Pendekar Harpa Emas 1
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana Bagian 1
PENDEKAR HARPA EMAS RAJAKELANA "tak..tak"tak", "ayok"
anak-anak ikuti perkataan
saya , seorang siucai umur
enam puluhan yang dikenal
dengan sebutan bhok-siansu
memukul-mukul meja dengan
gagang kamoceng berusaha mendiamkan sepuluh orang murid-muridnya , namun dua orang
murid yang masih bergumul bercanda belum
memperhatikannya , "tiong-ji , duduk..! , jangan ribut lagi ! mata
bhok siansu melotot ,anak yang dipanggil tiong itu langsung
duduk dan dengan melipat tangan sikap siap menatap kedepan
, "nah..! sekarang dengarkan semua dan ikuti kata-kata saya ,
"baik suhu , suara mereka serempak menjawab
Hati manusia ibarat muara
Mata dan telinga ibarat sungai
hati selamat jauh dari binasa
jika mata dan telinga tidak dilalai
semua murid mengikuti baris demi baris ujar yang disampaikan
oleh bhok siansu , "apakah kalian sudah mengerti maksud ujarujar itu " "belum suhu , jawab murid serempak , "hmh.. kalau
begitu perhatikan ! , bhok siansu menatap wajah muridmuridnya , kalian tentu tahu bahwa sungai mengalir akhirnya
adalah muara dan warna muara dipengaruhi oleh apa yang
1 dibawa oleh sungai , jika air sungai yang masuk kemuara
adalah air sungai yang jernih maka jernih jugalah muara itu ,
tapi sebaliknya jika air sungai yang masuk kemuara itu kotor
dan keruh maka kotor dan keruh jugalah muara itu , sejenak
bhok siansu diam dan memperhatikan semua muridnya ,
kemudian bhok siansu melanjutkan, "demikian jugalah hati
manusia anak-anaku ! , baik dan tidaknya hati manusia
tergantung hal apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh
telinganya , jika mata dan telinga melihat dan mendengar hal
yang baik dan benar maka hatinya akan baik dan benar , dan
sebaliknya jika mata dan telinga melihat dan mendengar hal
yang jahat dan salah maka hatinya akan jahat dan salah , Bhok
siansu terdiam lagi memandangi satu-satu wajah muridnya ,
"sampai disini apakah kalian mengerti !", "mengerti suhu",
"bagus..! selanjutnya , jika hati manusia itu baik dan benar
maka akan melahirkan tindakan yang baik dan benar sehingga
ia akan selamat dan sebaliknya jika hati manusia itu jahat dan
salah maka akan melahirkan tindakan yang jahat dan salah
sehingga ia akan tertimpa binasa, maka dari itu ! jagalah mata
dan peliharalah telinga , mengerti semua.... !", "mengerti
suhu", "baik !, sekarang kalian boleh pulang , anak-anak
itupun berdiri dan bubar setelah menyalami bhok siansu , "HanTiong , setelah ini kita keparit dibelakang rumah empek sui
untuk menangkap belut ya !" , "baiklah ji-kun, tapi aku antar
buku dulu dan ganti baju , "alaah", tidak usah tiong , nanti kita
didahuli oleh bun-ti, "baiklah , mari kita pergi ! , Han-Tiong dan
Ji-kun berlari-lari , sesampai di tepi parit , keduanya meletakkan
buku dan gulung celana kemudian masuk kedalam parit ,
hampir dua jam Han-tiong dan Ji-kun didalam parit , baju
2 mereka sudah kotor karena kadang mereka bercanda saling
lempar lumpur atau karena terjatuh akibat mengejar belut ,
mereka tidak sadar bahwa bhok-siansu berdiri di tepi parit,
"Han-tiong , Ji-kun , kedua anak itu segera mendongak , wajah
mereka pucat setelah melihat bhok-siansu , "apa kalian belum
pulang " bhok siansu melototkan matanya , ji-kun sudah
menunduk , "belum suhu , "Han-Tiong bukankah seharusnya
kalian pulang dulu setelah itu baru main!" , lihatlah ! baju kalian
sudah kotor ,buku kalian juga kena Lumpur, Han-tiong melihat
buku yang memang kena lumpur, "tecu mengaku salah suhu ,
Han-tiong menundukkan kepala , "saya juga suhu , sambung jikun yang tetap menundukkan kepala, "Han-tiong dan kau Jikun kalian harus dihukum , "baik suhu , tecu akan terima
hukuman , Han-tiong keluar dari parit dan melangkah
mendekati bhok-siansu , sementara ji-kun mengikuti
dibelakangnya , "Han-Tiong kamu harus tulis ujar yang kamu
pelajari tadi sebanyak seratus kali , demikian juga kamu ji-kun ,
"baik suhu, tecu akan lakukan , "tecu juga suhu , sela ji-kun ,
"baik , sekarang kalian pulanglah , "baik suhu , Han-Tiong dan
Ji-kun segera pergi , "aah" suhu malah menghukum kita tiong
, malas aku menulis ujar-ujar itu , jikun merengut setelah jauh
dari bhok siansu , "kita mesti lakukan , ji-kun ! , dan kita
memang tadi salah , "ah" peduli amat , aku tulis sepuluh saja
sebab nanti malam ada pasar malam , "ya sudah ! terserah
kamu saja , keduanya berpisah dan menuju kerumah masingmasing
Siang itu kota kun-leng sangat ramainya , banyak orang hilir
mudik untuk menyelesaikan aktivitasnya , toko dan kedai
banyak diserbu oleh pengunjung untuk mempersiapkan pesta
3 keluarga menjalani sin-cia (musim semi)
Salah satu rumah makan dipadati oleh orang yang akan makan
siang , para pelayan sibuk melayani tamu yang datang dan
pergi silih berganti "pelayan .. !" seorang tamu memanggil , orang itu kelihatan
baru menempuh perjalanan jauh , pakaiannya nampak kotor
berdebu , "iya kongcu , kongcu mau pesan apa ", tanya
pelayan bernama a-kiong , " hidangkan masakan terlezat, baik
kongcu dan minumannya kongcu " , " demikian juga
minumannya arak terbaik , "baiklah kongcu segera akan
disajikan, a-kiong segera memutar badan meninggalkan tamu
tersebut pergi kebelakang untuk menyampaikan pesanan
siapakah tamu yang kelihatan dari perjalanan jauh ini " , dia
adalah seorang tokoh kangowu yg memiliki ilmu yang lihai , dia
Lie-cin-bun berjulukan gobi-kiam-sian (Dewa pedang gobi) ,
umurnya sekitar empat puluh tahun dengan perawakan yang
kuat dan gagah , dia adalah murid utama liu-sang-hewsio dari
gobi-pai , dia diutus perguruannya untuk memenuhi pertemuan
di jeng-hoa-san (bukit seribu bunga) yang diseponsori oleh
perkumpulan "Lo-I-Kaipang" (pengemis baju butut) yang
dipimpin oleh song-tiaw-leng yang berjulukan .koai-tung-kai
(pengemis tongkat aneh) Ketika akan menyantap hidangan , gobi-kiam-sian melihat
seorang tamu yang baru masuk , rambutnya berwarna putih
tapi wajahnya masih gagah dan kencang karena umurnya
sepantaran dengan gobi-kiam-sian, seorang pelayan langsung
menyambutnya dengan senyum ramah , "silahkan kongcu ,
pelayan itu membawanya kesebuah meja kosong , "sicu Pekmou-liong", (Naga berambut putih) gobi-kiam-sian menegur
sambil berdiri , "aha" ternyata gobi-kiam-sian sudah pula
4 sampai di sini ,oh ya pelayan !, saya duduk semeja dengan
sahabatku ini, dan tolong pesanan saya sama dengan
saudaraku ini, "baiklah kongcu , pelayan itu segera menuju
kebelakang , "bagaimana kabar Cia-sicu,baik-baik saja bukan",
"aku baik-baik saja Lie-sicu, dan bagaimana pula dengan
keadaanmu ", "aku juga baik-baik saja, "apakah loncinpawe
kunlun-tojin ciangbujin yang menugaskan cia-sicu untuk
pertemuan di jeng-hoa-san " , "benar lie-sicu , tentu sicu juga
bukan " gobi-kiam-sian mengangguk , sebelum pesanan pekmou-liong datang , gobi-kiam-sian nyelutuk
"wah..! sicu pek-lui-sin (malaikat geledek) dari Hoasan-pai dan
Bu-eng-kiam (pedang tanpa bayangan) dari kotong-pai sudah
datang ,pek-mou-liong yang membelakangi pintu masuk rumah
makan memutar tubuhnya , "pek-mou-liong, ternyata sicu sudah
sampai dari kun-lun-san, benar sicu pek-lui-sin, mari ! sekalian
saja kita satu meja, pek-lui-sin dan bu-eng-kiam duduk dan
memesan makanan , sebelum pesanan pek-lui-sin datang ,
empat orang tamu masuk , "wah.. bu-eng-kiam ada disini , "
aha", sicu pek-liu-jiu (si tangan gledek) haha..haha.. mumpung
kita berada disini jadi sekalian saja kita barengan makannya,
"benar sicu bu-eng-kiam , dua orang pelayan menggeser meja
kosong terdekat dan seorang pelayan menanyakan pesanan
"kebatulan sekali kita dari delapan partai memasuki rumah
makan yang sama , tidak tahu apakah tujuan kita juga sama,
"saya dan pek-mou-liong ingin ke jeng-hoa-san ! sicu-pek-liu-jiu,
"wah.., demikian juga kami sicu gobi-sian-kiam , saya dan sicu
tung-sin- hiap (pendekar tongkat sakti) dari thaisan-pai, sicusin-kun (si kepalan sakti) dari butong-pai , sicu sin-coa-hiap
(pendekar ular sakti) dari hengsan-pai , "hemhh.., kebetulan
5 juga sicu pek-liu-jiu saya dan sicu bu-eng-kiam dari kotong-pai
akan ke jeng-hoa-san , "sudah marilah kita makan , nanti
keburu dingin , gobi-kiam-sian mengambil sumpitnya ,demikian
juga yang lain Pemilik rumah makan itu adalah seorang she kwee yang
bernama Bun yang masih tergolong muda karena umurnya
baru tiga puluh tahunan , dia sedang duduk dimeja di sudut
ruangan sambil sibuk membuat peta kursi tamu yang dipadati
tamu , kwee-bun sesekali melihat kedelapan tamunya yang
kesemuanya berbadan kekar dan lincah dan rata-rata umur tiga
puluhan sampai empat puluh limaan dan bukan orang
tempatan, dalam hatinya dia bertanya-tanya, " hmh.. orangorang ini dari kalangan liok-lim dan kelihatannya mempunyai
tujuan yang sama, pikirnya
Agak sedikit bosan duduk menatap orang lagi makan Kwee-bun
masuk keruang dalam , sementara didalam istrinya Tan-sioknio yang cantik berumur dua puluh lima tahun sedang
menyulam , melihat suaminya datang, Tan-siok-nio berhenti
dengan sulamannya dan melemparkan senyuman manis,
"sepertinya kedai kita hari ini benyak tamu koko , " benar niocu
dan banyak tamu dari luar daerah, mungkin mereka ada
pertemuan entah dimana, kwee-bun duduk di kursi goyangnya
dan menyandarkan tubuh , "apakah mereka dari kalangan
kangowu ", kelihatan demikianlah niocu , melihat kesigapan
dan kokoh tubuh mereka, tentu mereka dari kalangan
persilatan, "biarlah yang penting tidak mengacau saja di sini, "
semoga saja niocu, hmh.. kemana tiong-ji moi-moi ", "dia lagi
bermain setelah mengerjakan tulisan yang disuruh bhok-siansu,
6 Tan-Siok nio meletakkan sulamannya dan berdiri kemudian
melangkah mendekati meja mengambil kumpulan kertas yang
ada diatasnya , "koko, ini yang dikerjakan tiong-ji , tan-siok-nio
memperlihatkan pekerjaan kwee-Han-Tiong kepada suaminya ,
kwee bun melihat hasil kerja anaknya dengan kagum ,betapa
tidak ! anaknya yang baru berumur lima tahun itu sudah mahir
membaca dan menulis , kwee-bun terkenang saat bhok-siansu
mendatangi rumahnya "bun-ji !, sungguh anakmu itu luar biasa cerdasnya , hanya dia
agak nakal dan suka berkelakar, "di hukum saja siansu", kalau
tidak mau dinasehati, "hahahaa, anakmu itu sudah berkali-kali
saya hokum bun-ji dan dia menurut saja , kadang saya suruh
menimba air untuk memenuhi tempayan dia tidak pernah protes
atau mengeluh mengerjakannya, saya suruh lari seratus kali
keliling rumah saya juga tanpa membantah dia lakukan , saya
suruh lompat kodok naik tangga kuil giok-lian tanpa bersambat
dia lakukan , "hmhh.. , lalu bagimana siansu " , "hmh.. ,saya
sudah jera menghukumnya bun-ji, tapi yang jelas han-tiong itu
nakal tapi nakal yang bertanggung jawab, entah darah siapa
dari keluargamu yang menurun kepadanya bun-ji " bhok-siansu
sambil tertawa meninggalkan kwee bun yang keheranan
"apa yang bun-ko pikirkan .." , lamunan kwee-bun buyar
mendengar pertanyaan istrinya , "hmh .. saya teringat akan
perkataan bhok-siansu tentang han-tiong, " hal apa " koko " ,
apa hal kenakalan tiong-ji ", "benar niocu, katanya tiong-ji nakal
tapi kenakalan yang bertanggung jawab, "lalu kenapa ", "soal
kecerdasan dalam tulis baca dan hafalan anak kita ini tidak
mengherankan karena dari dulu kong-cow nya (kakek buyut)
juga terkenal sebagai siucai yang handal , "mugkin saja dari
7 siok-kong-cow nya (paman kakek buyut) bun-ko, "benar.. ,
boleh jadi demikian, siok-kong kwee-seng orang terkenal
dizamannya sebagai pendekar dengan julukan kim-mo-taisu
(guru besar setan emas) terlebih muridnya kim-siaw-eng (suling
emas), terbayanglah kwee bun akan cerita kakeknya saat
menceritakan keturunannya yang mana kong-couwnya kweelun yang tinggal di pulau kura-kura memiliki anak laki-laki
kembar kwee-can dan kwee-cin , susiok-kongcouwnya kweecan sangat suka ilmu surat dan silat, sementara kwee-cin
kongcouwnya hanya suka ilmu surat, kwee-cin menurunkan
kongkongnya kwee-tin sementara kwee-can menurunkan
susiokongnya kwee-seng atau kim-mo-taisu, kim-mo taisu,
kwee-seng hanya punya anak perempuan kwee-eng dan
meninggal muda , kwee-tin menurunkan ayahnya kwee-sin
demikian juga anaknya kwee-han-tiong sepertinya
kemungkinan besar sangat suka ilmu surat dan silat
sebagaimana kwee-seng seorang siucai yang gagal nan sakti,
"sudahlah koko.. , koko kedepan lagi , mana tahu ada orang
memerlukan disana , "oh iya, aku kedepan dulu, kwee-bun
meninggalkan istrinya . sore harinya setelah kedai sunyi , kedaipun dibersihkan dan
ditutup , sementara di bukit jeng-hoa-san sekumpulan orang
sedang berkumpul , api unggun telah dinyalakan kedelapan
utusan partai besar yang sama makan di tempat kwee-bun
sudah berada di tempat itu, kemudian dibagian lain koai-tungkai dan sepuluh anggotanya Lo-I-kaipang juga sudah hadir dan
dibagian lain ada seorang lama baju kuning dari Tibet,
mukanya bundar dengan kepala gundul dengan tubuh pendek
gemuk asik memutar rosario dengan mata terpejam, dia adalah
8 hong-san-lama utusan dari Tibet murid tingkat dua, selanjutnya
dibagian lain seorang nikow yang duduk bersemedi dengan
melipat tangan dan ditangan kanan itu memegang hudtim .
umurnya sudah lima puluh tahun namun garis kecantikannya
belum pudar , namanya lan-nikow, dan yang terakhir adalah
sepasang suami istri yang dikenal sin-yan-siang (sepasang
walet sakti) liem-bu-sin dan istrinnya bu-goat-eng
ketika malam telah datang , bulan purnamapun muncul yang
dihiasi bintang gemintang koai-tung-kai membuka pertemuan
"rekan-rekan sehaluan, pertama saya ucapkan terima kasih
atas kesudian para enghiong dan loncinpawe memenuhi
undangan kami , dia menjura ke empat arah dengan takzim ,
"hal pertemuan kita ini sebagaimana dalam undangan kami
adalah sehubungan dengan apa yang terjadi dikalangan kita
yang membuat kita semua prihatin , yang mana setengah tahun
yang lalu terjadi geger akan sepak terjang dari golongan sesat
yang tidak memandang sebelah matapun terhadap kita " koaitung-kai diam sejenak melihat kesemua undangannya , " dan
dari penyelidikan anggota kami maka kami mendapatkan berita
yang sangat mengejutkan ,dan oleh sebab itulah kami
mengundang sicu enghiong semua ketempat ini , karena
menurut saya perlu diketahui bersama oleh para ciangbujin dari
partai persilatan yang sudah hadir disini semuanya dengan
utusannya, begitu juga para loncinpawe dan enghiong semua
yang tersangkut langsung dengan peristiwa menggemparkan
tersebut
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
9 Peristiwa yang dimaksud koai-tung-kai adalah dimana delapan
partai besar kehilangan benda pusaka pada enam bulan yang
lalu , siauwlim-pai kehilangan bokor emas , hoasan-pai
kehilangan giok-kiam (pedang kemala) , thaisan-pai kehilangan
pek-liong-kiam (pedang naga putih) , butong-pai kehilangan
kitab pusaka thay-kek-kun (ilmu pukulan taichi) , seminggu
kemudian kunlun-pai kehilangan swat-lian (teratai salju) sejenis
obat yang langka , khotong-pai kehilangan kitab im-kan-sinkang (tenaga sakti arhat) , gobi-pai kehilangan senjata berupa
hudtim bergagang emas , dan hengsan-pai kehilangan kitab
pusaka ngo-heng-gan-te (lima elemen memutar bumi) dan
sebulan kemudian pustaka dalai lama di obrak abrik tanpa
diketahui namun tidak ada barang yang hilang , kemudian
kwan-im-bio yang dipimpin lan-nikow kehilangan bwee goat
(bunga bulan) sejenis obat untuk kaum wanita , dan tiga bulan
yang lalu putri liem- bu-sin yang berumur satu tahun yang
mereka namai liem-swat-hong hilang ditangan pembantunya
walhal mereka berada di rumah
hari itu mereka berdua sedang berlatih dibelakang rumah ,
sementara pembantunya yang biasa menggendong anaknya
berada di beranda depan rumahnya , tiban-tiba pembantu
tersebut mati kaku dengan bekas totokan berwarna hitam dan
anak digendongannya hilang entah kemana, senyap dan tidak
sedikitpun pasangan itu menyadari , setelah dua jam mereka
berlatih, bu-goat-eng sambil mengusap keringatnya keluar
menuju ruang depan, alangkah terkejutnya ketika melihat
pembantunya tergeletak di lantai , "sin-ko "." jeritnya dengan
histeris , liem-bu-sin yang mendengar langsung berlari ke ruang
depan dan mendapatkan istrinya sedang memperhatikan tanda
10 hitam di leher pembantunya , "ada apa eng-moi, "tidak tahu "
saya dapati pek-bo sudah tergeletak begini, ah.. anak kita koko
dimana anak kita, jeritnya lirih dengan muka pucat dan cemas ,
keduanya langsung bergerak mencari keseluruh ruangan
rumahnya namun anaknya tidak diketemukan , kembali mereka
bertemu diruang tengah "koko"anakku diculik " bu-goat-eng tidak kuasa menahan air
matanya kekhawatiran sangat tergambar diwajah cantik itu,
"tenanglah eng-moi , sekarang kita berpencar dan nanti malam
kita kembali kesini , mungkin penculik itu belum jauh " liem-busin mencoba menenangkan istrinya , kemudian merekapun
berpencar , liem-bu sin kebarat sementara bu-goat-eng ke timur
, mereka bertanya-tanya disepanjang jalan kepada orang dan
tetangga yang mungkin melihat orang membawa anak mereka
namun hasilnya nihil , malamnya mereka sudah kembali
kerumah dengan wajah lelah dan pucat , bu-goat-eng
menubruk suaminya dengan buncahan tangisan , "sudahlah
eng-moi , setelah mayat pek-bo dikuburkan kita berkemas akan
mengadakan pencarian , anak kita tentu tidak dibunuh , sebab
kalau penculik itu berniat membunuh untuk apa dia culik anak
kita, hibur liem-bu-sin sambil mengusap kepala istrinya .
Dua hari kemudian setelah pembantu tersebut dikubur
sepasang pendekar itu berangkat "koko.., alangkah luar biasa
saktinya orang yang menculik hong-ji , sehingga kita tidak tahu
akan kedatangannya kerumah kita, "benar niocu, orang itu
tentu orang sakti dari golongan hitam , karena demikian kejinya
totokan yang ada ditenggorokan pembantu kita itu , "aku akan
mengadu nyawa dengan orang itu, bu-goat-eng mengepal
11 tangannya dengan muka marah, " benar , demikian juga aku
moi-moi untuk anak kita , apapun akan kita hadapi bersama,
liem-bu sin memegang tangan bu-goat-eng untuk memberikan
kekuatan pada hati bu-goat-eng yang cemas sebagaimana juga
dirinya, selama dua bulan mereka terus mancari namun tiada
hasil seakan anak mereka dan penculik itu hilang ditelan bumi ,
dan sebulan yang lalu mereka mendapatkan undangan dari loI- kaipang yang di ketuai koai-tung-kai untuk mengadakan
pertemuan di jeng-hoa-san, dan malam itu mereka berada di
jeng-hoa-san untuk memenuhi undangan tersebut
" koai-Tung kai , apa yang telah kamu dapatkan dari hasil
penyelidikan anak buahmu tentang masalah yang melanda kita
ini " tanya hongsan-lama , "benar.. , bagaimana dan apa yang
song-pangcu dapatkan " sela sin-coa-hiap dari hengsan-pai ,
"begini para enghiong semua, kejadian yang beruntun ini tentu
didalangi oleh orang yang berseberangan dengan kita, kami
juga mengalami hal yang serupa dengan para sicu semua ,
yang mana dua bulan yang lalu perkumpulan kami dicabang
utara diobrak abrik dan markas kami dibakar, enampuluh
anggota kami dibabat dengan keji oleh orang tersebut " Kaoitung-kai mengepal tinjunya dengan hati geram dan marah
"hmh.., alangkah durjananya orang itu pangcu, lalu siapakah
mereka itu " , utusan kedelapan partai besar juga terkejut dan
marah , "bangsat keji yang tidak berperikemanusiaan" sela sincoa-kiam , sambil mengepal tinjunya , "huh..memang golongan
kita telah dihina " pek-mou-liong mendengus marah , "lalu
bagaimana song-pangcu ", " begini yo-losuhu dan enghiong
semua, dari pengakuan pemimpin cabang utara sebelum
ajalnya mengatakan bahwa yang menyerang mereka itu
12 seorang yang sangat sakti dengan senjata pedang kembar ,
dan orangnya sekitar umur lima puluh tahun dengan jenggot
dua warna hitam dan putih , kemudian kami sebar anggota di
seluruh cabang untuk menyelidiki orang dengan ciri tersebut
maka sebulan yang lalu kami dapatkan berita bahwa orang itu
adalah siang-kiam-kwi (iblis berpedang kembar) dan kami juga
mendengar berita bahwa golongan hek-to sudah memiliki
pimpinan yang dikenal dengan thian-te-sam-kwi (tiga iblis
dunia) dan salah satunya adalah siang-kiam-kwi , yang kedua
adalah tok-sim-kwi (iblis berhati racun) dan yang ketiga adalah
toat-beng-kwi (iblis pencabut nyawa)
"lalu menurut song-pangcu , apakah anak kami yang hilang
diculik salah satu thian-te-sam-kwi ", "benar toanio, besar
sangkaan saya demikian karena menurut anggota kami juru
masak cabang utara yang yang sedang berada di hutan
belakang markas yang sedang mengambil air, ketika hendak
kembali dia melihat bayangan seorang yang berperawakan
tinggi dan ada gendongan terikat dipunggungnya memasuki
dapur dan lalu membakar dapur, dan perawakan itu dimiliki oleh
tok-sim-kwi, "oh ". anakku " gumam bu-goat-eng lirih,
"tenanglah eng-moi, liem bu sin menyentuh pundak bu-goateng, "lalu bagaimana dengan hilangnya pusaka delapan partai
song pangcu, "sicu pek-liu-jiu, hal itu juga jelas perbuatan
mereka , "bagimana song pangcu begitu yakin mereka tiga
orang dan kabar kehilangan empat partai pada malam yang
bersamaan, " sicu gobi-kiam-sian, memang rasanya tidak
mungkin, tapi kita juga harus tahu bahwa pembantu-pembantu
iblis ini juga tidak kurang lihainya, hal itu dapat kita ketahui dari
apa yang di alami oleh delapan partai besar , tidak mungkin
13 orang sembarangan yang melakukannya jadi tidak salah jika
kita menyimpulkan bahwa ini didalangi ketiga iblis itu , oleh
karena mereka sudah merasa kuat karena adanya thian-tesam-kwi maka mereka melakukan hal yang menggemparkan
kita , kalau tidak untuk apa mereka lakukan hal tersebut kalau
tidak untuk menghina golongan kita,
"kalau begitu ketiga iblis ini tidak bekerja sendiri-sendiri, "benar
suthai, kaki tangan mereka pasti sudah ada dan juga lihai,
"dugaan song-pangcu memang beralasan karena pustaka di
lasa juga yang diobrak abrik oleh setidaknya tiga orang ,
pustaka kami memiliki tiga ruangan yang berlainan tempat , dan
waktu bersamaan ketiganya diobrak-abrik, sela hongsan-lama,
"sejauh penyelidikan song pangcu dan anak buah , apakah
kalian tahu sarang mereka " , "kami belum tahu liem-taihap ,
tiba-tiba terdengar suara ketawa yang demikian kuat sehingga
tempat itu bergetar, sepuluh anggota lo-i-kai-pang terjungkal
muntah darah dan dari mata telinga mereka mengalir darah
dengan nyawa melayang, ke tiga belas orang peserta
pertemuan itu ,sekuat tenaga membentengi diri dengan sinkang berusaha melawan suara ketawa itu, berselang setengah
jam ketawa itu berhenti dan muncul tiga orang iblis yang baru
mereka dibicarakan , yang membuka mata pertama adalah
hongsan-lama dan lan-nikow , Hongsan-lama yang melihat
sepuluh pengemis yang bergelimpangan mati sambil berdiri
menegur "alangkah tidak manusiawinya kalian semudah itu
menyebar maut, sementara yang lain-lain juga berdiri dengan
wajah pucat , bu-goat-eng memegang tangan suaminya ,terasa
14 lemah tubuhnya karena jantungnya hampir pecah akibat suara
ketawa tersebut, "heh " kalian mau cari sarang kami bukan ",
hahah..haha"hahaha, tidak usah repot-repot, kami sudah di
sini mendatangi kalian, malam ini thian-te-sam-kwi akan
mengadakan pesta kecil, hahaha"hahhaa. hahahh , orang
yang tertawa itu memiliki tubuh kate dia adalah toat-beng-kwi,
"siapa mau mati duluan ayo maju , "toat-beng.. ! kenapa satusatu, sekalian saja semua diajak pesta, sela tok-sim-kwi yang
berperawakan tinggi, tanpa dikomando ke tigabelas orang itu
menggebrak kedepan menyerang thian-te-sam-kwi dan luar
biasanya ketiga iblis itu mengulurkan tangan kedepan "blamm"
terdengar benturan keras diudara dan tiga belas tubuh
terlempar kebelakang sampai sepuluh tindak, lalu semua
pendekar itu bangkit dan bersiap menyerang dengan jurus
masing-masing liem-bu-sin dan isteri, lan-nikow, koai-tung-kai dan hongsanlama berhadapan dengan siang-kiam-kwi yang berjenggot
hitam putih sementara sin-tung-hiap, sin-coa-hiap, sin-kun dan
gobi-kiam-sian berhadapan dengan tok-sim-kwi dan dibagian
lain pek-mou-liong, pek-liu-jiu, bu-eng-kiam dan pek-liu-sin
berhadapan dengan toat-beng-kwi
"rekan-rekan semua untuk menghadapi iblis, kita tidak perlu
pakai peradatan , mari kita serang, teriak koai-tung-kai sambil
menyerang , "hahaha..hahaha , kalian keroyokpun kalian akan
dibabat habis, sahut toat beng kwi sambil menggenjot tubuh
kecilnya dengan kecepatan luar biasa mengeluarkan swe-goat-
15 kwi eng-hoat (jurus bayangan iblis meraup rembulan), ke empat
lawanya memapaki serangan tersebut dengan jurus masingmasing , "blammm" des"wut" , pek-mou-liong menagkis
pukulan tangan kanan toat-beng-kwi sedang pek-liu-jiu
menangkis tangan kirinya, pek-lui-sin menyambut tendangan
toat-beng-kwi dengan cengkraman sedang bu-eng-kiam
menyambut tubuh toat-beng-kwi dengan tusukan pada
lambung, tiga tenaga sin-kang menyeruak udara malam ,
tangan pek-lui-sin kena tending sementara tusukan bu-engkiam luput dan tubuh toat-beng-kwi melenting keudara setelah
pek-mou-liong dan pek-liu-jiu terlempar lima tindak sementara
kaki pek-lui-sin merasakan tangannya terasa sakit, bu-eng-kiam
melanjutkan serangannya dengan gencar namun gin-kang toatbeng-kwi amatlah luar biasa
kembali ia dikeroyok empat orang tersebut , tiga puluh jurus
berlalu gin-kang yang luar biasa ringannya dari toat-beng-kwi
membingungkan ke empat pendekar itu , sementara sin-tunghiap, sin-kun, sin-coa- hiap dan gobi-sian-kiam menerjang toksim-kwi yang menggunakan jurus "sim-lo-tiam-hoat" (ilmu
totokan meremukkan hati) memapaki semua serangan ,
dibagian lain siang-kiam-kwi dengan ilmunya yang lihai te-thian
kiam-hoat (jurus pedang bumi langit) pedang ditangan
kanannya memaki dua bilah pedang dari sin-yan-siang liem-busin dan istri dan tongkat dari koai-tung-kai sementara pedang
yang dikiri serta membendung serangan kebutan hudtim lannikow dan rosario hongsan-lama , pedangnya bergelombang
meruntuhkan semua serangan
diterangi bulan dan kobaran api unggun pertempuran segit
berlangsung, pertempuran yang terbagi tiga kelompok itu
16 demikian ramainya dan walaupun dikeroyok thian-te-sam-kwi
dengan handal menangkis dan balas menyerang , bahkan
masing-masing semakin lama semakin mendesak pengeroyok
mereka dan pada waktu yang hampir bersamaan totokan toksim-kwi mengenai leher bagian belakang sin-coa-hiap ,
sehingga dia jatuh tertelungkup tidak bergerak dengan nyawa
melayang sementara toat-beng-kwi mencengkram perut bueng-kiam sehingga perutnya hancur berantakan tanpa
bersambat nyawanya juga putus dan disisi lain pedang siangkiam-kwi merobek lambung bu-goat eng sehingga ia terduduk
memegang lambungnya, "cepat eng-moi kamu turun bukit,
kamu harus hidup moi-moi untuk anak kita, teriak liem-bu sin
sambil menagkis tusukan pedang siang-kiam-kwi "trang" percik
api berpendar dari adu pedang tersebut, bu-goat eng
memandang suaminya , "lekas eng-moi"wuut", liem-bu-sin
berteriak lagi sambil membabat kaki siang kiam kwi namun
luput ketika siang-kiam-kwi berpoksai setelah beradu pukulan
dengan hongsan hewsio dan menghindari sabetan pedang
liem-bu-sin, bu-goat-eng menggelinding menjauhi pertempuran
, tapi tiba-tiba toat-beng-kwi saat beradu pukulan dengan pekliu-jiu dan pek-mou-liong dan berhasil merubuhkan kuda-kuda
keduanya hingga tujuh tindak sambil mencengkram bahu peklui-sin dengan tangan kanannya, tangan kirinya memukul jarak
jauh dengan jurus "in-giok-sai-mo" (setan alas melempar
mustika) kearah bu-goat eng, memang tidak telak kearah
punggung bu-goat-eng namun hawa pukulan itu sudah cukup
membuat nyonya itu terlempar kedepan tiga tindak dan
memuntahkan darah , bu-goat-eng terus menuruni bukit jenghoa-san sementara pertempuran diatas semakin segit dan seru,
17 seratus jurus berlalu dan pada jurus berikutnya,
"craat"cepp..aghh"craat"tanggg"traangg", hudtim lannikow terlepas karena tangannya kena sabet pedang dan
disusul tusukan pada dadanya kemudian merobek dada
menangkis tongkat koai-tung-kai dan membacok pedang liembu-sin yang akan menusuk lambungnya, lan-nikow terkapar tak
bernyawa dengan dada menganga robek besar, sementara toksim-kwi totokannya mengenai dada sin-kun sehingga tewas
dan toat-beng kwi sudah menumbangkan pek-liu-jiu, ketiga iblis
itu semakin gencar dan sekan berlomba untuk menumbangkan
lawan-lawannya dan pada jurus ke dua ratus toat-beng-kwi
mencengkram tangan pek-mou-liong dan pek-lui sin
"prak"praak..bukk"bukk.." terdengar jemari tangan yang
remuk dan tanpa menunda toat-beng-kwi menyusulkan dua
pukulan sakti menghantam dada pek-mou-liong dan pek-lui-sin
sehingga keduanya terlempar dengan nyawa putus , tidak lama
gobi-kiam-sian dan sin-tung-hiap menerima dua totokan maut
dari tok-sim-kwi yang mengenai dada dan leher sehingga
keduanya tewas , sementara siang-kiam-kwi sudah membacok
leher koai-tung-kai hingga tewas , liem-bu-sin dan hongsanlama berusaha matia-matian mempertahankan diri namun toatbeng-kwi yang sudah menewaskan kedua lawannya tiba-tiba
menyerangnya dengan jurus in-giok-sai-mo , dan tak ayal liembu-sin terlempar dan isi dadanya remuk dan tewaslah suami
yang gagah itu , hongsan-lama tidak lama menyusul setelah
tusukan pedang siang kiam kwi menusuk dada hingga
punggung dan tewas seketika .
"huh "phuah.. mampus sudah, toat-beng-kwi mendengus
sambil meludahi mayat hongsan-lama, "bagaimana dengan
18 perempuan itu " , "biarkan saja tok-sim , paling besok dia sudah
jadi mayat karena lukanya , "betul , apalagi dia sudah merasai
pukulanku,hahaha"hahaha..hahah, "sekarang kita istirahat
dulu, siang-kiam-kwi dengan sadisnya menendang mayatmayat bergelimpangan itu seperti bola dan sekejap mayatmayat itu berterbangan keberbagai arah dibawah bukit , naas
memang nasib delapan sahabat yang baru tadi siang makan
bersama , seakan makan bersama dalam pesta ramah di
rumah makan kwee-bun merupakan hari terakhir mereka
Bu-goat eng terus menuruni bukit dengan luka yang tidak
ringan dan pagi harinya bu-goat eng sudah berada dikaki bukit ,
dia terus tertatih dengan luka dilambung dan luka dalam yang
menyesakkan dadanya , setelah matahari agak tinggi , dia
melihat seorang anak lelaki berumur lima tahun sedang
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berindap-indap di bawah lembah jalan setapak itu yang sedang
menangkap belut , anak laki-laki itu adalah kwee-han-tiong
putra kwee bun ,dengan suara tawanya yang jernih dia
mengejar-ngejar belut yang meliuk-liuk dan menyusup kedalam
tanah , "cup..cup"cup" suara Han-Tiong memancing belut
supaya keluar dari lobang seiring suara tawanya yang bebas ,
"byuarrr" , heh.. apa tuh, kwee han tiong terkejut melihat tubuh
manusia menggelinding kebawah terhempas ke tanah lumpur
didepannya , dengan cepat dia mengangkat kepala wanita itu
,"aduh , bibi apa yang terjadi denganmu , ah bibi luka " Hantiong menatap iba pada wajah yang menunjukkan ringis sakit
luar biasa , dengan nampas yang empas empis ,Bu-goat eng
melihat wajah anak laki-laki yang tampan itu , " aghh"anakku
liem-swat hong malangnya nasibmu , oh anakku " keluhnya
lemah , "kenapa bibi , ada apa dengan anakmu liem-swat hong
19 itu ", Han-tiong menggoyang-goyang tubuh bu-goat-eng , bugoat-eng melihat kembali wajah Han-Tiong, "aku akan mati,
kamu carikanlah anakku itu jaga dia jangan dia mengotori dunia
ini dengan kedurjanaan, ahhhh" tiba-tiba bu-goat-eng terdiam
dan matanya terpejam , dada bu-goat-eng masih bergerak
namun nafasnya semakin sesak dan pendek, "aku akan
menjaga adik swat-hong, tenangkan hatimu bibi, Han-tiong
berbisik dekat wajah bu-goat-eng dan menggoyang tubuh bugoat-eng yang sudah tidak bergerak tapi tiba-tiba mata bu-goateng terbuka lebar dan menatap ke mata han-tiong yang dekat
dengan wajahnya, "anakku ada tanda merah dibawah
ketiaknya, suaranya lemah dan nafasyapun putus, kwee-hantiong bingung melihat wanita itu telah mati, dia merayap keatas
mengharapkan orang lewat tapi sampai siang tidak ada orang
yang lewat, kemudian Han-tiong turun kembali kelembah jalan
dan mencabut daun talas yang tumbuh dipinggir parit lalu dia
menutupi mayat itu, " aku lapor ke ayah saja, pikirnya sambil
berlari kearah kota kun-leng
Di pasar kun leng tepatnya di kedai kwee-bun terjadi
malapetaka mengenaskan , thian-te sam kwi sudah sampai di
kun leng dan memasuki kedai kwee-bun , "silahkan"silahkan
masuk lopek bertiga sambut a kiong , "heh siapa lopek mu ,
kata siang kiam kwi sambil mengibas tangannya menampar a
kiong "prak" kepala a-kiong pecah , pelayan yang lain terkejut
pucat , "hahaha".hahaa " gema tawa toat-beng-kwi membuat
kwee bun keluar dari dalam ruangan rumahnya, "ada apa ini " ,
kwee-bun terkejut melihat lima pelayannya meringkuk disudut
ruang dan mayat a-kiong tergelatak dengan kepala pecah , dia
melihat tiga orang di ruang tengah dan salah seorang
20 berperawakan mendekatinya, "siapa kalian ", tubuh kwee-bun
gemetar, "huh.. bukkk" , tendangan tok-sim-kwi bersarang
diperutnya tak bersambat nyawa kwee bun putus dan
badannya terlempar kedalam rumah menghantam lemari
hingga hancur , tok-sim-kwi masuk kedalam, tan-siok-nio
menjerit melihat suaminya mendoplok dilantai tak bergerak, dia
menubruk suaminya , "aa?", jeritnya lagi ketika rambutnya di
jambak tok-sim-kwi , "heheh..hehe " he.. aduh kasihan masih
muda begini sudah menjanda, tok-sim-kwi menyeret tan-siok
nio keluar . "lepaskan aku manusia binatang , manusia keji ,
bangsaaaat", jerit tan-siok nio, "hehehe"hehe.. hehe, sambil
tertawa tok-sim-kwi tidak memperdulikan jeritan tan-siok nio ,
setelah sampai dimeja dimana kedua rekannya duduk , tansiok-nio didudukkannya dikursi dan di totok hingga kaku dan
bisu, orang yang lalu lalang ditepi jalan berkerumun setelah
mendengar jeritan tan-siok-nio, beberapa orang laki-laki kuat
memberanikan diri mendekati tapi tak ayal mereka semua
terlempar bagai layangan putus dipukul oleh toat- beng-kwi,
sebentar saja kerumunan itu berlari menjauhkan diri hingga
sunyi kembali, tidak ada orang yang mau lewat didepan kedai
itu . "heh..! pelayan siapkan makanan untuk tuan besarmu, cepat".
Hahhaa..hahhaa" bentak toat beng kwi , kelima orang itu
dengan gemetar kedapur mempersipakan makanan, kemudian
mereka berlima menghidangkan makanan , meja sudah penuh
hidangan dan baru saja kelimanya hendak mundur tiba-tiba
sebuah serangan kilat membuat mereka terjungkal
bergelimpangan tidak bergerak dan tenggorokan mereka
meninggalkan bekas hitam totokan tok-sim-kwi, lalau ketiga iblis
21 itupun mulai menyantap makanan, berselang satu jam mereka
menikmati santapan mereka , toat-beng-kwi hendak menampar
tan-siok nio , "eit.. tunggu dulu toat-beng, wanita ini jangan
dibunuh, tok-sim-kwi menangkap tangan toat-beng-kwi, "agh"
kenapa " wanita ini akan menyusahkan kita saja, cela toatbeng-kwi , "saya butuh penjaga bayi yang kuculik, "wanita ini
sangat cantik dan masih muda , tentu sangat menyenangkan
disaat kita butuh hiburan, tambah siang kiam kwi , toat beng kwi
duduk kembali , "ya sudah kalau begitu, dengan muka mengkal
toat-beng-kwi duduk kembali, kemudian merekapun mencelat
keluar dan meninggalkan kota kun-leng sambil membopong
tan-siok-nio, air mata tan-siok-nio tidak henti mengalir karena
tangis dihatinya, mukanya pucat dan cemas makin tidak
terperikan memikirkan suami dan anaknya
Dua jam kemudian setelah pembantaian di rumah kwee-bun .
Han tiong sampai dirumahnya , dia melihat orang berkerumun
di dalam kedai sedang menjajarkan tujuh mayat , "ada apa
lopek ..",tanyanya cemas , "aih Han-tiong kasihan kamu nak ..
sahut orang tua itu , Han-tiong menyelip kedepan dia melihat
tubuh ayahnya terbujur "ayaaaaah ..ayahh , ooooh ayaaaah "
Han-tiong menjerit keras dan pingsan , orang-orang terenyuh
sesugukan melihat han tiong , satu jam kemudian han-tiong
pun siuman , " ayah " ayah , ah ibuu , mana ibuuu" jeritnya lagi
, "han-tiong sabarlah nak , keluargamu didatangi orang keji ,
dan melakukan kekejian ini , dan ibumu ". ibumu dibawa
mereka " ujar seorang tua dekat han tiong , "bhok-suhu , siapa
mereka suhu " " tanyanya disela tangisnya , "kami tidak tahu
nak , jumlahnya ada tiga orang " jawab bhok-siucai suhu Hantiong , semalaman han tiong menangisi mayat ayahnya , baru
22 keesokan harinya ketujuh mayat itu di kebumikan , malam itu
han-tiong ditemani beberapa orang tua dan ibu-ibu tetangga
Kwee-Han-Tiong yang berumur lima tahun lebih menjalani
sendiri kehidupannya dengan tabah ,berusaha memenuhi
menyelesaikan kebutuhannya dengan peninggalan
orangtuanya yang lumayan , Han-Tiong masih terus mengikuti
pelajaran dari Bhok-siansu , suatu ketika setelah tiga bulan
ayahnya meninggal dan ibunya hilang Han-Tiong memasuki
kamar orangtuanya sesaat hatinya getir merindukan ayah dan
ibunya , kemudian Han-Tiong melihat sebuah peti yang biasa
terletak didalam lemari yang hancur diruang tengah, peti kecil
itu awalnya berada dalam kotak hiasan kaca berisi air sehingga
peti itu melayang terapung diatas air tapi sekarang kacanya
sudah pecah dan airnya tumpah, dan mungkin setelah kejadian
malapetaka itu disusun tetangga dan diletakkan dikamar
orangtuanya, Han-tiong tertarik dan ingin mengetahui isi peti
itu, setelah peti itu terbuka maka didalamnya ada mainan kurakura kecil , Han-tiong mengambil mainan kura-kura itu, dia
perhatikan sambil berpikir "aneh kok ada mainan kura-kura
didalam peti.." , sambil pegang sana sini , tiba-tiba tempurung
kura-kura itu bergeser sedikit "eh ", desisnya , lalu dia
gerakkan tempurung itu sampai menutup kepala kura-kura dan
didalamya Han-tiong dapati sepucuk kertas yang terlipat
didalamnya , kertas itu diambilnya dan dibuka maka diapun
membaca Anakku kwee cin sisihan adikmu kwee can
Semoga hidupmu jauh dari pertentangan
Terhindar dari segala permusuhan dan kekejian
23 Jika aral melintang engkau dapat cobaan
Akibat kedurjanaan dunia persilatan
Tiadalah salah engkau menegakkan keadilan
Mengambil baju kegagahan disamping kelembutan
Pulau kura-kura menyimpan bagian warisan
Siap digunakan anak dan keturunan
Kwee Lun Han tiong melihat ada sebuah gambar peta dibawah tulisan itu ,
dia berpikir lama , dia tidak tahu siapa kwee lun itu atau kwee
cin namun pasti ini adalah moyangnya , maka dengan hati yang
mantap dia berniat bahwa dia akan pergi mencari pulau kurakura ,Han-tiong pun tertidur karena lelah .
Keesokan harinya Han-Tiong menemui suhunya bhok-siansu
"suhu, tecu berencana besok akan meninggalkan kun-leng ,
Bhok-siansu heran, "kamu mau pergi kemana tiong-ji" , "tecu
akan pergi merantau suhu , "aih.. tiong-ji kamu masih kecil,
berbahaya bagimu mengadakan perjalanan dan pergi
merantau, "tidak mengapa suhu", tekad saya sudah bulat
untuk menjalaninya, kong-cow saya sudah memanggil tecu,
"eh.. apa maksudmu tiong-ji " " bhok siansu terheran-heran,
"saya tidak tahu suhu, tapi hati saya ingin pergi kesuatu tempat
dimana kong-cow saya berada, jadi suhu saya hanya ingin tahu
jika suhu dapat memberi tahu letak pulau kura-kura, "pulau krakura", gumam bohk siansu , "benar suhu , "hmh" baiklah
tiong-ji jika keinginanmu tidak dapat lagi ditawar keluarlah kamu
dari pintu sebelah barat kota ini, berangkatlah menuju kota
kaifeng dan bertanyalah dengan penduduk disana mungkin
24 mereka tahu akan pulau itu, "terimakasih suhu , besok pagi tecu
akan berangkat, dan satu hal lagi tecu memohon pada suhu,
"apa itu tiong-ji", "suhu titip rumah saya kepada orang yang
suhu percayai , suatu saat kalau hayat masih ada , saya akan
datang kembali , "hmh.. baiklah tiong-ji , rumah keluargamu
akan suhu perhatikan, "sekali lagi terimakasih suhu dan
sekarang tecu mohon pamit, Han-tiong kembali kerumahnya
dan mempeersiapkan diri untuk keberangkatannya
Han Tiong meninggalkan kota kun-leng dengan berbekal uang
cukup banyak dan bekal baju lima stel berangkat untuk menuju
kota kaifeng , masuk hutan keluar hutan , masuk desa keluar
desa , hari itu sampailah han-tiong dikota kicu setelah dua
bulan menempuh perjalanan , bekalnya sudah habis
badannnya kumal berdebu ,lalu Han-tiong mendekati rumah
makan , "heh"! untuk apa kamu berdiri disitu hayo
pergi..pergi..! , gertak seorang berbadan kekar sepertinya
tukang pukul rumah makan itu, " paman..! aku lapar sekali , aku
dapat bekerja cuci piring , berikan aku pekerjaan untuk mengisi
perut, "tidak ada pekerjaan disini ! hayo pergi kau ! sebelum
kupukul, bentaknya dengan pasang muka angker, Han tiong
pun meninggalkan tempat itu
Diperempatan jalan dia melihat ada rumah makan besar , dia
masuk gang yang mengarah kebelakang sebelah dapur rumah
makan tersebut , kebetulan seorang juru masak sedang keluar
dengan sekeranjang sampah basah, "eh kenapa kau kesini
kamu mau apa" , mau mencuri ya .. " bentaknya , "paman ,
tolonglah aku ini , aku sejak semalam belum makan , Han-tiong
memelas sambil memegang perutnya, " aku akan bantu apa
saja paman dan berikanlah saya makan, "apa kamu bisa cuci
25 piring " , "bisa paman , "baik masuklah , itu piring dan mangkok
kotor cucilah, setelah selesai kamu boleh makan , dengan
semangat han-tiong melakukan pekerjaannya, hampir satu jam
dia mencuci piring dan mangkok yang kotor , "paman ditarok
dimana piring-piring ini ", "oh ya , tarok dirak piring sana,
setelah mengatakan itu juru masak tadi mengambil makanan
yang hangat dengan lauknya , " nah" , sekarang duduklah
disini dan makanlah , Han tiong dengan sigap duduk dan mulai
menyantap makanannya , dengan nikmat dan perlahan dia
kunyah makanan , "kalau kurang minta lagi yah , " terimakasih
paman , "oh ya , namamu siapa " , tanya juru masak itu sambil
membesarkan api di tungku , "kwee-Han tiong paman", kamu
darimana ", dimana orang tuamu " , "aku ini sedang merantau
paman , "heh.. , kecil-kecil kok merantau , kok orang tuamu
membiarkan kamu sekecil ini merantau " juru masak itu heran
sambil duduk dikursi panjang dekat han tiong makan ,
"orangtuaku sudah tiada paman , " ah kasihan kamu nak ,lalu"
tujuan kamu mau kemana " , "aku mau ke kaifeng paman ,
"wah..wah .. kaifeng itu jauh , dari sini saja masih ada satu
bulan perjalanan naik kuda , "kamu berasal dari mana " , "saya
dari kun- leng paman, "wah alangkah beraninya kamu tiong ji ,
artinya sudah bulanan kamu dalam perjalanan , "betul paman ,
kalau tidak salah hitungan saya , sudah dua bulan , "waduh luar
biasa , "lalu setelah ini apa kamu akan melanjutkan perjalanan
" , " tidak paman , sementara saya disini dulu untuk
mempersiapkan bekal untuk melanjutkannya , "hmhh.. kalau
begitu kamu ikut saya saja dulu dan membantu saya , setelah
kamu rasa cukup kamu boleh lanjutkan perjalanan , "benarkah
paman , aku han tiong sangat berterimakasih atas budi paman
ini , sahut Han Tiong gembira , " Ya , lanjutkanlah makannmu "
26 juru masak itu kembali ke perapian untuk melihat lauk yang
dimasaknya Sejak saat itu Han tiong ikut dengan juru masak yang baik hati
itu , Han tiong memanggilnya dengan sebutan empek Kun , akun dan tiga temannya yang bekerja dibagian dapur rumah
makan itu sangat suka pada Han-tiong yang bekerja dan
membantu mereka , selama tiga bulan Han tiong berada di kota
kicu , kemudian diapun melanjutkan perjalanan , dan seminggu
kemudian dia masuk hutan , belum jauh ia memasuki hutan itu
terdengar bentakan , "heh anak kecil , berhenti , Han Tiong
berhenti dan melihat tiga orang berbadan kekar dan browok
lebat mencegatnya , tinggalkan buntalan kamu kalau masih
sayang nyawa, bentak salah seorang yang bermuka bopeng , "
paman buntalan ini bekal perjalananku " , aaah , bocah tengik ,
sumpahnya dan sekali renggut buntalan Han Tiong sudah di
rebutnya , "paman , apakah kalian tidak malu merampok anak
kecil ", "peduli apa , hayo menggelinding dari hadapan kami ,
hahaha ..haha ..haha , gertaknya sambil menolak Han tiong ,
Han tiong jatuh terhempas kebelakang , tanpa mengeluh dia
bangkit , "sungguh perbuatan kalian ini tidak patut , "plak..plak ,
perkataan Han tiong ini disambut dua kali tamparan dipipinya
sehingga mulutnya berdarah dan diapun jatuh terduduk ,
"sudah bow-can tinggalkan anak itu , urusan kita masih banyak
, kata kawannya , kemudian merekapun meninggalkan Han
tiong , Han-tiong masih duduk mengusap darah yang mengelir
di sela bibirnya kemudian Han-tiong bangkit dan melanjutkan
perjalanan dengan rasa nyeri dibibirnya dia terus melangkah
memasuki hutan , dalam perjalanan ini jika dia lapar dia hanya
dapat makan buah-buahan yang didapatinya , sebulan
27 kemudian dia sampai di kota ki-bun , dia kembali mencari
rumah makan , namun dimana dia menawarkan bantun dia
hanya mendapat caci maki , sementara di dalam gang dia lihat
banyak anak-anak sepantaran dia yg mengemis , "apakah saya
harus mengemis " , tanyanya dalam hati , "tidak , saya harus
bekerja , dia memutari pasar kibun sudah dua hari , perutnya
sudah dua hari tidak di isi , dengan badan lemah dan haus
yang mencekik hari itu dia berdiri disebuah perguruan silat
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan papan nama yang terpampang gagah "Sin-CoaBukoan" (perguruan ular sakti) , orang lalu lalang tidak
sedikitpun memperhatikannya , dia memberanikan diri masuk ,
seorang bertubuh kurus kering mendekatinya , "hei anak kecil ,
kenapa masuk kemari " , "saya mau cari pekerjaan paman , "
aku dapat menjadi kacung disini " tambahnya , "tidak ada
pekerjaan disini , bentak orang kurus itu , ketika Han Tiong
dibentak-bentak , seorang anak perempuan remaja umur dua
belas tahunan mendekat , "ada apa paman a-sam ", "ini anak
kumal siocia , dia minta jadi kacung disini , anak perempuan itu
memperhatikan Han Tiong dari kepala sampai kaki , "kamu
siapa " , "saya Han tiong , " sudah dua hari saya tidak makan
siocia , " bantulah saya mendapat pekerjaan disini sebagai
kacung , saya akan banyak berterimakasih atas budi siocia ,
"ee..ee, anak lancang , mulut manis , coba mengambil hati
siocia ya", heh ..! apa kamu minta dihajar , cepat pergi dari
sini , bentak si a-sam melayangkan tangannya , "plak" Han
tiong bergeser dua tindak kesamping , terasa perih panas
pipinya disela perutnya yang lapar dan lemas tubuhnya , "ah ,
jangan paman , nanti aku adukan sama ayah, ancam gadis
kecil itu , "biarkan saja dia menemui ayah , "ayok , eh siapa tadi
namamu " , "Han tiong siocia", "mari han tiong aku ajak kamu
28 menemui ayahku " , "terimakasih siocia , sahut Han-tiong
sambil melirik a-sam , a-sam berlalu dari situ , han tiong
mengikuti anak perempuan itu , didepan orang tua separuh
baya dengan wajah mentereng Han-Tiong menjura , "ayah ,
anak ini han tiong , dia mau jadi kacung di rumah kita , " lan-ji
anak ini tidak kita kenal , kok lancang kamu bawa kesini , mana
tahu dia anak nakal yg suka mencuri , " tidak paman , aku baru
dua hari disini , dan saya kesini untuk cari pekerjaan , "dan
saya sangat malu untuk mencuri , ujar Han tiong , Gak-seng
yang mendengar tutur kata sopan dan teratur itu mendelik
heran , "hmh " kamu darimana " , "saya dari kota kun-leng ,
"wah itu jauh sekali , Gak-seng berdecak dalam hati , "lalu ,
apakah kamu akan menetap disini " , "tidak paman , saya disini
sampai saya merasa punya bekal cukup untuk melanjutkan
perjalanan , "wah" alangkah bijaknya kamu han tiong ,
"sebenarnya kamu mau kemana " , "ke kota kaifeng paman ,
"hmhh " baiklah , kamu bekerjalah disini " sahut Gak-seng
dengan pandangan takjub sambil mengelus jenggotnya , "jadi
ayah setuju han tiong kerja disini " , tegas anaknya , "ya , lan-ji
, " terimakasih paman , terimakasih siocia , budi paman dan
keluarga saya ucapkan banyak terimakasih , "ya"ya " jawab
Gak seng semakin takjub ,"anak luar biasa , bertekat baja ,
bijak bestari " Ga-seng bergumam dalam hati .
Han tiong dibawa kebelakang dan menjumpai seorang paman
tua yang dipanggil empek sun , empek-sun yang tua
memberikan petunjuknya , apa saja yang akan dilakukan oleh
han tiong sebagai kacung , hari itu diapun bekerja tanpa kenal
lelah walaupn lapar perutnya sudah menggigit ususnya , dan
siang harinya dengan empek sun dia makan dibelakang .
29 dengan lahap bertabur syukur dia nikmati makananya , setiap
hari dia rajin menyapu lapangan , menyiram bunga-bungaan
dan membersihkan rumah Sudah lima bulan Han tiong menjadi kacung di sin-coa-bukoan ,
setiap hari dia menyaksikan para murid berlatih dibawah
pimpinan Gak-seng , hubungannya dengan nona Gak giok-lan
baik , anak perempuan itu ramah dan suka bercakap-cakap
dengan dia , sore hari itu saat latihan selesai , giok lan kembali
menemui han-tiong , "tiong , panggilannya pada han-tiong , " ya
siocia , "duduklah dibangku itu , "ya , ada apa siocia , " sudah
lima bulan kamu disini , bagaimana rasanya , apakah kamu
kerasan disini " , "berkat kebaikan keluarga siocia dan baik
hatinya empek-sun , saya senang berada disini siocia , " lalu
apakah kamu akan menetap disini " , " tidak siocia , dalam
waktu dekat ini perbekalan untuk perjalanan saya selanjutnya
rasanya sudah cukup , "tentu jika saatnya saya akan minta izin
pada loya , "kenapa kamu tidak menetap saja disini , tiong ",
giok-lan membesarkan matanya yang cipit , "dengan adanya
kamu disini , aku punya teman ngobrol , "ah siocia , kalau untuk
ngobrol , banyak saya lihat murid-murid disini yang sepantaran
dengan siocia baik laki-laki maupun perempuan , "iya tapi
mereka tidak enak diajak ngobrol , mereka tidak sepandai kamu
kalau ngomong , kamu ini bijak sekali sehingga kamu yang
masih lebih muda dari saya sehingga saya merasa kamu lebih
dewasa dariku "aduh siocia umur saya baru lebih lima tahun ,
bagaimana saya bisa lebih bijak dari siocia ", itu hanya
perasaan siocia saja , "tidak tiong , saya pernah dengar ayah
membicarakan kamu dengan ibu , dan yang saya katakan ini
30 adalah pendapat ayah , katanya kamu berani dan bertekad baja
, anak sekecil kamu bisa selamat sampai ke sini dari kun-leng"
"siocia , tidak ada yang unik pada diri saya , saya dan siocia
memiliki khazanah yang sama yakni , rasa , pikir dan keinginan
, soal keberanian yang siocia maksud , semua manusia punya
keberanian , namun bedanya sejauh apa keberanian itu terpicu
oleh keadaan kita , dan seberapa sadar kita dengan
keberadaan itu , "maksudmu bagaimana tiong , "begini siocia ,
saya mengalami keadaan malapetaka dalam keluarga , ayah
dibunuh orang , ibu hilang entah kemana , usaha ayah ambruk
tak ada pegangan " nah.. keadaan itu adalah suatu pemicu dari
sebuah kesadaran , ada apa dengan semua bencana itu ,
orang yang sadar dia tidak akan larut dengan bencana dan juga
tiada melawan arus bencana itu , bencaana adalah satu
keharusan yang mesti diterima , bukan untuk ditolak atau
diumpat atau bahkan dicari ," lalu apakah bencana akan
dibiarkan terus menimpa kita " , "kalau ditimpa bencana terus ,
itu namanya mencari bencana siocia , tapi maksudnya sedaya
upaya sebelum bencana datang , orang sadar tentulah
waspada yang melahirkan sikap pencegahan , mencegah itu
adalah sebuah kesadaran , tapi jika daya upaya yang
melahirkan waspada dan pencegahan bertekuk lutut oleh
sebuah bencana sehingga bencana itu tetap menimpa , maka
sikap penerimaan pada bencana adalah merupakan kesadaran
, dan dengan demikian kesadaran tetap penuh sehingga pada
gilirannya hidup ini bukan hal yang menakutkan dan membuat
diri lemah , 31 "tsk..tsk..tskk " , alangkah dalam hikmah kehidupan yang
engkau jabarkan Han-tiong , terdengar suara empek sun yang
tiba-tiba keluar dari pintu belakang , "pantaslah kamu tiada
pernah mengeluh oleh karena kesadaran yang penuh itu
,tambahnya , "itulah empek sun , bukankah luar biasa tubuh
sekecil ini di muat oleh pemahaman sedalam itu " " sela giok
lan , "benar kata siocia , untuk ukuran han-tiong tiadalah
namanya itu selain merupakan keunikan , " empek sun ,
penyebutan unik muncul atau penilaian biasa dan tidak biasa
datang adalah pandangan sekilas dari apa yang dinilai dan
pandangan sekilas itu yang sudah mendarah daging pada
setiap penilaian manusia sehingga terjadi pengkotakan dan
melupakan hakikat dari pikir itu sendiri , walhal semestinya tidak
hanya pandangan sekilas empek sun tetapi lebih mendalam
dalam dari itu yakni hakikat dari pikir itu sendiri , apakah hakikat
pikir itu hanya dimiliki jika tua " jawabnya tidak , apakah hakikat
pikir itu hanya dimiliki tubuh yang besar jawabnya tentu juga
tidak , jadi hakikat pikir itu dimiliki oleh setiap orang baik muda
maupun tua , baik kecil maupun besar tanpa kecuali bagi
siapapun Jadi empek sun , karena empek memandang sekilas pada
pikiran saya hingga perkataan unik itu muncul , tapi jika empek
sun mau melihat hakikat pikir saya , hakikat pikir dalam diri
siocia dan hakikat pikir dalam empek sun sendiri maka sebutan
unik itu akan berubah menjadi biasa , kenapa.. " , karena baik
kecil besarnya tubuh , tua dan mudanya manusia , hakikat pikir
sama saja dan bagi siapa saja tidak terkecuali , jadi empek sun
, lihatlahlah sampai pada hakikat pikir saya yang sama dengan
empek sun juga 32 "haha..haha , kamu benar han-tiong" ujar empek sun melihat
secercah kebenaran itu , giok lan megang dahinya
mencurahkan pikirannya mencerna perkataan itu setitik dia lihat
kebenaran itu "ya .. tiadalah keunikan han tiong dari saya ,
karena apa yang dia punya , ada juga pada saya , gumamnya
dalam hati , diapun tersenyum , "sudahlah han-tiong , aku mau
mandi , katanya sambil bangkit dari duduknya ., "baiklah siocia"
sahut Han Tiong Sebulan kemudian , Han Tiong minta izin pada gak-seng untuk
melanjutkan perjalanan , dengan langkah tenang dan mantap
dia keluar dari kota ki-bun ,keadaan panas , hujan dia tempuh ,
bukit dan ngarai di lalui , akhirnya sampailah di kota pao-teng ,
kota yang sangat ramai , Han-tiong mencari rumah makan
untuk mengisi perutnya yang sehari tidak makan , namun kota
ini demikian keras sehingga tidak ada dari rumah makan yang
bersikap ramah padanya , banyak para pengemis lalu lalang
meminta sedekah , membuat Han-tiong sedih , siang itu
langkahnya membawa dirinya didepan sebuak kantor ekspedisi
Tiaw-Hui-piawkiok (rajawali terbang) . Han Tiong mendekati
seseorang separuh umur yang sedang menaikkan barang ,
"paman , apakah ada pekerjaan untuk saya " , "ekkz .. anak
kecil bisa apa " , "apa saja paman sesuai kemampuan saya ,
"ini pekerjaan kasar , butuh tenaga kuat dan besar , sahut
orang itu tanpa menunda pekerjaannya , "mungkin bersihbersih kantor , atau memberi makanan kuda paman , "hmhh..,
gumamnya berehenti sejenak , "siapa namamu , sekecil ini
sudah bekerja , dimana orang tuamu " , "saya Han tiong paman
, saya yatim piatu , "kalau begitu tunggu sebentar , " a-lung "
bagimana pekerja pada bagian pemeliharaan kuda , apakah
33 perlu tenaga " , teriaknya pada seorang bertubuh jangkung
dengan matanya yang sangat cipit , "emangnya kenapa a-sin "
, orang bermata cipit itu balik bertanya dan mendekati a-sin ,
"anak ini minta pekerjaan untuk mengurus kuda , jawan a-sin
sambil lalu , "aha , anak sekecil ini bagaimana mau mengurus
kuda , sementara dia saja tida terurus begini, a-lung mencela
sambil melebarkan matanya yang cipit memandang tubuh HanTiong , " paman a-lung , saya bisa mengurus kuda , tolong beri
saya pekerjaan itu paman , saya harus bekerja untuk dapat
saya makan , sudah sehari saya belum makan , Han-tiong
menjura minta belas kasihan ,"sudahlah a-lung coba aja sehari
dua hari " sela a-sin , "hmhhh " marilah kebalakang dulu ,
"terimakasih paman , paman a-sin aku kebelakang dulu , ujar
Han Tiong , "ekkz.. ya..ya , a-sin yang latah jika tiba-tiba di ajak
ngomong menatap heran , "anak terpelajar dan beradat
,pikirnya , dibelakang ada empat orang yang sedang
menggosok-gosok badan kuda , "a-feng , bagaimana dengan
anak saudaramu itu , apakah dia tidak mau kerja lagi " , " tidak
mau lagi twako , dasar anak malas dan manja , jawab a-feng
sembari bersungut-sungut kesal pada keponakannya yang baru
seminggu bekerja tapi sudah bolos tiga hari , "baiklah kalau
begitu , "eh , siapa namamu " " , a-lung menengok Han-Tiong ,
"Han Tiong , Paman , "nah"a-feng , Han Tiong ini mau bekerja
disini , kamu ajarilah dia , dan perhatikan , jika tidak layak ,
kasih tahu sama saya , "baiklah twako , " kesinilah Han Tiong ,
eh.. apakah kamu sudah makan " "belum paman , "kalau begitu
kamu makan dulu , "tidak apalah paman , beritahukanlah aku ,
apa yang akan saya kerjakan , "tapi kamu bilang tadi sudah
satu hari kamu belum makan " " celutuk a-lung yang hendak
memutar namun heran dan berputar lagi , " benar paman a-lung
34 , tapi saya harus kerja dulu, sahut Han-Tiong , "ooh , begitu ,
gumamnya sambil membalik badan dan melangkah dengan
pikiran takjub , "anak hebat ,pikirnya ,
"Han Tiong , kamu sabit rumput manis yang ada dibelakang
pondok dekat sungai dibawah itu , kemudian kamu masukkan
karung dan bawa kesini , "baiklah paman , dengan semangat
menyala Han Tiong menerima sabit dan karung dari a-feng ,
Han-Tiong menuruni jalan menurun kearah sungai yang
kelihatan dari atas , setelah sampai dibawah Han-Tiong lalu
menyebrang sungai jernih berbatu itu dan terus kebelakang
pondok , nampaklah lapangan rumput manis yang gemuk ,
dengan cekatan diapun melakukan tugasnya , hampir sore dia
sudah menaikkan rumput manis puluhan karung , "sudah Han
Tiong , sekarang makanlah , "baik paman , a-feng sudah
menyuruh pembantu perempuan setengah baya menyiapkan
makanan untuk Han-Tiong , Han-Tiong duduk menghadapi
hidangan , "apakah paman tidak ikut makan " , "tidak.. aku
nanti malam saja makannya , "baiklah paman , kalau begitu aku
makan dulu , "ya..ya , makanlah , a-feng mengangguk , Handiapun mulai menyantap makananya dengan pelan dan
menikmati makannya . Satu tahun berlalu Han tiong bekerja di pengawalan barang huitiaw-piawkiok , umurnya sekarang sudah tujuh tahun , malam
itu dia baring menikmati taburan bintang dan senyuman bulan ,
menikmati kemegahan angkasa raya itu , "tiong ji , panggil
seorang pekerja bagian pengurusan kuda yang paling tua
diantara mereka berlima , "iya empek wan , sahutnya sambil
bangkit dari pembaringannya menghadap empek wan , "
setelah sampai kekota kaifeng kamu akan tinggal disana "
35 empek-wan menatap Han-tiong bertanya dengan nada lirih ,
hatinya gundah besok akan berpisah dengan anak luar biasa ini
, siang itu ketua tiaw-hui piawkok cu-hek-bin memerintahkan
pengawalnya untuk mengawal barang kekota kaifeng dan Han
Tiong di izinkan ikut melanjutkan perjalananya ke kaifeng ,
hampir semua anggota hui-tiaw piawkiok kenal dan suka
kapada Han Tiong , bahkan Cu-hek bin sendiri , itu karena
kecekatan dan kerajinan Han tiong yang jadi buah bibir
dikalangan anak buahnya , namun mereka juga tidak bisa
menahan keinginan Han Tiong yang akan menuju kaifeng , oleh
karena itulah empek wan merasa kehilangan , "setelah sampai
disana empek , saya akan berlayar ke pulau kura-kura , "pulau
kura-kura , pulau itu tidak ada penghuninya , untuk apa kamu
kesana " , "tujuan saya memang kesana empek , apakah
empek tahu pulau kura-kura itu " , "tahu persis sih tidak tiong ji ,
empek hanya mendengar pulau itu kosong dan juga sangat
jauh dari pantai kaifeng , belum lagi ombaknya tergolong besar
, muka empek wan khawatir , "bagaimana kalau kamu terseret
ombak dan tidak ada tempat mendarat , apa kamu tidak takut
tiong ji " tambahnya , Han tiong mendekati empek wan , "empek
wan yang baik" dengan senyum dia memegang tangan kurus
dan kulit tangan yg sudah tinggal pembalut tulang itu , " jika kita
berserah kepada Tuhan , aku akan dibantu sampai kesana
empek , "ah tak bisa kubayangkan tiong-ji saat engkau ditengah
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lautan luas itu " guman empek wan lirih menatap Han-Tiong
anak polos berumur tujuh tahun itu , " membayangkan hal yang
bukan-bukan akan melemahkan diri empek , tidaklah usah
empek cemas dan khawatir , kalau satu saat ada jodoh kita
dipertemukan , akau akan traktir empek makan panggang
kalkun muda di kedai paman a-miong " Han-tiong berkelakar
36 menghibur empek wan , "ah , kamu ini tiong ji membuat empek
takjub , kalau sekiranya aku melihat hidup dari sisi engkau
melihat , alangkah indah dan nikmatnya hidup ini , sambil
senyum jernih Han tiong berkata , "kalau dapat empek , kenapa
sekiranya " , bukankah lebih baik jika empek dapat melihat
hidup persis sebelah sisi saya " , "obrolan-obrolan kita yang
selama ini yang demikian dalam membuat saya gundah gulana
jika esok engkau akan berangkat tiong ji, " empek ku yang
budiman , jika obrolan kita selama ini demikian tertancap dalam
kenangan empek , apalah arti badan saya di pulau kura-kura
sementara empek ada disini , bukankah kenangan itu telah
menyatukan kita empek , " hmh.. kamu benar tiong ji , tapi
sungguh engkau demikian polos , berbinar dan cemerlang tiong
ji " dengan pelukan hangat empek wan memeluk Han Tiong
dan berbuncahlah tangisnya , Han tiong berurai air matanya ,
setelah agak lama empek wan memeluk Han Tiong dan
menatap wajah yang membuat dia terkagum , "eh kamu
menangis tiong ji " , "iya empek , "kenapa " saya kira engkau
tidak akan pernah menangis , "hahaha", Han tiong tertawa ,
"tentu saya dapat menagis empek , demikian merasuk
kecintaan empek kepada saya , besar syukur saya kepada
Tuhan , bahwa aku dipertemukan dengan empek , empek wan
manggut-manggut , baiklah tiong ji , empek ada keponakan di
kaifeng dia seorang nelayan , berikan suratku ini kepadanya ,
namaya wan-kiat , pamanmu a-sin tahu tempatnya , "baiklah
empek aku akan sampaikan suratmu " sahut Han tiong ,
kemudian merekapun membaringkan tubuh tak lama
merekapun tertidur . 37 Keesokan harinya ekpedisi tiaw teng berangkat , perjalanan
ekpedisi hanya memakan waktu lima belas hari , ketika
melewati jalan bebatuan dibalik bukit kota kaifeng mereka
dicegat sepasukan rampok "Hek-Houw" (Harimau hitam)
"tinggalkan semua bawaan , kalau tidak kami akan membantai
kalian , teriak pimpinan Hek-how , " kami Hek-how penguasa
wilayah ini , Yap-sin-hong pimpinan piawsu Hui-tiaw maju
kedepan sementara para piawsu yang lain sudah siap siaga ,
pedang dan tombak sudah terpegang erat ditangan , Han-tiong
yang juga berada diantara pengawal berdiri tenang , tiada
terlihat gentar , "kami dari hui-tiaw piawkok tidak pernah
mengenal rampok dengan panggilan hek-houw , apakah kalian
perampok-perampok baru hingga tidak kenal piawkiok kami " ,
"persetan dengan hui-tiaw , kalau kalian tidak menurut , ayok..!
kawan-kawan seraaaang " teriak pimpinan hek-houw , dengan
sigap para pengawal menyambut serangan , "kamu masuk
kedalam kereta tiong-ji " kata a-sin , dengan gesit Han Tiong
menaiki kereta , suara beradunya senjata demikian gencarnya ,
suara pekik kesakitan terdengar susul menyusul , hampir
setengah hari pertempuran itu , matahari sudah cendrung
kebarat , senja temaram sudak berarak dilangit , tenda kereta
banyak yang koyak sana sini , Han Tiong juga sibuk melompat
kesana kemari menghindari tusukan yang menembus tenda ,
akhirnya pasukan rampok mundur melarikan diri , para piawsu
banyak yang terluka dan yang tewas ada tiga orang , yap-sin
hong juga terluka pundaknya , tapi dipihak rampok hek houw
mendapat pelajaran pahit , ada lima belas orang yang
tergelatak mati , kemudian merekapun menggali lubang besar
dan delapan belas mayat itu ditumpuk dalam satu lobang
kemudian galian besar itupun diuruk , "Kita istirahat didepan
38 hutan sana " kata Yap sin hong menunjuk kedapan , malam itu
api unggunpun di nyalakan semua anggota yang terluka diobati
, Han Tiong dengan gesit membaluti luka-luka piawsu tersebut ,
"sudah tiong ji , kamu istirahatlah " kata yap-sin hong sambil
berdiri , kemudian dia pun mengatur anggota jaga , keesokan
harinya perjalannapun dilanjutkan , dan tiga hari kemudian
sampailah kekota kaifeng , barang-barangpun diturunkan
"Han Tiong , "iya paman a-sin , kata wan-twako kamu ada
dititipi surat untuk keponakannya , "benar paman , "baiklah
kalau begitu besok pagi-pagi kita akan kesana , "terus apa yang
engkau lakukan di kota besar ini tiong ji " , "mungkin saya akan
beberapa hari berdiam disini paman , dan setelah itu saya akan
minta pendapat paman wan kiat , jawabnya tersenyum ,
"baiklah , sekarang kita kerumah makan , itu yap twako sudah
menuju kesana , "mari paman , kemudian merekapun makan
beramai-ramai , diiringi canda dan kelakar , " ee.. , Han-Tiong ,
kamu hati-hati disini yah , jangan jadi maling cilik , kata seorang
pemuda gagah dengan tubuh kekar murid utama Cu hek bin
yang dikenalnya dengan panggilan tan twako , "semoga tidak
twako , kalau terjadi aku jadi maling cilik disini , aku menanti
tamparan twako dipantatku ini " sahut han-tiong , meledaklah
tawa mereka , Yap sin hong tersenyum , "tiong-ji kalau boleh
paman tahu kemanakah sebenarnya tujuanmu , kamu ini
banyak mencengangkan kami orang-orang tua ini ,
"sebenarnya paman saya akan ke pulau kura-kura , "ekzz , ada
apa disana tiong ji " a-sin yang latah menyela sehingga
sebagian mereka tertawa melihat kebiasaan a-sin ini , "saya
ada keperluan disana paman , "tiong ji , pulau kura-kura itu jauh
, dan juga kosong " yap sin hong menatap Han-Tiong penuh
39 selidik dan heran , "aku juga tidak tahu paman , hal apa yang
akan saya jumpai disana , namun dari awal kesanalah tujuan
saya , "saya suka padamu tiong ji , apakah kamu suka belajar
silat " , " saya suka paman , "nggg" kalau begitu bagimana
kalau saya angkat engkau sebagai murid , besar terimaksih
saya paman akan budi kecintaan paman kepada saya , namun
perjalanan saya ini , demikian menghalangi keinginan dan
besar hati saya untuk menjadi murid paman , " hmhh "
alangkah beruntungnya kedua orangtuamu melahirkan kamu
Han-tiong , dan alangkah nikmatnya peluang orang yang akan
menjadi gurumu , yap- sin hong menatap wajah han tiong
terpana , " hmhh .. sudahlah , setelah ini kita istirahat , dan
besok siang kita akan kembali ke paoting ", yap sin hong
sembari bangkit dan merekapun bubar , Han Tiong sekamar
dengan a-sin .setelah tubuh direbahkan beberapa saat
kemudian keduanyapun tidur lelap
Keesokan harinya a-sin mengajak Han Tiong ke tempat wan
kiat , sesampai di rumah wan kiat , temu ramahpun terjadi , "ah
saudara a-sin , bagimana kabar pamanku di paoting " , "wan
twako baik dan sehat a kiat , lalu apakah kamu kesini untuk
melihat keadaanku sekeluarga , atau ada hal lain saudara a-sin
dan siapakah anak ini " , "sambil melihat keadanmu , saya juga
dipesankan wan twako mengantarkan anak ini ketempatmu ini ,
"heh siapakah dia " , " saya Han tiong paman she kwee , saya
juga kesini hanya mengantar surat dari empek wan , sahut Han
tiong sambil menyerahkan surat kepada wan kiat , wan kiat
menerima surat itu dan langsung membuka , sementara
minuman sudah disajika istri wan kiat , "silahkan diminum sin
twako , dan tiong-ji juga " kata istri wan kiat , kemudian diapun
duduk disamping suaminya , setelah membaca surat itu , wan
40 kiat menatap Han Tiong , kemudian dia berkata , " tiong-ji ,
kamu demikian disayang pamanku di paoting , cuman yang
mengherankan saya , ada apa di pulau kura-kura " , disana
hanya pulau kosong , hutannya lebat dan gelap , saya dan
beberapa teman saya pernah singgah disana tiga tahun yang
lalu tapi melihat hutan yang lebat dan gelap , kami hanya
berada di bibir pantai saja , "terimakasih atas gambaran paman
akan pulau itu , tapi niat ini akan saya wujudkan paman , " Han
Tiong ini keras keinginannya kiat-sicu" a-sin dan wan-kiat saling
berpandangan . "hmh baiklah tiong-ji saya memiliki tiga kapal layar , maka satu
akan kuberikan padamu dan tidak usah kamu ganti , "tidak
demikian paman , saya harus ganti , karena itulah saya bekerja
satu tahun bersama empek wan " sela Han-Tiong , "kalau aku
tidak mau dibayar bagaimana " aku merasa betapa surat
paman ini demikian menyayangmu , "paman yang baik ,
benarlah empek wan sangat sayang kepada saya , namun
paman , kapal layar itu bukanlah didapatkan dengan mudah
tentu dengan perjuangan yang tidak sedikit oleh paman dan
keluarga , dan demikian juga saya paman , janganlah hasil jerih
saya selama ini sia-sia , dan pastinya apa yang saya dapatkan
selama bekerja di hui-taw-piawkiok tidak sebanding dengan
harga kapal layar paman , namun paman berikanlah kepuasan
padaku untuk memamfaatkan jerih saya paman , seidaknya
paman dan keluarga tidak mengalami kerugian besar dan saya
puas dengan apa yg sudah saya usahakan , "heheeh, gimana
a-kiat , lumrah tidak anak ini " " a-sin memandang wan-kiat
sambil tertwa kecil , " benarlah paman menggambarkan
kepribadianmu tiong ji , "baiklah tiong-ji , menurut paman harga
41 kapal itu seharga kemampuan kamu selama ini , "jadi kapan
rencanamu menggunakan kapal layar itu " , " hari ini juga saya
akan berangkat paman , "baiklah kalau begitu , sin-sicu ,
apakah kamu ikut ketepi pentai melepas anak luar biasa ini "
"tentu kiat-sicu aku ikut , kami berangkatpun nanti siang , Han
tiong membuka buntalannya , dan ada sekantong uang
didalamnya , "inilah kemampuan saya paman semoga
bermamfaat dan terimakasih atas kerelaan paman " ya", wan
kiat menerima uang tersebut , dan menyerahkan pada istrinya ,
"marilah kita kepantai , wan-kiat mengajak keduanya
melangkah keluar rumah , satu jam berikutnya Han Tiong
sudah naik kapal , "Han Tiong sudah memepelajari cara
membuka dan menutup layar , mengukur kembang layer ,
"teruslah mengarah kebarat , tiga hari kalau angin berhembus
tenang kamu akan sampai ke pulau kura-kura , teriak wan kiat ,
"terimakasih paman , paman a-sin , sampai jumpa kembali ,
"hikzz.. iya , hati-hatilah tiong ji , Han Tiong mengangguk , kapal
itu melaju cepat , a-sin kembali buru-buru ke rumah makan ,
dan yap-sin hong sudah menunggu , kenapa lama sin-sute ,
ayok cepat kita makan dan lalu berangkat , " aku melepas tiong
ji berlayar , "heh , ah.. hmh ,.. wah " terdengar helaan terkejut
dari para piawsu mendengar perkataan a-sin , "Han-tiong
sudah berlayar ", " sudah yap-twako , "hmh.. luar biasa ,
apakah yang akan kita dengar suatu saat nanti tentang anak itu
, gumamnya lirih dan semua diam dengan pikiran masingmasing
Han tiong dengan senyum menghias bibirnya memandang laut
lepas , rambutnya yang panjang dibiarkan terurai dipermainkan
angin yang berhembus , pada hari ketiga angin berhembus
42 kencang , ombak bergulung cepat , dia diombang ambing
lautan ganas , awan hitam merebak angkasa , halilintar
merobek langit , petir mengguntur , ombak setinggi rumah
menggulung kapal layar tersebut sehingga terbalik dan tiang
layarnya patah , Han tiong meraih potongan tiang yang patah ,
dengan memeluk erat dia berjuang bertarung nyawa , hatinya
berserah kepada Tuhan dan diapun pingsan dengan tetap
memeluk patahan tiang , entah berapa lama Han tiong pingsan
, dia tersadar saat beberapa ekor kura-kura mengerubuti
kakinya , ternyata dia sudah sampai dipantai , dia melihat kurakura mendekati wajahnya , dengan mengumpulkan tenaga dia
bangkit , " teimakasih ya Tuhan akhirnya aku sampai juga dipulau kongcouw ku ini ,desahnya dalam hati ,kemudian terasa perutnya
lapar sekali , lalu diapun berdiri dan masuk kepulau dengan
hutan yang lebat didepan mata , kelihatan gelap , Han-Tiong
merogoh kantongnya , dia ambil mainan kura-kura yang selama
ini dikantonginya , Han-Tiong memutar tempurung kura-kura itu
dan mengambil surat didalamnya , lembaran kertas itu dia
letakkan didepannya dari arah pantai ada anak panah
mengarah kedalam pulau sampai bertemu bukit batu , HanTiong berdiri dan melangkah masuk kedalam hutan memulai
penelusurannya , sambil melempar buah-buah hutan yang
ternyata banyak didalam hutan itu , seperti jambu kelutuk dan
jambu monyet , setengah hari terus berjalan dalam huta
akhirnya Han-Tiong menjumpai bukit batu , kemudian Han
Tiong membuka kembali kertas surat kong-couwnya , dari batu
ada panah kearah kanan , sampai bertemu sungai dan dari
sungai terus di ikuti sampai mengarah kepada tebing air terrjun
43 dan dari air terjun terus mengarah kekiri sampai ada bagunan
rumah , kesitulah tujuannya , dengan sigap dan gesit Han Tiong
mengikuti petunjuk peta , hari sudah sore maka dia dapatilah
air terjun dan alangkan indahnya air terjun itu , dibawahnya air
bening membentuk lengkungan besar seperti kuali besar , HanTiong menuruni tebing air terjun dengan berpegangan pada
batu-batu menonjol dan akar kayu yang tersebul , Han Tiong
berhasil menuruni tebing itu , kemudian dengan hati gembira
dia buka bajunya dan dengan telanjang bulat Han-Tiong terjun
kedalam kubangan air yang jernih itu , setelah puas mandi dan
membersihkan diri, Han-Tiong mencuci dan membilas bajunya
dari garam laut , setelah memeras kuat-kuat baju itu dipakai
kembali dan lalu melangkah berjalan kearah kiri , hanya satu
pendakian Han-Tiong sudah berada didepan bangunan besar
yang halamannya penuh dengan semak belukar , Han tiong
melihat banyak kura-kura yang merayap disekitar halaman
bangunan dan bahkan sampai kedalam bangunan , dengan
hat-hati dia berjalan mendekati tangga bangunan , Han-Tiong
berdiri didepan bangunan yang nampak angker tu , "kong-couw
kwee lun , cucu datang atas petunjuk kong-couw " teriaknya
nyaring meneguhkan hatinya , Han-Tiong hanya mendengar
gema suaranya kemudian hilang oleh kesunyian , Han Tiong
bersimpuh dibawah anak tangga itu , malampun merayap ,
keadaan gelap , Han Tiong diam sampai lama , setelah terbiasa
dengan kegelapan itu dia melihat sekitarnya terdengar kresekkresek jalannya kaura-kura , kemudian Han-Tiong melihat ke
arah bangunan dan kemudian kearah tangga didepannya ,
Han-Tiong terkejut melihat guratan berwarna warni di empat
anak tangga itu ,lalu Han-Tiong berdiri dan warna itu hilang
tidak kelihatan oleh matanya,"eih.. , pikirnya , kemudian Han-
44 Tiong duduk kembali dan warna itu kembali terlihat , lalu Hantiong dekatkan wajahnya ke arah warna kuning dianak tangga
pertama itu dan mengelus coretan warna itu dan "klik"
terdengar bunyi dan anak tangga itu bergerak keatas dia
masukkan tangannya kedalam dan diapun mendapatkan
sebuah peti kecil , kemudian Han-Tiong menaikkan tangannya
ke anak tangga ke dua dan menggosok warna hijau dan
terdengar bunyi "klik" anak tangga itu bergerak keatas , dan dia
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dapatkan satu buah peti lagi , kemudian di terus merayap ke
anak tangga ketiga dan menggosok warna biru dan "klik" sama
halnya Han-Tiong mengangkat satu peti lagi , dan terus anak
tangga keempat dengan warna putih dan anak tangga itu juga
bersi peti , sekarang ada empat peti dihadapannya , lalu HanTiong mengangkat mengumpulkan ke empat peti itu dan naik
ke selaras bangunan mendekati pintu bangunan , tangannya
mendorong pintu dengan hati-hati "kriit" suara engsel berkarat
dan lama tidak bergerak menguak gema dalam bangunan , Han
Tiong melangkah masuk kedalam bangunan yang gelap itu ,
tangannya meraba kesana dan kesini dan tangannya meraba
obor di dinding lalu tangannya meraba kebawah mendapatkan
dua buah batu api , lalu Han-Tiong adu kedua batu itu sepercik
api menyala , lalu di adu lagi dekat kepala obor , percikan api
itu menyambar sumbu obor dan seketika teranglah ruangan itu
, Han-Tiong takjub bukan main ruangan itu besar sekali dengan
empat buah kamar ,dengan obor ditangan Han-Tiong
memasuki kamar yang pertama didalamnya ada lemari besar
berisi banyak buku disamping ranjang yang besar dan juga
lemari pakaian yang isinya pakaian yang sudah usang yang
sekali dipegang hancur namun setidaknya masih ada yang bisa
dipake terlebih lipatan paling bawah , di kamar kedua dan
45 ketiga hanya berisi lemari pakaian dan ranjang sementara
dikamar keempat hanya kosong melompong ,setelah puas
melihat sana sini Han-Tiong merebahkan diri dan tak lama
diapun tertidur . Keesokan harinya dia bangun , cahaya fajar menembus
kedalam rumah , Han tiong bangun dan menyimpan peti
dibawah tumpukan kain , lalu dia berlari kearah air terjun dan
mandi setelah membersihkan diri dia memetik jambu kelutuk
dan jambu monyet yang banyak tumbuh disekitar tempat itu ,
Han-Tiong makan sampai kenyang , setelah itu dia kembali ke
rumah kong-couwnya , kemudian Han-Tiong mengambil peti
yang disimpannya dibawah tumpukan kain dan membukanya
pada peti pertama berisi tiga buah kitab dan sehelai kertas
bertuliskan "kwee cin anakku " tiga buah kitab ini adalah berupa
kitab semedi untuk melatih sin-kang dan yang kedua adalah
kitab latihan gin-kang dan kitab yang ketiga adalah kitab ilmu
pedang yang bernama pat-sian-kiam-hoat (jurus pedang
delapan dewa) . Mulailah anakku dari latihan sin-kang ,
kemudian gin-kang lalu pelajarilah pat-sian-kiam-hoat
Kemudian Han-Tiong membuka peti kedua didalamya ada satu
kitab dengan judul Lo-hai san-hoat (jurus Kipas pengacau
lautan) , pada kitab selanjutnya Han-Tiong mendapatkan
sebuah kitab dengan judul Bian-Sin-Kun (tangan sakti kapas)
dan pada kitab terakhir Han Tiong mendapatkan kitab dan
sehelai kertas bertuliskan , "anakku kwee cin..! kitab ini adalah
hadiah sahabatku bu-kek-siansu dari pulau es kitab namaya
Bu-Tek - Cin-Keng (Intisari dasar ilmu silat) tammatkan buku ini
anakku Semoga Tuhan menuntunmu anakku !
46 Sejak saat itu mulailah Han-Tiong mempelajari enam kitab
tersebut dengan tekun tanpa kenal lelah , kita tinggalkan Han
Tiong dengan pelajarannya , mari kita tengok keadaan ibunya
Tan siok Nio yang dibawa lari Thian-te sam kwi
"bunuh saja aku manusia jahat" , apa salah kami , kenapa
kamu bunuh suamiku , :heh , perempuan bodoh , tenagamu
masih dibutuhkan dan kehangatan tubuh tentu sangat
menyenangkan , Tan sik Nio semakin pucat , dia akan jadi
permainan ketiga iblis ini , pengen rasanya dia membunuh diri
tapi apalah dayanya ditangan tiga iblis yang menggemparkan
ini setelah dua minggu , sampailah mereka di pegunungan kwieng-san (bukit bayangan iblis) mereka disambut seorang
berwajah hitam bercacar , "selamat datang pangcu bertiga ,
"heh, hek-mo (setan hitam) kumpulkan semua anggota , nanti
malam kita akan adakan pertemuan ,kita akan adakan pesta,
perintah siang kiam kwi , "baik pangcu , kemudian mereka
masuk kedalam bangunan , Tan siok nio dibawa kekamar , dan
totokannya dilepaskan , "bunuh saja saya " bunuh.. bunuh
saja saya iblis , tan siok nio meronta , saat terlepas dari tangan
tok-sim-kwi tan siok nio hendak membenturkan kepalanya
ketembok , namun sebelum niat itu kesampaian tubuhnya
terbanting keatas ranjang , "perempuan tolol , jangan cobacoba nekat , jika kamu nekat , kamu akan mengalami siksaan
hebat , kamu tidak boleh mati untuk merasakan siksaan atas
kenakatan kamu , lalu tan-siok nio diikat tangan dan kakinya ,
sekarang teriaklah dan merontalah sepuas kamu , bentak toksim-kwi dan meninggalkan tan siok nio sendiri , tan siok nio
melihat sekelilingnya , hatinya makin sedih , ingat suami dan
47 anaknya , bun-ko " oh bun-ko , ah tiong ji anakku ,
bagaimanakah keadanmu anakku , keluhnya sedih , kembali
tangisnya pun pecah . Malam itu semua anak buah thian-te sam-kwi berkumpul ,
jumlah mereka hanya dua puluh orang , dimeja depan
menghadap kearah tumpukan kursi yang sudah tertata rapi
duduk thian-te sam kwi , kemudian disebelah kanan duduk dua
orang yakni Hek-Mo dan disebelahnya , Pek-Mo (setan putih )
dengan wajahnya yang seperti mayat hidup , kemudian
disebelah kiri duduk seorang botak yang matanya buta sebelah
, jing-mo (setan hijau) , dan disebelahnya ang-mo (setan
merah) yang bertubuh kecil dan rambut bagian atas botak
klimis dan dikumpulan kursi yang mengarah kemeja thian-tesam- kwi adalah kumpulan pimpinan penjahat dan penjahat
tunggal , toat-beng-kwi berdiri , dengan tubuh pendek itu
menatap anak buah di depannya
"kalian ketahuilah bahwa utusan delapan partai besar yang
bertemu di jeng hoa san sudah kami habisi ,hahaha.hahha ,
para anak buah thian-te sam kwi bersorak dan bertepuk tangan
, jadi kalian semua sebar mata-mata , kita mau lihat bagaimana
reaksi dari ciangbujin-ciangbujin yang sok gagah itu , dan kalian
semua dimana bertemu anggota-anggota partai tersebut baik
yang menamakan dirinya para pendekar maupun piawkiok
mestilah kalian tumpas , nah sekarang tunjukkan kekuatan kita
pada dunia persilatan bahwa golongan kita merajai kangouw ,
hahhaha"hahaha ,"hidup thian-te sam kwi " hidup thian-te
sam kwi , sorak anak buahnya , kita harus merayakan ini
dengan berpesta pangcu , "benar .. kita malam ini akan
berpesta jiu-kwi (tangan iblis), apakah kamu sudah siapkan
hiburan kita " , tentu pangcu pokoknya tanggung beres , "jika
48 demikian mulailah , tak lama menunggu , sekumpulan gadisgadis penghibur dari rumah bordir bi-ang-lan (bunga teratai
merah) mulai menari ,suasana ruangan itu amat hiruk pikuk ,
diselingi teriakan dan cekikaan para wanita penghibur , sampai
jauh malam mereka berpesta .
Keesokan harinya tok-sim-kwi membuka ikatan tan-siok nio ,
kamu harus menurut perntah kami , kalau tidak kamu akan
kami siksa , tan-siok nio menatap tajam , semalam dia sudah
mulai berpikir jernih , dan menyimpulkan bahwa kehadirannya
disini dibutuhkan tiga iblis ini entah untuk apa , "saya mau tahu
kenapa saya dibawa kesini , sebelum tok sim kwi menjawab
dua rekannya masuk . "bagaimana tok-sim apakah wanita itu
sudah jinak " , sela siang kiam kwi , "belum sepenuhnya siang
kiam , "he perempuan tolol , tunggu sebentar , tok-sim-kwi
bangkit dan keluar kamar dan tidak lama dia membawa
seorang bayi satu tahun dan diletakkan diranjang , "kamu harus
mengurus anak bayi itu , "tidak mau , aku mau mati saja, tatap
tan-siok-nio tajam , "kau tidak boleh mati , kamu akan kusiksa ,
hening sejenak , kemudian tan-siok nio berkata , "baik aku akan
mengurus bayi itu tapi aku tidak sudi dipermainkan kalian , "ah
tidak bisa begitu , sela siang kiam kwi , "kalau tidak..! nah ini
aku siksalah aku sampai mati , tantang Tan-siok nio ,
"hahah.hahaha..haha , aku sudah bilang tok-sim , perempaun
ini bikin susah saja , sudah.. bunuh saja kan beres , cela toat
beng kwi , "aku butuh bayi itu dipelihara sampai umur dewasa
untuk kepentingan ilmuku "siang-tok" (racun wangi) , "bagimana
pendapatmu siang-kiam , kamukan dapat mengambil banyak
perempuan untuk hiburanmu , sambil mengusap jenggotnya
yang berwarna dua menyahut , "kenapa harus dia ini yang
49 mengurus tok-sim "! suruh aja perempuan dari bordir jiu-kwi ,
"ah.. perempuan jalang mana bisa telaten mengurus anak ,
anak ini harus sehat jika saatnya tiba , "hmh" baiklah, sahut
siang-kiam kemudian berlalu dari kamar itu , "nah kamu dengar
, kamu akan nyaman disini , dan urus bayi itu , sela tok-sim-kwi
sambil keluar kamar , tan-siok nio mendekati bayi itu , bayi
perempuan yang mungil , dia merasa sedih teringat anaknya
han-tiong , dan iba pada anak bayi yang akan dijadikan tumbal
ini, , dalam kesedihannya timbul harapan bahwa setidaknya dia
dan bayi ini akan selamat sampai anak ini dewasa , lalu tansiok nio menggendong bayi itu , sambil menatap bayi mungil itu
dan melihat keadaan mereka berdua yang berada ditengah
manusia keji berhati iblis mereka seperti bunga teratai , hmh
namamu Bi-Lan anakku, yah kamu she kwee , kwee Bi-lan
dipeluk cium bayi yang dinamainya
Suatu hari tok sim kwi menemuinya , dan dia melihat tan siok
nio sedang memberi makan pada bi-lan , "siok nio.. , berikan
bubuk ini setiap kamu memberi dia makan , "apa ini .." " kamu
tidak perlu tahu , pokoknya berikan saja , jangan lupa kamu
akan selalu diawasi saat memberi makan , "he.. tung-kwi
(tongkat iblis) , teriak tok-sim-kwi , kemudian datang seorang
berbadan kuat dan hitam sekali , wajahnya hitam dengan
kepala botak ,"iya pangcu , " kamu awasi perempuan ini saat
dia memberi makan anak ini , bubuk ini harus dicampur dengan
makananya , "baik pangcu , tok sim kwi meninggalkan tan-siok
nio , hari demi hari dilalui dan tidak terasa lima tahun sudah ,
Bi-lan tumbuh dengan sehat dan akibat bubuk yang
dimakannya , tubuhnya mengeluarkan aroma yang sangat
50 harum , tan siok nio demikian cinta pada B-Lan yang sudah
dianggap anak sendiri . Sementara itu di dunia kangowu selama empat tahun itu
semakin goncang , para ciangbujin delapan partai besar makin
terpuruk , banyaknya para murid-murid mereka yang tewas ,
penindasan merajalela , para piawkiok dari unsur silat dari
kedelapan partai banyak yang gulung tikar , pasukan
pemerintah yang dikerahkan oleh kaisar sung yang lemah dan
tahunya hanya berpelesiran tidak mau tahu , pejabat
pemerintah hanya tahu mengumpulkan harta untuk sendiri
demikian juga para thai-kam, karakter pejabat seperti menteri
kam-liong putra kim-siaw-eng nyaris tidak ada , yang ada hanya
misannya suma kiat dengan ilmunya yang tinggi tapi sayang
sifatnya sama dengan pembesar pada umumnya
Kerajaan lemah rakyat tertindas oleh kekejian manusiamanusia ibllis tidak dipedulikan , para golongan pendekar
bertekuk lutut terbabat habis , para ciangbujin partai tidak dapat
menekan kesatuan golongan hitam dibawah panji thian-te samkwi , ringkasnya tiong-kok kiamat dilanda kejahatan ,hal itu
berlangsung sudah hampir sepuluh tahun , suatu hari di bankok-hwa (lembah selaksa bunga) para pimpinan partai siang
hari itu sudah berkumpul semua li-hosiang dari siauwlim-pai ,
liu-sang hewsio dari gobi-pai , kun-lun tojin dari kunlun-pai ,
law-bin tosu dari hoasan-pai , oey-bhong dari thaisan-pai , liemsiau-si dari kotong-pai , Gak siansu dari butong-pai , lu-kwan ti
dari hengsan-pai , ceng-sin hosiang tokoh pertama dari Tibet ,
pertemuan itu atas undangan gobi-pai .
51 "para ciangbujin yang terhormat pertemuan kita kali ini adalah
usaha terbaik dari golongan kita yang terpojok diatas tekanan
golongan hitam dibawah thian-te-sam-kwi yang durjana ,
banyak sudah para anak murid kita yang meregang nyawa atas
kebrutalan dan kesimaharajalalanya tian-te-sam-kwi yang
dibantu hampir semua golongan mereka ,sejenak liu-sang
hewsio berhenti , "rekan-rekan ciangbujin yang terhormat
beberapa dari utusan kita yang mengadakan pertemuan untuk
menyelesaikan ini tidak ada kabar mereka, dimulai pada
sepuluh tahun yang lalu , kita hanya tahu mereka semua tinggal
nama , berikutnya pertemuan disinyang empat tahun yang lalu
juga kita hanya menerima kabar memprihatinkan , lalu dua
tahun yang lalu pertemuan di muara huangho lebih tidak
terperikan kebuasan thian-te sam kwi , jadi untuk itu hari ini kita
semua pimpinan partai berkumpul disini puncak dari seluruh
usaha penanggulangan kita akan situasi yang mengerikan ini ,
lalu bagaimana dan apa yang harus kita lakukan , demikian liu
sang hesio membuka pertemuan itu
amithout , kondisi ini tidak kita nafikan , benarlah pandangan
dan pendapat saudara liu sang hesio , kalau saya punya
pendapat kita semua mengundang thian-te-sam-kwi untuk
berdamai , sudah banyak darah tertumpah , sudah banyak
nyawa melayang , semua terdiam dan hening , "tapi menurut
pinto , maaf losuhu dari siauwlim-pai ,saya tidak sependapat
untuk berdamai dengan thian-te-sam-kwi , berdamai dengan
kejahatan , kita akan dianggap pengecut dan bahkan akan
dapat penghinaan lebih , penjahat tidak pernah paham arti
damai , kejujuran penjahat tidak bisa dipegang , jadi mari kita
lawan thian-te sam kwi , dan ini usaha terkahir kita untuk zaman
kita ini ,sela oey-bhong dari thaisanpai , semua semakin
52 menunduk , "memang benar pendapat dari oey-sicu , tapi
sebelum kita bertindak bagaimana dengan pemerintah sebagai
penanggung jawab utama dari situasi ini , bukankah kita lebih
baik mengajak mereka berunding " " sela lu-kwan ti dari
hengsanpai , "saat ini pemerintah tidak bisa diharapkan lu-sicu ,
urusan istana saja kaisar kita yang lemah itu tidak mampu urus
apalagi urusan diluar istananya , ujar liem-siau si dari kotongpai
, "lalu bagimana para sicu-ciangbujin , liu-sang hesio kembali
bertanya , "saya setuju dengan pendapat oey-sicu dari thaisanpai , menurut saya tiada pilihan lain bagi kita menantang keras
lawan keras terhadap thian-te sam kwi , sahut gak siansu dari
butong-pai , "betul saya sependapat , hanya itu pilihan kita ,
tambah law-bin tosu , "kalau begitu kapan hal ini kita lakukan
dan saya menyiapkan selembar nyawa untuk perjuangan ini "
sela kunlun-tojin , sesaat mereka terdiam dan mengarah
pandangan ke satu arah , kemudian meledaklah suara tertawa ,
"hahahaha..hahahaha.hahahaha..hahahaa , semua ciangbujin
wajahnya pucat segera membentengi diri dari serangan suara
tawa dengan kekuatan sin-kang , suara ketawa itu menggerkan
sukma , lalu tak berapa lama muncul tiga iblis yang
menggemparkan bui-lim thian-te-sam-kwi
"hehehe..hehehe " para ciangbujin yang merasa gagah sudah
kumpul " tok-sim kwi mencela , "huh"! , phuah.. mereka bisa
apa dengan kita tok sim " siang kiam kwi mendengus dan
meludah , peserta rapat itu sudah siap siaga
"heh " para ho-han yang bau tanah , siapa diantara kalian
yang akan pertama menghadap giamlo , "sayalah yang
pertama , sambut kunlun tojin diapun berdiri , "oooo , boleh ..
hiaat.. , tanpa bersambat toat-beng-kwi sudah menerjang
kunlun tojin , kunlun tojin tidakpun sedikit gugup menerima
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
53 serangan curang ini , dengan soat pek jiu (pukulan tangan
salju) kunlun tojin memapaki pukulan toat beng kwi , "blamm"
terdengar hentakan kuat , kaki kunlun tojin merangsak bumi
hingga betis sementara toat beng kwi terlempar dan bersalto
tiga kali diudara , tubuh katenya itu demikian gesit dan diapun
berdiri dengan muka pucat namun senyum jumawanya masih
tersungging di bibirnya , kemudian dia menyerang lagi , kunlun
tojin melejit dari tempatnya menyambut serangan itu dua
tangan beradu "blam.." meledak lagi suara beradunnya tenaga
sin-kang dari kedua jago ini , kunlun tojin bergeser lima tindak
sementara toat beng kwi tiga tindak , kunlun tojin maklum
tenaga singkang toat-beng-kwi berada diatasnya , para
ciangbujin juga memaklumi hal itu , jurus demi jurus dikeluarkan
, sudah hampir seratus jurus ilmu tangan kosong mereka adu ,
dada kunlun tojin sudah terasa sesak , namun kegesitannya
tidak kendur mengimbangi gingkang luar biasa dari toat-beng
kui , menginjak jurus ke dua ratus jurus swe-goat-kwi-eng dari
toat-beng kwi mendapatkan sasaran , cengkraman hinggap
dibahu kunlun tojin , remasan itu demikian kuat , namun toatbeng-kwi harus puas meremas daging tak dapat meremukkan
tulang bahu kunlun tojin , segumpal daging bahu tercabut dari
bahu itu , darah mengucur , perih memang , namun kunlun tojin
adalah tokoh kawakan , tak pernah urung sampai titik darah
terakhir , kegesitannya memang berkurang , namun toat-beng
kwi harus bersabar dulu sebelum menumbangkan jago tua dari
kun-lun ini , limapuluh jurus berikutnya kunlun tojin terjengkang
pada adu pukulan sin-kang , dengan luar biasa toat-beng kwi
mendadak memburu dada kunlun tojin yang posisi sulit dan
terbuka itu , hatinya sudah pasrah menerima kematian pada
gebrakan terakhir ini sekonyong-konyong terdengar suara
54 nyanyian "diri sendiri melakukan kejahatan
cengkraman toat beng kwi mendapatkan sasaran lalu dia remas
namun yang diremas itu melebihi karet lemasnya , "heh"!" ,
dengusnya dia lihat dada yang diremasnya adalah dada bukan
dada kunlun tojin , namun dada orang tua yg wajahnya
demikian menyejukkan , dan nayanyian itupun berlanjut ,
diri sendiri menimbulkan kesengsaraan
suci atau tidak tergantung kepribadiannya
orang lain mana mampu membersihkannya
serta merta toat-beng kwi melompat menjauhi , ciangbujin
kedelapan partai tanpa dikomando berseru , "bukek siansu "
sambil menjura mereka takjim melipat tangan , ternyata kakek
itu adalah bukek siansu , hehe"hehe , masihkah engkau mau
menggunakan tanganmu itu toat beng kwi , suara lembut ,
tatapan yang demikian menyejukkan , ibarat luapan api
kemarahan padam tak berbekas , "hah.. sudahlah kita tidak
perlu ada disini , seru toat beng kwi kemudian diapun lenyap
demikian juga dua rekannya
"selamat datang siansu , kata li hosiang , selamat bertemu juga
ciangbujin siauwlimpai dan ciangbujin yang terhormat , jawab
bukek siansu , "siansu terimakasih atas pertolongan loncinpawe
terhadap tecu , sela kunlun tojin , "heheh.. tidak ada budi yang
terikat tojin , "sungguh mereka itu kuat tidak terkalahkan siansu
, bagaimanakah pendapat siansu akan hal ini " , tanya oey
bhong , "totiang dari thaisan-pai tiadalah yang terbaik dari hal
yang sudah disepakati , "tapi loncinpawe dapatkah
menyumbangkan tenaga walau sedikit untuk urusan ini , sela
55 law bin tosu , "maaf kalau tecu lancang siansu , tambahnya ,
"ikatan dunia tiadalah habisnya menyibukkan diri pada yang
mengikatnya totiang , sudahlah kembalilah lagi , tugas masih
banyak menanti sahutnya dan bukek siansu lenyap , dan
nyanyian nya pun terdengar jernih
"thian tidak pernah alpa dan lalu
kebajikan tetaplah diatas apapun jua itu
sisihan taisu telah tiba siapalah tahu
lebih kokoh dari taisu , lebih bijak dari siansu
ciang bujin dari kedelapan partai dan dalai lama Tibet
termenung mendengar nyanyian itu , "hmh.. apakah sicu
ciangbujin mengerti makna pesan siansu itu " " tanya oey
bhong , "maknanya hanya satu akan ada seorang tokoh yang
akan dapat menyelesaikan masalah yang gawat ini , jawab
ceng-sin hosiang , "aku juga sependapat dengan losuhu,sela
kunlun tojin , "siapakah yang lebih bijak dari dirinya itu " dan
siapakah taisu yang dimaksud , gumam lu-kwan ti , merekapun
tertunduk , dengan pikiran masing , "bila dirunut kemasa lalu
taisu itu adalah kemungkinan guru kim-siaw-eng , sela ceng sin
hosiang , "aha.. , aku ingat lama , bukankah julukannya adalah
kim-mo-taisu lama " , sahut li hosiang , "berarti orang itu adalah
keturunan dari kim-mo-taisu , sela lu kwan ti , "tapi menurut
sepengetahuan kim-mo-taisu tidak ada keturunan , disimak dari
kata sisihan itu artinya turunan darah , sahut oey bhong ,
merekapun terdiam lagi , ah.. sudahlah , untuk apa kita
memikirkan siapa adanya orang tersebut , yang jelas makna
pesan siansu akan ada orangnya , sela liu sang hewsio ,
merekapun mengangguk membenarkan , "ah bagiamana
56 lukamu tojin " tanya li hosiang , "tidaklah parah losuhu , tapi
setidaknya saya harus istirahat tiga bulan , jawab kunlun tojin ,
"baiklah mari kita sudahi pertemuan ini dan sama melihat
perkembangan selanjutnya terlebih tentang pesan siansu tadi ,
liu sang hewsio menutup pertemuan itu , merekapun bubar
Pagi itu di depan bangunan terpencil di pulau kura-kura
seorang pemuda gagah sedang bersilat dengat hebatnya ,
gerakannya cepat menandakan gin-kang yang luar biasa , ya
dia adalah kwee-Han-Tiong , sudah sepuluh tahun dia sendirian
di atas pulau itu , tubuhnya kekar dengan warna kulit putih
kemerahan , wajahnya yang tampan ditopang dagu yang
berlekuk sempurna , pandang mata yang tajam dibawah alis
bak sepasang lengkungan golok , hidungnya mancung sedang
sempurna , dadanya bidang dengan tonjolan lekuk yang bagus
menandakan kekuatan yang memberikan rasa nyaman ,
setengah hari dia bergerak dengan lingkaran ilmunya yang silih
berganti , setelah itu diapun duduk di selaras bangunan yang
nampak bersih tertata indah hiasan bunga hutan , hari ini dia
berencana akan meninggalkan pulau , maka dia dengan
langkah tenang menuju kubangan air terjun untuk mandi ,
setelah itu diapun berkemas , dia hanya memakai celana yang
dijahit sana sini , "kong-couw , saya akan tinggalkan pulau , tapi
aku akan kembali lagi jika memang tuhan masih menghendaki ,
gumanya lirih kearah bagunan itu , kemudian Han Tiong
melangkah menuju pantai , dipantai sebuah rakit sudah siap
menanti , tubuhnya yang tidak berbaju tangannya mendayung
kelihatan gerak otot kekarnya , dan sekali dayung rakit
meluncur laksana pelor sungguh menakjubkan , dalam waktu
satu jam pulau kura-kura sudah hilang dari pandangan , rakit
57 terus melucur kearah timur , dan pagi harinya daratan besar
sudah kelihatan hingga saat malam tiba Han Tiong sudah
mendarat memasuki daratan besar , dia masih ingat sepuluh
tahun yang lalu rumah wan-kiat dari pantai , satu jam berikutnya
Han-Tiong sudah sampai dirumah wan-kiat , lampu rumah yang
menyala terang menandakan penghuninya belum tidur , "pama
wan..paman wan , sambil mengetuk pintu , tidak lama pintu
dibuka , "siapa " , tanya yang empunya rumah melihat tamunya
seorang pemuda gagah tanpa baju , "paman .. saya Han Tiong
, "Han Tiong siapa " "anak yang sepuluh tahun lalu paman
lepas ditepi pantai , "aih , kamukah itu Han Tiong , aduh
gagahnya , ayok masuk" giok moi ambilkan baju saya dikamar
, serunya , " aduh paman , saya merepotkan paman lagi , "ah
tidak Han Tiong , istri wan kiat membawa sehelai baju , "hayo
gantilah bajumu dulu , eh celanannya lagi moi , istrinya kembali
dan datang dengan sehelai celana , setelah memakai baju ,
merekapun duduk diruang tengah , Wan kiat kelihatan tua
walaupun umurnya baru empat puluh dua , diruangan itu ada
dua anak laki dan perempuan , "apakah anak paman " , iya
Tiong ji , ah , sungguh kamu masih ingat kami tiong ji , "tentulah
paman , budi kebaikan paman dan keluarga telah demikian
melimpah saya terima , ah gimana kabarnya empek wan , "
pamanku itu telah meninggal tiga tahun yang lalu ,kata wan kiat
lirih " ohh , " tapi tewasnya amat mengenaskan terbakar di
kandang kuda , " wajah Han Tiong terkesiap , apa yang terjadi
paman " " sepuluh tahun ini kondisi wilayah sung ini
memprihatinkan , para penjahat dan perampok merajalela ,
hampir dimerata tempat , Hui Tiaw juga sudah tinggal nama
saja , sudah gulung tikar , "wah kalau demikian gawat benar
paman , "ya , pemerintah tidak peduli , para jung-cu (kepala
58 desa) , sampai ketingkat atasnya meringkuk tidak berdaya
menabur uang untuk para penjahat demi keselamatan
nyawanya , dan untuk itu imbasnya rakyat kecil ini semakin
diperas oleh pemerintah , Han Tiong terkesima heran akan
penuturan wan kiat , "tentu ada sebab dari semua ini paman " ,
"betul tiong ji , rimba persilatan gelap kekosongan pendekar ,
pendekar banyak yang mati , pemerintah tidak peduli , penjahat
dan bajak merajalela , ah mungkin kiamat sudah dekat tiong ji ,
"tenanglah paman , ceritalah sebab awalnya , supaya jelas bagi
saya , "begini tiong ji , rimba persilatan dikuasai tiga orang
siluman yang menamakan dirinya thian-te-sam-kwi dan
kepandaian mereka katanya melebihi dewa , para orang sakti
tak ada yang dapat menandingi mereka , oleh karena para
penjahat berkiblat kepada mereka bertiga kejahatanpun sudah
hal yang biasa selama sepuluh tahun ini , "sst..sst , tiba-tiba
Han Tiong mencelat kedepan pintu dan membukanya , "kalian
siapa " tiga orang itu kaku dan dibawa kehalaman wan kiat
yang terang , betapa ke tiga pengintai itu terkejut , mereka
masih berindap-indap dibelakang rumah wan kiat belumpun
sampai ke areal rumah wan kiat mereka sudah kepergok ,
"hayo katakan apa maksud kalian mengintai rumah ini , "aduh
ampun taihap ". , Wan kiat keluar dengan masih terkesima ,
baru sebentar dia sudah mendengar Han Tiong mebentak ,
hingga diapun keluar , ada apa tiong ji , "tiga orang ini paman
sedang mingintai rumah paman , heh kalian ! , bukankah tadi
siang uang keamanan kapal sudah diberikan " , "ayok cepat
jawab , kalau tidak kupatahkan kepalamu , ancam Han Tiong ,
makin pias ketiga pengintai itu , "ka..kami hanya disuruh ,
"disuruh apa dan oleh siapa , heh ! ayok kalau kamu tidak
katakan yang sebenarnya , aku tidak segan-segan mencabut
59 kepala kalian dari leher ini , bentak Han Tiong sambil
mengusap leher seorang dari mereka , makin merinding bulu
roma mereka , "kami disuruh jung-Tio untuk "untuk".untuk ,
"untuk apa .. he"! ,"aduuh ampunn ..ampun taihap , "cepat
katakan , untuk apa , mau saya patahkan lehermu yah ..! ,
bentak Han Tiong sambil mengeraskan picitannya pada
tengkuk orang itu , "disuruh membinasakan wan kiat dan anakanaknya dan menculik istrinya , "hmh.. begitu ya , sekarang
cepat kita ke tempat tio-jung , "tapi taihap ". , tidak ada tapi
tapi , "paman .. , paman disini saja , biar saya dan tiga
cecunguk ini ke rumah jung-cu itu , ujar Han Tiong sambil
menyeret ketiga orang itu , "tapi tiong ji , hati-hatilah kamu , tiojung banyak pengawalnya dan galak-galak , seru wan kiat
cemas , "iya paman , saya akan hati-hati , jawab Han Tiong ,
kemudian ke tiga orang itu membawa Han Tiong ke rumah tiojung , sesampai dirumah tio-jung para pengawal yang sedang
kumpul-kumpul diberanda rumah Tio-jung terkejut dan pasang
aksi menyerang , "kalau kalian sayang badan , baik kalian tidak
bergerak , ancam Han Tiong , "bangsat pengacau , teriak
seorang yang bertubuh besar dan kekar ,Han Tiong yang
melihat serangan itu menolak tubuh seorang pengintai yang
dipaksanya buk.. , hekh" aduuh "aduhh , jeritnya setelah
terjangan kakinya mengenai tubuh yang terjungkal itu , ternyata
mata kakinya disentil Han Tiong hingga diapun abruk sambil
menjerit , "sudah saya katakan kalian jangan macam-macam ,
cepat kalian panggil jung-cu kalian , baru selesai Han Tiong
berkata , "ada apa ini , kenapa kalian ribut-ribut , tio-jung yang
berperawakan tinggi kurus dengan kumis melengkung sampai
ke dagu muncul dari dalam , belum selesai penasarannya akan
keributan anak buahnya , Han Tiong sudah meraba tengkuknya
60 dan membuatnya kaku , "apakah kamu jung-cu disini " ,
bisiknya ketelinga tio-jung , jung-cu itu merinding , "hekzz ,
si..siapa kamu , "kamu tidak perlu tahu siapa saya , yang jelas
saya akan mematahkan semua tulang-tulang ditubuh
kerempeng ini , "aih .. jangan..jangan.. .., desahnya cemas ,
"kalau begitu kamu akan menuruti apa kata saya " , tanyanya
Han Tiong sambil menekan picitannya pada tengkuk jung-cu itu
, "aduh sakit , ya..ya . aku akan menuruti apa kata taihap , "apa
kamu takut mati " , "takut taihap , jawabnya makin lirih bergetar
, "kalau begitu , tanyakan pada semua anak buahmu itu ,
apakah mereka takut mati , ujar Han Tiong , "aih "kenapa
mesti ditanya " , desisnya lirih , "cepaat ..tanyakan ! , bentak
Han Tiong , "hekzz iya..iya akan saya tanyakan , katanya takut
terbata-bata , badannya sudah berkeringat dingin , "heh , kalian
semua , apakah kalian takut mati " " anak buahnya yang
mendengar pertanyaan itu heran dan hening tidak ada yang
menjawab , "kalau mereka tidak ada jawaban , maka kamu
akan mati , bisik Han Tiong , mendengar bisikan itu , heh ..
kalian semua jawab , ayok cepat jawab , teriaknya takut dan
geram pada anak buahnya , "saya tidak takut mati demi
ti..hekz" , entah bagimana orang itu tinggi besar itu
memegang tenggorokannya dengan mata mendelik besar , dia
membungkuk saking sakitnya , ternyata Han Tiong merotar
manik-manik sebasar kacang kedele dari baju jung-cu itu dan
menghantam tenggorokannya , dia adalah pimpinan pengawal
yang berbadan kuat dan berbulu lebat , melihat keadaan
pimpinan mereka itu makin ciut nyali mereka , aku takut mati
..aku takut matii.. aku takut mati , sahut mereka susul menyusul
, sesaat hening , jung-cu itupun lalu berkata , "yang takut mati ,
duduk , baru selesai perkataan itu , sepuluh anak buah itu
61 duduk hingga termasuk pimpinan itu , heh ..kamu sim-kui tetap
berdiri , kamu katakan akan rela mati untuk saya , kenapa kamu
duduk " , "aww..aww..aww" pimpinan yang bernama sim-kui itu
ingin berbicara , tapi tenggorokan yang sakit itu membuat
ronnga berdenyar dan lidahnya kelu ,dan dia tidak mau berdiri ,
yang lain makin takut , jung-cu melihat Han Tiong cemas ,
"kamu juga duduk didepan mereka , tiba-tiba Han Tiong
menolak tubuh jung-cu itu , setelah jung-cu itu duduk , "dengar
kalian semua jika masih sewenang-wenang pada orang lemah
aku binasakan kalian , " sekarang kalian yang sembilan orang
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bergiliran memukul jung-cu kalian ini setiap orang satu kali
pukulan kuat , :aduh.. taihap , tolonglah jangan suruh mereka
memukulku , merangkak kedepan kaki Han Tiong , "kamu pilih
mana , saya patahkan semua tulangmu atau menerima satu
pukulan dari masing-masing anak buahmu , ancam Han Tiong ,
jung-cu itu makin bingung dan takut , "dan kalian semua jika
pukulan kalian tidak kuat , maka akan seperti pimpinan kalian
itu , Han Tiong menunjuk sim-kui yang masih menganga , tak
pelak lagi jung-cu itu menerima sembilan pukulan keras dari
anak buahnya , ada yang meninju muka , perut , dada , Tiojung babak belur dengan muka matang biru dan napas sesak ,
dia masih sadar untuk merasakan tiap denyutan dan nyeri dari
bekas pukulan itu , nah sekarang jung-cu ambil uangmu dan
bagikan kepada sembilan anak buahmu ini masing-masing lima
puluh tail , ayok cepat ! , tio-jung dengan tubuh lemas masuk
kedalam rumah dan membawa sembilan kantong lima puluh
tahil , "dan kalian cepat antarkan kepada kerumah-rumah
penduduk yang kalian pungut , masing-masing lima tail
perumah , tidak menunggu perintah kedua sembilan orang itu
lari berserabutan , selama mereka pergi , Han Tiong mengajak
62 duduk jung-cu dan sim kui kedalam , tiga istri tio-jung dan dua
orang anaknya yang masih remaja ikut duduk semua
berhadapan dengan Han Tiong , "tio-jung , ceritakan dasar
perbuatan kamu ini , apakah dari egomu sendiri atau karena
ada tekanan yang kamu terima , ujar Han Tiong ramah , jung-cu
makin keder merasakan perubahan suara ini , "sebenarnya
taihap , "jangan panggil taihap , nama saya Kwee Han Tiong ,
sela Han Tiong , "oh..eh , ya , "sebenarnya Han Tiong ini
perintah atasan saya , "siapa dia " , "sim kung-cu , jawabnya
jerih , "berapa jung-cu dibawah kung-cu itu siok-tio " ,
mendengar panggilan paman dari orang yang membuat dia
kebat kebit ini , makin terkejut , "ada tujuh jung-cu Han Tiong ,
"jika begitu kita bertiga saya , paman tio dan sim twako malam
ini kita kunjungi mereka , ayok , ujar Han Tiong sambil bangkit ,
dengan penurut jung-tio dan sim kui berdiri , "oh ya siok-bo
bertiga , jika semua yang membagikan uang kerumah-rumah
tadi datang suruh mereka menunggu , "baik"baik " , sahut
mereka sambil membungkuk-bungkuk , tio-jung dipanggul Han
Tiong dan mereka lari cepat , Han Tiong hanya mengimbangi
kecepatan lari dari sim kui , tak berapa lama sampailah mereka
didepan tempat Cu-jung mereka disambut oleh tujuh anak buah
jung-cu tersebut , "heh siapa kalian .. , bentak seorang yang
bertubuh pendek , "saya mau bertemu cu-jung , jawab tio-jung ,
orang itu melihat tio-jung yang mukanya matang biru pasang
aksi , "aku tak mengenal kalian , disini bukan rumah tukang
obat , pergi ka..hekz" apa yang dialami sim kui , terulang
kepada orang pendek itu , sim kui yang melihat meringis ,
membayangkan sakitnya , enam orang itu mendekati tubuh
sipendek yang membungkuk menahan sakit , "cepatlah kalian
panggil cu-jung , katakan aku tio jung , seorang langsung
63 kedalam dan tak berapa lama keluarlah cu-jung , "mengganggu
saja , teriaknya , namun baru selesai tengkuknya sudah diraba
oleh Han-tiong , kembali lagi peristiwa di tempat tio-jung , muka
cu-jung juga matang biru dipukuli anggotanya , sementara
anggota itu membagikan uang pemberian cu-jung , Han tiong
mengajak orang berempat kerumah jung-cu yang lain , kejadian
yang sama terjadi juga dirumah In-jung yang punya anak buah
lima belas , setelah empat belas orang sedang membagikan
uang pemberian In-jung , muka In-jung yang matang biru sekali
dengan nafas terengah ikut ketempat jung-cu yang lain , karena
yang berkunjung tiga orang jung-cu dengan muka matang biru
dan masing-masing pimpinan mengawal dengan mulut
menganga , jung-cu yang keempat tidak mengalami apa yang
dialami oleh ketiga jung-cu itu , hanya uang yang harus
dibagikan oleh jung-cu itu seratus tail dengan pembagian lima
tail perumah , akhirnya sampai larut malam mereka berkumpul
semua dirumah Li-jung , yakni tujuh jung-cu dan tiga anak buah
yang mulutnya menganga Paman jung-cu semua , besok pagi "pagi kita kerumah sim
kung-cu , kita kumpul di rumah pama tio , jangan ada yang
mangkir , kalu ada maka akan saya binasakan , mengerti
semua " , mengerti .. jawab mereka serempak , "baiklah ,
kepada semua pengawal paman jung-cu semua , berikan
masing-masing sepuluh tail dan bubarkan mereka , bisa kalian
lakukan " , baik Han tiong , jawab mereka , "sekarang kita
bubar , katanya dan Han Tiongpun sudah lenyap , "aduh
siluman darimana itu tio-jung ",tanya Li-jung , "nggak tahu saya
, jawabnya sambil menahan sakit , dan merekapun kembali
ketempat masing-masing 64 Han Tiong kembali kerumah wan kiat hampir pagi , "wan kiat
antara tidur dan tidak memikirkan kejadian sejak Han tiong
datang sampai datangnya orang dari tio tihu memberikan lima
tail , "paman .. ! , "kamukah itu Han Tiong " seru dari dalam ,
"iya paman , sahut han Tiong , setelah Han Tiong masuk
kedalam , "apa yang telah kau lakukan Tiong ji " , "membuat
jera para jung-cu itu , "heh emang jung-cunya berapa " , tujuh
jung-cu paman , dan besok kami akan kerumah sim kung-cu ,
"aduh " sim-kung-cu atasan mereka . kekuasaan dan
kekuatannya sangat besar .. , "benar paman , maka kita lihat
saja perkembangannya , sahut Han Tiong , kemudian
merekapun istirahat . Pagi itu tujuh kung-cu dan Han Tiong menuju rumah sim kungcu , rumahnya besar , temboknya tinggi , anak buahnya banyak
, dua orang penjaga pintu mencegat mereka ,"berhenti dilarang
masuk , teriaknya keren "tolong sampaikan pada sim kung-cu
kami jung-cu bawahannya datang menghadap , ujar In-jung ,
melihat tujuh orang itu yang tiga wajahnya matang biru dan
bengkak , seorang penjaga langsung masuk , dan tidak berapa
lama dia kembali dan dipersilahkan masuk , sim kung-cu heran
dan marah melihat ketujuh bawahannya ini , namun melihat
Han Tiong yang tidak dikenalnya dia jadi curiga , "kenapa pagipagi kalian datang menggangu " " bentaknya lantang , "bukan
mereka , tapi saya , sim kung-cu mendelik , anak buahnya
pasang aksi siap siaga , "siapa kamu anak muda " tanyanya
kesal , " siapa saya tidak penting , saya mau tahu kenapa
beban pajak demikian tinggi dan penindasan diwilayahmu ini
tidak anda pedulikan , rakyat kecil jadi sasaran sengsara ,
"rumahmu ini mentereng , anak buahmu banyak , ujar Han
65 Tiong , "apa urusan mu anak muda " tantang sim kung-cu , "
hal ini suatu kezaliman , maka saya harus ingatkan anda ,
"pengawal , tangkap pengacau , teriaknya , sepuluh orang anak
buah sim kung-cu yang berilmu tinggi serempak menyerang
dengan berbagai senjata , sim kungcu yang hendak menjauh ,
terkejut , tubuhnya melayang kerah empat senjata anak
buahnya yang terdiri dua pedang , satu tombak dan satu
tongkat , tak ayal lagi tubuh kungcu itu "hekz" aduh .. aouww ,
crak .. cep " buk , lima tubuh terbanting kelantai , empat
anggota yang terbanting meringis memegangi yang sakit
sedang sim kungcu tergelatak bermandi darah , namun dia
tidak tewas , ujung lengannya terbacok putus , pahanya
tertusuk tombak , dahinya kena pukulan tongkat , dia menjerit
keras melolong kesakitan , empat anak buah yang memakan
korban majikannya undur terkejut mengkirit cemas melihat sim
kungcu yang melolong berputar-putar kesakitan , Han tiong
kemudian menotok lengan itu hingga kucuran darah itu berhenti
, semua orang tercenung menyaksikan sim kungcu yang masih
melolong kesakitan , tapi tida bergulingan lagi , bahkan dia
meracau , aduh mati aku " cari obat ,,, aduh mati aku cepat
cari obat , cepaaat".. , teriaknya , bagai tersengat anggotanya
pada sibuk mengobati luka itu , setelah itu seorang dari
anggota yang bersenjatakan pedang , menerjang , "bangsat ,
siluman sialan , aku akan mengadu nyawa dengan mu "prak
pedangnya membacok kursi dimana Han Tiong duduk , tapi
sejenak setelah itu terdengar bunyi "buuk"owww , bruuuak "
tubuhnya terbanting dan langsung pingsan karena saking
sakitnya satu bahunya remuk , "ada lagi yang macam-macam "
tantang Han Tiong , ruangan itu sudah penuh pasukan sim
kungcu , tapi mereka semua tercengang , "sim kungcu ,apakah
66 kamu sudah bisa mendengar aku " tanyanya Han Tiong pada
sim kungcu yang duduk lemas dengan pandangan berkunangkunang , dia menatap lemas Han Tiong , "apa maumu anak
muda , katanya dengan ringisan sakit , "mengubah keadaan
rakyat yang anda zalimi yang seharusnya anda mengayomi
mereka , "bukan aku dalangnya , tapi penjahat "jauw houw " (si
cakar harimau) dan atek-anteknya , keluhnya , "dimana dia .." ,
"saya tidak tahu , dia berilmu tinggi , aku tidak berdaya , "di
kaifeng ini ada berapa kungcu " , "kenapa kamu tanyakan itu
anak muda " , saya mau tahu apakah mereka juga ditekan
jauw houw , " ada tiga , tapi satu dari kami dibawah kekuasan
"hek-kui-bo" (kuntilanak hitam) , "kalau begitu cepat kau undang
mereka hari ini juga , siang ini kalian bertiga harus sudah
kumpul , cepaat , aku tidak sabaran , bentak Han Tiong , orang
diruangan itu terkejut semua , termasuk sim kungcu yang
mengelus dadanya karena jantungnya bergoyang terkejut ,
"ayok kalian berlima pergi ketempat bhong kungcu , dan kalian
berlima pergi ketempat Si kung-cu , tanpa menunda , mereka
Memanah Burung Rajawali 17 Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono Pendekar Cacad 17
PENDEKAR HARPA EMAS RAJAKELANA "tak..tak"tak", "ayok"
anak-anak ikuti perkataan
saya , seorang siucai umur
enam puluhan yang dikenal
dengan sebutan bhok-siansu
memukul-mukul meja dengan
gagang kamoceng berusaha mendiamkan sepuluh orang murid-muridnya , namun dua orang
murid yang masih bergumul bercanda belum
memperhatikannya , "tiong-ji , duduk..! , jangan ribut lagi ! mata
bhok siansu melotot ,anak yang dipanggil tiong itu langsung
duduk dan dengan melipat tangan sikap siap menatap kedepan
, "nah..! sekarang dengarkan semua dan ikuti kata-kata saya ,
"baik suhu , suara mereka serempak menjawab
Hati manusia ibarat muara
Mata dan telinga ibarat sungai
hati selamat jauh dari binasa
jika mata dan telinga tidak dilalai
semua murid mengikuti baris demi baris ujar yang disampaikan
oleh bhok siansu , "apakah kalian sudah mengerti maksud ujarujar itu " "belum suhu , jawab murid serempak , "hmh.. kalau
begitu perhatikan ! , bhok siansu menatap wajah muridmuridnya , kalian tentu tahu bahwa sungai mengalir akhirnya
adalah muara dan warna muara dipengaruhi oleh apa yang
1 dibawa oleh sungai , jika air sungai yang masuk kemuara
adalah air sungai yang jernih maka jernih jugalah muara itu ,
tapi sebaliknya jika air sungai yang masuk kemuara itu kotor
dan keruh maka kotor dan keruh jugalah muara itu , sejenak
bhok siansu diam dan memperhatikan semua muridnya ,
kemudian bhok siansu melanjutkan, "demikian jugalah hati
manusia anak-anaku ! , baik dan tidaknya hati manusia
tergantung hal apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh
telinganya , jika mata dan telinga melihat dan mendengar hal
yang baik dan benar maka hatinya akan baik dan benar , dan
sebaliknya jika mata dan telinga melihat dan mendengar hal
yang jahat dan salah maka hatinya akan jahat dan salah , Bhok
siansu terdiam lagi memandangi satu-satu wajah muridnya ,
"sampai disini apakah kalian mengerti !", "mengerti suhu",
"bagus..! selanjutnya , jika hati manusia itu baik dan benar
maka akan melahirkan tindakan yang baik dan benar sehingga
ia akan selamat dan sebaliknya jika hati manusia itu jahat dan
salah maka akan melahirkan tindakan yang jahat dan salah
sehingga ia akan tertimpa binasa, maka dari itu ! jagalah mata
dan peliharalah telinga , mengerti semua.... !", "mengerti
suhu", "baik !, sekarang kalian boleh pulang , anak-anak
itupun berdiri dan bubar setelah menyalami bhok siansu , "HanTiong , setelah ini kita keparit dibelakang rumah empek sui
untuk menangkap belut ya !" , "baiklah ji-kun, tapi aku antar
buku dulu dan ganti baju , "alaah", tidak usah tiong , nanti kita
didahuli oleh bun-ti, "baiklah , mari kita pergi ! , Han-Tiong dan
Ji-kun berlari-lari , sesampai di tepi parit , keduanya meletakkan
buku dan gulung celana kemudian masuk kedalam parit ,
hampir dua jam Han-tiong dan Ji-kun didalam parit , baju
2 mereka sudah kotor karena kadang mereka bercanda saling
lempar lumpur atau karena terjatuh akibat mengejar belut ,
mereka tidak sadar bahwa bhok-siansu berdiri di tepi parit,
"Han-tiong , Ji-kun , kedua anak itu segera mendongak , wajah
mereka pucat setelah melihat bhok-siansu , "apa kalian belum
pulang " bhok siansu melototkan matanya , ji-kun sudah
menunduk , "belum suhu , "Han-Tiong bukankah seharusnya
kalian pulang dulu setelah itu baru main!" , lihatlah ! baju kalian
sudah kotor ,buku kalian juga kena Lumpur, Han-tiong melihat
buku yang memang kena lumpur, "tecu mengaku salah suhu ,
Han-tiong menundukkan kepala , "saya juga suhu , sambung jikun yang tetap menundukkan kepala, "Han-tiong dan kau Jikun kalian harus dihukum , "baik suhu , tecu akan terima
hukuman , Han-tiong keluar dari parit dan melangkah
mendekati bhok-siansu , sementara ji-kun mengikuti
dibelakangnya , "Han-Tiong kamu harus tulis ujar yang kamu
pelajari tadi sebanyak seratus kali , demikian juga kamu ji-kun ,
"baik suhu, tecu akan lakukan , "tecu juga suhu , sela ji-kun ,
"baik , sekarang kalian pulanglah , "baik suhu , Han-Tiong dan
Ji-kun segera pergi , "aah" suhu malah menghukum kita tiong
, malas aku menulis ujar-ujar itu , jikun merengut setelah jauh
dari bhok siansu , "kita mesti lakukan , ji-kun ! , dan kita
memang tadi salah , "ah" peduli amat , aku tulis sepuluh saja
sebab nanti malam ada pasar malam , "ya sudah ! terserah
kamu saja , keduanya berpisah dan menuju kerumah masingmasing
Siang itu kota kun-leng sangat ramainya , banyak orang hilir
mudik untuk menyelesaikan aktivitasnya , toko dan kedai
banyak diserbu oleh pengunjung untuk mempersiapkan pesta
3 keluarga menjalani sin-cia (musim semi)
Salah satu rumah makan dipadati oleh orang yang akan makan
siang , para pelayan sibuk melayani tamu yang datang dan
pergi silih berganti "pelayan .. !" seorang tamu memanggil , orang itu kelihatan
baru menempuh perjalanan jauh , pakaiannya nampak kotor
berdebu , "iya kongcu , kongcu mau pesan apa ", tanya
pelayan bernama a-kiong , " hidangkan masakan terlezat, baik
kongcu dan minumannya kongcu " , " demikian juga
minumannya arak terbaik , "baiklah kongcu segera akan
disajikan, a-kiong segera memutar badan meninggalkan tamu
tersebut pergi kebelakang untuk menyampaikan pesanan
siapakah tamu yang kelihatan dari perjalanan jauh ini " , dia
adalah seorang tokoh kangowu yg memiliki ilmu yang lihai , dia
Lie-cin-bun berjulukan gobi-kiam-sian (Dewa pedang gobi) ,
umurnya sekitar empat puluh tahun dengan perawakan yang
kuat dan gagah , dia adalah murid utama liu-sang-hewsio dari
gobi-pai , dia diutus perguruannya untuk memenuhi pertemuan
di jeng-hoa-san (bukit seribu bunga) yang diseponsori oleh
perkumpulan "Lo-I-Kaipang" (pengemis baju butut) yang
dipimpin oleh song-tiaw-leng yang berjulukan .koai-tung-kai
(pengemis tongkat aneh) Ketika akan menyantap hidangan , gobi-kiam-sian melihat
seorang tamu yang baru masuk , rambutnya berwarna putih
tapi wajahnya masih gagah dan kencang karena umurnya
sepantaran dengan gobi-kiam-sian, seorang pelayan langsung
menyambutnya dengan senyum ramah , "silahkan kongcu ,
pelayan itu membawanya kesebuah meja kosong , "sicu Pekmou-liong", (Naga berambut putih) gobi-kiam-sian menegur
sambil berdiri , "aha" ternyata gobi-kiam-sian sudah pula
4 sampai di sini ,oh ya pelayan !, saya duduk semeja dengan
sahabatku ini, dan tolong pesanan saya sama dengan
saudaraku ini, "baiklah kongcu , pelayan itu segera menuju
kebelakang , "bagaimana kabar Cia-sicu,baik-baik saja bukan",
"aku baik-baik saja Lie-sicu, dan bagaimana pula dengan
keadaanmu ", "aku juga baik-baik saja, "apakah loncinpawe
kunlun-tojin ciangbujin yang menugaskan cia-sicu untuk
pertemuan di jeng-hoa-san " , "benar lie-sicu , tentu sicu juga
bukan " gobi-kiam-sian mengangguk , sebelum pesanan pekmou-liong datang , gobi-kiam-sian nyelutuk
"wah..! sicu pek-lui-sin (malaikat geledek) dari Hoasan-pai dan
Bu-eng-kiam (pedang tanpa bayangan) dari kotong-pai sudah
datang ,pek-mou-liong yang membelakangi pintu masuk rumah
makan memutar tubuhnya , "pek-mou-liong, ternyata sicu sudah
sampai dari kun-lun-san, benar sicu pek-lui-sin, mari ! sekalian
saja kita satu meja, pek-lui-sin dan bu-eng-kiam duduk dan
memesan makanan , sebelum pesanan pek-lui-sin datang ,
empat orang tamu masuk , "wah.. bu-eng-kiam ada disini , "
aha", sicu pek-liu-jiu (si tangan gledek) haha..haha.. mumpung
kita berada disini jadi sekalian saja kita barengan makannya,
"benar sicu bu-eng-kiam , dua orang pelayan menggeser meja
kosong terdekat dan seorang pelayan menanyakan pesanan
"kebatulan sekali kita dari delapan partai memasuki rumah
makan yang sama , tidak tahu apakah tujuan kita juga sama,
"saya dan pek-mou-liong ingin ke jeng-hoa-san ! sicu-pek-liu-jiu,
"wah.., demikian juga kami sicu gobi-sian-kiam , saya dan sicu
tung-sin- hiap (pendekar tongkat sakti) dari thaisan-pai, sicusin-kun (si kepalan sakti) dari butong-pai , sicu sin-coa-hiap
(pendekar ular sakti) dari hengsan-pai , "hemhh.., kebetulan
5 juga sicu pek-liu-jiu saya dan sicu bu-eng-kiam dari kotong-pai
akan ke jeng-hoa-san , "sudah marilah kita makan , nanti
keburu dingin , gobi-kiam-sian mengambil sumpitnya ,demikian
juga yang lain Pemilik rumah makan itu adalah seorang she kwee yang
bernama Bun yang masih tergolong muda karena umurnya
baru tiga puluh tahunan , dia sedang duduk dimeja di sudut
ruangan sambil sibuk membuat peta kursi tamu yang dipadati
tamu , kwee-bun sesekali melihat kedelapan tamunya yang
kesemuanya berbadan kekar dan lincah dan rata-rata umur tiga
puluhan sampai empat puluh limaan dan bukan orang
tempatan, dalam hatinya dia bertanya-tanya, " hmh.. orangorang ini dari kalangan liok-lim dan kelihatannya mempunyai
tujuan yang sama, pikirnya
Agak sedikit bosan duduk menatap orang lagi makan Kwee-bun
masuk keruang dalam , sementara didalam istrinya Tan-sioknio yang cantik berumur dua puluh lima tahun sedang
menyulam , melihat suaminya datang, Tan-siok-nio berhenti
dengan sulamannya dan melemparkan senyuman manis,
"sepertinya kedai kita hari ini benyak tamu koko , " benar niocu
dan banyak tamu dari luar daerah, mungkin mereka ada
pertemuan entah dimana, kwee-bun duduk di kursi goyangnya
dan menyandarkan tubuh , "apakah mereka dari kalangan
kangowu ", kelihatan demikianlah niocu , melihat kesigapan
dan kokoh tubuh mereka, tentu mereka dari kalangan
persilatan, "biarlah yang penting tidak mengacau saja di sini, "
semoga saja niocu, hmh.. kemana tiong-ji moi-moi ", "dia lagi
bermain setelah mengerjakan tulisan yang disuruh bhok-siansu,
6 Tan-Siok nio meletakkan sulamannya dan berdiri kemudian
melangkah mendekati meja mengambil kumpulan kertas yang
ada diatasnya , "koko, ini yang dikerjakan tiong-ji , tan-siok-nio
memperlihatkan pekerjaan kwee-Han-Tiong kepada suaminya ,
kwee bun melihat hasil kerja anaknya dengan kagum ,betapa
tidak ! anaknya yang baru berumur lima tahun itu sudah mahir
membaca dan menulis , kwee-bun terkenang saat bhok-siansu
mendatangi rumahnya "bun-ji !, sungguh anakmu itu luar biasa cerdasnya , hanya dia
agak nakal dan suka berkelakar, "di hukum saja siansu", kalau
tidak mau dinasehati, "hahahaa, anakmu itu sudah berkali-kali
saya hokum bun-ji dan dia menurut saja , kadang saya suruh
menimba air untuk memenuhi tempayan dia tidak pernah protes
atau mengeluh mengerjakannya, saya suruh lari seratus kali
keliling rumah saya juga tanpa membantah dia lakukan , saya
suruh lompat kodok naik tangga kuil giok-lian tanpa bersambat
dia lakukan , "hmhh.. , lalu bagimana siansu " , "hmh.. ,saya
sudah jera menghukumnya bun-ji, tapi yang jelas han-tiong itu
nakal tapi nakal yang bertanggung jawab, entah darah siapa
dari keluargamu yang menurun kepadanya bun-ji " bhok-siansu
sambil tertawa meninggalkan kwee bun yang keheranan
"apa yang bun-ko pikirkan .." , lamunan kwee-bun buyar
mendengar pertanyaan istrinya , "hmh .. saya teringat akan
perkataan bhok-siansu tentang han-tiong, " hal apa " koko " ,
apa hal kenakalan tiong-ji ", "benar niocu, katanya tiong-ji nakal
tapi kenakalan yang bertanggung jawab, "lalu kenapa ", "soal
kecerdasan dalam tulis baca dan hafalan anak kita ini tidak
mengherankan karena dari dulu kong-cow nya (kakek buyut)
juga terkenal sebagai siucai yang handal , "mugkin saja dari
7 siok-kong-cow nya (paman kakek buyut) bun-ko, "benar.. ,
boleh jadi demikian, siok-kong kwee-seng orang terkenal
dizamannya sebagai pendekar dengan julukan kim-mo-taisu
(guru besar setan emas) terlebih muridnya kim-siaw-eng (suling
emas), terbayanglah kwee bun akan cerita kakeknya saat
menceritakan keturunannya yang mana kong-couwnya kweelun yang tinggal di pulau kura-kura memiliki anak laki-laki
kembar kwee-can dan kwee-cin , susiok-kongcouwnya kweecan sangat suka ilmu surat dan silat, sementara kwee-cin
kongcouwnya hanya suka ilmu surat, kwee-cin menurunkan
kongkongnya kwee-tin sementara kwee-can menurunkan
susiokongnya kwee-seng atau kim-mo-taisu, kim-mo taisu,
kwee-seng hanya punya anak perempuan kwee-eng dan
meninggal muda , kwee-tin menurunkan ayahnya kwee-sin
demikian juga anaknya kwee-han-tiong sepertinya
kemungkinan besar sangat suka ilmu surat dan silat
sebagaimana kwee-seng seorang siucai yang gagal nan sakti,
"sudahlah koko.. , koko kedepan lagi , mana tahu ada orang
memerlukan disana , "oh iya, aku kedepan dulu, kwee-bun
meninggalkan istrinya . sore harinya setelah kedai sunyi , kedaipun dibersihkan dan
ditutup , sementara di bukit jeng-hoa-san sekumpulan orang
sedang berkumpul , api unggun telah dinyalakan kedelapan
utusan partai besar yang sama makan di tempat kwee-bun
sudah berada di tempat itu, kemudian dibagian lain koai-tungkai dan sepuluh anggotanya Lo-I-kaipang juga sudah hadir dan
dibagian lain ada seorang lama baju kuning dari Tibet,
mukanya bundar dengan kepala gundul dengan tubuh pendek
gemuk asik memutar rosario dengan mata terpejam, dia adalah
8 hong-san-lama utusan dari Tibet murid tingkat dua, selanjutnya
dibagian lain seorang nikow yang duduk bersemedi dengan
melipat tangan dan ditangan kanan itu memegang hudtim .
umurnya sudah lima puluh tahun namun garis kecantikannya
belum pudar , namanya lan-nikow, dan yang terakhir adalah
sepasang suami istri yang dikenal sin-yan-siang (sepasang
walet sakti) liem-bu-sin dan istrinnya bu-goat-eng
ketika malam telah datang , bulan purnamapun muncul yang
dihiasi bintang gemintang koai-tung-kai membuka pertemuan
"rekan-rekan sehaluan, pertama saya ucapkan terima kasih
atas kesudian para enghiong dan loncinpawe memenuhi
undangan kami , dia menjura ke empat arah dengan takzim ,
"hal pertemuan kita ini sebagaimana dalam undangan kami
adalah sehubungan dengan apa yang terjadi dikalangan kita
yang membuat kita semua prihatin , yang mana setengah tahun
yang lalu terjadi geger akan sepak terjang dari golongan sesat
yang tidak memandang sebelah matapun terhadap kita " koaitung-kai diam sejenak melihat kesemua undangannya , " dan
dari penyelidikan anggota kami maka kami mendapatkan berita
yang sangat mengejutkan ,dan oleh sebab itulah kami
mengundang sicu enghiong semua ketempat ini , karena
menurut saya perlu diketahui bersama oleh para ciangbujin dari
partai persilatan yang sudah hadir disini semuanya dengan
utusannya, begitu juga para loncinpawe dan enghiong semua
yang tersangkut langsung dengan peristiwa menggemparkan
tersebut
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
9 Peristiwa yang dimaksud koai-tung-kai adalah dimana delapan
partai besar kehilangan benda pusaka pada enam bulan yang
lalu , siauwlim-pai kehilangan bokor emas , hoasan-pai
kehilangan giok-kiam (pedang kemala) , thaisan-pai kehilangan
pek-liong-kiam (pedang naga putih) , butong-pai kehilangan
kitab pusaka thay-kek-kun (ilmu pukulan taichi) , seminggu
kemudian kunlun-pai kehilangan swat-lian (teratai salju) sejenis
obat yang langka , khotong-pai kehilangan kitab im-kan-sinkang (tenaga sakti arhat) , gobi-pai kehilangan senjata berupa
hudtim bergagang emas , dan hengsan-pai kehilangan kitab
pusaka ngo-heng-gan-te (lima elemen memutar bumi) dan
sebulan kemudian pustaka dalai lama di obrak abrik tanpa
diketahui namun tidak ada barang yang hilang , kemudian
kwan-im-bio yang dipimpin lan-nikow kehilangan bwee goat
(bunga bulan) sejenis obat untuk kaum wanita , dan tiga bulan
yang lalu putri liem- bu-sin yang berumur satu tahun yang
mereka namai liem-swat-hong hilang ditangan pembantunya
walhal mereka berada di rumah
hari itu mereka berdua sedang berlatih dibelakang rumah ,
sementara pembantunya yang biasa menggendong anaknya
berada di beranda depan rumahnya , tiban-tiba pembantu
tersebut mati kaku dengan bekas totokan berwarna hitam dan
anak digendongannya hilang entah kemana, senyap dan tidak
sedikitpun pasangan itu menyadari , setelah dua jam mereka
berlatih, bu-goat-eng sambil mengusap keringatnya keluar
menuju ruang depan, alangkah terkejutnya ketika melihat
pembantunya tergeletak di lantai , "sin-ko "." jeritnya dengan
histeris , liem-bu-sin yang mendengar langsung berlari ke ruang
depan dan mendapatkan istrinya sedang memperhatikan tanda
10 hitam di leher pembantunya , "ada apa eng-moi, "tidak tahu "
saya dapati pek-bo sudah tergeletak begini, ah.. anak kita koko
dimana anak kita, jeritnya lirih dengan muka pucat dan cemas ,
keduanya langsung bergerak mencari keseluruh ruangan
rumahnya namun anaknya tidak diketemukan , kembali mereka
bertemu diruang tengah "koko"anakku diculik " bu-goat-eng tidak kuasa menahan air
matanya kekhawatiran sangat tergambar diwajah cantik itu,
"tenanglah eng-moi , sekarang kita berpencar dan nanti malam
kita kembali kesini , mungkin penculik itu belum jauh " liem-busin mencoba menenangkan istrinya , kemudian merekapun
berpencar , liem-bu sin kebarat sementara bu-goat-eng ke timur
, mereka bertanya-tanya disepanjang jalan kepada orang dan
tetangga yang mungkin melihat orang membawa anak mereka
namun hasilnya nihil , malamnya mereka sudah kembali
kerumah dengan wajah lelah dan pucat , bu-goat-eng
menubruk suaminya dengan buncahan tangisan , "sudahlah
eng-moi , setelah mayat pek-bo dikuburkan kita berkemas akan
mengadakan pencarian , anak kita tentu tidak dibunuh , sebab
kalau penculik itu berniat membunuh untuk apa dia culik anak
kita, hibur liem-bu-sin sambil mengusap kepala istrinya .
Dua hari kemudian setelah pembantu tersebut dikubur
sepasang pendekar itu berangkat "koko.., alangkah luar biasa
saktinya orang yang menculik hong-ji , sehingga kita tidak tahu
akan kedatangannya kerumah kita, "benar niocu, orang itu
tentu orang sakti dari golongan hitam , karena demikian kejinya
totokan yang ada ditenggorokan pembantu kita itu , "aku akan
mengadu nyawa dengan orang itu, bu-goat-eng mengepal
11 tangannya dengan muka marah, " benar , demikian juga aku
moi-moi untuk anak kita , apapun akan kita hadapi bersama,
liem-bu sin memegang tangan bu-goat-eng untuk memberikan
kekuatan pada hati bu-goat-eng yang cemas sebagaimana juga
dirinya, selama dua bulan mereka terus mancari namun tiada
hasil seakan anak mereka dan penculik itu hilang ditelan bumi ,
dan sebulan yang lalu mereka mendapatkan undangan dari loI- kaipang yang di ketuai koai-tung-kai untuk mengadakan
pertemuan di jeng-hoa-san, dan malam itu mereka berada di
jeng-hoa-san untuk memenuhi undangan tersebut
" koai-Tung kai , apa yang telah kamu dapatkan dari hasil
penyelidikan anak buahmu tentang masalah yang melanda kita
ini " tanya hongsan-lama , "benar.. , bagaimana dan apa yang
song-pangcu dapatkan " sela sin-coa-hiap dari hengsan-pai ,
"begini para enghiong semua, kejadian yang beruntun ini tentu
didalangi oleh orang yang berseberangan dengan kita, kami
juga mengalami hal yang serupa dengan para sicu semua ,
yang mana dua bulan yang lalu perkumpulan kami dicabang
utara diobrak abrik dan markas kami dibakar, enampuluh
anggota kami dibabat dengan keji oleh orang tersebut " Kaoitung-kai mengepal tinjunya dengan hati geram dan marah
"hmh.., alangkah durjananya orang itu pangcu, lalu siapakah
mereka itu " , utusan kedelapan partai besar juga terkejut dan
marah , "bangsat keji yang tidak berperikemanusiaan" sela sincoa-kiam , sambil mengepal tinjunya , "huh..memang golongan
kita telah dihina " pek-mou-liong mendengus marah , "lalu
bagaimana song-pangcu ", " begini yo-losuhu dan enghiong
semua, dari pengakuan pemimpin cabang utara sebelum
ajalnya mengatakan bahwa yang menyerang mereka itu
12 seorang yang sangat sakti dengan senjata pedang kembar ,
dan orangnya sekitar umur lima puluh tahun dengan jenggot
dua warna hitam dan putih , kemudian kami sebar anggota di
seluruh cabang untuk menyelidiki orang dengan ciri tersebut
maka sebulan yang lalu kami dapatkan berita bahwa orang itu
adalah siang-kiam-kwi (iblis berpedang kembar) dan kami juga
mendengar berita bahwa golongan hek-to sudah memiliki
pimpinan yang dikenal dengan thian-te-sam-kwi (tiga iblis
dunia) dan salah satunya adalah siang-kiam-kwi , yang kedua
adalah tok-sim-kwi (iblis berhati racun) dan yang ketiga adalah
toat-beng-kwi (iblis pencabut nyawa)
"lalu menurut song-pangcu , apakah anak kami yang hilang
diculik salah satu thian-te-sam-kwi ", "benar toanio, besar
sangkaan saya demikian karena menurut anggota kami juru
masak cabang utara yang yang sedang berada di hutan
belakang markas yang sedang mengambil air, ketika hendak
kembali dia melihat bayangan seorang yang berperawakan
tinggi dan ada gendongan terikat dipunggungnya memasuki
dapur dan lalu membakar dapur, dan perawakan itu dimiliki oleh
tok-sim-kwi, "oh ". anakku " gumam bu-goat-eng lirih,
"tenanglah eng-moi, liem bu sin menyentuh pundak bu-goateng, "lalu bagaimana dengan hilangnya pusaka delapan partai
song pangcu, "sicu pek-liu-jiu, hal itu juga jelas perbuatan
mereka , "bagimana song pangcu begitu yakin mereka tiga
orang dan kabar kehilangan empat partai pada malam yang
bersamaan, " sicu gobi-kiam-sian, memang rasanya tidak
mungkin, tapi kita juga harus tahu bahwa pembantu-pembantu
iblis ini juga tidak kurang lihainya, hal itu dapat kita ketahui dari
apa yang di alami oleh delapan partai besar , tidak mungkin
13 orang sembarangan yang melakukannya jadi tidak salah jika
kita menyimpulkan bahwa ini didalangi ketiga iblis itu , oleh
karena mereka sudah merasa kuat karena adanya thian-tesam-kwi maka mereka melakukan hal yang menggemparkan
kita , kalau tidak untuk apa mereka lakukan hal tersebut kalau
tidak untuk menghina golongan kita,
"kalau begitu ketiga iblis ini tidak bekerja sendiri-sendiri, "benar
suthai, kaki tangan mereka pasti sudah ada dan juga lihai,
"dugaan song-pangcu memang beralasan karena pustaka di
lasa juga yang diobrak abrik oleh setidaknya tiga orang ,
pustaka kami memiliki tiga ruangan yang berlainan tempat , dan
waktu bersamaan ketiganya diobrak-abrik, sela hongsan-lama,
"sejauh penyelidikan song pangcu dan anak buah , apakah
kalian tahu sarang mereka " , "kami belum tahu liem-taihap ,
tiba-tiba terdengar suara ketawa yang demikian kuat sehingga
tempat itu bergetar, sepuluh anggota lo-i-kai-pang terjungkal
muntah darah dan dari mata telinga mereka mengalir darah
dengan nyawa melayang, ke tiga belas orang peserta
pertemuan itu ,sekuat tenaga membentengi diri dengan sinkang berusaha melawan suara ketawa itu, berselang setengah
jam ketawa itu berhenti dan muncul tiga orang iblis yang baru
mereka dibicarakan , yang membuka mata pertama adalah
hongsan-lama dan lan-nikow , Hongsan-lama yang melihat
sepuluh pengemis yang bergelimpangan mati sambil berdiri
menegur "alangkah tidak manusiawinya kalian semudah itu
menyebar maut, sementara yang lain-lain juga berdiri dengan
wajah pucat , bu-goat-eng memegang tangan suaminya ,terasa
14 lemah tubuhnya karena jantungnya hampir pecah akibat suara
ketawa tersebut, "heh " kalian mau cari sarang kami bukan ",
hahah..haha"hahaha, tidak usah repot-repot, kami sudah di
sini mendatangi kalian, malam ini thian-te-sam-kwi akan
mengadakan pesta kecil, hahaha"hahhaa. hahahh , orang
yang tertawa itu memiliki tubuh kate dia adalah toat-beng-kwi,
"siapa mau mati duluan ayo maju , "toat-beng.. ! kenapa satusatu, sekalian saja semua diajak pesta, sela tok-sim-kwi yang
berperawakan tinggi, tanpa dikomando ke tigabelas orang itu
menggebrak kedepan menyerang thian-te-sam-kwi dan luar
biasanya ketiga iblis itu mengulurkan tangan kedepan "blamm"
terdengar benturan keras diudara dan tiga belas tubuh
terlempar kebelakang sampai sepuluh tindak, lalu semua
pendekar itu bangkit dan bersiap menyerang dengan jurus
masing-masing liem-bu-sin dan isteri, lan-nikow, koai-tung-kai dan hongsanlama berhadapan dengan siang-kiam-kwi yang berjenggot
hitam putih sementara sin-tung-hiap, sin-coa-hiap, sin-kun dan
gobi-kiam-sian berhadapan dengan tok-sim-kwi dan dibagian
lain pek-mou-liong, pek-liu-jiu, bu-eng-kiam dan pek-liu-sin
berhadapan dengan toat-beng-kwi
"rekan-rekan semua untuk menghadapi iblis, kita tidak perlu
pakai peradatan , mari kita serang, teriak koai-tung-kai sambil
menyerang , "hahaha..hahaha , kalian keroyokpun kalian akan
dibabat habis, sahut toat beng kwi sambil menggenjot tubuh
kecilnya dengan kecepatan luar biasa mengeluarkan swe-goat-
15 kwi eng-hoat (jurus bayangan iblis meraup rembulan), ke empat
lawanya memapaki serangan tersebut dengan jurus masingmasing , "blammm" des"wut" , pek-mou-liong menagkis
pukulan tangan kanan toat-beng-kwi sedang pek-liu-jiu
menangkis tangan kirinya, pek-lui-sin menyambut tendangan
toat-beng-kwi dengan cengkraman sedang bu-eng-kiam
menyambut tubuh toat-beng-kwi dengan tusukan pada
lambung, tiga tenaga sin-kang menyeruak udara malam ,
tangan pek-lui-sin kena tending sementara tusukan bu-engkiam luput dan tubuh toat-beng-kwi melenting keudara setelah
pek-mou-liong dan pek-liu-jiu terlempar lima tindak sementara
kaki pek-lui-sin merasakan tangannya terasa sakit, bu-eng-kiam
melanjutkan serangannya dengan gencar namun gin-kang toatbeng-kwi amatlah luar biasa
kembali ia dikeroyok empat orang tersebut , tiga puluh jurus
berlalu gin-kang yang luar biasa ringannya dari toat-beng-kwi
membingungkan ke empat pendekar itu , sementara sin-tunghiap, sin-kun, sin-coa- hiap dan gobi-sian-kiam menerjang toksim-kwi yang menggunakan jurus "sim-lo-tiam-hoat" (ilmu
totokan meremukkan hati) memapaki semua serangan ,
dibagian lain siang-kiam-kwi dengan ilmunya yang lihai te-thian
kiam-hoat (jurus pedang bumi langit) pedang ditangan
kanannya memaki dua bilah pedang dari sin-yan-siang liem-busin dan istri dan tongkat dari koai-tung-kai sementara pedang
yang dikiri serta membendung serangan kebutan hudtim lannikow dan rosario hongsan-lama , pedangnya bergelombang
meruntuhkan semua serangan
diterangi bulan dan kobaran api unggun pertempuran segit
berlangsung, pertempuran yang terbagi tiga kelompok itu
16 demikian ramainya dan walaupun dikeroyok thian-te-sam-kwi
dengan handal menangkis dan balas menyerang , bahkan
masing-masing semakin lama semakin mendesak pengeroyok
mereka dan pada waktu yang hampir bersamaan totokan toksim-kwi mengenai leher bagian belakang sin-coa-hiap ,
sehingga dia jatuh tertelungkup tidak bergerak dengan nyawa
melayang sementara toat-beng-kwi mencengkram perut bueng-kiam sehingga perutnya hancur berantakan tanpa
bersambat nyawanya juga putus dan disisi lain pedang siangkiam-kwi merobek lambung bu-goat eng sehingga ia terduduk
memegang lambungnya, "cepat eng-moi kamu turun bukit,
kamu harus hidup moi-moi untuk anak kita, teriak liem-bu sin
sambil menagkis tusukan pedang siang-kiam-kwi "trang" percik
api berpendar dari adu pedang tersebut, bu-goat eng
memandang suaminya , "lekas eng-moi"wuut", liem-bu-sin
berteriak lagi sambil membabat kaki siang kiam kwi namun
luput ketika siang-kiam-kwi berpoksai setelah beradu pukulan
dengan hongsan hewsio dan menghindari sabetan pedang
liem-bu-sin, bu-goat-eng menggelinding menjauhi pertempuran
, tapi tiba-tiba toat-beng-kwi saat beradu pukulan dengan pekliu-jiu dan pek-mou-liong dan berhasil merubuhkan kuda-kuda
keduanya hingga tujuh tindak sambil mencengkram bahu peklui-sin dengan tangan kanannya, tangan kirinya memukul jarak
jauh dengan jurus "in-giok-sai-mo" (setan alas melempar
mustika) kearah bu-goat eng, memang tidak telak kearah
punggung bu-goat-eng namun hawa pukulan itu sudah cukup
membuat nyonya itu terlempar kedepan tiga tindak dan
memuntahkan darah , bu-goat-eng terus menuruni bukit jenghoa-san sementara pertempuran diatas semakin segit dan seru,
17 seratus jurus berlalu dan pada jurus berikutnya,
"craat"cepp..aghh"craat"tanggg"traangg", hudtim lannikow terlepas karena tangannya kena sabet pedang dan
disusul tusukan pada dadanya kemudian merobek dada
menangkis tongkat koai-tung-kai dan membacok pedang liembu-sin yang akan menusuk lambungnya, lan-nikow terkapar tak
bernyawa dengan dada menganga robek besar, sementara toksim-kwi totokannya mengenai dada sin-kun sehingga tewas
dan toat-beng kwi sudah menumbangkan pek-liu-jiu, ketiga iblis
itu semakin gencar dan sekan berlomba untuk menumbangkan
lawan-lawannya dan pada jurus ke dua ratus toat-beng-kwi
mencengkram tangan pek-mou-liong dan pek-lui sin
"prak"praak..bukk"bukk.." terdengar jemari tangan yang
remuk dan tanpa menunda toat-beng-kwi menyusulkan dua
pukulan sakti menghantam dada pek-mou-liong dan pek-lui-sin
sehingga keduanya terlempar dengan nyawa putus , tidak lama
gobi-kiam-sian dan sin-tung-hiap menerima dua totokan maut
dari tok-sim-kwi yang mengenai dada dan leher sehingga
keduanya tewas , sementara siang-kiam-kwi sudah membacok
leher koai-tung-kai hingga tewas , liem-bu-sin dan hongsanlama berusaha matia-matian mempertahankan diri namun toatbeng-kwi yang sudah menewaskan kedua lawannya tiba-tiba
menyerangnya dengan jurus in-giok-sai-mo , dan tak ayal liembu-sin terlempar dan isi dadanya remuk dan tewaslah suami
yang gagah itu , hongsan-lama tidak lama menyusul setelah
tusukan pedang siang kiam kwi menusuk dada hingga
punggung dan tewas seketika .
"huh "phuah.. mampus sudah, toat-beng-kwi mendengus
sambil meludahi mayat hongsan-lama, "bagaimana dengan
18 perempuan itu " , "biarkan saja tok-sim , paling besok dia sudah
jadi mayat karena lukanya , "betul , apalagi dia sudah merasai
pukulanku,hahaha"hahaha..hahah, "sekarang kita istirahat
dulu, siang-kiam-kwi dengan sadisnya menendang mayatmayat bergelimpangan itu seperti bola dan sekejap mayatmayat itu berterbangan keberbagai arah dibawah bukit , naas
memang nasib delapan sahabat yang baru tadi siang makan
bersama , seakan makan bersama dalam pesta ramah di
rumah makan kwee-bun merupakan hari terakhir mereka
Bu-goat eng terus menuruni bukit dengan luka yang tidak
ringan dan pagi harinya bu-goat eng sudah berada dikaki bukit ,
dia terus tertatih dengan luka dilambung dan luka dalam yang
menyesakkan dadanya , setelah matahari agak tinggi , dia
melihat seorang anak lelaki berumur lima tahun sedang
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berindap-indap di bawah lembah jalan setapak itu yang sedang
menangkap belut , anak laki-laki itu adalah kwee-han-tiong
putra kwee bun ,dengan suara tawanya yang jernih dia
mengejar-ngejar belut yang meliuk-liuk dan menyusup kedalam
tanah , "cup..cup"cup" suara Han-Tiong memancing belut
supaya keluar dari lobang seiring suara tawanya yang bebas ,
"byuarrr" , heh.. apa tuh, kwee han tiong terkejut melihat tubuh
manusia menggelinding kebawah terhempas ke tanah lumpur
didepannya , dengan cepat dia mengangkat kepala wanita itu
,"aduh , bibi apa yang terjadi denganmu , ah bibi luka " Hantiong menatap iba pada wajah yang menunjukkan ringis sakit
luar biasa , dengan nampas yang empas empis ,Bu-goat eng
melihat wajah anak laki-laki yang tampan itu , " aghh"anakku
liem-swat hong malangnya nasibmu , oh anakku " keluhnya
lemah , "kenapa bibi , ada apa dengan anakmu liem-swat hong
19 itu ", Han-tiong menggoyang-goyang tubuh bu-goat-eng , bugoat-eng melihat kembali wajah Han-Tiong, "aku akan mati,
kamu carikanlah anakku itu jaga dia jangan dia mengotori dunia
ini dengan kedurjanaan, ahhhh" tiba-tiba bu-goat-eng terdiam
dan matanya terpejam , dada bu-goat-eng masih bergerak
namun nafasnya semakin sesak dan pendek, "aku akan
menjaga adik swat-hong, tenangkan hatimu bibi, Han-tiong
berbisik dekat wajah bu-goat-eng dan menggoyang tubuh bugoat-eng yang sudah tidak bergerak tapi tiba-tiba mata bu-goateng terbuka lebar dan menatap ke mata han-tiong yang dekat
dengan wajahnya, "anakku ada tanda merah dibawah
ketiaknya, suaranya lemah dan nafasyapun putus, kwee-hantiong bingung melihat wanita itu telah mati, dia merayap keatas
mengharapkan orang lewat tapi sampai siang tidak ada orang
yang lewat, kemudian Han-tiong turun kembali kelembah jalan
dan mencabut daun talas yang tumbuh dipinggir parit lalu dia
menutupi mayat itu, " aku lapor ke ayah saja, pikirnya sambil
berlari kearah kota kun-leng
Di pasar kun leng tepatnya di kedai kwee-bun terjadi
malapetaka mengenaskan , thian-te sam kwi sudah sampai di
kun leng dan memasuki kedai kwee-bun , "silahkan"silahkan
masuk lopek bertiga sambut a kiong , "heh siapa lopek mu ,
kata siang kiam kwi sambil mengibas tangannya menampar a
kiong "prak" kepala a-kiong pecah , pelayan yang lain terkejut
pucat , "hahaha".hahaa " gema tawa toat-beng-kwi membuat
kwee bun keluar dari dalam ruangan rumahnya, "ada apa ini " ,
kwee-bun terkejut melihat lima pelayannya meringkuk disudut
ruang dan mayat a-kiong tergelatak dengan kepala pecah , dia
melihat tiga orang di ruang tengah dan salah seorang
20 berperawakan mendekatinya, "siapa kalian ", tubuh kwee-bun
gemetar, "huh.. bukkk" , tendangan tok-sim-kwi bersarang
diperutnya tak bersambat nyawa kwee bun putus dan
badannya terlempar kedalam rumah menghantam lemari
hingga hancur , tok-sim-kwi masuk kedalam, tan-siok-nio
menjerit melihat suaminya mendoplok dilantai tak bergerak, dia
menubruk suaminya , "aa?", jeritnya lagi ketika rambutnya di
jambak tok-sim-kwi , "heheh..hehe " he.. aduh kasihan masih
muda begini sudah menjanda, tok-sim-kwi menyeret tan-siok
nio keluar . "lepaskan aku manusia binatang , manusia keji ,
bangsaaaat", jerit tan-siok nio, "hehehe"hehe.. hehe, sambil
tertawa tok-sim-kwi tidak memperdulikan jeritan tan-siok nio ,
setelah sampai dimeja dimana kedua rekannya duduk , tansiok-nio didudukkannya dikursi dan di totok hingga kaku dan
bisu, orang yang lalu lalang ditepi jalan berkerumun setelah
mendengar jeritan tan-siok-nio, beberapa orang laki-laki kuat
memberanikan diri mendekati tapi tak ayal mereka semua
terlempar bagai layangan putus dipukul oleh toat- beng-kwi,
sebentar saja kerumunan itu berlari menjauhkan diri hingga
sunyi kembali, tidak ada orang yang mau lewat didepan kedai
itu . "heh..! pelayan siapkan makanan untuk tuan besarmu, cepat".
Hahhaa..hahhaa" bentak toat beng kwi , kelima orang itu
dengan gemetar kedapur mempersipakan makanan, kemudian
mereka berlima menghidangkan makanan , meja sudah penuh
hidangan dan baru saja kelimanya hendak mundur tiba-tiba
sebuah serangan kilat membuat mereka terjungkal
bergelimpangan tidak bergerak dan tenggorokan mereka
meninggalkan bekas hitam totokan tok-sim-kwi, lalau ketiga iblis
21 itupun mulai menyantap makanan, berselang satu jam mereka
menikmati santapan mereka , toat-beng-kwi hendak menampar
tan-siok nio , "eit.. tunggu dulu toat-beng, wanita ini jangan
dibunuh, tok-sim-kwi menangkap tangan toat-beng-kwi, "agh"
kenapa " wanita ini akan menyusahkan kita saja, cela toatbeng-kwi , "saya butuh penjaga bayi yang kuculik, "wanita ini
sangat cantik dan masih muda , tentu sangat menyenangkan
disaat kita butuh hiburan, tambah siang kiam kwi , toat beng kwi
duduk kembali , "ya sudah kalau begitu, dengan muka mengkal
toat-beng-kwi duduk kembali, kemudian merekapun mencelat
keluar dan meninggalkan kota kun-leng sambil membopong
tan-siok-nio, air mata tan-siok-nio tidak henti mengalir karena
tangis dihatinya, mukanya pucat dan cemas makin tidak
terperikan memikirkan suami dan anaknya
Dua jam kemudian setelah pembantaian di rumah kwee-bun .
Han tiong sampai dirumahnya , dia melihat orang berkerumun
di dalam kedai sedang menjajarkan tujuh mayat , "ada apa
lopek ..",tanyanya cemas , "aih Han-tiong kasihan kamu nak ..
sahut orang tua itu , Han-tiong menyelip kedepan dia melihat
tubuh ayahnya terbujur "ayaaaaah ..ayahh , ooooh ayaaaah "
Han-tiong menjerit keras dan pingsan , orang-orang terenyuh
sesugukan melihat han tiong , satu jam kemudian han-tiong
pun siuman , " ayah " ayah , ah ibuu , mana ibuuu" jeritnya lagi
, "han-tiong sabarlah nak , keluargamu didatangi orang keji ,
dan melakukan kekejian ini , dan ibumu ". ibumu dibawa
mereka " ujar seorang tua dekat han tiong , "bhok-suhu , siapa
mereka suhu " " tanyanya disela tangisnya , "kami tidak tahu
nak , jumlahnya ada tiga orang " jawab bhok-siucai suhu Hantiong , semalaman han tiong menangisi mayat ayahnya , baru
22 keesokan harinya ketujuh mayat itu di kebumikan , malam itu
han-tiong ditemani beberapa orang tua dan ibu-ibu tetangga
Kwee-Han-Tiong yang berumur lima tahun lebih menjalani
sendiri kehidupannya dengan tabah ,berusaha memenuhi
menyelesaikan kebutuhannya dengan peninggalan
orangtuanya yang lumayan , Han-Tiong masih terus mengikuti
pelajaran dari Bhok-siansu , suatu ketika setelah tiga bulan
ayahnya meninggal dan ibunya hilang Han-Tiong memasuki
kamar orangtuanya sesaat hatinya getir merindukan ayah dan
ibunya , kemudian Han-Tiong melihat sebuah peti yang biasa
terletak didalam lemari yang hancur diruang tengah, peti kecil
itu awalnya berada dalam kotak hiasan kaca berisi air sehingga
peti itu melayang terapung diatas air tapi sekarang kacanya
sudah pecah dan airnya tumpah, dan mungkin setelah kejadian
malapetaka itu disusun tetangga dan diletakkan dikamar
orangtuanya, Han-tiong tertarik dan ingin mengetahui isi peti
itu, setelah peti itu terbuka maka didalamnya ada mainan kurakura kecil , Han-tiong mengambil mainan kura-kura itu, dia
perhatikan sambil berpikir "aneh kok ada mainan kura-kura
didalam peti.." , sambil pegang sana sini , tiba-tiba tempurung
kura-kura itu bergeser sedikit "eh ", desisnya , lalu dia
gerakkan tempurung itu sampai menutup kepala kura-kura dan
didalamya Han-tiong dapati sepucuk kertas yang terlipat
didalamnya , kertas itu diambilnya dan dibuka maka diapun
membaca Anakku kwee cin sisihan adikmu kwee can
Semoga hidupmu jauh dari pertentangan
Terhindar dari segala permusuhan dan kekejian
23 Jika aral melintang engkau dapat cobaan
Akibat kedurjanaan dunia persilatan
Tiadalah salah engkau menegakkan keadilan
Mengambil baju kegagahan disamping kelembutan
Pulau kura-kura menyimpan bagian warisan
Siap digunakan anak dan keturunan
Kwee Lun Han tiong melihat ada sebuah gambar peta dibawah tulisan itu ,
dia berpikir lama , dia tidak tahu siapa kwee lun itu atau kwee
cin namun pasti ini adalah moyangnya , maka dengan hati yang
mantap dia berniat bahwa dia akan pergi mencari pulau kurakura ,Han-tiong pun tertidur karena lelah .
Keesokan harinya Han-Tiong menemui suhunya bhok-siansu
"suhu, tecu berencana besok akan meninggalkan kun-leng ,
Bhok-siansu heran, "kamu mau pergi kemana tiong-ji" , "tecu
akan pergi merantau suhu , "aih.. tiong-ji kamu masih kecil,
berbahaya bagimu mengadakan perjalanan dan pergi
merantau, "tidak mengapa suhu", tekad saya sudah bulat
untuk menjalaninya, kong-cow saya sudah memanggil tecu,
"eh.. apa maksudmu tiong-ji " " bhok siansu terheran-heran,
"saya tidak tahu suhu, tapi hati saya ingin pergi kesuatu tempat
dimana kong-cow saya berada, jadi suhu saya hanya ingin tahu
jika suhu dapat memberi tahu letak pulau kura-kura, "pulau krakura", gumam bohk siansu , "benar suhu , "hmh" baiklah
tiong-ji jika keinginanmu tidak dapat lagi ditawar keluarlah kamu
dari pintu sebelah barat kota ini, berangkatlah menuju kota
kaifeng dan bertanyalah dengan penduduk disana mungkin
24 mereka tahu akan pulau itu, "terimakasih suhu , besok pagi tecu
akan berangkat, dan satu hal lagi tecu memohon pada suhu,
"apa itu tiong-ji", "suhu titip rumah saya kepada orang yang
suhu percayai , suatu saat kalau hayat masih ada , saya akan
datang kembali , "hmh.. baiklah tiong-ji , rumah keluargamu
akan suhu perhatikan, "sekali lagi terimakasih suhu dan
sekarang tecu mohon pamit, Han-tiong kembali kerumahnya
dan mempeersiapkan diri untuk keberangkatannya
Han Tiong meninggalkan kota kun-leng dengan berbekal uang
cukup banyak dan bekal baju lima stel berangkat untuk menuju
kota kaifeng , masuk hutan keluar hutan , masuk desa keluar
desa , hari itu sampailah han-tiong dikota kicu setelah dua
bulan menempuh perjalanan , bekalnya sudah habis
badannnya kumal berdebu ,lalu Han-tiong mendekati rumah
makan , "heh"! untuk apa kamu berdiri disitu hayo
pergi..pergi..! , gertak seorang berbadan kekar sepertinya
tukang pukul rumah makan itu, " paman..! aku lapar sekali , aku
dapat bekerja cuci piring , berikan aku pekerjaan untuk mengisi
perut, "tidak ada pekerjaan disini ! hayo pergi kau ! sebelum
kupukul, bentaknya dengan pasang muka angker, Han tiong
pun meninggalkan tempat itu
Diperempatan jalan dia melihat ada rumah makan besar , dia
masuk gang yang mengarah kebelakang sebelah dapur rumah
makan tersebut , kebetulan seorang juru masak sedang keluar
dengan sekeranjang sampah basah, "eh kenapa kau kesini
kamu mau apa" , mau mencuri ya .. " bentaknya , "paman ,
tolonglah aku ini , aku sejak semalam belum makan , Han-tiong
memelas sambil memegang perutnya, " aku akan bantu apa
saja paman dan berikanlah saya makan, "apa kamu bisa cuci
25 piring " , "bisa paman , "baik masuklah , itu piring dan mangkok
kotor cucilah, setelah selesai kamu boleh makan , dengan
semangat han-tiong melakukan pekerjaannya, hampir satu jam
dia mencuci piring dan mangkok yang kotor , "paman ditarok
dimana piring-piring ini ", "oh ya , tarok dirak piring sana,
setelah mengatakan itu juru masak tadi mengambil makanan
yang hangat dengan lauknya , " nah" , sekarang duduklah
disini dan makanlah , Han tiong dengan sigap duduk dan mulai
menyantap makanannya , dengan nikmat dan perlahan dia
kunyah makanan , "kalau kurang minta lagi yah , " terimakasih
paman , "oh ya , namamu siapa " , tanya juru masak itu sambil
membesarkan api di tungku , "kwee-Han tiong paman", kamu
darimana ", dimana orang tuamu " , "aku ini sedang merantau
paman , "heh.. , kecil-kecil kok merantau , kok orang tuamu
membiarkan kamu sekecil ini merantau " juru masak itu heran
sambil duduk dikursi panjang dekat han tiong makan ,
"orangtuaku sudah tiada paman , " ah kasihan kamu nak ,lalu"
tujuan kamu mau kemana " , "aku mau ke kaifeng paman ,
"wah..wah .. kaifeng itu jauh , dari sini saja masih ada satu
bulan perjalanan naik kuda , "kamu berasal dari mana " , "saya
dari kun- leng paman, "wah alangkah beraninya kamu tiong ji ,
artinya sudah bulanan kamu dalam perjalanan , "betul paman ,
kalau tidak salah hitungan saya , sudah dua bulan , "waduh luar
biasa , "lalu setelah ini apa kamu akan melanjutkan perjalanan
" , " tidak paman , sementara saya disini dulu untuk
mempersiapkan bekal untuk melanjutkannya , "hmhh.. kalau
begitu kamu ikut saya saja dulu dan membantu saya , setelah
kamu rasa cukup kamu boleh lanjutkan perjalanan , "benarkah
paman , aku han tiong sangat berterimakasih atas budi paman
ini , sahut Han Tiong gembira , " Ya , lanjutkanlah makannmu "
26 juru masak itu kembali ke perapian untuk melihat lauk yang
dimasaknya Sejak saat itu Han tiong ikut dengan juru masak yang baik hati
itu , Han tiong memanggilnya dengan sebutan empek Kun , akun dan tiga temannya yang bekerja dibagian dapur rumah
makan itu sangat suka pada Han-tiong yang bekerja dan
membantu mereka , selama tiga bulan Han tiong berada di kota
kicu , kemudian diapun melanjutkan perjalanan , dan seminggu
kemudian dia masuk hutan , belum jauh ia memasuki hutan itu
terdengar bentakan , "heh anak kecil , berhenti , Han Tiong
berhenti dan melihat tiga orang berbadan kekar dan browok
lebat mencegatnya , tinggalkan buntalan kamu kalau masih
sayang nyawa, bentak salah seorang yang bermuka bopeng , "
paman buntalan ini bekal perjalananku " , aaah , bocah tengik ,
sumpahnya dan sekali renggut buntalan Han Tiong sudah di
rebutnya , "paman , apakah kalian tidak malu merampok anak
kecil ", "peduli apa , hayo menggelinding dari hadapan kami ,
hahaha ..haha ..haha , gertaknya sambil menolak Han tiong ,
Han tiong jatuh terhempas kebelakang , tanpa mengeluh dia
bangkit , "sungguh perbuatan kalian ini tidak patut , "plak..plak ,
perkataan Han tiong ini disambut dua kali tamparan dipipinya
sehingga mulutnya berdarah dan diapun jatuh terduduk ,
"sudah bow-can tinggalkan anak itu , urusan kita masih banyak
, kata kawannya , kemudian merekapun meninggalkan Han
tiong , Han-tiong masih duduk mengusap darah yang mengelir
di sela bibirnya kemudian Han-tiong bangkit dan melanjutkan
perjalanan dengan rasa nyeri dibibirnya dia terus melangkah
memasuki hutan , dalam perjalanan ini jika dia lapar dia hanya
dapat makan buah-buahan yang didapatinya , sebulan
27 kemudian dia sampai di kota ki-bun , dia kembali mencari
rumah makan , namun dimana dia menawarkan bantun dia
hanya mendapat caci maki , sementara di dalam gang dia lihat
banyak anak-anak sepantaran dia yg mengemis , "apakah saya
harus mengemis " , tanyanya dalam hati , "tidak , saya harus
bekerja , dia memutari pasar kibun sudah dua hari , perutnya
sudah dua hari tidak di isi , dengan badan lemah dan haus
yang mencekik hari itu dia berdiri disebuah perguruan silat
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan papan nama yang terpampang gagah "Sin-CoaBukoan" (perguruan ular sakti) , orang lalu lalang tidak
sedikitpun memperhatikannya , dia memberanikan diri masuk ,
seorang bertubuh kurus kering mendekatinya , "hei anak kecil ,
kenapa masuk kemari " , "saya mau cari pekerjaan paman , "
aku dapat menjadi kacung disini " tambahnya , "tidak ada
pekerjaan disini , bentak orang kurus itu , ketika Han Tiong
dibentak-bentak , seorang anak perempuan remaja umur dua
belas tahunan mendekat , "ada apa paman a-sam ", "ini anak
kumal siocia , dia minta jadi kacung disini , anak perempuan itu
memperhatikan Han Tiong dari kepala sampai kaki , "kamu
siapa " , "saya Han tiong , " sudah dua hari saya tidak makan
siocia , " bantulah saya mendapat pekerjaan disini sebagai
kacung , saya akan banyak berterimakasih atas budi siocia ,
"ee..ee, anak lancang , mulut manis , coba mengambil hati
siocia ya", heh ..! apa kamu minta dihajar , cepat pergi dari
sini , bentak si a-sam melayangkan tangannya , "plak" Han
tiong bergeser dua tindak kesamping , terasa perih panas
pipinya disela perutnya yang lapar dan lemas tubuhnya , "ah ,
jangan paman , nanti aku adukan sama ayah, ancam gadis
kecil itu , "biarkan saja dia menemui ayah , "ayok , eh siapa tadi
namamu " , "Han tiong siocia", "mari han tiong aku ajak kamu
28 menemui ayahku " , "terimakasih siocia , sahut Han-tiong
sambil melirik a-sam , a-sam berlalu dari situ , han tiong
mengikuti anak perempuan itu , didepan orang tua separuh
baya dengan wajah mentereng Han-Tiong menjura , "ayah ,
anak ini han tiong , dia mau jadi kacung di rumah kita , " lan-ji
anak ini tidak kita kenal , kok lancang kamu bawa kesini , mana
tahu dia anak nakal yg suka mencuri , " tidak paman , aku baru
dua hari disini , dan saya kesini untuk cari pekerjaan , "dan
saya sangat malu untuk mencuri , ujar Han tiong , Gak-seng
yang mendengar tutur kata sopan dan teratur itu mendelik
heran , "hmh " kamu darimana " , "saya dari kota kun-leng ,
"wah itu jauh sekali , Gak-seng berdecak dalam hati , "lalu ,
apakah kamu akan menetap disini " , "tidak paman , saya disini
sampai saya merasa punya bekal cukup untuk melanjutkan
perjalanan , "wah" alangkah bijaknya kamu han tiong ,
"sebenarnya kamu mau kemana " , "ke kota kaifeng paman ,
"hmhh " baiklah , kamu bekerjalah disini " sahut Gak-seng
dengan pandangan takjub sambil mengelus jenggotnya , "jadi
ayah setuju han tiong kerja disini " , tegas anaknya , "ya , lan-ji
, " terimakasih paman , terimakasih siocia , budi paman dan
keluarga saya ucapkan banyak terimakasih , "ya"ya " jawab
Gak seng semakin takjub ,"anak luar biasa , bertekat baja ,
bijak bestari " Ga-seng bergumam dalam hati .
Han tiong dibawa kebelakang dan menjumpai seorang paman
tua yang dipanggil empek sun , empek-sun yang tua
memberikan petunjuknya , apa saja yang akan dilakukan oleh
han tiong sebagai kacung , hari itu diapun bekerja tanpa kenal
lelah walaupn lapar perutnya sudah menggigit ususnya , dan
siang harinya dengan empek sun dia makan dibelakang .
29 dengan lahap bertabur syukur dia nikmati makananya , setiap
hari dia rajin menyapu lapangan , menyiram bunga-bungaan
dan membersihkan rumah Sudah lima bulan Han tiong menjadi kacung di sin-coa-bukoan ,
setiap hari dia menyaksikan para murid berlatih dibawah
pimpinan Gak-seng , hubungannya dengan nona Gak giok-lan
baik , anak perempuan itu ramah dan suka bercakap-cakap
dengan dia , sore hari itu saat latihan selesai , giok lan kembali
menemui han-tiong , "tiong , panggilannya pada han-tiong , " ya
siocia , "duduklah dibangku itu , "ya , ada apa siocia , " sudah
lima bulan kamu disini , bagaimana rasanya , apakah kamu
kerasan disini " , "berkat kebaikan keluarga siocia dan baik
hatinya empek-sun , saya senang berada disini siocia , " lalu
apakah kamu akan menetap disini " , " tidak siocia , dalam
waktu dekat ini perbekalan untuk perjalanan saya selanjutnya
rasanya sudah cukup , "tentu jika saatnya saya akan minta izin
pada loya , "kenapa kamu tidak menetap saja disini , tiong ",
giok-lan membesarkan matanya yang cipit , "dengan adanya
kamu disini , aku punya teman ngobrol , "ah siocia , kalau untuk
ngobrol , banyak saya lihat murid-murid disini yang sepantaran
dengan siocia baik laki-laki maupun perempuan , "iya tapi
mereka tidak enak diajak ngobrol , mereka tidak sepandai kamu
kalau ngomong , kamu ini bijak sekali sehingga kamu yang
masih lebih muda dari saya sehingga saya merasa kamu lebih
dewasa dariku "aduh siocia umur saya baru lebih lima tahun ,
bagaimana saya bisa lebih bijak dari siocia ", itu hanya
perasaan siocia saja , "tidak tiong , saya pernah dengar ayah
membicarakan kamu dengan ibu , dan yang saya katakan ini
30 adalah pendapat ayah , katanya kamu berani dan bertekad baja
, anak sekecil kamu bisa selamat sampai ke sini dari kun-leng"
"siocia , tidak ada yang unik pada diri saya , saya dan siocia
memiliki khazanah yang sama yakni , rasa , pikir dan keinginan
, soal keberanian yang siocia maksud , semua manusia punya
keberanian , namun bedanya sejauh apa keberanian itu terpicu
oleh keadaan kita , dan seberapa sadar kita dengan
keberadaan itu , "maksudmu bagaimana tiong , "begini siocia ,
saya mengalami keadaan malapetaka dalam keluarga , ayah
dibunuh orang , ibu hilang entah kemana , usaha ayah ambruk
tak ada pegangan " nah.. keadaan itu adalah suatu pemicu dari
sebuah kesadaran , ada apa dengan semua bencana itu ,
orang yang sadar dia tidak akan larut dengan bencana dan juga
tiada melawan arus bencana itu , bencaana adalah satu
keharusan yang mesti diterima , bukan untuk ditolak atau
diumpat atau bahkan dicari ," lalu apakah bencana akan
dibiarkan terus menimpa kita " , "kalau ditimpa bencana terus ,
itu namanya mencari bencana siocia , tapi maksudnya sedaya
upaya sebelum bencana datang , orang sadar tentulah
waspada yang melahirkan sikap pencegahan , mencegah itu
adalah sebuah kesadaran , tapi jika daya upaya yang
melahirkan waspada dan pencegahan bertekuk lutut oleh
sebuah bencana sehingga bencana itu tetap menimpa , maka
sikap penerimaan pada bencana adalah merupakan kesadaran
, dan dengan demikian kesadaran tetap penuh sehingga pada
gilirannya hidup ini bukan hal yang menakutkan dan membuat
diri lemah , 31 "tsk..tsk..tskk " , alangkah dalam hikmah kehidupan yang
engkau jabarkan Han-tiong , terdengar suara empek sun yang
tiba-tiba keluar dari pintu belakang , "pantaslah kamu tiada
pernah mengeluh oleh karena kesadaran yang penuh itu
,tambahnya , "itulah empek sun , bukankah luar biasa tubuh
sekecil ini di muat oleh pemahaman sedalam itu " " sela giok
lan , "benar kata siocia , untuk ukuran han-tiong tiadalah
namanya itu selain merupakan keunikan , " empek sun ,
penyebutan unik muncul atau penilaian biasa dan tidak biasa
datang adalah pandangan sekilas dari apa yang dinilai dan
pandangan sekilas itu yang sudah mendarah daging pada
setiap penilaian manusia sehingga terjadi pengkotakan dan
melupakan hakikat dari pikir itu sendiri , walhal semestinya tidak
hanya pandangan sekilas empek sun tetapi lebih mendalam
dalam dari itu yakni hakikat dari pikir itu sendiri , apakah hakikat
pikir itu hanya dimiliki jika tua " jawabnya tidak , apakah hakikat
pikir itu hanya dimiliki tubuh yang besar jawabnya tentu juga
tidak , jadi hakikat pikir itu dimiliki oleh setiap orang baik muda
maupun tua , baik kecil maupun besar tanpa kecuali bagi
siapapun Jadi empek sun , karena empek memandang sekilas pada
pikiran saya hingga perkataan unik itu muncul , tapi jika empek
sun mau melihat hakikat pikir saya , hakikat pikir dalam diri
siocia dan hakikat pikir dalam empek sun sendiri maka sebutan
unik itu akan berubah menjadi biasa , kenapa.. " , karena baik
kecil besarnya tubuh , tua dan mudanya manusia , hakikat pikir
sama saja dan bagi siapa saja tidak terkecuali , jadi empek sun
, lihatlahlah sampai pada hakikat pikir saya yang sama dengan
empek sun juga 32 "haha..haha , kamu benar han-tiong" ujar empek sun melihat
secercah kebenaran itu , giok lan megang dahinya
mencurahkan pikirannya mencerna perkataan itu setitik dia lihat
kebenaran itu "ya .. tiadalah keunikan han tiong dari saya ,
karena apa yang dia punya , ada juga pada saya , gumamnya
dalam hati , diapun tersenyum , "sudahlah han-tiong , aku mau
mandi , katanya sambil bangkit dari duduknya ., "baiklah siocia"
sahut Han Tiong Sebulan kemudian , Han Tiong minta izin pada gak-seng untuk
melanjutkan perjalanan , dengan langkah tenang dan mantap
dia keluar dari kota ki-bun ,keadaan panas , hujan dia tempuh ,
bukit dan ngarai di lalui , akhirnya sampailah di kota pao-teng ,
kota yang sangat ramai , Han-tiong mencari rumah makan
untuk mengisi perutnya yang sehari tidak makan , namun kota
ini demikian keras sehingga tidak ada dari rumah makan yang
bersikap ramah padanya , banyak para pengemis lalu lalang
meminta sedekah , membuat Han-tiong sedih , siang itu
langkahnya membawa dirinya didepan sebuak kantor ekspedisi
Tiaw-Hui-piawkiok (rajawali terbang) . Han Tiong mendekati
seseorang separuh umur yang sedang menaikkan barang ,
"paman , apakah ada pekerjaan untuk saya " , "ekkz .. anak
kecil bisa apa " , "apa saja paman sesuai kemampuan saya ,
"ini pekerjaan kasar , butuh tenaga kuat dan besar , sahut
orang itu tanpa menunda pekerjaannya , "mungkin bersihbersih kantor , atau memberi makanan kuda paman , "hmhh..,
gumamnya berehenti sejenak , "siapa namamu , sekecil ini
sudah bekerja , dimana orang tuamu " , "saya Han tiong paman
, saya yatim piatu , "kalau begitu tunggu sebentar , " a-lung "
bagimana pekerja pada bagian pemeliharaan kuda , apakah
33 perlu tenaga " , teriaknya pada seorang bertubuh jangkung
dengan matanya yang sangat cipit , "emangnya kenapa a-sin "
, orang bermata cipit itu balik bertanya dan mendekati a-sin ,
"anak ini minta pekerjaan untuk mengurus kuda , jawan a-sin
sambil lalu , "aha , anak sekecil ini bagaimana mau mengurus
kuda , sementara dia saja tida terurus begini, a-lung mencela
sambil melebarkan matanya yang cipit memandang tubuh HanTiong , " paman a-lung , saya bisa mengurus kuda , tolong beri
saya pekerjaan itu paman , saya harus bekerja untuk dapat
saya makan , sudah sehari saya belum makan , Han-tiong
menjura minta belas kasihan ,"sudahlah a-lung coba aja sehari
dua hari " sela a-sin , "hmhhh " marilah kebalakang dulu ,
"terimakasih paman , paman a-sin aku kebelakang dulu , ujar
Han Tiong , "ekkz.. ya..ya , a-sin yang latah jika tiba-tiba di ajak
ngomong menatap heran , "anak terpelajar dan beradat
,pikirnya , dibelakang ada empat orang yang sedang
menggosok-gosok badan kuda , "a-feng , bagaimana dengan
anak saudaramu itu , apakah dia tidak mau kerja lagi " , " tidak
mau lagi twako , dasar anak malas dan manja , jawab a-feng
sembari bersungut-sungut kesal pada keponakannya yang baru
seminggu bekerja tapi sudah bolos tiga hari , "baiklah kalau
begitu , "eh , siapa namamu " " , a-lung menengok Han-Tiong ,
"Han Tiong , Paman , "nah"a-feng , Han Tiong ini mau bekerja
disini , kamu ajarilah dia , dan perhatikan , jika tidak layak ,
kasih tahu sama saya , "baiklah twako , " kesinilah Han Tiong ,
eh.. apakah kamu sudah makan " "belum paman , "kalau begitu
kamu makan dulu , "tidak apalah paman , beritahukanlah aku ,
apa yang akan saya kerjakan , "tapi kamu bilang tadi sudah
satu hari kamu belum makan " " celutuk a-lung yang hendak
memutar namun heran dan berputar lagi , " benar paman a-lung
34 , tapi saya harus kerja dulu, sahut Han-Tiong , "ooh , begitu ,
gumamnya sambil membalik badan dan melangkah dengan
pikiran takjub , "anak hebat ,pikirnya ,
"Han Tiong , kamu sabit rumput manis yang ada dibelakang
pondok dekat sungai dibawah itu , kemudian kamu masukkan
karung dan bawa kesini , "baiklah paman , dengan semangat
menyala Han Tiong menerima sabit dan karung dari a-feng ,
Han-Tiong menuruni jalan menurun kearah sungai yang
kelihatan dari atas , setelah sampai dibawah Han-Tiong lalu
menyebrang sungai jernih berbatu itu dan terus kebelakang
pondok , nampaklah lapangan rumput manis yang gemuk ,
dengan cekatan diapun melakukan tugasnya , hampir sore dia
sudah menaikkan rumput manis puluhan karung , "sudah Han
Tiong , sekarang makanlah , "baik paman , a-feng sudah
menyuruh pembantu perempuan setengah baya menyiapkan
makanan untuk Han-Tiong , Han-Tiong duduk menghadapi
hidangan , "apakah paman tidak ikut makan " , "tidak.. aku
nanti malam saja makannya , "baiklah paman , kalau begitu aku
makan dulu , "ya..ya , makanlah , a-feng mengangguk , Handiapun mulai menyantap makananya dengan pelan dan
menikmati makannya . Satu tahun berlalu Han tiong bekerja di pengawalan barang huitiaw-piawkiok , umurnya sekarang sudah tujuh tahun , malam
itu dia baring menikmati taburan bintang dan senyuman bulan ,
menikmati kemegahan angkasa raya itu , "tiong ji , panggil
seorang pekerja bagian pengurusan kuda yang paling tua
diantara mereka berlima , "iya empek wan , sahutnya sambil
bangkit dari pembaringannya menghadap empek wan , "
setelah sampai kekota kaifeng kamu akan tinggal disana "
35 empek-wan menatap Han-tiong bertanya dengan nada lirih ,
hatinya gundah besok akan berpisah dengan anak luar biasa ini
, siang itu ketua tiaw-hui piawkok cu-hek-bin memerintahkan
pengawalnya untuk mengawal barang kekota kaifeng dan Han
Tiong di izinkan ikut melanjutkan perjalananya ke kaifeng ,
hampir semua anggota hui-tiaw piawkiok kenal dan suka
kapada Han Tiong , bahkan Cu-hek bin sendiri , itu karena
kecekatan dan kerajinan Han tiong yang jadi buah bibir
dikalangan anak buahnya , namun mereka juga tidak bisa
menahan keinginan Han Tiong yang akan menuju kaifeng , oleh
karena itulah empek wan merasa kehilangan , "setelah sampai
disana empek , saya akan berlayar ke pulau kura-kura , "pulau
kura-kura , pulau itu tidak ada penghuninya , untuk apa kamu
kesana " , "tujuan saya memang kesana empek , apakah
empek tahu pulau kura-kura itu " , "tahu persis sih tidak tiong ji ,
empek hanya mendengar pulau itu kosong dan juga sangat
jauh dari pantai kaifeng , belum lagi ombaknya tergolong besar
, muka empek wan khawatir , "bagaimana kalau kamu terseret
ombak dan tidak ada tempat mendarat , apa kamu tidak takut
tiong ji " tambahnya , Han tiong mendekati empek wan , "empek
wan yang baik" dengan senyum dia memegang tangan kurus
dan kulit tangan yg sudah tinggal pembalut tulang itu , " jika kita
berserah kepada Tuhan , aku akan dibantu sampai kesana
empek , "ah tak bisa kubayangkan tiong-ji saat engkau ditengah
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lautan luas itu " guman empek wan lirih menatap Han-Tiong
anak polos berumur tujuh tahun itu , " membayangkan hal yang
bukan-bukan akan melemahkan diri empek , tidaklah usah
empek cemas dan khawatir , kalau satu saat ada jodoh kita
dipertemukan , akau akan traktir empek makan panggang
kalkun muda di kedai paman a-miong " Han-tiong berkelakar
36 menghibur empek wan , "ah , kamu ini tiong ji membuat empek
takjub , kalau sekiranya aku melihat hidup dari sisi engkau
melihat , alangkah indah dan nikmatnya hidup ini , sambil
senyum jernih Han tiong berkata , "kalau dapat empek , kenapa
sekiranya " , bukankah lebih baik jika empek dapat melihat
hidup persis sebelah sisi saya " , "obrolan-obrolan kita yang
selama ini yang demikian dalam membuat saya gundah gulana
jika esok engkau akan berangkat tiong ji, " empek ku yang
budiman , jika obrolan kita selama ini demikian tertancap dalam
kenangan empek , apalah arti badan saya di pulau kura-kura
sementara empek ada disini , bukankah kenangan itu telah
menyatukan kita empek , " hmh.. kamu benar tiong ji , tapi
sungguh engkau demikian polos , berbinar dan cemerlang tiong
ji " dengan pelukan hangat empek wan memeluk Han Tiong
dan berbuncahlah tangisnya , Han tiong berurai air matanya ,
setelah agak lama empek wan memeluk Han Tiong dan
menatap wajah yang membuat dia terkagum , "eh kamu
menangis tiong ji " , "iya empek , "kenapa " saya kira engkau
tidak akan pernah menangis , "hahaha", Han tiong tertawa ,
"tentu saya dapat menagis empek , demikian merasuk
kecintaan empek kepada saya , besar syukur saya kepada
Tuhan , bahwa aku dipertemukan dengan empek , empek wan
manggut-manggut , baiklah tiong ji , empek ada keponakan di
kaifeng dia seorang nelayan , berikan suratku ini kepadanya ,
namaya wan-kiat , pamanmu a-sin tahu tempatnya , "baiklah
empek aku akan sampaikan suratmu " sahut Han tiong ,
kemudian merekapun membaringkan tubuh tak lama
merekapun tertidur . 37 Keesokan harinya ekpedisi tiaw teng berangkat , perjalanan
ekpedisi hanya memakan waktu lima belas hari , ketika
melewati jalan bebatuan dibalik bukit kota kaifeng mereka
dicegat sepasukan rampok "Hek-Houw" (Harimau hitam)
"tinggalkan semua bawaan , kalau tidak kami akan membantai
kalian , teriak pimpinan Hek-how , " kami Hek-how penguasa
wilayah ini , Yap-sin-hong pimpinan piawsu Hui-tiaw maju
kedepan sementara para piawsu yang lain sudah siap siaga ,
pedang dan tombak sudah terpegang erat ditangan , Han-tiong
yang juga berada diantara pengawal berdiri tenang , tiada
terlihat gentar , "kami dari hui-tiaw piawkok tidak pernah
mengenal rampok dengan panggilan hek-houw , apakah kalian
perampok-perampok baru hingga tidak kenal piawkiok kami " ,
"persetan dengan hui-tiaw , kalau kalian tidak menurut , ayok..!
kawan-kawan seraaaang " teriak pimpinan hek-houw , dengan
sigap para pengawal menyambut serangan , "kamu masuk
kedalam kereta tiong-ji " kata a-sin , dengan gesit Han Tiong
menaiki kereta , suara beradunya senjata demikian gencarnya ,
suara pekik kesakitan terdengar susul menyusul , hampir
setengah hari pertempuran itu , matahari sudah cendrung
kebarat , senja temaram sudak berarak dilangit , tenda kereta
banyak yang koyak sana sini , Han Tiong juga sibuk melompat
kesana kemari menghindari tusukan yang menembus tenda ,
akhirnya pasukan rampok mundur melarikan diri , para piawsu
banyak yang terluka dan yang tewas ada tiga orang , yap-sin
hong juga terluka pundaknya , tapi dipihak rampok hek houw
mendapat pelajaran pahit , ada lima belas orang yang
tergelatak mati , kemudian merekapun menggali lubang besar
dan delapan belas mayat itu ditumpuk dalam satu lobang
kemudian galian besar itupun diuruk , "Kita istirahat didepan
38 hutan sana " kata Yap sin hong menunjuk kedapan , malam itu
api unggunpun di nyalakan semua anggota yang terluka diobati
, Han Tiong dengan gesit membaluti luka-luka piawsu tersebut ,
"sudah tiong ji , kamu istirahatlah " kata yap-sin hong sambil
berdiri , kemudian dia pun mengatur anggota jaga , keesokan
harinya perjalannapun dilanjutkan , dan tiga hari kemudian
sampailah kekota kaifeng , barang-barangpun diturunkan
"Han Tiong , "iya paman a-sin , kata wan-twako kamu ada
dititipi surat untuk keponakannya , "benar paman , "baiklah
kalau begitu besok pagi-pagi kita akan kesana , "terus apa yang
engkau lakukan di kota besar ini tiong ji " , "mungkin saya akan
beberapa hari berdiam disini paman , dan setelah itu saya akan
minta pendapat paman wan kiat , jawabnya tersenyum ,
"baiklah , sekarang kita kerumah makan , itu yap twako sudah
menuju kesana , "mari paman , kemudian merekapun makan
beramai-ramai , diiringi canda dan kelakar , " ee.. , Han-Tiong ,
kamu hati-hati disini yah , jangan jadi maling cilik , kata seorang
pemuda gagah dengan tubuh kekar murid utama Cu hek bin
yang dikenalnya dengan panggilan tan twako , "semoga tidak
twako , kalau terjadi aku jadi maling cilik disini , aku menanti
tamparan twako dipantatku ini " sahut han-tiong , meledaklah
tawa mereka , Yap sin hong tersenyum , "tiong-ji kalau boleh
paman tahu kemanakah sebenarnya tujuanmu , kamu ini
banyak mencengangkan kami orang-orang tua ini ,
"sebenarnya paman saya akan ke pulau kura-kura , "ekzz , ada
apa disana tiong ji " a-sin yang latah menyela sehingga
sebagian mereka tertawa melihat kebiasaan a-sin ini , "saya
ada keperluan disana paman , "tiong ji , pulau kura-kura itu jauh
, dan juga kosong " yap sin hong menatap Han-Tiong penuh
39 selidik dan heran , "aku juga tidak tahu paman , hal apa yang
akan saya jumpai disana , namun dari awal kesanalah tujuan
saya , "saya suka padamu tiong ji , apakah kamu suka belajar
silat " , " saya suka paman , "nggg" kalau begitu bagimana
kalau saya angkat engkau sebagai murid , besar terimaksih
saya paman akan budi kecintaan paman kepada saya , namun
perjalanan saya ini , demikian menghalangi keinginan dan
besar hati saya untuk menjadi murid paman , " hmhh "
alangkah beruntungnya kedua orangtuamu melahirkan kamu
Han-tiong , dan alangkah nikmatnya peluang orang yang akan
menjadi gurumu , yap- sin hong menatap wajah han tiong
terpana , " hmhh .. sudahlah , setelah ini kita istirahat , dan
besok siang kita akan kembali ke paoting ", yap sin hong
sembari bangkit dan merekapun bubar , Han Tiong sekamar
dengan a-sin .setelah tubuh direbahkan beberapa saat
kemudian keduanyapun tidur lelap
Keesokan harinya a-sin mengajak Han Tiong ke tempat wan
kiat , sesampai di rumah wan kiat , temu ramahpun terjadi , "ah
saudara a-sin , bagimana kabar pamanku di paoting " , "wan
twako baik dan sehat a kiat , lalu apakah kamu kesini untuk
melihat keadaanku sekeluarga , atau ada hal lain saudara a-sin
dan siapakah anak ini " , "sambil melihat keadanmu , saya juga
dipesankan wan twako mengantarkan anak ini ketempatmu ini ,
"heh siapakah dia " , " saya Han tiong paman she kwee , saya
juga kesini hanya mengantar surat dari empek wan , sahut Han
tiong sambil menyerahkan surat kepada wan kiat , wan kiat
menerima surat itu dan langsung membuka , sementara
minuman sudah disajika istri wan kiat , "silahkan diminum sin
twako , dan tiong-ji juga " kata istri wan kiat , kemudian diapun
duduk disamping suaminya , setelah membaca surat itu , wan
40 kiat menatap Han Tiong , kemudian dia berkata , " tiong-ji ,
kamu demikian disayang pamanku di paoting , cuman yang
mengherankan saya , ada apa di pulau kura-kura " , disana
hanya pulau kosong , hutannya lebat dan gelap , saya dan
beberapa teman saya pernah singgah disana tiga tahun yang
lalu tapi melihat hutan yang lebat dan gelap , kami hanya
berada di bibir pantai saja , "terimakasih atas gambaran paman
akan pulau itu , tapi niat ini akan saya wujudkan paman , " Han
Tiong ini keras keinginannya kiat-sicu" a-sin dan wan-kiat saling
berpandangan . "hmh baiklah tiong-ji saya memiliki tiga kapal layar , maka satu
akan kuberikan padamu dan tidak usah kamu ganti , "tidak
demikian paman , saya harus ganti , karena itulah saya bekerja
satu tahun bersama empek wan " sela Han-Tiong , "kalau aku
tidak mau dibayar bagaimana " aku merasa betapa surat
paman ini demikian menyayangmu , "paman yang baik ,
benarlah empek wan sangat sayang kepada saya , namun
paman , kapal layar itu bukanlah didapatkan dengan mudah
tentu dengan perjuangan yang tidak sedikit oleh paman dan
keluarga , dan demikian juga saya paman , janganlah hasil jerih
saya selama ini sia-sia , dan pastinya apa yang saya dapatkan
selama bekerja di hui-taw-piawkiok tidak sebanding dengan
harga kapal layar paman , namun paman berikanlah kepuasan
padaku untuk memamfaatkan jerih saya paman , seidaknya
paman dan keluarga tidak mengalami kerugian besar dan saya
puas dengan apa yg sudah saya usahakan , "heheeh, gimana
a-kiat , lumrah tidak anak ini " " a-sin memandang wan-kiat
sambil tertwa kecil , " benarlah paman menggambarkan
kepribadianmu tiong ji , "baiklah tiong-ji , menurut paman harga
41 kapal itu seharga kemampuan kamu selama ini , "jadi kapan
rencanamu menggunakan kapal layar itu " , " hari ini juga saya
akan berangkat paman , "baiklah kalau begitu , sin-sicu ,
apakah kamu ikut ketepi pentai melepas anak luar biasa ini "
"tentu kiat-sicu aku ikut , kami berangkatpun nanti siang , Han
tiong membuka buntalannya , dan ada sekantong uang
didalamnya , "inilah kemampuan saya paman semoga
bermamfaat dan terimakasih atas kerelaan paman " ya", wan
kiat menerima uang tersebut , dan menyerahkan pada istrinya ,
"marilah kita kepantai , wan-kiat mengajak keduanya
melangkah keluar rumah , satu jam berikutnya Han Tiong
sudah naik kapal , "Han Tiong sudah memepelajari cara
membuka dan menutup layar , mengukur kembang layer ,
"teruslah mengarah kebarat , tiga hari kalau angin berhembus
tenang kamu akan sampai ke pulau kura-kura , teriak wan kiat ,
"terimakasih paman , paman a-sin , sampai jumpa kembali ,
"hikzz.. iya , hati-hatilah tiong ji , Han Tiong mengangguk , kapal
itu melaju cepat , a-sin kembali buru-buru ke rumah makan ,
dan yap-sin hong sudah menunggu , kenapa lama sin-sute ,
ayok cepat kita makan dan lalu berangkat , " aku melepas tiong
ji berlayar , "heh , ah.. hmh ,.. wah " terdengar helaan terkejut
dari para piawsu mendengar perkataan a-sin , "Han-tiong
sudah berlayar ", " sudah yap-twako , "hmh.. luar biasa ,
apakah yang akan kita dengar suatu saat nanti tentang anak itu
, gumamnya lirih dan semua diam dengan pikiran masingmasing
Han tiong dengan senyum menghias bibirnya memandang laut
lepas , rambutnya yang panjang dibiarkan terurai dipermainkan
angin yang berhembus , pada hari ketiga angin berhembus
42 kencang , ombak bergulung cepat , dia diombang ambing
lautan ganas , awan hitam merebak angkasa , halilintar
merobek langit , petir mengguntur , ombak setinggi rumah
menggulung kapal layar tersebut sehingga terbalik dan tiang
layarnya patah , Han tiong meraih potongan tiang yang patah ,
dengan memeluk erat dia berjuang bertarung nyawa , hatinya
berserah kepada Tuhan dan diapun pingsan dengan tetap
memeluk patahan tiang , entah berapa lama Han tiong pingsan
, dia tersadar saat beberapa ekor kura-kura mengerubuti
kakinya , ternyata dia sudah sampai dipantai , dia melihat kurakura mendekati wajahnya , dengan mengumpulkan tenaga dia
bangkit , " teimakasih ya Tuhan akhirnya aku sampai juga dipulau kongcouw ku ini ,desahnya dalam hati ,kemudian terasa perutnya
lapar sekali , lalu diapun berdiri dan masuk kepulau dengan
hutan yang lebat didepan mata , kelihatan gelap , Han-Tiong
merogoh kantongnya , dia ambil mainan kura-kura yang selama
ini dikantonginya , Han-Tiong memutar tempurung kura-kura itu
dan mengambil surat didalamnya , lembaran kertas itu dia
letakkan didepannya dari arah pantai ada anak panah
mengarah kedalam pulau sampai bertemu bukit batu , HanTiong berdiri dan melangkah masuk kedalam hutan memulai
penelusurannya , sambil melempar buah-buah hutan yang
ternyata banyak didalam hutan itu , seperti jambu kelutuk dan
jambu monyet , setengah hari terus berjalan dalam huta
akhirnya Han-Tiong menjumpai bukit batu , kemudian Han
Tiong membuka kembali kertas surat kong-couwnya , dari batu
ada panah kearah kanan , sampai bertemu sungai dan dari
sungai terus di ikuti sampai mengarah kepada tebing air terrjun
43 dan dari air terjun terus mengarah kekiri sampai ada bagunan
rumah , kesitulah tujuannya , dengan sigap dan gesit Han Tiong
mengikuti petunjuk peta , hari sudah sore maka dia dapatilah
air terjun dan alangkan indahnya air terjun itu , dibawahnya air
bening membentuk lengkungan besar seperti kuali besar , HanTiong menuruni tebing air terjun dengan berpegangan pada
batu-batu menonjol dan akar kayu yang tersebul , Han Tiong
berhasil menuruni tebing itu , kemudian dengan hati gembira
dia buka bajunya dan dengan telanjang bulat Han-Tiong terjun
kedalam kubangan air yang jernih itu , setelah puas mandi dan
membersihkan diri, Han-Tiong mencuci dan membilas bajunya
dari garam laut , setelah memeras kuat-kuat baju itu dipakai
kembali dan lalu melangkah berjalan kearah kiri , hanya satu
pendakian Han-Tiong sudah berada didepan bangunan besar
yang halamannya penuh dengan semak belukar , Han tiong
melihat banyak kura-kura yang merayap disekitar halaman
bangunan dan bahkan sampai kedalam bangunan , dengan
hat-hati dia berjalan mendekati tangga bangunan , Han-Tiong
berdiri didepan bangunan yang nampak angker tu , "kong-couw
kwee lun , cucu datang atas petunjuk kong-couw " teriaknya
nyaring meneguhkan hatinya , Han-Tiong hanya mendengar
gema suaranya kemudian hilang oleh kesunyian , Han Tiong
bersimpuh dibawah anak tangga itu , malampun merayap ,
keadaan gelap , Han Tiong diam sampai lama , setelah terbiasa
dengan kegelapan itu dia melihat sekitarnya terdengar kresekkresek jalannya kaura-kura , kemudian Han-Tiong melihat ke
arah bangunan dan kemudian kearah tangga didepannya ,
Han-Tiong terkejut melihat guratan berwarna warni di empat
anak tangga itu ,lalu Han-Tiong berdiri dan warna itu hilang
tidak kelihatan oleh matanya,"eih.. , pikirnya , kemudian Han-
44 Tiong duduk kembali dan warna itu kembali terlihat , lalu Hantiong dekatkan wajahnya ke arah warna kuning dianak tangga
pertama itu dan mengelus coretan warna itu dan "klik"
terdengar bunyi dan anak tangga itu bergerak keatas dia
masukkan tangannya kedalam dan diapun mendapatkan
sebuah peti kecil , kemudian Han-Tiong menaikkan tangannya
ke anak tangga ke dua dan menggosok warna hijau dan
terdengar bunyi "klik" anak tangga itu bergerak keatas , dan dia
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dapatkan satu buah peti lagi , kemudian di terus merayap ke
anak tangga ketiga dan menggosok warna biru dan "klik" sama
halnya Han-Tiong mengangkat satu peti lagi , dan terus anak
tangga keempat dengan warna putih dan anak tangga itu juga
bersi peti , sekarang ada empat peti dihadapannya , lalu HanTiong mengangkat mengumpulkan ke empat peti itu dan naik
ke selaras bangunan mendekati pintu bangunan , tangannya
mendorong pintu dengan hati-hati "kriit" suara engsel berkarat
dan lama tidak bergerak menguak gema dalam bangunan , Han
Tiong melangkah masuk kedalam bangunan yang gelap itu ,
tangannya meraba kesana dan kesini dan tangannya meraba
obor di dinding lalu tangannya meraba kebawah mendapatkan
dua buah batu api , lalu Han-Tiong adu kedua batu itu sepercik
api menyala , lalu di adu lagi dekat kepala obor , percikan api
itu menyambar sumbu obor dan seketika teranglah ruangan itu
, Han-Tiong takjub bukan main ruangan itu besar sekali dengan
empat buah kamar ,dengan obor ditangan Han-Tiong
memasuki kamar yang pertama didalamnya ada lemari besar
berisi banyak buku disamping ranjang yang besar dan juga
lemari pakaian yang isinya pakaian yang sudah usang yang
sekali dipegang hancur namun setidaknya masih ada yang bisa
dipake terlebih lipatan paling bawah , di kamar kedua dan
45 ketiga hanya berisi lemari pakaian dan ranjang sementara
dikamar keempat hanya kosong melompong ,setelah puas
melihat sana sini Han-Tiong merebahkan diri dan tak lama
diapun tertidur . Keesokan harinya dia bangun , cahaya fajar menembus
kedalam rumah , Han tiong bangun dan menyimpan peti
dibawah tumpukan kain , lalu dia berlari kearah air terjun dan
mandi setelah membersihkan diri dia memetik jambu kelutuk
dan jambu monyet yang banyak tumbuh disekitar tempat itu ,
Han-Tiong makan sampai kenyang , setelah itu dia kembali ke
rumah kong-couwnya , kemudian Han-Tiong mengambil peti
yang disimpannya dibawah tumpukan kain dan membukanya
pada peti pertama berisi tiga buah kitab dan sehelai kertas
bertuliskan "kwee cin anakku " tiga buah kitab ini adalah berupa
kitab semedi untuk melatih sin-kang dan yang kedua adalah
kitab latihan gin-kang dan kitab yang ketiga adalah kitab ilmu
pedang yang bernama pat-sian-kiam-hoat (jurus pedang
delapan dewa) . Mulailah anakku dari latihan sin-kang ,
kemudian gin-kang lalu pelajarilah pat-sian-kiam-hoat
Kemudian Han-Tiong membuka peti kedua didalamya ada satu
kitab dengan judul Lo-hai san-hoat (jurus Kipas pengacau
lautan) , pada kitab selanjutnya Han-Tiong mendapatkan
sebuah kitab dengan judul Bian-Sin-Kun (tangan sakti kapas)
dan pada kitab terakhir Han Tiong mendapatkan kitab dan
sehelai kertas bertuliskan , "anakku kwee cin..! kitab ini adalah
hadiah sahabatku bu-kek-siansu dari pulau es kitab namaya
Bu-Tek - Cin-Keng (Intisari dasar ilmu silat) tammatkan buku ini
anakku Semoga Tuhan menuntunmu anakku !
46 Sejak saat itu mulailah Han-Tiong mempelajari enam kitab
tersebut dengan tekun tanpa kenal lelah , kita tinggalkan Han
Tiong dengan pelajarannya , mari kita tengok keadaan ibunya
Tan siok Nio yang dibawa lari Thian-te sam kwi
"bunuh saja aku manusia jahat" , apa salah kami , kenapa
kamu bunuh suamiku , :heh , perempuan bodoh , tenagamu
masih dibutuhkan dan kehangatan tubuh tentu sangat
menyenangkan , Tan sik Nio semakin pucat , dia akan jadi
permainan ketiga iblis ini , pengen rasanya dia membunuh diri
tapi apalah dayanya ditangan tiga iblis yang menggemparkan
ini setelah dua minggu , sampailah mereka di pegunungan kwieng-san (bukit bayangan iblis) mereka disambut seorang
berwajah hitam bercacar , "selamat datang pangcu bertiga ,
"heh, hek-mo (setan hitam) kumpulkan semua anggota , nanti
malam kita akan adakan pertemuan ,kita akan adakan pesta,
perintah siang kiam kwi , "baik pangcu , kemudian mereka
masuk kedalam bangunan , Tan siok nio dibawa kekamar , dan
totokannya dilepaskan , "bunuh saja saya " bunuh.. bunuh
saja saya iblis , tan siok nio meronta , saat terlepas dari tangan
tok-sim-kwi tan siok nio hendak membenturkan kepalanya
ketembok , namun sebelum niat itu kesampaian tubuhnya
terbanting keatas ranjang , "perempuan tolol , jangan cobacoba nekat , jika kamu nekat , kamu akan mengalami siksaan
hebat , kamu tidak boleh mati untuk merasakan siksaan atas
kenakatan kamu , lalu tan-siok nio diikat tangan dan kakinya ,
sekarang teriaklah dan merontalah sepuas kamu , bentak toksim-kwi dan meninggalkan tan siok nio sendiri , tan siok nio
melihat sekelilingnya , hatinya makin sedih , ingat suami dan
47 anaknya , bun-ko " oh bun-ko , ah tiong ji anakku ,
bagaimanakah keadanmu anakku , keluhnya sedih , kembali
tangisnya pun pecah . Malam itu semua anak buah thian-te sam-kwi berkumpul ,
jumlah mereka hanya dua puluh orang , dimeja depan
menghadap kearah tumpukan kursi yang sudah tertata rapi
duduk thian-te sam kwi , kemudian disebelah kanan duduk dua
orang yakni Hek-Mo dan disebelahnya , Pek-Mo (setan putih )
dengan wajahnya yang seperti mayat hidup , kemudian
disebelah kiri duduk seorang botak yang matanya buta sebelah
, jing-mo (setan hijau) , dan disebelahnya ang-mo (setan
merah) yang bertubuh kecil dan rambut bagian atas botak
klimis dan dikumpulan kursi yang mengarah kemeja thian-tesam- kwi adalah kumpulan pimpinan penjahat dan penjahat
tunggal , toat-beng-kwi berdiri , dengan tubuh pendek itu
menatap anak buah di depannya
"kalian ketahuilah bahwa utusan delapan partai besar yang
bertemu di jeng hoa san sudah kami habisi ,hahaha.hahha ,
para anak buah thian-te sam kwi bersorak dan bertepuk tangan
, jadi kalian semua sebar mata-mata , kita mau lihat bagaimana
reaksi dari ciangbujin-ciangbujin yang sok gagah itu , dan kalian
semua dimana bertemu anggota-anggota partai tersebut baik
yang menamakan dirinya para pendekar maupun piawkiok
mestilah kalian tumpas , nah sekarang tunjukkan kekuatan kita
pada dunia persilatan bahwa golongan kita merajai kangouw ,
hahhaha"hahaha ,"hidup thian-te sam kwi " hidup thian-te
sam kwi , sorak anak buahnya , kita harus merayakan ini
dengan berpesta pangcu , "benar .. kita malam ini akan
berpesta jiu-kwi (tangan iblis), apakah kamu sudah siapkan
hiburan kita " , tentu pangcu pokoknya tanggung beres , "jika
48 demikian mulailah , tak lama menunggu , sekumpulan gadisgadis penghibur dari rumah bordir bi-ang-lan (bunga teratai
merah) mulai menari ,suasana ruangan itu amat hiruk pikuk ,
diselingi teriakan dan cekikaan para wanita penghibur , sampai
jauh malam mereka berpesta .
Keesokan harinya tok-sim-kwi membuka ikatan tan-siok nio ,
kamu harus menurut perntah kami , kalau tidak kamu akan
kami siksa , tan-siok nio menatap tajam , semalam dia sudah
mulai berpikir jernih , dan menyimpulkan bahwa kehadirannya
disini dibutuhkan tiga iblis ini entah untuk apa , "saya mau tahu
kenapa saya dibawa kesini , sebelum tok sim kwi menjawab
dua rekannya masuk . "bagaimana tok-sim apakah wanita itu
sudah jinak " , sela siang kiam kwi , "belum sepenuhnya siang
kiam , "he perempuan tolol , tunggu sebentar , tok-sim-kwi
bangkit dan keluar kamar dan tidak lama dia membawa
seorang bayi satu tahun dan diletakkan diranjang , "kamu harus
mengurus anak bayi itu , "tidak mau , aku mau mati saja, tatap
tan-siok-nio tajam , "kau tidak boleh mati , kamu akan kusiksa ,
hening sejenak , kemudian tan-siok nio berkata , "baik aku akan
mengurus bayi itu tapi aku tidak sudi dipermainkan kalian , "ah
tidak bisa begitu , sela siang kiam kwi , "kalau tidak..! nah ini
aku siksalah aku sampai mati , tantang Tan-siok nio ,
"hahah.hahaha..haha , aku sudah bilang tok-sim , perempaun
ini bikin susah saja , sudah.. bunuh saja kan beres , cela toat
beng kwi , "aku butuh bayi itu dipelihara sampai umur dewasa
untuk kepentingan ilmuku "siang-tok" (racun wangi) , "bagimana
pendapatmu siang-kiam , kamukan dapat mengambil banyak
perempuan untuk hiburanmu , sambil mengusap jenggotnya
yang berwarna dua menyahut , "kenapa harus dia ini yang
49 mengurus tok-sim "! suruh aja perempuan dari bordir jiu-kwi ,
"ah.. perempuan jalang mana bisa telaten mengurus anak ,
anak ini harus sehat jika saatnya tiba , "hmh" baiklah, sahut
siang-kiam kemudian berlalu dari kamar itu , "nah kamu dengar
, kamu akan nyaman disini , dan urus bayi itu , sela tok-sim-kwi
sambil keluar kamar , tan-siok nio mendekati bayi itu , bayi
perempuan yang mungil , dia merasa sedih teringat anaknya
han-tiong , dan iba pada anak bayi yang akan dijadikan tumbal
ini, , dalam kesedihannya timbul harapan bahwa setidaknya dia
dan bayi ini akan selamat sampai anak ini dewasa , lalu tansiok nio menggendong bayi itu , sambil menatap bayi mungil itu
dan melihat keadaan mereka berdua yang berada ditengah
manusia keji berhati iblis mereka seperti bunga teratai , hmh
namamu Bi-Lan anakku, yah kamu she kwee , kwee Bi-lan
dipeluk cium bayi yang dinamainya
Suatu hari tok sim kwi menemuinya , dan dia melihat tan siok
nio sedang memberi makan pada bi-lan , "siok nio.. , berikan
bubuk ini setiap kamu memberi dia makan , "apa ini .." " kamu
tidak perlu tahu , pokoknya berikan saja , jangan lupa kamu
akan selalu diawasi saat memberi makan , "he.. tung-kwi
(tongkat iblis) , teriak tok-sim-kwi , kemudian datang seorang
berbadan kuat dan hitam sekali , wajahnya hitam dengan
kepala botak ,"iya pangcu , " kamu awasi perempuan ini saat
dia memberi makan anak ini , bubuk ini harus dicampur dengan
makananya , "baik pangcu , tok sim kwi meninggalkan tan-siok
nio , hari demi hari dilalui dan tidak terasa lima tahun sudah ,
Bi-lan tumbuh dengan sehat dan akibat bubuk yang
dimakannya , tubuhnya mengeluarkan aroma yang sangat
50 harum , tan siok nio demikian cinta pada B-Lan yang sudah
dianggap anak sendiri . Sementara itu di dunia kangowu selama empat tahun itu
semakin goncang , para ciangbujin delapan partai besar makin
terpuruk , banyaknya para murid-murid mereka yang tewas ,
penindasan merajalela , para piawkiok dari unsur silat dari
kedelapan partai banyak yang gulung tikar , pasukan
pemerintah yang dikerahkan oleh kaisar sung yang lemah dan
tahunya hanya berpelesiran tidak mau tahu , pejabat
pemerintah hanya tahu mengumpulkan harta untuk sendiri
demikian juga para thai-kam, karakter pejabat seperti menteri
kam-liong putra kim-siaw-eng nyaris tidak ada , yang ada hanya
misannya suma kiat dengan ilmunya yang tinggi tapi sayang
sifatnya sama dengan pembesar pada umumnya
Kerajaan lemah rakyat tertindas oleh kekejian manusiamanusia ibllis tidak dipedulikan , para golongan pendekar
bertekuk lutut terbabat habis , para ciangbujin partai tidak dapat
menekan kesatuan golongan hitam dibawah panji thian-te samkwi , ringkasnya tiong-kok kiamat dilanda kejahatan ,hal itu
berlangsung sudah hampir sepuluh tahun , suatu hari di bankok-hwa (lembah selaksa bunga) para pimpinan partai siang
hari itu sudah berkumpul semua li-hosiang dari siauwlim-pai ,
liu-sang hewsio dari gobi-pai , kun-lun tojin dari kunlun-pai ,
law-bin tosu dari hoasan-pai , oey-bhong dari thaisan-pai , liemsiau-si dari kotong-pai , Gak siansu dari butong-pai , lu-kwan ti
dari hengsan-pai , ceng-sin hosiang tokoh pertama dari Tibet ,
pertemuan itu atas undangan gobi-pai .
51 "para ciangbujin yang terhormat pertemuan kita kali ini adalah
usaha terbaik dari golongan kita yang terpojok diatas tekanan
golongan hitam dibawah thian-te-sam-kwi yang durjana ,
banyak sudah para anak murid kita yang meregang nyawa atas
kebrutalan dan kesimaharajalalanya tian-te-sam-kwi yang
dibantu hampir semua golongan mereka ,sejenak liu-sang
hewsio berhenti , "rekan-rekan ciangbujin yang terhormat
beberapa dari utusan kita yang mengadakan pertemuan untuk
menyelesaikan ini tidak ada kabar mereka, dimulai pada
sepuluh tahun yang lalu , kita hanya tahu mereka semua tinggal
nama , berikutnya pertemuan disinyang empat tahun yang lalu
juga kita hanya menerima kabar memprihatinkan , lalu dua
tahun yang lalu pertemuan di muara huangho lebih tidak
terperikan kebuasan thian-te sam kwi , jadi untuk itu hari ini kita
semua pimpinan partai berkumpul disini puncak dari seluruh
usaha penanggulangan kita akan situasi yang mengerikan ini ,
lalu bagaimana dan apa yang harus kita lakukan , demikian liu
sang hesio membuka pertemuan itu
amithout , kondisi ini tidak kita nafikan , benarlah pandangan
dan pendapat saudara liu sang hesio , kalau saya punya
pendapat kita semua mengundang thian-te-sam-kwi untuk
berdamai , sudah banyak darah tertumpah , sudah banyak
nyawa melayang , semua terdiam dan hening , "tapi menurut
pinto , maaf losuhu dari siauwlim-pai ,saya tidak sependapat
untuk berdamai dengan thian-te-sam-kwi , berdamai dengan
kejahatan , kita akan dianggap pengecut dan bahkan akan
dapat penghinaan lebih , penjahat tidak pernah paham arti
damai , kejujuran penjahat tidak bisa dipegang , jadi mari kita
lawan thian-te sam kwi , dan ini usaha terkahir kita untuk zaman
kita ini ,sela oey-bhong dari thaisanpai , semua semakin
52 menunduk , "memang benar pendapat dari oey-sicu , tapi
sebelum kita bertindak bagaimana dengan pemerintah sebagai
penanggung jawab utama dari situasi ini , bukankah kita lebih
baik mengajak mereka berunding " " sela lu-kwan ti dari
hengsanpai , "saat ini pemerintah tidak bisa diharapkan lu-sicu ,
urusan istana saja kaisar kita yang lemah itu tidak mampu urus
apalagi urusan diluar istananya , ujar liem-siau si dari kotongpai
, "lalu bagimana para sicu-ciangbujin , liu-sang hesio kembali
bertanya , "saya setuju dengan pendapat oey-sicu dari thaisanpai , menurut saya tiada pilihan lain bagi kita menantang keras
lawan keras terhadap thian-te sam kwi , sahut gak siansu dari
butong-pai , "betul saya sependapat , hanya itu pilihan kita ,
tambah law-bin tosu , "kalau begitu kapan hal ini kita lakukan
dan saya menyiapkan selembar nyawa untuk perjuangan ini "
sela kunlun-tojin , sesaat mereka terdiam dan mengarah
pandangan ke satu arah , kemudian meledaklah suara tertawa ,
"hahahaha..hahahaha.hahahaha..hahahaa , semua ciangbujin
wajahnya pucat segera membentengi diri dari serangan suara
tawa dengan kekuatan sin-kang , suara ketawa itu menggerkan
sukma , lalu tak berapa lama muncul tiga iblis yang
menggemparkan bui-lim thian-te-sam-kwi
"hehehe..hehehe " para ciangbujin yang merasa gagah sudah
kumpul " tok-sim kwi mencela , "huh"! , phuah.. mereka bisa
apa dengan kita tok sim " siang kiam kwi mendengus dan
meludah , peserta rapat itu sudah siap siaga
"heh " para ho-han yang bau tanah , siapa diantara kalian
yang akan pertama menghadap giamlo , "sayalah yang
pertama , sambut kunlun tojin diapun berdiri , "oooo , boleh ..
hiaat.. , tanpa bersambat toat-beng-kwi sudah menerjang
kunlun tojin , kunlun tojin tidakpun sedikit gugup menerima
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
53 serangan curang ini , dengan soat pek jiu (pukulan tangan
salju) kunlun tojin memapaki pukulan toat beng kwi , "blamm"
terdengar hentakan kuat , kaki kunlun tojin merangsak bumi
hingga betis sementara toat beng kwi terlempar dan bersalto
tiga kali diudara , tubuh katenya itu demikian gesit dan diapun
berdiri dengan muka pucat namun senyum jumawanya masih
tersungging di bibirnya , kemudian dia menyerang lagi , kunlun
tojin melejit dari tempatnya menyambut serangan itu dua
tangan beradu "blam.." meledak lagi suara beradunnya tenaga
sin-kang dari kedua jago ini , kunlun tojin bergeser lima tindak
sementara toat beng kwi tiga tindak , kunlun tojin maklum
tenaga singkang toat-beng-kwi berada diatasnya , para
ciangbujin juga memaklumi hal itu , jurus demi jurus dikeluarkan
, sudah hampir seratus jurus ilmu tangan kosong mereka adu ,
dada kunlun tojin sudah terasa sesak , namun kegesitannya
tidak kendur mengimbangi gingkang luar biasa dari toat-beng
kui , menginjak jurus ke dua ratus jurus swe-goat-kwi-eng dari
toat-beng kwi mendapatkan sasaran , cengkraman hinggap
dibahu kunlun tojin , remasan itu demikian kuat , namun toatbeng-kwi harus puas meremas daging tak dapat meremukkan
tulang bahu kunlun tojin , segumpal daging bahu tercabut dari
bahu itu , darah mengucur , perih memang , namun kunlun tojin
adalah tokoh kawakan , tak pernah urung sampai titik darah
terakhir , kegesitannya memang berkurang , namun toat-beng
kwi harus bersabar dulu sebelum menumbangkan jago tua dari
kun-lun ini , limapuluh jurus berikutnya kunlun tojin terjengkang
pada adu pukulan sin-kang , dengan luar biasa toat-beng kwi
mendadak memburu dada kunlun tojin yang posisi sulit dan
terbuka itu , hatinya sudah pasrah menerima kematian pada
gebrakan terakhir ini sekonyong-konyong terdengar suara
54 nyanyian "diri sendiri melakukan kejahatan
cengkraman toat beng kwi mendapatkan sasaran lalu dia remas
namun yang diremas itu melebihi karet lemasnya , "heh"!" ,
dengusnya dia lihat dada yang diremasnya adalah dada bukan
dada kunlun tojin , namun dada orang tua yg wajahnya
demikian menyejukkan , dan nayanyian itupun berlanjut ,
diri sendiri menimbulkan kesengsaraan
suci atau tidak tergantung kepribadiannya
orang lain mana mampu membersihkannya
serta merta toat-beng kwi melompat menjauhi , ciangbujin
kedelapan partai tanpa dikomando berseru , "bukek siansu "
sambil menjura mereka takjim melipat tangan , ternyata kakek
itu adalah bukek siansu , hehe"hehe , masihkah engkau mau
menggunakan tanganmu itu toat beng kwi , suara lembut ,
tatapan yang demikian menyejukkan , ibarat luapan api
kemarahan padam tak berbekas , "hah.. sudahlah kita tidak
perlu ada disini , seru toat beng kwi kemudian diapun lenyap
demikian juga dua rekannya
"selamat datang siansu , kata li hosiang , selamat bertemu juga
ciangbujin siauwlimpai dan ciangbujin yang terhormat , jawab
bukek siansu , "siansu terimakasih atas pertolongan loncinpawe
terhadap tecu , sela kunlun tojin , "heheh.. tidak ada budi yang
terikat tojin , "sungguh mereka itu kuat tidak terkalahkan siansu
, bagaimanakah pendapat siansu akan hal ini " , tanya oey
bhong , "totiang dari thaisan-pai tiadalah yang terbaik dari hal
yang sudah disepakati , "tapi loncinpawe dapatkah
menyumbangkan tenaga walau sedikit untuk urusan ini , sela
55 law bin tosu , "maaf kalau tecu lancang siansu , tambahnya ,
"ikatan dunia tiadalah habisnya menyibukkan diri pada yang
mengikatnya totiang , sudahlah kembalilah lagi , tugas masih
banyak menanti sahutnya dan bukek siansu lenyap , dan
nyanyian nya pun terdengar jernih
"thian tidak pernah alpa dan lalu
kebajikan tetaplah diatas apapun jua itu
sisihan taisu telah tiba siapalah tahu
lebih kokoh dari taisu , lebih bijak dari siansu
ciang bujin dari kedelapan partai dan dalai lama Tibet
termenung mendengar nyanyian itu , "hmh.. apakah sicu
ciangbujin mengerti makna pesan siansu itu " " tanya oey
bhong , "maknanya hanya satu akan ada seorang tokoh yang
akan dapat menyelesaikan masalah yang gawat ini , jawab
ceng-sin hosiang , "aku juga sependapat dengan losuhu,sela
kunlun tojin , "siapakah yang lebih bijak dari dirinya itu " dan
siapakah taisu yang dimaksud , gumam lu-kwan ti , merekapun
tertunduk , dengan pikiran masing , "bila dirunut kemasa lalu
taisu itu adalah kemungkinan guru kim-siaw-eng , sela ceng sin
hosiang , "aha.. , aku ingat lama , bukankah julukannya adalah
kim-mo-taisu lama " , sahut li hosiang , "berarti orang itu adalah
keturunan dari kim-mo-taisu , sela lu kwan ti , "tapi menurut
sepengetahuan kim-mo-taisu tidak ada keturunan , disimak dari
kata sisihan itu artinya turunan darah , sahut oey bhong ,
merekapun terdiam lagi , ah.. sudahlah , untuk apa kita
memikirkan siapa adanya orang tersebut , yang jelas makna
pesan siansu akan ada orangnya , sela liu sang hewsio ,
merekapun mengangguk membenarkan , "ah bagiamana
56 lukamu tojin " tanya li hosiang , "tidaklah parah losuhu , tapi
setidaknya saya harus istirahat tiga bulan , jawab kunlun tojin ,
"baiklah mari kita sudahi pertemuan ini dan sama melihat
perkembangan selanjutnya terlebih tentang pesan siansu tadi ,
liu sang hewsio menutup pertemuan itu , merekapun bubar
Pagi itu di depan bangunan terpencil di pulau kura-kura
seorang pemuda gagah sedang bersilat dengat hebatnya ,
gerakannya cepat menandakan gin-kang yang luar biasa , ya
dia adalah kwee-Han-Tiong , sudah sepuluh tahun dia sendirian
di atas pulau itu , tubuhnya kekar dengan warna kulit putih
kemerahan , wajahnya yang tampan ditopang dagu yang
berlekuk sempurna , pandang mata yang tajam dibawah alis
bak sepasang lengkungan golok , hidungnya mancung sedang
sempurna , dadanya bidang dengan tonjolan lekuk yang bagus
menandakan kekuatan yang memberikan rasa nyaman ,
setengah hari dia bergerak dengan lingkaran ilmunya yang silih
berganti , setelah itu diapun duduk di selaras bangunan yang
nampak bersih tertata indah hiasan bunga hutan , hari ini dia
berencana akan meninggalkan pulau , maka dia dengan
langkah tenang menuju kubangan air terjun untuk mandi ,
setelah itu diapun berkemas , dia hanya memakai celana yang
dijahit sana sini , "kong-couw , saya akan tinggalkan pulau , tapi
aku akan kembali lagi jika memang tuhan masih menghendaki ,
gumanya lirih kearah bagunan itu , kemudian Han Tiong
melangkah menuju pantai , dipantai sebuah rakit sudah siap
menanti , tubuhnya yang tidak berbaju tangannya mendayung
kelihatan gerak otot kekarnya , dan sekali dayung rakit
meluncur laksana pelor sungguh menakjubkan , dalam waktu
satu jam pulau kura-kura sudah hilang dari pandangan , rakit
57 terus melucur kearah timur , dan pagi harinya daratan besar
sudah kelihatan hingga saat malam tiba Han Tiong sudah
mendarat memasuki daratan besar , dia masih ingat sepuluh
tahun yang lalu rumah wan-kiat dari pantai , satu jam berikutnya
Han-Tiong sudah sampai dirumah wan-kiat , lampu rumah yang
menyala terang menandakan penghuninya belum tidur , "pama
wan..paman wan , sambil mengetuk pintu , tidak lama pintu
dibuka , "siapa " , tanya yang empunya rumah melihat tamunya
seorang pemuda gagah tanpa baju , "paman .. saya Han Tiong
, "Han Tiong siapa " "anak yang sepuluh tahun lalu paman
lepas ditepi pantai , "aih , kamukah itu Han Tiong , aduh
gagahnya , ayok masuk" giok moi ambilkan baju saya dikamar
, serunya , " aduh paman , saya merepotkan paman lagi , "ah
tidak Han Tiong , istri wan kiat membawa sehelai baju , "hayo
gantilah bajumu dulu , eh celanannya lagi moi , istrinya kembali
dan datang dengan sehelai celana , setelah memakai baju ,
merekapun duduk diruang tengah , Wan kiat kelihatan tua
walaupun umurnya baru empat puluh dua , diruangan itu ada
dua anak laki dan perempuan , "apakah anak paman " , iya
Tiong ji , ah , sungguh kamu masih ingat kami tiong ji , "tentulah
paman , budi kebaikan paman dan keluarga telah demikian
melimpah saya terima , ah gimana kabarnya empek wan , "
pamanku itu telah meninggal tiga tahun yang lalu ,kata wan kiat
lirih " ohh , " tapi tewasnya amat mengenaskan terbakar di
kandang kuda , " wajah Han Tiong terkesiap , apa yang terjadi
paman " " sepuluh tahun ini kondisi wilayah sung ini
memprihatinkan , para penjahat dan perampok merajalela ,
hampir dimerata tempat , Hui Tiaw juga sudah tinggal nama
saja , sudah gulung tikar , "wah kalau demikian gawat benar
paman , "ya , pemerintah tidak peduli , para jung-cu (kepala
58 desa) , sampai ketingkat atasnya meringkuk tidak berdaya
menabur uang untuk para penjahat demi keselamatan
nyawanya , dan untuk itu imbasnya rakyat kecil ini semakin
diperas oleh pemerintah , Han Tiong terkesima heran akan
penuturan wan kiat , "tentu ada sebab dari semua ini paman " ,
"betul tiong ji , rimba persilatan gelap kekosongan pendekar ,
pendekar banyak yang mati , pemerintah tidak peduli , penjahat
dan bajak merajalela , ah mungkin kiamat sudah dekat tiong ji ,
"tenanglah paman , ceritalah sebab awalnya , supaya jelas bagi
saya , "begini tiong ji , rimba persilatan dikuasai tiga orang
siluman yang menamakan dirinya thian-te-sam-kwi dan
kepandaian mereka katanya melebihi dewa , para orang sakti
tak ada yang dapat menandingi mereka , oleh karena para
penjahat berkiblat kepada mereka bertiga kejahatanpun sudah
hal yang biasa selama sepuluh tahun ini , "sst..sst , tiba-tiba
Han Tiong mencelat kedepan pintu dan membukanya , "kalian
siapa " tiga orang itu kaku dan dibawa kehalaman wan kiat
yang terang , betapa ke tiga pengintai itu terkejut , mereka
masih berindap-indap dibelakang rumah wan kiat belumpun
sampai ke areal rumah wan kiat mereka sudah kepergok ,
"hayo katakan apa maksud kalian mengintai rumah ini , "aduh
ampun taihap ". , Wan kiat keluar dengan masih terkesima ,
baru sebentar dia sudah mendengar Han Tiong mebentak ,
hingga diapun keluar , ada apa tiong ji , "tiga orang ini paman
sedang mingintai rumah paman , heh kalian ! , bukankah tadi
siang uang keamanan kapal sudah diberikan " , "ayok cepat
jawab , kalau tidak kupatahkan kepalamu , ancam Han Tiong ,
makin pias ketiga pengintai itu , "ka..kami hanya disuruh ,
"disuruh apa dan oleh siapa , heh ! ayok kalau kamu tidak
katakan yang sebenarnya , aku tidak segan-segan mencabut
59 kepala kalian dari leher ini , bentak Han Tiong sambil
mengusap leher seorang dari mereka , makin merinding bulu
roma mereka , "kami disuruh jung-Tio untuk "untuk".untuk ,
"untuk apa .. he"! ,"aduuh ampunn ..ampun taihap , "cepat
katakan , untuk apa , mau saya patahkan lehermu yah ..! ,
bentak Han Tiong sambil mengeraskan picitannya pada
tengkuk orang itu , "disuruh membinasakan wan kiat dan anakanaknya dan menculik istrinya , "hmh.. begitu ya , sekarang
cepat kita ke tempat tio-jung , "tapi taihap ". , tidak ada tapi
tapi , "paman .. , paman disini saja , biar saya dan tiga
cecunguk ini ke rumah jung-cu itu , ujar Han Tiong sambil
menyeret ketiga orang itu , "tapi tiong ji , hati-hatilah kamu , tiojung banyak pengawalnya dan galak-galak , seru wan kiat
cemas , "iya paman , saya akan hati-hati , jawab Han Tiong ,
kemudian ke tiga orang itu membawa Han Tiong ke rumah tiojung , sesampai dirumah tio-jung para pengawal yang sedang
kumpul-kumpul diberanda rumah Tio-jung terkejut dan pasang
aksi menyerang , "kalau kalian sayang badan , baik kalian tidak
bergerak , ancam Han Tiong , "bangsat pengacau , teriak
seorang yang bertubuh besar dan kekar ,Han Tiong yang
melihat serangan itu menolak tubuh seorang pengintai yang
dipaksanya buk.. , hekh" aduuh "aduhh , jeritnya setelah
terjangan kakinya mengenai tubuh yang terjungkal itu , ternyata
mata kakinya disentil Han Tiong hingga diapun abruk sambil
menjerit , "sudah saya katakan kalian jangan macam-macam ,
cepat kalian panggil jung-cu kalian , baru selesai Han Tiong
berkata , "ada apa ini , kenapa kalian ribut-ribut , tio-jung yang
berperawakan tinggi kurus dengan kumis melengkung sampai
ke dagu muncul dari dalam , belum selesai penasarannya akan
keributan anak buahnya , Han Tiong sudah meraba tengkuknya
60 dan membuatnya kaku , "apakah kamu jung-cu disini " ,
bisiknya ketelinga tio-jung , jung-cu itu merinding , "hekzz ,
si..siapa kamu , "kamu tidak perlu tahu siapa saya , yang jelas
saya akan mematahkan semua tulang-tulang ditubuh
kerempeng ini , "aih .. jangan..jangan.. .., desahnya cemas ,
"kalau begitu kamu akan menuruti apa kata saya " , tanyanya
Han Tiong sambil menekan picitannya pada tengkuk jung-cu itu
, "aduh sakit , ya..ya . aku akan menuruti apa kata taihap , "apa
kamu takut mati " , "takut taihap , jawabnya makin lirih bergetar
, "kalau begitu , tanyakan pada semua anak buahmu itu ,
apakah mereka takut mati , ujar Han Tiong , "aih "kenapa
mesti ditanya " , desisnya lirih , "cepaat ..tanyakan ! , bentak
Han Tiong , "hekzz iya..iya akan saya tanyakan , katanya takut
terbata-bata , badannya sudah berkeringat dingin , "heh , kalian
semua , apakah kalian takut mati " " anak buahnya yang
mendengar pertanyaan itu heran dan hening tidak ada yang
menjawab , "kalau mereka tidak ada jawaban , maka kamu
akan mati , bisik Han Tiong , mendengar bisikan itu , heh ..
kalian semua jawab , ayok cepat jawab , teriaknya takut dan
geram pada anak buahnya , "saya tidak takut mati demi
ti..hekz" , entah bagimana orang itu tinggi besar itu
memegang tenggorokannya dengan mata mendelik besar , dia
membungkuk saking sakitnya , ternyata Han Tiong merotar
manik-manik sebasar kacang kedele dari baju jung-cu itu dan
menghantam tenggorokannya , dia adalah pimpinan pengawal
yang berbadan kuat dan berbulu lebat , melihat keadaan
pimpinan mereka itu makin ciut nyali mereka , aku takut mati
..aku takut matii.. aku takut mati , sahut mereka susul menyusul
, sesaat hening , jung-cu itupun lalu berkata , "yang takut mati ,
duduk , baru selesai perkataan itu , sepuluh anak buah itu
61 duduk hingga termasuk pimpinan itu , heh ..kamu sim-kui tetap
berdiri , kamu katakan akan rela mati untuk saya , kenapa kamu
duduk " , "aww..aww..aww" pimpinan yang bernama sim-kui itu
ingin berbicara , tapi tenggorokan yang sakit itu membuat
ronnga berdenyar dan lidahnya kelu ,dan dia tidak mau berdiri ,
yang lain makin takut , jung-cu melihat Han Tiong cemas ,
"kamu juga duduk didepan mereka , tiba-tiba Han Tiong
menolak tubuh jung-cu itu , setelah jung-cu itu duduk , "dengar
kalian semua jika masih sewenang-wenang pada orang lemah
aku binasakan kalian , " sekarang kalian yang sembilan orang
Pendekar Harpa Emas Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bergiliran memukul jung-cu kalian ini setiap orang satu kali
pukulan kuat , :aduh.. taihap , tolonglah jangan suruh mereka
memukulku , merangkak kedepan kaki Han Tiong , "kamu pilih
mana , saya patahkan semua tulangmu atau menerima satu
pukulan dari masing-masing anak buahmu , ancam Han Tiong ,
jung-cu itu makin bingung dan takut , "dan kalian semua jika
pukulan kalian tidak kuat , maka akan seperti pimpinan kalian
itu , Han Tiong menunjuk sim-kui yang masih menganga , tak
pelak lagi jung-cu itu menerima sembilan pukulan keras dari
anak buahnya , ada yang meninju muka , perut , dada , Tiojung babak belur dengan muka matang biru dan napas sesak ,
dia masih sadar untuk merasakan tiap denyutan dan nyeri dari
bekas pukulan itu , nah sekarang jung-cu ambil uangmu dan
bagikan kepada sembilan anak buahmu ini masing-masing lima
puluh tail , ayok cepat ! , tio-jung dengan tubuh lemas masuk
kedalam rumah dan membawa sembilan kantong lima puluh
tahil , "dan kalian cepat antarkan kepada kerumah-rumah
penduduk yang kalian pungut , masing-masing lima tail
perumah , tidak menunggu perintah kedua sembilan orang itu
lari berserabutan , selama mereka pergi , Han Tiong mengajak
62 duduk jung-cu dan sim kui kedalam , tiga istri tio-jung dan dua
orang anaknya yang masih remaja ikut duduk semua
berhadapan dengan Han Tiong , "tio-jung , ceritakan dasar
perbuatan kamu ini , apakah dari egomu sendiri atau karena
ada tekanan yang kamu terima , ujar Han Tiong ramah , jung-cu
makin keder merasakan perubahan suara ini , "sebenarnya
taihap , "jangan panggil taihap , nama saya Kwee Han Tiong ,
sela Han Tiong , "oh..eh , ya , "sebenarnya Han Tiong ini
perintah atasan saya , "siapa dia " , "sim kung-cu , jawabnya
jerih , "berapa jung-cu dibawah kung-cu itu siok-tio " ,
mendengar panggilan paman dari orang yang membuat dia
kebat kebit ini , makin terkejut , "ada tujuh jung-cu Han Tiong ,
"jika begitu kita bertiga saya , paman tio dan sim twako malam
ini kita kunjungi mereka , ayok , ujar Han Tiong sambil bangkit ,
dengan penurut jung-tio dan sim kui berdiri , "oh ya siok-bo
bertiga , jika semua yang membagikan uang kerumah-rumah
tadi datang suruh mereka menunggu , "baik"baik " , sahut
mereka sambil membungkuk-bungkuk , tio-jung dipanggul Han
Tiong dan mereka lari cepat , Han Tiong hanya mengimbangi
kecepatan lari dari sim kui , tak berapa lama sampailah mereka
didepan tempat Cu-jung mereka disambut oleh tujuh anak buah
jung-cu tersebut , "heh siapa kalian .. , bentak seorang yang
bertubuh pendek , "saya mau bertemu cu-jung , jawab tio-jung ,
orang itu melihat tio-jung yang mukanya matang biru pasang
aksi , "aku tak mengenal kalian , disini bukan rumah tukang
obat , pergi ka..hekz" apa yang dialami sim kui , terulang
kepada orang pendek itu , sim kui yang melihat meringis ,
membayangkan sakitnya , enam orang itu mendekati tubuh
sipendek yang membungkuk menahan sakit , "cepatlah kalian
panggil cu-jung , katakan aku tio jung , seorang langsung
63 kedalam dan tak berapa lama keluarlah cu-jung , "mengganggu
saja , teriaknya , namun baru selesai tengkuknya sudah diraba
oleh Han-tiong , kembali lagi peristiwa di tempat tio-jung , muka
cu-jung juga matang biru dipukuli anggotanya , sementara
anggota itu membagikan uang pemberian cu-jung , Han tiong
mengajak orang berempat kerumah jung-cu yang lain , kejadian
yang sama terjadi juga dirumah In-jung yang punya anak buah
lima belas , setelah empat belas orang sedang membagikan
uang pemberian In-jung , muka In-jung yang matang biru sekali
dengan nafas terengah ikut ketempat jung-cu yang lain , karena
yang berkunjung tiga orang jung-cu dengan muka matang biru
dan masing-masing pimpinan mengawal dengan mulut
menganga , jung-cu yang keempat tidak mengalami apa yang
dialami oleh ketiga jung-cu itu , hanya uang yang harus
dibagikan oleh jung-cu itu seratus tail dengan pembagian lima
tail perumah , akhirnya sampai larut malam mereka berkumpul
semua dirumah Li-jung , yakni tujuh jung-cu dan tiga anak buah
yang mulutnya menganga Paman jung-cu semua , besok pagi "pagi kita kerumah sim
kung-cu , kita kumpul di rumah pama tio , jangan ada yang
mangkir , kalu ada maka akan saya binasakan , mengerti
semua " , mengerti .. jawab mereka serempak , "baiklah ,
kepada semua pengawal paman jung-cu semua , berikan
masing-masing sepuluh tail dan bubarkan mereka , bisa kalian
lakukan " , baik Han tiong , jawab mereka , "sekarang kita
bubar , katanya dan Han Tiongpun sudah lenyap , "aduh
siluman darimana itu tio-jung ",tanya Li-jung , "nggak tahu saya
, jawabnya sambil menahan sakit , dan merekapun kembali
ketempat masing-masing 64 Han Tiong kembali kerumah wan kiat hampir pagi , "wan kiat
antara tidur dan tidak memikirkan kejadian sejak Han tiong
datang sampai datangnya orang dari tio tihu memberikan lima
tail , "paman .. ! , "kamukah itu Han Tiong " seru dari dalam ,
"iya paman , sahut han Tiong , setelah Han Tiong masuk
kedalam , "apa yang telah kau lakukan Tiong ji " , "membuat
jera para jung-cu itu , "heh emang jung-cunya berapa " , tujuh
jung-cu paman , dan besok kami akan kerumah sim kung-cu ,
"aduh " sim-kung-cu atasan mereka . kekuasaan dan
kekuatannya sangat besar .. , "benar paman , maka kita lihat
saja perkembangannya , sahut Han Tiong , kemudian
merekapun istirahat . Pagi itu tujuh kung-cu dan Han Tiong menuju rumah sim kungcu , rumahnya besar , temboknya tinggi , anak buahnya banyak
, dua orang penjaga pintu mencegat mereka ,"berhenti dilarang
masuk , teriaknya keren "tolong sampaikan pada sim kung-cu
kami jung-cu bawahannya datang menghadap , ujar In-jung ,
melihat tujuh orang itu yang tiga wajahnya matang biru dan
bengkak , seorang penjaga langsung masuk , dan tidak berapa
lama dia kembali dan dipersilahkan masuk , sim kung-cu heran
dan marah melihat ketujuh bawahannya ini , namun melihat
Han Tiong yang tidak dikenalnya dia jadi curiga , "kenapa pagipagi kalian datang menggangu " " bentaknya lantang , "bukan
mereka , tapi saya , sim kung-cu mendelik , anak buahnya
pasang aksi siap siaga , "siapa kamu anak muda " tanyanya
kesal , " siapa saya tidak penting , saya mau tahu kenapa
beban pajak demikian tinggi dan penindasan diwilayahmu ini
tidak anda pedulikan , rakyat kecil jadi sasaran sengsara ,
"rumahmu ini mentereng , anak buahmu banyak , ujar Han
65 Tiong , "apa urusan mu anak muda " tantang sim kung-cu , "
hal ini suatu kezaliman , maka saya harus ingatkan anda ,
"pengawal , tangkap pengacau , teriaknya , sepuluh orang anak
buah sim kung-cu yang berilmu tinggi serempak menyerang
dengan berbagai senjata , sim kungcu yang hendak menjauh ,
terkejut , tubuhnya melayang kerah empat senjata anak
buahnya yang terdiri dua pedang , satu tombak dan satu
tongkat , tak ayal lagi tubuh kungcu itu "hekz" aduh .. aouww ,
crak .. cep " buk , lima tubuh terbanting kelantai , empat
anggota yang terbanting meringis memegangi yang sakit
sedang sim kungcu tergelatak bermandi darah , namun dia
tidak tewas , ujung lengannya terbacok putus , pahanya
tertusuk tombak , dahinya kena pukulan tongkat , dia menjerit
keras melolong kesakitan , empat anak buah yang memakan
korban majikannya undur terkejut mengkirit cemas melihat sim
kungcu yang melolong berputar-putar kesakitan , Han tiong
kemudian menotok lengan itu hingga kucuran darah itu berhenti
, semua orang tercenung menyaksikan sim kungcu yang masih
melolong kesakitan , tapi tida bergulingan lagi , bahkan dia
meracau , aduh mati aku " cari obat ,,, aduh mati aku cepat
cari obat , cepaaat".. , teriaknya , bagai tersengat anggotanya
pada sibuk mengobati luka itu , setelah itu seorang dari
anggota yang bersenjatakan pedang , menerjang , "bangsat ,
siluman sialan , aku akan mengadu nyawa dengan mu "prak
pedangnya membacok kursi dimana Han Tiong duduk , tapi
sejenak setelah itu terdengar bunyi "buuk"owww , bruuuak "
tubuhnya terbanting dan langsung pingsan karena saking
sakitnya satu bahunya remuk , "ada lagi yang macam-macam "
tantang Han Tiong , ruangan itu sudah penuh pasukan sim
kungcu , tapi mereka semua tercengang , "sim kungcu ,apakah
66 kamu sudah bisa mendengar aku " tanyanya Han Tiong pada
sim kungcu yang duduk lemas dengan pandangan berkunangkunang , dia menatap lemas Han Tiong , "apa maumu anak
muda , katanya dengan ringisan sakit , "mengubah keadaan
rakyat yang anda zalimi yang seharusnya anda mengayomi
mereka , "bukan aku dalangnya , tapi penjahat "jauw houw " (si
cakar harimau) dan atek-anteknya , keluhnya , "dimana dia .." ,
"saya tidak tahu , dia berilmu tinggi , aku tidak berdaya , "di
kaifeng ini ada berapa kungcu " , "kenapa kamu tanyakan itu
anak muda " , saya mau tahu apakah mereka juga ditekan
jauw houw , " ada tiga , tapi satu dari kami dibawah kekuasan
"hek-kui-bo" (kuntilanak hitam) , "kalau begitu cepat kau undang
mereka hari ini juga , siang ini kalian bertiga harus sudah
kumpul , cepaat , aku tidak sabaran , bentak Han Tiong , orang
diruangan itu terkejut semua , termasuk sim kungcu yang
mengelus dadanya karena jantungnya bergoyang terkejut ,
"ayok kalian berlima pergi ketempat bhong kungcu , dan kalian
berlima pergi ketempat Si kung-cu , tanpa menunda , mereka
Memanah Burung Rajawali 17 Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono Pendekar Cacad 17