Pencarian

Terbang Harum Pedang Hujan 1

Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long Bagian 1


" 1 Piao Xiang Jian Yu Karya : Gu Long Saduran : Liang YL JILID KE SATU BAB 1 Golok bergigi Di sebuah gubuk. Suara ayam jantan yang berkokok baru terdengar...
Di pagi hari di musim dingin, seorang pemuda berperawakan tinggi besar, tampan serta gagah
membuka pintu penginapan satu-satunya yang ada di desa terpencil itu. Dia mengeluarkan seekor
kuda ternama berwarna merah kecoklatan, yang dianggapnya sebagai barang yang lebih penting
dibandingkan nyawanya. Dia menghirup udara, dan hawa dingin dengan cepat masuk ke dalam
paru-parunya yang hangat.
Sudut mulutnya tampak terangkat hingga membentuk senyum, senyum angkuh dan penuh
ejekan. Setelah dia naik ke atas kuda, segera kuda itu melaju dan meninggalkan jejak kakinya
yang berurutan. Di pelana kuda tergantung dua benda berat, benda itu terbungkus dengan rapi.
Tapi pada saat kuda mulai berlari, kedua benda itu beradu sehingga menimbulkan suara, ternyata
kedua benda itu terbuat dari besi, karena kuda berlari maka kedua benda itu pun bersenggolan
dan mengeluarkan bunyi. Dia tidak berusaha menarik perhatian siapa pun, karena sekarang dia tidak berniat di pagi hari
yang begitu dingin, menyapa orang-orang, kalau ada yang mengetahui siapa dia sebenarnya,
mungkin keadaan akan berbeda.
Selama beberapa tahun ini dia adalah orang terkenal di dunia persilatan. Dia adalah Tie-ji-wenhou
(Golok bergigi), Lu Nan-ren. Dalam waktu singkat dia telah menjadi sangat terkenal, semua
itu bukan tanpa alasan. Pertama, karena dia mempunyai seekor kuda yang jarang ada di dunia ini,
selain kudanya dia juga mempunyai keahlian yang tinggi. Baik ilmu luar atau ilmu dalam, ditambah
lagi dengan dua senjata anehnya...sepasang golok bergigi, membuatnya dalam waktu singkat dia
2 berhasil mengalahkan orang-orang persilatan yang mengganggunya. Di antara orang-orang yang
mengganggunya tentu saja ada beberapa orang yang merupakan jago kelas satu.
Alasan lain adalah karena ketampanannya, karena ketampanannya pula dia mendapatkan cinta
si cantik dari dunia persilatan, Xiao-hun-fu-ren Xue Ruo-bi. Hingga Tie-ji-wen-hou Lu Nan-ren dan
Xue Ruo-bi menjadi sepasang suami istri yang membuat iri orang-orang persilatan. Perasaan iri ini
pasti bersamaan muncul dengan perasaan cemburu.
Tie-ji-wen-hou, Lu Nan-ren dengan santai dan luwes duduk di atas kuda yang berlari dengan
cepat, tangan kanannya memegang tali kekang kuda. Bulu kudanya mengkilat dengan indah dan
beterbangan tertiup angin.
Jalan yang dilewati kuda dan orang tampak penuh dengan debu beterbangan bercampur salju.
Selain tanpam berilmu silat tinggi Tie-ji-wen-hou, Lu Nan-ren pun mempunyai sepasang mata
yang berkilau. Dia jarang mau pergi kemana-mana sendiri, dia selalu ditemani oleh Lu-bu yang
juga seorang pemuda gagah. Dia selalu tidak mau pergi sendiri karena dia takut dalam
perjalanannya banyak gadis-gadis akan terus mengikutinya. Mungkin saja, karena peristiwa seperti
ini sering dialami olehnya.
Tapi... Mengapa sekarang dia pergi sendiri" Di mana sang nyonya yang bernama Xue Ruo-bi"
Mengapa akhir-akhir ini tertawanya yang biasa menarik, tampak begitu sedih"
Kudanya berlari dengan cepat, tapi dia seperti tidak mempunyai tujuan dan arahnya tidak
menentu. Begitu tiba di kota 'Bao-ding', dia tidak segera masuk ke dalam kota, dia hanya berkeliling di
pintu kota, seperti sengaja menarik perhatian orang-orang. Terkadang dia mengeluarkan dan
memasukkan senjata yang dibawanya.
Benar saja, tidak lama kemudian di kota Bao-ding segera tersebar kabar bahwa Tie-ji-wen-hou,
Lu Nan-ren berada di luar kota Bao-ding. Kabar ini membuat orang-orang persilatan merasa aneh.
Ada apa dengannya" Yang pasti semua itu bukan tanpa alasan, karena wajahnya yang tampan seperti sedang
menunggu seseorang. Apakah hal ini tampak aneh"
"Di depan itu adalah pintu kota, dan letaknya dekat dengan kuil Wen," dalam hati dia terus
berpikir, tapi dia tetap tidak masuk ke dalam kota. Dia hanya berdiri di sisi sungai pelindung kota,
dan terus berjalan tanpa tujuan. Kedua matanya tampak berkilau dan terus menatap ke arah pintu
utama kota Bao-ding yang masih terbuka.
Tiba-tiba dari dalam kota Bao-ding muncul beberapa ekor kuda kekar, dilihat sekilas kuda-kuda
itu terus berlari ke arahnya. Di antara para penunggang kuda itu, tampak seseorang yang
mengenakan baju berwarna emas, sudut mulutnya terangkat sehingga terlihat angkuh. Kalau tidak
diperhatikan dengan benar senyum itu tidak akan terlihat oleh siapa pun.
Setelah berjarak beberapa meter dari Tie-ji-wen-hou, Lu Nan-ren, semua penunggang itu turun
dari kudanya masing-masing. Salah satu laki-laki berbaju hitam menuntun kudanya berjalan
ketempat agak jauh. Sedangkan 3 orang lainnya yang berbaju biru mengikuti orang berbaju emas
itu, dengan langkah besar mereka mendekati Lu Nan-ren. Langkah mereka tampak sangat
mantap. Tampak kalau mereka mempunyai dasar ilmu silat tinggi. Apalagi orang berbaju emas itu
adalah seorang pak tua dengan perawakan pendek...kalau mengatakan dia adalah seorang pak
tua, rasanya itu terlalu awal, tapi dari wajahnya bisa dinilai kalau kulitnya sudah tidak kencang
lagi. Dia seperti lebih tua dari usia sebenarnya, mungkin lebih tua 10 tahun dari umur
sebenarnya...tapi setiap langkahnya seperti langkah seekor gajah besar, membuat orang merasa
aneh dengan kekuatan kakinya
"Siapakah dia?" tanya Lu Nan-ren dalam hati, 'Apakah dia adalah Zhu-sha-zhang, You Da-jun"
Kalau benar dia adalah orang itu, sepertinya cocok dengan keinginanku saat ini."
Melihat orang itu, dia langsung merasa gembira, apa alasannya"
Dia sama sekali tidak bergerak dari atas kudanya. Begitu mereka tiba di hadapannya, mereka
segera berpencar, sedang orang gemuk dan berbaju emas, Zhu-sha-zhang seperti gunung batu
berdiri di hadapannya. "Apakah kau tidak mengira, kalau aku bisa datang dari Jiang-nan?" Lu Nan-ren tertawa
menghina. 3 Wajah You Da-jun tampak terkejut, tapi dia tetap dapat menutupi dengan baik semua
perubahan wajahnya, di balik daging yang sudah kendur itu.
"Aku memang merasa aneh, aku merasa mengapa kau tidak segera lari, melainkan malah
berani muncul di sini."
Lu Nan-ren tertawa panjang:
"Mengapa aku tidak berani muncul di sini" Apakah menurut kalian aku takut kepada kalian?"
wajahnya tampak dingin, kalian menginginkan aku lemah dan tidak bisa kembali ke rumah, aku
pun akan membalas supaya kalian merasa tidak tenang, di Jiang-nan, aku tidak bisa mengalahkan
kalian, tapi di sini, aku tidak akan takut kepada kalian, tikus-tikus!"
You Da-jun mulai marah, kemarahan membuat wajahnya menjadi merah:
"Baiklah, baiklah! Marga You hari ini akan memperlihatkan kehebatan Tian-zheng-jiao yang
terkenal kuat di daerah dua sungai ini," karena takut perkataannya kurang jelas dia menambahkan
lagi, "Sobat, kau bukannya cepat pergi meng-hindari bahaya malah ingin mengadu kekuatan
dengan Tian-zheng-jiao, apakah karena kau sudah bosan hidup" Hei..marga Lu, turunlah! Biar aku
yang memberi pelajaran kepadamu!"
Lu Nan-ren tertawa, bersamaan tawanya dia sudah turun dari kudanya dengan cepat dan
lincah, Kedua senjata yang dipegangnya- tampak begitu berat tapi ketika dipegang olehnya seperti
dua batang kayu. "Sobat, jangan bicara terus, majulah!"
"Aku marga You dalam bertarung tidak pernah membutuhkan senjata." tiba-tiba dia
membentak, tangannya sudah melayang ke depan dada Lu Nan-ren.
Ditengah-tengah telapaknya tampak ada warna merah, Lu Nan-ren berpikir, 'Dia hampir
sempurna menguasai telapak Zhu-sha-zhang', diiringi tawanya yang dingin dia melemparkan
kedua senjata yang dipegangnya ke bawah.
"Bertarung dengan kalian yang hanya tingkat tikus, aku pun tidak membutuhkan senjata." katakatanya
membuat Zhu-sha-zhang marah, dia menyerang arah kepala Lu Nan-ren.
Angin telapak berhembus keras, tenaga telapak tangannya benar-benar kuat, Lu Nan-ren tidak
berani menyambutnya secara langsung, tubuhnya digeser kesamping untuk menghindar, tapi Zhusha-
zhang You Da-jun sudah membentak dan menyerang lagi.
Zhu-sha-zhang telah menguasai wilayah dua aliran sungai, tenaga telapaknya bisa dikatakan
termasuk paling hebat dan kedudukan-nya di Tian-zheng-jiao berada di posisi penting.
Hanya saja walau tenaga telapaknya sangat kuat, tapi tubuhnya tidak bisa bergerak dengan
lincah, tenaganya yang bisa membuat gunung terbelah, tapi sulit menutupi gerakan tubuhnya
yang tidak lincah. Kalau dia benar-benar bertemu dengan pesilat tangguh, dia tentu berada di
pihak yang dirugikan. Tentu saja dia sangat mengerti hal ini, karena itu setiap kali menyerang, dia
akan menggunakan tenaganya hingga 90% dan setiap serangan yang dilancarkan adalah
serangan mematikan. Sekarang dia berniat membunuh pemuda yang masih muda tapi sudah
terkenal yang berjulukTie-ji-wen-hou.
Tenaga dan bayangan telapak membuat Tie-ji-wen-hou seperti tidak mempunyai kekuatan
membalas! Tiga orang berbaju biru yang menyaksikan jalannya pertarungan, tampak berseri-seri, masing
masing mempunyai pikiran, "Tie-ji-wen-hou, Lu Nan-ren telah menanggalkan senjatanya, dan
sekarang dia menjadi orang yang tidak berdaya." tapi di samping merasa gembira mereka juga
merasa menyesal. "Mengapa sejak awal bukan kami saja yang bertarung dengan marga Lu ini, sepertinya kami
pun bisa mengalahkan dirinya, dan kami bisa menjadi terkenal! Apalagi kalau ketua kami tahu,
kami akan naik pangkat beberapa tingkat, tentu juga dia akan iri," dengan iri mereka terus melihat
You Da-jun yang mengenakan baju emas, dan berkata lagi dalam hati, 'kami pun bisa mengenakan
baju berwarna emas seperti dia!'
Dalam hati mereka berpikir seperti itu, begitu pula dengan You Da-jun, terlihat wajahnya
gembira. Jurusnya bertambah ganas, dia ingin sekaligus membuat Lu Nan-ren mati. Kecuali Tianzheng-
jiao berselisih dengan Tie-ji-wen-hou, dia juga ingn membalas dendam, di samping itu dia
ingin membunuh Tie-ji-wen-hou yang terkenal di dunia persilatan, bila dia berhasil membunuh Lu
Nan-ren, maka dia akan bertambah terkenal di dunia persilatan.
4 Sekarang posisinya berada di atas angin, tapi dalam beberapa puluh menit ini dia tetap
tidak bisa memenangkan pertarungan ini. Jurus-jurus Tie-ji-wen-hou tampak semakin melambat.
Semangat Zhu-sha-zhang bertambah, dengan jurus berbahaya, kedua telapaknya dibuka dan
dada tampak sebuah lowongan besar. Dari samping Lu Nan-ren bisa melihat lowongan ini dia
tersenyum yang hampir tidak terlihat, dia maju selangkah, kemudian kedua jarinya diangkat dan
dia menotok rusuk kiri You Da-jun.
"Orang ini telah tertipu," pikiran itu melintas dengan cepat, dia membentak kemudian bagian
dada dan perut ditarik, membuat jari Lu Nan-ren tidak bisa mengenai tempat yang diinginkan,
kemudian tangannya membalas memukul. Tie-ji-wen-hou berteriak, kedua kaki-nya menapak
tanah, kemudian seperti sebuah panah terus meluncur, dengan lincah dia melompat ke atas kuda
yang sedang menunggunya, kemudian kuda itu berlari seperti sebuah panah yang meluncur
dengan kencang. "Ilmu meringankan tubuh pemuda itu benar-benar bebat."
Setelah menyerang satu kali, Zhu-sha-zhang berhasil mengenai sasarannya, dia merasa sangat
senang, tapi dia tidak berpikir jauh. mengapa orang yang bisa ilmu meringankan tubuh pada tahap
sudah tinggi malah kalah darinya"
Ketiga orang berbaju biru itu mengeluarkan suara bentakan mengejar Tie-ji-wen-hou yang
sudah berlari jauh, dengan senang You Da-jun berkata:
"Orang itu sudah terkena pukulanku, dia tidak akan bisa hidup lebih lama lagi." dia tertawa,
"kita pelan-pelan bisa mengejarnya, kita tinggal mengambil mayatnya saja."
Kata-kata Zhu-sha-zhang, You Da-jun tentu bukan asal bicara, orang berbaju biru itu yakin
sekali dengan kata-katanya, sayang mereka tidak tahu, sesuatu telah terjadi di luar dugaan
mereka! Tie-ji-wen-hou berlari dengan kencang, begitu merasa jarak dengan mereka cukup jauh, dia
berhenti di sebuah tempat terpencil lalu turun dari kudanya.
Pertama-tama dia meneliti dulu keadaan di sekelilingnya, setelah memastikan tidak ada siapa
pun selain dirinya, dia baru melihat ke arah sungai pelindung kota. Walaupun sungai itu telah
membeku, tapi terlihat permukaan sungai yang padat menjadi es hanya berupa lapisan tipis. Dia
tertawa dengan puas melihat keadaan itu.
"Semua sangat cocok dengan keinginanku," diam-diam dia berpikir, lalu dia membuka baju
bagian atasnya, muncullah kulit yang ditumbuhi dengan bulu-bulu rambut, udara dingin dengan
cepat berhembus ke tubuhnya. Tapi sepertinya dia tidak peduli, dari dalam sepatunya dia
mengeluarkan sebuah pisau belati, lalu dengan cepat menggoreskan ketangannya, darah pun
mengalir keluar. Dia melakukannya dengan hati-hati supaya darah tidak sampai mengotori bajunya, dia
menekan tangannya yang tergores dengan jarinya. Darah jatuh bercucuran ke bawah. Darah ini
tidak bisa dibedakan apakah darah ini dari luka luar atau darah karena luka dalam yang dimuntahkannya"
Dalam waktu yang singkat dia selesai melakukan semua pekerjaan itu, kemudian di tempat di
mana kudanya ditambatkan yaitu di sisi sungai, dia membuat jejak kaki kudanya menjadi
berantakan. Semua ini membuktikan kalau Tie-ji-wen-hou telah terkena pukulan Tie-sha-zhang yang
dilancarkan oleh You Da-jun dan dilakukan di luar kota Bao-ding.
Karena muntah darah terus menerus akhirnya dia mati, karena dia tidak ingin mayatnya jatuh
ke tangan Tian-zheng-jiao, maka dengan sisa tenaga penghabisan dia menerjunkan dirinya ke
dalam sungai. Dia seperti meninggalkan kekasihnya, dengan sedih dan berat hati dia meninggalkan kuda sakti
yang selama ini selalu membuat orang iri, dan juga telah melewati beberapa perjuangan yang
tidak akan pernah dilupakannya. Dia melihat kuda itu untuk terakhir kalinya, kemudian dia
menghembuskan nafas panjang. Demi mengsukseskan rencananya, dia harus merelakan kudanya,
ini adalah bagian dari rencananya yang terpenting.
Dia memang harus berbuat seperti itu, kalau dia tidak meninggalkan kudanya, orang-orang
akan menduga kalau dia bisa lolos dari pukulan Zhu-sha-zhang, You Da-jun dan mereka akan
curiga kalau Tie-ji-wen-hou tidak mati!
5 Dia menarik nafas dalam-dalam, dia ingin tinggal di tempat ini lebih lama, tapi saat itu
terdengar hembusan angin yang menghantarkan suara ringkikan kuda, dia tahu sekarang ini
adalah saat yang tepat bagi seorang Tie-ji-wen-hou untuk pergi meninggalkan dunia ini.
Walaupun dia mempunyai kesempatan untuk kembali lagi ke dunia ini, tapi sepertinya
harapannya sangat tipis. Kudanya meringkik, dia menyeka sudut mulutnya dengan tangan, entah itu air mata atau pasir
yang masuk karena tertiup angin"
Kemudian dia meloncat, jari kakinya bertumpu ke pinggir sungai, tubuhnya yang panjang
terbang melewati sungai pelindung kota yang lebarnya 15 meter. Kedua tangannya direntangkan,
dia sudah berada di atas dinding kota Bao-ding.
Dia menggunakan ilmu meringankan tubuhnya yang tinggi menghilang di balik dinding
pembatas kota Bao-ding. Empat ekor kuda yang ditunggangi oleh Zhu-sha-zhang, You Da-jun dan kawan-kawan, berlari
mengikuti jejak kaki kuda Tie-ji-wen-hou. Mereka melihat kuda sakti yang berwarna merah
menyala, dan kuda seperti itu hanya ada satu-satunya di dunia persilatan. Kuda itu sedang berdiri
di bawah hembusan angin dingin, di suatu sore yang dingin dan tampak sendiri.
Ditambah dengan rencana yang diusulkan oleh Lu Nan-ren, maka pada hari kedua berita
kematian Tie-ji-wen-hou telah tersebar luas sampai ke pelosok dunia persilatan, membuat para
pendekar memandang Zhu-sha-zhang, You Da-jun dengan pandangan tidak percaya.
Yang menaruh curiga kepada masalah ini hanya ada satu orang, dia adalah istri 'setia' Tie-jiwen-
hou, 'Nyonya Xiao Hun' (membakar roh), Xue Ruo-bi, karena dia sangat mengetahui seluk
beluk kepandaian suaminya.
Tapi dia tidak berani mengungkapkan kecurigaannya ini kepada kekasih baru-nya...Ketua Tianzheng-
jiao Xiao-wu yang menguasai dunia persilatan secara kekerasan.
Ketua Tian-zheng-jiao sangat ingin Lu Nan-ren mati tapi begitu mendengarkan kabar kematiannya,
dia hanya tersenyum saja.
Karena dia menganggap bila ribut dengan seseorang adalah pekerjaan yang membuang waktu
dan sia-sia belaka. Tidak ada orang yang berani ribut dengan langit, karena itulah nama
perkumpulannya, Tian-zheng-jiao.
Karena hal itu pula maka Tie-ji-wen-hou kehilangan keluarga, rumah, dan juga istrmya. Dan dia
sendiri pun menghilang dari dunia persilatan. Menyembunyikan jejak
0-0-0 BAB 2 Menyembunyikan jejak Di balik dinding pembatas kota yang gelap, Lu Nan-ren bersembunyi lama di sana, kemudian
dia membuka baju yang bentuknya pendek, dia mengeluarkan salah satu bungkusan kainnya yang
selalu tersampir di tubuhnya. Di dalam bungkusan kain itu ada satu stel pakaian biasa yang
digunakan jaman itu. Ada sebuah topi kulit yang biasa digunakan oleh orang Tionghoa bagian
utara. Saat dia berada di atas dinding pembatas kota, dia telah berubah seperti orang biasa, tidak ada
bedanya dibandingkan dengan pedagang yang lalu lalang di kota Bao-ding. Hanya saja apa yang
sedang dia pikirkan saat ini berbeda dengan mereka, apa yang telah dia lewati berbeda dengan
mereka. Hatinya seperti dipatuk ular beracun terasa sakit, membuat wajahnya menjadi pucat,
mata yang terlihat dari balik topi terlihat merah karena marah.
Dulu dia tinggal di pinggiran kota Su-zhou, dia mempunyai sebuah keluarga yang hangat, istri
yang cantik dan menyenangkan, dia menceritakan keberuntungannya ini kepada semua orang. Dia
tidak seperti orang terkenal di dunia persilatan, tinggal di tempat terpencil atau tinggal di gunung.
Tapi dia tinggal di kota Su-zhou, dia tinggal ber-sama seorang istri yang terkenal dengan kecantikannya,
menikmati kekayaan dan kehangatan keluarga, merasa tenang dan gembira. Dan banyak
pendekar yang datang mengunjunginya. Mereka pun sering pergi melancong, di musim semi,
mereka pergi berkelana di dunia persilatan, melihat pandangan iri dari orang-orang.
6 Kadang-kadang bila bertemu musuh, mereka tidak merasa takut malah musuh-musuh mereka
itu bertekuk lutut di bawah sepasang Tie Ji nya.
Tapi nasib buruk akhirnya menimpa, dalam kurun waktu 5 tahun, Ketua Tian-zheng-jiao, yang
bernama Xiao-wu, yang sangat ditakuti semua orang dan juga disebut sebagai orang paling


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbakat dalam kurun waktu 100 tahun ini, di suatu kesempatan bertemu dengan Xue Ruo-bi, istri
setia dari Lu Nan-ren, perempuan itu kemudian berubah menjadi seorang istri tidak setia, dia jatuh
ke dalam pelukan Ketua Tian-zheng-jiao!
Ketua Tian-zheng-jiao, Xiao-wu, dengan kepandaian yang tinggi serta kejeniusannya,
mengandalkan kekuatannya di dunia persilatan, berniat menghabisi Tie Jie Wen Hou.
Tapi Lu Nan-ren juga tidak mau menyerah, dia melawan dengan segenap kekuatannya.
Tapi dia kalah kuat, dia seperti orang persilatan lainnya, tidak berdaya melawan kekuatan Tianzheng-
jiao yang hebat. Beberapa kali dia hampir mati di tangan Ketua Baju Emas, Tiang-xiang yang ilmu silatnya
tertinggi di Tian-zheng-jiao.
Meski tidak berdaya, dia tidak ingin mati begitu saja, dengan sekuat tenaga dia berhasil
meloloskan diri dari Jiang-nan, berpura-pura mati untuk menipu Tian-zheng-jiao serta para
pendekar dunia persilatan. Dia bersembunyi di suatu tempat.
Tidak ada seorang pun yang menyangka, dia bersembunyi di sebuah jalan yang paling ramai di
kota Bao-ding, tidak ada yang menyangka kalau dia tinggal di sebuah rumah yang dihuni oleh para
pelajar yang gagal dalam mengikuti ujian negara, juga tidak ada seorang pun yang tahu kalau
pelajar Jiang-nan yang bernama Yi-feng adalah seseorang yang pernah terkenal di dunia
persilatan dengan julukan Tie-ji-wen-hou.
Di rumah itu, suara dengungan orang yang membaca terdengar terus. Pelajar yang gagal
menempuh ujian berusaha terus mencari mimpinya di dalam buku. Kalau ada kesempatan datang,
mereka akan segan-segan melangkahi banyak orang.
Seperti pelajar lainnya, Yi-feng pun membaca buku...berbagai jenis dan macam buku dibaca.
Sejak kecil dia belajar ilmu silat, dia tidak ada waktu belajar surat, sekarang secara perlahan dia
bisa mendapatkan kepuasan dan penghiburan dari buku-buku yang dibacanya. Semua membuat
dia menjadi tenang dan menantikan datangnya kesempatan untuk membalas dendam.
Hari-hari dilalui dengan susah payah, seseorang yang sudah terkenal tiba-tiba terpuruk, banyak
orang yang tidak bisa menerima keadaan seperti ini, tapi Yi-feng bisa melewatinya.
Dua tahun kemudian... Semua orang sudah mulai melupakan nama Tie-ji-wen-hou.
Sedangkan orang yang mulai dilupakan sedang menenteng sekeranjang buku, mengenakan
baju baru, dengan obat warna kuning dia memoles wajah untuk menutupi wajah pucatnya. Dia
menundukkan kepala, kelakuannya seperti seorang pelajar yang gagal ujian. Dia mulai melakukan
perjalanan, hanya saja sekarang dia sudah bukan orang terkenal dari dunia persilatan lagi.
Ada kuda yang melintas dengan cepat, genangan air menciprat tubuhnya. Dia melihat
penungggang kudanya ternyata adalah orang yang dulu pernah minta petunjuk kepadanya dengan
segala cara, memohon dan merayunya.
Terkadang dia duduk di rumah makan sambil mendengarkan para lelaki di sana mengo-brol dan
menceritakan hal-hal yang terjadi di dunia persilatan. Darah yang sudah lama tersumbat di
dadanya seperti bergejolak kembali, tapi dengan cepat dia berusaha menekannya.
Semakin lama dia semakin mengetahui kekuatan Tian-zheng-jiao, ternyata kekuasaannya pun
semakin melebar. Perkumpulan-perkumpulan yang ada di dunia persilatan memang jarang
mempunyai pesilat tangguh, sekalipun ada, mereka segera ditarik masuk menjadi anggota Tianzheng-
jiao. Sebenarnya usia Lu Nan-ren baru 26 tahun, tapi terlihat seperti seorang lelaki yang telah
berusia 62 tahun, karena dia begitu kesepian dan hidupnya tenggelam. Hanya karena teringat
pada dendamnya yang dalam, membuat dia terus bertahan hidup dan menyimpan harapan besar.
Banyak orang bisa bertahan hidup di dunia ini karena mereka disokong oleh kekuatan yang
datang dari harapan dan menunggu datangnya kesempatan.
7 Jika dia mulai merasa bosan terhadap kehidupan kota, dia pergi ke gunung, setelah
memastikan di sana tidak ada seorang pun, dia berlatih ilmu silat yang selama ini tidak pernah dia
lupakan. Dia mendaki gunung yang biasanya tidak sanggup didaki oleh orang-orang.
Yang pasti dia sedang menunggu suatu mujizat.
Mujizat apa yang akan terjadi pada orang yang telah tertindas seperti dirinya"
Hua-shan adalah salah satu gunung yang terkenal di antara 5 gunung besar yang ada di
Tiongkok. Gunung itu tinggi dan pemandangan di sana sangat indah, apalagi di saat musim
semi dan musim gugur, banyak pelancong yang datang ke sana.
Tapi saat musim dingin hawanya sangat dingin, siapa yang tertarik menikmati keindahan
pemandangan salju" Siapa pun tidak akan mau terancam jatuh terguling dari atas gunung" Atau
terpeleset karena mendaki gunung"
Tapi saat ini di puncak Hua-shan, ada seseorang yang bergerak lincah seperti seekor kera,
tampaknya sedang mendaki gunung itu. Setelah diteliti dengan seksama ternyata orang yang
mendaki gunung itu adalah orang yang telah lama menghilang dari dunia persilatan, dia adalah Lu
Nan-ren.. .Yi-feng. Pohon-pohon di gunung itu telah lama mati, dia meloncat di atas bebatuan yang telah tertutup
salju. Dia melihat ke sekeliling, semua terlihat hanya warna putih, hutan yang luas, pohon-pohon
yang berdiri dengan tegak, dan rasa dingin yang terus menyengat.
Di saat seperti ini dia baru menyadari kalau dia sangat kecil di dunia iniNKarena sangat kecil
tekanan dan beban di dadanya> saat itu menjadi terasa kecil, dia merasa bebannya terlepas dan
perasannya menjadi nyaman.
Dia ingin berteriak dan juga bernyanyi, tapi tidak bisa. Kalau ini terjadi beberapa tahun lalu, dia
pasti akan melakukannya tanpa ragu.
Sekarang dia hanya mempunyai keberanian mengambil nafas panjang. Sepertinya kalau
sekarang dia bersiul malah akan mengejutkan orang, tapi apakah di tempat dingin seperti ini ada
orang lain" Dia berdiri terpaku di atas sebuah batu gunung, angin gunung berhembus, dia seperti
mengikuti hembusan angin goyang ke kiri dan ke kanan, dia tenggelam dalam keindahan alam di
sana. ' Tiba-tiba terdengar sebuah suara walau-pun sangat kecil, suara itu berasal dari belakang-nya:
"Bu, apakah dia akan terjatuh?" seorang gadis dengan nyaring berkata, "tapi tadi aku
melihatnya dia bisa ilmu silat!"
Suara itu enak didengar, tapi tetap saja membuat Lu Nan-ren terkejut, dia segera membalikkan
tubuh, tapi di belakangnya hanya ada dinding gunung dan ada sebuah pohon yang tertiup angin
hingga bergoyang-goyang. Di depan dinding gunung adalah tanah kosong, mungkin saat musim
panas pohon-pohon tumbuh dengan lebat di sana. Tapi sekarang Lu Nan-ren bisa melihat sampai
ke ujung dinding gunung, tidak ada seorang pun di sana!
Siapa pun yang berhadapan dengan situasi seperti ini akan terkejut dan gemetar, kaki menjadi
lemas. Apalagi saat ini Lu Nan-ren sedang menghindari musuh, apakah dia harus berpura-pura
mati" Dia merasa keringat dingin mulai bercucuran, tapi matanya masih terus mencari-cari pemilik
suara itu, tiba-tiba matanya berhenti di suatu tempat, karena di dinding gunung itu ternyata ada
sebuah gua, dari dalam gua itu terlihat sepasang mata yang sedang berputar-putar.
Dia maju selangkah, dia memasang kuda-kuda, apa yang akan terjadi, mungkin yang
dihadapinya sekarang ini adalah musuh.
Setelah melewati hari-hari tenang, bertemu keadaan seperti ini, membuatnya merasa tegang.
Dia berjalan selangkah demi selangkah, dia telah bertekad kalau orang itu melakukan sikap
yang mencurigakan, meskipun hanya sedikit saja, dia segera akan membunuh orang itu. Karena
dia tidak ingin siapa pun mengetahui jejak dan identitasnya, kalau tidak, dia yang akan mati.
Jaraknya dengan sepasang mata itu semakin dekat, dia merasa sepasang mata itu pun terus
menatapnya, karena sangat gelap, dia tidak bisa melihat dengan jelas pemilik sepasang mata itu.
Tiba-tiba sepasang mata itu meloncat keluar dari dalam gua, dia mengayunkan tangan-nya,
angin telapak yang kuat segera berhembus, sepasang mata berikut tubuhnya terkena getaran
telapaknya dan pemilik mata itu menghantam batu gunung, dia mengerang dan mati.
8 Dengan menahan rasa terkejut Yi-feng terus melihat, ternyata sepasang mata itu milik seekor
kucing hutan, diam-diam dia mentertawakan kebodohannya.
Siapa pemilik suara orang yang bicara tadi dan dari mana asalnya" Setelah menertawakan
kebodohannya, dia mulai merasa terkejut karena orang yang bersem-bunyi itu mungkin saja
musuhnya. Dalam keadaan seperti ini bisa dipastikan orang itu adalah musuhnya, dan dia pasti
orang yang sulit dihadapi.
Dia memutar tubuhnya, tenaganya telah terkumpul, dia percaya kalau menyerang dengan
sekuat tenaga, tenaga yang dikeluarkan cukup dahsyat.
Angin terus berhembus, pemandangan di sana masih sama, tapi tidak terlihat bayangan
manusia. Dia tidak tahan lagi akhirnya dia bersuara: "Aku adalah Yi-feng, aku datang ke Hua-shan hanya
untuk melancong, kalau boleh tahu siapa yang bicara tadi" Harap bisa keluar dan bicara langsung
kepadaku?" Dari nada suaranya terdengar kalau dia kehilangan rasa tenangnya yang biasa, memang semua
hal yang tidak diketahui akan menimbul-kan takut.
Ucapannya telah selesai, tapi tetap tidak ada yang menjawab, dia masih terus mencari-cari, tapi
dia tidak berani bergerak.
Karena dia takut sewaktu dia meninggalkan tempat itu, orang yang sedang bersembunyi itu
akan melarikan diri, dia pun takut kalau tubuhnya bergeser, dia akan diserang.
Ini semua dia lakukan bukan karena terlalu banyak berpikir, yang perlu kita ketahui, sewaktu
dia dikejar dia akan dibunuh oleh orang-orang Tian-zheng-jiao. Kalau dia tidak bertindak hati-hati
dan teliti, mungkin dia sudah mati 10 kali.
Sekarang di gunung terpencil ini, dia sama sekali tidak berani bertindak ceroboh. Karena bila
dia berbuat ceroboh dia akan mati. Walaupun dia tahu kalau suara itu adalah suara seorang gadis
tapi ketakutannya di dalam hati tidak berkurang sedikit pun.
Dia merasa aneh di tempat seperti ini ada suara seorang anak perempuan, mengapa setelah
kata-kata tadi keluar, tidak terdengar lagi suara lanjutannya" Dan juga orang yang bicara itu tidak
muncul di hadapannya"
"Pasti ini suatu rencana busuk?" dia berpikir untuk lebih berhati-hati.
Satu jam telah berlalu. Dua jam hampir berlalu, gunung itu tetap sepi, sepi seakan-akan semua makhluk hidup di dunia
ini telah mati. Kicauan burung atau pun suara binatang lainnya tidak terdengar.
Dia membuka matanya lebih lebar, karena lama tidak diistirahatkan, matanya mulai terasa
pedih, tapi dia mendengar suara angin dan ranting pepohonan yang patah. Tapi dia tidak melihat
apa pun di sana, juga tidak mendengar suara lainnya lagi. Satu jam telah berlalu lagi.
Dia mulai curiga kepada dirinya sendiri, 'Apakah orang yang bicara tadi sudah pergi" Masa aku
harus menunggunya di sini sampai mati" Kalau tidak, dia tidak akan bersembunyi begitu lama.'
Dia memastikan semenjak mendengar suara orang itu hingga dia membalikkan badan, tidak
ada seorang pun yang kabur dari belakangnya.
"Kecuali kalau orang itu bisa terbang."
"Kalau dia belum pergi, dia pasti sedang bersembunyi di suatu tempat di mana aku tidak
mengetahuinya, tapi orang itu melakukannya dengan tujuan apa?"
Dia mencari suatu jawaban untuk dirinya sendiri, 'Dia pasti takut kalau aku melihatnya.' Karena
masih curiga, dia masih menanti dengan tegang.
Sore telah tiba, dia masih berdiri di sana, tapi hatinya gelisah, karena kalau malam tiba, tempat
di mana dia berdiri sekarang, bukan tempat yang menguntungkan. Tadinya musuh berada dalam
gelap sedangkan dia berada di tempat terang, kalau orang itu berniat melarikan diri atau
menyerangnya, itu akan lebih mudah.
Yang perlu diketahui, dia bukannya tidak merasa khawatir, melainkan setelah beberapa kali
melewati batas antara hidup dan mati, dia baru bisa bertindak dan berpikir seperti itu.
0-0-0 9 BAB 3 Di Hua-shan Tiba-tiba...penantiannya tidak sia-sia, dia mendengar ada suara sangat kecil, tapi dia bisa
memastikan kalau suara itu berasal dari seseorang. Semua ini berdasarkan pengalaman-nya yang
lama berkelana di dunia persilatan, tapi dia percaya pengalaman tidak akan membohongi-nya.
Karena itu diam-diam dia memasukkan kedua tangannya ke dalam baju, dia mencengkram
uang logam, dengan cara 'Man-tian-hua-yu' (Langit penuh hujan bunga), dia siap melepaskan
uang logam itu kalau musuh menyerang.
Tentu saja uang logam tidak akan setajam Jin-qian-biao, tapi bila uang logam jika dilempar dari
tangan seorang pesilat tangguh, tenaganya akan sama dahsyatnya.
Uang logam itu membawa suara tajam, dia menyerang ke tempat di mana dianggapnya ada
orang yang sedang bersembunyi.
Ternyata di sana ada sebuah gua, tapi gua itu sangat kecil dan dalam, sama sekali tidak bisa
melihat keadaan di dalamnya.
Uang logam telah ditembakkan masuk ke dalam gua, seperti sebongkah batu yang tenggelam
ke dasar laut, bayangannya tidak terlihat lagi.
Hal ini membuat Yi-feng bertambah kaget, karena itu dia bisa segera memastikan ada orang di
dalam gua. Tapi dia tidak berani berjalan mendekati gua itu, kalau orang yang bersembunyi itu memang
berniat melukainya, itu akan lebih mudah dibandingkan di tempat terang.
"Sobat, kalau kau laki-laki sejati, keluar-lah!" dia membentak.
Suaranya belum habis, dari dalam gua terdengar suara tajam:
"Keluar ya keluar, memangnya aku takut kepadamu?"
Terlihat bayangan seseorang meloncat keluar, belum sempat Yi-feng melancarkan serangan,
terdengar ada angin yang menyerang kearahnya.
Itu adalah suara senjata rahasia yang tadi dilepaskan oleh Yi-feng, sekarang orang itu
mengembalikannya lagi pada Yi-feng. Cara lemparannya sangat aneh, walaupun saat itu gelap,
tapi dia bisa memastikan arah serangannya tertuju pada nadi penting.
Lebih anehnya lagi, ternyata senjata rahasianya tadi disambut dengan cara aneh oleh orang itu.
Yi-feng terkenal di dunia persilatan, tapi melihat cara orang itu menyambut senjata rahasianya, dia
merasa terkejut. Dia tidak sempat berpikir banyak, tangannya dilambaikan, dia menggetarkan
senjata rahasia itu jatuh ke tempat jauh.
Sosok orang itu telah berada di hadapannya bertepatan dengan senjata rahasia itu jatuh ke
tanah. Angin pukulan tangan terasa kencang, hanya dalam waktu singkat 3 jurus telah menyerang
Yi-feng dari arah yang berbeda.
Ketiga jurus itu datang seperti angin, walaupun hanya 3 jurus, tapi Yi-feng merasa seperti ada
3 telapak yang menyerangnya. Dalam keadaan seperti itu tidak ada waktu lagi baginya untuk
melihat siapa yang menyerangnya, dia memutar tubuhnya, balas menyerang.
Yi-feng dalam waktu begitu singkat bisa terkenal di dunia persilatan, tentu saja dia
mempunyai keistimewaan dengan ilmu silatnya. Karena itu saat dia diserang secara tiba-tiba, dia
masih bisa berbalik menyerang.
Bayangan orang itu bergerak dengan cepat, tangan kirinya dibalikkan, jarinya siap menotok,
kemudian tangan kananya diputar, dia menyerang lagi dengan telapaknya.
Jurus ini menyerang sekaligus bertahan, benar-benar sangat indah. Yi-feng tahu dia telah
bertemu dengan musuh kuat. Dia memutar tubuhnya, kedua telapaknya dijulurkan, dia
mengerahkan seluruh tenaganya.
Jurus-jurus orang itu memang aneh, tapi serangan yang dilakukan Yi-feng dengan tenaga
sangat kuat, orang itu tidak berani menyambutnya, tubuhnya diputar berusaha untuk menghindar,
Selama berkelana di dunia persilatan, Yi-feng telah melakukan beberapa kali pertarungan
sengit, bertemu dengan keadaan seperti ini dia tidak akan memberikan kesempatan kepada lawan
untuk bernafas, maka kaki kanannya maju dan menghentak, dia mengeluarkan serangan telapak
yang sangat dasyat. 10 Yi-feng melihat orang itu bergerak sangat lincah dan juga cepat, jurus-jurusnya pun aneh, tapi
tenaga dalam orang itu berada di bawahnya, maka dia berani menyerang dengan keras.
Ini adalah keputusan yang diambilnya berdasarkan pengalamannya saat berhadapan dengan
musuh. Benar saja, sosok orang itu masih tidak berani menyambut serangannya, orang itu malah
mundur, seperti terkejut saat berhadapan dengan tenaga telapak Yi-feng.
Semangat juang Yi-feng pun tumbuh, saat itu juga, dia melihat ada hal aneh...dalam kegelapan
orang yang memiliki ilmu silat tinggi ini, ternyata seorang gadis cilik, tubuhnya kecil dan tampak
lemah, usianya paling-paling baru 14-15 tahun.
'Pantas tenaga dalamnya lemah,' Yi-feng berpikir, 'tapi ilmu silat gadis sekecil ini cukup hebat.'
Yi-feng merasa terkejut. Orang-orang terkenal di dunia persilatan baik dari golongan hitam ataupun golongan putih,
yang pernah bertarung dengannya sangat banyak, tapi belum pernah dia bertemu dengan
keadaan seperti ini. Dia belum siap sudah diserang, hal ini benar-benar membuatnya malu.
Kenyataannya, ilmu silat gadis ini berada di atas para pendekar yang sudah terkenal, tentu
identitas gadis ini pantas untuk diselidiki.
Dia ragu dengan pertarungan ini apakah harus diteruskan atau dihentikan" Dengan nama
besarnya apakah dia boleh bertarung dengan seorang gadis kecil" Dia sendiri masih belum tahu
alasan gadis kecil ini menyerangnya.
Sebelumnya dia tidak tahu apakah yang menyerangnya kawan atau lawan" Setelah dia melihat
yang menyerangnya ternyata seorang gadis kecil, pikirannya mulai goyah.
Dalam keragu-raguannya, mereka sudah bertarung beberapa jurus lagi, ternyata kemampuan
gadis kecil ini berada di atas Yi-feng.
Yi-feng sadar semua ini terjadi karena dia tidak tenang, dari sini bisa diketahui kalau ilmu silat
gadis kecil ini selain tenaga dalamnya berada di bawah Yi-feng, kemampuan yang lainnya hampir
sama. "Siapakah guru gadis kecil ini?" Dia merasa semakin tidak tenang. Gadis itu bertarung tanpa
suara, seperti-nya dia menyimpan dendam yang dalam kepada Yi-feng. Kedua belah pihak tidak
menanyakan identitas masing-masing, mereka tetap bertarung dengan seru. Pasti ada kesalahpahaman.
Sambil bertarung Yi-feng memikirkan tentang hal ini.
Karena kurang memusatkan pikiran, gerakan tangannya sedikit lambat, dia merasa sikunya
mati rasa, ternyata sikunya telah terkena totokan jari gadis itu, akibatnya gerakan tangan-nya
menjadi kurang leluasa. Dia segera memusatkan pikirannya, dengan sepenuh hati melawan musuh.
Gerakan mereka sangat cepat, dalam waktu sebentar saja sepuluh jurus telah lewat, karena Yifeng
sedikit ragu, maka dia tidak mengerahkan seluruh tenaganya.
Setiap jurus yang dilancarkan gadis itu semakin cepat, dan jurus-jurusnya pun aneh. Yi-feng
yang penuh dengan pengalaman hidup masih tidak bisa memastikan dari perguruan mana asal
gadis ini. Mereka bertarung di tempat yang sempit, pesilat tangguh memang tidak membutuhkan
tempat luas. Tempat yang terkena angin dari telapak tangan Yi-feng, karena di sana dikelilingi


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

oleh ranting kayu, terlihat ranting kayu banyak yang rusak karena tebasan angin telapak Yi-feng.
Sewaktu mereka bertarung terdengar suara dari jurus yang dikeluarkan.
Yi-feng merasa cemas, di tempat ini walaupun adalah gunung terpencil, tapi di sini juga adalah
tempat di mana banyak pendekar sering datang, dia tidak ingin identitasnya sampai terbongkar.
Dia pun tidak mau bertarung tanpa alasan jelas, diam-diam dia memutuskan untuk melarikan
diri. Maka dia pun membentak lawan, dan bertanya:
"Jelaskan siapa dirimu! Kalau tidak ada hubungannya denganku, dan tidak mengenal diriku,
tidak perlu melanjutkan pertarungan lagi!"
"Mungkin orang ini adalah orang dunia persilatan yang sedang bersembunyi, mereka tidak ingin
identitas mereka sampai diketahui, mungkin juga ini hanya salah paham, mereka mengira kalau
aku berniat jahat, maka sejak tadi kami terus bertarung tanpa bicara!"
11 Pikirannya terus berputar-putar, akhirnya dia telah mengambil keputusan, cara ini yang paling
dekat untuk mendapatkan bukti.
Inilah salah satu kelebihannya dibandingkan dengan orang lain, di dalam keadaan terjepit
sekalipun masih bisa memikirkan hal untuk menyelamatkan dirinya.
Karena itu dia segera mengeluarkan jurus menyerang sedikit lebih keras, dalam hati dia terus
berpikir, harus dengan cara apa supaya tahu kalau gadis di depannya ini lawan atau kawan"
Dia berusaha berpikir, tapi dengan cepat pikirannya terputus, karena telah terjadi suatu
peristiwa.... Dia melihat di tempat di mana gadis itu muncul tadi, ada sesosok yang baru muncul, Yi-feng
berteriak di dalam hati, 'Celaka! jika ilmu silat orang itu seperti gadis ini, tanpa banyak tanya
langsung menyerang, aku yang akan celaka!'
Dia tidak berpikir hal ini bisa terjadi karena dia tidak banyak berpikir, ini bukan salahnya dan dia
tidak bisa menyalahkan orang lain. Gadis itu melihat sosok yang muncul, dia segera berteriak:
"Bu, orang ini bukan orang baik-baik, mungkin dia datang ke sini untuk mencari tahu tentang
kita, jangan lepaskan dia begitu saja!"
Alis Yi-feng berkerut! Sosok orang itu telah berhenti dan berkata:
"Ling-er, hentikan dulu pertarungannya, biar ibu tanya dulu kepadanya."
Gadis itu tampak tidak suka, tapi mundur juga beberapa meter.
Yi-feng tidak menyerangnya lagi, dia memberi hormat dan berdiri, sosok yang datang terakhir
itu sudah bertanya: "Sahabat datang dari mana" Apa tujuannya kemari?" nada bicaranya terdengar dingin, di balik
kata-katanya ada maksud, "kalau kau tidak mengatakan alasannya dengan jelas, jangan harap
bisa lolos hidup-hidup dari sini!"
Dengan seksama Yi-feng menatap ternyata yang datang adalah seorang perempuan, walaupun
gelap tapi dari pantulan cahaya redup terlihat kalau dia adalah seorang perempuan cantik.
Dia masih bengong, perempuan itu berkata lagi dengan dingin:
"Sahabat, kalau kau datang ke Hua-shan untuk meracuni kami, aku katakan kepadamu, hari ini
kau tidak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup!"
Kata-katanya seperti orang yang sering berkelana di dunia persilatan, artinya dia sering malang
melintang di dunia persilatan.
Karena marah dalam hati berpikir, 'Apakah Hua-shan adalah milikmu sehingga aku tidak boleh
datang ke sini"' "Bu, orang ini sangat misterius, dia diam di sini selama 3-4 jam, dia pun sering tengok sana
tengok sini! Dia pasti mata-mata orang itu!"
Dari kata-kata gadis ini sudah dapat dipastikan kalau dia menuduh Yi-feng bukan orang baikbaik.
Yi-feng tahu kalau ke salahpahaman yang terjadi sudah sangat dalam, bagaimana dia bisa
menjelaskan hal sebenarnya" Maka dia hanya bisa diam dan terpaku.
"Namaku Yi-feng, aku datang ke Hua-shan sekedar ingin melancong, aku tidak berniat jahat ke
pada kalian," jawabnya dengan pelan.
Sekarang bisa dipastikan kalau ibu dan anak itu bukan musuhnya, dia berharap ibu dan anak ini
bisa mengerti maksud kedatangannya ke sini, dan dia pun bukan musuh mereka.
Terdengar gadis itu berteriak, "Hei!" "Kalau kau secara kebetulan ke Hua-shan, mrngapa kau
diam saja di sini selama beberapa jam" Apakah di sini ada tambang emas?"
"Melihat ilmu silat Tuan, sepertinya Tuan adalah pesilat terkenal, tapi aku belum pernah
mendengar nama Yi-feng."
Ibu dan anak ini kata-kata yang mereka ucapkan selalu terdengar tajam.
"Aku tidak berniat jahat, aku pun tidak tahu siapa kalian sebenarnya, kalau kalian tetap tidak
percaya aku tidak bisa menjelaskan lagi. Jujur bicara, aku pun sedang ada kesulitan yang tidak
bisa dijelaskan, harap kalian berdua bisa maklum, aku tidak akan menyebarkan berita tentang
kalian di sini kepada pihak luar."
Sifat Yi-feng sebenarnya sangat sombong, apalagi saat dia baru lulus dari berguru ilmu silat dia
langsung punya nama baik, dia tidak pernah diintrogasi seperti ini, maka dari nada bicaranya
12 terdengar dia tidak senang dan nada bicaranya mengandung arti, percaya atau tidak terserah
padamu! Tapi setelah mendengar kata-katanya, sikap perempuan itu terlihat lebih ramah:
"Bagaimana kami bisa percaya padamu?"
Kata-katanya masih bernada introgasi, tapi sudah tidak dingin lagi. Yi-feng terpaku dan berpikir,
'Ibu dan anak ini pasti juga sedang menghindari musuh, mereka bersembunyi di Hua-shan, ilmu
silat mereka sangat tinggi, siapakah musuh mereka"'
Dia mulai mengerti mengapa mereka begitu tegang karena dia sendiri pun seperti itu.
Sekarang ada orang yang bertanya padanya kalau dia tidak menjawab baik-baik, akan
membuat orang lain merasa tidak puas dengan jawab-annya, tapi bagaimana cara dia
menjawabnya" 0-0-0 BAB 4 Duo-ming-shuang-shi Tiga orang dengan 6 mata saling memandang, kecuali suara angin, suara lainnya tidak
terdengar. Tiba-tiba ditempat Yi-feng berdiri tadi, muncul 4 mata melihat mereka.
Pemilik keempat mata ini baru saja turun gunung, tapi Yi-feng, ibu dan anak ini sama sekali
tidak merasakan kehadiran mereka, dengan ilmu meringankan tubuhnya mereka lewat begitu saja
dari pandangan mereka, mereka pasti pesilat tangguh. Yang pasti dikarenakan mereka bertiga
terus memperhatikan orang yang didepannya, maka tidak sempat melihat ke arah lain.
Yi-feng menarik nafas: "Aku benar-benar tidak sengaja masuk ke Hua-shan, apalagi bermaksud jahat kepada kalian
berdua. Jika kalian tidak percaya, aku tidak berdaya untuk membuat kalian percaya...."
"Bila kau mau menceritakan maksud kedatanganmu kemari itu sudah cukup. Yang perlu kau
ketahui, kau mempunyai kesulitan yang tidak bisa kau ceritakan- kepada kami, demikian juga
dengan kami." Yi-feng berpikir sebentar lalu berkata:
"Aku yakin kalian berdua pasti sedang menghindari musuh, hanya saja musuhku lebih lihai dari
kalian, aku benar-benar...."
Gadis itu membentak: "Apakah kau tetap tidak mau bicara?" Kemudian dia berkata lagi, "Bu! Jangan banyak bicara
lagi dengannya, dia bicara berbelit-belit, pasti berniat jahat, mungkin dia mata-mata Tian-zhengjiao!"
'Tian-zheng-jiao', ketiga kata ini membuat Yi-feng terkejut. Dia berpikir, 'Ternyata musuh
mereka juga Tian-zheng-jiao.'
Karena merasa mempunyai musuh yang sama, dia sudah bersiap-siap menceritakan siapa dia
sebenarnya. Tiba-tiba terdengar suara tawa yang menusuk telinga dari belakang....
Tawa ini membuat ketiga orang yang ada di sana terkejut dan segera menengok. Di atas
sebuah batu besar, telah berdiri 2 orang. Mereka bergerak mengikuti arah angin, mereka seperti
berdiri miring, baju mereka yang lebar membungkus tubuh mereka yang sebesar bambu. Mereka
sangat kurus seperti orang-orangan sawah. Kepalanya seperti sangat berat membuat leher mereka
yang kecil terlihat lemah dan seakan mau putus.
Bentuk tubuh mereka benar-benar membuat siapa pun yang melihatnya terkejut. Yang
membuat Yi-feng terkejut adalah mereka memakai baju panjang berwarna emas!
"Tian-zheng-jiao!" ketiga kata ini seperti guntur menyambar hati Yi-feng, ibu dan anak itu.
"Hei! Hei! Hei!"
Dua orang ini bersama-sama membuka suara, mereka seperti sudah berjanji:
"Baiklah, kami 2 bersaudara sangat beruntung bisa bertemu dengan nyonya pendekar dari 3
propinsi Ling-bei-xiu di tempat terpencil seperti ini!"
13 Wajah perempuan itu segera memucat. Di malam hari seperti sekarang, wajah yang pucatnya
terlihat sangat menakutkan.
Dengan pandangan marah perempuan itu melihat Yi-feng dan membuat Yi-feng sedikit
bergetar. Yi-feng tahu kalau perempuan itu pasti menduga kalau dia yang membawa kedua orang itu, dia
merasa kesalah-pahaman yang terjadi di antara mereka semakin dalam.
"Tapi mengapa kedua siluman ini bisa datang di saat seperti sekarang ini?"
Tanpa banyak berpikir lagi, dia tahu kalau kedua orang ini adalah orang yang sangat ditakuti
oleh kalangan dunia persilatan, mereka ber-nama Duo-ming-shuang-shi' (Sepasang mayat
pencabut nyawa), karena di dunia persilatan ini, hanya mereka yang mempunyai bentuk tubuh
seperti itu. 'Duo-ming-shuang-shi' merupakan saudara kembar, sejak kecil mereka selalu sangat kompak,
ilmu jari mereka sangat tinggi, pecut panjang selalu terselip di pinggangnya, pecut itu lebih
terkenal di dunia persilatan.
Ketika bertarung mereka sangat kompak dan tidak terlihat ada celah untuk menyerang mereka.
Sifat mereka sangat aneh, tapi entah mengapa mereka bisa masuk menjadi anggota Tianzheng-
jiao. Mereka berdua adalah salah satu dari 19 orang berbaju emas yang berilmu silat
tertinggi dari Tian-zheng-jiao.
Di kota Bao-ding, Zhu-sha-zhang yang pernah pernah bertarung dengan Lu Nan-ren, dia berada
pada urutan ke-18 dari 19 orang berbaju emas, dibandingkan dengan mereka, kemampuannya
berbeda jauh. Dalam urutan di Tian-zheng-jiao angka urutannya makin kecil ilmu silatnya makin
menunjukkan kemampuan yang mereka miliki, mereka terbagi menjadi 5 kelompok.
Kemampuan ilmu silat tertinggi adalah kelompok berbaju emas. Urutan berikut adalah
kelompok berbaju ungu, disusul biru, coklat, dan hitam. Kelompok berbaju hitam adalah berada di
urutan terbawah. Ternyata perempuan itu adalah janda dari pendekar 3 propinsi, bernama..Sun-ming.
Pendekar tiga propinsi telah lama berkelana, kehebatan ilmu telapaknya di 3 propinsi. Ketika
Tian-zheng-jiao berniat memperlebar sayap kekuasannya, Pendekar 3 propinsi ini bertarung
dengan orang berbaju emas dari Tian-zheng-jiao. Dia terkena dua senjata aneh, dia terluka parah
dan langsung meninggal. Tian-zheng-jiao sangat kejam, mereka tidak melepaskan janda dan anak yatim ini begitu saja,
walaupun mereka bersembunyi di Hua-shan yang terpencil mereka tetap mengejar ibu dan anak
ini. Hingga sekarang mereka bertemu dengan pembunuh sadis dari dunia persilatan....Duo-mingshuang-
shi. "Nyonya Ling!" Duo-ming-shuang-shi berkata dingin: "Ketua kami sangat merindukan Anda! Sudah lama tersiar
kabar kalau Anda adalah si cantik dari dunia persilatan, mengapa Anda tega membiarkan ketua
kami menunggu terus?"
Raut wajah kedua mayat pencabut nyawa ini membuat bulu kuduk merinding.
Mereka pelan-pelan mendekati ketiga orang itu sambil berkata lagi:
"Nyonya, lebih baik Anda ikut kami untuk bertemu dengan ketua kami!"
Gadis itu adalah putri Pendekar San-xiang (3 propinsi) yang bernama Ling-lin, dia merasa
marah, dia membentak: "Siluman, jangan banyak bicara lagi! Jika kalian ingin mati, biar aku yang mengantarkan nyawa
kalian ke akhirat!" "Apa" Siluman?" 2 bersaudara Duo-ming-shuangg-shi serempak tertawa terbahak-bahak.
"Nona kecil ini sangat lucu, setelah dewasa nanti pasti akan seperti ibumu yang cantik!"
Mereka melewati Yi-feng begitu saja, mereka sama sekali tidak mempedulikannya, malah boleh
dikatakan mereka seperti menganggap Yi-feng tidak ada disana.
'Apakah mereka tidak mengenaliku"' pikir Yi-feng pertanyaannya ini segera mendapat jawaban.
Gong-shen, salah satu dari Duo-ming-shuang shi mendorong Yi-feng dan berkata:
"Sepertinya sahabat kita ini juga masih ada urusan yang belum terselesaikan dengan Nyonya
Ling tapi urusanku lebih penting, aku harap kau nunggu dulu!"
14 Gong-you juga tertawa kepada Yi-feng, seperti ingin bersikap ramah kepada Yi-feng.
Jarak Sun-ming dengan Duo-ming-shuang-shi semakin dekat, apakah istri Pendekar Ling ini
bisa melawan mereka"
Pendekar San-xiang memang sangat ter-kenal, tapi Yi-feng tetap mengkhawatirkan keadaan
mereka. Yang penting dia tidak benci ibu dan anak ini, apalagi musuh mereka ternyata sama.
Karena itu dia diam-diam menarik nafas dan berpikir, 'Aku sendiri pun tidak mampu menjaga
diri, selain itu mereka ternyata tidak mengenaliku, lebih baik aku pergi dari sini saja. Jika aku
bertarung dengan mereka, kedua siluman ini pasti ikan langsung mengenaliku. Mungkin saat itu
orang yang mereka cari adalah aku, bukan ibu dan anak ini." Dia menolehkan kepalanya agar
tidak melihat ke arah mereka berempat.
"Tidak akan terjadi apa-apa pada mereka," dia mencoba menghibur dirinya, "apalagi aku tidak
kenal ibu dan anak ini. tadi mereka yang memaksaku bertarung, bila aku sampai tidak bisa
membela mereka, juga tidak apa...."
Walaupun berpikir seperti itu, tapi hati nuraninya tetap tidak tenang. Dia berjalan sebentar,
baru saja dia bersiap akan pergi dari sana, terdengar teriakan.
Sambil terpaku dia menolehkan kepalanya untuk melihat, karena dia menganggap siapa pun
yang menang atau kalah, tidak akan dengan cepat diputuskan saat itu.
Karena Yi-feng menolehkan kepalanya, nasib dia jadi berubah seumur hidupnya, juga
membuatnya mengambil keputusan penting.
Apakah dia membalikkan kepala ini adalah tindakan benar atau salah" Tapi dalam keadaan
seperti ini apakah dia bisa bersikap tidak peduli"
0ooo0 Bab 5 Di bawah sinar rembulan Dua saudara Duo-ming-shuang-shi pergi ke Hua-shan tapi mereka tidak pernah kembali, hal ini
membuat Tian-zheng-jiao terkejut, akhirnya mereka pun memerintahkan beberapa orang untuk
memeriksa ke Hua-shan. Akhirnya di sudut Hua-shan yang terpencil, mereka menemukan 2 mayat
Duo-ming-shuang-shi. Mereka yang dijuluki dua mayat pencabut nyawa, sekarang mereka benar-benar telah menjadi
mayat. 2 bersaudara ini mati dengan cara sangat mengenaskan, yang satu wajahnya rusak, seperti
dicakar dengan ilmu cakar elang. Sedangkan yang batu lagi terkena 5 pukulan telapak, membuat
tulang dan nadinya putus, mungkin juga organ dalamnya telah hancur!
Peristiwa ini membuat dunia persilatan menjadi geger, banyak orang menebak-nebak, siapakah
kira-kira orang yang telah membunuh Duo-ming-shuang-shi"
Apalagi bagi Tian-zheng-jiao, mereka mengerahkan seluruh tenaga dan kekuatan mereka untuk
memeriksa keadaan di Hua-shan. Sebatang rumput pun di Hua-shan tidak lolos dari penyelidikan,
tapi mereka tetap tidak berhasil menemukan si pembunuh
Dalam kelompok baju biru, ada seorang ketua jabatannya tidak terkenal, dia telah menemukan
sebuah jalan rahasia di Hua-shan. Setelah melewati jalan rahasia ini, di depan terbentang sebuah
lembah kecil, di sana terlihat asap, dan di tanah terlihat banyak tumpukan kayu bekas terbakar,
sepertinya di sini pernah tinggal sebuah keluarga, tapi rumah mereka telah habis dibakar oleh
seseorang. Dengan adanya bukti-bukti tersebut, bisa ditebak kalau di lembah ini pernah tinggal orang
dunia persilatan dan sepertinya mereka berusaha menghindari orang mencari mereka, jelas sekali
kalau mereka berusaha menghindari kejaran Tian-zheng-jiao.
Ketika sepasang mayat pencabut nyawa ini bertemu orang ini, tentu mereka bertarung dengan
sengit, tapi dengan ilmu jari dan telapak orang ini, telah membuat orang dunia persilatan geger,
dua bersaudara Gong ternyata bukan lawan orang ini.
Orang ini telah membunuh dua bersaudara Gong dan tahu kalau dia tidak bisa bersembunyi lagi
di Hua-shan, karena itu dia memutuskan membakar rumahnya sendiri, dan orang tersebut
melarikan diri lagi untuk kedua kalinya.
15 Perkiraan ini mendekati dengan keadaan sebenarnya, sebenarnya siapakah orang yang
dimaksud" Anehnya dia berhasil membunuh 'Duo-ming-shuang-shi' yang terkenal sadis di dunia
persilatan Ada yang menebak kalau orang yang menghindar dengan cara berdiam di Hua-shan itu, bukan
hanya ada satu orang, mungkin saja mereka suami istri, adik kakak, guru murid, atau ayah dan
putra.... Bermacam-macam tebakan timbul dalam pikiran kalangan persilatan, tapi pendapat mereka
tidak ada yang sama. Sebenarnya di dunia persilatan ini tidak ada seorang pun yang tahu apa
yang sebenarnya telah terjadi pada dua bersaudara Gong ini"
Ketika Tian-zheng-jiao sibuk melakukan penyelidikan ke Hua-shan, di sebuah jalan menuju
Chang-an terlihat sebuah kereta berjalan dengan terburu-buru. Walaupun kuda yang menarik
kereta itu terlihat sehat dan kekar, tapi sekarang kuda itu terlihat sudah lelah dan dari mulutnya
mengeluarkan buih, ini berarti kalau binatang ini telah menempuh perjalanan jauh.
Tapi kusir kereta sedikit pun tidak merasa kalau kudanya sudah kelelahan, sebaliknya dia malah
terlihat gembira seperti mendapatkan sebuah bisnis yang menguntungkan.
Jendela kereta maupun pintunya tertutup dengan rapat, keadaan seperti itu sebenarnya tidak
aneh karena sekarang adalah musim dingin, semua kereta yang berlalu lalang berkondisi sama
seperti itu. Tapi anehnya penumpang kereta itu tidak menginap di penginapan yang ada di kota besar,
mireka malah tidur di sepanjang desa-desa terpencil.
Kusir itu berpikir dalam hati, 'Orang yang ada di dalam kereta ini pasti perampok besar, sampaisampai
si perempuannya pun terlihat bukan perempuan baik-baik. Dua orang yang terluka itu pun
seperti dibacok oleh orang pemerintahan.'
Memikirkan hal itu wajahnya tersembul senyum licik, semakin dipikir terlihat kalau kusir itu


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

makin tidak memikirkan perasaan hubungan antar manusia.
Tapi orang yang ada di dalam kereta sama sekali tidak tahu apa yang dipikirkan si kusir. Di
dalam kereta telah disediakan selimut tebal dan hangat, karena mereka takut kalau goyangan
kereta akan membuat orang yang terluka bertambah sakit.
Di dalam kereta berbaring 2 orang, yang satu laki-laki dan yang satu lagi perempuan, yang satu
lebih tua, sedangkan yang satu lagi masih kecil.
Di sudut kereta, terlihat seorang perempuan berumur sekitar 35-36 tahun, dia duduk bersila,
tidak terlihat sedikit pun kalau dia sudah tua malah terlihat masih cantik, dewasa, dan menarik!
Siapa mereka yang ada di dalam kereta tidak perlu dipertanyakan lagi, mereka adalah Sunming,
Ling-lin, dan Yi-feng yang telah berganti marga dan nama. Sun-ming terlihat gelisah, wajah
pun terlihat cemas. Di depannya sekarang ini ada 2 orang yang terluka berat, yang satu adalah putrinya sendiri,
sedangkan yang satu lagi karena telah menolongnya dia terluka parah. Dia belum mengenal orang
itu dengan jelas. Dia tahu kalau dia berada dalam bahaya, sebab jika identitasnya diketahui oleh Tian-zheng-jiao,
keselamatan nyawanya akan terancam.
Apalagi sekarang ini dia harus membawa 2 orang yang sedang terluka parah, kemanakah dia
harus pergi sekarang" Walaupun ilmu silatnya cukup tinggi, tapi dia tetap seorang perempuan,
dalam keadaan seperti itu dia hanya bisa panik dan tidak bisa mengambil keputusan dengan tepat.
Dia melihat orang asing itu, teringat kembali pada kejadian waktu itu, dia teringat pada 2 wajah
Duo-ming-shuang-shi. Dia teringat lagi putri tercintanya, ilmu silat benar-benar diwariskan dari ayahnya, tapi karena
umurnya masih terlalu muda pengalamannya tentu saja masih kurang.
Ketika Duo-ming-shuang-shi mendekati mereka, dia terluka oleh ilmu jari dari dua bersaudara
Gong yang terkenal dan putrinya terluka berat di bagian dada.
Teringat kembali pada kejadian itu, dia langsung gemetar.
"Nyawa putriku berada diantara hidup dan mati, jika bukan karenaorangini..."
Dengan pandangan penuh berterima kasih dia melihat Yi-feng dan berpikir, 'Jika bukan karena
dia, aku juga pasti akan terluka di tangan kedua siluman itu, sekarang walaupun sulit menjaganya
tapi tetap akan kulakukan!'
16 Ternyata ketika Yi-feng mendengar teriakan, saat itu Ling-lin sedang menyerang Duo-mingshuang-
shi dengan jurus 'Elang Lapar Menangkap Kelinci', karena terluka Ling-lin langsung
menjerit. 'Elang Lapar Menangkap Kelinci' adalah : sebuah jurus yang sangat lihai. Jurus ini harus dipakai
saat kedudukan musuh lebih lemah.
Ling-lin masih kecil dan tidak mengerti apa yang seharusnya dilakukan. Dia mengguna-kan
jurus ini untuk melawan Duo-ming-shuang-shi yang terkenal, dan ini merupakan kesalahan yang
sangat fatal! Dua bersaudara Gong ini malah tertawa dingin, mereka tidak mundur selangkah pun
malah bergerak malah maju.
Empat buah tangan panjang dijulurkan bersama-sama, tangan kiri Gong-shen dan tangan
kanan Gong-you bersama-sama menyambut serangan Ling-lin yang dilakukan dengan sepenuh
tenaga. Tangan kiri Gong-shen dan tangan kanan Gong-you masing-masing berputar membentuk
setengah lingkaran kemudian baru dijulurkan. Walaupun tidak dilakukan dengan sekuat tenaga
tapi angin telapak yang mereka keluarkan cukup membuat Ling-lin terbang beberapa meter.
Sun-ming cemas akan keselamatan putrinya, dia membentak dan langsung bertarung dengan
Duo-ming-shuang-shi. Saat ini adalah saat di mana Yi-feng sedang menolehkan kepalanya melihat apa yang terjadi.
Melihat orang lain menghadapi maut tapi dia sendiri tidak menolong, adalah bukan sifat dasar
Yi-feng. Karena dia tahu begitu dia bertarung, dia akan menghadapi kesulitan besar tapi dia sudah
tidak mempunyai pilihan lain.
Karena itu dengan diiringi suara bentakan keras dia segera berlari dan mendekati mereka,
kedua telapaknya menyerang ke tulang rusuk Gong-you.
Serangan Yi-feng berbeda sekali dengan saat dia bertarung di kota Bao-ding, saat dia bertarung
dengan Zhu-sha-zhang, perlu diketahui, ketika itu dia berniat memperalat You-da-yun untuk
melaksanakan rencananya, sedangkan sekarang ini tujuannya berbeda dia bertekad akan
membunuh kedua orang itu.
Maka begitu bertarung setiap jurus yang dikeluarkan Yi-feng adalah adalah jurus yang
mengarah jiwa. Dua bersaudara Gong masih terus tertawa
dingin: "Sahabat, kau mempunyai ilmu yang bagus! Tapi mengapa kau malah bertarung
melawan kami?" Yi-feng tidak menjawab. Dua saudara Gong ini tertawa dingin lagi:
"Melihat kepandaianmu, ternyata sangat mirip dengan kepandaian seorang teman yang sudah
meninggal, mungkin Tuan tadinya sudah mati dan sekarang hidup kembali."
Begitu kata-kata ini keluar, wajah Yi-feng tampak berubah. Seorang pesilat tangguh ketika
sedang bertarung, ilmu silat yang dikeluarkan tidak akan bisa menipu orang lain.
Pikirannya tidak meleset, semua jurus Duo-ming-shuang-shi akhirnya diarahkan kepadanya.
"Sahabat, hari ini kau harus mati sekali lagi!" Duo-ming-shuang-shi berteriak.
Ilmu Duo-ming-shuang-shi sangat tinggi, kemampuan mereka berada di atas semua pesilat
Tian-zheng-jiao yang pernah bertarung dengan Yi-feng.
Yang membuat Yi-feng tidak mengerti adalah ilmu silat janda Pendekar San-xiang tidak seperti
putrinya yang telah terluka.
Dia tidak tahu kemampuan Sun-ming sebenarnya, sesudah menikah dengan Ling Bei-xiao, dia
baru mempelajari ilmu silat, tentu saja kemampuan janda Pendekar San-xiang ini berada di bawah
putrinya, karena putrinya sejak kecil telah mempunyai dasar silat yang kuat.
Pertarungan kali ini, sekarang serangannya diarahkan pada Yi-feng, walaupun tidak sampai
kalah tapi untuk menang pun bukan hal mudah.
Dia tahu, dalam pertarungan kali ini dia harus bisa membunuh 2 bersaudara Gong ini, jika tidak
dia tidak akan bisa hidup dengan tenang selamanya. Karena dua bersaudara Gong ini sudah
mengetahui identitas aslinya.
Maka setiap jurus yang dikeluarkan tampak ganas dan mematikan, terkadang karena ingin
cepat menang dia malah sering terkena pukulan mereka. Melihat hal ini, Sun-ming jadi
17 terpengaruh, dan dia pun bertarung dengan penuh semangat. tapi dua bersaudara Gong ini belum
mengerahkan seluruh kemampuannya. Setelah melihat jurus-jurus lawannya, dua bersaudara
Gong merasa terkejut, mereka terus diserang sampai-sampai mereka sendiri tidak sempat
mengeluarkan senjata yang terselip di punggung.
Hanya sebentar ke empat orang ini telah bertarung puluhan jurus.
Dua bersaudara Gong saling pandang, tiba-tiba mereka serentak tertawa dan berkata:
"Sahabat, percuma saja kau ingin melawan kami, karena sebentar lagi ada tiga orang teman
kami yang berbaju emas akan datang kemari! Lebih baik kau mengaku kalah supaya nanti tidak
lebih tersiksa!" Kata-kata ini membuat Sun-ming terkejut tapi Yi-feng yang berpengalaman sama sekali tidak
mendengar perkataan mereka, jurus yang dikeluar kan malah semakin cepat dan ganas!
Duo-ming-shuang-shi mengerutkan alis, mereka segera mengganti posisi, tadinya mereka
menyerang Yi-feng sekarang beralih ke Sun-ming
Sambil tertawa dingin dia berkata:
"Nyonya Ling, kami akan bicara terus terang, jika Nyonya tidak ikut dengan kami, saat tiga
orang kami telah datang, mereka tidak akan seperti kami bisa bicara baik kepada Anda."
Mereka tertawa sangat menusuk telinga:
"Yang lain kita bisa bicarakan lagi, ketiga teman kami itu sedikit...." Mereka sengaja berhenti,
lalu tertawa cabul, "mereka bertiga merasa kalau Nyonya sangat cantik, mereka pasti akan
melakukan hal yang Nyonya inginkan."
Kata-kata mereka begitu terus terang membuat kedua pipi Sun-ming memerah karena malu.
Jurus-jurus serangannya jadi tertahan.
Hal ini terlihat oleh Yi-feng. Dia mem-bentak dengan garang:
"Marga Gong, jangan mempermalukan Tian-zheng-jiao! Dengan cara rendah seperti ini apakah
kalian tidak merasa julukan kalian tidak ada harganyal"
Kedua tangan Duo-ming-shuang-shi dibuka tapi di tengah udara mereka merubah arahnya
menyerang ke dada Yi-feng dan pundak Sun-ming. Dua bersaudara Gong bersama-sama
menyerang lagi, mereka sangat kompak dan sama sekali tidak terlihat ada celah! Membuat ilmu
silat mereka yang hebat bertambah dahsyat!
Sambil tertawa dingin mereka menghina:
"Sobat, aku nasehatkan, jangan mengurusi hal yang tidak ada hubungannya denganmu, istri
sendiri pun tidak bisa dijaga dengan baik, untuk apa kau disini berpura-pura menjadi pahlawan?"
Kata-kata ini membuat Yi-feng marah besar dan kehilangan kendali. Kakinya digeser, dia
menghindari serangan dia bersaudara Gong kemudian menjulurkan kedua telapaknya, dengan
sekuat tenaga mereka menyerang lagi.
Cara Yi-feng menyerang ternyata sesuai dengan aturan cara bertarung.
Dan serangan telapaknya yang dahsyat ini membuat wajah Duo-ming-shuang-shi yang dingin
mulai terlihat gentar. 10 jurus sudah berlalu. Malam semakin gelap, angin tenaga telapak membuat daun-daun dari pohon yang ada di
sekeliling sana berguguran. Angin dingin terus berhembus tapi mereka berempat malah
berkeringat. Dua bersaudara Gong berputar, mereka menghindari serangan Yi-feng. Mereka tidak berani
beradu dengan tenaga kuat Yi-fengyang bahkan bisa membuat batu hancur.
Ketika mereka sedang berusaha menyam-but jurus Yi-feng, mereka saling bertukar pandang
dengan maksud tertentu, dua bersau-dara Gong ini sejak kecil sudah sangat kompak, sampai nada
bicaranya pun sama, sekarang mereka berniat kabur dari sana.
Yang terpenting tempat tinggal dan keadaan mereka telah diketahui, untuk apa harus
bertarung dengan Yi-feng dan perempuan itu"
Mereka tertawa sinis mengandung ejekan:
"Mereka tidak akan bisa lari dari tangan Tian-zheng-jiao."
Mereka bersama-sama bersiul, bayangan telapak seperti daun berguguran menyerang Sunming
yang kepandaiannya lebih rendah. Perubah-an ini membuat Yi-feng harus menyerang juga
harus memperhatikan keselamatan Sun-ming.
18 Siulan terdengar lagi, Duo-ming-shuang-shi menyerang dengan sekuat tenaga kemudian
mereka dengan cepat mundur, tubuh mereka telah terbang keluar.
"Permisi, kami pergi dulu!" Mereka tertawa dingin lalu mundur ke sisi batu besar.
Yi-feng mana mau melepaskan mereka begitu saja, dia bergerak seperti bayangan, dia terus
menempel dua bersaudara Gong itu. Telapaknya terus menyerang ke tiga nadi yang ada di
punggung Gong-shen. Tapi punggung Gong-shen menekuk, tubuhnya dicondongkan ke depan, kakinya menendang ke
belakang. Jurus ini sangat bagus, Yi-feng sudah nekad, dia bergerak sedikit ke pinggir. Walaupun dia
akan terluka, dia tetap menyerang dan berniat menghantam punggung Gong-shen meski perutnya
terkena tendangan Gong-shen.
Gong-shen berteriak karena terkena serangan, dengan sisa tenaganya dia membalik-kan tubuh,
menyerang dengan telapak lagi.
Serangan ini menggunakan tenaga terakhir. Kedua tangan Yi-feng segera menahan kemudian
telapaknya dibalikkan ke atas, ujung jarinya mengenai dada Gong-shen. Terdengar Gong-shen
berteriak lagi, darah muncrat dari mulutnya dan menyembur ke tubuh Yi-feng.
Gong-you terus memaksa Sun-ming mundur. Teriakan Gong-shen membuat hatinya bergetar.
Dia bersiul panjang dan balik mendekati Yi-feng.
Perut Yi-feng telah terkena tendangan Gong-hen. Walaupun sempat bergeser tapi dia tetap Ia
luka parah. Ketika Yi-feng masih bernafas terengah-engah, Gong-you seperti kilat berlari
mendekat. Hubungan dua bersaudara ini memang ingat erat. Melihat Gong-shen sudah mati, dengan
segala cara Gong-you berniat membalas dendam.
Belum sempat tiba di dekat Yi-feng, kedua telapaknya sudah dikeluarkan.10 jari dibuka perti
cakar ayam siap mencakar dada Yi-feng. 6 tilik nadi di dada Yi-feng menjadi sasaran utamanya.
Serangan ini seperti gunung Tai Shan yang menindih. Yi-feng menghindar, tapi tubuh bagian
bawahnya telah terluka, tubuhnya sudah tidak bisa bergerak dengan lincah, terpaksa dia
menunduk. Begitu cakar Gong-you sampai di pundaknya, telapak kiri Yi-feng diluruskan, dan telapak
kanannya diangkat, dari bawah ke atas memukul wajah Gong-you Gong-you bersiap bertarung
mempertaruhkan nyawanya. Dia tidak berusaha menghindari serangan Yi-feng, tiba-tiba dia
nirncakar ke bawah, ke arah tulang pundak Yi-feng.
Yi-feng benar-benar terkejut. Dia berputar dengan cepat tapi pundaknya sudah terkena cakaran
Gong-you yang bergerak secepat kilat. Sebelum dia merasa kesakitan, telapak kirinya dikeluarkan
dari cengkraman kedua tangan Gong-you lalu mencakar wajah Gong-you. Jari telunjuk dan jari
manisnya mencakar kedua mata Gong-you. Kelima jarinya terus mencakar dengan keras, Gongyou
terluka karena ilmu 'Da-li-mo-zhao-shen-gong' (cakar sakti bertenaga besar).
Yi-feng terluka di dua tempat, melihat Gong-you hampir mati dan sedang sekarat, dia tertawa
dan langsung pingsan. Sun-ming benar-benar terkejut. Duo-ming-shuang-shi sangat terkenal, mereka lahir di waktu
yang sama, mati pun di waktu yang sama. Mereka mati dengan cara mengenaskan.
Tubuh Yi-feng bermandikan darah tapi tangan kanannya masih mencengkram tangan Gong-you
dengan erat. Wajahnya pucat, mulut terkatup rapat, tapi dari sudut mulutnya terlihat dia seperti
sedang tersenyum. Seumur hidup Sun-ming dia sudah mengalami beberapa kali pertarungan sengit, tapi kejadian
seperti ini membuat dia menjadi dingin, rasa dinginnya menjalar hingga ke tulang belakang.
Dia berdiri sambil bengong, membiarkan tubuhnya tertiup angin yang dingin, hal ini menjadikan
dia lebih tenang dan terus berada dalam keadaan sadar.
Setelah debaran jantungnya mereda, dia baru berjalan ke arah Yi-feng yang saat itu sedang
tergeletak di tanah, dia meraba nadinya, mencoba nafasnya, orang yang telah melindungi-nya
dengan nyawanya sendiri walaupun sudah terluka berat tapi masih hidup!
Kemudian dia berjalan ke arah putri tunggalnya, nafasnya lemah tapi putrinya belum mati,
lukanya lebih ringan dibandingkan anak muda itu.
19 Dia merasa matanya menjadi basah, entah karena berterima kasih kepada pemuda itu atau
karena dia berterima kasih kepada Tuhan yang masih memberikan hidup padanya, yang
terpenting airmatayang keluar adalah airmata terima kasih, mungkin 2 macam rasa terima kasih
membuat dia dan puterinya masih bertahan hidup sampai sekarang
0-0-0 BAB 6 Naga di air dangkal Perasaan berterima kasih ini, masih tertinggal di hati Sun-ming, yang sedang duduk di dalam
kereta. Saat mengenang kembali kejadian tadi, matanya mulai berair lagi, seperti perasaan orang
yang berterima kasih kepada orang yang telah berbudi kepadanya, sama seperti perasaan Sunming
kepada Yi-feng yang telah berbudi kepadanya, seumur hidup dia tidak akan melupakannya.
Tentu saja mereka bisa melarikan diri dengan selamat dari tangan Tian-zheng-jiao sebelum
mereka mengerahkan anak buahnya ke Hua-shan, karena Sun-ming hanya mengandalkan
kekuatannya sendiri untuk mengambil keputusan benar sebelum bahaya datang mengancam
mereka. Setelah dia tersadar dia telah membawa putrinya juga Yi-feng ke tempat persembunyian
mereka, lalu dia pun mengobati luka Yi-feng dengan pengobatan seadanya.
Tapi terhadap luka dalam Yi-feng maupun putrinya, dia tidak bisa berbuat apa-apa dan dia
tidak mempunyai cara lain.
Dia merasa sangat cemas, tapi walaupun berada dalam keadaan cemas, dia masih bisa berpikir
kemungkinan apa sajayang terjadi.
Karena itu dia membakar gubuk yang telah susah payah dibangunnya, memindahkan putri dan
orang yang telah berbudi kepadanya dari puncak Hua-shan ke kaki gunung.
Dalam waktu satu malam dia berhasil membereskan semua itu. Tentunya semua itu
mengandalkan ilmu silat dan mental yang kuat.
"Sekarang kita harus pergi ke mana?"
Hari kedua, dia membayar harga sewa kereta beberapa kali lipat dari harga biasa.
"Dengan cara apa pun, kami harus bisa melewati tempat terpencil ini!" dia telah melakukan
semua ini untuk dirinya sendiri, sebenarnya kecuali untuk dirinya sendiri, tidak ada orang yang
membantunya. Kereta itu bergerak dari kaki gunung Hua-shan, mereka berjalan siang dan malam dan
sekarang mereka telah berada di tempat itu.
Sun-ming tahu bagaimana hebatnya kekuatan Tian-zheng-jiao, dan sekarang kekuatan mereka
telah menyebar hingga ke Zhong-yuan. Sekarang ini tempat di mana mereka berhenti masih
berada dalam kekuasaan Tian-zheng-jiao. Ditambah lagi kedua orang yang ada di hadapannya
sedang terluka parah, dan keadaan mereka semakin berbahaya, hal ini membuat hatinya semakin
gelisah, entah apa yang harus dia lakukan sekarang.
'Pertama, aku harus mengobati dulu luka luka mereka!" diam-diam dia mulai menyusun
rencana. Luka dalam akibat pukulan pesilat tangguh tidak sembarangan orang bisa mengobatinya.
walaupun dia tahu beberapa orang tabib di dunia ptisilatan, tapi dalam situasi seperti ini, mana
mungkin mencari sembarangan orang untuk mengobati luka mereka" Kalau secara kebetulan
ternyata orang ini ada hubungannya dengan Tian-zheng-jiao, dan kalau mereka pergi ke sana,
bukankah akan sama seperti kambing yang digiring masuk ke dalam mulut harimau"
Meskipun tidak akan sampai terjadi hal seperti itu, tapi karena dia merasa kalau dia adalah
biang keladi semua peristiwa ini, untuk apa orang lain sampai terkena imbasnya juga"
Tapi apa yang harus dilakukannya dengan kedua orang yang terluka ini sekarang ini"
Dia menarik nafas panjang, diam-diam dia membuka jendela kereta, langit di luar tampak
gelap, angin berhembus dengan besar, melalui celah-celah jendela masuk ke dalam kereta,
membuat dia kedinginan. Dia segera menutup jendela dan bertanya pada sang kusir:
"Apakah di depan sana ada tempat untuk beristirahat?"
20 Sebelum menjawab si kusir melayangkan dulu cemetinya:
"Tadi kita telah melewati dua kota besar, tapi disana kau tidak mencari tempat beristirahat,


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekarang tampaknya akan sulit mencari tempat peristirahatan, walaupun ada mungkin keadaannya
seperti yang kemarin. Air panas untuk minum pun tidak ada. Hhhh! membawa kereta dengan
keadaan seperti ini, benar-benar membuatku tersiksa!"
Sun-ming tampak mengerutkan keningnya, sikap si kusir membuatnya tidak puas, apalagi dia
memanggil Sun-ming dengan sebutan 'kau', membuat nyonya Pendekar San-xiang yang biasanya
sangat dihormati orang-orang menjadi marah dibuatnya. Dia hampir membuka pintu kereta dan
mengusir kusir itu, tapi dia menarik nafas untuk menekan kemarahannya, dalam situasi seperti
sekarang ini jangan karena masalah sepele malah harus bentrok dengan kusir kasar ini.
Sun-ming merasa dia seperti seekor naga yang terjebak di air dangkal, harus menahan ejekan
dan hinaan dari udang dan ikan. Matanya yang telah basah bertambah basah lagi.
Tapi dia adalah seorang perempuan yang keras dan tegar, di depan mata masih banyak hal
menunggunya, nyawa dua orang yang terluka parah juga ada di tangannya. Tidak ada waktu
baginya untuk bersedih. Karena itu dia menahan kemarahan dan penghinaan, dia berkata:
"Carilah sebuah tempat untuk beristirahat, nanti aku akan menambah ongkos keretamu!"
Kusir melayangkan kembali cemetinya, kudanya dipukul hingga terus meringkik. Dia berkata:
"Aku tidak ingin ditambah ongkosnya, hanya saja dalam cuaca seperti ini angin berhembus
begitu kencang malam-malam seperti ini kudaku pun perlu minum, bukankah keadaan ini sangat
menyiksa". Kata-kata kusir itu membuat dia bertambah benci pada si kusir tapi dia tidak bisa tidak
mendengarnya. Karena itu Sun-ming menundukkan kepalanya sambil membereskan kasur dan selimut mereka
yang terluka. Rintihan kesakitan mereka membuat hati Sun-ming seperti diiris-iris sembilu.
Tiba-tiba kereta dihentikan, si kusir membalikkan kepala dan membentak: "Kita sudah sampai,
turunlah!" Sun-ming yang ada di dalam kereta tidak merasa tawa sinis kusir itu. Dia turun dan
menggerak-gerakkan tubuhnya yang pegal.
Beberapa hari ini demi merawat mereka yang terluka dia hampirr tidak pernah tidur, sekarang
dia mencoba meluruskan pinggangnya, dan barumerasakan kalau kaki dan pinggangnya terasa
pegal. Sesudah turun dari kereta, dia baru melihat kalau penginapan yang ada di depannya sekarang
ini sangat kecil, tapi dia merasa cocok dengan keadaan penginapan, maka dia pun berkata kepada
kusir itu: "Bantulah memapah kedua orang sakit ini!" Kusir itu tertawa sinis, dia membantu memapah Yifeng
disusul dengan Ling-lin ke sebuah kamar kecil dan gelap.
Sun-ming melihat kusir itu sepertinya sangat mengenal baik bos dan pelayan penginapan nya,
tapi Sun-ming tidak menaruh curiga kepada mereka. Tapi ketika si kusir membantu Sun-ming
menggotong Ling-lin, pada kesempatan ini dia memegang tangan Sun-ming, hal ini membuat
kemarahan Sun-ming muncul kembali.
Sorot matanya tajam seperti pisau dan dia melotot pada si kusir dan kusir itu dengan cepat
menundukkan kepalanya. Pelayan yang berdiri di pinggir tertawa: "Xiao-wang, ternyata kau bisa juga menundukkan
kepala!" Sorot mata Sun-ming yang tajam seperti pisau segera beralih kepada si pelayan.
Si pelayan mengangkat bahunya seperti berkata, 'aku tidak berbicara denganmu, untuk apa kau
melotot kepadaku"' Sikap pelayan itu membuat Sun-ming bertambah benci kepada mereka.
Sun-ming mulai merasa sikap pelayan ini tidak benar, tapi karena dia mempunyai ilmu silat
cukup tinggi maka dia tidak peduli dengan sikap orang-orang kerdil itu.
Sebenarnya dia sudah berumur, tapi karena selama ini hidup dengan nyaman, walaupun dia
harus mengikuti Ling Bei-xiu berkelana di dunia persilatan, dia tetap dihormati seperti layaknya
seorang ratu. Ini pertama kalinya dia berkelana di dunia persilatan tanpa suami di sisinya.
21 Maka dia pun baru mengetahui kalau di dunia ini, orang-orang yang patut ditakuti adalah
orang-orang kerdil seperti mereka! Perampok atau pemberontak mereka selalu menggunakan
senjata, mereka tidak jarang melakukan hal yang menjijikkan dan memalukan.
Sun-ming tidak berani jauh-jauh dari Yi-feng dan putrinya, maka setiap malam dia hanya bisa
duduk bersandar di sebuah kursi sekedar bisa beristirahat.
Karena merasa sangat kelelahan, akhirnya dia tertidur di kursi di kamar kecil itu. Dalam
keadaan setengah tidur dia masih sempat merasakan ada orang yang membuka pintu kamarnya,
ketika dia tersadar kedua tangannya sudah dipegang kuat-kuat oleh 4 tangan laki-laki. Dia
terbangun dan segera sadar.
"Lao-da Zi, perempuan ini tidak jelas identitasnya, mungkin saja dia bisa ilmu silat, kau harus
berhati-hati!" Itu adalah suara si kusir Xiao-wang. 'Lao-da Zi' adalah panggilan si pelayan itu. Dengan suara
aneh dia berkata: "Xiao-wang, kau tenang saja, jika tidak bisa menaklukkan seorang perempuan, aku marga Song
untuk apa lahir di dunia ini?"
Sun-ming benar-benar marah: "Ternyata kusir ini bukan orang baik-baik!" Ketika dia sedang
berpikir, terdengar Song Lao dao berkata lagi:
"Aku lihat 2 orang yang sedang berbaring di tempat tidur adalah perampok besar, mungkin jika
kita melaporkan mereka ke kantor polisi kita bisa mendapatkan hadiah besar!"
Sun-ming tahu asal dia mengangkat tangan-nya maka dengan ilmu silatnya, mudah saja dia
menaklukkan mereka. Tapi dia segera berpikir ulang, kemudian dia memutuskan pura-pura
tertidur. "Aku tidak peduli dengan yang lainnya, aku hanya ingin tidur dengan perempuan ini selama
beberapa malam," Xiao-wang tertawa cabul.
"Selama beberapa hari ini, begitu melihatnya, tanganku terasa gatal ingin menyentuhnya!" dia
tertawa lagi "Aku memang mempunyai penyakit seperti ini, aku tidak perduli berapa uang yang akan
diberinya." Otak Sun-ming dengan cepat berputar, timbul bermacam-macam rasa khawatir, membuat
sebelum melakukan hal ini, berpikir mundur dulu.
Dia berpikir jika membunuh kedua orang ini, kelak dialah yang akan menjadi kusir dan semua
hal harus dikerjakan sendiri.
"Apakah aku bisa melakukan semuanya sendiri?" dia sedang berpikir lebih jauh.
"Perempuan ini tertidur pulas seperti sudah kelelahan karena telah berhubungan intim selama
beberapa kali!" kata Song Lao-dao.
Sun-ming benar-benar marah:
"Apakah aku akan terus dihina seperti ini?" segala sesuatu memang harus dipikirkan dengan
teliti, tapi sifatnya sangat keras mana mungkin dia membiarkan penghinaan seperti ini dibiarkan
begitu saja, karena itu dia mulai mengumpulkan tenaga.
"Song Lao-dao, aku pinjam ranjangmu, aku sudah tidak tahan lagi, apalagi setelah melihat
wajahnya...." Kata-kata Xiao-wang belum selesai, tiba-tiba dia sudah melayang dan menabrak dinding
kemudian terjatuh. Hal ini membuatnya kepalanya pusing, pantatnya juga sakit seperti dirobek.
Dinding kamar penginapan yang kecil itu seperti akan roboh karena ditabrak olehnya.
Song Lao-dao yang berada di pinggir Xiao Wangpun ikut terpelanting.
Sun-ming merasa aneh: "Aku belum bergerak, mengapa kedua orang itu malah terpelanting dengan keadaan seperti
itu?" Begitu dia membalikkan kepala untuk melihat, hampir saja dia berteriak karena di sisinya
ternyata sudah ada seseorang yang sedang berdiri.
Karena kamar ini sangat kecil dan gelap, dia tidak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas,
hanya merasakan kalau orang berbaju longgar itu bersikap sangat luwes:
'Kapan orang ini masuk ke kamar" masuk dari mana dia"' Sun-ming sendiri tidak tahu.
"Apakah nyonya merasa terkejut?" orang itu maju selangkah, berusaha menghibur Sun-ming
22 Dan pandangannya, dia merasa orang ini sangat berwibawa. Ketika Sun-ming ingin
mengucapkan terima kasih, orang itu sudah melambaikan tangannya dan berkata:
"Kau tidak perlu mengucapkan terima kasih, aku tidak sengaja menolongmu," nada bicaranya
dingin, hanya dalam waktu singkat, nada menghiburnya tidak terdengar lagi.
0oo0 BAB 7 Dewa pedang yang dihormati
Sun-ming berpikir, 'Mengapa sifat orang ini begitu aneh"'
Tampak orang itu mengangkat kakinya, dia telah berada di sisi Xiao-wang dan berkata dengan
dingin: "Dosamu belum sampai membuatmu harus mati, tapi jika aku tidak membunuhmu sekarang,
aku takut akan banyak perempuan yang rusak di tanganmu!"
Suaranya terdengar dingin dan datar, walaupun dia mengatakan mengenai 2 masalah tapi nada
bicaranya tetap sama, berarti ketika dia bicara tidak ada perasaan, seperti layaknya seorang anak
kecil saat membaca buku. Tapi kata-kata ini membuat Xiao-wang terkejut sampai rohnya serasa lepas dari raganya. Dia
memohon-mohon: "Tuan Besar, ampunkan aku...."
Kata-katanya belum selesai, lengan baju orang itu tersibak secara perlahan. Xiao-wang roboh
dengan lemas ke bawah. Song Lao-dao berteriak, dia berniat melarikan diri. Orang itu tidak menolehkan kepalanya,
kakinya seperti ada yang mengangkat, dan dia sudah menghilang dari hadapan Song Lao-dao:
"Mau kemana kau?"
Keringat Song Lao-dao menetes dengan deras, mulutnya tidak bisa berbicara. Orang itu
bertanya lagi: "Temanmu sudah mati, kau sekarang seorang diri dan untuk melarikan diri pun tidak ada
artinya lagi." "Aku masih mempunyai...."
"Kau mempunyai apa?" tanya orang itu dengan nada dingin.
Song Lao-dao mengeluarkan sebuah pisau belati dari balik dadanya tanpa melihat dengan jelas
lebih dulu, dia langsung menusuk ke arah orang itu
Orang itu sama sekali tidak bergerak, tapi pisau belati itu menusuk ke tempat kosong. Lengan
baju orang itu kemudian bergoyang, belum lagi teriakan Song Lao-dao terdengar, dia sudah
roboh. Sun ming yang masih duduk di kursi terus meneteskan keringat dingin. Walaupun dia istri
seorang pendekar terkenal tapi selama hidupnya, belum pernah dia melihat ilmu silat begitu tinggi
dan juga tidak pernah melihat ada orang begitu keras hati, hidup atau mati seseorang seperti
sesuatu hal yang sepele, dan dia berlaku seperti Budha yang imenentukanhidup dan mati
seseorang. Orang itu bergerak lagi, sekarang dia sudah berada di depan Sun-ming.
Sun-ming berpikir: "Setelah dibantu olehnya, masalah yang sebelumnya tidak bisa dipecahkan mungkin sekarang
ada yang membantu untuk memecahkannya."
Dengan dingin orang itu berkata kepada Sun-ming:
"Kelak jika kau tidur kau harus berhati-hati, di tempat lain belum tentu bisa secara kebetulan
bertemu dengan orang seperti diriku, yang kebetulan berada di satu penginapan."
Sun ming takut orang itu akan segera pergi, dengan cepat dia berdiri.
"Tiba-tiba didepan pintu menjadi terang, ternyata ada seseorang yang membawa lampu ke
sana. Melihat Song Lao-dao yang berbaring tidak bergerak, dia segera berteriak, lampu yang
dipegangnya langsung terjatuh.
23 Tapi ketika lampu itu terjatuh, mata Sun-ming tampak berkilau. Lampu itu tidak sampai terjatuh
melainkan telah dipegang oleh orang yang berilmu tinggi itu. Dia terkejut melihat kehebatan ilmu
meringankan tubuh orang aneh itu. Sun-ming tidak dapat berbicara karena merasa terkejut.
Yang membawa lampu tadi ternyata bos penginapan, dia seperti patung hanya berdiri di depan
pintu, ternyata bersamaan waktu itu juga, dia ditotok oleh orang yang berilmu tinggi itu.
Mata Sun-ming membelalak karena terkejut, orang itu dengan pelan menaruh lampu di atas
meja. Di bawah siraman cahaya lampu, Sun-ming melihat wajah orang ini sangat pucat, tulang
alisnya sangat tinggi, kedua matanya cekung, hidungnya mancung dan bentuknya bagus, sekali
melihat orang itu, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diungkapkan.
Orang itu tidak bisa dikatakan tampan tapi jika kau telah bertemu satu kali dengannya, kau
tidak akan mudah melupakannya. Dia punya ketampanan seorang laki-laki matang, membuat
orang terharu kalau melihatnya. Umurnya pun seperti teka-teki karena dia seperti seorang laki-laki
yang berumur antara 25-40 tahun.
Sun-ming melihat dengan terpaku, dia lupa kalau sebenarnya seorang perempuan tidak pantas
memandang laki-laki dengan cara seperti itu, apalagi ini baru pertama kalinya dia bertemu dengan
laki-laki itu. Orang itu memalingkan wajahnya, pandangannya berhenti di wajah Sun-ming. Wajahnya
seperti bergerak. Ketika Sun-ming akan bicara, orang itu sudah bergerak dan menghilang entah ke mana.
Dia seperti seekor naga sakti membuat Sun-ming memikirkannya terus, kemudian Sun-ming
berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua orang yang masih terluka itu, keningnya dikerutkan.
Ternyata Yi-feng dan Ling-lin masih tidak sadarkan diri, bagaimana luka mereka, Sun-ming
sendiri tidak tahu. Dia benar-benar bingung tapi tidak punya cara untuk menyembuhkan mereka.
Dia meraba bibir mereka, ternyata bibir mereka sangat kering. Dia ingin mengambil air untuk
membasahi bibir mereka, saat dia membalikkan tubuh, dia benar-benar terkejut.
Ternyata orang tadi kembali telah berdiri di belakangnya, gerakannya seperti setan! Untuk
kedua kalinya dia muncul seperti asap. datang tanpa suara pergi pun tanpa suara.
Sun-ming menahan teriakannya, hampir saja dia menjerit:
"Tetua...." Pertama kalinya Sun-ming bisa bicara di depan orang ini. Tapi baru saja dia mengatakan "tetua'
dia langsung berhenti bicara, karena kilauan cahaya yang keluar dari mata orang itu, membuatnya
tidak bisa bicara lebih lanjut.
Sun-ming menatap mata orang itu, dia seperti tidak bisa bernafas, sampai-sampai jarinya pun
tidak bisa digerakkan. Ada orang di mana dia bisa mempengaruhi orang yang melihatnya. Orang
yang di depan Sun-ming sekarang ini adalah jenis orang seperti itu.
"Aku datang untuk menolongmu bukan untuk menambah kesulitan denganmu...."
Dia menunjuk mayat Song Lao-dao dan Xiao-wang. Lalu berkata:
"Kedua mayat ini pasti akan merepotkanmu "
Nada bicaranya tetap dingin, tapi dari nada itu Sun-ming bisa merasakan kehangatan. Karena
itu dia segera tertawa: "Terima kasih, Tetua!"
Setelah berkata seperti itu Sun-ming baru sadar sudah beberapa tahun ini dia jarang tertawa,
dan baru kali ini dia bisa tertawa lepas. Orang itu menghindar dari kehangatan yang dipancarkan
Sun-ming. "Apakah ada yang terluka?" dia bertanya lagi. Sun-ming mengangguk.
Dia berjalan ke sisi tempat tidur membuka selimut Yi-feng dan kemudian mencoba denyut
nadinya. Kedua alisnya yang berbentuk seperti pedang tampak berkerut.
"Apakah dia bisa tertolong"'
Orang itu tampak berpikir sebentar baru menjawab:
"Ilmu silatnya tinggi tapi lukanya juga berat!"
Matanya bergulir, dia melihat Sun-ming. Diam-diam Sun-ming berpikir:
"Apakah aku harus memberitahukan apa yang terjadi sebenarnya?" Sun-ming menatap mata
dingin orang itu kemudian dengan mantap berkata:
"Suamiku adalah Ling Bei-xiu...."
24 Sun-ming memberitahukan identitasnya dan apa yang terjadi padanya, semua diceritakannya
kepada orang yang belum lama dikenal, yang sampai namanya pun dia tidak tahu.
Kemudian mata Sun-ming basah lagi, di depan orang ini tiba-tiba dia merasa seperti seorang
perempuan lemah. Dia membutuhkan sepasang tangan kuat yang melindunginya, seperti saat di
mana Ling Bei-xiu selalu melindunginya. Perasaan ini tiba-tiba muncul begitu saja dan dia sendiri
merasa aneh. Mendengar cerita Sun-ming, orang itu sama sekali tidak bersuara. Wajahnya tetap datar, tapi
dari sorot matanya yang keras, terlihat ada riak.
"Tian-zheng-jiao! Mengapa selama beberapa waktu ini aku selalu mendengar nama itu?"
Tiba-tiba dia menunjuk Yi-feng yang masih tidak sadarkan diri:
"Siapakah dia, apakah kau sendiri juga tidak tahu?"
Sun-ming mengangguk. Orang ini berkata lagi dengan pelan:
"Orang seperti dia jarang ada di dunia ini!" Dia berhenti sejenak lalu berkata lagi, "bisa bertemu
denganku berarti nasibnya memang bagus. Dia teruka parah di dua tempat apalagi selama
beberapa hari ini kalian terus berjalan, lukanya benar-benar berat!"
"Aku mohon kiranya Tetua mau menolong mereka!" dengan sedih Sun-ming berkata lagi:
"Aku...." Orang itu tampak berpikir sejenak: "Jangan memanggilku dengan panggilan tetua terus!" Dia
kembali seperti sedang berpikir, seperti sedang memikirkan apakah dia harus memberitahukan
identitasnya kepada Sun-ming.
Selama beberapa waktu ini, Sun-ming berharap dia memberitahukan namanya. Entah mengapa
Sun-ming begitu perhatian kepada orang ini.
"Orang-orang memanggilku dengan panggilan Tuan Jian (tuan pedang), kau juga sebaiknya
memanggilku seperti itu."
Dengan cara sederhana dia memperkenalkan dirinya seperti orang biasa memperkenalkan
dirinya. Tapi nama Tuan Jian ini membuat Sun-ming hampir tidak percaya dengan pendengaran
telinganya. Dia terus menatap orang yang ada di depannya, dalam hati dia merasa seperti seorang
anak nakal yang telah bertemu dengan idolanya seperti yang ada di buku cerita yang dibacanya,
yang menjadi pahlawan bagi anak-anak.
Karena selama 20 tahun ini kiprah Tuan Jian di dunia persilatan mewakili gabungan misterius,
aneh, dan sakti. Selama beberapa tahun ini orang-orang hanya mendengar bahwa dia membela
kebenaran tapi tidak pernah ada yang bicara langsung dengannya.
Maka melihat keadaan Sun-ming seperti sekarang ini, kita tentu akan mengerti.
Ternyata Sun-ming pun sudah lama mendengar nama besar Tuan Jian, tidak disangka dia bisa
bertemu dengan Tuan Jian di penginapan ini! Lebih-lebih tidak menyangka kalau orang yang selalu
dibicarakan itu terlihat masih begitu muda. Dia adalah seseorang yang selama 20 tahun ini selalu


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dianggap sebagai dewa pedang dan dihormati di dunia persilatan, dialah Tuan Jian.
Di kamar begitu kecil sangat sepi tapi di luar terdengar suara ayam jantan mulai berkokok!
Dari mata Tuan Jian terlihat ada sorot tawa, tapi wajahnya tetap datar, sepertinya di dunia ini
tidak ada seorang pun, juga tidak ada hal yang bisa mempengaruhinya.
"Dia pasti terkena pukulan batin yang berat," Sun-ming langsung merasakannya.
Sorot mata Sun-ming melihat Tuan Jian. Udara begitu dingin sedangkan dia hanya memakai
selembar mantel rompi. Kita tidak bisa tinggal lebih lama di sini!" seru Tuan Jian, "aku terbiasa berpindah-pindah dan
tidak ada tempat menetap, tapi aku bisa membawa kalian ke tempat tinggal teman baik-ku."
Sun ming diam-diam berpikir, "Ternyata dia mempunyai teman juga.'
Terdengar Tuan Jian berkata lagi; "Tempatnya tidak jauh dari sini, kita singgah dulu kesana
untuk mengobati luka mereka berdua." Kata-katanya diucapkan dengan sangat cepat.
Diam-diam Tuan Jian seperti menyalahkan dirinya sendiri, 'mengapa aku membuat diriku
mengalami kesulitan lagi"'
Seperti perkiraan Sun-ming sebelumnya, pesilat tinggi yang bernama Tuan Jian ini memang
pernah mengalami pukulan batin yang berat, hingga selama beberapa tahun ini dia jarang
25 mengobrol dengan siapapun. Tapi Tuan Jian sendiri juga merasa aneh mengapa dia bisa menaruh
perhatian kepada perempuan ini.
Dari luar terlihat kalau dia belum tua, itu karena dia mempunyai ilmu sedalam laut.
Dia menganggap kalau dirinya sudah mencapai usia di mana tidak boleh membicarakan
hubungan antara laki-laki dan perempuan. Tapi hal yang terjadi sekarang ini, ternyata sangat
aneh, apa yang dianggap tidak mungkin terjadi, malah paling mungkin terjadi.
Tuan Jian menatap ke luar jendela, kertas jendela terlihat berwarna putih seperti perut ikan,
cahaya masuk dari sana. Tuan Jian melihat dua mayat yang tergeletak di lantai dan bos
penginapan itu masih dalam keadaan tertotok. Dia berkata: Apakah kau bisa menjadi kusir?"
Sun-ming mengangguk, dalam hati berpikir, 'Kau ingin membantuku, tapi malah menyuruhku
menjadi kusir.' "Aku akan membuang kedua mayat ini, kau segera pergi untuk bersiap-siap! Walaupun dia
sudah ditotok tapi dia masih bisa mendengar, dia tetap harus mati," dengan tenang Tuan Jian
berkata seperti itu. Sun-ming tahu dibalik kata-katanya yang tenang, dia bisa menentukan hidup dan mati
seseorang. Sun-ming mengerti mengapa Tuan Jian menyuruhnya menjadi kusir ternyata alasannya
ini. Karena itu dia segera membalikkan tubuh. Baru saja dia keluar dari pintu, dia menjerit dan
mundur tiga langkah, sorot matanya terlihat terkejut melihat ke luar pintu.
0oo0 BAB 8 San xin-shen-jun Semenjak Pendekar San-xiang Ling Bei-xiu terbunuh oleh Tian-zheng-jiao, selama beberapa
tahun ini bisa dikatakan kalau Sun-ming telah melewati kesulitan yang datang dengan bertubi-tubi,
karena itu dia menjadi seorang perempuan kuat dibandingkan dulu.
Tapi ketika dia berjalan keluar pintu, dia tetap saja menjerit karena terjadi sesuatu di luar
sana.... Langit mulai terang tapi di teras masih terlihat gelap. Di sisi dinding, lampion masih
mengeluarkan cahayanya yang redup. Di bawah cahaya lampion terlihat ada seseorang yang
sedang berdiri di sisi pintu. Dia melihat ke dalam kamar, bayangan orang ini memantulkan bajunya
yang berwarna emas. Sun-ming seperti seekor burung yang terkejut, dia segera menjerit.
Saat jeritannya selesai, tubuh kurus Tuan Jian sudah berada di sisinya, dia membentak:
"Ada apa?" Suaranya yang rendah tapi kuat membuat Sun ming merasa aman.
Tapi Sun-ming tetap dengan takut melihat bayangan orang itu, bayangan orang yang memakai
baju emas. "Apakah Tian-zheng-jiao bisa memperhitungkan keadaan yang akan terjadi!" dia berpikir lagi,
'aku sudah menyembunyikan semua ilmku, apakah mungkin mereka bisa mengejar kami kemari.
Tapi mengapa juga aku harus takut kepada mereka" Orang yang berdiri di sisiku sekarang ini....'
Sun-ming melihat Tuan Jian, orang yang memiliki ilmu silat tinggi ini dengan tenang melihat
keluar. Dia selalu bertingkah yang membuat orang tidak mengerti apa yang sedang dia pikirkan
saat itu. Sosok orang itu berjalan perlahan mendekati mereka.
Dia juga seperti sebuah gunung es, sama sekali tidak terlihat raut wajahnya, sampai dia berdiri
dan berhadapan langsung dengan Tuan Jian, wajahnya yang pucat baru terlihat ada senyum.
Dia melihat Tuan Jian, bersamaan itu wajah pendekar aneh ini pun terlihat ada senyum yang
sama. Sun-ming merasa aneh, 'Apakah mereka adalah sahabat" Tapi dewa pedang terhormat ini
sangat terkenal di dunia persilatan, mengapa dia bisa berteman dengan orang Tian-zheng-jiao"'
Sun-ming segera merasa takut, 'apakah dulu sewaktu ada orang dengan sebilah pedangnya bisa
memecahkan 9 formasi dengan 2 pedangnya, apakah dia juga mempunyai hubungan dengan
Tian-zheng-jiao"' 26 Biasanya jika Sun-ming berada dalam bahaya dia selalu memikirkan keadaan yang paling
buruk. Diam-diam dia mundur 2 langkah, tapi matanya terus memperhatikan gerak-gerik mereka.
Tiba-tiba Tuan Jian dan orang berbaju emas itu bersama-sama mengeluarkan tangan dan
saling memegang dengan erat.
'Benar saja, ternyata mereka adalah teman,' Sun-ming sudah memastikan keadaan yang
terjadi. Jantungnya berdebar dengan kencang, nasib buruk apalagi yang akan menimpanya"
Tangan mereka saling bertarut dengan erat dan belum dilepas, wajah mereka yang sama-sama
pucat terlihat tawa yang sama. Mereka seperti kawan seperjuangan tapi juga seperti musuh
dengan dendam yang dalam. Benar-benar membuat Sun-ming tidak mengerti melihat mereka.
Semua ini semakin membuat Sun-ming tidak mengerti. Setelah lama tawa dari orang berbaju
emas itu mulai menghilang, dia membuat garis lengkung di bibirnya yang tipis dan dingin
kemudian sudut mulutnya mulai turun, sepertinya giginya pun terkatup rapat.
Sun-ming melihat wajah Tuan Jian lagi, senyumnya belum hilang, diam-diam Sun-ming
menghembuskan nafas, karena dia tahu jika mereka musuh, saat mereka sedang berjabat tangan
sebenarnya mereka sedang mengadu tenaga dalam. Melihat keadaan sekarang, yang berada di
atas angin adalah Tuan Jian.
Karena itu diam-diam Sun-ming menarik nafas karena mereka sebenarnya sedang mengadu
tenaga dalam bukan berjabat tangan seperti sahabat atau teman, pikir Sun-ming.
Dia merasa senang sekaligus terkejut, karena tenaga dalam orang berbaju emas ini hampir
sama dengan Tuan Jian. Mengapa di Tian-zheng-jiao begitu banyak pesilat tangguh"
Dia melihat Tuan Jian lagi, dia melepaskan jabatan tangan orang itu, tapi dia tetap tersenyum.
Orang berbaju emas itu pun melepaskan jabatan tangan mereka, dia tampak terpaku sebentar,
lalu tertawa. Melihat orang ini, Sun-ming merasa dari kakinya rasa dingin menjalar naik ke atas. Ternyata
orang berbaju emas itu sedang tertawa senang tapi tawanya tanpa suara, maka di wajahnya
hanya terlihat tawa. Sun-ming mengira dia telah tuli tapi mengapa suara lainnya bisa dia dengar"
Dalam rasa tegang yang amat sangat, dia mentertawakan dirinya, 'Aku tidak tuli mungkin saja
dia yang bisu, mengapa tidak terpikirkan olehku masalah ini"'
Karena takut, pikirannya tidak bisa selincah dulu. Pikiran seseorang selalu dipengaruhi oleh
lingkungan Mereka berdua tampak tertawa lagi. Sun-ming mulai merasa ada yang tidak benar,
melihat orang berbaju emas itu memeluk pundak Tuan Jian, mulutnya komat kamit seperti sedang
mengatakan sesuatu. Hati Sun-ming menjadi dingin lagi karena apa yang dia duga ternyata salah
lagi. 'Apakah mereka bersahabat"' sekarang Sun-ming kebingungan, 'sebenarnya mereka kawan
atau lawan"' Dia tidak bisa menebak lagi dengan benar.
Dia mencoba lebih memperhatikan mereka karena dia menganggap mereka bershabat, maka
dia akan berada dalam bahaya. Orang berbaju emas itu adalah ketua bagian Tian-zheng-jiao.
Tapi peristiwa yang terjadi lagi membuat perempuan ini hampir tidak percaya pada pandangan
matanya... Sun-ming melihat mulut Tuan Jian bergerak terus seperti berbicara, tapi tidak terdengar suara
yang keluar dari mulutnya.
Sun-ming menggosok-gosok matanya: 'Apakah benar aku sudah tuli"' Dia terkejut tapi suara
kokok ayam jantan di luar sana membuktikan kalau pendengarannya belum rusak.
Sekarang dia benar-benar bingung, dia tidak tahu harus bagaimana sekarang" Jika kedua orang
ini bermaksud jahat padanya, bagaimanapun juga dia tidak akan bisa melarikan diri dari sana, hal
ini sudah terlihat sangat jelas.
Tuan Jian membalikkan badan, bersama dengan orang berbaju emas itu mereka berjalan
menuju tempat tidur. Mereka berdiri berhadapan dengan Sun-ming, apa yang mereka lakukan
Sun-ming tidak tahu. dia hanya melihat tangan Tuan Jian menunjuk kepadanya kemudian orang
berbaju emas itu dengan dingin melihatnya.
Sun-ming benar-benar tidak tenang. Sorot mata orang berbaju emas itu lebih tajam
dibandingkan guntur di musim gugur, dia menghindari sorot mata itu.
27 Dengan sikap takut dia berdiri di dekat pintu. Di depan 2 orang pesilat tangguh ini dia kembali
seperti seorang gadis yang 20 tahun lalu hanya seorang gadis lemah.
Sorot mata orang berbaju emas itu masih terus melihat Sun-ming, tiba-tiba dia berkata:
"Kau sangat lemah, lemas, dan lelah, jika tidakk beristirahat, begitu diserang dari luar dan
dalam, kau tidak akan tertolong lagi!"
Kemudian dia menunjuk 2 orang yang terbaring di tempat tidur:
"Mereka terkena Yin-han-zhang, walaupun mereka bertubuh kuat, tapi tetap saja mereka akan
mati kedinginan, dan keadaan seperti ini sangat berbahaya!"
Dia seperti Tuan Jian, kalau nada bicaranya ketus, dan wajahnya datar tanpa ekspresi.
Yang membuat Sun-ming terkejut bukan karena hal ini, melainkan orang yang telah
dianggapnya bisu, ternyata bisa bicara.
Dari nada bicaranya, dia seperti tidak berniat jahat padanya, dan dia pun seperti menguasai
pengobatan. Dia ingin putrinya segera diobati. Dalam keterkejutannya dia juga merasa senang,
keanehan yang diperlihatkan orang itu sama sekali tidak di taruh di dalam hati. Semua orang tua
pasti lebih memperhatikan keadaan putra dan putrinya.
Setelah berkata seperti itu, orang berbaju emas itu terdiam tidak bersuara lagi, Sun-ming
mendekat dan mendengar Tuan Jian berkata lagi:
"Orang ini adalah.."
Setibanya Sun-ming di sana dia baru melihat kalau lengan baju milik orang itu tampak berkibar,
dan suara Tuan Jian terpotong, orang berbaju emas itu berkata:
"Tadi kau mengatakan apa! Aku memang sudah lama tidak mengurusi hal-hal yang terjadi di
dunia ini, tapi aku memandang wajahmu maka mau tidak mau aku harus mengurusi kedua orang
ini." Sudut mulutnya terangkat sedikit, dia tertawa, tadi nada bicaranya tidak mengandung tawa.
Hati Sun-ming serasa berputar-putar, semuanya bergerak secepat kilat.
"Ternyata orang ini adalah San-xin-shen-jun, aku malah mengira kalau dia adalah ketua dari
kelompok berbaju emas dari Tian-zheng-jiao. Aku benar-benar bodoh! Apakah kalau orang itu
memakai baju emas, maka dia adalah orang Tian-zheng-jiao?"
"Aku benar-benar bernasib baik, dalam waktu satu malam, aku telah bertemu dengan dua
orang hebat dari dunia persilatan, hanya mengetahui nama dan jarang ada orang yang bisa
bertemu langsung dengan mereka! Apalagi orang yang dijuluki San-xin-shen-jun, ilmu silatnya
sangat tinggi dan sifatnya selalu berubah-ubah, maka dia pun mendapat julukan San-xin-shen-jun
(Tuan sakti tiga hati). Menurut kabar yang beredar di dunia persilatan, selain ilmu silat orang ini
tinggi, puisinya pun sangat indah, apalagi ilmu pengobatannya, dia sangat mahir. Bisa dikatakan
dia seperti mempunyai ilmu yang bisa menarik nyawa orang mati menjadi hidup kembali. Lin-er
dan pendekar muda itu, setelah dibantu oleh San-xin-shen-jun mungkin saja mereka bisa
sembuh!" Kesenangannya benar-benar sulit untuk dilukiskan!
Melihat kedua pendekar itu, mereka bicara sambil tersenyum, tapi dia tidak mendengar apa
yang' mereka bicarakan. Dia merasa lebih terkejut:
"Apakah mereka telah berlatih ilmu bicara tanpa suara?"
Apa yang dilihat Sun-ming merupakan hal yang tidak terbayangkan olehnya. Ini dikarenakan
dia bertemu dengan orang langka di dunia persilatan Tuan Jian dan San-xin-shen-jun.
San-xin-shen-jun sebenarnya putra dari seorang penebang kayu, tapi karena dia berjodoh
dengan nasib baik, maka sewaktu di hutan dia mendapatkan sebuah kitab pengobatan yang
diwariskan dari Tabib Sakti Hua-duo (orang yang paling terkenal dan paling menguasai ilmu
pengobatan jaman Tiongkok kuno, selain mempunyai ilmu pengobatan yang tinggi, beliau adalah
seorang guru yang baik bagi kalangan dunia persilatan.
Semenjak putra penebang kayu ini mendapatkan kitab rahasia, dalam kurun waktu 10 tahun.
dengan kepintaran dan kekuatan yang dimiliki putra penebang kayu ini, dia berlatih sebuah ilmu
silat yang sangat kuat dan dahsyat.
Tapi karena semenjak kecil dia berlatih sendiri ilmu tenaga dalam dan kemampuannya cukup
tinggi, saat ingin mencapai tujuannya dia mengalami banyak rintangan, maka sifatnya agak aneh
malah boleh dikatakan sedikit tidak waras.
28 Dia sukses dalam bidang ilmu silat. Tapi karena dia mendapatkannya dengan susah payah
maka akibatnya, apa yang dilakukannya sering seenaknya sendiri. Dia tidak peduli apakah di dunia
ini ada orang jahat atau orang baik. Dia tidak peduli pada aturan atau kebiasaan, hingga di
kalangan persilatan dia dijuluki Siluman San-xin.
Dia tahu kalau dia dijuluki seperti itu, tapi dia tidak marah, malah dia menambahkan namanya
menjadi 'San-xin-shen-jun'.
Setelah 30 tahun berlalu, namanya di dunia persilatan sangat terkenal, begitu pula dengan
nama jeleknya. Dalam hidupnya dia hanya mengagumi satu orang dan orang ini pun sangat
dikenal oleh kalangan persilatan, dia adalah Tuan Jian, sifat mereka ternyata banyak kesamaan.
Hanya saja ilmu silat Tuan Jian lebih tinggi dibandingkan San-xin-shen-jun, dan Tuan Jian
masih bisa membedakan mana yang jahat dan mana yang baik.
20 tahun yang lalu, San-xin-shen-jun tiba-tiba saja menghilang, begitu pula dengan Tuan Jian,
tidak ada alasan yang jelas, ternyata mereka hanya merasa bosan dengan dunia persilatan.
Dia tinggal di gunung dalam jangka waktu lama, kecuali menanam bunga dan mengambil
tanaman obat-obatan di gunung, dia pun memperdalam tenaga dalamnya. Hidup seperti ini bagi
orang seperti dirinya yang mempunyai ilmu silat tinggi dan juga pintar, selain itu sifatnya yang
berbeda dengan orang biasa, siapa pun tidak akan sanggup melakukannya.
Tapi dia pun ternyata bisa diam dan berpikir.
Karena itu dia kembali lagi ke dunia persilatan. Di dunia ini terkadang suatu kejadian bisa
terjadi secara kebetulan, saat dia menginap di sebuah penginapan terpencil, dia pun mengetahui
gerak-gerik Tuan Jian. Setelah mereka bertemu mereka malah tidak bicara, dia mencoba tenaga dalam Tuan Jian, ini
merupakan laku aneh dari orang aneh.
Yang pasti tenaga dalam mereka sangat tinggi, dengan cara mereka mengirim suara secara
rahasia, ini membuktikan kalau kemampuan mereka telah berada di tahap tertinggi.
Yang dimaksud dengan mengirim suara secara rahasia adalah orang yang mempunyai ilmu
tenaga dalam tinggi, bisa menyimpan suaranya sendiri, kemudian mengirimkan ke salah satu
telinga lawan bicaranya. Tapi orang lain tidak bisa mendengar, kalau menceritakan hal ini kepada
orang biasa, mereka akan merasa aneh, bisa dikatakan hal seperti ini hanya ada di dalam
dongeng. Tapi Tuan Jian pernah mengirim suara secara rahasia kepada Sun-ming, tapi San-xin-shen-jun
dengan lengan bajunya mengibas suara itu, dan ingin telapak tangan yang kuat menggetarkan
suara Tuan Jian, maka Sun-ming tidak bisa mendengar suara Tuan Jian lagi. Di depan kedua
orang itu, Sun-ming merasa seperti seorang anak yang baru belajar ilmu silat.
Pendekar Pemetik Harpa 16 Riwayat Lie Bouw Pek Karya Wang Du Lu Kelelawar Hijau 3
^