Pencarian

Naga Pembunuh 14

Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara Bagian 14


hebat! "Terkutuk!" kakek itu tak terasa mengeluarkan umpatan.
"Kau inikah kiranya bocah keturunan Si Golok Maut, anak
muda. Bagus dan kebetulan sekali. Heh-heh, aku memang
mencarimu!" "Aku tahu," pemuda itu menjawab pendek. "Dan aku juga
mencarimu, Lam-ciat Aku ingin membunuhmu karena kau
telah mengganggu ibuku. Bersiaplah, kau akan mati!"
Kakek ini tertawa bergelak. Akhirnya dia menjadi marah
dan mengerahkan sinkangnya pula melawan pengaruh
pandang mata yang dingin dan menyeramkan itu. Kakek ini
sampai kaget karena tiba-tiba bulu kuduknya meremang,
seram dan terpengaruh oleh sikap dan pandang mata pemuda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu. Dan ketika ia tertawa dan mengerahkan kekuatannya
untuk mengusir pengaruh itu, tawa yang sudah dialiri tenaga
khikang maka pengikut Chu Kiang tiba-tiba roboh menjerit dan
menggelepar berteriak-teriak, tak kuat oleh suara tawa si
kakek yang menggetarkan pepohonan, daun-daun rontok
berhamburan. "Ha-ha, hebat dan luar biasa kau, bocah. Boleh dan hebat
juga seranganmu tadi. Tapi kau tak dapat membunuhku,
akulah yang akan merobohkan dan membunuhmu serta
orang-orangnya Chu Kiang itu. Lihat!" si kakek membentak
dan tertawa lebih keras, pohon berderak dan tiba-tiba roboh
dan berpelantinganlah para pengikut Chu Kiang oleh tawa
hebat yang dilakukan kakek ini. Lam-ciat mengguncang-
guncang tempat itu dengan tenaga saktinya yang keluar dari
perut, begitu hebat hingga tiba-tiba semua orang, berteriak
dengan telinga berdarah, roboh dan menggelepar-gelepar
dengaji lebih hebat lagi dan tiba-tiba mereka itu pingsan
Beberapa di antaranya pecah kendangannya. Tapi ketika
terdengar suara pekikan keras dan Giam Liong membuka
mulutnya, pemuda itu menindih suara tawa si kakek tiba-tiba
Lam-ciat berteriak karena ialah yang terpental dan terlempar
oleh pekikan dahsyat si pemuda.
"Aiihhhh....!" Tawa si kakek seketika terhenti. Lamciat seakan dipukul
palu godam dan kakek itu terkejut karena pekikan si pemuda
menyerang dadanya. Dia merasa berat dan tertindih, coba
bertahan namun tiba-tiba ialah yang terlempar, mencelat dari
tempat itu. Dan ketika suara tawa tak terdengar lagi
sementara pekikan bagai rajawali sakti itu juga lenyap, sekali
balas tiba-tiba Giam Liong telah membuat lawannya terlempar
di sana maka Lam-ciat mengeluh dan pucat bergulingan
bangun, wajah dan lengannya penuh debu.
"Keparat!" kakek itu melengking. "Kau hebat, bocah. Tapi
sekarang aku menyerangmu dan lihat bagaimana aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merobohkanmu...wut!" dan si kakek yang bergerak dan
menghilang, di balik Hoan-eng-sutnya, lenyap dan marah tiba-
tiba menghantam Giam Liong dari belakang. Kakek ini murka
dan iapun penasaran bukan main. Dua kali ia merasa terpukul.
Tadi oleh pandang mata pemuda itu dan sekarang oleh
pekikannya yang menghancurkan tawanya. Dan ketika kakek
itu berkelebat dan sinar kuning emas meloncat di belakang
Giam Liong, menghantam dan menyambar tengkuk pemuda
ini maka dengan cepat tetapi tenang Giam Liong membalik
dan hanya mendengar kesiur angin serangan itu saja ia
menangkis. "Dukk!" Lam-ciat terpental. Kakek ini meraung dan marahlah ia
menyerang lagi. Hoan-eng-sut dikerahkan dan tenaga Kimj
kangpun dikeluarkan. Tapi ketika empat kali ia terlempar dan
berjungkir balik oleh tangkisan si pemuda, tenaga yang amat
kuat menolaknya balik maka kakek itu menjerit dan menjadi
histeris. "Keparat, kubunuh kau"duk-duk-duk!"
Si kakek menerjang dan melepas pukulan bertubi-tubi,
berteriak dan memekik-mekik dan tiba-tiba saja bayangan
kuning emas menyambar-nyambar. Kakek ini melepas
serangan sementara Giam Liong hanya menangkis saja.
Pemuda itu membalik dan berputaran tapi semua serangan si
kakek dipentalkan. Lam-ciat melengking dan kian naik darah
saja, kalap. Dan ketika kakek itu beterbangan dan tubuhnya
berpindah-pindah dengan cepat, bayangannya sudah menjadi
puluhan bahkan ratusan maka Giam Liong sudah dikeroyok
oleh seribu Lam-ciat yang berseliweran naik turun.
Namun, Giam Liong tetap dengan posisinya. Pemuda ini
mendengus dan iapun tetap memutar-mutar tubuhnya ke
muka dan belakang, mengibas atau menampar dan setiap itu
pula bayangan kuning emas terlempar atau terpental ke atas.
Dan ketika kakek itu me lengking-lengking karena tak satupun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pukulannya membawa hasil, Kim-kang atau Tenaga Emas
yang dimilikinya selalu tertolak maka kakek ini menyemburkan
mulutnya dan muncratlah benda-benda cair yang berhamburan menyambar Giam Liong, benda yang kekuning-
kuningan dan berbau busuk!
"Hm!" Giam Liong marah dan mencabut capingnya. Ia
menggerakkan caping bambunya itu dan tiba-tiba berkesiur
angin dahsyat menyambar benda-benda cair itu, ludah kental
si Hantu Selatan. Dan ketika terdengar bunyi tak-tik-tak tik
dari ludah yang bertemu caping, tertolak dan terpental maka
ludah-ludah itu membalik dan sebagian menghantam wajah
kakek ini sendiri. "Crat-crat!" Lam-ciat mencak-mencak. Ia gusar dan marah bukan
kepalang karena serangan air ludahnya itupun gagal. Kakek ini
kaget dan bingung, lawan demikian kuat pertahanannya. Tapi
ketika ia melengking dan merubah gaya serangannya,
membentak dan meledakkan kedua tangannya maka
menyambarlah sinar kuning emas seperti naga tanpa kepala.
"Bocah she Sin, kau tak dapat mengalahkan aku!"
Giam Liong mengerutkan kening. Serangan si kakek sudah
tidak seperti tadi karena Lam-ciat menggerak-gerakkan
tangannya saja, menjauhkan diri. Tapi begitu cahaya kuning
emas itu menyambar dan ujudnya memang seperti naga tanpa
kepala, mendesis dan ditangkis maka naga ini muncrat namun
sudah menjadi puluhan banyaknya yang menyambar dari
mana-mana. "Ha-ha, kau akan tahu rasa, bocah. Lihat dan saksikan
nagaku memburumu.... ssh-sshhh!" naga itu menyerang dan
mendesis lagi, Giam Liong mengebutkan caping bambunya
namun sekarang naga itu mampu menyelinap masuk. Giam
Liong seperti menghadapi serangan cahaya yang tembus
pandang, tentu saja terkejut karena tahu-tahu pundak kirinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah terpagut. Dan ketika pemuda ini mendesis karena
patukan itu membuat pundaknya terbakar, panas dan hitam
maka pemuda ini berkelebat dan tiba-tiba bergerak menuju
lawannya, sinar putih berkeredep melesat dari punggungnya.
"Lam-ciat, kaupun tak dapat dapat mengalahkan aku!"
Si kakek terkejut. Giam Liong telah berkelebat ke arahnya
dan semua serangan naga tiba-tiba bertemu, dengan cahaya
putih yang menyilaukan mata itu, sinarnya dingin dan tahu-
tahu semua naganya berantakan, pecah dan hancur dibabat
cahaya putih ini. Dan ketika cahaya itu masih terus meluncur
dan si kakek terpekik, Giam Liong sudah berada di dekatnya
maka tanpa ampun cahaya itu terus menyambar dan
memancung kepala kakek ini.
"Brett!" Lam-ciat mengeluarkan teriakan panjang. Kakek itu lenyap
mengeluarkan Hoan eng-sutnya namun cahaya putih
mengejar dan mengikutinya juga. Giam Liong tahu ke mana
lawannya itu lari, meskipun si kakek merubah-rubah posisi.
Dan ketika dua kali kembali sinar putih menyambar pundak
lawan, itulah Giam-to atau Golok Penghisap Darah maka Lam-
ciat terpekik karena pundak dan pangkal lengannya terluka.
"Cret-crat!" Kakek itu melempar tubuh bergulingan. Ia menjerit karena
tahu-tahu daging tubuhnya terkuak, darah mengucur namun
tiba-tiba kering terhisap golok di tangan pemuda itu. Sekarang
si Hantu Selatan melihat bahwa inilah golok yang amat luar
biasa tajam di tangan si pemuda, golok berhawa dingin yang
tadi juga menyambar dan membabat rambut gimbal-
gimbalnya. Dan ketika kakek itu bergulingan namun Giam
Liong mengejar dan mengikuti gerakan tubuhnya, Lam-ciat
terpekik ngeri maka kakek itu me ledakkan tangannya dan
lenyaplah ia mempergunakan Hoan-eng-sut. Namun bayangan
si kakek dapat ditangkap Giam Liong. Pemuda ini sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi marah dan sekarang membalas. Tiada ampun bagi
lawannya dan golok di tanganpun bergerak menyambar-
nyambar. Dan ketika Wi Hong bersorak gembira karena ke
manapun si kakek pergi tentu dikejar dan dibayangi golok
maut, puteranya telah menghajar si Hantu Selatan itu maka
Lam-ciat pucat karena baru untuk pertama kali ini ia
tunggang-langgang! "Sin Giam Liong, kau curang dan pengecut mengandalkan
senjata bapakmu. Kau tak tahu malu menyerang orang yang
bertangan kosong!" "Hm, apa maumu," Giam Liong mengejek. "Apakah kau
minta aku menyimpan senjataku ini, Lam-ciat. Dan
menghajarmu dengan tangan kosong pula."
"Boleh!" si kakek sudah merasa ngeri, gentar. "Kalau kau
jantan maka simpan senjatamu, bocah. Dan hadapi aku
dengan tangan kosong pula. Kau tak akan memperoleh
kemenangan secara ksatria!"
"Si mulut busuk!" W i Hong membentak dan memaki-maki.
"Tak perlu kauhiraukan kata-kata lawanmu itu, Liong-ji. Hajar
dan bunuh dia. Cincang dengan Golok Penghisap Darah itu!"
"Aku tak mau curang," Giam Liong menggeleng dan
menolak seruan ibunya. "Kalau musuhku ini ingin mati dengan
tanganku maka akupun dapat melakukannya ibu. Lihatlah dan
biar kusimpan golokku "dess!" dan sinar putih yang lenyap diganti sebuah pukulan
sinkang tiba-tiba membuat Lam-ciat terjengkang dan
mengeluh terguling-guling, tadi lega karena golok itu, telah
kembali ke balik punggung lawannya namun tiba-tiba ia
lengah oleh sebuah pukulan jarak jauh. Pemuda itu
menggerakkan tangan kirinya dan terlemparlah kakek ini oleh
pukulan kilat. Dan ketika ia berteriak dan bergulingan
meloncat bangun, lawan yang dihadapi itu benar-benar luar
biasa maka Giam Liong sudah melepas serangan-serangan lain
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang kesemuanya menyambarkan angin kuat, mengibas dan
mendorong dan kakek itu benar-benar kewalahan. Ia
menangkis tapi selalu terlempar. Dan ketika satu pukulan kilat
kembali menghantam dan ia membentak menggerakkan
lengannya, mengerahkan Kim-kang maka pukulan emasnya itu
bertemu cahaya putih yang meledak bagai petir.
"Dar!" Kakek ini terpelanting. Ia terbelalak dan memaki-maki dan
tertawalah W i Hong terkekeh-kekeh di sana. Giam Liong
mempergunakan Pek-lui-ciangnya dan si kakek berjingkrak-
jingkrak. Dan ketika satu demi satu pukulan lawan
membuatnya kewalahan, kakek ini terdesak dan tertekan kian
hebat maka percayalah dia bahwa keturunan Si Golok Maut ini
memang benar-benar luar biasa. Pantas kalau Kedok Hitam
tak mampu menandingi dan pucatlah kakek itu membayangkan nasibnya. Agaknya, dia harus melarikan diri
dengan Hoan-eng-sut. Meskipun ia akan dikejar dan diburu
lawan namun ia tak akan sepayah ini, mengelak dan
menangkis tapi selalu diri sendiri terlempar. Ia terbelalak
melihat pukulan kilat lawannya itu, Pek-lui-ciang. Namun
ketika si kakek mulai berpikiran untuk pergi, ia harus cepat-
cepat menyelamatkan diri maka terdengarlah tawa yang
sayup-sayup sampai di telinganya.
"Ha-ha, bagaimana, Lam-ciat" Kau masih dapat bersombong untuk mengalahkan pemuda itu". Dia memang
hebat, dan akupun tak sanggup menandinginya. Kau harus
mencari akal kalau ingin menang!"
"Kedok Hitam!" kakek itu berseru girang, lupa, kepada
gencetan lawan yang terus memburu dan menekannya.
"Kesini kau, manusia busuk. Bantu dan hajar pemuda ini!"
Giam Liong terkejut. Ia tak melihat siapa-siapa dan
desakannya kepada si kaI kek otomatis berkurang. Disebutnya
nama itu membuat darahnya mendidih dan mata yang sudah
berkilat itu tiba-tiba mencorong lebih menakutkan. Giam Liong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak tahu bahwa Lam-ciat sedang mendengarkan tawa
temannya yang mempergunakan Coan-im-jip-bit,
ilmu mengirim suara dari jauh. Dan ketika pemuda itu waspada
namun kembali menyerang lawannya, Lam-ciat terpelanting
ketika menangkis maka tawa dan suara si Kedok Hitam itu
kembali terdengar, menyusup di telinga kakek ini.
"Lam-ciat, jangan sombong kalau ingin selamat. Baiklah,
kau tak akan menang menghadapi tekanan lawanmu. Aku,
akan datang dan mengganggu ibunya tapi hadapi dan
pertahankan dulu pemuda itu. Jangan sampai ia ke sini!" dan
ketika kakek itu girang karena bayangan hitam tiba-tiba


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkelebat dan menyambar Wi Hong, yang sedang terkekeh
dan bertepuk tangan maka Giam Liong terkejut mendengar
jeritan ibunya. "Aiihhhh...!" Konsentrasi pemuda itu buyar. Kedok Hitam tiba-tiba
muncul di situ dan menotok serta menyambar ibunya.
Kejadian demikian cepat hingga tahu-tahu ibunya roboh. Dan
ketika Lam-ciat tertawa bergelak dan Kedok Hitam mengayun
lengannya maka puluhan hui-to berhamburan ke arah Giam
Liong dan laki-laki itupun melarikan diri.
-ooo0dw0ooo- Jilid 23 "KEPARAT!" Giam Liong membentak dan menampar semua
hui-to-hui-to itu, yang runtuh dan patah-patah. "Lepaskan
ibuku, Kedok Hitam. Atau kau kubunuh... srat!" dan sinar
putih yang berkelebat menyilaukan mata tiba-tiba menyambar
Lam-ciat yang berteyiak ngeri, kaget karena Giam Liong
menerjang ke depan dan kakek itu melempar tubuh
bergulingan, masih juga terlambat dan tergoreslah telinga
kirinya oleh kedahsyatan golok di tangan pemuda itu, golok
yang dicabut dan cepat sekali menyambar Lam-ciat, karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam-ciat nekat menghadang pemuda ini memberi kesempatan
temannya pergi. Dan ketika Lam-ciat berteriak dan terbang
semangatnya mengira telinganya buntung, darah menetes-
netes dari luka goresan maka Giam Liong bergerak dan sudah
memburu lawannya itu, berkelebat bagai setan haus darah.
"Kedok Hitam, berhenti. Atau kau mampus!"
Namun Kedok Hitam tertawa aneh. Ia menyelinap ke kiri
dan bersuit nyaring, dari kiri dan kanan tiba-tiba muncul
bayangan-bayangan hitam dan itulah para busu atau
pengawal kerajaan. Dan ketika Giam Liong terkejut karena
dari segala penjuru tiba-tiba muncul ribuan orang, hutan
menjadi gegap-gempita oleh sorak atau bentakan musuh
maka menyambarlah hujan panah ke pemuda ini.
"Ha-ha!" Kedok Hitam tertawa dari jauh. "Kejar dan coba
kautangkap aku, Giam Liong. Mari selamatkan ibumu tapi
kauhadapi dulu pasukan kerajaan itu!"
Giam Liong merah terbakar, la sudah dihadang dan dicegat
ratusan orang, hujan panah juga terus berhamburan tapi
sekali dia memutar goloknya maka hujan panah itu rontok.
Semua disapu dan crang-cring-crang-cring suara panah
memekakkan telinga. Panah yang patah-patah banyak pula
yang terpental dan menyambar orang-orang itu sendiri,
menjerit dan roboh namun untung mereka memakai baju besi.
Giam Liong tertegun karena mereka itu dapat bangun berdiri
lagi, anak-anak panah tak mampu menembus lapisan kuat
yang melindungi pasukan kerajaan itu. Dan ketika mereka
bangun dan berteriak-teriak lagi, buas, maka mereka sudah
menerjang dan menghantam Giam Liong.
"Sikat pemuda ini. Bunuh!"
Giam Liong mencorong. Berhadapan dan tahu-tahu dicegat
demikian banyak musuh segera dia sadar bahwa semuanya itu
adalah atas kelicikan si Kedok Hitam. Lam-ciat rupanya
menjadi tombak paling depan dan kini lawannya yang amat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibenci itu merobohkan dan merampas ibunya, bersembunyi di
balik keganasan si Hantu Selatan itu. Dan begitu Giam Liong
mendidih dan dikeroyok lawan, pasukan baju besi itu
menghambur dengan bermacam-macam senjata maka Giam
Liong mengeluarkan bentakan dahsyat di mana tiba-tiba
suaranya mengguntur merobohkan gunung, golok di
tangannya berkelebat dan menyambit puluhan atau ratusan
senjata-senjata lawan. "Kalian mencari mampus.... aurghh!"
Pohon dan seisi hutan terkoyak. Kemarahan dan gelegak
darah yang mendidih yang membuat pemuda itu tak dapat
menahan diri tiba-tiba diiring oleh pekik dan jerit di sana-sini.
Giam Liong yang mengeluarkan suara saktinya hingga hutan
tergetar tiba-tiba membuat orang-orang di depan terpelanting.
Mereka ituj tak kuat oleh khikang pemuda ini dan bersamaan
dengan itu berkelebatiah cahaya panjang putih ke kiri kanan.
Dan ketika cahaya putih itu disusul oleh muncratnya darah
segar, golok di tangan pemuda itu menembus atau membelah
baju besil pasukan kerajaan maka empatpuluh tubuh tiba-tiba
bergelimpangan mandi darah. Orang-orang itu berteriak dan
yang di belakang mundur, terbelalak Tapi karena Giam Liong
sudah demikian marah dan ibunya lenyap dibawa si Kedok
Hitam yang berlindung dan bersembunyi di balik pasukan
besar ini maka pasukan itulah yang menjadi korban amukan
golok mautnya. Giam Liong menerjang mereka karena Kedok
Hitam lenyap di balik ratusan orang ini, membabat dan
menusuk dan tak ada satu pun orang-orang itu yang selamat.
Baju besi mereka ditembus golok maut dan berlubang serta
menggeleparlah pemiliknya. Dan ketika yang lain menjadi
gempar karena pemuda itu terus membabat dan maju dengan
dengus-dengus pendek, hutan itu tiba-tiba sudah dipenuhi
banyak orang maka pasukan kerajaan mawut dan cerai-berai.
"Minggir.... minggir.... Naga Pembunuh mencari korban.
Awas golok mautnya!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perwira dan pemimpin berteriak-teriak. Mereka itulah yang
paling ngeri dan pasukan tiba-tiba terbelah. Mereka yang
tadinya mengumpul dan menghadang jalan mendadak
menyibak ke kiri kanan, gentar oleh kilauan maut golok di
tangan pemuda itu, karena Giam Liong memang membuka
jalan darah. Dan ketika pemuda ini mengamuk sementara
kaum pemberontak terkejut oleh kedatangan lawan, Kedok
Hitam datang dengan ribuan orang maka Chu-goanswe yang
semula bersembunyi! dan gentar oleh sepak terjang si Hantu
Selatan mendadak keluar dan mengajal! pasukannya lari
menyambut. "Awas, bantu Sin-siauwhiap dan bunuh antek-antek kaisar
lalim. Mana kakek siluman pembawa celaka itu!"
Lam-ciat ternyata menghilang. Ngeri dan pucat oleh
kehebatan Giam Liong tiba-tiba kakek ini ngacir. Dia lenyap
me-ninggalkan tempat itu karena Kedok Hitam yang semula
diharap bantuannya itu tiba-tiba juga pergi. Kakek itu tahu
bahwa semuanya ini adalah karena kelihaian pemuda di depan
itu, yang mengamuk dan membabat dengan golok penghisap
darahnya. Dan ketika tubuh-tubuh bergelim-pangan dan darah
yajig muncrat disedot kering oleh golok maut itu, yang kini
beri sinar kemerah-merahan itu maka Lam ciat melarikan diri
dan diam-diam mengutuk kecurangan si Kedok Hitam. Dia
dibiarkan menghadang sementara telinganya hampir saja
putus, padahaj Kedok Hitam i sudah lari dan menyuruh
pasukan kerajaan menghadapi pemuda itu. Dan ketika kakek
ini mengumpat-umpat . sementara Giam Liong mengamuk di
sana, membabat dan meroboh-robohkan lawannya untuk
mencari Kedok Hitam maka laki-laki itu sendiri tertawa kejam
dengan menekan tengkuk Wi Hong, yang ditotoknya.
"Hm, kau akan menjadi sandera paling penting, Sin-hujin.
Aku akan menjebak puteramu di istana dan menukar
nyawanya dengan nyawamu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keparat!" Wi Hong memaki-maki. "Lepaskan aku, Kedok
Hitam, dan hadapi aku secara jantan. Kau tak tahu malu
berbuat curang dan merobohkan aku secara gelap!"
"Ha-ha, tanpa curangpun tetap saja kau bukan lawanku.
Aku hanya ingin mengacau perhatian puteramu agar dia
bingung." "Tapi kau akan dibunuhnya sekali tertangkap. Kau
membawa ibunya yang berarti maut bagimu!"
"Ha-ha, kau justeru penolong yang amat berharga, Wi
Hong. Dengan dirimu aku dapat memaksa anakmu menyerah.
Sudahlah, kau diam saja dan, hmmm... tubuhmu masih
menggairahkan sekali!" Kedok Hitam meremas buah dada
wanita ini, Wi Hong menjerit dan tentu saja marah-marah.
Tapi ketika lawan malah terbahak dan Wi Hong memaki-maki,
jari-jeM ri lelaki itu menelusuri tubuhnya secara kurang ajar
maka Wi Hong ngeri dan histeris.
"Kedok Hitam, jangan kurang ajar" Kubunuh kau nanti,
ah... kubunuh kau nanti! "Ha-ha, semakin kau berteriak-teriak sematkin nafsuku
bangkit. Wi Hong. Ah," kau benar-benar menggairahkan dan
tubuhmu ini indah sekali. Hm, . aku jadi tak tahan!"
Wi Hong meremang dan hampir menangis. Kedok Hitam,
yang menotok dan menggerayangi seluruh tubuhnya itu tiba
tiba mencium mukanya. Dengus dan pandang mata laki-laki
itu membuat wanita ini takut. Kedok Hitam mau berbuat
kurang ajar! Dan ketika Wi Hong berteria namun laki-laki itu
terkekeh senang, berhenti dan mendadak mengusap
pinggulnya maka laki-laki itu berkata,
"Wi Hong, aku tiba-tiba ingin mengambilmu sebagai isteri.
Kau akan kujadikan pendampingku paling setia dan kita
hentikan permusuhan anakmu itu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak... tidak....!" Wi Hong meronta dan menggeliat-geliat,
tentu saja gelisah. "Kau tak tahu malu, Kedok Hitam. Kau
binatang jahanam!" "Ha-ha, kalau begitu kau akan kupaksa meiayaniku, W i
Hong. Diminta baik-baik kau tak mau maka aku akan
memintamu secara paksa.... bret!" laki-laki itu sudah merobek
pakaian Wi Hong, langsung bajunya dan terbelalaklah laki-laki
ini melihat buah dada Wi Hong. Janda Si Golok Maut yang
lama sudah tidak disentuh laki-laki ini ternyata masih
merangsang dan menggairahkan. Kulit dadanya itu putih halus
dan bangkitlah nafsu jahat laki-laki ini. Dan ketika W i Hong
menjerit karena Kedok Hitam sudah menundukkan mukanya,
membenamkan kepala di buah dadanya yang membangkitkan
selera lelaki maka nyonya itu merintih dan tiba-tiba menangis
sungguhan. "Jangan.... jangan, Kedok Hitam. Oh, jangan... tidak!"
"Hm, aku mencintaimu. Aku kasihan dan ingin melampiaskan hasratku, Sin-hujin. Kau benar-benar merangsang dan masih begini mempesona. Ah, tubuhmu
cantik dan menggairahkan sekali. Kulit dadamu masih mulus!"
"Tidak...!" Wi Hong menjerit, meronta dan menendang-
nendang. Kedok Hitam tiba-tiba melakukan sesuatu yang
membuat darahnya tersirap. Laki-laki itu menyentuh pahanya!
"Tidak... jangan, Kedok Hitam. Ah, jangan. Aku...aku tak mau
menerima kebinatanganmu ini. Lepaskan aku .. ah, lepaskan
aku!" "Hm," Kedok Hitam menyeringai dan mendengus menciumi
wajah yang cantik namun ketakutan itu. "Baik-baik aku
meminta namun kasar sekali kau menolak, Sin-hujin. Katakan
apakah kau menerima cintaku atau tidak. Kalau mau, aku tak
akan memperlakukanmu secara kasar. Aku mencintaimu!"
Wi Hong mengguguk. Ia melotot dan benci sekali
memandang wajah di balik kedok ini. Jari-jemari laki-laki itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah meraba dan meremas-remas bagian-bagian tubuhnya
yang paling pribadi. Ah, ia takut tapi juga marah! Dan ketika ia
mengguguk dan memaki-maki lelaki itu, Kedok Hitam dikata
sebagai binatang jalang maka laki-laki itu mengerutkan
keningnya dan tiba-tiba merobek pakaian nyonya ini, pakaian
bawahnya. "Baik, kau selalu memaki-maki aku, Wi Hong. Kalau begitu
akan kututup dengan satu perbuatanku... bret!" pangkal paha
wanita itu terkuak, lebar dan langsung memperlihatkan
sesuatu yang semakin merangsang dan Wi Hong menjerit
tinggi. Wanita ini ketakutan hebat dan lawan terkekeh keji,
menjilat paha wanita itu dan berteriaklah W i Hong serasa
pingsan. Ia mengkirik dan ngeri oleh perbuatan laki-laki ini.
Kedok Hitam akan menggagahinya. Ia akan diperkosa! Dan
ketika Wi Hong menjerit dan berteriak-teriak, lawan tertawa
dan mencium bibirnya tiba-tiba Wi Hong tersedak dan
mengeluh kehabisan tenaga.
"Tidak.., jangan, Kedok Hitam...A. ja,ngan!"
"Hm, kau tak menerimaku baik-baik, W i Hong. Dan aku
terlanjur jatuh cinta kepadamu. Diamlah, aku akan
memberikan sesuatu yang nikmat dan kau akan kubawa ke
sorga!" . "Tidak... tidak!" Wi Hong menjerit, melihat laki-laki itu
sudah menurunkan celananya. "Kau binatang keparat Kedok
Hitam. Jangan lakukan itu. Bunuh saja aku!"
"Hm, wanita secantik dan semenggairahkan kau eman-
eman kalau dibunuh, W i Hong. Aku akan membunuhmu kalau
sudah menikmatimu. Atau kau bersedia menjadi isteriku!"
Wi Hong menangis. Laki-laki itu sudah menindih tubuhnya
dan akan terjadilah sesuatu yang bakal membuat aib seumur
hidup. Dia akan menerima sesuatu yang amat menyakitkan
dan Wi Hong tersentak ketika tiba-tiba sesuatu yang
menjijikkan menyentuh tubuhnya. Kedok Hitam sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelihatan bernafsu dan wanita ini habis daya. Namun begitu
teringat kata-kata lawan, bahwa dia tak akan dipaksa kalau
mau menerima baik-baik tiba-tiba wanita ini merintih dan
memohon air mata bercucuran.
"Kedok Hitam, jangan teruskan perbuatanmu. Aku.. aku
menerima permintaanmu..."
Laki-laki itu tertegun, mata yang beringas tiba-tiba
meredup. "Maksudmu?"
"Aku... aku mau menjadi isterimu, .Kedok Hitam. Tapi
jangan kaupaksakan kehendakmu. Lepaskan aku dan jangan
tindih tubuhku!' "Ah, kau mau menjadi isteriku". Mau membujuk puteramu
agar tidak memusuhi aku?"
"Aku mau menjadi isterimu, Kedok Hitam, tapi membujuk
puteraku tak dapat kulakukan. Giam Liong seperti ayahnya
yang keras dan teguh kemauan!"


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kalau begitu percuma kau terima. Aku menghendaki
puteramu itu tunduk dan menyerah!"
"Lepaskan aku dulu, jangan tindih aku aku tak dapat
bernapas!" "Hm!" laki-laki itu mengangkat naik tubuhnya, Wi Hong
memejamkan mata melihat sesuatu yang membuat ia ingin
muntah, ngeri! "Aku tak mau kau tipu, Wi Hong.
Menundukkan dirimu harus juga menundukkan puteramu itu.
Ia pemuda berbahaya melebihi bapaknya!"
"Aku... aku tak dapat membujuknya, anakku itu amat keras
dan berhati kaku!" "Kalau begitu percuma kau menerima . aku. Lebih baik
kuperkosa dan setelah itu kau kuperma inkan dengan perajurit-
perajurit rendahan!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oh, tidak... tidak, Kedok Hitam. Jangan! Aku... aku akan
coba membujuk anakku itu. Lepaskan aku dan jangan seperti
ini!" Wi Hong terkejut dan meronta-ronta, lawan tiba-tiba
menerkam tubuhnya dan kembali ingin menggagahinya. Ia
hampir pingsan mendapat perlakuan seperti itu. Kedok Hitam
sungguh keji! Dan ketika laki-laki itu tertawa melepaskan
dirinya, Wi Hong lagi-lagi memejamkan mata tak berani
melihat tubuh lawannya ini, tubuh bagian bawah maka Kedok
Hitam mendesis dengan kata-kata keji
"Wi Hong, aku dapat melakukan apa saja yang aku suka.
Kau tak usah mengulur-ulur waktu. Katakan, apakah kau mau
menjadi isteriku dan membujuk anakmu itu atau kau
kupermainkan di sini dan tetap saja menerima perlakuan
kasar!" "Kau binatang terkutuk, manusia rendah....!" Wi Hong
mengguguk dengan air mata bercucuran. "Kau selalu
memaksakan kehendakmu, Kedok Hitam. Kau persis Coa-
ongya keparat itu. semua laki-laki sama!"
"Hm, tak perlu mengumpat caci. Aku tak mau membuang
waktuku lagi. Katakan apakah kau dapat menerima
permintaanku atau tidak. Kau dan puteramu itu harus
membuang permusuhan ini!"
Wi Hong tersedu-sedu. la bingung dan gugup karena
permintaan lawan amatlah berat. Dia, yang suaminya sudah
dibunuh dan dicincang laki-laki ini mana mungkin harus
menurut dan mandah menyerah" Seumur hidup tentu ia tak
sudi! Apa yang dia katakan tadipun sesungguhnya hanyalah
siasat saja, siasat mengulur-ulur waktu siapa tahu puteranya
dapat segera menyusul. Wi Hong yakin bahwa Giam Liong tak
akan membiarkannya begitu saja. Puteranya itu mengamuk
dan kini pasti melakukan pengejaran. Dia benci dan marah
ketika tadi dilihatnya ribuan pasukan memenuhi hutan.
Ternyata ini semua adalah hasil kerja laki-laki ini. Tapi karena
dia di bawah kekuasaan dan iapun harus pura-pura menerima,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak tahunya Kedok Hitam memaksa agar dia membujuk
putranya pula, hal yang tak mungkir dilakukan maka janda Si
Golok Maut ini gugup dan gelisah karena ancaman bakal
diperkosa juga menanti di depannya. Ia lebih baik dibunuh
daripada mengalami hinaan itu. Mati jauh lebih baik daripada
dirusak! lapi ketika ia ragu-ragu dan mata si Kedok Hitam
menyata ganas, nafsu itu lagi-lagi timbul maka Wi Hong buru-
buru berseru dan menggerakkan kepalanya. Kedok Hitam tak
sabar menanti. "Tunggu... tunggu dulu, Kedok Hitam. Aku memenuhi
permintaanmu!" "Ha-ha, kau sanggup membujuk anakmu itu?"
"Ya." "Kalau gagal?" '"Aku., aku tak akan gagal, Kedok Hitam. Aku pasti
berhasil!" "Kalau ternyata tidak?"
Wi Hong tertegun. "Hm, jangan main-main, W i Hong. Jangan berpura-pura.
Aku merasa tak sepenuhnya kau berjanji. Sinar matamu
memain licik!" "Keparat!' Wi Hong menjadi marah. "Kalau begitu kau
bunuh aku, Kedok Hitam, tak usah bicara lagi!"
"Tentu, kalau kau menipu aku. Tapi sekarang biarlah
kuanggap kau benar-benar berjanji. Hm, jadi benar kau mau
menjadi isteriku" Kau tidak menolak cintaku?"
Wanita ini menggigit bibir, dadanya tiba-tiba menjadi sesak.
Bukan oleh apa-apa melainkan oleh amarah yang amat
sangat, amarah yang ditahan-tahan! Tapi ketika dia
mengangguk dan menahan air mata yang tak kuasa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membanjir, Wi Hong mengguguk maka wanita itu lemah
bicara, "Aku menerima cintamu, tapi kau tak boleh menggangguku
sekarang...!" "Bagus, kalau begitu sebagai tanda cinta kaucium dulu aku,
Wi Hong. Buktikan kata-katamu bahwa kau tak bohong!"
"Apa?" "Eh, kenapa melotot" Kita calon suam i isteri, Wi Hong.
Bukan hal aneh kalau calon isteri mencium calon suaminya.
Hayo, lakukan itu atau nanti aku tak percaya!"
Wi Hong mengeluh. Ia benar-benar sakit hati dan
dipermainkan laki-laki ini. Namun karena bayangan ancaman
jauh lebih mengerikan dan Wi Hong mengharap kembali dapat
mengulur-ulur waktu maka apa boleh buat wanita itu mencium
si Kedok Hitam, tentu saja ciuman sembarang ciuman dan
Kedok Hitam tertawa. Ia tahu perasaan wanita itu dan minta
agar Wi Hong mencium lagi. Dan ketika wanita itu terbelalak
dan meledak marah maka Wi Hong tak tahan memaki,
"Kedok Hitam, kau laki-laki tak tahu malu. Bukankah aku
sudah melaksanakan permintaanmu" Jangan menghina, atau
aku menarik janjiku!"
"Hm, ciumanmu tidaklah mesra, sekedar menempel. Masa
begitu ciuman seorang isteri. kepada suaminya" Aku minta
yang lebih hangat, Wi Hong, yang mesra. Nah, cium lagi dan
ikutilah dengan perasaan sayang!"
Wi Hong menangis. Ia terpaksa mencium lagi dan
mengharap Kedok Hitam puas, laki-laki itu tertawa dan tiba-
tiba menyambar tubuhnya. Dan ketika Wi Hong terkejut
karena lawan ganti mencium dirinya, panas dan penuh nafsu
maka Wi Hong mengingatkan bahwa Kedok Hitam tak boleh
dulu mengganggu dirinya. "Kenapa" Bukankah kau sudah menjadi calon isteriku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Masih calon, Kedok Hitam, belum isteri sungguhan. Aku
tak mau kau sentuh kalau kita belum resmi!"
"Ha-ha, itu sudah kupikirkan. Kita dapat meresmikannya
sekarang juga dan kau tak boleh menolak!"
"Maksudmu?" "Kita berlutut dan sembahyang di sini Lihat, aku sudah
membawa hio dan bumi langit sebagai saksinya!" '
Wi Hong tertegun. Ia terbelalak melihat laki-laki itu sudah
mengeluarkan sebungkus hio dan alat-alat sembahyang.
Heran juga bahwa laki-laki seperti iblis begini ingat akan
Tuhan! Dan ketika ia terbelalak dan menggigil, bukan
maksudnya untuk menjadi isteri sungguhan maka Kedok
Hitam sudah menyalakan hionya dan memasang atau
menancapkannya di atas tanah.
"Mari..." laki-laki itu tertawa, sekarang juga kita resmikan,
Hong-moi. Bumi dan Langit akan menjadi saksi. Setelah itu
tentu kau tak akan menolak lagi jika kusentuh
Wi Hong meratap, la tak menyangka sama sekali bahwa
akan sedemikian rupa jahanam itu mendesaknya, ia benar-
benar dipojokkan dan habislah akalnya oleh perbuatan si
Kedok Hitam ini. Dan ketika ia menangis keras-keras dan putu
asa lawan akan segera memilikinya secara sah tiba-tiba Wi
Hong berteriak, "Kedok Hitam, aku tak sudi kau sentuh. Mati hidup aku
tetaplah milik suamiku. Pergilah kau ke neraka atau lemparkan
aku ke akherat!" "Eh," Kedok Hitam terkejut. "Kau menolak, Wi Hong" Kau
melanggar janjimu?" "Pergilah ke neraka, aku tak sudi menjadi isterimu atau
apapun juga. Kau bunuhlah aku dan biarkan aku bertemu
suamiku di alam baka!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-ha, sudah kuduga!" si Kedok Hitam meloncat dan
meniup padam dupa-dupanya. "Aku tahu bahwa kau berpura-
pura saja, Wi Hong. Dan aku justeru akan membalasmu
dengan siksaan lebih hebat. Baik, kau tak mau menerima dan
akupun tak akan meminta. Sekarang berlaku hukum rimba
siapa kuat dialah yang menang!" dan ketika laki-laki itu
mencengkeram dan menyambar korbannya, tangan bergerak
memotong dua kali maka Wi Hong tiba-tiba sudah telanjang
bulat dan berdiri bugil di depan laki-laki itu.
"Kedok Hitam...!"
Namun Kedok Hitam sudah melampiaskan marahnya. Ia
menerkam dan melempar tubuh Wi Hong, terbanting dan
dikejar dan tiba-tiba W i Hongpun menjerit karena laki-laki ini
sudah menindih tubuhnya. Dan ketika Kedok Hitam terbahak-
bahak dan suara tawanya amatlah mengerikan, Wi Hong
berteriak dan tahu-tahu ditutup mulutnya maka laki-laki itu
sudah melepaskan pakaiannya dan Wi Hong diajak bergumul
untuk dipaksa melayani hasrat nafsu kotornya. Wi Hong
menjerit dan meronta-ronta namun sebuah totokan
membuatnya tak berdaya, lemas dan pucatlah wanita itu
melibat kejalangan lawan. Kedok Hitam mendengus-dengus
dan menjadi buas tiada ubahnya seekor hewan kelaparan.
Nafsu dan kemarahan telah menumpuk di otak laki-laki itu dan
Wi Hong terguncang-guncang. Ia merasakan sesuatu yang
hampir saja menembus dirinya. Dunia serasa gelap dan
hampir saja wanita itu pingsan. Tapi ketika Kedok Hitam
menggumul dirinya dan menciumi secara kasar, mata dan
pandangan laki-lakiini sudah tiada ubahnya setan sendiri maka
berkelebat dua bayangan dan Swi Cu serta Beng Tan muncul.
"Ongya, perilakumu seperti hewan!"
"Kedok Hitam, tingkah lakumu sungguh tak patut sekali!"
Kedok Hitam terkejut. Ia sedang dibakar nafsunya sendiri
ketika tiba-tiba suami isteri itu muncul. Swi Cu membentak,
dan mendahului suaminya melepas sebuah pukulan. Dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketika tengkuk laki-laki itu terkena dan Kedok Hitam berteriak,
kaget, maka laki-laki itu menyambar pakaiannya dan sambil
bergulingan meloncat bangun ia sudah mengenakan
pakaiannya itu, muka berubah.
"Ju-hujin, kau curang!"
"Keparat!" Swi Cu marah dan menerjang lagi. "Kaulah yang
curang, Kedok Hitam. Kau tak malu-malu memperkosa wanita
di tengah siang bolong. Ah, terkutuk dan keji sekali
perbuatanmu!" dan sang nyonya yang menyerang dan marah
melepas pukulan lalu membuat Kedok Hitam sibuk karena
harus menangkis atau mengelak ke sana-sini, gugup dan
terpelanting lagi karena ia sungguh tak menduga kedatangan
suami isteri ini. Beng Tan telah berkelebat dan menolong Wi
Hong. Wanta itu mengguguk dan dibebaskan totokannya. Dan
ketika Wi Hong meloncat dan mencabut pedangnya,
menerjang, maka wanita ini kalap menyerang si jahanam itu,
yang hampir saja merenggut kehor matannya. Lupa bahwa dia
masih telanjang bulat! "Kedok Hitam, kau benar-benar binatang jalang. Ah,
kubunuh kau. Kuhisap kering darahmu nanti... sing-singg!"
Kedok Hitam terkejut.. Ia mengelak dan menangkis dan W i
Hongpun terpental, maju dan menyerang lagi dan Swi Cu
tersipu merah melihat keadaan sucinya itu. ,Wi Hong
terlampau marah hingga lupa kepada diri sendiri. Dan ketika
wanita itu jengah karena Wi Hong menyerang lagi, sambil
telanjang maka Swi Cu berteriak agar sucinya itu mengenakan
pakaiannya dulu. "Suci, jangan seperti itu. Kau belum berpakaian!"
Wi Hong terkejut. Ia menjerit ketika sadar bahwa ia masih
telanjang bulat. Pakaiannya yang berserakan di sana segera
mengingatkannya akan itu, berjungkir balik dan menyambar
pakaiannya ini. Dan ketika dengan merah dan tergesa-gesa ia
mengenakan pakaiannya itu, seadanya maka wanita ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muncul lagi dan kembali menerjang. Mata menyala bagai
harimau betina haus darah.
"Kusedot sumsummu nanti. Ah, kucincang tubuhmu seperti
perkedel!" Kedok Hitam tertegun. Ia sudah dikeroyok dua wanita ini
namun dengan mudah ia mampu menghalau .dan
menyelamatkan diri, bergerak dan maju mundur menangkis
atau menolak serangan-serangan lawan. Dan ketika dua
lawannya itu terpental dan Wi Hong berkali-kali memekik
tinggi, penasaran, maka Kedok Hitam sadar akan bayangan
Beng Tan, si jago pedang.
"Wi Hong, kau beruntung. Tapi aku tak ada nafsu lagi
untuk bertanding me lawan kalian. Biarlah aku pergi dan lain
kali jumpa lagi. Terima kasih untuk semuanya tadi .dan aku
yakin kau akan rindu mencari aku, ha-ha!" laki-laki ini
menampar dua batang pedang yang menyambar dari kiri
kanan, mementalkannya dan dua wanita itupun menjerit
karena terlempar ke belakang. Dan ketika laki-laki ini
membalik dan berkelebat pergi, Beng Tan menjaga di situ
maka iapun lari dan tak mau bertanding.
Namun Beng Tan tahu-tahu mendengus pendek. Pendekar
pedang ini marah dan iapun membentak perlahan, berkelebat
dan tahu-tahu sudah mencegat lawan di depan. Dan ketika
Kedok Hitam terkejut karena pendekar itu menyuruhnya
berhenti, ketua Hek-yan-pang ini merah padam maka Beng
Tan berseru agar lawan mempertanggungjawabkan dulu
omongannya. "Bagaimana kau membawa-bawa pasukan segala. Mana
janjimu bahwa kau akan bertempur secara ksatria!"
"Eh!" Kedok Hitam tersentak, menahan larinya. "Apa yang
kau maksud, Ju taihiap. Omongan apa yang harus
kupertanggungjawabkan!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm," Beng Tan bertolak pinggang, mata berapi-api. "Kau


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berjanji untuk datang dan tidak membawa teman, Kedok
Hitam. Tapi nyatanya kau ke sini membawa-bawa pasukan.
Mana janjimu untuk bertanding dengan Giam Liong satu lawan
satu!" "Ha-ha...!" laki-laki itu tertawa keras, menuding Beng Tan.
"Kau yang salah tangkap, Beng Tan. Aku tidak melanggar janji
dan sama sekali tidak melanggar janji karena janji itu baru
pada hari ketiga, bukan sekarang!"
Beng Tan tertegun. "Kau ingat perjanjiannya, bukan?" laki-laki itu bicara,
kembali berseru menyambung. "Nah, ingat itu dan jangan
salahkan aku kalau tiba-tiba aku di sini dan membawa
pasukan. Minggir dan sekarang tentu kau tahu!"
Beng Tan didorong. Pendekar ini mau menahan namun
tiba-tiba ia teringat. Benar, perjanjian adu kepandaian itu
barulah pada hari ketiga, bukan sekarang. Dan karena ia
tercengang karena lawan tidak keliru, ialah yang salah karena
hari itu belum datang maka Beng Tan mundur ke belakang
dan lawanpun lewat dengan cepat. Pendekar ini bengong.
"He!" Wi Hong yang tak tahan dan sudah berteriak marah,
mengejar. "Jangan kau lari, Kedok Hitam. Kau dan aku masih
punya urusan. Kita' selesaikan dulu dan kau tunggu aku!" sang
nyonya berjung. kir balik melewati Beng Tan, marah kepada
pendekar itu karena Beng Tan membiarkan lawan lari. Dan
ketika ia turun dan Kedok Hitam terkejut, Wi Hong
memlpergunakan kesempatan selagi ia tadi tertahan sejenak
maka wanita itu sudah menusuknya dengan pedang di tangan.
"Plak!" Namun laki-laki ini memang terilalu lihai bagi W i Hong.
Pedang yang ditangkis dan terpental menyambar Wi Hong
membuat wanita itu terpekik dan melempar kepala ke
belakang. Ia harus menyelamatkan dirinya dari tolakan si
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedok! Hitam itu. Dan ketika ia selamat namun lawan
melarikan diri, jauh dan sudah tiba di mulut hutan maka Wi
Hong membentak dan mengejar lagi. Nekat oleh kemarahannya yang tidak terkendali.
"Kedok Hitam, tunggu. Kau atau aku yang mati!"
Beng Tan mengerutkan kening. Ia melihat Wi Hong sudah
mengejar lawannya dan Kedok Hitam tertawa, membalik dan
melepas jarum-jarum halus. Dan ketika Wi Hong menangkis
dan berseru terkejut lawan lari lagi maka sebatang jarum
menancap di dada kiri wanita itu. "Ha-ha, selamat menikmati
mimpi indah, , Wi Hong. Tidak dengan aku boleh juga dengan
laki-laki lain!" Wi Hong terhuyung. Pedangnya tiba-tiba terlepas karena
dada kirinya terasa gatal dan panas menggigit. Ia tak tahu apa
arti kata-kata lawannya itu namun Beng Tan berkelebat dan
tahu-tahu mengusap dada kirinya itu. Dan .ketika Wi Hong
berteriak dan roboh terguling, kaget, maka Beng Tan sudah
berdiri dengan sebatang jarum terjepit di antara telunjuk dan
jari tengah. "Keparat, Kedok Hitam sungguh keji!"
Swi Cu berkelebat dan terbelalak memandang suaminya. Ia
melihat suaminya mengusap buah dada Wi Hong dan tentu
saja ia mula-mula kaget, panas, juga marah. Tapi begitu sang
suami menjepit jarum itu dan bertanya apakah ia tahu maka
nyonya ini tertegun, menggeleng.
"Ini jarum pemabok, berlubang dan diisi hawa birahi. Coba
kau cium dan rasakan apa yang terjadi!"
Swi Cu mencium. Tiba-tiba ia merasa pusing dan mabok.
Keharuman aneh merangsang birahinya dan tiba-tiba iapun
terbakar. Cepat dan kuat sekali mendadak ia ingin memeluk
dan mencium suaminya itu. Dan ketika benar saja ia
terhuyung dan mendekap sang suami, mencium, maka Beng
Tan mengelak dan menotok isterinya itu, di belakang telinga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sadarlah, kau terpengaruh jarum pembius, niocu. Buang
napas tiga kali dan tarik kuat-kuat udara bersih... plak!" Swi
Cu menerima tepukan suaminya, tepukan bukan sembarang
tepukan melainkan totokan untuk memunahkan hawa
merangsang. Sekali sedotan tadi telah membuat nyonya ini
terbakar berahi! Dan ketika Swi Cu mengeluh dan sadar, ia
jengah memandang suaminya maka Wi Hong terkekeh dan
tertawa-tawa mendekati Beng Tan, langkah sempoyongan.
"Aduh, kau tampan, dan gagah sekali, Beng Tan. Ah, kau
mengingatkan suamiku. Ke marilah, aku ingin bercumbu!"
Swi Cu terkejut. Kemarahan yang tadi ada tiba-tiba buyar.
Sekarang tahulah dia kenapa suaminya mengusap dada kiri
sucinya itu, bukan mengusap melainkan sebenarnya
mengambil atau mencabut jarum birahi. Sucinya itu terkena
jarum perangsang dan kinilah akibatnya tampak. Dan ketika
sucinya memeluk namun suaminya mengelak, Wi Hong
membelalakkan mata maka wanita itu berseru,
"Ih, jangan begitu, Beng Tan. Kau telah mengusap buah
dadaku tadi. Ke marilah, akupun senang kepadamu!" namun
ketika Beng Tan bergerak dan menepuk tengkuk W i Hong,
sama seperti kepada isterinya tadi maka pendekar itu berkata,
"Wi Hong, kau terkena jarum birahi. Buang napas tiga kali dan
tarik kuat-kuat udara bersih!"
Wi Hong terhuyung. Ia berteriak ketika ditampar pendekar
ini, tersedak dan otomatis membuang napas seperti yang
dikata pendekar itu. Dan ketika ia menarik napas kuat-kuat
dan udara bersih memenuhi paru-parunya, hawa birahi lenyap
maka Wi Hongpun tertegun dan' memegangi kepalanya
dengan 'bingung, sisa pusing masih ada.
"Ap... apa yang terjadi. Kenapa dengan aku tadi!"
"Kau diserang jarum birahi," Swi Cu berkelebat dan
menggenggam lengan sucinya ini. "Kedok Hitam Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyerangmu dengan jarum memalukan, suci. Tapi kau
selamat dan aku lega bahwa kau terbebas dari ancamannya!"
"Keparat, jarum birahi" Ah, pantas. Kedok Hitam sungguh
kurang ajar!" tapi teringat bahwa dia bermusuhan dengan Swi
Cu, mereka sebenarnya tak berbaik satu sama lain tiba-tiba
wanita ini mengipatkan tangannya dan menangis pergi. "Swi
Cu, aku hutang sebuah kebaikan kepadamu. Biarlah lain kali
aku balas tapi tak usah kita bertemu!"
"Hm," Beng Tan menyambar dan tahu-tahu sudah berada
di dekat isterinya, sang isteri tertegun. "Tak usah kecewa akan
sikapnya, niocu. Lebih baik begitu daripada kita berkelahi.
Marilah, ke mana kita pergi dan apa yang sekarang hendak
kita lakukan." "Aku... aku ingin menghajar Kedok Hitam. Sungguh keparat
dan tak tahu malu pangeran jahanam itu. Ia berwatak rendah
dan benar-benar kotor!"
"Tak usah menyebut-nyebut kedudukannya," sang suami
menegur dan berkerut kening, wajahpun masih merah teringat
watak rendah laki-laki berkedok itu. "Kalau ia terjun di dunia
kang-ouw maka ia adalah Kedok Hitam, isteriku, bukan orang
lain atau siapapun. Baiklah, kita kejar dia tapi apakah tak
sebaiknya melihat atau mengetahui nasib pasukan kerajaan. "
"Cih, untuk apa melihat mereka" Giam Liong membantainya, suamiku. Biarkan saja dan biar mereka itu
mampus. Kalau takut tentu mundur. Tapi kalau mau mencari
mati biarkan saja mereka menghadapi Giam Liong. Aku tak
mau bertemu suci!" "Hm, begitukah" Baiklah, mari ke istana dan aku hendak
menegur si Kedok Hitam ku. Ia licik dan sungguh culas sekali"
"Akupun ingin memaki-makinya. Tak pantas bagi seorang
pangeran melakukan perbuatan sekeji itu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudahlah... sudahlah. Tak usah menyebut-nyebut kedudukannya dan mari kita pergi!" dan begitu Beng Tan
berkelebat menyendal lengan isterinya, muram dan tak
senang maka di hutan itu terjadi sesuatu yang bakal membuat
suami isteri ini kecewa berat!
Waktu itu, mengamuk dan membuka jalan darah Giam
Liong benar-benar beringas membabat pasukan kerajaan. Dia
marah sekali karena mati satu maju sepuluh, roboh sepuluh
maju seratus! Dan ketika hutan itu penuh oleh jerit dan
bentakan manusia, di mana-mana pasukan kerajaan
mengepung dan menghalang-halangi Giam Liong maka
pemuda yang seharusnya sudah dapat mengejar si Kedok
Hitam itu menjadi terganggu karena ia tak dibiarkan keluar
atau menerobos begitu saja.
Para perwira atau panglima kerajaan berseru berulang-
ulang agar menahan amukan pemuda itu. Panah dan tombak
atau apa saja diluncurkan ke arah pemuda ini. Namun karena
Giam Liong memutar goloknya dan semuanya patah-patah
bertemu golok di tangan pemuda itu, yang berkelebat dan
menyambar ke kanan kiri maka ganti berteriaklah orang-orang
itu tersambar goloknya. Setiap darah muncrat tentu kering.
Golok menjadi semakin berkilau-kilauan "dijamas" darah
pasukan kerajaan ini. Sudah tigaratus lebih terbunuh oleh
Giam Liong dan akhirnya orang-orang itupun gentar. Baju besi
yang mereka kenakan tetap saja tembus dan robek, golok
terus menyambar dan berteriaklah mereka ketika dada atau
kepala mereka terpisah. Dan ketika sorak-sorai terdengar dari
belakang dan orang-orangnya Chu-goanswe muncul dan
menerjang, membantu pemuda ini maka pasukan kerajaan
kalut dan kacau. . "Serbu, bunuh mereka. Bantu Sin-siauw hiap!"
Para pemberontak atau pejuang berham buran dari kiri
kanan. Mereka tadi menunggu aba-aba dan kini Chu-goanswe
muncul, gendewa di tangannya terpentang dan menyambarlah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
panah-panah besar yang mendesing berat. Dan ketika tubuh-
tubuh terpelanting oleh panah si jenderal mi, tembus dan
langsung binasa maka pengikut Chu-goanswe bersorak-sorai
menerjang ganas. Pasukan kerajaan menjadi terkejut dan
merekapun pucat. Menghadapi keturunan Si Golok Maut itu
saja mereka sudah kalang-kabut, apalagi kini ditambah oleh
muncul dan menyerbunya pasukan pemberontak itu. Dan
ketika mereka ngeri dan gentar oleh tandang yang amat
menggiriskan, kaum pemberontak itu rata-rata adalah ahli-ahli
silat dari dunia kang-ouw maka baju besi yang mereka
pakaipun ada yang pecah! "Crat-bluk!" Panah Chu-goanswe menembus dan merobohkan seorang
lagi. Baju besi itu tak tahan dan sambaran anak panah inipun
amatlah kuatnya. Tenaga Chu-goan-swe yang besar dan
bidikannya yang tepat membuat lawannya itu terguling, roboh
dan tewas dengan jantung tertikam. Anak panah itu masih
sempat bergoyang-goyang untuk akhirnya diam setelah si
perajurit tak bergerak-gerak. Dan ketika yang lain juga
menjadi korban dan satu demi satu anak-anak panah Chu-
goanswe ini mengenai telak, jenderal itu sungguhseorang ahli
panah ulung maka pasukan kerajaan cerai berai dan
berantakan. "Mundur.... mundur, semua menjauh!"
Namun ini justeru membuat para pejuang berkobar
semangat tempurnya. Mereka semakin beringas mengejar
lawan yang mundur, berkelebat dan membacok dan banyak
lagi yang roboh. Dan ketika orang-orang itu kalut namun
kepungan terhadap Giam Liong tetap dipertahankan, mereka
itu mengepung dan menyerang dan jauh maka Giam Liong
menggeram dan kini menyerbu dengan tidak menangkis
semua senjata-senjata lawan, membiarkan semua panah atau
tombak runtuh bertemu tubuhnya, yang kebal dan
menggelembung penuh tenaga sakti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hayo, kalian maju dan kubunuh satu demi satu. Lindungi
si Kedok Hitam itu dan kalian menjadi pengiringnya di neraka!"
Pasukan itu kewalahan. Mereda mundur dan terus mundur
namun yang menjengkelkan adalah tetapnya kepungan lebar
itu. Para panglima berseru berulang-ulang agar tidak
membiarkan pemuda itu menerobos, hal yang membuat Giam
Liong menjadi marah. Dan ketika seratus tubuh kembali
malang-melintang dan Golok Peng hisap Darah berkilau-
kilauan terang maka Giam Liong berkelebat dan menuju ke
arah dua panglima yang paling getol berteriak-teriak memberi
aba-aba. "Kalian sumber penyakit paling busuk. Sekarang
terima kematian kalian dan coba kulihat apakah mulut kalian
dapat berteriak-teriak lagi!"
Dua panglima itu terkejut. Giam Liong berkelebat dengan
amat cepatnya dan tahu-tahu menyambar seperti siluman.
Bayangannya tidak tampak tapi yang kelihatan hanya sinar
putih golok mautnya itu. Dan ketika mereka coba menghindar
namun Giam Liong lebih cepat, pemuda ini geram kepada dua
panglima itu maka terdengar jerit tertahan ketika dua batang
kepala mencelat dari tubuhnya.
Crat!" Darah menyembur dan dua panglima itupun roboh. Giam
Liong telah membinasakan mereka dan golok maut di
tangannya semakin bercahaya. Golok ini semakin terang
setiap mendapatkan korbannya Tambah banyak tambah
segar. Mentakjubkan, tapi sekaligus juga mengerikan! Dan


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketika Giam Liong bergerak dan menerjang ke kiri, pasukan
kalut melihat tewasnya pimpinan maka di sini pemuda itu
merobohkan lagi tujuh orang yang paling dekat, kacau dan
kepunganpun buyar didekati golok mautnya. Jalan kini mulai
terbuka dan Giam Liong gemas mendorong dengan tangan
kirinya. Dan ketika angin pukulan menyambar ke depan dan
duapuluh orang terlempar sambil menjerit maka pemuda itu
berkelebat dan keluar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Awas... awas... jangan sampai dia lolos. Jangan biarkah ia
mengejar Kedok Hitam!" seorang perwira lain, yang terkejut
dan pucat melihat lolosnya pemuda itu berteriak-teriak dari
jauh. Ia telah melihat robohnya dua temannya tadi namun
Giam Liong mendengus melempar sebuah hui-to kecil. Dan
ketika golok terbang ini menyambar dan mengenai perwira itu,
yang terguling dan menjerit maka satu pimpinan lagi
dibinasakan. "Mari, kalian boleh kepung aku lagi. Dan darah kalian akan
kering kuhisap!" Orang-orang gentar. Mereka sekarang mundur dan Giam
Liong tidak mendapatkan lawannya. Panah dan tombak yang
patah-patah bertemu tubuhnya diraup dan rontok begitu saja.
Pemuda ini benar-benar menggiriskan. Namun ketika Giam
Liong sudah keluar dan lolos dari kepungan, ratusan tubuh
malang-melintang di kiri kanan mendadak terdengar jerit dan
teriakan Chu-goanswe, begitu juga anak buahnya.
"Heii, siapa pemuda ini, siauw-hiap. Lihat ia meroboh-
robohkan anak buahku!"'
Giam Liong terkejut. ia sudah akan mengejar Kedok Hitam
yang menawan ibunya itu ketika tiba-tiba dari belakang
terdengar seruan dan suara bak-bik-buk. Ia membalik dan
melihat sesosok bayangan putih menyambar-nyambar dari
satu tempat ke tempat lain, persis . garuda yang beterbangan
sambil mengibas atau menampar-namparkan sayapnya. Dan
ketika para pejuang berteriak berpelantingan dan panah Chu-
goanswepun runtuh dipukul bayangan putih itu, yang entah
datang dari mana maka bayangan itu berseru kepada Giam
Liong agar berhenti: Dia muncul dari belakang meroboh-
robohkaB orang-orangnya Chu-goanswe itu.
"Hei, sobat di depan. Berhenti dan jangan pergi dulu,
sobat. Tunggu aku dan betapa ganasnya golok maut di
tanganmu itu!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Giam Liong berhenti. Tentu saja ia terkejut dan
mengerutkan kening melihat sepak terjang bayangan putih ini.
Matanya yang tajam segera melihat bahwa bayangan itu
adalah seorang pemuda berpakaian putih yang gagah dan
tampan. Gerakannya luar biasa cepat namun ia masih dapat
menangkap, tertegun dan menunggu dan orang-orangnya
Chu-goanswe pun terlempar ke kiri kanan. Dan ketika semua
myndur dan otomatis menyibak, bayangan itu berkelebat dan
memanggil Giam Liong maka iapun sudah berdiri di situ dan
tiba-tiba dua orang pemuda yang sama-sama gagah dan
tampan sudah saling berdiri berhadapan.
"Kau ganas dan telengas sekali. Golok di tanganmu bau
darah!" "Siapa kau!" Giam Liong terkejut dan membentak, pemuda
itu memiliki ilmu ginkang yang hebat sekali. Sekali bergerak
telah merobohkan orang-orangnya Chu goanswe dan tiba di
depannya. "Ada apa kau memanggilku, sobat. Dan apakah kau
antek kerajaan pula!"
"Hm, aku Han Han," pemuda itu bersinar-sinar, pandang
matanya tiba-tiba tajam dan menusuk. Getaran sinkang
langsung memancar dan Giam Liong terkejut, merasakan
adanya perbawa dan sinar mata yang kuat, mencorong! "Aku
memanggilmu karena aku tak mau kau pergi, sobat. Kau
terlalu ganas dan kejam membunuh-bunuhi orang-orang ini.
Apakah kau yang bernama Giam Liong itu dan dijuluki Si"
Naga Pembunuh!" "Aku tak perduli kepada julukan yang diberikan orang
kepadaku. Namun benar bahwa akulah Giam Liong. Kau mau
apa dan kenapa menghentikan aku kalau bukan antek
kerajaan!" "Aku tak suka sepak terjangmu. Kau pembunuh berdarah
dingin!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm!" Giam Liong mendengus, mundur dan mengemati-
amati wajah lawan dengan jelas, terkejut karena tiba-tiba ia
melihat persamaan wajah dengan ayah angkatnya Beng Tan.
Dan ketika ia tergetar dan membelalakkan mata, bertanya
sekali lagi siapa lawannya itu maka pemu da baju putih ini
menjawab, "Aku adalah Han Han, sudah kusebut namaku. Nah, kenapa
kau demikian keji membunuh-bunuhi orang!"
"Han Han" Kau dari mana" Siapa ayah ibumu?"
Pemuda itu mengerutkan kening, heran, tapi juga tak
senang. "Ayah ibukju tak usah ikut campur, Giam Liong. Kita
berhadapan sebagai lelaki dengan lelaki. Aku tak perlu
membawa-bawa nama orang tua."
"Kau.kau apakah Han Han putera ayahku Beng Tan" Anak
yang hilang itu?" Han Han, pemuda ini, terkejut. Tentu. saja ia terkejut
karena ialah yang sudah diduga sebagai putera ketua Hek-
yan-pang. Mencari dan meninggalkan Hek-yan-pang untuk
menemukan ibunya. Maka begitu Giam Liong menyebut-
nyebut nama itu lagi dan ia tergetar karena jejak ayah ibunya
rupanya semakin kuat, untuk kesekian kalinya lagi ia disebut
sebagai keturunan ketua Hek-yan-pang maka pemuda itu
mundur dan balik memandang Giam Liong dengan wajah
tertegun. "Kau sudah tahu tentang siapa aku" Kau Sin Giam Liong
yang dulu tinggal bersama ketua Hek-yan-pang?"
"Hm," Giam Liong tiba-tiba girang, sinar matanya yang
ganas dan dingin bersinar-sinar, tiba-tiba berubah. "Kalau
benar kau Han Han yang kucari maka adalah kebetulan sekali,
sobat. Sudah lama aku dan ibuku mencari-cari dirimu. Wajah
dan sikapmu seperti ayahmu itu. Di mana saja kau selama ini
dan kenapa sekarang baru muncul!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Chu-goanswe, yang mendengar dan tertegun oleh semua
percakapan itu tiba-tiba mendengar bisik-tSsik di sana-sini.
Pasukan kerajaan yang juga menonton dan berdiri dari jauh
ikut melihat dan mendengarkan, begitu juga pengikut-
pengikut Chu-goanswe yang mengharap pertandingan dua
pemuda itu. Tapi begitu suasana berubah dan Giara Liong
menunjukkan sikap persahabatan, dua pemuda itu saling
pandang dan Giam Liong melangkah maju tiba-tiba pemuda ini
sudah memeluk dan menitikkan air matanya.
"Benar, kau pasti Han Han anak ayah angkatku itu, Han
Han. Kau dicari-cari dan selama ini menghilang. Ah, hutang
ibuku akan lunas dan kau dapat menggantikan aku!"
Han Han, pemuda baju putih ini tertegun. Ia tadi muncul
dari belakang kaum pejuang dan kebetulan saja melihat
keramaian hutan, gaduhnya suasana perang dan sepak
terjang Giam Liong yang nggegirisi. Dan ketika ia tak tahan
dan harus turun tangan, sayang terhalang anak buah Chu-
goanswe yang tebal dan berlapis-lapis maka ia harus
meroboh-robohkan dulu orang-orangnya Chu-goanswe itu
sebelum mendekati Giam Liong. Ia membuat kaget para
pemberontak karena tiba-tiba muncul begitu saja. Tapi karena
ia bukanlah Giam Liong dan murid Im Yang Cin-jin ini pada
dasarnya juga seorang pemuda lemah lembut, yang tak dapat
bersikap kejam dan keras maka ia hanya meroboh-robohkan
saja pengikut Chu-goanswe itu tanpa mencederai mereka.
Namun mi membuat para pemberontak atau pejuang itu
berani. Mereka dapat bangun lagi dan kembali menyerang
pemuda itu. Dan ketika Han Han harus menurunkan tangan
lebih keras, orang-orang itu terpenting menerima pukulan Im-
yang-sin-kunnya maka barulah orang-orang itu kaget dan
Chu-goanswe sendiri berteriak tertahan ketika dengan satu
kibasan ujung baju anak panahnya yang besar dan berat
dipukul runtuh, patah menjadi delapan potong!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, pemuda yang amat lihai!" jenderal itu berseru dan
cepat-cepat memanggil Giam Liong, la paling gentar kalau
menyaksikan kelihaian anak-anak muda seperti Giam Liong.
Dan karena sekali pandang ia maklum bahwa hanya Giam
Liong saja yang dapat menandingi, orang-orangnya sudah
roboh dan merintih-rintih di sana maka jenderal ini ma lah
bengong ketika Giam Liong dan pemuda itu kini berpeluk-
pelukan! "Ah, kau benar anak yang hilang itu, Han Han. Kau mirip
ayahmu yang gagah dan lihai. Dan kaupun mengagumkan!"
"Apakah kau yakin aku putera ayahku itu"' Han Han
menggigil, tiba-tiba tersedak.
"Pasti, wajah dan sikapmu bagai pinang dibelah dua, Han
Han. Tapi kau tam paknya lebih hebat!"
"Dari mana kau tahu?"
"Sepak terjangmu sekilas tadi. Kau memiliki pukulan ampuh
yang membuat orang-orangnya Chu-goanswe terlempar!"
"Hm, dan kau juga hebat. Tapi kau ganas, Giam Liong. Kau
membunuh-bunuhi pasukan kerajaan seperti orang membunuh-bunuhi ayam. Aku tak suka!"
"Benar!" pasukan kerajaan tiba-tiba berteriak, Han Han
melepaskan diri dan sudah dapat menekan guncangan hatinya
tadi. Ia benar-benar putera ketua Hek-yan pang. Beberapa kali
wajahnya disebut benar-benar mirip ketua Hek-yan-pang itu,
baik ketika ia di Hek-yan-pang maupun di sini. "Ia kejam dan
telengas, kongcu. Dan kalau kau putera ketua Hek-yan-pang
maka sudah semestinya kau membantu kami. Ayahmu adalah
bekas orang kepercayaan kaisar!"
"Hm," Giam Liong membalik, tangannya tiba-tiba bergerak
melepas hui-to kecil, orang yang berteriak itu roboh dan
seketika berteriak. "Anjing-anjing kaisar tak perlu kau percaya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mulutnya, Han Han. Dulu adalah dulu dan sekarang adalah
sekarang!" Pasukan kerajaan ngeri. Giam Liong telah membunuh orang
yang berteriak Itu dan kini pemuda itu menghadapi kawan
barunya ini, mendengus dan menyuruh Han Han tak usah
mendengarkan kata-kata itu. Tapi ketika Han Han bergerak
dan merah padam, ia tadi terlambat mencegah sebuah
pembunuhan maka pemuda itu marah memandang Giam
Liong. "Kau kejam dan tak berperasaan. Begini mudahkah kau
membunuh orang seperti itu" Hm, hentikan kekejamanmu,
Giam Liong. Atau aku tak mengingat persahabatan dan
hubunganmu dengan ayahku, kalau ketua Hek-yan-pang
benar-benar ayahku!"
"Kau benar-benar putera ayah angkatku Beng Tan. Tapi
aku tak perduli apakah kau suka atau tidak akan sepak
terjangku m. Mereka yang datang dan lebih dulu mencari
permusuhan, Han Han Tanya mereka dan siapa yang salah'"
"Bocah itu tulang Punggung pemberontak, Giam Liong
adalah keturunan pemberontak" seorang PerWira lagi yang
bertiak dan bersembunyi di balik pasukannya berkata nyaring.
Ia memberanikan diri karena ada Han Han di s itu. T api begitu
Giam Liong menjentik dan golok terbangnya melesat maka
perwira itupun menjerit dan roboh Tenggorokannya tertancap
tembus "Lihat," Giam Liong menantang, sikap dinginnya timbul.
"Aku tak perduli kau di sini Han Han. Putera ayahku atau
bukan kalau kau mengambil s ikap bermusuhan maka aku akan
menganggapmu musuh. Lihat, anjing kaisar itupun kubungkam" Han Han terkejut. Untuk kedua kalinya lagi ia kalah cepat
karena Giam Liong menjentikkan golok terbang itu dari balik
saku bajunya. Gerakannya tak Kentara karena Han Han
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengira lain. Dan ketika perwira itu roboh dan pasukan
kembali gempar, Giam kali membunuh lawannya maka Han
Han membentak dan tiba-tiba berkelebat di depan pemuda
itu, di tengah-tengah antara Giam Liong dengan pasukan
kerajaan. "Giam Liong, jangan kurang ajar. Hentikan kekejamanmu
atau aku akan memberimu pelajaran!"
"Hm," Giam Liong teringat ibunya, tiba-tiba berkelebat dan
lewat di samping pemuda ini. "Aku akan menolong ibuku dulu,
Han Han. Setelah itu kita bicara lagi dan boleh kita main-
main!" "Kejar, serang dia...!" beberapa panglima tiba-tiba berseru,
pucat melihat Giam Liong keluar hutan, mengejar Kedok
Hitam. "Jangan biarkan ia mendapatkan ibunya, anak-anak.
Coa-ongya nanti marah kepada kita!"
Giam Liong segera dihujani anak panah. Mereka yang
gentar menghadapi pemuda ini segera melepas panah dan
jauh dan Chu-goanswe serta yang lain-lain terkejut. Mereka
marah karena lawan tiba-tiba bergerak kembali, menyerang
Giam Liong. Tapi ketika Giam Liong mengebutkan lengannya
dan semua anak-anak panah membalik, balas menyerang
orang-orang itu maka orang-orang itu berteriak dan roboh
terjungkal. Giam Liong berseru agar Chu-goanswe menghajar
pasukan kerajaan itu. "Baik!" Chu-goanswe girang dan berseru keras, anak
panahnya dilepas menyambar orang-orang itu. "Kami akan
menghajar anjing-anjing kerajaan ini, siauwhiap. Dan cepat
kembali kalau kami belum menyusul!"
Giam Liong mengangguk. Ia tak menghiraukan orang-orang
itu lagi ketika pikirannya teringat akan sang ibu. Cukup lama ia
tertinggal Kedok Hitam dan jangan-jangan ada apa-apa
dengan ibunya nanti. Maka begitu ia mengibas dati pasukan
kerajaan rontok nyalinya, mereka sudah berteriak-teriak


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mundur dan Chu-goanswe maju bersama pengikutnya maka
pasukan kerajaan dihantam dan dipukul jenderal tinggi besar
ini. Tapi Han Han bergerak dan membentak orang-orangnya
Chu-goanswe itu. Ia tiba-tiba tak senang dan marah melihat
keganasan Giam Liong. Kening dan alisnya berkerut-kerut,
dalara. Dan ketika ia berkelebat dan dua tangannya
menampar ke kiri kanan, orang-orangnya Chu-goanswe
dipukul berpelantingan maka Han Han berseru kepada Giam
Liong agar tidak me?inggalkan kawan-kawannya, atau Chu-
goanswe dan orang-orangnya itu akan dirobohkan semua.
"Giam Liong, kembali kau. Atau aku akan menghajar
teman-temanmu ini seperti kau menghajar pasukan kerajaan..
bres..bress!". tujuh dari sebelas pengikut-pengikut Chu-
goanswe berteriak dan terlempar bagai layang-layang putus,
terbanting dan terguling-guling di sana dan Chu-goanswe
membentak berseru marah. Han Han telah berkelebat ke
orang-orangnya yang lain dan tiga empat kali pemuda itu
kembali merobohkan pengikutnya. Dan ketika semua menjadi
gempar karena sekejap kemudian Han Han telah merobohkan
limapuluh orang, pasukan kerajaan bersorak dan balik
mengejar pengikut Chu-goanswe maka jenderal tinggi besar
itu berteriak marah melepas tujuh anak panahnya ke arah Han
Han. "Sin-siauwhiap, jangan pergi dulu. Pemuda ini mengamuk!"
Han Han tak menoleh dan melakukan seperti apa yang
dilakukan Giam Liong. Ia menamparkan tangannya ke
belakang dan tujuh panah itu terpental balik, menyambar dan
kembali menyerang pemiliknya. Dan ketika Chu-goanswe
harus melempar tubuh bergulingan namun sebatang anak
panah masih juga menancap di bahunya, jepderal itu
bergulingan maka Chu-goanswe melompat bangun dan pucat
memandang pemuda baju putih ini. Dan pasukan kerajaanpun
semakin bersorak-sorai. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus, ha-ha... tangkap dan bunuh Chu-goanswe itu, Han-
kongcu. Ialah biang keladi keributan ini dan otak pemberontak
an!" Han Han bersinar marah. Ia marah kepada Giam Liong dan
kini ingin melampiaskan kemarahannya kepada jenderal tinggi
besar itu. Giam Liong meninggalkannya dan ia merasa
direndahkan. Ia ingin menangkap jenderal itu sebagai rasa
marahnya kepada Giam Liong. Ia ingin memberi pelajaran.
Giam Liong dianggapnya sombong dan tentu saja ia tak tahu
bahwa kepergian Giam Liong adalah untuk menolong ibunya,
yang dibawa si Kedok Hitam. Dan ketika Han Han menjadi
panas karena Giam Liong dianggap merendahkannya, jenderal
she Chu itu juga menyerangnya dengan tujuh panah berturut-
turut maka pemuda ini membalas dan anak-anak 'panah
itupun dipentalkannya kepada Chu-goanswe, satu di
antaranya menancap dan kini jenderal itu bergulingan
meloncat bangun. Han Han tak menunggu waktu lagi dan
tiba-tiba ia berkelebat ke arah jenderal ini. la akan menangkap
otaknya dan menghentikan pembunuhan masal itu. Tapi
begitu ia bergerak dan jari-jarinyapun sudah mendekati leher
Chu-goanswe, yang baru saja meloncat, bangun maka Giam
Liong tiba-tiba berkelebat dan sinar putih yang panjang
langsung menyambar jari-jari pemuda ini.
"Han Han,' jangan main-main dengan Chu-goanswe!"
Han Han terkejut.. Ia mendengar dan melihat sinar panjang
itu, dingin menyeramkan dan tentu saja ia tak mau menjadi
'korban. Dan ketika apa boleh buat ia menarik serangannya
kepada Chu-goanswe dan sinar putih itu lewat di depannya, ia
menjepret dan menampar badan golok maka Han Han
tergetar ketika jari-jari tangannya bertemu benda dingin yang
kaku keras. "Plak!" Chu-goanswe selamat sementara Giam Liong telah berdiri
di situ. Sinar putih lenyap karena sudah kembali di punggung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pemuda ini. Golek maut, Golok Penghisap Darah, telah
disarungkan lagi di belakang tubuh Giam Liong. Dan ketika
Han Han terhuyung dan pucat memandang lawannya, Giam
Liong telah tegak dengan sikap dingin maka pemuda ini
membentak, "Giam Liong, jangan sombong dengan golok mautmu.
Keluarkan, dan aku tak takut!"
"Hm, sekali dikeluarkan seharusnya me minum darah, Han
Han. Tapi kepada dirimu aku menahan diri. Pergilah, cari ayah
ibumu atau nanti kau celaka di s ini!"
Han Han marah terbakar. Ia merasa direndahkan dan tak
dipandang sebelah mata. Pasukan kerajaan bersorak-sorak
sementara pengikut Chu-goanswe juga ber teriak menyuruh
Giam Liong menghajar pemuda itu. Masing-masing pihak
menjagoi jagonya dan kata-kata memanaskan segera
terdengar di sana-sini. Dan ketika Giam Liong tegak
menantang sementara pemuda baju putih itu merah mukanya,
Han Han bergetar dan menggigil mengerahkan sinkang tiba-
tiba pemuda itu membentak,
"Giam Liong, majulah. Lihat siapa yang akan diberi
pelajaran kau ataukah aku!"
"Hm, kau sudah mencampuri urusan. Majulah, Han Han.
Aku memberi kesempatan lebih dulu kepadamu karena aku
adalah tuan rumah." "Begitukah" Baik!" dan Han Han yang tidak dapat menahan
diri lagi disoraki lawan tiba-tiba berkelebat dan lenyap
menampar Giam" Liong. Jari-jari pemuda ini sudah berkerotok
dan tangan kiri maupun kanannya kemerah-merahan. Itulah
hawa sakti Y ang-kang (panas) yang sudah dikerahkan pemuda
ini. Dan ketika Giam Liong terkejut karena hawa panas
mendar hului menyambar, ia mengelak namun lawan
mengejar maka Giam Liong menangkis dan untuk pertama
kalinya dua pemuda itu sudah mengadu tenaga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dukk!" Dua-duanya sama terpental. Giam Liong terkejut karena
sinkang atau tenaga sakti Han Han ternyata hebat sekali. Apa
yang sudah diduga ternyata benar. Dan ketika Han Han
berkelebat dan.kembali menyerang,
orang-orang yang menonton tertegun karena pemuda baju putih itu sudah
menyambar seperti seekor rajawali sakti yang beterbangan
mengelilingi Si Naga Pembunuh maka Giam Liong juga
terkesiap karena tahu-tahu ia sudah dihujani pukulan atau
tamparan bertubi-tubi, cepat dan panasnya menjadi-jadi
hingga sebentar kemudian iapun berkeringat. Dan ketika Giam
Liong mengelak namun selalu dikejar, menangkis dan
membalas maka dua pemuda itu tiba-tiba sudah bertanding
dan satu sama lain mengitari lawan, sambar-menyambar!
"Bagus, hebat', Han Han. Pukulan-pukulanmu cepat dan
luar biasa sekali!" "Hm," Han Han juga kagum, tak mau banyak bicara.
"Kaupun hebat, Giam Liong Tak bohong kalau orang memuji-
muji dirimu!" dan keduanya yang sudah bertempur dan saling
dahulu-mendahutui akhirnya mulai membuka mata masing-
masing bahwa lawan yang dihadapi betul-betul hebat. Han
Han mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya Hui-thian-
sin-tiauw (Rajawali Sakti Terbang Ke Langit). Dan ketika
pasukan kerajaan bersorak karena tubuhnya benar-benar
terbang menyambar-nyambar, kaki pemuda itu tak menginjak
tanah lagi saking cepatnya ia bergerak maka Chu-goanswe
dan para pengikutnya menjadi berdebar karena Giam Liong
alpanya kalah cepat' dan ertipat kali harus menangkis pukulan
laivan. "Duk-dukk!" Giam Liong tergetar sementara Han Han terpental
mengelilingi dirinya lagi. Han Han juga kagum dan penasaran
oleh kehebatan lawannya ini. Pukulan-pukulan Yang-kang
yang dilancarkannya ternyata dapat ditangkis dan diterima
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Giam Liong, padahal pemuda itu sudah berkeringat dan
mangar-mangar. Giam Liong memang diserang hawa panas
yang semakin menjadi dari pukulan lawannya itu. T api karena
pemuda ini juga memiliki daya tahan mengagumkan, sinkang
di tubuhnya bekerja dan melindungi maka Giam Liong diam
diam melawan hawa panas itu dengan sinkang yang
dipelajarinya dari kitab kecil, peninggalan ayah kandungnya.
Dengan sinkang itu akhirnya perlahan-lahan hawa panas
dapat dilawan. Keringat yang semula mengucur akhirnya
dibuat dingin, beku. Dan ketika Giam Liong akhirnya tidak ber
keringat sama sekali dan Han Han tertegun, pukulan Yang-
kangnya dihadapi hawa dingin, yang keluar dari tubuh lawan
maka pemuda itu berseru, kagum,
"Giam Liong, kau hebat sekali. Kau mengagumkan!"
"Hm, kaulah yang mengagumkan, Han Han. Kau dapat
membuat aku bekerja keras!"
"Tapi kau dapat menandingi pukulan-pukulan Yang-kangku.
Kau hebat!" "Hm, tak usah banyak bicara. Pertandingan belum berakhir,
Han Han. Awas jaga balasanku dan jangan lengah!" Giam
Liong bergerak dan tiba-tiba mengeluarkan pekikan nyaring,
dahsyat menggetarkan isi hutan dan Han Han terkejut karena
ia terdorong. Dan ketika ia terhuyuHg sementara pasukan
kerajaan maupun pengikut Chu-goanswe terpelanting oleh
pekik dahsyat itu, Giam Liong hendak menjaga kewibawaannya di depan orang-orang lain maka pemuda itu
berkelebat dan sudah melancarkan pukulan-pukulan cepat dari
ilmu silat barunya yang disebut Pek-poh-sin-kun (Pukulan
Sakti Seratus Langkah)! "Aih, hebat. Cepat sekali!" Han Han terkejut dan berseru
kagum. Ia sudah diserang dengan amat cepatnya dan Hui-
thian-sin-tiauwnya mendapat tandingan Lawan ganti-berganti
melepas pukulan sementara kakinyapun berpindah-pindah
dengan langkah luar biasa. Dan ketika Han Han beterbangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
namun selalu dicegat dan dihadang langkah-langkah kaki
Giam Liong, ia tak sempat berkelit atau mengelak maka Han
Han menaHgkis dan letupan seperti bunga es memuncrat dari
lengan keduanya, "Duk-plak!"
Han Han tiba-tiba terdesak. Ia, yang tadi telah membuat
Giam Liong kewalahan dan sibuk menangkis sana-sini tiba-tiba
sekarang berbalik keadaan. Ilmu sakti Seratus Langkah yang
dilakukan lawannya itu benar-benar mampu mendesak dan
membuatnya terkejut. Hui-thian-sin-tiauw nya bertemu
tandingan setimpal dan terbelalaklah Han Han oleh kehebatan
lawannya ini. Dan ketika ia terdesak dan pukulan-pukulan
Yang-kang kembali bertemu lengan dingin lawannya, bunga-
bunga es berpercikan ke sana ke mari maka Giam Liong
menekan tanpa ampun dan Cho-goanswe bersama para
pengikutnya tiba-tiba ganti bersorak. Jago mereka unggul!
"Hidup Sin-siauwhiap! Hidup Si Naga Pembunuh! Ha-ha,
tekan dan terus rangsek lawanmu itu, siauwhiap. Beri dia
pelajaran agar tidak menghina diriku!"
"Benar, dan lempar ia ke anjing-anjing kerajaan itu,
siauwhiap. Atau cabut golokmu dan tabas kepalanya!"
Han Han pucat. Ia tiba-tiba didesak hebat dan sudah
tinggal sebagai pihak bertahan saja. Tapi karena Han Han
juga bukan pemuda sembarangan dan ia adalah murid Im
Yang Cinjin yang sakti, bergerak dan tak mau kalah tiba-tiba
pemuda ini mengeluarkan bentakan seperti Giam Liong yang
menggetarkan hutan, pekikan Sai-cu-ho-kang ajaran gurunya.
Hebat dan dahsyat! -ooo0dw0ooo- Jilid 24 "GIAM LIONG, aku tak mungkin kalah!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bentakan atau suara menggundur pemuda itu membuat
orang-orang terpelanting. Pasukan Chu-goanswe tiba-tiba
menjerit karena satu sama lain roboh mendekap telinga.
Bahkan yang terdekat sudah roboh dengan kendangan
pecah! Han Han marah sekali dan memang ingin memberi
pelajaran kepada lawannya itu, juga anak buah Chu-goanswe
yang bersorak-sorak menghinanya. Dan ketika orang yang
terdekat pingsan dengar pekik kesakitan, pasukan kerajaan
mundur dan menjauh maka Han Han sudah menerima pukulan
Giam Liong yang menyambar kepalanya.
"Desss!" Debu dan pasir muncrat berhamburan. Adu pukulan yang
amat dahsyat diantara dua pemuda itu sungguh seperti
gunung meletus, suaranya menggelegar dan batu-batu
disekitar terlempar dan mencelat ke kiri kanan, jatuh dan
menimpa orang-orang disana dan berteriaklah pasukan
kerajaan maupun pasukannya Chu-goanswe.
Mereka sudah menjauh namun tetap juga menjadi korban.
Tujuh pohon disekitar dua pemuda itu roboh dan tumbang tak
kuat menerima getaran adu pukulan ini. Dan ketika Giam
Liong maupun Han Han sama-sama terbelalak, mereka
dorong-mendorong dan seluruh kekuatan sinkang dikerahkan,
Giam Liong sampai mengeluarkan uap putih dikepalanya maka
Han Han juga lebih hebat karena seluruh tubuh pemuda ini
sudah merah membara seperti api.
Pengerahan tenaga Yang-kangnya dikerahkan sampai ke
puncak! "Han Han, kau mengajak mengadu jiwa!"
"Tak ada lain jalan," pemuda itu mendengus. "Kau juga
memberi malu aku, Giam Liong. Kita adu kesaktian dan lihat
siapa kalah siapa menang!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Giam Liong terbakar. Dia tadi sudah mendesak dengan
langkah-langkah saktinya Pek-poh-sin-kun ketika tiba-tiba
lawannya ini menghentikan gerakan langkahnya dengan adu
pukulan sinkang. Han Han menerima dan menyambut pukulannya dan Pek-


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

poh-sin-kun otomatis berhenti, Han Han tegak menyambut
tangannya dan jadilah mereka dorong-mendorong. Ledakan
yang amat dahsyat yang mengguncang keduanya membuat
masing-masing tergetar, Giam Liong terdorong namun
bertahan dan ganti mendorong lawannya.
Dan karena Han Han juga bertahan dan tetap menyerang,
pemuda itupun tak mau kalah di hadapan sekian banyak orang
maka Han Han yang mengerahkan sinkangnya tiba-tiba telah
menjadi api karena seluruh tubuhnya mengeluarkan hawa
panas membakar yang membuat pemuda itu menyala-nyala.
Persis gumpalan bara yang menjilat-jilat!
Tapi Giam Liong sungguh mengagumkan. Mengerahkan
tenaga saktinya yang didapat dari sumur tua pemuda ini
melawan hawa panas dari lawan.
Han Han yang sudah menjadi manusia api dan panas
membakar mencengkeram telapaknya kuat-kuat. Orang lain
pasti leleh dan sudah hangus diserang pemuda itu. Murid Im-
yang Cinjin ini juga mengagumkan.
Tapi karena Giam Liong memiliki kesaktian tinggi dan
pelajaran sinkang yang diperolehnya dari sumur tua juga
dipergunakan disitu, keturunan Si Golok Maut ini melepas
hawa dingin menahan hawa panas maka perlahan tetapi pasti
tubuh pemuda itu tiba-tiba menjadi putih dan akhirnya beku
seperti es. Giam Liong berobah ujud seperti manusia salju yang dingin
membeku, atau semacam gunung mini di daerah kutub sana.
Dan ketika lawan coba mencairkan tubuhnya namun api selalu
gagal dan padam bertemu butir-butir es yang membeku maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han Han terbelalak karena ia tak mampu menembus
lawannya! Giam Liong telah memejamkan mata dan kini dari belakang
punggung pemuda itu muncul sebentuk asap putih yang naik
ke atas. Asap itu membentuk seperti seorang raksasa dan Han
Han terkejut karena tiba-tiba asap itu bergerak dan ikut
menyerangnya. Dan ketika ia kaget dan tak tahu apakah ini,
siluman atau hantu maka asap itu menubruk atau menyambar
kepalanya. "Slap!" Han Han tersentak. Ia kaget mengelak namun asap putih
itu menyambarnya lagi, kini membentuk golok dan tahu-tahu
menyambar lehernya. Dan ketika ia kacau dan menganggap
Giam Liong curang, mengeluarkan ilmu sihir maka Han Han
melepaskan diri dan membanting tubuh bergulingan,
membentak tapi anehnya ia tak dapat melepaskan diri dari
tangan lawannya itu. Giam Liong telah menjadi beku dan ikut pula terbanting
bergulingan, masih dalam keadaan terpejam. Dan ketika Han
Han pucat dan melengking ngeri, Giam Liong telah beku dan
tak mampu dilepaskan olehnya maka asap putih ini
mengganggu dan menyerangnya lagi dalam bentuk raksasa
atau golok! "Giam Liong, kau curang. Kau mempergunakan sihir!"
Giam Liong tak membuka mata dan masih kaku diajak
bergulingan kesana-sini. Pemuda itu seperti kehilangan dirinya
dan lawan berteriak-teriak pucat.
Han Han telah coba melepaskan tangannya dari tangan
pemuda itu namun jari-jari Giam Liong sudah beku dan kaku
tak dapat direnggangkan. Hawa dingin yang dikerahkan pemuda itu sudah terlampau
berlebihan dalam usahanya menangkal hawa panas. Giam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong tak mau kalah. Tapi ketika lawan mengelak kesana-sini
dan asap putih itu tiba-tiba bisa terkekeh-kekeh, Han Han
meremang melihat seorang kakek tinggi besar maka pemuda
itu tiba-tiba teringat gurunya dan dengan bibir berkemak-
kemik menggigil ia memanggil gurunya, lewat kontak batin.
"Suhu, tolong. T eecu menghadapi bahaya. Giam Liong laki-
laki curang!" Ajaib, tiba-tiba terdengar ledakan dibelakang pemuda ini.
Han Han yang mengelak dan ngeri oleh kakek tinggi besar itu
tiba-tiba seperti ditepuk seseorang.
Bayangan seorang tosu muncul. Dan ketika semua orang
tertegun dan kaget serta terheran-heran, kejadian itu seperti
sebuah mimpi saja maka tosu ini mengebutkan saputangan
hitam kemuka kakek tinggi besar itu, saputangan yang
menghamburkan harumnya bunga-bunga cempaka putih.
"Mo-bin-lo, jangan ganggu anak-anak kecil. Pulang dan
kembalilah ke alam asalmu!"
Kakek itu berteriak. Asap dan bayangannya seketika buyar,
Han Han dapat melepaskan diri lagi dari tangan Giam Long
dan bersamaan itu pemuda inipun membuka matanya.
Giam Liong seolah orang baru bangun tidur dari sebuah
mimpi me lelapkan. Dan ketika tubuhnya pun pulih kembali
dan Han Han disana bergulingan meloncat bangun maka tosu
itu lenyap dan Han Han mendengar kata-kata gurunya, Im
Yang Cinjin yang tadi muncul.
"Han Han, kau tak dapat mengalahkannya. Pemuda itu
dibantu Golok Mautnya ciptaan si iblis Mo-bin-lo. Pergi dan cari
dulu Pedang Matahari untuk melawan kehebatan golok!"
Han Han tertegun. Ia bengong dan penasaran oleh apa
yang baru dialam inya. Tadi gurunya juga berkata bahwa
perbawa Golok Maut itulah yang bicara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Giam Liong sendiri tak tahu akan bantuan itu. Dan ketika
pemuda ini terkejut dan kecewa, Giam Liong dibantu perbawa
Golok Maut maka ia memutar tubuh dan lenyap meninggalkan
lawannya itu, tak melihat betapa Giam Liong bersinar-sinar
kagum memandangnya. Kagum karena Giam Liong juga tak
mampu "membunuh" Yang-kang yang dimiliki lawannya itu.
"Giam Liong, lain kali kita akan bertemu lagi. Kau licik
karena dibantu orang lain!"
Giam Liong mengerutkan kening. Ia terkejut karena ia
dituduh mendapat bantuan orang lain, padahal ia sama sekali
tak merasa hal itu. Tapi ketika ia hendak mengejar dan
pasukan kerajaan tiba-tiba ribut, mereka membalik dan
melarikan diri maka Giam Liong mendengar seruan Chu-
goanswe agar mencari ibunya.
"Siauw-hiap, musuhmu telah lari. Ingat ibumu dan syukur
kau menang!" Giam Liong sadar. Diingatkan ibunya begini mendadak ia
mengangguk dan berkelebat.
Pasukan kerajaan cerai-berai begitu Han Han meninggalkan
pertempuran. Maklumlah, jago yang mereka andalkan telah
pergi menelan kenyataan pahit. Kepandaian Giam Liong
sesungguhnya berimbang namun campur tangannya Mo-bin-lo
membuat pemuda itu marah.
Ia seakan dikeroyok! Dan ketika Han Han pergi dan
pasukan tentu saja terkejut, mereka tak mungkin menghadapi
kaum pemberontak lagi maka mereka pun mundur dan
membalikkan tubuh namun para pejuang mengejar dan
berteriak-teriak mengancam mereka. Giam Liong sendiri
berkelebat dan mengibaskan lengannya kekanan kiri.
"Kejar, bunuh anjing-anjing kaisar. Tangkap mereka!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pasukan kerajaan kalut. Mereka sudah tak ada yang
memimpin lagi dan kibasan atau dorongan lengan sakti Giam
Liong membuat mereka terpelanting dan jatuh bergulingan.
Sekali kibas tigapuluhan mencelat! Dan ketika Giam Liong
mendahului mereka dan Chu-goanswe menyusul atau
mengejar dibelakang, membentak agar lawan menyerah atau
dibunuh maka para pejuang meroboh-robohkan lawan mereka
dengan mudah. Pasukan kerajaan jatuh mentalnya oleh kekalahan Han
Han. Tadi mereka amat mengharap pemuda itu namun apa
boleh buat penolong suka rela ini diganggu oleh perbawa
Golok Maut. Mo-bin-lo, pencipta golok itu tiba-tiba keluar sukmanya dan
menyerang Han Han, karena sesungguhnya di dalam golok
maut itu bersembunyi atau tersimpan roh si pencipta. Dan
ketika kakek itu menampakkan diri dan Han Han dibuat kaget,
untung gurunya datang dan menolong maka pemuda itu
dinasihatkan untuk pergi dan para penonton menganggap
Giam Liong menjadi pemenangnya, meski pun pemuda itu
sendiri tak merasa begitu dan dia justeru heran kenapa Han
Han meninggalkan pertempuran, padahal mereka belum
selesai. Dan ketika semua diobrak-abrik dan pasukan Chu-goanswe
menghajar habis-habisan pasukan lawan, yang tak mau
menyerah dibunuh sementara yang mau menyerah disuruh
membuang senjatanya maka sebentar kemudian lawan yang
ada dibelakang sendiri melempar senjata masing-masing dan
seribu lebih menyatakan menyerah!
Chu-goanswe mengampuni mereka yang ini sementara
yang di depan dikejar dan terus diserang. Tapi karena mereka
melompati hutan dan akhirnya menunggang kuda, lari ke kota
raja maka untuk yang ini Chu-goanswe harus puas
merobohkan yang paling belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Panah jenderal itu menyambar-nyambar dan pasukan yang
hendak balik ke pintu gerbang ini menjadi korbannya.
Tigaratus lebih menjadi sasaran empuk senjata di tangan
jenderal ini. Dan ketika pintu gerbang ditutup dan kota raja
menjadi gempar, Chu-goanswe berhenti dan berteriak-teriak di
luar maka untuk pertama kalinya pasukan istana dipukul dan
dibuat guncang! "Kita kalah. Kita terpaksa melarikan diri. Si Naga Pembunuh
sungguh luar biasa dan ia membantai kita seperti ayam!"
"Dan pemuda baju putih itu tak mampu menandinginya.
Ah, sayang. Putera Pek jit-kiam itu meninggalkan lawannya!"
"Pengecut, pemuda itu tak pantas menjadi putera seorang
gagah. Ia memalukan dan merendahkan kita!"
Han Han malah dibawa-bawa dan kini dimaki-maki pasukan
kaisar itu. Mereka lupa bahwa Han Han bukanlah tangan
kanan kaisar atau pula orang yang disuruh bergabung dengan
mereka. Pemuda itu datang atas kemauannya sendiri dan tentu saja
bebas untuk pergi atau datang. Dan ketika mereka juga lupa
bahwa sebenarnya merekalah yang pengecut, lari tunggang-
langgang menghadapi lawan yang lebih kuat maka Han Han
disana menggigit bibir dan mengepalkan tinjunya dengan
muka merah padam. Sementara Giam Liong, yang berkelebat dan mencari
ibunya juga berketruk dan ingin menghancurkan kepala si
Kedok Hitam yang licik dan curang itu!
-0o-d*w-o0- Marilah kita ikuti perjalanan Giam Liong.
Seperti diketahui, pemuda ini mencari ibunya yang juga
berarti mencari Kedok Hitam. Dia sudah tak akan memberi
ampun lagi kepada musuhnya yang amat jahat itu, licik dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
culas. Dia sudah akan mencincang tubuh musuhnya sampai
hancur. Kemarahan dan kebencian Giam Liong me luap. Dan ketika
dia ingat betapa ayahnya dicincang laki-laki ini, keji dan tak
berperikemanusiaan maka Giam Liong telah memutuskan
untuk melakukan hal yang sama, apalagi kalau ibunya
diganggu! "Aku akan merebus tubuhmu hidup-hidup," Giam Liong
menggeram. "Dan aku akan memanggangmu di kwali yang
panas, Kedok Hitam. Dan seluruh tubuhmu akan kukuliti!"
Orang akan meremang dan merasa seram mendengar
ancaman ini. Giam Liong mendesis dan bertekad mencari lawannya ini,
sampai ketemu. Kalau perlu, dia akan menangkap kaisar dan
menyuruh musuhnya itu keluar, atau kaisar akan dibunuh dan
kepalanya dipenggal! Dan ketika Giam Liong bagai seekor
harimau yang haus darah, ancamannya bakal terjadi kalau
ibunya tak ditemukan maka saat itu berkelebatlah dua
bayangan dan tiba-tiba secara tak sengaja ia bertemu dengan
ibu dan ayah angkatnya itu. Beng Tan dan isterinya, Swi Cu.
"Ah, kau mau kemana, Giam Liong" Mencari ibumu?"
Giam Liong tertegun, berhenti.
"Benar, dan ayah..." dia agak kaku, sang ibu angkat
tampak keruh dan masam mukanya! "Kemana kau akan pergi,
ayah. Dan bagaimana kau tahu bahwa aku mencari ibu!"
"Kedok Hitam membawanya. Jeritan ibumu membuatku
datang!" "Ah, dimana dia sekarang!" Giam Liong melompat, muka
seketika beringas. "Bagaimana dengan ibuku, ayah. Dan mana
jahanam licik itu. Bagaimana ia datang sebelum waktu yang
ditentukan!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maaf," Beng Tan tak enak. "Bukan aku bohong, Giam
Liong, melainkan musuhmu itu memang licik. Aku sendiri
sedang memantau gerak-geriknya dan kaget bahwa ia datang
bersama limaribu pasukan. Ibumu selamat tapi..."
"Tapi dimana dia!" Giam Liong membentak, lupa dan
bersikap agak kasar karena dia dilanda ketegangan
mendengar berita ibunya ini.
Giam Liong sampai tak dapat mengontroi diri begitu
ayahnya berkata bahwa ibunya selamat, hal yang
menggirangkan tapi sekaligus juga mendebarkan dia.
Maklumlah, ibunya tak ada disitu! Dan ketika dia membentak
memutus omongan ayahnya dan Swi Cu mendelik serta
meradang maka wanita itulah yang kini berseru dan
berkelebat ke depan, membentak,
"Giam Liong, suamiku bukan orang yang suka kau bentak-
bentak. Sopan dan hormatlah sedikit di depan orang tua!"
"Maaf," Giam Liong terkejut, sadar. "Aku lupa diri, bibi. Aku
dilanda ketegangan.."
"Sudahlah," Beng Tan tahu dan menarik isterinya bersabar,
memaklumi keadaan pemuda itu. "Ibumu tadinya bersama
kami, Giam Liong. Tapi kini dia pergi, entah kemana Dan
bagaimana sekarang dengan pasukan kerajaan yang
menyerangmu itu." "Ibu tak bersama ayah lagi?" Giam Liong kecewa, tiba-tiba
mukanya kembali gelap, tak menjawab pertanyaan itu. "Kalau
begitu biar kucari, ayah. Dan maaf aku harus segera pergi!"
"Heii..!" sang ayah berseru. "Ibumu tidak kesana, Giam


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Liong, melainkan ke selatan. Dia tidak menuju kota raja!"
Giam Liong memutar. sudah berkelebat dan kembali ketika
ayahnya ini berseru menuding.
Memang dia akan ke kota raja karena disanalah biasanya si
Kedok Hitam bersembunyi. Dia akan mencari dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membunuuh. Tapi begitu ayahnya berseru dan dia memutar
tubuh, keselatan maka Giam Liong berkelebat dan menuju ke
tempat yang ditunjuk ayahnya ini.
"Terima kasih!" itu saja jawabannya, kaku dan tidak
menyenangkan. Tapi ketika Beng Tan dan isterinya mengerutkan kening,
mereka belum tahu bagaimana kabar pasukan kerajaan tiba-
tiba Giam Liong berkelebat dan muncul kembali, kali ini
wajahnya berseri-seri. Aneh!
"Ayah ada berita gembira untukmu. Aku lupa!"
"Apa itu?" sang pendekar tertegun, gerak-gerik Giam Liong
mendebarkan. "Han Han!" pemuda itu berseru. "Han Han anakmu telah
datang, ayah. Tadi aku bertemu dengannya dan dia hebat
bukan main!" "Apa?" Swi Cu berkelebat, membentak dan langsung
mencengkeram pemuda ini. "Han Han" Kau tidak main-main"
Awas, jangan melukai hatiku, Giam Liong. Atau kubunuh kau
kalau menghina kami berdua!"
"Aku tidak menghina, juga tidak mempermainkan," Giam
Liong mundur dan me lepaskan diri dari cengkeraman bibinya
ini. "Aku sungguh-sungguh, bibi. Han Han anakmu telah
muncul dan dia katanya baru dari Hek-yan-pang..."
"Ah, mana dia. Dan apakah kau betul!"
"Dia te lah pergi, ke timur. Aku baru saja bertanding dan dia
hebat bukan main!" "Bertanding" Kau menghajar anakku itu" Keparat, kau
sungguh sok jagoan, Giam Liong. Anak orang pun enak saja
kau ajak berkelahi.... plak-plak!" dan Swi Cu yang
melayangkan tamparan dua kali ke pipi pemuda ini tiba-tiba
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membuat pemuda itu terhuyung dan Giam Liong terkejut
bengap! Swi Cu marah dan iapun langsung digampar. Inilah
kemarahan seorang ibu kalau anaknya diganggu! Tapi ketika
Beng Tan menarik isterinya dan lagi-lagi menyuruh isterinya
mundur, wanita itu tegang dan me lotot lebar maka pendekar
ini yang juga tegang dan berdebar cemas tiba-tiba memegang
dan menggenggam lengan pemuda itu, lembut. Suaranya
bergetar ketika berkata, "Giam Liong, maafkan isteriku. Dia tak bisa menahan diri
seperti halnya ibumu menemukan kau. Maklumilah ini dan
pandanglah mukaku. Dimana anakku itu dan apakah ia
selamat tak kau celakai!"
"Aku tidak mencelakai," Giam Liong tiba-tiba meramkan
mata, terpukul dan sakit oleh sikap Beng Tan yang
ditunjukkan kepada puteranya.
Sikap seorang ayah yang penuh cinta kasih dan sayang,
tidak seperti dia yang seumur hidup tak pernah bertemu
dengan ayah kandungnya! "Aku tak mengapa-apakan puteramu itu, ayah. Kami
bertanding karena ia berpihak dan membela pasukan
kerajaan. Ia gagah dan amat lihai. Aku mengucapkan se lamat
bahwa puteramu kembali!"
"Ia sekarang dimana?"
"Pergi ke timur. Aku juga tak mengerti kenapa ia pergi
setelah bertempur hebat denganku. Yang jelas, ilmu
kepandaiannya tinggi. Dan harap ayah cari dia karena tentu
belum begitu jauh dari sini. Maaf, aku harus pergi dan mencari
ibuku!" dan berkelebat menarik lepas tangannya dari
genggaman sang ayah tiba-tiba Giam Liong lenyap dan tidak
memandang lagi ayah maupun ibu angkatnya ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia. terpukul dan sakit oleh sikap Beng Tan terhadap Han
Han. Ayah angkatnya itu menggigil dan jelas menahan-nahan
guncangan perasaan yang sangat.
Ada haru dan tegang tapi juga gembira! Dan karena ia tak
kuat menyaksikan semuanya itu dan ia harus cepat-cepat
pergi untuk mencari ibunya maka begitu berseru ia pun lenyap
dan tidak menghiraukan panggilan ayahnya lagi.
Beng Tan menyatakan terima kasihnya namun ia tak mau
dengar. Giam Liong tertusuk oleh kebahagiaan pendekar itu
mendengar tentang anak laki-lakinya. Begitulah bahagianya
mempunyai ayah kandung! Dan ketika pemuda itu berkelebat
dan lenyap meninggalkan ayah ibunya, ayah ibu angkat maka
suami isteri itu menggigil dan Swi Cu tiba-tiba menubruk
suaminya dan sesenggukan.
"Suamiku, Han Han... anak kita... kembali. Mari kita cari
dan temukan dia. Ah aku ingin me lihatnya seberapa besar ia
sekarang. Aku harap Giam Liong tidak bohong, tidak
mempermainkan kita!"
"Tak mungkin bohong, tak mungkin mempermainkan
kita..." Beng Tan juga gemetar dan terharu, memeluk isterinya
kuat-kuat. "Giam Liong bukan pemuda seperti itu, niocu. Ia
tentu benar dan jujur. Mari kita cari dan temukan dia!"
"Mari, tapi tolong bantu aku. Jantungku berdebaran tak
keruan. Aku tegang...! Dan ketika Beng Tan bergerak dan menyambar isterinya,
dipanggul dan berkelebat maka Swi Cu terisak-isak dan
menangis di pundak suaminya itu. Sejenak tak mampu
berbuat apa-apa namun akhirnya ia minta diturunkan.
Sang suami-pun menggigil dan dua kali tersandung akar
pohon, jatuh namun bangun kembali karena suaminya itupun
tegang mendengar ini. Mereka sebenarnya sama-sama ingin
menemukan anak mereka itu. Sama-sama berdebar dan
bahagia! Dan ketika Swi Cu diturunkan dan Beng Tan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengajak isterinya ke timur, mereka bergandengan mengejar
Han Han maka Giam Liong yang sudah memberi tahu ciri-ciri
putera mereka itu sebagai pemuda yang berbaju putih maka
benar saja mereka melihat ada seseorang duduk melamun di
bawah pohon. Seorang pemuda baju putih!
"Itu dia...!" Swi Cu berbisik, air mata tiba-tiba bercucuran,
tak dapat dibendung lagi. "Itu barangkali, suamiku. Ia, ah... ia
tampan dan gagah. Ia persis dirimu. Ah, itu dirimu di waktu
muda!" Swi Cu hampir menjerit dan memanggil pemuda ini. Ibu
yang tampak girang dan bahagia luar biasa ini tiba-tiba seakan
kehilangan kontrol diri begitu melihat pemuda baju putih itu.
Mereka telah keluar hutan dan menemukan pemuda baju
putih ini. Ciri-ciri yang diberikan Giam Liong cocok sekali,
pemuda itu gagah dan sebaya dengan Giam Liong. Dan ketika
Swi Cu menuding dan menggigil bahwa pemuda itu mirip
suaminya, begitu mirip bagai pinang dibelah dua maka Beng
Tan sendiri yang tertegun dan pucat melihat dari jauh seketika
berdetak jantungnya dan hampir melompat.
Pendekar ini melihat seorang pemuda tepekur dengan
pandang mata kosong. Ia duduk di bawah pohon itu seperti
orang susah, atau mungkin kecewa. Dan ketika pendekar itu
hampir berteriak namun isterinya nyaris mendahului, gugup
dan limbung di depan tiba-tiba pendekar ini mempunyai
pikiran lain dan isteri yang terjelungup tiba-tiba ditotok dan
disambar agar tidak menjerit.
Swi Cu mengeluh tertahan ketika suaminya tiba-tiba
bergerak dan melesat ke kiri, membuka totokannya lagi dan
berbisik agar dia tidak ribut. Dan ketika suaminya
mengeluarkan dua helai saputangan dan memberikannya
sebuah untuk penutup muka, wanita ini tertegun maka sang
suami berkata, gemetar, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita tak tahu apakah betul dia putera kita. Dan Giam Liong
berkata bahwa putera kita itu lihai bukan main. Lihat, orang
yang lihai tak akan seperti itu, nio-cu. Ia seharusnya tahu
kedatangan kita dan bukannya acuh atau tampak blo'on
begitu. Aku jadi ragu dan ingin menguji kepandaiannya.
Gunakan saputangan ini dan tutup muka kita!"
"Kau... kau mau apa?"
"Mau mencobanya. Kau bersembunyi dulu disini dan
kutanya apakah betul dia Han Han!" dan sebelum isterinya
membantah atau apa maka pendekar ini berkelebat dan
langsung berjungkir balik di depan pemuda itu, yang tentu
saja terkejut tapi acuh tidak bangkit berdiri.
Pemuda ini memang Han Han adanya dan dia melepas
kecewa disitu. Kekalahannya terhadap Giam Liong membuatnya penasaran dan marah sekali.
Ia marah karena Giam Liong dibantu roh Mo-bin-lo, pergi
dan akhirnya membanting pantat disitu dengan kesal. Dan
ketika ia terkejut karena seseorang tahu-tahu berkelebat di
depannya dan berdiri menggigil, pemuda ini mengerutkan
kening dan sebenarnya tahu bayangan dua orang itu, tidak
perduli karena ia sedang kesal sendiri maka Han Han justeru
menjadi heran ketika orang yang memakai saputangan ini
mengganggunya dengan pertanyaan serak.
Beng Tan menyembunyikan kegirangannya karena pemuda
di depannya ini benar-benar mirip dirinya, persis seperti Giam
Liong yang mirip almarhum ayahnya.
"Anak muda, kau yang bernama Han Han" Kau yang baru
saja bertanding dengan si Naga Pembunuh Giam Liong?"
"Hm," Han Han bangkit dan waspada juga, tak tahu bahwa
inilah ayahnya. "Siapa kau dan ada apa menggangguku"
Kenapa menyembunyikan wajah dan seperti ma ling
kesiangan" Mana temanmu yang satu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beng Tan kaget. "Kau tahu bahwa kami berdua?"
"Tentu saja, dan kalau tidak salah temanmu itu adalah
wanita. Aku melihat bayangan kalian tadi tapi tak perduli
karena aku tak berurusan dengan kalian!"
"Bagus!" Beng Tan malah girang, puteranya ini ternyata
lihai! "Kau awas dan tajam pandangan, anak muda. Tapi aku
adalah sahabat Giam Liong yang hendak menangkapmu. Awas
dan hati-hati atau kau menyerah baik-baik.... wut!" dan Beng
Tan yang berkelebat dan menyambar pemuda ini tahu-tahu
telah mencengkeram pundak lawannya dan Han Han kaget
karena secepat itu pula ia sudah dicengkeram!
Orang tak dikenal ini sungguh lihai dan ia terkejut sekali.
Tak disangkanya bahwa Giam Liong memiliki pembantu
seperti ini, karena tadi ia te lah mengobrak-abrik pasukan Chu-
goanswe dan tak ada yang selihai ini, kecuali Giam Liong. Dan
ketika ia terkejut dan berseru tertahan, tentu saja tak mau
dicengkeram maka cepat ia mengerahkan sinkang dan Beng
Tan ganti terkejut karena pundak lawan tiba-tiba licin, seperti
belut! "Bret!" Baju itu yang robek sedikit. Beng Tan terkesiap kaget
karena puteranya ini demikian lihai. Pundak yang dicengkeram
tiba-tiba lolos. Pundak itu selicin belut dan kagum serta gembiralah ia
bahwa puteranya ini benar-benar berilmu tinggi. Dan karena ia
memang hendak menguji dan gerakan itu justeru memancing
gerakan berikutnya, ia mengejar dan menyerang Jagi maka
Han Han terkejut karena tamparan dan pukulan cepat sudah
menyambarnya bertubi-tubi, dua kali ia tertangkap tapi luput
lagi! "Ah, kau nekat!" pemuda ini berseru keras. "Buka
topengmu, orang aneh. Atau aku akan merobohkanmu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-ha!" sang ayah tertawa bergelak. "Kau robohkan aku,
Han Han. Atau aku yang akan menangkap dan merobohkanmu
... plak-dukk!" dan Han Han yang menangkis serta heran dan
kaget oleh tenaga lawan, Beng Tan mengerahkan sinkangnya dan sengaja ingin
menjajal sinkang puteranya tiba-tiba terpental namun sudah
maju menyerang lagi. Pendekar ini girang dan bangga bukan main bahwa
puteranya ini mampu berkelit dan mengelak cepat. Kalau tidak
maka tamparan atau pukulannya itu ditangkis. Dan ketika ia
tergetar namun puteranya juga dibuat mundur terbelalak, Han
Han terdorong dan kaget oleh adu sinkang maka pemuda itu
sudah berseru keras ketika ia tahu-tahu sudah dikurung atau
dihujani pukulan-pukulan lawan. Bagai badai!
"Kau bukan sahabat Giam Liong!" Han Han membentak,
akhirnya tak percaya. "Kau aneh dan mencurigakan, orang
asing T api aku akan menghajarmu dan awas aku membalas....
duk-dukk!" dan Han Han yang membalas dan mengerahkan
sinkangnya tiba-tiba membuat sang pendekar terkejut karena
hawa panas keluar dan menyambar dari lengan pemuda itu.
Beng Tan harus menambah sinkangnya kalau tak mau
terpental, ia bertahan dan lawan semakin membelalakkan
mata karena orang berkedok itu amat lihai. Dan ketika Han
Han mengeluarkan Im-yang-sin-kun nya dan pukulan-pukulan
panas maupun dingin berganti-ganti menyerang Beng Tan
maka pendekar ini terkejut karena puteranya itu ganti
mengurungnya dengan pukulan menyambar-nyambar.
"Bagus, hebat sekali. Ini seperti gabungan Im dan Yang?"
Han Han terbelalak. Ia terkejut dan tergetar karena dalam
beberapa jurus berikut saja lawan sudah dapat menebak
pukulan-pukulannya. Hanya orang yang berkepandaian tinggi dan luas
pengalaman saja yang tahu secepat itu, baru dalam gebrakan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gebrakan cepat ketika ia membalas. Dan ketika Beng Tan
terdesak dan pendekar itu terkejut karena pukulan dingin dan
panas berganti-ganti menyerangnya, itu mengingatkan pada
ilmu s ilat Giam Liong yang hebat dan juga berubah-ubah maka
apa boleh buat pendekar ini mengeluarkan Pek-lui-ciangnya
dan Tangan Kilat itu menyambar dan meledak ketika


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyambut Im-yang-sin-kun.
"Blar-blarr!" Dua-duanya terkejut. Beng Tan terpelanting sementara
lawan terhuyung-huyung mundur. Bukan maksud Han Han
untuk mengadu jiwa. Tapi ketika ia diterjang dan lawan sudah
berjungkir balik berseru marah, Beng Tan penasaran oleh adu
sinkang ini maka pemuda itu dibuat berhati-hati karena Im-
yang-sin-kunnya berhadapan dengan Tangan Kilat yang
memekakkan telinga, meledak-ledak!
"Kau cukup lihai. Tapi aneh bahwa kau menyerangku mati-
matian!" "Ha-ha!" Beng Tan tertawa kegirangan, "Siapa gurumu,
Han Han. Dan bagaimana kau dapat menjadi begini lihai.
Kalau kau takut maka menyerahlah, aku akan membujuk Giam
Liong untuk mengampunimu!"
"Giam Liong" Huh, kau mengada-ada, orang aneh. Aku tak
percaya kau sahabat Giam Liong. Aku telah menghajar anak
buah pemuda itu dan kau tak ada disana. Kau bohong, kau
orang lain!" "Ha-ha, orang lain atau bukan tapi kau terima lah
pukulanku.... dar!" dan Pek-lui-ciang yang kembali me ledak
dan menghantam Han Han tiba-tiba dielak dan me ledak
disamping pemuda itu. Tanah seketika berlubang dan Han Han marah bahwa
lawannya ini bersungguh-sungguh. Dan ketika ia membentak
dan pukulan panasnya diganti pukulan dingin, Pek-lui-ciang
disambut tenaga Im-kang maka Beng Tan tersentak ketika
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba-tiba pukulan petirnya bertemu telapak lawan yang
sedingin gunung es, beku seperti salju di puncak Mahameru!
"Cress!" Han Han ingin memberi pelajaran kepada lawannya ini. Ia
menganggap percuma menghadapi Pek-lui-ciang yang
beraliran panas dengan tenaga panasnya pula. Paling baik
diadu dengan tenaga Im-kang dan keluarlah tenaga dingin itu
ketika dibentak. Dan ketika pukulan itu menyambar dan Han
Han meredamnya dengan pukulan dingin, Beng T an tersentak
karena Pek-lui-ciangnya bertemu tenaga Im-kang maka
lekatlah tangannya tak dapat ditarik. Puteranya itu
"membunuh" sekaligus menyedot pukulan Kilatnya.
"Aihhhh...!" Namun Beng Tan juga bukan tokoh kemarin sore. Begitu ia
tersentak bahwa puteranya meredam Pek-lui-ciang, ia
ditempel dan tak hendak dilepaskan tangannya maka tangan
yang lain bergerak dan menghantam dengan Pek-lui-ciang.
Jago ini tak mau kalah dengan gerakan lawannya tadi,
menampar dan membuat lawan terkejut dan otomatis
menggerakkan tangan yang lain untuk menerima pukulan itu.
Tapi begitu lawan mengangkat tangannya dan Han Han
hendak menempelnya lagi, Beng Tan membungkuk dan
menendangkan kaki kanannya maka Han Han terbawa dan
secepat itu pula ujung sepatunya menyambar dagu.
"Plak!" Han Han terkejut dan berseru kagum. Ia terpaksa
mengelak dan ditangkislah ujung sepatu itu, terpental tapi
tangan lawan pun terlepas. Dan ketika lawan mengayun kaki
dan berjungkir balik menjauhkan diri, Beng Tan berhasil
menghindar dari tempelan maka pendekar itu sudah maju lagi
dengan pukulan-pukulan lain, lolos dan kembali membuat
lawannya sibuk! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-ha, kau tak mau menjadi korban, Han Han. Bagus
sekali, otakmu encer. Tapi aku akan membuatmu kewalahan
dan lihat serangan-seranganku berikut!"
Han Han menggeram. Ia benar-benar kena diakali dan
tempelannya pun tadi buyar. Ia tak dapat lagi mengikat
lawannya dan bergeraklah lawannya itu dengan pukulan cepat
bertubi-tubi. Ia kaget dan mengerutkan kening karena lawan yang
dihadapi benar-benar lihai, di samping cerdik. Dan marah
kenapa ia menghadapi lawan demikian tangguh, setelah ia
dibuat penasaran oleh Giam Liong maka Han Han tak mau
bingung-bingung lagi mengelak atau menghindari serangan
lawan karena setiap datang tentu ia sambut. Keras dengan
keras dan pukulan panas disambut tenaga dingin.
"Plak-plak!" Beng Tan kagum dan kaget serta girang. Empat kali ia
menghantam puteranya namun empat kali itu pula ia tergetar
dan terdorong. Puteranya tegak tak bergeming dan ini mengingatkannya
akan sinkang yang dimiliki Giam Liong. Seperti itu pulalah
kalau Giam Liong sudah marah, siap menghadapi keras
dengan keras dan Pek-lui-ciangnya pun selalu amblas bertemu
tenaga dingin. Dan karena lawan juga menguasai tenaga
Pendekar Bayangan Setan 1 Sepasang Garuda Putih Seri Keris Pusaka Sang Megatantra 5 Karya Kho Ping Hoo Imam Tanpa Bayangan 1
^