Pencarian

Pedang Keadilan 20

Pedang Keadilan Karya Tjan I D Bagian 20


tersebut justru dia telah melepaskan empat buah pukulan
yang mengancam empat bagian tubuh pemilik bunga
bwee yang berbeda. Empat gulung tenaga dahsyat dari empat arah yang
berbeda serentak menerjang Pemilik bunga bwee.
Tatkala tenaga pukulan itu sudah meluncur dan
mengancam tubuh Pemilik bunga bwee, kakek bermata
satu sendiri justru sudah menarik kembali tangannya
sambil mundur sejauh empat lima depa dan menonton
perubahan dalam arena secara serius.
1720 Tampak Pemilik bunga bwee menyilangkan sepasang
tangannya di depan dada, ia terima pukulan itu dengan
keras melawan keras. Kecuali kakek bermata satu serta Dewa cebol Cu Gi,
kawanan jago lainnya tak ada yang melihat bahwa gerak
silang yang dilakukan Pemilik bunga bwee itu
sesungguhnya merupakan tindakan untuk melindungi
jantungnya dari serangan sementara tenaga dalamnya
membendung keempat serangan yang mengancam
tubuhnya dari arah yang berbeda. Menyaksikan adegan
ini, kakek bermata satu itu segera bergumam:
"Tampaknya ombak belakang sungai Tian-kang telah
mendorong ombak di depannya, generasi muda sudah
saatnya menggantikan generasi tua, aku betul- betul
sudah tua bangka..."
Ternyata setelah menerima serangan tersebut
keadaan Pemilik bunga bwee tetap tenang saja, seakanakan
tidak terjadi sesuatu apapun, tangannya yang
disilangkan di depan dada pelan-pelan diturunkan.
Ketua Hian-hong-kau melirik kakek bermata satu itu
sekejap. lalu sambil memberi hormat kepada Pemilik
bunga bwee tegurnya: "Kita sudah bertarung berapa
babak?" Pemilik bunga bwee tidak menjawab, dia hanya
menunjukkan dua jari tangannya lalu ditarik balik.
1721 sekali pun para jago dan ketua Hian-hong-kau
mengerti bahwa dua jari yang ditunjukkan mengartikan
dua babak. namun timbul juga kecurigaan dalam hati
mereka setelah melihat ia enggan bicara.
Dengan suara lirih Li Bun-yang segera berbisik kepada
Hongpo Lan: "Agaknya Pemilik bunga bwee telah menderita luka
dalam yang cukup parah sehingga untuk berbicara pun
tak sanggup, jika ada orang bisa memaksanya untuk
berbicara, kemungkinan menang bagi pihak kita akan
semakin bertambah besar."
"Entah ketua Hian-hong-kau sudah mengetahui
belum?" "Tentu saja sudah tahu, kecerdasannya berapa kali
lipat lebih hebat dariku, masa ia tidak melihatnya?"
"Aaaah... rupanya saudara Li mengetahui begitu jelas
tentang segala sesuatu ketua Hian-hong-kau?"
Li Bun-yang tahu kalau ia salah bicara maka sambil
tersenyum tidak berkata-kata lagi.
Terdengar ketua Hian-hong-kau mendesak lebih jauh:
"Kau tunjukkan kedua jari tanganmu, sebenarnya apa
artinya?" 1722 Nadanya tajam, memaksa pemilik bunga bwee mau
tak mau harus memberikan jawabannya.
Kakek berbaju kuning yang ada disisi arena segera
menimbrung: "Majikanku maksudkan kita sudah bertarung dua
babak. masa urusan begini gampang pun tidak kau
pahami?" "siapa yang kalah dalam dua babak ini?" jengek ketua
Hian-hong-kau sambil tertawa dingin.
Kakek berbaju kuning itu tertegun dan tak tahu
bagaimana harus menjawab, ketika berpaling ia saksikan
pemilik bunga bwee menunjukkan satu jari pada masingmasing
tangannya, maka ia pun menyambung:
"Kita masing-masing menangkan satu babak. berarti
masih ada delapan babak lagi."
Cepat ketua Hian-hong-kau menggeleng.
"Menurut pendapatku kita sudah bertanding tiga
babak. kau sudah menyerang si Dewa cebol Cu Gi
sebanyak puluhan jurus tanpa dibalas satu jurus pun oleh
lawanmu, masa dia dianggap kalah?"
"Sekali pun aku kalah lantas kenapa" Toh masih ada
tujuh babak." 1723 Ketua Hian-hong-kau termenung sebentar mendadak
ia berjalan mendekati pemilik bunga bwee, katanya: "Aku
ingin-..." Buru-buru kakek berbaju kuning itu menghadang di
depan Pemilik bunga bwee sambil berseru:
"Biar kulayani dulu beberapa jurus seranganmu"
Meskipun tendangan Dewa cebol membuat lengan
kanan kakek berbaju kuning ini menderita luka parah,
namun setelah beristirahat berapa saat, keadaan lukanya
sudah jauh lebih ringan, maka ketika dilihatnya Pemilik
bunga bwee terluka dan butuh waktu untuk
mengembalikan daya tempur-nya, terpaksa ia harus
menyerempet bahaya dengan menghadang ketua Hianhong-
kau lebih dahulu, rencananya asal ia bertarung
melawan ketua Hian-hong-kau tersebut, berarti pemilik
bunga bwee akan peroleh waktu yang cukup untuk
memulihkan kembali kekuatannya. sambil tertawa dingin
ketua Hian-hong-kau menjengek:
"Aku sebagai seorang ketua partai tak bakal sudi
bertarung melawan manusia macam kau...."
ia segera memberi tanda, seorang manusia berbaju
serba hitam yang selama ini berdiri di sisi kirinya segera
maju sambil berseru: "Biar aku saja yang bertarung
melawanmu." 1724 Tangan kanan disilangkan di depan dada, tangan kiri
setengah ditekuk ke depan, ia siap menanti datangnya
serangan dari lawan. "siapa kau?" tegur kakek berbaju kuning itu sambil
tertawa dingin, "Kau anggap dirimu pantas bertarung
melawanku?" "Budak tua yang tidak tahu malu" umpat manusia
berbaju hitam itu gusar, sebuah pukulan dilontarkan ke
muka. Kakek berbaju kuning itu ayunkan tangan kirinya balas
mencengkeram pergelangan tangan manusia berbaju
hitam itu. Dengan cekatan orang itu menarik kembali tangan
kanannya, sementara telapak tangan kirinya secepat kilat
didorong ke muka, maka kedua orang itu pun terlibat
dalam suatu pertarungan yang amat seru.
Kendatipun lengan kanan kakek berbaju kuning itu
terluka sehingga gerak geriknya kurang leluasa, namun
perubahan jurus serangannya tetap aneh, ampuh dan
luar biasa, bagaimana pun cepat dan hebatnya manusia
berbaju hitam itu melancarkan serangan, semuanya
berhasil dibendung hanya dengan lengan kirinya.
Dalam pada itu ketua Hian-hong-kau telah lewat dari
sisi kedua orang itu langsung menghampiri Pemilik bunga
1725 bwee, tantangnya: "Aku siap mencoba beberapa jurus
ilmu silatmu" Tanpa membuang tempo kelima jari tangan kanannya
segera menyambar ke muka mencengkeram urat nadi
pada pergelangan tangan pemilik bunga bwee, selama ini
pemilik bunga bwee hanya pejamkan mata sambil
mengobati lukanya, dia seolah-olah tidak merasa sama
sekali akan datangnya kelima jari tangan dari ketua Hianhong-
kau. Menunggu sampai ujung jari lawan hampir menyentuh
pergelangan tangannya ia baru membalik pergelangan
tangannya secepat kilat lalu menyentil ke depan.
segulung desingan angin tajam segera meluncur ke
muka dan menghantam kelima jari tangan ketua Hianhong-
kau yang hampir mengenai badannya itu.
Mimpipun ketua Hian-hong-kau tidak mengira dalam
keadaan terluka parah ternyata lawan masih memiliki
kekuatan sedemikian hebatnya, untuk menghindar
ternyata tak sempat lagi, tahu-tahu pergelangan
tangannya terasa jadi kaku, tangan kanannya yang
mencengkeram tangan kanan Pemilik bunga bwee
kehilangan tenaga hingga tanpa sadar terkulai lemas ke
bawah. Berhasil melukai musuhnya pemilik bunga bwee tidak
memanfaatkan kesempatan itu untuk melancarkan
1726 serangan lagi, kembali dia pejamkan matanya rapatrapat.
Jelas gempuran tersebut telah banyak menghabiskan
tenaganya sehingga ia tidak memiliki tenaga lagi untuk
meneruskan serangan. Ketua Hian-hong-kau kembali menghimpun tenaga
dalamnya, setelah menotok jalan darah di lengan
kanannya, dengan tangan kiri sekali lagi dia cengkeram
pergelangan tangan kiri Pemilik bunga bwee Tiba-tiba
Pemilik bunga bwee membuka matanya lebar- lebar
sambil menatap wajah ketua Hian-hong-kau tanpa
berkedip. sementara tubuhnya mundur dua langkah
dengan cepat. Dengan suara rendah ketua Hian-hong-kau
menghardik: "Posisimu sudah terjepit sekarang, lebih baik
menyerahkan diri saja...."
Belum habis ucapan itu diutarakan, mendadak Pemilik
bunga bwee membalik telapak tangan kanannya lalu
dihantamkan ke dada lawan.
Gempuran itu sangat mengambang dan sama sekali
tak bertenaga, ketua Hian-hong-kau segera memutar
tangan kirinya dan menyambut datangnya serangan
tersebut dengan keras melawan keras.
1727 sekali pun ketua Hian-hong-kau tidak tahu apakah
Pemilik bunga bwee masih memiliki kekuatan untuk
bertarung atau ti-dak. namun di hati kecilnya ia sadar
bahwa inilah satu-satunya kesempatan baginya untuk
meraih kemenangan. oleh sebab itu kendatipun lengan kanannya terluka, ia
tetap bersikeras menyambut serangan dari Pemilik bunga
bwee itu dengan keras melawan keras.
Begitu sepasang tangan saling beradu, terjadilah suara
benturan yang sangat ringan, Pemilik bunga bwee
tergetar mundur sejauh tiga langkah dari posisi semula
sebaliknya ketua Hian-hong-kau tetap berdiri tak
bergerak sedang tangan kirinya pelan-pelan ditarik
kembali. Tempik sorak segera bergema memecahkan
keheningan, para jago sama-sama bersorak memuji:
" Ketua Hian-hong-kau telah menang, kita sudah
menang kan satu babak lagi"
Hanya Li Bun-yang seorang yang mengetahui bahwa
gelagat tidak beres, tanpa perduli bakal dicemooh orang
lain ia segera berjalan menghampiri ketua Hian-hong-kau
sambil tegurnya: "Parah tidak lukamu?"
1728 sambil bertanya ia bermaksud menggenggam lengan
ketua Hian-hong-kau. Mendadak terdengar seseorang
membentak dengan suara berat: "Jangan disentuh"
Tampak kakek bermata satu itu maju mendekat
dengan langkah lebar. Li Bun-yang tertegun, ditatapnya
kakek bermata satu itu sambil bertanya penuh gelisah:
"Locianpwee, bagaimana keadaan lukanya?"
Kecuah Li Bun-yang sekalian beberapa orang terbatas,
hampir boleh dibilang para jago lainnya tidak tahu siapa
gerangan kakek bermata satu itu, ketika para jago
melihat ahli waris generasi ketiga dari bukit Hong-san ini
bersikap begitu hormat terhadap kakek itu, tentu saja
mereka semua jadi tercengang,. Terdengar kakek
bermata satu itu menjawab:
" Ia sudah terkena ilmu pukulan penghancur hati...."
"Ilmu pukulan penghancur hati.,." seru Li Bun-yang
terkejut "Benar, ilmu pukulan ini sudah ratusan tahun lamanya
punah dari dunia persilatan sungguh tak disangka
sekarang dapat muncul kembali di sini..."
"Locianpwee, apakah masih bisa ditolong?"
"Aku belum pernah tahu adakah obat yang bisa
digunakan untuk mengobati luka akibat pukulan
penghancur hati. " Li Bun-yang menghela napas panjang.
1729 "Locianpwee, kalau toh kau tidak tahu cara untuk
menolongnya, terpaksa aku harus membawanya pulang
ke bukit Hong-san." "Dalam keadaan dan saat seperti ini lebih baik jangan
sentuh dia." "Dari pada membiarkan dia duduk menunggu ajal,
lebih baik kita berusaha untuk mencoba menolongnya,
untuk sementara waktu urusan partai bisa locianpwee
selesaikan" Bicara sampai di situ kembali ia bermaksud
menangkap tangan ketua Hian-hong-kau. Mendadak
terdengar seseorang berkata dengan suara lembut:
"Lebih baik jangan kau sentuh dia lebih dulu, ilmu
pukulan penghancur hati bukan kepandaian yang
mematikan,jadi tak usah kau herankan-"
Li Bun-yang menarik kembali tangan kanannya seraya
berpaling, tampak seorang pemuda bertopi kecil sedang
berjalan mendekat dengan langkah lambat.


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Perawakan tubuh orang ini kecil mungil, sepintas lalu
usianya baru empat lima belas tahunan.
Satu ingatan melintas dalam benak Li Bun-yang, ia
segera menghadang jalan pergi pemuda itu dan menegur
seraya memberi hormat: "llmu pukulan penghancur hati merupakan ilmu sakti
yang sudah punah dari dunia persilatan, setiap anggota
1730 persilatan tahu bahwa ilmu tersebut hebat dan sukar
ditolong, siapa kau, kenapa berani bicara sesumbar?"
"Aku hanya bertanya saja tanpa mempunyai maksud
lain, harap saudara bersedia menolong jiwanya . "
orang berbaju hijau itu tidak bicara lagi, pelan-pelan
dia berjalan mendekati ketua Hian-hong-kau lalu dari
sakunya mengambil keluar sebuah kotak kemala yang
penuh berisi jarum emas. Dengan amat cekatan dia mengambil sebatang jarum
dan langsung ditusukkan ke atas jalan darah Cian-kenghiat
pada bahu kanan ketua Hian-hong-kau itu.
Tampak orang itu bekerja cepat, dalam waktu singkat
ia telah menusuk tubuh ketua Hian-Hong-kau itu dengan
delapan belas batang jarum emas.
sementara itu perhatian semua jago telah ditujukan ke
wajah orang berbaju hijau serta ketua Hian-hong-kau,
mereka menantikan perubahan yang bakal terjadi.
Li Bun-yang paling gelisah, diam-diam ia sudah
menghimpun tenaga dalamnya sambil bersiap sedia,
begitu melihat gelagat tidak beres maka ia berniat
menyerang orang berbaju hijau itu dengan sepenuh
tenaga. Waktu pun berlalu dalam suasana hening namun
menegangkan, meskipun di tempat itu berkumpul
1731 beratus-ratus orang jago namun tak kedengaran sedikit
suara pun, siapa saja di antara mereka tak bisa menduga
perubahan apa yang bakal terjadi di situ sehingga
keheningan tersebut mendatangkan suasana sumpek di
dada setiap orang. Tiba-tiba terdengar ketua Hian-hong-kau yang berdiri
kaku itu menghela napas panjang sambil pelan-pelan
menggerakkan lengannya. Pemuda berbaju hijau itu segera tersenyum hingga
teriihat sebaris giginya yang rapi bersih, sambil
menengok Li Bun-yang sekejap serunya: "Kau sudah
percaya dengan perkataanku bukan?"
Tampak Pemilik bunga bwee yang semula pejamkan
matanya itu mendadak membuka matanya kembali,
katanya dingin: "Kalian telah kalah"
Paras muka Pemilik bunga bwee waktu itu sudah
nampak normal kembali, matanya memancarkan sinar
tajam dan air mukanya merah dadu, tampaknya
menggunakan waktu yang amat singkat itu dia sudah
memulihkan kembali kekuatan badannya yang hilang.
Kakek bermata satu itu menghentakkan tongkatnya ke
atas tanah, sambil maju dengan langkah lebar serunya:
1732 "Ilmu silat yang anda miliki betul-betul sempurna, kau
terhitung tokoh sakti nomor satu yang pernah kujumpai
selama hidup-ku...."
"Kau masih ingin bertarung melawanku?"
"Meskipun kepandaian silat yang kau miliki amat luas
dan sempurna, namun aku yakin masih mampu
menandingi kehebatanmu, lihat saja nanti siapa yang
lebih unggul." "Kau telah melepaskan kesempatan yang amat baik
untuk menghabisi nyawaku...."
"Belum pernah aku cari keuntungan dari kesulitan
orang lain" "Sayang sekali kesempatan bagimu untuk menghadapi
dirikupun sudah tak ada lagi...."
"Aku tidak paham dengan maksud perkataanmu itu."
"Gampang sekali, maksudku kau sudah tidak memiliki
kemampuan untuk bertarung lagi...."
"oooh, kalau soal ini mah aku tak percaya" tukas
kakek bermata satu dingin.
"Kalau tak percaya kenapa tidak dicoba mengerahkan
tenaga?" 1733 Kakek bermata satu itu menurut dan mencoba
mengatur pernapasan, tiba tiba paras mukanya berubah
hebat, dengan penuh amarah bentaknya:
"Kau menyebut dirimu sebagai seorang manusia
gagah, kau tidak merasa tindakanmu itu kelewat munafik
dan licik?" Pemilik bunga bwee tertawa hambar.
"Ketika delapan belas orang jago mengerubuti
mendiang orang tuaku dulu, apakah di antara mereka
bukan jago-jago kenamaan semua" Main keroyok seperti
itu tidak kau anggap munafik dan licik?" setelah berhenti
sejenak, kembali sambungnya dengan suara lantang:
"silahkan kamu semua mencoba untuk mengatur
pernapasan," Walaupun para jago tidak paham dengan apa yang
dimaksudkan tapi semuanya menurut juga untuk
mengatur pernapasan, Tapi dengan cepat mereka berdiri tertegun dan tak
tahu apa yang harus diperbuat.
Ternyata begitu para jago mencoba untuk mengatur
pernapasan, mereka segera merasa daerah "tan-tian"
mereka secara lamat- lamat terasa sakit, seperti terkena
racun yang amat ganas, bukan begitu saja, semakin
mereka coba untuk menghimpun tenaga dalam, rasa
sakit yang menyerang justru makin menghebat.
1734 Tak bisa disangkal lagi semua jago telah keracunan
yang menyebabkan ilmu silat mereka punah sama sekali,
berarti juga mereka telah kehilangan kemampuan untuk
bertempur,jangan lagi melakukan perlawanan, kekuatan
untuk melarikan diripun ikut lenyap.
Helaan napas panjang pun berkumandang
memecahkan keheningan, siapa saja mengerti, dalam
keadaan dan situasi seperti ini mereka sudah kehilangan
kemampuan untuk menentukan nasib sendiri
Dengan suara keras pemilik bunga bwee berkata:
"Aku percaya anda semua telah mencoba untuk
mengatur pernapasan dan membuktikan bahwa apa yang
kukatakan bukan gertak sambal belaka...." setelah
berhenti sejenak, terusnya lagi dengan suara keras:
"Kini tersedia dua jalan bagi kalian semua untuk
memilih, ke satu bunuh diri di tempat atau kedua
menyerahkan diri sambil menunggu hukuman, aku yakin
kamu semua tentu paham bahwa kesempatan bagi kalian
untuk melarikan diripun ikut lenyap."
Mendengar perkataan tersebut, tanpa terasa Li Bunyang
berpaling memandang kakek bermata satu itu
sekejap. lalu bisiknya: "Locianpwee, benarkah kita sudah kehilangan sama
sekali kemampuan untuk memberikan perlawanan?"
1735 setelah mendengarkan penuturan coat-pin taysu
tentang peristiwa lalu, ia segera mengambil kesimpulan
bahwa Ciu Huang serta almarhum ayahnya merupakan
pentolan daripara jago yang mengerubuti seebun Hong
suami istri tempo dulu, apabila asal usulnya sampai
ketahuan pemilik bunga bwee sekarang, sudah dapat
dipastikan ia pasti tak akan dilepaskan dengan begitu
saja. Dengan penuh amarah kakek bermata satu itu
menjawab: "Benar, kita semua telah kehilangan daya kemampuan
untuk melawan, kecuali menyerah tak ada jalan lain
lagi." Li Bun-yang menghela napas panjang, sambil
berpaling ke arah Pemilik bunga bwee dia menegur:
"Tahukah kau siapa aku?"
"setiap orang yang ikut hadir dalam pertemuan hari ini
merupakan jago-jago kenamaan dalam dunia persilatan,
hanya saja aku tak bisa menghapal nama kalian satu
persatu." "Meskipun anda tak kenal diriku, paling tidak kau tentu
kenal dengan ahli waris generasi kedua dari keluarga
persilatan bukit Hong-san bukan...."
1736 "Kau maksudkan Li Tong-yang?" seru Pemilik bunga
bwee dengan sepasang mata berkilat
"Dia adalah mendiang ayahku."
"oooh, kalau begitu kau tentulah Li Bun-yang, ahli
waris generasi ketiga dari keluarga persilatan bukit Hongsan-"
"Tepat sekali dugaanmu"
"Bagus, bagus sekali, kematian ayahmu memang
sempat mengecewakan perasaanku sebab aku tak
mampu mengorek keluar hatinya untuk sesaji di depan
abu orang tuaku, kehadiranmu sangat kebetulan, kau
bisa menggantikan kedudukannya.,."
"saat ini semua jago yang ada di sini ibarat burung
dalam sangkar semua nasib Mereka berada di tanganmu,
meski aku tak menguatirkan keselamatan jiwaku namun
ada satu hal yang tetap tidak kupahami, bersediakah kau
memberi penjelasan agar kami semua bisa mati dengan
meram?" "Tanya saja, bagaimana yang tidak kau pahami?"
"Kami sama sekali tidak menyentuh arak serta
hidangan yang kau sajikan, dengan cara apa kau mampu
meracuni beratus orang jago tanpa mereka sadari?"
1737 "Tahukah kau apa sebabnya kupilih tempat semacam
ini sebagai tempat untuk men-jamu kalian?"
"Aku tidak paham."
"Aku hendak menggunakan rerumputan liar itu untuk
meracuni kalian tanpa kalian sadari sebelumnya."
"Bagaimana mungkln rerumputan di sini bisa beracun,
bahkan bisa meracuni kami tanpa menimbulkan sedikit
baupun?" "Sepintas lalu peristiwa ini kelihatanya aneh dan
penuh misteri, padahal kalau dijelaskan tak ada
anehnya...." ia berhenti sejenak. setelah memandang sekejap para
jago yang berdiri termangu itu, sambungnya lebih jauh:
"Mula-mula kulumuri rerumputan liar dan pepohonan
di sekitar tempat ini dengan air yang sudah dicampur
dengan racun ganas, embun pagi akan membuat bubuk
racun yang hampir mengering itu menempel dan
menyebar di seluruh tangkai, daun serta ranting pohon,
karena disinari matahari hampir setengah hari lamanya,
embun pagi itu akan mengering, maka tatkala angin
berhembus lewat, bubuk racun yang sudah menempel
pada dahan, ranting serta dedaunan akan berguguran
dan beterbangan ke-empat penjuru, padahal bubuk
1738 racun yang kupakai tidak berwarna maupun berbau,
ketika kalian berbicara dan bernapas di sekitar tempat
ini, bubuk racun itu ikut terhirup masuk ke tubuh kalian
tanpa disadari, otomatis kalian pun akan keracunan
tanpa terasa...." "ooh... rupanya begitu, betul- betul hebat."
"Tapi semuanya itu bukannya tanpa syarat yang bisa
dilakukan setiap orang, perubahan cuaca, kekuatan
angin,arah angin serta situasi medan harus
diperhitungkan sebelumnya dengan jelas dan pasti,
dengan demikian, sekali tembak kita baru akan
mendatangkan hasil yang luar biasa."
"Apakah kau sendiri tidak kuatir ikut keracunan?"
tanya Li Bun-yang keheranan Pemilik bunga bwee
tersenyum. "Aku berharap kalian semua keracunan, tentu saja
kalau aku sendiri pun ikut keracunan hal ini kelewat
menggelikan" "Dari kemampuan anda untuk meracunkan semua
jago dengan cara begini dapat disimpulkan bahwa
kecerdasanmu memang luar biasa" kata Li Bun-yang
dengan kening berkerut, "Padahal semenjak memasuki
arena aku selalu memperhatikan situasi di sekeliling
tempat ini, aku tak berhasil menemukan gejala-gejala
yang mencurigakan" 1739 "Kalau persiapanku sampai ketahuan kalian, mana
mungkin aku bisa meracuni kamu semua?"
"Caramu itu memang hebat, jitu dan sukar diduga
orang, tapi tindakan ini kelewat licik, keji dan pengecut."
"Menggunakan tentara harus pandai bertaktik perang,
makin hebat taktik itu makin luar biasa hasilnya,
sekarang kita berhadapan sebagai musuh, buat apa kita
mesti hiraukan soal welas kasih atau kejujuran?"
"Bila anda mampu menghabisi kami dengan
mengandalkan ilmu silat, itu baru kemenangan yang
betul- betul mengagumkan "
"Jadi kau tak puas dengan kekalahan ini?"
"Menghilangkan daya kemampuan kami untuk
melawan dengan cara yang licik dan keji, bukan saja aku
kalah dengan perasaan tak puas, bahkan rasa
kecewakupun luar biasa."
"Ketika orang tuaku mati dicincang para jago, apa kau
anggap mereka kalah dengan perasaan puas, mereka
bisa mati dengan mata meram?" Coat-pin taysu yang
selama ini membungkam tiba-tiba menyela:
"Meskipun orang tuamu tewas dikerubuti para jago,
namun mereka mati dalam pertarungan di mana masingmasing
pihak mengandalkan kepandaian silat yang
1740 dimiliki kalau dibandingkan dengan membokong


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menggunakan racun tentu saja beda sekali."
"Jadi maksud taysu?"
"Maksudku, sepantasnya bila seebun sicu memberi
kesempatan kepada mereka untuk mengandalkan ilmu
silatnya meraih kemenangan,"
Pemilik bunga bwee termenung sambil berpikir berapa
saat lamanya, mendadak ia berjalan menghampiri ketua
Hian- hong- kau dan menyambar kain cadar mukanya
sembari berseru: "lngin kulihat bagaimana sih ketua Hian- hong- kau
yang amat cerdik ini?"
Ketika ujung jarinya hampir menyentuh di atas kain
Cadar muka ketua Hian-hong-kau, mendadak ketua itu
mundur dua langkah menghindari sambaran lawan,
sahutnya dingin: "Bila tindakanmu meracuni para jago termasuk juga
dalam taruhan ini, maka sekali lagi kau kalah dalam
babak ini, masih ada seorang di antara para jago yang
hadir di tempat ini sama sekali tidak keracunan-"
"Aku tak percaya kalau kau tidak keracunan?" seru
Pemilik bunga bwee sambil menarik kembali tangannya.
"Apa yang harus kuperbuat hingga kau percaya?"
1741 "Terima dulu tiga buah pukulanku, akan kulihat
betulkah kau tidak keracunan-..."
"Tidak bisa" tukas Li Bun-yang, "Dia baru saja terkena
ilmu pukulan penghancur hatimu di mana beruntung
ditolong saudara itu, sekarang tusukan jarum emas di
tubuhnya pun belum dicabut, bagaimana mungkin bisa
bertarung melawanmu?"
"Jalan pikiran orang ini memang keji dan kejam" sela
ketua Hian-hong-kau dingin, "Ia memang berharap aku
terluka dalam tiga pukulannya itu, bila demikian, sekali
pun aku tak sampai keracunan, orang mati mana bisa
memberikan kesaksian?" Pemilik bunga bwee segera
tertawa dingin: "Hmmm, jadi kau pun tahu bahwa dirimu tak mampu
menerima ketiga buah pukulan-ku?"
"Aku sudah terkena ilmu pukulan penghancur hatimu
hingga kondisi tubuhku belum pulih kembali, dalam satu
jam mendatang aku tidak memiliki kemampuan untuk
bertarung lagi." "Hehehe... kasihan amat perkataanmu itu,jadi kau
ingin mohon aku mengampuni jiwamu?" ejek Pemilik
bunga bwee sambil tertawa dingin tiada hentinya.
"Kini, para jago sudah termakan bokonganmu hingga
keracunan hebat dan menyerahkan nasibnya di
1742 tanganmu, apa pula arti kematian bagiku seorang"
Bagaimana pun hebatnya ilmu silatmu dan
kecerdikanmu, tak mungkin kau bisa melawan para jago
dari seluruh dunia, suatu ketika nanti toh bakal menemui
ajalnya juga, jadi kematian antara kau dan aku hanya
berbeda dalam soal waktu saja." sekali lagi pemilik bunga
bwee tertawa dingin. "Ketajaman lidahmu tak akan membantu kau untuk
lolos dari musibah hari ini, baiklah, kalau toh kau
mengatakan tidak keracunan, biar aku membunuhmu
lebih dulu." Tubuhnya segera bergerak maju dan membabat tubuh
ketua Hian-hong-kau. Dengan penuh amarah Li Bunyang
menghardik: "Tahan"
Tubuhnya menerjang maju ke muka, siapa tahu baru
saja kakinya menjejak tanah, badannya sudah roboh
terjungkal. Rupanya dalam gelisah dan gUsarnya ia sudah lupa
kalau dirinya keracunan, begitu hawa murninya coba
dikerahkan, racun dalam tubuhnya pun segera kambuh,
akibatnya diapun roboh terjungkal.
Meskipun ia menggertak gigi tanpa bicara, namun dari
peluh yang bercucuran membasahi jidatnya, siapa pun
tahu bahwa ia sedang berjuang untuk melawan
1743 penderitaan dan siksaan yang dialaminya akibat daya
kerja racun di tubuhnya. Dalam pada itu ketua Hian-hong-kau telah berkelit ke
samping menghindarkan diri dari serangan musuh,
tangan kanannya segera merogoh ke dalam saku
menggenggam sesuatu, ancamnya:
"Baiklah, mari kita mati bersama-sama,
pengorbananku ini pasti akan dianggap sebagai pahala
besar bagi umat persilatan,"
"Hmmm, kau anggap aku takut dengan gertak
sambalmu...." seru pemilik bunga bwee.
Meskipun berkata begitu, ia toh tak berani mendesak
lebih jauh, kepalanya berpaling dan memandang kakek
berbaju kuning itu sekejap. Ketika itu si kakek berbaju
kuning telan berhenti bertarung melawan orang berbaju
hitam itu, begitu mendengar perintah majikannya, ia
segera melompat maju ke depan-
" Coba kau periksa benda apa yang digenggamnya
itu"perintah Pemilik bunga bwee.
Kakek berbaju kuning itu mengiakan, tubuhnya
menerjang maju ke muka mendekati ketua Hian-hongkau.
Kakek bermata satu yang berdiri di belakang ketuanya
segera berseru pula: "silahkan ketua berdiri di sisiku"
1744 Baru saja ketua Hian-hong-kau hendak menyingkir
kakek berbaju kuning itu sudah memburu maju lebih
dulu menghadang jalan mundurnya. Dalam pada itu,
pemuda baju hijau yang memakai topi kecil itu hanya
membungkam diri selama ini, menanti kakek berbaju
kuning itu sudah menghadang jalan pergi ketua Hianhong-
kau, ia baru maju ke muka sambil berseru: "Tahan"
"Kenapa" Kau juga ingin turut campur dalam urusan
ini?" tegur kakek berbaju kuning itu gusar.
Pemuda berbaju hijau itu tertawa.
"Meskipun aku memiliki kemampuan untuk
menghidupkan kembali orang mati, sayang dalam ilmu
silat tak mengerti apa-apa, bagaimana mungkin aku,
dapat bertarung melawanmu?"
" Kalau memang tak mengerti ilmu silat, lebih baik
cepat-cepat menyingkir dari sini,"
"Di tubuhnya masih penuh tancapan jarum emas,
dalam keadaan begini mana mungkin ia bisa bertarung"
Lebih baik biar kucabuti dulu jarum-jarum tersebut
sebelum kalian bertarung."
Baru saja kakek berbaju kuning itu hendak
mengumbar hawa amarahnya, Pemilik bunga bwee telah
menyela: "Biarkan dia cabuti dulu jarum-jarum emas itu"
1745 sambil tersenyum pemuda berbaju hijau itu segera
mengejek: "Nah, sudah kau dengar perintah ketua mu" sebagai
budak kenapa tidak segera menggelinding ke samping?"
Hijau membesi paras muka kakek itu saking gusar dan
mendongkolnya, namun ia tak berani membangkang
perintah majikan-nya, terpaksa dengan wajah bersungutsungut
mengundurkan diri dari situ.
Pelan-pelan orang berbaju hijau itu menghampiri
ketua Hian-hong-kau, ketika tangannya bekerja keras
mencabuti jarum-jarum emas dari tubuh ketua Hianhong-
kau itu, bisiknya lirih: "Caramu ini hanya bisa mendong situasi untuk sesaat,
sebentar kemudian rahasiamu pasti akan ketahuan, kini
hanya ada satu cara saja untuk melewatkan kalian dari
ancaman bahaya." setelah menyaksikan kemampuannya untuk mengobati
luka akibat pukulan penghancur hati tadi, ketua Hianhong-
kau sudah menaruh perasaan kagum terhadap
orang ini, segera pikirnya:
"Tampaknya untuk meloloskan diri dari ancaman
bahaya hari ini, aku harus tergantung pada kemampuan
orang ini...." 1746 Berpikir demikian, ia pun bertanya lirih: "Akal apa
yang kau miliki?" "Dengan cara yang sama kita kerjai mereka"
"Maksudmu dengan racun melawan racun ?"
Mendadak terdengar Pemilik bunga bwee menegur
sambil tertawa dingin- "Hmmmm Apa yang sedang kalian bicarakan"
HHuuuh.,, sekali pun kalian punya akal busukpun aku tak
bakal takut" Ternyata mereka berdua berbicara dengan
menggunakan ilmu menyampaikan suara, maka meski
pemilik bunga bwee memiliki ketajaman pendengaran
yang luar biasa pun ia tak berhasil menangkap
pembicaraan itu secara jelas. Terdengar orang berbaju
hijau itu berkata lagi: "Buka tangan kananmu lebar-lebar, aku hendak
serahkan sejenis racun jahat kepadamu, ketika
melakukan pertarungan nanti manfaatkan kesempatan
tersebut untuk menyalurkan racun tadi ke dalam
tubuhnya." "Baik Akan kulaksanakan idemu itu."
Agaknya untuk menyelesaikan perkataannya tadi
orang itu sudah menggunakan seluruh tenaganya, maka
1747 ketika selesai berbicara, ia sudah kecapaian hingga
bermandikan keringat. Dengan wajah pucat pias dan keringat bercucuran
membasahi tubuhnya, orang itu mencabut semua jarum
emas dari tubuh ketua Hian-hong-kau, menggunakan
kesempatan tersebut dia serahkan sebuah benda kecil ke
tangan orang itu, kemudian baru pelan-pelan
mengundurkan diri dari situ.
Dengan sorot mata yang tajam Pemilik bunga bwee
mengawasi pemuda berbaju hijau itu lekat-lekat,
kemudian tegurnya: "siapa kau?"
"Aku pemilik bunga anggrek" sahut pemuda itu sambil
menyeka peluh dari wajahnya.
"Kurang ajar, kau berani mempermainkan aku" teriak
pemilik bunga bwee penuh amarah, tangan kanannya
diayunkan kedepan siap melancarkan sebuah pukulan-
"Eeeeeh,.. tunggu dulu, tunggu dulu, bila bertanding
silat aku pasti bukan tandinganmu tapi kalau bertarung di
bidang lain, aku akan siap melayani tantanganmu"
sementara itu ketua Hian-hong-kau telah menarik napas
panjang kemudian berkata:
"Pemilik bunga bwee, jika aku mampu menerima tiga
buah pukulanmu, maka apa yang akan kau perbuat?"
1748 Agaknya Pemilik bunga bwee tidak mengira ketua
Hian-hong-kau yang jelas sudah tahu bukan
tandingannya ternyata berani mengajukan usul tersebut,
untuk sesaat dia berdiri tertegun, tapi jawabnya
kemudian- "Bila kau mampu menerima tiga buah pukulanku,
anggaplah nasibmu memang lagi bagus"
Ia tahu ketua Hian-hong-kau banyak akalnya dan tidak
diketahui permainan apa yang sedang dipersiapkan,
karena itu ia tak berani menjanjikan apa-apa. sambil
tertawa dingin ketua Hian-hong-kau segera menjengek:
"Bagaimana" Kau tak berani bertaruh denganku untuk
membebaskan para jago yang hadir di sini bila aku
sanggup menerima tiga buah pukulanmu?" Pemilik bunga
bwee tertawa hambar. "Aku tahu kau berbuat demikian bukan lantaran ingin
beradu kekuatan denganku, sebab kemampuanmu jelas
bukan tandinganku setelah aku tahu bahwa kau berniat
jelek kepadaku, kenapa pula aku mesti menuruti
kemauanmu dengan menghantarkan diri masuk ke dalam
perangkapmu" " "Hmmmm... sayang sekali dugaanmu keliru besar, kali
ini aku benar-benar ingin mengandalkan ilmu silat untuk
beradu kekuatan denganmu."
1749 " Kalau benar-benar begitu, mungkin hanya satu
pukulan pun kau tak bakal mampu untuk menerimanya .
" "Tak usah banyak bicara, kenapa tidak kita buktikan
segera?" Dia hanya tahu di antara sela jari tangannya terselip
sebuah benda kecil mirip kacang hijau, sedang mengenai
benda apakah itu dan bagaimana caranya menyalurkan
racun ke dalam tubuh pemilik bunga bwee, ia sama
sekali tak paham. Dalam keadaan yang terjepit seperti saat ini dia hanya
tahu mencoba setiap cara yang mungkin bisa dilakukan
untuk mencoba meloloskan diri dari bahaya maut, karena
itulah pelan-pelan dia berjalan mendekati Pemilik bunga
bwee. Tampaknya Pemilik bunga bwee sendiripun sudah
menduga bahwa di antara sela jari tangan lawan terselip
sesuatu, maka dengan sorot mata yang tajam dia awasi
gerak gerik lawannya tajam-tajam.
Ketika menyaksikan tangan kiri ketua Hian-hong-kau
dipentangkan sedang tangan kanannya dikepal kencang,
sambil tertawa dingin ia menegur lagi: "Benda apa yang
berada dalam genggaman tangan kananmu?"
1750 "Coba lihatlah sendiri" sahut ketua Hian-hong-kau
sambil mementangkan tangannya,
"Hmmm, aku tahu kau hendak menipu aku"
" Kalau sudah tahu aku menggunakan akal untuk
menipumu, kenapa kau tak berani maju sendiri untuk
menghadapiku kalau takut, suruh saja budak tuamu itu
untuk maju ke depan"


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dimaki habis-habisan sebagai "budak", kakek berbaju
kuning itu kontan saja naik pitam, dengan penuh amarah
bentaknya: "siapa yang kau maki" Kubacok tubuhmu
sampai mampus" Tubuhnya melompat ke depan dan langsUng
menerkam ketua Hian-hong-kau. Mendadak terlihat
cahaya tajam berkilauan, tiga titik cahaya yang amat
menyilaukan mata meluncur ke muka.
Kakek berbaju kuning itu segera menarik kembali
tenaga murninya sambil melayang turun ke bawah,
dengan cekatan ia menghindarkan diri dari sergapan tiga
batang paku penembus tulang.
Terdengar suara dengusan tertahan bergema
memecahkan keheningan, seorang lelaki berbaju hitam
tahu-tahu roboh terjungkal ke atas tanah.
Rupanya untuk membantu ketua Hian-hong-kau,
secara diam-diam ia mengeluarkan tiga batang jarum
1751 penembus tulang dan disambitkan ke arah kakek berbaju
kuning, sayang racun dalam tubuhnya segera bekerja
hingga tubuhnya roboh terjungkal ke tanah. sambil
tertawa dingin pemilik bunga bwee segera berkata:
"Ahli waris generasi ketiga dari bukit Hong-san serta
lelaki berbaju hitam itu merupakan contoh yang paling
bagus, barang siapa tak kuatir mampus, silahkan saja
mengikuti jejak mereka berdua dengan melancarkan
serangan kepada kami...."
sementara berbicara tangan kanannya diayunkan
menghalangi gerak maju kakek berbaju kuning itu,
kemudian dengan langkah lebar menghampiri ketua
Hian-hong-kau sambil ujarnya lebih jauh:
"Asal kau berani menyambut seranganku ini, akan
kubuat kau mampus dengan darah berceceran"
Tangan kanannya diayun ke muka, sebuah pukulan
dahsyat dilontarkan- "Belum tentu begitu" sahut ketua Hian-hong-kau
sambil diam-diam menggertak gigi.
Dengan mengerahkan segenap tenaga yang
dimilikinya, ia sambut datangnya pukulan dari Pemilik
bunga bwee itu dengan tangan kirinya, "Blaaammmm. . .
" 1752 Begitu sepasang tangan saling beradu, terjadilah suara
ledakan yang amat keras. Tubuh ketua Hian-hong-kau
tiba-tiba saja mencelat ke tengah udara dan terlempar
sejauh tujuh-delapan depa dari posisi semula.
sebaliknya Pemilik bunga bwee tetap berdiri tak
bergerak. wajahnya tenang seolah-olah tak terjadi
sesuatu apa pun- Buru-buru Kakek Bermata satu itu menghampiri ketua
Hian-hong-kau, berjongkok dan memeriksa denyut nadi
pada pergelangan tangan kanannya.
"Bagaimana keadaan lukanya?" tanya pemuda berbaju
hijau itu sambil menghela napas panjang.
"Parah sekali lukanya"
"Asal denyut nadinya belum putus, tak akan jadi
masalah." Dari sakunya ia mengeluarkan sebutir pil,
kemudian melanjutkan- "TOlong locianpwee, berikan pil ini kepadanya, dalam
keadaan dan situasi seperti ini dia tak boleh mati."
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu
kakek bermata satu itu menatap wajah pemuda berbaju
hijau itu lekat-lekat, lalu tegurnya" "obat apakah itu?"
"Aku tak akan mencelakai dia, harap lo-cianpwee
segera memberikan pil itu kepadanya."
1753 setelah menerima pil itu dengan cepat kakek bermata
satu itu membuka sedikit kain cadar muka ketua Hianhong-
kau dan menjejalkan obat itu ke dalam mulutnya.
Dari dalam sakunya pemuda berbaju hijau itu
mengeluarkan dua batang jarum dan dengan cepat
ditusukkan pula ke arah dua buah jalan darah ditubuh
ketua Hian-hong-kau. Begitu jalan darah tertusuk jarum, tiba-tiba saja ketua
Hian-hong-kau melompat bangun.
Dengan suara lirih pemuda baju hijau itu berbisik:
"Kau harus kobarkan semangatmu untuk memimpin
para jago serta mengatasi masalah didepan mata,
ingatlah nasib para jago berada ditanganmu seorang...."
"Terima kasih atas petunjukmu"
Dengan langkah lebar dia berjalan menghampiri
pemilik bunga bwee, kemudian ujarnya lagi:
"Masih ada dua pukulan yang belum diselesaikan"
Paras muka Pemilik bunga bwee kaku tanpa emosi,
seakan-akan ia sama sekali tidak mendengar apa yang
diucapkan ketua Hian-hong-kau itu. Tiba-tiba pemuda
berbaju hijau itu berkata sambil tersenyum:
"Ia sudah sadar kalau dirinya keracunan hebat,
sekarang kau boleh berunding dengannya."
1754 "Benarkah kejadian ini?" Ketua Hian-hong-kau
setengah percaya setengah tidak.
"Tentu saja sungguh, bicaralah dengan perasaan lega,
kecuali ia memang berniat menghabisi nyawamu"
Keseriusan ucapan tersebut semakin menambah rasa
percaya ketua Hian-hong-kau terhadap pemuda berbaju
hijau itu, dengan kecepatan tinggi tangan kanannya
menyambar depan mencengkeram pergelangan tangan
kanan pemilik bunga bwee.
siapa tahu Pemilik bunga bwee sama sekali tidak
menghindar atau menangkis, ia tetap berdiri kaku dan
membiarkan pergelangan tangannya dicengkeram lawan-
Tentu saja peristiwa ini jauh di luar dugaan ketua
Hian-hong-kau, untuk berapa saat ia sampai berdiri
termangu. Melihat urat nadi pada pergelangan tangan
majikannya berhasil dicengkeram musuh, kakek berbaju
kuning itu amat terkejut sambil membentak penuh
amarah ia menubruk ke depan-
"Berhenti" kakek bermata satu membentak nyaring,
setelah menghadang jalan pergi kakek berbaju kuning
itu, ujarnya lebih jauh, "Aku bisa menahan-siksaan dari
racunmu dengan menghajar mampus kau dalam satu
gebrakan saja...." 1755 Kakek berbaju kuning itu cukup tahu akan kehebatan
kakek bermata satu ini, terbukti majikannya sempat
terluka di bawah serangan orang ini, maka ia pun sadar
bahwa ucapan lawan bukan gertak sambal belaka,
katanya kemudian- "Bila kau nekad melancarkan serangan, maka
keadaanmu tak akan berbeda dengan ahli waris generasi
ketiga bukit Hong-san-"
"Hmmmm" kakek bermata satu itu mendengus,
"sekalipun racun ditubuhku bekerja bukan berarti aku
pasti mampus, tapi kau... kau sudah pasti mati di
tanganku...." ia berhenti sebentar, kemudian katanya
lagi: "Meski kau mati, kematianmu tak akan merubah posisi
kalian yang kalah menjadi menang, coba kau lihat
Pemilik bunga bwee sendiri pun tahu diri dengan tidak
melakukan perlawanan, buat apa kau nekad melancarkan
serangan untuk beradu nyawa?"
Kakek berbaju kuning itu melirik pemilik bunga bwee
sekejap. mulutnya terbungkam dalam seribu bahasa,
jelas ia sudah terbujuk oleh kata-kata si Kakek Bermata
satu itu dan tidak memaksakan diri untuk melakukan
perlawanan. 1756 Dalam pada itu ketua Hian-hong-kau telah membetot
lengan lawan kuat-kuat, Pemilik bunga bwee yang berdiri
kaku itu tanpa terasa ikut maju dua langkah ke muka.
Ketua Hian-hong-kau agak termangu, tiba-tiba ia
lepaskan genggamannya atas pergelangan tangan
Pemilik bunga bwee, lalu katanya:
"Kau telah kehilangan tenaga untuk melawan, aku tak
boleh melukai seseorang yang tak mampu melawan-..."
Belum habis perkataan itu diutarakan, tiba-tiba ia
seperti teringat suatu urusan yang penting, sambil
berpaling ke arah pemuda berbaju hijau itu katanya
cepat: "Mungkinkah pil sekecil itu memiliki daya kekuatan
yang begini hebat sehingga seorang jago berilmu amat
dahsyatpun bisa kehilangan kekuatannya sama sekali?"
"Kalau bukan begitu, jangan harap kalian bisa lolos
dalam keadaan hidup hari ini" Ketua Hian-hong-kau
menghela napas panjang "Masih ada satu hal lagi yang tidak kupahami kalau
memang pil racun itu amat lihai sehingga begitu
tersentuh bisa membuat Pemilik bunga bwee yang
berilmu tinggipun berdiri kaku, kenapa aku sendiri tidak
menunjukkan tanda-tanda keracunan?"
1757 "Diluar pil racun itu terdapat lapisan pelindung yang
keras apa bila lapisan pelindungnya tidak hancur maka
racun pun tak akan melukai orang, ketika tenaga kalian
saling beradu tadi, lapisan pelindung obat itu hancur
berantakan membuat kamu berdua sama-sama
keracunan, tapi lantaran tenaga dalammu jauh lebih
rendah dari padanya maka racun yang menyerang
tubuhmu jauh lebih berat ketimbang dirinya, hanya saja
kau sudah minum pil pemunahnya sedang dia tidak."
"oooh... rupanya begitu..." sambil berpaling kearah
pemilik bunga bwee tegurnya kemudian-
"sudah kau dengar semua?"
"sudah" jawab pemilik bunga bwee lirih.
"Bagus sekali, kau berniat membasmi para jago
dengan menggunakan racun, tapi tidak kau sangka
ternyata dirimu juga keracunan, cepat benar hukum
karma yang menimpa dirimu."
BAB 51. Terperangkap siasat Wanita Cantik
"Hmmm, dengannya wakus eorang bisa diganti
dengan ratusan lembar jiwa, biar mati pun aku tak akan
menyesal." kata Pemilik bunga bwee dinginTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
1758 " orang sering bilang gigitan ular tidak terhitung racun,
lebih jahat hati wanita, tampaknya perkataan ini tepat
sekali," Para jago yang mendengar perkataan itu sama-sama
jadi tertegun dan tidak habis mengerti, pikir mereka:
"Ditempat ini hanya ketua Hian-hong-kau yang wanita,
masa dia memaki diri sendiri?" sementara itu ketua Hianhong-
kau telah berkata lagi: "Biarpun kau pandai mengubah suara, mengubah
dandanan dan wajah, namun jangan harap bisa
mengelabuhi sepasang mataku."
Pemilik bunga bwee mendengus dingin, ia seperti
hendak mengucapkan sesuatu tapi kemudian
diurungkan-Ketua Hian-hong-kau berkata lagi:
"Dalam keadaan dan situasi seperti ini, gampang
sekali bagiku untuk menghabisi nyawamu, tapi aku tak
ingin membunuhmu, aku ingin membuka tabir wajah
aslimu agar para jago yang hadir di sini, dapat melihat
wajahmu itu sebelum mereka mati keracunan, agar
mereka tahu bagaimanakah bentuk rupa orang yang
telah mencelakai mereka." Ia maju ke depan dan
menarik jenggot yang menempel pada dagu pemilik
bunga bwee. 1759 Mimpipun para jago yang hadir dalam pertemuan itu
tidak mengira kalau Pemilik bunga bwee ternyata adalah
seorang wanita yang menyaru sebagai pria, rasa ingin
tahu membuat suasana jadi gempar, semua orang ingin
tahu bagaimanakah bentuk rupa pemilik bunga bwee,
hingga untuk sesaat mereka lupa tentang racun yang
mengeram di tubuhnya. suasana jadi sangat hening, beratus-ratus pasang
mata bersama-sama ditujukan ke tengah arena di mana
ketua Hian-hong-kau dan Pemilik bunga bwee telah
berdiri saling berhadapan
Terdengar ketua Hian-hong-kau menjengek sambil
tertawa dingin- "Hmmm, ilmu penyaruanmu sungguh hebat dan luar
biasa, bukan hanya wajah telah kau rubah, bahkan suara
pun berhasil dirubah seperti suara kakek-kakek, sayang
kau telah meninggalkan sebuah titik kelemahan coba
kalau tidak begitu, mungkin aku sendiripun tak akan
menyangka...." Tampaknya Pemilik bunga bwee sadar, melawan
berarti mendatangkan rasa malu yang lebih besar
baginya, maka ia cuma membungkam diri sambil berdiri
tak bergerak. 1760 Dengan cepat ketua Hian-hong-kau membetot
jenggotnya, betul juga, begitu di-tarik, jenggot itu segera
terlepas. sambil menghela napas panjang Pemilik bunga bwee
bertanya: "Darimana kau bisa tahu kalau aku adalah wanita yang
sedang menyaru sebagai pria?"
"Apabila jenggot palsumu ini lebih lebat sehingga
menutupi sama sekali kulit pada lehermu, mungkin susah
bagi orang lain untuk mengetahui penyaruanmu itu"
"Ehmmm, kau sangat teliti, padahal sejak tadi aku
sudah tahu bahwa kau cerdik dan banyak akal,
seharusnya aku sudah waspada sejak awal."
"sesungguhnya kau bukan kalah di tanganku...." ucap
ketua Hian-hong-kau. setelah melirik pemuda berbaju
hijau itu sekejap. lanjutnya:


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau sudah kalah di tangan saudara ini, dialah yang
mengajarkan akal tersebut kepadaku, pil beracun itu juga
pemberiannya, padahal baik ilmu silat maupun
kepintaranku jauh bukan tandinganmu apakah kau kalah
dengan perasaan tak rela?" Pemilik bunga bwee
berpaling ke arah kakek berbaju kuning itu, tiba-tiba
perintahnya: 1761 "Perintahkan mereka agar menyerbu masuk dari
empat penjuru, semua jago yang hadir disini telah
keracunan sekali pun mereka nekad beradu jiwa, paling
banter hanya satu jurus serangan yang dapat digunakan
aku ingin menyaksikan darah mereka menggenangi
seluruh permukaan tanah kompleks pekuburan ini...."
"Tapi majikan, kau...."
"Jangan perdulikan aku, aku sudah terkena racun
yang jauh lebih jahat daripada racun yang kita gunakan,
ilmu silatku telah punah, sekali pun bisa tetap hidup
didunia ini tapi apa gunanya?"
"Keinginanmu tak bakal terwujud." jengek ketua Hianhong-
kau cepat, " asalkan anak buahmu mulai bergerak.
maka aku akan suruh kau merasakan siksaan dan
penderitaan yang paling keji didunia ini."
Tiba-tiba pemuda berbaju hijau itu menyela:
"Sekalipun kau sudah terkena racun yang paling jahat
di kolong langit, bukan berarti tiada obat yang tak bisa
sembuhkan dirimu." "Bila aku kehilangan ilmu silat, siapa yang mampu
membalaskan dendam sakit hati orang tuaku" Bila
dendam tak terbalas, apa artinya aku tetap hidup di
kolong langit?" 1762 "Asal luka keracunanmu sembuh, otomatis ilmu
silatmu akan pulih kembali seperti sedia kala."
"Aku punya sebuah usul yang tidak merugikan kedua
belah pihak...." timbrung ketua Hian- hong- kau.
"Kau suruh aku mengobati para jago yang keracunan
lalu kau sembuhkan luka racunku?" seru Pemilik bunga
bwee cepat, "Kalau dengan satu nyawaku harus ditukar
dengan ratusan lembar jiwa, bukankah kerugian berada
dipihakku?" "Itu mah belum tentu, sekalipun kami sudah
keracunan bukan berarti kami akan menyerah dengan
begitu saja, betul kesempatan menyerang bagi kami
hanya satu jurUs, tapi serangan tersebut tentu
merupakan himpunan segenap kekuatan yang mereka
miliki, bisa dibayangkan betapa dahsyat dan hebatnya
pukulan itu, sekalipun belum tentu selembar nyawa
mereka bisa ditukar dengan selembar nyawa lawan,
paling tidak perlawanan para jago sanggup membantai
separuh dari kekuatanmu yang ada."
"setelah kematianku, perguruan bunga bwee memang
sepantasnya ikut lenyap dari muka bumi...."
" Kau tak boleh mati"
1763 "Biar aku pikirkan secara cermat sebelum mengambil
keputusan...." Mendadak pemuda berbaju hijau itu
menyela: "Jika kau ingin mengobati luka racunmu dengan
tenaga dalam, sari racun dengan cepat akan menyebar
ke seluruh isi perut, bila sampai begitu maka kau tak
bakal tertolong lagi."
Mendadak terdengar suara pekikan nyaring
berkumandang datang, dalam waktu singkat suara itu
sudah semakin mendekat Menyusul pekikan nyaring itu terdengar pula beberapa
jeritan ngeri yang menyayat hati berkumandang, lalu
terdengar pula suara orang bersorak sorai:
" Hakim sakti Ciu Huang, ciu tayhiap telah datang, kita
bakal tertolong... kita bakal tertolong...."
Buru-buru para jago menyingkir kesamping dan
memberikan sebuah jalan lewat.
Tampak seorang Kakek berwajah hitam pekat seperti
pantat kuali dan penuh codetan bekas luka bacokan
berjalan masuk ke dalam arena dengan langkah lebar. Di
belakangnya mengikuti seorang kakek kekar berjenggot
putih. Melihat kemunculan kakek itu, Hongpo Lan segera
maju menyongsong sambil serunya: "Anak Lan
menyambut kedatangan ayah."
1764 Ternyata kakek berjenggot putih ini adalah ketua
perkampungan kolam enam bintang, si pedang sakti dari
Lam-kiang Hongpo Tiang-hong.
sambil menunjuk kearah kakek berwajah hitam pekat
itu Hongpo Tiang-hong berseru: "Cepat memberi hormat
kepada empek ciu." Hongpo Lan segera memberi hormat
seraya berseru: "Menjumpai empek Ciu...."
"Hahaha... rupanya putramu sudah dewasa,
kegagahannya tak kalah dengan bapaknya," kata Ciu
Huang tertawa. Kemudian sambil berpaling memandang sekejap
sekeliling arena, tanyanya lagi: "Bagaimana keadaan di
sini?" "semua yang hadir telah keracunan, mereka tak
mampu mengerahkan tenaga untuk melakukan
perlawanan. " "Aaaah, racun apa yang dia gunakan" Masa begitu
hebat?" Ciu Huang mengerutkan dahinya.
"Apa racunnya aku sendiri juga tak tahu, tapi caranya
menyebarkan racun sungguh luar biasa."
secara ringkas Hongpo Lan menceritakan apa yang
telah didengarnya tadi, sambil menghela napas dan
manggut-manggut Ciu Huang bergumam:
1765 "Ombak belakang sungai Tiangkang mendorong
ombak di depannya, generasi muda memang harus
menggantikan generasi tua."
"Sekali pun pemilik bunga bwee telah meracuni semua
orang, tapi dia sendiri ikut keracunan."
"Oooh, siapa yang telah meracuninya?"
"Saudara itu" kata Hongpo Lan sambil menunjuk
kearah pemuda berbaju hijau itu, "Kedatangannya
sangat mendadak, tak diketahui siapa namanya...."
"Oooh, begitu... lalu berapa orang yang tidak
keracunan sekarang.,.?" tanya ciu Huang sambil
manggut-manggut, "Mungkin hanya saudara itu beserta ketua Hian-hongkau."
"Bagus, sekarang beristirahatiah dulu"
Dengan langkah lebar ciu Huang mendekati pemuda
baju hijau itu, setelah memberi hormat katanya:
"Aku ciu Huang, boleh kutahu siapa namamu?"
"Aaaah, namaku tak dikenal orang, lebih baik tak usah
disebut" jawab pemuda itu tertawa.
1766 "Jago muda memang banyak yang aneh, baiklan,
kalau kau enggan menyebut namamu, aku pun tak akan
memaksa." "Nama besar ciu tayhiap sudah termasyhur di Bu Lim.
kedatanganmu tepat sekali pada waktunya, sekarang kau
boleh berbincang dengan Pemilik bunga bwee."
Tiba-tiba Pemilik bunga bwee membuka matanya
seraya berseru: "sudah terpikir sekarang...."
"Bagaimana keputusanmu?" tanya ketua Hian- hongkau
cepat "Bila aku tak mampu membunuh habis semua musuh
besar pembunuh orang tua-ku, biar matipun aku tak
akan meram...." "Jadi kau setuju saling bertukar obat pemunah?"
"Bila hari ini aku bisa selamat dari musibah, maka
jangan harap dunia persilatan akan menjadi tenang sejak
hari ini, terutama kau sebagai ketua Hian-hong-kau.
Dalam dua bulan mendatang, aku akan membuat
perkumpulan Hian-hong-kau mu itu hancur berantakan."
"Bila kau yakin punya kemampuan tersebut, setiap
saat kunantikan kedatanganmu"
sementara itu ciu Huang telah menengok ketua Hianhong-
kau sekejap sambil berpikir di hati:
1767 "Nama Hian-hong-kau amat jelek dalam dunia
persilatan, konon mereka sengaja menggunakan
kecantikan wanita untuk menarik para jago bergabung
dengan mereka dan menipu ilmu silatnya, kenapa ketua
mereka sekarang bersedia menggadaikan nyawa demi
umat persilatan" Aaah, pasti ada alasannya di balik
semuanya ini, jangan-jangan ia sengaja berbuat
demikian agar para jago yang bisa lolos dari
cengkeraman Pemilik bunga bwee mau bergabung
dengan perkumpulannya karena merasa hutang budi...."
Tiba-tiba terdengar Pemilik bunga bwee berkata:
"Aku pernah mendengar orang berkata bahwa Hianhong-
kau adalah suatu organisasi misterius yang
menggunakan wanita cantik untuk menjebak para jago
agar bergabung dengan partainya, tapi setelah melihat
perbuatan kaucu hari ini, rasanya tindakanmu jaUh
berbeda dengan apa yang pernah kudengar...?"
"Berita yang tersiar dalam dunia persilatan belum
tentu benar pemberitaannya."
Dengan langkah lebar Ciu Huang maju ke muka,
seraya mengulapkan tangannya dia menimbrung: "Aku
Ciu Huang...." "Bagus amat nasibmu...." jengek Pemilik bunga bwee.
Ciu Huang tertawa. 1768 "Kalau Thian menolak nyawaku, setan pencabut
nyawa susah menarik jiwaku, darimana mungkin aku bisa
mampus?" "Bila kau hidup mengasingkan diri ditempat yang sepi
dan tidak mencampuri urusan dunia persilatan lagi,
mungkin hidupmU bisa berlangsUng berapa tahUn lagi,
SUngguh tak disangka kau adalah manusia yang tidak
tahu diri" "Jadi kalau begitu pengeroyokan atas diriku tempo
hari merupakan hasil karya-mu?"
"Delapan belas tusukan pedang gagal merenggut
nyawamu, kejadian ini benar-benar suatu peristiwa yang
aneh." "Mati hidupku seorang buat apa dipermasalahkan, apa
lagi kejadian itu berlangsung selama berapa bulan, dalam
berapa bulan itu bisa saja terjadi perubahan besar
hingga siapa pun sukar untuk menduganya, yang penting
sekarang adalah apa yang hendak kau perbuat terhadap
kawanan jago yang telah keracunan itu?"
"Dengan sebutir pil menyelamatkan ratusan jiwa
manusia, masa itu belum cukup?"
"Alasannya saja demi orang lain padahal yang benar
adalah demi dirimu sendiri, baiklah, karena kedua belah
1769 pihak sama-sama diuntungkan, silahkan kau keluarkan
obat pemunah racunnya."
"Meskipun aku membawa obat penawar racun itu tapi
jumlahnya sangat terbatas, tak mungkin bagiku untuk
membagikan mereka seorang sebutir."
"soal itu tak perlu kau risaukan, aku bisa mengaturnya
sendiri" "Kalian harus perlihatkan dulu obat penawar racun
untukku...." Ketua Hian-hong-kau kuatir Pemilik bunga bwee
berubah pikiran, sambil berpaling ke arah pemuda
berbaju hijau itu katanya: " Harap serahkah obat
penawar racun itu kepadaku...." Ciu Huang yang
mendengar perkataan itu buru-buru menyela:
"Jika saudara berniat menyelamatkan jiwa para jago
dari kolong langit, lebih baik serahkan obat penawar
racun itu kepadaku."
Dari sakunya pemuda berbaju hijau itu mengeluarkan
sebUah kotak kemala, katanya:
" obat penawar racun itu cuma sebutir, sedang kalian
berdUa sama-sama merupakan tokoh silat yang bernama
besar, aku harus serahkan pil ini kepada siapa?"
1770 "Itu mah mesti saudara putuskan sendiri, aku tak akan
memaksakan kehendakku terserah kepada siapa akan
kau serahkan obat itu...." ucap Ciu Huang cepat
"Kalau berbicara soal kedudukan serta nama besar,
seharusnya lebih bisa dipercaya jika pil itu kuserahkan
kepada Ciu tayhiap..." ucap pemuda berbaju hijau itu.
"Kalau begitu aku mewakili para jago yang keracunan
mengucapkan terima kasih banyak kepadamu,"
"Kau jangan keburu senang dulu, perkataanku belum
selesai Ciu tayhiap jadi orang kelewat jujur dan polos,
tidak mengerti soal akal licik orang lain,jika kuserahkan
pil ini kepadamu, mungkin kau tak mampu mengungguli
kepintaran Pemilik bunga bwee,jadi aku pikir lebih baik
kuserahkan pil ini kepada ketua Hian-hong-kau." ciu
Huang menghela napas panjang.
"Terserah keputusan anda sendiri, aku hanya ingin
mengingatkan dirimu bahwa nasib beratus orang jago
kini berada pada keputusanmu." Pemuda berbaju hijau
itu tertawa hambar. "Bila aku tidak memikirkan nasib para jago yang
keracunan, pasti pil ini sudah kuserahkan kepada ciu
tayhiap." 1771 ciu Huang menghembuskan napas panjang untuk
menghilangkan rasa mendongkol di hati kecilnya, tapi ia
tetap membungkam diri. Pemuda berbaju hijau itu segera menyerahkan pil
tersebut ke tangan ketua Hian-hong-kau, pesannya.
"sebutir pil pemunah ini bisa ditukar beratus lembar
nyawa manusia,jangan sekali-kali kau tertipu oleh akal


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

busuk Pemilik bunga bwee."
setelah menerima pil itu ketua Hian-hong-kau
berpaling kearah pemilik bunga bwee sambil katanya:
"Kini pil pemunah sudah berada ditanganku, kaupun
harus perlihatkan obat penawar racunmu."
Dari dalam sakunya Pemilik bunga bwee
mengeluarkan sebuah botol porselin, katanya:
"Botol ini berisikan seratus butir pil pemunah, tapi
mereka yang hadir dalam pertemuan ini mendekati
empat ratusan orang, dengan cara apa kau hendak
membaginya?" Ketua Hian-hong-kau berpaling memandang sekejap
sekeliling tempat itu, kemudian katanya:
"ciu tayhiap. kau punya akal?"
"suruh dia serahkan sebutir dulu."
1772 "Baiklah" sahut Pemilik bunga bwee sambil membuka
penutup botol dan mengeluarkan sebutir pil pemunah,
lalu sambil dilemparkan ke depan terusnya, "kau cobalah
sebutir dulu." setelah menerima pil tersebut dengan langkah lebar
ciu Huang berjalan mendekati Li Bun-yang, ujarnya
serius: "Racun dalam tubuh Li sauhiap sudah mulai bekerja,
maafkan aku kalau terpaksa menggunakan kau sebagai
kelinci percobaan, nama besar keluarga bukit Hong-san
sudah tersohor sampai di mana-mana, tentunya Li
sauhiap tak keberatan dengan tindakanku ini bukan-"
Agaknya Li Bun-yang sudah tak sanggup berbicara
lagi, dia hanya mengangguk pelan. Ciu Huang segera
berjongkok dan memasukkan pil itu ke dalam mulut Li
Bun-yang. Perhatian semua jago segera dialihkan ke wajah Li
Bun-yang sambil menantikan perubahannya.
Peluh yang semula bercucuran membasahi jidat Li
Bun-yang lambat laun menghilang, agaknya rasa sakit
ditubuhnya mulai surut dan berkurang, tak selang
sepeminuman teh kemudian pemuda itu sudah bangkit
dan duduk. 1773 "Bagaimana rasamu saudara Li?" Ciu Huang menegur
sambil menghembuskan napas panjang.
"Bagus sekali, racun dalam isi perutku sudah punah
sama sekali," Ciu Huang segera berpaling kearah Hongpo
Tiang- hong dan berseru: "Tampaknya terpaksa aku
harus minta tolong kepadamu."
"soal apa?" "Tolong ambilkan dua gentong air bersih dari sumur
lima li dari sini dan mengangkutnya dalam keadaan
tertutup rapat." Hongpo Tiang-hong mengiakan dan
segera berangkat. Ketua Hian-hong-kau segera berkata:
"ciu tayhiap. apakah kau bermaksud mencampurkan
sebotol pil pemunah ini ke dalam air bersih kemudian
baru dibagikan kepada para jago?"
"Benar." "Walaupun cara ini bagus cuma aku takut takaran
obatnya tidak sesUai hingga tak bisa membebaskan
mereka dari pengaruh racun, lebih baik kita tolong
seorang demi seorang."
"Kaucu, kendatipun aku tidak secerdik dirimu, paling
tidak aku tak akan bertindak sembrono dengan
1774 menganggap ratusan lembar nyawa manusia sebagai
bahan permainan." Li Bun-yang cukup memahami watak orang ini yang
keras,jujur dan sangat membenci kejahatan, oleh karena
ia sudah mempunyai pandangan yang salah terhadap
perbuatan ketua Hian-hong-kau hingga tanpa disadari
sikap tersebut terbawa juga dalam tindak tanduknya.
Tentu saja dalam keadaan seperti ini ia tak leluasa
untuk menerangkan dUdUknya persoalan, maka ia cuma
tersenyUm tanpa bicara. Mendadak terdengar sUara pekikan aneh
berkUmandang datang dari empat penjuru. Kakek
berbaju kuning itu segera berkata:
"Anak buah kita di empat penjuru sudah tak sabar
menunggU, apa yang harus kita perbuat sekarang harap
majikan memberi perintah."
"Perintahkan mereka untuk membubarkan diri"
Kakek berbaju kuning itu mengiakan, diambilnya
terompet tanduk kerbau lalu ditiupnya keras-keras.
Bersamaan dengan bergemanya suara terompet itu,
pekikan aneh pun seketika berhenti . Tiba-tiba ketua
Hian-hong-kau berseru sambil tertawa terkekeh-kekeh:
1775 "Hehehe,., Pemilik bunga bwee, kau tidak merasa
terlalu awal untuk mengundurkan para jagomu dari
sekeliling tempat ini?"
"Asal kuhancurkan obat pemunah di tanganku, kalian
toh tetap sama saja akan mampus."
"sayang kau sudah tak punya kesempatan"
"Alasanmu?" "Dengan membubarkan pasukan dari sekeliling tempat
ini, berarti orang yang masih mampu bertempur saat ini
tinggal kakek bersangkar burung itu, sebaliknya pihak
kami telah kedatangan tenaga baru, bila sampai terjadi
pertarungan jelas pihakmu yang akan menderita
kerugian besar." "Bila kau betul- betul hendak ingkar janji, siapa
menang siapa kalah masih terlalu awal untuk
dibicarakan" saat itulah terlihat Hongpo Tiang-hong muncul kembali
dengan membawa sepikul air yang tertutup rapat. sambil
membuka penutup gentong air itu Ciu Huang berpaling
kearah Pemilik bunga bwee seraya berseru: "Bagaimana
kalau berikan sebutir pil lagi untukku?"
Pemilik bunga bwee mengeluarkan sebutir pil dan
dilemparkan ke depan, ciu Huang segera menghancurkan
1776 pil itu dan masukkan ke dalam mangkuk. lalu setelah
dicampur dengan air bersih serunya lantang:
" Harap lima orang tampil ke depan untuk meneguk
secawan air obat ini, kita buktikan lagi apakah racun
dalam tubuh kalian bisa dipunahkan"
serentak para jago menyahut dan bergerak maju ke
muka, paling tidak ada empat puluhan orang yang maju
merubung, MeIihat hal itu Ciu Huang segera berkerut
kening, dia tak tahu apa yang mesti diperbuatnya. Ketua
Hian-hong-kau maju mendekat, katanya pelahan: "Lebih
baik biar aku yang membagi jatah air obat ini...."
Ia terima cawan tersebut dari tangan ciu Huang lalu
disodorkan ke depan kakek bermata satu sambil katanya:
"silahkan locianpwee minum secawan lebih dulu."
kakek bermata satu itu menerima cawan dan meneguk
habis isinya, Ketua Hian-hong-kau memenuhi secawan
air obat lagi, kali ini diangsurkan ke hadapan Phang
Thian-hua seraya berkata:
"Kau disebut orang dewa jinsom, berarti menguasai
sekali tentang obat obatan, silahkan kau teguk cawan ini
serta diperiksa apakah sisa racun dalam tubuhmu bisa
dihilangkan" Phang Thian-hua menerima cawan berisi air obat itu
dan meneguknya hingga habis. secara beruntun ketua
1777 Hian-hong-kau membagikan pula tiga cawan air obat itu
untuk Hongpo Lan serta dua orang jago yang ilmu
silatnya paling cetek. setelah itu baru katanya dengan
suara lantang: "Sekarang harap saudara sekalian atur pernapasan,
coba diperiksa apakah racun sudah hilang dari isi perut
kalian?" sebutir pil pemunah ternyata dibagikan lima orang dari
pengaruh racun, kenyataan ini segera membuat para
jago menaruh perhatian yang serius dan sama-sama
mengalihkan perhatiannya terhadap mereka, suasana
punjadi hening. Waktu bergulir sangat lambat, meskipun hanya
sepertanak nasi namun lamanya melebihi puluhan tahun,
Andaikata obat yang dicampur ke dalam air putih itu
mampu membebaskan lima orang itu sekaligus dari
pengaruh racun, berarti delapan puluh persen jago yang
keracunan sekarang ada harapan untuk tertolong,
Akhirnya terdengar Phang Thian-hua berseru sambil
mendehem berat: "semua racun dalam isi perutku telah
punah" Sekulum senyum segera tersungging di wajah Ciu
Huang yang serius, ia berpaling dan memberi hormat
kepada kakek bermata satu itu sambil menegur:
"saudara siang, bagaimana perasaanmu sekarang?"
1778 "Aku bukan dari marga siang...." potong kakek
bermata satu itu dingin-setelah berhenti sejenak,
lanjutnya: "Aku merasa racun dalam isi perutku telah
punah." "Masa sepasang mataku benar-benar sudah kabur...."
kata Ciu Huang sambil tertawa hambar.
"Aku suka hidup menyendiri dan paling segan
mengajak orang berbincang ciutay-hiap. lebih baik
hentikan perbincanganmu itu."
Ketanggor pada batunya Ciu Huang berkerut kening,
tapi akhirnya ia berhasil menahan kegusaran hatinya,
sambil berpaling kearah Hongpo Lan katanya pula:
"Bagaimana perasaanmu sekarang?"
"Aku merasa racun dalam isi perutku sudah punah."
ciu Huang segera menoleh kearah ketua Hian-hong-kau,
ujarnya: "Kaucu, sekarang kau boleh mulai merundingkan
tentang pertukaran obat penawar racun."
Kini obat penawar racun itu berada di tangan ketua
Hian-hong-kau, bagi Ciu Huang, kecuali merampasnya
dengan kekerasan terpaksa ia harus merundingkan
masalah ini secara baik- baik,
Ketua Hian-hong-kau berjalan menghampiri Pemilik
bunga bwee, lalu katanya pelan:
1779 "sebelum racun yang mengeram dalam tubuh masingmasing
dapat dipunahkan Lebih baik masing- masing
pihak jangan melakukan bentrokan phisik."
"setelah kukabulkan permintaanmu itu, tentu saja
kami akan pegang teguh janji itu."
Kaucu dari Hiang- hong- kau segera menyodorkan
obat penawar racun itu kehadapannya sambil berkata:
"Baik, kita tentukan dengan janji ini, sebelum racun di
tubuhmu punah, kami pun tak akan menyerang dirimu."
Kedua orang itu pun saling bertukar obat penawar
racun, Pemilik bunga bwee segera menelan pil tersebut
begitu diterimanya, sebaliknya ketua Hian-hong-kau
menyerahkan sebotol pil tersebut ke tangan ciu Huang,
sesudah menerima obat itu Ciu Huang mencampurkan
semua obat yang ada ke dalam air bersih, setelah itu
baru serunya: " Harap saudara sekalian antri kemari," setiap orang
hanya boleh minum secawan, bila melanggar ketetapan
ini, jangan salahkan bila aku akan bertindak dengan
memakai kekerasan-" Dengan kedudukannya yang tinggi dalam dunia
persilatan, para jago rata- rata menaruh perasaan keder
kepadanya, dengan sendirinya tak ada yang berani
mencoba melanggar ketetapan itu, masing- masing
1780 orang antri maju ke muka dan meneguk secawan air
obat. Ketika semua jago sudah selesai minum obat, dengan
langkah lebar ketua Hian-hong-kau baru tampil ke muka
sambil kata-nya: "sisa obat ini masih ada kegunaannya, lebih baik kita
simpan dulu." Diambilnya sisa air obat itu dan diserahkan
kepada kakek bermata satu, Waktu itu suasana tegang
yang semula mencekam kini makin mereda, seluruh
permukaan tanah dipenuhi manusia yang duduk
mengatur pernapasan Mendadak Pemilik bunga bwee
melejit ke muka dan secepat kilat menerjang kearah
ketua Hian-hong-kau sambil mencengkeram urat nadi
pada pergelangan tangannya.
Gerakan tubuhnya kali ini amat cepat bagaikan
sambaran kilat, belum sempat ketua Hian-hong-kau itu
berbuat sesuatu, tahu-tahu urat nadinya sudah
tercengkeram. Dengan wajah serius Ciu Huang mengangkat tangan
kanannya siap melancarkan serangan, hardiknya:
"Lepaskan dia" Pemilik bunga bwee tertawa hambar, ujarnya:
"Apabila aku berniat hendak mencelakai jiwanya,
sekarang ia sudah menggeletak di-tanah sebagai mayat,
1781 kau pikir masih punya kesempatan untuk memberi
pertolongan?" "Kalau memang tak berniat mencelakai dia, lalu apa
maksudmu dengan tindakan ini"
"Ia sudah mencabut jenggot palsuku maka sekarang
aku pun hendak menengok wajah aslinya."
sambil berkata dengan cepat ia sambar kain cadar
muka ketua Hian-hong-kau.
Mendadak segulung desingan angin tajam menyergap
pergelangan tangan kiri Pemilik bunga bwee. Buru-buru
Pemilik bunga bwee menarik pergelangantangan kirinya
untuk menghindarkan diri Tampak kakek bermata satu
itu sudah berdiri lebih kurang empat-lima depa disisi
tubuhnya sambil berkata:

Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Urungkan niatmu itu, meski kau ingin mengetahui
wajah aslinya, sekarang masih belum waktunya."
Dalam pada itu Ciu Huang, Phang Thian-hua maupun
Hongpo Tiang-hong sekalian telah merubung ke muka
dan melakukan pengepungan pemilik bunga bwee tidak
menyangka kalau anak buahnya telah mengundurkan diri
dari situ, dalam keadaan begini kendatipun ilmu silat
yang dimilikinya jauh lebih hebatpun, mustahil baginya
untuk menghadapi tiga empat ratus orang jago hanya
mengandalkan puluhan orang dayangnya saja, apalagi
1782 diantara mereka tak sedikit merupakan jago lihai kelas
satu dari dunia persilatan waktu itu.
Pelan-pelan sorot matanya menyapu sekejap kawanan
jago di hadapannya, kemudian ancamnya:
"Bila kalian berani turun tangan, saat ini juga akan
kubunuh ketua Hian-hong-kau."
" Kalau satu nyawa ditukar ratusan lembar nyawa,
mungkin kau memang dipihak yang beruntung, tapi jika
satu nyawa ditukar satu nyawa, tidakkah kau merasa
bahwa hal ini sangat merugikan dirimu?" ucap kakek
bermata satu. "Kau yakin ratusan orang jago yang berada di sekitar
tempat ini akan membantu kalian semua?"
"syarat apa yang kau kehendaki" Kata-kan saja terus
terang" "Aku hanya menginginkan satu kesempatan untuk
membuat mereka yang hadir saat ini mau berbakti
kepadaku." "Kesempatan apa?" tanya Ciu Huang tertegun.
"Di sekeliling tempat ini terdapat banyak sekali tenda,
asal mereka yang hadir sekarang mau masuk ke dalam
tenda satu persatu dan bicara sekejap denganku maka
aku akan merasa puas, aku ingin menggunakan
1783 kecakapanku berbicara untuk membujuk mereka agar
takluk kepadaku." "Aaaah, masa kau begitu mampu" Aku kurang
percaya." "Aku minta setiap kali satu orang masuk ke dalam
tenda maka orang lain tak boleh mengintip."
"Baik, kita pastikan dengan ucapan ini" sahut Ciu
Huang cepat, "lngin kulihat kemampUan hebat apa yang
kau miliki sehingga dalam sekejap mata bisa mengubah
musuh jadi sahabat" Pemilik bunga bwee segera melepaskan cekalannya
atas ketua Hian-hong-kau, kepada kakek berbaju kuning
itu perintahnya: "Kau berjagalah di muka tenda, kalau ada orang
mengintip segera laporkan kepadaku."
Habis berkata ia segera masuk ke dalam sebuah tenda
besar. Kawanan dayang kecil berbaju putih dan dayang
berbaju hijau serentak mengikuti pula dibelakang pemilik
bunga bwee. "Tunggu sebentar" seru ketua Hian-hong-kau tiba-tiba
sambil menghembuskan napas panjang.
"Ada urusan apa?" tanya Pemilik bunga bwee seraya
berpaling, 1784 "Tidak boleh menggunakan racun-"
"Tentu saja" dengan cepat dia masuk ke dalam tenda.
Dipimpin oleh kakek berbaju kuning itu berpuluh puluh
orang dayang cantik tadi segera menyebarkan diri
membentuk sebuah barisan bunga bwee serta
mengurung tenda itu rapat-rapat.
Phang Thian-hua yang menyaksikan kejadian ini
segera berbisik, "Pemilik bunga bwee banyak akal dan licik, tidak
diketahui permainan busuk apa lagi yang sedang
dipersiapkan?" Pemuda berbaju hijau yang selama ini berdiam diri
mendadak menghela napas dan berkata:
"Kalian semua sudah tertipu, seharusnya jangan beri
kesempatan kepadanya untuk mencoba menaklukkan
para jago." Tampaknya ketua Hian-hong-kau sudah merasa amat
kagum dengan kemampuan pemuda berbaju hijau ini,
hatinya tergetar keras setelah mendengar perkataan itu,
buru-buru tanyanya: "Tahukah saudara cara apa yang hendak digunakan
untuk membujuk para jago agar takluk kepadanya?"
1785 "Banyak sekali cara yang dimilikinya, aku sendiripun
tidak tahu jenis apa yang hendak digunakan."
"Sudah banyak tahun aku mengembara didalam dunia
persilatan," sela Ciu Huang "Banyak sudah kejadian aneh
dan manusia aneh yang pernah kujumpai, tapi rasanya
belum pernah kujumpai kejadian seperti ini,"
"Justru lantaran rasa ingin tahu kalian maka posisi
kalian yang semula kuat kini berubah jadi lemah, kalian
sudah dipencundanginya,"
sekali pun ciu Huang tidak percaya penuh dengan
perkataan ini,tak urung hatinya goyah juga, pikirnya:
"Masa didunia ini benar-benar terdapat sejenis ilmu
yang bisa mengubah jalan pikiran orang dalam waktu
singkat?" Kendatipun orang ini memiliki ilmu silat yang sangat
tangguh, namun kebanyakan ilmu yang dipelajarinya
adalah kepandaian silat murni, sedang mengenai ilmu
sampingan yang lain boleh dibilang tidak tahu sama
sekali. Terdengar seseorang dengan suara yang amat
nyaring berseru: "Biar aku yang mencobanya lebih dulu."
Ternyata si pembicara adalah lotoa dari empat ruyung
dari Juan-pak, tampak orang itu berjalan menuju kearah
tenda dengan langkah lebar, serentak perhatian semua
orang tertuju ke arahnya, Tak selang berapa saat
1786 kemudian tampak bayangan tubuh yang tinggi kekar itu
muncul kembali dari balik tenda, cuma mimik mukanya
jauh berbeda dengan keadaan semula, kini paras
mukanya diliputi keseriusan, ia berjalan dengan kepala
terangkat dan dada dibusungkan
BAB 52. Totokan Jari Menaklukkan Naga
Tiga orang saudara lainnya dari empat ruyung Juanpak
serentak maju menghampirinya seraya menegur:
"Lotoa, apakah kau menyaksikan sesuatu yang aneh?"
Dengan pandangan dingin lelaki itu menengok ke tiga
orang itu sekejap. mulutnya tetap membungkam diri
dalam seribu bahasa. Tiba-tiba terdengar kakek berbaju
kuning itu berseru: "Apabila saudara bersedia untuk berbakti kepada
majikan, harap berjalan ke arah Timur sejauh tiga
tombak." Lelaki itu menengok kearah kakek berbaju kuning itu
sekejap lalu dengan langkah lebar berjalan menuju
kearah Timur. Kontan saja tindakan lelaki itu membuat suasana jadi
gempar, yang paling cemas dan gusar tentu saja ke tiga
orang saudara angkatnya. 1787 Dengan penuh amarah ketua Hian-hong-kau berseru:
"Ia tidak menjawab pertanyaan, berarti belum tentu
kemauannya sUka rela, aku tebak kalau bukan keracunan
tentu sudah tertotok jalan darahnya."
"Kenapa tidak kau tanyakan sendiri?"
Ketua Hian-hong-kau ini segera maju menghampiri
lelaki tersehut, tanyanya dengan lembut:
"siapa namamu?"
"The Toa" "Kau terluka?" "Tidak" " Keracunan?" "Juga tidak." "Lantas mengapa rela berbakti kepada pemilik bunga
bwee?" "Aku bukan anggota perkumpulan Hian-hong-kau, kau
tak usah mencampuri urusanku." teriak The Toa gusar.
Ketua Hian-hong-kau itu agak tertegun. tapi segera
ujarnya lagi lembut: 1788 "Masih ingatkah kau bagaimana pemilik bunga bwee
telah melepaskan racun tadi dan nyaris mencelakai
jiwamu?" " Kalau masih ingat kenapa?"
Ketua Hian-hong-kau menghela napas panjang, ia
segera mundur kembali ke tempat semula, sementara itu
ketiga anggota empat ruyung dari Juan-pak telah
berderet keluar dari tenda, seperti The Toa, mereka pun
berjalan menuju kearah Timur dan terdiri di sisi
saudaranya. Kejadian ini segera memancing rasa ingin tahu para
jago, berduyun-duyun mereka masuk ke dalam tenda
untuk mencoba, tapi sekeluarnya dari tenda, sikap
mereka sama sekali berubah, dari sikap permusuhan kini
mereka tunjukkan sikap yang setia kepada pemilik bunga
bwee. Tak selang sepertanak nasi kemudian sudah ada
empat- lima puluh orang yang mengalami nasib sama.
Dengan terjadinya peristiwa ini bukan cuma Ciu Huang
saja dibuat gelagapan, bahkan ketua Hian-hong-kau
yang cerdikpun kelabakan dibuatnya, apa bila kejadian
seperti ini dibiarkan berlangsung, sudah bisa dipastikan
semua jago akan berpaling kearah lawan.
1789 "Berhenti" bentak Ciu Huang tiba-tiba kepada para
jago yang sedang berbaris memasUki tenda, "Biar aku
yang mencobanya lebih dulu."
"Tunggu sebentar locianpwee" seru Li Bun-yang
sambil menghadang, "Biar aku yang mencobanya lebih
dulu." "Ehmm. saudara Li cerdas dan berilmu tinggi, memang
ada baiknya jika kau yang mencobanya."
Belum sempat Li Bun-yang melangkah masuk.
mendadak ketua Hian-hong-kau berseru: "Daripada kau
yang masuk. lebih baik biar aku saja yang mencobanya
lebih dulu." "Apabila aku pun berubah pikiran setelah keluar dari
tenda nanti, belum terlambat bila kaucu juga ingin masuk
ke dalam." Ketua Hian-hong-kau menghela napas sedih, bisiknya
kemudian: "Kau mesti berhati-hati, dalam menghadapi setiap
masalah yang penting harus dihadapi dengan pikiran
tenang...." Bicara sampai disitu ia melirik pemuda berbaju hijau
itu sekejap. kemudian melanjutkan:
1790 "Jika saudara ini bersedia masuk ke dalam tenda, tak
sulit baginya untuk menemukan apa alasannya sampai
terjadi peristiwa ini,"
Tampak pemuda berbaju hijau itu sedang berdiri
membungkam, agaknya ia sedang memikirkan suatu
masalah besar hingga apa yang diucapkan ketua Hianhong-
kau sama sekali tak terdengar olehnya.
sementara itu Li Bun-yang sudah melewati barisan
para jago dan menuju ke dalam tenda dengan langkah
lebar. Dari kejauhan terdengar seseorang berseru dengan
suara dalam: "saudara Li, orang bilang sesat tak akan mengungguli
lurus, kau harus menghadapi persoalan dengan pikiran
bersih." Li Bun-yang menarik napas panjang, dengan langkah
mantap ia berjalan masuk ke dalam tenda.
Di balik tenda ia menjumpai seorang perempuan
cantik yang memakai baju tipis duduk dengan
membelakangi pintu. Baju sutera tipis berwarna putih itu
nampak berkibar karena hembusan angin hingga terlihat
kulit tubuhnya yang putih halus.
1791 Li Bun-yang segera merasakan hatinya bergelora
keras, buru-buru ia berpaling kearah lain seraya berseru:
"Li Bun- yang dari bukit Hong-san-..."
"Mengapa tak berani memandang ke arahku?" suara
yang halus dan lembut menukas pembicaraannya .
"Aku sudah mengetahui apa yang kau perbuat,
selamat tinggal" ia siap meninggalkan tenda itu.
Tiba-tiba pandangan matanya jadi kabur, terasa
segulung angin harum berhembus lewat, selembar wajah
yang cantik jelita tahu-tahu sudah menghadang
dihadapan-nya dan menegur sambil tertawa:
"Bagaimana kalau pandang dulu wajahku sebelum
pergi?" Li Bun-yang mendongakkan kepalanya, persis sorot
matanya bentrok dengan sinar matanya yang jeli.
Dari balik biji matanya yang bening terasa penuh
mengandung daya pengaruh yang luar biasa, Li Bunyang
sudah mencoba untuk menekan gejolak perasaan
hatinya, namun jantung terasa berdebar keras.
sebuah lengan yang putih bagaikan saiju dan lembut
bagaikan kapas diulurkan ke muka dan menggenggam
pergelangan tangan kanan Li Bun-yang lembut- lembut.
1792 Dari balik telapak tangannya yang halus lembut itu
seakan-akan membawa aliran listrik yang bertegangan
ting gi, tiba-tiba Li Bun-yang merasakan hatinya bergetar
keras, darah yang mengalir dalam tubuhnya juga ikut
mengalir semakin cepat sekuat tenaga ia berusaha
mengendalikan gejolak emosinya seraya berseru keras: "
Cepat lepaskan aku, sudah cukup yang kulihat."


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendadak ia merasa dari balik matanya yang bening
dan jeli itu memancar keluar cahaya yang sangat aneh,
tajam seperti mata pisau yang menghunjam ulu hati Li
Bun yang.... "Cepat lepaskan aku...." teriak Li Bun-yang sambil
berusaha menekan gejolak emosinya dan berusaha
melepaskan diri dari genggaman.
Namun seperti ada lem yang menempel keras pada
lengannya, bagaimana pun pemuda itu berusaha
melepaskan diri, tangan gadis tersebut tetap menempel
pada pergelangan tangannya.
"Apa sih yang kau takuti" Kau anggap aku akan
menggigitmu?" suara bujuk rayu yang lembut kembali
bergema. Dengan napas terengah-engah Li Bun-yang menyahut:
"Kau menjebak orang dengan menggunakan
kecantikan wajahmu, terhitung jagoan macam apa dirimu
1793 itu." ia merasa setiap kali sinar matanya bentrok dengan
sorot matanya maka gejolak emosi dalam dadanya
semakin menghebat maka ia berusaha keras menghindari
sorot matanya. Ternyata betul juga, asal ia terhindar dari sorot
matanya maka tekanan pada batinnya terasa makin
enteng. Terdengar perempuan cantik itu berkata sambil
menghela napas panjang: "Ternyata ilmu silat dari keluarga persilatan bukit
Hong-san memang luar biasa, kau bisa bertahan sekian
lama hal ini membuktikan bahwa kau memang cukup
hebat...." setelah berhenti sejenak, terusnya:
"Barang siapa terkena ilmu hipnotisku ini maka dia
akan terluka, jadi lebih baik jangan kau paksakan diri
untuk melawan dengan tenaga dalam, sebab akibatnya
bisa mati, lebih baik takluk saja kepadaku untuk
selamatkan nyawamu itu." Mendadak dari luar tenda
terdengar seseorang membentak keras: "Kau mau
menyingkir tidak?" suaranya nyaring, jelas suara dari si Hakim sakti Ciu
Huang,seseorang dengan suara keras menyahut:
"ciu tayhiap. kedudukanmu dalam dunia persilatan
amat tinggi, apa yang telah diucapkan selalu dipegang
1794 teguh, bukankah kau telah berjanji dengan majikan kami
bahwa tiada orang lain masuk ke dalam tenda kecuali
yang bersangkutan kenapa kau ngotot hendak menyerbu
ke dalam?" "Kalau sehari suntuk dia tidak keluar dari tenda, masa
aku mesti menunggu sehari juga?"
"Dia baru masuk tenda seperminum teh, tidak
terhitung terlalu lama."
"Kalau cara yang dipergunakan majikanmu lurus, apa
salahnya jika dilihat sekejap?"
silat lidah berlangsung amat seru di luar tenda, namun
Li Bun-yang seakan-akan tidak mendengar, tubuhnya
gontai dan tak sanggup untuk berdiri tegak.
Jelas sudah ia sudah tak sanggup mempertahankan
diri, sekarang dia hanya bisa mengandalkan sedikit daril
kejernihan otaknya untuk mempertahankan perasaannya
yang kalut. Tiba-tiba gadis cantik itu melepaskan genggamannya
pada pergelangan tangan Li Bun-yang seraya berkata
pelan: "Kau betul-betul seorang lelaki yang berhati baja,
keluarlah dari tenda ini"
1795 Ketika tangan kanannya mendorong ke depan, tubuh
Li Bun-yang segera terlempar keluar dari tenda.
suasana diluar tenda waktu itu sudah amat meruncing,
Ciu Huang sudah nekad akan menyerbu masuk ke dalam
tenda, sebaliknya si kakek berbaju kuning bersitegang
menampik maksudnya hingga suasana jadi tegang dan
pertarungan segera akan pecah.
Disaat yang amat kritis itulah Li Bun-yang muncul dari
tenda dengan langkah sempoyongan.
Ketua Hian-hong-kau paling kuatir atas keselamatan
pemuda itu,buru-buru ia maju menyongsong .
serentak para dayang berbaju hijau yang berjaga
diluar tenda melepaskan pukulan untuk menghadang
jalan masuk lawan sekuat tenaga ketua Hian-hong-kau
menyambut datang serangan gencar itu, kendatipun ia
berhasil membendung semua serangan namun ia pun
sadar bahwa tiada kemungkinan baginya untuk
menyerbu masuk. terpaksa ia mundur dari situ.
Menunggu setelah Li Bun-yang keluar dari barisan
bunga bwee, ketua Hian-hong-kau baru maju
menyongsong sambil menegur: "Parah tidak lukamu?"
"Dia adalah perempu...." Belum habis Li Bun-yang
bicara, ia sudah muntah darah dan roboh terjengkang ke
atas tanah. 1796 Buru-buru ketua Hian-hong-kau membimbing tubuh Li
Bun-yang menuju kearah Ciu Huang.
Dengan seksama Ciu Huang periksa seluruh badan Li
Bun-yang, tapi ia segera mengerutkan dahinya ketika
tidak menjumpai tanda luka di tubuhnya, sambil
berpaling ke arah Phang Thian-hua katanya:
"saudara Phang, kau lebih pandai dalam ilmu
pertabiban- coba kau periksa di mana letak lukanya?"
setelah mengalami kejadian tadi sikap Phang Thianhua
sudah berubah sama sekali, dengan cepat ia
menghampiri Li Bun-yang, memeriksa denyut nadinya
dan termenung berpikir lama sekali, akhirnya sambil hela
napas dan menggeleng ujarnya: "Aneh sekali lukanya...."
"Apa bisa diselamatkan?" tanya Hongpo Lan cemas.
"sukar untuk dikatakan-..."
"Phang cengcu, harap kau berusaha keras untuk
menolongnya," pinta Ciu Huang sungguh-sungguh .
"Seandainya berada diperkampungan pit-tim-sanceng,
kesempatan hidup baginya mungkin tambah besar,
sedang tempat ini...."
Dari sakunya ketua Hian-hong-kau mengambil keluar
sebuah botol porselin, sambil diserahkan ke tangan
phang Thian-hua katanya: 1797 "isi botol ini adalah pil sakti pelindung hati dari
keluarga Hong-san, coba kau periksa apa ada kasiatnya?"
Dalam saku ketua Hian-hong-kau ternyata terdapat
obat mestika dari keluarga persilatan bukit Hong-san,
para jago tentu dibuat keheranan, tapi dalam situasi
begini tak seorang pun ingin buka suara.
"Menurut pendapatku." kata Phang Thi-an-hua, "Kalau
diagnosanya salah, obat mestika pun tak ada kasiatnya."
"Aku dengar pil pelindung hati dari bukit Hong-san
dapat mengobati pelbagai luka dalam, siapa yang minum
pil itu maka jiwanya bisa dipertahankan sementara
waktu, aku lihat lebih baik kita hantar dia balik ke bukit
Hong-san saja, siapa tahu ibunya bisa selamatkan
jiwanya .... " Mendadak satu ingatan melintas lewat, ia segera
berpaling ke empat penjuru. Tampaknya Ciu Huang
mengetahui apa yang dimaksud, bisiknya: "Kau sedang
mencari pemuda berbaju hijau itu?"
"Benar, mungkin tusukan jarumnya bisa selamatkan
jiwanya." Tapi pemuda berbaju hijau itu entah sudah pergi ke
mana, tak seorang pun berhasil menemukan jejaknya .
"Aaai..." Hongpo Lan segera menghela napas panjang,
"semestinya kita perhatikan gerak geriknya."
1798 Mendadak terdengar kakek berbaju kuning itu
berseru: "siapa lagi yang ingin masuk ke dalam tenda"
"Biar aku yang mencoba." kata ciu Huang setelah
memandang sekejap sekeliling tempat itu.
"Jangan, kau tak boleh pergi, biar aku yang mencoba."
Cegah ketua Hian-hong-kau.
"Kenapa aku tak boleh pergi" Kaucu anggap ilmu
silatmu lebih hebat daripada ke-pandaianku" "
"Bukan begitu, justru karena Pemilik bunga bwee
adalah seorang wanita maka aku rasa ciu tayhiap tidak
seharusnya bertarung dengan kaum wanita."
"Oooh, rupanya begitu, harap kaucu hati-hati."
"Terima kasih atas perhatianmu harap ciu tayhiap sudi
merawat baik-baik luka Saudara Li."
Dengan langkah lebar ia berjalan menuju ke dalam
tenda, kakek bermata satu yang ada di sisinya segera
berseru: "Kaucu, biar aku menemani dirimu."
"Tidak usah, kita sudah berjanji dengan pemilik bunga
bwee tadi, setiap kali hanya seorang yang boleh masuk
ke tenda." 1799 "Bila kaucu menjumpai bahaya, segera kirimlah tanda
bahaya, aku segera akan menyerbu masuk."
"Baiklah, berjaga-jagalah di luar." Masuk ke dalam
tendaia meniumpai sebuah tubuh yang indah berdiri
membelakanginya, sambil tertawa dingin ketua Hian-hong-kau segera
berseru: "Rupanya kau memancing orang dengan perangkap
wanita cantik." "Sudah kuduga kau pasti akan datang" kata gadis itu
sambil membalikkan tubuh-nya,
Memandang bentuk tubuhnya yang begitu indah,
ketua Hian-hong-kau segera berpikir:
"Benar-benar tubuh yang montok dan merangsang,
tak heran kaum lelaki kasar itu rela menjadi budaknya."
Terdengar gadis itu berkata lagi:
"Kalau kau menganggap aku sedang menjebak
dengan menggunakan kecantikan wajah, maka
pengetahuanmu betul- betul sangat cupat."
"Masa inipun termasuk sejenis ilmu silat?"
"Betul, inilah sejenis ilmu hipnotis yang berasal dari
negeri Thian-tok (India), di situ termasuk dalam aliran
ilmu yoga." 1800 "oooh, jadi untuk menggunakan ilmu tersebut kau
harus melepaskan semua pakaianmu hingga hampir
telanjang?" "Dalam melatih ilmu hipnotis kita mempunyai berapa
macam cara, antara lain potongan tubuh kaum wanita,
sering kali potongan tubuh kita amat membantu dalam
menyukseskan kepandaian yang kita pergUnakan"
"oooh, jadi kau pun mengatur jebakan dengan umpan
keindahan tubuhmu untuk membuat para pria tunduk di
bawah telapak kakimu serta mau berbakti kepada-mu"
Tindakkah kau merasa bahwa perbuatanmu ini telah
membuat malu semua wanita dijagad ini" Hmmm Kau
tidak menganggap tindakanmu ini kelewat porno dan tak
tahu malu?" Ketua Hian-hong-kau. memang sengaja
mengumpatnya habis-habisan dengan niat agar ilmu
hipnotisnya buyar, meski dia tidak tahu di mana letak
kehebatan ilmu tersebut namun ia mengerti bahwa orang
yang melakukan ilmu tersebut membutuhkan ketenangan
serta konsentrasi tinggi.
siapa sangka Pemilik bunga bwee betul- betul memiliki
daya tahan yang luar biasa, bukan saja ia tidak gusar
atas makian tersebut malahan katanya sambil
tersenyum: 1801 "sebelum orang belajar ilmu hipnotis, maka ia perlu
belajar dulu mengendalikan emosi dan ketenangan
pikiran, sebelum hal tersebut dikuasahi maka jangan
harap ilmu hipnotis tersebut bisa dikuasahi, jadi kaupun
tak usah mengungkat kemarahanku dengan
menggunakan kata-kata kotor tersebut, sebab usahamu
itu percuma," sambil berbicara, sepasang matanya mengawasi wajah
ketua Hian-hong-kau itu lekat-lekat.
Ketua Hian-hong-kau merasa hatinya bergolak keras
begitu sorot matanya bentrok dengan sorot mata lawan,
ia berusaha keras untuk menghindar, tapi hatinya terasa
tak kuasa untuk menatapnya lagi. sambil tertawa Pemilik
bunga bwee berkata lagi: "Kau bukan ketua Hian-hong-kau yang sebenarnya,
kau bisa menipu orang lain tapi jangan harap bisa
membohongi aku" Pelan-pelan perasaan ketua Hian-hong-kau makin
dikuasai, meski pikirannya masih jernih namun ia sudah
tak mampu melepaskan diri dari kendali lawan.
sebaliknya parasaan muka Pemilik bunga bwee mulai
menunjukkan tanda-tanda kecapaian, pe-luhnya
bercucuran membasahi tubuhnya. sekalipun ia berhasil
menempati posisi di atas angin, namun kemenangan itu
diperoleh secara tak mudah.
1802 Akhirnya ketua Hian-hong-kau menghela napas
panjang, gejolak perasaannya menjadi tenang kembali,
tanyanya: "Tongcu ada perintah apa, aku segera akan
melaksanakan" "Keluarlah dari tenda ini" kata Pemilik bunga bwee
sambil ulapkan tangannya.
Ketua Hian-hong-kau menyahut dan keluar dari tenda,
nampaknya ia sudah dikuasai sama sekali oleh ilmu
hipnotes itu. sebaliknya Pemilik bunga bwee tak kuasa menahan
diri lagi, ia segera duduk bersila untuk mengatur
pernapasan.

Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dalam pada itu ketua Hian-hong-kau langsung
berjalan menuju ketimur begitu keluar dari tenda.
Dengan perasaan terkejut Ciu Huang berseru: "Kaucu,
tunggu sebentar" Ketua Hian-hong-kau berpaling memandang Ciu
Huang sekejap. lalu tanpa mengucapkan sepatah kata
pun ia melanjutkan langkahnya menuju ke arah Timur.
Ciu Huang segera menghadang di hadapannya, dengan
wajah serius tegurnya: "Jadi kaucu juga sudah tunduk
kepada pemilik bunga bwee?"
1803 "Benar" jawab ketua Hian-hong-kau tegas, "llmu silat
Pemilik bunga bwee tiada tandingannya dikolong langit,
kita semua bukan tandingannya."
"Tapi anak buah kaucu amat banyak. bila kau takluk
kepada pemilik bunga bwee, bagaimana nasib beriburibu
orang anak buahmu?" "Biar mereka ikut bergabung dengan pemilik bunga
bwee." " Kaucu, apakah kau dicekoki obat racun?" seru ciu
Huang makin tertegun. "Tidak. secara sukarela aku takluk kepada Pemilik
bunga bwee." Karena gagal menjumpai hal yang mencurigakan
terpaksa Ciu Huang menghela napas panjang seraya
berkata: "Kalau begitu biar aku menjajal dulu berapa jurus ilmu
silat kaucu." Tangan kanannya segera menyambar ke muka
mencoba menyambar kain cadar di wajah lawan, Dengan
cekatan ketua Hian-hong-kau berkelit sambil melepaskan
serangan balasan. Diam-diam Ciu Huang menghimpun tenaga dalamnya
dan menyambut serangan itu dengan kekerasan.
1804 Begitu sepasang tangan saling beradu, tubuh ketua
Hian-hong-kau tergetar mundur sejauh satu langkah.
sebaliknya Ciu Huang merasakan lengan kanannya
tergetar kaku, pikirnya: "Hebat juga tenaga dalam orang
ini...." Tangan kanannya dari memukul segera diubah jadi
ilmu cengkeraman Ki-na-jiu untuk mencengkeram
pergelangan tangan kanan ketua Hian-hong-kau.
Mendadak terasa desingan angin menyerang tiba dari
samping dan memukul pental serangan itu, dalam
keadaan begini terpaksa Ciu Huang harus menangkis
datangnya ancaman tersebut.
Tampak si kakek bermata satu itu dengan wajah gusar
telah berdiri tujuh depa di hadapannya.
"Kau yang barusan menyerang aku?" tegur Ciu Huang
sambil tertawa dingin, "Betul, jika tak puas silahkan
bertarung melawanku, sebagai pelindung hukum dalam
Hian-hong-kau aku tak bisa membiarkan ketua ku
dianiaya orang." "Tapi kaucu mu sudah takluk kepada Pemilik bunga
bwee" "sekalipun ia betul-betui tunduk kepada Pemilik bunga
bwee, kau ciu Huang juga tak perlu ikut campur dalam
urusan-nya." 1805 Berubah wajah Ciu Huang, dia ingin mengumbar
amarah tapi akhirnya dibatalkan, katanya kemudian:
"sekarang musuh di depan mata, aku tak ingin ribut
gara-gara urusan pribadi hingga mempengaruhi
suasana." Dengan meninggalkan ketua Hian-hong-kau, ia
langsung menyerbu masuk kearah tenda.
sebaliknya kakek bermata satu itu mempercepat
langkahnya menyusul ke belakang ketua Hian-hong-kau,
katanya dengan suara dalam: "Maafkan kekurangajaranku"
sebuah totokan kilat langsung dilontarkan ke
muka, Dalam anggapannya totokan ini pasti akan mengenai
secara tepat, siapa tahu dengan cekatan ketua Hianhong-
kau menghindar ke samping seraya menegur: "Mau
apa kau?" "Kaucu sebagai ketua partai tidak seharusnya berubah
pikiran,.,." "Menurut aturan partai, semua tindak tanduk
diputuskan oleh ketua, setelah aku tunduk kepada
Pemilik bunga bwee, bagaimana seharusnya sikap
kalian?" Dengan wajah berubah kakek bermata satu itu
menjawab pelan: 1806 "Aku sudah meninggalkan partai mengikuti kematian
ketua angkatan ke dua, kedudukanku sekarang hanya
sebagai tamu, jadi tidak ikut terikat oleh peraturan partai
lagi." "jadi kau siap meninggalkan Hian-hong-kau?"
Tangan kanan si kakek bermata satu yang diulurkan
keluar kini sudah berubah jadi merah membara, katanya
serius: "sekalipun aku hendak tinggalkan partai, paling tidak
akan kucabut dulu bibit bencana ini."
Dari warna merah yang makin membara pada telapak
tangan lawan, tiba-tiba ketua Hian-hong-kau teringat
akan ilmu pukulan hwee-yan-ciang (pukulan api
membara) bahkan ia sadar bahwa kakek itu sudah
mengerahkan tenaganya hingga mencapai sepuluh
bagian, ini berarti setiap saat ia bisa dihabisi nyawanya.
Terdengar Kakek Bermata Tunggal itu berkata serius:
"Aku tak ingin melawan perintah kaucu, juga tak ingin
melukaimu, tapi masalah ini menyangkut nama baik,
bukan saja aku berkewajiban menjaga nama besar itu,
akupun tak bisa berdiam diri saja membiarkan Hianhong-
kau hancur berantakan di tanganmu."
1807 Melihat ketua Hian-hong-kau tidak memberikan
reaksinya, setelah berhenti sejenak kakek itu berkata
lebih jauh: "Ilmu pukulan api membara ku ini khusus melukai isi
perut, bagi si penderita pada awalnya hanya akan
merasa tubuhnya kepanasan tapi dua belas jam
kemudian racun api akan menjalar keseluruh isi perut
yang mengakibatkan kematian, aku tak ingin melukai
kaucu di hadapan umum dan kaucu tentu sepaham
dengan pendapatku bukan" Nah ulurkan tangan kaucu,
agar aku bisa melukaimu tanpa diketahui siapa pun."
"Kalau aku menampik?" tanya ketua Hian hong- kau.
"Kaucu pasti mengerti bahwa kau tak akan lolos dari
tanganku, bila kaucu enggan memberi muka kepadaku
terpaksa aku akan memakai kekerasan."
Dalam pada itu Ciu Huang dengan langkah cepat telah
menerjang masuk ke dalam tenda, Pemilik bunga bwee
yang menyadari datangnya jago tangguh itu segera
melompat bangun dan melompat ke sudut ruang tenda,
Padahal ketika itu Ciu Huang telah menghimpun tenaga
dalamnya mencapai sepuluh bagian, ia sudah siap
menyerang secepat kilat untuk berusaha menguasai
lawannya. siapa tahu setibanya dalam tenda, apa yang tertera di
depan mata sama sekali di-luar dugaannya, memandang
1808 gadis bertubuh indah yang duduk membelakanginya,
untuk sesaat dia tak tahu harus diapakan tenaga sepuluh
bagian yang telah dipersiapkan itu. Akhirnya setelah
mendehem pelan, sapa-nya: "siapa kau" Di mana Pemilik
bunga bwee?" Gadis cantik itu pelan-pelan berpaling, dari balik
matanya memancar keluar cahaya aneh yang membuat
sekujur badan ciu Huang bergetar keras, ia merasa
hatinya terangsang dan bergolak, nyaris tak
terkendalikan- "Akulah Pemilik bunga bwee" ucap gadis itu Iembut,
"sudah lama kukagumi nama Ciu tayhiap. sungguh
beruntung aku dapat menjumpaimu hari ini."
Ciu Huang tarik, napas panjang dan berusaha
melawan tenaga godaan yang membara di dadanya itu.
Tiba-tiba pemilik bunga bwee menggenggam
pergelangan tangan ciu Huang, setelah itu katanya lagi
lembut: "Kudengar Ciu tayhiap tak pernah dekat dengan
wanita, benarkah berita ini?"
Ciu Huang merasa peredalan darahnya mengalir
semakin cepat, ia merasa seakan akan ada semacam
benda yang menerjang dari tubuhnya.
1809 Ia tak kuasa menjawab pertanyaan itu, juga tak berani
menjawab, semua perhatiannya dipusatkan untuk
melawan tenaga aneh itu. Mendadak dari tangan kanannya mengalir masuk
suatu kekuatan aneh yang membuat sekujur tubuh ciu
Huang jadi lemas, apalagi ketika jalan darah Ci-ti-hiatnya
ditotok oleh tangan yang lembut itu, kontan segenap
tenaga dalamnya punah. Ia merasa ada sebuah kekuatan maha dahsyat yang
menyusup ke dalam otaknya, membuat seluruh tubuhnya
bergetar keras. "Ciu tayhiap" bisik Pemilik bunga bwee kemudian
sambil tersenyum. ciu Huang berdiri terbelalak dengan mata menatap
wajah pemilik bunga bwee lekat-lekat, sahutnya pelan:
"Apa perintahmu tongcu?"
Pemilik bunga bwee menghembuskan napas lega,
dengan wajah amat letih dia lepaskan cengkeramannya
atas pergelangan tangan lawan.
BAB 53. ilmu sakti Tiada Tara
Begitu genggaman dilepas, mendadak Ciu Huang
mengerdipkan matanya seraya berpaling kearah lainTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
1810 pemilik bunga bwee sangat terkejut, buru-buru ia
cengkeram pergelangantangan ciu Huang lagi seraya
berseru manja: "Cepat berpaling dan tengok lagi ke arah
mataku" Walaupun pemilik bunga bwee telah menguasai Ciu
Huang dengan ilmu hipnotis-nya, namun oleh karena
tenaga dalamnya amat sempurna, begitu gadis tersebut
sedikit teledor maka Ciu Huang pun terlepas dari kendali
dan nyaris sadar kembali Begitu Ciu Huang memandang lagi ke arah mata
Pemilik bunga bwee, tak selang berapa saat kemudian
wajahnya kembali nampak bingung dan kehilangan
kesadaran, sepertanak nasi kemudian ciu Huang baru
berbisik: "Apa perintahmu tongcu?"
"Keluarlan dari tenda " sahut pemilik bunga bwee
sambil tertawa, Ciu Huang menyahut dan segera
melangkah keluar dari tenda,
Memandang bayangan punggung ciu Huang yang
menjauh, Pemilik bunga bwee tak kuasa menahan diri
lagi, ia roboh terjungkal ke atas tanah.
Perlu diketahui menggunakan ilmu hipnotis, paling
boros dalam menggunakan tenaga dalam, apalagi
musuhnya bertenaga dalam sempurna, tak heran kalau
hampir seluruh kekuatan tubuh yang dimiliki Pemilik
bunga bwee terkuras habis. Dengan langkah lebar Ciu
1811 Huang berjalan melewati rombongan para dayang,
langsung menuju ke tempat ketua Hian-hong-kau berdiri
Waktu itu ketua Hian-hong-kau sedang bersiap-siap
menerima pukulan api membara dari kakek bermata satu
itu, Ciu Huang yang menyaksikan kejadian ini dengan
suara keras segera membentak: "Tahan"
sebetuinya kakek bermata satu itu pun sudah
mengetahui bahwa ketuanya telah dikendalikan oleh
sejenis kekuatan aneh yang membuat kesadarannya
punah, bahkan ilmu tersebut jauh lebih hebat dari pada
ilmu pemindah sukma, karena itu untuk sesaat diapun
ragu untuk turun tangan- Pada saat pikirannya masih sangsi ini-lah, Ciu Huang
muncul tepat pada saatnya. Dengan cepat kakek
bermata satu itu membalikkan tubuhnya sambil menegur
dingin: "ciu Huang, urusan partai Hian-hong-kau kami
tak perlu kau campuri...."
"Aku melarang kau melukai ketua Hian-hong-kau."
sebenarnya selama ini dia memandang ketua Hianhong-
kau sebagai musuh, perubahan sikap yang drastis
sekarang seketika membuat para jago terbelalak
keheranan mereka tak mengerti apa yang sebenarnya
telah terjadi: Mendadak terdengar Phang Thian-hua
berteriak keras: 1812 "Aku mengerti, aku mengerti sekarang, tampaknya
Pemilik bunga bwee setelah menggunakan ilmu
pemindah sukma untuk menguasai pikiran ciu Huang
serta ketua Hian-hong-kau sehingga mereka tunduk
kepadanya." Dalam pada itu antara si kakek bermata satu dan ciu
Huang sudah bersitegang hingga mencapai puncaknya,
kedua belah pihak telah bersiap sedia melakukan
pertarungan. Begitu mendengar teriakan Phang Thian-hua, kakek
bermata satu itu segera menarik kembali pukulan bara
apinya yang siap dilontarkan itu sementara para jago
lainnya sudah tak berani menyerempet bahaya untuk
memasuki tenda tersebut. Padahal dalam keadaan demikian si Pemilik bunga
bwee sudah tergeletak kehabisan tenaga di dalam tenda,
siapa pun yang muncul di sana niscaya dapat
membinasakan dirinya secara mudah.


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan langkah lebar Phang Thian-hua berjalan
menghampiri Ciu Huang berdua, lalu katanya:
"sementara waktu lebih baik kalian berdua tunda dulu
pertarungan, dengarkan ucapanku."
1813 saat ini apa yang dipikir Ciu Huang hanya berbakti
kepada Pemilik bunga bwee, mendengar ucapan tersebut
segera katanya: "Bukannya aku hendak memadamkan semangat
tempur kalian, sesungguhnya kita semua bukan
tandingan pemilik bunga bwee, daripada mati konyol
lebih baik berbakti kepadanya saja."
Ucapan semacam ini ternyata diutarakan oleh manusia
macam Ciu Huang, kejadian ini benar-benar diluar
dugaan para jago, sebaliknya bagi mereka yang sudah
terpengaruh ilmu hipnotis dari pemilik bunga bwee,
mereka segera manggut-manggut mendukung.
Pedang sakti dari Lam-kiang Hongpo Ti-ang-hong
yang selama ini membungkam, tiba-tiba menyela:
"Entah kepandaian apa yang telah digunakan Pemilik
bunga bwee hingga membuat pikiran Ciu tayhiap kabur,
aku harap kalian jangan terima perkataannya itu ke
dalam hati, sebab jelas ucapan itu bukan muncul dari
hati sanubarinya." "Benar, aku pun berpendapat begitu." sambung phang
Thian-hua. "Nama besar empek Ciu tak boleh dibiarkan hancur
dengan begitu saja" seru Hong-po Lan pula, "Biar
1814 kutengok Pemilik bunga wee dalam tenda itu,
sebenarnya ilmu apa yang telah digunakan-"
sambil berkata ia melangkah masuk ke arah tenda.
"Berhenti" bentak Hongpo Tiang-hong tiba-tiba.
"Ada apa ayah?"
"Dengan kecerdikan dan kehebatan empek Ciu serta
ketua Hian-hong-kau pun mereka masih bukan tandingan
Pemiiik bunga bwee, apalagi kau yang berpengalaman
cetek, bagaimana mungkin bisa menghadapi kehebatan
Pemilik bunga bwee?"
"Biarkan dia pergi" Mendadak terdengar seseorang
menimbrung dengan suara lembut.
Ketika Hongpo Lan berpaling, ia jumpai pemuda
berbaju hijau tadi entah sejak kapan sudah muncul lagi
dalam arena: Buru-buru Phang Thian-hua memberi hormat seraya
berkata: "Aku sangat kagum dengan kehebatan ilmu
pengobatan yang anda miliki, tolong periksa mereka,
sebenarnya luka racun apa yang telah mereka derita?"
"Tidak usah diperiksa lagi" jawab pemuda berbaju
hijau itupelan, "Kesadaran mereka telah dikendalikan
pemilik bunga bwee dengan ilmu hipnotisnya,justru
1815 karena pemilik bunga bwee belum luncurkan diri maka
mereka masih dapat dikendalikan tapi begitu pemilik
bunga bwee muncul, mereka semua pasti akan tunduk
pada perintahnya." "Masa tiada harapan untuk diobati?" tanya Coat-pin
taysu. "Kecuali kita dapat menaklukkan Pemilik bunga bwee
lebih dulu." "Kecerdasan ketua Hian-hong-kau sudah dibuktikan di
depan umum, kehebatan ilmu silat Ciu tayhiap juga tiada
keduanya dalam kolong langit, tapi mereka berdua telah
dikuasai ilmu hipnotis dari Pemiiik bunga bwee, situasi
demikian amat tidak menguntungkan diri kami,
nampaknya saudara harus turun tangan sendiri" kata
Phang Thian-hua. semua jago telah menyaksikan kehebatan pemuda ini
dalam menggunakan tusukan jarum sehingga tanpa
sadar dihati kecil mereka sudah muncul perasaan hormat
yang mendalam, oleh sebab itu ucapan phang Thian-hua
ini tidak menimbulkan rasa heran para jago lainnya.
Dalam pada itu Hongpo Lan sudah menerjang masuk ke
dalam tenda. Hongpo Tiang-hong hanya melirik pemuda berbaju
hijau itu sekejap. ia tidak bermaksud menghalangi niat
putranya. 1816 Memandang bayangan punggung Hongpo Lan yang
masuk ke balik tenda, pemuda berbaju hijau itu berkata
sambil menghela napas panjang:
"Bila dugaanku tak meleset, setelah melalui beberapa
kali pengurasan tenaga, kondisi Pemilik bunga bwee
sudah sangat lemah sekali, bila kita utus seseorang lagi
untuk masuk ke dalam tenda maka tak susah buat kita
untuk menangkap dirinya."
Dalam pada itu, ketika Hongpo Lan masuk ke dalam
tenda, Pemilik bunga bwee baru saja duduk untuk
mengatur pernapasan . Saat ini merupakan detik yang amat kritis, bila Hongpo
Lan datang seperminum teh lebih awal maka Pemilik
bunga bwee tak akan memiliki kekuatan untuk
melakukan perlawanan. Ketika sinar mata Hongpo Lan membentur pada tubuh
si nona yang cantik, ia segera berdiri tertegun.
Pelan-pelan pemilik bunga bwee membuka mata
memandang Hong-po Lan, sambil tertawa katanya.
"Bantulah aku untuk bangkit berdiri" suatu cahaya mata
yang aneh menyorot tajam wajah Hongpo Lan.
Ketika sinar mata pemuda itu bentrok dengan
pandangan mata pemilik bunga bwee, hatinya segera
bergetar keras, tanpa sadar ia melangkah majU ke
1817 depan, Dengan pelan-pelan pemilik bunga bwee bangkit
berdiri, mendadak tubuhnya roboh ke dalam pelukan
anak muda tersebut. saat itu pikiran Hongpo Lan masih agak jernih, hawa
murninya segera dihimpun ke dalam telapak tangan
kanannya dan segera ditekan kepunggung pemilik bunga
bwee. Belum sempat tenaga murninya dipancarkan Pemilik
bunga bwee telah merasa kan datangnya ancaman
bahaya, ia segera berpaling dan ujarnya lembut:
"Berpaling dan tengoklah wajahku"
suara itu halus dan lembut membuat Hongpo Lan
berpaling tanpa sadar, begitu empat mata saling
bertemu, sekali lagi perasaannya bergetar keras, tenaga
pukulan pun tak sanggup dipancarkan keluar.
Lebih kurang seperminum teh kemudian, Hongpo Lan
telah berjalan keluar dari balik tenda dengan pandangan
kosong, Hongpo Tiang-hong segera maju menyongsong sambil
menegur "Kau tidak apa-apa bukan nak?"
"Aku sudah tunduk kepada Pemilik bunga bwee..."
jawab Hongpo Lan sambil tertawa dingin.
Mendadak dari balik mata pemuda berbaju hijau itu
memancar keluar cahaya mata yang aneh, sambil
1818 menatap wajah Hongpo Lan, pelan-pelan tegurnya:.
"Baik-baikkah Pemilik bunga bwee?"
Kembali sekujur tubuh Hongpo Lan bergetar keras
begitu empat mata mereka saling bertemu, sahutnya
cepat: "Ia sangat baik."
"Apakah dia amat lelah?" Nada suara pemuda berbaju
hijau itu berubah amat serius. Hongpo Lan berdiri
termangu-mangu, lama kemudian baru jawabnya: "Yaa,
dia sangat lelah." Hongpo Tiang-hong jadi amat cemas ketika melihat
putra kesayangannya tiba-tiba berubah jadi begitu
bodoh, tanpa sadar ia mengulurkan tangannya hendak
menggenggam pergelangan tangan kanannya.
"Jangan sentuh dia" bentak pemuda berbaju hijau itu
tiba-tiba. "Kenapa?" "Ia sudah dikendalikan ilmu hipnotis dari pemilik
bunga bwee, sekarang pikirannya kubuat kalut dengan
ilmu pemindah sukma ku, kondisinya sekarang sangat
rawan dan pikirannya dikuasai dua kekuatan, meski kau
ayahnya, tapi aku takut ia sudah tidak mengenalmu lagi
sekarang, jika kau berusaha memegang pergelangan
tangannya maka hal ini akan memancing reaksi yang
keras, bahkan bisa jadi dia akan menyerangmu dengan
1819 sepenuh tenaga, takutnya ia jadi kalap dan
menyerangmu mati-matian...."
Kemudian telah berhenti sejenak, ia berpaling ke arah
kakek bermata satu dan berkata lagi serius:
"Meskipun kau merahasiakan indentitas-mu tapi aku
tahu bahwa ilmu silatmu paling hebat di antara mereka
yang hadir hari ini, kecuali Pemilik bunga bwee, hanya
Dewa cebol Cu Gi yang mungkin bisa menandingi
kehebatanmu tapi sekarang Dewa cebol belum selesai
bersemedi, maka setelah aku masuk ke dalam tenda
nanti, sementara Memimpin para jago, sebelum itu waktu
kaulah yang memimpin para jago, sebelum aku muncul
dari tenda, jangan biarkan siapapun mengintip keadaan
dalam tenda tersebut, aku percaya ilmu pukulan bara
Walet Emas Perak 15 Renjana Pendekar Karya Khulung Petualangan Manusia Harimau 9
^