Pencarian

Naga Pembunuh 17

Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara Bagian 17


kau benar-benar tidak mencintai aku lagi coba kaubuktikan
dan tusuk dadaku... crat!" Giam Liong tidak menghindar,
bahkan menyerahkan dadanya untuk ditusuk dan Yu Yin
menjerit karena pedang tiba-tiba menancap di situ. Darah
keluar! Dan ketika gadis ini melepaskan pedangnya sementara
Giam Liong jatuh terduduk, terbelalak, maka gadis itu
menangis dan menubruk Giam Liong!
-ooo0dw0ooo- Jilid 28 "OOHHHH?""." gadis itu berseru panjang, tersedu-sedu.
"Kau jahat, Giam Liong, kau kejam. Kau membiarkan aku
membunuhmu padahal kau tahu tak mungkin aku dapat
melakukan itu. Ooh.. kau terluka. Lukamu mengeluarkan
darah. Aduh, bagaimana ini, Giam Liong. Aku tak dapat
menghentikan darahmu. Biar darah yang keluar kuganti
dengan darahku... srat!" dan Yu Yin yang mengiris atau
melukai lengannya sendiri, menempelkan atau memberikan
darahnya ke luka Giam Liong lalu membuat Giam Liong
terharu dan tiba-tiba mengeluh dan mendekap gadis ini. Yu
Yin memeluknya di situ sambil coba memampatkan luka,
padahal ia tak coba menghentikan luka dengan sinkangnya,
tentu saja gadis itu tak berhasil. Tapi begitu Yu Yin mengiris
lengannya sendiri untuk pengganti darah yang keluar, Giam
Liong terharu maka pemuda ini mengerahkan sinkangnya dan
tiba-tiba darahpun mampat. Yu Yin dipeluk ketat.
"Yu Yin, dewiku... apa yang kita alami ini. Kutuk atau
sumpah siapa yang mengenai kita ini" Aku... aku boleh
kaubunuh, Yu Yin. Tapi... tapi musuh besarku ada di sana.
Maukah kau membunuhnya atau bunuh saja aku!"
"Tidak... tidak!" Yu Yin menangis. "Aku tak dapat
membunuhmu, Giam Liong. Lebih baik kaulah yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membunuh aku dan biarkan aku mati. Aku tahu dendammu,
aku tahu sakit hatimu. Dan aku juga tak menyalahkan dirimu.
Tapi kenapa kau melanggar janji dan menjilat ludah. Ini yang
membuat aku menyesal!"
"Maaf," Giam Liong mengusap rambut kekasihnya,
mencium. "Aku lupa, Yu Yin. Aku dibakar kemarahanku. Ibu....
ibu telah meninggal!"
Giam Liong tiba-tiba mengguguk, mendorong atau
melepaskan gadis itu dan sang kekasih terkejut melihat betapa
pemuda yang biasanya tegar dan keras hati ini tiba-tiba
berubah begitu cengeng. Giam Liong tak kuat lagi menahan
perasaan lukanya teringat kematian si ibu. Kematian itu baru
saja terjadi dan Giam Liong tak tahan. Kematian ibunya masih
hangat. Tubuh ibunya itu di sana masih beum dingin! Maka
ketika Giam Liong mengguguk karena kematian ibunya ini
sungguh menyakitkan sekali, diperkosa atau digagahi Kedok
Hitam maka Giam Liong sampai terguncang-guncang dan
melipat mukanya di bawah kedua lutut, la terpukul hebat dan
Yu Yin tertegun, sejenak kaget, heran. Tapi ketika gadis itu
tahu penyebabnya dan tentu saja ia ikut sakit hati, kelakuan
gurunya sungguh biadab maka gadis ini gemetar menghibur si
pemuda. "Sudahlah, aku tahu itu, Giam Liong. Dan aku juga
mengutuk suhu. Tingkah laku guruku seperti binatang. Aku
juga tak dapat menerima ini tapi sekarang kita bicarakan
urusan kita berdua. Apakah kau masih akan ke kota raja dan
melanggar janjimu!" Giam Liong mengangkat mukanya, mata berkilat-kilat. "Aku
sadar, Yu Yin. Sekarang aku sadar. Aku menarik niatku tapi
besok pasti aku ke sana. Kutunggu beritamu dan selewatnya
matahari tenggelam di barat aku akan mencari musuh
besarku!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus, dan kau tunggu aku di sini, Giam Liong.
Kuusahakan sebelum matahari tenggelam aku telah membawa
golokmu yang dirampas suhu. Begini baru aku senang!"
"Dan kau... kau tak dimusuhi gurumu itu" Tahukah kau
siapa dia?" "Guruku amat misterius, Giam Liong. Aku tak tahu tapi aku
juga tak mau tahu. Masalah dimusuhi, hmm... akulah
sekarang yang memusuhinya. Tindak-tanduknya sungguh
terlalu"' Giam Liong memandang tajam. Ada rasa tak percaya tapi
segera lenyap. Yu Yin bicara sungguh-sungguh. Dan ketika ia
mengertak gigi dan bertanya bagaimana " jika ia sampai
membunuh si Kedok Hitam, apa reaksi gadis itu maka gadis ini
menggigit bibir. "Aku masih mempunyai ayah, dan ayahku itulah tumpuan
hidupku terakhir. Aku tak akan menyaksikan kau membunuh
guruku, Giam Liong. Karena aku juga tak senang melihat
kejadian itu, meskipun aku juga menentang dan melawan
kekejamannya!" "Hm," Giam Liong tertawa pahit, yakin sudah bahwa Y u Yin
benar-benar tak mengetahui siapa gurunya. "Kalau begitu
pulanglah, Yu Yin. Tapi bagaimana kalau misalnya ayahmupun
sampai terbunuh!" "Kau hendak membunuh ayah pula" Apa salahnya"
Bukankah ibumu terbunuh oleh guruku?"
"Hm, ayahmu itu licik dan banyak akal, Yu Yin. Agaknya
dalam hal inipun ia pasti campur tangan. Bagaimana kalau
misalnya ia terbunuh..."
"Kau tak boleh membunuhnya!" gadis itu membentak,
memotong, wajah terbakar. "Kematian ayah dan ibumu adalah
di tangan guruku, Giam Liong. Kalau kau sudah me lampiaskan
dendam tentunya kau tak usah mencari korban-korban lain
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
agar aku tak usah mencapmu sebagai manusia biadab, haus
darah!" "Baiklah," Giam Liong tertawa getir, memejamkan mata.
"Aku akan mencari gurumu, Yu Yin. Tapi kalau ayahmu
sampai terlibat harap kau tidak menyalahkan aku. Yang aku
cari adalah Kedok Hitam, yang membunuh dua orang tuaku!"
Gadis ini terisak, menyambar lengan Giam Liong. "Kau
menyebut-nyebut ayahku ada apakah" Bukankah hanya
guruku yang bermusuhan denganmu?"
"Sudahlah," Giam Liong membuka mata, wajah tiba-tiba
begitu murung, gelap. "Persoalan kita sungguh persoalan
pelik, Yu Yin. Aku tak mau bicara lagi tentang ini dan pulang
serta kembalilah. Aku., aku hendak mengurus jenasah ibu dan
menunggumu di sini sampai besok."
"Benar," gadis itu tiba-tiba terlonjak. "Aku juga hendak
sembahyang di depan jenasah ibumu, Giam Liong. Mudah-
mudahan aku dapat menjadi menantunya dan biar kubantu
kau'" "Di sana sudah ada Chu-goanswe..."
"Dia bukan menantu atau calon menantu ibumu!"
"Benar, tapi"."
"Tapi apalagi" Bukankah kau masih mencintai aku, Giam
Liong" Bukankah kita tetap dapat berdua?"
"Hm, baiklah. Mari ke sana, Yu Yin. Tapi setelah itu kau
harus pulang!" "Dan kau tak boleh nekat ke kota raja!"
"Baik-baik, tapi hanya sehari ini. Lebih dari itu sudah di luar
batas perjanjian!" Yu Yin terisak. Ia mengangguk dan teringat ini
kesedihanpun timbul. Tapi menggigit bibir dan merasa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gurunya keterlaluan, hinaan atau perkosaan itu merobek
hatinya sebagai wanita maka gadis ini bergerak dan
mendahului Giam Liong ke tempat Chu-goanswe. Giam Liong
berkelebat dan tentu saja Chu-goanswe dan anak buahnya
heran dan girang melihat kembalinya pemuda ini, yang tadi
dipanggil-panggil tak mau datang. Tapi ketika melihat Yu Yin
ada bersama pemuda itu, kebetulan jenasah Wi Hong juga
baru saja dimasukkan peti maka Chu-goanswe bergerak dan
berbisik di telinga pemuda itu, karena Giam Liong dan Yu Yin
sudah berlutut bersebelahan.
"Siauw-hiap..."
"Aku tahu," Giam Liong memotong, menggeleng. "Yu Yin
mencegahku ke kota raja, goanswe. Dan kini ingin
berbelasungkawa untuk kematian ibu. Kau diamlah dan
biarkan kami sembahyang!"
Terpaksa, menahan keheranan dan kerutan dalam di dahi
dan kelopak matanya jenderal ini bersama anak buahnya
meman dang dua orang itu sembahyang di depan peti mati.
Giam Liong harus menahan guncangan hatinya kuat-kuat
kalau tak mau meletup lagi. Yu Yin terbelalak dan tertegun
sejenak tapi tiba-tiba menjerit dan roboh di peti mati,
mengguguk dan memeluk mayat Wi Hong. Keadaan mayat itu
sungguh menyedihkan dan otomatis Giam Liong mencucurkan
air mata lagi. Tapi ketika hanya sebentar saja Yu Yin
mengguguk karena segera ia memejamkan mata dan
berkemak-kemik, bibirnya menggigil dan Giam Liong
mendengar sumpah atau kutuk terhadap gurunya maka
dengan menggigil gadis itu berkata, tersendat-sendat.
"Bibi, sudah kuberitahukan kepadamu agar tidak nekat
memasuki istana. Tapi kau keras kepala. Kini apa yang
kukhawatirkan terjadi, kau tewas. Aku menyesal tak dapat
berbuat apa-apa untuk menolongmu, bibi Wi Hong. Dan
mungkin besok aku atau puteramu Giam Liong menyusul. Ah,
hidup sungguh mengerikan. Manusia tak ubahnya srigala atau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hewan-hewan haus darah. Aku memujikan agar arwahmu di1
tempat yang tenang. Sekali lagi maafkanlah aku yang tak
dapat berbuat apa-apa untuk menolongmu!" dan mencium lalu
melepaskan mayat itu, Yu Yin bercucuran air mata lalu gadis
ini berdiri dan bertanya kepada Giam. Liong, di mana akan
dimakamkan. "Aku ingin menggali tanahnya, hitung-hitung penebus
dosaku yang tak dapat berbuat apa-apa."
"Tanah galian sudah kami siapkan," Chu-goanswe tiba-tiba
berkata, heran namun bersinar-sinar. "Di situ Sin-hujin akan
kami kebumikan, nona. Tapi agaknya dengan kehadiranmu ini
kami tetap tak dapat mengampuni gurumu!"
"Aku tahu, dan aku juga tidak mohonkan ampun untuk
guruku!" gadis itu berkata, ketus. "Aku datang bukan untuk
mengemis ampun, goanswe. Aku datang semata karena Giam
Liong. Aku juga menentang dan tidak menyetujui sepak
terjang guruku!" lalu malah dikira meminta keringanan,
gurunya tetap bersalah maka Yu Yin tiba-tiba mengangkat peti
jenasah dan dengan air mata membanjir ia melompat dan
memasukkan mayat Wi Hong di tanah kubur. Di situ ternyata
sudah disiapkan makam untuk wanita ini dan Giam Liong
tertegun, Yu Yin bekerja seorang diri, tak mau dibantu. Dan
ketika jenasah sudah dimasukkan dan Giam Liongpun selesai
sembahyang, mereka sama-sama berlutut di tempat makam
maka Yu Yin sambil menangis menyambar cangkul dan
menimbun tanah galian. Cepat sekali segunduk makam sudah
terbuat, Yu Y in melempar cangkul dan sekali lagi menangis di
situ. Lalu berlutut dan kembali mencium tanah, tanda
penghormatan terakhir tiba-tiba gadis itu berkelebat dan
gemetar melepas seruan, "Giam Liong, terima kasih. Besok kita bertemu di tempat
yang ditentukan dan tunggulah aku!"
Semua membelalakkan mata. Giam Liong berdiri dan
gemetar menopang tubuh Jenasah ibunya telah dimakamkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan itulah perbuatan Y u Yin. Tapi menahan haru dan berbagai
macam perasaan yang bergolak, Giam Liong mengangguk dan
membalas seruan maka pemuda itu berkata,
"Baik, terima kasih kembali, Yu Yin. Dan mudah-mudahan
besok adalah hari yang baik untuk kita!"
Chu-goanswe dan anak buahnya mendelong. Mereka tahu
siapa gadis itu namun mereka juga tahu bagaimana hubungan
gadis ini dengan Si Naga Pembunuh. Kisah luar biasa terjadi di
situ. Murid seorang musuh besar menjalin cinta dengan
pemuda yang ayah ibunya dibunuh. Tapi begitu gadis itu pergi
dan Giam Liong perlahan-lahan roboh, kakinya lemas maka
Chu-goanswe bergerak dan menerima tubuh pemuda ini.
"Siauw-hiap, kenapa gadis itu dibiarkan pergi. Bukankah ia
tawanan berharga bagi kita!"
"Tidak," Giam Liong memejamkan mata. "Ia pergi untuk
mengambil Golok Mautku, goanswe. Begitu ia muncul maka
besok aku menyerbu kota raja. Istana dan Kedok Hitam, akan
kubakar hidup-hidup!"
"Kalau begitu besok kita menyerang?"
"Aku hanya hendak mencari musuh besarku itu. Kalau
goanswe mau ikut dan membonceng silahkan. Tapi aku hanya
mencari Kedok Hitam!"
"Bagus, tadi kami juga akan segera menyusul, siauw-hiap,
begitu ibumu telah kami makamkan. Tapi kau kembali dan kini
merencanakan serbuan. Tentu saja aku akan ikut dan kami
semua siap membalas dendam!"
"Benar," para pejuang berteriak. "Melihat kematian ibumu
kami tak akan undur, siauwhiap. Mati hidup kami
bersamamu!" "Kami ikut berbelasungkawa. Dan besok kami siap mati
membela kebenaran!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hidup Sin-siauwhiap!"
"Hidup Si Naga Pembunuh!"
Dan ketika teriakan-teriakan atau pembakar semangat
meledak di situ, Chu-goanswe dan anak buahnya mengacungkan tinju maka Giam Liong terbakar dan bangkit
semangatnya. Ia tadi merasa lemah dan lunglai teringat
kematian ibunya, juga sikap yang ditunjukkan Yu Yin. Tapi
begitu Chu-goanswe dan anak buahnya bersorak riuh, mereka
berteriak untuk menghancurkan istana dan Kedok Hitam maka
Giam Liong berdiri lagi dan tegar bersinar-sinar, pandang
matanya mencorong. "Chu-goanswe, dan saudara-saudara sekalian, terima kasih


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

atas perhatian kalian. Tapi tak perlu ribut-ribut karena
sekarang juga kalian harus menyiapkan diri. Aku akan di mulut
hutan dan kalau besok ada suara bergemuruh itulah tandanya
kalian menyusul aku. Kalian tunggu saja di sini sampai
matahari terbenam besok!"
Orang-orang itu terkejut. Giam Liong tiba-tiba berkelebat
dan sudah lenyap meninggalkan mereka. Pemuda itu melesat
dan hilang di depan. Dan ketika mereka terbelalak karena
Giam Liong benar benar seperti iblis, meluncur dan lenyap di
luar sana maka Giam Liong sendiri terbang dan menuju ke
tempat di mana ia dan Yu Yin mula-mula bertemu. Di situ
pemuda ini berhenti dan berkejap-kejap, mencari batu besar
dan duduk. Dan ketika matanya tampak mencorong dan
begitu hidup, membakar dan siap menghanguskan apa saja
maka ditunggunya sang kekasih dengan sabar. Mereka telah
berjanji dan masing-masing akan menanti. Tapi karena
penantian adalah siksaan yang paling berat, Giam Liong
gelisah dan duduk bergeser-geser maka ia mencobloskan jari-
jarinya ke batu hitam itu, menggurat dan membuat lekukan
hingga terdapatlah semacam tempat duduk yang legok. Di situ
pemuda ini amblas setengahnya lebih, tak tampak dari bawah
tapi besok Yu Yin pasti akan meloncat dan naik ke sini. Dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
begitu Giam Liong menarik napas dan memejamkan mata,
bersila, maka pemuda itu sudah duduk bagai arca dan tak
bergeming lagi. Dengan samadhinya yang kuat dan
konsentrasi penuh pemuda ini mematikan rasa. Dia tak akan
bergerak-gerak lagi biarpun langit ambruk. Dan karena besok
baru dia akan "hidup" dan bangkit lagi, menunggu matahari
terbenam maka pemuda ini bagaikan raksasa yang sedang
menahan marah. Atau, gunung berapi yang siap meletus. Dan
begitu gunung atau raksasa itu bangkit melepaskan marahnya
maka dunia tentu geger! -o0dw0o- Sore itu juga Y u Yin kembali ke kota raja. Hati gadis ini tak
keruan dalam usahanya mencuri Golok Maut, golok yang
dirampas suhunya itu. Tapi ketika ia melayang dan berjungkir
balik memasuki tembok yang tinggi, daerah pintu gerbang
yang dijaga ketat ternyata kedatangannya diketahui penjaga
dan tahu-tahu tigapuluh orang muncul dan mengepungnya,
hal yang tidak biasa. "Maaf," seorang pengawal berkumis tebal menegur,
membungkuk namun menyuruh anak buahnya bersiap-siap.
"Kau darimana saia, Coa-siocia (nona Coa). Ayahmu mencari-
cari dan memberi surat perintah agar kami menemukan dan
membawamu ke istana "
Yu Yin tertegun "Kau dari pasukan mana?"
"Kami dari pasukan Harimau Hitam, bawahan Houw-
ciangkun!" "Hm aku berada di wilayahku sendiri, bukan di tempat
musuh. Kenapa dicari dan harus dibawa segala. Aku memang
akan menemui ayah dan pulang. Kalian tak usah macam-
macam!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maaf " laki-laki itu bergerak, menghadang "Kami sudah
diperintahkan untuk membawamu ke sana, siocia. Ayahmu
menunggu-nunggu dan mencari-cari. Kami dapat kena marah
kalau tidak bersamamu kesana"
"Kalian ini mau menangkap aku?"
"Maaf, bukan begitu..."
"Kalau tidak begitu tak usah cerewet, Aku memang mau
pulang dan bertemu ayah'" dan Yu Yin yang berkelebat dan
mendorong pengawal itu lalu membentak dan marah karena
merasa diancam. Meskipun kata-kata orang halus namun ada
paksaan di situ, ini yang membuat gadis itu tidak senang. Tapi
begitu ia mendorong dan yang lain bergerak, tigapuluh orang
mengangkat senjata tiba-tiba semuanya sudah berseru agar
dia tak pergi, sendirian,
"Siocia, kami diperintahkan ayahmu. Berhenti dan bacalah
surat ini!" Yu Yin gusar, la membentak dan akhirnya menyerang
orang-orang itu, menampar dan menendang karena tombak
atau pedang coba mengancam. Dan begitu ia bergerak dan
lima orang menjerit maka kepungan terbuka karena lima
orang pertama ini terpelanting.
"Jahanam kalian, masa di rumah sendiri diperlakukan
seperti musuh. Minggir....des-des-dess!" dan lima orang itu
yang terlempar dan berteriak keras tahu-tahu memberi
lowongan dan Yu Yin secepat kilat melesat. Ia marah karena
tak biasanya ia diperlakukan seperti ini, tak perduli kepada
surat dari ayahnya itu. Dan ketika berkelebat dan merobohkan
lima orang, semua berseru kaget maka lima orang itu bangkit
lagi dan mengejar. Sang pemimpin juga berseru memberi aba-
aba. "Heii, tunggu, siocia. Jangan biarkan kami sendiri!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kerbau-kerbau dungu!" gadis itu marah. "Kalian jangan
mengikuti aku atau nanti kulempar!"
"Tidak," sang pemimpin tetap berseru, mengejar. "Kami tak
percaya kau kembali ke ayahmu, siocia. Tunggu atau nanti
kami serang!" "Bagus, coba serang dan lihat seberapa keberanian kalian!"
Yu Yin membalik, gusar karena tiba-tiba sebatang tombak
mendesing dan benar saja menyambarnya. Ia tentu saja
marah dan seketika berhenti, menangkap dan segera
mengamuk ketika orang orang itu mengejarnya. Dan ketika
tombak di tangan menghantam atau membentur tombak-
tombak pengawal, Yu Yin tidak berhenti di situ saja karena
segera ia menusuk dan membalas, yang tadi melempar
tombak ditusuk pahanya maka orang-orang ini berteriak dan
menjerit kesakitan karena sebentar saja mereka dibuat jungkir
balik oleh murid si Kedok Hitam ini.
"Trang trang... aduh!" Tigapuluh orang itu pontang-
panting. Y u Yin marah dan menghajar mereka dan ribut-ribut
ini segera didengar oleh pasukan lain, berdatangan dan tiba-
tiba saja seratus orang muncul. Dan ketika mereka
membentak namun tertegun melihat puteri Coa-ongya ini,
sang pemimpin mengaduh-aduh di sana maka pasukan baru
yang mengepung dan melihat ini diserang pula oleh Yu Yin.
"Bagus, ayo tangkap aku dan serang pula. Awas nanti
kulaporkan ayah dan kalian digantung'"
Yang baru datang terkejut. Mereka mundur dan
melonggarkan kepungan dan seorang perwira tiba-tiba
muncul. Yu Yin berhadapan dengan perwira ini yang cepat-
cepat menyuruh semua orang mundur, bentakannya penuh
wibawa. Dan ketika perwira itu menjura dan meminta maaf,
bicaranya hati-hati namun pandang matanya juga tak
membiarkan Yu Yin lolos maka perwira ini berkata,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maaf, kau kiranya, siocia. Ada apa ribut-ribut dan
menyerang orang-orang sendiri. Bukankah mereka bukan
musuh." "Bagus, kau, kapten Bu" Kau bilang bahwa ribut-ribut ini
aku yang mulai" Eh, jaga mulutmu. Aku tak pernah memusuhi
mereka ini me lainkan mereka inilah yang kurang ajar dan
hendak menangkap aku. Katanya mau dibawa kepada ayah,
padahal aku justeru hendak ke sana. Nah, katakanlah siapa
yang keterlaluan dan membuat ribut-ribut!"
"Maaf, siocia hendak menemui ayah siocia" Kalau begitu
pasukan Harimau Hitam ini yang terlalu. Biarlah aku
mengantar dan anggap saja perbuatan orang-orang ini tak
ada'" "Kau mengantar" Aku dapat pulang sendiri!"
"Bukan begitu," sang perwira menggeleng. "Aku tak ingin
kau diganggu atau d hadang pasukan pasukan lain, siocia.
Mereka telah mendapat perintah ayahmu untuk mencari dan
menemukan dirimu. Kabarnya kau keluar."
"Memang benar, aku keluar. Tapi kini aku sudah kembali.
Apa-apaan sikap ayah dengan menyuruh orang mencari dan
menangkap aku!" "Bukan menangkap," kapten Bu buru-buru menjelaskan.
"Kami diperintah untuk mencari dan mengajakmu pulang,
siocia. Ayahmu khawatir kalau ada apa-apa denganmu.
Kabarnya kau tidak pamit."
"Aku sudah biasa pergi tanpa pamit!" Yu Yin membentak,
tetap marah. 'Aku tak mau diantar, kapten Bu. Aku dapat
pulang sendiri dan aku memang hendak menemui ayah.
Minggir atau nanti kau kuhajar!" dan Yu Yin yang berkelebat
dan mendorong perwira ini, yang terpaksa berkelit lalu melihat
gadis itu lari dan menuju istana. Sang perwira tertegun tapi
tiba tiba ia menyebar orang-orangnya agar mengejar dalam
bentuk kepungan lebar, ia sendiri sudah bergerak dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengejar gadis itu, menyusul. Dan ketika Yu Yin menoleh dan
marah diikuti, dari mana mana tiba-tiba juga muncul dan
datang pasukan lain maka gadis ini membentak,
"Orang she Bu, jangan mengejarku. Aku bukan maling.
Enyah atau nanti kutam- par!"
"Maaf," kapten itu memperlambat lari.
"Aku hanya menjagamu dari kesalahpahaman pasukan di
depan, siocia. Lihat mereka muncul dari mana-mana!"
Benar saja, Yu Yin dikepung pengawal atau pasukan yang
berdatangan. Kota raja benar-benar telah dijaga ketat namun
begitu sang kapten membentak minggir maka orang-orang
itupun menjauh. Yu Yin terbelalak dan merah mukanya. Ia
seperti pesakitan saja, atau buron! Dan ketika dengan gemas
ia malah menyerbu orang- orang itu, melabrak dan memaki-
maki maka kapten Bu terkejut dan menyuruh semua mundur.
"Heii.. mundur... mundur. Siocia mau pulang!"
Namun begitu orang-orang itu mundur justeru Yu Yin
mengejar dan menyerang. Ia jengkel dan gemas bahwa
dirinya dikepung, dari mana-mana muncul pengawal. Dan
ketika Bu-ciangbu atau kapten Bu ini terkejut dan tahu
kemarahan si nona, berseru agar semua kembali ke posnya
masing-masing maka barulah Yu Yin menghentikan amukannya karena semua orang tiba-tiba menghilang, masuk
atau menyelinap ke tempat-tempat gelap.
"Keparat!" gadis ini membanting-ban-ting kaki. "Aku tak
mau diganggu siapapun, orang she Bu. Kaupun tidak. Hayo
kau enyah atau aku melabrakmu!"
Terpaksa, melihat gadis itu mau marah lagi padahal sudah
diredakan, kapten Bu mengangguk dan berkelebat maka
perwira itupun tak tampak lagi namun Y u Yin tetap merasa
diawasi, dari kejauhan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siluman, bedebah jahanam. Kalau kau memperlihatkan
batang hidungmu lagi aku tak akan memberi ampun!"
Di tempat-tempat gelap semua mata terbelalak. Memang
benar bahwa para pengawal atau Bu-ciangbu sendiri tak pergi
jauh, mereka hanya bersembunyi dan semata tak
memperlihatkan diri saja, khawatir gadis itu mengamuk. Dan
begitu Yu Yin pergi dan berlari menuju istana maka aneh dan
ajaib tak ada pengawal atau penjaga lagi. kecuali di depan-
gedung Coa-ongya. "Ah, siocia datang. Benar, silahkan masuk, siocia. Kau telah
ditunggu-tunggu ayahmu!"
Yu Yin mendengus. Ia tak menjawab seruan penjaga
karena dengan muka merah dan marah ia telah berkelebat
dan memasuki gedung ayahnya, gedung baru karena yang
lama dulu dibakar atau dihancurkan para pejuang, ketika dulu
mereka mengamuk dan dibantu Giam Liong. Dan ketika
matanya yang tajam melihat bahwa di mana-mana
sebenarnya bersembunyi pengawal pula, gedung ayahnya
juga dijaga ketat maka Yu Yin langsung bergerak dan
memasuki ruangan depan. Dan begitu ia masuk begitu pula ia
berhadapan dengan ayahnya!
'Bagus, kelayapan dari mana saja. sang ayah membentak,
mengejutkan puterinya ini. "Dari mana kau, Yu Yin. Betulkah
dari tempat pemberontak menemui Giam Liong!"
Gadis ini tertegun. "Ayah ada di sini. Bagus, kebetulan pula,
ayah. Aku mau bicara dan minta bantuanmu!"
Namun baru saja gadis ini menyelesaikan seruannya tahu-
tahu ia disambar dan sudah diangkat lalu didudukkan kursi.
Gerakan ayahnya mengejutkan.
"Ayah... brukk!"
Yu Yin terpekik. Sang ayah tahu-tahu telah membantingnya
di kursi, kecepatan dan tenaganya sungguh membuat sang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anak terperanjat. Sikap atau kepandaian yang jelas dipunyai
orang kang-ouw! Namun ketika gadis itu terpekik dan berseru
tertahan, kepandaian ayahnya ini sungguh di luar dugaan
maka ayahnya menotok pula dan mendesis.
"Kau tak boleh keluar dan sekarang juga di sini!"
Gadis ini tersentak untuk kedua kali. Belum apa-apa tahu-
tahu ia tertotok, lumpuh dan lemas di kursi dengan mata
terbelalak lebar. Ayahnya itu... kepandaian ayahnya itu...
persis seperti gurunya! Namun ketika gadis ini terkejut dan
membelalakkan mata, ayahnya dapat menotok dan melumpuhkan dia maka Yu Yin menjerit, "Ayah, apa yang
kaulakukan ini. Kenapa kau merobohkan aku. Dari mana kau
belajar silat selihai ini. Bukankah itu totokan It yang-ci'"
"Hm, gurumu adalah saudaraku. Kau tak usah banyak
mulut, Yu Yin. Kau telah mencoreng dan membuat malu
ayahmu. Kau sudah tak boleh lagi berhubungan dengan Giam
Liong dan besok kunikahkan!"
"Ayah...!" "Dengar!" sang ayah tak perduli, merah padam. "Hari ini
juga kau kupingit, Yu Yin. Hari ini juga ayahmu segera
menerima lamaran Cai-ciangkun. Kau akan kunikahkan
dengan puteranya dan besok sudah menjadi pengantin!"
Yu Yin seolah pingsan. Ia mendengar kata-kata ayahnya
seolah geledek di siang bolong saja. Ia berteriak. Namun


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketika ayahnya menotok dan It-yang-ci lagi-lagi bekerja,
mengenai urat gagunya maka dengan bengis Coa-ongya
mengultimatum. "Kau tak layak bergaul dengan pemberontak. Kau tak layak
bergaul dengan Giam Liong. Karena kau puteri seorang
bangsawan maka besok kau akan kuikat perjodohan dengan
putera Cai-ciangkun. Ia tampan dan gagah, cocok untukmu.
Nah, malam ini kau beristirahat dan besok bersiap-siaplah
menjadi pengantin!" dan berseru memanggil pelayan, yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tergopoh-go poh datang Coa-ongya lalu memerintahkan agar
puterinya itu dibawa ke kamar besar, kamar pengantin.
"Bawa dia ke belakang dan jaga baik-baik. Dan kau..."
pangeran ini menunjuk pelayan yang lain. "Berikan suratku
kepada Cai-ciangkun dan suruh ia ke sini secepat-cepatnya!"
"Ba... baik!" pelayan itu tergagap, menerima surat. "Hamba
akan melaksanakannya, ongya. Tapi mohon dibantu
pengawal! "Kau cari saja di luar. Aku tunggu di ruang dalam dan satu
jam lagi Cai-ciang- kun harus sudah ada di sini, atau kepalamu
kupotong'" Pelayan itu meleletkan lidah. Ia keluar dan berlari-lari
menuruni anak tangga, jatuh dan terguling tapi bangun lagi
tak perduli bajunya yang kotor. Dan ketika ia bergegas dan
minta bantuan pengawal, surat dari Coa-ongya diperlihatkan
maka tiga orang pengawal membantunya dan mengajak pergi.
"Tidak, jangan jalan kaki. Satu jam lagi Cai-ciangkun harus
sudah ada di sini. Mana kusir kereta, mana Goh-lopek!"
"Kau mau berkendaraan" Seperti ong-ya?"
"Eh-eh... aku mau cepatnya, pengawal. Nanti aku celaka
dan kalian juga'' "Tapi kau pelayan, tak pantas menunggang kereta. Kau
jangan minta digampar!"
"Ah-eh..., kalau begitu bagaimana. Wah aku gugup!"
"Kita berkuda!" tiga pengawal bergerak dan tahu tugas
yang amat penting, salah-salah diri sendiri kena hukuman.
"Kau tak usah cecowetan seperti monyet, A-sam. Hayo naik
dan kuantar!" "Wah, berboncengan?"
"Cerewet, naik atau nanti kami tinggal!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah, he... jangan!" dan ketika kuda dikeprak dan mau
mencongklang, pelayan ini gugup dan meloncat naik maka ia
terjatuh karena keserimpet pelana. Tiga pengawal tertawa tapi
yang punya kuda menolong, mencengkeram dan melempar
naik pelayan itu. Dan ketika si pelayan menjerit namun sudah
duduk di punggung kuda, terpental-pental seperti bayi belajar
naik kuda maka tiga pengawal itu terbahak- bahak padahal si
A-sam sendiri memekik-mekik dan berteriak ketakutan.
"He, jangan kencang-kencang. He, nanti aku jatuh lagi!"
"Ha-ha, salahmu. Pegang erat-erat tali kuda, A-sam. Kau
sudah kami bonceng kan dan jangan banyak mulut. Atau nanti
kau benar-benar terlempar!"
Terpaksa, dengan ketakutan dan muka pucat laki-laki ini
memegang erat-erat tali kuda. Demikian eratnya sampai kuda
tercekik! Dan ketika kuda meringkik dan tentu saja berhenti,
mengangkat kedua kaki depan tinggi-tinggi maka pengawal
terkejut dan cepat menguasai keadaan.
"Bodoh, goblok dan tolol. Jangan cekik kudaku, A-sam.
Nanti dia mati. He, pegang sewajarnya saja atau nanti kau ku-
tendang!" "Aku... aku takut jatuh...!"
"Kalau begitu kau di belakang. Dekap dan peluk
pinggangku kuat-kuat... hup!" dan si A-sam yang disambar
dan dipindah ke belakang akhirnya memeluk atau balas
mencengkeram pinggang pengawal ini, kesakitan dan tiba-tiba
si pengawal terkentut. Suaranya nyaring dan seperti bunyi
bedil saja. Dua pengawal di depan tertawa bergelak. Kejadian
itu seperti lelucon besar! Dan ketika A-sam memaki-maki dan
otomatis mengendorkan cengkeramannya, hidung dimampatkan agar tidak mencium bau busuk maka pengawal
yang membonceng ini ngakak dan mencengklak kudanya lagi.
"Ha-ha, itulah upahnya kalau terlampau kencang menjepit
pingg ugku. Apakah kaukira tidak sakit. He, peluk yang wajar-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wajar saja, A-sam. Keringatmu bau dan tidak enak sekali.
Kalau kau memelukku sampai tak dapat bernapas maka aku
akan melepas kentut lagi!"
Tiga pengawal terguncang-guncang. Mereka geli dan juga
lucu melihat tingkah si pelayan itu. Tadi mau menunggang
kereta tapi sekarang malah ditembak kentut. Teman mereka
itu memang juga nakal. Tapi ketika mereka melarikan kuda
dengan kencang dan A-sam gemetaran panas dingin, memaki-
maki maka di sana Yu Yin dibawa pelayan satunya dan
dimasukkan ke kamar besar. Kamar ini ternyata sudah dihias
dan Yu Yin tertegun melihat itu. Kertas warna-warni, yang
diatur indah di tengah-tengah kamar bergelantungan silang-
menyilang. Suasana kamar ini persis kamar pengantin. Juga
harum bunga-bunga dan wewangian yang ada di situ. Dan
ketika gadis itu mengeluh namun tak dapat mengeluarkan
suara, urat gagunya sudah ditotok sang ayah maka pelayan ini
meletakkannya di pembaringan dan tiba-tiba muncul pelayan-
pelayan lain yang merupakan dayang-dayang ayahnya.
"Siocia telah pulang. Ongya minta kita menjaga dan
menemaninya di sini.'! "Ah, siocia telah datang" Bagus, kita dandani dia, Teng-
hoa. Ayo percantik dirinya menyambut bakal temanten lelaki!"
"Hush, ongya marah-marah. Siocia dilumpuhkan. Lihat ia
tak mampu bergerak!"
Empat pelayan yang datang terkejut. Mereka tadinya tak
melihat keadaan gadis ini karena Yu Yin sudah diletakkan di
pembaringan. Mereka bersuara riang dan saling menggoda
satu sama lain. Tapi begitu mereka ditunjuk dan dayang
dayang cantik ini membelalakkan mata, terkejut, maka mereka
bingung ketika tiba-tiba gadis itu menangis. Air mata
bercucuran! "Ah, ada apa. Bagaimana ini!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun mereka tak dapat berkomunikasi. Yu Yin ditotok
dan satu-satunya pelam piasan adalah tangisnya itu. Yu Yin
terkejut dan kaget serta marah bahwa ia tiba-tiba akan
dinikahkan. Ayahnya menotok dan kini ia tak dapat melarikan
diri. Teringatlah Yu Yin akan Giam Liong dan tak dapat
ditahannya lagi segala kemarahan dan sesak di dada
ditumpahkan dalam ujud tangis. Ia ingin berteriak dan
menangis sekuat-kuatnya namun yang keluar hanya cucuran
air matanya itu. Yu Yin merasa dalam bahaya. Dan ketika para
dayang bingung dan tak tahu apa yang harus dikerjakan,
mereka memijit-mijit serta mengelus-elus rambut gadis itu
maka Yu Yin ah-uh-ah-uh ingin bicara.
"Celaka, kita tak mengerti. Apa yang diminta!"
"Akupun juga tidak. Ah, bagaimana ini, Lui-kim. Bagaimana
kita tahu!" "Bagaimana kalau meminta Pat-jiu Sian-ong. Barangkali
locianpwe itu dapat menolong!"
"Hush, kau minta dibunuh ongya" Laki-laki tak boleh masuk
ke sini, Lui-kim. Kecuali atas ijin ongya. Barangkali hanya
locianpwe Kedok Hitam saja yang dapat dimintai tolong!"
"Benar, tapi, ah... Kedok Hitam tak kita ketahui di mana.
Barangkali hanya ongya saja yang dapat kita mintai tolong!"
"Tidak, aku tak berani. Tadi ongya marah-marah, Lui-kim.
Menemui ongya sama halnya mencari penyakit!"
"Kalau begitu bagaimana..."
"Ya, bagaimana. Aku juga tak tahu," dan ketika semua
dayang ribut-ribut sendiri, tangis Yu Yin sungguh membuat
mereka salah tingkah maka berkatalah seorang di antaranya
akan sahabat atau teman karib Coa-siocia ini.
"Bagaimana kalau kita panggilkan Hui-siocia. Apakah kalian
setuju!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, puteri Hui-ongya" Benar, cocok sekali, Giok-pu. Tapi
tanya dulu Coa-siocia ini. Apakah mau!"
Yu Yin tiba-tiba menghentikan tangisnya. Ia sedih dan
bingung serta marah mendengar perjodohan itu. Seenaknya
saja ayahnya akan menjodohkan dengan Cai-kongcu, putera
Cai-ciangkun. Tapi begitu mendengar dayang bicara tentang
Hui-sio-cia, sahabatnya, mendadak ia berseri dan ah-uh-ah-uh
dengan muka girang. "He, siocia mau bicara!"
Para dayang bergerak. Mereka girang melihat gadis ini tak
menangis lagi dan kini penuh harapan memandang mereka.
Dayang, yang tadi menyebut Hui-siocia dipandang, Y u Yin ah-
uh-ah-uh menyuarakan mulutnya dan segera dayang itu
bertanya apakah ia mau dipanggilkan Hui-siocia.' Dan begitu
Yu Y in mengangguk dan dayang itu girang, berlari dan keluar
maka yang lain berseri dan ikut girang.
"Baik, ah., tunggu dulu, siocia. Aku akan memanggil Hui-
siocia!" Yu Yin berkedip-kedip. Secercah harapan timbul dan tiba-
tiba semangatnya bangkit. Hui Kiok, sahabatnya, adalah satu-
satunya teman yang selama ini ditinggalkannya. Sejak ia
merat dan keluar dari istana maka sudah lama ia tak berjumpa
lagi. Gadis itu adalah puteri pangeran Hui dan sama
dengannya Hui-siocia juga mendapat tekanan dari orang tua.
Baik dia maupun Hui Kiok adalah orang yang sama-sama tak
punya ibu. Masing-masing i- bu mereka telah meninggal. Tapi
ketika tak lama kemudian dayang itu kembali sambil berlari-
lari kecil, pucat, maka Yu Yin serasa dipukul kekecewaan berat
mendengar bahwa Hui Kiok tak boleh datang.
"Ampun... maafkan aku..." dayang atau pelayan itu
tersengal, menangis. "Hamba-hamba tak berhasil mengundang Hui-sio-cia, nona. Ayahnya marah-marah dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menolak keras. Katanya tanpa ijin atau surat dari ayahmu
maka puterinya tak boleh datang.'"
"Oohhh...!" Yu Yin mengguguk, pecah lagi tangisnya. Ia
tersedu-sedu dan habislah harapannya ketika setitik sinar
terang itu dibunuh lagi. Ia tadinya mau minta tolong dan
bantuan sahabatnya ini untuk melarikan diri. Sekarang tahulah
dia kenapa ayahnya menyuruh pengawal mengikuti atau
menggiring dirinya ke rumah. Kiranya urusan perjodohan itu.
Ia hendak dinikahkan dengan Cai-kongcu" Dan ketika Yu Yin
mengguguk dan putus asa, habislah harapannya bagaimana
memberi tahu Giam Liong maka sesosok bayangan tiba-tiba
berkelebat dan lima dayang yang ada di situ sekonyong-
konyong menjerit dan terlempar ke kiri kanan dikibas
serangkum angin yang kuat.
"Jangan khawatir, aku akan menolongmu!"
Yu Yin terbelalak. Seorang gadis cantik, berbaju putih,
tahu-tahu masuk dan merobohkan kelima dayang. Gerakannya
luar biasa cepat dan para dayang tak tahu siapa ini karena
mereka tiba-tiba terlempar dan roboh. Mereka menjerit dan
pingsan, hanya sekilas melihat seorang gadis cantik berbaju
putih. Mungkin dewi kahyangan! Dan ketika mereka mengeluh
dan roboh tumpang-tindih, gadis itu berkelebat dan tiba di
pembaringan Yu Yin maka ia membebaskan totokan namun
jari-jarinya terpental. "Ugh..!" gadis ini terbelalak. "Aku tak dapat membuka
totokanmu. Tapi coba kubuka totokan urat gagumu!"
Yu Yin terbelalak lebar, la tak mengenal dan tak tahu siapa
gadis baju putih ini. Gadis itu baru kali itu dilihatnya. Tapi
ketika totokan urat gagunya terbuka dan gadis itu girang, Yu
Yin dapat membuka mulutnya maka gadis ini berseru,
"Berhasil!" Yu Yin mengangguk. Ia bertanya siapa gadis itu, suaranya
serak karena masih bercampur oleh tangis dan harunya. Ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terharu bahwa di saat-saat kritis tiba-tiba saja seseorang
muncul, dan orang itupun baru kali itu dikenalnya. Tapi ketika
gadis itu tertawa dan balik bertanya bagaimana sekarang, ke
mana dia membawa maka Yu Yin tertegun.
"Kau tak usah bertanya siapa aku. Yang jelas aku hendak
menolongmu. Bukankah kau dipaksa menikah" Dan kau
adalah Coa-siocia?" "Benar, aku Yu Yin, sobat. Tak usah menyebutku siocia.
Kau gadis persilatan dan gerak-gerikmu tangkas sekali.
Akupun orang persilatan, bukan gadis bangsawan: Ke mana
kau mau membawa aku tapi bisakah keluar kota raja!"
"Wah, ribuan tentara mengepung. Kotaraja dijaga ketat.
Aku tak dapat membawamu keluar!"
"Lalu bagaimana" Apa yang dapat kaulakukan?"
"Aku akan membawamu ke tempat Hui-siocia, sahabatmu
itu. Maukah kau!" "Hui Kiok" Ah, tentu saja. Tapi tempat itu jauh, empat blok
dari s ini. Lagi pula apakah kau tahu gedungnya!"
"Hm, aku telah mengetahui tempat tinggal sahabatmu itu,
tadi dayang itu kukuntit. Baiklah kau tak usah banyak bicara
dan bersiap-siaplah... wut!" gadis baju putih ini berkelebat,
melesat keluar jendela tapi seorang dayang tiba tiba sadar. Ia
melolong dan menjerit melihat Yu Yin dibawa terbang. Dan
ketika gadis itu terkejut dan menoleh, dayang itu dikebut
dengan tamparan jarak jauh maka Teng-hoa, dayang ini,
roboh kembali. Namun teriakan ini telah memanggil pengawal. Gadis baju
putih yang berkelebat dan berjungkir balik keluar jendela itu
dilihat bayangannya. Apalagi pakaiannya yang putih-putih
nampak jelas. Dan ketika ia terkejut karena dua pengawal
membentak dan menusukkan tombak, geger itu mengejutkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gedung Coa-ongya maka berturut-turut pengawal atau
penjaga berdatangan. "Keparat!" gadis ini marah "Kau mengacau gerakku,


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pengawal. Roboh dan sambutlah teman-temanmu itu
des-dess!" dua pengawal ini mencelat dan terlempar ke arah
teman-temannya yang baru datang, menimpa dan lima
pengawal di depan berteriak. Mereka roboh bersamaan
dengan dua pengawal itu. Dan ketika mereka bangkit lagi
namun gadis itu berkelebat menghilang, naik dan melayang ke
atas wuwungan maka di s inilah dia terbang dan melewati satu
gedung ke gedung lain, cepat dan luar biasa sekali hingga Y u
Yin yang ada di pondongannya kagum. Ginkang atau ilmu
meringankan tubuh yang dimiliki gadis baju putih ini hebat
sekali, gerak atau langkah kakinya seperti kucing. Dan ketika
pengawal berteriak-teriak di bawah, jauh tertinggal namun
para pengawal lain dan perwira muncul membelalakkan mata,
gadis baju putih itu memang luar biasa maka terdengar aba-
aba agar semua melepas panah.
"Serang dengan panah. Kejar gadis itu!"
Gadis ini terkejut. Belasan panah tiba-tiba menyambar dan
ia harus menangkis, melanjutkan larinya lagi namun dari kiri
dan kanan gedung-gedung bangunan menyambar panah-
panah lain. Ia sibuk. Dan ketika ia harus berhenti sejenak
karena anak-anak panah itu juga menyambar Yu Yin, di
pondongannya, maka para perwira dan orang-orang bertubuh
ringan berjungkir balik dan melayang naik ke atas genteng.
"Berhenti! Siapa kau...!"
Gadis ini marah, la harus melindungi Yu Yin pula kalau tak
ingin anak panah melukai gadis di pondongannya itu, apa
boleh buat mencabut pedang dan tiba-tiba tampaklah sinar
putih bergulung naik turun. Dan ketika semua panah runtuh
namun orang-orang bertubuh ringan dan perwira itu
mengejarnya, mereka membentak dan menyerangnya maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gadis ini memekik dan tiba-tiba sebuah tusukan maut pecah
ke delapan penjuru. "Awas..!" Aba-aba itu terlambat. Dua perwira yang menyerang dan
coba merobohkan gadis ini tiba-tiba berteriak ketika delapan
mata pedang pecah ke delapan penjuru angin, menusuk dan
menikam dan mereka terlambat berkelit. Gerakan pedang itu
amatlah cepat dan mereka tak mampu menghindar. Dan
ketika dua tusukan melukai pundak mereka, dua perwira ini
meng aduh dan terguling maka mereka terus meluncur dan
berdebuk di atas tanah, jatuh dari tempat ketinggian itu.
Mereka seketika pingsan namun gadis di atas wuwungan tak
berhenti, berkelebat dan meng gerakkan pedangnya lagi
seperti kesetanan. Dan ketika lawan dibuat terkejut dan
mundur, gadis ini berseru keras maka ia pun sudah membalik
dan melarikan diri lagi "Kejar!" tujuh orang berteriak marah. Mereka terkejut dan
kagum tapi juga gusar melihat gadis baju putih ini melarikan
diri. Mereka adalah seorang perwira lagi dan enam orang
kang-ouw. Itulah orang-orang yang membantu kerajaan
karena upah yang tinggi. Tapi begitu mereka mengejar dan
gadis baju putih ini mengelebatkan pedangnya, seorang di
antara mereka kembali menjerit karena lengan tergores maka
yang lain menjadi gentar namun juga bingung tak mau
melepaskan musuh. "Brett!" Orang yang terkena ini mengeluh panjang. Iapun terpeleset
dan jatuh bergulingan ke bawah, berdebuk namun bayangan-
bayangan lain menggantikannya. Dari timur dan barat tiba-
tiba muncul puluhan orang kang-ouw. Dan ketika Yu Yin
terbelalak karena tak mungkin gadis ini lolos, gedung dan
semua tempat dikepung rapat maka Yu Yin berbisik agar gadis
itu melompat turun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Loncatlah ke bawah. Turun dan cari pohon pek kembar di
belakang gedung ini. Lalu lari dan belok ke kiri dua kali!"
"Turun?" gadis itu terkejut. "Di bawah sana banyak orang,
nona Coa. Kupikir justeru di atas sini tempat yang lebih aman!
"Kau keliru. Mereka di bawah hanyalah pengawal-pengawal
biasa, lain dengan orang-orang di atas ini. Kalau Pat-jiu-Sian-
ong atau Lam-ciat sampai datang tentu kau celaka, apalagi
guruku sendiri. Turunlah, dan jangan ragu-ragu!"
"Baik!" gadis itu membentak, menusuk dan membacok
dengan tujuh gerakan menyilang. "Aku percaya padamu, Coa-
siocia. Dan mudah mudahan selamat!"
"Jangan panggil aku begitu," Yu Yin mendesis. "Namaku
adalah Yu Yin, kau panggil saja aku Yu Yin...!" namun ketika
gadis itu tertawa dan menjejakkan kakinya berjungkir balik,
gerak pedangnya tadi membuat lawan-lawannya mundur
sementara dua di antaranya kena tendangan maka gadis baju
putih ini sudah meluncur dan turun ke bawah. Geraknya tak
diduga dan pengawal di bawah tiba-tiba ternganga, seolah
melihat dewi terjun dari langit. Namun begitu mereka sadar
tapi terlambat, gadis itu menyapukan pedangnya ke arah
mereka maka lima pengawal roboh dan Yu Yin terkekeh
berseru agar temannya ini menuju dua pohon pek kembar itu.
"Bagus... hi-hik, bagus sekali. Tapi sekarang kau berlari ke
pohon pek itu dan jangan hiraukan pengawal. Belok dua kali
seperti kataku!" "Eh, kau dapat tertawa?"
"Hi-hik, aku geli, sobat. Juga kagum. Kau hebat sekali. Eh,
bagaimana aku harus memanggilmu!"
"Hm, kau panggil saja aku Tang Siu. Aku sebenarnya
enggan memperkenalkan nama. Tapi karena kau gadis yang
istimewa dan tak terikat kebangsawananmu itu baiklah kau
panggil aku seperti namaku.
Awas, aku mengikuti Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
petunjukmu... wut- wut!" gadis ini sudah bergerak dan mening
galkan pengawal, lawan di atas genteng juga turun semua tapi
mereka kalah cepat oleh gerakan gadis ini. Tang Siu atau
gadis baju putih ini sudah melesat dan terbang ke pohon yang
ditunjuk Yu Yin, tahu-tahu sudah di bawah ker mbunan gelap
dan lenyaplah ia di situ. Dan ketika pengejar berteriak dan
menuju ke sini, Yu Yin sudah berkata agar gadis itu membelok
dan melewati dua bangunan kecil maka selanjutnya Tang Siu
diminta menerobos daun jendela dan keluar menuju lorong-
lorong sebuah gedung. "Jangan terpengaruh gunung-gunungan itu. Lari saja di
bawah lampu-lampu teng itu dan jangan takut ketahuan!"
"Kau tidak bercanda?"
"Eh, aku lebih mengenal lingkungan istana ini daripada kau,
Tang Siu. Aku tidak menjebakmu. Masuk ke lorong-lorong itu
dan jangan takut ketahuan. Ini gedung pusaka!"
"Baik, aku sebenarnya juga tidak takut biarpun kau jebak.
Aku juga sudah berkeliaran di kompleks istana ini beberapa
hari yng lalu!" dan ketika benar saja gadis itu bergerak dan
lari di lorong-lorong gedung ini, tempat itu terang-benderang
oleh lampu-lampu teng yang bergelantungan di langit-langit
ruangan maka Yu Yin mendongkol tapi tidak marah
mendengar kata-kata temannya ini. Sahabat barunya ini
rupanya memang pemberani namun juga sedikit sombong,
atau mungkin harga dirinya tersinggung karena dua kali Yu
Yin berkata tak usah takut. Dan ketika lorong terakhir hampir
habis dan Yu Y in berseru agar masuk ke sebuah sumur, yang
ada di ujung maka gadis itu tertegun
"Apa9" "Benar, kau masuk lubang sumur itu dan lompat saja. Di
sana ada terowongan bawah tanah!"
Gadis ini berseri. Tadinya ia disangka bersembunyi saja di
situ dan tentu saja ia mau menolak. Kalau begitu, daripada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendekam di sumur lebih baik melawan. Ia tak takut. Tapi
ketika temannya berkata bahwa ada terowongan bawah tanah
di situ, di sumur itu maka gadis ini tertawa dan secepat kilat
iapun sudah terjun dan meloncat ke dalam, tidak ragu-ragu.
"Byuurr..!" Air mencipak kaget. Yu Yin terkekeh dan gadis itupun
tertawa. Masing-masing sama geli, basah kuyup. Tapi ketika
gadis ini me lihat sebuah terowongan dan itulah kiranya yang
dimaksud, Yu Yin membenarkan dan menyuruh ia masuk
maka gadis baju putih ini sudah melompat dan selanjutnya
memasuki atau berlari di terowongan ini, yang bersuasana
remang-remang. "Dari mana kau tahu ini. Tembus ke mana pula terowongan
ini?" "Hi-hik, terowongan ini tembus ke gedung Hui-ciangkun.
Nanti di ujung kita sudah di kebun belakang panglima itu!"
"Eh, tempat temanmu itu" Hui-siocia?"
"Benar, di sana kita aman, Tang Siu, untuk sementara. Tapi
untuk selanjutnya aku tak tahu!"
"Ah, sudahlah, itu cukup!" dan ketika gadis baju putih ini
berlari dan terus mengikuti petunjuk Yu Yin, benar saja di
ujung sana ia sudah melompat dan berada di kebun belakang
yang cukup luas maka gadis ini tertawa dan girang.
"Kau benar, tempat ini aman. Tapi bagaimana sekarang
mencari Hui-siocia itu!"
"Kamarnya di samping kiri, lewat buah kelengkeng itu.
Ketuk jendelanya dan ia pasti ada!"
Gadis baju putih ini berseri-seri. Bahaya dan ancaman para
pengawal sungguh membuat ia tak takut sama sekali,
sikapnya tidak menunjukkan gentar dan Yu Yin kagu m.
Sahabat barunya ini benar-benar hebat, memiliki keberanian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan beberapa persamaan watak dengannya, antara lain suka
menerabas-nerabas bahaya dan urusan nanti biarlah nanti.
Dan ketika ia bergerak dan kembali mengikuti petunjuk Yu.Yi
maka sampailah ia di tempat yang dimaksud dan sebuah
jendela terlihat benderang di dekat sebuah pohon kelengkeng.
"Itu..?" "Benar, ketuk tiga kali tapi dengan irama berbeda-beda.
Pertama keras lalu perlahan dan keras lagi!"
"Ah, kau rupanya sudah mempunyai isyarat sendiri. Bagus,
akan kucoba!" lalu mengetuk seperti yang dikata Yu Yin maka
terbukalah jendela kamar dan seorang gadis tertegun di situ,
gadis cantik berpakaian biru.
"'Siapa kau...?"
"Sst," Yu Yin diputar, kini menghadapi puteri Hui-ciangkun
itu. "Ini aku, Hui Kiok. Dan ini temanku Tang Siu. Bolehkah
aku masuk dan tutup jendela kamarmu!"
"Ah, kau?" gadis ini terkejut, tadi berseru tertahan melihat
Tang Siu, gadis tak dikenal. "Kau, Yu Yin" Dan temanmu ini
yang membuat gara-gara?"
"Cepat masukkan kami," Yu Yin tak sabar, berseru. "Ini
Tang Siu yang menyelamatkan aku, Hui Kiok. Tutup jendela
dan cepat masukkan kami'"
Puteri Hui-ciangkun itu terbelalak. Ia sudah mendengar
ribut-ribut di tempat Coa-ongya dan tentu saja juga
mendengar akan sepak terjang Tang Siu. Hanya ia tak tahu
siapa gadis baju putih ini tapi cepat bergerak dan menutup
jendela kamar begitu dua orang itu melompat. Dan ketika Yu
Yin sudah di kamar ini dan Tang Siu lega, gadis baju putih itu
meletakkan temannya di pembaringan maka Hui K iok tiba-tiba
gemetar dan berseru, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yu Yin, aku... aku bisa kena marah. Maaf bahwa tadi aku
tak dapat memenuhi panggilanmu karena ayahku takut
dengan ayahmu. Aku tak bisa berbuat apa-apa!"
"Tak apa," Yu Yin lega, tapi kini mengeluh untuk urusan
berikut. "Ayahku kejam sekali, Hui Kiok. Tapi aku senang
sekarang sudah terlepas darinya. Dan ini atas pertolongan
Tang Siu. Kenalkan, ia... eh, aku tak tahu siapa tuan
penolongku ini. Aku tak tahu ia dari mana!"
"Hm, aku Tang Siu, itu cukup. Aku enggan memperkenalkan asal-usulku, Yu Yin. Sebagai sesama gadis
kang-ouw tentu kau mengerti ini."
"Ya-ya, maaf. Kau benar, T ang Siu, dan aku juga tak ingin
tahu lebih jauh tentang dirimu. Tapi aku ingin berterima kasih.
Ini Hui Kiok yang kuceritakan kepadamu itu, dia gadis baik.
Jujur dan dapat dipercaya. Aku gembira dapat tiba di sini tapi
bagaimana selanjutnya nasibku ini!" Yu Yin tiba-tiba
menangis, teringat perjanjiannya dengan Giam Liong dan
tersedu-sedulah dia terkoyak oleh kesedihan, apalagi oleh niat
ayahnya yang hendak menjodohkannya dengan putera Cai-
ciangkun itu, pemuda yang tak disuka! Dan ketika ia
mengguguk dan Tang Siu maupun Hui Kiok sama-sama
terkejut, Y u Yin menangis dengan keras maka kamar diketuk
dan seorang wanita berusia empatpuluh lima tahun tiba-tiba
muncul. "Kiok-ji (anak Kiok), ada apa ribut-ribut" Siapa menangis
itu...eh?" dan sang nyonya yang tertegun dan terbelalak
melihat dua gadis di kamar puterinya tiba- tiba membuat Tang
Siu terkesiap namun Hui Kiok sudah menubruk dan mendesah
kepada wanita ini. 'Ibu, ini Yu Yin. Dia datang bersama temannya minta
bantuan kita. Jangan ribut-ribut atau nanti diketahui ayah!"
"Yu Yin..?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, dan ini nona Tang, ibu. Tang Siu sahabat Yu Yin.
Ialah yang menyelamatkan Yu Yin dan membawanya ke mari!"
"Ini... ini gadis pengacau itu" Ah, celaka, Hui K iok. Ayahmu
bisa marah dan mendapat celaka. Aduh, usir dia dan jangan
tinggal di kamar ini. Aku... aku takut!"
"Bibi tak usah takut," Yu Yin tiba-tiba menghentikan
tangisnya, terkejut karena tangisnya yang keras mengundang
bahaya baru. "Ini tuan penolongku, bibi. Tanpa dia tak
mungkin aku dapat keluar. Ah, sebaiknya bibi rahasiakan
kedatangan kami dan jangan beritahukan kepada Hui-
ciangkun. Atau nanti aku bunuh diri dan biar mati di sini saja!"
"Tidak, jangan..!" sang nyonya bingung, tiba-tiba
menangis. "Persoalanmu sudah kami dengar, Yu Yin. Tapi.,


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tapi kalau kau ada di sini dan diketahui ayahmu tentu kami
sekeluarga mendapat celaka. Ah, bagaimana baiknya ini!"
"Bibi tak usah khawatir," Y u Yin meng hibur. "Asal bibi atau
Hui Kiok tak memberitahukan orang lain pasti tak akan ada
apa-apa di sini. Sekarang baiknya bibi keluar dan tinggal di
kamar bibi secara biasa-biasa saja, aku akan meminta
temanku ini melakukan sesuatu."
Sang nyonya mengangguk. Ia melepaskan anaknya dan
berkata bahwa tentu saja ia tak akan memberi tahu siapapun.
Tapi ketika nyonya itu beringsut dan hendak pergi tiba-tiba
Tang Siu mencegatnya. "Yu Yin, apakah tidak sebaiknya Hui-hujin ini di sini saja.
Bagaimana kalau ia membuat kekeliruan di luar!"
"Ah, jangan," Yu Yin terkejut, melihat sinar mata temannya
yang mengandung curiga, khawatir. "Kalau bibi Hui ada di s ini
justeru Hui-ciangkun akan mencarinya, Tang Siu. Lepaskan dia
dan ada Hui Kiok di sini. Tak perlu khawatir, Hui-hujin tentu
tak ingin puterinya kaujadikan sandera!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, jangan... tidak!" sang nyonya berseru, segera
mengerti. "Aku tak mungkin memberi tahu siapapun, nona.
Bahkan suamiku sendiri. Jangan takuti kami dengan
mencelakai puteriku!"
Tang Siu mundur. Akhirnya dia mengalah dan wajahnya
sedikit merah karena apa yang dia pikir ternyata dapat dibaca
Yu Yin. Memang benar, ia ingin menyuruh nyonya itu tetap
tinggal di situ agar tidak sampai bicara di luaran. Tapi karena
Hui-ciangkun bakal mencari dan ini tentunya lebih merepotkan
lagi, di situ ada Hui Kiok yang sewaktu-waktu dapat
"disandera" maka gadis ini mengangguk dan tersenyum,
minggir. "Baik, kau yang bertanggung jawab, Yu Yin. Kalau ada apa-
apa jangan salahkan aku!"
"Sudahlah, kau percaya kepadaku. Bibi Hui tak mungkin
bicara di luar." dan ketika nyonya itu mengangguk dan keluar,
gemetar maka Tang Siu menutup pintu kamar dan
memandang gadis itu lagi, karena Yu Yin inilah sumber
perhatiannya. "Sekarang apalagi yang harus kulakukan Berapa lama kita
tinggal di sini." "Kau tolong aku memberikan s inkang. Aku juga ingin bebas
dan letakkan telapak mu di pusarku."
Tang Siu mengerutkan kening. Memberikan sinkang adalah
pekerjaan berbahaya karena berarti mengurangi tenaga
sendiri. Kalau ada apa-apa tentu dia celaka namun gadis ini
mengangguk dan maju mendekat. Dan ketika dia me letakkan
tangannya di pusar Yu Yin dan gadis itu terisak memberi tahu
jalan-jalan darah yang harus dihangati maka Tang Siu kagum
karena ada delapan jalan darah yang harus dibuka.
"Ah, pantas. Ini kiranya yang membuat aku tak mampu
membuka totokanmu. Gurumu lihai sekali, Yu Yin. Ilmu
totoknya sungguh luar biasa!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan guruku, melainkan ayah..." Yu Yin berkata, terkejut
kelepasan bicara. Dan ketika sahabatnya terbelalak dan heran
serta kaget, Coa-ongya dikenal sebagai bangsawan yang tak
kenal silat maka Yu Yin menangis dan memejamkan mata.
"Maaf, konsentrasikan perhatianmu, Tang Siu, dan aku juga
akan menerima aliran sinkangmu. Kita harus lolos dari sini,
mencari Giam Liong!"
"Giam Liong" Si Naga Pembunuh itu?"
"Benar, ah... maaf, Tang Siu. Cepat alirkan sinkangmu dan
jebol totokan keparat ini!"
Gadis baju putih itu tertegun. Ia terkejut mendengar nama
Giam Liong dan sedetik darahnya berdesir. Justeru karena
mendengar nama itulah dia sampai ke kota raja, bersembunyi
dan berkeliaran tapi ma lam itu mendengar ribut-ribut tentang
Yu Yin. Gadis ini dikejar-kejar pasukan dan dia merasa heran
kenapa puteri seorang pangeran malah hendak ditangkap!
Tapi ketika dia membuntuti dan akhirnya tahu, Coa-ongya
kiranya hendak memaksa puterinya itu menikah dengan
putera Cai-ciangkun maka turun tanganlah gadis itu setelah
dengan amat hati-hati dia mengintai dan melakukan
pengawasan dari jauh. Kejadian di kamar depan tak dilihat
gadis ini karena ketika Coa-ongya merobohkan puterinya
memang tak ada orang lain di s itu. Juga waktu itu gadis inipun
sedang mencari tempat persembunyian yang baik, hal yang
mudah dilakukan karena saat itu perhatian semua orang
sedang tertuju kepada puteri Coa-ongya ini. Dan ketika
akhirnya ia dapat memasuki kamar Yu Yin, merobohkan tapi
sayang jeritan dayang membuat para pengawal bergerak
maka gadis ini membawa Y u Yin dan selanjutnya ia di kamar
Hui K iok. Tak tahu bah wa Pat-jiu Sian-ong dan Lam ciat serta
orang-orang lainnya lagi kelabakan mencari gadis baju putih
ini. Pat-jiu Sian-ong maupun Lam-ciat muncul terlambat
karena kebetulan saat itu keduanya meronda di bagian timur
dan utara. Y u Yin memasuki pintu gerbang barat tapi sete lah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditangkap ayahnya sendiri dua kakek itu lalu kembali ke
tempatnya masing-masing. Maka ketika Tang Siu muncul dan
gadis baju putih ini melarikan Yu Yin, geger dan ribut-ribut itu
terlambat mendatangkan kakek-kakek ini maka Tang Siu
sudah menempelkan tangannya dan memberikan sinkang
seperti yang diminta Yu Yin. Hui Kok mengawasi dengan
tubuh panas dingin karena ia terbawa dalam persoalan
berbahaya. Kamarnya dimasuki pengacau! Namun karena Yu
Yin ada di situ dan sahabatnya itulah yang bertanggung
jawab, dia menggigil dan takut ketahuan orang lain maka
pintu dan jendela ditutup rapat-rapat, bergerak ke sana ke
mari dan Yu Yin maupun Tang Siu tak tahu. Dua gadis ini
sudah sama sama memejamkan mata untuk memberi dan
menerima sinkang. Tapi ketika enam jalan darah sudah bobol
ditembus hawa sinkang dan tinggal dua jalan darah lagi, Yu
Yin sudah mulai dapat bergerak namun belum sempurna
mendadak terdengar ketukan di pintu dan seorang pelayan
memberi tahu bahwa Hui-ciangkun ingin ketemu puterinya.
Hal yang membuat gadis itu pucat!
"Siocia, ayahmu datang. Mohon dibukakan pintu dan
kenapa kamarmu masih terang-benderang'"
Gadis ini terkejut. Ia pucat pasi dan tiba-tiba tak dapat
menggerakkan tubuh sama sekali karena sekonyong-konyong
ia berubah menjadi patung. Ayahnya, yang bengis dan garang
datang. Dan ketika gadis itu tak dapat menjawab dan juga
masih tak dapat bergerak-gerak, tubuh serasa kaku maka
pintu kamar digedor. "Hui K iok, buka pintu. Ada apa kau di dalam. Buka!"
Gedoran atau ketukan pintu yang keras ini tiba-tiba
membuat Hui K iok menangis. Bagai dipagut ular saja tiba-tiba
ia berlari, bukan menuju pintu me lainkan ke arah dua
temannya yang sedang mengalirkan sinkang. Dan begitu ia
mengguguk dan terbata mengguncang-guncang Tang Siu
maka gadis ini berseru, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona Tang, ayahku datang. Bagaimana ini. Bagaimana
dengan kalian...!" Tang Siu ambyar. Diguncang dan diremas remas seperti itu
mendadak gadis ini membuka mata. Jalan darah ke tujuh
sudah berhasil dibobol dan tinggal jalan darah ke delapan.
Tinggal satu lagi! Tapi ketika ia mendengar tangis gadis itu
dan gedoran di pintu, suara kasar dan keras di sana maka
gadis ini tersentak dan Yu Yin juga membuka mata.
"Celaka...!" gadis ini marah. "Ada terang datang
mengganggu, Yu Yin. Bagaimana ini!"
"Siapa itu?" "Hui-ciangkun!"
"Keparat, bagaimana bisa datang" Siapa memberi tahu?"
"Entahlah, jalan darahmu tinggal satu lagi, Yu Yin,
bagaimana ini. Apakah dihentikan dan kita usir panglima itu!"
Yu Yin tertegun. Tubuhnya sudah sembilanpuluh persen
dapat digerakkan kecuali tangan kirinya. Ia terkejut
bagaimana panglima Hui muncul begitu cepat, padahal
mestinya panglima itu di lain tempat dan mengejar-ngejar
Tang Siu, tak mungkin menduga bahwa Tang Siu dan dirinya
justeru ada di gedung panglima itu sendiri. Dan ketika pintu
digedor-gedor dan suara orang berlarian mulai terdengar,
itulah tentu pengawal atau pembantu-pemban tu Hui-ciangkun
ini maka Yu Yin pucat teringat Hui-hujin tadi. Ia lupa memberi
tahu bahwa yang datang tadi bukanlah ibu kandung Hui Kiok,
karena ibu sahabatnya ini telah meninggal. Dan karna Hui-
ciang- kun memiliki beberapa isteri lagi di samping selir, dan
itulah tadi isteri keduanya yang merupakan saudara dekat ibu
kandung Hui Kiok maka sadarlah gadis ini bahwa tentu wanita
itulah yang tadi memberi tahu!
"Celaka!" Yu Yin merah padam. "Bagaimana menurut
pendapatmu, Tang Siu. " Aku agaknya salah hitung!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Salah hitung bagaimana..."
"Hui-hujin tadi bukan ibu kandung Hui Kiok. Kalaupun kau
mengancam gadis ini maka ia bukanlah puterinya. Ah, aku
lupa, Tang Siu. Dan agaknya wanita itulah yang memberi tahu
suaminya. Atau, mungkin juga suaminya kebetulan datang
dan dia lalu memberi tahu!"
"Begitukah" Kalau begitu biar kulabrak'"
"Tidak... jangan!" Hui Kiok berteriak, mencegah Tang Siu
menendang pintu. "Ada jalan lain, Tang Siu. Kalian
bersembunyi saja di belakang lemari besar itu. Lanjutkan
pertolonganmu kepada Yu Yin!" dan menarik serta mendorong
dua gadis itu ke lemari besar, Hui Kiok memadamkan lampu
maka Tang Siu maupun Y u Yin tertegun disuruh begitu. T ang
Siu menggigit bibir dan mau menolak tapi Y u Yin berpikir lain.
Jalan darahnya tinggal satu lagi yang harus dibuka. Disana
masih ada Pat-jiu Sian-ong dan lain lain, juga gurunya. Dan
karena ayahnya ternyata juga bukan orang sembarangan,
ayahnyapun lihai selihai gurunya maka Yu Yin menyentak dan
berlari ke belakang lemari besar.
"Tang Siu, sembunyi saja dulu di situ. Hui Kiok ada
benarnya. Biarlah kaubebaskan aku dan nanti kita berdua
dapat menerjang!" Gadis baju putih ini menggeram. Ia marah sekali oleh
dugaan tadi namun ia sudah ditarik dan dibawa ke belakang
lemari besar itu. Apa boleh buat ia harus melanjutkan
pertolongannya dan ada benar nya juga temannya ini. Ia tak
akan mendapat beban lagi kalau Yu Yin sembuh. T otokan itu
harus dibuka, tinggal sedikit lagi. Dan ketika ia duduk dan
cepat menempelkan lengan, Yu Yin gemetar dan menerima
sinkangnya maka celaka sekali mereka berdua tak dapat
mengkonsentrasikan diri. Jalan darah kedelapan tak dapat
dibobo karena masing-masing sama tegang Dan ketika
mereka kebingungan harus menahan gejolak perasaan, di luar
Hui-Ciang-kun marah dan tidak sabar maka didobraklah pintu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu dan seorang laki-laki tinggi besar menerjang masuk, tak
perduli kamar yang gelap gulita.
"Hui Kiok, kau terlalu. Di mana kau dan apa yang
kaulakukan di sini.... braakk!"
-ooo0dw0ooo- Jilid 29 GADIS di dalam kamar itu menjerit.
Hui Kiok atau puteri panglima Hui ini me lihat ayahnya
datang dengan penuh kemarahan. Ia sudah memadamkan
lampu namun ayahnya menghidupkan lagi. Kamar menjadi
terang-benderang dan panglima itu tertegun melihat puterinya
meringkuk di pembaringan, tersedu-sedu, pucat dan menggigil
dan mengeluarkan suara-suara tak jelas. Dan ketika panglima
ini menyambar semua sudut namun tak melihat apa apa,
terbelalak dan menerkam maju akhirnya ia sudah menangkap
puterinya itu, membentak.
"Heii, di mana dua orang temanmu itu. Di mana mereka.
Berani benar kau menyembunyikan penjahat!"
"Ampun...!" gadis ini mengguguk. 'Aku .... aku tak tahu,
ayah. Apa yang kaumaksudkan....!"
"Bohong! Berani kau bohong kepadaku" Berani kau
mendustai ayahmu" Jahanam, kau sekarang buruk watakmu,
Hui Kiok. Berani coba-coba menipu aku... brukk. dan si gadis
yang dibanting dan diinjak di tempat tidur kontan saja
membuat Hui K iok menjerit dan berteriak panjang. Sang ayah
membenam-benamkan mukanya ke tempat tidur namun masih
juga gadis itu tak mau mengaku. Hui Kiok berteriak
mengatakan tak tahu, hebat kesetiaan gadis ini kepada
sahabatnya. Tapi ketika sang avah naik pitam dan berseru
bahwa ibunya mengatakan ada, Hui Kiok menyimpan penjahat
di kamar maka gadis itu diangkat dan dibanting ke dinding.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau menyusahkan orang tua. Kau gadis tak tahu budi.
Kalau tetap juga .tak mengaku biar kubunuh kau di sana...
bress!" dan Hui Kiok yang memekik dan roboh menghantam
tembok akhirnya pingsan dengan wajah berlumuran darah.
Sang ayah marah marah dan pengawalpun kian bertambah
banyak. Dan ketika mereka juga masuk dan Hui-ciangkun
mendelik menendang puterinya, ia merasa dibohongi, maka
Yu Yin dan Tiang Siu kebetulan sudah selesa i tiba-tiba tak
tahan meloncat keluar. Tepat disaat-saat terakhir tadi mereka
berhasil membobol jalan darah ke delapan.
"Hui-ciangkun. Kau tak berperasaan. Nah inilah kami dan
kau mau apa" "Heii?" Hui-ciangkun terkejut, para pengawal juga juga
berseru, namun saat itu Yu Yin sudah mendahului menyerang.
Gadis ini berkelebat dari balik lemari besar dan Hui-ciangkun
yang tidak menduga tiba-tiba berteriak. la mencelat dan
terbanting oleh tendangan gadis ini. Dan ketika Yu Yin
mengejar dan menyambar panglima ini, merah padam. Tang
Siu juga meloncat dan menerjang para pengawal maka semua
dan menerjang tiba-tiba berteriak dan tunggang langgang.
"Kalian mau apa. Lihat majikanmu sudah kutangkap. Hayo
minggir dan biarkan kami pergi. Mundur"
Hui-ciangkun melotot, ia tahu-tahu sudah dilumpuhkan
puteri Coa-ongya ini dan ditotok tak berdaya. Ada beberapa.
sebab yang membuat panglima itu begitu mudah dirobohkan,
satu di antaranya adalah karena gadis itu puteri atasannya, di
samping karena kepandaiannya yang memang tinggi. Dan


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketika ia dicengkeram dan anak buahnya tunggang-langgang
dihajar gadis baju putih, justeru gadis itulah yang dicari-cari
maka panglima ini pucat namun berteriak-teriak kepada
pengawalnya agar menangkap gadis baju putih itu. Yu Yin
sendiri tak disebut-sebutnya.
"Heii, jangan hiraukan aku. Tangkap atau bunuh gadis
siluman itu. Dialah yang melepaskan Coa-siocia!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tutup mulutmu!" Y u Yin membentak. "Dia sahabatku, Hui-
ciangkun. Kalau tidak memandang Hui Kiok tentu kau
kubunuh. Suruh anak buahmu mundur atau nanti benar-benar
aku membunuhmu!" "Tak mungkin. Kau dicari-cari ayahmu, nona. Kau tak boleh
pergi tanpa seijin ayahmu. Dan gadis ini pengacau. Ia harus
ditangkap atau dibunuh. Heii, kalian kepung dan tangkap
gadis itu. Jangan takut!"
Yu Yin gusar. Akhirnya ia menotok urat gagu panglima itu
karena Hui-ciangkun masih juga coba-coba mempengaruhi
anak buahnya. Ia menotok dan kemudian mengangkat tubuh
panglima ini diputar-putar, berseru dan membentak siapa
berani meng halanginya. Dan ketika pengawal mundur dan
berlompatan menjauh, mereka bingung karena yang mereka
hadapi adalah juga puteri Coa-ongya, yang besar
pengaruhnya maka Yu Y in mendapat jalan dan keluar dengan
muka merah menyala-nyala.
"Tang Siu, kau di sampingku. Bunuh kalau mereka berani
coba-coba menyerang!"
Gadis ini mengangguk. Ia telah merobohkan sembilan
pengawal dan yang lain-lain mundur ketakutan. Sepak
terjangnya juga tak kalah dengan Yu Yin. Dan ketika mereka
berkelebat dan Yu Yin membawa tawanannya, Hui-ciangkun
yang ah-uh-ah-uh mendadak T ang Siu teringat Hui Kiok yang
roboh di kamar. "Yu Yin, tunggu dulu. Aku ingin membawa Hui Kiok!"
"Eh, tak usah!" Y u Yin terkejut, teman nya itu kembali dan
menyambar Hui Kiok, memasuki kepungan lagi. "Biarkan Hui
Kiok di situ, Tang Siu. Ia tak apa-apa karena di rumah
sendiri?" "Hm, ayahnya begitu ganas. Biarpun di tempat sendiri
kalau bapaknya seperti itu sama saja dengan berdiam di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kandang macan. Tidak, aku akan membawanya, Yu Yin.
Lindungi aku dan jaga para pengawal ini!"
Yu Yin terpaksa berhenti. Ia menjaga dan harus melindungi
temannya itu ketika Tang Siu membawa Hui Kiok. Gadis ini
pingsan dan kebengisan ayahnya sungguh membuat Tang Siu
marah. Tapi ketika mereka melompat kembali dan me lewati
pengawal, kejadian itu menunda waktu maka seorang kakek
gundul berkelebat dan tahu-tahu sudah menghadang.
"Coa-siocia, siapa temanmu pengacau ini. Berhenti, kalian
berdua tak boleh keluar!"
Yu Y in terbelalak. Pat-jiu Sian-ong, kakek gundul itu, tahu-
tahu muncul dan menghadang. Kedatangannya dikhawatirkan
dan kini benar saja mengganggu. Tapi karena Yu Yin naik
darah dan ia tak mau di situ, tak mau dijodohkan ayahnya
maka begitu kakek ini datang langsung saja ia membentak,
berkelebat menyerang. "Pat-jiu Sian-ong, minggir!"
Kakek ini terbelalak. Pukulan sinar emas menyambarnya
dan itulah Kim-kong-ciang atau Kim-kong kang, satu di antara
ilmu-ilmu yang dimiliki Kedok Hitam, guru gadis ini. Dan
karena pukulan itu jelas berbahaya dan kakek ini tak mau
celaka maka ia mengelak namun kaki kirinya menendang.
"Dess!" Yu Yin berjungkir balik. Ia gagal mengenai lawan dan
justeru lawan yang menendang pahanya, tentu saja ia marah,
memekik. Namun ketika ia akan kembali menyerang dan Tang
Siu tak membiarkan temannya ini sendirian tiba-tiba gadis itu
sudah berkelebat dan membentak kakek ini. Pat-jiu Sian-ong
terkejut karena serangkum pukulan panas juga menyambarnya, mengelak namun Tang Siu menggerakkan
kaki menghantam pinggang kakek gundul itu. Dan ketika
kakek ini terpelanting dan roboh terguling-guling, tendangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu kuat dan mengagetkannya maka Yu Yin menga jak
temannya lari ketika kakek itu meloncat bangun, terbelalak.
"Tang Siu, tak usah dihiraukan. Lari, jangan perdulikan
kakek itu!" Tang Siu mengangguk. Ia pribadi memang hanya
mencegah kakek itu menghalangi Y u Yin, itu saja. Maka begitu
diteriaki dan ia mengangguk, pengawal di depan didorong
atau dikibas m nggir maka bersama puteri Coa-ongya ini gadis
baju putih ini keluar dari gedung Hui-ciangkun. Namun Pat-jiu
Sian ong tentu saja marah besar.
"Heii, tangkap. Kepung dan jangan biarkan mereka lari.
Kejar!" Pengawal berserabutan. Mereka sendiri sebenarnya juga
tak ada niat untuk membiarkan dua gadis itu pergi, apalagi
satu di antaranya adalah seorang pengacau, sementara yang
lain adalah puteri Coa ong-ya yang memang tak boleh keluar.
Tapi karena mereka bukan tandingannya dan sekali didorong
saja mereka jatuh bangun, Pat-jiu Sian-ong enak saja bicara
maka para pengawal mengumpat dan diam-diam memaki.
Tanpa dibentak atau dihardik seperti anjing tetap saja mereka
akan mengejar, karena itulah tugas mereka. Namun karena
puteri Coa-ongya itu bukan gadis biasa dan temannya yang
baju putih itu juga hebat sekali, terbukti Sian-ong sampai
terlempar oleh tendangannya yang tepat maka orang-orang ini
mengejar namun dua gadis itu lenyap di depan. Pat-jiu Sian-
ong sendiri bergerak marah dan kakek ini me layang ke atas
genteng, dari situ ia dapat mengawasi keadaan dan benar saja
dua gadis itu berkelebatan di sana. Dan ketika kakek ini
menggeram dan disusulnya mereka, jelek-jelek Pat-jiu Sian-
ong adalah tokoh yang dimalui maka kakek ini tahu-tahu
berkesiur dan sudah berada di belakang Tang Siu yang
mengiringi Y u Yin. "Bocah siluman, berhenti!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tang Siu terkejut, la diajak temannya melarikan diri lewat
genteng. Rumah Hui-ciangkun sudah dilewati dan kini mereka
berkelebatan di atas gedung-gedung yang lain. Pat-jiu Sian-
ong sudah didengar namanya tapi gadis ini memandang
rendah karena sekali gebrakan saja ia tadi membuat kakek ini
terpelanting, tak tahu bahwa karena justeru kakek itu
memandang rendah dirinya maka Pat-jiu Sian-ong menjadi
korban, korban dari kesombongannya sendiri karena
menganggap gadis baju putih yang tak dikenalnya ini sebagai
gadis biasa saja. Maka ketika sekarang kakek itu berhati-hati
namun justeru sebaliknya Tang Siu memandang rendah,
cengkeraman Pat-jiu Sian ong di belakang pundaknya dikibas
tanpa menoleh maka Tang Siu menjerit ketika ia terlempar.
"Plak.. aduh!" Yu Yin terkejut. Temannya terlempar dan Tang Siu tiba-tiba
saja terguling-guling di bawah genteng. Itulah keteledoran
gadis dari Kun-lun ini. Dan ketika Pat-jiu Sian-ong terbahak
dan mengebutkan pukul an dari jauh, akan membuat Tang Siu
roboh di bawah maka Yu Yin yang menoleh dan berhenti
dengan marah tiba-tiba menangkis pukulan kakek itu.
"Pat-jiu Sian-ong, jangan ketawa seperti monyet. Tak boleh
kau mencelakai temanku... dess!" dan kakek ini yang tergetar
dan berseru kaget, bertemu tangkisan Yu Yin akhirnya
terhuyung dan hampir saja terpeleset ke bawah genteng.
Kakek ini marah namun Tang Siu sudah berjungkir balik ke
atas, kaget akan kecerobohannya tadi dan sadarlah gadis ini
bahwa lawan memang tak boleh dibuat main-main. Gadis itu
membentak dan Yu Yin sendiri tak melanjutkan larinya. Pat-jiu
Sian-ong bakal mengejar kalau tidak dirobohkan sekarang.
Maka begitu mengejar dan Yu Yin sudah melepas Kim-kong-
ciangnya lagi, kakek itu baru saja hilang kagetnya maka dari
bawah Tang Siu juga menyerang dan melepas pukulan panas.
Pat-jiu Sian-ong dikeroyok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh-eh, kulaporkan nanti kepada ayahmu. Heii, tahan
pukulanmu, Yu Yin. Dan siapakah temanmu pengacau ini...
des-dess!" Pat-jiu Sian-ong sibuk, Yu Y in tak banyak cakap sementara
Tang Siu juga melepas berangnya dengan serangan-serangan
cepat. Sekarang gadis Kun-lun ini tak mau ceroboh lagi
dengan memandang sebelah mata. Pat-jiu Sian-ong akan
dihadapi dengan kedua mata dan sungguh-sungguh. Ia tak
mau lagi dibuat malu! Dan ketika Yu Yin maupun Tang Siu tak
menghiraukan teriakan kakek itu, yang melotot dan memaki-
maki keduanya maka Kim-kong-ciang maupun pukulan panas
Tang Siu membuat si gundul kewalahan. Pat-jiu Sian-ong
boleh merupakan orang lihai namun menghadapi murid Kedok
Hitam dan pewaris Kun-lun ini ia tak berdaya banyak, apalagi
ketika Tang Siu mencabut pedangnya dan dengan ilmu silat
Im hong-sau-hun-kiam ia membuat kakek itu kalang-kabut.
Dan ketika pedang di tangan Tang Siu membacok pangkal
lengan kakek itu, Pat-jiu Sian-ong berteriak maka Yu Yin juga
melepas Hek-tok-kangnya dan pukulan beracun yang dipunyai
gadis ini menghantam punggung Pat-jiu Sian-ong.
"Augh... des-crat!"
Pat-jiu Sian-ong terlempar. Ia bergulingan ke bawah dan
Tang Siu mengejarnya, gemas karena tadi ia dibuat
terpelanting dan jatuh oleh kakek gundul ini. Dan ketika
sebuah tusukannya kembali mengenai kakek itu dan Pat-jiu
Sian ong menjerit maka kakek gundul ini jerih dan gentar,
pengawal berlarian dan beberapa perwira tampak berdatangan. "Tak usah dilanjutkan," Yu Yin berseru "Kakek itu sudah
terluka, Tang S u. Lari dan tinggalkan dia!"
"Aku ingin membunuhnya!"
"Tak usah. Lawan sudah mulai berdatangan dan jangan
tertahan di sini. Ikuti aku dan kita ke suatu tempat!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tang Siu berjungkir balik melayang ke atas. la telah
melukai si kakek gundul dan Yu Yin juga mendaratkan Hek-
tok-kangnya kepada Pat-jiu Sian-ong. Kakek itu harus berhenti
dan mengobati lukanya dulu kalau tak ingin celaka. Dan ketika
Tang Siu puas karena lawan berdebuk di bawah, merintih
namun membiarkan dua gadis itu lari maka Pat-jiu Sian-ong
berteriak-teriak agar semua orang menangkap gadis-gadis ini,
duduk dan mengobati lukanya.
"Kejar, tangkap mereka. Bunuh gadis baju putih itu dan
jangan biarkan ia lolos. Mana Lam-ciat dan kenapa ia tak
muncul membantu!" Para pengawal mengejar. Mereka tak berani ke atas
genteng dan hanya perwira atau beberapa orang berkepandaian tinggi saja yang berani mengejar dan
melayang ke atas. Pertanyaan Sian-ong tak dijawab karena
mereka juga tak tahu di mana Lam-ciat, si Hantu Selatan itu.
Dan ketika enam perwira dan orang berkepandaian tinggi
mengejar di atas genteng, mereka mencegat dan memotong
jalan maka Yu Yin mendengus dan ia membolang-balingkan
tubuh Hui-ciangkun untuk menakut-nakuti.
"Minggir, atau nanti Hui-ciangkun terbunuh!"
Namun enam orang itu tidak minggir. Mereka rupanya
sudah mendapat pesan bahwa apapun yang terjadi dua gadis
ini harus ditangkap. Dan ketika Yu Yin mengancam dan coba
menyuruh mundur mereka maka tiga yang di depan justeru
membentak dan marah kepada gadis ini.
"Coa siocia, kau dipanggil ayahmu. Kenapa keluar dan
sekarang berteman dengan pengacau!"
Yu Yin melotot, la menghantam tiga orang itu dan
ketiganya terlempar. Kim-kong ciang atau Pukulan Tangan
Emasnya tak sanggup dihadapi tiga orang lawannya itu.
Namun ketika mereka melompat bangun karena Yu Yin
mengatur tenaganya, tak berniat membunuh maka gadis ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi gusar karena mereka menerjang lagi, yang lain-lain
juga maju mengerubut. "Kalian tak tahu diri," gadis ini membentak. "Baiklah, aku
terpaksa merobohkan kalian dan jangan menyalahkan nenek-
moyangku kalau kalian harus mampus.... des-des-plak!" Yu
Yin memindahkan Hui-ciangkun ke pundaknya yang lain,
membuat tangannya bebas dan saat itulah Kim-kong-ciang
menyamabr lagi. Ia tak mungkin harus membunuh Hui-
ciangkun karena laki-laki itu adalah ayah Hui Kiok,
sahabatnya. Tapi karena ia juga tak mau diganggu dan orang-
orang ini harus minggir, pukulan lebih berat menyambar maka
tiga orang itu terlempar dan mereka terbanting di bawah
dengan pekik ngeri. "Buk-bukk!" tiga tubuh yang jatuh itu tak mungkin berdiri
lagi. Yu Yin menghantam mereka hingga kaki dan tangan
mereka patah-patah. Gadis ini telah menjatuhkan pukulan
berat. Dan ketika di sana Tang Siu juga bergerak dan
menusukkan pedangnya, gadis ini masih membawa pedangnya untuk menakut-nakuti lawan maka tiga yang lain


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

juga menjerit dan berteriak roboh.
"Cepat, kita lanjutkan lari kita lagi. Di bawah aku melihat
bayangan Lam-ciat!" Yu Yin, yang baru saja merobohkan tiga orang pertama dan
gemas melihat ke bawah tiba-tiba melihat bayangan kakek
gimbal-gimbal yang membuatnya terkejut. Ia amat mengenal
itu dan karena itu ia segera berseru kepada temannya. Mereka
sudah melewati empat blok dari gedung Hui-ciangkun dan
tinggal satu blok lagi menuju ke bangunan putih di sebelah
timur. Bangunan itu tidaklah besar namun gagah dan kuat,
mirip sebuah wisma atau tempat peristirahatan sederhana,
sekeliling nya penuh taman bunga warna-warni. Dan ketika ke
tempat inilah Yu Yin bergerak dan Tang Siu mengerutkan
kening tak mengenal tempat apa itu, juga milik siapa maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gadis ini dibentak agar secepatnya menuju bangunan putih
itu. "Cepat, jangan ayal-ayalan. Kita turun di bangunan itu,
Tang Siu. Kulihat gerakan Lam-ciat di belakang!"
"Hm, bangunan siapa itu" Kawan atau lawan?"
"Itu tempat tinggal seorang pamanku. Kupikir ia mau
menolong kita dan mari terjun!"
Tang Siu tak dapat berpikir banyak. Tahu-tahu ia sudah
diajak terjun karena Yu Yin melayang turun, tidak berjungkir
balik melainkan dengan kaki lurus ke bawah, anjlog seperti
garuda terbang turun ke tanah. Dan ketika ia mengikuti dan
turun seperti Yu Yin, anjlog begitu saja maka Hui Kiok yang
ada di pondongannya mengeluh, sadar.
"Siapa ini.... ah, kau. Di mana kita, lihiap. Dan mana Yu
Yin.." "Ia di depan kita. Lihat, aku diajak masuk ke rumah ini dan
syukur kau sadar. Eh, bagaimana keadaanmu, Hui Kiok.
Apakah berat!" "Aku hanya pusing-pusing, tak apa. Tapi aku menyesal
rupanya tak dapat melindungi kalian...!"
"Itu cukup. Pembelaanmu luar biasa, Hui Kiok. Dan kami
berterima kasih sekali. Tapi ayahmu sekarang dibawa Y u Yin!"
"Kalian apakan ayahku..."
"Hanya ditotok, ditawan. Tapi sst, diamlah. Kita sudah
memasuki rumah orang dan sekarang kau berdirilah!" Tang
Siu bergerak menepuk puteri Hui-ciangkun ini, berkelebat dan
sudah di dalam rumah dan saat itu Yu Yin memanggil
seseorang. Rumah itu sunyi saja namun pintu tengah tiba-tiba
terbuka. Dan ketika seorang pria tertegun sejenak,
memandang mereka namun menyambut berseri-seri maka
Tang Siu mendelong melihat Yu Yin menubruk dan memeluk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kaki pria muda ini, yang usianya sekitar duapuluh lima tahun,
muda dan tampan dengan gerak-gerik yang halus mirip
seorang bangsawan namun temannya itu sudah tersedu-sedu!
"Paman, bantulah aku. Sembunyikan aku di tempat ini dan
tolong lindungi dari kejaran orang-orang jahat!"
"Hm, kau Yu Yin" Namun kenapa menangis" Dan siapa
temanmu ini" Dan kalian membawa orang lain pula, Hui-ciang-
kun dan Hui K iok!" "Benar, kami, siauw-ongya. Maaf bahwa kami dibawa Yu
Yin dan Tang-lihiap ini. Kami tak tahu apa-apa!" Hui Kiok,
yang berlutut dan memberi hormat tiba-tiba juga mendahului
berkata. Gadis itu rupanya mengenal dan berdebarlah hati
Tang Siu me lihat ini. Kalau Hui Kiok menyebut bangsawan
muda yang tampan dan halus gerak-geriknya itu sebagai
siauw-ong ya (pangeran muda) berarti mereka di sarang naga.
Ini kerabat istana! Namun karena Y u Yin sendiri juga kerabat
istana dan gadis baju putih ini diam saja, sedikit mengangguk
dan waspada akan sekeliling maka pria muda itu
membangunkan Yu Yin, yang masih mengguguk.
"Tak boleh menangis... tak usah menangis. Ada apa dan
kenapa kau minta bantuanku. Bagaimana Hui-ciangkun dan
puterinya ini kaubawa ke sini. Dan eh... siapa pula temanmu
yang satu itu, Y u Yin. Bagaimana tiba-tiba kalian meramaikan
tempatku!" "Ini temanku Tang Siu," Yu Yin masih mengguguk. "Dan
kami butuh pertolonganmu, paman. Ayah hendak menangkapku dan para pembantunya dikerahkan!
"Hm..hmmm, ini kiranya maksud kedatanganmu. Dan gadis
ini, nona Tang ini... dari manakah dia berasal" Aku tak pernah
tahu sebelumnya. Agaknya kenalan barumu'"
"Benar, dia... dia.." Yu Yin bingung, tak tahu dari mana
temannya ini berasa l. "Dia teman baruku, paman. Dan dialah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
vang menyelamatkan aku dari kekejaman ayah. Aku hendak
dinikahkan dengan putera Cai-ciangkun!"
"Hm, aku sudah dengar itu, dan ayahmu memang
keterlaluan. Tapi orang yang tak dikenal asa l-usulnya juga
bukan hal yang baik, Yu Yin. Aku dapat menolongmu tapi
bagaimana dengan nona Tang ini. Aku tak berani menerima
kalau tak tahu dia berasal dari mana. Maaf!" sang pangeran
buru-buru menyambung. "Bukan aku tidak mau menolong tapi
bagaimana pertanggungjawabanku nanti kalau sampai ditegur
kaisar!" "Aku tak butuh pertolongan," Tang biu tiba-tiba bergerak,
watak keras dan tersinggungnya timbul. "Aku di sini hanya
ingin menolong Yu Yin, siauw-ongya. Kalau dia di sini sudah
selamat tentu saja aku akan pergi'" dan tidak menoleh atau
memberi tahu lagi mendadak gadis ini berkelebat keluar.
"He!" Y u Yin terkejut, tentu sa a mencegah. "Kau tak boleh
pergi dari sini, Tang Siu. Di luar amat berbahaya dan nanti
persembunyianku diketahui. Jangan, kembalilah dan jangan
tersinggung atas kata-kata pamanku ini!" dan berkekelebat
mengejar temannya, menangkap dan menarik gadis itu Yu Yin
sudah meminta agar temannya tidak pergi, menoleh kepada
pria muda bangsawan itu, "Paman, Tang Siu adalah
sahabatku, saudara angkatku. Tak perlu kau tanya asal-
usulnya karena dia adalah keluargaku. Nah, cepat lindungi
kami karena di luar bayangan Lam-ciat sudah kulihat!"
Pangeran muda itu tertegun. "Kau sungguh-sungguh ?"
"Demi nyawaku, paman. Selamatkan dan lindungi aku. Atau
nanti aku akan mengamuk di sini dan biar mandi darah'
"Jangan!" sang paman terkejut, membentak. "Kau tak
boleh mengotori tempat ini, Yu Yin. Kalau begitu bawa mereka
ke kamarku dan bersembunyilah di sana!" dan menyambar
gadis ini diajak ke dalam, ke sebuah kamar besar di mana
pintu masih terbuka maka pangeran itu mendorong Yu Yin dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyuruh semua masuk. Keadaan demikian tergesa gesa
hingga sang pangeran lupa sopan-santun, mencengkeram
atau menangkap pundak Hui Kiok maupun Tang Siu untuk
didorong cepat. Hui K iok merintih namun Tang Siu tidak, gadis
ini mengerahkan s inkangnya di pundak hingga sang pangeran
yang mendesis terkejut. Pundak gadis baju putih ini sekeras
baja. Tapi ketika semua masuk dan sang pangeran menutup
pintu kamar, Yu Yin berseri dan lega bukan ma in maka gadis
itu tertawa dan tangisnya lenyap mendadak.
"Hi-hik, berhasil. Sekarang kita menemukan tempat aman,
Tang Siu. Siapapun tak mungkin berani ke sini biarpun ayah
sendiri. Hanya kaisar yang berani menggeledah!"
"Siapakah pamanmu itu?"
"Yauw-ongya, adik tiri ayah, saudara lain ibu."
"Pantas!" "Apanya yang pantas?"
"Kebangsawanannya itu, sikapnya
yang berwibawa meskipun masih muda!"'
"Benar, dan ia saudara terbungsu, Tang Siu, paling muda
namun sesungguhnya juga paling disegani. Kau naksir?"
"Hush! Omongan apa ini, Yu Yin" Tadi aku marah-marah
dan tersinggung. Ia boleh tampan tapi tak mungkin aku
menikah dengan orang lemah. Pamanmu itu tak bisa silat!"
"Benar, tapi ia cerdas. Dan cocoknya barangkali buat Hui
Kiok ini, hi-hik...!" Yu Yin tiba-tiba terkekeh, memandang
temannya yang satu dan Hui Kiok seketika merah padam. Ia
melengos dan mencubit Yu Yin, gadis itu sudah lupa akan
penderitaannya sendiri yang akan dijodohkan dengan orang
lain. Tapi ketika Tang Siu berbisik agar semua diam, gadis itu
mendengar suara di luar maka gurauan Yu Yin dihentikan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sst, jangan senang-senang. Aku mendengar ribut-ribut di
luar. Lihatlah" Yu Yin membelalakkan mata. Benar saja ia mendengar
ribut-ribut itu, suara pamannya dan berapa orang lain. Dan
ketika ia mengintai, dari lobang pintu kamar maka tampaklah
pamannya yang muda itu berhadapan dengan Lam-ciat dan
beberapa perwira, juga Pat-jiu sian-ong.
"Maaf," kakek gimbal-gimbal itu menjura, tak berani kurang
ajar. "Hamba sekedar bertanya apakah gadis-gadis itu ada di
sini, pangeran. Karena tadi hamba sempat melihat mereka
masuk." "Benar," Pat-jiu sian-ong juga berseru, suaranya agak keras
"Tadi hamba juga melihat mereka masuk kesini, pangeran.
Mereka, terutama si gadis berbaju putih harus dibekuk. Ia
musuh, pengacau" "Kalian mau ribut-ribut di sini" Sudah kubilang tak ada.
Kalau tidak percaya boleh periksa, tapi awas, kalau tidak ada
maka kulaporkan kepada kaisar bahwa kalian menginjak-injak
rumahku secara kurang ajar"
"Maaf'," Pat-jiu Sian-ong tiba-tiba mundur, mendapat
kedipan Lam-ciat. "Kami tak sekasar itu, pangeran Kalau
paduka mengatakan tak ada tentu saja kami percaya. Baiklah,
kami akan kembali dan melapor kepada Coa-ongya. Paduka
tentu da pat turut membantu kami kalau orang yang kami cari
cari muncul di sini m isal nya, memberitahukan kepada kami."
"Tentu, dan boleh panggil kakakku kalau ingin melapor,
Sian ong. Suruh ia datang dan memeriksa. Aku tidak takut!"
Pat-jiu Sian-ong semburat merah. Ia telah secara memutar
mengancam pangeran ini untuk mendatangkan kakaknya,
Coa-ongya. Ancaman yang kini ma lah dibalas tantangan agar
majikan Dewa Lengan Delapan itu dipanggil! Dan ketika kakek
ini mundur sementara Lam-ciat mengebutkan lengan bajunya,
mundur dan berkelebat maka berturut-turut orang-orang lain
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga pergi setelah memberi hormat di depan pangeran muda
ini. Yauw-ongya sungguh berwibawa dan biarpun muda
namun ia mampu meninggikan dirinya. Di depan Pat-jiu Sian-
ong dan lain-lain ia tak berani dibuat main-main. Den ketika
semua pergi sementara pangeran itu masih bertolak pinggang,
gemas maka Yu Yin berseri-seri dan menahan tawa menutupi
"Lihat, pamanku yang satu ini memang tak dapat dibuat
main-main, Tang Siu. Biarpun Pat-jiu Sian-ong dan lain-lain
boleh lihai namun mereka tak berani masuk. Sekali mereka
lakukan itu maka tak ada ampun dari paman!"
"Tapi bagaimana kalau ayahmu datang"
'Ayah juga tak berani main-main..."
"Tapi ada gurumu yang lihai, yang dapat mengintai"
"Hem, kamar ini rapat, Tang Siu. Suhupun tak mungkin
dapat datang kalau tidak dari depan."
"Tapi jendela kamar!"
"Itupun tak mungkin. Kamar ini di tengah ruangan dan di
luar jendela masih ada tembok-tembok lain. Kalau ingin
datang harus menjebol dinding"
"Sudahlah" Hui K iok tiba-tiba memisah, mukanya pucat dan
tubuh menggigil. "Pamanmu datang ke sini Yu Yin. Tanya lah
sekarang bagaimana baiknya. Aku masih takut!"
Yu Yin menarik kepalanya. Pamannya itu memang benar
saja sudah masuk kembali setelah tadi berkacak pinggang di
luar, ringan dan masih menunjukkan muka cemberut seolah
kedatangan Pat-jiu Sian-ong dan lain-lainnya tadi benar-benar
tak mempercayainya, padahal Yu Yin dan kawan-kawannya
memang di situ! Dan ketika pangeran ini membuka pintu
kamar dan Yu Yin tersenyum menyambut, berseri-seri maka
pangeran itu tertegun mengerutkan kening. .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Paman hebat, benar-benar pandai bersandiwara. Aih, aku
dan Tang Siu kagum, paman. Dan lebih-lebih Hui Kiok. Ia
memujimu habis-habisan!"
"Hush!" Hui Kiok terkejut, mukapun seketika merah. "Apa-
apaan kau ini, Yu Yin" Aku tidak bilang apa-apa. Kaulah yang
bicara dengan Tang Siu dan aku cuma melihat!"
"Eh, kau tidak kagum bahwa pamanku bisa mengusir
orang-orang itu begitu mudah?"
"Tentu saja..."
"Nah, apa bedanya?" Yu Yin menggoda.
"Dikatakan atau tidak tetap saja kau kagum, Hui Kiok. Dan
ini sudah kau akui. Lihat, siapapun sekarang sudah
mendengar!" Gadis ini semburat. Dipandang dan diketawai seperti itu ia
jengah juga, tahulah dia bahwa Y u Yin memang sengaja ingin
menggodanya. Dan ketika ia mencubit namun Yu Yin bergerak
ke punggung pamannya, Hui Kiok berhadapan dengan Yauw-
ongya maka gadis itu berseru,
"Hui K iok, kau boleh cubit paman kalau berani. Hayo, mana
cubitanmu!" Gadis ini merah padam. Seketika ia melengos dan adu
pandang dengan Yauw-ongya tadi sungguh membuat
jantungnya berdetak. Yauw-ongya juga berdetak namun
bangsawan muda ini lebih dulu menguasai hatinya. Mata Hui
Kiok terasa demikian hidup dan bening, bak mata bintang
kejora! Dan ketika pangeran itu serasa tertusuk panah tajam,
asmara mulai mengganggu pangeran ini maka Yauw-ongya
tiba-tiba mencengkeram dan menekan pundak keponakannya
yang nakal itu. "Yu Yin, bukan waktunya bergurau. Ingat nasibmu sendiri
dan bagaimana sekarang!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis ini sadar. Seketika ia tersentak dan tertegunlah dia
memandang sang paman. Yauw-ongya tampak berwibawa


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meskipun muda. Dan ketika diingatkan akan urusannya dan
nasibnya yang buruk, juga teman-temannya ini tiba-tiba Yu
Yin dengan cepat menangis. Aneh, padahal baru saja tertawa-
tawa! "Paman, bagaimana ini. Aku tak tahu. Aku bingung!"
"Hm, bagaimana pendapat teman-teman mu yang lain ini"
Apakah, tak ada-gagasan?"
"Aku hanya ingin menyelamatkan Yu Yin," Tang Siu
berkata, mengerutkan kening. "Dan kupikir ia harus keluar dari
kota raja." "Benar," Yu Yin berseru. 'Tapi aku harus membawa Golok
Maut, Tang Siu. Tanpa itu tak mungkin!"
"Golok Maut?" Tang Siu terkejut.
"Ya," Yu Yin tak mau lagi menyimpan rahasia, sahabatnya
ini orang yang boleh tahu segala-galanya. Dia te lah mendapat
banyak pertolongan. "Aku berjanji dengan Giam Liong untuk
mendapatkan senjatanya itu kembali. Tang Siu. Atau ia akan
datang dan mengamuk di sini!"
"Hm," gadis baju putih itu terkejut. "Kiranya ini, Yu Yin.
Pantas kau kembali dan datang ke tempat ayahmu. Kau
mencari bahaya!" "Aku tidak takut," Yu Yin berkata gagah. "Aku telah berjanji
dan aku akan menepati janjiku. T api bagaimana sekarang Aku
tak dapat keluar!" dan menangis tersedu-sedu tak dapat
menyelesaikan persoalannya tiba-tiba Yu Yin menubruk dan
memeluk sang paman. "Paman, kautolonglah aku. Bagaimana
baiknya dan apa yang harus kulakukan'"
"Hm!" sang paman terkejut di tempat, mukanya berubah.
"Kau benar-benar mencari bahaya, Yu Yin. Kalau kedatanganmu ke sini untuk mengambil Golok Maut maka kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan berhadapan dengan gurumu. Padahal kau tahu siapa
gurumu itu!" "Aku tak perduli," gadis ini memotong, sesenggukan.
"Golok itu adalah bukan m iliknya, paman. Golok itu milik Giam
Liong. Suhu secara licik merampasnya!"
"Tapi Giam Liong adalah pemberontak ....!"
"Aku tak perduli. Pemuda itu sebenarnya memusuhi suhu,
paman, bukan negara. Tapi karena pengawal dan negara
membantu suhu maka Giam Liong seolah-olah pemberontak.
Suhu licik berlindung di balik nama kaisar!"
"Hm-hmm... cintamu membutakan mata. Aku tak berani
ikut campur masalah ini, Yu Yin, itu sepenuhnya tanggung
jawabmu. Aku hanya hendak menolongmu dari tangan ayah
atau pembantu-pembantu ayahmu. Nah, apakah kau mau
tetap tinggal di sini atau tidak!"
"Aku harus keluar..."
"Untuk ditangkap ayahmu?"
"Tidak, untuk merampas kembali Golok Maut itu, paman.
Besok Giam Liong akan datang kalau aku tidak muncul!"
"Urusan Giam Liong aku tak mau mencampuri. Aku bicara
urusanmu!" "Baik, sekarang tolonglah bagaimana aku dapat kembali ke
tempat ayah, paman, tanpa diketahui orang. Aku akan ke
kamar suhu dan mencuri golok rampasan!"
"Kau nekat?" "Aku harus bekerja!"
"Baik, kalau begitu kebetulan. Sebentar lagi ayahmu datang
dan bersiaplah sekarang memakai baju pengawal!"
Yu Yin tertegun. Cepat dan cekatan pamannya ini tahu-
tahu membuka lemari, melempar sepasang pakaian dan itulah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pakaian pengawal. Yu Yin diminta mempergunakan pakaian itu
dan tiba-tiba berserilah gadis ini. Pamannya cerdik, dia
rupanya diminta menyamar! Dan ketika ia menyambar dan
tidak malu-malu mengenakan pakaian itu, dirangkapkan di
pakaiannya sendiri maka sekejap Yu Yin sudah berubah
menjadi pengawal! "Terima kasih," gadis itu gembira. "Aku tahu akalmu,
paman. Dan sekarang tolong bagaimana dengan dua temanku
yang lain ini Aku minta agar Tang Siu dibuatkan jalan keluar!"
"Aku tak mau keluar," gadis baju putih itu tiba-tiba berseru.
"Kalau kau mau kembali ke tempat ayahmu maka aku harus
mengawal, Yu Yin. Aku tak mau kau ditimpa bencana!"
"Kau ikut?" "Tentu saja. Aku tak mau gagal menolongmu, Yu Yin. Kalau
kau mau kembali tentu saja aku ikut. Mari, aku siap di
belakangmu!" "Gila!" gadis ini terkejut. "Aku tak mau menyeretmu ke
tempat berbahaya itu, Tang Siu. Aku sekarang sudah
menyamar dan tak perlu kau khawatir. Kalaupun ketahuan tak
bakal mereka membunuhku, lain dengan dirimu"
"Hm, aku paling senang kalau menyerempet-nyerempet
bahaya. Pekerjaanku sudah kepalang tanggung, tak mungkin
setengah setengah lagi. Kalau kau mau kembali mari kuikuti,
Yu Yin. Aku sekedar menjagamu kalau ada apa-apa."
"Tang Siu..." "Tidak! Aku sudah memutuskan hatiku, Yu Yin. Kalau kau
tertangkap dan jatuh di tempat ayahmu percuma saja aku
mengeluarkanmu. Hayo, berangkat dan mari kuiringi!"
Yu Yin tersedak. Tiba-tiba ia terharu dan menubruk
temannya ini, menangis. Tang Siu benar-benar tak mau
meninggalkannya dan apapun akan dihadapi berdua. Dan
ketika mereka berpelukan dan Tang Siu meremas temannya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
air mata hampir saja menitik tiba-tiba Yauw-ongya
melemparkan lagi sepasang pakaian pengawal dan berseru,
"Anak-anak, jangan membuang-buang waktu lagi. Kakakku
pasti datang dan pergilah kalian lewat pintu belakang. Lompati
tembok dan jangan berlama-lama lagi!"
Yu Yin sadar. Tiba-tiba ia ingat bahwa ayahnya pasti
datang ke s itu. Lam-ciat dan Pat-jiu Sian-ong sudah bercuriga
dan dua kakek itu pasti melapor. Gurunya juga tentu datang!
Dan ketika gadis itu melepaskan diri sementara Tang Siu
mengerutkan kening dipanggil "anak-anak", pangeran itu
seperti orang tua saja padahal juga sebaya dengannya maka
gadis ini mendongkol namun Yu Yin menyambar dan
memberikan pakaian itu kepadanya, tergesa-gesa.
"Tang Siu, pamanku benar. Ayah pasti datang dan
sebaiknya kita pergi!"
"Tapi Hui Kiok?"
"Biarkan ia di sini," Yauw-ongya tiba-tba berkata. "Nona Hui
dalam perlindunganku, nona. Kalau ikut bersama kalian tentu
berabe. Hanya kuminta agar tubuh Hui-ciangkun kalian pindah
ke dekat gedungnya supaya aku tidak dicuriga!"
"Baik," Yu Yin mengangguk, mendahului. "Kau lagi-lagi
benar, paman, Terima kasih dan selamat tinggal!" dan
berkelebat meninggalkan kamar itu disusul temannya Yu Yin
sudah menyambar tubuh Hui-ciang-kun dan berseru kepada
Hui Kiok bahwa biarlah gadis itu tinggal di tempat Yauw-
ongya. Hui Kiok tertegun dan merah padam. Ia bingung. Ia
sekarang seorang diri dan di kamar seorang lelaki pula. Berat!
Namun ketika ia mengeluh dan terbelalak memandang
kepergian Yu Yin, mengejar namun disambar Yauw-ongya
tiba-tiba pangeran itu berbisik agar gadis itu tidak ke mana-
mana. "Hui-siocia, jangan keluar. Nanti aku ketahuan menyembunyikan kalian!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi... tapi.." gadis ini menangis. "Aku tak berani
sendirian, siauw-ongya, apalagi di kamarmu. Bagaimana kata
orang!" "Kau benar. Tapi ini keadaan darurat, Hui-siocia. Apakah
kau mau mencelakai aku dengan menampakkan diri di luar!'
Hui Kiok bingung. Akhirnya ia menangis dan mengguguk
sendirian di situ, mau keluar tapi tak berani. Dan ketika ia
mengerti bahwa keadaan mengharuskan begitu apa boleh
buat ia harus di kamar lelaki maka Yauw ongya melepaskan
tangannya dan menyuruh ia ke dapur.
"Apa" Ke dapur" Untuk apa?"
"Maaf, kau harus menyaru sebagai pelayan, Hui-siocia. Aku
tahu watak kakakku dan kecerdikannya yang amat tinggi. Aku
harus mengimbangi dan tak boleh kalah. Kalau berdandanlah
sebagai pelayan dan di sana ada sebuah lemari kecil untuk
berganti pakaian." . Gadis ini tertegun. Ia membelalakkan mata lebar-lebar
karena tiba-tiba saja ia diminta menjadi seorang pelayan. Dan
gugup tak biasa melakukan itu, di rumah ia adalah nona
majikan maka gadis ini mendelong saja memandang sang
pangeran. Yauw ongya tersenyum manis dan sekali lagi
meminta maaf. Mereka harus cepat-cepat atau nanti tamu
keburu datang. Dan ketika Hui Kiok berkata bahwa ia tak
dapat berdandan, sebagai pelayan, maka pangeran menyambar lengannya dan bergegas mengajak ke dapur.
"Kalau begitu aku yang akan merias wajahmu sebagai
pelayan berumur tigapuluhan tahun. Cepat, nanti Pat-jiu Sian-
ong dan kakakku muncul!"
Hui K iok tak keruan. Selama hidup baru kali ini ia dipegang-
pegang lelaki. Pegangan Yauw-ongya menimbulkan getaran
hebat yang membuat tubuhnya seakan lumpuh. Hampir saja
gadis ini ambruk! Tapi ketika mereka sudah memasuki dapur
dan Yauw ongya membuka lemari kecil, mengeluarkan dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengambil alat alat rias maka pangeran itu berkata agar Hui
Kiok merangkapkan pakaian pelayan yang sudah dilemparnya.
"Dulu seorang pelayanku tinggal di sini. Tapi sekarang ia
pulang, sakit. Kebetulan pakaiannya masih di sini dan sedikit
pupur atau bedak ini juga tertinggal. Maaf, aku harus merobah
wajahmu, siocia. Cepatlah kenakan pakaian itu dan aku
merobah wajahmu!" Hui Kiok gemetaran. Ia mengangguk saja ketika sang
pangeran menyuruh ia ini-itu, mengenakan pakaian pelayan
itu dan kebetulan pas benar. Dan ketika jari-jari pangeran
memoles wajahnya dan bedak atau alat-alat lain juga
digosokkan cepat-cepat, semuanya serba terburu buru maka
jadilah Hui Kiok seorang pelayan berusia tigapuluhan tahun
yang pucat dan ketakutan!
''Eh, jangan gemetaran, Hui-siocia. Wajar sajalah. Wajahmu
sekarang sudah berubah dan tak ada siapapun lagi yang
mengenalmu. Lihat!" Hui Kiok hampir menjerit kaget. Yauw ongya memberinya
cermin dan terlihatlah wajah yang lain di s itu. Dengan cepat ia
sudah disulap menjadi orang lain, hampir seperti nenek-
nenek! Namun ketika Y auw-ongya mendekap mulutnya dan ia
tak jadi menjerit, bayangan-bayangan berkelebatan di pintu
maka Coa-ongya dan Pat jiu Sian-ong muncul!
"Maaf, adik pangeran. Berkali-kali aku mengetuk pintumu
namun kau tak datang. Apakah puteriku ada di sini bersama
gadis lain!" Yauw-ongya membalik. Cepat dan luar biasa ia sudah
mampu menguasai dirinya lagi, hal yang mengagumkan. Dan
ketika ia sudah berhadapan dengan Coa-ongya, kakaknya
yang bermata tajam maka pangeran itu buru buru
membungkuk. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, kanda pangeran rupanya. Selamat malam. Apa yang
kau cari, kanda, dan mari duduk di ruangan depan. Tempat ini
kotor!" "Hm, aku mencari puteriku, Yu Yin. Dan siapa wanita ini!"
"Ia pelayanku, pelayan baru. Kusuruh membuat minuman
dan kalau kanda ingin minum biar kusuruh sekalian
menyiapkan. He..!" Yauw-ongya pura-pura menghadapi
pelayannya. "Hidangkan sebotol arak besar, Lui ma. Ambil di
sudut itu dan hidangkan keluar!"
Hui Kiok buru-buru mengangguk. Ia ketakutan dan
menggigil me lihat Pat-jiu Sian-ong dan Coa-ongya di situ,
berjalan tergesa-gesa mengambil arak di sudut dapur. Tubuh
dan langkah kakinya diam-diam diperhatikan Coa-ongya, tentu
saja dikira Yu Yin. Tapi ketika Coa-ongya yakin bahwa itu
bukan puterinya, gerak dan tubuh puterinya tidak setinggi
"pelayan" ini maka ia mengulapkan lengan dan buru-buru
berkata, Hui Kiok sudah menyentuh arak di sudut dapur.
"Tidak usah, tak perlu.... aku datang hanya untuk
menanyakan puteriku, adik pangeran. Karena menurut mereka
ini katanya masuk ke sini!"
"Hm, Pat-jiu Sian-ong benar-benar gatal mulut!" Yauw-
ongya tiba-tiba membeku, wajahnya gelap. "Sudah kukatakan
tak ada siapa-siapa di sini, kanda pangeran. Kalau kau ingin
membuktikan boleh saja geledah. Mari, lihat dan periksa
sendiri semua kamar-kamarku!"
Yauw-ongya sudah mengajak tamunya ke kamar-kamar di
kiri kanan, dengan berani membuka semua kamar-kamar itu
dan tentu saja tak ada siapa-siapa. Yu Yin dan T ang Siu baru
saja pergi! Dan ketika kakaknya tertegun dan melihat semua
kamar-kamar itu, terakhir adiknya membuka pintu kamar
pribadi maka pangeran itu menyuruh kakaknya masuk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak usah ragu-ragu dan boleh buktikan kata-kataku. Ini
kamar terakhir, kamar pribadiku. silahkan kanda periksa dan
lihat ke dalam"' "Cukup... cukup!" Coa-ongya terkejut dan sudah meihat isi
kamar, seluruh penjuru disambarnya cepat. "Aku percaya, adik
pangeran. Aku percaya-Ah barangkali pembantu-pembantuku
ini yang matanya lamur. Heii..!" pangeran itu memandang Pat-
jiu-sian-ong dan Lam ciat melotot! "Lihat kata-kata adikku,
Sian-ong. Sungguh membuat malu membawa aku ke mari.


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bagaimana ini, apakah kalian tidak minta ditendang ?"
"Maaf... maaf...!" dua kakek itu buru-buru melipat tubuh.
"Kami bukannya kurang percaya, ongya, melainkan semata-
mata ingin menjaga ketenangan dan ketenteraman istana.
Tadi kami melihat bayangan mereka Kalau benar tak ada di
sini tentu saja kami minta maaf"
"Hm, enak sekali." Yauw-ongya marah. "Tadi sudah
kubilang, kanda. Tapi mereka berani juga menyelidiki lagi.
Seolah aku berkomplot dengan penjahat. Apakah cukup begitu
saja dan begini gampangnya!
"Ah, adik pangeran mau apa?"
"Aku ingin menghajar mereka, kanda. Maaf bahwa aku
benar-benar terhina, merasa tak dipercaya... plak-plak!" dan
Yauw ongya yang maju menampar dua kakek itu akhirnya
membuat Pat-jiu Sian-ong maupun Lam-ciat merah padam.
Mereka dipukul di depan begitu banyak orang, ingin rasanya
menjerit! Namun karena mereka bersalah dan tamparan itu
Sesungguhnya ringan dibanding perbuatan mereka terhadap
Yauw-ongya, yang dicurigai dan dikira menyembunyikan
pengacau maka Lam-ciat maupun Pat-jiu Sian-ong menahan
malu dan gusar di hati. Mereka menelan saja tamparan itu
sebagai hukuman, meskipun diam-diam di dalam hati tentu
saja mereka menyumpah nyumpah! Dan ketka Yauw ongya
mundur dan Coa-ongya mengangguk-angguk, hal itu pantas
diberikan maka pangeran ini memandang adiknya dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkata, "Baiklah, aku pribadi meminta maaf, adik pangeran.
Rumahmu telah kami kotori dengan kaki kami. Tapi kami
mohon kalau puteriku datang ke sini harap beri tahu kami
atau tangkap dia, juga gadis temannya yang pengacau itu!"
"Tentu, dan kau boleh pasang orangmu memata-matai
tempat ini, kanda pangeran. Aku mempersilahkan dan dengan
hati terbuka!" "Ah, tak perlu... tak perlu!" dan Coa-ongya yang cepat-
cepat mohon diri dan pergi dari situ terpaksa menahan rasa
malunya lagi karena belum apa-apa sudah didahului adiknya
itu. Memang benar ia hendak menyuruh Pat-jiu Sian-ong atau
Lam-ciat mengawasi rumah ini, siapa tahu di tempat lain
adiknya itu menyembunyikan pengacau, karena ia juga
percaya laporan Pat-jiu Sian-ong! Tapi karena ia sudah
didahului dan tentu saja tak ingin menambah malu lagi, ia
harus pergi maka lenyaplah pangeran itu bersama
pengiringnya. Pat-jiu Sian-ong dan Lam-ciat mendapat maki-
makian. Dua kakek itu semakin merah padam lagi. Dan ketika
semua pergi dan meninggalkan tempat tinggal Yauw-ongya
itu, Pat-jiu Sian-ong dan Lam-ciat mengutuk habis-habisan
maka ditempat lain Yu Yin dan Tang Siu justeru memasuki
kembali gedung Coa-ongya.
"Selamat, kita sudah sampai. Awas, kita langsung ke bagian
belakang, Tang Siu. Di sana kamar guruku berada. Hati-hati,
mungkin ada penjaga di s itu!" Y u Yin langsung memberi tanda
dan tentu saja dengan mudah memasuki gedung ayahnya.
Tak ada orang lain yang sehapal dia dan begitu masuk iapun
sudah angsung nyelonong. Di sepanjang jalan ia berpapasan
dengan pengawal-pengawal dan lucu bahwa mereka tak
mengenalnya. Tubuh mereka yang langsing dapat disembunyikan di balik pakaian yang kebesaran dan malam
yang gelap juga terasa menolong. Dan ketika jalan-jalan besar
dapat dilalui mudah dan mereka bergerak sampai ke gedung
Coa-ongya, dua tiga pengawal menegur namun dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mudah Y u Yin membalas salam maka saat itu juga keduanya
sudah masuk ke dalam dan Yu Yin melompat ke bagian
belakang. Temannya mengikuti dan Tang Siu tersenyum-
senyum. Sikap dan keberanian Yu Yin mengagumkannya. Tapi
ketika mereka berada di belakang dan empat dayang muncul,
Bara Diatas Singgasana 1 Istana Pulau Es Karya Kho Ping Hoo Naga Naga Kecil 2
^