Pencarian

Rajawali Sakti Langit Selatan 3

Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long Bagian 3


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bocah, benar-benar memang kau sibuntung yang sudah
asin !" kata sinenek dengan suaranya yang dingin, "Baik, baik, aku justru ingin melihatnya apakah benar-benar kau asin luar dalam, atau memang hanya asin bagian luarnya, lalu
dalamnya tawar. Setelah berkata begitu, tampak sinenek tua tersebut
melompat berdiri, dengan gerakan yang gesit sekali.
Gerakannya itu bukan main cepat nya, dia juga telah
melepaskan ikatan pinggang nya, dengan ikat pinggang yang berwarna hijau itu, dia mengibas, dan di tengah udara terdengar suara mengaung.
Itulah hebat sekali, ikat pinggang terbuat dari secarik kain yang lemas dan tidak memiliki tenaga yang keras, tetapi dengan dikibas begitu, dan dengan cepat mengeluarkan suara yang mengaung keras, keruan saja membuktikan lwekang
sinenek luar biasa. Yo Ko yang dalam keadaan mendongkol yang berulang kali mendengar dirinya disebut si buntung, telah berlaku lebih waspada, dan dia telah melancarkan serangan yang
mengincar bagian berbahaya ditubuh sinenek.
Yo Ko melakukan serangan yang cepat seperti itu, karena dia tidak mau mem buang-buang waktu lagi dia telah
bermaksud untuk merubuhkan si nenek didalam waktu yang singkat dan mendesaknya agar dia mengaku apakah dia yang melukai rajawalinya atau memang bukan. Jika memang bukan sinenek yang melukai rajawalinya, tentu dia bisa mengejar penjahat yang sesungguhnya.
Sinenek juga telah berteriak "Bagus !" sambil cepat sekali dia berkelit kesamping, dan membarengi dengan itu dia telah menggerakkan tangannya yang memegang ikat
pinggangnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerakannya cepat sekali, ujung ikat pinggangnya itu seperti seekor ular naga, telah menyambar kearah mata kanan Yo Ko
! Benar-Benar luar biasa.
Sinenek telah melancarkan serangan dengan serangan
yang sekaligus memilih bagian yang terlemah dari lawannya, tentu saja Yo Ko ber tambah yakin bahwa sinenek bukan seorang nenek tua yang bisa dipandang remeh.
Disamping memang dia bersikap lebih waspada, juga Yo Ko jadi bertanya-tanya didalam hatinya, entah siapa adanya nenek tua itu.
Walaupun bagaimana Yo Ko tidak bisa ber pikir terlalu lama karena sinenek dengan mengeluarkan seruan "awas !" telah menggerakan ikat pinggangnya lagi, kali ini ikat pinggang itu menyambar-nyambar dengan gerakan berliku-liku bagaikan seekor ular yang menuju kearah Yo Ko dan disaat ujungnya hanya terpisah kurang lebih empat dim, tahu-tahu ikat pinggang itu telah menjadi lurus dan ujungnya menyambar tepat keulu hati YoKo.
Keruan Yo Ko terkejut. Semula dia menduga nenek tua itu ingin mempergunakan tenaga lembek, namun kenyataannya sinenek telah mempergunakan sekaligus tenaga lunak dan keras yang digabung menjadi satu dan digerakkan dengan
sekehendak hatinya, karena dia bisa mempergunakan tenaga lunak untuk melibat lawan, kemudian disaat lawan lengah, dia membarengi dengan serangan tenaga keras, dimana ikat
pinggangnya berobah sifatnya menjadi keras melebihi
lempengan baja. Tetapi Yo Ko mana memandang sebelah mata serangan
seperti itu" Dia hanya heran mengapa sinenek tua ini baru dijumpainya sekarang" Mengapa sebelumnya dia belum
pernah mendengar atau melihatnya" Bukankah sinenek
tangguh sekali" dan sesungguhnya ada permusuhan apakah diantara dia dengan sinenek tua itu sehingga memusuhinya demikian rupa ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan kegesitan yang luar biasa, Yo Ko telah berkelit dari ujung ikat pinggang itu,, dan begitu pula sampai ber ulang kali.
Yo Ko telah mengelakkan serangan yang dilancarkan oleh sinenek, karena Yo Ko ingin melihat dulu sampai berapa tinggi sesungguhnya ilmu sinenek dan berasal dari pintu perguruan silat yang mana.
Tetapi, cara menyerang sinenek ngawur sekali. Walaupun memang hebat. Sesaat dia mempergunakan ilmu pedang
Siauw Lim Sie, walau pun dengan mempergunakan ikat
pinggangnya, jurus ilmu pedang Siauw Lim Kiam hoat itu hebat bukan main. Tetapi baru dua tiga jurus dia telah mempergunakan jurus-jurus dari pintu perguruan Ngo Tek Kiamhoat, ilmu pedang dari Lima Bintang. Keruan saja Yo Ko jadi tambah heran dan bingung, tidak bisa dia menerka asal usul dari nenek tua itu.
Dengan mengeluarkan suara siulan cukup nyaring, tampak Yo Ko memutar tubuhnya, akhirnya suatu kali ikat pinggang sinenek menyambar datang, Yo Ko tidak berkelit, dia telah mengeluarkan tangannya, dia telah mencekal ujung ikat pinggang itu dengan kuat, sehingga tidak bergeming.
Nenek tua yang luar biasa itu telah berusaha untuk
menariknya, tetapi dia tidak berhasil menariknya terlepas dari cekalan tangan Yo Ko.
Disamping itu. sinenek tua juga telah berusaha
mengerahkan tenaga dalamnya membuat ikat pinggang itu menjadi lurus keras kaku, lalu mendorong sekuat tenaganya untuk menusuk Yo Ko, tetapi usahanya itupun gagal.
"Lotaipo, bisakah aku yang rendah mengetahui nama dan shemu yang harum ?" tanya Yo Ko kemudian dengan suara yang nyaring sambil memegangi terus ujung ikat pinggang sinenek tua tersebut. "Dan ada ganjelan apakah diantara kita berdua ?".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sinenek telah berobah mukanya menjadi pucat kehijau-
hijauan, dia murka bukan main, karena dia merasakan dirinya dipermainkan oleh Yo Ko.
"Apa perdulimu untuk mengetahui nama dan sheku " Ciss, manusia seperti engkau tidak berharga mendengarnya." dan membarengi bentakannya itu,dengan cepat sekali tampak si nenek telah mengibaskan tangan kirinya, dengan
menimbulkan suara srrrr, srrrr tampak tiga jarum kuning telah menyambar pesat sekali ke arah Yo Ko.
Tangan kiri Yo Ko tengah tengah mencekal ikat pinggang sinenek, dan diapun terpisah dalam jarak yang tidak begitu jauh, maka jarum-jarum yang menyambar datang ketiga jalan darahnya itu merupakan serangan jarak dekat yang sulit dielakkan jika memang Yo Ko tidak mau melepaskan
cekalannya di ujung ikat pinggang si nenek.
Tetapi Yo Ko memang telah memiliki ilmu yang sempurna sekali dia tidak menjadi gugup atau terkejut melihat
datangnya serangan seperti itu, dengan mengeluarkan seruan yang nyaring nampak Yo Ko mengibaskan lengan jubah
kanannya yang kosong itu.
Ujung jubah yang kosong itu menyampok ketiga batang
jarum sinenek, dan membarengi jarum terpental Yo Ko
menghentak keras ujung ikat pinggangnya si nenek sambil mengerahkan tenaga dalamnya, maka tidak ampun lagi tubuh sinenek telah terangkat dan melambung ketengah udara, karena sinenek tidak mau melepaskan ikat pinggangnya.
sambil menghentak begitu. Yo Ko tidak mencekali terus ujung ikat pinggang sinenek, melainkan dia melepaskan, maka tubuh sinenek tua yang luar biasa itu seperti dilemparkan saja, melayang ditengah udara, menuju kedinding batu gunung yang akan ditubruknya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedangkan Yo Ko begitu melepaskan cekalannya segera
berjongkok, dia telah mengambil tiga batang jarum sinenek diperhatikannya baik-baik mukanya jadi berobah.
Dikenalnya jarum yang dipergunakan nenek tua itu juga sama bentuk dan rupanya dengan jarum-jarum yang telah melukai Sin Tiauw. Disaat itulah muncul murkanya.
Dengan mengeluarkan suara seruan yang keras Yo Ko
menotolkan kakinya ditanah, tubuhnya telah melambung
dengan gerakan yang cepat sekali, dia juga telah mengulurkan tangankirinya mencekal punggung sinenek tua itu, yang dicengkeramnya keras sekali. Tubuh si nenek yang semula melayang menyambar dinding batu itu telah berhasil ditahan oleh YoKo.
Dengan sengit Yo Ko melontarkan tubuh nenek tua itu
ketanah. "Apakah kini kau mau mengakui bahwa rajawaliku telah
dilukai oleh kau ?" tegur Yo Ko bengis.
Sinenek walaupun baru saja menghadapi bahaya maut,
tetap memperlihatkan sikap yang aseran dan angin-anginan, dengan tertawa dingin dia telah menyahuti, "apa pedulimu jika memang benar-benar aku yang melukai rajawali kurang ajar itu ", hmm, engkau memang benar-benar memiliki kepandaian cukup tinggi, mungkin satu atau dua tingkat lebih tinggi dariku. Tetapi rubuhnya aku ditanganmu, karena akupun baru mempelajari delapan bagian ilmuku yang belum kupelajari rampung.
Jika kau benar mengakui dirimu sebagai seorang lelaki gagah lepaskan aku, dua tahun lagi nanti aku akan mencarimu untuk mengadu kepandaian lagi, untuk menentukan siapa yang tinggi dan siapa yang rendah...!"
Yo Ko berdiam diri sejenak, dia mengawasi sinenek.
Sesungguhnya hatinya saat itu tengah digeluti oleh
kemarahan yang berkobar-kobar. Coba, kalau saja yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melukai rajawalinya itu seorang lelaki, tentu dia telah mengayunkan tangannya untuk menghajar mati. Tetapi kini ternyata yang telah melukai burung rajawalinya itu seorang wanita tua yang telah ubanan seperti itu, membuat dia jadi serba salah menentukan langkah.
"Pergilah........!" akhirnya Yo Ko mengusir dengan suara yang dingin. "Pergilah kau menggelinding dari hadapanku, dua tahun atau sepuluh tahunpun akan kutunggu !"
Sinenek telah menatap dingin, kemudian menjerit seperti menangis keras, tubuhnya melompat ketengah udara, lalu kedua kakinya menotok dinding disampingnya, tubuhnya melambung sangat tinggi sekali dan kedua kakinya menotok pula, sehingga berulang kali tubuhnya melambung semakin tinggi,
Gerakan yang dilakukan itu sangat cepat sekali dalam
waktu yang sangat singkat sekali dia telah lenyap dari pandangan Yo Ko.
Yo Ko menghela napas, baru saja dia ingin kembali
ketempat dimana Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw tengah
menantinya, dia mendengar suara Ciu Pek Thong yang
menegurnya; "Mengapa dilepaskan . . . ?"
"Sudahlah Ciu Toako . " kata Yo Ko. Nenek tua seperti itu tidak perlu dilayani.
Tetapi kau belum menanyakan, apakah dia yang telah
merusak kuburan Ang Cit Kong dan Auwyang Hong......"
kata Ciu Pek Thoag, yang baru tiba itu setelah ber lari-lari keras cukup lama.
Yo Ko menggeleng: "Kukira bukan dia" katanya.
"Ehhh, mengapa kau bisa menduga begitu ?" tanya Ciu Pek Thong heran.
"Ada seseorang yang tengah mempermainkan kita... "
jawab Yo Ko. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciu Pek Thong masih ingin berutanya lagi, tetapi Yo Ko telah mengajaknya untuk kembali ketempat Siauw Liong Lie.
"Mungkin Liongjie dan Tiauw-heng menanti kita terlampau lama...!" kata Yo Ko sambil menjejakkan kakinya melompat gesit sekali "Mari kita kembali."
Ciu Pek Thong terpaksa harus mengikutinya menuruni
puncak Giok Lie Hong. dan lari berendeng dengan Yo Ko, karena Yo Ko tidak lari sekuat tadi.
Tetapi Waktu mereka tiba ditempat kedua kuburan Ang Cit Kong dan Auwyang Hong yang telah dirusak seseorang itu, Yo Ko maupun Ciu Pek Thong tidak melihat Siauw Liong Lie.
Begitu pula Sin Tiauw, tidak terlihat disekitar tempat itu.
"Liongjie !" memanggil Yo Ko dengan suara yang keras sekali.
Tetapi tidak ada sahutan.
Yo Ko juga telah bersiul keras dengan hati yang kuatir bukan main. Suara siulannya itu memanggil Rajawali saktinya.
Namun hanya suara siulan itu saja yang menggema dan
burung rajawali itu tidak terlihat, entah burung rajawali dan Siauw Liong Lie pergi kemana.
Yo Ko dan Ciu Pek Thong jadi panik, mereka tambah
berkuatir. Dengan cepat Yo Ko memusatkan tenaga dalamnya di
tantian, lalu dia mengerahkannya sambil berteriak memanggil
; "Siauw Liong Lie"
Suara Yo Ko menggema keras disekitar gunung tersebut, seperti mengaumnya harimau dan meraungnya naga.
Suaranya itu menggetarkan gunung itu, bagaikan terjadi gema. karena tenaga dalam yang dipergunakannya
merupakan tenaga dalam yang telah mencapai puncak
kemahiran: Walaupun Siauw Liong Lie berada didalam jarak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang terpisah puluhan lie, tentu dia akan mendengarnya suara Yo Ko yang keras luar biasa itu dapat terdengar sampai lima puluh lie lebih.
Ciu Pek Thong sendiri menggidik mendengar suara
panggilan Yo Ko itu, bulu tengguknya berdiri, karena
telingganya seperti tuli dan jantungnya tergoncang bukan main kagumnya Ciu Pek Thong, karena sebagai salah seorang yang duduk dalam urutan Ngo Ciat dia masih menggidik dan jantungnya tergoncang mendengar suara teriakan Yo K o.
Hal itu telah membuktikan betapa hebat dan sempurnanya lwekang yang dimiliki To Ko. sedangkan Yo Ko jadi pucat dan gugup sekali karena dia jadi berkuatir bukan main waktu melihat teriakannya yang begitu keras dan dapat terdengar jauh. tidak memperoleh sahutan sama sekali.
Lalu dia berlari-lari kesana kemari dengan panik sambil memanggil-manggil dengan keras,
Tetapi tetap saja Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw seperti lenyap kedasar bumi.
Salah satu diantara keduanya, baik Siauw Liong Lie maupun Sin Tiauw tidak terlihat bayangannya.
Ciu Pek Thong yang ikut gugup, tidak jarang ber jingkrak-jingkrak, karena kakek jenakaitu binggung karena mereka telah berlari-lari disekitar tempat itu untuk mencari Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw, tetapi usaha mereka tetap tidak memberikan hasil.
Yo Ko sampai ingin menduga apakah Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw telah dilukai seseorang dan ditawan orang ", tertapi mengingat kepandaian Siauw Liong Lie yang tidak berada dibawahnya, maka Yo Ko tidak yakin ada yang berhasil
melukai atau menawan mereka.
Suara Yo Ko bergema keras disekitar Hoa San sambung
menyambung, sebentar terdengar diutara kemudian dibarat,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lalu diselatan .... karena Yo Ko telah berlari-lari seperti lupa ingatan sambil me manggil-manggil Siauw Liong Lie dengan suara nyaring dan keras luar biasa, disertai oleh menyalurkan tenaga dalam.
Yang membuat Yo Ko berkuatir justru Siauw Liong Lie
tengah berisi, dalam keadaan hamil Siauw Liong Lie sering merasakan matanya gelap berkunang-kunang dan kepalanya mabok. Apakah disaat Yo Ko meninggalkannya bersama Sin Tiauw, Siauw Liong Lie justru dalam keadaan mabok dengan mata yang berkunang-kunang dan pinggang sakit, dan juga disaat itu musuh muncul mempergunakan kesempatan baik itu untuk menawan Siauw Liong Lie "
Berpikir begitu, Yo Ko jadi semakin panik dalam kekuatiran yang sangat, dia terus juga menggigil.
"Liongjie ! Liongjie . . . Liongjieee . . .!" suaranya itu sambung menyambung. Pohon-Pohon terhembus angin
lembut bergerak perlahan, mega memenuhi langit, suara Yo Ko terdengar terus, tetapi Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw tetap lenyap tidak meninggalkan jejak . . .
Kemanakah perginya Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw "
Ternyata ketika Yo Ko dan Ciu Pek Thong berlalu untuk mengejar orang yang telah melukai Sin Tiauw, Siauw Liong Lie menantikan dengan tidak sabar dan berkuatir sekali.
Walaupun Siauw Liong Lie mengetahui bahwa Yo Ko memiliki kepandaian yang sangat tinggi, tetapi entah mengapa sejak dia mengandung perasaan dan hatinya jadi kecil dan selalu menguatirkan keselamatan suaminya jika tengah menghadapi suatu urusan yang tidak mengembirakan.
Disamping itu Siauw Liong Lie merasakan hatinya sering tergoncang dan lebih lemah dari sebelumnya.
Latihannya selama dikuburan Mayat Hidup, disaat dia
berguru dan melatih diri menindih dan membuyarkan
perasaan, ternyata membawa manfaat terlalu besar disaat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah menjadi nyonya Yo. Berbagai perasaan, seperti sedih, senang, gembira dan jengkel seringkali menggoda hatinya.
Dan memang Siauw Liong Lie menyadari, bahwa gejala-
gejala yang dirasakannya seperti akhir-akhir ini adalah gejala-gejala yang wajar dari seorang wanita yang tengah hamil, sebab Siauw Liong Lie sebagai seorang pendekar wanita yang mungkin nomor satu didalam rimba persilatan dijaman itu, telah mengetahui letak dan perobahan yang terjadi pada otot-otot perutnya maupun munculnya kelenjar-kelenjar baru atas kehadiran si jabang bayi diperutnya.
Tetapi, Siauw Liong Lie juga tidak menghendaki jika dirinya terlalu dikuasai oleh emosi dan perasaannya, maka dia selalu berusaha untuk mengatasi diri. Setiap Kali selesai melatih lweekang dilembah puncak Siauw Hong, Siauw Liong Lie
memecahkan perhatiannya untuk bergurau dan bermain-main dengan Sin Tiauw, dengan disaksikan oleh Yo Ko.
Dan penghidupan dilembah puncak Siauw Hong memang
merupakan penghidupan yang bahagia sekali bagi pasangan suami isteri itu.
Tetapi kini karena mereka memenuhi undangan It Teng
Taisu mereka mulai berurusan dengan beberapa persoalan yang mungkin akan berakhir dengan peristiwa-peristiwa yang hebat dan mengerikan. Tetapi sebagai pasangan suami isteri yang memiliki kepandaian telah mencapai puncaknya sama halnya seperti Yo Ko; Siauw Liong Lie pun tidak pernah takut terhadap siapapun juga.
Waktu itu setelah menanti sekian lama Yo Ko dan Ciu Pek Thong belum juga kembali, Siauw Liong Lie mulai gelisah bukan main.
Dia duduk disamping Sin Tiauw, mengusap-usap dan
merapikan bulu burung rajawali itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi sejenak kemudian dia telah berdiri dan memandang jauh. mengharap-harap kalau dia bisa melihat Yo Ko dan Ciu Pek Thong yang telah kembali.
Tetapi kedua orang itu telah pergi sekian lama tak muncul lagi. Bahkan dari kejauhan, dari arah puncak Giok Lie Hong didengarnya memantul suara yang cukup aneh, seperti suara tangis, seperti suara tawa.
Diam-Diam Siauw Liong Lie jadi terkejut Sekali dia telah memasang pendengarannya lebih baik dan mengawasi sekitar tempat itu.
Dan telinganya yang tajam itu seperti mendengar napas seorang yang tidak jauh disekitar tempat itu. Kembali nyonya Yo ini terkejut sekali, dia menyadarinya bahwa ada seseorang yang tengah bersembunyi di dekat tempatnya berada. Tetapi Siauw Liong Lie membawa sikap yang tenang, dia tidak mau menimbulkan kecurigaan bagi orang yang tengah tersembunyi itu karena Siauw Liong Lie bermaksud membekuknya. Dia telah membungkuk mengambil dua butir batu kecil, sebesar ukuran kacang tanah. Kemudian tanpa mengeluarkan suara apa-apa. Siauw Liong Lie menyentil kedua batu kecil itu kearah suara desah napas itu.
Seketika terdengar suara jerit kesakitan dan kemudian keadaan ditempat itu sunyi kembali.
Siauw Liong Lie menghampiri segerombolan pohon bunga
dia melibat dibalik dari pohon bunga yang rimbun itu tampak sesosok tubuh lelaki yang menggeletak tidak bergerak.
Dengan mempergunakan ujung kakinya Siauw Liong Lie
menendang keluar sosok tubuh itu yang rebah terlentang ditanah.
Ternyata korban timpukan batu kecil yang dilontarkan
Siauw Liong Lie itu seorang pemuda berusia tujuh belas tahun, wajahnya tidak terlalu cakap, tetapi pakaiannya perlente sekali. Saat itu, karena jalan darah Tiang-bu-hiat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
didekat bahunya tertotok, sekujur tubuh pemuda itu jadi kaku tidak bisa digerakkan dan hanya bola matanya yang bergerak-gerak memancarkan perasaan takut yang bukan main.
Tadi, waktu dia bersembunyi dibalik pohon bunga yang
rimbun itu, dia merasakan bahunya ngilu dengan tiba-tiba dan kemudian dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya lagi. Itulah yang telah membuat dia jadi mengeluarkan suara jeritan.
Semula, dia tidak menyangka Siauw Liong Lie akan
mengetahui tempat persembunyiannya.
Karena disamping jaraknya yang terpisah cukup jauh,
pohon-pohon bunga itupun lebat sekali.
Tetapi dia tidak menyangka bahwa Siauw Liong Lie memiliki pendengaran yang tajam sekali, walaupun jarak mereka
terpisah cukup jauh, kenyataannya nyonya Yo berhasil mendengar desah napas sipemuda yang sangat perlahan itu, yang akhirnya telah membuat nyonya Yo menimpuk dengan batu kecil untuk menotok jalan darahnya.
"Siapa kau ?" bentak Siauw Liong Lie sambil mengerutkan alisnya. "Mengapa kau bersembunyi disitu ?".
JILID 5 PEMUDA itu tengah ketakutan setengah mati ditanya
demikian segera juga dia menangis.
"Ampun...ampunilah aku, Liehiap...aku......aku tidak
sengaja bersembunyi disitu. Tadi secara kebetulan aku tiba ditempat ini dan mendengar suara yang ribut-ribut, kukira ada serombongan Ouw pak (perampok), maka cepat-cepat aku
bersembunyi" Siauw Liong Lie tersenyum tawar, dia mengetahui pemuda itu bicara justa. Tetapi karena nyonya Yo tengah memikirkan suaminya dan Ciu Pek Thong yang belum juga kembali dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga melihat orang itu hanya merupakan seorang muda yang tidak memiliki kepandaian apa-apa maka dia telah menendang dengan ujung sepatunya membuka totokan jalan darah
pemuda itu. "Pergilah kau !" katanya dengan suara yang dingin.
Pemuda itu tanpa sempat mengucapkan terima kasih telah cepat-cepat pentang langkah lebar untuk berlalu dari tempat itu.
Siauw Liong Lie menghela napas sambil kembali
menghampiri Sin Tiauw. kemudian duduk disamping rajawali itu.
Tetapi disaat itu telah terdengar suara seseorang yang berkata dingin sekali. "Sungguh perbuatan mulia...buaya darat kejam dilepas begitu saja, sedangkan tikus botak ditangkap !"
Siauw Liong Lie terkejut sekali dia seperti mengenal suara itu. tetapi nyonya Yo sudah tidak mengingatnya lagi entah dimana.
"Siapa yang bicara " Mengapa tidak memperlihatkan diri ?"
dari mana datangnya suara itu.
"Ha, ha, kita sahabat-sahabat lama, mustahil nyonya sudah lupa kepadaku " terdengar lagi suara itu, dingin dan seperti juga mengejek.
Dan membarengi dengan selesainya suara tersebut,
tampak berkelebat keluar sesosok tubuh dari balik sebuah batu gunung yang cukup besar, yang berada disebelah kanan dari kuburan Auwyang Hong. Gerakan orang itu ringan sekali dan dalam sekejap mata saja dia telah berdiri dihadapan Siauw Liong Lie sambil tertawa tidak sedap didengar. Waktu kedua kakinya menyentuh tanah, tidak terdengar suara
sedikitpun juga hal itu menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw Liong Lie mengawasi orang yang baru datang, dia jadi terkejut sendirinya, karena segera juga dia mengenali, bahwa orang tersebut tidak lain dari Tiat To Hoat-ong.
Tubuhnya yang besar, dengan jubah kependetaannya dan
kepala yang gundul dengan kuncup emas diatas kepalanya serta jenggot yang tipis panjang tanpa kumis, merupakan raut wajah yang sulit di lupakan walaupun baru bertemu satu kali.
Dengan mengeluarkan seruan tertahan Siauw Liong Lie
telah melompat mundur dua langkah.
"Mengapa kaget nyonya ?" sapa Tiat To Hoat-ong
dengan disertai tertawanya yang mengejek. "Bukankah
kita sahabat-sahabat lama " walaupun kita baru pertama kali bertemu, tetapi melihat kepandaianmu dan juga
kepandaian suamimu si buntung itu, maka dapat kuduga
kalian adalah manusia-manusia pandai didaratan
Tionggoan ini, maka jelas pula kalianpun mengetahui
siapa adik seperguruanku yang bernama Kim Lun Hoat-
ong. Bukankah begitu ?"
Siauw Liong Lie mengerutkan alisnya. dia telah
mengetahui dari Ciu Pek Thong yang menceritakan
bahwa Tiat To Hoat-ong tengah men cari-cari Kim Lun
Hoat-ong. Justru Kim Lun Hoat-ong telah terbinasa diatas
panggung yang dibangunnya sendiri untuk membakar
Kwee Siang guna menekan Kwee Ceng dan Oey Yong
agar menyerah. Tetapi oleh Yo Ko justru Kim Lun Hoat-ong telah
tertendang jalan darah Tan Tiong Hiat didadanya
sehingga dia memuntahkan darah segar, tubuhnya rubuh
kegumpalan api yang membakar panggung itu, kemudian
oleh Ciu Pek Thong dipeluk dengan keras, sehingga siasia Kim Lun Hoat ong berusaha untuk meronta, dia telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirubuhkan dan hanya disaat itulah Kim Lun Hoat-ong
harus menjerit hebat, sebab tubuhnya telah tertusuk
oleh baju lapis duri yang dikenakan Ciu Pek Thong disaat itu, sehingga pendeta dari Tibet yang bekerja untuk
Kaisar Mangu telah terbinasa disaat itu, habis nyawanya.
Peristiwa mana diketahui oleh Kaisar Mangu dan Kublai, hanya disaat itu Kaisar Mangu terbinasa oleh timpukan batu Yo Ko. Kublai telah menggunakan kecerdikannya,
dan disaat Tiat To Hoat ong menanyakan perihal Kim
Lun Hoat-ong, pada saat itu Kublai yang cerdik tidak
memberikan keterangan yang sesungguhnya. Kublai
hanya mengatakan Kim Lun Hoat-ong masih berkeliaran
didaratan Tionggoan. Tidak menceritakan perihal
kematian Kim Lun Hoat-ong yang mengenaskan itu.
Siauw Liong Lie yang mengetahui bahwa kematian Kim Lun Hoat-ong menjadi kalap dan murka, telah berwaspada, karena dia mengetahui pendeta ini memiliki kepandaian yang luar biasa. Waktu Yo Ko menyatakan Kim Lun Hoat-ong memang
telah mati,.Tiat To Hoat-ong pernah memperlihatkan sikap yang menakutkan sekali.
Tetapi Siauw Liong Lie tidak takut, bahkan dia telah tertawa dingin.
"Hemmm, rupanya kau masih penasaran" kata Siauw Liong Lie. "Bukankah suamiku telah memberitahukan bahwa Kim Lun Hoat-ong memang benar-benar telah binasa?"
Muka Tiat To Hoat-ong tidak berobah sedikitpun. dia hanya tertawa mengejek.
"Andaikata memang keterangan suami nyonya itu benar,
maka kalian tentu mengetahui di mana terbunuhnya adik seperguruanku itu. Dengan matinya adik seperguruanku yang liehay itu, tentu ada orang yang membunuhnya, maka siapa pembunuhnya itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw Liong Lie merasa sebal melihat tingkah pendeta itu.
Dia mendongkol sekali, maka dia menyahut sekenanya "Aku yang telah membinasakannya... "
Mata Tiat To Hoat-ong tampak bersinar sepasang alisnya berkerut dan keningnya yang meng kilap itu ber gerak-gerak.


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hemm ... rupanya memang nyonya tidak mau
menghormati sedikitpun kepada seorang tamu jauh ! Kau telah bicara secara bergurau, maka Hudyamu juga jadi ragu-ragu, apakah benar adik seperguruanku itu telah
terbunuh......" Dalam partai Kouw Bok Pay terdapat aturan yang
dipandang dan dianggap sebagai pantangan semuanya ada dua macam dan masing-masing terdiri dari dua belas macam intinya adalah "Kurang" dan "Lebih" seperti kurangi pikiran, kurangi kemauan kurangi urusan, kurangi bicara, kurangi tertawa, kurangi marah, kurangi kegembiraan, kurangi
perbuatan jahat sebaliknya jangan lebih berpikir, jangan lebih keinginan, jangan lebin banyak urusan, jangan lebih bicara, jangan lebih tertawa, jangan lebih berduka, jangan lebih bergirang, jangan lebih jahat.
Semua pantangan itu, kalau tidak dilawan artinya
disingkirkan, bisa mencelakai diri Sendiri Siauw Liong Lie dapat mentaati ajaran tersebut, maka dia bebas, tidak bergirang, tidak berpikir, tidak berduka, bahkan kemurnian yang dimiliki Siauw Liong Lie tidak bisa ditandingi oleh kakek gurunya, Lim Tiauw Eng.
Adalah kemudian, kedatangan Yo Ko dikuburan mayat
hidup itu, yang telah membuat mereka bergaul erat, mulai lowonglah dan tidak se ketat lagi pantangan "Kurang" dan
"Lebih" itu, sedangkan enam belas tahun setelah mereka menikah, pengalaman dan penderitaan Yo Ko jadi bertambah banyak, sebaliknya Siau Liong Lie tetap tinggal menyendiri ditempat sepi, memang dia sering memikirkan Yo Ko tetapi berkat latihan sebelumnya yang selama dua puluh tahun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lamanya, hatinya jadi lebih mantep dia terpengaruh pula pantangan itu.
Begitulah sekarang, setelah lewat beberapa tahun lagi, kenyataannnya Siauw Liong Lie semakin tidak dapat mentaati sepenuhnya peraturan tersebut. Terlebih sekarang di saat dia tengah isi, sehingga sering diganggu oleh kekuatiran, kebahagiaan yang berkelebihan, kekalutan pikiran yang berkelebihan, kegembiraan yang berkelebihan, membuat
Siauw Liong Lie mulai tersisih latihan selama puluhan tahun itu.
Namun menghadapi Tiat-To Hoat-ong yang kurang ajar dan bicara seenaknya, Siauw, Liong Lie bisa mempertahankan hati dan diri, untuk tidak terlalu berkelebihan marah, tidak terlalu berkelebihan kuatir. Dia memandang pendeta Mongolia.
tersebut dengan sorot mata yang tajam, dingin, wajahnya juga dingin tidak berperasaan sehingga Tiat To Hoat-ong jadi terkejut.
Namun pendeta itu sengaja untuk menutupi keheranannya itu dengan tertawanya yang keras.
"Sebagai seorang pendeta tentunya kau memegang patuh
peraturan dan bicaramu, apakah kau anggap aku bicara
ngawur dan sembarangan" tegur Siauw Liong Lie dengan suara yang dingin.
"Baiklah, jika nyonya mengatakan bahwa adik
seperguruanku Kim Lun Hoat-Ong memang telah mati, maka silahkan nyonya mengantarkan aku untuk menjenguk
kuburannya.. !". "Kim Lun Hoat-ong tidak memiliki kuburan, dia mati tanpa diterima bumi......!" dingin luar biasa suara nyonya Yo, dia jadi muak ter hadap sikap Tiat To Hoat-ong.
"Apa...apa kau bilang ?" Tiat To Hoat-ong tampaknya
terkejut bukan main. sehingga dia memandang tertegun
kepada Siauw Liong Lie. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dengarlah Kim Lun Hoat-ong mati tanpa diterima oleh
bumi..,!" mengulang Siauw Liong Lie, suaranya tetap dingin tidak mengandung perasaan.
Muka Tiat To Hoat-ong jadi berobah tidak sedap
dipandang, dia telah beringas dan mukanya bengis sekali di samping sepasang matanya memancarkan sinarnya yang
tajam luar biasa. "Memang sesungguhnya engkau pembunuh adik
seperguruanku itu..."'' menegasi sipendeta,
"Tidak salah !" mengangguk Siauw Liong Lie tegas. Dia mengakui begitu, karena suaminya Yo Ko, yang telah
membinasakan Kim Lun Hoat ong, yang dibantu oleh Ciu Pek Thong. Tetapi karena kedua orang itu tengah pergi, Siauw Liong Lie menghadapi sendiri sipendeta. Dia memang melihat kepandaian Tiat To Hoat-ong liehay sekali, namun dia tidak takut sedikit pun juga,
"Hemmm, jika memang demikian baiklah!" kata Tiat To Hoat-ong kemudian. "Nah kau harus ikut bersamaku untuk mempertanggung jawabkan perbuatanmu itu..,."
Dan sipendeta bukan hanya bicara sampai disitu saja,
karena dia telah membarengi dengan mengulurkan tangan kanannya, yang maksudnya ingin mencengkeram nadi Wue-lu-hiat dipergelangan tangan Siauw Liong Lie.
Jalan, darah Wue lu-hiat merupakan jalan darah yang
cukup penting, merupakan urat utama dipergelangan tangan.
Jika memang jalan darah itu berhasil dicengkeram, atau ditotok niscaya tubuh korban totokan itu akan lemas tidak bertenaga.
Siauw Liong Lie mana mau membiarkan pergelangan
tangannya dicengkeram oleh pendeta itu. Maka dengan
miringkan sedikit tubuhnya, pergelangan tangannya telah bebas dari cengkeraman sipendeta.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi Tiat-To Hoat-ong yang pernah merasakan hebatnya Yo Ko, dan juga melihat cara berkata dan sikap sinyonya Yo itu, siang-siang dia telah mengetahui Siauw Liong Lie memiliki kepandaian yang tinggi, maka dari itu walaupun serangannya berhasil dielakkan oleh Siauw Liong Lie, tidak menjadi heran karenanya. Begitu serangannya berhasil dielakkan, begitu dia susuli oleh serangan berikutnya, yaitu tangannya dibalik membarengi mana dia telah mencengkeram kearah bahu
Siauw Liong Lie. Nyonya Yo Ko telah mengeluarkan suara dengusan dingin tubuhnya bagaikan seekor kupu-kupu berkelit indah dan ringan sekali kesamping. Waktu tubuhnya mengelak
kesamping begitu, justru siaat itulah dia melihat punggung Tiat To Hoat ong maju kedepan, maka tanpa membuang-buang kesempatan yang ada, dia telah mengayunkan
tangannya untuk menotok, jalan darah Siang kuhiat yang terletak dipunggung sipendeta, yang berdekatan dengan tulang piepe pendeta tersebut.
Jalan darah Tiat To Hoat-ong berhasil ditotok dengan tepat, namun pundak sipendeta seperti juga berminyak jari tangan Siauw Liong Lie seperti melejit.
Tetapi Siauw Liong Lie penasaran sekali, dengan serentak dia telah menyusuli totokan lainnya, yang menotok telak sekali jalan darah Pie-hong-hiat dipinggang sipendeta.
Totokan itu tepat dan jitu sekali, tetapi di saat itulah sipendeta telah melompat kedepan dua langkah, seperti juga sedikitpun dia tidak merasakan hasil totokan Siauw Liong Lie.
Nyonya Yo Ko juga mengerutkan sepasang alisnya, dia
kagum atas keliehayan lawannya ini, yang dilihatnya memang jauh diatas kepandaian Kim Lun Hoat-ong.
Jelas totokannya tadi telah berhasil mengenai sasarannya dengan jitu, tetapi kenyataannya pendeta itu tidak rubuh dan tidak kurang suatu apapun juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw Liong Lie mau menduga, bahwa Tiat To Hoat-ong
tentunya mempelajari ilmu Yoga sama halnya seperti Kim Lun Hoat-ong, melatih telah sampai kepuncak kesempurnaan, sehingga pendeta itu berhasil memindahkan otot dan tulang sekehendak hatinya.
Tidak mengherankan, walaupun totokan dari Siauw Liong Lie menghantam dengan jitu sekali, namun tidak ada hasilnya.
Tiat To Hoat-ong tertawa nyaring, sambil memutar
tubuhnya. "Nyonya, lebih bijaksana jika nyonya secara baik-baik ikut bersama Hudya, sehingga nyonya tak menemui kesulitan
suatu apapun juga...!" kata Tiat To Hoat-ong pula. Dan dia bukan hanya berkata-kata, karena dengan cepat sekali kedua tangannya telah digunakan untuk menangkap tangan Siauw Liong Lie dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya akan menotok jalan darah Su Sing Hiat dipinggang sinyonya Yo.
Siauw Ling Lie jadi gusar, karena pendeta itu benar-benar terlalu mendesaknya.
"Walaupun bagaimana kepandaian Siauw Liong Lie
berimbang dengan Yo Ko, maka bisa di mengerti bahwa
nyonya itu memang memiliki ke pandaian yang sangat lihay.
Dan mungkin didaratan Tionggoan hanya Kwee Ceng dan Oey Yok Su yang bisa menghadapinya berimbang.
Tetapi pendeta ini, yang tangannya lancang dan hatinya bengis kejam, rupanya tidak memandang sebelah mata
kepada nyonya tersebut. Dia telah berulang kali melancarkan serangan.
Tetapi Siauw Liong Lie juga tidak ingin membuang-buang waktu, dengan cepat sekali dia telah mengeluarkan seruan kecil membarengi tangan kirinya mengibas dengan ujung lengan tangannya menyampok tangan kiri sipendeta, se-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dangkan tangan kanannya tahu-tahu menyambar akan
menampar kepala botaknya sipendeta.
Tamparan yang dilakukan oleh Siauw Liong Lie bukan
merupakan tamparan biasa, karena sambil menampar dengan telapak tangannya itu, sinyonya Yo telah mengarahkan tenaga dalamnya maka bisa dibayangkan hebatnya tamparan itu.
Tiat To Hoat-ong juga mengetahui hebatnya tamparan
yang dilancarkan oleh Siauw Liong Lie. Lebih-Lebih dia merasakan sampokan ujung lengan baju sinyonya yang
menghantam telak sekali tangannya, sehingga merasakan tangannya itu kesemutan, maka tamparan yang dilancarkan oleh, Siauw Liong Lie tidak berani dipandangnya remeh.
Dengan gerakan yang aneh sekali, seperti juga gerakan seorang pendeta yang tengah bersemedhi, tahu-tahu
tubuhnya jadi pendek kebawah karena sepasang kakinya telah ditekuknya dalam-dalam dan masih tetap dalam keadaan
seperti itu, disaat dia seperti tengah berjongkok Tiat To Hoatong mengulurkan kedua tangannya lurus-lurus kedepan, akan memegang dan merangkul pinggang Siauw Liong Lie.
Serangan yang dilancarkan oleh Tiat To Hoat-ong
sesungguhnya merupakan serangan yang biasa saja, tetapi bagi Siauw Liong Lie tidak mau tubuhnya disentuh oleh tangan pendeta itu. Dengan cepat Siauw Liong Lie menjejak tanah, tubuhnya melompat kebelakang dengan gesit sekali
menjauhkan diri. Dengan sendirinya serangannya terhadap sipendeta jadi batal.
Tiat To Hoat-ong berdiri sambil tertawa ter gelak-gelak nyaring sekali.
Siauw Liong Lie jadi mengerutkan sepasang alisnya. Dia melihat kepandaian Tiat To Hoat-ong memang luar biasa hebatnya, dan diam-diam Siauw Liong Lie jadi mengharapkan Yo Ko dan Ciu Pek Thong kembali cepat-cepat, karena jika bertempur terus menerus dengan cara seperti itu, dan juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memakan waktu yang panjang. pasti lama kelamaan sinyonya akan kehabisan napas dan letih. Walaupun dia liehay, tetapi bukankah Siauw Liong Lie tengah mengandung "
Itulah sebabnya, Siauw Liong Lie pun tidak berani terlalu mengerahkan seluruh tenaganya, dan tidak berani bergerak terlalu gesit, sebab dia kuatir kalau-kalau mengganggu kesehatan bayinya. Maka dari itu, dengan cepat sekali Siauw Liong Lie merobah cara bertempurnya itu, tidak bisa dia selalu mempergunakan kekerasan dan kekuatan tenaganya,
walaupun bagaimana dia harus mengandalkan kegesitannya belaka dan memancing agar sipendeta tidak menurunkan
tangan keras kepadanya, sampai akhirnya nanti Yo Ko dan Ciu pek Thong kembali.
Tetapi Tiat To Hoat-ong juga rupanya mengetahui jalan pemikiran dari Yo Hujin ini. karena dengan cepat sekali, dialah beruntun melancarkan serangan yang kuat sekali.
dengan disertai oleh kekuatan tenaga lweekang yang
dahsyat bukan main. Dan didalam waktu yang singkat, Siauw Liong Lie jadi sibuk sekali untuk mengelakkan diri dari serangan-serangan
lawannya. Tetapi Siauw Liong Lie sebagai seorang pendekar wanita yang terhebat dijaman itu. mana bisa dirubuhkan dengan mudah oleh Tiat To Hoat-ong "
Disaat itulah, Sin Tiauw yang sejak tadi mengawasi nyonya majikannya yang tengah bertempur begitu hebat, dan juga lama kelamaan terdesak karena lawannya liehay sekali, tidak tinggal diam. Dengan Cepat bukan main, Sin Tiauw telah mementang sayapnya melayang ditengah udara, dan
menukik-nukik berusaha untuk mencengkeram dan mematuk kepala Tiat To Hoat-ong.
Tiat To Hoat-ong gusar sekali, suatu kali dengan sengit dia telah menggerakkan tangan kanannya, dia melancarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan kearah rajawali itu. Dia menduga, dengan sekali pukul, dengan pukulan yang disertai oleh tenaga dalam rajawali itu pasti akan dapat dibinasakannya.
Tetapi diluar dugaannya, mimpipun Juga tidak, bahwa
pukulannya itu ternyata tidak berarti apa-apa bagi Sin Tiauw, karena disaat tenaga serangan Tiat to Hoat-ong hampir tiba, disaat itulah Sin Tiauw yang tengah
melayang diatas kepala Tiat To Hoat-ong telah mengibas dengan sayapnya yang kanan, yang seketika
menyebabkan Tiat To Hoat-ong merasakan tangannya
kesemutan dan telah tersampok kesamping!
Itulah suatu urusan yang benar-benar tidak pernah
dipikirkannya bahwa seekor burung rajawali dapat
menangkis serangan hebat dari seorang pendekar
tangguh seperti dia yang kekuatan tenaga
menyerangnya itu meliputi lima ratus kati lebih.
Di Tibet, Tiat To Hoat-ong dihormati dan disegani
melebihi raja, dan di mongolia diapun disamping
dihormati, juga telah merupakan penasehat raja. Kaisar Mangu sebelum meninggal juga sangat segan dan
menghormatinya, disamping Kim Lun Hoat-ong.
Begitu pula Kublai yang telah menjadi Khan yang
telah dipilih oleh para menteri
Mongolia untuk menggantikan kedudukan Khan, raja
setelah kakaknya itu terbinasa dalam peperangan, sangat menghargai Tiat To Hoat ong.
Dengan sendirinya kini seekor burung rajawali dapat
memunahkan pukulannya. Dapat juga melancarkan serangan kepadannya, membuat Tiat To Hoat ong jadi takjub dan
kagum disamping murka. Tiat To Hoat ong tidak mengetahui bahwa sesungguhnya
Kim Lun Hoat ong pun sangat takut dan jeri berurusan dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Tiauw ini. Karena Kim Lun Hoat ong pernah merasakan kehebatan sang Rajawali Sakti.
Toat To Hoat ong sangat penasaran sekali dia sampai
melupakan Siauw Liong Lie untuk sejenak lamanya dia telah melancarkan serangan yang beruntun kearah burung rajawali itu.
Luar biasa hebatnya serangan-serangan yang dilancarkan oleh Tiat To Hoat ong karena dia melancarkan serangannya itu dengan mengerahkan lima bagian tenaga dalamnya. Bisa dibayangkan hebatnya serangan itu, karena sebagai jago yang nomor satu dinegerinya, dimana kini dia melancarkan
serangan-serangan dengan mengerahkan lima bagian tenaga dalamnya, hanya untuk sekedar melayani seekor burung
rajawali. Siauw Liong Lie girang melihat Sin Tiauw telah membantuinya, dia yakin, dengan dibantu oleh Sin Tiauw dia tentu bisa mengusir pendeta asing itu.
Bukankah serangan-serangan Sin Tiauw yang dilancarkan oleh rajawali itu dari tengah udara, telah mempersibuk pendeta itu, yang perhatian nya jadi terpecah hebat"
Tanpa membuang-buang waktu dan kesempatan yang
ada, tampak Siauw Liong Lie telah melompat ketengah
gelanggang, dan disaat tubuhnya masih melayang di tengah udara, kedua tangannya telah mendorong dengan keras.
Dari kedua telapak tangannya itu telah meluncur
serangkum angin serangan yang dahsyat sekali, yang
menghantam keras luar biasa ke arah Tiat To Hoat ong.
"Bruaakk" Tiat To Hoat ong telah sempat menangkisnya
sehingga dua kekuatan raksasa dari dua macam tenaga dalam yang terlatih sempurna telah saling bentur ditengah udara.
Yang hebat adalah tekanan dari tenaga serangan Siauw
Liong Lie yang sudah menyebabkan tubuh Tiat To Hoat-ong jadi ter huyung2 mundur beberapa langkah kebelakang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan muka yang telah berobah pucat sedangkan Siauw
Liong Lie juga tergetar tubuhnya.
Waktu itu Siauw Liong Lie telah mengempos semangatnya lagi untuk melancarkan serangannya. tetapi tiba2 pandangan matanya jadi gelap dan ber kunang2 kepalanya pusing dan pinggangnya sakit seperti ditarik. Serangan seperti itu datangnya demikian tiba2, sehingga Siauw Liong Lie mengeluh sendirinya dan membatalkan maksudnya untuk melancarkan serangan kepada lawannya dan cepat2 menyenderkan tubuh nya disebuah batang pohon karena dia kuatir rubuh pingsan.
Hal itu disebabkan Siauw Liong Lie tadi telah
mempergunakan tenaga yang melebihi takaran, dia telah mengempos semangatnya melebihi batas, sehingga
mengalami goncangan pada kandungannya.
Sin Tiauw yang melihat keadaan Siauw Liong Lie, jadi
terkejut bukan main, dia telah mengeluarkan suara pekikan yang nyaring sekali dan telah mempergencar serangan2nya, dengan mempergunakan paruh dan kedua cakarnya.
Tiat To Hoat-ong yang tadi telah terkejut bukan main, dan semula bermaksud untuk, mengundurkan diri meninggalkan tempat itu saja karena merasa tidak ungkulan, ketika. melihat keadaan Siauw Liong Lie, dia jadi girang bukan main, dengan mengeluarkan suara seruan; yang mengguntur, dia telah melancarkan serangan yang jauh lebih kuat dan hebat
kepada Sin Tiauw, sehingga memaksa Sin Tiauw terbang lebih tinggi ketengah udara.
Mempergunakan kesempatan yang hanya beberapa detik
itu. Tiat To Hoat-ong yang liehay luar biasa, telah melompat menubruk ke arah Siauw Liong Lie. Tangan kanannya tahu2
telah melayang menotok kearah jalan darah Su-suan-hiat didekat iga ketujuh dari tubuh nyonya Yo, jari tangannya itu meluncur cepat dan ber tenaga sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw Liong Lie melihat datangnya serangan itu: namun dia tidak berdaya sama sekali untuk menangkisnya, karena disaat itu tubuhnya tengah ber-goyang2 seperti akan rubuh pingsan tenaganya seperti lenyap dan juga sekelilingnya seperti lenyap. Maka tanpa ampun lagi totokan sipendeta Tiat To Hoat-ong tidak berhasil di elakkannya dan tubuh Siauw Liong Lie terjungkel rubuh ditanah.
Sin Tiauw yang menyaksikan itu mengeluar kan pekikan
dan cepat2 menyambar kearah Tiat To Hoat-ong, melancarkan serangan kepada Tiat To Hoat-ong dengan sayap kanan dan kirinya mengibasnya, maka kekuatan angin serangan ribuan kati menerjang sipendeta.
Tentu saja Tiat To Hoat ong terkejut sekali dia telah menyingkir kesamping. Itulah yang dikehendaki oleh Sin Tiauw karena dengan menyingkirnya Tiat To Hoat ong, berarti si pendeta tidak bisa mengganggu Siauw Liong Lie lebih jauh.
Burung rajawali itu telah hinggap turun di tanah, disamping Siauw-Liong Lie untuk melindunginya.
Si pendeta mendengus tertawa dingin. Dia telah berhasil menotok rubuh Siauw Liong Lie tetapi disebabkan rajawali itu maka usahanya terancam gagal, jika sampai Yo Ko dan Ciu Pek Thong sempat datang, niscaya akan menyebabkan gagal rencananya.
Disaat Tiat To Hoat-ong berdiri bimbang seperti itu, tiba2
dikejauhan, dari arah puncak Giok Lie Hong terdengar suara pekik seperti menangis yang menyayatkan hati, yang panjang dan terdengar samar sekali ........ itulah suara wanita yang rambutnya telah ubanan, yang telah berhasil di serang sampai dirubuhkan Yo Ko dan disaat akan berlalu nenek ubanan itu telah mengeluarkan suara tangisan yang di dengar oleh Tiat To Hoat ong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan sendirinya, ketika mendengar suara tangisan yang panjang seperti itu, Tiat To Hoat ong jadi berkuatir kalau2 Yo Ko dan Ciu Pek Thong akan segera kembali.
Dia cepat2 merogoh saku jubahnya, mengeluarkan sebuah tabung kecil, yang ujungnya terdapat tangkai, sehingga tampaknya seperti semprotan.
Dengan cepat tabung itu ditujukan kepada Sin Tiauw.
dengan mendorong tangkainya, dari ujung tabung itu muncrat semacam uap putih yang cukup tebal, menyambar kearah Sin Tiauw.
Burung rajawali itu menjadi terkejut. karena jika senjata rahasia atau benda yang bersifat keras, tentu dengan mudah dia bisa membebaskan diri atau menangkisnya. Tetapi
sekarang justru yang menyambar kearahnya itu adalah
semacam uap yang telah memenuhi sekitar dirinya. Bahkan Sin Tiauw seketika itu rasakan betapa kepalanya pusing dan matanya gelap. Seperti akan rubuh. Dengan cepat burung rajawali itu meng gerak2kan kedua sayapnya kemudian dia melompat untuk terbang.
Tetapi baru dua tombak lebih dia terbang ketengah udara, tubuhnya telah rubuh kembali menggeletak ditanah tanpa bergerak lagi. Ternyata tabung yang dimiliki oleh Tiat To Hoat ong merupakan tabung uap yang bisa dipergunakan untuk merubuhkan lawan, karena gas uap terdapat didalam tabung itu seperti juga gas tidur. Yang sekarang mungkin dikenal dengan chloroform.
Tentu saja Sin Tiauw tidak sanggup untuk melawannya,
matanya yang tiba2 menjadi berat dan mengantuk begitu juga tubuhnya lemas tidak bertenaga dan burung itu telah
menggeletak tidur nyenyak. Siauw Long Lie yang dalam
keadaan tertotok tidak pingsan, dia bisa menyaksikan semua peristiwa itu. Semula atas pertolongan Sin Tiauw, dia mengharapkan sipendeta Mongolia itu berhasil diusir, namun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kenyataannya Sin Tiauw pun akhirnya telah rubuh, disamping dirinya sendiri juga tertotok tanpa bisa bergerak lagi.
Habislah harapan Siauw Liong Lie, lebih2 Yo Ko dan Loo Boan Tong belum juga datang.
Dengan cepat Tiat To Hoat-ong telah melompat
menghampiri untuk menotok lagi beberapa jalan darah
ditubuh Siauw Liong Lie. Kemudian diapun mengeluarkan seutas tali yang kuat sekali, dia menelingkung kedua sayap Sin Tiauw keatas, lalu mengikatnya kuat2. Begitu pula kedua kaki burung dan paruh burung itu, yang diikatnya sama kuat.
Umpama kata Sin Tiauw beberapa saat lagi terlepas dari pengaruh obat tidur itu, dia tidak bisa menggerakkan kedua sayapnya untuk terbang, tidak bisa mempergunakan kedua cakarnya dan tidak bisa mempergunakan paruhnya untuk
mematuki tali yang mengikat kedua kaki dan sayapnya.....
Tiat To Hoat-ong bekerja cepat sekali, dia telah
mengangkat tubuh Siauw Liong Lie
dan kemudian memanggul Sin Tiauw, berlalu dari tempat itu, Sebelumnya Tiat To Hoat-ong mempergunakan sepatunya menghapus jejak2 yang terdapat ditanah.
Itulah sebabnya, tidak mengherankan jika Yo Ko dan Loo Boan Thong akhirnya tidak melihat sedikitpun tanda2 apapun disekitar tempat itu.
CU KUN HONG menunggangi kudanya yang dilarikan cukup
keras dijalur jalan yang terdapat dibawah kaki gunung Hoasan. Memang pemuda pelajar she Cu tersebut bermaksud
mendatangi Hoa-san untuk menyaksikan keramaian, karena dia mendengar bahwa Cu Pek Thong. Yo Ko dan Siauw Liong Lie ingin pergi ke Hoa San memenuhi undangan It Teng Taisu yang akan datang kegunung itu juga. Karena memang tidak memiliki urusan lainnya, maka pemuda she Cu itu telah menuju ke Hoa San dengan harapan bisa bertemu dan bercakap2 dengan tokoh2 terkenal rimba persilatan itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jago2 silat mana yang tidak akan merasa bangga jika bisa berjumpa dengan Yo Ko atau Siauw Liong Lie, sepasang
pendekar besar dijaman itu " Dan terlebih lagi jika bisa bertemu dengan It Teng Taisu, Oey Yok Su, Kwee Ceng, Oey Yong dan jago2 lainnya.
Maka dari itu, dengan tidak memikirkan sulitnya perjalanan, Cu Kun Hong telah melakukan perjalanan ke Hoa San.
Telah belasan hari dia melakukan perjalanannya dengan kudanya itu, dan selama itu dia telah berusaha untuk
melakukan perjalanan dengan cepat, karena pemuda pelajar tersebut takut datang terlambat.
Hari masih cukup terang, walaupun senja mulai
menyelimuti daerah pegunungan Hoa San.
Sedang Cu Kun Hong melarikan kudanya, tiba2 dari arah depannya dia melihat sesuatu yang mengejutkan hatinya. Dia melihat sesosok tubuh yang tinggi dan besar tengah berlari menghampiri kearahnya.
Setelah Cu Kim Hong menghentikan kuda nya dan
memperhatikan baik2, dan sosok tubuh yang baru turun dari atas gunung itu semakin dekat, barulah Kun Hong
mengetahuinya itulah seorang yang tengah memanggul
seorang manusia lainnya dan memanggul juga seekor rajawali berukuran raksasa, sebesar satu setengah manusia
dewasa. Yang membuat Cu Kun Hong lebih kaget lagi
adalah orang yang tengah ber lari2 itu tidak lain dari Tiat To Hoat-ong, Sipendeta Mongolia yang liehay luar biasa
kepandaiannya. Sedangkan orang yang dipanggulnya, tidak lain dari Yo Hujin, yaitu Siauw Liong Lie.
Tentu saja Cu Kun Hong jadi duduk diatas kudanya dengan sikap tertegun. Dia hanya mengawasi saja.
Saat itu Tiat To Hoat-ong telah ber-lari2 semakin dekat juga, dan gerakannya yang secepat angin itu menyebabkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pandangan mata Kun Hong kabur dan tidak bisa melihat jelas.
Belum lagi dia mengetahui sesuatu apa, tiba2 dia melihat pendeta itu menggerakkan tubuhnya dengan sentakan yang kuat, membuat ujung lengan jubahnya itu menghantam muka Kun Hong, disaat sipendeta itu lewat disisinya.
Gerakan sipendeta itu luar biasa sekali, karena ujung jubahnya itu mengandung tenaga lweekang yang dahsyat
sekali, sehingga waktu ujung jubah itu menghantam muka Kun Hong, sipemuda seperti dihantam oleh lempengan besi.
Sesungguhnya Kun Hong telah melihat menyambarnya
ujung lengan jubah pendeta itu, dan dia juga bermaksud mengelakkan diri. Namun rupanya gerakan Tiat To Hoat-ong memang cepat luar biasa, sehingga sebelum dia mengetahui sesuatu apapun juga, disaat itulah mukanya telah terhajar jitu sekali oleh ujung lengan jubah sipendeta.
Tanpa ampun lagi seketika itu juga tubuh Cu Kun Hong
terpental dari atas kudanya, ambruk diatas tanah, dan rebah pingsan tidak sadarkan diri dengan hidungnya mengucurkan darah.
Sambil mengeluarkan suara tertawa yang ber-gelak2
menyeramkan, Tiat To Hoat-ong telah melanjutkan larinya dengan cepat, sambil tetap membawa Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw Sama sekali pendeta Mongolia itu tidak ber maksud untuk merampas kuda Cu Kun Hong karena dengan
menunggang kuda dibandingkan larinya, memang jauh lebih cepat dia mempergunakan kedua kakinya sendiri, yang bisa lari secepat angin.
Lama Kun Hong rebah pingsan tidak sadarkan diri. sampai akhirnya dia merasakan kepala nya diusap seseorang.
"Akhhhh, lukanya tidak berat, hanya disebabkan hantaman yang keras, menyebabkan dia pingsan sementara waktu . ..!"
Kun Hong mendengar seseorang berkata dengan suara sabar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Hong membuka matanya, pandangan matanya masih
kabur dan dia belum bisa melihat jelas, hanya terasa ada dua bayangan manusia berdiri dihadapannya, segera juga Kun Hong memejamkan matanya kembali.
Disamping itu, Kun Hong merasakan dirinya tengah rebah dipembaringan, dan luka dimuka-nya, akibat kebutan ujung jubah dari Tiat To Hoat-ong, telah menimbulkan perasaan sakit yang luar biasa.
Setelah berdiam diri sejenak lagi, akhirnya Kun Hong
membuka matanya pula. Segera juga dia jadi girang, karena orang yang tengah duduk ditepi pembaringan, yang tadi juga telah mengusap keningnya tidak lain dari Yo Ko, Sin Tiauw Taihiap !
Sedangkan orang yang satunya lagi, yang berdiri dipinggir pembaringan dengan berdiam diri, ternyata Ciu Pek Thong, Loo Boan Tong situa nakal jenaka,
"Kau telah siuman, engko kecil !" kata Loo Boan Tong dengan gembira. "Ahhh, siapa yang telah melukaimu demikian macam ?"
"Tiat...Tiat. To Hoat-ong.. yang pernah bertempur dengan locianpwe ! kata Cu Kun Hong dengan suara yang tak lampias.
"Toat To Hoat-ong, pendeta Mongolia bangsat itu ?" tanya Ciu Pek Thong dengan sengit. "Be.....nar.... !" menyahuti Cu Kun Hong
"Dan....,dia juga membawa seorang wanita, kalau tidak salah Yo.....Ko Hu-jin (nyonya Yo) locianpwe..."
Yo Ko dan Ciu pek Thong telah saling tatap.
Memang dipuncak Hoa San, Yo Ko dan Ciu Pek Thong telah mengelilingi gunung itu mereka men-cari2 Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw tanpa hasil.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan akhirnya ketika mereka tengah mencari dikaki gunung Hoa San, disitulah justru mereka menemui Cu Kun Hong yang tengah pingsan.
Dengan sendirinya, hal itu telah membuat mereka terkejut karena keduanya mengenali pemuda tersebutlah yang pernah bertemu dengan mereka.
Segera Yo Ko mengangkat tubuh Cu Kun Hong dan


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ciu Pek Thong menuntun kuda pemuda itu. Mereka
membawa Cu Kun Hong kerumah seorang penduduk
minta bermalam disitu. Dengan mempergunakan
lweekangnya dan menotok beberapa jalan darah ditubuh
Cu Kun Hong, Yo Ko telah menyadarkan Cu Kun Hong
dari pingsannya. Dan Yo Ko maupun Ciu Pek Thong tidak menduga bahwa dari mulut pemuda inilah akhirnya dia
mengetahui Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw telah ditawan oleh Tiat To Hoat-ong.
Segera juga Yo Ko telah menanyakan persoalannya
kepada Cu Kun Hong, sebetulnya menyadari bahwa Cu
Kun Hong yang baru tersadar dari pingsannya itu masih lemah, karena darah yang mengucur keluar dari
hidungnya sangat banyak sekali. Tetapi karena urusan
itu menyangkut keselamatan isterinya dan Sin Tiauw. Yo Ko sudah tidak menantikan waktu terlebih lama lagi dan menanyakan disaat itu juga.
Cu Kun Hong telah menceritakan semua yang
dialaminya dikaki gunung Hoasan, menceritakan juga apa yang telah dilihatnya.
Yo Ko jadi mengerutkan sepasang alisnya, Dia tidak
mengerti mengapa Siauw Liong Lie. sampai bisa rubuh dan ditawan oleh Tiat To Hoat-ong. Sedangkan Siauw Liong Lie memiliki kepandaian yang sama tinggi dan tidak lebih rendah darinya, Sedangkan Sin Tiauw pun memiliki kepandaian yang sangat hebat mengapa dapat dirubuhkan oleh Tiat To Hoatong. Sedang kan menurut cerita Cun Kun Hong, Sin Tiauw
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah diikat kedua sayap, kedua kaki dan paruh nya. Tentu saja keadaan Sin Tiauw seperti itu mengherankan dan
membingungkan sekali hati Yo Ko dan Ciu Pek Thong.
"Apakah Tiat To Hoat-ong memang sedemi kian hebat...?"
menggumam Ciu Pek Thong setelah tertegun sejenak.
Yo Ko tambah berkuatir saja, terlebih lagi dia teringat bahwa isterinya tengah hamil.
"Mari kita susul sikepala gundul itu, ajak Ciu Pek Thong dengan bersemangat.
Yo Ko mengangguk. Pergilah locianpwe mengejarnya, aku bisa merawat diriku sendiri, lebih lagi akupun tidak terluka berat..... yang terpenting jiwie lociapwe menolongi dulu Yo Hujin dan rajawali sakti itu ..." bilang Kun Hong ber sungguh2.
Yo Ko mengangguk dan memandang pemuda itu dengan
sorot mata memancarkan perasaan berterima kasih. Saat itu Ciu Pek Thong sedah tidak sabar, dia menepuk perlahan bahu pemuda she Cu itu.
"engko kecil terpaksa kami meninggalkanmu, karena kami harus mengejar sigundul itu dulu... !" kata situa jenaka itu.
Kun Hong mengiakan cepat2 sambil meng ucapkan terima
kasihnya. Disaat itu, tampak Yo Ko masih ragu2, tetapi karena Ciu Pek Thong telah melangkah ke luar Yo Ko pun setelah
mengucapkan beberapa kata2 hiburan kepada Kun Hong, lalu keluar dari kamar itu.
Kepada tuan rumah, Yo Ko memberikan dua tail perak, dan terpesan agar merawat Kun Hong. Setelah itu, berdua dengan Ciu Pek Thong, Yo Ko telah berlari pesat sekali mengambil kejurusan yang diberitahukan oleh Cu Kun Hong...
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat To Hoat-ong terus ber-lari2 dengan mempergunakan ilmu berlari cepatnya yang Sempurna sekali. Walaupun dia membawa beban yang cukup berat, yaitu Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw, namun kenyataannya sedikitpun tidak mengganggu atau memperlambat larinya.
Kebetulan sekali disaat itu hari mulai malam, sehingga Tiat To Hoat-ong yang memanggul Sin Tiauw dan mengempit
Siauw Liong Lie tidak menarik perhatian orang, sebab jalan2
telah sepi dan pendeta itu dapat ber-lari2 lebih leluasa.
Memang luar biasa pendeta itu, diwaktu menjelang tengah malam, dia telah berhasil ber-lari2 sejauh empat ratus lie lebih, dan tiba dikota Lung-siu-kwan, diluar perbatasan Kang-ciu.
Suasana kota saat itu sangat sepi sekali, dan pintu kota juga telah ditutup. Tetapi Tiat To Hoat ong telah
menjejakkan kakinya ditanah; dengan membawa beban yang berat seperti itu, tubuhnya melompat setinggi lima tombak, lalu dengan cepat sekali, disaat tubuhnya tengah terapung di tengah udara, Tiat To Hoat ong menendang dinding tembok pintu kota itu, sehingga tubuhnya terpental lebih tinggi lagi, dan dengan melakukan gerakan seperti itu yang diulanginya, beberapa kali akhirnya Tiat To Hoat-ong berhasil mencapai puncak pintu kota. Dengan mudah dia telah masuk kedalam kota tanpa seorang penjaga kotapun yang melihat
perbuatannya" itu. Dengan mengelilingi kota, akhirnya dia melihat ada sebuah rumah penginapan yang masih buka, cepat2 Tiat To Hoat ong memasukinya dan meminta dua kamar kepada pelayan
yang menyambutnya. Semula pelayan itu mengawasi bengong kepada pendeta
dihadapannya, ini yang mengepit Seorang wanita cantik dan menggotong seekor burung rajawali raksasa, Tetapi pelayan itu segera menduga bahwa pendeta itu seorang manusia luar biasa, setidaknya seorang manusia setengah dewa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lebih2 setelah Tiat To Hoat-ong memberi kan sepotong
goanpo kepadanya, maka pelayan itu tidak berani banyak tanya dan cepat2 mempersiapkan, dua buah kamar yang
berdampingan, waktu Tiat To Hoat-ong memasuki rumah
makan itu, ada beberapa orang2 yang belum tidur, mereka semuanya takjub melihat pendeta itu bersama seorang wanita cantik dan seekor burung rajawali raksasa. Dengan sendirinya, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang aneh.
Jika memang Hiat To Hoat-ong hanya membawa Siauw
Liong Lie, mungkin orang hanya menduga bahwa pendeta itu adalh pendeta cabul. Tetapi dengan membawa juga seekor burung rajawali raksasa seperti itu, keruan saja telah menyebabkan tamu2 yang berada didalam penginapan
tersebut ingin menduga si pendeta se tidak2nya telah
mencapai kesempurnaannya dalam mensucikan dirinya, telah menjadi setengah dewa, karena seekor burung rajawali
berukuran begitu besar, dengan mudah digotongnya dan juga tidak berdaya ditangannya.
Tetapi Tiat To Hoat-ong tidak memperduli kan tatapan heran dari orang2 itu, dengan membawa kedua bebannya itu Tiat To Hoat-ong telah menaiki undakan anak tangga, dia memasuk kan Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw itu kesebuah kamar, sedangkan dia sendiri telah tidur dikamar yang satunya lagi. Sebelum tidur, Tiat-To Hoat ong telah berpesan kepada pelayan, agar mereka jangan mengganggu
ketenangannya. Waktu pendeta itu telah masuk tidur, gemparlah orang2
yang berada dirumah penginapan tersebut. Untuk bicara apa saja dengan berterang mereka tidak berani, akhirnya mereka telah bisik2 saja, dari mulut yang seorang menjalar keseorang lainnya sehingga keesokan harinya berita mengenai pendeta aneh itu telah tersebar diseluruh kota.
Pagi dan siang itu Tiat To Hoat ong tidak keluar dari kamarnya. Dia hanya meminta pelayan mengantarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masakan untuknya dikamarnya. selangkah pun dia tidak
keluar dari kamarnya Tiat To Hoat ong memang bermaksud melanjutkan perjalanannya dimalam hari agar tidak menarik perhatian orang banyak dalam perjalanannya.
Sepanjang hari Tiat To Hoat ong mengurung diri dikamar.
Sedang Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw tetap dikurung dikamar yang satunya lagi yang dikuncinya dari luar dan melarang siapa saja mengganggunya.
Sepanjang satu hari itu, sejak pagi sampai sore itu
penduduk kota selalu memperbincangkan perihal seorang pendeta aneh tersebut dengan rajawalinya yang luar biasa itu dan wanita cantik seperti bidadari.
Banyak penduduk kota yang berdatangan ke rumah
penginapan itu ingin melihat si pendeta luar biasa tersebut, tetapi kuasa rumah penginapan tersebut telah melarang mereka menimbulkan suara ribut2.
"Jika Hudya itu marah, hemnm celakalah kita semua. Dia bukan pendeta biasa, se tidak2nya telah menjadi setengah dewa. Maka kalian jangan mencari penyakit untuk diri sendiri
!, kata kuasa rumah penginapan itu dengan berkuatir, karena penduduk kota yang memenuhi dimuka rumah penginapannya justru menimbulkan suara berisik sekali. Sedangkan disaat itu tampak seorang pendeta tua yang berpakaian sebagai seorang hwesio telah melangkah memasuki rumah penginapan
tersebut, karena rumah penginapan tersebut merangkap
sebagai rumah makan. Pendeta tua itu telah lanjut usianya, memakai jubah khase yang sederhana, dengan kepalanya
yang licin dan janggutnya maupun kumis yang tumbuh
panjang telah putih. Wajahnya memancarkan sifatnya yang welas asih, dan
ramah sekali. Dia memilih sebuah meja didekat jendela dan duduk tenang2 disitu. Dipesannya beberapa macam sayur tanpa daging dan dua kati arak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semula pendeta tua itu merasa heran sekali melihat banyak orang yang bisik2, seperti tengah membicarakan sesuatu yang luar biasa. Tentu saja hal ini menarik perhatiannya, sehingga ketika seorang pelayan mengantarkan pesanannya, dia
menarik tangan pelayan itu, memberikan dua tail perak dan menanyakan sesungguh nya apa yang telah terjadi ditempat tersebut.
Pelayan itu segera memperlihatkan wajah yang ber-
sungguh2. "Taisu mungkin baru sampai dikota ini, sehingga belum mengetahui . . . !" kata pelayan itu. "Benar2 aneh! Benar2
hebat!" "Apanya yang aneh" Apanya yang hebat?", tanyanya pendeta itu sabar.
"benar2 luar biasa, Taisu .... seorang pendeta, yang pakaiannya sangat aneh sekali
yang kepalanya memakai kopiah kecil terbuat dari emas, bertubuh gemuk dan besar kepalanya .....kepalanya botak seperti . . . . seperti Taisu . . . dan juga kalau tidak salah dia berasal dari Mongolia !"
Sipendeta tua tersenyum sabar mendengar itu.
"Itu tidak perlu dibuat heran, bukan ?" tanyanya walaupun negeri ini telah aman dan tentara Mongolia dipukul mundur pulang ke-negerinya, dan kini ada seorang pendeta dari Mongolia yang berkeliaran didaratan Tionggoan hal itu tidaklah perlu dibuat heran atau aneh. Bukankah kini bukan jaman perang " Mengapa kita harus memberikan kesan yang tidak baik sebagai tamu, pendeta Mongolia itu harus dihormati
!" "Ohhh. Taisu belum tahu !" berseru pelayan itu sambil memperlihatkan wajah yang ber-sungguh2. "Jika dia sebagai pendeta Mongolia saja. hal itu memang tidak perlu dibuat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
heran . . tetapi justru yang luar biasa, pendeta itu membawa seorang Wanita cantik seperti bidadari, yang mukanya merah sehat, rambutnya dikonde ujungnya terurai memakai baju merah dan angkin hijau, cantik luar biasa.,."
"Apakah kauingin mengartikan pendeta Mongolia itu adalah pendeta cabul?" tanya pendeta tua itu sambil mengerutkan alisnya.
"BUKAN!" menyahut pelayan itu cepat. "Wanita cantik Ini dikurung disebuah kamar se dangkan pendeta Mongolia itu tidur di kamar lainnya",
"Apa maksud pendeta itu?" tanya si hweshio , tambah tidak mengerti "Dan tahukah engkau siapa gelarnya?"
Sipelayan menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak tahu".
jawabnya. Tetapi menurut keterangan tuan kuasa rumah
penginapan ini yang memiliki pengetahuan luas ragam
pergaulannya dengan orang2 rimba persilatan, bahwa pendeta Mongolia itu adalah seorang pendeta setengah dewa".
Si Hweshio tersenyum mendengar perkataan sipelayan,
yang dianggapnya lucu. "Lalu, apa yang luar biasa lagi didiri pendeta Mongolia itu "'
tanya si Hwesio. "Diapun membawa seekor rajawali yang besar sekali, yang mulutnya diikat, sepasang kakinya diikat, dan kedua sayapnya juga diikat. Besar sekali ukuran rajawali itu, lebih besar dari manusia dewasa !"
Kali ini muka si Hwesbio jadi berobah mendengar
disebutnya soal rajawali itu. Dia jadi teringat kepada seorang sahabatnya yang juga memiliki seekor rajawali yang besarnya melebihi ukuran manusia dewasa.
"Mengapa rajawali itu diikat ?" tanya si-Hweshio akhirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Entahlah kata orang yang mengerti, tentunya pendeta itu telah menaklukan rajawali itu, sedangkan burung rajawali itu adalah rajawali siluman " menyahuti si pelayan.
Mendengar pelayan itu mulai bicara tidak karuan persoalan takhayul, pendeta tersebut sudah tidak berpikir untuk mendengar keterangannya, dia telah perintahkan
pelayan Itu agar pergi meninggalkannya, dan si hweshio bersantap menghabiskan makanannya.
Setelah itu dia meminta kepada kuasa rumah penginapan agar mempersiapkan sebuah kamar, karena diapun akan
bermalam dirumah penginapan tersebut.
Dihatinya si hweshio jadi tertarik untuk menyelidiki
persoalan tersebut, dia ingin mengetahui siapakah pendeta Mongolia yang disebut sebagai pendeta setengah dewa itu oleh sipelayan rumah penginapan tersebut.
Tetapi ketika si Hweshio hendak menaiki undakan anak
tangga. disaat itulah dari atas loteng tengah menuruni anak tangga tersebut seorang pendeta. Waktu itu si Hweshio melihat pendeta itu seorang pendeta Mongolia, dia tercekat hatinya, dia sampai memandang tertegun "Kim Lun Hoat-ong"
pikirnya. Namun akhirnya si Hweshio berhasil menindih goncangan hatinya, dia menundukkan kepalanya agar tidak menimbulkan kecurigaan pendeta Mongolia itu, yang telah turun Lewat disampingnya.
"Kim Lun Hoat-ong telah meninggal...pendeta ini bukan dia, karena wajahnya lain, hanya jubah dan bentuk tubuhnya yang gemuk itulah yang mirip2 dengan Kim Lun Hoat-ong" berpikir hweshio itu, sambil terus menaiki undakan anak tangga dan memasuki kamarnya.
Didalam kamar, sipendeta jadi mengerutkan, alisnya dan tampaknya tengah berpikir keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa maksudnya pendeta Mongolia itu ber keliaran
didaratan Tionggoan lagi...pasti dibalik semua ini terdapat persoalan yang besar...seperti yang baru beberapa saat yang lalu ketika ada urusan yang tengah kuhadapi...!" dan si Hweshio-telah menghela napas lagi, wajahnya jadi murung.
"Dilihat demikian., tampaknya kerajaan song sulit untuk dilindungi, para pembesarnya gentong nasi semua, sedangkan pihak Mongolia tetap gigih berusaha mengincar untuk
mencaplok daratan Tionggoan. Terlebih lagi Kublai Khan tampaknya lebih cerdik dari Kaisar Mangu. Ai, Ai, memang sudah takdir, sulit mengelak takdir.....!"
Berulang kali hweshio itu menghela napas panjang pendek, sampai akhirnya dia duduk diam dikursi dalam kamarnya itu, dia terus memuji sang Budha. Sampai akhirnya si hweshio mendengar suara langkah kaki yang berat di undakan anak tangga, dia menduga bahwa pendeta mongolia itu tentu
tengah menaiki pula undakan anak tangga untuk kembali kekamarnya.
Memang tadi pendeta Mongolia itu Tiat To Hoat-ong telah turun keruang bawah untuk membereskan sewa kamarnya,
karena dia bermaksud begitu hari mulai gelap dia ingin melanjutkan perjalanannya.
Si Hweshio cepat2 membuka sedikit daun pintunya, yang kebetulan berhadapan dengan tikungan anak tangga diloteng itu. dia mengintai keluar dilihatnya Tiat To Hoat ong melangkah menuju kearah kamarnya langkah2 lebar, setelah tiba dimuka kamarnya, pendeta Mongolia itu berhenti sejenak, tampaknya dia ragu2 untuk segera memasuki kamarnya dia menoleh memandang kearah kamar disebelahnya yang
pintunya tertutup rapat. Setelah tersenyum sejenak, pendeta Mongolia itu membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk, lenyap dibalik pintu kamarnya.
Sihweshio yang telah mengintai memperhatikan gerak-gerik pendeta Mongolia itu, jadi mengerutkan sepasang alisnya yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah putih itu. Perlahan sekali, seperti berbisik dia telah memuji kebesaran sang Budha.
Ditutupnya kembali pintu kamarnya dan duduk dikursinya semula.
"Hai, jika dilihat tindakan kakinya, matanya dan
keadaannya, pendeta Mongolia itu memiliki kepandaian yang tidak berada dibawahnya Kim Lun Hoat-ong. Siapakah dia"
Apa maksudnya datang ke Tionggoan" Tadi pelayan
mengatakan bahwa wanita cantik dan burung rajawali yang diikatnya telah dikurung dikamar sebelahnya yang tadi diawasinya. Siapakah wanita cantik itu " apakah mungkin dia "
dan apakah burung rajawali yang dibawanya itu mungkin Sin Tiauw milik dia ", mengapa aku tidak coba2 melihatnya ?"
karena berpikir begitu, dengan cepat si Hweshio membuka pintu kamar disebelah kamar si pendeta Mongolia itu.
Pintu itu ternyata terkunci dari luar, tetapi hweshio itu telah mendengarkan dulu sejenak, lalu mengulurkan tangannya yang ditempelkannya didaun pintu dikerahkan tenaga
lwekangnya. Luar biasa sekali dengan mengeluarkan suara
"takkk" yang perlahan sekali, besi engsel itu telah berhasil dipatahkannya dengan mudah. Dengan hati2 si Hweshio telah mendorong daun pintu itu sehingga terpentang.
Sesosok tubuh wanita tampak menggeletak dilantai.
Sedangkan disampingnya mengeletak seekor burung rajawali berukuran besar, keduanya tampaknya tengah tertidur
nyenyak sekali. Melihat wanita itu, dan melihat rajawali itu, hampir saja si hweshio mengeluarkan seruan tertahan karena sangat
terkejut. Dia kenal dengan baik wanita yang menggeletak dilantai itu, dan mengenali dengan baik pula rajawali disamping wanita cantik tersebut, karena wanita cantik itu tidak lain dari Siauw Liong Lie dan rajawali itu tidak lain dari Sin Tiauw.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Muka si hweshio jadi berobah merah padam, tampaknya
dia murka bukan main. Namun disaat si hweshio mau melangkah menghampiri
untuk menolongi Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw, justru disaat itulah dia merasa kan dari belakangnya meluncur angin serangan yang kuat sekali, yang berat luar biasa, mungkin seribu kati.
Tetapi hweshio itu tidak menjadi gugup, dengan mengucap
"Siancai" berulang kali, dia telah mengempos semangatnya, mengerahkan tenaga murninya dipunggungnya itu menjadi kebal untuk menerima serangan dahsyat itu.
"Buuuukkk'" terdengar suara benturan yang keras sekali waktu punggung si Hweshio itu terhajar oleh serangan dari belakang. Tubuh hweshio tersebut ber goyang2 tetapi
sepasang kakinya seperti terpantek dilantai. Tidak bergeser sedikitpun.
Sedangkan orang yang melancarkan serangan gelap itu.
Mengeluarkan seruan tertahan Jangan kan manusia,
sedangkan batu saja jika terhajar oleh serangannya dengan kekuatan seperti tadi, niscaya batu itu akan remuk hancur menjadi bubuk. Tetapi hweshio itu justeru dapat diserang nya dengan jitu, namun tidak mengalami sesuatu kerugian apapun juga.
Saat itu sihweshio dengan tenang dan gesit sekali telah memutar tubuhnya. Segera dilihatnya, yang melancarkan serangan tadi adalah si-imam Mongolia itu.
"Siancai! Siancai" si hweeshio menyebut ke besaran sang Buddha. "Sungguh hebat sekali ke pandaian yang kau miliki, Taisu.
Orang yang melancarkan serangan itu memang Tiat To
Hoat ong, dia menduga bahwa dengan sekali serang tentu dia akan dapat merobohkan hweshio itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tadi waktu dia memasuki kamarnya dan ingin merebahkan tubuhnya dipembaringan, dia mendengar samar sekali suara langkah kaki yang ringan. Dia jadi bercuriga, terlebih lagi suara langkah kaki itu mendekati kamar disebelah kamarnya.
Dengan cepat Tiat To Hoat-ong telah melompat turun dari pembaringannya, dia menghampiri pintu kamarnya, berdiri disitu untuk memasang pendengarannya lebih tajam.
Disaat itulah dia mendengar lagi suara "tak" yang halus, suara patahnya benda logam, menyebabkan pendeta Mongolia ini tambah gusar, karena dia dapat menduga suara apa itu, yaitu patahnya engsel pintu.
Dengan hati2 Tiat To Hoat-ong telah membuka pintu
kamarnya dan keluar ber indap2 dengan langkah yang ringan, dan disaat itu kebetulan dia melihat seorang hweshio tengah memandang kedalam dengan tubuh mematung.
Sebetulnya, sihweshio pasti mengetahui kedatangan Tiat To Hoat-ong di belakangnya kalau saja dia tidak tengah diliputi keterkejutan yang hebat melihat Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw tertawan begitu rupa.
"Apa maksudmu memasuki kamar ini?" bentak Tiat To Hoatong dengan aseran dan kasar, "Siancai, Siancai, semula waktu mendengar cerita pelayan, Siauwceng (aku pendeta kecil) telah menduga bahwa wanita dan rajawali yang berada
bersama Taisu adalah sahabat Siauwceng. Setelah Siauwceng melihat sendiri, memang Hujin (nyonya) itu bersama rajawali tersebut ialah sahabat baik Siauwceng. Sesungguhnya ada persengkataan apakah antara Taisu dengan mereka"..."
Saat itu muka Tiat To Hoat ong sudah berobah tidak sedap dipandang, dia mendengar bahwa hweshio dihadapannya ini adatah sahabat Siauw Liong Lie dan rajawali itu. keruan saja dugaannya bahwa kedatangan hweshio tersebut pasti ingin menolongi kedua tawanannya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka tanpa menanti habisnya perkataan si hweshio,
dengan cepat sekali tangan kanannya telah diulurkan akan menghajar dada si hweshio, juga tangannya yang kiri teluh mencengkeram jalan darah Pie-tu-hiat dipangkal lengan si hweshio.
Namun hweshio tersebut juga memiliki kepandaian yang
luar biasa hebatnya, dengan mengeluarkan suara dengusan perlahan, dan kemudian memuji kebesaran Sang Buddha
karena melihat serangan pendeta Mongolia itu terlalu kejam, dia berkelit kesamping, Dengan sendirinya serangan Tiat To Hoat-ong telah jatuh ditempat kosong.
"Akhhh, sayang, sayang .... !" berkata si hweshio.
JILID 6 TIAT TO HOAT-ONG penasaran bukan main, disamping itu
dia juga kaget melihat Hweshio dihadapannya ini merupakan seorang hweshio yang memiliki kepandaian hebat, maka dia bersikap hati2, lebih waspada.
Waktu mendengar sihweshio mengatakan "Akhh, sayang,
sayang...", Tiat To Hoat ong telah menangguhkan serangan susulan yang tadinya akan dilancarkan.
"Sayang apa ?" tegurnya bengis. "Taisu memiliki
kepandaian demikian tinggi, tetapi justru Taisu telah mempergunakannya untuk melakukan perbuatan salah !
Bukankah itu harus dibuat sayang?".
,,Mengapa kau bisa menyebut aku ini telah melakukan
perbuatan salah?" bentak Tiat To-Hoat-ong dengan murka.
"Hudya telah menangkap wanita berdosa itu, dan rajawali pembawa malapetaka itu apakah itu suatu perbuatan yang salah?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wanita berdosa dan rajawali pembawa malapetaka?"
mengulang hweshio itu sambil mengerutkan sepasang alisnya, wajahnya berobah, Akhh, Siancai! Siancai! Setahu Siauwceng nyonya itu seorang yang berbudi, dialah seorang pendekar wanita nomor satu di jaman ini. Bagaimana mungkin Taisu mengatakannya nyonya itu sebagai wanita berdosa" Dan juga mengenai rajawali sakti itu merupakan binatang peliharaan nyonya ini dan suaminya, yang selalu patuh terhadap perintah majikannya...jika tidak diganggu seseorang, tentu rajawali itu tidak akan menimbulkan kerusuhan, Bagaimana Taisu bisa mengatakannya juga bahwa rajawali itu, adalah rajawali pembawa malapetaka" Mungkin Taisu telah salah menilai..."
Muka Tiat To Hoat-ong telah berobah merah padam, dia
murka bukan main, tetapi pendeta Mongolia ini berusaha menindih kegusarannya itu karena dia melihat hweshio
dihadapannya ini bukan hweshio sembarangan.
"Siapa kau sesungguhnya?" bentak Tiat To Hoat-ong.
"Sancai! Siancai!" memuji hweshio itu. "Sahabat2
memberikan julukan kepadaku sebagai Lim Ceng, si pendeta dari Selatan. Siauw Ceng she Toan dan bernama Tie Hin, dan memiliki gelaran ringan It Teng Taisu..!"
Jika yang mendengar kata2 itu Kim Lun Hoat-ong, mungkin tubuh Kim Lun Hoat-ong akan gemetar, karena nama itu
bukan sembarangan nama, nama dan gelaran yang telah
menggetarkan jagad dan diakui oleh orang2 rimba persilatan, dalam kalangan Kangouw!
Memang Hweshio itu tidak lain dari Toan Hongya, bekas kaisar Taili, yang telah mensucikan diri dan bergelar It Teng Taisu.
Seperti diketahui, bahwa diantara lima Ngo ciat. Hanya tinggal dua saja yang
masih hidup yaitu Lam Ceng It Teng Taisu dan Lo shia Oey Yok Su, sedangkan Ang Cit Kong, Auwyang Hong dan Tiong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Thong telah meninggal dunia. Maka bisa dimengerti, sesungguhnya dalam urutan angkatan tua, yaitu angkatan cianpwe, It Teng Taisu dan Oey Yok Su merupakan dua jago tanpa tanding lagi yang kepandaiannya sudah sulit diukur.
Namun untuk melengkapi kedudukan Ngo-ciat itu, telah
diambil Yoko, yang menggantikan See Tok Auwyang Hong, tetapi huruf "Tok" (racun) telah diganti dengan Kong, sedangkan kedudukan Pak Kay Ang Cit Kong telah diisi oleh Kwee Ceng, dengan huruf "Kay" (pengemis) diganti dengan huruf "Hiap'" (pendekar). Lalu kedudukan Tiong Sin Thong yang kosong diisi oleh Ciu Pek Thong, dengan mengganti huruf "Sin" ditengah dengan huruf "Boan" maka lengkap kembalilah urutan Ngo-ciat. Ketika orang jago pengganti Sek Tok, Pak Kay dan Tiong Sin Thong, bukanlah jago2 lemah, kepandaian merekapun berimbang dengan kepandaian It Teng Taisu maupun Oey Yok Su.
Tiat To Hoat-ong yang memang belum menginjak daratan
Tionggoan, belum mengetahui hebatnya It Teng Taisu, Waktu di Tibet, dia telah mendengarnya bahwa didataran Tionggoan terdapat lima jago yang luar biasa, yaitu See-Tok, Lam Tee Kaisar dari Selatan, yang akhirnya diganti menjadi Lam Ceng karena It Teng Taisu tidak menjadi Kaisar lagi, Thong Shia, Pak Kay dan Tiong Sin Thong.
Tetapi Tiat To Hoat-ong mana bermimpi bahwa kepandaian kelima jago yang terkenal itu luar biasa sekali" Karena dinegerinya dia disanjung dan merupakan jago nomor satu di samping adik seperguruannya, yaitu Kim Lun Hoat-ong, maka sudah menjadi kebiasaan Tiat To Hoat-ong tidak pernah memandang sebelah mata kepada si apapun juga.
Dan juga Tiat To Hoat-ong tidak pernah me rasa takut
terhadap siapapun juga, bahkan Kaisarnya yaitu Kaisar Mangu yang telah wafat, maupun Kaisar Mongolia yang sekarang pengganti Kaisar Mangu, Yaitu Kublai, tidak dipandang sebelah mata olehnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm...." mendengus Tiat To Hoat-ong dengan suara yang tawar. "Memang telah cukup lama kudengar bahwa
didaratan Tionggoan terdapat lima jago yang memiliki
kepandaian lumayan, salah seorang adalah kau ! Tetapi Hudya ingin menasehatimu, mengingat usiamu yang telah lanjut seperti itu, lebih baik kau menggelinding pergi sebelum Hudya marah dan merobah keputusan, dan jangan sekali2
mencampuri urusan Hudya........".
It Teng Taisu memang sabar luar biasa, dia tidak gusar walaupun Tiat To Hoat-ong mengeluarkan kata2 yang kasar seperti itu.
"Siancai---siancai---" It Teng Taisu telah memuji kebesaran sang Budha sambil merangkapkan sepasang tangan nya.
"Rupanya kedatangan Taisu memiliki maksud tertentu. Jika Siauw Ceng boleh mengetahui, sesungguhnya apakah tujuan Taisu yang telah melakukan perjalanan jauh datang ke
Tionggoan" Apakah Taisu diperintah oleh Kublai ?".
Muka Tiat To Hoat-ong jadi berobah merah karena murka dan mendongkol.
"Kalau benar aku diperintah Kublai kenapa" Dan jika
kedatanganku ini bukan diperintah oleh Kublai, juga kenapa"
Apakah kau memiliki hak untuk mengurusi diri Hudya?"
Disanggapi seperti itu lt Teng Taisu tersenyum ramah dan sabar, katanya kemudian dengan suara yang sabar serta perlahan, namun tegas "Dengarlah Taisu, jika kedatangan Taisu berkunjung kedaratan Tionggoan hanya sekedar jalan2
untuk menikmati keindahan alam yang terdapat disini, tentu saja kami akan menyambutnya dengan senang hati...kami akan menghormati Taisu asal Taisu tidak mengandung
maksud2 tertentu, maksud yang buruk....! Tetapi sebaliknya.
jika kedatangan Taisu atas perintah rajamu, hanya sekedar untuk sengaja mengacau disini, tidak dapat hal itu kami biarkan...!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu ber-kata2 seperti itu, wajah It Teng Taisu angker sekali, se tidak2nya dia adalah bekas seorang Kaisar, yang pernah memegang tampuk pimpinan sebuah negara,
walaupun sebuah negara kecil di Selatan. Sabar suaranya, lembut tutur katanya, tetapi angker sekali pengaruhnya.
Diantara wajahnya yang welas asih dan sabar itu tampak matanya memancarkan sinar yang ber pengaruh sekali.
Tiat To Hoat-ong yang melihat itu, diam2 tergetar hatinya, karena dia merasakan hatinya tergoncang. Tetapi cepat sekali dia dapat menguasai dirinya. Dan dengan segera juga dia menjadi murka.
"Pendeta busuk, ternyata engkau terlalu banyak tingkah dan cerewet......!" katanya dengan gusar. dan membarengi perkataamya itu, dengan cepat sekali Tiat To Hoat ong telah melancarkan serangannya dengan kepalan tangannya yang besar dan mengandung angin serangan yang kuat sekali, yang dahsyatnya luar biasa.
Tetapi It Teng Taisu membawa sikap yang tenang sekali, sedikitpun dia tidak takut menghadapi pendeta Mongolia itu.
Bahkan It Teng Taisu telah melihatnya bahwa Tiat To Hoatong bukanlah sebangsa manusia baik2.
Maka dari itu, dengan tenang dia mengawasi datangnva
serangan pendeta Mongolia itu. Dengan berani dia
mengulurkan tangan kanannya tahu2 dengan telapak
tangannya dia telah menahan majunya kepalan tangan Tiat To Hoat-ong.
'Kita bicara dengan mulut, bukan dengan kepalan!" kata It Teng Taisu dengan suara yang sabar sekali.
Tiat To Hoat-ong kembali kaget setengah mati, karena dia telah melancarkan serangan dengan mengerahkan enam


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagian tenaga dalamnya, kenyataannya ketika membentur telapak tangan si pendeta dari Selatan itu, dia merasakan telapak tangan It Teng Taisu lunak sekali sepert i kapas, dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga serangan yang dilancarkan jadi lenyap tidak karuan, Dengan cepat Tiat To Hoat-ong menarik pulang tangannya.
"Taisu, bebaskanlah kedua tawannanmu itu, dan pergilah dari tempat ini ! Karena Taisu ingin pergi, Taisu dapat pergi dengan bebas, dan aku situa Lam Ceng tidak akan
mengganggumu .....!" sabar suara It Teng Taisu. Seumurnya belum pernah It Teng Taisu berlaku demikian tegas, dia selalu bersikap ramah dan sabar luar biasa, tetapi karena
mengetahui bahwa Tiat To Hoat-ong ber kunjung ke
Tionggoan dengan maksud buruk dan juga karena melihat Siauw Liong Lie serta Sin Tiauw diperlakukan begitu rupa oleh sipendeta, maka murkalah bekas Kaisar dari negeri Taili itu.
Tiat To Hoat-ong jadi penasaran Dia telah mengeluarkan suara tertawa dingin yang menyeramkan, mukanya bengis sekali.
"Hemmm, enak sekali kau bicara " bentaknya dengan suara mengandung hawa pembunuhan. "Sedangkan rajaku sendiri tidak berani mengeluarkan kata2 kasar dan kurang ajar seperti itu."
"Tepat !" mengangguk It Teng Taisu dengan sabar, tetapi mukanya angker sekali. "Justru Siauwceng bukan rajamu dan Taisu bukan sebawahan Siauwceng, masih mau Siauwceng
berlaku murah hati membebaskan Taisu begitu saja asalkan tidak mengganggu kedua sahabat Siauwceng .....!' pedas dan tegas sekali kata2 It Teng Taisu, karena dia ingin
mengartikan, jika saja dia kaisarnya dan Tiat To Hoat-ong bawahannya, mungkin dia telah menghukumnya, dengan
hukuman yang berat... Tubuh Tiat To Hoat-ong jadi menggigil karena sangat
murka, dia merasakan dadanya seperti ingin meledak oleh kemarahannya itu.
Dengan mengeluarkan suara teriakan yang mengguntur
dan mengandung kemarahan yang sangat, tampak Tiat To
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoat-ong telah melompati menubruk kearah It Teng Taisu dengan serangan yang luar biasa dahsyatnya.
Dalam kemarahan yang seperti itu, ternyata Tiat To Hoatong telah melancarkan serangan dengan ilmu Yoganya
ditingkat kesebelas, merupakan jurus yang sangat hebat.
Harus diketahui bahwa ilmu Yoga yang dilatih oleh Tiat To Hoat-ong berbeda dengan ilmu2 Yoga umumnya, karena
latihan Yoga pendeta itu telah digabung dengan ilmu silat
"Liong Cio Poan Kouw-kang" yang semula berasal dari India.
Maka bisa dibayangkan betapa hebatnya ilmu Yoga yang
dilatih oleh Tiat To Hoat ong. terlebih lagi disaat itu dia telah mempergunakan sekaligus ditingkat kesebelas.
Tenaga serangan yang dilancarkan oleh Hiat To Hoat-ong beratnya ribuan kati, memang benar tenaga serangan itu bukannya tenaga naga atau gajah seperti namanya itu Liong Cio Poan Kouw Kang, akan tetapi itulah serangan yang
mustahil sekali dilawan oleh tubuh manusia !.
Tetapi menghadapi It Teng Taisu yang memiliki ilmu yang telah mencapai tingkat puncak kesempurnaan dan sulit diukur, terutama dia lah jago tertua diantara Ngo Ciat serangan Tiat To Hiat-ong selalu jatuh di tempat kosong, karena pendeta Mongolia itu seperti juga selalu memukul tempat kosong dan It Teng dapat berkelit atau mengelakkannya dengan langkah2
yang ampuh, sehingga kedudukan tubuhnya sulit diterka oleh Tiat To Hoat-ong sendiri.
sedangkan It Teng Taisu sendiri telah melihatnya dan
mengetahui bahwa tenaga yang dimiliki Tiat To Hoat-ong luar biasa besarnya, seumurnya dia belum pernah menghadapi lawan seperti itu. Akan tetapi walaupun demikian It Teng Taisu tidak gentar menghadapi serangan2 seperti itu, karena dia telah memiliki kepandaian yang sempurna sekali, dan juga kepandaiannya sudah mencapai tingkat yang sulit diukur lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat lawannya melancarkan serangan2 yang gencar
sekali, juga serangan itu mengincar bagian2 yang mematikan ditubuh It Teng Taisu dengan kejamnya, si pendeta dari selatan itu berulang kali menghela napas sambil memuji kebesaran sang Buddha.
Akhirnya disaat Tiat To Hoat-ong melancarkan serangan dengan cara yang serentak mempergunakan kedua
tangannya. yang seperti juga runtuhnya langit atau seperti sebuah gunung, It Teng Taisu telah menggerakkan kaki
kanannya setengah lingkaran, lalu dengan membarengi seruan perlahan It Teng Taisu telah memapaki serangan itu dengan jari telunjuknya.
Luar biasa sekali, tenaga serangan yang hebat dari Tiat To Hoat-ong jadi musnah sama sekali, dan yang lebih celaka lagi justru tubuh Tiat To Hoat-ong telah terhuyung kebelakang dengan muka yang pucat.
Ternyata It Teng Taisu telah mempergunakan It Yang
Cienya, ilmu jari tunggal yang sakti itu.
Karena telah mencapai kesempurnaan yang luar biasa
dalam meyakini ilmu jari saktinya itu, It Teng Taisu
sesungguhnya telah berjanji kepada dirinya sendiri, jika tidak diperlukan sekali. dan tidak dalam keadaan terdesak yang sangat, ilmu yang liehay luar biasa itu tidak ingin
dikeluarkannya. Tetapi disebabkan desakan2 yang gencar dari Tiat To Hoatong, dengan sendirinya hal itu Lam Ceng mengambil
keputusan untuk merubuh kan pendeta dari Mongolia itu.
karena dia perlu memberikan pertolongan kepada Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw.
Apa lagi mata It Teng Taisu sangat tajam dan awas sekali, Siauw Liong Lie yang tengah rebah dalam keadaan seperti tidur atau pingsan itu, sesungguhnya tengah hamil, membuat It Teng Taisu tambah berkuatir.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam Ceng menduga didalam persoalan ini tentu terselip sesuatu yang agak luar biasa, karena tidak biasanya Siauw Liong Lie rubuh ditangan seseorang, Walaupun orang yang menawannya itu selihay Tiat To Hoat-ong. Karena Siauw Liong Lie memiliki kepandaian yang hebat sekali, yang tidak berada disebelah bawah dari dia. Dan juga, kemana perginya Yo Ko.
suami dari nyonya itu " Mengapa tidak terlihat mata hidungnya " Apakah Yo Ko telah dicelakai seseorang juga "
Berpikir begitu, tentu saja It Teng Taisu jadi tambah berkuatir, dan akhirnya terpaksa harus mempergunakan ilmu saktinya itu yaitu It Yang Cie, ilmu yang semula diterima dari Tiong Sin Thong Ong Tiong Yang. terlebih lagi selama puluhan tahun It Teng Taisu telah melatih ilmu itu mencapai puncak kesempurnaan. ditambah dengan lwekangnya yang
memperoleh kemajuan pesat sekali.
Tiat To Hoat-ong sendiri tadi menjadi terkejut karena disaat kedua tangannya dihantamkan kearah It Teng Taisu dia yakin akan dapat mendesak pendeta itu. karena dia telah mengerahkan delapan bagian tenaga dalamnya yang dipusatkan dikedua kepalan tangannya.
Menurut keyakinan Tiat To Hoat-ong, jika saja tidak
berhasil memukul rubuh It Teng Taisu se-tidaknya dia bisa mendesak pendeta itu dengan hebat.
Tetapi siapa duga. hanya mempergunakan jari tangannya saja, It Teng Taisu justru telah berhasil menyambuti serangan dari Tiat To-Hoat ong bahkan juga telah membuat tenaga Tiat To Hoat-ong menjadi lenyap, dan pendeta Mongolia itu
merasakan mengalirnya se macam hawa yang halus
menyelusup kedalam tubuhnya, sehingga seperti seorang yang kontak oleh aliran listrik, membuat Tiat To Hoat ong jadi mundur dengan terhuyung.
Itupun masih untung Tiat To Hoat-ong hanya
mempergunakan delapan bagian dari tenaga dalamnya, coba
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau dia memusatkan seluruh kekuatannya, niscaya pendeta Mongolia itu akan celaka sendirinya.
Seperti diketahui, It Yang Cie merupakan ilmu jari tunggal yang sakti, yang bisa dipergunakan sebagai ilmu menotok yang tiada taranya didalam dunia ini. Tetapi disamping itu, karena It Teng Taisu telah melatihnya sedemikian sempurna, membuat ilmu itu benar merupakan ilmu menotok yang tiada lawannya.
Tadi waktu menyambuti serangan dari Tiat To Hoat-ong, disaat dia menyambuti serangan itu justru dia menotok pergelangan tangan pendeta tersebut, sehingga sipendeta selain tertotok tenaga serangannya juga jadi lenyap. Dan juga disamping itu, dia telah terkena oleh dorongan tenaga membalik dari serangannya sendiri. Semakin kuat seorang menghantam, semakin kuat teraga menolak dari It Yang Cie.
"Kau ... ?" Tiat To Hoat-ong tak bisa mengucapkan sesuatu apapun juga, karena dia terkejut sekali.
It Teng Taisu telah merangkapkan sepasang tangannya, dia mengucapkan pujian atas kebesaran Sang Buddha dengan
wajah yang sabar. "Siancai, siancai." ujarnya. "Maafkan Siauwceng, terpaksa harus mempergunakan kekerasan menerima serangan
Taisu...!" Mata Tiat To Hoat ong tampak terpentang lebar2, dia
mengawasi bengis kepada It Teng Taisu.
Setelah berdiam diri sejenak, dia telah berhasil
mengendalikan ancaman dihatinya.
Disaat itulah Tiat To Hoat ong baru menyadarinya bahwa It Teng Taisu ternyata merupakan jago yang hebat sekali, yang tidak mungkin dirubuhkan dengan cepat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam hatinya, Tiat To Hoat ong jadi tergetar juga, karena dia menyadarinya bahwa di-Tionggoan ternyata terdapat banyak sekali orang pandai.
Seperti pertama kali dia tiba didataran Tionggoan, dimana dia telah bertemu dengan Ciu Pek Thong, yang tidak bisa dirubuhkan, kemudian Yo Ko dan Siauw Liong Lie, yang juga memiliki kepandaian yang hebat sekali, yang tidak mungkin dirubuhkan dengan mempergunakan ilmu silatnya,
Hanya Cu Kun Hong yang bisa dipukul rubuh dengan
mempergunakan ujung lengan jubah nya.
"Jika dilihat demikan, Tionggoan merupakan gudangnya
para jago2 silat kelas utama....," berpikir Tiat To Hoat-ong, dan dia jadi gentar juga.
Tetapi karena disamping memiliki kepandaian yang telah sempurna, Tiat To Hoat ong juga merupakan seorang jago yang cerdik sekali, tentu saja dia tidak mau menyerah begitu saja.
Dilihatnya, sejak tadi It Teng Taisu memperlihatkan sikap yang sabar dan menurut penglihatannya hweshio itu mudah untuk diajak bicara.
Maka. sambil merangkapkan tangannya, Tiat To Hoat-ong telah memberi hormat.
"Ternyata Lam Ceng It Teng Taisu bukan nama kosong
belaka .....!" kata Tiat To Hoat-ong sambil menjura. "Dan, Hudya cukup kagum melihatnya Tetapi, Hudya harap, Taisu jangan mencampuri urusan Hudya, bukankah lebih baik jika diantara kita berdua diikat tali persahabatan?"
Tendengar itu, It Teng Taisu telah tersenyum sabar.
Mencari lawan memang mudah, tetapi justru untuk mencari sahabat sejati itulah yang sulit . ...!" sahut sihwesio.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Muka Tiat To Hoat-ong jadi berobah merah karena dia
merasa seperti juga disindir oleh It Teng Taisu,
Saat itu Lain Ceng telah melanjutkan per kataannya lagi.
"Dan jikalau Taisu memiliki pikiran bagus seperti itu, mengapa pula Siauwceng harus menolaknya" Bukankah bersahabat itu merupakan suatu hal yang menggembirakan"
Dan tentu saja Siauwceng merasa berterima kasih atas
maksud baik Taisu yang sudah bersedia bersahabat dengan Siauwceng yang masih miskin dan melarat, yang tidak
memiliki kuil dan nama .....!"
"Itulah kata2 yang terlampau merendah" kata Tiat To
Hoat-ong. "sungguhnya, jika memang Taisu menghendaki, dalam sekejap mata kedudukan dan harta akan datang
kepangkuan Taisu ...! Dan jika Taisu kehendaki, dapat juga Taisu ikut Hudya ke Utara, bukankah Taisu pun mergetahui, Khan yang besar cerdik dan hebat sekali, tidak seperti pemerintahan negeri Song yang tolol dan bodoh ini?"
Mendengar perkataan Tiat To Hoat-ong yang terakhir, yang terang-terangan begitu muka It Teng Taisu jadi berobah merah karena gusar.
Dia gusar, justru Tiat To Koat-ong telah mengajaknya
untuk menjadi pengkhianat, mengkhianati negerinya sendiri dengan tawaran pangkat dan harta...
"Terima kasih atas tawaran Taisu......Siauwceng belum terpikir untuk mencampuri urusan2 negara, karena kini, Siauwceng justru hanya, menghendaki kedua sahabat
Siauwceng itu !" Muka Tiat To Hoat-ong jadi berobah dan baru saja dia ingin membuka mulut lagi, It Teng Taisu telah berkata lagi :
"Silahkan Taisu meninggalkan kedua sahabat Siauwceng
ini, kelak jika ada umur panjang, Siauwceng It Teng Taisu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tentu akan datang mencari Taisu untuk menyatakan terima kasih "
Sesungguhnya, didengar dari kata2nya itu yang
diucapkannya dengan sabar It Teng Taisu seperti juga
merendah dan menghormati Tiat To Hoat-ong, namun
sesungguhnya perkataannya yang terakhir itu merupakan suatu perkataan mengusir untuk Tiat To Hoat-ong.
Melihat demikian, Tiat To Hoat-ong jadi murka bukan main, tetapi dia tidak memperlihatkan dimukanya, bahkan Tiat To Hoat-ong telah tersenyum lebar, sambil katanya: "Hudya datang dari jauh, dan secara kebetulan hari ini beruntung bertemu dengan salah seorang diantara kelima Ngo Ciat, maka untuk menyatakan rasa kagum dan mengikat tali
persahabatan, Hudya ingin menghadiahkan sebuah tanda
mata untuk kenang2an... !"
Sambil berkata demikian, Tiat To Hoat-ong telah merogoh sakunya, dia telah mengeluarkan sebuah tabung yang
berukuran tidak begitu besar, yang ujungnya terdapat
tangkainya. It Teng Taisu jadi mengawasi heran, dia bercuriga atas sikap lawannya.
Sedangkan Tiat To Hoat-ong tanpa memperdulikan
perasaan heran It Teng Taisu, telah melanjutkan kata2nya lagi;
"Tabung kecil ini merupakan hadiah dari Khan yang agung, yang telah diberikan untuk dipergunakan sebagai tanda kebesaran. Jika tabung ini diperlihatkan, dimana saja, diberbagai tempat dimana kekuasaan Khan Agung berada, maka orang yang memegang tabung ini akan di perlakukan dengan hormat, sama hormatnya dengan melihat seorang raja muda !"
Sambil ber-kata2 Tiat To Hoat-ong telah me-megang2
tangkainya, mempermainkannya yang di-putar2nya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedangkan It Teng Taisu hanya mengawasi sambil
tersenyum sabar, bahkan waktu Tiat To Hoat-ong ber-kata2
sampai disitu, it Teng telah menjura membungkukkan
tubuhnya memberi hormat :
"Sayang Siauwceng tidak pernah berhasrat mencampuri
urusan negara dan juga Siauwceng tidak berniat untuk segala penghormatan yang tidak2 simpanlah barang itu. Taisu..
maafkan Siauwceng tidak dapat menerima hadiah yang besar itu."
Tetapi Tiat To Hoat-ong tidak menyahuti hanya sambil
melangkah dua tindak, tahu2 "Pssssst !" dia telah menyemburkan gas dari tabung ditangannya.
It Teng Taisu sesungguhnya telah berwaspada sejak tadi.
Semula dia menduga bahwa tabung yang berisi senjata
rahasia, yang diperlengkapi dengan alat2nya, namun diwaktu Tiat To Hoat ong menyemburkan gas didalam tabung itu, itulah diluar dugaannya, karena bukan senjata rahasia yang menyambar kearahnya, melainkan uap yang harum sekali !
Hati It Teng Taisu terkejut bukan main, dia melompat
kebelakang dua tindak sambil mengibaskan lengan jubahnya, dan segera juga menutup jalan pernapasannya, tetapi karena tadi terlambat, dia telah menyedot beberapa kali sedotan gas itu, sehingga seketika itu juga kepala nya menjadi pening dan matanya ber-kunang2.
Dalam hal ini, It Teng Taisu merupakan seorang jago tua yang jujur dan penyayang
terhadap siapa saja, diapun seorang jago tua yang sabar.
Tetapi menghadapi kelicikan Tiat To Hoat ong yang telah menyemburkan gas tidurnya itu yang dianggap oleh It Teng merupakan perbuatan rendah, It Teng sudah tidak bisa
menahan diri lagi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan mengeluarkan seruan yang sangat dahsyat,
tampak It Teng Taisu telah melompat menubruk kearah Tiat To Hoat-ong, sambil mengulurkan tangan kanannya, dia telah melancarkan serangan dengan mempergunakan It Yang Cie nya.
Gerakan yang dilakukannya itu luar biasa sekali, memiliki tenaga menggempur yang dahsyat.
It Yang Cie sudah merupakan ilmu yang tiada taranya
dalam dunia ini, terlebih lagi di pergunakannya disaat It Teng Taisu tengah dalam keadaan murka seperti itu, maka bisa dibayangkan bahaya yang mengancam untuk Tiat To Hoatong.
Tetapi pendeta dari Mongolia itu justru liehay sekali, dia tidak takut. Bahkan kedatangan It Teng Taisu yang tengah menubruk kearahnya telah disambut dengan sprotan gas
dalam tabungnya, sebanyak dua kali sehingga uap putih tampak mengurung It Teng.
Sambil menyemprotkan gas dalam tabungnya itu, Tiat To Hoat-ong juga telah melompat dengan gesit kepinggir, dia telah berkelit dari serangan lawannya.
It Teng Taisu mencelos hatinya waktu disemprot dengan gas tidur itu lagi, walaupun dia telah menutup pernapasannya, namun disebabkan tadi dia telah terlanjur menyedot dan kini juga uap dari gas tidur itu sangat ketat mengurung nya, dengan sendirinya kepalanya jadi pening sekali.
Namun serangan yang dilancarkannya dengan tenaga
sembilan bagian itu tidak berhasil di tarik pulang, karena waktu yang sangat mendesak itu, tanpa ampun lagi dinding batulah yang menjadi sasarannya menjadi jebol dan runtuh dengan mengeluarkan suara yang berisik sekali.
Tiat To Hoat-ong terkejut bukan main, dia jadi
mengucurkan keringat dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tadi masih untung dia bisa mengelakkan serangan It Teng Taisu, coba kalau tidak, mana mungkin dia sanggup menerima serangan yang begitu hebat"
Karena kuatir It Teng Taisu melancarkan serangan lagi, maka dengan cepat Tiat To Hoat ong menyemprotkan kembali gas dalam tabung nya itu sebanyak tiga kali.
It Teng Taisu tengah berdiri dengan tubuh yang ter-
huyung2, dan kepalanya disamping pening, pandangan
matanya juga gelap sekali.
Tanpa ampun lagi, tubuh It Teng Taisu jatuh numprah
diatas lantai, tetapi berkat lwekangnya yang tinggi, It Teng Taisu tidak sampai tertidur, dia hanya merasakan betapa tubuh nya menjadi lemas tidak bertenaga sama sekali. Tanpa membuang waktu, It teng Taisu telah mengerahkan
lwekangnya dia telah mengerahkan tenaga untuk memulihkan peredaran darahnya dan mengusir uap beracun itu dari dalam tubuhnya.
Tiat To Hoat-ong tidak mau membuang2 kesempatan yang
ada, dia telah melompat menyambar tubuh Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw kemudian dengan menggerakkan ilmu
meringankan tubuhnya dia menurunkan undakan tangga dan keluar dari rumah penginapan itu, terus berlari meninggalkan rumah penginapan itu,
Karena telah melihat lawannya hebat luar biasa Tiat To Hoat-ong tidak berlari berlaku ayal, dengan cepat sekali dia berlari2 terus meninggalkan kota itu, hanya didalam waktu yang sangat singkat dia sudah melewati puluhan lie,
Tadi waktu dia turun dari undakan tangga diruang bawah, pelayan maupun kuasa rumah penginapan serta beberapa
orang tamu yang berada disitu, telah tertidur semuanya.
It Teng Taisu yang tengah mengerahkan tenaga dalamnya untuk mengatur peredaran darahnya dan berusaha mengusir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
uap beracun dari dalam tubuhnya itu merasakan kepalanya sangat pening.
Tetapi pendeta sakti dari Selatan itu menyadari, bahwa gas yang terlanjur tersedot
oleh pernapasannya, bukanlah semacam racun yang bisa
mematikan, hanya lebih mirip sebagai uap tidur, yang akan merubuhkan lawannya, sehingga It Teng Taisu agak tenang.
Setelah mengerahkan dan menyalurkan tenaga saktinya
kesekujur tubuhnya selama satu jam, akhirnya It Teng Taisu pulih kembali ke-segarannya. Dia melompat berdiri dan mengibas kan lengan jubahnya berulang kali, karena dia ingin membersihkan udara yang masih diliputi oleh gas tidur itu.
Dilihatnya diruangan bawah beberapa orang pelayan dan kuasa rumah dengan beberapa orang tamu, telah tertidur nyenyak. Rupanya mereka telah menyedot uap tidur yang dilepaskan oleh Tiat To Hoat-ong yang berimbas keruang bawah dan lewat melalui pernapasan mereka . . . . It Teng Taisu jadi menghela napas jengkel, karena dia melihat Siauw Liong Lie dan Sin Tiauw sudah tidak berada ditempatnya semula.
Pendekar Remaja 4 Golok Naga Kembar Karya Hong San Khek Kucing Suruhan 10
^