Ikat Pinggang Kemala 9
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung Bagian 9
untuk membasahi kerongkongannya dan berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maksud tujuanku meninggalkan Pa In San Cung kali ini
sama sekali bukan disebabkan karena diusir oleh sucimu
ataupun Tong-hong Moay Moay, tapi yang terutama adalah
untuk mengejar dan mencari tahu jejak dari ayahmu si Cian
Liong Poocu Lie-cianpwee ..."
Begitu ucapan ini diutarakan keluar, baik Lie Wan Hiang
maupun Gong Yu sama2 terperanjat dan berseru tertahan-
Tidak menunggu pertanyaan dari kedua orang muda mudi
itu, Hoo Thian Heng berkata lebih jauh:
"Kemungkinan besar sebab lenyapnya Lie-cianpwee adalah
dikarenakan diculik oleh To Bin Yauw Hoe si siluman rase
berwajah buah To, Hoan soh soh "
Diapun lantas menceritakan secara bagaimana Bong-san
Yen shu bersama Lie Kie Hoe minum arak dirumah makan coei
siao Loo lalu berjumpa dengan Hoan soh soh dan bagaimana
kemudian orang tua she Lie itu lenyap tak berbekas...
"suheng, dari mana kau bisa merasa begitu yakin kalau
empek Lie telah ditangkap musuh dan bukan sebaliknya
sedang mengejar siluman rase itu ?" tanya Gong Yu.
"Coba bayangkan saja" jawab Hoo Thian Heng sambil
membelai luka diatas kakinya.
"Pedang pusaka milik Lie cianpwee telah tertinggal didalam
hutan bunga To diluar kota Kay Hong, itu jelas berarti kalau
dia telah kehilangan daya bertahan nya, kalau bukan
ditangkap lalu kenapa ?"
"Mungkinkah Empek Lie telah dibunuh ?" Dengan cepat
Hoo Thian Heng menggeleng.
"soal ini telah kupikirkan dengan teliti dan seksama, kami
rasa hal ini tak mungkin terjadi. sebab pertama, disekitar
tempat itu tak dijumpai jenazah Lie cianpwee yang terbunuh.
Kedua seandainya dia sedang mencari balas, tidak mungkin
Lie cianpwee menyembunyikan diri karena itulah aku rasa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beliau pasti sudah terjebak di dalam perangkap musuh hingga
terluka dan tertangkap ".
Mau tak mau Gong Yu harus mengakui akan kemungkinan
hal tersebut, untuk beberapa saat lamanya dia bungkam
dalam seribu bahasa. Mimpipun Lie Wan Hiang tak pernah menyangka kalau
secara tiba2 ayahnya bisa temui kejadian seperti ini, ia jadi
gelisah dan tidak tenteram, tiba2 timbrungnya:
"Hoo suheng, apakah kau telah mendapatkan titik terang
atau tanda2 yang menunjukkan di manakah ayahku berada
?"". "Aaai...l" sastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng menghela
napas panjang. "sudah hampir dua puluh tahun lamanya To-
Bin Yauw-Hoe tak pernah munculkan diri didalam dunia
persilatan, bukan saja licik bagaikan seekor rase diapun lihay.
jangan dikata banyak orang kangouw tidak kenali dirinya,
sekalipun mereka yang pernah kenal setelah lewat sekian
banyak tahun wajahnya tentu sudah banyak berubah, dan
siapa yang akan memperhatikan dirinya lagi ?" lagipula siapa
yang tahu letak sarang rasenya ?"...".
"Kalau begitu, bukankah ayahku sukar untuk ditemukan
kembali..." bisik Lie Wan HHvang dengan suara lirih, titik air
mata mulai jatuh berlinang membasahi wajahnya.
"Persoalannya bukan begitu dan jalanpun belum buntu,
contohnya saja perjalananku kekota Kioe Li Kwan kali ini,
tanpa sengaja aku telah memperoleh kabar yang dapat
dipercaya dari jago kangouw aku mendapat tahu bahwasanya
dua hari berselang dikota Kioe Li Kwan telah muncul seorang
nyonya muda yang amat cantik ditemani oleh suaminya yang
ganteng, mereka berdiam selama beberapa hari disitu.
Menurut kata orang itu rupanya suami dari nyonya cantik tadi
sedang menderita sakit yang parah, tak pernah orang itu
meninggalkan kamarnya barang satu langkahpun"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berbicara sampai disitu ia melirik sekejap sepasang muda-
mudi itu, lalu sambungnya lebih jauh:
"Maka dari itu tergesa2 aku tinggalkan im Bong menuju
kemari dan menginap dirumah penginapan song-pwan
satu2nya rumah penginapan yang ada dikota Kiok Li Kwan ini,
setelah tanya sana tanya kemari akhirnya aku berhasil
membuktikan bahwa apa yang kudengar bukan berita bohong,
karena itu diam2 aku lantas menyusup ketebing Ciat Liong Nia
untuk bikin penyelidikan. siapa sangka para gembong iblis itu
muncul secara tiba2 ditempat itu, dalam pertarungan tersebut
bukan saja aku terkurung bahkan hampir saja korbankan
selembar jiwaku. Aaai ... kalau bukan sute serta sumoay
muncul serta membantu diriku tepat pada saatnya, entah
bagaimana nasibku sekarang?"".
Akhirnya dia menghela napas sedih, nadanya begitu
terbuka dan kosong. Gong Yu termenung sesaat, lalu katanya:
"Suheng, apakah kau telah melakukan penyelidikan yang
cermat dan seksama dirumah penginapan yang pernah didiami
suami istri setengah baya itu ?" misalnya saja tulisan atau
tanda2 pengenal yang ditinggaikan diatas dinding tembok."
"Aduuh.... aku telah melupakan persoalan itu tapi tak apa,
keledai sakti "Hek Jie" ku masih tertinggal di rumah
penginapan "Siong cwan" dikota Kioe-Li kwan, biarlah besok
pagi aku berangkat kesitu untuk melakukan pemeriksaan yang
lebih teliti". Ketika pembicaraan telah-selesa i, tanpa terasa fajar telah
menyingsing dlufuk sebelah Timur.
Selesa i bersantap pagi tanpa sungkan lagi Hoo Thian Heng
berangkat kekota Kioe-Li Kwan dengan menunggang kuda
"Giok-Liong" terpaksa Gong Yu harus berangkat dengan
menunggang satu kuda bersama sumoaynya Lie Wan Hiang.
Jarak sejauh dua puluh li dalam waktu singkat telah
ditempuh oleh kuda2 jempolan cau Ya-Giok-Say-cu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setibanya didepan rumah penginapan, pemilik penginapan
"Siong- cwan" mengira tamu nya telah berangkat pagi2 dan
kini baru kembali, mimpipun dia tak pernah menyangka kalau
kemarin malam, diatas tebing ciat-Liong-Nia te lah berlangsung
suatu pertarungan sengit yang hampir saja merenggut nyawa
jago muda itu. Kepada pemilik penginapan itu Hoo Thian Heng segera
tanyakan dimana letak kamar yang pernah dihuni To-Bin
Yauw-Hoe, dan sangat kebetulan sekali kamar tersebut bukan
lain adalah kamar yang ditempati dirinya sendiri
Ketiga orang itu segera masuk kedalam kamar, dalam
suatu pemeriksaan yang seksama dan teliti itu akhirnya dari
suatu sudut tembok yang rahasia dan tertutup sekali letaknya,
Lie Wan Hiang berhasil temukan tulisan "Kie Hwie" disana
serta sebuah tanda panah yang menuding kearah selatan.
Penemuan terbaru yang berhasil mereka temukan ini
semakin membuktikan kalau Cian Liong Poocu Lie Kie Hwie
memang tertawan ditangan musuh, sedikit banyak kenyataan
ini untuk sementara waktu bisa melegakan hati beberapa
orang itu. Dengan alis berkerut kencang dalam hati Gong Yu
berpikir: "Ditinjau dari kepandaian silat yang dimiliki empek Lie,
ternyata diapun sampai kena tertawan, bukankah hal ini
menunjukkan bila kepandaian silat dari To-Bin Yauw-Hoe
benar benar luar biasa dan jauh melebihi orang lain,
tapi...seandainya ia tertawan, kenapa empek Lie rela berjalan
sendiri ber-sama2nya, kalau begitu jalan darahnya tentu
sudah ditotok dan sukar berjalan sendiri. Ditinjau dari hal ini
bisa dibayangkan bahwa dia pasti menggunakan kereta kuda
sebagai pengganti kaki...
Berpikir begitu dia lantas panggil datang si empunya rumah
penginapan, dan tanyanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dengan cara bagaimana sepasang suami istri setengah
baya itu meninggaikan tempat ini?"
Pemilik rumah penginapan itu termenung sejenak kemudian
jawabnya: " Nyonya muda itu memiliki paras muka yang amat cantik
dengan suara yang lengking dan nyaring, oleh sebab itu aku
masih ingat dengan jelas dirinya mereka berangkat dengan
menunggang kereta kuda, bahkan kereta kuda itupun dibeli
dari ong Loo Chiet dengan harga yang sangat tinggi "
"Nyonya cantik "... kereta kuda "..."
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya, tanpa
sadar Gong Yu berseru tertahan dan menghantam meja
keras2. "Aaaah, dia... pasti dia... kalau begitu pastilah orang itu... "
gumamnya. "siapakah dia itu....?" hampir bersamaan waktunya Hoo
Thian Heng serta Lie Wan Hiang bertanya.
Gong Yu tidak memperdulikan pertanyaan kedua orang itu,
sebaliknya kepada pemilik rumah penginapan itu tanyanya
kembali: "Apakah atap kereta itu ditutup dengan kain terpal
berwarna hitam, apakah kuda yang menghela kereta tersebut
yang satu berwarna kuning dan yang lain berwarna hitam,
apakah nyonya itu berusia antara tiga puluh tahunan, bentuk
bunga To dan memakai gaun berwarna merah darah"..."
"sedikitpun tidak salah" pemilik rumah penginapan itu
mengangguk tiada hentinya. "Apakah khek-koan mempunyai
hubungan tali persaudaraan dengan dirinya"..." sebelum dia
meneruskan kata2nya Gong Yu telah menukas dan ulapkan
tangannya. "Disini tak ada urusanmu lagi, silahkan berlalu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah pemilik rumah penginapan itu berlalu, dengan nada
kesal dan menyesal kata Gong Yu.
" Ketika berada diluar kota Pak-Loe-shia, aku pernah
bertemu dengan kereta serta perempuan cantik itu, saat
tersebut aku sedang balik kekota siang- Hiang untuk mencari
jejak adik Wan. sebenarnya pada ketika itu dalam hatiku
muncul suatu perasaan ingin tahu, aku ingin membuka kerai
kereta tadi dan mengintip isinya, namun aku segera sadar
bahwa mengintip rahasia pribadi orang adalah kurang sopan
dan kurang ajar, maka kubataikan niatku itu. Aaai kenapa aku
jadi orang demikian jujurnya ?"...".
"Yang paling kita takuti adalah putusnya kabar berita yang
menunjukkan dimana mereka berada " kata Hoo Thian Heng
dengan alis berkerut. "setelah kita mengetahui bahwasanya
To-Bin Yauw-Hoe dengan membawa Cian-Liong Poocu telah
memasuki Wilayah ouw-lam, urusan bisa kita bereskan lebih
gampang lagi. dengan adanya kita suheng-te bertiga
berangkat ber-sama2, sekalipun harus terjun ketela ganaga
atau sarang harimau Lie Locianpwee harus kita tolong hingga
lolos dari mara bahaya. Mengenai kejadian yang menimpa
dirimu ketika itu, kita tak bisa salahkan dirimu."
JILID 14 HALAMAN HILANG pokok se-hari2 amat murah, jumlah uang se-besar sepuluh
tahil perak cukup untuk membiayai hidup sebuah keluarga
yang sederhana selama setengah tahun, bisa dibayangkan
betapa terima kasihnya sang pemilik rumah penginapan itu
atas hadiah yang diterimanya.
Demikianlah tiga orang dengan menunggang tiga ekor kuda
jempolan laksana kilat. berangkat melakukan perjalanan,
setelah melewati gunung Kie-Kong-san, mereka langsung
ambiljalan yang menghubungkan antara propinsi ouw-lam
dengan ouw-pak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah jalan pendekar ganteng berbaju hijau Gong-Yu
merasa pikirannya kalut dan dipenuhi dengan pelbagai
masalah yang membingungkan hatinya, dalam hati ia berpikir:
"Mungkinkah antara To Bin Yauw-Hoe siluman rase
berwajah bunga To dengan empek Lie pernah terjalin
hubungan gelap yang luar biasa pada masa yang silam ?"..
Aaah benar. bukankah nona Hoan Pek Giok mempunyai raut
wajah, potongan alis, mata serta hidung yang sama persis
dengan adik Wan ?" apakah dia adalah hasil hubungan dari
empek Lie dengan siluman rase itu ?""...".
JILID 14 HALAMAN HILANG pada sama matang2nya seorang perempuan, mula pertama
dia ingin menggunakan kenangan lama untuk mempengaruhi
pikiran Lie K ie Hwie, dalam anggapan sang kekasih tentu akan
teringat kembali akan kehangatan tubuhnya pada masa
lampau dan terjerat kembali dalam pelukannya.
siapa sangka apa yang terjadi jauh diluar dugaannya,
bukan saja Lie Kie Hwie tidak terpengaruh oleh buaian serta
rayuan mautnya, bahkan sama sekali tidak ada niat untuk me-
muaskan napsu setan-nya yang berkobar kobar bagaikan
jilatan api, hal ini membuat dia jadi mendongkol, gemas dan
jengkel, kepingin sekali dia hadiahkan sekuntum bunga To
pencabut sukma kepadanya.
setiap kali Cian Liong Poocu Lie Kie Hwie selalu sengaja
memancing kegusaran, dengan harapan bisa peroleh
kebebasan batin lewat perbuatannya ini.
oleh sikap serta tindak tanduknya yang menjengkelkan hati
ini, siluman rase berwajah bunga To jadi mendongkol dan
bencinya setengah mati, dalam hati dia telah mengambil
keputusan hendak mengurungnya seumur hidup dan
menyiksanya perlahan-lahan sampai mati. sedangkah Hoan
Pek Giok pada saat ini JIIID 14 HALAMAN HILANG Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja orang itu menginjakkan kakinya di lembah, suara
bentakan nyaring bergema memecahkan kesunyian :
"siapa disitu" berani benar menyatroni lembah seribu
bunga To kami tanpa permisi, ayoh berhenti dan cepat balik
kalau kau tidak pingin modar turuti saja perintah ini "
siapa sangka bukan saja orang itu tidak berhenti setelah
mendengar bentakan tersebut malahan mendongak dan
tertawa ter-bahak2, begitu nyaring suara tertawanya hingga
membuat jantung siluman rase berwajah bunga To berdebar
keras. Terutama sekali gerakan tubuhnya yang cepat dan ringan
bagaikan bayangan setan, dalam sekali loncatan badannya
sudah mencapai empat lima tombak jauhnya, semakin
menggetarlah hatinya. Ilmu langkah sukma gentayangan seperti ini pernah
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dikenalinya selama siluman rase ini masih berkelana didalam
dunia kangouw pada masa yang silam, bisa dibayangkan
betapa terperanjatnya dia setelah menjumpai kepandaian sakti
itu dimiliki orang as ing tersebut.
sungguh cepat gerakan tubuhnya sekejap kemudian orang
itu sudah berhenti beberapa tombak di hadapannya, dengan
sorot matanya tajam dan membetot sukma ditatapnya wajah
perempuan itu tajam2. sepanjang hidup belum pernah siluman rase berwajah
bunga To Hoan son soh jeri atau takut kepada siapapun,
menjumpai orang itu sama sekali tidak memperdulikan dirinya
dan memandang dia dengan pandangan rendah, hawa
gusarnya kontan memuncak. sreeeet... dari punggungnya ia
cabut keluar sebatang ranting bunga To.
Menyongsong datangnya sang surya, tampak cahaya tajam
berkilauan, bayangan bunga T o memenuhi angkasa dan jelas
pula menunjukkan bahwa benda itu merupakan sebuah
senjata aneh yang ampuh dan terbuat dari baja murni.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ujung batang tajam lagi runcing dan bisa digunakan
sebagai pedang, sisi kepingan bunga tajam lagi berwarna ke-
biru2a n, jelas senjata tersebut telah dipoles dengan racun keji
yang mematikan barang siapa yang terkena.
Air muka orang itu tetap tenang dan sama sekali tidak
berubah, sambil menatap ranting bunga To tersebut ia
tersenyum mengejek. sepasang alis To-Bin Yauw-Hoe kontan berkerut, matanya
melotot besar, sambil membentak keras laksana kilat dia
lancarkan sebuah serangan dengan jurus " Toh- Lie- Ceng-
Coen" atau Juara Kelas merebut gadis manis.
Bagaikan bayangan setan saja sambil tertawa ter-bahak2
orang itu gerakan badannya menyingkir kesamping, tampak
bayangan hitam berkelebat lewat, tahu2 tubuhnya sudah
lenyap dari pandangan. Menghadapi musuh yang tangguh dan kosen semacam ini
kendati dalam hati To-Bin Yauw Hoe merasa terperanjat
sekali, namun sebagai jago kangouw yang sudah banyak
pengalaman dalam menghadapi pelbagai macam lawan, dia
tetap tenang tanpa unjukkan rasa jeri atau kaget.
Menyaksikan bayangan tubuh lawan secara tiba2 lenyap tak
berbekas, dia lantas menduga kalau musuhnya tentu sudah
menyingkir kebelakang, maka secara tiba2 ia melangkah maju
sambil putar badan, tanpa memandang untuk kedua kalinya
batang ranting bunga To ditangannya menyapu keluar
mengikuti geseran kaki kanannya dengan jurus "Toh-Ciang-
Lie-Tay" atau Indah sentosa keturunan Lie, angin segera men-
deru2 bagaikan gulungan taupan.
JILID 14 HAL. 35 S/D 40 HILANG
Lie Kie Hwie si ketua dari benteng cian-Liong Poopun ikut
diboyong kedalam markas mereka, sejak itu dalam dunia
kangouw tidak pernah menjumpai lagi bayangan tubuh dari
jago pedang ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu Hoo Thian Heng sisastrawan berbaju biru,
Gong Yu sipendekar tampan berbaju hijau serta Lie Wan
Hiang dengan menunggang kuda jempolan telah berangkat
kearah selatan dengan melalui jalan raya yang menghubungkan propinsi ouw-pak dengan ouwlam,
kemudian mengikuti jejak yang didapatkan dari orang2
disekitar sana mereka berhasil membuntuti hingga tiba
dilembah seribu bunga To.
Namun sayang seribu kali sayang, mereka temukan
bangunan rumah ditengah be-ribu2 batang pohon To itu
berada dalam keadaan kosong, keadaan ini membuat Lie Wan
Hiang jadi sedih hingga mengucurkan air mata.
Gong Yu melakukan pemeriksaan yang seksama disekeliling
sana. mendadak dari suatu sudut rumah ia temukan sebuah
sarung pedang yang telah penuh dengan debu, dengan cepat
benda itu dipungutnya. Hoo Thian Heng yang ikut menyaksikan benda tadi segera
berseru tertahan, ujarnya:
"Wan sumoay, ternyata sedikitpun tidak salah dugaan kita.
ayahmu benar2 pernah dikurung disini, coba kau lihat
bukankah sarung pedang yang berada ditangan Gong sute
adalah sarung pedang milik pribadinya ?"...".
sejak kecil Lie Wan Hiang telah kenali sarung pedang itu,
bahkan sering kali pula digunakannya untuk bermain, sudah
tentu ia segera kenali benda tersebut sebagai benda miliki
ayahnya. Tapi...kemanakah Lie Kie Hwie telah pergi?"" apakah dia
masih hidup atau sudah mati ?""
Kembali ketiga orang itu dibikin kebingungan oleh masalah
yang amat rumit ini. Haruslah diketahui, lembah seribu bunga To yang terletak
di atas gunung soat-Hong-san me rupakan suatu tempat yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
letaknya amat rahasia, dan sekarang siluman rase itu telah
tinggalkan sarangnya untuk pindah ketempat lain, mungkinkah
hal ini disebabkan oleh karena dia mempunyai sarang lain
yang jauh lebih rahasia letaknya?"
Dunia jagad demikian luas. setelah titik terang yang mereka
peroleh dengan susah payah mendadak terputus ditengah
jalan, ketiga orang ini jadi bingung setengah mati.
Dilakukannya pemeriksaan yang seksama di sekeliling
tempat itu, namun tak ada sesuatu tanpa apapun yang
berhasil ditemukan, akhirnya dikala sang surya telah condong
keufuk barat, dengan hati berat mereka naik kembali keatas
pelana kudanya masing2 dan menuruni gunung soat Hong-san
tersebut Malam ini, mereka menginap dikota Ciang-Yang.
Karena menguatirkan keselamatan ayahnya wajah Lie Wan
Hiang selalu tampak murung sedih dan tidak senang hati,
sedangkan Hoo Thian Heng serta Gong Yu yang menjadi
suhengnya tentu saja merasa kesal juga menjumpai adik
seperguruan mereka bersedih hati, malam ini suasana diliputi
kekesalan serta kegelisahan. suatu ketika, mendadak
terdengar Lie Wun Hiang bergumam seorang diri:
"sudah begini lama ayahku lenyap tak berbekas, entah
bagaimana sedih hati ibuku" Ai...... dimanakah ibuku sekarang
berada" apakah dia-pun sedang mencari jejak ayahku?"
selama ini Hoo Thian Hong paling takut kalau mendengar
gadis tersebut menanyakan soal ibunya, maka sepanjang jalan
dia selalu berusaha untuk menghindari pertanyaan ini. Dan
sekarang secara tiba2 ia ungkap per-soalan ini, dalam hati
segera pikirnya: "Aduuuh celaka rupanya persoalan paling sulit yang
kutakuti selama ini bakal kujumpai juga " .
Untung Lie Wan Hiang cuma bergumam sendiri dan tidak
tanyakan persoalan itu langsung dengan Hoo Thian Hong,
maka sementara waktu pemuda itu boleh meraba lega hati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak.... Gong Yu yang selama ini berdiam diri telah
menimbrung dari samping: "setelah enpek Lie lenyap tak berbekas entah bagaimanakah pendapat Pek Bo mengenai peristiwa ini ?"" ".
Rupanya dia sedang mencari kabar sampingan yang lebih
banyak sebagai bahan analisanya terhadap diri siluman rase
berwajah bunga T o. Mendengar pertanyaan itu, Kontan Hoo Thian Hong
melototi sutenya dengan hati mendongkol.
"Keadaan burung hong hijau cianpwee juga seperti halnya
kita" sahutnya cepat. "semua persoalan yang berhubungan
dengan Toh Bi Yauw Hoe sama sekali tak diketahui olehnya"
"Hoo suheng, mungkinkah ibu juga munculkan diri kedalam
dunia kangouw untuk mencari ayah ?"?" tanya Lie Wan Hiang
lirih, air mata nya jatuh berlinang membasahi pipi.
Terhadap pertanyaan ini Hoo Thian Hong sudah bikin
persiapan matang2, sejak semula maka begitu ditanya dengan
lancar dan sama sekali tidak menunjukkan tanda2 berbohong
jawabnya: "Ibumu paling gelisah dan cemas diantara siapapun juga,
ketika kami lakukan pencarian, kearah selatan, seorang diri dia
telah berangkat keutara untuk bikin pemeriksaan "
Jawaban ini segera membuat Lie Wan Hiang serta Gong Y u
mempercayainya seratus persen, sebab mereka menyangka
toa suheng nya ini tentu bicara jujur dengan mereka.
Dalam pada itu Hoo Thian Hong sendiri diam2 merasa
jengah, merah padam selembar wajahnya, sepanjang
hidupnya dikolong langit baru kali ini dia bicara bohong, maka
tidak aneh kalau dia merasa malu pada dirinya sendiri
"Dikolong langit tak akan ada rahasia yang bisa tersimpan
rapat" hibur Gong Y u kemudian. "Asalkan kita mencari dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seksama dan teliti, mungkin saja dari mulut kawanan
Kangouw yang kita temui akan berhasil didapatkan kabar
mengenai mereka". "Benar" seru Hoo Thian Heng membenarkan. "Rumah
makan adalah tempat yang paling sering disinggahi orang
Kangouw. sute sumoay, ayoh berangkat kita bersantap makan
dahulu " Habis bicara tanpa menantikan jawaban kedua orang muda
mudi itu. lagi, ia berlalu lewat dari kamar, diikuti oleh Gong Y u
dan Lie Wan Hiang dari belakang. baru saja mereka tiba, di
pintu depan, dari hadapan mereka muncul seorang tua
berambut putih yang berdandan sebagai seorang nelayan,
kakek itu berjalan dengan langkah ter-gesa2 dan lewat
dihadapannya. ooooooooo DALAM sekilas pandang, Hoo Thian Heng segera kenali
kakek tua berdandan nelayan itu sebagai Goan-Kang-Gie-Hu
atau nelayan dari sungai Goan-kang Tong su Kiat adanya, ia
segera percepat langkahnya mengejar kedepan. teriaknya:
"Tong cianpwee, tunggu sebentar"
Mendengar suara teguran, si Nelayan dari sungai Goan-
kang ini segera berhenti dan menoleh kebelakang, tatkala
dijumpainya Hoo Thian Heng berdiri disitu dia jadi kegirangan
segera sahutnya: "Loote, sungguh tak nyana kita bisa berjumpa disini ayoh
berangkat mari kita naiki gunung Bu-tong san, jangan sampai
terlambat". Perkataannya ini diutarakan tanpa ada ujung ataupun
pangkalnya, bukan saja membuat Lie Wan Hiang serta Gong
Yu yang sedang menyusul tiba jadi kebingungan setengah
mati, sekalipun Hoo Thian Hong sendiripun jadi bingung dan
tak tahu apa yang harus dilakukan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tatkala dijumpainya tiga orang muda mudi itu memandang
kearahnya dengan wajah tertegun, Tong soe Kiat melengak.
namun dengan cepat dia sadar kembali apa yang sudah
terjadi. "Begini saja " katanya kemudian. "Mari kita mencari suatu
tempat yang sepi untuk membicarakan persoalan ini"
Didepan mereka merupakan sebuah rumah makan Hoo
Thian Hong segera mengajak mereka bertiga menuju kesana,
dan mencari tempat yang agak sepi didekat jendela. sebentar
kemudian sayur dan arak telah dihidangkan.
Mungkin si Nelayan dari sungai Goan Kang ini sudah lama
tak pernah minum arak, begitu arak dihidangkan dia segera
menyambar poci itu dan diteguknya sampai puas, kemudian
dia baru berpaling memandang sekejap kearah Gong Y u serta
Lie Wan Hiang. Terasalah sepasang muda-mudi itu bukan saja gagah dan
cantik jelita, hawa murninya jelas berada diatas tingkatan Hoo
Thian Hong sendiri, menyaksikan kejadian itu diam2 ia merasa
tercengang dan tidak habis mengerti.
Dengan sepasang alis berkerut kencang Hoo Thian Hong
segera perkenalkan kedua belah pihak, ujarnya:
"cianpwee ini adalah si Nenek nelayan dari sungai Goan
Kang yang bernama Tong soe-Kiat, ilmu jari penggetar nadi
serta tujuh puluh dua jurus ilmu jaring ikannya telah
menggetarkan seluruh dunia persilatan."
Pendekar tampan berbaju hijau Gong Yu serta Lie Wan
Hiang masing2 mengangguk tanpa memberi hormat.
Kemudian sastrawan berbaju biru itu menuding kearah Lie
Wan Hiang dan melanjutkan
"sedang nona itu adalah sumoayku Lie Wan Hiang, dia
bukan lain adalah mutiara kesayangan dari Lie Kie Hwie
cianpwee, poocu dari benteng Cian Liong Poo."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ooouw...." seru T ong soe Kiat, dia lantas tuding Gong Yu
dan berkata: " Kalau begitu dia pastilah sutemu yang bernama Gong Yu
dengan julukan sipendekar tampan berbaju hijau haaa.,.naaa...bagus bagus sekali dengan adanya kalian
suheng-te bertiga, maka bencana yang bakal menimpa partai
Bu tong pun bisa teratasi "
"Bukankah partai Bu-tong adalah partai yang paling besar,
kuat dan paling berkuasa diantara sembilan partai lainnya,
siapa yang berani mencabut kumis harimau" apakah sukma
ganas serta roh2 bengis itu?"
"Dugaanmu tepat sekali, bahkan aku dengar katanya Yoe
Leng sin Keen bakal hadir sendiri dalam penyerbuan tersebut
selama dua hari belakangan ini. partai Butong sudah diobrak-
abrik sampai kacau dan tidak keruan, secara beruntun Boesu
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kenamaan dari kota Lok-yang yang bernama Poei Coh,
silengan baja monyet sakti dari kota sian Yang Ang Ceng Kian-
sijari langit soen Pok Kauw dari Gie Pak serta sitabib sakti Y oe
siok Peng dari ci Kang menemui ajalnya dalam keadaan yang
mengenaskan." Sepasang alis Hoo Thian Hong berkerut, sebelum dia
sempat bertanya terdengar orang tua itu sudah berkata lebih
jauh: "Didalam sepuluh hari belakangan ini, partai Ciong-Lay
keok, partai Cing shia musnah, partai Go-bie bubar dan partai
Hong-san takluk. diatas gunung2 kenamaan itu semuanya
telah ditancapi panji berwarna abu2 bergambar tengkorak dari
perkumpulan Yoe-Lee Kauw, dan kini mereka sedang
kerahkan segenap tenaga yang dimilikinya untuk menyerbu
partai Bu-tong. Aaai...hampir boleh dikata seluruh dunia
persilatan telah ketimpa bencana seandainya partai Bu-tong
rontok pula ditangan mereka, jelas tujuan mereka yang
berikutnya adalah partai siauw-lim. Asal Butong pay dan
siauw-limpay sudah goncang dan rontok. maka dalam kolong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
langit akan sulit untuk mendapatkan jago dunia yang bisa
menandingi mereka ".
Ucapan tersebut diutarakan dengan nada sedih dan
murung, tercermin betapa risaunya hati kakek tua ini.
Lie Wan Hiang yang mendengar perkataan tersebut, alisnya
segera berkerut, gerutunya:
"Hmm, kalau dari dulu2 tahu begini, sewaktu ada diatas
bukit ciat-Liong-Nia dikota Kioe-Li Kwan tak nanti kulepaskan
malaikat2 ganas tersebut".
"sudah...sudahlah, urusan telah lewat apa gunanya kau
menggerutu dan sesalkan, persoalan paling penting yang
harus kita kerjakan sekarang adalah bagaimana caranya
menolong partai Bu-tong lepas dari kepungan musuh ".
Hoo Thian Hong mengangguk tanda setuju, mendadak
dengan alis berkerut tanyanya: "T0ng cianpwee, darimana kau
peroleh kabar berita ini?"?".
si Nelayan dari sungai Goan-Kang menghela napas
panjang. "Kemarin, ketika aku sedang beristirahat di sebuah rumah
penginapan dalam kota Ceng- Wan, tiba2 sikepalan sakti
tanpa bayangan Tie Keng cuan melayang masuk lewat jendela
belakang, dia beritahu kepadaku katanya bencana besar telah
mengancam dunia persilatan dewasa ini, Yoe-Leng sin- Keen
telah menetapkan pada bulan lima hari Toan- Yang hendak
menyapu rata partai Bu-tong. dia bertanya kepadaku apakah
aku punya cara untuk menemukan ahli waris dari dua rasul
atau lima manusia aneh guna membantu pihak Bu-tong Pay
menghalau bencana tersebut, ketika ku hitung2, waktunya
ternyata hari Toan- Yang tinggal beberapa hari lagi sedang
akupun tak tahu harus pergi ke mana untuk mencari kalian,
terpaksa ku sanggupi permintaannya dengan catatan
bertindak mengikuti takdir. Waktu itu akupun bertanya
kepadanya darimana dia peroleh kabar tersebut, disisi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telingaku, bisiknya: "sute ku sitelapak Kian-Kean yang
memberitahukan kepadaku", selesai berkata demikian ter-
gesa2 ia berlalu dari sana. sikapnya amat hati2 se-olah2 takut
kalau dia dikuntit orang dari belakang."
"setelah mendapat kabar itu maka aku lantas berangkat
dengan harapan bisa bertemu dengan loote didaerah sekitar
propinsi ouw-lam serta ouw-pak. Haah.. haah...haah ternyata
Thian telah mempertemukan kita di sini...".
saking girangnya si nelayan dari sungai Goan-kang tak
sanggup mempertahankan diri lagi, ia mendongak dan tertawa
bergelak. "Tie loocianpwee memang seorang yang baik hati" ujar
Gong Yu dari samping, "sayang namanya telah rusak akibat
tingkah laku serta perbuatan sutenya sisetan gantung putih
Khong It Hoe. Kalau memang kabar ini diperoleh dari
mulutnya, aku rasa tak bakal salah lagi, mari kita segera
berangkat dan lakukan perjalanan siang ma lam, aku rasa
masih sempat bagi kita untuk tiba dipartai Bu-tong sebelum
tiba saatnya. Cuan... Tong loocianpwe apakah kau punya
kuda..." "Hoee... heee... heee... dengan adanya sam-wi sauw-hiap
yang berangkat ke gunung Bu-tong untuk membantu mereka,
loohu percaya bencana yang mengancam partai Bu-tong pasti
berhasil dihalau, biarlah loohu menyusul dari belakang saja
sambil menantikan arah kemenangan dari kalian bertiga "
Baru saja dia menyelesaikan kata2nya, mendadak
terdengar desiran angin menyambar lewat, sesosok bayangan
putih laksana kilat telah menyambar kearah dada orang tua
itu. Lie Wan Hiang membentak nyaring, sumpit ditangannya
bekerja cepat... Trak tahu-tahu bayangan putih tadi telah
dijapitnya dengan sumpit bambu itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika diperiksa dengan seksama ternyata bayangan putih
tadi bukan lain adalah secarik kertas.
Menanti mereka turun kebawah loteng untuk mencari
sipelempar kertas tadi. bayangan tersebut telah lenyap tak
berbekas dibalik tetamu lain yang sedang bersantap disitu.
Terpaksa mereka kembali kemejanya sendiri dan membuka
kertas tadi, diatas kertas tersebut terteralah empat bait tulisan
yang berbunyi demikian: "Diluar memperbaiki jalan, diam2
menyeberangi sungai.. Pura2 menyerang Bu tong, yang
sebenarnya menghancurkan sauw lim...."
Dibelakang tulisan tadi terlukis sebuah kepalan, jelas orang
yang memberikan peringatan itu bukan lain adalah si kepalan
sakti tanpa bayangan Tie Keng cuan adanya.
"Aaah. Pastilah pihak Yoe leng Kauw telah mengubah
rencananya ditengah jalan" seru Goan Kang cie Hu memberi
komentar. "Kalau tidak begitu tak nanti Loo Tie jauh2 datang
kemari untuk menghantar surat sayang kita tak sempat
menanyakan persoalan ini lebih jelas lagi "
"Aku pikir loocianpwee itu tentu mempunyai kesulitan
sendiri yang tak bisa disampaikan kepada kita ".
"Ditinjau dari nama Yoe Leng Kauw yang dipergunakan
perkumpulan itu..." Hoo Thian Heng setelah memandang
sekejap keadaan disekelilingnya. Kemungkinan sekali kitab
pusaka Y oe Leng pit Kip yang terdapat di tebing Pek Y an Gay
telah berhasil didapat kan oleh Yoe Leng sin Keen dan
dipelajarinya. Meskipun ilmu silat yang termuat dalam kitab
pusaka itu merupakan ilmu silat yang maha ampuh dari
kalangan sesat, namun selama waktu latihannya masih
pendek. dia tak usah kita takuti. Cuma saja dia berani
menantang sembilan partai besar untuk berduel, di-
belakangnya tentu punya backing yang kuat, aku harap sute
serta sumoay jangan punya perasaan pandang rendah musuh
dikala menghadapi mereka nanti "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gong Yu serta Lie Wan Hiang tidak berani membantah
peringatan dari toa suhengnya, mereka tunduk dan percaya
penuh atas setiap perkataan dari pemuda she Hoo ini.
Hoo Thian Heng sendiripun dapat merasakan hal itu dari
sikap serta wajah kedua orang adik seperguruannya, maka dia
berkata lebih jauh: "Kalau kita tinjau dan bicarakan tindak tanduk serta
perbuatan2 pihak Yoe- Leng Kauw yang bikin bencana dalam
Bu-lim tiga bulan belakangan ini, serta tindakannya merubah
rencana ditengah jalan, aku pikir kauwcu mereka Yoe Leng
sin-Koen pastilah seorang manusia yang licik, lihay dan banyak
akalnya. Aku percaya dengan kepandaian silat yang dimiliki
sute serta sumoay masih sanggup menghadapi setiap
pertarungan macam apapun, namun aku tetap berharap agar
kalian berdua selalu peningkat kewaspadaan jika menghadapi
mereka, agar supaya kalian jangan terjerumus kedalam
perangkap mereka ". Berbicara sampai disitu dia merandek
sejenak. kemudian sambungnya kembali:
"Perjalanan dari kota Cian-Yang menuju kegunung siong-
san hampir mencapai tiga ribu li jauh nya, aku percaya
dengan kecepatan lari kuda Cau-Ya-Giok say-Cu kalian yang
bisa lari seribu li dalam sehari masih sanggup tiba ditempat
tujuan tepat pada saatnya. Demikian saja biarlah I-heng yang
berangkat ke Bu-tong san untuk membantu merekam,
sedangkan kalian boleh berangkat ma lam ini juga menuju
kegunung siong san untuk membantu pihak siauw lim, baik
partai Bu tong maupun partai siauw lim merupakan tulang
punggung dari dunia persilatan, perduli manapun diantara
kedua tempat ini yang ketimpa bencana, kita wajib menolong
serta membantu mereka."
sipendekar tampan berbaju hitam Gong Yu serta Lie Wan
Hiang mengerti betapa genting dan tegangnya persoalan yang
mereka hadapi, maka detik itu juga mereka berpamitan
kepada suheng nya Hoo Thian Hong serta Goao Kang Gie Hu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk kembali kerumah penginapan guna berkemas kemas,
setelah itu dengan menunggang kuda jempolan mereka
berangkat ke Utara. Untuk sementara baiklah kita tinggalkan dulu perjalanan
Gong Yu serta Lie Wan Hiang yang berangkat ke utara untuk
menolong pihak sauw lim pay, dalam pada itu Hoo Thian Hong
bersama Tong soe Kiat segera berangkat ke Bu tong san
dengan menunggang keledai Hok jienya yang bisa berlari
cepat. sedikitpun tidak salah, sepanjang jalan sering kali mereka
bertemu dengan jago2 kango-uw bersama-sama berangkat
menuju kearah yang sama, bahkan mereka awasi kedua orang
ini dengan sorot mata penuh rasa permusuhan.
si Nelayan dari sungai Goan-kang takut Hoo Thian Hong
tidak kuat menahan kesabarannya sehingga menerbitkan
keonaran dan mengganggu perjalanan mereka, berulang kali
dia menasehati pemuda tersebut agar bersabar dan tidak
memperdulikan mereka. Begitulah mereka berdua segera melewati daerah
pegunungan Bu-Leng san berbelok ke utara menyebrangi
sungai Tiang- kang, melewati Tong- Yang dan mengikuti
lereng pegunungan Bu-tong san menuju kekota sak-Hoa-Kia.
sak-Hoa-Kia merupakan satu2nya kota yang terletak
dibawah gunung Bu-tong san, kearah Timur mereka bisa tiba
dikota Kok-shia dan suasana dikota tersebut boleh dikata tak
begitu ramai. Ditempat ini mereka sering kali berpapasan dengan para
toosu dari partai Bu-tong yang berlalu lalang kesana kemari.
Diam2 si nelayan dari sungai Goan-kang merasa bahwa
mereka dapat tiba ditempat tujuan tepat pada saatnya, sedikit
banyak iapun merasa lega hati, apalagi setelah menyaksikan
sikap para toosu yang tenang jelas diatas gunung belum
terjadi sesuatu peristiwa diluar dugaan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menanti Hoo Thian Hong telah menitipkan keledai "Hok Jie"
nya disebuah rumah penginapan, segera ujarnya:
"Loote, bagaimana juga kita tiba disini lebih duluan dari
mereka, bagaimana kalau mencari rumah makan dahulu untuk
meneguk beberapa cawan arak sebelum naik keatas gunung?"
Belum sempat Hoo Thian Heng menjawab, mendadak dari
ujung jalan ditempat kejauhan muncul seorang tootiang tua
yang memakai jubah warna kuning dengan wajah bersih dan
jenggot sepanjang dada. semua toosu berjubah biru, putih serta hitam yang
berjumpa dengan tootiang tadi segera bongkokkan badan
memberi hormat, hal ini menunjukan bila kedudukan dalam
partai Bu-tong sangat tinggi.
Gerakan badannya sepintas lalu tampak sangat lambat
namun dalam kenyataan cepatnya luar biasa, dalam sekejap
mata ia sudah tiba didepan mereka.
sementara si nelayan dari sungai Goan Kang T ong Soe Kiat
masih berdiri tertegun, toosu tua itu telah menjura dalam2
kearahnya sambil menegur:
"Tong sicu sudah banyak tahun kita tidak bertemu,
tampaknya kau makin lama semakin gagah sungguh
beruntung ini hari Hian Hok bisa berjumpa dengan diri
tayhiap. bagaimana kalau mampir diistana C i Y ang Kiong kami
untuk menginap beberapa hari?"
sekarang Tong Soe Kiat sinelayan dari sungai Goan-kang ini
baru teringat bahwasanya toosu tua yang berada dihadapan
kini bukan lain adalah Hian Hok T oojien sute dari Hia Ciang itu
ciangbunjien dari partai Bu-tong.
Bersama dengan Hian siauw T ootiang, Hia B iauw T ootiang,
Hian Go Tootiang, Hian Ke Tootiang serta Hian Gong T ootiang
mereka di sebut Bu-tong Chiet-kiam atau tujuh jago pedang
dari partai Bu-tong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bukan saja ilmu pedangnya sangat lihay. imannya kuat dan
punya nama yang cemerlang sebagai kaum yang lemah toosu
inipun ramah dan berbudi luhur. Maka setelah teringat
siapakah toosu itu Tong Soe Kiat segera tertawa ter-bahak2:
"Dari ribuan li jauhnya aku situa bangka she Tong dengan
mengajak Hoo Loo-tee datang kegunung Bu-tong bukan lain
adalah karena ingin bertemu dengan ciangbunjien kalian-
sungguh tak dinyana kita sudah berjumpa muka disini .haaah-
haaah.....haaah bagus. bagus, sangat kebetulan sekali ".
Hian Hok Too tiang tidak tahu apa sebabnya jago tua dari
sungai Goan-kang inijauh2 meluruk partainya, dalam hati
segera pikirnya: "Persoalan besar apakah yang sedang dia hadapi sehingga
jauh2 dari ribuan li datang kemari ?" jangan2 disebabkan anak
murid partai kami yang telah berlaku kurang ajar
terhadapnya". Berpikir demikian tanpa terasa sepasang alisnya segera
berkerut kencang. Rupanya Tong Soe Kiat bisa menebak apa yang sedang
dipikirkan toosu tua itu, kembali ia tertawa terbahak2.
"Hian Hok Too-tiang, kau tak usah menebak hal yang
bukan2, nanti akan kujelaskan maksud tujuan kedatangan
kami kesini ". Berbicara sampai disitu dia
lantas memperkenalkan: "Dia adalah ahli waris dari Lam- hay, orang kangouw
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyebutnya sebagai sisastrawan berbaju biru berseruling
kumala berkipas emas Hoo Thian Hong, Hoo sauwhiap".
Mendengar disebutnya nama itu diam2 Hiat Hok Tootiang
merasa terperanjat, namun buru2 ia memberi hormat sembari
berkata: "sudah lamapinto mengenali nama besar sauwhiap. hanya
sayang belum pernah saling berkenalan ".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum sempat ia meneruskan kata2nya, sambil mengelus
jenggot dan tertawa sinelayan dari sungai Goan-kang telah
menyela: "Kita semua adalah orang2 Bu-lim, apa gunanya segala
macam tata cara yang tengik dan busuk itu "
Maka mereka bertiga pun masuk kedalam sebuah rumah
makan, Hian Hok Tootiang memesan masakan berpantang
dan menemani disamping. -00000000- Jilid 15 SAMBIL minum arak dan bersantap mulailah Tong Soe Kiat
sinelayan dari sungai Goan-kang ini membeberkan rencana
perkumpulan Yoe Leng Kauw yang hendak menyerang partai
Bu-tong serta partai siauw-limpada saat yang bersamaan,
disamping itu diapun menambahkan: "Karena takut partai
kalian tidak bikin persiapan sama sekali sehingga jatuh
ketangan musuh, maka sengaja aku dagang kemari dengan
membawa Hoo sauhiap untuk membantu kalian".
Mengenai keonaran serta kebrutalan yang dilakukan pihak
Yoe Leng Kauw pada bulan belakangan ini, pihak partai Bu-
tong telah mengetahuinya dengan jelas, bahkan tujuh jago
pedang dari Bu-tong pernah mengusulkan kepada ciangbunjiennya Hian cing tootiang untuk bekerja sama
dengan para jago dari partai lain guna menanggulangi
bencana besar ini. Namun disebabkan masalahnya terlalu besar dan
mempengaruhi perbagai partai lainnya, hasil perundingan
tersebut belum berhasil dilaksakan.
siapa sangka sekarang mendapat kabar yang mengatakan
kawanan gembong iblis itu telah berkumpul disekitar gunung
Bu-tong untuk menghancurkan partai tersebut, kendati Hian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hok Tootiang adalah toosu yang beriman tebal tak urung
hatinya dibikin terkejut bercampur gusar juga.
"Demikianpun boleh juga.." teriaknya.
saking mendongkol dan khekinya sampai ia tak sanggup
bersantap lebih jauh. selesai berdahar, mereka bertigapun segera kerahkan ilmu
meringankan tubuh untuk merangkak kegunung Bu-tong.
Rupanya toosu tua itu ada maksud menguji sampai
dimanakah kemampuan yang dimiliki Hoo Thian Hong
sisastrawan berbaju biru yang namanya telah menggetarkan
sungai telaga, sepanjang perjalanan ia kerahkan ilmu ginkang
pot Poh Kan sannya hingga mencapai pada puncaknya,
terlihatlah sang badan bagaikan kilat meluncur keatas dengan
dahsyatnya. Tetapi setelah ia menoleh kebelakang dan menyaksikan
keadaan pemuda tersebut, hatinya jadi sangat kagum.
Karena selama ini Hoo Thian Hong selalu membuntut
dibelakang nya dengan sikap yang tenang, bukan saja dia
tampak lelah atau payah bahkan wajahnya biasa saja se-
akan2 sedang berjalan lambat.
Dia tahu orang lain memiliki kepandaian silat yang lihay dan
tidak ingin dipamerkan, kalau tidak mungkin dia sebagai sang
tuan rumah sudah kehilangan pamor sejak tadi.
Dalam pada itu Tong Soe Kiat yang ketinggalan dibelakang
segera berteriak keras: "Hey...kenapa kalian lari begitu cepat?"" mau apa sih ter-
buru2 naik kegunung ?" rupanya kalian ada maksud hendak
melelahkan aku situa bangka she -Tong agar cepat modar?"?".
Dalam kenyataan gerakan tubuh Goan-kang Gie-Hoe tidak
bisa dikatakan lambat, tubuhnya selalu menguntil dibelakang
Hoo Thian Heng dengan selisih yang tetap. hanya saja dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang sengaja ber-teriak2 agar pertandingan secara diam2
itu bisa diurungkan. setelah lewati kolam pelepasan pedang mereka langsung
menuju keruang tamu dalam istana ci-yang Kiong, setelah
Hian Hok Tootiang memerintahkan seorang toojien berjubah
biru untuk melayani tamunya, dia sendiri langsung menuju
kedalam untuk menghadap ciangbun-jiennya dan melaporkan
apa yang didengarnya barusan.
Bisa dibayangkan betapa kagetnya Hian cing cinjien sete lah
mendengar laporan itu, dengan cepat dia undang tujuh jago
pedang-nya untuk berkumpul dan secara diam2 memerintahkan mereka untuk perketat penjagaan di sekitar
gunung. Malam itu bintang bertaburan diangkasa, rembulan
munculjauh di-awang2 memancarkan cahayanya yang redup,
lampu disekeliling kuil diatas gunung Bu-tong telah padam dan
suasana diliputi keheningan serta kesunyian.
Kentongan kedua dengan cepatnya berlalu dan kentongan
ketiga hampir lewat, namun sama sekali tak terlihat adanya
tanda2 mencurigakan yang membuktikan bahwa ada musuh
hendak menyerbu partai mereka, semua orang mulai sangsi
dan ragu2 dengan kabar yang di bawa Goan-kang Gie
Hu,jangan2 berita orang tua itu keliru pikir mereka hampir
serentak. Mendadak.... tiga jalur anak panah berapi muncul ditengah
udara diikuti suara ledakan keras bergema memecahkan
kesunyian ditengah malam buta itu.
Genta banyak yang ada disegala penjurupun serentak
berbunyi nyaring Taang .... Taang .... ditengah dengungan
suara tersebut jeritan ngeri yang menyayatkan hati muncul
dari mana2. Bayangan hitam berkelebat keluar dari empat penjuru,
gunung Bu tong san seketika dipenuhi dengan manusia2 tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikenal, sebagai kuda liar yang dicambuk mereka menerjang
terus naik kepuncak. Namun rintang2an ampuhpun muncul dari balik tempat
penyembunyian, menyaksikan pihak lawan sudah bersiap
sedia tiga puluh enam orang manusia berkerudung hitam yang
mendapat tugas untuk membasmi partai Bu tong ini jadi
terperanjat, pikir mereka:
"Sungguh tidak malu partai Bu tong disebut sebagai suatu
partai yang sangat besar, ternyata kewaspadaan serta
penjagaan mereka begitu ketat dan kuat, kita tak boleh
pandang terlalu enteng diri mereka".
Dalam penyerbuan keatas gunung Bu tong san kali ini,
ketiga manusia Roh Bengis, tujuh sukma ganas serta dua
puluh empat sukma gentayangan dipimpin oleh dua orang
perempuan kerudung hitam.
Baru saja mereka tiba ditepi telaga pelepasan pedang,
mendadak.... Sreeet Sreeet secara beruntun muncul tiga puluh
enam orang too-tiang berjubah biru, sambil menghunus
pedang mereka halangi jalan pergi tamu2 tak diundang itu.
Haruslah diketahui didalam partai Bu-tong, anak murid
yang menggunakan hurup "Biauw" sebagai permulaan
namanya merupakan anak murid angkatan kedua, bukan saja
ilmu silatnya lihay terutama sekali ilmu pedangnya luar biasa
sekali, dalam dunia persilatan boleh dibilang sebagai jagoan
kelas wahid. Terutama sekali ketiga puluh enam orang ini, mereka
merupakan inti daripada anak murid angkatan kedua dan
mahir menggunakan ilmu barisan pedang sah-Cap-Lak-Thian
Kang-Tin. Barisan pedang Thian-Kang Kiam-Tin dari partai Bu-tong
bisa disejajarkan dengan kelihayan barisan Loo-Han-Tin dari
partai siauwlim, barisan tersebut jarang sekali digunakan
bilamana tidak berjumpa dengan musuh yang sangat tangguh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu menyaksikan kemunculan tootiang-tootiang berjubah biru itu, para Roh Bengis sukma Ganas tahu akan
kelihayan orang, sebelum mendapat perintah dari perempuan
berkerudung hitam itu semua orang sama2 menghentikan
langkahnya. Dalam pada itu tujuh orang toojien berjubah kuning
munculkan diri dari pelbagai arah yang berbeda disisi telaga
pelepas pedang, dalam sekejap mata mereka telah berdiri
didepan ketiga puluh enam orang toojien berjubah biru itu.
Pemimpin dari rombongan toojien itu sambil mencekal
pedang segera menegur kearah Piauw Biauw Hujien yang
memimpin rombongan tersebut:
"Partai kami tak pernah berbuat salah terhadap diri Hujien,
mengapa ditengah malam buta kalian naik kegunung kami dan
membinasakan anak murid kami yang tak berdosa?""
disamping itu, maapkan kalau pinto Hiansiuw berpengalaman
cetek. tolong tanya Hujien berasal dari perguruan atau partai
mana?"?". Perempuan berkerudung hitam itu tertawa nyaring,
"Aku rasa tootiang tentulah pimpinan dari tujuh jago
pedang, aku yang rendah bukan lain adalah Piauw Biauw
Hujien Mo Yoe Yauw dari perkumpulan Yoe Leng Kauw,
adapun maksud dari kedatangan kami adalah untuk
menyampaikan firman dari suamiku Yoe Leng-sin Keen untuk
mengundang partai kalian masukjadi anggota perkumpulan
kami, sayang kedatangan kami dihalangi oleh anak murid
partai kalian yang tidak tahu diri, maka apabila anak buah
kami sudah turun tangan terlalu berat disini aku Mo Yoe Yauw
minta maaf terlebih dulu."
selesai berkata dia lantas menjura dalam2.
Diantara tujuh orang jagoan pedang dari Bu tong Pay tabiat
Hian Thong Tootiang paling berangasan, mendengar ucapan
tersebut dia lalu mendongak dan tertawa ter-bahak2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaa....haaa....partai kami adalah perguruan agama Too
yang maha suci dan maha Agung, sejarahnya sudah hampir
mencapai beberapa ratus- ribu tahun lamanya. Hm
perkumpulan Yoe Leng Kauw itu perkumpulan apa" berani
benar pentang bacot besar menginginkan yang bukan2.
Kedatangan kalian ditengah malam buta apalagi membinasakan anak murid kami sudah merupakan dosa yang
besar, apalagi sikap kalian yang diperlihatkan sekarang lebih2
tak boleh diampuni. Hoy perempuan siluman, pinto akan
tangkap dirimu untuk diserahkan kepada ciangbunjien guna
dijatuhi hukuman". Habis berkata tampak bayangan kuning berkelebat lewat,
tahu2 ia sudah berdiri dihadapan perempuan siluman itu
"Piauw B iauw Hujien" Mo Yoe Yauw tertawa ter-kekeh2.
"Hoy toosu tua hidung kerbau, kau berani bicara gede
apakah tidak takut ditertawakan orang sampai giginya pada
rontok apa yang nyonya mu katakan tadi tidak lebih cuma
ucapan sopan santun saja, Hmm jangan dianggapnya Bu-tong
chiet Kiam benar2 hebat dan tiada tandingannya dikolong
langit sekarang, kalau memangnya kau ada maksud minta
pelajaran, biarlah aku perintahkan "Lee-Pok" nomor tujuh
untuk menemani dirimu bermain beberapa jurus."
Bersamaan dengan selesainya perkataan tadi dari antara
rombongan orang2 berkerudung hitam itu muncul seorang
manusia berkerudung yang mempunyai perawakan tinggi
besar, dibalik kerudungnya tampak sepasang matanya bulat
besar bagaikan kelereng, dengan langkah lebar dia langsung
menghampiri Hian Thong Tootiang.
Perawakan Hian Thong Tootiang pun tinggi kekar, melihat
musuhnya sudah hampir kedepan, dia segera loloskan
pedangnya dari sarung. " Cabut keluar senjatamu " teriaknya:
"Toosu tua hidung kerbau " jengek Lee-Pok nomor tujuh
sambil tertawa dingin, sinar mata buas memancar keluar dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
matanya. "Di tepi alam baka sudah ada dua orang menantikan
kedatanganmu, kalau memang kau ingin ter-buru2 berangkat
kesitu, baiklah aku sihweeshio akan menghantarkan dirimu
untuk melakukan perjalanan jauh "
Dari punggungnya orang itu segera ambil keluar sebuah
Hok Hie baja yang beratnya hampir mencapai seratus kati
serta sebuah penangkalnya yang panjang.
Begitu senjata aneh itu dikeluarkan, tujuh jago pedang dari
Bu-tong Pay sama2 terperanjat, terdengar Hian Hok Toojien
yang berdiri disamping berseru memberi peringatan:
"sute. hati2 gembong iblis itu adalah Ang Hoat T auwto dari
Ceng Hay ". Hian Thong T ootiang mendengus dingin, pedangnya segera
digetarkan dan melancarkan satu serangan kilat ketubuh
lawan. Lee-Pok nomor tujuh tertawa seram, pemukul Bok Hie nya
dengan memancarkan sekilas cahaya hitam segera menyapu
keluar mengunci datangnya serangan tersebut, kemudian
dengan jurus "Tiang Poan Ku Hud" atau sampai tua
bersemayam dikuil dia hantam dada Hian Thong Toojien
dengan Boks hie raksasanya, angin tajam laksana guntur
membelah bumi seketika memenuhi angkasa.
Hian T hong T oojien tekuk pinggang nya kebelakang sambil
bergeser kesamping, dengan suatu gerakan yang manis
namun nyaris, ia berhasil lolos dari maut, ilmu pedang Tay
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cing Kiam Hoat perguruannyapun segera dimainkan dengan
hebat. sementara itu Hian siuw Tootiang yang menyaksikan
jalannya pertarungan dari sisi kalangan ia merasa amat
terperanjat, ia sadar dengan kemampuan Ang Hoat Tauwto
dari Ceng Hay yang demikian dahsyatnya. Hian Thong Toojien
masih bukan tandingannya, dan dia pun sadar bahwa situasi
yang berada didepan mata malam ini sangat gawat, sebagai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang yang teliti ia segera kirim tanda bahaya kepada ketua
partainya. Dalam pada itu Ciangbunjien dari partai Bu-tong, Hian cing
cinjien telah mendapat kabar bahwa musuh tangguh telah
menyerang gunung mereka, namun dia percaya dengan
dihalangi oleh tiga puluh enam orang anak murid angkatan
keduanya serta ketujuh orang sutenya pihak musuh untuk
sementara bisa di halaukan.
sekalipun dibelakang gunung bersemayam pula dua orang
susioknya yang lihay. sebelum keadaan memaksa ia tak ingin
mengganggu ketenteraman mereka.
Dan kini secara tiba2 ia peroleh tanda bahaya yang dikirim
sutenya, ketua partai Bu tong ini tak berani bertindak gegabah
lagi, tanpa banyak bicara dia segera meloncat keluar
daripendopo dan langsung menuju kepuncak Thian coe Hong
dibelakang gunung. Melihat Hian cing cinjien telah berlalu, dengan alis berkerut
sinelayan dari sungai Goan-kang Tong soe Kiat segera
berkata: "Hoo lote, bagaimana kalau kita berangkat ketelaga pelepas
pedang untuk me-lihat2 berapa banyak gembong iblis yang
menyerang Bu-tong Pay malam ini ?"
sudah teatu Hoo Thian Hong sisastrawan berbaju biru tidak
menolak. merekapun segera kerahkan ilmu meringankan
tubuhnya berangkat kebawah gunung.
sepanjang perjalanan mereka jumpai para toosu partai Bu-
tong berkeliaran dimana mana menjaga keamanan, karena
mereka sudah tahu bahwa kedua orang ini adalah tamu agung
partai mereka, maka perjalanan mereka tak dihalangi oleh
siapapun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu itu Hian Thong Toojien telah menderita kekalahan
ditangan Ang Hoat Tauwto dari Ceng-hay, untung dia tidak
sampai terluka. Hian siauw Tootiang sadar bahwa musuh yang menyerang
gunung mereka malam ini sangat tangguh, dia segera
memerintahkan ketiga puluh enam utusan orang toojien
berjubah biru itu untuk mengatur barisan Thian- Kang Kiam-
Tin, sedangkan tujuh jago lainnya dengan mengikuti
kedudukan tujuh bintang masing2 berdiri ditengah barisan
tersebut. Barisan ini merupakan barisan chiet-Seng-Thian Kang Lian-
Hoa-Tin ciptaan dari Ceng Yang Cinjlen beberapa tahun
berselang, barisan ini belum pernah dipergunakan untuk
menghadapi musuh maka orang kangouw tak ada yang tahu
akan kelihayan dari barisan tersebut.
setelah barisan diatur, Hian siuw Tootiang segera menjura
kearah Piauw Biauw Hujien dan berkata:
"Dari partai kami terdapat sebuah barisan pedang yang
amat kecil, apabila hujien bisa membobol pertahanan barisan
ini, pinto sekalian tentu tak akan menghalangi perjalanan
kalian lebih jauh." Piauw Biauw Hujien tidak langsung menjawab, kepada
nenek bongkok berkerudung hitam yang berdiri disisinya ia
bertanya: "Loo Hoat-hoet, bagaimana pendapatmu mengenai barisan
pedang ini.... apakah ada cara pemecahannya?" "
Perempuan bongkok itu tertawa nyaring.
"Para hidung kerbau dari Bu-tong pay memang paling
pandai menggunakan permainan setan ini untuk mengacau
pikiran orang, hmm tidak akan lebih hebat dari apa yang kau
bayangkan, paling banter barisan itu adalah barisan Thian
Kang Kiam T in yang mereka dengung2kan akan kelihayannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Haah... haah... haaah... jangan kuatir...biar kubobol barisan
cakar ayam ini ". selesai berkata sambil putar tongkatnya dia segera
menerjang masuk kedalam barisan. Dengan terjunnya
perempuan bongkok itu, Piauw Biauw Hujien dengan
memimpin tiga orang roh bengis, tujuh orang sukma ganas
serta dua puluh empat orang sukma gentayangan segera
menyusul dari belakang. Mendadak Hiong Hoen nomor dua maju ke muka lalu
membisikkan sesuatu kesisi telinga Piauw Biauw Hujien
Mendengar bisikan tadi, Hujien itu tersenyum dan
mengangguk. diikuti ketiga orang Hiong Hun itu segera ambil
keluar puluhan butir pil berwarna merah dari sakunya dan
dibagikan kepada semua orang.
Gerak-gerik serta tingkah laku mereka yang aneh dan
misterius itu membuat para toosu jadi tercengang dan tidak
habis mengerti. Hoo Thian Hong yang sementara itu telah bersembunyi
dibelakang sebuah pohon Pak ditepi telaga pelepas pedang
dapat memperhatikan tingkah laku mereka, dalam hati segera
pikirnya. "Jangan2 bajingan itu hendak menggunakan senjata
peledak yang maha dahsyat untuk menghadapi para toosu
itu?" Belum habis ia berpikir puluhan orang manusia
berkerudung hitam itu telah menerjang masuk kedalam
barisan, seketika bayangan golok cahaya pedang memenuhi
angkasa. Terutama sekali siperempuan bongkok yang berkerudung
hitam itu, tongkatnya diputar sedemikian rupa sehingga
menimbulkan suara desiran yang amat nyaring.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
senjata dari tiga manusia Roh bengis lebih aneh lagi "
Hiong Hun" nomor satu bersenjatakan sepasang Iaba2
berwajah manusia, Hiong- HHun nomor dua bersenjatakan
seekor ular berantai besi sedangkan HHiong HHun nomor tiga
bersenjatakan seekor ular bersisik emas yang berkepala segi
tiga, lidahnya menjulur kesana kemari sambil perdengarkan
teriakan-teriakan aneh, bentuknya mengerikan sekali.
Melihat musuhnya telah bertindak. Hian siuw Tootiang
segera ayunkan pedangnya, barisan chiet seng Thian Kang
Lian Hoan Tin pun segera mulai bergerak.
Tampak selapis cahaya tajam yang menyilaukan mata
bagaikan gulungan ombak ditengah badai menggulung kearah
puluhan orang berkerudung hitam yang menerjang masuk
kedalam barisan itu. Gelombang demi gelombang sambung bersambungan tiada
hentinya, betul2 hebat desakan tersebut.
Merasakan adanya hadangan yang kuat, Piauw Biauw
Hujien, perempuan bongkok serta sam Hiong. chiet LeeJie cap
si Yoe Leng sama2 keluarkan segenap kepandaian yang
dimilikinya untuk menerjang kedepan, namun usaha mereka
selalu gagal, tak seorangpun di antara mereka yang berhasil
menempuh tembok cahaya yang kuat dan dahsyat itu.
Keadaan mereka saat ini bagaikan lalat yang terkurung
didalam botol, meskipun diterjang kesana kemari percuma
saja. Tujuh bayangan kuning serta tiga puluh enam orang toosu
berjubah biru berkelebet ke sana kemari bagaikan gangsingan,
setiap kali ada peluang pedang mereka segera mengirim
tusukan maut . Tusukan2 itu semuanya mengancam pada arah yang tetap
dan telak. meskipun mereka sendiri sama sakali tidak
memandang barang sekejap matapun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoo Thian Hong serta T ong soe Kiat sinelayan dari sungai
Goan Kang yang bersembunyi
dibelakang pohon, kian lama kian merasa kagum atas
kelihayan serta ampuhnya barisan pedang ini.
seperminum teh kemudian, ruang lingkup dari belasan
manusia berkerudung hitam itu kian lama kian bertambah
sempit dan kecil, gerak gerik mereka semakin terganggu dan
tidak leluasa, namun tak seorangpun diantara mereka yang
berhasil lolos dari barisan tersebut.
Perempuan bongkok itu mulai tidak sabar, ditengah
kalangan ia ber kaok2 kegusaran.
Pada saat itulah jeritan ngeri berkumandang dari empat
penjuru, sukma gentayangan nomor tiga, nomor empat dan
sebelas tertusuk pedang lawan dan roboh binasa.
Disamping itu terdapat pula banyak manusia yang
berkerudung yang terluka dan mengucurkan darah, situasi
yang mereka hadapi kian lama kian bertambah bahaya.
Melihat situasi yang mereka hadapi, Piauw Biauw Hujien
mengerutkan dahinya, mendadak ia membentak nyaring:
"Berhenti" Bersamaan dengan suara bentakkan tersebut tampak tiga
sosok bayangan hitam meloncat ke tengah udara, bagaikan
roda kereta tubuh mereka berputar kencang diangkasa, ber-
puluh2 bubuk halus berwarna merah segera menyebar
keempat penjuru Hoo Thian Hong yang menyaksikan peristiwa itu dari
tempat persembunyiannya jadi kaget, tidak sempat berteriak
lagi, segera ia kerahkan ilmu meringankan tubuhnya
Menunggang angin membonceng mega meloncat keluar dari
balik pohon dan mengirim, dua buah pukulan udara kosong.
Bubuk berwarna merah itu sebagian besar telah menyebar
keempat penjuru dan memenuhi kalangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekalipun reaksi dari Hoo Thian Hong cukup hebat dan
sebat, namun sayang kedatangannya masih terlambat satu
tindak. para toosu Bu-tong pay yang mencium bau harum
aneh itu seketika roboh menggeletak keatas tanah dan
menemui ajalnya. Dengan adanya peristiwa ini barisan chiet seng T hian Kang
Lian Hoa Tin pun seketika hancur berantakan, para manusia
berkerudung hitam tadipun ambil kesempatan ini menerjang
keluar dari kalangan dan bagaikan harimau ganas mulai
menjagal dan membunuh para toosu yang tidak keracunan.
Diantara tujuh jago pedang kini tinggal tiga orang saja
yang masih hidup, sedangkan dari ketiga puluh enam orang
toojien berjubah biru, hampir separuh nya telah mati binasa.
Hoo Thian Hong jadi amat gusar, seruling kuma lanya
segera dikeluarkan dan dicekal di tangan kiri sedangan tangan
kanannya ambil keluar kipas emas dan mulai melindungi para
toosu itu untuk mengundurkan diri
Tong soe Kiat sinelayan dari sungai Goan-kang pun tak ada
kesempatan untuk mengeluarkan senjata jaring ikannya,
dengan ilmu meringankan tubuh ia me layang kesana kemari
membinasakan lawan2nya dengan ilmu penghancur nadi.
Hian siauw Tootiang, Hian Hok Tootiang, Hiat Hiauw
Tootiang serta sebelas orang toojien berjubah biru yang nyaris
lolos dari bahaya kini jadi kalap. mata mereka berubah jadi
merah ber api2. Meskipun punya niat untuk beradu jiwa namun disebabkan
pikiran mereka tidak tenang, tenaga yang terpancar keluarpun
mengalami kerugian yang besar.
Dalam sekejap mata kembali dua orang toojien berjubah
biru menggeletak mati terhantam lawannya.
Bala bantuan yang datang dari atas gunung berupa anak
murid angkatan kedua, ketiga dan keempat yang jumlahnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencapai dua puluh orang tak bisa menolong banyak, bahkan
keadaan mereka bagaikan anak kambing yang menghantarkan
diri ke mulut harimau. seketika itu juga telaga pelepas pedang berubah jadi
medan penjagalan manusia, darah manusia menggenangi
seluruh permukaan, mayat para toosu Bu-tong Pay berserakan
di-mana2, pemandangan waktu itu benar2 mengerikan sekali.
Dalam pada itu seluruh pakaian dari Hoo Thian Hong pun
telah berubah jadi merah karena darah, seandainya pada
malam ini ia tidak hadir isitu mungkin partai Bu-tong telah
musnah saat itu juga. Keadaan ini tentu saja dapat dimengerti oleh para manusia
berkerudung hitam itu, segera terdengar orang2 itu ber-
teriak2: "Jangan lepaskan sastrawan berbaju biru itu, bunuh saja
manusia she-Hoo itu". Piauw B iauw Hujien pun berteriak:
"Barang siapa yang sanggup memenggal batok kepala
sastrawan berbaju biru itu, segera kunaikan pangkatnya jadi
wakil Kauwcu disamping hadiah uang sebesar seribu kati
emas". Dalam sekejap mata Hoo Thian Hong jadi incaran para
gembong iblis itu, semua orang sama2 berebut untuk
memperoleh jasa dan pahala, maka pemuda itu jadi repoi dan
terdesak hebat. Di-saat2 yang amat kritis itulah mendadak dari balik
gunung muncul tiga sosok bayangan manusia, mereka adalah
Ceng Y ang cinjin serta Ci Yang cinjien dua orang paman guru
dari Hian cing T ootiang ketua dari partai Bu-tong.
Begitu terjun kedalam kalangan, kedua orang jago tua ini
segera unjukan kelihaiannya, angin pukulan men-deru2 dan
dalam sekejap mata beberapa orang musuhnya berhasil
dirobohkan- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun bagaimanapun juga tangguhnya mereka, pihak
lawan bukanlah manusia sembarangan yang bisa dirobohkan
dengan gampang kian lama desakan terhadap merekapun
semakin hebat sehingga akhirnya kedua orang jago tua itu
mulai keteter hebat. Dalam keadaan seperti ini tak ada lain jalan lagi daripada
mengundurkan diri, mendadak terdengar Hian cing Tootiang
berseru: "Semua anak murid partai Bu-tong segera mengundurkan
diri kedalam istana Ci Yang Kiong".
Dengan diserukannya perintah ini, para toosu Bu-tong Pay
yang sudah payah dan hampir musnah itu sama2
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengundurkan diri keatas gunung, sementara Hoo Thian
Hong sekalian dengan segenap kekuatan bertahan dan
menghalau pengejaran pihak musuh.
Menanti semua orang sudah mengundurkan diri, keempat
orang itu baru loncat mundur dan berkelebat masuk kedalam
pendopo, pintu besarpun dengan cepat ditutup rapat2.
Tebal pintu pendopo itu ada beberapa depa, semuanya
berlapiskan baja murni yang kuat, maka untuk beberapa saat
lamanya para gembong iblis itu tak sanggup menerjang masuk
kedalam. Sementara para toosu beristirahat sambil membalut luka
yang mereka derita, cing Yang cinjlen, ci Yang cinjien serta
Hoo Thian Heng sama2 meronda diatas atap ci Yang Kiong
sambil ber-jaga2 terhadap serangan api dari pihak musuh.
Untuk sementara suasana jadi tenang kembali, "Piauw
Biauw Hujlen" Mo Yoe Yauw segera perintahkan anak buahnya
untuk mengepung istana ci Y ang Kiong rapat-rapat sedangkan
tiga manusia "Hiong Hoen", Tujuh "Lee-pok" serta dua puluh
satu orang sukma gentayangan ber-teriak2 diluar istana
sambil mencaci maki dengan ucapan yang kotor.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey, Hian cing tootiang dariBu-tong Pay, dengarkan baik2
asal kau suka memimpin anak muridmu untuk bergabung
dengan perkumpulan Yoe Leng Kauw perkumpulan kami, dari
lawan segera akan berubah jadi kawan, dan kau akan kami
beri kedudukan sebagai wakil Kauweu ".
Ada pula yang berteriak: "Hey, para tootiang dari Bu-tong Pay, dengar baik2
barangsiapa diantara kalian yang sanggup memenggal batok
kepala dari Sastrawan berbaju biru, perkumpulan kami segera
akan membubarkan diri dari gunung Bu-tong san ini ".
Teriak2an itu berkumandang saling susul menyusul
membuat hati jadi jeri dan tak enak didengar.
Beberapa kali s inenek bongkok dari Hu-sang sertaJ iak Kioe
Kiam Khek loncat keatas wuwungan rumah untuk menyerang
dari sana namun setiap kali pula mereka dipaksa untuk loncat
turun kembali oleh serangan maut dari ci Yang cinjin, ci Yang
Cinjin serta Hoo Thian Heng.
Maka untuk sementara pengepungan diperketat dan
mereka menghentikan segala kegiatannya.
Fajar mulai menyingsing dari ufuk sebelah Timur, melihat
usaha penyerangan mereka belum juga mendatangkan hasil,
akhirnya "Hiong Hun" nomor dua mendekati Piauw Biauw
Hujien dan mengajukan siasatnya.
" Hujien- asal kita kumpulkan batang2 pohon serta kayu
yang ada disekeliling istana Ci Yang Kiong kemudian
ditumpukkan diluar istana dan menyerang mereka dengan api,
maka tidak sampai satu hari satu malam istana C i Y ang Kiong
beserta toosu-toosu hidung kerbau itu pasti akan musnah
termakan api " Mendengar siasat tersebut Piauw Biauw HHjienjadi sangat
girang, segera pujinya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau benar2 tidak malu jadi penasehat perkumpulan kita,
sekembalinya dari sini pasti akan kulaporkan keluar biasaanmu
ini kepada sin Keen agar pangkatmu dinaikkan".
Buru2 "Hiong Hun" nomor dua mengucapkan terima kasih
kepada perempuan itu, kemudian memerintahkan para iblis
lainnya untuk kumpulkan daun ranting yang ada disekitar sana
untuk ditumpukkan disekitar istana Ci Yang Kiong.
siasat ini betul2 amat keji, seandainya istana C i Y ang Kiong
benar2 mereka bakar, bukan saja para toosu yang sedang
merawat lukanya dalam istana bakal musnah bahkan Hoo
Thian Hong serta kedua orang imam tua itu pun bakal mati
konyol disitu. Kelihatannya peristiwa yang sangat mengerikan segera
akan berlangsung diatas gunung itu.
sang surya telah memancarkan cahayanya menyinari
seluruh jagad, diluar istana Ci Y ing K iong batang2 pohon telah
ditumpuki hingga setinggi enam tujuh depa, disekeliling kayu
serta bangunan telah disiram pula dengan minyak tanah,
dalam keadaan seperti ini asal seorang saja diantara gembong
iblis itu menyulut api, maka semua nyawa Toosu Toosu Bu-
tong Pay itu akan musnah ber-sama2 dengan hancurnya
istana Ci Y ang Kiong jadi puing yang berserakan-
ooooooooo UNTUK sementara waktu baiklah kita tinggalkan dahulu
partai Bu-tong yang sedang dirundung kemalangan.
Baiklah mari kita tengok suasana diatas gunung siong-san
dimana berdiri dengan angkernya partai s ia uw-lim yang telah
berumur ribuan tahun lamanya.
Hari itu udara sangat bersih, karena tepat pada hari Tiong
Yang maka suasana amat ramai, banyak penduduk yang
berdiri berjejer ditepi sungai menonton perlombaan perahu
naga yang saling kejar mengejar....
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Be-ratus2 orang hwesio dari kuil siauw-limpada hari ini
banyak yang turun kedesa disekitar gunung untuk
menyaksikan keramaian tersebut, hingga suasana diatas
gunung boleh dikata sunyi dan sepi.
Mendadak terdengar suara derap kaki kuda yang sangat
ramai berkumandang memecah kesunyian, diiringi suara
ringkikkan panjang kuda itu berhenti tepat didepan kuil, diikuti
munculnya dua orang pendekar muda dari atas pelana.
Kehadiran sepasang muda mudi yang amat misterius ini,
dengan cepatnya pula sudah di dengar oleh Thian Hong
siangjlen ketua dari partai siauw lim, hweshio tua itu dengan
cepat munculkan diri untuk menyambut sendiri kedatangan
mereka. Diikuti suara genta dibunyikan ber-talu2, genta kuno yang
didirikan pada tahun kedua puluh pada ahala Geoi ini dapat
menyampaikan suaranya hingga sejauh ratusan li.
satu jam kemudian para hwesio yang berpesiar dikota Kay
Hong, Yan say serta su-swie telah berkumpul kedalam kuil
mereka. Tatkala senja menjelang tiba, penjagaan disekeliliing kuil
segera diperkuat. sedikitpun tidak salah, tatkala kentongan pertama baru saja
lewat mendadak dari arah gunung sebelah depan
berkumandang tanda bahaya, gunung siong-san telah
kedatangan enam orang tamu tak diundang yang berkerudung
kain hitam. Manusia2 berkerudung itu meskipun memiliki ilmu s iat yang
sangat lihay, dan datang dengan membawa ambisi untuk
menang, namun setelah menyaksikan penjagaan disekitar kuil
tak urung hati mereka dibikin terkesiap juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apalagi setiap tanda bahaya dibunyikan, semua lampu yang
ada diatas puncak gunung jadi terang benderang bagaikan
disiang hari bolong. Kiranya malam itu dibawah pimpinan Beng Te Hujien Hoan
soh soh berangkatan" seng soe Poan" atau Hakim mati hidup
shaw Goan Ciang, si setan gantung hitam su Keen seru
sitelapak Jagat Poei seng lima orang dengan tujuan
menghancurkan partai sauw lim, kini setelah jejak mereka
konangan, melalui jalan gunung yang sempit mereka langsung
melayang kearah lapangan didepan kuil.
Tetapi setibanya dikalangan, kembali hati mereka bergidik
sehingga bulu roma pada bangun berdiri
Rupanya ditengah kalangan telah bersiap2 ratusan orang
hweesio dengan senjata lengkap. setiap lima langkah berdiri
satu penjaga, setiap sepuluh langkah satu pos pertahanan,
suasana angker dan mengerikan-
Barisan Loo han Tin yang terdiri dari seratus delapan orang,
dibawah pimpinan Thian sim siansu penanggung jawab dari
Loo Han Tong beserta Thian Kin, Thian ing siansu kedua
sutenya dan Boe Kak tiga empat orang murid angkatan kedua
telah dipersiapkan di-sana. Kelima orang itu tertegun, dalam
hati segera pikirnya. "Partai saaw lim benar2 tidak malu disebut sebagai
pimpinan dari sembilan partai besar, cukup ditinjau dari
keangkeran serta kewibawaan mereka saat ini sudah lebih dari
cukup untuk menggetarkan seluruh sungai telaga ". Terdengar
Beng Te Hujien tertawa nyaring, lalu berseru:
"Aduuh .... aduuh .... rupanya kalian hweesio2 gede
mempunyai kepandaian untuk mengetahui kejadian yang akan
datang " rupanya kabar berita cukup lihay dan tajam ."
"omitohud " Thian sim siansu merangkap tangannya
memberi hormat. "Pinceng rasa hujien tentulah nyonya dari
Yoe Leng sin koen bukan ?" malam buta datang kekuil kami,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
entah ada keperluan apa yang hendak kau sampaikan kepada
kami ?" ". "Soal itu sih Ehmmm lebih baik suruh Thian Hong sangjlen
tampil sendiri kedepan, Pun hujien mau bicara langsung
dengan dirinya ...."
Belum sempat Thian sim siansu menjawab Thian ing s iansu
yang ada disisi suhengnya telah menimbrung sambil tertawa
lantang: "Haaah.. . haaah.... haaa. .. hujien ada keperluan apa?"
katakan saja kepada suhengku juga sama saja, apa bedanya
ciangbun suheng dengan suhengku ini ?"?".
Beng-Te Hujien tertawa merdu, suaranya tinggi melengking
penuh dengan kegenitan dan kecabulan, sambil goyangkan
pinggangnya yang ramping ia berseru: "Kalau begitu suheng
mu ini bisa ambil keputusan?"?".
"Omintohud orang beribadat pantang untuk bicara bohong,
asalkan Hujien suka utarakan maksud kedatanganmu, selama
loolap sanggup untuk mengambil keparusan tak nanti
kuhiraukan permintaan itu, kalau tidak biarlah kulaporkan
persoalan itu kepada Ciangbun suheng"
"Pun hujien mendapat pirman dari Y oe-Leng sin-koen untuk
mengundang Hong tiang kuil kalian Thian Hong siangjlen
untuk menjabat kedudukan wakil ketua dari perkumpulan
kami harap kau sampaikan pirman ini kepadanya." ujar Hoan
soh soh dengan sikap serius, selesai bicara dari sakunya dia
ambil keluar sebuah sampul dan diletakkan diatas telapaknya
lalu perlahan lahan didorong kemuka.
Bagaikan sekilas bayangan abu2, sampul surat tadi
langsung melayang kehadapan Thian sim siansu.
Dengan cepat hweesio ini hendak menyambutnya dengan
tangan, namun dia rasakan kekuatan lawan tidak lemah, maka
segera pikirnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sungguh dahsyat dan sempurna tenaga Iwekang yang
dimiliki perempuan ini, aku tidak boleh bertindak gegabah."
Tanpa sadar ia pertinggi kewaspadaannya.
Thian Kie siansu adalah seorang hweesio yang bertabiat
berangasan, mendengar ucapan tersebut hawa gusarnya
memuncak. apalagi menyaksikan siluman perempuan itu
melemparkan surat tanda menyerah kepada pihaknya, dengan
penuh kemarahan segera bentaknya:
"Hm, perkumpulan macam apa Yoe- Leng- kauw itu, berani
benar berbicara besar. Hmmm surat ini lebih baik tak usah
dilihat ..." Dia sambar sampul tadi kemudian dirobek nya hingga
hancur ber-keping2 dan terbang memenuhi angkasa.
Terhadap tingkah laku Thian Kie siansu yang kasar ini,
Hoan soh soh sama sekali tidak gusar, sebaliknya dia malah
tertawa nyaring dengan bangganya.
"Hiii . . . hiii . . , hiiii. . . keledai gundul, rupanya kau
memang cari mati buat diri sendiri, jangan salahkan kalau
hujien turun tangan terlalu kejam "
Dengan selesainya ucapan tadi, tiba2 terdengar Thian Kie
siansu menjerit ngeri, sekujur badannya dalam waktu singkat
berubah jadi hitam pekat, setelah berkelejet dan meronta
sekarat, hweesio tadi mendengus berat dan roboh binasa.
Thian sim siansu terkejut bercampur gusar menjumpai
sutenya mati dalam keadaan mengenaskan dihadapan
mukanya, meskipun ia gusar dan sedihnya bukan kepalang
namun hweesio ini sadar bahwa musuh tangguh ada didepan
mata, ia tak mau bertindak gegabah sehinga mengacau
keadaan. Kecuali perintah anak murid diluar barisan untuk
menggotong pergi jenasah dari Thian Kie siansu, dengan
cepat hwesio ini dilancarkan dua pukulan berantai yang maha
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dahsyat untuk menghalau robekan kertas yang tersebar diatas
tanah hingga tergulung keluar dari kalangan-
Pada hari2 biasa, hubungan Thian Ing siansu dengan T hian
Kie siansu paling akrab, menyaksikan rekannya mati binasa
hawa gusar yang berkobar dalam dadanya sukar ditahan lagi,
sambil menyeret tongkat bajanya seberat delapan puluh kati ia
melangkah keluar dari barisan, dengan mata melotot dan alis
berkerut teriaknya keras:
"sungguh tak kunyana kau berhati kejam melebihi
kalajengking, malam ini lolap akan cabut jiwamu untuk
melenyapkan bibit bencana bagi umat manusia serahkan jiwa
anjingmu" serangan yang dilancarkan dalam keadaan gusar ini, bisa
dibayangkan betapa dahsyatnya.
Nyonya neraka hitam ini menyingkir satu langkah
kesamping, jengeknya dengan nada genit:
"Eeeei hweesio tua, buat apa kau galak2 macam setan
kelaparan" Melihat kemplangannya mengenai sasaran kosong, Thian
Ing siansu meraung gusar, diiringi desiran angin serangan
yang maha dahsyat dia angkat tongkat bajanya dan
menghantam kembali dari atas dengan jurus "Boesiong Ta
Hauw" atau Boesiong memukul harimau.
Rupanya si nyonya neraka hitam Hoan soh soh mengerti
lihay, dengan sebat badannya mengegos kesamping, bagaikan
bayangan setan tahu2 dia sudah me layang keluar dari ruang
lingkup tersebut, ejeknya lagi sambil tertawa merdu:
"Hweesio gede...coba kau lihat betapa panjang dan
gemuknya senjatamu itu...aduuh.. aduuh, kalau sampai aku
yang rendah kena "Di tusuk" aduuh mak. sakitnya... aku bisa
tidak tahan lhoo...".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Benar2 kotor dan cabul ucapan perempuan itu apalagi
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dihadapan be ratus2 orang hweesio, membuat para paderi itu
sama2 kerutkan dahi dan membatin: "Cabul benar perempuan
laknat ini, dia benar2 lonte busuk yang tak tahu malu...".
Dalam pada itu setelah dua buah kemplangan mautnya
tidak mendatangkan hasil, Thian In siansu segera sadar
bahwa perempuan ini tidak gampang untuk dilawan, diam2
serunya: "Aduhhh celaka. . . rupanya perempuan lonte ini ada
maksud menggusarkan hatiku hingga pikiranku jadi kacau, aku
tak boleh bertin dak menuruti napsu angkara murka ..."
sebagai paderi yang beriman tebal, setelah sadar maka
napsu angkara murkanya segera ditekan, pikiran dipusatkan
jadi satu lalu tarik napas dalam2, dalam sekejap mata
pikirannya jadi tenang danpikiran yang kalut menjadi jernih
kembali. Dengan tajam ditatapnya wajah perempuan berkerudung
hitam itu, mendadak tongkat bajanya disapu ketengah udara.
Hoan soh soh adalah siluman rase berwajah bunga To yang
sudah tersohor dalam dunia persilatan pada masa yang silam,
pengalamannya dalam menghadapi musuh boleh dibilang
sudah matang sekali, dari gerakan lawannya tentu saja dia
bisa menebak jurus ampuh apakah yang hendak digunakan-
Badannya segera meloncat ketengah udara dan melayang
kemuka, sambil berputar dia songsong datangnya hantaman
tongkat baja lawan- Tindakannya ini benar2 mengerikan dan berbahaya sekali,
membuat empat orang manusia berkerudung hitam yang ada
disisi kalangan serentak menjerit kaget.
sedikitpun tidak salah, jurus serangan yang digunakan
Thian ing siansu barusan adalah jurus "Wie Ceng Pat Hong"
atau Pengaruh Menggetarkan delapan penjuru, dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kecungan bayangan tongkat yang sangat rapat kendati sang
korban hendak menghindar kemanapun tak mungkin bisa
meloloskan diri, kecuali kalau orang itu mengerti dimanakah
letak keistimewaan dari jurus itu dan memiliki ilmu
meringankan tubuh yang sangat sempurna.
sungguh tak nyana bukan saja Hoan soh soh sudah berhasil
menebak keistimewaan dari serangan itu bahkan sukar
dilawan, diam2 Thian ing siansu sendiri pun mulai merasa
kesal dan gelisah. Hoan soh soh sendiri, meskipun secara nyaris dia berhasil
meloloskan diri dari ancaman bahaya maut tak urung hatinya
dibikin terkesiap juga sehingga keringat dingin mengucur
keluar membasahi keseluruh tubuhnya, menggunakan
kesempatan dikala badannya melayang turun kebawah dia
segera cabut keluar senjata pedang bunga Toh nya.
Mengikuti bergetarnya sang mangan bayangan segera
terpancar keluar hingga memenuhi angkasa.
Begitu senjata aneh tersebut diloloskan keluar, secara tiba2
Thian mg siansu teringat akan seseorang, hatinya jadi bergidik
dan segera bentaknya: "Toh Bin Yauw Hoe, setelah kau melenyapkan diri selama
delapan belas tahun, mengapa sekarang muncul kembali
untuk bikin keonaran lagi dalam dunia persilatan ".
Nyonya neraka hitam ini tidak takut jejaknya konangan dan
diketahui orang, dia segera tertawa nyaring.
"Hey hweesio gede, ternyata kau masih belum melupakan
diriku bagus .... bagus . . . . mumcung berbulan masih
bersinar terang dan bintang bertaburan diangkasa mari kita
bermain beberapa jurus untuk menyemarakkan suasana yang
indah ini." Ucapan ini diutarakan ringan dan seenaknya se-olah2
perkataan orang kawan yang akrab.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seketika membuat anak murid dari angkatan "Kak"
sama2pentangkan matanya bulat2 sambil mengawasi susiok-
couw mereka, sedang dalam hati men-duga2 apa gerangan
hubungan mereka berdua dimasa yang silam.
Thian Ing siansu semakin naik pitam, wajahnya merah
padam dan matanya bersinar tajam, makinya.
"siluman perempuan, kau benar2 perempuan lonte yang
tak tahu malu dan berakhlak bejad"
Diiringi suara desiran tajam tongkat bajanya segera
menyodok kearah perut bagian bawah perempuan itu dengan
jurus "Ti Coe Ti-ong Liuw" atau Air mengalir dibatu pengasah.
"Hiiih... hiiih.-, hiuh hweesio gede rupanya kaupun ingin
main menowel dengan senjatamu" goda Hoan soh soh sambil
tertawa cabul. " Ka lau mau menyerang janganlah mengancam
bagian tubuh yang terlarang, kalau kau pingin menowel
bawah pusarku pakai saja tanganmu yang kekar itu..."
Walaupun diluar dia bicara porno, namun tubuhnya sama
sekali tidak berayal, bagaikan segumpal asap perempuan itu
mengigos kesamping kalangan.
Thian Ing siansu gusarnya bukan kepalang, tujuh puluh
dua jurus ilmu toya penakluk iblis dari partai sauw-Lim segera
dima inkan se-dahsyat2nya.
Namun nyonya neraka hitam tetap tertawa mengejek tiada
hentinya, bahkan sering kali pedang bunga Toh nya dengan
menciptakan diri jadi sekilas cahaya tajam membokong dari
punggung hweesio itu. Menyaksikan sutenya tak sanggup merebut kemenangan,
Thian Sim siansu segera mengangkat tonkatnya tinggi2,
bayangan manusia berkelebat lewat empat orang manusia
berkerudung hitam yang dibawa perempuan cabul itu seketika
terkurung didalam barisan Loo-IHan-Tin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Haruslah diketahui barisan Loo Han Tin dari partai Sauw-lim
merupakan suatu kepandaian yang maha ampuh, barang
siapa yang telah masuk kedalam barisan itu, tipis sekali
harapannya bisa keluar dalam keadaan selamat.
Kelima orang manusia berkerudung itu semuanya
merupakanjago pilihan dari dunia persilatan, pada hari2 biasa
mereka selalu sombong dan mengunggulkan diri sendiri,
meskipun dari mulut orang mereka pernah mendengar akan
kelihayan barisan Loo Han Tin dari kuil Sauw-lim Sie, namun
dalam hati mereka masih sangsi.
Kini setelah berada didalam barisan, terasalah setiap
tongkat dari hweesio2 itu se-akan2 menyambar datang dari
tiap jengkal tanah yang mereka pijak, kedudukan mereka
tiada hentinya berputar terus hingga tak ada suatu tempat
kedudukan yang pasti. Sungguh rapat bayangan tongkat yang melanda datang,
bukan begitu saja bahkan menghasilkan suatu tekanan yang
aneh dan sangat kuat, kendati ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki bagaimana sempurnanya, setelab berada ditengah
udara tubuh mereka seketika terhisap kembali oleh daya
tekanan yang kuat. Lama kelamaan kelima orang itu jadi gugup dan terkejut,
mereka bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
sementara itu sitelapak jagad Poei seng berpikir dalam
hatinya: "Kalau harus mengorbankan selembar jiwaku dengan
percuma dan sama sekali tak berguna ini, bukankah
kematianku sia2 belaka"
Hoan soh soh sendiri wajahnya pun sudah berobah jadi
amat misterius, diapun sadar bahwa dengan andalkan
kekuatan mereka berlima tak nanti sanggup menerjang keluar
dari kepungan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitulah dengan susah payah lima orang manusia
berkerudung itu bertahan dan bertarung terus mati2an sambil
berharap2 bala bantuan segera tiba.
Thian Ing siansu segera tertawa ter gelak2 sesudah
dilihatnya pihak lawan terkurung serunya.
"sekarang cuwi sekalian tak mau menyerah mau tunggu
sampai kapan lagi" apakah kalian betul2 mau hantarkan
nyawa ber-sama perempuan siluman ini."
"Ciiis....keledai gundul, tak usah kau pamerkan dahulu
kehebatan kalian" teriak Hoan soh soh. "Pun HHujien masih
punya kemampuan untuk menerjang keluar dari barisan Loo-
Han Tin kalian yang tidak seberapa itu. Hmm kalau tidak
percaya, saksikan saja nanti"
"Baiklah, akan kulihat kalian semut2 yang kepanasan dalam
kuali masih sanggup bertahan sampai berapa lama ?"
Mendadak Thian Sim siansu menggerakkan tongkatnya
menghantam permukaan tanah, mengikuti gerakan tersebut
barisan Loo Han tin pun seketika ikut berubah, ditengah
menyambarnya bayangan toya yang sangat rapat si setan
gantung hitam menjerit kesakitan, lengan kiri mereka masing2
terhajar telak sehingga lumpuh dan terjulur kebawah.
Diikuti si Hakim mati-hidup Shaw Goan ci-ang serta
sitelapak jagad Poei Sengpun menderita luka.
Menyaksikan musuhnya, masih berjuang terus mati2an,
Thian sim siansu mengerutkan dahinya. tongkatnya
digerakkan tanda perketat-nya serangan dalam barisan-
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati menggema diangkasa.
si setan gantung hitam Su Koen menggeletak keatas tanah
dan mati seketika itu juga termakan totokan toya lawan-
Melihat anak buahnya telah mati dan teriuka Hoan Soh Soh
semakin panik, keringat dingin mengucur keluar tiada hentinya
membasahi badan, diam2 makinya didalam hati: "Kenapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sampai sekarang s isetan tua itu belum juga memunculkan diri
".... ". Disaat yang amat kritis itulah mendadak dari bawah puncak
gunung Siong san berkumandang datang suara suitan yang
amat nyaring. Sungguh cepat gerakan orang itu, baru saja suara sultan
tadi sirap dari tengah udara telah melayang turun dua sosok
manusia. orang itu berperawakan tinggi besar dengan kepala yang
besar sekali, ia keren juga pakaian berwarna biru dan bersikap
ketolol-tololan. sedang yang lain berdandan seorang siucay, memakai
mantel berwarna abu2 dan memancarkan cahaya yang amat
tajam. Begitu tiba ditengah kalangan, sepasang tangannya segera
diayunkan kedepan segulung angin pukulan yang maha
dahsyat diiringi puluhan titik cahaya putih meluncur ketengah
kalangan. seketika itu juga jeritan ngeri berkumandang saling susul
menyusul dalam sekejap mata dua puluh orang padri siauw
lim Pay telah roboh binasa termakan jarum sakti Pek Kut Y oe
Leng Ciam tersebut. Menyaksikan kehadiran orang itu, empat orang manusia
berkerudung hitam yang terkepung daiam barisan segera
loncat keluar dan kalangan, teriak mereka hampir berbareng:
"sin Koen-.." "Bagaimana sikap hwees io2 itu?"?" tanya Yoe Leng sin
Koen dengan wajah yang adem dan seram.
"Keledai2 gundul itu betul2 tak tahu diri" jawab Hoan soh
soh sambil bergoyang pinggul. "sampai2 undangan yang kita
berikan sebelum dibaca telah dikembalikan ".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ban Tok cianpwee, coba lihat bukankah sudah kukatakan
bahwa orang2 itu terlalu sombong dan tidak pandang sebelah
maupun terhadap orang lain?" coba lihat. bukankah
perkataanku sangat tepat..." ujar Yoe Leng sin-koen sambil
berpaling. sikakek tinggi besar yang mempunyai kepala raksasa itu
segera goyang2kan badannya.
"Kalau begitu lakukanlah seperti apa yang kau inginkan."
Dalam pada itu wajah Yoe Leng sin Koen yang semula
berwarna putih pucat mendadak berubah jadi hitam pekat,
dari matanya memancar keluar sorot cahaya berwarna hijau,
mukanya jadi buas dan menyeramkan.
sreeeeet... pedangnya segera dicabut ke luar dan
sarungnya, kemudian dengan suara yang dingin dan
menyeramkan serunya: "Mari kita bunuh habis keledai2 gundul itu, jangan lepaskan
barang seorang pun diantara mereka "
Bersama dengan selesainya ucapan itu pergelangannya
segera digetarkan, diiringi berkelebatnya cahaya perak. batok
kepala bergelindingan keatas tanah bagaikan buah semangka.
Para paderi siauw-lim-pay yang melihat kesadisan orang
jadi kalap. mereka meraung keras dan bagaikan harimau yang
terluka segera menubruk kedepan.
Thian sim siansu serta Thian Ing siansu dengan
menggunakan dua batang toya bajanya bertahan sekuat
tenaga. Namun sayang kepandaian silat yang dimiliki Yoe Leng sin
Koen benar2 sangat lihay, di tambah pula senjata yang
digunakan adalah sebilah pedang mustika, keadaannya boleh
dibilang bagaikan harimau tumbuh sayap. mana mungkin
kedua orang itu sanggup mempertahankan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam sekejap mata, dari jumlah ratusan orang padri yang
berjaga didalam kalangan sudah ada separuh banyaknya mati
binasa, suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati bergema di-
mana2 membuat bumi bergoncang dan udara jadi suram.
Ting,...tiiiing....tiiiing..., genta tanda bahaya dibunyikan
ber-talu2, diikuti suara suitan nyaring menggema diangkasa,
bayangan abu2 kuning, biru serta pelbagai warna lainnya
sama2 menerobos masuk lewat depan kalangan dan
bertempur sengit melawan orang2 berbaju hitam.
Kembali terdengar dua buah jeritan ngeri yang mendirikan
bulu roma Thian sim siansu serta Thian Ing siansu mati konyol
tertebas badannya jadi empat bagian oleh senjata Yoe leng sin
Koen. Dengan matinya dua orang padri sakti itu, para padri
lainnya jadi keder dan bergidik, Yoe Lang sin Koen tidak
berhenti sampai disitu saja, dengan andalkan sebilah pedang
mustika dia teruskan amukannya membabat ke sana menusuk
kemari, se-akan2 menebang bambu tak seorangpun diantara
hweesio yang ada disitu sanggup menandingi kelihayannya.
Yang paling lihay lagi adalah pedang mustikanya yang
sangat tajam itu, semua toya baja yang tebal dan besar itu
begitu terbentur dengan senjatanya segera putus jadi dua
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bagian. Ilmu silat dari kakek berkepala besar itu lebih2 lihay lagi,
setiap kali telapak tangannya berkelebat, pihak lawan
bagaikan layang2 yang putus benang segera mencelat
ketengah udara dan mati binasa dengan isi perut hancur
berantakan- Dalam waktu yang singkat para padri dari partai sauw-lim
sudah hampir musnah ditangan beberapa orang gembong iblis
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kehadiran Thian Hong siangjlen, Gong Yu serta Lie Wan
Hiang terlambat satu tindak, namun dengan keterlambatannya
itulah mengakibatkan banyak korban berjatuhan.
Meskipun Thian Hong sianjien adalah orang paderi yang
beriman tebal, namun setelah menyaksikan kebrutalan lawan
hawa gusarnya sukar dibendung lagi, segera bentaknya keras:
"lblis terkutuk sungguh keji perbuatan kalian, di manakah
perikemanusiaan dalam hati manusia?"
Badannya segera menerjang masuk kedalam kalangan,
toya kumala hijaunya dengan gunakan gerakan "Kim-Kong
Hoek-Mo" atau Malaekat sakti menundukan iblis, dengan
menciptakan selapis kipas cahaya ke-hijau2an dia sapu tubuh
Yoe Leng sin Koen- sang ketua diri perkumpulan Yoe Leng-kauw ini tertawa
seram,jengeknya dengan nada sinis:
"Thian Hong, apa gunanya kau bersikap wntuk melawan
kami, aku nasehati dirimu lebih baik takluk saja kepada
perkumpulan kami, sebab perbuatanmu itu berarti menolong
jiwa anak muridmu serta mendatangkan keberuntungan
bagimu sendiri" Meskipun dimulut dia mengoceh terus tapi Yoe Leng Kiam
nya sama sekali tidak berhenti bergerak. dengan jurus "Kiong
Hun Boe Kie" atau sukma ganas tiada kawan ia songsong
datangnya hantaman toya kumala hijau tersebut.
"Traang.." ditengah suara bentrokan nyaring, kedua belah
pihak sama2 merasakan pergelangan tangannya jadi kaku,
masing2 segera loncat mundur beberapa tombak kebelakang,
setelah dilihatnya senjata mereka tidak gumpil atau rusak
kedua orang itu segera maju kembali untuk meneruskan pertarungan.
Kiranya toya kumala hijau yang digunakan Thian Hong
sangjlen saat ini merupakan pusaka dari partai siauw- lim,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meskipun pedang Yoe Leng Kiam adalah senjata mustika dan
tajamnya luar biasa namun masih belum sanggup untuk
membabatnya hingga putus.
sipendekar ganteng berbaju hijau Gong Yu serta Lie Wan
Hiang yang merupakan jago2 berhati welas, sesudah
menyaksikan kekejaman serta kebrutalan musuh mereka tak
dapat menahan diri lagi, sambil bersuit nyaring tubuh mereka
segera berkelebat kemuka dan terjunkan diri kedalam
kalangan pertempuran. Lie Wan Hiang putar pedang Muni Kianmya sehingga
cahaya merah memancar keempat penjuru, cahaya pedang
sepanjang empat depa itu menggulung, menyapu kian kemari,
menggerakkan hati orang yang melihat membuat nona neraka
hitampun jadi terperanjat dan merasakan bulu roma pada
bangun berdiri Menanti dia mendongak dan melihat siapakah gerakan
gadis kosen itu, rasa kaget yang timbul dalam batinya sukar
dilukiskan lagi dengan kata2. "Giok-jie, kau sudah edan "
bentaknya. Jelas dia sudah salah melihat orang.
Dalam kenyataannya paras muka dari Lie Wan Hiang
memang sama sekali tak berbeda dari Hoan Pek Giok puteri
kesayangannya. Lie Wan Hiang menoleh, tatkala dilihatnya perempuan
berkerudung hitam itu mencekal pedang bunga To yang
memancarkan cahaya biru, segera bentaknya nyaring:
"Perempuan siluman, berani benar kau datangi gunung
yang tersohor ini untuk menjagal para paderi suci. Hmmm aku
Lie Wan Hiang tidak akan membiarkan kau berbuat brutal
seenaknya " "Lie Wan Hiang.... Lie Wan Hiang" gumam Hoan soh soh
sambil meloncat mundur beberapa tombakjauhnya :.. Tiba
tiba dia teringat seseorang, segera tegurnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Budak sialan, apakah kau adalah putri dari Lie Hong
manusia rendah itu?".."
sembari berkata dari balik matanya memancar keluar
serentetan cahaya buas yang mengerikan-
Meskipun Lin Wan Hiang merasakan bahwa perempuan
yang berada dihadapannya bernama Lie Hong, dia segera
mendengus sahutnya: "Jangan banyak bicara, nonamu sama sekali tidak kenal
dengan manusia yang bernama Lie Hong "
Badannya segera berkelebat kemuka, dengan gerakan
tubuh "Chiet-Ciat T ay Na ie" dalam Suatu gerakan yang manis
dan sakti tahu2 dia sudah melayang dioelakang punggung
perempuan berkerudung hitam itu.
Pedang Muni Kiam nya kembali berkelebat, dengan jurus
"Hoei Tauw An" atau berpaling kebelakang adalah te-pian,
dengan kekerasan dia bendung jalan mundur dari nyonya
neraka hitam itu Hoan soh soh terkesiap. dengan sekuat tenaga ia
menyingkir dengan gunakan ilmu gerak sukma gentayangan,
dia berharap bisa melepaskan diri dari musuh yang sangat
menakutkan ini. Siapa sangka gadis kosen yang berada dibelakangnya
bagaikan bayangan saja tiada hentinya menempel dan
mengejar terus dibelakang.
sementara itu sipendekar tampan berbaju Hijau Gong Yu
yang menyaksikan hantaman telapak tangan kakek berkepala
besar itu dahsyat laksana gulungan ombak ditengah amukan
badai, dimana para hweesio sauw-lim pay yang tersapu segera
mencelat dan mati dengan isi perut hancur lebur hatinya jadi
sangat terperanjat. Dalam hati segera pikirnya:
" Entah dari manakah pihak perkumpulan Yoe- Leng Kauw
berhasil mengundang manusia super sakti semacam ini,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin aku sendiri pun tidak punya keyakinan untuk
menangkan dia". Walaupun dalam hati berpikir begitu namun keberanian
serta semangat bertempur sama sekali tidak kendor, selama
hidup tak pernah ia merasa takut ataujeri terhadap siapapun-
Diiringi suitan nyaring yang membumbung tinggi
keangkasa, tubuhnya mencelat keudara dan melayang
ketengah kalangan- Dengan kerahkan ilmu sakti Tay si Hian-Thian sinkang
menyambut kehadiran angin pukulan dari sikakek berkepala
besar tadi dihantamnya kemuka.
Baru saja kakek berkepala raksasa itu merasakan anehnya
suara suitan yang menggema diangkasa, tahu2 hawa pukulan
yang dia lancarkan se-olah2 tercebur didalam samudra yang
amat luas lenyap tak berbekas, bukan begitu saja bahkan
secara lapat2 terasa munculnya satu daya hisap yang maha
kuat menarik badan nya maju kedepan, kuda2nya seketika
tergempur dan badannya tergetar keras.
Peristiwa ini tentu saja mengejutkan hatinya dalam hati dia
lantas berpikir: "siapakah jago kosen itu" jangan2 dua rasul sakti dari
dunia persilatan telah muncul disini?"
Dengan cepat dia mendongak tampaklah dihadapan
mereka berdiri seorang pemuda ganteng berbaju hijau,
usianya baru delapan belas tahun, wajahnya putih bersih
dengan alis yang hitam tajam dan mata yang b ulat jernih,
sementara itu pemuda tersebutpun sedang menatap wajahnya
tajam2. Kakek tua itu segera tertawa ter-bahak2 seraya goyangkan
kepalanya yang besar itu serunya:
"Bocah keparat, apakah kau yang melancarkan serangan
dahsyat barusan ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sedikitpun tidak salah, memang cayhelah yang melancarkan serangan "
Mendadak sekilas cahaya buas memancar keluar dari
sepasang mata kakek itu serunya.
"Oooouw aku rasa mungkin kaulah yang disebut orang
kangouw sebagai s i sastrawan berbaju biru berseruling kuma la
berkipas emas Hoo Thian Hong?"
"Loo-tiang. tolong dilihat lebih seksama lagi, pakaian yang
kukenakan berwarna biru atau hijau?""
Kakek ita melengak, setelah goyangkan kepalanya berulang
kali dia manggut2. "Aaaa, betul, kau memang memakai baju
hijau bukan berwarna biru.
Gong Yu tidak tahu hubungan dendam atau sakit hati
apakah yang sudah terikat antara toa suhengnya dengan
kakek tua ini, dengan nada menyelidik segera tanyanya:
"Loo-tiang, ada persoalan apakah kau hen dak mencari Hoo
Thian Hong sisastrawan berbaju biru itu ?"?".
"Aku mau mencari balas dengan dirinya, dia sudah
membinasakan cucu muridku sikakek kelabang racun Nao
Hiong Hoei ". Mendengar perkataan itu Gong Yu segera teringat kembali
akan peristiwa yang pernah terjadi tiga tahun berselang
ditanah pekuburan gunung bong-san sebelah utara alisnya
segera berkerut dan ujarnya:
"Mengenai peristiwa itu, dengan mata kepalaku sendiri aku
turut menyaksikan jalannya kejadian tadi, cucu muridmu si Gia
Kang Tok shu hendak merampas kadal kumala berusia seribu
tahun yang telah di-nanti2kan sastrawan berbaju biru
beberapa tahun lamanya, oleh sebab itu kedua belah pihak
segera bertempur, alhasil cucu muridmu menemui ajalnya
terkena ilmu jari Kian-Goan-Ci dari Hoo Thian Hong ". Dia
merandek sejenak. kemudian melanjutkan :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"setiap persoalan ada sebabnya dan setiap sebab ada
akibatnya, bilamama lootiang hendak menuntut balas
terhadap Hoo Thian Hong disebabkan karena masalah ini,
maka perlakuan loo-tiang merupakan satu tindakan yang tidak
terpuji, lagipula kepalan dan kaki tak bermata, pada waktu itu
seandainya cucu muridmu tidak mati terhajar ilmu jari Kian
Goan ci dan sebaliknya Hoo Thian Honglah yang menemui
ajalnya terhajar ilmu pukulan kelabang beracun- bagaimana
kesudahannya ?" dendam mendendam balas membalas
bukankah akan ber langsung terus ?"?"?"
"Loo-tiang, kau sebagai seorang jago yang lihay dan punya
pengalaman yang luas, semestinya bisa mempertimbangkan
sendiri, mana yang benar dan mana yang salah, janganlah
mendengarkan hasutan orang lain sehingga mencemarkan
nama baik sendiri" " Karena pikiran yang salah kalian telah mengakibatkan
gunung suci ini berubah jadi tempat penjagalan yang sadis,
brutal dan tidak berperi kemanusiaan, kalau sekarang kau
tidak lepaskan golok penjagal untuk berpaling ketepian, mau
tunggu sampai kapan lagi kalian baru mau bertobat ?" Loo-
tiang cayhe ikut merasa sayang buat kegagahan serta nama
besar Loo-tiang yang begitu mengagumkan "
Ucapan ini bukan saja membuat gembong iblis yang
tersohor akan keganasannya ini jadi geleng kepala, untuk
beberapa saatpun dia sampai tak sanggup untuk mengucapkan sepatah katapun-
Akhirnya sambil gelengkan kepalanya yang besar, kakek itu
berkata: "Bocah cilik aku kagum atas keberanianmu yang luar biasa,
namun aku Ban Tok Ci ong siraja diraja dari selaksa racun
tidak akan tunduk, apa lagi digebah pergi hanya dengan dua
tiga patah katamu saja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rupanya kau tidak ingin mendengar nasehat dan mau
berbuat keji lebih lanjut ?" tegur Gong Yu dengan alis
berkerut. "Hoeeh... heeeh... heeee... selamanya loohu berbuat dan
bertindak sekehendak hatiku, siapa yang berani menghalangi
atau mencegah perbuatanku ?".
"Lalu bagaimana menurut pendapatmu?"
"Mari kita beradu dengan tiga buah pukulan, apabila kau
sibocah cilik menderita kalah lebih baik cepat2lah tinggalkan
tempat ini, loohu akan membakar kuil siauw-lim ini hingga
hancur berantakan jadi abu..."
Diam2 Gong Yu merasa bergidik mendengar ucapan
tersebut, dia tahu tak mungkin kakek tua itu bisa dinasehati
atau dicegah perbuatannya hanya dengan andalkan ucapan
belaka, namun sebagai pemuda yang berwatak keras kepala
dan gagah, dia jadi tidak puas. segera teriaknya:
"Bagus sekali, sebaliknya kalau cayhe lah yang berhasil
menangkan pertandingan ini, lalu apa yang hendak kau
lakukan ?"?". "Bocah cilik" ujar Ban-Tok Ci-ong s i Raja dari selaksa racun
setelah termenung sebentar. "Aku tidak percaya kalau kau
sanggup menerima hantaman dari loohu dengan kekuatan
tenaga Iweekang sebesar seratus delapan puluh tahun hasil
latihan.,.". Meskipun dalam hati Gong Yu merasa bergidik,
namun ujarnya pula dengan suara lantang:
"cayhepun tidak sudi kena digertak hanya dengan beberapa
patah kata saja. bisakah aku menyambut seranganmu atau
tidak. itu urusan pribadiku sendiri silahkan Loo-tiang tetapkan
syarat pertarungan diantara kita ini".
"Baiklah, kalau loohu yang menderita kalah sekarang juga
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
aku angkat kaki dari sini dan sejak ini tak akan mencampuri
urusan dunia kangouw lagi, bahkan hutang darahku terhadap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sisastrawan berbaju biru yang telah membinasakan cucu
murid kupun akan kuhapus sama sekali"
sepasang biji mata Gong Yu berputar, pikirnya didalam
hati: "Tua banaka ini menyebut dirinya sebagai Ban-Tok Ci-ong
atau Raja diraja dari selaksa Racun, kepandaiannya tentu tak
akan terlepas daripada penggunaan racun, didalam ketiga
buah seringainya tadi dia pasti akan selipkan tenaganya yang
luar biasa, aku tak boleh menggusarkan hati orang ini apabila
tidak ingin menemui kesulitan dalam menghadapi nya nanti".
DALAM waktu yang s ingkat dia telah berhasil mendapatkan
cara untuk menghadapi musuh tangguh ini.
Pada saat itulah terdengar Ban Tok Ci-ong si Raja diraja
dari selaksa racun tertawa ter bahak2.
"Haaa...haaa... bocah cilik. ber-hati21ah seranganku yang
pertama segera akan tiba."
sreeet... bersama dengan selesainya ucapan tadi, dia telah
melancarkan satu pukulan yang maha dahsyat.
Angin pukulannya men-deru2 laksana gulungan angin
taupan, diiringi suara desiran yang tajam laksana kilat
menumbuk kemuka. Gong Yu tidak berani bertindak gegabah, buru2 ia kerahkan
ilmu sakti "Tay-si-Hian-sinkang" nya untuk melawan.
Buum.." dua kekuatan saling bertemu diengah udara
hingga menimbulkan suara ledakan yang sangat keras, tak
kuasa lagi badan Gong Yu goncang hebat.
si Raja diraja dari selaksa Racun segera tertawa ter-
bahak2, suaranya keras bagaikan geledek, jengeknya :
"Hey, bocah cilik seranganku yang cuma memakai tenaga
Pedang Bunga Bwee 7 Pedang Pusaka Buntung Karya T. Nilkas Playboy Dari Nanking 4
untuk membasahi kerongkongannya dan berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maksud tujuanku meninggalkan Pa In San Cung kali ini
sama sekali bukan disebabkan karena diusir oleh sucimu
ataupun Tong-hong Moay Moay, tapi yang terutama adalah
untuk mengejar dan mencari tahu jejak dari ayahmu si Cian
Liong Poocu Lie-cianpwee ..."
Begitu ucapan ini diutarakan keluar, baik Lie Wan Hiang
maupun Gong Yu sama2 terperanjat dan berseru tertahan-
Tidak menunggu pertanyaan dari kedua orang muda mudi
itu, Hoo Thian Heng berkata lebih jauh:
"Kemungkinan besar sebab lenyapnya Lie-cianpwee adalah
dikarenakan diculik oleh To Bin Yauw Hoe si siluman rase
berwajah buah To, Hoan soh soh "
Diapun lantas menceritakan secara bagaimana Bong-san
Yen shu bersama Lie Kie Hoe minum arak dirumah makan coei
siao Loo lalu berjumpa dengan Hoan soh soh dan bagaimana
kemudian orang tua she Lie itu lenyap tak berbekas...
"suheng, dari mana kau bisa merasa begitu yakin kalau
empek Lie telah ditangkap musuh dan bukan sebaliknya
sedang mengejar siluman rase itu ?" tanya Gong Yu.
"Coba bayangkan saja" jawab Hoo Thian Heng sambil
membelai luka diatas kakinya.
"Pedang pusaka milik Lie cianpwee telah tertinggal didalam
hutan bunga To diluar kota Kay Hong, itu jelas berarti kalau
dia telah kehilangan daya bertahan nya, kalau bukan
ditangkap lalu kenapa ?"
"Mungkinkah Empek Lie telah dibunuh ?" Dengan cepat
Hoo Thian Heng menggeleng.
"soal ini telah kupikirkan dengan teliti dan seksama, kami
rasa hal ini tak mungkin terjadi. sebab pertama, disekitar
tempat itu tak dijumpai jenazah Lie cianpwee yang terbunuh.
Kedua seandainya dia sedang mencari balas, tidak mungkin
Lie cianpwee menyembunyikan diri karena itulah aku rasa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beliau pasti sudah terjebak di dalam perangkap musuh hingga
terluka dan tertangkap ".
Mau tak mau Gong Yu harus mengakui akan kemungkinan
hal tersebut, untuk beberapa saat lamanya dia bungkam
dalam seribu bahasa. Mimpipun Lie Wan Hiang tak pernah menyangka kalau
secara tiba2 ayahnya bisa temui kejadian seperti ini, ia jadi
gelisah dan tidak tenteram, tiba2 timbrungnya:
"Hoo suheng, apakah kau telah mendapatkan titik terang
atau tanda2 yang menunjukkan di manakah ayahku berada
?"". "Aaai...l" sastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng menghela
napas panjang. "sudah hampir dua puluh tahun lamanya To-
Bin Yauw-Hoe tak pernah munculkan diri didalam dunia
persilatan, bukan saja licik bagaikan seekor rase diapun lihay.
jangan dikata banyak orang kangouw tidak kenali dirinya,
sekalipun mereka yang pernah kenal setelah lewat sekian
banyak tahun wajahnya tentu sudah banyak berubah, dan
siapa yang akan memperhatikan dirinya lagi ?" lagipula siapa
yang tahu letak sarang rasenya ?"...".
"Kalau begitu, bukankah ayahku sukar untuk ditemukan
kembali..." bisik Lie Wan HHvang dengan suara lirih, titik air
mata mulai jatuh berlinang membasahi wajahnya.
"Persoalannya bukan begitu dan jalanpun belum buntu,
contohnya saja perjalananku kekota Kioe Li Kwan kali ini,
tanpa sengaja aku telah memperoleh kabar yang dapat
dipercaya dari jago kangouw aku mendapat tahu bahwasanya
dua hari berselang dikota Kioe Li Kwan telah muncul seorang
nyonya muda yang amat cantik ditemani oleh suaminya yang
ganteng, mereka berdiam selama beberapa hari disitu.
Menurut kata orang itu rupanya suami dari nyonya cantik tadi
sedang menderita sakit yang parah, tak pernah orang itu
meninggalkan kamarnya barang satu langkahpun"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berbicara sampai disitu ia melirik sekejap sepasang muda-
mudi itu, lalu sambungnya lebih jauh:
"Maka dari itu tergesa2 aku tinggalkan im Bong menuju
kemari dan menginap dirumah penginapan song-pwan
satu2nya rumah penginapan yang ada dikota Kiok Li Kwan ini,
setelah tanya sana tanya kemari akhirnya aku berhasil
membuktikan bahwa apa yang kudengar bukan berita bohong,
karena itu diam2 aku lantas menyusup ketebing Ciat Liong Nia
untuk bikin penyelidikan. siapa sangka para gembong iblis itu
muncul secara tiba2 ditempat itu, dalam pertarungan tersebut
bukan saja aku terkurung bahkan hampir saja korbankan
selembar jiwaku. Aaai ... kalau bukan sute serta sumoay
muncul serta membantu diriku tepat pada saatnya, entah
bagaimana nasibku sekarang?"".
Akhirnya dia menghela napas sedih, nadanya begitu
terbuka dan kosong. Gong Yu termenung sesaat, lalu katanya:
"Suheng, apakah kau telah melakukan penyelidikan yang
cermat dan seksama dirumah penginapan yang pernah didiami
suami istri setengah baya itu ?" misalnya saja tulisan atau
tanda2 pengenal yang ditinggaikan diatas dinding tembok."
"Aduuh.... aku telah melupakan persoalan itu tapi tak apa,
keledai sakti "Hek Jie" ku masih tertinggal di rumah
penginapan "Siong cwan" dikota Kioe-Li kwan, biarlah besok
pagi aku berangkat kesitu untuk melakukan pemeriksaan yang
lebih teliti". Ketika pembicaraan telah-selesa i, tanpa terasa fajar telah
menyingsing dlufuk sebelah Timur.
Selesa i bersantap pagi tanpa sungkan lagi Hoo Thian Heng
berangkat kekota Kioe-Li Kwan dengan menunggang kuda
"Giok-Liong" terpaksa Gong Yu harus berangkat dengan
menunggang satu kuda bersama sumoaynya Lie Wan Hiang.
Jarak sejauh dua puluh li dalam waktu singkat telah
ditempuh oleh kuda2 jempolan cau Ya-Giok-Say-cu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setibanya didepan rumah penginapan, pemilik penginapan
"Siong- cwan" mengira tamu nya telah berangkat pagi2 dan
kini baru kembali, mimpipun dia tak pernah menyangka kalau
kemarin malam, diatas tebing ciat-Liong-Nia te lah berlangsung
suatu pertarungan sengit yang hampir saja merenggut nyawa
jago muda itu. Kepada pemilik penginapan itu Hoo Thian Heng segera
tanyakan dimana letak kamar yang pernah dihuni To-Bin
Yauw-Hoe, dan sangat kebetulan sekali kamar tersebut bukan
lain adalah kamar yang ditempati dirinya sendiri
Ketiga orang itu segera masuk kedalam kamar, dalam
suatu pemeriksaan yang seksama dan teliti itu akhirnya dari
suatu sudut tembok yang rahasia dan tertutup sekali letaknya,
Lie Wan Hiang berhasil temukan tulisan "Kie Hwie" disana
serta sebuah tanda panah yang menuding kearah selatan.
Penemuan terbaru yang berhasil mereka temukan ini
semakin membuktikan kalau Cian Liong Poocu Lie Kie Hwie
memang tertawan ditangan musuh, sedikit banyak kenyataan
ini untuk sementara waktu bisa melegakan hati beberapa
orang itu. Dengan alis berkerut kencang dalam hati Gong Yu
berpikir: "Ditinjau dari kepandaian silat yang dimiliki empek Lie,
ternyata diapun sampai kena tertawan, bukankah hal ini
menunjukkan bila kepandaian silat dari To-Bin Yauw-Hoe
benar benar luar biasa dan jauh melebihi orang lain,
tapi...seandainya ia tertawan, kenapa empek Lie rela berjalan
sendiri ber-sama2nya, kalau begitu jalan darahnya tentu
sudah ditotok dan sukar berjalan sendiri. Ditinjau dari hal ini
bisa dibayangkan bahwa dia pasti menggunakan kereta kuda
sebagai pengganti kaki...
Berpikir begitu dia lantas panggil datang si empunya rumah
penginapan, dan tanyanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dengan cara bagaimana sepasang suami istri setengah
baya itu meninggaikan tempat ini?"
Pemilik rumah penginapan itu termenung sejenak kemudian
jawabnya: " Nyonya muda itu memiliki paras muka yang amat cantik
dengan suara yang lengking dan nyaring, oleh sebab itu aku
masih ingat dengan jelas dirinya mereka berangkat dengan
menunggang kereta kuda, bahkan kereta kuda itupun dibeli
dari ong Loo Chiet dengan harga yang sangat tinggi "
"Nyonya cantik "... kereta kuda "..."
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya, tanpa
sadar Gong Yu berseru tertahan dan menghantam meja
keras2. "Aaaah, dia... pasti dia... kalau begitu pastilah orang itu... "
gumamnya. "siapakah dia itu....?" hampir bersamaan waktunya Hoo
Thian Heng serta Lie Wan Hiang bertanya.
Gong Yu tidak memperdulikan pertanyaan kedua orang itu,
sebaliknya kepada pemilik rumah penginapan itu tanyanya
kembali: "Apakah atap kereta itu ditutup dengan kain terpal
berwarna hitam, apakah kuda yang menghela kereta tersebut
yang satu berwarna kuning dan yang lain berwarna hitam,
apakah nyonya itu berusia antara tiga puluh tahunan, bentuk
bunga To dan memakai gaun berwarna merah darah"..."
"sedikitpun tidak salah" pemilik rumah penginapan itu
mengangguk tiada hentinya. "Apakah khek-koan mempunyai
hubungan tali persaudaraan dengan dirinya"..." sebelum dia
meneruskan kata2nya Gong Yu telah menukas dan ulapkan
tangannya. "Disini tak ada urusanmu lagi, silahkan berlalu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah pemilik rumah penginapan itu berlalu, dengan nada
kesal dan menyesal kata Gong Yu.
" Ketika berada diluar kota Pak-Loe-shia, aku pernah
bertemu dengan kereta serta perempuan cantik itu, saat
tersebut aku sedang balik kekota siang- Hiang untuk mencari
jejak adik Wan. sebenarnya pada ketika itu dalam hatiku
muncul suatu perasaan ingin tahu, aku ingin membuka kerai
kereta tadi dan mengintip isinya, namun aku segera sadar
bahwa mengintip rahasia pribadi orang adalah kurang sopan
dan kurang ajar, maka kubataikan niatku itu. Aaai kenapa aku
jadi orang demikian jujurnya ?"...".
"Yang paling kita takuti adalah putusnya kabar berita yang
menunjukkan dimana mereka berada " kata Hoo Thian Heng
dengan alis berkerut. "setelah kita mengetahui bahwasanya
To-Bin Yauw-Hoe dengan membawa Cian-Liong Poocu telah
memasuki Wilayah ouw-lam, urusan bisa kita bereskan lebih
gampang lagi. dengan adanya kita suheng-te bertiga
berangkat ber-sama2, sekalipun harus terjun ketela ganaga
atau sarang harimau Lie Locianpwee harus kita tolong hingga
lolos dari mara bahaya. Mengenai kejadian yang menimpa
dirimu ketika itu, kita tak bisa salahkan dirimu."
JILID 14 HALAMAN HILANG pokok se-hari2 amat murah, jumlah uang se-besar sepuluh
tahil perak cukup untuk membiayai hidup sebuah keluarga
yang sederhana selama setengah tahun, bisa dibayangkan
betapa terima kasihnya sang pemilik rumah penginapan itu
atas hadiah yang diterimanya.
Demikianlah tiga orang dengan menunggang tiga ekor kuda
jempolan laksana kilat. berangkat melakukan perjalanan,
setelah melewati gunung Kie-Kong-san, mereka langsung
ambiljalan yang menghubungkan antara propinsi ouw-lam
dengan ouw-pak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah jalan pendekar ganteng berbaju hijau Gong-Yu
merasa pikirannya kalut dan dipenuhi dengan pelbagai
masalah yang membingungkan hatinya, dalam hati ia berpikir:
"Mungkinkah antara To Bin Yauw-Hoe siluman rase
berwajah bunga To dengan empek Lie pernah terjalin
hubungan gelap yang luar biasa pada masa yang silam ?"..
Aaah benar. bukankah nona Hoan Pek Giok mempunyai raut
wajah, potongan alis, mata serta hidung yang sama persis
dengan adik Wan ?" apakah dia adalah hasil hubungan dari
empek Lie dengan siluman rase itu ?""...".
JILID 14 HALAMAN HILANG pada sama matang2nya seorang perempuan, mula pertama
dia ingin menggunakan kenangan lama untuk mempengaruhi
pikiran Lie K ie Hwie, dalam anggapan sang kekasih tentu akan
teringat kembali akan kehangatan tubuhnya pada masa
lampau dan terjerat kembali dalam pelukannya.
siapa sangka apa yang terjadi jauh diluar dugaannya,
bukan saja Lie Kie Hwie tidak terpengaruh oleh buaian serta
rayuan mautnya, bahkan sama sekali tidak ada niat untuk me-
muaskan napsu setan-nya yang berkobar kobar bagaikan
jilatan api, hal ini membuat dia jadi mendongkol, gemas dan
jengkel, kepingin sekali dia hadiahkan sekuntum bunga To
pencabut sukma kepadanya.
setiap kali Cian Liong Poocu Lie Kie Hwie selalu sengaja
memancing kegusaran, dengan harapan bisa peroleh
kebebasan batin lewat perbuatannya ini.
oleh sikap serta tindak tanduknya yang menjengkelkan hati
ini, siluman rase berwajah bunga To jadi mendongkol dan
bencinya setengah mati, dalam hati dia telah mengambil
keputusan hendak mengurungnya seumur hidup dan
menyiksanya perlahan-lahan sampai mati. sedangkah Hoan
Pek Giok pada saat ini JIIID 14 HALAMAN HILANG Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja orang itu menginjakkan kakinya di lembah, suara
bentakan nyaring bergema memecahkan kesunyian :
"siapa disitu" berani benar menyatroni lembah seribu
bunga To kami tanpa permisi, ayoh berhenti dan cepat balik
kalau kau tidak pingin modar turuti saja perintah ini "
siapa sangka bukan saja orang itu tidak berhenti setelah
mendengar bentakan tersebut malahan mendongak dan
tertawa ter-bahak2, begitu nyaring suara tertawanya hingga
membuat jantung siluman rase berwajah bunga To berdebar
keras. Terutama sekali gerakan tubuhnya yang cepat dan ringan
bagaikan bayangan setan, dalam sekali loncatan badannya
sudah mencapai empat lima tombak jauhnya, semakin
menggetarlah hatinya. Ilmu langkah sukma gentayangan seperti ini pernah
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dikenalinya selama siluman rase ini masih berkelana didalam
dunia kangouw pada masa yang silam, bisa dibayangkan
betapa terperanjatnya dia setelah menjumpai kepandaian sakti
itu dimiliki orang as ing tersebut.
sungguh cepat gerakan tubuhnya sekejap kemudian orang
itu sudah berhenti beberapa tombak di hadapannya, dengan
sorot matanya tajam dan membetot sukma ditatapnya wajah
perempuan itu tajam2. sepanjang hidup belum pernah siluman rase berwajah
bunga To Hoan son soh jeri atau takut kepada siapapun,
menjumpai orang itu sama sekali tidak memperdulikan dirinya
dan memandang dia dengan pandangan rendah, hawa
gusarnya kontan memuncak. sreeeet... dari punggungnya ia
cabut keluar sebatang ranting bunga To.
Menyongsong datangnya sang surya, tampak cahaya tajam
berkilauan, bayangan bunga T o memenuhi angkasa dan jelas
pula menunjukkan bahwa benda itu merupakan sebuah
senjata aneh yang ampuh dan terbuat dari baja murni.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ujung batang tajam lagi runcing dan bisa digunakan
sebagai pedang, sisi kepingan bunga tajam lagi berwarna ke-
biru2a n, jelas senjata tersebut telah dipoles dengan racun keji
yang mematikan barang siapa yang terkena.
Air muka orang itu tetap tenang dan sama sekali tidak
berubah, sambil menatap ranting bunga To tersebut ia
tersenyum mengejek. sepasang alis To-Bin Yauw-Hoe kontan berkerut, matanya
melotot besar, sambil membentak keras laksana kilat dia
lancarkan sebuah serangan dengan jurus " Toh- Lie- Ceng-
Coen" atau Juara Kelas merebut gadis manis.
Bagaikan bayangan setan saja sambil tertawa ter-bahak2
orang itu gerakan badannya menyingkir kesamping, tampak
bayangan hitam berkelebat lewat, tahu2 tubuhnya sudah
lenyap dari pandangan. Menghadapi musuh yang tangguh dan kosen semacam ini
kendati dalam hati To-Bin Yauw Hoe merasa terperanjat
sekali, namun sebagai jago kangouw yang sudah banyak
pengalaman dalam menghadapi pelbagai macam lawan, dia
tetap tenang tanpa unjukkan rasa jeri atau kaget.
Menyaksikan bayangan tubuh lawan secara tiba2 lenyap tak
berbekas, dia lantas menduga kalau musuhnya tentu sudah
menyingkir kebelakang, maka secara tiba2 ia melangkah maju
sambil putar badan, tanpa memandang untuk kedua kalinya
batang ranting bunga To ditangannya menyapu keluar
mengikuti geseran kaki kanannya dengan jurus "Toh-Ciang-
Lie-Tay" atau Indah sentosa keturunan Lie, angin segera men-
deru2 bagaikan gulungan taupan.
JILID 14 HAL. 35 S/D 40 HILANG
Lie Kie Hwie si ketua dari benteng cian-Liong Poopun ikut
diboyong kedalam markas mereka, sejak itu dalam dunia
kangouw tidak pernah menjumpai lagi bayangan tubuh dari
jago pedang ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu Hoo Thian Heng sisastrawan berbaju biru,
Gong Yu sipendekar tampan berbaju hijau serta Lie Wan
Hiang dengan menunggang kuda jempolan telah berangkat
kearah selatan dengan melalui jalan raya yang menghubungkan propinsi ouw-pak dengan ouwlam,
kemudian mengikuti jejak yang didapatkan dari orang2
disekitar sana mereka berhasil membuntuti hingga tiba
dilembah seribu bunga To.
Namun sayang seribu kali sayang, mereka temukan
bangunan rumah ditengah be-ribu2 batang pohon To itu
berada dalam keadaan kosong, keadaan ini membuat Lie Wan
Hiang jadi sedih hingga mengucurkan air mata.
Gong Yu melakukan pemeriksaan yang seksama disekeliling
sana. mendadak dari suatu sudut rumah ia temukan sebuah
sarung pedang yang telah penuh dengan debu, dengan cepat
benda itu dipungutnya. Hoo Thian Heng yang ikut menyaksikan benda tadi segera
berseru tertahan, ujarnya:
"Wan sumoay, ternyata sedikitpun tidak salah dugaan kita.
ayahmu benar2 pernah dikurung disini, coba kau lihat
bukankah sarung pedang yang berada ditangan Gong sute
adalah sarung pedang milik pribadinya ?"...".
sejak kecil Lie Wan Hiang telah kenali sarung pedang itu,
bahkan sering kali pula digunakannya untuk bermain, sudah
tentu ia segera kenali benda tersebut sebagai benda miliki
ayahnya. Tapi...kemanakah Lie Kie Hwie telah pergi?"" apakah dia
masih hidup atau sudah mati ?""
Kembali ketiga orang itu dibikin kebingungan oleh masalah
yang amat rumit ini. Haruslah diketahui, lembah seribu bunga To yang terletak
di atas gunung soat-Hong-san me rupakan suatu tempat yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
letaknya amat rahasia, dan sekarang siluman rase itu telah
tinggalkan sarangnya untuk pindah ketempat lain, mungkinkah
hal ini disebabkan oleh karena dia mempunyai sarang lain
yang jauh lebih rahasia letaknya?"
Dunia jagad demikian luas. setelah titik terang yang mereka
peroleh dengan susah payah mendadak terputus ditengah
jalan, ketiga orang ini jadi bingung setengah mati.
Dilakukannya pemeriksaan yang seksama di sekeliling
tempat itu, namun tak ada sesuatu tanpa apapun yang
berhasil ditemukan, akhirnya dikala sang surya telah condong
keufuk barat, dengan hati berat mereka naik kembali keatas
pelana kudanya masing2 dan menuruni gunung soat Hong-san
tersebut Malam ini, mereka menginap dikota Ciang-Yang.
Karena menguatirkan keselamatan ayahnya wajah Lie Wan
Hiang selalu tampak murung sedih dan tidak senang hati,
sedangkan Hoo Thian Heng serta Gong Yu yang menjadi
suhengnya tentu saja merasa kesal juga menjumpai adik
seperguruan mereka bersedih hati, malam ini suasana diliputi
kekesalan serta kegelisahan. suatu ketika, mendadak
terdengar Lie Wun Hiang bergumam seorang diri:
"sudah begini lama ayahku lenyap tak berbekas, entah
bagaimana sedih hati ibuku" Ai...... dimanakah ibuku sekarang
berada" apakah dia-pun sedang mencari jejak ayahku?"
selama ini Hoo Thian Hong paling takut kalau mendengar
gadis tersebut menanyakan soal ibunya, maka sepanjang jalan
dia selalu berusaha untuk menghindari pertanyaan ini. Dan
sekarang secara tiba2 ia ungkap per-soalan ini, dalam hati
segera pikirnya: "Aduuuh celaka rupanya persoalan paling sulit yang
kutakuti selama ini bakal kujumpai juga " .
Untung Lie Wan Hiang cuma bergumam sendiri dan tidak
tanyakan persoalan itu langsung dengan Hoo Thian Hong,
maka sementara waktu pemuda itu boleh meraba lega hati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak.... Gong Yu yang selama ini berdiam diri telah
menimbrung dari samping: "setelah enpek Lie lenyap tak berbekas entah bagaimanakah pendapat Pek Bo mengenai peristiwa ini ?"" ".
Rupanya dia sedang mencari kabar sampingan yang lebih
banyak sebagai bahan analisanya terhadap diri siluman rase
berwajah bunga T o. Mendengar pertanyaan itu, Kontan Hoo Thian Hong
melototi sutenya dengan hati mendongkol.
"Keadaan burung hong hijau cianpwee juga seperti halnya
kita" sahutnya cepat. "semua persoalan yang berhubungan
dengan Toh Bi Yauw Hoe sama sekali tak diketahui olehnya"
"Hoo suheng, mungkinkah ibu juga munculkan diri kedalam
dunia kangouw untuk mencari ayah ?"?" tanya Lie Wan Hiang
lirih, air mata nya jatuh berlinang membasahi pipi.
Terhadap pertanyaan ini Hoo Thian Hong sudah bikin
persiapan matang2, sejak semula maka begitu ditanya dengan
lancar dan sama sekali tidak menunjukkan tanda2 berbohong
jawabnya: "Ibumu paling gelisah dan cemas diantara siapapun juga,
ketika kami lakukan pencarian, kearah selatan, seorang diri dia
telah berangkat keutara untuk bikin pemeriksaan "
Jawaban ini segera membuat Lie Wan Hiang serta Gong Y u
mempercayainya seratus persen, sebab mereka menyangka
toa suheng nya ini tentu bicara jujur dengan mereka.
Dalam pada itu Hoo Thian Hong sendiri diam2 merasa
jengah, merah padam selembar wajahnya, sepanjang
hidupnya dikolong langit baru kali ini dia bicara bohong, maka
tidak aneh kalau dia merasa malu pada dirinya sendiri
"Dikolong langit tak akan ada rahasia yang bisa tersimpan
rapat" hibur Gong Y u kemudian. "Asalkan kita mencari dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seksama dan teliti, mungkin saja dari mulut kawanan
Kangouw yang kita temui akan berhasil didapatkan kabar
mengenai mereka". "Benar" seru Hoo Thian Heng membenarkan. "Rumah
makan adalah tempat yang paling sering disinggahi orang
Kangouw. sute sumoay, ayoh berangkat kita bersantap makan
dahulu " Habis bicara tanpa menantikan jawaban kedua orang muda
mudi itu. lagi, ia berlalu lewat dari kamar, diikuti oleh Gong Y u
dan Lie Wan Hiang dari belakang. baru saja mereka tiba, di
pintu depan, dari hadapan mereka muncul seorang tua
berambut putih yang berdandan sebagai seorang nelayan,
kakek itu berjalan dengan langkah ter-gesa2 dan lewat
dihadapannya. ooooooooo DALAM sekilas pandang, Hoo Thian Heng segera kenali
kakek tua berdandan nelayan itu sebagai Goan-Kang-Gie-Hu
atau nelayan dari sungai Goan-kang Tong su Kiat adanya, ia
segera percepat langkahnya mengejar kedepan. teriaknya:
"Tong cianpwee, tunggu sebentar"
Mendengar suara teguran, si Nelayan dari sungai Goan-
kang ini segera berhenti dan menoleh kebelakang, tatkala
dijumpainya Hoo Thian Heng berdiri disitu dia jadi kegirangan
segera sahutnya: "Loote, sungguh tak nyana kita bisa berjumpa disini ayoh
berangkat mari kita naiki gunung Bu-tong san, jangan sampai
terlambat". Perkataannya ini diutarakan tanpa ada ujung ataupun
pangkalnya, bukan saja membuat Lie Wan Hiang serta Gong
Yu yang sedang menyusul tiba jadi kebingungan setengah
mati, sekalipun Hoo Thian Hong sendiripun jadi bingung dan
tak tahu apa yang harus dilakukan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tatkala dijumpainya tiga orang muda mudi itu memandang
kearahnya dengan wajah tertegun, Tong soe Kiat melengak.
namun dengan cepat dia sadar kembali apa yang sudah
terjadi. "Begini saja " katanya kemudian. "Mari kita mencari suatu
tempat yang sepi untuk membicarakan persoalan ini"
Didepan mereka merupakan sebuah rumah makan Hoo
Thian Hong segera mengajak mereka bertiga menuju kesana,
dan mencari tempat yang agak sepi didekat jendela. sebentar
kemudian sayur dan arak telah dihidangkan.
Mungkin si Nelayan dari sungai Goan Kang ini sudah lama
tak pernah minum arak, begitu arak dihidangkan dia segera
menyambar poci itu dan diteguknya sampai puas, kemudian
dia baru berpaling memandang sekejap kearah Gong Y u serta
Lie Wan Hiang. Terasalah sepasang muda-mudi itu bukan saja gagah dan
cantik jelita, hawa murninya jelas berada diatas tingkatan Hoo
Thian Hong sendiri, menyaksikan kejadian itu diam2 ia merasa
tercengang dan tidak habis mengerti.
Dengan sepasang alis berkerut kencang Hoo Thian Hong
segera perkenalkan kedua belah pihak, ujarnya:
"cianpwee ini adalah si Nenek nelayan dari sungai Goan
Kang yang bernama Tong soe-Kiat, ilmu jari penggetar nadi
serta tujuh puluh dua jurus ilmu jaring ikannya telah
menggetarkan seluruh dunia persilatan."
Pendekar tampan berbaju hijau Gong Yu serta Lie Wan
Hiang masing2 mengangguk tanpa memberi hormat.
Kemudian sastrawan berbaju biru itu menuding kearah Lie
Wan Hiang dan melanjutkan
"sedang nona itu adalah sumoayku Lie Wan Hiang, dia
bukan lain adalah mutiara kesayangan dari Lie Kie Hwie
cianpwee, poocu dari benteng Cian Liong Poo."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ooouw...." seru T ong soe Kiat, dia lantas tuding Gong Yu
dan berkata: " Kalau begitu dia pastilah sutemu yang bernama Gong Yu
dengan julukan sipendekar tampan berbaju hijau haaa.,.naaa...bagus bagus sekali dengan adanya kalian
suheng-te bertiga, maka bencana yang bakal menimpa partai
Bu tong pun bisa teratasi "
"Bukankah partai Bu-tong adalah partai yang paling besar,
kuat dan paling berkuasa diantara sembilan partai lainnya,
siapa yang berani mencabut kumis harimau" apakah sukma
ganas serta roh2 bengis itu?"
"Dugaanmu tepat sekali, bahkan aku dengar katanya Yoe
Leng sin Keen bakal hadir sendiri dalam penyerbuan tersebut
selama dua hari belakangan ini. partai Butong sudah diobrak-
abrik sampai kacau dan tidak keruan, secara beruntun Boesu
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kenamaan dari kota Lok-yang yang bernama Poei Coh,
silengan baja monyet sakti dari kota sian Yang Ang Ceng Kian-
sijari langit soen Pok Kauw dari Gie Pak serta sitabib sakti Y oe
siok Peng dari ci Kang menemui ajalnya dalam keadaan yang
mengenaskan." Sepasang alis Hoo Thian Hong berkerut, sebelum dia
sempat bertanya terdengar orang tua itu sudah berkata lebih
jauh: "Didalam sepuluh hari belakangan ini, partai Ciong-Lay
keok, partai Cing shia musnah, partai Go-bie bubar dan partai
Hong-san takluk. diatas gunung2 kenamaan itu semuanya
telah ditancapi panji berwarna abu2 bergambar tengkorak dari
perkumpulan Yoe-Lee Kauw, dan kini mereka sedang
kerahkan segenap tenaga yang dimilikinya untuk menyerbu
partai Bu-tong. Aaai...hampir boleh dikata seluruh dunia
persilatan telah ketimpa bencana seandainya partai Bu-tong
rontok pula ditangan mereka, jelas tujuan mereka yang
berikutnya adalah partai siauw-lim. Asal Butong pay dan
siauw-limpay sudah goncang dan rontok. maka dalam kolong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
langit akan sulit untuk mendapatkan jago dunia yang bisa
menandingi mereka ".
Ucapan tersebut diutarakan dengan nada sedih dan
murung, tercermin betapa risaunya hati kakek tua ini.
Lie Wan Hiang yang mendengar perkataan tersebut, alisnya
segera berkerut, gerutunya:
"Hmm, kalau dari dulu2 tahu begini, sewaktu ada diatas
bukit ciat-Liong-Nia dikota Kioe-Li Kwan tak nanti kulepaskan
malaikat2 ganas tersebut".
"sudah...sudahlah, urusan telah lewat apa gunanya kau
menggerutu dan sesalkan, persoalan paling penting yang
harus kita kerjakan sekarang adalah bagaimana caranya
menolong partai Bu-tong lepas dari kepungan musuh ".
Hoo Thian Hong mengangguk tanda setuju, mendadak
dengan alis berkerut tanyanya: "T0ng cianpwee, darimana kau
peroleh kabar berita ini?"?".
si Nelayan dari sungai Goan-Kang menghela napas
panjang. "Kemarin, ketika aku sedang beristirahat di sebuah rumah
penginapan dalam kota Ceng- Wan, tiba2 sikepalan sakti
tanpa bayangan Tie Keng cuan melayang masuk lewat jendela
belakang, dia beritahu kepadaku katanya bencana besar telah
mengancam dunia persilatan dewasa ini, Yoe-Leng sin- Keen
telah menetapkan pada bulan lima hari Toan- Yang hendak
menyapu rata partai Bu-tong. dia bertanya kepadaku apakah
aku punya cara untuk menemukan ahli waris dari dua rasul
atau lima manusia aneh guna membantu pihak Bu-tong Pay
menghalau bencana tersebut, ketika ku hitung2, waktunya
ternyata hari Toan- Yang tinggal beberapa hari lagi sedang
akupun tak tahu harus pergi ke mana untuk mencari kalian,
terpaksa ku sanggupi permintaannya dengan catatan
bertindak mengikuti takdir. Waktu itu akupun bertanya
kepadanya darimana dia peroleh kabar tersebut, disisi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telingaku, bisiknya: "sute ku sitelapak Kian-Kean yang
memberitahukan kepadaku", selesai berkata demikian ter-
gesa2 ia berlalu dari sana. sikapnya amat hati2 se-olah2 takut
kalau dia dikuntit orang dari belakang."
"setelah mendapat kabar itu maka aku lantas berangkat
dengan harapan bisa bertemu dengan loote didaerah sekitar
propinsi ouw-lam serta ouw-pak. Haah.. haah...haah ternyata
Thian telah mempertemukan kita di sini...".
saking girangnya si nelayan dari sungai Goan-kang tak
sanggup mempertahankan diri lagi, ia mendongak dan tertawa
bergelak. "Tie loocianpwee memang seorang yang baik hati" ujar
Gong Yu dari samping, "sayang namanya telah rusak akibat
tingkah laku serta perbuatan sutenya sisetan gantung putih
Khong It Hoe. Kalau memang kabar ini diperoleh dari
mulutnya, aku rasa tak bakal salah lagi, mari kita segera
berangkat dan lakukan perjalanan siang ma lam, aku rasa
masih sempat bagi kita untuk tiba dipartai Bu-tong sebelum
tiba saatnya. Cuan... Tong loocianpwe apakah kau punya
kuda..." "Hoee... heee... heee... dengan adanya sam-wi sauw-hiap
yang berangkat ke gunung Bu-tong untuk membantu mereka,
loohu percaya bencana yang mengancam partai Bu-tong pasti
berhasil dihalau, biarlah loohu menyusul dari belakang saja
sambil menantikan arah kemenangan dari kalian bertiga "
Baru saja dia menyelesaikan kata2nya, mendadak
terdengar desiran angin menyambar lewat, sesosok bayangan
putih laksana kilat telah menyambar kearah dada orang tua
itu. Lie Wan Hiang membentak nyaring, sumpit ditangannya
bekerja cepat... Trak tahu-tahu bayangan putih tadi telah
dijapitnya dengan sumpit bambu itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika diperiksa dengan seksama ternyata bayangan putih
tadi bukan lain adalah secarik kertas.
Menanti mereka turun kebawah loteng untuk mencari
sipelempar kertas tadi. bayangan tersebut telah lenyap tak
berbekas dibalik tetamu lain yang sedang bersantap disitu.
Terpaksa mereka kembali kemejanya sendiri dan membuka
kertas tadi, diatas kertas tersebut terteralah empat bait tulisan
yang berbunyi demikian: "Diluar memperbaiki jalan, diam2
menyeberangi sungai.. Pura2 menyerang Bu tong, yang
sebenarnya menghancurkan sauw lim...."
Dibelakang tulisan tadi terlukis sebuah kepalan, jelas orang
yang memberikan peringatan itu bukan lain adalah si kepalan
sakti tanpa bayangan Tie Keng cuan adanya.
"Aaah. Pastilah pihak Yoe leng Kauw telah mengubah
rencananya ditengah jalan" seru Goan Kang cie Hu memberi
komentar. "Kalau tidak begitu tak nanti Loo Tie jauh2 datang
kemari untuk menghantar surat sayang kita tak sempat
menanyakan persoalan ini lebih jelas lagi "
"Aku pikir loocianpwee itu tentu mempunyai kesulitan
sendiri yang tak bisa disampaikan kepada kita ".
"Ditinjau dari nama Yoe Leng Kauw yang dipergunakan
perkumpulan itu..." Hoo Thian Heng setelah memandang
sekejap keadaan disekelilingnya. Kemungkinan sekali kitab
pusaka Y oe Leng pit Kip yang terdapat di tebing Pek Y an Gay
telah berhasil didapat kan oleh Yoe Leng sin Keen dan
dipelajarinya. Meskipun ilmu silat yang termuat dalam kitab
pusaka itu merupakan ilmu silat yang maha ampuh dari
kalangan sesat, namun selama waktu latihannya masih
pendek. dia tak usah kita takuti. Cuma saja dia berani
menantang sembilan partai besar untuk berduel, di-
belakangnya tentu punya backing yang kuat, aku harap sute
serta sumoay jangan punya perasaan pandang rendah musuh
dikala menghadapi mereka nanti "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gong Yu serta Lie Wan Hiang tidak berani membantah
peringatan dari toa suhengnya, mereka tunduk dan percaya
penuh atas setiap perkataan dari pemuda she Hoo ini.
Hoo Thian Heng sendiripun dapat merasakan hal itu dari
sikap serta wajah kedua orang adik seperguruannya, maka dia
berkata lebih jauh: "Kalau kita tinjau dan bicarakan tindak tanduk serta
perbuatan2 pihak Yoe- Leng Kauw yang bikin bencana dalam
Bu-lim tiga bulan belakangan ini, serta tindakannya merubah
rencana ditengah jalan, aku pikir kauwcu mereka Yoe Leng
sin-Koen pastilah seorang manusia yang licik, lihay dan banyak
akalnya. Aku percaya dengan kepandaian silat yang dimiliki
sute serta sumoay masih sanggup menghadapi setiap
pertarungan macam apapun, namun aku tetap berharap agar
kalian berdua selalu peningkat kewaspadaan jika menghadapi
mereka, agar supaya kalian jangan terjerumus kedalam
perangkap mereka ". Berbicara sampai disitu dia merandek
sejenak. kemudian sambungnya kembali:
"Perjalanan dari kota Cian-Yang menuju kegunung siong-
san hampir mencapai tiga ribu li jauh nya, aku percaya
dengan kecepatan lari kuda Cau-Ya-Giok say-Cu kalian yang
bisa lari seribu li dalam sehari masih sanggup tiba ditempat
tujuan tepat pada saatnya. Demikian saja biarlah I-heng yang
berangkat ke Bu-tong san untuk membantu merekam,
sedangkan kalian boleh berangkat ma lam ini juga menuju
kegunung siong san untuk membantu pihak siauw lim, baik
partai Bu tong maupun partai siauw lim merupakan tulang
punggung dari dunia persilatan, perduli manapun diantara
kedua tempat ini yang ketimpa bencana, kita wajib menolong
serta membantu mereka."
sipendekar tampan berbaju hitam Gong Yu serta Lie Wan
Hiang mengerti betapa genting dan tegangnya persoalan yang
mereka hadapi, maka detik itu juga mereka berpamitan
kepada suheng nya Hoo Thian Hong serta Goao Kang Gie Hu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk kembali kerumah penginapan guna berkemas kemas,
setelah itu dengan menunggang kuda jempolan mereka
berangkat ke Utara. Untuk sementara baiklah kita tinggalkan dulu perjalanan
Gong Yu serta Lie Wan Hiang yang berangkat ke utara untuk
menolong pihak sauw lim pay, dalam pada itu Hoo Thian Hong
bersama Tong soe Kiat segera berangkat ke Bu tong san
dengan menunggang keledai Hok jienya yang bisa berlari
cepat. sedikitpun tidak salah, sepanjang jalan sering kali mereka
bertemu dengan jago2 kango-uw bersama-sama berangkat
menuju kearah yang sama, bahkan mereka awasi kedua orang
ini dengan sorot mata penuh rasa permusuhan.
si Nelayan dari sungai Goan-kang takut Hoo Thian Hong
tidak kuat menahan kesabarannya sehingga menerbitkan
keonaran dan mengganggu perjalanan mereka, berulang kali
dia menasehati pemuda tersebut agar bersabar dan tidak
memperdulikan mereka. Begitulah mereka berdua segera melewati daerah
pegunungan Bu-Leng san berbelok ke utara menyebrangi
sungai Tiang- kang, melewati Tong- Yang dan mengikuti
lereng pegunungan Bu-tong san menuju kekota sak-Hoa-Kia.
sak-Hoa-Kia merupakan satu2nya kota yang terletak
dibawah gunung Bu-tong san, kearah Timur mereka bisa tiba
dikota Kok-shia dan suasana dikota tersebut boleh dikata tak
begitu ramai. Ditempat ini mereka sering kali berpapasan dengan para
toosu dari partai Bu-tong yang berlalu lalang kesana kemari.
Diam2 si nelayan dari sungai Goan-kang merasa bahwa
mereka dapat tiba ditempat tujuan tepat pada saatnya, sedikit
banyak iapun merasa lega hati, apalagi setelah menyaksikan
sikap para toosu yang tenang jelas diatas gunung belum
terjadi sesuatu peristiwa diluar dugaan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menanti Hoo Thian Hong telah menitipkan keledai "Hok Jie"
nya disebuah rumah penginapan, segera ujarnya:
"Loote, bagaimana juga kita tiba disini lebih duluan dari
mereka, bagaimana kalau mencari rumah makan dahulu untuk
meneguk beberapa cawan arak sebelum naik keatas gunung?"
Belum sempat Hoo Thian Heng menjawab, mendadak dari
ujung jalan ditempat kejauhan muncul seorang tootiang tua
yang memakai jubah warna kuning dengan wajah bersih dan
jenggot sepanjang dada. semua toosu berjubah biru, putih serta hitam yang
berjumpa dengan tootiang tadi segera bongkokkan badan
memberi hormat, hal ini menunjukan bila kedudukan dalam
partai Bu-tong sangat tinggi.
Gerakan badannya sepintas lalu tampak sangat lambat
namun dalam kenyataan cepatnya luar biasa, dalam sekejap
mata ia sudah tiba didepan mereka.
sementara si nelayan dari sungai Goan Kang T ong Soe Kiat
masih berdiri tertegun, toosu tua itu telah menjura dalam2
kearahnya sambil menegur:
"Tong sicu sudah banyak tahun kita tidak bertemu,
tampaknya kau makin lama semakin gagah sungguh
beruntung ini hari Hian Hok bisa berjumpa dengan diri
tayhiap. bagaimana kalau mampir diistana C i Y ang Kiong kami
untuk menginap beberapa hari?"
sekarang Tong Soe Kiat sinelayan dari sungai Goan-kang ini
baru teringat bahwasanya toosu tua yang berada dihadapan
kini bukan lain adalah Hian Hok T oojien sute dari Hia Ciang itu
ciangbunjien dari partai Bu-tong.
Bersama dengan Hian siauw T ootiang, Hia B iauw T ootiang,
Hian Go Tootiang, Hian Ke Tootiang serta Hian Gong T ootiang
mereka di sebut Bu-tong Chiet-kiam atau tujuh jago pedang
dari partai Bu-tong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bukan saja ilmu pedangnya sangat lihay. imannya kuat dan
punya nama yang cemerlang sebagai kaum yang lemah toosu
inipun ramah dan berbudi luhur. Maka setelah teringat
siapakah toosu itu Tong Soe Kiat segera tertawa ter-bahak2:
"Dari ribuan li jauhnya aku situa bangka she Tong dengan
mengajak Hoo Loo-tee datang kegunung Bu-tong bukan lain
adalah karena ingin bertemu dengan ciangbunjien kalian-
sungguh tak dinyana kita sudah berjumpa muka disini .haaah-
haaah.....haaah bagus. bagus, sangat kebetulan sekali ".
Hian Hok Too tiang tidak tahu apa sebabnya jago tua dari
sungai Goan-kang inijauh2 meluruk partainya, dalam hati
segera pikirnya: "Persoalan besar apakah yang sedang dia hadapi sehingga
jauh2 dari ribuan li datang kemari ?" jangan2 disebabkan anak
murid partai kami yang telah berlaku kurang ajar
terhadapnya". Berpikir demikian tanpa terasa sepasang alisnya segera
berkerut kencang. Rupanya Tong Soe Kiat bisa menebak apa yang sedang
dipikirkan toosu tua itu, kembali ia tertawa terbahak2.
"Hian Hok Too-tiang, kau tak usah menebak hal yang
bukan2, nanti akan kujelaskan maksud tujuan kedatangan
kami kesini ". Berbicara sampai disitu dia
lantas memperkenalkan: "Dia adalah ahli waris dari Lam- hay, orang kangouw
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyebutnya sebagai sisastrawan berbaju biru berseruling
kumala berkipas emas Hoo Thian Hong, Hoo sauwhiap".
Mendengar disebutnya nama itu diam2 Hiat Hok Tootiang
merasa terperanjat, namun buru2 ia memberi hormat sembari
berkata: "sudah lamapinto mengenali nama besar sauwhiap. hanya
sayang belum pernah saling berkenalan ".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum sempat ia meneruskan kata2nya, sambil mengelus
jenggot dan tertawa sinelayan dari sungai Goan-kang telah
menyela: "Kita semua adalah orang2 Bu-lim, apa gunanya segala
macam tata cara yang tengik dan busuk itu "
Maka mereka bertiga pun masuk kedalam sebuah rumah
makan, Hian Hok Tootiang memesan masakan berpantang
dan menemani disamping. -00000000- Jilid 15 SAMBIL minum arak dan bersantap mulailah Tong Soe Kiat
sinelayan dari sungai Goan-kang ini membeberkan rencana
perkumpulan Yoe Leng Kauw yang hendak menyerang partai
Bu-tong serta partai siauw-limpada saat yang bersamaan,
disamping itu diapun menambahkan: "Karena takut partai
kalian tidak bikin persiapan sama sekali sehingga jatuh
ketangan musuh, maka sengaja aku dagang kemari dengan
membawa Hoo sauhiap untuk membantu kalian".
Mengenai keonaran serta kebrutalan yang dilakukan pihak
Yoe Leng Kauw pada bulan belakangan ini, pihak partai Bu-
tong telah mengetahuinya dengan jelas, bahkan tujuh jago
pedang dari Bu-tong pernah mengusulkan kepada ciangbunjiennya Hian cing tootiang untuk bekerja sama
dengan para jago dari partai lain guna menanggulangi
bencana besar ini. Namun disebabkan masalahnya terlalu besar dan
mempengaruhi perbagai partai lainnya, hasil perundingan
tersebut belum berhasil dilaksakan.
siapa sangka sekarang mendapat kabar yang mengatakan
kawanan gembong iblis itu telah berkumpul disekitar gunung
Bu-tong untuk menghancurkan partai tersebut, kendati Hian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hok Tootiang adalah toosu yang beriman tebal tak urung
hatinya dibikin terkejut bercampur gusar juga.
"Demikianpun boleh juga.." teriaknya.
saking mendongkol dan khekinya sampai ia tak sanggup
bersantap lebih jauh. selesai berdahar, mereka bertigapun segera kerahkan ilmu
meringankan tubuh untuk merangkak kegunung Bu-tong.
Rupanya toosu tua itu ada maksud menguji sampai
dimanakah kemampuan yang dimiliki Hoo Thian Hong
sisastrawan berbaju biru yang namanya telah menggetarkan
sungai telaga, sepanjang perjalanan ia kerahkan ilmu ginkang
pot Poh Kan sannya hingga mencapai pada puncaknya,
terlihatlah sang badan bagaikan kilat meluncur keatas dengan
dahsyatnya. Tetapi setelah ia menoleh kebelakang dan menyaksikan
keadaan pemuda tersebut, hatinya jadi sangat kagum.
Karena selama ini Hoo Thian Hong selalu membuntut
dibelakang nya dengan sikap yang tenang, bukan saja dia
tampak lelah atau payah bahkan wajahnya biasa saja se-
akan2 sedang berjalan lambat.
Dia tahu orang lain memiliki kepandaian silat yang lihay dan
tidak ingin dipamerkan, kalau tidak mungkin dia sebagai sang
tuan rumah sudah kehilangan pamor sejak tadi.
Dalam pada itu Tong Soe Kiat yang ketinggalan dibelakang
segera berteriak keras: "Hey...kenapa kalian lari begitu cepat?"" mau apa sih ter-
buru2 naik kegunung ?" rupanya kalian ada maksud hendak
melelahkan aku situa bangka she -Tong agar cepat modar?"?".
Dalam kenyataan gerakan tubuh Goan-kang Gie-Hoe tidak
bisa dikatakan lambat, tubuhnya selalu menguntil dibelakang
Hoo Thian Heng dengan selisih yang tetap. hanya saja dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang sengaja ber-teriak2 agar pertandingan secara diam2
itu bisa diurungkan. setelah lewati kolam pelepasan pedang mereka langsung
menuju keruang tamu dalam istana ci-yang Kiong, setelah
Hian Hok Tootiang memerintahkan seorang toojien berjubah
biru untuk melayani tamunya, dia sendiri langsung menuju
kedalam untuk menghadap ciangbun-jiennya dan melaporkan
apa yang didengarnya barusan.
Bisa dibayangkan betapa kagetnya Hian cing cinjien sete lah
mendengar laporan itu, dengan cepat dia undang tujuh jago
pedang-nya untuk berkumpul dan secara diam2 memerintahkan mereka untuk perketat penjagaan di sekitar
gunung. Malam itu bintang bertaburan diangkasa, rembulan
munculjauh di-awang2 memancarkan cahayanya yang redup,
lampu disekeliling kuil diatas gunung Bu-tong telah padam dan
suasana diliputi keheningan serta kesunyian.
Kentongan kedua dengan cepatnya berlalu dan kentongan
ketiga hampir lewat, namun sama sekali tak terlihat adanya
tanda2 mencurigakan yang membuktikan bahwa ada musuh
hendak menyerbu partai mereka, semua orang mulai sangsi
dan ragu2 dengan kabar yang di bawa Goan-kang Gie
Hu,jangan2 berita orang tua itu keliru pikir mereka hampir
serentak. Mendadak.... tiga jalur anak panah berapi muncul ditengah
udara diikuti suara ledakan keras bergema memecahkan
kesunyian ditengah malam buta itu.
Genta banyak yang ada disegala penjurupun serentak
berbunyi nyaring Taang .... Taang .... ditengah dengungan
suara tersebut jeritan ngeri yang menyayatkan hati muncul
dari mana2. Bayangan hitam berkelebat keluar dari empat penjuru,
gunung Bu tong san seketika dipenuhi dengan manusia2 tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikenal, sebagai kuda liar yang dicambuk mereka menerjang
terus naik kepuncak. Namun rintang2an ampuhpun muncul dari balik tempat
penyembunyian, menyaksikan pihak lawan sudah bersiap
sedia tiga puluh enam orang manusia berkerudung hitam yang
mendapat tugas untuk membasmi partai Bu tong ini jadi
terperanjat, pikir mereka:
"Sungguh tidak malu partai Bu tong disebut sebagai suatu
partai yang sangat besar, ternyata kewaspadaan serta
penjagaan mereka begitu ketat dan kuat, kita tak boleh
pandang terlalu enteng diri mereka".
Dalam penyerbuan keatas gunung Bu tong san kali ini,
ketiga manusia Roh Bengis, tujuh sukma ganas serta dua
puluh empat sukma gentayangan dipimpin oleh dua orang
perempuan kerudung hitam.
Baru saja mereka tiba ditepi telaga pelepasan pedang,
mendadak.... Sreeet Sreeet secara beruntun muncul tiga puluh
enam orang too-tiang berjubah biru, sambil menghunus
pedang mereka halangi jalan pergi tamu2 tak diundang itu.
Haruslah diketahui didalam partai Bu-tong, anak murid
yang menggunakan hurup "Biauw" sebagai permulaan
namanya merupakan anak murid angkatan kedua, bukan saja
ilmu silatnya lihay terutama sekali ilmu pedangnya luar biasa
sekali, dalam dunia persilatan boleh dibilang sebagai jagoan
kelas wahid. Terutama sekali ketiga puluh enam orang ini, mereka
merupakan inti daripada anak murid angkatan kedua dan
mahir menggunakan ilmu barisan pedang sah-Cap-Lak-Thian
Kang-Tin. Barisan pedang Thian-Kang Kiam-Tin dari partai Bu-tong
bisa disejajarkan dengan kelihayan barisan Loo-Han-Tin dari
partai siauwlim, barisan tersebut jarang sekali digunakan
bilamana tidak berjumpa dengan musuh yang sangat tangguh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu menyaksikan kemunculan tootiang-tootiang berjubah biru itu, para Roh Bengis sukma Ganas tahu akan
kelihayan orang, sebelum mendapat perintah dari perempuan
berkerudung hitam itu semua orang sama2 menghentikan
langkahnya. Dalam pada itu tujuh orang toojien berjubah kuning
munculkan diri dari pelbagai arah yang berbeda disisi telaga
pelepas pedang, dalam sekejap mata mereka telah berdiri
didepan ketiga puluh enam orang toojien berjubah biru itu.
Pemimpin dari rombongan toojien itu sambil mencekal
pedang segera menegur kearah Piauw Biauw Hujien yang
memimpin rombongan tersebut:
"Partai kami tak pernah berbuat salah terhadap diri Hujien,
mengapa ditengah malam buta kalian naik kegunung kami dan
membinasakan anak murid kami yang tak berdosa?""
disamping itu, maapkan kalau pinto Hiansiuw berpengalaman
cetek. tolong tanya Hujien berasal dari perguruan atau partai
mana?"?". Perempuan berkerudung hitam itu tertawa nyaring,
"Aku rasa tootiang tentulah pimpinan dari tujuh jago
pedang, aku yang rendah bukan lain adalah Piauw Biauw
Hujien Mo Yoe Yauw dari perkumpulan Yoe Leng Kauw,
adapun maksud dari kedatangan kami adalah untuk
menyampaikan firman dari suamiku Yoe Leng-sin Keen untuk
mengundang partai kalian masukjadi anggota perkumpulan
kami, sayang kedatangan kami dihalangi oleh anak murid
partai kalian yang tidak tahu diri, maka apabila anak buah
kami sudah turun tangan terlalu berat disini aku Mo Yoe Yauw
minta maaf terlebih dulu."
selesai berkata dia lantas menjura dalam2.
Diantara tujuh orang jagoan pedang dari Bu tong Pay tabiat
Hian Thong Tootiang paling berangasan, mendengar ucapan
tersebut dia lalu mendongak dan tertawa ter-bahak2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaa....haaa....partai kami adalah perguruan agama Too
yang maha suci dan maha Agung, sejarahnya sudah hampir
mencapai beberapa ratus- ribu tahun lamanya. Hm
perkumpulan Yoe Leng Kauw itu perkumpulan apa" berani
benar pentang bacot besar menginginkan yang bukan2.
Kedatangan kalian ditengah malam buta apalagi membinasakan anak murid kami sudah merupakan dosa yang
besar, apalagi sikap kalian yang diperlihatkan sekarang lebih2
tak boleh diampuni. Hoy perempuan siluman, pinto akan
tangkap dirimu untuk diserahkan kepada ciangbunjien guna
dijatuhi hukuman". Habis berkata tampak bayangan kuning berkelebat lewat,
tahu2 ia sudah berdiri dihadapan perempuan siluman itu
"Piauw B iauw Hujien" Mo Yoe Yauw tertawa ter-kekeh2.
"Hoy toosu tua hidung kerbau, kau berani bicara gede
apakah tidak takut ditertawakan orang sampai giginya pada
rontok apa yang nyonya mu katakan tadi tidak lebih cuma
ucapan sopan santun saja, Hmm jangan dianggapnya Bu-tong
chiet Kiam benar2 hebat dan tiada tandingannya dikolong
langit sekarang, kalau memangnya kau ada maksud minta
pelajaran, biarlah aku perintahkan "Lee-Pok" nomor tujuh
untuk menemani dirimu bermain beberapa jurus."
Bersamaan dengan selesainya perkataan tadi dari antara
rombongan orang2 berkerudung hitam itu muncul seorang
manusia berkerudung yang mempunyai perawakan tinggi
besar, dibalik kerudungnya tampak sepasang matanya bulat
besar bagaikan kelereng, dengan langkah lebar dia langsung
menghampiri Hian Thong Tootiang.
Perawakan Hian Thong Tootiang pun tinggi kekar, melihat
musuhnya sudah hampir kedepan, dia segera loloskan
pedangnya dari sarung. " Cabut keluar senjatamu " teriaknya:
"Toosu tua hidung kerbau " jengek Lee-Pok nomor tujuh
sambil tertawa dingin, sinar mata buas memancar keluar dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
matanya. "Di tepi alam baka sudah ada dua orang menantikan
kedatanganmu, kalau memang kau ingin ter-buru2 berangkat
kesitu, baiklah aku sihweeshio akan menghantarkan dirimu
untuk melakukan perjalanan jauh "
Dari punggungnya orang itu segera ambil keluar sebuah
Hok Hie baja yang beratnya hampir mencapai seratus kati
serta sebuah penangkalnya yang panjang.
Begitu senjata aneh itu dikeluarkan, tujuh jago pedang dari
Bu-tong Pay sama2 terperanjat, terdengar Hian Hok Toojien
yang berdiri disamping berseru memberi peringatan:
"sute. hati2 gembong iblis itu adalah Ang Hoat T auwto dari
Ceng Hay ". Hian Thong T ootiang mendengus dingin, pedangnya segera
digetarkan dan melancarkan satu serangan kilat ketubuh
lawan. Lee-Pok nomor tujuh tertawa seram, pemukul Bok Hie nya
dengan memancarkan sekilas cahaya hitam segera menyapu
keluar mengunci datangnya serangan tersebut, kemudian
dengan jurus "Tiang Poan Ku Hud" atau sampai tua
bersemayam dikuil dia hantam dada Hian Thong Toojien
dengan Boks hie raksasanya, angin tajam laksana guntur
membelah bumi seketika memenuhi angkasa.
Hian T hong T oojien tekuk pinggang nya kebelakang sambil
bergeser kesamping, dengan suatu gerakan yang manis
namun nyaris, ia berhasil lolos dari maut, ilmu pedang Tay
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cing Kiam Hoat perguruannyapun segera dimainkan dengan
hebat. sementara itu Hian siuw Tootiang yang menyaksikan
jalannya pertarungan dari sisi kalangan ia merasa amat
terperanjat, ia sadar dengan kemampuan Ang Hoat Tauwto
dari Ceng Hay yang demikian dahsyatnya. Hian Thong Toojien
masih bukan tandingannya, dan dia pun sadar bahwa situasi
yang berada didepan mata malam ini sangat gawat, sebagai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang yang teliti ia segera kirim tanda bahaya kepada ketua
partainya. Dalam pada itu Ciangbunjien dari partai Bu-tong, Hian cing
cinjien telah mendapat kabar bahwa musuh tangguh telah
menyerang gunung mereka, namun dia percaya dengan
dihalangi oleh tiga puluh enam orang anak murid angkatan
keduanya serta ketujuh orang sutenya pihak musuh untuk
sementara bisa di halaukan.
sekalipun dibelakang gunung bersemayam pula dua orang
susioknya yang lihay. sebelum keadaan memaksa ia tak ingin
mengganggu ketenteraman mereka.
Dan kini secara tiba2 ia peroleh tanda bahaya yang dikirim
sutenya, ketua partai Bu tong ini tak berani bertindak gegabah
lagi, tanpa banyak bicara dia segera meloncat keluar
daripendopo dan langsung menuju kepuncak Thian coe Hong
dibelakang gunung. Melihat Hian cing cinjien telah berlalu, dengan alis berkerut
sinelayan dari sungai Goan-kang Tong soe Kiat segera
berkata: "Hoo lote, bagaimana kalau kita berangkat ketelaga pelepas
pedang untuk me-lihat2 berapa banyak gembong iblis yang
menyerang Bu-tong Pay malam ini ?"
sudah teatu Hoo Thian Hong sisastrawan berbaju biru tidak
menolak. merekapun segera kerahkan ilmu meringankan
tubuhnya berangkat kebawah gunung.
sepanjang perjalanan mereka jumpai para toosu partai Bu-
tong berkeliaran dimana mana menjaga keamanan, karena
mereka sudah tahu bahwa kedua orang ini adalah tamu agung
partai mereka, maka perjalanan mereka tak dihalangi oleh
siapapun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu itu Hian Thong Toojien telah menderita kekalahan
ditangan Ang Hoat Tauwto dari Ceng-hay, untung dia tidak
sampai terluka. Hian siauw Tootiang sadar bahwa musuh yang menyerang
gunung mereka malam ini sangat tangguh, dia segera
memerintahkan ketiga puluh enam utusan orang toojien
berjubah biru itu untuk mengatur barisan Thian- Kang Kiam-
Tin, sedangkan tujuh jago lainnya dengan mengikuti
kedudukan tujuh bintang masing2 berdiri ditengah barisan
tersebut. Barisan ini merupakan barisan chiet-Seng-Thian Kang Lian-
Hoa-Tin ciptaan dari Ceng Yang Cinjlen beberapa tahun
berselang, barisan ini belum pernah dipergunakan untuk
menghadapi musuh maka orang kangouw tak ada yang tahu
akan kelihayan dari barisan tersebut.
setelah barisan diatur, Hian siuw Tootiang segera menjura
kearah Piauw Biauw Hujien dan berkata:
"Dari partai kami terdapat sebuah barisan pedang yang
amat kecil, apabila hujien bisa membobol pertahanan barisan
ini, pinto sekalian tentu tak akan menghalangi perjalanan
kalian lebih jauh." Piauw Biauw Hujien tidak langsung menjawab, kepada
nenek bongkok berkerudung hitam yang berdiri disisinya ia
bertanya: "Loo Hoat-hoet, bagaimana pendapatmu mengenai barisan
pedang ini.... apakah ada cara pemecahannya?" "
Perempuan bongkok itu tertawa nyaring.
"Para hidung kerbau dari Bu-tong pay memang paling
pandai menggunakan permainan setan ini untuk mengacau
pikiran orang, hmm tidak akan lebih hebat dari apa yang kau
bayangkan, paling banter barisan itu adalah barisan Thian
Kang Kiam T in yang mereka dengung2kan akan kelihayannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Haah... haah... haaah... jangan kuatir...biar kubobol barisan
cakar ayam ini ". selesai berkata sambil putar tongkatnya dia segera
menerjang masuk kedalam barisan. Dengan terjunnya
perempuan bongkok itu, Piauw Biauw Hujien dengan
memimpin tiga orang roh bengis, tujuh orang sukma ganas
serta dua puluh empat orang sukma gentayangan segera
menyusul dari belakang. Mendadak Hiong Hoen nomor dua maju ke muka lalu
membisikkan sesuatu kesisi telinga Piauw Biauw Hujien
Mendengar bisikan tadi, Hujien itu tersenyum dan
mengangguk. diikuti ketiga orang Hiong Hun itu segera ambil
keluar puluhan butir pil berwarna merah dari sakunya dan
dibagikan kepada semua orang.
Gerak-gerik serta tingkah laku mereka yang aneh dan
misterius itu membuat para toosu jadi tercengang dan tidak
habis mengerti. Hoo Thian Hong yang sementara itu telah bersembunyi
dibelakang sebuah pohon Pak ditepi telaga pelepas pedang
dapat memperhatikan tingkah laku mereka, dalam hati segera
pikirnya. "Jangan2 bajingan itu hendak menggunakan senjata
peledak yang maha dahsyat untuk menghadapi para toosu
itu?" Belum habis ia berpikir puluhan orang manusia
berkerudung hitam itu telah menerjang masuk kedalam
barisan, seketika bayangan golok cahaya pedang memenuhi
angkasa. Terutama sekali siperempuan bongkok yang berkerudung
hitam itu, tongkatnya diputar sedemikian rupa sehingga
menimbulkan suara desiran yang amat nyaring.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
senjata dari tiga manusia Roh bengis lebih aneh lagi "
Hiong Hun" nomor satu bersenjatakan sepasang Iaba2
berwajah manusia, Hiong- HHun nomor dua bersenjatakan
seekor ular berantai besi sedangkan HHiong HHun nomor tiga
bersenjatakan seekor ular bersisik emas yang berkepala segi
tiga, lidahnya menjulur kesana kemari sambil perdengarkan
teriakan-teriakan aneh, bentuknya mengerikan sekali.
Melihat musuhnya telah bertindak. Hian siuw Tootiang
segera ayunkan pedangnya, barisan chiet seng Thian Kang
Lian Hoan Tin pun segera mulai bergerak.
Tampak selapis cahaya tajam yang menyilaukan mata
bagaikan gulungan ombak ditengah badai menggulung kearah
puluhan orang berkerudung hitam yang menerjang masuk
kedalam barisan itu. Gelombang demi gelombang sambung bersambungan tiada
hentinya, betul2 hebat desakan tersebut.
Merasakan adanya hadangan yang kuat, Piauw Biauw
Hujien, perempuan bongkok serta sam Hiong. chiet LeeJie cap
si Yoe Leng sama2 keluarkan segenap kepandaian yang
dimilikinya untuk menerjang kedepan, namun usaha mereka
selalu gagal, tak seorangpun di antara mereka yang berhasil
menempuh tembok cahaya yang kuat dan dahsyat itu.
Keadaan mereka saat ini bagaikan lalat yang terkurung
didalam botol, meskipun diterjang kesana kemari percuma
saja. Tujuh bayangan kuning serta tiga puluh enam orang toosu
berjubah biru berkelebet ke sana kemari bagaikan gangsingan,
setiap kali ada peluang pedang mereka segera mengirim
tusukan maut . Tusukan2 itu semuanya mengancam pada arah yang tetap
dan telak. meskipun mereka sendiri sama sakali tidak
memandang barang sekejap matapun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoo Thian Hong serta T ong soe Kiat sinelayan dari sungai
Goan Kang yang bersembunyi
dibelakang pohon, kian lama kian merasa kagum atas
kelihayan serta ampuhnya barisan pedang ini.
seperminum teh kemudian, ruang lingkup dari belasan
manusia berkerudung hitam itu kian lama kian bertambah
sempit dan kecil, gerak gerik mereka semakin terganggu dan
tidak leluasa, namun tak seorangpun diantara mereka yang
berhasil lolos dari barisan tersebut.
Perempuan bongkok itu mulai tidak sabar, ditengah
kalangan ia ber kaok2 kegusaran.
Pada saat itulah jeritan ngeri berkumandang dari empat
penjuru, sukma gentayangan nomor tiga, nomor empat dan
sebelas tertusuk pedang lawan dan roboh binasa.
Disamping itu terdapat pula banyak manusia yang
berkerudung yang terluka dan mengucurkan darah, situasi
yang mereka hadapi kian lama kian bertambah bahaya.
Melihat situasi yang mereka hadapi, Piauw Biauw Hujien
mengerutkan dahinya, mendadak ia membentak nyaring:
"Berhenti" Bersamaan dengan suara bentakkan tersebut tampak tiga
sosok bayangan hitam meloncat ke tengah udara, bagaikan
roda kereta tubuh mereka berputar kencang diangkasa, ber-
puluh2 bubuk halus berwarna merah segera menyebar
keempat penjuru Hoo Thian Hong yang menyaksikan peristiwa itu dari
tempat persembunyiannya jadi kaget, tidak sempat berteriak
lagi, segera ia kerahkan ilmu meringankan tubuhnya
Menunggang angin membonceng mega meloncat keluar dari
balik pohon dan mengirim, dua buah pukulan udara kosong.
Bubuk berwarna merah itu sebagian besar telah menyebar
keempat penjuru dan memenuhi kalangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekalipun reaksi dari Hoo Thian Hong cukup hebat dan
sebat, namun sayang kedatangannya masih terlambat satu
tindak. para toosu Bu-tong pay yang mencium bau harum
aneh itu seketika roboh menggeletak keatas tanah dan
menemui ajalnya. Dengan adanya peristiwa ini barisan chiet seng T hian Kang
Lian Hoa Tin pun seketika hancur berantakan, para manusia
berkerudung hitam tadipun ambil kesempatan ini menerjang
keluar dari kalangan dan bagaikan harimau ganas mulai
menjagal dan membunuh para toosu yang tidak keracunan.
Diantara tujuh jago pedang kini tinggal tiga orang saja
yang masih hidup, sedangkan dari ketiga puluh enam orang
toojien berjubah biru, hampir separuh nya telah mati binasa.
Hoo Thian Hong jadi amat gusar, seruling kuma lanya
segera dikeluarkan dan dicekal di tangan kiri sedangan tangan
kanannya ambil keluar kipas emas dan mulai melindungi para
toosu itu untuk mengundurkan diri
Tong soe Kiat sinelayan dari sungai Goan-kang pun tak ada
kesempatan untuk mengeluarkan senjata jaring ikannya,
dengan ilmu meringankan tubuh ia me layang kesana kemari
membinasakan lawan2nya dengan ilmu penghancur nadi.
Hian siauw Tootiang, Hian Hok Tootiang, Hiat Hiauw
Tootiang serta sebelas orang toojien berjubah biru yang nyaris
lolos dari bahaya kini jadi kalap. mata mereka berubah jadi
merah ber api2. Meskipun punya niat untuk beradu jiwa namun disebabkan
pikiran mereka tidak tenang, tenaga yang terpancar keluarpun
mengalami kerugian yang besar.
Dalam sekejap mata kembali dua orang toojien berjubah
biru menggeletak mati terhantam lawannya.
Bala bantuan yang datang dari atas gunung berupa anak
murid angkatan kedua, ketiga dan keempat yang jumlahnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencapai dua puluh orang tak bisa menolong banyak, bahkan
keadaan mereka bagaikan anak kambing yang menghantarkan
diri ke mulut harimau. seketika itu juga telaga pelepas pedang berubah jadi
medan penjagalan manusia, darah manusia menggenangi
seluruh permukaan, mayat para toosu Bu-tong Pay berserakan
di-mana2, pemandangan waktu itu benar2 mengerikan sekali.
Dalam pada itu seluruh pakaian dari Hoo Thian Hong pun
telah berubah jadi merah karena darah, seandainya pada
malam ini ia tidak hadir isitu mungkin partai Bu-tong telah
musnah saat itu juga. Keadaan ini tentu saja dapat dimengerti oleh para manusia
berkerudung hitam itu, segera terdengar orang2 itu ber-
teriak2: "Jangan lepaskan sastrawan berbaju biru itu, bunuh saja
manusia she-Hoo itu". Piauw B iauw Hujien pun berteriak:
"Barang siapa yang sanggup memenggal batok kepala
sastrawan berbaju biru itu, segera kunaikan pangkatnya jadi
wakil Kauwcu disamping hadiah uang sebesar seribu kati
emas". Dalam sekejap mata Hoo Thian Hong jadi incaran para
gembong iblis itu, semua orang sama2 berebut untuk
memperoleh jasa dan pahala, maka pemuda itu jadi repoi dan
terdesak hebat. Di-saat2 yang amat kritis itulah mendadak dari balik
gunung muncul tiga sosok bayangan manusia, mereka adalah
Ceng Y ang cinjin serta Ci Yang cinjien dua orang paman guru
dari Hian cing T ootiang ketua dari partai Bu-tong.
Begitu terjun kedalam kalangan, kedua orang jago tua ini
segera unjukan kelihaiannya, angin pukulan men-deru2 dan
dalam sekejap mata beberapa orang musuhnya berhasil
dirobohkan- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun bagaimanapun juga tangguhnya mereka, pihak
lawan bukanlah manusia sembarangan yang bisa dirobohkan
dengan gampang kian lama desakan terhadap merekapun
semakin hebat sehingga akhirnya kedua orang jago tua itu
mulai keteter hebat. Dalam keadaan seperti ini tak ada lain jalan lagi daripada
mengundurkan diri, mendadak terdengar Hian cing Tootiang
berseru: "Semua anak murid partai Bu-tong segera mengundurkan
diri kedalam istana Ci Yang Kiong".
Dengan diserukannya perintah ini, para toosu Bu-tong Pay
yang sudah payah dan hampir musnah itu sama2
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengundurkan diri keatas gunung, sementara Hoo Thian
Hong sekalian dengan segenap kekuatan bertahan dan
menghalau pengejaran pihak musuh.
Menanti semua orang sudah mengundurkan diri, keempat
orang itu baru loncat mundur dan berkelebat masuk kedalam
pendopo, pintu besarpun dengan cepat ditutup rapat2.
Tebal pintu pendopo itu ada beberapa depa, semuanya
berlapiskan baja murni yang kuat, maka untuk beberapa saat
lamanya para gembong iblis itu tak sanggup menerjang masuk
kedalam. Sementara para toosu beristirahat sambil membalut luka
yang mereka derita, cing Yang cinjlen, ci Yang cinjien serta
Hoo Thian Heng sama2 meronda diatas atap ci Yang Kiong
sambil ber-jaga2 terhadap serangan api dari pihak musuh.
Untuk sementara suasana jadi tenang kembali, "Piauw
Biauw Hujlen" Mo Yoe Yauw segera perintahkan anak buahnya
untuk mengepung istana ci Y ang Kiong rapat-rapat sedangkan
tiga manusia "Hiong Hoen", Tujuh "Lee-pok" serta dua puluh
satu orang sukma gentayangan ber-teriak2 diluar istana
sambil mencaci maki dengan ucapan yang kotor.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey, Hian cing tootiang dariBu-tong Pay, dengarkan baik2
asal kau suka memimpin anak muridmu untuk bergabung
dengan perkumpulan Yoe Leng Kauw perkumpulan kami, dari
lawan segera akan berubah jadi kawan, dan kau akan kami
beri kedudukan sebagai wakil Kauweu ".
Ada pula yang berteriak: "Hey, para tootiang dari Bu-tong Pay, dengar baik2
barangsiapa diantara kalian yang sanggup memenggal batok
kepala dari Sastrawan berbaju biru, perkumpulan kami segera
akan membubarkan diri dari gunung Bu-tong san ini ".
Teriak2an itu berkumandang saling susul menyusul
membuat hati jadi jeri dan tak enak didengar.
Beberapa kali s inenek bongkok dari Hu-sang sertaJ iak Kioe
Kiam Khek loncat keatas wuwungan rumah untuk menyerang
dari sana namun setiap kali pula mereka dipaksa untuk loncat
turun kembali oleh serangan maut dari ci Yang cinjin, ci Yang
Cinjin serta Hoo Thian Heng.
Maka untuk sementara pengepungan diperketat dan
mereka menghentikan segala kegiatannya.
Fajar mulai menyingsing dari ufuk sebelah Timur, melihat
usaha penyerangan mereka belum juga mendatangkan hasil,
akhirnya "Hiong Hun" nomor dua mendekati Piauw Biauw
Hujien dan mengajukan siasatnya.
" Hujien- asal kita kumpulkan batang2 pohon serta kayu
yang ada disekeliling istana Ci Yang Kiong kemudian
ditumpukkan diluar istana dan menyerang mereka dengan api,
maka tidak sampai satu hari satu malam istana C i Y ang Kiong
beserta toosu-toosu hidung kerbau itu pasti akan musnah
termakan api " Mendengar siasat tersebut Piauw Biauw HHjienjadi sangat
girang, segera pujinya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau benar2 tidak malu jadi penasehat perkumpulan kita,
sekembalinya dari sini pasti akan kulaporkan keluar biasaanmu
ini kepada sin Keen agar pangkatmu dinaikkan".
Buru2 "Hiong Hun" nomor dua mengucapkan terima kasih
kepada perempuan itu, kemudian memerintahkan para iblis
lainnya untuk kumpulkan daun ranting yang ada disekitar sana
untuk ditumpukkan disekitar istana Ci Yang Kiong.
siasat ini betul2 amat keji, seandainya istana C i Y ang Kiong
benar2 mereka bakar, bukan saja para toosu yang sedang
merawat lukanya dalam istana bakal musnah bahkan Hoo
Thian Hong serta kedua orang imam tua itu pun bakal mati
konyol disitu. Kelihatannya peristiwa yang sangat mengerikan segera
akan berlangsung diatas gunung itu.
sang surya telah memancarkan cahayanya menyinari
seluruh jagad, diluar istana Ci Y ing K iong batang2 pohon telah
ditumpuki hingga setinggi enam tujuh depa, disekeliling kayu
serta bangunan telah disiram pula dengan minyak tanah,
dalam keadaan seperti ini asal seorang saja diantara gembong
iblis itu menyulut api, maka semua nyawa Toosu Toosu Bu-
tong Pay itu akan musnah ber-sama2 dengan hancurnya
istana Ci Y ang Kiong jadi puing yang berserakan-
ooooooooo UNTUK sementara waktu baiklah kita tinggalkan dahulu
partai Bu-tong yang sedang dirundung kemalangan.
Baiklah mari kita tengok suasana diatas gunung siong-san
dimana berdiri dengan angkernya partai s ia uw-lim yang telah
berumur ribuan tahun lamanya.
Hari itu udara sangat bersih, karena tepat pada hari Tiong
Yang maka suasana amat ramai, banyak penduduk yang
berdiri berjejer ditepi sungai menonton perlombaan perahu
naga yang saling kejar mengejar....
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Be-ratus2 orang hwesio dari kuil siauw-limpada hari ini
banyak yang turun kedesa disekitar gunung untuk
menyaksikan keramaian tersebut, hingga suasana diatas
gunung boleh dikata sunyi dan sepi.
Mendadak terdengar suara derap kaki kuda yang sangat
ramai berkumandang memecah kesunyian, diiringi suara
ringkikkan panjang kuda itu berhenti tepat didepan kuil, diikuti
munculnya dua orang pendekar muda dari atas pelana.
Kehadiran sepasang muda mudi yang amat misterius ini,
dengan cepatnya pula sudah di dengar oleh Thian Hong
siangjlen ketua dari partai siauw lim, hweshio tua itu dengan
cepat munculkan diri untuk menyambut sendiri kedatangan
mereka. Diikuti suara genta dibunyikan ber-talu2, genta kuno yang
didirikan pada tahun kedua puluh pada ahala Geoi ini dapat
menyampaikan suaranya hingga sejauh ratusan li.
satu jam kemudian para hwesio yang berpesiar dikota Kay
Hong, Yan say serta su-swie telah berkumpul kedalam kuil
mereka. Tatkala senja menjelang tiba, penjagaan disekeliliing kuil
segera diperkuat. sedikitpun tidak salah, tatkala kentongan pertama baru saja
lewat mendadak dari arah gunung sebelah depan
berkumandang tanda bahaya, gunung siong-san telah
kedatangan enam orang tamu tak diundang yang berkerudung
kain hitam. Manusia2 berkerudung itu meskipun memiliki ilmu s iat yang
sangat lihay, dan datang dengan membawa ambisi untuk
menang, namun setelah menyaksikan penjagaan disekitar kuil
tak urung hati mereka dibikin terkesiap juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apalagi setiap tanda bahaya dibunyikan, semua lampu yang
ada diatas puncak gunung jadi terang benderang bagaikan
disiang hari bolong. Kiranya malam itu dibawah pimpinan Beng Te Hujien Hoan
soh soh berangkatan" seng soe Poan" atau Hakim mati hidup
shaw Goan Ciang, si setan gantung hitam su Keen seru
sitelapak Jagat Poei seng lima orang dengan tujuan
menghancurkan partai sauw lim, kini setelah jejak mereka
konangan, melalui jalan gunung yang sempit mereka langsung
melayang kearah lapangan didepan kuil.
Tetapi setibanya dikalangan, kembali hati mereka bergidik
sehingga bulu roma pada bangun berdiri
Rupanya ditengah kalangan telah bersiap2 ratusan orang
hweesio dengan senjata lengkap. setiap lima langkah berdiri
satu penjaga, setiap sepuluh langkah satu pos pertahanan,
suasana angker dan mengerikan-
Barisan Loo han Tin yang terdiri dari seratus delapan orang,
dibawah pimpinan Thian sim siansu penanggung jawab dari
Loo Han Tong beserta Thian Kin, Thian ing siansu kedua
sutenya dan Boe Kak tiga empat orang murid angkatan kedua
telah dipersiapkan di-sana. Kelima orang itu tertegun, dalam
hati segera pikirnya. "Partai saaw lim benar2 tidak malu disebut sebagai
pimpinan dari sembilan partai besar, cukup ditinjau dari
keangkeran serta kewibawaan mereka saat ini sudah lebih dari
cukup untuk menggetarkan seluruh sungai telaga ". Terdengar
Beng Te Hujien tertawa nyaring, lalu berseru:
"Aduuh .... aduuh .... rupanya kalian hweesio2 gede
mempunyai kepandaian untuk mengetahui kejadian yang akan
datang " rupanya kabar berita cukup lihay dan tajam ."
"omitohud " Thian sim siansu merangkap tangannya
memberi hormat. "Pinceng rasa hujien tentulah nyonya dari
Yoe Leng sin koen bukan ?" malam buta datang kekuil kami,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
entah ada keperluan apa yang hendak kau sampaikan kepada
kami ?" ". "Soal itu sih Ehmmm lebih baik suruh Thian Hong sangjlen
tampil sendiri kedepan, Pun hujien mau bicara langsung
dengan dirinya ...."
Belum sempat Thian sim siansu menjawab Thian ing s iansu
yang ada disisi suhengnya telah menimbrung sambil tertawa
lantang: "Haaah.. . haaah.... haaa. .. hujien ada keperluan apa?"
katakan saja kepada suhengku juga sama saja, apa bedanya
ciangbun suheng dengan suhengku ini ?"?".
Beng-Te Hujien tertawa merdu, suaranya tinggi melengking
penuh dengan kegenitan dan kecabulan, sambil goyangkan
pinggangnya yang ramping ia berseru: "Kalau begitu suheng
mu ini bisa ambil keputusan?"?".
"Omintohud orang beribadat pantang untuk bicara bohong,
asalkan Hujien suka utarakan maksud kedatanganmu, selama
loolap sanggup untuk mengambil keparusan tak nanti
kuhiraukan permintaan itu, kalau tidak biarlah kulaporkan
persoalan itu kepada Ciangbun suheng"
"Pun hujien mendapat pirman dari Y oe-Leng sin-koen untuk
mengundang Hong tiang kuil kalian Thian Hong siangjlen
untuk menjabat kedudukan wakil ketua dari perkumpulan
kami harap kau sampaikan pirman ini kepadanya." ujar Hoan
soh soh dengan sikap serius, selesai bicara dari sakunya dia
ambil keluar sebuah sampul dan diletakkan diatas telapaknya
lalu perlahan lahan didorong kemuka.
Bagaikan sekilas bayangan abu2, sampul surat tadi
langsung melayang kehadapan Thian sim siansu.
Dengan cepat hweesio ini hendak menyambutnya dengan
tangan, namun dia rasakan kekuatan lawan tidak lemah, maka
segera pikirnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sungguh dahsyat dan sempurna tenaga Iwekang yang
dimiliki perempuan ini, aku tidak boleh bertindak gegabah."
Tanpa sadar ia pertinggi kewaspadaannya.
Thian Kie siansu adalah seorang hweesio yang bertabiat
berangasan, mendengar ucapan tersebut hawa gusarnya
memuncak. apalagi menyaksikan siluman perempuan itu
melemparkan surat tanda menyerah kepada pihaknya, dengan
penuh kemarahan segera bentaknya:
"Hm, perkumpulan macam apa Yoe- Leng- kauw itu, berani
benar berbicara besar. Hmmm surat ini lebih baik tak usah
dilihat ..." Dia sambar sampul tadi kemudian dirobek nya hingga
hancur ber-keping2 dan terbang memenuhi angkasa.
Terhadap tingkah laku Thian Kie siansu yang kasar ini,
Hoan soh soh sama sekali tidak gusar, sebaliknya dia malah
tertawa nyaring dengan bangganya.
"Hiii . . . hiii . . , hiiii. . . keledai gundul, rupanya kau
memang cari mati buat diri sendiri, jangan salahkan kalau
hujien turun tangan terlalu kejam "
Dengan selesainya ucapan tadi, tiba2 terdengar Thian Kie
siansu menjerit ngeri, sekujur badannya dalam waktu singkat
berubah jadi hitam pekat, setelah berkelejet dan meronta
sekarat, hweesio tadi mendengus berat dan roboh binasa.
Thian sim siansu terkejut bercampur gusar menjumpai
sutenya mati dalam keadaan mengenaskan dihadapan
mukanya, meskipun ia gusar dan sedihnya bukan kepalang
namun hweesio ini sadar bahwa musuh tangguh ada didepan
mata, ia tak mau bertindak gegabah sehinga mengacau
keadaan. Kecuali perintah anak murid diluar barisan untuk
menggotong pergi jenasah dari Thian Kie siansu, dengan
cepat hwesio ini dilancarkan dua pukulan berantai yang maha
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dahsyat untuk menghalau robekan kertas yang tersebar diatas
tanah hingga tergulung keluar dari kalangan-
Pada hari2 biasa, hubungan Thian Ing siansu dengan T hian
Kie siansu paling akrab, menyaksikan rekannya mati binasa
hawa gusar yang berkobar dalam dadanya sukar ditahan lagi,
sambil menyeret tongkat bajanya seberat delapan puluh kati ia
melangkah keluar dari barisan, dengan mata melotot dan alis
berkerut teriaknya keras:
"sungguh tak kunyana kau berhati kejam melebihi
kalajengking, malam ini lolap akan cabut jiwamu untuk
melenyapkan bibit bencana bagi umat manusia serahkan jiwa
anjingmu" serangan yang dilancarkan dalam keadaan gusar ini, bisa
dibayangkan betapa dahsyatnya.
Nyonya neraka hitam ini menyingkir satu langkah
kesamping, jengeknya dengan nada genit:
"Eeeei hweesio tua, buat apa kau galak2 macam setan
kelaparan" Melihat kemplangannya mengenai sasaran kosong, Thian
Ing siansu meraung gusar, diiringi desiran angin serangan
yang maha dahsyat dia angkat tongkat bajanya dan
menghantam kembali dari atas dengan jurus "Boesiong Ta
Hauw" atau Boesiong memukul harimau.
Rupanya si nyonya neraka hitam Hoan soh soh mengerti
lihay, dengan sebat badannya mengegos kesamping, bagaikan
bayangan setan tahu2 dia sudah me layang keluar dari ruang
lingkup tersebut, ejeknya lagi sambil tertawa merdu:
"Hweesio gede...coba kau lihat betapa panjang dan
gemuknya senjatamu itu...aduuh.. aduuh, kalau sampai aku
yang rendah kena "Di tusuk" aduuh mak. sakitnya... aku bisa
tidak tahan lhoo...".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Benar2 kotor dan cabul ucapan perempuan itu apalagi
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dihadapan be ratus2 orang hweesio, membuat para paderi itu
sama2 kerutkan dahi dan membatin: "Cabul benar perempuan
laknat ini, dia benar2 lonte busuk yang tak tahu malu...".
Dalam pada itu setelah dua buah kemplangan mautnya
tidak mendatangkan hasil, Thian In siansu segera sadar
bahwa perempuan ini tidak gampang untuk dilawan, diam2
serunya: "Aduhhh celaka. . . rupanya perempuan lonte ini ada
maksud menggusarkan hatiku hingga pikiranku jadi kacau, aku
tak boleh bertin dak menuruti napsu angkara murka ..."
sebagai paderi yang beriman tebal, setelah sadar maka
napsu angkara murkanya segera ditekan, pikiran dipusatkan
jadi satu lalu tarik napas dalam2, dalam sekejap mata
pikirannya jadi tenang danpikiran yang kalut menjadi jernih
kembali. Dengan tajam ditatapnya wajah perempuan berkerudung
hitam itu, mendadak tongkat bajanya disapu ketengah udara.
Hoan soh soh adalah siluman rase berwajah bunga To yang
sudah tersohor dalam dunia persilatan pada masa yang silam,
pengalamannya dalam menghadapi musuh boleh dibilang
sudah matang sekali, dari gerakan lawannya tentu saja dia
bisa menebak jurus ampuh apakah yang hendak digunakan-
Badannya segera meloncat ketengah udara dan melayang
kemuka, sambil berputar dia songsong datangnya hantaman
tongkat baja lawan- Tindakannya ini benar2 mengerikan dan berbahaya sekali,
membuat empat orang manusia berkerudung hitam yang ada
disisi kalangan serentak menjerit kaget.
sedikitpun tidak salah, jurus serangan yang digunakan
Thian ing siansu barusan adalah jurus "Wie Ceng Pat Hong"
atau Pengaruh Menggetarkan delapan penjuru, dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kecungan bayangan tongkat yang sangat rapat kendati sang
korban hendak menghindar kemanapun tak mungkin bisa
meloloskan diri, kecuali kalau orang itu mengerti dimanakah
letak keistimewaan dari jurus itu dan memiliki ilmu
meringankan tubuh yang sangat sempurna.
sungguh tak nyana bukan saja Hoan soh soh sudah berhasil
menebak keistimewaan dari serangan itu bahkan sukar
dilawan, diam2 Thian ing siansu sendiri pun mulai merasa
kesal dan gelisah. Hoan soh soh sendiri, meskipun secara nyaris dia berhasil
meloloskan diri dari ancaman bahaya maut tak urung hatinya
dibikin terkesiap juga sehingga keringat dingin mengucur
keluar membasahi keseluruh tubuhnya, menggunakan
kesempatan dikala badannya melayang turun kebawah dia
segera cabut keluar senjata pedang bunga Toh nya.
Mengikuti bergetarnya sang mangan bayangan segera
terpancar keluar hingga memenuhi angkasa.
Begitu senjata aneh tersebut diloloskan keluar, secara tiba2
Thian mg siansu teringat akan seseorang, hatinya jadi bergidik
dan segera bentaknya: "Toh Bin Yauw Hoe, setelah kau melenyapkan diri selama
delapan belas tahun, mengapa sekarang muncul kembali
untuk bikin keonaran lagi dalam dunia persilatan ".
Nyonya neraka hitam ini tidak takut jejaknya konangan dan
diketahui orang, dia segera tertawa nyaring.
"Hey hweesio gede, ternyata kau masih belum melupakan
diriku bagus .... bagus . . . . mumcung berbulan masih
bersinar terang dan bintang bertaburan diangkasa mari kita
bermain beberapa jurus untuk menyemarakkan suasana yang
indah ini." Ucapan ini diutarakan ringan dan seenaknya se-olah2
perkataan orang kawan yang akrab.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seketika membuat anak murid dari angkatan "Kak"
sama2pentangkan matanya bulat2 sambil mengawasi susiok-
couw mereka, sedang dalam hati men-duga2 apa gerangan
hubungan mereka berdua dimasa yang silam.
Thian Ing siansu semakin naik pitam, wajahnya merah
padam dan matanya bersinar tajam, makinya.
"siluman perempuan, kau benar2 perempuan lonte yang
tak tahu malu dan berakhlak bejad"
Diiringi suara desiran tajam tongkat bajanya segera
menyodok kearah perut bagian bawah perempuan itu dengan
jurus "Ti Coe Ti-ong Liuw" atau Air mengalir dibatu pengasah.
"Hiiih... hiiih.-, hiuh hweesio gede rupanya kaupun ingin
main menowel dengan senjatamu" goda Hoan soh soh sambil
tertawa cabul. " Ka lau mau menyerang janganlah mengancam
bagian tubuh yang terlarang, kalau kau pingin menowel
bawah pusarku pakai saja tanganmu yang kekar itu..."
Walaupun diluar dia bicara porno, namun tubuhnya sama
sekali tidak berayal, bagaikan segumpal asap perempuan itu
mengigos kesamping kalangan.
Thian Ing siansu gusarnya bukan kepalang, tujuh puluh
dua jurus ilmu toya penakluk iblis dari partai sauw-Lim segera
dima inkan se-dahsyat2nya.
Namun nyonya neraka hitam tetap tertawa mengejek tiada
hentinya, bahkan sering kali pedang bunga Toh nya dengan
menciptakan diri jadi sekilas cahaya tajam membokong dari
punggung hweesio itu. Menyaksikan sutenya tak sanggup merebut kemenangan,
Thian Sim siansu segera mengangkat tonkatnya tinggi2,
bayangan manusia berkelebat lewat empat orang manusia
berkerudung hitam yang dibawa perempuan cabul itu seketika
terkurung didalam barisan Loo-IHan-Tin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Haruslah diketahui barisan Loo Han Tin dari partai Sauw-lim
merupakan suatu kepandaian yang maha ampuh, barang
siapa yang telah masuk kedalam barisan itu, tipis sekali
harapannya bisa keluar dalam keadaan selamat.
Kelima orang manusia berkerudung itu semuanya
merupakanjago pilihan dari dunia persilatan, pada hari2 biasa
mereka selalu sombong dan mengunggulkan diri sendiri,
meskipun dari mulut orang mereka pernah mendengar akan
kelihayan barisan Loo Han Tin dari kuil Sauw-lim Sie, namun
dalam hati mereka masih sangsi.
Kini setelah berada didalam barisan, terasalah setiap
tongkat dari hweesio2 itu se-akan2 menyambar datang dari
tiap jengkal tanah yang mereka pijak, kedudukan mereka
tiada hentinya berputar terus hingga tak ada suatu tempat
kedudukan yang pasti. Sungguh rapat bayangan tongkat yang melanda datang,
bukan begitu saja bahkan menghasilkan suatu tekanan yang
aneh dan sangat kuat, kendati ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki bagaimana sempurnanya, setelab berada ditengah
udara tubuh mereka seketika terhisap kembali oleh daya
tekanan yang kuat. Lama kelamaan kelima orang itu jadi gugup dan terkejut,
mereka bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
sementara itu sitelapak jagad Poei seng berpikir dalam
hatinya: "Kalau harus mengorbankan selembar jiwaku dengan
percuma dan sama sekali tak berguna ini, bukankah
kematianku sia2 belaka"
Hoan soh soh sendiri wajahnya pun sudah berobah jadi
amat misterius, diapun sadar bahwa dengan andalkan
kekuatan mereka berlima tak nanti sanggup menerjang keluar
dari kepungan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitulah dengan susah payah lima orang manusia
berkerudung itu bertahan dan bertarung terus mati2an sambil
berharap2 bala bantuan segera tiba.
Thian Ing siansu segera tertawa ter gelak2 sesudah
dilihatnya pihak lawan terkurung serunya.
"sekarang cuwi sekalian tak mau menyerah mau tunggu
sampai kapan lagi" apakah kalian betul2 mau hantarkan
nyawa ber-sama perempuan siluman ini."
"Ciiis....keledai gundul, tak usah kau pamerkan dahulu
kehebatan kalian" teriak Hoan soh soh. "Pun HHujien masih
punya kemampuan untuk menerjang keluar dari barisan Loo-
Han Tin kalian yang tidak seberapa itu. Hmm kalau tidak
percaya, saksikan saja nanti"
"Baiklah, akan kulihat kalian semut2 yang kepanasan dalam
kuali masih sanggup bertahan sampai berapa lama ?"
Mendadak Thian Sim siansu menggerakkan tongkatnya
menghantam permukaan tanah, mengikuti gerakan tersebut
barisan Loo Han tin pun seketika ikut berubah, ditengah
menyambarnya bayangan toya yang sangat rapat si setan
gantung hitam menjerit kesakitan, lengan kiri mereka masing2
terhajar telak sehingga lumpuh dan terjulur kebawah.
Diikuti si Hakim mati-hidup Shaw Goan ci-ang serta
sitelapak jagad Poei Sengpun menderita luka.
Menyaksikan musuhnya, masih berjuang terus mati2an,
Thian sim siansu mengerutkan dahinya. tongkatnya
digerakkan tanda perketat-nya serangan dalam barisan-
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati menggema diangkasa.
si setan gantung hitam Su Koen menggeletak keatas tanah
dan mati seketika itu juga termakan totokan toya lawan-
Melihat anak buahnya telah mati dan teriuka Hoan Soh Soh
semakin panik, keringat dingin mengucur keluar tiada hentinya
membasahi badan, diam2 makinya didalam hati: "Kenapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sampai sekarang s isetan tua itu belum juga memunculkan diri
".... ". Disaat yang amat kritis itulah mendadak dari bawah puncak
gunung Siong san berkumandang datang suara suitan yang
amat nyaring. Sungguh cepat gerakan orang itu, baru saja suara sultan
tadi sirap dari tengah udara telah melayang turun dua sosok
manusia. orang itu berperawakan tinggi besar dengan kepala yang
besar sekali, ia keren juga pakaian berwarna biru dan bersikap
ketolol-tololan. sedang yang lain berdandan seorang siucay, memakai
mantel berwarna abu2 dan memancarkan cahaya yang amat
tajam. Begitu tiba ditengah kalangan, sepasang tangannya segera
diayunkan kedepan segulung angin pukulan yang maha
dahsyat diiringi puluhan titik cahaya putih meluncur ketengah
kalangan. seketika itu juga jeritan ngeri berkumandang saling susul
menyusul dalam sekejap mata dua puluh orang padri siauw
lim Pay telah roboh binasa termakan jarum sakti Pek Kut Y oe
Leng Ciam tersebut. Menyaksikan kehadiran orang itu, empat orang manusia
berkerudung hitam yang terkepung daiam barisan segera
loncat keluar dan kalangan, teriak mereka hampir berbareng:
"sin Koen-.." "Bagaimana sikap hwees io2 itu?"?" tanya Yoe Leng sin
Koen dengan wajah yang adem dan seram.
"Keledai2 gundul itu betul2 tak tahu diri" jawab Hoan soh
soh sambil bergoyang pinggul. "sampai2 undangan yang kita
berikan sebelum dibaca telah dikembalikan ".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ban Tok cianpwee, coba lihat bukankah sudah kukatakan
bahwa orang2 itu terlalu sombong dan tidak pandang sebelah
maupun terhadap orang lain?" coba lihat. bukankah
perkataanku sangat tepat..." ujar Yoe Leng sin-koen sambil
berpaling. sikakek tinggi besar yang mempunyai kepala raksasa itu
segera goyang2kan badannya.
"Kalau begitu lakukanlah seperti apa yang kau inginkan."
Dalam pada itu wajah Yoe Leng sin Koen yang semula
berwarna putih pucat mendadak berubah jadi hitam pekat,
dari matanya memancar keluar sorot cahaya berwarna hijau,
mukanya jadi buas dan menyeramkan.
sreeeeet... pedangnya segera dicabut ke luar dan
sarungnya, kemudian dengan suara yang dingin dan
menyeramkan serunya: "Mari kita bunuh habis keledai2 gundul itu, jangan lepaskan
barang seorang pun diantara mereka "
Bersama dengan selesainya ucapan itu pergelangannya
segera digetarkan, diiringi berkelebatnya cahaya perak. batok
kepala bergelindingan keatas tanah bagaikan buah semangka.
Para paderi siauw-lim-pay yang melihat kesadisan orang
jadi kalap. mereka meraung keras dan bagaikan harimau yang
terluka segera menubruk kedepan.
Thian sim siansu serta Thian Ing siansu dengan
menggunakan dua batang toya bajanya bertahan sekuat
tenaga. Namun sayang kepandaian silat yang dimiliki Yoe Leng sin
Koen benar2 sangat lihay, di tambah pula senjata yang
digunakan adalah sebilah pedang mustika, keadaannya boleh
dibilang bagaikan harimau tumbuh sayap. mana mungkin
kedua orang itu sanggup mempertahankan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam sekejap mata, dari jumlah ratusan orang padri yang
berjaga didalam kalangan sudah ada separuh banyaknya mati
binasa, suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati bergema di-
mana2 membuat bumi bergoncang dan udara jadi suram.
Ting,...tiiiing....tiiiing..., genta tanda bahaya dibunyikan
ber-talu2, diikuti suara suitan nyaring menggema diangkasa,
bayangan abu2 kuning, biru serta pelbagai warna lainnya
sama2 menerobos masuk lewat depan kalangan dan
bertempur sengit melawan orang2 berbaju hitam.
Kembali terdengar dua buah jeritan ngeri yang mendirikan
bulu roma Thian sim siansu serta Thian Ing siansu mati konyol
tertebas badannya jadi empat bagian oleh senjata Yoe leng sin
Koen. Dengan matinya dua orang padri sakti itu, para padri
lainnya jadi keder dan bergidik, Yoe Lang sin Koen tidak
berhenti sampai disitu saja, dengan andalkan sebilah pedang
mustika dia teruskan amukannya membabat ke sana menusuk
kemari, se-akan2 menebang bambu tak seorangpun diantara
hweesio yang ada disitu sanggup menandingi kelihayannya.
Yang paling lihay lagi adalah pedang mustikanya yang
sangat tajam itu, semua toya baja yang tebal dan besar itu
begitu terbentur dengan senjatanya segera putus jadi dua
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bagian. Ilmu silat dari kakek berkepala besar itu lebih2 lihay lagi,
setiap kali telapak tangannya berkelebat, pihak lawan
bagaikan layang2 yang putus benang segera mencelat
ketengah udara dan mati binasa dengan isi perut hancur
berantakan- Dalam waktu yang singkat para padri dari partai sauw-lim
sudah hampir musnah ditangan beberapa orang gembong iblis
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kehadiran Thian Hong siangjlen, Gong Yu serta Lie Wan
Hiang terlambat satu tindak, namun dengan keterlambatannya
itulah mengakibatkan banyak korban berjatuhan.
Meskipun Thian Hong sianjien adalah orang paderi yang
beriman tebal, namun setelah menyaksikan kebrutalan lawan
hawa gusarnya sukar dibendung lagi, segera bentaknya keras:
"lblis terkutuk sungguh keji perbuatan kalian, di manakah
perikemanusiaan dalam hati manusia?"
Badannya segera menerjang masuk kedalam kalangan,
toya kumala hijaunya dengan gunakan gerakan "Kim-Kong
Hoek-Mo" atau Malaekat sakti menundukan iblis, dengan
menciptakan selapis kipas cahaya ke-hijau2an dia sapu tubuh
Yoe Leng sin Koen- sang ketua diri perkumpulan Yoe Leng-kauw ini tertawa
seram,jengeknya dengan nada sinis:
"Thian Hong, apa gunanya kau bersikap wntuk melawan
kami, aku nasehati dirimu lebih baik takluk saja kepada
perkumpulan kami, sebab perbuatanmu itu berarti menolong
jiwa anak muridmu serta mendatangkan keberuntungan
bagimu sendiri" Meskipun dimulut dia mengoceh terus tapi Yoe Leng Kiam
nya sama sekali tidak berhenti bergerak. dengan jurus "Kiong
Hun Boe Kie" atau sukma ganas tiada kawan ia songsong
datangnya hantaman toya kumala hijau tersebut.
"Traang.." ditengah suara bentrokan nyaring, kedua belah
pihak sama2 merasakan pergelangan tangannya jadi kaku,
masing2 segera loncat mundur beberapa tombak kebelakang,
setelah dilihatnya senjata mereka tidak gumpil atau rusak
kedua orang itu segera maju kembali untuk meneruskan pertarungan.
Kiranya toya kumala hijau yang digunakan Thian Hong
sangjlen saat ini merupakan pusaka dari partai siauw- lim,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meskipun pedang Yoe Leng Kiam adalah senjata mustika dan
tajamnya luar biasa namun masih belum sanggup untuk
membabatnya hingga putus.
sipendekar ganteng berbaju hijau Gong Yu serta Lie Wan
Hiang yang merupakan jago2 berhati welas, sesudah
menyaksikan kekejaman serta kebrutalan musuh mereka tak
dapat menahan diri lagi, sambil bersuit nyaring tubuh mereka
segera berkelebat kemuka dan terjunkan diri kedalam
kalangan pertempuran. Lie Wan Hiang putar pedang Muni Kianmya sehingga
cahaya merah memancar keempat penjuru, cahaya pedang
sepanjang empat depa itu menggulung, menyapu kian kemari,
menggerakkan hati orang yang melihat membuat nona neraka
hitampun jadi terperanjat dan merasakan bulu roma pada
bangun berdiri Menanti dia mendongak dan melihat siapakah gerakan
gadis kosen itu, rasa kaget yang timbul dalam batinya sukar
dilukiskan lagi dengan kata2. "Giok-jie, kau sudah edan "
bentaknya. Jelas dia sudah salah melihat orang.
Dalam kenyataannya paras muka dari Lie Wan Hiang
memang sama sekali tak berbeda dari Hoan Pek Giok puteri
kesayangannya. Lie Wan Hiang menoleh, tatkala dilihatnya perempuan
berkerudung hitam itu mencekal pedang bunga To yang
memancarkan cahaya biru, segera bentaknya nyaring:
"Perempuan siluman, berani benar kau datangi gunung
yang tersohor ini untuk menjagal para paderi suci. Hmmm aku
Lie Wan Hiang tidak akan membiarkan kau berbuat brutal
seenaknya " "Lie Wan Hiang.... Lie Wan Hiang" gumam Hoan soh soh
sambil meloncat mundur beberapa tombakjauhnya :.. Tiba
tiba dia teringat seseorang, segera tegurnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Budak sialan, apakah kau adalah putri dari Lie Hong
manusia rendah itu?".."
sembari berkata dari balik matanya memancar keluar
serentetan cahaya buas yang mengerikan-
Meskipun Lin Wan Hiang merasakan bahwa perempuan
yang berada dihadapannya bernama Lie Hong, dia segera
mendengus sahutnya: "Jangan banyak bicara, nonamu sama sekali tidak kenal
dengan manusia yang bernama Lie Hong "
Badannya segera berkelebat kemuka, dengan gerakan
tubuh "Chiet-Ciat T ay Na ie" dalam Suatu gerakan yang manis
dan sakti tahu2 dia sudah melayang dioelakang punggung
perempuan berkerudung hitam itu.
Pedang Muni Kiam nya kembali berkelebat, dengan jurus
"Hoei Tauw An" atau berpaling kebelakang adalah te-pian,
dengan kekerasan dia bendung jalan mundur dari nyonya
neraka hitam itu Hoan soh soh terkesiap. dengan sekuat tenaga ia
menyingkir dengan gunakan ilmu gerak sukma gentayangan,
dia berharap bisa melepaskan diri dari musuh yang sangat
menakutkan ini. Siapa sangka gadis kosen yang berada dibelakangnya
bagaikan bayangan saja tiada hentinya menempel dan
mengejar terus dibelakang.
sementara itu sipendekar tampan berbaju Hijau Gong Yu
yang menyaksikan hantaman telapak tangan kakek berkepala
besar itu dahsyat laksana gulungan ombak ditengah amukan
badai, dimana para hweesio sauw-lim pay yang tersapu segera
mencelat dan mati dengan isi perut hancur lebur hatinya jadi
sangat terperanjat. Dalam hati segera pikirnya:
" Entah dari manakah pihak perkumpulan Yoe- Leng Kauw
berhasil mengundang manusia super sakti semacam ini,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin aku sendiri pun tidak punya keyakinan untuk
menangkan dia". Walaupun dalam hati berpikir begitu namun keberanian
serta semangat bertempur sama sekali tidak kendor, selama
hidup tak pernah ia merasa takut ataujeri terhadap siapapun-
Diiringi suitan nyaring yang membumbung tinggi
keangkasa, tubuhnya mencelat keudara dan melayang
ketengah kalangan- Dengan kerahkan ilmu sakti Tay si Hian-Thian sinkang
menyambut kehadiran angin pukulan dari sikakek berkepala
besar tadi dihantamnya kemuka.
Baru saja kakek berkepala raksasa itu merasakan anehnya
suara suitan yang menggema diangkasa, tahu2 hawa pukulan
yang dia lancarkan se-olah2 tercebur didalam samudra yang
amat luas lenyap tak berbekas, bukan begitu saja bahkan
secara lapat2 terasa munculnya satu daya hisap yang maha
kuat menarik badan nya maju kedepan, kuda2nya seketika
tergempur dan badannya tergetar keras.
Peristiwa ini tentu saja mengejutkan hatinya dalam hati dia
lantas berpikir: "siapakah jago kosen itu" jangan2 dua rasul sakti dari
dunia persilatan telah muncul disini?"
Dengan cepat dia mendongak tampaklah dihadapan
mereka berdiri seorang pemuda ganteng berbaju hijau,
usianya baru delapan belas tahun, wajahnya putih bersih
dengan alis yang hitam tajam dan mata yang b ulat jernih,
sementara itu pemuda tersebutpun sedang menatap wajahnya
tajam2. Kakek tua itu segera tertawa ter-bahak2 seraya goyangkan
kepalanya yang besar itu serunya:
"Bocah keparat, apakah kau yang melancarkan serangan
dahsyat barusan ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sedikitpun tidak salah, memang cayhelah yang melancarkan serangan "
Mendadak sekilas cahaya buas memancar keluar dari
sepasang mata kakek itu serunya.
"Oooouw aku rasa mungkin kaulah yang disebut orang
kangouw sebagai s i sastrawan berbaju biru berseruling kuma la
berkipas emas Hoo Thian Hong?"
"Loo-tiang. tolong dilihat lebih seksama lagi, pakaian yang
kukenakan berwarna biru atau hijau?""
Kakek ita melengak, setelah goyangkan kepalanya berulang
kali dia manggut2. "Aaaa, betul, kau memang memakai baju
hijau bukan berwarna biru.
Gong Yu tidak tahu hubungan dendam atau sakit hati
apakah yang sudah terikat antara toa suhengnya dengan
kakek tua ini, dengan nada menyelidik segera tanyanya:
"Loo-tiang, ada persoalan apakah kau hen dak mencari Hoo
Thian Hong sisastrawan berbaju biru itu ?"?".
"Aku mau mencari balas dengan dirinya, dia sudah
membinasakan cucu muridku sikakek kelabang racun Nao
Hiong Hoei ". Mendengar perkataan itu Gong Yu segera teringat kembali
akan peristiwa yang pernah terjadi tiga tahun berselang
ditanah pekuburan gunung bong-san sebelah utara alisnya
segera berkerut dan ujarnya:
"Mengenai peristiwa itu, dengan mata kepalaku sendiri aku
turut menyaksikan jalannya kejadian tadi, cucu muridmu si Gia
Kang Tok shu hendak merampas kadal kumala berusia seribu
tahun yang telah di-nanti2kan sastrawan berbaju biru
beberapa tahun lamanya, oleh sebab itu kedua belah pihak
segera bertempur, alhasil cucu muridmu menemui ajalnya
terkena ilmu jari Kian-Goan-Ci dari Hoo Thian Hong ". Dia
merandek sejenak. kemudian melanjutkan :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"setiap persoalan ada sebabnya dan setiap sebab ada
akibatnya, bilamama lootiang hendak menuntut balas
terhadap Hoo Thian Hong disebabkan karena masalah ini,
maka perlakuan loo-tiang merupakan satu tindakan yang tidak
terpuji, lagipula kepalan dan kaki tak bermata, pada waktu itu
seandainya cucu muridmu tidak mati terhajar ilmu jari Kian
Goan ci dan sebaliknya Hoo Thian Honglah yang menemui
ajalnya terhajar ilmu pukulan kelabang beracun- bagaimana
kesudahannya ?" dendam mendendam balas membalas
bukankah akan ber langsung terus ?"?"?"
"Loo-tiang, kau sebagai seorang jago yang lihay dan punya
pengalaman yang luas, semestinya bisa mempertimbangkan
sendiri, mana yang benar dan mana yang salah, janganlah
mendengarkan hasutan orang lain sehingga mencemarkan
nama baik sendiri" " Karena pikiran yang salah kalian telah mengakibatkan
gunung suci ini berubah jadi tempat penjagalan yang sadis,
brutal dan tidak berperi kemanusiaan, kalau sekarang kau
tidak lepaskan golok penjagal untuk berpaling ketepian, mau
tunggu sampai kapan lagi kalian baru mau bertobat ?" Loo-
tiang cayhe ikut merasa sayang buat kegagahan serta nama
besar Loo-tiang yang begitu mengagumkan "
Ucapan ini bukan saja membuat gembong iblis yang
tersohor akan keganasannya ini jadi geleng kepala, untuk
beberapa saatpun dia sampai tak sanggup untuk mengucapkan sepatah katapun-
Akhirnya sambil gelengkan kepalanya yang besar, kakek itu
berkata: "Bocah cilik aku kagum atas keberanianmu yang luar biasa,
namun aku Ban Tok Ci ong siraja diraja dari selaksa racun
tidak akan tunduk, apa lagi digebah pergi hanya dengan dua
tiga patah katamu saja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rupanya kau tidak ingin mendengar nasehat dan mau
berbuat keji lebih lanjut ?" tegur Gong Yu dengan alis
berkerut. "Hoeeh... heeeh... heeee... selamanya loohu berbuat dan
bertindak sekehendak hatiku, siapa yang berani menghalangi
atau mencegah perbuatanku ?".
"Lalu bagaimana menurut pendapatmu?"
"Mari kita beradu dengan tiga buah pukulan, apabila kau
sibocah cilik menderita kalah lebih baik cepat2lah tinggalkan
tempat ini, loohu akan membakar kuil siauw-lim ini hingga
hancur berantakan jadi abu..."
Diam2 Gong Yu merasa bergidik mendengar ucapan
tersebut, dia tahu tak mungkin kakek tua itu bisa dinasehati
atau dicegah perbuatannya hanya dengan andalkan ucapan
belaka, namun sebagai pemuda yang berwatak keras kepala
dan gagah, dia jadi tidak puas. segera teriaknya:
"Bagus sekali, sebaliknya kalau cayhe lah yang berhasil
menangkan pertandingan ini, lalu apa yang hendak kau
lakukan ?"?". "Bocah cilik" ujar Ban-Tok Ci-ong s i Raja dari selaksa racun
setelah termenung sebentar. "Aku tidak percaya kalau kau
sanggup menerima hantaman dari loohu dengan kekuatan
tenaga Iweekang sebesar seratus delapan puluh tahun hasil
latihan.,.". Meskipun dalam hati Gong Yu merasa bergidik,
namun ujarnya pula dengan suara lantang:
"cayhepun tidak sudi kena digertak hanya dengan beberapa
patah kata saja. bisakah aku menyambut seranganmu atau
tidak. itu urusan pribadiku sendiri silahkan Loo-tiang tetapkan
syarat pertarungan diantara kita ini".
"Baiklah, kalau loohu yang menderita kalah sekarang juga
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
aku angkat kaki dari sini dan sejak ini tak akan mencampuri
urusan dunia kangouw lagi, bahkan hutang darahku terhadap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sisastrawan berbaju biru yang telah membinasakan cucu
murid kupun akan kuhapus sama sekali"
sepasang biji mata Gong Yu berputar, pikirnya didalam
hati: "Tua banaka ini menyebut dirinya sebagai Ban-Tok Ci-ong
atau Raja diraja dari selaksa Racun, kepandaiannya tentu tak
akan terlepas daripada penggunaan racun, didalam ketiga
buah seringainya tadi dia pasti akan selipkan tenaganya yang
luar biasa, aku tak boleh menggusarkan hati orang ini apabila
tidak ingin menemui kesulitan dalam menghadapi nya nanti".
DALAM waktu yang s ingkat dia telah berhasil mendapatkan
cara untuk menghadapi musuh tangguh ini.
Pada saat itulah terdengar Ban Tok Ci-ong si Raja diraja
dari selaksa racun tertawa ter bahak2.
"Haaa...haaa... bocah cilik. ber-hati21ah seranganku yang
pertama segera akan tiba."
sreeet... bersama dengan selesainya ucapan tadi, dia telah
melancarkan satu pukulan yang maha dahsyat.
Angin pukulannya men-deru2 laksana gulungan angin
taupan, diiringi suara desiran yang tajam laksana kilat
menumbuk kemuka. Gong Yu tidak berani bertindak gegabah, buru2 ia kerahkan
ilmu sakti "Tay-si-Hian-sinkang" nya untuk melawan.
Buum.." dua kekuatan saling bertemu diengah udara
hingga menimbulkan suara ledakan yang sangat keras, tak
kuasa lagi badan Gong Yu goncang hebat.
si Raja diraja dari selaksa Racun segera tertawa ter-
bahak2, suaranya keras bagaikan geledek, jengeknya :
"Hey, bocah cilik seranganku yang cuma memakai tenaga
Pedang Bunga Bwee 7 Pedang Pusaka Buntung Karya T. Nilkas Playboy Dari Nanking 4