Pencarian

Pengelana Rimba Persilatan 8

Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi Bagian 8


"Terima kasih atas kepercayaan kalian." Kata Fu Ke-wei juga dengan tulus.
"Ooh betul! Bos penginapan Shang tadi telah memberitahu kami, ada satu jalan kecil yang tersembunyi bisa langsung sampai ke gunung Li-liang, hanya saja perjalanannya lebih jauh tiga empat hari." Kata Ouw Yu-zhen.
"Tidak disangka dia orang yang perhatian, bisa mengetahui kita akan pergi ke benteng Zhang-feng, bagaimana pun jahe lebih tua lebih pedas!" Fu Ke-wei berkata, "waktunya sudah tidak pagi lagi, mari kita istirahat! Besok kita harus bangun pagi-pagi melanjutkan perjalanan!"
Ayam pagi berkokok melihat langit, ini adalah kata-kata mutiara untuk orang yang bepergian jauh, pagi-pagi berangkat berjalan supaya tidak terhambat di jalan, dan tidak mendapat tempat untuk menginap.
Di depan penginapan Yung-an, pelayan dengan hangatnya membantu tamu menyiapkan kuda.
Fu Ke-wei dan kawan-kawannya, empat orang saat fajar menyiapkan kuda melanjutkan perjalanan.
Yu-shu-xiu-shi dan Seruling Damai yang berada di sisi lain, mengawasi persiapan pelayan, di samping diam menonton, sorot matanya sering melotot dengan galak pada Fu Ke-wei.
Ling-yun-yan tiga orang wanita, juga sering mengawasi gerakan masing-masing pihak.
Seruling Damai tidak berani menantang Fu Ke-wei, jadi mencari Xie-shen.
"Saudara Tu, kau sungguh telah memutuskan tidak pergi dengan kami?" Seruling Damai bertanya pada Xie-shen yang sedang mengikat bungkusan pada pedal kuda.
"Betul, aku takut." Jawab Xie-shen dingin, di dalam hatinya benci sekali.
"Bukankah kau akan berjalan ke utara mencari teman?"
"Bagaimana nanti saja." Xie-shen menunjuk pada Fu Ke-wei, "Aku akan mengikuti saudara kecil Fu dan kawan-kawan berjalan ke selatan, meninggalkan tempat kacau ini dulu, selanjutnya bagaimana, lihat nanti saja."
"Jika aku memaksa kau ikut kami......"
"Lebih baik jangan." Xie-shen tangannya memegang pegangan golok, "kau mungkin masih belum tahu sekarang ini aku adalah pelayannya saudara kecil Fu, kau harus tanya dia dulu, apakah dia mengizinkan tidak?"
"He he he! Tentu saja aku tidak mengizinkannya." Fu Ke-wei tertawa aneh, "aku sangat memperhatikan masalah yang merugikan aku, demi memperebutkan satu sen uang, juga tidak akan segan-segan bertarung merebut kembali keadilan. Orang baik dihina orang, kuda baik ditunggangi orang, hari ini jika aku mengaku kalah, dan direbut satu sen uang oleh orang, dan tidak mempermasalahkannya, lain kali pasti bungkusan baju pun habis direbut orang. He marga Xiao, apakah kau akan melawan kehendakku?"
"Aku sekarang sedang sibuk melakukan perjalanan keutara, tidak ada waktu bermasalah denganmu." Seruling Damai warna wajahnya berubah-rubah, akhirnya mengeluh sekali, "tidak lama lagi, kita akan bertemu di dunia persilatan."
"Bagus sekali, aku percaya kau tidak akan menunggu lama."
"Benar, aku pasti bisa menemukanmu." kata Seruling Damai menggigit gigi, dengan Yu-shu-xiu-shi dia naik ke atas pelana kuda.
Ling-yun-yan bertiga juga siap naik ke atas pelana kuda melanjutkan perjalanan, Yu-shu-xiu-shi sudah berjalan duluan dengan cepat menuju ke utara.
Penunggang kuda yang menginap di penginapan, saat berangkat hanya ada enam orang. Ling-yun-yan menunggu Yu-shu-xiu-shi dan Seruling Damai pergi menjauh, akhirnya tidak tahan dia berjalan menuju kearah Fu Ke-wei.
Dua orang pelayan setia dia, tampak bersemangat ingin bertarung.
"Perselisihan di antara kita, nanti kita perhitungkan di kemudian hari." Wajah Liu Fei-yan tidak tampak rasa marah yang jelas, tapi ada wajah senyum yang mengandung niat jahat, "kau katakan, kau ini sebenarnya Fu-xian atau Fu-jiu?"
"Orang kecil semacam aku ini, sering harus melarikan diri dari mala petaka, mengganti nama adalah satu cara yang sering digunakan oleh orang dunia persilatan, pahlawan yang mempunyai puluhan nama palsu banyak sekali! Buat apa kau perdulikan nama Fu-xian atau Fu-jiu?" berhadapan dengan wanita cantik yang seksi, kata-kata Fu Ke-wei santai tingkahnya tenang.
Seseorang yang tidak punya keinginan terhadap orang atau sesuatu, berbicara santai itu adalah hal yang normal sekali, tidak menjilat orang, mana bisa mengharapkan mendapatkan keuntungan dari orang"
"La......lalu di kemudian hari bagaimana aku bisa mencarimu?"
"Itu adalah kesulitanmu sendiri, bukan urusan aku. Nona besar Liu, kau paling bagus berpikir dulu dengan tenang, sebenarnya siapa yang menagih hutang, baru bertindak, itu juga tidak terlambat, hanya sepihak menyatakan sebagai penagih hutang, walau kau dapat mencari aku, kau juga hanya mendapat kegembiraan yang kosong saja."
"Bagaimana pun kau tidak bisa menolak hutang, kau lebih hebat dari pada Yu-shu-xiu-shi, sampai Seruling Damai juga harus terus-menerus menahan diri tidak mau menempuh bahaya bertarung denganmu, di seluruh dunia persilatan, orang yang sukses sepertimu ini tidak banyak."
"Pujian yang berlebihan, aku merasa tersanjung."
"Jangan senang dulu." Liu Fei-yan tidak tahan dengan tingkahnya, dia merasa akan marah lagi, "Yang aneh kau malah tidak mendapatkan julukan dari semua orang, kau sebenarnya berkelana di dunia persilatan, tujuannya apa" Apakah hanya menginginkan keuntungan saja tidak mau punya nama yang terkenal" Atau ada tujuan lain yang tidak diketahui orang?"
"Nona besar Liu, aku sudah mengerti kau menanyakan timur tujuannya barat. Jika aku sudah mempunyai sebutan yang diketahui oleh semua orang, kau jadi bisa dengan mudahnya mencari aku, para pengawal bunga yang menyembah di bawah rokmu itu, akan seperti anjing pemburu......"
"Kau pantas mati!" Liu Fei-yan kembali terusik lagi! Dalam teriakannya dengari marah mendadak mengangkat tangan kiri.
Satu sinar tipis membelah udara, datang menyerang cepat laksana kilat.
Fu Ke-wei mengangkat tangannya, pecut kudanya pelan menangkis.
Traang..... sebilah pisau daun Liu jatuh ke tanah.
"Sungguh lihay!" Fu Ke-wei menggelengkan kepala tertawa pahit, "kau wanita baik-baik yang anggun, tidak terduga sangat membahayakan, sedikit-sedikit menggunakan kepandaian menyerang aku, langit yang tahu kau telah melukai berapa banyak orang yang tidak berdosa. Kau pergilah! Aku tidak ingin melihatmu lagi."
"Aku ini penagih hutang, aku ada hak menggunakan segala cara menagih hutang." Ling-yun-yan dari malu menjadi marah, tapi di dalam hati juga merasa terkejut, "sekarang aku sedang ada urusan, tidak menagih dulu padamu, kita bicarakan di lain hari, ingat baik-baik, aku pasti akan menemukan kau lagi."
"Paling bagus kau jangan bertemu denganku lagi, jika tidak kau akan mendapat malu besar. Semua masalah hanya ada sekali tidak boleh terus menerus, kesabaranku ada batasnya."
Jika diteruskan pertengkarannya, Liu Fei-yan merasa tidak akan bisa mengejar Yu-shu-xiu-shi, maka dengan kesal dia kembali ke kudanya, dengan marah dia naik kuda pergi, sebelum berangkat masih dia masih melotot Fu Ke-wei sekali, sorot matanya sangat tajam.
"Tuan, kau harus waspada pada wanita kecil yang keji ini." Xie-shen tidak bisa tenang, "selanjutnya setiap saat dia bisa diam-diam menyerang tuan, seharusnya sekali bekerja tuan mengamankan selamanya."
"Sebenarnya sifat dia tidak terlalu jahat, jika tidak, mana mungkin aku dengan mudahnya melepas dirinya?" Fu Ke-wei tertawa pahit.
"Tapi terhadap tuan malah jahatnya sangat menakutkan." Kata Xie-shen marah.
"Dia adalah ular berbisa yang mempunyai kulit yang indah, sekuntum bunga opium yang menarik orang, setan yang memakai baju dewi, selanjutnya bagaimana kau bisa menahan dia?"
"Dia wanita yang pintar dan cantik dan sombong, percaya dirinya bukanlah akhlak yang terlalu jelek, kau tenang saja, dia tidak akan bisa melukai aku."
"Dia tidak perlu melukai kau dengan tangan dia sendiri, tuan."
"Jangan bicarakan masalah dia lagi, ayo cepat kita berangkat!"
"Dia akan mendapatkan backing yang sangat kuat, tuan! sungguh seharusnya tuan jangan melepaskan dia."
"Dia bukan mendapatkan backing yang kuat, tapi kupu kupu kecil menerjang api, mencari kesulitan sendiri."
Fu Ke-wei juga naik ke atas kuda, "jalanlah! Menuju selatan."
Sepuluh li lebih dari kejauhan Lin-jia-gou, di sebelah kanan jalan tampak ada satu jalan kecil.
"Ikut aku." Xie-shen mempercepat kuda melewati masuk ke jalan kecil, "Sipoa Besi khusus berpesan, melalui jalan ini walau lebih jauh beberapa hari, tapi pasti aman dan tersembunyi."
"Paling bagus tiga empat hari, biarkan mereka tiba lebih dahulu, dengan santai dan bergembira saling berkenalan, supaya kita mudah memancing ikan di air keruh." Fu Ke-wei sepertinya sudah ada rencana, tidak terburu-buru menempuh jalan.
Gunung Li-liang adalah nama keseluruhan gunung, gunung itu bukitnya banyak, juga punya nama sendiri-sendiri.
Benteng Zhang-feng di dirikan di lereng sebelah barat gunung Li-liang, menghadap ke sungai Dong-chuan, sungainya lebar tapi airnya sedikit, di bagian yang dekat dengan benteng ada jurang yang sangat dalam yang menjadi pertahanan alam, air mengalir ke arah barat menyatu dengan sungai Bei-chuan.
Tembok benteng Zhang-feng dibangun dengan bata hijau besar, tingginya dua setengah zhang, menggunakan tali memanjat juga harus setengah harian waktunya.
Tembok benteng yang tinggi ini bisa menahan serangan tentara, tapi tidak bisa menghalangi pesilat tinggi dunia persilatan.
Tapi bagi pesilat tinggi dunia persilatan walau bisa melewatinya, mungkin tidak bisa keluar lagi, jika ada tiga-lima puluh orang pesilat tinggi menyusup masuk, yang dapat keluar hidup-hidup paling hanya beberapa orang saja.
Begitu benteng ditutup ke empat pintunya, orang yang masuk pasti seperti macan masuk perangkap, begitu hari terang, seperti menangkap kura-kura di dalam gentong.
Beberapa hari lalu, orang benteng Zhang-feng telah mengetahui ada orang yang menyusup, hingga terjadi dua kali pertempuran.
Orang yang menusup jumlahnya tidak banyak, masuk dengan terburu-buru dua kali, dan gagal meloloskan diri, tapi telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit, sebelas orang mati, hingga menimbulkan kepanikan.
Orang yang menyusup ke dalam benteng, selalu tidak bisa mendekat ke gudang pusaka bawah tanah yang berada di pusat benteng, karena penjagaannya paling ketat.
Sekarang pengawal yang ditugaskan mengawasi dari gunung-gunung, juga telah ditambah hingga tiga kali lipat. Mereka bersembunyi di dalam hutan di punggung gunung sejauh sepuluh li di sebelah utara benteng, melalui celah daun-daun mereka bisa melihat ke bawah, benteng Zhang-feng yang megah tampak dengan jelas berada di bawahnya, ratusan rumah yang ada di dalamnya ditata dengan rapih, sepertinya di dalam strategi besar ada strategi kecil, dengan gudang pusaka bawah tanah sebagai pusatnya, melebar ke empat penjuru. Di lingkaran luar, ada sungai pelindung bentengyang airnya didatangkan dari air sungai Dong-chuan, lebarnya ada tujuh delapan zhang, dalam sampai tidak terlihat dasar-nya, sulit jika ingin menyeberanginya.
Satu-satunya jalan keluar masuk, adalah jembatan besar dari kayu di depan gerbang benteng selebar tiga zhang yang bisa ditarik sebagian.
Begitu ditarik bagian tengah papan jembatannya, maka jalan keluar masuk akan terputus, biasanya hal itu dilakukan malam hari.
Hoa-fei-hoa, Hoa Yu-ji telah menyamar sebagai seorang wanita kampung, pelayan wanita dan Sepasang Bintang Perak juga telah menyamar jadi sepasang suami istri orang kampung.
"Sungguh kacau sekali!" kata Hoa-fei-hoa dengan kecewa, "berturut-turut telah menyiksa mati sebelas orang, tapi malah satu orang pun tidak ada yang tahu posisi alat jebakan di dalam gudang pusaka bawah tanah, sampai lingkaran luar pun tidak bisa mendekatinya, bagaimana bisa masuk kedalam gudang pusaka bawah tanah?"
"Malam ini kita harus bisa mendekatinya." Kata pelayan wanita dia, "menurut jadwal perjalanan, ketua benteng Xi seharusnya sudah pergi ke Tai-yuan mengunjungi temannya, dan dalam dua hari ini akan kembali."
"Nona Hoa, kejadian ini tidak akan terulang ketiga kalinya, lebih baik batalkan saja!" Niu Lang-xing tampak mengkhawatirkan sekali, "jika ditunda lagi, rencana kita menjebak si anjing tua Xi dalam perjalanan pulang juga akan gagal, sekali dia masuk ke dalam benteng, kesempatan membunuh dia juga akan hilang. Malam ini jika kita menempuh bahaya masuk ke dalam, masuk mudah, keluarnya yang akan sulit, kewaspadaan mereka telah ditingkatkan berlipat ganda."
"Aku tidak rela masuk ke tempat harta karun, kembali dengan tangan kosong." Kata Hoa-fei-hoa dengan kesal, "Malam ini jika gagal, kita meloloskan diri juga masih keburu. Jika perlu, membakar membuat kekacauan......"
"Tidak mungkin." Kata Zhi Nu-xing, "bentengnya semua dibangun dengan bata hijau besar, dan setiap loteng ada tembok anti apinya, benda yang dapat digunakan untuk membakar tidak banyak, dan kita tidak mungkin membawa rumput kering masuk ke dalam. Walau bisa membakar satu dua rumah, juga tidak akan menjadi mala petaka, tidak mungkin menjadi kacau, sinar api malah bisa membocorkan gerakan kita, lebih banyak ruginya dari pada untungnya."
Yang dikatakan oleh Sepasang Bintang Perak adalah kenyataannya, bagaimana Hoa-fei-hoa bisa tidak bisa, harus percaya"
"Baiklah! Malam ini terakhir kali kita masuk, tidak perduli berhasil atau gagal, kita harus keluar dari daerah pegunungan ini, di tengah perjalanan kita akan mengubur si anjing tua Xi." Hoa-fei-hoa akhirnya memutuskan, melakukan penyelidikan terakihr kalinya, "aneh! Disini bisa melihatnya dengan jelas, satu persatu rumah, lotengnya juga terlihat dengan jelas, kenapa setelah masuk, sampai arah pun sulit memastikannya" Kenapa tidak bisa mendekati gudang pusaka bawah tanah......"
Dari belakang tiba-tiba terdengar tawa dingin yang menakutkan, dan batuk pelan dari satu orang lainnya yang bermaksud menarik perhatian!
Empat orang itu sama-sama terkejut, membalikan tubuh bersiaga.
Tampak seorang biksu setengah baya, seorang lagi pendeta dao tua, pendeta dao tua membawa pedang, sedang biksu membawa golok, gerakan mendekat mereka berdua sangat ringan seperti roh yang tidak berwujud.
Kepandaian Hoa-fei-hoa berempat, semua bertelinga tajam, bermata terang, dalam jarak dua puluh langkah bisa membedakan daun jatuh atau bunga terbang, orang yang bisa mendekati hingga sampai di belakang mereka sedikit pun tidak merasakannya, tekanan dan getarannya terhadap hati empat orang ini, sangat berat sekali.
"Kalian ini bodoh benar." Kata pendeta dao penuh dengan rasa mempermainkan, "melihat dari jarak jauh, dengan melihat dari dekat itu berbeda sekali, kalau pengetahuan ini tidak mengerti, kalian mana pantas jadi perampok pencuri harta?"
"Mereka malah ingin menarik diri, dan menjebak ketua benteng Xi di perjalanan!" kata Biksu sambil menggendong tangan, tingkahnya santai sekali, sepertinya tidak khawatir empat orang ini melakukan serangan yang di luar dugaan, "pendeta dao tua, kita bertamu ke benteng Zhang-feng, tuan rumah menyambut dengan meriah, kita tentu ada kewajiban meringankan kesulitan tuan rumah, betul?"
"Tentu!" suara pendeta dao tua tajam melengking, "Ini adalah rasa setia kawan seorang teman, seharusnya begitu."
"Apa yang akan kita lakukan?"
"Biar aku menggunakan She Shen-zhang (Tangan dewa mematikan) menangkapnya satu persatu, membawa mereka pulang ke benteng, bagaimana?"
"Bagus sekali! Aku dengar She Shen-zhang nya pendeta, sangat hebat sekali, tapi belum pernah melihat kau menggunakannya, sungguh sangat menyesal, hari ini biar pendeta membuka mataku, silahkan Dao-chang!"
"Tontonlah." Pendeta dao tua selangkah demi selangkah maju kearah Hoa-fei-hoa yang ada di depan, sekitar satu zhang dua che, dia memasang kuda-kuda, sepasang telapaknya disilangkan, lengan baju dan mantelnya bergerak sendiri tanpa ada angin, sepertinya dalam sekejap seluruh orangnya ditutupi oleh semacam hawa misterius.
Sepasang telapaknya sedikit bergoyang, semakin lama semakin membesar, tenaga yang keluar menjadi gelombang terus menerjang pada Hoa-fei-hoa.
"Hay......kau ini Yao......Yao-xian......"
Tampak wajah Hoa-fei-hoa ketakutan sekali, lalu tubuhnya gemetaran.
"Aku adalah pendeta dao Yao-xian Li-hun (Dewi pemisah roh)." Pendeta tua dengan bangganya maju mendekat, "kau sudah tidak mampu bergerak lagi, menyerahlah."
"Aku......aku tidak......tidak mau mati....."
Dengan ketakutan Hoa-fei-hoa memaksakan diri membalikan tubuh, ingin meloloskan diri dari cengkraman She Shen-zhang.
"Kau tidak akan mampu pergi......"
Yao-xian dengan bangga berteriak, sekelebat sudah mendekat, tangannya yang besar mengulur ingin menangkap orang.
Dalam sekejap tangan halusnya Hoa-fei-hoa dengan kecepatan yang sulit diketahui, diam-diam diayunkan ke belakang, menggunakan cara melempar panah tangan, diam-diam melemparkan satu sinar dingin dengan kecepatan yang sulit dilihat oleh mata telanjang.
Walau Yao-xian tidak maju ke depan menangkap orang, juga tidak akan bisa melihat dan menghindar senjata gelap ini, sekali menerjang ke depan, maka jaraknya tinggal sepanjang tangan diulurkan, dewa pun tidak akan bisa menghindar hawa kematian ini.
Inilah akibat yang paling menyedihkan, yang paling fatal bagi orang yang terlalu sombong terlalu percaya diri.
Seorang pesilat tinggi yang ilmu silatnya sudah super tinggi, sering karena terlalu ceroboh, mati ditangan seorang berandalan dunia persilatan kelas tiga.
Yao-xian dengan temannya biksu setan, keduanya disebut Pendeta Yao-mo, adalah orang persilatan kelas super. Menurut kabar tujuh penjaga di tempat pelepas pedang Wu-dang juga tidak bisa menahan mereka berdua, membiarkan mereka bebas masuk keluar gerbang gunung.
Jika kabar ini benar, berarti ilmu silat dan nama Yao-xian lebih tinggi dari pada Hoa-fei-hoa entah seberapa tingginya, tidak bisa dibandingkan.
Sebuah jarum Dewa tanpa bayangan, dilempar menggunakan Wu-tian-shen-gang.
Jika Yao-xian tidak terlalu sombong dan percaya diri, menanyakan terlebih dulu nama dan asal-usul lawannya, dia tentu tahu keadaan lawannya, akibatnya tentu akan berbeda sekali.
Jarum menembus perut keluar dari punggung sepanjang dua cun, tertahan oleh tulang belakang hampir saja tembus keluar.
Bersamaan waktunya Hoa-fei-hoa menjatuhkan tubuhnya ke depan, di atas tanah dia membalikan tubuh, tangan mulusnya bersamaan melemparkan sekumpulan jarum seperti hujan, sambil berteriak dalam yang aneh.
Pelayan wanitanya dengan dia hampir satu pikiran, juga bersamaan waktu melemparkan segumpal jarum, tangannya bergerak pedang menyerang, orangnya berkelebat laksana kilat.
Dua gumpal jarum seperti hujan, kerja sama yang tidak ada celahnya, semua terbang mengarah ke tubuh dan sisi kanannya Biksu Setan, memaksa Biksu Setan dalam gugupnya berkelebat menghindar kekiri, tepat menyongsong datangnya pedang pelayan wanita, pedang itu langsung menusuk tembus ke jantungnya.
"Ngek......" Biksu Setan menangkap pedang yang menembus dadanya, seperti terkena kilat dia mundur kebelakang, "Kalian sung...... sungguh ke......keji......ngek......"
Pelayan wanita itu melepaskan pedang ditangannya, di tangan sudah ada sebuah jarum, tapi tidak dilemparkan, hanya untuk berjaga-jaga saja.
Yao-xian tidak bisa mengendalikan dirinya, dia menerjang kebawah sebuah pohon besar, membuat daun dan dahan bergoyang-goyang, kemudian orangnya mental dan roboh ketanah, bersamaan dengan Biksu Setan juga roboh.
"Sungguh tontonan yang mengejutkan!" Niu Lang-xing terkejut dengan bulu kuduknya berdiri, "Kalian majikan dengan pelayan berdua kerja samanya begitu matang, cukup membuat para pesilat super diantara pesilat super ngeri, dua orang ini matinya tidak perlu disesali."
"Ketika dengan sombong dia mengatakan akan menggunakan She Shen-zhang menangkap kami, aku sudah tahu siapa dia, bersamaan itu dia juga telah mati setengah." Hoa-fei-hoa mengembus nafas panjang, "Tapi, saat itu aku memang takut, expresi wajah ketakutanku tidak bisa lolos dari penglihatannya, sehingga, dia tanpa ragu dan berani menggunakan She Shen-zhang. Cepat..., kita kuburkan mayat mereka."
"Pasti masih ada orang yang keluar dari benteng mencari kita, kita tidak boleh ceroboh lagi."
Niu Lang-xing masih ketakutan dengan pelayan wanita masing-masing menarik satu mayat.
Orang-orang benteng yang keluar dari benteng melakukan pengawasan ke gunung secara besar-besaran, tamu yang minta perlindungan dari benteng, semua menawarkan diri membantu, Yao-xian dan Biksu Setan adalah dua diantaranya, juga adalah gelombang pertama dari lima kelompok pengawas.
Saat hampir tengah hari, di benteng Zhang-feng telah tiba sekelompok tamu agung, yang disambut kedatangannya dari jauh oleh ketua dua benteng Golok Pemutus Arwah (Duan-hun-dao) Han Zhi-jian dengan membawa sepuluh anak buahnya. Dia adalah adik ipar ketua bentengXi.
Tamunya berjumlah lima puluh orang lebih terdiri dari laki-laki dan perempuan. Tamu utamanya adalah Yu-shu-xiu-shi.
Liu Fei-yan dan dua orang pelayannya termasuk dalam tamu-tamu itu.
Saat petang hari, ketua benteng Xi membawa tiga puluh lebih anak buahnya kembali ke benteng dari Tai-yuan.
Mendengar ada orang yang menyusup ke dalam benteng beberapa malam ini, kemarahan ketua benteng berkobar.
Seluruh benteng sekarang dalam taraf waspada penuh, penjagaan kembali diperkuat.
Saat malam hari, pengantar pos melaporkan kabar, ketua muda benteng Xi Wen-xin akan kembali ke benteng besok siang.
Sentral benteng adalah pusat syarafnya, tempat gudang pusaka bawah tanah berada. Di empat sisi nya masing-masing ada satu perumahan bersatu padu, melindungi sentral, rumahnya berderet-deret, begitu masuk ke dalam sulit melihat arah. Ini adalah tempat tinggalnya para keponakan keluarga Xi, kecuali pelayan dan orang kepercayaan, orang luar tidak diperbolehkan masuk, ini termasuk daerah terlarang di dalam benteng.
Di lingkaran luar juga dibangun tidak sedikit perumahan empat sisi bersatu, untuk tinggal para famili dan teman juga anak buah yang berkedudukan tinggi.
Di lingkaran luarnya lagi sederetan perumahan empat sisi yang lebih kecil, adalah tempat tinggalnya para anak buah biasa dan pelayan, ukurannya cukup besar pengaturannya sangat ketat.
Ketua benteng Xi tidak pernah membawa tamunya masuk kedalam daerah terlarang, bangunan untuk para tamu didirikan di sebelah timur, peralatannya komplit, tamu agung yang tinggal lama bisa merasa nyaman, hingga lupa pulang.
Bangunan untuk tamu hampir seperti pasar, mau apa pun tersedia, dari yang kecil sebuah jarum dan benang, hingga yang besar teman tidur wanita, semuanya ada, tidak pernah kekurangan.
Tentu saja, semua itu harus dibayar oleh tamu, di dunia tidak ada makan siang tidak memakai uang, ingin mendapatkan apa semua harus bayar.
Kelompok orang Yu-shu-xiu-shi, diatur di ruang tamu gratis, seluruh pelayanan ditanggung tuan rumah, tidak perlu bayar.
Sekitar jam sembilan malam, ketua benteng Xi membawa dua belas orang kepercayaannya, di ruang rahasia tamu bertemu dengan Yu-shu-xiu-shi dan beberapa tamu penting.
Tamu agungnya ada empat orang: Yu-shu-xiu-shi, Seruling Damai, dan seorang pesilat tinggi dunia persilatan yang sangat ternama------Tangan
Pengait Arwah Qiu-wu, satunya lagi adalah Ling-yun-yan, seorang wanita ternama dari tujuh wanita terhebat di dunia persilatan.
Kedua belah pihak sebelumnya sudah ada kontak, sudah ada pengertian, juga sudah ada kesepakatan awal, pertemuan resmi kali ini tidak perlu banyak membahas lagi, setelah basa-basi langsung masuk kepembicaraan inti.
"Dua orang wanita ini, besok malam baru bisa diserahkan padamu, karena di siang hari tidak enak melaksanakannya." Kata ketua benteng Xi dengan wajah ada satu keterpaksaan yang sulit diketahui orang, "tapi kau harus membawa orangnya secara rahasia, sedikit saja bocor, perkumpulan anda harus bertanggung jawab, aku tidak ingin mempertaruhkan nama baik benteng Zhang-feng."
"Orang perkumpulan kami mengerjakan sesuatu, menjaga rahasia adalah hal yang utama, ketua benteng tenang saja, aku bertanggung jawab penuh." Yu-shu-xiu-shi menepuk dadanya menjamin, "selanjutnya, jika orang-orang benteng anda berada di dunia persilatan, saudara-saudara perkumpulan kami tidak perduli gelap atau terang semua akan mendukung penuh, aku bisa menjamin penuh."
"Saudara kecil adalah wakil ketua perkumpulan anda, aku percaya atas jaminanmu." Ketua benteng Xi memalingkan kepala pada Ling-yun-yan, "masalahnya nona Liu, memandang wajahnya perkumpulan Cun-qiu dan saudara Gao, bentengku tentu akan membantu sekuat tenaga, menuruh mata-mata di daerah Shan-xi sepenuhnya perhatikan jejak tiga perampok itu, aku percaya dalam tiga-lima hari sudah ada kabarnya."
"Banyak terima kasih ketua benteng." Kata Liu Fei-yan dengan senang.
"Nona Liu adalah teman baiknya saudara Gao, sudah seharusnya pihakku membantu." Ketua benteng Xi tertawa tawar, lalu membelokan pembicaraan, "malam ini mungkin ada orang yang menyusup, jika diluar ada gerakan apa saja, harap jangan keluar dari daerah bangunan tamu, supaya tidak terjadi kesalah pahaman."
"Ketua benteng tenang saja, aku tahu larangannya." Yu-shu-xiu-shi tertawa, "jika dia masuk kedalam bangunan tamu, aku akan membantu ketua benteng menangkapnya."
"Saudara kecil, mungkinkah ini perbuatannya Sepasang Pedang Langit Selatan dan Tiga Phoenix?"
"Tidak mungkin, mereka sedang mengumpulkan teman-temannya, jauh berada di belakang kita! Dan yang mengacau benteng anda, itu terjadi pada tiga empat hari yang lalu." Kata Yu-shu-xiu-shi, analisanya memang masuk akal, "orang yang berada di tempat kejadian Lin-jia-gou, jejaknya sangat jelas. Sepasang Pedang Langit Selatan dan Tiga Phoenix masih berada di belakang, mengumpulkan bala bantuan, dalam waktu tiga-empat hari pasti tidak akan bisa sampai kemari. Xie-shen, Nie-sha-yin-hoa dan orang yang dipanggil Fu-jiu dengan kawan-kawannya, mereka melarikan diri ke arah selatan. Ketua muda benteng setelah kejadian, menemukan pelayan wanita dan laki-laki yang berada di sisi Hoa-fei-hoa ada masalah, mungkin penyamaran dari Sepasang Bintang Perak, waktu mengejar sampai di gunung Zhong-tiao lalu kehilangan jejak mereka."
"Mungkinkah mereka orang-orang yang diurus oleh ketua perkumpulan anda?" tanya Ketua benteng Xi seperti sembarangan, wajahnya ada tawa yang dingin, "perkumpulan anda ada dua organisasi terang dan gelap, mungkin ketua perkumpulan anda mengutus orang lagi, dan tidak memberitahumu."
"Tidak mungkin." Yu-shu-xiu-shi dengan serius, "orang di perkumpulan kami tidak perduli gelap atau terang, pembagian kekuasaannya sangat jelas. Ketua perkumpulan memberikan aku tanggung jawab penuh, pasti tidak akan mengutus orang lain lagi menarik kakiku dari belakang. Ketua benteng jika bisa mempercayai aku, orang-orangku bisa aku serahkan pada ketua benteng dengan kekuasaan penuh, menerjang api pun, mereka tidak akan menolak."
"Mungkin aku akan minta bantuan dari kalian, aku kekurangan orang untuk memeriksa gunung-gunung." Ketua benteng Xi mengerut alis, "Yao-xian dan Biksu Setan menawarkan diri mengikuti orang keluar memeriksa gunung, sejak pagi telah keluar, tapi sampai sekarang masih belum kembali, sangat mungkin telah terjadi hal yang tidak diinginkan, jika kalian bisa membantu, aku sangat berterima kasih."
Gunungnya dalam hutannya lebat, radiusnya sangat luas, mengutus seratus dua ratus orang mencari jejak di gunung, pekerjaannya tidak mudah" Buat benteng Zhang-feng melindungi benteng sendiri kekuatannya berlebih, tapi kalau memeriksa gunung secara besar-besaran mereka tidak punya kekuatannya, jika dibantu lima puluh pesilat tinggi, siapa yang tidak mau terima"
Beberapa kata saja dia sudah mengunci Yu-shu-xiu-shi.
Berbincang lagi sebentar, ketua benteng Xi baru membawa orangnya meninggalkan tamunya.
Dia tidak langsung kembali ke pusat, malah mengeliling dan tiba di perumahan empat sisi bersatu kecil di daerah timur laut, meninggalkan dua belas orang bawahannya di luar, dia sendirian melangkah masuk ke dalam pintu pekarangan.
Waktu itu sudah tepat tengah malam, di dalam ruangan tampak masih terang benderang.
Dua orang nyonya cantik berusia tiga puluh tahun lebih, sedang bersantap malam, sambil mengobrol.
Waktu ketua benteng Xi melangkah masuk, dua orang nyonya cantik itu seperti tidak melihatnya, mereka tetap mengobrol dengan asyik.
Tapi ketua benteng Xi tidak merasa tersinggung, dia menarik kursi duduk sendiri, sambil tersenyum menatap mereka.
"Terhadap usulanku dulu, kalian berdua hingga kini masih belum ada jawaban, apakah kalian curiga dengan ketulusan hatiku?" tanya ketua benteng Xi tertawa.
"Bukan kami kakak beradik mencurigai ketulusan ketua benteng, tapi ketua benteng yang tidak percaya pada perkataan kami." Kata nyonya cantik yang ada tahi lalat di sudut mulutnya, "tahun lalu di Jiang-ning kami bersaudara dengan Yun-sang-nie mendapatkan empat puluh ribu liang perak lebih, di antaranya sepuluh ribu liang perak dibagikan pada Dua Belas Rasi Bintang sebagai upah membantu dan memindahkan, sisanya Yun-sang-nie yang bertanggung jawab menyimpannya, sampai kami bersaudara pun tidak tahu tempat penyimpanan uang itu, kau memaksa kami sampai mati pun tidak ada gunanya."
"Kalian benar-benar tidak tahu jejaknya Yun-sang-nie?"
"Setelah kejadian itu menggemparkan selatan dan utara sungai besar, tidak saja pemerintah mengerahkan banyak orang mengejar kami, malah banyak sekali orang persilatan juga mencari kami, berharap mendapat bagian. Sehingga kami bersaudara terpaksa berjalan ke barat datang kebenteng anda minta perlindungan, sedang Yun-sang-nie berjalan ke utara menyembunyikan diri, sejak itu kami kehilangan kontak."
"Kalian bertiga hubungannya seperti kakak beradik, pasti ada kata yang dibicarakan, coba pikir-pikir di sebelah utara sungai besar, tempat mana saja yang bisa menyembunyikan dirinya" Jika setelah diperiksa ternyata benar, aku pasti akan menuruti perjanjian kita, membuka kuncian jalan darah di tubuh kalian, aku pasti tidak akan ingkar janji."
"Kami kakak beradik dengan dia adalah teman berdasarkan untung rugi, tidak ada perasaan lain, walau dia pernah menyatakan pergi ke utara, siapa yang tahu dia benar ke utara atau tidak" Apa lagi dunia ini luas sekali! Dan dia mahir merubah wajah, tempat mana yang tidak bisa menyembunyikan diri?"
"Ooo...! Dengan demikian, harapan aku jadi tidak terwujud." Ketua benteng Xi berkata sendiri, lalu dia mendadak bertanya lagi, "kalian berdua ada hubungan apa dengan perkumpulan Cun-qiu?"
"Tidak ada hubungan apa-apa." Nyonya cantik bertahi lalat dengari tegas menyangkal, "walau kami banyak bergerak di daerah selatan sungai besar, tapi dengan perkumpulan tersebut tidak saling mengganggu, juga tidak pernah berselisih. Ketua benteng kenapa menanyakan hal ini?"
"Tidak ada apa-apa, aku hanya sembarangan tanya saja." Ketua benteng Xi mendorong kursi berdiri, "besok masih ada waktu sampai siang hari, kalian boleh pikir-pikir terakhir kalinya, kuharap kedua belah pihak bisa puas, malam telah larut, sampai ketemu lagi besok!"
Dua wanita dengan sorot mata penuh tanda tanya melihat bayangan belakang ketua Xi menghilang di luar pintu.
"Kak, dari kata-katanya si anjing tua Xi terdengar seperti ada gejala bahaya, kita harus segera meninggalkannya, jika tidak sampai kita mati pun tidak akan tahu." Kata nyonya cantik lainnya yang berwajah telur angsa.
"Baik, besok pagi-pagi sekali kita kabur dari benteng dengan bersembunyi di dalam iring-iringan kereta pembelian." Nyonya cantik bertahi lalat telah memutuskan, "di pihak Lao Li tidak ada masalah bukan?"
"Aku berturut-turut memberi dia sepuluh kali lebih kesenangan, jangan kata menyembunyikan kita keluar dari benteng, suruh dia mati pun, dia juga akan rela."
"Adik Fang, hati orang susah di tebak, lebih baik kita repot sedikit, dengan keadaan dia tidak tahu, kita bersembunyi di bawah kereta kuda, tentu akan lebih aman, kita hanya punya satu kesempatan, sama sekali tidak boleh gagal." Kata nyonya cantik bertahi lalat.
"Baik, sekarang kita siap-siap menyamar.."
Orang dulu berkata: satu kejadian tidak akan lewat lebih dari tiga kali. Jika berturut-turut pasti akan terjadi masalah.
Hoa-fei-hoa berempat, telah melakukan satu kali penyusupan, apa bisa lolos ketiga kalinya" sejak awal mereka sudah tiga kali keluar masuk benteng Zhang-feng, menginterogasi dan telah membunuh belasan penjaga, tetap saja tidak bisa mendekati sentral.
Dia akan melakukan yang terakhir kalinya, jika tidak berhasil maka dia akan menarik diri berjalan pulang, mencari cara lain menyelesaikan persoalan dengan ketua bentengXi.
Dia tidak menduga ketua benteng Xi telah kembali begitu cepat, hingga dia telah melakukan kesalahan yang serius.
Sekitar jam sembilan malam, gerbang benteng tiba-tiba dibuka, berturut-turut keluar tiga kelompok bayangan hitam, jumlahnya kira-kira ada empat puluhan, dalam sekejap telah menghilangke dalam hutan.
Lalu rumah-rumah di dalam benteng telah menyalakan lampu, dan juga sering terlihat pasukan patroli yang membawa obor, berpatorli ke setiap-pelosok benteng.
Hoa-fei-hoa dan kawan kawan yang bersembunyi di dalam hutan sejauh empat li, melihatnya, hingga timbul pertanyaan.
"Apa yang sebenarnya telah terjadi" apakah ada orang lain yang menyelinap masuk ke dalam benteng?" kata Zhi Nu-xing.
"Sepertinya tidak ada orang yang menyusup, tapi telah terjadi suatu perubahan di dalam benteng. Jika tidak kenapa ada begitu banyak orang masuk ke hutan memeriksa?" kata Hoa-fei-hoa menggelengkan kepala.
"Aku lihat malam ini lebih baik kita jangan masuk ke dalam, saat ini di dalam benteng telah terjadi sesuatu masalah, pasti akan memperketat penjagaan, masuk kedalam benteng bukankah..."
"Bodoh, kau tahu apa?" Hoa-fei-hoa memotong perkataan Niu Lang-xing, "saat air keruh baru bisa mengambil ikannya! Mereka sedang kacau, malah kebetulan, itu kesempatan baik kita masuk ke dalam, kau jangan menggembosi kami!"
"Baik, baik, nona besar, aku tidak akan berkata lagi, apakah kita berangkat sekarang?" kata Niu Lang-xing tertawa pahit.
"Tidak, tunggu dua jam lagi, menunggu sampai saat mereka kelelahan mencari orang, kewaspadaan mereka pasti akan menurun, saat itu baru kita masuk ke dalam benteng." Kata Hoa-fei-hoa pelan, "sekarang kita gunakan waktu ini untuk mengumpulkan tenaga, supaya tubuh kita bersemangat."
Lalu empat orang itu duduk di tempat, bersemedi di dalam hutan.
Sekitar jam sebelas malam, lampu di dalam benteng semuanya sudah padam, kecuali pos penjagaan, sudah tidak ada orang yang bergerak, seluruh benteng sepi.
Benteng didirikan di lereng, menggali parit untuk mengalirkan air, air tidak mungkin mengalir ke atas, sehingga di belakang benteng ada daerah yang tidak kena air, kedua ujungnya dibangun dam untuk mengumpulkan air hujan.
Musim semi kali ini jarang hujan, di parit bagian ini setitik air pun tidak ada, tempatnya ditumbuhi rumput liar, kehilangan fungsi sebagai penghalang.
Tapi meski demikian, tembok benteng menjadi lebih tinggi hampir dua zhang, jadi harus mendaki tembok yang setinggi empat zhang setengah, itu bukanlah hal yang mudah.
Tapi mereka tidak bisa tidak harus mendakinya, ini adalah satu satunya jalan masuk ke dalam benteng.
Empat orang semua memakai baju malam warna abu-abu hijau, dengan tembok benteng hampir sama warnanya. Sepasang tangannya ada kail pencakar tembok yang dibuat khusus, dengan lengan sebagai penahan, tidak saja bisa digunakan untuk mendaki tembok, juga bisa dijadikan senjata yang mematikan.
Ukuran puncak tembok persis seperti benteng kota, di luar dan di dalam ada tembok penghindar jatuh, sering ada penjaga mengulurkan kepalanya melihat keluar, juga sering ada patroli yang terdiri dari dua orang, di atas berjalan kesana-kemari mengawasi apakah ada penjaga yang mengantuk, penjagaannya sangat ketat.
Ilmu silatnya Hoa-fei-hoa paling tinggi dan paling hebat di antara empat orang itu.
Dia memimpin dengan pelan mendaki keatas, tepat berada di tengah dua patroli memeriksa, jika tidak dari jarak dekat, sama sekali tidak akan bisa melihat ada orang naik ke tembok benteng.
Setelah naik ke puncak tembok, memastikan di sekitar tidak ada orang, baru dia melepaskan tali panjang, menarik ke atas orang yang berada dibawah.
Tidak lama, tubuh mereka berempat sudah menghilang di antara rumah-rumah.
Fu Ke-wei dan kawan-kawannya, tiba pada jam delapan pagi di sebelah sisi barat benteng di satu pohon besar. Sebelum masuk gunung, dia telah bertemu dengan mata-mata yang diutus oleh Jin Zhao-chen, jadi terhadap keadaan benteng Zhang-feng telah ada pengenalan awal, lalu dilanjutkan dengan penelitian seharian, dia memutuskan malamnya melakukan aksi.
Tadinya dia ingin supaya tidak diduga orang, menyusup pada jam sembilan malam, tapi melihat di dalam benteng mendadak lampunya terang benderang, dan juga mengutus orang keluar benteng memeriksa gunung dan hutan, tahulah dia di dalam benteng telah terjadi sesuatu yang tidak terduga, sehingga terpaksa dia menunggu.
Sekitar jam sebelas, di dalam benteng kembali tenang, dan dia mulai bergerak.
Hoa-fei-hoa berempat tidak melalui belakang benteng, dengan berani mereka mendaki dari depan benteng.
Empat orang itu semuanya telah mengganti baju dengan baju sutra anti air, dengan hati hati berenang di bawah air di bawah jembatan benteng.
Tanpa takut mendaki ke atas gerbang benteng, seperti empat ekor cecak yang lincah.
Baju anti air mereka, warnanya juga sama dengan tembok benteng.
Diatas gerbang benteng ada dua orang penjaga, perhatiannya semua ditujukan pada ujung jembatan di seberang kali pelindung benteng, papan jembatan di bagian tengahnya telah diangkat, orang yang menyusup sulit lolos dari penglihatan, tapi tidak memperhatikan orang bisa menyusup dengan berenang di bawah air di bawah jembatan. Orangnya telah mendekat ke gerbang benteng, penjaga kecuali mengulurkan kepala melihat kebawah, sulit bisa menemukan di bawah ada orang.
Tujuannya belum tercapai, melumpuhkan penjaga adalah hal yang di larang.
Dua orang penjaga ini sungguh beruntung, tidak menemukan ada orang yang datang menyusup, juga telah menyelamatkan nyawanya.
Di dalam ruang rahasia di bangunan tamu, lampu menyala terang.
Ketua benteng tetap membawa dua belas orang kepercayaannya, dengan wajah tidak enak dipandang melangkah masuk keruangan rahasia.
Dua belas orang kepercayaannya menanti di luar berjaga-jaga.
Yu-shu-xiu-shi dan Seruling Damai sudah menunggu di dalam.
Pertemuan kali ini ada Tangan Pengail Arwah dan juga Liu Fei-yan.
"Saudara Gao, perkumpulan anda melakukan ini sudah keterlaluan." Kata ketua benteng Xi begitu masuk ke ruangan sambil marah.
"Ketua benteng sedang bicara apa" Aku tidak mengerti." Yu-shu-xiu-shi dengan wajah penuh pertanyaan, "bukankah ketua benteng telah menyanggupi hari ini menyerahkan orangnya" Sekarang di mana orangnya?"
"Aku malah ingin tanya padamu!" sikap ketua benteng Xi sangat tidak bersahabat.
"Mana aku tahu orangnya ada dimana" Apa maksud ketua benteng?"
Yu-shu-xiu-shi adalah orang sombong, dia tidak bisa terima sikap ketua benteng, dengan marah dia mendorong kursi berdiri.
"Apa maksudnya di dalam hati mengerti, bukankah kau ingin menghemat sejumlah uang, lalu diam-diam membawa orang keluar benteng" Saudara Gao, kau melakukan ini telah melanggar larangan, tahu tidak?"
"Tunggu, tunggu." Yu-shu-xiu-shi akhirnya mengerti, "ketua benteng mengatakan dua orang wanita itu telah ditangkap oleh kami, dan diam-diam telah membawanya keluar."
"Apa bukan begitu?"
"Aku dengan tegas menyangkal tuduhan ketua benteng yang tanpa alasan itu. Seperti yang tadi kau katakan, bagaimana pun tidak aturannya perkumpulan kami, tidak akan melakukan hal yang melanggar aturan ini." Yu-shu-xiu-shi dengan tegas menyangkal.
"Benar bukan kalian yang melakukannya?"
"Aku dengan harga diriku dan nama baik perkumpulan kami menjaminnya, pasti bukan orang-orang perkumpulan kami yang melakukannya.'' Kata Yu-shu-xiu-shi dengan serius, "ilmu silat dua orang wanita ini sudah sampai taraf kelas satu, apa lagi ilmu meringankan tubuhnya, lebih bagus lagi, ketua benteng apakah tidak berpikir mereka sendiri yang melarikan diri keluar benteng?"
"Aku telah mengunci jalan darah mereka, mereka tidak akan bisa mengerahkan ilmu silat nya hingga dua puluh persen lebih, tidak mungkin bisa melarikan diri dengan kemampuan sendiri."
"Ooo! Kenapa ketua benteng mengunci jalan darah mereka?" desak Yu-shu-xiu-shi hatinya bergerak.
"Karena aku takut masalahnya mendadak bisa terjadi perubahan, sehingga, kemarin setelah meninggalkan tempat ini, segera pergi ketempat mereka menetap, mengunci jalan darah mereka, supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, tidak diduga tetap saja terjadi peristiwa ini." Kata ketua benteng Xi kesal.
"Ooo! Betulkah?" kata Yu-shu-xiu-shi dengan penuh arti, "saat mulai malam seluruh benteng ribut, aku masih mengira ada orang yang menyusup, ternyata malah sedang mencari mereka. Kalau begitu tugasku jadi tidak berhasil, setelah pulang tidak tahu bagaimana tanggung jawabku pada ketua kami?"
"Bentengku telah mengutus pasukan pencarian ke daerah sekitar, mereka berdua telah terkunci jalan darahnya, seharusnya tidak akan bisa berlari jauh, kecuali mereka tidak melarikan diri dengan kemampuan sendiri......"
"Ketua benteng sepertinya masih belum percaya pada kami......"
"Terhadap siapa pun aku tidak percaya," Ketua benteng Xi tertawa keji, dia keluar ruangan pergi dengan membawa orang kepercayaannya.
"Orang ini sungguh keji, kenapa dia harus mengunci jalan darah mereka" Kurasa perbuatan ini dilakukannya untuk menginterogasi tempat persembunyian uang hasil rampokan mereka. Aku berani bertaruh, dia pasti tidak melakukannya kemarin malam, tapi sudah sejak dulu mengunci jalan darah mereka." Setelah mengantar pergi ketua benteng Xi, Yu-shu-xiu-shi dengan pelan berkata pada Seruling Damai, matanya bersinar-sinar dingin, "bagaimana pendapatmu?"
"Analisa wakil ketua sangat tepat, aku curiga dia telah berhasil mendapatkan tempat persembunyian uang rampokan, diam-diam telah membunuh mereka, lalu menyebarkan berita mereka melarikan diri, dia sedang bersandiwara di depan kita." Kata Seruling Damai tertawa dingin.
"Mungkin juga. Kita tunggu sampai besok, lihat perkembangannya, baru putuskan harus bagaimana."
Hoa-fei-hoa dengan pelayan wanita berjalan di depan, setelah melewati beberapa rumah, di dalam gang kecil mereka belok kanan lalu putar ke kiri, akhirnya tersesat di dalam hutan bangunan yang gelap, hingga tidak tahu berada dimana.
0-0-0 Bab 16 Mereka tidak bisa berjalan di atas atap rumah, di beberapa bangunan tinggi ada penjaga mengawasi dari atas kebawah, makanya harus seperti pencopet menyusup ke dalam gudang bawah tanah mengambil pusaka, tidak mungkin berlagak seperti perampok membunuh masuk merampok.
Pesilat tinggi di benteng Zhang-feng banyak tidak terhitung, anak buahnya seperti semut, dengan kekuatan mereka berempat, merampok sama saja dengan mengantarkan nyawa, maka gerakan merekajangan sampai diketahui orang.
Setelah berputar-putar cukup lama, ternyata satu ruangan pun tidak bisa dilaluinya.
"Nona Hoa, rasanya ada sesuatu yang tidak benar." Kata Niu Lang-xing mendekat, mereka sembunyi disebuah sudut tembok, "sesudah jalan begini lama, tidak melihat satu pun penjagaan, pada kemana orang-orangnya?"
"Mungkin mereka mengira tidak akan ada orang yang mengacaunya lagi, jadi tidak perlu memperketat penjagaannya!" Hoa-fei-hoa juga merasa ada yang tidak beres, tapi dia tidak memperdulikannya.
"Tidak benar!" "Maksud kau......"
"Mereka bersembunyi di dalam rumah mengawasi keluar, gerak-gerik kita mungkin telah diawasi oleh mereka."
"Mmm! Memang sedikit mencurigakan."
Mendadak hati Hoa-fei-hoa tergerak, ada perasaan membuat bulu kuduknya berdiri, sepertinya benar ada orang yang mengawasi gerak-gerik mereka, membiarkan mereka selangkah demi selangkah masuk ke dalam perangkap.
"Haruskah masuk ke rumah membuktikannya dulu?" Niu Lang-xing memberi usul, "masuk melalui jendela asalkan hati-hati, pasti akan lancar masuknya."
"Jika penjaganya sudah bersembunyi di dalam, berarti musuh di tempat gelap kita di tempat terang, bukankah masuk satu mati satu" Sungguh tidak beres, kita mundur saja!" kata Hoa-fei-hoa dengan gelisah.
"Mundur?" "Benar, cepat mundur, mungkin masih keburu..."
Tidak jauh diatas atap rumah, muncul satu bayangan hitam.
"Hanya boleh maju ke depan, di belakang mulut gang sudah ada pasukan senjata gelap menghadang, mundur adalah jalan mencari mati." Bayangan hitam telah menyadari mereka bergerak mundur, sehingga berdiri di tempat persembunyiannya memberi peringatan, "tidak jauh di depan, ada orang sedang menunggu kalian, supaya kalian yang berulang-ulang masuk, ada tempat bisa bergerak bebas, jalanlah maju kedepan!"
Empat orang itu terkejut, hatinya jadi dingin.
Ilmu meringankan tubuh Zhi Nu-xing sangat hebat, dengan isyarat tangan dia menunjuk ke atas, artinya mencoba meloloskan diri melalui atap rumah.
Di kiri kanan ada tembok yang sangat kokoh, atap rumah yang paling rendah pun tingginya ada satu zhang, meloncat keatas tidaklah sulit, di bawah ada cukup tempat untuk ancang-ancang meloncat.
Empat orang itu tidak perlu ancang-ancang, dengan menggunakan jurus Yi He Chong Xiao (Burung bangau menerjang awan.) bisa meloncat keatas.
Seorang pelayan wanita merasa tidak tahan lagi, tanpa pikir panjang mendadak dia meloncat ke atas.


Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Di depan ada orang, di belakang di hadang, di atap rumah mana mungkin kosong.
"Jangan......" Hoa-fei-hoa terkejut berteriak tertahan.
Tapi terlambat, pelayan wanita itu masih berjarak delapan che dari atap rumah, mendadak "Ngek!" satu kali, lalu luncurannya terhenti, seperti kehilangan daya geraknya, seluruh tenaganya habis, jatuh dengan tangan dan kaki bergerak-gerak kacau.
"Di atas telah disiapkan barisan jaring langit." Di atas atap rumah terdengar satu suara dalam.
Hoa-fei-hoa menahan pelayan wanitanya yang jatuh, hatinya jadi dingin, di atas pundak pelayannya ada sebuah tongkat besi sepanjang satu che menusuk ke dalam bahu, mematahkan tulangnya, masuk ke dalam dada sedalam kurang lebih delapan cun, sudah tidak bisa tertolong lagi.
"Bertemu kembali dalam kehidupan yang akan datang." Hoa-fei-hoa gemetaran membaringkan mayatnya, "kau pergilah dulu dengan tenang."
Orang yang bermain nyawa, terhadap arti hidup selamanya tidak perlu terlalu sadar. Bisa hidup, maka hiduplah dengan gembira, mau mati, matilah dengan ikhlas.
Orang yang tidak mengerti hidup atau mati, tidak pantas di sebut bermain nyawa.
Niu Lang-xing membusungkan dada, mencabut pedang, dengan kepala menengadah melangkah maju ke depan.
Zhi Nu-xing mengikutnya, mengulurkan tangan mengaleng berdampingan mereka berjalan menuju jalan yang tidak bisa diduga.
Hoa-fei-hoa tidak mencabut pedangnya, sepasang tangan diam-diam menyembunyikan Jarum Dewa Tanpa Bayangan.
Di malam hari menggunakan senjata rahasia, kedahsyatannya berkali-kali lipat, dia telah bertekad, bertemu satu bunuh satu, menggunakan senjata gelap, kesempatan berhasilnya bertambah berkali lipat.
Baru saja sampai di kebun bunga, obor pertama telah menyala.
Dari segala arah tampak bayangan orang banyak sekali, satu persatu obor mulai menyala.
Tidak jauh di tengah lapangan, ketua benteng Xi telah menunggu dengan membawa tiga puluh lebih anak buahnya.
Tiga orang itu tanpa takut melangkah masuk ke lapangan.
"Aku pasti bisa mendapat laba beberapa orang." Niu Lang-xing dengan berani dan nada yang mantap, "Yu Mei, kita akan jalan bersama di jalan alam baka."
"Di dunia persilatan, kau dan aku telah bersama dua puluh tahun lebih." Zhi Nu-xing senyumnya ada sedikit pahit, "jalan terakhir ini apakah harus tidak ada aku?"
Hoa-fei-hoayang jalan paling depan, tiba-tiba tubuhnya bergoyang.
"Kalian anjing......yang hina......"
Dia teriak keras, lalu bergoyang-goyang jatuh ke depan, dari tangannya jatuh enam buah Jarum Dewa Tanpa Bayangan, mulut terbuka, lidahnya keluar.
Tapi, sudah tidak bisa menggigit putus lidahnya, karena dia mendadak pingsan.
Di belakangnya Niu Lang-xing dan Zhi Nu-xing yang jalan bergandengan tangan, juga ikut jatuh ke tanah tidak sadarkan diri.
"Ha ha ha ha......" Tawa keras ketua benteng Xi menggetarkan telinga.
0-0-0 Kamar penyiksaannya benteng Zhang-feng, adalah tempat yang paling menyeramkan di-seluruh benteng.
Di rumah bangsawan atau penguasa, delapan-sembilan persepuluh punya kamar penyiksaan, setiap penguasa setempat adalah raja kecil, hukum tidak ada pengaruhnya terhadap mereka.
Benteng Zhang-feng juga seperti bangsawan atau penguasa yang namanya menggemparkan dunia persilatan, kesempurnaan kamar siksanya bisa dibayangkan.
Hoa-fei-hoa, Niu Lang-xing, Zhi Nu-xing, masing-masing diikat di satu tiang ukuran setinggi manusia.
Baju atasnya Niu Lang-xing telah dilepas, hingga tubuh atasnya telanjang.
Baju luarnya Hoa-fei-hoa dan Zhi Nu-xing juga telah dilepas, hanya memakai penutup dada dan celana panjang dalam. Walau tubuh kedua wanita ini langsing, tubuhnya yang seksi bisa membuat laki-laki lupa diri, tapi sorot mata mereka yang bersinar benci dan wajah yang menegang tampak sudah tidak manis lagi.
Lampu bersinar terang, yang bertugas menyiksa ada delapan orang laki-laki besar, di sisi di taruh alat penyiksa berbagai ragam, di antaranya sebuah pembakar api yang sedang membakar besi penyengat.
Di atas kursi penginterogasi duduk ketua benteng Xi, dan empat orang dunia persilatan tua yang membantu menginterogasi.
Ketua benteng muda Xi duduk disamping-nya menonton, sorot matanya berputar-putar di atas dada Hoa-fei-hoa yang tinggi, dan daerah perut yang memikat itu, di matanya tampak jelas nafsu cabulnya sedang membara.
"Ternyata kalian ini yang brengsek." Ketua benteng Xi walau juga adalah seorang penggila wanita yang ternama, tapi untuk menjaga kewibawaannya, dia menampilkan sikap berkuasa, ingin makan orang, "aku ingin tahu tujuan sebenarnya kalian, katakan dengan jujur, supaya tidak mendapat siksaan, di tempat aku ini tidak ada pahlawan, orang yang terbuat dari besi pun, aku bisa merubahnya jadi serangga ingusan. Sepasang Bintang Perak, kalian suami istri di Tai-yuan merampas puluhan pusaka yang akan diberikan oleh Bintang Hitam Sesat pada benteng-ku, seharusnya kalian pergi jauh sembunyi, kenapa tetap bersembunyi di daerah Shan-xi, dan juga terus-menerus menyusup masuk ke dalam bentengku" Niu Lang-xing, kau berkata dulu."
"Tahun lalu, rumah Tai-zhou di kabupaten Tai-ping provinsi Zhe-jiang, di rumah besar keluarga Zhu, Tie-dan-shen-chiang (Dewa tombak empedu besi), Zhu Guo-yin, apakah masih ingat?" Niu Lang-xing menggigit gigi sedikit pun tidak takut, "kau tentu tidak akan lupa itu."
"Ooo! Apakah aku harus ingat?"
"Di rumah besar keluarga Zhu telah terjadi peristiwa pembantaian yang sadis, sampai ayam dan anjing pun tidak ada yang tertinggal hidup, seluruh harta bendanya dirampok habis-habisan." Niu Lang-xing mengumpat, "kau blasteran yang di pelihara anjing ini! Di luar mengibarkan bendera seorang pesilat tinggi melancong ke dunia persilatan dengan ilmu silat menjalin hubungan, dengan orang-orang persilatan, tapi diam-diam menjadi perampok besar merampok bersih keluarga kaya di berbagai tempat, keji dan kejam hingga anak-anak dan perempuan pun tidak lolos. Kau kira tidak ada orang yang tahu asal usulmu, kau tidak tahu malam itu sebelah di perahu ada dua orang perampok besar sedang bersembunyi, tanpa disengaja mengenal wajah aslimu, tapi mereka tidak berani menyebarkan berita, hanya pernah mengatakan pada beberapa temannya, dan aku adalah salah satu temannya."
"Siapa kedua orang itu?"
"Kau tidak akan tahu asal-usul mereka, juga tidak akan bisa menyelidikinya."
"Sungguh" katakan, ada hubungan apa denganmu?"
"Tie-dan-shen-chiang adalah sahabat karibku, juga adalah familinya nona Hoa, coba kau katakan bagaimana hubungannya?"
"Ooo! Begitu." Ketua benteng Xi jadi lega, hal balas dendam semacam ini terlalu biasa, "baiklah! Bagaimana pun sekarang memberitahu kalian juga sudah tidak ada pengaruhnya, dan juga supaya matimu bisa memeramkan mata. Tidak salah yang membunuh habis seluruh keluarga Zhu adalah salah satu karya hebatku, seorang pun tidak ada yang tersisa, hasilnya malah di luar dugaan, sangat banyak. Tie-dan-shen-chiang sebenarnya juga bukan orang baik-baik, aku hanya bisa mengatakan hitam makan hitam saja. Sekarang, aku ingin kau katakan dua orang brengsek itu, lalu aku akan memberi kau satu kematian yang cepat, supaya tidak mendapat penyiksaan yang keji."
"Kau jangan mimpi di hari bolong, kau membunuh aku juga sia-sia saja." Wajah Niu Lang-xing sedikit pun tidak gentar.
"Benarkah" Bagaimana istrimu Zhi Nu-xing, apa juga tidak takut?"
Seorang laki-laki besar menjabret rambut Zhi Nu-xing, dengan sadisnya menampar bolak balik empat kali, memukul Zhi Nu-xing hingga mulutnya mengucurkan darah, terakhir di perut kecilnya memukul dengan dengkulnya.
Saking sakitnya wajah Zhi Nu-xing sampai menjadi pucat, tapi sedikit mengaduh pun tidak.
Seorang laki-laki besar lainnya, menjambret Hoa-fei-hoa.
"Jangan merusak wajahnya." Ketua benteng Xi mencegah laki-laki besar itu menampar, "Bunga galak ini kecantikannya ternama di dunia persilatan, dia salah satu wanita tercantik didunia, lebih cantik dari pada tujuh wanita terhebat, dan juga lebih genit, jika dia bisa tinggal di bentengku, pasti kecantikannya akan mengalahkan seluruh wanita yang ada disini."
"Aku jamin dia tidak akan terluka."
Laki-laki besar membungkuk menjawab, mendadak menarik dengan kuat mulut dan hidungnya Hoa-fei-hoa, sebelah tangannya menekan buah dada yang montok, menekannya pada tiang penyiksaan.
Hoa-fei-hoa hanya dapat bertahan sesaat, setelah dia tidak dapat bernafas karena terbekam, dengan wajah membiru dia meronta-ronta. Kaki dan tangannya diikat mati oleh tali urat sapi, dia hanya dapat menggerakan tangan sekuatnya meronta.
"Jika kau hebat bunuhlah aku." Niu Lang-xing berteriak.
"Ha ha ha ha......" ketua benteng Xi tertawa keras, "aku tidak tergesa-gesa, tunggu sampai kau mengatakannya, dibunuh juga tidak terlambat, kau harus melepaskan selapis kulitmu dulu, siksa!"
Badan atas Niu Lang-xing telanjang, seorang laki-laki besar maju menahan pinggang dia, laki-laki besar lainnya menggunakan sepasang garpu penyiksa, menggunakan satu garpu silang yang tajam menusuk tangan kiri dia sedalam tiga cun, menusuk mengikuti bawah lapisan kulit, lalu memutar pegangan garpu.
Sekali garpu bergerak, kulit mulai mengencang, garpu semakin diputar semakin kencang, kulit dari kedua ujung mengencang, setelah diputar satu putaran, sudah tidak dapat diputar lagi.
"Aaw......" Niu Lang-xing akhirnya tidak kuat menahan sakit yang amat sangat, dia menjerit dengan keras!
Di luar kamar penyiksaan, juga terdengar ada jeritan, suaranya masuk melalui celah pintu, karena orang di dalam kamar penyiksaan pendengarannya terganggu oleh jeritannya Niu Lang-xing, mereka tidak memperhatikan suara jeritan lemah yang tembus dari celah pintu.
Laki-laki besar lainnya mengangkat pisau kecil, siap memotong kulit sebelah atasnya, supaya garpunya bisa digulungkan kebawah, sama dengan mengelupas kulit ditangan.
"Katakan tidak?" tanya laki-laki besar yang mengangkat pisau sambil berteriak.
"Puuh!" Niu Lang-xing meludah, ke atas wajah laki-laki besar.
Segera pisau kecil diiriskan dan darah segar langsung mengalir.
Mereka mulai lagi menggulung, kulit mulai mengelupas, sakitnya sudah tidak bisa dibayangkan.
"Ahh......" Niu Lang-xing tidak tahan.
Ada orang sekali melihat darah bisa pingsan, ada orang melihat darah malah jadi semangat. Mungkin Ketua benteng Xi termasuk yang belakangan disebut, dia adalah manusia penggemar darah.
"Siksa juga Zhi Nu-xing." Teriak ketua benteng Xi dengan semangat, "meninggalkan wanita ini juga tidak ada gunanya, saat muda Zhi Nu-xing memang wanita cantik memikat, tapi setelah tua jadi sebaliknya, membuat orang ingin muntah."
Dua orang laki-laki besar segera merobek penutup dada Zhi Nu-xing, tampak sepasang buah dada putih yang menarik yang belum mengendur tersorot sinar lampu.
"Menggulung kulit yang begitu cantik mulus, sungguh sayang sekali." Kata laki-laki yang memegang garpu penyiksa, dengan tertawa penuh arti dia menggunakan garpunya menggosok-gosok di atas puting susunya.
"Tusukan!" ketua benteng Xi berteriak.
Ujung garpu baru saja menyentuh kulit buah dada sebelah kiri, tiba-tiba Boom..... satu getaran keras terdengar, pintu kamar penyiksaan yang berat yang telah dipalang, pecah hancur berantakan.
Kamar penyiksaan itu berada di tempat sepi, letaknya di sebelah timur benteng, jaraknya sangat jauh dari ruang utama, hanya orang kepercayaan yang boleh mendekat, di luar dan di dalam penjagaannya sangat ketat, di luar pintu kamar saja sudah ada empat orang penjaga.
Karena pintu kamar menutup keluar dan di palang, sehingga penjagaan di luar dan di dalam tidak berhubungan.
Begitu pintunya hancur, sinar lampu di dalam ruang pertemuan jadi semakin terang, orang di dalam dengan jelas melihat Fu Ke-wei empat orang yang masuk dengan mendobrak pintu.
Empat mayat penjaga, berjejer di tengah ruangan di atas lantai.
"Anjing tua Xi, orang yang menagih hutang telah datang, hutang nyawamu pada kami, sudah saatnya dibayar!" kataXie-shen menjulurkan golok besar di tangannya, dengan penuh hawa pembunuhan.
"Kau!" ketua benteng muda Xi Wen-xin meloncat, "ka......kalian bukankah sudah pergi selatan?"
"Brengsek! Jangan banyak bicara." Xie-shen yang pertama masuk, "kaki ini punya aku, aku senang pergi ke selatan atau ke utara siapa yang bisa menghalangi" Sialan kau! Anjing kecil Xi, kau duluan yang membayar hutangnya, aku ingin mengasah golokku dengan kepala anjingmu dulu."
Seorang laki-laki besar yang melakukan penyiksaan, mendadak menerjang ke depan sambil mengambil besi penyengat di atas tempat pembakaran api, menusukan kearah dadaXie-shen.
Tubuh Fu Ke-wei berkelebat memotong, melewati Xie-shen, secepat sinar kilat, telah menangkap tangan laki-laki besar yang memegang besi penyengat, terdengar suara tulang yang patah!
Besi penyengat itu lalu ditekan dan di putar, mengarah bawah selangkangan laki-laki besar itu, api mendadak membakar celana di selangkangan laki-laki besar itu.
"Ahk......' Jeritan laki-laki besar, membuat bulu kuduk semua orang berdiri.
Lalu besi penyengat lalu dikibaskan, mengenai leher laki-laki besar yang menerjang datang berikutnya, ssst.... satu suara, kepala laki-laki besar terbang terlepas dari lehernya, dikatakan sadis, memang sungguh sadis.
Tanpa bicara, sekali tangannya bergerak orang langsung mati, membunuh orang seperti menyembelih ayam, seperti dewa pembunuh berdarah dingin.
Delapan laki-laki besar yang melakukan penyiksaan, dalam keadaan terkejut dan marah berturut-turut maju menerjang, dua orang yang paling cepat sekali maju sudah roboh, orang di belakangnya masih belum jelas apa yang terjadi, karena orangnya banyak mereka jadi berani tetap maju ke depan, masing-masing mengambil alat siksa bersama-sama maju.
Alat penyiksa semuanya alat yang pendek, bertarung dekat sangat lihay dan berbahaya.
Tapi sayang, mereka ketemu dengan pakarnya pembunuh orang.
Sekali tertawa keras, golok besar Xie-shen yang menakutkan menyabet, golok lewat anggota badan terbang, seperti angin meniup daun kering seperti harimau masuk ke dalam kelompok kambing, menyemburkan hujan darah di udara.
Ouw Yu-zhen dan Nie-sha-yin-hoa juga galak seperti macan betina, dengan pedang panjang maju seperti geledek, pedang sampai orangnya roboh.
Sekali menerjang, dalam sekejap, delapan laki-laki besar pelaksana penyiksaan lenyap punah semua, mayat tidak utuh memenuhi ruangan.
Dalam kekacauan ini, ketua benteng Xi dengan anaknya mundur ke dalam ruang dalam, sekelebat telah menghilang.
Empat orang setengah baya yang mendampingi menginterogasi, sekuat kemampuannya menahan Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa, empat bilah pedang seperti geledek, telah menyumbat jalan menuju ruang dalam, dengan jurus pedang yang sangat tinggi menghindar serangan dan menyerang celahnya, Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa jadi tidak bisa maju selangkah pun, malah sebaliknya didesak mundur.
Fu Ke-wei tahu mereka tidak dapat menahan ketua benteng Xi dan anaknya melarikan diri, segera dengan Ouw Yu-zhen melepaskan ikatan Hoa-fei-hoa dan kawan-kawannya.
"Jika bisa pergi mengikuti kami, ikutlah di belakang." Dia memungut sebuah pisau siksa, berkata pada tiga orang, "tapi kami tidak bisa menjamin keselamatanmu."
"Hanya seorang idiot besar baru percaya terhadap jaminan." Hoa-fei-hoa malah masih bisa berkelakar, dengan terburu-buru melepas sebuah baju mayat lalu menutup tubuhnya yang terbuka, tidak lupa juga memungut sebuah pisau siksa, "asalkan aku tidak mati, aku akan melawan habis-habisan pada si anjing tua Xi dan anaknya."
Fu Ke-wei tidak ada waktu mendengarkan kata-kata kesal dia, dia mengangkat pisau maju menyerang.
"Serahkan padaku!"
Dia teriak keras, melewati Nie-sha-yin-hoa dengan liarnya menerjang gulungan pedang.
0-0-0 Satu lawan dua, Nie-sha-yin-hoa sedikit kewalahan, terpaksa mundur kesamping.
Fu Ke-wei sedikit pun tidak ada rasa khawatir dia langsung masuk menyerang, boom... terdengar suara tangkisan ke sisi pedang seorang setengah baya, satu kakinya menendang, kecepatannya hingga Nie-sha-yin-hoa yang melihat di samping juga tidak jelas, tahu-tahu ujung sepatu telah mencium anggota rahasianya orang setengah baya, membuat orang itu terbang terlentang ke belakang hanya teriak sekali, langsung roboh ke dalam lorong ruangan dalam.
Hampir bersamaan waktu, tangan kiri Fu Ke-wei mengunci lengan kanan seorang setengah baya lain yang memegang pedang, pisau siksanya tanpa ampun masuk menusuk ke pinggang, masuk ke dalam hingga kepegangan pisau siksa, dengan mudah sekali gerak nyawa melayang.
Nie-sha-yin-hoa yang melihatnya sampai terbengong, begitu bertarung, dua orang itu seperti bersamaan waktu dibunuhnya, pisau siksa sepanjang satu che delapan cun sungguh seperti kertas doa pencabut nyawa, dua bilah pedang panjang sedikit pun tidak bergunanya, pisau siksa seperti dibiarkan merajalela mengambil nyawa.
Dua orang setengah baya lainnya yang sedang bertarung dengan Xie-shen, melihat temannya dalam sekali berhadapan sepertinya dibunuh dalam waktu bersamaan, mereka menjadi gentar, dengan satu isyarat, dua orang itu secara bersamaan terbang mundur, membalikan tubuh masuk ke dalam, sekejap sudah menghilang.
"Malam ini sudah cukup, kita keluar!" Fu Ke-wei dengan tegas perintahkan mundur.
Didalam satu ruang rahasia di pusat, lampu terang benderang.
Ketua benteng Xi dan anaknya, ketua benteng kedua Golok Pemutus Arwah Han Zhi-jian dan kawan-kawan, dengan kesal minum arak sambil menunggu berita yang akan dibawa pulang oleh pasukan pencari.
Pasukan pencari yang mereka tunggu, adalah orang orang yang mencari ke gunung dan hutan yang bertujuan menangkap dua orang tamu wanita yang kabur.
Menyusupnya Fu Ke-wei, sungguh membuat benteng Zhang-feng cukup tergetar, tapi ketua benteng Xi tidak bisa mengutus lebih banyak orang lagi mencari ke gunung, dia jelas tahu mereka mungkin sembunyi di dalam hutan di sekitarnya, malam gelap begini bagaimana mencarinya" Mempertimbangkan dua kerugian itu dia pilih yang paling ringan, selesaikan terlebih dulu dua tamu agung wanita yang melarikan diri. Apa lagi dia memperkirakan orang yang menyusup tujuannya belum tercapai, pasti akan kembali lagi, saat itu baru menyiapkan jaring jebakan menghadapinya, juga tidak terlambat.
Benteng Zhang-feng berani melindungi orang yang menghindarkan mala petaka, berani menyembunyikan buronan penting yang telah melakukan dosa besar, memang benar, alasannya mereka berada di perbatasan yang keadaannya liar, juga karena dia memiliki kekuatan nyata yang amat besar, memiliki pesilat tinggi super yang melindungi dia, orang yang datang membalas dendam, siapa yang bisa menggoyahkan pusat kedudukannya"
Jika yang datang hanya dua-tiga puluh pesilat tinggi, semua pasti akan terkubur disini.
Makanya di Lin-jia-gou, ketua benteng muda berani membunuh habis semua orang yang ditangkapnya, di daerah kekuasaannya, siapa yang berani berurusan dengan benteng Zhang-feng"
Hari ini hal yang paling membuat dia khawatir, yaitu bisakah mencari dan menangkap kembali tamu wanita yang telah mendapat perlindungannya"
Sejak dua wanita ini menghilang, dia tegang sampai mengucurkan keringat dingin, dia tidak berani menyebarkan, kecuali memberi tahu Yu-shu-xiu-shi dan Seruling Damai, ke dalam dengan ketat dia merahasiakannya, sampai anak buah yang mencari di dalam benteng, juga tidak tahu orang yang dicari itu siapa, dia takut tamu lain yang mendapat perlindungan dia mengetahui keadaan sebenarnya, hingga menimbulkan akibat yang amat serius.
Tapi jika dua wanita ini berhasil meloloskan diri, pasti akan mengumumkan pada dunia, masalah dia melihat harta lupa janji, dengan cara yang hina memaksa pada tamu agung yang meminta perlindungannya memberitahukan tempat harta yang disembunyikan, kalau sudah begitu di kemudian hari siapa lagi yang berani mengeluarkan uang banyak, datang minta perlindungan padanya" Sangat mungkin sekali dia akan mendapat serangan orang persilatan yang bersatu, nama baiknya akan hancur, kerepotan akan datang bertubi-tubi.
Makanya dia mengerahkan tiga kelompok pasukan pencari, setiap kelompok ada empat belas pesilat tinggi pilihan, dibagi mencari ke belakang benteng, dan lereng gunung di timur dan barat, bertekad harus mendapatkannya.
Waktu menunggu adalah waktu yang paling sulit dilewatkan.
Sore hari. Di dalam hutan gunung sepuluh li sebelah timur benteng Zhang-feng, dua nyonya cantik dengan langkah yang berat berjalan sambil berbopongan.
Setelah jalan darah di tubuhnya dikunci, kondisi tubuhnya tidak berbeda jauh dengan orang biasa, ditambah jalan gunung sulit ditempuh, juga tersiksa oleh lapar dan haus, seharian mereka hanya bisa menempuh perjalanan dua puluh li
0-0-0 Bab 17 "Kakak Li, seharusnya begitu keluar benteng kita langsung memisahkan diri masuk ke dalam hutan, seharusnya menunggu hingga pasukan kereta pembelian sampai dijalan di bawah gunung baru melepaskan diri. Sekarang kau lihat, kita di dalam hutan ini, setelah jalan seharian, baru menempuh jalan dua puluh li lebih, tidak tahu kapan baru bisa keluar dari gunung." Nyonya cantik yang berwajah telur angsa itu sedang menyalahkan.
"Adik Gong, keputusan kita tidak salah. Kampung di sepanjang jalan di bawah gunung, dimana-mana ada mata-mata benteng Zhang-feng, menunggu kereta sampai di jalan raya baru melepaskan diri, itu sama dengan menyerahkan diri, kalau sampai kita tertangkap kembali, keadaan kita akan sangat mengerikan. Tahanlah sedikit! Kita cari tempat untuk istirahat semalam dulu, aku percaya besok sore sudah bisa keluar dari gunung." Nyonya cantik bertahi lalat menghibur.
Akhirnya, mereka mendapatkan sebuah tempat, setelah diberi rumput, lalu tertidur lelap.
Pagi keesokan harinya, sinar matahari yang menyilaukan mata menyorot ke dalam hutan, suara-suara kicauan burung membangunkan mereka.
"Burung sialan, sungguh pintar membangunkan orang."
Nyonya cantik marga Gong yang berwajah telur angsa mengumpat pelan sambil menggosok-gosok mata.
Baru saja dia duduk, dia melihat di depan pohon sekitar sepuluh langkah lebih di hadapannya, berdiri satu pendeta dao dan satu orang berbaju biasa berusia sekitar lima puluhan, dengan santainya menggendong tangan, ter-senyum menatap mereka, sorot matanya kebetulan terfokus pada dia.
"Saudara Yin, tebakanku benar kan?" kata orang setengah baya yang berbaju dao tersenyum, "kau lihat, benar saja Ning-xiang-yan-nie (Wanita cantik wangi membeku.) yang bangun duluan!"
"Kalian!" teriak Ning-xiang-yan-nie ketakutan.
Suara pembicaraan itu, membangunkan nyonya cantik yang bertahi lalat.
Dia juga sekali melihat dua orang di depannya, wajah cantiknya seketika jadi pucat.
"Kalian Sepasang Cantik Jiang-nan sungguh hina, hidup mewah di benteng Zhang-feng tidak mau, malah lari tidur di sarang rumput." Dewa Dingin Yun Wu-ji membalikan kepala berteriak pelan, "tangkap mereka!"
Di dalam hutan keluar dua orang laki-laki besar, menotok titik saluran dua wanita itu, diangkat keatas bahunya, sepasukan empat belas orang itu beramai-ramai pulang kembali ke-benteng.
Setelah melewati tiga gunung, tibalah di lapangan datar lembah berparit, pepohonannya hanya sedikit.
Disini, hanya berjarak sepuluh li lebih dari benteng Zhang-feng, bukit di atas lembah berparit adalah bukit kedua di sebelah timur laut benteng Zhang-feng.
Seorang laki-laki besar yang berjalan paling depan, tiba-tiba mengeluarkan isyarat yang mencurigakan.
Pendeta dao adalah pemimpinnya, dia segera membawa sembilan orang mengurung, gerakannya cepat sekali, dengan hati-hati mengurung satu bukit kecil.
Di depan hutan di bukit kecil, Tian-ya-koay dan Shi-tu Yu-yao putri tersayang ketua perumahan Wu-ling Shi-tu-sheng, dengan sorot mata yang waspada menatap pada empat orang yang datang mendekat dari bawah.
Di antara empat laki-laki itu, dua orang menggendong Sepasang Cantik Jiang-nan, mereka tidak terburu-buru mendekat, menunggu yang lainnya datang mengurung dari kedua sisi, baru pelan-pelan mendekat dengan hati-hati.
"Tian-ya-koay setan tua Jie dan seorang betina." Seorang laki-laki besar setengah baya dalam jarak tiga puluh langkah lebih, berteriak pada teman-temannya, "mereka berani sekali datang kepegunungan ini, mencoba mencelakai benteng kita, mereka pasti sudah bosan hidup, kita harus menagih hutang darah terbunuhnya saudara kita di Lin-jia-gou, kali ini dia tidak akan bisa melarikan diri lagi!"
Tian-ya-koay merasa aneh, kedua belah pihak mempunyai bermusuhan besar, jika empat orang ini orangnya benteng Zhang-feng, seharusnya segera mendekat, kenapa malah bergerak pelan-pelan tidak tergesa-gesa mendekatnya"
Tapi begitu mendengar kata-katanya, dia tahu mereka adalah orangnya benteng Zhang-feng.
Peristiwa yang terjadi kemarin malam di benteng Zhang-feng, sedikit pun dia tidak tahu, lebih-lebih tidak tahu benteng Zhang-feng sedang melakukan pencarian besar-besaran, mengejar Sepasang Cantik Jiang-nan yang melarikan diri, yang tanpa di duga bertemu disini, tidak aneh dia merasa bingung.
Mereka datang untuk menyelidik, hanya ingin menyelidiki keadaan benteng Zhang-feng, supaya mempermudah kedatangan Sepasang Pedang Langit Selatan yang sedang mengumpulkan teman-teman pendekar. Tidak ada rencana untuk menyusup masuk. Walau Sepasang Pedang Langit Selatan dan Tiga Phoenix tiba, juga tidak ada kekuatan dan keberanian menantang benteng Zhang-feng, mereka berdua lebih-lebih tidak ada kekuatan, makanya secara sembunyi-sembunyi mereka mendekati benteng Zhang-feng.
Sekarang ada orang benteng Zhang-feng yang pagi-pagi muncul dalam jarak sepuluh li lebih dari dalam hutan, dia merasa bingung. Tapi lawan hanya ada empat orang, dia sedikit pun tidak merasa ada ancaman.
Empat orang lawan ini adalah orang yang mengikuti dari belakang dan menemukan dia lebih dulu, mereka berdua tidak memperhatikan di belakang ada orang pulang dari tugas pencarian akan kembali ke benteng, setelah menemukan ada orang di belakang, lawan sudah mendekat hingga seratus langkah.
"Kalian semakin brutal saja, pagi-pagi sekali sudah menculik wanita!" ejek Tian-ya-koay menunjuk dengan tongkat pemukul anjing, tanpa takut dia berdiri menunggu, "kalian ingin maju satu satu" Atau maju bersama-sama, kalian harus tahu aku adalah ahlinya pertarungan keroyokan......"
Dia mengira lawan hanya ada empat orang, tapi tiba-tiba mendengar ada suara aneh di sebelah kanan, perkataannya belum habis, mendadak dia menarik Shi-tu Yu-yao lari ke bawah, saat muncul lagi dia sudah berada di dalam hutan, kecepatannya mengejutkan orang.
Di tempat semula mereka berdua berdiri, tampak asap abu-abu tipis sedang membuyar, sepertinya ada kilatan api pelan-pelan menurun.
"Benar saja kehebatannya bukan kabar angin." Teriak Pendeta tua terkejut, tadi dia menyerang mendadak untuk menangkap orang tapi tidak berhasil, pendeta tua itu tentu saja terkejut, "lincah dan waspada, licin bagai ular, tidak percuma termasuk dalam delapan terhebat dunia persilatan, tapi kau dan bocah perempuan ini sudah diramalkan bernasib sial, pasti tidak akan bisa lolos dari bahaya."
"Kau sedikit pun tidak ada penampilan seorang pesilat tinggi yang ternama, bisanya hanya menyerang dengan ilmu sesat." Shi-tu Yu-yao sekali tawa dingin, "Tampaknya benteng Zhang-feng selain mengandalkan banyak orang, di tempat liar menutup pintu menyatakan berkuasa, sebenarnya tidak mepunyai orang yang sungguh-sungguh berbobot, tidak berani bertarung dengan pesilat tinggi dunia persilatan."
Tidak jauh di belakang terdengar satu tawa dingin!
Shi-tu Yu-yao walau baru turun gunung, tapi ilmu silatnya juga hebat, meski musuhnya ada lima orang dia tetap tidak takut, dia berharap bisa mendesak lawan bertarung adil menghadapi dia dan Tian-ya-koay.
Walau lima orang bersama-sama maju, dia tetap sanggup menghadapi lawannya, apa lagi dipihaknya masih ada seorang ahli bertarung keroyokan, sehingga dia tidak gentar.
Tidak diduga di belakangnya ternyata masih ada orang lagi, begitu membalikan kepala melihat, diam-diam dia mengeluh.
Di bawah hutan pinus yang rumputnya sedikit, pandangan bisa sampai jauh sekali, dia melihat ada enam orang, jadi semuanya sebelas lawan dua.
Tian-ya-koay juga melihat kebelakang, diam-diam dia juga mengeluh. "Betulkah?"
Orang yang sambil tertawa sambil balik bertanya, dia adalah seorang yang mempunyai mata dingin dan licik, di tangannya tampak senjata trisula yang kelihatan sangat berat, permainan senjatanya bisa digunakan sebagai tombak, pedang, tongkat, malah juga bisa sebagai golok, jika dibacokan ke tubuh manusia bisa menimbulkan luka yang mematikan.
Di dalam hutan pinus jika mendapat serangan keroyokan, tentu saja keadaannya tidak akan menguntungkan, sebab tidak cukup tempat untuk menghindar, Shi-tu Yu-yao memberi isyarat mata pada Tian-ya-koay, supaya cepat meninggalkan tempat yang tidak menguntungkan ini.
"Apakah kau benar-benar orang yang ahli dari benteng Zhang-feng?"
Tian-ya-koay membalikan kepala balas bertanya, dia tidak merasa khawatir jalan mundurnya telah disumbat.
"Kalau tidak dicoba mana bisa tahu?"
"Kalau begitu, baiklah aku coba." Kata Shi-tu Yu-yao, orangnya memutarkan tubuh menjelma menjadi sinar kilat, secara mendadak menerjang, saat membalikan tubuh pedangnya sudah telah dicabut.
Tian-ya-koay juga secara bersamaan meloncat, tongkat pemukul anjingnya digetarkan, menotok tenggorokan orang setengah baya itu.
"Seraang...!" Shi-tu Yu-yao berteriak, sambil melepaskan senjata rahasianya. Tiga buah senjata rahasia uang mas yang diam-diam disiapkan, dilemparkan menjelma jadi tiga garis sinar tipis yang sulit dilihat oleh mata telanjang, bersamaan itu pedangnya juga dengan dahsyat menyerang orang yang memegang senjata trisula, sekuat tenaga menerjang keluar dari kepungan, tidak memberi ampun pada lawan.
Trisula itu segera menangkis pedang yang datang menyerang, dan berusaha mementalkan pedang panj ang yang lincah itu.
Sinar pedang tiba-tiba lenyap, lalu timbul kembali, dari celah tipisnya trisula menerjang masuk.
"Ngeek!" Orang yang berada di .sebelah kiri, tenggorokannya telah terkena serangan pedangnya, tubuhnya berputar lalu jatuh ketanah.
Trisula gagal menahan, Shi-tu Yu-yao segera mencabut pedang, dan orang yang terkena pedang teriak sekali roboh ketanah.
Orang setengah baya di sebelah kanan melihat bayangan tongkat warna kuning hijau samar-samar menusuk, segera dia memotong, dan tubuhnya dijatuhkan ke kanan.
Tian-ya-koay menggetarkan lengannya, berubah dari menusuk jadi menyapu, buug.... terdengar suara, orang setengah baya yang di sebelah kiri kepalanya pecah, orangnya hanya menjerit sekali, lalu roboh ke tanah meregang nyawa. Di depan telah jatuh tiga orang, pengepungan telah mengalami kegagalan.
Tian-ya-koay segera meloncat keluar dari kepungan.
Shi-tu Yu-yao juga meloncat keluar dari kepungan, tapi dia merasa, pendeta dao dan empat orang temannya sedang menyerang dia dari belakang.
"Siaat...!" Sambil membalikan tubuh dia berteriak, sambil lari ke depan.
Tian-ya-koay juga tepat sedang membalikan kepala melihat ke belakang, tiba-tiba kepalanya terkena satu pukulan keras, tubuhnya bergetar Buug... dia jatuh ketanah dan pingsan.
Shi-tu Yu-yao yang baru saja melemparkan senjata rahasianya langsung berkata:
Celaka! Dari belakang satu pohon cemara besar, keluar Dewa Dingin Yu Wu-ji, yang diam-diam telah memukul dengan sebelah telapaknya.
Dewa Dingin namanya termasuk dalam tiga sesat dunia, telapak Tai-yin yang dipukulkan menggunakan tenaga dalam Tai-yin-mo-gang (Setan besar angin dingin) di dunia persilatan sangat terkenal kehebatannya, tenaganya sangat menakutkan, tenaga telapaknya dapat melukai orang dari jarak satu zhang lebih, jika terkena dalam jarak delapan che, di jamin daging akan pecah tulang hancur, jurusnya adalah salah satu jurus telapak yang hebat dan sangat kuat sekali.
Bagaimana pun Shi-tu Yu-yao tidak tahu ada orang lagi yang sembunyi dibalik pohon.
Begitu tenaga telapak mengenai punggung belakang sebelah kiri, dia seperti terkena oleh godam seribu jin, tubuhnya terdorong maju ke sebelah kanan, menabrak satu pohon pinus besar, membuat daun pohon berjatuhan, dia juga mental dan jatuh ketanah, pedangnya terlepas dari tangannya, dia meronta tapi sulit berdiri lagi.
Pendeta dao tahu senjata rahasianya Shi-tu Yu-yao sangat lihay, saat mau jatuh Shi-tu Yu-yao telah melemparkan senjata rahasianya, untung dia cepat membelok dan bergerak memutar ke belakang pohon pinus, dia hampir saja terkena senjata uang logam, dia terkejut sampai mengucurkan keringat dingin.
Seorang laki-laki lainnya, karena tidak waspada dia terkena oleh senjata uang terbang, pada lehernya, setelah menjerit ngeri, lalu roboh ke tanah.
"Cingcang mereka! Mereka berdua telah membunuh empat orang kita."
Seorang laki-laki besar seperti orang gila melayangkan golok menerjang.
Pendeta dao mengayunkan tangannya menampar laki-laki besar hingga mulutnya berdarah dan mundur tiga langkah.
"Brengsek! Jika kau berani membunuh mereka" ketua benteng tentu akan mengupas kulitmu," kata pendeta dao sambil menotok jalan darah Shi-tu Yu-yao, "Tian-ya-koay telah berani membunuh orang-orang benteng, bocah wanita ini bersama Sepasang Pedang Langit Selatan, mengumpulkan teman-temannya, datang ingin meminta pertanggungjawaban benteng kita, ketua benteng marah dan bersumpah ingin menangkap mereka hidup-hidup untuk dijadikan contoh pada mereka, walau mereka tidak datang, ketua benteng tetap akan membawa orang mencari mereka. Sekarang mereka telah tertangkap, apa kau berani membunuh mereka" Hemm... "
"Saudara Wan, sabarlah, lihat bagaimana bocah perempuan ini membayar hutang pada ketua benteng."
Seorang laki-laki setengah baya maju ke depan, menggunakan tali, mengikat kaki dan tangannya Shi-tu Yu-yao sambil tertawa penuh arti, "setelah ketua benteng menikmatinya, akan ada kesempatan buat kalian mendapat sisanya, saat itu kalian ingin bagaimana juga terserah, bukankah lebih bagus?"
Shi-tu Yu-yao ingin bunuh diri dengan menggigit lidahnya, tapi tidak keburu, mulutnya telah dibuka oleh pendeta dao saat menangkapnya, sehingga ingin mati juga sudah tidak bisa!
Sepuluh orang itu menggendong empat mayat dan empat tawanan, dengan senang kembali pulang ke benteng, terhadap temannya yang mati mereka tidak merasa sedih lagi.
Orang yang bermain nyawa, hidup mati adalah hal biasa, asal bisa hidup itu senang, jika mati ya matilah, nasib memang harus begitu, tidak perlu terlalu dipikirkan.
Kali ini yang memeriksa gunung, tidak saja tugas utamanya menangkap Sepasang Cantik Jiang-nan telah berhasil, juga tanpa sengaja bisa menangkap dua orang musuh, sama dengan di atas batang tumbuh bunga, jasanya bertambah satu, pendeta dao Zhong-tiao dan Dewa Dingin dua komandan pasukan merasa bangga, sampai para anak buah yang berjalan menggendong tawanan juga tidak merasa kepayahan.
0-0-0 Fu Ke-wei berempat, sedang istirahat di dalam hutan dekat mata air di tengah gunung, mereka membangun gubuk untuk tidur, dan telah menyiapkan daging dan makanan kering, di hulu air mereka telah mempersiapkan semuanya dengan sempurna, persiapannya terencana, sama sekali tidak ada masalah.
Hoa-fei-hoa sudah diatur di dalam gubuk, tampak sangat kelelahan.
Luka Niu Lang-xing tidak ringan, tangan kanannya sudah dibalut kain tapi tidak bisa digerakan, sedikit saja bergerak sakitnya terasa sekali, untuk sementara dia tidak bisa bertarung.
Hoa-fei-hoa dan Zhi Nu-xing juga tampak kacau, mereka mengenakan baju laki-laki yang diambil sembarangan, di gunung hawanya dingin, baju laki-laki yang diambil mereka bukan saja tipis, juga ada bekas lumuran darah, meski sudah dipakai menutup tubuh mereka, tapi masih terasa dingin, sampai tubuhnya terasa gemetaran.
Fu Ke-wei berempat, kecuali Ouw Yu-zhen dan Nie-sha-yin-hoa yang membawa dua bungkusan kecil, yang masing-masing berisi satu stel baju untuk ganti, semua bawaan dan kudanya dititipkan pada orang di kampung yang berada puluhan li jauhnya.
Ouw Yu-zhen tidak tega melihat Hoa-fei-hoa dan Zhi Nu-xing kedinginan, dia lalu memberikan baju gantinya, begitu juga Nie-sha-yin-hoa.
"Kau menyamar babi makan macan ya?" Hoa-fei-hoa yang telah mengganti baju, sambil makan daging gepukyang dingin dan keras, sambil berkata pada Fu Ke-wei yang sedang duduk makan, "aku begitu jahat terhadapmu, kenapa masih menolongku?"
"Kau jangan menyombongkan diri, mana aku ada waktu khusus menolongmu." Fu Ke-wei tertawa, "ini disebut sekalian jalan menuntun kambing, bagaimana pun aku tidak bisa melihat kematian tidak menolong! Kami mendapat kabar dari tawanan bahwa ketua benteng Xi sedang menginterogasi orang di kamar penyiksaan, demi kalian, malah membuat dia ada kesempatan melarikan diri, sungguh sayang."
"Kau menyesal?"
"Aku mengerjakan sesuatu tidak pernah menyesal." Fu Ke-wei minum seteguk air, "biksunya bisa lari tapi kuilnya tidak, ketua benteng Xi telah terikat oleh benteng Zhang-feng, dia tidak akan meninggalkan harta bendanya melarikan diri, cepat atau lambat aku akan menangkap dia, aku tidak perlu tergesa gesa."
"Di dalam bentengnya, pembantunya banyak sekali."
"Ha ha ha! Kami berempat semua adalah ahlinya membunuh orang." Di pinggir Xie-shen tertawa aneh, "maksudnya tuan, apakah ingin membunuh habis mereka semua, sehari membunuh dua puluh orang, sepuluh hari jumlahnya jadi dua ratus orang, menyapu bersih semua penjahat, seperti memotong rumput sampai ke akar-akarnya. Benteng Zhang-feng hanya ada seratus lebih pesilat tinggi yang dapat bertarung, dan juga sebagian adalah buronan yang minta perlindungan, yang lainnya hanyalah berandalan kelas tiga, apa bisa menahan pembunuhan berencana kita?"
"Kalian paling baik tahu diri, segera pergi jauh, supaya tidak mengganggu rencana kita." Fu Ke-wei sedikit pun tidak memberi hati.
"Dia telah membunuh familiku, dengan kejinya membunuh habis sekeluarganya, aku berhak membalas dendam pada dia." Hoa-fei-hoa dengan keras menolak, "kau tidak berhak melarang kami."
"Kau ini wanita yang tidak bisa diajak bicara, aku sudah merasakannya." Fu Ke-wei menggelengkan kepala tertawa pahit, "aku tidak ingin melarangmu, tempat ini sementara kalian boleh pakai untuk beristirahat, setelah tenaganya pulih harap tinggalkan tempat ini, orang yang mencari ke gunung cepat atau lambat pasti akan mencari kemari."
"Kalian mau pergi?"
"Belum tahu, itu adalah kata mutiara melindungi nyawa, kau seharusnya mengerti!"
Hoa-fei-hoa menatap Fu Ke-wei, wajahnya berubah-rubah, menurut pengalaman yang sudah-sudah, tidak pernah dia bertemu dengan laki-laki besar yang muda, yang terhadap seorang wanita cantik bertingkah begitu buruknya.
"Bisakah berbuat sedikit baik padaku?" Hoa-fei-hoa mengeluh, terhadap daya tarik dirinya dia sudah hilang kepercayaannya, dengan nada yang ragu dia berkata perlahan "apalagi aku masih hutang budi satu nyawa padamu......"
"Hoa-fei-hoa jangan mengingat budi, kita jangan bicarakan itu, baik tidak?" Fu Ke-wei tertawa tawar, "kau dan aku sama-sama berdarah dingin, melakukan apa pun tidak akan menggunakan perasaan, semua demi pandangan hidup sendiri-sendiri, hal lain tidak akan di taruh di dalam hati. Hari ini bertemu, besok berpisah, lusa mungkin bisa berubah jadi musuh, mahluk jenis yang keji tidak mungkin bersatu dengan damai, aturan ini kau dan aku sama-sama mengerti."
"Apakah kau mengira aku ikut hanya demi pusaka dan harta di bawah gudang benteng Zhang-feng" Aku sudah sadar, aku tidak bermimpi minta bagiannya."
"Pusaka adalah harta di luar badan, siapa yang perduli" Gudang bawah tanah menyimpan pusaka, pasti tidak kurang dari dua kereta besar, berapa aku bisa minta" Asalkan kau ada kemampuan memindahkannya, pindahkanlah semuanya!" Fu Ke-wei mulai mengumpulkan barangnya, lalu meloncat berdiri, "apakah kalian sudah kenyang" Kita harus jalan sekarang!"
"Sudah!" Xie-shen melempar masuk sepotong daging gepuk terakhir kemulutnya, membuat perkataannya tidak jelas.
"Iii! Siapa mereka itu?" Zhi Nu-xing tiba- tiba menunjuk ke arah timur lembah berparit, "diantaranya ada yang menggendong barang."
"Itu adalah orang-orang yang mencari ke gunung, dua orang yang memimpin adalah pendeta dao dari Zhong-tiao dan Dewa Dingin, delapan orang dibelakang yang digendong orang bukan barang." Dalam bayangan rumput dan pohon, sepuluh orang sedang berjalan menembus hutan, mata Fu Ke-wei tajam dia mengenal orang-orang itu, "kita telah bertemu dengan ikan besar! Pergilah ke bawah hadang mereka."
Jika bertemu hal yang menyenangkan semangat pun tentu segar.
Pendeta dao Zhong Tiao yang berjalan di depan, dengan wajah cerah berjalan dengan langkah besar.
Dia adalah komandan pasukan ini selain tugas dalam perjalanannya telah berhasil, tidak diduga juga berhasil menangkap dua orang musuh, kematian empat orang anak buahnya sama sekali tidak dirasakannya, tentu saja dia sangat gembira sekali!
Pendeta dao tua telah lupa beberapa hari lalu ada orang yang menyusup ke dalam benteng, juga tidak tahu kemarin malam di kamar penyiksaan yang rahasia telah terjadi masalah.
Ketika Fu Ke-wei berempat muncul di lapangan bukit di depan hutan, pendeta yang merasa dirinya paling hebat, wajah yang tampak senang langsung menghilang seperti asap, diganti dengan rasa terkejut yang amat sangat, langkahnya jadi ragu.
Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa tentu saja dia kenal, Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen dua orang ini walau dia belum pernah bertemu, tapi dia telah menebak lawannya adalah anak muda marga Fu dan pelayannya yang pernah mempermalukan Yu-shu-xiu-shi.
Orang yang lebih bodoh juga seharusnya mengerti, Fu Ke-wei sengaja menunggu mereka, jika tidak ada jaminan bisa menang, mana berani tidak membuat jebakan malah muncul terang-terangan menyambut"
"Sobat lama, kemarilah!" Xie-shen mengulurkan tangan menyapa, wajahnya keji lagi menakutkan, "kita hitung-hitung hutang lama, anggap saja kalian adalah bunga yang dibayar pertama oleh benteng Zhang-feng."
Sepuluh orang itu menurunkan mayat dan tawanannya, bersama-sama maju mengurung dari tiga arah.
Sekali bergerak mereka sudah membentuk siasat pengeroyokan, dengan banyak orang ingin menekan lawannya, ini adalah cara yang sering digunakan orang sejak dari zaman dahulu sampai sekarang untuk memperebutkan kekuasaan, dan juga sering berhasil.
Fu Ke-wei berempat berdiri seperti gunung, membiarkan lawan membentuk formasi.
"Kau yang disebut bocah marga Fu itu?" kata pendeta dao dari Zhong Tiao setelah menjadi tenang, dia tidak perdulikan Xie-shen, matanya menatap Fu Ke-wei, di wajahnya timbul senyum keji, maju mendesak hingga delapan che.
"Sedikit pun tidak salah, aku percaya Yu-shu-xiu-shi telah memberitahukan pada kalian dengan jelas."
"Kenapa di dunia persilatan tidak pernah dengar ada orang seperti kau ini, kenapa tidak sebutkan saja sebutan yang benar" Supaya aku tahu kau ini sebenarnya Budha besar dari kuil mana."
"Tidak perlu, pendeta dao tua." Fu Ke-wei mengayun-ayunkan pisau penyiksa yang diambil dari kamar tahanan, tawa mengejek diwajahnya semakin menghilang, sorot matanya semakin tampak bersinar, "kau pandanglah aku sebagai seorang berandalan kelas tiga saja, menyebutkan julukanku bisa membuat hatimu takut dan tegang, hingga mempengaruhi kemampuanmu, aku tidak ingin kau mati penasaran."
Di dunia memang kekuatan julukan bisa membawa hawa membunuh, ada orang begitu mendengar julukan seseorang, jadi ketakutan hingga denyut jantungnya menjadi cepat, telapak tangannya berkeringat, begitu berhadapan dengan orang ini, tenggorokannya jadi kering seluruh tubuh menjadi kaku atau gemetar, mata tidak berani memandang, kaki dan tangan tidak tahu harus di tempatkan dimana. Seperti beberapa jenderal di kerajaan, mereka juga punya kekuatan julukan seperti ini, prajurit biasa yang melihat mereka juga akan bereaksi seperti yang disebutkan diatas.
Pesilat biasanya yang suaranya keras merasa dirinya paling hebat, baru belajar beberapa jurus silat kucing tiga kaki, sudah merasa dirinya pesilat tinggi yang hebat. Tapi begitu bertemu dengan pesilat tinggi yang julukannya menggemparkan dunia, tekanan di dalam hatinya terasa sangat berat, dan terpengaruhi kelincahan gerak kaki dan tangan, sampai mengerahkan kepandaiannya juga tidak akan sampai lima puluh persen, hatinya yang ketakutan juga tidak akan bisa berkembang.
Sekarang tampang Fu Ke-wei yang tampak dari luar, bagaimana bisa seperti berandalan kelas tiga" Justru bisa di setarakan dengan seorang terkenal sepanjang masa, hawa kepahlawanan yang tiada takut tiada gemetar itu, sudah membuat pendeta dao dari Zhong-tiao yang merasa ilmu silatnya lebih hebat dari pada orang lain, hatinya jadi berdebar-debar, sikap sombongnya jadi lenyap.
"Bocah, kau jangan bicara besar." Pendeta dao dari Zhong-tiao menenangkan diri, timbul amarahnya karena malu, dengan keras berkata, "demi sahabat kau menagih hutang, walau memang itu rasa setia kawan yang baik, tapi harus pertimbangkan dulu kemampuan diri sendiri, apakah mampu atau tidak" Jika tidak mampu bisa-bisa malah masuk kepintu akhirat menemani sahabatmu disana!"
"Aku tunggu kau memasukan aku ke pintu akhirat." Wajah Fu Ke-wei ditekan, mata macannya bersinar-sinar, "orang dulu berkata, hutang uang bayar uang, hutang nyawa bayar nyawa. Hutang nyawa temanku, kau harus bayar dulu, persis seperti yang dikatakan Xie-shen, kau hanya bisa dihitung sebagai bunganya saja, hutangnya harus dibayar oleh Satu Pedang Dunia Xi Zhang-feng. Sekarang coba lihat apakah kau bisa menyelamatkan diri atau tidak."
"Kau......" "Aku pasti dengan kejamnya akan membunuhmu, lebih baik jangan hanya berkata di mulut saja, walau kau banyak mengeluarkan kata-kata ancaman, itu tidak akan membuyarkan tekadku membunuhmu."
"Kau pendosa ini sungguh mencari jalan mati sendiri, menyedihkan!" Nada bicaranya pendeta dao dari Zhong-tiao tiba-tiba jadi dalam dan tenang, di mata elangnya timbul semacam sinar licik, tangan kiri diangkat, lengan bajunya melambai-lambai berirama, "kau adalah seorang pintar, tapi kepintarannya tertutup oleh api dendam, kau sedikit pun tidak tahu dirimu sedang berbuat apa...
Aku mengeluhkan hidup ini, menyayangi rakyat yang susah hidupnya, aku akan menghilangkan setan di dalam dirimu, mengembalikan pada keadaan semula. Sekarang tanganmu sudah tidak mampu menggenggam pisau, lima jarinya jadi lemas......"
Buug..., pisau penyiksa di tangan Fu Ke-wei jatuh sendiri di samping kakinya, sepasang matanya bengong menatap pada sepasang mata pendeta dao dari Zhong-tiao, persis seperti seorang idiot.


Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Xie-shen terkejut, dia mengangkat golok akan maju menerjang.
Ouw Yu-zhen yang matanya tajam, tangannya cepat menahan Xie-shen, menarik kembali ke tempat semula, menggunakan isyarat mata memberitahukan jangan sembarangan bergerak.
"Salah, jangan di buang, harus serahkan padaku." Pendeta dao dari Zhong-tiao mulanya tertegun, lalu berguman memerintahkan lagi, "pungut pisaunya, betul! Pungut dan berikan padaku......"
Fu Ke-wei dengan patuh menekuk lutut kanannya, mengulur tangan memungut pisau penyiksa, kepalanya tetap sedikit diangkat, sorot matanya tetap tidak berubah, sorot matanya seperti terpikat oleh pendeta dao dari Zhong-tiao, posisi memungut pisaunya membuat orang merasa aneh.
"Betul, serahkan padaku! ganti dengan sebelah tangan berikan padaku, pelan-pelan, betul! Ya begitu......heek......"
Fu Ke-wei menggunakan tangan kanan mengangkat pisau dan diulurkan melintang, tangan kirinya menyambut badan pisau, di saat tangan kiri menyentuh pisau, ikut mendorong ke depan, tangan kanan mengulur ke depan, ujung pisau dengan sendirinya menerjang ke depan, sepasang tangannya menggenggam pisau, menusuk masuk ke arah dada pendeta dao dari Zhong-tiao, ujung pisau sudah menusuk hampir tembus keluar dari punggung belakang.
Pendeta dao dari Zhong-tiao memegang pisau di dadanya, saat jarinya menyentuh pisau terdengar suara seperti logam beradu, rupanya pendeta dao telah mengerahkan tenaga dalam Tai-yi-mo-gang melindungi dirinya, seluruh tubuhnya telah berubah sekeras batu, golok atau pedang biasa jangan harap bisa melukai dirinya, dengan kemampuannya ini, dia bisa bertarung dengan pesilat super yang ternama.
Tapi, jika pendeta dao ingin menggunakan ilmu sesat mengendalikan Fu Ke-wei, ibarat membunuh ayam menakuti kera.
Fu Ke-wei menarik tangannya mencabut pisau, pisau meluncur terlepas dari genggaman pendeta dao, samar-samar bisa terlihat ada bunga api muncul, mengeluarkan suara seperti gesekan logam yang menusuk telinga.
Wajahnya muncul tawa dingin yang keji.
Sekejap kemudian, sinar pisau berkelebat, lalu kepalanya pendeta dao dari Zhong-tiao terlepas dari lehernya, jatuh kebawah.
"Jika tidak membunuh habis kalian, binatang yang tidak berkeprimanusiaan, sulit meredakan kebencian ini." Pisaunya diulurkan ke depan, suaranya seperti geledek, "hanya bisa menyisakan seorang untuk diinterogasi dan kembali melapor, lihat siapa orangnya yang beruntung ini."
Sebuah pisau yang keji dan kejam tidak berperasaan, membuat orang yang melihat seluruh tulangnya timbul rasa dingin, satu tusukan pisau menembus jantung sudah cukup kejam, ditambah dengan memotong kepala, sungguh tindakan yang sadis sekali.
Di depan mata Fu Ke-wei muncul pemandangan tiga belas mayat telanjang yang seluruh tubuhnya terluka, yang membangkitkan amarahnya, dia ingin melampiaskan amarahnya melalui pisaunya, mengayunkan pisau kekesalannya.
Xie-shen tertawa keras, dia melayangkan golok menerjang masuk.
Nie-sha-yin-hoa berteriak keras, pedang panjangnya seperti pelangi di langit.
Ouw Yu-zhen tidak mengayunkan pedangnya, dia menempel ketat di sisi belakang Fu Ke-wei, melindungi keamanan di belakangnya.
Akhirnya Fu Ke-wei bertemu dengan Yin Shen (Dewa Dingin) Yin Wu-ji, pisaunya bergerak laksana kilat dilangit.
Xian-yin-mo-gang nya Yin Shen, masih sedikit dibawah Tai-yi-mo-gang pendeta dao dari Zhong-tiao, tapi kedua orang ini bisa disejajarkan dengan pesilat super tinggi di dunia persilatan.
Karena pendeta dao dari Zhong-tiao dibunuh dengan begitu mudah, hati Yin Shen jadi ketakutan, semangat tempurnya langsung menurun, dia merasa sudah ditakdirkan pasti kalah.
Serangannya Fu Ke-wei terlalu dahsyat, Yin Shen tidak bisa menghindar, datangnya pisau terlalu cepat, satu-satunya gerakan yang bisa dilakukan adalah menangkis pisau lawan dan bertahan.
Senjata yang digunakan oleh Yin Shen adalah pedang berbentuk ular, panjangnya selipat lebih panjang dari pisau, dan juga lebih berat, mudah sekali menggunakan pedang berbentuk ular menangkis pisau itu, pisau pasti sulit menembus pertahanan pedang.
Dengan teriakan dingin, Yin Shen berjongkok mengayunkan pedangnya.
Traang.... satu getaran keras terasa, terlihat percikan bunga api.
Pedang berbentuk ular ternyata tidak bisa menangkis pisau yang meluncur, pedang malah mental keluar, seperti guntur mendadak menyambar, pelangi pisau menerjang masuk melalui celah.
Yin Shen ketakutan sekali, dia melangkah mundur, mengayunkan kembali pedangnya menangkis pisau.
Tapi sesaat itu sudah terlambat, sinar pisau berkelebat menekan, terdengar suara aneh memecahkan tenaga dalam Xian-yin-mo-gang, seperti balon udara meletus.
Lengan kanan yang memegang pedang tiba-tiba terputus dari pergelangannya, sinar pisau seperti kilat, miring memotong perutnya Yin Shen, hingga Yin Shen tanpa mengeluarkan suara, langsung roboh ke tanah, jeroannya bertumpahan keluar.
Dalam satu teriakan dalam, pisau penyiksa Fu Ke-wei muncul di bawah dada kanannya seorang setengah baya yang berada tidak jauh di sebelah kanan, tertembus pinggangnya, akhirnya pisau tertahan di dalam tubuh orang itu.
Ternyata Fu Ke-wei melemparkan pisaunya, pisau hanya berputar sekali, langsung masuk kedalam pinggang orang itu. Orang itu tadinya secara diam-diam akan membokong Nie-sha-yin-hoa dari belakang, sama sekali tidak tahu sinar pisau telah membelah angin dalam sekejap sudah sampai.
Nie-sha-yin-hoa yang tepat menengok ke belakang, memukul jatuh dua orang yang menggunakan golok.
"Terima kasih! Tuan." Teriak Nie-sha-yin-hoa dengan gembira.
Dua tiga kali serangan, telah menjadikan lapangan itu tempat penyembelihan daging dan darah.
Tadinya sepuluh lawan empat, tapi di tengah jalan Hoa-fei-hoa dan Zhi Nu-xing ikut membantu. Dua wanita pembunuh ini tidak punya senjata yang pas, semua senjata gelapnya juga telah dirampas oleh ketua benteng Xi. Sekarang yang digunakan adalah senjata yang diambil dari kamar tahanan, tapi tetap saja senjatanya bisa digunakan dengan hebat, serangannya tidak tertahankan.
Sebuah golok Xie-shen telah melontarkan golok seorang lawannya, dari samping masuk Zhi Nu-xing yang penuh dendam, sinar pedang seperti kilat menerjang punggung orang itu.
"Wanita genit, orang itu punyaku......"
Xie-shen berteriak keras, goloknya menyabet paha kiri orang itu.
Zhi Nu-xing tidak perdulikan teriakan Xie-shen, pedangnya menusuk tembus punggung kanan orang itu, sambil tertawa ringan, seperti asap dia lalu meluncur pergi.
"Tidak tahu aturan!"
Xie-shen memaki-maki, segera lari pada kedua orang yang sedang bertarung dengan Hoa-fei-hoa.
"Jangan merebut!" Hoa-fei-hoa juga berteriak keras, "semua milikku......"
Begitu tertawa, golok Xie-shen dan orangnya sudah tiba bersamaan.
Ouw Yu-zhen yang selalu mengikuti dari belakang Fu Ke-wei, melihat hingga menggeleng-gelengkan kepala.
Fu Ke-wei meloncat-loncat diatas tumpukan mayat, potongan kaki tangan dan mayat tergeletak di mana-mana, bau amis membuat orang ingin muntah, dia tidak tega melihatnya.
"Di mana tawanan hidup yang kukatakan?" Fu Ke-wei meloncat berteriak, "ka.. .kalian..."
"Aku kira tuan telah menyisakan tawanan hidup!" Xie-shen berpura-pura dengan wajah pahit, "julukanku adalah Xie-shen, bagaimana pun kau tidak minta aku meninggalkan yang hidup kan" Apa lagi Zhi Nu-xing wanita genit ini telah merebut satu lawanku, padahal tadinya aku berniat menangkap orang ini hidup-hidup."
"Kau yang pantas mati, bisa saja menimpakan kesalahan pada orang lain." Zhi Nu-xing mencuri-curi tertawa, sambil mundur jauh-jauh, "kau telah memotong paha orang itu, apa itu bisa dihitung tawanan hidup" Sebentar saja darah segarnya akan kehabisan, kau jangan pura-pura!"
"Lawanku terlalu kuat, dengan susah payah aku menggunakan jurus berbahaya baru bisa membunuh dia, mana bisa aku menahan diri?" Nie-sha-yin-hoa dengan wajah tidak merasa bersalah, membuat orang bersimpatik pada dia.
"Kalian ini sungguh bodoh sekali." Fu Ke-wei terpaksa tidak mempersoalkan, "coba pikir, menangkap seorang yang masih hidup, tidak saja bisa mendapatkan berita yang kita inginkan, membiarkan dia kembali dengan mengatakan anu anu, bukankah pekerjaan kita akan lebih mudah" Sekarang, berita yang aku ingin kan telah buyar!"
Yang dia maksudkan adalah masalah ketua benteng Naga Langit, Pedang Naga Langit Lu-zhao dan Sepasang Cantik Jiang-nan, apakah benar minta perlindungan benteng Zhang-feng.
"Tuan, mereka benar-benar tidak tahu tujuan sebenarnya tuan datang ke benteng Zhang-feng, jadi tidak bisa salahkan mereka." Ouw Yu-zhen membela Xie-shen dan kawan-kawannya.
"Tentu saja! Kami ini siapa yang seperti kau banyak akalnya, bisa menyamar jadi babi makan macan!" kata Hoa-fei-hoa melihat dia dengan mata putih, kata-katanya mengandung arti terselubung, "Jika aku punya akal, apa bisa ditipu kau masuk ke dalam hutan dan dipermainkan seenaknya olehmu?"
"Wanita cerewet!"
Fu Ke-wei menahan tawa, terpikir peristiwa dia mempermainkan Hoa Bu Hoa, dia merasa geli dan menyesal.
Dia berjalan menuju mayat yang ditinggalkan orang-orang benteng Zhang-feng. Yang dilihat pertama adalah Tian-ya-koay dan Shi-tu Yu-yao yang hanya bisa melihat, tidak bisa bergerak.
"Kok ini kalian?" dia segera melepaskan ikatan mereka, "kalian ini yang menyebut diri pendekar, selalu tidak memperhatikan nasihat baik, aku kira kalian sudah menuju ke selatan, sudah melewati Feng Ling-du! Dimana yang lainnya?"
Setelah membuka titik saluran bisunya dua orang, dan juga membenarkan mulutnya, dua orang itu sudah bisa bicara lagi.
"Saudara kecil, aku juga pernah memberi nasihat pada mereka! Tapi Sepasang Pedang Langit Selatan yang ingin menegakan kebenaran, mana bisa lepas tangan tidak mengurusnya" Mereka sedang membagi tugas mengumpulkan temanteman, aku terpaksa membawa bocah Shi-tu datang dulu kemari menyelidik." kata Tian-ya-koay tertawa pahit.
"Aku......aku sungguh tidak boleh terlalu merasa diri benar......terburu-buru datang ke benteng Zhang-feng menyelidik......" Shi-tu Yu-yao dengan lesu, wajahnya pucat.
"Sudah sudah, anak perempuan siapa yang tidak merasa dirinya paling benar" Tapi melakukan perbuatan harus bisa mengukur diri dulu! Mmm! Kelihatannya wajahmu tidak baik."
Aku terkena sebuah pukulan Telapak Tai-yin dari Dewa Dingin, bagaimana warna wajahku bisa baik" Aku merasa sepertinya semua alat di dalam tubuhku telah berubah tempat."
"Wah...! Telapak Tai-yin sangat beracun, lukamu tidak boleh ditunda terlalu lama, yang dipelajari Xie-shen adalah tenaga dalam Shao-yang (positif.), kusuruh dia cari tempat buat memeriksamu, mengobati kau harus dengan menggunakan tenaga dalam, setelah itu kau harus cepat-cepat pulang."
Fu Ke-wei memanggil Xie-shen, setelah di sisi telinganya dia memberi pesan, lalu pergi mendatangi Sepasang Cantik Jiang-nan.
Fu Ke-wei melepaskan ikatan tali mereka lalu membebaskan totokan jalan darahnya.
"Terima kasih, tuan muda telah menolong! Kami kakak beradik sangat berterima kasih." Kakak tertua Sepasang Cantik Sinar Bulan dengan lesu mengucapkan terima kasih.
"Tidak perlu sungkan, aku hanya tidak sengaja menolong kalian." Fu Ke-wei tidak kenal dua wanita cantik di hadapannya, yang menjadi buruan yang dipesan oleh organisasi pemburu bayaran dunia persilatan, "apakah jalan darah di tubuh nona, telah dikunci orang?"
"Benar, kami kakak beradik salah masuk ke sarang perampok, saluran kami telah dikunci oleh si anjing tua Xi Zhang-feng......" Ning-xiang-yan-nie salah satu dari Sepasang Cantik berkata sambil menggigit gigi.
"Xi Zhang-feng bisa punya kemampuan mengunci jalan darah?" kata Fu Ke-wei merasa aneh.
"Semua dilakukan oleh orang benteng Zhang-feng......"
"Tuan, tetua Jie ada urusan penting yang ingin dibicarakan denganmu, kau kesanalah sebentar?" Ouw Yu-zhen dari tempat dua zhang lebih melambaikan tangannya.
"Masalah apa?" Fu Ke-wei berjalan mendekat.
"Apakah tuan tahu" Siapa dua orang wanita cantik itu?" tanya Ouw Yu-zhen pelan.
Hina Kelana 12 Kisah Para Naga Di Pusaran Badai Karya Marshall Kasih Diantara Remaja 7
^