Pencarian

Naga Pembunuh 5

Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara Bagian 5


memujiku lalu maka tentu kau menghina. Nah, apalagi itu
kalau bukan demikian!"
"Eh, aku tidak menghina..."
"Kalau begitu harus memuji!"
"Lho, bukankah nanti dianggap kurang ajar?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa kurang ajar" Kalau kau memujinya dengan tulus dan
matamu tidak me lotot tentu kau tak akan kuanggap kurang
ajar, Han Han. Tapi kalau kau tidak memuji dan mengatakan
sebaliknya maka kau justeru menghina aku!"
"Nona...." Han Han bingung. "Aku, eh .... bagaimana ini"
Bagaimana tiba-tiba semuanya kaubuat jungkir balik begini"
Aku bingung, aku tak mengerti...."
"Kau memang bodoh, sombong. Kalau tidak mengerti ya
sudah. Aku tak mau lagi bicara denganmu dan terima kasih
kalau kau membebaskan aku!" dan berkelebat menahan tangis
tiba-tiba gadis itu meninggalkan Han Han yang melongo
keheran-heranan, Han Han benar-benar jadi bingung dan tak
mengerti akan sikap gadis ini yang aneh. Tapi begitu gadis itu
meloncat terbang mendadak pita rambut si gadis terlepas
tanpa diketahui pemiliknya. Han Han berkelebat dan
menyambar ini. Dan ketika dia berseru dan mengejar maka
Han Han sudah melayang dan berjungkir balik di depan gadis
itu, menghadang. "Tunggu, ada sesuatu yang ketinggalan!"
Namun gadis itu ternyata marah. Baru saja Han Han
menginjakkan kakinya sekonyong-konyong dia membentak
dan menyerang, tangan kirinya menyambar dan langsung ke
pipi Han Han. Han Han terkejut tapi tidak mengelak. Dan
ketika gadis itu juga terkejut karena tamparannya mendarat
maka Han Han terpelanting dan caping bambunya mencelat.
"Plak!" Gadis itu tertegun. Han Han sudah meloncat bangun dan
pita merah itu diperlihatkan, pipinya merah kena tapak lima
jari. Gadis itu terkejut. Dan ketika Han Han melangkah maju
dan menggigil menyerahkan pita itu, berkata bahwa dia
hendak menyerahkan barang milik si nona maka gadis ini
mengeluh dan tidak menerima pita rambutnya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau... kenapa tidak mengelak" Kenapa tidak menangkis"
Bukankah kepandaianmu jauh lebih tinggi daripada aku" Ah,
kau lagi-lagi menghina aku, Han Han. Kau membuat malu.
Kau sombong!" dan gadis itu yang mengguguk dan melempar
tubuh di tanah lalu menangis sejadi-jadinya dan menganggap
Han Han merendahkannya. Pemuda itu membuatnya malu
karena membiarkan tamparan mendarat di pipi, padahal
maksudnya hendak menyerahkan pita rambut. Dan ketika Han
Han kembali bingung karena dia disalahkan, aneh sekali, maka
Han Han tersenyum pahit dan duduk di sebelah gadis itu,
melempar tubuhnya. "Nona, kau aneh sekali. Kau membuat aku kebingungan.
Kalau aku salah maafkanlah, aku sama sekali tidak bermaksud
menghina atau merendahkanmu..."
Gadis itu tak menjawab, meneruskan tangisnya.
"Hm," Han Han menyerahkan kembali pita rambut itu.
"Kalau kau masih marah boleh serang aku lagi, nona. Kau
tamparlah, atau..." "Nona... nona!" gadis itu membentak, tiba-tiba me lompat
bangun. "Kalau kau terus memanggilku nona-nona begitu tak
usah kau tanya nama, Han Han. Apa gunanya aku
memberitahukan kalau kau masih bernona-nonaan segala!"
Han Han tertegun. "Kau sudah tahu namaku, bukan" Atau kau mau membuat
malu aku lagi?" "Hm," Han Han bangkit berdiri. "Kalau begitu harus
bagaimana" Apa yang harus kuperbuat?"
"Kau tak usah tanya. Kau sudah tahu namaku Yu Yin. Nah,
tak usah nona-nonaan segala dan kau dapat menyebutku
seperti itu!" Han Han mengangguk-angguk, akhirnya tersenyum.
"Baiklah," katanya. "Aku tak akan nona-nonaan lagi. Kusebut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
namamu begitu saja. Hm, kau aneh, Yu Yin. Mudah marah
dan berang. Tapi, ah., aku jadi bingung!"
"Kenapa bingung" Semua sudah jelas, kau sudah menanya
namaku dan sudah tahu. Bingung apalagi?"
"Hm, aku bingung akan sikapmu ini. Sebentar marah tapi
sebentar kemudian tertawa..." Han Han teringat ketika gadis
itu terkekeh, di saat dia menanya nama padahal baru saja
marah-marah karena keselio. Dan ketika gadis itu tersenyum
dan tiba-tiba tertawa lebar, aneh sekali, maka Han Han
disemprot dan dibodoh-bodohkan.
"Kaulah yang tolol. Kenapa tidak mengetahui watak wanita
hingga membuat aku marah-marah. Sudahlah, asal kau baik-
baik tentu aku tak akan marah. Eh, kau sendiri bagaimana,
Han Han" Kenapa tidak menyenangi orang tuamu" Hayo
sekarang gentian, kau yang bercerita!"
Han Han tiba-tiba menarik napas dalam, murung,
menyambar dan mengenakan capingnya kembali. "Kau sudah
tahu bahwa aku putera ketua Hek-yan-pang, tapi aku tidak
tahu siapa ayah atau ibumu. Masa aku harus bicara" Kau
belum lengkap menceritakan ceritamu, Y u Yin. Siapa ayahmu
dan kenapa kau tampaknya membencinya."
"Aku memang benci ayahku. Dia tak pernah menghiraukan
aku!" "Hm, siapa ayahmu?"
Gadis itu berkerut kening, terisak. "Aku tak suka bicara
tentang dia, Han Han Harap kau memakluminya. Aku tak
suka!" "Kalau begitu tak apa. Tapi yang jelas tentu ayahmu
seorang yang berkepandaian tinggi..."
"Memang kepandaian ayah amat tinggi!" gadis itu tiba-tiba
bangga, bersombong. "Dan barangkali ayahmu sendiripun tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat mengalahkan ayahku, Han Han. Tapi, ah... sudahlah.
Aku tak suka bicara tentang dia!"
Han Han tertegun. Dia menjadi terkejut dan setengah
percaya setengah tidak akan kata-kata atau omongan gadis
ini. Tapi bahwa gadis itu memang berkepandaian tinggi dan
kalau bukan dia barangkali memang susah menundukkan
maka Han Han tertarik tapi menahan keinginan tahunya, Yu
Yin telah menyatakan tak suka membicarakan ayahnya. Kalau
dia mendesak dan terus bicara tentu gadis itu bakal marah-
marah lagi, dan dia tentu bakal bingung! Maka daripada
membuat si gadis marah dan tak senang akhirnya Han Han
memendam keinginan tahunya itu dan kembali menarik napas
dalam. "Baiklah, aku tak akan bertanya lagi, Yu Yin. Kita tak usah
bicara tentang ayahmu itu. Kita sebaiknya bicara yang lain
saja." "Ya, tentang kau. Kenapa kau tidak menyenangi ayah
ibumu dan kelihatannya sama dengan aku!"
"Aku diusir, maksudku seperti diusir..."
"Apa" Kau diusir" Gilakah ayah ibumu itu?"
"Tidak," Han Han menggeleng. "Melainkan sekedar marah
atas sikapku saja, Yu Yin. Maksudku, hmm... ada sesuatu yang
tak disukai ayah ibuku dengan perbuatanku."
Gadis itu terbelalak, tiba-tiba memandang tajam. "Kau main
wanita?" Han Han terkejut, muka tiba-tiba semburat merah. "Tidak,
justeru aku tak pernah bergaul dengan wanita!"
"Hm!" gadis itu tiba-tiba berseri, lega "Sudah kuduga tak
mungkin itu, Han Han. Kau pendiam dan sorot matamupun
tidak berminyak seperti laki-laki lain!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Berminyak?" Han Han heran. "Berminyak bagaimana, Yu
Yin?" "Kau tak mengerti" Benar-benar tak mengerti?"
"Tidak." "Kalau begitu bagus. Kau memang pemuda yang baik dan
rupanya benar-benar jujur. Maksudku adalah mata berminyak
itu mata yang suka melotot dan memandang wanita secara
kurang ajar. Mereka itu, cih.., laki-laki tak tahu malu itu, kalau
memandang wanita pasti terkandung maksud kotor di hati.
Nah, itulah yang kumaksud dan aku pasti menghajar laki-laki
demikian karena di sepanjang jalan banyak kualami hal itu!"
"Hm-hm!" Han Han mengangguk-angguk. "Kiranya begitu,
Yu Y in. Baiklah, aku mengerti. Tapi aku selama ini tak pernah
melakukan itu..." "Ya-ya, aku percaya!" gadis itu tertawa. "Kalau tidak tentu
tak mau aku berdekatan denganmu, Han Han. Karena itu aku
dapat melihatmu sebagai pemuda yang tidak jelalatan dan
baik terhadap wanita!"
Han Han tersenyum pahit. "Lalu?"
"Lalu apanya" Kau yang harus melanjutkan ceritamu!"
Han Han tertawa. "Yu Yin, aku sendiri kurang suka
menceritakan apa yang kuperbuat itu, apa yang membuat
ayah ibuku tak senang. Dan karena kau juga tak suka
menerangkan atau bicara tentang ayahmu maka aku juga tak
senang kalau bicara tentang ini."
"Sompret!" gadis itu memaki. "Kau membalas aku, Han
Han. Kau membuatku penasaran!"
"Sama seperti aku yang juga penasaran akan ceritamu
yang tidak kau lanjutkan," Han Han tertawa. "Kita satu-satu,
Yu Yin. Tapi sebenarnya aku tidak bermaksud membalas.
Aku... aku memang enggan menceritakan itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yu Yin tertegun. Han Han tiba-tiba menunduk sedih dan
wajah yang tampan gagah itu mendadak muram. Gadis ini
melihat kesungguhan Han Han dan tergetarlah dia ketika Han
Han tiba-tiba menitikkan dua a ir mata! Dan ketika dia terkejut
dan Han Han bangkit berdiri, menggigit bibir maka pemuda itu
berkata bahwa dia ingin melanjutkan perjalanan.
"Aku pikir cukup perkenalan kita. Kau tentu memiliki
keperluan sendiri. Nah, selamat berpisah, Yu Yin. Aku tak mau
kau ikut berduka mendengar ceritaku."
"Nanti dulu!" gadis ini tersentak, bangun melompat. "Aku
sendiri tak memiliki keperluan apa-apa, Han Han. Aku berjalan
tak tentu tujuan. Kalau boleh kita jalan bersama-sama karena
kita rupanya senasib sependeritaan!"
Han Han terkejut. "Apa, jalan bersama-sama" Laki-laki
perempuan?" Yu Yin juga terkejut, tiba-tiba rupanya sadar. Tapi ketika
dua pasang mata mereka bentrok dan Yu Yin merah padam
maka gadis ini menunduk dan terisak. "Maaf, aku.... aku tidak
memikir itu, Han Han. Aku hanya ingin bersamamu dan
melanjutkan bercakap-cakap. Tapi, sudahlah.... nanti aku
kauanggap gadis tak tahu malu dan kau benar. Baiklah, kita
berpisah dan mudah-mudahan bersua lagi!" dan Yu Yin yang
berkelebat dan mendahului Han Han tiba-tiba memutar
tubuhnya dan meloncat pergi. Han Han tertegun dan tiba-tiba
dia merasa kehilangan. Dia yang akan mendahului mendadak
didahului. Tapi ketika dia hendak memanggil dan diurungkan,
dia sendiri telah menyatakan tak mau bersama maka pemuda
itu menarik napas dalam dan entah kenapa tiba-tiba ada
sesuatu yang perih di hatinya, seolah perpisahan itu membuat
luka! Dan ketika Han Han tertegun dan memandangi gadis itu
sampai lenyap di sana maka Han Han mematung dan tidak
bergerak. Aneh, Han Han mendadak menjadi bingung. Dia yang
semula mau meninggalkan gadis itu tiba-tiba saja merasa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berat ditinggalkan. Dan karena perkenalan mereka rupanya
telah membawa sesuatu yang hangat, indah, tiba-tiba Han
Han memejamkan mata karena mendadak dia ingin mengikuti
gadis itu. Kepergian Y u Yin mendadak menimbulkan semacam
rindu" Han Han terkejut dan gemetar. Dan ketika kakinya juga
ingin melangkah dan mengejar gadis itu, mendadak, tanpa
sadar, Han Han bergerak dan memanggil gadis itu.
"Yu Yin...!" Namun si gadis telah lenyap. Yu Yin telah keluar hutan dan
aneh sekali Han Han tiba-tiba mengeluh. Dorongan kuat untuk
mengejar dan menyusul gadis itu tiba-tiba tak dapat ditahan
lagi. Han Han berkelebat dan mengejar dengan cepat. Dan
ketika Han Han melihat bayangan gadis itu di depan sana,
terisak, maka Han Han terguncang dan tak sadar bahwa
panah asmara mulai menancap di hatinya. Pemuda ini
mengeluh namun meneruskan larinya, bergerak dan kian
mendekati si gadis. Tapi teringat bahwa Y u Yin sedang marah,
tentu tak suka dia mengejar maka Han Han memperlambat
larinya dan akhirnya menguntit secara diam-diam. Dan begitu
Han Han mengikuti dan menggigit bibir, bingung kenapa tiba-
tiba dia tak dapat ditinggalkan gadis itu maka si nona yang
menangis dan tak tahu diikuti Han Han telah meneruskan
larinya ke selatan. "Berhenti!" pada hari ketiga Han Han mendengar sebuah
bentakan di tepian sungai. Malam tadi dia melihat Yu Yin tidur
di hutan, di atas pohon. Han Han merasa kasihan dan ingin
mendekat namun tak berani, tidur di atas pohon yang lain
namun tak terlalu jauh dari si nona. Han Han sekalian
menjaga kalau-kalau ada binatang buas menyerang gadis itu,
ular umpamanya. Tapi ketika ma lam dilewatkan dengan
tenang dan menjelang terang tanah dia mendengar suara
berkeresekan dan Yu Yin bangun, dia ikut bangun dan
memperhatikan secara diam-diam ternyata gadis itu mencuci
muka dan berangkat lagi. Han Han juga harus bergerak cepat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau tak ingin ketinggalan. Gadis itu kini menyusuri sebuah
sungai dan matanya berkali-kali menengok ke kiri kanan,
seolah ada yang dicari. Han Han harus sering menarik
kepalanya kalau kebetulan gadis itu menengok ke belakang
pula. Dan ketika pagi itu si nona bertemu dengan
serombongan orang yang membentaknya kasar, seorang laki-
laki brewokan sudah melompat dan menghadang di depan
maka Han Han melihat gadis itu terkejut dan berkerut kening,
namun tidak kelihatan takut.
"Siapa kalian, dan mau apa!" Han Han bersinar mendengar
gadis itu mendahului lawan. Belasan laki-laki itu, yang muncul
dan

Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyeruak rerumputan sungai kiranya sengaja bersembunyi dan kini memperlihatkan diri untuk mencari
setori. Mereka rata-rata berwajah kasar dan bengis, sikap atau
gerak-gerik mereka seperti perampok-perampok rendahan
yang diam-diam membuat Han Han mendengus. Sekarang
Han Han mulai tahu mana orang baik-baik dan mana bangsa
penyamun atau perampok. Han Han tak khawatir dan percaya
kepada Y u Y in. Dan ketika gadis itu bertanya dan mendahului
si brewok, yang tertegun dan membelalakkan mata maka laki-
laki itu mendengar teman-temannya tertawa.
"Ha-ha, kau didahului, It-twako. Gadis ini bertanya kau
mau apa!" "Ha-ha, jawab saja bahwa kau mau mengambil bini.
Sambar gadis itu dan berikan cium sebagai tanda mata!"
Si brewok tertawa lebar. Akhirnya dia juga tertawa setelah
teman-temannya tadi tertawa. Mereka mengejek dan
merendahkan Y u Y in, tak melihat sinar mata gadis itu berkilat
bagai seekor harimau betina yang siap menyergap mangsa.
Namun ketika Yu Yin menunggu dan si brewok berhenti
tertawa, mengangkat tangannya tinggi-tinggi maka dia
berseru, "Heh, aku adalah It Bong, penjaga atau penguasa sungai
It-kiang. Tidak tahu-kah kau bahwa yang lewat harus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membayar pajak, nona" Kau datang tanpa ijin, harus memberi
upeti atau pajak sesuai peraturan di sini. Nah, katakan kau
mau ke mana dan kenapa pagi-pagi begini muncul di sungai
It-kiang!" "Hm, kau kiranya perampok" Buaya bajak sungai?" Yu Yin
mendengus. "Minggir, brewok. Atau kupecahkan kepalamu
nanti!" "Wah, It-twako mendapat macan galak. Ha-ha, ketanggor
kau, twako. Hajar dan tangkap saja gadis ini!"
"Benar, dan telanjangi tubuhnya. Dia telah menghina It
Bong-twako!" Si brewok terbelalak lebar. Dia dimaki dan tak dipandang
mata lawannya, Yu Yin menyuruh dia minggir sementara
dirinyapun dikata sebagai buaya sungai. Dan ketika laki-laki itu
terkejut dan heran serta kaget, tak menyangka gadis secantik
ini berani kepadanya padahal sendirian saja tiba-tiba laki-laki
itu tertawa bergelak dan merasa lucu!
"Ha-ha, ini rupanya betina yang kucari-cari, kawan-kawan.
Sudah lama aku tak menemukan calon bini segarang ini. Ah,
kalian benar. Dia harus ditangkap dan ditundukkan. Hayo,
kalian maju dan tangkap dia, tapi jangan ditelanjangi!"
Yu Yin berkilat marah. Si brewok yang tiba-tiba mundur dan
tidak marah sekonyong-konyong sudah menyuruh teman-
temannya maju. Kiranya dia adalah sang pemimpin dan benar
mereka semua adalah perampok, atau bajak-bajak sungai
yang kini sedang naik ke darat, mungkin karena melihat
dirinya tadi. Dan ketika Yu Yin marah dan berkilat matanya,
melihat dua laki-laki di belakang si brewok meloncat dan
menubruk maju tiba-tiba tanpa banyak bicara gadis ini
bergerak dan..... kakipun menendang dua kali tepat mengenai
dada lawannya, yang langsung muntah darah.
"Haiikkk.... bluk-dess!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang lain terkejut. Yu Yin bergerak luar biasa cepat ketika
dua orang tadi menubruk, menyelinap dan lewat di bawah
ketiak mereka untuk akhirnya membalik dengan tendangan
kilatnya. Semua itu berlangsung amat cepat dan tahu-tahu
dua laki-laki itu berteriak dan roboh terlempar. Mereka muntah
darah. Dan ketika semua terkejut karena Yu Yin membuat dua
laki-laki itu pingsan, dalam segebrakan saja maka gadis itu
bergerak dan meneruskan serangannya kepada si brewok,
juga yang lain-lain. "Kalian perampok-perampok hina. Rupanya pagi-pagi
belum mendapat sarapan. Nah, terima ini, tikus-tikus busuk.
Dan enyahlah kalian ke dasar neraka!" dan Yu Yin yang
berkelebat dan sudah bergerak cepat, menyerang dan
menendang si brewok tiba-tiba membuat laki-laki itu berteriak
karena terlempar pula. Selanjutnya gadis ini berkelebatan
seperti walet menyambar-nyambar, belasan orang itu dihajar
dan dibuatnya jatuh bangun. Dan ketika mereka menjerit dan
terlempar ke sana-sini, tak keruan, maka Yu Yin sudah
memporak-porandakan lawan-lawannya sekejap saja. Gadis
itu tak mau memberi ampun karena si brewok dikejar dan
akhirnya diberi tendangan lagi, mencelat dan tercebur ke
sungai. Dan ketika yang lain juga kalang-kabut dan terguling-
guling tak sempat mencabut senjata, gerakan Yu Yin amat
luar biasa cepatnya maka mereka yang berkaok-kaok dan
berteriak tak keruan-keruan itu mendadak meneruskan
gerakannya dan.... mencebur ke sungai pula.
"Byur-byurr...!"
Yu Yin tertawa menghina. Belasan orang itu akhirnya jatuh
ke air, yang pingsan atau luka-luka disambar temannya untuk
dijauhkan dari gadis ini. Dan ketika semua selulup dan
berenang ketakutan maka mereka sudah menyeberangi sungai
itu dan merah padam di sana.
"Keparat, jahanam terkutuk. Gadis siluman!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yu Yin mengerutkan kening. Orang-orang itu yang kini
berada di seberang ternyata masih berani memaki-makinya.
Mereka mengacung-acungkan tinju sementara si brewok
sendiri basah kuyup mengamangkan golok. Gemas dan
mengancam, tapi tak berani maju. Dan ketika Yu Yin
mendongkol dan marah, orang-orang itu menghinanya di sana
tiba-tiba dia menggerakkan ujung kakinya dan belasan kerikil
hitam melesat dan menyambar orang-orang itu, termasuk si
brewok. "Tak-tak.... aduhh!"
Brewok dan teman-temannya terpelanting. Mereka melempar tubuh sambil menjerit-jerit, kepala atau hidung
mereka bengkak sebesar telur ayam, Yu Yin mengerahkan
kepandaiannya untuk menendang dari jauh, mempergunakan
kerikil-kerikil hitam itu. Dan ketika orang-orang itu menjerit
dan lari lintang-pukang, dari seberang masih juga dapat
dihajar gadis siluman itu maka mereka berkaok-kaok dan
meninggalkan tepian. Yu Yin tertawa dan sejenak melupakan
kesedihannya sendiri. Dia telah menghajar orang-orang itu.
Namun ketika gadis ini hendak meninggalkan sungai dan
meneruskan perjalanan, mencari-cari sesuatu mendadak
sebuah perahu meluncur tanpa penumpang.
Yu Yin terkejut dan tertegun. Perahu itu melawan arus dan
aneh sekali justeru mendatangi dirinya. Perahu itu terus
bergerak dan maju dengan cepat, seolah di-kemudikan
siluman. Dan ketika perahu itu berhenti dan tepat berada di
depannya, hal yang membuat gadis ini mengkirik dan
merinding, perahu itu seolah perahu siluman maka Yu Yin
terbelalak melihat sepotong papan berisi tulisan untuknya:
Nona benar-benar gagah. Silahkan naik perahu ini untuk
menerima kagum dari kami, orang-orang Ang-liong-pang
(Perkumpulan Naga Merah).
Yu Y in tertegun. Perahu itu bergoyang-goyang dan kiranya
merupakan semacam barang undangan yang aneh. Gadis itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terkejut karena mendengar Ang-liong-pang adalah perkumpulan bajak yang amat ditakuti, kalau tidak salah
dipimpin oleh sepasang kakak beradik Ang-liong Twa-mo dan
Ang-liong Ji-mo, dua laki-laki yang dikabarkan lihai dan
memiliki ilmu pukulan Ang-liong-kang, sejenis pukulan yang
mengandalkan tapak tangan berbisa yang amat ganas. Tapi
karena Yu Yin adalah gadis yang tak kenal takut dan justeru
dia "mencari mati" untuk membebaskan diri dari kekecewaan
terhadap ayahnya maka begitu mendengus dan mengeiuarkan
tawa dari hidung tiba-tiba tanpa banyak bicara lagi gadis ini
melompat dan sudah memasuki perahu.
"Ang-liong-pang, aku memang bukan orang penakut. Kalau
kalian ingin mengenai nonamu tentu saja aku datang. Nah,
mari kutemui kalian dan lihat siapa yang mau banyak
tingkah!" Yu Yin berseru sambil sudah mematahkan sebuah dahan,
maksudnya adalah untuk mengayuh atau mengemudikan
perahu itu. Tapi ketika perahu bergerak dan tahu-tahu sudah
meluncur ke hilir, mendahului gadis itu yang hendak
mendayung maka Yu Yin kaget karena tiba-tiba kakinya
terpeleset oleh gerakan perahu yang oleng ke kiri kanan,
cepat sekali. Dan begitu dia berada di dalam perahu tiba-tiba
saja gadis ini mendengar kecipak perlahan di bawah lantai
perahu dan kiranya dua orang menjalankan perahu itu dari
bawah, mendorong sambil menyelam!
"Hei, keparat. Kiranya kalian di s itu!"
Namun Yu Yin dibuat sibuk mempertahankan diri. Perahu
yang disangka perahu siluman itu ternyata dikemudikan dua
orang penyelam yang amat lihai. Mereka betah di dalam air
tanpa memperlihatkan diri, mendorong dan meluncur seperti
ikan. Dan karena perahu sudah mengikuti aliran sungai dan
gerakannya luar biasa cepat, karena didorong pula oleh arus
air yang kuat maka Yu Yin berkali-kali mengeluarkan teriakan
kaget karena tubuhnya miring ke kiri kanan dipermainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerakan perahu yang oleng ke sana ke mari, tajam dan miring
di mana berkali-kali bibir perahu nyaris menyamai permukaan
air. Yu Yin tak pandai berenang dan karena itu terpekik-pekik
marah dipermainkan dua penyelam ini. Mereka mendorong
dan mempermainkan perahu hingga nyaris gadis ini terguling.
Kalau Yu Yin tidak meloncat-loncat atau berpegangan pada
bibir perahu yang tinggi tentu dia sudah kecebur! Dan ketika
gadis itu marah karena perahu kini memasuki aliran sungai
yang deras, yang membuat gadis itu terbelalak dan pucat
maka Yu Y in menggerakkan dahan pohon di tangannya untuk
menghajar penyelam di sebelah kiri, yang saat itu kebetulan
menongolkan kepalanya. "Dess!" Penyelam itu menjerit. Rupanya dia tak menyangka karena
Yu Yin sudah dibuatnya sibuk mempertahankan keseimbangan
tubuh, agar tidak kecebur di air. Maka begitu senjata di
tangan gadis itu menyambar dan mengenai kepalanya, keras
sekali, maka laki-laki itu berteriak dan seketika melepaskan
pegangannya. Perahu meluncur dan kini tinggal dikuasai
seorang penyelam saja. Yu Yin mengerahkan sin-kang di
kakinya hingga kini kakinya itu me lekat di lantai, tak bakalan
membuat dia terlempar atau meloncat-loncat lagi. Itulah
semacam ilmu cecak yang dapat membuat gadis ini bertahan,
paling-paling hanya pinggang ke atas yang terayun-ayun ke
kiri kanan, mengikuti gerakan perahu yang diolengkan atau
dipermainkan lawan di bawah. Dan begitu Yu Yin berhasil
menghantam lawan pertama, tinggal penyelam yang satunya
lagi maka gadis itu sudah bergerak dan mengincar penyelam
yang ini. Tapi lawan rupanya marah. Yu Yin yang menghajar
dan membuat temannya tadi menjerit kesakitan tiba-tiba
membuat penyelam ini mengguncang perahu. Perahu yang
sudah oleng ke kiri kanan itu kini miring dan bergerak-gerak
dengan hebat. Arus semakin deras dan sudah ada yang
masuk. Gadis itu terkejut. Dia tetap melekat tapi ketika perahu
nyaris terguling apa boleh buat dia harus melepas ilmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cecaknya itu, meloncat dan berjungkir balik tinggi. Dan ketika
dia hinggap dan menyentuh bibir perahu yang lain, yang baru
saja diinjaknya maka lawan menggulingkan bagian ini dan Yu
Yin dipaksa lagi untuk meloncat menyelamatkan diri, begitu
berkali-kali. Dan karena hal ini membuat air masuk semakin
banyak dan Yu Yin juga semakin pucat, marah sekali maka
gadis itu tiba-tiba membentak ketika lawan muncul dan
membalikkan badan perahu.
"Haiii.... des-crep!"
Kejadian itu berlangsung cepat. Yu berjungkir balik dan
melontar senjata di tangannya, tepat sekali mengenai leher
orang hingga laki-laki itu menjerit dan terguling, melepaskan
perahunya. Tapi karena perahu sendiri sudah dibalik dan
tengkurap, Yu Yin berteriak karena tak mungkin dia
mengemudikan perahu yang seperti itu maka dia melepas
sebuah tendangan ketika hinggap di perut perahu yang
terbalik ini, menjerit dan gugup karena se lanjutnya perahu itu
meluncur mengikuti arus, menabrak batu-batu hitam dan
akhirnya hancur bertemu sebuah batu karang, remuk
berkeping-keping dan Yu Yin meloncat tinggi berjungkir balik
ke batu ini, ngeri dan pucat karena dia sudah sendirian di
tengah sungai yang deras. Tak ada perahu yang dapat
menyeberangkannya! Tapi ketika gadis itu terbelalak dan
pucat serta marah maka terlihat tiga perahu merah
mendatanginya dari arah depan, menentang arus.
"Ha-ha, selamat datang, nona. Jangan khawatir, kami akan
menjemputmu!" Yu Yin berkilat-kilat. Dia tahu bahwa itu pasti orang-orang
Ang-liong-pang, teman-teman dari dua penyelam yang sudah
dihajarnya tadi. Tapi ketika dia menunggu dan bersiap-siap,
girang dan akan menghajar orang-orang itu, yang berperahu
dengan cepat menentang arus tiba-tiba saja mereka berhenti
beberapa tombak mengelilingi batu karang di mana Yu Yin
berada. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona, kami dari Ang-liong-pang diutus pangcu (ketua)
untuk menjemputmu. Lompatlah, kami akan membawamu ke
sana dan menerima kagum!"
Yu Yin marah. "Kalian punya otak atau tidak" Masa jarak
demikian jauh aku disuruh melompat" Dekatkan perahumu ke
mari, tikus-tikus busuk. Atau kalian semua nanti kuhajar!"


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ha-ha, nona sudah berhasil menyelamatkan diri dari dua
penyelam kami yang lihai, dan nona juga tak sampai jatuh ke
air. Ah, ini menunjukkan kepandaianmu yang tinggi, nona.
Silahkan lompat dan kami tak akan mempermainkan dirimu."
"Kau siapa" Tokoh, nomor berapa dari Ang-liong-pang?"
"Aku wakilnya, tokoh nomor tiga."
"Hm!" Yu Yin memandang laki-laki bermuka kuning itu.
"Kalau begitu kau Ui-liong-hi Kwan Bhe?"
"Aha, nona sudah mengenai namaku. Tepat sekali, aku
memang orang she Kwan!" dan ketika Yu Yin tertegun dan
terbelalak memandang lawannya itu, laki-laki muka kuning
maka lawan menyuruh dia lagi untuk cepat melompat.
"Kami tak berani terlalu dekat-dekat. Batu karang itu besar
sekali, nanti perahu kami dapat menabrak pecah. Silahkan
nona lompat dan kami akan menyambutmu baik-baik. Mari,
tuan puteri. Cepatlah dan jangan ragu!"
Yu Yin terkejut. "Kau.... kau menyebut apa?"
"Ha-ha, kami tahu kau siapa, nona. Kau adalah puteri
seorang pangeran. Naiklah, dan cepat lompat ke sini!"
Yu Yin mengeiuarkan seruan kaget. T anpa terasa gadis ini
mundur dan melotot memandang Ui-liong-hi Kwan Bhe, si
Ikan Naga Kuning yang merupakan wakil Ang-liong-pang itu.
Tapi ketika dia sadar dan tertawa geli, hal yang membuat si
muka kuning melengak maka gadis itu berseru, "Orang she
Kwan, kau sungguh lucu dan menghormatku berlebihan. Siapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang menjadi puteri pangeran dan menerima sambutan begini
baik" T api tak apalah, kau agaknya keliru mengenai orang dan
aku ingin mendapat hormat macam begini. Awas, aku ke
situ...!" dan ketika lawan tertegun dan membelalakkan mata,
kaget dan heran mendengar kata-kata itu maka Yu Y in sudah
meloncat berjungkir balik ke perahu Kwan Bhe. Sebenarnya
jarak cukuplah jauh, tak kurang dari sepuluh meter. Namun
karena gadis itu berada di tempat ketinggian dan perahu
lawan di tempat yang lebih rendah maka begitu mengerahkan
ilmunya meringankan tubuh dan berseru keras tiba-tiba Y u Yin
telah di atas perahu lawan, berjungkir balik lima kali di udara
dan tepat sekali hinggap di ujung perahu. Ada tanda-tanda
Kwan Bhe mau mendorong perahunya namun tak jadi, karena
laki-laki itu masih ragu akan omongan Y u Y in tadi. Dan ketika
gadis itu turun dan hinggap dengan ringan, sudah di ujung
perahunya maka Yu Yin berkata lagi, pongah,
"Nah, antarkan aku ke ketuamu. Anggap aku betul-betul
puteri seorang pangeran dan ingin kudapat sambutan begini
manis!" Si muka kuning terkejut. "Kau... bukan puteri pangeran?"
"Hi-hik, anggap saja begitu, orang she Kwan. Dan hayo
berangkatkan perahumu ini seperti kata-katamu tadi!"
"Tidak!" laki-laki itu mendadak melompat. "Kalau kau bukan
orang yang kumaksud maka tak boleh kau menginjakkan kaki,
bocah siluman. Turun dan enyahlah kau.... wherrr!" dan ujung
lengan baju yang menyambar serta mengebut keras tiba-tiba
menghantam muka Yu Yin yang masih ongkang-ongkang di
ujung perahu. Gadis ini terkejut tapi tertawa, girang karena
dia sudah tidak lagi di batu karang itu melainkan di tempat
yang enak, di perahu ini. Maka begitu Kwan Bhe
menyerangnya dan laki-laki itu mempergunakan lengan
bajunya, yang keras dan tiba-tiba seperti besi maka Yu Yin
meloncat ke kiri membiarkan pukulan lewat.
"Pyarr!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ujung perahu hancur seperti bubuk. Yu Yin tertawa dan
mengejek lawan, si muka kuning terkejut sementara dua
perahu yang lain tiba-tiba maju mendekat. Maklumlah, wakil
ketua Ang-liong-pang itu mulai menyerang lawan. Dan ketika
mereka berlompatan dan menuju ke perahu ini, Yu Yin dikejar
dan sudah mendapat serangan bertubi-tubi maka gadis itu
mengelak dan lincah menghindar sana-sini.
"Des-dess!" Lantai perahu berlobang. Dua pukulan lagi-lagi tak
mengenai gadis itu me lainkan memukul ke bawah. Ujung
lengan baju itu menghantam kuat dan lantaipun pecah.
Namun karena perahu rupanya memiliki lantai berlapis-lapis
dan masih ada lantai lain yang menyelamatkan perahu dari
rembesan air maka Yu Y in yang lega dan tertawa-tawa sudah
berloncatan dan akhirnya berkelebatan ke sana ke mari.
"Hi-hik, keluarkan semua kepandaianmu, orang she Kwan.
Dan lihat berapa jurus kau dapat mengalahkan aku!"
"Terkutuk!" laki-laki itu membentak. "Aku akan merobohkanmu, bocah siluman. Dan tak sampai dua puluh
jurus kau pasti terjungkal!"
"Wah, omongan si pandir. Tong kosong nyaring
bunyinya.... aiihhh!" dan Yu Yin yang terkejut melengking
tinggi tiba-tiba menjadi kaget karena dari belakang dan kiri
kanan menyerbu orang-orang lain yang membantu si muka
kuning itu. Mereka melepas tali panjang dan satu di antaranya
hampir saja menjirat kakinya, Yu Yin terkejut dan terpekik
marah. Dan ketika dari tempat yang lain bergerak orang orang
itu dan seisi perahu membantu si muka kuning, yang
mengejek dan tertawa bergelak maka Yu Yin kerepotan
karena dikeroyok dari segala penjuru.
"Nah, lihat. Siapa tong kosong nyaring bunyinya.... dess!"
dan si nona yang terpelanting oleh kebutan ujung baju lalu
bergulingan menjauh dan memaki-maki si muka kuning, yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak jantan bertanding satu lawan satu karena sudah dibantu
anak buah. Sekarang Yu Yin mengerti apa kiranya arti suitan
tadi, karena Kwan Bhe lawannya itu bersuit dan bersiul aneh,
kiranya merupakan tanda bagi belasan orang anak buahnya
untuk maju mengeroyok. Dan ketika gadis itu bergulingan dan
lawan mengejar, Yu Yin cepat melompat bangun dan
mencabut senjata maka sebuah pedang pendek telah
berkelebat dan mendesing di tangannya.
"Sing-bret-brett!"
Ujung baju si muka kuning putus! Laki-laki itu berteriak
kaget melempar tubuh ke kiri. Sebuah bacokan atau tikaman
aneh menyambar, setelah tadi membabat ujung bajunya. Dan
ketika yang lain juga berteriak karena pedang hitam di tangan
gadis itu bergerak dan bergulung naik turun maka tali atau
jala yang tadi berseliweran mau menjerat tiba-tiba putus
semua. "Mundur, semua mencabut senjata!"
Yu Y in tertawa nyaring. Sekarang gadis ini ganti mengejek
dan si muka kuning berobah pucat. Anak buahnya mundur
tanpa diperintah lagi. Dan ketika mereka mencabut senjata
dan siap mendengar aba-aba maka Kwan Bhe si Naga Kuning
sudah meloncat dan menyerang lagi, disusul anak buahnya.
"Tangkap dia, kalau perlu bunuh!" Semua bergerak
mengikuti. Tujuh belas lawan mengepung Yu Yin dengan
golok atau pedang. Kwan Bhe sendiri mencabut dayung besi
yang segera menderu menghantam gadis itu, hebat sekali.
Namun ketika Yu Yin meloncat tinggi dan berjungkir balik
menghindari serangan, dayung atau golok lewat di bawah
kakinya maka gadis itu melayang turun dan membalas.
"Cring-cring-cranggg!" Hebat sekali apa yang dilihat.
Pedang si gadis yang meluncur dan menukik ke bawah tiba-
tiba membentur semua senjata-senjata lawannya itu, dipapas
atau dibacok buntung. Dan ketika Kwan Bhe berteriak karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dayung besinya juga terbabat, rusak ujungnya maka laki-laki
itu ber gulingan menyelamatkan diri ketika sinar hitam
mengejar. "Craakk!" Lantai perahu terbelah dua. Kwan Bhe terkesiap dan ngeri
hatinya, mata membelalak. Namun karena laki-laki itu sudah
melompat bangun dan penasaran akan semuanya ini, kalah
senjata dan bukan kalah orang maka wakil Ang-liong-pang itu
berseru agar semua tidak mengadu senjata.
"Hindarkan senjata dengan senjata. Pedang gadis itu
kiranya pedang pusaka. Awas, jangan sampai beradu!" dan
menggeram serta membentak maju laki-laki ini menyerang
lagi dengan dayungnya. Dayungnya itu masih hebat meskipun
ujungnya buntung sedikit. Dan ketika anak buahnya juga
mengikuti dan mengangguk, tahu bahwa pedang di tangan
gadis itu kiranya amat tajam luar biasa maka semua
menerjang dan kembali mengeroyok Yu Yin, menarik senjata
kalau mau berbenturan dan kawan yang lain membokong atau
melepas serangan curang, kalau gadis itu menghadapi yang
lain. Dan karena ganti berganti mereka membantu kawan dan
bokongan di belakang selalu berbahaya, Yu Yin naik darah,
maka gadis itu melengking dan tiba-tiba tubuhnya
berkelebatan seperti walet menyambar-nyambar.
"Baik, kalian laki-laki pengecut. Coba lihat siapa dapat
merobohkan aku. Wut-wut....!" dan pedang yang terus
bergerak mengikuti gadis itu, membentuk bayang-bayang
hitam yang cepat sekali akhirnya mendapat juga korban
pertama, disusul korban kedua dan ketiga dan tiga anak buah
Ang-liong-pang mandi darah. Mereka roboh dan menjerit
tanpa dapat ditahan lagi, tadi Yu Yin membalik dengan amat
cepatnya dan mereka itulah tiga laki-laki yang membokong
dari belakang. Yu Yin beterbangan tak dapat diikuti mata dan
pedangnya menikam dengan cepat, langsung menghunjam
dan mengenai dada lawan. Dan ketika gadis itu beringas dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempercepat gerakannya hingga belasan lawannya saling
tabrak sendiri, tak mampu mengikuti gerakannya lagi maka
pedang kembali mendapat korban.
"Crep-crep!" Dua lengking tinggi itu tak perlu diragukan lagi. Mereka
itulah dua laki-laki keempat dan kelima, korban pedang hitam
yang terus menyambar-nyambar bagai naga tak kenal ampun.
Dan ketika yang lain terkejut dan gentar, Ui-liong-hi Kwan Bhe
sendiri mundur dengan dayung terbabat lagi maka laki-laki
bermuka kuning itu me loncat dan tiba-tiba meninggalkan
perahu. "Mundur..... semua mundur!"
Yu Yin tertawa mengejek. Akhirnya gadis ini melihat semua
lawan berloncatan, yang roboh atau luka-luka ditendang dan
kecebur di sungai. Kwan Bhe membiarkan saja lima anak
buahnya yang kena sial itu. Dan ketika semua melompat ke
perahu yang lain, yakni dua perahu yang tadi mendekati
perahu si Naga Kuning ini maka Yu Yin tak menduga jelek dan
terkekeh-kekeh melihat lawan-lawannya itu melarikan diri.
"Hi-hik, tahu rasa kau, orang she Kwan. Lihat siapa yang
lari dan terbirit-birit!"
Kwan Bhe, wakil Ang-liong-pang itu merah padam. Dia tak
menghiraukan ejekan ini karena dengan sisa anak buahnya dia
cepat mendayung dan memutar perahu. Yu Yin tertawa-tawa
dan girang mendapat perahu sendiri. Dia sekarang dapat
menyeberang atau melanjutkan perjalanan. Tapi ketika dia
menyambar dayung dan menggerakkan perahu ini mendadak
orang-orang di atas perahu yang menjauhkan diri itu
berloncatan atau mencebur ke sungai. Yu Yin terheran dan
membelalakkan mata melihat ini, tak mengerti. Namun ketika
tiba-tiba perahunya terguncang dan diangkat beramai-ramai,
laki-laki she Kwan itu kiranya sudah di bawah dan hendak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggulingkan perahu maka Yu Yin kaget dan berteriak tanpa
sadar. "Heiii...!" Namun terlambat. Si muka kuning yang bertenaga besar itu
telah membentak beramai-ramai sisa anak buahnya untuk
menjungkalkan Yu Yin. Perahu terangkat dan tiba-tiba terbalik.
Yu Yin mengerahkan tenaga kakinya namun kalah banyak,
juga kalah cepat. Dan ketika perahu terguling dan tengkurap
ke bawah maka Yu Yin berjungkir balik dan apa boleh buat
harus kembali ke batu karang besar itu.
"Bedebah, keparat!" Yu Yin memaki-maki. "Kalian orang-
orang curang, orang she Kwan. Awas kalian kalau berani ke
sini!" "Ha-ha!" Naga Kuning tertawa bergelak. "Sekarang kaulah
yang tahu rasa, bocah. Kau tak dapat ke mana-mana kecuali
pandai terbang!" laki-laki itu berenang dan menuju ke
perahunya sendiri, me loncat dan naik sambil tertawa-tawa
sementara anak buahnya juga mengikuti. Yu Yin melihat
betapa mereka itu rata-rata adalah orang yang pandai sekali
bergerak di air. Orang she K wan itu demikian licin dan pandai
seperti belut, tubuh sudah naik ke atas dan cepat sekali dia
menyambar dayungnya. Dan ketika yang lain sudah
berlompatan dan dua perahu itu penuh lagi maka Kwan Bhe
memberi aba-aba agar menyerang dengan panah.
"Robohkan dia, sampai mampus!"
Yu Yin sibuk. Kwan Bhe sendiri sudah menjepret sebatang
panah setelah maju mendekat, dayungnya dilempar dan kini
puluhan anak-anak panah menyambar ke arah gadis ini. Dan
ketika Yu Yin memutar pedangnya dan menangkis semua
serangan itu maka gadis yang marah ini menggerakkan
tangan kiri pula untuk menangkap beberapa batang anak
panah yang berani mendekat. Lalu ketika lawan dibuat kagum
karena gerakannya tangkas dan tepat maka dia melontar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anak-anak panah itu dan tiga anak buah laki-laki ini roboh
menjerit. "Keparat, jangan dekat-dekat!"
Namun orang-orang itu juga tak dapat melepas panah.
Tanpa diperintah lagi mereka sudah menjauhkan diri dan arus
yang deras membuat perahu mereka berputar-putar. Kalau
mereka melepas anak panah maka secepat itu pula Yu Yin
akan menangkap dan meretournya lagi. Seberapa anak panah
menyambar seberapa itu pula gadis ini coba menyerang balik.
Dan ketika pedang yang menangkis juga dibuat sedemikian
rupa hingga panah menyambar pemiliknya sendiri maka
orang-orang itu tak berani mendekat dan sudah memasang
jarak yang terlalu jauh. Yu Yin sudah tak diserang lagi dan


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gadis itu tertawa-tawa di atas batu karang, lupa bahwa dia
juga tak dapat turun karena tak ada perahu mendekat. Dan
ketika si Naga Kuning memberi aba-aba untuk kembali dan
lenyap di tikungan depan maka barulah gadis itu sadar bahwa
dirinya sendirian. "Heii, kalian! Berhenti dan seranglah aku!"
Namun si muka kuning tak menghiraukan. Yu Yin terlalu
lihai baginya dan pedang di tangan gadis itu terlalu hebat.
Dayungnya buntung dua kali dan anak-anak buahnya
terlempar tak keruan. Kalau terus dia menyerang salah-salah
semua anak buahnya bakal habis. Maka ketika dia
memerintahkan untuk kembali sementara gadis itu tak
mungkin meninggalkan tempatnya, Y u Y in masih di atas batu
karang maka laki-laki ini hendak memanggil bala bantuan
untuk menangkap atau menghajar. gadis itu lagi.
Yu Yin tak mengerti apa yang dilakukan lawan dan dia
mengira lawannya itu tak kembali, ketakutan. Tapi ketika dia
membanting-banting kaki dan gelisah tak keruan, terkurung di
tengah arus deras maka saat itulah belasan perahu datang
dengan cepat. Si Naga Kuning tampak di depan sendiri dan
kembali lagi, ternyata masih tak jera!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yu Yin, tangkap tali ini. Cepat, musuh-musuhmu terlalu
kuat!" Yu Yin terkejut. Dari seberang tiba-tiba muncul Han Han.
Pemuda itu berkelebat dan sebenarnya sejak tadi sudah
melihat pertempuran itu. Han Han hendak membantu namun
dilihatnya gadis itu dapat menghadapi lawan-lawannya, tentu
akan marah kalau dia maju membantu. Maka ketika Yu Yin
ditinggalkan lawan-lawannya dan Han Han bingung mau
menolong dengan apa, sebenarnya tak mau memperlihatkan
diri mendadak pemuda itu me lihat rombongan di depan itu.
Han Han melihat bahwa si Naga Kuning kembali lagi dengan
banyak orang, tak kurang dari seratus. Dan karena dia juga
bingung bagaimana caranya menolong Yu Yin maka Han Han
membuat seutas tali dan kini muncul memperlihatkan dirinya,
berseru dari seberang. Tapi ketika Yu Yin mendelik dan
membuang muka, tak mau melihat tali yang sudah dilempar
maka Han Han tertegun sementara rombongan orang-orang
itu sudah kian dekat. "Heii, tangkap tali itu. Cepat!"
"Huh, aku tak butuh pertolonganmu!" gadis itu mendengus,
kini memperdengarkan suaranya. "Kau boleh berteriak-teriak
di situ, Han Han. Tapi aku tak takut dan tak perlu
bantuanmu!" "Ah, tapi kau sendirian di atas batu karang, tak dapat
keluar. Bagaimana tak perlu ditolong, Yu Yin" Hayo, cepat
tangkap tali ini, kuseret dan kubawa ke seberang!"
"Aku tak sudi!" gadis itu melotot. "Aku masih dapat
menjaga diriku, Han Han. Pergi dan enyahlah kau!"
Han Han terkejut. Saat itu orang-orang di atas perahu
sudah dekat dan Naga Kuning tertawa lebar menghampiri
cepat. Di perahu nomor dua berdiri sepasang laki-laki pendek
bertubuh kekar. Laki-laki itu mengamati Yu Yin dengan
pandangan tidak berkedip. Han Han juga men jadi pusat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perhatian karena pemuda itu tiba-tiba muncul di situ. Namun
karena orang tak tahu siapa pemuda ini dan Yu Yin lah yang
menjadi incaran utama maka Kwan Bhe, si muka kuning itu
berseru pada dua laki-laki di perahu nomor dua akan gadis ini.
"Pangcu, inilah gadis siluman yang kumaksud. Dia bukan
gadis yang kita duga itu dan telah melukai beberapa anak
buah kita. Lihat, dia cukup lihai dan saksikan gerakan pedang
hitamnya.... wut!" dan sebatang anak panah yang menyambar
ke atas batu karang tiba-tiba telah dilepas laki-laki ini untuk
membuktikan kepandaian Yu Yin. Dua laki-laki di perahu
belakang tak mengeluarkan suara, mata mereka masih tak
berkedip memandang gadis itu. Han Han yang ada di tepian
masih juga tak diperhatikan, kecuali oleh orang-orang di
perahu lain. Dan ketika Kwan Bhe menyerang dan melepas
sebatang anak panah maka Yu Yin yang masih memegang
pedang hitamnya itu cepat menangkis.
"Trak!" Panah terpental dan menyambar pemiliknya. Sama seperti
tadi gadis inipun menangkis serta mementalkan panah lawan,
tenaganya dikerahkan sedemikian rupa agar anak panah tidak
patah, karena kalau tidak tentu sudah putus seperti besi-besi
yang lain. Dan ketika anak panah itu mencelat dan
menyambar pemiliknya sendiri maka Kwan Bhe menyampok
dan anak panah itu runtuh.
"Lihat, dia cukup lihai, pangcu. Dan pedang hitamnya itu
luar biasa sekali!" "Dekatkan perahu, kepung!" satu di antara dua laki-laki
kekar tiba-tiba berseru dengan suaranya yang parau. "Jangan
sakiti gadis itu, Kwan Bhe. Aku akan melihat sendiri apakah
dia gadis yang kita maksud atau bukan!" dan berkelebat serta
berjungkir balik ke atas batu karang tiba-tiba si pendek yang
kekar ini telah berhadapan dengan Y u Yin, sama-sama berdiri
di atas batu! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona, kupikir kau adalah orang undangan kami. Tapi
pembantuku mengatakan bukan, kau menyangkal. Apakah
benar kau bukan dari kota raja?"
"Apa yang kau maksud?" Yu Yin terkejut, diam-diam
tergetar melihat ilmu meringankan tubuh orang yang cukup
luar biasa, hanya empat kali berjungkir balik saja. "Aku tak
mengerti dan tak suka menjawab pertanyaanmu. Yang jelas
aku adalah gadis kang-ouw!"
"Hm, kau telah melukai It Bong, dan gerak tendanganmu
itu mirip Soan-hong-twi (T endangan Badai) yang dimiliki Coa-
ongya, Apakah kau bukan puterinya?"
Yu Yin pucat, tiba-tiba mundur. Tapi ketika dia marah dan
membentak maju maka gadis ini berseru, "Aku tak tahu siapa
itu orang yang kau maksud. Ilmu tendangan banyak
ragamnya, masing-masing hampir sama. Kalau kau pangcu
dari Ang-liong-pang maka minggirlah dan jangan mencari
perkara kalau tak ingin aku membunuhmu!"
"Hm," si pendek itu tersenyum, tiba-tiba menjura. "Kalau
begitu betul kau orangnya, nona. Kaulah Coa-siocia (nona
Coa). Mari, silahkan turun ke perahu dan maafkan semua
perbuatan anak buahku yang tidak mengenai dirimu."
"Apa?" Yu Yin membentak. "Kau gila dan tidak waras" Eh,
enyahlah dan jangan ganggu aku lagi, Ang-liong-pangcu. Atau
aku memaksamu turun dan biar kau kapok!" dan Yu Yin yang
marah tidak mau banyak bicara lagi tiba-tiba menggerakkan
pedangnya menusuk lawan. Ang-liong-pangcu mengelak
namun pedang terus mengejar, laki-laki itu tetap tersenyum
karena merasa dugaannya benar. Entah bagaimana dia yakin
bahwa gadis itu adalah puteri Coa-ongya (pangeran Coa) dari
kota raja. Tapi ketika pedang terus mengejar dan tak dapat dia
mengelak terus maka ketika dia mengelak dan merunduk
maka sebuah tendangan dilancarkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Plak!" Yu Yin terkejut terhuyung mundur. Lawan tiga kali
berturut-turut menghindar serangannya dan baru kali itu
merasakan pergelangan tangannya tergetar tapi pedang tak
sampai terlepas, gadis itu marah. Tapi ketika dia hendak
menyerang lagi dan membentak lawan tiba-tiba si kekar ini
berjungkir balik dan turun , ke perahunya.
"Suheng, gadis ini adalah benar-benar Coa-siocia. Coba
bagaimana agar dia dapat menerima kita!"
"Hm," si kekar satunya, yang ternyata Twa-mo adanya,
ketua nomor satu, ber sinar dan mengangguk-angguk. Dia
sudah melihat sekilas ilmu pedang Yu Yin tadi dan ganti
melompat ke atas. Dan ketika dia berjungkir balik dan
berhadapan dengan si gadis maka dia membungkuk dan
menjura. "Nona, ayahmu sudah lama mencari-carimu. Kami
diutus untuk mencari dan menyuruhmu pulang. Kalau kau
belum mau pulang s ilahkan berdiam di tempat kami dan nanti
ayahmu datang!" "Kau bicara apa" Kenapa melantur dan bicara yang tidak ku
mengerti" Eh, kalau kau Ang-liong Twa-mo maka aku-pun tak
takut padamu, pangcu. Lihat aku menyerangmu dan sampai
kapan kau dan yang lain-lainnya itu menutup mulut tidak
bicara lagi!" dan Yu Yin yang marah membentak maju tiba-
tiba juga menyerang dan menusuk ketua nomor satu ini.
Wajahnya sudah berobah dan kakinya menggigil mendengar
kata-kata orang. Yu Yin rupanya marah atau mungkin
bingung. Entahlah, gadis ini tiba-tiba juga menampakkan sikap
yang aneh. Tapi ketika serangannya dielak dan pedang
menyambar ke samping maka Ang-liong T wa-mo menetak dan
memukul pergelangan tangan.
"Plak!" Yu Yin lagi-lagi terhuyung. Dibalas dan dipukul
seperti itu tiba-tiba gadis ini melengking sengit, dia bergerak
dan kini berkelebatanlah tubuhnya memainkan ilmu pedang
yang ganas. Pedang itu membacok dan menusuk dengan tipu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atau gaya setengah ilmu golok. Tapi ketika Twa-mo berseri-
seri dan justeru gembira melihat ini maka di samping
berkelebatan mengelak dan menghindari serangan mulutnyapun memuji. "Ah, benar. Inilah Kiam-to Kwi-sut (Silat Iblis Golok
Pedang) yang dipunyai ayahmu. Ha-ha, kau tak dapat
menyembunyikan diri lagi, siocia. Kami sudah yakin dan kau
tak dapat menyangkal.... brett!" Ang-liong Twa-mo menghentikan seruannya, terganti oleh teriakan kaget karena
baju di sebelah kirinya robek terbabat. Dalam kegirangan dan
gembiranya tadi dia lengah memperhatikan "pedang,
akibatnya menerima tusukan miring yang bergerak luar biasa
cepatnya, menukik dari atas ke bawah sebagaimana gaya
tikaman sebuah golok. Dan ketika laki-laki itu tak sempat
menghindar selain melempar tubuh bergulingan maka Twa-mo
lupa bahwa dia berada di atas batu karang yang tinggi.
Akibatnya ketika dia menggulingkan tubuh ke bawah tak ayal
lagi dia menggelundung ke bawah. Dan karena bawah
merupakan tempat kosong alias air sungai maka ketua Ang-
liong-pang itu tercebur dan kontan basah kuyup.
"Haiii...!" Namun Ji-mo, sang adik, tiba-tiba melempar sebuah
dayung. Tepat kakaknya tercebur di sungai maka dayung itu
mendahului ke bawah. Twa-mo tahu maksud adiknya dan
sudah meraih dayung ini, menjejakkan kaki dan berjungkir
balik. Dan ketika dia di atas perahu lagi dan Yu Yin terkekeh,
geli, maka ketua Naga Merah itu semburat mukanya namun
masih tidak marah. "Coa-siocia, silahkan turun. Kami bukan musuh. Tak apa
sedikit main-main ini dengan mengingat muka ayahmu!"
"Hm, begitukah" Baik!" dan Yu Yin yang menghentikan
tawa dan mukanya berubah gelap lagi tiba-tiba menerima
seruan itu dengan me loncat turun. Tapi karena di situ ada
belasan perahu dan gadis ini sudah memilih perahu mana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang akan diincar maka begitu dia me loncat dan melayang
turun bukannya perahu si ketua yang dituju melainkan perahu
lain yang berisi anggauta-anggauta Ang-liong-pang yang
biasa. Dan, begitu dia hinggap dan menginjakkan kakinya di
sini tiba-tiba gadis itu bergerak dan memukul serta
menendang. Pedang hitam disimpan dan tujuh awak perahu
berteriak kaget. Mereka tak menyangka bahwa Yu Yin memilih
perahunya, bukan perahu si ketua. Dan karena mereka jelas
bukan tandingan karena mereka adalah anggauta-anggauta
biasa maka tujuh orang itu terjungkal dan Yu Yin pun sudah
menyambar dayung untuk selanjutnya melarikan diri dari
kepungan. "Heii...!" dua ketua Ang-liong-pang berseru kaget. "Jangan
lari, Coa-siocia. T unggu dan kembali!"
Namun Yu Yin terkekeh-kekeh. Gadis itu menggerakkan
dayung selain mengayuh juga menghantam atau mendorong
pe-rahu-perahu di depan. Gadis ini memang tak mau
mendekati perahu sang ketua atau wakil ketua, sengaja ribut-
ribut dengan para anggauta biasa yang banyak terdapat di
situ, mengelilingi batu besar di mana dia tadi berada. Dan
karena Yu Yin cerdik menjalankan akalnya, perahu raelejit dan
yang lain diterjang maka tujuh perahu lawan dibuat jungkir
balik dan tenggelam! Gadis itu terus tertawa dan mendayung
perahunya dengan cepat, bukan menyingkir melainkan
menuju seberang. Dan ketika dia meloncat dan berjungkir
balik ke daratan, Han Han menyongsong maka gadis itu
berseri mengejek si pemuda.
"Lihat, tanpa pertolonganmupun aku sanggup menyelamatkan diri, Han Han. Tak perlu kau sombong dan
bersikap sok!" Han Han tertegun, sejak tadi mendengarkan percakapan.
"Yu Yin, kau... kau puteri pangeran?"
"Siapa bilang" Kau juga mau berbuat bodoh terpengaruh
oleh omongan mereka itu" Heh, jangan gila dan tidak waras,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han Han. Aku benci mendengar semua itu dan lihat aku akan
menghajar mereka di sini!"
"Tidak... jangan!" Han Han terkejut, melihat ketua Ang-
liong-pang dan anak buahnya itu mengejar. "Jangan mencari
permusuhan, Yu Yin. Kalau dapat dihindarkan marilah
dihindarkan. Mereka hanya salah paham kepadamu."
"Tapi tadi mereka mempermainkan aku di sana, mentang-
mentang di tengah sungai dan aku tak dapat berenang!"


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tapi sekarang kau sudah selamat, Yu Yin. Marilah, kita
pergi!" tapi ketika gadis itu berontak dan melepaskan dirinya,
Han Han memegang dan menyambar tangannya maka gadis
itu berapi-api memandang si pemuda.
"Han Han, aku bukan budakmu, aku bukan apa-apamu.
Kalau kau mau menguasai aku marilah kita bertanding dan
aku akan bertempur sampai mampus!"
Han Han tertegun. Kalau Yu Yin sudah marah-marah
seperti ini maka dia merasa teriris. Ada perasaan terpukul di
situ. Ya, Yu Yin ini apanyakah. Bukan apa-apa! Dan ketika Han
Han terbelalak dan mundur selangkah, ketua Ang-liong-pang
itu sudah tiba dan berloncatan di tanah maka Twa-mo
membentak agar gadis itu menyerah.
"Coa-siocia, kami akan terpaksa menangkapmu kalau kau
tidak mau baik-baik ikut kami. Nah, pilih salah satu antara
melawan atau menyerah!"
"Aku akan melawan, aku akan menghajar kalian!" dan si
nona yang berkelebat memaki lawannya tiba-tiba mencabut
pedang dan menusuk ketua Ang-liong-pang ini, tak perduli
pada yang lain karena selanjutnya dia sudah membentak dan
melengking-lengking. Twa-mo mengelak maju mundur namun
serangan si gadis kian berbahaya. Tadi di atas batu karang
saja dia hampir tertusuk, kalau tidak melempar tubuh
mengelak. Dan ketika kali ini Y u Yin juga menyerangnya ganas
dan bertangan kosong saja rasanya berat apa boleh buat T wa-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mo mencabut senjatanya, sebuah ruyung pendek di mana
ujungnya diganduli sebuah besi bulat. Dan ketika senjata itu
bergerak dan angin terdengar menderu maka untuk pertama
kali dia menangkis. "Crass!" Besi bandul itu ternyata putus! Twa-mo kaget dan si Naga
Kuning, wakilnya, berteriak agar dia tak usah mengadu
senjata. Pedang di tangan gadis itu betul-betul ampuh dan
sang ketua yang sudah mencoba kini mendapat buktinya. Dan
ketika Twa-mo melempar tubuh bergulingan sementara
adiknya, Ji-mo, membentak dan berteriak marah maka laki-laki
itupun mencabut senjata berupa golok lebar.
"Nona, kau tak menghargai kami. Baiklah, kami akan
menangkap dan merobohkanmu.... wutt!" dan badan golok
yang menyambar dari samping tiba-tiba membacok namun Yu
Yin mengelak sambil memutar tubuh, menggerakkan
pedangnya menangkis namun golok sudah ditarik cepat. Ji-mo
rupanya tak mau beradu senjata setelah membuktikan
ketajaman pedang hitam. Laki-laki itu jerih! Tapi ketika dia
maju lagi dan anak buah yang berdatangan disuruh berjaga
atau menyerang kalau ada kesempatan maka Yu Yin sudah
dikerubut tiga dan gadis ini s ibuk.
"Sing-sing-cratt!"
Tali rambut Kwan Bhe putus. Lagi-lagi untuk kesekian
kalinya pedang hitam membabat apa saja. Wakil Ang-liong-
pang itu berteriak ngeri dan melempar tubuh bergulingan.
Kepala yang nyaris dibabat membuat dia marah dan juga
pucat. Tapi karena di situ ada dua orang ketuanya di mana
masing-masing sudah menerjang dan menggerakkan golok
atau ruyung maka Yu Yin dipaksa naik turun karena
pedangnya sekarang tak mendapat sasaran.
"Curang, seorang dikeroyok tiga orang!" Han Han, yang
melihat itu tiba-tiba membentak dan marah. Pemuda ini mau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membantu namun Yu Yin di balik gulungan pedangnya
membentak agar pemuda itu tidak maju. Yu Yin merasa
sanggup menghadapi lawan-lawannya karena memang dia tak
terdesak. Yu Yin tak tahu bahwa tiga tokoh Ang-liong-pang itu
tak berani bersikap keras karena semata mengingat nama
Coa-ongya, pangeran berpengaruh di kota raja. Namun karena
sikap begini justeru merugikan mereka sendiri, si gadis kian
ganas menyambar-nyambar maka apa boleh buat tiba-tiba
Twa-mo membentak dan melepas empat pelor hitam ke arah
si gadis, senjata rahasia yang akan meledak dan
menghamburkan jarum-jarum halus ke muka lawan.
"Awas...!" Yu Yin terkejut. Si ketua memberi peringatan namun dia
tersenyum mengejek. Yu Yin menangkis dan bermaksud
membuat pelor-pelor itu terpental. Namun karena pelor itu
akan meledak dan pecah bertemu pedang, hal yang tak
diketahui Yu Yin maka gadis itu menjerit ketika tiba-tiba saja
terdengar ledakan itu dan berhamburannya jarum-jarum
halus. "Aihhh.... dar-dar!"
Yu Yin terkejut bukan main. Pedang yang semula
menangkis dan mau menyerang lawan tiba-tiba digerakkan
secepat kitiran. Bayangan hitam bergulung-gulung membungkus rapat tubuh gadis ini. Dan ketika semua jarum
terpental dan menyerang tiga orang itu sendiri, sebagian
menyambar anak buah Ang-liong-pang maka terdengar jerit
atau pekik di antara mereka yang terkena.
"Awas, mundur semua!"
Yu Yin marah sekali. Twa-mo membentak orang-orangnya
agar menjauh sedikit. Dia melepas lagi empat pelor hitam dan
Yu Yin melindungi diri dengan putaran pedangnya yang cepat.
Air hujan pun agaknya tak mampu membasahi gadis ini kalau
Yu Yin sudah bergerak seperti itu. Dan ketika empat pelor
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembali me ledak dan menghamburkan jarum-jarum halus,
yang dipukul atau diruntuhkan tiga orang itu ketika membalik
menyambar mereka maka Ji-mo juga mengeluarkan paku-
paku tulang untuk menembus kerapatan bayangan pedang di
tangan si gadis. "Serang terus, sampai dia lelah!" aba-aba atau seruan ini
membuat Yu Yin naik pitam. Dia membentak dan membuka
gulungan pedangnya untuk menyerang Ji-mo. Laki-laki itulah
yang berseru dan memberi aba-aba temannya. Tapi ketika dia
membentak dan membuka diri, menyerang Ji-mo maka
ruyung menderu sementara tujuh pelor hitam melesat cepat
untuk merobohkannya. "Cring-crang-dar!"
Yu Yin menjadi gusar. Dia terpaksa menarik serangannya
tadi dan secepat kilat melindungi dirinya lagi. Tusukan ke arah
Ji-mo dibatalkan karena harus menangkis ruyung, yang
secepat kilat ditarik pemiliknya karena tak mau beradu keras.
Dan ketika tujuh kembang api memuncrat indah karena
pedang akhirnya membentur pelor-pelor hitam itu yang pecah
dan meledak maka Yu Yin selanjutnya dipaksa untuk selalu
"bersembunyi" di balik gulungan pedangnya.
"Ha-ha, bagus. Biarkan dia menghabiskan tenaga, Ji-te.
Dan kita akan menangkapnya mudah kalau sudah begitu!"
"Benar, dan hebat sekali gadis ini. Kalau kita tidak ingat
pesan Coa-ongya tentu tak segan-segan aku menghabisinya!"
"Jangan, bersabarlah sedikit, Ji-te. Tak usah naik pitam dan
biarkan dia kelelahan. Lihat, pedangnya sudah mulai kendor!"
Benar saja, Yu Yin tampak kendor. Gadis itu mandi keringat
karena lawan hanya berputaran mengelilingi dirinya. Setiap dia
menangkis tentu lawan cepat-cepat menarik senjatanya. Dan
karena pelor atau paku-paku tulang terus dilancarkan
sementara gadis ini hanya sebagai pihak bertahan akhirnya Yu
Yin lelah dan susut tenaganya!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
-ooo0dw0ooo- Jilid 9 "HA-HA, lihat, apa kubilang tadi," Twa-mo tertawa
bergelak. "Gadis ini akan kendor dan kehabisan tenaga, Ji-te.
Lihat dia sudah gemetar dan sebentar lagi roboh!" dan berseru
pada si nona agar menyerah baik-baik, melempar pedangnya
maka ketua nomor satu Ang-liong-pang itu membujuk, "Nona,
menyerahlah. Kami memandang muka ayahmu. Kau tak perlu
mendapat malu lebih jauh karena kami a-kan segera
menghentikan serangan!".
"Tutup mulutmu!" gadis itu membentak, menggigit bibir.
"Aku tak akan menyerah sebelum terbunuh, Twa-mo. Kau
boleh omong besar dan aku tak perduli. Persetan dengan apa
yang kalian katakan dan aku tak mengerti apa yang
kauomong-kan itu!" "Hm, kau puteri Coa-ongya. Kami mendapat pesan
ayahmu. Mengapa berpura-pura dan tidak mengaku?"
"Keparat, aku bukan gadis she Coa, Twa-mo. Aku orang
lain dan sudah kubilang tadi. Ah, kalian cerewet dan membuat
aku marah.... clap!" dan pedang yang berkelebat membuka
diri tiba-tiba menusuk atau menikam leher si ketua, diiringi
sebuah tendangan ke kanan di mana Kwan Bhe tiba-tiba
berteriak. Wakil ketua Ang-liong-pang itu mencelat dan Twa-
mo berseru kaget melempar tubuh ke belakang. Pedang terus
bergerak dan berputar ke arah Ji-mo, ketua nomor dua. Dan
karena gerakan pedang itu berbahaya sekali dan Han Han
sebagai ahli pedang juga memuji dan berseru di sana maka Ji-
mo melempar tubuh pula ke kiri dan terus bergulingan.
"Aku sekarang pergi!" Yu Yin tiba-tiba membalikkan
tubuhnya. Kiranya, setelah dia melakukan serangan ganas
tadi dan yakin tak akan menang, karena tiga orang lawannya
tadi hanya mengepung dan selalu menghindar, menguras
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaganya agar dia kelelahan maka gadis ini tak mau lagi
melayani lawan. Dia yakin dirinya akan roboh sendiri kalau
terus memutar pedang seperti kitiran, padahal lawan tak
menyerang dan menunggu dia kelelahan. Dan karena betul
saja dia sudah lelah sementara tiga orang itu sewaktu-waktu
siap merobohkannya, begitu dia jatuh kehabisan tenaga maka
Yu Yin tak mau lagi meladeni dan melakukan jurus Siluman
Terbang Membabat Teratai, satu jurus berbahaya di mana dia
telah memaksa lawan-lawannya mundur. Dan begitu mereka
bergulingan sementara si wakil ketua berteriak mendapat
tendangannya, Yu Yin tertawa, maka gadis ini me lesat dan
meninggalkan pertempuran.
"Han Han, ayo kita pergi. Aku sudah muak melayani orang-
orang yang licik ini!"
Han Han tertegun. Yu Yin yang semula tak mau didekati
mendadak sekarang minta pergi bersama. Ini berarti gadis itu
sudah mau berbaik tapi Han Han maklum bahwa itu semua
karena si gadis ingin minta perlindungan, secara tak langsung.
Wakil letua dan ketua-ketua Ang-liong-pang itu orang-orang
yang cukup lihai, juga mereka cerdik. Terbukti ingin,
menguras tenaga si gadis karena pedang hitamnva terlalu
ampuh. Dan karena hal itu sudah dilakukan dan Yu Yin mati
kutu, gemas dan marah kepada lawan namun tak mendapat
perlawanan, karena mereka menghindar dan selalu mengelak
apabila hendak berbenturan pedang maka Han Han tiba-tiba
tersenyum dan mengangguk, merasa bahwa itu memang yang
terbaik, apalagi sejak tadipun sebenarnya dia juga tak suka
mengikat permusuhan. "Baik," Han Han berkelebat. "Sudah kubilang tadi, Yu Yin.
Tapi kau sendirilah yang mencari perkara."
"Eh, siapa mencari perkara?" gadis itu mendadak berhenti,
melotot. "Jaga mulutmu baik-baik, Han Han. Atau aku akan
menyerangmu dan boleh kau bela orang-orang itu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh, maaf.... maaf. Aku tidak maksudkan begitu. Sudahlah,
mari pergi dan kita tinggalkan orang-orang ini!"
Namun terlambat. Yu Yin yang marah-marah dan sejenak
memaki Han Han tiba-tiba membuat kesempatan bagi ketua-
ketua Ang-liong-pang itu. T wa-mo, yang marah dan melompat
bangun sudah memberi aba-aba kepada semua anak buahnya.
Mereka bergerak dan mengepung, jalan keluar sudah ditutup.
Dan sementara dua muda-mudi itu bercekcok karena Yu Yin
tak mau dikata mencari perkara, hal yang memang
sebenarnya begitu maka ketua nomor satu ini sudah memberi
aba-aba dan semua anak buahnya berloncatan menghadang.
Dan begitu mereka bergerak dan seratus lebih membuat
lingkaran lebar, Yu Yin tak mungkin dapat lolos tanpa
membuka kepungan itu maka Twa-mo sudah melompat maju
dan bersama Ji-mo yang juga sudah melompat bangun tiba-
tiba dua orang ketua ini melepas senjata-senjata rahasianya.
"Awas, jangan sampai gadis itu lari. Siapkan jala.... dar-dar-
dar!" Yu Yin terkejut, membentak dan melempar tubuh
bergulingan ketika pelor-pelor itu me ledak ditangkisnya. Han
Han sendiri hanya mengegos dan menangkap empat pelor
hitam, yang tak meledak karena bertemu telapak tangan yang
lunak. Dan ketika paku-paku tulang juga dielak dan sebagian
ditiup runtuh, hal yang membuat dua ketua Naga Merah itu
terbelalak maka Han Han melempar empat pelor itu kearah
orang-orang Ang-liong-pang.
"Heii, awas!" Tentu saja semua terkejut. Han Han yang melempar
sembarangan tapi tahu-tahu sudah me ledak di depan tiba-tiba
membuat delapan anak buah Ang-liong-pang menjerit.
Mereka terpental dan ledakan keras mengguncang tempat
itu. Kepungan otomatis pecah dan ke sinilah Han Han
bergerak. Karena begitu dia tersenyum dan menggerakkan
kaki maka dia menyambar lengan Yu Yin untuk diajak pergi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, sudah ada jalan. Ayo keluar!" Yu Yin kagum. Dia
sendiri sudah meloncat bangun ketika Han Han menyambar
lengannya. Pelor-pelor itu ditangkap dan diterima Han Han,
bukan main beraninya. Karena pelor-pelor itu dapat meledak
kalau disambut dengan keras. Tapi karena Han Han rupanya
dapat mengatur tenaga dari keras ke lunak, ini yang
mengagumkan maka Yu Yin mendecak dan tertawa di
samping pemuda itu. "Bagus, terima kasih, Han Han. Tapi tak usah kita
berpegangan!" Han Han terkejut. Memang dia telah memegang tangan
gadis itu untuk diajak pergi, bukan untuk apa-apa. Tapi karena
gadis itu bicara begitu dan mau tak mau mukanya semburat
maka Han Han melepaskan pegangannya dan mereka keluar
kepungan. Namun bentakan di kiri kanan tiba-tiba terdengar. Belasan
benda-benda berkilap menyambar dari atas. Han Han dan Yu


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yin terkejut karena itulah jaring-jaring berkerincing yang
menakup kepala. Agaknya, para anggauta Naga Merah yang
sudah diperintah ketuanya menyiapkan itu, menyerang dan
berlompatan mengejar sementara dua jaring dari belakang
menyambar paling hebat, cepat dan luar biasa karena itulah
sepasang jaring yang digerakkan ketuanya sendiri, Twa-mo
dan Ji-mo. Dan karena duapuluh jaring sudah di atas kepala
dan- musuh-musuh di kiri kanan tak membiarkan mereka
pergi maka Yu Yin memutar pedangnya dan jaring di atas
kepalanya terbabat putus.
"Cras-cras-cras!"
Yu Yin terhindar. Tapi lain gadis ini lain pula Han Han.
Pemuda yang tak bersenjata atau yang saat itu tidak
mengeluarkan senjata tiba-tiba menggerakkan dua jari
tangannya, telunjuk dan jari tengah. Dan begitu Han Han
bergerak dan menusuk atau merobek maka semua jala di atas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepalanya juga pecah dan terpotong seperti agar-agar teriris
pisau dapur. "Aih, pemuda siluman!" dua ketua Ang-liong-pang
berteriak. Mereka itu terkejut karena jaring yang mereka
pergunakan juga robek dikerat jari-jari pemuda itu. Tadi Han
Han sudah menunjukkan kelihaiannya dengan menangkap
pelor-pelor berbahaya, kini menunjukkan kepandaiannya yang
lain di mana jari-jarinya itu sekeras dan setajam pisau belati,
bahkan, agaknya, jauh lebih tajam lagi! Dan ketika mereka
tertegun dan bengong membelalakkan mata maka dua muda-
mudi itu sudah bergerak dan lari lagi.
"Kejar, tangkap mereka!" T wa-mo tiba-tiba berseru, gusar.
"Dan bunuh si pemuda itu!"
Para anggauta Ang-liong-pang bergerak. Mereka mengejar
dan berhamburan menyerang lagi. Twa-mo melepas lagi
beberapa pelor ledaknya namun dengan ringan Han Han
mengelak atau menangkap, tanpa menoleh, hanya mengandalkan pendengaran dan ketajaman telinganya saja.
Dan ketika pemuda itu melempar balik dan pelor-pelor
meledak melukai anggauta-anggauta Ang-liong-pang sendiri
maka Twa-mo mencak-mencak dan tak berani melontarkan
pelor-pelornya. "Jahanam, pemuda itu ternyata lebih hebat daripada Coa-
siocia!" Twa-mo sekarang sadar, tadi merendahkan dan tak
memandang mata tapi kini tiba-tiba terkejut dan kaget.
Sungguh tak disangkanya bahwa pemuda yang bercaping dan
tampak sederhana itu demikian lihai. Namun karena Coa-siocia
harus ditangkap dan itu penting sekali maka ketua nomor satu
dari Ang-liong-pang ini berkelebat dan terbang mendahului,
disusul saudaranya dan Kwan Bhe, wakilnya, juga mengikuti
dan melampaui anggauta-anggauta mereka. Para anggauta itu
tak secepat mereka dan memang tiga orang tokoh inilah yang
dapat mendahului, paling depan. Dan ketika Twa-mo sudah di
belakang lawan-lawannya dan dua muda-mudi itu dibentak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
agar berhenti, tak mau, maka laki-laki ini menggerakkan
ruyungnya dan menderu amat hebat menghantam Han Han.
"Krakk!" Ruyung itu tiba-tiba patah. Twa-mo yang terpekik dan
kaget oleh gebrakan ini tiba-tiba me lihat Han Han membalik.
Pemuda itu mendengus dan menggerakkan tangan kirinya,
menampar. Dan ketika serangkum angin pukulan menyambar
ketua itu, panas, maka Twa-mo menangkis tapi mencelat
bergulingan. "Dess!" Kaget atau pucatnya laki-laki ini tak dapat dikatakan lagi.
Twa-mo terguling-guling sementara adiknya, Ji-mo, membentak dan menyerang Han Han pula. Dia menggerakkan
golok lebarnya sementara paku-paku tulang juga berhamburan dari tangan kiri. Tapi ketika Han Han mengibas
dan semua paku-paku tulang runtuh, sebagian ada yang
menyambar kembali ke ketua Naga Merah itu maka Ji-mo juga
terbanting dan mencelat bergulingan.
"Des-dess!" Dua laki-laki itu sama-sama kaget. Kwan Bhe, sang wakil,
mau menyerang dan mengikuti jejak ketuanya. Tapi begitu
melihat kedahsyatan Han Han mendadak dia mundur dan
menarik dayungnya. "Keparat, pengecut jahanam!" Twa-mo meloncat bangun
memaki wakilnya itu. "Serang dan bunuh pemuda itu, Kwan
Bhe. Atau kau kutendang mencelat dan mampus di sini!"
Kwan Bhe terkejut. Dia didupak dan terhuyung ke depan.
Ketuanya marah-marah dan saat itu para anggauta bergiliran
tiba. Tadi Han Han tersusul karena Yu Yin sempoyongan.
Kiranya gadis itu kelelahan dan sebab itulah dua muda-mudi
ini terkejar. Han Han tak mau meninggalkan temannya dan
terpaksa melindungi. Dan ketika mereka dikejar lagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sementara Ji-mo dan T wa-mo membentak melepas serangan,
kini ditujukan kepada Y u Yin yang dinilai lemah maka Han Han
terpaksa menangkis dan menolak semua serangan-serangan
itu. "Plak-plak-plak!"
Ji-mo dan suhengnya terhuyung. Golok lebar itu ditangkis
begitu saja sementara ruyung yang tinggal separoh juga
tertolak ke belakang. Kwan Bhe menyerang tapi si Naga
Kuning itu bahkan terlempar, dayungnya patah menjadi
empat. Dan ketika semua gentar namun tak mau kehilangan
Yu Yin, karena gadis itu harus ditangkap karena
mendatangkan untung besar bagi mereka maka tiga orang ini
mengejar lagi dan tak mau sudah, menyerang dari jauh.
"Yu Yin, kau sempoyongan, lelah. Bagaimana kalau kau
memegang tanganku dan kuajak berlari cepat" Kita akan
selalu tersusul kalau begini, dan aku tentu sibuk kalau harus
selalu melindungi dirimu!"
"Aku masih dapat menjaga diri!" gadis itu berseru. "Tak
usah kau khawatir meskipun aku sempoyongan, Han Han.
Kalau kau ingin meninggalkan aku boleh tinggalkan, dan aku
juga tidak mengharap kau selalu menangkis serangan orang-
orang itu untukku!" "Hm, keras kepala," Han Han menarik napas. "Kalau begitu
bagaimana jika kau lari saja dan kutahan mereka itu?"
"Apa" Kau mau menyuruhku lari semen tara menahan
mereka" Tidak, kalau mereka tidak curang dan mengeroyok
begini tak perlu aku dibantu, Han Han. Daripada kau
menghadapi mereka lebih baik aku saja!" dan si gadis yang
berhenti dan membalik ke belakang tiba-tiba membentak dan
menyerang Ji-mo. Laki-laki itu berada tepat di belakangnya
dan berkali-kali menyuruh dia berhenti. Paku-paku tulangnya
menyambar tapi selalu disampok runtuh Han Han. Maka ketika
Han Han menyuruhnya lari dan dia dianggap seolah tak kuat
lagi, gadis itu marah, maka Yu Yin membalik dan meloncat
menusuk Ji-mo. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Heii!" sang ketua terkejut. Ji-mo tak menyangka tapi tentu
saja girang. Gadis itu sudah kehabisan tenaga dan tinggal
menunggunya roboh sendiri, kalau tak ada pemuda di
sampingnya itu. Maka begitu si nona menyerang dan Ji-mo
tahu kelemahan gadis ini maka laki-laki itu menggerakkan
goloknya dan menangkis. "Crang!" Pedang si nona mencelat. Golok Ji-mo sendiri putus tapi Y u
Yin terpelanting ke depan. Gadis itu terbawa oleh tenaga
bacokannya dan karena golok putus dibabat maka diapun
terjerumus. Ji-mo tertawa bergelak dan melompat ke kiri,
mengirim tendangan dari samping. Dan ketika tendangan itu
mengenai perut si nona dan Yu Yin berteriak maka gadis itu
terlempar. "Buk!" Ji-mo menyambar bagai rajawali menerkam mangsa. Laki-
laki ini kegirangan karena segera akan dapat menangkap
lawannya. Pedang hitam itu tak ada lagi dan gadis ini sudah
kehilangan senjatanya Tapi ketika Ji-mo bergerak dan mau
menubruk, menangkap atau menerkam lawan maka saat itu
sebuah bayangan bergerak dan tahu-tahu laki-laki ini
terlempar. "Ji-mo, tikus busuk, enyahlah!"
Ketua Ang-liong-pang itu terpekik. Han Han, pemuda
bercaping tiba-tiba menerkam tengkuknya. Dari samping
pemuda itu bergerak amat cepat dan tahu-tahu ketua Ang-
liong-pang ini diangkat naik. Dan ketika Ji-mo dilontarkan dan
dilempar bagai layang-layang putus talinya maka laki-laki itu
terbanting dan seketika berdebum dengan amat kerasnya.
"Brukk!" Tokoh nomor dua dari Ang-liong-pang itu mengeluh. Laki-
laki ini mendelik dan setengah pingsan. Anak buahnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdatangan menolong dan Han Han saat itu sudah
menyambar Twa-mo dan si Naga Kuning Kwan Bhe pula,
menampar dan mendorong mereka hingga dua orang itu
jungkir balik. Lalu ketika keduanya tunggang-langgang dan
berteriak-teriak maka Han Han menyambar pedang hitam dan
berkelebat membawa lari Yu Yin, yang tadi mengeluh dan
mengaduh kena tendangan si ketua nomor dua.
"Yu Yin, sekarang tak perlu kau keras kepala lagi. Ayo
menyingkir dan ikuti kata-kataku!"
Namun gadis itu menggigit lengan Han Han. Dalam marah
dan lemahnya, Yu Yin teringat tendangan si ketua tiba-tiba
gadis itu berteriak agar Han Han melepaskan dirinya. Han Han
terkejut karena lengannya tiba-tiba berdarah, si gadis
menggigit begitu kuat. Dan ketika pegangannya kendor dan
Yu Yin meloncat turun maka sambil membentak gadis itu
menyambar pedangnya lagi.
"Aku mau lari kalau sudah membalas, tendangan Ji-mo
tadi. Mana dia dan biar kubalas sakit hatiku dulu!" dan, tidak
menghiraukan Han Han yang terkejut dan berseru keras tiba-
tiba gadis itu lari ke arah Ji-mo yang ditolong pembantu-pem-
bantunya. Laki-laki itu masih tak dapat berdiri karena
bantingan Han Han tadi amatlah kerasnya. Dan ketika Yu Yin
menerjang dan membacok lawannya, yang terbaring pucat
maka empat orang di situ yang melindungi si ketua dibuat
menjerit terkena babatan pedangnya. Pedang di tangan si
gadis memang hebat karena pedang itu adalah pedang yang
ampuh. Sudah terbukti berkali-kali bahwa golok atau dayung
akan terpapas kutung. Dan karena empat orang itu hanyalah
anggau-ta-anggauta biasa dan Yu Yin tentu saja dengan
mudah membabat lawannya maka pedang meluncur dan
akhirnya membacok kepala Ji-mo.
"Hayaaa...!" si ketua memekik. Ji-mo terkejut melihat itu
dan tiba-tiba saja timbul kenekatannya. Sebenarnya, berkali-
kali ketua nomor dua dari Ang-liong-pang ini tak berani
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersungguh-sungguh. Dalam serangan atau balasannya tadi
selalu dia mengurangi tenaga, karena nama Coa-ong-ya masih
terlalu disegani laki-laki ini. Tapi begitu Yu Yin membacoknya
dengan pedang hitam dan gadis itu kalap tak mau sudah,
padahal dia masih kesakitan oleh bantingan Han Han maka
tiba-tiba laki-laki ini berteriak dan secepat kilat tujuh paku
tulangnya dilepas ke depan sementara tubuh sendiri
digulingkan menahan sakit.
"Crep-crep-crep!"
Yu Yin memang sudah lemah tenaganya. Gadis itu menang
nekat dan menang keras kepala. Dia sebenarnya sudah lemah
dan menghadapi orang seperti Ji-mo ini sebenarnya dia sudah
harus istirahat. Dikeroyok dan diserang berkali-kali oleh tokoh-
tokoh Ang-liong-pang sebenarnya gadis itu sudah kelelahan.
Maka begitu Ji-mo melempar tubuh bergulingan sementara
tujuh paku tulang dilepas dan dihamburkan ke mukanya, hal
yang membuat gadis ini terkejut maka Yu Yin menangkis dan
empat paku tulang terpental sementara tiga yang lain
mengenai pundak dan lehernya, pedang di tangannya sendiri
akhirnya membacok tanah kosong.
"Augh...!" gadis itu roboh. Yu Yin melotot tapi tiba-tiba
terguling. Pundak dan lehernya kehitaman. Kiranya paku-paku
tulang itu beracun! Dan ketika gadis ini pingsan sementara Ji-
mo terhuyung di sana, ditolong suhengnya maka Han Han
tertegun sementara yang lain-lain juga terkejut me lihat ketua
mereka hampir binasa. "Tangkap gadis itu, ikat dia ke mari!"
Hari Han tiba-tiba menggeram. Pemuda ini berkelebat dan
sebelum orang-orang Ang-liong-pang mendekat tiba-tiba
pemuda itu sudah berlutut di dekat temannya. Han Han
terkejut melihat luka kehitaman itu, tahu bahwa racun yang
ganas menyerang Yu Yin. Dan ketika dia melihat gerakan-
gerakan di sekeliling dan tahu-tahu dirinya sudah dikepung,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Twa-mo dan wakilnya ada di situ maka Han Han menyambar
dan memondong gadis ini. "Ang-liong-pangcu, minggir dan menyibaklah kalian secara
baik-baik. Berikan obat penawar racun atau aku akan
membunuh kalian semua!"
"Hm!" Twa-mo, yang gentar tapi kembali berani karena
bersama banyak orang mendelik dan balas membentak Han
Han. Dia berkata bahwa pemuda itulah yang harus
menyerahkan Yu Yin dan pergi baik-baik, kalau tak ingin
dibunuh. Dan ketika Han Han berkilat dan Twa-mo marah,
karena pemuda itu membuat saudaranya kesakitan maka
ketua Ang-liong-pang ini menutup. "Aku tak menghendaki
nyawa anjingmu. Kami semua tak kenal padamu. Serahkan


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gadis itu dan pergilah secara baik-baik, anak muda. Atau kami
akan membunuhmu dan kau tak dapat pulang menemui
ibumu!" "Hm!" Han Han mendengus. "Begitukah" Baiklah, kau
sendiri yang mencari penyakit, Ang-liong-pangcu. Kalau begitu
aku akan membasmi kalian dan jangan salahkan aku!" Han
Han menyambar pedang hitam, mata berkilat berbahaya dan
Twa-mo terkejut melihat pedang itu. Han Han masih
memondong Yu Yin dan dengan tangan kiri saja pemuda itu
memegang pedang hitamnya. Tapi karena pemuda ini sudah
menunjukkan kelihaiannya dan pedang di tangannya itu juga
bukan pedang sembarangan maka begitu Han Han
mempersiapkan diri mendadak ketua ini melempar empat
pelor ledak dan menubruk pemuda itu.
"Serang, bunuh pemuda ini!"
Han Han berkelebat. Melihat sang ketua menyerang tanpa
memberi peringatan terlebih dahulu tiba-tiba Han Han menjadi
marah. Dia sudah melihat gerakan pundak ketua itu dan cepat
mengelak ketika pelor-pelor berbahaya menyambarnya. Dan
karena ia tak mau menangkis karena dapat membahayakan
Yu Yin, yang dipondongnya, maka begitu berkelebat dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membiarkan pelor lewat maka Han Han menusuk dan
menyambar ketua Ang-liong-pang itu.'
"Cret!" Sang ketua terkejut. Dalam satu gebrakan itu saja tahu-
tahu Han Han telah melukai pelipisnya. Pedang sebenarnya
mau menukik lagi namun Kwan Bhe dan para anggauta Ang-
liong-pang sudah menyerangnya. Mereka itu melindungi sang
ketua dan Twa-mo sendiri memekik melempar tubuh
bergulingan. Dan ketika laki-laki itu melompat bangun dan
Han Han berkelebatan melayani lawan-lawannya, dengan
pedang di tangan kiri maka tiga kepala tiba-tiba terpenggal
dari tubuhnya, jatuh menggelinding disusul pekik kaget dan
jerit yang lain. "Aihhh.... crat-crat-crat!"
Han Han tersenyum dingin. Pemuda itu berkelebatan dan
pedang di tangannya sudah mencium darah segar. Pemuda
ini tak mau memberi ampun dan keganasan serta
kekejamannya tampak jelas. T iga anggauta yang sudah roboh
tanpa kepala disusul lagi oleh lima tubuh yang lain. Delapan
anggauta, Ang-liong-pang tiba-tiba saja sudah binasa begitu
cepat. Dan ketika pemuda itu terus berkelebatan semakin
cepat dan Kwan Bhe menjerit karena lengannya putus,
terbabat oleh pedang hitam maka selanjutnya Han Han seperti
seekor naga haus darah yang membabati dan meroboh-
robohkan lawannya. "Awas, mundur. Awas, kita bertemu pemuda yang
telengas!" Han Han tertawa dingin. Belasan anak buah Ang-liong-pang
tiba-tiba saja sudah berjatuhan tak diberi ampun. Han Han
adalah putera seorang ahli pedang yang ternama. Ayahnya,
Pek-jit Kiam-hiap Ju Beng Tan adalah seorang jago tanpa
tanding. Maka begitu lawan mengeroyoknya dan Han Han
mengeluarkan kepandaiannya ini, kepandaian bermain pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka bayangan hitam sudah bergulung-gulung naik turun
bagai naga sakti menyambar mangsa. Han Han marah dan
timbul kebengisannya. Yu Yin yang pingsan dan luka, oleh
paku beracun membuat pemuda itu kejam. Watak dinginnya
muncul dan kalau sudah begini maka Han Han bukan lagi
putera Pek-jit-kiam Ju Beng Tan melainkan lebih tepat sebagai
putera si Golok Maut, karena memang itulah ayah
kandungnya, ayah yang mengalirkan darah dan watak yang
bak pinang dibelah dua, dingin dan sama-sama ganas. Dan
ketika belasan anggauta Ang-liong-pang bergelimpangan
mandi darah, rata-rata kutung kepalanya dibabat Han Han
maka Twa-mo dan Ji-mo yang terbelalak di luar ngeri hatinya.
Dua orang ketua Ang-liong-pang ini marah sekali. Ji-mo,
yang sudah dapat berdiri dan tegak ditolong suhengnya
melotot bagai ikan emas. Tokoh nomor dua dari Ang-liong-
pang ini hampir tak percaya pada apa yang dilihat. Belasan
orang anak buahnya, ah tidak.... puluhan orang anak buahnya
sudah bergelimpangan dibabat Han Han. Tak kurang
empatpuluh lebih yang kini dibantai pedang hitam itu. Han
Han bergerak dan berkelebatan bagai rajawali menyambar-
nyambar. Setiap kali pedang bergerak setiap kali itu pula
darah memuncrat. Kepala yang menggelinding sungguh tak
terhitung lagi karena berceceran di tanah. Bahkan, Kwan Bhe
akhirnya terpenggal dan kepala si Naga Kuning itu mencelat
ditendang Han Han. jatuh dan tepat berhenti di dekat dua
orang ketuanya. Dan ketika Ji-mo memekik sementara enam
puluhan anggautanya pucat dan berteriak-teriak, mengepung
tapi menyerang dari jauh maka ketua nomor dua dari
perkumpulan Naga Merah ini membentak menerjang maju.
"Jangan...!" Twa-mo berseru, kalah cepat. "Kembali, Ji-te.
Jangan dekat-dekat!"
Namun sang adik sudah naik pitam. Ji-mo tak perduli lagi
dan kemarahannya melihat anak buahnya dibantai membuat
dia tak memperdulikan kepandaian lawan. Goloknya yang baru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah dicabut lagi dan tangan kirinyapun bergerak melepas
belasan paku-paku tulang, semuanya bercuitan tapi Han Han
mendengus dan memutar pedang di depan tubuh, melindungi
Yu Yin yang ada di pondongannya. Dan ketika paku tulang
terpental berhamburan ke sana ke mari, menyambar Ji-mo
dan anak buahnya sendiri maka tiga belas orang roboh
terkena paku-paku tulang itu, yang ditangkis Han Han.
"Aduhh..!" Ji-mo semakin mata gelap. Dia menggerakkan goloknya
menangkis empat paku tulang yang membalik menyambar
dirinya, meruntuhkan dan setelah itu bergerak lagi ke arah
Han Han. Dan karena tokoh nomor dua ini sudah mata gelap
dan membacok Han Han sekuat tenaga, Han Han membalik
dan menggerakkan pedang hitam maka golok di tangan laki-
laki itu putus menjadi dua.
"Crangg!" Ji-mo melempar tubuh bergulingan. Han Han membalasnya
namun lawan menyelamatkan diri, anak buah Ang-liong-pang
bergerak dan Twa-mo sendiri mencelat membantu adiknya.
Ruyung di tangan ketua nomor satu itu menderu menghantam
Han Han, dari belakang. Dan ketika Han Han memutar pedang
namun ruyung ditarik cepat, tak berani diadu maka Han Han
sudah dikeroyok dan menghadapi lagi dua orang ketua Ang-
liong-pang ini, yang dibantu puluhan anak buahnya.
Namun Han Han terlalu hebat. Pek-jit Kiam-sut (Silat
Pedang Matahari) yang dimainkan begitu hebat telah
membungkus pemuda ini dan temannya. Yu Yin yang berkali-
kali diincar untuk dibunuh atau dimaksudkan untuk mengacau
perhatian pemuda itu ternyata tak dapat disentuh. Si pemuda
menggerakkan pedangnya secepat kitiran. Dan karena pedang
hitam itu memang hebat dan Han Han berkelebatan bagai
rajawali menerkam mangsa, tidak tinggal diam di tempatnya
maka lain pemuda ini lain pula Yu Yin. Gadis itu tadi hanya
memutar pedang dan menunggu serangan, jadi berhenti di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tempat dan kewalahan oleh tiga tokoh Ang-liong-pang. Tapi
Han Han yang bergerak dan membalas, sering melancarkan
serangan tak terduga-duga membuat lawan lawannya
kerepotan dan sering terkejut apalagi kalau pedang sudah
menyambar di depan hidung! Twa-mo sendiri sampai harus
melempar tubuh cepat-cepat sambil berteriak meminta tolong.
Adiknya bergerak dan membokong Han Han. Tapi ketika Han
Han memutar pedangnya lagi dan membabat golok di tangan
Ji-mo maka laki-laki itulah yang harus menyelamatkan diri dan
bergulingan seperti kakaknya.
"Keparat!" dua orang itu gemetar. "Pemuda ini hebat sekali,
suheng. Agaknya, kita harus mengalah dan pergi!"
"Hm, tak mungkin pergi!" Han Han sudah marah,
menjawab dan tertawa dingin mendengar omongan itu.
"Kalau kalian mau pergi maka kepala kalian harus ditinggalkan
di s ini dulu, Ji-mo. Baru setelah itu boleh kalian pergi!"
Ji-mo dan Twa-mo gusar. Mereka membentak dan
menyerang lagi namun pedang hitam menyambut. Mereka
berteriak dan memaki lawan bahwa Han Han terlalu
mengandalkan senjata pusaka, padahal pedang itu bukanlah
miliknya. Dan ketika Han Han mendengus dingin dan
menyimpan pedang, hal yang mengherankan dua oran itu
maka Han Han bergerak dengan tangan kosong melayani
lawan. "Baiklah, lihat kepandaianku, Ji-mo. Tanpa pedangpun aku
mampu membunuh kalian berdua!"
Dua orang itu girang. Mereka membelalakkan mata namun
menerjang lagi. Sisa anak buah dikerahkan dan anggauta-
anggauta Ang-liong-pang berseri. Han Han menyimpan
pedang dan itu berarti si pemuda mencari mati. Tapi ketika
semua berhamburan dan menyerang berteriak-teriak, bangkit
semangatnya, tiba-tiba mereka memekik karena tangan
pemuda itupun ternyata mampu memotong atau menerima
senjata-senjata tajam mereka, tak kalah dengan pedang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Crak-crak-crak!"
Han Han membacok dengan sisi telapak tangannya.
Pemuda ini memang telah memiliki sinkang demikian hebat
hingga dengan telapak tangannyapun dia mampu beradu
senjata tajam. Jari-jari atau sisi telapak tangannya itu telah
berobah sekeras baja, berkat sinkang atau tenaga sakti yang
dilatihnya bertahun-tahun. Dan ketika golok atau tombak
patah-patah, tak kuat bertemu tangan pemuda ini maka golok
di tangan Ji-mo juga meletak dan pecah tiga potong.
"Aiihhhh...!" laki-laki itu seperti bertemu setan. Tangan Han
Han yang masih bergerak dan terus menyambar lehernya tak
dapat ditangkis lagi, goloknya sudah terlepas. Dan ketika dia
coba mengelak namun kalah cepat, sisi telapak tangan Han
Han membacok bagai golok maka leher laki-laki itu terbabat
dan..... putus. "Crasss!" Semua merinding berseru tertahan. Ji-mo roboh dengan
tubuh tanpa kepala, ambruk dan tumbang seperti batang
pisang yang baru dikelewang. Dan ketika semua mundur
sementara Twa-mo mendelik tak percaya, kaget tapi juga
ngeri maka Han Han berkelebat dan menyambar ke arahnya.
"Sekarang giliranmu!" sinar putih keluar dari tangan
pemuda ini. Han Han mengerahkan Kiam-ciang atau Tangan
Pedang di mana tenaga yang dipakai adalah tenaga dari kitab
kecil yang ditemukan di sumur tua. Itu adalah sinkang ajaran
ayahnya sendiri, Si Golok Maut, Dan karena Han Han
menggabung kepandaian dari ayah angkat dan ayah kandung,
hebatnya tentu saja bukan main maka Twa-mo tak dapat
mengelak dan ruyung di tangan itulah yang dipakai
menangkis, berteriak, mengerahkan segenap tenaga tapi
ruyung itu juga hancur berkeping-keping. Bandul besinya
mencelat dan menimpa seorang anak buah Ang-liong-pang,
yang menjerit dan roboh menggelepar. Dan ketika tangan Han
Han masih terus bergerak dan membabat leher lawan, seperti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang sudah-sudah maka tulang laki-laki ini berkeratak dan
kepala itupun terpenggal seperti dibacok senjata tajam.
"Krakk!" Han Han tak memberi ampun. Tangan pemuda ini sudah
berlepotan darah segar namun Han Han seolah orang
kehausan yang mendapat minum anggur. Semakin banyak
darah dicipratkan semakin bersemangat dia. Dan ketika Twa-
mo roboh dan tewas tanpa kepala lagi maka Han Han
berkelebatan dan dengan tangan kirinya itu dia membabat
sisa-sisa anggauta Ang-liong-pang yang tiba-tiba kocar-kacir,
menjerit-jerit. "Ampun.... jangan kami dibunuh, augh ....!"
Han Han tak memberi kesempatan orang itu minta ampun,
ditebas dan kepalanyapun mencelat menyusul sang ketua.
Semua panik dan tunggang-langgang. Dan ketika hanya
beberapa saja yang berhasil menyelamatkan diri dan hampir
seratus orang tergelimpang, mandi darah, anak buah
perkumpulan Naga Merah itu nyaris habis maka Han Han
berhenti bergerak dan tegak mengusap keringat, juga darah
yang membasahi tangannya.
"Aduh.... ah, Han Han... di mana kau?"
Han Han terkejut sadar. Yu Yin, temannya itu, siuman dan
memanggil namanya, lemah namun dapat terdengar. Dan
ketika gadis itu membuka mata dan mengeluh oleh racun di
tubuhnya maka Han Han menurunkan dan meletakkan gadis
ini di rumput yang tebal. Dan Yu Yin tiba-tiba tersentak
melihat tubuh yang bergelimpangan itu.
"Han Han, kau.... kau membunuh orang orang ini?"
"Hm, betul," Han Han mengangguk, sinar matanya tidak
seganas lagi, mencorong lembut. "Mereka minta mati, Yu Y in.
Dan aku mengantar mereka ke neraka sesuai permintaannya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yu Yin meremang, mendengar kata-kata yang diucapkan
dingin itu, tak, berperasaan. "Kau membunuh-bunuhi mereka"
Kau tidak kenal kasihan?"
"Untuk apa kasihan?" jawaban inipun dingin, beku. "Aku
menyuruh mereka minggir, Yu Yin. Tapi mereka tetap
membandel dan tidak mau dengar. Dan aku tak suka dengan
orang-orang semacam ini. Kau minta diobati atau tidak?"
"Ah!" gadis itu terisak, merasa ngeri tapi juga kasihan
kepada anggauta-anggauta Ang-liong-pang itu. "Kau kejam,
Han Han. Kau telengas. Mereka hanya anak-anak buah yang
tak sepatutnya dibunuh!"
"Hm, kau mau bicara tentang mayat-mayat itu atau dirimu
sendiri" Kalau kaupun tak mau kubantu aku juga tak akan di
sini, Yu Yin. Terserah kau mau menganggap aku apa!"
"Plak!" Yu Yin tiba-tiba menampar. "Kau. menghina aku,
Han Han. Kau merendahkan aku. Kalau kau tak mau
menolong aku boleh kau pergi dan biarkan aku mampus. Aku
juga tak butuh pertolonganmu... auhh!" namun si gadis yang
mengeluh dan berteriak kesakitan tiba-tiba terguling dan
pingsan lagi. Yu Yin marah oleh sikap dan kata-kata temannya
tadi. Han Han terlalu beku dan kejam, tak berperasaan.
Pemuda itu sampai hati bicara seperti itu kepadanya. Maka


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketika rasa sakit tiba-tiba menusuk dan racun di tubuh
membuat gadis itu berteriak maka dia terguling pingsan dan
Han Han yang tertegun di situ tiba-tiba menotok dan
menolong gadis ini. Han Han bergerak ke mayat Ji-mo. Yu Yin terluka oleh
paku-paku tulang laki-laki ini, paku yang mengandung racun.
Dan karena Ji-mo tentu mempunyai obat penawar dan Han
Han sudah menggeledah mayat laki-laki itu, menemukan
sebungkus obat maka Han Han memberikan obat ini kepada
temannya. Dan benar saja, tak lama kemudian Yu Yin siuman
lagi. Wajah gadis itu mulai memerah dan Han Han menunggu
sejenak. Dan ketika gadis itu membuka mata dan melompat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bangun, mengherankan sekali, maka Yu Yin yang sudah
sembuh tanpa sadar ini membentak,
"Kau, mengapa masih ada di sini" Bukankah katamu tak
akan menolongku" Nah, pergilah, Han Han. Aku tak butuh
pertolonganmu!" Han Han bersinar. Segera dia tahu bahwa gadis ini
memang sudah sembuh. Gerakan Yu Yin ketika meloncat tadi
merupakan bukti. Dan bangkit menarik napas dalam tiba-tiba
Han Han memutar tubuh dan melangkah pergi sambil
membenamkan capingnya. "Baiklah," pemuda itu tertawa tawar. "Kalau kau
menghendaki aku pergi aku juga akan pergi, Yu Yin. Selamat
tinggal, dan hati-hatilah menjaga diri..."
Yu Yin tertegun. Seketika dia sadar bahwa dia sudah
sembuh. Rasa sakit itu tak ada lagi dan tiga bekas luka
menghitam juga lenyap. Rasa terbakar atau nyeri benar-benar
hilang. Dan ketika dia melihat bungkusan obat dan sadar
bahwa itu adalah pertolongan Han Han, yang dikira belum
menolongnya maka gadis ini tertegun, berseru tertahan.
"Han Han!" Yu, Yin berkelebat. "Kau sudah menolongku"
Bungkusan obat itu kau yang memberikannya?"
"Hm," Han Han melejit dan menghindar dari hadangan
gadis ini. "Tak ada yang menolongmu, Yu Yin. Yang
menyelamatkanmu adalah bungkusan obat dari Ji-mo itu.
Tanya saja mayatnya dan coba kau hubungi dia!"
"Han Han!" Yu Yin menjerit. "Kau menghina dan
mempermainkan aku seperti ini" Kau menyuruh aku bicara
dengan mayat" Ah, mentang-mentang kau berkepandaian
tinggi maka kau bersikap sombong, Han Han. Kalau begitu
terima ini dan jangan kau lari dulu... singg!" pedang hitam
yang menggeletak di tanah disambar gadis ini, ditusukkan ke
arah Han Han tapi pemuda itu tertawa dingin. Yu Yin yang
marah-marah kepadanya justeru membuat perasaan Han Han
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba-tiba beku kembali, dia merasa tak senang. Maka ketika Yu
Yin menjerit dan menyerangnya, mengejar sambil menusuk
lagi maka Han Han menepis dan berseru,
"Kita sudah tak ada urusan lagi. Maaf kalau selama ini aku
menguntitmu karena ingin menyelamatkanmu.... plak!" dan
pedang yang mencelat dari tangan si gadis, jatuh
Berkerontang akhirnya membuat Yu Yin terkejut dan
menangis, ikut terpelanting. Gadis itu berteriak dan memaki-
maki Han Han bahwa pemuda itu kejam dan sombong. Yu Yin
menantang-nantang lawannya agar Han Han kembali dan
bertempur seribu jurus. Tapi ketika Han Han tertawa di
kejauhan dan tawa itu terdengar sumbang dan dingin maka
Han Han lenyap dan tak kelikatan bentuk tubuhnya lagi. Gadis
ini menangis dan entah kenapa tiba-tiba kecewa. Dia yang
semula marah-marah, seolah tak mau didekati Han Han
mendadak saja kini ingin didekati, bersama. Yu Yin merasa
bahwa Han Han tak bermaksud buruk kepadanya, terbukti
karena beberapa kali pemuda itu menolongnya, mengalah.
Dan karena Han Han akhirnya benar-benar pergi dan aneh
sekali gadis itu merasa kecewa, rindu, maka Yu Yinlah yang
kini bergerak dan mengejar-ngejar Han Han! Gadis ini
memanggil-manggil Han Han namun Han Han lenyap? entah
ke mana. Dan ketika merasa bahwa dia terikat, ada sesuatu
yang mengganggu dan mengguncang perasaannya akhirnya
Yu Yin jatuh bangun mencari Han Han. Meninggalkan sungai
dan masuk keluar hutan sambil menangis dengan air mata
bercucuran. Dan begitu gadis ini memanggil-manggil dan
menyusul Han Han, yang entah ke mana maka mayat tokoh-
tokoh Ang-liong-pang itu menggegerkan dunia kang-ouw
ketika ditemukan. Beberapa anak murid yang berhasil
meloloskan diri segera menceritakan ini. Seorang pemuda
bercaping bambu, dingin dan menyeramkan segera dikabarkan sebagai pembunuh berdarah dingin. Pemuda itu
amat lihai dan ilmu pedangnya amat luar biasa. Dan karena
cerita dari mulut ke mulut selalu dibumbui semakin sedap,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han Han dikabarkan seperti naga yang beterbangan dengan
pedangnya itu maka Han Han dikenal sebagai Naga
Pembunuh! Han Han tak tahu akan itu dan julukan itu sendiri
belum didengarnya. Pemuda ini memang pantas disebut
sebagai pemuda berdarah dingin. Baru saja muncul di dunia
kang-ouw sudah melakukan pembantaian seperti itu, puluhan
anak-anak buah Ang-liong-pang yang tidak pernah bermusuhan dengannya, hanya karena ikut-ikutan atau patuh
terhadap sang ketua. Dan begitu pemuda ini dikenal sebagai
Naga Pembunuh, naga yang ganas dan tak kenal ampun maka
dunia kang-ouw mulai guncang dan was-was. Maklumlah,
siapa tahu bertemu dengan pemuda ini yang belum dikenal
jelas! )odwo( Seorang wanita tertawa atau terkekeh
sendirian. Rambutnya riap-riarpan, panjang sampai ke pinggul dan
wajahnya yang cantik namun kusut, tak terawat, masih
merupakan daya tarik yang besar. Wanita itu menendang-
nendang batu di jalan sambil sesekali menyebut-nyebut nama
Kedolc Hitam. Melihat tingkahnya, jelas dia wanita tidak
waras, gila, atau mungkyi setengah gila. Tapi ketika dua orang
laki-laki muncul di tikungan dan berhenti menghadangnya,
duduk di atas dua ekor keledai yang selalu berkefinting maka
wanita itu tertegun dan tiba-tiba batu yang ditendangnya
ditangkap dan diremas hancur oleh satu di antara dua laki-laki
ini, dua laki-laki berhidung mancung.
"Hm, kau Wi Hong bekas ketua Hek-yan-pang, bukan?"
Pertanyaan itu, yang dilancarkan dengan suara sengau dan
agak parau membuat si wanita terkejut. Dia tersentak dan
sikap gilanya hilang. Sorot mata yang semula berputaran itu
mendadak bercahaya, berkilat dan tiba-tiba kekeh tawa yang
terhenti muncul lagi, terdengar dikeluarkan dengan lebih
menyeramkan, mirip ringkik kuda. Dan ketika wanita itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergerak dan tahu-tahu berdiri menghadang dengan tangan
kiri bertolak pinggang, yang kanan menuding dan menunjuk
laki-laki yang berkata maka dia berseru,
"Heh, kau ini adalah Mindra, bukan" Kakek tua bangka dari
Thian-tok (India)?" "Hm, benar. Itulah aku," si kakek, laki-Iaki di sebelah kiri
tersenyum, mengangguk bersinar. "Dan kau adalah W i Hong,
bukan?" "Keparat, aku Sin-hujin (nyonya Sin), kakek tua bangka.
Hormati suamiku atau kau mampus kubunuh!"
"Ha-ha, sudah berobah," kakek ini tertawa, berpaling
kepada temannya. "Bagaimana pendapatmu, Sudra" Apakah
bekas ketua Hek-yan-pang ini tidak seperti dulu lagi?"
"Ya, dia sudah berobah," kakek di sebelah kanan
mengangguk, bersinar pula matanya. "Sin-hujin ini agak
terganggu jiwanya, Mindra. Lihat sorot matanya yang mulai
berputaran liar itu!"
Wi Hong, wanita ini, memekik. Memang bola matanya
sudah berputaran lagi dan sikapnya yang waras tadi hanya
sejenak saja tertampak, setelah itu dia terkekeh-kekeh dan
mencungkil-cungkil tanah dengan kakinya. Tapi ketika belasan
kerikil tajam mencelat dan menyambar dua kakek ini, yang
duduk terkejut maka keduanya berseru mengebutkan ujung
lengan baju. "Heh, awas. Tidak waras tetapi berbahaya!" belasan kerikil
disampok runtuh, hancur menjadi tepung tapi wanita itu tiba-
tiba bergerak dan berkelebat ke belakang. Dan ketika dua
ekor keledai berteriak karena ditarik buntutnya, sampai
berodol maka dua kakek itu tersentak karena binatang
tunggangan mereka mendadak lari dan kabur dengan
kesakitan. "Hi-hik, rasakan. Boleh kalian jatuh bangun di situ!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua kakek ini membentak keras. Mereka marah karena
keledai yang ditunggangi sekonyong-konyong liar. Mereka
men congklang dan lari ke kiri kanan, masing-masing seperti
kesetanan. Tapi ketika mereka bergerak dan menepuk
tunggangan mereka, keras sekali, maka dua ekor keledai itu
berhenti namun tiba-tiba roboh.
"Keparat!" terpaksa dua orang ini berjungkir balik melayang
turun. Mereka heran dan juga kaget kenapa keledai yang
ditarik buntutnya sekonyong-konyong bisa begitu, roboh
setelah dihentikan. Tapi ketika mereka memeriksa dan melihat
sebatang jarum menancap di pinggul, tepat di pangkal ekor
maka dua kakek itu gusar karena jarum beracun telah
membinasakan dua ekor binatang ini.
"Heh, tak tahu diri!" Mindra, kakek pertama membentak
geram. "Baik-baik kami menanyaimu tapi kau menyerang
kami, bocah. Kalau begitu kau perlu dihajar dan harus
mengganti kerugian.... wut!" kakek ini berkelebat, tangan
kirinya bergerak mengeluarkan cahaya merah dan angin
panaspun menyambar. Wi Hong, wanita itu, terkekeh-kekeh
dan menangkis, tidak berkelit. Tapi ketika dia terpelanting dan
ujung lengan bajunya hangus, itulah Hwi-seng-ciang atau
Pukulan Bintang Api maka wanita ini berteriak dan terkejut.
"Aiihhh, tua bangka yang cukup lihai!" W i Hong bergulingan
memadamkan sisa api dan meloncat bangun sambil mencabut
pedang. "Heh, kau mau main-ma in dengan aku, Mindra" Kau
berani menyerangku?"
"Hm!" Mindra si kakek gusar mendengus marah. "Kaulah
yang mengganggu aku, Wi Hong. Kalau tidak tentu juga tidak.
Kau sudah tidak waras, kami hanya menegurmu karena
mendengar kau menyebut-nyebut si Kedok Hitam!"
"Kedok Hitam" Ah, dia memang musuhku. Dan kalianpun
musuhku karena dulu kalian juga pernah galang-gulung
dengannya. Haiittt!" dan pedang yang bergerak mendahului
lawan tiba-tiba menusuk dan menikam dengan amat cepatnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wi Hong marah karena nama itu tiba-tiba disebut lagi. Si
kakek mengelak namun pedang mengikuti, bergerak
merupakan bayangan. Dan ketika hampir saja tenggorokan
kakek itu disambar dan cepat kakek ini menangkis, dengan
Hwi-seng-ciang-nya maka wanita itu terhuyung tapi melengking dan menerjang lebih dahsyat.
"Mindra, aku akan membunuhmu!" dan pedang yang
bergerak lebih cepat menusuk dan menikam akhirnya diiringi
pula pukulan-pukulan tangan kiri yang mempergunakan Ang-
in-kang (Pukulan Awan Merah), menampar dan mendorong
dan sebentar saja kakek itu mundur-mundur. Mindra
kewalahan tapi kakek ini akhirnya bergerak gesit, mengelak
dan menampar dan balas memukul lawannya. Dan ketika
tangan kiri bertemu Hwi-seng-ciang dan me ledak, kalah kuat,
maka Wi Hong terhuyung jatuh namun sudah menyerang lagi.
Pedang di tangannya bergerak naik turun dan lawan dipaksa
tak berani mendekat. Wi Hong mainkan silat pedang yang
hebat dan bersifat mengadu jiwa. Namun karena kakek ini
bukanlah kakek biasa karena dia adalah jago dari Thian-tok
yang dulu pernah dipakai Coa-ongya untuk menghadapi Si
Golok Maut maka kakek ini dapat bertahan dan pukulan-
pukulan Awan Merah dapat ditolak baik dan W i Hong mulai
sering jatuh. "Keparat, kau boleh bunuh aku, Mindra. Tapi tak boleh
menghina!" "Hm, aku tak akan membunuhmu!" si kakek berseru, gusar
tapi merasa kasihan, wanita itu tidak waras. "Kau sudah tidak
sehat jiwamu Wi Hong. Kalau kau dulu menyusul Si Golok
Maut tentu bagus. Sayang, kau masih hidup dan sekarang
gila!" "Gila" Hi-hik, kaulah yang gila, tua bangka. Kau yang tidak
waras dan mengatakari aku gila. Aih, aku hidup karena i-ngin
membalaskan kematian suamiku. Dan kau dulu pernah
mengeroyok di Lembah Iblis. Mampuslah, pedangku masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
haus darahmu.... wut!" dan pedang yang menyambar
bergerak dari samping tiba-tiba membabat dan membacok
pinggang si kakek. Mindra menangkis tapi pedang ditarik
kembali, cepat sekali. Dan ketika s i kakek tertegun dan kaget,
heran, maka pedang membalik dan tahu-tahu membacok
kepalanya. "Haiihh, ganas. Tapi tak dapat membunuh aku!" dan si
kakek yang mengelak dan menampar ke atas, menghalau
pedang sekonyong-konyong melihat pedang ditarik lagi untuk
diganti dengan serangan lain, kali ini tusukan ke ulu hati dan
berturut-turut wanita itu merobah atau mengganti serangannya di tengah jalan. Rupanya, dia memang akan


Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengecoh kakek ini agar tak mengetahui serangan mana yang
sesungguhnya nanti dilancarkan. Si kakek berkali-kali
mementalkan pedangnya dengan tangkisan Hwi-seng-ciang,
sementara pukulannya Ang-in-kang selalu terpental atau
tertolak balik bertemu Hwi seng-ciang. Maka ketika delapan
kali berturut-turut Wi Hong merobah serangannya dan terakhir
sekali pedang menusuk mata, cepat luar biasa maka pedang
tiba-tiba dilepaskan dan meluncur tanpa kendali.
"Aiihhh...!" si kakek sudah terlebih dulu dibuat sulit
menduga. Tujuh kali berturut-turut menangkis dan menampar
cukup membuat kakek ini marah. Dia juga bingung karena tak
mau menurunkan tangan keras, paling-paling dia membuat
pedang terpental atau pukulan tangan kiri tertolak. Maka
begitu serangan yang kedelapan dilakukan dengan melepas
pedang, yang meluncur menyambar mata maka kakek yang
baru saja berdiri tegak mengibaskan lengan ke kiri ini
sekonyong-konyong menjadi pucat namun saat itu merupakan
detik-detik paling kritis bagi si kakek lihai untuk menunjukkan
kepandaiannya. Dia sudah tak sempat mengelak lagi dan satu-
satunya jalan ialah meniup. Karena begitu pipi si kakek
menggembung dan ditiup kuat, penuh hawa sakti maka
pedang terbentur dan.... patah di tengah jalan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pletak!" Wi Hong mengeluh pucat. Dia tadi melakukan jurus yang
disebut Menimpuk Bunga Mengetam Padi, satu jurus
berbahaya dan termasuk nekat, karena dia melepas senjata
dan tinggal bertangan kosong lagi. Kalau gagal tentu celaka
karena lawan akan marah, padahal dia sudah tak bersenjata.
Dan ketika benar saja serangannya gagal dan pedang bahkan
patah di tiup si kakek, hal yang mengagumkan maka Mindra
yang gusar dan berkelebat ke depan tiba-tiba menggerakkan
Harimau Mendekam Naga Sembunyi 20 Durjana Dan Ksatria Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan 2
^