita itu.
"Tentu saja urusanku. Aku akan mengobrak-
abrik te mpat maksiat, neraka bagi para gadis ini!"
Cin Cin membentak. "Berani kau!" Wanita pesolek itu membentak dan
iapun sudah bergerak ke depan dan melompati
meja menyerang Cin Cin dengan gerakan yang
cukup tangkas. Diam-diam Cin Cin merasa heran.
Kiranya perempuan pesolek yang kini menggantikan Cia Ma adalah seorang yang tidak
le mah, melainkan seorang yang memiliki silat
cukup baik. Akan te tapi tentu saja tidak ada
artinya bagi Cin Cin. Melihat perempuan itu
menerjang sambil meloncat, kedua tangan membentuk cakar untuk mencakar muka, ia
memutar tubuh dan begitu tubuh penyerangnya
meluncur le wat, tangan kanannya bergerak menjambak rambut wanita itu, lalu tubuh itu ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
putar-putar sampai si pemilik rambut menje rit-jerit
kesakitan dan ketakutan. "Lepaskan aku.......aihh, lepaskan aku.....!" Perempuan itu menjerit-jerit karena tidak berdaya
dan merasa ngeri tubuhnya diputar-putar seperti
gasing itu. "Baik, kule paskan kau!" kata Cin-cin dan ia
melepaskan jambakan tangannya pada rambut itu
dan tubuh perempuan itupun melayang dan
membentur dinding ruangan depan itu.
"Brakkkk......!" Iapun te rkulai dan pingsan
Melihat ini, empat orang tukang pukul tadi
menjadi marah sekali dan tanpa diperintah lagi
sudah mencabut golok masing-masing dan mengepung Cin Cin. Sementara itu, Cia Ma hanya
memandang dengan wajah pucat, akan tetapi tidak
seperti dulu, kini ia tidak nampak galak, bahkan ia
bangkit dan mundur ketakutan sampai tubuhnya
merapat di sudut ruangan itu. Sikap nenek ini
membuat Cin Cin berkurang kemarahannya
te rhadap Cia Ma. Sebetulnya ia datang untuk
menghajar Cia Ma dan anak buahn ya, untuk
membasmi rumah pelesir yang merupakan neraka
bagi banyak gadis muda itu. Akan tetapi, kini sikap
Cia Ma seperti orang yang te rtekan, bahkan ia
takut menghadapi wanita cantik yang pingsan itu.
Kini banyak wanita cantik keluar dan terbelalak
melihat Cin Cin berdiri dikepung empat orang
tukang pukul yang nampak bengis. Ada pula
beberapa orang laki-laki yang menjadi tamu rumah
pelesir itu. Juga bermunculan empat orang tukang
pukul lagi yang merasa heran, mengapa empat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang rekan mereka, dengan golok di tangan
mengepung seorang wanita cantik...
"Apa yang te rjadi?" tanya seorang tukang pukul
bermuka hitam yang menjadi kepala dari semua
tukang pukul di situ. "I a telah memukul Kui-toanio (Nyonya Besar
Kui)," kata seorang di antara empat pengepung itu.
"Hehhh, kalian memalukan saja. Masa menghadapi seorang gadis saja kalian harus
menggunakan golok" Aku tidak ingin melihat
pembunuhan dan te rlibat perkara. Hayo simpan
golok kalian dan kujadikan perlombaan. Gadis ini
memang perlu di hajar. Siapa di antara kalian
semua yang dapat menangkapnya akan kumintakan hadiah kepada Siocia."
Mendengar ucapan ini, tujuh orang tukang
pukul anak buah si muka hitam tertawa-tawa dan
maju mengepung, bahkan tiga orang tamu yang
melihat betapa cantik jelitanya gadis yang hendak
ditangkap, ikut-ikutan pula maju untuk sekedar
mencoba untuk dapat menangkap dan merangkul
gadis cantik itu. Cin Cin berdiri dengan sikap tenang saja. Begitu
dua orang menerjang maju untuk menangkapnya,
kakinya bergerak dua kali menyambut dan tubuh
dua orang itu te rje ngkang!
Yang lain-lain menjadi te rkejut dan penasaran.
Serentak mereka maju berlomba untuk menangkap
gadis yang masih nampak te nang itu. Melihat
pandang mata dan sikap mereka yang kurang ajar,
Cin Cin menjadi marah. I a terpaksa mengeluarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan kirinya dari balik lipatan jubahnya dan kini
ia menghadapi pengeroyokan banyak oran g dengan
gerakan kaki tangannya. Ia membagi-bagi pukulan
dan te ndangan, akan tetapi membatasi tenaganya
karena ia tidak ingin membunuh orang, apalagi
mengingat bahwa orang-orang ini hanyalah antek-
antek pemilik rumah pelesir itu.
Begitu cepat gerakan tubuh Cin Cin sehingga
para pengeroyoknya tidak melihat tubuhnya, hanya
melihat bayangan menyambar-nyambar dan merekapun roboh te rpelanting dan dalam waktu
beberapa detik saja, mereka semua sudah roboh
malang melintang dalam ruangan itu, membuat
meja kursi berserakan. Para pelacur menjerit-jerit,
para tamu juga te rbelalak heran melihat betapa
seorang gadis cantik dapat merobohkan demikian
banyaknya pengeroyok. Si muka hitam, kepala tukang pukul itu,
menjadi penasaran dan marah sekali. Kalau tadi
dia melarang anak buahnya mengeroyok Cin Cin
dengan golok, kini dia sendiri mencabut goloknya
dan matanya te rbelalak melihat bahwa gadis itu
te rnyata tidak mempunyai tangan kiri. Tangan
kirinya buntung sebatas pergelangan tangan dan
ujung le ngan yang buntung itu dibalut kain putih
bersih. "Gadis buntung, apa maksudmu membuat
kekacauan di sini!" bentaknya sambil mengamangkan goloknya. "Me mbasmi manusia-manusia iblis macam engkau!" Jawab Cin Cin. Mendengar ini, si muka
hitam marah dan diapun sudah menyerang dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bacokan goloknya. Namun, dengan mudah Cin Cin
miringkan tubuh mengelak dan pada saat golok
menyambar le wat. Jari-jari tangan kanannya
menusuk ke arah iga lawan.
"Krekk!" Dua batang tulang iga patah-patah'dan
si muka hitam terpelanting roboh, mengaduh-aduh
mendekap iganya dan tak dapat bangkit kembali,
sedangkan goloknya yang te rpental sudah disambar oleh tangan kanan Cin Cin!
Tujuh orang tukang pukul yang tadi berpelantingan, kini sudah mengeroyok Cin Cin
dengan golok mereka. Cin Cin memutar goloknya,
nampak gulungan sinar dan para pengeroyoknya
mengaduh-aduh, golok mereka terpental dan
mereka terpaksa mundur karena le ngan kanan
mereka luka berdarah oleh sambaran sinar golok di
tangan Cin Cin. "Mundur semua!" tiba-tiba terdengar bentakan
nyaring dan Cin Cin mengangkat muka memandang. Ia terheran melihat seorang wanita
yang sukar ditaksir berapa usianya. Penampilannya amat berwibawa dan matang, akan
tetapi wajahnya yang cantik pesolek itu masih
nampak muda, seperti tak jauh bedanya dengan
usianya sendiri. Wanita itu kelihatannya baru
berusia paling banyak dua puluh lima tahun,
wajahnya lonjong dan manis sekali, dengan kulit
putih mulus dan sepasang mata jeli dan senyum
yang genit. Tubuhnya ramping padat yang sengaja
ditonjolkan di balik pakaian yang te rbuat dari
sutera tipis dan ketat. Ketika jubahnya yang
longgar dan le bar itu te rsingkap, bukan hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nampak pinggangnya yang ramping dan tubuhnya
yang padat, juga nampak sebatang golok kecil
te rselip di pinggangnya, menunjukkan bahwa
wanita cantik ini jelas bukan seorang wanita
le mah. Wanita itupun kini berdiri berhadapan
dengan Cin Cin dan mengamati Cin Cin penuh
perhatian dari rambut sampai ke kaki dan agak
lama pandang matanya te rhenti di ujung le ngan
kiri Cin Cin yang buntung.
Kedua orang wanita itu s aling pandang bagaikan
dua ekor singa betina yang siap bertarung dan kini
saling mempelajari dan saling menilai dengan
pandang mata berkilat. Para tukang pukul, para
pelacur dan para tamu menjauhkan diri dan
menonton dengan hati te gang.
Kemudian, wanita cantik itu bertanya, suaranya
te rdengar nyaring dan merdu, namun mengandung
penuh ejekan dan memandang rendah. "Bocah
buntung, siapakah engkau" Wajahmu cukup
cantik, tubumu cukup indah, juga usiamu masih
muda. Kalau saja tangan kirimu tidak buntung,
te ntu kami menerima engkau bekerja di sini!"
Mendengar ini, Cin Cin yang merasa heran
bagaimana muncul seorang wanita seperti ini di


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rumah pelesir itu, teringat akan sikap Cia Ma yang
ketakutan, lalu ia menjawab, suaranya ringan dan
je naka seperti biasa yang memang menjadi
wataknya, disertai senyum manis .
"Namaku Kam Cin dan aku datang untuk
membebaskan para gadis dusun yang dijebak di
sini, juga untuk membasmi tempat maksiat yang
merupakan neraka bagi para gadis muda ini. Dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siapakah engkau" Apakah engkau seorang di
antara para pelacur di sini?"
Terdengar seruan-seruan kaget dari mereka yang
menonton dari te mpat aman, bahkan ada seorang
tukang pukul berkata, "Perempuan buntung itu
mencari mati!" Akan tetapi, Cin Cin bersikap
te nang dan memandang kepada wanita itu dengan
senyum dan pandang mata mengejek untuk
membalas sikap congkaknya tadi.
Dan ia kagum melihat betapa wanita itu sama
sekali tidak memperlihatkan perasaan apapun,
hanya matanya berkilat dan senyumnya semakin
genit. "Bocah buntung, sungguh engkau sombong,
seperti seekor burung yang baru belajar te rbang!
Ketahuilah bahwa aku yang dis ebut di dunia kang-
ouw sebagai Bi Tok Siocia (Nona Racun Cantik)!" ia
berhenti sebentar untuk melihat tanggapan gadis
buntung itu dan ia memandang heran melihat
betapa gadis buntung itu sama sekali tidak kaget
mendengar nama julukannya yang dianggapnya
telah amat terkenal dan menggetarkan dunia
persilatan itu. Dengan penasaran ia cepat menambahkan, "Ayahku adalah majikan Liong-san
(Bukit Naga), datuk besar Ouw kok Sian!" Kini ia
bukan saja merasa heran, juga penasaran karena
gadis buntung inipun sama sekali tidak terkesan
oleh nama ayahnya. Sebetulnya Cin Cin pernah mendengar nama
datuk itu dari gurunya. Biarpun ia belum pernah
mendengar nama Bi Tok Siocia, namun dari
gurunya ia pernah mendengar tentang nama para
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
datuk perslatan, juga te ntang Ouw Kok Sian, datuk
yang menguasai daerah pegunungan Liong-san.
Akan te tapi ia sengaja tidak memperlihatkan sikap
mengenalnya, sehingga membuat wanita cantik itu
semakin penasaran. Andaikata gadis buntung itu
tidak mengenalnya, hal itu masih pantas karena ia
belum lama merajalela di dunia persilatan. Akan
tetapi nama besar ayahnya! Kalau gadis buntung
ini tidak mengenal nama ayahnya, hal ini hanya
membuktikan bahwa si buntung ini bukan orang
kang-ouw dan tidak mempunyai pengalaman sama
sekali dalam dunia persilatan. Tentu saja disamping penas aran, iapun semakin memandang
rendah. "Kam Cin, engkau bocah lancang dan tak tahu
diri!" bentak Bi Tok Siocia. "Cepat engkau berlutut
minta ampun, dan aku hanya akan menghukum
dengan bekerja di sini selama satu bulan. Kalau
tidak, te rpaksa aku akan membuntungi tanganmu
yang satu lagi!" "Bi Tok Siocia, terus terang saja, aku datang
untuk berurusan dengan Cia Ma. Kenapa engkau
mencampuri, bahkan seolah-olah engkau yang
berkuasa di sini" Apakah sekarang Cia Ma sudah
pensiun dan yang menjadi mucikari baru adalah
engkau!" "Aku penguasa di sini dan engkau tidak perlu
tahu! Hayo cepat berlutut atau aku akan menyuruh orang-orangku untuk menangkapmu
dan membuntungi tangan kananmu!"
Cin Cin melirik. Kini delapan orang tukang
pukul yang tadi sudah siap dengan golok mereka,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahkan ditambah dua orang lagi yang nampak
bengis. Ia te rsenyum. "Mereka itukah orang-
orangmu" Kalau mereka berani maju hendak
membuntungi tangan kananku, jangan salahkan
aku kalau tangan mereka sendiri yang akan
buntung!" Bi Tok Siocia memberi isyarat kepada anak
buahnya. "Siapa yang dapat membuntungi tangan
kanannya, akan kuberi hadlah besar!"
Mendengar ini, serentak sepuluh orang laki-laki
yang sudah te rbiasa mempergunakan kekuatan
dan kekerasan untuk memaksakan kehendak
mereka itu, menyerang dengan golok mereka
te rhadap Cin Cin. De ngan sikap te nang, mulut masih tersenyum
Cin Cin memungut kembali golok rampasannya
yang tadi ia lepaskan ke atas lantai dan begitu ia
menggerakkan golok itu, nampak sekali lagi
gulungan sinar berkilauan yang membuat para
pengeroyoknya te rkejut dan bingung, karena
bayangan gadis itu lenyap terbungkus gulungan
sinar golok. Kemudian, te rdengar je rit mengaduh,
disusul golok-golok beterbangan, darah muncrat
dan potongan tangan-tangan jatuh ke lantai.
Dalam waktu berapa menit saja, sepuluh orang
pengeroyok itu telah mengaduh-aduh, tangan kiri
memegangi tangan kanan yang telah buntung
sebatas pergelangan, persis seperti tangan Cin Cin,
hanya mereka itu kehilangan tangan kanan.!
Cin Cin menghadap ke arah Bi Tok Siocia,
melempar golok rampasannya ke atas lantai dan
berkata dengan nada mengejek, "Sudah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kukatakan, siapa hendak membuntungi tanganku,
berarti akan kehilangan tangannya sendiri!"
Bukan main marahn ya hati Bi Tok Siocia, akan
tetapi diam-diam iapun terkejut. Dari gerakan
golok gadis buntung itu, ia dapat melihat bahwa
gadis itu memang lihai sekali dan memiliki gerakan
yang amat ganas dan dahsyat.
"Bocah sombong! Engkau dari partai mana dan
siapa gurumu"'' Cin Cin tersenyum mengejek. "Aku tidak
berpartai, dan siapa guruku tidak perlu kau kenal.
Guruku te rlalu mulia untuk dikenal oleh seorang
seperti engkau!" "Keparat busuk, engkau sombong dan sudah
bosan hidup!" Iapun mencabut sepasang goloknya
yang tipis dan kecil, namun berkilauan saking
tajamnya. "Hayo keluarkan senjatamu!" ia membentak sambil memutar sepasang goloknya
sehingga nampak dua gulungan sinar yang
berbelit-belit dan menyambar-nyambar.
Cin Cin maklum bahwa lawannya tidak boleh
disamakan dengan para pengeroyok tadi, maka
iapun menggerakkan tangan kanannya ke balik
jubahnya dan nampaklah sebatang pedang yang
berkilauan dan bentuknya seperti naga.
Melihat Cin Cin sudah mencabut sebatang
pedang, wanita cantik itu mengeluarkan seruan
nyaring dan iapun sudah menyerang dengan
ganasnya. Cin Cin menggerakkan pedangnya menyambut
dan segera di ruangan depan itu terjadi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertandingan yang membuat semua orang tertegun
dengan hati penuh ketegangan. Bayangan dua
orang wanita itu tidak dapat te rlihat ole h mereka
karena saking cepatnya gerakan mereka. Bayangan
merah terbungkus gulungan sinar pedang dan
golok sehingga sukar dibedakan di antara mereka.
Para pengeroyok yang kehilangan tangan kanan itu
saling membalut di antara mereka dan masih
te rdengar mereka merintih dan mengeluh. Tentu
saja tak seorangpun di antara mereka berani maju
lagi. Kini, Bi Tok Siocia benar-benar te rkejut! Tak
disangkanya sama sekali bahwa gadis buntung
yang tidak mengenal namanya, dan agaknya tidak
pula mengenal nama ayahnya, yang nampaknya
belum berpengalaman di dunia kangouw, ternyata
memiliki ilmu kepandaian yang demikian hebatnya!
Bukan hanya ilmu pedangnya ganas dan
dahsyat, dan te naga sin-kang gadis buntung itu
bahkan te rlalu kuat baginya, juga pedang di
tangan gadis itu mengingatkan ia akan seorang
tokoh yang pernah ia dengar dari ayahnya.
"Tranggg.......! Cringgg......!" Sepasang golok itu
berte mu pedang dan tubuh Bi Tok Siocia meloncat
ke belakang. "Tahan!" serunya nyaring. "Apa hubunganmu
dengan Tung-hai Mo-li?"
"Hem, sudah kukatakan, engkau tidak berhak
untuk mengenal nama suboku!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wajah Bi Tok Siocia berubah. "Aih, kalau engkau
murid Tung-hai Mo-li, berarti kita segolongan. Kita
tidak semestinya bermusuhan!"
Cin Cin tersenyum mengeje k. "Siapapun yang
menipu dan menje bak gadis -gadis dusun untuk
dijadikan pelacur, tentu akan kumusuhi!"
Bi Tok Siocia menggerakkan kedua pundaknya
dan menyimpan sepasang goloknya. "Terserah, aku
tidak ingin mencampuri lagi. Subomu kenal baik
ayah, kalau aku memusuhimu, tentu ayah akan
marah kepadaku," katanya dan sekali ia meloncat.
Bi Tok Siocia lenyap dari situ, entah ke mana.
Melihat betapa pemimpin mereka melarikan diri,
para tukang pukul yang kehilangan tangan kanan
itu serentak menjatuhkan diri berlutut dengan
muka pucat, takut kalau mereka akan dibunuh
gadis buntung yang amat lihai itu.
"Lihiap, ampunkan kami......" kata si muka
hitam mewakili teman-te mannya.
"Pergilah kalian, dan ingat. Kalau lain kali aku
melihat seorang yang buntung tangan kanannya
melakukan kejahatan, akan kubuntungi pula
le hernya!" Mendengar ucapan ini, sepuluh orang tukang
pukul itu lalu lari meninggalkan tempat itu,
meninggalkan golok dan tangan mereka yang
berserakan di lantai. Cia Ma yang tadi juga menyaksikan semua itu,
kini te rgopoh-gopoh menghampiri Cin Cin dan
menjatuhkan diri berlutut di depan Cin Cin sambil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menangis. "Aih, tidak kusangka........engkau, Cin
Cin......engkau telah menolongku."
Cin Cin mengerutkan alisnya. "Cia Ma, aku
kesini bukan untuk menolongmu, melainkan
untuk menghajarmu! Engkau manusia jahat, siapa
yang ingin menolongmu?"
Nenek itu menangis, "Tapi..........tapi...engkau
telah mengusir iblis-iblis itu dari sini"
Cin Cin maklum bahwa te ntu telah terjadi
sesuatu di sini. "Suruh bersihkan ruangan ini,
baru kita bicara." Cia Ma cepat memanggil para pelayan dan
memerintahkan mereka membersihkan te mpat itu
dan ia sendiri mengajak Cin Cin untuk duduk dan
bicara di dalam. Setelah mereka duduk di dalam, Cin Cin
berkata, suaranya ketus karena ia masih tak
senang mengingat akan semua pengalamannya
dahulu dengan nenek ini. "Nah, sekarang ceritakan
apa yang te rjadi dan mengapa perempuan tadi
berada di sini menguasai te mpat ini."
"Terjadinya sudah setahun yang lalu. Pada suatu
hari, perempuan yang minta disebut Siocia itu
datang ke sini dan memaksa aku menyerahkan


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rumah ini dan semua isinya kepadanya. Ia bahkan
membunuh para pembantuku, dan menyiksaku,
memperlakukan aku sebagai seorang tahanan,
bahkan kadang memukuliku......" dan nenek itu
menangis lagi. Cin Cin tersenyum di dalam hatinya. Kini ia
mengerti. Kiranya Bi Tok Siocia, iblis betina itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah mengambil alih kekuasaan di tempat ini demi
keuntungannya sendiri. Hal itu berarti bahwa Cia
Ma te rhukum dan te rsiksa. Sebelum ia turun
tangan, nenek ini sudah menderita siksaan dari
orang lain yang lebih jahat lagi.
-ooo0dw0ooo- Jilid 22 "Hemm, kalau saja tidak te rjadi hal itu
kepadamu, te ntu sekarang ini engkau yang
kubuntungi le ngannya, bukan anak buah perempuan itu!" hardiknya.
Wajah nenek itu menjadi pucat dan iapun
menjatuhkan diri berlutut lagi di depan kaki Cin
Cin. "Maafkan aku.....li-hiap, maafkan aku. Memang
aku dahulu bersalah kepadamu .... akan te tapi
.....orang telah menjual dirimu kepadaku......maafkan aku....." Ia menangis lagi.
"Bangkit dan duduklah! Sekarang dengar baik-
baik. Kau panggil ke sini semua gadis yang ditahan
di sini, juga para pelacur yang menjadi anak
buahmu. Suruh mereka berkumpul sekarang juga
di sini. Cepat!" Bergegas nenek itu terseok dan te rbongkok
masuk ke dalam dan tak lama kemudian ia muncul
kembali, diikuti ole h limabelas orang gadis manis
yang berpakaian sebagai gadis dusun dan sepuluh
orang gadis yang pesolek dan berpakaian indah.
Agaknya para penghuni rumah pelesir itu sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengar akan peris tiwa hebat terjadi di situ,
maka begitu berhadapan dengan Cin Cin yang
masih duduk dengan te nangnya, limabelas orang
gadis dusun itu serentak menjatuhkan diri berlutut
di depan Cin Cin sambil menangis dan mohon
pertolongannya. Cin Cin mengangkat kedua tangannya, "Bangkitlah kalian semua dan jangan menangis.
Sekarang coba kalian ceritakan, seorang demi
seorang, bagaimana kalian dapat berada di te mpat
ini. " Merekapun bercerita bahwa mereka dibujuk oleh
anak buah Nyonya Lu dan kadang oleh nyonya
cantik itu sendiri, untuk diberi pekerjaan pada
seorang hartawan atau bangsawan. Orang tua
mereka dan mereka te rbujuk dan mau dibawa
pergi, dan tidak tahunya mereka ditahan di rumah
ini dan di paksa untuk menjadi calon pelacur.
Mereka diancam bahwa kalau tidak menurut,
mereka akan disiksa bahkan diancam akan
dilaporkan kepada yang berwajib karena menipu,
dengan tuduhan bahwa mereka dan orang tua
mereka telah memiliki hutang yang banyak.
"Cia Ma, sekarang keluarkan semua harta
milikmu, kirim pulang semua gadis ini ke dusun
masing-masing dan bekali uang sekucupnya.
Laksanakan hari ini juga!" kata Cin Cin.
Kemudian Cin Cin juga bertanya kepada sepuluh
orang gadis yang te lah menjadi pelacur di te mpat
itu. Mereka yang ingin melanjutkan pekerjaan
mereka sebagai pelacur tanpa dipaksa siapapun, ia
tidak ambil perduli. Akan tetapi di antara mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang ingin terlepas dari cengkeraman mucikari dan
ingin pulang, iapun memerintahkan Cia Ma untuk
mengirim mereka pulang ke dusun masing-masing
dan dibekali uang sekucupnya. Cin Cin sendiri
yang mengatur pemberian bekal uang, dan melihat
bahwa Cia Ma benar-benar melaksanakan perintahnya. Tentu saja para gadis itu menjadi
girang bukan main dan berterima kasih.
Setelah semua itu dilaksanakan dan Cin Cin
tinggal di situ untuk mengawasi pelaksanaan
sampai menginap semalam, ia memanggil Cia Ma
yang nampak le su dan le mas karena semua harta
miliknya dibagi-bagi dan diberikan sebagai bekal
kepada para gadis yang dipulangkan ke dusun
masing-masing. "Cia Ma, engkau sudah tua, dan
dengan sisa hartamu, engkau dapat hidup menganggur sampai mati. Mulai hari ini, tutup
rumah pelesir ini. Kalau lain hari aku lewat di sini
dan melihat bahwa rumah pelesir ini masih
kaubuka dan engkau menyeret gadis -gadis dusun
menjadi pelacur, menjadi sumber keuntunganmu
dengan memaksa mereka menggunakan berbagai
cara, aku akan membakar rumahmu ini dan
kule mparkan engkau hidup-hidup dalam kobaran
apinya!" Sambil menangis Cia Ma berjanji, bersumpah
dan sekali ini ia tidak bermain-main. Baru saja ia
te rhindar dari malapetaka. Selama setahun, semenjak kekuasaannya dirampas Bi Tok Siocia, ia
hidup bagaikan orang hukuman, sengsara dan
te rsiksa. Dan kini melihat betapa Cin Cin yang biar
tangan kirinya buntung kini menjadi seorang
pendekar wanita yang demikian sakti, yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membuntungi tangan sepuluh orang tukang pukul,
bahkan berhasil mengusir Bi Tok Siocia, mengeluarkan ancaman seperti itu, ia bergidik dan
benar-benar takut dan ngeri. Ia bertobat.
Setelah membereskan urusan di rumah pelesir
Ang-hwa di mana ia dahulu pernah tinggal, dalam
sehari membasmi rumah pelesir itu dan mengubahnya menjadi sebuah rumah tinggal janda
tua Cia Ma yang tidak lagi mau melakukan
pekerjaan hina seperti semula, Cin Cin meninggalkan kota Ji-goan dan pergi ke Lok-yang.
Ia ingin mencari ibunya dulu sampai dapat ia
te mukan. Kini ia dapat mencari lebih mudah
setelah mengetahui bahwa ibunya telah menjadi
isteri Lie Koan Tek, pendekar Siauw-lim-pai yang
cukup te rkenal itu. Setelah bertemu dengan
ibunya, baru ia akan kembali kepada subonya,
Tung-hai Mo-li Bhok Sui Lan, untuk melaporkan
kegagalannya membunuh Pangeran Cian Bu Ong
seperti yang dipesankan gurunya, iapun belum
dapat menemukan musuh gurunya yang ke dua,
yaitu Can Hong San yang membunuh suheng dari
subonya yang bernama Can Siok. Sebetulnya ia
merasa malu untuk bertemu subonya.
Pertama ia belum dapat menemukan Can Hong
San, pembunuh ayahnya sendiri, yaitu Can Siok
suheng subonya. Ke dua, ia gagal untuk membunuh Pangeran Cian Bu Ong, bahkan
kehilangan sebelah tangannya dalam usahanya itu.
Akan te tapi bagaimanapun ju ga, kalau ia sudah
dapat berte mu ibunya, ia harus melapor kepada
subonya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
-ooo0dw0ooo- Berita tentang rumah pelesir Ang-hwa di kota Ji-
goan itu segera te rsiar dengan cepat luas. Dalam
berita itu dikabarkan bahwa rumah pelesir itu
diserbu seorang gadis cantik yang bertangan
buntung, namun lihai bukan main dan bahwa
rumah pelesir itu dibubarkan dan semua gadis nya
dipulangkan oleh pendekar wanita itu. Berita ini
te ntu saja menggemparkan, karena belum pernah
te rjadi seorang pendekar wanita mencampuri
urusan rumah pelesir dan membebaskan para
pelacur! Berita itu tersiar cepat dan luas sampai ke
kota Lok-yang. Sejak te rsiarnya berita itu, rumah-
rumah pelesir di berbagai kota yang berdekatan
te rutama di Lok-yang di mana te rdapat banyak
rumah pelesir, menambah jumlah tukang pukul
mereka untuk menjaga kemungkinan kalau kalau
te mpat merekapun akan diserbu oleh pendekar
wanita tangan buntung itu. Tidak ada yang tahu
siapa nama pendekar wanita itu, karena berita itu
hanya mengabarkan bahwa pendekar ini buntung
tangan kirinya. Sepasang suami isteri yang bermalam di sebuah
hotel di kota Lok-yang, mendengar pula akan berta
itu. Mereka merasa te rtarik dan pada sore itu
mereka bercakap-cakap di kamar mereka, membicarakan berita yang cukup menggemparkan
itu. "Sungguh aneh sekali berita itu, kita harus
menyelidikinya!" berulang-ulang sang suami berkata kepada is terinya, sambil mondar-mandir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggendong kedua tangan di belakang pinggulnya. Isterinya mengikuti gerakan dan langkah suaminya dengan pandang matanya, lalu te rsenyum geli dan bertanya, "Sejak mendengar
berita itu, engkau nampak gelisah dan selalu
memikirkannya. Apa sih yang aneh dengan berita
itu?" Suami itu tinggi besar dan gagah, brewokan
namun rapi, usianya enampuluh tahun lebih akan
tetapi masih nampak kokoh dan gagah. Dia bukan
lain adalah Lie Koan Tek, pendekar Siauw-lim-pay
bersama isterinya, yaitu Coa Liu Hwa yang kini
telah berusia empatpuluh enam tahun, namun
masih tetap cantik. Mereka berdua memang sedang
berada di Lok-yang setelah menemui Lai Kun dan
mendengar bahwa ketika Lai Kun mengantarkan
anak Coa Liu Hwa, yaitu Kam Cin, ke rumah
Huang-ho Sin liong Si Han Beng, di dalam
perjalanan dekat Lok-yang, anak itu hilang,
mungkin terbawa para perampo k.
"Apakah engkau tidak merasa aneh" Mana
pernah ada seorang pendekar wanita menyerbu


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rumah pelesir dan membebaskan para pelacur"
Seolah ia tidak mempunyai pekerjaan lain saja.
Bias anya, mendekati rumah begituan saja merupakan pantang bagi seorang pendekar wanita
yang menjaga nama baiknya. Pula, kabarnya
pendekar wanita yang buntung tangan kirinya itu
lihai sekali, kabarnya malah ia telah mengalahkan
Bi Tok Siocia yang tadinya menguasai rumah
pelacuran itu. Ini menarik sekali!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa sih Bi Tok Siocia itu?" tanya Coa Liu Hwa.
"Seorang tokoh sesat yang belum lama muncul.
Akan te tapi kabarnya ia adalah pute ra atau murid
dari datuk besar di Liong-san, yaitu Ouw Kok
Sian." "Aihh, sama sekali tidak ada hubungannya
dengan kita," kata wanita itu. "Nanti dulu, jangan
te rgesa mengatakan tidak ada hubungann ya. Aku
yakin bahwa kalau sampai ada seorang pendekar
wanita yang demikian lihai mengamuk di rumah
pelesir, hal itu tentu berarti bahwa ia mempunyai
urusan dengan tempat itu, berarti ia marah dan
membenci te mpat itu. Kemudian, kita teringat
bahwa anakmu hilang di sekitar daerah ini. Nah,
bukankah menarik sekali untuk menyelidiki siapa
pendekar wanita itu?"
Coa Liu Hwa terbelalak dan suaranya gemetar
ketika ia bertanya, "Kau pikir ia itu Cin Cin... ?"
Suaminya menggeleng kepala. "Aku tidak menduga sejauh itu. akan tetapi setidaknya,
peristiwa itu menarik sekali dan siapa tahu
pendekar wanita itu mempunyai hubungan atau
mengetahui dimana adanya anakmu yang hilang."
"Kalau begitu, mari kita cari ia sekarang juga!"
Mendengar ini, Lie Koan Tek te rsenyum, dan
diam-diam ia merasa kasihan kepada isterinya
yang te lah kehilangan pute rinya dan amat
merindukannya. "Sekarang sudah malam, ke mana
kita akan mencarinya" Besok saja pagi-pagi kita
berangkat melakukan penyelidikan. Kurasa, tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
begitu sukar untuk mencari seorang gadis cantik
yang tangan kirinya buntung."
Coa Liu Hwa menyetujui, akan tetapi malam itu
ia gelisah tak dapat tidur karena memikirkan
pute rinya. Apalagi ketika ia membayangkan betapa
pute rinya itu kini buntung tangan kirinya!
Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali suami
isteri ini sudah meninggalkan rumah penginapan.
Mereka hendak pergi ke kota Ji-goan di mana
te rjadi peristiwa di rumah pelesir Ang-hwa seperti
yang mereka dengar beritanya itu dan hendak
memulai pencarian mereka dari sana. Pagi itu
suasana di jalan raya masih sunyi, dan ketika
mereka berjalan sampai di pintu gerbang, hanya
ada beberapa orang berlalu-lalang melalui pintu
gerbang sebelah selatan. Tiba-tiba Lie Koan Tek merasa betapa tangannya
dipegang is terinya dan jari tangan isterinya
mencengkeram tangannya kuat-kuat. Hampir dia
berte riak kaget, akan tetapi ketika dia memandang
isterinya, dia melihat Lui Hwa te rbelalak memandang ke depan. Dia cepat ikut pula
memandang dan te rnyata yang menarik perhatian
isterinya adalah seorang gadis yang berjalan
perlahan memasuki pintu gerbang itu. Seorang
gadis yang cantik manis, akan te tapi yang pada
hari yang sunyi itu berjalan seorang diri dengan
langkah perlahan dan muka ditundukkan tanpa
memperdulikan keadaan sekeliling, seolah ia
sedang te nggelam dalam lamunan. Memang sejak
ia kehilangan tangannya yang dibuntungi Thian Ki,
walaupun ia te lah dapat mengatasi kedukaannya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
namun Cin Cin yang tadinya tidak pernah
melamun dan yang selalu berwatak riang je naka
dan lincah itu, kini seringkali termenung seorang
diri. I a tadinya merasa amat benci dan mendendam
kepada Thian Ki. Yang teringat hanya bahwa
pemuda itu telah membuntungi tangan kirinya.
Akan te tapi kemudian, setelah panasnya hati yang
mengeruhkan pikirannya mereda dan ia mempertimbangkannya, iapun menyadari bahwa
Thian Ki bukan sengaja membuntungi tangan
kirinya, melainkan te rpaksa melakukan hal itu
untuk menyelamatkan nyawanya. Thian Ki adalah
seorang tok-tong (anak beracun)! Tubuhnya beracun, sehingga siapapun yang menyerangnya,
akan menyerang tubuh yang beracun dan menjadi
keracunan. Ketika tangan kirinya mencengkeram
pundak Thian Ki, hawa beracun memasuki
tangannya dan agaknya racun itu sedemikian
jahatnya sehingga tidak mungkin dapat dilenyapkan dari tangannya. Kalau Thian Ki tidak
cepat membuntungi tangan kirinya, racun itu akan
menjalar naik dan kalau sampai ke jantungnya,
iapun pasti akan tewas. Masih terbayang wajah
Thian Ki yang pucat dan matanya yang penuh
kedukaan setelah membuntungi tangan kirinya itu!
Anehnya, sejak itu, tak pernah ia mampu
melupakan Thian Ki! Mula-mula, wajah pemuda itu
selalu teringat olehnya dengan perasaan mengandung benci, namun lambat laun, kebencian
itu semakin berkurang oleh pengertian.
Suami is teri Lie Koan Tek dan Coa Liu Hwa
memandang kepada gadis itu penuh perhatian,
te rutama sekali Liu Hwa. Ketika mereka melihat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gadis itu berjalan sambil menundukkan muka
seperti sedang tenggelam dalam renungan, tangan
kirinya dimasukkan dalam saku jubahnya, mereka
hampir yakin bahwa inilah gadis pendekar yang
mereka cari itu. Kalau bukan gadis pendekar
tangan kiri buntung, mengapa gadis itu menyembunyikan tangan kirinya ke dalam saku
jubahnya" "Bagaimana" Apakah wajahnya.......!?" Tanya Lie
Koan Tek berbisik. Isterinya menggeleng kepala ragu. "Entahlah,
sudah enambelas tahun aku tidak berte mu
dengannya. Bagaimana aku dapat mengenalnya"
Ketika itu, usianya baru lima tahun....... "
Melihat kesedihan membayang pada wajah
isterinya, Lie Koan Tek lalu memegang tangan
isterinya dan berkata, "Mari kita bayangi gadis itu!"
Isterinya hanya mengangguk dan merekapun
memasuki kembali kota Lok-yang, diam-diam
membayangi gadis itu dengan hati penuh keraguan. Sebetulnya, setelah apa yang ia lakukan di kota
Ji-goan, hati Cin Cin sedikit banyak merasa puas.
Bukan saja ia telah memberi hukuman kepada Cia
Ma seperti yang telah ia inginkan, bahkan yang
le bih memuaskan hatinya, ia dapat membebaskan
banyak gadis dusun sebelum te rlambat, dapat
menghajar para tukang pukul, dan terutamasekali,
ia dapat menyadarkan kembali Cia Ma sehingga
nenek itu bertobat dan akan mene bus dosa dengan
mengubah jalan hidupnya. Biarpun Cia Ma pernah
menahannya dan bahkan pernah memukulinya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan te tapi harus ia akui bahwa Cia Ma juga
pernah bersikap lembut dan ramah kepadanya. Ia
diberi pakaian indah, ia dipaksa untuk belajar
kesenian, menari dan bernyanyi, sungguhpun
semua itu diberikan kepadanya, agar harganya
naik di mata calon pembelinya!
Urusannya dengan Cia Ma yang selama ia
belajar ilmu, menjadi satu di antara dendamnya,
telah beres. Kini tinggal mencari ibunya, baru
setelah itu, ia akan mencari Coa Hong San untuk
melaksanakan perintah subonya, atau kembali
kepadanya untuk melaporkan tentang kegagalannya membunuh Pangeran Cian Bu Ong.
Ia telah melakukan perjalanan semalam suntuk
dari Ji-goan menuju ke Lok-yang. Kini ia merasa
lelah dan juga perutnya te rasa lapar. Ketika ia
memasuki kota Lok-yang yang masih sepi, tiba?tiba hidungnya dis ambar bau sedap masakan.
Ia menoleh dan melihat sebuah rumah makan kecil
di te pi jalan. Agaknya dari sanalah datangnya uap
yang sedap tadi. Rasa laparnya semakin menggila
ketika sedap masakan menyerang hidungnya dan
iapun segera menghampiri rumah makan itu.
Pelayan tunggal di rumah makan itu menghampiri ketika Cin Cin duduk di bangku
menghadapi meja. "Nona hendak makan apakah?"
tanyanya sambil membersihkan meja itu dengan
kain yang selalu disampirkan di pundaknya.
Sikapnya sederhana dan sopan, maka hati Cin Cin
juga merasa senang. Seringkali ia harus mulai
menghadapi makanan di rumah makan dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hati jengkel karena sikap pelayannya yang genit
dan kurang ajar. "Aku ingin makan bubur ayam dan minum
panas yang tidak terlalu pahit," katanya.
Pelayan itu mengangguk dan memesankan
makanan itu kepada tukang masak, kemudian dia
bergegas menyambut tamu lain yang duduk di
sebelah luar, yaitu Lie Koan Tek dan Coa Liu Hwa.
Karena memang bubur ayam di Lo-yang te rkenal
le zat, suami isteri itupun memesan bubur ayam
dan air the. Cin Cin yang bersikap acuh te rhadap sekelilingnya, tidak tahu bahwa sejak memasuki
kota Lok-yang, suami is teri itu selalu membayanginya, bahkan kini duduk tak jauh
darinya, di sebelah luar sedangkan ia duduk di
sebelah dalam rumah makan itu.
Ketika pelayan menghidangkan pesanannya, Cin


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bertanya. "Apakah kalian menyewakan kamar di
sini?" Pada waktu itu, biasanya rumah makan juga
menyewakan kamar-kamar, semacam losmen kecil.
"Ah, kebetulan sekali, masih ada kamar kosong di
loteng, nona." "Bagus, suruh bersihkan sebuah kamar di loteng
untukku. Aku akan tinggal di sini beberapa hari,"
katanya sambil mulai makan bubur ayam yang
masih mengepul panas. Lie Koan Tek dan is terinya mendengar gadis itu
memesan kamar, dan merekapun mulai makan
bubur ayam. Mereka melihat pelayan tadi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghampiri si gadis dan mengatakan bahwa
kamar telah siap, yaitu kamar nomor dua di loteng.
Lie Koan Tek dan is terinya kini merasa yakin
bahwa gadis itulah yang membuat geger di kota Ji-
goan. Kini, setelah mulai makan, Cin Cin
mengeluarkan lengan kirinya yang buntung sehingga semua orang dapat melihat bahwa lengan
kirinya buntung dan ujung le ngan itu dibalut kain
putih bersih. Dan agaknya bukan hanya Lie Koan
Tek dan isterinya yang melihat kenyataan itu.
Beberapa orang yang sedang sarapan di rumah
makan saling berbisik. N amun gadis itu acuh saja
dan melanjutkan sarapannya.
Coa Liu Hwa mengamati gadis itu. Mulut dan
matanya seperti Cin Cin, pikirnya. Akan tetapi Cin
Cin tidak buntung le ngannya, dan kalau gadis itu
pute rinya, maka te lah terjadi perubahan yang luar
biasa. Hatinya perih rasanya ketika melihat betapa
gadis itu menggunakan sendok menyuapi mulut
sendiri dengan tangan kanan, sedangkan tangan
kirinya kini disembunyikan di bawah meja.
Empat orang laki-laki yang baru saja memasuki
rumah makan itu dan kebetulan melihat Cin Cin
mengeluarkan lengan buntungnya, nampak te rkejut. Mereka adalah Lok-yang Su-liong (Empat
Naga dari Lok-yang), yaitu empat orang saudara
jagoan yang boleh dibilang menguasai daerah Lok-
yang, menjadi orang yang dianggap kepala di
antara semua golongan hitam. Seluruh tempat
maksiat, rumah pelesir, rumah judi, bahkan
perusahaan keamanan di kota itu selalu memberi
upeti kepadanya, akan tetapi, semenjak munculnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bi Tok Sio cia, kekuasaan mereka tertekan dan
mereka berempat juga ditundukkan oleh iblis
betina itu sehingga mereka menjadi pembantu-
pembantu Bi Tok Sio cia. Kini, mendengar bahwa
Bi Tok Siocia dikalahkan seorang pendekar dan
melarikan diri, empat orang jagoan ini merasa
mendapatkan kekuasaan mereka kembali dan pagi
hari itu, mereka memulai dengan pesta merayakan
kembalinya kekuasaan mereka itu dengan sarapan
pagi di rumah makan. Ketika mereka duduk, kebetulan hidangan
untuk Cin Cin dikeluarkan pelayan dan gadis itu
te rpaksa mengeluarkan le ngan kirinya yang buntung dan yang tadinya ia sembunyikan saja di
saku jubahnya. Dapat dibayangkan betapa kaget
rasa hati empat orang jagoan itu Baru semalam
mereka mendengar bahwa Bi Tok Siocia dipaksa
melarikan diri oleh seorang gadis pendekar yang
buntung le ngan kirinya, kini di rumah makan itu,
mereka melihat seorang gadis yang lengan kirinya
buntung sedang makan bubur ayam!
Timbul perasaan khawatir di hati empat orang
jagoan itu. Jangan-jangan gadis itu seperti juga Bi
Tok Siocia, hendak menguasai semua rumah
pelesir dan rumah perjudian! Jangan-jangan
mereka berempat kembali hanya akan menjadi
pembantu saja. Melihat betapa gadis itu sederhana
saja seorang diri, bertangan sebelah buntung, tidak
mempunyai banyak anak buah seperti halnya Bi
Tok Siocia, maka empat orang itu memandang
rendah dan sengaja hendak mencari gara-gara agar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gadis itu merasa takut dan segera pergi dari kota
Lok-yang, tidak lagi merupakan ancaman baginya.
"Heii, twako, kabarnya ada gadis berle ngan
buntung yang hendak menjagoi di daerah kita.
Benarkah itu?" tanya seorang di antara mereka
pada orang pertama dari Lok-yang Su-liong, yaitu
seorang berusia limapuluhan tahun yang bertubuh
jangkung kurus seperti pemadatan. Dua orang
rekannya mengeluarkan suara tawa dari hidung
secara mengejek dan mereka semua melirik ke
arah Cin Cin yang masih makan bubur dengan
te nangnya. "Kabarnya ia seorang pendekar!" kata orang ke
dua. "Kalau ia benar pendekar, sebaiknya jangan
te rlalu lama berada di sini."
"Belum te ntu pendekar. Siapa tahu kalau ia
hanya seorang tokoh lain yang ingin merajai di
rumah ini," kata pula orang ke tiga. Kini si
jangkung mengeluarkan suara dan suaranya
memang serasi dengan tubuhnya yang jangkung
kurus. Suaranya kecil seperti suara wanita.
"Hemm, kalau ia ingin menjagoi, berarti ia belum
mendengar nama Lok-yang Su-liong! Kalau ia
cerdik, sebaiknya ia tidak mencampuri urusan
dunia kang-ouw di sini, karena ia te ntu akan
berhadapan dengan kita dan dengan banyak
saudara kita yang lain."
Lie Koan Tek dan Coa Liu Hwa saling pandang,
mereka berdua maklum benar bahwa empat orang
jagoan itu sedang mencari gara-gara terhadap
gadis le ngan buntung yang masih makan dengan
sikap tenang dan santai itu. Mereka mengambil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keputusan untuk menjadi penonton saja karena
mungkin dalam percakapan antara gadis itu dan
empat orang berandal ini akan terungkap siapa
adanya gadis itu, benar ia Cin Cin seperti yang
mereka duga ataukah bukan. Mereka pura-pura
tidak melihat dan melanjutkan makan bubur, akan
tetapi diam-diam menaruh perhatian terhadap
gadis itu. Tentu saja Cin Cin maklum bahwa dirinya yang
dimaksud dalam percakapan orang itu, akan te tapi
ia tidak mau mencari perkara, ia ingat akan pesan
subonya bahwa ia tidak boleh mencari perkara dan
membuat permusuhan. Ia tidak mengenal mereka
dan ia dapat menduga bahwa mungkin mereka
adalah pimpinan penjahat di kota Lok-yang ini
yang sudah mendengar akan sepak-terjangnya di
rumah pelesir Ang-hwa di kota Ji-goan. Ia tidak
perduli karena andaikata ia tidak ada hubungan
dengan Cia Ma atau andaikata ia tidak melihat
delapan orang gadis dusun dalam kereta, iapun
tidak akan usil mencari perkara dengan rumah
pelesir itu Iapun mengambil keputusan untuk diam
saja tidak menanggapi mereka, asalkan mereka
tidak mengganggunya, baik dengan omongan
maupun dengan perbuatan. Akan tetapi, Lok-yang Su-liong adalah tokoh-
tokoh sesat, maka seperti para tokoh sesat lainnya,
watak mereka sombong. Mereka sudah te rbiasa
memaksakan kehendak dengan kekerasan, dan
apabila orang tidak melawan mereka, mereka
anggap bahwa orang itu takut terhadap mereka!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini, melihat betapa gadis lengan buntung itu
diam saja, melirikpun tidak, mereka mempunyai
dua macam dugaan. Pertama, gadis itu bukan
pendekar wanita yang telah mengusir Bi Tok
Siocia, dan ke dua, kalau benar ia pendekar wanita
itu, tentu merasa jerih untuk berlagak di kota Lok-
yang dan takut terhadap mereka!
Sementara itu, Lie Koan Tek dan Coa Liu Hwa
diam-diam merasa mendongkol sekali melihat
sikap empat orang itu. Mereka belum yakin bahwa
gadis itu adalah orang yang mereka cari, akan
tetapi melihat gadis itu diam saja dan empat orang
itu mengeluarkan ejekan-ejekan, tentu s aja mereka
berpihak kepada si gadis le ngan buntung. Bahkan
Liu Hwa merasa amat penasaran. Gadis itu tadi
menunduk saja, seperti tenggelam dalam lamunan
penuh duka, maka tidak pernah memperhatikan
keadaan sekelilingnya. Tentu gadis itu belum
melihatnya. Kalau gadis itu memang benar
anaknya, te ntu akan mengenalnya. Bagai seorang
wanita yang sudah menjadi ibu seperti dirinya,
waktu enambelas tahun tidak akan mendatangkan
banyak perubahan, berbeda dengan perbedaan
antara seorang kanak-kanak berusia lima tahun
yang kini menjadi seorang gadis berusia dua puluh
satu tahun! Ia tentu tidak banyak berubah dan Cin
Cin pasti akan mengenalnya.
"Eh, twako! Jangan-jangan pendekar wanita
buntung itu juga gagu atau tuli, ha-ha-ha!" seorang
di antara empat jagoan itu mengeluarkan ucapan
yang nyaring dan penuh ejekan, jelas ditujukan
kepada gadis buntung itu karena mereka berempat
memandang ke arah gadis itu sambil tertawa-tawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Andaikata gadis itu bukan pute rinya sekalipun,
sikap empat orang ini cukup membuat hati Coa Liu
Hwa menjadi panas dan marah. Sebelum dicegah
suaminya yang ia tahu amat sabar dan tenang,
dari te mpat duduknya iapun berkata dengan nada
suara lantang. "Bubur ayam di rumah makan ini enak dan air
te hnya juga sedap, hanya sayang sekali ada empat
ekor lalat besar yang bau busuk dan suaranya
memualkan perutku! Dan ada empat ekor cacing
mengaku naga, sungguh menje mukan sekali!" Lie
Koan Tek terkejut akan tetapi tidak mampu
mencegah isterinya yang sudah bicara dengan
suara dan nada keras itu. Juga Cin Cin terkejut,
bukan saja oleh kata-kata itu, melainkan terutama
sekali ole h suara itu. Ia masih mengenal suara itu
dan iapun melirik. Hampir saja ia melonjak dari
te mpat duduknya ketika ia mengerling dan melihat
wanita yang duduk di luar itu. Akan tetapi, melihat
wanita itu duduk dengan seorang pria berusia
enampuluhan tahun yang tinggi bes ar berewok dan
amat gagah perkasa, iapun menahan diri dan pura-
pura tidak mengenal. Ibunya! Jelas ia tidak ragu lagi. Wanita itu
adalah ibunya dan pria yang duduk di sebelahnya
itu siapa lagi kalau bukan pendekar Siauw-lim-pai
yang bernama Lie Koan Tek, yang kini menjadi
suami ibunya.! Perasaan haru dan gembira dalam
hati Cin Cin segera tertutup oleh rasa sesal dan
cemburu. Semenjak dusun Ta-bun-cung di mana
perkumpulan He k- houw-pang diserbu penjahat
sehingga ayahnya, Kam Seng Hin, ketua Hek-
houw-pang te was, ibunya entah pergi ke mana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian, ia sendiri menderita kehidupan yang
amat pahit dan hampir saja celaka di tangan Cia
Ma! Kalau tidak bertemu dengan Tung-hai Mo-li,
mungkin ia kini telah dipaksa menjadi pelacur! Ia
hidup menderita, dan ibunya! Ibunya yang
kematian suami itu bahkan telah menggandeng
seorang pria baru, suami baru! Ia menderita
sengsara dan ibunya malah bersenang-senang.
Kemarahan ini yang membuat Cin Cin diam saja,
pura-pura tidak mengenal ibunya sendiri. Padahal
sebelum pertemuan ini, ia amat merindukan
ibunya. Empat orang jagoan itu serentak bangkit dari
te mpat duduk mereka dan memutar tubuh
memandang ke arah wanita yang berani mengeluarkan kata-kata seperti itu terhadap
mereka. Dan mereka melihat wanita yang setengah
tua, sudah mendekati limapuluh tahun namun


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masih cantik dan gagah, duduk memandang
kepada mereka dengan senyum mengejek, sedangkan di dekat wanita itu duduk seorang laki-
laki gagah perkasa yang na mpak tenang dan masih
makan bubur ayamnya. Sebaliknya, wanita itu
memandang kepada mereka dengan bibir te rsenyum mengejek mata menantang!
Coa Liu Hwa merasa kecewa sekali karena tadi ia
memperhatikan ke arah gadis buntung dan melihat
betapa gadis itu mengerling kepadanya. Akan
tetapi, gadis itu te nang saja dan agaknya sama
sekali tidak mengenalnya! Kalau begitu, gadis
bukan Cin Cin, bukan puterinya! I ngin ia menangis
rasanya, begitu kecewa dan penasaran. Maka rasa
penas aran ini ia tumpahkan kepada empat orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu, tidak perduli betapa suaminya mencegahnya
dengan pandang mata. "Heii, kalian empat orang sialan! Mau apa
engkau melotot dan memandang kepadaku"
Apakah kalian menantang?"
Tentu saja Lie Koan Tek te rkejut bukan main.
Bias anya, is terinya agak pendiam dan tidak suka
mencari perkara. Dia dapat menduga tentu
isterinya bersikap seperti itu untuk memancing
perhatian gadis buntung itu. Diapun melihat
betapa gadis itu bersikap acuh saja. Padahal kalau
benar gadis itu pute ri isterinya, te ntu kini telah
mengenal ibu kandungnya. Si jangkung kurus yang menjadi orang pertama
dari Lok-yang Su-Liong, tak dapat menahan
kemarahannya yang berkobar sejak pertama kali
Liu Hwa bicara tadi. "Heii, nyonya! Apakah engkau menghina kami
Lok-yang Sui-liong" Siapakah engkau berani
bersikap begini kurang ajar kepada kami?"
Liu Hwa juga bangkit berdiri dan bertolak
pinggang, sikap yang sungguh aneh dan asing bagi
Lie Koan Tek, akan tetapi diapun dapat menduga
bahwa perubahan sikap isterinya ini semata-mata
ingin menarik perhatian gadis itu.
"Hemm, kalian berjuluk demikian besar, Empat
ekor Naga Lok-yang, akan te tapi sikap kalian
menghina orang seperti cacing-cacing tanah saja!
Seolah-olah di dunia ini tidak ada orang berani
kepada kalian. Aku seorang murid He k-houw-pang
sama sekali tidak takut!" Biarpun ia bicara kepada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
empat orang itu, ketika mengatakan bahwa ia
murid He k-houw-pang, ia melirik ke arah gadis
buntung itu, akan te tapi gadis itupun masih tetap
duduk dengan tenang. "Perempuan sombong!" Seorang di antara Lok-
yang Su-liong membentak. Dia berusia empatpuluh
tahun, bertubuh pendek gendut dan merupakan
orang te rmuda di antara mereka, juga wataknya
mata keranjang. "Kalau saja engkau duapuluh
tahun lebih muda, te ntu akan kuhukum dengan
menemaniku selama beberapa malam, ha-ha-ha!"
Tiga orang kawann ya juga tertawa-tawa.
Kini Lie Koan Tek bangkit berdiri dan memandang ke arah empat orang itu. "Sudah lama
aku mendengar nama Lok-yang Su-liong sebagai
penjahat-penjahat kecil di kota Lok-yang yang suka
berbuat jahat. Kiranya, kalian selain jahat juga
pengecut dan beraninya hanya menghina wanita-
wanita saja, walaupun isteriku ini kalau kubiarkan
te ntu akan dapat membunuh kalian dengan
mudahnya!" Empat orang itu kini meninggalkan meja mereka
dan dengan sikap mengancam mereka menghampiri suami is teri itu. Si tinggi kurus
menudingkan te lunjuknya kepada Liu Hwa dan
menghardik kepada Lie Koan Tek, "Isterimu ini
yang le bih dahulu menghina kami! Tidak tahukah
kalian bahwa kami Lok-yang Sui-liong adalah
pimpinan semua tokoh kangouw di daerah ini"
Isterimu yang bersikap tidak patut!"
"Kalian sendiri menghina seorang gadis dan
masih berani menuduh aku yang menghina
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang?" bentak Liu Hwa penuh semangat. Kini ia
melihat betapa gadis buntung itu memutar tubuh
memperhatikan mereka, akan tetapi ketika pandang matanya berte mu dengan pandang mata
gadis yang disangka pute rinya itu, gadis itu
mengalihkan pandang matanya.!
"Kalau isteriku telah bersikap kasar, harap
dimaafkan, akan te tapi kami harap agar su-wi
berempat juga tidak mengganggu orang lain lagi."
"Hemm, lagakmu seperti seorang pendekar!
Siapa sih engkau?" bentak si tinggi kurus kepada
Lie Koan Tek. "Sejak dahulu sampai sekarang namaku Lie
Koan Tek. Aku bukan pendekar, akan te tapi kalau
ada orang bertindak sewenang-wenang, sudah
menjadi kewajibanku untuk mene ntangnya."
Pada saat itu pemilik rumah makan datang
te rgopoh-gopoh dan memberi hormat kepada empat
orang itu dengan tubuh dite kuk hampir patah.
"Cuwi-eng-hiong (Orang gagah sekalian) mohon
ampun dan tidak berkelahi di sini, agar tempat
kami tidak menjadi rusak dan porak-poranda."
Si tinggi kurus mendengus. Baginya ju ga tidak
enak berkelahi di situ, karena penuh dengan meja
kursi, membuat dia dan tiga orang saudaranya
tidak leluasa bergerak. "Huh, jangan khawatir.
Sediakan saja masakan is timewa untuk kami
berempat pesta nanti setelah kami memberi
hajaran kepada orang ini." Kemudian dia menghadapi Lie Koan Tek lagi dan berkata,
"Namamu Lie Koan Tek" Pernah aku mendengar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nama Lie Koan Tek tokoh Siauw-lim-pai. Engkaukah orangnya?"
"Aku memang murid Siauw-lim-pai bernama Lie
Koan Tek," kata pendekar itu dengan sikap tenang.
"Bagus! Sudah lama ju ga kami mendengar nama
Lie Koan Tek sebagai seorang yang gatal tangan
dan suka usil mencampuri urusan orang lain. Mari
kita keluar kalau memang engkau berani melawan
kami!" tantang si tinggi kurus dengan cerdik
karena dia sengaja menantang dengan sebutan
kami, berarti mereka berempat yang menantang,
bukan dia seorang. Empat orang itu hendak
melangkah keluar, akan te tapi pada saat itu
te rdengar bentakan halus.
"Siapa di antara empat Lok-yang Su-liong yang
tadi menyebut-nyebut tentang tangan buntung?"
Yang bicara itu adalah Cin Cin dan semua orang
menengok dan memandang kepadanya. Gadis itu
masih duduk dan memegang sepasang sumpit
bambunya, agaknya sudah selesai makan dan tadi
menggunakan sepasang sumpit di tangan kanan
untuk makan kacang. "Aku yang mengatakan!" kata orang muda yang
perutnya gendut. "Aku juga. Habis kau mau apa?" kata pula orang
ke tiga yang matanya sipit hampir terpejam.
"Mulutmu busuk!" bentak gadis itu dan sekali
tangan kanannya bergerak, sepasang sumpit itu
meluncur bagaikan anak panah. De mikian cepatnya luncuran sumpit itu sehingga biarpun
kedua orang itu berusaha mengelak, tetap saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masing-masing jadi korban sumpit yang menembus dari pipi sebelah ke pipi yang lain!
Sumpit itu seperti ditusukkan dari pipi, menembus
rongga mulut dan keluar dari pipi yang lain! Tentu
saja kedua orang itu terkejut, kesakitan dan
mengeluarkan suara aneh karena mereka tidak
mampu menggerakkan mulut yang sudah ditusuk
sumpit. Hendak dicabut, takut kalau te rlalu nyeri,
didiamkan saja juga sakit.!
Orang pertama yang tinggi kurus cepat maju dan
dua kali tangannya bergerak, dia sudah mencabut
sepasang sumpit itu dari pipi dua orang adik
seperguruannya. Dua orang yang te rluka itu
menggunakan kedua tangan menutupi pipi yang
berlubang dan mengucurkan darah.
Si tinggi kurus dan orang ke dua yang pipinya
te rdapat tanda luka codet, sudah mencabut pedang
masing-masing. Akan tetapi sebelum mereka
meloncat untuk menyerang gadis buntung itu, Lie
Koan Tek dan is terinya sudah mencabut senjata
mereka pula. Lie Koan Tek melolos rantai baja yang dijadikan
sabuk, sedangkan isterinya mencabut pedang.
Melihat sepasang suami iste ri itu menghadang di
depan mereka, si tinggi kurus dan si codet maju
menyerang. Lie Koan Tek dan Coa Liu Hwa
menyambut dengan senjata mereka dan terjadilah
perkelahian di ruangan makan itu. Namun,
te rnyata dua orang jagoan itu sama sekali bukan
lawan Lie Koan Tek dan Coa Liu Hwa yang
semenjak menjadi isteri pendekar Siauw-lim-pai itu
telah mendapatkan kemajuan pesat dalam ilmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
silat. Belum juga sepuluh jurus, rantai baja di
tangan Lie Koan Tek telah merobohkan lawan,
dengan tulang kaki patah dan tak mampu bangkit
kembali. Beberapa jurus kemudian, isterinya juga
dapat membuat lawan te rpelanting dengan luka
bacokan pada pundak kirinya.
Empat orang Lok- yang Su-liong itu tanpa banyak
cakap lagi lalu melarikan diri, keluar dari rumah
makan sambil terhuyung dan saling bantu,
te rutama sekali si tinggi kurus yang patah tulang
kakinya, te rpaksa harus diseret dan te rpincang-
pincang. Lie Koan Tek menghampiri pemilik rumah
makan. "Berapa kerugianmu akibat perkelahian
tadi , akan kuganti."
"Tidak perlu.......tidak usah, taihiap. Akan tetapi
kami khawatir sekali karena Lok-yang Su-liong itu
mempunyai kawan yang banyak ju mlahnya. Bagaimana kalau mereka datang membalas dendam?" "Jangan takut. Kami akan melindungimu."
"Sobat, tahukah engkau di mana nona yang tadi
duduk makan di sana?" tiba-tiba Liu Hwa bertanya
kepada pengurus rumah makan itu karena tidak


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat lagi adanya gadis yang disangka pute rinya
itu. "Nona itu....." Ia tentu kembali ke kamarnya
karena ia tadi memesan kamar di loteng untuk
bermalam." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kamipun akan bermalam di sini," kata Koan Tek
cepat. "Nomor berapa kamar nona tadi" Kami ingin
bicara dengannya." "Kamar nomor dua di lote ng, taihiap." Pengurus
itu lalu mempersilakan suami isteri yang amat
dihormatinya karena telah berhasil mengusir Lok-
yang Su-liong yang ditakuti, untuk naik ke loteng
dan mereka mendapatkan sebuah kamar te rbesar
di loteng itu, yaitu kamar nomor lima, terpis ah tiga
kamar dari kamar nomor dua yang dihuni ole h Cin
Cin. Memang benar perkiraan pengurus rumah
makan tadi. Ketika suami isteri itu menyambut
serangan penjahat itu, Cin Cin maklum bahwa
mereka tidak merlukan bantuan, maka diam-diam
ia menyelinap dan meninggalkan ruangan itu, naik
ke loteng dan masuk ke dalam kamarnya. Di
kamarnya, ia duduk te rmenung di te pi pembaringan, kedua matanya basah namun ia
menahan tangisnya. Ia merasa dadanya sesak dan
juga panas sekali. Tidak salah lagi. Wanita itu
adalah ibunya, ibu kandungnya yang selama
belasan tahun ini dirindukannya, yang seringkali
membuat ia menangis seorang diri s ambil memeluk
guling. Akan te tapi, kalau tadinya ia membayangkan perte muan yang mengharukan dan
membahagiakan dengan ibunya, sama-sama menangis dan mengenang ayahnya, kini ibunya
muncul bersama seorang pria yang sama sekali
asing baginya, akan tetapi yang telah menjadi
pengganti ayahnya! Cin Cin menangis tanpa suara.
Terjadi pergolakan hebat di dadanya, antara
sayang dan benci, antara rindu dan kecewa, antara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keinginan kuat untuk merangkul ibunya dan
menjauhkan diri dari ibunya!
Hanya satu hal yang membuat hatinya agak
te rhibur. Ibunya nampak sehat dan gembira, juga
nampak cantik seperti dahulu. Dan ibunya juga
bersikap sebagai seorang pendekar wanita yang
berani menentang kejahatan. Demikian pula suami
ibunya, atau ayah tirinya, ternyata memperlihatkan sikap seorang pendekar perkasa
yang terkenal sebagai tokoh Siauw-lim-pai.
Tidak, ia tidak akan menemui ibunya sebelum
perasaan yang tidak menentu berkecamuk di hati
nya. Selama hatinya masih te rasa kacau dan
penuh pertentangan, ia tidak akan memperlihatkan
diri kepada ibunya. Akan te tapi, setelah kini
berte mu, untuk meninggalkan ibunya ia tidak
sanggup. Maka, iapun mengambil keputusan
untuk pindah dari situ, untuk membayangi dan
mengikuti perjalanan ibu dan ayah tirinya itu
secara diam-diam, sampai tiba saatnya ia merasa
yakin untuk bertemu dengan ibunya.
De mikianlah, percuma saja suami iste ri isteri itu
mengamati kamar Cin Cin sampai sehari penuh,
Tidak pernah mereka melihat gadis itu keluar
kamar, bahkan sampai malampun mereka tidak
melihatnya. Mereka tidak berani mengganggu malam itu.
Bagaimanapun juga, kini sudah menipis dugaan
mereka bahwa gadis itu adalah Cin Cin. Gadis itu
memang lihai bukan main. Sepasang sumpit yang
disambitkan saja demikian tepat menembusi pipi
dua orang lawan. Akan te tapi, kalau gadis itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benar Cin Cin, sudah pasti ia akan mengenal
ibunya. Tidak, gadis itu pasti bukan Cin Cin dan
hal ini membuat hati Liu Hwa kecewa bukan main.
Akan te tapi ia dan suaminya masih mempunyai
harapan untuk berkenalan dengan gadis itu dan
siapa tahu gadis perkasa itu dapat memberi
petunjuk di mana adanya gadis yang mereka cari.
Baru pada keesokan harinya, pagi-pagi mereka
berani menghampiri kamar nomor dua dan
mengetuk pintunya. Tidak ada jawaban. Sampai
diperkuat ketukannya, te tap saja tidak ada
jawaban. Seorang pelayan menghampiri mereka
dan berkata, "Tidak ada gunan ya ji-wi (kalian)
mengetuk pintu itu. Biar digedor sampai bagaimanapun tidak akan ada yang membukanya
karena kamar itu kosong."
"Ehh" Kosong" Bukankah kemarin ditinggali
nona........" "Nona yang buntung tangan kirinya itu, toanio"
Memang benar, akan tetapi malam tadi ia
membuat perhitungan, membayar semua sewa
kamar dan harga makanan, lalu pergi dengan
cepat." Suami isteri itu terkejut. "Ke mana ia pergi?" Liu
Hwa bertanya akan tetapi pelayan itu menggeleng
kepala. Tentu saja suami isteri itu merasa menyesal
sekali mengapa tidak kemarin saja
mereka mengunjungi nona itu. Sekarang ia telah pergi dan
kemana mereka harus mencarinya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita ke kota Ji-goan saja, kita menyelidiki ke
sana, siapa tahu terdapat je jak anakmu disana."
Lie Koan Tek menghibur isterinya yang kelihatan
kecewa sekali. Setelah membayar semua perhitungan, suami
isteri itu bergegas meninggalkan kota Lok-yang dan
menuju ke sungai Huang-ho untuk menyeberang
ke kota Ji-goan yang te rletak di sebelah utara
Huang-ho. Akan te tapi, ketika mereka tiba di jalan dekat
hutan di lembah sungai Huang-ho, tiba-tiba
muncul seorang pemuda yang agaknya sengaja
menghadang di depan mereka.
"Harap ji-wi berhenti sebentar, aku ingin bicara,"
kata pemuda itu. Sikapnya cukup sopan akan
tetapi suaranya te rdengar dingin dan kaku seolah
menyembunyikan kemarahan. Suami isteri itu
memandang heran. Pemuda itu berusia sekitar
duapuluh dua tahun, tubuhnya tinggi te gap,
wajahnya tampan, matanya tajam mencorong dan
dagunya te bal, bibirnya mengandung senyuman
sinis dan telinganya agak kecil dan pakaiannya
sederhana namun bersih dan rapi.
"Orang muda, siapakah engkau dan ada keperluan apakah yang ingin kaubicarakan dengan
kami?" Lie Koan Tek bertanya. Pendekar ini cukup
berpengalaman dan dia dapat menduga bahwa
pemuda yang menghadang ini pasti bukan pemuda
sembarangan. "Bukankah paman yang bernama Lie Koan Tek,
pendekar Siauw-lim-pai?" tanya pemuda itu yang
bukan lain adalah The Siong Ki, murid Naga Sakti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sungai Kuning Si Han Beng! Seperti telah kita
ketahui, Siong Ki berkunjung ke pusat He k-houw-
pang dan di sana dia bahkan berte mu dengan Cin
Cin. Akan tetapi seperti juga Cin Cin, dia menolak
ketika hendak diangkat menjadi ketua Hek-houw-
pang. Dia meninggalkan He k-houw-pang untuk
melaksanakan tugas yang diberikan gurunya
kepadanya, yaitu mencari Bi Lan yang telah
menculik puteri suhunya. Suhu dan subonya memang sudah berpesan
kepadanya agar dia tidak sembarangan membalas
dendam kepada Lie Koan Tek, melainkan diharuskan melakukan penyelidikan lebih mendalam tentang kematian ayahnya. Diapun
tidak bermaksud membunuh Lie Koan Tek, akan
tetapi ingin bicara te ntang kematian ayahnya, dan
diapun teringat akan keterangan gurunya bahwa Bi
Lan adalah keponakan Lie Koan Tek, maka besar
kemungkinan pendekar Siauw-lim-pai ini dapat
Harpa Iblis Jari Sakti 15 Pahlawan Harapan Karya Tang Fei Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 31
^