Pencarian

Rajawali Sakti Langit Selatan 2

Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long Bagian 2


sempurna, terlebih lagi kini mengetahui bahwa pendeta itu adalah kakak seperguruan Kim lun Hoat-ong. yang pasti kepandaiannya hebat sekali maka Ciu Pek Thong berlaku hati-hati. Tetapi memangnya Loo Boan Tong nakal dia tetap saja ingin mempermainkan pendeta itu, sama halnya ketika
beberapa tahun yang lalu dia pernah mempermainkan Kim Lun Hoat-ong.
"Pernah, pernah, aku simonyet memang pernah mendengar tentang Kim Lun Hoat-org!" kata Ciu Pek Thong kemudian.
Muka pendeta itu tampak berubah terang sambil tersenyum agak menyeramkan, suara yang agak menurun lunak dia telah bertanya lagi "Cepat kau katakan, dimana sekarang ini adik seperguruanku itu berada, Hudya akan memberikan hadiah kepadamu lima tail emas'
"Tetapi Hud ong, aku simonyet benar-benar takut, untuk mengatakannya, nanti Hud ong Kim Lun Hoat-ong murka,
kata Ciu Pek Thong Sambil memperlihatkan sikap seperti ketakutan dan bimbang.
"Katakan aku jamin tidak nantinya adik seperguruanku itu akan bergusar oleh keterangan mu, bahkan mungkin juga dia akan gembira dan senang sekali melihat aku menjemputnya untuk pulang ke-utara dan akan menghadiahkan beberapa tail emas lagi", kata sipendeta lagi.
"Benar-Benarkah Hud-ong sebagai kakak seperguruan Kim Lun Hoat ong!" tanya Ciu Pek Thong
Muka pendeta itu jadi berobah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rewel benar kau?" bentaknya. "Mustahil Hudya ingin mendustai monyet buduk seperti kau ini " Hudya bergelar Tin To Hoat Ong cepat kau sebutkan dimana beradanya adik
seperguruan Hudya, jangan membuat Hudya bergusar".
"Mana berani, mana berani aku simonyet buduk
menggusarkan Hudya " Sesungguhnya sejak tiga tahun yang lalu Kim Lun Hoat-ong hanya berpelesiran setiap hari
didampingi oleh wanita cantik"
Mendengar Ciu Pek Thong berkata sampai disitu. sipendeta yang mengaku sebagai kakak seperguruan Kim Lun Hoat-ong dan bergelar Tjat To atau Golok Besi Hoat-ong, telah meng geleng-kan kepalanya dengan sikap jengkel.
"Lwekangnya tentu akan mengalami kemunduran yang
hebat jika Kim Lun selalu mendekati wanita . . "
menggumam pendeta itu dengan suara yang perlahan
kemudian dia telah menoleh kepada Ciu Pek Thong dan
telah berkata lagi dengan suara yang agak keras: "Cepat katakan bagaimana keadaannya!"
"Tentu saja keadaan Hud-ong Kim Lun Hoat Ong
sangat nyaman, dia tidak perlu makan tidak perlu
minum, tidak perlu berpakaian, dan tidak perlu
memikirkan uang atau segalanya."
"Maksudnya adik seperguruanku ini dilayani
sedemikian baiknya oleh wanita-wanita cantik itu" tanya Tiat To Hoat-ong tidak sabar.
Tepat, Bahkan disamping wanita-wanita cantik yang
melayani Kim Lun Hoat-ong terdapat juga manusia-
manusia berkepala kerbau dan kuda. . . semua nya patuh
sekali melayani. "Ihhh . berseru pendeta itu heran bukan main. Dia
bicara dengan bahasa Han yang kaku, sekarang dia
tengah kaget, tentu saja suaranya jadi lucu terdengar,
"Manusia berkepala kuda dan berkepala kerbau!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, itulah keadaan yang menyenangkan sekali."
"Kau tahu tempatnya" Cepat antarkan aku kesana!" kata Tiat To Hoat-ong tidak sabar.
"Tunggu dulu, jika Hud-ong yang hendak pergi kesana, aku tentu saja tidak berani melarang, silahkan...tetapi .....tetapi jika aku diajak ke sana, tunggu dulu, tidak nantinya aku mau karena aku simonyet buduk memang masih doyan makan
nasi." "Memangnya tempat itu tempat apa sehingga kau tidak
mau kesana?" tegur Tiat To Hoat-ong mulai curiga melihat sikap Ciu Pek Thong.
"Orang-Orang biasanya menyebutnya sebagai tempat
berpulang manusia-manusia yang sudah "bosan makan nasi, tempat duduk, bersemayamnya Giam-loo-ong" menyahuti Ciu Pek Thong perlahan, tetapi sikapnya sungguh-sungguh.
"Apa?" teriak Tiat To Hoat-ong gusar, "kau,.... kau maksudkan neraka?"
"Begitulah kurang lebih artinya..." menyahuti Ciu Pek Thong dengan sikap yang tenang sekali.
"Jadi .. adik seperguruanku itu telah dibunuh seseorang ?"
Suara Tiat To Hoat ong jadi meninggi.
"Bisa diartikan begitu juga." menyahuti Ciu Pek Thong jenaka. "Bukankah tadi aku simonyet buduk telah
memberitahukan bahwa Kim Lun Hoat ong kini sudah tidak perlu sibuk-sibuk makan nasi dan tidak perlu sibuk-sibuk berpakaian?"
Muka Tiat To Hoat-ong tampak merah padam, rupanya dia murka bukan main. Dengan menggeluarkan suara seruan
mengguntur yang menyeramkan, dia telah mengangkat
tangan kanannya, akan menghamtam. kepala Ciu Pek Thong dengan hantaman yang kuat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciu Pek Thong memang telah bersiap sedia dan
berwaspada sejak tadi; karena dia menyadari bahwa pendeta tersebut memiliki kepandaian yang luar biasa sekali dan tidak bisa dipermainkan serangannya. Waktu telapak tangan
pendeta dari Mongol itu turun kearah kepalanya, Ciu Pek Thong merasakan tekanan tenaga serangan meliputi ribuan kati.
Itulah kekuatan tenaga dalam yang benar-benar terlalu luar biasa, hati Ciu Pek Thong sendiri tergetar, karena dia memperoleh kenyataan bahwa kepandaian dan tenaga dalam Tiat To Hoat Ong jauh lebih sempurna dari adik
seperguruannya. Ciu Pek Thong mengetahui itu, yang karena dia pernah
bertempur dengan Kim Lun Hoat ong, yang tenaganya telah dijajakinya; dan kini dia bisa memperbandingkan dengan kekuatan tenaga dalam Tiat To Hoat-ong, yang tentunya jauh lebih hebat, sehingga mengejutkannya. Tanpa berani berayal Ciu Pek Thong, mengempos tenaga dalamnya kepundaknya, dan dengan tangan kanannya dia menyentil.
Tangan Tiat To Hoat-ong yang berukuran besar dan
bertulang kasar, disamping lebat ditumbuhi bulu dan meluncur dengan kekuatanya yang luar biasa, tentu saja bukan
merupakan, serangan yang sembarangan. Kun Hong yang
menyaksikan peristiwa tersebut dari kejauhan jadi terkejut waktu melihat Ciu Pek Thong hanya menyambuti dengan
sentilan jarinya belaka. Tentu akan celakalah Ciu Pek Thong kalau tidak berhasil mengelakkan serangan dahsyat itu.
Namun Ciu Pek Thong justru tidak takut walaupun dia
melihat lawannya memiliki kepandaian yang hebat seperti itu.
Dia sambil menyentil masih sempat untuk berjenaka mengejek pendeta itu. "Eittt, jangan menyentuh tubuh simonyet
budukan, nanti kau ketularan dan menjadi budukan pula."
Tentu saja Tiat To Hoat-ong tambah murka, terlebih lagi telapak tangannya yang terkena sentilan jari telunjuk Loo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boan Thong seperti ditusuk oleh semacam tenaga yang halus, namun menusuk sampai keulu hatinya disamping itu sasaran telapak tangannya jadi miring dan menghantam tempat
kosong. Ciu Pek Thong masih berdiri tegak ditempatnya.
Keruan Tiat To Hoat ong jadi memandang tertegun. Semula dia menduga Ciu Pek Thong adalah seorang penduduk biasa didaerah tersebut tetapi melihat cara Ciu Pek Thong
memusnahkan serangannya itu, dia segera mengetahui bahwa Ciu Pek Thong memiliki kepandaian yaag tidak berada di bawahnya.
Bagi jago-jago kelas satu, dalam segebrakan saja
sudah dapat untuk mengukur kekuatan lawan. Maka
begitu juga dengan Tiat To Hoat-ong, yang telah
mengeluarkan suara tertawa mengejeknya dan disertai
dengan bentakan, tahu-tahu tangan kirinya diulurkan
dengan cara mencengkeram yang aneh licin seperti
belut, karena, dia mempergunakan jurus Yoga
sedangkan tangan kanannya telah meluncur akan
menotok jalan darah su-sie-hiat dipinggang Ciu Pek
thong. Ciu Pek Thong tidak takut sedikitpun juga walaupun
dia mengetahui bahwa lawannya ini sangat hebat sekali kepandaiannya. Bahkan Loo-BoanTong girang sekali bisa menemui lawan berat seperti Tiat To Hoat ong. Dia
memang sudah lama tidak pernah menemui tandingan
yang setimpal, sehingga tangannya terasa gatal sekali dengan berhadapan lawan seperti Tiat To Hoat ong,
terbangkitlah semangatnya.
Melihat Tiat To Hoat Ong melancarkan serangan yang
hebat seperti itu, dengan menggerakkan kedua kakinya
seperti orang menari, tahu-tahu Ciu Pek Thong telah
berada disisi Tiat to Hoat-ong, dan tangan kanannya disalurkan untuk menjambak jalan darah Tiang-bu-hiat
di punggung sipendeta. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja pendeta itu jadi mengeluh murka, karena dia merasa dirinya dipermainkan oleh lawannya. Dinegerinya, dia selain sebagai Guru Negara dan diakui sebagai jago nomor satu, juga sebagai penasehat raja. Kim Lun Hoat-ong sendiri masih berada dibawahnya beberapa tingkat dan sering
meminta petunjuk-petunjuk ilmu Yoga sebelum adik
seperguruannya itu ikut rombongan Mangu kedaratan
Tionggoan. Kini seorang kakek tua seperti Ciu Pek Thong ternyata bisa mempermainkan dirinya demikian rupa, dimana setiap
serangannya telah gagal, tentu saja. membuat pendeta
Mongolia itu jadi murka sekali.,
Selama dua puluh tahun terakhir ini, selama Tiat To Hoatong berada dinegerinya, jarang sekali dia turun tangan untuk bertempur dengan jago-jago manapun juga. Tetapi jika
muncul jago yang tidak terkalahkan dan terpaksa dia turun tangan sendiri, tentu tidak lebih dari tiga jurus dia akan berhasil merubuhkan jago itu. Maka tidak mengherankan jika nama Tiat To Hoat-ong sangat dihormati dan disegani oleh seluruh jago-jago di Mongolia, bahkan Kim Lun Hoat-ong patuh sekali terhadap kakak seperguruannya ini.
Disamping Tiat To Hoat-ong telah menguasai ilmu
Yoga dengan sempurna benar, diapun te lah mengubah
semacam ilmu golok yang digubahnya dari ilmu golok
asal India, tidak. mengherankan, disamping sombong
dan tidak pernah memandang sebelah mata kepada jago
manapun juga, Tiat To Hoat ong selalu bertindak,
sekehendak hatinya. Rajanya pun tidak berani melarang sesuatu apapun, bahkan untuk mencegah Tiat To Hoat
ong menimbulkan kerusuhan, sengaja Tiat To Hoat-ong
telah diangkat sebagai Koksu (Guru negara penasehat
raja). Waktu tiga tahun yang lalu Kublai telah mengajak
pasukan tentara perangnya pulang kenegerinya diutara,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat to Hoat-ong tidak melihat Kim Lun Hoat ong Dia
menanyakan ke Kublai dan memperoleh penjelasan
bahwa Kim Lun Hoat ong waktu itu tengah mengobrak
abrik jago-jago dataran tionggoan. dan mungkin saja dua tahun lagi Kim Lun Hoat-ong baru kembali kenegerinya
tersebut. Senang hati Tiat To mendengar itu sehingga lenyap
kekuatirannya terhadap adik seperguruannya itu.
Tetapi setelah di tunggu-tunggu selama tiga tahun sang adik seperguruan belum juga muncul, maka muncul kembali kecurigaan dan kekuatirannya dia akhirnya menghadap ke Kublai untuk meminta ijin, karena dia bermaksud pergi kedaratan Tionggoan untuk mencari adik seperguruan nya itu.
Mempergunakan kesempatan ini, Kublai yang mengetahui
akan hebatnya kepandaian Tiat To Huat-ong. pendeta yang menjadi Koksu negara tersebut, dialah diberikan juga perintah rahasia untuk melakukan sesuatu didataran Tionggoan.
Tetapi disaat Tiat To Hoat ong tiba didaratan Tionggoan, dia tidak berhasil mencari jejak adik seperguruannya itu, sehingga dia semakin berkuatir saja. Selama dua bulan dia berputar kayuh mengelilingi daerah-daerah selatan untuk mencari Kim Lun Hoat ong, yang ingin diajak pulang keutara namun tetap saja hasilnya nihil. Dan hari itu, secara kebetulan dia bertemu dengan Loo Boan Tong yang usil yang bersedia melayani ketemberangan dan keangkuhan pendeta Mongolia itu sehingga terjadi pertempuran hebat diantara kedua jago yang luar biasa tersebut.
Disamping itu, Ciu Pek Thorg juga memiliki maksud
tersendiri dengan melayani pendeta dari Mongolia itu.
Waktu mendengar Tiat To Hoat-ong adalah kakak
seperguruan Kim Lun Hoat-ong; seketika itu juga dia
menduga pasti tiat To Hoat-ong memiliki maksud-maksud tidak baik Terhadap daratan Tionggoan, dan Ciu Pek Thong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
justru kuatir kalau-kalau kedatangan Tiat To Hoat-ong kedaratan tionggoan ini atas perintah Kublai.
Memang Ciu Pek Thong, walaupun sifatnya angin-anginan dan sering uring-uringan, otaknya cukup encer dan polos jujur maka dia segera berkuatir kalau Kublai telah
mempersiapkan tentaranya untuk menerjang masuk
kedaratan Tionggoan lagi Saat itu, Tiat To Hoat ong telah melancarkan serangannya yang ketiga. Disaat dia berhasil mengelakkan diri dari cengkeraman Ciu Pek Thong
dipunggungnya, dengan mengerahkan tenaga dalamnya
kepundak, sehingga bahunya licin seperti berminyak dan Ciu Pek Thong gagal dengan usahanya, tahu-tahu pendeta
Mongolia ini telah memutar kedua tangannya dengan
serentak bersamaan dengan tubuhnya yang berputar juga.
Tidak mengherankan, jika serangkum angin serangan yang dahsyat telah menggempur Ciu Pek Thong.
Tetapi Ciu Pek Thong juga tidak tinggal diam, dengan
memusatkan kekuatan tenaga dalamnya, sebagai adik
seperguruan Ong Tiong Yang, yang merupakan pewaris ilmu
"It Yang Cie" tenaga dalam Ciu Pek Thong memang luar biasa sekali, dengan mengeluarkan seruan yang sangat nyaring justru Ciu Pek Thong tidak berkelit atau mengelakkan diri dari serangan itu dia telah menangkisnya dan keras dilawannya dengan keras.
"Bukk!" terdengar suara yang keras bukan main, yang dahsyat sekali, bumi seperti bergetar karena kuatnya benturan yang terjadi antar dua kekuatan raksasa tersebut. Kun Hong yang berdjri terpisah belasan tombak dari gelanggang
pertempuran, telah terhuyung hampir rubuh terjengkang oleh getaran benturan tenaga itu, untung pemuda ini cepat-cepat memegang dinding batu yang terdapat didekatnya.
Kuda pemuda itu juga meringkik nyaring, rupanya
binatang tunggangan itu kaget. Bukan main kagumnya Kun Hong sehingga dia sekarang menyadari, walaupun dia belajar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dua puiuh tahun lagi, belum tentu dia bisa memiliki kekuatan tenaga dalam seperti kedua orang jago itu.
Yang disaksikan Kun Hong kali ini adalah sebuah
pertempuran yang benar-benar luar biasa sekali dan lain dari yang lain. Walaupun kepandaian Kun Hong tidak ada
sepersepuluh dari kepandaian kedua orang itu, namun karena pemuda pelajar she Cu tersebut memiliki dan mengerti ilmu silat, dia bisa merasakan dan melihat bahwa pertempuran diantara kedua jago itu merupakan pertempuran antara mati dan hidup.
Ciu Pek Thong sendiri semakin lama jadi semakin kaget melihat kenyataan bahwa lawan nya memiliki kepandaian yang lebih liehay dari kepandaian Kim Lun Hoat ong. setidak-tidaknya memang Tiat To Hoat ong kakak seperguruan dari Kim Lun Hoat-ong namun dengan kepandaian seperti itu jelas dia bisa berbuat sesuka hatinya. Memang benar Ciu Pek Thong tidak mungkin dapat dirubuhkan oleh Tiat To Hoat-ong namun jangan harap pula Ciu Pek Thong dapat merubuhkan lawannya itu.
Jika tadi Ciu Pek Thong masih bisa bergurau dengan
melayani serangan lawannya, tetapi kini mau tidak mau memang Ciu Pek Thong harus mencurahkan semangat dan
seluruh perhatiannya terhadap lawannya yang liehay.
Mereka bertempur semakin lama jadi semakin berat,
gerakan tangan mereka seperti berat dan lambat sekali gerakannya. Tetapi bagi ahli silat kelas satu, hal itu membuktikan bahwa ke dua orang yang tengah bertempur itu memang sedang mempergunakan tenaga kelas satu. Sedikit saja mereka salah perhitungan, berarti akan terbinasa ditangan lawannya. Ciu Pek Thong sendiri heran. karena dia melihat sipendeta asing memiliki ilmu kebal akibat
sempurnanya latihan ilmu Yoga juga pendeta itu memiliki tenaga lm dan Yang sangat sempurna sekali, dia dapat
mempergunakan tenaga dalamnya itu sekehendak hatinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa lunak, dan bisa keras dengan tiba-tiba, sehingga dijurus berikutnya Ciu Pek Thong lebih sering tertipu oleh cara licik lawannya yang main ulur tenaga dalamnya yang di ganti-ganti sifat itu,
Sesungguhnya sebagai seorang ahli Yoga yang telah
terlatih pada puncak kesempurnaannya, maka pendeta
tersebut disamping memiliki ilmu kebal (weduk), juga
bisa menguasai dan memberikan perintah sekehendak
hatinya terhadap seluruh otot disekujur tubuhnya.
Walaupun bagaimana kenyataan seperti itu, memang
telah membuat Tiat To Hoat-ong bisa menjagoi
dinegerinya dengan ilmunya tersebut. Belum lagi ilmu
golok yang digubahnya, yang hebat luar biasa.
Ciu Pek Thong melihat kenyataan seperti ini, kalau
memang dia bertempur terus menerus dengan keadaan
tidak berobah, niscaya akhirnya dia yang akan kalah ulet, berarti dirinya yang bisa celaka.
itulah sebabnya terpaksa dia harus dapat merubah
cara bertempurnya untuk berusaha meuguasai lawannya.
Sulitnya Tiat To Hoat-ong seperti bisa membaca jalan
permikiran Ciu Pek Thong sehingga dia selalu melibatkan Ciu Pek Thong dengan serangan-serangan yang hebat
sekali, yang tidak memungkinkan Loo Boan Tong
memiliki kesempatan merubah cara bertempurnya itu.
Dengan gusar Ciu Pek Thong mengeluarkan seruan
dan dia menggerakkan tangannya kebawah dengan
gerakan meminta, kemudian dengan cepat sekali tangannya yang kiri menyusul akan menotok mata sipendeta. Itulah gerakan "Bin Bu Jin Sek (Dimuka tidak ada cahaya manusia), yang pernah diperolehnya dari Yo Ko.
Hebat sekali serangan tersebut, Tiat To Hoat ong
mengeluarkan seruan tertahan karena terkejut dan dengan gerakan yang gesit dia mengelakkan diri. Tetapi Ciu Pek
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thong dalam gusarnya telah melancarkan lima serangan
lainnya secara beruntun pukulan "Bo Beng Kie Miauw" (Tidak mengetahui apa keindahannya), disusul dengan "Jiak Yu So Sit" (Seperti Kehilangan sesuatu), lalu dengan hebat Ciu Pek Thong membarengi dua serangan susulan dengan "Heng Sie Cauw Jiok" (Mayat Berjalan), dan To Heng Gek Sie" (Jalan Jungkir Balik).
JILID 3 DIJURUS terakhir itu, yaitu "To Heng Cok Sie" Ciu Pek Thong telah melancarkan serangan dengan hebat sekali, tubuhnya seperti ber gerak-gerak sempoyongan seperti
ingin rubuh, lagaknya itu seperti orang pemabokan dan kedua tangannya melancarkan serangan kesebelas jalan
darah lawannya. Keruan saja Tiat To Hoat-ong jadi mengeluarkan
seruan kaget dan berusaha untuk menangkis dengan
tabasan tangannya. Walaupun dia menabas dengan mempergunakan
tangannya tetapi gerakannya itu seperti juga gerakannya menabas dengan gerakan ilmu golok nya yang tangguh
dan hebat sekali, angin serangannya berkesiuran lambat, tetapi dahsyat luar biasa.
Ciu Pek Thong mengeluh sendiri, jika dia meneruskan
serangannya, memang. Loo Boan Tong bisa menghantam
telak jalan darah Bian-kie-hiat sipendeta asing itu, tetapi dirinya sendiri tidak akan lolos dari tabasan yang
mematikan pendeta tersebut.
Dengan mendongkol Ciu Pek Thong telah menarik
pulang serangannya, dia melompat mundur.
Tiat-To Hoat ong yang telah menyaksikan hebatnya
sikakek tua yang dipanggilnya sebagai si-"monyet" itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak mengejarnya, dia berdiri tegak sambil mendelik
mengawasi lawannya itu. "Katakan, siapa kau sesungguhnya ! Apakah adik
seperguruanku. dibinasakan oleh kau". Jika bukan siapa pembunuhnya ?". tegur pendeta asing itu dengan murka.
Ciu Pek Thong memiliki sifat yang kekanakan dan
gemar sekali bergurau, walaupun tengah menghadapi
lawan berat, seperti Tiat To Hoat-ong. Ciu Pek Thong
masih sempat berjenaka. "Jika aku yang membunuhnya, apa yang kau inginkan
" Kalau bukan, apa yang kau kehendaki ". tanyanya
sambil nyengir mentertawai sipendeta asing, membuat Tiat To Hoat-ong merasakan dadanya seperti mau meledak.
"Baiklah, kalau kau tidak, mau membuka mulut itupun
tidak menjadi soal. Biarlah aku kirim kau menemui adik seperguruanku dulu."
"Mungkin juga engkau sendiri yang akan
menengokinya ke Imkan (neraka) !" mengejek Ciu Pek Tong, "Bukankah engkau tengah mencarinya"
Tentu saja kemarahan yang bergolak didada pendeta
tidak terkiraan. Dengan murka dia telah melompat dan
melancarkan serangan dengan kedua tangan yang
diputar kekuatan tenaga serangannya itu sama beratnya seperti runtuhnya gunung.
Tetapi Ciu Pek Thong tidak takut, diapun tidak
mengelakkan diri melihat serangan yang hebat seperti
itu, bahkan dia memusatkan tenaga nya, untuk mencoba
kembali sampai di mana ke kuatan pendeta asing itu.
Tangan mereka saling bentur, tubuh mereka
bergoyang-goyang, tenaga mereka yang saling bentur
itu merupakan tenaga benturan yang luar biasa sekali,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan keduanya diam bagaikan patung, dengan sepasang
matanya terpentang lebar-lebar.
Ciu Pek Tbong memang nakal, jiwanya jenaka,
sesungguhnya dia ingin mengeluarkan ejekan pula
tetapi disebabkan tenaga menindih dari Tiat To Hoat-ong luar biasa kuatnya, membuat Ciu Pek Thong tidak bisa
berkata-kata, sebab jika dia bicara berarti pemusatan tenaganya akan ter pecah dan dirinya bisa tergempur
oleh tenaga lawannya. Karena tidak bisa memaki dan
memperolok-olok pendeta asing itu, hati Ciu Pek Thong jadi gatal sendirinya, dan akhirnya dia hanya bisa
mengejek, lawannya dengan mendeliki mata


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyipitkan, melirik kekiri dan kekanan dengan
memperlihatkan mimik muka yang membadut.
Keruan Tiat To Hoat-ong tambah murka, dadanya
bergelombang turun naik karena menahan kemurkaan
yang seperti ingin meledakkan dadanya itu. Dengan
bergelombang dia telah menambah tenaga menindihnya
semakin lama semakin kuat.
Ciu Pek Thong juga telah mengerahkan seluruh
kekuatan tenaga dalamnya, dia telah memusatkan
lwekangnya dikedua lengannya, dan berusaha untuk
menolak tenaga menindih dari sipendeta asing. Keduanya berdiri berhadapan seperti patung dengan kedua tangan mereka saling menempel satu dengan lainnya. Dari
tubuh dan kepala kedua jago tersebut telah mengepul
semacam uap tipis. Kun HONG YANG MENYAKSIKAN jalannya pertemPURAN
TERSEBUT JADI tergoncang batinnya. Itulah pertempuran yang terdasyat yang baru pernah disaksikan seumur
hidupnya. P U N C A K Siauw-hong yang merupakan rangkaian
gunung-gunung disekitar pegunungan Thian-san : di
mana letak puncak Siauw-hong berada disebelah barat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
daya dari pegunungan Thian san. Walaupun tidak
setinggi puncak-puncak Bie hong dan Sian-hong, tetapi puncak-puncak Bie-hong-pun menembusi mega serta
tinggi sekali, tidak mudah didaki oleh manusia. Disamping itu, udara disekitar puncak Siauw-hong dingin luar biasa dengan salju yang tebal membeku menutupi sebagian
puncak itu, yang tidak pernah mencair sepanjang jaman.
Disamping salju yang membeku sepanjang jaman itu,
juga Siauw-hong memiliki lembah dan jurang yang
banyak jumlahnya, disamping keadaan alamnya yang
masih buas dan liar sehingga sangat berbahaya sekali bagi orang-orang yang tidak memiliki kepandaian apa-apa.
Bahkan penduduk, kampung Siauw-wie cung yang
terletak dikaki gunung Thian san sebelah utara, yang
umumnya memiliki pencaharian sebagai pemburu dan
pencari kayu bakar, tidak berani mendatangi Siauw Hong Terlalu dekat, mereka hanya berani mencari kayu bakar dikaki SiaUW hong, sedangkan pemburunya hanya berani
sampai dilamping gunung itu tidak berani mereka
memburu sampai dipuncak Siauw hong.
Mereka menyadari bahaya dan buasnya alam dipuncak
Siauw hong akan menulikan pendengarannya, disamping
mengeluarkan darah dari telinga, hidung dan mata.
bahkan jika memaksakan diri bisa membawa kematian.
Belum juga perjalanan yang sulit, Untuk mendaki
puncak Siauw-hong diantara dinding-dinding jurang dan lembah yang curam sekali disamping sangat berbahaya.
ltulah sebabnya boleh dibilang disekitar Siauw hong
tidak pernah terlihat seorang manusiapun juga. Setiap hari disekitar Siauw-hong sepi dan sunyi sekali;
suasananya begitu tenang dan liar hanya diselingi, oleh suara binatang-binatang liar yang memang banyak
memenuhi ditempat itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pagi itu diantara kelenggangan yang ada, tiba-tiba
terdengar suara kepak-kepak sayap burung yang keras
sekali disertai oleh pekik yang nyaring, disusul terlihat disebelah selatan puncak Siauw hong me layang-layang
seekor burung rajawali, yang berukuran sangat besar
sekali. Burung itulah yang telah mengeluarkan suara,
memekik-mekik nyaring dan suara kepak-kepak yang
terdengar adalah suara sayapnya yang lebar yang
hampir selebar dua meter. Ukuran burung rajawali itu
luar biasa tetapi justru bentuk burung rajawali yang
agak luar biasa. Setiap kali dia terbang, dia menukik, dan kedua
sayapnya digerakkan. justru gerakannya itu dilakukan seperti juga seorang manusia yang tengah bersilat,
karena kedua kaki burung rajawali itu telah ber gerak-gerak dengan jurus-jurus ilmu silat.
Setelah berputar-putar sekian lama akhirnya burung
rajawali itu menukik dan menyambar cepat sekali
kebawah kearah sesuatu yang berwarna putih.
Ternyata yang diincar oleh burung rajawali itu tidak
lain dari seekor kelinci putih, yang telah berusaha berlari untuk mencari tempat persembunyian mengelakkan diri
dari sambaran burung rajawali. Namun gerakan yang
dilakukan oleh rajawali itu benar-benar luar biasa, dia menukik dengan kecepatan seperti kilat dan berbeda
dengan burung rajawali lainnya yang biasanya menyam-
bar mangsanya dengan secara menuju kesasaran nya,
tetapi burung rajawali tersebut tidak segera menerjang mangsanya hanya mengikuti dan melewati diatasnya,
dan disaat kelinci itu memutar tubuhnya untuk berlalu, dengan kecepatan yang seperti kilat, tahu-tahu tubuh
rajawali tersebut telah menerjang dan mencengkeram
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mangsa nya itu dan kelinci tersebut tak bisa melolos kan diri.
Dengan membawa mangsanya itu burung rajawali
tersebut telah terbang menuju keangkasa dan menuju
kepuncak Siauw hong yang tertinggi.
Ketika bagian kanan dari barat daya puncak Siauw-
hong burung rajawali tersebut telah mengeluarkan suara pekikan yang nyaring dan meluncur turun menuju
kesebuah lembah. Rajawali itu terbang semakin rendah
dan akhirnya ber henti dimuka sebuah rumah yang
sederhana namun bersih. "Ahhh, Tiauw-heng (Saudara Rajawali) telah kembali!"
terdengar suara seorang, wanita yang merdu dan lembut sekali. Anehnya wanita ia memanggil si rajawali dengan sebutan Tiauw heng yaitu saudara Rajawali, panggilan
yang agak luar biasa. Dari dalam rumah itu, siwanita yang ber kata-kata
tadi telah melompat keluar dan dia telah menerima
kelinci yang menjadi mangsa dari rajawali tersebut, dan sirajawali yang dipanggil dengan sebutan Tiauw-heng
itu, telah terbang ringan dan hinggap di sebuah batu
gunung yang ter letak disebelah kanan.
Pemandangan yang terdapat dilembah itu memang
agak luar biasa. disamping indah, juga keadaannya
tenang sekali. Pohon-Pohon bunga tampak memenuhi
sekitar lembah tersebut, disamping itu rumah yang
dibangun dengan cara sederhana itu terawat dengan
rapi dan bersih sekali. "Kojie, lihatlah !" berseru wanita yang ke luar dari
dalam rumah itu dengan suara yang riang, wajahnya
cantik luar biasa dengar kulit nya yang halus, sepasang mata yang indah, di samping itu senyum yang selalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghiasi bibir nya itu demikian menawan. Dialah Siauw Liong Lie !
"Tiauw-heng memang pandai mencari mangsa, kita
setiap hari tentu akan bersantap lezat" menyahuti suara lelaki dari dalam rumah.
"Liongjie, engkau harus memasakan Tiauw heng sayur
kelinci yang lezat".
Siauw Liong Lie tertawa riang, dia membawa kelinci
itu kebelakang. Dengan cepat dia telah melihat suaminya Yo Ko, tengah duduk mengasah pedangnya, sehingga
pedang itu berkilauan. "Lihatlah Kojie" kata Siauw Liong Lie sambil
mengacungkan kelinci yang diperoleh rajawali itu.
"Betapa besarnya kelinci ini".
Yo Ko mengangguk sambil tersenyum. "Untuk Tiauw-
heng kau harus memanggangnya yang wangi" katanya kemudian.
Siauw Liong Lie hanya mengangguk dan telah cepat-
cepat menuju kebelakang untuk mempersiapkan
masakannya. Sedangkan Yo Ko masih terus juga mengasah
pedangnya, hari ini dia mengenakan baju berkembang
yang dibuat oleh Siauw Liong Lie, tampaknya dia
bahagia sekali hidup berdampingan dengan isterinya
yang cantik jelita dan gagah ilmunya.
Yo Ko dan Siauw Liong Lie memang telah menetap
dilembah itu. Semula Yo Ko hendak mengajak Siauw
Liong Lie menetap di Giok Lie Hong yang terletak
dipuncak Hoasan, dimana dipuncak bidadari itu terdapat sebuah kuil kecil yang kosong, yang ingin dipergunakan oleh Yo Ko sebagai tempat tinggal mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi Siauw Liong Lie telah berpikir jauh, dia
berpandangan luas, maka Siauw Liong Lie yang telah
memberikan saran kepada suaminya agar tidak
mengambil tempat Giok Lie Hong sebagai tempat
pengasingan mereka, karena tempat itu sering didatangi oleh orang-orang yang bermaksud untuk sujud
bersembahyang di kuil. Belum lagi banyak orang-orang rimba persilatan yang
mengunjungi mereka untuk mengunjuk hormat, yang
berarti bagi mereka tidak akan dapat menikmati hidup
tenang selamanya. Akhirnya bersama Yo Ko, Siauw Liong Lie menjelajahi
beberapa buah gunung yang terdapat didaratan
Tionggoan bahkan tadinya mereka bermaksud untuk
melihat-melihat puncak Himalaya, yaitu Longmo Cunglo
yang terdapat di Himalaya namun terlalu dingin. Udara dingin memang tidak menjadi persoalan mereka, tetapi
justru yang mereka pikirkan adalah calon anak mereka
kelak jika mereka memiliki anak.
Dan setelah menjelajahi berbagai tempat sekian
lamanya, akhirnya Yo Ko dan Siauw Liong Lie merasa
cocok untuk menetap dilembah yang terletak dipuncak
Siauw-hong dari pegunungan Thiansan.
Dengan tenang mereka hidup bahagia ditempat
mereka yang baru itu, ditemani oleh Tiauw-heng itu,
yaitu sirajawali sakti, yang biasa disebut oleh orang-orang rimba persilatan dengan nama Sin Tiauw. Sin
Tiauw itulah yang setiap hari mencarikan makanan untuk suami isteri tersebut dan tidak jarang pula Siauw Liong Lie bergurau dengan rajawali tersebut, dengan cara
melatih ilmu silat dan Yo Ko hanya menyaksikan sambil tersenyum.
Tetapi dengan menetapnya mereka ditempat yang
seperti itu. Pasangan suami isteri tersebut dibantu oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Tiauw telah melatih diri terus, sehingga tanpa
mereka ketahui kepandaian dan tenaga dalam mereka
telah sempurna sekali. Telah dua tahun lebih Yoko dan Siauw Liong Lie
menetap dilembah tersebut. Dan mereka selalu melewati hari-hari dengan gembira dan bahagia.
Sejak berpisah dengan sahabat mereka di gunung
Hoa-san setelah menjengguk makam Ang Cit Kong dan
Auwyang Hong, serta mengambil selamat berpisah dengan Kwee Siang dimana telah bertemu juga Kak Wan Siansu yang kehilangan kitab mujijad Kui Im Cin Keng serta Kui Yang Cin Keng, yang dicuri oleh In Kek See dan Siauw Siang Cu, Yo Ko telah berhasil mengecap kemesraan berdua dengan isterinya.
Perpisahan selama enam belas tahun yang pernah
terjadi beberapa saat yang lalu, justru telah
menyebabkan Yo Ko maupun Siauw Liong Lie menyadari
bahwa cinta mereka merupakan cinta yang kekal dan
abadi, cinta yang tulus dan sejati.
Usia Yo Ko yang telah duduk sebagai See Kong dalam
urutan Ngo Ciat, telah mencapai hampir tiga puluh tiga tahun dan Siauw Liong Lie lebih tua beberapa tahun dari dia. Tetapi karena sejak kecil Siauw Liong Lie memang telah dididik oleh gurunya didalam kuburan mayat hidup, maka kecantikannya tetap utuh dan awet muda, terlebih lagi sekarang, disaat mana lwekangnya telah sempurna.
Sedangkan Yo Ko selama hidupnya, sejak sampai
akhirnya menikah dengan Siauw Liong Lie, selalu
menghadapi urusan-urusan yang mendukakan hatinya,
walaupun tetap tampan luar biasa tetapi tampaknya
telah dewasa sekali. Jika dilihat selintas mereka tampak berimbang usia
maupun ketampanan dan kecantikan mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mengenai Wajah Yo Ko yang tampan itu tidak perlu
dikatakan lagi karena Kwee Siang selalu memimpikan Yo Ko (Telah diceritakan dalam kisah Membunuh Naga, jilid 1, 2 dan 3) dan memang Yo Ko memiliki lwekang yang
telah mencapai puncak kesempurnaannya, sehingga
disamping awet muda, kulit mukanya itu bersih dan
bercahaya gemilang. Seperti diketahui jika seseorang melatih lwekang
(tenaga dalam) yang berpusat dipusar maka jika hawa
murni di Tantian telah naik sampai keotak, maka baik
umur maupun kesehatan bisa ditentukan dan
diperintahkan oleh orang yang bersangkutan, (Mirip juga dengan latihan Yoga yang telah sempurna, dapat menentukan usia dan otot-otot diseluruh tubuh dapat
diperintahkan) Begitu pula Yo Ko, walaupun usianya telah tiga puluh
tahun lebih, tetapi raut wajahnya sepertl seorang
pemuda yang berusia dua puluh tahun.
Penghidupan yang tenang, jauh dari keramaian yang
m e m u s i n g k a n kepala, dan juga hidup tenteram babagia disamping isterinya yang cantik, namun Yo Ko
manusia juga. Akhirnya timbul rindunya kepada Kwee
Ceng, Oey Yok Su, Ciu Pek Thong, Oey Yong, Kwee
Siang dan sahabat-sahabat lainnya.
Walaupun bagaimana memang kenyataan-nya Yo Ko
akhirnya tidak bisa menahan keinginannya itu, tidak
berhasil melenyapkan rindunya dia semalam telah
menyampaikan hasratnya kepada Siauw Liong Lie, untuk
turun gunung selama tiga bulan, guna mencari sahabat-
sahabatnya itu. Dan Siauw Liong Lie lebih suka
menyendiri, tetapi setelah menikah dengan Yo Ko
dengan sendirinya sifat dan wataknya jadi berobah ba-
nyak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini selain periang, Siauw Liong Lie pun lincah
walaupun belum lenyap sifat-sifatnya yang dingin jika tengah menghadapi urusan yang rumit dan penting.
Mendengar Yo Ko ingin mengunjungi sahabat-
sahabatnya itu, Siauw Liong Lie jadi girang sekali.
Dia telah bersyukur bahwa suaminya bermaksud
mengajak dia. "Tentu aku bisa menyaksikan keramaian lagi" kata nyonya Yo itu sambil tersenyum,
Dan itulah sebabnya hari itu Yo Ko, sibuk mengasah
pedang, milik Siauw Liong Lie; Sedangkan golok
pusakanya telah diasahnya malam tadi.
Mereka telah ber siap-siap untuk berangkati pagi ini, tetapi Siauw Liong Lie tiba-tiba sekali telah sakit. Sejak fajar dia telah muntah-muntah dan perut maupun
pinggangnya sakit Dia memberitahukan Yo Ko, sehingga
suaminya itu membatalkan keberangkatan mereka dan
menganjurkan isterinya untuk beristirahat.
Disaat Siauw Liong Lie tengah rebah dipembaringan,
Sin Tiauw justeru telah pergi memburu mangsa, untuk
santapan sahabat-sahabatnya itu, pasangan suami isteri tersebut, yang telah memper lakukan mereka sebagai
sahabat. Disaat Sin Tiauw kembali dengan kelinci buruannya
itu, justeru Siauw Liong Lie telah sembuh dari sakitnya, pinggangnya sudah TIDAK SAKIT LAGI, DAN dia bisa
mengerjakan masakan UNTUK suaminya DAN Sin Tiauw.
Tetapi, selama didapur, mukanya sebentar-sebentar
berobah merah, karena sebagai seorang ahli lwekhe.
segera dia telah mengetahui bahwa penyakit yang tadi
menyerangnya bukan penyakit sembarangan, melainkan
gejala-gejala bahwa dia telah hamil.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Justeru untuk memberitahukan kepada suami nya dia
merasa malu, walauoun ditempat tersebut hanya mereka
berdua. Dan Siauw Liong Lie bermaksud
memberitahukan suaminya nanti malam,
Tetapi ketika Siauw Liong Lie tengah menyelesaikan
masakannya, tiba-tiba dia mendengar samar-samar
suara siulan yang cukup panjang.
Muka Siauw Liong Lie berobah, saat itu Yo Ko telah
mendatangi dan bertanya kepada isterinya. "Liongjie,
kau dengar siulan itu?" Isteri tersebut mengangguk.
"Dua tahun lebih kita menetap ditempat ini. belum pernah didatangi orang, tetapi suara orang bersiul itu .....
jelas yang bersiul merupakan orang yang memiliki lwekang sangat tinggi dan sempurna!"
,Ya..... sapakah dia?" mengumam Siauw Liong Lie.
"Hmmmm .....apakah mungkin salah seorang sahabat
lama ?" menggumam Yo Ko.
"tetapi suara siulan itu aneh dan belum pernah kita
dengar, Kojie kau harus hati-hati nanti tidak mungkin sahabat lama yang datang...!"


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yo Ko tersenyum, dia mendekati isterinya dan
mencekal tangan Siauw Liong Lie dengan lembut dan
mesra sekali. Muka Siauw Liong Lie jadi berobah merah, dia telah
menunduk dalam-dalam dengan sikap kemalu-maluan,
tanpa mengucapkan sepatah katapun juga.
Yo Ko jadi heran melihat sikap isterinya seperti itu, belum pernah Siauw Liong Lie membawakan sikap
seperti itu. "Liongjie, apakah ada sesuatu... ?" tanya Yo Ko halus sambil mengusap-usap lembut tangan isterinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw Liong Lie mengangkat kepalanya menatap
suaminya mesra sekali. "Kojie, kau harus dapat menjaga diri dengan baik,
karena karena.. ." suara Siauw Liong Lie semakin lama semakin perlahan, dan akhirnya tidak terdengar, dan
juga Siauw Liong Lie telah menunduk lagi.
"Karena...apa Liongjie?" Tanya Yo Ko jadi heran
melihat sikap isterinya tersebut.
"Karena...." dan Siauw Liong Lie menubruk memeluk Yo Ko, kemudian sambil tertawa dengan pipi yang
merah, dia telah meneruskan perkataannya: "Mari
kubisiki." Yo Ko mendekati telinganya kebibir isteri nya dan
Siauw Liong Lie telah membisikan beberapa patah kata.
Muka Yo Ko berobah menjadi berseri-seri. dia berseru
girang dan melompat-lompat dengan riang. "Hus ! Anak
edan !" bentak Siauw Liong Lie sambil tersenyum.
"Apakah kau tidak malu jika didengar orang ?"
Yo Ko masih melompat-lompat sesaat lamanya lagi,
setelah itu dia lagi menyahuti,
"Malu" Bukankah disini hanya kita berdua" Malu
kepada siapa?" Muka Siauw Liong Lie telak berobah merah lagi,
diapun baru teringat bahwa mereka memang hanya
berdua. Muka Siauw Liong Lie jadi bertambah merah
karena malu waktu Yo Ko mengawasi saja perutnya.
"Sudahlah kau lihat siapa yang datang itu!" Siauw Liong Lie memperingati suaminya. Tetapi baru berkata
sampai disitu Siauw Liong Lie jadi kaget sendirinya,
karena tiba-tiba dia mencium kan sesuatu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Akhh!" berseru Siauw Liong Lie. Daging panggangku hangus" dan ketika dia menoleh, benar saja daging kelinci yang tengah dipanggangnya itu telah hangus
separuh. Disaat itu, waktu Siauw Liong Lie ingin menyesali
suaminya, justru telah terdengar lagi suara siulan itu yang panjang dan didengar dari kerasnya suara siulan
itu, tentu orang yang bersiul itu telah berada dekat
sekali dengan rumah mereka, setidak-tidaknya telah
berada disekitar daerah tersebut.
"Liongjie kau baik-baik rawat diri, jangan bekerja terlalu capai, setelah, memanggang daging kelinci itu, pergilah kau tidur, biarlah aku yang melihat keluar...!"
kata Yo Ko dengan perasaan menyayang sekali.
"Anak sinting mana mungkin siang-siang tidur!"
mengomel Siauw Liong Lie. Tetapi hatinya bahagia
bukan main, sangat bersyukur, karena memang dia
bahagia sekali mempunyai suami seperti Yo Ko.
Justeru Yo Ko sendiri setelah dia mengetahui dia akan segera menjadi calon ayah dia girang luar biasa.
Dengan, gerakan yang lincah dia telah melompat
keluar. Disaat itu Yo Ko melihat Sin Tiauw sudah tidak berada ditempatnya. Dikejauhan terdengar suara
pekikan Sin Tiauw. Bagaikan terbang Yo Ko telah berlari meng hampiri
kearah suara pekikan itu lengan baju kanannya yang
kosong melampaui lambaian tertiup angin.
Seperti diketahui lengan kanan Yo Ko telah tertabas
buntung akibat tingkah dan ulah Kwee Hu, puteri Kwee
Ceng. Setelah berlari-lari sekian lama, Sin Tiauw Taihiap tiba dibalik mulut lembah, dia melihat diangkasa Sin Tiauw
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tengah terbang melayang tidak hentinya mengeluarkan
suara pekikan. Rupanya tadi Sin Tiauw juga telah
mendengar suara siulan itu, dan segera terbang
ketengah udara untuk melihat siapakah yang telah
datang itu, sitamu yang tidak diundang.
Yo Ko tiba ditempat itu segera dapat melihat jelas
tamunya. Ternyata orang tersebut hanya seorang diri,
memakai pakaian bulu yang tebal untuk mencegah hawa
udara yang dingin, memelihara kumis yang panjang dan
mukanya berbentuk segi tiga, sinar matanya agak licik.
Melihat Yo Ko, orang itu telah cepat-cepat
menghampiri, dia menjatuhkan dirinya ditanah Berlutut dihadapan Yo Ko.
"Sin Tiauw Taihiap Locianpwe.. boanpwe menghunjuk
hormat ..!" kata orang itu, yang membahasakan Yo Ko dengan sebutan Locianwe (yang tingkatan tua) dan
membahasakan dirinya sendiri dengan sebutan Boanpwe,
tingkatan muda. Boanpwe Liang Ie Tu membawa titipan
pesan untuk locianpwe".
Yo Ko mengawasi tamu tidak diundang tersebut
dengan sorot mata yang tajam, sepasang alisnya agak
mengkerut, karena tidak senang dia melihat bentuk
muka orang itu yang amat licik.
"Siapa yang telah menitipkan pesan untukku "
Mengapa kau mengetahui bahwa aku menetap disini ?"
tegur Yo Ko sambil memandang penuh kecurigaan ,
Orang itu telah cepat-cepat mengangguk-anggukkan
kepalanya. Dia juga telah berkata setelah memberi
hormat begitu. "Sesungguhnya Boanpwe memang
lancang telah datang kemari tanpa meminta ijin dari Sin Tiauw Taihiap Locianpwe, tetapi karena dalam keadaan
terdesak, maka terpaksa Boan pwe harus melakukan
perbuatan lancang seperti ini, yang layak dihukum" dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setelah berkata begitu, Liang Ie Tu telah merogoh
sakunya mengeluarkan sepucuk surat, yang diberikan
kepada Yo Ko dengan sikap yang menghormat sekali,
disusuli kata-katanya. "lt Teng Taisu Locianpwe telah perintahkan Boanpwe untuk menyampaikan suratnya ini
kepada Sin Tiauw Taihiap Locianpwe.. ".
Yo Ko menyambuti surat itu, hatinya terkejut sekali
setelah mengetahui bahwa surat tersebut adalah kiriman It Teng Taisu. Cepat-Cepat dia telah membacanya, bunyi surat itu lebih mengejutkan Yo Ko, antara lain berbunyi : Yo Hiante (adik)
Sebetulnya lolap bermaksud datang sendiri untuk
menjumpai kalian suami isteri, namun berhubung
timbulnya urusan yang demikian tiba-tiba, terpaksa lolap harus memecahkan perhatian dan hanya bisa
mengirimkan berita melalui sepucuk surat ini. Bagaimana keadaan kalian " Tentu baik-baik saja bukan". Maksud
sesungguhnya suatu peristiwa aneh yang akhir-akhir ini telah terjadi didalam rimba persilatan. Selama tiga tahun kita telah berpisah, sesungguhnya bukanlah waktu yang terlalu lama, namun dalam tiga tahun itu justeru didalam rimba persilatan muncul urusan-urusan yang aneh-aneh
luar biasa. Sedangkan saudara Kwee Ceng dan Kwee Hu
jin (Oey Yong), telah ikut membantu lolap untuk
menyingkap tabir rahasia yang tengah terjadi ini.
Sesungguhnya Lolap mau menceritakan panjang lebar
urusan itu, namun lolap kuatir jika surat ini jatuh
ketangan yang tidak berkepentingan, akan menimbulkan
urusan yang jauh lebih hebat lagi. Biarlah kelak Lolap akan menceriterakannya langsung kepada Yo Hiante.
Maka jika memang Yo Hiante dan Yo Hujin tidak
keberatan, Lolap menantikan kedatangan Yo Hiante di
Hoasan, dimakam saudara Ang Cit Kong dan Auwyang
Hong, tepat ditanggal Cit Gwee Cesah ( bulan tujuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanggal tiga ) dimana sahabat-sahabat lain-lain-nya juga akan berkumpul. Kami menantikan kedatangan Yo Hiante, salam kepada Yo-Hujin.
Dan surat tersebut telah ditanda tangani oleh It Teng Siansu pendekar Lam Ceng, pendekar dari selatan.
YO KO MEMANG mengenali tulisan It Teng Taisu, begitu pula tanda tangannya, tidak mungkin surat itu surat palsu
Tetapi yang membuat Yo Ko tidak mengerti justeru
mengapa It Teng Taisu menitipkan suratnya tersebut
kepada seorang manusia bermuka licik seperti itu yang mengaku bernada Liang IE Tu.
Ada hubungan apakah antara Liang Ie Tu dengan It
Teng Taisu ". Sebelumnya Yo Ko belum pernah bertemu
dengan orang she Liang ter sebut "
"Masih ada sangkutan apa antara Liang-heng dengan
It Teng Taisu ?" tanya Yo Ko sambil melipat surat itu dan memasukan kedalam saku
Liang It Tu masih berlutut, cepat sekali dia menyahut :
"It Teng Taisu pernah paman dengan Boanpwe. dan
menurut pesan yang diberikan oleh It Teng Taisu
locianpwe, bahwa urusan yang sekarang muncul ini
merupakan urusan yang luar biasa sekali, urusan yang
membingungkan..." "Urusan luar biasa dan membingungkan : Urusan
apakah itu ?" "It Teng Locianpwee tidak menjelaskan, hanya
meminta kepada boanpwe secepatnya menyampaikan
surat tersebut kepada Yo Locianpwe tempat berdiamnya
Yo Locianpwe juga diberitahukan oleh It Teng
Locianpwe." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Ko mengangguk, setidak-tidaknya dia merasa tidak
enak hati jika membiarkan orang bermuka licik itu tetap berlutut, maka diperintahkannya Liang Ie Tu berdiri.
"Dari sini Liangheng bermaksud pergi kemana lagi ?"
tanya Yo Ko kemudian. "Boanpwe telah melakukan perjalanan tidak hentinya
selama setengah bulan, maka jika Locianpwe tidak
berkeberatan, disaat tugas yang diberikan It Teng
Locianpwe berhasil boanpwe laksanakan dengan baik,
maka boanpwe meminta ijin Locianpwe untuk bermalam
disini !" Yo Ko jadi mengerutkan alisnya, tetapi setelah ragu-
ragu sejenak, tidak dapat dia menolak atas keinginannya Liarg Ie Tu bukankah orang she Liang itu utusan It Teng Taisu, dan masih pernah keponakan pula dengan Lam
Ceng tersebut " "Baiklah, tetapi maafkan tempat kami buruk sekali..."
kata Yo Ko sambil mengangguk.
Liang Ie Tu tampak gembira sekali, dia menyatakan
terima kasihnya, berulang kali
Yo Ko mengajak Liang Ie Tu kerumahnya,
diperkenalkan kepada Siauw Liong Lie. isterinya.
Sama halnya dengan Yo Ko, malam itu ketika berada
dikamar mereka, Siauw Liong Lie menyampaikan
perasaan tidak senangnya melihat lelaki bermuka licik itu, walaupun bagaimana wajah Liang Ie Tu
memancarkan kelicikan yang tidak menyenangkan sekali.
"Biarlah, hanya malam ini saja, besok kita bisa
memintanya untuk meninggalkan tempat ini, dengan
alasan kitapun akan segera berangkat untuk memenuhi
undangan It Teng Taisu".
Siauw Liong Lie hanya mengangguk saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi diluar dugaan mereka tepat menjelang tengah
malam, Liang Ie Tu yang diberi kamar dibelakang rumah mereka, telah turun dari pembaringan, dengan hati-hati dia telah berjingkat kepintu dan memasang
pendengarannya baik-baik. Sunyi dan sepi sekali .
Dengan hati-hati sekali, Liang Ie Tu membuka daun
pintu dan melangkah keluar. Dia berada di pekarangan
belakang rumah Yo Ko, dengan hati-hati Liang Ie Tu
melompat kebalik batu gunung-gunungan yang terdapat
disitu, dia bersembunyi agak lama ditempat tersebut.
sampai akhirnya setelah melihat keadaan aman, orang
she Liang tersebut keluar dari tempat persembunyiannya itu. Diawasinya keadaan disekitar tempat itu, dan
tampaknya dia tidak memperoleh apa yang
diinginkannya. Maka dia telah melangkah lagi dan terus menghampiri keruang tengah rumah tersebut, keadaan
sepi, Yo Ko dan Siauw Liong Lie tidak dilihatnya. Orang she Liang itu dengan berhati-hati sekali t e l a h menuju kepintu ruang tengah. Dia membuka sedikit dan mengintai. Sunyi dan sepi, tidak ada siapapun diruang dalam.
Dia kemudian memasuki ruang dalam. Dilihatnya
sebatang pedang dan sebatang golok ter gantung
didinding matanya bersinar, Namun dia tidak segera
mengambil kedua benda itu, melainkan telah
mengeluarkan semacam bungkusan kecil dari sakunya,
dia mendekati pintu kamar Yo Ko. berjongkok disitu
dengan hati-hati sekali dia membakar bungkusan kecil
itu asap segera memenuhi ruangan. Itulah dupa tidur
yang bisa membuat seseorang yang menyedotnya akan
tidur dengan nyenyak. Setelah menanti sekian lama dan yakin bahwa dupa
tidur itu telah memasuki kamar Yo KO maka Liang Ie Tu baru mendekati golok dan pedang yang tergantung
didinding. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diulurkan tangannya untuk mengambil kedua benda
itu, dengan wajah yang berseri-seri dan mulut
tersungging senyuman licik.
Namun belum lagi tangannya semua menyentuh kedua
benda itu, justeru tahu-tahu Liang Ie Tu merasakan
punggungnya seperti dijambak keras sekali oleh sesuatu.
Belum lenyap kagetnya dan belum lagi mengetahui
apa yang terjadi, justru disaat itu tubuhnya telah
terangkat keatas dan terbanting di-lantai, sehingga
Liang Ie Tu menjerit kesakitan punggungnya dirasakan
pecah dan matanya berkunang-kunang.
Dengan memaksakan diri dia merayap untuk bangun,
disaat itupun dia melihat seseorang berdiri didekatnya, seorang lelaki bermuka tampan, dengan mata yang
bersinar tajam penuh kejengkelan dan dengan lengan
baju sebelah kanan berkibar-kibar lemas karena tidak
ada lengannya. "Sin Tiauw Taihiap........" mengeluh Liang Ie Tu dengan suara putus asa.
Dan Liang Ie Tu jadi mengeluh lagi waktu melihat
dipintu berdiri seorang wanita cantik, yang tengah menatap kearahnya dengan wajah yang dingin sekali. Wanita itu tidak lain dari Yo Hujin Siauw Liong Lie.
Tanpa berpikir lagi. Liang Ie Tu telah ber lutut
menganggukkan kepalanya sampai kening nya
menghantam lantai berulang kali, menimbulkan suara
yang beledak-beleduk. Dan orang she Liang itupun telah menangis sambil sesambatan karena ketakutan sekali :
"Ampun, ampunilah hamba, Sin Tiauw Taihiap dengan
memandang It Teng Locianpwe suka mengampuni
jiwaku yang tidak berharga ini"
Yo Ko yang sejak tadi hanya mengawasi dengan sorot
mata yang dingin telah mendengus.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmmm, memang sejak semula aku telah mencurigai
kau bukan sebangsa manusia baik-baik" katanya dengan suara yang tawar.
"Ternyata kedatanganmu hanya untuk mencuri
senjata kami berdua! Kini bicaralah terus terang, sekali saja kau berdusta, jangan harap bisa lolos dari tangan kami!"
Liang Ie Tu mengiakan berulang kali, diam-diam dia
mendongkol juga, karena dia telah memasang dupa tidur di muka pintu kamar tidur Yo Ko dan Siauw Liong Lie
tetapi kenyataannya Yo Ko dan Siauw Liong Lie telah
keluar dari jendela dan mengambil jalan memutar tahu-
tahu telah berada dibelakang pintu ruang dalam.
,Siapa yang perintahkan kau datang kemari" Dan
mengapa surat It Teng Taisu bisa jatuh ketanganmu?"
tanya Yo Ko dengan suara yang dingin.
"Boanpwe berani bersumpah surat itu benar surat It
Teng Taisu ..." Kata Liang Ie Tu dengan menganggukkan kepalanya dalam keadaan berlutut seperti itu.
"Hemmm, akupun mengetahui bahwa surat itu
memang surat It Teng Taisu. Tetapi mengapa bisa
terjatuh ditanganmu ?" tanya Yo Ko lagi.
"Bukankah kemarin sore boanpwe telah menceritakan
bahwa boanpwe pernah paman dengan It Teng
Locianpwe" menyahuti orang she Liang itu.
"Jangan kau bicara dusta, belum pernah aku
mendengar It Teng Taisu menyebut perihal diri mu", kata Yo Ko bengis.


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sungguh, memang boanpwe pernah paman dengan It
Teng Taisu dan surat itupun It Teng Locianpwe yang
berikan, meminta agar boanpwe menyampaikannya
kepada Yo Locianpwe......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berkeras Liang Ie Tu dengan suara yang perlahan,
tampaknya dia ketakutan sekali.
Yo Ko telah maju akan mengorek terus keterangan
dari orang she Liang itu, karena dia penasaran bukan
main menghadapi urusan hari ini. Tetapi disaat itu,
Siauw Liong Lie, merasakan pinggangnya sakit kembali, kepalanya pening dan matanya ber kunang-kunang,
perutnya mual seperti ingin muntah dan mukanya pucat
pias, dia telah menyender ditiang pintu sambil
memegangi kepalanya. "Kojie........usirlah orang itu !" katanya dengan suara yang agak tergetar.
Yo Ko terkejut melihat keadaan isterinya, dengan
cepat dia telah menjambret dan mencekal punggung
Liang Ie Tu, dengan cepat sekali dia mengangkat tubuh orang she Liang itu, dan melontarkan kedepan.
Walaupun hanya mempergunakan tangan kirinya, tetapi
tenaga melempar Yo Ko hebat luar biasa. Bukankah
Kaisar Mangu terbinasa akibat timpukan batu oleh Yo Ko yang mempergunakan tangan kirinya juga, dengan ilmu
"Tan Cie Sin Thong ?" Maka dari itu bisa dibayangkan.
betapa hebat dan kerasnya lemparan Yo Ko terhadap
Liang Ie Tu, lebih-lebih Yo Ko tengah dalam keadaan
kuatir dan gusar melihat isterinya yang mendadak pucat pias seperti itu.
Tubuh Liang Ie Tu yang terlempar belasan tombak itu,
telah terbanting keras. Tetapi setelah mengeluarkan suara seruan kesakitan,
tanpa berani menoleh, lagi dia telah pentang kaki untuk kabur secepatnya.
Tetapi baru berlari belasan langkah, tahu-tahu dari
atas menyambar bayangan hitam yang sangat besar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahu-tahu tubuh Liang Ie Tu telah melayang dan
kemudian meluncur jatuh lagi.
Rupanya Sin Tiauw pun mengetahui bahwa Liang Ie
Tu bukan sebangsa rnanusia baik-baik,. tadi dia yang
menyambar dengan, cengkeramannya dan membawa
terbang yang cukup tinggi, lalu melepaskannya kembali.
Semangat Liang Ie Tu seperti terbang meninggalkan
raganya tanpa berani bersuara dia telah melarikan diri secepat mungkin karena takut tersiksa lagi.
Yo Ko telah cepat-cepat menghampiri Siauw Liong Lie,
menanyakan dengan halus apa yang dirasakan oleh
isterinya tersebut. Setelah mendengar bahwa isterinya mabuk, dan pinggangnya yang sakit, Yo Ko cepat-cepat mengangkat, isterinya dan dibawa kekamarnya lalu
merebahkan isteri nya dipembaringan dengan penuh
kasih sayang. Dengan kuatir sekali Yo Ko duduk menunggui Siauw
Liong Lie. Dilihatnya berangsur-angsur wajah" isterinya memerah kembali dan Siauw Liong Lie pun telah dapat
tersenyum lagi. "Itulah gangguan anak kita yang nakal...." kata Siauw Liong Lie dengan manja.
Yo Ko mengusap-usap kening isterinya dengan tangan
tunggal kirinya, mereka bahagia sekali.
Tetapi ketika Yo Ko rebah dipembaringan dan Siauw
Liong Lie telah tertidur nyenyak, kembali pikiran Yo Ko jadi melayang-melayang diliputi kekuatiran terhadap It Teng Taisu.
Sesungguhnya peristiwa hebat apakah yang telah
terjadi " Dan mengapa surat It Teng Taisu bisa terjatuh ketangan orang she Liang ini" Siapakah orang she Liang itu yang mengakui dirinya pernah paman dengan It Teng Taisu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bermacam-macam pertanyaan. meng aduk-aduk, dalam
hati dan otak Yo Ko dan Pendekar berlengan tunggal
yang sakti itu telah memutuskan besok untuk berangkat ke Hoa San untuk melihat sesungguhnya urusan apakah
yang telah terjadi dan melanda dunia persilatan, Setelah mengambil keputusan seperti itu, barulah Yo Ko dapat
memejamkan matanya dan tidur.
Keesokan harinya. Setelah mempersiapkan keperluan
dalam perjalanan, Yo Ko dan Siauw Liong Lie turun
gunung, meninggalkan puncak Siauw-hong untuk menuju
Hoa aan memenuhi undangan It Teng Taisu.
Sedangkan Sin Tauw ikut bersama mereka, terbang
ditengah udara, dengan sekali mengeluar kan suara
pekikkan yang nyaring. Setelah melakukan perjalanan hampir sepuluh hari
lamanya, suatu sore m e r e k a tiba
dimuka perkampungan Lu-yang cung. Waktu itu baru
saja Yo Ko ingin memberitahukan Siauw Liong Lie bahwa mereka akan bermalam di-kampung tersebut, karena
Siauw Liong Lie tengah berisi, jelas tidak boleh terlalu letih dan harus Banyak istirahat, Tetapi belum saja Yo-Ko membuka mulut, justeru Sin Tiauw yang berada diatas
mereka telah memekik dan terbang cepat sekali kearah
depan. Yo Ko, Siauw Liong Lie beran sekali melihat sikap Sin Tiauw mereka menduga tentu ada urusan sesuatu yang
luar biasa. Lama juga menanti, akhirnya pasangan suami isteri itu tidak dapat menahan hati lagi dan mengejar kearah mana tadi Sin Tiauw terbang.
Disaat mereka tiba didekat tanah datar yang tidak jauh dari tempat mereka berada tampak dua sosok tubuh yang tengah berdiri kaku berhadapan saling mengadu
kekuatan tenaga dalam kelas tinggi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan yang membuat mereka lebih terkejut justru salah
seorang diantara kedua orang itu adalah Loo Boan Tong, sedangkan seorang lainnya, seorang berpakaian pendeta Mongolia yang mengingatkan suami isteri itu kepada Kim Lun Hoat Ong.
Disamping gelanggang pertempuran itu tampak
seorang pemuda pelajar tengah menyaksikan jalannya
pertarungan tenaga dalam kelas satu itu dengan mata
terpentang lebar-lebar memancarkan ketakjubannya.
Yoko dan Siauw Liong Lie tidak mengenal pemuda
pelajar itu. Tetapi tampak Ciu Pek Thong telah mulai kewalahan
menahan tenaga dalam dari lawannya sepasang kakinya
telah melesak kedalam tanah sedalam empat cun karena
terlampau kuatnya dia menahan sanggahan dari tindihan tenaga dalam pendeta mongolia itu.
"Liongjie, kau tunggu disini, biar kubereskan dulu
urusan Ciu Toako.. !" kata Yo Ko.
Siauw Liang-Lie mengangguk, dan Yo Ko secepat
terbang telah melompat ketengah gelanggang,
sedangkan mulutnya telah berteriak nyaring : "Loo Boan Thong, jangan takut, aku akan membereskan imam ini !"
Ciu Pek Thong kaget bercampur girang. Kaget karena
sahabatnya yang sakti itu bisa muncul disitu secara
kebetulan, girang karena dengan kedatangan Yo Ko, Tiat To Hoat ong yang menjadi lawannya itu akan dibereskan dengan cepat.
Tetapi Ciu Pek Thong tidak bisa menyahuti karena
sekali saja dia membuka suara, berarti pecahlah
perjalanan tenaga dalamnya, yang tengah dikerahkan
mencapai puncaknya. Ciu Pek Thong hanya berdiam diri
saja. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saat itu Yo Ko secepat kilat telah menggerakkan
lengan kanan jubahnya yang "kosong" dan serangkum
angin yang luar biasa telah menyambar kearah Loo
Boan Tong dan Tiat To Hoat ong, kesudahannya hebat
sekali, karena baik Ciu Pek Thong maupun Tiat To Hoat ong keduanya telah terdorong mundur terpisah satu
dengan yang lainnya. Yang paling terkejut adalah Tiat To Hoat-ong. Dia bisa mengetahui betapa hebat dan luar biasanya tenaga
dalam Yo Ko yang sempurna karena tidak mudah
memisahkan doa tenaga raksasa yang tengah mengukur
kekuatan satu dengan yang lainnya.
Tetapi Yo Ko justru dengan hanya sekali mengibas
saja, dia telah berhasil membuat kedua orang itu terpisah.
Yo Ko mengawasi pendeta Mongolia itu. Kemudian dia
membungkukkan tubuhnya sedikit sambil tanyanya ;
"Jika aku yang bodoh Yo Ko tidak salah mata, Taisu tentu seorang Lhama dari Mongolia . . . . "
"Tepat!" berseru Tiat To Hoat ong dengan bengis.
matanya masih mengawasi lengan baju Yo Ko yang
kosong maka dia mengetahui, pemuda dihadapannya
yang tampaknya berusia muda sekali dan memiliki
kepandaian luar biasa disamping sangat tampan itu,
ternyata hanya memiliki tangan tunggal, karena tidak
memiliki tangan kanan, yang ternyata telah buntung.
Melihat cara pendeta itu menatap tangan kanan yang
buntung itu Yo Ko tidak tersinggung hanya dengan
tersenyum sabar dia telah menegur; "Peperangan telah
berakhir, pasukan tentara perang negeri Taisu telah
ditarik pulang oleh Kublai ke-Utara, mengapa Taisu
masih berkeliaran disini" Dilihat dari kepandaian yang Taisu miliki, jelas Taisu bukan orang sembarangan
dinegerimu, " Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat To Hoat-ong yang tengah murka, dan memang
tidak mengenal Yo Ko, telah mendengus, dia telah
mengawasi mendelik dan menunjuk kearah Loo Boan
Thong. Dia mencari mampus. Hudya telah bertanya secara
baik. apakah dia mengenal atau mengetahui dimana
adanya sute (adik seperguruan) Hudya yang bernama
Kim Lun Hoat-ong namun sungguh tidak tahu mati, dia
telah mempermain kan Hudya dengan olok-olokannya
yang tidak lucu". Mendengar Loo Boan Tong mempermainkan pendeta
Mongolia itu. dan melihat pendeta itu murka sekali, Yo Ko tak heran, justeru dia berpikir jika Loo Boan Tong tidak nakal, tentunya dia bukan Loo Boan Tong.
Tetapi yang membuat Yo Ko jadi terkejut, justru
pendeta Mongolia itu telah menyebut-nyebut Kim Lun
Hoat-ong sebagai adik seperguruannya, disamping itu
juga Yo Ko melihat kepandaian pendeta ini tidak boleh dibuat main-main. Maka sambil tersenyum Yo Ko telah
berkata. Taisu, sungguh malang nasib Kim Lun Hoat
ong, dia telah binasa karena dosanya yang terlalu melebihi takaran...!"
Muka Tiat To Hoat ong jadi berobah hebat, "Jadi
memang benar Kim Lun Hoat ong telah meninggal?"
tanyanya serak suaranya. Yo Ko mengangguk.
"Hmm, pendeta tak tahu malu!" memaki Loo Boan
Tong. "aku Loo Boan Tong seumurnya belum pernah
berdusta.... bukankah tadi aku telah bicara benar bahwa si bangsat gundul Kim Lun telah mampus" Dan juga,
mengapa tak hujan tak angin tahu-tahu engkau
memanggil aku si monyet" Siapa yang tidak membalas
dengan guyon pula. Jika engkau ingin menyusul Kim
Lun si gundul bangsat itu, pergilah ke Im Lau tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jangan mengajak aku, aku sudah bilang tadi, aku masih mau makan nasi...."
Mendengar dan melihat lagak Ciu Pek Thong maka Yo
Ko mau tidak mau jadi tertawa juga, karena sikap situa yang kekanak-kanakan memang lucu
Tetapi bagi Tiat To Hoat ong, sikap Ciu Pek Thong
merupakan hinaan yang sangat hebat sekali, dengan
mengeluarkan suara mengerang menyeramkan, dia telah
melompat menubruk Ciu Pek Thong sambil melancarkan
serangan dan gempuran telapak tangan hebat sekali.
Namun Yo Ko telah bergerak cepat, dengan lengan
jubah sebelah kanan yang kosong, Yo Ko mengibas
sehingga kembali serangkum angin yang menerjang Tiat
To Hoat-ong memaksa pendeta Mongolia itu mau tidak
mau harus mundur beberapa langkah.
Tentu saja Tjat To jadi terkejut sekali.
"Bocah busuk, siapa kau sesungguhnya "' bentak Tiat
To Hoat-ong setelah berhasil menguasai tubuhnya.
"Hm, jika memang benar apa yang Taisu katakan tadi
bahwa kedatangan Taisu untuk mencari adik
seperguruan Taisu, maka setelah Taisu mengetahui dan
mendengar keterangan mengenai diri adik seperguruan
Taisu itu, mengapa Taisu tidak berlalu ?".
Tajam kata-kata Yo Ko, yang sama juga seperti
mengusir pendeta itu. Tubuh Tiat To Hoat-ong gemetar keras, dia murka
bukan main, jenggotnya itu sampai bergetar ber gerak-
gerak. Tetapi, disaat itu hatinya ragu-ragu. Dia melihat
pemuda ini masih berusia muda sekali, tetapi
kepandaiannya luar biasa, lwekangnya pun mungkin
berimbang dengannya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka mau Tiat To Hoat-ong menduga bahwa tidak
jauh dari tempat ini pasti ada guru dari pemuda
berkepandaian hebat itu. Maka berpikir begitu, akhirnya Tiat To Hoat-ong
mengambil keputusan untuk mengalah saja dulu. Dia
memang bukan hanya memiliki kepandaian yang hebat,
memiliki ilmu golok gubahan yang tangguh sekali, yang belum digunakan, tetapi otaknya cerdik sekali. Maka
akhirnya dia telah mengangguk !
"Baiklah", katanya. "Kelak Hudya tentu akan
mencarimu untuk melihat berapa tinggikah
sesungguhnya kepandaianmu. Sekarang Hudya tengah
sibuk karena memiliki urusan penting, maka tidak bisa menemanimu untuk main-main" dan setelah berkata
begitu, ia lalu menoleh dan mendelik satu kali lagi
kepada Ciu Pek Thong, Tiat To Hoat-ong melompat
ringan keatas kudanya yang kemudian dilarikan
ketengah tegalan dengan cepat sekali, dalam sekejap
mata telah lenyap dari pandangan mata Yo Ko, Ciu Pek
Thong, Siauw Liong Lie maupun Cu Kun Hong.
"Ahaa, untung saja kau datang Yo Hiante!" berseru Ciu Pek Thong memecahkan kesunyian tempat itu.
"Kalau tidak, hu, hu, kalah sih belum tentu, tetapi yang jelas harus membuang banyak tenaga sia-sia".
Yo Ko dan Siauw Liong Lie tertawa waktu mendengar
perkataan Ciu Pek Thong yang jenaka itu.
Cu Kun Hong cepat-cepat menghampiri mereka, dia
memberi hormat sambil katanya: "Boanpwe Cu Kun Hong
sangat beruntung hari ini dapat bertemu dengan Samwie Taihiap Locianpwe".
Yo Ko cepat-cepat mencegah pemuda itu lebih hormat
kepada mereka. Sebagaimana lazimnya Yo Ko bertiga Ciu Pek Thong dan Siauw Liong Lie melayani hasrat Cu Kun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong untuk berkenalan, dan setelah basa-basi sejenak, akhirnya Yo Ko bertiga Siauw Liong Lie dan Ciu Pek
Thong berlalu. Cu Kun Hong mengawasi kepergian ketiga pendekar
gagah itu dengan sorot mata kosong, hatinya kagum
sekali akan kepandaian ketiga orang gagah itu. Gurunya sendiri belum tentu dapat menandingi seperlima dari
kepandaian salah seorang ketiga pendekar itu.
Maka dari itu, Kun Hong lama berdiri tertegun
ditempatnya, walaupun bayangan ketiga pendekar itu
sudah tidak terlibat. Dan akhirnya sambil menghela
napas, Kun Hong juga telah melanjutkan perjalanannya.
Hanya satu yang menghibur hatinya, tidak mudah
orang berjumpa dengan Yo Ko dan Siauw Liong Lie,
tetapi hari ini dia telah berhasil sekaligus bertemu muka dan menghunjuk hormat kepada Yo Ko, Siauw Liong Lie
dan Ciu Pek Thong. KINI Ciu Pek Thong melakukan perjalanan bersama Yo
Ko dan Siauw Liong Lie, Jarak ke Hoa San dari tempat
mereka berada sudah tidak terpisah terlalu jauh. Setelah melakukan perjalanan kurang lebih sepuluh hari,
akhirnya mereka tiba dikaki gunung Hoasan sebelah
selatan. Dari jauh, baik Yo Ko maupun Siauw Liong Lie dan Ciu
Pek Thong telah melihat menjulangnya puncak Giok Lie
Hong yang tinggi dan megah.
Yo Ko menjelaskan kepada Ciu Pek Thong dan Siauw
Liong Lie, dia merasa heran bukan main atas adanya
peristiwa seperti ini karena walaupun bagaimana dia
merasakan bahwa didalam urusan yang tengah terjadi ini pasti terselip suatu urusan yang mencurigai dan tidak beres.


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
It Teng Taisu merupakan salah seorang dari Ngo Ciat,
lima jago luar biasa, dan mungkin diantara kelima jago dalam urutan Ngo Ciat tersebut, It Teng Taisu yang
memiliki kepandaian yang tertinggi dengan "It Yang
Cie"nya, Umpama kata memang terjadi suatu urusan yang
hebat bagaimanapun, dengan mengandalkan
kepandaiannya yang telah mencapai puncak
kesempurnaannya, It Teng Taisu tentu akan berhasil
menghadapi dan menyelesaikannya sendiri.
Yang mengherankan justru kini It Teng Taisu telah
mengundang Yo Ko dan Siauw Liong Lie, mengundang
Ciu Pek Thong, ahkan didalam surat It Teng Taisu
kepada Yo Ko telah dijelaskan pendeta dari Selatan
itupun telah mengundang Kwee Ceng dan Oey Yong
yang menurut suratnya telah berangkat dan akan
berkumpul di Hoa San. didekat makam Auwyang Hong
dan Ang Cit Kong. Entah urusan besar yang bagaimana sehingga seorang
It Teng Taisu perlu mengundang jago-jago Ngo Ciat
untuk bantu menyelesaikan urusannya itu.
Tetapi yang lebih mendatangkan kecurigaan dihati Yo
Ko bertiga, justru surat yang disampaikan untuk Yo Ko itu diantar oleh seorang yang mencurigakan sekali, yang mengaku bernama Liang Ie Tu itu, yang akhirnya
berusaha mencuri pedang dan golok Yo Ko.
Waktu Yo Ko menanyakan kepada Ciu Pek Thong,
siapakah orangnya yang telah mengantar kan surat It
Teng, yang ditujukan untuk Loo Boan Thong tersebut,
Ciu Pek Thong menjelaskan diapun menghadapi teka-teki yang membinggungkan, karena pembawa surat It Teng
Taisu untuknya itu adalah seorang wanita pengemis yang pakaiannya pecah dan robek-robek mesum sekali,
berusia diantara dua puluh tujuh tahun dan nampaknya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
agak sinting. Dengan lagaknya yang edan-edanan seperti itu, tentu saja Ciu Pek Thong tidak bisa mengorek
keterangan apa-apa dari pembawa surat.
Namun disebabkan pemikiran Ciu Pek Thong memang
sederhana dan polos, setelah membaca isi surat It Teng Taisu, yang sebagian besar, bunyinya itu mirip dengan surat yang diterima Yo Ko, Loo Boan Tong hanya berpikir untuk cepat-cepat melakukan perjalanan ke Hoa san untuk, memenuhi undangan It Teng Taisu disamping itu
dia juga memang bermaksut untuk bertemu dengan
sabahat-sabahatnya yang telah dirindukan nya. Tetapi
dalam perjalanan justru dia telah dapat bertemu dengan Yo Ko dan Siauw Liong Lie.
Pertemuan itu memang menggembirakan. Tetapi
dengan munculnya persoalan Tiat To Hoat-ong.
membuat mereka harus berpikir keras, bahwa urusan
yang tengah dihadapi It Teng Taisu justru memiliki
hubungan yang erat dengan pihak orang-orang
Mongolia. Walaupun bagaimana, memang kenyataannya mereka
belum bisa menjawab sendiri teka-teki yang tengah
mereka hadapi, disamping itu urusan belum pula
menjadi jelas dengan hanya men duga-duga. Dan jika
kelak telah bertemu dengan pendeta dari selatan itulah baru persoalan menjadi jelas.
Akhirnya Yo ko, Siauw Liong Lie dan Ciu Pek Thong
memutuskan tidak ingin memusing kan pikiran mereka
dengan persoalan tersebut bukankah dalam beberapa
hati lagi mereka segera akan bertemu dengan It Teng
Taisu. Maka pada waktu-waktu luang yang mereka miliki
telah dipergunakan untuk pesiar menikmati keindahan
yang terdapat di Hoasan, bahkan Siauw Liong Lie dan Yo Ko tidak lupa mendatangi kuil kecil yang berada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipuncak Giok Lie Hong, puncak Bidadari i t u , dimana terdapat patungnya "bidadari" yaNG pahatannya dan bentuknya mirip dengan Cauwsu (nenek guru) mereka.
Kenyataan seperti itu memang lebih menggembirakan,
karena tanpa memikirkan persoalan-persoalan yang tidak-tidak dan belum pasti mereka dapat menikmati keindahan yang terdapat di Hoa San. Memang Hoa San terkenal
sekali memiliki banyak tempat-tempat yang indah. dan
keindahan yang terdapat di Hoa San tidak kalah jika
dibandingkan dengan keindahan di Himalaya maupun
Thian san. JILID 4 CIU Pek Thong memang memiliki sifat berandalan, dia tidak bisa berdiam lama-lama di-kuil kecil dipuncak Bidadari, dan dia meminta ijin dari Yo Ko dan Siauw Liong Lie untuk mengelilingi bagian-bagian lainnya di gunung itu.
Yo Ko dan Siauw Liong Lie tidak mencegahnya, karena
memang mengenal sifat Loo Boan Tong.
Sedangkan Yo Ko dan Siauw Liong Lie menikmati
keindahan dipuncak Giok Lie Hong dengan hati yang bahagia, terlebih lagi mereka teringat bahwa tidak lama lagi mereka akan menjadi ayah dan ibu dari seorang bayi yang mungil.
Jika anak kita telah berusia dua tahun, kita harus
mendidiknya baik-baik. disaat itu kita harus mulai menurunkan pelajaran lweekang sehingga disaat dia berusia lima belas tahun lweekangnya telah sempurna seperti kita sekarang ini...!" bisik Yo Ko dengan suara YANG halus.
Siauw Liong Lie mengangguk manja, dia merebahkan
kepalanya dibahu Yo Ko yang KANAN, yang tidak terdapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lengannya, dia mempermainkan hidung suaminya dengan
usapan yang lembut dan mesra sekali.
"Kojie kau mengharapkan anak LELAKI atau anak
perempuan ?" tanya Siauw Liong Lie.
Jika Thian memberi anak laki-laki, aku sangat bersyukur tetapi jika Thian menganugerahkan anak perempuan, akupun bahagia sekali..." menyahuti Yo Ko.
"Kalau aku justru mengharapkan kedua-dua nya sekaligus, mudah-mudahan kita memperoleh anak kembar", kata Siauw Liong Lie seperti juga menggumam sendirinya.
"Liongjie, jika memang kita memperoleh anak kembar, kau tentu terlalu letih.. !" halus sekali suara Yo Ko.
Disamping itu mereka menikmati keindahan disekitar
tempat itu dengan penuh kebahagian, dunia seperti dimiliki mereka berdua.
Ciu Pek Thong yang meninggalkan Yo Ko dan Siauw Liong Lie dipuncak Giok Lie Hong, telah putar kayuh tidak ada tujuan.
Semua pemandangan disekitarnya, walaupun indah namun
dia tidak tertarik. Tidak ada yang luar biasa yang bisa menyalurkan kenakalannya.
Tanpa disadarinya, akhirnya dia telah tiba disebelah barat gunung Hoa San, ditempat mana kedua kuburan Auwyang
Hong dan Ang Cit Kong yang letaknya berdampingan itu
berada. Semula Ciu Pek Thong hanya ingin memaki-maki kuburan
Auwyang Hong, untuk melampiaskan kemendongkolannya
karena tidak memperoleh permainan yang menarik disekitar Hoa San tidak berhasil menjumpai seseorang yang bisa di permainkan dan digodanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi waktu tiba dihadapan kuburan Ang Cit Kong dan
Auwyang Hong, Ciu Pek Thong di berdiri tertegun bagaikan patung, memandang kearah kedua kuburan itu, yang batu nisannya telah hancur, disamping itu juga gundukan tanah kuburan itu telah tidak karuan, meninggalkan dua buah lobang dan kosong tidak ada isinya.
Setelah tersadar dari kagetnya, Ciu Pek Thong berjingkrak karena gusarnya, dia telah be teriak-teriak sambil memandang sekelilingnya.
Disaat itu, disekitar tempat tersebut tidak ada seorang manusiapun. Dan setelah puas me maki-maki kalang kabutan, Ciu Pek Thong berjongkok dan memeriksa kedua kuburan
Auwyang Hong dan Ang Cit Kong yang telah kosong itu.
Ternyata kedua kuburan dari kedua tokoh rimba persilatan itu telah kosong. Bekas-Bekas tanah yang berserakan itu memperlihatkan bahwa tanah digali bukan dengan
mempergunakan pacul melainkan dalam bentuk cakar-cakaran benda tajam.
Melihat itu Ciu Pek Thong ingin menduga tentu ada
harimau atau macan kelaparan yang menggali kuburan
tersebut. Tetapi kemudian Ciu Pek Thong telah membantah sendiri pendapatnya itu, karena tidak mungkin harimau membongkar kuburan.
Disamping itu, Ciu Pek Thong juga telah melihat nya
bongpay hancur berantakan karena di hantam oleh suatu kekuatan yang pasti disertai oleh lwekang yang sempurna sekali.
Siapakah orangnya yang telah merusak kuburan Auwyang
Hong dan Ang Cit Kong : sungguh berani selali orang yang melakukan perbuatan itu "
Apakah surat undangan yang diberikan oleh It Teng Taisu memiliki hubungan dan sangkut paut dengan urusan ini ",
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena tidak bisa memutuskan sendiri, bagaikan angin Ciu Pek Thong telah ber lari-lari menuju ke Giok Lie Hong.
Hanya menelan waltu yang tidak terlalu lama, karena Ciu Pek Thong mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya
sehingga dia bisa berlari secepat angin, Loo Boan Tong telah tiba dipuncak Giok Lie Hong.
Saat itu, Yo Ko dan Siauw Liong Lie tengah menikmati
keindahan yang terdapat dil muka kuil kecil yang terdapat disitu, mereka jadi heran bukan main melihat Loo Boan Tong berlari-lari seperti dikejar setan, muka situa nakal itu juga pucat disamping napasnya yang memburu keras sekali.
"Yo Hiante....celaka Yo Hiante......!" suara Ciu Pek Thong memburu keras sekali.
"Loo Boan Tong, seumur hidup kami baru kali ini kami
melihat kau gugup dan ketakutan! seperti dikejar-kejar setan
!" menggoda Sauw Liong Lie sambil tersenyum.
"Benar ! Benar ! Hari ini aku benar bertemu dengan
setan....Justru setan penasaran. Setannya Auwyang Hong dan Ang Cit Kong yang telah bangkit dari liang kuburnya !"
Masih Loo Thong berusaha berjenaka dalam keadaan
gugupnya seperti itu. Keruan Yo Ko dan Siauw Liong Lie jadi kaget bukan main.
"Setan penasaran!" tanya mereka hampir serentak.
"Ya...mari kalian ikut bersamaku kuburan Pak Kay dan See Tok telah kosong. Mengangguk Ciu Pek Thong, Yang
dimaksud dengan Pak Kay adalah Ang Cit Kong sedangkan See Tok adalah julukan Auwyang Hong semasa masih
menduduki urutan Ngo Ciat.
Keruan saja Yo Ko dan Siauw Liong Lie jadi kaget bukan main, tanpa banyak bertanya lagi mereka seGERA MENGIKUTI
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
CIU BOAN Thong untuk melihat keadaan kedua kuburan dari kedua tokoh rimba persilatan itu.
Waktu mereka tiba dihadapan kedua kuburan yang telah
kosong itu, Yo Ko dan Siauw Liong Lie jadi berdiri menjublek Bukan main terkejutnya mereka, disamping juga merekapun murka sekali. "Siapa manusia kurang ajar yang berani mati melakukan pekerjaan seperti ini "
menggumam Yo Ko dengan gusar. Tubuhnya, tampak
menggigil menahan kemurkaannya yang bukan main.
Segera juga Yo Ko dan Siauw Liong Lie melakukan
pemeriksaan disekitar bekas kedua kuburan itu, yang telah kosong dan menyiarkan bau busuk dari mayat manusia...
Seperti juga halnya Ciu Pek Thong, maka pasangan suami isteri tersebut menemui bekas cakaran-cakaran ditanah yang berserakan itu.
"Aneh ?" Tiba-Tiba Siauw Liong Lie telah ber seru.
"Apanya yang aneh ?" tanya Ciu Pek Thong cepat, sambil mengawasi nyonya Yo itu.
Sedangkan Yo Ko hanya mengawasi isteri nya menantikan keterangan isterinya.
Siauw Liong Lie menghela napas dalam-dalam.
"Kedua orang ini telah meninggal dunia dalam waktu yang cukup lama, mengapa baru sekarang kuburan mereka
dibongkar orang " Terlebih lagi, apa gunanya mayat-mayat yang hanya tinggal rangka belaka " Apakah ada sesuatu yang tengah dicari oleh orang yang membongkar kuburan ini "
Bukankah ini sangat aneh sekali ?". Yo Ko mengangguk.
"Mungkin juga surat undangan It Teng Taisu kepada kita memiliki hubungannya dengan peristiwa ini......!" Yo Ko coba mengemukakan pikirannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw Liong Lie menggeleng. "Tidak !" katanya tegas.
"Mengapa tidak ?".
"Ya, mengapa tidak ?" ikut bertanya Ciu Pek Tbong, karena situa jenaka itu memang penasaran sekali.
Siauw Liong Lie kembali menghela napas "Jika memang It Teng Taisu mengundang kita hanya disebabkan kedua
kuburan ini dibongkar orang, tentu dia tidak akan mengatakan di dalam suratnya sebagai urusan besar. Juga untuk urusan seperti ini, pasti It Teng Taisu tidak akan ribut-ribut, dia pasti dapat menyelidkii sendiri.
Namun, kukira didalam persoalan ini pasti terselip urusan yang aneh dan seperti yang dibilang oleh It Teng Taisu, yaitu urusan yang besar...".
Yo Ko mengangguk membenarkan pendapat isterinya,
Tetapi Loo Boan Tong telah menggeleng-gelengkan
kepalanya. "Tidak tepat......." dia menggumam.
"Bagaimana pendapatmu, Ciu Toako ?" tanya Yo Ko.
"Menurut dugaanku, Lam Ceng sudah tua dan pikun, waktu secara kebetulan sekali dia mengetahui kedua kuburan ini dibongkar orang, dia merasakan tenaganya sudah tidak
memadai akibat usianya yang telah lanjut. Maka dia telah meminta bantuan kepada sahabat-sahabat untuk
menyelidikinya. Tentu saja didalam persoalan ini, yang disebutnya sebagai urusan besar, tidak lain dari urusan pendeta gundul dari Mongolia Tiat To Hoat-ong itu .....!".
"Tepat !" berseru Siauw Liong Lie. "Dibongkarnya kedua kuburan ini oleh seseorang tentu memiliki hubungannya dengan kedatangan pendeta Mongolia itu kedaratan
Tionggoan ". "Jika melihat demikian, tentu akan muncul urusan yang cukup hebat ..." menggumam Yo Ko.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hebat atau tidak semuanya memang sudah tulisan takdir, dan semua kita harus hadapi," kata Loo Boan Tong. "Yang terpenting adalah justru mencari dulu kedua mayat See Tok dan Pak Kay. kasihan jika tulang kerangka mereka diberikan untuk disantap anjing-anjing buduk ".
Dalam keadaan seperti itu, Loo Boan Tong masih bisa
berjenaka dia telah tertawa terkekeh-kekeh.
Sedangkan Yo Ko telah mengerutkan sepasang alisnya,
kerena dia tengah berpikir keras.
Secara beruntun telah bermunculan urusan yang
membuatnya jadi bertanya-tanya. Seperti munculnya Liang Ie Tu yang mencurigakan, munculnya pengantar surat It Teng Taisu. Lalu Tiat To Hoat ong, yang kepandaiannya luar biasa tingginya. Dan kini kedua kuburan Ang Cit Kong dan Auwyang Hong telah dibongkar orang sehingga
tulang-tulang mereka lenyap tidak karuan parannya......
Dan juga, siapakah wanita yang berpakaian pecah-pecah yang mengantarkan surat It Teng Taisu kepada Ciu Pek Thong
" semua itu merupakan pertanyaan-pertanyaan yang saling rangkai tidak hentinya.
Disaat seperti itu, ditengah udara terdengar suara pekik burung rajawali. Waktu Yo Ko bertiga mengangkat kepala memandang keatas, mereka melihat Sin Tiauw tengah terbang melayang-layang akan menerkam mangsanya, yaitu seekor kelinci berbulu putih. Kelinci itu tampak ketakutan, dia telah berlari-lari kesana kemari dengan dikejar olah Sin Tiauw dari tengah udara.
Waktu kelinci itu lewat didekat mereka, Yo Ko maupun
Siauw Liong Lie mengetahui walaupun bagaimana kelinci itu pasti akan berhasil ditangkap oleh Sin Tiauw yang sakti itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Anehnya Sin Tiauw tidak segera meluncur terbang turun menukik untuk mencengkeram mangsanya itu, walaupun
kelinci tersebut telah berlari-lari dilapangan terbuka seperti itu.
Karena ketakutan sekali dikejar-kejar terus oleh Sin Tiauw yang seperti ingin mempermainkan dirinya, kelinci itu akhirnya berlari kearah lobang bekas kuburan Auwyang Hong.
Disaat itulah, Sin Tiauw telah menukik se cepat kilat, sayapnya yang lebar terpentang lebar lebar, sehingga
bayangan hitam meliputi sekitar kedua kuburan itu, disaat itulah Sin Tiauw telah memekik dan walaupun jarak mereka, yaitu jarak Sin Tiauw dangan kelinci itu masih terpisah empat tombak dan disaat kelinci itu akan menyelusup masuk
kedalam lobang kuburan itu, sayap kanan dari Sin Tiauw telah mengibas.
Luar biasa kibasan sayapnya itu, karena tubuh kelinci tersebut terangkat dari tanah dan terlontarkan ketengah udara. Disaat tubuh kelinci itu terapung ditengah udara, Sin Tiauw telah dengan cepat sekali mencengkeram mangsanya dan membawanya terbang tinggi sekali.
"Bagus ! Bagus " berseru-seru Ciu Pek Thong kagum melihat cara menangkap yang dilakukan oleh Sin Tiauw, yang lain dengan cara-cara burung rawajali lainnya jika menangkap mangsanya yang biasa hanya menukik dan mencengkerem.
Tetapi disebabkan Sin Tiauw memang memiliki ilmu silat kelas satu, kibasan sayapnya mengandung kekuatan yang luar biasa sekali . . . !
Dengan hati berduka dan berat Yo Ko menghela napas
dalam-dalam. Siauw Liong Lie dapat menyelami perasaan hati suaminya tersebut, dan kini kuburannya dibongkar seseorang, tulang belulangnya lenyap, bukankah hal itu menimbulkan kedukaan "
Baru saja Siauw Liong Lie ingin menghibur suaminya, Yo Ko telah berkata perlahan; "Ternyata sampai matinya dia tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa beristirahat dengan tenang, tulang-tulangnya masih juga diganggu orang . . . .
"inilah takdir, semasa hidupnya See Tok beracun sekali, tidak mengherankan banyak yang membencinya !" kata Ciu Pek Thong sambil tertawa.
"Tetapi, apakah Pak Kay Ang Cit Kong juga beracun?" tanya Yo Ko.
Ciu Pek Thong tertegun, dia memandang diam sejenak, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
katanya : "Sudahlah, aku tidak tahu apa sesungguhnya
yang terjadi, tetapi yang jelas kita harus membekuk
pembongkar kuburan ini. Yo Ko mengangguk.
"Ya, tetapi kita harus menantikan dulu It Teng Taisu, walaupun bagaimana urusan ini terlampau berbelit dan
membingungkan sekali. It Teng Taisu tentu dapat memberikan penjelasan yang membuka tabir rahasia membingungkan ini.
Waktu yang dijanjikannya tinggal dua hari lagi"
"Tetapi Kojie, jika dilihat tanah yang berserakan ini, tampaknya kuburan dibongkar belum lama. Jika kita hanya berpeluk tangan menantikan It Teng Taisu selama dua hari lagi bukankah penjahat itu sudah melarikan diri jauh sekali ?"
tanya Siauw Liong Lie. Yo Ko diam sejenak, seperti juga tengah berpikir keras.
Akhirnya dia mengangguk "Baiklah, sambil menantikan kedatangan It Teng Taisu dan Kwee Peehu dan Peebo, kita mencari penjahat itu. Tiauw-heng mungkin akan dapat membantu banyak."
Dan setelah berkata begitu, Yo Ko bersiul nyaring sekali, dan tidak lama kemudian Sin Tiauw terbang mendatangi
dengan cepat, Kelinci buruannya masih dicengkeramnya dan waktu burung rajawali itu tiba, Siauw Liong Lie telah mengambil kelinci itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tiauw-rteng" kata Yo Ko kemudian bersungguh-sungguh.
"kami membutuhkan sekali bantuanmu, mungkin kau bisa
memecahkan teka teki yang tengah kami hadapi ini."
Burung rajawali itu seperti mengerti perkataan Yo Ko
karena dia telah mengangguk-angguk perlahan sambil
mengeluarkan suara pekikan berulangkali.
"Kini kau coba endus dulu bau dari kedua kuburan itu, lalu Tiauw-heng pergi mencari penjahat yang membongkar kedua kuburan itu disekitar. tempat ini, mungkin mereka belum pergi jauh" kata Yo Ko lagi.
" Burung rajawali itu telah mengangguk lagi, lalu
menghampiri kedua lobang kuburan yang telah kosong itu, dia segera memperhatikan sejenak," lalu dia mengeluarkan suara pekikan, tubuh nya telah melayang ketengah udara, terbang tinggi sekali. Sayapnya yang lebar dan besar itu terdengar berbunyi berkepak-kepak tidak hentinya, semakin lama semakin menjauh, sehingga akhirnya hanya terlihat titik belaka dan kemudian lenyap dari pandangan Yo Ko bertiga. Yo Ko menghela napas. "Jika dilihat perkembangan yang ada seperti Sekarang ini, tampaknya sulit bagi kita untuk hidup tenang tenteram, Liongjie" kata Yo Ko.
Siauw Liong Lie mengangguk. "Ya, jika dilihat demikian memang sulit kita hidup tenang dan tenteram, karena persoalan yang muncul tentu persoalan yang cukup luar biasa, yang memaksa kita untuk melibatkan diri . . . ! Sebagai contoh, dapat kita lihat dibongkarnya kuburan See Tok dan Pak Kay . .
!" Yo Ko mengangguk mengiyakan. "Dan yang terpenting lagi adalah persoalan munculnya Tiat To Hoat-ong, kakak
seperguruan Kim Lun Hoat-ong, jelas memaksa kita harus ber siap-siap untuk menghadapinya, karena yang pasti Tiat To Hoat ong tidak datang seorang diri, sedangkan kepandaian pendeta itu tampaknya jauh lebih tinggi dari Kim Lun Hoatong" Yo Ko diam tidak menyahuti, karena nyonya Yo tersebut tengah berpikir keras. Persoalan yang tengah mereka hadapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu memang tidak bisa diremehkan, karena jika sampai
daratan Tionggoan telah diinjak oleh orang-orang atau jago-jago Mongolia, ancaman untuk ketenteraman negara Song tersebut mulai terlihat lagi. Terlebih pula, dalam tiga tahun terakhir ini, sejak Kublai mengajak pasukan perangnya mundur ke Utara pulang kenegeri mereka, ia telah
memperoleh kemajuan yang pesat untuk membentuk pasukan perang yang kuat dan dahsyat, jauh lebih berhasil dari Kaisar Mangu, maka hal itu jelas merupakan ancaman yang tidak kecil dan disadari oleh rakyat tionggoan.
Namun mereka benar-benar tidak berdaya disebabkan raja dan pembesar Song umumnya telah mabok oleh kemenangan yang diperoleh, selalu menenggelamkan diri dengan pesta berfoya-foya lupa daratan, tidak ada perhatian mengurusi negeri.
Lebih lagi memang banyak menteri-menteri bermuka dua, yang secara diam-diam telah dihubungi Kublai dan
menyatakan kesediaannya untuk menyambut pasukan perang negeri asing itu dari dalam. Itulah ancaman yang tidak kecil.
Yo Ko dan Siauw Liong Lie maupun beberapa orang-orang gagah lainnya memutuskan untuk hidup mengasingkan diri, karena muak melihat ke tidak sanggupan pembesar-pembesar Song mengurus negara. Namun sebagai pecinta tanah air, merekapun tidak bisa berpeluk tangan saja jika melihat negara mereka terancam bahaya yang tidak kecil itu.
Ciu Pek Thong gelisah sendirinya karena Yo Ko maupun
Siauw Liong Lie seperti tenggelam dalam ke ragu-raguannya.
sedangkan dia juga tidak memiliki kesempatan mengajak mereka ber cakap-cakap. si kakek tua jenaka itu jadi gatal kakinya dan berangkat untuk menyusul Sin Tiauw guna ikut mencari penjahat yang telah membongkar kuburan Auwyang Hong dan Ang Cit Kong.
Namun, belum lagi dia menyatakan niatnya itu kepada Yo Ko, tiba-tiba terdengar suara pekik Sin Tiauw dikejauhan dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disusul kemudian dengan tampaknya burung rajawali itu terbang mendatangi sambil mengeluarkan suara pekikan tidak hentinya.
Walaupun bagaimana, sikap yang diperlihatkan oleh
rajawali merupakan kelakuan yang belum pernah terjadi, Yo Ko dan Siauw Liong Lie jadi terkejut. Mereka segera menduga, jelas ada sesuatu yang telah terjadi dan tidak dapat dihadapi oleh burung rajawali tersebut.
Cepat-Cepat Siauw Liong Lie melepaskan kelinci yang sejak tadi dipeganginya, lalu bersama Yo Ko mereka memapak
burung rajawali mereka, yang telah hinggap disamping
mereka. Begitu melihat apa yang terjadi didiri Sin Tiauw, Yo Ko dan Siauw Liong Lie mengeluarkan seruan kaget, dan cepat
memeriksa sayap burung tersebut, yang tampak mengucurkan darah dan beberapa helai bulunya telah copot. Ternyata beberapa batang jarum yang halus telah menempel disayap burung tersebut, dan darah yang mengucur keluar berwarna gelap kehitam-hitaman.
"Jarum beracun ?" berseru Siauw Liong Lie dengan suara ditenggorokan, tidak lancar.
Yo Ko mengernyitkan alisnya dia mengambil dua batang
ranting untuk mencabut keluar jarum-jarum yang melukai burung rajawali kesayangan mereka tersebut, dilihat dari bentuk jarum yang gagangnya berwarna gelap ke hitam-hitaman. Yo Ko memang yakin jarum itu merupakan jarum beracun. Dia bekerja cepat sekali setelah selasai mencabuti jarum-jarum itu Yo Ko menempelkan tangan kanannya di
punggung rajawali sakti tersebut, mengempos semangatnya menyalurkan lweekang nya ketubuh burung itu.
Rajawali itu seperti mengerti, dia berdiam diri saja, hanya sekali-kali terdengar suara pekik perlahan bagaikan keluhan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tidak berselang lama, tampak dari bekas luka-luka itu mengucur darah yang berwarna hitam, semakin lama semakin merah dan akhirnya merah bersih. Terbebaslah rajawali sakti itu dari keganasan racun jarum-jarum itu.
Siapa yang telah melukaimu, Tiauw heng " tanya Siauw
Liong Lie. Rajawali itu memekik sambil menggerakkan sayapnya yang satu menunjuk dari arah mana tadi dia terbang mendatangi.
"Biar aku melihatnya kesana......!" kata Ciu Pek Thong sambil menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melompat pesat sekali tanpa menanti jawaban Yo Ko maupun Siauw Liong Lie.
Yo Ko juga telah menoleh kepada Siauw Liong Lie sambil katanya, "Liong-jie, kau lindungi Tiauw-heng, biar aku melihat siapa yang melukainya ..."
Siauw Liong Lie mengangguk dengan hati gelisah. Nyonya Yo liehay ilmu silatnya, tetapi melihat cara jarum-jarum yang tadi melukai Sin Tiauw, yang letak kedudukannya mengambil bentuk pat-kwa, maka tahulah dia bahwa orang yang
melepaskan jarum-jarum itu tentu memiliki kepandaian yang tinggi sekali.
Disamping itu, Siauw Liong Lie menguatirkan sekali kapan kalau racunnya masih mengendap ditubuh rajawali tersebut, maka dia telah menempelkan lagi tangan kanannya, dia
menyalurkan tenaga lwekangnya berusaha mendorong darah keluar dari luka-luka di-sayap rajawali tersebut.
Tetapi setelah melihat darah yang mengucur keluar
memang berwarna merah bersih, hati nyonya Yo baru lega dan agak terhibur. Dengan penuh kasih sayang, dia meng usap-usap burung ke sayangannya itu.
Sebetulnya, nyonya Yo seringkali duduk di-punggung
rajawali tersebut berkeliling-keliling dilembah Siauw-hong, namun kini dia tidak tega untuk meminta Tiauw heng nya itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membawanya terbang untuk menyusul Yo Ko dan Ciu Pek
Thong, maka akhirnya Siauw Liong Lie hanya bisa menanti didekat kuburan Auwyang Hong dan Ang Cit Kong bersama rajawali sakti tersebut, menantikan kembalinya Yo Ko dan Ciu Pek Thong.
Ciu Pek Thong telah berlari dengan cepat sekali kearah dari mana Sin Tiauw tadi terbang mendatangi dalam keadaan terluka, dengan gerakan yang gesit sekali dia telah melompati dua buah jurang kecil dan kemudian tiba dipermukaan sebuah rimba. Ditempat itu tidak terlihat seorang manusiapun juga, sehingga membuat Ciu Pek Thong jadi penasaran.
Kakek tua yang biasanya jenaka ini telah berlari lagi dua lie lebih, tetapi tetap saja dia tidak berhasil menjumpai seorang manusiapun disekitar tempat tersebut. Akhirnya karena mendongkol bercampur gusar, Ciu Pek Thong jadi memaki-maki kalang kabutan seorang diri.
Yo Ko yang telah datang menyusul tidak lama kemudian, juga tidak berhasil menemui seorang manusiapun juga.
"Orang itu tentu telah melarikan diri !" kata Ciu Pek Thong dengan suara mendongkol, "Sungguh-Sungguh seorang
bangsat, berani melukai Tiauw heng, tetapi tidak berani mempertanggung jawabkan perbuatannya ini"
Yo Ko tidak melayani ocehan Ciu Pek Thong, dia
memandang sekitar tempat dimana mereka berada. Dan
matanya yang awas telah melihat sesuatu yang mencurigakan dibawah sebatang pohon. Cepat-Cepat Yo Ko menghampiri pohon itu, dia telah berjongkok dan mengambil sesuatu. Ciu Pek Thong telah cepat-cepat menghampirinya.
"Apa yang kau ambil. Yo Hiante?" tanyanya tertarik.
Yo Ko mengangsurkan sebuah jepitan rambut, yang terbuat dari perak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ini tentu milik orang yang telah melukai Tiauw-heng ..
mungkin terjatuh tanpa diketahui nya. Dilihat demikian, yang melukai Tiauwheng tentu seorang wanita..."
Ciu Pek Thong memegangi jepitan rambut itu dengan
geleng-geleng kepala gusar sekali.
"Jika aku berhnsil menangkapnya, tentu rambutnya akan kupotong habis agar kepalanya menjadi gundul!" mengomel sikakek jejaka itu.
Yo Ko berusaha mencari-cari jejak orang itu diatas tanah, tetapi dia tidak berhasil hanya sekali-sekali dia melihat beberapa batang rumput yang patah, dan segera juga Yo Ko Mengetahui orang yang tengah mereka cari itu pasti
seorang yang memiliki Ginkang atau ilmu meringankan tubuh yang sempurna sekali.
Hal itu dibuktikan karena walaupun berjalan ditanah
pegunungan tersebut orang itu tidak meninggalkan jejak, dan rumput-rumput yang terinjak olehnya tidak menjadi patah atau rusak, hanya beberapa batang rumput saja yang rusak.
Tentunya orang itu mempergunakan ilmu berjalan semacam
"Tiu Hong Hoat Su", ilmu mengejar angin, yang telah mencapai puncak kesempurnaannya.
Yang membuat Yo Ko jadi heran justru akhir-akhir ini dia justru bertemu dengan orang-orang yang memiliki kepandaian yang sempurna sekali.
Seperti Tiat To Hoat-ong kakak seperguruan Kim Lun Hoatong, yang memiliki kepandaian begitu sempurna, tentu sudah merupakan lawan yangtangguh. Dan sekarang burung rajawali yang sangat disayanginya telah dilukai oleh seseorang, bukan orang itupun tampaknya memiliki kepandaian yang luar biasa tingginya. Apakah orang telah melukai Tiauw hengnya itu memiliki hubungan dengan persoalan pembongkaran kuburan Auwyang Hong maupun Ang Cit Kong"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Hiante, mari kita kejar terus orang itu" kata Ciu Pek Thong penasaran. "Tentu orang itu belum pergi jauh !"
Yo Ko mengangguk. Dengan mengambil patokan arah dari
patahnya beberapa batang rumput itu Yo Ko telah mengambil kearah jurusan barat dari gunung Hoa San, yaitu yang menuju ke Giok Lie Hong. Yo Ko telah mengempos semangatnya dan telah berlari secepat kilat.
Hanya dalam waktu seminuman teh, dia telah tiba dikuil kecil dipuncak Bidadari itu, meninggalkan Ciu Pek Thong jauh dibelakang.
Seperti diketahui, ilmu lari cepat Yo Ko telah mencapai puncak kesempurnaan, karena beberapa tahun yang telah lalu saja waktu dia mengejar-ngejar Leng-ho milik sinenek Eng Kauw, Yo Ko telah memperlihatkan keterampilannya yang luar biasa, yang dapat berlari dengan kecepatan bagaikan kilat dan tubuhnya seperti bayangan atau gumpalan warna belaka.
Terlebih lagi kini memang dia telah meyakini ilmunya kian sempurna selama tiga tahun terakhir, sehingga boleh dibilang didalam jagat ini sudah tidak ada orang yang bisa menandingi kehebatan ilmu lari cepat Yo Ko.
Seperti diketahui, untuk kepandaian ilmu silat Ciu Pek Thong memang sempurna dan jarang sekali ada yang bisa menandingi kepandaian sikakek tua jenaka itu.
Yo Ko pun tidak bisa merubuhkannya walaupun Ciu Pek
Thongpun tidak bisa berbuat banyak terhadap Yo Ko, Tetapi kenyataan yang ada, Yo Ko hanya memiliki tangan kiri
tunggal, dengan tangan kanan yang telah tiada karena lengan kanannya telah buntung ditabas Kwee Hu.
Namun dengan hanya mengandalkan tangan kirinya yang
telah terlatih oleh cara-cara latihan yang aneh, yang diperolehnya dari Sin Tiauw, yang membuat dia melatih diri dengan gelombang laut, maka lwekang Yo Ko berada di atas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciu Pek Thong. Dan begitu pula ilmu lari cepatnya, telah berada diatas Ciu Pek Thong.
Dalam mengejar lawan, Yo Ko yang tengah dalam gusar
dan mendongkol akibat terbongkar nya kuburan Auwyang
Hong dan Ang Cit Kong oleh seseorang yang belum diketahui dan kini Sin Tiauw dilukai orang, maka Sin Tiauw Tai-hiap ini telah mengerahkan seluruh kesanggupan nya untuk berlari secepat mungkin dan meninggalkan Loo Boan Thong terpisah puluhan lie.
Namun waktu tiba dimuka pintu kuil kecil diatas puncak Giok Lie Hong, Yo Ko jadi mengeluarkan seruan terkejut dan menatap keundakan tangga pintu kuil dengan muka yang
berobah serta mengawasi tertegun .
Ada sesuatu yang dilihatnya agak luar biasa Seorang wanita tua, dengan muka yang keriput, dengan pakaiannya yang berwarna kuning dan rambut yang disanggul tinggipun telah putih keseluruhannya, tengah duduk seenaknya melintangkan kaki. dan tengah bernyanyi kecil.
"Akhh..." Tanpa dikehendakainya Yo Ko jadi mengeluarkan keluhan pendek. Nenek tua itu menoleh, mukanya dingin namun lebih dingin lagi tatapan matanya yang seperti ingin menembus keulu hati Yo Ko.
"Letih?" tanyanya dengan teguran suara yang halus dan perlahan-lahan.
Cepat-Cepat Yo Ko mempergunakan tangan kiri nya yang
didekap kedadanya, dia membungkuk memberi hormat.
"Lotaipo (nenek tua) aku yang rendah Yo Ko menghunjuk hormat," kata Yo Ko. dia mengambil sikap seperti itu karena dia menyadari wanita tua tersebut tentu bukan seorang nenek sembarangan "Lotaipokah yang telah melukai rajawaliku?"
Sinenek tertawa kecil, walaupun telah lanjut usia, namun suara nenek tua itu masih merdu didengar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Melukai rajawalimu ?" Kalau benar bagaimana " Kalau
tidak benar bagaimana menyahuti sinenek.
Melihat sikap sinenek yang angin-anginan seperti itu, tentu saja membuat Yo Ko jadi mendongkol.
"Kalau memang tidak benar, tentu aku yang rendah ingin menyampaikan maaf, tetapi jika memang benar, yang pasti tentu saja kau harus mempertanggung jawabkan
perbuatanmu itu" kata Yo Ko mendongkol.
"Begitu ?" tanya sinenek sambil, menggeser duduknya dan dia telah duduk tegak menghadapi Yo Ko. "Engkau sibuntung ini tentunya yang biasa disebut sebagai Sin Tiauw Taihiap bukan ?"
Mendengar dirinya disebut sebagai "sibuntung", keruan darah Yo Ko jadi meluap. Tetapi mengingat yang dihadapinya adalah seorang nenek, dia menindih kegusaran dihatinya.
"Tidak berani aku menerima gelar yang berat itu, dan itu hanya gurau sahabat-sahabatku saja...!" kata Yo Ko
merendah. "Hmmm......." mendengus nenek tua itu dengan suara yang dingin, "Engkau berani terima atau tidak itu bukan
persoalanku. Tetapi yang ingin kutanyakan, apakah engkau merasakan diri mu sebagai pendekar nomor satu dijaman ini
?" Yo Ko jadi tertegun mendengar pertanyaan sinenek tua
yang tidak dikenalnya tersebut.
Cara bertanya sinenek bersungguh-sungguh, wajah dan
matanya yang dingin itu memperlihatkan, sesuatu maksud yang terkandung. Perlahan suaranya, tetapi pengaruhnya hebat, seperti juga dia bicara dengan mempergunakan
lwekang yang tinggi. Tentu saja Yo Ko tambah mendongkol tidak hujan tidak
angin nenek tua ini seperti sengaja ingin mencari-cari urusan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengannya, "Biarlah aku coba-coba main-main beberapa jurus", pikir Yo Ko. Setelah berpikir begitu, Yo Ko menggeleng.
"Tingginya langit sulit diukur, dalamnya laut sukar diterka, gunung yang tinggi ada yang lebih tinggi, mengapa harus mempergunakan perkataan "jago nomor satu dijaman ini?"
diluar gunung terdapat gunung, diluar manusia terdapat manusia lainnya, diluar kepandaian tinggi terdapat yang lebih tinggi, bagaimana seseorang dapat bersikap sombong dan congkak menepuk dada sendiri memuji diri, seperti juga air laut yang mengasinkan airnya sendiri..."
Sinenek mengetahui dirinya disindir tetapi dia tidak
memperlihatkan sikap mendongkol atau marah, dia telah tertawa.
"Justeru aku hendak bertanya, apakah kau asin sendiri atau memang diasini sahabat-sahabatmu ?" kata sinenek tawar.
Yo Ko habis sabar, dia melangkah maju menghampiri.
"Maaf Lotaipo aku ingin lewat...." dan waktu berkata begitu, kakinya sudah diangkat untuk lewat disamping
sinenek, Sambil berbuat begitu, Yo Ko mengerahkan tenaga lwekangnya dikaki kanannya, dan disaat kaki itu diayunkan muncul gelombang tenaga yang dahsyat sekali, karena kaki itu digerakkan untuk melangkah, sama halnya seperti juga
menendang, Dan justru disebabkan Yo Ko mengambil arah di sebelah kanan, maka tidak mengherankan angin yang
menerjang dari kakinya menyambar kepunggung sinenek.
Yo Ko telah memperhitungkan, jika sinenek ternyata hanya memiliki kepandaian yang rendah. dia akan segera menarik pulang tenaganya begitu hampir mengenai sasaran dan tetap hanya merupakan langkah biasa.
Tetapi jika memang sinenek tidak menangkis dan memang memiliki kepandaian yang tinggi menerima angin yang muncul dari langkah kaki Yo Ko. pendekar Rajawali Sakti tersebut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan menggerakkan tenaga dalamnya itu untuk mencoba
kekuatan tenaga dalam nenek tua yang aseran tersebut.
Diluar dugaan Yo Ko, nenek tua itu hanya mendengus
dingin dan sama sekali tidak menggerakkan tubuhnya, tetap duduk kaku di tempat nya, bahkan tangan kanannya
digerakkan untuk menggaruk kepalanya yang tampaknya
gatal. Dengan gerakannya itu, dengan tangannya yang kiri
dibiarkan dipangkuannya dan tangannya diangkat sikut
tangannya itu menyambuti kaki Yo Ko.
Benturan yang dilakukan seperti tidak sengaja itu hebat luar biasa.
Tubuh si nenek ber goyang-goyang, sedangkan Yo Ko
meresakan kakinya kesemutan. Tetapi Yo Ko telah melangkah berada didalam.
Sinenek tua itu diam-diam terkejut bukan main, dia sampai mengeluarkan seruan kecil, tampaknya murka bukan main, sebab mukanya dan matanya makin dingin saja.
Yo Ko juga terkejut bukan main, karena tadi waktu kakinya dibentur oleh sikut sinenek tua itu, tenaga benturan yang terjadi memang hebat bukan main.
Disamping itu, juga Yo Ko merasakan semacam getaran
tajam yang berusaha menerobos masuk kedalam kulit kakinya, tenaga itu benar-benar merupakan ilmu lwekang yang sejati, yang bisa meremukkan tulang dengan hanya benturan seperti itu.
Keruan saja Yo Ko jadi heran juga. Jika dilihat dari cara sinenek melancarkan lwekang-nya itu, maka tampaknya dia bukan memperguna kan ilmu silat dari daratan Tionggoan. Se tidak-tidaknya dia memang menyadari, kepandaian si nenek walaupun tidak berada diatasnya, tetapi juga sulit untuk dilayani.
Kemelut Di Cakrabuana 2 Pendekar Cengeng Karya Kho Ping Hoo Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 37
^