Pencarian

Irama Seruling Menggemparkan 20

Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 20


Tiat Bok Taysu memandang imam itu kemudian berkata
sambil tertawa: "Adakah Toheng dari golongan Bu-tong-pay?"
Imam itu terkejut, tetapi sebentar sudah tenang kembali, jawabnya: "Benar, pinto memang dari golongan Bu-tong pay, losiansu apakah Tiat Bok Taysu dari Siao-lim-sie?"
Kali ini adalah Tiat Bok Taysu yang merasa heran, ia mengamat2i imam itu, tetapi rasanya belum pernah bertemu maka, bagaimana ia bisa memanggil nama julukannya"
Pada saat itu delapan pasakan hulu balang yang melindungi Auw-yang hong dan Teng Soan sudah berpencaran sekitar imam itu.
Teng Soan tiba2 mengulapkan tangannya seraya
memerintahkan delapan orang itu mundur, kemudian berkata kepada Auw-yang Thong dan Tiat Bok Taysu: "Pangcu, taysu, harap tunggu disini sebentar. Siaote hendak pergi bersama Totiang ini, sebentar akan kembali."
Auw-yang Thong terkejut, ia berkata: "Sianseng, ini
agaknya terlalu berbahaya...."
"Pangcu jangan khawatir, siaote kira Totiang ini tidak nanti akan mencelakakan diriku," berkata Teng Soan sambil ketawa.
Auw-yang Thong masih penuh kecurigaan, tetapi Teng
Soan sudah tunun dari keretanya dan ia menghampiri imam itu, kemudian berkata dengan suara perlahan "Mari kita jalan!"
Imam itu tersenyum, kemudian berkata: "Nama besar Teng sianseng, benar2 bukan siaran kosong belaka."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah itu lalu berjalan berdampingan dengan Teng Soan.
Tiat Bok Taysu yang menyaksikan berlalunya dua orang itu, lalu bertanya kepada Auw-yang Thong dengan suara
pertahan: "Apakah pangcu kenal dengan Totiang itu tadi?"
"Tidak kenal," menjawab Auw-yang Thong sambil
menggelengkan kepala. "Apakah Teng sianseng merupakan orang berkepandaian
tinggi yang tidak suka mengunjukkan kepandaiannya?"
"Menurut apa yang kutahu, ia memang tidak mengerti ilmu silat, sekalipun bisa, juga hanya tahu perobahan beberapa gerak tipu saja, tetapi tenaganya tidak dapat digunakan untuk melawan musuh"
"Kau membiarkan dia pergi seorang diri, bukankah
mencelakakan dirinya?"
"Tidak halangan, meskipun tak paham ilmu silat, tetapi mempunyai kepintaran luar biasa, apabila ia yakin benar, tidak nanti ia akan bertindak sembarangan." berkata Auw-yang Thong sambil tertawa
Namun demikian dalam hatinya merasa cemas.
Tiat -bok Taysu dapat melihat sikap Auw-yang Thong itu, ia diam saja tidak bertanya lagi.
Auw-yang Thong mendongakkan kepala kemudian berkata:
"Biarlah kita menunggu disini, sebentar lagi ia mungkin sudah kembali?"
Hui Kong Leang tiba2 berkata dengan nada suara dingin:
"Padri tua, dari pada kita duduk menganggur, bagaimana kalau kita bertaruhan?"
"Lolap tidak mengerti pertaruhan. Apa yang dibuat
pertaruhan?", bertanya Tiat Bok Taysu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pertaruhan ini berbeda dengan pertaruhan biasa, kita masing-masing menggunakan kecerdasan berpikir dan
pengalaman, mari kita tebak Teng-ya bisa kembali atau tidak?"
"Tentang ini, Auw-yang pangcu tentunya lebih paham
daripada kita." "Itu bagus, kau boleh bersama Auw-yang pang-cu sebagai satu pihak, aku tebak dia tak akan kembali dalam keadaan selamat. Imam itu adalah satu orang yang diutus oleh Kun-liong Ong,"
"Hui tayhiap, kita pertaruhkan apa?" bertanya Auw yang Thong sambil bersenyum."
"Terserah kepada pangcu."
Auw-yang Thong berpikir sejenak, kemudian berkata:
"Siaote percaya benar dengan kepintaran Teng Soan, tidaklah mungkin ia dapat dikibuli oleh orang. Selama sepuluh tahun lebih, siaote belum pernah nelihat ia melakukan tindakkan yang mengandung sifat menempuh bahaya...."
"Tetapi kali ini tidak sama, apakah kau melihat dengan mata kepala sendiri dia pergi dengan orang?"
"Siaote percaya dia tidak memerlukan bantuan kita, pasti bisa kembali dengan selamat."
"Kalau begitu mari kita bertaruh bagaimana?"
"Pertaruhan apa terserah kehendak saudara Hui!"
Hui Kong Leang berpikir sejenak, ia berkata: "Apabila siaote kalah, siaote ingin mempertaruh jiwaku!"
Auw-yang Thong tersenyum, kemudian berkata: "Itu tidak perlu. Seseorang hanya mempunyai satu jiwa, sangat sayang apabila digunakan untuk bertaruh, menurut pikiran siaote, lebih baik kita pertaruhkan barang yang lain."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Habis bagaimana?"
"Apabila siaote kalah, segera mengundurkan dini dari
kalangan Kang-ouw, untuk selamanya akan mengabdi kepada saudara Hui."
"Kalau begitu bagaimana siaote berani menerima.... dan bagaimana pula kalau siaotee yang kalah?"
"Jikalau saudara Hui yang kalah harap saudara menjadi anggauta kita golongan pengemis untuk sepuluh tahun.
Sepuluh tahun kemudian, siaotee akan kembalikan kebebasan saudara Hui."
"Baik! Demikianlah kita tetapkan, apabila siaote kalah, sepuluh tahun siaote akan turut perintah pangcu. Dalam sepuluh tahun ini tidak perduli harus terjun ke lauatan api atau jurang berlumpur siaote tidak akan menolak"
Orang-orang golongan pengemis yang mendengad Auw-
yang Thong bertaruh dengan Hui Kong Leang, semua merasa khawatir jikalau pangcunya itu akan kalah.
Tanah datar belukar yang sangat luas itu, suasananya tiba-tiba menjadi sunyi, sedikitpun tidak terdengar suara apapun juga. Semua orang yang berada tempat itu, matanya
ditujukan kearah tempat berlalunya Teng Soan, menantikan kedatangannya.
Hanya Hui Kong Leang yang duduk bersila sambil
memejamkan matanya Dalam kesunyian itu tiba-tiba terdengar suara bentakan beberapa kali yang timbul dari tempat dimana tadi Teng Soan menghilang.
Orang-orang golongan pengemis timbul gaduh. Ciu Tay Cie tiba2 berkata kepada Auw-yang Thong: "Pangcu mari kita pergi melihat."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hati Auw-yang Thong meskipun cemas, tetapi masih
tenang, ia menjawab sambil tertawa: "Tidak perlu, dengan kecerdikan sianseng, sekali pun menjumpai bahaya, juga dapat meloloskan diri."
Hui Kong Leang tiba-tiba membuka matanya dan berkata:
"Aku lebih suka mengalah dan menurut perintah pangcu
sepuluh tahun, juga mengharap ia bisa kembali dengan
selamat." Sementara itu Ciu Tay Cie tiba2 berseru: "Dari mana sinar pedang itu?"
Semua mata ditujukan kearah yang ditunjuk oleh Ciu Tay Cie, memang benar disitu ada berkelebat sinar pedang, tetapi sebentar kemudian sudah lenyap.
Hui Kong Leang tiba2 melompat bangun tetapi kemudian
duduk kembali. Golongan pengemis mempunyai peraturan keras kalau tidak ada perintah dari pangcunya tiada seorangpun yang berani bergerak.
Tiat Bok Taysu yang memikirkan keselamatan Teng Soan, terpaksa berkata kepada Auw-yang Thong: "Auw-yang pangcu mari kita pergi melihat, pang-cu pikir bagaimana Lolap merasa bahwa disekitar kita agaknya ada banyak orang-2 dari rimba persilatan"
"Losiansu jangan khawatir, siaote percaya benar Teng
sianseng pasti akan kembali dalam keadaan selamat."
"Sinar pedang ini, jelas adalah gerakan dari seorang jago pedang yang sudah dapat menyatukan dirinya dengan sinar pedang. Jago-jago pedang kenamaan pada dewasa ini, yang mempunyai kepandaian semacam itu, jumlahnya
sesungguhnya tiada banyak," berkata Tiat Bok Taysu.
"Menurut taysu kira2 ada berapa orang yang bisa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok Taysu berpikir dulu baru menjawab: "Kira2 tiga atau lima orang saja."
"Orang yang mempunyai kepandaian menyatukan dirinya
dengan pedang, ilmunya meringankan tubuh pasti sudah
sempurna sekali. Dalam waktu sekejap tadi ia pasti sudah pergi jauh sekali."
"Lolap sangat khawatirkan Teng sianseng....." berkata Tiat Bok Taysu.
"Apabila ia dicelakakan orang, tentunya sudah lama ia meninggal, apabila ia dapat meloloskan diri seharusnya sudah kembali."
Tiat Bok Taysu mendongakkan kepala pengawasi awan
yang berterbangan dilangit kemudian berkata: "Lolap
sesungguhnya tidak setuju dengan pertaruhan tuan-tuan tadi."
"Hui-tay-hiap juga termasuk orang cerdik, jikalau bukan soal yang sulit sekali, bagaimana dapat memenangkan
pertaruhannya?" berkata Auw yang Thong.
"Aku lihat belum tentu, aku yakin masih bisa menang...."
berkata Hui Kong Leang. -odwo- 62 SEMENTARA itu tiba2 terdengar Cui Tay Cie berseru: "Ha!
Teng-ya kembali". Benar saja Teng Soan nampak berjalan kembali sambil
mengibas-ngibaskan kipasnya.
Pada saat itu, sekujur badan Auw-yang Thong tiba2 sudah basah dengan keringat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Soan berjalan lambat2. Setiap tindak agaknya
menggetarkan perasaan setiap orang, tidak lama kemudian, barulah berada kembali diantara mereka.
Auw-yang Thong yang lebih dulu menyongsongnya dan
berkata dengan suara perlahan: "Apakah sianseng baik-baik saja?"
Teng Soan memberi hormat seraya berkata: "Terima kasih atas perhatian Pangcu...."
Tiba2 ia berseru: "Pangcu kenapa."
Auw-yang Thong menjawab sambil tertawa: "Aku baik2
saja, untuk selanjutnya sianseng tidak boleh melakukan perbuatan yang sangat berbahaya seperti itu."
Teng Soan sangat terharu, ia berkata sambil mengeluarkan air mata: "Siaotee menurut."
"Bagus, bagus, sekarang golongan pengemis tambah lagi tenaga bantuan dari seorang yang mempunyai kepandaian tinggi ilmu silatnya dan kecerdasannya...."
Selagi hendak berkata lagi, tiba2 jatuh ditanah.
Ciu Tay Cie terperanjat, ia berseru sambil membimbing bangun Auw-yang Thong.
Teng Soan buru2 mencegahnya seraya berkata: "Jangan
ganggu, lekas letakkan ditanah."
Ciu Tay Cie melengak, tetapi ia menurut, meletakkan tubuh Auw-yang Thong ditanah.
Dengan wajah suram Tiat Bok taysu bertanya: "Sianseng, apakah dia tidak halangan?"
"Taysu jangan khawatir, disebabkan menahan
kekhawatiran yang sangat besar sehingga mengalirnya darah agak terganggu, setelah beristirahat sebentar, segera pulih Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembali...." berkata Teng Soan, "Bolehkah taysu menceritakan apa yang terjadi ketika siaote tadi berlalu?"
Tiat Bok taysu berpaling mengawasi Hui Kong Leang
sejenak, lalu berkata: "Mereka tadi telah bartaruhan, apabila sianseng tidak bisa kembali, Auw-yang pangcu segera
mengundurkan diri dari kalangan Kang-ouw, untuk menjadi budak Hui tay-hiap se-lama2nya. Tetapi sekarang sianseng sudah kembali dengan selamat, maka Hui tay-hiaplah nanti yang akan menjadi anggauta dan menurut segala perintah pangcu golongan pengemis selama sepuluh tahun....."
Teng Soan menarik napas perlahan-lahan dan berkata:
"Pangcu karena memikiri keselamatanku, hatinya sangat cemas, tetapi diluarnya ia tetap tenang, tatkala melihat siaote kembali dalam keadaan selamat, pikirannya lega seketika, perobahan perasaan secara mendadak itu telah menimbulkan reaksi kepada jalannya darah, sehingga jatuh pingsan..."
Ia mengurut-urut bagian dada Auw-yang Thong, meskipun ia mengenali tempat bagian darah, tetapi karena kekuatan tenaga jari tangannya agak kurang, maka ia harus
menggunakan banyak tenaga, sebentar saja sekujur badannya sudah mandi keringat.
Pada saat itu semua anak buah golongan pengemis sudah mengeruyung disekitar Auw-yang Thong dengan penuh
perhatian. Tidak antara lama, mulut Auw yang Thong mengeluarkan
suara tarikan napas, matanya terbuka perlahan-lahan,
kemudian bangun dan duduk, sambil mengawasi Teng Soan ia berkata: "Sianseng, imam pertengahan umur tadi apakah orang suruhan Kun-liong Ong?"
"Bukan, ia adalah orang dari Bu-tong-pay," menjawab Teng Soan sambil menggelengkan kepala
"Mengapa ia mengundang sianseng."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mereka hendak bertanya kepadaku tentang khasiatnya
semacam obat." "Apakah kau sudah melihat pemimpin Bu-tong-pay?"
"Tidak, disana cuma ada kita berdua."
Auw-yang Thong tidak menanya lagi, ia berpaling dan
berkata kepada Hui Kong Leang sambil pemberi hormat:
"Golongan pengemis sangat bersukur dan berterima kasih banyak-banyak kepada Tuhan yang Maha Esa telah mendapat bantuan tenaga Hui tay-hiap."
"Mulai saat ini, aku yang rendah sudah terhitung orang bawahan Pangcu. Apabila pangcu ada keperluan, silahkan perintahkan saja, siaote akan melakukan dengan sepenuh tenaga," berkata Hui Kong Leang.
Teng Soan berkata sambil kipasnya dan tertawa: "Apakah tuan-tuan sudah merasa lapar?"
Semua orang yang mendengar pertanyaan secara tiba-tiba itu, pada terkejut.
Ciu Tay Cie yang berkata lebih dulu sambil memberi
hormat: "Teng-ya, hamba sesungguhnya memang sudah
lapar" "Baiklah, diatas keretaku itu, ada membawa bekal
makanan, kau pergi ambil untuk dimakan bersama-sama,"
berkata Teng Soan. "Sianseng, apakah disini kita masih perlu menunggu lama?"
bertanya Auw-yang Thong heran
"Menurut pikiran siaote, lebih baik kita menunggu disini...."
"Menunggu apa" "Menunggu kedatangan Kun-liong Ong. Tanah yang kita
pijak sekarang ini, adalah pusat tanah dataran yang luas ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apabila Kun-liong Ong tidak berhasil menduduki tempat ini, maka barisan sungai berdarah tidak akan terbentuk."
"Apakah sianseng hendak melakukan pertempuran mati-
matian disini dengannya?"
"Tidak perlu, aku hendak membentuk barisan kecil disini lebih dulu, tindakan ini seolah2 sebuah pisau tajam, menancap jantung barisan sungai berdarah itu"
"Kalau begitu, perlukah kita mengerahkan banyak tenaga?"
"Hanya barisan delapan hulu balang saja sudah cukup."
Auw-yang Thong berpaling mengawasi delapan hulu balang itu sejenak tanpa berkata apa-apa, hanya dalam hatinya berpikir: "hanya delapan orang ini saja, bagaimana sanggup melawan anak buah Kun-liong Ong yang sangat kuat...."
Teng Soan agaknya mengerti apa yang dipikir oleh Auw-
yang Thong, ia bersenyum dan berkata: "Pangcu jangan
khawatir. Barisan yang siaotee bentuk ini, adalah barisan yang wujudnya tersembunyi. Setiap orang mempunyai batas
pergerakan tentu, dengan meminjam gerombolan alang2 yang lebat mtuk sembunyikan diri, mungkin dapat menghindarkan perhatian mata-mata Kun-liong Ong, sekaipun diketahui oleh mereka, juga tidak apa."
Sementara itu Ciu Tay Cie sudah kembali dengan
membawa banyak barang makanan.
Teng Soan berkata kepada delapan orang pasukan hulu
balang dengan suara rendah: "kalian makan kenyang dulu.
Dalam waktu satu hari satu malam yang akan datang, barang kali susah untuk dapat makanan"
Selesai makan, Teng Soan mengajak mereka berlalu.
Tiat Bok Taysu memandang Auw-yang Thong dengan
perasaan heran, kemudian bertanya: "Auw-yang Pangcu, Teng Sianseng rupanya sedang mengatur siasat, betulkah begitu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dalam segala hal, sebelum dilakukan, ia belum pernah menceritakan lebih dulu...." berkata Auw-yang Thong, ia berpaling mengawasi Pek Kong Po, sikaki sakti itu sikapnya ternyata masih tenang2 saja, seolah-olah tidak pernah terjadi apa2. Pemimpin itu hatinya panas seketika, maka lalu
memanggilnya sambil tertawa dingin, "Pek Kong Po, kau kemari"
Pek Kong Po menyahut sambil memberi hormat: "Pangcu
ada perintah apa?" "Bagaimana aku perlakukan kau?"
"Baik sekali." "Bagaimana nama golongan pengemis didalam kalangan
Kang-ouw?" "Bagaikan dewa bagi rakyat sengsara"
"Apakah perkataanmu ini keluar dari hati nuranimu yang sesungguhnya?"
"Semua keluar dari hati nurani hamba."
"Kau pandai bicara!"
"Hamba tidak berani."
Wajah Auw-yang Thong berubah seketika, berkata:
"Apabila aku suruh kau pergi mati, kau pergi atau tidak?"
"Sekalipun mati hamba juga tidak akan menolak."
"Bagus! Sekarang kau boleh habiskan jiwamu sendiri."
Pek Kong Po terperanjat, ia berkata: "Entah hamba
melanggar kesalahan apa, sehinggg pangcu demikian gusar"
Wajah Auw-yang Thong kembali berubah, ia bertanya
dengan nada suara dingin: "Apakah aku harus menjelaskan dosamu, baru kau menerima salah?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek Kong Po mengawasi Ciu Tay Cie sejenak. Dari
pinggangnya ia mengeluarkan sebilah pisau pendek.
Pada saat itu matahari sudah naik tinggi, pisau pendek itu memancarkan sinar ke-biru2an.
Tiat Bok taysu mengawasi pisau pendek itu sejenak, lalu berkata: "pisau pendek itu mengandung racun sangat
berbisa." Tiba2 terdengar suara bentakan orang: "Tahan."
Pek Kong Po menoleh, ia melihat Teng Soan berjalan
menghampiri sambil me-ngibas2kan kipasnya.
Auw-yang Thong tiba2 mengulurkan tangan kanaannya
seraya berkata: "Pek Kong Po berikan pisaumu padaku."
"Ini, ini....." jawab Pek Kong Po, dengan tanpa disadari mundur dua langkah.
Ciu Tay Cie tiba2 bergerak, tangannya mencekam
pergelangan tangan Pek Kong Po seraya berkata: "Saudara Pek, kau dengar perintah pangcu atau tidak?"
Tangan kirinya dengan cepat merebut pisau pendek dari tangan Pek Kong Po, kemudian diserahkan kepada Auw-yang Thong dengan sikap sangat menghormat.
Auw-yang Thong menyambuti pisau pendek itu ia periksa dengan seksama, kemudian berkata sambil tertawa: "Senjata berbisa yang sangat bagus sekali, berikan padaku."
Pek Kong Po berpaling mengawasi Ciu Tay Cie sejenak
kemudian menyerahkan sarung pisaunya kepada Auw-yang
Thong. Setelah menyambuti senjata itu Auw-yang Thong berkata kepada Teng Soan: "Sianseng, apakah kita masih perlu
menunggu di sini terus?"
"Barangkali kita sudah tidak bisa keluar dari sini lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa?" "Kita sudah terkurung oleh anak buah Kun-liong Ong."
"Betulkah ucapanmu ini?" bertanya Auw-yang Thong heran.
"Sudah tentu tidak salah." menjawab Teng Soan sambil tertawa. "hanya orang yang terkepung bukan melulu kita beberapa orang saja......"
Sementara itu tiba2 terdengar suara tindakan kaki yang lari tergesa-gesa, dua imam setengah umur datang menghampiri mereka dengan badan penuh darah.
Auw-yang Thong mengerutkan alisnya, ia menyambut
kedatangan mereka sambil berkata:" Toheng..."
Dua imam itu agaknya juga tidak sanggup berdiri lebih lama, mata mereka memandang Auw-yang Thong tiba2 roboh ditanah.
Tiat Bok Taysu memeriksa keadaan mereka, kemudian
berkata: "Luka mereka sangat parah."
"Kita telah beruntung sudah menyelidiki lebih dulu, apabila terlambat setindak, kekuatan Kun-liong Ong mungkin sudah memasuki pusat ini...." berkata Teng Soan sambil menghela napas, "Kun-liong Ong sudah mulai membasmi orang2 kuat rimba persilatan yang tersembunyi ditempat belukar ini.
Apabila dugaan siaote tidak keliru, sebentar lagi, masih ada banyak orang terluka yang akan datang kemari."
"Apakah kita harus berdiam saja menantikan kedatangan musuh?" bertanya Auw-yang Thong.
"Siaote sudah mendapat laporan kilat, Kun-liong Ong telah merencanakan suatu akal keji untuk memancing orang
banyak. Ia sudah berhasil memancing banyak orang kuat masuk ketanah belukar ini. Kali ini ia mengerahkan seluruh kekuatannya, dengan maksud orang-orang kuat yang berada disekitar tanah belukar ini, terbasmi seluruhnya, kemudian Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membentuk barisan berdarah untuk mengadu kekuatannya
dengan kita golongan pengemis...." berkata Teng Soan sambil tersenyum.
Ia mendongak mengawasi awan dilangit, sejenak ia
berpikir, kemudian berkata pula: "Tempat sekarang berpijak, adalah sebagai pusat dari tanah belukar seluas sepuluh pal ini.
Kun-liong Ong ini menyerang dari delapan penjuru. Barang siapa yang terluka, dengan sendirinya lari ke tempat ini.
Sebelum datang kemari siaote sudah memberikan perintah atas nama pangcu, minta supaya Koan Sam Seng pada sore hari ini, datang membawa bala bantuan dengan seluruh
kekuatan tenaga golongan pengemis. Sioate ingin
menggunakan barisan Pat-kwa-kiu-kiong-tin, lebih dulu menduduki jantung dari pada barisan sungai berdarah yang akan dibentuk oleh Kun-liong Ong supaya gerakan yang aneh dari barisan tersebut terhalang. Apabila sekarang kita mundur dari sini, bukan saja memberikan kesempatan baginya


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membentuk barisannya dengan leluasa, tetapi juga akan mengakibatkan orang2 kuat yang kerada ditempat sekitar ini, berada dalam kesulitan. Mereka bertindak sendiri-sendiri, satu sama lain tidak ada pengertian, sudah tentu akan dibasmi oleh Kun-liong Ong dengan sangat mudah"
Auw-yang Thong yang mendengarkan penguraian itu
menganggukkan kepala sambil memberi pujian: "Perhitungan sianseng, sesungguhnya sangat mengagumkan."
"Pangcu jangan memuji dulu, kalau benar Kun-liong Ong sudah berhasil mengundang Susiok siaote itu, mungkin kita akan menghadapi kejadian yang lebih aneh. Apabila dugaan siaote ini tidak keliru, maka ludeslah semua usaha kita...."
Tiba-tiba terdengar suara derap kaki kuda memutuskan
pembicaraan Teng Soan. Dua ekor kuda lari mendatangi kearah mereka, sedang dua penunggangnya, dua laki2 berpakaian ringkas, mendekam Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diatas kuda tanpa bergerak. Sekujur badan dua laki2 itu berlumuran darah.
"Lekas bantu mereka turun dari kudanya," demikian Auwyang Thong memerintahkan kepada orang-orangnya.
Ciu Tay Cie dan Pek Kong Po dengan serentak bertindak membimbing dua orang itu turun dari kudanya.
Ternyata dua orang itu sudah putus nyawanya, darah
dibadannya masih mengalir, jelas bahwa mereka mati belum lama.
Tiat Bok Taysu yang menyaksikan keadaan yang sangat
mengerikan itu, mulutnya tidak berhentinya memuji nama Buddha.
Teng Soan berkata dengan suara perlahan: "Taysu,
membasmi kejahatan melakukan kebaikan, inilah waktunya yang tepat!"
Mata Tiat Bok Taysu tiba-tiba memancarkan sinar tajam, katanya: "Perkataan sianseng ini sesungguhnya sangat
berharga." "Losiansu adalah seorang beribadat tinggi, menyaksikan keadaan yang mengerikan ini, tentu mengerti bahwa sebagai orang rimba persilatan, semua tidak dapat menghindarkan diri tidak terlibat dalam segala pergolakan rimba persilatan."
"Apabila lolap bisa kembali ke gereja Siao-lim-sie, lolap pasti berusaha untuk minta kepada ketua Siao lim-sie supaya mengerahkan semua anak buahnya yang terkuat, untuk
menolong bencana ini."
"Andaikata banar Siao-lim-sie dapat mengerahkan seluruh kekuatannya, kita tidak perlu takut kepada Kun-liong Ong lagi!"
Hui Kong Leang tiba2 berkata sambil menghela napas: "Ada orang datang lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu terdengar suara tindakkan kaki orang yang berat, seorang tinggi besar perlahan2 berjalan mengitari gerombolan alang-alang itu. Orang itu seperti mabuk arak, tindakannya sempoyongan. Kedua tangannya menekan
perutnya, setindak demi setindak berjalan kearah mereka.
Teng Soan berpaling mengawasi Ciu Tay Cie sejenak,
kemudian berkata: "Lekas bimbing dia, lihat masih bisa ditolong apa tidak?"
Ciu Tay Cie segera menghampiri orang itu dan
menyambarnya. Tindakan orang itu meskipun sempoyongan seperti orang mabuk, tetapi pikirannya masih sadar. Ketika Ciu Tay Cie menyambar dirinya, segera disambut dengan tinju.
Karena serangan yang tiba2 itu hampir mengenai perut Ciu Tay Cie
Ia mendapat julukan pengawal besi. Dalam golongan
pengemis juga terhitung salah seorang kuat. Kecuali ilmu meringankan tubuhnya yang agak rendah dalam permainan kaki dan tangannya, sudah jarang tandingannya. Ketika diserang, ia segera membusungkan perutnya untuk
menyambut serangan itu sedang tangan kanannya segera
menyambar pergelangan tangan lawan.
Serangan orang itu agaknya sudah menggunakan seluruh
kekuatan tenaganya. Tetapi ketika serangan itu mengenakan perut Ciu Tay Cie, sebaliknya ia sendiri rubuh terjengkang.
Dengan cepat Ciu Tay Cie menyambar tubuh orang itu, lalu dibawanya kehadapan Teng Soan, kemudian diletakkan
ditanah. Wajah orang itu sudah pucat pasi. Lubang hidung dan
telinganya masih mengalir darah. Luka dalamnya nampaknya sudah tidak mudah ditolong lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Soan yang menyaksikan itu, telah meng-goyang2kan kepalanya dan berkata: "Orang ini sudah tidak dapat ditolong lagi. Mendapat serangan pukulan sangat berat, dengan sisa tenaganya yang masih ada ia mencoba hendak lari, tetapi cuma dapat bertahan sampai disini saja..."
Sementara itu terdengar pula suara tindakan kaki dua
orang imam yang masmg2 membawa pedang tetapi sekujur
badannya sudah penuh darah, lari mendatangi.
Hui Kong Leang dan Pek Kong Po segera menyongsong dan membimbingnya jangan sampai jatuh.
Teng Soan menyaksikan luka2 dibadan dua imam itu, lalu berkata: "Lekas rebahkan mereka. Walaupun terluka parah, namun masih dapat ditolong."
Ia lalu mengeluarkan dua butir obat dan dimasukkan dalam mulut mereka
Auw-yang Thong berkata dengan suara perlahan:
"Sianseng, orang kita sangat sedikit, sekarang harus
menampung demikian banyak orang yang terluka ini rasanya kurang tepat. Seandainya Kun-liong Ong dan orang2nya
menyerang kita dari berbagai penjuru, klta sendiri akan repot menyambut musuh. Bagaimana ada tenaga mengurus
mereka?" "Siaote sudah berkeputusan untuk berdiam disini. Selain untuk memecahkan barisan sungai berdarah, juga hendak menolong orang2 yang terluka seperti ini. Kun-liong Ong yang melakukan pembunuhan sedangkan pangcu yang menolong.
Dua perbuatan itu, bukankah merupakan suatu kontras yang nyata. Bukankah suatu perbuatan yang sangat mulia. Rakyat dibeberapa daerah Tiong Goan, semua memandang pang-cu sebagai Buddha hidup. Asalkan kita dapat melewati saat yang krisis ini, maka perbuatan pangcu yang sangat mulia ini, niscaya menjadi ujian bagi orang2 rimba persilatan dan semua Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertikaian dldunla Kang-ouw, pasti akan mudah di bereskan oleh pangcu" berkata Teng Soan sambil tersenyum.
"Seorang gagah yang mempunyai jiwa besar dan berhati
penuh cinta kasih seperti sianseng ini berapakah jumlahnya didalam dunia" Auw-yang Thong sungguh sangat bersyukur mendapat bantuan sianseng" berkata Auw-yang Thong sambil menghela napas perlahan
"Menolong sesama manusia, memang merupakan
kewajiban bagi kita, pangcu tidak perlu memberikan pujian demikian tinggi."
Pada saat itu tiba2 Ciu Tay Cie berseru: "Ada orang datang lagi."
Teng Soan menengok, benar saja ada seorang tua
berpakaian panjang warna biru, sedang jalan kearah mereka.
Tangan orang tua itu memondong seorang wanita yang
mengenakan pakaian berwarna biru hijau.
Ciu Tay Cie maju menyongsong dan menegurnya:
"Sahabat, tidak dapat melanjutkan perjalanan"
Orang tua itu dengan sikap keren dan dingin memandang Ciu Tay Cie sejenak, se-konyong2 menghela napas panjang, kemudian berkata: "Anakku ini terluka parah, perlu
mendapatkan tempat yang tenang untuk mengobati lukanya."
Teng Soan maju menghampiri dan berkata sambil memberi hormat: "Locianpwee, parah sekalikah luka putrimu?"
Orang tua itu menganggukkan kepalanya lambat dan
berkata: "Ia sudah pingsan, perlu mendapat pertolongan dengan segera."
"Boanpwee mengerti sedikit ilmu tabib, bolehkah boanpwee bantu menolongnya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang tua itu menjawab sambil menggelengkan kepala:
"Tidak usah, aku dapat mengobati sendiri, tetapi harus mencari tempat yang tenang."
"Sekitar tanah datar ini, semua sudah diliputi oleh suasana pembunuhan, barang kali sudah tidak mudah untuk mencari tempat yang tenang....."
Teng Soan mengawasi beberapa orang yang rebah ditanah, ada yang sudah menjadi mayat, ada yang masih dalam
keadaan terluka parah, kemudian berkata pula: "Tempat ini meskipun agak ribut suasananya, tetapi merupakan satu2nya tempat yang aman disekitar tanah datar ini. Jikalau
loncianpwee tidak anggap tempat ini terlalu ramai, lebih baik locianpwe mengobati putrimu disini saja."
Orang tua itu mengawasi keadaan disekitarnya, sebentar lalu memandangi putrinya yang berada dalam pondongannya, kemudian berkata sambil menghela napas: "Semua ini karena ketidak becusan ayahmu sendiri yang tidak dapat melindungi keselamatanmu, sehingga kau harus mengalami penderitaan ini"
Pada saat itu dari jauh tiba2 terdengar suara orang saling bentak.
Wajah orang tua itu berubah seketika, dua matanya
memancarkan sinar ber-api2, badannya gemetar, agaknya sedang berusaha menindas hawa amarahnya.
Teng Soan berkata dengan suara perlahan: "Harap
locianpwee bersabar sedikit, penting adalah mengobati luka putrimu. Beberapa tombak di luar daerah sekitar ini, kita sudah pasang orang yang sangat kuat untuk menahan musuh betapapun tangguhnya musuh itu, tidak mudah menembus
barisan kuat kita. Pada saat ini, waktu adalah sangat berharga, locianpwee seharusnya dapat menggunakan
kesempatan yang ada untuk menolong puterimu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Amarah orarg tua itu perlahan-lahan mulai reda, ia
menyahut sambil menganggukan kepala: "Terima kasih atas kebaikan Saudara"
Ia berjalan beberapa tombak untuk mencari tempat yang terdapat banyak alang2, lalu meletakkan puterinya disana.
Sifatnya yang keras dan tinggi hati, sekali lagi sangat nyata. Didalam keadaan dan suasana yang sangat berbahaya seperti itu, ia berjalan ter-gesa2 melalui samping Hui Kong Leang dan Tiat Bok Taysu, tetapi sedikitpun tidak
menghiraukan mereka, agaknya tidak melihat adanya orang2
itu. Teng Soan berkata dengan suara nyaring: "Locianpwee,
jikalau memerlukan obat panggillah boanpwee."
"Tidak usah!" jawab orang tua itu dengan suara perlahan.
Auw-yang Thong berkata kepada Teng Soan dengan suara
perlahan: "Dengan beruntun ada beberapa orang yang terluka datang ketempat ini, mungkin tidak lama lagi orang2 Kun-liong Ong juga segera datang kemari, sianseng sebaiknya jangan menempuh bahaya."
"Terima kasih, atas perhatian pangcu, sioate dapat
menjaga diri sendiri."
Hui Kong Leang tiba2 bertanya kepada Auw yang Thong:
"Apakah pangcu kenal dengan orang tua itu tadi?"
"Masih sangat asing, belum pernah melihatnya" menjawab Auw-yang Thong sambil menggelengkan kepala.
"Orang ini rupanya seperti Lam-ong Sin...." berkata Hui Kong Leang.
Tiba2 suara tajam memutus perkataan Hui Kong Leang.
Seorang wanita setengah umur dengan rambut terurai dan badan penuh darah lari mendatangi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang hong segera memerintahkan Pek Kong Po
supaya menolong perempuan itu.
Pek Kong Po lalu membimbing perempuan itu dan
dihadapkan Auw-yang Thong.
Sekujur badan perempuan itu terdapat banyak luka, sudah tidak mudah ditolong lagi.
Perempuan itu memandang Auw-yang Thong sejenak,
kemudian berkata: "Adakah kau pangcu golongan pengemis?"
"Aku yang rendah benar adalah Auw-yang Thong...."
menjawab Auw-yang Thong. "Auw-yang pangcu...." berkata perempuan itu tetapi baru saja mengucapkan sepatah kata, tiba2 matanya melotot dan napasnya sudah berhenti.
Orang tua berbaju hijau yang bersembunyi di dalam
gerombolan alang2 tiba2 menongolkan kepalanya mengawasi perempuan itu sebentar, lalu sembunyi lagi.
Dengan wajah penuh amarah Auw-yang Thong berkata:
"Sianseng, orang2nya Kun-liong Ong sesungguhnya kejam sekali. Terhadap kaum wanita dan anak-anak juga turun tangan demikian kejam."
"Ada semacam obat yang sangat ajaib. Obat itu asal
dimakan, orang yang makan segera kehilangan sifat
kemanusiannya dan berubah menjadi seorang yang gemar
membunuh" Tiba2 terdengar pula suara beradunya senjata tajam.
Teng Soan segera berkata, "Orang2nya Kun-liong Ong
sudah tiba. Pangcu, Hui-tay-hiap, lekas menjaga empat penjuru tempat kita sekarang berpijak. Aku tadi sudah memerintahkan delapan hulubalang, apabila menjumpai
musuh kuat yang tidak sanggup melawan, segera mundur dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mambentuk barisan gaib Kiu-kiong-tin, untuk melawan musuh dengan kekuatan tenaga bersama."
"Harap sianseng menjaga diri baik2, "berkata Auw-yang Thong segera lari kearah datangnya suara beradu senjata itu.
Begitu juga Hui Kong Leang, segera bergerak mengikuti pangcunya.
Auw-yang Thong mengawasi Pek Kong To dan Ciu Tay Cie
sejenak, lalu berkata kepada mereka: "Kalian lekas bawa orang2 yang terluka kedalam alang2, dikumpulkan disatu tempat"
"Bagaimana dengan yang mati?"
"kita tidak dapat mengurusnya lagi" menjawab Teng Soan.
Sementara itu suara bentakan orang ber-ulang2 disekitar tempat itu.
Teng Soan mengibaskan kipasnya, keretanya yang berhenti ditempat sejauh satu tombak lebih, tiba2 berjalan kearahnya, tetapi orang berpakaian hitam yang menjalankan kereta itu masih duduk tenang ditempatnya tanpa bergerak.
Hui Kong Leang yang tadi mengikuti Auw-yang Thong,
tiba2 balik kembali dan berkata, "Sianseng, orang2 Kun-liong Ong sudah mengurang kita dari berbagai penjuru"
Teng Soan berkata sambil meng-angguk2an kepala:
"pertempuran ini tidak dapat dihindarkan lagi. Mati hidupnya golongan pengemis, tergantung dalam pertempuran kali ini."
"Maksud pangcu, karena orang2 kita tersebar luas, hingga suruh aku minta tanya kepada Sianseng, bolehkah kiranya ditarik dan terkumpul disuatu tempat?" bertanya Hai Kong Leang.
"Aku sudah memberitahukan kepada orang2 yang
kupasang disekitar ini, apabila berjumpa musuh tangguh, jangan dilawan dengan kekerasan, kita sudah tentu dapat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mundur kedalam barisan pat-kwa tin. Asal Hui-tayhiap dapat memberi bantuan tapat pada waktunya, supaya jangan ada yang terluka, itu sudah cukup." berkata Teng Soan sambil tertawa.
Kemudian ia menghela napas perlahan dan berkata pula:
"Ini suatu pertempuran dahsyat yang kekuatan semua pihak selisih jauh sekali. Dalam waktu tiga jam, kita tidak mudah mendapat bantuan, tetapi orang2 Kun-liong Ong yang turut ambil bagian dalam pertempuran itu, jumlahnya semakin lama semakin banyak. Pasukan delapan hulu halang dari pihak kita harus dijaga jangan sampai ada satu yang terluka atau binasa.
Sebab terluka seorang saja, seluruh barisan akan kehilangan imbangan kekuatan. Tetapi dengan adanya Pangcu, Hui-tayhiap dan Tiat Bok Taysu bertiga, yang harus memberi bantuan pada saat yang tepat, rasanya dapat melindungi pasukan kita itu."
"Sianseng tentunya suduh atur lebih dulu, sekarang aku perlu segera memberi kabar kepada pangcu." berkata Hui Kong Leang yang segera balik untuk menemui Auw-yang
pangcu Pada saat itu Ciu Tay Cie tiba2 ber-teriak2: "Teng-ya awas!"
Dengan tindakan lebar sigendut itu lari menuju keutara.
Teng Soan segera dapat lihat dua orang berpakaian hitam dengan tangan membawa sendjata, sedang menyerbu barisan delapan hulu halang.
Pek Kong Po tiba-tiba berhenti dan berkata: "Teng-ya, keadaan sangat berbahaya, tambah..."
Teng Soan tiba-tiba mengibaskan kipasnya dan berkata:
"Mundur." Pek Kong Po terkejut, tanpa disadari ia sudah mundur
selangkah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu terdengar suara bentakan Ciu Tai Cie
bagaikan geledek: "Bangsat, sambutlah tangan tuan
besarmu...." Kepalan tangan kanannya segera meninju, sebentar
kemudian terdengar suara jeritan tertahan yang keluar dari seorang berpakaian hitam, orang itu kemudian roboh ditanah.
Ciu Tay Cie terperanjat menyaksikan orang yang tidak ada gunanya itu.
Sebelum ia bertindak lebih jauh, seorang berpakaian hitam yang lain sudah menikam perutnya.
Ciu Tay Cie yang nampaknya sangat bodoh, tetapi
sesungguhnya sangat lincah gerakannya. Dengan miring
kesamping ia menghindarkan serangan lawannya, kemudian balas menyerang dengan tinju kirinya.
Tetapi sebelum tinjunya bersarang didada lawannya, orang itu sudah roboh tercelentang.
Ciu Tay Cie segera merebut senjata orang itu, ia balik kepada Teng Soan dan berkata sambil tertawa: "Teng-ya, orangnya Kun-liong Ong ternyata cuma gentong kosong,
mereka tidak sanggup menyambut seranganku."
Teng Soan tertawa hambar, ia naik keatas kereta,
kemudian berkata dan memberi hormat: "Terima kasih atas bantuan locianpwee."
Ciu Tay Cie yang mendengar itu tercengang ia mengawasi orang yang dipukul jatuh tadi. Dua orang itu ternyata sudah memejamkan matanya, mukanya pucat pasi, agaknya bukan mati karena terkena serangannya maka timbullah kecurigaan dalam hatinya.
63 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
TETAPI pikirannya yang sederhana, sesaat itu tak mengerti apa sebabnya. Ia mengawasi sambil berpikir lama. Tiba-tiba berseru sambil menepuk kepalanya sendiri. "Aku mengerti, aku mengerti..."
Dengan tindakan lebar ia berjalan kearah alang2 itu seraya berkata: "Hai! Apakah tadi kau yang membantu aku siorang she Ciu?"
Dari tengah-tengah alang2 lebat itu menongol kepalanya orang tua berbaju hijau itu, sambil mengulapkan tangannya orang tua itu berkata, "Pergi."
Setelah itu ia menghilang lagi kedalam gerombolan alang2
ditempat itu. Ciu Tay Cie tercengang ia berkata: "Hem! Sungguh
sombong kau" "Jangan mengganggu orang yang sedang mengobati orang
sakit, lekas balik" berkata Teng Soan dengan suara perlahan.
"Kepandaian orang tua berbaju hijau itu hebat sekali...."
Teng Soan menggoyang-goyangkan tangannya melarang ia
berkata lagi: "Jangan mencampuri urusan orang lain....."
Pada saat itu ditengah udara nampak berkelebat snar putih bersama bayangan putih yang meluncur kearah Teng Soan.
Teng Soan tidak mengerti ilmu silat, meskipun tahu bahwa itu adalah berkelebatnya sinar senjata tajam, tetapi ia tidak dapat mengelakkan diri.
Ciu Tay Cie meskipun sudah sempurna kekuatan tenaga
dalamnya, tetapi ilmu meringankan tubuhnya, boleh dikata tidak mengerti samasekali. Sekalipun ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri meluncurnya sinar putih itu, tetapi juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Dalam saat yang sangat kritis itu, segumpal kekuatan
tenaga dalam tiba2 meluncur kearah sinar putih itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hembusan tenaga dalam itu ketika beradu dengan sinar putih itu, sinar putih itu segera terpental dan jatuh ditanah.
Teng Soan mengawasi golok terbang yang terjatuh ditanah itu sambil tertawa menyeringai kemudian ia berpaling dan berkata kepada Tiat Bok Tay "Jikalau bukan karena serangan jarak jauh losiansu, tepat pada saatnya, Teng Soan pasti akan terluka oleh golok terbang itu."
"Kekuatan tenaga orang yang melancarkan golok terbang ini, sesungguhnya hebat sekali. Jikalau jugaan lolap tidak keliru, orang yang melancarkan golok terbang ini tentu berada sejauh lima tombak lebih......" berkata Tiat Bok Tay sambil menghela napas. "Teng sianseng memegang kunci
keselamatan rimba persilatan. Lolap mengharap dengan
sangat supaya sianseng dapat menjaga keselamatan sendiri.
Duduk diatas kereta memang dapat melihat keadaan di
sekiranya, dapat menyaksikan adanya sesuatu parobahan, tetapi berada di tempat setinggi itu, merupakan suatu sasaran yang terlalu menyolok...."
"Terimakasih atas perhatian siansu," berkata Teng Soan sambil tertawa dan memberi hormat kemudian masuk
kedalam keretanya. Dari jauh terdengar suara Auw-yang Thong berkata: "Ciu Tay Cie, kau bertugas menjaga keselamatan Teng sianseng.
Apabila ada terjadi apa2 atas diri sianseng, kau jangan ketemu aku lagi."
Ciu Tay Cie menerima baik tugas itu, ia berdiri didepan kereta Teng Soan.
Tiat Bok Taysu tiba2 menghampiri kereta Teng Soan dan berkata dengan suara perlahan: "Sianseng, anak buah Kun-liong Ong sudah berada dekat disekitar ini" Bahkan tadi sudah terdengar nyata suara beradunya senjata, tetapi mengapa sekarang mendadak tenang kembali?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Selagi menghadapi hujan angin ribut, sudah tentu ada ketenangan. Anak buah Kun-liong Ong bukan saja sudah
berada disini bahkan jumlahnya banyak sekali. Diantaranya juga terdapat orang2 kuat yang tidak sedikit. Tidak antara lama, pasti akan melancarkan serangan yang hebat"
Sementara itu dari semak2 tampak gerakan bayangan
orang yang berjalan mundur.
Teng Soan berkata dengan suara perlahan: "Taysu, anak buah Kun-liong Ong sudah mulai mendesak, delapan
hulubalang golongan pengemis. Sudah menggeser mundur...."
Tiba-tiba Auw-yang Thong dan Hui Kong Leang sudah
melompat kedepan kereta Teng Soan.
"Barisan yang sianseng bentuk, memakan tempat yang
berapa luas?" Teng Soan berpikir sejenak, baru menjawab: "Dengan
kereta siaote ini sebagai pusat, memakan tempat kira2 dua tombak persegi."
"Dengan dibantu oleh Tiat Bok Taysu dan Hui tay-hiap
dengan sepenuh tenaga, mungkin dapat bertahan untuk
sementara" berkata Auw-yang Thong sambil menganggukkan Kepala.
Hui Kong Leang tiba2 tertawa terbahak-bahak, "Sekarang ini aku siorang she Hui sudah merupakan salah satu anggota golongan pengemis. Pangcu ada perintah apa, silahkan
perintahkan saja" Sementara itu, barisan delapan hulubalang per-lahan2
bergerak mundur, ditangan mereka semua sudah memegang senjata.
Tiba-tiba terdengar suara orang berkata dengan suara
nyaring: "Siapakah diantara kalian yang menjadi pangcu golongan pengemis" Harap maju menjawab."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong berpaling mengawasi Tiat Bok Taysu
sambil tersenyum, selagi hendak membuka, sudah didahului oleh Hui Kong Leang: "Siapa yang demikian kurang ajar.
Pangcu kita adalah seorang berderajat tinggi, bagaimana kau boleh perintah sesukanya". Kalau kau bicara majulah kemari!"
Terdengar pula suara orang itu: "Aku siorang tua adalah Koo Pat Kie, salah seorang raja muda Kun-liong Ong"
"Ada raja muda segala, jikalau kau hendak menjumpai
pangcu kita, kau harus menurut peraturan dunia Kang ouw, datang sendiri untuk menemuinya." membentak Hui Kong Leang
"Hem, kau sudah terkurung rapat oleh kita tetapi masih tak tahu diri.... apabila bukan karena perintah Ong-ya, tadi2 aku sudah perintahkan untuk menggempur."
"Kau mempunyai kepandaian apa, boleh keluarkan semua."
Suara itu berhenti sekian lama kemudian terdengar pula
"Baiklah! Sebagai orang yang bertugas, apa boleh buat aku harus menjumpainya. Sekarang juga aku hendak pergi."
Auw-yang Thong mengawasi Teng Soan sejenak lalu
berkata: "Sianseng, keadaan sekarang ini, kita seolah-olah seperti ikan dalam jaring, tetapi mengapa Kun-liong Ong tidak mau mengeluarkan perintah menyerang" Sebaliknya kirim orang untuk berunding dengan kita?"
"Kun-liong Ong tidak menduga kita berani menempuh


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bahaya seperti ini" menjawab Teng Soan sambil tersenyum.
Tiat Bok Taysu tiba2 berkata: "Utusan Kun-liong Ong sudah sampai."
Seorang laki2 tinggi tegap dengan senjata ruyung perak dipundaknya telah datang menghampiri dengan tindakan
lebar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu delapan hulu balang masing2 sudah mundur ketempatnya sendiri2 untuk membentuk barisan.
Auw-yang Thong segera memerintahkan Ciu Tay Cie untuk menyambut utusan Kun-liong Ong.
Dibelakang laki2 tegap itu mengikuti seorang tua pendek kurus.
Laki2 tegap itu tiba2 mengangkat senjata di tangannya seraya berkata: "Minggir."
Ciu Tay Cie diam2 juga memuji laki2 yang gagah itu, ia maju menyambut sambil berkata pada delapan hulu balang:
"Pangcu keluarkan perintah untuk menyambut tetamu, kalian minggirlah."
Barisan delapan orang itu per-lahan2 bergerak menjadi dua, sehingga di-tengah2 terbuka satu jalanan.
Lelaki tegap itu mengawasi Ciu Tay Cie sejenak, se-
konyong2 minggir kesamping.
Orang tua pendek kurus berjalan dengan tindakan lambat masuk kedalam barisan.
Ciu Tay Cie memberi hormat dan berkata dan berkata pada laki2 tegap itu "Bolehkah aku numpang tanya nama saudara?"
"Aku yang rendah Kim Goan Pa" menjawab laki-laki tegap itu.
"Nama itu sungguh tepat dengan orangnya, siaote sendiri bernama Ciu Tay Cie," berkata Ciu Tay Cie.
Kim Goan Pa tertawa terbahak-bahak, kemudian berkata:
"Sudah lama aku mendengar kabar nama besar pengawal besi dari golongan pengemis, sungguh beruntung hari ini aku bisa beremu muka dengan saudara......"
"Ah, saudara terlalu memuji."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menurut apa yang tersiar dikalangan Kang-ouw, katanya kau merupakan salah seorang pengawal yang paling kuat. Aku sesungguhnya tidak percaya, sebentar lagi kita perlu mengadu kekuatan."
"Aku bersedia mengiringi kehendakmu."
"Bagus! Nanti kita boleh mengadu kepandaian dengan
tangan kosong ataupun senjata, terserah kehendakmu."
Setelah itu ia berjalan memasuki barisan mengikuti orang tua pendek kurus tadi.
Ciu Tay Cie yang berjalan dibelakangnya, matanya
mengawasi senjata ruyung peraknya yang bulat besar itu, dalam hatinya diam-diam berpikir: "orang ini bisa
menggunakan senjata yang begini berat, tenaganya pasti besar sekali, aku harus hati-hati menghadapinya"
Orang tua pendek kurus berjalan ke depan Auw-yang
Thong sejarak tiga langkah baru berhenti, kemudian memberi hormat dan berkata: "Aku yang rendah Koo Pat Kie, raja muda dari utara. Atas perintah Ong-ya datang menjumpai pangcu untuk mengadakan perundingan."
"Kami bersedia mendengarkan," menjawab Auw yang
Thong dengan sikap agung.
Mata Koo Pat Kie berputaran mengawasi orang orang
disekitarnya, kemudian berkata: "Kalian semua sudah
terkurung ditempat ini, bagaikan ikan dalam jaring."
"Tentang ini tidak perlu kau memberi peringatan" berkata Auw-yang Thong dingin
"Diempat penjuru tempat kalian berpijak, sudah terkurung oleh obat peledak dan kain kering. Apabila kita membakarnya, maka keadaan sekitar ini segera terkurung oleh api. Kecuali tuan2 mempunyai sayap yang bisa terbang keangkasa, sudah tidak dapat lolos dari bencana ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong yang mendengarkan diam2 juga terkejut, apabila benar demikian adanya, sesungguhnya sangat
menakutkan, namun demikian ia masih tetap berlaku tenang, sambil tertawa ia berkata: "Dengan api membakar alang2
ditanah datar seluas sepuluh pal ini, sesungguhnya merupakan satu hal yang bagus sekali...."
"Namun demikian Ong-ya sesungguhnya tidak ingin tuan-
tuan dibakar hidup2, maka perintahkan aku yang rendah datang kemari menjumpai pangcu"
"Kalau benar demikian halnya, Kun-liong Ong masih
merupakan seorang yang baik hati...."
"Ucapanku ini, setiap patah kata keluar dari hati
sanubariku, harap pangcu jangan anggap begitu saja"
Auw-yang Thong berpaling mengawasi Teng Soan sejenak, kemudian mengawasi Ko Pat Kie, setelah itu haru berkata:
"Tolong sampaikan jawabanku pada Kun-liong Ong, katakan saja bahwa kami sangat berterima kasih atas kebaikannya."
"Kalau begitu, jadi Pangcu sudah bertekad hendak
mempertahankan tempat ini?"
Hui Kong Leang tiba2 menyela dengan suara keras:
"Pembicaraanmu sebetulnya sudah habis atau belum" Pangcu kita bukan orang sembarangan, mana ada waktu menemani kau ngobrol disini?"
Sinar mata Ko Pat Kie yang tajam menyapu keadaan
sekitarnya, tiba2 tertawa terbahak-bahak, kemudian berpaling dan berkata kepada Kim Goan Pa: "Mari kita pulang."
Auw-yang Thong mengawasi berlalunya Koo Pat Kie
dengan mulut bungkam. Teng Soan tiba2 berkata dengan suara perlahan: "Orang ini setelah kembali, Kun-liong Ong pasti mengeluarkan perintah melakukan serangan....."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sianseng, kedatangan orang ini sangat mencurigakan,"
berkata Auw-yang Thong. "Satu hari kita belum mundur, maka barisan sungai
berdarah itu, Kun-liong Ong tidak dapat membentuknya. Ia kirim utusan menjumpai pangcu.... maksudnya, kesatu untuk melihat kekuatan kita, dan kedua hendak membujuk dengan perkataan manis, supaya kita angkat kaki dari sini."
Pada saat itu tiba2 terdengar suara siulan tajam.
Suara ita segera disambut oleh orang2 yang bersembunyi disekitarnya.
Teng Soan tiba2 berkata kepada kusirnya: "Lepaskan
keledai kita, biarlah ia melarikan diri"
Sang kusir itu tidak berkata apa2, tetapi ia menurut dan membuka tali keledainya.
Teng Soan berkata dengan suara nyaring "Pangcu, Tiat Bok Taysu, harap membantu delapan hulubalang dengan tenaga sepenuhnya, jangan hiraukan diriku lagi."
Auw-yang Thong berpaling dan berkata: "Sianseng...."
Teng Soan menggerakkan pesawat diatas kereta itu
mengeluarkan suara bergeraknya pesawat. Empat buah
papan, lambat-lambat bergerak keatas mengalingi diri Teng Soan.
Tiat Bok Taysu yang menyaksikan itu berdiri melongo, ia berkata: "Dizaman dahulu Khong Bieng pernah menggunakan kuda dan kerbau kayu sebagai alat peperangan. Hal ini merupakan suatu kegaiban hingga saat dan sianseng dengan keretanya yang dapat melindungi keselamatan ini...."
Pada saat itu, barisan anak panah tiba2 membuka
serangannya. Tiat-bok Taysu menggunakan lengan jubahnya yang lebar untuk menyambut serangan anak panah demikianpun Auw-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang Thong, Hui Kong Leang, Ciu Tay Cie, Pek Kong Po dan lain2nya, masing2 menggunakan kekuatan tenaga dalam
untuk menyambut serangan anak panah itu. Tiba-tiba dari dalam kereta yang sudah dilindungi papan itu terdengar suara Teng Soan: "Pangcu dan taysu, sebaiknya menggunakan
senjata. Pertempuran ini sungguh hebat......"
Anak panah yang menyambar bagaikan hujan itu sudah
terhalang oleh kekuatan tenaga dalam betapa orang itu, seolah-olah kebentur dengan tembok dinding yang tidak berwujud, pada jatuh di tanah.
Pada saat itu serangan anak panah nampak semakin
gencar. Hui Kong Leang yang lebih dulu mengetahui gelagat tidak baik, ia berkata dengan suara nyaring: "Pangcu, kita tidak boleh terpancing oleh akal muslihat musuh, jangan lagi menggunakan kekuatan tenaga dalam menyambut anak
panah ini, kita harus gunakan senjata tajam."
Mereka benar2 tidak menggunakan kekuatan tenaga dalam lagi, masing-masing pada menyingkir.
Sebentar kemudian terdengar suara nyaring beberapa
puluh batang anak panah menghujani kareta Teng Soan.
Papan yang melindungi kereta Teng Soan itu nyata amat kuat, sehingga tidak dapat ditembusi oleh anak panah.
Dari dalam kereta terdengar pula suaranya Teng Soan:
"Harap tuan2 menggunakan senjata untuk menghadapi
musuh" Sementara itu terdengar pula suara pesawat rahasia dalam kereta Teng Soan bagian belakang kereta itu tiba2 terbuka dua lobang kira-kira dua kaki garis tengahnya. Dari dalam lobang itu perlahan2 bergerak sebuah papan yang diatasnya penuh dengan beberapa jenis senjata tajam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong sungguh tidak menduga bahwa kereta itu mempunyai perlengkapan demikian rupa. Meskipun hatinya merasa heran, tetapi diluarnya masih berlaku tenang. Ia bergerak lebih dulu mengambil sebilah pedang panjang seraya berkata: "Saudara-saudara apabila lupa membawa senjata, silahkan pilih sendiri."
Tiat Bok Taysu dan Hui Kong Leang tidak membawa
senjata, tetapi pada saat itu mereka tidak berani berlaku gegabah, hingga masing memilih senjata yang cocok bagi mereka
Hui Kong Leang berkata sambil menarik napas perlahan:
"Nampaknya kereta Teng Soan ini masih ada khasiat lagi......"
Dari dalam kereta terdengar suara Teng Soan "Kereta ini belum terhitung seberapa gaib, tetapi di dalam keretaku ini ada tersembunyi dua belas cabang senjata rahasia. Senjata rahasia ini termasuk asap racun, api, air beracun, jarum dan paku yang sangat berbisa. Kalau bukan dalam keadaan
terpaksa tidak akan digunakan secara sembarangan."
Sementara itu dari jurusan selatan terdengar suara siulan tajam, beberapa puluh orang berpakaian hitam dengan
masing2 membawa senjata tajam itu menerjang.
Barisan Pat-kwat-tin delapan hulu halang juga mulai
bergerak, tetapi barisan itu per-lahan2 mulai memperkecil.
Hui Kong Leang tiba2 menarik tangan Pek Kong Po seraya berkata: "Jalan, mari kita bantu mereka."
Pek Kong Po terkejut, ia berkata: "Terima kasih atas
penghargaanmu, biarlah kuamabil senjata dulu." Ia lalu mengambil dua bilah pedang panjang dan dua batang senjata yang berbentuk alat tulis.
"Seorang diri mengapa kau membawa senjata sedemikian
banyak?" bertanya Hui Kong Leang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebelum Pek Kong Po menjawab, sudah terdengar suara
beradunya senjata tajam, musuh yang menyerang dari
selatan, ternyata sudah menyerbu berteriak-teriak. Orang2 itu sambil bergandengan tangan menyerang dengan hebat.
Dengan caranya itu sehingga merupakan satu barisan berantai yang sangat kokoh.
Barisan Pat-kwat-tin delapan hulubalang itu, sesungguhnya mempunyai gerakan2 dan perobahan-perobahan yang aneh.
Barisan itu bukan saja merupakan suatu benteng yang kokoh kuat, bahkan tiap gerakannya demikian sempurna, sehingga tidak mudah ditembus lawannya.
Tetapi serbuan musuh yang bagaikan banteng terluka
tanpa menghiraukan jiwanya sendiri itu telah merepotkan barisan itu sendiri.
Barisan Kun-liong Ong itu, ternyata terdiri dari barisan berantai satu sama lain, meskipun ada banyak yang luka atau binasa, namun satu sama lain saling terikat sehingga
gerakannya tidak leluasa lagi.
Barisan hulubalang, jelas sudah terpengaruh oleh barisan luar biasa itu, sehingga gerakannya tidak leluasa lagi.
Hui Kong Leang melompat lagi, sebelum kakinya menginjak tanah, ia sudah melancarkan sera ngan dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam
Barisan anak buah Kun-liong Ong segera tertahan oleh
serangan Hui Kong Leang. Barisan itu meskipun hebat
serangannya, tetapi juga ada cacadnya, karena orang2 yang mati dan terluka parah, semua masih terikat dengan yang masih hidup sehingga merupakan satu beban berat bagi yang masih hidup. Sudah tentu mempengaruhi gerakan mereka.
Maka ketika diserang hebat oleh Hui Leang, segera timbul kekacauan.
Senjata golok besar Hui Kong Leang terus diputar demikian rupa, banyak korban yang jatuh di tangannya. Dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian barisan yang terdiri dari dua puluh orang lebih yang terikat itu, setengahnya sudah binasa atau terluka, sehingga kekuatannya banyak berkurang.
Dari jauh terdengar suara siulan, barisan itu tiba2 ditarik mundur.
Medan pertempuran mendadak sunyi, ditempat itu hanya
tampak darah merah dan potongan tangan atau kaki orang-orang yang menjadi korban.
Auw-yang Thong menarik napas panjang dan berkata:
"Sianseng, dengan cara demikian kejam Kun-liong Ong
menggunakan anak buahnya. Pertempuran ini baik menang atau kalah, semua akan merupakan suatu mala petaka yang sangat menakutkan...."
Dari dalam kereta terdengar jawaban Teng Soan: "Orang-orang itu semua telah diberi obat berbisa oleh Kun-liong Ong hingga tidak takut mati, jalan satu2nya ialah berusaha mereka lekas sadar."
Tiba-tiba terdengar suara nyaring, segumpal sinar pedang dengan cepat meluncur kearah dimana orang orang golongan pengemis berada.
Dari gerombolan semak2 bergerak beberapa bayangan
hitam, merintangi majunya sinar pedang itu.
Karena terpisah agak jauh, lagi pula alang2 itu sangat lebat, sehingga tidak nampak jelas keadaan pertempuran, hanya tampak bergeraknya bayangan2 orang dan senjata, dapat diduga bahwa pertempuran itu sengit sekali.
Auw-yang Thong menarik napas panjang dan berkata:
"Entah siapa orang itu, yang telah dikurung rapat oleh anak buah Kun-liong Ong?"
Saat itu hanya tampak berkelebatnya sinar pedang jyang sebentar2 melesat tinggi dan sebentar2 berputar, hingga Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bayangan hitam yang mengurung itu, terdesak semakin kocar-kacir keadaannya.
Hui Kong Leang segera berkata: Ilmu pedang orang itu, sudah termasuk golongan yang sudah tidak ada taranya, sudah tentu merupakan salah seorang ternama dari rimba persilatan."
"O Mi To Hut, semoga ia dapat memecahkan barisan yang mengurung dirinya itu, supaya menggagalkan kepungan anak buah Kun-liong Ong," berkata Tiat Bok Taysu.
Sementara itu terdengar pula suara siulan panjang, sinar pedang itu tiba2 terlepas dari kepungan dan lari kearah Auwyang pangcu.
Bayangan hitam itu terus mengejar dibelakangnya.
Dari gerombolan alang2 muncul pula serombongan
bayangan hitam yang merintangi maju orang itu, sehingga orang itu terkepung lagi.
Tetapi tidak lama kemudian, orang itu sudah berhasil lolos lagi dari kepungan.
Hui Kong Leang yang menyaksikan kejadian itu, menghela napas panjang dan berkata: "Orang itu bukan saja mahir ilmu pedangnya, tetapi hebat juga kekuatan tenaga dalamnya, dengan beruntun melakukan pertempuran demikian sengit, masih bisa lolos dari kepungan musuhnya."
Sementara itu dari dalam gerombolan alang alang kembali muncul beberapa puluh orang mengurung orang itu lagi.
Auw-yang Thong tiba2 berpaling dan berkata: "Taysu,
kepandaian orang itu sangat tinggi sekali. Sungguh sayang apabila terluka ditangan orang2 Kun-liong Ong, mari kita bantu padanya, entah bagaimana pikiran Taysu?".
"Lolap juga bermaksud begitu," menjawab Tiat Bok Taysu.
"Baik mari kita jalan!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hui Kong Leang tiba2 melintangkan tangannya dan
berkata: "Kedudukkan pangcu sangat penting bagaimana
boleh menempuh bahaya secara sembarangan, biarlah
hambamu yang pergi bersama-sama dengan Tiat bok Taysu."
"Kita tidak perlu pergi lagi, orang itu sudah berhasil lolos dari kepungan," berkata Tiat-bok Taysu.
Benar saja orang itu sudah berhasil menembus barisan
orang-orang yang mengepung dirinya, dan kini sudah berada tidak jauh sehingga dapat dilihat dengan tegas oleh Auw-yang Thong dan lain-lainnya.
Orang itu berpakaian baju berwarna hijau, tangan
kanannya membawa senjata pedang, tangan kirinya
memondong seorang perempuan berbaju putih yang
rambutnya terurai kebawah.
Badan perempuan berbaju putih itu sudah penuh
kecipratan darah. Perempuan itu mengalingi wajah orang itu sehingga Auwyang Thong dan lain2nya tidak dapat menduga berapa
usianya orang itu. Gerakan orang itu gesit sekali, dalam waktu sekejapan sudah berada dua atau tiga tombak didepan Auw-yang Thong.
Tiba-tiba terdengar suara bentakan keras, dua sosok
bayangan orang melayang turun dari tengah udara merintangi majunya orang itu.
Orang itu segera menggerakkan pedangnya, melakukan
serangan terhadap dua orang yang merintangi di depannya.
Dua orang yang merintangi itu, seorang memegang golok besar, dan seorang lagi menggunakan senjata yang bentuknya seperti alat tulis.
Ketika diserang oleh orang itu, dua orang itu balas
menyerang dengan serentak, ketika senjata dua pihak saling Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beradu orang berpakaian hijau itu nampak mundur dua
langkah. Dua orang yang merintangi itu, nampaknya
merupakan orang-orang yang berkepandaian tinggi.
Orang berbaju hijau itu meskipun sudah beberapa kali
bertempur sengit, tapi agaknya belum tertampak tanda-tanda lelah, gerakkan pedangnya masih menunjukkan hebatnya
kekuatan tenaganya. Sayang, kekuatan dua orang yang
merintangi itu terlalu kuat, mereka tetap menahan majunya orang itu.
Ini merupakan suatu pertempuran hebat, bukan saja kedua pihak masing2 sudah mengeluarkan gerak tipunya yang luar biasa, tapi kekuatan tenaga dalam mereka nampaknya juga berimbang, sudah beberapa puluh jurus mereka bertempur, masih belum tertampak pihak mana yang lebih unggul.
Auw-yang Thong yang menyaksikan pertempuran itu,
diam2 juga terkejut, ia tidak tahu berkedudukan apa dua orang yang merintangi orang berbaju hiijau itu didalam kalangan anak buah Kun-liong Ong....
Selagi berpikir, tiba-tiba terdengar suara siulan tajam, dari gerombolan alang2 kembali muncul beberapa bayangan orang dan mulai mengepung orang berpakaian hijau itu.
Tiat Bok Taysu berkata sambil menghela napas panjang:
"Dengan jumlah yang banyak, anak buah Kun liong Ong itu menghadapi satu orang, apalagi orang itu masih memondong tubuh seorang perempuan, nampaknya kita tidak boleh
menonton dengan peluk tangan begini saja...."
Pada saat itu pedang orang berbaju hijau itu tiba2
memancarkan sinarnya, sehingga tempat sekitar tujuh delapan kaki terkurung oleh sinar pedang itu.
Sebentar pula terdengar suara jeritan ngeri, satu kepala manusia terbang dari gumpalan sinar pedang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kepala itu ternyata ada kepalanya orang bersenjata golok besar tadi.
Orang berbaju hijau itu kakinya bergerak, hingga tubuh orang yang sudah tidak berkepala itu menerjang membentur orang-orang disekitarnya. Saat itu terdengar suara bentakan keras orang berbaju hijau itu: "siapa yang merintangi aku, akan mampus!"
Suaranya itu disusul dengan gerak serangannya yang
hebat. Serangan itu dilakukan demikian hebat, sehingga orang2
yang berada disekitarnya tidak berhasil merintanginya.
Hui Kong Leang tanpa sadar sudah mengeluarkan pujian
dari mulutnya. Sebelum menutup mulutnya orang berbaju hijau itu sudah tiba didepan barisan Pat-kwat-tin.
Auw-yang Thong segera mengeluarkan perintah: "Biar ia masuk."
Orang berbaju hijau itu melompat masuk kedalam barisan Pat-kwat-tin tanpa rintangan.
Auw-yang Thong lalu memberi hormat dan berkata:
"Silahkan tuan beristirahat dulu sebentar."
Orang itu lambat2 meletakkan pedang panjangnya,
kemudian dengan sangat hati2 ia meletakkan perempuan
berbaju putih diatas tanah yang terdapat banyak alang2, kemudian membalas hormat.
Kini Auw-yang Thong baru dapat lihat bahwa orang itu
ternyata masih muda belia, usianya barangkali tidak lebih dari duapuluh tahun, wajahnya tampan, perawakkannya tegap, meskipun habis melakukan pertempuran sengit, tetapi tidak tertampak tanda kelelahan, hingga dalam hati merasa sangat kagum. Ia lalu berkata sambil tersenyum: "Ilmu pedang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saudara, merupakan salah-satu tokoh terkuat dan beberapa orang yang Auw-yang Thong pernah saksikan."
64 ORANG itu menjura memberi hormat dan berkata: "Ditilik dari sikap dan, dandanan sianseng, tentulah Auw-yang pangcu yang namanya sangat dihormati oleh sahabat2 rimba
persilatan." Orang itu meskipun sudah beberapa kali pernah bertemu muka dengan Auw-yang Thong, tetapi waktu itu terkena
pengaruhnya obat, pikirannya tidak jernih, apalagi mukanya sudah berobah karena dipoles dengan obat berwarna, maka satu sama lain sudah tidak mengenali lagi.
"Aku yang rendah benar adalah Auw-yang Thong, dan tuan ini siapa?" berkata Auw-yang Thong.
"Aku yang rendah Siang-koan Kie......" menjawab orang itu sambil memberi hormat.
Tiba-tiba terdengar suara Hui Kong Leang dengan suaranya yang nyaring: "Anak perempuan ini bukankah Khuncu yang menyamar sebagai anak perempuan Pan lo-eng-hiong?"
"Benar, akan tetapi, ia sekarang sudah menjadi orang yang mengkhianati Kun-liong Ong...." menjawab Siang-koan Kie.
"Apakah ia telah mendapat bahaya yang kemudian telah
saudara tolong?" bertanya Auw-yang Thong
"Urusan ini panjang sekali ceritanya, tetapi apabila tidak kuceritakan, barangkali akan menimbulkan kecurigaan tuan-tuan...."berkata Siang-koan Kie sambil menarik napas panjang, kemudian ia menceritakan semua apa yang telah terjadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ada seorang pemuda yang mukanya mirip dengan
monyet, entah dimana adanya sekarang?" bertanya Tiat Bok Taysu.
"Dia adalah suteeku sendiri, namanya Wan Hauw."
"llmu meringankan tubuhnya, merupakan salah seorang
yang sangat mahir dalam ilmu itu, yang lolap pernah jumpai."
"Taysu terlalu memuji, kepandaian orang2 angkatan muda yang belum berarti apa2 masih mengharap banyak bantuan dari tuan2 golongan tingkatan tua......"
Sementara itu mata Siang-koan Kie berputaran mengawasi keadaan disekitarnya.
Ciu Tay Cie merasa tidak senang, ia menegur dengan suara nyaring: "Apa yang kau lihat?"
"Apakah Teng sianseng penasehat dari golongan tuan2
tidak ada disini?" "Ada keperluan apa, kau katakan saja kepadaku juga sama saja," berkata Auw-yang Thong
"Nona ini terluka parah, sudah lama aku dengar ilmu tabib Sianseng, sangat terkenal dalam rimba persilatan, aku ingin minta pertolongannya untuk memeriksa nona ini, masih dapat ditolong atau tidak?"
Auw-yang Thong mengalihkan pandangan matanya kearah
kereta kemudian berkata: "Dalam keadaan seperti sekarang ini, barangkali tidak begitu baik."
Pada saat itu tiba2 terdengar suara siulan, beberapa puluh orang berpakaian hitam menyerbu ke dalam barisan Pat-kwat-tin.


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Orang berada paling depan adalah seorang tegap dan
tinggi besar, tangannya membawa senjata ruyung perak, sikapnya gagah sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciu Tay Cie dengan cepat mengambil sebatang ruyung besi dari dalam kereta Teng Soan, kemudian berkata kepada Auwyang Thong: "Senjata orang itu sangat berat ia pasti
mempunyai kekuatan tenaga sangat besar, bagaimana kalau hamba yang pergi menghadapinya?"
"Kau jangan berlaku gegabah, kau harus jaga jangan
sampai barisan hulu balang itu terjadi perobahan," berkata Auw-yang Thong sambil menganggukkan kepala.
Ciu Tay Cie menyahut baik, kemudian sambil menenteng
senjatanya maju menyambuti musuh.
Siang-koan Kie mengawasi gadis baju putih itu yang
memejamkan matanya, ia menghela napas panjang kemudian berkata: "Kita hendak pergi."
Auw-yang Thong terperanjat, dan berkata: "Saudara Siangkoan tunggu dulu."
"Ada urusan apa?" bertanya Siang-koau Kie sambil berpaling.
"Ilmu pedang saudara Siang-koan, merupakan ilmu pedang terbaik dari apa yang pernah siaote saksikan....."
"Kalau pangcu ingin memberi nasehat, aku bersedia
mendengarkan, orang yang terluka, keadaannya sangat
berbahaya, mari aku tidak dapat menunggu terlalu lama".
"Kepandaian ilmu silat dan ilmu pedang saudara, meskipun sudah mencapai ketaraf yang tidak ada taranya, tetapi kalau mau digunakan untuk menghadapi orang2 Kun-liong Ong
dalam waktu yang agak lama, barangkali terlalu banyak menghamburkan tenaga, apalagi kau masih membawa orang sakit yang demikian berat."
"Aku tidak boleh tidak harus menyediakan seluruh tenaga dan kekuatan yang masih ada. Sedapat mungkin
memperpanjang nyawanya untuk menantikan kedatangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saudaraku itu, supaya mereka dapat berjumpa untuk
penghabisan kali" "Dia sebetulnya terluka karena apa" Bolehkah aku
memeriksanya sebentar" Mungkin aku dapat membantu
sedikit tenaga." "Ia telah terkena jarum beracun melekat tulang."
"Namanya saja begitu hebat, sudah pasti adalah perbuatan Kun-liong Ong!"
"Memang benar, dia sebetulnya boleh bersetia terus
kepada ayah angkatnya, karena dengan demikian ia akan mendapat ampun dari ayah angkatnya juga tidak sampai
mengalami penderitaan karena jarum beracun itu, tetapi ia lebih suka menderita, juga tidak ingin mendirikan pahala untuk menebus dosanya."
Auw-yang Thong memeriksa badan perempuan itu tetapi
tidak menemukan sedikitpun tanda luka, hingga hatinya mulai cemas, katanya "Nampaknya kita terpaksa minta Teng sianseg yang memeriksanya."
Tiba2 dari dalam gerombolan alang2 terdengar suara berat:
"Luka apa, bolehkah kuperiksa?"
Siang-koan Kie berpaling, dari dalam gerombolan alang2
yang lebat, menongol satu kepala yang berambut dan
berjenggot putih seluruhnya.
Wajah orang itu nampak keren, meskipun cuma
menongolkan kepalanya, tetapi sudah cukup menyeramkan.
Siang-koan Kie tahu bahwa Nie Suat Kiao keadaannya
sudah seperti pelita yang sudah akan habis minyaknya.
Sekalipun dia sendiri bermaksud hendak menyembuhkan
dengan tanpa menghiraukan harus menempuh segala bahaya, tetapi Nie Suat Kiao yang terluka parah nampaknya sudah tidak dapat menunggu lebih lama lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam keadaan demikian maka ketika ia mendengar
perkataan orang tua itu, segera menghampirinya.
Orang tua berbaju hijau itu mengulurkan kedua tangannya, menyambut tubuh Nie Siiat Kiao, kemudian masuk lagi
kedalam gerombolan alang2.
Sementara itu Ciu Tay Cie sudah mulai bertarung dengan Kim Goan Pa yang membawa senjata ruyung perak.
Keduanya sama-sama menggunakan senjata berat, sama-
sama mempunyai tenaga besar, tidaklah heran kalau
pertempuran itu merupakan suatu pertempuran keras lawan keras hingga suara beradunya dua senjata terdengar dimana-mana.
Kim Goan Pa ternyata sangat gagah. Ia memainkan
ruyungnya demikian rupa, kalau bukan Ciu Tay Yang
bertenaga besar, lawannya itu pasti sudah lama remuk
kepalanya. Pada saat itu, matahari sudah naik tinggi, dibawah teriknya sinar matahari, rombongun anak buah Kun-liong Ong bagaikan gelombang air laut menyerbu dari empat penjuru.
Auw-yang Thong mengawasi keadaan itu sejenak, ia menghitung2 sebentar, kemudian berkata sambil menggelengkan kepala dan menghela napas: "Dalam sejarah rimba persilatan, pertempuran besar seperti ini, barangkali merupakan yang pertama kali, kali ini musuh mungkin mengerahkan orang beberapa ratus jiwa banyaknya."
Dari dalam kereta terdengar suara Teng Soan berkata:
"Jumlah musuh meskipun banyak, juga pasti hendak
menyerbu tanpa menghiraukan banyaknya korban. Namun
ada barisan delapan hulu balang yang dapat menahannya untuk sementara. Lama kelamaan barisan itu mungkin tidak dapat menahan serbuan musuh, maka masih minta bantuan Taysu dan Ciu Tay Cie.... Biar bagaimana, kita harus
mencegah jangan sampai barisan delapan hulu balang itu ada Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang terluka, apabila ada seorang saja yang binasa atau terluka, niscaya seluruh barisan akan tergoncang."
"Kami sekalian sudah tentu akan membantu sedapat
mungkin kepada delapan hulu balang kita. Tetapi dalam pertempuran, senjata itu tidak ada matanya, rasanya tidaklah mungkin kalau mau menghindarkan jatuhnya korban, maka sebaiknya sianseng lekas mengatur rencana yang lebih baik,"
berkata Auw-yang Thong. "Pangcu ber-sama2 yang lain sedapat mungkin bantu
mempertahankan kedudukkan barisan delapan hulu Lalang, biarlah siaote yang mengatur pergerakan barisan...." berkata Teng Soan.
Ia menghela napas panjang kemudian berkata pula: "Kun-liong Ong agaknya sudah mengetahui perubahan dari gerakan barisan itu, maka ia mulai menyerbu, serangan itu agaknya sudah mempengaruhi keadaan barisan kita, maka apabila ada kesalahan sedikit, akan mengakibatkan hancurnya seluruh barisan. Untung aku sudah menduga lebih dulu, dengan
mengandalkan barisan itu saja, tidak mungkin mengelabui mata Kun-liong Ong, maka diam2 aku sudah mengadakan
banyak perubahan. Kecuali ada dua orang saja yang binasa dalam barisan kita itu, sehingga sulit mempertahankan kedudukannya. Jikalau tidak, betapapun besar jumkahnya orang-orang Kun-liong Ong, juga tidak mampu menembus
garis barisan kita itu."
Pada saat itu tiba2 terdengar suara lonceng yang amat nyaring.
Barisan dari delapan hulubalang itu, tiba2 sudah mulai diperkecil, dalam waktu singkat cuma tinggal satu lingkaran yang tidak lebih diri dua tombak.
Ditengah-tengah tempat kosong lingkaran itu, ada sebuah kereta dan tumpukan mayat manusia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara baradunya senjata bersama suara berteriaknya orang banyak, menambah tegangnya suasasan.
Sementara itu terdengar pula suaranya Teng Soan: "Harap pangcu lekas keluarkan perintah, semua anak buah kita golongan pengemis, tidak boleh menerjang barisan atau menyarang musuh dengan sesuka hatinya."
Auw-yang Thong segera keluarkan perintah kepada Ciu Tay Cie supaya lekas kembali.
Ciu Tay Cie yang baru menyambut serangan Kun Goan Pa, ketika mendengar panggilan pangcunya lalu berkata: "Pangcu sedang memanggil aku entah ada keperluan apa" Sebentar kita bertempur lagi."
"Baik, aku juga masih ingin mendapat keputusan dari
pertempuran ini." Ciu Tay Cie lalu meninggalkan lawannya dan balik pada pangcunya.
Begitu ia mundur, delapan hulubalang itu mulai bergerak untuk menutup jalannya yang terluang.
Kini Goan Pa dengan tangan memegang senjata, matanya
memandang kepada barisan delapan hulubalang itu, ia
mengharap bisa menemukan lowongan untuk diserbu.
Tak disangka barisan itu demikian kokoh kuat, sedikitpun tidak ada tempat luang untuk diserbunya.
Pada saat itu sekitar barisan delapan hulubalang itu, sudah penuh dengan musuh yang berjumlah lebih banyak.
Yang mengherankan adalah musuh yang jumlahnya begitu
banyak tidak segara turun tangan, agaknya sedang menunggu perintah lebih jauh.
Tetapi itu hanya kesunyian sebelum hujan angin tiba,
sebentar lagi akan berlangsung suatu pembunuhan besar2an yang tidak ada taranya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong sendiri meskipun diluarnya nampak
tenang, tetapi ketika menyaksikan jumlah musuh yang begitu banyak, dalam hati juga diam2 merasa khawatir.
Pada saat itu Ciu Tay Cie tiba2 bertanya: "Entah ada
keperluan apa pangcu panggil pulang hamba?"
"Pada waktu ini, jumlah musuh terlalu banyak, sedang
pihak kita sedikit sakali, maka kita tidak boleh melawan dengan kekerasan, Kepandaian dan gerak tipu orang itu tadi mirip denganmu, hanya ilmu silat yang mengutamakan
kekerasan, apabila pertempuran dilanjutkan terus, pasti ada salah, satu yang binasa atau se-tidak2nya terluka parah...."
Tiba2 terdengar suara derap kaki kuda, beberapa ekor kuda lari mandatangi.
Penunggang kuda yang berada paling depan, adalah
seorang berpakaian panjang barwarna hijau, orang itu
wajahnya pucat kuning. Kecuali dua biji matanya yang
bergerak berputaran, mukanya sedikitpun tidak mengandung perasaan apa2.
Dari dalam kereta tiba2 terdengar suara Teng Soan: "Kun-liong Ong telah tiba."
Auw-yang Thong mengawasi rombongan penunggang kuda
itu, dibelakang orang berpakaian hijau itu, diikuti oleh tujuh atau delapan penunggang kuda raja muda Koo Pat Kie yang tadi membawa perintah atasannya, juga terdapat dalam
rombongan itu. Hui Kong Leang berkata kepada Auw-yang Thong dengan
suara perlahan: "Pangcu orang2 ini mungkin orang2 penting Kun liong Ong, empat raja muda mungkin ada diantaranya."
"Benar, mereka telah datang sendiri untuk menghampiri kita dan melihat keadaan barisan, jelas tekad mereka hendak mengadu kekuatan dengan kita sudah bulat," berkata Auwyang Thong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hui Kong Leang meskipun termasuk orang gagah yang
tidak kenal takut, tetapi ketika menyaksikan jumlah musuh yang lebih besar dari pihak-nya sendiri, dalam hati juga timbul perasaan jeri, ia berkata sambil tertawa menyeringai: "Kun-liong Ong sudah datang dengan pembantunya yang penting, itulah yang paling baik. Apabila kedua pihak sama2
mengeluarkan orang2 penting untuk mengadu jiwa, rasanya dapat menghindarkan bencana yang lebih besar......"
Bicara sampai disitu, ia b-rdiam sejenak, kemudian
berpaling dan berkata kepada Tiat Bok Taysu: "Padri tua, aku hendak menantang kepada pembantu Kun-liong Ong yang
terkuat. Apakah kau berani coba-coba...."
Tiat Bok Taysu mengawasi musuh2nya sebentar kemudian
berkata: "Usia lolap sudah hampir delapan puluh tahun.
Apakah kau kira lolap takut mati"...."
Dalam tangannya yang sudah menggenggam senjata golok, kini mengambil lagi sebilah pedang panjang lalu sambungnya:
"Orang2 rimba persilatan kata orang2 golongan Siao-lim-sie tidak bisa menggunakan pedang, hari iai lolap coba
memecahkan kebiasaan itu, untuk mencoba kekuatan musuh"
Dengan tindakan lebar padri itu menerjang ke luar.
"Losiansu tunggu dulu," demikian Auw yang Thong
mencegahnya. "Pangcu ada urusan apa?" bertanya Tiat-bok Tay su sambil menoleh.
"Jumlah musuh terlalu banyak sedangkan pihak kita sedikit sekali, kekuatan ini sungguh tidak seimbang, apabila kita mengadu kekerasan dengan musuh, kita lebih dulu kalah tenaga......
Hui Kong Leang menyela: "Justru karena kekuatan antara kedua pihak selisih jauh, barulah siaote sengaja menantang orang orang penting dari mereka, asal kita berhasil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjatuhkan beberapa diantaranya, sudah cukup untuk
membikin jeri lawannya. Biarlah siaote sama Tiat Bok Taysu yang menantang Kun-liong Ong, baik menang maupun kalah setidak-tidaknya dapat menghambat gerakan musuh."
"Tentang ini, izinkan kami lebih dulu berunding dengan Teng sianseng baru mengambil keputusan."
Jelas bahwa Auw-yang Thong sudah tertarik oleh usul Hui Keng Leang itu.
Dari dalam kereta terdengar suara Teng Soan berkata:
"Siasat ini meskipun baik, tetapi bukan merupakan suatu siasat yang terbaik. Bukan aku Hendak membesar-besarkan kekuatan orang lain, tuan-tuan berdua meskipun merupakan tokoh tokoh terkuat dari rimba persilatan, tetapi untuk menghadapi Kun liong Ong, siaote rasa belun mempunyai keyakinan untuk mendapat kemenangan. Apalagi, Kun-liong Ong juga belum tentu turun tangan sendiri. Bukan kali lebih baik simpan tenaga kita, supaya dapat digunakan untuk membantu delapan hulu balang. Asal barisan Pat-kwat-tin ini, tidak sampai dibobolkan oleh musuh, maka kita semua yang ada disini, untuk sementara tidak usah khawatir...."
Ia berdiam sejenak, kemudian berkata pula: "Tetapi apabila tuan-tuan bisa menghambat waktu Kun-liong Ong, ini sangat menguntungkan untuk jalannya pertempuran."
Mata Auw-yang Thong sebentar memandang Hui Kong
Leang, sebentar lagi beralih kepada Tiat Bok Taysu, kemudian berkata: "Mengukur kekuatan musuh dan menilai sesuatu urusan, Teng sianseng belum pernah meleset. Karena ia tidak setuju dengan usul ini, tentunya sudah mendapat siasat lain."
"Lolap selamanya mengakui kecerdikan Teng Sianseng,
kalau ia berkata tidak boleh, sudah tentu tidak akan salah lagi," bertata Tiat Bok Taysu.
Beberapa ekor kuda yang berjalan mengitari barisan Pat-kwat-tin, tiba-tiba berhenti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang berjubah hijau itu tiba-tiba mengacungkan
tangannya dan berkata dengan suara nyaring: "Auw-yang Thong, suruh Teng Soan keluar...."
"Ada urusan apa" Kau bicara denganku sama juga,"
berkata auw-yang Thong. "Kuberitahukan kepadamu belum tentu kau mengerti,
bukankah seperti menabuh kecapi dihadapan kerbau" berkata Kun-liong Ong dingin.
"Kun-liong Ong, demikian kau menghina kami. Apakah kau tidak merasa itu terlalu sombong"'' berkata Auw-yang Thong gusar.
Kun-liong Ong hanya bersenyum, kemudian berkata:
"Bukan menghina kau, Auw-yang pangcu. Aku hendak
memberitahukan kepada Teng Soan bahwa segala perubahan rahasia barisan Pat-kwat-tin ini, sudah kuketahui semua, bahkan sudah menemukan caranya untuk memecahkan. Aku
minta supaya ia tarik kembali barisan ini, jngann sampai seluruh anak buahnya terbasmi habis."
"Hal ini aku dapat menjawabnya, kau boleh kerahkan
seluruh kekuatan untuk menerjang barisan ini...." berkata Auw-yang Thong sambil tertawa terbahak-bahak.
"Aku sudah tahu bahwa bicara denganmu tidak ada
gunanya, benar saja tidak salah"
Sementara itu suara siulan yang tajam telah memecahkan suasana sunyi ditanah dataran itu. Musuh yang berada
disekitar tempat itu, tiba2 menggerakkan senjata, sudah siap hendak bertindak.
Hui Kong Leang mengawasi Auw-yang Thong sejenak lalu
berkata: "Maaf pangcu, siaote masih mengangap perlu
menentang Kun-liong Ong"
Jago dari gunung Oey-san ini seumur hidupnya belum
pernah terkekang, ia sudah biasa berkelana seorang diri Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan bebas, segala tindak tanduknya selalu menuruti kehendak hatinya sendiri. Maka tanpa menunggu jawaban Auw-yang Thong ia sudah berseru dengan suara keras: "Kun-liong Ong, kau jangan pergi!"
Kun-liong Ong yang sebetulnya sudah berjalan beberapa tombak, ketika mendengar perkataan Hui Kong Leang itu, mendadak hentikan kudanya dan bertanya dengan nada suara dingin: "Siapa?"
"Kun-liong Ong, apakah mencari kemenangan dengan
mengandalkan jumlah orangmu yang banyak itu sudah
menjadi kebiasaanmu?" berkata Hui Kong Leang sambil tertawa terbahak-bahak.
Wajah Kun-liong Ong yang dingin dan pucat, tidak tampak tanda2nya kalau girang atau marah. Hanya dari nada
suaranya menunjukkan bahwa ia sedang murka, jawabnya:
"Apakah kau berani melawan aku?"
"Untuk melawan kau, paling banter mati dimedan perang, mengapa tidak berani."
"Kalau begitu kau ternyata ada seorang yang bisa berpikir."
"Siapa yang akan menang dan siapa jaag akan kalah,
sekarang masih susah diduga, kau jangan berlaku sombong dulu"
"Hui Kong Leang, bukan maksudku memandang rendah
pada dirimu. Dengan sesungguhnya kau bukanlah
tandinganku. Ha ha... jikalau kau tidak percaya, aku hendak suruh seorang pembantuku, dia sudah cukup untuk
menghadapi kau." Hui Kong Leang berpaling dan berkata kepada Auw-yang
Thong: "Hamba minta izin untuk menghadapi musuh, harap pangcu keluarkan perintah."
Auw-yang Thong berkata sambil mengerutkan keningnya:
"Menang atau kalah belum cukup untuk mengukur martabat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seseorang. Harap saudara Hui hati2 menghadapi musuh,
jangan pikirkan untuk merebut kemenangan saja."
"Hamba mengerti," berkata Hui Kong Leang, kemudian dengan menghunus goloknya maju menghampiri Kun-licng
Ong. Tiat Bok Taysu lalu berkata: "Lolap siap hendak membantu Hui Tay-hiap."
Dengan golok ditangan kiri dan pedang ditangan kanan, Tiat Bok Taysu mengikuti Hui Kong Leang.
Auw-yang Thong mengawasi berlalunya dua orang itu
sambil menarik napas panjang, kemudian berpaling dan
berkata kepada Teng Soan yang berada didalam kereta:
"Sianseng, keadaan sudah sangat mendesak, tidak boleh tidak kita harus melakukan pertempuran ini."
Dari dalam kereta terdengar suara jawaban Teng Soan:
"siaote mengerti perasaan pangcu, tetapi dalam keadaan demikian apa boleh buat...."
"Hui Tay-hiap baru saja menjadi anggota kita, hingga
belum hilang sifat tinggi hati. Tiat Bok Taysu adalah seorang beribadat tinggi dari Siao-liem-sie, apabila aku tidak turun tangan sendiri membantu mereka, dikemudian hari pasti akan menjadi buah mulut sahabat-sahabat rimba persilatan."
"Keadaan sudah telanjur, pangcu terpaksa harus bertindak juga, hanya, sedapat mungkin kita harus berusaha mengulur waktu, untuk menantikan kedatangan bala bantuan."
"Aku minta sianseng yang mengatur semuanya," berkata Auw-yang Thong, kemudian dengan membawa Ciu Tay Cie,
keluar dari barisan Pat-kwat-tin.
Pada saat itu Hui Kong Leang dan Tiat Bok Taysu sudah berdiri berhadapan dengan orang yang disuruh oleh Kun-liong Ong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedangkan Kun-liong Ong sendiri agaknya tidak bermaksud turut bertempur, ia berdiri sebagai penonton. Perhatiannya agaknya dipusatkan kepada barisan Pat-kwat-tin itu. Jelas bahwa ia sudah mengetahui barisan Pat-kwat-tin itu, kecuali perubahan gerakannya yang biasa agaknya masih
mengandung banyak perubahan aneh yang belum pernah
dikenalnya. Pada saat itu dua orangnya Kun-liong Ong berkata dengan nada suara dingin: "Tuan-tuan berdua hendak maju serentak, atau satu lawan satu?"
"Hanya omong saja tidak ada gunanya, siapa yang akan
mati segera dapat diketahui." Berkata Hui Kong Leang sambil tertawa dingin.
"Aku si tua bangka ingin main-main tigaratus jurus
denganmu." Orang tua itu adalah Koo Pat Kie yang belum lama
berselang pernah membujuk Auw-yang Thong.
"Aku bersedia meluluskan kehendakmu," berkata Hui Kong Leang sambil tertawa dingin.
Dua orang itu sebaya usianya, perawakannya juga hampir sama, semua merupakan orang2 berbentuk pendek kurus.
Koo Pat Kie memandang Hui Kong Leang sejenak tiba2
bergerak tangannya melontarkan satu serangan.
Hui Kong Leang lompat melesat kesamping sejauh lima
kaki, sambil membentak: "Keluarkan senjatamu, nanti baru bertempur."
"Aku rasa tidak perlu menggunakan senjata."
Dengan cepat orang tua itu melancarkan serangan lagi.
Hui Kong Leang segera merasakan hebatnya serangan itu, dalam hatinya berpikir: orang ini sungguh hebat kekuatan tenaga dalamnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia segera memusatkan seluruh kekuatan tenaganya
ditangan kanan umuk menyambut serangan Koo Pat Kie.
Setelah kedua kekuatan saling beradu, keduanya sama-
sama mundur dua langkah. Koo Pat Kie agaknya tidak menduga Hui Kong Leang
sanggup menyambuti serangannya, apalagi kekuatannya
ternyata juga berimbang, ia lalu berkata sambil memandang Hui Kong Leang. "Bagaimana" Beranikah menyambuti
seranganku lagi?" "Coba saja, mengapa tidak berani?"
Koo Pat Kie membuat satu lingkaran ditanah, kemudian
berkata: "Kita masing2 membuat lingkaran semacam ini
sebagai batas, kemudian sama2 melontarkan serangan. Siapa yang terdorong keluar dari lingkaran ini akan dihitung sebagai yang kalah."
Hui Kong Leang menerima baik cara pertempuran itu.
Dengan goloknya ia membuat lingkaran yang sama besarnya, kemudian berdiri ditengah-tengahnya, siap untuk melakukan pertandingan.
Koo Pat Kie mengeluarkan suara bentakan keras, kemudian melontarkan serangan dari dua tangannya.
Serangan itu dilakukan dengan beruntun sampai delapan kali.
Hui Kong Leang dapat merasakan bahwa serangan orang
tua itu makin lama makin berat, sehingga diam2 terkejat.
Pikirnya: "pantas orang ini begini sombong, kiranya
mempunyai kekuatan yang begitu berarti. Nampaknya dalam pertempuran ini sedikit sekali kesempatanku untuk mendapat kemenangan".


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seteiah berpikir, tiba2 terdengar suara bentakan Koo Pat Kie: "Bagaimana" Masih berani melawan aku dengan
menggunakan senjata?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wajah Hui Kong Leang berubah, diam2 ia memusatkan
tenaga dalamnya, tangan kanannya diangkat lambat2,
dibawah sinar matahari telapakan tangan dan jari tangan Hui Kong Leang sudah berubah menjadi merah.
Pada saat itu tiba2 terdengar suara Kun-lion Ong: "Hati-hati ia hendak menggunakan serangan tangan berpasir merah."
"Ong-ya jangan khawatir." demikian Koo Pat Kie menyahut.
Hui Kong Leang berkata sambil tertawa dingin: "Beranikah kau menyambut seranganku?"
Dengan cepat tangannya sudah bergerak melancarkan
serangan hebat. "Mengapa tidak berani?"' berkata Koo Pat Kie sambil mengangkat tangan kanannya, benar saja sudah menyambut serangan Hui Kong Leang.
Beradunya dua kekuatan itu menimbulkan angin berputaran disekitar tempat itu.
Hui Kong Leang tiba-tiba maju selangkah, ia melancarkan serangan yang kedua.
Koo Pat Kie mengerutkan alisnya, kembali menyambut
serangan itu. Kali ini Koo Pat Kie segera merasakan gelagat tidak beres, ia merasa kekuatan tenaga Hui Kong Leang yang hebat itu, ternyata mengandung aliran hawa panas yang kuat sekali mendesak disisinya.
Hui Kong Leang berkata lagi: "Beranikah kau menyambut seranganku lagi?"
Tangan kanannya diangkat tinggi, melontarkan serangan yang ditujukan kearah dada lawannya.
Ia hanya menggunakan satu tangan kanannya untuk
menyerang musuhnya. Meskipun serangannya dilancarkan tiga Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kali dengan beruntun, tetapi mengandung banyak perobahan gerak tipu. Dengan kekuatan tenaga Koo Pat Kie, sebetulnya masih cukup waktu untuk menghadapi, tetapi diejek terus menerus oleh Hui Kong Leang, sulit baginya untuk
mengundurkan diri. Meskipun ia tahu bahwa serangan tangan berpasir merah itu adalah semacam ilmu dari golongan hitam, apa lagi serangan satu lebih berat, dari yang lain, tetapi ia masih secara tanpa sadar menyambut serangan lawannya.
Ketika ia merasakan ada aliran hawa panas mendesak
dirinya, ia sudah tidak keburu menyingkir. Tanpa ampun lagi orang tua itu segera terdorong mundur tiga langkah.
Kun-liong Ong dengan cepat sudah maju memberi
pertolongan, dengan jari tangan menotok jalan darah Ciok tie hiat dilengan kanan Koo Pat Kie sambil berkata: "Lekas atur pernapasanmu."
Hui Kong Leang tertawa terbahak-bahak dan berkata:
"Kun-liong Ong, beranikah kau menyambut seranganku?"
"Kalau kau memang hendak mencari mampus sendiri, boleh coba saja," berkata Kun-liong Ong sambil tertawa dingin.
"Aku tidak percaya kau sanggup menyambut seranganku,"
berkata Hai Kong Leang gusar, lalu melontarkah serangannya.
Kun-liong Ong memperdengarkan suara dihidung lalu
mengangkat tangan kanannya, dengan cepit menyambut
serangan Hui Kong Leang. Ketika dua kekuatan tangan saling beradu, telah timbul suara nyaring.
Sesaat itu juga terdengar suara keluhan tertahan Hui Kong Leang, tiba2 mundur terhuyung hujung,
Auw-yang Thong segera maju dan membimbing Hui Kong
Leang, disamping itu juga mengeluarkan sebutir obat pel dan menyuruh Hui Kong Leang segera memakannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hui Kong Leang dengan muka pucat pasi dan keringat
dingin membasahi badannya, menelan pel yang diberikan oleh Auw-yang Thong.
Kun liong Ong berkata sambil tertawa dingin: "Auw-yang Thong apakah kau ingin mengadu kekuatan denganku?"
Sebelum Auw-yang Thong menjawab, sudah didahului oleh Tiat Bok Taysu: "Lolap ingin mencoba kepandaianmu"
Dengan dua rupa senjatanya Tiat Bok Taysu melakukan
serangannya. Kun-liong Ong se-konyong2 melompat kesamping jari
tangan kanannya bergerak menotok jalan darah In-tay-hiat Tiat Bok Taysu. Tangan kirinya menggunakan ilmu serangan Kin-na-chiu-hoat, menyambar pergelangan tangan padri tua itu.
Tiat Bok Taysu terdesak mundur dua langkah. Ia
merasakan bahwa serangan pembalasan Kun-liong Ong itu, justru menutup semua gerakannya, hingga percuma saja ia mempunyai senjata, ternyata tidak dapat digunakan sama sekali. Kini ia baru diam2 mengagumi kepandaian kepala penjahat itu.
Auw-yang Thong segera memerintahkan Ciu Tay Cie
membawa Hui Kong Leang kedalam barisan.
Sementara itu Kun-liong Ong sudah membuka serangannya yang hebat, sehingga Tiat Bok Taysu keteter mundur.
Auw-yang Thong menyaksikan gelagat tidak baik. Tiat Bok Taysu yang terdesak mundur nampaknya sudah tidak mampu melakukan serangan pembalasan. Apabila pertempuran itu dilanjutkan, mungkin akan mengalami kesulitan yang lebih besar, oleh karena jumlah orang yang selisih sangat banyak dengan musuhnya, biar bagaimana pihaknya sendiri tidak boleh ada yang mati atau luka. Diam diam ia lalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya, siap hendak
menggantikan kedudukkan Tiat Bok Taysu.
Pada saat itu, semua anak buah Kun-liong Ong sudah
mengeluarkan senjata masing2 agaknya sudah ingin
melakukan serangan total.
Orang2 Kun-liong Ong yang mengurung barisan Pat-kwat-
tin nampaknya juga sudah siap. Asal Kun-liong Ong
mengeluarkan perintah atau sudah berhasil merobohkan lawannya, orang2 itu segera bertindak melakukan serangan.
Tiba2 terdengar suara seruling yang mengalun diantara suara beradunya senjata.
Kun-liong Ong selelah mendengar suara seruling itu,
perasaan hatinya tergoncang, serangan tangannya juga
melambat. Tiat Bok Taysu menggunakan kesempatan itu melakukan
serangan pembalasan. Dengan beruntun tiga kali ia
menghujani musuhnya dengan dua macam senjata, sehingga berhasil merebut inisiatif.
Suara seruling semakin lama semakin tinggi dan semakin nyata.
Auw-yang Thong dengan perasaan heran mencari-cari dari mana suara seruling itu. Akhirnya ia dapat lihat bahwa orang yang meniup seruling itu ternyata adalah Siang-koan Kie.
Irama seruling itu kedengarannya sangat menyedihkan,
tetapi kesedihannya itu, samar2 mengandung napsu
membunuh, agaknya seperti seorang yang mengandung rasa benci dan ingin menuntut balas dendam.
Dibawah serangan Tiat Bok Taysu yang hebat itu, Kun-liong terpaksa mundur terus menerus.
Suara seruling itu tiba2 berubah iramanya seolah-olah ada seorang yang menyerang musuhnya dengan ganas.....
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sungguh aneh irama seruling itu dapat memberikan kesan berlainan kepada orang yang mendengarnya.
Tiat Bok Taysu dengan semangat yang berkobar-kobar
dengan mengikuti irama seruling, ia bertempur semakin gagah, sebaliknya dengan Kun-liong Ong, karena peraaaannya terpengaruh oleh irama seruling itu semangatnya menurun, serangannya kurang lancar.
Dilain pihak Auw-yang Thong sudah siap. Apabila Tiat Bok Taysu keteter, ia segera turun tangan.
Tetapi perkembangan yang telah terjadi, ternyata diluar dugaan Auw-yang Thong, Tiat Bok Taysu agaknya mendapat dorongan semangat berlipat-lipat dari irama seruling. Bukan saja sudah berhasil mempertahankan kedudukannya bahkan sudah dapat melancarkan serangan pembalasan dengan
hebatnya. Selagi pertempuran berlangsung, tiba-tiba terdengar
teriakan Kun-kiong Ong, kedua tangannya melancarkan dua kali serangan, kemudian lompat mundur.
Seorang muda berbaju biru berusia kira-kira dua puluh lima tahun, tiba-tiba melompat bangun keluar. Dengan senjata kipas ditangan, maju menyambut Tiat Bok Taysu.
Kun-liong Ong mengacungkan tangannya, seorang laki laki berpakaian ringkas warna hitam, tiba-tiba mengeluarkan sumpritan dan segera ditiupnya.
Suara sumpritan tajam itu bercampur dengan suara
seruling. Anak buah Kun-liong Ong yang berada diempat penjuru
tanah datar itu segera menggerakkan senjatanya hendak melakukan serangan.
Auw-yang hong berkata kepada Tiat Bok Taysu dengan
suara perlahan: "Taysu, musuh mungkin sudah mulai
menyerang, apabila kita harus menghadapi musuh dari dua Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pihak, kita harus pikir-pikir dulu kekuatan tenaga sendiri, sebaliknya kita lekas kembali kedalam barisan kita sendiri"
Sementara itu Tiat Bok Taysu sudah mulai bertempur
dengan orang muda berpakaian biru itu.
Pemuda berpakaian biru itu yang usianya nampak masih
muda tetapi gerak tipu serangan kipasnya, ternyata sangat ganas.
Serangannya itu bukan saja sudah berhasil menahan
serangan Tiat Bok Taysu yang hebat, bahkan sudah dapat balas menyerang.
Tiat Bok Taysu diam2 berpikir: "anak buah Kun-liong Ong semua agaknya berkepandaian agak tinggi, kepandaian
pemuda ini sudah begini hebat entah apa kedudukannya?"
Sembari berpikir ia melakukan serangan lebih hebat, hingga pemuda itu terdesak mundur.
Setelah itu ia sendiri juga melompat kesamping Auw-yang Thong seraya berkata: "Pangcu benar, musuh jumlahnya lebih banyak dan pihak kita sangat sedikit, sudah tentu kita tidak akan membiarkan diserang oleh musuh dari dua pihak."
Pemuda berbaju biru itu tidak mengejar lagi, hanya
mengawasi Tiat Bok Taysu dengan sinar mata yang dingin.
Pada saat itu terdengar suaranya Ciu Tay Cie: "Teng-ya minta pangcu dan taysu, lekas mundur kedalam barisan, sama2 melawan musuh."
Auw-yang Thong segera mengajak Tiat Bok Taysu balik
kedalam barisannya sendiri.
Pada saat itu pasukan anak buah Kun-liong Ong sudah
mulai menyerang dari empat penjuru. Pemuda yang
bersenjatakan kipas itu hendak mengejar Tiat Bok Taysu, tetapi icegah oleh Kun-liong Ong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemuda itu berkata: "Ong-ya sering berkata, bahwa dalam rimba persilatan dewasa ini, hanya golongan pengemis yang mempunyai kekuatan melawan kita. Sekarang kita sudah
berhasil mengurung beberapa anggota penting dari golongan pengemis, mengapa tidak segera bertindak menumpas
mereka?" "Teng Soan seumur hirdupnya tidak mau melakukan
pekerjaan yang ia belum yakin benar akan berhasil, maka aku sangat bercuriga atas barisannya yang dibentuk itu. Aih!
Apabila kita menggempur dengan seluruh kekuatan, lalu menghadapi peruobahan secara tiba2, bukankah kita sudah tidak keburu menolong diri"...." berkata Kun-liong Ong. "Ia membentuk barisan itu, tidak seluruhnya mirip dengan barisan Pat-kwat-tin...."
Pandangannya tiba-tiba dialihkan kepada kereta Teng
Soan, kemudian berkata pula: "Teng Soan itu bukan saja banyak akalnya, tetapi juga pandai membuat berbagai
pesawat rahasia yang dapat mengeluarkan serangan senjata rahasia halus bentuknya tetapi sangat berbisa, sesungguhnya sulit untuk dijaga. Diatas keretanya ini mungkin diperlengkapi berbagai pesawat. Jikalau kau tidak percaya, boleh suruh orang mencobanya."
"Kalau Ong-ya berkata demikian, sudah tentu tidak bisa salah lagi."
"Oleh karena itu, daripada kita menyerang dengan seluruh tenaga, ada lebih baik berdiam untuk melihat gelagat. Barisan sungai berdarah sudah dibentuk. Sekalipun diserang musuh kuat, juga dapat menahan, apalagi aku sudah memerintahkan orang untuk mengumpulkan kayju kering, jika perlu kita boleh bakar daerah seluruh sepuluh pal persegi.
Pemuda itu tidak berkata apa2 lagi, lalu mundur dibelakang Kun-liong Ong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu pasukan Kun-liong Ong sudah mulai
menyerbu barisan Pat-kwat-tin.
Barisan delapan hulubalang itu tiba2 bergerak dengan
cepat. Dengan menggunakan perubahan-perubahan
gerakannya yang aneh dan siasat menyerang dari samping, sudah berhasil membinasakan orang-orang yang maju
menyerang. Barisan anak buah Kun-liong Ong itu sangat aneh, setiap rombongan terdiri dari tiga puluh orang, senjata tombak dan golok dipusatkan untuk menghadapi musuh dari depan,
dikedua sisi dibantu oleh pasukan yang menggunakan pedang.
Untung Teng Soan sudah dapat menduganya lebih dulu
bahwa Kun-liong Ong ada kemungkinan hendak paksa
menyerbu barisannya. Pertempuran secara demikian akan menimbulkan banyak korban, tetapi juga merupakan satu-satunya cara untuk membobol barisannya sendiri. Dengan mengandalkan jumlah orangnya yang banyak dan tanpa
menghiraukan jumlah jatuhnya korban, barisan yang dipaksa maju menyerbu barisan Pat-kwat-tin, maksudnya ialah hendak menutup perobahan gerakan itu, tidak perduli betapa anehnya perubahan gerakan itu, juga tidak akan dapat digunakan lagi
-oo@dewi@oo- Jilid 17 Bab 65 TETAPI penyerangan semacam itu, hanya dapat digunakan menghadapi musuh secara berhadap-hadapan, dengan
mengandalkan jumlahnya orang banyak dan senjata cukup, kedua faktor itu digabung menyadi satu, melakukan
penyerbuan secara kilat, tetapi taktik barisan Pat-kwat-tin yang menghindarkan serangan besaran, sebaliknya melakukan serangan dari dua sayap, menyebabkan serangan besar-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
besaran Kun-liong-Ong itu, tidak ada gunanya sama sekali-Beberapa kali melakukan penyerbuan tetap tidak membawa hasil, bahkan kehilangan beberapa puluh jiwa.
Auw-yang Thong, Tiat-bok Taysu, Ciu Tay Cie dan lain2nya.
semua menempatkan diri dibelakang delapan hulu balang, siap sedia untuk memberi bantuan.
Sementara itu suara seruling itu mendadak mengalun tinggi iramanya. Kun-liong Ong yang buas dan ganas, hati dan pikirannya agaknya sudah terpengaruh oleh suara irama seruling itu, sehingga tidak tetap. Tiba-tiba ia memutar tubuhnya lambat-lambat menghilang kedalam gerombalan
alang-alang yang lebat. Barisan anak buah Kun-liong Ong yang semula menyerbu
lawannya secara nekad, agaknya juga sudah dipengaruhi oleh irama seruling itu, wajah setiap orang menunjukkan perasaan yang bingung, mereka semua menghentikan
serangannya dan pasang 'telinga untuk menikmati irama seruling itu
Dari dalam kereta terdengar suaranya Teng Soan:
"Anak buah Kun-liong Ong itu, semua sudah dikendalikan perasaannya oleh pengaruhnya obat, " pada saat ini pikiran mereka tidak tenang, jelas
bahwa obatyang mengendalikan pikirannya itu, mendadak sudah hilang hasiatnya. Apabila kita dapat menyadarkan mereka, tenaga orang-orang itu mungkin dapat kita gunakan."
Kata2nya itu diucapkan dengan suara nyaring, agaknyja sengaja supaya semua orang dapat men
dengarnya. Auw-yang Thong buru-buru mundur kesamping kereta dan
berkata; "Apakah sianseng sudah mendapatkan suatu cara untuk
memulihkan pikiran waras orang-orang itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekalipun ada obatnya yang dapat memulihkan pikiran dan perasaan mereka, tetapi kita juga tidak dapat menyuruh mereka makan," berkata Teng-Soan.
Pada waktu itu, pasukan anak buah Kun-liong Ong yang
mengurung barisan Pat-kwat-tin itu, semua sudah
menurunkan senjatanya, pada duduk lesuh ditanah.
Dengan demikian, hingga semua serangan telah berhenti, suasana dimedan pertempuran itu menyadi sunyi kembali, hanya suara seruling yang mengalun diudara, yang
memecahkan kesunyian itu.
Tiba-tiba terdengar suara nafiri yang menghalau suara seruling itu. Kalau suara seruling itu membawakan irama yang penuh ketenangan dan perdamaian, sebaliknya dengan suara nafiri itu, membawakan suara yang penuh hawa napsu dan angkara murka.
Anak buah Kun.-liong Ong yang mendengarkan suara
nafiri itu, beberapa diantaranya berusaha untuk berdiri.
Jelaslah sudah bahwa suara seruling Siang-koan Kie tadi, membuat mereka. kehilangan semangatnya untuk bertempur, sedangkan suara nafiri itu, telah membangkitkan kembali napsu pertempuran mereka.
Dibawah pengaruh pergulatan dua macam irama yang
bertentangan sifatnya itu, membuat semua anak buah Kun-liong Ong berubah tidak karuan perasannya. Sebentar
kehilangan semangatnya bertempur, sebentar lagi timbul napsunya untuk melakukan pembunuhan secara ganas.
Siang-koan Kie tiba-tiba berbangkit dan berjalan mondar-mandir sambil meniup serulingnya.
Tindakkan kakinya mula-mula ringan, tetapi kemudian
lambat-lambat berubah berat, diatas jidatnya sudah basah dengan air keringat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara nafiri itu dari lambat telah berubah menyadi
kencang, napsu pembunuhan semakin tebal.
Pada saat itu, anak buah Kun-liong Ong yang semula
terpengaruh oleh irama seruling, sehingga kehilangan
semangatnya bertempur, tiba-tiba bangun lagi semangatnya, mereka bergerakkan senjatanya menyerang musuhnya.
Suara seruling Siang koan Kie semakin menghilang,
keringat sudah membasahi sekujur badannya, gerak kakinya sangat lambat, nampaknya sudah tidak sanggup bertahan lebih lama lagi.
Auw-yang Thong dan Tiat bok Taysu, meskipun semua
merupakan orang-orang terkuat dalam rimba persilatan pada dewasa itu, tetapi menghadapi pertandingan dengan
menggunakan irama seruling dan nafiri itu, semua tidak berdaya. Meskipun mereka ingin membantu, tetapi tidak mempunyai kepandain semacam itu untuk memberikan
bantuannya. Selagi pikiran mereka bingung memikirkan bagaimana
harus membantu Siang-koan Kie, tindakan Siang-koan Kie tiba-tiba sempoyongan dan kemudian duduk ditanah.
Tanpa banyak pikir lagi Auw-yang Thong segera
menghampiri dan mengulur tangan kanannya ditempelkan
dibelakang punggung Siang-koan kie dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam sendiri disalurkan kedalam tubuh Siang-koan Kie melalui jalan darah Beng-bun-hiat, sementara mulutnya berkata kepada Tiat-bok Taysu dengan suara
perlahan: "Tolong siansu bantu delapan hulubalang itu untuk
menyambut serangan musuh."
Ternyata pada saat itu orang2 Kun-liong Ong sudah
melakukan serangan yang lebih hebat lagi, meskipun
beberapa puluh diantaranya sudah terbinasa ditangan
delapan hulubalang, tetapi karena orangnya itu sudah berubah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ganas sifatnya karena pengarui obat, setiap orang agaknya sudah tidak takut mati sudah melupakan dirinya sendiri.
Dengan demikian barisan Pat-kwat-tin yang terdiri dari delapan hulubalang itu, perlahan-lahain mulai kewalahan.
Pada saat itulah Tiat-bok Taysu sudah turun tangan
mempertahankan kedudukan barisan Pat kwat-tin dibagian sayap selatan. Karena bagian itulah yang diserang paling hebat oleh musuhnya..
Bantuan Tiat-bok Taysu itu besar sekali paedahnya, setelah beberapa puluh jiwa melayang dibawah senjatanya, serangan musuh mulai kendor.
Suara seruling Siang-koan tiba-tiba mengalun lagi, agaknya sedang berusaha untuk menindas suara nafiri itu.
Pada saat itu, Auw-yang Thong yang sudah tenang
pikirannya, telah memasang telinganya dengan "seksama, sehingga ia dapat merasakan bahwa irama seruling itu
kadang2 sudah berhasil mengalutkan suara nafiri itu.
Tetapi setelah nafiri itu memperdengarkan suaranya tajam, suara itu telah menutup suara seruling.
Setiap kali terjadi perobahan semacjam itu, suara seruling itu se-olah2 tenggelam dalam lautan, sehingga bagaikan orang yang terdampar oleh arusnya gelombang air laut, sebentar tenggelam sebentar timbul.
Pendekar Naga Mas 2 Kitab Ilmu Silat Kupu Kupu Hitam Naga Bumi 3 Karya Seno Gumira Panji Sakti ( Jit Goat Seng Sim Ki) 7
^