Pencarian

Naga Pembunuh 18

Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara Bagian 18


kebetulan mereka melihat Yu Yin dan Tang Siu berkelebat
masuk maka mereka berteriak tertahan dan menuding tak
percaya. "Heii, ada pengawal melompati tembok Ringan benar
gerakannya!" "Ah, kusangka setan. Heii, siapa kalian, pengawal. Apakah
Lo twako!" Yu Yin tertegun. Ia tak berani menjawab karena suaranya
tentu segera dikenal. Itulah dayang-dayang ayahnya yang tadi
menemaninya. Sedikit bersuara tentu ia diketahui. Tapi ketika
ia tertegun dan diam tak menjawab, empat dayang itu
berlarian mendekat maka Tang Siu membesarkan suaranya
dan menjawab parau, "Heh, kami bertugas mencari penjahat, tikus tikus betina.
Pergilah kalian dan jangan mengganggu'"
"Hi-hik, baru kali ini ada pengawal tak suka menggoda
dayang!" satu di antara dayang itu terkekeh genit, menubruk
dan tahu-tahu mencekal lengan Tang Siu. "Kau siapa,
pengawal baru. Dari resimen mana dan kenapa baru sekarang
kulihat. Ihh, lenganmu halus sekali"
Tang Siu terkejut, la tak tahu bahwa para pengawal
biasanya tentu menggoda dulu kalau bertemu dayang-dayang
cantik. Inilah di luar perhitungannya. Dan ketika ia tertegun
mendengar teriakan dayang itu, yang heran dan kaget bahwa
lengan seorang pengawal begitu halus dan lembut seperti
lengan wanita maka sadarlah ia bahwa dayang-dayang ini tak
boleh dibiarkan berlama-lama lagi.
"Yu Yin, robohkan mereka!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Empat dayang itu terkejut. Dayang pertama yang mencekal
dan memeluk lengan Tang Siu tiba-tiba roboh terjengkang. Ia
menjerit menerima sebuah totokan. Dan ketika di sana Y u Yin
juga bergerak dan merobohkan yang lain, keadaan sungguh
berbahaya maka berturut-turut empat dayang itu terpelanting.
"Lempar mereka ke semak-semak. Cepat, ada bayangan
datang!" Tang Siu tak mau berpikir dua kali. Ia juga melihat
bayangan tiga orang dan itulah Lo twako yang tadi disebut
sebut sang dayang. Keadaan menjadi lebih berbahaya lagi.
Dan ketika ia menendang atau melempar mereka ke semak-
semak, tepat bersamaan dengan datangnya tiga pengawal
maka Tang Siu menerima bentakan siapakah dia.
"Heii, siapa kalian. Dan apa yang kalian lakukan!"
Tang Siu menjawab tak jelas. Ia sengaja membuat
suaranya sengau dan tiga pengawal maju berlompatan,
terbelalak me lihat gadis ini tadi melempar dayang. Suara blak-
bluk mencurigakan mereka. Tapi tertegun melihat itulah
pengawal, rekannya sendiri maka Lo-twako terhenyak dan
bengong, mengira itu adalah pengawal dari lain kesatuan
namun alangkah kagetnya dia ketika tiba tiba satu di antara
dua 'pengawal" ini terkekeh. Yu Yin, yang tak mampu
menahan gelinya melihat Lo twako mendelong sudah tak
dapat menahan tawa. Mereka sudah dekat dan Tang Siu
dilihatnya bersiap untuk melepas serangar Dan karena ia
mengenal laki-laki mi dan Tang Siu dimintanya untuk tidak
membunuh, pengawal itu adalah pembantu ayahnya maka
orang she Lo menjadi kaget bukan main ada pengawal laki-
laki bisa tertawa demikian merdu!
"Lo Him, kau tidurlah di tempat ini!"
Orang she Lo berseru tertahan. Ia menoleh namun
"pengawal" satunya bergerak, itulah Tang yang tak menunggu
waktu untuk merobohkan lawannya ini. Dan begitu ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkelebat sementara Y u Yin juga menggerakkan jarinya dari
dua pengawal yang lain maka "pengawal" sudah merobohkan
pengawal. "Bluk.. bluk" Tiga orang itu tak tahu apa yang terjadi. Mereka tahu-tahu
roboh dan Tang siu maupun Yu Yin tak membiarkan mereka
mengetahui lebih jauh. Orang she Lo samar-samar ingat dan
mengenal tawa nona maiikannya namun ia keburu
terjengkang. totokan Tang Siu telah membuatnya roboh. Dan
ketika dua temannya juga terjerembab dan berseru tertahan,
mereka roboh oleh serangan Yu Yin maka Tang Siu
menendang tiga orang itu ke dekat para dayang, tak mau
membuat curiga. "Yu Yin, kita satukan mereka di semak belukar. Awas
jangan sampai sadar sebelum pekerjaan kita selesai!"
"Tak perlu khawatir," gadis itu berkata. "Totokanku cukup
untuk lima jam, Tang Siu. Ayo bergerak dan kita masuk kamar
berpintu hitam itu!"
Tang Siu mengangguk. Ia lega bahwa temannya menotok
dengan tenaga cukup, kalau tidak tentu tiga pengawal itu
sadar sebelum semuanya selesai. Dan ketika Yu Yin berkelebat
dan ia mengikuti, mereka sudah di belakang gedung Coa-
ongya maka sebuah pintu hitam terpampang di depan mata,,
jauh dari segala keramaian dan tampaknya tersembunyi.
"Ini kamar gurumu?"
"Benar, dan kita rupanya beruntung, Tang Siu. Suhu tak
ada di dalam!" "Dari mana kau tahu?"
"Palang pintu itu... selalu ditutup kalau suhu sedang
keluar." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi hati-hati. Tempat ini letaknya jauh di belakang dan
suhumu rupanya senang dengan tempat yang begini sunyi."
"Benar, tapi aku sudah hapal tempat ini, Tang Siu. Jaga di
luar dan biar kubuka palangnya!" Yu Yin bergerak, tidak ke
tengah melainkan ke pinggir di mana dia menyentuh sebuah
bulatan besi di lekuk pintu, memutarnya dan tiba-tiba palang
bergerak keatas, pintu otomatis terbuka. Dan ketika ia
melompat masuk namun keadaan gelap, ia menyalakan lilin
maka gadis itu berteriak ketika seekor tikus tiba-tiba
menerjang kakinya. "Aihh" Tang siu"
Gadis diluar berkelebat masuk. Tang Siu mencabut
pedangnya dan gerakan hitam dikaki temannya di babat.
Reflek seorang ahli silat otomatis bekerja, Tapi ketika benda
hitam itu mencicit dan menggelepar putus, Tang Siu tertegun
maka tikus di kaki temannya dilihat.
"Astaga kukira apa. Busyet, kau mengejutkan aku, Yu Yin.
Kusangka senjata atau ular berbisa!"
"Maaf," gadis ini gemetar pucat, aku paling ngeri
berhadapan dengan tikus. Tang Siu. Cicitannya saja cukup
membuat aku lumpuh. Tadi aku terlalu terkejut dan hilang
sadar" "Hm.. Sudahlah-Aku di luar lagi dan cepat cari Golok Maut
itu. T empat iin menyeramkan!"
Murid Kedok Hitam ini mengangguk. Adalah aneh melihat
gadis yang biasanya. tak kenal takut dan amat pemberani itu
mendadak saja berteriak melihat tikus. Yu Yin rupanya
terlampau tegang. Namun ketika temannya berkelebat keluar
dan ia sendirian lagi di tempat itu, sebuah ruangan gelap kini
diterangi sebatang lilin maka entah mengapa tengkuk gadis ini
merasa seram memasuki kamar yang dingin ini. Tempat itu
berada paling belakang. dari gedung Coa-ongya, tak jauh
dengan pagar kawat berduri dan di situlah gurunya tinggal.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selain dirinya tak boleh ada orang datang mendekat.
Pengawal bakal diusir atau bahkan dibunuh kalau coba-coba
mendekati tempat si Kedok Hitam ini. Dan karena ia sudah
berulang kali masuk, kamar gurunya itu meskipun gelap cukup
dikenalnya juga, sebuah ruangan dengan luas sepuluh meter
persegi maka Yu Yin tersentak melihat sesuatu berkilau di
dinding sebelah kanan. Bercahaya dan dingin bertemu
pantulan lilin. "Golok Maut...!",
Yu Y in tak ragu-ragu lagi. Golok itu, golok yang dicari-cari,
ternyata ada di kamar gurunya ini. Yu Yin girang bukan main
dan tentu saja ia berkelebat, langsung menyambar dan
mencabut golok itu, yang ditancapkan di dinding. Dan ketika
gadis ini bersorak dan keluar dengan cepat, Tang Siu tertegun
oleh sinar golok yang dingin berkilau-kilauan maka Yu Yin
menutup pintu hitam dan menangis!
"Tang Siu, sudah kudapat. Ah, tak kusangka begini mudah.
Tapi... tapi aku ngeri membawa golok ini. Bagaimana kalau
kau saja!" . "Kenapa?" gadis itu terkejut. "He, dan kenapa kau roboh,
Yu Yin. Ada apa!" Gadis Kun-lun itu bergerak. Yu Yin tiba-tiba mendeprok dan
mengguguk di situ, sedu sedannya membuat Tang Siu
terkejut. Tapi ketika ia membentak agar temannya diam, atau
musuh akan datang maka Yu Yin teringat namun anehnya ia
tak mampu mengangkat golok itu lagi.
"Tang Siu, aku merasa seram. Goiok ini tiba-tiba juga
terasa berat. Cobalah, apakah kau mampu mengangkatnya!"
Gadis ini heran. Ia memandang namun memungut golok
itu, memang terasa berat namun tidaklah terlalu. Dan ketika ia
mengangkat dan mampu membawa tinggi-tinggi di atas
kepala, gadis baju putih ini terbelalak maka gadis itu berseru,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yu Yin, golok ini memang berat, untuk ukuran wanita.
Namun aku dapat mengangkatnya dan lihatlah!"
Yu Yin heran. "Kau tak merasa diganduli sesuatu?"
"Tidak." "Kau tak melihat sesuatu pula di badan golok itu?"
"Tidak. Ada apakah" Kau membuatku seram saja, Yu Yin.
Apa yang kaumaksud dan apa pula yang kaulihat!"
"Aku melihat sebuah bayangan hitam di balik badan golok
itu, seperti raksasa. Mulutnya terbuka lebar dan seakan siap
mencaplok!" "Ah, kau bermimpi buruk. Tak ada apa-apa yang aku rasa,
Yu Yin, kecuali.... he!" gadis itu terkejut, kaget melepaskan
golok karena golok tiba-tiba meledak. Dan ketika jatuh
berdentang di tanah, rumput seketika terbakar maka dua
gadis itu terlonjak mendengar suara tawa gemuruh.
"Ha-ha, jangan pegang aku, anak-anak. Pantang tubuhku
disentuh wanita. Augh, tangan kalian panas. Keparat, najis
bagiku dipegang-pegang perempuan... blarr!" golok me ledak
lagi, melejit dan menyambar Tang Siu namun gadis baju putih
itu berteriak mengelak ke kiri. Aneh dan luar biasa golok tiba-
tiba hidup, bagai bernyawa. Dan ketika golok melesat dan
menyambar pohon, menancap, maka pohon tiba-tiba roboh
dan hangus! 'Tang Siu, awas.... buummmm!"
Tang Siu bagai dibetot sukmanya. Ia masih terkesiap dan
mencelos oleh serangan Golok Maut tadi, tak mengerti
mengapa begitu dan apa kesalahannya. Kini tiba-tiba disambar
pohon tumbang dan tentu saja gadis itu meloncat. Namun
ketika ia kurang cepat dan Yu Yin menendangnya dari
samping, gadis itu terlempar maka Tang Siu terguling-guling
tak jauh dari pohon yang tumbang ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yu Yin, rumput itu terbakar!"
"Tang Siu, raksasa itu kulihat!"
Dua-duanya terkesiap. Yu Yin dan Tang Siu sama menuding
dan mereka berteriak pucat melihat apa yang terjadi.
Rumput terbakar sementara bayangan raksasa bertubuh
hitam itu muncul dari balik pohon besar, menyeramkan.
Namun ketika terdengar ledakan dan raksasa itu lenyap
tinggal rumput yang berkobar di sekeliling tempat itu maka Yu
Yin terkesiap disambar temannya.
"Celaka golok itu golok siluman, penuh hawa hitam. Eh kita
pergi, Yu Yin. Padamkan api di rumput yang terbakar itu!"
Yu Yin pucat. Ia masih ngeri oleh bayangan raksasa di balik
pohon tadi, mendelong namun segera sadar disentak
temannya. Dan ketika mereka berkelebat namun suara dan
cahaya api memanggil pengawal, yang jauh disana maka
bayangan-bayangan bergerak dan suara atau bentakan
terdengar keras. "Heii, siapa itu"
"Hei ada api dan pohon tumbang"
Yu Yin berubah. Ia ditarik temannya, namun tiba-tiba ia
berontak melepaskan diri, berkelebat menyambar golok maut
yang masih menggeletak di situ Dan ketika aneh sekali golok
ini tak seberat tadi, ringan dan dapat diangkat maka Yu Yin
girang karena rupanya raksasa pengisi golok itu tak lagi
membebaninya. "Tang Siu, aku sudah dapat mengangkatnya. Lihat, golok
ini sekarang ringan!"
"Hm, ringan atau tidak namun ia hampir mencelakai aku,
Yu Yin. Dan raksasa hitam itu keparat sekali. Mari cepat, kita
pergi. Pengawal berdatangan dan bantu aku memadamkan
rumput ini!" Tang Siu tak mau bicara tentang golok, bergerak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan memadamkan api dan Yu Yinpun mengangguk
mengebutkan lengan bajunya. Kebakaran itu harus dicegah
jangan sampa meluas. Jelek-jelek itu adalah tempat tinggal
ayahnya dan bergeraklah dua gadis ni memadamkan api,
bekas ledakan Golok Maut tadi. Namun karena pengawal
berdatangan dan mereka itu terkejut melihat dua orang ada di
situ, di tempat terlarang maka mereka berteriak dan
membentak melakukan serangan, anak-anak panah mendahului. "Siapa kalian. Pengawal dari kesatuan mana berani kurang
ajar" Tang Siu mendengus. Dengan mudah tentu saja ia
memukul runtuh semua anak-anak panah itu. Namun ketika ia
bergerak dan mau melarikan diri, tempat itu mulai d kepung
mendadak temannya berseru agar membawa Golok Maut.
"Tang Siu, aku takut ketemu guruku T olong kaubawa golok
ini dan kita bertemu di pintu gerbang selatan!"
"Apa?" "Tolong bawa Golok Maut ini, Tang Siu. Aku akan


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menerjang ke kiri dan kau ke kanan. Aku hendak memecah
perhatian mereka supaya golok ini tidak sampai terampas
kembali!" "Kau gila" Kau mengajak berpencar?"
"Benar, untuk menyelamatkan golok ini, Tang Siu. Dan
karena aku amat berkepentingan tolong kau saja yang bawa
tapi jangan dipakai agar tidak dimarahi guruku!" dan belum
gadis ini menolak atau mengiyakan mendadak Yu Yin sudah
menyelipkan golok itu di punggung.
"Tang Siu, kita tak boleh sama-sama tertangkap. Salah satu
harus lolos. Nah, kau ke kanan aku ke kiri!" dan berkelebat
menyampok anak-anak panah yang berdesingan, Yu Yin juga
mudah menghadapi para pengawal ini maka gadis itu sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membentak dan menerjang ke kiri. Yu Yin jauh lebih
mengenal keadaan daripada temannya. Ia sengaja berseru
keras mengundang perhatian pengawal ke kiri, bukan ke
kanan di mana temannya berada. Dan ketika benar saja para
pengawal mengejar dan membentak gadis ini, yang masih
dianggap pengawal karena pakaiannya itu maka Tang Siu tak
mengalami kesulitan menuju ke kanan. Sebenarnya gadis ini
tak mau namun Yu Yin telah memaksanya. Apa boleh buat dia
harus mengikuti itu dan benar juga tak boleh mereka sama-
sama tertangkap. Terlalu berbahaya itu. Dan karena Yu Yin
tadi juga berkata bahwa ia mengenal medan, tak usah
khawatir tertangkap maka gadis ini berkelebat ke arah kanan
dan tujuh pengawal yang ada di sini disapu dengan kibasan
tangan kirinya, pedang siap di tangan kanan.
"Pergi kalian... bress!"
Tang Siu berjungkir balik. Tujuh pengawal roboh dan
menjerit di sana, selebihnya ditampar atau ditendang
mencelat. Dan ketika gadis itu berhasil menerobos kepungan
dan sisa pengawal terbelalak melihat wajah yang manis dari
gadis ini maka sadarlah mereka bahwa gadis pengacau yang
dicari-cari ternyata menyaru sebagai pengawal, di balik
pakaian pengawal. Namun sebelum mereka itu sempat
berteriak atau memberi tahu teman-teman nya maka gadis
baju putih ini tak memberi kesempatan karena sekali
tangannya diayun sisa pengawal itupun terjengkang.
"Plak-plak-plak!"
Tang Siu dengan mudah melewati kepungan ini. Ia sudah
melompat dan melayang keluar tembok, terbang dan
mengerahkan ilmu lari cepatnya karena keadaan memungkinkan. Sebagian besar lawannya tertarik perhatiannya ke arah Yu Yin, karena gadis itu sengaja
menyedot perhatian pengawal untuk melepaskan murid Kun-
lun mi. Namun ketika gadis ini lolos dengan selamat maka Yu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yin justeru terjebak oleh perbuatannya sendiri karena dari
segala penjuru ratusan orang datang.
"Tangkap! Gadis pengacau itu ada di sini. Tangkap! la
menyaru sebagai pengawal'"
Yu Yin marah. Rambutnya keluar dari balik topi pengawal
dan itulah sebabnya ia dikenal, disangka Tang Siu karena
gadis ini berkelebatan cepat dari satu ke lain tempat. Gedung
itu milik ayahnya dan ia mengenal dengan baik. Namun
karena pancingannya tadi justeru membuat semua orang
mengejarnya, pintu keluar ditutup maka gadis ini terjebak
meskipun ia dapat sembunyi dan lolos memasuki lorong satu
ke lorong yang lain, atau kamar satu ke kamar yang lain. Dan
ketika Yu Yin bingung tak dapat keluar, ia juga tak dapat
membunuh pengawal karena itu adalah pembantu-pembantu
ayahnya sendiri maka gadis ini pucat ketika di dalam gedung
ia melihat berkelebatnya bayangan gurunya.
"Yu Yin, berhenti. Jangan main-main."
Gadis ini pucat. Tadinya ia menyangka gurunya di tempat
Yauw-ongya, terbukti bahwa kamar gurunya kosong dan
dengan mudah ia mampu mencuri Golok Maut. Tapi begitu
sang guru datang dan gerakannya dikenal, tentu saja ilmu
silatnya diketahui maka gadis ini melarikan diri ke ruangan
tengah begitu suara gurunya didengar. Tapi terlambat.
Bayangan hitam bergerak lebih cepat, angin berkesiur dan
tahu-tahu pundaknya dicengkeram lima jari ari yang kuat. Dan
ketika Yu Yin menjerit dan membanting tubuh bergulingan,
meloncat bangun maka gurunya sudah berdiri di depannya
dengan mata berapi-api! "Apa yang kaulakukan. Dari mana kau!"
Yu Yin gentar. "Aku... aku mencari ayah!"
"Bohong! Pengawal memberi tahu kau baru saja di
belakang, Yu Yin. Ayo ikut aku dan mana temanmu... wut!"
Kedok Hitam menyambar, gerakannya luar biasa cepat dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahu-tahu Yu Yin kembali sudah dicengkeram. Tadi gadis itu
melakukan tendangan dan karena itu mampu melepaskan diri.
Namun karena sekarang gurunya tak mau dibalas dan sekali
gerak tangan yang lain juga menotok gadis itu maka Yu Yin
mengeluh dan roboh di tangan sang guru. Dan begitu ia
menjerit dan lemas di pondongan sang guru maka Kedok
Hitam berkelebat dan me luncur di belakang gedung, langsung
ke tempatnya sendiri, menendang dan membuka pintu
kamarnya itu. Dan ketika matanya menatap ke dinding dan
apa yang dicari tak ada mendadak ia berteriak tertahan.
"Golok Maut hilang!"
-ooo0dw0ooo- Jilid 30 LAKI-LAKI ini tergetar. Ia pucat dan menggigil di depan
kamarnya itu. Sekali lagi mengawasi tempat itu namun benar
saja Golok Maut tak ada. Golok itu, senjata itu, benar-benar
lenyap tak ada di tempatnya lagi. Ini pasti perbuatan
muridnya. Dan ketika geraman pendek terdengar disusul
lengkingan panjang, mirip raung atau pekik srigala lapar tiba-
tiba lelaki itu membanting Y u Yin.
"Yu Yin, kau bocah keparat. Di mana Golok Maut itu...
bruukkk!" Gadis ini menjerit. Serasa dihantam ribuan gajah Yu Yin
melesak dadanya, membal dan untung saja membalik hingga
tak ada luka dalam. Sinkangnya masih cukup kuat untuk
melindungi. Tapi karena bantingan itu dilakukan gurunya dan
waktu itu Kedok Hitam dalam kemarahan besar, bantingan ini
tidaklah main-main maka tetap saja gadis itu terhenyak dan
untuk sekejap ia tak dapat berkata-kata. Dada yang menimpa
lantai amatlah kerasnya. Hampir saja gadis ini pingsan. Namun
karena ia masih sadar dan bentakan gurunya yang kedua kali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dijawab dengan rintih dan kesakitan maka gadis itu
menggeleng. "Aku... aku tak tahu, suhu. Aku tak membawa golok itu..."
"Bohong! Kau pasti menyimpan. Hayo katakan, atau
kugeledah tubuhmu!" "Aku tak tahu, suhu boleh menggeledah ..." belum habis
ucapan ini tiba-tiba Kedok Hitam sudah menendang muridnya,
disambar dan tangan-tangan kasar langsung menerobos sana-
sini. Yu Yin terkejut karena tanpa sungkan-sungkan tangan
gurunya itu juga menyelinap di buah dadanya, meremas dan
dicabut lagi untuk mencengkeram atau memeriksa yang lain.
Seumur hidup, baru kali ini gadis itu diperlakukan gurunya.
Sungguh tidak hormat! Dan ketika ia mengeluh dan sang guru
merah padam, marah dan benci menjadi satu maka Kedok
Hitam menggigil tak menemukan yang dicari, membanting lagi
muridnya. "Kau... kau harus mengaku. Atau kubunuh!"
"Bunuhlah..." gadis ini bersuara lemah, menangis dan
terhina oleh sikap gurunya itu. "Kau boleh bunuh aku, suhu...
aku benar-benar tak tahu golok itu. Kaubunuhlah aku...!"
"Hm, tidak. Aku tak akan membunuhmu. Kau... kau akan
kuperkosa!" "Suhu!" Yu Yin bagai disambar petir. Ia kaget bukan main
karena gurunya itu tiba-tiba merobek pakaiannya. T awa bagai
siluman gila meremangkan bulu kuduk. Laki-laki itu juga
membuang bajunya! T api ketika Yu Yin tak kuat dan menjerit
tertahan tiba-tiba ia pingsan dan saat itu berkelebat bayangan
Lam-ciat dan Pat-jiu Sian-ong.
"Kedok Hitam, gadis baju putih itu lolos di luar pintu
gerbang. Ia terlambat kami tangkap karena pengawal
terlambat memberi tahu!"
"Apa?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gadis baju putih itu, sahabat muridmu ini. Dan, eh... apa
yang mau kaulakukan!"
Pat-jiu Sian-ong dan Lam-ciat terkejut. Mereka melihat laki-
laki ini sudah bertelanjang dada sementara gadis cantik itu di
lantai. Pakaiannya robek-robek dan sekali lihat tahulah dua
orang ini apa yang hendak dilakukan. Lam-ciat, s i tokoh sesat
tiba-tiba tertawa bergelak. Tokoh yang biasa dengan segala
maksiat ini tak merasa ngeri, lain dengan Pat-jiu Sian-ong
yang meskipun jahat namun bukanlah orang yang pada
dasarnya berwatak keji. Kakek ini sampai membantu si Kedok
Hitam adalah karena sakit hatinya kepada Han Han, juga Beng
Tan yang menjadi ketua Hek-yan-pang itu. Tapi ketika Lam-
ciat terbahak dan Pat-jiu Sian-ong tertegun, Kedok Hitam
berubah tiba-tiba laki-laki ini membentak dan tangannya
diayun menghantam si Hantu Selatan.
"Lam-ciat, diam kau!"
Si Hantu Selatan mencelat, la menerima pukulan dan
matanya mendelik. Kalau bukan karena ia sedang mencari
kedudukan dan pahala barangkali ia akan membalas. Tapi
karena Kedok Hitam adalah perantara bagi mencari kemuliaan,
ia menahan marahnya maka kakek itu mendengus dan
membalik, meloncat pergi.
"Kedok Hitam, jangan semena-mena kau. Aku rekanmu
bukan musuh. Kalau tidak suka tentu aku pergi!"
"Hm," Pat-jiu Sian-ong juga berkelebat, tak mau mendapat
marah. "Aku juga pergi, Kedok Hitam. Sebaiknya beresi dulu
musuh-musuh kita dan jangan saling gigit!"
Laki-laki ini merah padam. Ia benar-benar marah tapi juga
bingung oleh semuanya itu. Kemarahannya telah membuat
marah Lam-ciat pula, yang sebenarnya biasa kalau ia berbuat
jahat. Bagi tokoh sesat memperkosa atau mempermainkan
wanita bukanlah hal aneh, biarpun yang diperkosa adalah
murid sendiri! Tapi begitu ia sadar dan kata-kata Pat-jiu Sian-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ong kena di hatinya, ia tak boleh memusuhi teman sendiri
maka ia menendang muridnya dan mengunci kamar
pribadinya itu, sang murid akan tertawan di dalam.
"Pat-jui Sian-ong, kau benar. Tapi Golok Maut hilang!"
"Apa?" "Golok Maut lenyap. Dan inilah yang membuat aku marah-
marah!" "Hm, kalau begitu mari dicari saja. Gadis itu melarikan diri
lewat pintu selatan. Mari kaubantu kami dan barangkali dia
yang membawa!" Kedok Hitam mengangguk. Setelah agak jernih maka dia
semakin sadar juga. Kemarahannya terhadap Yu Yin ditahan
dan iapun cepat melesat ke selatan. Lam-ciat dan Pat-jiu Sian-
ong sudah mendahului ke sana. Tapi ketika ia tiba di sana
ternyata gadis itu benar-benar telah menghilang.
"Kami tak dapat mengejar. Ia lolos dan meroboh-robohkan
kami!" "Benar, dan ia mengenakan pakaian pengawal. Kami kira
pengawal dan teman sendiri!"
"Bodoh, goblok!" Pat-jiu Sian-ong membentak-bentak.
"Pengawal atau bukan seharusnya kalian menangkapnya,
tikus-tikus busuk. Bukan hanya bengong dan melihat saja ia
meroboh-robohkan temanmu!"
"Ia terlalu lihai, kami tak dapat menghalangi..."
"Dasar tikus goblok. Kalau tadi kalian memanggil kami
tentu tak mungkin lolos. Sudah, tutup pintu gerbang dan biar
kami lihat di luar!" Pat-jiu Sian-ong berjungkir balik, turun dan
melayang di luar sana tapi hanya kegelapan malam yang
tampak. Lam-ciat dan Kedok Hitam juga berjungkir balik
keluar namun gadis yang mereka cari tak ada. Dan karena tak
mungkin gadis itu ditemukan lagi maka tiga orang ini kembali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sementara Kedok Hitam menggigil dengan muka merah
menahan marahnya yang meledak-ledak.
* * dewi ** Pagi itu di sebuah batu karang hitam besar. Seorang
pemuda, yang khusuk dan tenggelam dalam samadhinya
tampak tak bergerak-gerak dari tempat duduknya. Lekuk
besar terdapat di permukaan batu itu dan di lekuk inilah
pemuda itu meletakkan pantatnya, enak dan tampak pas
benar. Dan ketika ayam jantan berkokok namun pemuda itu tak
bergerak juga, tubuhnya tak bergeming dan tegak kaku
seperti arca maka orang tentu heran apakah pemuda yang
duduk di batu ini masih hidup ataukah tidak. Tak kelihatan
gerak dadanya ketika bernapas, tak kelihatan tanda-tanda
bahwa dia masih hidup. Tapi kalau orang melihat sinar merah
di atas kepalanya, yang bergerak dan membubung perlahan-
lehan ke atas maka orang tentu tertegun.
Siapakah pemuda ini" Bukan lain Giam Liong adanya.
Seperti kita ketahui, Giam Liong telah diikat janji oleh
kekasihnya untuk menunggu di situ. Semalam pemuda ini
khusuk bersamadhi namun tengah malam ia terguncang.
Sebuah jeritan, lewat suara batin, menghantam dan memecah
samadhinya. Ia terlonjak dan membuka mata. Secara batin ia
melihat seorang gadis meronta-ronta di sana. Bajunya koyak-
koyak sementara seorang lelaki bersaputangan hitam berdiri
dengan wajah beringas. Siap memperkosa. Tapi ketika dua
bayangan berkelebat datang dan gadis itu pingsan, laki-laki ini
pergi maka gadis itu selamat sementara Giam Liong sendiri


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bercucuran keringat dingin dan membuka matanya.
Mimpikah dia" Atau kejadian sungguh-sungguh" Dan ketika
Giam Liong hampir meloncat turun dan batal samadhinya,
gadis yang di sana itu adalah kekasihnya tiba-tiba bayangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ibunya berkelebat dan seorang laki-laki gagah juga muncul di
mukanya. Seperti iblis! "Liong-ji, tak usah takut. Aku dan ayahmu akan
membantumu dari jauh. Tugas mu hampir tiba, nak. Ingat
pesan ibu dan teruskanlah samadhimu!"
Giam Liong berdiri. Ia terbelalak dan kaget karena ibunya
itu tiba-tiba menghilang lagi. Si lelaki gagah, yang tersenyum
dan mengangguk kepadanya juga menghilang. Mereka datang
dan pergi seperti siluman saja, sungguh pemuda ini kaget.
Tapi ketika bau harum bunga menembus hidungnya dan itulah
bunga yang dulu ditabur di makam ibunya, Giam Liong
tertegun maka dia mendesah dan dua titik air mata tiba-tiba
mengalir. "Ibu, kau menjenguk anakmu" Kau memberi restu?"
Giam Liong menangis. Tiba-tiba ia teringat ibunya itu dan
tersedulah pemuda ini. Untuk sejenak ia dilanda kepedihan.
Tapi ketika sayup-sayup terdengar irama suling, lembut
namun dari kejauhan sana maka tiba-tiba Giam Liong terhibur
dan pemuda ini menghapus air matanya. Ia telah bertemu roh
ibunya dan ibunya memberi restu. Katanya, tugasnya akan
dimulai dan ia menggigit bibir. Memang benar, besok atau
paling lambat matahari terbenam ia akan mencari Kedok
Hitam. Besok ia akan mengadu jiwa. Dan ketika suara suling
lembut itu meninabobokkannya seakan suara dari surga, Giam
Liong diminta untuk meneruskan samadhinya lagi maka
semalam penuh suling itu menghiburnya tak henti-henti. Giam
Liong tak terasa mengikuti alunan suling ini dan antara sadar
dan tidak ia seakan bertemu seorang laki-laki tua, bercakap
dan bertutur kata lembut hingga tak terasa ia terbawa
semakin dalam, jauh dan jauh sampai akhirnya mendadak
suara suling itu berhenti. Dan ketika pemuda ini tersentak
karena laki-laki tua itu juga menghilang, kokok ayam jantan
melengking di pagi itu maka Giam Liong terkejut ketika tiba-
tiba warna lembayung jingga menyergap wajahnya. Pagi telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba. Dan begitu ia sadar dan kaget membuka mata, bayangan
atau wajah ibunya dan yang lain-lain silih berganti maka
seorang gadis tahu-tahu berdiri di depannya dan Giam Liong
tertegun karena mengira dihampiri seorang dewi!
"Kau yang bernama Giam Liong?"
Giam Liong tertegun, tak menjawab.
"Hei, kau yang bernama Giam -Liong?"
"Maaf," Giam Liong tiba-tiba menunduk, menyembah.
"Ampunkan aku, Dewi. Benar aku yang bernama Giam Liong.
Dewi utusan siapakah dan ada perlu apa pagi-pagi begini
menengok aku!" "Hm, aku tak butuh menengokmu. Aku datang karena
permintaan seseorang. Bangkitlah, aku T ang Siu, Giam Liong.
Datang untuk menyerahkan Golok Maut... singgg!" sebuah
sinar tiba-tiba berkeredep, datang menyilaukan mata dan
Giam Liong mencelat kaget. Ini bukan dewi, me lainkan gadis
biasa, manusia biasa! Dan ketika ia terlonjak dan Golok Maut
berbinar-binar di depan mukanya, berkeredep maka Giam
Liong yang semula seolah berada di alam tak sadar itu
seketika masuk dan kembali ke bumi, ke alam sadar.
"Ah, kau... kau siapa?" Giam Liong tergagap, gadis ini
tersenyum demikian cantiknya, meskipun senyum mengejek.
"Kau dari mana, nona. Dan bagaimana membawa Golok
Mautku!" "Hm, aku sahabat Yu Yin, kekasihmu. Aku datang karena
atas permintaan kekasihmu itu pula. Aku ingin menyerahkan
golok ini sesuai amanatnya!"
"Kau... kau sahabat Yu Yin?"
"Benar." . . "Dan bagaimana gadis itu" Kenapa tak datang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Semalam kami berjuang, Giam Liong. Dan kau ternyata
enak-enak saja di sini. Huh, laki-laki macam apa ini.
Bagaimana kau tak menyelamatkan kekasihmu!"
"Ada apa dengan dia" Di mana ia sekarang?"
"Aku tak tahu keadaannya, tapi yang jelas tentu tak
menggembirakan. Semalam kami berjuang dan coba
meloloskan diri tapi Yu Yin tak keluar juga. Aku tak tahu apa
yang terjadi namun kemungkinan besar ia tertangkap lagi!"
"Tertangkap lagi" Jadi ia sudah tertangkap sebelumnya?"
"Benar.." "Coba kauceritakan itu. Ah, siapa yang menangkapnya!"
Giam Liong menggigil, menyambar dan tak sadar mencengkeram lengan gadis ini. Ia meremas terlalu keras,
lawan menjerit. Dan ketika Giam Liong terkejut melepaskan
pegangan, Tang Siu marah dan maju setindak maka pemuda
itu langsung ditampar. "Enak saja pegang-pegang lengan orang Eh, kau mau
kurang ajar, ya" Mau main gila! Keparat, kubunuh kau nanti,
Giam Liong. Jangan kira aku takut meskipun nama besarmu
seperti merobohkan dunia!"
"Maaf... maafkan aku," Giam Liong terhuyung, membiarkan
tamparan itu. "Aku kaget dan cemas, nona. Aku tak
bermaksud kurang ajar. Maafkan kalau tadi aku membuatmu
kesakitan. Aku bukan pemuda hidung belang!"
"Hm, aku juga tahu. Kalau tidak tak mungkin aku ke sini.
Tak sudi!" dan ketika Giam Liong membiarkan temannya
bersungut-sungut, tadi ia memang terlalu sembrono maka
Giam Liong menunduk dan minta gadis itu bicara. Tang Siu
hilang marahnya dan setelah sejenak mengamati wajah yang
gagah itu gadis ini terharu juga. Ada penderitaan di situ,
penderitaan batin. Dan ketika Tang Siu tak mengomel lagi dan
menceritakan keadaannya semalam maka ia menutup bahwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Coa-ongya hendak menikahkan puterinya itu dengan putera
Cai-ciangkun. "Untuk menghapus hubungannya dengan mu maka Coa-
ongya memaksa puterinya menerima Cai-kongcu. Yu Yin
menolak dan tentu saja marah-marah. Tapi karena ia berada
di tengah-tengah orang berkepandaian tinggi dan di istana
pula maka ia gagal tapi aku coba-coba menolongnya."
"Dan... dan ia ditangkap ayahnya itu?"
"Ayahnya tak perlu ditakuti, Giam Liong, tapi gurunya yang
lihai dan jahat itu. Aku khawatir bahwa ia sekarang ditangkap
gurunya itu.." "Sama saja!" bentakan ini membuat Tang Siu terkejut,
Giam Liong tiba-tiba berubah bagai seekor harimau ganas,
matanya mencorong. "Gurunya atau ayahnya sama saja, Tang
Siu. Bedebah Coa-ongya itu. Baik, kucari dan akan kubunuh
dia!" dan begitu Golok Maut disambar dan Tang Siu
terjengkang, Giam Liong menerjangnya maka gadis ini
berteriak memaki-maki. Ia kaget dan gusar tapi juga ngeri
melihat gerakan Giam Liong. Sekali melompat tahu-tahu telah
turun dari batu hitam itu dan me luncur ke kota raja,
kesetanan. Giam Liong telah bayangan dan tepat pemuda itu
melengking tiba-tiba dari dalam hutan terdengar teriakan dan
panggilan. Tang Siu menoleh dan terkejutlah gadis itu melihat
ratusan orang bergerak dari balik pohon-pohon besar,
berkuda, dipimpin seorang laki-laki tinggi besar dengan
gendewa di tangan dan orang-orang itu memanggil Giam
Liong. Gadis ini tertegun dan terbelalak melihat pasukan
berkuda itu, yang bukan lain adalah pasukan Chu-goanswe di
mana jenderal di atas kuda hitamnya itu berteriak-teriak
memanggil Giam Liong. Tapi karena Giam Liong tak mau
menoleh dan sekejap saja pemuda itu lenyap di depan,
pasukan ini mengejar dan akhirnya melewati Tang Siu maka
Chu-goanswe melambaikan tangannya dan berseru,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona, mari kita gempur kota raja. Kau tentu orangnya
yang mengembalikan Golok Maut!"
"Benar!" Pasukan berkuda itu bersorak. "Mari ikut kami, nona. Bantu
Giam-siauw-hiap dan hancurkan kaisar bodoh!"
Tang Siu bergerak. Tiba-tiba ia melayang turun dan
mengikuti pasukan berkuda itu, bukan untuk membantu
mereka melainkan lebih tepat untuk melihat Yu Yin. Semalam
ia te lah menunggu namun gadis itu tak muncul juga. Tang Siu
khawatir dan akhirnya mencari Giam Liong, ketemu namun Si
Nags Pembunuh itu kini terbang ke kota raja untuk
mengamuk. Golok berdarah telah berada di tangannya dan
tentu tandang pemuda itu bakal hebat bukan main. Tang Siu
telah mendengar cerita Yu Yin tentang pemuda ini, dendam
dan kemarahannya yang bertumpuk-tumpuk yang kini
meledak dalam satu letusan besar. Pemuda itu bak gunung
berapi yang sudah mencapai puncaknya. Terlalu lama perut
gunung itu bergolak. Kawah panas bakal menerjang kota raja.
Dan ketika T ang Siu berkelebat dan menyusul jenderal di atas
kuda hitamnya itu, Chu-goanswe, melesat dan sebentar
kemudian sudah melewati anak buah jenderal itu maka
pasukan berkuda bersorak kagum dan semua membelalakkan
mata, senjata diacung-acungkan ke atas.
"Hei, kejar dia kawan-kawan. Mari balap dia. Wah, ilmu
meringankan tubuhnya melampaui kecepatan kuda!"
"Benar, dan kita tersusul. Aih, ia sudah di dekat Chu-
goanswe!" Jenderal ini menoleh. Ia mendengar sorak-sorai pasukannya dan juga keciur angin di belakang kuda. Dan
ketika dilihatnya gadis baju putih itu berendeng dan sudah di
sampingnya maka jenderal ini kagum menjeletarkan cemeti,
gagah perkasa. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hei, siapa kau, nona. Sahabat dari mana. Aku Chu-
goanswe pemimpin pasukan ini!"
"Hm aku Tang Siu, sahabat Yu Yin. Aku sudah dapat
menduga kau siapa dan mari berlomba ke kota raja. Yu Yin
tertangkap gurunya. Suruh pasukanmu cepat menjalankan
kuda dan jangan lamban begini"
"Ha..ha ilmu lari cepatmu luar biasa nona, bukan kami yang
lamban. Tapi baiklah aku akan menyuruh pasukanku
mempercepat larinya. Heiii?" jenderal itu berteriak dan
menoleh ke beiakang. "Larikan kuda kalian kencang-kencang, pasukan. Kita kejar
nona Tang dan bantu Giam-siauwhiap menolong kekasihnya.
Hayo, Cepat?" Tombak dan gagang senjata dipakai memukul pantat kuda.
Tang Siu me lejit dan kini mendahului kuda tunggan Chu-
goanswe, cepat luar biasa hingga tahu-tahu iapun sudah
puluhan meter di depan. Dan ketika sang jenderal terbelalak
dan kagum bukan ma in, gembira seorang lihai membantu
perjuangannya maka jenderal itupun mengeprak kudanya dan
memukul-mukul kedua sisi perut kuda dengan kakinya.
"Hayo... hayo kejar gadis itu. Masa kita kalah!"
Kuda hitam meringkik. Chu-goanswe menyuruh ia
mempercepat larinya dan kuda inipun melonjak. Tubuhnya
tiba-tiba melesat secepat anak panah dan pasukan tertinggal.
Namun karena di sana gadis baju putih itu juga tancap gas
dan tak mau dikejar, Chu-goanswe terbelalak dan
membentak-bentak maka kuda hitam menderu napasnya
disuruh lari kencang. Ia sudah berusaha sekuat-kuatnya
namun tetap juga gagal. Jarak yang semula diperpendek tiba-
tiba memanjang lagi. Kuda hitam ini mandi keringat. Dan
ketika kuda-kuda yang lain juga begitu dan napasnya keluar
masuk dengan amat cepat, mereka benar-benar dipacu untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengejar Tang Siu maka gadis ini menoleh dan tersenyum,
gerbang kota raja mulai tampak.
"Chu-goanswe, kudamu dan semua kuda yang ada di sini
tak mungkin menang. Sudahlah, siapkan mereka untuk
mendobrak pintu gerbang dan menyerbu masuk. Kita sudah
mendekati musuh.... blangg!" Tang Siu terkejut dan menoleh,
menghentikan kata-katanya karena pintu gerbang yang
dimaksud tiba-tiba roboh. Suaranya menggetarkan bumi dan
hiruk-pikuk di depan disusul oleh teriakan atau pekik-pekik
ngeri. Sesosok bayangan bercaping menumbuk daun pintu
baja ini hingga tumbang. Palang pintu hancur dan engsel-
engselnya copot, luar biasa. Dan ketika bayangan itu bergerak
naik turun bagai rajawali menyambar-nyambar, lengkingan
atau pekiknya yang dahsyat juga mengguncangkan bumi
maka puluhan tubuh terlempar atau mencelat oleh amuknya
yang tak terbendung. "Mana Kedok Hitam, mana musuhku itu. Suruh dia keluar
atau kalian kubunuh semua.... crat-crat-cratl" sebelas kepala
beterbangan cepat, lepas dari tubuhnya dan itulah Giam Liong
yang tak dapat menahan diri lagi. Sudah beberapa hari ini ia
menahan-nahan kemarahannya. Sudah beberapa hari ini ia
memendam dendam kesumatnya yang menggelegak. Maka
begitu sumbu itu disulut dan bom ini meledak, Giam Liong
marah mendengar Yu Yin tertangkap maka mengamuklah dia
di pintu gerbang selatan. Pintu baja yang tebal itu
ditumbuknya, ambrol dan tentu saja semua panik. Dan ketika
Giam Liong berkelebatan karena duaribu orang berjaga di sini,
ia sengaja mendobrak pintu gerbang agar pasukan Chu-
goanswe dapat masuk maka gegerlah pasukan kerajaan
karena sepak terjang Giam Liong ini sungguh tak diduga.
Biasanya pemuda itu akan naik ke atas tembok yang tinggi, di
sini sudah berjaga ratusan orang yang akan menghadapi dan
merintanginya, juga jala-jala rahasia yang akan menebar dan
menakup dari segala penjuru. Maka ketik* pemuda itu justeru


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masuk dengan mendobrak pintu gerbang, yang roboh dan tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kuat dihantam pundaknya maka yang di atas kecelik dan yang
di bawah justeru kelabakan diterjang pemuda ini. Giam Liong
telah tahu panggilan Chu-goanswe tadi namun sengaja-tak
mau menjawab. Ia akan memberi jalan kepada pasukan Chu-
goanswe itu dan hajaran terhadap pasukan kerajaan. Ia akan
mengamuk. Pemuda ini telah menjadi banteng ketaton
(terluka). Maka begitu ia membuat duaribu pasang mata
ternganga oleh ulahnya, pintu gerbang ambruk maka
menyerbulah pemuda itu dengan golok di tangan. Giam Liong
tak mau lagi bersungkan-sungkan menghabisi lawan, la
bergerak bagai rajawali menerkam mangsa, ke mana ia pergi
ke situ pula lawan roboh. Dan ketika Golok Maut di tangannya
itu dikenal musuh, lawan berteriak-teriak dan pucat maka
mereka berlarian dan saling dorong-mendorong dengan
kawan-kawan yang ada di belakang.
"Golok Maut... Golok Maut.... pemuda itu membawa Golok
Maut!" Semua geger. Mereka heran dan kaget bagaimana Golok
Maut tiba-tiba ada di tangan pemuda itu, padahal sudah
dirampas pembantu Coa-ongya paling lihai, yakni si Kedok
Hitam. Dan bahwa pemuda ini masih hidup padahal sudah
dikabarkan tewas, mereka mengira ini adalah rohnya yang
menuntut balas maka pasukan kerajaan cerai-berai dan
mereka hancur sebelum bertanding.
"Berhenti, jangan mundur! Siapa takut menghadapi
pemuda itu!" Delapan perwira, yang membentak dan marah melihat
kocar-kacirnya pasukan tiba-tiba muncul menerjang ke depan.
Mereka itu tadi di belakang dan menerima kabar, terkejut dan
dentum robohnya pintu gerbang sampai di telinga. Betapa
hebatnya pintu baja itu roboh dapat dilihat dari duapuluh
orang yang tergencet di bawah, tewas dan seketika gepeng
dengan bentuk mengerikan. Dan ketika mereka datang dan
tak percaya bahwa itu adalah Giam Liong, karena belum
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
matinya pemuda ini memang dirahasiakan maka tertegunlah
delapan perwira melihat pemuda itu, juga Golok Mautnya yang
berkeredepan menyilaukan mata. Namun mereka terlanjur
maju dan tentu saja tak mungkin mundur, apalagi barisan
orang kang-ouw juga muncul dari kiri kanan maka delapan
perwira ini membentak dan mereka menyerang dengan
menusukkan senjata masing-masing.
"Bocah she Sin, kau ternyata masih hidup. Mampuslah,
kami datang untuk membunuhmu!"
Giam Liong menoleh sekejap. Dia sendiri menusuk
pertahanan lawan dengan sepak terjangnya yang gila. Duaribu
pasukan itu morat-marit dan golok di tangannya benar-benar
ditakuti. Luar biasa golok ini. Smakin banyak dia mereguk
darah maka semakin mengkilap dan bercahayalah tubuhnya,
bak gadis yang baru mandi dan indah berkilau-kilau. Namun
karena golok ini adalah senjata pembunuh dan di tangan Giam
Liong ia benar-benar merupakan dewa maut maka delapan
perwira yang membentak dan menerjang Giam Liong
disambut dengus dingin. Giam Liong tidak mengelak ketika
hujan delapan senjata menyambar tubuhnya, dibiarkan dan
justeru delapan perwira itu berteriak kaget karena senjata
mereka terpental semua. Pedang dan tombak bertemu
kekebalan pemuda itu. Dan ketika mereka terkejut namun
Giam Liong tak memberi kesempatan ia benar-benar hendak
menjadi malaikat maut di situ maka sekali dia membalik sinar
putih dari goloknya itu menabas.
"Semua antek Kedok Hitam harus mampus" Hanya itu saja
seruan Giam Liong. Kata-kata pendek ini menyusul gerakan
sinar putih golok itu, menabas dan delapan jeritan ngeri tiba-
tiba terdengar. Dan ketika delapan batang tubuh roboh
bergelimpangan, darah muncrat dari leher yang putus maka
Giam Liong telah membunuh delapan perwira ini, tak lebih dari
sedetik. "Ayo maju, siapa yang ingin menyusul!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pasukan kerajaan gempar. Saat itu sesosok bayangan putih
juga berkelebat masuk, menggerakkan kaki tangannya dan
belasan orang roboh berpelantingan pula. Dan ketika di
belakang bayangan putih ini berderap pasukan Chu-goanswe,
itulah Tang Siu yang disusul barisan pejuang maka sorak-sorai
benar-benar meruntuhkan kota raja.
"Serbu! Serang anjing-anjing kaisar. Bunuh mereka...!"
Pagi yang tenang tiba-tiba berubah. Pekik dan kengerian
pecah di sana-sini. Giam Liong yang membabat dan terus
maju ke depan akhirnya sudah di tengah kota, mengamuk dan
siapapun dibabat Golok Mautnya itu. Chu-goanswe menerjang
dan mengikuti di belakangnya, menumpang atau melajui jalan
yang telah dibuat pemuda ini. Dan karena pasukan jenderal
Chu itu juga melakukan pembantaian, pintu gerbang dibobol
maka rakyat panik dan lintang-pukang menyembunyikan diri.
Rumah-rumah ditutup dan Chu-goanswe berseru agar tak
mengganggu penduduk, ini sesuai keinginan Giam Liong yang
juga tak ingin menyeret rakyat kecil. Musuh mereka adalah
kerajaan, perajurit atau balatentara musuh. Dan karena
terhadap musuh inilah Chu-goanswe dan pasukannya
mengamuk, Giam Liong membuka jalan darah di depan maka
istana gempar karena pemuda itu dikabarkan sudah tak jauh
lagi di pusat pemerintahan.
"Naga Pembunuh datang. Naga Pembunuh mengamuk.
Lari... lari... ia membawa Golok Maut!"
Pasukan kalang-kabut. Majunya Giam Liong tak dapat
dicegah, juga pasukan Chu-goanswe yang terus menerjang
dan menyerbu. Kaum pejuang ini bagai angin taufan yang
mengamuk, menghantam atau menggilas apa saja yang di
depan. Tapi ketika Giam Liong sudah mendekati istana dan
Chu-goanswe dan pasukannya bersorak-riuh, gegap menggetarkan istana maka tiga bayangan berkelebat dan
limaribu orang mencegat jalan. Istana dikepung rapat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan biarkan pemuda itu masuk. Serang, lepaskan
panah-panah berapi!"
Hujan panah berapi tiba-tiba menghambur. Giam Liong,
yang menghadapi berlapis penjagaan tebal terbelalak di sini.
Ia telah membunuh ratusan orang dan pakaiannyapun penuh
darah. Bahkan wajah dan lengan atau kakinya juga penuh
bercak-bercak darah segar. Ia tak mirip manusia lagi
melainkan iblis, iblis yang haus darah. Dan ketika berulang-
ulang ia melengking mencari Kedok Hitam, lawan tak keluar
juga maka di depan istana itu ia menghadapi limaribu orang
yang mengepung ketat. Namun pemuda ini tak gentar. Hujan
panah dibiarkannya saja, golok bergerak dan terus
menyongsong ke depan. Panah patah-patah tapi api yang ada
di ujung mengenai bajunya, berkobar dan Giam Liong
mengeluarkan pekik dahsyat di mana getaran suaranya
membuat pasukan yang ada. di depan roboh. Mereka menjerit
tak kuasa menahan getaran suara dahsyat itu. Giam Liong
mengerahkan Sai-cu Ho-kangnya, ilmu memekik yang
membuat gunungpun bisa roboh, berguguran. Dan ketika
pemuda ini berkelebat ke depan dan memadamkan api yang
berkobar di pakaiannya, menyambar dan melemparkan
kembali panah-panah berapi ke arah lawan maka limaribu
pasukan berteriak karena ganti terbakar.
"Aduh, pakaianku kena!"
"Tolong, rambutku terbakar..!"
Pasukan menjadi ribut. Alih-alih mau mencelakai Giam
Liong tak tahunya mereka sendiri yang berbalik menjadi
korban. Ratusan panah disambitkan kembali dan ratusan
hujan api menyambar orang-orang itu. Giam Liong tidak hanya
melempar lawan-lawannya saja melainkan melontar dahsyat
panah-panah berapi ke atap istana. Tenaganya sungguh
mengagumkan karena panah-panah berapi itu melesat jauh
melewati limaribu orang, jatuh dan menim pa untuk akhirnya
membakar istana. Dan ketika kebakaran melanda tempat itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan istana menjadi ajang permainan api, Giam Liong berbalik
mengacaukan mereka maka ribuan orang geger dan bingung
karena harus pula menyelamatkan istana, memadamkan api.
"Hei, gedung sebelah barat terbakar. Hei, padamkan itu
dan ambil air!" "Tidak, gedung sebelah kiri juga dimakan api. Lihat,
gudang ransum kebakaran!"
"Dan dapur istana juga. Ah, balairung juga kena. Awas....
awas.... jangan lempar panah-panah berapi lagi. Serang
pemuda itu dengan tombak atau senjata-senjata panjang!"
Semua gugup. Giam Liong sungguh gagah perkasa di
depan ribuan orang itu. Ia berulang-ulang mengebut bajunya
kalau tersambar panah-panah api. Tapi karena lawan terus
menyerangnya hingga tak mungkin menyelamatkan baju,
Giam Liong merobek dan membuang bajunya itu maka sambil
bertelanjang dada pemuda ini mengamuk dan menerjang ke
depan, sebelumnya ia sudah mencebur ke kolam agar se luruh
tubuhnya basah kuyup. Api tak lagi dapat membakar
celananya. "Kedok Hitam, keluarlah kau. Keluar atau nanti kubunuh
semua orang-orangmu ini!"
Semua mata terbelalak. Giam Liong bertelanjang dada
menerjang ke depan, golok tetap bergerak dan duapuluh
orang berteriak ngeri. Mereka terlempar dan tumbang oleh
sabetan goloknya yang gilang-gem ilang, tak pernah basah
oleh darah karena setiap terciprat tentu golok itu sudah
menghisapnya kering. Semakin sering semakin bercahaya.
Dan karena pemuda itu berulang-ulang memanggil Kedok
Hitam dan pasukan di depan roboh tersapu, tak ada satupun
yang kuat akhirnya, tiga bayangan yang tadi bergerak di
belakang sekarang tiba-tiba maju.
"Giam Liong, inilah aku. Hentikan sepak terjangmu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Giam Liong beringas. Ia membuat mundur limaribu orang
itu, seperlima di antaranya sudah luka-luka atau tewas. Dan
ketika bentakan itu menyuruh Giam Liong berhenti dan
pasukan dipakai menyambut Chu-goanswe maka Kedok Hitam
dan Pat-jiu Sian-ong maupun Lam-ciat sudah berhadapan
dengan pemuda yang kesetanan ini.
"Bagus" Giam Liong bagai mendapat makanan segar.
"Untung kau datang, Kedok Hitam. Kalau tidak tentu
pasukanmu kubantai dan kuhancurkan. Majulah, dan kita
selesaikan hutang jiwa ini. Mana Yu Yin!"
"Hm, tak usah kau bertanya tentang dia. Gara-gara bergaul
denganmu maka dia menjadi rusak. Terimalah, kau harus
menebus dosamu!" Kedok Hitam mengeluarkan sesuatu, juga
sebatang golok tapi Giam Liong cepat menangkis. Dan. ketika
golok bertemu golok tapi golok di tangan laki-laki itu putus,
kutung ujungnya maka Giam Liong tertawa dan berkelebat
membalas lawannya itu, menyeramkan.
"Singgg...!" Golok Penghisap Darah luput. Kedok Hitam tahu diri dan
mengelak mundur, dikejar namun Pat-jiu Sian-ong maupun
Lam-ciat bergerak, tentu saja tak membiarkan Giam Liong
menyerang temannya. Dan ketika dua pukulan dilepas
menghantam Giam Liong, dari kiri dan kanan maka Giam
Liong membalik dan membabatkan goloknya itu.
"Wherrr...!" Dua orang ini tahu bahaya. Lam-ciat langsung mengeluarkan Hoan-eng-sutnya dan langsung menghilang
sementara Pat-jiu Sian-ong me lempar tubuh menjauhi sinar
maut itu. Golok Maut lagi-lagi mengenai tempat kosong. Tapi
ketika Giam Liong sudah mendapat serangan dari Kedok Hitam
dan selanjutnya Lam-ciat muncul lagi me lepas pukulannya,
disusul Pat-jiu Sian-ong yang juga mainkan ilmu silat Dewa
Lengan Delapan (Pat-sian Sin-kun) maka Giam Liong bergerak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan berkelebatan mengelak dan membalas. Kedok Hitam
mengejar namun ia ganti mengelak kalau Golok Maut bicara,
desing atau sambaran angin .golok itu cukup merontokkan
daun-daun di sekitar. Dan ketika tiga orang itu sudah
mengeroyok sementara pasukan kerajaan bertemu dan
bertempur dengan pasukan Chu-goanswe maka sorak dan
bentakan silih berganti meramaikan keadaan. Giam Liong tak
mau main-main lagi sementara Chu-goanswe dan pasukannya
juga bertempur dengan penuh semangat.
Maklumlah, di situ ada Si Naga Pembunuh yang dahsyat,
belum lagi gadis baju putih yang tadi juga membantu mereka
membobol kepungan. Dan ketika semua ini merupakan modal
yang amat besar bagi mereka, limaribu pasukan kerajaan
bekerja keras menahan gelombang gempuran maka Tang Siu
atau gadis baju putih memisahkan diri dari Giam Liong
maupun Chu-goanswe. Dia hendak mencari Yu Yin dan itulah
tujuan satu-satunya. Urusan pertandingan bukanlah urusannya dan biarlah diselesaikan masing-masing pihak. Dan
ketika Giam Liong di sana mengamuk dan menghadapi
keroyokan lawan, Kedok Hitam juga mulai mengeluarkan
senjata-senjata rahasia untuk merobohkan Giam Liong, juga
Lam-ciat yang memuntahkan jarum-jarum halus untuk
membunuh pemuda ini maka Tang Siu berkelebat dan
langsung ke tempat di mana semalam dia berpisah dengan Y u
Yin, yakni di kamar pribadi Kedok Hitam di belakang gedung
Coa-ongya. Ternyata semua tempat penuh penjagaan. Hampir di empat
sudut penjuru istana penuh perajurit, termasuk di gedung


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Coa-ongya ini. Dan ketika Tang Siu harus merobohkan dulu
seorang pengawal untuk diambil pakaiannya, menyamar
sebagai pengawal maka barulah dia agak bebas mendekati
gedung Coa-ongya itu. Ia harus berhati-hati dan untung
semua mata sedang tegang menyambut musuh, tak melihat
gerak-gerik atau curiga kepada pengawal gadungan ini. Dan
ketika setapak demi setapak ia berhasil melewati belakang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gedung, melompat dan masuk ke pagar kawat berduri maka
gadis ini tertegun karena ada belasan pengawal berjaga.
Palang pintu kamar tampak tertutup rapat.
"Kasihan Coa-siocia," begitu Tang Siu mendengar sebuah
percakapan. "Kalau saja ia tak melawan gurunya tentu tak
akan ditawan di dalam. Eh, bagaimana pendapatmu tentang
gadis ini, Sam-twako. Apakah belum waktunya diberi makan!"
"Hm, urusan itu ditangani sendiri oleh gurunya. Kita hanya
diperintahkan berjaga. Kalau kita me langgar jangan-jangan
kita kena damprat!" "Tapi gadis ini merintih sepanjang malam. Aku iba..."
"Aku juga begitu, tapi bagaimana lagi. Eh, siapa ini, Keng
Ke... ada orang suruhan rupanya?" sang pemimpin berhenti
bicara, Tang Siu telah tiba di situ dan kehadirannya yang tiba-
tiba amat mengejutkan yang menjaga. Gadis itu mengenakan
pakaian pengawal dan disangka pengawal. Tapi begitu Tang
Siu mendekat dan semua tertegun, kaget bagaimana ada
pengawal datang tanpa diketahui maka Tang Siu berputar dan
sekali tumitnya bicara tujuh orangpun terpelanting.
"Aku datang untuk membebaskan puteri Coa-ongya. Kalian
semua minggir.... des-des-dess!"
Yang lain berteriak. Tang Siu telah merobohkan tujuh
teman mereka tapi gadis ini juga tak mau membuang tempo.
Begitu ia berkelebat dan melihat yang lain mencabut senjata
sekonyong-konyong ia membentak, lenyap ke depan dan
berturut-turut duabelas orang itu ditendangnya mencelat. Dan
ketika semua terlempar dan gadis ini lega, tak satupun yang
dapat berdiri maka ia mencabut pedangnya dan sekali bacok
palang pintu itu dipatahkannya, pintu ditendang terbuka.
"Yu Yin!" Tang Siu tertegun. Yu Yin, sahabatnya, terikat di s itu. Gadis
ini robek-robek pakaiannya dan nyaris telanjang, terisak dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengguguk ditahan tak mau didengar tangisnya oleh
pengawal. Tapi begitu Tang Siu datang dan pintu kamar
terbuka, sembilanbelas pengawal roboh malang-melintang
maka gadis ini menjerit namun tiba-tiba tersedu ketika Tang
Siu melompat dan membebaskan ikatannya.
"Tidak... tidak. Aku sudah kotor, Tang Siu. Aku barangkali
sudah kotor. Guruku, ia... ia menghina aku!"
"Menghina bagaimana, apa yang terjadi," gadis ini terkejut,
membelalakkan mata. "Gurumu sekarang sudah berhadapan
dengan Giam Liong, Yu Yin. Dan mari keluar dari tempat ini.
Kita harus menyelamatkan diri!"
"Aku tak mau. Aku ingin bertemu ayah!"
"Hm, untuk apa?" Tang Siu semakin terkejut, temannya ini
berteriak-teriak, histeris. "Tempat ini berbahaya, Yu Yin. Kita
harus secepatnya keluar"
"Tidak"tidak. Aku ingin secepatnya menghadap ayah. Aku
ingin melaporkan perbuatan guruku yang tidak tahu malu!"
"Apa yang ia lakukan" Kau diapakan ?"
"Aku" aku oohhh!" Yu Yin mengguguk. "Aku.. hendak
diperkosanya, Tang Siu. Entah sudah atau belum. Aku... aku
ingin menghadap ayah. Aku akan melaporkannya"
Tang Siu terkejut. "Diperkosa?"
Yu Y in tak menjawab. Gadis ini mengguguk dan menubruk
temannya dan tiba-tiba menangis sejadinya di situ. Kejadian
semalam membuat shock berat dan puteri Coa-ongya ini
nyaris pingsan. Ia berkali-kali menerima pukulan batin itu
setiap teringat perbuatan gurunya. Betapa dengan enak, dan
tak tahu malu memegang-megang semua tubuhnya untuk
mencari Golok Maut, padahal tak mungkin golok itu
disembunyikan di pakaian dalam. Kalaupun tersembunyi tentu
ada bagian-bagian lain yang menonjol, padahal gurunya sudah
tahu bahwa ia tak membawa golok itu. Dan ketika gadis ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terpukul dan menderita stress berat, perlakuan gurunya
sungguh menghina maka Tang Siu tertegun dan hampir tak
percaya mendengar ini. Tapi ia melihat pakaian Yu Yin yang
robek-robek, terus memandang ke bawah dan gadis Kun-lun
ini berdesir melihat celana Yu Yin yang terkuak. Adakah
malapetaka itu terjadi" Adakah aib itu benar-benar menimpa
temannya" Tapi ketika Tang Siu tak melihat bekas-bekas
mencurigakan dan ia agak tenang maka ia memeluk dan
gemetar menghibur temannya ini. Tak nyana bahwa Kedok
Hitam sungguh keji. "Yu Yin, kau boleh mencari ayahmu. Tapi apakah hal itu
tepat. Bukankah sekarang ini sedang terjadi pertempuran di
luar." "Aku tak perduli. Aku akan melapor kepada ayah! Akan
kuberitahukan sepak terjang guruku itu, Tang Siu. Biar ayah
memecatnya dan menghukumnya. Suhu sungguh terlalu!"
"Baiklah," gadis
ini tak melihat jalan lain. "Aku
mengantarmu, Yu Yin. Mari pergi dan kita cari ayahmu itu!"
"Kau ikut?" "Tentu saja, aku harus menjaga keselamatan mu"
"Ohh" dan Yu Yin mendekap dan memeluk sahabatnya ini
lalu berguncang-guncang mengucap terima kasih. Belum
pernah ada seorang sahabat yang demikian hebat
pertolongannya. Belum ada seorang sahabat yang siap
mempertaruhkan nyawa dan keselamatan diri sendiri untuknya
Dan ketika Yu Yin tersedak dan berulang-ulang mengucap
terima kasih, Tang Siu terharu dan mereka saling cium maka
Tang siu tak mau lama-lama lagi di situ, mengajak temannya.
"Sudahlah, kita berangkat, Yu Yin. Di luar ada perang dan
kerusuhan. Kota raja guncang. Giam Liong mengamuk'"
"Baik, terima kasih, Tang Siu. Seumur hidup akt tak akan
melupakan budi baikmu ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, itu tak usah dibesar-besarkan. Ayo keluar dan cari
ayahmu!" gadis ini tak mau bicara tentang budi, menyendal
dan membawa temannya keluar tapi Yu Yin teringat
pakaiannya yang robek-robek. Berseru agar perlahan dulu dan
menyambar pakaian seorang pengawal, mengenakannya
dengan tergesa dan baru melanjutkan perjalanan lagi. Dan
ketika mereka masuk keluar gedung itu, menyelidiki kamar-
kamar dan beberapa dayang atau pelayan menjerit, roboh
ditotok dua orang ini maka Yu Yin sampai pada kamar utama
ayahnya, di mana biasanya ayahnya berada.
"Tunggu, kau di luar saja. Aku masuk sendirian!"
Tang Siu mengangguk. Beberapa pengawal yang
memergoki mereka juga mereka robohkan. Yu Yin mencari
tempat-tempat sepi hingga tak banyak mereka menemui
pengawal. Gadis itu tahu tempat itu karena itulah tempat
tinggalnya sendiri. Dan ketika Tang Siu berjaga dan waspada
di pintu depan, Yu Yin mendorong dan berkelebat memasuki
kamar ayahnya maka gadis ini tertegun karena kamar itu
kosong. "Di mana ayah.." gadis ini bergerak ke kiri, membuka
sebuah pintu kecil namun ayahnya juga tak ada. Dan ketika ia
bergerak ke kanan membuka pintu yang lain, pintu yang
menuju ke taman maka gadius itu tertegun karena empat
saputangan hitam bergelantungan di situ dikisi-kisi bambu di
antara tanaman anggrek. "Milik Suhu"." gadis ini tertegun. Yu Yin tiba-tiba terkejut
karena segera dia mengira suhunya baru saja bertemu dengan
ayahnya, lupa atau mungkin ketinggalan kedok hitamnya itu.
Ia tentu saja mengenal saputangan hitam milik gurunya itu
saputangan yang berciri khusus dengan dua lubang
membentuk segi tiga di sudut mata. Itulah milik gurunya. Dan
kaget tapi bagaimana suhunya sampai sejauh itu memasuki
kamar pribadi ayahnya, hal ini menunjukkan keluarbiasaan
maka Yu Yin menutup Pintu lagi me loncat keluar. Ia tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menemukan ayahnya dan bingung menentukan di mana
ayahnya berada. Dan ketika ia berkelebat dan bertemu lagi
dengan temannya, Tang Siu masih berjaga di s itu maka Yu Yin
menggeleng menyatakan tak berhasil.
"Tak ada, barangkali di tempat kaisar?"
"Kau mau ke sana?"
"Tidak, percuma, Tang Siu. Dan lagi amat berbahaya,
terutama untukmu. Di kamar kaisar banyak terdapat jebakan-
jebakan rahasia yang tak kukenal. Kalau aku tertangkap tentu
tidak apa-apa, tapi kalau kau... ah, tentu bahaya. Tidak,
kupikir kita keluar saja, Tang Siu. Aku barangkali ingin
membantu Giam Liong melawan guruku itu. Kita ke sana!"
"Ayahmu benar-benar tak ada di sini?"
"Kosong, tak apa nanti saja kembali atau waktu yang lain.
Mari, sekarang kita keluar, Tang Siu. Tapi tetap hati-hati
terhadap serangan-serangan gelap!"
"Baik, mari Yu Yin, aku juga ingin tahu bagaimana Giam
Liong menghadapi gurumu!"
Dua gadis itu berkelebat. Yu Yin akhirnya tak mencari lagi
ayahnya. Mereka bergerak dan membaur dengan pengawal-
pengawal. Untung, karena di luar sedang terjadi kekacauan
dengan serbuan Chu-goanswe maka Yu Y in maupun T ang Siu
pandai menempatkan diri. Mereka bergerak dan hati-hati
sekali memasuki pertempuran. Dan karena mereka sekarang
keluar gedung tidak memasukinya, hal yarig tidak
mencurigakan pengawal maka justeru dua orang ini dapat
dengan mudah menyusup di antara pasukan kerajaan. Tapi
begitu mereka masuk begitu pula mereka kaget. Teriakan dan
jerit pengawal terdengar di sana-sini, sementara derap
pasukan berkuda Chu-goanswe terdengar menyeramkan
disertai bentakan-bentakannva vang ramai. Pasukan pejuang
adalah pasukan yang bercampur dengan orang-orang
persilatan, jadi tentu saja mereka itu memiliki ketrampilan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih dibanding pasukan kerajaan. Dan karena kaum pejuang
bertempur dengan penuh semangat dan gagah berani, karena
di sana ada Giam Liong yang menghadapi Kedok Hitam tokoh
istana paling lihai maka Pat-jiu Sian-ong yang dikatakan
membantu Kedok Hitam ternyata tewas dan roboh.
"Hidup Sin-siauwhiap. Hidup Si Naga Pembunuh. Sikat dua
sisanya itu!" Sorak dan pekik riuh memecah di antara pertempuran itu.
Yu Yin dan T ang Siu menoleh namun mereka tertutup ribuan
orang, yang sedang mengadu jiwa, terhalang pandangannya.
Tapi ketika mereka bertanya apa yang telah terjadi, pusat
sorak-sorai itu menarik perhatian maka sekali lagi mereka
mendengar kabar tentang tewasnya Pat-jiu Sian-ong.
"Kakek gundul itu roboh. Kepalanya mencelat dibabat Golok
Maut. Pemuda itu mengerikan!"
"Bagaimana dengan Kedok Hitam dan temannya?"
"Ah," mereka terdesak. "Hantu Selatan berkali-kali
menyelamatkan diri dengan ilmunya menghilang itu!"
"Hm, coba kita ke sana," Y u Yin mendorong dan bergerak
dengan susah ribuan pasukan yang memagari istana. "Kita
lihat keadaan mereka, Tang Siu. Dan bagaimana dengan Giam
Liong!" "Heii..!" pengawal itu berteriak. "Jangan mencari penyakit,
kawan. Mundur dan sebaiknya menjauh!"
Namun dua gadis itu tentu saja mendengus. Mereka tetap
maju dan perajurit yang diajak bicara ini bengong. Namun
ketika ia memperhatikan dan melihat ujung rambut di balik
topi, tertegun dan kaget maka sadarlah dia bahwa itu kiranya
dua pengawal gadungan. Puteri Coa-ongya dan sahabatnya
itu. "Hei... heii... itu mereka. Tangkap! Itu mereka!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perajurit yang lain menoleh. "Siapa yang mau ditangkap"
Kau menunjuk siapa?"
"Itu... itu gadis baju putih itu dan Coa-socia dia lolos
menyamar seperti kita"
"Hm, kita sedang menghadapi serbuan pemberontak.
Nyawa kita sedang terancam. jangan berteriak-teriak dan
biarkan saja!" "Apa?" "Memangnya kau mampu menangkap dua orang itu" Eh,
menyelamatkan sendiri nyawa kita belum mampu, kawan,
boro-boro dua gadis itu. Biarkan saja dan nanti dicari. Lihat
dan dengar bahwa Si Naga Pembunuh telah membunuh Pat-
jiu Sian-ong!" Perajurit itu sadar. Akhirnya ia pucat karena kata-kata
temannva benar. Keadaan sedang kacau, diri sendiri sewaktu-
waktu siap terancam maut. Dan mengangguk menghadapi
serbuan pemberontak, membalik dan mengurusi diri sendiri
akhirnya perajurit ini menganggap benar. Dia akhirnya tak
perduli lagi kepada dua pengawal gadungan itu. Suasana
sedang kalut dan penuh maut. Dan ketika ia menahan
gelombang serbuan lawan sementara Yu Yin dan Tang Siu
mendesak maju ke depan, mereka ingin melihat pertandingan
di sana maka Giam Liong ternyata benar telah merobohkan
dan membunuh Pat-jiu Sian-ong.
Kakek gundul itu orang pertama dari tiga orang ini yang
menjadi korban. Giam Liong mainkan Im-kan-to-hoatnya di
samping pukulan-pukulan Kim-kang-ciang, pukulan sinar emas
yang amat dahsyat tak kalah dengan sambaran Golok Maut itu
sendiri. Dan ketika Giam Liong mengeluarkan pula ilmu
seratus langkah saktinya, Pek-poh-sin-kun untuk mengejar
atau mem buru ke manapun tiga lawannya pergi maka
menghadapi Pek-poh-sin-kun ini Kedok Hitam maupun Lam-
ciat dan Pat-jiu Sian-ong terkejut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek-poh-sin-kun, gerak seratus langkah sakti itu benar-
benar luar biasa. Ilmu ini membuat kaki Giam Liong bagaikan
karet, maju mundur dengan cepat dan loncatan-loncatannya
amat mengejutkan. Dan karena Giam Liong juga mampu
menggeser-geserkan kakinya dengan

Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

langkah-langkah mentakjubkan, ke manapun lawan bergerak ke situ pula ia
selalu menempel, Pat-jiu Sian-ong pucat dan berubah
mukanya maka kakek gundul ini berseru keras ketika tiba-tiba
Giam Liong telah mampu menyusul dan mengejarnya ketika
satu pukulannya membuat kakek itu terpental.
"Mampus kau!" Pat-jiu Sian-ong terbelalak. Ia melihat Kim-kang-ciang dari
tangan kiri Giam Liong menyambar, dikelit namun tetap
mengejar. Dan ketika kakek itu menangkis namun ia
terpelanting, Giam Liong mempergunakan tenaga sinkang
warisan kitab di sumur tua maka gerakan Pek-poh-sin-kun
membuat pemuda itu tahu-tahu mendekat dan kali ini golok di
tangan kanannya bekerja. Gerakan ini tak mungkin dielak dan
Pat-jiu Sian-ong ngeri. Ia berteriak pada temannya namun
Lam-ciat maupun Kedok Hitam tak sempat menolong. Dua
orang ini baru saja juga tergetar oleh tangkisan Giam Liong,
apalagi Golok Mautnya itu benar-benar ditakuti lawan karena
dapat bergerak tak terduga seperti yang dialami kakek gundul
itu. Dan ketika Pat-jiu Sian-ong tak mampu berkelit dan golok
menyambar lehernya maka kakek ini tiba-tiba roboh dan
kepalanya terlepas dari batang tubuh.
"Crat!" Golok menjadi hidup bersinar-sinar. Kali ini yang menjadi
korban adalah seorang tokoh, bukan perajurit biasa seperti
yang tadi dibabat Giam Liong. Dan ketika kakek itu roboh dan
tepuk riuh di pihak pemberontak menggetarkan istana, Pat-jiu
Sian-ong tewas maka Lam-ciat maupun Kedok Hitam menjadi
pucat. Mereka ngeri dan gentar oleh kehebatan pemuda ini.
Giam Liong bersimbah peluh namun dadanya yang bidang itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serasa makin kokoh, berkilat-kilat dan tampak begitu jantan.
Sungguh mirip seekor banteng! Dan karena Giam Liong telah
membuang bajunya yang robek-robek terbakar panah api,
pemuda ini bertelanjang dada mainkan golok dengan gerak
langkah Pek-poh-sin-kun itu maka tandangnya benar-benar
garang dan siapapun yang coba-coba maju mendekat pasti
terkibas dan roboh oleh sinar maut goloknya. Kedok Hitam
telah dua kali menyuruh orang-orangnya mengacau entah
dengan tombak atau panah mereka. Tapi ketika semua ttu
terpental dan ma lah menyambar Kedok Hitam sendiri, laki-laki
ini menyumpah maka dia benar-benar berdua menghadapi
pemuda ini. Giam Liong tak kenal lelah dan nafasnya hebat.
Dan karena pemuda itu juga bertanding penuh semangat
balas dendam, maka Kedok Hltam dan Hantu Selatan yang
termasuk tokoh-tokoh tua harus mengakui daya tahan sendiri
yang tak sekuat anak muda itu. Perlahan-lahan Kedok Hitam
dikejar napasnya dan Lam-ciatpun memburu. Kakek itu
terengah cepat maka mulai gemetaran. Kim-kangnya, Pukulan
Emas yang didapat dari sinar bulan purnama tak mampu
menghadapi K im-kang-ciang dan Giam Liong. Meskipun sama-
sama bersinar kuning namun pukulan pemuda ini lebih antep.
Hal itu karena hawa murni pemuda ini jauh lebih baik
daripada lawannya, yang memperoleh Kim-kang dengan cara
mengumbar birahi. Dan karena Lam-ciat sering terhuyung
bahkan terpelanting bertemu pukulan pemuda itu, berkali-kali
melemparkan tubuh kalau tak ingin dicium Golok Maut, maka
kakek ini akhirnya mulai mundur-mundur dan sedikit tetapi
pasti ia mulai menjauhkan diri dari pertempuran.
"Hei..!!" Kedok Hitam membentak tentu saja melihat
gelagat temannya yang tak beres "Jangan menjauhkan diri,
Lam ciat. Keparat kau. Bantu aku dan jangan mundur"
"Hm.." kakek ini terkekeh, menyeringai. "aku tidak mundur,
Kedok Hitam, melainkan mencari kesempatan untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merobohkan bocah ini. Kau biar didepan saja dan aku di
belakang" "Pengecut" Kedok Hitam marah. "Tak usah macam-macam
Lam-ciat. Kau dikanan aku dikiri, tak usah depan belakang.
Keluarkan Hoan-eng-sut mu dan robohkan dia!"
Kakek ini menggerundel. Di mulut ia mengangguk namun
kenyataannya tetap saja ia memasang jarak. Hoan-eng-sut
telah dikeluarkan namun tetap saja gagal. Setiap ia
menyambar di belakang maka pemuda itu pasti membalik dan
Golok Mautpun menyambut, begitu setiap kali ia menyerang.
Dan karena akhirnya ia malah dikejar dan menerima tusukan-
tusukan cepat, dengan Pek-poh-sin-kun pemuda itu mampu
mengikuti ke manapun ia pergi maka Lam-ciat jerih dan tiba-
tiba ia mendapat pukulan di tengkuk, bukan dari Giam Liong
melainkan justeru dari Kedok Hitam, rekannya sendiri! Dan
ketika kakek itu berteriak dan tentu saja terkejut, terbanting
bergulingan maka Lam-ciat marah karena mendapat bentakan,
sekaligus juga makian. "Lam-ciat, jangan macam-macam di sini. Jangan
bertingkah. Kalau kau tidak mau membantuku maka aku akan
membunuhmu!" "Keparat!" kakek ini memaki, balas melontar marah. "Kau
tak usah marah-marah kepadaku kalau tak mampu
menandingi pemuda ini, Kedok Hitam. Yang dicari pemuda itu
adalah kau juga sebenarnya, bukan aku. Aku enggan apalagi
setelah kau bersikap kasar begini, mentang-mentang
berkedudukan!" "Eh, kau tak mau membantu aku" Kau meninggalkan istana
?" "Hm, kupikir cukup sudah bantuanku ini, Kedok Hitam. Tapi
urusan pribadimu sebaiknya tak usah kucampuri. Aku tetap
membantu istana, dan sebagai buktinya lihat aku menghajar
pemberontak-pemberontak itu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam-ciat tiba-tiba meninggalkan pertempuran, tidak
membantu Kedok Hitam melainkan membantu pasukan
kerajaan, menghajar dan melepas pukulan-pukulan ke arah
pasukan Chu-goan-swe itu. Dan ketika Kedok Hitam harus
berhadapan sendiri me lawan Giam Liong, pucat dan kaget
maka Lam-ciat beterbangan dan terbahak muncul dan lenyap
lagi di balik Hoan-eng-sut.
"Ha-ha, lihat ini, Kedok Hitam. Aku tetap membantu istana
dan menghajar pemberontak. Lihat... lihat aku membunuh
mereka... bres-bress!" kakek itu menggerakkan tangannya ke
kiri kanan, melepas atau melancarkan pukulan-pukulan
mautnya dan pasukan Chu-goanswe tentu saja berteriak
roboh. Mereka terlempar dan jatuh bangun dihajar kakek ini.
Dan ketika kakek ini benar-benar tak memperdulikan Kedok
Hitam karena lebih senang menghadapi pemberontak, gentar
atau jerih menghadapi Giam Liong maka Giam Liong tertawa
dingin melihat ketakutan lawannya wajah yang gelisah dan
merah pucat berganti-ganti.
"Hm, itulah hadiah untukmu. Orang sesat mendapatkan
teman yang jahat,. Kedok Hitam. Dan kau sekarang
ditinggalkan kawan mu. Bagus, kita sekarang berdua dan lihat
aku membunuhmu seperti dulu kau membunuh ayahku. Kaki
dan tanganmu akan kupotong-potong. Dan benda jijik yang
kau pakai untuk memperkosa ibuku akan kurajang seperti
cabai!" "Arghhh...!" laki-laki ini berteriak menggetarkan dinding
tebal. "Kubunuh kau, Giarn Liong. Kubunuh kau.... siut-siut-
serr?" dan belasan hui-to kecil yang tiba-tiba berhamburan
dari tangannya mendadak menyambar Giam Liong bagaikan
hujan. Giam Liong terbelalak tapi tidak kaget. Ia telah melihat
gerakan tangan yang mencurigakan, yakni ketika tangan itu
merogoh kantung baju. Dan ketika dengan langkah-langkah
Pek-poh-sin-kun ia mengelak dan menggerakkan goloknya
pula, mementalkan atau meruntuhkan golok-golok terbang itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka iapun membalas dan sekali tangan kirinya terayun maka
Giam Liong-pun me lepas tujuhbelas senjata hui-to kearah
musuhnya. "Jangan kira kau saja yang bisa. Akupun dapat.... ser-serr!"
Tujuhbelas golok terbang dibabat golok kutung di tangan
Kedok Hitam. Laki-laki itu masih cekatan dan Giam Liongpun
kagum, meskipun kemarahannya tentu saja iuga bertambah
baik. Dan ketika ia mengejar lawannya dan Pek-poh-sin-kun
benar-benar membuat lawan terkesiap, Kedok Hitam sudah
didekati maka laki-laki itu kembali melepas golok terbangnya
dan Giam Liong terpaksa menangkis. Lemparan hui-to ini
bukan sembarang lemparan karena dikerahkan dengan tenaga
sakti. Cuitan sambarannya mengerikan telinga. Tapi karena
Giam Liong berhasil menangkis semuanya itu, golok kecil-kecil
itu runtuh dan patah-patah, sebagian menyambar tuannya
sendiri maka Kedok Hitam menggeram dan melempar tubuh
bergulingan untuk menghindar serangan goloknya ini. Laki-laki
itu mengutuk dan melepas lagi hui-to-hui-tonya, ditangkis dan
patah-patah lagi namun untuk yang terakhir ia membentak
dan melempar tujuh hui-to beronce, bukan ke arah Giam
Liong melainkan ke arah Lam-ciat, yang saat itu tertawa
bergelak melihat laki-laki ini didesak Giam Liong. Hantu
Selatan menghajar pasukan Chu-goanswe dan perhatiannya
masih dilekatkan ke Kedok Hitam. Tokoh-tokoh sesat memang
keji. Maka ketika Lam-ciat terkejut karena tujuh golok terbang
menyambar ke arahnya, yang sedang enak-enak membabat
musuh maka kakek itu berteriak menyelamatkan diri. Hoan-
eng-sutnya tak dipakai dan kebetulan disimpan. Menghadapi
para pemberontak ini tak perlu dia takut seperti menghadapi
Giam Liong umpamanya. Maka begitu diserang dan tak
menduga perbuatan siKedokHtam, mengelak tapi tujuh golok
berikut menyambarnya lagi, semua berkecepatan kilat dan
diluncurkan oleh orang macam laki-laki ini maka Lam-ciat tak
sempat mengeluarkan Hoan-eng-sutnya dan kakek itu
menjerit ketika sebatang hui-to menancap di tenggorokannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam-ciat tersentak dan Giam Liong sendiri kaget. Kedok Hitam
rupanya mata gelap! T api begitu kakek itu sadar dan berteriak
dahsyat, pekikannya bagai gorila kesakitan maka hui-to
dicabut dan kakek itu me lemparkannya lagi ke arah Kedok
Hitam, disusul oleh terjangan tubuhnya yang menubruk bagai
seekor kerbau jantan. "Kedok Hitam, kau bangsat keparat. Aughh.... berani benar
kau menyerang aku'" 'Kedok Hitam mendengus, la marah sekali terhadap si
Hantu Selatan ini, yang meninggalkannya dan membiarkannya
sendirian menghadapi Giam Liong, padahal pemuda itu terlalu
lihai dan amat berbahaya. Dan karena kakek itu juga
menertawakannya di kala terdesak, tidak membantu
melainkan malah mengejek maka ia melepas dua kali tujuh
golok terbang berturut-turut. Akibatnya si kakek berteriak dan
mendelik. Apa yang dilakukannya ini benar-benar tak
disangka, baik oleh kakek itu sendiri maupun oleh Giam Liong,
yane sejenak tertegun dan berhenti. Dan ketika kakek itu
menyeruduk dan lemparan hui-tonya dielak ke kiri, luput dan
menyambar seorang perajurit maka perajurit itu berteriak, tapi
dengan gerak mengagumkan si Kedok Hitam mi mengayunkan
kakinya dan serudukan si kakek yang juga luput ma lah terus
didorong dan menumbuk Giam Liong.
"Hm!" Giam Liong mengeluarkan tawa dingin. Akhirnya ia
sadar dan tentu saja bergerak. Lam-ciat yang terluka
tenggorokannya itu menggeram bagai babi disembelih. Kedok
Hitam yang dituju tapi Giam Liong yang malah dihadapi.
Kedok Hitam dengan licik menendang pantatnya, mendorong
dan kontan kakek itu menubruk si pemuda. Dan karena Giam
Liong tidak mengelak seperti Kedok Hitam itu, melainkan
menyambut dan menggerakkan Golok Mautnya maka kakek ini
terbeliak melihat kilatan sinar putih panjang. Alih-alih hendak
menerjang srigala tak tahunya bertemu harimau. Yang ini
lebih ganas. Dan karena tak mungkin lagi kakek itu mengelak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan cara serudukannya justeru seperti seekor kerbau
menyerahkan kepala, sinar maut itu memapak gerakannya
maka terdengar suara ngorok ditahan ketika kepala kakek itu
putus. "Crat!" Kakek ini tewas dengan mengerikan. Kepalanya seketika
terlempar dan darahpun memuncrat seperti pancuran. Batang
tubuh itu tumbang dan sejenak dua belah pihak tertegun.
Pasukan kerajaan maupun pasukan pemberontak sama-sama
bengong. Tapi begitu kakek itu tewas dan sorak gegap-
gempita meledak dari pihak Chu-goanswe, mereka berteriak
dan riuh rendah maka lawan pucat mukanya dan Kedok Hitam
tiba-tiba melarikan diri.
"Berhenti!" Giam Liong membentak dan melihat gerakan
itu. "Selesaikan urusan kita, Kedok Hitam. Jangan lari!"
Kedok Hitam berkeringat dingin. Ia coba menyelinap dan
lari dibalik pasukannya namun ternyata Giam Liong melihat.
Pemuda itu hanya sekejap dikecoh dengan gerakan Lam-
ciat, mata tetap melirik lawan dan akhirnya tahu ketika si
kedok Hitam melarikan diri. Dan ketika Giam Liong berkelebat
dan Pek-poh-sin-kun nya bekerja dengan cara mengejutkan,
melekat dan tak jauh dari lawan, maka Giam Liong
mengeluarkan golok-golok terbangnya dan sama seperti
lawannya tadi ia menyambit.
"Cit-cit-cit..."
Kedpk Hitam tahu bahaya. Tanpa menoleh ia menggerakkan tangannya ke belakang, menangkis dan
meruntuhkan senjata-senjata itu. Namun karena Giam Liong
tetao mengejar dan belasan hui-to kembali menyibukkan
lawan, laki-laki ini pucat dan gentar kakinya ia berlari
berbelok-belok dan masuk istana, berteriak kepada pengawl-
pengawal agar menyerang atau menghalangi pemuda itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tahan dia. Serang, bunuh..!"
Namun Giam Liong bergerak dengan Golok mautnya itu.
Lawan diterjang dan siapapun cerai-berai. Golok Maut tak
banyak bicara dan akibatnya pasukan mundur berteriak-teriak.
Mereka terjengkang dan saling dorong-mendorong dengan
sesama rekan, gentar menyaksikan golok yang haus darah


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu.. Dan karena semua menyibak dan Giam Liong tentu saja
mudah melakukan pengejaran, tak ada yang berani meng
hadang maka laki-laki ini semakin pucat dan ngeri.
Semangatnya di ujung rambut.
"Heii, tahan. Tahan dia. Jangan biarkan masuk istana!"
Namun tak ada yang menggubris. Laki-laki itu menyuruh
orang menghadang Si Naga Pembunuh sementara dia sendiri
lari terbirit-birit, siapa mau dengar! Dan ketika Giam Liong
tertawa mengejek dan tetap menempel di belakang, Kedok
Hitam menoleh dan pucat seperti kertas maka pemuda itu
mengeluarkan seruan, dingin dan serasa membekukan darah.
"Kedok Hitam, sekarang ajalmu tiba. Menyerahlah, dan
berhenti!" Laki-laki ini gemetar. Ia coba mengandalkan pasukan
namun tak ada satu pun yang berani, apalagi di situ pasukan
Chu-goanswe bersorak dan menerjang pasukannya, kalut dan
cerai berai dan semua ini membuat keadaan semakin ramai.
Kaum pemberontak girang bukan main karena untuk kesekian
kalinya lagi Giam Liong mengejar si Kedok Hitam.
Kini laki-laki ini tidak dapat mengandalkan tenaga istana
untuk melindungi dirinya. Lagipula Pat-jiu sian-ong dan Lam-
ciat juga binasa. Dan ketika kemanapun ia lari Giam Liong
menempel di belakang, sebatang hui-to akhirnya menancap di
pundak laki-laki ini, maka Kedok Hitam mencapai puncak
ketakutannya dan menjerit.
"Sri baginda, tolonglah hamba!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Giam Liong mendengus. Lawan sudah memasuki istana
namun ia tetap di belakang. Giam Liong sudah berkali-kali
memasuki istana dan membuatnya waspada akan jebakan-
jebakan. Cukup kenyang dia akan semuanya itu. Dan ketika
benar saja beberapa jebakan dipakai lawan, tapi semuanya itu
dapat dihindarkan, jarak dengan Kedok Hitam semakin dekat
maka laki-laki ini melengking dan putus asa, keluar lagi dan
berkelebat di atas gedung-gedung, keluar kota raja.
"Giam Liong, kau bocah jahanam keparat. Lepaskan aku,
harta dan kedudukan akan kuberikan kepadamu!"
"Hm, aku tak butuh semuanya itu. Aku butuh kulit dan
dagingmu, Kedok Hitam, juga jantungmu yang hitam itu.
Berhentilah, dan lihat aku merajang kulitmu termasuk benda
yang kaupakai untuk memperkosa ibuku itu!"
-ooo0dw0ooo- Jilid 31 "TOBAT, aku menyerah. Minta ampun. Lepaskan aku!"
"Hm, tak ada ampun!" Giam Liong muak dan benci
memandang lawannya itu, sikapnya menjadi lebih beringas.
"Kau harus minta ampun terlebih dahulu kepada ayah ibuku di
akherat, Kedok Hitam. Dan baru setelah ku kepadaku!"
"Aduh, kau terkutuk. Kau bocah keparat. Kau... .crep"
Kedok Hitam menjerit, Giam Liong melepas golok terbangnya
lagi dan kini menancap di pipi. Dari samping pemuda itu
menyerang lawannya. Dan ketika lawan terjungkal namun lari
lagi, hebat dan mengagumkan maka laki-laki ini menuju ke
Timur. Ia telah melewati ratusan kepala dan ribuan orang
yang menonton terbelalak. Kejar-kejaran itu mendebarkan
sekali. Golok Maut di tangan Giam Liong tetap bersinar-sinar
dan cahaya dari golok ini memantul menyilaukan mata. Semua
merasa ngeri dan bergidik. Naga Pembunuh benar-benar siap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghabisi lawannya. Celakalah Kedok Hitam itu. Dan ketika
laki-laki ini melompati pintu gerbang dan turun di luar, lari
sekencang-kencangnya maka dia coba menyusup di malam
gelap namun Giam Liong terlalu dekat jaraknya. Sebatang hui-
to kembali menyambar dan laki-laki itu roboh. Hebatnya masih
dapat berdiri lagi dan lari kesetanan. Kedok Hitam rupanya
mendapat tenaga mujijat yang luar biasa, bukan untuk dipakai
bertanding melainkan untuk me larikan diri. Dan ketika Giam
Liong kembali kagum karena laki-laki itu mampu melesat
kencang, terbang bagai harimau bersayap maka dia melepas
lagi dua golok terbangnya mengenai paha lawan. Kedok Hitam
menjerit namun masih dapat berlari, bahkan kian kencang.
Dan ket-ika malam itu laki-laki ini terus ke timur dan berteriak
mengiba-iba, malam berganti pagi maka Giam Liong terkejut
karena tiba-tiba saje mereka tiba di telaga Hek-yan-pang!
"Heii..!" Giam Liong terkejut dan sadar. "Berhenti kau,
Kedok Hitam. Ada apa datang ke situ!"
Namun laki-laki itu mengeluarkan lengkingan panjang
pendek. Dia sudah memanggil-manggil Pek-jit-kiam Ju Beng
Tan dan Giam Liong berubah karena ayah angkatnya muncul,
berkelebat dan tampak di seberang sana. Dan ketika dua
bayangan lain juga bergerak dan muncul, itulah Han Han dan
bibinya Swi Cu maka berturut-turut anak-anak murid Hek-yan-
pang bermunculan dan telaga tiba-tiba penuh orang
"Ju-taihiap, tolonglah aku. Giam Liong hendak membunuhku.... byurr!" laki-laki, itu terjun ke telaga,
menyambar dan buru-buru menyergap sebuah perahu dan
anak murid Hek-yan-pang berteriak karena ditendang dari
perahunya. Kedok Hitam panik. Dan ketika laki-laki itu
mendayung dan cepat serta pucat ia menuju seberang, Beng
Tan dan lain-lain terbelalak di sana maka Giam Liong marah
besar dan melempar dua potong papan kecil, mengejar dan
berjungkir balik di atas telaga, meluncur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kedok Hitam, kau pengecut. Ada apa membawa-bawa
orang lain. Berhentilah, dan terima ini!"
Tiga golok bercuit... Kedok Hitam mengelak namun hui-to
itu tiba-tiba membalik. Laki-laki ini kaget karena Giam Liong
ternyata mempergunakan kepandaiannya yang jarang
digunakan, membuat golok seperti bernyawa dan kini,
menyambar kembali laki-laki itu, bukan main kagetnya. Dan
ketika dia harus menangkis namun tenaga terlampau lemah,
golok melesat dan menyambar di samping maka daun telinga
putus, terpenggal dari tempatnya.
"Aduh, ampun, Giam Liong. T obaat..."
Beng Tan dan anak isterinya terkejut. Kedok Hitam yang
sudah bermandi darah benar-benar pagi itu membuat geger,
la datang dengan keadaan menyedihkan, mukanya pucat pasi.
Pundak dan pipinya juga tertembus golok kecil. Dan ketika
Giam Liong mendengus dan bergerak-gerak diair dengan amat
cepatnya mengejar, maka lawan benar-benar serasa terbang
nyawanya mendengar bentakan pemuda itu, dingin dan
menggetarkan bulu kuduk. "Kedok Hitam, siapapun tak dapat mencampuri urusan kita.
Kau telah membunuh ayah dan ibuku. Dan kaupun
memperkosa ibuku sebelum mati. Ajalmu sudah dekat,
berhenti dan terimalah!"
Laki-laki ini berteriak. Dia sudah hampir di seberang ketika
tiba-tiba tiga hui-to kecil menyambarnya lagi. Senjata-senjata
itu mendahului Giam Liong sebelum pemiliknya datang. Dan
karena Kedok Hitam tak mungkin menangkis kecuali
mengelak, golok lewat di sisinya dengan cepat tiba-tiba seperti
tadi hui-to-hui-to terbang ini membalik dan kembali
menyambar, dari depan. "Ju-taihiap, tolong!"
Beng Tan tak sempat bergerak. Bentakan atau seruan
Giam-Liong tadi membuatnya tertegun. Kabar bahwa Wi Hong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibunuh dan diperkosa laki-laki ini membuatnya merah. Kedok
Hitam sungguh keji. Dan ketika Swi Cu maupun Han Han juga
begitu, terbelalak dan kaget jriaka jeritan ngeri terdengar
ketika hidung laki-laki itu terpapas.
"Crass!" Kedok Hitam terjungkal. Sekarang ia terlempar dari
perahunya namun tepat sekali di sebarang, la terbanting dan
roboh di dekat ayah dan anak. Dan ketika ia mengeluh dan
bindeng, darah memenuhi muka dan pakaiannya maka Giam
Liong tertawa bergelak dan menyambar ke depan. Golok
Penghisap Darah berkelebat.
"Kedok Hitam, sekarang terimalah kematianmu!"
Laki-laki ini tak sempat mengelak. Kalaupun ia mampu
mengelak maka tak mungkin ia lebih? cepat dari golok.
Senjata di tangan Giam Liong bergerak bagai kilat
menyambar, desingnya mengerikan. Tapi ketika laki-laki itu
terjerembab dan terbeliak menyaksikan sambaran golok,
hidung dan telinganya deras mengucurkan darah maka
berkelebat cahaya putih dan bentakan yang menggetarkah
telaga. "Giam Liong, jangan bersikap kejam"
Ledakan atau dentangan memekakkan telinga. Giam Liong
sendiri kaget ketika tiba-tiba dari arah kiri menyambar pedang
yang menyilaukan mata, pedang di tangan Han Han yang
dikenalnya sebagai Pedang Matahari, pedang avah angkatnya
tapi yang kini rupanya dimiliki sang anak kandung. Dan ketika
suara beradunya dua senjata di tangan mereka begitu
kerasnya, bunga api memuncrat dan masing-masing sama
terpental, terbanting bergulingan maka Giam Liong berseru
keras sementara Han Han juga berjungkir balik dan telapak
kedua anak muda itu sama-sama terasa panas, terbakar.
"Crangggg....!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Golok Maut dan Pedang Matahari menggetarkan semua
orang. Beng Tan dan isterinya sampai terhuyung mundur
sementara anak-anak murid Hek-yan-pang terlempar ke sana
ke mari. Suara dahsyat dari beradunya dua senjata ampuh itu,
bagai halilintar menyambar, ledakannya benar-benar menggetarkan telaga. Air di tepian sampai muncrat tinggi,
begrtu hebatnya! Tapi ketika dua anak muda itu sama-sama
berdiri lagi, Han Han sudah berjungkir balik dan melayang
turun sementara Giam Liong menggigil di sana, berketruk,
maka Giam. Liong marah bukan main kepada pemuda baju
putiti ini, puteri ayah angkatnya.
"Han Han, kau jangan ikut campur. Atau aku tak,
mengingat siapa kau!"
"Maaf," Han Han bergidik dan seram melihat wajah dan
kemarahan Giam Liong ini, mata yang seperti setan. "Aku tak
akan mencampuri kalau kau tak di sini, Giam Liong. Tapi
nyatanya kau telah datang ke Hek-yan-pang. Dan kami
sebagai tuan rumah tentu tak dapat membiarkan pembunuhan
di gepan mata. Urusanmu tak akan kucampuri, kalau kalian di
luar. Dan karena kau sudah datang di sini maka kau dan dia
kuanggap tamu. Tak akan dibeda-bedakan."
"Tapi aku datang bukan untuk bertamu. Aku mengejar
musuhku ini. Kalau begitu lempar dia ke seberang dan jangan
ikut campur" "Aku tak dapat memaksa Kalau Kedok Hitam tak mau pergi
maka dia adalah tamuku. Silahkan kau tunggu di seberang
atau sama-sama menjadi tamu di sini."
"Kau" kau..!* Giam Liong tak dapat bicara, tiba-tiba
membalik dan menghadap bekas ayahnya. Dan ketika
sepasang matanya membuat Beng Tan mundur selangkah,
sinar mata itu betiar-benar penuh api maka Giam Liong
berkata, menggigil, menahan marah yang meledak-ledak,
"Ayah, apakah sikapmu sama seperti Han Han" Apakah kau
juga akan melindungi dan membela jahanam ini" Kutegaskan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di sini bahwa apapun akan kulakukan untuk membunuh
musuhku ini, ayah. Jangankan di Hek-yan-pang, di istanapun
aku tak gentar. Aku telah bersumpah untuk membunuh dan
membalas dendamku. Nah, aku mohon jawabanmu apakah
kau juga akan bersikap seperti Han Han. Tak usah berbelit-
belit karena s iapapun tahu bahwa jahanam ini sengaja datang
ke Hek-yan-pang bukan sebagai tamu melainkan memang
ingin minta perlindungan. Aku masih menghormat dan
memandang mukamu!" Beng Tan menarik napas dalam-dalam. Akhirnya ia dapat
menenangkan diri dan sang isteri yang digamit agar tidak ikut
bicara disuruhnya diam. Sesungguhnya siapapun gentar
menyaksikan sikap Giam Liong ini. Si Naga Pembunuh akan
menerjang siapa saja yang berani menghalanginya, termasuk
dirinya sendiri. Dan karena Beng Tan tahu baik watak anak
angkatnya ini, pendiam namun bergemuruh maka ia coba
bersikap obyektif dan netral. Kedok Hitam memang terlalu
jahat dan tak patut dilindungi. Han Han, puteranya, belum
tahu benar watak laki-laki itu. Tapi karena ia juga dapat
memahami watak anaknya yang tak mungkin membiarkan
keberingasan membabi-buta di situ, anaknya terpengaruh iba
dan ngeri me lihat penderitaan Kedok Hitam, puteranya juga
benar maka ia berkata dengan suara datar, namun penuh
wibawa. "Giam Liong, akupun tak takut akan ancaman mu. Mati bagi
seorang gagah bukanlah apa-apa. Tapi karena urusan ini
sudah melibatkan kami, langsung atau tidak maka meskipun
kau benar tapi Han Han juga tidak salah. Diundang atau tidak,
bermaksud minta perlindungan atau tidak nyata-nyata kalian
telah datang di Hek-yan-pang. Nah, aku akan bersikap netral
di sini. Kau boleh mengemukakan segala alasanmu tapi
betapapun tentunya kau juga harus menghormat dan
menghargai hak kami, penguasa wilayah Hek-yan-pang. Dan
karena baik kau maupun Han Han sama-sama memiliki
kebenaran, aku tak akan campur tangan biarlah kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selesaikan urusan itu dengan Han Han. Aku akan berdiri di
luar, tidak memihak. Kalian selesaikan sendiri masalah itu
sebagaimana layaknya seorang gagah. Kau turuti kata-kata
Han Han atau Han Han siap menerima kemarahanmu!"
"Ayah tak menyuruh minggir Han Han?"
"Aku tak berhak menyuruhnya, Giam Liong. lapun benar
karena ia merasa sebagai pemilik wilayah ini. Tapi karena
kaupun juga benar bahwa kedatangan Kedok Hitam bukan
sebagai tamu melainkan sebagai orang yang minta
perlindungan, nah, Han Han rupanya hendak melindunginya


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

maka silahkan kauselesaikan urusan itu dengannya atau kau
tunggu di seberang sampai Kedok Hitam keluar!"
Giam Liong mengeluarkan erangan aneh. la terpukul oleh
kata-kata ini namun dilihatnya bahwa kata-kata itupun betul.
Sebagai pemilik Hek-yan-pang yang wilayahnya didatangi
orang tentu saja pemilik berhak mengusir atau menerima,
melawan atau me lindungi. Dan marah bahwa Kedok Hitam
sungguh licik, laki-laki itu tertawa dan terbatuk di sana, bukan
main bencinya Gram Liong maka pemuda itu membentak.
"Kedok Hitam, jangan buru-buru tertawa. Betapapun aku
akan membunuhmu. Kalau Han Han melindungimu bersyukurlah bahwa nyawamu masih diberi sedikit umur
panjang!" "Heh-heh.... ugh!" laki-laki itw tersedak, girang dan sejenak
dapat melupakan sakitnya. "Kau telah mendengar kata-kata
itu sendiri, Giam Liong. Hek-yan-pang membantuku. Kau
harus berhadapan dengan mereka dulu kalau ingin
membunuhku. Ugh.. jasa baik ini tentu tak akan kulupakan
dan kelak sri baginda akan kuberi laporan agar menganugerahkan pangkat besar!"
"Kau tak usah banyak mulut!" Beng Tan membentak dan
tak senang. "Hek-yan-pang tak pernah membela atau
melindungi orang jahat, Kedok Hitam. Yang berbuat di sini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
adalah puteraku sebagai pribadi, bukan membawa-bawa Hek-
yan-pang. Ia bergerak semata atas dasar perikemanusiaan,
rasa iba dan kasihannya melihat dirimu diancam bahaya!"
Laki-laki ini tertawa sumbang, la mengerang dan merintih
lagi merasakan sakitnya, duduk bersandar dan membalut luka-
lukanya, sendiri. Keadaannya mengenaskan dan siapapun
tentu kasihan. Memang benar kata-kata Beng Tan tadi.
Namun karena semua orang juga tahu bahwa laki-laki ini
amatlah jahatnya, culas dan curang maka tak ada yang
menolong dan Han Han yang melindungi dan membelanya
semata merasa ngeri dan bergidik me lihat keganasan Giam
Liong. Musuh yang sudah terpapas daun telinga dan
hidungnya masih juga dikejar-kejar, belum lagi beberapa
golok terbang yang menancap di pipi dan pundak. Ah, semua
ini membuat watak mulia Han Han bangkit. Ia tak dapat mem
biarkan kekejaman itu berlangsung di depan mata. Lain halnya
kalau Giam Liong menyiksa atau membunuh lawannya di luar
sana. Dan karena lain Han Han lain pula Giam Liong, masing-
masing pemuda itu mempunyai watak sendiri-sendiri maka
Giam Liong sudah berhadapan dengan calon lawannya ini.
Untuk kedua kali berhadapan sebagai musuh!
"Han Han," suara Giam Liong berat dan terdengar dingin,
kemarahannya masih tetap berkobar. "Apakah kau tetap
melindungi dan hendak membela jahanam ini" Apakah kau tak
dapat membiarkan aku menyelesaikan dendamku dan nanti
kita selesaikan urusan kita sendiri?"
"Maaf," Han Han menarik napas dalam-dalam. "Aku
melihatmu terlalu kejam dan tak berperasaan, Giam Liong.
Sungguh ngeri hatiku melihat apa yang kaulakukan kepada
lawanmu ini. Lihat, ia luka-luka dan sudah terpapas hidung
dan telinganya. Tapi masih juga kau kejar-kejar. Ia telah
bertobat dan minta ampun namun kau tetap juga
menyerangnya. Hm, aku tak dapat melihat semuanya ini dan
hatiku berontak. Kau tunggulah di luar sana kalau ingin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membunuh. Tapi kalau kau bersikeras dan hendak membunuh
di sini, ada aku di sini maka tentu saja aku tak akan tinggal
diam. Kau berada di wilayah Hek-yan-pang, wilayah ayah
ibuku. Harap kau tahu ini dan terserah mana yang hendak kau
pilih." "Baik!" Giam Liong bergetar menggerakkan Golok Mautnya,
mata mencorong bagai naga sakti, berkilat-kilat. "Kau dan aku
rupanya sama-sama teguh pendirian, Han Han, kita sudah
sama-sama tak ada titik temu. Mari selesaikan persoalan ini
secara gagah dan kau atau aku yang roboh memperebutkan
jahanam itu!" "Aku tak berebut. Aku hanya membela kebenaran sesuai
kata hatiku" "Tak usah banyak cakap. Cukup kita bicara. Han Han. kau
atau aku yang mati, awas...!" dan Golok Maut yang berdesing
menyambar Han Han, bergerak dengan kecepatan kilat tiba-
tiba sudah melesat dan bagai halilintar menyambar tahu-tahu
membabat leher pemuda ini. Giam Liong tak mau banyak
bicara lagi dan ia sudah berseru memperingatkan. Percuma
adu debat. Han Han akan membela pendiriannya seteguh dia
membela pendiriannya pula. Dan ketika Golok Maut bicara dan
inilah penyelesaian secare laki-laki, dia atau Han Han yang
roboh memperebutkan Kedok Hitam maka Han Han mengelak
namun golok mengejar juga, melompat tapi tetap diburu dan
yang diarah adalah lehernya. Kalau sudah begini Giam Liong
benar-benar seekor Naga Pembunuh, siapapun akan diterkam
dan dilahapnya. Dan karena serangan itu berbahaya dan dua
kali berkelit tetap juga dikejar, hawa dingin Golok Maut
membuat bulu kuduk meremang maka Han Han menangkis
dan untuk kedua kalinya dua senjata yang sama-sama ampuh
itu bertemu. "Cranggg!" Anak murid terpelanting. Han Han tergetar sementara Giam
Liong juga terhuyung, membentak dan maju lagi dan Beng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan maupun isterinya harus mundur dengan muka pucat. Swi
Cu menjerit kecil ketika puteranya tadi menangkis. Lelatu api
yang muncrat dari kedua senjata ditangan masing-masing
pemuda itu membuat yang lain berteriak. Apalagi dentang
senjatanya memekakkan telinga. Dan ketika selanjutnya Giam
Liong sudah menyerang dan membacok lagi, cepat dan
bertubi-tubi sementara lawan mengelak dan mundur
menangkis, denting demi denting terdengar lagi maka Swi Cu
terbelalak melihat puteranya itu.
"Han Han, pergunakan Pek-jit Kiam-sut. Cepat, jangan
mundur-mundur dan balas lawanmu itu!"
"Hm, benar," sang ayah juga gatal. "Pergunakan Pek-jit
Kiam-sut yang telah kaupelajari dari aku, Han Han. Jangan
terlambat atau nanti kau tak dapat menahan desakan
lawanmu!" Benar saja, Han Han tiba-tiba terdesak. Giam Liong yang
menyerang dengan kemarahan membubung tinggi sudah
langsung mengeluarkan jurus-jurus ampuh dari ilmu sillatnya
Golok Akherat, Im-kan-to-hoat. Didorong oleh semangat balas
dendamnya yang tinggi tiba-tiba membuat pemuda ini bagai
seekor harimau kelaparan, membacok dan menusuk dan
sebentar kemudian sudah berkelebatan mengelilingi lawan.
Dan karena sepak terjang atau tandang Giam Liong benar-
benar luar biasa, Golok Maut di tangannya itu benar-benar
berbahaya sekali maka Han Han terdesak dan pemuda yang
semula berkelit dan maju mundur dengan sering menangkis
itu menjadi pihak yang bertahan dan sang ibu sering menjerit
kalau Han Han hampir saja terlambat dan keserempet Golok
Maut. "Bret-bret!" Ujung baju dan mata kancing pemuda itu terbabat. Beng
Tan sendiri menahan napas dan hampir berteriak oleh
terlambatnya sang anak. Giam Liong sudah kesetanan. Dan
ketika Han Han menyadari keadaan dan pedang berkelebat ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekeliling penjuru, apa boleh buat dia harus melepaskan diri
dari kungkungan sinar golok akhirnya pemuda ini membentak
nyaring dan tiba-tiba mengeluarkan Hui-thian-sin-tiauwnya
(Rajawali Sakti Terbang Ke Langit). Ilmu ini adalah ilmu
meringankan tubuh dan hanya dengan cara itu ia dapat
melepaskan diri. Dan ketika benar saja tubuhnya melesat dan
terbang ke segala penjuru, gerakan atau tubuh Giam Liong
diikuti pemuda ini tiba-tiba saja Han Han sudah berubah
menjadi bayangan putih yang menyambar-nyambar naik
turun. "Giam Liong, keluarkan seluruh ilmu kepandaianmu!"
Giam Liong terbelalak. Lawan yang semula berada di balik
bayang-bayang Golok Mautnya mendadak keluar, melesat dan
lolos dan Hui-thian-sin-tiauw yang diperlihatkan lawannya ini
amatlah luar biasa. Han Han yang semula terkurung tiba-tiba
lepas. Namun karena Giam Liong juga bukan pemuda
sembarangan dan untuk menghadapi ini ia harus mengeluarkan ilmu saktinya Seratus Langkah, Pek-poh-sin-kun
maka Han Han berseru kaget ketika tiba-tiba Giam Liong
mencelat-celat dan ganti membayanginya dengan seruan
tinggi. "Han Han, jangan sombong. Aku juga mempunyai ilmu
serupa yang akan menandingi kecepatanmu.... sret-sret!" kaki
Giam Liong seperti karet, membal dan mencelat-celat dan Han
Han tentu saja terkejut. Ayah ibunya di sana juga terbelalak
dan Beng Tan menjadi kagum. Kiranya di tengah
pengembaraannya itu Giam Liong menambah ilmunya, maju
dan demikian mentakjubkan karena selama ini sang pendekar
belum melihat ilmu itu. Ilmu ini dipelajari Giam Liong dari kitab
kecil di sumur tua, peninggalan ayahnya yang dulu belum
sempat dipelajari. Kini pemuda itulah yang mempelajari dan
Ju-taihiap menjadi kagum. Kalau dulu mendiang Sin Hauw
menguasai ilmu ini tentu dia kalah. Peng Tan benar-benar
takjub. Tapi ketika Hui-thian-sin-kun ternyata mampu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengimbangi Pek-poh-sin-kun atau barangkali Pek-poh-sin-
kun yang berhasil menyamai Hui-thian-sin-tiauw, dua anak
muda itu bergerak sama cepatnya dengan tubuh menyambar-
nyambar maka siapapun akhirnya tak memperhatikan lagi si
Kedok Hitam yang perlahan-lahan mulai beringsut dari tempat
itu. Asyik dan tegangnya pertandingan dua pemuda ini
membuat yang lain-lain lengah. Mereka tak melihat betapa
Kedok Hitam menyelinap dan akhirnya menghilang, masuk ke
markas Hek-yan-pang dan di situlah laki-laki ini menyelamatkan diri. Ia tak tanggung-tanggung karena
memasuki kamar ketua, kamar Beng Tan pribadi. Dan ketika
dua pemuda itu bertempur kian sengit, laki-laki ini merintih
dan mengeluh di dalam kamar maka kebetulan seorang murid
memergokinya melihat-bercak-bercak darah di kamar ketuanya. "Heii..!" murid wanita itu menjerit. "Kau, Kedok Hitam"
Keluarlah, ini kamar ketua!"
Namun Kedok Hitam tertawa sengau. Ia tak dapat bicara
atau tertawa baik gara-gara hidungnya yang terpapas itu.
Namun karena kepandaiannya masih tinggi dan menghadapi
murid rendahan begini tentu saja ia masih terlalu lihai maka ia
menyambar dan murid wanita itu tahu-tahu di toloknya roboh.
"Kau... kau tolonglah aku. Carikan obat yang paling manjur
dan diamlah di sini bersama aku. Awas, jangan berteriak atau
nanti aku membunuhmu!"
Murid wanita ini menggigil. Ia roboh sekali ditotok dan
pucatlah, mukanya melihat wajah mengerikan itu. Sadarlah
dia bahwa Kedok Hitam masih terlalu lihai.
Namun karena ia tak berdaya dan laki-laki itu rupanya
hanya ingin minta tolong, membebaskan totokannya dan
berkata agar dia diam maka murid wanita yang cantik dan
berkulit halus ini gemetar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku... aku tak akan berteriak. Tapi... tapi lepaskan
cengkeramanmu di punggung!
"Kau mau, rpenolongku" Kau mau membantu aku
mengobati luka-lukaku?"
"Mmm.... mau, Kedok Hitam. Tapi lepaskan tanganmu. Aku
kesakitan!" "Baik, dan berdiam di sini dulu bersama aku. Jangan
macam-macam atau nanti kubunuh!"
"Tapi kita di kamar ketua. Aku takut!"
"Bodoh. Justeru di kamar ini banyak obat-obat mujarabnya.
Heh, carikan obat untuk luka-luka luarku, nona. Dan siapa
namamu-!" "Aku... aku Thio Leng. Kau jangan membuat aku takut!"
"Heh-heh, aku tak pernah membuat kau takut. Asal kau
menurut dan memenuhi perintah-perintahku maka tak perlu
aku menakutimu. Hayo, bantu aku dan carikan obat pengering
luka. Luka-lukaku masih berdarah."'
Thio Leng, anak murid wanita itu mengangguk. Ia agak
besar hati dan lega karena Kedok Hitam yang dikabarkan jahat
ini ternyata baik-baik saja. Hanya ia merasa seram oleh luka-
luka di tubuh dan mukanya itu. Jijik juga melihat hidung dan
daun telinga yang putus. Namun karena orang tak berbuat
jahat dan ia dimintai tolong, iba dan kasihannya muncul maka
iapun membantu dan mencarikan obat. Semua itu ia temukan
di kamar ketua dan dengan cepat ia mengolesi semua luka-


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

luka itu. Benar saja, luka-luka itu mengering, cepat sekali.
Darah tak mengucur lagi namun gadis ini tak tahu betapa
sejak tadi gerak-geriknya diperhatikan. Sorot mata aneh
memancar dari balik si Kedok Hitam. Lengan dan jari-jari lentik
menjadi perhatiannya. Dan ketika gadis itu juga harus
membungkuk untuk mengobati luka di pundak dan pangkal
lengan, rambut dan pundaknya yang harum merangsang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
birahi maka Kedok Hitam tiba-tiba tertawa dan secepat kilat
menotoknya roboh. "Cukup, lukaku sembuh. Heh-heh, kau cantik sekali, anak
manis. Aku tiba-tiba jatuh cinta kepadamu!"
Gadis ini menjerit, la kaget dan berteriak tapi Kedok Hitam
bergerak lebih cepat. Urat gagu gadis itu ditotok. Dan ketika
Thio Leng meronta namun roboh di paha laki-laki ini, Kedok
Hitam merasa aman dan lega di kamar itu maka laki-laki yang
semalam ketakutan dan lari dikejar-kejar Giam Liong ini minta
imbalannya. Hiburan segar!
"Heh-heh, tak usah meronta atau berteriak, T hio Leng. Aku
telah menotokmu. Aih, kulitmu begini segar dan halus. Dan
tubuhmu, aduh... mengilar aku. Kau masih perawan!"
Thio Leng pucat pasi. Ia tak menyangka dan menduga
bahwa Kedok Hitam yang semula dianggapnya baik tiba-tiba
berobah menjadi srigala lapar. Laki-laki itu terkekeh dan
tawanya yang bindeng tak keruan membuatnya ketakutan.
Kalau ada petir menyambar, rasanya ia lebih baik mati
disambar, bukan roboh di tangan laki-laki ini. Dan ketika
Kedok Hitam menggerayangi tubuhnya dan mulai membuka!
kancing-kancing bajunya, mencium dan mendengus maka
murid Hek-yan-pang yang sial ini terbelalak lebar-lebar. Ia
melotot dan menangis namun suara yang dikeluarkan kuat-
kuat untuk berteriak dan menjerit tak mau keluar. Ia benar-
benar tertotok luar dalam. Tubuh dan urat gagunya lumpuh.
Dan ketika dengan mata terbelalak ia mulai ditelanjangi,
Kedok Hitam tertawa dan membenamkan mukanya di dada
gadis itu maka Thio Leng seakan pingsan merasa remasan-
remasan kasar di tempat terlarang, la menangis dan menjerit
namun tak ada suara keluar. Ia meronta dan menggelepar
namun tubuh diam saja menerima terkaman-terkaman lawan.
Dan ketika jerit tertahan terdengar di situ, gadis ini merasakan
sakit yang luar biasa tiba-tiba gadis itu pingsan dan Kedok
Hitam beringas mengerjai korbannya. Laki-laki ini benar keji
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan rupanya kehidupan di istana tak dapat ditinggalkannya. Di
sana setiap perempuan gampang saja diambil. Bahkan selir-
selir kaisar sekalipun. Dan ketika ia tertawa-tawa menggagahi
korbannya, iblis benar-benar memasuki tubuhnya maka laki-
laki ini lengah akan keadaan sekeliling. Ia dengan buas tengah
melahap gadis manis itu. Rasa aman dan lega bahwa Giam
Liong dihadapi Han Han, juga Beng Tan dan isteri serta murid-
muridnya kalau Giam Liong berani bertindak kelewatan
membuat laki-laki ini lupa daratan. Ia begitu mabok
mempermainkan korbannya. Begitu keji memperkosa dan
menggagahi murid Hek-yan-pang ini sampai pingsan berkali-
kali. Thio Leng sadar dan menjerit lagi setiap siuman, gadis itu
seolah gila. Dan ketika totokan akhirnya buyar, pengaruh
totokan itu tak dapat lama karena tenaga Kedok Hitam
Sepasang Pedang Iblis 15 Pedang Kilat Membasmi Iblis Karya Kho Ping Hoo Pendekar Bayangan Setan 7
^